STRATEGI DAKWAH BADAN KONTAK MAJELIS TAKLIM (BKMT) KOTA TANGERANG SELATAN DALAM MENJALIN UKHUWAH ISLAMIYAH
SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi syarat memperoleh gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)
OLEH : ENDAH PURNAMASARI 1110051000051
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1435 H/2014 M
ABSTRAK Endah Purnamasari Strategi Dakwah Badan Kontak Majelis Taklim (BKMT) Kota Tangerang Selatan Dalam Menjalin Ukhuwah Islamiyah. Badan Kontak Majelis Taklim merupakan suatu badan atau forum untuk mengkaji permasalahan yang ada dalam majelis taklim, sebagai usaha meningkatkan kualitas majelis taklim. BKMT terus berkembang dan telah memiliki perwakilan di 33 provinsi diseluruh Indonesia. Salah satunya BKMT Kota Tangerang Selatan merupakan pengurus daerah yang telah banyak melakukan kegiatan berdasarkan program kerjanya dalam rangka untuk meningkatkan kualitas majelis taklim maupun kegiatan lainnya untuk syiar Islam. Dalam perkembangan BKMT Kota Tangerang Selatan mempunyai anggota majelis taklim yang jumlahnya semakin bertambah. Adapun yang menjadi anggota BKMT adalah seluruh majelis taklim kaum ibu di wilayah Kota Tangerang Selatan. Penelitian ini cukup memperhatikan pentingnya strategi dalam menyampaikan dakwah Islam. Permasalahan yang dirumuskan dalam penelitian ini terkait pada bagaimana perumusan strategi dakwah BKMT Kota Tangerang Selatan, bagaimana penerapan strategi dakwah BKMT Kota Tangerang Selatan dan bagaimana penilaian strategi dakwah BKMT Kota Tangerang Selatan. Penulis dalam hal ini memakai teori strategi Fred R David, bahwa dalam proses strategi ada beberapa tahapan-tahapan yaitu perumusan strategi mencangkup pengembangan visi dan misi, pencarian strategi-strategi alternatif dan pemilihan strategi tertentu untuk mencapai tujuan. Penerapan strategi berarti mobilitasi karyawan dan manajer untuk melaksanakan strategi yang telah dirumuskan. Penilaian strategi adalah tahap terakhir dalam manajemen strategi. Manajer mesti tahu kapan ketika strategi tertentu tidak berjalan dengan baik. Untuk menjawab pertanyaan tersebut, penelitian ini menggunakan metode kualitatif, karena metode kualitatif dapat menghasilkan data yang deskriptif dan lebih mendalam, baik berupa kata-kata tertulis yaitu data atau secara lisan untuk memperoleh pemahaman program dan kegiatan di Pengurusan Daerah maupun Pengurusan Cabang BKMT Kota Tangerang Selatan. Melalui pendekatan ini penulis berusaha mengkaji strategi dakwah yang dilakukan pengurus dan kegiatan-kegiatan yang dilakukan BKMT Kota Tangerang Selatan. Setelah melakukan penelitian, hasil yang ditemukan dalam penelitian ini, bahwa strategi dakwah yang dilakukan BKMT Kota Tangerang Selatan yang pertama pada perumusan strategi dakwah ialah sasaran dakwah, pengkajian tujuan, efektifitas dan efesiensi dakwahnya. Pada tahap penerapan strategi dakwah yang dilakukan BKMT Kota Tangerang Selatan bertumpu pada program kegiatan dakwah yang sudah disusun dalam bentuk program-program kegiatan dakwah. Baik itu dalam bentuk kegiatan yang sudah ditetapkan. Penilaian strategi dakwah pengurus BKMT Kota Tangerang Selatan adalah menilai atau mengevaluasi hasil yang telah dicapai, sumber daya manusia, rapat penilaian pelaksanaan kegiatan, dan memperbaiki mekanisme kerja.
i
KATA PENGANTAR
Segala puji dan ungkapan syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Tuhan semesta alam, Yang Maha Pemberi Cahaya, Maha Pemberi Ilmu, dan Maha Pemberi Hidayah. Dengan segala rahmat dan nikmat yang dilimpahkan tanpa pernah putus, akhirnya penulis dapat merampungkan penelitian skripsi ini. Shalawat beriring salam sejahtera semoga selalu tercurah keharibaan baginda Nabi, manusia termulia, insan yang paling utama, pembawa risalah kebenaran hingga akhir zaman, Nabi Muhammad SAW. Demikian pula kepada keluarga, para sahabat dan pengikutnya. Penyelesaian skripsi ini bukanlah perkara yang mudah dan instan. Begitu banyak halangan melintang yang membuat penyelesaiannya tersendat. Tak ayal begitu banyak hal yang harus penulis korbankan agar skripsi dapat terselesaikan dengan baik. Namun berkat uluran tangan dan motivasi yang tak henti dari berbagai pihak, akhirnya penulisan skripsi ini dapat rampung seperti yang diharapkan. Oleh karena itu, dengan segenap kerendahan hati, penulis ingin mengucapkan terimakasih sedalam-dalamnya kepada: 1. Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Dr. H. Arief Subhan, MA, Wakil Dekan Bid. Akademik Dr. Suparto, M. Ed, MA, Wakil Dekan Bid. Administrasi Umum Drs. Jumroni, M. Si dan Wakil Dekan Bid. Kemahasiswaan
Drs.
Wahidin
Saputra,
MA.
telah
memberikan
kesempatan kepada penulis untuk mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh dalam bentuk karya tulis ini.
ii
2. Bapak Rachmat Baihaky, MA selaku Ketua Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam. Ibu Hj. Umi Musyarrofah, MA selaku Sekertaris Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam yang penuh dengan kesabaran banyak membantu penulis dalam memberikan informasi. 3. Bapak Drs. S. Hamdani, MA selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang dengan sabar membimbing, mengarahkan, serta memotivasi dengan memberikan masukan yang sangat berharga bagi penulis dalam penyusunan skripsi ini. 4. Kepada semua Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah memberikan ilmu pengetahuan yang sangat berharga selama penulis mengikuti perkuliahan. 5. Kepada Staf Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah membantu mencari literatur untuk penyelesain skripsi ini. 6. Kepada Staf Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah membantu mencari literatur untuk penyelesain skripsi ini. 7. Kepada Staf Tata Usaha Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan semua persyaratan penelitian dan penyelesaian skripsi ini. 8. Ketua dan pengurus Badan Kontak Majelis Taklim (BKMT) Kota Tangerang Selatan dan para pimpinan PC. BKMT se-Kota Tangerang Selatan, selaku subyek dalam penelitian saya, yang telah menerima dan membantu dalam mengadakan penelitian ini.
iii
9. Kelurga Besar Kecamatan Se-Kota Tangerang Selatan: Kecamatan Pamulang, Kecamatan Ciputat, Kecamatan Ciputat Timur, Kecamatan Pd. Aren, Kecamatan Setu, Kecamatan Serpong dan Kecamatan Serpong Utara terima kasih atas bantuan data yang diberikan sehingga penulis dapat merampungkan skripsi ini. 10. Kepada kedua orang tua tersayang, Bapak Ghozalie Sahlan dan Mamah Hj. Astariati S.Ag yang selalu mencurahkan kasih sayang yang begitu besar dan selalu berusaha memenuhi kebutuhan penulis baik moril maupun materil. Serta yang selalu memanjatkan do’a yang tak henti agar penulis selalu mendapatkan yang terbaik. 11. Kakak-kakak dan adik-adik tersayang Eka Rahayu, S.Sos.I, H. Amsori S.Sos.I, Muchlis Sahlan SH.I, Sri Dewi Komalasari AM.Kep, Fauzan Akbar dan Teguh Maulana Ahsan serta keponakanku tersayang Zahra Khumaira, Carissa Anindya Putri dan Rafardhan Al-Fareza yang selalu membuat penulis bertambah semangatnya dalam menyelesaikan skripsi ini. 12. Saudara Satrio Adhe Permana Putra, terimakasih atas perhatian, dukungan yang telah diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 13. Teman seperjungan, Alvionita Jayussarah, Eva Damayanti, Amanda Rachmawati, Rosma Aliyah, Rika Fitrianti, Noor Aisyah, Sinta Taryas, Ardiyat Ningrum, Naisila Zulmi.
iv
14. Sahabat-sahabatku, Rista Indah Angelawati, Isnaniyah, Fitri Widiantari, Siti Sarah, Sabila Paramadina, Zahratu Daniya, Sarah Nabila, Wihda Nurafifah, Asri Andini, Indah Mawaddah. 15. Teman-teman KKN ULTRA 2013 Desa Pasilian – Kronjo Tangerang dan Teman-teman Paduan Suara VOC. 16. Teman-teman seperjuangan KPI B Angakatan 2010, terimakasih teman atas dukungannya dan kenangan yang tak terlupakan dalam menuntut ilmu bersama. Semoga ilmu yang kita miliki selalu bermanfaat dalam segala hal. Dan untuk semua pihak yang tak cukup untuk penulis sebutkan. Semoga Allah SWT membalas dengan segala bentuk kebaikan. Penulis menyadari
bahwa
penulisan
skripsi
ini
masih
membutuhkan
penyempurnaan agar menjadi lebih baik lagi. Namun penulis berharap semoga penelitian skripsi ini dapat memberikan manfaat yang besar khususnya bagi penulis pribadi dan berbagai pihak, sehingga menjadi tambahan khasanah keilmuan dan refrensi bagi dunia akademik terutama di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi.
Tangerang Selatan, April 2014
Penulis
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK ..................................................................................................... i KATA PENGANTAR ................................................................................... ii DAFTAR ISI .................................................................................................. vi BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang ................................................................. 1 B. Pembatasan dan Rumusan Masalah ................................. 8 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ......................................... 9 D. Metodologi Penelitian ...................................................... 10 E. Tinjauan Pustakan ............................................................ 14 F. Kerangka Teori ................................................................. 16 G. Sistematika Penulisan ....................................................... 17
BAB II
LANDASAN TEORI A. Strategi Dakwah ................................................................ 19 1. Strategi ........................................................................ 19 2. Dakwah ....................................................................... 23 3. Strategi Dakwah .......................................................... 40 B. Badan Kontak Majelis Taklim .......................................... 42 1. Pengertian Majelis Taklim .......................................... 42 2. Pengertian Badan Kontak Majelis Taklim .................. 44
BAB III
GAMBARAN UMUM BKMT KOTA TANGERANG SELATAN A. Sejarah Majelis Taklim .................................................... 46
vi
B. Perkembangan Majelis Taklim di Indonesia ...................... 48 C. Sejarah Berdiri BKMT Kota Tangerang Selatan .............. 50 D. Visi, Misi ........................................................................... 53 E. Tujuan BKMT ................................................................... 53 F. Kepengurusan dan Struktur Organisasi ............................ 54 G. Program Kegiatan .............................................................. 68 H. Profil BKMT ...................................................................... 60 BAB IV
TEMUAN DAN ANALISIS DATA A. Perumusan Strategi Dakwah Badan Kontak Majelis Taklim (BKMT) Kota Tangerang Selatan
Dalam
Menjalin Ukhuwah Islamiyah ........................................... 64 B. Penerapan Strategi Dakwah Badan Kontak Majelis Taklim (BKMT) Kota Tangerang Selatan
Dalam
Menjalin Ukhuwah Islamiyah ........................................... 71 C. Penilaian Strategi Dakwah Badan Kontak Majelis Taklim (BKMT) Kota Tangerang Selatan Dalam Menjalin Ukhuwah Islamiyah .......................................................... 80 BAB V
PENUTUP A. Kesimpulan ....................................................................... 88 B. Saran - saran ...................................................................... 89
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 91 LAMPIRAN
vii
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG Islam merupakan agama terakhir yang diturukan Allah kepada Nabi Muhammad Saw, untuk membina umat manusia agar berpegang teguh kepada ajaran-ajaran yang benar dan di Ridhai-Nya serta untuk mencapai kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Islam adalah agama terakhir, yang merupakan agama penyempurna dari keberadaan agama-agama sebelumnya. Perkembangan agama Islam yang di sebarkan oleh Nabi Muhammmad SAW di Mekah kemudian di Madinah, dan kemudian berkembang ke seluruh penjuru dunia tidak lain adalah adanya proses dakwah yang di lakukan oleh para tokoh Islam. Perkembangan dakwah Islamiyah inilah yang menyebabkan agama Islam senantiasa berkembang dan disebarluaskan kepada masyarakat.1 “Islam
adalah
agama
yang
didalamnya
terdapat
ajaran
untuk
melaksanakan dakwah baik secara kelompok maupun perorangan dan aktivitas atau usaha yang dilakukan secara sadar dan sengaja dalam upaya meningkatkan taraf dan tata nilai hidup manusia dengan berlandaskan ketentuan Allah SWT dan Rasulullah saw”.2 Dakwah adalah sebuah aktivitas penyampaian ajaran Islam yang sangat dibutuhkan manusia. Dakwah merupakan proses mengajak manusia dengan 1
Samsul Munir Amin, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Amzah, t.t.), Cet ke-2, h. 16-17. Alwisral Imam Zaidal, Strategi Dakwah, (Jakarta: Kalam Mulia, 2005), Cet ke-2,
2
hal. 1.
1
2
kebijakan kepada jalan yang benar sesuai dengan perintah Tuhan Yang Maha Esa. Dalam kemaslahatan dan ke bahagiaan di dunia dan akhirat.3 Dasar dakwah adalah amar makruf dan nahi munkar, sedangkan tujuannya ialah islamisasi dalam kehidupan manusia, pribadi dan masyarakat.4 Pada dasarnya kegiatan dakwah adalah “suatu proses komunikasi antara seorang da’i dengan mad’unya karena dengan komunikasi seorang dapat menyampaikan apa yang ada didalam pikirannya dan apa yang di rasakan kepada orang lain”. 5 Dakwah juga merupakan spirit untuk memperjuangkan penanaman nilai kebenaran kedalam jiwa manusia. Dakwah menjadi suatu keharusan bagi setiap individu muslim dan muslimah untuk menyiarkan nilai-nilai ajaran agama Islam. Keberadaannya menjadikan Islam tegak dan kokoh dimuka bumi ini. Aktivitas dakwah dalam Islam yang maju akan membawa pengaruh terhadap kemajuan agama. Sebaliknya aktivitas dakwah yang lesu akan berakibat pada kemunduran agama. Oleh karena itu, maka dapat di mengerti jika Islam meletakkan kewajiban dakwah di atas pundak setiap pemeluknya. Dakwah Islam merupakan aktualisasi imani yang dimanifestasikan dalam bidang kemasyarakatan yang dilaksanakan dalam suatu sistem kegiatan manusia beriman. Dan dilaksanakan secara teratur untuk mempengaruhi cara, rasa, berfikir dan bertindak.
3
Ali Aziz, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Pedoman Jaya, 2004), Cet. ke-1 hal. 3. Firdaus, Panji-Panji Dakwah, (Jakarta: Pedoman Jaya, 1991), Cet. ke-1, hal. 4. 5 Imam Habibi Abdullah, Kelengkapan Dakwah, (Semarang:CV Toha Putra, 1980), hal. 4
17-18.
3
Jika proses itu tercapai, maka seorang mubaligh sebagai komunikator harus mampu mengemas materi agar dapat dikomunikasikan secara efektif yang salah satunya dengan menggunakanbahasa yang baik dan benar, mudah di pahami dan diserap oleh mad’u dengan tujuan agar dakwah yang disajikannya tidak kering, gersang, dan hambar yang mudah diabaikan.6 Al-Qur’an surah Ali Imran ayat 114, bahwasannya bagi mereka yang menyeru padayang makruf dan mencegah pada yang munkar, maka mereka itulah orang-orang yang saleh, Allah SWT, berfirman :
“mereka beriman kepada Allah dan hari penghabisan, mereka menyuruh kepada yang makruf, dan mencegah yang munkar dan bersegera kepada (mengerjakan) pelbagai kebajikan; mereka itu termasuk orang-orang yang saleh.” Dengan adanya aktivitas dakwah, para ulama mempunyai peranan penting dan menentukan
suatu keberhasilan seorang da’i
atau da’iyah
unutk
menyampaikan kebenaran dalam agama Islam, dan harus memiliki kepandaian dan kemampuan untuk meyampaikan pada mad’u dan di terima dengan baik.Kegagalan pelaksanaan dakwah yang sering terjadi disebabkan ketidak pahaman dan kurang telitinya seorang da’i maupun da’iyah dalam strategi berdakwah.
6
Djamal Abidin Ass, Komunikasi Dan Bahasa Dakwah, (Jakarta: Gema Insani Press, 1996), Cet ke-1, hal. 1.
4
Dakwah Islam memerlukan strategi baru yang mampu mengantisipasi perubahan zaman yang semakin dinamis. Oleh sebab itu dalam rekayasa peradaban islam sekarang ini guna menyongsong kebangkitan ummat di zaman modern diperlukan formasi strategi yang tepat.7 Dari uraian di atas, amat perlulah umat Islam memahami jalan dakwah yang lurus. Jalan itulah yang akan memenangkan agama serta memuliakan kaum muslim. Tidak setiap orang yang bergerak dalam berdakwah dan jihad dapat memahami dan mengenal jalan ini.8 Di sinilah peran sebuah lembaga atau organisasi Islam.Dengan adanya lembaga ini di harapkan mampu memberikan solusi umat terhadap berbagai masalah kehidupan. Strategi menjadi sebuah keharusan dalam memajukan sebuah organisasi, terutama strategi yang tepat dan lengkap akan mengarahkan kepada suatu pencapaian tujuan yang yang diinginkan. Pada hakikatnya strtegi merupakan serangkaian perencanaan atau suatu keputusan manajerial yang strategis untuk mencapai tujuan-tujuan yang ditetapkan oleh suatu organisasi. Jika dikaitkan dengan proses dakwah, strategi mempunyai peranan yang sangat penting bagi pergerakan kegiatan dakwah, bila strategi yang diterapkan dalam berdakwah baik, maka aktivis dakwah akan tersusun secara sistematis dan teratur.9
7
M.Bahri Ghazali, Komunikatif Membangun Kerangka Dasar Ilmu Komunikasi Dakwah, (Jakarta: CV Pedoman Ilmu Jaya, 1997), Cet. ke-1, h. 33. 8 Abdurrahman Abdul Khaliq, Strategi Dakwah Syar’iyah, (Solo: CV. Pustaka Mantiq, 1996), cet. ke-1 h. 113. 9 Fitriani Nurhasanah, “Strategi Dakwah DKM Al-Qolam Depok,” (Skripsi S1 Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri Jakarta, 2012), h. 2-3.
5
Beragam cara yang di tempuh oleh umat Islam dalam mengembangkan dakwah dan mempertahankan ajaran Islam. Diantaranya adalah pengembangan institusi Pendidikan, Majelis Taklim, Qira’at al-Qur’an dan lain-lainnya. Oleh karena itu untuk “mempermudah dakwah Islam maka dibentuklah suatu organisasi yang merupakan sebuah kekuatan ummat yang disusun dalam satu kesatuan berupa bentuk persatuan mental dan spiritual serta fisik material dibawah komando pimpinan sehingga dapat melaksanakan tugas lebih mudah, terarah, dan jelas motivasinya serta jelas arah tujuannya sehingga dapat mengetahui tahap-tahap yang harus dilaluinya”.10 Badan Kontak Majelis Taklim merupakan suatu badan atau forum untuk mengkaji permasalahan yang ada dalam majelis taklim, sebagai usaha meningkatkan kualitas majelis taklim.11 Badan Kontak Majelis Taklim (BKMT) sebagai induk atau umbrella dari ribuan majelis taklim yang tersebar di seluruh pelosok tanah air, diakui telah menyumbangkan peran yang amat besar dalam ikut serta mencerdaskan kehidupan umat dan bangsa khususnya dalam mengajarkan agama dan penguatan moral bangsa. BKMT terus berkembang dan telah memiliki perwakilan di 33 propinsi diseluruh Indonesia.12 Berdasarkan tujuan organisasi BKMT yaitu meningkatkan peranan dan kualitas majelis taklim itulah, yang membuat BKMT untuk mengembangkan organisasinya keseluruh wilayah Indonesia yang mempunyai susunan organisasi dan kepengurusan terdiri dari Pusat, Wilayah, Daerah dan cabang. Salah satunya adalah Badan Kontak Majelis Taklim (BKMT) Kota Tangerang Selatan yang
10
Tutty Alawiyah, Strategi Dakwah di Kalangan Majelis Taklim, (Bandung: Mizan, 1997), Cet. ke-1, h. 64. 11 Panitia Mubes IV BKMT, Lima Belas Tahun Kiprah BKMT, (Jakarta: 1996), h. 35. 12 Ilyas Ismail, 70 Tahun Tutty Alawiyah The Inspiring Woman Penggerak Kemajuan dan Peradaban, (Jakarta: UIA Press, 2012), h. 181.
6
merupakan pengurusan daerah dari provinsi Banten. Kota Tangerang Selatan merupaka daerah otonom di Provinsi Banten. Kota yang terbilang masih sangat muda ini merupakan wilayah pemekaran dari kabupaten Tangerang yang berdiri pada 26 November 2008. Jumlah penduduk Kota Tangerang Selatan pada tahun 2012 berdasarkan hasil verifikasi data ganda oleh Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil adalah 1,226,359 orang terdiri dari laki-laki 636,000 orang dan perempuan 590,359 orang. Semua peduduk tersebut tersebar dibeberapa kecamatan, diantaranya adalah kecamatan Ciputat, Ciputat Timur, Pamulang, Pondok Aren, Setu, Serpong dan Serpong Utara. Dengan luas wilayah 147,19 Km2, kepadatan penduduk kota mencapai 8,766 orang/Km2. Kepadatan tertinggi terdapat di kecamatan Ciputat Timur yaitu 11,589 orang/Km2 sedangkan kepadatan terendah di kecamatan Setu yaitu 4,475 orang/Km2.13 Dari ketujuh kecamatan yang ada di Tangerang Selatan tersebar pula Pengurusan Cabang Per/Kecamatan Badan Kontak Majelis Taklim (BKMT). Setiap pengurusan cabang BKMT tentulah memiliki strategi dalam berdakwah bukan hanya untuk mengajak bergabung dalam organisasi yang tidak hanya berkumpul dan belajar agama, akan tetapi sebagai forum umat Islam, BKMT mempunyai fungsi, peranan dan potensi yang besar dalam menyemarakkan syiar Islam dan meningkatkan kecerdasan umat. Oleh karena itu BKMT bersifat terbuka untuk semua kaum muslimin. Akan tetapi dalam realitanya anggota BKMT kebanyakat kaum muslimat, yaitu kaum ibu.
13
Kota Tangerang Selatan, OutLook 2013 Pencapaian Pembangunan 2011-2013, h. 83.
7
BKMT Kota Tangerang Selatan sebagai pengurus daerah telah banyak melakukan kegiatan berdasarkan program kerjanya dalam rangka untuk meningkatkan kualitas majelis taklim maupun kegiatan lainnya untuk syiar Islam.Dalam perkembangan BKMT Kota Tangerang Selatan mempunyai anggota majelis taklim yang jumlahnya semakin bertambah. Adapun yang menjadi anggota BKMT adalah seluruh majelis taklim kaum ibu di wilayah Kota Tangerang Selatan. Keberadaan majelis taklim sekarang ini sudah semakin banyak jumlahnya, hal ini dapat dilihat dengan adanya aktivitas dan strategi dakwah yang dilakukan BKMT Kota Tangerang Selatan ini dikarenakan kesadaran masyarakat akan kebutuhan spiritual yang tidak dapat dihilangkan dalam kehidupan sebagai manusia, salah satu pemicu bertambahnya jumlah anggota dan majelis taklim bisa dikatakan suksesnya strategi dakwah yang dilakukan BKMT Kota Tangerang Selatan. Dalam mengkoordinir majelis-majelis taklim dan anggota jamaah lainnya, tentu organisasi ini harus mengetahui strategi dakwah apa yang tepat digunakan. Terlebih lagi untuk mencapai tujuan organisasi. Oleh sebab itu, agar setiap proses dakwahyang mereka lakukan dapat berjalan dengan lancar dan program BKMT Kota Tangerang Selatan dapat terealisasikan dengan baik maka dibutuhkan strategi dakwah yang tepat dan efektif dalam setiap kegiatan dakwah ke seluruh majelis taklim kecamatan yang ada di Kota Tangerang Selatan. Maka sebagai organisasi majelis taklim sudah sewajarnya jika setiap pengurus BKMT Kota Tangerang Selatan sudah mengetahui strategi apa yang
8
tepat dengan majelis-majelis taklim dan para jamahnya yang terkait dalam mewujudkan program dakwah mereka. Berdasarkan alasan sebagaimana yang telah di uraikan di atas, penulis merasa tertarik untuk mengkaji dan meneliti lebih dalam mengenai Strategi Dakwah. Demikian penelitian ini mengangkat judul tentang “Strategi Dakwah Badan Kontak Majelis Taklim (BKMT) Kota Tangerang Selatan Dalam Menjalin Ukhuwah Islamiyah”
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah Penelitian ini lebih terarah dan pembahasannya tidak meluas, maka penulis membatasi penulisan pada Strategi Dakwah Pengurusan Daerah Badan Kontak Majelis Taklim (BKMT) Kota Tangerang Selatan Dalam Menjalin Ukhuwah Islamiyah. Alasan Penelitian dilakukan kepada Pengurus Daerah Badan Kontak Majelis Taklim (BKMT) Kota Tangerang Selatan karena penulis ingin mengetahui lebih dalam Strategi Dakwah pada PD. BKMT Kota Tangerang Selatan Dalam Menjalin Ukhuwah Islamiyah, serta dua kepengurusan cabang BKMT yang memiliki jumlah majelis taklim terendah dan jamaah terbanyak dalam menyiasati strategi dakwah. 2. Perumusan masalah Adapun perumusan masalahnya sebagai berikut :
9
a. Bagaimana Perumusan Strategi Dakwah Badan Kontak Majelis Taklim (BKMT) Kota Tangerang Selatan Dalam Menjalin Ukhuwah Islamiyah? b. Bagaimana Penerapan Strategi Dakwah Badan Kontak Majelis Taklim (BKMT) Kota Tangerang Selatan Dalam Menjalin Ukhuwah Islamyiah? c. Bagaimana Penilaian Strategi Dakwah Badan Kontak Majelis Taklim (BKMT) Kota Tangerang Selatan Dalam Menjalin Ukhuwah Islamiyah?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan penelitian a. Untuk mengetahui bagaimana perumusan strategi dakwah yang digunakan
Badan
Kontak Majelis
Taklim
(BKMT)
Kota
Tangerang Selatan Dalam Menjalin Ukhuwah Islamiyah . b. Untuk mengetahui bagaimana penerapan atau tahapan-tahapan dalam strategi dakwah Badan Kontak Majelis Taklim (BKMT) Kota Tangerang Selatan Dalam Menjalin Ukhuwah Islamiyah. c. Untuk mengetahui penilaian strategi dakwah Badan Kontak Majelis Taklim (BKMT) Kota Tangerang Selatan Dalam Menjalin Ukhuwah Islamiyah. 2. Manfaat penelitian a. Manfaat Akademis
10
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi khazanah ilmu pengetahuan kepada mahasiswa / mahasiswi terutama jurusan komunikasi penyiaran Islam agar mengetahui Strategi Dakwah Badan Kontak Majelis Taklim (BKMT) Kota Tangerang Selatan Dalam Menjalin Ukhuwah Islamiyah . b. Manfaat Praktis Adapun secara praktis penelitian ini juga dapat di jadikan sebagai bahan masukan dan pedoman kepada majelis taklim, lembaga atau organisasi yang ada, khususnya Badan Kontak Majelis Taklim (BKMT) Kota Tangerang Selatan Dalam Menjalin Ukhuwah Islamiyah, mengenai strategi dakwah bagi majelis taklim dalam merencanakan
maupun
merealisasikan
program-programnya,
sehingga secara kualitas dan kuantitas BKMT dapat memberikan sumbang saran kepada praktisi di bidang kelembagaan agama khususnya Badan Kontak Majelis Taklim (BKMT) yang berada di Kota Tangerang Selatan.
D. Metodologi Penelitian 1. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, karena metode kualitatif dapat menghasilkan data yang deskriptif dan lebih mendalam, baik berupa kata-kata tertulis yaitu data atau secara lisan (wawancara).14
14
Sugiono, Memahami Penelitian Kualitatif , (Bandung: Alfabeta, 2005), h. 3.
11
Menurut M. Nazir dalam buku metodologi penelitian menyatakan, bahwa metode penelitian deskriptif merupakan proses pencarian fakta, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai sifat-sifat serta hubungan antara fenomena yang diteliti.15 Berdasarkan metode penelitian tersebut, penulis mendapatkan data penelitian yang bersifat deskriptif sehingga penulis dapat menganalisis dan menelaah lebih dekat, mendalam, dan menyeluruh untuk mendapatkan gambaran yang jelas mengenai Strategi Dakwah Badan Kontak Majelis Taklim (BKMT) Kota Tangerang Selatan Dalam Menjalin Ukhuwah Islamiyah. 2. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan pada periode bulan Febuari-April 2014 di sekertariat PD. Badan Kontak Majelis Taklim (BKMT) Kota Tangerang Selatan yang bertempat di Jalan Ketapang II Pamulang Barat - Tangerang Selatan, maupun penelitian diberbagai kegiatan BKMT Kota Tangerang Selatan. 3. Subjek dan Objek Penelitian Adapun subjek penelitian ini adalah Badan Kontak Majelis Taklim (BKMT) Kota Tangerang Selatan. Sedangkan yang menjadi objek penelitian ini adalah Strategi Dakwah yang dilakukan Badan Kontak Majelis Taklim (BKMT) Kota Tangerang Selatan Dalam Menjalin Ukhuwah Islamiyah.
15
M. Nazir, Metode Penelitian, (Jakarta : Galia Indonesia, 1998), Cet ke-3, h. 63.
12
4. Teknik dan Alat Pengumpulan data Untuk mengumpulkan data-data dan informasi sesuai dengan permasalahan penelitian ini, penulis mengadakan komunikasi secara langsung dan tidak langsung, dengan menggunakan alat (instrument) pengumpulan data sebagai berikut : a. Observasi Observasi adalah pengamatan dan pencatatan yang dilakukan secara sistematis dari fenomena yang di teliti.16 Dengan penelitian langsung oleh penulis terhadap kegiatan BKMT Kota Tangerang Selatan untuk mendapatkan data mengenai Strategi Badan Kontak Majelis Taklim (BKMT) Kota Tangerang Selatan Dalam Menjalin Ukhuwah Islamiyah, selama kurang lebih tiga bulan dengan observasi langsung ke sekretariat Pengurusan Daerah BKMT Kota Tangerang Selatan dan beberapa kegiatan yang dilaksanakan BKMT. Sehingga penulis dapat mendapatkan jawaban atau bukti atas pelaksanaan untuk mengetahui dan mengamati bagaimana Strategi Dakwah Badan Kontak Majelis Taklim (BKMT) Kota Tangerang Selatan Dalam Menjalin Ukhuwah Islamiyah . b. Wawancara Wawancara adalah sebuah pengumpulan data dengan cara mengadakan Tanya jawab secara langsung antara pewawancara
16
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian : Sebuah Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), h.117.
13
(interviewer) dengan terwawancara (interviewee).17 Penulis melakukan wawancara langsung dengan Ketua Umum PD Kota Tangerang Selatan Hj. Tati Astariati untuk mengetahui jawaban langsung tentang strategi dakwah yang BKMT lakukan dalam menjalin ukhwah islamiah. Para pimpinan Pengurusan Cabang yang terdiri dari dua Pimpinan Cabang BKMT yang memiliki jamaah dan majelis taklim terbanyak adalah PC. BKMT Kec. Ciputat Timur Ibu Hj. Atikah dan PC. BKMT Kec. Pamulang Ibu Hj. Sri Noor Lenawati serta dua Pimpinan Cabang BKMT yang memiliki jumlah jamaah dan majelis taklim terrendah yaitu PC. BKMT Kec. Setu Ibu Hj. Eneng Suhartini dan PC. BKMT Kec. Serpong Utara Ibu Yuyun, guna memperoleh atau mendapatkan informasi tentang strategi dakwah BKMT, serta wawancara ini juga bertujuan untuk melengkapi data, guna menjawab perumusan masalah yang peniliti ajukan. c. Dokumentasi Dokumentasi merupakan pengumpulan dan pengambilan data yang di peroleh melalui pengumpulan dokumen-dokumen untuk memperkuat
informasi.18
Dalam
hal
ini
peneliti
melakukan
penelusuran data dengan menelaah buku, majalah, dokumen BKMT Kota Tangerang Selatan. Tujuannya untuk mendapatkan informasi yang mendukung analisis dan interpretasi data.
17 18
Ibid., h.145. Ibid., h. 110.
14
5. Analisis Data Setelah data diperoleh, selanjutnya peneliti melakukan analisis data. Dalam menganalisis, peneliti menggunakan analisis deskriptif, yaitu suatu metode dalam penulisan sekelompok manusia, suatu objek, suatu kondisi, suatu pemikiran atau suatu kelas peristiwa pada masa sekarang.19 Dalam menganalisis data, penulis menggunakan metode analisis deskriptif kualitatif terhadap strategi dakwah BKMT Kota Tangerang Selatan Dalam Menjalin Ukhuwah Islamiyah, yaitu suatu analisis data dimana penulis terlebih dahulu memaparkan semua data yang diperoleh kemudian menganalisisnya dengan berpedoman pada sumber-sumber tertulis dalam bentuk kalimat-kalimat. 6. Teknik Olah Data Teknik olah data yang dilakukan oleh penulis adalah dengan cara mengumpulkan data-data yang diperoleh melalui wawancara, tinjauan lokasi, serta dokumen yang berhubungan dengan objek penelitian kemudian peneliti menjabarkan, menerangkan, menginterpretasikan datadata secara apa adanya. Kemudian memberi kesimpulan. Sedangkan teknik dan metode penulisan laporan penelitian ini, penulis mengacu kepada “Buku Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, dan Disertasi)” yang ditertibkan oleh CeQDA UIN JakartaTahun 2007.
19
M. Nazsir, Metode Penelitian, (Jakarta: Ghalia Indo, 1998), h. 63.
15
E. Tinjauan Pustaka Dalam menentukan judul skripsi ini penulis sudah mengadakan tinjauan pustaka ke perpustakaan yang terdapat di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan berbagai sumber buku yang didapati sebagai literatur penulis dalam menyelesaikan penelitian ini, antara lain: 1. “Manajemen Strategi Konsep”, Penulis Fred R. David, Jakarta: Salemba Empat, 2012. 2. “Manajemen Dakwah”, Penulis Muhammad Munir S.Ag MA dan Wahyu Ilahi S.Ag MA, Jakarta: Kencana, 2009. 3. “Ilmu Dakwah”, Penulis Prof. Dr. Moh. Ali Aziz, M.Ag., Jakarta: Kencana, 2009. 4. “Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART)” Oleh Pimpinan Pusat Badan Kontak Majelis Taklim (BKMT), Jakarta: Agustus 2008. Menurut pengamatan penulis dari hasil observasi yang telah penulis lakukan sampai saat ini tidak menemukan judul yang serupa dengan judul yang penulis ajukan dan perbedaan antara judul penulis dengan judul sebelumnya. 1. “Strategi Dakwah Generasi Muda Masjid Al-Hikmah (GEMA) Dalam Meningkatkan Nilai-Nilai Keislaman Para Pemuda Di Kampung Areman Cimanggis Depok, ” Oleh Indra Dita Puspito tahun 2011. Skripsi ini mendeskripsikan dan menganalisis tentang strategi dakwah generasi muda
16
Masjid Al-Hikmah dalam meningkatkan nilai-nilai keIslaman para pemuda. 2. “Strategi Dakwah Pengurus Masjid Ittihadul Muhajirin Reni Jaya Baru – Pamulang” Oleh Nur Ardiansyah tahun 2013. Skripsi ini mendeskripsikan dan menganalisis tentang startegi dakwah pengurus masjid Ittihadul Muhajirin. 3. “Strategi Dakwah DKM Al-Qolam, Depok” Oleh Fitriani Nurhasanah tahun 2012. Skripsi ini mendeskripsikan dan menganalisis tentang strategi dakwah dilingkungan DKM Al-Qolam dalam perencanaan strategis dakwah di sekitar Depok. Meskipun penulis menggunakan tema yang sama dengan skripsi di atas, namun penelitian yang dilakukan penulis tetaplah beda. Walau memliki kesamaan dari strategi dakwah tetapi dalam objek kajian berbeda. Karena penulis menggunakan kajian strategi dakwah ini di Badan Kontak Majelis Taklim (BKMT) Kota Tangerang Selatan Dalam Menjalin Ukhwah Islamiah.
F. Kerangka Teori Perumusan Strategi Tahap-tahap Manajemen Strategis
Penerapan Strategi
(Fred R. David) Penilaian Strategi
17
Proses manajemen strategi terdiri atas tiga tahap, pertama perumusan strategi, kedua penerapan strategi, dan ketiga penilaian strategi. Perumusan strategi mencangkup pengembangan visi dan misi, identifikasi peluang dan ancaman eksternal suatu organisasi, kesadaran antara kekuatan dan kelemahan internal, penetapan tujuan jangka panjang, pencarian strategi-strategi alternatif dan pemilihan strategi tertentu untuk mencapai tujuan.20 Penerapan strategi berarti mobilitasi karyawan dan manajer untuk melaksanakan strategi yang telah dirumuskan. Penilaian strategi adalah “tahap terakhir dalam manajemen strategi. Manajer mesti tahu kapan ketika strategi tertentu tidak berjalan dengan baik”.21
G. Sistematika Penulisan Untuk
memudahkan
susunan
skripsi
ini,
maka
dibuatlah
sistematika penulisan yang yang dibagi menjadi 5 (lima) bab yang terdiri dari beberapa sub bab, yaitu sebagai berikut: BAB I
Pendahuluan. Bab yang berisikan tentang latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi penelitian, tinjauan pustaka, kerangka teori, serta sistematika penulisan.
BAB II
Landasan Teori Merupakan Landasan Teoritis Tentang Dakwah yang di dalamnya meliputi pengertian strategi dakwah yang terdiri pengertian strategi, dakwah dan
20
Fred R. David, Manajemen Strategi Konsep, (Jakarta: Salemba Empat, 2012), Cet. ke-
12, h. 6.
21
Ibid. h. 7.
18
strategi dakwah. pengertian badan kontak majelis taklim yang meliputi pengertian majelis taklim dan pengertian Badan Kontak Majelis Taklim. BAB III
Gambaran Umum membahasa mengenai profil umum Badan Kontak Majelis Taklim (BKMT) Kota Tangerang Selatan yaitu tentang sejarah berdirinya BKMT Kota Tangerang
Selatan,
kepengurusan
dan
visi
misi
struktur
dan
tujuan
organisasi
BKMT,
BKMT
Kota
Tangerang Selatan, program kegiatan Badan Kontak Majelis Taklim (BKMT) Kota Tangerang Selatan serta tentang profil BKMT. BAB IV
Temuan Dan Analisis Data Mengenai Strategi Dakwah BKMT
Kota
Tangerang
Selatan
Dalam
Menjalin
Ukuhuwah Islamiyah yaitu, perumusan strategi dakwah di Badan Kontak Majelis Taklim (BKMT) Kota Tangerang Selatan Dalam Menjalin Ukhuwah Islamiah, penerapan strategi dakwah di Badan Kontak Majelis Taklim (BKMT) Kota Tangerang Selatan Dalam Menjalin Ukhuwah Islamiyah dan penilaian strategi dakwah Badan Kontak Majelis Taklim (BKMT) Kota Tangerang Selatan Dalam Menjalin Ukhuwah Islamiyah . BAB V
Penutup berisi kesimpulan dan saran-saran.
BAB II LANDASAN TEORI
A. Strategi Dakwah 1. Strategi a.
Pengertian Strategi Strategi berasal dari kata Yunani strategos, yang berarti jendral.
Oleh karena itu, kata strategi secara harfiah berarti “seni para jendral”. Kata ini mengacu pada apa yang merupakan perhatian utama manajemen puncak orgnisasi. Secara khusus, strategi adalah „penempaan‟ misi perusahaan, penetapan sasaran organisasi dengan mengingat kekuatan eksternal dan internal, perumusan kebijakan dan strategi tertentu untuk mencapai sasaran dan memastikan implementasinya secara tepat, sehingga tujuan dan sasaran utama organisasi akan tercapai.1 Secara istilah, strategi adalah “proses penentuan rencana yang disatukan, menyeluruh dan terpadu yang mengaitkan keunggulan strategi perusahaan dengan tantangan lingkungan dan yang dirancang untuk memastikan bahwa tujuan utama dapat dicapai melalui pelaksanaan yang tepat oleh perusahaan”.2 Penggunaan kata strategi dalam suatu organisasi di artikan sebagai “kiat, cara dan taktik utama yang dirancang secara sistematik dalam melaksanakan fungsi manajemen yang terarah pada tujuan strategi 1
George A. Steiner dan John B. Miner, Kebijakan dan Strategi Manajemen, (Jakarta: PT Gelora Aksara Pratama, 1997), h. 18. 2 Ibid. h. 41.
19
20
organisasi”.3Dalam kamus manajemen, strategi adalah rencana yang tepat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus dan saling hubungan dalam hal waktu dan ukuran.4 Menurut kamus besar bahasa Indonesia, strategi merupakan ilmu dan seni menggunakan semua sumber daya bangsa untuk melaksanakan kebijaksanaan tertentu diperang dan damai.5 Untuk mengetahui lebih jelas pengertian strategi, penulis mengedepankan pengertian strategi yang dikemukakan oleh beberapa pakar, antara lain: 1. Pendapat Onong Uchayana Efendi, mengatakan: “Strategi pada hakikatnya adalah perencanaan (Planning) dan manajemen untuk mencapai suatu tujuan akan tetapi untuk mencapai tujuan tersebut, strategi tidak berfungsi sebagai sebagai peta jalan yang hanya memberika arah saja, melainkan harus mampu menunjukan taktik operasionalnya”.6 2. Pendapat Stephanie K. Marrus, seperti yang dikutip oleh Husein Umar dalam buku „Strategic Managemen in Action‟, strategi didefinisikan sebagai suatu proses penentuan rencana para pemimpin puncak yang berfokus pada tujuan jangka panjang organisasi, disertai penyusunan suatu cara atau upaya bagaimana agar tujuan tersebut dapat dicapai.7 3
Hadari Nawawi, Manajemen Strategi Organisasi Non Profit Bidang Pemerintah Dengan Ilustrasi di Bidang Pendidikan, (Yogyakarta: Universitas Gajah Mada Press, 2000), Cet ke-1, h. 147. 4 B. N. Marbun, Kamus Manajemen, (Jakarta: CV Muliasari, 2005), Cet ke-2, h. 340. 5 Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2002), Ed,3 – Cet. ke-2, h. 1092. 6 Moh. Ali Aziz, Ilmu Dakwah Edisi Revisi, (Jakarta: Kencana 2009), Cet. ke-2, h. 351. 7 Husein Umar, Strategic Management In Action, (Yogyakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2001), Cet. Ke-1, h. 31.
21
3. Henry Mintzberg, berpendapat memiliki lima pengertian strategi: a. Rencana : Suatu petunjuk, suatu tuntunan atau tindakan yang akan dilakukan, sesuatu yang memberi arah bagi tindakantindakan di masa depan. b. Pola : Perilaku yang konsisten antar waktu. c. Posisi : Penentuan posisi dalam konteks persaingan. d. Perspektif
:
Bagaimana
suatu
organisasi
menjalankan
kegiatannya. e. Permainan : Kumpulan manuver untuk “menjinakkan” pihak lawan atau suatu cara yang dilakukan untuk mengecoh pesaing.
Meskipun demikian, mazhab yang dominan adalah mazhab yang melihat strategi sebagai suatu rencana. Strategi dipandang sebagai suatu yang dibuat untuk mengamankan masa depan. Pertama-tama, strategi dinilai yang berurusan dengan masa depan. Kata “strategi” berkonotasi antisipasi, prediksi dan hal-hal lain yang penuh dengan ketidakpastian.8
b. Tahap – tahap Strategi Fred R. David mengatakan bahwa dalam proses strategi ada tahapan-tahapan yang harus ditempuh, perumusan strategi, penerapan strategi dan penilaian strategi.
8
Hendrawan Supratikno, Advanced Strategic Manajement: Back to Basic Approach, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2003), h. 5.
22
1). Perumusan Strategi Perumusan strategi mencangkup pengembangan visi dan misi, identifikasi peluang dan ancaman eksternal suatu organisasi, kesadaran antara kekuatan dan kelemahan internal, penetapan tujuan jangka panjang, pencarian strategi-strategi alternatif dan pemilihan strategi tertentu untuk mencapai tujuan.9 2). Penerapan Strategi Penerapan strategi sering kali disebut “tahap aksi” dari manajemen strategis. Menerapkan strategi berarti mobilitasi karyawan dan manajer untuk melaksanakan strategi yang telah dirumuskan. Sering kali dianggap sebagai tahap yang paling sulit dalam manajemen strategi, penerapan atau implementasi strategi membutuhkan disiplin, komitmen, dan pengorbanan personal. Penerapan strategi yang berhasil bergantung pada kemampuan manajer untuk memotivasi karyawan, yang merupakan seni dari pada pengetahuan. Strategi tersebut dirumuskan, namun bila tidak diterapkan tidak ada gunanya.10 Penerapan strategi mencakup pengembangan budaya yang suportif pada strategi, menciptakan stuktur organisasi yang efektif, pengetahuan ulang upaya-upaya pemasaran, penyiapan anggaran, pengembangan serta pemanfaatan sistem informasi, dan pengaitan kompensasi karyawan dengan kinerja organisasi.11 9
12, h. 6.
10 11
Fred R. David, Manajemen Strategi Konsep, (Jakarta:Salemba Empat, 2012), Cet. keIbid. h. 7. Ibid,h. 6.
23
3). Penilaian Strategi Penilaian strategi adalah tahap terakhir dalam manajemen strategi. Manajer mesti tahu kapan ketika strategi tertentu tidak berjalan dengan baik. Penilaian atau evaluasi strategi merupakan cara utama untuk memperoleh informasi semacam ini. Semua strategi terbuka untuk di modifikasi di masa yang akan datang karena berbagai faktor eksternal dan internal terus menerus berubah.12 2. Dakwah a.
Pengertian Dakwah Secara etimologi (bahasa) kata dakwah berasal dari bahasa Arab, yaitu da‟a, yad‟u yang artinya mengajak, mengundang, atau memanggil. Kemudian menjadi kata da‟watun yang artinya panggilan atau undangan. Istilah lain yang identik dengan kata dakwah adalah tabligh. Kata tabligh adalah berasal dari bahasa arab: ballagha, yuballighu yang artinya menyampaikan. Kata itu kemudian menjadi kata tabligh yang artinya menyampaikan suatu pesan.13 Sedangkan secara terminologis dakwah Islam telah banyak didefinisikan oleh para ahli. Sayyid Qutb memberi batasan dengan “mengajak” atau “menyeru” kepada orang lain masuk ke dalam sabil Allah Swt. Bukan untuk mengikuti da‟i atau sekelompok orang.14
12
Ibid.,h. 7. M. Bahri Ghazali, Dakwah Komunikatif: Membangun Kerangka Dasar Ilmu Komunikasi Dakwah, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1997), Cet. ke-1, h. 5. 14 Wahyu Ilaihi, Komunikasi Dakwah, (Bandung: PT: Remaja Rosdakarya, 2010), Cet. ke-1, h. 14. 13
24
Dakwah adalah sebuah aktivitas penyampaian ajaran Islam yang sangat dibutuhkan manusia. Karena dakwah merupakan proses mengajak manusia dengan kebijakan kepada jalan yang benar sesuai dengan perintah Tuhan Yang Maha Esa. Untuk kemasalahan dan ke bahagiaan di dunia dan akhirat.15 Untuk mengetahui lebih jelas pengertian dakwah, penulis mengedepankan pengertian dakwah yang dikemukakan oleh beberapa tokoh dengan sudut pandang masing-masing, antara lain: 1). Menurut Ahmad Ghusuli menjelaskan bahwa dakwah merupakan “pekerjaan atau ucapan untuk mempengaruhi manusia supaya mengikuti Islam”.16 2).
Pendapat
Bakhial
menghidupkan
Khauli,
dakwah
peraturan-peraturan
adalah
Islam
“satu
dengan
proses maksud
memindahkan umat dari satu keadaan kepada keadaan lain”.17 3). Pendapat M. Natsir, seperti yang dikutip Samsul Munir Amin, dalam buku „Ilmu Dakwah‟ dakwah didefinisikan sebagai: “Dakwah adalah usaha-usaha menyerukan dan menyampaikan kepada perorangan manusia dan seluruh umat manusia konsepsi Islam tentang pandangan dan tujuan hidup manusia di dunia ini, dan yang meliputi al-amar bi al-ma‟ruf annahyu an munkar dengan berbagai macam cara dan media yang diperbolehkan akhlak dan membimbing pengalamannya dalam perikehidupan berkemasyarakat dan perikehidupan bernegara”.
15 16
Ali Aziz, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Pedoman Jaya, 2004), Cet. ke-1, h. 3. Wahyu Ilaihi, Komunikasi Dakwah, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2010), Cet ke-
1, h. 14. 17
Yusuf HM, Metode Dakwah, (Jakarta: Kencana, 2003), Cet. ke-1, h. 7.
25
4). Menurut Dr. M. Quraish Shihab, seperti yang dikutip oleh Samsul Munir Amin dalam buku „Ilmu Dakwah‟, dakwah didefinisikan sebagai: “Dakwah adalah seruan atau ajakan kepada keinsyafan atau usaha mengubah situasi kepada situasi yang lebih baik dan sempurna, baik terhadap pribadi maupun masyrakat. Perwujudan dakwah bukan sekedar usaha peningkatan pemahaman dalam tingkah laku dan pandangan hidup saja, tetapi juga menuju sasaran yang lebih luas. Apalagi sekaran ini, ia harus lebih berperan menuju kepada pelaksanaan ajaran-ajaran Islam secara lebih menyeluruh dalam berbagai aspek”.18 5). Pendapat Ibnu Taimiyah, seperti yang dikutip oleh Samsul Munir Amin dalam buku „Ilmu Dakwah‟ dakwah didefinisikan sebagai “suatu proses usaha untuk mengajak agar orang beriman kepada Allah, percaya dan menaati apa yang telah diberitakan oeh rasul serta mengajak agar dalam menyembah kepada Allah seakan-akan melihat-Nya”. Adapun menurut hemat penulis dakwah adalah suatu aktivitas yang dilakukan secara sadar dalam rangka menyampaikan pesanpesan agama Islam kepada orang lain agar mereka menerima ajaran Islam tersebut dan menjalankannya dengan baik dalam kehidupan individual maupun bermasyarakat untuk mencapai kebahagiaan manusia baik di dunia maupun di akhirat, dengan menggunakan media dan cara-cara tertentu. Pemahaman-pemahaman
definisi
dakwah
sebagaimana
disebutkan diatas, meskipun terdapat perbedaan-perbedaan kalimat, 18
Samsul Munir Amin, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Amzah, 2009), Cet. ke-1, h. 3-4.
26
namun sebenarnya tidaklah terdapat perbedaan-perbedaan kalimat, namun sebenarnya tidaklah terdapat perbedaan prinsipil. Dari berbagai perumusan definisi di atas, kiranya bisa disimpulkan sebagai berikut. a. Dakwah itu merupakan suatu aktivitas atau usaha yang dilakukan dengan sengaja atau sadar. b. Usaha dakwah tersebut berupa ajakan kepada jalan Allah dengan al-amar bi al-ma‟ruf an-nahyu al-munkar. c. Usaha tersebut dimaksudkan untuk mencapai cita-cita dari dakwah itu sendiri yaitu menuju kebahagiaan manusia di dunia maupun di akhirat. Dakwah juga dapat di artikan sebagai proses penyampaian ajaran Islam kepada umat manusia. Sebagai suatu proses, dakwah tidak hanya merupakan usaha penyampaian saja, tetapi merupakan usaha pengubah way of thinking, way of feeling, dan way of life, manusia sebagai sasaran dakwah ke arah kualitas kehidupan yang lebih baik.19 Masih banyak lagi definisi dakwah yang dikemukakan oleh para ahli. Namun demikian, dari beberapa definisi tersebut penulis menyimpulkan bahwa dakwah ialah seruan atau suatu usaha mangajak manusia untuk berada di jalan Allah SWT, yaitu dengan menjalankan segala perintah yang telah di tetapkan, serta meninggalkan segala
19
Ibid., h. 5-6.
27
bentuk perbuatan yang dilarangnya. Semuanya itu bertujuan untuk mendapatkan kebahagiaan dunia akhirat. b. Unsur – unsur Dakwah Unsur-unsur dakwah adalah komponen-komponen yang terdapat dalam setiap kegiatan dakwah. Unsur-unsur tersebut adalah da‟i (pelaku dakwah), mad‟u (mitra dakwah), maddah (materi dakwah), wasilah (media dakwah), thariqah (metode dakwah), dan atsar (efek dakwah). 1). Da’i (Pelaku Dakwah) Da‟i adalah orang yang melaksanakan dakwah baik lisan, tulisan, maupun perbuatan yang dilakukan baik secara individu, kelompok, atau lewat organisasi/lembaga. Secara umum kata da‟i ini sering disebut dengan sebutan mubaligh (orang yang menyampaikan ajaran Islam), namun sebenarnya sebutan ini konotasinya sangat sempit, karena masyarakat cenderung
mengartikannya sebagai orang yang
menyampaikan ajaran Islam melalui lisan, seperti penceramah agama, khatib (orang yang berkhotbah), dan sebagainya. Siapa saja yang menyatakan sebagai pengikut Nabi Muhammad hendaknya menjadi seorang da‟i, dan harus dijalankan sesuai dengan hujjah yang nyata dan kokoh.Dengan demikian, wajib baginya untuk mengetahui kandungan dakwah baik dari sisi akidah, syariah, maupun akhlak. Berkaitan dengan hal-hal yang memerlukan ilmu
28
dan keterampilan khusus, maka kewajiban berdakwah dibebankan kepada orang –orang tertentu. Nasarudin Latief mendefinisikan bahwa da‟i adalah “muslim dan muslimat yang menjadikan dakwah sebagai suatu amaliah pokok bagi tugas ulama”. Ahli dakwah adalah wa‟ad, mubaligh mustama‟in (juru penerang) yang menyeru, mengajak, memberi pengajaran, dan pelajaran agama Islam. Da‟i juga harus mengetahui cara menyampaikan dakwah tentang Allah, alam semesta, dan kehidupan, serta apa yang dihadirkan dakwah untuk memberikan solusi, terhadap problema yang dihadapi manusia, juga metode-metode yang dihadirkannya untuk menjadikan agar pemikiran dan perilaku manusia tidak salah dan tidak melenceng.20 2). Mad’u (Mitra Dakwah) Mad‟u yaitu manusia yang menjadi sasaran dakwah, atau manusia penerima dakwah, baik sebagai individu maupun sebagai kelompok, baik manusia yang beragama Islam maupun tidak, atau dengan kata lain, manusia secara keseluruhan. Kepada manusia yang belum beragama Islam, dakwah bertujuan untuk mengajak mereka untuk mengikuti agama Islam, sedangkan kepada orang-
20
Muhammad Munir & Wahyu Ilaihi, Manajemen Dakwah, (Jakarta: Kencana, 2009), Cet. ke-2, h. 21-22.
29
orang yang telah beragama Islam dakwah bertujuan meningkatkan kualitas iman, Islam dan ihsan.21 Masyarakat sebagai obyek dakwah atau sasaran dakwah adalah salah satu unsur yang penting didalam sistem dakwah yang tidak kalah peranannya dibandingkan dengan unsur-unsur dakwah lain. Oleh sebab itu, masalah masyarakat ini seharusnyalah dipelajari dengan sebaik-baiknya sebelum melangkah ke aktivitas dakwah yang sebenarnya. Maka dari itu sebagai bekal dakwah bagi seorang da‟i atau muballigh hendaknya memperlengkapi diri dengan beberapa pengetahuan dan pengalaman yang erat hubungannya dengan masalah masyarakat ini. Klasifikasi sasaran dakwah: 1. Tempat tinggal a. Masyarakat kota b. Masyarakat desa 2. Struktur masyarakat a. Masyarakat industri b. Masyarakat agraris 3. Pendidikan a. Berpendidikan b. Tidak berpendidikan
21
Ibid. h. 23.
30
4. Kekuasaan a. Elite / Pemimpin b. Rakyat 5. Agama a. Islam b. Bukan Islam 6. Sikap terhadap dakwah a. Cinta kepada agamanya (Islam) b. Simpatisan agama lain tapi bukan Islam 7. Umur a. Anak-anak (6-13 tahun) b. Remaja (14-18 tahun) c. Pemuda (18-35 tahun) d. Orang tua (35-55 tahun) e. Lanjut usia (55 tahun keatas).22
3). Maddah (Materi)Dakwah Maddah dakwah adalah isi pesan atau materi yang disampaikan da‟i kepada mad‟u.Dalam hal ini sudah jelas bahwa yang menjadi maddah dakwah adalah ajaran Islam itu sendiri.23 Materi dakwah, tidak lain adalah ajaran-ajaran Islam yang bersumber dari Al-Qur‟an dan Hadist sebagai sumber utama yang meliputi aqidah, syariah, dan akhlak dengan berbagai macam 22
Hasanudin, Manajemen Dakwah, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005), cet ke-1, h. 58-59. Muhammad Munir & Wahyu Ilaihi, Manajemen Dakwah, (Jakarta: Kencana, 2009), Cet. ke-2, h. 24. 23
31
cabang ilmu yang di peroleh darinya. Materi yang disampaikan oleh seorang da‟i haruslah sesuai dengan kemampuan seseorang dalam memahami sesuatu. Seseorang yang intelektualitasnya rendah harus disampaikan dengan bahasa dan contoh yang di mengerti oleh mereka.24 Pada dasarnya materi dakwah Islam tergantung pada tujuan dakwah yang hendak dicapai. Namun secara global dapatlah dikatakan bahwa materi dakwah dapat dikladifikasikan menjadi tiga hal pokok, yaitu: a) Masalah Keimanan (aqidah) Aqidah dalam Islam adalah bersifat i‟tiqad bathiniyah yang mencakup masalah-masalah yang erat hubungannya dengan rukun iman. Bidang aqidah ini bukan saja pembahasannya tertuju pada masalah-masalah yang wajib di-imani, akan tetapi materi dakwah meliputi juga masalah-masalah yang dilarang sebagai lawannya, misalnya syirik (menyekutukan Tuhan), ingkar dengan adanya Tuhan dan sebagainya.25 b) Masalah KeIslaman (syar‟iyah) Syar‟iyah dalam Islam adalah berhubungan erat dengan amal lahir (nyata) dalam rangka menaati semua peraturan atau hukum Allah guna mengatur hubungan antara manusia dengan Tuhannya dan mengatur pergaulan hidup antara sesama manusia.26
24 25
Hasanudin, Manajemen Dakwah, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005), Cet ke-1, h. 59 Asmuni Syukir, Dasar-Dasar Strategi Dakwah Islam, (Surabaya: Al-Ikhlas, 1983), h.
60-61. 26
Ibid., h. 61.
32
Materi dakwah yang bersifat syariah ini sangat luas dan mengikat seluruh umat Islam.Ia merupakan jantung yang tidak terpisahkan dari kehidupan umat Islam di berbagai penjuru dunia, dan sekaligus merupakan hal yang patut dibanggakan. Kelebihan dari materi syariah Islam antara lain. Syariah ini bersifat universal, yang menjelaskan hak-hak umat muslim dan nonmuslim, bahkan hak seluruh umat manusia. Adanya materi syariah ini, maka tatanan sistem dunia akan teratur dan sempurna. Di samping mengandung dan mencakup kemaslahatan sosial dan moral, maka materi dakwah dalam bidang syariah ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran yang benar, pandangan yang jernih, dan kejadian secara cermat terhadap hujjah atau dalil-dalil dalam melihat setiap persoalan pembaruan,
sehingga
umat
tidak
terperosok
kedalam
kejelekkan, karena yang diinginkan dalam dakwah adalah kebaikan.27 c) Masalah Budi Pekerti (akhlakul karimah) Masalah akhlak dalam aktivitas dakwah (sebagai materi dakwah) merupakan pelengkap saja, yakni untuk melengkapi keimanan dan keIslaman seseorang. Meskipun akhlak ini berfungsi sebagai pelengkap, bukan berarti masalah akhlak 27
Muhammad Munir & Wahyu Ilaihi, Manajemen Dakwah, (Jakarta: Kencana, 2009), Cet. ke-2, h. 26-27.
33
kurang penting dibandingkan dengan masalah keimanan dan keIslaman, akan tetapi akhlak adalah sebagai penyempurna keimanan dan keIslaman. Sebab Rasulullah saw, sendiri pernah bersabda:
“Aku (Muhammad) diutus oleh Allah di dunia ini hanyalah untuk menyempurnakan akhlak” (hadits sahih).28 4). Wasilah (Media Dakwah) Wasilah (media) dakwah adalah alat yang digunakan untuk menyampaikan
materi
dakwah
(ajaran
Islam)
kepada
mad‟u.
Menyampaikan ajaran Islam kepada umat, dakwah dapat menggunakan berbagai wasilah. Hamzah Ya‟qub membagi wasilah dakwah menjadi lima macam, yaitu: lisan, tulisan, lukisan, audiovisual, dan akhlak, berikut merupakan pengertian dari lima wasilah dakwah, yaitu: a)
Lisan adalah media dakwah yang paling sederhana yang menggunakan lidah dan suara, dakwah dengan media ini dapat berbentuk pidato, ceramah, kuliah, bimbingan, penyuluhan, dan sebagainya.
b)
Tulisan adalah media dakwah melalui tulisan, buku, majalah, surat kabar, surat menyurat (korespondensil), spanduk, dan sebagainya.
c) Lukisan adalah media dakwah melalui gambar, karikatur, dan sebagainya. 28
62-63.
Asmuni Syukir, Dasar-Dasar Strategi Dakwah Islam, (Surabaya: Al-Ikhlas, 1983), h.
34
d) Audiovisual adalah media dakwah yang dapat merangsang indra pendengaran, penglihatan, atau kedua-duanya, seperti televisi, film slide, internet, dan sebagainya. e) Akhlak adalah media dakwah melalui perbuatan-perbuatan nyata yang mencerminkan ajaran Islam yang secara langsung dapat dilihat dan didengarkan oleh mad‟u.29 Dengan begitu banyaknya media dakwah yang tersedia, maka seorang da‟i haruslah memilih salah satu atau beberapa media dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut: a) Tujuan dakwah yang hendak dicapai Media dakwah yang dipakai semestinya haruslah sesuai dengan tujuan yang dicapai sehingga tujuannya dapat tercapai dengan efektif dan efesien. b) Materi dakwah Media yang dipakai semestinya sesuai dengan bahan dakwah yang akan disampaikan. c) Objek dakwah Media dakwah yang dipilih haruslah mempermudah objek dakwah memahami materi dakwah, sesuai dengan kondisi daerahnya, sesuai dengan pola berfikir objek dakwah. d) Kemampuan da‟i Seorang da‟i harus mampu menggunakan media tersebut. 29
Muhammad Munir & Wahyu Ilaihi, Manajemen Dakwah, (Jakarta: Kencana, 2009), Cet. ke-2, h. 32.
35
e) Ketersediaan media Memilih
media
juga
harus
memperhatikan
kemudahan
mendapatkan media tersebut dan biaya untuk menggunakannya. f) Kualitas media Kualitas media pun harus diperhatikan.30
5). Thariqah (Metode) Dakwah Kata metode telah menjadi bahasa Indonesia yang memiliki pengertian “suatu cara yang bisa ditempuh atau cara yang ditentukan secara jelas untuk mencapai dan menyelesaikan suatu tujuan, rencana sistem, tata pikir, manusia”. Sedangkan dalam metodologi pengajaran ajaran Islam disebutkan bahwa metode adalah “suatu cara yang sistematis dan umum terutama dalam mencari kebenaran ilmiah”. Berkaitan dengan pengajaran ajaran Islam, maka pembahasan selalu berkaitan dengan hakikat penyampaian materi kepada peserta didik agar dapat diterima dan dicerna dengan baik. Metode dakwah adalah jalan atau cara yang dipakai juru dakwah untuk menyampaikan ajaran materi dakwah Islam. Pada suatu penyampaian
pesan
dakwah,
metode
sangat
sangat
penting
peranannya, karena suatu pesan walau pun baik, tetapi disampaikan lewat metode yang tidak benar, maka pesan itu bisa saja ditolak oleh
30
60.
Hasanudin, Manajemen Dakwah, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005), Cet. ke-1, h. 59-
36
penerima pesan. Ketika membahas tentang metode dakwah, maka pada umumnya merujuk pada surat an-Nahl 125:
“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan carayang baik.Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapatkan petunjuk”. Dalam ayat ini, metode dakwah ada tiga, yaitu: Bi Al-Hikmah, Mau‟izatul Hasanah; dan Mujadalah Billati Hiya Ahsan. Secara garis besar ada tiga pokok metode (thariqah) dakwah, yaitu: a). Bi Al-Hikmah, yaitu berdakwah dengan memperhatikan situasi dan kondisi sasaran dakwah dengan menitik beratkan pada kemampuan mereka, sehingga didalam menjalankan ajaran-ajaran Islam selanjutnya, mereka tidak lagi merasakan terpaksa atau keberatan. b). Mau‟izatul Hasanah, yaitu berdakwah dengan memberikan nasihatan-nasihatan atau menyampaikan ajaran-ajaran
Islam
dengan rasa kasih sayang, sehingga nasihat dan ajaran Islam yang disampaikan itu dapat menyentuh hati mereka. c). Mujadalah Billati Hiya Ahsan, yaitu berdakwah dengan cara bertukar pikiran dan membantah dengan cara yang sebaik-baiknya
37
dengan tidak memberikan tekanan-tekanan yang memberatkan pada komunitas yang menjadi sasaran dakwah.31 6). Atsar (Efek Dakwah) Dalam setiap aktivitas dakwah pasti akan menimbulkan reaksi. Artinya, jika dakwah telah dilakukan oleh seorang da‟i dengan materi dakwah, wasilah, dan thariqah tertentu, maka akan timbul respons dan efek (atsar) pada mad‟u (penerima dakwah). Atsar (efek) sering disebut dengan feedback (umpan balik) dari proses dakwah ini sering dilupakan atau tidak banyak menjadi perhatian para da‟i. Kebanyakan mereka menganggap bahwa setelah dakwah disampaikan, maka selesailah dakwah.Padahal atsar sangat besar artinya dalam penentuan langkah-langkah dakwah berikutnya. Tanpa menganalisis atsar dakwah, maka kemungkinan kesalahan strategi yang sangat merugikan pencapaian tujuan dakwah akan terulang kembali. Sebaliknya, dengan menganalisis atsar dakwah secara cermat dan tepat, maka kesalahan strategi dakwah akan segera diketahui untuk diadakan penyempurnaan pada langkah-langkah berikutnya. Demikian strategi dakwah yang dianggap baik dapat di tinggkatkan. Evaluasi dan koreksi terhadap atsar dakwah harus dilaksanakan secara radikal dan komprehensif, artinya tidak secara persial atau setengah-setengah. Seluruh komponen sistem (unsur-unsur) dakwah harus dievaluasi secara komprehensif. Para da‟i harus memiliki jiwa 31
Muhammad Munir & Wahyu Ilaihi, Manajemen Dakwah, (Jakarta: Kencana, 2009), Cet. ke-2, h. 32-34.
38
terbuka untuk melakukan pembaruan dan perubahan, disamping bekerja dengan menggunakan ilmu. Jika proses evaluasi ini telah menghasilkan beberapa konklusi dan keputusan, maka segera diikuti dengan tindakan korektif. Jika proses ini dapat terlaksana dengan baik, maka terciptalah suatu mekanisme perjuangan dalam bidang dakwah. Dalam bahasa agama, inilah sesungguhnya yang disebut dengan ihktiar insani.32
7).Macam-macam Dakwah Menurut Samsul Munir Amin, secara umum dakwah Islam itu dapat dikategorikan ke dalam tiga macam, yaitu : a) Dakwah bi Al-Lisan Dakwah bi al-lisan yaitu dakwah yang dilaksanakan melalui lisan, yang dilakukan antara lain dengan ceramah-ceramah, khutbah, diskusi, nasihat dan lain-lain. Metode ceramah ini tampaknya sudah sering dilakukan oleh para juru dakwah, baik ceramah di majlis taklim, khutbah jumat di masjid-masjid atau ceramah pengajian-pengajian. Dari aspek jumlah barangkali dakwah melalui lisan (ceramah dan yang lainnya) ini sudah cukup banyak dilakukan oleh para juru dakwah di tengah-tengah masyarakat. b) Dakwah bi Al-Hal Dakwah bi al-hal adalah dakwah dengan perbuatan nyata yang meliputi keteladanan. Misalnya dengan tindakan amal karya nyata
32
Ibid. h. 34-35.
39
yang dari karya nyata tersebut hasilnya dapat dirasakan secara konkret oleh masyarakat sebagai objek dakwah. Dakwah bi al-hal dilakukan oleh Rasullulah, terbukti bahwa ketika pertama kali tiba di Madinah yang dilakukan Nabi adalah membangun masjid Al-Quba mempersatukan kaum Anshar dan Muhajirin. Kedua hal ini adalah dakwah nyata yang dilakukan oleh Nabi yang dapat dikatakan sebagai dakwah bi al-hal. c) Dakwah bi Al-Qolam Dakwah bi al-qolam, yaitu dakwah melalui tulisan yang dilakukan dengan keahlian menulis di surat kabar, majalah, buku, maupun internet. Jangkauan yang dapat dicapai oleh dakwah bi alqolam ini lebih luas dari pada melalui media lisan, demikian pula metode yang digunakan tidak membutuhkan waktu secara khusus untuk kegiatannya. Kapan saja dan dimana saja mad‟u atau objek dakwah dapat menikmati sajian dakwah bi al-qolam ini. Dakwah bi al-qolam ini diperlukan kepandaian khusus dalam hal menulis, yang kemudian disebarluaskan melalui media cetak (printed publication). Bentuk tulisan dakwah bi al-qolam antara lain bisa berbentuk artikel keIslaman, tanya jawab hukum Islam, rubrik dakwah, rubrik pendidikan agama, kolom keIslaman, cerita religius, cerpen religius, puisi keagamaan, publikasi khutbah, pamphlet keIslaman, buku-buku dan lain-lain.33
33
Samsul Munir Amin, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Amzah, 2009), h. 11-12.
40
3. Strategi Dakwah Setelah membahas pengertian strategi dan dakwah, maka langkah selanjutnya
yang
perlu
dibahas
adalah
strategi
dakwah,
yaitu
penggambungan dari strategi dan dakwah. a). Pengertian Strategi Dakwah Strategi dakwah adalah perencanaan yang berisi rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan dakwah tertentu.34 Menurut Asmuni Syukir di dalam buku „Dasar-Dasar Strategi Dakwah Islam‟, mengartikan strategi dakwah merupakan “sebagai metode, siasat, taktik atau maniuvers yang dipergunakan dalam aktivitas (kegiatan) dakwah”.35 Al-Bayanuni mendefisinikan strategi dakwah (manabij aldakwah) adalah ketentuan-ketentuan dakwah dan rencana-rencana yang dirumuskan untuk kegiatan dakwah.36 Ada dua hal yang perlu diperhatikan dalam hal ini, yaitu: (1). Strategi merupakan rencana tindakan (rangkaian kegiatan dakwah) termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya atau kekuatan. Dengan demikian, strategi merupakan proses penyusunan rencana kerja, belum sampai pada tindakan.
34 35
Moh Ali Aziz, Ilmu Dakwah Edisi Revisi, (Jakarta: Kencana, 2009), Cet. ke-2, h. 349. Asmuni Syukir, Dasar-Dasar Strategi Dakwah Islam, (Surabaya: Al-Ikhlas, 1983), h.
32. 36
Moh Ali Aziz, Ilmu Dakwah Edisi Revisi, (Jakarta: Kencana, 2009), Cet. ke-2, h. 351.
41
(2). Strategi disusun untuk mencapai tujuan tertentu. Artinya, arah dari semua keputusan penyusunan strategi adalah pencapaian tujuan. Oleh sebab itu, sebelum menentukan strategi, perlu dirumuskan
tujuan
yang
jelas
serta
dapat
diukur
keberhasilannya.37 b). Asas-Asas Strategi Dakwah Strategi dakwah artinya sebagai metode, siasat, taktik atau maniuvers yang dipergunakan dalam aktivitas (kegiatan) dakwah. Strategi dakwah
yang dipergunakan di dalam usaha
dakwah harus memperhatikan beberapa azas dakwah antara lain : (1) Asas filosofis: Asas ini terutama membicarakan masalah yang erat hubungannya dengan tujuan-tujuan yang hendak dicapai dalam proses atau dalam aktifitas dakwah. (2) Asas kemampuan dan keahlian da‟i: Asas ini menyangkut pembahasan mengenai kemampuan dan profesionalisme da‟i sebagai subjek dakwah. (3) Asas sosiologis: asas ini membahas masalah-masalah yang berkaitan dengan situasi dan kondisi sasaran dakwah. Misalnya politik pemerintahan setempat, mayoritas agama di daerah setempat, mayoritas agama setempat, filosofis sasaran dakwah. Sosio kultural sasaran dakwah dan sebagainya.
37
Ibid. h. 349.
42
(4) Asas psikologis: asas ini membahas masalah yang erat hubungannya dengan kejiwaan manusia. Seseorang da‟i adalah manusia, begitupun sasaran dakwahnya yang memiliki karakter (kejiwaan) yang unik yakni berbeda satu sama lainnya. Apalagi masalah agama, yang merupakan masalah idiologi atau kepercayaan tak luput dari masalah-masalah psikologis sebagai asas (dasar) dakwahnya. (5) Asas efektifitas dan efesiensi: Asas ini maksudnya adalah didalam aktivitas dakwah harus berusaha meseimbangkan antara biaya, waktu maupun tenaga yang dikeluarkan dengan pencapaian hasilnya yang semaksimal mungkin. Dengan kata lain ekonomis biaya, tenaga dan waktu tapi dapat mencapai hasil
yang
semaksimal
munkin
atau
setidak-tidaknya
seimbang antara keduanya. Melihat asas-asas strategi dakwah atas, seorang da‟i perlu sekali memiliki pengetahuan-pengetahuan yang erat hubungannya dengan asas-asas tersebut.38
B. Badan Kontak Majelis Taklim 1.
Pengertian Majelis Taklim Secara etimologis (arti kata), kata „majelis taklim‟ berasal dari bahasa Arab, yakni majlis dan taklim. Kata „majlis‟ berasal dari kata 38
32-33.
Asmuni Syukir, Dasar-Dasar Strategi Dakwah Islam, (Surabaya: Al-Ikhlas, 1983), h.
43
jalasa, yajlisu, julusan, yang artinya duduk atau rapat. Adapun arti lainnya jika di kaitkan dengan kata yang berbeda seperti majlis wal majlimah berarti tempat duduk, tempat sidang, dewan, atau majlis asykar yang artinya mahkamah militer.39 Selanjutnya kata „taklim‟ sendiri berasal dari kata „alima, ya‟lamu, ilman,
yang artinya
mengetahui
sesuatu, ilmu, ilmu
pengetahuan.Arti taklim adalah hal mengajar, melatih. Berasal dari kata „alama,‟allaman yang artinya, mengecap, memberi tanda, dan ta‟alam berarti terdidik, belajar. Dengan demikian, arti majelis taklim adalah tempat mengajar, tempat mendidik, tempat melatih, atau tempat belajar, tempat berlatih dan tempat menuntut ilmu. Sementara secara terminologis (makna/pengertian), majelis taklim mengandung beberapa pengertian yang berbeda-beda. Effendy Zarkasyi menyatakan, “majelis taklim bagian dari model dakwah dewasa ini dan sebagai forum belajar untuk mencapai suatu tingkat pengetahuan agama”. Syamsuddin Abbas juga mengemukakan pendapatnya, dimana ia mengartikannya sebagai “Lembaga pendidikan non-formal Islam yang memiliki kurikulim sendiri, diselenggarakan secara berkala dan teratur, dan diikuti oleh jamaah yang relatif banyak”. Sedangkan musyawarah majelis taklim se-DKI pada tanggal 9-10 juli 1980 merumuskan definisi (ta‟rif) majlis taklim yaitu lembaga pendidikan Islam non-formal yang memiliki kurikulum tersendiri, 39
Muhsin MK, Manajemen Majelis Taklim: Petunjuk Praktis Pengelolaan Dan Pembentukannya, (Jakarta: Inter Massa, 2009), Cet. ke-1, h. 1.
44
diselenggarakan secara berkala dan teratur serta diikuti peserta jamaah yang relative banyak dan bertujuan untuk membina dan mengembangkan hubungan yang santun dan serasi antara manusia dan Allah SWT (habluminallah) dan antara manusia dan sesama (habluminannaas) dan dengan lingkungan dalam rangka membina pribadi dan masyarakat bertakwa kepada Allah SWT. Selain itu, sesuai dengan realitas dalam masyarakat, majelis taklim bisa juga diartikan sebagai tempat atau lembaga pendidikan, pelatihan, dan kegiatan belajar-mengajar (khususnya bagi kaum Muslimah) dalam mempelajari, mendalami, dan memahami ilmu pengetahuan
tentang
agama
Islam
dan
sebagai
wadah
dalam
melaksanakan berbagai kegiatan yang memberikan kemaslahatan kepada jamaah dan masyarakat sekitarnya.40 2.
Pengertian Badan Kontak Majelis Taklim Badan kontak majelis taklim adalah “sekedar” badan kontak.Ialah badan atau forum untuk berkomunikasi di antara para pengurus dan para guru majelis taklim.41 Badan Kontak Majelis Taklim merupaka suatu badan atau forum untuk mengkaji permasalahan yang ada dalam majelis taklim, sebagai usaha meningkatkan kualitas majelis taklim.42
40
Ibid. h. 2. BKMT 10 Tahun Badan Kontak Majelis Taklim, (Jakarta: Panitia Buku 10 Tahun BKMT, 1990), h. 14. 42 Panitia Mubes IV BKMT, Lima Belas Tahun Kiprah BKMT, (Jakarta: 1996), h. 35. 41
45
Badan Kontak Majelis Taklim (BKMT) sebagai induk atau umbrella dari ribuan majelis taklim yang tersebar di seluruh pelosok tanah air, diakui telah menyumbangkan peran yang amat besar dalam ikut serta mencerdaskan kehidupan umat dan bangsa khususnya dalam mengajarkan agama dan penguatan moral bangsa. BKMT terus berkembang dan telah memiliki perwakilan di 33 propinsi diseluruh Indonesia.43 Badan kontak tersebut adalah forum atau majlis untuk mengkaji permasalahan Majlis Taklim sebagai usaha untuk meningkatkan mutu majlis taklim masing-masing sebagai sarana pengabdian kepada Allah SWT, dan menuju dalam keridhoan-Nya. Badan kontak sama sekali tidak berbau organisasi politik dan tidak akan di perpolitikkan dan tidak akan mengurangi otonomi setiap anggotanya, tetapi benar-benar untuk kepentingan peningkatan mutu majlis taklim.44Jadi, forum BKMT menuntut terciptanya suasana kerja sama, saling bersedia memahami, saling bersedia menghormati, saling bersedia memberi dan menerima.45
43
Ilyas Ismail, 70 Tahun Tutty Alawiyah The Inspiring Woman Penggerak Kemajuan dan Peradaban, (Jakarta: UIA Press, 2012), h. 181. 44 BKMT 10 Tahun Badan Kontak Majelis Taklim, (Jakarta: Panitia Buku 10 Tahun BKMT, 1990), h. 8. 45 Ibid, h. 15.
BAB III GAMBARAN UMUM BKMT KOTA TANGERANG SELATAN
A. Sejarah Majelis Taklim Dilihat dari segi historis Islami, majelis taklim dengan dimensi yang berbeda-beda telah berkembang sejak zaman Rasululah SAW. Pada zaman itu muncul berbagai jenis kelompok pengajian sukarela, tanpa bayaran, biasa disebut halaqah, yaitu kelompok pengajian di Masjid Nabawi atau Masjid Al-Haram. Ditandai dengan salah satu pilar masjid untuk dapat berkumpulnya peserta kelompok masing-masing dengan seorang sahabat yaitu ulama terpilih. Dari sejarah kelahirannya, majelis taklim merupakan lembaga pendidikan tertua dalam Islam, sebab sudah dilaksanakan sejak zaman Rasulullah SAW. Sekalipun tidak disebut dengan majelis taklim. Rasulullah SAW menyelengarakan sistem taklim secara priodik di rumah sahabat Arqam di Mekah di mana pesertanya tidak dibatasi oleh usia dan jenis kelamin. Di kalangan anak-anak pada zaman Nabi juga dikembangkan kelompok pengajian khusus yang disebut al-kuttab, mengajarkan baca al-Quran, yang pada masa selanjutnya menjadi semacam pendidikan formal untuk anak-anak, karena di samping baca al-Quran juga diajarkan ilmu agama seperti fikih, tauhid, dan sebagainya. Pada priode Madinah, ketika Islam telah menjadi kekuatan nyata dalam masyarakat, penyelengaraan pengajian lebih pesat. Rasulullah SAW duduk di Masjid Nabawi memberikan pengajian kepada sahabat dan kaum muslimin ketika 46
47
itu. Dengan cara tersebut Nabi SAW telah berhasil menyiarkan Islam, dan sekaligus berhasil membentuk karakter dan ketaatan umat. Nabi SAW juga berhasil membina para pejuang Islam yang tidak saja gagah perkasa di medan perjuangan bersenjata membela dan menegakkan Islam, tetapi juga terampil dalam mengatur pemerintahan dan membina kehidupan masyarakat. Pengajian yang telah dilakukan oleh Rasulullah SAW, tersebut dilanjutkan oleh para sahabat, tabi’ al-tabi’in dan sampai sekarang berkembang dengan nama majelis taklim, yaitu pengajian yang diasuh dan dibina oleh tokoh agama / ulama. Pada masa puncak kejayaan Islam, terutama di saat Bani Abbas berkuasa, majelis taklim di samping dipergunakan sebagai tempat menimba ilmu, juga menjadi tempat para ulama dan pemikir menyebarluaskan hasil penemuan atau ijtihadnya. Barangkali tidak salah bila dikatakan bahwa para ilmuan Islam dalam berbagai disiplin ilmu ketika itu merupakan produk dari majelis taklim. Sementara di Indonesia, terutama di saat-saat penyiaran Islam oleh para wali dahulu, juga mempergunakan Majelis Taklim untuk menyampaikan dakwah. Dengan demikian, majelis taklim juga merupakan lembaga pendidikan tertua di Indonesia. Barulah kemudian seiring dengan perkembangan ilmu dan pemikiran dalam mengatur pendidikan, di samping majelis taklim yang bersifat non-formal, tumbuh lembaga pendidikan yang formal, seperti pesantren, madrasah, dan sekolah.
48
Jadi, menurut pengalaman historis, sistem majelis taklim telah berlangsung sejak awal penyebaran Islam di Saudi Arabia, kemudian menyebar ke berbagai penjuru dunia Islam di Asia, Afrika, dan Indonesia pada khususnya sampai sekarang.1 B. Perkembangan Majelis Taklim di Indonesia Lembaga pendidikan non formal yang menyelenggarakan pengajian Islam. Lembaga ini berkembang dalam lingkungan masyarakat muslim di Indonesia baik di Jakarta maupun di daerah-daerah lain. Penamaan majelis taklim lebih banyak ditemukan di Jakarta, khususnya di kalangan masyarakat Betawi, sementara di daerah lain lebih dikenal dengan “Pengajian Agama Islam”. Meskipun kata Majlis Taklim berasal dari bahasa Arab, namun istilah itu sendiri tidak digunakan di negara/masyarakat Arab.2 Secara etimologis (arti kata), kata „majelis taklim’ berasal dari bahasa Arab, yakni majlis dan taklim. Kata ‘majlis’ berasal dari kata jalasa, yajlisu, julusan, yang artinya duduk atau rapat. Adapun arti lainnya jika di kaitkan dengan kata yang berbeda seperti majlis wal majlimah berarti tempat duduk, tempat sidang, dewan, atau majlis asykar yang artinya mahkamah militer.3 Majelis taklim dapat diartikan sebagai tempat untuk melaksanakan pengajaran atau pengajian agama Islam. Dalam perkembangannya, majelis taklim tidak lagi terbatas sebagai tempat pengajaran saja, tetapi telah menjadi lembaga atau institusi yang menyelenggarakan pengajaran atau pengajian agama Islam. 1
Artikel diakses pada 8 Mei 2014 dari http://www.referensimakalah.com/2012/06/sejarahmajelis-taklim_7476.html. 2 Ibrahim, “Lembaga Pendidikan Islam Non Formal”, Artikel diakses pada 9 Mei 2014 dari http://www.anekamakalah.com/2012/04/lembaga-pendidikan-islam-non-formal.html. 3 Muhsin MK, Manajemen Majelis Taklim: Petunjuk Praktis Pengelolaan Dan Pembentukannya, (Jakarta: Inter Massa, 2009), Cet. ke-1, h. 1.
49
Musyawarah majlis taklim se DKI Jakarta pada tahun 1980 telah memberika batasan yang lebih defenitif tentang pengertian majlis taklim, yaitu suatu lembaga pendidikan non formal Islam yang memiliki kurikulum tersendiri, diselenggarakan secara berkala dan teratur, dan diikuti oleh jama‟ah yang relatif banyak dan bertujuan untuk membina dan membangun hubungan yang santun dan serasi antara manusia dengan Allah SWT, manusia dengan sesamanya, manusia dengan lingkungannya, dalam rangka membina masyarakat yang bertakwa kepada Allah swt. Majelis taklim berkembang luas dikalangan masyarakat muslim Indonesia khususnya di daerah Jakarta dan sebagian Jawa Barat, setidaknya ada kurang lebih 700 buah majlis taklim di daerah Jakarta pada pendataan majlis taklim tahun 1980. Pada tanggal 9-10 Juli 1980 Koordinasi Dakwah Islam (kodi) DKI Jakarta menyelenggarakan Musyawarah majlis taklim se DKI Jakarta. Dari musyawarah ini berhasil membentuk wadah koordinasi yang diberi nama Badan kontak majlis taklim (BKMT) DKI Jakarta yang diketuai oleh Dra. H. Tutty Alawiyah.4 Ditinjau dari kelompok sosial dan dasar pengikat jama‟ahnya, majelis taklim dapat dikelompokkan dalam beberapa macam, majelis taklim yang pesertanya terdiri dari jenis tertentu seperti kaum bapak, kaum ibu, remaja dan campuran (tua, muda, pria dan wanita) majelis taklim yang diselenggarakan
4
Ibrahim, “Lembaga Pendidikan Islam Non Formal”, Artikel diakses pada 9 Mei 2014 dari http://www.anekamakalah.com/2012/04/lembaga-pendidikan-islam-non-formal.html.
50
oleh lembaga-lembaga sosial keagamaan, kelompok penduduk disuatu daerah, instansi dan organisasi tertentu. Metode penyajian majelis taklim dapat dikategorikan menjadi tiga, yaitu: pertama metode ceramah, terdiri dari ceramah umum, yakni pengajar /ustad/kiai bertindak aktif memberikan pengajaran sementara jama‟ahnya pasif, dan ceramah-ceramah khusus, yaitu pengajar dan jama‟ah sama-sama aktif dalam bentuk diskusi, kedua metode halaqah, yaitu pengajar membacakan kitab tertentu, sementara jama‟ah mendengarkan, ketiga metode campuran, yakni melaksanakan berbagai metode sesuai kebutuhan. Materi yang dipelajari dalam majelis taklim mencakup pembacaan alqur‟an serta tajwidnya, tafsir bersama ulum al-qur‟an, hadis dan mustalah-nya, fikih dan usul fikih, tauhid, akhlaq, ditambah lagi dengan materi-materi yang dibutuhkan para jama‟ah misalnya masalah penanggulangan kenakalan pada anak, masalah undang-undang perkawinan, dan lain-lain. Majelis taklim dikalangan masyarakat betawi biasanya memakai buku-buku berbahasa Arab atau bahasa Arab Melayu seperti tafsir jalalain, nail al-authar, dan lain-lain. Pada majelis-majelis taklim lain dipakai juga kitab-kitab yang berbahasa Indonesia sebagai pegangan, misalnya fikih Islam karangan Sulaiman Rasyid dan beberapa buku terjemahan.5 C. Sejarah Berdiri BKMT Kota Tangerang Selatan Pertama kali Badan Kontak Majelis Taklim (BKMT) Kota Tangerang Selatan didirikan pada tanggal 24 Juni 2009.BKMT lahir dari kesepakatanatas
5
Ibid.
51
Musyawarah Daerah (MUSDA) yang dihadiri oleh Para Tokoh Ulama dan Para Tokoh Majelis Taklim.Para Ulama dan Para Tokoh Majelis Taklim bermusyawarah yang bertujuan untuk membentuk suatu wadah.6 Pada dasarnya, Pemerintah Kota Tangerang Selatan berkeinginan untuk menciptakan kota yang berpendidikan, menjadi kota modern yang selalu berorientasi kepada kemajuan zaman, tetapi tetap memiliki nuansa religious yang kental. Dan cita-cita itu menjadi slogan atau motto dari kota yang hampir separuh penduduknya dari suku betawi ini, yaitu “Cerdas, Modern dan Religius”. Slogan dan motto ini merupakan cita-cita dan harapan untuk mewujudkan masyarakat Tangerang Selatan yang cerdas yaitu memiliki pengetahuan yang luas, memiliki ketrampilan baik, dan disertai prilaku positif.Modern yaitu memiliki peradaban yang dinamis sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.Religious, yaitu adanya kecerdasan dan kemajuan peradaban yang senantiasa dibingkai oleh nila-nilai agama yang dianut masyarakat secara utuh dan benar.7 Karena dari situlah untuk mewujudkan ‘Religious’ yang terdapat di slogan atau motto Kota Tangerang Selatan, maka Para Tokoh Ulama dan Para Pimpinan Majelis Taklim berkeinginan untuk membentuk Badan Kontak
6
Wawancara Pribadi dengan Ketua PD. BKMT Kota Tangerang Selatan, Dra. Hj. Tati Astariati, Tangerang Selatan, 13 Maret 2014 7 Fachmi Ali, Pemikiran dan Aktivitas Dakwah KH. M. Saidih pada masyarakat Betawi diKota Tangerang Selatan, (Skripsi S1 Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2013), h. 5.
52
Majelis Taklim (BKMT) tempat berkumpulnya wadah Majelis Taklim SeTangerang Selatan.8 Untuk pengembangannya dan tercapainya tujuan organisasi, maka Badan Kotak Majelis Taklim (BKMT) pun membuat susunan organisasi yang terdiri dari: 1. Pusat, berkedudukan di Ibu Kota Republik Indonesia 2. Wilayah, berkedudukan di Ibukota Provinsi atau yang sederajat, 3. Daerah, berkedudukan di Ibukota Kota atau yang sederajat, 4. Cabang, berkedudukan di Kecamatan atau sederajat.9 Berdasarkan susunan organisasi tersebut, maka Badan Kontak Majelis Taklim (BKMT) Kota Tangerang Selatan termasuk dalam Pengurus Daerah. BKMT Kota Tangerang Selatan berdiri atas surat perintah Pengurus Wilayah Badan Kontak Majelis Taklim (BKMT) Provinsi Banten pada 13 Juni 2009 yang juga memerintahkan Ketua Pengurus Wilayah BKMT untuk segera dibentuknya BKMT Kota Tangerang Selatan, dengan pembentukkan susunan pengurus yang sudah selesai pada 13 Juni 2009 yang sesuai dengan format pengurus yang sudah dilampirkan dalam surat perintah tersebut. Pembentukan BKMT
ini
bertujuan
untuk
mensyiarkan
dakwah
Islam
dan
mengkoordinasikan majelis taklim di Tangerang Selatan, yang pada waktu itu BKMT cabang pamulang masih dalam status wilayah Kabupaten Tangerang.
8
Wawancara Pribadi Dengan Ketua PD. BKMT Kota Tangerang Selatan, Dra. Hj. Tati Astariati, Tangerang Selatan, 13 Maret 2014 9 Pimpinan Pusat Badan Kontak Majelis Taklim (BKMT), Anggaran Dasar Dan Anggaran Rumah Tangga (Ad/Art), (Jakarta: 1996), h. 6.
53
Berdasarkan surat keputusan (SK) Badan Kontak Majelis Taklim (BKMT), maka dipilihlah Ketua BKMT Kota Tangerang Selatan yaitu Dra. Hj. Tati Astariati, yang sebelumnya beliau merupakan ketua BKMT Kecamatan Pamulang yang selanjutnya beliau dipilih sebagai Ketua BKMT Kota Tangerang Selatan. Setelah pengurus BKMT Kota Tangerang Selatan terbentuk, maka mereka dilantik oleh Ketua BKMT Pengurus Wilayah Provinsi Banten yaitu Hj. Sri Anisah Wahab. Masa kepengurusan BKMT periode pertama ini yaitu tahun 2009-2014, tidak mengalami perubahan. Pada
periode
pertama
ini,
Surat
Keputusan
(SK)
No
:
03/SK/PW.BKMT/BTN/VI/2009 dari BKMT pengurus wilayah. Atas dasar itulah dan dalam rangka peran serta BKMT dalam pembangunan nasional di bidang pendidikan, dakwah, sosial dan untuk pengenmbangan organisasi BKMT di seluruh Indonesia.10 D. VISI DAN MISI “Menjalin ukhwah Majelis Taklim untuk terwujudnya masyarakat yang beriman, bertaqwa, berakhlakul karimah khususnya menjadi wanita sholeha dan untuk mewujudkan keluarga sakinah mawaddah”.11 E. TUJUAN PD. BKMT KOTA TANGERANG SELATAN Tujuan organisasi Badan Kontak Majelis Taklim adalah: “Tujuan BKMT Kota Tangerang Selatan mengadakan koordinasi antar pengurus BKMT Kota Tangerang Selatan dan koordinasi dengan para Pengurus Cabang BKMT. Mensyiarkan agama Islam hingga mengadakan 10
Wawancara Pribadi Dengan Ketua PD. BKMT Kota Tangerang Selatan, Dra. Hj. Tati Astariati, Tangerang Selatan, 13 Maret 2014 11 Ibid.
54
kunjungan atau dakwah keliling ke BKMT Cabang Se-Kota Tangerang Selatan dan melaksanakan program kegiatan yang telah dirumuskan”.12
F. KEPENGURUSAN DAN STRUKTUR ORGANISASI 1. Kepengurusan Pengurus Daerah Badan Kontak Majelis Taklim (BKMT) Kota Tangerang Selatan terdiri dari: Ketua, Sekertaris, Bendahara dan bidangbidang kepengurusan yang merupakan pengurus harian. Untuk melaksanakan usaha atau kegiatan organisasi, dibentuklah bidang-bidang sebagai berikut: a. Bidang Organisasi dan Pengembangan Kelembagaan b. Bidang Dakwah c. Bidang Pendidikan dan Pelatihan d. Bidang Sosial dan Kemasyarakatan e. Bidang Usaha dan Kerjasama f. Bidang Kesehatan dan Kesejahteraan.13 Adapun yang menjadi anggota BKMT adalah seluruh jamaah majelis taklim kaum ibu di Tangerang Selatan. Sampai saat ini jumlah majelis taklim yang berada di Kota Tangerang Selatan sudah mencapai 874 Majelis taklim.BKMT Kota Tangerang Selatan sebagai pengurus daerah memimpin dengan berpedoman pada Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD dan ART) sesuai dengan petunjuk-petunjuk penggurus pusat dan pengurus wilayah. 12
Ibid. Pimpinan Pusat Badan Kontak Majelis Taklim (BKMT), Anggaran Dasar Dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART), (Jakarta: 1996), h. 8. 13
55
2. Struktur organisasi Dalam struktur BKMT Kota tangerang Selatan terdapat dewan penasehat yang merupakan orang-orang yang telah berjasa kepada organisasi dan dianggap dapat memberikan kontribusi kepada pimpinan dan organisasi. Ada pun struktur organisasi BKMT Kota Tangerang Selatan masa kepengurusan tahun 2009-2014 sebagai berikut: STRUKTUR ORGANISASI BADAN KONTAK MAJELIS TAKLIM (BKMT) KOTA TANGERANG SELATAN PELINDUNG PENASEHAT
PEMBINA KETUA UMUM
KETUA 1
SEKERTARIS 1
KETUA II
SEKERTARIS II
BENDAHARA I
BENDAHARA II BENDAHARA III
Bidang Dakwah
Bidang Pendidikan & Pelatihan
Keterangan : …………………….. __________________
Bidang Sosial & Kemasyaraka tan
Bidang Usaha & Kerjasama
: Garis Koordinasi : Garis Komando
Bidang Kesehatan & Kesejahteraan
Bidang Organisasi & Kelembagaan
56
SUSUNAN KEPENGURUSAN BADAN KONTAK MAJELIS TAKLIM (BKMT) KOTA TANGERANG SELATAN Pelindung
: Wali Kota Tangerang Selatan
Pembina
: Hj. Airin Rachmi Diany SH, MH.
Penasehat
:H. Saidih, S.Ag (Ketua MUI Tangerang Selatan)
Ketua Umum
: Dra. Hj. Tati Astariati
Ketua I
: Dra. Hj. Hamidah
Ketua II
: Hj. Hudriyah, H. Saidih
Sekertaris I
:Hj. Sri Susiawati
Sekertaris II
: Hj. Nurlaila Prio
Bendahara I
: Hj. Entin Susanti
Bendahara II
: Hj. Mariah
Bnedahara III
: Setia Lela
Bidang-bidang : 1. Organisasi dan Kelembagaan Ketua Bidang Anggota
: Dr. H. Dimyati Hj. Lala Latifah Hj. Sri Nurlena Wati
57
Drs. H. Muhudin Dra. Aminah Hj. Latifah, BA Hj. Saerih 2. Dakwah Ketua Bidang Anggota
: Dra. Hj. Mastamah : Rohami, S.Pd Hj. Yoyoh Hj. Muniroh Hj. Umiyah Hj. Atiyah
3. Pendidikan dan Pelatihan Ketua Bidang Anggota
: Dra. Tri Tjiptaning Lestari : Hj. Sisnowati Dra. Jamilah Dra. Mursani Hj. Masturoh, S.Ag Hj. Lin A. Fauzi Siti Pahriyah Hj. Sholeha Hj. Afniwatin Rusli, BA
58
4. Usaha dan Kerjasama Ketua Bidang Anggota
: Hj. Endah Muhammad : Endah Mutiara Rakyat Hj. Fatmawati Nunung Nuraini Siti Inayah Hj. Sri Musyrifah Hj. Sarwedah Hj. Suparti Hj. Tuti Indra.14
G. PROGRAM KEGIATAN Program Kegiatan BKMT Kota Tangerang Selatan Periode 2009-2014. 1. Bidang organisasi dan pengembangan kelembagaan a. Pembentukan kepengurusan BKMT tingkat Kecamatan se-Kota Tangerang Selatan sampai tingkat kelurahan b. Mengadakan diklat keorganisasian bagi pengurus BKMT Kota Tangerang Selatan dan pengurus BKMT Cabang Kecamatan se-Kota Tangerang Selatan c. Menjalin kerja sama dengan ormas lain dalam rangka pengembangan organisasi
14
Dokumen BKMT Kota Tangerang Selatan, Susunan Kepengurusan BKMT Kota Tangerang Selatan.
59
d. Menjalin kerja sama dengan media dan instansi terkait dalam pengembangan organisasi. 2. Bidang pendidikan dan pelatihan a. Mengadakan diklat kepemimpinan bagi pengurus BKMT Kota Tangerang Selatan dan pengurus BKMT Kecamatan se-Kota Tangerang Selatan, b. Mengadakan seminar tentang prospek dan tantangan majelis taklim, c. Mengadakan diklat khutuba bagi remaja masjid / Da‟i muda, d. Mengadakan dakwah keliling kekecamatan secara periodic bagi pengurus BKMT Kota Tangerang Selatan,
3. Bidang dakwah a. Mengadakan pengajian rutin secara periodic di tingkat Kota Tangerang Selatan, b. Mengadakan pengajian rutin secara periodic ke BKMT Cabang tingkat Kecamatan se-Kota Tangerang Selatan, c. Mengadakan bakti sosial bagi daerah tertinggal, d. Memberikan pengembangan potensi calon ustadzah untuk didiklat, e. Mengadakan bulletin BKMT Kota Tangerang Selatan sebagai sarana dakwah, f. Mengadakan Bahsul Masa’il (pemecah masalah) secara periodic sebagai respon terhadap masalah modern yang muncul.
60
4. Bidang usaha dan kerja sama a. Mengaktifkan iuran jamaah/anggota bagi pengurus BKMT tingkat Walikota dan Kecamatan, iuran per-Majelis Taklim Rp. 5000,b. Menginvertariskan donator tetap sebagai sumber dana BKMT, c. Membentuk usaha bersama BKMT Kota Tangerang Selatan.
5. Bidang sosial dan kerjasama a. Memberikan bantuan kepada anak yatim, piatu dan duafa, b. Mengadakan Isbat Nikah c. Mengadakan bazaar murah saat bulan Ramadhan,
6. Bidang kesehatan dan kesejahteraan a. Mengadakan kegiatan gerak jalan, b. Mengadakan pengobatan dan konsultasi gratis.15
H. PROFIL BKMT 1. Sejarah berdiri BKMT Pertama kali Badan Kontak Majelis Taklim (BKMT) didirikan pada tanggal 1 Januari 1981. Badan Kontak Majelis Taklim lahir dari kesempatan lebih dari 700 majelis taklim yang berkumpul di Aula Pesantren Putri As-Syafi‟iyah Jatiwaringin Pondok Gede. Hari itu, 1 Januari 1981, lebih dari 1500 orang berkumpul, mendengarkan ceramah, kemudian 15
2014.
bertanya
jawab
dan
akhirnya
membuat
kesepakatan.
DHokumen BKMT Kota Tangerang Selatan, Program Kerja BKMT Periode 2009-
61
Penceramahnya antara lain, KH. Abdullah Syafi‟ie, Dra. Hj. Tutty Alawiyah AS, Nurul Huda dan Utomo Dananjaya, memang mengarahkan pada pentingnya pembentukan forum untuk meningkatkan kualitas isi dan pengelolaan majelis taklim. Sehingga seperti mudah saja memperoleh kesepakatan. Tetapi sesungguhnya maksud tersebut telah lama di buat. Akhirnya disusunlah pernyataan menandai lahirnya Badan Kontak Majelis Taklim disingkat BKMT, tepat pada tanggal 1 januari 1981. Lima belas hari kemudian, dalam musyawarah para tokoh majelis taklim tersusunlah pengurus periode pertama, dengan ketua umum Dra. Hj. Tutty Alawiyah AS. Badan Kontak Majelis Taklim, telah merumuskan kebutuhan akan badan kontak, dalam merumuskan wawasan peningkatan mutu materi dakwah dan kualitas pengelolaan organisasi, dan memasang rambu-rambu pergaulan dalam memelihara otonomi masing-masing majelis dan dalam kegiatan.16 2. Bentuk dan Sifat BKMT Organisasi ini berbentuk kesatuan dan bersifat mandiri, tidak menjadi bagian dari organisasi lain atau kekuatan sosial politik (parpol) manapun kecuali aktivitas masing-masing individu.17 3. Fungsi BKMT Organisasi ini berfungsi sebagai media pemberdayaan dan pengembangan pendidikan keagamaan bagi setiap anggota organisasi maupun bagi masyarakat bangsa secara keseluruhan.18 16
Badan Kontak Majelis Taklim, BKMT 10 Tahun, 1991, h. 13. Pimpinan Pusat Badan Kontak Majelis Taklim (BKMT), Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART), (Jakarta: Agustus, 2008), h. 2. 17
62
4. Tujuan BKMT Tujuan umum
:
Terwujudnya cita-cita nasional bangsa Indonesia
sebagaimana
termaktub dalam pembukaan UUD 1945, dan memajukan kesejahteraan ummat dan masyarakat berdasarkan prinsip-prinsip ajaran Islam.
Tujuan Khusus
:
Meningkatkan kemampuan dan peranan Majelis Taklim serta mewujudkan masyarakat baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur.19 5. Mars BKMT “Badan kontak majelis taklim Tempat kumpul bersama Muslimin Indonesia Beramal dan bertaqwa Majelis taklim wadah kita Ummat Islam berkarya Menimba ilmu bersatu padu Kreatif dan bermutu Majelis taklim hidup subur Di Ridhai Allah dan Rasul Bahagia, bersaudara Membangun Indonesia”.20 18
Ibid.,h.2. Ibid.,h.2.
19
63
6. Logo BKMT
20
Pimpinan Pusat Badan Kontak Majelis Taklim (BKMT), Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART), (Jakarta: Agustus, 2008), h. 2.
BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS DATA Strategi merupakan suatu cara atau taktik sebuah organisasi untuk mencapai suatu tujuan yang telah diterapkan oleh suatu organisasi tertentu. Dalam konteks dakwah, strategi juga sangat dibutuhkan terutama bagi organisasi dakwah semacam BKMT Kota Tangerang Selatan ini, yang merupakan bagian dari organisasi dakwah yang jamaahnya terdiri dari kaum ibu. Adapun tahapan tahapan strategi dakwah yang ditempuh oleh BKMT Kota Tangerang Selatan dalam menjalin ukhuwah islamiyah adalah sebagai berikut: 1. Perumusan Strategi Dakwah BKMT Kota Tangerang Selatan Dalam Menjalin Ukhuwah Islamiyah Menurut Fred R David perumusan merupakan pengembangan visi dan misi, identifikasi peluang dan ancaman eksternal suatu organisasi, kesadaran antara kekuatan dan kelemahan internal, penetapan tujuan jangka panjang, pencarian strategi-strategi alternatif dan pemilihan strategi tertentu untuk mencapai tujuan.1 Perumusan strategi dakwah Pengurus Daerah BKMT Kota Tangerang Selatan adalah suatu proses penyeleksian strategi yang pada akhirnya menuju kepada pencapaian misi dan tujuan BKMT. Dalam perumusan strategi dakwah juga ditemukan sikap untuk memutuskan atau melakukan suatu keputusan dalam pencapaian kegiatan dakwah.
1
Fred R. David, Manajemen Strategi Konsep, (Jakarta: Salemba Empat, 2012), Cet. ke-
12, h. 6.
64
65
Dalam konteks dakwah, strategi sangat dibutuhkan terutama bagi organisasi dakwah semacam Badan Kontak Majelis Taklim (BKMT) Kota Tangerang Selatan yang merupakan bagian dari organisasi dakwah. Adapun tahap perumusan sebuah strategi adalah tahap yang paling utama dalam menentukan proses suatu pelaksaan strategi. Inti dari tahap ini adalah menghubungkan organisasi dengan lingkungannya dan menciptakan strategistrategi yang cocok mencapai tujuan dari BKMT Kota Tangerang Selatan dalam menjalin ukhuwah islamiyah. Terlebih dahulu strategi dakwah yang dilakukan BKMT Kota Tangerang Selatan adalah meracang, membuat idea atau gagasan yang pantas untuk di terapkan dalam melaksanakan kegiatan dakwah BKMT. Dalam tahap perumusan strategi untuk megajak pengurus BKMT Kota Tangerang Selatan berkumpul dan bermusyawarah antar pengurus dalam menyusun program kegiatan dakwah BKMT. Adapun langkah-langkah dalam perumusan Strategi Dakwah BKMT Kota Tangerang Selatan: a. Pengenalan sasaran dakwah Mengetahui pengenalan sasaran dakwah PD. BKMT Kota Tangerang Selatan adalah melakukan pendekatan sosiologis untuk mengetahui jumlah majelis taklim se- Kota Tangerang Selatan, sehingga dakwah yang disampaikan benar-benar dapat menyentuh dan sesuai dengan situasi kondisi jama’ahnya. Pengenalan sasaran dakwah BKMT lebih ditekankan kepada jumlah majelis taklim yang yang berada di Kota Tangerang Selatan.
66
Berikut adalah data sasaran dakwah BKMT Kota Tangerang Selatan yang didapat dilapangan, dengan jumlah delapan ratus tujuh puluh empat majelis taklim kaum ibu se-Kota Tangerang Selatan. Berikut rincian dibawah ini: NO
KECAMATAN
JUMLAH MAJELIS TAKLIM KAUM IBU
1.
Ciputat Timur
155
2.
Ciputat
132
3.
Serpong Utara
94
4.
Serpong
137
5.
Setu
74
6.
Pamulang
152
7.
Pd. Aren
130 874
Jumlah Majelis Taklim
Majelis Taklim
(Sumber: Dokumen Kecamatan Se-Tangerang Selatan)
Setelah tertera data di atas, maka dapat disimpulkan jumlah majelis taklim terrendah dan terbanyak terdapat di kecamatan, antara lain: 1. Jumlah majelis taklim terendah terdapat di kecamatan Setu dan Serpong Utara:
67
NO
KECAMATAN
JUMLAH MAJELIS TAKLIM
1.
SETU
74
2.
SERPONG UTARA
94
2. Jumlah majelis taklim terbanyak terdapat di kecamatan Ciputat Timur dan Pamulang:
NO
KECAMATAN
JUMLAH MAJELIS TAKLIM
1.
CIPUTAT TIMUR
155
2.
PAMULANG
152
(Sumber: Dokumen Kecamatan Se-Tangerang Selatan)
Berikut merupakan jumlah jamaah PC. BKMT dalam kegiatan pengajian bulanan. 1. Jumlah jamaah pengajian bulanan di PC. BKMT yang memiliki jumlah majelis taklim terendah di wilayah kecamatan. NO
2
PC. BKMT
JUMLAH
KECAMATAN
JAMAAH
1.
SETU
50 JAMAAH2
2.
SERPONG UTARA
40 JAMAAH3
Wawancara pribadi dengan ketua PC. BKMT Kec. Setu Hj. Eneng Suhartini, Tangerang Selatan, 28 Maret 2014.
68
2. Jumlah jamaah pengajian bulanan di PC. BKMT yang memiliki jumlah majelis taklim terbanyak di wilayah kecamatan. NO
PC. BKMT
JUMLAH
KECAMATAN
JAMAAH
1.
CIPUTAT TIMUR
50 JAMAAH4
2.
PAMULANG
60 JAMAAH5
Bila dilihat hal ini berkaitan dengan asas sosiologis, yaitu asas yang berbicara tentang masalah yang berkaitan dengan situasi dan kondisi sasaran dakwah. Jadi, dalam mengadakan kegiatan dakwahnya harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi baik da’i atau jama’ahnya agar dakwah tersebut agar dapat terlaksana sesuai dengan tujuan.
b. Pengkajian tujuan Pengkajian
tujuan
ini,
melalui
dakwah
islamiyah
yang
merupakan serangkaian kegiatan yang mempunyai tujuan-tujuan tertentu. Sedangkan tujuan dari strategi dakwah PD. BKMT Kota Tangerang Selatan adalah mengadakan koordinasi antar Pengurus Daerah BKMT Kota Tangerang Selatan dan koordinasi dengan para Pengurus 3
Cabang
BKMT,
mensyiarkan
agama
Islam
hingga
Wawancara pribadi dengan ketua PC. BKMT Kec. Serpong Utara, Ibu Yuyun, Tangerang Selatan, 6 April 2014. 4 Wawancara pribadi dengan ketua PC. BKMT Kec. Ciputat Timur, Hj. Atikah, Tangerang Selatan, 2 April 2014. 5 Wawancara pribadi dengan ketua PC. BKMT Kec. Pamulang, Hj. Sri Noor Lenawati, Tangerang Selatan, 2 April 2014.
69
mengadakan kunjungan atau dakwah keliling ke BKMT Cabang SeKota Tangerang Selatan dan melaksanakan program kegiatan dakwah yang telah dirumuskan. Adapula visi misi BKMT Kota Tangerang Selatan Menjalin ukhuwah Majelis Taklim untuk terwujudnya masyarakat yang beriman, bertaqwa, berakhlakul karimah khususnya menjadi wanita sholeha dan untuk mewujudkan keluarga sakinah mawaddah”.6 Dalam hal ini BKMT Kota Tangerang Selatan sesuai dengan pendekatan filosofis, yaitu asas yang erat hubungannya dengan tujuan-tujuan
yang
akan
dicapai
dalam
menjalankan
aktifitas
dakwahnya. Adapun dalam hal ini penulis melihat pengkajian tujuan dari Dakwah Islamiyah itu untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas jama’ah maupun pengurus dalam meningkatkan pengamalan ilmu yang didapatkan dalam setiap kegiatan bulanan maupun tahunan, serta meningkatkan kualitas silaturahmi antar semua pengurus (Pengurus Daerah, Pengurus Cabang, maupun pengurus kelurahan) demi terlaksananya kegiatan dakwah yang telah dirumuskan sehingga terciptanya wanita sholeha yang beriman, bertaqwa, berakhlakul karimah, dapat mewujudkan keluarga sakinah mawaddah. c. Efektifitas dan efesiensi dakwah Efektifitas merupakan pencapaian tujuan secara tepat atau memilih tujuan-tujuan yang tepat dari serangkaian alternatif atau pilihan 6
Wawancara Pribadi Dengan Ketua PD. BKMT Tangerang Selatan Dra. Hj. Tati Astariati, Tangerang Selatan, 13 Maret 2014.
70
cara dan menentukan pilihan dari beberapa pilihan lainnya. Efektifitas bisa juga diartikan sebagai pengukuran keberhasilan dalam pencapaian tujuan-tujuan yang telah ditentukan. Sedangkan efesiensi yaitu penggunaan sumber daya secara minimum guna pencapaian hasil yang optimum. Efesiensi menganggap bahwa tujuan-tujuan yang benar telah ditentukan dan berusahauntuk mencari cara-cara yang paling baik untuk mencapai tujuan tersebut. Efesiensi hanya dapat dievaluasi dengan penilaian-penilaian relatif, membandingkan antara masukan dan pengeluaran yang diterima. Adapun efektifitas dan efesiensi dakwah yang dimaksud disini adalah dimana setiap mengadakan kegiatan dakwahnya, BKMT kota Tangerang Selatan selalu mempertimbangkan antara keadaan mulai dari keadaan dai atau mad’unya serta waktu yang tersedia, agar dakwahnya berjalan dengan efektif dan efesien.7 Hal ini sama dengan asas strategi dakwah yang bernama asas efektifitas dan efesiensi, yaitu asas yang aktifitas dakwahnya harus dapat menyeimbangkan antara baik, biaya, waktu maupun tenaga yang dikeluarkan dengan pencapaian hasilnya. Dalam hal ini, dapat dilihat pada kegiatan pengajian bulanan yang diadakan BKMT Kota Tangerang Selatan Dalam menjalin Ukhuwah Islamiah dibuat dengan mempertimbangkan ustadzah (da’i / da’iah), yaitu dimana setiap bulannya ustadzah yang menyampaikan
7
Ibid.
71
materi berbeda-beda, dimana hal ini tentunya memperhatikan kondisi jadwal ustadzahnya. Kemudian dari segi mad’u, ada beberapa alasan mengapa diadakan bulanan, karena untuk memaksimalkan kegiatan untuk menjalin ukhuwah islamiah dimajelis taklim pada waktu yang telah di tentukan hingga selesai, dimulai dari pembacaan surah yasin, bershalawat, membaca ayat Al-Qur’an. Sampai pemberian materi. Sehingga dakwah yang dilakukan benar-benar memiliki nilai efektifitas dan efesiensi.
2.
Penerapan Strategi Dakwah BKMT Kota Tangerang Selatan Dalam Menjalin Ukhuwah Islamiyah Menurut pendapat Fred R David, Penerapan strategi sering kali disebut “tahap aksi” dari manajemen strategis. Menerapkan strategi berarti mobilitasi karyawan dan manajer untuk melaksanakan strategi yang telah dirumuskan.8 Komitmen serta kerja sama pengurus dan jamaah sangat dibutuhkan untuk mencapai suatu keberhasilan pada tujuan yang telah dirumuskan sebelumnya. Pada tahap penerapan strategi yang dilakukan BKMT
Kota
Tangerang Selatan bertumpu pada program kegiatan dakwah yang sudah disusun dalam bentuk program-program kegiatan dakwah. Baik itu dalam bentuk kegiatan yang sudah ditetapkan oleh Pengurus Daerah BKMT Kota 8
Fred R. David, Manajemen Strategi Konsep, (Jakarta: Salemba Empat, 2012), Cet. ke-
12, h. 7.
72
Tangerang Selatan maupun kegiatan dakwah Pengurusan Cabang BKMT serta kegiatan dakwah komunitas lainnya. Adapun Ketua BKMT Kota Tangerang Selatan mengatakan: “Strategi yang kami terapkan berupa program-program kegiatan dakwah yang sudah di tetapkan, selain itu kami memberikan pembinaan terhadap pengurus BKMT Kota Tangsel dan Pengurus Cabang BKMT beserta jamaah dengan memberikan pembinaan materi keagamaan yang berkaitan dengan pendidikan kesehatan, pendidikan kepemimpinan dan berbagai pembinaan yang bersinergi dengan pemerintah Kota Tangerang Selatan serta Departemen Agama. Lalu, memberikan pembinaan pengelolaan manajemen MT. terhadap pimpinan cabang”.9 Oleh karena itu setelah program kegiatan dakwah dan pembinaan yang telah ditetapkan, di lain hal yang paling ditekankan dalam materi kegiatan dakwah BKMT adalah memberikan pengetahuan yang mendalam meliputi aqidah, akhlak, syariah dan fiqh. Sesuai dengan tujuan dari PD. BKMT yaitu mengajak pengurus maupun jamaah agar selalu berkoordinasi antar pengurus BKMT Kota Tangerang Selatan dan koordinasi dengan para Pengurus Cabang BKMT yang merupakan salah satu tujuan dari BKMT Kota Tangerang Selatan. Adapun pembagian waktu pelaksanaan program kegiatan dakwah yang sudah disepakati bersama oleh pengurus BKMT, maka penulis lampirkan program tersebut sebagai berikut: Pertama, kegiatan bulanan yang meliputi pengajian bulanan, dakwah keliling, dan pertemuan pengurus. Kedua,kegiatan tahunan yang meliputi Milad BKMT Kota Tangerang Selatan, Peringatan Hari Besar Islam, seminar, kursus dakwah, kursus MC,
9
Wawancara Pribadi Dengan Ketua PD. BKMT Tangerang Selatan Dra. Hj. Tati Astariati, Tangerang Selatan, 13 Maret 2014.
73
santunan anak yatim piatu dan kaum duafa, Isbat Nikah, pengobatan gratis, dan berbagai perlombaan.10 Adapula kegiatan dakwah yang diterapkan oleh setiap PC. BKMT yang memiliki jumlah majelis taklim terendah dan terbanyak Pengurusan Cabang BKMT Kec. se-Kota Tangerang Selatan yang didapatkan penulis dari hasil temuan lapangan. Maka dapat di analisis dari data diatas sebagai berikut: Penerapan kegiatan dakwah Pengurusan Cabang BKMT yang menaungi jumlah Majelis Taklim terendah: 1. PC. BKMT Kec. Setu Kegiatan bulanan: Bentuk kegiatannya pengajian, pembacaan Al-Quran dan ceramah umum meliputi aqidah, syariah, akhlak. Dilaksanakan setiap hari senin awal bulan. Kegiatan tahunan: Bentuk kegiatan tahunan yang kegiatan tahunan pada PC. BKMT Kec. Setu belum banyak yang dilaksanakan akan tetapi keterampilan (membuat kue dan membuat taplak meja) mewakilkan sebagai kegiatan tahunan yang sudah dilaksanakan PC. BKMT Kec. Setu. Terhambatnya kegiatan dakwah PC. BKMT Kec. Setu karena keterbatasan dana sehingga program yang sudah dirumuskan tidak berjalan dengan lancer.11 2. PC. BKMT Kec. Serpong Utara Kegiatan bulanan: Bentuk kegiatannya pengajian, yang diawali dengan pembacaan surat yasin atau pembacaan Al-Qur’an, selanjutnya 10
Ibid. Wawancara pribadi dengan ketua PC. BKMT Kec. Setu Hj. Eneng Suhartini, Tangerang Selatan, 28 Maret 2014. 11
74
dengan pemberian materi tentang Fiqh. Dilaksanakan setiap hari sabtu awal bulan. Kegiatan tahunan : Kegiatan tahunan pada PC. BKMT Kec. Serpong Utara belum banyak yang dilakukan akan tetapi pengurus sudah melaksanakan kegiatan dengan penyantunan yatim, piatu atau dhu’afa. Waktu pelaksanaanya disesuaikan.12 Adapun kegiatan dakwah yang telah diterapkan oleh PC. BKMT yang memiliki naungan jumlah Majelis Taklim terbanyak, antara lain: 1. PC. BKMT Kec. Pamulang Kegiatan Bulanan: Pertama, bentuk kegiatannya pengajian bulanan yang diawali dengan pembacaan rawi atau shalawat Nabi serta pemberian materi, pengajian ini dilaksanakan setiap rabu akhir bulan. Kedua, kegiatan dakwah keliling kesetiap BKMT Kelurahan. Kegiatan tahunan: a. Peringatan Milad BKMT Kec. Pamulang, kegiatan ini yang merupakan memperingati Milad BKMT Kec. Pamulang dilaksanakan setiap bulan april dan waktu disesuaikan. b. Mengadakan perlombaan (gerak jalan, busana muslim, cerdas cermat, kursus MC), kegiatan ini merupakan rangkaian dari peringatan milad BKMT Kec. Pamulang. c. Santunan yatim, piatu dan dhu’afa. d. Seminar, kegiatan seminar ini yang disampaikan kepada jamaah dan para Pengurus BKMT Kec. Pamulang. 12
Wawancara pribadi dengan ketua PC. BKMT Kec. Serpong Utara, Tangerang Selatan, 6 April 2014.
Ibu Yuyun,
75
e. Kegiatan PHBI (Peringatan Hari Besar Islam), kegiatan ini dilaksanakan
guna
memperingati
hari
besar
Islam
dalam
meningkatkan dan mengembangkan syiar Islam.13 2. PC. BKMT Kec. Ciputat Timur Kegiatan Bulanan: Bentuk kegiatannya pengajian bulanan yang diawali dengan pembacaan ayat suci Al-Qur’an serta pemberian materi yang berlandaskan syariah, akhlak dan aqidah. Dilaksanakan setiap selasa minggu kedua. Kegiatan Tahunan: a. Peringatan PHBI, kegiatan ini dilaksanakan guna memperingati hari besar Islam dalam meningkatkan dan mengembangkan syiar Islam. b. Santunan yatim, piatu dan c. Pelatihan manajemen majelis taklim.14 Setelah penerapan strategi dakwah yang dilaksanakan oleh setiap PC. BKMT yang memiliki majelis taklim terendah dan terbanyak, maka selanjutnya penulis akan menganalisis hasil temuan lapangan. Program kegiatan dakwah BKMT Kota Tangerang Selatan terdiri dari : 1. Bulanan a. Pengajian bulanan Kegitan yang diadakan oleh BKMT Kota Tangerang Selatan adalah pengajian bulanan setiap hari rabu di setiap awal bulan.
13
Wawancara pribadi dengan ketua PC. BKMT Kec. Pamulang, Hj. Sri Noor Lenawati, Tangerang Selatan, 2 April 2014. 14 Wawancara pribadi dengan ketua PC. BKMT Kec. Ciputat Timur, Hj. Atikah, Tangerang Selatan, 2 April 2014.
76
Acara
tersebut
dengan
mendatangkan
narasumber
untuk
memberikan materi atau ceramah agama, dan juga di hadiri oleh pimpinan pengurus cabang BKMT dan para pimpinan majelis taklim beserta jamaah Se-Kota Tangerang Selatan di Masjid AlMujahidin Pamulang. Hal ini merupakan salah satu strategi BKMT Kota Tangerang Selatan dalam mensyiarkan agama Islam guna
menjalin ukhuwah majelis taklim untuk terwujudnya
masyarakat yang beriman, bertaqwa, berakhlakul karimah khususnya menjadi wanita sholeha dan untuk terwujudnya keluarga sakinah mawaddah yang sesuai dengan visi-misi BKMT Kota Tangerang Selatan. Pengajian ini sekaligus ajang pertemuan untuk memperkuat silahturrahim antar sesama pengurus BKMT, antara pengurus BKMT Kota Tangerang Selatan dengan para pimpinan cabang BKMT, dan antar sesama pengurus BKMT dengan pimpinan majelis taklim beserta jamaah majelis taklim. b. Dakwah keliling Dakwah keliling merupakan salah satu program BKMT Kota Tangerang Selatan, yang merupakan kegiatan dakwah keliling ke setiap PC. BKMT Kota Tangerang Selatan yang terdiri dari. PC. Kec. Pamulang, Pd. aren, Ciputat, Ciputat Timur, Serpong Utara, Serpong, dan Setu. Kegiatan ini meliputi pemberian ceramah umum, santunan yatim piatu dan sebagainya.
77
c. Pertemuan pengurus Pertemuan ini merupakan ajang silaturahmi kepada setiap pimpinan dan pengurus cabang BKMT. Pertemuan ini biasanya diadakan setiap hari senin awal bulan pukul 13.00 Ba’da Dzuhur di sekretariat BKMT Kota Tangerang Selatan.15 2. Tahunan Sedangkan kegiatan tahunan yang di adakan adalah: a. Peringatan Milad BKMT Kota Tangerang Selatan, kegiatan ini merupakan kegiatan tahunan yang dijadwalkan setiap tahunnya pada tanggal 24 juni. b. Tabligh Akbar, dengan mendatangkan narasumber. c. Peringatan Hari Besar Islam Pengajian dalam rangka memperingati hari-hari besar Islam. Pengajian yang pernah diselenggarakan untuk memperingati hari besar Islam ini, salah satunya antara lain: 1.) Maulid Nabi saw. 2.) Isra’ Mi’raj. 3.) Peringatan Tahun Baru Islam d. Seminar Kegiatan semacam ini bertujuan untuk meningkatkan wawasan dan kualitas intelektual serta peningkatan dalam pengelolaan majelis taklim para pimpinan atau pengurus dan jamaah majelis taklim. 15
Wawancara Pribadi Dengan Ketua PD. BKMT Tangerang Selatan Dra. Hj. Tati Astariati, Tangerang Selatan, 13 Maret 2014.
78
Salah satunya adalah kegiatan seminar yang telah dilaksanakan BKMT Kota Tangerang Selatan yang bertema “Peran Aktif BKMT Dalam Pembangunan Kota Tangerang Selatan”. e. Kursus Dakwah Kursus dakwah merupakan kegiatan BKMT Kota Tangerang Selatan sebagai pengkaderisasian mubalighat, agar semakin banyak mubalighat dari kaum muslimah untuk berdakwah. Kegiatan ini juga dapat diikuti oleh jamaah majelis taklim dan masyarakat umum. f. Kursus MC Kegiatan ini diadakan oleh pengurus BKMT yang dapat diikuti oleh jamaah majelis taklim maupun masyarakat umum. Kegiatan ini merupakan salah satu dari rangkaian kegiatan milad BKMT Kota Tangerang Selatan. g. Santunan Anak Yatim-Piatu, kaum dhuafa, dan kaum lanjut usia (lansia). Santunan ini diadakan dalam rangka memperingati Tahun Baru Islam, 1 Muharram maupun kegiatan lainnya. h. Isbat Nikah Kegiatan ini diselenggarakan oleh penggurus BKMT bekerjasama dengan KUA Pamulang dan Kementrian Agama Kota Tangerang Selatan guna membantu masyarakat disekitar Tangerang Selatan untuk memiliki surat keterangan nikah bagi masyarakat Tangerang Selatan yang menikah tanpa melalui pencatatan Negara.
79
i. Pengobatan Gratis Kegiatan ini biasanya diadakan bersamaan dengan kegiatan lain seperti bersamaan dengan kegiatan Milad BKMT Kota Tangerang Selatan. Kegiatan ini diadakan guna membantu masyarakat atau jamaah dalam pelayanan kesehatan gratis oleh pengurus BKMT yang bekerjasama dengan beberapa dokter dan rumah sakit dengan memberikan obat gratis dan konsultasi gratis. j. Berbagai Perlombaan Kegiatan ini di selenggarakan untuk jamaah majelis taklim ataupun masyarakat umum, antara lain: 1.) Lomba Cerdas Cermat 2.) Lomba Busana Muslim 3.) Lomba Qasidah 4.) Lomba Gerak Jalan dan lain sebagainya.16 k. Kerja sama dengan instansi 1.) Pemerintahan Kota Tangerang Selatan Kegiatan ini merupakan seminar tentang “Peran Aktif BKMT Dalam
Pembangunan
Kota
Tangerang
Selatan”
yang
disampaikan kepada jamaah dan para Pengurus BKMT Kota Tangerang Selatan.
16
Wawancara Pribadi Dengan Ketua PD. BKMT Tangerang Selatan Dra. Hj. Tati Astariati, Tangerang Selatan, 13 Maret 2014
80
2.) NAML Foundation Kegiatan ini merupakan kegiatan sosial yang dilakukan NAML Foundation bersama PD. BKMT Kota Tangerang Selatan dengan memberikan penyuluhan materi karya ilmiah serta berbagi rezeki bersama anak yatim dan dhu’afa. 3.) PT. Kunto Bimo Perkhasa Kegiatan ini merupakan kerja sama antara BKMT Kota Tangerang Selatan, MUI Kota Tangerang Selatan, serta tokoh masyarakat dengan PT. Kunto Bimo Perkhasa (Perusahaan Air Mineral) dalam pembangunan Masjid Akbar Kota Tangerang Selatan yang akan di lokasikan berdampingan dengan kantor pusat pemerintahan Kota Tangerang Selatan.17
3. Penilaian Strategi Dakwah BKMT Kota Tangerang Selatan Dalam Menjalin Ukhuwah Islamiyah Menurut pendapat Fred R David, Penilaian strategi adalah tahap terakhir dalam manajemen strategi. Manajer mesti tahu kapan ketika strategi tertentu tidak berjalan dengan baik. Penilaian atau evaluasi strategi merupakan cara utama untuk memperoleh informasi semacam ini. Semua strategi terbuka untuk di modifikasi di masa yang akan datang karena berbagai faktor eksternal dan internal terus menerus berubah.18
17
Ibid. Fred R. David, Manajemen Strategi Konsep, (Jakarta: Salemba Empat, 2012), Cet. ke-
18
12, h. 7.
81
Setiap organisasi tentu menginginkan hasil yang baik, sempurna dan sesuai dengan apa yang telah dirumuskan dan diterapkan oleh sebuah organisasi. BKMT Kota Tangerang Selatan yang berorientasi pada kegiatan dakwah, dengan arti memberikan sebuah wadah pendidikan non-formal kepada jamaah beserta pengurus BKMT dengan berbagai kegiatan dakwah dan materi dakwah yang meliputi aqidah, akhlak, syariah, maupun hal-hal yang sudah menjadi kewajiban bagi umat Islam.19 Dalam melaksanakan proses-proses strategi dalam kegiatan dakwah yang dilakukan BKMT Kota Tangerang Selatan Dalam Menjalin Ukhuwah Islamiah, tentu berbagai kendala dan hambatan, sehingga apa yang sudah terjadi menjadi tolak ukur tidak berjalannya secara maksimal. Penilaian atau evaluasi diperlukan karena keberhasilan hari ini bukan penekanan pada penilaian strategi yang akan merugikansuatu hasil yang dicapai. Dalam hal ini, BKMT Kota Tangerang Selatan mengadakan sebuah penilaian tentang strategi dakwah diantaranya: a. Hasil yang dicapai Mengenai respon yang di dapat oleh BKMT Kota Tangerang Selatan dari jamaah, di sisi negatif, Alhamdulillah BKMT Kota Tangerang Selatan belum pernah mendapatkannya. Namun disisi lain positifnya memberikan Pengaruh yang sangat besar, setiap kegiatan dakwah yang dilaksanakan BKMT untuk menyampaikan syiar agama Islam.
19
Wawancara Pribadi Dengan Ketua PD. BKMT Tangerang Selatan Dra. Hj. Tati Astariati, Tangerang Selatan, 13 Maret 2014.
82
Tingkat pemahaman para jamaah tentu banyak perubahan yang terjadi pada jamaah, mereka pun sangat antusias sekali jika BKMT mengadakan suatu kegiatan tersebut. Sedikit demi sedikit mereka mengalami perubahan positif stelaah mengikuti kegiatan dakwah yang dilaksanakan oleh BKMT Kota Tangerang Selatan. Maka dari itu kita bisa melihat bagaimana tingkat pengetahuan terhadap ajaran Islam dan bagaimana pengamalannya walaupun terhadap kehidupannya sehariharinya tidak mengetahui seutuhnya, terutama terhadap prilaku jama’ah yang mengalami perubahan dari prilaku yang belum Islami menjadi Islami, seperti cara berpakaia sudah banyak menggunakan jilbab dalam kesehariannya, lalu cara menghadapi permasalahan dalam memberikan pendapat maupun dalam musyawarah dapat menyikapi permasalahan dengan baik.20 Selain itu, adapula tingkat keberhasilan yang dicapai para jamaah dan pengurus yang berhasil atas pembinaan BKMT Kota Tangerang selatan, diantaranya: 1) Ada salah satu pengurus binaan BKMT Kota Tangerang Selatan yang menjadi anggota DPR di DPRD Kota Tangerang Selatan, yaitu Hj. Sri Noor Lenawati. 2) Banyak guru-guru binaan dari BKMT Kota Tangerang Selatan yang menjadi Ustadzah atau guru agama di Majelis Taklim sekitar Tangerang Selatan, antara lain: 20
Ibid.
83
a. Hj. Eneng Suhartini b. Hj. Entin Susanti c. Hj. Atikah d. Hj. Yoyoh 3) Ada beberapa pengurus dan jamaah BKMT yang pandai menjadi MC di beberapa kegiatan hasil dari binaan kursus MC yang di adakan BKMT Kota Tangerang Selatan, antara lain: a. Hj. Sholeha b. Hj. Tetty c. Hj. Nurlaila Prio 4) Majelis Taklim sudah memiliki kurikulum.21 b. Sumber Daya Manusia Meninjau sumber daya manusia yang menjadi asumsi dasar pada penerapan strategi dakwah BKMT Kota Tangerang Selatan Dalam Menjalin Ukhuwah Islamiah. Adapun kondisi, waktu dan lingkungan adalah sebuah masalah yang hsrus dipecahkan dan diselesaikan. Maka tindakan akan menjadi suatu harapan dari suatu pencapaian tujuan. Dari berbagai strategi yang telah dilakukan oleh BKMT Kota Tangerang Selatan, maka dapat dilihat apakah strategi tersebut sudah tepat sasaran dan sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Diantaranya penilaian tentang program kegiatan bulanan dan kegiatan tahunan BKMT Kota Tangerang Selatan maupun kegiatan yang dilaksanakan oleh pengurusan
21
Ibid.
84
Cabang BKMT yang meliputi materi dakwah yang akan di sampaikan, waktu pelaksanaan kegiatan dakwah dan jadwal kegiatan PD. BKMT dan PC BKMT yang telah di agendakan secara teratur.22 Adapun Strategi Dakwah BKMT Kota Tangerang Selatan Dalam Menjalin Ukhuwah Islamiah antar masyarakat, meningkatkan kualitas dan kuantitas sumber daya manusia yang mempunyai nilai-nilai keagamaan dan berbudi pekerti yang luhur, serta menciptakan ukhuwah yang mempunyai kemampuan seimbang antara Iman dan Taqwa (IMTAQ) dan Ilmu Pengetahuan Teknologi (IPTEK). Dalam hal ini, dapat di lihat pada kegiatan bulanan BKMT Kota Tangerang Selatan. Kegiatan pengajian bulanan, dakwah keliling, yang dibentuk oleh BKMT Kota Tangerang Selatan dibuat dengan mempertimbangkan ustdazahnya, yaitu dimana setiap bulananya ustadzah yang menyampaikan materi berbeda-beda, dimana hal ini tentunya memperhatikan kondisi jadwal ustadzah. Kemudia dari segi jamaah, ada beberapa alasan mengapa diadakan bulanan, karena untuk memaksimalkan kegiatan pada pengajian mingguan di setiap PC. BKMT Cabang, sehingga strategi dakwah yang dilakukan benar-benar memiliki nilai efektifitas dan efesien. Strategi dakwah bisa disebut efesien jika di lihat dari kuantitas dan kualitasnya. Kuantitas yaitu banyak jamaah sedangkan kualitas yaitu cara ustadzah menyampaikan materi-materi secara bervariasi, sehingga menambah pengetahuan bagi jamaahnya. 22
Wawancara Pribadi Dengan Ketua PD. BKMT Tangerang Selatan Dra. Hj. Tati Astariati, Tangerang Selatan, 13 Maret 2014.
85
c. Rapat penilaianpelaksanaan kegiatan Tugas yang paling akhir dan penting untuk PD. BKMT dan PC. BKMT adalah mengatur pelaksaan kegiatan, dan apa yang harus dikerjakan setlah dakwah itu terlaksana. Disinilah pentingnya untuk mengadakan penilaian atau evaluasi, sampai mana keberhasilan strategi dakwah yang dilakukan oleh PD. BKMT Kota Tangerang Selatan maupun empat PC. BKMT Kecamatan Pd. Aren, Pamulang, Setu dan Serpon Utara yang telah di capai. Penilaian ini sangat penting untuk menyesuaikan dengan perubahan jamaah maupun Pengurus Daerah dan Pengurus Cabang BKMT dalam kurun waktu tertentu dan harus ada peningkatan dalam mensyiarkan agama Islam. Sebelum hal itu dilakukan, terlebih dahulu harus menetapkan target hasil dan setiap paket kegiatan dakwah yang dijalankan sehingga memudahkan untuk membuat grafik perkembangan dakwah.23 d. Memperbaiki mekanisme kerja Dalam mengambil suatu kebijakan untuk mengubah strategi, tidak perlu strategi yang sudah ada ditingalkan atau strategi yang baru harus dirumuskan. Dalam hal ini BKMT Kota Tangerang Selatan melihat sesuatu yang menjadi faktor pendukung dan penghambat dalam menerapkan strategi dakwah yang sudah ada, kemudian diukur apakah strategi yang sudah ada tersebut dapat mencapai sasaran dan tujuan yang diharapkan BKMT Kota Tangerang Selatan.
23
Ibid.
86
Berikut merupakan faktor pendukung dan penghambat strategi dakwah yang diterapkan oleh BKMT Kota Tangerang Selatan: Faktor pendukung: 1.) Sarana a) Memiliki sekertariat b) Masjid Mujahidin Pamulang, sebagai pendukung kegiatan BKMT Kota Tangerang Selatan c) Perlengkapan belajar (papan tulis, spidol, penghapus, meja kecil, absensi, buku penunjang materi dakwah) 2.) Prasarana a) Sound sytem b) Perangkat komputer dan laptop c) Infokus d) Layar e) Peralatan sekertariatan f) Perlatan dokumentasi (DSLR)24 Faktor penghambat: 1. Keterbatasan dana yang tidak semua terpenuhi atas keterbatasan biaya, sehingga program kegiatan keagamaan yang sudah dirumuskan tidak bisa berjalan dengan sempurna.
24
Wawancara Pribadi Dengan Ketua PD. BKMT Tangerang Selatan Dra. Hj. Tati Astariati, Tangerang Selatan, 13 Maret 2014
87
2. Masih ada beberapa pengurus yang belum memahami peran dan fungsinya dalam kepengurusan dan kepemimpinan, 3. Ada sebagian pengurus yang memiliki jabatan di organisasi lain, yang terkadang menghambat kinerjanya.25
25
Ibid.
BAB V PENUTUP
A. KESIMPULAN Berdasarkan penelitian yang penulis lakukan tentang Strategi Dakwah Badan Kotak Majelis Taklim (BKMT) Kota Tangerang Selatan. Penulis dapat menghasilkan kesimpulan akhir dari penulisan karya ini. Meskipun masih banyak yang perlu dibenahi dalam meningkatkan strategi dakwahnya yang lebih baik lagi dan sesuai dengan apa yang sudah direncanakan oleh pengurus BKMT, tetapi pada dasarnnya BKMT sudah berhasil menghimpun kaum ibu atau jamaah dengan pengurus BKMT untuk ikut berperan serta dalam kegiatan-kegiatan BKMT. Adapun strategi dakwah yang ditempuh BKMT Kota Tangerang Selatan adalah sebagai berikut: 1. Perumusan Strategi Dakwah Badan Kontak majelis Taklim (BKMT) Kota Tangerang Selatan meliputi langkah-langkah sebagai berikut: a.
Pengenalan sasaran dakwah
b. Pengkajian tujuan c.
Efektifitas dan efesiensi dakwah.
2. Penerapan Strategi Dakwah Badan Kontak Majelis Taklim (BKMT) Kota Tangerang Selatan dengan cara melaksanakan kegiatan dakwah yang sudah disusun dalam berbagai program kegiatan keagamaan yang dibutuhkan pada setiap jamaah dan para pengurus BKMT, baik itu dalam bentuk acara yang sudah ditetapkan oleh PD. BKMT Kota Tangerang
88
89
Selatan maupun kegiatan dakwah yang dilakukan setiap PC. BKMT. Hal ini bisa dilihat dalam kegiatan dakwah yang telah terlaksana. 3. Penilaian Strategi Dakwah Badan Kontak Majelis Taklim (BKMT) Kota Tangerang Selatan dengan mengadakan penilaian atau evaluasi tentang strategi dakwah sebagai berikut: a. Hasil yang dicapai b. Dari Sumber Daya Manusia (SDM) c. Rapat evaluasi pelaksanaan kegiatan d. Memperbaiki mekanisme kerja.
B. SARAN-SARAN Mencermati hasil penelitian yang telah dilakukan, ada beberapa hal yang perlu mendapatkan perhatian sebagai bahan penilaian strategi dakwah PD. Kota Tangerang Selatan. Oleh karena itu, ada beberapa saran yang ingin penulis sampaikan, yaitu: 1. Kepada seluruh pengurus BKMT Kota Tangerang Selatan hendaknya dapat meningkatkan pengetahuan tentang peran atau posisi jabatan yang di miliki agar bisa menyesuaikan tugas masing-masing dalam melaksanakan kegitan dakwah. 2. Kepada Pengurus BKMT Kota Tangerang Selatan, untuk peningkatan kualitas PD. BKMT Kota Tangerang Selatan, alangkah baiknya jika PD. BKMT menambah program kerja atau kegiatan dakwah yang lebih
90
menekankan kualitas pengelolaan Pengurusan Cabang BKMT Kota Tangerang Selatan sebagai sumber daya manusia. 3. Kepada Pengurus BKMT Kota Tangerang Selatan, hendaknya bisa menyediakan sarana prasarana untuk PC. BKMT demi menunjang aktivitas dakwah di setiap pengurusan cabang sehingga aktivitas dakwah tersebut dapat berjalan dengan baik dan sesuai dengan tujuan, mengingat BKMT Kota Tangerang Selatan adalah organisasi dakwah yang telah banyak dan cukup berhasil dalam mengadakan kegiatan dakwah.
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Imam Habibi, Kelengkapan Dakwah, Semarang: CV Toha Putra, 1980. Abidin, ASS, Djamal, KomunikasidanBahasaDakwah,Cet GemaInsani Press, 1996.
ke-1,
Jakarta:
Alawiyah, Tutty, Strategi Dakwah di Kalangan Majelis Taklim, Cet. ke-1, Bandung: Mizan 1997. Ali, Fachmi. Pemikiran dan Aktivitas Dakwah KH. M. Saidih Pada Masyarakat Betawi di Kota Tangerang Selatan, skripsi S1 Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2013. Amin, Samsul Munir. IlmuDakwah, Ed, ke-1, Cet. ke-2, Jakarta: Amzah, 2009. Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian: Sebuah Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka Cipta, 2002. Aziz, Ali. Ilmu Dakwah, Cet. ke-1, Jakarta: Pedoman Jaya, 2004. Aziz, Moh Ali. Ilmu Dakwah Edisi Revisi, Cet ke-2, Jakarta: Kencana, 2009. Badan Kontak Majelis Taklim, BKMT 10 Tahun, 1991, h. 13. BKMT 10 Tahun Badan Kontak Majelis Taklim, Jakarta: Panitia Buku 10 Tahun BKMT, 1990. David R. Fred. Manajemen Strategi Konsep, Cet. ke-12, Jakarta: Salemba Empat, 2012. Firdaus, Panji-Panji Dakwah, Cet. ke-1, Jakarta: Pedoman Jaya, 1991. Ghazali, M Bahri. Dakwah Komunikatif: Membangun Kerangka dasar Ilmu Komunikasi Dakwah, Cet ke-1, Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya 1997. Ghazali, M. Bahri, Komunikatif Membangun Kerangka Dasar Ilmu Komunikasi Dakwah, Cet. ke-1, Jakarta: CV Pedoman Ilmu Jaya,1997. Hasanudin. Manajemen Dakwah, Cet. ke-1, Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005. Ilahi, Wahyu. Komunikasi Dakwah, Cet. Ke-1, Bandung: PT. Remaja Rosda karya 2010. Ismail, A. Ilyas, 70 Tahun Tutty Alawiyah The Inspiring Woman Penggerak Kemajuana dan Peradaban, Jakarta: UIA Press, 2012.
91
92
Ismail, Ilyas. 70 Tahun Tutty Alawiyah The Inspiring Woman Penggerak Kemajuana dan Peradaban, Jakarta: UIA Press, 2012. Khaliq, Abdurrahman Abdul, Strategi Dakwah Syar’iyah, Cet, ke-1, Solo: CV. Pustaka Mantiq, 1996. Kota Tangerang Selatan OutLook 2013 Pencapaian Pembangunan 2011-2013, 2013. Lexy J. Mleong, Metedologi Penelitian Kualitatif, Cet. Ke-11, Bandung: PT. RemajaRosdakarya 2000. Marbun, B. N. Kamus Manajemen, cet. Ke-2, Jakarta: CV Muliasari, 2005. MK, Muhsin. Manajemen Majelis Taklim: Petunjuk Praktis Pengelolaan Dan Pembentukannya, cet, ke-1, Jakarta: Inter Massa, 2009. Munir, Muhammad. dan Ilahi, Wahyu. Manajemen Dakwah, cet, ke-2, Jakarta: Kencana, 2009. Natsir, M., Metode Penelitian, Jakarta: Ghalia Indo, 1998. Nawawi, Hadari. Manajemen Strategi Organisasi Non Profit Bidang Pemerintah Dengan Ilustrasi di BidangPendidikan,cet. Ke-1, Yogyakarta: Universitas Gajah Mada Press,2000. Nurhasanah, Fitriani “Strategi Dakwah DKM Al-Qolam Depok,” (Skripsi S1 Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri Jakarta, 2012). Panitia Mubes IV BKMT, Lima Belas Tahun Kiprah BKMT, Jakarta: 1996. Pimpinan Pusat Badan Kontak Majelis Taklim (BKMT), Anggaran Dasar Dan Anggaran Rumah Tangga (Ad/Art), Jakarta: 1996. Sajogyo dan Pujiwati Sajogyo, Sosiologi Pedesaan; Kumpulan Bacaan, Cet. ke12, Yogyakarta: GadjahMada University Press, 1999. Steiner, A George. dan Miner B Jhon, Kebijakan dan Strategi Manajemen, PT. Gelora Aksara Pratama, 1997. Sugiono, Memahami Penelitian Kualitatif, Bandung: Alfabeta, 2005. Supratiknno, Hendrawan. Advanced Strategic Manajement: Back to Basic Approach, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2003. Syukir, Asmuni. 1983.
Dasar-Dasar Strategi Dakwah Islam, Surabaya: Al-Ikhlas,
93
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi 3, Cet ke-2 Jakarta: Balai Pustaka, 2002. Umar, Husein. Strategic Management in Action, cet. Ke-1, Yogyakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2001. Yusuf HM, MetodeDakwah, Jakarta: Kencana, 2003), Cet. ke-1, hal. 7. Zaidal, Alwisral Imam, Strategi Dakwah, Cet. ke-2, Jakarta: Kalam Mulia, 2005.
Hasil Wawancara Nama Responden
: Dra. Hj. Tati Astariati
Jabatan
: Ketua BKMT Kota Tangerang Selatan
Tanggal
: 28 Februari 2014
Tempat
: Sekretariat BKMT Kota Tangerang Selatan, Pamulang Barat
1. Tanya : Bagaimana Sejarah Terbentuknya BKMT Kota Tangerang Selatan? Jawab : Terbentuknya BKMT Kota Tangerang Selatan, Karena Telah Terbentuknya Kota Tangsel Dari Pemekaran Kab.Tangerang Pada Tanggal 29 Oktober 2008, Sehingga Pada Tanggal 24 Juni 2009 Berdirilah BKMT Kota Tangerang Selatan Yang Awalnya Sesuai Dengan Motto Kota Tangerang Selatan (Cerdas, Modern Dan Religius), Karena Itu Untuk Mewujudkan Religius Itulah Kami Para Tokoh Ulama Dan Para Tokoh Majelis Taklim Bermusyawarah Untuk Membentuk BKMT Kota Tangerang Selatan Yang Tidak Lain Adalah Untuk Mewujudkan Religius Itu, Maka Terbentuklah Musda (Musyawarah Daerah) Itu Majelis Taklim Se-Kota Tangerang Selatan Itu Ya BKMT Kota Tangerang Selatan. 2. Tanya : Seperti Apa Visi, Misi BKMT Kota Tangerang Selatan? Jawab : Visinya, Menjalin Ukhwah MT. Untuk Terwujudnya Masyarakat Yang Beriman Bertaqwa, Berakhlakul Karimah, Khususnya Menjadi Wanita Sholihah Dan Untuk Mewujudkan Keluarga Sakinah Mawaddah. Misinya, Pertama Menjalin Persatuan Dan Kesatuan Antar Jamaah Majelis Taklim. Kedua, Meningkatkan Kualitas Jamaah Kaum Ibu Baik Secara Intelektual Maupun Spiritual. 3. Tanya : Bagaimana Tujuan Strategi Dakwah BKMT Kota Tangerang Selatan? Jawab :Tujuan BKMT Kota Tanngerang Selatan Mengadakan Koordinasi Antar Pengurus BKMT Kota Tangerang Selatan Dan Koordinasi Dengan Para Pengurus Cabang BKMT . Mengadakan Kunjungan Atau Dakwah keliling Ke BKMT Cabang SeKota Tangsel. 4. Tanya : Bagaimana Struktur Kepengurusan BKMT Kota Tangerang Selatan? Jawab : Struktur kepengurusan BKMT tidak jauh berbeda dengan organisasi yang lain. Didalam menetapkan organisasi tertentu ada aturan dan mekanisme yang sudah di atur oleh AD/ART yang di tetapkan oleh BKMT. Mulai dari pengurusan pusat, pengurusan wilayah, pengurusan daerah, pengurusan cabang.
5. Tanya : Apa saja program kegiatan BKMT Kota Tangerang Selatan? Jawab : program BKMT ada dua, bulanan dan tahunan. Program bulanan, kami mengadakan pengajian yang dihadiri oleh pengurus BKMT Tangsel, para pimpinan cabang BKMT se-kecamatan Tangsel beserta jamaahnya dengan mendatangkan penceramah. Dan program tahunan, biasanya kami mengadakan Milad BKMT Kota Tangsel, memperingati hari besar Islam, lomba-lomba seperti lomba pidato, cerdas cermat, kasidahan, sholawat. Serta program lainnya seperti seminar pendidikan, kesenian Islam (kasidahan, sholawat), kursus MC, Kursus Dakwah. Program lainnya mengadakan bakti sosial pengobatan gratis, isbat nikah, santunan anak yatim-piatu, kaum lansia, dan kaum dhu’afa. Alhamdulillah dapat terlaksana dengan baik. 6. Tanya : Sarana dan Prasarana yang menunjang jalannya kegiatan dakwah BKMT Kota Tangsel? Jawab : Dalam sebuah organisasi apapun yang tidak kala pentingnya adalah masalah dana, karena tanpa sumber ini organisasi tidak akan berjalan dengan efektif. Tentang pendanaan BKMT selama ini adalah iuran suka rela dari pengurus. Disamping itu, pendanaan kadang-kadang juga di bantu oleh pihak pemerintah, itupun harus mengajukan sebuah permohonan bantuan dana organisasi BKMT. 7. Tanya : Sosialisasi apa yang di terapkan BKMT Kota Tangsel untuk keberhasilan dakwah sehingga dapat menarik jamaah? Jawaban : Dengan dakwah keliling kunjungan ke Majelis Taklim Pengurusan Cabang, pengurus BKMT menyampaikan program dan kegitan yang akan dilakukan. Sekaligus kami membagikan undangan dan brosur kepada pengurus dan jamaah majelis taklim. Selain itu juga kami memasang spanduk serta umbul-umbul di sekitar wilayah tempat kegiatan agar menarik massa sehingga masyarakat mengetahui kegiatan dakwah BKMT. 8. Tanya : Bagaimana sikap anggota/jamaah terhadap program-program yang dilaksanakan BKMT ? Jawaban : Sangat merespon baik dan mendukung dengan aktif dari setiap kegiatankegiatan BKMT Kota Tangsel serta kesetiaan pengurus pimpinan cabang BKMT dengan kegiatan yang BKMT Kota Tangsel laksanakan. 9. Tanya
: Apa yang di harapkan dari pelaksanaan kegiatan dakwah BKMT ?
Jawaban : Yang diharapkan dari setiap kegiatan dakwah BKMT, kami mengaharapkan agar nilai-nilai ajaran Islam dapat dipahami secara ssempurna dan
menyeluruh. Agar nilai-nilai Al-qur’an itu bisa membudaya pada masyarakat Tangsel khususnya kaum Ibu dan untuk meninggikan syiar agama Islam khususnya di wilayah Kota Tangerang Selatan. 10. Tanya : Apa saja langkah-langkah strategi dakwah BKMT Kota Tangerang Selatan ? Jawaban : Langkah yang ditempuh BKMT Kota Tangerang Selatan adalah dengan memberikan kajian aqidah, syariah, akhlak dan fiqh. 11. Tanya : Sebagai ketua BKMT Kota Tangsel, apa yang ibu lakukan pertama kali sejak BKMT Tangsel terbentuk? Jawaban : Yang pertama kali saya lakukan adalah saya bersinergi dengan pejabat/pemkot Tangsel supaya kegiatan yang dilaksanakan berjalan, dan kami juga mendekat dengan pemerintah kota agar kegiatan dakwah kita terbantu dengan adanya peran Pemerintah Kota. 12. Tanya : Bagaimana tingkat keberhasilan yang telah di capai BKMT dengan program-program yang telah dilaksanakan? Jawaban
: Yaa tingkat keberhasilannya cukup, di antaranya 1) Ada beberapa pengurus binaan BKMT Kota Tangerang Selatan yang menjadi anggota DPR di DPRD Kota Tangerang Selatan 2) Banyak guru-guru binaan dari BKMT Kota Tangerang Selatan yang menjadi Ustadzah atau guru agama di Majelis Taklim sekitar Tangerang Selatan 3) Ada beberapa pengurus dan jamaah BKMT yang pandai menjadi MC di beberapa kegiatan hasil dari binaan kursus MC yang di adakan BKMT Kota Tangerang Selatan 4) Majelis Taklim sudah memiliki kulikulum
13. Tanya : Apa yang menjadi faktor utama berkembangnya BKMT Kota Tangerang Selatan sejak berdiri? Jawaban : Berkembangngnya BKMT Kota Tangerang Selatan karena faktor kekompakkan, kesetiaan, solid, tetap menjaga keharmonisan hubungan antar pengurus dan tidak lain juga karna besarnya nama organisasi BKMT. 14. Tanya : Bagaimana pengaruh strategi dakwah yang dilakukan BKMT terhadap Jamaah dan pengurus?
Jawaban : Pengaruhnya sangat besar, setiap kegiatan dakwh atau strategi yang kita lakukan untuk menyampaikan syiar agama Islam dan pengetahuan ajaran agama, tentu banyak perubahan yang terjadi pada jamaah, disitu bisa kita lihat bagaimana tingkat pengetahuan terhadap ajaran Islam dan bagaimana pengamalannya terhadap kehidupannya sehari-hari, terutama terhadap prilaku jama’ah yang bisa berubah dari prilaku yang belum Islami menjadi Islami, contohnya seperti cara berpakaia (Yang awalnya dalam sehari-hari belum berkerudung, sekarang Alhamdulillah sudah banyak yang memakai kerudung dalam kegiatan sehari-hari), cara berbicara, dan cara menghadapi permasalahan dalam memberikan pendapat maupun dalam musyawarah dapat menyikapi permasalahan dengan baik. 15. Tanya : Bagaimana strategi dakwah BKMT untuk menarik jamaah/masyarakat untuk bergabung ke wadah BKMT Kota Tangerang Selatan? Jawaban : Untuk menarik jamaah biasanya strategi BKMT dari segi nara sumbernya, disamping itu kita juga mempunyai kegiatan ekstrakulikuler diluar kegiatan rutin pengajian BKMT dengan mengadakan seminar pendidikan, kursus MC dll. Lalu, atas besarnya nama organisasi ini sehingga setiap pengurus atau jamaah dapat bertambah memiliki saudara se-Tangerang Selatan.
16. Tanya
: Bagaimana cara BKMT menerapkan strategi dakwah?
Jawaban : BKMT adalah organisasi dakwah yang memiliki tujuan dan sasaran yang jelas jadi, Strategi yang kami terapkan berupa program-program kegiatan dakwah yang sudah di tetapkan, selain itu kami memberikan pembinaan terhadap pengurus BKMT Kota Tangsel dan Pengurus Cabang BKMT beserta jamaah dengan memberikan pembinaan materi keagamaan yang berkaitan dengan pendidikan kesehatan, pendidikan kepemimpinan dan berbagai pembinaan yang bersinergi dengan pemerintah Kota Tangerang Selatan serta Departemen Agama. Lalu, memberikan pembinaan pengelolaan manajemen MT. terhadap pimpinan cabang dan bersinergi dengan instansi lain. 17. Tanya : Materi apa sajakah yang disampaikan dalam kegiatan BKMT Kota Tangerang Selatan? Jawaban : Kebanyakan materi yang disampaikan meliputi aqidah, akhlak, dan syariah. 18. Tanya : Siapa saja yang menjadi pembicara dalam kegiatan dakwah BKMT Kota Tangerang Selatan? Jawaban
:
1. Dr. Isnawati Rais MA. 2. Alm. Prof. Hj. Ismah Salman
3. Prof. Dr. H. Ali Mustofa Yakub 4. Drs. Yusuf Adam 5. H. Rasyid Sykir 6. H. Abd Rojak sastra 19. Tanya : Bagaimana pembagian tugas dalam setiap kegiatan dakwah BKMT Kota Tangerang Selatan? Jawaban : Yaa pembagian tugasnya sudah ada sesuai kepengurusan BKMT Kota tangerang selatan, antara lain : ketua, sekretaris, bendahara, dan bidang-bidang lainnya yang meliputi bidang organisasi. Bidang pendidikan, bidang sosial, bidang dakwah, bidang dana, dan bidang kerjasama. 20. Tanya : Bagaimana penilaian/evaluasi yang dilakukan BKMT dalam kegiatan dakwah BKMT Kota Tangerang Selatan? Jawaban : Ya, jadi selain mengadakan pertemuan rutin pada pengajian bulanan, kami juga mengadakan rapat koordinasi pengurus guna mengevaluasi program yang sudah dilaksanakan dan akan dilaksanakan guna mempersiapkan kegiatan dakwah kami. Biasanya kami mengadakat rapat koordinasi diselingi evaluasi pada setiap selasa di setiap akhir bulan yang bertempat di sekretariatan BKMT Kota Tangerang Selatan. 21. Tanya depan?
: Bagaimana target BKMT Kota Tangerang Selatan untuk menatap masa
Jawaban : Keberhasilan jamaah dari segi prilaku dalam perubahan yang lebih baik, sesuai dengan motto Kota Tangerang Selatan, (Cerdas, Modern, Religius)
22. Tanya : Apa yang menjadi faktor pendukung dan penghambat kegiatan dakwah BKMT Kota Tangerang Selatan? Jawaban
: 1. Faktor Pendukung: Adanya sarana prasarana yang dimiliki dari hibah pemerintah Kota Tangerang Selatan. 2. Faktor Penghambat: Keterbatasan dana, tidak semua terpenuhi atas keterbatasan biaya, Para pengurus yang belum memahami peran dan fungsinya dalam kepengurusan dan kepemimpinan serta masih ada sedikit pengurus yang memiliki jabatan di organisasi lain.
Ketua PD. BKMT Kota Tagerang Selatan
Hj. Tati Astariati
Hasil Wawancara Nama
: Hj. Sri Noor Lenawati
Jabatan
: Ketua PC. BKMT Kec. Pamulang
Tanggal
: 2 April 2014
Pukul
: 15.00 s.d/selesai
1. Tanya : Seperti apa visi, misi dan tujuan strategi dakwah yang dilakukan BKMT Cabang? Jawab : Visi misi : Menjadikan manusia yang memiliki manfaat untuk banyak orang dan kemaslahatan umat. Tujuan: Meningkatkan kualitas pemahaman dan amalan keagamaan pada setiap jamaah. 2. Tanya : Tolong sebutkan program BKMT Cabang? Jawab : Kegiatan bulanan : mengadakan pengajian bulanan BKMT Cabang Kec. Pamulang setiap hari Rabu di akhir bulan, mengadakan dakwah keliling ke setiap BKMT kelurahan setiap minggunya. Kegiatan tahunan : biasanya kami mengadakan milad BKMT Cabang Kec. Pamulang, mengadakan kegiatan lomba (gerak jalan, busana muslim, cerdas cermat), mengadakan santunan yatim piatu dan duafa, mengadakan seminar pendidikan dan mengadakan peringatan hari besar Islam. 3. Tanya : Bagaimana cara BKMT penerapan strategi dakwah? Jawab : Dengan cara dakwah keliling ke setiap BKMT kelurahan dan dengan mendatangkan nara sumber setiap bulannya agar memberikan pengetahuan dan wawasan kepada jamaah. 4. Tanya : Pada setiap hari dan pukul berapakah kegiatan BKMT Cabang ? Jawab : Kegiatan bulanan BKMT Cabang Kec. Pamulang setiap Rabu akhir bulan, dan Kegiatan mingguan BKMT kelurahan setiap minggunya.
5. Tanya : Sosialisasi apa yang diterapkan BKMT untuk keberhasilan dakwah BKMT sehingga dapat menarik jamaah? Jawab : Saya hanya mengatakan kepada jamaah “bersimpuhlah di majelis taklim maka ilmu yang bermanfaat kita akan dapatkan dan kita akan bawa hingga akhirat yaitu: amal jariyah, ilmu yang bermanfaat dan doa-doa anak sholeh” 6. Tanya : Sarana dan prasarana yang menunjang jalannya kegiatan BKMT Cabang? Jawab : Sarana prasarana sepertinya tidak terlalu, menurut kami sarana prasarana yang menunjang adalah ilmu yang bermanfaat untuk jamaah dan kehadirah para jamaah disetiap kegiatan kami. 7. Tanya : Apa yang diharapkan dari pelaksanaan kegiatan dakwah BKMT ? Jawab : Kemaslahatan umat tetap terjaga dan kegiatan di majelis taklim ini dapat diturunkan ke anak cucu nanti. 8. Tanya : Sebagai ketua BKMT Cabang, apa yang ibu lakukan pertama kali sejak menjabat sebagai ketua BKMT Cabang? Jawab : Menyusun susunan kepengurusan, dan mengadakan program-program dakwah yang akan dilaksanakan sehingga dapat terlaksana hingga saat ini. 9. Tanya : Bagaimana tingkat keberhasilan yang telah di capai BKMT Cabang dengan program-pogram yang telah dilaksanakan? Jawab : Alhadulillah, jamaah semakin bertambah di setiap pertemuan dan Alhamdulillah banyak perubahan/penambahan ilmu yang bermanfaat pada setiap jamaah. 10. Tanya : Bagaimana pengaruh strategi dakwah yang dilakukan BKMT terhadap Jamaah? Jawab : Sangat bagus, banyak jamaah yang hadir setiap bulannya. 11. Tanya : Bagaimana strategi dakwah BKMT untuk menarik jamaah/masyarakat untuk bergabung ke wadah BKMT? Jawab : Saya hanya menyampaikan pada setiap pertemuan bulanan maupun mingguan saat dakwah keliling “mari kita bersama-sama menjadi tentara Allah, bergandengan tangan untuk menjaga, merawat majelis taklim dan mewariskan majelis taklim ini kepada anak cucu hingga akhir zaman”. 12. Tanya : Materi apa sajakah yang disampaikan dalam kegiatan dakwah? Jawab : Materi yang bisa kami berikan setiap bulannya hadist dan Al-Qur’an, kalau setiap minggunya itu sudah dijadwalkan oleh pengurus BKMT kelurahan. Minggu
pertama ceramah umum, minggu kedua rawi, minggu ketiga fiqh, minggu keempat hadist. 13. Tanya : Siapa saja yang menjadi pembicara dalam kegiatan dakwah? Jawab : Setiap bulannya biasanya dosen dari pasca sarjana UIN ibu Dr. Isnawati MA. 14. Tanya : Bagaimana pembagian tugas dalam melakukan kegiatan dakwah di BKMT Cabang? Jawab : Kami sudah memiliki pembagian tugas yang sudah ditetapkan, seperti ketua, wakil ketua, sekertaris, bendahara sebagai kaki tangan yang bergerak. Namum kalau kami sedang mengadakan kegiatan yang lumayan besar kami juga membentuk kepanitiaan acara lagi. 15. Tanya : Bagaimana penilaian/evaluasi yang dilakukan BKMT dalam kegiatan dakwah? Jawab : Kami setiap bulannya mengadakan evaluasi bagaimana kekurangan dan kelebihan yang sudah kami laksanakan serta usul keinginan jamaah dan semoga kita bisa penuhi sesuai kemampuan kami. 16. Tanya : Berapakah jumlah jamaah pada kegiatan bulanan di PC. BKMT? Jawab : kurang lebih 60 Jamaah 17. Tanya : Apa yang menjadi faktor pendukung dan penghambat kegiatan dakwah BKMT? Jawab : Kalau untuk penghambat sepertinya tidak terlalu ada hambatan, namun faktor pendukung kami yaa kesetiaan, kekompakkan serta kerja samanya pengurus sebagai tentara Allah. Ketua PC. BKMT Kec. Pamulang
Hj. Sri Noor Lenawati
Hasil wawancara Nama
: Ibu Atikah
Jabatan
: Wakil Ketua PC. BKMT Kec. Ciputat Timur
Tanggal
: 2 April 2014
Pukul
: 15.30 s.d/selesai
1. Tanya : Seperti apa visi, misi dan tujuan strategi dakwah yang dilakukan BKMT Cabang? Jawab : Visi misi kami adalah menjadikan PC. BKMT Kec. Ciputat Timur sebagai wadah perkumpulan untuk mempererat silahturahmi dan sebagai tempat pengajaran tentang Islam yang berpedoman pada Al-qur’an dan Hadist serta dapat diterapkan pada keseharian. Tujuan PC. BKMT Kec. Ciputat Timur memberikan pemahaman dan ajaran tentang agama Islam yang bersumber Al-Qur’an dan Hadist.
2. Tanya : Tolong sebutkan program BKMT Cabang? Jawab : Kegiatan kami setiap bulannya pada hari kamis minggu kedua, kegiatannya pengajian saja yang memberikan ceramah umum tetapi dan materinya berlandaskan dengan aqidah, akhlak, syariah. Lalu, kegiatan yang sudah kami lakukan biasanya peringatan hari besar Islam, santunan yatim piatu.
3. Tanya : Bagaimana cara BKMT menerapan strategi dakwah? Jawab : Sesuai yang sudah kami laksanakan, ya dengan kegiatan dakwah kami itulah penerapan strategi kami.
4. Tanya : Pada setiap hari dan pukul berapakah kegiatan BKMT Cabang ? Jawab : Hari kamis minggu kedua pukul 09.00 – selesai.
5. Tanya : Sosialisasi apa yang diterapkan BKMT untuk keberhasilan dakwah BKMT sehingga dapat menarik jamaah? Jawab : Kalau untuk kegiatan bulanan biasanya kami hanya gunakan undangan dan telpon ke pengurus dan jamaah saja untuk mengingatkan tetapi kalo untuk kegiatan
yang lumayan besar seperti kegiatan PHBI kami menggunaka spanduk atau umbulumbul untuk menarik jamaah.
6. Tanya : Sarana dan prasarana yang menunjang jalannya kegiatan BKMT Cabang? Jawab : Kalau untuk sarana prasarana yang dimiliki PC. BKMT Kec. Ciputat Timur belum memiliki, tetapi bagi kami jamaah yang hadir sangat membantu kegiatan kami, tanpa adanya jamaah tidak akan terlaksana kegiatan kami.
7. Tanya : Apa yang diharapkan dari pelaksanaan kegiatan dakwah BKMT ? Jawab : Agar jamaah dan para pengurus memiliki pemahaman dan wawasan yang luas mengenai ajaran Islam dari kegiatan yang kami laksankan.
8. Tanya : Sebagai ketua BKMT Cabang, apa yang ibu lakukan pertama kali sejak menjabat sebagai ketua BKMT Cabang? Jawab : Membuat program kegiatan dan melaksanakannya.
9. Tanya : Bagaimana tingkat keberhasilan yang telah di capai BKMT Cabang dengan program-pogram yang telah dilaksanakan? Jawab : Syukur Alhamdulillah, walaupun tidak banyak tetapi sebagian jamaah dan pengurus banyak yang memahami apa yang diperintahkan agama dan diterapkan dalam kesehariannya.
10. Tanya : Bagaimana pengaruh strategi dakwah yang dilakukan BKMT terhadap Jamaah? Jawab : Cukup bagus.
11. Tanya : Bagaimana strategi dakwah BKMT untuk menarik jamaah/masyarakat untuk bergabung ke wadah BKMT? Jawab : yaa terus memberikan motivasi kepada jamaah agar terus berikhtiar dalam mencari ridho Allah dengan bersama-sama terus berdakwah dan belajar bersama BKMT maupun ditempat lain.
12. Tanya : Materi apa sajakah yang disampaikan dalam kegiatan dakwah? Jawab : Materi yang berlandasan al-qur’an dan hadist yang meliputi akhlak, aqidah.
13. Tanya : Siapa saja yang menjadi pembicara dalam kegiatan dakwah? Jawab : Kalau untuk kegiatan dakwah bulanan biasanya kami memanggil ustadzah daerah sekitar atau ustadzah yang berada didalam naungan BKMT dan jika sedang ada kegiatan besar biasanya kami memanggil guru besar.
14. Tanya : Bagaimana pembagian tugas dalam melakukan kegiatan dakwah di BKMT Cabang? Jawab : Pembentukan kepanitiaan dengan membagikan tugas.
15. Tanya : Bagaimana penilaian/evaluasi yang dilakukan BKMT dalam kegiatan dakwah? Jawab : Biasanya, setelah kegiatan usai kami langsung mengevaluasi kegiatan yang telah dilaksana.
16. Tanya : Berapakah jumlah jamaah pada kegiatan bulanan di PC. BKMT? Jawab : Sekitar 50 jamaah.
17. Tanya : Apa yang menjadi faktor pendukung dan penghambat kegiatan dakwah BKMT? Jawab : Faktor pendukung jamaah yang semakin bertambah dan semangat para jamaah dalam memperdalam ilmu agama, faktor penghambat jabatan lain yang dimiliki pengurus diorganisasi lain.
Wakil Ketua PC. BKMT Kec. Ciputat Timur
Ibu. Hj. Atika
Hasil wawancara Nama
: Hj. Eneng Suhartini
Jabatan
: Ketua PC. BKMT Kec. Setu
Tanggal
: 28 Maret 2014
Pukul
: 16.00 s.d/selesai
1. Tanya : Seperti apa visi, misi dan tujuan strategi dakwah yang dilakukan BKMT Cabang? Jawab : Visi misinya meningkatkan ketakwaan dan keimanan. Tujuannya mengajak masyarakat khususnya ibu-ibu jamaah majelis taklim agar lebih giat lagi belajar khususnya ajaran agama bersama BKMT. Selain menambahkan ilmu agama kami juga membuat kegiatan ektrakulikuler dengan mengadakan ketrampilan agar jamaah dapat membantu kesejahteraan keluarga.
2. Tanya : Tolong sebutkan program BKMT Cabang? Jawab : Kami memiliki dua program bulanan dan tahunan. Kegiatan bulanan biasanya di isi dengan pengajian rutin yang dilaksanakan hari senin disetiap akhir bulan. Kegiatan tahunan kami pernah laksanakan kegiatan kreatifitas membuat kue dan ketrampilan taplak meja.
3. Tanya : Bagaimana cara BKMT menerapan strategi dakwah? Jawab : Penerapan yang kami lakukan ialah sesuai dengan kegiatan yang telah kami laksanakan, itu merupakan penerapan strategi dakwah kami.
4. Tanya : Sosialisasi apa yang diterapkan BKMT untuk keberhasilan dakwah BKMT sehingga dapat menarik jamaah? Jawab : Biasanya kami menggunakan komunikasi dengan telpon dan surat undangan yang di antar perorangan.
5. Tanya : Sarana dan prasarana yang menunjang jalannya kegiatan BKMT Cabang? Jawab : Sarana prasarana yang kami untuk menunjang kegiatan BKMT Cabang yaitu, speaker, mic, karpet dan tempat biasanya kita menggunakan aula kecamatan setu.
6. Tanya : Apa yang diharapkan dari pelaksanaan kegiatan dakwah BKMT ? Jawab : Agar jamaah memiliki ilmu yang bermanfaat untuk di dunia maupun di akhirat.
7. Tanya : Sebagai ketua BKMT Cabang, apa yang ibu lakukan pertama kali sejak menjabat sebagai ketua BKMT Cabang? Jawab : Rapat pengurus BKMT Cabang Kec. Setu dengan mengundang pengurus untuk memprogram kegiatan apa saja yang akan dilaksanakan.
8. Tanya : Bagaimana tingkat keberhasilan yang telah di capai BKMT Cabang dengan program-pogram yang telah dilaksanakan? Jawab : Yang awalnya tidak bisa baca qur’an sekarang sudah bisa baca qur’an dan jamaah memiliki ketrampilan-ketrampilan diluar konteks materi agama seperti membuat kue-kue dan taplak.
9. Tanya : Bagaimana pengaruh strategi dakwah yang dilakukan BKMT terhadap Jamaah? Jawab : Banyak jamaah yang sebelumnya belum bisa baca Al-Qur’an lalu sekarang sudah lancar, dan wawasan para jamaah yang semakin meningkat.
10. Tanya : Bagaimana strategi dakwah BKMT untuk menarik jamaah/masyarakat untuk bergabung ke wadah BKMT? Jawab : Kami menggunakkan cara dengan mendatangi kediaman jamaah dari rumah ke rumah untuk bergabung bersama kami di BKMT Kec. Setu . 11. Tanya : Materi apa sajakah yang disampaikan dalam kegiatan dakwah? Jawab : Materi yang disampaikan pertama biasanya kita belajar membaca al-qur’an dengan tajwidnya, kedua bacaan untuk sholat sunnah dan do’a-do’a serta sholawat.
12. Tanya : Siapa saja yang menjadi pembicara dalam kegiatan dakwah?
Jawab : Pembicara dari orang BKMT dan sekitar Kec. Setu ada ustdz. Umiah, Ustdz Tati Astariati, Ustdz Yoyoh, Ustdz Aliah dsb. Lalu pembicara dari luar Ustd Yam Samsi, Hj. Suryani Kodir dsb.
13. Tanya : Bagaimana pembagian tugas dalam melakukan kegiatan dakwah di BKMT Cabang? Jawab : Membentuk kepanitiaan dari semua pengurus dan membagi tugas perdivisi.
14. Tanya : Bagaimana penilaian/evaluasi yang dilakukan BKMT dalam kegiatan dakwah? Jawab : Biasanya kami sebelum pembubaran kegiatan kami berkumpul untuk menilai kegiatan yang sudah dilaksanakan. 15. Tanya : Berapakah jumlah jamaah pada kegiatan bulanan di PC. BKMT? 16. Jawab : Kurang Lebih 50 Jamaah. 17. Tanya : Apa yang menjadi faktor pendukung dan penghambat kegiatan dakwah BKMT? Jawab : Faktor pendukung dengan adanya tempat dan jamaah yang dapat menghadiri pengajian BKMT Kec. Setu. Faktor penghambat tidak ada.
KETUA BKMT CABANG KEC. SETU
HJ. ENENG SUHARTINI
Hasil Wawancara Nama
: Ibu Yuyun
Jabatan
: Ketua PC. BKMT Kec. Serpong Utara
Tanggal
: 6 April 2014
Pukul
: 14.00 s.d/selesai
1. Tanya : Seperti apa visi, misi dan tujuan strategi dakwah yang dilakukan BKMT Cabang? Jawab : Visi, misi meningkatkan kualitas keilmuan dan keagamaan disetiap jamaah, tujuan dari strategi dakwah yaitu meningkatkan pengamalan ilmu yang telah didapatkan di majelis taklim.
2. Tanya : Tolong sebutkan program BKMT Cabang? Jawab : Kalau bulanan, biasanya kami melaksanakan pengajian disetiap hari sabtu ba’da dzuhur yang diawali dengan pembacaan surat yasin lalu dilanjutkan dengan pemberian ceramah. Kegiatan tahunan yang dilaksanakan yaitu santunan yatim piatu dan duafa saja karna keterbatasan dana maka kami belum bisa melakukan banyak kegiatan.
3. Tanya : Bagaimana cara BKMT menerapan strategi dakwah? Jawab : Penerapannya ya dengan pengajian bulanan, dan kegiatan yang pernah kita laksanakan.
4. Tanya : Pada setiap hari dan pukul berapakah kegiatan BKMT Cabang ? Jawab : Sabtu awal bulan ba’da dzuhur.
5. Tanya : Sosialisasi apa yang diterapkan BKMT untuk keberhasilan dakwah BKMT sehingga dapat menarik jamaah?
Jawab : Dengan sms, telpon dan undangan. 6. Tanya : Sarana dan prasarana yang menunjang jalannya kegiatan BKMT Cabang? Jawab : Saran prasarana, ya Alhamdulillah ada tempat atau aula masjid untuk pelaksanaan kegiatan kami kalo sarana yang kami miliki belum ada tetapi menggunakan alat pribadi saja atau miliki masjid.
7. Tanya : Apa yang diharapkan dari pelaksanaan kegiatan dakwah BKMT ? Jawab : Kami mengharapkan agar pimpinan majelis taklim bisa dijadikan kader-kader yang memiliki keilmuan, wawasan luas, dan kemampuan dalam memimpin.
8. Tanya : Sebagai ketua BKMT Cabang, apa yang ibu lakukan pertama kali sejak menjabat sebagai ketua BKMT Cabang? Jawab : Kami melaksanakan pembagian tugas dengan mempertemukan semua pengurus dan membuat rancangan kegiatan yang sesuai dengan kemampuan kami.
9. Tanya : Bagaimana tingkat keberhasilan yang telah di capai BKMT Cabang dengan program-pogram yang telah dilaksanakan? Jawab : Karna kegiatan kami belum terlalu banyak maka dalam tingkat keberhasilannya hanya baru dalam pemahaman jamaah yang cukup terhadap materi yang telah disampaikan dan dapat serapkan dalam kegiatan bulanan.
10. Tanya : Bagaimana pengaruh strategi dakwah yang dilakukan BKMT terhadap Jamaah? Jawab : Alhamdulillah walaupun kegiatan dakwah kami belum begitu bannyak akan tetapi jamaah yang cukup menjadi faktor pendukung kegiatan kami.
11. Tanya : Bagaimana strategi dakwah BKMT untuk menarik jamaah/masyarakat untuk bergabung ke wadah BKMT? Jawab : Tidak terlalu banyak yang kita lakukan, kita biasanya mengajak dengan telpon perorangan, undangan..
12. Tanya : Materi apa sajakah yang disampaikan dalam kegiatan dakwah? Jawab : Fiqh dan pemberdayaan perempuan
13. Tanya : Siapa saja yang menjadi pembicara dalam kegiatan dakwah? Jawab : Ustadzah yang berada disekitar Kec. Serpong utara
14. Tanya : Bagaimana pembagian tugas dalam melakukan kegiatan dakwah di BKMT Cabang? Jawab : Kita membentuk kepanitiaan kalau sedang kegiatan, kalau kegiatan bulanan yang biasa dilaksanakan itu dikoordinasi oleh pengurus BKMT Cabang Serpong utara.
15. Tanya : Bagaimana penilaian/evaluasi yang dilakukan BKMT dalam kegiatan dakwah? Jawab : Dalam mengevaluasi biasanya kita lakukan setelah kegiatan yang telah kami laksanakan dengan penilaian kekurangan dan kelebihan kegiatan kami.
16. Tanya : Berapakah jumlah jamaah pada kegiatan bulanan di PC. BKMT? Jawab : 40 Jamaah.
17. Tanya : Apa yang menjadi faktor pendukung dan penghambat kegiatan dakwah BKMT? Jawab : Faktor pendukung dengan banyaknya jamaah hadir, kalau penghambat kadang dana menjadi salah satu faktornya tetapi bisa kita minimalisir dengan uang kas kami.
Ketua PC. BKMT Kec. Serpong Utara
Ibu Yuyun
Ikut serta BKMT Kota Tangerang Selatan kegiatan gerak jalan memperingati HUT Kementrian Agama Provinsi Banten di Serang
Kegiatan Bakti Sosial dan kondisi pengajian bulanan PC. BKMT Serpong Pada kegiatan bulanan dakwah keliling BKMT Kota Tangerang Selatan
Pengurus BKMT Kota Tangerang Selatan dan PC. BKMT Kec. Serpong serta Ustadz pengisi ceramah
Santunan Yatim Piatu, kerja sama antara BKMT dan PT. Kunto Bima Perkhasa, pada peresmian Kantor Panitia Pembangunan Masjid Akbar Kota Tangerang Selatan