STRATEGI BAURAN PEMASARAN MAJELIS TAKLIM NURUL MUSTHOFA CIGANJUR JAKARTA SELATAN
Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I)
Oleh LUTFI AFIF NIM: 107053002927
PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1432 H. / 2011 M
STRATEGI BAURAN PEMASARAN MAJELIS TAKLIM NURUL MUSTHOFA CIGANJUR JAKARTA SELATAN
Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)
PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1432 H. / 2011 M.
ABSTRAK Lutfi Afif, Strategi Bauran Pemasaran Majelis Taklim Nurul Musthofa Ciganjur Jakarta Selatan, di bawah bimbingan H. Mulkanasir, BA., S.Pd., MM Bauran pemasaran adalah suatu cara yang dapat dilakukan oleh sebuah perusahaan atau lembaga apapun di dalam mempengaruhi permintaan terhadap produk yang dihasilkan yang terdiri dari empat variabel, yaitu: produk, harga, tempat, dan promosi. Latar belakang dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui strategi bauran pemasaran dakwah di Majelis Taklim Nurul Musthofa Ciganjur Jakarta Selatan, melihat bagaimana strategi yang dijalankan berkaitan dengan bauran pemasaran dan melihat bagaimana implementasi bauran pemasaran yang dilakukan oleh Majelis Taklim Nurul Musthofa. Dalam melihat strategi bauran pemasaran yang dijalankan tersebut dapat dilihat dari posisi Majelis Taklim Nurul Musthofa. Lalu di dalam melihat implementasi bauran pemasaran tersebut terdapat 4 dimensi yang dapat dikukur, antara lain produk, harga, tempat dan promosi. Di dalam penelitian ini, metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif yaitu dengan melakukan pengamatan di Majelis Taklim Nurul Musthofa terhadap strategi bauran pemasaran dan implementasinya. Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa posisi Majelis Taklim Nurul Musthofa terletak di kuadran I yang menunjukan rekomendasi progresif yang berarti Majelis Taklim Nurul Musthofa dalam keadaan mantap dan kondisi prima sehingga dapat
dimungkinkan untuk
terus melakukan ekspansi,
memperbesar pertumbuhan, dan meraih kemajuan secara maksimal di masa yang akan datang. Hasil penelitian juga menunjukan bahwa variabel bauran pemasaran yang memberikan pengaruh positif terhadap minat masyarakat dan jamaah adalah variabel produk, harga, tempat dan promosi sesuai dengan keinginan masyarakat. Berdasarkan hasil pengamatan bahwa yang terdapat pengaruh yang positif terhadap minat jamaah dan masyarakat adalah variabel produk, harga, tempat dan promosi. Kata kunci: Strategi, Pemasaran, Bauran Pemasaran, Majelis Taklim
i
KATA PENGANTAR BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM Alhamdulillahhirabbil’almiin, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan inayah, hidayah dan segala karunia yang tiada tara kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas skripsi dengan judul “Strategi Bauran Pemasaran Majelis Taklim Nurul Musthofa Ciganjur Jakarta Selatan” yang tidak lain adalah sebagai persyaratan menyelesaikan program S1 di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dengan gelar S.Kom.I. Waktu, biaya, tenaga dan pikiran telah diperjuangkan dengan segala keterbatasan dan kemampuan yang dimiliki dalam pembuatan skripsi ini hingga selesai. Namun penulis menyadari bahwa hasil karya skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan sebagaimana yang diharapkan. Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Rasulullah SAW, beserta para keluarga, sahabat, dan orang-orang yang mengikutinya hingga akhir zaman. Karena beliaulah sebaik-baiknya suri tauladan bagi kita semua agar menjadi insan kamil yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT. Lalu tidak lupa juga penulis mengucapkan terima kasih kepada pihakpihak yang telah membantu di dalam penyelesaian skripsi ini sehingga dapat terselesaikan pada waktunya. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Drs. Arief Subhan MA, selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi beserta staf-stafnya.
ii
2. Drs. Cecep Castrawijaya, selaku Ketua Jurusan Manajemen Dakwah, dan H. Mulkanasir, MM, selaku Sekretaris Jurusan Manajemen Dakwah dan pembimbing penulis yang telah dengan ikhlas selalu meluangkan waktunya di dalam memberikan bimbingan, arahan, perhatian, kritik, serta saran pada tugas skripsi yang telah penulis selesaikan. 3. Segenap Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah memberikan bantuan keilmuan bagi penulis sehingga hasil karya skripsi ini dapat terselesaikan. 4. Papah (Mahfud) dan Mamah (Noorlaily Agusdina S.) penulis yang telah melahirkan dan selalu memberikan kekuatan serta kasih sayang yang tidak terhingga di dalam memberikan motivasi serta dukungan moril maupun materiil. 5. Kakek (alm. Miftach Soebiyanto) dan Nenek (Popy Harwini) tercinta yang telah mengasuh dan mendidik penulis dari kecil hingga saat ini. Semoga amal ibadah kalian diterima dan diberikan tempat yang terbaik di sisi Allah SWT, amin.. I love you.. Dan juga untuk seluruh keluarga besarku yang selalu mendukung setiap waktu, Abah, Emak, dan yang lainnya yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu. 6. Ketua beserta para staf Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah memberikan pelayanan bagi penulis di dalam memberikan referensi. 7. Pengurus Majelis Taklim Nurul Musthofa, Ust. Abdurrahman Ayyub, ka Doni, Emha Musyaffa serta jamaah Majelis Taklim Nurul Musthofa umumnya yang telah menerima penulis dengan tangan terbuka selama mengadakan
iii
penelitian dan membantu memberikan data-data yang penulis perlukan di dalam penelitian 8. Untuk adikku yang kubanggakan satu-satunya, Fadli Muslih Tamimih yang selalu menyayangi, mendukung dan memberikan motivasi kepada penulis. 9. Untuk Dara Puspita Sari, yang selalu menemani setiap saat, mendukung, menyayangi
dan
memberikan
motivasi
untuk
tidak
henti-hentinya
bersemangat di dalam penyelesaian skripsi ini. 10. Teman-teman seperjuangan MD A angkatan 2007, abi, adoenk imoet, hendri montok, bisri, woro bolang, arif, Hakim, fery van java, ipank, rendy acong, ust. Hery, yulita nying-nying, eka, ita, hany, nurlia, dien, rina dan semua teman-teman yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu. Pahit manis waktu diskusi tidak akan pernah terlupakan dan perjuangan untuk menggapai setiap mimpi yang telah kita lakukan bersama-sama tidak akan selesai sampai disini. Bersemangatlah kawan-kawanku, kita raih masa depan kita yang lebih baik. 11. Teman-teman KKN Cisolok nan Elok, terima kasih untuk persahabatan dan semua kenangan yang telah kita lakukan semoga kita selalu kompak ya. Hanya doa dan harapan yang bisa penulis sampaikan semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis sendiri khususnya dan pembaca umumnya serta kepada semua pihak yang telah membantu kelancaran skripsi ini semoga mendapatkan balasan dari Allah SWT, amin. Jakarta, 10 Juni 2011
Penulis
iv
DAFTAR ISI Halaman ABSTRAK ....................................................................................................
i
KATA PENGANTAR ..................................................................................
ii
DAFTAR ISI .................................................................................................
v
DAFTAR TABEL ........................................................................................ viii
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ...................................................
1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ...............................
5
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .........................................
6
D. Tinjauan Pustaka ...............................................................
7
E. Metodologi Penelitian .......................................................
8
F. Sistematika Penulisan .......................................................
13
LANDASAN TEORI A. Strategi ..............................................................................
15
1. Pengertian Strategi ....................................................
15
2. Tahapan-Tahapan Strategi .........................................
19
a. Visi, Misi dan Tujuan Manajemen Strategi .........
19
b. Analisis Lingkungan ............................................
20
c. Formulasi Strategi ................................................
21
d. Implementasi strategi ...........................................
23
e. Pengendalian Strategi...........................................
24
v
BAB III
B. Bauran Pemasaran.............................................................
25
1. Pengertian Bauran Pemasaran ...................................
25
2. Unsur-Unsur bauran Pemasaran ................................
27
a. Strategi Produk .....................................................
27
b. Strategi Harga.......................................................
30
c. Strategi Saluran Distribusi atau Tempat ..............
31
d. Strategi Promosi ...................................................
34
C. Majelis Taklim ..................................................................
37
1. Pengertian Majelis Taklim ........................................
37
2. Sejarah Majelis Taklim .............................................
38
3. Fungsi Majelis Taklim...............................................
40
GAMBARAN UMUM MAJELIS TAKLIM NURUL MUSTHOFA CIGANJUR JAKARTA SELATAN A. Letak Geografis Majelis Taklim Nurul Musthofa Ciganjur Jakarta Selatan ..................................................................
42
B. Latar Belakang Berdirinya Majelis Taklim Nurul Musthofa Ciganjur Jakarta Selatan ...................................................
42
C. Visi, Misi, dan Tujuan Majelis Taklim Nurul Musthofa Ciganjur Jakarta Selatan ...................................................
44
D. Susunan Personalia Majelis Taklim Nurul Musthofa Ciganjur Jakarta Selatan ..................................................................
45
E. Program Kerja Majelis Taklim Nurul Musthofa Ciganjur Jakarta Selatan ..................................................................
46
F. Fasilitas Majelis Taklim Nurul Musthofa Ciganjur Jakarta Selatan ............................................................................... G. Kurikulum Majelis Taklim Nurul Musthofa ..............
vi
51
50
BAB IV
ANALISIS PEMASARAN
PELAKSANAAN PADA
STRATEGI
MAJELIS
TAKLIM
BAURAN NURUL
MUSTHOFA A. Majelis Taklim Nurul Musthofa Dalam Menyusun Strategi Bauran Pemasaran.............................................................
52
1. Visi, Misi dan Tujuan ................................................
52
2. Analisa Lingkungan ..................................................
52
3. Formulasi Strategi .....................................................
55
a. Analisis SWOT Majelis Taklim Nurul Musthofa Ciganjur Jakarta Selatan .......................................
55
4. Implementasi Strategi ................................................
68
5. Pengendalian Strategi ................................................
69
B. Implementasi Bauran Pemasaran (marketing mix) Di Majelis
BAB V
Taklim Nurul Musthofa Ciganjur Jakarta Selatan ............
69
1. Strategi Produk ..........................................................
69
2. Strategi harga .............................................................
74
3. Strategi Saluran Distribusi atau Tempat ....................
76
4. Strategi Promosi ........................................................
80
PENUTUP A. Kesimpulan .......................................................................
87
B. Saran-saran........................................................................
88
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................
89
LAMPIRAN
vii
Daftar Tabel
1. Jadwal Penelitian ........................................................................
10
2. Bagan Matrik Analisis Kuantitatif S.W.O.T. pada Majelis Taklim Nurul Musthofa ...........................................................................
viii
64
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Agama Islam adalah agama dakwah. Pengertian agama dakwah adalah
suatu
agama
yang
didalamnya
terdapat
usaha
untuk
menyebarluaskan kebenaran ajaran yang diyakini datang dari Tuhan dan perbuatan mengajak atau menyeru orang-orang yang belum mempercayai dan menganut dianggap sebagai suatu tugas suci dan pengabdian terhadap Tuhan.1 Islam merupakan suatu kebenaran, maka agama ini menurut kodratnya harus tersebar luas, diperkenalkan dan diperlihatkan kepada umat manusia. Dakwah diartikan dengan undangan, seruan atau ajakan yang kesemuanya menunjukan adanya komunikasi antara dua belah pihak, dimana pihak pertama (da‟i) berusaha menyampaikan pesan, informasi, mengajak, dan mempengaruhi pihak kedua (mad‟u), namun dalam proses berdakwah hendaknya pesan-pesan agama disampaikan dengan cara baik.2 Sepenggal firman Allah SWT selalu mengingatkan kita akan kewajiban sebagai umat Islam untuk saling mengingatkan dan mengajak kepada sesama umat Islam dalam hal kebaikan. Hal ini tercantum dalam ayat Al-Qur‟an di dalam surat Ali Imron ayat 104 yang berbunyi. 1
Zaini Mukhtarom, Dasar-Dasar Manajemen dakwah, (Yogyakarta: Al-Amin Press, 1996),cet ke-1,h.15 2 Toha yahya, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Wijaya, 1992) cet ke-5, h.1
1
2
Artinya: “dan
hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang
menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung.”(Q.S. Ali Imron: 104).3 Dalam menghadapi kehidupan yang serba kompleks seperti sekarang ini, perlu adanya pola atau sistem yang mampu menjawab persoalan-persoalan yang ada. Dakwah tidak hanya dilakukan melalui Mimbar atau Tabligh, melainkan dibentuknya suatu lembaga dakwah dengan perencanaan yang teratur dan terarah. Dakwah merupakan suatu proses yang saling berkaitan. Untuk itu di dalam dakwah ada pemikiran. Pertama, dakwah dipandang sebagai suatu tugas aktivitas penerangan, penyiaran, dan penyebaran agama Islam. Kedua, dakwah dapat diartikan sebagai suatu usaha untuk merealisasikan ajaran Islam dalam semua segi kehidupan. 4 Dakwah dalam pengertian sebagai usaha merealisasikan ajaran Islam dapat dilakukan dengan cara membentuk suatu lembaga yang 3
DEPARTEMEN AGAMA R.I., Al-Qur’an dan Tafsirnya, (Yogyakarta: PT. Dana Bhakti Wakaf), h. 14 4 Prihananto, Jurnal Ilmu Dakwah, fakultas dakwah IAIN Sunan Ampel Surabaya, Oktober, 2001, Vol. IV,h.22
3
berkompeten untuk mewujudkan ajaran Islam tersebut. Majelis Taklim adalah salah satu lembaga nonformal yang bertujuan meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT dan akhlak mulia bagi jamahnya. Dalam prakteknya, Majelis Taklim merupakan tempat pengajaran atau pendidikan agama Islam yang paling fleksibel dan tidak terikat oleh waktu. Majelis Taklim bersifat terbuka terhadap segala usia, lapisan atau strata sosial dan jenis kelamin. Waktu penyelenggaraannya pun tidak terikat, tempat pengajarannya pun bisa melakukan dirumah, masjid, gedung, halaman dsb. Selain itu Majelis Taklim memiliki dua fungsi sekaligus, yaitu sebagai lembaga dakwah dan lembaga nonformal. Fleksibelitas inilah yang menjadi kekuatan sehingga mampu bertahan dan merupakan lembaga pendidikan Islam yang paling terdekat dengan umat (masyarakat). Majelis Taklim mempunyai tujuan secara umum, yaitu untuk membina dan hubungan yang santun antara manusia dan Allah SWT, sesamanya, lingkungannya dalam rangka membina masyarakat yang bertakwa kepada Allah SWT. Pada saat ini, lembaga Majelis Taklim yang dilatarbelakangi keagamaan selalu tumbuh dan menjamur dalam berbagai bentuk dan cara. Seperti, Majelis Taklim Nurul Musthofa, Ciganjur, Jakarta Selatan. Majelis Taklim Nurul Musthofa merupakan lembaga pendidikan Islam yang berazaskan Islam dan berlandaskan Al-qur‟an dan sunnah. Menarik untuk dikaji, karena Majelis Taklim Nurul Musthofa merupakan
4
sarana yang efektif dalam menyampaikan ajaran Islam melalui pengajian harian, mingguan yang rutin diadakan sesuai jadwal yang telah ditentukan. Majelis Taklim ini diikuti oleh semua kalangan yang berasal dari setiap daerah di Jakarta khususnya. Hal ini menjadi menarik karena dapat dilihat bahwa pengikut Majelis Taklim ini kian hari selalu bertambah. Tentunya hal ini tidak terjadi dengan sendirinya karena di balik itu semua pasti ada pengelolaan manajemen yang sangat terampil di dalam melaksanakan setiap acara pengajian tersebut agar berjalan efektif dan efisien. Di dalam ilmu manajemen terutama dalam manajemen pemasaran, kita mengenal istilah bauran pemasaran (marketing mix). Bauran pemasaran merupakan cara dimana pengusaha dapat mempengaruhi konsumennya yang memerlukan perencanaan dan pengawasan yang matang serta perlu dilakukan tindakan-tidakan konkret.5 Untuk keperluan tersebut pengusaha dapat melakukan tidakan-tindakan yang terdiri dari 4 macam, yaitu tindakan mengenai produk (product), harga (price), distribusi atau penempatan produk (place), dan promosi (promotion). Tentunya menarik untuk melihat bagaimana penerapan manajemen pemasaran, khususnya mengenai bauran pemasaran tersebut ke dalam sebuah Majelis Taklim yang tentunya akan memberi manfaat juga untuk Majelis Taklim Nurul Mustofa untuk dapat terus bertahan di tengahtengah masyarakat. Keberadaan Majelis Taklim ini mutlak diperlukan
5
Ds. H. Indriyo Gitosudarmo, M. Com. (Hons), Manajemen Strategis, (Yogyakarta: BPFE-YOGYAKARTA, 2001), h. 203
5
sebagai tempat bagi siapapun yang selalu ingin mendalami ilmu agama Islam agar hidupnya menjadi lebih terarah dan lebih baik lagi. Dengan memahami bahwa urgensi strategi bauran pemasaran pada suatu organisasi, maka penulis menjadi tertarik untuk menganalisis mengenai upaya pengelola Majelis Taklim Nurul Musthofa untuk dapat bertahan ditengah-tengah masyarakat. Oleh karena itu penulis bermaksud untuk mangadakan penelitian di Majelis Taklim Nurul Musthofa Ciganur Jakarta Selatan mengenai bauran pemasaran yang merupakan bagian dari strategi pemasaran yang penerapannya dapat dilakukan pada lembaga apapun yang menghasilkan produk baik berupa barang ataupun jasa. Seperti halnya Majelis Ttaklim Nurul Musthofa yang merupakan sebuah lembaga yang memberikan jasa pada jamaahnya. Atas dasar pertimbangan diatas, penulis tertarik untuk mengambil judul penelitian “STRATEGI TAKLIM
NURUL
BAURAN PEMASARAN MAJELIS
MUSTHOFA
CIGANJUR
JAKARTA
SELATAN.” B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Batasan Masalah Penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Dalam pembahasan skripsi ini, penulis akan membatasi pada seputar strategi berkenaan dengan bauran pemasaran di Majelis Taklim Nurul Musthofa Ciganjur Jakarta Selatan.
6
b. Penulis juga akan membahas mengenai implementasi dari bauran pemasaran di Majelis Taklim Nurul Musthofa Ciganjur Jakarta Selatan. 2. Perumusan Masalah Penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Bagaimana strategi bauran pemasaran Majelis Taklim Nurul Musthofa Ciganjur Jakarta Selatan? b. Bagaimana implementasi strategi bauran pemasaran pada Majelis Taklim Nurul Musthofa? C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian. a. Untuk mengetahui bagaimana pengurus Majelis Taklim Nurul Musthofa di dalam menerapkan strategi bauran pemasaran. b. Untuk mengetahui bagaimana implementasi bauran pemasaran di Majelis Taklim Nurul Musthofa. 2. Manfaat Penelitian. a. Bagi Akademis. 1) Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi pengembangan pengetahuan ilmiah di bidang manajemen, khususnya mengenai penerapan bauran pemasaran pada suatu Majelis Taklim di dalam mempengaruhi jamaahnya. 2) Untuk kepentingan akademis sebagai pelengkap tugas akhir/skripsi jurusan Manajemen Dakwah di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi.
7
b. Bagi Praktis. Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan khazanah keilmuan berbagai kalangan, seperti teoritis, praktisi atau aktifitas manajemen pada umumnya dan pengelola Majelis Taklim Nurul Mustofa khususnya dimana sebagai lembaga yang harus selalu meningkatkan kembali kualitasnya, khususnya di bidang pemasaran mengenai bauran pemasarannya untuk lebih menarik lagi minat jamaah dan masyarakat terhadap kegiatan yang akan dilakukan. c. Bagi Majelis Taklim Nurul Musthofa. 1) Sebagai formula baru di dalam mengefektifkan bauran pemasaran pada sebuah Majelis Taklim. 2) Memahami bahwa bauran pemasaran sangat penting bagi jamaah dalam mempengaruhi keinginan dan minat jamaahnya. D. Tinjauan Pustaka Di dalam penyusunan skripsi ini, penulis telah melakukan tinjauan pustaka dan ternyata belum ditemukan skripsi yang membahas secara utuh mengenai bauran pemasaran yang diterapkan pada Majelis Taklim Nurul Musthofa. Tetapi walaupun begitu, untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan seperti “menjiplak” hasil karya orang lain, maka penulis perlu mempertegas perbedaan antara masing-masing judul dengan masalah yang sedang dibahas yaitu sebagai berikut:
8
1. Bauran Pemasaran Produk Deposito Mudharabah BPR Syariah Harta Insan Karimah Bekasi Cabang Jakarta Pusat Oleh Chriswulandari (104053002043) Jurusan Manajemen Dakwah Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Di dalamnya memaparkan
mengenai
merancang
dan
menggunakan
strategi
pemasaran yang harus digunakan untuk mencapai target. 2. Analisis Terhadap Bauran Pemasaran Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) Kafilah Akbar Jakarta Timur Oleh Wellda Sapta Milanda Jurusan Manajemen Dakwah Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
UIN
Syarif
Hidayatullah
Jakarta.
Di
dalamnya
memaparkan mengenai penerapan bauran pemasaran pada sebuah KBIH. Sedangkan judul skripsi penulis berjudul “STRATEGI BAURAN PEMASARAN CIGANJUR,
MAJELIS JAKARTA
TAKLIM SELATAN.”
NURUL sehingga
MUSTHOFA dalam
segi
pembahasannya lebih menekankan pada penerapan strategi bauran pemasaran Majelis Taklim Nurul Musthofa Ciganjur Jakarta Selatan. E. Metodologi Penelitian. 1. Metode Penelitian. Pendekatan yang digunakan di dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif menurut Kirk dan Miller mendefinisikan penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung pada
9
pengamatan pada manusia dalam kawasannya sendiri dan berhubungan dengan
orang-orang
tersebut
dalam
bahasanya
dan
dalam
peristilahannya.6 2.
Ruang Lingkup Penelitian. a. Subjek dan Objek Penelitian. Subjek dalam penelitian ini adalah sekelompok orang yang dapat
memberikan
informasi.
Mereka
terdiri
dari
bagian
koordinator, pengurus dan para jamaah Majelis Taklim Nurul Musthofa Ciganjur Jakarta Selatan. Sedangkan yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah “Strategi Bauran Pemasaran Majelis Taklim Nurul Musthofa Ciganjur Jakarta Selatan”. b. Waktu dan Tempat Penelitian. Waktu penelitian ini dilaksanakan dari bulan Maret 2011 sampai Juni 2011. Untuk lebih jelasnya mengenai berbagai kegiatan yang dilakukan penulis di dalam melaksanakan penelitian ini adalah sebagai berikut.
6
Lexi J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualiatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2004), h. 3
10
Tabel 1 Jadwal Penelitian No.
Kegiatan
1.
Penyusunan proposal skripsi.
2.
Seminar proposal skripsi.
3.
Pengajuan permohonan
Maret
April
Mei
Juni
2011
2011
2011
2011
melakukan penelitian di tempat Majelis Taklim Nurul Musthofa. 4.
Observasi kegiatan majelis taklim pada malam senin dan malam minggu.
5.
Wawancara dan mencari data.
6.
Melakukan analisis data dan penyusunan laporan.
Adapun tempat penelitian ini dilaksanakan di Majelis Taklim Nurul Musthofa Jalan RM. Kahfi 1 Gg. Manggis No. 9A Rt.002 Rw.001, Ciganjur, Jagakarsa - Jakarta Selatan. Adapun alasan pemilihan tempat ini berdasarkan pertimbangan sebagai berikut: 1) Majelis Taklim Nurul Musthofa merupakan salah satu Majelis Taklim yang cukup berpengaruh di daerah Jakarta dan sekitarnya.
11
2) Karena bagi penulis dapat menghemat waktu, biaya, tenaga dan pikiran sehingga penelitian akan dapat selesai tepat pada waktunya. 3) Lokasi yang tidak terlalu jauh dari tempat tinggal penulis sehingga mudah dijangkau. 3. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data Dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan teknik pemeriksaan
keabsahan
data
dengan
menggunakan
ketekunan
pengamatan, yaitu mencari secara konsisten interpretasi dengan berbagai cara dengan kaitannya dengan proses analisis yang konstan atau tentatif.7 Dalam hal ini penulis akan mengamati secara langsung ke lokasi penelitian di Majelis Taklim Nurul Musthofa untuk memperoleh data-data yang diinginkan. 4. Teknik Pengumpulan Data. Untuk mendapatkan data yang akurat, peneliti menggunakan data primer dan data sekunder yaitu: a. Data primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari sumber data pertama di lokasi penelitian atau objek penelitian8, antara lain: 1) Interview (Wawancara). Teknik yang digunakan oleh peneliti apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan
7
Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2006), Edisi Revisi, h. 329 8 M. Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2009), cet. ke-4, h. 120
12
permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit/kecil.9 Dalam hal ini peneliti mewawancarai orang yang representative di dalam lembaganya guna menambah bahan acuan dalam penelitian ini. 2) Observasi (Pengamatan). Merupakan suatu teknik pengumpulan data yang mempunyai ciri spesifik dimana dalam berkomunikasinya tidak hanya dengan orang saja, tetapi juga dapat dengan obyekobyek alam yang lain.10 Dalam hal ini peneliti mengadakan pengamatan langsung mengenai kegiatan di Majelis Taklim Nurul Musthofa dalam menerapkan bauran pemasaran di dalam menarik minat jamaahnya. b. Data Sekunder Data sekunder ini adalah data yang diperoleh dengan cara mengumpulkan dokumen atau laporan yang bersumber dari pihak yang berkaitan khusus dengan kegiatan Majelis Taklim itu. Teknik yang digunakan adalah. 1) Studi Kepustakaan (Library Research) Studi kepustakaan yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara mengumpulkan buku-buku, majalah, surat kabar, atau
9
Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta 2008), cet. IV, h. 137 10 Ibid, h. 145
13
berbagai literature-literatur yang berkaitan dengan materi yang dibahas didalam skripsi ini. 2) Teknik Dokumentasi Teknik Dokumentasi data dengan cara mengutip langsung data yang diperoleh dari jamaah Majelis Taklim Nurul Musthofa dan data lain yang diperoleh dari jamaah yang bersangkutan. 5. Teknik Analisis Data Analisis data menurut Patton yang dikutip oleh Lexy Moleong adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikan ke dalam suatu pola, kategori, dan satuan uraian besar.11 Dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan metode kualitatif, dengan pendekatan deskriptif-analisis terhadap strategi bauran
pemasaran
Majelis
Taklim
Nurul
Musthofa
dan
implementasinya di masyarakat. Penulis mencoba memaparkan segala informasi yang didapat dengan menggabungkan data-data yang telah diperolehnya. F. Sistematika Penulisan Untuk mempermudah pembahasan dalam penulisan skripsi ini secara sistematis penulis membagi ke dalam lima bagian. Adapun sistematika selengkapnya adalah sebagai berikut:
11
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, h. 329
14
BAB I
: PENDAHULUAN. Bab ini terdiri dari latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka, metodologi penelitian dan sistematika penulisan.
BAB II
: LANDASAN TEORI. Bab ini terdiri dari pengertian strategi, tahapan-tahapan strategi, bauran pemasaran, unsur-unsur bauran pemasaran, pengertian Majelis Taklim, sejarah Majelis Taklim dan fungsi Majelis Taklim.
BAB III
: GAMBARAN UMUM MAJELIS TAKLIM NURUL MUSTHOFA Bab ini terdiri dari letak geogradis, latar belakang berdirinya, visi, misi dan tujuan, struktur organisasi, serta program kerja Majelis Taklim.
BAB IV
: PEMBAHASAN. Bab ini terdiri analisis strategi bauran pemasaran dan implementasinya.
BAB V
: PENUTUP. Bab ini terdiri dari pembahasan secara singkat mengenai kesimpulan berdasarkan hasil pelaksanaan penelitian dan saran-saran yang menjadi penutup dari pembahasan skripsi ini.
15
BAB II LANDASAN TEORI
A. Strategi. 1. Pengertian Strategi. Kata strategi berasal dari bahasa yunani, yaitu Strategos, yang berasal dari kata Stratos yang berarti militer dan Ag yang artinya memimpin. Dan pada konteks awalnya, strategi diartikan sebagai Generalship atau sesuatu yang dilakukan oleh para jenderal dalam membuat rencana untuk menaklukan musuh dan memenangkan perang.12 Dari sudut etimologi (asal kata), penggunaan kata strategi dalam manajemen suatu organisasi diartikan sebagai “kiat”, cara, dan taktik utama yang dirancang secara sistematik dalam melaksanakan fungsifungsi manajemen yang terarah kepada tujuan strategi organisasi.13 Strategi adalah rencana yang disatukan, menyeluruh dan terpadu yang mengaitkan keunggulan strategi perusahaan dengan tantangan lingkungan dan yang dirancang untuk memastikan bahwa tujuan utama
12
Setiawan Hari Purnomo dan Zulkieflimansyah, Manajemen Strategi Sebuah konsep Pengantar, (Jakarta: Lembaga Penerbitan Fakultas Ekonomi UI, 1999), h. 8 13 Hadari Nawawi, Manajemen Strategi Organisasi Non Profit Bidang Pemerintahan dengan Ilustrasi di Bidang Pendidikan, (Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 2000), cet. Ke-1, h. 14
15
16
perusahaan dapat
dicapai
melalui
pelaksanaan
yang tepat
oleh
perusahaan.14 Strategi yang disusun, dikonsentrasikan, dan dikonsepkan dengan baik dapat membuahkan pelaksanaan yang disebut strategis. Analisa SWOT adalah sebuah bentuk analisa situasi dan kondisi yang bersifat deskriptif (memberi gambaran). Analisa ini menempatkan situasi dan kondisi sebagai factor masukan yang kemudian dikelompokan menurut kontribusinya masing-masing. Satu hal yang harus diingat baikbaik oleh para pengguna SWOT, bahwa analisa ini adalah semata-mata sebuah alat analisa yang ditunjukan untuk mneggambarkan situasi yang sedang dihadapi atau yang mungkin akan dihadapi oleh organisasi, dan bukan sebuah alat analisa ajaib yang mampu memberikan jalan keluar yang mudah bagi masalah-masalah yang dihadapi.15 Analisis SWOT dapat merupakan instrumen yang ampuh dalam melakukan analisis stratejik. Berikut adalah beberapa faktor yang dapat dipertimbangkan di dalam mengambil strategi tersebut. a. Strength (kekuatan), yakni kompetensi khusus yang terdapat dalam organisasi yang berakibat pada pemilikan keunggulan komparatif oleh unit usaha di pasaran.
14
Lawrence R. Jauch dan William F. Glueck, Manajemen Strategis dan Kebijakan Perusahaan, (Jakarta: Erlangga, 1988), h. 12 15 S.P Siagian, Manajemen Modern, (Jakarta : Masagung, 1994) cet ke 2, hal, 17
17
b. Weakness (kelemahan), yakni keterbatasan atau kekurangan dalam hal sumber, keterampilan dan kemampuan yang menjadi penghalang serius bagi penampilan kinerja organisasi yang memuaskan. c. Opportunity (peluang), yakni berbagai situasi lingkungan yang menguntungkan bagi suatu satuan bisnis. d. Threats (ancaman), yakni faktor-faktor lingkungan yang tidak menguntungkan suatu satuan bisnis.16 Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan, kata strategi banyak diadopsi dan diberikan pengertian yang lebih luas sesuai dengan ilmu atau kegiatan yang menerapkannya. Pengertian strategi tidak lagi terbatas pada konsep ataupun seni seorang jenderal di masa seorang pimpinan (manajemen puncak). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa istilah strategi adalah “seni atau ilmu menggunakan sumber daya-sumber daya manusia untuk melaksanakan kebijakan tertentu.”17 Dalam perkembangan selanjutnya, para pakar memberikan definisi yang berbeda tentang manajemen strategi. Antara lain dikatakan bahwa manajemen strategis adalah satu set keputusan dan tindakan yang menghasilkan formulasi dan
16
Prof. Dr. Sondang P. Siagian MPA, Manajemen Strategik, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2004), cet. Ke-5, h. 172 17 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1997), h. 199
18
implementasi rencana yang dirancang untuk meraih tujuan suatu perusahaan.18 Meskipun para pakar memberikan definisi yang berbeda-beda tentang manajemen strategik kiranya tidak akan jauh dari kebenaran apabila dikatakan bahwa manajemen strategik adalah serangkaian keputusan dan tindakan mendasar yang dibuat oleh manajemen puncak dan diimplementasikan oleh seluruh jajaran suatu organisasi dalam rangka pencapaian tujuan organisasi tersebut.19 Manajemen strategis (strategic management) adalah sejumlah keputusan dan tindakan yang mengarah pada penyusunan suatu strategi atau sejumlah strategi yang efektif untuk membantu mencapai sasaran perusahaan.20 Proses manajemen strategis ialah cara dengan jalan mana para perencana strategi menentukan sasaran dan mengambil keputusan. Dari beberapa pengertian di atas mengenai manajemen strategis dapat penulis simpulkan bahwa manajemen strategi adalah serangkaian keputusan yang dirancang secara menyeluruh di dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh organisasi yang dilakukan oleh seluruh elemen yan berada di dalamnya.
18
John A. Pearce II dan Richard B. Robinson, Jr, Manajemen Strategis Formulasi
Implementasi dan Pengendalian,(Jakarta: Salemba Empat, 2008), h. 5 19
Prof. Dr. Sondang P. Siagian MPA, Manajemen Strategik, h. 15 Lawrence R. Jauch dan William F. Glueck, Manajemen Strategis dan Kebijakan Perusahaan, h. 6 20
19
2. Tahapan-tahapan Strategi. a. Visi, Misi dan Tujuan Manajemen Strategi. Pada tahap pertama sebelum merumuskan strategi perlu dilakukan analisis terhadap visi, misi dan tujuan organisasi karena ketiga komponen tersebut merupakan langkah awal dalam proses perencanaan. Hal ini dilakukan agar didapatkan kesesuaian antara strategi dengan ketiga komponen tersebut. Visi dalam manajemen strategi merupakan suatu proses aktivitas, dimana di dalamnya mencakup cita-cita di masa depan yang ada dalam benak atau di pemikiran para pendiri yang kira-kira mewakili seluruh anggota dalam suatu organisasi.21 Sedangkan misi dalam
manajemen
strategi
merupakan
kegiatan
yang
akan
dilaksanakan secara operasional oleh sebuah manajemen dalam merealisasikan tujuan strategik yang setelah secara keseluruhannya tercapai berarti organisasi juga terwujud.22 Setelah visi dan misi dijelaskan kemudian tujuan dari manajemen strategi adalah hasil yang ingin dicapai dari proses aktivitas atau akhir dari perjalanan yang dicari organisasi melalui eksistensi dan operasional serta merupakan sasaran yang lebih nyata dari pernyataan misi.23
21
Agustinus Sri Wahyudi, Manajemen Strategik Pengantar Proses Berpikir Strategik, (Jakarta: Binarupa Aksara), cet. Ke-1, h. 38 22 Nawawi, Manajemen Strategik Organisasi Non Profit, h. 155 23
M. Ismail Yuswanto dan Karebet Widjaja Kusuma, Manajemen Strategis Perspektif
Syariah, (Jakarta: Khoirul Bayaan, 2003), cet. Ke-1, h. 56
20
b. Analisis Lingkungan. Analisis lingkungan adalah suatu proses yang digunakan perencana strategi untuk memantau sektor lingkungan dalam menentukan peluang atau ancaman terhadap perusahaan.24 Ada dua faktor yang membuat analisa lingkungan menjadi suatu analisa penting dalam Manajemen Strategik dan harus selalu dilakukan oleh para manajer puncak, yaitu: 1) Bahwa organisasi/perusahaan tidak berdiri sendiri (terisolasi) tetapi berinteraksi dengan bagian-bagian dari lingkungan dan lingkungan itu sendiri selalu berubah setiap saat. 2) Pengaruh lingkungan yang sangat rumit dan kompleks dapat mempengaruhi kinerja banyak bagian yang berbeda dari sebuah perusahaan.25 Rumit serta tidak pastinya masa depan membuat para penyusun strategi harus lebih berhati-hati dalam melakukan analisa lingkungan. Sejumlah asumsi-asumsi yang relevan harus dikaji ulang setiap waktu agar penyesuaian-penyesuaian dapat segera dilakukan. Berikut ini disajikan beberapa bentuk analisa yang dapat digunakan pimpinan perusahaan dalam melakukan analisa lingkungan. Bentuk analisa tersebut adalah:
24
Lawrence R. Jauch dan William F. Glueck, Manajemen Strategis dan Kebijakan
Perusahaan, h.87 25
49
Agustinus Sri Wahyudi, Manajemen Strategik Pengantar Proses Berpikir Strategik, h.
21
a. Analisa Produk (Product Analysis). Menganalisa dan membandingkan semua atribut produk atau jasa terhadap produk atau jasa dari para pesaing. b. Analisa Pasar (Market Analysis). Analisa ini mendefinisikan semua karakteristik dari pasar (a.l. demografis, geografis, gaya hidup, dll) dimana produk tersebut bersaing. c. Analisa Lingkungan (Environment Analysis). Analisa ini menganalisa semua perubahan yang terjadi pada variabel lingkungan (a.l. ekonomi, sosial, politik dan peraturan pemerintah). d. Analisa Pelanggan (Consumer Analysis). Menganalisa motif konsumen membeli produk, melakukan segmentasi pasar dan mengidentifikasi profil konsumen a.l. tingkat sosial, kebudayaan, jenis kelamin dan lain sebagainya. e. Analisa Keuangan (Financial Analysis). Analisa ini terdiri dari beberapa macam dan yang terkenal adalah analisa rasio. Analisa rasio melibatkan metode-metode perhitungan dan penginterpretasian rasio-rasio keuangan dalam rangka menilai kinerja dan status perusahaan. c. Formulasi Strategi. Di dalam buku manajemen strategi formulasi, implementasi, dan pengendalian karangan John A. Pearce dan Richard B. Robinson,
22
JR. Manajemen strategi didefinisikan sebagai sekumpulan keputusan dan tindakan yang menghasilkan perumusan (formulasi) dan pelaksanaan (implementasi) rencana-rencana yang dirancang untuk mencapai sasaran-sasaran perusahaan terdiri atas sembilan tugas penting yaitu: 1) Merumuskan misi perusahaan, meliputi rumusan umum tentang maksud keberadaan (purpose), filosofi (philosophy), dan tujuan (goal). 2) Mengembangkan profil perusahaan yang mencerminkan kondisi intern dan kapabilitasnya. 3) Menilai lingkungan ekstern perusahaan, meliputi baik pesaing maupun faktor-faktor kontekstual umum. 4) Menganalisis opsi perusahaan dengan mencocokan sumber dayanya dengan lingkungan ekstern. 5) Mengidentifikasi
opsi
yang
paling
dikehendaki
dengan
mengevaluasi setiap opsi yang ada berdasarkan misi perusahaan. 6) Memilih seperangkat sasaran jangka panjang dan strategi umum yang akan mencapai pilihan yang paling dikehendaki. 7) Mengembangkan sasaran tahunan dan strategi jangka pendek yang sesuai dengan sasaran jangka panjang dan strategi umum yang dipilih.
23
8) Mengimplementasikan
pilihan
strategi
dengan
cara
mengalokasikan sumber daya anggaran yang menekankan pada kesesuaian antara tugas, SDM, struktur, dan system imbalan. 9) Mengevaluasi keberhasilan proses strategi sebagai masukan bagi pengambil keputusan yang akan datang.26 Dalam perumusan strategi termasuk di dalamnya, adalah pengembangan tujuan, mengenali peluang dan ancaman eksternal, menetapkan suatu obyektifitas, menghasilkan strategi alternatif memilih strategi untuk dilaksanakan.27 d. Implementasi Strategi. Implementasi strategi adalah sejumlah aktivitas dan pilihan yang dibutuhkan untuk dapat menjalankan sebuah perencanaan strategis.28 Implementasi strategi merupakan proses berbagai strategi dan kebijakan berubah menjadi tindakan melalui pengembangan program, anggaran, dan prosedur. Walaupun implementasi biasanya baru
dipertimbangkan
setelah
strategi
disusun,
implementasi
merupakan kunci sukses manajemen strategis. Untuk memulai proses implementasi, manajer strategis harus memperhatikan tiga pertanyaan berikut: 1) Siapa yang akan melakukan rencana strategis yang telah disusun? 2) Apa yang harus dilakukan? 26
Pearce dan robinson, Manajemen strategik (formulasi, implementasi, pengendalian), Binarupa Aksara, Jakarta 1997 hal, 20 27 Fred R.David, Manajemen Strategis Konsep, (Jakarta :PT Pren halindo, 1998),,15 28 J. David Hunger & Thomas L. Wheelan, Manajemen Strategis, (Yogyakarta: ANDI Yogyakarta, 1996), ed. II, h. 296
24
3) Bagaimana sumber daya manusia yang bertangggung jawab dalam implementasi akan melaksanakan berbagai hal yang perlu dilakukan? Pihak manajemen harus lebih dulu memusatkan perhatian mereka pada pertanyaan-pertanyaan tersebut ketika menganalisis pihak yang pro dan kontra terhadap alternatif strategi yang ditawarkan. Dalam setiap kesempatan, manajemen harus mempertimbangkannya sebelum merencanakan strategi. Jika pihak manajemen tidak mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut dengan memuaskan, maka sulit bagi strategi yang telah disusun dengan sempurna untuk dapat mencapai hasil yang diinginkan. e. Pengendalian Strategi. Aspek pengendalian yang perlu dicapai menurut Rowe dan Carlson adalah sebagai berikut: 1) Pengendalian manajemen, yang didasarkan pada prestasi dan data historis di masa lampau. 2) Pengendalian waktu-nyata, yang memusatkan perhatian khusus pada aspek-aspek teknis pengendalian sehingga informasi yang aktual dapat diperoleh. 3) Manajemen pelaksanaan, yang memusatkan perhatian pada keselarasan tujuan dan efektivitas organisasi.
25
4) Pengendalian adaptif, yang berkaitan dengan penentuan cara yang paling cepat dan efektif untuk memberikan tanggapan terhadap perubahan. 5) Pengendalian strategis, yang melibatkan cara mengantisipasi atau mengembangkan untuk mengurangi kemungkinan terjadinya penyimpangan dari hasil yang diinginkan.29 B. Bauran Pemasaran (Marketing Mix) 1. Pengertian Bauran Pemasaran. Marketing mix (Bauran Pemasaran) merupakan kombinasi pilihan kebijaksanaan bisnis tentang produk yang akan dijual, cara promosi produk, harga produk dan tempat pemasaran produk. Keempat pertimbangan ini; produk, promosi, harga dan tempat sering disebut sebagai 4P. Bauran pemasaran 4P dapat diberlakukan sebagai daftar periksa kebijaksanaan pemasaran bisnis.30 Marketing mix merupakan kombinasi variabel atau kegiatan yang merupakan inti dari sistem pemasaran, variabel yang dapat dikendalikan oleh perusahaan untuk mempengaruhi reaksi para pembeli atau konsumen. Jadi, marketing mix terdiri dari himpunan variabel yang dapat
29
Lawrence R. Jauch dan William F. Glueck, Manajemen Strategisdan Kebijakan Perusahaan, h. 409 30 Catherine Hayden, Seri Pedoman Manajemen Leksikon Manajemen Strategi, (Jakarta: PT. Elex Media Komputindo, 1991), cet. 1., h. 200
26
dikendalikan dan digunakan oleh perusahaan untuk mempengaruhi tanggapan konsumen dalam pasar sasarannya.31 Philip Kotler mendefinisikan marketing mix sebagai perangkat variabel-variabel pemasaran terkontrol yang digabungkan perusahaan untuk menghasilkan tanggapan yang diinginkannya dalam pasar sasaran.32 Bauran Pemasaran (Marketing Mix) merupakan suatu cara pengusaha di dalam mempengaruhi konsumen yang membutuhkan perencanaan dan pengawasan yang matang dengan melakukan tindakan-tindakan yang berkaitan mengenai produk (product), harga (price), distribusi atau penempatan produk (place), dan promosi (promotion).33 Keempat macam tindakan tersebut sering disebut sebagai “Bauran Pemasaran” atau “Marketing Mix”. Selain daripada itu karena keempat tindakan tersebut terdiri dari 4 huruf P maka sering pula dikenal sebagai “4P” dalam pemasaran yaitu: Product, Price, Place dan Promotion. Bauran pemasaran tersebut merupakan alat yang dapat dipergunakan oleh pengusaha untuk mempengaruhi konsumennya.
31
Sofjan Assauri, Manajemen Pemasaran: Dasar, Konsep dan Strategi, (Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada, 2004), Ed. 1., cet. 7., h. 198 32
Philip Kotler, Dasar-Dasar Manajemen, Alih Bahasa; Wilhemus W. Bakowatun,
(Jakarta: FEUI, 1987), cet. ke-3, h. 63 33
Drs. H. Indriyo Gitosudarmo, Manajemen Strategis, h. 203
27
2. Unsur-unsur Bauran Pemasaran. a. Strategi Produk (product). Strategi produk adalah menetapkan cara dan penyediaan produk yang tepat bagi pasar yang dituju. Sehingga konsumen puas dan keuntungan meningkat. Faktor-faktor yang terkandung dalam produk adalah kualitas, penampilan, pilihan yang ada, gaya, merk, kemasan, ukuran, jenis, macam, jaminan dan pelayanan. Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar untuk mendapat perhatian, dimiliki, digunakan atau dikonsumsi, yang meliputi barang secara fisik, jasa, kepribadian, tempat, organisasi, dan gagasan atau buah pikiran.34 Produk merupakan keseluruhan konsep objek atau proses yang memberikan sejumlah nilai kepada konsumen.35 Agar strategi produk kita dapat lebih efektif dalam rangka mempengaruhi konsumen untuk tertarik dan membeli dan kemudian mereka menjadi puas maka kita harus mempelajari beberapa hal tentang strategi ini yaitu mencakup keputusan tentang acuan/produk (product mix), merek dagang (brand), cara pembungkusan/kemasan
34
Ibid.,h. 200
35
Rambat Lupiyoadi dan A. Hamdani, Manajemen Pemasaran Jasa, (Jakarta: Salemba
Empat, 2006). Ed. 2., h. 70
28
produk (product packaging), tingkat mutu/kualitas dari produk, dan pelayanan (services) yang diberikan.36 1) Merk Dagang (Brand). Merk adalah nama, istilah tanda atau lambang dan kombinasi dari dua atau lebih unsur tersebut, yang dimaksudkan untuk mengidentifikasikan (barang atau jasa) dari seorang penjual dan yang membedakannya dari produk saingan. Penentuan merek dagang dari produk yang dipasarkan merupakan salah satu teknik dari kebijakan produk yang mendasari strategi pemasaran. Hal ini karena merek dagang itu hendaklan mudah diingat, mudah dibaca dan
mudah
dibedakan.37
Penciptaan
merk
harus
mempertimbangkan faktor-faktor antara lain: a. Mudah diingat. b. Terkesan hebat dan modern. c. Memiliki arti positif. d. Menarik perhatian. 2) Kemasan (packaging). Dewasa ini kemasan atau pembungkus mempunyai arti yang penting, karena kemasan tidak hanya digunakan sebagai pelindung terhadap produk, tetapi juga digunakan untuk dapat menyenangkan dan menarik langganan. Oleh karena itu, kemasan
36
37
Assauri, Manajemen Pemasaran, h. 200 Ibid, h. 204
29
ini termasuk dalam strategi produk, dengan cara memperbaiki bentuk luar dari produk, seperti pembungkus etiket, warna dan lain-lain agar dapat menarik perhatian para konsumen, dan dapat memberi kesan bahwa produk tersebut mutu atau kualitasnya baik. 3) Kualitas (mutu) produk. Kualitas produk merupakan hal yang perlu mendapat perhatian utama dari perusahaan/produsen, mengingat kualitas suatu produk berkaitan erat dengan masalah kepuasan konsumen, yang merupakan tujuan dari kegiatan pemasaran yang dilakukan perusahaan. 4) Pelayanan (services). Keberhasilan pemasaran produk sangat ditentukan pula oleh baik tidaknya pelayanan yang diberikan oleh suatu perusahaan dalam memasarkan produknya. Pelayanan yang diberikan dalam pemasaran suatu produk mencakup pelayanan sewaktu penawaran produk. Pelayanan dalam pembelian/penjualan produk itu, pelayanan sewaktu penyerahan produk yang dijual, yang mencakup pelayanan dalam pengangkutan yang ditanggung oleh penjual, pemasangan (instalasi) produk itu dan asuransi atau jaminan
risiko
rusaknya
barang
dalam
perjalanan
atau
pengangkutan, dan pelayanan setelah/purna penjualan, yang mencakup jaminan atas kerusakan produk dalam jangka waktu tertentu (misalnya 6 bulan) setelah produk dibeli oleh konsumen,
30
perbaikan dan pemeliharaan (service) dari produk itu apabila rusak.38 b. Strategi Harga (price). Harga
adalah
jumlah
uang
yang
dibutuhkan
untuk
mendapatkan sejumlah kombinasi dari produk dan pelayanan.39 Pengusaha perlu memikirkan tentang penetapan harga jual produknya secara tepat karena harga yang tidak tepat akan berakibat tidak menarik para pembeli untuk membeli barang tersebut. Sering kita jumpai bahwa apabila harga barang tertentu itu rendah maka banyak konsumen justru tidak senang karena dengan harga yang murah itu maka semua orang akan dapat membelinya dan demikian berarti semua orang dapat memakai barang tersebut. Oleh karena itu maka penetapan harga jual haruslah dipikirkan baik-baik dan dalam hal ini terdapat beberapa dasar penetapan harga, yaitu biaya, konsumen, dan persaingan. Dengan menetapkan harga tertentu maka akan terbentuklah citra atau “image” tertentu dari konsumen kepada perusahaan. Penetapan harga yang tinggi akan membentuk image bahwa barang tersebut adalah barang yang bagus dengan kualitas tinggi serta merupakan barang yang biasa dipergunakan oleh masyarakat kalangan atas. Sebaliknya dengan menetapkan harga jual yang rendah akan
38
Assauri, Manajemen Pemasaran, h. 203
39
David W. Cravens, Pemasaran Strategis, (Jakarta: Erlangga, 1996), Jilid 2., h. 8
31
tercipta image dan produk tersebut akan dikenal sebagai barang yang murah harganya atau barang murah. Strategi ini dikenal dengan strategi barang murah, sebagai kebalikan dari strategi barang mewah seperti diuraikan sebelumnya. Dalam merumuskan strategi penentuan harga harus diperhatikan tujuan dari penentuan harga itu sendiri, antara lain: 1) Bertahan. 2) Memaksimalkan laba. 3) Memaksimalkan penjualan. 4) Gengsi atau prestis. 5) Pengembalian atau investasi (return of investment).40 c. Strategi Saluran Distribusi atau Tempat (place). Distribusi (place) adalah mencakup aktifitas perusahaan untuk menyediakan produk bagi konsumen sasaran.41 Pengusaha haruslah menyebarkan barang-barangnya ke tempat konsumen itu berada. Hal ini merupakan tugas untuk mendistribusikan barangnya kepada konsumen. Untuk keperluan tersebut pengusaha dapat menggunakan berbagai bentuk saluran distribusi yang mungkin dilakukannya. Lokasi dan saluran distribusi untuk menyediakan jasa kepada pasar sasaran adalah dua kuncci area keputusan. Keputusan
40
Lupiyoadi dan Hamdani, Manajemen Pemasaran Jasa, h. 105
41
Philip Kotler, Dasar-Dasar Pemasaran, (Jakarta: Intermedia, 1987), h. 80
32
lokasi dan saluran mencakup bagaimana menyampaikan jasa kepada konsumen dan dimana terjadinya.42 1) Lokasi. Lokasi berarti berhubungan dengan di mana perusahaan harus bermarkas dan melakukan operasi atau kegiatannya. Dalam hal ini ada tiga jenis interaksi yang mempengaruhi lokasi, yaitu: a) Konsumen mendatangi pemberi jasa (perusahaan): apabila keadaannya seperti ini maka lokasi menjadi sangat penting. Perusahaan sebaiknya memilih tempat dengan konsumen sehingga mudah dijangkau, dengan kata lain harus strategis. b) Pemberi jasa mendatangi konsumen: dalam hal ini lokasi tidak terlalu penting, tetapi yang harus diperhatikan adalah penyampaian jasa harus tetap berkualitas. c) Pemberi jasa dan konsumen tidak bertemu secara langsung: berarti penyedia jasa dan konsumen berinteraksi melalui sarana tertentu seperti telepon, komputer atau surat. Dalam hal ini lokasi menjadi sangat tidak penting selama komunikasi antara kedua pihak terlaksana dengan baik.43
42
Lupiyoadi dan Hamdani, Manajemen Pemasaran Jasa, h. 233
43
Ibid, h. 73-74
33
2) Saluran Distribusi. Saluran disribusi mencakup siapa saja yang berpartisipasi dalam menyampaikan jasa. Ada tiga partisipan dalam distribusi jasa: a) Penyedia jasa. b) Perantara (intermediarry). c) Konsumen.44 Sehubungan dengan saluran distribusi maka perusahaan harus dapat memilih saluran yang tepat untuk penyampaian jasanya, sebab akan sangat mempengaruhi kualitas jasa yang diberikan. Saluran distribusi yang dapat dipilih, antara lain: a) Penjualan langsung (direct sales). b) Agen (Agent) atau boker. c) Agen/broker penjual atau pembeli. d) Waralaba
(franchises)
dan
pengantar
jasa
terkontrak
(contracted service deliverer). Baik
lokasi
maupun
saluran
pemilihannya
tergantung pada kriteria pasar dan sifat dari jasa itu sendiri.45
44
Ibid, h. 93
45
Ibid, h. 74
sangat
34
d. Strategi Promosi (promotion). Promosi (promotion) adalah aktifitas yang mengkomunikasikan keunggulan produk
dan membujuk
pelanggan sasaran untuk
membelinya.46 Promosi adalah cakupan terakhir dari “adonan/bauran pemasaran”, keputusan tentang bagaimana berkomunikasi dengan kelompok sasaran produsen adalah keputusan yang penting. Alat-alat atau peralatan promosi ini dikenal dengan apa yang disebut bauran pemasaran (promotion mix) yang terdiri dari: 1) Iklan (advertising). Periklanan merupakan salah satu bentuk dari komunikasi impersonal (impersonal communication) yang digunakan oleh perusahaan barang atau jasa. Peranan periklanan dalam pemasaran jasa adalah untuk membangun kesadaran (awareness) terhadap keberadaan jasa yang ditawarkan, menambah pengetahuan konsumen tentang jasa yang ditawarkan, membujuk calon konsumen untuk membeli atau menggunakan jasa tersebut, dan membedakan diri perusahaan satu dengan perusahaan lain yang mendukung positoning jasa. Media yang dapat digunakan untuk melakukan pengiklanan antara lain melalui surat kabar, majalah, radio, televisi, papan reklame (outdoor advertising) dan surat langsung (direct mail).47
46
47
Kotler, Armstrong, Dasar-dasar Pemasaran, h. 85
Ibid,, h. 120-121
35
2) Penjualan perorangan (personal selling). Personal selling dapat diartikan sebagai hubungan antara dua orang atau lebih secara bertatap muka untuk menimbulkan hubungan timbal-balik dalam rangka membuat, mengubah, menggunakan, dan atau membina hubungan komunikasi antara produsen dengan konsumen.48 Personal selling merupakan penyajian secara lisan oleh perusahaan kepada satu atau beberapa calon pembeli dengan tujuan agar barang atau jasa yang ditawarkan dapat terjual. 3) Promosi penjualan (sales promotion). Promosi
penjualan
adalah
semua
kegiatan
yang
dimaksudkan untuk meningkatkan arus barang atau jasa dari produsen sampai pada penjualan akhirnya. Points of Sales Promotion
terdiri atas brosur, lembar informasi, dan lain-lain.
Promosi penjualan dapat dibedakan kepada: a) Konsumen, berupa penawaran cuma-cuma, sample, demo produk, kupon, pengembalian tunai, hadiah, kontes, dan garansi. b) Perantara, berupa barang cuma-cuma, diskon, advertising allowences,
iklan
kerja
penghargaan.
48
Assauri, Manajemen Pemasaran, h. 277-278
sama,
distribution
contest,
36
c) Tenaga penjualan, berupa bonus, penghargaan, contest, dan hadiah untuk tenaga penjual terbaik.49 4) Hubungan Masyarakat (public relation). Hubungan masyarakat merupakan kiat pemasaran penting lainnya, dimana perusahaan tidak hanya harus berhubungan dengan pelanggan, pemasok dan penyalur, tetapi juga harus berhubungan dengan kumpulan kepentingan publik yang lebih besar. Program hubungan masyarakat antara lain: publikasi, acaraacara
penting,
hubungan
dengan
investor,
pameran,
dan
mensponsori beberapa acara.50 5) Informasi dari mulut ke mulut (word of mouth). Dalam hal ini peranan orang sangat penting dalam mempromosikan
jasa.
Pelanggan
sangat
dekat
dengan
penyampaian jasa. Dengan kata lain pelanggan tersebut akan berbicara kepada pelanggan lain yang berpotensial tentang pengalamannya dalam menerima jasa tersebut, sehingga informasi dari mulut ke mulut ini sangat besar pengaruhnya dan dampaknya terhadap
pemasaran
jasa
dibandingkan
komunikasi lainnya.
49
Lupiyoadi dan Hamdani, Manajemen Pemasaran Jasa, h. 122
50
Ibid, h. 122
dengan
aktivitas
37
C. Majelis Taklim. 1. Pengertian Majelis Taklim. Secara etimologis (arti kata), kata „Majelis Taklim‟ berasal dari bahasa Arab, yakni Majlis dan Taklim. Kata „Majlis‟ berasal dari kata jalasa, yajlisu, julusan, yang arinya duduk atau rapat. Selanjutnya, kata „Taklim‟ sendiri berasal dari kata ‘alima, ya’lamu, ilman, yang artinya mengetahui sesuatu, ilmu, ilmu pengetahuan. Arti Taklim adalah hal mengajar, melatih, berasal dari kata ‘alama, ‘allaman yang artinya mengecap, memberi tanda, dan ta‟alam berarti terdidik, belajar. Dengan demikian, arti Majelis Taklim adalah tempat mengajar, tempat mendidik, tempat melatih, atau tempat belajar, tempat berlatih, dan tempat menuntut ilmu.51 Sedangkan Musyawarah Majelis Taklim Se-DKI pada tanggal 9-10 Juli 1980 merumuskan definisi (ta’rif) Majelis Taklim, yaitu lembaga pendidikan Islam non-formla yang memiliki kurikulum tersendiri, diselenggarakan secara berkala dan teratur serta diikuti peserta jamaah yang relatif banyak, dan bertujuan untuk membina dan mengembangkan hubungan yang santun dan serasi antara manusia dan Allah SWT (habluminallah), dan antara manusia dan sesama (habluminannaas) dan dengan lingkungan dalam rangka membina pribadi dan masyarakat bertakwa kepada Allah SWT.
51
Muhsin MK, Manajemen Majelis Taklim (Petunjuk Praktis Pengelolaan dan Pembentukannya), (Jakarta: PUSTAKA INTERMASA, 2009), h. 1
38
Selain itu, sesuai dengan realitas dalam masyarakat, Majelis Taklim bisa juga diartikan sebagai tempat atau lembaga pendidikan, pelatihan, dan kegiatan belajar-mengajar (khususnya bagi kaum muslimah) dalam mempelajari, mendalami, dan memahami ilmu pengetahuan tentang agama Islam dan sebagai wadah dalam melaksanakan berbagai kegiatan yang memberikan kemaslahatan kepada jamaah dan masyarakat sekitarnya. 2. Sejarah Majelis Taklim. Majelis Taklim merupakan lembaga pendidikan yang tertua dalam sejarah islam dan tidak dapat dilepaskan dari perjalanan dakwah Islamiyyah sejak awal, yang dimulai saat Rasulullah SAW mengadakan kegiatan kajian dan pengajian di rumah Arqam bin Abil Arqam (Baitul Arqam), yang dilaksanakan secara sembunyi-sembunyi ketika beliau masih berada di Mekkah.52. Setelah adanya perintah Allah SWT untuk menyiarkan Islam secara terang-terangan, pengajian seperti itu segera berkembang di tempat-tempat lain yang diselenggarakan secara terbuka. Di zaman Madinah, ketika Islam telah menjadi kekuatan nyata dalam masyarakat, penyelenggaraan pengajian itu lebih pesat lagi. Nabi Muhammad SAW duduk di masjid Nabawi untuk memberikan pengajian kepada para sahabat kaum muslimin ketika itu. Para sahabat yang dalam sejarah terkenal dalam sebutan Ashabus Shafa telah mengkhususkan dirinya selalu berdekatan dengan Nabi untuk mendapatkan pelajaran lebih
52
Ibid, h. 3
39
banyak lagi. Dari merekalah, generasi berikutnya termasuk kita dewasa ini, dapat mengetahui sebagian besar ucapan, perbuatan dan sikap Nabi Muhammad SAW. Dengan cara itu Nabi Muhammad SAW telah berhasil menyiarkan agama Islam dan sekaligus dengan itu berhasil pula membentuk karakter dan ketahanan umat. Lebih jauh dari itu, nabi juga berhasil membina para pejuang Islam yang tidak saja gagah perkasa di medan perjuangan bersenjata, dalam membela dan menegakkan Islam, tetapi juga terampil di dalam mengatur pemerintahan dan membina kehidupan masyarakat. Di abad kejayaan Islam, Majelis Taklim disamping sebagai tempat menuntut ilmu juga menjadi tempat para ulama dan pemikir (mujtahidin) menyebarluaskan hasil penemuannya (ijtihadnya). Barang kali tidak akan salah bila dikatakan bahwa para ilmuwan Islam dari berbagai disiplin ilmu seperti Fiqih, Tauhid, Tafsir, Hadits, Tasawuf, bahkan juga dalam berbagai ilmu yang dewasa ini kita kenal sebagai ilmu umum seperti Ilmu Pengetahuan Alam, Kedokteran, Politik, Matematika, dan sebagainya adalah produk majelis-majelis taklim yang ada ketika itu. Mereka memperoleh ilmu di Majelis Taklim dan kemudian membina Majelis Taklim mereka sendiri, lalu mengembangkan ilmu yang dewasa ini terdapat dalam dunia Islam. Para wali dan penyiar Islam di Indonesia juga mempergunakan Majelis Taklim untuk menyampaikan dakwahnya. Itulah sebabnya maka untuk Indonesia, Majelis Taklim juga merupakan lembaga pendidikan
40
Islam tertua. Barulah kemudian sesuai dengan perkembangan ilmu dan pemikiran dalam mengatur pendidikan, disamping Majelis Taklim yang sifatnya seperti pesantren, madrasah, sekolah, dan sebagainya. Dengan demikian ,Majelis Taklim mempunyai kedudukan dan ketentuan tersendiri di dalam mengatur pelaksanaan pendidikan atau dakwah Islamiyyah, disamping lembaga-lembaga lain yang mempunyai tujuan yang sama. Perpaduan lembaga pendidikan formal (sekolah dan madrasah) dengan lembaga pendidikan non-formal seperti Majelis Taklim merupakan alat pelaksanaan pendidikan seumur hidup. 3. Fungsi Majelis Taklim. Apabila dilihat dari makna dan sejarah berdirinya Majelis Taklim dalam masyarakat, bisa diketahui dan dimungkinkan lembaga dakwah ini berfungsi sebagai berikut. a. Tempat Belajar-Mengajar. Majelis Taklim dapat berfungsi sebagai tempat kegiatan belajarmengajar umat Islam, khususnya bagi kaum perempuan dalam rangka meningkatkan pengetahuan, pemahaman, dan pengamalan ajaran Islam. b. Lembaga Pendidikan dan Keterampilan. Majelis Taklim juga berfungsi sebagai lembaga pendidikan dan keterampilan bagi
kaum
perempuan dalam
masyarakat
yang
berhubungan, antara lain dengan masalah pengembangan kepribadian serta pembinaan keluarga dan rumah tangga sakinah warahmah.
41
c. Wadah Berkegiatan dan Berkreativitas. Majelis Taklim juga berfungsi sebagai wadah berkegiatan dan berkreativitas bagi kaum perempuan. Antara lain, dalam berorganisasi, bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. d. Pusat Pembinaan dan Pengembangan. Majelis Taklim juga berfungsi sebagai pusat pembinaan dan pengembangan kemampuan dan kualitas sumber daya manusia kaum perempuan dalam berbagai bidang seperti dakwah, pendidikan, sosial, dan politik yang sesuai dengan kodratnya. e. Jaringan Komunikasi, Ukhuwah, dan Silaturahim. Majelis Taklim juga diharapkan menjadi jaringan komunikasi, ukhuwah, dan silaturahim antarsesama kaum perempuan, antara lain dalam membangun masyarakat dan tatanan kehidupan yang Islami.53
53
Ibid, h. 7
42
BAB III GAMBARAN UMUM MAJELIS TAKLIM NURUL MUSTHOFA
A. Letak Geografis Majelis Taklim Nurul Musthofa Ciganjur Jakarta Selatan. Majelis Taklim Nurul Musthofa terletak di kediaman guru besar sekaligus pembinanya yaitu Habib Hasan Bin Ja‟far Assegaf Jalan RM. Kahfi 1 Gg Manggis Rt.002 Rw.001, Ciganjur-Jagakarsa, Jakarta Selatan. Tempatnya berkesampingan dengan rumah Habib Hasan yang disana disediakan tempat Aula. Aula tersebut berfungsi sebagai tempat kegiatan Majelis dan juga sebagai tempat melaksanakan shalat fardhu lima waktu sebagaimana mestinya. Dengan fasilitas yang telah memadai maka jamaah dapat mengikuti setiap kegiatan yang diadakan Majelis Taklim Nurul Musthofa dengan nyaman. B. Latar Belakang Berdirinya Majelis Taklim Nurul Musthofa Ciganjur Jakarta Selatan. Majlis
Nurul
Musthofa
adalah
salah
satu
media
untuk
mendekatkan diri kepada Allah dan Rasulullah SAW, yang didirikan pada tahun 2000 oleh Al Habib Hasan Bin Ja‟far Assegaf. Nurul Musthofa diambil dari nama Rasulullah SAW yang artinya “Cahaya Pilihan”. Bermula dari pengajian Al-Qur‟an dan Zikir-zikir yang keliling dari rumah-kerumah.
42
43
Pada tahun 2001 dengan izin Allah SWT, Majlis Nurul Musthofa kedatangan Al Habib Umar Bin Muhammad Bin Hafidz.BSA dan Al Habib Anis Bin Alwi Al Habsyi, nama ini di ijazahkan dan diresmikan oleh beliau-beliau, maka pada tahun yang sama pertama kali dikenalkan sejarah Rasulullah SAW dengan pembacaan Al-Qur‟an, Zikir-Zikir dan nasehat agama yang berkembang pesat yang bermula dari 10 orang sehingga menjadi ratusan orang. Maka pada tahun 2002, berdatangan kembali para ulama-ulama dari Saudi Arabia, Yaman, Madinah, Malaysia, dan banyak lagi para ulama yang memberikan ilmu-ilmu Allah diantaranya Al Habib Salim Assyatiri yang memberi ijazah membaca 129 kali Yaa Latif sehabis Sholat kepada para Jama‟ah. Pada tahun 2003, Majlis Nurul Musthofa mulai berpindah-pindah tempat yang asalnya dari rumah menuju ke Masjid-Masjid, sehingga hampir kurang lebih 50 Masjid mendakwahkan ilmu-ilmu agama dengan pembacaan kitab Nasahadiniyyah, yang dikarang oleh Al Habib Abdulloh Bin Alwi Al Haddad. Pada tahun 2004, Majlis Nurul Musthofa dari yang ratusan menjadi ribuan orang, yang ditambah orang dengan Mo‟idzoh Hasanah oleh guruguru diantaranya, KH. Abdul Hayyie Naim, Ust. Adnan Idris, Ust. Imam Wahyudi, dan masih banyak lagi yang lain untuk mendakwahkan ilmunya dan menuangkan ilmunya di Majlis Nurul Musthofa.
44
Pada tahun 2005, Majlis Nurul Musthofa mengokohkan yayasan “Nurul Musthofa”, yang diketuai oleh saudaranya Al Habib Abdulloh Bin Ja‟far Assegaf dan Al Habib Musthofa Bin Ja‟far Assegaf, maka mendapatkan izin resmi dari Departemen Agama RI. Pada tahun 2006, Majlis Nurul Musthofa berkembang pesat dari 50 Masjid menjadi 250 Masjid di Jakarta, Syiar ini diterima oleh semua kalangan, dan pada tahun ini pula berdiri rumah kediaman Al Habib Hasan Bin Ja‟far Assegaf di Jakarta sebagai sekretariat Nurul Musthofa. Pada tahun 2007, Majlis Nurul Musthofa mendirikan Majlis sementara yang sedang dibangun seluas 700 meter dibelakang rumah kediaman Al Habib Hasan Bin Ja‟far Assegaf, yang Insya Allah akan berdiri pada tahun 2008 sebagai aktifitas pengajar sehari-hari di Majlis Nurul Musthofa yang dihibahkan oleh keluarga besar oleh H. Abdul Ghofar. C. Visi, Misi, dan Tujuan Majelis Taklim Nurul Musthofa Ciganjur Jakarta Selatan. Majelis Taklim Nurul Musthofa adalah organisasi keagamaan yang berorientasi kepada pemuda. Hal ini senada dengan visi, misi dan tujuan Majelis Taklim Nurul Musthofa yaitu: 1. Visi Majelis Taklim Nurul Musthofa. a. Sebagai wadah organisasi keagamaan yang berfungsi untuk mengajak dan menyeru kaum muslimin dan muslimat khususnya para pemuda untuk lebih mengenal Rasullullah Saw.
45
b. Sebagai wadah organisasi keagamaan yang mengajak dan menyeru kaum muslimin dan muslimat khususnya para pemuda untuk meneladani akhlak Rasulullah Saw. 2. Misi Majelis Taklim Nurul Musthofa. a. Melaksanakan syiar Islam melalui pengajian dan dzikir. b. Memberikan pengajaran tentang Islam secara menyeluruh. c. Memperbanyak membaca Shalawat kepada Rasulullah Saw. 3. Tujuan Majelis Taklim Nurul Musthofa. a. Menjadi wadah organisasi yang memberikan manfaat kepada masyarakat baik dunia maupun akhirat. b. Menjadi pusat informasi dan dakwah Islam. c. Memberikan informasi dan pengajaran tentang Islam kepada kaum muslimin dan muslimat khususnya para pemuda.54 D. Susunan Personalia Majelis Taklim Nurul Musthofa Ciganjur Jakarta Selatan. Pelindung
: DR. Ing. H. Fauzi Bowo. Drs. H. Fatahila (Wakil Walikota Jakarta Pusat).
Pembina
: Habib Hasan bin Ja‟far Assegaf.
Penasihat
: Habib Musthofa bin Ja‟far Assegaf. Habib Abu Bakar, S.H, M.M KH. Abdul Hayyi Na‟im.
54
Ust. Abdurrahman Ayyub, Wawancara Pribadi, Asisten Habib, Pengurus Koordinator Majelis Taklim Nurul Musthofa, Jakarta, 15 Mei 2011.
46
Pengawas
: Drs. Andy Basrandi. Makmun, S.Kom. H. Edy Rahman.
Ketua Umum
: Habib Abdullah bin Ja‟far Assegaf.
Sekretariat Umum
: Angga Hermawan.
Bendahara Umum
: Zainal Arifin.
Divisi-Divisi Divisi Keagamaan
: Rohimin. Muhammad Sholeh.
Divisi Sosial
: Donny. Budiansyah.
Divisi Keuangan
: Achmad. Irfan Akhyari.
Divisi Humas
: Imam Wahyudi. Kusyori.55
E. Program Kerja Majelis Taklim Nurul Musthofa Ciganjur Jakarta Selatan. Dalam rangka mengembangkan konsep dakwah yang dimiliki Majelis Taklim Nurul Musthofa, maka segenap pengurus merumuskan dan menyusun seluruh kegiatan dakwahnya secara sistematis, terarah, dan berkesinambungan. Berhasil tidaknya ditentukan oleh perencanaan dan perumusan yang matang.
55
Ibid
47
Adapun program kerja Majelis Taklim Nurul Musthofa terdiri dari: 1. Program Jangka Pendek. a. Taklim keliling setiap malam minggu. b. Peringatan Hari Besar Islam (PHBI). c. Maulid Akbar di kediaman Habib Hasan. 2. Program Jangka Panjang. a. Haul Akbar Habib Umar bin Ja‟far assegaf. b. Ziarah Kubro ke Makam Habib Abdullah bin Abdul Qadir bin Faqih. c. Perayaan Harlah Majelis Taklim Nurul Musthofa dan santunan terhadap anak yatim piatu. d. Buka puasa bersama. e. Halal bi Halal Akbar di kediaman Habib Hasan. 3. Kegiatan Majelis Taklim Nurul Musthofa. a. Pembacaan Maulid Simtuddurrar dan riwayat kisah-kisah para shalihin. Hari
: Minggu Malam Senin, pukul: 18.00 – 20.00 WIB.
Tempat
: Kediaman ad-Da‟I illalah al-Habib Hasan bin Ja‟far Assegaf.
Pembina
: al-Habib Hasan Bin Ja‟far Assegaf.
b. Pembacaan Kitab Fikih. Hari
: Malam Selasa, pukul: 18.00 – 20.00 WIB.
48
Tempat
: Kediaman ad-Da‟I illalah al-Habib Hasan bin Ja‟far Assegaf.
Pembina
: al-Habib Hasan Bin Ja‟far Assegaf dan al-Habib Abdullah bin Ja‟far Assegaf.
c. Majelis Aqidatul Awam. Hari
: Malam Selasa, pukul: 20.00 – 21.00 WIB.
Tempat
: Pejaten dan Sekitarnya.
d. Pembacaan Shalawat Nabi Muhammad Saw & Fadhilahfadhilahnya. Hari
: Malam Rabu, pukul: 19.00 – 20.00 WIB.
Tempat
: Kediaman ad-Da‟I illalah al-Habib Hasan bin Ja‟far Assegaf.
Pembina
: al-Habib Hasan Bin Ja‟far Assegaf.
e. Pembacaan nama-nama Rasulullah Saw berikut penjelasannya. Hari
: Malam Kamis, pukul: 19.00 – 20.00 WIB.
Tempat
: Kediaman ad-Da‟I illalah al-Habib Hasan bin Ja‟far Assegaf.
Pembina
: al-Habib Hasan Bin Ja‟far Assegaf dan al-Habib Abdullah bin Ja‟far Assegaf.
f. Pembacaan Kitab Dalail Khairat. Hari
: Malam Jum‟at, pukul: 18.00 – 20.00 WIB.
Tempat
: Kediaman ad-Da‟I illalah al-Habib Hasan bin Ja‟far Assegaf.
49
Pembina
: al-Habib Hasan Bin Ja‟far Assegaf.
Dilanjutkan ziarah ke makam al-Habib Ahmad bin Alwi alHaddad, bersama al-Habib Hasan bin Ja‟far Assegaf. Hari
: Malam Jum‟at, pukul: 21.00 – 22.30 WIB.
g. Tafsir al-Qur‟an, yang dilanjutkan dengan pembacaan Ratib alAttas. Hari
: Malam Sabtu, pukul: 19.00 WIB.
Tempat
: Kediaman ad-Da‟I illalah al-Habib Hasan bin Ja‟far Assegaf.
Pembina
: al-Habib Hasan Bin Ja‟far Assegaf.
Maulid Simtuddurrar dan Kitab Aqidatul Awwam. Hari
: Malam Sabtu, pukul: 20.30 – selesai.
Tempat
: Seputar Jagakarsa, Ciganjur, Pondok Labu, dan sekitarnya.
Pembina
: al-Habib Abdullah bin Ja‟far Assegaf.56
h. Majelis Akbar Nurul Musthofa Pembacaan Maulid Simtuddurror dan Kitab Nashoihuddiniyyah. Hari
: Malam Minggu, pukul: 20.30- 01.30.
Tempat
: Berpindah-pindah, sesuai dengan ketentuan jadwal yang sudah diatur dan ditetapkan pengurus.
Pembina
56
: al-Habib Abdullah bin Ja‟far Assegaf.
Abdul Qadir Umar Mauladdawilah, dkk, Dakwah Pemuda Ibu Kota, (Malang: Pustaka Basma, 2010), h. 225
50
i. Acara hari besar seperti Peringatan Maulid Nabi Muhamad SAW, Isra Mi‟raj, Tahun Baru Islam 1 Muharram, Tabliqh Akbar, Zikir, Idul Adha, Idul Fitri, Lebaran anak yatim piatu serta undanganundangan dakwah. j. Pengajian Bulanan bagi jamaah perempuan yang diadakan di Istana Segaff. Pengajian tersebut diadakan setiap minggu siang F. Fasilitas Majelis Taklim Nurul Musthofa Ciganjur Jakarta Selatan. Fasilitas yang berada di Majelis Taklim Nurul Mustofa antara lain: a. Set Sound System 80.000 Watt. b. Layar Slide 8 lembar. c. Handy cam yang lama dan yang terbaru ada 15 handy cam. Di istana menggunakan 5, sedangkan di luar menggunakan 10 handy cam. d. Majelis Taklim mempunyai tempat yang permanen dan memadai (Jauwiyah) yang dilengkapi dengan rak buku lengkap, perlengkapan shalat, tempat dokumentasi, dan sekretariat serta yayasan Assegaf. e. Kendaraan 4 unit, yang digunakan untuk mengangkut barang-barang keperluan dan para pengurus dalam melaksanakan kegiatan Majelis Taklim. f. Memiliki 2 Outlet, yaitu outlet pakaian muslim dan segala perlengkapannya serta outlet cellular. g. Memiliki 3 grup Hadroh yang masing-masing grup memiliki 1 set perlengkapan hadroh.
51
a) Ada tim inti pada acara Majelis Taklim Nurul Musthofa malam Minggu dan malam selasa. b) Tim kedua malam rabu dan sabtu. c) Tim ketiga di istana ssegaf. G. Kurikulum Majelis Taklim Nurul Musthofa. Materi kajian Majelis Taklim Nurul Musthofa sudah disusun secara sistematis dan berkesinambungan, berkaitan dengan ajaran Islam yang bersumberkan al-Qur‟an dan as-Sunnah Rasulullah saw. Materi kajian ini diberikan pada waktu taklim/pengajian yang dilaksanakan secara rutin tiap setiap pekan sekali dan tidak dicampuradukan dengan acara lainnya, seperti tabligh akbar. No Materi
Sub Materi
Sumber Materi
1
Tarbiyah
a. Pendidikan Islam.
2
Dakwah
3
Akidah
4
Syariah
a. Fiqud Dakwah. b. Ilmu Dakwah. a. Tauhid Uluhiyah. b. Tauhid Rububiyah. c. Tauhid Asma Wa Sifat. a. Ibadah. b. Muamalah.
Kitab Simtuddurrar dan riwayat para shalihin. Kitab Fiqih. Kitab-kitab Akidah dan Tauhid.
Kitab-kitab syariah, ibadah, dan muamalah.
52
BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN STRATEGI BAURAN PEMASARAN PADA MAJELIS TAKLIM NURUL MUSTHOFA
A. Majelis Taklim Nurul Musthofa Dalam Menyusun Strategi Bauran Pemasaran. 1. Visi, Misi dan Tujuan. Sebagai sebuah lembaga, Majelis Taklim Nurul Musthofa juga mempunyai visi, misi dan tujuan yang diharapkan bisa diwujudkan di dalam segala kegiatan yang dilakukannya. Visi, misi dan tujuan dari Majelis Taklim Nurul Musthofa berorientasi kepada kalangan pemuda dimana di dalamnya mengajak untuk lebih mengenal dan meladani segala tingkah laku Rasulullah Saw. 2. Analisa Lingkungan. Ada dua faktor yang membuat analisa lingkungan menjadi suatu analisa penting dalam Manajemen Strategik dan harus selalu dilakukan oleh para manajer puncak, yaitu: a. Bahwa organisasi/perusahaan tidak berdiri sendiri (terisolasi) tetapi berinteraksi dengan bagian-bagian dari lingkungan dan lingkungan itu sendiri selalu berubah setiap saat.
52
53
b. Pengaruh lingkungan yang sangat rumit dan kompleks dapat mempengaruhi kinerja banyak bagian yang berbeda dari sebuah perusahaan.57 “Tentunya di dalam melaksanakan kegiatan ceramah pada saat apapun, kami selalu mendiskusikan bagaimana membuat ceramah yang dilakukan agar menarik perhatian jamaah terutama bagi kalangan pemuda agar tidak bosan di dalam mengikuti kegiatan-kegiatan yang diadakan Majelis Taklim Nurul Musthofa dan tentunya selalu berkomunikasi dengan pihak-pihak yang berkepentingan”58 Demikian halnya dengan Majelis Taklim Nurul Musthofa, di dalam menjalankan setiap kegiatannya agar lebih menarik lagi perhatian dan minat jamaah di dalam mengikutinya, Majelis Taklim Nurul Musthofa juga akan mempertimbangkan asumsi-asumsi yang ada pada diri jamaah yang harus dikaji setiap waktu agar penyesuaian dapat segera dilakukan. Berikut ini adalah beberapa bentuk analisa yang dilakukan pengurus dalam menganalisa lingkungan sebagai berikut: 1) Analisa Produk (Product Analysis). Menganalisa dan membandingkan semua atribut produk atau jasa terhadap produk atau jasa dari para pesaing. Dalam hal ini Majelis Taklim Nurul Musthofa melakukan pengamatan dan
57
Agustinus Sri Wahyudi, Manajemen Strategik Pengantar Proses Berpikir Strategik, h.
58
Ust. Abdurahman Ayyub, Wawancara Pribadi, Pengurus Majelis Taklim Nurul
49 Musthofa
54
berdiskusi langsung dengan para pengurus dan jamaah mengenai gaya ceramah yang dilakukan oleh Majelis Taklim Nurul Musthofa melalui pembinanya Habib Hasan bin Ja‟far Assegaf. 2) Analisa Pasar. Analisa ini digunakan untuk mendefinisikan semua karakteristik dari pasar dimana produk tersebut bersaing. Dalam hal ini Majelis Taklim Nurul Musthofa mendefinisikan bahwa karakter geografis jamaah yang berada di Jakarta memungkinkan untuk akses yang sangat mudah di dalam mengikuti setiap kegiatan yang diadakan Majelis Taklim. Karakter yang selanjutnya yaitu dimana melihat masyarakat ibu kota Jakarta sekarang banyak yang haus di dalam mendengarkan siraman-siraman rohani yang dapat menyejukan hati di tengah kehidupan Jakarta yang penuh dengan berbagai macam tekanan dimanapun berada. 3) Analisa Lingkungan (Environment Analysis). Analisa ini menganalisa semua perubahan yang terjadi pada variabel lingkungan (a.l. ekonomi, sosial, politik dan peraturan pemerintah). Dalam hal ini Majelis Taklim melakukan analisa mengenai peraturan-peraturan pemerintah di dalam melaksanakan kegiatan yang telah direncanakan sebagai sebuah organisasi. 4) Analisa Pelanggan (Consumer Analysis). Menganalisa motif konsumen membeli produk, melakukan segmentasi pasar dan mengidentifikasi profil konsumen a.l. tingkat
55
sosial, kebudayaan, jenis kelamin dan lain sebagainya. Dalam hal ini Majelis Taklim melakukan analisis kepada jamaah yang mengikuti
kegiatan
Majelis
Taklim.
Pengurus
biasanya
menganalisis dengan cara melakukan wawancara baik langsung maupun tidak langsung dengan orang yang mengikuti kegiatannya. 3. Formulasi Strategi. Dalam perumusan strategi termasuk di dalamnya, adalah pengembangan tujuan, mengenali peluang dan ancaman eksternal, menetapkan suatu obyektifitas, menghasilkan strategi alternatif memilih strategi untuk dilaksanakan.59 a. Analisis SWOT Majelis Taklim Nurul Musthofa. Sebelum menetapkan bauran pemasaran yang akan dijalankan Majelis Taklim Nurul Musthofa, para pengurus Majelis Taklim harus menganalisis kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang akan dihadapi yang tergambar dalam analisis SWOT sebagai berikut. 1) Strength (kekuatan). Majelis Taklim Nurul Musthofa perlu melihat terlebih dahulu kekuatan yang dimiliki, sekalipun kekuatan ini tidak sepenuhnya merupakan keunggulan dalam bersaing. Yang terpenting bagi Majelis Taklim Nurul Musthofa adalah
59
Fred R.David, Manajemen Strategis Konsep, (Jakarta :PT Pren halindo, 1998),,15
56
memiliki kekuatan yang lebih besar untuk menarik perhatian jamaah dan masyarakat terhadap kegiatan yang akan diadakan. Adapun kekuatan yang dimiliki oleh Majelis Taklim Nurul Musthofa adalah sebagai berikut: a. Tim Kru yang solid. Kru Majelis Taklim Nurul Musthofa sudah sangat mengenal
satu
sama
lainnya
sehingga
di
dalam
menjalankan segala kegiatan yang diadakan mereka dapat tampil solid. Kebersamaan ini tentunya tidak dibangun dengan waktu yang singkat karena berdasarkan fakta, mereka telah ada sejak pertama kali Majelis Taklim Nurul Musthofa berdiri pada tahun 1997. Dengan kebersamaan dan silaturahmi yang telah terjalin dengan erat diantara semua kru Nurul Musthofa, maka dapat membuat setiap kegiatan yang diadakan menjadi mudah. Jumlah kru yang ada diperkirakan sudah mencapai 150 orang, yang mana mereka bekerja dengan tulus ikhlas tidak mengaharapkan imbalan apapun dari Majelis Taklim Nurul Musthofa.60
60
Ust. Abdurrahman Ayyub, Wawancara pribadi, Pengurus, Koordinator Majelis Taklim
Nurul Musthofa
57
b. Mempunyai fasilitas kendaraan, tempat dan sound yang memadai. Majelis Taklim Nurul Musthofa menyediakan berbagai fasilitas yang cukup memadai di dalam menunjang segala kegiatan yang akan dilaksanakannya. Fasilitas tersebut diantaranya kendaraan yang memadai, tempat yang cukup representative, dan fasilitas sound yang memadai. Dengan adanya berbagai fasilitas tersebut diharapkan jamaah dan masyarakat yang mengikuti setiap kegiatan majelis taklim dapat merasa nyaman sehingga dapat lebih khusyuk lagi di dalam beribadahnya tersebut. c. Memiliki aset jamaah yang banyak di daerah Jabotabek. Dengan keberadaan Majelis Taklim Nurul Musthofa yang cukup lama dan disertai perkembangan yang pesat di dalam berbagai aspek yang ada di dalam organisasinya, maka jumlah jamaah yang mengikuti setiap kegiatan pun semakin banyak. Dengan semakin banyaknya jamaah dan masyarakat yang mengikuti setiap kegiatan Majelis Taklim Nurul Musthofa maka secara tidak langsung terbentuk sebuah komunitas dan akan menjadi aset yang tak ternilai harganya bagi Majelis Taklim Nurul Musthofa di dalam melaksanakan setiap kegiatannya.
58
d. Memiliki Visi, Misi, dan Tujuan yang jelas. Sebagai sebuah organisasi atau yayasan, Majelis Taklim Nurul Musthofa sudah memiliki visi, misi, dan tujuan yang jelas di dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkannnya. Dengan visi, misi, dan tujuan yang telah ada maka di dalam menjalankan segala aktivitasnya dapat menjadi lebih terarah. 2) Weakness (kelemahan). Selain meneliti kekuatan yang dimiliki, organisasi juga harus meneliti mengenai apa saja yang menjadi kelemahankelemahan di dalam tubuh organisasi itu sendiri. Hal ini dimaksudkan agar organisasi tersebut dapat mengatasi atau mengantisipasi terlebih dahulu sebelum melaksanakan setiap kegiatannya. Dalam organisasi Majelis taklim Nurul musthofa, ada beberapa kelemahan yang ditemukan di dalam penelitian ini, antara lain: a. Jamaah tidak bisa diawasi setiap kegiatannya di luar. Dengan banyaknya jamaah yang mengikuti setiap kegiatan Majelis Taklim Nurul Mustofa yang berasal dari daerah mana saja (terutama Jabotabek), maka sangat sulit sekali para pengurus di dalam mengawasi atau memantau setiap tingkah laku yang diperbuat jamaah. Hal ini menimbulkan kecemasan tersendiri dikalangan pengurus di
59
dalam mengantisipasi setiap ancaman yang datang dari luar yang tidak bisa dikendalikan. b. Struktur organisasi yang belum tersusun dengan rapi. Dengan struktur organisasi yang masih belum tersusun dengan rapi, maka kadang kala terjadi tumpang tindih di dalam menjalankan tugas diantara para pengurus yang mengelola majelis Taklim Nurul Musthofa. Jika keadaan tersebut terus berkanjut maka dapat mengganggu aktivitas yang dijalankan Majelis Taklim Nurul Musthofa dan dapat mengakibatkan kekurangan nyamanan di dalam melayani keperluan jamaah. c. Kurangnya ketersediaan lahan parkir yang memadai. Lahan parkir yang berada di istana ssegaf dirasakan masih kurang cukup memadai di dalam menampung jamaah yang mengikuti setiap kegiatan yang diadakan Majelis
Taklim
Nurul
Musthofa.
Hal
ini
kadang
mengganggu para pejalan yang akan melewati istana ssegaf dan tidak jarang terjadi kemacetan yang tidak bisa dihindari sehingga dapat menganggu aktivitas yang berada di luar Majelis Taklim Nurul Musthofa. d. Kurangnya daya tampung
Istana Segaff
di
menampung jamaah pada saat musim tidak menentu.
dalam
60
Pada saat musim tidak menentu, Istana Segaff tidak dapat menampung terlalu banyak jamaah dikarenakan tempat yang dimiliki masing kurang mencukupi. Hal ini tentunya dapat mengganggu aktivitas yang diadakan Majelis Taklim Nurul Musthofa. 3) Opportunity (peluang). Peluang promosi Majelis Taklim adalah tempat yang menarik untuk melakukan kegiatan pemasaran Majelis Taklim, dimana Majelis taklim akan mencoba menarik perhatian jamaah dan masyarakat di dalam berpartisipasi di dalam kegiatan yang diadakan Majelis Taklim Nurul Musthofa. Dengan begitu banyaknya cara untuk menarik perhatian jamaah dan masyarakat maka peluang untuk dapat berkembang pada Majelis Taklim Musthofa semakin besar. Peluang-peluang yang terdapat pada Majelis Taklim Nurul Musthofa diantaranya adalah: a. Pemerintah dan aparat keamanan banyak yang meminta untuk mengisi acara-acara. Dengan semakin banyaknya jamaah dan masyarakat yang mengikuti setiap kegiatan yang ada pada Majelis Taklim Nurul Musthofa, maka pemerintah dan aparat keamanan semakin mengenal keberadaan Majelis Taklim Nurul Musthofa. Dengan semakin seringnya terjadi
61
komunikasi dan silaturahmi yang kian erat dari hari ke hari maka hal tersebut menjadi sebuah kesempatan di dalam mengembangkan Majelis Taklim Nurul Musthofa. b. Maraknya acara televisi yang menayangkan acara-acara religius. Dengan semakin maraknya acara televisi yang menayangkan program mengenai dakwah religius maka secara tidak langsung membuka kesempatan Majelis Taklim Nurul Musthofa untuk mengembangkan sayapnya melaui
program
tersebut.
Pada
kenyataannya
pengembangan melalui media elektronik tersebut sangat efektif karena program tersebut dapat menjangkau ke tempat-tempat yang mungkin tidak dapat dijangkau oleh Majelis Taklim Nurul Musthofa itu sendiri. c. Undangan-undangan pada acara besar yang selalu ada tiap tahunnya. Pada peristiwa-peristiwa tertentu, Majelis Taklim Nurul Musthofa selalu mendapatkan undangan-undangan untuk mengisi acara yang terbilang penting bagi bangsa Indonesia, seperti peringatan HUT R.I. yang hampir selalu ada tiap tahunnya. Dengan begitu banyaknya undangan yang ada maka pengembangan Majelis Taklim Nurul Musthofa ke arah yang lebih baik lagi semakin terbuka.
62
4) Threat (ancaman). Di dalam mengembangkan kekuatan Majelis Taklim Nurul Musthofa ke arah yang lebih baik lagi untuk meraih setiap kesempatan yang ada, Majelis Taklim menghadapi berbagai ancaman yang tentunya telah menunggu di depannya. Ancaman tersebut tentunya akan mengganggu setiap elemen yang berada di dalam Majelis Taklim Nurul Musthofa. Dengan meneliti dan mengetahui ancaman apa saja yang terdapat di luar maka diharapkan itu semua dapat diatasi dengan sebaikbaiknya dan selanjutnya akan diantisipasi sedini mungkin jika benar-benar terjadi. Ancaman-ancaman yang ada di luar tersebut antara lain: a. Komunitas di luar religius. Komunitas di luar religius kadang kala sering kali tidak tertib di dalam melaksanakan kegiatan mereka, contohnya komunitas klub sepak bola. Hal ini menjadi ancaman bagi jamaah, masyarakat dan tentunya Majelis Taklim
Nurul
Musthofa
di
dalam
melaksanakan
kegiatannya di luar yang rawan terjadi konflik terhadap komunitas tersebut karena mayoritas jamaah adalah pemuda yang masih labil dari segi emosinya.
63
b. Kenakalan remaja yang ada di luar. Kenakalan remaja yang terjadi dewasa ini tentunya menjadi sebuah ancaman tersendiri bagi jamaah Majelis Taklim Nurul Musthofa yang di dominasi remaja. Hal ini menjadi perhatian serius pengurus dikarenakan emosi yang dimiliki para remaja pada umumnya masih labil dan rawan terpancing dengan provokasi pihak-pihak luar. c. Tempat menampung jamaah yang kurang luas. Pada saat pelaksanaan kegiatan Pengajian Akbar yang selalu didakan pada setiap malam minggu, Majelis Taklim Nurul Musthofa selalu menghadapi tantangan di dalam memilih tempat yang nyaman di dalam menampung jamaah yang banyak tersebut. Tempat yang dipilih di dalam menampung jamaah selalu diusahakan yang memiliki akses bagus di dalam berkendara bagi jamaah dan masyarakat yang ingin mengikuti kegiatan tersebut. d. Cuaca yang tidak menentu di setiap daerah di Indonesia. Pada saat melaksanakan kegiatan Pengajian Akbar yang bertempat di outdoor, Majelis Taklim Nurul Musthofa selalu menghadapi tantangan juga berupa cuaca yang tidak menentu di luar. Hal ini tentunya tidak dapat diperkirakan oleh siapapun karena itu merupakan gejala alam yang selalu tidak dapat dicegah.
64
Tabel 2 Bagan Matrik Analisis Kuantitatif S.W.O.T. pada Majelis Taklim Nurul Musthofa.61 ANALISIS INTERNAL Variabel NoStrength (kekuatan)
Bobot
Skor
Jumlah
≤1
1-5
BxS
1
2
Jml
Rt
1
2
Jml
Rt
1
Tim Kru yang solid.
0,2
0,1
0,3
0,15
4
4
8
4
0,6
2
Mempunyai fasilitas
0,3
0,5
0,8
0,4
3
3
6
3
1,2
0,2
0,2
0,4
0,2
4
4
8
2
0,4
0,3
0,2
0,5
0,25
4
5
9
4,5
1,125
kendaraan,
tempat,
sound
yang
memadai. 3
Aset jamaah yang banyak
di
Jabotabek. 4
Memiliki Visi, Misi dan
Tujuan
yang
jelas. TOTAL
No
1
1
3,325
Variabel Weakness
Bobot
Skor
Jumlah
(kelemahan)
≤1
1-5
BxS
Jamaah tidak bisa diawasi
1
2
Jml
Rt
1
2
Jml
Rt
0,1
0,2
0,3
0,15
3
4
7
3,5
0,525
setiap
61
Ust. Abdurrahman Ayyub dan Emha Musyaffa, Wawancara Pribadi, Pengurus dan Kru Majelis Taklim Nurul Musthofa
65
kegiatannya di luar. 2
Struktur
organisasi
0,2
0,3
0,5
0,25
3
2
5
2,5
0,625
0,1
0,2
0,3
0,15
2
4
6
3
0,45
0,6
0,3
0,9
0,45
2
3
5
2,5
1,125
yang belum tersusun dengan rapi. 3
Kurangnya ketersediaan
lahan
parkir
yang
memadai di istana ssegaf. 4
Istana ssegaf yang belum
cukup
memadai di dalam menampung jamaah pada saat hujan. TOTAL
1
2,725
Selisih antara KEKUATAN dan KELEMAHAN = S – W = 3,325 – 2,725 = 0,6
ANALISIS EKSTERNAL No.
Variabel
Bobot
Skor
Jumlah
Opportunity
≤1
1-5
BxS
(kesempatan)
1
Pemerintah aparat banyak
dan
keamanan yang
meminta
untuk
mengisi
acara-
acara.
1
2
Jml
Rt
1
2
Jml
Rt
0,3
0,3
0,6
0,3
3
4
7
3,5
1,05
66
2
Maraknya
acara
televisi
yang
0,3
0,4
0,7
0,35
3
4
7
3,5
0,4
0,3
0,7
0,35
2
5
7
3,5
1,225
menyiarkan tayangan religius. 3
Undanganundangan
1,225
pada
acara besar yang selalu
ada
tiap
tahunnya. TOTAL
No.
1
1
3,5
Variabel Threat
Bobot
Skor
Jumlah
(ancaman)
≤1
1-5
BxS
Komunitas di luar
1
2
Jml
Rt
1
2
Jml
Rt
0,3
0,3
0,6
0,3
3
3
6
3
0,9
0,3
0,3
0,6
0,3
3
4
7
3,5
1.05
0,2
0,3
0,5
0,25
2
3
5
2,5
0,625
0,2
0,1
0,3
0,15
2
2
4
2
0,3
religius. 2
Kenakalan remaja yang ada di luar.
3
Tempat menampung jamaah
yang
kurang
memadai
di luar. 4
Cuaca berubah-ubah
yang di
luar. TOTAL
1
Selisih antara PELUANG dan ANCAMAN = O – T = 3,5 – 2,875 = 0,625
2,875
67
Gambar 1 Peluang
Kwadran III
Kwadran I Posisi Majelis Taklim Nurul Musthofa 0,625
( 0,6, 0,625)
0,6 Kelemahan
Kekuatan
Kwadran IV
Kwadran II
Ancaman
Berdasarkan hasil penelitian di atas, dapat disimpulkan bahwa posisi Majelis Taklim Nurul Musthofa terletak di kuadran I (0,6, 0,625) yang menandakan bahwa organisasi tersebut berada dalam posisi kuat dan berpeluang. Rekomendasi strategis yang diberikan adalah progresif, artinya organisasi Majelis Taklim Nurul Musthofa dalam kondisi prima dan mantap sehingga sangat dimungkinkan untuk terus melakukan ekspansi, memperbesar pertumbuhan dan meraih kemajuan secara maksimal.
68
4. Implementasi Strategi. Implementasi strategi adalah sejumlah aktivitas dan pilihan yang dibutuhkan untuk dapat menjalankan sebuah perencanaan strategis.62 “Tentunya proses pengimplentasian strategi di Majelis Taklim Nurul Musthofa menyangkut bauran pemasaran dilakukan oleh pembina Majelis Taklim dan semua pengurus Majelis Taklim.”63 Adapun perinciannya implementasi strategi bauran pemasaran adalah sebagai berikut: 1) Produk. Karena produk Majelis Taklim Nurul Musthofa berupa ceramah maka yang melaksanakan strategi dakwahnya yaitu para pembina dan pengisi acara pada setiap kegiatan Majelis Taklim. 2) Harga. Menyangkut soal harga, maka implementasi strategi dilakukan oleh para pengurus yang berkoordinasi dengan jamaah yang ingin mendatangkan Majelis Taklim. 3) Tempat.
Begitupun
dengan
tenpat,
pengurus
yang
akan
melaksanakan implementasi strategi dimana tempat tersebut harus yang benar-benar bisa menampung jamaah dan mempunyai akses yang mudah untuk dijangkau jamaah dan masyarakat secara bersama-sama. 4) Promosi.
Menyangkut
promosi,
pelaksana
implementasi
strateginya yaitu adalah seluruh elemen-elemen yang ada di dalam 62
J. David Hunger & Thomas L. Wheelan, Manajemen Strategis, (Yogyakarta: ANDI Yogyakarta, 1996), ed. II, h. 296 63 Ust. Abdurahman, Wawancara Pribadi, pengurus Majelis Taklim Nurul Musthofa
69
Majelis Taklim dan jamaah tentunya yang dapat dilakukan setiap saat. 5. Pengendalian Strategi. “Pengendalian strategi yang ada di Majelis Taklim Nurul Musthofa selalu dilakukan dengan membandingkan semua kegiatan yang pernah dilakukan untuk selalu dinilai baik dan buruknya”64 Pengendalian strategi yang dilakukan di Majelis Taklim Nurul Musthofa didasarkan pada pengalaman historis dari kegiatan yang pernah dilakukan. Jika dari kegiatan yang pernah dilakukan menghasilkan sesuatu yang positif, maka kegiatan tersebut akan dilanjutkan
tetapi
jika
yang
terjadi
sebaliknya
maka
akan
dipertimbangkan lagi strategi yang akan dilaksanakan tersebut. B. Implementasi Bauran Pemasaran (marketing mix) Di Majelis Taklim Nurul Musthofa Ciganjur Jakarta Selatan. 1. Strategi Produk. Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar untuk mendapat perhatian, dimiliki, digunakan atau dikonsumsi, yang meliputi barang secara fisik, jasa, kepribadian, tempat organisasi dan gagasan atau buah pikiran.65 Produk merupakan unsur terpenting dan utama dari bauran pemasaran, karena tanpa adanya produk maka pertukaran tidak akan terjadi.
64 65
Ust. Abdurahman, Wawancara Pribadi, pengurus Majelis Taklim Nurul Musthofa Sofjan Assauri, Manajemen Pemasaran, h. 200
70
Sebuah produk haruslah diciptakan dengan memperhatikan tingkat kualitas yang sesuai dengan keinginan konsumen. Oleh karena itu, sebuah produk yang berkualitas tinggi mempunyai nilai lebih dibandingkan produk lainnya dan biasanya disebut dengan produk plus. Setiap
perusahaan
di
dalam
mempertahankan
dan
meningkatkan penjualan perlu mengadakan usaha penyempurnaan dan perubahan produk yang dihasilkan ke arah yang lebih baik, sehingga dapat memberikan kegunaan dan kepuasan serta daya tarik konsumen yang lebih besar. Pengembangan sebuah produk mengharuskan perusahaan menetapkan manfaat-manfaat apa yang diberikan oleh produk itu. Manfaat-manfaat ini dikomunikasikan dan hendaknya dipenuhi oleh atribut produk. “Strategi produk berkaitan dengan ceramah dakwah yang dilaksanakan pada Majelis Taklim Nurul Musthofa melalui Habib Hasan bin Ja‟far Assegaf lebih menekankan pada dakwah yang mengajak para jamaah dan masyarakat untuk lebih mengenal sosok Nabi Muhammad Saw dengan pembacaan maulid nabi pada kitab Simmtudurror karangan Habib Ali bin Muhammad al-Habsyi dengan disertai Nashoihuddiniyyah agama”.66 Strategi bauran pemasaran yang digunakan oleh Majelis Taklim Nurul Musthofa yang menyangkut produk yaitu dengan
66
Ust. Abdurrahman, Wawancara Pribadi, Pengurus Majelis Taklim Nurul Musthofa
71
menggunakan ceramah yang dilakukan seorang habib yaitu habib Hasan bin Ja‟far Assegaf dengan menekankan pada kelembutan sehingga para mad‟u tidak merasa terpaksa mendengarkan isi ceramah tersebut dan ceramah yang disampaikan menjadi berkualitas. Ceramah yang dilakukan oleh habib tersebut ditujukan untuk semua kalangan masyarakat yang ingin mendengarkannya sehingga tidak ada batasan bagi siapa saja yang ingin mengikutinya. Ceramah yang diterapkan oleh habib Hasan bin Ja‟far Assegaf lebih bersifat mengajak para jamaah khususnya para pemuda untuk lebih mengenal Nabi Muhammad Saw sehingga mereka diharapkan dapat menjadikan Nabi Muhammad Saw sebagai idola dan suri tauladan di dalam melaksanakan berbagai kegiatannya sehari-hari. Cara yang digunakan habib hasan di dalam memperkenalkan sosok Nabi Muhammad yaitu dengan selalu membacakan Maulid Nabi yang dikarang oleh habib Ali bin Muhammad al-Habsyi yaitu Kitab Simtuddurror. Di dalamnya diceritakan mengenai riwayat singkat tentang Rasulullah di dalam menjalankan kehidupannya sehari-hari. Dengan mengenal sosok Nabi Muhammad Saw melalui pembacaan maulid tersebut, maka kecintaan para pemuda akan tumbuh dengan sendirinya kepada Nabi lalu kemudian mereka pada akhirnya akan melaksanakan berbagai sunnah Nabi dengan hati yang ikhlas. Ceramah yang dibawakan habib Hasan bin Ja‟far Assegaf juga selalu disertai dengan Nashoihuddiniyyah agama yang berarti nasehat-
72
nasehat agama. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk menebalkan keyakinan ajaran Islam di hati para jamaah khususnya pemuda di dalam melaksanakan segala kewajiban yang telah ditetapkan dan menjauhi segala laranganNya. Dengan nasehat-nasehat agama yang dibawakan secara halus oleh habib Hasan bin Ja‟far Assegaf maka hati jamaahpun akan bergetar dan tersentuh dengan kebaikan yang dirasakan sehingga hati para jamaah akan selalu ingin lebih dekat dan lebih mengenal lagi mengenai ajaran Islam seluruhnya. Pelayanan yang ada di Majelis Taklim Nurul Musthofa yang berupa fasilitas memadai merupakan salah satu faktor terpenting juga bagi jamaah di dalam mendengarkan produk dakwah
yang
disampaikan tersebut. Dengan juga didukung oleh hasil dari penelitian SWOT mengenai Majelis Taklim Nurul Musthofa tersebut, dapat disimpulkan kembali bahwa strategi produk menyangkut dakwah yang disampaikan tersebut sudah baik di dalam menarik minat jamaah dan masyarakat sehingga strategi produk dakwah tersebut dapat terus dilanjutkan kembali untuk memperluas penyebaran dakwah tersebut dikalangan masyarakat yang berorientasi pada kalangan pemuda Strategi produk dakwah yang diterapkan Majelis Taklim Nurul Musthofa jika dibandingkan dengan Majelis Taklim lainnya, misalnya Majelis Rasulullah terdapat perbedaan yang bisa kita tangkap. Produk dakwah Majelis Taklim Nurul Musthofa lebih bersifat mengajak para jamaah khususnya para pemuda untuk lebih mengenal Nabi
73
Muhammad Saw juga dan disertai pula dengan Nashoihuddiniyyah agama yang berarti nasehat-nasehat agama. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk menebalkan keyakinan ajaran Islam di hati para jamaah khususnya pemuda. Sedangkan strategi produk dakwah yang dijalankan oleh Majelis Rasulullah lebih bersifat nasehat-nasehat mulia dari Hadits-hadits Rasul saw dan ayat Alqur'an dengan Amr Ma'ruf Nahi Munkar, dan lalu beliau memperlengkap penyampaiannya dengan bahasa Sastra yang dipadu dengan kelembutan ilahi dan tafakkur penciptaan alam semesta, yang kesemuanya di arahkan agar masyarakat menjadikan Rasul saw sebagai idola. Tentunya di dalam membawakan ceramahnya, habib Hasan selalu berdiskusi dengan jajaran pengurus mengenai bagaimana strategi dakwah yang akan dilaksanakan. Hal ini dilakukan dengan tujuan agar jamaah yang mengikuti setiap kegiatan yang diadakan Majelis Taklim Nurul Musthofa tidak menjadi bosan dan jenuh. Ditengah maraknya berbagai hiburan yang menyesatkan jamaah di Jakarta khususnya, Majelis Taklim Nurul Musthofa selalu dituntut untuk melakukan inovasi-inovasi di dalam menarik perhatian para jamaah dan masyarakat sekitarnya agar jamaah dan masyarakat dapat tertarik untuk mengikuti kegiatan yang diadakan. Hal ini mutlak dilakukan Majelis Taklim Nurul Musthofa untuk mempertahankan eksistensinya di tengah gemerlapnya hingar-bingar kota Jakarta.
74
2. Strategi Harga. Harga yang ditawarkan oleh perusahaan adalah merupakan salah satu faktor yang memegang peranan penting dalam memasarkan suatu produk, karena itu harga dapat mempengaruhi program pemasaran. Keputusan dalam menetapkan harga aka berpengaruh pada penjualan dan keuntungan yang diperoleh perusahaan, karena harga merupakan
satu-satunya
unsur
dari
bauran
pemasaran
yang
menghasilkan pendapatan, sedangkan unsur lainnya menunjukan biaya.67 Dalam penetapan harga perlu diperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhinya, baik langsung maupun tidak langsung. Strategi penentuan harga (pricing) sangat signifikan dalam pemberian nilai kepada konsumendan mempengaruhi citra produk , serta keputusan konsumen untuk membeli. Penentuan harga juga berhubungan dengan pendapatan dan turut mempengaruhi penawaran atau saluran pemasaran. “Strategi harga yang dilakukan pada Majelis Taklim Nurul Musthofa bersifat seikhlasnya sesuai kemampuan jamaah yang ingin mendatangkannya. Walaupun begitu, faktor akomodasi yang memadai menjadi hal yang penting di dalam mendatangkan kami, misalnya transport habaib dan tempat yang memadai”68
67 68
Musthofa
Murti Sumarni, Marketing Perbankan, (Yogyakarta: Liberty, 1997), cet. Ke-1, h. 247 Ust. Abdurrahman Ayyub, Wawancara Pribadi, Pengurus Majelis Taklim Nurul
75
Strategi harga yang dilakukan oleh majelis taklim Nurul Musthofa lebih menekankan pada biaya akomodasi di dalam mendatangkan majelis taklimnya. Biaya akomodasi tersebut meliputi biaya transportasi, makan, dan lain sebagainya. Dalam menetapkan harga untuk mendatangkan majelis taklim, majelis taklim Nurul Musthofa tidak pernah terpaku pada suatu harga tertentu yang menjadi standar di dalam mendatangkan majelis taklim. Harga yang ditetapkan lebih bersifat Ikhlas sesuai dengan kemampuan jamaah. Tetapi walaupun begitu, setiap jamaah yang ingin mendatangkan majelis taklim Nurul Musthofa biasanya mengetahui berapa biaya standar yang harus dikeluarkan untuk mendatangkan majelis taklim tersebut dengan
menggunakan
pengalaman
dari
orang
yang
pernah
mendatangkannya. Jadi penetapan harga yang dilakukan Majelis Taklim cenderung kepada keikhlasan jamaahnya. Harga standar yang patut dipersiapkan jamaah berkisar 10 juta – 15 juta rupiah. Harga ini tentunya tidak mutlak karena cenderung berubah-ubah karena menyangkut berbagai aspek yang kadang tidak menentu biayanya, semisal pengurusan administrasi di daerah masingmasing. Meskipun harga tersebut cenderung bukan harga yang murah, jamaah tidak perlu khawatir jika tidak mempunyai anggaran sebesar tersebut. Karena Majlis Taklim Nurul Musthofa merupakan sarana penyampaian dakwah Islam, harga merupakan sesuatu yang relatif yang tentunya dapat didiskusikan. Harga ini merupakan sesuatu yang
76
tidak terlalu penting karena bersifat keikhlasan jamaah yang tentunya setiap jamaah mempunyai kemampuan yang berbeda-beda. Yang terpenting dimiliki oleh jamaah yang ingin mendatangkan Majelis Taklim Nurul Musthofa ke tempatnya yaitu tempat yang memadai untuk menampung jamaah. Hal ini akan dibahas pada bagian selanjutnya. Dari penjelasan yang telah dipaparkan di atas dengan dikaitkan dengan hasil penelitian SWOT, maka strategi harga dapat disimpulkan bahwa harga yang telah menjadi ukuran standar dan bersifat keikhlasan yang telah diketahui oleh jamaah iu sendiri sudah memuaskan minat jamaah sehingga strategi harga yang telah diterapkan tersebut bisa terus dilanjutkan dengan alasan posisi Majelis Taklim Nurul Musthofa yang memang kuat untuk terus melakukan ekspansi dan memperbesar pertumbuhan jamaahnya yang pada akhirnya dapat menjangkau semua elemen masyarakat pada strata apapun dan akhirnya dapat memperluas penyampaian dakwahnya tersebut. 3. Strategi Saluran Distribusi atau Tempat. Dalam usaha untuk mencapai tujuan dan sasaran perusahaan dibidang
pemasaran,
setiap
perusahaan
melalakukan
kegiatan
penyaluran. Penyaluran merupakan kegiatan penyampaian produk sampai ke tangan si pemakai atau konsumen pada waktu yang tepat.69
69
Sofjan Assauri, Manajemen Pemasaran, h. 233
77
Saluran tersebut dapat berupa saluran distribusi tanpa perantara dan melalui perantara. Saluran distribusi tanpa perantara bila aktivitas pemasaran itu langsung datang dari produsen ke konsumen. Sedangkan saluran distribusi melalui perantara bila aktivitas pemasaran melalui perantara bila aktivitas pemasaran melaluilembaga penyalur atau agen. Lokasi dan saluran distribusi untuk menyediakan jasa kepada pasar sasaran adalah dua kunci area keputusan. Keputusan lokasi dan saluran mencakup bagaimana menyampaikan jasa kepada konsumen dan dimana terjadinya. Hal ini memiliki keterkaitan yang sangat besar karena jasa tidak bisa disimpan serta diproduksi dan dikonsumsi di tempat yang sama. Lokasi berarti berhubungan dengan dimana perusahaan harus bermarkas dan melakukan operasi atau kegiatannya. Sedangkan saluran distribusi mencakup siapa saja yang berpartisipasi dalam menyampaikan produk/jasa dan bagaimana pola penyampaian produk/jasa tersebut. “Strategi tempat yang dilakukan pada Majelis Taklim Nurul Musthofa tentunya pada tempat yang dapat menampung jamaah yang mencapai ribuan orang dengan disertai akses yang bagus untuk memudahkan jamaah tersebut”.70 Di dalam memperhatikan bauran pemasaran distribusi/tempat pada Majelis Taklim Nurul Musthofa Ciganjur, dari segi tempat/lokasi 70
Musthofa
Ust. Abdurrahman Ayyub, Wawancara Pribadi, Pengurus Majelis Taklim Nurul
78
sangat strategis, karena letak kantor berada di wilayah Jakarta yang mudah dijangkau yang sangat banyak penduduknya, serta mempunyai akses yang sangat mudah di jangkau oleh siapapun yang ingin mengunjunginya. Adapun kesan yang ditimbulkan dari segi ruangan istana Segaff cukup baik dan nyaman, penataan letaknya diatur demikian rapih dan fleksibel, sehingga didalam pemakaiannya memiliki fungsi yang serbaguna di dalam mengadakan kegiatan-kegiatan dan juga menjadi teratur antara kantor, dan lapangan parkirnya. Dari segi pelayanannya diantara para pengurus cukup baik responnya. Dari pintu masuk, sikap para kru yang mengurus segala perlengkapan Majelis Taklim Nurul Musthofa cukup bersahabat dengan menyapa dan memberikan senyum kepada setiap orang yang ingin mengikuti kegiatannya. Tempat merupakan unsur terpenting di dalam mendatangkan Majelis Taklim Nurul Musthofa. Tempat tentunya akan menjadi pertimbangan khusus bagi Majelis Taklim di dalam melakukan kegiatan ceramahnya. Dari tempat ini bisa dilihat seberapa baiknya pelaksanaan kegiatan ceramah yang dilakukan Majelis Taklim Nurul Musthofa. Biasanya di dalam pelaksanaan kegiatan ceramah yang bersifat harian, Majelis Taklim tidak terlalu menekankan tempat yang luas untuk menampung jamaah yang mencapai 400 jamaah rutin. Pihak
79
Majelis Taklim hanya mengutamakan tempat tersebut agar bisa dimasuki
oleh
para
jamaah
rutin
tersebut.
Tetapi
didalam
melaksanakan kegiatan ceramah akbar pada malam minggu, tempat yang dipilih akan yang lebih strategis untuk mempermudah para jamaah dan orang-orang yang ingin mengikutinya seperti di tengah jalan, lapangan, dan tentunya tempat-tempat yang dapat menampung jamaah hingga ribuan bahkan mencapai ratusan ribu orang. Di dalam menetapkan tempat yang akan dipakai untuk mengadakan ceramah akbar, Majelis Taklim Nurul Musthofa tidak akan mengubah-ubah susunan jadwal yang telah ditetapkan tersebut. Hal ini dapat berarti bahwa Majelis Taklim Nurul Musthofa benarbenar ingin menjalankan setiap kegiatan dengan profesionalisme tinggi untuk selalu dapat memberikan kenyamanan dan kepastian tentunya kepada para jamah dan masyarakat yang ingin mengikutti kegiatannya. Tempat yang dipilih untuk berdakwah tentunya dipusatkan di daerah Jakarta dan sekitarnya dengan segmen pasar anak-anak muda ibu kota dengan alasan bahwa pemuda-pemuda merupakan calon pemimpin masa depan yang harus dibina dan dibentengi dari pengaruh-pengaruh yang membahayakan akhlak mereka. Dari penjelasan diatas dengan dikaitkan hasil analisis SWOT dapat diambil kesimpulan bahwa penerapan strategi tempat yang menyangkut kantor sekretariat dan istana Segaff dan pada pelaksanaan kegiatan Majelis Taklim Nurul Musthofa terutama ceramah akbar
80
sudah baik dan dapat terus dilanjutkan dikarenakan tempat yang telah dipilih tersebut dapat menampung jamaah yang banyak dan mempunyai akses yang mudah yang biasanya dilakukan di lapangan besar, GOR dan lain sebagainya yang mempunyai kapasitas menampung yang besar. Dengan makin banyaknya jamaah dan masyarakat yang tertampung maka diharapkan penyampaian produk dakwah tersebut dapat lebih luas lagi dengan didukung posisi Majelis Taklim Nurul Musthofa yang memang dalam kondisi prima dan mantap untuk terus melakukan ekspansi. 4. Strategi Promosi. Setiap perusahaan berusaha untuk menciptakan produknya sebaik mungkin, misalnya kualitas yang baik, harganya terjangkau oleh konsumen, bisa didapatkan dengan mudah dimanapun berada dan lain sebagainya. Tetapi bagaimanapun usaha yang dilakukan oleh perusahaan
jika
produk
tersebut
tidak
diperkenalkan
kepada
konsumen, dapat dipastikan konsumen tidak akan mengenalnya dan tidak akan melakukan pembelian sehingga sasaran perusahaan tidak akan tercapai. “Promosi yang dilakukan pada Majelis Taklim Nurul Musthofa dengan menggunakan berbagai media periklanan yang ditempatkan
81
pada pusat keramaian dan umumnya pada 5 titik dalam 1 wilayah dan paling banyak 20 titik pada satu wilayah se-Jabotabek”71 Strategi promosi yang dilakukan oleh majelis taklim Nurul Musthofa biasanya dilakukan dengan mempertimbangkan beberapa hal, seperti kebutuhan untuk mengkomunikasikan berbagai informasi yang dibutuhkan jamaah mengenai pelaksanaan berbagai kegiatan majelis taklim, terutama pengajian akbar yang tentunya diikuti oleh ribuan jamaah. Majelis Taklim Nurul Musthofa mengkomunikasikan informasi tersebut dengan cara-cara sebagai berikut. 1. Periklanan (Advertising). Periklanan merupakan kegiatan promosi yang dilakukan sebagai cara untuk memperkenalkan suatu produk kepada khalayak umum untuk mengetahui berbagai informasi yang ada di dalam produk tersebut. Pelaksanaan periklanan oleh majelis taklim Nurul Musthofa lebih banyak menekankan untuk memberikan informasi sebanyak-banyaknya kepada masyarakat dan jamaah mengenai kegiatan ceramah yang akan dilakukannya. Media periklanan yang digunakan oleh majelis taklim Nurul Musthofa dalam melakukan kegiatan promosinya tersebut antara lain sebagai berikut: a) Media Out Door. Pemakaian media out door ini pada majelis taklim Nurul Musthofa merupakan cara utama yang dilakukan 71
Musthofa
Ust. Abdurahman Ayyub, Wawancara pribadi, Pengurus Majelis Taklim Nurul
82
dibandingkan dengan media lainnya. Bagi majlis taklim Nurul Musthofa penggunaan media out door berupa umbul-umbul, pamflet, baleho, stiker dan poster-poster dilakukan karena memudahkan para jamaah dan masyarakat untuk mengetahui berbagai informasi mengenai pelaksanaan berbagai kegiatan ceramah yang dilakukan. Penempatan berbagai media ini tentunya ditempatkan pada pusat keramaian dimana masyarakat dan jamaah dapat melihat dengan mudah mengenai kegiatan apa yang akan dilakukan Majelis Taklim Nurul Musthofa. Penempatannya dilakukan pada 5 titik di dalam 5 wilayah yang berarti 1 titik di tempat yang paling strategis di setiap wilayah. Akan tetapi pada acara kegiatan yang lebih besar lagi, penempatan mediamedia outdoor ini dapat dilakukan pada 20 titik di wilayah sejabotabek yang memang sengaja dilakukan untuk lebih mengajak
para
jamaah
dan
masyarakat
untuk
lebih
berpartisipasi lagi di dalam kegiatan yang diadakan Majelis Taklim. b) Brosur. Pemakaian brosur pada umumnya dicetak oleh majelis taklim memuat tentang bentuk kegiatan, pengisi kegiatan, dan jadwal pelaksanaan kegiatan. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk memberikan informasi yang lebih akurat kepada para
83
jamaah dan masyarakat yang ingin mengikuti kegiatan majelis taklim tersebut. Pemakaian brosur ini memang cenderung untuk lebih melengkapi promosi yang telah dilakukan pada media-media outdoor. Tentunya dengan melihat lebih banyak lagi media yang digunakan, diharapkan para jamaah dan masyarakat lebih banyak lagi untuk berpartisipasi di dalam kegiatan yang diadakan tersebut. 2. Hubungan Masyarakat (Public Relation). Public Relation adalah seni menciptakan pengertian umum yang lebih baik sehingga dapat memperdalam kepercayaan orang secara umum terhadap suatu individu atau organisasi.72 Peranan
hubungan
masyarakat
telah
mendukung
memperkenalkan Majelis Taklim Nurul Musthofa, yang dilakukan oleh Humas dengan cara sebagai berikut: a. Mengadakan komunikasi dengan masyarakat melalui lembagalembaga masyarakat, seperti masjid, RT, RW, kelurahan, lembaga pemuda, lembaga wanita, dan lain-lain. b. Mengadakan berbagai acara yang menyangkut peringatan hari besar umat Islam (PHBI). Acara ini biasanya dikemas dengan lebih berbeda menyangkut
temanya
agar
jamaah dan
masyarakat yang mengikuti merasakan sesuatu yang lain yang tentunya diadakan melalui pengajian akbarnya.
72
www.google.com/publicrelation [id.wikipedia.org/wiki/hubungan masyarakat
84
Dari kegiatan ini diharapkan dapat terbangun kebersamaan dan kepercayaan antara Majelis Taklim dan masyarakat. Inilah cara seorang Humas untuk mendekati masyarakat lalu masyarakat pun akan terbangun kepercayaannya kepada Majelis Taklim. 3. Penjualan Pribadi (Personal Selling). Penjualan pribadi merupakan salah satu bentuk promosi yang memiliki peranan penting di dalam menarik minat jamaah dan masyarakat untuk mengikuti berbagai acara yang diadakan majelis taklim Nurul Musthofa. Tentunya promosi ini saling berkaitan satu sama lain. Kegiatan personal selling dapat ditempuh dengan cara melakukan kunjungan ke rumah jamaah dan masyarakat yang dianggap potensial untuk mengadakan acara yang dibuat oleh Majelis Taklim Nurul Musthofa. Personal selling yang dilakukan Majelis Taklim Nurul Musthofa adalah sebagai berikut: a. Hubungan akrab. Personal selling dapat membentuk hubungan yang lebih akrab dengan jamaah dan masyarakat. Disini para tim kru dan pengurus yang bertugas harus dapat menggunakan keahliannya dalam menarik jamaah dengan perhatian dan kepeduliannya sehingga akan menimbulkan rasa simpati di dalam diri jamaah tersebut. b. Adanya tanggapan, personal selling dapat membuat jamaah dan masyarakat merasa berkewajiban untuk mendengar
85
pembicaraan dan memberikan reaksi terhadap yang dibicarakan tersebut. 4. Publisitas. Publisitas merupakan stimulasi permintaan akan suatu barang atau jasa, dengan cara membuat berita yang mempunyai arti komersial dan pemberitaan ini tidak dibayar oleh sponsor. Dengan kata lain mengirim kegiatan usaha pada media cetak atau elektronik, bila bagus maka akan dimuat kegiatan tersebut tetapi tidak dibayar oleh yang memuat berita. Majelis Taklim Nurul Musthofa menggunakan publisitas untuk menciptakan nama baik, karena nama baik adalah sebagai penunjang untuk dapat mempertahankan umur Majelis Taklim. Dengan nama baik ini maka akan menunjukan bahwa Majelis Taklin Nurul Musthofa sebagai Majelis Taklim yang amanah di dalam setiap kegiatan yang akan dilakukan. 5. Informasi dari mulut ke mulut (Word of Mouth). Dalam hal ini peranan dari masing-masing individu sangatlah penting di dalam mempromosikan suatu produk. Jamaah adalah ujung tombak dari kegiatan ini. Dengan kata lain pelanggan tersebut akan berbicara pada pelanggan yang lain yang berpotensial tentang pengalamannya dalam menerima jasa tersebut, sehingga informasi dari mulut ke mulut sangat besar pengaruh dan
86
dampaknya terhadap pemasaran jasa.73 Informasi dari mulut ke mulut ini yang telah dilakukan oleh jamaah Majelis Taklim Nurul Musthofa, ini dilakukan sebagai bentuk bantuan di dalam mengembangkan Majelis Taklim itu sendiri. Dari penjelasan di atas mengenai strategi promosi pada Majelis Taklim Nurul Musthofa dapat ditarik kesimpulan bahwa strategi promosi yang dilakukan melalui media periklanan, hubungan masyarakat (public relation), penjualan pribadi (personal selling), publisitas serta informasi dari mulut ke mulut (word of mouth) yang jika dikaitkan dengan hasil penelitian SWOT yang telah dilakukan maka hasilnya adalah cukup efektif di dalam menarik minat jamaah dan masyarakat dan dapat terus dikembangkan lagi di dalam menarik minat jamaah tersebut. Hal ini tentunya dapat dilakukan dengan hasil analisis SWOT yang menunjukan posisi Majelis Taklim Nurul Musthofa yang terletak di kuadran I yang mempunyai rekomendasi strategisnya yaitu progresif.
Dengan rekomendasi tersebut maka
Majelis Taklim Nurul Musthofa dapat meraih kemajuan secara maksimal di masa yang akan datang.
73
Rambat Lupiyoadi dan A. Hamdani, Manajemen Pemasaran Jasa, h. 122
87
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Majelis Taklim Nurul Musthofa berada pada posisi kuadran 1 (0,6, 0,625) yang menandakan Majelis Taklim Nurul Musthofa dalam keadaan kuat dan berpeluang sehingga mempunyai rekomendasi progresif yang dapat dimungkinkan untuk terus melakukan ekspansi, memperbesar pertumbuhan dan meraih kemajuan secara maksimal di masa yang akan datang di dalam menerapkan bauran pemasarannya. 2. Strategi bauran pemasaran menyangkut implementasinya mempunyai pengaruh yang positif di dalam pelaksanaan setiap kegiatan Majelis Taklim Nurul Musthofa yang didalamnya menyangkut variabel produk, harga, tempat, dan promosi. Hal ini menunjukan bahwa variabel tersebut sesuai dengan harapan jamaah Majelis Taklim Nurul Musthofa.
87
88
B. Saran. Setelah mengulas bab empat ini, maka penulis memberikan saran kepada Majelis Taklim Nurul Musthofa sebagai berikut: 1. Majelis Taklim Nurul Musthofa mengadakan kerjasama dengan berbagai
lembaga
masyarakat
seperti
masjid
atau
lembaga
pemerintahan seperti Depag di dalam melaksanakan kegiatannya yang dapat menarik minat jamaah lebih besar lagi, seperti di dalam mengadakan kegiatan pengajian-pengajian akbar pada peristiwaperistiwa tertentu, seperti Maulid Nabi misalnya. 2. Majelis Taklim Nurul Musthofa mengadakan kerjasama dengan stasiun televisi di dalam mengadakan kegiatan-kegiatan pengajian akbar agar menjadi semakin dikenal masyarakat Indonesia lagi secara keseluruhan. 3. Majelis Taklim Nurul Musthofa agar dapat mengembangkan lagi strategi bauran pemasarannya untuk dapat menarik minat jamaah dan masyarakat. 4. Majelis Taklim Nurul Musthofa harus dapat lebih memperhatikan dan mengevaluasi strategi bauran pemasaran yang menjadi faktor menarik minat jamaah dan masyarakat.
89
DAFTAR PUSTAKA
Assauri Sofjan, Manajemen Pemasaran: Dasar, Konsep dan Strategi, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004, Ed. 1, Cet. Ke-7 Bungin, M. Burhan, Metodologi Penelitian Kuantitatif, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2009, Cet. Ke-4 Cravens, David W., Pemasaran Strategis, Jakarta: Erlangga, 1996, Jilid 2 David, Fred R., Manajemen Strategis Konsep, Jakarta :PT Pren halindo, 1998 DEPARTEMEN AGAMA R.I., Al-Qur’an dan Tafsirnya, Yogyakarta: PT. Dana Bhakti Wakaf Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1997 Gitosudarmo,
Indriyo,
Manajemen
Strategis,
Yogyakarta:
BPFE-
YOGYAKARTA, 2001 Hayden, Catherine, Seri Pedoman Manajemen Leksikon Manajemen Strategi, Jakarta: PT. Elex Media Komputindo, 1991, Cet. Ke-1 Hunger, J. David & Thomas L. Wheelan, Manajemen Strategis, Yogyakarta: ANDI Yogyakarta, 1996, Ed. II Jauch, Lawrence R. dan William F. Glueck, Manajemen Strategis dan Kebijakan Perusahaan, Jakarta: Erlangga, 1988 Kotler, Philip, Dasar-Dasar Pemasaran, Jakarta: Intermedia, 1987 Lexy J., Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2006, Edisi Revisi
90
Lupiyoadi, Rambat dan A. Hamdani, Manajemen Pemasaran Jasa, Jakarta: Salemba Empat, 2006, Ed. 2 Moleong, Lexi J., Metodologi Penelitian Kualiatif, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004 Muhsin, MK, Manajemen Majelis Taklim (Petunjuk Praktis Pengelolaan dan Pembentukannya), Jakarta: PUSTAKA INTERMASA, 2009 Mukhtarom, Zaini, Dasar-Dasar Manajemen dakwah, Yogyakarta: Al-Amin Press, 1996,Cet. Ke-1 Nawawi,
Hadari,
Manajemen
Strategi
Organisasi
Non
Profit
Bidang
Pemerintahan dengan Ilustrasi di Bidang Pendidikan, Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 2000, Cet. Ke-1 Pearce
dan
Robinson,
Manajemen
strategik
(formulasi,
implementasi,
pengendalian), Jakarta: Binarupa Aksara, 1997 Pearce II, John A. dan Richard B. Robinson, Jr, Manajemen Strategis Formulasi Implementasi dan Pengendalian, Jakarta: Salemba Empat, 2008 Philip Kotler, Dasar-Dasar Manajemen, Alih Bahasa; Wilhemus W. Bakowatun, Jakarta: FEUI, 1987, Cet. Ke-3 Prihananto, Jurnal Ilmu Dakwah, Fakultas Dakwah IAIN Sunan Ampel Surabaya, Oktober, 2001, Vol. IV Purnomo, Setiawan Hari dan Zulkieflimansyah, Manajemen Strategi
Sebuah
konsep Pengantar, Jakarta: Lembaga Penerbitan Fakultas Ekonomi UI, 1999 S.P Siagian, Manajemen Modern, Jakarta : Masagung, 1994, Cet. Ke 2
91
Siagian, Sondang P., Manajemen Strategik, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2004, Cet. Ke-5 Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Bandung: Alfabeta 2008, Cet. IV Sumarni, Murti, Marketing Perbankan, Yogyakarta: Liberty, 1997, Cet. Ke-1 Umar Mauladdawilah, Abdul Qadir, dkk, Dakwah Pemuda Ibu Kota, Malang: Pustaka Basma, 2010 Wahyudi, Agustinus Sri, Manajemen Strategik Pengantar Proses Berpikir Strategik, Jakarta: Binarupa Aksara, Cet. Ke-1 www.google.com/publicrelation [id.wikipedia.org/wiki/hubungan masyarakat Yahya, Toha, Ilmu Dakwah, Jakarta: Wijaya, 1992, Cet. Ke-5 Yuswanto, M. Ismail dan Karebet Widjaja Kusuma, Manajemen Strategis Perspektif Syariah, Jakarta: Khoirul Bayaan, 2003, Cet. Ke-1
Lampiran Wawancara
Tanggal Wawancara : 15 Mei 2011. Interviewer
: Lutfiafif.
NIM
: 107053002927.
Interviewee
: Ustad Abdurahman (Asisten, Pengurus Majelis Taklim Nurul Musthofa).
Tempat
: Istana Segaff.
Jam
: 21.00 – 22.00 WIB.
Tanya : Bagaimanakah awal mula terbentuknya Majelis Taklim Nurul Musthofa? Jawab
: Awal mula terbentuknya Majelis Taklim Nurul Musthofa dimulai ketika Habib Hasan bin Ja’far Asssegaf ingin berdakwah di daerah Jakarta. Pada saat ingin berdakwah tersebut kemudian Habib Hasan berfikir untuk mendirikan sebuah Majelis Taklim sebagai wadah dimana untuk menyalurkan keinginan berdakwahnya tersebut. Maka pada tahun 2000 didirikanlah sebuah Majelis Taklim yang dinamakan Nurul Musthofa yang berarti cahaya pilihan. Mulai sejak saat itu Majelis Taklim Nurul Musthofa memulai dakwahnya dengan Habib Hasan sebagai pembinanya. Dakwahnya pada mulanya dimulai dengan berkeliling dari rumah ke rumah, lalu berkembang dari masjid ke masjid, daerah ke daerah sehingga jadilah seperti saat ini. Dengan jamaah yang telah mencapai ratusan ribu orang, Majelis Taklim Nurul
Musthofa merupakan sarana dakwah yang penting di tengah hingar bingarnya kota Jakarta saat ini. Tanya
: Apakah visi, misi dan tujuan didirikannya Majelis Taklim Nurul Musthofa?
Jawab
: Visi dari Majelis Taklim Nurul Musthofa adalah ingin menjadi wadah organisasi keagamaan yang berfungsi untuk mengajak dan menyeru kaum muslimin dan muslimat khususnya para pemuda untuk lebih mengenal dan meneladani akhlak Rasulullah Saw.
Tanya
:Apakah yang bapak ketahui mengenai strategi bauran pemasaran Majelis Taklim Nurul Musthofa?
Jawab
: Strategi bauran pemasaran pada Majelis Taklim Nurul Musthofa sangat kompleks sekali karena menyangkut berbagai aspek yang cukup luas. Pada umumnya bauran pemasaran yang dilakukan bertujuan untuk lebih mengembangkan dan menarik minat jamaah untuk selalu ikut berpartisipasi di dalam setiap kegiatan yang diadakan pada Majelis taklim Nurul Musthofa. Karena jamaah didominasi oleh kaum remaja maka sedapat mungkin dakwah yang dilakukan tidak terlalu monoton agar jamaah dan masyarakat tidak cepat bosan.
Tanya
: Bagaimana strategi produk yang dilakukan pada Majelis Taklim Nurul Musthofa?
Jawab
: Strategi produk yang dijalankan Majelis Taklim Nurul Musthofa lebih menekankan pada ceramah yang bersifat mengajak secara halus
para mad’u dan masyarakat dengan kelembutan dengan gaya yang tidak monoton. Ceramah yang dilakukan Oleh Habib tersebut ditujukan
untuk
semua
kalangan
masyarakat
yang
ingin
mendengarkannya. Ceramah yang dilakukan lebih bersifat mengajak para jamaah khususnya pemuda untuk lebih mengenal
Nabi
Muhamaad Saw. Cara yang dilakukan yaitu dengan membacakan maulid Nabi pada Kitab Simtuddurror. Ceramah yang dibawakan habib Hasan bin Ja’far Assegaf juga selalu disertai dengan Nashoihuddiniyyah agama yang berarti nasehat-nasehat agama. Tanya
: Bagaimana strategi harga yang dilakukan pada Majelis Taklim Nurul Musthofa?
Jawab
: Strategi harga yang dilakukan pada Majelis Taklim Nurul Musthofa di dalam menjalankan segala kegiatannya yaitu dengan hanya menekankan pada biaya akomodasi saja jika ingin mendatangkan. Biaya akomodasi tersebut yang paling penting hanya menyangkut biaya transportasi dan makan. Namun jika itu semua tidak bisa, maka asalkan ada tempat yang cukup memadai di dalam menampung jamaah, maka biayapun tidak akan dipungut karena memang pada dasarnya semua biaya tersebut bersifat seikhlasnya.
Tanya
: Bagaimana strategi tempat yang dilakukan pada Majelis Taklim Nurul Musthofa?
Jawab
: Strategi tempat yang dilakukan pada Majelis Taklim Nurul Musthofa lebih menekankan pada tempat yang luas dan cukup di dalam
menampung jamaah dan masyarakat yang ingin mengikuti setiap kegiatan yang diadakan. Diharapkan dengan tempat yang luas tersebut dan akses yang mudah, jamaah dan masyarakat akan menjadi lebih tertarik lagi di dalam mengikuti kegiatan tersebut. Dengan adanya pengajian akbar yang selalu diadakan setiap malam minggu juga maka semakin urgensi sekali pemilihan tempat yang strategis untuk dapat menampung jamaah yang mencapai ratusan ribu orang tersebut. Tanya
: Bagaimana strategi promosi yang dilakukan pada Majelis Taklim Nurul Musthofa?
Jawab
: Strategi promosi yang dilakukan oleh Majelis Taklim Nurul Musthofa dilakukan dengan mempertimbangkan beberapa hal yang salah
satunya
mempertimbangkan
mengenai
kebutuhan
untuk
mengkomunikasikan berbagai informasi mengenai kegiatan Majelis Taklim Nurul Musthofa seperti pengajian akbar. Media periklanan yang dilakukan Majelis Taklim Nurul Musthofa yaitu dengan menggunakan media outdoor, brosur, public relation dan personal selling. Keempat strategi periklan tersebut merupakan strategi promosi yang sangat efektif bagi Majelis taklim karena dapat mencakup berbagai hal yang dibutuhkan di dalam mengembangkan Majelis Taklim Nurul Musthofa itu sendiri. Tanya
: Apa saja faktor pendukung dan penghambat di dalam melaksanakan strategi bauran pemasaran di Majelis Taklim Nurul Musthofa?
Jawab
: Di dalam melaksanakan strategi bauran pemasaran tersebut, tentunya Majelis Taklim Nurul Musthofa tidak akan terlepas dari berbagai cobaan dan hambatan yang menghadang. Tentunya faktor pendukung yang paling utama di dalam menjalankan segala kegiatannya yaitu faktor jamaah yang sudah cukup memadai di daerah Jabotabek yang begitu kuat. Lalu faktor penghambat yang cukup terasa di dalam menjalankan segala kegiatan yang
akan diadakan yaitu faktor
dukungan dari pemerintah yang kadang kurang dirasakan.
Jakarta, 15 Mei 2011
Lampiran Wawancara
Tanggal Wawancara : 4 Juni 2011. Interviewer
: Lutfiafif.
NIM
: 107053002927.
Interviewee
: Ka Doni (Pengurus Majelis Taklim Nurul Musthofa).
Tempat
: Jl. Rawa Kopi, Pangkalan Jati Baru, Cinere, Depok.
Jam
: 18.00 – 19.00 WIB.
Tanya
: Bagaimana perkembangan Majelis Taklim Nurul Musthofa dari tahun ke tahun?
Jawab
: Majelis Taklim Nurul Musthofa dari tahun ke tahun mengalami perkembangan yang sangat pesat menyangkut ketertarikan minat jamaahnya pada setiap kegiatan yang akan diadakan. Setiap tahun diperkirakan
pertambahan
jamaah
diperkirakan
para
pengurus
mencapai 2000 – 3000 orang. Hal ini terjadi dengan semakin banyaknya jamaah yang terus menginformasikann keberadaan Majelis Taklim Nurul Musthofa sehingga dari yang tidak tahu menjadi tahu. Tanya
: Apa kelebihan yang dimiliki Majelis Taklim Nurul Musthofa?
Jawab
: Majelis Taklim Nurul Musthofa melalui Guru Besarnya Habib Hasan bin Ja’far Assegaf mempunyai kelebihan yang tidak dimiliki oleh ulama – ulama lain yaitu berupa pendidikan hati. Hal ini tidak ada
yang memilikinya kecuali Habib Hasan bin Ja’far Assegaf sehingga dakwah yang disampaikan dapat masuk ke dalam hati jamaah dan tidak terjadi paksaan sehingga jamaah pun akan tertarik hatinya untuk mengikuti kegiatan yang diadakan Majelis Taklim Nurul Musthofa. Tanya
: Bagaimana Majelis Taklim Nurul Musthofa melihat masalah yang terjadi pada jamaah?
Jawab
: Majelis Taklim Nurul Musthofa melihat kondisi permasalahan jamaah yang terjadi dengan melakukan pengamatan pada berita-berita teraktual sehingga setiap materi dakwah yang akan disampaikan selalu membahas masalah yang sedang hangat diperbincangkan masyarakat. Hal ini menjadi penting karena dengan masalah materi yang sesuai dengan kondisi terkini maka masyarakat dapat mengambil pelajaran langsung bagaimana menanggapi setiap apa yang terjadi disekitarnya.
Tanya
:
Bagaimana
Majelis
Taklim
Nurul
Musthofa
menganalisis
lingkungannya di dalam melaksanakan dakwahnya? Jawab
: Majelis Taklim Nurul Musthofa menganalisis lingkungannya dengan mempertimbangkan asumsi – asumsi yang terjadi pada diri jamaah. Misalnya mengenai produk dakwah yang akan disampaikan. Dakwah Majelis Taklim Nurul Musthofa
yang disampaikan melalui Habib
Hasan bin Ja’far Assegaf menggunakan gaya ceramah yang menekankan pada kelembutan sehingga jamaah akan tertarik mendengarkannya. Dengan menggunakan pendidikan hati tersebut di
harapkan jamaah akan menjadi semakin tertarik di dalam mengikuti setiap kegiatan yang akan diadakan Majelis Taklim Nurul Musthofa. Tanya
: Bagaimana proses formulasi strategi dakwah menyangkut bauran pemasaran di Majelis Taklim Nurul Musthofa?
Jawab
: Proses formulasi di dalam pembuatan strategi dakwah tentunya tidak telepas dari kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang kita miliki. Setelah kita mengetahui hasil dari analisis terhadap
Tanya
: Bagaimana proses evaluasi yang dilakukan pada Majelis Taklim Nurul Musthofa?
Jawab
: Proses evaluasi selalu dilakukan pada setiap kegiatan yang dilakukan telah selesai dilaksanakan. Jika memang kegiatan yang dilakukan menunjukan hasil positif maka kegiatan tersebut dapat dilanjutkan tetapi jika kegiatan tersebut kurang mendapat respon dari jamaah dan masyarakat
maka
kegiatan
tersebut
akan
ditinjau
kembali
pelaksanannya. Tanya
: Apa target yang ingin dicapai Majelis Taklim Nurul Musthofa ke depannya?
Jawab
: Majelis Taklim Nurul Musthofa ingin menjadi sebagai salah satu wadah terbesar di Indonesia yang selau ingin mengajak jamaah dan masyarakat untuk lebih mengenal sosok Nabi Muhammad SAW sehingga dapat menjadi suri tauladan dan idola di dalam kegiatan
sehari-hari dan dapat juga menjadi benteng di dalam menyaring semua propaganda
yahudi
melalui
berbagai
menjerumuskan manusia ke dalam kesesatan.
medianya
yang
dapat
Pembina Majelis Taklim Nurul Musthofa Al- Habib Hasan Bin Ja’far Assegaf
Dokumentasi Kegiatan Majelis Taklim Nurul Musthofa