STRATEGI BAURAN PEMASARAN DENGAN PENERAPAN METODE PROSES HIERARKI ANALITIK DI AGROWISATA LITTLE FARMERS LEMBANG, BANDUNG
SKRIPSI
IMAM WAHYUDI H34066064
DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009
RINGKASAN IMAM WAHYUDI. Strategi Bauran Pemasaran dengan Penerapan Metode Proses Hierarki Analitik di Agrowisata Little Farmers Lembang, Bandung. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan SUHARNO). Saat ini, preferensi masyarakat dalam menikmati objek wisata telah mengalami perubahan ke bentuk wisata yang lebih spesifik misalnya agrowisata, yang memanfaatkan usaha pertanian (agro) sebagai objek wisata yang menarik untuk dikunjungi. Perubahan preferensi dan motivasi wisatawan terhadap agrowisata berkembang secara dinamis yang berimplikasi terhadap meningkatnya permintaan. Kondisi tersebut, merupakan prospek yang cerah bagi perkembangan agrowisata sekaligus menuntut bisnis agrowisata untuk mengembangkan produk/jasa yang ditawarkan. Salah satunya adalah agrowisata Little Farmers. Agrowisata yang terletak di Kecamatan Cisarua Lembang Kabupaten Bandung. Perubahan preferensi konsumen yang berkembang secara dinamis kearah agrowisata dan tingkat persaingan yang semakin tinggi dalam industri pariwisata, membuat agrowisata Little Farmers perlu menciptakan suatu keunggulan guna mempertahankan keberadaaan serta usaha pengembangannya. Salah satu cara untuk mencapai keunggulan tersebut adalah dengan jalan menerapkan strategi prioritas bauran pemasaran yang tepat.sehingga tujuan yang diinginkan dapat tercapai. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi sejauh mana strategi pemasaran yang telah dijalankan oleh Agrowisata Little Farmers dan menyusun konsep prioritas strategi bauran pemasaran yang lebih terstruktur untuk dijalankan oleh agrowisata Little Farmers. Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan bagi manajemen Little Farmers dalam menerapkan strategi bauran pemasaran yang tepat untuk mencapai tujuannya. Metode pengolahan dan analisis data dilakukan dengan menggunakan metode Proses Hirarki Analitik (PHA). Penelitian ini diawali dengan pengumpulan dan informasi melalui wawancara dengan pihak manajemen Little Farmers. Berdasarkan data dan informasi yang terkumpul selanjutnya dibuat struktur hirarki. Struktur hirarki yang telah disusun menjadi dasar untuk pembuatan kuisioner yang diberikan kepada responden. Data hasil kuisioner yang diperoleh dari responden diolah secara horizontal dan vertikal dengan menggunakan program komputer Expert Choice version 2000. Tujuan dari pengolahan ini untuk memperoleh bobot prioritas bauran pemasaran secara menyeluruh terhadap fokus atau tujuan dari pemasaran. Berdasarkan hasil analisis prioritas bauran pemasaran dengan menggunakan metode Proses Hirarki Analitik, maka didapatkan prioritas elemenelemen secara menyeluruh terhadap fokus atau tujuan.. Pada elemen tujuan pemasaran, tujuan untuk meningkatkan jumlah pengunjung mendapat prioritas pertama dengan bobot sebesar 0,750. Sedangkan tujuan untuk menjadikan Little Farmers sebagai agrowisata yang potensial mendapat prioritas kedua dengan bobot 0,250. Berdasarkan hasil analisis dengan metode AHP diperoleh bahwa untuk elemen bauran pemasaran Little Farmers tempat memperoleh prioritas utama
dengan bobot 0,201, sedangkan strategi operasional tempat yang utama adalah lokasi yang strategis. Produk memperoleh prioritas kedua dengan bobot 0,185, sedangkan untuk strategi operasional produk yang utama adalah kualitas atraksi wisata. Prioritas ketiga dari elemen bauran pemasaran adalah Harga dengan bobot 0,158, sedangkan strategi operasional yang utama dari harga adalah penetapan harga berdasarkan segmen pelanggan. Prioritas keempat dari elemen bauran pemasaran Little Farmers adalah promosi dengan bobot 0,153, sedangkan strategi operasional utama dari promosi adalah dengan memprioritaskan iklan sebagai prioritas utamanya. Bukti Fisik memperoleh prioritas kelima dari elemen bauran pemasaran Little Farmers dengan nilai bobot prioritas 0,110, sedangkan strategi operasional dari bukti fisik yang utamanya adalah fasilitas kebun percobaan. Prioritas keenam dari elemen bauran pemasaran Little Farmers adalah Proses dengan bobot 0,102, sedangkan strategi operasional utamanya adalah kualitas dalam layanan. Prioritas terakhir atau prioritas ketujuh dari elemen bauran pemasaran agrowisata Little Farmers adalah Orang dengan bobot 0,088, sedangkan strategi operasional dari Orang yang mendapat prioritas utama adalah kompetensi karyawan dan pemandu.
STRATEGI BAURAN PEMASARAN DENGAN PENERAPAN METODE PROSES HIERARKI ANALITIK DI AGROWISATA LITTLE FARMERS LEMBANG, BANDUNG
IMAM WAHYUDI H34066064
Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Agribisnis
DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009
Judul Skripsi
: Strategi Bauran Pemasaran dengan Penerapan Metode Proses Hierarki Analitik di Agrowisata Little Farmers lembang, Bandung
Nama
: Imam Wahyudi
NRP
: H34066064
Disetujui, Pembimbing
Dr. Ir. Suharno, M.Adev NIP. 131 649 403
Diketahui, Ketua Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor
Dr. Ir. Nunung Kusnadi, MS NIP. 131 415 082
Tanggal Lulus :
PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul
Strategi
Bauran Pemasaran dengan Penerapan Metode Proses Hierarki Analitik di Agrowisata Little Farmers Lembang, Bandung adalah karya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam bentuk daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Bogor, Juni 2009
Imam Wahyudi H34066064
RIWAYAT HIDUP Penulis lahir di Kota Bandung, Propinsi Jawa Barat pada tanggal 07 Februari 1985. Penulis adalah anak ketiga dari enam bersaudara, putra Bapak Wasikin (Alm) dan Ibu Tohanah. Penulis mengawali pendidikan formalnya pada tahun 1991 di Sekolah Dasar Negeri Pabaki 2 Bandung. Seusai menamatkan pendidikan di Sekolah Dasar, penulis melanjutkan pendidikannya di Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negeri 41 Bandung dan pada tahun 2003 lulus dari Sekolah Menengah Umum Pasundan 3 Bandung. Selepas menyelesaikan pendidikan di SMU, penulis berkesempatan melanjutkan pendidikannya di Universitas Padjadjaran sebagai mahasiswa Program Studi Diploma III Budidaya Tanaman Hortikultura, Fakultas Pertanian dan memperoleh gelar Ahli Madya pada tahun 2006. Pada tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikan pada jenjang Strata Satu (S1) Program Sarjana Agribisnis Penyelenggaraan Khusus, Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Semasa kuliah, penulis mengikuti beberapa organisasi kemahasiswaan diantaranya Dewan Keluarga Masjid Al-Muhajirin Universitas Padjadjaran (DKM Al-Muhajirin UNPAD) dan Keluarga Muslim Ekstensi Institut Pertanian Bogor (KAMUS-IPB).
KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena hanya dengan rahmat, anugerah, kasih sayang dan petunjuk Allah SWT, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
Strategi Bauran Pemasaran dengan
Penerapan Metode Proses Hierarki Analitik di Agrowisata Little Farmers Lembang, Bandung . Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi sejauh mana strategi pemasaran yang telah dijalankan oleh Agrowisata Little Farmers dan menyusun konsep prioritas strategi bauran pemasaran yang tepat untuk dijalankan oleh Agrowisata Little Farmers. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan ini masih terdapat kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun guna penyempurnaan skripsi ini. Namun dengan segala keterbatasan yang ada, skripsi ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak dan mampu memberikan kontribusi dalam pembangunan pertanian di Indonesia.
Bogor, Juni 2009 Imam Wahyudi
UCAPAN TERIMA KASIH Penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang sebesarbesarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan dan penulisan skripsi ini, yaitu kepada : 1.
Allah SWT, atas segala nikmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
2.
Dr. Ir. Suharno, M.Adev selaku dosen pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan bimbingan dan masukan kepada penulis, serta atas segala kesabarannya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
3.
Dr. Ir. Rita Nurmalina, MS selaku dosen penguji utama skripsi yang telah memberikan saran kepada penulis untuk perbaikan skripsi ini.
4.
Ir. Narni Farmayanti, MSc selaku dosen penguji komisi pendidikan yang juga telah memberikan masukan kepada penulis untuk perbaikan skripsi ini.
5.
H. Muhammad Firdaus, PhD selaku dosen evaluator kolokium yang telah memberikan kritik dan saran demi perbaikan skripsi ini.
6.
Orangtua dan keluarga tercinta untuk setiap dukungan cinta kasih dan doa yang diberikan. Semoga ini bisa menjadi persembahan yang terbaik.
7.
Pihak manajemen Little Farmers, terutama Pak Dandi dan Mas guruh, serta seluruh
karyawan/pemandu
agrowisata
Little
Farmers
yang
telah
memberikan izin untuk penyelenggaraan penelitian dan membantu dalam proses penyusunan skripsi ini. 8.
Rekan-rekan mahasiswa
AGB
serta seluruh pihak yang tidak dapat
disebutkan satu per satu yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Bogor, Juni 2009 Imam Wahyudi
DAFTAR ISI Halaman DAFTAR TABEL ....................................................................
iii
DAFTAR GAMBAR ................................................................
vi
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................
v
I
PENDAHULUAN ..................................................................... 1.1. Latar Belakang .................................................................... 1.2. Perumusan Masalah ............................................................. 1.3. Tujuan Penelitian ................................................................ 1.4. Manfaat Penelitian ............................................................... 1.5. Ruang Lingkup dan Batasan Penelitian ..................................
1 1 4 6 7 7
II
TINJAUAN PUSTAKA ........................................................... 2.1. Pariwisata ............................................................................ 2.1.1. Pengertian Pariwisata .................................................. 2.1.2. Pemasaran Pariwisata .................................................. 2.2. Agrowisata ........................................................................... 2.2.1. Pengertian Agrowisata ................................................. 2.2.2. Potensi dan Ruang Lingkup Agrowisata....................... 2.2.3. Tujuan dan Manfaat Agrowisata .................................. 2.2.4. Arah Pengembangan Agrowisata ................................. 2.2.5. Fasilitas Agrowisata..................................................... 2.2.6. Hal-hal yang Harus Diperhatikan dalam Pengembangan Agrowisata .......................................... 2.2.7. Permasalahan dalam Pengembangan Agrowisata ......... 2.3. Penelitian Terdahulu..............................................................
8 8 8 8 9 9 10 12 12 13
III
KERANGKA PEMIKIRAN .................................................... 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis ............................................... 3.1.1. Pengertian dan Konsep Pemasaran ............................. 3.1.2. Pemasaran Jasa ............................................................ 3.1.3. Strategi Bauran Pemasaran .......................................... 3.1.3.1. Produk ............................................................ 3.1.3.2. Distribusi/Tempat............................................ 3.1.3.3. Harga .............................................................. 3.1.3.4. Promosi ........................................................... 3.1.3.5. Proses.............................................................. 3.1.3.6. Orang .............................................................. 3.1.3.7. Bukti Fisik ...................................................... 3.1.4. Analisis Pengambilan Keputusan ................................. 3.2. Kerangka Pemikiran Operasional ........................................
20 20 20 21 21 22 23 23 24 25 26 26 27 28
IV
METODE PENELITIAN ......................................................... 4.1. Lokasi Penelitian ................................................................. 4.2. Jenis dan Sumber Data ........................................................ 4.3. Metode Pengumpulan Data ..................................................
31 31 31 32
13 14 16
4.4. Metode Pengolahan Data ..................................................... 4.5. Sistem Hirarki Keputusan .................................................... 4.6. Definisi Operasional .............................................................
32 39 40
V
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN ..................... 5.1. Letak Geografis dan Topografi Perusahaan ........................... 5.2. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan ................................. 5.3. Visi dan Misi Little Farmers ................................................ 5.4. Struktur Organisasi Little Farmers ........................................ 5.5. Sarana dan Prasarana .............................................................
43 43 43 45 46 48
VI
IDENTIFIKASI STRATEGI BAURAN PEMASARAN YANG DIJALANKAN LITTLE FARMERS ............................ 6.1. Pengembangan Produk/Jasa................................................... 6.2. Promosi ............................................................................... 6.3. Penetapan Harga .................................................................. 6.4. Tempat ................................................................................. 6.4. Fasilitas Pendukung (Bukti Fisik) ..........................................
49 49 51 52 53 54
VII ANALISIS PRIORITAS STRATEGI BAURAN PEMASARAN AGROWISATA LITTLE FARMERS ............. 7.1. Analisis Identifikasi Faktor-faktor Penyusun Strategi Bauran Pemasaran.................................................... 7.2. Analisis Hasil Pengolahan Horizontal Agrowisata Little Farmers .................................................. 7.2.1. Analisis Hasil Pengolahan Horizontal Elemen Tujuan Pemasaran ...................................................... 7.2.2. Analisis Hasil Pengolahan Horizontal Elemen Bauran Pemasaran ..................................................... 7.2.3. Analisis Hasil Pengolahan Horizontal Elemen Strategi Operasional ................................................... 7.3. Analisis Hasil Pengolahan Vertikal Agrowisata Little Farmers ................................................... 7.3.1. Analisis Hasil Pengolahan Vertikal Elemen Tujuan Pemasaran ...................................................... 7.3.2. Analisis Hasil pengolahan Vertikal Elemen Bauran Pemasaran ..................................................... 7.3.3 Analisis Hasil Pengolahan Vertikal Elemen Strategi Operasional ...................................................
57 57 59 59 60 64 73 74 75 77
VIII KESIMPULAN DAN SARAN ................................................. 8.1. Kesimpulan ......................................................................... 8.2. Saran ...................................................................................
83 83 83
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................
86
LAMPIRAN .......................................................................................
88
DAFTAR TABEL Nomor
Halaman
1. Statistik Kunjungan Wisatawan dan Sumbangan Pariwisata Terhadap Total Ekspor Indonesia Tahun 2002-2007 ...................
2
2. Jumlah Wisatawan ke Objek Wisata di Jawa Barat Tahun 2004-2007 .......................................................................
3
3. Jumlah Kunjungan dan Pertumbuhan Pengunjung Agrowisata Little Farmers Tahun 2004-2007 .............................
5
4. Penelitian Terdahulu ..................................................................
16
5. Jenis dan Sumber Data ...............................................................
31
6. Nilai Skala Banding Berpasangan ..............................................
35
7. Matriks Pendapat Individu (MPI) ...............................................
35
8. Matriks Pendapat Gabungan (MPG) ..........................................
36
9. Nilai Indeks Acak ......................................................................
38
10. Harga Paket Wisata Agrowisata Little Farmers ..........................
53
11. Hasil Analisis Prioritas Elemen Tujuan Little Farmers ...............
60
12. Hasil Pengolahan Horizontal Elemen Bauran Pemasaran Agrowisata Little Farmers ..........................................................
61
13. Hasil Pengolahan Horizontal Elemen Strategi Operasional Untuk Tujuan Meningkatkan Jumlah Pengunjung ........................
65
14. Hasil Pengolahan Horizontal Elemen Strategi Operasional Untuk Tujuan Menjadikan Little Farmers Sebagai Agrowisata Yang Potensial .........................................................
69
15. Hasil Pengolahan Vertikal Elemen Tujuan Pemasaran Agrowisata Little Farmers ...........................................................
74
16. Hasil Pengolahan Vertikal Elemen Bauran Pemasaran Little Farmers ..............................................................................
75
17. Hasil Pengolahan Vertikal Elemen Strategi Operasional Little Farmers ..............................................................................
77
DAFTAR GAMBAR Nomor
Halaman
1. Bagan Kerangka Pemikiran Operasional ......................................
30
2. Abstraksi Sistem Hirarki Keputusan ...........................................
40
3. Struktur Organisasi Agrowisata Little Farmers .............................
48
4. Hirarki Keputusan Pengolahan Vertikal Prioritas Bauran Pemasaran Agrowisata Little Farmers ..........................................
81
DAFTAR LAMPIRAN Nomor
Halaman
1. Kuesioner Penelitian Pemilihan Prioritas Strategi Bauran Pemasaran Agrowisata Little Farmers ........................................
89
2. Foto-foto Paket Wisata Agrowisata Little Farmers .....................
106
3. Artikel Jelajah wisata Agrowisata Little Farmers ........................
108
I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Sebagai Negara agraris, Indonesia memiliki kekayaan alam dan hayati yang sangat beragam yang jika dikelola dengan tepat, kekayaan tersebut mampu diandalkan menjadi andalan perekonomian nasional. Dengan posisi geografis di khatulistiwa serta kondisi alam, hayati, dan budaya yang beragam, Indonesia memiliki potensi besar untuk mengembangkan sektor pariwisata. Pada dekade terakhir, pembangunan pariwisata di Indonesia maupun di mancanegara menunjukkan kecenderungan terus meningkat. Konsumsi jasa dalam bentuk komoditas wisata bagi sebagian masyarakat negara maju dan masyarakat Indonesia telah menjadi salah satu kebutuhan sebagai akibat meningkatnya pendapatan, aspirasi dan kesejahteraannya. Preferensi dan motivasi wisatawan domestik maupun wisatawan mancanegara juga berkembang secara dinamis. Kecenderungan pemenuhan kebutuhan dalam bentuk menikmati obyek-obyek spesifik seperti udara yang segar, pemandangan yang indah, pengolahan produk secara tradisional, maupun produk-produk pertanian modern dan spesifik menunjukkan peningkatan yang pesat. Kecenderungan ini merupakan signal tingginya permintaan akan agrowisata dan sekaligus membuka peluang bagi pengembangan produk-produk agribisnis baik dalam bentuk kawasan ataupun produk pertanian yang mempunyai daya tarik spesifik. Dengan demikian maka agrowisata dapat menjadi salah satu sumber pertumbuhan baru daerah, sektor pertanian dan ekonomi nasional. Sektor pariwisata termasuk agrowisata sangat berperan bagi perekonomian nasional yaitu melalui penerimaan negara yang bersumber dari devisa mengingat motivasi kunjungan wisata khususnya wisatawan asing adalah karena sumber daya alam. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 1 yang menunjukkan perkembangan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara dan perolehan devisa yang diterima serta sumbangan pariwisata terhadap total ekspor (persen).
Tabel 1. Statistik Kunjungan Wisatawan dan Sumbangan Pariwisata Terhadap Total Ekspor (persen) di Indonesia 2002-2007 Tahun
2002 2003 2004 2005 2006 2007
Wisatawan Mancanegara (Orang)
5.033.400 4.467.021 5.321.165 5.002.101 4.871.351 5.505.759
Rata-rata Pengeluaran/Orang (US $) Per Per Kunjungan hari 893,26 91,29 903,74 93,27 901,66 95,17 904,00 99,86 913,09 100,48 970,98 107,70
RataRata lama tinggal (Hari) 9,79 9,69 9,47 9,05 9,09 9,02
Devisa (Juta US $)
4.305,56 4.037,02 4.797,88 4.521,89 4.447,98 5.345,98
Sumbangan Pariwisata terhadap total ekspor (Persen) 10,21 10,35 10,76 * * *
Sumber : Dinas Pariwisata dan Kebudayaan, 2007, 2008 (diolah) Keterangan * : Untuk data tahun 2005 2006, dan 2007 tidak diketahui persentase berapa penghasil devisa dari pariwisata
Dari Tabel 1, dapat diketahui bahwa dari tahun 2002 sampai tahun 2007 terdapat peningkatan persentase sumbangan pariwisata terhadap total ekspor yaitu sebesar 10,21 persen pada tahun 2002 dan mengalami peningkatan menjadi 10,35 persen pada tahun 2003. Hal yang sama juga terjadi dari tahun 2003 ke tahun 2004 yang mengalami peningkatan sebesar 0,41 persen. Dari Tabel 1 juga dapat dilihat penerimaan devisa negara dari sektor pariwisata selama tahun 2007 sebesar US $ 5.345,98 juta, atau mengalami peningkatan sebesar 20,19 persen dibanding tahun 2006. Saat ini, preferensi masyarakat dalam menikmati objek wisata telah mengalami perubahan ke bentuk wisata yang lebih spesifik misalnya agrowisata, yang memanfaatkan usaha pertanian (agro) sebagai objek wisata yang menarik untuk dikunjungi. Perubahan preferensi dalam menikmati objek wisata juga diakibatkan oleh adanya kebutuhan masyarakat dalam memberikan hiburan yang mengandung unsur edukasi kepada putra-putri mereka sehingga selain mendapatkan kesenangan dalam menikmati hiburan di objek wisata, masyarakat juga dapat memperoleh pengetahuan baru dari objek wisata yang mereka kunjungi. Perkembangan agrowisata tersebar hampir di seluruh wilayah Indonesia dengan berbagai keunikan yang dimiliki serta merupakan bagian dari kegiatan rekreasi untuk wisatawan mancanegara maupun masyarakat lokal. Propinsi Jawa Barat merupakan wilayah yang potensial untuk pengembangan agrowisata. Letak
2
geografis Jawa Barat yang berbatasan langsung dengan ibukota negara Indonesia, DKI Jakarta, menjadikan Jawa Barat memiliki potensi yang strategis bagi pengembangan pariwisata. Selain merupakan pintu gerbang utama Indonesia, DKI Jakarta juga merupakan sumber pasar wisatawan. Di samping itu, keragaman daya tarik wisata yang dimiliki kabupaten/kota di Jawa Barat memberikan alternatif pilihan berwisata yang lebih bervariasi bagi wisatawan. Potensi pertanian, termasuk didalamnya tanaman pangan, perkebunan, peternakan, dan perikanan, dapat dikembangkan menjadi daya tarik agrowisata di Jawa Barat sangat besar. Saat ini, beberapa potensi pertanian sudah dikembangkan ke arah agrowisata, seperti perkebunan Teh Gunung Mas, Kawasan Agropolitan Cianjur, Taman Buah Mekarsari, Taman Bunga Nusantara, Kawasan Gunung Salak Endah, dan beberapa perkebunan teh lainnya di Cianjur, Subang, Bandung Selatan, Kawasan Jaring Terapung Jangari, Agrowisata Little Farmers serta Balai Inseminasi Buatan di Lembang. Berdasarkan potensi yang dimilikinya, agrowisata dapat menjadi tujuan wisata utama di Jawa Barat pada masa yang akan datang. Hal ini bisa dilihat pada Tabel 2 yang menunjukkan perkembangan jumlah wisatawan yang berkunjung ke wilayah Jawa Barat.
Tabel 2. Jumlah Wisatawan ke Objek Wisata di Jawa Barat Tahun 2004-2007 Tahun
Wisatawan Wisatawan Nusantara Mancanegara 2004 16.611.680 239.113 2005 16.890.316 207.935 2006 23.859.547 227.935 2007 23.789.302 338.959 Sumber : Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jawa Barat , 2008
Jumlah 16.850.793 17.098.251 24.086.615 24.121.261
Tabel 2. memperlihatkan bahwa jumlah wisatawan mancanegara dan wisatawan Nusantara yang berkunjung ke Propinsi Jawa Barat dari tahun 2004 sampai tahun 2007 terus mengalami peningkatan. Peningkatan paling tinggi terjadi pada tahun 2005 ke tahun 2006. Jumlah wisatawan mancanegara dan nusantara pada tahun 2005 tercatat sebesar 17.098.251 kemudian meningkat sebesar 24.086.615 pada tahun 2006 atau meningkat sebesar 40 persen dari tahun 2005.
3
Perubahan preferensi dan motivasi wisatawan terhadap agrowisata berkembang
secara
dinamis
yang
berimplikasi
terhadap
meningkatnya
permintaan. Kondisi tersebut, merupakan prospek yang cerah bagi perkembangan agrowisata sekaligus menuntut bisnis agrowisata untuk mengembangkan produk/jasa yang ditawarkan. Salah satunya adalah agrowisata Little Farmers. Agrowisata yang terletak di Kecamatan Cisarua Lembang Kabupaten Bandung, Jawa Barat.
1.2. Perumusan Masalah Agrowisata Little Farmers adalah salah satu unit usaha yang ada di unit agribisnis koperasi karyawan PT Bio Farma. Pada awalnya tujuan perusahaan didirikan adalah untuk pemenuhan kebutuhan pakan hewan percobaan PT Bio Farma berupa penanaman rumput gajah dan wortel. Seiring berjalannya waktu usaha jadi berkembang dengan pembudidayaan tanaman hortikultura (dengan tujuan efisiensi pemanfaatan lahan), yang hasilnya dipasarkan sendiri oleh pihak koperasi. Pada tahun 1998 Unit Agribisnis Koperasi Karyawan PT Bio Farma menerima rombongan guru dari TK Salman Al Farisi. Pada saat itu rombongan guru ingin melihat anak didiknya memahami proses tumbuh dan berkembangnya tanaman dan ternak. Hal inilah yang menjadi awal mulanya kegiatan mengenalkan secara langsung cara bercocok tanam dan beternak sehingga sampai saat ini pemanfaatan lahan berkembang menjadi kegiatan agrowisata. Agrowisata Little Farmers merupakan salah satu bentuk objek wisata yang bergerak dalam bidang pertanian yang berada di Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung Barat. Keunggulan agrowisata Little Farmers yang menjadi daya tarik pengunjung adalah melalui program pendidikan dan wisata berkebun yang menitikberatkan kepada pengalaman lapangan di alam terbuka bagi masyarakat serta sekaligus mengenalkan kepada masyarakat bagaimana proses bercocoktanam, beternak hewan dan panen bersama sambil berwisata. Adapun produk (paket wisata) yang ditawarkan di Agrowisata Little Farmers meliputi Bercocok Tanam dan Berkebun, Petik Strawberry, Pelatihan Agribisnis, Flying Fox, Two Line Bride, Mini Arung Jeram, Family Gathering, Family Camp, Paint
4
Ball, Hiking, dan Kuda Tunggang, serta ada juga paket wisata yang dinamakan “berkebun plus” yaitu paket wisata berkebun yang ditambah dengan Flying Fox atau Two Line Bride.
Tabel 3. Jumlah Kunjungan dan Pertumbuhan Pengunjung Agrowisata Little Farmers Tahun 2004-2007 Tahun Jumlah Pengunjung (Orang) 2004 23.899 2005 36.935 2006 40.959 2007 40.588 Sumber : Laporan Tahunan agrowisata Little Farmers, 2008
Pertumbuhan (Persen) 54,54 10,90 -0,90
Tabel 3. menunjukkan bahwa tingkat kunjungan ke agrowisata Little Farmers mengalami peningkatan dari tahun 2004 ke tahun 2005 pertumbuhan jumlah pengunjung meningkat sebesar 54,54 persen atau sebanyak 36.935 pengunjung. Sedangkan dari tahun 2005 ke tahun 2006 terjadi peningkatan sebesar 10,90 persen atau sekitar 40.588 pengunjung. Meskipun pada tahun 2007 jumlah pengunjung Little Farmers mengalami penurunan namun jika dilihat dari jumlah pengunjungnya Little Farmers masih merupakan agrowisata yang mempunyai potensi untuk dikembangkan sebagai agrowisata yang potensial di Jawa Barat. Seiring dengan perubahan preferensi dan motivasi wisatawan terhadap agrowisata yang berkembang secara dinamis, berimplikasi pula terhadap meningkatnya permintaan akan agrowisata. Kondisi tersebut menimbulkan banyaknya usaha di bidang pariwisata yang muncul dan berkembang pesat dengan berbagai keunggulan yang ditawarkannya. Hal ini merupakan tantangan bagi agrowisata Little Farmers untuk terus meningkatkan jumlah pengunjungnya serta terus mempertahankan dan meningkatkan keunggulan layanan jasa yang dimiliki mengingat persaingan semakin tinggi di dalam industri pariwisata. Little Farmers sebagai agrowisata menghadapi persaingan yang semakin tinggi, mengingat pada lokasi yang tidak jauh dari Little Farmers terdapat beberapa agrowisata maupun objek wisata lain yang menawarkan berbagai keunggulannya, misalnya agrowisata Vin s Strawberry, Gunung Tangkuban Perahu, dan Wisata Air Ciater. Di sisi lain, hingga saat ini pihak pengelola Little Farmers belum memiliki suatu
5
strategi bauran pemasaran yang tersusun dan terkonsep dengan jelas yang disebabkan tidak adanya tenaga kerja yang memahami secara mendalam mengenai konsep bauran pemasaran pada jasa (agrowisata) karena mayoritas tenaga kerja Little Farmers merupakan orang-orang yang berlatar belakang pendidikan dari budidaya pertanian. Melihat kenyataan tersebut, agrowisata Little Farmers perlu menciptakan suatu
keunggulan
guna
mempertahankan
keberadaaan
serta
usaha
pengembangannya. Salah satunya untuk mencapai keunggulan tersebut adalah dengan jalan menerapkan strategi prioritas bauran pemasaran yang tepat. Suatu strategi pemasaran akan berdampak jangka panjang bagi kelangsungan hidup perusahaan atau organisasi. Oleh karena itu, penerapan strategi bauran pemasaran harus dilakukan dengan cermat dan hati-hati dengan memperhitungkan semua hal yang mempengeruhi serta dampak yang akan timbul. Agar upaya pengembangan agrowisata dapat berhasil dengan baik diperlukan upaya yang kuat dan terintegrasi yang mencakup aspek produk, harga, tempat, promosi, orang, proses dan bukti fisik. Hasil penelitian mengenai strategi bauran pemasaran ini dapat digunakan sebagai salah satu dasar oleh pengelola dalam menetapkan kebijakan di masa yang akan datang. Berdasarkan perumusan masalah di atas dapat ditarik kesimpulan dua permasalahan, yaitu: 1. Bagaimana pelaksanaan sistem pemasaran yang saat ini diterapkan oleh manajemen Agrowisata Little Farmers ? 2. Bagaimana prioritas strategi bauran pemasaran yang tepat untuk dijalankan oleh manajemen Agrowisata Little Farmers ?
1.3. Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah yang telah diuraikan diatas, maka tujuan penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut: 1. Mengidentifikasi sejauh mana sistem pemasaran yang telah dijalankan oleh Agrowisata Little Farmers 2. Menyusun konsep prioritas strategi bauran pemasaran sebagai masukan untuk dijalankan oleh Agrowisata Little Farmers.
6
1.4. Manfaat Penelitian Dari penelitian ini, didapat beberapa manfaat yaitu: 1. Sebagai bahan pembelajaran bagi penulis, untuk dapat menganalisis suatu permasalahan dan merumuskan suatu strategi pemecahan masalah yang tepat 2. Sebagai bahan pertimbangan dan masukan bagi manajemen dan pengelola agrowisata Little Farmers dalam menerapkan strategi bauran pemasaran yang tepat 3. Sebagai bahan masukan bagi penelitian selanjutnya yang terkait dengan keputusan strategi pemasaran agrowisata.
1.5. Ruang Lingkup dan Batasan Penelitian Sesuai dengan tujuan penelitian yang hendak dicapai, maka penelitian ini hanya mencakup pada penyusunan prioritas strategi bauran pemasaran agrowisata Little Farmers yang terdiri dari 7P yaitu meliputi : Product, Price, Promotion, Place, Process dan Physical Evidence. Dalam penelitian ini penulis hanya mengidentifikasi dan menganalisis elemen-elemen internal perusahaan yang berhubungan dengan bauran pemasaran kemudian menyusunnya ke dalam sebuah hierarki keputusan, kemudian memberikan nilai-nilai prioritas pada elemenelemen tersebut untuk selanjutnya dapat dijadikan acuan pengambilan keputusan dalam menetapkan prioritas strategi pemasaran. Saat ini penulis hanya melakukan penelitian sampai tahapan penyusunan prioritas strategi bauran pemasaran sebagai masukan bagi manajemen Little Farmers, sedangkan implementasi strategi dan evaluasi strategi tidak dibahas. Impelementasi strategi tidak dilakukan karena merupakan kebijakan perusahaan, penulis tidak memiliki wewenang untuk mengimplementasikan strategi yang dihasilkan dari penelitian.
7
II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pariwisata 2.1.1. Pengertian Pariwisata Pariwisata dalam arti luas adalah suatu kegiatan rekreasi di luar domisili untuk melepaskan dari pekerjaaan rutin atau mencari suasana yang lain. Sebagai suatu aktifitas, pariwisata telah menjadi bagian terpenting dari kebutuhan dasar masyarakat negara maju dan sebagian kecil masyarakat berkembang. Pariwisata semakin berkembang sejalan dengan perubahan-perubahan sosial, budaya, ekonomi, teknologi dan politik (Damanik dan Weber, 2006). Pariwisata merupakan faktor penting dalam pengembangan ekonomi, karena kegiatannya mendorong perkembangan beberapa sektor ekonomi nasional misalnya meningkatkan devisa negara melalui wisatawan asing, menggugah industri-industri baru yang berkaitan dengan jasa-jasa wisata, menambah permintaan akan hasil-hasil pertanian karena bertambahnya pemakaian, memperluas barang-barang lokal, menyerap tenaga kerja, dan membantu permbangunan daerah terpencil yang memiliki daya tarik wisata (Wahab, 1992)
2.1.2. Pemasaran Pariwisata Menurut Kotler dalam buku Marketing Plus mengatakan bahwa pemasaran pariwisata (tourism marketing) dibagi menjadi dua kategori yaitu service marketing dan place marketing. Service marketing berpegang pada tiga P, yaitu presentation, people, dan process. Presentation etat hubungannya dengan “tampak luar” dari karekteristik fisik si pembuat jasa misalnya tata letak ruang, bangunan hotel, dan lain-lain. People dalam industri jasa adalah orang yang memegang peranan kunci, sebab proses konsumsi terjadi bersamaan dengan proses produksi. Sedangkan process artinya proses harus diperhatikan ketika konsumen menikmati sesuatu jasa. Definisi Place Marketing menurut Kotler merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan untuk membuat produknya mudah diperoleh dan tersedia untuk konsumen sasaran. Keputusan penentuan lokasi dan saluran yang digunakan untuk memberikan jasa kepada pelanggan melibatkan pemikiran tentang bagaimana cara mengirimkan atau
8
menyampaikan jasa kepada pelanggan dan dimana hal tersebut akan dilakukan. Ini harus dipertimbangkan karena dalam bidang jasa sering kali tidak dapat ditentukan tempat dimana akan diproduksi dan dikonsumsi pada saat bersamaan. Saluran distribusi dapat dilihat sebagai kumpulan organisasi yang saling bergantungan satu sama lainnya yang terlibat dalam proses penyediaan sebuah produk/pelayanan untuk digunakan atau dikonsumsi. Penyampaian dalam perusahaan jasa harus dapat mencari agen dan lokasi untuk menjangkau populasi yang tersebar luas. Seperti halnya produk, pariwisata yang merupakan kategori usaha jasa juga memerlukan kegiatan pemasaran. Peranan kegiatan pemasaran bagi pariwisata sangat penting, yaitu : (Hamid dalam Harahap, 2006) 1. Objek dan produk wisata yang dikembangkan sedapat mungkin dimanfaatkan secara terus menerus oleh konsumen atau wisatawan dari berbagai pasar. Oleh karenanya informasi mengenai paket dan fasilitasas wisata yang telah dikembangkan perlu disebarluaskan ke konsumen yang belum mengetahui dan memelihara atau mempertahankan konsumen yang telah menikmati. 2. Agar fasilitas dan jasa-jasa yang ada dapat disesuaikan dengan citra rasa, keinginan, dan harapan wisatawan. Dalam hal ini penelitian dan monitoring sebagai salah satu bagian dari kegiatan pemasaran perlu terus dilaksanakan agar produk-produk yang akan dikembangkan dapat disesuaikan dengan keinginan dan kebutuhan pasar (wisatawan) yang senantiasa berkembang dan berubah terus. 3. Dengan semakin
meningkatnya standar
hidup,
pendapatan, ilmu
pengetahuan, dan teknologi, telah meningkatkan jumlah penduduk yang berkeinginan
melakukan perjalanan
wisata.
Mereka
menghendaki
informasi yang cukup mengenai objek wisata yang dapat dikunjungi.
2.2. Agrowisata 2.2.1. Pengertian Agrowisata Agrowisata merupakan terjemahan dari istilah bahasa Inggris agrotourism. Dilihat dari asal katanya, Agro berarti pertanian dan tourism berarti
9
pariwisata/kepariwisataan. Agrowisata
atau agrotourism adalah berwisata ke
daerah pertanian. Pertanian dalam arti luas mencakup pertanian rakyat, perkebunan, kehutanan, peternakan, dan perikanan (Septriani dalam Masang, 2006). Sajian yang diberikan agrowisata kepada para wisatawan tidak hanya pemandangan kawasan pertanian yang panoramik dan kenyamanan di dalam pertanian, tetapi juga aktifitas petani beserta teknologi khas yang digunakan dan dilakukan dalam lahan pertanian. Wisatawan dapat mengikuti aktifitas ini, menikmati produk segar pertanian yang tersedia, mempelajari nilai historis lokasi, arsitektur, atau budaya pertanian yang khas dan kombinasi dari berbagai cirri tersebut. Pada
prinsipnya
agrowisata
merupakan
kegiatan
industri
yang
mengharapkan kedatangan konsumen secara langsung di tempat wisata yang diselenggarakan. Aset yang penting untuk menarik kunjungan wisatawan adalah keaslian, keunikan, kenyamanan, dan keindahan alam. Oleh sebab itu, faktor kualitas lingkungan menjadi modal penting yang harus disediakan, terutama pada wilayah-wilayah yang dimanfaatkan untuk dijelajahi para wisatawan.
2.2.2 Potensi dan Ruang Lingkup Agrowisata Ruang lingkup dan potensi agrowista oleh team menteri rakornas wisata agro pada tahun 1992 Betrianis dalam Masang (2006) dijelaskan sebagai berikut. 1. Tanaman pangan Daya tarik tanaman pangan sebagai sumberdaya wisata antara lain sebagai berikut: (a) Bunga-bungaan. Bunga-bungaan yang mempunyai kekhasan sebagai bunga Indonesia, cara pemeliharaan yang masih tradisional, bunga yang dikaitkan dengan segi keindahan antara lain seni merangkai bunga, pameran bunga, taman bunga dan sebagainya, serta budidaya bunga. (b) Buah-buahan. Kebun buah-buahan pada umumnya di desa atau di pegunungan dan mempunyai pemandangan alam sekitarnya yang indah, memperkenalkan kota-kota di Indonesia berdasarkan daerah asal buah
10
tersebut cara-cara tradisional pemetikan buah, tingkat pengelolaan buah di pabrik, budidaya buah-buahan seperti apel, anggur, jeruk, dan lain-lain. (c) Sayuran. Kebun sayuran pada umumnya di desa atau pegunungan dan mempunyai pemandangan alam sekitar yang indah, cara-cara tradisional pemeliharaan dan pemetikan sayuran, teknik pengelolaan, budidaya sayuran dan lain-lain. (d) jamu-jamuan. Pemeliharaan dan pengadaan bahan, pengolahan bahan (tradisional dan modern), berbagai khasiat jamujamuan, dan jamu sebagai kosmetik tradisional dan moden. Sedangkan ruang lingkup kegiatan subsektor tanaman pangan adalah sebagai berikut : (1) lingkup komoditas yang ditangani meliputi komoditas tanaman padi, palawija dan komoditas tanaman hortikultura, dan (2) lingkup kegiatan yang ditangani meluputi kegiatan usaha tani tanaman pangan (padi, palawija, hortikultura) yang terdiri dari berbagai proses kegiatan pra panen, pasca panen/pengelolaan hasil sampai pemasarannya. 2. Perkebunan Daya tarik perkebunan sebagai sumberdaya wisata antara lain sebagai berikut: (1) Daya tarik historis bagi wisata alam, (2) lokasi perkebunan, pada umumnya terletak di daerah pegunungan dan mempunyai pemandangan alam dan berhawa segar, (3) cara-cara tradisional dalam pola bertanam, pemeliharaan, pengelolaan dan prosesnya, dan (4) tingkat teknik pengelolaan yang ada dan sebagainya. 3. Peternakan Ruang lingkup obyek wisata peternakan meliputi : (1) Pra Produksi : pembibitan ternak, pabrik pakan ternak, pabrik obat-obatan dan lain-lain, (2) kegiatan produksi : usaha peternakan unggas, ternak perah, ternak potong dan aneka ternak, dengan pola PIR, pola bapak angkat, perusahaan swasta, koperasi, BUMN dan usaha perseorangan, (3) pasca produksi : pasca panen susu, daging telur, kulit dan lain-lain, dan (4) kegiatan lain: penggemukan ternak, karapan sapi, adu domba, pacu itik, balap kuda dan lain-lain. 4. Perikanan Daya tarik perikanan sebagai sumberdaya wisata antara lain sebagai berikut :
11
(1) Adanya pola perikanan yang telah ditetapkan oleh pemerintah, (2) caracara tradisional dalam perikanan, (3) tingkat teknik pengelolaan dan sebagainya, dan (4) budidaya perikanan.
2.2.3. Tujuan dan Manfaat Agrowisata Tujuan
dari
agrowisata
adalah
untuk
memperluas
pengetahuan,
pengalaman rekreasi, dan hubungan usaha di bidang pertanian. Melalui pengembangan agrowisata yang menonjolkan budaya lokal dalam memanfaatkan lahan, dapat meningkatkan pendapatan petani serta melestarikan sumber daya lahan, serta memelihara budaya maupun teknologi lokal yang umumnya sesuai dengan kondisi lingkungan alaminya (Departemen Pertanian, 2007) Tirtawinata dan fachruddin dalam masang (1999) mengungkapkan beberapa manfaat dari agrowisata, antara lain : 1. Meningkatkan konservasi lingkungan 2. Meningkatkan nilai estetika dan keindahan alam 3. Memberikan nilai rekreasi 4. Meningkatkan kegiatan ilmiah dan pengembangan ilmu pengetahuan 5. Mendapatkan keuntungan ekonomi
2.2.4. Arah Pengembangan Agrowisata Kegiatan pengembangan agrowisata menurut Deasi dalam Masang (2006) diarahkan pada terciptanya penyelenggaraan dan pelayanan yang baik sehingga sebagai salah satu produk pariwisata Indonesia, agrowisata dapat dilestarikan dan dikembangkan dalam upaya diversifikasi pertanian dan pariwisata. Arah pengembangan ini disesuaikan dengan potensi dan prioritas pembangunan pertanian suatu daerah. Dalam era otonomi daerah agrowisata dapat dikembangkan di masingmaing daerah tanpa perlu ada persaingan antar daerah, mengingat kondisi wilayah dan budaya masyarakat indonesia sangat beragam. Masing-masing daerah bisa menyajikan paket agrowisata yang lain daripada yang lain.
12
2.2.5. Fasilitas Agrowisata Sebagai objek wisata, agrowisata selayaknya memberikan kemudahan wisatawan dengan cara memberikan pelayanan yang baik dan memuaskan salah satunya melalui fasilitas yang diberikan. Fasilitas pada agrowisata dibagi menjadi tiga kategori yaitu : (Tirtawinata dan Fachrudin dalam Masang 2006). 1. Fasilitas Objek, baik yang bersifat alami, buatan, atau perpaduan antara alami dengan buatan manusia. Fasilitas objek yang terkait dengan agrowisata diantaranya lahan, produk pertanian, dan kegiatan petani mulai dari budidaya sampai pasca panen. 2. Fasilitas Pelayanan, meliputi pintu gerbang, tempat parkir, pusat informasi, papan informasi, papan penunjuk jalan, jalan dalam kawasan agrowisata, toilet, tempat ibadah, tempat sampah, took cinderamata, restoran, tempat istirahat, dan pramuwisata (guide). 3. Fasilitas Pendukung, meliputi jalan menuju lokasi, komunikasi dan promosi, keamanan, sistem perbankan, dan pelayanan kesehatan.
2.2.6. Hal-hal Yang Harus Diperhatikan dalam Pengembangan Agrowisata Berdasarkan arah pengembangan agrowisata, terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pengembangan agrowista secara efektif dan efisien sehingga upaya yang akan dilakukan dapat terintegrasi dan berjalan dengan baik. Departemen Pertanian (2008) menyatakan beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pengembangan agrowisata diantaranya adalah : 1. Sumberdaya Manusia Hal-hal yang harus diperhatikan dalam sumberdaya manusia meliputi kemampuan, keterampilan, dan pengetahuan pengelola agrowisata dalam menyediakan, mengemas, menyajikan paket-paket wissata yang menarik wisatawan untuk berkunjung ke agrowisata tersebut. Keberhasilan dari pengembangan agrowisata sangat tergantung kompetensi dari sumberdaya manusia yang terlibat dalam agrowisata tersebut, sehingga diperlukan suatu pendidikan khusus mengenai agrowisata.
13
2. Sumberdaya Alam dan Lingkungan Agrowisata sebagai bagian dari usaha pertanian, membutuhkan keharmonisan semua aspek, salah satunya adalah sumberdaya alam dan lingkungan. Seumberdaya alam dan lingkungan mencakup objek wisata yang dijual serta lingkungan sekitar termasuk masyarakat. Oleh karena itu, upaya untuk mempertahankan kelestarian dan keasrian sumberdaya alam yang dijual sangat menentukan keberlanjutan agrowisata. Kondisi lingkungan masyarakat sekitar menentukan minat wisatawan untuk berkunjung. Meskipun paket wisata yang ditawarkan sudah sangat baik namun jika berada di masyarakat yang tidak menerimanya, maka akan menyulitkan dalam pemasaran agrowisata. 3. Promosi Promosi merupakan kunci dalam mendorong kegiatan agrowisata. Informasi dan pesan promosi dapat dilakukan melalui berbagai cara, seperti melalui leaflet, booklet, pameran, cinderamata, media massa (dalam bentuk iklan atau media audiovisual), serta penyediaan informasi pada tempat publik. 4. Sarana dan Prasarana Kedatangan wisatawan juga ditentukan oleh kemudahan-kemudahan yang diciptakan, mulai dari bentuk pelayanan yang baik, kemudahan akomodasi, transportasi, dan kesadaran masyarakat sekitarnya. Selain itu, dukungan berupa kebijakan pemerintah juga merupakan kerangka dasar yang diperlukan untuk mendorong perkembangan agrowisata. 5. Kelembagaan Agrowisata dalam hal pengembangannya memerlukan dukungan dari semua pihak, diantaranya pemerintah, swasta, lembaga terkait seperti biro perjalanan wisata, perguruan tinggi atau institusi pendidikan lainnya, serta masyarakat. Pemerintah dalam hal ini bertindak sebagai fasilitator dalam mendukung berkembangnya agrowisata.
2.2.7. Permasalahan dalam Pengembangan Agrowisata Beberapa permasalahan yang perlu diperhatikan dalam pengembangan dan pengelolaan sebuah agrowisata antara lain adalah : (Tirtawinata dalam Masang, 2006)
14
1. Potensi agrowista yang belum dikembangkan sepenuhnya. Indonesia memiliki potensi agrowisata yang sangat beragam, meliputi pemandangan alam yang berlatar belakang pertanian, teknologi budidaya komoditas pertanian yang khas, paket budaya pertanian setempat, dan sebagainya. Keunggulan-keunggulan tersebut saat ini belum sepenuhnya dikembangkan. 2. Promosi dan pemasaran agrowisata yang masih terbatas sehingga banyak konsumen yang tidak mengetahui keberadaan agrowisata tersebut. Kegiatan promosi dan pemasaran agrowisata masih terbatas pada promosi individu, sehingga banyak konsumen yang tidak mengetahui keberadaan agrowisata tersebut. Oleh sebab itu, untuk mengatasi hal itu, diperlukan adanya kerjasama antara biro perjalanan, perhotelan, dan jasa angkutan, agar kegiatan dan pemasaran yang dilakukan dapat lebih baik. 3. Kurangnya kesadaran pengunjung terhadap lingkungan. Kesadaran pengunjung terhadap lingkungan terutama di kawasan agrowisata sangat penting, karena tanpa adanya kesadaran pengunjung terhadap lingkungan, kelestarian sebuah agrowisata akan menjadi rusak. 4. Koordinasi antar sektor dan instansi terkait yang belum berkembang. Dalam pengembangan agrowisata diperlukan sebuah koordinasi yang baik dari semua sektor dan instansi terkait, yang meliputi pemerintah sebagai pembuat aturan, rakyat atau petani sebagai subjek, dan dunia usaha pariwisata sebagai penggerak perekonomian rakyat. 5. Terbatasnya kemampuan manajerial di bidang pariwisata Kemampuan manajerial di bidang pariwisata mutlak diperlukan, karena tanpa adanya kemampuan manajerial yang baik maka pengembangan sebuah agrowisata juga tidak akan berjalan dengan baik. Untuk itu diperlukan suatu pendidikan khusus mengenai manajemen agrowisata. 6. Belum adanya peraturan yang lengkap tentang agrowisata Pemerintah belum mengeluarkan peraturan dan pengembangan yang lengkap mengenai pengembangan agrowisata ke depan.
15
2.3.
Penelitian Terdahulu Mengkaji penelitian terdahulu merupakan salah satu cara untuk
mendapatkan informasi tentang penelitian yang telah dilakukan. Penelitian terdahulu dapat dijadikan acuan, terutama yang berkaitan dengan topik penelitian yang sedang dilakukan. Pada Tabel 4 dapat dilihat beberapa penelitian terdahulu yang terkait dengan penelitian ini.
Tabel 4. Penelitian Terdahulu No 1
Nama Margianati Diah Utami
Judul skripsi Analisis Pengambilan Keputusan Strategi Bauran Pemasaran Bunga Potong Jenis Krisan Pada PT Saung Mirwan Analisis Proses Pengambilan Keputusan dan Tingkat Kepuasan Pengunjung Wisata Agro Perkebunan Teh Gunung Mas PTPN VIII, Bogor, Jawa Barat, 2006. Strategi Pengembangan Agrowisata Obat Tradisional Taman Sringanis, Bogor
Alat analisis Analisis Tabulasi & PHA (Proses Hirarki Analitik)
Tahun 2004
2
Sunaryo
IPA (Important Performance Analysis)
2005
3
Luther masang
Matriks IFE, EFE, dan SWOT
2006
4
Hafnansyah Harahap
Analisis Prioritas Strategi Bauran Pemasaran Pada PT. Taman Safari Indonesia, Cisarua, Bogor
Analisis Tabulasi & PHA (Proses Hirarki Analitik)
2006
5
Fandy Akhdiar
Analisis Prioritas Strategi Bauran Pemasaran pda Agrowisata Rumah Sutera Alam, Bogor, Jawa Barat
PHA (Proses Hirarki Analitik
2008
Berdasarkan hasil analisis Utami (2004) di PT Saung Mirwan dapat diketahui bahwa sasaran meningkatkan pangsa pasar dan mengoptimalkan pendapatan sebagai prioritas pertama. Prioritas kedua ditempati oleh sasaran meminimumkan biaya produksi, sedangkan prioritas ketiga adalah sasaran meningkatkan daya saing perusahaan. Dari analisis dengan PHA juga dapat ditarik kesimpulan bahwa PT Saung Mirwan memprioritaskan faktor harga sebagai strategi bauran pemasarannya. Hal tersebut disebabkan daya tarik utama
16
produk bunga potong adalah harga yang kompetitif dan disesuaikan dengan mutu produk yang tidak menyimpang dari ketetapan ASBINDO. Sunaryo dalam penelitiannya di wisata agro Perkebunan Teh Gunung Mas PTPN VIII, menyatakan bahwa dalam strategi pemasaran sebuah agrowisata diperlukan tujuh elemen bauran pemasaran yang saling mendukung. Ketujuh elemen tersebut adalah produk, harga, tempat, promosi, orang, proses dan bukti fisik.
Berdasarkan
hasil
penelitiannya
strategi-strategi
yang
sebaiknya
dilaksanakan oleh Perkebunan Teh Gunung Mas adalah membuat paket wisata (produk). Penetapan harga yang bervariasi dan adanya potongan harga (harga), memperhatikan
kebersihan
dan
keamanan
lokasi
agrowisata
(tempat),
memanfaatkan public relation dengan baik (promosi). Pelayanan yang baik (orang). Kekonsistenan perusahaan dalam pengembangan agrowisata (proses), dan perawatan terhadap seluruh fasilitas yang ada (bukti fisik). Masang (2006) dalam penelitiannya yang berjudul Strategi Pengembangan Obat Tradisional Taman Sringanis, Bogor, menyimpulkan bahwa terdapat empat alternatif dalam strategi pengembangan agrowisata yaitu 1) menggali potensi alam yang dimiliki dengan sumber daya yang ada, mengoptimalkan keunggulan dan pengelolaan wisata agro, serta menjaga kualitas produk tetap bermutu dan berkhasiat, 2) memanfaatkan kualitas produk, citra yang baik di mata konsumen, mempertahankan hubungan baik dengan pemasok, hubungan baik dengan instansi pemerintah untuk mengantisipasi adanya penggunaan obat farmasi dalam dunia medis, ancaman pendatang baru, adanya produk subtitusi dan peningkatan jumlah pelaku industri, 3) meningkatkan kegiatan promosi secara optimal dengan memanfaatkan perkembangan teknologi, 4) meningkatkan kualitas SDM dan meningkatkan manajemennya dengan pelatihan khusus untuk meningkatkan produktifitas karyawan dan memiliki keterampilan dan pengetahuan mengenai agrowisata karena bertambahnya jumlah pelaku industri dan ancaman pendatang baru yang akan menjadi saingan dalam usahanya. Berdasarkan hasil penelitian Harahap (2006), PT. Taman Safari Indonesia sebagai tempat wisata lebih memprioritaskan tujuannya untuk meningkatkan penjualan tiket. Hal tersebut dilakukan dengan tujuan untuk mendapat keuntungan jangka pendek dan menutupi biaya operasional yang cukup tinggi. Perusahaan
17
memprioritaskan tujuan meningkatkan penjualan tiket dengan lebih menerapkan strategi promosi melalui penerapan diskon. Promosi dengan diskon diharapkan dapat meningkatkan penjualan tiket dan menambah keuntungan. Akbar (2008) dalam penelitiannya yang berjudul Analisis Prioritas Strategi Bauran Pemasaran Pada Agrowisata Rumah Sutera Alam Bogor, menyimpulkan bahwa dengan menggunakan metode proses hirarki analitik didapatkan prioritas dari elemen-elemen dalam strategi bauran pemasaran Rumah Sutera Alam, yaitu (1) tujuan yang mendapat prioritas utama adalah meningkatkan jumlah pengunjung dibandingkan dengan tujuan menjadikan Rumah Sutera alam sebagai objek wisata yang potensial di Kabupaten Bogor dengan memberikan pengetahuan tentang agribisnis ulat sutera., (2) pada strategi bauran pemasaran, strategi yang mendapat prioritas utama adalah produk/jasa dengan menggunakan strategi operasional kualitas paket wisata, (3) prioritas kedua dari bauran pemasaran adalah promosi dengan strategi operasional pemasaran langsung., (4) prioritas ketiga dari bauran pemasaran adalah harga dengan strategi operasional kesesuaian harga dengan mutu, (5) prioritas keempat dari bauran pemasaran adalah bukti fisik dengan strategi oprasional galeri kain sutera, (6) prioritas kelima dari bauran pemasaran adalah orang dengan strategi operasional kesigapan melayani pengunjung, (7) prioritas keenam dari bauran pemasaran adalah tempat dengan strategi operasional tempat penyediaan informasi, (8) prioritas ketujuh dari bauran pemasaran adalah proses dengan strategi operasional tanggapan atas keluhan. Dari beberapa penelitian terdahulu, dapat disimpulkan bahwa dalam pengembangan sebuah objek wisata khususnya agrowisata harus memperhatikan tujuh strategi bauran pemasaran, yaitu produk, harga, tempat, promosi, orang, proses, dan bukti fisik. Pada penerapan ketujuh bauran pemasaran tersebut, terlebih dahulu harus diperhatikan tujuan atau sasaran yang ingin dicapai dari kegiatan pemasaran yang dilakukan, sehingga terjadi kesesuaian antara tujuan dengan strategi yang akan diterapkan. Pada penelitian ini terdapat beberapa perbedaan dengan penelitian terdahulu. Penelitian ini dilakukan di agrowisata Little Farmers dan memfokuskan pada prioritas bauran pemasaran pada pariwisata yang terdiri dari 7 P yaitu :
18
Product (produk), Price (harga), Place (tempat), Promotion (promosi), People (orang), Process (proses), dan Physical evidence (Bukti fisik). Selama ini banyak penelitian terdahulu yang meneliti tentang bagaimana pengembangan agrowisata dan respon pengunjung terhadap agrowisata yang dikunjungi. namun, penelitian tentang prioritas strategi bauran pemasaran pada agrowisata belum banyak yang meneliti. Penelitian ini menggunakan alat análisis Proses Hirarki Analitik (PHA) untuk menentukan prioritas strategi pemasaran yang akan diterapkan untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
19
III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Pengertian dan Konsep Pemasaran Menurut Kotler (2005), pemasaran adalah suatu proses sosial yang dengan proses itu individu dari kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk dan jasa yang bernilai dengan pihak lain. Pemasaran juga didefinisikan sebagai fungsi bisnis yang mengidentifikasikan keinginan dan kebutuhan yang belum terpenuhi, mengidentifikasikan dan mengukur besarnya, menentukan pasar sasaran mana yang paling baik dan dapat dilayani, menentukan berbagai produk, jasa dan program yang sesuai untuk melayani pasar-pasar dan meminta setiap orang dalam organisasi untuk berpikir dan melayani pelanggan. Pengertian di atas menunjukkan bahwa pemasaran berawal dari identifikasi kebutuhan masyarakat sampai dengan produk atau jasa yang dihasilkan berada di tangan konsumen. Perusahaan juga harus dapat memberikan kepuasan kepada konsumen sehingga kegiatan perusahaan dapat berjalan terus dan persepsi konsumen terhadap perusahaan menjadi baik. Konsep pemasaran menyatakan bahwa kunci untuk tujuan organisasi adalah menjadi lebih efektif daripada para pesaing dalam memadukan kegiatan pemasaran guna menetapkan dan memuaskan kebutuhan dan keinginkan pasar sasaran (Kotler, 2005). Sehingga secara definitif dapat dikatakan bahwa konsep pemasaran adalah sebuah falsafah bisnis yang menyatakan bahwa pemuasan kebutuhan konsumen merupakan syarat ekonomi dan sosial bagi kelangsungan perusahaan. Konsep pemasaran dari suatu perusahaan dapat dimulai dari pelanggan atau calon pelanggan. Konsep ini didapat dengan cara mengidentifikasi kebutuhan dari pelanggan atau calon pelanggan dan mencoba menghasilkan produk-produk yang mereka butuhkan. Sejalan dengan perkembangannya, konsep pemasaran mulai bergeser yaitu tidak hanya beorientasi untuk melayani dan memenuhi kebutuhan pelanggan atau konsumen tetapi juga agar perusahaan dapat bersaing dengan perusahaan lain. Untuk memenuhi kebutuhan pelanggan diperlukan suatu
20
strategi pemasaran yang terintegrasi yang lebih dikenal dengan bauran pemasaran. Bauran pemasaran ini meliputi perencanaan produk, penetapan harga, distribusi dan promosi.
3.1.2. Pemasaran Jasa Menurut swasta (2007), jasa adalah barang yang tidak kentara (intangible product) yang dibeli dan dijual di pasar melalui suatu transaksi pertukaran yang saling memuaskan. Pada perusahaan jasa yang berperan penting adalah mutu jasa yang ditawarkan oleh perusahaan. Agar mutu jasa yang ditawarkan dapat memuaskan diperlukan beberapa langkah dalam mengendalikan mutu jasa. Kotler (2005) menyebutkan, kunci keberhasilan dalam persaingan jasa yaitu 1) kemudahan pemesanan, 2) Pengiriman, 3) Pemasangan, 4) Pelatihan pelanggan, 5) konsultasi pelanggan, 6) Pemeliharaan dan perbaikan. Gronroos dalam Kotler (2005) berpendapat bahwa pada pemasaran jasa membutuhkan tiga cara pemasaran yaitu : 1. Pemasaran Internal : menggambarkan pekerjaan untuk melatih dan memotivasi karyawannya untuk melayani pelanggan dengan baik. 2. Pemasaran Eksternal : menggambarkan pekerjaan biasa untuk menyiapkan, menetapkan harga, mendistribusikan, dan mempromosikan jasa tersebut kepada konsumen. 3. Pemasaran interaktif : menggambarkan kemampuan karyawan dalam melayani klien. Berbeda dengan perusahaan manufaktur yang menghasilkan barang. Booms dan Bitner dalam Kotler (2005) menyatakan bahwa pada perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa terdapat tiga strategi tambahan pada strategi bauran pemasarannya yaitu orang (people), bukti fisik (physical evidence), dan proses (process).
3.1.3. Strategi Bauran Pemasaran Berdasarkan definisinya, strategi pemasaran adalah strategi yang disatukan, luas, terintegrasi dan komprehensif yang dirancang untuk memastikan bahwa tujuan pemasaran bagi perusahaan dapat dicapai melalui pelaksanaan yang tepat oleh organisasi. Beberapa organisasi mungkin mempunyai tujuan yang sama
21
tetapi strategi yang dipakai untuk mencapai tujuan tersebut berbeda. Jadi, strategi pemasaran dari setiap organisasi merupakan suatu rencana keseluruhan untuk mencapai tujuan (Swastha, 2007) Menurut Swastha (2007) Salah satu unsur strategi pemasaran adalah bauran pemasaran atau yang dikenal dengan Marketing Mix. Marketing Mix adalah kombinasi dari empat variabel atau kegiatan yang merupakan inti dari sistem pemasaran perusahaan yaitu produk, struktur harga, kegiatan promosi dan saluran distribusi
3.1.3.1. Produk Definisi produk dalam pemasaran adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar dan dapat memenuhi kebutuhan konsumen. Kepuasan konsumen tidak hanya pada bentuk fisik produk, melainkan satu paket kepuasan yang didapat dari pembelian suatu produk. Kepuasan tersebut merupakan akumulasi kepuasan fisik, psikis, simbolis, dan pelayanan yang diberikan oleh produsen. Kotler (2005), menyebutkan bahwa produk dapat diklasifikasikan menjadi tiga kelompok menurut daya tahan dan wujudnya, yaitu : 1. Barang yang tidak tahan lama (nondurable goods) adalah barang-barang berwujud yang biasanya dikonsumsi dalam satu atau beberapa kali penggunaan. Karena barang ini dikonsumsi dengan cepat dan sering dibeli, strategi yang tepat adalah menyediakannya di berbagai lokasi, hanya mengenakan marjin yang kecil dan memasang iklan besar-besaran guna memancing orang untuk mencoba dan membangun preferensi. 2. Barang tahan lama (durable goods) adalah barang berwujud yang biasanya tetap bertahan walaupun sudah digunakan beberapa kali. Produk tahan lama pada umumnya memerlukan penjualan dan pelayanan yang lebih pribadi, mengenakan marjin yang lebih tinggi, dan memerlukan lebih banyak dari penjual. 3. Jasa (services) adalah produk yang tidak berwujud, tidak dapat dipisahkan, dan mudah habis. Produk jenis ini, memerlukan pengendalian mutu, kredibilitas pemasok, dan kemampuan penyesuaian yang lebih tinggi. Pada perusahaan
22
yang
menghasilkan
jasa khususnya pariwisata,
produk-produk yang
ditawarkan meliputi kualitas atraksi wisata, pelayanan dari objek wisata tersebut, kuantitas atau keragaman atraksi wisata, kemasan wisata yang ditampilkan, dan merek atraksi wisata. Produk-produk jasa oleh perusahaan haruslah disesuaikan dengan tujuan dari perusahaan, sehingga produk jasa yang ditawarkan dapat memuaskan konsumen (Harahap, 2006).
3.1.3.2. Distribusi/Tempat Sebagian besar produsen menggunakan perantara pemasaran untuk memasarkan produk khususnya barang dengan cara membangun suatu saluran distribusi, yaitu sekelompok organisasi yang saling tergantung dalam keterlibatan mereka pada proses yang memungkinkan suatu produk atau jasa tersedia bagi penggunaan atau konsumsi oleh konsumen atau pengguna industrial (Umar, 2003). Menurut Kotler (2005), saluran pemasaran adalah rangkaian organisasi yang saling tergantung yang terlibat dalam proses untuk menjadikan suatu produk atau jasa siap untuk digunakan atau dikonsumsi. Saluran pemasaran dapat didefinisikan sebagai himpunan perusahaan dan perorangan yang mengambil alih hak, atau membantu dalam pengalihan hak atas barang atau jasa tertentu selama barang atau jasa tersebut berpindah dari produsen ke konsumen. Pada umumnya perusahaan atau organisasi tidak memasarkan produknya langsung kepada pengguna akhir, diantaranya terdapat perantara yang menjalankan fungsi pemasaran. Perantara ini membentuk saluran pemasaran yang juga disebut sebagai saluran dagang atau saluran distribusi.
3.1.3.3. Harga Harga adalah satu-satunya unsur bauran pemasaran yang menghasilkan pendapatan, sedangkan unsur-unsur lainnya menghasilkan biaya. Harga adalah unsur bauran pemasaran yang paling mudah disesuaikan dan membutuhkan waktu yang relatif singkat, sedangkan ciri-ciri produk, saluran distribusi, bahkan promosi membutuhkan lebih banyak waktu. Harga juga memposisikan nilai yang
23
dimaksudkan perusahaan kepada pasar tentang produk dan mereknya (Kotler, 2005). Penetapan harga merupakan suatu masalah jika perusahaan akan menetapkan harga untuk pertama kalinya. Ini terjadi ketika perusahaan mengembangkan atau memperoleh produk baru, ketika akan memperkenalkan produknya ke saluran distribusi baru atau daerah baru, ketikan akan melakukan penawaran atas suatu perjanjian kerja baru (Kotler, 2005). Strategi harga dapat dijadikan perusahaan untuk bersaing dengan pesaingnya dengan memposisikan produk atau jasa nya dari segi mutu (kualitas) dan harga. Unsur-unsur yang termasuk dalam bauran harga adalah daftar harga, diskon, potongan harga khusus, periode dan cara pembayaran, dan syarat kredit.
3.1.3.4. Promosi Efektifitas pemasaran suatu perusahaan sangat dipengaruhi oleh sistem komunikasi pemasaran yang dilakukan. Semakin efektif komunikasi yang dilakukan
maka
akan
berbanding
lurus
dengan
pemasarannya.
Untuk
melaksanakan komunikasi pemasaran diperlukan beberapa cara komunikasi yang disebut bauran komunikasi pemasaran (bauran promosi) yang terdiri atas lima cara komunikasi utama yaitu: (Kotler, 2005). a. Periklanan, yaitu semua penyajian dan promosi tidak langsung atas ide, barang atau jasa yang dilakukan oleh perusahaan sponsor tertentu. Dalam periklanan terdapat sifat-sifat yang dapat diperhatikan yaitu presentasi umum, tersebar luas, ekspresi yang lebih kuat dan tidak bersifat pribadi. b. Promosi penjualan, yaitu berbagai insentif jangka pendek untuk mendorong keinginan mencoba atau membeli suatu produk atau jasa. Walaupun alat promosi penjualan sangat beragam, semuanya memberikan tiga manfaat yang berbeda yaitu : (1) Komunikasi, promosi penjualan menarik perhatian dan biasanya memberikan Informasi yang dapat mengarahkan konsumen ke produk bersangkutan, (2) Insentif, promosi penjualan menggabungkan sejumlah kebebasan, dorongan atau kontribusi yang memberikan nilai bagi konsumen, dan (3) Ajakan, promosi penjualan merupakan ajakan untuk melakukan transaksi.
24
c. Hubungan masyarakat dan publisitas yaitu berbagai program untuk mempromosikan dan atau melindungi citra perusahaan atau masing-masing produknya. Daya tarik hubungan masyarakat dan publisitas didasarkan pada tiga sifat khusus yaitu kredibilitas yang tinggi, kemampuan menangkap pembeli yang tidak dibidik sebelumnya, dramatisasi. d. Penjualan pribadi, yaitu interaksi langsung dengan satu calon pembeli atau lebih guna melakukan presentasi, menjawab pertanyaan dan menerima pesanan. Penjualan personal memiliki tiga ciri khusus yaitu konfrontasi personal, memungkinkan timbulnya berbagai jenis hubungan mulai dari hubungan penjualan sampai hubungan persahabatan dan penjualan personal membuat pembeli merasa berkewajiban untuk mendengarkan pembicaraan wiraniaga. e. Pemasaran langsung, yaitu penggunaan surat, telepon, faksimil, e-mail dan alat penghubung non personal lainnya untuk berkomunikasi secara lansung dengan mendapatkan tanggapan langsung dari pelanggan dan calon pelanggan tertentu. Pemasaran langsung bersifat : 1. Non publik yaitu pesan biasanya ditujukan kepada orang tertentu. 2. Disesuaikan yaitu pesan dapat disiapkan untuk menarik orang yang dituju 3. Terbaru yaitu pesan dapat disiapkan dengan sangat cepat. 4. Interaktif yaitu pesan dapat diubah tergantung pada tanggapan orang tersebut.
3.1.3.5. Proses Proses perlu diperhatikan dalam pemasaran suatu produk/jasa. Apabila proses tidak diperhatikan misalnya, menyediakan permintaan produk/jasa yang tidak sesuai dengan waktu yang ditetapkan keterlambatan dalam melakukan transaksi, maka akan mengakibatkan ketidakpuasan pelanggan. Hal ini menegaskan bahwa kerjasama yang akrab diperlukan antara staf pemasaran dan operasi yang terlibat dalam manajemen proses (Harahap, 2006). Proses merupakan seluruh kegiatan kerja yang berhubungan dengan pelayan yang akan diberikan kepada konsumen. (Umar, 2003), perhatian secara individual yang diberikan perusahaan kepada pelanggan seperti kemudahaan
25
untuk menghubungi perusahaan, kemampuan karyawan untuk berkomunikasi dengan pelanggan, dan usaha perusahaan untuk memahami keinginan dan kebutuhan pelanggannya. Dimensi proses meliputi 1) Akses, meliputi kemudahan untuk memanfaatkan jasa yang ditawarkan, 2) Komunikasi, merupakan kemampuan melakukan komunikasi untuk menyampaikan informasi kepada pelanggan atau memperoleh masukan dari pelanggan, dan 3) Pemahaman pelanggan, meliputi usaha perusahaan untuk mengetahui dan memahami kebutuhan dan keinginan pelanggan.
3.1.3.6. Orang Kesan dari suatu usaha jasa khususnya tempat wisata, diukur dari orangorang yang memberikan pelayanan kepada pengunjung atau pelanggan. Salah satunya cara mempertahankan pelanggannya adalah dengan meluncurkan serangkaian program yang khusus pada orang-orang di dalam organisasi. Karyawan (orang) merupakan unsur bauran pemasaran yang memiliki peran penting, karena terlibat langsung dalam kegiatan penyampaian produk/jasa kepada konsumen. Sukses atau tidaknya pemasaran suatu produk/jasa ditentukan oleh keterampilan dan kompetensi karyawannya. Para karyawan dilatih untuk mengembangkan sikap-sikap baru terhadap para pelanggan dengan menekankan bahwa perusahaan tersebut ingin memuaskan pelanggan. Pentingnya strategi orang dalam pemasaran yaitu mengarahkan minat yang lebih besar dalam menarik, memotivasi, dan melatih dan mempertahankan kualitas karyawan dengan mengembangkan pekerjaan-pekerjaan untuk memuaskan kebutuhan konsumen (Harahap, 2006)
3.1.3.7. Bukti Fisik Bukti fisik merupakan lingkungan fisik perusahaan dimaa layanan diciptakan, penyediaan, dan pelanggan berinteraksi. Bukti fisik mewakili keputusan kunci mengenai desain dan lay-out bangunan, misalnya tempat duduk, toilet, tempat ibadah, parkir, dan sebagainya yang dibutuhkan pengunjung. Bukti fisik berhubungan dengan fasilitas apa yang diharapkan pelanggan sehingga dapat meningkatkan kenyamanan. Bila fasilitas yang dibutuhkan konsumen di tempat
26
wisata telah tersedia maka tingkat kepuasan konsumen akan meningkat. Selain itu, perusahaan-perusahaan juga mencoba suatu jasanya melalui bukti fisik atau penyajian. Kotler dalam buku Marketing Plus lebih sering menyebut bukti fisik sebagai presentation.
3.1.4. Analisis Pengambilan Keputusan Pada dasarnya proses pengambilan keputusan adalah memilih suatu alternatif. Dalam memilih suatu alternatif diharapkan seoptimal mungkin didasarkan pada fakta-fakta dan kemudian menyusunnya dalam sebuah kerangka yang logis sehingga mampu menghasilkan keputusan yang rasional dan efektif. Ada beberapa cara yang dapat digunakan dalam pengambilan ketupusan, salah satunya dengan menggunakan metode Proses Hirarki Analitik (PHA). Thomas L. Saaty pertama kali mengembangkan suatu model pengambilan keputusan pada tahun 1970-an yang dikenal dengan Proses Hirarki Analitik (PHA). Proses Hirarki Analitik (PHA) adalah suatu model yang luwes yang memberikan kesempatan bagi perorangan atau kelompok untuk membangaun gagasan-gagasan dan mendefinisikan persoalan dengan cara membuat asumsi mereka masing-masin dan memperoleh pemecahan yang diinginkan. Proses Hirarki Analitik memberikan suatu kerangka. Kerangka ini memungkinkan dalam pengambilan keputusan yang efektif atas persoalan kompleks dengan jalan menyederhanakan dan mempercepat proses pengambilan keputusan. Pada dasarnya, metode PHA ini memecah-mecah suatu situasi yang kompleks, tak terstruktur, ke dalam bagian-bagian komponennya, menata bagian atau variabel ke dalam suatu susunan hirarki. memberi nilai numerik pada pertimbangan subjektif tentang relatif pentingnya setiap variabel, dan mensintesis berbagai pertimbangan ini untuk menetapkkan variabel mana yang memiliki prioritas paling tinggi dan bertindak untuk mempengaruhi hasil pada situasi tersebut. Proses
Hirarki
Analitik
memiliki
kekuatan
yang
terletak
pada
rancangannya yang bersifat bolistik yang menggunakan logika, pertimbangan berdasarkan intuisi, data kuantitatif dan preferensi kualitatif. PHA merupakan suatu model yang fleksibel dan memberikan gagasan-gagasan dan mendefinisikan
27
persoalan dengan cara membuat asumsi mereka masing-masing dan memperoleh pemecahan yang diinginkan darinya. Model ini dirancang untuk lebih menampung sifat alamiah manusia dibanding memaksa manusia ke cara berpikir yang mungkin justru berlawanan dengan hati nurani (Saaty, 1993). Terdapat tiga prinsip dasar yang digunakan untuk memecahkan persoalan dalam metode Proses Hirarki Analitik, yaitu: 1. Prinsip menyusun secara hirarki, yaitu memecah-mecah persoalan menjadi elemen-elemen yang terpisah-pisah 2. Prinsip menetapkan prioritas, yaitu menentukan peringkat elemen-elemen menurut relatif pentingnya. 3. Prinsip konsistensi logis, yaitu menjamin bahwa semua elemen dikelompokkan secara logis dan diperingkatkan secara konsisten sesuai dengan kriteris yang logis.
3.2. Kerangka Pemikiran Operasional Penelitian ini menggunakan konsep penyusunan strategi sebagai kerangka operasional analisis. Teori strategi pemasaran dan proses penyusunan strategi menjadi landasan teoretik utama yang dipakai sebagai landasan analisis dan pengambilan prioritas strategi pemasaran. Kerangka pemikiran operasional ini disajikan di bawah ini. Perubahan preferensi dan motivasi wisatawan terhadap agrowisata berkembang
secara
dinamis
yang
berimplikasi
terhadap
meningkatnya
permintaan. Kondisi tersebut, merupakan prospek yang cerah bagi perkembangan agrowisata sekaligus menuntut bisnis agrowisata untuk mengembangkan produk/jasa yang ditawarkan. Salah satunya adalah Agrowisata Little Farmers. Agrowisata yang terletak di Kecamatan Cisarua Lembang Kabupaten Bandung. Untuk menghadapi persaingan usaha yang semakin kompetitif, Little Farmers dituntut untuk selalu meningkatkan jumlah pengunjungnya agar dapat menjadi agrowisata yang potensial untuk dikembangkan di Jawa Barat. Disamping itu, belum adanya prioritas strategi bauran pemasaran yang tersusun dan terkonsep dengan jelas di Little Farmers menuntut pihak pengelola Little Farmers untuk memperbaiki sistem pemasarannya terutama dari segi prioritas
28
bauran pemasarannya sehingga dapat diperoleh dan dipahami prioritas-prioritas utama dari setiap elemen bauran pemasarannya. Suatu strategi pemasaran yang baik dan tepat harus mencakup semua unsur bauran pemasaran dan terlebih dahulu disesuaikan dengan karakteristik organisasi. bauran pemasaran adalah seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk mencapai tujuan pemasaran dalam pasar sasarannya. Konsep bauran pemasaran terdiri dari produk, harga, tempat/saluran, distribusi, dan promosi. Booms dan Bitner dalam Kotler (2005) menambahkan tiga strategi yang perlu diperhatikan dalam pemasaran jasa yaitu orang, proses dan bukti fisik. Dalam penerapan suatu strategi pemasaran pada umumnya pihak manajemen perusahaan agak sulit untuk melaksanakan ketujuh strategi bauran pemasaran secara bersamaan, sehingga diperlukan proses pengambilan keputusan untuk menentukan strategi bauran pemasaran yang menjadi prioritas dalam pelaksanaanya. untuk menentukan strategi bauran pemasaran yang menjadi prioritas, digunakan metode pengambilan keputusan yaitu dengan menggunakan metode Proses Hirarki Analitik (PHA). Sebelum melakukan proses pengambilan keputusan strategi bauran pemasaran, terlebih dahulu harus diketahui apa tujuan dari kegiatan pemasaran yang dilakukan Agrowisata Little Farmers sehingga keputusan yang diambil sesuai dengan tujuannya. setelah itu, menganalisis strategi bauran pemasaran yang selama ini sudah dilaksanakan dan merumuskan strategi bauran pemasaran yang tepat. strategi bauran pemasaran yang sudah dirumuskan tadi, kemudian dianalisis dengan metode Proses Hirarki Analitik untuk menentukan prioritas pelaksanaaan strategi pemasaran. Bagan kerangka pemikiran operasional penelitian dapat dilihat pada Gambar 1.
29
Prospek agrowisata yang cerah akibat preferensi masyarakat dalam menikmati objek wisata
Little Farmers sebagai salah satu tempat Agrowisata di Jawa Barat
Tuntutan untuk meningkatkan Jumlah Pengunjung dalam menghadapi persaingan dan menjadikan Little Farmers sebagai agrowisata yang potensial di Jawa Barat
Strategi bauran pemasaran Agrowisata Little Farmers
Produk
Harga
Tempat
Promosi
Orang
Proses
Bukti fisik
Alternatif Skenario Strategi Bauran Pemasaran dan Pemilihan Alternatif Strategi Bauran Pemasaran
rekomendasi Prioritas Strategi Bauran Pemasaran untuk Dijalankan Oleh Agrowisata Little Farmers
Gambar 1. Bagan Kerangka Pemikiran Operasional
30
IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian adalah agrowisata Little Farmers yang teletak di Jalan Kolonel Masturi No.339, Kecamatan Cisarua Lembang, Kabupaten Bandung. Pemilihan objek penelitian ditentukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa Agrowisata Little Farmers merupakan salah satu objek agrowisata yang belum banyak dikenal oleh oleh masyarakat secara luas dan belum menerapkan suatu konsep bauran pemasaran yang terstruktur dan tepat. Pengumpulan data dilaksanakan pada bulan Januari sampai dengan Bulan Maret 2008.
4.2. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini ada dua macam yaitu data primer dan data sekunder. Data-data yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5. Jenis dan Sumber data No 1
Jenis Data Data Primer
Sumber Data Manajemen Agrowisata Little Farmers
2
Data Sekunder
• • •
Dinas pariwisata dan Kebudayaan Propinsi Jawa barat Internet, majalah, dan lain-lain Penelitian terdahulu
Bentuk Data • Data-data tertulis mengenai penjualan, jumlah kunjungan, struktur organisasi, sejarah, dan lain-lain. • Pengamatan langsung di lapangan. Data-data tertulis yang terkait dengan penelitian ini, diantaranya : • Statistik kunjungan wisatawan • Sumbangan pariwisata terhadap total ekspor. • Pengertian agrowisata. • Perkembangan agrowisata saat ini, dan lain-lain.
Data primer dalam penelitian ini diperlukan untuk mengetahui kegiatan pemasaran yang dilakukan oleh pihak manajemen dalam memasarkan Agrowisata Little Farmers. Sedangkan, data sekunder merupakan data pelengkap dari data primer, yaitu data yang didapat dari literatur dan instansi terkait.
31
4.3. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data dilakukan melalui wawancara dengan pihak manajemen Little Farmers yang terkait langsung dan mengetahui secara benar kegiatan pemasaran di Little Farmers. Wawancara yang dilakukan berkaitan dengan kegiatan bauran pemasaran Little Farmers, tujuan dari berdirinya Little Farmers, tujuan dari kegiatan pemasaran yang dilakukan dan pemilihan alternatif strategi pemasaran yang tepat dan sesuai dengan tujuan dari Little Farmers. Selanjutnya, untuk pengisian matriks banding berpasangan dilakukan dengan memberikan kuisioner kepada pihak-pihak yang berperan dalam pengambilan keputusan prioritas stretegi pemsaran. Dalam penelitian ini, kuisioner diberikan kepada dua orang yang sangat mengetahui kondisi internal Little Farmers, yaitu pimpinan Little Farmers dan Mantan Pimpinan yang sudah lama bekerja di Little Farmers sekaligus pelopor berdirinya Agrowisata Little Farmers.
Pemilihan
responden
ini
dilakukan
secara
sengaja
dengan
mempertimbangkan faktor pemahaman mengenai strategi pemasaran di Little Farmers. Untuk metode pengumpulan data sekunder diperoleh dari data-data yang terkait dari beberapa instansi, internet, dan studi literatur.
4.4. Metode Pengolahan Data Pengolahan data dilakukan setelah semua data terkumpul, untuk lebih menyederhanakan data-data dari hasil pengisian kuisioner oleh responden. Selain itu, tujuan dari pengolahan data yaitu untuk menyajikan seluruh data dalam susunan yang rapi dan baik, serta untuk menganalisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap penyusunan strategi bauran pemsaran dan pemilihan alternatif strategi bauran pemasaran yang akan dilaksanakan. Metode analisis data dilakukan dengan menggunakan metode Proses Hirarki Analitik (PHA). Penelitian ini diawali dengan pengumpulan dan informasi melalui wawancara dengan pihak manajemen Little Farmers. Berdasarkan data dan informasi yang terkumpul selanjutnya dibuat struktur hirarki. Struktur hirarki yang telah disusun menjadi dasar untuk pembuatan kuisioner yang diberikan kepada responden. Kuisioner diberikan untuk mengetahui pembobotan setiap elemen pada seluruh tingkat struktur hirarki. PHA diperlukan untuk penentuan
32
bobot bagi elemen di satu tingkat yang akan berpengaruh pada bobot elemen pada tingkat dibawahnya dan pada akhirnya metode PHA dapat digunakan untuk menghitung bobot pada setiap level untuk penilaian tujuan seluruhnya. Kemudian data hasil kuisioner yang diperoleh dari responden diproses dengan menggunakan program komputer Expert Choice version 2000. Program ini merupakan program yang disusun oleh Asian Institute of Technology and Microsoft Co. Untuk lebih rincinya langkah-langkah kerja utama PHA (Saaty, 1993), adalah sebagai berikut : 1. Mendefinisikan persoalan dan merinci pemecahan persoalan yang diinginkan. Pada langkah ini diperlukan penguasaan masalah secara mendalam, perhatian ditujukan pada pemilihan tujuan, kriteria, dan elemen-elemen yang menyusun struktur hirarki. Tidak terdapat prosedur pasti dalam mengidentifikasikan komponen-komponen sistem (tujuan, kriteria, aktifitas) yang akan dilibatkan dalam sistem hirarki. Komponen sistem dapat diidentifikasikan berdasarkan kemampuan pada analisis untuk menentukan unsur-unsur yang dapat dilibatkan dalam suatu sistem. 2. Membuat struktur hirarki dari sudut pandang Stakeholders secara menyeluruh. Struktur hirarki ini mempunyai bentuk yang saling terkait, tersusun dari sasaran utama, sub-sub tujuan, faktor-faktor pendorong yang mempengaruhi sub-sub sistem tujuan tersebut, pelaku-pelaku yang memberikan dorongan, tujuan-tujuan pelaku dan akhirnya ke alternatif strategi, pilihan, atau skenario. Pada tingkat puncak hirarki hanya terdiri dari satu elemen yang disebut dengan fokus, yaitu sasaran keseluruhan yang bersifat luas. Tingkat di bawahnya dapat terdiri dari beberapa elemen yang dibagi dalam kelompok homogen, agar dapat dibandingkan dengan elemen-elemen yang berada pada tingkat sebelumnya. 3. Menyusun matriks banding berpasangan Matriks banding berpasangan untuk kontribusi atau pengaruh setiap elemen yang relevan atas setiap kriteria yang berpengaruh dan berada setingkat di atasnya. Matriks banding berpasangan dimulai dari puncak hirarki untuk fokus G, yang merupakan dasar untuk melakukan perbandingan antar eleme yang terkait dan ada dibawahnya. Perbandingan berpasangan pertama dilakukan
33
pada elemen tingkat kedua (F1,F2,F3,....,Fn) terhadap fokus G yang ada di puncak hirarki. Menurut perjanjian, suatu elemen yang ada di sebelah kiri diperiksa perihal dominasi atas suatu elemen di puncak matriks. 4. Mengumpulkan semua pertimbangan yang diperlukan untuk pengembangan perangkat matriks di langkah 3 Setelah matriks perbandingan berpasangan antar elemen dibuat, dilakukan perbandingan berpasangan antar setiap elemen pada kolom ke-i dengan setiap elemen baris ke-j. Pembandingan antar elemen dapat dilakukan dengan pertanyaan ”seberapa kuat elemen baris ke-i didominasi atau dipengaruhi oleh fokus Goal, dibandingkan dengan elemen kolom ke-j”. Untuk mengisi matriks berpasangan, digunakan skala banding yang tertera pada Tabel 7. Angka tersebut menunjukkan relatif pentingnya suatu elemen dibandingkan dengan elemen lainnya sehubungan dengan sifat atau kriteria tertentu. Pengisian matriks harus dilakukan untuk bagian di atas garis diagonal dan di bawah garis diagonal. 5. Memasukkan nilai-nilai kebalikannya beserta bilangan 1 sepanjang diagonal utama, penentuan prioritas dan pengujian konsistensi Angka 1 sampai 9 digunakan bila Fi lebih mendominasi atau mempengaruhi sifat fokus puncak hirarki (G) dibandingkan fj. Sedangkan bila Fi kurang mendominasi atau kurang mempengaruhi sifat G dibanding Fj, maka digunakan angka kebalikannya.
34
Tabel 6. Nilai skala Banding Berpasangan Intensitas Pentingnya 1 3
5
7
9
2,4,6,8
kebalikan
Definisi
Penjelasan
Kedua elemen sama pentingnya Elemen yang satu sedikit lebih penting daripada elemen yang lainnya Elemen yang satu sangat penting daripada elemen yang lainnya Satu elemen jelas lebih pentingdaripada elemen yang lainnya Satu elemen mutlak lebih penting daripada elemen lainnya
Dua elemen menyumbangkan sama besar pada sifat itu Pengalaman dan pertimbangan sedikit menyokong satu elemen atas elemen yang lainnya Pengalaman dan pertimbangan dengan kuat menyokong satu elemen atas elemen yang lainnya Satu elemen dengan kuat disokong dan dominannya telah terlihat dalam praktek Bukti yang menyokong elemen yang satu atas yang lainnya memiliki tingkat penegasan yang tertinggi yang mungkin menguatkan Kompromi diperlukan diantara dua pertimbangan
Nilai-nilai diantara dua pertimbangan yang berdekatan Jika untuk aktifitas ”i” mendapat satu angka bila dibandingkan dengan aktifitas ”j”, maka ” j” memiliki nilai kebalikannya bila dibandingkan dengan i
Sumber : Saaty, 1993
6. Melaksanakan langkah 3, 4, dan 5 untuk semua elemen pada setiap tingkat keputusan yang terdapat pada hirarki, berdasarkan kriteria elemen diatas. Metode pembandingan dalam metode PHA dibedakan menjdi dua, yaitu Matriks Pendapat Individu (MPI) dan Matriks Pendapat Gabungan (MPG). MPI adalah matriks hasil perbandingan yang dilakukan individu. MPI mempunyai elemen yang disimbolkan dengan aij yaitu elemen matriks pada baris ke-i dan kolom ke-j. Matriks Pendapat Individu dapat dilihat pada
Tabel 7.
Tabel 7. Matriks Pendapat Individu G A1 A2 A3 ... ... An
A1 a11 a21 a31 ... ... an1
A2 a12 a22 a32 ... ... an2
A3 a13 a23 a33 ... ... an3
... ... ... ... ... ... ...
An a1n a2n a3n ... ... ann
35
MPG adalah susunan matriks baru yang elemen (gij) berasal dari rata-rata geometrik pendapat-pendapat individu yang rasio inkonsistensinya lebih kecil atau sama dengan 10 persen, dan setiap elemen pada baris dan kolom yang sama dari MPI yang satu dengan MPI yang lain tidak terjadi konflik. MPG dapat dilihat pada Tabel 8.
Tabel 8. Matriks Pendapat Gabungan (MPG) G G1 G2 G3 ... Gn
G1 g11 g21 g31 ... gn1
G2 g12 g22 g32 ... gn2
G3 g13 g23 g33 ... gn3
... ... ... ... ... ...
Gn g1n g2n g3n ... gnn
Rumus matematika yang digunakan untuk memperoleh rata-rata geometrik adalah :
Gij =
m
∏(a
)
ij k
k =1
Dimana : Gij = Elemen MPG baris ke-i, kolom ke-j (aij) = Elemen Baris ke-i dan MPI keM m
= Jumlah MPI yang memenuhi persyaratan
∏ = perkalian dari elemen ke =1 sampai k =m k =1
m
= akar pangkat dari m
7. Mensintesis prioritas untuk melakukan pembobotan vektor-vektor prioritas menggunakan komposisi secara hirarki untuk membobotkan vektor-vektor prioritas itu dengan bobot kriteria-kriteria dan menjumlahkan semua nilai prioritas terbobot yang bersangkutan dengan nilai prioritas dari tingkat bawah berikutnya dan seterusnya. Pengolahan matriks pendapat terdiri dari dua tahap, yaitu : (1) pengolahan horizontal dan (2) pengolahan vertikal. Kedua jenis pengolahan tersebut dapat dilakukan untuk MPI dan MPG. Pengolahan vertikal dilakukan setelah MPI dan MPG diolah secara horizontal, dimana MPI dan MPG harus memenuhi Rasio Inkonsistensi 36
a. Pengolahan horizontal bertujuan untuk melihat prioritas suatu elemen terhadap tingkat yang berada satu tingkat di atas elemen tersebut, yang terdiri dari tiga bagian, yaitu penentuan vektor prioritas (Rasio Vektor Eigen), uji konsistensi, dan revisi MPI dan MPG yang memiliki rasio inkonsistensi tinggi Tahapan perhitungan yang dilakukan pada pengolahan horizontal ini adalah -
Perkalian baris (Z) atau Vektor Eigen (VE) dengan rumus :
Zi =
n
∏a
n
(i,j = 1,2,...., n)
ij
k =1
-
Perhitungan Vektor Prioritas (VP) atau Rasio Vektor Eigen adalah : n
n
∏a
ij
k =1
Vpi =
VP = (VPi), untuk i = 1,2,...,n
n
n
∑ ∏a n
i =1
ij
k =1
Perhitungan nilai Eigen Maks ( VA = (aij) x VA
VB =
VA
maks),
dengan rumus :
dengan VA = (Vai)
dengan VB = (Vbi)
VB
maks
-
=
1 = n vbi n ∑ i =1
untuk I = 1,2,3,...,n
Perhitungan Indeks Inkonsistensi (CI) dengan rumus : CI
= λn
maks
− n
−1
37
-
Perhitungan Indeks Inkonsistensi (CI) dengan rumus :
CR =
CI RI
RI = indeks acak (random indeks) yang dikeluarkan oleh Oak Ridge Laboratory (Saaty, 1993) dari matriks berorde 1 s/d 15 yang menggunakan sample berukuran 100. Nilai rasio inkonsistensi (CR) yang lebih kecil atau sama dengan 10 persen merupakan nilai yang mempunyai tingkat konsistensi yang baik dan dapat dipertanggunjawabkan. Hal ini dikarenakan CR merupakan tolak ukur bagi konsistensi atau tidaknya suatu hasil perbandingan berpasangan dalam suatu matriks pendapat.
Tabel 9. Nilai Indeks Acak Orde (n) 1 2 3 4 5 6 7
Indeks Acak (RI) 0,00 0,00 0,58 0,90 1,12 1,24 1,32
Orde (n) 8 9 10 11 12 13 14
Indeks Acak (RI) 1,41 1,45 1,49 1,51 1,48 1,56 1,57
Sumber : Saaty, 1993
b. Pengolahan vertikal, yaitu menyusun prioritas pengaruh setiap elemen pada tingkat hirarki keputusan tertentu terhadap sasaran utama atau fokus. Apabila Cvij didefinisikan sebagai nilai prioritas pengaruh elemen ke-j pada tingkat ke-i terhadap sasaran utama, maka : CVij =
CHij (t -1)) x VW (i -1)
Untuk : i = 1, 2, 3,...,n J = 1, 2, 3,...,n t = 1, 2, 3,...,n dimana : CHij (t, i-1) = nilai prioritas pengaruh elemen ke-i terhadap elemen ke-t pada tingkat diatasnya (i-1), yang diperoleh dari hasil pengolahan horizontal.
38
VWt (i-1) = nilai prioritas pengaruh elemen ke-i pada tingkat ke (i -1) terhadap sasaran utama, yang diperoleh dari hasil perhitungan horizontal. P
= jumlah tingkat hirarki keputusan
r
= jumlah elemen yang ada pada tingkat ke-i
s
= jumlah elemen yang ada pada tingkat ke (i-1)
8. Mengevaluasi konsistensi untuk seluruh hirarki Langkah ini dilakukan dengan mengalihkan setiap indeks konsistensi dengan prioritas kriteria yang bersangkutan dan menjumlahkan hasil kalinya. Hasil ini dibagi dengan pernyataan sejenis yang menggunakan indeks acak, yang sesuai dengan dimensi masing-masing matriks. Dengan cara yang sama, setiap indeks acak dibobot berdasarkan prioritas kriteria yang bersangkutan dan hasilnya dijumlahkan. Rasio inkonsistensi ini harus bernilai 10 persen atau kurang. Jika tidak, mutu informasi harus ditinjau kembali dan diperbaiki, antara lain dengan memperbaiki cara menggunakan pertanyaan pada saat pengisian ulang kuisioner dan dengan lebih mengarahkan responden pada perbandingan berpasangan. Pada penelitian ini langkah 1, 2, 3 dilakukan melalui pengamatan langsung di lapang dan hasil wawancara dengan pihak manajemen. Langkah 4 didapatkan dari hasil pengisian kuisioner oleh manajer pemasaran Little Farmers dan kepala pengelola Little Farmers. Langkah 5, 6, dan pengolahan horizontal pada langkah 7 diolah menggunakan komputer dengan program komputer Expert Choice Version 2000. Pengolahan vertikal pada langkah 7 dan langkah 8 diolah secara manual dengan menggunakan kalkulator.
4.5. Sistem Hirarki Keputusan Dalam menjawab permasalahan pada penelitian maka akan dilakukan pengolahan data dengan metode PHA. Untuk melakukan pengolahan data dengan metode PHA dibutuhkan sistem-sistem hirarki keputusan dengan masalah penelitian, dengan abstraksi pada Gambar 2. Abstraksi sistem hirarki keputusan memiliki bentuk yang saling terkait, yang tersusun dari sasaran utama (tingkat 1), turun ke faktor-faktor pendorong
39
yang mempengaruhi tujuan (tingkat 2), kemudian ke pelaku-pelaku (tingkat 3), lalu ke tujuan-tujuan pelaku (tingkat 4) dan terakhir skenario (tingkat 5). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 2.
G
Tingkat 1
Tingkat 2
F1
F2
Fn
Tingkat 3
A1
A2
An
Tingkat 4
O
O
O
Tingkat 5
S1
S2
Sn Sumber: Saaty, 1993
Gambar 2. Abstraksi Sistem Hirarki Keputusan
Menurut Saaty (1993), penentuan perangkat komponen sistem hirarki dalam PHA tidak memiliki prosedur yang pasti, sehingga sistem tidak harus terbentuk secara mutlak dari komponen-komponen seperti yang telah disebutkan di atas. Fokus dalam tahap ini adalah komponen-komponen sistem yang dipilih dan dipergunakan dalam membentuk sistem hirarki yang ada. Hal ini diidentifikasikan berdasarkan kemampuan analisis dalam menemukan unsur-unsur yang dimaksud, sehingga penentuan unsur-unsur tersebut tergantung dari penguasaan para pakar terhadap persoalan atau masalah yang akan dipecahkan.
4.6. Definisi Operasional • Tingkat 1 adalah fokus yaitu tujuan yang ingin dicapai dari penelitian yang akan dilakukan. Pada penelitian ini tujuannya adalah untuk menentukan prioritas strategi pemasaran yang tepat pada agrowisata Little Farmers.
40
• Tingkat 2 adalah tujuan yaitu tujuan dari kegiatan pemasaran yang dilakukan oleh Little Farmers yang terdiri dari tujuan meningkatkan jumlah pengunjung dan menjadikan Little Farmers sebagai salah agrowisata yang potensial. • Tingkat 3 adalah faktor yaitu tujuh strategi bauran pemasaran yang terdiri dari produk, harga, tempat/ saluran, distribusi, promosi, orang. Proses, dan bukti fisik. • Tingkat 4 adalah sub faktor yaitu penjabaran dari tujuh strategi bauran pemasaran atau dalam penelitian ini disebut strategi operasional. • Produk merupakan salah satu dari strategi bauran pemasaran yang mencakup barang maupun jasa. Strategi operasional dalam produk terdiri dari keragaman paket wisata dan kualitas paket wisata. • Harga merupakan strategi kritis dalam bauran pemasaran, karena harga dapat berperan sangat kompetitif dan harga juga dapat berperan dalam membangun citra produk. Strategi operasional dari harga terdiri dari dua cara yaitu penetapan harga dilihat dari persepsi mutu dan penetapan harga berdasarkan segmen pelanggan. • Tempat/saluran distribusi, berhubungan dengan penyediaan produk yang tepat pada lokasi yang nyaman dan dapat dijangkau, sarana transportasi yang mendukung dan tempat penyedia informasi wisata. • Promosi merupakan strategi yang digunakan untuk meningkatkan nilai dengan menginformasikan kepada masyarakat tentang perusahaan dan produknya. Strategi operasional dari promosi dalam penelitian mencakup periklanan, promosi penjualan, hubungan masyarakat dan pemasaran langsung. • Orang merupakan strategi dari bauran pemasaran yang memiliki peran penting, karena terlibat langsung dalam kegiatan penyampaian produk ke tangan konsumen. Strategi operasional dari orang mencakup jumlah karyawan/ pemandu, pelayanan karyawan/pemandu dalam memuaskan konsumen, dan kompetensi karyawan/pemandu. • Proses merupakan seluruh kegiatan kerja. Proses-proses meliputi prosedur, tugas-tugas, jadwal-jadwal, mekanisme, kegiatan, dan rutinitas
41
dimana suatu produk disampaikan kepada konsumen yang diatur dalam manajemen proses. Dalam penelitian ini strategi operasional dari proses terdiri dari kualitas dalam layanan ke konsistenan dalam pengembangan agrowisata, dan tanggapan atas keluhan. •
Bukti fisik, merupakan lingkungan fisik perusahaan dimana layanan diciptakan, penyediaan, dan pelanggan berinteraksi. Bukti fisik berhubugan dengan kenyamanan. Bukti fisik dalam penelitian ini mencakup penunjuk arah ke dan di tempat wisata, parkir, toilet, tempat ibadah, kantin, dan daftar aktifitas.
42
V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 5.1. Letak Geografis dan Topografi Perusahaan Unit usahatani koperasi karyawan PT Bio Farma terletak di jalan Kolonel Masturi No. 338 Desa Kertawangi, kecamatan Cisarua Lembang, Jawa Barat, dengan luas lahan 20 hektar yang berbatasan langsung dengan beberapa desa, diantaranya adalah sebagai berikut: •
Sebelah utara berbatasan dengan kehutanan RPH cisarua
•
Sebelah selatan berbatasan dengan Desa Padaasih dan Desa Jambu Dipa
•
Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Cihanjuang Rahayu
•
Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Tugu Mukti Unit usahatani koperasi karyawan PT Bio Farma berada pada ketinggian
1.300 m dpl dengan topografi yang bebukit-bukit dan bergelombang dengan curah hujan rata-rata 3.000 milimeter per tahun, sedangkan suhu rata-rata 150 C - 200 C. Jenis tanah di kebun unit usahatani koperasi karyawan PT Bio Farma adalah andosol berwarna hitam, gembur, bertesktur remah dan berstruktur lempung dengan pH rata-rata 5,5 hingga 6,5.
5.2. Sejarah Perusahaan dan Perkembangan Perusahaan Unit usahatani koperasi karyawan PT Bio Farma dibentuk pada tahun 1996 dengan maksud untuk melaksanakan uji coba sistem pertanian agribisnis di lahan seluas 3 hektar milik PT
Bio Farma (PERSERO) yang mengandung
beberapa tujuan diantaranya untuk memenuhi kepentingan usaha PT Bio Farma, membantu meningkatkan taraf hidup karyawannya, memberikan kontribusi terhadap penyerapan tenaga kerja, membantu konsumen untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya dan untuk memberikan keuntungan bagi perusahaan. Usaha tersebut mengalami perkembangan yang sangat pesat sehingga pada tahun 1998 unit usahatani ini mendapatkan kepercayaan dari PT Bio Farma untuk penambahan luas lahan menjadi 20 hektar. Atas kepercayaan tersebut, pengelola memanfaatkan lahan yang tersedia untuk penanaman tanaman pakan hewan berupa penanaman rumput gajah sebagai pakan kuda dan tanaman wortel sebagai pakan kelinci. Dengan adanya perluasan lahan tersebut maka, lahan seluas
43
20 hektar ini dibagi menjadi tiga bagian yang terdiri dari 17 hektar budidaya tanaman pakan hewan yang meliputi 15 hektar budidaya tanaman rumput gajah dan 2 hektar tanaman wortel dan sisanya seluas 2,5 hektar dipergunakan untuk tanaman hortikultura dan bangunan seluas 0,5 hektar. Sistem pembagian lahan tersebut dapat berubah-ubah tergantung dari kebutuhan. Penggunaan lahan ini digunakan untuk memenuhi kebutuhan pakan hewan percobaan milik PT Bio Farma sebanyak 4000 kilogram rumput gajah per harinya dan kebutuhan tanaman wortel sebanyak 300 kilogram yang digunakan untuk pakan hewan dan kebutuhan masyarakat sedangkan usaha tanaman hortikultura biasanya berupa tanaman sayuran komersial yang diperuntukkan bagi konsumsi masyarakat. Adapun proses pemasarannya dilakukan melalui dua pasar yaitu pasar konsumen dan pasar pedagang. Bentuk kerjasama ini menganut sistem bagi hasil dengan pihak PT Bio Farma dimana, pembagian tersebut dibagi rata untuk setiap keuntungan pada akhir tahun, sedangkan apabila terjadi kerugian maka seluruh kerugian tersebut ditanggung oleh PT Bio Farma sebagai pemilik usaha. Keberadaan usahatani ini ternyata menarik perhatian masyarakat setempat. Hal ini dapat dilihat dari keinginan masyarakat untuk berkunjung ke areal usahatani koperasi PT Bio Farma. Keinginan tersebut dimaksudkan untuk melihat dan memahami proses pengembangan usahatani. Selain itu, adanya permintaan kunjungan dari berbagai organisasi maupun sekolah-sekolah dengan tujuan pendidikan. Hal lain yang dapat dirasakan oleh pengunjung bahwa lokasi dan penataan lahan usahatani ini sangat baik sehingga memberikan keindahan pemandangan serta didukung oleh udara yang segar. Kondisi ini membuat para pengunjung merasa nyaman dan senang ketika melakukan kunjungan. Melihat kondisi tersebut, timbulah suatu ide dari pengelola untuk membentuk sebuah kawasan agrowisata dengan memanfaatkan lokasi dan kondisi alam yang ada. Munculnya ide tersebut ternyata dapat direalisasikan oleh pihak pengelola dan ditanggapi masyarakat secara baik. Pada tahun 1997 secara kebetulan rombongan guru TK Salman Al-Farisi Bandung sedang mencari kebun untuk dipakai sebagai sarana pengenalan sayuran kepada anak didiknya. Setelah diterima dan melihat-lihat kegiatan di kebun yang dikelola oleh unit usahatani koperasi karyawan PT Bio Farma maka, disepakati
44
untk dilakukan kunjungan ke kebun dengan materi pengenalan tanaman dan cara bercocok tanam. Tiga bulan kemudian mereka datang lagi untuk memanen tanaman yang mereka tanam sebelumnya. Pada saat kunjungan tersebut banyak saran dan masukan dari pihak TK Salman Al-Farisi sehingga manajemen unit usahatani koperasi karyawan PT Bio Farma terus menerus berbenah diri. Meskipun tanpa promosi hanya mengandalkan berita dari mulut ke mulut dari waktu ke waktu kegiatan ini telah banyak dikunjungi oleh sekolah-sekolah di sekitar kota Bandung. Pada tahun 2000, saat ada kunjungan dari TK Istiqomah tercetuslah ide untuk memberikan nama kegiatan ini dengan naman Little Farmers atau petani cilik. Dengan kegiatan ini diharapkan dapat sedikit menyumbangkan pengetahuan tentang pertanian untuk masyarakat agar sejak usia dini masyarakat Indonesia menyadari akan kesuburan tanah airnya, menyukai tumbuhan dan menyadari bahwa tanaman atau sayuran itu merupakan bahan pokok kehidupan manusia. Sejak tahun 2000 jumlah pengunjung terus meningkat. Dalam satu minggu bisa datang 3 (tiga) sekolah, sementara saat itu instruktur hanya dua orang, sehingga dicoba untuk merekrut instruktur sebagai tenaga paruh waktu. Sampai tahun 2003 tercatat telah berkunjung sebanyak lebih dari 10.000 orang dari tingkat TK sampai pergutuan tinggi dan masyarakat umum. Dan didukung oleh 15 orang instruktur (tercatat pada tahun 2004) dari berbagai disiplin ilmu dengan moto kerja “we aren t employers but we are owners”. Little Farmers merupakan program pendidikan dan wisata berkebun yang tergabung dalam unit usatatani koperasi karyawan PT
Bio Farma meskipun
kebanyakan yang berkunjung adalah dari usia taman kanak-kanak, namun kebun unit usahatani karyawan PT
Bio Farma cukup menarik dan layak untuk
dikunjungi oleh tingkat SD, SLTP, SMU, Perguruan Tinggi dan masyarakat umum.
5.3. Visi dan Misi Little Farmers. Little Farmers dalam pengembangannya terus melakukan pembenahan diri, berinovasi dalam kreasi guna memenuhi kebutuhan masyarakat akan pengetahuan tentang pertanian. Visi Little Farmers adalah program kegiatan
45
pendidikan dan wisata berkebun yang menitikberatkan kepada pengalaman di alam terbuka atau dalam hal ini kebun (learn by doing). Misi Little Farmers adalah : 1. Mengenalkan sejak dini proses bercocok tanam mulai dari penanaman sampai panen bersama dan proses memelihara ternak agar dapat lebih memahami dan mensyukuri nikmat yang tuhan berikan. 2. Mengajak pengunjung untuk lebih mengetahui dan mengutamakan pentingnya mengkonsumsi sayuran untuk kesehatan. 3. Mengajak generasi muda menyadari makna negara Indonesia sebagai Zamrut khatulistiwa yang mempunyai harta karun yang tak ternilai untuk dapat dimanfaatkan bagi kepentingan bangsa Indonesia 4. Meningkatkan nilai tambah proses produksi di unit usahatani koperasi karyawan PT Bio Farma 5. Merubah pandangan tentang dunia pertanian menjadi usaha yang menarik dan menguntungkan.
5.4.. Struktur Organisasi Little Farmers. Struktur organisasi menerangkan adanya hubungan kerjasama antar bagian yang satu dengan bagian yang lainnya semua sub sistem di perusahaan, dan menerangkan adanya hubungan kerjasama antara atasan dengan bawahannya serta mengatur hak dan kewajiban dari masing-masing bagian. Kebijakan dari perusahaan diatur oleh ketua unit usahatani yang mengepalai seluruh kegiatan yang ada di unit usahatani koperasi karyawan PT Bio Farma dimana ketua unit usahatani bertanggungjawab terhadap seluruh kegiatan produksi yang berlangsung dan perkembangan serta kemajuan koperasi kepada manajer koperasi PT. Bio Farma. Ketua unit usahatani dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh staf administrasi dalam menangani perihal pembukuan atau semua yang berkaitan dengan hasil penjualan dan mengenai pemberian kompensasi serta sisa hasil usaha kepada setiap karyawan atau anggota. Wewenang dan tanggung jawab dari masing-masing bagian adalah sebagai berikut:
46
1. Manajer Koperasi -
Bertanggung jawab kepada direktur PT Bio Farma
-
Mengawasi semua kegiatan di unit usaha
-
Menerima laporan tentang seluruh kegiatan di unit usaha dari ktua unit usaha.
2. Kepala Unit Agribisnis -
Bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan produksi kepada manajer koperasi
-
Membuat serta menyerahkan laporan tertulis atau lisan kepada manajer koperasi tentang keseluruhan kegiatan produksi
-
mengawasi dan mengatur seluruh kegiatan produksi di lahan pakan hewan dan lahan hortikultura.
3.
Pimpinan Little Farmers -
Bertanggung jawab langsung terhadap manajemen dan seluruh kegiatan yang dilakukan di Agrowisata Little Farmers kepada kepala unit agribisnis.
-
Membuat serta menyerahkan laporan tertulis atau lisan kepada kepala unit agribisnis tentang keseluruhan kegiatan.
4.
5.
Staff Administrasi -
Bertanggung jawab kepada pimpinan Little Farmers
-
Melakukan pengabsenan kepada setiap karyawan
-
Menghitung kompensasi (upah dan gaji) karyawan
-
Melakukan kegiatan pembukuan
-
melaksanakan kegiatan surat menyurat
Staf ahli agrowisata/pemandu wisata -
bertanggung jawab kepada pimpinan Little Farmers
-
Memeriksa sarana dan prasarana agrowisata
-
Mengadakan promosi
-
Membimbing para pengunjung agrowisata
Tenaga kerja yang terdapat di agrowisata Little Farmers adalah satu orang pimpinan, tiga orang staff dan 20 orang karyawan terdiri dari satpam dan pemandu wisata. Adapun struktur organisasi dapat dilihat pada Gambar 8.
47
Koperasi Karyawan PT Bio Farma Manager Koperasi Kepala Unit Agribisnis
Pimpinan Pertanian
Pimpinan Little Farmers
Staff Administrasi
Pimpinan peternakan
Pemandu Wisata
Gambar 3. Struktur Organisasi Agrowisata Little Farmers
5.5. Sarana dan Prasarana Satu buah kantor unit usahatani koperasi karyawan PT Bio Farma dengan luas lahan sekitar 400 m2 digunakan sebagai tempat pembayaran. Dalam kantor tersebut terdapat peralatan prasarana kantor diantaranya: satu buah komputer, printer, meja kantor, lima kursi lipat, satu dispenser, satu whiteboard, rak buku, satu buah handphone, dua kalkulator, satu telepon fax, satu telepon kabel dan tiga hatong serta untuk pengolahan lahan terdapat dua traktor mesin. Di sebelah kantor terdapat ruangan untuk kantor agrowisata yang dilengkapi dengan tiga buah meja dan tujuh kursi, Televisi, tipe dack, VCD player, blower, rompi dan perlengkapan berkebun seperti topi dan sepatu boat. Satu buah rak buku yang digunakan sebagai perpustakaan mini, yang terletak di ruangan kantor yang dapat dimanfaatkan sebagai sarana bacaan dan dapat digunakan sebagai tambahan materi yang diberikan kepada pengunjung agrowisata untuk memperkenalkan dunia pertanian. Sebuah saung besar, tujuh saung kecil dan saung sederhana dekat lahan perkebunan. Sarana saung tersebut digunakan untuk tempat peristirahatan pengunjung setelah melaksanakan kegiatan bermain dan berkebun pada program agrowisata. Dua buah gudang tempat menyimpan peralatan dan tempat stok pupuk serta tempat penyimpanan pestisida.
48
VI IDENTIFIKASI STRATEGI BAURAN PEMASARAN YANG DIJALANKAN AGROWISATA LITTLE FARMERS Sebagai sebuah agrowisata, Little Farmers dalam memasarkan jasa pariwisatanya telah berusaha membuat suatu kegiatan pemasaran yang diharapkan dapat meningkatkan keuntungan yang merupakan tujuan utama dari setiap perusahaan agar kelangsungan usahanya dapat dipertahankan. Little Farmers memiliki dua tujuan dari strategi pemasaran yang dijalankannya yaitu untuk meningkatkan keuntungan dengan meningkatkan jumlah pengunjung serta ingin menjadikan Little Farmers sebagai sebuah agrowisata yang potensial untuk dikembangkan
sebagai
agrowisata
yang
memberikan program kegiatan
pendidikan dan wisata berkebun yang menitikberatkan kepada pengalaman langsung di alam terbuka (learning by doing) dengan misi mengenalkan sejak dini proses memelihara ternak dan proses bercocok tanam dari mulai penanaman sampai panen sehingga pengunjung dapat lebih memahami dan mensyukuri kekayaan alam yang Tuhan berikan.
6.1. Pengembangan Produk/Jasa Pada awalnya kegiatan Little Farmers hanya meliputi kegiatan berkebun dan beternak, kemudian setelah itu terus dikembangkan hingga saat ini terdapat sekitar 12 program yang ditawarkan antara lain: a. Berkebun dan Beternak Kegiatan ini mengajak pengunjung baik dari sekolah, instansi/perusahaan, keluarga maupun masyarakat secara luas untuk mengenal secara langsung cara bercocok tanam mulai dari persemaian, pengolahan lahan, penanaman sampai panen serta memberikan pengetahuan tentang tata cara beternak. Pengunjung juga dapat menikmati hasil panen untuk dikonsumsi di rumah masing-masing. Setelah selesai kegiatan pengunjung dapat beristirahat di saung-saung sambil menikmati susu murni atau minuman yang telah disediakan.
49
b. Petik Strawberry Kegiatan ini mengajak pengunjung untuk mengunjungi kebun strawberry yang ada sambil mencoba memetik buah strawberry sendiri dan hasilnya dapat ditimbang dan dibeli untuk di konsumsi di rumah masing-masing. c. Kuda Tunggang Kegiatan ini mengajak pengunjung yang masih ingin berlama-lama menikmati suasana kebun untuk berkeliling kebun dengan menggunakan kuda tunggang yang disediakan. d. Flying Fox Kegiatan outing ini dikhususkan untuk pengunjung yang berusia diatas 5 tahun (Usia Taman Kanak-kanak) karena kegiatan ini membutuhkan keberanian pengunjung untuk meluncur dari ketinggian kurang lebih 12 meter menggunakan tali baja dengan jarak lintasan kurang lebih 50 meter dan sebelum meluncur pengunjung akan dibekali tali pengaman dan helm oleh pemandu. e. Two Line Bride Kegiatan Two line bride merupakan kegiatan yang dilakukan sebelum Flying Fox karena dua kegiatan ini termasuk dalam satu paket kegiatan. Pengunjung harus menyeberangi sungai melewati tambang tali dan kemudian naik ke atas pohon untuk melakukan flying fox. f. Susur Sungai Kegiatan ini mengajak pengunjung untuk menyusuri sungai kecil sejauh kurang lebih 200 meter menggunakan perahu dan ban dalam bekas. Untuk pengunjung dengan berat badan diatas 30 kilogram penyusuran dilakukan dengan berjalan kaki. g. Hiking Lintas Bukit Hiking Lintas Bukit dilakukan di luar area perkebunan. Pengunjung diajak untuk melihat dan menikmati pemandangan hutan alami di sekitar area perkebunan. Kegiatan Hiking Lintas Bukit ini bertujuan untuk mengenalkan lokasi wisata alam yang ada disekitar Little Farmers. h. Paint Ball Paint Ball merupakan kegiatan permainan yang mengajak pengunjung untuk belajar membuat strategi peperangan. Pengunjung akan dilengkapi
50
peralatan dan pakaian khusus untuk bermain perang-perangan menggunakan senapan dan peluru khusus untuk memenangkan permainan. i. Outing Kegiatan ini terdiri dari beberapa permainan yang dilakukan di alam terbuka seperti permainan ketapel, egrang, bakiak atau permainan tradisional lainnya. j. Family Gathering Kegiatan ini terdiri dari beberapa permaian outing yang dikhususkan untuk pengunjung dari perusahaan /rombongan beberapa keluarga yang bertujuan untuk mempererat hubungan antar anggota keluarga atau hubungan antar rekan kerja dalam satu perusahaan. k. Family Camp Kegiatan ini merupakan kegiatan camping bersama di alam terbuka dengan menggunakan tenda. Family Camp dilakukan selama dua hari satu malam atau tiga hari dua malam. Selama camping peserta diajak untuk bercocok tanam, beternak dan bermain bersama. l. Pelatihan Agribisnis Kegiatan ini menitikberatkan pada pelatihan yang dikhususkan bagi pengunjung yang ingin belajar tentang sayuran/agribisnis secara mendalam. Pengunjung akan diberikan teori singkat dan praktek langsung di lapangan.
6.2. Promosi Little Farmers melakukan kegiatan promosi untuk mengkomunikasikan keunggulan produk/jasanya. Iklan merupakan salah satu cara promosi yang cukup efektif
bagi Little Farmers. Keunggulan dengan cara periklanan yaitu dapat
menjangkau masyarakat yang tersebar secara geografis, sehingga kegiatan promosi yang dilakukan dapat lebih efisien. Kegiatan Promosi Little Farmers telah melakukan kegiatan promosi melalui media cetak dan media elektronik. Media cetak yang digunakan oleh Little Farmers diantaranya surat kabar (Kompas), dan melalui majalah (bobo). Sedangkan promosi media elektronik dilakukan melalui televisi yang meliput aktifitas yang ada di Little Farmers dan media internet. Pihak manajemen tidak
51
secara rutin mengiklankan agrowisata Little Farmers. Hal ini disebabkan besarnya biaya yang harus dikeluarkan pihak manajemen agrowisata Little Famers. Little Farmers juga melakukan promosi penjualan yaitu memalui pemberian diskon pada tiket masuk Agrowisata Little Farmers. Pemberian diskon diberikan pada pengunjung yang datang dengan rombongan anak-anak dari Taman kanak-kanak dan rombongan pelajar/mahasiswa yang sedang melakukan studi tour ke Little Farmers. Pemberian diskon ini diterapkan sesuai dengan visi Little Farmers yaitu sebagai agrowisata yang memberikan program program pendidikan dan wisata berkebun yang menitikberatkan kepada pengalaman langsung di alam terbuka (learn by doing). Agrowisata Little Farmers juga melakukan pemasaran langsung untuk promosi produk/jasanya. Pemasaran langsung ini dilakukan dengan menjalin kedekatan dan keakraban dengan pengunjung melalui pembagian brosur sambil memberikan informasi mengenai adanya paket wisata yang baru, produk baru, dan pengembangan fasilitas baru. Pemasaran langsung juga dilakukan dengan mengunjungi beberapa intansi pendidikan dari mulai Taman Kanak-kanak hingga perguruan tinggi kemudian membagikan brosur yang berisi informasi tentang produk/jasa Little Farmers. Pihak manajemen juga melakukan pemasaran langsung dengan menggunakan media telepon kepada pengunjung setia untuk menginformasikan hal-hal yang bersifat baru di Agrowisata Little Farmers. Hal tersebut dilakukan sebagai bentuk reward kepada pengunjung setia.
6.3. Penetapan Harga Harga yang ditetapkan oleh Agrowisata Little Farmers sangat bervariasi. Hal ini tergantung dari segmen pelanggan dan kegiatan paket yang diinginkan oleh pengunjung. Little Farmers menetapkan harga berdasarkan paket kegiatan yang disediakan oleh manajemen Little Farmers. Harga masing-masing paket kegiatan wisata agrowisata Little Farmers dapat dilihat pada Tabel 10. Harga paket wisata Little Farmers
52
Tabel 10. Harga paket wisata Little Farmers No 1
Paket wisata Berkebun (min 4-30 orang)
2
Berkebun plus (min 30 orang)
3
Petik Strawberry Pelatihan Agribisnis (min 20 orang) Mini Arung Jeram Gathering (min 50 orang) Camp and Family camp (min 15 orang)
4
5
6
7
8
9
Hiking (min 5 orang) Paint Ball (min 10 orang)
Kegiatan
Fasilitas
Harga
Bercocoktanam dan beternak
Snack, dan minuman
Rp. 30.000/orang
Bercocok tanam, beternak, flying fox, Two Line Bridge Memetik strawberry sendiri Kelas, Praktek, Field Trip
Snack dan minuman,
Rp. 45.000/orang
-
Rp.40.000/kg
Modul, Peralatan Praktek,soft drink, dan makan siang
Rp.75.000/ orang/materi
Susur sungai
Operator
Rp. 10.000/orang
Berkebun, Games
Pemandu, Sound System, snack dan minuman, makan siang Pemandu, bercocok tanam, beternak, panen sayuran, 3x makan, 2 snack dan perlengkapan camping
Rp. 100.000/orang
Pemandu, snack minuman, air mineral
Rp.35000-65000 (tergantung rute jarak) Rp. 50.000/orang)
Berkebun, flying fox, Two Line bridge, Hiking lintas bukit dan air terjun, camping, api unggun, aneka games Hiking Lintas Bukit Per mainan strategi berperang
dan
Paint gun, peluru (25 buah), uniform, referee, speeball area
Rp.175.000/orang (SMP-SMU) Rp. 195.000/orang (untuk keluarga atau umum mulai usia 12 tahun
dan
Harga yang ditetapkan oleh Little Farmers untuk setiap paket wista yang ditawarkan disesuaikan dengan segmen pelanggan baik untuk pelajar maupun untuk masyarakat umum. Harga tersebut juga disesuaikan dengan kualitas dan fasilitas yang diberikan.
6.4. Tempat (Place) Strategi tempat merupakan faktor yang sangat penting dari sebuah tempat wisata, karena dengan lokasi wisata yang strategis dan mudah dijangkau akan memudahkan masyarakat untuk berkunjung ke tempat tersebut. Terdapat beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam memilih tempat untuk agrowisata diantaranya lokasi dan sarana transportasi. Agrowisata Little Farmers memiliki
53
keuntungan dari segi tempat karena areanya yang luas dan pemandangan alamnya yang menarik untuk dilihat serta lokasinya yang berdekatan dengan tempat wisata gunung tangkuban perahu menjadikan keuntungan tersendiri bagi pihak Little Farmers untuk melakukan kegiatan promosinya.
6.5. Fasilitas Pendukung (Bukti Fisik) Bukti fisik merupakan fasilitas fisik yang mendukung keberadaan Agrowisata Little Farmers. Fasilitas tersebut disediakan dan diperhatikan oleh manajemen Agrowisata Little Farmers dalam upaya memberikan kepuasan dan kenyamanan kepada pengunjung. Hal ini sangat penting mengingat adanya rencana relokasi tempat yang sedang dirancang oleh manajemen Little Farmers. Beberapa bukti fisik yang mendukung keberadaan agrowisata Little Farmers adalah: 1. Penunjuk arah Agar memudahkan pengunjung menikmati fasilitas wisata maka jalan di kawasan Little Farmers dilengkapi dengan tanda-tanda jarak, papan keterangan. Hal tersebut digunakan agar pengunjung mudah dalam menjangkau tempat-tempat tertentu di dalam kawasan wisata seperti toilet, mushola, lokasi kebun dan lainlain. Sedangkan penunjuk arah menuju lokasi agrowisata masih belum disediakan oleh pihak Little Farmers. 2. Tempat Parkir Tempat parkir adalah lokasi yang sudah ditentukan untuk menempatkan kendaraan. Bagi pengunjung yang menggunakan bus atau kendaraan pribadi, Little Farmers menyediakan tempat parkir yang cukup luas dan terdiri dari dua areal parkir. Areal parkir di depan agrowisata digunakan sebagai tempat parkir kendaraan besar (bus). Sedangkan areal parkir di samping agrowisata digunakan sebagai areal parkir kendaraan pribadi (mobil dan motor). 3. Toilet Little Farmers menyediakan fasilitas toilet yang cukup memadai bagi pengunjung. Sarana toilet di Agrowisata Little Farmers tersedia di lokasi yang mudah dijangkau pengunjung. Kebersihan dan kenyamanan toilet sudah cukup diperhatikan oleh pihak manajemen Little Famers.
54
4. Tempat Ibadah Pengunjung yang beragama Islam tentunya memerlukan tempat ibadah untuk menjalankan kewajiban solat lima waktu. Little Farmers menyediakan fasilitas mushola yang letaknya berada di tengah-tengah tempat wisata, tujuannya agar mushola dapat mudah dijangkau dari seluruh tempat paket wisata. Pihak manajemen juga sangat memperhatikan kebersihan dan kenyamanan musholla. Selain Musholla, di depan lokasi Little Farmers juga terdapat sebuah mesjid milik PT Bio Farma yang mudah dijangkau sehingga pengunjung dapat juga melaksanakan sholat lima waktu di mesjid tersebut. 5. Fasilitas Bermain Agrowisata Little Farmers menyediakan berbagai fasilitas bermain seperti ketapel, egrang, kuda tunggang, dan lain-lain. Hal ini dikarenakan banyak pengunjung Little Farmers yang berasal dari kalangan anak-anak yang masih mempunyai jiwa bermain, sehingga pengunjung yang masih anak-anak bisa berwisata kebun sambil mencoba fasilitas permainan yang disediakan oleh manajemen Little Farmers. 6. Gajebo Little Farmers membangun gajebo (bangunan tanpa dinding) sebagai tempat peristirahatan bagi pengunjung. Pengunjung yang kelelahan setelah menikmati berbagai paket wisata dapat beristirahat di gajebo. Bangunan ini dibuat seperti saung tanpa dinding sehingga meskipun sambil beristirahat pengunjung tetap dapat melihat pemandangan dan aktifitas yang sedang berlangsung di sekitar lingkungan agrowisata Little Farmers. 7. Kebun Percobaan Little Farmers mempunyai lahan sebagai kebun percobaan yang dijadikan sebagai tempat pendidikan bercocoktanam dan beternak bagi pengunjung. Hal ini sesuai dengan visi Little Farmers yaitu “Program kegiatan pendidikan dan wisata berkebun yang menitikberatkan kepada pengalaman langsung di alam terbuka (Learn by doing) dengan misi untuk mengenalkan sejak dini proses bercocoktanaman dan beternak agar pengunjung dapat lebih memahami dan mensyukuri nikmat yang Tuhan berikan.
55
8. Desain dan Layout Desain dan Layout pada Agrowisata Little Farmers didesain sebagus mungkin. Penempatan semua tempat paket wisata tidak terlalu jauh antara satu tempat ke tempat yang lain, sehingga pengunjung dapat dengan mudah mengikuti pemandu dengan nyaman dan tenang.
56
VII ANALISIS PRIORITAS BAURAN PEMASARAN AGROWISATA LITTLE FARMERS 7.1.
Analisis
Identifikasi
Faktor-Faktor
Penyusun
Strategi
Bauran
Pemasaran Strategi pemasaran sangat penting dan dibutuhkan bagi setiap perusahaan baik yang bergerak di bidang industri, perdagangan, jasa, maupun bidang lainnya. Little Farmers sebagai sebuah agrowisata yang menawarkan jasa pariwisata perlu merancang dan menerapkan konsep bauran pemasaran yang tepat sehingga tujuan dari kegiatan pemasran yang diinginkan dapat tercapai. Pada penerapan suatu strategi, khususnya strategi pemasaran harus dirancang sedemikian rupa agar tujuan dari kegiatan pemasaran yang diinginkan dapat tercapai. Agar suatu strategi dapat berhasil diterapkan dan tepat sasaran, maka strategi tersebut harus dilaksanakan pada saat yang tepat dan dengan cara yang tepat. Salah satu cara agar agrowisata Little Farmers mendapatkan tingkat prioritas terbaik untuk pelaksanaan strategi bauran pemasarannya adalah dengan menerapkan metode Proses Hirarki Analitik (PHA) dalam analisisnya. Untuk penyusunan hierarki, terlebih dahulu harus memperhatikan tujuan dari strategi pemasaran yang akan diterapkan dan faktor-faktor penyusun strategi bauran pemasarannya. Berdasarkan hasil wawancara dengan pihak perusahaan dapat diketahui tujuan perusahaan dalam melakukan kegiatan bauran pemasaran yaitu: 1. Meningkatkan Jumlah pengunjung Agrowisata Little Farmers Tujuan Little Farmers untuk meningkatkan jumlah pengunjung merupakan tujuan jangka pendek yang ingin dicapai. Hal tersebut dikarenakan dengan semakin meningkatnya jumlah pengunjung maka pendapatan yang didapat dari penjualan tiket masuk dan penjualan berbagai komoditi tanaman Little Farmers dapat bertambah. Selain itu, dengan meningkatnya jumlah pengunjung merupakan modal dalam pengembangan Agrowisata Little Farmers sebagi agrowisata yang potensial.
57
2. Menjadikan Little Farmers sebagai objek agrowisata yang potensial di Jawa Barat dengan memberikan program kegiatan pendidikan dan wisata berkebun. Tujuan ini merupakan tujuan jangka panjang Little Farmers sesuai dengan visi Little Farmers yaitu “Program kegiatan pendidikan dan wisata berkebun yang menitikberatkan kepada pengalaman langsung di alam terbuka (learn by doing)” dengan misi antara lain mengenalkan sejak dini proses memelihara ternak dan proses bercocok tanam dari mulai penanaman hingga panen bersama agar dapat lebih memahami dan mesyukuri nikmat yang Tuhan berikan. Agrowisata yang potensial adalah agrowisata yang mempunyai potensi dari berbagai segi baik potensi pariwisata, potensi pendidikan, maupun potensi bagi penerimaan daerah. Setelah tujuan dari strategi bauran pemasaran dirumuskan, kemudian Little Farmers perlu mengidentifikasikan faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan strategi bauran pemasaran. Faktor dan sub faktor yang mempengaruhi penyusunan strategi bauran pemasaran Agrowisata Little Farmers adalah: 1. Faktor Produk/jasa, sub faktor yang diperhatikan adalah: a. Kualitas Paket Wisata dari segi manfaat dan pengetahuan yang diperoleh misalnya Berkebun dan Beternak, Berkebun Plus, Flying Fox, dan lain-lain. b. Kuantitas paket wisata (banyaknya paket wisata yang ditawarkan) c. Keanekagaman tanaman dan ternak 2. Faktor Harga, sub faktor yang diperhatikan adalah: a. Kesesuaian harga dengan mutu b. Harga dilihat dari segmen pelanggan 3. Faktor Promosi, sub faktor yang diperhatikan adalah: a.Iklan b. Promosi penjualan c. Pemasaran langsung d. Hubungan masyarakat 4. Faktor Tempat, sub faktor yang diperhatikan adalah: a. Lokasi yang strategis b. Kebersihan dan kenyamanan c. Tempat penyediaan infomasi 5. Faktor orang, sub faktor yang diperhatikan adalah:
58
a. Jumlah pemandu b. Kompetensi c. Kesigapan dalam pelayanan d. Keramahan 6. Faktor proses, sub faktor yang diperhatikan adalah: a. Tanggapan atas keluhan b. Kecepatan pelayanan c. Kualitas pelayanan 7. Faktor bukti fisik a. Penunjuk arah b. Tempat parkir c. Toilet d. Tempat ibadah e. Fasilitas bermain f. Gajebo g. Desain dan layout h. Kebun percobaan
7.2. Analisis Hasil Pengolahan Horizontal Agrowisata Little Farmers Pengolahan horizontal bertujuan untuk melihat prioritas suatu elemen terhadap tingkat yang berada satu tingkat di atas elemen tersebut dalam suatu struktur hirarki keputusan. Melalui identifikasi, hasil wawancara dan pengisian questioner yang diberikan kepada pihak manajemen Little Farmers, didapatkan struktur hirarki beserta data yang berguna untuk memudahkan proses pengambilan keputusan. Data hasil Pengisian questioner kemudian diolah secara horizontal dengan menggunakan software expert choice Version 2000.
7.2.1. Analisis Hasil Pengolahan Horizontal Elemen Tujuan Hasil Pengolahan ini merupakan pengolahan hirarki di tingkat dua untuk mengetahui tujuan yang diprioritaskan dalam strategi bauran pemasaran. Hasil pengolahan horizontal elemen tujuan pemasaran di Agrowisata Little dengan menggunakan software expert Choice version 2000 disajikan dalam Tabel 11.
59
Tabel 11. Hasil Analisis Prioritas Elemen Tujuan Pemasaran di Little Farmers. Tujuan
Bobot
Prioritas
Meningkatkan Jumlah Pengunjung
0,750
1
Menjadikan Little Farmers sebagai objek wisata yang potensial di Jawa Barat dengan memberikan pendidikan dan wisata berkebun Rasio Inkonsistensi
0,250
2
0,00
Hasil analisis prioritas Elemen tujuan pemasaran di Little Farmers menunjukkan bahwa tujuan untuk meningkatkan jumlah pengunjung merupakan prioritas utama dari kegiatan bauran pemasaran dengan bobot 0,750. Sedangkan tujuan untuk menjadikan Little Farmers sebagai objek wisata yang potensial di Jawa Barat dengan memberikan pendidikan dan wisata berkebun mendapat prioritas kedua dengan bobot 0,250. Tujuan meningkatkan jumlah pengunjung lebih diprioritaskan oleh Little Farmers karena dengan meningkatnya jumlah pengunjung maka pendapatan yang diperoleh dari penjualan paket wisata dan penjualan komoditi hasil pertanian Little Farmers semakin bertambah. Selain itu, manajemen lebih memprioritaskan tujuan untuk meningkatkan jumlah pengunjung dikarenakan persaingan dengan agrowisata lain yang berada di sekitar Little Farmers sehingga hal ini menjadi perhatian bagi pihak Little Farmers untuk lebih meningkatkan strategi pemasarannya. Menjadikan Little Farmers sebagai objek wisata yang potensial di Jawa Barat dengan memberikan program pendidikan dan wisata berkebun mendapat prioritas kedua karena jika tujuan untuk meningkatkan jumlah pengunjung terpenuhi maka secara tidak langsung akan menjadikan Little Farmers sebagai objek wisata yang potensial di Jawa Barat dengan memberikan pendidikan tentang agribisnis dan berpotensi menghasilkan penerimaan daerah.
7.2.2. Analisis Hasil Pengolahan Horizontal Elemen Bauran Pemasaran Hasil pengolahan ini merupakan pengolahan hirarki pada tingkat tiga untuk mengetahui faktor-faktor yang diprioritaskan dalam bauran pemasaran terhadap masing-masing tujuan. Hasil pengolahan dapat dilihat pada Tabel 12.
60
Tabel 12. Hasil pengolahan Horizontal Elemen Bauran Pemasaran Agrowisata Little Farmers Tujuan
Meningkatkan Jumlah Pengunjung Agrowisata Little Farmers
Menjadikan Agrowisata Little Farmers sebagai objek wisata yang potensial di Jawa Barat
Strategi Operasional
Bobot
Prioritas
Produk Harga Promosi Tempat Orang Proses Bukti Fisik Produk Harga Promosi Tempat Orang Proses Bukti Fisik
0,180 0,161 0,165 0,213 0,082 0,092 0,107 0,202 0,149 0,120 0,168 0,108 0,134 0,119
2 4 3 1 7 6 5 1 3 5 2 7 4 6
Rasio Inkonsi stensi 0,02
0,03
Pengolahan secara horizontal pada tingkat tiga ini secara keseluruhan telah memenuhi rasio inkonsistensi, yaitu dibawah 10 persen. Hasil pengolahan menunjukkan bahwa pada tujuan meningkatkan jumlah pengunjung, strategi tempat menempati urutan pertama dengan bobot 0,213. Hal ini dikarenakan Little Farmers sebagai agrowisata yang menawarkan pendidikan berkebun, beternak sambil berwisata memerlukan suatu lokasi yang memiliki keadaan alam dengan kondisi tanah yang subur dan pemandangan yang indah. Selama ini lokasi agrowisata Little Farmers dinilai cukup strategis sebagai sebuah agrowisata. Little Farmers terletak pada lokasi yang memiliki pemandangan yang indah serta kondisi tanah yang subur sehingga sangat cocok untuk kegiatan pendidikan pertanian sambil berwisata kebun. Hal ini dapat menjadi keunggulan untuk menarik pengunjung. Strategi produk menempati prioritas kedua setelah tempat dengan bobot 0,180. Sebagai sebuah agrowisata Little Farmers harus memperhatikan produk yang ditawarkan sehingga dapat menarik masyarakat untuk berkunjung ke Little Farmers. Dengan semakin manariknya produk yang ditawarkan diharapkan dapat menarik banyak pengunjung untuk datang ke Little Farmers. Produk-produk yang ditawarkan oleh Little Farmers saat ini terdiri dari program kegiatan wisata kebun yang mengandung unsur pendidikan bercocok tanam dan berkebun dan berbagai paket wistata alam lainnya. 61
Strategi promosi menempati prioritas ketiga dari prioritas bauran pemasaran dengan tujuan untuk meningkatkan jumlah pengunjung Little Farmers dengan bobot 0,165. Pihak manajemen Little Farmers menilai bahwa promosi memegang peranan yang cukup penting dalam menarik masyarakat untuk berkunjung ke Little Farmers. Hal ini terbukti dari kenaikan jumlah pengunjung pada tahun 2005 dan 2006 karena pada tahun-tahun tersebut
promosi yang
dilakukan cukup gencar. Strategi harga menempati prioritas keempat dari prioritas bauran pemasaran dengan tujuan untuk meningkatkan jumlah pengunjung dengan bobot 0,161. Harga dinilai
merupakan unsur
bauran pemasaran yang dapat
menghasilkan keuntungan melalui pendapatan yang diperoleh dari penetapan harga. Penetapan harga yang tepat, baik berdasarkan segmentasi pengunjung maupun berdasarkan kesesuaian harga dengan mutu produk diperlukan agar dapat tercapai tujuan untuk meningkatkan jumlah pengunjung. Prioritas kelima dari dari bauran pemasaran dengan tujuan untuk meningkatkan jumlah pengunjung adalah bukti fisik dengan bobot 0,107. Bukti fisik merupakan fasilitas yang mendukung keberadaan sebuah agrowisata yang menawarkan jasa wisata. Semakin lengkap fasilitas suatu agrowisata, maka akan memberikan kepuasan kepada pengunjung terhadap fasilitas yang tersedia sehingga diharapkan akan melakukan kunjungan kembali serta memberikan informasi yang baik kepada kerabat, teman maupun masyarakat lainnya tentang keunggulan agrowisata Little Farmers. Strategi proses mendapat prioritas keenam dari tujuan meningkatkan jumlah pengunjung dengan bobot 0,092. Proses merupakan faktor yang harus perlu diperhatikan agar pengunjung merasa puas terhadap proses pelayanan yang diberikan. Proses dalam strategi bauran pemasaran Agrowisata Little Farmers meliputi tanggapan atas keluhan, kualitas pelayanan dan kecepatan layanan. Keberhasilan suatu proses juga akan mempengaruhi tercapainya tujuan perusahaan. Prioritas terakhir bauran pemasaran dengan tujuan meningkatkan jumlah pengunjung adalah orang dengan bobot 0,082. Strategi orang merupakan faktor yang harus diperhatikan dalam bauran pemasaran, sebagai usaha yang
62
menawarkan jasa, orang merupakan faktor yang menentukan kualitas dari pelayanan yang ditawarkan oleh tempat wisata. Oleh karena itu Little Farmers juga perlu memperhatikan strategi orang dalam strategi pemasarannya untuk mendukung tujuan
perusahaan khsusunya
tujuan
meningkatkan
jumlah
pengunjung. Berdasarkan hasil pengolahan horizontal elemen bauran pemasaran untuk tujuan yang kedua yaitu tujuan menjadikan Agrowisata Little Farmers sebagai objek wisata yang potensial di Jawa Barat. Prioritas utama untuk tujuan tersebut adalah strategi produk dengan bobot 0,202. Pihak manajemen menilai bahwa semakin baik kualitas produk/jasa yang diberikan dan sesuai dengan keinginan pengunjung menyebabkan pengunjung melakukan kunjungan kembali. Dalam menjadikan Little Farmers sebagai agrowisata yang potensial di Jawa Barat, pihak manajemen Little Farmers terus mengembangkan kualitas produk/jasa yang diberikan kepada pengunjung. Citra usaha Little Farmers sebagai agrowisata yang memberikan pendidikan dan pengetahuan bercocoktanam dan beternak sambil berwisata kebun merupakan peluang untuk bisa menjadi agrowisata yang potensial di Jawa Barat. Strategi Tempat menempati prioritas untuk tujuan menjadikan Little Farmers sebagai agrowisata yang potensial di Jawa Barat dengan bobot 0,168. Strategi penempatan lokasi agrowisata yang strategis akan memberikan peluang untuk menjadi agrowisata yang potensial. Prioritas ketiga elemen bauran pemasaran untuk tujuan menjadikan agrowisata Little Farmers sebagai agrowisata yang potensial di Jawa Barat adalah harga dengan bobot 0,149. Hampir sama dengan tujuan meningkatkan jumlah pengunjung, penetapan harga yang tepat berdasarkan segmentasi maupun berdasarkan mutu produk/ jasa harus diperhatikan agar tujuan menjadikan Little Farmers sebagai agrowisata yang potensial di Jawa Barat dapat tercapai. Strategi proses menempati prioritas keempat dari elemen bauran pemasaran dengan tujuan untuk menjadikan Little Farmers sebagai agrowisata yang potensial di Jawa Barat dengan bobot 0,134. Strategi proses menempati urutan keempat karena keberhasilan agrowisata ditentukan juga oleh proses yang
63
dilakukan untuk menjadikan suatu agrowisata yang potensial. Semakin baik proses yang dilakukan maka hasilnya akan semakin baik juga. Prioritas kelima elemen bauran pemasaran dengan tujuan manjadikan Agrowisata Little Farmers sebagai agrowisata yang potensial adalah promosi dengan bobot 0,120. Strategi promosi juga memegang peranan yang cukup penting mengingat fungsi promosi untuk memperkenalkan agrowisata Little Farmers ke masyarakat luas. Melalui strategi promosi masyarakat akan memperoleh informasi mengenai keberadaan dan keunggulan yang dimiliki oleh Little Farmers sehingga pada akhirnya masyarakat dapat memutuskan untuk berkunjung ke Little Farmers. Prioritas keenam elemen bauran pemassaran dengan tujuan menjadikan Agrowisata Little Farmers sebagai agrowisata yang potensial di Jawa Barat adalah bukti fisik dengan bobot 0,119. Keberadaan Little Farmers sebagai sebuah agrowisata perlu ditunjang oleh adanya bukti fisik atau fasilitas fisik yang lengkap sehingga akan memberikan kepuasan kepada pengunjung dan memungkinkan untuk dapat menarik pengunjung lebih banyak lagi. Pada akhirnya dengan peningkatan jumlah pengunjung tersebut tujuan untuk menjadikan Little Farmers sebagai agrowisata yang potensial di Jawa Barat dapat tercapai. Strategi orang merupakan prioritas terakhir dari elemen bauran pemasaran dengan tujuan menjadikan Little Farmers sebagai agrowisata yang potensial di Jawa Barat. dengan bobot 0,108. Meskipun menempati prioritas terakhir, faktor orang juga merupakan faktor yang perlu diperhatikan oleh pihak manajemen Little Farmers karena tanpa adanya sumberdaya manusia yang kompeten serta tanpa adanya komitmen dari karyawan beserta manajemen untuk mengembangkan Little Farmers menjadi agrowisata yang potensial, maka tujuan tersebut tidak akan tercapai.
7.2.3. Analisis Hasil Pengolahan Horizontal Elemen Strategi Operasional Hasil pengolahan ini merupakan pengolahan hirarki pada tingkat empat untuk menentukan prioritas masing-masing strategi operasional dari hirarki tingkat tiga yaitu elemen bauran pemasaran yang sesuai dengan tujuan strategi pemasaran yang ingin dicapai oleh Little Farmers.
64
Hasil pengolahan horizontal elemen strategi operasional dengan tujuan untuk meningkatkan jumlah pengunjung dapat dilihat pada Tabel 13.
Tabel 13. Hasil Pengolahan Horizontal Elemen Strategi Operasional untuk Tujuan Meningkatkan Jumlah Pengunjung Little Farmers Bauran Pemasaran Produk
Harga Promosi
Tempat
Orang
Proses
Bukti Fisik
Strategi Operasional Kualitas Paket wisata Kuantitas Paket wisata Keanekaragaman tanaman dan ternak Kesesuaian harga dengan mutu Harga dilihat dari segmen pelanggan Iklan Promosi Penjualan Hubungan Masyarakat Pemasaran Langsung Lokasi yang strategis Kebersihan dan kenyamanan Tempat Penyedia Informasi Jumlah Pemandu Kompetensi Kesigapan dalam pelayanan Keramahan Tanggapan atas keluhan Kecepatan Pelayanan Kualitas Layanan Penunjuk arah Tempat parker Toilet Tempat Ibadah Fasilitas bermain Gajebo Desain dan layout Kebun Percobaan
Bobot
Prioritas
0,573 0,182 0,245 0,366 0,634 0,287 0,224 0,215 0,274 0,705 0,145 0,149 0,277 0,345 0,168 0,211 0,242 0,366 0,392 0,046 0,087 0,108 0,141 0,165 0,070 0,132 0,250
1 3 2 2 1 1 3 4 2 1 3 2 2 1 4 3 3 2 1 8 6 5 3 2 7 4 1
Rasio Inkonsistensi 0,00
0,00 0,03
0,00
0,02
0,00
0,04
Hasil pengolahan horizontal elemen strategi operasional dengan tujuan meningkatkan jumlah pengunjung Little Farmers menunjukkan bahwa untuk bauran pemasaran produk, strategi operasional kualitas paket wisata memperoleh prioritas pertama dengan bobot 0,573. Hal ini dikarenakan sesuai dengan visi Little Farmers yaitu memberikan program pendidikan dan wisata berkebun yang menitikberatkan kepada pengalaman langsung di alam terbuka (learn by doing) antara lain mengenalkan sejak dini proses memelihara ternak dan proses bercocok tanam mulai dari penanaman sampai panen panen, sehingga Little Farmers lebih memperhatikan segi kualitas paket wisata yang ditawarkan.
65
Prioritas kedua dari bauran pemasaran produk adalah strategi operasional keanekaragaman tanaman dan ternak dengan bobot 0,245. Keanekaragaman tanaman dan ternak manjadi prioritas kedua karena semakin banyak jenis tanaman dan ternak yang dikoleksi Little Farmers diharapkan lebih menarik pengunjung untuk datang dan belajar berbagai jenis tanaman dan ternak. Prioritas terakhir dari bauran pemasaran produk adalah strategi operasional kuantitas paket wisata dengan bobot 0,182. Banyaknya paket-paket wisata yang ditawarkan Little Farmers akan menjadi daya tarik pengunjung untuk melihat dan mencoba paket wisata tersebut. Harga dilihat dari segmen pelanggan merupakan strategi operasional yang memperoleh prioritas pertama dari bauran pemasaran harga dengan bobot 0,634. Penetapan harga untuk meningkatkan jumlah pengunjung adalah dengan membedakan harga tiket masuk pengunjung untuk rombongan pelajar yang bertujuan untuk melakukan studi tour dengan harga tiket untuk masyarakat umum. Harga dilihat dari persepsi mutu memperoleh prioritas kedua dengan bobot 0,245. Little Farmers berusaha menetapkan harga sesuai dengan mutu paket wisata dan layanan yang ditawarkan, sehingga pengunjung memperoleh kepuasan dari kunjungannya tersebut. Strategi operasional Iklan menempati prioritas pertama dari bauran pemasran promosi dengan bobot 0,287. Iklan memegang peranan penting dalam mempromosikan Little Farmers kepada masyarakat. Promosi Little Farmers dengan menggunakan iklan sebagai media promosi diantaranya menggunakan media cetak dan elektronik, mengikuti pameran, penerbitan brosur, dan lainnya dengan tujuan untuk memuat profil tentang Little Farmers. Strategi operasional pemasaran langsung mendapat prioritas kedua dari bauran pemasaran promosi dengan bobot 0,274. Pemasaran langsung dengan memberikan brosur tentang Little Farmers kepada pengunjung yang datang serta menjalin kedekatan dan keakraban dengan pengunjung terbukti efektif untuk menjaga loyalitas pengunjung. Pemasaran langsung yang dilakukan Little Farmers
juga
dilakukan
dengan
mendatangi
sekolah-sekolah
untuk
memperkenalkan Little Farmers.
66
Strategi operasional prioritas ketiga
dari bauran pemasaran promosi
adalah promosi penjualan dengan bobot 0,224. Little Farmers menerapkan promosi penjualan melalui pemberian potongan harga atau diskon.. Strategi operasinal prioritas terakhir dari bauran pemasaran promosi adalah hubungan masyarakat dengan bobot 0,215. Little Farmers berusaha menjaga hubungan baik dengan masyarakat disekitar lingkungan agrowisata Little Farmers untuk memberikan kesan baik bagi Little Farmers sehingga masyarakat sekitar pun tertarik untuk berkunjung ke Little Farmers. Strategi
operasional
prioritas
pertama
dari
bauran
pemasaran
tempat/saluran distribusi adalah lokasi yang strategis dengan bobot 0,705. Manajemen menjadikan lokasi yang strategis menjadi prioritas utama dikarenakan lokasi yang strategis akan menarik pengunjung untuk datang ke Little Farmers. Selain itu munculnya kebijakan PT Bio Farma untuk relokasi tempat Little Farmers juga menjadikan lokasi yang strategis menjadi prioritas pertama dalam bauran pemasaran tempat. Penyediaan tempat informasi menjadi prioritas kedua dari bauran pemasaran tempat dengan bobot 0,149. Penyediaan informasi ditempat-tempat strategis sangat diperlukan masyarakat yang ingin mengetahui informasi tentang keberadaan Little Farmers dan produk/ jasa apa saja yang ditawarkan di Little Farmers. Prioritas terakhir dari bauran pemasran tempat adalah kebersihan dan kenyamanan dengan bobot 0,145. Lingkungan tempat yang bersih merupakan perhatian serius bagi Little Farmers sebagai sebuah agrowisata. Keindahan, kenyamanan dan kebersihan merupakan hal yang perlu dipertahankan dalam menjaga kondisi alam di sekitar Little Farmers agar tetap alami. Kompetensi memperoleh prioritas pertama dari bauran pemasaran orang dengan bobot 0,345. Little Farmers perlu memperhatikan pengetahuan karyawankaryawannya. Hal ini diperlukan agar dalam melayani pengunjung karyawan dan pemandu dapat menjelaskan tentang profil Little Farmers dengan baik kepada pengunjung. Prioritas kedua adalah jumlah pemandu dengan bobot 0,277. Jumlah karyawan dan pemandu dalam sebuah agrowisata juga harus diperhatikan karena jumlah karyawan dan pemandu harus disesuaikan dengan luas organisasi sehingga dengan jumlah karyawan yang ada program kerja dapat terlaksana.
67
Prioritas ketiga dari bauran pemasaran orang adalah keramahan dengan bobot 0,211. Keramahan karyawan dan pemandu juga diperhatikan karena dengan keramahan kedekatan dan keakraban karyawan/pemandu dengan pengunjung akan terjalin dengan baik. Prioritas terakhir adalah kesigapan dalam pelayanan dengan bobot 0,168. Kesigapan dalam pelayanan diperlukan oleh Little Farmers karena kualitas dari jasa yang ditawarkan dipengaruhi juga oleh orang-orang yang bekerja di tempat tersebut. Kualitas layanan menempati prioritas pertama dari bauran pemasaran proses dengan bobot 0,392. Kualitas layanan memegang peranan yang sangat penting dalam meningkatkan jumlah pengunjung Little Farmers karena dengan kualitas layanan yang baik akan memberikan citra yang baik pula bagi Little Farmers. Prioritas kedua adalah kecepatan pelayanan dengan bobot 0,366. Little Farmers berusaha memberikan pelayanan yang cepat sehingga pengunjung juga dapat dengan cepat belajar dan melihat berbagai paket yang ditawarkan. Prioritas terakhir dari bauran pemasaran proses adalah tanggapan atas keluhan dengan bobot 0,242. Keluhan para pengunjung berusaha ditanggapi Little Farmers dengan serius sehingga keinginan pengunjung dapat diberikan, selain itu keluhan dari pengunjung juga menjadi bahan masukan bagi Little Farmers untuk memperbaiki kinerjanya. Prioritas pertama dari bauran pemasaran bukti fisik adalah kebun percobaan dengan bobot 0,250. Keberadaan kebun percobaan menjadi fasilitas yang mutlak harus disediakan karena program Little Farmers sebagai sebuah agrowisata yang memberikan pendidikan dan wisata berkebun bagi pengunjung. Prioritas kedua adalah fasilitas bermain dengan bobot 0,165. Hal ini terkait, banyak sekali pengunjung dari kalangan play group, TK, hingga pelajar sekolah dasar yang masih mempunyai jiwa untuk bermain. Prioritas ketiga adalah tempat ibadah dengan bobot 0,141. Selain keberadaan tempat ibadah, perlengkapan yang menunjang tempat ibadah juga perlu diperhatikan. Prioritas keempat dari bauran pemasaran bukti fisik adalah desain dan layout dengan bobot 0,132. Little Farmers membuat desain dan layout dengan maksud untuk mempermudah pengunjung menikmati setiap paket yang ada. Prioritas kelima adalah toilet dengan bobot 0,108. Keberadaan toilet dan
68
kebersihan serta ketersediaan air juga selalu diperhatikan oleh manajemen Little Farmers. Prioritas keenam adalah tempat parkir dengan bobot 0,087. Untuk memberikan kenyamanan penyimpanan kendaraan baik pribadi maupun umum, Little Farmers menyediakan area parkir yang cukup luas. Prioritas ketujuh adalah Gajebo (saung tempat istirahat) dengan bobot 0,070. Bagi pengunjung yang merasa lelah Little Farmers berusaha menyediakan tempat istirahat dan makan yang didesain tanpa dinding berupa saung sehingga pengunjung tetap dapat menikmati keindahan dan suasana wisata di Little Farmers. Prioritas terakhir dari bauran pemasaran bukti fisik adalah penunjuk arah dengan bobot 0,046. Penunjuk arah dibuat oleh Little Farmers dengan tujuan menunjukkan lokasi-lokasi tertentu yang ada di dalam lingkungan agrowisata.
Tabel 14. Hasil pengolahan Horizontal Elemen strategi operasional untuk tujuan menjadikan Little Farmers sebagai agrowisata potensial di Jawa Barat Bauran Pemasaran Produk
Harga Promosi
Tempat
Orang
Proses
Bukti Fisik
Strategi Operasional Kualitas Paket wisata Kuantitas paket wisata Keanekaragaman tanaman dan ternak Kesesuaian harga dengan mutu Harga dilihat dari segmen pelanggan Iklan Promosi Penjualan Hubungan Masyarakat Pemasaran Langsung Lokasi yang strategis Kebersihan dan kenyamanan Tempat Penyedia Informasi Jumlah Pemandu Kompetensi Kesigapan dalam pelayanan Keramahan Tanggapan atas keluhan Kecepatan Pelayanan Kualitas Layanan Penunjuk arah Tempat parker Toilet Tempat Ibadah Fasilitas bermain Gajebo Desain dan layout Kebun Percobaan
Bobot 0,600 0,200 0,200 0,366 0,634 0,282 0,215 0,295 0,208 0,616 0,209 0,174 0,208 0,396 0,161 0,235 0,169 0,387 0,443 0,046 0,086 0,107 0,145 0,163 0,076 0,107 0,270
Prioritas 1 2 2 2 1 2 3 1 4 1 2 3 3 1 4 2 3 2 1 7 5 4 3 2 6 4 1
Rasio Inkonsistensi 0,00
0,00 0,04
0,03
0,05
0,02
0,04
69
Berdasarkan Tabel 14. dapat dilihat bahwa kualitas paket wisata merupakan Prioritas pertama dengan bobot 0,600 dari bauran pemasaran produk dengan tujuan menjadikan Little Farmers sebagai agrowisata potensial yang memberikan program kegiatan pendidikan dan wisata berkebun kepada pengunjung. Hal ini dikarenakan semakin baik kualitas produk/jasa yang diberikan dan sesuai keinginan pengunjung memungkinkan pengunjung untuk melakukan kunjungan kembali. Keanekaragaman tanaman dan ternak dan kuantitas paket wisata mempunyai tingkat prioritas yang sama dengan bobot nilai prioritas yang sama 0,200. Hal ini menunjukkan bahwa banyaknya paket wiaata harus disertai dengan banyaknya jenis tanaman dan ternak yang harus dimiliki Little Farmers. Prioritas pertama dari bauran pemasaran harga adalah harga dilihat dari segmen pelanggan dengan bobot 0,634. Untuk mencapai tujuan menjadikan Little Farmers sebagai agrowisata yang potensial dengan memberikan pendidikan dan wisata berkebun. Little Farmers memberikan harga khusus bagi pelajar yang melakukan studi tour. Dengan demikian para pelajar bisa mengembangkan pendidikan tanpa harus dibebani biaya. Prioritas kedua adalah kesesuaian harga dengan mutu dengan bobot 0,366. Penetapan harga tidak berbeda antara tujuan untuk meningkatkan jumlah pengunjung dengan menjadikan Little Farmers sebagai agrowisata yang potensial. Sebagai agrowisata, Little Farmers selalu berusaha memberikan mutu pelayanan yang terbaik kepada pengunjung agar setiap biaya yang dikeluarkan pengunjung sesuai dengan mutu pelayanan yang diberikan Little Farmers. Strategi operasional yang menjadi prioritas utama dari bauran pemasaran tempat adalah lokasi yang strategis dengan bobot 0,616. Hal ini dikarenakan untuk menjadikan Little Farmers sebagai agrowisata yang potensial maka diperlukan penempatan lokasi yang strategis sehingga memudahkan pengunjung untuk datang ke lokasi. Prioritas kedua dari bauran pemasaran tempat adalah kebersihan dan kenyamanan dengan bobot 0,209. Little Farmers cukup memperhatikan kenyamanan dan kebersihan tempat wisata sehingga pengunjung merasa puas sehingga dapat melakukan kunjungan kembali ke Little Farmers. Prioritas terakhir dari bauran pemasaran tempat adalah tempat penyediaan
70
informasi dengan bobot 0,174. Melalui penempatan beberapa sarana informasi di beberapa tempat yang strategis, membuat masyarakat cepat untuk mengetahui dan mendapatkan keterangan mengenai agrowisata Little Farmers. Strategi operasional yang menjadi prioritas utama dari bauran pemasaran promosi adalah hubungan masyarakat dengan bobot 0,295. Little Farmers berusaha menjaga hubungan masyarakat melalui pengenalan citra Little Farmers sebagai agrowisata yang memberikan program pendidikan dan wisata berkebun bagi masyarakat sehingga dengan demikian tujuan Little Farmers sebagai agrowisata yang potensial dapat tercapai. Prioritas kedua adalah iklan dengan bobot 0,282. Melalui Iklan yang dipublikasikan di media elektronik dan media cetak Little Farmers berharap dapat dikenal oleh masyarakat luas dari berbagai daerah sehingga tujuan menjadikan Little Farmers sebagai agrowista yang potensial dapat diwujudkan. Prioritas ketiga bauran pemasaran promosi adalah Promosi penjualan dengan bobot 0,215. Promosi penjualan yang dilakukan Little Farmers dengan memberikan diskon atau potongan harga merupakan salah satu cara untuk menarik pengunjung sebanyak-banyaknya sehingga dari banyaknya pengunjung tersebut dapat memberikan informasi kepada masyarakat lainnya tentang keunggulan yang dimiliki Little Farmers dan pada akhirnya Little Farmers mempunyai peluang untuk menjadi agrowisata yang potensial. Prioritas terakhir adalah Pemasaran langsung dengan bobot 0,208. Untuk menjadikan Little Farmers sebagai agrowisata yang potensial, maka Little Farmers melakukan pemasaran langsung dengan mendatangi langsung sekolah-sekolah, dan menyebarkan brosur dengan maksud mengenalkan paket yang ditawarkan di Little Farmers yang mengandung unsur edukasi dan wisata berkebun. Strategi operasional yang menjadi prioritas utama dari bauran pemasaran orang adalah kompetensi dengan bobot 0,396. Untuk menjadikan Little Farmers sebagai agrowista yang potensial maka diperlukan sumberdaya yang kompeten. Pengetahuan dan keterampilan karyawan tentang agribisnis akan meningkatkan kualitas layanan Little Farmers. Prioritas kedua dari bauran pemsaran orang adalah keramahan dengan bobot
0,235.
Keramahan karyawan/pemandu
merupakan salah bentuk pelayanan yang harus dilaksanakan oleh para
71
karyawan/pemandu. Untuk mendukung tujuan menjadikan Little Farmers sebagai agrowisata yang potensial maka keramahan kepada pengunjung juga perlu diperhatikan.
Pengunjung
akan
merasa
dekat
dan
akrab
jika
para
karyawan/pemandu ramah kepada mereka. Prioritas ketiga dari bauran pemasaran orang untuk tujuan menjadikan Little Farmers sebagai agrowisata yang potensial adalah jumlah pemandu dengan bobot 0,208. Agar kualitas pelayanan dapat dilakukan secara maksimal maka perlu diperhatikan jumlah pemandu/karyawan yang bekerja di Little Farmers sehingga setiap pekerjaan dapat dilaksanakan tanpa adanya karyawan yang mendapat pekerjaan ganda. Prioritas terakhir dari bauran pemasaran orang adalah kesigapan dalam pelayanan dengan bobot 0,161. Karyawan/pemandu yang selalu sigap dalam memberikan pelayanan akan memberikan citra yang baik bagi Little Farmers. Strategi operasional yang menjadi prioritas utama untuk bauran pemasaran proses dengan tujuan menjadikan Little Farmers sebagai agrowista yang potensial adalah kualitas layanan dengan bobot 0,443. Kualitas layanan yang baik akan memberikan citra yang baik pula bagi agrowisata Little Farmers sehingga Little Famers punya potensi besar untuk dikenal oleh masyarakat secara luas. Prioritas kedua dari bauran pemasaran proses adalah kecepatan pelayanan dengan bobot 0,387. Proses pelayanan yang cepat yang diberikan Little Farmers akan memberikan kepuasan layanan bagi pengunjung sehingga tujuan untuk menjadikan Little Farmers sebagai agrowisata yang potensial dapat direalisasikan. Prioritas terakhir dari bauran pemasaran proses adalah tanggapan atas keluhan dengan bobot 0,169. Setiap keluhan yang masuk dari pengunjung berusaha ditanggapi dengan serius dan diperbaiki oleh manajemen Little Farmers. Hal ini dimaksudkan agar pengunjung merasa dihargai sebagai tamu yang berkunjung ke Little Farmers. Strategi operasional yang menjadi prioritas pertama dari bauran pemasaran bukti fisik dengan tujuan menjadikan Little Farmers sebagai agrowisata yang potensial adalah kebun percobaan dengan bobot 0,270. Keberadaan kebun percobaan merupakan syarat yang harus dipenuhi Little Farmers sesuai dengan visinya yaitu memberikan program pendidikan berkebun dan beternak sambil
72
berwisata sehingga keberadaan kebun percobaan diperlukan untuk mendukung visinya tersebut. Prioritas kedua adalah Fasilitas bermain dengan bobot 0,163. Keberadaan fasilitas bermain mengingat banyaknya pengunjung yang masih anakanak yang masih memiliki jiwa untuk bermain. Prioritas ketiga adalah tempat ibadah dengan bobot 0,145. keberadaan tempat ibadah seperti mushola merupakan hal yang harus diperhatikan Little Farmers karena setiap pengunjung memiliki kewajiban untuk melaksanakan ibadahnya. Desain dan layout dan toilet mempunyai prioritas yang sama, yaitu menempati prioritas keempat untuk bauran pemasaran bukti fisik dengan bobot yang sama yaitu 0,107. Kedua bukti fisik ini perlu diperhatikan untuk memberikan kenyamanan dan kepuasan pengunjung serta untuk memberikan kesan yang baik bagi Little Farmers. Prioritas kelima adalah tempat parkir dengan bobot 0,86. Keberadaan dan kenyamanan tempat parkir perlu diperhatikan oleh Little Farmers. Pengunjung akan lebih mudah menyimpan kendaraannya jika lahan parkir tersedia cukup luas, pengunjung juga akan merasa nyaman apabila lahan parkir terjaga keamanannya. Prioritas keemam dari bauran pemasaran bukti fisik dengan tujuan menjadikan Little Farmers sebagai agrowisata yang potensial adalah adalah gajebo dengan bobot 0,076. Gajebo merupakan bangunan tanpa dinding yang berupa saung, Little Farmers membangun gajebo sebagai tempat istirahat dan makan bagi pengunjung sehingga pengunjung diharapkan merasa nyaman dengan adanya tempat peristirahatan tersebut. Prioritas terakhir dari bauran pemasaran bukti fisik untuk tujuan menjadikan Little Farmers sebagai agrowisata yang potensial adalah penunjuk arah dengan bobot 0,046. Little Farmers perlu dilengkapi dengan penunjuk arah baik penunjuk arah menuju ke tempat lokasi wisata maupun penunjuk arah di dalam lingkungan agrowisata sehingga mempemudah pengunjung untuk menemukan lokasi yang dituju. 7.3. Analisis Hasil Pengolahan Vertikal Agrowisata Little Farmers Tujuan pengolahan vertikal adalah untuk mendapatkan suatu prioritas pengaruh setiap elemen pada level tertentu dalam suatu hirarki keputusan terhadap fokus atau sasaran utamanya pada tingkat satu. Pengolahan vertikal dilakukan
73
setelah matriks pendapat diolah secara horizontal dan telah memenuhi persyaratan rasio inkonsistensi, yaitu sebesar 10 persen.
7.3.1. Analisis Hasil Pengolahan Vertikal Elemen Tujuan Hasil pengolahan vertikal untuk elemen tujuan dapat dilihat pada Tabel 15
Tabel 15. Hasil Pengolahan Vertikal Elermen tujuan Agrowisata Little Farmers Tujuan Meningkatkan Jumlah Pengunjung Menjadikan Little Farmers sebagai agrowisata Potensial di Jawa Barat Dengan mempertahankan citra sebagai wahana pendidikan dan wisata berkebun Rasio Inkonsistensi
Bobot 0,750 0,250
Prioritas 1 2
0,00
Berdasarkan Tabel 15 dapat dilihat bahwa hasil pengolahan untuk elemen tujuan menunjukkan prioritas dan bobot yang sama dengan hasil pengolahan secara horizontal pada tingkat dua. Hasil pengolahan vertikal tingkat elemen tujuan atau tingkat dua telah memenuhi rasio inkonsistensi yaitu dibawah 10 persen. Prioritas pertama dari hasil pengolahan vertikal elemen tujuan adalah tujuan untuk meningkatkan jumlah pengunjung dengan bobot 0,750. Kemudian prioritas kedua adalah tujuan menjadikan Little Farmers sebagai agrowisata potensial di Jawa barat dengan memberikan pendidikan dan wisata berkebun dengan bobot 0,250. Little Farmers lebih memprioritaskan tujuan untuk meningkatkan jumlah pengunjung karena dengan semakin banyak pengunjung yang datang maka pendapatan yang diterima oleh pengelola Little Farmers akan semakin bertambah sehingga dengan demikian Little Farmers dapat meningkatkan kualitas produk dan layanannya. Tujuan menjadikan Little Farmers sebagai agrowisata yang potensial mendapat prioritas kedua karena jika tujuan untuk meningkatkan jumlah pengunjung dapat tercapai maka secara tidak langsung Little Farmers dapat berpotensi dalam penerimaan daerah Jawa barat bahkan dapat menjadi objek wisata andalah Jawa barat. Tujuan menjadikan Little Farmers sebagai agrowisata yang potensial dengan memberikan pendidikan dan wisata berkebun merupakan tujuan jangka panjang yang ingin dicapai pengelola Little Farmers.
74
7.3.2. Analisis Pengolahan vertikal Elemen Bauran Pemasaran Hasil analisis ini bertujuan untuk mengetahui prioritas menyeluruh bagi setiap elemen bauran pemasaran terhadap tujuan yang ingin dicapai berdasarkan fokus utama hirarki. Hasil pengolahan verikal elemen bauran pemasaran dapat dilihat pada Tabel 16.
Tabel 16. Hasil Pengolahan Vertikal Elemen Bauran pemasaran Little Farmers Bauran Pemasaran Produk Harga Promosi Tempat Orang Proses Bukti fisik Rasio Inkonsistensi
Bobot 0,185 0,158 0,153 0,201 0,088 0,102 0,110 0,06
Prioritas 2 3 4 1 7 6 5
Secara keseluruhan pengolahan vertikal elemen bauran pemasaran Little Farmers telah memenuhi persyaratan rasio inkonsistensi dibawah 10 persen yaitu sebesar 6 persen. Tempat mendapat prioritas pertama dengan bobot 0,201 baik untuk tujuan meningkatkan pengunjung maupun untuk tujuan menjadikan Little Farmers sebagai agrowisata yang potensial. Lokasi yang strategis merupakan elemen yang terpenting yang harus diperhatikan oleh Little Farmers. Hal ini untuk mendukung kegiatannya yang memberikan pendidikan bercocoktanam, beternak sambil berwisata sehingga diperlukan tempat yang luas dengan tanah yang subur serta memiliki keindahan alam yang dapat menarik minat pengunjung. Produk memperoleh prioritas kedua dari bauran pemasaran dengan bobot 0,185 untuk tujuan meningkatkan jumlah pengunjung dan menjadikan Little Farmers sebagai agrowisata yang potensial. Keunggulan produk/jasa wisata yang ditawarkan kepada pengunjung memegang peranan penting untuk mempengaruhi pengunjung untuk melakukan kunjungan kembali ke Little Farmers. Dengan semakin meningkatkanya jumlah pengunjung diharapkan dapat menjadikan Little Farmers sebagai agrowisata yang potensial. Harga memperoleh prioritas ketiga dari bauran pemasaran dengan bobot 0,158. Little Farmers berusaha menetapkan harga sesuai dengan mutu dari produk atau layanan yang ditawarkan, sehingga pengunjung memperoleh kepuasan dan
75
merasa kebutuhan mereka telah terpenuhi. Penetapan harga berdasarkan segmen pelanggan yang diterapkan Little Farmers seperti memberikan harga khusus bagi rombongan pelajar terkait dengan tujuan Little Farmers sebagai wahana pendidikan dan wisata berkebun. Prioritas keempat adalah promosi dengan bobot 0,153. Promosi digunakan sebagai alat utama dalam menginformasikan keberadaan dan keunggulan produk yang dimiliki Little Farmers sehingga akan mempengaruhi keputusan untuk melakukan kunjungan. Little Farmers berusaha melakukan beberapa promosi seperti penerbita brosur, periklanan, kunjungan ke sekolah-sekolah, dan lain-lain. Prioritas kelima adalah bukti fisik dengan bobot 0,110. Fasilitas yang disediakan Little Farmers merupakan sarana pendukung keberadaan Little Farmers dan untuk memberikan kepuasan dan kenyamanan dalam menikmati paket wisata yang ditawarkan. Diharapkan dengan pengunjung merasa puas dengan fasilitas yang ada, meraka dapat melakukan kunjungan ulang. Semua pembangunan fasilitas disesuaikan dengan kondisi lingkungan tanpa merubah sifat alami sekitarnya. Prioritas keenam adalah Proses dengan bobot 0,102. Strategi operasinal dari proses proses seperti tanggapan atas keluhan, kualitas pelayanan, dan kecepatan pelayanan berusaha dijalankan dengan baik oleh Little Farmers. Ketiga elemen proses itu akan mendukung tujuan peningkatan jumlah pengunjung dan menjadikan Little Farmers sebagai agrowisata yang potensial. Orang merupakan prioritas terkahir dari bauran pemasaran dengan bobot 0,088 untuk tujuan meningkatkan meningkatkan jumlah pengunjung dan menjadikan Little Farmers sebagai agrowisata yang potensial. Karyawan dan pemandu yang dapat melayani pengunjung dengan baik akan memberikan citra yang baik juga bagi Little Farmers. Meskipun strategi orang berada di prioritas terakhir namun Little Farmers tetap memperhatikan kompetensi dan pengetahuan karyawan guna memberikan layanan terbaik kepada pengunjung.
76
7.3.3. Analisis Pengolahan Vertikal Elemen Strategi Operasional Pengolahan ini bertujuan untuk mengetahui prioritas menyeluruh dari setiap elemen strategi operasional terhadap pemilihan strategi bauran pemasaran yang paling tepat yang menjadi fokus utama hirarki. Hasil pengolahan vertikal ini dapat dilihat pada Tabel 17.
Tabel 17. Hasil Pengolahan vertikal Elemen Strategi operasional Little Farmers Bauran Pemasaran
Strategi operasional
Bobot
Prioritas
Produk
Kualitas paket wisata Kuantitas paket wisata Keanekaragaman tanaman dan ternak Kesesuaian harga dengan mutu Harga dilihat dari segmen pelanggan Lokasi yang strategis Kebersihan dan kenyamanan Tempat penyedia informasi Iklan Promosi Penjualan Hubungan Masyarakat Pemasaran Langsung Jumlah Pemandu Kompetensi Kesigapan dalam Pelayanan Keramahan Tanggapan atas keluhan Kecepatan Pelayanan Kualitas Layanan Penunjuk arah Tempat Parkir Toilet Tempat ibadah Fasilitas bermain Gajebo Desain dan layout Kebun Percobaan
0,080 0,026 0,032 0,039 0,068 0,087 0,020 0,020 0,065 0,051 0,053 0,060 0,027 0,038 0,018 0,023 0,024 0,040 0,044 0,008 0,016 0,020 0,026 0,030 0,013 0,023 0,047
1 3 2 2 1 1 2 2 1 4 3 2 3 1 4 2 3 2 1 8 6 5 3 2 7 4 1
Harga Tempat/saluran distribusi Promosi
Orang
Proses
Bukti fisik
Berdasarkan Tabel 17 dapat dilihat bahwa untuk strategi produk yang menjadi prioritas utama adalah kualitas paket wisata dengan bobot 0,80. Little Farmers memprioritaskan kualitas paket wisata sebagai prioritas utama karena sesuai dengan visi Little Farmers sebagai wahana pendidikan tentang pertanian meliputi pendidikan tentang bercocok tanam dan beternak sambil berwisata kebun. Jadi selain pengunjung mendapatkan hiburan, pengunjung juga memperoleh pengetahuan tentang dunia pertanian.
77
Prioritas kedua dari strategi produk adalah keanekaragaman tanaman dan ternak dengan bobot 0,032. Little Farmers menilai dengan semakin banyaknya koleksi tanaman dan ternak yang dimiliki akan semakin menarik pengunjung untuk berkunjung dan mempelajari tentang seluk beluk tanaman dan ternak yang ada. Sehingga tujuan untuk meningkatkan jumlah pengunjung dan menjadikan Little Farmers sebagai agrowisata yang potensial dapat
lebih mudah
direalisasikan. Prioritas terakhir dari strategi produk adalah kuantitas paket wisata dengan bobot 0,026. Banyaknya paket wisata kebun yang ditawarkan oleh Little Farmers akan menyajikan hiburan yang menyenangkan bagi pengunjung. Pengunjung dapat menikmati paket wisata yang ditawarkan dan dapat mengambil manfaat yang baik dari berbagai paket tersebut. Little Farmers menetapkan harga dilihat dari segmen pelanggan sebagai prioritas utama dengan bobot
0,068. Hal ini sesuai dengan visi dan misi
perusahaan yang menjadikan agrowisata Little Farmers sebagai wahana pendidikan bercocoktanam dan beternak sambil berwisata kebun. Prioritas kedua dari strategi harga adalah penetapah harga yang sesuai dengan mutu produk/jasa dengan bobot 0,039. Little Farmers berusaha untuk memberikan pelayanan mutu yang sesuai dengan biaya yang dikeluarkan oleh pengunjung untuk menikmati berbagai paket yang ditawarkan. Lokasi yang strategis memperoleh prioritas pertama dari strategi tempat dengan bobot 0,087. Hal ini dikarenakan lokasi strategis merupakan faktor penting yang dapat mempengaruhi keputusan masyarakat untuk berkunjung ke tempat tersebut. Sedangkan kebersihan dan kenyamanan serta tempat penyedia informasi merupakan strategi tempat yang memiliki prioritas yang sama dengan bobot 0,020. Iklan mendapatkan prioritas pertama dari strategi promosi dengan bobot 0,065. Strategi operasional iklan mempunyai banyak keunggulan salah satunya adalah dapat menjangkau masyarakat secara geografis. Prioritas kedua adalah pemasaran langsung dengan bobot 0,060. Melalui pemasaran langsung Little Farmers dapat menginformasikan tentang agrowisata kepada masyarakat secara langsung tanpa menggunakan perantara, sehingga informasi dapat diterima
78
langsung oleh masyarakat secara lengkap. Hubungan masyarakat mendapat prioritas ketiga dengan bobot 0,053. Hal ini bertujuan untuk memberikan citra yang baik tentang Little Farmers kepada masyarakat. Prioritas terakhir adalah promosi penjualan dengan bobot 0,051. Promosi penjualan yang dilakukan Little Farmers seperti potongan harga dan pemberian diskon diharapkan dapat meningkatkan jumlah pengunjung Little Farmers sehingga dengan meningkatnya jumlah pengunjung peluang untuk menjadikan Little Farmers sebagai agrowisata yang potensial dapat direalisasikan. Prioritas pertama dari strategi orang adalah kompetensi dengan bobot 0,038. Pengetahuan dan kompetensi karyawan merupakan hal yang penting yang ahrus selalu ditingkatkan untuk mendukung pelayanan yang baik bagi pengunjung Little Farmers. Prioritas kedua adalah keramahan dengan bobot 0,023. Pemandu harus memberikan sifat ramah kepada pengunjung sehingga terjalin kedekatan dan keakraban dengan pengunjung. Prioritas ketiga adalah Jumlah pemandu dengan bobot 0,027. Agar pelayanan menjadi maksimal maka Little Farmers berusaha menyesuaikan jumlah pemandu dengan banyaknya program kerja yang diadakan, sehingga setiap karyawan/pemandu memperoleh bagian kerjanya masing-masing dan tidak ada karyawan/pemandu yang mendapat pekerjaan ganda. Prioritas terakhir dari strategi orang adalah kesigapan dalam pelayanan. Kesigapan dalam pelayanan diperlukan untuk memberikan pelayanan yang baik dan cepat, sehingga pengunjung merasa puas telah berkunjung ke Little Farmers. Prioritas pertama dari strategi proses adalah kualitas layanan dengan bobot 0,044. Kualitas layanan memperoleh prioritas pertama karena memegang peranan penting dalam meningkatkan jumlah pengunjung Little Farmers, karana dengan kualitas layanan yang baik akan membuka peluang bagi Little Farmers untuk menjadi agrowisata yang potensial. Prioritas kedua adalah Kecepatan pelayanan dengan bobot 0,040. Melalui pelayanan yang cepat pengunjung akan memperoleh kesan bahwa Little Farmers sangat memperhatikan kebutuhan Pengunjung dalam menikmati paket wisata yang ditawarkan. Sedangkan prioritas terakhir dari strategi proses adalah tanggapan atas keluhan dengan bobot 0,024. Little Farmers selalu memberikan tanggapan yang baik dan serius terkait dengan keluhankeluhan yang disampaikan pengunjung.
79
Kebun percobaan memperoleh prioritas pertama dari strategi bukti fisik dengan bobot 0,047. Keberadaan kebun percobaan menjadi strategi operasional yang sangat penting untuk mendukung visi dan misi Little Farmers. Kebun percobaan digunakan sebagai sarana untuk proses pembelajaran tentang tatacara berkebun dan beternak sambil menikmati paket yang disajikan. Prioritas kedua adalah Fasilitas bermain dengan bobot 0,030. Banyaknya pengunjung dari kalangan anak-anak membuat yang masih mempunyai jiwa bermain membuat Little Farmers perlu
memperhatikan keberadaan sarana
bermain
yang
menyenangkan bagi mereka. Prioritas ketiga dari strategi bukti fisik adalah tempat ibadah dengan bobot 0,026. Keberadaan tempat ibadah terutama bagi umat muslim seperti mushola merupakan hal yang penting bagi para pengunjung mengingat bahwa pengunjung memiliki kewajiban untuk menjalankan ibadahnya. Prioritas keempat adalah desain dan layout dengan bobot 0,023. Desain dan layout tempat yang menarik akan membuat pengunjung merasa senang dan nyaman dalam menikmati berbagai paket wista yang ditawarkan. Prioritas kelima adalah Toilet dengan bobot 0,020. Keberadaan toilet dan kebersihannya juga menjadi perhatian Little Farmers. Prioritas keenam adalah tempat parkir dengan bobot 0,016. Untuk memberikan kenyamanan dan keamanan terhadap kendaraan pengunjung, Little Farmers menyediakan areal parkir yang cukup luas bagi pengunjung yang menggunakan kendaraan pribadi maupun kendaraan umum. Prioritas ketujuh dari strategi bukti fisik adalah gajebo dengan bobot 0,013. Little Farmers menyediakan gajebo (tempat istirahat tanpa dinding) agar pengunjung dapat menikmati waktu istirahat di tempat yang nyaman selama berada di lokasi agrowisata. Sedangkan prioritas terakhir dari strategi bukti fisik adalah penunjuk arah dengan bobot 0,008. Untuk mempermudah pengunjung menjangkau setiap tempat paket wisata yang berada di sekitar lingkungan agrowisata, Little Farmers membuat penunjuk arah di beberapa tempat tertentu. Hasil analisis prioritas strategi bauran pemasaran pada Agrowisata Little Farmers berdasarkan metode Proses hirarki Analitik secara keseluruhan mempunyai rasio inkonsistensi sebesar 0,06. Pada Gambar 3 dapat dilihat hasil pengolahan vertikal secara keseluruhan.
80
Tingkat 1
Tingkat 2
Tingkat 3
Tingkat 4
Prioritas Strategi pemasaran yang tepat Pada agrowisata Little Farmers
Meningkatkan Jumlah Pengunjung Little Farmers 0,750
prdk 0,185
Hrg 0,158
Menjadikan Little Farmers sebagai objek wisata yang potensial di jawa Barat 0,250
Tmpt 0,201
Prmsi 0,153
Org 0,088
Prss 0,102
Bkt fsk 0,110
K.ats 0,080
Mt 0,039
Lk 0,087
Ikln 0,065
Jpd 0,027
Tgpn 0,024
Pja 0,008
K.nts 0,026
Sg 0,063
Kny 0,020
Pjl 0,051
Kpt 0,038
Kcp 0,040
Prkr 0,016
Inf 0,020
Hm 0,053
Kg 0,018
Kly 0,044
Toilet 0,020
Pm 0,060
Kr 0,023
K.Tan dan trnk 0,032
T.ibd 0,026
f.bm 0,030
Gjb 0,013 Kbn 0,047 Dsin 0,023
Gambar 3. Hirarki Keputusan Pengolahan vertikal Prioritas Bauran Pemasaran Agrowisata Little Farmers.
81
Keterangan: Tingkat 3: -Prdk
:Produk
-Org
: Orang
-Hrg
: Harga
-Prss
: Proses
-Tmpt
: Tempat
-Bkt Fsk : Bukti Fisik
-Prmsi : Promosi
Tingkat 4 -K.ats
: Kualitas paket wisata
-Jpd
: Jumlah Pemandu
-K.nts
: Kuantitas paket wisata
-Kpt
: Kompetensi
-K.Tan dan trnk :Keanekaragaman tanaman dan ternak
-Kg
: Kesigapan
-Mt
: Harga dilihat dari persepsi mutu
-Kr
: Keramahan
-Sg
: Harga dilihat dari segmen pelanggan
-Tgpn
: Tanggapan keluhan
-Lk
: Lokasi yang strategis
-Kcp
: Kecepatan layanan
-kny
: Kebersihan dan kenyamanan
-Kly
: Kualitas Layanan
-Inf
: Tempat penyedia Informasi
-Pja
: Pemunjuk Arah
-Ikln
: Iklan
-Prkr
: Tempat Parkir
-Pjl
: Promosi Penjualan
-F.bm
: Fasilitas bermain
-Hm
: Hubungan Masyarakat
-Gjb
: Gajebo
-Pm
: Pemasaran Langsung
-T.ibd
: Tempat Ibadah
-Kbn
: Kebun Percobaan
- Dsin
: Desain dan layout
7.3.4. Kelemahan Penelitian Kelemahan dari penelitian ini yaitu terletak pada metode pemilihan responden. Penulis hanya memilih dua orang responden yang didasarkan pada tingkat pemahaman akan kondisi internal agrowisata Little Farmers, yaitu pimpinan Little Farmers, dan mantan pimpinan Little Farmers yang telah lama bekerja di Little Farmers serta merupakan pelopor berdirinya Little Farmers. Penelitian ini menggunakan metode Proses Hirarki Analitik untuk menentukan prioritas strategi bauran pemasaran agrowisata Little Farmers. Untuk pengolahan datanya diperlukan struktur hirarki keputusan yang melibatkan semua elemen internal perusahaan sehingga seharusnya pengambilan responden mencakup semua pihak yang terlibat dalam internal perusahaan.
82
VIII KESIMPULAN DAN SARAN
8.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil identifikasi bauran pemsaran yang dilakukan di Little Farmers, dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya Little Farmers sudah menjalankan kegiatan pemasaran, hanya saja belum tersusun dan terkonsep secara baik. Kegiatan bauran pemasaran yang terdiri dari 7P juga belum dijalankan secara keseluruhan oleh manajemen Little Farmers. Little Farmers menjalankan kegiatan bauran pemasarannya hanya terbatas pada produk, harga, tempat, promosi, dan bukti fisik. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dan berdasarkan sistem hirarki keputusan yang telah disusun dan diolah menggunakan metode PHA, maka dapat disimpulkan Bahwa untuk meningkatkan jumlah pengunjung dan menjadikan Little Farmers sebagai agrowisata yang potensial di Jawa Barat, maka elemen bauran pemasaran yang harus diprioritaskan terlebih dahulu berdasarkan besar bobot prioritasnya yaitu menjadikan tempat sebagai prioritas pertama dengan strategi operasional yang utama adalah penempatan lokasi yang strategis. Prioritas kedua adalah produk dengan strategi operasional utamanya adalah kualitas paket wisata yang ditawarkan. Prioritas ketiga adalah harga dengan strategi operasional utamanya adalah menetapkan harga berdasarkan segmen pelanggan. Prioritas keempat adalah promosi dengan strategi operasional utamanya adalah Iklan. Prioritas kelima adalah bukti fisik dengan strategi operasional utamanya adalah fasilitas kebun percobaan. Prioritas keenam adalah proses dengan strategi operasional utamanya adalah kualitas dalam layanan. Prioritas terakhir atau prioritas ketujuh dari bauran pemasaran Little Farmers adalah Orang dengan strategi operasional utamanya adalah Kompetensi karyawan dan pemandu.
8.2.
Saran Mengingat Little Farmers belum menjalankan bauran pemasaran
agrowisata secara keseluruhan, Little Farmers dapat menjadikan hasil penelitian
83
ini sebagai acuan untuk menentukan prioritas elemen bauran pemasaran apa saja yang seharusnya diperhatikan oleh pihak pengelola Little Farmers. Berdasarkan Prioritas bauran pemasaran Little Farmers yang telah dihasilkan dari penelitian ini, terdapat beberapa langkah-langkah operasional yang dapat dijadikan masukan bagi manajemen Little Farmers untuk mencapai tujuan dari kegiatan pemasaran yang dijalankannya. Diantaranya adalah sebagai berikut: 1. Pada bauran pemasaran tempat langkah-langkah operasional yang sebaiknya diterapkan oleh manajemen Little Farmers untuk mencapai tujuannya yaitu memperbanyak tempat penyedia informasi misalnya dengan melakukan kerjasama dengan hotel atau agen perjalanan wisata (travel) untuk memberikan informasi mengenai lokasi agrowisata Little Farmers, kemudian pihak manajemen sebaiknya menyusun jadwal piket secara khusus dan teratur bagi karyawannya untuk menjaga kebersihan dan keindahan di sekitar lokasi Little Farmers. Selama ini masih terdapat karyawan yang mendapat tugas ganda selain sebagai pemandu bertugas juga sebagai petugas piket kebersihan, hal ini dikhawatirkan tidak maksimalnya hasil pekerjaan karyawan. 2. Pada Strategi produk langkah operasional yang dapat diterapkan untuk mencapai tujuannya yaitu dengan lebih memperbanyak lagi jenis tanaman dan ternak agar pengunjung dapat lebih banyak mengeksplorasi pengetahuan tentang seluk beluk berbagai tanaman dan ternak, Selain itu untuk menarik pengunjung, manajemen juga perlu menyediakan program pendidikan pertanian
secara
modern
dengan
penggunaan
teknologi
yang
diterapkan,misalnya dengan budidaya tanaman dalam greenhouse, pelatihan kultur jaringan dan teknologi lainnya. Sehingga semakin memperkaya produk/jasa yang ditawarkan oleh Little Farmers. 3. Pada Strategi harga langkah-langkah operasional yang dapat dilakukan untuk mencapai tujuannya, misalnya selain memberikan potongan harga pada rombongan pelajar, Little Farmers juga perlu memberikan potongan harga bagi para pengunjung pada hari libur, hari besar nasional atau pada eventevent tertentu untuk menarik minat pengunjung.
84
4.
Pada bauran pemasaran promosi langkah-langkah operasional yang dapat dilakukan untuk mencapai tujuannya, misalnya selain secara rutin Little Farmers melakukan promosi langsung kepada pengunjung, Little Farmers juga perlu memperbanyak promosi melalui media-media elektronik dan media cetak seperti iklan di majalah atau melalui media televisi dengan acara Wisata kuliner di trans TV, dan acara sejenis lainnya. Promosi juga dapat dilakukan selain memberikan potongan harga kepada rombongan pelajar, dapat juga diberikan pada event-event lainnya.
5. Pada bauran pemasaran Bukti Fisik langkah-langkah operasional yang dapat dilakukan untuk mencapai tujuannya, misalnya dengan membangun fasilitas seperti kantin. Meskipun pihak agrowisata menyediakan makanan dan snack buat pengunjung namun perlu juga didirikan kantin untuk menarik pengunjung sehingga pengunjung dapat memilih dan menikmati berbagai hidangan yang disajikan. 6. Pada Strategi Orang langkah-langkah operasional yang dapat dilakukan untuk mencapai tujuannya, misalnya dengan mengadakan pelatihan motivasi, pelatihan teknik budidaya, pelatihan manajemen waktu, dan sebagainya. Hal ini diperlukan bagi karyawan/pemandu agar dapat meningkatkan kemampuan dan kompetensi yang dimiliki oleh karyawannya. 7. Pada strategi Proses langkah-langkah operasional yang dapat dilakukan untuk mencapai tujuannya, misalnya dengan melakukan evaluasi harian, bulanan, maupun tahunan mengenai program kerja yang telah dilaksnaakan. Adapun evaluasi yang dibahas yang berkaitan dengan pelayanan yang diberikan, tanggapan pemandu atas keluhan dari pengunjung, berapa banyak jumlah pengunjung yang datang, dan banyak lagi evaluasi yang dapat dilakukan sebagai bahan perbaikan bagi manajemen Little Farmers.
85
DAFTAR PUSTAKA Agrowisata Little Farmers. 2008. Data kunjungan dan Pertumbuhan wisatawan. Bandung. Jawa Barat. Akbar, F. 2008. Analisis Prioritas Bauran Pemasaran Pada Agrowisata Rumah Sutera Alam Kecamatan Pasir Burih, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Damanik, J. dan Helmut F. W. 2006. Perencanaan Ekowisata dari teori ke Aplikasi. Pusat studi Pariwisata UGM dan penerbit Andi. Yogyakarta Departemen Pertanian. Agrowisata Meningkatkan Pendapatan Petani. http://database.deptan.go.id/agrowisata. Diakses pada bulan November 2008 Departemen Pertanian. Strategi Pengembangan Agrowisata Agro di Indonesia. http://database.deptan.go.id/agrowisata. diakses pada bulan Januari Desember 2008 Harahap, H. 2006. Analisis Prioritas Strategi Bauran pemasaran pada PT. Taman Safari Indonesia, Cisarua Bogor. Skripsi. Departemen Ilmu-ilmu Sosial Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Kartajaya, H. 1995. Marketing plus. Pustaka Sinar Harapan. Jakarta. Kotler, P. 2005. Manajemen Pemasaran. Edisi 11. Jilid 1 & 2 PT. Indeks. Jakarta Masang, L. 2006. Strategi Pengembangan Agrowisata Obat Tradisional Taman Sringanis, Bogor. Skripsi. Departemen Ilmu-ilmu Sosial Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Saaty, T.L. 1993. Pengambilan keputusan bagi para pemimpin. Penerbit PPM dan PT. Pustaka Binaman Pressindo. Jakarta. Sutjipta, N. 2006. Pembangunan Agrowisata Harus Digerakkan Seluruh Sistemnya Bukan Sepotong-sepotong. http://raiutama.blogspot.com. Diakses bulan Februari 2009. Swasta, B. dan Irawan. 1997. Manajemen Pemasaran Modern. Penerbit Liberty Yogyakarta. Umar, H. 2003. Strategic Management In Action. PT.Gramedia Pustaka Utama. Jakarta
86
Utami. M. D. 2004. Analisis Pengambilan Keputusan Strategi Bauran Pemasaran Bunga Potong Jenis Krisan Pada PT Saung Mirwan. Skripsi. Departemen Ilmu-ilmu Sosial ekonomi Pertanian fakultas PErtanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor Wahab, S. 1992. Manajemen Kepariwisataan PT. Pradnya Paramita. Jakarta
87
LAMPIRAN
88
Lampiran 1. Kuisioner Proses Hierarki Analitik
KUISIONER PENELITIAN PEMILIHAN PRIORITAS STRATEGI BAURAN PEMASARAN PADA AGROWISATA LITTLE FARMERS
Judul Penelitian PRIORITAS STRATEGI BAURAN PEMASARAN PADA AGROWISATA LITTLE FARMERS KECAMATAN CISARUA, LEMBANG, KABUPATEN BANDUNG, JAWA BARAT
IDENTITAS RESPONDEN
No
:
Nama
:
Jabatan
:
Tanggal Pengisian
:
Saya mohon bapak/ibu dapat mengisinya secara objektif dan benar, karena kuisioner ini adalah untuk penelitian skripsi dengan tujuan ilmiah
Peneliti Imam Wahyudi H34066064
PROGRAM SARJANA AGRIBISNIS PENYELENGGARAAN KHUSUS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009
89
BAGIAN I PETUNJUK NILAI SKALA BANDING Perbandingan
Nilai
Bila A sama pentingnya dengan B Bila A sedikit lebih penting dibandingkan dengan B Bila A jelas lebih penting dibandingkan B
1 3
Perbandingan
Nilai
Bila B sebaliknya (B sedikit lebih penting 1/3 dibandingkan A) 5 Bila B sebaliknya (B sedikit lebih penting 1/5 dibandingkan A) Bila A sangat jelas lebih penting 7 Bila B sebaliknya (B sedikit lebih penting 1/7 dibandingkan B dibandingkan A) Bila A mutlak lebih penting dibandingkan 9 Bila B sebaliknya (B sedikit lebih penting 1/9 B dibandingkan A) Nilai-nilai skala genap (2, 4, 6, 8 atau 1/2, 1/4, 1/6, 1/8 ) khusus diberikan untuk nilai skala pembanding yang nilainya berada diantara dua nilai pembanding ganjil berurutan. misalnya, pada kasus A dibandingkan dengan B, nilai A sedikit lebih penting hingga jelas lebih penting dibandingkan B, maka nilai skala pembanding yang diberikan antar 3 dan 5, yaitu 4 atau 1/4 bila sebaliknya
Keterangan : Dalam menjalankan strategi pemasaran, Agrowisata Little Farmers mempunyai beberapa tujuan, yaitu: 1. Meningkatkan jumlah pengunjung Agrowisata Little Farmers 2. Menjadikan Little Farmers Sebagai Agrowisata yang Potensial di Jawa Barat Dengan memberikan pendidikan dan wisata berkebun Intsruksi 1.1. Bandingkan tingkat kepentingan atau prioritas dari elemen-elemen tujuan yang ingin dicapai dalam pemasaran perusahaan Atribut
Nilai skala banding
Tujuan 1 dibandingkan dengan tujuan 2
90
BAGIAN II PETUNJUK NILAI SKALA BANDING Perbandingan
Nilai
Bila A sama pentingnya dengan B Bila A sedikit lebih penting dibandingkan dengan B Bila A jelas lebih penting dibandingkan B
1 3
Perbandingan
Nilai
Bila B sebaliknya (B sedikit lebih penting 1/3 dibandingkan A) 5 Bila B sebaliknya (B sedikit lebih penting 1/5 dibandingkan A) Bila A sangat jelas lebih penting 7 Bila B sebaliknya (B sedikit lebih penting 1/7 dibandingkan B dibandingkan A) Bila A mutlak lebih penting dibandingkan 9 Bila B sebaliknya (B sedikit lebih penting 1/9 B dibandingkan A) Nilai-nilai skala genap (2, 4, 6, 8 atau 1/2, 1/4, 1/6, 1/8 ) khusus diberikan untuk nilai skala pembanding yang nilainya berada diantara dua nilai pembanding ganjil berurutan. misalnya, pada kasus A dibandingkan dengan B, nilai A sedikit lebih penting hingga jelas lebih penting dibandingkan B, maka nilai skala pembanding yang diberikan antar 3 dan 5, yaitu 4 atau 1/4 bila sebaliknya
Keterangan : Dalam pemilihan strategi pemasaran yang tepat bagi Agrowisata Little Farmers terdapat alternatif untuk mengetahui faktor-faktor yang diprioritaskan dalam bauran pemasaran terhadap masing-masing tujuan. adapun faktor-faktor tersebut adalah : 1. Produk, pada faktor ini pemasar harus memantau produk yang dinginkan konsumen, baik desain atau karakteristiknya. untuk menjaga agar produk/jasa memuaskan, perusahaan harus dapat mengembangkan produk/jasa, memodifikasi produk/jasa yang ada dan menghapus produk/ jasa yang tidak memuaskan konsumen 2. Harga, pada faktor ini manajemen perusahaan mengembangkan kebijakan dan menentukan harga produk/jasa, karena harga dapat berperan sangat kompetitif dan harga juga dapat berperan dalam membangun citra produk 3. Tempat/distribusi, berhubungan peneyediaan produk yang tepat pada lokasi yang nyaman dan dapat dijangkau, dan juga sarana transportasi yang mendukung 4. Promosi, faktor ini digunakan untuk meningkatkan nilai dengan menginformasikan kepada masyarakat tentang perusahaan dan produk/jasanya 5. Orang. Orang/karyawan merupakan unsure bauran pemasaran yang memiliki peran penting, karena terlibat langsung dalam kegiatan penyampaian produk pelatihan, motivasi, dan manajemen sumber daya manusia. 6. Proses, seluruh kegiatan kerja adalah proses. Proses-proses meliputi prosedur produk disampaikan kepada konsumen yang diatur dalam manajemen proses 7. Bukti fisik, merupakan lingkungan fisik perusahaan dimana layanan diciptakan, penyediaan, dan pelanggan berinteraksi. Bukti fisik mewakili keputusan kunci mengenai desain dan layout bangunan.
91
PETUNJUK NILAI SKALA BANDING Perbandingan
Nilai
Bila A sama pentingnya dengan B Bila A sedikit lebih penting dibandingkan dengan B Bila A jelas lebih penting dibandingkan B
1 3
Perbandingan
Nilai
Bila B sebaliknya (B sedikit lebih penting 1/3 dibandingkan A) 5 Bila B sebaliknya (B sedikit lebih penting 1/5 dibandingkan A) Bila A sangat jelas lebih penting 7 Bila B sebaliknya (B sedikit lebih penting 1/7 dibandingkan B dibandingkan A) Bila A mutlak lebih penting dibandingkan 9 Bila B sebaliknya (B sedikit lebih penting 1/9 B dibandingkan A) Nilai-nilai skala genap (2, 4, 6, 8 atau 1/2, 1/4, 1/6, 1/8 ) khusus diberikan untuk nilai skala pembanding yang nilainya berada diantara dua nilai pembanding ganjil berurutan. misalnya, pada kasus A dibandingkan dengan B, nilai A sedikit lebih penting hingga jelas lebih penting dibandingkan B, maka nilai skala pembanding yang diberikan antar 3 dan 5, yaitu 4 atau 1/4 bila sebaliknya
Instruksi 2.1. Bandingkan tingkat kepentingan atau prioritas dari faktor-faktor bauran pemasaran terhadap Tujuan Meningkatkan jumlah pengunjung Agrowisata Little Farmers. Atribut Produk dibandingkan dengan harga Produk dibandingkan dengan tempat Produk dibandingkan dengan promosi Produk dibandingkan dengan orang Produk dibandingkan dengan proses Produk dibandingkan dengan bukti fisik Harga dibandingkan dengan tempat Harga dibandingkan dengan promosi Harga dibandingkan dengan orang Harga dibandingkan dengan proses Harga dibandingkan dengan bukti fisik Tempat dibandingkan dengan promosi Tempat dibandingkan dengan orang Tempat dibandingkan dengan proses Tempat dibandingkan dengan bukti fisik Promosi dibandingkan dengan orang Promosi dibandingkan dengan proses Promosi dibandingkan dengan bukti fisik Orang dibandingkan dengan proses Orang dibandingkan dengan bukti fisik Proses dibandingkan dengan bukti fisik
Nilai skala banding
92
PETUNJUK NILAI SKALA BANDING Perbandingan
Nilai
Bila A sama pentingnya dengan B Bila A sedikit lebih penting dibandingkan dengan B Bila A jelas lebih penting dibandingkan B
1 3
Perbandingan
Nilai
Bila B sebaliknya (B sedikit lebih penting 1/3 dibandingkan A) 5 Bila B sebaliknya (B sedikit lebih penting 1/5 dibandingkan A) Bila A sangat jelas lebih penting 7 Bila B sebaliknya (B sedikit lebih penting 1/7 dibandingkan B dibandingkan A) Bila A mutlak lebih penting dibandingkan 9 Bila B sebaliknya (B sedikit lebih penting 1/9 B dibandingkan A) Nilai-nilai skala genap (2, 4, 6, 8 atau 1/2, 1/4, 1/6, 1/8 ) khusus diberikan untuk nilai skala pembanding yang nilainya berada diantara dua nilai pembanding ganjil berurutan. misalnya, pada kasus A dibandingkan dengan B, nilai A sedikit lebih penting hingga jelas lebih penting dibandingkan B, maka nilai skala pembanding yang diberikan antar 3 dan 5, yaitu 4 atau 1/4 bila sebaliknya
Instruksi 2.2. Bandingkan tingkat kepentingan atau prioritas dari faktor-faktor bauran pemasaran terhadap Tujuan Menjadikan Little Farmers Sebagai Agrowisata Yang Potensial di Jawa Barat dengan memberikan pendidikan dan wisata berkebun Atribut Produk dibandingkan dengan harga Produk dibandingkan dengan tempat Produk dibandingkan dengan promosi Produk dibandingkan dengan orang Produk dibandingkan dengan proses Produk dibandingkan dengan bukti fisik Harga dibandingkan dengan tempat Harga dibandingkan dengan promosi Harga dibandingkan dengan orang Harga dibandingkan dengan proses Harga dibandingkan dengan bukti fisik Tempat dibandingkan dengan promosi Tempat dibandingkan dengan orang Tempat dibandingkan dengan proses Tempat dibandingkan dengan bukti fisik Promosi dibandingkan dengan orang Promosi dibandingkan dengan proses Promosi dibandingkan dengan bukti fisik Orang dibandingkan dengan proses Orang dibandingkan dengan bukti fisik Proses dibandingkan dengan bukti fisik
Nilai skala banding
93
BAGIAN III PETUNJUK NILAI SKALA BANDING Perbandingan
Nilai
Bila A sama pentingnya dengan B Bila A sedikit lebih penting dibandingkan dengan B Bila A jelas lebih penting dibandingkan B
1 3
Perbandingan
Nilai
Bila B sebaliknya (B sedikit lebih penting 1/3 dibandingkan A) 5 Bila B sebaliknya (B sedikit lebih penting 1/5 dibandingkan A) Bila A sangat jelas lebih penting 7 Bila B sebaliknya (B sedikit lebih penting 1/7 dibandingkan B dibandingkan A) Bila A mutlak lebih penting dibandingkan 9 Bila B sebaliknya (B sedikit lebih penting 1/9 B dibandingkan A) Nilai-nilai skala genap (2, 4, 6, 8 atau 1/2, 1/4, 1/6, 1/8 ) khusus diberikan untuk nilai skala pembanding yang nilainya berada diantara dua nilai pembanding ganjil berurutan. misalnya, pada kasus A dibandingkan dengan B, nilai A sedikit lebih penting hingga jelas lebih penting dibandingkan B, maka nilai skala pembanding yang diberikan antar 3 dan 5, yaitu 4 atau 1/4 bila sebaliknya
Keterangan : Sub-sub Faktor yang termasuk dalam bauran produk Agrowisata Little Farmers yang harus diperhatikan adalah: 1. Sub faktor 1, Kualitas paket wisata, yang mencakup kualitas dari paket yang ada di Agrowisata Little Farmers, seperti : Kualitas paket wisata dari agrowisata Little Farmers terdiri dari dua segi yaitu segi pengetahuan dan segi kemasan wisata 2. Sub faktor 2, Kuantitas paket wisata yang ditawarkan merupakan kuantitas atau banyaknya jasa yang ditawarkan di Agrowisata Little Farmers, seperti : berkebun dan beternak, Petik Strawberi, Kuda Tunggang, Flying Fox, hiking Lintas bukit, sisir sungai, family camp, Outing Family Gathering, dan pelatihan Agribisnis 3. Sub factor 3, Keanekaragaman tanaman dan ternak Instruksi 3.1. Bandingkan sub-sub faktor untuk produk/jasa dengan tujuan meningkatkan jumlah pengunjung Agrowisata Little Farmers Atribut Sub faktor 1 dibandingkan dengan subfaktor 2 Sub factor 1 dibandingkan dengan subfaktor 3 Sub faktor 2 dibandingkan dengan sub factor 3
Nilai skala banding
Instruksi 3.2. Bandingkan sub-sub faktor untuk produk/jasa dengan Tujuan Tujuan Menjadikan Little Farmers Sebagai Agrowisata Yang Potensial di Jawa Barat dengan memberikan pendidikan dan wisata berkebun Atribut Nilai skala banding Sub faktor 1 dibandingkan dengan subfaktor 2 Sub faktor 1 dibandingkan dengan subfaktor 3 Sub faktor 2 dibandingkan dengan sub factor 3
94
PETUNJUK NILAI SKALA BANDING Perbandingan
Nilai
Bila A sama pentingnya dengan B Bila A sedikit lebih penting dibandingkan dengan B Bila A jelas lebih penting dibandingkan B
1 3
Perbandingan
Nilai
Bila B sebaliknya (B sedikit lebih penting 1/3 dibandingkan A) 5 Bila B sebaliknya (B sedikit lebih penting 1/5 dibandingkan A) Bila A sangat jelas lebih penting 7 Bila B sebaliknya (B sedikit lebih penting 1/7 dibandingkan B dibandingkan A) Bila A mutlak lebih penting dibandingkan 9 Bila B sebaliknya (B sedikit lebih penting 1/9 B dibandingkan A) Nilai-nilai skala genap (2, 4, 6, 8 atau 1/2, 1/4, 1/6, 1/8 ) khusus diberikan untuk nilai skala pembanding yang nilainya berada diantara dua nilai pembanding ganjil berurutan. misalnya, pada kasus A dibandingkan dengan B, nilai A sedikit lebih penting hingga jelas lebih penting dibandingkan B, maka nilai skala pembanding yang diberikan antar 3 dan 5, yaitu 4 atau 1/4 bila sebaliknya
Keterangan : Sub-sub Faktor yang termasuk dalam bauran harga pada Agrowisata Little Farmers yang harus diperhatikan adalah: 1. Harga dilihat dari segmen pelanggan, kelompok pengunjung/ konsumen yang berbeda dikenakan harga yang berbeda untuk produk atau jasa yang sama, misalnya perbedaan harga tiket pada pengunjung untuk rombongan pelajar, perbedaan harga untuk paket keluarga atau perorangan. 2. Harga dilihat dari persepsi mutu, penetapan harga yang disesuaikan dengan mutu dari paket wisata yang ditawarkan dan fasilitas yang tersedia di tempat tersebut, misalnya menaikkan harga dengan meningkatkan persepsi mutu, mempertahankan harga dengan meningkatkan persepsi mutu, mempertahankan harga dengan mempertahankan persepsi mutu. Instruksi 3.3. Bandingkan sub-sub faktor untuk faktor harga dengan tujuan meningkatkan jumlah pengunjung Agrowisata Little Farmers Atribut Harga dilihat dari segmen pelanggan dibandingkan dengan harga dilihat dari persepsi mutu
Nilai skala banding
Instruksi 3.4. Bandingkan sub-sub faktor untuk faktor harga dengan Tujuan Menjadikan Little Farmers Sebagai Agrowisata Yang Potensial di Jawa Barat dengan memberikan pendidikan dan wisata berkebun Atribut Harga dilihat dari segmen pelanggan dibandingkan dengan harga dilihat dari persepsi mutu
Nilai skala banding
95
PETUNJUK NILAI SKALA BANDING Perbandingan
Nilai
Bila A sama pentingnya dengan B Bila A sedikit lebih penting dibandingkan dengan B Bila A jelas lebih penting dibandingkan B
1 3
Perbandingan
Nilai
Bila B sebaliknya (B sedikit lebih penting 1/3 dibandingkan A) 5 Bila B sebaliknya (B sedikit lebih penting 1/5 dibandingkan A) Bila A sangat jelas lebih penting 7 Bila B sebaliknya (B sedikit lebih penting 1/7 dibandingkan B dibandingkan A) Bila A mutlak lebih penting dibandingkan 9 Bila B sebaliknya (B sedikit lebih penting 1/9 B dibandingkan A) Nilai-nilai skala genap (2, 4, 6, 8 atau 1/2, 1/4, 1/6, 1/8 ) khusus diberikan untuk nilai skala pembanding yang nilainya berada diantara dua nilai pembanding ganjil berurutan. misalnya, pada kasus A dibandingkan dengan B, nilai A sedikit lebih penting hingga jelas lebih penting dibandingkan B, maka nilai skala pembanding yang diberikan antar 3 dan 5, yaitu 4 atau 1/4 bila sebaliknya
Keterangan : Sub-sub Faktor yang termasuk dalam bauran tempat pada Agrowisata Little Farmers yang harus diperhatikan adalah: 1. Lokasi strategis dan sarana transportasi yang mendukung, yaitu kemudahan dalam mencapai lokasi dari berbagai tempat dan sarana transportasi yang tersedia agar pengunjung dapat dengan mudah sampai di Agrowisata Little Farmers 2. Kenyamanan dan Kebersihan, yaitu kondisi nyaman, menyenangkan, dan bersih yang dapat meningkatkan kepuasan pengunjung dalam menikmati objek wisata 3. Tempat penyediaan informasi wisata, yaitu pembukaan tempat atau outlet yang berfungsi sebagai tempat informasi tentang Agrowisata Little Farmers Instruksi 3.5. Bandingkan sub-sub faktor untuk faktor tempat/saluran distribusi dengan tujuan meningkatkan jumlah pengunjung Agrowisata Little Farmers Atribut Lokasi dan transportasi dibandingkan dengan kenyamanan dan kebersihan Lokasi dan transportasi dibandingkan dengan tempat informasi wisata Kenyamanan dan kebersihan dibandingkan dengan tempat informasi wisata
Nilai skala banding
96
PETUNJUK NILAI SKALA BANDING Perbandingan
Nilai
Bila A sama pentingnya dengan B Bila A sedikit lebih penting dibandingkan dengan B Bila A jelas lebih penting dibandingkan B
1 3
Perbandingan
Nilai
Bila B sebaliknya (B sedikit lebih penting 1/3 dibandingkan A) 5 Bila B sebaliknya (B sedikit lebih penting 1/5 dibandingkan A) Bila A sangat jelas lebih penting 7 Bila B sebaliknya (B sedikit lebih penting 1/7 dibandingkan B dibandingkan A) Bila A mutlak lebih penting dibandingkan 9 Bila B sebaliknya (B sedikit lebih penting 1/9 B dibandingkan A) Nilai-nilai skala genap (2, 4, 6, 8 atau 1/2, 1/4, 1/6, 1/8 ) khusus diberikan untuk nilai skala pembanding yang nilainya berada diantara dua nilai pembanding ganjil berurutan. misalnya, pada kasus A dibandingkan dengan B, nilai A sedikit lebih penting hingga jelas lebih penting dibandingkan B, maka nilai skala pembanding yang diberikan antar 3 dan 5, yaitu 4 atau 1/4 bila sebaliknya
Keterangan : Sub-sub Faktor yang termasuk dalam bauran tempat pada Agrowisata Little Farmers yang harus diperhatikan adalah: 1. Lokasi strategis dan sarana transportasi yang mendukung, yaitu kemudahan dalam mencapai lokasi dari berbagai tempat dan sarana transportasi yang tersedia agar pengunjung dapat dengan mudah sampai di Agrowisata Little Farmers 2. Kenyamanan dan Kebersihan, yaitu kondisi nyaman, menyenangkan, dan bersih yang dapat meningkatkan kepuasan pengunjung dalam menikmati objek wisata 3. Tempat penyediaan informasi wisata, yaitu pembukaan tempat atau outlet yang berfungsi sebagai tempat informasi tentang Agrowisata Little Farmers
Instruksi 3.6. Bandingkan sub-sub faktor untuk faktor tempat/saluran distribusi dengan Tujuan Menjadikan Little Farmers Sebagai Agrowisata Yang Potensial di Jawa Barat dengan memberikan pendidikan dan wisata berkebun Atribut Lokasi dan transportasi dibandingkan dengan kenyamanan dan kebersihan Lokasi dan transportasi dibandingkan dengan tempat informasi wisata Kenyamanan dan kebersihan dibandingkan dengan tempat informasi wisata
Nilai skala banding
97
PETUNJUK NILAI SKALA BANDING Perbandingan
Nilai
Bila A sama pentingnya dengan B Bila A sedikit lebih penting dibandingkan dengan B Bila A jelas lebih penting dibandingkan B
1 3
Perbandingan
Nilai
Bila B sebaliknya (B sedikit lebih penting 1/3 dibandingkan A) 5 Bila B sebaliknya (B sedikit lebih penting 1/5 dibandingkan A) Bila A sangat jelas lebih penting 7 Bila B sebaliknya (B sedikit lebih penting 1/7 dibandingkan B dibandingkan A) Bila A mutlak lebih penting dibandingkan 9 Bila B sebaliknya (B sedikit lebih penting 1/9 B dibandingkan A) Nilai-nilai skala genap (2, 4, 6, 8 atau 1/2, 1/4, 1/6, 1/8 ) khusus diberikan untuk nilai skala pembanding yang nilainya berada diantara dua nilai pembanding ganjil berurutan. misalnya, pada kasus A dibandingkan dengan B, nilai A sedikit lebih penting hingga jelas lebih penting dibandingkan B, maka nilai skala pembanding yang diberikan antar 3 dan 5, yaitu 4 atau 1/4 bila sebaliknya
Keterangan : Sub-sub faktor yang termasuk dalam bauran promosi pada agrowisata Little Farmers yang harus diperhatikan adalah: 1. Iklan, merupakan salah satu alat promosi yang menggunakan media elektronik dan media cetak untuk memperkenalkan produk/jasanya. 2. Promosi penjualan, merupakan alat promosi yang menawarkan insentif untuk membeli produk/jasanya, misalnya diskon dan potongan harga 3. Hubungan masyarakat, yaitu salah satu alat promosi yang mencakup pameran, seminar, penerbitan brosur, kompetisi, dll 4. Pemasaran langsung, merupakan penggunaan saluaran langsung konsumen untuk menjangkau dan menyerahkan barang atau jasa kepada pelanggan tanpa menggunakan perantara pemasaran, misalnya internet dan katalog Instruksi 3.7. Bandingkan sub-sub faktor untuk faktor Promosi dengan tujuan meningkatkan jumlah pengunjung Agrowisata Little Farmers Atribut Iklan dibandingkan dengan promosi penjualan Iklan dibandingkan dengan hubungan masyarakat Iklan dibandingkan dengan pemasaran langsung Promosi penjualan dibandingkan dengan hubungan masyarakat Promosi penjualan dibandingkan dengan pemasaran langsung Hubungan masyarakat dibandingkan dengan pemasaran langsung
Nilai skala banding
98
PETUNJUK NILAI SKALA BANDING Perbandingan
Nilai
Bila A sama pentingnya dengan B Bila A sedikit lebih penting dibandingkan dengan B Bila A jelas lebih penting dibandingkan B
1 3
Perbandingan
Nilai
Bila B sebaliknya (B sedikit lebih penting 1/3 dibandingkan A) 5 Bila B sebaliknya (B sedikit lebih penting 1/5 dibandingkan A) Bila A sangat jelas lebih penting 7 Bila B sebaliknya (B sedikit lebih penting 1/7 dibandingkan B dibandingkan A) Bila A mutlak lebih penting dibandingkan 9 Bila B sebaliknya (B sedikit lebih penting 1/9 B dibandingkan A) Nilai-nilai skala genap (2, 4, 6, 8 atau 1/2, 1/4, 1/6, 1/8 ) khusus diberikan untuk nilai skala pembanding yang nilainya berada diantara dua nilai pembanding ganjil berurutan. misalnya, pada kasus A dibandingkan dengan B, nilai A sedikit lebih penting hingga jelas lebih penting dibandingkan B, maka nilai skala pembanding yang diberikan antar 3 dan 5, yaitu 4 atau 1/4 bila sebaliknya
Keterangan : Sub-sub faktor yang termasuk dalam bauran promosi pada agrowisata Little Farmers yang harus diperhatikan adalah: 1. Iklan, merupakan salah satu alat promosi yang menggunakan media elektronik dan media cetak untuk memperkenalkan produk/jasanya. 2. Promosi penjualan, merupakan alat promosi yang menawarkan insentif untuk membeli produk/jasanya, misalnya diskon dan potongan harga 3. Hubungan masyarakat, yaitu salah satu alat promosi yang mencakup pameran, seminar, penerbitan brosur, kompetisi, dll 4. Pemasaran langsung, merupakan penggunaan saluaran langsung konsumen untuk menjangkau an menyerahkan barang atau jasa kepada pelanggan tanpa menggunakan perantara pemasaran, misalnya internet dan katalog Instruksi 3.8. Bandingkan sub-sub faktor untuk faktor Promosi dengan Tujuan Menjadikan Little Farmers Sebagai Agrowisata Yang Potensial di Jawa Barat dengan memberikan pendidikan dan wisata berkebun Atribut Iklan dibandingkan dengan promosi penjualan Iklan dibandingkan dengan hubungan masyarakat Iklan dibandingkan dengan pemasaran langsung Promosi penjualan dibandingkan dengan hubungan masyarakat Promosi penjualan dibandingkan dengan pemasaran langsung Hubungan masyarakat dibandingkan dengan pemasaran langsung
Nilai skala banding
99
PETUNJUK NILAI SKALA BANDING Perbandingan
Nilai
Bila A sama pentingnya dengan B Bila A sedikit lebih penting dibandingkan dengan B Bila A jelas lebih penting dibandingkan B
1 3
Perbandingan
Nilai
Bila B sebaliknya (B sedikit lebih penting 1/3 dibandingkan A) 5 Bila B sebaliknya (B sedikit lebih penting 1/5 dibandingkan A) Bila A sangat jelas lebih penting 7 Bila B sebaliknya (B sedikit lebih penting 1/7 dibandingkan B dibandingkan A) Bila A mutlak lebih penting dibandingkan 9 Bila B sebaliknya (B sedikit lebih penting 1/9 B dibandingkan A) Nilai-nilai skala genap (2, 4, 6, 8 atau 1/2, 1/4, 1/6, 1/8 ) khusus diberikan untuk nilai skala pembanding yang nilainya berada diantara dua nilai pembanding ganjil berurutan. misalnya, pada kasus A dibandingkan dengan B, nilai A sedikit lebih penting hingga jelas lebih penting dibandingkan B, maka nilai skala pembanding yang diberikan antar 3 dan 5, yaitu 4 atau 1/4 bila sebaliknya
Keterangan : Sub-sub faktor yang termasuk dalam bauran Orang pada agrowisata Little Farmers yang harus diperhatikan adalah: 1. Jumlah karyawan/pemandu, yaitu jumlah atau kuantitas karyawan/pemandu yang bekerja pada agrowisata Little Farmers. 2. Kompetensi, merupakan pengetahuan karyawan yang meliputi pengetahuan tentang cara budidaya pertanian, peternakan, agrowisata, dan sebagainya. 3. Kesigapan, merupakan kesigapan karyawan dalam melayani pengunjung seperti cepat atau tidaknya karyawan bertindak ketika melihat pengunjung datang atau ketika pengunjung mengalami kesulitan. 4. Keramahan, yaitu sikap ramah dan sopan karyawan terhadap pengunjung agrowisata Little Farmers. Instruksi 3.9. Bandingkan sub-sub faktor untuk faktor Orang dengan tujuan meningkatkan jumlah pengunjung Agrowisata Little Farmers Atribut Jumlah karyawan dibandingkan dengan kompetensi Jumlah karyawan/pemandu dibandingkan dengan kesigapan Jumlah karyawan/pemandu dibandingkan dengan keramahan Kompetensi dibandingkan dengan kesigapan Kompetensi dibandingkan dengan keramahan Kesigapan dibandingkan dengan keramahan
Nilai skala banding
100
PETUNJUK NILAI SKALA BANDING Perbandingan
Nilai
Bila A sama pentingnya dengan B Bila A sedikit lebih penting dibandingkan dengan B Bila A jelas lebih penting dibandingkan B
1 3
Perbandingan
Nilai
Bila B sebaliknya (B sedikit lebih penting 1/3 dibandingkan A) 5 Bila B sebaliknya (B sedikit lebih penting 1/5 dibandingkan A) Bila A sangat jelas lebih penting 7 Bila B sebaliknya (B sedikit lebih penting 1/7 dibandingkan B dibandingkan A) Bila A mutlak lebih penting dibandingkan 9 Bila B sebaliknya (B sedikit lebih penting 1/9 B dibandingkan A) Nilai-nilai skala genap (2, 4, 6, 8 atau 1/2, 1/4, 1/6, 1/8 ) khusus diberikan untuk nilai skala pembanding yang nilainya berada diantara dua nilai pembanding ganjil berurutan. misalnya, pada kasus A dibandingkan dengan B, nilai A sedikit lebih penting hingga jelas lebih penting dibandingkan B, maka nilai skala pembanding yang diberikan antar 3 dan 5, yaitu 4 atau 1/4 bila sebaliknya
Keterangan : Sub-sub faktor yang termasuk dalam bauran orang pada agrowisata Little Farmers yang harus diperhatikan adalah: 1. Jumlah karyawan/pemandu, yaitu jumlah atau kuantitas karyawan/pemandu yang bekerja pada agrowisata Little Farmers. 2. Kompetensi, merupakan pengetahuan karyawan yang meliputi pengetahuan tentang cara budidaya pertanian, peternakan, agrowisata, dan sebagainya. 3. Kesigapan, merupakan kesigapan karyawan dalam melayani pengunjung seperti cepat atau tidaknya karyawan bertindak ketika melihat pengunjung datang atau ketika pengunjung mengalami kesulitan. 4. Keramahan, yaitu sikap ramah dan sopan karyawan terhadap pengunjung agrowisata Little Farmers. Instruksi 3.10. Bandingkan sub-sub faktor untuk faktor Orang dengan Tujuan Menjadikan Little Farmers Sebagai Agrowisata Yang Potensial di Jawa Barat dengan memberikan pendidikan dan wisata berkebun Atribut Jumlah karyawan dibandingkan dengan kompetensi Jumlah karyawan/pemandu dibandingkan dengan kesigapan Jumlah karyawan/pemandu dibandingkan dengan keramahan Kompetensi dibandingkan dengan kesigapan Kompetensi dibandingkan dengan keramahan Kesigapan dibandingkan dengan keramahan
Nilai skala banding
101
PETUNJUK NILAI SKALA BANDING Perbandingan
Nilai
Bila A sama pentingnya dengan B Bila A sedikit lebih penting dibandingkan dengan B Bila A jelas lebih penting dibandingkan B
1 3
Perbandingan
Nilai
Bila B sebaliknya (B sedikit lebih penting 1/3 dibandingkan A) 5 Bila B sebaliknya (B sedikit lebih penting 1/5 dibandingkan A) Bila A sangat jelas lebih penting 7 Bila B sebaliknya (B sedikit lebih penting 1/7 dibandingkan B dibandingkan A) Bila A mutlak lebih penting dibandingkan 9 Bila B sebaliknya (B sedikit lebih penting 1/9 B dibandingkan A) Nilai-nilai skala genap (2, 4, 6, 8 atau 1/2, 1/4, 1/6, 1/8 ) khusus diberikan untuk nilai skala pembanding yang nilainya berada diantara dua nilai pembanding ganjil berurutan. misalnya, pada kasus A dibandingkan dengan B, nilai A sedikit lebih penting hingga jelas lebih penting dibandingkan B, maka nilai skala pembanding yang diberikan antar 3 dan 5, yaitu 4 atau 1/4 bila sebaliknya
Keterangan : Sub-sub faktor yang termasuk dalam bauran proses pada agrowisata Little Farmers yang harus diperhatikan adalah: 1. Tanggapan atas keluhan, yaitu respon karyawan atau pengelola agrowisata terhadap keluhan pengunjung 2. Kualitas dalam layanan, yaitu kualitas dari pelayanan yang diberikan di agrowisata Little Farmers 3. Kecepatan dalam pelayanan, yaitu kecepatan pemandu dalam melayani pengunjung. Instruksi 3.11. Bandingkan sub-sub faktor untuk faktor Proses dengan tujuan meningkatkan jumlah pengunjung Agrowisata Little Farmers Atribut Tanggapan atas keluhan dibandingkan dengan kualitas layanan Tanggapan atas keluhan dibandingkan dengan kecepatan dalam pelayanan Kualitas layanan dibandingkan dengan kecepatan dalam pelayanan
Nilai skala banding
Instruksi 3.12.
Bandingkan sub-sub faktor untuk faktor Proses dengan Tujuan Menjadikan Little Farmers Sebagai Agrowisata Yang Potensial di Jawa Barat dengan memberikan pendidikan dan wisata berkebun Atribut Nilai skala banding Tanggapan atas keluhan dibandingkan dengan kualitas layanan Tanggapan atas keluhan dibandingkan dengan kecepatan dalam pelayanan Kualitas layanan dibandingkan dengan kecepatan dalam pelayanan
102
PETUNJUK NILAI SKALA BANDING Perbandingan
Nilai
Bila A sama pentingnya dengan B Bila A sedikit lebih penting dibandingkan dengan B Bila A jelas lebih penting dibandingkan B
1 3
Perbandingan
Nilai
Bila B sebaliknya (B sedikit lebih penting 1/3 dibandingkan A) 5 Bila B sebaliknya (B sedikit lebih penting 1/5 dibandingkan A) Bila A sangat jelas lebih penting 7 Bila B sebaliknya (B sedikit lebih penting 1/7 dibandingkan B dibandingkan A) Bila A mutlak lebih penting dibandingkan 9 Bila B sebaliknya (B sedikit lebih penting 1/9 B dibandingkan A) Nilai-nilai skala genap (2, 4, 6, 8 atau 1/2, 1/4, 1/6, 1/8 ) khusus diberikan untuk nilai skala pembanding yang nilainya berada diantara dua nilai pembanding ganjil berurutan. misalnya, pada kasus A dibandingkan dengan B, nilai A sedikit lebih penting hingga jelas lebih penting dibandingkan B, maka nilai skala pembanding yang diberikan antar 3 dan 5, yaitu 4 atau 1/4 bila sebaliknya
Keterangan : sub-sub Faktor yang termasuk dalam bauran Bukti Fisik pada Agrowisata Little Farmers yang harus diperhatikan adalah: 1. Atribut penunjuk arah ke dan di dalam kawasan wisata, merupakan tanda penunjuk arah yang menunjukan letak Agrowisata Little Farmers 2. Parkir, yaitu kondisi tempat parkir dan daya tamping area parkir yang disediakan oleh Agrowisata Little Farmers 3. Toilet, yaitu kombinasi antara jumlah, pemeliharaan, kebersihan, dan penerangan toilet 4. Gajebo/shelter, yaitu tempat istirahat pengunjung berbentuk bangunan tanpa dinding 5. Tempat ibadah, mencakup keberadaan, luas tempat ibadah, kelengkapan sarana ibadah seperti sajadah, dan mukena. Kebersihan lokasi tempat ibadah dan kenyamanan. 6. Fasilitas bermain, yaitu arena bermain bagi pengunjung dari kalangan anak 7. Kebun percobaan, merupakan lahan yang digunakan untuk bercocok tanam dan ternak 8. Desain dan layout, meliputi penataan lokasi wisata
103
Instruksi 3.13. Bandingkan sub-sub faktor untuk faktor bukti fisik dengan tujuan meningkatkan Jumlah Pengunjung Agrowisata Little Farmers Atribut Penunjuk arah dibandingkan dengan parkir Penunjuk arah dibandingkan dengan toilet Penunjuk arah dibandingkan dengan gajebo Penunjuk arah dibandingkan dengan tempat ibadah Penunjuk arah dibandingkan dengan fasilitas bermain Penunjuk arah dibandingkan dengan kebun percobaan Penunjuk arah dibandingkan dengan desain dan layout Parkir dibandingkan dengan toilet Parkir dibandingkan dengan gajebo Parkir dibandingkan dengan tempat ibadah Parkir dibandingkan dengan fasilitas bermain Parkir dibandingkan dengan kebun percobaan Parkir dibandingkan dengan desain dan layout Toilet dibandingkan dengan gajebo Toilet dibandingkan dengan tempat ibadah Toilet dibandingkan dengan fasilitas bermain Toilet dibandingkan dengan kebun percobaan Toilet dibandingkan dengan desain dan layout Kantin dibandingkan dengan tempat ibadah Kantin dibandingkan dengan fasilitas bermain
Nilai skala banding
Kantin dibandingkan dengan kebun percobaan Kantin dibandingkan dengan desain dan layout Tempat ibadah dibandingkan fasilitas bermain Tempat ibadah dibandingkan dengan kebun percobaan Tempat ibadah dibandingkan dengan desain dan layout Fasilitas bermain dibandingkan dengan kebun percobaan Fasilitas bermain dibandingkan dengan desain dan layout
104
Instruksi 3.13. Bandingkan sub-sub faktor untuk faktor bukti fisik dengan Tujuan Menjadikan Little Farmers Sebagai Agrowisata Yang Potensial di Jawa Barat dengan memberikan pendidikan dan wisata berkebun Atribut Penunjuk arah dibandingkan dengan parkir Penunjuk arah dibandingkan dengan toilet Penunjuk arah dibandingkan dengan gajebo Penunjuk arah dibandingkan dengan tempat ibadah Penunjuk arah dibandingkan dengan fasilitas bermain Penunjuk arah dibandingkan dengan kebun percobaan Penunjuk arah dibandingkan dengan desain dan layout Parkir dibandingkan dengan toilet Parkir dibandingkan dengan gajebo Parkir dibandingkan dengan tempat ibadah Parkir dibandingkan dengan fasilitas bermain Parkir dibandingkan dengan kebun percobaan Parkir dibandingkan dengan desain dan layout Toilet dibandingkan dengan gajebo Toilet dibandingkan dengan tempat ibadah Toilet dibandingkan dengan fasilitas bermain Toilet dibandingkan dengan kebun percobaan Toilet dibandingkan dengan desain dan layout Kantin dibandingkan dengan tempat ibadah Kantin dibandingkan dengan fasilitas bermain
Nilai skala banding
Kantin dibandingkan dengan kebun percobaan Kantin dibandingkan dengan desain dan layout Tempat ibadah dibandingkan fasilitas bermain Tempat ibadah dibandingkan dengan kebun percobaan Tempat ibadah dibandingkan dengan desain dan layout Fasilitas bermain dibandingkan dengan kebun percobaan Fasilitas bermain dibandingkan dengan desain dan layout
105
Lampiran 2. Foto Produk/Paket wisata yang di Little Farmers
Family Camp
Pelatihan Agribisnis
Berkebun
Hiking
Berkebun Plus
Paint ball
106
Two line bride
Flying fox
Bercocoktanam dan Beternak
107
Lampiran 3. Artikel Jelajah wisata Little Farmers.
108