iv
ANALISIS PRIORITAS STRATEGI BAURAN PEMASARAN PADA AGROWISATA TAMAN ANGGREK RAGUNAN JAKARTA SELATAN
Oleh : DWI HARDIKTIANINGRUM A14103056
SKRIPSI Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor
PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2007
RINGKASAN
DWI HARDIKTIANINGRUM, Analisis Prioritas Strategi Bauran Pemasaran pada Agrowisata Taman Anggrek Ragunan, Jakarta Selatan (dibawah bimbingan HENY K. S. DARYANTO) Saat ini, preferensi masyarakat dalam menikmati objek wisata telah mengalami perubahan ke bentuk wisata yang spesifik misalnya agrowisata, yang memanfaatkan usaha pertanian (agro) sebagai objek wisata yang menarik untuk dikunjungi. Perubahan preferensi dalam menikmati objek wisata juga diakibatkan oleh adanya kebutuhan masyarakat dalam memberikan hiburan yang mengandung unsur edukasi kepada putra-putri mereka, sehingga selain mendapatkan kesenangan dalam menikmati hiburan di objek wisata, masyarakat juga dapat memperoleh pengetahuan baru dari objek wisata yang mereka kunjungi. Kondisi tersebut, merupakan prospek yang cerah bagi perkembangan agrowisata dan sekaligus membuka peluang bagi pengembangan produk-produk agribisnis baik dalam bentuk kawasan atau produk pertanian yang mempunyai daya tarik tersendiri. Adanya perubahan preferensi tersebut, direspon dengan banyaknya agrowisata yang bermunculan. Taman Anggrek Ragunan (TAR) adalah salah satu objek agrowisata di DKI Jakarta dan sudah berdiri sejak 34 tahun yang lalu. Namun, dalam perkembangannya keberadaan agrowisata Taman Anggrek Ragunan kurang dikenal dan diketahui masyarakat. Hal tersebut dapat dilihat dari jumlah pengunjung Taman Anggrek Ragunan yang relatif rendah jika dibandingkan dengan jumlah pengunjung pada agrowisata sejenis seperti Taman Anggrek Indonesia Permai dan Rumah Anggrek Kebun Raya Bogor. Rendahnya tingkat kunjungan ke Taman Anggrek Ragunan mengindikasikan strategi pemasaran yang diterapkan oleh pihak manajemen kurang berjalan maksimal. Suatu strategi pemasaran akan berdampak jangka panjang bagi kelangsungan hidup perusahaan atau organisasi. Dari penjelasan diatas dapat ditarik dua permasalahan, yaitu (1) bagaimana pelaksanaan strategi bauran pemasaran yang diterapkan oleh manajemen Taman Anggrek Ragunan selama ini (2) bagaimana prioritas strategi bauran pemasaran yang tepat untuk dijalankan oleh manajemen Taman Anggrek Ragunan. Penelitian dilaksanakan pada agrowisata Taman Anggrek Ragunan (TAR) yang terletak di Jl. Harsono RM Ragunan, Jakarta Selatan. Pemilihan objek penelitian dilakukan dengan sengaja (purposive) dengan mempertimbangkan bahwa Taman Anggrek Ragunan merupakan salah satu objek agrowisata di Jakarta yang memiliki tingkat kunjungan yang relatif rendah dan kurang dikenal masyarakat sebagai sebuah agrowisata. Pengumpulan data dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan bulan April 2007. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara dan pengisian kuisioner kepada Kepala Subdinas Usaha dan Pemasaran dan Kepala Pengelola Taman Anggrek Ragunan. Pemilihan responden dilakukan secara sengaja dengan mempertimbangkan faktor pemahaman mengenai strategi pemasaran di Taman Anggrek Ragunan. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan metode Proses Hirarki Analitik (PHA) untuk menganalisis strategi bauran pemasaran
iii yang diprioritaskan sesuai dengan tujuan perusahaan. Dalam menerapkan metode PHA, yang diutamakan adalah kualitas responden, bukan terletak pada kuantitasnya. Data yang diperoleh kemudian diproses dengan menggunakan program komputer “Expert Choice Version 2000”. Kegiatan pemasaran yang selama ini dilakukan oleh Taman Anggrek Ragunan sebagai sebuah agrowisata kurang maksimal. Hal tersebut dapat dilihat dari ketujuh strategi bauran pemasaran yang telah dijalankan. Pada strategi produk, keragaman dan cara penyajian atraksi wisata yang ditawarkan oleh Taman Anggrek Ragunan kurang menarik sehingga masyarakat kurang tertarik unt uk berkunjung ke Taman Anggrek Ragunan. Dalam penetapan harga sudah cukup baik karena dengan harga tiket masuk yang relatif murah dapat menjangkau semua kalangan masyarakat. Pada strategi tempat, lokasi dan sarana transportasi sangat mendukung keberadaan agrowisata Taman Anggrek Ragunan. Strategi promosi yang selama ini dijalankan kurang maksimal karena kegiatan promosi yang cukup efektif seperti melalui website dan katalog tidak dilakukan dengan optimal. Pada strategi orang, yang perlu diperhatikan oleh Taman Anggrek Ragunan adalah jumlah karyawan/pemandu yang terbatas dan kompetensi karyawan yang masih rendah. Hal tersebut cukup berpengaruh terhadap kualitas pelayanan yang ditampilkan kepada para pengunjung, sehingga juga akan mempengaruhi tingkat kepuasan pengunjung. Strategi proses memiliki keterkaitan dengan strategi-strategi yang lain, semakin baik prosesnya maka hasilnya juga akan semakin baik pula. Strategi bukti fisik terkait dengan kelengkapan fasilitas yang ada pada Taman Anggrek Ragunan. Fasilitas yang disediakan oleh Taman Anggrek Ragunan masih kurang, bahkan fasilitas kios anggrek dan kantin yang pada awalnya ada, sekarang sudah tidak berfungsi. Hasil analisis keseluruhan strategi bauran pemasaran dengan menggunakan metode Proses Hirarki Analitik telah memenuhi rasio inkonsistensi di bawah 10 persen yaitu sebesar 8 persen. Berdasarkan hasil analisis strategi bauran pemasaran dengan menggunakan metode Proses Hirarki Analitik didapatkan bahwa Taman Anggrek Ragunan lebih memprioritaskan tujuan kegiatan pemasaran untuk meningkatkan jumlah pengunjung (0,667) dibandingkan dengan menjadikan Taman Anggrek Ragunan sebagai agrowisata yang potensial di DKI Jakarta (0,333). Untuk strategi pemasaran, Taman Anggrek Ragunan memprioritaskan strategi produk (0,312) sebagai prioritas pertama dengan strategi operasional keanekaragaman anggrek (0,153). Prioritas kedua untuk strategi pemasaran adalah strategi harga (0,222) dengan strategi operasional harga dilihat dari persepsi mutu (0,136). Prioritas ketiga adalah strategi promosi (0,139) dengan strategi operasional pemasaran langsung (0,044). Strategi bukti fisik (0,086) mendapat prioritas keempat dengan strategi operasional kios anggrek (0,035). Prioritas kelima dari bauran pemasaran adalah strategi proses (0,085) dengan strategi operasional kualitas dalam pelayanan (0,039). Prioritas keenam adalah strategi tempat (0,080) dengan strategi operasional lokasi dan sarana transportasi (0,033). Prioritas ketujuh dari bauran pemasaran adalah strategi orang (0,074) dengan dua strategi operasional yaitu pengetahuan dan keramahan (0.019).
v Judul Nama NRP
: Analisis Prioritas Strategi Bauran Pemasaran pada Agrowisata Taman Anggrek Ragunan, Jakarta Selatan : Dwi Hardiktianingrum : A14103056
Menyetujui Dosen Pembimbing
Dr. Ir. Heny K. S. Daryanto, M. Ec NIP. 131 578 790
Mengetahui Dekan Fakultas Pertanian
Prof. Dr. Ir. Didi Sopandie, M. Agr NIP. 131 124 019
Tanggal Kelulusan : 14 Mei 2007
vi PERNYATAAN
DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI DENGAN JUDUL : ANALISIS
PRIORITAS
STRATEGI
BAURAN
PEMASARAN
PADA
AGROWISATA TAMAN ANGGREK RAGUNAN, JAKARTA SELATAN, ADALAH BENAR-BENAR MERUPAKAN HASIL KARYA SENDIRI YANG BELUM
PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI KARYA ILMIAH PADA
PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN.
Bogor, Mei 2007
Dwi Hardiktianingrum A14103056
vii RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 2 Mei 1985. Penulis merupakan anak kedua dari tiga bersaudara pasangan Bapak H. Zainuddin Muhammad dan Ibu Hj. Maryati. Penulis menempuh pendidikan dasar di SDN Jeruk Purut 08 Pagi Jakarta Selatan dari tahun 1991 sampai tahun 1996. Penulis melanjutkan pendidikan di SLTP Negeri 41 Jakarta Selatan pada tahun 1997 hingga tahun 2000. Kemudian pada tahun 2000 penulis melanjutkan pendidikan di SMU Negeri 49 Jakarta Selatan dan lulus pada tahun 2003. Penulis diterima sebagai mahasiswa di Program Studi Manajemen Agribisnis, Departemen Ilmu- Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor melalui jalur USMI (Ujian Seleksi Masuk IPB) Selama
menjadi
mahasiswa,
penulis
aktif
di
berbagai
kegiatan
kemahasiswaan, baik di dalam kampus maupun luar kampus. Kegiatan di dalam kampus diantaranya sebagai pengurus KMS (Keluarga Muslim SOSEK) periode 2004-2006. Anggota FKRD (Forum Komunikasi Rohis Departemen) periode 2005-2006. Sebagai panitia penyambutan mahasiswa baru tingkat kampus dan fakultas. Penulis juga pernah menjadi Asisten Ekonomi Umum selama 3 periode pada semester ganjil dan genap. Kegiatan di luar kampus yaitu sebagai staf R&D FoSSEI (Forum Silahturahmi Studi Ekonomi Islam).
viii KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Tujuan dari penyusunan skripsi dengan judul ”Analisis Prioritas Strategi Bauran Pemasaran pada Agrowisata Taman Anggrek Ragunan, Jakarta Selatan” adalah untuk mengetahui prioritas strategi bauran pemasaran yang sesuai dengan tujuan dari kegiatan pemasaran Taman Anggrek Ragunan. Selain itu, tujuan dari penyusunan skripsi ini adalah untuk mengidentifikasikan kegiatan pemasaran yang telah dijalankan oleh Taman Anggrek Ragunan. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, namun penulis berharap agar hasil yang tertuang dalam skripsi dapat bermanfaat.
Bogor, Mei 2007
Penulis
ix UCAPAN TERIMA KASIH
Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa memberikan rahmat, kekuatan, kesehatan, dan hidayah-Nya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan kepada : 1. Papa dan mama yang merawat dan membesarkan dengan sepenuh hati serta kasih sayang dan doa yang selalu mengiringi. Mama dan papa yang senantiasa mau mendengar keluh kesah dan selalu menemani penulis menyusun skripsi ini sampai larut malam. Karya ini dipersembahkan untuk kedua orangtuaku. 2. Dr. Ir. Heny K. S. Daryanto, M. Ec. selaku dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan bimbingan dan arahan bagi penulis dalam penyusunan skripsi ini. 3. Ir. Netti Tinaprilla, MM selaku dosen penguji utama yang telah memberikan kritik dan saran demi kesempurnaan penelitian ini. 4. Arif Karyadi, SP selaku dosen penguji dari wakil komisi pendidikan Program Studi Manajemen Agribisnis atas segala kritik dan saran yang telah diberikan. 5. Ir. Dharma Setiawan selaku Kepala Subdinas Pemasaran dan Usaha dan Ir. M. Muljadi selaku Kepala Pengelola Taman Anggrek Ragunan yang telah memberikan informasi, bantuan, dan kesediaan dalam pengisian kuisioner. 6. Ibu Lami dan ibu Sri yang dengan sabar dan keramahannya dalam menerima penulis selama melaksanakan penelitian di tempat tersebut. 7. Kakak dan adikku tercinta yang senantiasa memberikan dukungan, motivasi, dan keceriaan bagi penulis.
x 8. Seluruh staf sekretariat AGB terutama mba Dian dan mba Dewi atas bantuannya selama empat tahun ini. 9. Loly Fitria yang telah bersedia menjadi pembahas dalam seminar skripsi. 10. Andi yang telah berbaik hati mengajarkan tentang metode PHA dan meminjamkan software Expert Choice Version 2000. 11. Berlian, Mia, Elly, Aini, Indi, Ria yang telah memberikan kenangan baik suka dan duka selama ini dan persahabatan yang telah terjalin. 12. Rekan-rekan satu PS Belinda, Yuli, dan Welly atas kebersamaan dan bantuannya selama penyusunan skripsi. 13. Rany, Dewi Nur, Okky, Ani, Asiah, Geng Tasikers atas keceriaan dan kenangan selama penulis berkuliah. 14. Seluruh teman-teman di AGB 40, terima kasih atas kenangan selama empat tahun ini. Semoga silaturrahmi diantara kita akan selalu terjalin. 15. Teman-teman kosan ”Aisyah” Second, Dede, Feti, dan Lela terima kasih atas keceriaanya selama ini. 16. Seluruh panitia Pagi Anaba 2005 terutama team Dollar (Bram, Zul, Kristanto, Rio, Ariza, Cinta, Iin, Nining, Pemi, Wiwin) yang memberikan pengalaman begitu berharga dan indahnya ukhuwah Islamiyah. 17. Seluruh pihak yang telah membantu yang tidak bisa disebutkan satu per satu.
Bogor, Mei 2007
Penulis
xi DAFTAR ISI Halama n DAFTAR TABEL........................................................................................... xiv DAFTAR GAMBAR ......................................................................................
xv
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................
xv
I. 1.1. 1.2. 1.3. 1.4.
PENDAHULUAN Latar Belakang ........................................................................................ Perumusan Masalah................................................................................. Tujuan Penelitian..................................................................................... Manfaat Penelitian...................................................................................
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pariwisata ................................................................................................ 2.1.1. Pengertian Pariwisata .................................................................... 2.1.2. Pemasaran Pariwisata .................................................................... 2.1.3. Proses Penga mbilan Keputusan Berwisata ................................... 2.2. Agrowisata .............................................................................................. 2.2.1. Pengertian Agrowisata .................................................................. 2.2.2. Tujuan dan Manfaat Agrowisata ................................................... 2.2.3. Potensi dan Ruang Lingkup Agrowisata ....................................... 2.2.4. Fasilitas Agrowisata ...................................................................... 2.2.5. Arah Pengembangan Agrowisata .................................................. 2.2.6. Hal-hal yang Harus Diperhatikan dalam Pengembangan Agrowisata .................................................................................... 2.2.7. Permasalahan dalam Pengembangan Agrowisata ......................... 2.3. Hasil Penelitian Terdahulu ......................................................................
1 4 7 7
8 8 10 12 12 12 13 14 16 17 17 19 20
III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis .................................................................. 3.1.1. Pengertian dan Konsep Pemasaran ............................................... 3.1.2. Strategi Bauran Pemasaran............................................................ 3.1.2.1. Pemasaran Jasa ................................................................. 3.1.2.2. Produk .............................................................................. 3.1.2.3. Harga ................................................................................ 3.1.2.4. Tempat/Saluran Distribusi................................................ 3.1.2.5. Promosi............................................................................. 3.1.2.6. Orang ................................................................................ 3.1.2.7. Proses ............................................................................... 3.1.2.8. Bukti Fisik ........................................................................ 3.1.3. Analisis Pengambilan Keputusan.................................................. 3.2. Kerangka Pemikiran Operasional............................................................
25 25 26 27 28 29 29 30 33 34 34 35 37
IV. METODE PENELITIAN 4. 1. Lokasi dan Waktu Penelitian................................................................... 4. 2. Jenis dan Sumber Data ............................................................................
40 40
xii 4. 3. 4. 4. 4. 5. 4. 6.
Metode Pengumpulan Data ..................................................................... Metode Pengolahan Data ........................................................................ Sistem Hirarki Keputusan ....................................................................... Definisi Operasional................................................................................
41 42 50 51
V.
GAMBARAN UMUM AGROWISATA TAMAN ANGGREK RAGUNAN Sejarah Taman Anggrek Ragunan........................................................... Fungsi Taman Anggrek Ragunan............................................................ Keberadaan Taman Anggrek Ragunan ................................................... Struktur Organisasi.................................................................................. Jenis Anggrek di Taman Anggrek Ragunan ........................................... Pengunjung Taman Anggrek Ragunan ................................................... Fasilitas....................................................................................................
54 54 55 56 58 61 62
5.1. 5.2. 5.3. 5.4. 5.5. 5.6. 5.7.
VI. KEGIATAN STRATEGI BAURAN PEMASARAN AGROWISATA TAMAN ANGGREK RAGUNAN 6.1. Produk ..................................................................................................... 6.2. Harga ....................................................................................................... 6.3. Tempat/Saluran Distribusi....................................................................... 6.4. Promosi.................................................................................................... 6.5. Orang ....................................................................................................... 6.6. Proses ...................................................................................................... 6.7. Bukti fisik ................................................................................................ VII. ANALISIS PRIORITAS STRATEGI BAURAN PEMASARAN AGROWISATA TAMAN ANGGREK RAGUNAN 7.1. Analisis Identifikasi Faktor- faktor Penyusun Strategi Bauran Pemasaran................................................................................................ 7.2. Analisis Model Faktor- faktor yang Mempengaruhi Penyusun Strategi Bauran Pemasaran...................................................................... 7.3. Analisis Hasil Pengolahan Horizontal Agrowisata Taman Anggrek Ragunan.................................................................................... 7.3.1. Analisis Pengolahan Horizontal Elemen Tujuan .......................... 7.3.2. Analisis Pengolahan Horizontal Elemen Bauran Pemasaran........ 7.3.3. Analisis Pengolahan Horizontal Strategi Operasional .................. 7.3.3.1. Analisis Hasil Pengolahan Horizontal Strategi Operasional untuk Tujuan Meningkatkan Jumlah Pengunjung ...................................................................... 7.3.3.2. Analisis Hasil Pengolahan Horizontal Strategi Operasional untuk Tujuan Menjadikan Sebagai Agrowisata yang Potensial .............................................. 7.4. Analisis Hasil Pengolahan Vertikal Agrowisata Taman Anggrek Ragunan................................................................................................... 7.4.1. Analisis Pengolahan Vertikal Elemen Tujuan .............................. 7.4.2. Analisis Pengolahan Vertikal Elemen Bauran Pemasaran............ 7.4.3. Analisis Pengolahan Vertikal Strategi Operasional ......................
66 71 72 74 78 79 80
83 88 90 90 92 96
97
103 109 109 111 113
xiii VIII. KESIMPULAN DAN SARAN 8.1. Kesimpulan.............................................................................................. 121 8.2. Saran ........................................................................................................ 123 DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 126 LAMPIRAN .................................................................................................... 128
xiv DAFTAR TABEL
Nomor Halaman 1. Lima Sektor Penghasil Devisa Negara Terbesar di Indonesia ................ 1 2. Jumlah Agrowisata di Beberapa Provinsi di Pulau Jawa Tahun 2005 ....
3
3. Jumlah Pengunjung di Tiga Tempat Agrowisata pada Tahun 2006 .......
5
4. Rekapitulasi Data Pengunjung Taman Anggrek Ragunan......................
5
5. Penelitian Terdahulu ...............................................................................
21
6. Jenis dan Sumber Data ............................................................................
40
7. Nilai Skala Banding Berpasangan...........................................................
44
8. Matriks Pendapat Individu ......................................................................
45
9. Matriks Pendapat Gabungan ...................................................................
46
10. Nilai Indeks Acak ....................................................................................
48
11. Hasil Pengolahan Horizontal Elemen Tujuan Pemasaran di Taman Anggrek Ragunan ...................................................................
91
12. Hasil Pengolahan Horizontal Elemen Bauran Pemasaran Taman Anggrek Ragunan....................................................................................
92
13. Hasil Pengolahan Horizontal Strategi Operasional untuk Tujuan Meningkatkan Jumlah Pengunjung Taman Anggrek Ragunan...................................................................................................
97
14. Hasil Pengolahan Horizontal Strategi Operasional untuk Tujuan Menjadikan Taman Anggrek Ragunan sebagai Objek Agrowisata yang Potensial di DKI Jakarta ............................................. 104 15. Hasil Pengolahan Vertikal Elemen Tujuan Taman Anggrek Ragunan.. 110 16. Hasil Pengolahan Vertikal Elemen Bauran Pemasaran Taman Anggrek Ragunan.................................................................................... 111 17. Hasil Pengolahan Vertikal Strategi Operasional Taman Anggrek Ragunan................................................................................................... 114
xv DAFTAR GAMBAR
Nomor Halaman 1. Sistem Kepariwisataan ............................................................................ 9 2. Bagan Kerangka Pemikiran Operasional ................................................
39
3. Abstraksi Sistem Hirarki Keputusan.......................................................
50
4. Struktur Organisasi Taman Anggrek Ragunan .......................................
58
5. Struktur Hirarki Analitik Faktor- faktor yang Mempengaruhi Penyusunan Strategi Bauran Pemasaran .................................................
89
6. Hasil Pengolahan Vertikal Prioritas Strategi Bauran Pemasaran pada Agrowisata Taman Anggrek Ragunan............................................ 119
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Halaman 1. Kuisioner ................................................................................................. 128 2. Peta Taman Anggrek Ragunan................................................................ 143
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Indonesia sebagai negara agraris, me miliki berbagai macam keunggulan diantaranya kekayaan alam yang melimpah, keanekaragaman hayati terbesar ketiga di dunia, dan kondisi agroklimat yang sesuai untuk pengembangan komoditas pertanian. Keunggulan-keunggulan tersebut dapat dijadikan andalan bagi perekonomian nasional jika dikelola dengan baik dan tepat. Selain itu, keunggulan-keunggulan tersebut merupakan suatu aset yang sangat bernilai bagi Indonesia dalam pengembangan sektor pariwisata khususnya agrowisata. Sektor pariwisata sangat berperan bagi perekonomian nasional yaitu melalui penerimaan negara yang bersumber dari devisa. Devisa negara dihasilkan dari besarnya pengeluaran wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Indonesia. Saat ini di Indonesia, sektor pariwisata merupakan penghasil devisa terbesar kedua setelah minyak dan gas. Pada Tabel 1 dapat dilihat sektor-sektor yang menghasilkan devisa terbesar di Indonesia.
Tabel 1. Lima Sektor Penghasil Devisa Negara Terbesar di Indonesia No
Sektor
Tahun (miliar USD) 2002
2003
2004
2005*
2006*
12,29
13,65
15,59
-
-
1
Minyak dan gas (Migas)
2
Pariwisata
4,50
4,03
4,80
4,70
4,40
3
Garmen
3,57
3,89
4,27
-
-
4
Industri kayu
1,62
3,16
3,41
-
-
5
Industri elektronik
3,12
3,23
-
-
-
Sumbangan pariwisata terhadap 10,21 10,35 10,76 total ekspor (%) Sumber : Departemen Pariwisata dan Kebudayaan, 2005 dan Seputar Indonesia, 2007 (diolah) * Untuk data tahun 2005 dan 2006 tidak diketahui berapa penghasil devisa sektor-sektor yang lain, namun sektor pariwisata tetap menjadi penghasil terbesar kedua setelah migas.
2
Dari Tabel 1, dapat diketahui bahwa dari tahun 2002 sampai dengan tahun 2005 terjadi peningkatan persentase sumbangan pariwisata terhadap total ekspor yaitu dari 10,21 persen pada tahun 2002 dan mengalami peningkatan menjadi 10,35 persen pada tahun 2003. Hal yang sama juga terjadi dari tahun 2003 ke tahun 2004 yang mengalami peningkatan sebesar 0,41 persen. Meningkatnya sumbangan sektor pariwisata terhadap total ekspor menunjukkan adanya peningkatan pembangunan pariwisata di Indonesia. Sejalan dengan pembangunan pariwisata yang semakin meningkat, komoditas wisata saat ini telah menjadi sebuah kebutuhan bagi sebagian masyarakat Indonesia sebagai akibat dari meningkatnya pendapatan dan kesejahteraan. Selain itu, timbulnya pariwisata sebagai bagian terpenting dari kebutuhan masyarakat negara maju dan masyarakat perkotaan pada negara berkembang seperti Indonesia juga disebabkan oleh rutinitas pekerjaan dan kehidupan yang cenderung monoton. Saat ini, preferensi masyarakat dalam menikmati objek wisata telah mengalami perubahan ke bentuk wisata yang spesifik misalnya agrowisata, yang memanfaatkan usaha pertanian (agro) sebagai objek wisata yang menarik untuk dikunjungi. Perubahan preferensi dalam menikmati objek wisata juga diakibatkan oleh adanya kebutuhan masyarakat dalam memberikan hiburan yang mengandung unsur edukasi kepada putra-putri mereka, sehingga selain mendapatkan kesenangan dalam menikmati hiburan di objek wisata, masyarakat juga dapat memperoleh pengetahuan baru dari objek wisata yang mereka kunjungi. Perubahan preferensi masyarakat terhadap agrowisata menunjukkan tingkat permintaan masyarakat terhadap agrowisata juga mengalami peningkatan. Kondisi tersebut, merupakan prospek yang cerah bagi perkembangan agrowisata
3
dan sekaligus membuka peluang bagi pengembangan produk-produk agribisnis baik dalam bentuk kawasan atau produk pertanian yang mempunyai daya tarik tersendiri. Adanya perubahan preferensi masyarakat terhadap agrowisata, direspon dengan banyaknya agrowisata yang berkembang. Berdasarkan data Departemen Pertanian tahun 2005, jumlah agrowisata yang tersebar di Pulau Jawa sudah mencapai 83 agrowisata. Pada Tabel 2 disajikan jumlah agrowisata yang ada di Pulau Jawa.
Tabel 2. Jumlah Agrowisata di Empat Provinsi di Pulau Jawa Tahun 2005 Lokasi
Jumlah
DKI Jakarta
5
Jawa Barat
20
Jawa Tengah
15
Jawa Timur
43
Jumlah
83
Sumber : Departemen Pertanian, 2005
Menurut Sutjipta (2006) agrowisata merupakan sistem kegiatan yang terpadu dan terkoordinasi untuk pengembangan pariwisata dan pertanian, dalam kaitannya dengan pelestarian lingkungan dan peningkatan kesejahteraan petani. Tujuan dari agrowisata adalah untuk memperluas pengetahuan, menambah pengalaman dalam berwisata, dan meningkatkan hubungan usaha di bidang pertanian. Dalam agrowisata diperlukan kesinergisan antara pertanian dan pariwisata, sehingga tujuan dari agrowisata dapat terwujud. Pertanian dalam agrowisata mempunyai arti luas yang mencakup pertanian rakyat, perkebunan, kehutanan, peternakan, dan perikana n.
4
Pada era persaingan yang semakin kompleks, faktor efisiensi dan keefektifan merupakan faktor kunci dalam pengembangan agrowisata. Pergerakan kearah efisiensi menuntut kemampuan manajerial, profesionalisme dalam pengelolaan usaha, dan penggunaan teknologi maju. Untuk itu diperlukan suatu upaya yang kuat dan terintegrasi. Salah satunya dengan menerapkan strategi pemasaran yang baik dan tepat agar dapat bersaing dalam persaingan global.
1.2. Perumusan Masalah Taman Anggrek Ragunan (TAR) adalah salah satu objek agrowisata di DKI Jakarta. Keberadaan Taman Anggrek Ragunan berfungsi sebagai tempat wisata, tempat aktifitas agribisnis anggrek baik dalam bentuk tanaman maupun bunga potong, dan sebagai sarana untuk mempelajari seluk beluk tanaman anggrek. Dalam menjalankan fungsinya, Taman Anggrek Ragunan diharapkan dapat menjadi objek agrowisata yang potensial di wilayah DKI Jakarta. Hal tersebut sesuai dengan Rencana Induk Pola Pengembangan Pariwisata Daerah (RIPPPD) DKI Jakarta yang menyatakan bahwa pengembangan kawasan Ragunan diarahkan menjadi sebuah kawasan wisata. Berbagai objek wisata yang ada di kawasan Ragunan mempunyai peranan dalam mendukung wisata flora dan fauna di DKI Jakarta, salah satunya adalah Taman Anggrek Ragunan. Taman Anggrek Ragunan sudah berdiri sejak 34 tahun yang lalu. Namun, dalam perkembangannya keberadaan agrowisata Taman Anggrek Ragunan kurang dikenal dan diketahui masyarakat. Hal tersebut dapat dilihat dari jumlah pengunjung Taman Anggrek Ragunan jika dibandingkan dengan jumlah pengunjung pada agrowisata sejenis seperti Taman Anggrek Indonesia Permai
5
dan Rumah Anggrek Kebun Raya Bogor, jumlah pengunjung di Taman Anggrek Ragunan masih relatif rend ah. Data jumlah pengunjung di tiga tempat agrowisata dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Jumlah Pengunjung di Tiga Tempat Agrowisata pada Tahun 2006 No
Jumlah Pengunjung pada Tahun
Tempat Agrowisata
2006 (orang)
1
Taman Anggrek Ragunan
16009
2
Taman Anggrek Indonesia Permai
48000
3
Rumah Anggrek Kebun Raya Bogor
26468
Sumber : Taman Anggrek Ragunan, Taman Anggrek Indonesia Permai, dan Rumah Anggrek Kebun Raya Bogor, 2007
Selain jumlah kunjungan yang relatif rendah jika dibandingkan dengan agrowisata lain, pada tahun 2003 sampai dengan tahun 2005 jumlah kunjungan ke Taman Anggrek Ragunan mengalami penurunan. Di tahun 2006 terjadi peningkatan jumlah kunjungan yang cukup tinggi namun kenaikan tersebut dikarenakan adanya perayaan HUT Taman Anggrek Ragunan ke-33 yang diadakan cukup meriah dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Data pengunjung Taman Anggrek Ra gunan dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Rekapitulasi Data Pengunjung Taman Anggrek Ragunan Jumlah kunjungan tamu (orang/tahun)
Pengunjung
Jumlah pengunjung Taman Anggrek Ragunan
2003
2004
2005
2006
9462
8769
8475
16009
Sumber : Taman Anggrek Ragunan, 2007 (telah diolah)
Sebagai sebuah agrowisata yang dikelola oleh PEMDA DKI Jakarta, fasilitas dan pelayanan yang ditawarkan oleh pihak manajemen Taman Anggrek
6
Ragunan belum maksimal jika dibandingkan dengan Taman Anggrek Indonesia Permai dan Rumah Anggrek Kebun Raya Bogor yang pengelolaannya ditangani oleh pihak swasta. Hal tersebut dapat diketahui dari kelengkapan fasilitas dan tingkat pelayanan yang masih kurang kepada pengunjung. Rendahnya tingkat kunjungan ke Taman Anggrek Ragunan dan kualitas pelayanan yang rendah mengindikasikan strategi pemasaran yang diterapkan oleh pihak manajemen belum dilaksanakan dengan baik. Suatu strategi pemasaran akan berdampak jangka panjang bagi kelangsungan hidup perusahaan atau organisasi. Oleh karena itu, penetapan strategi bauran pemasaran harus dilakukan dengan cermat dan hati- hati dengan memperhitungkan semua hal yang mempengaruhi serta dampak yang akan timbul. Agar upaya pengembangan agrowisata dapat berhasil dengan baik diperlukan upaya yang kuat dan terintegrasi yang mencakup aspek produk, harga, tempat, promosi, orang, proses, dan bukti fisik. Strategi bauran pemasaran mencakup kesemua aspek tersebut, sehingga penerapan suatu strategi pemasaran akan berdampak pada keberhasilan pengembangan agrowisata. Dari
perumusan
masalah
diatas
dapat
ditarik
kesimpulan
dua
permasalahan, yaitu : 1. Bagaimana pelaksanaan strategi bauran pemasaran yang diterapkan oleh manajemen Taman Anggrek Ragunan selama ini ? 2. Bagaimana prioritas strategi bauran pemasaran yang tepat untuk dijalankan oleh manajemen Taman Anggrek Ragunan ?
7
1.3. Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah yang telah diuraikan diatas, maka tujuan penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengidentifikasi strategi pemasaran yang telah dijalankan oleh Taman Anggrek Ragunan. 2. Menganalisis strategi bauran pemasaran yang tepat untuk dijalankan oleh Taman Anggrek Ragunan.
1.4. Manfaat Penelitian Dari penelitian ini, didapat beberapa manfaat yaitu : 1. Sebagai bahan pembelajaran bagi penulis, untuk dapat menganalisis suatu permasalahan dan merumuskan suatu strategi pemecahan masalah yang tepat. 2. Sebagai bahan pertimbangan dan masukan bagi manajemen dan pengelola Taman Anggrek Ragunan dalam menerapkan strategi bauran pemasaran agrowisata yang tepat. 3. Sebagai bahan masukan bagi penelitian selanjutnya yang terkait dengan keputusan strategi pemasaran agrowisata.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pariwisata 2.1.1. Pengertian Pariwisata Menurut Damanik dan Weber (2006), pariwisata dalam arti luas adalah suatu kegiatan rekreasi di luar domisili untuk melepaskan diri dari pekerjaaan rutin atau mencari suasana yang lain. Sebagai suatu aktifitas, pariwisata telah menjadi bagian terpenting dari kebutuhan dasar masyarakat negara maju dan sebagian kecil masyarakat negara berkembang. Pariwisata semakin berkembang sejalan dengan perubahan-perubahan sosial, budaya, ekonomi, teknologi, dan politik. Perkembangan pariwisata merupakan suatu dampak yang diakibatkan oleh rutinitas pekerjaan dan pola hidup yang cenderung monoton. Sehingga pariwisata menjadi suatu solusi untuk membebaskan masyarakat dari masalah tersebut. Pariwisata juga merupakan suatu fenomena pergerakan manusia, barang, dan jasa yang sangat kompleks. Hal ini juga terkait erat dengan organisasi, hubungan kelembagaan dan individu, kebutuhan layanan, penyediaan kebutuhan layanan, dan sebagainya (Damanik dan Weber, 2006). Pariwisata adalah sebuah sistem yang dibangun dari berbagai subsistem, pembangunan pariwisata haruslah dapat menggerakkan semua subsistem yang membangunnya. Subsistem tersebut berkaitan dengan tuntutan wisatawan dalam sistem pariwisata itu sendiri (Sutjipta, 2006).
9 Dari sisi ekonomi, pariwisata dibagi menjadi empat unsur pokok yang saling terkait erat atau menjalin hubungan dalam suatu sistem, yaitu a) permintaan atau kebutuhan;
b) penawaran atau pemenuhan kebutuhan berwisata itu sendiri;
c) pasar dan kelembagaan yang berperan untuk memfasilitasi keduanya; dan d) pelaku atau aktor yang menggerakkan ketiga unsur tadi. Pada Gambar 1 ditampilkan keterkaitan antara keempat unsur tersebut sebagai sistem pariwisata.
Kebijakan pariwisata
c
c a
b
Penawaran
Permintaan
d
Produk
e
Pasar/pelaku pariwisata
Ket:a) mendorong; b) mengendalian; c) mempengaruhi d) mengembangkan&memasarkan; e) membeli
Sumber : Steck dalam Damanik dan Weber 1999 (modifikasi)
Gambar 1: Sistem Kepariwisataan Pariwisata terbagi menjadi tiga kategori besar segmen pasar dilihat dari sisi permintaan. Pertama, segmentasi psikografis yang memilahkan wisatawan menurut preferensi minat dan interest, misalnya minat pada atraksi budaya asli, kehidupan satwa, dan sebagainya. Kedua, segmentasi geografis dimana wisatawan terbagi-bagi menurut daerah asal yang memiliki perbedaan karakteristik geografis dan memiliki preferensi destinasi wisata berdasarkan daya tarik musim, kawasan topografi. Sebagai contoh, wisata ke daerah tropis, kawasan pantai atau pegunungan. Ketiga, segmentasi pasar berdasarkan karakteristik demografi.
10 Kebutuhan wisata berbeda-beda menurut kategori umur, misalnya, kaum remaja lebih menyukai atraksi hiburan, sedangkan wisatawan lansia lebih menyukai tempat-tempat bersejarah. Pariwisata merupakan faktor penting dalam pengembangan ekonomi, karena kegiatannya mendorong perkembangan beberapa sektor ekonomi nasional misalnya meningkatkan devisa negara melalui wisatawan asing, menggugah industri- industri baru yang berkaitan dengan jasa-jasa wisata, menambah permintaan
akan
hasil- hasil pertanian karena bertambahnya pemakaian,
memperluas pasar barang-barang lokal, menyerap tenaga kerja, dan membantu pembangunan daerah terpencil yang memiliki daya tarik wisata (Wahab, 1992).
2.1.2. Pemasaran Pariwisata Berdasarkan definisinya, pemasaran pariwisata adalah upaya- upaya sistematis dan terpadu yang dilakukan oleh Organisasi Pariwisata Nasional dan badan-badan usaha pariwisata, pada taraf internasional, nasional, dan lokal. Pemasaran pariwisata berguna untuk memenuhi kepuasan wisatawan baik secara kelompok maupun pribadi dengan maksud meningkatkan pertumbuhan pariwisata (Wahab, 1992). Seperti halnya produk, pariwisata yang merupakan kategori usaha jasa juga memerlukan kegiatan pemasaran. Peranan kegiatan pemasaran bagi pariwisata sangat penting, yaitu : (Hamid dalam Harahap, 2006) 1. Objek dan produk wisata yang dikembangkan sedapat mungkin dimanfaatkan secara terus menerus oleh konsumen atau wisatawan dari berbagai pasar. Oleh karenanya informasi mengenai atraksi dan fasilitas wisata yang telah
11 dikembangkan perlu disebarluaskan ke konsumen yang belum mengetahui dan memelihara atau mempertahankan konsumen yang telah menikmati. 2. Agar fasilitas dan jasa-jasa yang ada dapat disesuaikan dengan citra rasa, keinginan, dan harapan wisatawan. Dalam hal ini penelitian dan monitoring sebagai salah satu bagian dari kegiatan pemasaran perlu terus dilaksanakan, agar produk-produk yang akan dikembangkan dapat disesuaikan dengan keinginan dan kebutuhan pasar (wisatawan) yang senantiasa berkembang dan berubah terus. 3. Dengan semakin meningkatnya standar hidup, pendapatan, ilmu pengetahuan, dan teknologi, telah meningkatkan jumlah penduduk yang berkeinginan melakukan perjalanan wisata. Mereka menghendaki informasi yang cukup mengenai objek wisata yang dapat dikunjungi. Menurut Kotler dalam buku Marketing Plus mengatakan bahwa pemasaran pariwisata (tourism marketing) dibagi menjadi dua kategori yaitu service marketing dan place marketing. Service marketing berpegang pada Tiga P, yaitu presentation, people, dan process. Presentation erat hubungannya dengan “tampak luar” dari karakteristik fisik si pembuat jasa misalnya tata letak ruang, bangunan hotel, dan lain- lain. People dalam industri jasa adalah orang yang memegang peranan kunci,
sebab proses konsumsi terjadi bersamaan dengan
proses produksi. Sedangkan process artinya proses yang harus diperhatikan ketika konsumen menikmati sesuatu jasa. Konsumen masa depan menginginkan proses yang lebih cepat, profesional, dan praktis (Kartajaya, 1995).
12 2.1.3. Proses Pengambilan Keputusan Berwisata Pada
proses
pengambilan
keputusan
untuk
berwisata,
seseorang
dipengaruhi oleh banyak faktor diantaranya waktu luang, uang, sarana, dan prasarana. Cleverdon dalam Damanik dan Weber (2006) membagi proses pengambilan keputusan ke dalam empat tahapan, yakni munculnya keinginan, pencarian informasi, pengambilan keputusan, dan persiapan pelaksanaan wisata. Faktanya, prosesnya tidak sesederhana itu dan tidak berlangsung secara otomatis. Munculnya kebutuhan untuk berwisata yang didorong oleh berbagai faktor sosial, ekonomi, psikologi, dan lain- lain, tentu tidak dengan sendirinya dilanjutkan dengan pencarian informasi. Penjelasan sosiologi dan psikologi membenarkan bahwa kebutuhan yang dirasakan tidak secara otomatis bisa dipenuhi, meskipun seharusnya demikian. Demikian pula informasi yang tidak lengkap, kepribadian yang belum matang, pengalaman wisata yang terbatas dapat membatalkan niat seseorang untuk mengambil keputusan dan memutuskan untuk berwisata.
2.2. Agrowisata 2.2.1. Pengertian Agrowisata Agrowisata
merupakan
terjemahan
dari
istilah
bahasa
Inggris
Agrotourism. Dilihat dari asal katanya, agro berarti pertanian dan tourism berarti pariwisata/kepariwisataan. Agrowisata atau agrotourism adalah berwisata ke daerah pertanian. Pertanian dalam agrowisata mempunyai arti luas yang mencakup pertanian rakyat, perkebunan, kehutanan, peternakan, dan perikanan (Septriani dalam Masang, 2006).
13 Agrowisata dapat pula diartikan sebagai rangkaian aktifitas yang terpadu dan terkoordinasi untuk pengembangan pariwisata dan pertanian dengan memanfaatkan lokasi atau kawasan dan sektor pertanian dalam kaitannya dengan pelestarian lingkungan, peningkatan kesejahteraan masyarakat petani. Pada
prinsipnya
agrowisata
merupakan
kegiatan
industri
yang
mengharapkan kedatangan konsumen secara langsung di tempat wisata yang diselenggarakan. Aset yang penting untuk menarik kunjungan wisatawan adalah keaslian, keunikan, kenyamanan, dan keindahan alam. Oleh sebab itu, faktor kualitas lingkungan menjadi modal penting yang harus disediakan, terutama pada wilayah-wilayah yang dimanfaatkan untuk dijelajahi para wisatawan. Atraksi yang diberikan pada agrowisata tidak hanya berupa pemandangan alam pertanian, tetapi juga berupa aktifitas pertanian. Dalam pengembangannya, agrowisata dapat diarahkan dalam bentuk ruangan tertutup, ruangan terbuka atau kombinasi antara keduanya. Dalam agrowisata ruang terbuka mencakup persiapan lahan, pembibitan, penanaman, pemeliharaan, pemanenan, pengolahan hasil dan pasar hasil pertanian. Pada aktifitas agrowisata ini, petani yang berada dalam kawasan agrowisata, dapat menjadi objek atau bagian dari sistem pertanian yang ditawarkan pada aktifitas wisata tetapi dapat juga bertindak sebagai pemilik atau pengelola kawasan wisata ini.
2.2.2. Tujuan dan Manfaat Agrowisata Tujuan
dari
agrowisata
adalah
untuk
memperluas
pengetahuan,
pengalaman rekreasi, dan hubungan usaha dibidang pertanian. Melalui pengembangan agrowisata yang menonjolkan budaya lokal dalam memanfaatkan lahan, dapat meningkatkan pendapatan petani serta melestarikan sumber daya
14 lahan, serta memelihara budaya maupun teknologi lokal yang umumnya telah sesuai dengan kondisi lingkungan alaminya (Departemen Pertanian, 2006). Pengembangan agrowisata pada gilirannya akan menciptakan lapangan pekerjaan, karena usaha ini dapat menyerap tenaga kerja dari masyarakat pedesaan, sehingga dapat menahan atau mengurangi arus urbanisasi yang saat ini semakin pesat.
2.2.3. Potensi dan Ruang Lingkup Agrowisata Agrowisata merupakan bagian dari objek wisata yang memiliki dua potensi yaitu agrowisata alami dan agrowisata buatan. Agrowisata alami berada pada areal dimana aktifitas dilakukan langsung oleh masyarakat petani setempat sesuai dengan kehidupan keseharian mereka. Sedangkan, agrowisata buatan yaitu kawasan yang tata ruang lahannya diatur sesuai dengan daya dukung dan komoditas pertanian yang dikembangkan memiliki nilai jual untuk wisatawan. Team Menteri Rakornas Wisata Agro pada tahun 1992 menjelaskan bahwa ruang lingkup agrowisata meliputi : (Betrianis dalam Masang, 2006) 1. Tanaman pangan Daya tarik tanaman pangan sebagai sumberdaya wisata antara lain sebagai berikut : •
Bunga-bungaan, yang meliputi budidaya bunga, cara pemeliharaan, seni merangkai bunga, pameran bunga, taman bunga, dan sebagainya.
•
Buah-buahan, meliputi budidaya buah-buahan, cara pemetikan buah secara tradisional, cara pengelolaan buah di pabrik, dan sebagainya.
•
Sayuran, meliputi budidaya sayuran, teknik pengelolaan, cara-cara tradisional dalam pemeliharaan dan pemetikan sayuran.
15 •
Jamu-jamuan, meliputi pemeliharaan dan pengadaan bahan, pengolahan bahan (tradisional dan modern), berbagai khasiat jamu-jamuan dan menerangkan bahwa jamu dapat digunakan sebagai kosmetik tradisional dan modern.
Ruang lingkup kegiatan subsektor tanaman pangan adalah sebagai berikut : (1) Lingkup komoditas yang ditangani meliputi komoditas tanaman padi, palawija dan komoditas hortikultura, dan (2) Lingkup kegiatan yang ditangani meliputi kegiatan usaha tani tanaman pangan yang terdiri dari berbagai proses kegiatan pra-panen, pasca-panen/pengelolaan hasil sampai pada pemasaran. 2. Perkebunan Ruang lingkup kegiatan subsektor perkebunan adalah sebagai berikut : (1) Daya tarik historis bagi wisata alam, (2) Lokasi perkebunan, pada umumnya terletak di daerah pegunungan dan mempunyai pemandangan alam dan berhawa segar, (3) Cara-cara tradisional dalam pola bertanam, pemeliharaan, pengelolaan dan prosesnya, dan (4) Tingkat teknik pengelolaan yang ada. 3. Peternakan Ruang lingkup kegiatan subsektor peternakan adalah sebagai berikut : (1) Pra-produksi : pembibitan ternak, pabrik pakan ternak, pabrik obat-obatan, (2) Kegiatan produksi : usaha peternakan dengan pola PIR, pola bapak angkat, perusahaan swasta, koperasi BUMN, dan usaha perseorangan, (3) Pascaproduksi : pasca-panen susu, daging, telur, kulit, dan lain- lain, (4) Kegiatan lain : penggemukan ternak, karapan sapi, adu domba, pacu itik, balap kuda, dan lain- lain.
16 4. Perikanan Ruang lingkup kegiatan subsektor perikanan adalah sebagai berikut : (1) Kegiatan penangkapan ikan, yang merupakan suatu kegiatan usaha untuk memperoleh hasil perikanan melalui usaha penangkapan pada suatu kawasan perairan tertentu di laut atau perairan umum, (2) Kegiatan budidaya perikanan yang merupakan suatu kegiatan untuk memperoleh hasil perikanan melalui usaha budidaya perikanan yaitu mencakup kegiatan usaha pembenihan dan pembesaran, (3) Kegiatan pasca-panen yang merupakan kegitan penanganan hasil perikanan yang dilakukan pada periode setelah tangkap dan sebelum dikonsumsi.
2.2.4. Fasilitas Agrowisata Agrowisata sebagai objek wisata selayaknya memberikan kemudahan bagi wisatawan dengan cara memberikan pelayanan yang baik dan memuaskan salah satunya melalui fasilitas yang diberikan. Fasilitas pada agrowisata dibagi menjadi tiga kategori yaitu : (Tirtawinata dan Fachruddin dalam Masang, 2006) 1. Fasilitas objek, baik yang bersifat alami, buatan, atau perpaduan antara alami dengan buatan manusia. Fasilitas objek yang terkait dengan agrowisata diantaranya lahan, produk pertanian, dan kegiatan petani mulai dari budidaya sampai pasca-panen. 2. Fasilitas pelayanan, meliputi pintu gerbang, tempat parkir, pusat informasi, papan informasi, papan penunjuk jalan, jalan dalam kawasan agrowisata, toilet, tempat ibadah, tempat sampah, toko cinderamata, restoran, tempat istirahat, dan pramuwisata (guide).
17 3. Fasilitas pendukung, meliputi jalan menuju lokasi, komunikasi dan promosi, keamanan, sistem perbankan, dan pelayanan kesehatan.
2.2.5. Arah Pengembangan Agrowisata Kegiatan pengembangan agrowisata menurut Deasy dalam Masang (2006) diarahkan pada terciptanya penyelenggaraan dan pelayanan yang baik sehingga sebagai salah satu produk pariwisata Indonesia, agrowisata dapat dilestarikan dan dikembangkan dalam upaya diversifikasi pertanian dan pariwisata. Arah pengembangan ini disesuaikan dengan potensi dan prioritas pembangunan pertanian suatu daerah. Di era otonomi daerah agrowisata dapat dikembangkan di masing- masing daerah tanpa perlu ada persaingan antar daerah, mengingat kondisi wilayah dan budaya masyarakat Indonesia sangat beragam. Masing- masing daerah bisa menyajikan atraksi agrowisata yang lain daripada yang lain.
2.2.6. Hal-hal yang Harus Diperhatikan Dalam Pengembangan Agrowisata Berdasarkan arah pengembangan agrowisata diatas, terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pengembangan agrowisata secara efektif dan efisien sehingga upaya yang akan dilakukan dapat terintegrasi dan berjalan dengan baik. Departemen Pertanian (2007) menyatakan beberapa hal ya ng harus diperhatikan dalam pengembangan agrowisata diantaranya, adalah : 1. Sumberdaya manusia Sumberdaya manusia meliputi kemampuan, keterampilan, dan pengetahuan pengelola agrowisata dalam menyediakan, mengemas, menyajikan paket-paket wisata yang menarik wisatawan untuk berkunjung ke agrowisata tersebut.
18 Keberhasilan
dari
pengembangan
agrowisata
sangat
tergantung
pada
kompetensi dari sumberdaya manusia yang terlibat dalam agrowisata tersebut, sehingga diperlukan suatu pendidikan khusus mengenai agrowisata. 2. Sumberdaya alam dan lingkungan Sebagai bagian dari usaha pertanian, agrowisata membutuhkan keharmonisan semua aspek, salah satunya adalah sumberdaya alam dan lingkungan. Sumberdaya alam dan lingkungan menc akup objek wisata yang dijual serta lingkungan sekitar termasuk masyarakat. Untuk itu, upaya mempertahankan kelestarian dan keasrian sumberdaya alam yang dijual sangat menentukan keberlanjutan agrowisata. Kondisi lingkungan masyarakat sekitar menentukan minat wisatawan untuk berkunjung. Sebaik apapun atraksi wisata yang ditawarkan namun jika berada dimasyarakat yang tidak menerimanya, maka akan menyulitkan dalam pemasaran agrowisata. 3. Promosi Kegiatan promosi merupakan kunci dalam mendorong kegiatan agrowisata. Informasi dan pesan promosi dapat dilakukan melalui berbagi cara, seperti melalui leaflet, booklet, pameran, cinderamata, mass media (dalam bentuk iklan atau media audiovisual), serta penyediaan informasi pada tempat publik (hotel, restoran, bandara, dan lainnya). Untuk menjalankan usaha promosi diperlukan kerjasama antara pengelola agrowisata dengan biro perjalanan, perhotelan, dan jasa angkutan. 4. Dukungan sarana dan prasarana Kehadiran wisatawan juga ditentukan oleh kemudahan-kemudahan yang diciptakan,
mulai
dari
pelayanan
yang
baik,
kemudahan
akomodasi,
19 transportasi, dan kesadaran masyarakat sekitarnya. Selain itu, dukungan berupa kebijakan pemerintah yang kondusif merupakan kerangka dasar yang diperlukan untuk mendorong perkembangan agrowisata. 5. Kelembagaan Pengembangan agrowisata memerlukan dukungan semua pihak, diantaranya pemerintah, swasta, lembaga terkait seperti biro perjalanan wisata, perhotelan, perguruan tinggi, serta masyarakat. Pemerintah bertindak sebagai fasilitator dalam mendukung berkembangnya agrowisata.
2.2.7. Permasalahan dalam Pengembangan Agrowisata Tirtawinata dalam Masang (2006) mengemukakan bahwa beberapa permasalahan yang perlu diperhatikan dalam pengembangan dan pengelolaan sebuah agrowisata antara lain adalah : 1. Potensi agrowisata yang belum dikembangkan sepenuhnya. Indonesia memiliki potensi agrowisata yang sangat beragam, meliputi pemandangan alam yang berlatar belakang pertanian, teknologi budidaya komoditas pertanian yang khas, atraksi budaya pertanian setempat, dan sebagainya. Keunggulan-keunggulam tersebut saat ini belum sepenuhnya dikembangkan. 2. Promosi dan pemasaran agrowisata yang masih terbatas sehingga banyak konsumen yang tidak mengetahui keberadaan agrowisata tersebut. Kegiatan promosi dan pemasaran agrowisata masih terbatas pada promosi individu, sehingga banyak konsumen yang tidak mengetahui keberadaan agrowisata tersebut. Untuk mengatasi hal tersebut, diperlukan adanya
20 kerjasama antara biro perjalanan, perhotelan, dan jasa angkutan, agar kegiatan promosi dan pemasaran yang dilakukan dapat lebih baik. 3. Kurangnya kesadaran pengunjung terhadap lingkungan. Kesadaran pengunjung terhadap lingkungan terutama di kawasan agrowisata sangat penting, karena tanpa adanya kesadaran
pengunjung
terhadap
lingkungan, kelestarian sebuah agrowisata akan menjadi rusak. 4. Koordinasi antar sektor dan instansi terkait yang belum berkembang. Dalam pengembangan agrowisata diperlukan sebuah koordinasi yang baik dari semua sektor dan instansi terkait, yang meliputi pemerintah sebagai pembuat aturan, rakyat atau petani sebagai subjek, dan dunia usaha pariwisata sebagai pengge rak perekonomian rakyat. 5. Terbatasnya kemampuan manajerial di bidang pariwisata. Kemampuan manajerial di bidang pariwisata mutlak diperlukan, karena tanpa adanya kemampuan manajerial yang baik maka pengembangan sebuah agrowisata juga tidak akan berjalan dengan baik. Untuk itu diperlukan suatu pendidikan khusus mengenai manajemen agrowisata. 6. Belum adanya peraturan yang lengkap tentang agrowisata. Di Indonesia, pemerintah belum mengeluarkan peraturan dan pengembangan yang lengkap mengenai pengembangan agrowisata ke depan.
2. 3. Penelitian Terdahulu Pada Tabel 5 dapat dilihat beberapa penelitian terdahulu yang terkait dengan penelitian ini.
21 Tabel 5. Penelitian Terdahulu No 1
Nama
Judul Skripsi
Alat Analisis
Tri Muchdi
Analisis Faktor-Faktor yang
Regresi
Harsono
Berpengaruh Terhadap Jumlah
berganda
Tahun 2002
Pembelian Anggrek, Studi Kasus di Taman Anggrek Ragunan 2
Margianiati
Analisis Pengambilan Keputusan
Analisis
Diah Utami
Strategi Bauran Pemasaran Bunga
tabulasi &
Potong Jenis Krisan pada PT. Saung
PHA (Proses
Mirwan
Hirarki
2004
Analitik) 3
Sunaryo
Analisis Proses Pengambilan
IPA
Keputusan dan Tingkat Kepuasan
(Important
Pengunjung Wisata Agro Perkebunan
Performance
Teh Gunung Mas PTPN VIII, Bogor,
Analysis)
2005
Jawa Barat 3
4
Luther
Strategi Pengembangan Agrowisata
Matriks IFE,
Masang
Obat Tradisional Taman Sringanis,
EFE, dan
Bogor
SWOT
Hafnansyah
Analisis Prioritas Strategi Bauran
Analisis
Harahap
Pemasaran pada PT. Taman Safari
tabulasi &
Indonesia, Cisarua, Bogor
PHA (Proses
2006
2006
Hirarki Analitik)
Harsono (2002) dalam penelitiannya menyatakan bahwa promosi yang dilakukan oleh pihak manajemen Taman Anggrek Ragunan (TAR) ternyata kurang efektif dalam menumbuhkan kesadaran konsumen anggrek. Penyebabnya karena sedikitnya promosi serta kekurangjelasan penggambaran TAR dalam promosinya. Sedangkan PEMDA DKI Jakarta yang juga bertanggung jawab terhadap pengembangan TAR, seringkali mempromosikan TAR tidak secara khusus namun digabung dengan promosi pengembangan wilayah Ragunan-Pasar
22 Minggu sebagai pusat wisata alam di DKI Jakarta. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, bauran pemasaran yang telah dilakukan oleh pihak manajemen TAR, khususnya promosi belum berpengaruh nyata terhadap pengambilan keputusan konsumen. Berdasarkan hasil analisis Utami (2004) di PT. Saung Mirwan dapat diketahui bahwa sasaran meningkatkan pangsa pasar dan mengoptimalkan pendapatan sebagai prioritas pertama. Prioritas kedua ditempati oleh sasaran meminimumkan biaya produksi, sedangkan prioritas ketiga adalah sasaran meningkatkan daya saing perusahaan. Dari hasil analisis dengan PHA juga dapat ditarik kesimpulan bahwa PT. Saung Mirwan memprioritaskan faktor harga sebagai strategi bauran pemasarannya. Hal tersebut disebabkan daya tarik utama produk bunga potong adalah harga yang kompetitif dan disesuaikan dengan mutu produk yang tidak menyimpang dari ketetapan ASBINDO. Sunaryo (2005) dalam penelitiannya di Wisata Agro Perkebunan Teh Gunung Mas PTPN VIII, menyatakan bahwa dalam strategi pemasaran sebuah agrowisata atau wisata agro diperlukan tujuh elemen bauran pemasaran yang saling mendukung. Ketujuh elemen tersebut adalah produk, harga, tempat, promosi, orang, proses, dan bukti fisik. Berdasarkan hasil penelitiannya strategistrategi yang sebaiknya dilaksanakan oleh Perkebunan Teh Gunung Mas adalah membuat paket wisata (produk), penetapan harga yang bervariasi dan adanya potongan harga (harga), memperhatikan kebersihan dan keamanan lokasi agrowisata (tempat), memanfaatkan public relation dengan baik (promosi), pelayanan yang baik (orang), kekonsistenan perusahaan dalam pengembangan
23 agrowisata (proses), dan perawatan terhadap seluruh fasilitas yang ada (bukti fisik). Masang
(2006)
dalam
Pengembangan
Agrowisata
menyimpulkan
terdapat
penelitiannya
yang
Tradisional
Taman
Obat
empat
alternatif
dalam
berjudul Sringanis,
strategi
Strategi Bogor,
pengembangkan
agrowisata, yaitu (1) menggali potensi alam yang dimiliki dengan sumber daya yang ada, mengoptimalkan keunggulan dan pengelolaan wisata agro, serta menjaga kualitas produk tetap bermutu dan berkhasiat, (2) memanfaatkan kualitas produk, citra yang baik dimata konsumen, mempertahankan hubungan baik dengan
pemasok,
hubungan
baik
dengan
instansi
pemerintah
untuk
mengantisipasi adanya penggunaan obat farmasi dalam dunia medis, ancaman pendatang baru, adanya produk substitusi dan peningkatan jumlah pelaku industri, (3) meningkatkan kegiatan promosi secara optimal dengan memanfaatkan perkembangan teknologi, (4) meningkatkan kualitas SDM dan meningkatkan manajemennya dengan pelatihan khusus untuk meningkatkan produktifitas karyawan dan memiliki keterampilan dan pengetahuan mengenai agrowisata karena bertambahnya jumlah pelaku industri dan ancaman pendatang baru yang akan menjadi saingan dalam usahanya. Berdasarkan hasil penelitian Harahap (2006), PT. Taman Safari Indonesia (PT. TSI) sebagai tempat wisata lebih memprioritaskan tujuannya untuk meningkatkan penjualan tiket. Hal tersebut dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan jangka pendek dan menutupi biaya operasional yang cukup tinggi. Perusahaan memprioritaskan tujuan meningkatkan penjualan tiket dengan lebih menerapkan strategi promosi melalui penerapan diskon. Promosi
24 dengan diskon diharapkan dapat meningkatkan penjualan tiket dan menambah keuntungan. Dari beberapa penelitian terdahulu, dapat disimpulkan bahwa dalam pengembangan sebuah objek wisata khususnya agrowisata harus memperhatikan tujuh strategi bauran pemasaran, yaitu produk, harga, tempat, promosi, orang, proses, dan bukti fisik. Pada penerapan ketujuh bauran pemasaran tersebut, terlebih dahulu harus diperhatikan tujuan atau sasaran yang ingin dicapai dari kegiatan pemasaran yang dilakukan, sehingga terjadi kesesuaian antara tujuan dengan strategi yang akan diterapkan. Pada penelitian ini terdapat beberapa perbedaan dengan penelitian terdahulu. Penelitian ini dilakukan di agrowisata Taman Anggrek Ragunan dan lebih memfokuskan pada prioritas strategi pemasaran agrowisata. Selama ini banyak penelitian terdahulu yang meneliti tentang bagaimana pengembangan sebuah agrowisata dan respon pengunjung terhadap agrowisata yang dikunjungi. Namun, penelitian tentang prioritas strategi pemasaran pada agrowisata belum banyak yang meneliti. Dalam penelitian ini digunakan alat analisis Proses Hirarki Analitik (PHA) untuk menentukan prioritas strategi pemasaran yang akan diterapkan untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
BAB III KERANGKA PEMIKIRAN
3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Pengertian dan Konsep Pemasaran Menurut Cateora dan Graham (2005), pemasaran adalah aktifitas bisnis yang meliputi perencanaan produk, harga, promosi, dan distribusi produk atau jasa dari perusahaan kepada konsumen. Sedangkan Kotler (2005) menyatakan bahwa pemasaran adalah fungsi bisnis yang mengidentifikasikan keinginan dan kebutuhan yang belum terpenuhi, mengidentifikasikan dan mengukur besarnya, menentukan pasar sasaran mana yang paling baik dan dapat dilayani, menentukan berbagai produk, jasa dan program yang sesuai untuk melayani pasar-pasar dan meminta setiap orang dalam organisasi untuk berpikir dan melayani pelanggan. Dari pengertian di atas, dapat diketahui bahwa proses pemasaran berawal dari identifikasi kebutuhan masyarakat sampai dengan produk atau jasa yang dihasilkan berada ditangan konsumen. Perusahaan juga harus dapat memberikan kepuasan kepada konsumen sehingga kegiatan perusahaan dapat berjalan terus dan persepsi konsumen terhadap perusahaaan menjadi baik. Konsep pemasaran dari suatu perusahaan dapat dimulai dari pelanggan atau calo n pelanggan. Konsep ini didapat dengan cara mengindentifikasi kebutuhan dari pelanggan atau calon pelanggan dan mencoba menghasilkan produk-produk yang mereka butuhkan. Sejalan dengan perkembangannya, konsep pemasaran mulai bergeser yaitu tidak hanya berorientasi untuk melayani dan memenuhi kebutuhan pelanggan atau konsumen tetapi juga agar perusahaan dapat bersaing dengan perusahaan lain (Swastha dan Sukotjo, 2000).
26
Konsep pemasaran menyatakan bahwa kunci untuk tujuan organisasi adalah menjadi lebih efektif daripada para pesaing dalam memadukan kegiatan pemasaran guna menetapkan dan memuaskan kebutuhan dan keinginan pasar sasaran (Kotler, 2005). Sehingga secara definitif dapat dikatakan bahwa konsep pemasaran adalah sebuah falsafah bisnis yang menyatakan bahwa pemuasan kebutuhan konsumen merupakan syarat ekonomi dan sosial bagi kelangsungan perusahaan. Untuk memenuhi kebutuhan pelanggan diperlukan suatu strategi pemasaran yang terintegrasi yang lebih dikenal dengan bauran pemasaran. Bauran pemasaran ini meliputi perencanaan produk, penetapan harga, distribusi dan promosi.
3.1.2. Strategi Bauran Pemasaran Strategi menurut Swastha dan Irawan (1997) adalah suatu rencana yang diutamakan untuk mencapai tujuan tersebut. Beberapa organisasi mungkin mempunyai tujuan yang sama tetapi strategi yang dipakai untuk mencapai tujuan tersebut dapat berbeda. Strategi ini dibuat berdasarkan suatu tujuan. Jadi, strategi pemasaran dari setiap organisasi merupakan suatu rencana keseluruhan untuk mencapai tujuan. Berdasarkan definisinya strategi pemasaran adalah strategi yang disatukan, luas, terintegrasi dan komprehensif yang dirancang untuk memastikan bahwa tujuan pemasaran bagi perusahaan dapat dicapai melalui pelaksaanaan yang tepat oleh organisasi. Strategi pemasaran dapat didekati dengan konsep bauran pemasaran atau marketing mix (Stanton, 1991). Bauran pemasaran merupakan
27
kumpulan strategi yang terdiri dari 4-P yaitu produk (product), harga (price), saluran distribusi (place), dan promosi (promotion).
3.1.2.1. Pemasaran Jasa Menurut Swastha (1981) jasa adalah barang yang tidak kentara (intangible product) yang dibeli dan dijual di pasar melalui suatu transaksi pertukaran yang saling memuaskan. Pada perusahaan jasa yang berperan penting adalah mutu jasa yang ditawarkan oleh perusahaan. Agar mutu jasa yang ditawarkan dapat memuaskan diperlukan beberapa langkah dalam mengendalikan mutu jasa. Kotler (2005) membagi langkah- langkah tersebut menjadi tiga tahap yaitu : 1. Berinvestasi dalam prosedur perekrutan dan pelatihan karyawan. 2. Menetapkan standar proses pelaksanaan jasa di organisasi tersebut. 3. Memantau kepuasan pelanggan melalui sistem saran, keluhan, dan survei pelanggan. Gronroos dalam Kotler (2005) berpendapat bahwa pada pemasaran jasa membutuhkan tiga cara pemasaran yaitu : 1. Pemasaran eksternal : menggambarkan pekerjaan biasa untuk menyiapkan, menetapkan harga, mendistribusikan, dan mempromosikan jasa tersebut kepada konsumen. 2. Pemasaran internal : menggambarkan pekerjaan untuk melatih dan memotivasi karyawannya untuk melayani pelanggan dengan baik. 3. Pemasaran interaktif : menggambarkan kemampuan karyawan dalam melayani klien. Berbeda dengan perusahaan manufaktur yang menghasilkan barang, Booms dan Bitner dalam Kotler (2005) menyatakan bahwa pada perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa terdapat tiga strategi tambahan pada
28
strategi bauran pemasarannya yaitu orang (people), bukti fisik (physical evidence), dan proses (process).
3.1.2.2. Produk Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar (baik berwujud atau tidak berwujud) untuk memuaskan keinginan atau kebutuhan. Unsur-unsur yang termasuk dalam bauran produk antara lain adalah keragaman produk, kualitas, design, ciri, nama merek, kemasan, ukuran, pelayanan, garansi, dan imbalan. Produk dapat diklasifikasikan menjadi tiga kelompok menurut daya tahan dan wujudnya, yaitu : (Kotler, 2005) 1. Barang yang tidak tahan lama (nondurable goods) adalah barang-barang berwujud yang biasanya dikonsumsi dalam satu atau beberapa kali penggunaan. Karena barang ini dikonsumsi dengan cepat dan sering dibeli, strategi yang tepat adalah menyediakannya di berbagai lokasi, hanya mengenakan marjin yang kecil dan memasang iklan besar-besaran guna memancing orang untuk mencoba dan membangun preferensi. 2. Barang tahan lama (durable goods) adalah barang berwujud yang biasanya tetap bertahan walaupun sudah digunakan beberapa kali. Produk tahan lama pada umumnya memerlukan penjualan dan pelayanan yang lebih pribadi, mengenakan marjin yang yang lebih tinggi, dan memerlukan lebih banyak garansi dari penjual. 3. Jasa (services) adalah produk yang tidak berwujud, tidak dapat dipisahkan, dan mudah habis. Produk jenis ini, memerlukan pengendalian mutu, kredibilitas pemasok, dan kemampuan penyesuaian yang lebih tinggi.
29
Pada perusahaan yang menghasilkan jasa khususnya pariwisata, produkproduk yang ditawarkan meliputi kualitas atraksi wisata, pelayanan dari objek wisata tersebut, kuantitas atau keragaman atraksi wisata, kemasan wisata yang ditampilkan, dan merek atraksi wisata. Produk-produk jasa oleh perusahaan haruslah disesuaikan dengan tujuan dari perusahan, sehingga produk jasa yang ditawarkan dapat memuaskan konsumen (Harahap, 2006).
3.1.2.3. Harga Menurut Kotler (2005) harga adalah satu-satunya unsur bauran pemasaran yang menghasilkan pendapatan, sedangkan unsur-unsur lainnya menghasilkan biaya. Harga adalah unsur bauran pemasaran yang paling mudah disesuaikan dan membutuhkan waktu yang relatif singkat, sedangkan ciri-ciri produk, saluran distribusi, bahkan promosi membutuhkan lebih banyak waktu. Harga juga memposisikan nilai yang dimaksudkan perusahaan kepada pasar tentang produk dan mereknya. Strategi harga dapat dijadikan perusahaan untuk bersaing dengan pesaingnya dengan memposisikan produknya dari segi mutu dan harga. Unsurunsur yang termasuk dalam bauran harga adalah daftar harga, diskon, potongan harga khusus, periode dan cara pembayaran, dan syarat kredit.
3.1.2.4. Tempat/Saluran Distribusi Pada umumnya perusahaan atau organisasi tidak memasarkan produknya langsung kepada pengguna akhir, diantaranya terdapat perantara yang menjalankan fungsi pemasaran. Perantara ini membentuk saluran pemasaran, yang juga disebut sebagai saluran dagang atau saluran distribusi.
30
Saluran pemasaran adalah beberapa organisasi yang saling bergantung dan terlibat dalam proses mengupayakan agar produk atau jasa dapat digunakan atau dikonsumsi. Keputusan-keputusan saluran pemasaran termasuk di antara keputusan paling penting yang dihadapi manajemen. Saluran yang dipilih sangat mempengaruhi semua keputusan pemasaran lainnya. Penetapan harga perusahaan sangat bergantung pada, apakah perusahaan itu menggunakan pedagang besar atau yang bermutu tinggi. Pada perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa, saluran jasa yang sangat penting adalah perantara yang menciptakan faedah informasi (perantara komunikasi) dan lokasi yang mudah dijangkau (Swastha, 1981). Tenaga penjualan dan keputusan iklan perusahaan tersebut bergantung pada berapa banyak pelatihan dan motivasi yang dibutuhkan penyalur. Selain itu, keputusan saluran perusahaan tersebut memerlukan komitmen yang relatif panjang pada perusahaan-perusahaan lain. Unsur- unsur yang termasuk dalam bauran saluran distribusi adalah cakupan pasar, pengelompokkan, lokasi, persediaan, dan transportasi (Kotler, 2005).
3.1.2.5. Promosi Pemasaran modern memerlukan lebih dari sekedar mengembangkan produk yang baik, menetapkan harga yang menarik, dan membuatnya dapat terjangkau. Perusahaan-perusahaan juga harus berkomunikasi dengan pihak-pihak yang berkepentingan sekarang dan yang akan datang, serta masyarakat umum. Setiap perusahaaan mau tidak mau harus terjun ke dalam peran komunikator dan promotor. Bagi sebagian besar perusahaan, pertanyaanya bukanlah apakah berkomunikasi, melainkan apa yang harus disampaikan, kepada siapa dan seberapa sering.
31
Efektifitas pemasaran suatu perusahaan sangat dipengaruhi oleh sistem komunikasi pemasaran yang dilakukan. Semakin efektif komunikasi yang dilakukan
maka
akan
berbanding
lurus
dengan
pemasarannya.
Untuk
melaksanakan komunikasi pemasaran diperlukan beberapa cara komunikasi yang disebut bauran komunikasi pemasaran (bauran promosi) yang terdiri atas lima cara komunikasi utama yaitu, periklanan, promosi penjualan, hubungan masyarakat, penjualan secara pribadi, dan pemasaran langsung (Kotler, 2005). •
Iklan Kotler (2005) mendefinisikan iklan sebagai segala bentuk presentasi non-
pribadi dan promosi gagasan, barang, atau jasa oleh sponsor tertentu yang harus dibayar. Iklan dapat digunakan untuk membangun citra jangka panjang bagi suatu produk atau memicu penjualan yang cepat. Iklan dapat efisien menjangkau pembeli ya ng tersebar secara geografis. •
Promosi penjualan Menurut Cummins dan Mullin (2004) promosi penjualan merupakan
insentif dan penawaran yang mendorong konsumen atau pelanggan berperilaku tertentu pada waktu tertentu. Promosi penjualan memainkan peran penting dalam pencapaian tujuan pemasaran. Jika iklan menawarkan alasan untuk membeli, promosi penjualan menawarkan insentif untuk membeli. Promosi penjualan mencakup alat untuk promosi konsumen, promosi perdagangan, promosi bisnis dan tenaga penjualan (Kotler, 2005). Promosi penjualan dapat pula membantu meningkatkan permintaan konsumen dengan jalan menciptakan pelanggan baru atau dengan membuat pelanggan yang sudah ada membeli produk lebih banyak lagi. Promosi penjualan
32
juga dapat memelihara penjualan dari persaingan dan meningkatkan distribusi (Parkinson,Rustomji, dan Vieira dalam Mayangsari, 2000). •
Hubungan masyarakat Hubungan masyarakat atau public relation merupakan kegiatan pemasaran
yang luas sekali jangkauannya, tetapi sering diperlakukan sebagai unsur yang sepele dalam bauran promosi. Menurut Swastha dan Sukotjo (2000) hubungan masyarakat dapat didefinisikan sebagai fungsi manajemen yang memberikan penilaian tentang sifat masyarakat, identitas kebijaksanaan dan prosedur dari individu atau organisasi dengan keinginan masyarakat dan melakukan program tindakan untuk mendpatkan pengertian serta pengakuan masyarakat. Alat-alat utama yang digunakan dalam humas pemasaran antara lain terbitan (brosur, artikel, berita berkala, majalah perusahaan), acara-acara (seminar, pameran dagang, konferensi berita, kompetisi, ulang tahun), pemberian dana sponsor, berita, ceramah, kegiatan layanan masyarakat, dan media identitas (logo perusahaan, brosur, bangunan, aturan berpakaian, dan lain- lain). •
Penjualan pribadi Penjualan pribadi atau personal selling adalah alat yang paling efektif
pada tahap terakhir berupa proses pembelian, khususnya dalam membangun preferensi, keyakinan, dan tindakan pembeli (Kotler, 2005). Dalam operasinya personal selling lebih fleksibel dibandingkan dengan yang lain, ini disebabkan karena tenaga-tenaga penjualan dapat secara langsung mengetahui keinginan, motif dan prilaku konsumen, dan sekaligus dapat melihat reaksi konsumen sehingga mereka langsung dapat mengadakan penyesuaian seperlunya.
33
•
Pemasaran langsung Kotler (2005) menyatakan bahwa pemasaran langsung atau direct
marketing adalah penggunaan saluran langsung konsumen untuk menjangkau dan menyerahkan barang atau jasa kepada pelanggan tanpa menggunakan perantara pemasaran. Saluran-saluran ini mencakup surat langsung, katalog, telemarketing, TV interaktif, kios, situs internet, dan peralatan bergerak.
3.1.2.6. Orang Orang (karyawan) merupakan unsur bauran pemasaran yang memiliki peran penting, karena terlibat langsung dalam kegiatan penyampaian produk ke tangan konsumen. Kesuksesan pemasaran sangat tergantung pada seleksi pelatihan, motivasi, dan manajemen sumberdaya manusia, terlepas dari apakah karyawan adalah profesional yang sangat terampil atau karyawan yang memiliki keterampilan rendah. Idealnya, karyawan seharusnya memperlihatkan kompetensi, sikap kepedulian, sikap tanggap, insiatif, kemampuan memecahkan masalah, dan niat baik. Kesan dari suatu usaha jasa khususnya tempat wisata, diukur dari orangorang yang memberikan pelayanan kepada pengunjung atau pelanggan. Salah satu cara perusahaan mempertahankan pelanggannya adalah
dengan meluncurkan
serangkaian program yang khusus pada orang-orang di dalam organisasi. Para karyawan dilatih untuk mengembangkan sikap-sikap baru terhadap para pelanggan dengan menekankan bahwa perusahaan tersebut ingin memuaskan pelanggan. Pentingnya strategi orang dalam pemasaran yaitu mengarahkan minat yang lebih besar dalam menarik, memotivasi, melatih, dan mempertahankan
34
kualitas
karyawan
dengan
mengembangkan
pekerjaan-pekerjaan
untuk
memuaskan kebutuhan konsumen (Harahap, 2006).
3.1.2.7. Proses Payne dalam Harahap (2006) menyatakan bahwa seluruh kegiatan kerja adalah proses. Proses-proses meliputi prosedur, tugas-tugas, jadwal, mekanisme, kegiatan, dan rutinitas dimana suatu produk disampaikan kepada konsumen yang diatur dalam manajemen proses. Hal ini melibatkan keputusan kebijakan tentang keterlibatan pelanggan dan keleluasan karyawan. Manajemen proses ini melibatkan unsur orang yang merupakan salah satu unsur bauran pemasaran, sehingga kedua bauran pemasaran ini saling berinteraksi terutama dalam pelayanan pelanggan. Apabila proses dalam penyampaian produk tidak diperhatikan, misalnya menyediakan permintaan produk yang tidak sesuai dengan waktu yang ditetapkan, keterlambatan
dalam
melakukan
transaksi,
maka
akan
mengakibatkan
ketidakpuasan pelanggan. Hal ini menegaskan bahwa kerja sama yang akrab diperlukan antara staf pemasaran dan operasi yang terlibat dalam manajemen proses, misalnya staf pemasaran membuat program “pelatihan senyum” bagi staf operasi untuk layanan dan cepat tanggap terhadap berbagai keluhan pelanggan, sehingga kepuasan pelanggan dapat diciptakan melalui manajemen proses (Harahap, 2006).
3.1.2.8. Bukti Fisik Bukti fisik merupakan lingkungan fisik perusahaan dimana layanan diciptakan, penyediaan, dan pelanggan berinteraksi. Bukti fisik mewakili
35
keputusan kunci mengenai desain dan lay-out bangunan, misalnya tempat duduk, toilet, tempat ibadah, parkir, dan sebaga inya yang dibutuhkan pengunjung. Bukti fisik berhubungan dengan fasilitas apa yang diharapkan pelanggan sehingga dapat meningkatkan kenyamanan. Bila fasilitas yang dibutuhkan konsumen di tempat wisata telah tersedia maka tingkat kepuasan konsumen akan meningkat. Selain itu, perusahaan-perusahaan juga mencoba mutu jasanya melalui bukti fisik atau penyajian. Kotler dalam buku Marketing Plus lebih sering menyebut bukti fisik sebagai presentation.
3.1.3. Analisis Pengambilan Keputusan Proses pengambilan keputusan pada dasarnya adalah memilih suatu alternatif. Dalam memilih suatu alternatif diharapkan seoptimal mungkin didasarkan pada fakta- fakta dan kemudian menyusunnya dalam sebuah kerangka yang logis sehingga mampu menghasilkan keputusan yang rasional dan efektif. Ada beberapa metode yang dapat digunakan dalam pengambilan keputusan, salah satunya adalah metode Proses Hirarki Analitik (PHA). Metode Proses Hirarki Analitik pertama kali dikembangkan oleh Thomas L. Saaty, ahli Matematika dari University of Pitsburgh, Amerika Serikat pada awal tahun 1970-an. Proses Hirarki Analitik merupakan suatu metode pengambilan keputusan dengan mempertimbangkan banyak kriteria, baik kuantitatif maupun kualitatif. Metode juga dapat mengubah kriteria kualitatif menjadi kriteria kuantitatif. Proses Hirarki Analitik memberikan suatu kerangka. Kerangka ini memungkinkan dalam pengambilan keputusan yang efektif atas persoalan kompleks dengan jalan menyederhanakan dan mempercepat proses pengambilan
36
keputusan. Pada dasarnya, metode PHA ini memecah- mecah suatu situasi yang kompleks, tak terstruktur, ke dalam bagian-bagian komponennya; menata bagian atau variabel ke dalam suatu susunan hirarki; memberi nilai numerik pada pertimbangan subjektif tentang relatif pentingnya setiap variabel; dan mensintesis berbagai pertimbangan ini untuk menetapkan variabel mana yang memiliki prioritas paling tinggi dan bertindak untuk mempengaruhi hasil pada situasi tersebut. PHA juga menyediakan suatu struktur efektif untuk pengamb ilan keputusan secara berkelompok dengan memaksakan disiplin dalam proses pemikiran kelompok. Kekuatan PHA juga terletak pada rancangannya yang bersifat holistik yang menggunakan logika, pertimbangan berdasarkan intuisi, data kuantitatif dan preferensi kualitatif. PHA merupakan suatu model yang fleksibel dan memberikan gagasan-gagasan dan mendefinisikan persoalan dengan cara membuat asumsi mereka masing- masing dan memperoleh pemecahan yang diinginkan darinya. Model ini dirancang untuk lebih menampung sifat alamiah manusia dibandingkan memaksa manusia ke cara berpikir yang mungkin justru berlawanan dengan hati nurani (Saaty, 1993). Dalam memecahkan persoalan dengan metode Proses Hirarki Analitik, terdapat tiga prinsip dasar, yaitu : 1. Prinsip menyusun secara hirarki, yaitu memecah- mecah persoalan menjadi elemen-elemen yang terpisah-pisah. 2. Prinsip menetapkan prioritas, yaitu menentukan peringkat elemen-elemen menurut relatif pentingnya.
37
3. Prinsip konsistensi logis, yaitu menjamin bahwa semua elemen dikelompokkan secara logis dan diperingkatkan secara konsisten sesuai dengan kriteria yang logis.
3.2. Kerangka Pemikiran Operasional Taman Anggrek Ragunan sebagai salah satu objek agrowisata di Indonesia memiliki prospek perkembangan yang cukup cerah. Hal ini, dikarenakan Taman Anggrek Ragunan terletak di DKI Jakarta yang merupakan kota terbesar di Indonesia. Namun, dalam perkembangannya keberadaan Taman Anggrek Ragunan sebagai tempat agrowisata kurang dikenal oleh masyarakat. Hal tersebut dapat dilihat dari jumlah pengunjung Taman Anggrek Ragunan jika dibandingkan dengan jumlah pengunjung pada agrowisata sejenis seperti Taman Anggrek Indonesia Permai dan Rumah Anggrek Kebun Raya Bogor, jumlah pengunjung di Taman Anggrek Ragunan masih relatif rendah. Suatu strategi pemasaran yang baik dan tepat harus mencakup semua unsur bauran pemasaran dan terlebih dahulu perlu disesuaikan dengan karakteristik organisasi. Bauran pemasaran adalah seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk mencapai tujuan pemasaran dalam pasar sasarannya. Konsep bauran pemasaran terdiri dari produk, harga, tempat/saluran distribusi, dan promosi. Booms dan Bitner dalam Kotler (2005) menambahkan tiga strategi yang perlu diperhatikan dalam pemasaran jasa yaitu orang, proses, dan bukti fisik. Dalam penerapan suatu strategi pemasaran pada umumnya pihak manajeman perusahaan agak sulit untuk melaksanakan ketujuh strategi bauran pemasaran secara bersamaan, sehingga diperlukan proses pengambilan keputusan
38
untuk menentukan strategi bauran pemasaran yang menjadi prioritas dalam pelaksanaannya. Untuk menentukan strategi bauran pemasaran yang menjadi prioritas, digunakan suatu metode pengambilan keputusan yaitu dengan menggunakan metode Proses Hirarki Analitik (PHA). Sebelum melakukan proses pengambilan keputusan strategi bauran pemasaran, terlebih dahulu harus diketahui apa tujuan dari kegiatan pemasaran yang dilakukan Taman Anggrek Ragunan sehingga keputusan yang diambil sesuai dengan tujuannya. Setelah itu, menganalisis strategi bauran pemasaran yang selama ini sudah dilaksanakan dan merumuskan strategi bauran pemasaran yang tepat. Strategi bauran pemasaran yang sudah dirumuskan tadi, kemudian dianalisis dengan metode Proses Hirarki Analitik untuk menentukan prioritas pelaksanaan strategi pemasaran. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 2.
39
Prospek agrowisata yang cerah akibat perubahan preferensi masyarakat dalam menikmati objek wisata
Taman Anggrek Ragunan sebagai salah satu tempat agrowisata di DKI Jakarta
Tingkat kunjungan Taman Anggrek Ragunan yang relatif rendah
Analisis strategi bauran pemasaran Taman Anggrek Ragunan
Produk
Harga
Tempat
Kegiatan strategi bauran pemasaran yang selama ini dijalankan oleh Taman Anggrek Ragunan
Promosi
Orang
Analisis faktorfaktor penyusun strategi bauran pemasaran
Proses
Bukti fisik
Pemilihan alternatif strategi bauran pemasaran sesuai dengan tujuan dari Taman Anggrek Ragunan
Metode Proses Hirarki Analitik
dibandingkan
Prioritas Strategi Bauran Pemasaran yang akan dilaksanakan
Gambar 2. Bagan Kerangka Pemikiran Operasional
BAB IV METODE PENELITIAN
4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada agrowisata Taman Anggrek Ragunan (TAR) yang terletak di Jl. Harsono RM Ragunan, Jakarta Selatan. Pemilihan objek penelitian dilakukan dengan sengaja (purposive) dengan mempertimbangkan bahwa Taman Anggrek Ragunan merupakan sala h satu objek agrowisata di Jakarta yang memiliki tingkat kunjungan yang relatif rendah dan kurang dikenal masyarakat sebagai sebuah agrowisata. Pengumpulan data dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan bulan April 2007.
4.2. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini ada dua macam yaitu data primer dan data sekunder. Data-data yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6. Jenis dan Sumber Data No 1
Jenis Data Data primer
2
Data sekunder
Sumber Data • Manajemen Taman Anggrek Ragunan
• Dinas Pertanian dan Kehutanan Provinsi DKI Jakarta • Departemen Pariwisata dan Kebudayaan • Departemen Pertanian • Internet • Penelitian terdahulu
Bentuk Data • Data-data tertulis mengenai penjualan, jumlah kunjungan, struktur organisasi, sejarah, dll • Pengamatan langsung di lapangan Data-data tertulis yang terkait dengan penelitian ini, diantaranya : • sektor-sektor penghasil devisa negara • jumlah agrowisata • pengertian agrowisata • perkembangan agrowisata saat ini, dll
41
Data primer dalam penelitian ini diperlukan untuk mengetahui kegiatan pemasaran yang dilakukan oleh pihak manajemen dalam memasarkan Taman Anggrek Ragunan. Sedangkan, data sekunder merupakan data pelengkap dari data primer, yaitu data yang didapat dari literatur dan instansi terkait.
4.3. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data primer dilakukan melalui wawancara dengan pihak manajemen Taman Anggrek Ragunan yang terkait langsung dan mengetahui secara benar kegiatan pemasaran di Taman Anggrek Ragunan. Wawancara yang dilakukan berkaitan dengan kegiatan bauran pemasaran Taman Anggrek Ragunan, tujuan dari berdirinya Taman Anggrek Ragunan, tujuan dari kegiatan pemasaran yang dilakukan dan pemilihan alternatif strategi pemasaran yang tepat dan sesuai dengan tujuan dari Taman Anggrek Ragunan. Selanjutnya, untuk pengisian matriks banding berpasangan dilakukan dengan memberikan kuisioner kepada pihak-pihak yang berperan dalam pengambilan keputusan prioritas strategi pemasaran. Dalam penelitian ini, kuisioner diberikan kepada dua orang yaitu Kepala Subdinas Usaha dan Pemasaran dan Kepala Pengelola Taman Anggrek Ragunan. Pemilihan responden
dilakukan
secara
sengaja
dengan
mempertimbangkan
faktor
pemahaman mengenai strategi pemasaran di Taman Anggrek Ragunan. Untuk metode pengumpulan data sekunder diperoleh dari data-data yang terkait dari beberapa instansi, internet, dan studi literatur.
42
4.4. Metode Pengolahan Data Pengolahan data dilakukan setelah semua data terkumpul, untuk lebih menyederhanakan data-data dari hasil pengisian kuisioner oleh responden. Selain itu, tujuan dari pengolahan data yaitu untuk menyajikan seluruh data dalam susunan yang rapi dan baik, serta untuk menganalisis faktor- faktor yang berpengaruh terhadap penyusunan strategi bauran pemasaran dan pemilihan alternatif strategi bauran pemasaran yang akan dilaksanakan. Analisis terhadap faktor- faktor yang berpengaruh terhadap penyusunan strategi pemasaran sesuai dengan tujuan perusahaan dan pemilihan alternatif strategi bauran pemasaran perusahaan dilakukan dengan menggunakan metode Proses Hirarki Analitik (PHA). Dalam me nerapkan metode PHA, yang diutamakan adalah kualitas responden, bukan terletak pada kuantitasnya. Data yang diperoleh kemudian diproses dengan menggunakan program komputer “Expert Choice Version 2000” program ini merupakan program yang disusun oleh Asian Institute of Technology and Microsoft Co hasil pengolahan ini kemudian dianalisis dan disajikan dalam bentuk uraian, gambar, dan tabel. Untuk lebih rincinya langkah- langkah kerja utama PHA (Saaty, 1993), adalah sebagai berikut : 1. Mendefinisikan persoalan dan merinci pemecahan persoalan yang diinginkan. Pada langkah ini diperlukan penguasaan masalah secara mendalam, perhatian ditujukan pada pemilihan tujuan, kriteria, dan elemen-elemen yang menyusun struktur hirarki. Tidak terdapat prosedur pasti dalam mengidentifikasikan komponen-komponen sistem (tujuan, kriteria, aktifitas) yang akan dilibatkan dalam sistem hirarki. Komponen sistem dapat diidentifikasikan berdasarkan
43
kemampuan pada analisis untuk menemukan unsur-unsur yang dapat dilibatkan dalam suatu sistem. 2. Membuat struktur hirarki dari sudut pandang Stakeholders secara menyeluruh. Struktur hirarki ini mempunyai bentuk yang saling terkait, tersusun dari sasaran utama, sub-sub tujuan, faktor- faktor pendorong yang mempengaruhi sub-sub sistem tujuan tersebut, pelaku-pelaku yang memberi dorongan, tujuan-tujuan pelaku dan akhirnya ke alternatif strategi, pilihan, atau skenario. Pada tingkat puncak hirarki hanya terdiri dari satu elemen yang disebut dengan fokus, yaitu sasaran keseluruhan yang bersifat luas. Tingkat di bawahnya dapat terdiri dari beberapa elemen yang dibagi dalam kelompok homogen, agar dapat dibandingkan dengan elemen-elemen yang berada pada tingkat sebelumnya. 3. Menyusun matriks banding berpasangan . Matriks banding banding berpasangan untuk kontribusi atau pengaruh setiap elemen yang relevan atas setiap kriteria yang berpengaruh dan berada setingkat di atasnya. Matriks banding berpasangan dimulai dari puncak hirarki untuk fokus G, yang merupakan dasar untuk melakukan perbandingan antar elemen yang terkait dan ada dibawahnya. Perbandingan berpasangan pertama dilakukan pada elemen tingkat kedua (F1, F2, F3, …, Fn) terhadap fokus G yang ada di puncak hirarki. Menurut perjanjian, suatu elemen yang ada di sebelah kiri diperiksa perihal dominasi atas suatu elemen di puncak matriks. 4.Mengumpulkan semua pertimbangan yang diperlukan untuk pengembangan perangkat matriks dilangkah 3. Pada langkah ini dilakukan perbandingan berpasangan antara setiap pada variabel pada kolom ke-j dengan setiap variabel pada baris ke- i yang
44
berhubungan dengan fokus G. Perbandingan berpasangan antar variabel tersebut dapat dilakukan dengan pertanyaan “Seberapa kuat variabel baris ke- i didominasi oleh fokus G, dibandingkan dengan kolom ke-j ?” Untuk mengisi matriks berpasangan, digunakan skala banding yang tertera pada Tabel 7.
Tabel 7. Nilai Skala Banding Berpasangan Intensitas pentingnya 1 3
5
7
9
2,4,6,8 Kebalikan
Definisi
Penjelasan
Kedua elemen sama pentingnya Elemen yang satu sedikit lebih penting daripada elemen yang lainnya Elemen yang satu sangat penting daripada elemen yang lainnya
Dua elemen menyumbangkan sama besar pada sifat itu Pengalaman dan pertimbangan sedikit menyokong satu elemen atas elemen yang lainnya Pengalaman dan pertimbangan dengan kuat menyokong satu elemen atas elemen yang lainnya Satu elemen jelas lebih penting Satu elemen dengan kuat daripada elemen lainnya disokong dan dominannyatelah terlihat dalam praktek Satu elemen mutlak lebih Bukti yang menyokong elemen penting daripada elemen yang satu atas yang lainnya lainnya memiliki tingkat penegasan yang tertinggi yang mungkin menguatkan Nilai-nilai diantara dua Kompromi diperlukan diantara pertimbangan yang berdekatan dua pertimbangan Jika untuk aktifitas i mendapat satu angka bila dibandingkan dengan aktifitas j, maka j memiliki nilai kebalikannya bila dibandingkan dengan i
Sumber :Saaty, 1993
5. Memasukkan nilai- nilai kebalikan beserta bilangan 1 sepanjang diagonal utama, penentuan prioritas dan pengujian konsistensi Angka 1 sampai 9 digunakan bila Fi lebih mendominasi atau mempengaruhi sifat fokus puncak hirarki (G) dibandingkan dengan Fj. Sedangkan bila Fi kurang mendominasi atau kurang mempengaruhi sifat G dibandingkan dengan Fj, maka digunakan angka kebalikannya. Matriks di bawah garis diagonal utama diisi dengan nilai- nilai kebalikannya. Untuk tahap 6-8, dapat diolah
45
menggunakan komputer dengan program komputer Expert Choice Version 2000. 6.Melaksanakan langkah 3, 4, 5 untuk semua elemen pada setiap tingkat keputusan yang terdapat pada hirarki, berkenaan dengan kriteria elemen di atas. Metode pembandingan dalam metode PHA dibedakan menjadi dua, yaitu : Matriks Pendapat Individu (MPI) dan Matriks Pendapat Gabungan (MPG). MPI adalah matriks hasil perbandingan yang dilakukan individu. MPI mempunyai elemen yang disimbolkan dengan aij yaitu elemen matriks pada baris ke- i dan kolom ke-j. Matriks Pendapat Ind ividu dapat dilihat pada Tabel 8.
Tabel 8. Matriks Pendapat Individu G A1 A2 A3 … … Ai
A1 a11 a21 a31 . . ai1
A2 a12 a22 a32 . . ai2
A3 a13 a23 a33 . . ai3
… … … … . . …
Aj a1j a2j a3j . . aij
MPG adalah susunan matriks baru yang elemen (Gij) berasal dari rata-rata geometrik pendapat-pendapat individu yang rasio inkonsistensinya lebih kecil atau sama dengan 10 persen, dan setiap elemen pada baris dan kolom yang sama dari MPI yang satu dengan MPI yang lain tidak terjadi konflik. Persyaratan MPG yang bebas dari konflik adalah : 1. Pendapat masing- masing individu pada baris dan kolom yang sama memiliki selisih kurang dari empat satuan antara nilai pendapat individu yang tertinggi dengan nilai yang terendah. 2. Tidak terdapat angka kebalikan (resipokal) pada baris dan kolom yang sama. Matriks Pendapat Gabungan dapat dilihat pada Tabel 9.
46
Tabel 9. Matriks Pendapat Gabungan G
G1
G2
G3
…
Gj
G1 G2 G3 … … Gi
g11 g21 g31 . . gi1
g12 g22 g32 . . gi2
g13 g23 g33 . . gi3
… … … . . …
g1j g2j g3j . . gij
Rumus matematika yang digunakan untuk memperoleh rata-rata geometrik adalah
∏ (a ) m
Gij =
m
k =1
dimana : Gij
ij k
= Elemen MPG baris ke- i, kolom ke-j
(alj) = Elemen baris ke- i dan MPI ke-k m
= Jumlah MPI yang memenuhi persyaratan
m
∏
= perkalian dari elemen k =1 sampai k =m
k =1
m
= akar pangkat dari m
7. Mensintesis prioritas untuk melakukan pembobotan vektor-vektor prioritas. Menggunakan komposisi secara hirarki untuk me mbobotkan vektor- vektor prioritas itu dengan bobot kriteria-kriteria dan menjumlahkan semua nilai prioritas terbobot yang bersangkutan dengan nilai prioritas dari tingkat bawah berikutnya dan seterusnya. Pengolahan matriks pendapat terdiri dari dua tahap, yaitu : (1) pengolahan horizontal dan (2) pengolahan vertikal. Kedua jenis pengolahan tersebut dapat dilakukan untuk MPI dan MPG. Pengolahan vertikal dilakukan setelah MPI dan MPG diolah secara horizontal, dimana MPI dan MPG harus memenuhi persyaratan Rasio Inkonsistensi. a. Pengolahan horizontal bertujuan untuk melihat prioritas suatu elemen terhadap tingkat yang berada satu tingkat di atas elemen tersebut, yang
47
terdiri dari tiga bagian, yaitu penentuan vektor prioritas (Rasio Vektor Eigen), uji konsistens i, dan revisi MPI dan MPG yang memiliki rasio inkonsistensi tinggi. Tahapan perhitungan yang dilakukan pada pengolahan horizontal ini adalah: - Perkalian baris (Z) atau Vektor Eigen (VE) dengan rumus: n
Zi =
∏a
n
(i,j =1, 2, …,n)
ij
k =1
- Perhitungan Vektor Prioritas (VP) atau Rasio Vektor Eigen adalah: n
n
Vpi =
∏a k =1
n
ij
n
∑ ∏a n
i =1
k =1
VP = (VP i ), untuk i =1, 2, ..., n
ij
- Perhitungan nilai Eigen Maks ( ? maks), dengan rumus : VA = (aij) x VA
dengan VA = (Vai )
VA VPi
dengan VB = (Vb i )
VB =
? maks =
1 n ∑ vbi n i =1
untuk I = 1, 2, 3, …, n
- Perhitungan Indeks Inkonsistensi (CI) dengan rumus : CI =
λmaks − n n −1
- Perhitungan Rasio Inkonsistensi (CR) adalah : CR = RI =
CI RI
Indeks acak (random indeks) yang dikeluarkan oleh Oak Ridge Laboratory (Saaty, 1993) dari matriks berorde 1 s/d 15 yang menggunakan sample berukuran 100.
48
Nilai rasio inkonsistensi (CR) yang lebih kecil atau sama dengan 10 persen merupakan nilai yang mempunyai tingkat konsistensi yang baik dan dapat dipertanggungjawabkan. Hal ini dikarenakan CR merupakan tolak ukur bagi konsistensi atau tidaknya suatu hasil perbandingan berpasangan dalam sua tu matriks pendapat.
Tabel 10. Nilai Indeks Acak Orde (n) 1 2 3 4 5 6 7
Indeks Acak (RI) 0,00 0,00 0,58 0,90 1,12 1,24 1,32
Orde (n) 8 9 10 11 12 13 14
Indeks Acak (RI) 1,41 1,45 1,49 1,51 1,48 1,56 1,57
Sumber : Saaty, 1993
b. Pengolahan vertikal, yaitu menyusun prioritas pengaruh setiap elemen pada tingkat hirarki keputusan tertentu terhadap sasaran utama atau fokus. Apabila Cvij didefinisikan sebagai nilai prioritas pengaruh elemen ke-j pada tingkat ke-i terhadap sasaran utama, maka : CVij =
∑ CH (t − 1) xVWt(i − 1) ij
Untuk : i = 1, 2, 3, …, n j = 1, 2, 3, …, n t = 1, 2, 3, …, n Dimana : CHij (t, i-1) = nilai prioritas pengaruh elemen ke-i terhadap elemen ke-t pada tingkat diatasnya (i-1), yang diperoleh dari hasil pengolahan horizontal.
49
VWt(i-1)
= nilai prioritas pengaruh elemen ke-t pada tingkat ke(i-1) terhadap sasaran utama, yang diperoleh dari hasil perhitungan horizontal.
p
= jumlah tingkat hirarki keputusan
r
= jumlah elemen yang ada pada tingkat ke- i
s
= jumlah elemen yang ada pada tingkat ke-(i-1)
8. Mengevaluasi konsistensi untuk seluruh hirarki Langkah ini dilakukan dengan mengalikan setiap indeks konsistensi dengan prioritas kriteria yang bersangkutan dan menjumlahkan hasil kalinya. Hasil ini dibagi dengan pernyataan sejenis yang menggunakan indeks acak, yang sesuai dengan dimensi masing- masing matriks. Dengan cara yang sama, setiap indeks acak dibobot berdasarkan prioritas kriteria yang bersangkutan dan hasilnya dijumlahkan. Rasio inkonsistensi ini harus bernilai 10 persen atau kurang. Jika tidak, mutu informasi harus ditinjau kembali dan diperbaiki, antara lain dengan memperbaiki cara menggunakan pertanyaan pada saat pengisian ulang kuesioner dan dengan lebih mengarahkan responden pada perbandingan berpasangan. Pada penelitian ini langkah 1, 2, 3 dilakukan melalui pengamatan langsung di lapang dan hasil wawancara dengan pihak manajemen. Langkah 4 didapatkan dari hasil pengisian kuisioner oleh Kepala Subdinas Usaha dan Pemasaran dan Kepala Pengelola Taman Anggrek Ragunan. Langkah 5, 6, dan pengolahan horizontal pada langkah 7 diolah menggunakan komputer dengan program komputer Expert Choice Version 2000. Pengolahan vertikal pada langkah 7 dan langkah 8 diolah secara manual dengan menggunakan kalkulator.
50
4.5. Sistem Hirarki Keputusan Dalam menjawab permasalahan pada penelitian maka akan dilakukan pengolahan data dengan metode PHA. Untuk melakukan pengolahan data dengan metode PHA dibutuhkan sistem-sistem hirarki keputusan yang berkaitan dengan masalah penelitian, dengan abstraksi pada Gambar 3. Abstraksi sistem hirarki keputusan memiliki bentuk yang saling terkait, yang tersusun dari sasaran utama (tingkat 1), turun ke faktor-faktor pendorong yang mempengaruhi tujuan (tingkat 2), kemudian ke pelaku-pelaku (tingkat 3), lalu ke tujuan-tujuan pelaku (tingkat 4) dan terakhir skenario (tingkat 5). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 3. G
Tingkat 1
Tingkat 2
F1
F2
…
…
Fn
Tingkat 3
A1
A2
…
…
An
Tingkat 4
O1
O2
…
…
On
Tingkat 5
S1
S2
…
…
Sn
Sumber : Saaty, 1993
Gambar 3. Abstraksi Sistem Hirarki Keputusan Menurut Saaty (1993), penentuan perangkat komponen sistem hirarki dalam PHA tidak memiliki prosedur yang pasti, sehingga sistem tidak harus terbentuk secara mutlak dari komponen-komponen seperti yang telah disebutkan diatas. Fokus dalam tahap ini adalah komponen-kompone n sistem yang dipilih
51
dan dipergunakan dalam membentuk sistem hirarki yang ada. Hal ini diidentifikasikan berdasarkan kemampuan analisis dalam menemukan unsur-unsur yang dimaksud, sehingga penentuan unsur-unsur tersebut tergantung dari penguasaan para pakar terhadap persoalan atau masalah yang akan dipecahkan.
4.6. Definisi Operasional •
Tingkat 1 adalah fokus yaitu tujuan yang ingin dicapai dari penelitian yang akan dilakukan. Pada penelitian ini tujuannya adalah untuk menentukan prioritas strategi pemasaran yang tepat pada agrowisata Taman Anggrek Ragunan.
•
Tingkat 2 adalah tujuan yaitu tujuan dari kegiatan pemasaran yang dilakukan oleh Taman Anggrek Ragunan yang terdiri dari tujuan meningkatkan jumlah pengunjung dan menjadikan Taman Anggrek Raguna n sebagai agrowisata yang potensial.
•
Tingkat 3 adalah faktor yaitu tujuh strategi bauran pemasaran yang terdiri dari produk, harga, tempat/saluran distribusi, promosi, orang, proses, dan bukti fisik.
•
Tingkat 4 adalah subfaktor yaitu penjabaran dari tujuh strategi bauran pemasaran atau dalam penelitian ini disebut strategi operasional.
•
Produk merupakan salah satu dari strategi bauran pemasaran yang mencakup barang maupun jasa. Strategi operasional dalam produk terdiri dari keragaman anggrek, jumlah anggrek, keragaman atraksi wisata, dan kualitas atraksi wisata.
•
Harga merupakan strategi kritis dalam bauran pemasaran, karena harga dapat berperan sangat kompetitif dan harga juga dapat berperan dalam membangun
52
citra produk. Strategi operasional dari harga terdiri dari dua cara yaitu penetapan harga dilihat dari persepsi mutu dan penetapan harga berdasarkan segmen pelanggan. •
Tempat/saluran distribusi, berhubungan dengan penyediaan produk yang tepat pada lokasi yang nyaman dan dapat dijangkau, sarana transportasi yang mendukung, dan tempat penyedia informasi wisata.
•
Promosi merupakan strategi yang digunakan untuk meningkatkan nilai dengan menginformasikan kepada masyarakat tentang perusahaan dan produk nya. Strategi operasional dari promosi dalam penelitian mencakup periklanan, promosi penjualan, hubungan masyarakat, dan pemasaran langsung.
•
Orang merupakan strategi dari bauran pemasaran yang memiliki peran penting, karena terlibat langsung dalam kegiatan penyampaian produk ke tangan konsumen. Strategi operasional dari orang mencakup jumlah karyawan/pemandu,
pelayanan
karyawan/pemandu
dalam
memuaskan
konsumen, dan kompetensi karyawan/pemandu. •
Proses merupakan seluruh kegiatan kerja. Proses-proses meliputi prosedur, tugas-tugas, jadwal-jadwal, mekanisme, kegiatan, dan rutinitas dimana suatu produk disampaikan kepada konsumen yang diatur dalam manajemen proses. Dalam penelitian ini strategi operasional dari proses terdiri dari kua litas dalam layanan, kekonsistenan dalam pengembangan agrowisata, dan tanggapan atas keluhan.
•
Bukti fisik, merupakan lingkungan fisik perusahaan dimana layanan diciptakan, penyediaan, dan pelanggan berinteraksi. Bukti fisik berhubungan dengan fasilitas apa yang diharapkan pelanggan sehingga dapat meningkatkan
53
kenyamanan. Bukti fisik dalam penelitian ini mencakup penunjuk arah ke dan di tempat wisata, parkir, toilet, tempat ibadah, kantin, kios anggrek, dan daftar aktfitas.
BAB V GAMBARAN UMUM TAMAN ANGGREK RAGUNAN
5.1. Sejarah Taman Anggrek Ragunan Taman Anggrek Ragunan berdiri pada tahun 1973 berdasarkan Surat Keputusan Gubernur No. 3 tahun 1973, yang berisi tentang pemberian izin kepada koperasi anggrek Jakarta untuk mengelola Taman Anggrek Ragunan. Taman Anggrek Ragunan merupakan milik Pemda DKI Jakarta, yang bertujuan sebagai wadah bagi para petani untuk melakukan usaha- usaha agribisnis anggrek. Pengelolaan Taman Anggrek Ragunan dilakukan oleh Pemerintah DKI Jakarta Cq. Dinas Pertanian dan Kehutanan berdasarkan Surat Gubernur KDKI Jakarta Nomor : 223/-1.853.2 tanggal 20 Juli 1993, dan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 1435 tanggal 19 Oktober 1994. Dalam Rencana Induk Pola Pengembangan Pariwisata Daerah (RIPPPD) DKI Jakarta, kawasan wisata Ragunan mempunyai peranan dalam mendukung wisata flora dan fauna di DKI Jakarta. Karakter dominan lingkungan wisata Ragunan adalah taman margasatwa, taman anggrek, graha pemuda, balai benih induk, dan bumi perkemahan. Berdasarkan RIPPPD DKI Jakarta, Taman Anggrek Ragunan selanjutnya diarahkan pengembangannya menjadi suatu kawasan agrowisata.
5.2. Fungsi Taman Anggrek Ragunan Dalam menjalankan kegiatannya Taman Anggrek Ragunan mempunyai tiga fungsi utama, yaitu :
55 1. Sebagai tempat wisata Berdasarkan RIPPPD DKI Jakarta, Taman Anggrek Ragunan sebagai salah satu bagian dari kawasan wisata Ragunan berperan dalam mendukung wisata flora dan fauna di DKI Jakarta. 2. Sebagai tempat berlangsungnya agribisnis anggrek baik dalam bentuk tanaman maupun bunga potong Fungsi di atas sesuai dengan tujuan dari berdirinya Taman Anggrek Ragunan yaitu sebagai wadah atau tempat bagi para petani untuk melakukan usaha agribisnis anggrek. Dengan adanya wadah bagi para petani dalam mengembangkan agribisnis anggrek, diharapkan Taman Anggrek Ragunan menjadi sentra agribisnis anggrek dan dapat meningkatkan kesejahteraan petani-petaninya. 3. Sebagai sarana untuk mempelajari seluk beluk pemeliharaan anggrek Taman
Anggrek
Ragunan
juga
berfungsi
sebagai
sarana
untuk
mempelajari seluk beluk anggrek, sehingga bagi para pengunjung yang ingin mengetahui tentang budidaya dan pemeliharaan anggrek dapat berkunjung ke Taman Anggrek Ragunan.
5.3. Keberadaan Taman Anggrek Ragunan Taman Anggrek Ragunan terletak di Jl. Harsono RM, Kelurahan Ragunan, Kecamatan Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Bagian selatan dari Taman Anggrek Ragunan adalah Kebun Binatang Ragunan dan bagian timur adalah Gelanggang Olah Raga Ragunan (Lampiran 2). Taman Anggrek Ragunan berada pada ketinggian 15-40 meter di atas permukaan laut. Kelembaban udara berkisar antara 70-80 % dengan curah hujan rata-rata 2000-2500 mm/tahun. Curah hujan tertinggi
56 pada bulan Januari dan terendah pada bulan September dan
suhu rata-rata
berkisar 24-28o C. Lokasi Taman Anggrek Ragunan berada di tepi daerah aliran kali Mampang, terletak di dasar lembah dengan titik ketinggian berkisar antara 30-50 meter dari permukaan laut. Areal lahan Taman Anggrek Ragunan sendiri cukup landai dengan kemiringan 0-1 % ke arah utara. Taman Anggrek Ragunan menempati lahan seluas ± 5 hektar. Luas tersebut terdiri dari 42 petak lahan atau kavling, masing- masing kavling luasnya 1000 m2 dan disewakan kepada petani.
5.4. Struktur Organisasi Sebaga i sebuah agrowisata dan tempat agribisnis anggrek, Taman Anggrek Ragunan memiliki struktur organisasi yang terdiri dari beberapa unsur atau bagian yang bertugas mengelola dan mengorganisasikan segala aktifitas di dalamnya. Dalam struktur organisasinya, Taman Anggrek Ragunan berada di bawah naungan Dinas Pertanian dan Kehutanan Provinsi DKI Jakarta. Struktur organisasi Taman Anggrek Ragunan terdiri dari : a. Kepala Dinas Pertanian dan Kehutanan, bertugas menetapkan kebijakan yang akan diambil dan memberikan pengarahan terkait dengan aktifitas di Taman Anggrek Ragunan. b. Kepala Subdinas Pemasaran dan Usaha, bertugas merencanakan dan menetapkan kegiatan pemasaran yang akan dilakukan di Taman Anggrek Ragunan. Salah satu kegiatan pemasaran yang menjadi tanggung jawab dari Kepala Subdinas Pemasaran dan Usaha adalah mengadakan upaya-upaya promosi untuk lebih memperkenalkan agrowisata Taman Anggrek Ragunan
57 c. Kepala Pengelola Taman Anggrek Ragunan, bertugas mengkoordinasikan dan mengawasi jalannya kegiatan yang ada di Taman Anggrek Ragunan serta memberikan pembinaan kepada pengelola kavling. Kepala Pengelola juga bertugas memberikan laporan rutin mengenai aktifitas yang dijalankan di Taman Anggrek Ragunan kepada Kepala Subdinas Pemasaran dan Usaha. d. Bidang Umum dan Keuangan, bagian umum bertugas mendata jumlah pengunjung, menghitung volume penjualan anggrek, dan menangani urusan administrasi. Sedangkan bagian keuangan bertugas mengawasi keluar masuk uang dan memb uat laporan keuangan yang nantinya akan dilaporkan kepada Kepala Pengelola Taman Anggrek Ragunan. e. Bidang
Produksi,
bertugas
memperbanyak
bibit
tanaman
anggrek,
memberikan informasi kepada pengunjung mengenai teknik budidaya anggrek, pemeliharaan anggrek, dan teknik persilangan anggrek. Selain itu, bidang produksi juga bertugas sebagai pemandu (guide) bagi pengunjung yang datang dengan tujuan untuk mengetahui seluk beluk anggrek. f.
Bidang Sarana dan Perlengkapan, bertugas menyiapkan segala perlengkapan dan peralatan yang dibutuhkan oleh Taman Anggrek Ragunan, serta menjaga kebersihan dan keamanan.
g. Pengelola kavling, merupakan petani anggrek yang menyewa kavling di Taman Anggrek Ragunan. Pengelola kavling bertugas mengelola kavlingnya masing- masing dan mematuhi peraturan yang telah ditetapkan oleh manajemen Taman Anggrek Ragunan. Saat ini terdapat 42 petani anggrek yang tergabung di Taman Anggrek Ragunan. Struktur organisasi Taman Anggrek Ragunan dapat dilihat pada Gambar 4.
58
Kepala Dinas Pertanian & Kehutanan
Kepala Subdinas Usaha & Pemasaran
Kepala Pengelola TAR
Bidang Umum & Keuangan
Bidang Produksi
Bidang Sarana & Perlengkapan
Pengelola Kavling/ Pengusaha Anggrek
Sumber : Taman Anggrek Ragunan, 2007 : tidak secara langsung menangani kegiatan di Taman Anggrek Ragunan
Ket.
Gambar 4. Struktur Organisasi Taman Anggrek Ragunan 5.5. Jenis-jenis Anggrek di Taman Anggrek Ragunan Selain anggrek, para petani di Taman Anggrek Ragunan juga membudidayakan dan menjual tanaman hias seperti : Aglonema, Euphorbia, Adenium, Anthurium, Bromeliads, Mawar, Melati dan tanaman hias lainnya. Namun, jumlah tanaman hias yang dibudidayakan dan dijual relatif sedikit jika dibandingkan dengan tanaman anggrek. Persentasenya adalah 75 persen untuk tanaman anggrek dan 25 persen untuk tanaman hias. Terdapat beberapa jenis anggrek yang banyak dicari dan digemari oleh pengunjung, yaitu : 1. Dendrobium Dendrobium berasal dari kata dendro yang berarti pohon dan bios yang berarti hidup. Anggrek ini merupakan jenis yang populer, baik dikalangan hobbies maupun pengusaha pembesaran anggrek. Pada umumnya, para pecinta anggrek
59 memulai usaha dengan menanam anggrek jenis ini, karena pangsa pasarnya sekitar 50 persen dari total pasar anggrek (satuan tanaman dalam pot). Dengan kata lain, 1 dari 2 tanaman anggrek yang dijual di pasar adalah jenis Dendrobium. Selain itu, banyaknya pengusaha anggrek yang melakukan penyilangan Dendrobium menyebabkan bibit tanaman ini sangat mudah diperoleh. 2. Phalaenopsis Phalaenopsis berasal dari bahasa Yunani, phalaina artinya kupu-kupu, dan opsis artinya menyerupai. Jadi, Phalaenopsis berarti menyerupai kupu-kupu atau di Indonesia dikenal dengan nama Anggrek Bulan. Saat ini anggrek Phalaenopsis mengalami peningkatan permintaan pasar yang cukup besar. Banyak florist yang mempergunakannya sebagai rangkaian bunga. Karena penampilan dan warnanya yang anggun, maka anggrek jenis ini “dijuluki” sebaga i bunga nasional. Pangsa pasar Phalaenopsis kurang lebih sebesar 20 persen dari total pasar anggrek. 3. Vanda Pola
pertumbuhan
anggrek
Vanda
sama
dengan
pola
pertumbuhan
Phalaenopsis. Sebenarnya penggemar anggrek Vanda cukup banyak, tetapi karena penyediannya masih terbatas dan harganya yang cukup mahal, sehingga anggrek jenis ini kurang populer di masyarakat. Bunga anggrek Vanda sangat indah dengan bentuknya yang bulat dan komb inasi warna yang serasi. Bunga Vanda memiliki daya tahan mekar yang cukup baik, yaitu lebih dari 14 hari setelah dipotong. Oleh karena itu, bunga anggrek Vanda dapat digunakan untuk rangkaian bunga.
60 4. Cattleya Anggrek Cattleya dapat tumbuh dengan baik pada lokasi yang sama seperti Dendrobium dan Vanda. Tanaman ini sebaiknya ditempatkan dengan cara digantung karena anggrek Cattleya menyukai kondisi kering. 5. Oncidium/Golden Shower Panjang tangkai bunga anggrek Oncidium bisa mencapai sekitar 80 cm, bercabang, dan dengan jumlah bunga yang banyak (lebih dari 50 kuntum) sehingga sangat meriah. Oleh karenanya, anggrek Oncidium cukup banyak penggemarnya. Namun, penyediaannya masih terbatas karena harganya cukup mahal. 6. Anggrek-anggrek jenis lain/ anggrek koleksi lainnya Selain anggrek jenis Dendrobium, Phalaenopsis, Vanda, Cattleya, dan Oncidium Taman Anggrek Ragunan juga mengkoleksi berbagai jenis anggrek lain seperti Coelogyne, Grammatophyllum, Cymbidium, Paraphalaenopsis, Paphiopedilum, Phragmipedium, dan sebagainya. Para petani di Taman Anggrek Ragunan melakukan usaha pembesaran pada beberapa tingkatan, yaitu : 1. Kompot (community pot) Kompot merupakan kumpulan bibit atau tanaman muda sebanyak 30-40 bibit di dalam satu pot. Bibit tersebut berasal dari bibit yang baru dikeluarkan dari botol. Kompot siap dikomersialkan atau dijual setelah berusia 3-4 bulan. 2. Pot tunggal Pot tunggal dibagi menjadi dua jenis, yaitu :
61 • Pot tunggal berukuran 5-8 cm. Tanaman muda ya ng ditanam dalam pot ini disebut benih (seedling) dan siap dijual pada usia 3-4 bulan. • Pot tunggal berukuran 12-15 cm. Tanaman muda yang ditanam dalam pot ini disebut tanaman ukuran sedang (medium size). Tanaman ini siap dijual pada usia 3-4 bulan setela h dipindahkan dari pot ukuran 5-8 cm. 3. Tanaman bunga Tanaman berukuran sedang dalam pot ukuran 12-15 cm yang telah dipelihara selama 3-4 bulan (untuk jenis dendrobium) akan segera berbunga. Selain dalam pot berukuran 12-15 cm, tanaman juga dapat dipindahkan ke pot berukuran 18 cm. Pada umumnya dengan pot yang berukuran 18 cm, tanaman yang akan dihasilkan akan lebih besar dibandingkan bila tanaman itu tetap pada pot ukuran 12-15 cm.
5.6. Pengunjung Taman Anggrek Ragunan Taman Anggrek Ragunan mengklasifikasikan pengunjung menjadi lima kelompok sesuai dengan tujuannya, yaitu : 1. Hobbies adalah pengunjung yang merupakan pecinta dan penggemar anggrek. Kelompok ini berusaha untuk mengoleksi setiap jenis anggrek baik species baru maupun hasil silangan. Kalangan hobbies lebih mementingkan kualitas dibanding harga, sehingga kelompok hobbies mempunyai anggrek yang sangat berkualitas dan bervariasi. 2. Pedagang adalah pengunjung yang datang untuk tujuan bisnis. Pada umumnya kelompok ini membeli anggrek di Taman Anggrek Ragunan kemudian menjualnya kembali kepada konsumen akhir.
62 3. Wisatawan adalah pengunjung yang datang ke Taman Anggrek Ragunan untuk tujuan wisata dan untuk mengetahui seluk beluk anggrek. Wisatawan yang datang ke Taman Anggrek Ragunan terdiri dari wisatawan lokal dan wisatawan mancanegara. 4. Peneliti, mahasiswa, dan siswa adalah pengunjung yang datang ke Taman Anggrek Ragunan untuk tujuan pendidikan seperti studi banding siswa, PKL (Praktek Kerja Lapang), penelitian tugas akhir, dan sebagainya. 5. Asosiasi/instansi, pada umumnya asosiasi/instansi yang datang ke Taman Anggrek Ragunan berasal dari Pemda dari berbagai provinsi yang bertujuan melakukan studi banding.
5.7. Fasilitas Taman Anggrek Ragunan mempunyai beberapa fasilitas yang dapat digunakan untuk menunjang agrowisata, agribisnis anggrek, pembibitan, dan pengembangan anggrek, seperti : 1. Laboratorium pembibitan, berfungsi sebagai tempat budidaya anggrek seperti pembuatan kompot, persilangan anggrek, perbanyakan dengan kultur jaringan, dan lain- lain. Laboratorium pembibitan terletak di depan kantor administrasi dan informasi dengan luas sekitar 50 m2 . 2. Kantor informasi dan administrasi, berfungsi memberikan informasi kepada pengunjung dan sebagai kantor administrasi dan pemasaran anggrek. 3. Balai pertemuan (aula), berfungsi sebagai tempat seminar anggrek, pertemuan anggota koperasi, dan penyuluhan petani. Balai pertemuan (aula) terletak di bagian kiri kantor informasi dan administrasi.
63 4. Kios anggrek sebagai ruang pamer/promosi, berfungsi sebagai tempat jual beli anggrek, bibit, dan lain- lain. Selain sebagai tempat jual beli, kios anggrek juga berfungsi sebagai ruang pamer anggrek (showroom). Pada beberapa tahun terakhir keberadaan kios anggrek tidak difungsikan karena jumlah pengunjung yang relatif rendah. 5. Kantin, pada awalnya Taman Anggrek Ragunan dilengkapi dengan kantin untuk memberikan kenyamanan dan kepuasaan kepada pengunjung. Namun, karena jumlah pengunjung yang relatif rendah keberadaan kantin sudah tidak berfungsi.
Saat
ini,
pihak
manajemen
Taman
Anggrek
Ragunan
merencanakan untuk membuka dan memfungsikan kembali keberadaan kantin di Taman Anggrek Ragunan. 6. Kavling anggrek, kavling terdiri dari dari rumah sere dan green house, berfungsi sebagai tempat penanaman anggrek dan jual beli anggrek. Dalam perencanaan awal, luas perkavling yang disarankan oleh Dinas Pertanian dan Kehutanan DKI Jakarta seluas 2500 m2 dan terdiri dari 16 buah kavling. Namun, saat ini jumlah kavling yang terdapat di Taman Anggrek Ragunan sebanyak 42 kavling dengan luas perkavling 1000 m2 . 7. Toilet umum, Taman Anggrek Ragunan dilengkapi dengan fasilitas toilet umum yang terletak di dekat pintu gerbang utama bagian selatan. Walaupun jumlah toilet umum di Taman Anggrek Ragunan hanya dua buah yang terdiri dari satu toilet pria dan satu toilet wanita, namun dari segi kebersihan sudah cukup bersih. 8. Tempat parkir, terdapat dua areal parkir di Taman Anggrek Ragunan yaitu areal parkir di bagian selatan dan areal parkir sebelah timur. Luas areal parkir
64 bagian selatan lebih luas dibandingkan areal parkir bagian timur. Untuk areal parkir bagian selatan cukup untuk menampung 20 buah mobil. 9. Pos penjagaan, berfungsi untuk mengawasi keluar- masuk pengunjung dan tempat pembelian tiket masuk. Terdapat dua buah pos penjagaan yang terletak di dekat pintu gerbang bagian selatan dan di dekat pintu gerbang bagian timur. 10. Pedestrian, berada di sepanjang jalan menuju tiap-tiap kavling. Kondisi dari pedestrian ini sudah cukup baik, pada beberapa sudut pedestrian juga dilengkapi dengan kanopi. 11. Pintu gerbang, untuk memasuki kawasan Taman Anggrek Ragunan bisa melewati dua pintu gerbang yaitu pintu gerbang utama bagian selatan dan pintu gerbang bagian timur.
BAB VI KEGIATAN STRATEGI BAURAN PEMASARAN AGROWISATA TAMAN ANGGREK RAGUNAN
Dalam menjalankan sebuah usaha, semua perusahaan atau organisasi baik yang bergerak dalam bidang manufaktur maupun jasa menjalankan strategi pemasaran. Walaupun, seringkali pada beberapa perusahaan tertentu tidak merencanakan dan membuat strategi pemasarannya secara tertulis, tetapi mereka secara tidak langsung menerapkan prinsip pemasaran pada usahanya. Untuk menetapkan sebuah strategi pemasaran, manajer perusahaan terlebih dahulu harus menyesuaikan dengan jenis usaha dan tujuan dari perusahaannya. Beberapa organisasi mungkin mempunyai tujuan yang sama tetapi strategi yang dipakai untuk mencapai tujuan tersebut dapat berbeda. Taman Anggrek Ragunan sebagai sebuah organisasi yang bergerak dalam bidang jasa wisata, juga menerapkan strategi pemasaran. Strategi pemasaran yang diterapkan pada Taman Anggrek Ragunan terdiri dari tujuh strategi bauran pemasaran yaitu produk (product), harga (price), tempat/saluran distribusi (place), promosi (promotion), orang (people), proses (process), dan bukti fisik (physical evidence). Taman Anggrek Ragunan menggunakan kombinasi dari ketujuh strategi tersebut untuk mencapai tujuannya yaitu meningkatkan keuntungan dengan meningkatkan jumlah pengunjung Taman Anggrek Ragunan dan menjadikan Taman Anggrek Ragunan menjadi objek agrowisata yang potensial di wilayah DKI Jakarta.
66 6.1. Produk (product) Selain sebagai tempat wisata, Taman Anggrek Ragunan juga berfungsi sebagai tempat agribisnis anggrek dan sarana untuk mengenal seluk beluk pemeliharaan anggrek. Produk yang ditawarkan di Taman Anggrek Ragunan tidak hanya berupa jasa tetapi juga barang. Produk berupa jasa meliputi keragaman atraksi wisata yang ditampilkan, kemasan wisata yang ditawarkan, pengetahuan tentang jenis, budidaya dan pemeliharaan anggrek, dan lain- lain. Produk berupa barang adalah anggrek baik berupa tanaman pot, botolan atau kompot, dan tanaman bunga. Unsur-unsur yang termasuk dalam bauran produk pada Taman Anggrek Ragunan, yaitu : 1. Keragaman anggrek Keragaman anggrek yang dimaksud dalam penelitian ini tidak hanya keragaman dari jenis dan species anggrek yang dikoleksi di Taman Anggrek Ragunan, tetapi juga keragaman dari bentuk anggrek seperti tanaman pot, botolan, dan tanaman bunga. Keragaman jenis dan species anggrek di Taman Anggrek Ragunan sangat bervariasi, mulai dari anggrek yang banyak dikomersialkan atau dijual-belikan sampai anggrek-anggrek langka tersedia di sini. Hampir semua species anggrek di Indonesia dikoleksi di Taman Anggrek Ragunan. Beberapa jenis anggrek yang dikoleksi di Taman Anggrek Ragunan adalah : 1. Anggrek
Dendrobium,
beberapa
species
diantaranya
Dendrobium
Pinwatana, Dendrobium Sutiknoi, Dendrobium Litoreum, Dendrobium
67 Affine,
Dendrobium
Capra
(anggrek
bintang
hijau),
Dendrobium
Sulawesiense, dan lain- lain. 2. Anggrek Phalaenopsis, beberapa species diantaranya Phalaenopsis Bellina (anggrek kelip) dan Phalaenopsis Hibrida (anggrek bulan). 3. Anggrek Vanda, beberapa species diantaranya Vanda Kagawara dan Vanda Tricolor. 4. Anggrek Cattleya 5. Anggrek Oncidium, dengan speciesnya yaitu Oncidium Haematochilum. 6. Anggrek Coelogyne, beberapa species diantaranya Coelogyne Speciosa, Coelogyne Pandurata (anggrek hitam), dan Coelogyne Celebensis. 7. Anggrek
Grammatophyllum,
beberapa
species
diantaranya
Grammatophyllum Stapeliaeflorum (anggrek sendu), Grammatophyllum Speciosum (anggrek tebu), dan Grammatophyllum Scriptum (anggrek sendu). 8. Anggrek Cymbidium, dengan speciesnya yaitu Cymbidium Finlaysonianum. 9. Anggrek Paraphalaenopsis, dengan speciesnya yaitu Paraphalaenopsis Denevei (anggrek bulan bintang). 10. Anggrek
Paphiopedilum,
dengan
speciesnya
yaitu
Paphiopedilum
Chamberlainianum. 11. Anggrek Phragmipedium, dengan speciesnya yaitu Phragmipedium Pearcei.
Selain itu, Taman Anggrek Ragunan juga melakukan persilangan anggrek, sehingga dihasilkan beberapa varietas anggrek baru dengan warna dan bentuk yang lebih menarik.
68 Taman Anggrek Ragunan tidak hanya menyediakan anggrek dalam bentuk tanaman pot, tetapi juga menyediakan dalam bentuk kompot atau botolan dan tanaman bunga. Berbagai jenis dan bentuk anggrek memberikan pilihan kepada pengunjung untuk membeli anggrek sesuai dengan keinginannya. Kualitas anggrek yang terdapat di Taman Anggrek Ragunan sudah cukup baik. Bahkan untuk menjaga kualitas anggreknya, beberapa petani mengimpor bibit anggrek dari Thailand, Taiwan, dan Korea yang jenisnya lebih beragam, dan waktu berbunga yang relatif singkat. 2. Jumlah atau kuantitas anggrek Jumlah anggrek yang ada di Taman Anggrek Ragunan sangat banyak jumlahnya. Hal tersebut dikarenakan selain sebagai koleksi, para petani di Taman
Anggrek Ragunan melakukan perbanyakan atau budidaya anggrek
untuk dikomersialkan atau dijual-belikan sehingga anggrek yang tersedia cukup banyak. Berdasarkan data penjualan anggrek pada tahun 2006, anggrek yang terjual sekitar 709.654 buah. Data tersebut mencerminkan produksi anggrek di Taman Anggrek Ragunan sudah cukup banyak. Selain melakukan perbanyakan secara konvensional, para petani juga melakukan perbanyakan dengan teknik kultur jaringan. Dengan melakukan perbanyakan melalui kultur jaringan akan menghasilkan tanaman anggrek yang banyak dan seragam dalam waktu yang relatif singkat. 3. Keragaman atraksi wisata Sebagai
sebuah
tempat
agrowisata,
Taman
Anggrek
Ragunan
menyediakan beberapa atraksi wisata untuk menarik masyarakat untuk datang berkunjung atau bahkan untuk membeli anggrek yang dijual di Taman Anggrek
69 Ragunan. Beberapa program atraksi wisata yang ditawarkan oleh Taman Anggrek Ragunan adalah : • Berkeliling areal Taman Anggrek Ragunan untuk melihat koleksi-koleksi anggrek yang ada. Selama berkeliling, pengunjung ditemani oleh guide atau pemandu yang bertugas menerangkan dan memberikan informasi kepada pengunjung
tentang
jenis-jenis
anggrek,
budidaya
anggrek,
teknik
penyiraman, dan lain- lain. Terbatasnya jumlah guide atau pemandu menyebabkan tidak semua pengunjung dapat ditemani oleh pemandu saat mengelilingi kawasan agrowisata Taman Anggrek Ragunan. Atraksi wisata ini dapat dinikmati oleh pengunjung rutin setiap hari. • Kursus budidaya anggrek, program ini diadakan oleh manajemen Taman Anggrek Ragunan secara rutin minimal setahun sekali pada bulan April. Program ini dibuka untuk umum bagi siapa saja yang ingin mengetahui tentang teknik budidaya anggrek dan tanaman hias lainnya. Program ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan kepada pengunjung tentang bagaimana teknik budidaya anggrek yang baik dan benar. • Pameran anggrek, pada program ini dipamerkan koleksi-koleksi anggrek yang ada di Taman Anggrek Ragunan mulai dari anggrek asli maupun anggrek hasil persilangan. Program ini diadakan rutin setiap tahun pada bulan April berbarengan dengan program kursus budidaya anggrek dan seminar. • Seminar, program ini dilakukan untuk menarik para pengunjung khususnya hobbies atau penggemar anggrek untuk datang. Pada umumnya seminar yang dilakukan mengambil tema tentang prospek bisnis anggrek ke depan serta cara budidaya dan perbanyakan anggrek. Program ini dilakukan secara rutin
70 setiap tahun pada bulan April yang bertepatan dengan Hari Ulang Tahun Taman Anggrek Ragunan. • Paket wisata, dalam program ini Taman Anggrek Ragunan bekerjasama dengan biro perjalanan dan majalah Trubus. Program paket wisata ini menawarkan kepada masyarakat untuk berkunjung ke beberapa objek agrowisata dengan rute kunjungan yaitu Taman Buah Mekarsari, Taman Anggrek Indonesia Permai, Taman Anggrek Ragunan, dan Wisata Air Situ Babakan. Pada awalnya paket wisata ini dilakukan rutin setiap dua kali setahun. Namun, tiga tahun terakhir program paket wisata ini sudah tidak berjalan. 4. Kualitas atraksi wisata yang ditawarkan Kualitas atraksi wisata dari Taman Anggrek Ragunan terdiri dari dua segi yaitu segi pengetahuan dan segi kemasan wisata. Dari segi pengetahuan, semua atraksi wisata yang ditawarkan terkandung unsur pengetahuan yang me ncakup pengetahuan
tentang
jenis-jenis
anggrek,
cara
budidaya,
perawatan,
perbanyakan, prospek bisnis anggrek, dan lain- lain. Adanya unsur pengetahuan dari atraksi wisata yang ditawarkan oleh Taman Anggrek Ragunan karena selain sebagai agrowisata dan tempat agribisnis anggrek, Taman Anggrek Ragunan juga berfungsi sebagai sarana untuk mengetahui seluk beluk anggrek. Dari segi kemasan atau cara penyajian atraksi wisata, Taman Anggrek Ragunan belum mengemas atraksi wisatanya dengan menarik. Dari kelima atraksi wisata yang ditawarkan, hampir semua atraksi wisata kurang memperhatikan unsur hiburan dan lebih menonjolkan unsur pengetahuan, sehingga bagi para pengunjung terutama dari kalangan wisatawan akan terkesan
71 membosankan. Untuk itu diperlukan beberapa inovasi baru dalam mengemas suatu atraksi wisata menjadi lebih menarik, sehingga masyarakat tertarik untuk berkunjung ke Taman Anggrek Ragunan.
6.2. Harga (price) Harga tiket masuk dan harga anggrek yang dijual di Taman Anggrek Ragunan relatif lebih murah. Harga tiket masuk, Taman Anggrek Ragunan hanya mengenakan biaya sebesar Rp. 1000/orang. Harga tiket masuk tersebut sudah termasuk semua atraksi wisata yang ditawarkan kecuali paket wisata, untuk program paket wisata dikenakan biaya sebesar Rp. 160.000/orang. Agar lebih menarik masyarakat untuk berkunjung ke Taman Anggrek Ragunan, pihak manajemen juga memberikan potongan harga tiket bagi ”rombongan” pelajar yang melakukan studi tur. Murahnya harga tiket masuk Taman Anggrek Ragunan dikarenakan biaya operasional Taman Anggrek Ragunan sudah tertutupi oleh sewa kavling yang dikenakan kepada para petani yang berada di kawasan Taman Anggrek Ragunan. Para petani dibebankan biaya sewa kavling, sebesar Rp. 330.000/bulan. Selain itu, untuk menutupi biaya operasional, Taman Anggrek Ragunan juga memperoleh subsidi dari Pemda DKI Jakarta karena agrowisata ini merupakan aset Pemda DKI Jakarta. Harga anggrek yang dipasarkan di Taman Anggrek Ragunan juga relatif lebih murah. Hal tersebut dibuktikan dengan banyaknya pedagang anggrek yang membeli tanaman atau bibit anggrek di Taman Anggrek Ragunan. Diantara pengunjung Taman Anggrek Ragunan banyak yang merupakan pembeli dari luar kota seperti Semarang, Solo, Yogyakarta, Palembang, dan Aceh. Pada umumnya pembeli-pembeli tersebut merupakan pedagang yang akan menjual kembali
72 anggreknya ke daerahnya masing- masing. Mereka lebih memilih membeli anggrek di Taman Anggrek Ragunan karena harganya lebih bersaing. Harga anggrek pot jenis Dendrobium, petani di Taman Anggrek Ragunan hanya menetapkan harga berkisar Rp. 25.000 sampai dengan Rp. 30.000/pot, harga tersebut akan menjadi dua sampai tiga kali lipat jika dijual di luar Jakarta. Pada penetapan harga anggrek, pihak manajemen Taman Anggrek Ragunan memberikan wewenang penuh kepada petani untuk menetapkan harganya sendiri.
6.3. Tempat/saluran distribusi (place) Bagi sebuah tempat wisata, tempat menjadi strategi yang penting, karena dengan lokasi wisata yang strategis dan mudah dijangkau pengunjung dapat dengan mudah berkunjung ke tempat wisata tersebut. Taman Anggrek Ragunan sebagai sebuah objek agrowisata juga didukung dengan tempat yang strategis dan mudah dijangkau. Berdasarkan hasil penelitian Harsono (2002) tentang prilaku konsumen Taman Anggrek Ragunan, lokasi Taman Anggrek Ragunan sudah cukup strategis. Unsur-unsur yang termasuk dalam bauran tempat atau saluran distribusi pada agrowisata Taman Anggrek Ragunan adalah : 1. Lokasi atau sarana transportasi Akses untuk mencapai lokasi Taman Anggrek Ragunan cukup mudah ditempuh baik dengan menggunakan kendaraan pribadi maupun kendaraan umum. Harsono (2002) dalam penelitiannya menyatakan bahwa lokasi dari Taman Anggrek Ragunan sudah cukup strategis karena terletak dekat dengan objek wisata Kebun Binatang Ragunan. Letak Taman Anggrek Ragunan yang berdekatan dengan Kebun Binatang Ragunan memberikan keuntungan bagi usaha promosi yang dijalankan.
73 Bagi pengunjung yang menggunakan kendaraan pribadi (motor atau mobil), akses jalan menuju Taman Anggrek Ragunan sudah sangat baik. Letak yang cukup dekat dengan jalan tol lingkar luar Jakarta memberikan kemudahan bagi pengunjung yang menggunakan kendaraan pribadi untuk berkunjung ke agrowisata Taman Anggrek Ragunan. Bagi
pengunjung
yang
menggunakan
kendaraan
umum
dapat
menggunakan berbagai macam jasa angkutan seperti Trans Jakarta (busway) dengan rute Kuningan-Ragunan, Kopaja P19 dengan rute Tanah AbangRagunan via Jln Sudirman, Kopaja 602 dengan rute Tanah Abang-Ragunan via Jl. Gatot Subroto, Kopaja S68 dengan rute Kampung Melayu-Ragunan, Metromini 77 dengan rute Blok M-Ragunan, Angkot 15A dengan rute TMIIRagunan, dan Angkot 17 dengan rute Pasar Minggu- Ragunan. Berbagai pilihan jasa angkutan memberikan kemudahan bagi pengunjung untuk berkunjung ke Taman Anggrek Ragunan. 2. Kebersihan & kenyamanan Kebersihan dan kenyamanan merupakan unsur yang sangat penting sebagai sebuah tempat yang menjual jasa wisata. Karena dengan suasana tempat yang bersih dan nyaman, para pengunjung akan senang untuk datang ke sana. Taman Anggrek Ragunan cukup memperhatikan kebersihan dan kenyamanan kawasan wisatanya. Dalam menjaga kebersihan kawasan wisata pihak manajemen Taman Anggrek Ragunan mempekerjakan dua orang petugas kebersihan dan menyediakan tempat sampah di beberapa sudut Taman Anggrek Ragunan. Taman Anggrek Ragunan juga berusaha untuk melengkapi dan
74 memperbaiki berbagai fasilitas yang ada untuk memberikan kenyamanan kepada para pengunjungnya. 3. Tempat penyediaan informasi wisata Pada umumnya pihak manajemen melakukan kegiatan distribusi untuk memperkenalkan objek wisatanya. Kegiatan distribusi pada bisnis jasa khususnya pariwisata adalah penyediaan informasi tentang objek wisata tersebut. Agar lebih memudahkan konsumen dalam mengetahui objek wisata yang akan dikunjungi, pihak manajemen biasanya membuka outlet-outlet khusus di pusat keramaian seperti bandara, hotel, dan pameran. Outlet-outlet ini berfungsi memberikan informasi kepada konsumen tentang objek wisata yang akan dikunjungi. Dalam mendistribusikan informasi tentang agrowisata Taman Anggrek Ragunan kepada masyarakat, pihak manajemen hanya membuka outlet khusus pada saat pameran anggrek dan pameran wisata. Untuk pembukaan outlet di bandara, hotel, atau tempat-tempat lain saat ini belum dilakukan oleh Taman Anggrek Ragunan.
6.4. Promosi (promotion) Promosi merupakan strategi yang sangat penting dalam bauran pemasaran. Semakin baik dan efektif promosi yang dilakukan maka strategi pemasarannya pun akan berjalan dengan baik pula. Hal tersebut dapat dilihat dari kenaikan jumlah pengunjung Taman Anggrek Ragunan pada tahun 2006. Salah satu sebab kenaikan jumlah pengunjung pada tahun 2006 adalah kegiatan promosi yang dilakukan pada saat itu cukup gencar. Dalam menjalankan kegiatan promosinya, Taman Anggrek Ragunan menggunakan beberapa cara, yaitu :
75 1. Iklan Salah satu cara promosi yang cukup efektif bagi Taman Anggrek Ragunan dalam melakukan kegiatan promosinya adalah melalui periklanan. Keunggulan dari kegiatan promosi dengan cara periklanan yaitu dapat menjangkau masyarakat yang tersebar secara geografis, sehingga kegiatan promosi yang dilakukan dapat lebih efisien. Taman Anggrek Ragunan melakukan kegiatan promosi melalui periklanan baik melalui media cetak maupun elektronik. Media cetak diantaranya surat kabar (Kompas, Pos Kota, Seputar Indonesia), majalah (Trubus, Horti), dan buletin (buletin Anggrek). Promosi melalui media elektronik dengan menggunakan televisi untuk meliput aktifitas apa saja yang ada di Taman Anggrek Ragunan. Terdapat dua stasiun televisi yaitu TVRI dan SCTV yang telah meliput aktifitas di Taman Anggrek Ragunan pada saat Hari Ulang Tahun Taman Anggrek Ragunan yang ke-33 dan event-event lain yang diadakan oleh Taman Anggrek Ragunan. Dalam mempromosikan agrowisata Taman Anggrek Ragunan, pihak manajemen membagi kegiatan promosi melalui iklan menjadi dua jenis, yaitu : •
Rutin Kegiatan promosi yang dilakukan secara rutin setiap bulan oleh Taman Anggrek Ragunan yaitu beriklan melalui majalah Trubus, majalah Horti dan buletin Anggrek.
•
Incidental Kegiatan promosi ini hanya dilakukan pada saat tertentu yaitu ketika Taman Anggrek Ragunan mengadakan event-event khusus seperti seminar, pameran
76 anggrek, kompetisi, dan lain- lain. Beberapa surat kabar yang digunakan Taman Anggrek Ragunan dalam mempromosikan agrowisata Taman Anggrek Ragunan adalah Kompas, Pos Kota, dan Seputar Indonesia. Media elekronik yang telah meliput aktifitas di Taman Anggrek Ragunan adalah SCTV dan TVRI. 2. Promosi penjualan Promosi penjualan memainkan peran penting dalam pencapaian tujuan pemasaran. Jika iklan menawarkan alasan untuk membeli, promosi penjualan menawarkan insentif untuk membeli. Penerapan promosi penjualan dalam bauran promosi Taman Anggrek Ragunan dilakukan agar dapat menarik masyarakat untuk datang. Beberapa cara dilakukan manajemen Taman Anggrek Ragunan dalam menerapkan promosi penjualannya yaitu dengan pemberian potongan harga atau diskon pada tiket masuk Taman Anggrek Ragunan. Pemberian potongan harga atau diskon dilakukan jika pengunjung yang datang merupakan pengunjung ”rombongan” pelajar yang melakukan studi tur di Taman Anggrek Ragunan. Selain itu, Taman Anggrek Ragunan juga memberikan potongan harga atau diskon kepada seluruh pengunjung ketika ada event-event khusus yang dilakukan di Taman Anggrek Ragunan, misalnya pameran anggrek dan Hari Ulang Tahun Taman Anggrek Ragunan. Selain pemberian potongan harga pada tiket masuk, para petani di Taman Anggrek Ragunan juga memberikan potongan harga bagi para pengunjung yang membeli anggrek dalam jumlah besar.
77 3. Hubungan masyarakat Hubungan masyarakat atau public relation merupakan kegiatan pemasaran yang luas sekali jangkauannya, tetapi sering diperlakukan sebagai unsur yang sepele dalam bauran promosi. Namun, bagi manajemen Taman Anggrek Ragunan hubungan masyarakat merupakan alat promosi yang efektif dalam menarik pengunjung. Alat-alat yang digunakan Taman Anggrek Ragunan dalam melakukan hubungan masyarakat antara lain melalui penerbitan brosur, mengadakan seminar, pameran, dan kompetisi. Dalam memperkenalkan Taman Anggrek Ragunan sebagai sebuah agrowisata, pihak manajemen menerbitkan brosur yang berisi profil Taman Anggrek Ragunan dan aktifitas yang dilakukan di Taman Anggrek Ragunan. Selain menerbitkan brosur khusus tentang agrowisata Taman Anggrek Ragunan, Taman Anggrek Ragunan bekerjasama dengan Dinas Pariwisata DKI Jakarta menerbitkan brosur tentang agrowisata-agrowisata yang ada di Jakarta Selatan. Penerbitan brosur khusus tentang agrowisata Taman Anggrek Ragunan rutin dilakukan setiap tahun. Namun, sejak tahun 2005 hingga saat ini Taman Anggrek Ragunan belum menerbitkan brosur terbaru. Biasanya Taman Anggrek Ragunan mengadakan acara seminar, pameran, dan kompetisi anggrek secara bersamaan dalam serangkaian acara yang diadakan rutin setiap tahun dan bertepatan dengan perayaan Hari Ulang Tahun Taman Anggrek Ragunan. 4. Pemasaran langsung Pemasaran langsung juga digunakan oleh manajemen Taman Anggrek Ragunan untuk mempromosikan agrowisata ini. Kegiatan promosi dengan
78 pemasaran langsung tidak membutuhkan perantara dalam memasarkan produk atau jasanya.
Dalam
pemasaran
langsung Taman Anggrek Ragunan
menggunakan website dan katalog yang diterbitkan oleh Dinas Pertanian dan Kehutanan DKI Jakarta. Pemasaran langsung agrowisata Taman Anggrek Ragunan dengan menggunakan website dan penerbitan katalog disatukan dengan promosi agrowisata lain yang masih berada di bawah naungan Dinas Pertanian dan Kehutanan DKI Jakarta.
6.5. Orang (people) Kesan dari sebuah usaha jasa khususnya tempat wisata, diukur dari orangorang yang memberikan pelayanan kepada pengunjung atau pelanggan. Untuk itu harus diperhatikan kualitas dan kuantitas karyawan/pemandu yang terdapat dalam suatu organisasi. Kualitas karyawan Taman Anggrek Ragunan yang harus diperhatikan diantaranya kompetensi karyawan, kesigapan dalam melayani pengunjung, dan keramahan terhadap pengunjung. Kompentensi karyawan dan pemandu meliputi pengetahuan tentang jenis-jenis anggrek, cara budidaya dan pemeliharaan anggrek, pengetahuan tentang agrowisata, dan sebagainya. Kesigapan dalam melayani pengunjung adalah kecekatan dan kecepatan karyawan/pemandu dalam melayani pengunjung sehingga pengunjung merasa puas dengan pelayanan yang disediakan. Sedangkan keramahan adalah sikap karyawan/pemandu dalam melayani pengunjung. Untuk kesigapan dan keramahan, karyawan/pemandu Taman Anggrek Ragunan sudah cukup baik dalam melayani pengunjungnya. Kompetensi karyawan/pemandu yang bekerja di Taman Anggrek Ragunan sudah cukup baik.
79 Dari segi kuantitas, jumlah karyawan yang secara langsung berkecimpung di Taman Anggrek Ragunan relatif sedikit yaitu sekitar 12 orang. Jumlah tersebut sudah termasuk bagian kebersihan, keamanan, dan pemandu wisata (guide). Dengan jumlah karyawan dan pemandu yang relatif sedikit tidak sebanding dengan luas areal Taman Anggrek Ragunan dan segala aktifitas yang ada di sana, sehingga untuk satu orang karyawan mempunyai
tugas ganda
misalnya pemandu yang merangkap sebagai karyawan bagian produksi. Kondisi tersebut berpengaruh terhadap kualitas pelayanan yang diberikan Taman Anggrek Ragunan kepada pengunjung menjadi kurang maksimal.
6.6.Proses (process) Proses merupakan strategi yang tidak dapat dipisahkan dalam mewujudkan kepuasan pengunjung atau pelanggan. Manajemen proses ini melibatkan unsur orang yang merupakan salah satu unsur bauran pemasaran, sehingga kedua bauran pemasaran ini saling berinteraksi terutama dalam melayani pelanggan. Proses yang harus diperhatikan di Taman Anggrek Ragunan adalah tanggapan terhadap keluhan pengunjung.
Selama
berdiri,
mendapatkan keluhan pengunjung
Taman
Anggrek
Ragunan
tidak
yang berarti dan sejauh ini masih dapat
ditangani dengan baik. Dalam mengembangkan agrowisata Taman Anggrek Ragunan menjadi lebih
baik
lagi,
diperlukan
kekonsistenan
pihak
manajemen
dalam
menjalankannya. Salah satu bukti kekonsistenan pihak manajemen dalam mengembangkan Taman Anggrek Ragunan adalah rencana pemugaran total agrowisata Taman Anggrek Ragunan pada tahun ini.
80 6.7. Bukti Fisik (physical evidence) Fasilitas fisik yang terdapat di sebuah tempat yang menawarkan jasa sering disebut dengan bukti fisik. Taman Anggrek Ragunan sebagai sebuah tempat wisata dan tempat agribisnis anggrek dilengkapi dengan berbagai fasilitas fisik. Fasilitas tersebut disediakan oleh manajemen Taman Anggrek Ragunan sebagai pendukung keberadaan agrowisata Taman Anggrek Ragunan dan untuk memberikan kepuasan dan kenyamanan kepada pengunjung. Beberapa bukti fisik yang mendukung keberadaan agrowisata Taman Anggrek Ragunan adalah : 1. Penunjuk arah/rute jalan ke dan di dalam kawasan wisata Agar memudahkan pengunjung untuk datang ke Taman Anggrek Ragunan, pihak manajemen menyediakan tiga buah penunjuk arah lokasi. Ketiga buah penunjuk arah lokasi Taman Anggrek Ragunan dipasang di tiga tempat yang berbeda yaitu dekat Jl. Harsono RM, Jl. Kebagusan Raya, dan di depan Kebun Binatang Ragunan. Namun, keberadaan penunjuk arah tersebut kurang efektif karena ukurannya yang kecil sehingga sulit untuk dilihat dari kejauhan. Selain penunjuk arah ke kawasan wisata, di dalam kawasan wisata sebaiknya juga disediakan penunjuk arah atau rute. Penunjuk arah di dalam kawasan wisata diperlukan untuk memudahkan pengunjung dalam menjangkau tempat-tempat tertentu di dalam kawasan wisata seperti toilet, tempat ibadah, kios bunga, kantor informasi, dan lain- lain. Saat ini, penunjuk arah di dalam kawasan agrowisata Taman Anggrek Ragunan belum tersedia.
81 2. Tempat parkir Bagi pengunjung yang menggunakan kendaraan pribadi, Taman Anggrek Ragunan juga menyediakan tempat parkir yang cukup luas dan terdiri dari dua areal parkir yaitu areal parkir bagian selatan dan areal parkir bagian timur. Bagi pengunjung yang datang melalui Jl. Kebagusan Raya, dapat memarkirkan kendaraannya di areal parkir bagian timur, sedangkan bagi pengunjung yang datang melalui Jl. Harsono RM dapat memarkirkan kendaraannya di areal parkir bagian selatan. Kondisi areal parkir Taman Anggrek Ragunan cukup baik dan bersih. 3. Toilet Fasilitas toilet yang tersedia di Taman Anggrek Ragunan dari segi jumlah agak kurang diperhatikan oleh pihak manajemen. Jumlah toilet yang saat ini terdapat di Taman Anggrek Ragunan hanya berjumlah dua buah toilet yang terdiri dari satu toilet pria dan satu toilet wanita yang berada dekat pintu masuk bagian selatan Taman Anggrek Ragunan. Sedangkan, untuk kebersihan toilet sudah cukup baik. 4. Kantin Pada awalnya Taman Anggrek Ragunan menyediakan fasilitas kantin bagi para pengunjung tetapi karena jumlah pengunjung yang sedikit akhirnya kantin itu ditutup dan tidak difungsikan kembali. Namun, saat ini Taman Anggrek Ragunan merencanakan untuk membuka dan memfungsikan kembali kantin. 5. Kios anggrek Kios anggrek berfungsi sebagai tempat jual beli anggrek, bibit, pupuk, pot, dan lain- lain. Selain sebagai tempat jual beli, kios anggrek juga berfungsi
82 sebagai sebagai ruang pamer (showroom) dan promosi anggrek. Saat ini, kios anggrek yang disediakan oleh pihak manajemen sudah tidak difungsikan lagi karena masing- masing petani sudah menyediakan kios anggrek tersendiri. 6. Tempat ibadah Taman Anggrek Ragunan telah dilengkapi dengan tempat ibadah, namun kondisinya kurang menunjang sebagai tempat ibadah di sebuah tempat wisata karena letaknya berada di dalam kantor informasi dan administrasi. Sebuah tempat ibadah pada umumnya terletak di tempat yang cukup strategis dan pengunjung mudah untuk menjangkaunya. Selain itu, tempat ibadah juga harus dilengkapi dengan sarana ibadah seperti mukena, sajadah, dan lain- lain. Kebersihan dan kenyamanan tempat ibadah merupakan faktor yang harus diperhatikan dalam pengelolaan tempat ibadah. 7. Papan atau media yang berisi berbagai aktifitas yang ada di Taman Anggrek Ragunan Sebuah tempat wisata seharusnya dilengkapi dengan majalah dinding yang berisi aktifitas-aktifitas wisata yang akan ditawarkan, sehingga pengunjung dapat mengetahui apa saja yang ditawarkan oleh pihak pengelola wisata. Di Taman Anggrek Ragunan sudah disediakan majalah dinding, namun informasi yang ada merupakan aktifitas-aktifitas yang sudah dilaksanakan bukan aktifitasaktifitas yang akan dilaksanakan oleh Taman Anggrek Ragunan.
BAB VII ANALISIS PRIORITAS STRATEGI BAURAN PEMASARAN AGROWISATA TAMAN ANGGREK RAGUNAN
7.1. Analisis Identifikasi Faktor-faktor Penyusun Strategi Bauran Pemasaran Pada penerapan suatu strategi, khususnya strategi pemasaran harus dirancang sedemikian rupa agar tujuan dari kegiatan pemasaran yang dilakukan dapat tercapai. Dalam merencanakan strategi bauran pemasaran terlebih dahulu harus memperhatikan tujuan dari strategi pemasaran yang akan diterapkan dan faktor- faktor penyusun strategi bauran pemasaran. Berikut ini dua tujuan dari kegiatan bauran pemasaran yang dilakukan oleh Taman Anggrek Ragunan : 1. Meningkatkan jumlah pengunjung Taman Anggrek Ragunan Tujuan dari Taman Anggrek Ragunan untuk meningkatkan jumlah kunjungan merupakan tujuan jangka pendek yang ingin dicapai oleh Taman Anggrek Ragunan. Hal tersebut dikarenakan dengan semakin meningkatnya jumlah pengunjung maka pendapatan yang didapat dari penjualan tiket masuk dan penjualan anggrek bertambah dan berpengaruh terhadap peningkatan kesejahteraan petani-petani di Taman Anggrek Ragunan. Selain itu, dengan meningkatnya jumlah pengunjung merupakan modal dalam pengembangan Taman Anggrek Ragunan sebagai agrowisata yang potensial. 2. Menjadikan Taman Anggrek Ragunan sebagai objek agrowisata yang potensial di DKI Jakarta. Sesuai dengan Rencana Induk Pola Pengembangan Pariwisata Daerah (RIPPPD) DKI Jakarta, kawasan wisata Ragunan mempunyai peranan dalam mendukung wisata flora dan fauna di DKI Jakarta. Taman Anggrek Ragunan sebagai bagian dari kawasan wisata Ragunan diharapkan dapat menjadi objek
84
agrowisata yang potensial di DKI Jakarta. Tujuan menjadikan Taman Anggrek Ragunan sebagai objek agrowisata yang potensial merupakan tujuan jangka panjang dari Taman Anggrek Ragunan. Agrowisata potensial adalah agrowisata yang mempunyai potensi dari berbagai segi baik potensi pariwisata maupun potensi bagi penerimaan daerah Provinsi DKI Jakarta. . Setelah tujuan dari strategi bauran pemasaran dirumuskan, kemudian Taman
Anggrek
Ragunan
perlu
mengidentifikasikan
faktor- faktor yang
mempengaruhi penyusunan strategi bauran pemasaran. Adapun faktor dan subfaktor yang mempengaruhi penyusunan strategi bauran pemasaran Taman Anggrek Ragunan, adalah : 1. Faktor produk, pada faktor ini manajemen harus dapat memantau produk yang diinginkan konsumen, baik desain atau karakteristiknya. Untuk menjaga agar produk nya memuaskan, perusahaan harus dapat mengembangkan produk, memodifikasi produk yang ada dan menghapus produk yang tidak memuaskan konsumen dan tidak menghasilkan keuntungan. Sub faktor yang diperhatikan adalah : a. Keragaman anggrek, yaitu variasi jenis, spesies, dan bentuk anggrek yang dikoleksi dan terdapat di Taman Anggrek Ragunan, seperti jenis Dendrobium, Cattleya, Phalaenopsis, Vanda, Oncidium, sedangkan untuk bentuk seperti bentuk kompot, tanaman pot, dan tanaman bunga. b. Jumlah anggrek, yaitu kuantitas atau jumlah anggrek yang terdapat di Taman Anggrek Ragunan. c. Keragaman atraksi wisata, yaitu variasi atau diversifikasi atraksi wisata yang ditawarkan di Taman Anggrek Ragunan.
85
d. Kualitas atraksi wisata, yaitu kualitas dari atraksi wisata yang ditawarkan di Taman Anggrek Ragunan yang meliputi kemasan wisata atau cara penyajian atraksi wisata dan manfaat dari atraksi wisata yang ditawarkan. 2. Faktor harga, faktor harga dapat berperan sangat kompetitif dan harga juga dapat berperan dalam membangun citra produk. Subfaktor yang diperhatikan adalah : a. Harga dilihat dari segmen pelanggan, yaitu kelompok pelanggan/ konsumen yang berbeda dikenakan harga yang berbeda untuk produk atau jasa yang sama, misalnya perbedaan harga tiket pada pengunjung untuk rombongan pelajar. b. Harga dilihat dari persepsi mutu, yaitu penetapan harga yang disesuaikan dengan mutu dari atraksi wisata yang ditawarkan dan fasilitas yang tersedia
di
meningkatkan
tempat
tersebut,
persepsi
misalnya
mutu,
menaikkan
mempertahankan
harga
dengan
harga
dengan
meningkatkan persepsi mutu, dan mempertahankan harga dengan mempertahankan persepsi mutu. 3. Faktor tempat/saluran distribusi, berhubungan dengan penyediaan produk yang tepat pada lokasi yang nyaman dan dapat dijangkau, dan juga sarana transportasi yang mendukung. Sub faktor yang diperhatikan adalah : a. Lokasi strategis dan sarana transportasi yang mendukung, yaitu kemudahan dalam mencapai lokasi dari berbagai tempat dan sarana transportasi yang tersedia agar pengunjung dapat dengan mudah sampai di Taman Anggrek Ragunan.
86
b. Kenyamanan dan kebersihan, yaitu kondisi nyaman, menyenangkan, dan bersih yang dapat meningkatkan kepuasan pengunjung dalam menikmati objek wisata. c. Tempat penyediaan informasi wisata, yaitu pembukaan tempat atau outlet wisata yang berfungsi sebagai tempat informasi tentang objek wisata tertentu, pada umumnya outlet ini terdapat di bandara, hotel, biro perjalanan, dan lain- lain. 4. Faktor promosi, faktor ini digunakan untuk meningkatkan nilai dengan menginformasikan kepada masyarakat tentang Taman Anggrek Ragunan dan produk yang ditawarkan. Subfaktor yang diperhatikan adalah : a. Iklan, merupakan salah satu alat promosi yang menggunakan media elektronik dan media cetak untuk memperkenal produknya. b. Promosi penjualan, merupakan alat promosi yang menawarkan insentif untuk membeli produk nya, misalnya pemberian diskon dan potongan harga pada tiket masuk. c. Hubungan masyarakat, yaitu salah satu alat promosi yang mencakup pameran, seminar, penerbitan brosur, kompetisi, dan lain- lain. d. Pemasaran langsung, merupakan penggunaan saluran langsung konsumen untuk menjangkau dan menyerahkan barang atau jasa kepada pelanggan tanpa menggunakan perantara pemasaran, misalnya melalui website dan katalog. 5. Faktor orang, merupakan unsur bauran pemasaran yang memiliki peran penting, karena terlibat langsung dalam kegiatan penyampaian produk ke tangan konsumen. Kesuksesan pemasaran sangat tergantung pada seleksi
87
pelatihan, motivasi, dan manajemen sumber daya manusia. Sub faktor yang diperhatikan adalah : a. Jumlah karyawan/pemandu, yaitu jumlah atau kuantitas karyawan/ pemandu yang bekerja di Taman Anggrek Ragunan. b. Kompetensi,
merupakan
pengetahuan
karyawan
yang
meliputi
pengetahuan tentang jenis-jens anggrek, cara budidaya dan pemeliharaan anggrek, dan pengetahuan tentang agrowisata. c. Kesigapan, merupakan kesigapan karyawan dalam melayani pengunjung seperti cepat atau tidaknya karyawan bertindak ketika melihat pengunjung datang atau ketika pengunjung mengalami kesulitan. d. Keramahan, yaitu sikap ramah dan sopan yang ditampilkan karyawan terhadap pengunjung Taman Anggrek Ragunan. 6. Faktor proses, faktor ini meliputi prosedur, tugas-tugas, jadwal-jadwal, mekanisme, kegiatan, dan rutinitas dimana suatu produk disampaikan kepada konsumen yang diatur dalam manajemen proses. Sub faktor yang diperhatikan adalah : a. Tanggapan atas keluhan, yaitu respon karyawan atau manajemen perusahaan terhadap keluhan para pengunjung. b. Kualitas dalam layanan, yaitu kualitas dari pelayanan yang diberikan di Taman Anggrek Ragunan. c. Kekonsistenan pihak manajemen dalam pengembangan agrowisata Taman Anggrek Ragunan. 7. Faktor bukti fisik, merupakan lingkungan fisik perusahaan dimana layanan diciptakan, penyediaan, dan pelanggan berinteraksi. Bukti fisik berhubungan
88
dengan fasilitas apa yang diharapkan pelanggan sehingga dapat meningkatkan kenyamanan. Subfaktor yang diperhatikan adalah : a. Penunjuh arah ke dan di dalam kawasan Taman Anggrek Ragunan, merupakan tanda penunjuk arah yang menunjukan letak Taman Anggrek Ragunan dan letak fasilitas yang ada di dalam kawasan wisata. b. Parkir, yaitu kondisi tempat parkir dan daya tampung areal parkir yang disediakan oleh Taman Anggrek Ragunan. c. Toilet, yaitu kombinasi antara jumlah, pemeliharaan, kebersihan, dan peneranga n toilet. d. Kantin, mencakup keberadaan kantin, kebersihan, dan kenyamanan. e. Kios anggrek, mencakup keberadaan dan kelengkapan produk yang diperjual-belikan. f. Tempat ibadah, mencakup keberadaan, luas tempat ibadah, kelengkapan sarana ibadah seperti sajadah dan mukena, kebersihan, lokasi tempat ibadah, dan kenyamanan. g. Daftar aktifitas, mencakup keberadaan dan manfaat dari adanya daftar kegiatan Taman Anggrek Ragunan bagi pengunjung.
7.2. Analisis Model Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penyusunan Strategi Bauran Pemasaran Dari hasil wawancara dan identifikasi, didapat struktur hirarki yang berguna untuk memudahkan proses pengambilan keputusan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui urutan prioritas dari tujuan, faktor, dan subfaktor dari kegiatan bauran pemasaran yang akan dilakukan oleh Taman Anggrek Ragunan.
89
Analisis tujuan, faktor, dan sub faktor dari strategi bauran pemasaran dilakukan dengan menyusun model struktur hirarki keputusan dengan empat tingkat. Prioritas strategi pemasaran yang tepat pada agrowisata Taman Anggrek Ragunan
Tingkat 1: Fokus
Meningkatkan jumlah pengunjung Taman Anggrek Ragunan
Tingkat 2: Tujuan
Prdk
Tingkat 3: Faktor (strategi)
Tingkat 4: Subfaktor (strategi operasional)
Menjadikan Taman Anggrek Ragunan sebagai objek agrowisata yang potensial di DKI Jakarta
Hrg
Tmp t
Prms
Org
Prs
K.ang
Sg
Lk
Ik n
Jp d
Tgpn
Pnj.a r
J.ang
Mt
Ny
Pjl
Kp m
Ku.ly
Parki r
Inf
Pm
Kg
Konsi
Kantn
Hs
Kr
K.ats Ku.ats
Bkt Fsk
Toilet Ki.ag T.ibad D.aktf
•
Gambar 5. Struktur Hirarki Analitik Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penyusunan Strategi Bauran Pemasaran Keterangan Tingkat 3 :
Tingkat 4 :
-Prdk
: Produk
-Org
: Orang
-Hrg
: Harga
-Prs
: Proses
-Tmpt
: Tempat/saluran distribusi
-Bkt Fsk : Bukti fisik
-Prms
: Promosi
-K.ang : Keragaman anggrek
-Jpd
: Jumlah pemandu
-J.ang
: Jumlah anggrek
-Kp
: Kompetensi
-K.ats
: Keragaman atraksi wisata
-Kg
: Kesigapan
-Ku.ats : Kualitas atraksi wisata
-Kr
: Keramahan
-Sg
-Tgpn
: Tanggapan terhadap
: Harga dilihat dari segmen pelanggan
-Mt
: Harga dilihat dari persepsi mutu
keluhan -Ku.ly
: Kualitas layanan
90
-Lk
: Lokasi strategis dan sarana
-Konsi : Kekonsistenan dalam
transportasi
pengembangan agrowisata
-Ny
: Kenyamanan dan kebersihan
-Pnj.ar : Penunjuk arah
-Inf
: Tempat penyedia informasi
-Parkir
wisata
-Kantin
-Ikn
: Iklan
-Toilet
-Pjl
: Promosi penjualan
-Ki.ag
-Hs
: Hubungan masyarakat
-T.ibad : Tempat ibadah
-Pm
: Pemasaran langsung
-D.aktf : Daftar aktifitas
: Kios anggrek
Tingkat satu adalah fokus, yaitu prioritas strategi bauran pemasaran yang tepat bagi Taman Anggrek Ragunan, fokus merupakan tujuan dari penelitian ini. Tingkat dua adalah tujuan, yaitu tujuan dari kegiatan pelaksanaan strategi bauran pemasaran yang dilakukan oleh Taman Anggrek Ragunan. Tingkat tiga adalah faktor- faktor atau strategi, adalah tujuh strategi bauran pemasaran yang terdiri dari produk, harga, tempat, promosi, proses, orang, dan bukti fisik. Tingkat empat adalah sub faktor penyusun strategi bauran pemasaran atau strategi operasional yaitu penjabaran dari faktor pada tingkat tiga.
7.3. Analisis Hasil Pengolahan Horizontal Taman Anggrek Ragunan Pengolahan horizontal bertujuan untuk melihat prioritas suatu elemen terhadap tingkat yang berada satu tingkat di atas elemen tersebut. Pengolahan ini belum memperlihatkan keseluruhan kaitan setiap elemen dalam suatu hirarki.
7.3.1. Analisis Pengolahan Horizontal Elemen Tujuan Hasil pengolahan horizontal pada tujuan pemasaran memperlihatkan prioritas yang ingin dicapai oleh Taman Anggrek Ragunan. Hasil pengolahan horizontal pada tujuan pemasaran dapat dilihat pada Tabel 11.
91
Tabel 11. Hasil Pengolahan Horizontal Elemen Tujuan Pemasaran di Taman Anggrek Ragunan Tujuan Meningkatkan jumlah pengunjung Taman Anggrek Ragunan Menjadikan Taman Anggrek Ragunan sebagai objek agrowisata yang potensial di DKI Jakarta Rasio Inkonsistensi
Bobot
Prioritas
0,667
1
0,333
2 0,00
Dari pengolahan horizontal didapat bahwa tujuan meningkatkan jumlah pengunjung merupakan prioritas pertama dari kegiatan bauran pemasaran dengan bobot sebesar 0,667. Tujuan untuk menjadikan Taman Anggrek Ragunan sebagai objek agrowisata yang potensial di DKI Jakarta menempati urutan kedua dengan bobot 0,333. Taman Anggrek Ragunan lebih memprioritaskan tujuan meningkatkan jumlah pengunjung karena dengan meningkatnya jumlah kunjungan maka pendapatan yang diterima oleh manajemen dan petani yang ada di Taman Anggrek Ragunan akan bertambah. Dengan bertambahnya pendapatan maka akan berpengaruh terhadap kesejahteraan petani. Selain itu, manajemen lebih memprioritaskan tujuan untuk meningkatkan jumlah pengunjung dikarenakan relatif sedikitnya jumlah pengunjung Taman Anggrek Ragunan dibandingkan dengan agrowisata lainnya. Hal tersebut menjadi perhatian bagi pihak manajemen untuk lebih meningkatkan strategi bauran pemasaran yang akan dilakukan. Menjadikan Taman Anggrek Ragunan sebagai objek agrowisata yang potensial di DKI Jakarta mendapat prioritas kedua karena jika tujuan untuk meningkatkan jumlah kunjungan tercapai maka secara tidak langsung Taman Anggrek Ragunan dapat menjadi objek agrowisata andalan di DKI Jakarta dan berpotensi dalam penerimaan daerah Provinsi DKI Jakarta.
92
7.3.2. Analisis Pengolahan Horizontal Elemen Bauran Pemasaran Hasil pengolahan ini merupakan pengolahan hirarki pada tingkat tiga untuk mengetahui faktor- faktor yang diprioritaskan dalam bauran pemasaran terhadap masing- masing tujuan. Hasil pengolahan horizo ntal dapat dilihat pada Tabel 12.
Tabel 12.
Hasil Pengolahan Horizontal Elemen Bauran Pemasaran Taman Anggrek Ragunan
Tujuan Meningkatkan jumlah pengunjung Taman Anggrek Ragunan Menjadikan Taman Anggrek Ragunan sebagai tempat agrowisata yang potensial di DKI Jakarta
Bauran pemasaran Produk Harga Tempat/saluran distribusi Promosi Orang Proses Bukti fisik Produk/jasa Harga Tempat/saluran distribusi Promosi Orang Proses Bukti fisik
Bobot
Prioritas
0,336 0,243 0,074 0,144 0,072 0,054 0,077 0,264 0,180 0,094 0,130 0,078 0,148 0,106
1 2 5 3 6 7 4 1 2 6 4 7 3 5
Rasio Inkonsistensi
0,04
0,06
Pengolahan secara horizontal pada tingkat tiga secara keseluruhan telah memenuhi persyaratan rasio inkonsistensi, yaitu dibawah 10 persen. Pada hasil pengolahan horizontal menunjukkan bahwa untuk tujuan meningkatkan jumlah pengunjung, strategi produk mendapat prioritas pertama dengan bobot 0,336. Faktor produk mendapat prioritas pertama, karena sebagai sebuah agrowisata, Taman Anggrek Ragunan harus lebih memperhatikan keragaman dan kualitas produk yang ditawarkan sehingga dapat menarik masyarakat untuk berkunjung ke Taman Anggrek Ragunan. Dengan semakin menariknya produk yang ditawarkan diharapkan dapat menarik banyak pengunjung untuk datang ke Taman Anggrek
93
Ragunan. Produk yang ditawarkan di Taman Anggrek Ragunan terdiri dari atraksi-atraksi wisata dan tanaman anggrek. Prioritas kedua dari tujuan meningkatkan jumlah pengunjung adalah harga dengan bobot 0,243. Strategi harga mendapat prioritas kedua karena harga merupakan satu-satunya unsur bauran pemasaran yang menghasilkan pendapatan, sedangkan unsur-unsur lainnya menghasilkan biaya. Hal tersebut sesuai dengan tujuan meningkatkan jumlah pengunjung yang akan berpengaruh terhadap pendapatan yang diterima. Penetapan harga yang tepat, baik berdasarkan segmentasi pengunjung atau mutu dari produk diperlukan agar tujuan untuk meningkatkan jumlah pengunjung dapat tercapai. Strategi promosi menempati urutan ketiga dari prioritas bauran pemasaran yang bertujuan meningkatkan jumlah pengunjung Taman Anggrek Ragunan dengan bobot 0,144. Promosi memegang peranan yang cukup penting dalam menarik masyarakat untuk berkunjung ke Taman Anggrek Ragunan. Hal ini terbukti dari kenaikan jumlah pengunjung pada tahun 2006 yang disebabkan oleh kegiatan promosi yang dilakukan cukup gencar. Prioritas keempat dari tujuan meningkatkan jumlah pengunjung adalah bukti fisik dengan bobot 0,077. Bukti fisik dapat juga disebut sebagai fasilitas yang mendukung keberadaan sebuah tempat yang menawarkan jasa. Semakin lengkap fasilitas suatu tempat, maka akan membuat pengunjung merasa puas, dan dengan puasnya pengunjung yang datang diharapkan mereka dapat melakukan kunjungan ulang dan memberikan informasi yang baik tentang Taman Anggrek Ragunan kepada kerabat atau teman-temannya.
94
Strategi tempat/saluran distribusi mendapat prioritas kelima dengan bobot 0,074 dari tujuan meningkatkan jumlah pengunjung. Dari segi tempat, Taman Anggrek Ragunan memiliki keunggulan tersendiri karena letaknya yang cukup strategi dan sarana transportasi yang mudah dijangkau. Terjadi kecenderungan masyarakat enggan melakukan perjalanan ke suatu tempat jika lokasi dan sarana transportasinya sulit dijangkau, sehingga dengan lokasi dan sarana transportasi yang mendukung diharapkan masyarakat dapat dengan mudah untuk berkunjung ke tempat tersebut. Strategi orang mendapat prioritas keenam dari tujuan meningkatkan pengunjung dengan bobot 0,072. Strategi orang merupakan faktor yang perlu diperhatikan dalam bauran pemasaran, karena pada usaha jasa terutama agrowisata, orang merupakan faktor yang menentukan kualitas dari pelayanan yang ditawarkan oleh tempat wisata. Oleh sebab itu Taman Anggrek Ragunan perlu memperhatikan strategi orang dalam strategi pemasarannya, agar tujuannya dapat tercapai. Prioritas terakhir dalam strategi bauran pemasaran dengan tujuan meningkatkan jumlah kunjungan adalah proses. Strategi proses mempunyai bobot sebesar 0,054. Proses dalam strategi bauran pemasaran Taman Anggrek Ragunan meliputi tanggapan atas keluhan, kualitas layanan, dan kekonsistenan manajemen dalam pengembangan agrowisata. Keberhasilan suatu proses juga berpengaruh terhadap tercapainya tujuan perusahaan. Berdasarkan hasil pengolahan horizontal pada tingkat tiga menunjukkan prioritas pertama dari tujuan menjadikan Taman Anggrek Ragunan sebagai agrowisata yang potensial di DKI Jakarta adalah produk dengan bobot prioritas
95
sebesar 0,264. Produk
mendapat
prioritas
pertama
baik
untuk
tujuan
meningkatkan jumlah pengunjung maupun menjadikan Taman Anggrek Ragunan sebagai agrowisata yang potensial. Hal tersebut disebabkan karena produk merupakan faktor yang sangat penting untuk diperhatikan dalam menjadikan Taman Anggrek Ragunan sebagai objek wisata yang potensial di DKI Jakarta dan itu akan tercermin dari peningkatan jumlah pengunjung yang semakin meningkat. Prioritas kedua dari tujuan menjadikan Taman Anggrek Ragunan sebagai agrowisata yang potensial di DKI Jakarta adalah harga dengan bobot 0,180. Hampir sama dengan tujuan meningkatkan jumlah pengunjung, penetapan harga yang tepat juga harus diperhatikan agar tujuan menjadikan Taman Anggrek Ragunan sebagai agrowisata yang potensial di DKI Jakarta dapat tercapai. Strategi proses mendapat prioritas ketiga dari tujuan menjadikan Taman Anggrek Ragunan sebagai agrowisata yang potensial di DKI Jakarta dengan bobot sebesar 0,148. Strategi proses menempati urutan ketiga karena keberhasilan agrowisata ditentukan dari proses yang dilakukan untuk mencapai tujuan sebagai agrowisata yang potensial di DKI Jakarta. Semakin baik proses yang dilakukan, maka hasilnya pun akan baik pula. Prioritas keempat dari tujuan menjadikan Taman Anggrek Ragunan sebagai agrowisata yang potensial di DKI Jakarta adalah promosi dengan bobot 0,130. Strategi promosi juga memegang peranan yang cukup penting dalam memperkenalkan agrowisata Taman Anggrek Ragunan. Promosi berfungsi untuk menginformasikan keberadaan dan keunggulan yang dimiliki oleh objek wisata sehingga masyarakat dapat mengetahui keberadaan dan keunggulan objek wisata tersebut dan pada akhirnya masyarakat memutuskan untuk berkunjung ke sana.
96
Prioritas kelima dari tujuan menjadikan Taman Anggrek Ragunan sebagai agrowisata yang potensial di DKI Jakarta adalah bukti fisik dengan bobot 0,106. Untuk mendukung keberadaan Taman Anggrek Ragunan sebagai tempat agrowisata, bukti fisik sangat diperlukan. Hal tersebut dikarenakan, dengan adanya bukti fisik atau fasilitas fisik yang lengkap akan memberikan kepuasan kepada pengunjung, sehingga dapat menarik pengunjung lebih banyak lagi dan pada akhirnya Taman Anggrek Ragunan dapat menjadi agrowisata yang potensial dan dapat diandalkan di wilayah DKI Jakarta. Strategi tempat menempati urutan keenam dalam strategi bauran pemasaran untuk tujuan menjadikan Taman Anggrek Ragunan sebagai agrowisata yang potensial di DKI Jakarta dengan bobot 0,094. Letak Taman Anggrek Ragunan yang cukup strategis memberikan keunggulan bagi terwujudnya tujuan Taman Anggrek Ragunan sebagai agrowisata yang potensial. Prioritas terakhir dari bauran pemasaran untuk menjadikan Taman Anggrek Ragunan sebagai agrowisata yang potensial di DKI Jakarta adalah orang. Strategi orang mempunyai bobot sebesar 0,078. Walaupun menjadi prioritas terakhir, faktor ini juga perlu diperhatikan oleh manajemen karena tanpa komitmen dari karyawan dan manajemen untuk memajukan Taman Anggrek Ragunan, tujuan dari Taman Anggrek Ragunan tidak akan tercapai.
7.3.3. Analisis Pengolahan Horizontal Elemen Strategi Operasional Hasil pengolahan horizontal tingkat empat membahas mengenai prioritas masing- masing strategi operasional dari elemen ketiga yaitu elemen pemasaran yang sesuai dengan tujuan pemasaran yang ingin dicapai oleh Taman Anggrek Ragunan.
97
7.3.3.1. Analisis Hasil Pengolahan Horizo ntal Elemen Strategi Operasional untuk Tujuan Meningkatkan Jumlah Pengunjung Dari hasil pengolahan horizontal didapat prioritas elemen taktik untuk tujuan meningkatkan jumlah pengunjung Taman Anggrek Ragunan. Hasil pengolahan horizontal dapat dilihat pada Tabel 13.
Tabel 13. Hasil Pengolahan Horizontal Elemen Strategi Operasional untuk Tujuan Meningkatkan Jumlah Pengunjung Taman Anggrek Ragunan Bauran Pemasaran Produk
Harga
Tempat/ saluran distribusi
Promosi
Orang
Proses
Bukti fisik
Strategi Operasional Keragaman anggrek Jumlah anggrek Keragaman atraksi wisata Kualitas atraksi wisata Harga dilihat dari segmen pelanggan Harga dilihat dari persepsi mutu Lokasi strategis dan sarana transportasi Kenyamanan & kebersihan Tempat penyedia informasi wisata Iklan Pomosi penjualan Hubungan masyarakat Pemasaran langsung Jumlah karyawan/pemandu Kompetensi Kesigapan Keramahan Tanggapan atas keluhan Kualitas dalam layanan Kekonsistenan dalam pengembangan agrowisata Penunjuk arah Parkir Toilet Kantin Kios anggrek Tempat ibadah Daftar aktifitas
Pengolahan meningkatkan
secara
jumlah
horizontal
pengunjung
Bobot
Prioritas
Rasio Inkonsistensi
0,371 0,183 0,163 0,283
1 3 4 2
0,04
0,333
2
0,667
1
0,400
1
0,200
2
0,400
1
0,246 0,210 0,246 0,298 0,175 0,246 0,289 0,289 0,114 0,481
2 3 2 1 3 2 1 1 3 1
0,405
2
0,053 0,111 0,092 0,078 0,406 0,185 0,074
7 3 4 5 1 2 6
0,00
pada telah
tingkat
0,00
0,02
0,02
0,03
0,05
tiga
memenuhi
dengan
persyaratan
tujuan rasio
98
inkonsistensi, yaitu dibawah 10 persen. Pada strategi produk, keragaman anggrek menempati prioritas pertama dengan bobot 0,371. Keragaman anggrek mendapat prioritas pertama dalam meningkatkan jumlah kunjungan karena dari nama nya saja yaitu agrowisata Taman Anggrek Ragunan sudah memberikan gambaran mengenai keragaman anggrek yang ada di sana, sehingga pihak manajemen lebih memperhatikan keragaman anggrek sebagai bagian dari bauran produk. Dengan semakin banyak jenis anggrek yang dikoleksi Taman Anggrek Ragunan, diharapkan lebih menarik masyarakat untuk datang. Prioritas kedua dari strategi produk/jasa adalah kualitas atraksi wisata dengan bobot 0,283. Taman Anggrek Ragunan lebih memprioritaskan kualitas atraksi wisata yang ditawarkan dibandingkan jumlah atraksi wisata. Hal tersebut sesuai dengan fungsi Taman Anggrek Ragunan sebagai sarana untuk mempelajari seluk beluk anggrek, sehingga Taman Anggrek Ragunan lebih memperhatikan segi kualitas atraksi wisata yang ditawarkan. Jumlah anggrek menjadi prioritas ketiga dari strategi produk dengan bobot 0,183. Pihak manajemen Taman Anggrek Ragunan bekerjasama dengan para petani melakukan usaha perbanyakan anggrek baik dengan cara konvensional maupun dengan kultur jaringan, usaha ini bertujuan untuk melestarikan jenis-jenis anggrek terutama anggrek-anggrek langka. Jumlah anggrek yang cukup banyak di Taman Anggrek Ragunan dapat menarik masyarakat untuk berkunjung atau bahkan membeli anggrek yang tersedia di Taman Anggrek Ragunan. Prioritas keempat dari strategi produk adalah keragaman atraksi wisata dengan bobot 0,163. Saat ini terdapat lima atraksi wisata yang ditawarkan oleh
99
Taman Anggrek Ragunan, seluruh atraksi wisata yang ditawarkan lebih mengedepankan unsur pengetahuan tentang anggrek. Harga dilihat dari persepsi mutu merupakan prioritas pertama dari strategi harga dengan bobot 0,667. Taman Anggrek Ragunan berusaha untuk menetapkan harga sesuai dengan mutu dari produk dan layanan yang ditawarkan, sehingga pengunjung merasakan kepuasan berkunjung ke Taman Anggrek Ragunan. Diharapkan dengan kepuasan yang dirasakan pengunjung, mereka dapat melakukan kunjungan ulang ke Taman Anggrek Ragunan. Penetapan harga dilihat dari segmen pelanggan merupakan prioritas kedua dengan bobot 0,333. Penetapan harga berdasarkan segmen pelanggan yang diterapkan oleh Taman Anggrek Ragunan adalah membedakan harga tiket masuk pengunjung “rombongan” usia sekolah yang bertujuan melakukan studi tur. Prioritas utama dari strategi tempat/saluran distribusi terdiri dari dua strategi operasional yaitu lokasi strategis dan sarana transportasi, dan tempat penyedia informasi wisata. Kedua strategi operasional tersebut mempunyai bobot masing- masing 0,400. Lokasi strategis dan sarana transportasi yang mendukung keberadaan agrowisata Taman Anggrek Ragunan merupakan keuntungan dalam menarik pengunjung untuk datang ke sana. Sedangkan, untuk tempat penyediaan informasi wisata juga diperlukan oleh Taman Anggrek Ragunan dalam memberikan informasi kepada masyarakat mengenai keberadaan agrowisata Taman Anggrek Ragunan dan produk apa saja yang ditawarkan di sana. Prioritas kedua dari strategi tempat adalah kenyamanan dan kebersihan dengan
bobot
0,200.
Taman
Anggrek
Ragunan
cukup
memperhatikan
100
kenyamanan dan kebersihan tempat wisata sehingga pengunjung merasa puas dan dapat melakukan kunjungan ulang ke Taman Anggrek Ragunan. Pemasaran langsung merupakan prioritas pertama dari strategi promosi dengan bobot 0,298. Dalam mempromosikan agrowisata Taman Anggrek Ragunan, pihak manajemen lebih memprioritaskan pemasaran langsung dengan menggunakan website dan penerbitan katalog. Untuk menemukan profil Taman Anggrek Ragunan dapat dilihat di situs internet Dinas Pertanian dan Kehutanan DKI Jakarta. Prioritas kedua dari strategi promosi terdiri dari dua strategi operasional yaitu, iklan dan hubungan masyarakat dengan bobot pada masing- masing strategi operasional sebesar 0,246. Iklan dan hubungan masyarakat memegang peranan yang cukup penting dalam mempromosikan Taman Anggrek Ragunan kepada masyarakat. Bentuk-bentuk promosi dengan menggunakan iklan dan hubungan masyarakat diantaranya adalah memuat profil Taman Anggrek Ragunan di media cetak dan elektronik, mengikuti pameran, penerbitan brosur, kompetisi, dan lainlain. Prioritas terakhir dari strategi promosi dengan bobot 0,210 adalah promosi penjualan. Untuk menarik masyarakat untuk berkunjung, Taman Anggrek Ragunan juga menerapkan promosi penjualan yaitu berupa potongan harga atau diskon. Potongan harga atau diskon meliputi harga tiket masuk dan harga tanaman anggrek. Prioritas utama dari strategi orang terdiri dari dua strategi operasional yaitu kesigapan dan keramahan dengan bobot masing- masing sebesar 0,289. Peranan kesigapan dan keramahan orang atau karyawan yang bekerja dalam
101
sebuah organisasi jasa sangat diperlukan, ini dikarenakan kualitas dari produk sangat tergantung dari orang atau karyawan yang bekerja di tempat tersebut. Oleh sebab itu Taman Anggrek Ragunan cukup memperhatikan kesigapan dan keramahan karyawan dan pemandu atau guide yang bekerja di sana. Kompetensi mendapat prioritas kedua dari strategi orang dengan bobot 0,246. Taman Anggrek Ragunan perlu memperhatikan pengetahuan karyawankaryawannya. Hal itu diperlukan agar dalam melayani pengunjung, karyawan dan pemandu dapat menjelaskan tentang profil Taman Anggrek Ragunan dan seluk beluk anggrek dengan baik kepada pengunjung. Prioritas ketiga dari strategi orang adalah jumlah karyawan/pemandu dengan bobot sebesar 0,175. Jumlah karyawan dan pemandu dalam sebuah organisasi juga harus diperhatikan karena jumlah karyawan dan pemandu harus disesuaikan dengan luas organisasi, sehingga dengan jumlah karyawan yang ada dapat menangani semua tugas dengan baik. Kualitas layanan merupakan prioritas pertama dari stategi proses dengan bobot 0,481. Kualitas layanan memegang peran yang sangat penting dalam meningkatkan jumlah kunjungan ke Taman Anggrek Ragunan, karena dengan kualitas layanan yang baik akan memberikan citra baik bagi agrowisata Taman Anggrek Ragunan. Prioritas kedua dari strategi proses adalah kekonsistenan dalam pengembangan agrowisata dengan bobot sebesar 0,405. Kekonsistenan dalam pengembangan agrowisata merupakan proses yang sangat diperlukan dalam memajukan Taman Anggrek Ragunan, sehingga kekonsistenan pihak manajemen dalam pengembangan agrowisata cukup menjadi perhatian.
102
Prioritas ketiga adalah tanggapan atas keluhan dengan bobot 0,114. Keluhan para pengunjung berusaha ditanggapi Taman Anggrek Ragunan dengan cepat dan sigap. Tanggapan dari pihak manajemen diharapkan dapat memberikan kesenangan bagi pengunjung karena merasa dihargai. Sejak berdiri, Taman Anggrek Ragunan belum menerima keluhan yang berarti dari pengunjungpengunjungnya dan selama ini masih dapat diselesaikan dengan baik. Strategi bukti fisik memberikan prioritas pertama pada fasilitas kios anggrek dengan bobot 0,406. Keberadaan kios anggrek cukup penting bagi Taman Anggrek Ragunan karena selain berfungsi sebagai tempat jual beli anggrek, tempat ini juga berfungsi sebagai ruang pamer atau promosi anggrek. Prioritas kedua adalah tempat ibadah dengan bobot 0,185. Fasilitas tempat ibadah sangat diperlukan bagi sebuah tempat wisata karena dengan adanya tempat ibadah akan memberikan kenyamanan bagi pengunjung untuk beribadah disela-sela wisata mereka. Prioritas ketiga dari strategi bukti fisik adalah fasilitas parkir dengan bobot sebesar 0,111. Areal Taman Anggrek Ragunan telah dilengkapi dengan areal parkir yang cukup luas bagi pengunjung yang menggunakan kendaraan pribadi. Fasilitas toilet menjadi prioritas keempat dari strategi bukti fisik dengan bobot 0,092. Taman Anggrek Ragunan telah menyediakan fasilitas toilet, walaupun dari segi jumlah masih agak kurang. Fasilitas kantin mendapat prioritas kelima dari strategi bukti fisik dengan bobot 0,078. Pada awalnya di Taman Anggrek Ragunan sudah menyediakan fasilitas kantin, namun karena jumlah pengunjung yang relatif sedikit sehingga
103
fasilitas kantin tidak difungsikan. Taman Anggrek Ragunan merencanakan untuk membuka atau memfungsikan kembali fasilitas kantin. Prioritas keenam dan ketujuh dari strategi bukti fisik adalah daftar aktifitas dan penunjuk arah dengan bobot masing- masing 0,074 dan 0,053. Daftar aktifitas diperlukan untuk memberikan informasi kepada pengunjung mengenai kegiatan apa saja yang ada dan ditawarkan di Taman Anggrek Ragunan. Penunjuk arah ke dan di dalam Taman Anggrek Ragunan diperlukan untuk memudahkan pengunjung untuk datang ke Taman Anggrek Ragunan.
7.3.3.2. Analisis Hasil Pengolahan Horizontal Elemen Strategi Operasional untuk Tujuan Menjadikan Taman Anggrek Ragunan sebagai Objek Agrowisata yang Potensial di DKI Jakarta Dari hasil pengolahan horizontal didapat prioritas stratregi operasional untuk tujuan menjadikan Taman Anggrek Ragunan sebagai objek agrowisata yang potensial di DKI Jakarta. Hasil pengolahan horizontal dapat dilihat pada Tabel 14. Pengolahan secara horizontal pada tingkat tiga dengan tujuan menjadikan Taman Anggrek Ragunan sebagai objek agrowisata yang potensial di DKI Jakarta telah memenuhi persyaratan rasio inkonsistensi, yaitu dibawah 10 persen. Prioritas pertama dari strategi produk adalah keragaman anggrek dengan bobot 0,371. Taman Anggrek Ragunan berusaha untuk memperbanyak koleksi anggrek, bahkan beberapa petani di Taman Anggrek Ragunan mengimpor bibit anggrek dari luar negeri untuk dibudidayakan. Hal tersebut dilakukan agar Taman Anggrek Ragunan menjadi salah satu tempat agrowisata terlengkap dari segi keragaman anggreknya.
104
Tabel 14. Hasil Pengolahan Horizontal Elemen Strategi Operasional untuk Tujuan Menjadikan Taman Anggrek Ragunan sebagai Objek Agrowisata yang Potensial di DKI Jakarta Bauran Pemasaran Produk
Harga
Tempat/ saluran distribusi
Promosi
Orang
Proses
Bukti fisik
Strategi Operasional Keragaman anggrek Jumlah anggrek Keragaman atraksi wisata Kualitas atraksi wisata Harga dilihat dari segmen pelanggan Harga dilihat sari persepsi mutu Lokasi strategis dan sarana transportasi Kenyamanan & kebersihan Tempat penyedia informasi wisata Iklan Pomosi penjualan Hubungan masyarakat Pemasaran langsung Jumlah karyawan/pemandu Kompetensi Kesigapan Keramahan Tanggapan atas keluhan Kualitas dalam layanan Kekonsistenan dalam pengembangan agrowisata Penunjuk arah Parkir Toilet Kantin Kios anggrek Tempat ibadah Daftar aktifitas
Bobot
Prioritas
Rasio Inkonsistensi
0,371 0,183 0,163 0,283
1 3 4 2
0,04
0,500
1
0,500
1
0,444
2
0,472
1
0,084
3
0,287 0,237 0,136 0,340 0,246 0,298 0,246 0,210 0,260 0,413
2 3 4 1 2 1 2 3 3 1
0,327
2
0,048 0,102 0,102 0,108 0,397 0,140 0,104
6 5 5 3 1 2 4
0,00
0,00
0,07
0,02
0,05
0,07
Prioritas kedua dari strategi produk adalah kualitas atraksi wisata dengan bobot sebesar 0,283. Untuk menjadikan Taman Anggrek Ragunan sebagai sebuah tempat agrowisata yang potensial harus diperhatikan kualitas dari atraksi wisata yang ditawarkan. Jadi, pengunjung yang datang tidak hanya mendapatkan hiburan tetapi juga mendapatkan pengetahuan tentang seluk beluk anggrek. Jumlah anggrek merupakan prioritas ketiga dari strategi produk dengan bobot 0,183. Saat ini, jumlah anggrek yang tersedia di Taman Anggrek Ragunan
105
sudah cukup banyak dan beraneka macam jenisnya. Dengan jumlah anggrek yang cukup banyak merupakan salah satu modal dalam menjadikan Taman Anggrek Ragunan sebagai tempat agrowisata yang potensial. Prioritas keempat dari strategi produk/jasa adalah keragaman atraksi wisata dengan bobot sebesar 0,163. Untuk menjadi
tempat
agrowisata
yang
potensial
Taman
Anggrek
Ragunan
merencanakan untuk menambah atraksi wisata agar dapat lebih menarik masyarakat untuk berkunjung. Penetapan harga dilihat dari segmen pelanggan dan penetapan harga dilihat dari persepsi mutu, dari strategi harga mempunyai prioritas yang sama dengan bobot 0,500. Taman Anggrek Ragunan memprioritaskan kedua strategi operasional taktik tersebut karena keduanya mempunyai pengaruh yang sama untuk menjadikan Taman Anggrek Ragunan sebagai agrowisata yang potensial di DKI Jakarta. Kenyamanan dan kebersihan Taman Anggrek Ragunan merupakan prioritas pertama dari strategi tempat/saluran distribusi dengan bobot 0,472. Kenyamanan dan kebersihan berperan penting dalam mendukung tujuan jangka panjang Taman Anggrek Ragunan yaitu sebagai tempat agrowisata yang potensial di DKI Jakarta. Kenyamanan dan kebersihan lebih diprioritaskan karena dengan kondisi tempat yang nyaman dan bersih akan membuat para pengunjung akan senang dan merasa puas, dan diharapkan mereka dapat melakukan kunjungan ulang ke Taman Anggrek Ragunan. Prioritas kedua dari stategi tempat/saluran distribusi adalah lokasi strategis dan sarana transportasi dengan bobot sebesar 0,444. Berdasarkan Rencana Induk Pola Pengembangan Pariwisata Daerah (RIPPPD) DKI Jakarta, Taman Anggrek
106
Ragunan sebagai salah satu bagian dari kawasan wisata Ragunan memiliki keunggulan dari segi lokasi karena letaknya yang dekat dengan Kebun Binatang Ragunan. Kondisi tersebut mendukung tujuan untuk menjadikan Taman Anggrek Ragunan sebagai agrowisata yang potensial karena letaknya yang strategis dan mudah dijangkau. Prioritas ketiga dari strategi tempat/saluran distribusi adalah tempat penyediaan informasi wisata dengan bobot 0,084. Walaupun menjadi prioritas terakhir, keberadaan tempat penyediaan informasi wisata cukup penting karena berfungsi untuk memberikan informasi kepada masyarakat tentang keberadaan Taman Anggrek Ragunan dan apa saja produk yang ditawarkan di sana. Strategi promosi memberikan prioritas pertama pada pemasaran langsung dengan bobot 0,340. Hampir sama dengan tujuan untuk meningkatkan jumlah pengunjung, untuk tujuan menjadikan Taman Anggrek Ragunan sebagai agrowisata yang potensial, strategi operasional ini masih diprioritaskan oleh pihak manajemen untuk mempromosikan Taman Anggrek Ragunan. Prioritas kedua dari strategi promosi adalah iklan dengan bobot 0,287. Selama ini, Taman Anggrek Ragunan rutin mempromosikan tempat agrowisata ini di majalah Trubus. Promosi penjualan merupakan prioritas ketiga dari strategi promosi dengan bobot 0,237. Promosi penjua lan yang biasanya dilakukan adalah pemberian diskon atau potongan harga. Diskon atau potongan harga diberikan kepada pengunjung dengan maksud untuk menarik pengunjung sebanyakbanyaknya ke Taman Anggrek Ragunan. Dengan semakin meningkatnya jumlah pengunjung diharapkan tujuan jangka panjang Taman Anggrek Ragunan dapat tercapai. Prioritas keempat dari strategi promosi adalah hubungan masyarakat
107
dengan bobot 0,136. Hubungan masyarakat atau public relation yang dijalankan oleh Taman Anggrek Ragunan yaitu melalui pameran-pameran, seminar, kompetisi anggrek, dan penerbitan brosur. Kompetensi merupakan prioritas pertama dari strategi orang dengan bobot 0,298. Sebagai sebuah tempat untuk mengetahui seluk beluk pemeliharaan dan budidaya anggrek, kompetensi karyawan dan pemandu atau guide tentang anggrek sangat diperlukan untuk memberikan informasi kepada pengunjung mengenai seluk beluk anggrek. Prioritas kedua dari strategi orang terdiri dari dua strategi operasional yaitu jumlah karyawan dan pemandu serta kesigapan dengan bobot masing- masing elemen taktik adalah 0,246. Kuantitas dan kesigapan karyawan dan pemandu sangat menentukan kualitas layanan yang ditawarkan. Untuk itu, Taman Anggrek Ragunan perlu memperhatikan jumlah dan kesigapan karyawannya. Keramahan merupakan prioritas ketiga dari strategi orang dengan bobot 0,210. Sikap ramah yang ditampilkan oleh karyawan atau orang yang bekerja di sana, akan memberikan point tersendiri bagi pengunjung yang datang. Pengunjung yang merasa puas diharapkan dapat memberikan informasi yang baik tentang Taman Anggrek Ragunan kepada orang lain. Prioritas pertama dari strategi proses adalah kualitas layanan dengan bobot 0,413. Taman Anggrek Ragunan berusaha untuk memberikan kualitas layanan yang baik kepada pengunjung. Dengan kualitas layanan yang baik akan memberikan citra baik bagi agrowisata Taman Anggrek Ragunan. Kekonsistenan dalam pengembangan agrowisata merupakan prioritas kedua dari strategi proses dengan bobot 0,327. Kekonsistenan pihak manajemen dalam mengembangkan
108
Taman Anggrek Ragunan menjadi agrowisata yang baik sangat diperlukan untuk terwujudnya tujuan jangka panjang Taman Anggrek Ragunan yaitu sebagai agrowisata yang potensial di DKI Jakarta. Prioritas ketiga dari strategi proses adalah tanggapan atas keluhan dengan bobot 0,260. Keluhan para pengunjung berusaha ditanggapi Taman Anggrek Ragunan dengan cepat dan sigap. Tanggapan yang serius dan cepat dari pihak manajemen diharapkan dapat memberikan kesenangan bagi pengunjung karena merasa dihargai. Prioritas pertama dari strategi bukti fisik adalah fasilitas kios anggrek dengan bobot 0,397. Keberadaan kios anggrek sebagai salah satu fasilitas di Taman Anggrek Ragunan sangat diperlukan karena pengunjung dapat membeli segala keperluan menanam anggrek di kios ini. Jadi, selain berwisata pengunjung juga dapat membeli keperluan-keperluan untuk menanam anggrek seperti pupuk, bibit, pestisida, dan lain- lain. Tempat ibadah merupakan prioritas kedua dari strategi bukti fisik dengan bobot 0, 140. Untuk mencapai tujuan menjadi agrowisata yang potensial, Taman Anggrek Ragunan harus dilengkapi dengan berbagai fasilitas salah satunya adalah tempat ibadah. Selain keberadaannya, perlengkapan yang menunjang tempat ibadah juga perlu diperhatikan. Kantin merupakan prioritas ketiga dari strategi bukti fisik dengan bobot 0,108. Fasilitas kantin cukup berperan dalam memberikan kepuasan pengunjung terhadap fasilitas yang tersedia di Taman Anggrek Ragunan. Prioritas keempat adalah daftar aktifitas dengan bobot 0,104. Daftar aktifitas diperlukan untuk
109
memberikan informasi kepada pengunjung mengenai kegiatan apa saja yang ada dan ditawarkan di Taman Anggrek Ragunan. Fasilitas parkir dan toilet merupakan prioritas kelima dari strategi bukti fisik dengan bobot 0,102. Untuk memberikan kenyamanan dan kepuasan pengunjung dan untuk memberikan kesan yang baik, keberadaan dan kebersihan fasilitas juga harus diperhatikan oleh pihak manajemen Taman Anggrek Ragunan. Penunjuk arah menjadi prioritas keenam dengan bobot sebesar 0,048. Saat ini, Taman Anggrek Ragunan sudah dilengkapi dengan penunjuk arah yang menunjukkan lokasi Taman Anggrek Ragunan. Strategi operasional yang ada pada strategi bukti fisik diharapkan dapat mendukung tujuan Taman Anggrek Ragunan menjadi agrowisata yang potensial di DKI Jakarta.
7.4. Analisis Hasil Pengolahan Vertikal Agrowisata Taman Anggrek Ragunan Tujuan pengolahan vertikal adalah mendapatkan suatu prioritas pengaruh setiap elemen pada level tertentu dalam suatu hirarki terhadap fokus atau sasaran utamanya pada tingkat satu. Pengolahan vertikal dilakukan setelah matriks pendapat diolah secara horizo ntal dan telah memenuhi persyaratan rasio inkonsistensi, yaitu sebesar 10 persen.
7.4.1. Analisis Pengolahan Vertikal Elemen Tujuan Hasil pengolahan vertikal tingkat dua secara keseluruhan telah memenuhi persyaratan rasio inkonsistensi, yaitu dibawah 10 persen. Hasil pengolahan vertikal untuk elemen tujuan dapat dilihat pada Tabel 15. Pada Tabel 15 menunjukkan prioritas dan bobot yang sama dengan hasil pengolahan horizontal pada tingkat dua.
110
Tabel 15. Hasil Pengolahan Vertikal Elemen Tujuan Taman Anggrek Ragunan Tujuan Meningkatkan jumlah pengunjung Taman Anggrek Ragunan Menjadikan Taman Anggrek Ragunan sebagai objek agrowisata yang potensial di DKI Jakarta Rasio inkonsistensi
Prioritas
pertama
dari
hasil
pengolahan
Bobot
Prioritas
0,667
1
0,333
2 0,00
vertikal
adalah
tujuan
meningkatkan jumlah pengunjung dengan bobot 0,667. Prioritas kedua dari tujuan kegiatan pemasaran adalah menjadikan Taman Anggrek Ragunan sebagai objek agrowisata yang potensial di DKI Jakarta dengan bobot 0,333. Hasil yang sama juga didapatkan dari hasil perhitungan horizontal. Taman Anggrek Ragunan lebih memprioritaskan meningkatkan jumlah pengunjung
karena dengan semakin banyak pengunjung yang datang maka
pendapatan yang akan diterima oleh Taman Anggrek Ragunan akan bertambah sehingga kualitas produk dan layanan dapat lebih ditingkatkan lagi. Selain itu, kesejahteraan petani yang tergabung di Taman Anggrek Ragunan juga akan meningkat. Tujuan menjadikan Taman Anggrek Ragunan sebagai agrowisata yang potensial mendapat prioritas kedua karena jika tujuan untuk meningkatkan jumlah kunjungan tercapai maka secara tidak langsung Taman Anggrek Ragunan dapat menjadi objek agrowisata andalan di DKI Jakarta dan berpotensi dalam penerimaan daerah Provinsi DKI Jakarta. Menjadikan Taman Anggrek Ragunan sebagai objek agrowisata yang potensial merupakan tujuan dari jangka panjang dari Taman Anggrek Ragunan.
111
7.4.2. Analisis Pengolahan Vertikal Elemen Bauran Pemasaran Hasil pengolahan vertikal ini bertujuan untuk mengetahui prioritas menyeluruh bagi setiap elemen bauran pemasaran terhadap tujuan yang ingin dicapai berdasarkan fokus utama hirarki. Hasil pengolaha n vertikal elemen bauran pemasaran disajikan pada Tabel 16.
Tabel 16. Hasil Pengolahan Vertikal Elemen Bauran Pemasaran Taman Anggrek Ragunan Bauran Pemasaran Produk Harga Tempat/saluran distribusi Promosi Orang Proses Bukti fisik Rasio inkonsistensi
Bobot
Prioritas
0,312 0,222 0,080 0,139 0,074 0,085 0,086
1 2 6 3 7 5 4 0,08
Keseluruhan hasil pengolahan vertikal telah memenuhi persyaratan rasio inkonsistensi dibawah 10 persen yaitu sebesar 8 persen. Produk mendapat prioritas pertama dari bauran pemasaran dengan bobot 0,312. Produk mendapat prioritas pertama baik untuk tujuan meningkatkan jumlah pengunjung maupun menjadikan Taman Anggrek Ragunan sebagai agrowisata yang potensial. Sebagai sebuah agrowisata, Taman Anggrek Ragunan harus lebih memperhatikan keragaman dan kualitas produk yang ditawarkan sehingga dapat menarik masyarakat untuk berkunjung ke Taman Anggrek Ragunan. Dengan semakin meningkatnya jumlah pengunjung diharapkan dapat menjadikan Taman Anggrek Ragunan sebagai agrowisata yang potensial. Prioritas kedua dari bauran pemasaran adalah harga dengan bobot 0,222. Faktor harga mendapat prioritas kedua karena harga merupakan satu-satunya unsur bauran pemasaran yang menghasilkan pendapatan, sedangkan unsur-unsur
112
lainnya menghasilkan biaya. Untuk itu diperlukan penetapan harga yang tepat, baik berdasarkan segmentasi pengunjung atau mutu dari produk sehingga tujuan untuk meningkatkan jumlah pengunjung dan menjadikan Taman Anggrek Ragunan sebagai agrowisata yang potensial dapat tercapai. Prioritas ketiga adalah promosi dengan bobot 0,139. Promosi merupakan alat utama dalam menginformasikan keberadaan dan keunggulan produk yang dimiliki perusahaan sehingga dapat mempengaruhi keputusan untuk berkunjung. Selama ini, Taman Anggrek Ragunan sudah melakukan beberapa kegiatan promosi untuk memperkenalkan agrowisata ini, diantaranya melalui pameran, seminar, kompetisi, penerbitan brosur, periklanan, dan lain- lain. Prioritas keempat dari bauran pemasaran adalah bukti fisik dengan bobot 0,086. Sebagai sebuah agrowisata dan tempat agribisnis anggrek, Taman Anggrek Ragunan perlu untuk memperhatikan strategi bukti fisik atau lazim disebut fasilitas. Hal tersebut diperlukan untuk memberikan kepuasan dan kenyamanan bagi para pengunjung, karena dengan kelengkapan fasilitas yang disediakan oleh pihak Taman Anggrek Ragunan akan mempengaruhi tingkat kepuasan pengunjung. Diharapkan dengan adanya kepuasan dari para pengunjung, mereka dapat melakukan kunjungan ulang, sehingga dengan semakin meningkatnya jumlah pengunjung, tujuan menjadikan Taman Anggrek Ragunan menjadi agrowisata yang potensial dapat terwujud. Prioritas kelima dari bauran pemasaran adalah proses dengan bobot 0,085. Untuk meningkatkan jumlah pengunjung dan menjadikan Taman Anggrek Ragunan sebagai agrowisata yang potensial, ditentukan oleh proses yang dijalankan. Taman Anggrek Ragunan membagi strategi proses menjadi tiga
113
strategi operasional yaitu tanggapan atas keluhan, kualitas pelayanan, dan kekonsistenan dalam pengemabangan agrowisata. Agar tujuannya tercapai, Taman Anggrek Ragunan berusaha menjalankan
ketiga strategi operasional tersebut
dengan baik. Prioritas keenam adalah tempat/saluran distribusi dengan bobot sebesar 0,080. Lokasi suatu tempat wisata sangat mendukung untuk menarik pengunjung. Strategi tempat menjadi prioritas keenam dari bauran pemasaran karena lokasi Taman Anggrek Ragunan yang cukup strategis dan mudah dijangkau. Walaupun lokasi Taman Anggrek Ragunan sudah cukup strategis, Taman Anggrek Ragunan berusaha untuk memperhatikan kenyamanan dan kebersihan tempat wisata, serta memberikan informasi wisata kepada masyarakat. Prioritas terakhir dari bauran pemasaran adalah orang dengan bobot 0,074. Karyawan dan pemandu yang dapat melayani pengunjung dengan baik dapat memberikan kesan yang baik bagi perusahaan. Walaupun Taman Anggrek Ragunan memposisikan strategi orang sebagai prioritas ketujuh, Taman Anggrek Ragunan tetap memperhatikan kualitas karyawan untuk memberikan pelayanan yang terbaik bagi setiap pengunjung.
7.4.3. Analisis Pengolahan Vertikal Elemen Strategi Operasional Hasil pengolahan ini bertujuan untuk mengetahui prioritas menyeluruh bagi setiap taktik terhadap pemilihan strategi bauran pemasaran yang paling tepat sebagai fokus utama hirarki. Hasil dari pengolahan vertikal ini disajikan pada Tabel 17.
114
Tabel 17. Hasil Pengolahan Vertikal Elemen Strategi Operasional Taman Anggrek Ragunan Bauran Pemasaran Produk
Harga Tempat/ saluran distribusi Promosi
Orang
Proses
Bukti fisik
Strategi Operasional Keragaman anggrek Jumlah anggrek Keragaman atraksi wisata Kualitas atraksi wisata Harga dilihat dari segmen pelanggan Harga dilihat sari persepsi mutu Lokasi strategis dan sarana transportasi Kenyamanan & kebersihan Tempat penyediaan informasi wisata Iklan Pomosi penjualan Hubungan masyarakat Pemasaran langsung Jumlah karyawan/pemandu Kompetensi Kesigapan Keramahan Tanggapan atas keluhan Kualitas dalam layanan Kekonsistenan dalam pengembangan agrowisata Penunjuk arah Parkir Toilet Kantin Kios anggrek Tempat ibadah Daftar aktifitas
Bobot
Prioritas
0,153 0,057 0,051 0,088 0,086 0,136 0,033 0,024 0,023 0,036 0,031 0,029 0,044 0,015 0,019 0,020 0,019 0,013 0,039
1 3 4 2 2 1 1 2 3 2 3 4 1 3 2 1 2 3 1
0,032
2
0,004 0,009 0,008 0,007 0,035 0,014 0,007
6 3 4 5 1 2 5
Pada strategi produk yang menjadi prioritas pertama adalah keragaman anggrek dengan bobot 0,153. Taman Anggrek Ragunan lebih memprioritaskan keragaman anggrek karena selama ini anggrek merupakan faktor utama dalam menarik pengunjung untuk datang, sehingga dengan semakin banyaknya jenis dan spesies anggrek yang ada di Taman Anggrek Ragunan, dapat menarik pengunjung untuk datang dan potensi Taman Anggrek Ragunan sebagai tempat agrowisata akan semakin besar. Prioritas kedua dari strategi produk adalah kualitas atraksi wisata dengan bobot 0,088. Taman Anggrek Ragunan sangat memperhatikan kualitas dari atraksi
115
wisata yang ditawarkan. Seluruh atraksi wisata didesain untuk memberikan informasi kepada pengunjung tentang seluk beluk anggrek. Jadi, bagi pengunjung yang datang sela in mendapatkan hiburan tetapi juga mendapatkan pengetahuan tentang seluk beluk anggrek. Prioritas ketiga dari strategi produk adalah jumlah anggrek dengan bobot 0,057. Jumlah anggrek yang ada di Taman Anggrek Ragunan sangat banyak, karena selain melakukan budidaya secara konvensional Taman Anggrek Ragunan bekerjasama dengan para petani melakukan perbanyakan dengan kultur jaringan. Prioritas keempat adalah keragaman atraksi wisata dengan bobot 0,051. Saat ini terdapat lima atraksi wisata yang ditawarkan ole h Taman Anggrek Ragunan, seluruh atraksi wisata yang ditawarkan lebih mengedepankan unsur pengetahuan tentang anggrek Taman Anggrek Ragunan lebih memprioritaskan penetapan harga berdasarkan mutu dibandingkan berdasarkan segmentasi pelanggan. Harga dilihat dari persepsi mutu mendapat bobot sebesar 0,136, sedangkan harga dilihat dari segmen pelanggan mendapat bobot sebesar 0,086. Lokasi strategis dan sarana transportasi menjadi prioritas utama dalam strategi tempat/saluran distribusi dengan bobot 0,033. Stategi operasional tersebut mendapat prioritas pertama karena lokasi suatu tempat wisata menjadi faktor yang mempengaruhi keputusan masyarakat untuk berkunjung ke tempat tersebut. Prioritas kedua adalah kenyamanan dan kebersihan Taman Anggrek Ragunan dengan bobot 0.024. Kenyamanan dan kebersihan suatu tempat wisata sangat berpengaruh terhadap tingkat kepuasan pengunjung, sehingga Taman Anggrek Ragunan memposisikan strategi operasional tersebut sebagai prioritas kedua.
116
Prioritas ketiga adalah tempat penyedia informasi wisata dengan bobot 0,023. Walaupun, menjadi prioritas ketiga, keberadaan tempat penyediaan informasi wisata cukup penting karena berfungsi untuk memberikan informasi kepada masyarakat keberadaan Taman Anggrek Ragunan dan apa saja produk yang ditawarkan disana. Prioritas pertama dari strategi promosi adalah pemasaran langsung dengan bobot 0,044. Pemasaran langsung yang dilakukan oleh Taman Anggrek Ragunan selama ini yaitu melalui website dengan situs Dinas Pertanian dan Kehutanan Provinsi DKI Jakarta dan penerbitan katalog. Prioritas kedua dari strategi promosi dengan bobot 0,036 adalah iklan. Strategi operasional iklan dalam strategi promosi mempunyai banyak keunggulan salah satunya adalah dapat menjangkau masyarakat secara geografis. Selama ini Taman Anggrek Ragunan telah melakukan promosi rutin melalui periklanan di majalah Trubus. Promosi penjualan menjadi prioritas ketiga dengan bobot 0,031. Taman Anggrek Ragunan melakukan promosi penjualan dengan memberikan potongan harga atau diskon pada event-event khusus seperti Hari Ulang Tahun Taman Anggrek Ragunan. Prioritas keempat adalah hubungan masyarakat dengan bobot 0,029. Strategi operasional hubungan masyarakat atau public relation yang dijalankan oleh Taman Anggrek Ragunan yaitu melalui pameran-pameran, seminar, kompetisi anggrek, dan penerbitan brosur. Kesigapan merupakan prioritas pertama dari strategi orang dengan bobot sebesar 0,020. Taman Anggrek Ragunan berusaha memberikan pelayanan kepada para pengunjung dengan baik dan cepat, sehingga pengunjung puas telah berkunjung ke Taman Anggrek Ragunan. Prioritas kedua dari strategi orang terdiri
117
dari dua strategi operasional yaitu kompetensi dan keramahan dengan bobot masing- masing 0,019. Sebagai sebuah sarana untuk mengetahui seluk beluk pemeliharaan dan budidaya anggrek, kompetensi karyawan tentang anggrek sangat diperlukan untuk memberikan informasi kepada pengunjung mengenai seluk beluk anggrek. Sikap ramah yang ditampilkan oleh karyawan dan pemandu sangat diperlukan dalam melayani para pengunjung. Prioritas ketiga dengan bobot 0,015 adalah jumlah karyawan/pemandu. Prioritas pertama dari strategi proses adalah kualitas dalam layanan dengan bobot 0,039. Kualitas layanan mendapat prioritas pertama karena kualitas layanan memegang peran yang sangat penting dalam meningkatkan jumlah kunjungan ke Taman Anggrek Ragunan, karena dengan kualitas layanan yang baik akan memberikan citra baik bagi agrowisata Taman Anggrek Ragunan. Prioritas kedua adalah kekonsistenan dalam pengembangan agrowisata dengan bobot 0,032. Kekonsistenan pihak manajemen dalam pengembangan agrowisata sangat berpengaruh terhadap terwujudnya tujuan dari Taman Anggrek Ragunan. Prioritas ketiga adalah tanggapan atas keluhan dengan bobot 0,013. Taman Anggrek Ragunan berusaha untuk memberikan tanggapan yang baik atas segala keluhan-keluhan konsumen. Kios anggrek mendapat prioritas pertama dari strategi bukti fisik dengan bobot 0,035. Keberadaan kios anggrek menjadi strategi operasional yang sangat penting dalam mendukung agrowisata Taman Anggrek Ragunan, karena selain berfungsi sebagai tempat jual beli anggrek, tempat ini juga berfungsi sebagai ruang pamer anggrek (showroom). Prioritas kedua adalah tempat ibadah dengan bobot 0,014. Keberadaan tempat ibadah sangat penting bagi para pengunjung
118
dalam menjalankan ibadah disaat mereka sedang berkunjung ke Taman Anggrek Ragunan. Prioritas ketiga dari strategi bukti fisik dengan bobot 0,009 adalah parkir. Taman Anggrek Ragunan menyediakan areal parkir ya ng cukup luas bagi pengunjung yang menggunakan kendaraaan pribadi. Prioritas keempat adalah toilet dengan bobot 0,008. Selain keberadaan, kebersihan toilet juga menjadi perhatian bagi Taman Anggrek Ragunan. Prioritas kelima dari strategi bukti fisik terdiri dari dua strategi operasional yaitu kantin dan daftar aktifitas dengan bobot masing- masing 0,007 Fasilitas kantin cukup berperan dalam memberikan kepuasan pengunjung terhadap fasilitas yang tersedia di Taman Anggrek Ragunan. Daftar aktifitas diperlukan untuk memberikan informasi kepada pengunjung mengenai kegiatan apa saja yang ada dan ditawarkan di Taman Anggrek Ragunan. Prioritas terakhir dari strategi bukti fisik adalah penunjuk arah ke dan di dalam Taman Anggrek Ragunan dengan bobot 0,004. Penunjuk arah diperlukan untuk memudahkan pengunjung untuk datang ke Taman Anggrek Ragunan. Hasil analisis prioritas strategi bauran pemasaran pada Taman Anggrek Ragunan berdasarkan metode Proses Hirarki Analitik secara keseluruhan mempunyai rasio inkonsistensi sebesar 0,08. Pada Gambar 6 disajikan hasil pengolahan vertikal secara keseluruhan.
119
Prioritas strategi pemasaran yang tepat pada agrowisata Taman Anggrek Ragunan
Tingkat 1:
Meningkatkan jumlah pengunjung Taman Anggrek Ragunan 0,667
Tingkat 2:
Tingkat 3:
Tingkat 4
(taktik-taktik)
Prdk
Hrg
0,312
0,222
Tmp t
Menjadikan Taman Anggrek Ragunan sebagai objek agrowisata yang potensial di DKI Jakarta
Prms
Org
Prs
0,139
0,074
0,085
Bkt Fsk
K.ang 0,153
Sg 0,086
Lk 0,033
Ikn 0,036
Jpd 0,015
Tgpn 0,013
Pnj.a r 0,004
J.ang 0,057
Mt 0,136
Ny 0,024
Pjl 0,031
Kp 0,019
Ku.ly 0,039
Parki r 0,009
Inf 0,023
Hs 0,029
Kg 0,02
Konsi 0,032
Kant n 0,008
Pm 0,044
Kr 0,019
K.ats 0,051 Ku.at s 0,088
Toilet 0,007 Ki.ag 0,035 T.ibad 0,014 D.aktf 0,007
Gambar 6. Struktur Hirarki Hasil Pengolahan Vertikal Prioritas Strategi Bauran Pemasaran pada Agrowisata Taman Anggrek Ragunan Keterangan Tingkat 3 :
Tingkat 4 :
-Prdk
: Produk
-Org
: Orang
-Hrg
: Harga
-Prs
: Proses
-Tmpt
: Tempat/saluran distribusi
-Bkt Fsk : Bukti fisik
-Prms
: Promosi
-K.ang : Keragaman anggrek
-Jpd
: Jumlah pemandu
-J.ang
: Jumlah anggrek
-Kp
: Kompetensi
-K.ats
: Keragaman atraksi wisata
-Kg
: Kesigapan
-Ku.ats : Kualitas atraksi wisata
-Kr
: Keramahan
-Sg
-Tgpn
: Tanggapan terhadap
: Harga dilihat dari segmen pelanggan
keluhan
120
-Mt
: Harga dilihat dari persepsi mutu
-Ku.ly
-Lk
: Lokasi strategis dan sarana
-Konsi : Kekonsistenan dalam
transportasi
: Kualitas layanan
pengembangan agrowisata
-Ny
: Kenyamanan dan kebersihan
-Pnj.ar : Penunjuk arah
-Inf
: Tempat penyedia informasi
-Parkir
wisata
-Kantin
-Ikn
: Iklan
-Toilet
-Pjl
: Promosi penjualan
-Ki.ag
-Hs
: Hubungan masyarakat
-T.ibad : Tempat ibadah
-Pm
: Pemasaran langsung
-D.aktf : Daftar aktifitas
: Kios anggrek
BAB VIII KESIMPULAN DAN SARAN
8.1. Kesimpulan Strategi bauran pemasaran yang selama ini dilakukan oleh Taman Anggrek Ragunan sebagai sebuah agrowisata secara keseluruha n belum berjalan dengan baik. Hal tersebut dapat dilihat dari ketujuh strategi bauran pemasaran yang telah dilakukan. Pada strategi produk, keragaman anggrek baik dari jenis, species, maupun bentuk sudah cukup bervariasi serta dari kuantitasnya juga sudah cukup banyak. Namun dari keragaman dan kualitas atraksi wisata yang ditawarkan oleh Taman Anggrek Ragunan belum dikemas dengan menarik, sehingga masyarakat kurang tertarik untuk berkunjung ke sana. Penetapan harga yang selama ini dilakukan oleh Taman Anggrek Ragunan sudah cukup baik karena dengan harga tiket sebesar Rp.1000/orang dapat menjangkau semua kalangan masyarakat. Selama ini penerapan strategi promosi yang dijalankan oleh Taman Anggrek Ragunan kurang maksimal karena kegiatan promosi yang cukup efektif seperti melalui website dan katalog kurang optimal dilakukan. Strategi bukti fisik sangat terkait dengan kelengkapan fasilitas yang ada pada Taman Anggrek Ragunan. Fasilitas yang disediakan oleh Taman Anggrek Ragunan masih kurang, bahkan fasilitas kios anggrek dan kantin yang pada awalnya ada, sekarang sudah tidak berfungsi. Strategi proses memiliki keterkaitan dengan strategi-strategi yang lain, jadi dengan semakin baik proses yang dijalankan maka hasilnya juga akan semakin baik pula.
122
Pada strategi tempat, lokasi dan sarana transportasi sangat mendukung keberadaan agrowisata Taman Anggrek Ragunan. Kebersihan dan kenyamanan kawasan agrowisata Taman Anggrek Ragunan juga sudah cukup baik. Pada strategi orang, yang perlu diperhatikan oleh Taman Anggrek Ragunan adalah jumlah karyawan/pemandu yang terbatas. Hal tersebut cukup berpengaruh terhadap kualitas pelayanan yang ditampilkan kepada para pengunjung, sehingga juga akan mempengaruhi tingkat kepuasan pengunjung. Berdasarkan hasil analisis strategi bauran pemasaran dengan menggunakan metode Proses Hirarki Analitik didapatkan prioritas dari elemen-elemen dalam strategi bauran pemasaran Taman Anggrek Ragunan, yaitu : 1. Taman Anggrek Ragunan lebih memprioritaskan tujuan meningkatkan jumlah pengunjung dibandingkan dengan tujuan menjadikan Taman Anggrek Ragunan sebagai agrowisata yang potensial di DKI Jakarta. 2. Pada strategi bauran pemasarannya, Taman Anggrek Ragunan memposisikan strategi produk sebagai prioritas pertama dengan strategi operasional keragaman anggrek. 3. Prioritas kedua dari bauran pemasaran adalah harga dengan strategi operasional penetapan harga berdasarkan persepsi mutu. 4. Prioritas ketiga dari bauran pemasaran adalah promosi dengan strategi operasional pemasaran langsung. 5. Prioritas keempat dari bauran pemasaran adalah bukti fisik dengan fasilitas kios anggrek sebagai prioritas utama. 6. Prioritas kelima dari bauran pemasaran adalah proses denga n strategi operasional kualitas dalam layanan.
123
7. Prioritas keenam dari bauran pemasaran adalah tempat dengan strategi operasional lokasi dan sarana transportasi. 8. Prioritas ketuj uh dari bauran pemasaran adalah orang dengan strategi operasional kesigapan.
8.2. Saran Beberapa saran yang dapat dijadikan masukan bagi manajemen Taman Anggrek Ragunan adalah sebagai berikut : 1. Pada strategi produk berdasarkan hasil penelitian sebaiknya Taman Anggrek Ragunan lebih memperhatikan : •
Keragaman anggrek dari jenis dan speciesnya dengan cara lebih mengekplorasi lagi anggrek-anggrek asli Indonesia dan mengimpor jenis dan species anggrek terbaru dari luar negeri.
•
Kemasan atau cara penyajian atraksi wisata menjadi lebih menarik dan menghibur agar lebih menarik masyarakat untuk berkunjung dan tidak memberikan kesan membosankan pada sebuah atraksi wisata.
•
Jumlah anggrek dengan memprioritaskan perbanyakan dengan teknik kultur jaringan sehingga dihasilkan anggrek yang banyak dan seragam dalam waktu yang relatif singkat.
•
Keragaman atraksi wisata yang ditawarkan agar dapat menarik wisatawan untuk berkunjung ke Taman Anggrek Ragunan dengan menerapkan inovasi baru dan menambah atraksi wisata yang lebih variatif seperti menambah areal bermain untuk anak, praktek budidaya anggrek untuk anak-anak, seni merangkai bunga, dan pembuatan homestay dimana para
124
pengunjung dapat bermalam di Taman Anggrek Ragunan untuk melihat pemeliharaan anggrek secara keseluruhan. 2. Penetapan harga yang selama ini dilakukan oleh Taman Anggrek Ragunan sudah cukup baik karena dengan harga tiket Rp.1000/orang dapat menjangkau semua kalangan masyarakat, namun dengan harga tiket yang relatif murah sebaiknya pihak manajemen tidak mengabaikan kualitas dan kuantitas dari produk yang ditawarkan. 3. Pihak manajemen Taman Anggrek Ragunan seharusnya melakukan usaha promosi secara rutin dengan memaksimalkan keempat cara promosi yang telah dilakukan. Diantaranya : •
Melalui pemasaran langsung dengan selalu meng-update informasi terbaru dari website Taman Anggrek Ragunan seperti koleksi anggrek terbaru dan aktifitas-aktifitas ya ng dilakukan Taman Anggrek Ragunan. Selain itu, dengan mempercantik lay-out dari website Taman Anggrek Ragunan menjadi lebih menarik.
•
Melalui iklan di media cetak (seperti majalah atau tabloid wisata dan keluarga) dan elektronik yaitu melalui TV dan radio (seperti acara “Melancong Yuk!” di SCTV dan “Sisi Lain Liburan” di Trans TV) secara rutin minimal sebulan sekali pada saat hari libur dimana seluruh keluarga berkumpul.
•
Menerapkan potongan harga atau diskon tidak hanya pada pelajar yang datang secara “rombongan” pada saat Hari Ulang Tahun Taman Anggrek Ragunan namun pada event-event lainnya.
125
•
Hubungan masyarakat dengan mengirimkan brosur dan leaflet ke sekolahsekolah dan instansi.
4. Pihak manajemen Taman Anggrek Ragunan sebaiknya memfungsikan kembali fasilitas- fasilitas yang sudah ada, dan pada saat ini sudah tidak berfungsi seperti kios anggrek dan kantin. Selain itu fasilitas yang sudah ada diperbaiki lagi dan lebih ditingkatkan baik dari kualitas dan kuantitasnya seperti meningkatkan kualitas tempat ibadah, parkir, daftar aktifitas, toilet, dan penunjuk arah ke dan di dalam kawasan wisata. 5. Pada strategi proses sebaiknya Taman Angrek Ragunan lebih meningkatkan kualitas dalam layanan kepada para pengunjungnya, mempertahankan kekonsistenan pihak manajemen dalam pengembangan agrowisata, dan memberikan respon yang baik dari keluhan-keluahan pengunjung. 6. Selain lokasi strategis dan sarana transportasi yang mendukung, Taman Anggrek Ragunan juga perlu lebih memperhatikan kenyamanan dan kebersihan tempat wisata seperti menambah tong sampah di beberapa sudut Taman Anggrek Ragunan dan memasang papan anjuran untuk menjaga kebersihan. 7. Taman Anggrek Ragunan sebaiknya meningkatkan kualitas dan kuantitas karyawannya untuk meningkatkan kualitas pelayanan kepada pengunjung. Kualitas karyawan dapat ditingkatkan dengan mengadakan berbagai pelatihan seperti teknik budidaya anggrek, manajemen agrowisata, dan pemberian motivasi kepada karyawan/pemandu. Sedangkan kuantitas karyawan, dapat dilakukan melalui perekrutan karyawan baru.
DAFTAR PUSTAKA Anonim. 1997. Berkunjung Sejenak ke Taman Anggrek Ragunan. Nomor 11 Tahun ke-V. hal 6-7. Anggrek (Buletin Perhimpunan Anggrek Indonesia). Jakarta. Anonim. 2005. Neraca Satelit Pariwisata Nasional (Nesparnas). Departemen Pariwisata dan Kebudayaan. Jakarta. Cateora, P. R. dan John L. G. 2005. International Marketing. The McGraw-Hill Companies. New York. Cummins, J dan Millin, R. 2004. Sales Promotion : Menciptakan, Mengimplementasikan, dan Mengintegrasikan Program Promosi Penjualan. Penerbit PPM. Jakarta Damanik, J. dan Helmut F. W. 2006. Perencanaan Ekowisata Dari Teori ke Aplikasi. Pusat Studi Pariwisata UGM dan Penerbit Andi. Yogyakarta. Departemen Pertanian. Agrowisata Meningkatkan Pendapatan Petani. http://database.deptan.go.id/agrowisata. Diakses pada bulan Desember 2006. Departemen Pertanian. Strategi Pengembangan Wisata Agro di Indonesia. http://database.deptan.go.id/agrowisata. Diakses pada 17 Februari 2007. Harahap, H. 2006. Analisis Prioritas Strategi Bauran Pemasaran pada PT. Taman Safari Indonesia, Cisarua, Bogor. Skripsi. Departemen Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Harsono, T. M. 2002. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Jumlah Pembelian Konsumen Terhadap Anggrek (studi kasus di Taman Anggrek Ragunan). Skripsi. Jurusan Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Herman, S. 2005. Usaha Pembesaran Anggrek. Penebar Swadaya. Jakarta. Kartajaya, H. 1995. Marketing Plus. Pustaka Sinar Harapan. Jakarta. Kotler, P. 2005. Manajemen Pemasaran. Edisi 11. Jilid 1 & 2. PT. Indeks. Jakarta. Masang, L. 2006. Strategi Pengembangan Agrowisata Obat Tradisional Taman Sringanis, Bogor. Skripsi. Departemen Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Mayangsari, T. H. 2000. Analisis Pengambilan Keputusan Strategi Promosi Melalui Pendekatan Proses Hirarki Analitik Pada Minuman Juice Serbuk Frutillo Dan Hore PT. Nutrifood Indonesia. Skripsi. Jurusan Ilmu- Ilmu
127 Sosial Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Rumah Anggrek Kebun Raya Bogor. 2007. Data Jumlah Pengunjung Rumah Anggrek. Bogor. Saaty, T. L. 1993. Pengambilan Keputusan Bagi Para Pemimpin. Penerbit PPM dan PT. Pustaka Binaman Pressindo. Jakarta. Seputar Indonesia. 2007. Devisa Pariwisata Berpeluang Tumbuh 15%. www.sindo.com. Diakses pada 15 Mei 2007. Stanton, W. J. dkk. 1991. Fundamentals of Marketing. Ninth Edition. The McGraw-Hill Companies. New York. Sutjipta, N. 2006. Pembangunan Agrowisata Harus Digerakkan Seluruh Sistemnya, Bukan Sepotong-Potong. http://raiutama.blogspot.com. Diakses pada bulan Desember 2006. Sunaryo. 2005. Analisis Proses Pengambilan Keputusan dan Tingkat Kepuasan Pengunjung Wisata Agro Perkebunan Teh Gunung Mas PTPN VIII, Bogor, Jawa Barat. Skripsi. Departemen Ilmu- Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Swastha, B. 1981. Azas-azas Marketing. Penerbit Liberty. Yogyakarta. Swastha, B dan Irawan. 1997. Manajemen Pemasaran Modern. Penerbit Liberty. Yogyakarta. Swastha, B dan Sukotjo, I. 2000. Pengantar Bisnis Modern (Pengantar Ekonomi Perusahaan Modern). Edisi 3. Penerbit Liberty. Yogyakarta. Taman Anggrek Indonesia Permai. 2007. Data Jumlah Pengunjung TAIP. Jakarta. Tjitroresmi, E. 2004. hal 104-107. Peran Industri Kepariwisataan dalam Perekonomian Nasional dan Daerah. Jurnal Ekonomi dan Pembangunan. Pusat Penelitian dan Pembangunan-Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Jakarta. Utami, M. D. 2004. Analisis Pengambilan Keputusan Strategi Bauran Pemasaran Bunga Potong Jenis Krisan pada PT. Saung Mirwan. Skripsi. Departemen Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Wahab, S. 1992. Manajemen Kepariwisataan. PT. Pradnya Paramita. Jakarta. Yani, A. 2005. Analisis Pengambilan Keputusan Strategi Bauran Promosi Pada Taman Anggrek Indonesia Permai Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta. Skripsi. Departemen Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
128
Lampiran 1 : KUISIONER PENELITIAN IDENTIFIKASI STRATEGI BAURAN PEMASARAN PADA AGROWISATA TAMAN ANGGREK RAGUNAN
Judul Penelitian ANALISIS PRIORITAS STRATEGI BAURAN PEMASARAN PADA AGROWISATA TAMAN ANGGREK RAGUNAN JAKARTA SELATAN
IDENTITAS RESPONDEN Nama
:
Jabatan
:
Tanggal pengisian
:
Saya mohon Bapak/Ibu dapat mengisinya secara objektif dan benar, karena kuisioner ini merupakan penelitian skripsi dengan tujuan ilmiah.
Peneliti Dwi Hardiktianingrum A14103056
PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2007
129
BAGIAN I PETUNJUK NILAI SKALA BANDING Perbandingan
Nilai
Bila A sama pentingnya dengan B
1
Bila A sedikit lebih penting dibandingkan B
3
Perbandingan
Nilai
Bila sebaliknya (B sedikit lebih penting
1/3
dibandingkan A) Bila A jelas lebih penting dibandingkan B
5
Bila A sangat jelas lebih penting dibandingkan
7
Bila
sebaliknya
(B
jelas
lebih
penting
1/5
Bila sebaliknya (B sangat jelas lebih penting
1/7
dibandingkan A) B
dibandingkan A)
Bila A mutlak lebih penting dibandingkan B
9
Bila sebaliknya (B mutlak lebih penting
1/9
dibandingkan A) Nilai-nilai skala genap (2, 4, 6, 8, atau 1/2, 1/4, 1/6, 1/8) khusus diberikan untuk nilai skala perbandingan yang nilainya berada diantara dua nilai pembandingan ganjil berurutan. Misalnya pada kasus A dibandingkan dengan B, nilai A sedikit lebih penting dibandingkan B, maka nilai skala perbandingan antara 3 dan 5, yaitu 4 atau 1/4 bila sebaliknya.
v Keterangan : Dalam menjalankan strategi pemasaran, Taman Anggrek Ragunan mempunyai beberapa tujuan, yaitu : 1. Meningkatkan jumlah pengunjung Taman Anggrek Ragunan 2. Menjadikan Taman Anggrek Ragunan sebagai objek agrowisata yang potensial di wilayah DKI Jakarta Instruksi 1.1.
Bandingkan tingkat kepentingan atau prioritas dari elemen- lemen tujuan yang ingin dicapai dalam pemasaran perusahaan Atribut
Tujuan 1 dibandingkan dengan tujuan 2
Nilai Skala Banding
130
BAGIAN II PETUNJUK NILAI SKALA BANDING Perbandingan
Nilai
Bila A sama pentingnya dengan B
1
Bila A sedikit lebih penting dibandingkan B
3
Perbandingan
Nilai
Bila sebaliknya (B sedikit lebih penting
1/3
dibandingkan A) Bila A jelas lebih penting dibandingkan B
5
Bila
sebaliknya
(B
jelas
lebih
penting
1/5
Bila sebaliknya (B sangat jelas lebih penting
1/7
dibandingkan A) Bila A sangat jelas lebih penting dibandingkan
7
B Bila A mutlak lebih penting dibandingkan B
dibandingkan A) 9
Bila sebaliknya (B mutlak lebih penting
1/9
dibandingkan A) Nilai-nilai skala genap (2, 4, 6, 8, atau 1/2, 1/4, 1/6, 1/8) khusus diberikan untuk nilai skala perbandingan yang nilainya berada diantara dua nilai pembandingan ganjil berurutan. Misalnya pada kasus A dibandingkan dengan B, nilai A sedikit lebih penting dibandingkan B, maka nilai skala perbandingan antara 3 dan 5, yaitu 4 atau 1/4 bila sebaliknya.
v Keterangan : Dalam pemilihan strategi pemasaran yang tepat bagi Taman Anggrek Ragunan terdapat alternatif untuk mengetahui faktor-faktor yang diprioritaskan dalam bauran pemasaran terhadap masing- masing tujuan. Adapun faktor- faktor tersebut adalah : 1. Produk, pada faktor ini pemasar harus memantau produk yang diinginkan konsumen, baik desain atau karakteristiknya. Untuk menjaga agar produk memuaskan, perusahaan harus dapat mengembangkan produk, memodifikasi produk yang ada dan menghapus produk yang tidak memuaskan konsumen dan tidak menghasilkan keuntungan. 2. Harga, pada faktor ini manajemen perusahaan mengembangkan kebijakan dan menentukan harga produk/jasa, karena harga dapat berperan sangat kompetitif dan harga juga dapat berperan dalam membangun citra produk. 3. Tempat/distribusi, berhubungan dengan penyediaan produk yang tepat pada lokasi yang nyaman dan dapat dijangkau, dan juga sarana transportasi yang mendukung. 4. Promosi, faktor ini digunakan untuk meningkatkan nilai dengan menginformasikan kepada masyarakat tentang perusahaan dan produknya. 5. Orang, orang/karyawan merupakan unsur bauran pemasaran yang memiliki peran penting, karena terlibat langsung dalam kegiatan penyampaian produk ke tangan konsumen. Kesuksesan pemasaran sangat tergantung pada seleksi pelatihan, motivasi, dan manajemen sumber daya manusia. 6. Proses, seluruh kegiatan kerja adalah proses. Proses-proses meliputi prosedur, tugas-tugas, jadwal-jadwal, mekanisme, kegiatan, dan rutinitas dimana suatu produk disampaikan kepada konsumen yang diatur dalam manajemen proses. 7. Bukti fisik, merupakan lingkungan fisik perusahaan dimana layanan diciptakan, penyediaan, dan pelanggan berinteraksi. Bukti fisik mewakili keputusan kunci mengenai desain dan layout bangunan.
131
PETUNJUK NILAI SKALA BANDING Perbandingan
Nilai
Bila A sama pentingnya dengan B
1
Bila A sedikit lebih penting dibandingkan B
3
Perbandingan
Nilai
Bila sebaliknya (B sedikit lebih penting
1/3
dibandingkan A) Bila A jelas lebih penting dibandingkan B
5
Bila A sangat jelas lebih penting dibandingkan
7
Bila
sebaliknya
(B
jelas
lebih
penting
1/5
Bila sebaliknya (B sangat jelas lebih penting
1/7
dibandingkan A) B
dibandingkan A)
Bila A mutlak lebih penting dibandingkan B
9
Bila sebaliknya (B mutlak lebih penting
1/9
dibandingkan A) Nilai-nilai skala genap (2, 4, 6, 8, atau 1/2, 1/4, 1/6, 1/8) khusus diberikan untuk nilai skala perbandingan yang nilainya berada diantara dua nilai pembandingan ganjil berurutan. Misalnya pada kasus A dibandingkan dengan B, nilai A sedikit lebih penting dibandingkan B, maka nilai skala perbandingan antara 3 dan 5, yaitu 4 atau 1/4 bila sebaliknya.
Instruksi 2.1. Bandingkan tingkat kepentingan atau prioritas dari faktor- faktor bauran pemasaran terhadap tujuan meningkatkan jumlah pengunjung Taman Anggrek Ragunan Atribut
Produk dibandingkan dengan harga Produk dibandingkan dengan tempat Produk dibandingkan dengan promosi Produk dibandingkan dengan orang Produk dibandingkan dengan proses Produk dibandingkan dengan bukti fisik Harga dibandingkan dengan tempat Harga dibandingkan dengan promosi Harga dibandingkan dengan orang Harga dibandingkan dengan proses Harga dibandingkan dengan bukti fisik Tempat dibandingkan dengan promosi Tempat dibandingkan dengan orang Tempat dibandingkan dengan proses Tempat dibandingkan dengan bukti fisik Promosi dibandingkan dengan orang Promosi dibandingkan dengan proses Promosi dibandingkan dengan bukti fisik Orang dibandingkan dengan proses Orang dibandingkan dengan bukti fisik Proses dibandingkan dengan bukti fisik
Nilai Skala Banding
132
PETUNJUK NILAI SKALA BANDING Perbandingan
Nilai
Bila A sama pentingnya dengan B
1
Bila A sedikit lebih penting dibandingkan B
3
Perbandingan
Nilai
Bila sebaliknya (B sedikit lebih penting
1/3
dibandingkan A) Bila A jelas lebih penting dibandingkan B
5
Bila A sangat jelas lebih penting dibandingkan
7
Bila
sebaliknya
(B
jelas
lebih
penting
1/5
Bila sebaliknya (B sangat jelas lebih penting
1/7
dibandingkan A) B
dibandingkan A)
Bila A mutlak lebih penting dibandingkan B
9
Bila sebaliknya (B mutlak lebih penting
1/9
dibandingkan A) Nilai-nilai skala genap (2, 4, 6, 8, atau 1/2, 1/4, 1/6, 1/8) khusus diberikan untuk nilai skala perbandingan yang nilainya berada diantara dua nilai pembandingan ganjil berurutan. Misalnya pada kasus A dibandingkan dengan B, nilai A sedikit lebih penting dibandingkan B, maka nilai skala perbandingan antara 3 dan 5, yaitu 4 atau 1/4 bila sebaliknya.
Instruksi 2.2. Bandingkan tingkat kepentingan atau prioritas dari faktor- faktor bauran pemasaran terhadap tujuan menjadikan Taman Anggrek Ragunan sebagai objek agrowisata yang potensial di wilayah DKI Jakarta Atribut
Produk dibandingkan dengan harga Produk dibandingkan dengan tempat Produk dibandingkan dengan promosi Produk dibandingkan dengan orang Produk dibandingkan dengan proses Produk dibandingkan dengan bukti fisik Harga dibandingkan dengan tempat Harga dibandingkan dengan promosi Harga dibandingkan dengan orang Harga dibandingkan dengan proses Harga dibandingkan dengan bukti fisik Tempat dibandingkan dengan promosi Tempat dibandingkan dengan orang Tempat dibandingkan dengan proses Tempat dibandingkan dengan bukti fisik Promosi dibandingkan dengan orang Promosi dibandingkan dengan proses Promosi dibandingkan dengan bukti fisik Orang dibandingkan dengan proses Orang dibandingkan dengan bukti fisik Proses dibandingkan dengan bukti fisik
Nilai Skala Banding
133
BAGIAN III PETUNJUK NILAI SKALA BANDING Perbandingan
Nilai
Bila A sama pentingnya dengan B
1
Bila A sedikit lebih penting dibandingkan B
3
Perbandingan Bila
sebaliknya
(B
Nilai
sedikit
lebih
penting
1/3
jelas
lebih
penting
1/5
Bila sebaliknya (B sangat jelas lebih penting
1/7
dibandingkan A) Bila A jelas lebih penting dibandingkan B
5
Bila
sebaliknya
(B
dibandingkan A) Bila A sangat jelas lebih penting dibandingkan B
7
dibandingkan A) Bila A mutlak lebih penting dibandingkan B
9
Bila
sebaliknya
(B
mutlak
lebih
penting
1/9
dibandingkan A) Nilai-nilai skala genap (2, 4, 6, 8, atau 1/2, 1/4, 1/6, 1/8) khusus diberikan untuk nilai skala perbandingan yang nilainya berada diantara dua nilai pembandingan ganjil berurutan. Misalnya pada kasus A dibandingkan dengan B, nilai A sedikit lebih penting dibandingkan B, maka nilai skala perbandingan antara 3 dan 5, yaitu 4 atau 1/4 bila sebaliknya.
v Keterangan : Sub-sub faktor yang termasuk dalam bauran produk pada Taman Anggrek Ragunan, yang harus diperhatikan adalah : 1. Keragaman anggrek, yaitu variasi jenis dan spesies anggrek yang dikoleksi dan terdapat di Taman Anggrek Ragunan, seperti jenis Dendrobium, Cattleya, Phalaenopsis, Vanda, Oncidium, dll. 2. Jumlah anggrek, yaitu kuantitas atau jumlah anggrek yang terdapat di Taman Anggrek Ragunan. 3. Keragaman atraksi wisata, yaitu variasi atau diversifikasi atraksi wisata yang ditawarkan di Taman Anggrek Ragunan. 4. Kualitas atraksi wisata, yaitu kualitas dari atraksi wisata yang ditawarkan di Taman Anggrek Ragunan yang meliputi kemasan wisata atau cara penyajian atraksi wisata, manfaat dari atraksi wisata yang ditawarkan, dll. Instruksi 3.1. Bandingkan sub-sub faktor untuk faktor produk/jasa dengan tujuan meningkatkan jumlah pengunjung Taman Anggrek Ragunan Atribut
Keragaman anggrek dibandingkan dengan jumlah anggrek Keragaman anggrek dibandingkan dengan keragaman atraksi wisata Keragaman anggrek dibandingkan dengan kualitas atraksi wisata Jumlah anggrek dibandingkan dengan keragaman atraksi wisata Jumlah anggrek dibandingkan dengan kualitas atraksi wisata Keragaman atraksi wisata dibandingkan dengan kualitas atraksi wisata
Nilai Skala Banding
134
PETUNJUK NILAI SKALA BANDING Perbandingan
Nilai
Bila A sama pentingnya dengan B
1
Bila A sedikit lebih penting dibandingkan B
3
Perbandingan Bila
sebaliknya
(B
Nilai
sedikit
lebih
penting
1/3
jelas
lebih
penting
1/5
Bila sebaliknya (B sangat jelas lebih penting
1/7
dibandingkan A) Bila A jelas lebih penting dibandingkan B
5
Bila A sangat jelas lebih penting dibandingkan B
7
Bila
sebaliknya
(B
dibandingkan A) dibandingkan A) Bila A mutlak lebih penting dibandingkan B
9
Bila
sebaliknya
(B
mutlak
lebih
penting
1/9
dibandingkan A) Nilai-nilai skala genap (2, 4, 6, 8, atau 1/2, 1/4, 1/6, 1/8) khusus diberikan untuk nilai skala perbandingan yang nilainya berada diantara dua nilai pembandingan ganjil berurutan. Misalnya pada kasus A dibandingkan dengan B, nilai A sedikit lebih penting dibandingkan B, maka nilai skala perbandingan antara 3 dan 5, yaitu 4 atau 1/4 bila sebaliknya.
Instruksi 3.2. Bandingkan sub-sub faktor untuk faktor produk/jasa dengan tujuan menjadikan Taman Anggrek Ragunan sebagai objek agrowisata yang potensial di wilayah DKI Jakarta Atribut
Nilai Skala Banding
Keragaman anggrek dibandingkan dengan jumlah anggrek Keragaman anggrek dibandingkan dengan keragaman atraksi wisata Keragaman anggrek dibandingkan dengan kualitas atraksi wisata Jumlah anggrek dibandingkan dengan keragaman atraksi wisata Jumlah anggrek dibandingkan dengan kualitas atraksi wisata Keragaman atraksi wisata dibandingkan dengan kualitas atraksi wisata
v Keterangan : Sub-sub faktor yang termasuk dalam bauran harga pada Taman Anggrek Ragunan, yang harus diperhatikan adalah : 1. Harga dilihat dari segmen pelanggan, kelompok pelanggan/konsumen yang berbeda dikenakan harga yang berbeda untuk produk atau jasa yang sama, misalnya perbedaan harga tiket pada pengunjung untuk rombongan pelajar, perbedaan harga bagi pengunjung yang membeli anggrek dalam jumlah besar. 2. Harga dilihat dari persepsi mutu, penetapan harga yang disesuaikan dengan mutu dari atraksi wisata yang ditawarkan dan fasilitas yang tersedia di tempat tsb, misalnya menaikkan harga dengan meningkatkan persepsi mutu, mempertahankan harga dengan meningkatkan persepsi mutu, mempertahankan harga dengan mempertahankan persepsi mutu. Instruksi 3.3. Bandingkan sub-sub faktor untuk faktor harga dengan tujuan meningkatkan jumlah pengunjung Taman Anggrek Ragunan Atribut
Harga dilihat dari segmen pelanggan dibandingkan dengan harga dilihat dari persepsi mutu
Nilai Skala Banding
135
PETUNJUK NILAI SKALA BANDING Perbandingan
Nilai
Bila A sama pentingnya dengan B
1
Bila A sedikit lebih penting dibandingkan B
3
Perbandingan Bila
sebaliknya
(B
Nilai
sedikit
lebih
penting
1/3
jelas
lebih
penting
1/5
Bila sebaliknya (B sangat jelas lebih penting
1/7
dibandingkan A) Bila A jelas lebih penting dibandingkan B
5
Bila A sangat jelas lebih penting dibandingkan B
7
Bila
sebaliknya
(B
dibandingkan A) dibandingkan A) Bila A mutlak lebih penting dibandingkan B
9
Bila
sebaliknya
(B
mutlak
lebih
penting
1/9
dibandingkan A) Nilai-nilai skala genap (2, 4, 6, 8, atau 1/2, 1/4, 1/6, 1/8) khusus diberikan untuk nilai skala perbandingan yang nilainya berada diantara dua nilai pembandingan ganjil berurutan. Misalnya pada kasus A dibandingkan dengan B, nilai A sedikit lebih penting dibandingkan B, maka nilai skala perbandingan antara 3 dan 5, yaitu 4 atau 1/4 bila sebaliknya.
Instruksi 3.4. Bandingkan sub-sub faktor untuk faktor harga dengan tujuan menjadikan Taman Anggrek Ragunan sebagai objek agrowisata yang potensial di wilayah DKI Jakarta Atribut
Nilai Skala Banding
Harga dilihat dari segmen pelanggan dibandingkan dengan harga dilihat dari persepsi mutu
v Keterangan : Sub-sub faktor yang termasuk dalam bauran tempat pada Taman Anggrek Ragunan, yang harus diperhatikan adalah : 1. Lokasi strategis dan sarana transportasi yang mendukung, yaitu kemudahan dalam mencapai lokasi dari berbagai tempat dan sarana transportasi yang tersedia agar pengunjung dapat dengan mudah sampai di Taman Anggrek Ragunan. 2. Kenyamanan dan kebersihan, yaitu kondisi nyaman, menyenangkan, dan bersih yang dapat meningkatkan kepuasan pengunjung dalam menikmati objek wisata. 3. Tempat penyediaan informasi wisata, yaitu pembukaan tempat atau outlet wisata yang berfungsi sebagai tempat informasi tentang objek wisata tertentu, pada umumnya outlet ini terdapat di bandara, hotel, biro perjalanan, dll. Instruksi 3.5. Bandingkan sub-sub faktor untuk faktor tempat/saluran distribusi dengan tujuan meningkatkan jumlah pengunjung Taman Anggrek Ragunan Atribut
Lokasi & transportasi dibandingkan dengan kenyamanan & kebersihan Lokasi & transportasi dibandingkan dengan tempat informasi wisata Kenyamanan & kebersihan dibandingkan dengan tempat informasi wisata
Nilai Skala Banding
136
PETUNJUK NILAI SKALA BANDING Perbandingan
Nilai
Bila A sama pentingnya dengan B
1
Bila A sedikit lebih penting dibandingkan B
3
Perbandingan Bila
sebaliknya
(B
Nilai
sedikit
lebih
penting
1/3
jelas
lebih
penting
1/5
Bila sebaliknya (B sangat jelas lebih penting
1/7
dibandingkan A) Bila A jelas lebih penting dibandingkan B
5
Bila A sangat jelas lebih penting dibandingkan B
7
Bila
sebaliknya
(B
dibandingkan A) dibandingkan A) Bila A mutlak lebih penting dibandingkan B
9
Bila
sebaliknya
(B
mutlak
lebih
penting
1/9
dibandingkan A) Nilai-nilai skala genap (2, 4, 6, 8, atau 1/2, 1/4, 1/6, 1/8) khusus diberikan untuk nilai skala perbandingan yang nilainya berada diantara dua nilai pembandingan ganjil berurutan. Misalnya pada kasus A dibandingkan dengan B, nilai A sedikit lebih penting dibandingkan B, maka nilai skala perbandingan antara 3 dan 5, yaitu 4 atau 1/4 bila sebaliknya.
Instruksi 3.6. Bandingkan sub-sub faktor untuk faktor tempat/saluran distribusi dengan tujuan menjadikan Taman Anggrek Ragunan sebagai objek agrowisata yang potensial di wilayah DKI Jakarta Atribut
Nilai Skala Banding
Lokasi & transportasi dibandingkan dengan kenyamanan & kebersihan Lokasi & transportasi dibandingkan dengan tempat informasi wisata Kenyamanan & kebersihan dibandingkan dengan tempat informasi wisata
v Keterangan : Sub-sub faktor yang termasuk dalam bauran promosi pada Taman Anggrek Ragunan, yang harus diperhatikan adalah : 1. Iklan, merupakan salah satu alat promosi yang menggunakan media elektronik dan media cetak untuk memperkenal produk/jasanya. 2. Promosi penjualan, merupakan alat promosi yang menawarkan insentif untuk membeli produk/jasanya, misalnya ; diskon dan potongan harga. 3. Hubungan masyarakat, yaitu salah satu alat promosi yang mencakup pameran, seminar, penerbitan brosur, kompetisi, dll. 4. Pemasaran langsung, merupakan penggunaan saluran langsung konsumen untuk menjangkau dan menyerahkan barang atau jasa kepada pelanggan tanpa menggunakan perantara pemasaran, misalnya internet dan katalog.
137
PETUNJUK NILAI SKALA BANDING Perbandingan
Nilai
Bila A sama pentingnya dengan B
1
Bila A sedikit lebih penting dibandingkan B
3
Perbandingan Bila
sebaliknya
(B
Nilai
sedikit
lebih
penting
1/3
jelas
lebih
penting
1/5
Bila sebaliknya (B sangat jelas lebih penting
1/7
dibandingkan A) Bila A jelas lebih penting dibandingkan B
5
Bila A sangat jelas lebih penting dibandingkan B
7
Bila
sebaliknya
(B
dibandingkan A) dibandingkan A) Bila A mutlak lebih penting dibandingkan B
9
Bila
sebaliknya
(B
mutlak
lebih
penting
1/9
dibandingkan A) Nilai-nilai skala genap (2, 4, 6, 8, atau 1/2, 1/4, 1/6, 1/8) khusus diberikan untuk nilai skala perbandingan yang nilainya berada diantara dua nilai pembandingan ganjil berurutan. Misalnya pada kasus A dibandingkan dengan B, nilai A sedikit lebih penting dibandingkan B, maka nilai skala perbandingan antara 3 dan 5, yaitu 4 atau 1/4 bila sebaliknya.
Instruksi 3.7. Bandingkan sub-sub faktor untuk faktor promosi dengan tujuan meningkatkan jumlah pengunjung Taman Anggrek Ragunan Atribut
Nilai Skala Banding
Iklan dibandingkan dengan promosi penjualan Iklan dibandingkan dengan hubungan masyarakat Iklan dibandingkan dengan pemasaran langsung Promosi penjualan dibandingkan dengan hubungan masyarakat Promosi penjualan dibandingkan dengan pemasaran langsung Hubungan masyarakat dibandingkan dengan pemasaran langsung
Instruksi 3.8. Bandingkan sub-sub faktor untuk faktor promosi dengan tujuan menjadikan Taman Anggrek Ragunan sebagai objek agrowisata yang potensial di wilayah DKI Jakarta Atribut
Iklan dibandingkan dengan promosi penjualan Iklan dibandingkan dengan hubungan masyarakat Iklan dibandingkan dengan pemasaran langsung Promosi penjualan dibandingkan dengan hubungan masyarakat Promosi penjualan dibandingkan dengan pemasaran langsung Hubungan masyarakat dibandingkan dengan pemasaran langsung
Nilai Skala Banding
138
PETUNJUK NILAI SKALA BANDING Perbandingan
Nilai
Bila A sama pentingnya dengan B
1
Bila A sedikit lebih penting dibandingkan B
3
Perbandingan Bila
sebaliknya
(B
Nilai
sedikit
lebih
penting
1/3
jelas
lebih
penting
1/5
Bila sebaliknya (B sangat jelas lebih penting
1/7
dibandingkan A) Bila A jelas lebih penting dibandingkan B
5
Bila A sangat jelas lebih penting dibandingkan B
7
Bila
sebaliknya
(B
dibandingkan A) dibandingkan A) Bila A mutlak lebih penting dibandingkan B
9
Bila
sebaliknya
(B
mutlak
lebih
penting
1/9
dibandingkan A) Nilai-nilai skala genap (2, 4, 6, 8, atau 1/2, 1/4, 1/6, 1/8) khusus diberikan untuk nilai skala perbandingan yang nilainya berada diantara dua nilai pembandingan ganjil berurutan. Misalnya pada kasus A dibandingkan dengan B, nilai A sedikit lebih penting dibandingkan B, maka nilai skala perbandingan antara 3 dan 5, yaitu 4 atau 1/4 bila sebaliknya.
v Keterangan : Sub-sub faktor yang termasuk dalam bauran orang/personel pada Taman Anggrek Ragunan, yang harus diperhatikan adalah : 1. Jumlah karyawan/pemandu, yaitu jumlah atau kuantitas karyawan/pemandu yang bekerja di Taman Anggrek Ragunan. 2. Kompetensi, merupakan pengetahuan karyawan yang meliputi pengetahuan tentang jenis-jens anggrek, cara budidaya dan pemeliharaan anggrek, pengetahuan tentang agrowisata, dan sebagainya. 3. Kesigapan, merupakan kesigapan karyawan dalam melayani pengunjung seperti cepat atau tidaknya karyawan bertindak ketika melihat pengunjung datang atau ketika pengunjung mengalami kesulitan. 4. Keramahan, yaitu sikap ramah dan sopan karyawan terhadap pengunjung Taman Anggrek Ragunan. Instruksi 3.9.
Bandingkan sub-sub faktor untuk faktor orang/personel dengan tujuan meningkatkan jumlah pengunjung Taman Anggrek Ragunan Atribut
Jumlah karyawan/pemandu dibandingkan dengan kompetensi Jumlah karyawan/pemandu dibandingkan dengan kesigapan Jumlah karyawan/pemandu dibandingkan dengan keramahan Kompetensi dibandingkan dengan kesigapan Kompetensi dibandingkan dengan keramahan Kesigapan dibandingkan dengan keramahan
Nilai Skala Banding
139
PETUNJUK NILAI SKALA BANDING Perbandingan
Nilai
Bila A sama pentingnya dengan B
1
Bila A sedikit lebih penting dibandingkan B
3
Perbandingan Bila
sebaliknya
(B
Nilai
sedikit
lebih
penting
1/3
jelas
lebih
penting
1/5
Bila sebaliknya (B sangat jelas lebih penting
1/7
dibandingkan A) Bila A jelas lebih penting dibandingkan B
5
Bila A sangat jelas lebih penting dibandingkan B
7
Bila
sebaliknya
(B
dibandingkan A) dibandingkan A) Bila A mutlak lebih penting dibandingkan B
9
Bila
sebaliknya
(B
mutlak
lebih
penting
1/9
dibandingkan A) Nilai-nilai skala genap (2, 4, 6, 8, atau 1/2, 1/4, 1/6, 1/8) khusus diberikan untuk nilai skala perbandingan yang nilainya berada diantara dua nilai pembandingan ganjil berurutan. Misalnya pada kasus A dibandingkan dengan B, nilai A sedikit lebih penting dibandingkan B, maka nilai skala perbandingan antara 3 dan 5, yaitu 4 atau 1/4 bila sebaliknya.
Instruksi 3.10. Bandingkan sub-sub faktor untuk faktor orang/personel dengan tujuan menjadikan Taman Anggrek Ragunan sebagai objek agrowisata yang potensial di wilayah DKI Jakarta Atribut
Nilai Skala Banding
Jumlah karyawan/pemandu dibandingkan dengan kompetensi Jumlah karyawan/pemandu dibandingkan dengan kesigapan Jumlah karyawan/pemandu dibandingkan dengan keramahan Kompetensi dibandingkan dengan kesigapan Kompetensi dibandingkan dengan keramahan Kesigapan dibandingkan dengan keramahan
v Keterangan : Sub-sub faktor yang termasuk dalam bauran proses pada Taman Anggrek Ragunan, yang harus diperhatikan adalah : 1. Tanggapan atas keluhan, yaitu respon karyawan atau manajemen perusahaan terhadap keluhan para pengunjung 2. Kualitas dalam layanan, yaitu kualitas dari pelayanan yang diberikan di Taman Anggrek Ragunan 3. Kekonsistenan pihak manajemen dalam pengembangan agrowisata Taman Anggrek Ragunan Instruksi 3.11. Bandingkan sub-sub faktor untuk faktor proses dengan tujuan meningkatkan jumlah pengunjung Taman Anggrek Ragunan Atribut
Tanggapan atas keluhan dibandingkan dengan kualitas layanan Tanggapan atas keluhan dibandingkan dengan kekonsistenan manajemen Kualitas layanan dibandingkan dengan kekonsistenan manajemen
Nilai Skala Banding
140
PETUNJUK NILAI SKALA BANDING Perbandingan
Nilai
Bila A sama pentingnya dengan B
1
Bila A sedikit lebih penting dibandingkan B
3
Perbandingan Bila
sebaliknya
(B
Nilai
sedikit
lebih
penting
1/3
jelas
lebih
penting
1/5
Bila sebaliknya (B sangat jelas lebih penting
1/7
dibandingkan A) Bila A jelas lebih penting dibandingkan B
5
Bila A sangat jelas lebih penting dibandingkan B
7
Bila
sebaliknya
(B
dibandingkan A) dibandingkan A) Bila A mutlak lebih penting dibandingkan B
9
Bila
sebaliknya
(B
mutlak
lebih
penting
1/9
dibandingkan A) Nilai-nilai skala genap (2, 4, 6, 8, atau 1/2, 1/4, 1/6, 1/8) khusus diberikan untuk nilai skala perbandingan yang nilainya berada diantara dua nilai pembandingan ganjil berurutan. Misalnya pada kasus A dibandingkan dengan B, nilai A sedikit lebih penting dibandingkan B, maka nilai skala perbandingan antara 3 dan 5, yaitu 4 atau 1/4 bila sebaliknya.
Instruksi 3.12. Bandingkan sub-sub faktor untuk faktor proses dengan tujuan menjadikan Taman Anggrek Ragunan sebagai objek agrowisata yang potensial di wilayah DKI Jakarta Atribut
Nilai Skala Banding
Tanggapan atas keluhan dibandingkan dengan kualitas layanan Tanggapan atas keluhan dibandingkan dengan kekonsistenan manajemen Kualitas layanan dibandingkan dengan kekonsistenan manajemen
v Keterangan : Sub-sub faktor yang termasuk dalam bauran bukti fisik pada Taman Anggrek Ragunan, yang harus diperhatikan adalah : 1. Atribut penunjuk arah ke dan di dalam kawasan wisata, merupakan tanda penunjuk arah yang menunjukan letak Taman Anggrek Ragunan. 2. Parkir, yaitu kondisi tempat parkir dan daya tampung area parkir yang disediakan oleh Taman Anggrek Ragunan. 3. Toilet, yaitu kombinasi antara jumlah, pemeliharaan, kebersihan, dan penerangan toilet. 4. Kantin, mencakup keberadaan kantin, kebersihan, kenyamanan, dll. 5. Kios anggrek, mencakup keberadaan, kelengkapan produk yang diperjualbelikan, dll. 6. Tempat ibadah, mencakup keberadaan, luas tempat ibadah, kelengkapan sarana ibadah seperti sajadah dan mukena, kebersihan, lokasi tempat ibadah, dan kenyaman. 7. Daftar aktifitas, mencakup keberadaan dan manfaat dari adanya daftar kegiatan Taman Anggrek Ragunan bagi pengunjung.
141
PETUNJUK NILAI SKALA BANDING Perbandingan
Nilai
Bila A sama pentingnya dengan B
1
Bila A sedikit lebih penting dibandingkan B
3
Perbandingan Bila
sebaliknya
(B
Nilai
sedikit
lebih
penting
1/3
jelas
lebih
penting
1/5
Bila sebaliknya (B sangat jelas lebih penting
1/7
dibandingkan A) Bila A jelas lebih penting dibandingkan B
5
Bila A sangat jelas lebih penting dibandingkan B
7
Bila
sebaliknya
(B
dibandingkan A) dibandingkan A) Bila A mutlak lebih penting dibandingkan B
9
Bila
sebaliknya
(B
mutlak
lebih
penting
1/9
dibandingkan A) Nilai-nilai skala genap (2, 4, 6, 8, atau 1/2, 1/4, 1/6, 1/8) khusus diberikan untuk nilai skala perbandingan yang nilainya berada diantara dua nilai pembandingan ganjil berurutan. Misalnya pada kasus A dibandingkan dengan B, nilai A sedikit lebih penting dibandingkan B, maka nilai skala perbandingan antara 3 dan 5, yaitu 4 atau 1/4 bila sebaliknya.
Instruksi 3.13.
Bandingkan sub-sub faktor untuk faktor bukti fisik dengan tujuan meningkatkan jumlah pengunjung Taman Anggrek Ragunan Atribut
Penunjuk arah dibandingkan dengan parkir Penunjuk arah dibandingkan dengan toilet Penunjuk arah dibandingkan dengan kantin Penunjuk arah dibandingkan dengan kios anggrek Penunjuk arah dibandingkan dengan tempat ibadah Penunjuk arah dibandingkan dengan daftar aktifitas Parkir dibandingkan dengan toilet Parkir dibandingkan dengan kantin Parkir dibandingkan dengan kios anggrek Parkir dibandingkan dengan tempat ibadah Parkir dibandingkan dengan daftar aktifitas Toilet dibandingkan dengan kantin Toilet dibandingkan dengan kios anggrek Toilet dibandingkan dengan tempat ibadah Toilet dibandingkan dengan daftar aktifitas Kantin dibandingkan dengan kios anggrek Kantin dibandingkan dengan tempat ibadah Kantin dibandingkan dengan daftar aktifitas Kios anggrek dibandingkan dengan tempat ibadah Kios anggrek dibandingkan dengan daftar aktifitas Tempat ibadah dibandingkan dengan daftar aktifitas
Nilai Skala Banding
142
PETUNJUK NILAI SKALA BANDING Perbandingan
Nilai
Bila A sama pentingnya dengan B
1
Bila A sedikit lebih penting dibandingkan B
3
Perbandingan Bila
sebaliknya
(B
Nilai
sedikit
lebih
penting
1/3
jelas
lebih
penting
1/5
Bila sebaliknya (B sangat jelas lebih penting
1/7
dibandingkan A) Bila A jelas lebih penting dibandingkan B
5
Bila A sangat jelas lebih penting dibandingkan B
7
Bila
sebaliknya
(B
dibandingkan A) dibandingkan A) Bila A mutlak lebih penting dibandingkan B
9
Bila
sebaliknya
(B
mutlak
lebih
penting
1/9
dibandingkan A) Nilai-nilai skala genap (2, 4, 6, 8, atau 1/2, 1/4, 1/6, 1/8) khusus diberikan untuk nilai skala perbandingan yang nilainya berada diantara dua nilai pembandingan ganjil berurutan. Misalnya pada kasus A dibandingkan dengan B, nilai A sedikit lebih penting dibandingkan B, maka nilai skala perbandingan antara 3 dan 5, yaitu 4 atau 1/4 bila sebaliknya.
Instruksi 3.14.
Bandingkan sub-sub faktor untuk faktor bukti fisik dengan tujuan menjadikan Taman Anggrek Ragunan sebagai objek agrowisata yang potensial di wilayah DKI Jakarta Atribut
Penunjuk arah dibandingkan dengan parkir Penunjuk arah dibandingkan dengan toilet Penunjuk arah dibandingkan dengan kantin Penunjuk arah dibandingkan dengan kios anggrek Penunjuk arah dibandingkan dengan tempat ibadah Penunjuk arah dibandingkan dengan daftar aktifitas Parkir dibandingkan dengan toilet Parkir dibandingkan dengan kantin Parkir dibandingkan dengan kios anggrek Parkir dibandingkan dengan tempat ibadah Parkir dibandingkan dengan daftar aktifitas Toilet dibandingkan dengan kantin Toilet dibandingkan dengan kios anggrek Toilet dibandingkan dengan tempat ibadah Toilet dibandingkan dengan daftar aktifitas Kantin dibandingkan dengan kios anggrek Kantin dibandingkan dengan tempat ibadah Kantin dibandingkan dengan daftar aktifitas Kios anggrek dibandingkan dengan tempat ibadah Kios anggrek dibandingkan dengan daftar aktifitas Tempat ibadah dibandingkan dengan daftar aktifitas
Nilai Skala Banding
143
Lampiran 2 : Peta Taman Anggrek Ragunan