ANALISIS EFISIENSI PEMASARAf~ TANAMAN ANGGREK DENDROBIUM SP DI DJ(( JAIURTA (Studi Kasus : Taman Anggrek Ragunan, Pasar Minggu -Jakarta Selatan)
GIFRIAH
FAI(ULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAY ATULLAH JAKARTA 2004MI1425 H
ANALISIS EFISIENSI PEMASARA1'~ TANAMAN ANGGREK DENDROBIUM SP DI DKI JAKARTA (Studi Kasus: Taman Angi,>rek Ragunan, Pasar Minggu -Jakarta Selatan)
Oleh: GIFRlAH 100092020265
Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri SyarifHidayatullah Jakarta
FAI(ULTAS SAINS DAN TEI{NOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2004MI1425 H
lJ
A:dM'
lJ!a -~(-~'
·.·{an,1.poli~1ftfturmayangmempunyai ~-;-~-: -
·1'--:;f-
-
-.
-
6erftilfit tfan 6uf(lla-6unga yan9
ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN TANAMAN ANGGREK DENDROBIUM SP DI DKI JAKARTA (Studi Kasus : Tarnan Anggrek Ragunan, Pasar Minggu - Jakarta Selatan)
Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mernperoleh Gelar Sarjana Sains Fakultas Sains dan Telmologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Oleh: GIFRIAH
100092020265 Menyetujui
Pembimbing II
Pernbimbing I
~~()!
,,,--Ir. Muhandis Natadiwirya, MM, M.Si
Ir. Mudatsir Najamuddin, MM
Mengetahui Ketua Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian I Agribisms
~~ Ir. Mudatsir Najamuddin, MM NIP : 150 317 958
PENGESAHAN UJIAN
Skripsi yang berjudul "Analisis Efisiensi Pemasaran Tanaman Anggrek Dendrobium ;p. di DKI Jakarta (Studi Kasus: Taman Anggrek Ragunan, Pasar
Minggu-Jakarta Selatan)"
telah diuji dan dinyatakan lulus dalan1 sidang
Munaqosyah Fakultas Sains dan Teknologi U1N Syarif Hidayatullah Jakarta, pada Hari Sabtu, 07 Agustus 2004. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Smjana Strata I (S I) pada Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian.
Jakarta, Agustus 2004
Tim Penguji, Penguji I
~
Ir. Sudaru Dono, MBA
Penguj i II
Penguji III
r-
____....Ir. Muhandis N., MM, M.Si _
Jaya Putra, M.Sis
NIP. 150317956
~~
Ir. Mudatsir N., MM
RINGKASAN
GIFIUAH, Analisis Efisiensi Pemasaran Tanaman Anggrek Dendrohium sp. di DKI Jakarta (Studi Kasus: Taman Anggrek Ragunan, Pasar Minggn - Jakarta Selatan). (Dibawah bimbingan MUHANDIS NATADIWIRYA dan MUDATSIR NAJAMUDDIN). Indonesia dikenal dengan julukan Center of Origin atau pusat keanekaragaman tanaman berbunga dan tanaman bias tropik karena Indonesia sebagai negeri yang beriklim tropis dengan kekayaan flora yang beraneka ragam. Berbagai jenis tanaman tumbuh dengan baik termasuk tanaman bWlga dan tanaman hias yang mem punyai keunikan dan arti tersendiri. Pengusahaan anggrek sebagai bunga komersial yang memiliki nilai ekonomi tinggi telah berjalan cukup lama, bahkan sudah menjadi salah satu komoditas penting dalam perdagangan florikultura dunia. Bahkan fenomena bisnisnya juga marak, dari nursery (kebun anggrek) besar hingga para pedagang di pinggirjalan banyak yang menjualnya. Jenis anggrek komersial yang sering diusaha.kan di Indonesia adalah Dendrohium, Phalaenopsis, Vanda, Cattleya dan Oncidium. Pemasaran bunga potong anggrek maupun tanaman anggrek dalam pot meliputi tiga lingkup, yaitu pasar lokal, pasar domestik, dan pasar luar negeri. Pasar lokal lebih terkonsentrasi pada penjualan eceran langsWlg ke konsumen, sedangkan pasar domestik dan luar negeri merupakan pasar antarpengusaha dan pedagang. Tujuan penelitian ini adalah: (1) mengetahui sistem pemasaran tanaman anggrek Dendrohium ~p. di DK.I Jakarta dengan melihat saluran pemasaran yang ada serta fungsi-fungsi pemasaran yang dilakukan oleh lembaga pemasaran yang terlibat, (2) menganalisis struktur dan perilaku pasar pada pemasaran tanaman anggrek Dendrohium .1p. di DK! Jakarta, (3) menganalisis marjin pemasaran dan penyebarannya antara lembaga-lembaga pemasaran yang terlibat, (4) mengetahui apakah pemasaran tanaman anggrek Dendrohium sp. di DK.I Jakarta telah efisien dilihat dari struktur dan perilaku pasar serta marjin pemasarannya. Penelitian ini dilakukan di Taman Anggrek Ragunan, Pasar Minggu- Jakarta Selatan. Pemilihan lokasi ini dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan TAR merupakan lokasi pengembangan agrowisata terluas di DK! Jakarta kurang lebih 5 Ha dan berbagai aktifitas budidaya dan pemasaran (jual beli) anggrek ditemukan di sana (merupakan sentra produksi dan pemasaran anggrek terbesar di DK! Jakarta). Data yang diperoleh di lapangan untuk menganalisis efisiensi pemasaran dilakukan dengan menggunakan analisis saluran dan lembaga pemasaran, fungsifWlgsi pemasaran, struktur dan perilaku pasar yang dilakukan dan dijabarkan secara deskriptif, perbandingan dan disajikan dalam bentuk. label dan data lain mengenai marjin pemasaran dan penyebarannya serta rasio keuntWlgan terhadap biaya.
Analisis pemasaran tanaman anggrek meliputi struktur pasar, perilaku pasar, fungsi lembaga pemasaran dan marjin pemasaran. Dalam penelitian ini diketahui babwa lembaga pemasaran yang terlibat dalam pendistribusian tanaman anggrek cukup banyak dan fungsi-fungsi pemasaran yang dilakukan oleh lembaga pemasaran tersebut pun berbeda-beda. Hal ini ditunjukkan dimana petani tanaman anggrek Dendrvbium sp. ini harus melayani banyak pedagang pengumpul dan pedagang pengecer .serta hobiis dalam saluran distribusi tanaman anggrek Dendrobium sp. di wilayah DIG Jakarta. Tanaman anggrek Dendrobium, sp. yang dijual oleh para petani di TAR diantara para lembaga pemasaran mulai dari petani sampai dengan pedagang pengecer rnaupun hobiis tidak dibedakan dalam kualitas (untuk kualitas sarna yang dilihat dari varietas yang sarna, kondisi bulb atau batang tanaman anggrek, jurnlah tangkai bunga tanaman anggrek Dendrobium sp. tersebut dan sebagainya) hanya dibedakan dalam harga untuk para hobiis yaitu lebih mahal dari para pedagang pengumpul dan pedagang pengecer karena pembeliannya relatif lebih sedikit dan tidak continue. Struktur pasar tanaman anggrek di lokasi penelitian cenderung rnendekati pasar bebas (jree market) dimana tiap petani bebas untuk berkompetisi dan bersaing untuk menjual tanaman anggreknya. Pembentukan dan penentuan harga tanaman anggrek Dendrobium sp. antara petani dengan konsumen atau hobiis, petani dengan pedagang pengumpul dan petani dengan pedagang pengecer ditentukan dengan adanya tawar-menawar. Pembayaran yang dilalu1kan oleh para konsumen hobiis dan pedagang pengecer serta pedagang pengumpul adalah secara tunai serta ada yang melakukan dengan sistem transfer melalui rekening petani. Hubungan dagang yang dilakukan antara petani dengan pedagang pengurnpul, petani dengan pedagang pengecer dan petani dengan hobiis di TAR telah menciptakan kerjasama yang cukup baik. Perilaku pasar yang demikian juga menjelaskan bahwa pemasaran tanaman anggrek Dendrobium sp., khususnya tanaman anggrek ini cenderung mengarah kepada pasar persaingan monopolistik Pada pasar acuan luar daerah Jakmia, secara relatif pedagang pengecer mengambil marjin terbesar yaitu Rp 7.500,00 atau 30,00 p1~rsen. Marjin yang besar tersebut terdiri dari biaya pemasaran yaitu sebesar Rp 3.150,00 atau seldtar 12,60 persen dan keuntungan sebesar Rp 4.350,00 atau sekita.r 17,40 persen. Marjin pernasaran terendah terjadi pada petani di TAR yaitu Rp 2.735,55 atau 10,94 persen pada pasar acuan luar daerah Jakarta. Lain halnya dengan pedagang pengumpul, marjin pemasaran yang diambil adalah Rp 5.000,00 atau 20 persen dengan biaya pernasaran sebesar Rp I. 406,25 atau 5,63 persen dan keuntungan yang diterima adalah sebesar Rp 3.593,75 atau 14,37 persen. Nilaifarmer's share pada pasar acuan luar daerah Jakarta adalah 50,00 persen. Pada pasar acuan di luar daerah Jakarta, dapat dilihat bahwa keuntungan terting!,,>i diperoleh oleh pedagang pengecer yaitu Rp 4.350,00. Namun demikian keuntungan yang diperoleh pedagang pengecer tersebut ini tidak terlalu besar dibandingkan dengan pedagang pengumpul yaitu Rp 3.593,75 karena volume penjualan yang relatif lebih sedikit dibandingkan dengan pedagang pengumpul. Namun jika dilihat dari biaya pemasaran, merekalah ym1g paling banyak rnenanggung resiko dalam pemasaran.
Pada pasar acuan Jakarta, secara relatif pedagang pengecer mengambil marjin terbesar yaitu Rp 7.500,00 atau 37,50 persen. Marjin yang besar tersebut terdiri dari biaya pemasaran sebesar Rp 3.500,00 atau sekitar 17,50 persen dan keuntungan sebesar Rp 4.000,00 atau sekitar 20 persen. Marjin pemasaran terendah terjadi pada petani di TAR yaitu Rp 2. 735,55 atau 13,68 persen pada pasar acuan Jakarta. Nilai farmer's share pada pasar acuan Jaka1ia adalah 62,50 persen. Saluran pemasaran yang paling efisien adalah rantai pemasaran dengan lembaga perantara pedagang pengumpul dari daerah. Marjin pemasaran yang tinggi dianggap sebagai indikator beium efisiennya sistem pemasaran, namun tingginya marj in akibat derajat pengolahan yang tinggi sehingga berakibat meningkatnya kepuasan konsumen dianggap lebih efisien dan efisiensi pemasaran dapat tercapai apabila sistem pemasaran mampu memberikan keuntungan yang adil bagi semua lembaga pe!masaran yang terlibat. Kontribusi lembaga pemasaran tersebut dapat berupa: ( l) petani berupa jasa perawatan tanan1an anggrek pada kavling, (2) pedagang pengumpul berupa biaya transportasi, memberi kemudahan bagi konsumen di daerah luar Jakarta akan komoditi ini dan penanggungan resiko, (3) pedagang pengecer berupa penyedia komoditi tanaman anggrek sesuai kebutuhan ·konsumen dan kemudahan bagi konsumen untuk memperoleh tanaman anggrek tersebut dan penanggungan resiko. Pedagang pengumpul biasanya membuat standar efisiensi sesuai dengan biaya dan jasa pemasaran yang dikeluarkan oleh mereka dalam proses pemasaran. Pedagang pengecer biasanya membuat standar efisiensi keuntungan berdasarkan volume barang dagangannya dan kebutuhan hidup keluarganya. Konsumen akhir membeli tanaman anggrek pada tempat yang dianggap paling efisien sesuai dengan kebutuhannya. Konsumen rumah tangga yang dekat dengan daerah pembelian (TAR) dan merasa akan lebih puas untuk membeli da1i petani di TAR karena kepuasan akan tanaman anggrek yang beragam juga harga yang lebih murah yang akan didapatka1mya. Lain halnya dengan konsumen rumah tangga yang menganggap lebih efisien apabila mereka membeli melalui pedagang pengecer atau yang menjajakan keliling daerah rumah mereka karena menurut mereka lebih menghemat waktu dan biaya dibandingkan harus membeli ke petani langsung dengan volume pembelian yang relatif sangat sedikit.
KATA PENGANTAR
Assalaamu 'alaikum, Wr. Wb. 13 ismillahirralzmaanirrahiim ..
Segala puji dan syukur kc hadirat Allah SWT karcna atas rahmat dan karuniaNya penulis dapat menyclesaikan skripsi ini. Skripsi ini merupakan syarat kelulusan sebagai Sarjana Sains di Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dengan judul Analisis Efisiensi Pemasaran Tanaman Anggrek Dendrobium sp. di DIG Jakarta (Studi Kasus: Taman Anggrek Ragunan, Pasar Minggu - Jakarta Selatan). Penelitian ini dilakukan mengingat dalam penyaluran suatu komoditi, khususnya tanaman anggrek dalam pot, dari produsen ke konsumen seringkali menimbulkan masalah terutama mengenai penyebaran harga dan keuntungan di antara pihak yang terlibat tidak merata yang berhubw1gan dengan keefisienan dalam pemasaran. Oleh karena itu skripsi ini memberikan gambaran mengenai pemasaran tanarnan anggrek Dendrobium sp. di DKI Jakarta secara keseluruhan. Pada kesempatan ini penulis menyarnpaikan penghonnatan dan ucapan te1ima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang memberikan bantuan, bimbingan, serta doa selama penulisan skripsi ini, yaitu: I. Bapak Ir. Muhandis Natadiwirya, MM, M.Si selaku pembimbing I dan Jr.
Mudatsir Najamuddin, MM selaku pernbirnbing lI yang telah bersedia membimbing dan mengarahkan penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.
2. Bapak Ir. H. Sudaru Dono, MBA yang telah bersedia menjadi penguji utama pada saai ujian sidang. 3. Bapak Ir. Mudatsir Najamuddin, MM dan Drs. Acep Muhib, MMA selaku Ketua Jurusan Sosial Ekonorni Pertanian dan Wakil Ketua Jurusan Sosial Ekonorni Pertanian. 4. Bapak Dr. Syopiansyah Jaya Putra, M.Sis selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 5. Bapak Ir. Mulyadi selaku Pirnpinan Tarnan Anggrek Ragunan beserta staf, Mba Larni, !bu Sri dan Mba Mega yang telah rnernberikan kesempatan, bantuan dan doanya sehingga penulis dapat rnenyelesaikan penelitian di ternpat ini. 6. Kedua orang tuaku, H. Ismail dan Hj. Robiah dan keluarga tercinta, kakakkakakku, Manan, Itoh, Lala dan adikku satu-satunya lkah (terirna kasih telah rnernberikan kasih sayang, dukungan, perhatian serta doanya selama ini). 7. Muhamad Rizal atas segala bantuan, perhatian, dukungan, kesabaran, doa dan semangat yang tiada hentinya serta kasih sayangnya selama ini. 8. Bapak Saliwon, Mas Nano beserta keluarga yang telah banyak membantu penulis dalam pelaksanaan penelitian di Taman Anggrek Ragunan. 9. Mang Udin dan Istri serta keluarga atas bantuan dan doanya yang sangat berarti .. 10. Sahabat-sahabat penulis, Mela (terima kasih telah bersedia menjadi tempat berkeluh kesah), Salim (terima kasih atas bantuan yang berarti), Mila (terima kasih akan kebersamaan yang kita lalui) dan teman-teman baik penulis, Tanti, Ina dan Wahyu (terima kasih atas semangat dan bantuannya selama ini).
I l. !bu Rizky atas bantuan, semangat dan dorongannya selama ini.
12. Teman-teman satu bimbingan, Salim, Dhani, Naila, Dodi, Yusuf dan Ridwan (terima kasih atas dukungan, semangat dan doanya). 13. Selnruh teman-teman AGB Adan B angkatan 2000, Amel, Naty, Imah, Lulu, Lia, Dewi, Pi-te, Nana, Yulis, Citra, Pipit, Teti, Inay, Renal, Unul, Ulum, Naufal, Ronggo, !wan, Deni, Rosyidi, Afifah, Gofur, Jerry, Acak, David, Arman, Gewe, l-Iiki, Awa, Ajay, Heni, Fadli, Nia, Papau, Aulia, Sri, Dini, Ely, Mila dan lainnya yang tak disebutkan satu-persatu (terima kasih atas bantuan dan kebersamaan yang indah selama ini). 14. Teman-teman AGB A dan B angkatan 2001, AGB angkatan 2002, AGB angkatan 2003, Qudsi, Silva, Unul, Arul, Ano, Linu, Yuri, Achi, Dasuki (indahnya dapat rnengenal kalian semua). 15. Keiuarga besar UKM FORSA, spesial Divisi Sepak Bola dan Divisi BKC, K' Abi, K' Jo, K' Pras, Indi, Mumun, Lila dan Iainnya yang tak disebutkan satupersatu (terima kasih atas kebersa111aa1111ya dan pengalama:n yangtak terlupakan). 16. Bapak Basyir beserta staf perpustakaan Fakultas Sains dan Teknologi atas bantuan pinjaman bukunya. 17. Seluruh staf akademik Fakultas Sains da:n Teknologi atas bantuan serta pelayanannya selama ini. 18. Seluruh pihak yang turut membantu penulis selama menyelesaikan skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu-persatu nama:nya.
v
DAFTARISI
Halaman J udul ................................................................................................................ i Kata Penganiar .............................................................................................................. ii Daftar Isi ........................................................................................................................ v
. DAFTAR TABEL
..................................................................................................... VIII
DAFT AR GAMBAR .................................................................................................... ix DAFT AR LAMP IRAN ................................................................................................ x
BAB l PENDAHULUAN ........................................................................................... 1 A Latar Belakang ........................................................................................... l B. Perumusan Masalah .................................................................................... 7 C. Tujuan Penelitian ........................................................................................ 7
D. Kegunaan Penelitian .................................................................................. 8 E. Sistematika Penulisan ................................................................................ 8
BAB ll TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................. 11 A. Kerangka Teoritis ............................................................... :...................... 11
I. Potensi Tanaman Anggrek Dendrobium sp. dalam Pot ........................ 11 2. Sisiem Pemasaran .................................................................................. 13 3. Fungsi-fungsi Pemasaran ...................................................................... 14 4. Lembaga Pemasaran .............................................................................. 15 5. Saluran Pemasaran ................................................................................. 17 6. Struktur Pasar ........................................................................................ 19 7. Perilaku Pasar ........................................................................................ 20 8. Efisiensi Pemasaran .............................................................................. 21 9. Marjin Pemasaran .................................................................................. 22
YI
B. Basil Penelitian Terdahulu ....................................................................... 26 C. Kerangka Pemikiran Konseptual .............................................................. 29
BAB Ill METODOLOGI PENELITJAN .................................................................... 31 A. Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................................... 31
B. Jenis dan Pengumpulan Data ................................................................... 3 l C. Metode Pengolahan dan Analisis Data .................................................... 32
BAB VJ GAMBARAN UMUiv1 TAMAN ANGGREK RAGUNAN ....................... 34 A. Sejarah Singkat Tarnan Anggrek Ragunan ............................................. 34
B. Letak Geot,>rafis ····················································'·································· 36 C. Struktur Organisasi .................................................................................. 37 D. Sarana clan Prasarana ............................................................................... 38
E. Kegiatan Usaha yang dilakukan di TAR ................................................ 39
BAB V
BASIL DAN PEMBAHASAN .................................................................... 42 A. Gambaran Umum Usahatani ................................................................... 42
B. Analisis Pemasaran Tanaman Anggrek Dendrobium sp. ........................ 45
I. Struktur Pasar ...................................................................................... 45 a. Jumlah Penjual dan Pembeli ........................................................... 45 b. Kondisi Produk ............................................................................... 46 c. Mudah Tidaknya keluar Masuk Pasar ............................................ 47 2. Perilaku Pasar ..................................................................................... 47 a. Sistem Pembentukan dan Penentuan Barga ................................... 48 b. Sistem Pembayaran ........................................................................ 49 c. Kerjasama Antar Lembaga Pemasaran ........................................... 50 3. Fungsi Pemasaran ............................................................................... 51 4. Marj in Pemasaran ............................................................................... 54
Vil
a.
Marjin Pemasaran Tanaman Anggrek Dendrobium sp. dari Petani di TAR ke Konsumen Akhir di TAR dan Pedagang Pengumpul serta Pedagang Pengecer di TAR ............................ 5 5
b. Maijin Pemasaran Tanaman Ang1:,>rek Dendrobium sp. dari Pedagang Pengumpul dari Luar Daerah Jakarta ke Pedagang Pengecer di Luar Dae rah Jakarta ................................................ 56 c. Marjin Pemasaran Tanaman Anggrek Dendrobium sp. dari
Pedagang Pengecer ke Konsumen Akhir di Luar Daerah Jakarta ......................................................................................... 59 d. Marjin pemasaran Tanaman Anggrek Dendrobium sp. dari Pedagang Pengecer di Jakarta ke Konsumen Akhir di Jakarta .. 6 J
e. Analisis Penyebaran Marjin ....................................................... 64
BAB VJ KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................... 69
A. Kesimpulan ............................................ :....... c . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 69 B.. Saran ....................................................................................................... 71
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................. 72 LAMP IRAN .................................................... :............................................................ 73
Vlll
DAFTAR TABEL
Nomor
I
Ha la man
Teks
Data Luas Panen dan Produksi Tanaman Hias di Indonesia, Tahun 2002-2003 ································································································ 2
2
Ekspor dan Impor Bunga Anggrek Indonesia Tahun 1990 - 2000 ......... 4
3
Jenis-jenis Struktur Pasar Berdasarkan Jumlah Perusahaan dan Sifat Produk .................................................................................................... 20
4
Karakteristik Petani yang dijadikan Responden .................................... 42
5
Fungsi Pemasaran pada Lembaga Pemasara.n Tanaman Anggrek
Dendrobium sp. ...................................................................................... 52
6
lvlarjin Pemasaran Tanaman Anggrek Dendrobium ;p. dari Petani di TAR ke Konsumen Akhir di TAR .......................................................... 55
7
lvlarjin Pemasaran Tanaman Anggrek Dendrobium sp. dari Petani di TAR ke Pedagang Pengumpul dan Pedagang Pengecer di TAR ............ 56
8
lvlarjin Pemasaran Tanaman Anggrek Dendrobium sp. dari Pedagang Pengumpul ke Pedagang Pengecer di Luar Daerah Jakarta .................... 57
9
lvlarjin Pemasaran Tanaman Anggrek Dendrobium
~p.
dari Pedagang
Pengecer ke Konsumen Akhir di Luar Daerah Jakarta .......................... 59 10
Maijin Pemasaran Tanaman Anggrek Dendrobium sp. dari Pedagang Pengecer ke Konsumen Akhir di Jakaita ................................................ 62
11
Analisis
Penyebaran
Marjin
Pemasaran
Tanaman
Anggrek
Dendrobium sp. dengai1 Pa.sar Acuan di Luar Daerah Jakaiia, Mei J uni 2004 ................................................................................................. 65 12
Analisis
Penyebaran
lvlarjin
Pemasaran
Tanaman
Anggrek
Dendrobium sp. dengan Pasar· Acuan di Luar Daerah Jakarta, 1viei
Juni 2004 .................................................................................................. 66
IX
DAFTAR GAMBAR
Nomor
Teks
Halaman
Nilai Marjin Tataniaga ........................................................................... 25 2
Kerangka Pemikiran Konseptual... ........................................................... 30
3
Struktur Organisasi Tainan Anggrek Ragunan ....................................... 38
x
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor
Halaman
Teks
Gambar Lokasi Penelitian .................................................................. 73 2
Struktur Biaya dan Penerimaan Usahatani per Responden dalam l Pcriode Tanam (2 Bulan) ................................................................... 74
3
Data Penjualan Tanaman Anggrek dan Tanaman Hias di Taman Anggrek Ragunan selama Bulan April 2004 ..................................... 75
4
Data Jumlah Pengunjung Taman Anggrek Ragunan Selama Bulan April 2004 .......................................................................................... 76
5
Kegiatan Taman Anggrek Ragunan Selama Bulan April 2004 ......... 77
6
Jenis dan Harga Jual Anggrek Dendrobium
~p.
yang diteliti di
Taman Anggrek Ragunan ................................................................... 78 7
Gambar Tana1nan Anggrek Retnaja Dendrobiurn sp. ........................ 79
8
Gambar Proses Pengangkutan Tanaman Anggrek Dendrobium sp. kc Dalam Truk .................................................................................... 79
9
Gambar Tana.man Anggrek Dendrobium sp. Berbunga dan Siap dijual Genis Bertha Chong) ................................................................ 80
J0
Gambar Tanaman Anggrek Dendrobiwn sp. Berbunga dan Siap dijuaJ Genis Fatahillah) ...................................................................... 81
BABI PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia
dikenal
dengan
julukan
Center
atau
pusat
keanekaragaman tanaman berbunga dan tanaman hias tropik karena Indonesia sebagai negeri yang beriklim tropis dengan kekayaan flora yang bcraneka ragam. Berbagai jenis tanaman tumbuh dengan baik tennasuk tanaman bunga dan tanaman hias yang mempunyai keunikan dan arti tersendiri. Usaha tani tanaman hias tidak memerlukan areal tanah yang Juas sebagaimana usaha tani tanaman lainnya, terutama tanaman pangan. Namun demikian, usaha tani tanaman hias memerlukan tenaga kerja lebih banyak, lebih terampil dan memiliki keahl ian. Hal inilah yang menyebabkan biaya produksi tanaman hias tampak lebih tinggi' Meningkatnya permintaan tanaman hias di dalam negeri disebabkan oleh semakin
meningkatnya
kenyamanan
dan
kesejahteraan
keindahan
dan
lingkungan.
tanggapan
masyarakat
Selain itu juga diiringi
terhadap dengan
meningkatnya kesadaran masyarakat untuk kembali kealam (back to nature) khususnya yang terjadi di kalangan menengah ke atas. Berdasarkan data Direktorat Jenderal Bina Produksi Hortikultura tahun 2002, tercatat luas panen tanaman hias dan bunga mencapai 31.862.095 m2 yangtersebardi
1
Sumeru Ashari, Hortiku/tura, Aspek B11didaya, (Jakarta, UI Press, 1998); h.414.
2
·seluruh Indonesia. Data tersebut mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya yaitu tahun 200 I dengan luas panen 27.368.874 m2 menghasilkan 113.924.291 tangkai. Lain halnya dengan produksi tanaman hias di Indonesia dari tahun 2000 sampai dengan tahun 2002 mengalami peningkatan yang cukup besar yaitu dari 102.774.319 tangkai meningkat menjadi 113.924.291 tangkai dan 118.855.089 tangkai. Data lengkap total produksi dan luas panen tanaman hias dan bunga di Indonesia tahun 2000 - 2002 disaj ikan pada Tabel 1. Tabel 1. Data Luas Pauen dan Produksi Tanaman Rias di Indonesia, Tahon 2000-2002 ··-
No.
Kon1o
I
2. 3. ·I. j
6
"'· 8. 9.
J\ngi:trek Kuping Ga1ah
Uludlol Pisang·pisangan Kri;;iin ivfo\\·ar Sedap Malan1 l\ifclati "' Palc1n *'"
J1m1lah
2000
2002
2001
I
Luas Panell
Produksi
Luas Panen
Produksi
Luas Pancn
Produksi
(m')
(tangkai)
(m')
(tungkai)
(m')
(tangkai)
950.739
3.260.858
265.542
614.435
583.728 4.843.188 384.464 2.281.125 78.147.515 13.273.441 15. 134.842 754.067
36.997.550
102.774.319
4.271.742
233.708 l.160.170
I0.623.629 4.729.995 14. !47.590
...
844.574 216.JJO J.596.008
156.927 2.650.509 4.976.117 3.537.785 I 1.071.286 3 I 9.538 27.368.874
4.<150.787
773.299 4.448.199 448.338 7.387.737 84.951.741 11.482.190 19.524.815 426.%1 113.942.291
1.142.261 218.843 l.653.018 153.479 3.251.556 5.579.544 4.826.885 14.237.280 799.229
4.995.735 J.006.075 10.876.948 797. 139 25.804.630 55.708.137 19.666.425 18.233.644 J.189.617
3 J.862.095
118.855.089
'*'
...
Keteranean :
Satuau Produktivita::;,
** Palcm dalam pohon I m *** Jumlah m1tuk produksi komoditas 1-7 ' Mclati dalmn Kg I n1~ Sumber : Direktorat Jenderal Bina Produksi Hortikultura, 2002-2003 2
----·---·-----------------------------Peluang Indonesia di pasar florikultura dunia cukup besar. Nilai produksi florikultura tahun 1999 mencapai Rp 62,44 Miliar. Dengan pertwnbuban 15-25 % pertahun, patla tahun 2005 diperkirakan permintaan dalam negeri mencapai Rp 186 425 Mi liar. Sementara pel uang pasar florikultura dunia 10 tahun mendatang
3
diperkirakan mencapai US$ 120 Miliar. Namun dengan didukung perkembangan industri florikultura di Indonesia diperkirakan dapat dipenuhi sebesar US$ 12 Miliar
Salah satu jenis tanaman hias berbunga indah yang paling mudah hidup dan subur di Indonesia adalah anggrek. Anggrek merupakan tanaman bias potensial di samping tanaman hias lain. Tanaman berbunga indab ini tersebar luas di pelosok dunia, termasuk Indonesia. Tanaman anggrek ini merupakan tanaman bias yang mempunyai nilai estetika yang tinggi. Bentuk, ukuran, variasi dan corak warna bunga serta karakteristik lainnya yang unik seperti daya taban kesegaran bunganya sebagai bunga potong kira-kira 5-7 hari bingga 3 minggu walaupun tanpa baban pengawet. Hal tersebut yang menjadi daya tarik tersendiri dari spesies tanaman bias tersebut, sehingga bunga anggrek sering dijuluki sebagai ratu bunga. Jadi, tak mengberankan jika tanaman ini sering dipilih sebagai bunga favorit untuk mengbias taman maupw1 ruangan. Bahkan keelokan bunganya juga sering dilombakan untuk tingkat nasional maupun interuasional. Pengusahaan anggrek sebagai bunga komersial yang memiliki nilai ekonomi tinggi tersebut telah berjalan cukup lama, babkan sudab menjadi salah satu komoditas penting dalam perdagangan florikultura dunia. Fenomena bisnisnya juga marak, dari nursery (kebun anggrek) besar hingga para pedagang di pinggir jalan banyak yang
1
Truhus, XXVlll, 329 (April, 1997) dalam Siti Aisah (2002).
4
menjualnya. Jenis anggrek komersial yang sering diusahakan di Indonesia adalah
Dendrobium, Pha/aenopsis, Vanda, Cattleya dan Oncidium3• Pennintaan akan anggrek dan tanaman hias Jainnya terns meningkat, oleh karena itu prospek pengembangan anggrek dan tanaman hias lainnya akan sangat cerah baik untuk pasar dalam negeri mailpun untuk ekspor. Data lengkap ekspor dan impor bunga anggrek Indonesia tahun 1990 - 2000 dapat dilihat pada tabel 2 berikut ini.
Ta bel 2. E• ksoor dan Imnor B un11.a Anir1>rek I ndonesia T allmn 1990-20 00 In1por
Ekspor Tahun
-------.-
Volume (Kg)
\990
207.491
!991
409.601
!992
429387
1993 1994 1995 1996
]997 llJ'JX
1999
2000
544.398
477.844 234.031 336.340 29 5.112 252.792 475.104
Nilai (US$)
254.827 867.469 2.017.427 2.290.237 1.838.163 1.54 J.143 52.771 2.874 5.340 576.971 965.577
Volume (Kg)
199.505 47.695 292.6!2 80.020 30.724 25.269 27.587 35.882 3S.624
37.838 84.741
Nilai (US$)
973.552 194.513 1.245.340 523.786 163.334 343.157 236.603 251.270 266.853 138.684 837.957
Sumber: Biro Pusat Statistik dalam Bintari K. (2003), 1999-2000
Berdasarkan data BPS (dalam Bintari K., 2003)
3
Bintari K., Ana/isis Strategi Pemasaran Bunga Anggrek di Taman Anggrek Indonesia Pennai (FAil') Jakarta, (Bogar: Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian, !PB, 2003), h.3
5
lmpor bunga anggrek menunjukkan volume ·dan nilai yang eukup besar terutama untuk jenis anggrek yang belum dapat diusahakan untuk dihasilkan sendiri di dalam negeri sesuai dengan permintaan konsumen dalam negeri. Impor bunga anggrek pada tahun 1990 - 1991 mengalruni penurunan yang tinggi, tetapi kemudian meningkat lagi pada tahun 1992 dalrun jumlah yang
tinggi karena adanya
peningkatan pennintaan terhadap beberapa jenis anggrek tersebnt di dalam negeri. Pada tahun berikutnya yaitu tahun 1993 - 1994 impor bunga anggrek kembali turun karena hanya jenis anggrek .yang diimpor terbatas hanya meliputi bibit anggrek Dendrohium sp. dan Arachius. Pada tahun berikutnya impor bunga anggrek relatif
stabil dan pada tahun 2000 mengalami peningkatan pesat karena adanya peningkatan pasar dalam negeri yang cukup besar 4 • Pemasaran bunga potong anggrek maupun tanaman anggrek dalrun pot meliputi tiga lingkup, yaitu pasar lokal, pasar domestik, dan pasar luar negeri. Pasar lokal lebih terkonsentrasi pada penjualan eceran langsung lee konsumen, sedangkan pasar domestik dan luar negeri merupakan pasar antarpengusaha dan pedagang. Kota yang berpotensi besar sebagai pasar anggrek adalah Banda Aceh, Medan, Padang, Pekanbaru, Bandung, Jakarta, Surabaya, Malang, Denpasar, Manado, Banjarmasin, Ujungpandang, Ambon, Jayapura, dan lain-lain. Pasar internasional yang memiliki peluang besar adalah pasar Eropa melalui pusat lelang Alsmeer di Belanda yang kemudian mendistribusikan lee seluruh Eropa dan bisa juga langsung lee negaranegara Eropa Barnt dan Timur, Timur Tengah, Amerika Serikat, Jepang, dan lain4
Ibid., h. 5
6
lain. Dalam bentuk tanaman, Jepang, Jemmn, dan Amerika Serikat merupakan pasar yang baik untuk berbagai spesies anggrek dan yang banyak diminati adalab jenis Dendrobium, Bulbophyllum, Coelegyne, Cymbidium, Phalaenopsis, dan Vanda
5 •
Karena sifatnya yang dituntut untuk selalu dalam keadaan segar maka komoditi florikultura (tanaman hias bunga, anggrek dam tanaman hias daun) memerlukan penanganan yang lebih teliti dan cepat karena komoditi ini. Karena itu dapat dimengerti bahwa kendala yang biasanya dihadapi petani berkaitan dengan masalah pemasaran. Lembaga pemasaran mempunym peranan penting dalam menyalurkan tanaman anggrek (porplant) dari tangan produsen ke konsumen. Hal ini disebabkan oleh perbedaan lokasi antara produsen dan konsumen. Adanya perbedaan lokasi dan aktivitas lembaga pemasaran seperti pembelian, pengangkutan, sortir, grading, pengolahan, penyimpanan dan penjualan, maka harga di tiap lembaga pemasaran menjadi berbeda. Akibatnya timbul masalab mengenai penyebaran harga dan keuntungan antar lembaga pemasaran yang tidak merata. Pemasaran tanaman anggrek Dendrobium sp. di DKl Jakarta melibatkan banyak lembaga pemasaran yaitu mulai dari pedagang pengumpul yang berasal dari luar daerah Jaka1ia, pedagang pengecer di Jakarta dan di Iuar daerah Jakarta dan pedagang keliling. Masing-masing Jembaga pemasaran tersebut memiliki fungsi pemasaran yang hampir sama dan adanya perbedaan lokasi dan fungsi pemasaran
5
Bisnis Anggrek Menjanjikan, Kompas,(Jakarta), IO September 2001
7
terscbut rnenycbabkan adanya perbedaan harga di tiap lembaga pemasaran tersebut terutama perbedaan harga yang diterima konsumen tanaman anggrek tersebut.
B. Pe nun usan Masalab
Berdasarkan hal-hal tersebut, maka masalah penelitian
dapat dirumuskan
sebagai berikut: l . Bagaimana sistem pemasaran tanaman anggrek Dendrobium sp. di DKI Jakarta dengan melihat saluran pemasaran yang ada serta fungsi-fungsi pemasaran yang dilakukan oleh lembaga pemasaran yang terlibat? 2. Bagimanakah struktur dan perilaku pasar pada pemasaran tanaman anggrek Dendrobium ,1p. di DKI Jakarta? 3. Bagaimana marjin pemasaran dan penyebarannya diantara lembaga-lernbaga pemasaran yang terlibat pada pemasaran tanaman anggrek Dendrobium sp. tersebut? 4. Apakah pemasaran tanaman anggrek Dendrobium sp. di DKI Jakarta telah efisien berdasarkan struktur dan perilaku pasar dan marjin pernasarannya ?
C. Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah yang telah diuraikan di atas, rnaka tujuan penelitian adalah:
1. Mengetahui sistem pemasaran tanaman anggrek Dendrobium sp. di DKI Jakarta dengan melihat saluran pemasaran yang ada serta fungsi-fungsi pemasaran yang dilakukan oleh lembaga pemasaran yang terlibat.
8
2. Menganalisis struktur dan perilaku pasar pada pemasaran tanaman anggrek
Dendrobium .1p. di DK! Jakarta. 3. Menganalisis marjin pemasaran dan penyebarannya antara lembaga-lembaga pemasaran yang terlibat. 4. Mengetahui apakah pemasaran tanaman anggrek Dendrobium sp. di DKI Jakarta telah efisien dilihat dari struktur dan perilaku pasar serta matjin pemasarannya.
D. Kegunaan Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi pemerintah DKI Jakarta maupun lembaga-Jembaga lain sebagai tambahan informasi atau sebagai bahan pertimbangan dalam membuat suatu kebijakan. Selain itu, penelitian ini juga bermanfaat bagi kegiatan akademis dan penulis dalam menambah pengetahuan serta sebagai penerapan teori yang didapatkan di bangku kuliah. Hasil penelitian ini juga diharnpkan dapat berguna bagi pihak-pihak terkait dan yang berkepentingan dengan bisnis anggrek.
E. Sistematika Penulisan Untuk dapat memberikan gambaran yang jelas dalam penyusunan laporan penelitian ini, penulis terlebih dahulu akan menguraikan secara singkat isi materi pokok yang akan dibahas pada setiap bab, yaitu:
9
Bab I Pendahuluan Bab ini meqjelaskan mengenai latar belakang dari topik yang dipilih, perumusan masalah penelitian, tujuan dan kegunaan dari penelitian yang akan dijalani serta sistematika penulisan.
Bab II Tinjauan Pustaka Bab ini adalah tinjauan pustaka yang terdiri dari kerangka pemikiran teoritis, penelitian terdahulu dan kerangka pemikiran konseptual. Kerangka pemikiran teoritis berisi tentang teori-teori atau pustaka yang berkaitan dengan penelitian tersebut dan kerangka pemikiran konseptual berisi konsep yang digunakan oleh penulis dalam mengolah dan menganalisis masalah yang berkenaan dengan penelitian di lapangan.
Bab III Metodologi Penelitian Bab ini menguraikan mengenai ruang lingkup penelitian, sumber dan pengumpulan data yang diperlukan, metode pengolahan dan analisis data.
Bab IV Gambaran Um um Taman Anggrek Ragunan Dalam bab ini berisi mengenai keadaan singkat tempat penelitian, struktur organisasi, sumber daya manusia, prasarana, kegiatan usaha yang dilakukan dan gambaran secara umum mengenai lembaga pemasaran yang terlibat beserta fungsifungsi pemasaran yang dijalankan pada masing-masing lembaga pemasaran tersebut dan melihat saluran pemasaran yang terdapat di tempat penelitian.
Bab V Efisiensi Pernasaran Tanarnan Anggrek di DKI Jakarta Bab ini berisi mengenai pembahasan tentang struktur pasar, perilaku pasar serta efisiensi pemasaran dengan menghitung marjin pemasaran pada setiap lembaga
I0
pemasaran yang tcrlibat tcrsebut dan mengolah data serta menganalisis data yang telah didapatkan untuk mendapatkan hasil yang akurat dari penelitian. Bab VI Kesimpulan dan Saran
Pada bab ini berisi kesimpulan yang dapat ditarik dari penelitian tersebut serta saran-saran yang membangun yang dapat diberikan pada pihak yang berkepentingan.
11
BABil TINJAUAN PUSTAKA
A. Kerangka Teoritis
1. Potensi Tana man Anggrek Dendrobium sp. dalam Pot Anggrek termasuk tanaman dari keluarga Orchidaceae. Tanaman ini termasuk golongan tumbuhan epifit (menempel pada tumbuhan lain) yang mendapat kelembaban dan makanan dari udara dan air hujan tanpa mengganggu tanaman yang ditumpanginya. Tanaman berbunga indah ini tersebar luas di pelosok dunia, termasuk Indonesia. Kontribusi anggrek Indonesia dalam khasanah anggrek dunia cukup besar. Dari 20.000. spesies anggrek yang tersebar di seluruh dunia, 6.000 diantaranya berada di hutan-hutan Indonesia. Selain anggrek spesies, dikenal juga beberapa hasil silangan atau hibrida dan diperkirakan setiap tahun dihasilkan 1.000 hibrida baru6 . Bunga merupakan unsur terpenting dari tanaman anggrek. Struktur dasar bunganya sudah baku, terdiri dari tiga kelopak (sepal) dan tiga tajuk bunga (petal). Salah satu petal berubah menjadi bibir bunga atau labe!lum. Bagian inilah yang menjadi ciri khas bunga anggrek sehingga berbeda dengan famili tanaman berbwiga lainnya. Jadi tak salah jika segala keistimewaan dan keindahan melekat pada bunga .. 7
1111 .
Anggrek Dendrobium sp. memiliki batang semu atau pseudobulb yang panjang. Bentuk batang semunya tersebut silinder dan menggelembung. Daun
"Edhi Shandra, Membuat Anggrek Raji/1 Berhunga, (Jakarta· Agre.Media Pustaka, 2001), Cet. Ke-I, h. I 7
Ibid
12
tunggalnya bersilangan sepanjang batang semu. Menurut sifat tumbuhnya anggrek ini termasuk jenis simpodial, yakni membentuk rumpun dan akar yang cukup banyak di setiap batang semunya. Bunganya kerap muncul pada tunas ujung atau apikal. Namun, pada tanaman dewasa, bunga tersebut muncul di ketiak daunnya. Anggrek Dendrobium sp. mulai berbunga pada umur 1 sampai 1,5 tahun terhitung dari awal semai. Dengan budidaya secara intensif, Dendrobium sp. sudah dapat berbunga pada umur 8 bulan. Dibandingkan dengan Phalaenopsis dan Cattleya, anggrek ini relatif lebih mudah berbunga. Dendrobium menyenangi kondisi lembab dan penyinaran sekitar 60 %. Harganya relatif lebih murah dibandingkan dengan Phalaenopsis dan Cattleya. Karena diusahakan dalam jumlah yang sangat besar dan produktivitasnya terhitung tinggi, otomatis nilai jualnya menjadi besar pula. Tidak ada yang menyangsik:m keindahan bunga anggrek ini. Jadi, tak mengherankan jika tanaman ini sering dipilih sebagai bunga favorit untuk menghias taman atau ruangan. Fenomena bisnisnya juga marak, dari kebun anggrek besar hingga para pedagang di pinggir jalan banyak yang menjualnya dengan berbagai macam jenisnya.
13
2. Sistem Pemasaran
Pemasaran adalah proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan dan pertukaran produk serta nilai dengan pihak lain 8. Backman (dalam Limbong, 1985) mengungkapkan bahwa pemasaran atau tataniaga mencakup segala aktivitas yang diperlukan dalam mengerjakan pemindahan hak mil ik dan menyelenggarakan saluran fisik daripadanya. Dalam ha! ini mencakup serangkaian
jasa~jasa
dan fungsi-fungsi dalam menjalankan distribusi barang
dagangan dari produsen sampai konsumen kecuali tindakan-tindakan yang ada hubungannya dengan perubahan bentuk daripada barang itu, dimana ha! ini bisa kita sebut sebagai pengolahan atau manufacture 9. Dahl dan Hammond (dalam Windiana, 2001) menyatakan pemasaran sebagai suatu rangkaian kegiatan yang merupakan tahapan-tahapan fungsi yang dibutuhkan untuk membentuk atau mengubah input atau produk mular dari titik awal produk sampai konsumen akhir. Sernngkaian fungsi yang dimaksud adalah seperti aktifitas produksi, pengumpulan, pengolahan, grosir, pedagang eceran sampai ke konsun1en, dimana serangkaian fungsi tersebut adalah semua aktifitas bisnis
10
8
Kotler dan Amstrong, Dasar-dasar Pe111asara11, (Jakarta : PT Indeks, 2004) Edisi kesembilan, Jilid I, h. 7 9
W.H. Limbong dan P. Sitorus, Pengantar Talaniaga Pertanian, (Bogor: Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian, IPB, 1985), Cet. Ke-1, h. 3 10
Windiana, A11a/isis 1,jisiensi Pemasaran Anggrek Potong di DK! Jakarta , Studi Kasus : PUSP2BTH Rawa Belong, Pasar Bunga Barito dan Pasar Bunga Cikini, (Bogor: Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian, IPB, 2001), h. 16
14
Tataniaga atau pemasaran pertanian mencakup segala kegiatan clan usaha yang berhubungan dengan perpindahan hak milik dan fisik dari barang-barang hasil pertanian dan barang-barang kebutuhan usaha pertanian dari tangan produsen ke konsumen, termasuk di dalamnya kegiatan-kegiatan terte:ntu yang menghasilkan perubahan bentuk dari
barang yang ditujukan untuk lebih mempermudah
penyalurannya dan memberikan kepuasan yang lebih tinggi kepada konsumennya. Sistem pemasaran pertanian mempakan suatu ke:iatuan urutan lembaga· lembaga pemasaran yang melakukan fungsi-fungsi pemasaran untuk memperlancar aliran produk pertanian dari produsen awal ke tangan konsumen akhir dan sebaliknya memperlancar aliran uang, nilai produk yang tercipta oleh kegiatan produktif yang · dilakukan oleh lembaga-lembaga pemasaran, dari tangan konsumen akhir ke tangan produsen awal dalam suatu sistem komoditas. Sistem pemasaran pertanian tersebut mencakup kegiatan produktifyang dilakukan oleh lembaga-lembaga yang ada dalam sistem komoditas tersebut, baik secara vertikal berdasarkan urutan penambahan kegunaan atau penciptaan nilai tambah maupun secara horizontal berdasarkan tingkatan kegiatan produktif yang sama. Sistem pemasara.n tersebut sering yang disebut sebagai saluran pemasaran atau saluran distribusi.
3. Fungsi-fungsi Pemasaran Fungsi
pemasaran dapat
didefinisikan sebagai
serangkaian
kegiatan
fungsional yang dilakukan oleh lembaga-lembaga pemasaran, baik aktifitas jasa, yang
15
ditujukan untuk memberikan kepuasan kepada konsumen sesuai dengan kebutuhan dan keinginannya melalui penciptaan atau penambahan kegunaan bentuk, waktu, tempat dan kepemilikan terhadap suatu produk. Fungsi-fungsi pemasaran tersebut dikelompokkan menjadi tiga fungsi utama, yaitu fungsi pertukaran, fungsi fisik dan fungsi fasilitas u Fungsi
pertukaran
merupakan
kegiatan
yang
berhubungan
dengan
. perpindahan hak milik dari barang dan jasa yang dipasarkan. Fungsi pertukaran ini terdiri dari dua fungsi, yaitu fungsi pembelian dan fungsi penjualan. Fungsi fisik adalah semua tindakan yang langsung berhubungan dengan barang dan jasa sehingga menimbulkan kegunaan tempat, bcntuk dan waktu. Fungsi fisik ini meliputi kegiatan penyimpanan, pengolahan dan pengangkutan. Fungsi fasilitas adalah semua tindakan yang bertujuan untuk memperlancar kegiatan pertukaran yang terjadi antara produsen dan konswnen. Fungsi fasilitas ini terdiri dari fungsi standarisasi dan grading, fungsi penanggungan resiko, fungsi pembiayaan dan fungsi informasi pasar.
4. Lembaga Pemasaran Dalam pemasaran suatu barang atau jasa terlibat beberapa badan mulai dari produsen, lembaga-lembaga perantara dan konswnen. Karena jarak antara produsen yang menghasilkan barang ataujasa sering berjauhan dengan konswnen, maka fungsi badan perantara sangat diharapkan kehadirannya untuk menggerakan barang-barang
11
W.H. Limbong dan P. Sitorus, op.cit.• h. 8
16
dan jasa-jasa dari titik produksi ke titik konsumsi. Badan-badan atau lembagalembaga yang berusaha dalam bidang pemasaran, menggerakkan barang dari produsen sampai konsumen melalui jual, dikenal sebagai perantara (midlemen, atau zntermediaiy). Badan-badan ini. bisa dalam bentuk perseorangan, perserikatan
ataupun perseroan. Lembaga-lembaga ini melakukan pengangkutan barang dari produsen dan dibawa ke konsumen, juga berfungsi sebagai penghubung informasi mengenai suatu barang dan jasa. Sehingga lembaga-lembaga pemasaran tersebut dapat digolongkan atas: (I) Menurut fungsi yang dilakukan
(2) Penguasan terhadap barang (3) Kedudukan dalam struktur pemasaran (4) Bentuk usahanya. Pada kesempatan ini akan dibahas lembaga-lembaga pemasaran menurut penguasaan terhadap barang saja yang terdiri dari
12
:
a. Lembaga pemasaran yang tidak memiliki tetapi menguasai barang, misalnya agen, perantara, dan broker. Badan-badan seperti agen, broker, komisioner dan makelar tersebut menjalankan fungsinya untuk mempertemukan atau menyampaikan barang atau jasa dari produsen ke konsumen. Jadi, yang dimaksud dengan me:nguasai barang adalah perantara tidak berhak atas barang itu, tetapi ia boleh menyimpan, mengadakan 12
!bid, h. 22
17
sortasi dan Iain-Iain sebeium diperjuaibelikan dengan mempertimbangkan semua biaya yang telah dikeiuarkan. b. Lembaga pemasaran yang memiliki dan menguasai barang, contohnya pedagang pengumpul, pedagang pengecer, grosir dan eksportir I importir. Pedagang pengumpuI adaiah mereka yang aktif membeii dan mengumpulkan barang dari produsen (petani) di daerah produksi dan menjuainya kepada pedagang perantara berikutnya seperti ke pedagang besar, grosir atau langsung ke pedagang pengecer. Pedagang pengecer (retailer) adalah mereka yang menjuaI barang atau komoditi pertanian kepada konsumen terakhir di pasar eceran atau dengan mendatangi rumah konsmnen terakhir. Mereka ini membeli barang terutama dari grosir (wholesaler), kadang-kadang dari pedagang pengumpuI atau petani. Jadi, orang yang memiiiki dan menguasai barang dengan jalan membelinya dulu sebeium dijual, sehingga ia menanggung resiko ekonomis maupun teknis. c. Lembaga pemasaran yang tidak memiliki dan tidak menguasai barang yaitu fasilitas pengangkutan, pergudangan, asuransi dan Iain-lain.
5. Saluran Pemasaran
Saluran pemasaran dapat didefinisikan sebagai himpunan perusahaan dan perorangan yang mengambiI aiih hak atau membantu daiam pengaiihan hak atas barang atau jasa tertentu selama barang atau jasa tersebut berpindah dari produsen ke
18
konsumen. Atau saluran distribusi adalah rangkaian Jembaga-lembaga niaga yang dilalui barang dalam penyalurannya dari produsen ke konsumen
13
•
Panjangnya suatu saluran tataniaga akan ditentukan oleh banyaknya tingkat perantara yang dilalui oleh suatu barang dan jasa. Pada gambar berikut akan ditunjukkan beberapa saluran pemasaran dengan beberapa tingkat pada umumnya ditemui untuk barang industri dan barang atau komoditi pertanian.
Saluran Nol Tingkat
Sa tu Tingkat
Produsen -1>- Konsumen
· Produsen -1>- Pengecer -1>- Konsumen
Dua Tingkat
Produsen -1>- Grosir -1>- Pengecer -1>- Konsumen
Tiga Tingkat
Produsen -1>- Grosir -
Jobber -1>- Pengecer-1>- Konsumen
Ket. : Jobber= Pedagang pemborong
Saluran pemasaran atau saluran distribusi adalah saluran yang digunakan produsen untuk menyalurkan produknya kepada konsumen dari titik produsen. Lembaga pemasaran merupakan badan-badan yang memperlancar arus I gerak barang dari produsen ke konsumen akhir melalui berbagai kegiatan yang dikenal sebagai
13
!hid., h. 26
19
perantara (middleman). Jadi ada tiga kelompok yang secarn langsung terlibat, yaitu pihak produsen, lembaga perantara dan pihak konsumen akhir 14 .
6. Struktur Pasar Struktur pasar adalah suatu dimensi yang menjelaskan definisi industri dan perusahaan, jumlah perusahaan atau pabrik dalam suatu pasar, distribusi perusahaan atau pabrik dengan berbagai ukuran "size and concentration", deslcripsi produk dan diferensiasi'produk, syarat- syarat masuk dan sebagainya 15 . Hammond dan Dab! (dalam Dwi Ria S., 2002) mengungkapkan bahwa analisis struktur pasar rnendorong studi tentang faktor teknik, motivasi, institusi dan faktor organisasi yang rnempengaruhi kebiasaan perusahaan dalarn pasar.
Struktur
pasar dicirikan oleh (1) jumlah dan ukuran pasar, (2) diferensiasi produk, (3) kebebasan keluar masulc pasar, (4) pengetahuan partisipan tentang biaya, harga dan . . 16 kond1s1 pasar .
Berdasarkan strukturnya tersebut, pasar dapat digolongkan rnenjadi dua, yaitu (1) pasar bersaing sempurna, (2) pasar tidak bersaing sernpurna. Suatu pasar dapat
digolonglcan dalarn struktur bersaing sernpurna jika merniliki ciri-ciri: 1. Terdapat banyak pembeli maupun penjual (perusahaan)
14
Ibid, h. 21 Ibid, h. 133 16 Dwi Ria Safitri, Analisis F':fisiensi Pemasaran Pupuk Urea (Studi Kasus Pemasaran PUSRT Daerah Jawa Timw~ (Bogor: Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian, IPB, 2002), h. I 0 15
.,.
20
2. Setiap pembeli maupun penjual hanya menguasai sebagian kecil dari barang I jasa yang ada di pasar, sehingga pembeli ataupun penjual tidak dapat mempengaruhi harga 3. Barang I jasa yang dipasarkan homogen 4. Pembeli dan penjual bebas keluar masuk pasar Pasar tidak bersaing sempurna ini dapat dilihat dari dua sisi, yaitu dari sisi pembeli dan sisi penjual (perusahaan). Dari sisi pembeli terdiri dari pasar monopsoni, oligopsoni dan sebagainya. Dari sisi penjual terdiri dari pasar persaingan monopolistik, monopoli, oligopoli dan sebagainya.
Tabel 3. Jenis-jenis Struktur Pasar Berdasarkan Jumlab Perusaban dan Sifat Produk ~·-··
Karakteristik Jumlah Sifat Produk Perusahaan Banyak Homogen Banyak Diferensiasi Sedikit Homogen Sedikit Diferensiasi Satu Unik
Dari Sudut Penjual
Struktur Pasar Dari Sudut Pembeli
Persaingan Mumi Persaingan Monopolistik Oligopoli Mumi Oligopoli Diferensiasi Monopoli
Persaingan Murni Persaingan Monopolistik Oligopsoni Murni Oligopsoni Diferensiasi Monopsoni
Sumber: Dahl dan Hammond dalam L1mbong, 1985
7. Perilaku Pasar Azzaino (dalam Windiana, 2001) mengemukakan bahwa perilaku pasar merupakan pola tingkah laku dari lembaga-lembaga pemasaran dalam struktur pasar
21
tertentu yang meliputi kegiatan penjualan, pembelian, penentuan harga dan kerjasama antara lembaga pemasaran n Menurut Dahl dan Hammond (da/am Dwi Ria S., 2002) perilaku pasar menunjukkan tingkah laku perusahaan dalam struktur pasar tertentu, terutama bentukbentuk keputusan apa yang hams diambil dalam menghadapi struktur pasar
rn
Sedangkan tingkah laku pasar merupakan tingkah laku lembaga pemasaran dalam struktur pasar tertentu, terutama tentang macam keputusan yang diambil lembaga pemasaran dalam berbagai struktur pasar yang berbeda.
8. Efisicnsi Pcmasanm Efisiensi pemasaran adalah penilaian prestasi kerja proses pemasaran yang dapat diukur dari peningkatan rasio output-input. Pemasaran tersebut efisien apabila terdapat keadaan di mana pihak-pibak yang terlibat, baik produsen, lembaga pemasaran maupun konsumen memperoleh kepuasan dengan adanya aktifitas pemasaran tersebut
19
.
Soekartawi da/am Windiana (2001) menjelaskan bahwa pasar yang tidak efisien akan terjadi apabila biaya pemasaran semakin besar dan nilai produk yang dipasarkan jumlahnya tidak terlalu besar. Oleh karena efisiensi pemasaran akan terjadi jika: (1) biaya pemasaran dapat ditekan sehingga keuntungan lebih tinggi, (2) persentase perbedaan harga yang dibayar konsumen dan diterima produsen tidak
17
Windiana, op.cit., h. 22 Dwi Ria, op cit., h. 11 19 W.H. Limbong dan P. Sitorus, op.cit, h. 5 18
22
terlalu tinggi, (3) tersedia fasilitas fisik pemasaran, dan (4) adanya kompetisi pasar yang sehat. Dalam analisis efisiensi pemasaran diperlukan data tentang: marjin pemasaran, struktur pasar, tingkah laku pasar dan penampilan pasar. Pada penelitian ini analisis efisiensi pemasaran akan dilihat pada struktur pasar, perilaku (tingkah · laku) pasar dan marjin pemasaran. Menurut Hanafiah dan Saefuddin (dalam Windiana, 2001) dalam mengukur efisiensi pemasaran dapat ditinjau dari dua kondisi, yaitu efisiensi operasional dan · efisiensi harga w Efisiensi operasional diukur dari biaya dan marjin pemasarannya, sedangkan efisiensi harga dapat diukur melalui korelasi harga untuk komoditi yang sama pada berbagai tingkat pasar (dapat diukur melalui keterpaduan pasar). Efisiensi sistem pemasaran komoditi pertanian adalah perlu karena dapat meningkatkan pendapatan dan juga perekonomian suatu negara. Selain itu informasi dan efisiensi pemasaran sangat membantu untuk mengembangkan fasilitas pemasaran dan mengevaluasi kebijakan pemerintah terhadap pasar.
9. Marjin Pemasaran
Efisiensi operasional diukur melalui marjin pemasaran. Menurut Dahl dan Hammond (l 977), marjin pemasaran merupakan perbedaan harga pada tiap tingkatan
"' w·in ct·1ana, 011.c1t., ·
h. 23
yang berbeda dari suatu sistem pemasaran
21
.
Marjin tataniaga pada umumnya
. dianalisa pada komoditi yang sama, pada jumlah yang sama dan pada struktur pasar bersaing sempuma. Marjin pemasaran juga merupakan perbedaan harga pada tingkat produsen · dengan harga di tingkat lembaga pertama atau perbedaan harga yang terjadi antara lembaga yang satu dengan lembaga pemasaran yang lainnya dalarn saluran pemasaran komoditi yang sarna. Dalam marjin pemasaran terdapat dua komponen yaitu komponen biaya pemasaran dan komponen keuntungan lembaga pemasaran. Marjin pemasaran dapat dirumuskan sebagai berikut:
IMm =Pk-Pf Dimana: Mm : mrujin pemasaran Pk
: harga di tingkat konsumen
Pf
: harga di tingkat petani
Marjin pemasaran yang tinggi dianggap sebagai indikator belum efisiennya sistem pemasaran, namun hal ini masih memerlukan penelitian Iebih Ianjut untuk mengetahui penyebab tingginya marjin tersebut. Marjin pemasaran yang tinggi akibat biaya pemasaran yang tinggi dikatakan tidak efisien karena kepuasan konsumen
21
Ibid., h. 25
24
berkurang. Tingginya marj in akibat derajat pengolahan yang tinggi sehingga berakibat pada meningkatnya kepuasan konswnen dianggap lebih efisien
22
.
Sifat Umum dari marjin tataniaga:
1. Marjin tataniaga berbeda-beda antara satu komoditi hasil pertanian dengan komoditi lainnya. Hal ini disebabkan karena perbedaan jasa yang diberikan pada berbagai komoditi mulai dari pintu gerbang petani sampai ke tingkat pengecer untuk konsumen akhir. Tetapi tingginya marjin tataniaga belum mencerminkan efisiennya jasa yang diberikan oleh sistem tataniaga tersebut. Salah satu indikator yang cukup berguna adalah memperbandingkan bagian yang diterima (farmer's share) oleh petani. 2. Marjin tataniaga produk hasil pertanian cenderung akan naik dalamjangka panjang dengan menurunnya bagian harga yang diterima petani, dengan alasan sebagai berikut: - Pengolahan dan jasa-jasa tataniaga cenderung mempergunakan padat karya. - Bertambah tinggi pendapatan masyarakat akibat kemajuan pembangunan ekonomi, biasanya konsumen lebih menginginkan kualitas produk yang Iebih baik daripada kuantitas. 3. Marj in tataniaga relatif stabil dalam jangka pendek terutama dalam hubungannya dengan fluktuasinya harga-harga produk hasil pertanian.
22
Dwi Ria Safitri, Ana/isis Efisiensi Pemasaran Pupuk Urea (Studi Kasus Pemasaran PUSRI Daerah Jawa Timur) (Bogar: Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas J'ertanian, IPB, 2002), h. 12
25
Gambaran rnengenai mafJm pernasaran (biaya dan keuntungan pemasaran) dan nilai marjin pemasaran dapat dilihat pada gambar 1 yang dikutip dari Limbong dan Sitorus, 1985
D
Dari gambar tersebut dapat dilihat besarnya nilai marjin
pemasaran yang merupakan hasil perkalian dari perbedaan harga pada dua tingkat lembaga pemasaran (dalam ha! selisih harga eceran dengan harga petani) dengan jumlah produk yang dipasarkan. Besar nilai marjin pemasaran ditunjukkan oleh daerah yang diarsir, yaitu (Pr - Pf) X Qr,f. Besaran Pr - Pf menunjukkan besamya marjin pemasaran suatu komoditi per unit.
Dr
Sr
Sf
Pr
Pf
Qr,f Gambar !. Nilai Marjin Tataniaga
Keterangan : (Pr- Pf) X Qr,f (daerah arsiran) = Nilai marjin pemasaran Pr
=
Harga di tingkat pedagang pengecer
21
W.H. Limbong dan P. Sitorus, Pengantar Tataniaga Pertanian, (Bogar: Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian, IPB, 1985), Cet. Ke-I, h. 74
26
Pf
=
Harga di tingkat petani
Sr
=
Suplai di tingkat pengecer
Sf
=
Suplai di tingkat petani
Dr
=
Demand di tingkat pengecer
Df
=
Demand di tingkat petani
Qr,f= Jumlah keseimbangan di tingkat petani dan tingkat pengecer
B. Hasil Penelitian Terdahulu
Saluran pemasaran tanaman anggrek menggambarkan penyaluran dari petani produsen hingga ke konsumen akhir melalui beberapa tingkatari pedagang. Dalam penelitian
yang dilakukan Arumsari
(2000) mengenai
pemasaran anggrek
Dendrobium sp. di Kecamatan Kebun Jeruk, diketahui terdapat tiga lembaga pemasaran utama yang terlibat yaitu palele, pedagang perantara dan floris dan terdapat empat saluran pemasaran tanaman hias anggrek Dendrobium sp. yang terjadi yaitu: 1. Petani
-11-
Pedagang Perantara
2. Petani
-11-
Floris
-11-
Konswnen
3. Petani
-11-
Palele
-11>
Konsumen
4. Petani
-11-
Konsumen
-11-
Floris
-11-
Konsumen
Dari keempat saluran pemasaran tersebut, saluran ketiga merupakan saluran yang paling sering digunakan oleh petani yaitu sekitar 75 %.
27
Dari penelitian tersebut diketahui bahwa para palele biasanya memasarkan dagangan mereka ke kompleks-kompleks perumahan yang letaknya tidak terlalu jauh dari Jokasi pembelian dan, tujuan pemasaran pedagang perantara adalah Taman Anggrek Indonesia Permai. Sementara floris, mereka mclayani konsumen yang datang langsung ke showroom mereka di tepi-tepi jalan. Dalam ha! analisis struktur pasar, d.ari hasil penelitian Armnsari (2000) diketahui struktur pasar yang dihadapi oleh petani dan para pedagang tanaman hias anggrek Dendrobium sp. mengarah pada struktur pasar persaingan sempurna. Hal ini ditandai dengan penentuan secara tawar menawar serta tak ada seorang pedagang pun yang melakukan pembelian paling banyak sehingga memiliki kekuasan yang lebih besar dalam menentukan harga. Dapat dikaitkan masing-masing pedagang memiliki market share yang hampir sama besar, sedangkan sistem pembayaran, biasanya
dilakukan di muka dan secara tunai. Umumnya petani menghindari bentuk penjualan dengan sistem kontrak dengan pedagang maupun karena sifatnya yang mengikat. Dalam penelitian Sari (1996) diketahui bahwa saluran pemasaran bunga potong (mawar, krisan, gladiol, dan sedap malam) di wilayah DKI Jakarta mempunyai 13 pola, yang mana melibatkan banyak lembaga pemasaran, yaitu petani tradisional atau petani besar (perusahan bunga potong), pedagang pengurnpul (tengkulak), pedagang grosir, palele (calo), pedagang pengecer (toko bunga) dan konsurnen. Namun secara garis besar ada dua pola utarna saluran pemasaran bunga potong di wilayah DKI Jakarta, mulai dari petani sampai ke konsumen, yaitu: (1) rnelalui pasar grosir (PUSP2BTH Rawa Belong), di mana petani/perusahaan bunga I
28
pedagang pengumpul menyalurkan dan menjual bunga potongnya ke pasar Rawa Belong; dan (2) tidak melalui PUSP2BTH Rawa Belong, di mana petani/perusahaan bunga/pedagang pengurnpul tidak menyalurkan dan menjual bunganya ke pasar grosir, tetapi langsung mengantarkannya ke pasar-pasar pe:ngecer atau konsumen. Setiap lembaga yang terlibat dalam pemasaran bunga potong mulai dari petani ke konsumen mempunyai kegiatan dan melakukan fungsi-fungsi pemasaran yang berbeda. Fungsi pemasaran yang dilakukan oleh petani adalah fungsi pertukaran berupa penjualan, fungsi fisik berupa pengangkutan, dan fungsi fasilitas berupa .sortasi, pengemasan, pembiayaan dan informasi harga. Demikian pula untuk lembaga lain seperti perusahaan bunga. Untuk pedagang grosir dan pedagang pengecer juga melakukan fungsi pemasaran seperti para petani bunga clan perusahaan bunga, ·ditambah dengan kegiatan pembelian. Kecuali tmtuk pal.ele (calo) yang tidak mengeluarkan biaya pemasaran sama sekali. Hasil penelitian Sari (1996), menyatakan bahwa pada saluran pemasaran dengan Pasar Bunga Cikini sebagai acuan, marjin pemasaran pedagang grosir dari keempatjenis bunga (mawar, krisan, gladiol clan sedap malam) secara relatifberkisar antara 6 sampai I 0 persen, sedangkan marjin pemasaran pedagang pengecer di Pasar Bunga Cikini berkisar antara 60 sampai 75 persen. Pedagang pengecer gladiol memperoleh keuntungan terbesar, yaitu sebesar 42,42 persen (Rp 254,45). Pada saluran pemasaran dengan Pasar Bunga Barito sebagai acuan, marjin pemasaran pedagang grosir dari keempat jenis bunga secara relatif berkisar antara 2,4 sampai 5 persen. Marjin pemasaran pedagang pengecer di Pasar Bunga Barito berkisar 80
29
sampai 90 persen. Penyebaran marjin pemasaran yang tidak merata ini menunjukkan secara teknis (operasional) pemasaran bunga potong di Jakarta tidak efisien. Marjin pemasaran pedagang pengecer bw1ga di Cikini lebih kecil dari pedagang di Barito, artinya secara relatif pemasaran bunga potong dengan pasar acuan Cikini lebih efisien.
C. Kerangka Pemikiran Konseptual Pada suatu sistem pemasaran ada tiga pihak yang akan terlibat, yaitu produsen, Jembaga perantara dan konsumen. Lembaga perantara mempunyai peranan penting yaitu dalam menyalurkan tanaman anggrek dari tangan produsen ke konsumen. Untuk mengetahui tingkat efisiensi pemasaran tanaman anggrek tersebut, dilakukan analisis pemasaran dengan melihat fungsi-fungsi pemasaran yang dijalankan oleh ketiga pihak yang terlibat tersebut, struktur, perilaku dan keragaan pasar. Struk'1ur pasar adalah suatu keadaan pasar yang dilihat clari jumlail pelaku pasar (penjual clan pembeli), kondisi procluk dan hambatan keluar-masuk pasar. Perilaku pasar adalah tingkah laku pasar dalan1 suatu struktur pasar tertentu, dimana tingkail laku tersebut dilihat dari sistem pembentukan dan penentuan harga, sistem pembayaran serta kerjasama yang terjadi diantara lembaga pemasaran yang terlibat. Analisis fungsi-fungsi pemasaran, struktur pasar dan perilaku pasar dijelaskan secara deskriptif, sedangkan keragaan pasar dijelaskan melalui tabulasi data penyebaran marj in diantara !embaga pemasaran.
30
Fungsi-fungsi pemasaran yang dilakukan oleh lembaga pemasaran serta · struktur dan perilaku pasar akan mempengaruhi terjadinya. pembentukan harga di pasar. Harga tersebut berbeda-beda yang mengakibatkan terjadinya perbedaan keuntungan dan biaya yang berhubungan dengan marjin pemasaran akan mengukur efisiensi pemasaran.
I
TAR
i Produsen
I i
i Konsum(
Lembaga Perantara
I "
• Fungsi-fungsi Pemasaran I
I
Struktur Pasar Perilaku Pasar I
Harga
I
i Perbedaan Keuntungan dan Biaya
l Marjin Pemasaran (Efisiensi Operasional)
i j Efisiensi Pemasaran
I
Gambar 2. Kerangka Pemikiran Konseptual
31
BAB HI METODOLOGI PENELITIAN
A. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Taman Anggrek Ragunan, Pasar Minggu - Jakarta Selatan. Pemilihan lokasi ini dilakukau secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan TAR merupakan Jokasi pengembangan agrowisata terluas di DKI Jakarta kurang lebih 5 Ha dan berbagai aktifitas budidaya dan pemasaran Gual beli) anggrek ditemukan di sana (merupakan sentra produksi dan pemasaran anggrek terbesar di DKI Jakarta) selain di Taman Anggrek Indonesia Permai di Jakarta Timur. Penelitian ini dilakukau dari bulan Mei sampai dengau Juni 2004. Waktu tersebut digunakan untuk memperoleh data dau keterangan dari pihak-pihak yang berkepentingan dengan penelitian.
B. Jenis dan Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan pada penelitian ini mencakup data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui observasi Japang dan wawancara Jangsung dengan responden yaitu : (a) Data dari para petani (pemilik kavling) selaku produsen, terdiri dari data karakteristik responden, biaya produksi, penjualau dau pemasaran tanaman anggrek tersebut, (b) Data dari lembaga pemasaran yang terlibat mencakup data biaya pemasaran dan sekitar tentang jalur pemasaran tanaman anggrek yang dimilikinya, (c) Data dari konsumen Jangsung (hobiis) serta data Iain dari pihak yang berkepentingan lainnya. Data primer tersebut diperoleh melalui observasi dau
32
wawancara dengan responden: (1) Petani 5 orang, diambil secara senga3a dan accidental dengan pengamatan langsung terhadap kavling yang memiliki atau
memproduksi tanaman anggrek jenis Dendrobium sp. (hampir seluruh kavling terisi jenis tersebut dengan segmen remaja sampai pembungaan atau siap dijual), (2) Pedagang pengumpul 5 orang yang berasal dari luar Jakarta, dan (3) Pedagang pengecer 5 orang yang berasal dari Jakarta dan sekitarnya. Data sekunder diperoleh melalui pengutipan data I infonhasi dari dokumen yang berkaitan yaitu : TAR, Direktorat Jenderal Bina Produksi Hortikultura, serta literatur-literatur lainnya yang berhubungan dengan penelitian ini.
C. Metode Pengolahan dan Analisis Data Data yang diperoleh di lapangan untuk menganalisis efisiensi pemasaran yang dilakukan dengan menggunakan analisis saluran dan lembaga pemasaran, fungsifungsi pemasaran, struktur dan perilaku pasar yang dilakukan secara deskriptif, perbandingan dan disajikan dalam bentuk tabel. Data lai nnya mengenai marjin pemasaran dan penyebarannya serta rasio keuntungan terhadap biaya menggunakan analisis sebagai berikut: Marjin pemasaran dihitung dengan pengurangan harga penjualan dan pembelian pada setiap lembaga pemasaran yang terlibat dalzun pemasaran tanaman anggrek Dendrobium sp. Secara matematis dapat dinyatakan sebagai berikut: Mji =Psi -Pbi
..................................... (1)
Ci + Jti
...................................... (2)
Mji
=
33
Dengan menggabungkan persamaan (I) dan (2) maka: Psi - Pbi = Ci + 7Li Marjin pemasaran secara keseluruhan didapat dengan menghitung marjin total (Mj), yaitu: Mj = Mji
....................................... (3)
Dimana: Mji =Marj in pemasaran pada lembaga pemasaran ke-i. Mj = Marjin pemasaran total Psi = Harga penjualan pada lembaga pemasaran ke-i Pbi =Barga pembelian pada lembaga pemasaran ke-i Ci
=
Biaya yang dikeluarkan lembaga pemasaran ke-i
7Li = Keuntungan lembaga pemasaran ke-i Penyebaran marjin pemasaran dapat juga dilihat berdasarkan persentase keuntungan terhadap biaya pemasaran pada masing-masing lembaga pemasaran, yang dirumuskan sebagai berikut: 7Li Rasio keuntungan terhadap biaya (%) =
Xl00% Ci
Dimana: )Li = Keuntungan lembaga pemasaran ke-i Ci" = Biaya yang dikeluarkan lembaga pemasaran ke-i
34
BAB IV GAMBARAN UMUM TAMAN ANGGREKlUGUNAN A. Sejarah Singkat Ta man Anggrek Ragunan Taman Anggrek Ragunan yang berlokasi di Kelurahan Ragunan, Kecamatan Pasar Minggu, Jakarta Selatan seluas 5 ha adalah tanah asset Pemerintah DKI Jakarta yang berdasarkan Keputusan Gubernur KDKI Jakarta No. B. VI - a. 11/ 9 114 I 73 tanggal 20 September 1973. Pengelolaannya dikelola diserahkan kepada Koperasi Petani Anggrek Jakarta (KPAJ) untukjangka waktu 10 tahun. Kemudian berdasarkan SK Gubernur KDKI Jakarta No. 911 tahun 1987, diberi iz;in perpanjangan waktu pengelolaan selama I 0 tahun lagi, yakni sampai dengan 20 September 1993. Koperasi Taman Anggrek Jakarta selaku pengelola Taman Anggrek tersebut mempunyai tugas dan kewajiban yang harus dipenuhi dalam rangka pengembangan Taman Anggrek tersebut yaitu: a. Mengusahakan agar Tanian Anggrek Ragunan dapat berfungsi sebagai tempat bagi para petani anggrek secara kolektif dengan melakukan kegiatan usaha produktif dan pembinaan serta pengembangan tanaman anggrek. b. Kegiatan pemasaran didalam maupun luar negeri (ekspor). c. Usaha-usaha promosi dan pariwisata. d. Melakukan hubungan kerjasama dengan Jembaga-lembaga yang berperan dalam bidang penganggrekkan. Dalam rangka mewujudkan ha! tersebut maka Taman Anggrek Ragunan ditata dalam bentuk kavling-kavling dan jalan setapak yang membelah taman anggrek
35
tersebut. Jumlah kavling pada waktu itu ada 45 dengan luas 1000 m2 tiap kavling. Kavling-kavling tersebut dikelola anggota Koperasi Petani Anggrek Jakarta yang harus mengikuti ketentuan-ketentuan yang telah digariskan sebagaimana tertuang dalam SK Gubemur KDKI Jakarta No. D. IV -a. 11I9 I 14 / 73. Dalam pengembangan selama ini, KPAJ belum dapat mewujudkan usahausaha pengelolaan Taman Anggrek Jakarta sesuai kebijaksanaan yang telah digariskan Pemerintah DKI Jakarta. Dari hasil kenyataan tersebut dan untuk lebih meningkatkan dunia penganggrekan kita, maka Taman Anggrek Ragunan untuk pengelolaan selanjutnya diambil alih oleh Dinas Pertanian de:ngan SK Gubemur No. 1435 tahun 1994 tentang ketentuan pengelolaan dan pemanfaatan lahan Taman Anggrek Ragunan tanggal 19 Oktober 1994 dengan alasan selama 20 tahun pengelolaan oleh Koperasi Petani Anggrek Jakarta tidak berhasil membuka petani dan pengembangan usaha taninya. Surat Keputusan Gubemur No. 1345 tanggal 7 Oktober 1993 juga menyebutkan tentang pemberian izin kepada Koperasi Anggrek Jakarta untuk mengelola Taman Anggrek Ragunan di bawah pengawasan Dinas Pertanian DKI Jakarta. Dalam hal ini Dinas Pertanian mempunyai tugas untuk: (a) membina pengelola-pengelola kavling dalam hal peningkatan produksi dan pemasaran dan (b) Membantu peningkatan pemasaran (penjualan), sedangkan Taman Anggrek Ragunan berfungsi sebagai: (a) tempat pembinaan dan pengembangan budidaya anggrek di DKI Jakarta maupun pemasarannya dan (b) sebagai tempat agribisnis, agrowisata di DKI Jakarta.
36
Pembinaan yang diberikan oleh Dinas Pertanian terhadap para pengelola kavling di Taman Anggrek Ragunan bertujnan untuk memecahkan berbagai permasalahan yang ada dalam meningkatkan perbaikan-perbaikan pada prodnktivitas, varietas,
teknik pembibitan,
pengendalian hama dan
penyakit, pemasaran,
penanganan pasca panen dan lain-lain nntnk mencapai produksi yang berkelanjntan. Pembinaan ini dilaksanakan melalni seminar bnlanan, s•eminar-seminar ilmiah, simposinm, jurnal hortikultura dan lain-lain.
B. Letak Geografis
Taman Anggrek Ragunan berada di Jalan Harsono R.M., Kelurahan Ragunan, Kecamatan Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Taman Anggrek Ragunan berada pada ketinggian 15 - 40 meter di atas pennukaan laut. Kelembaban udara berkisar antara 70 - 80 % dengan cnrah hujan rata-rata 2.000 - 2.500 111111 I tahun dengan curah hujan tertinggi pada bulan Januari dan terendah pada bnlan September dengan suhu ratarata 24 - 28° C. Lokasi Taman Anggrek Ragunan berada di tepi daerab. aliran kali Mampang, terletak di dasar lembah dengan titik ketinggian berkisar antara 30 - 50 meter dari pennnkaan !ant. Areal lahan taman anggrek sendiri cnknp landai dengan kemiringan 0 - I % ke arah ntara.
37
C. Struktur Organisasi Taman Anggrek Ragunan adalah tempat untuk pembudidayaan dan pemasaran tanaman anggrek, agrowisata dan pembinaan pengelola kavling. Taman Anggrek Ragunan berada di bawah · pimpinan Kepala Dinas Pertanian. Struktur organisasi Taman anggrek Ragunan terdiri dari : a. Kepala Dinas Pertanian, bertugas untuk memberikan pengarahan dan tugas kepada pengelola. b. Pengelola (Penanggung Jawab), be1tugas mengawasi jalannya kegiatan yang ada di Taman Anggrek Ragunan, memberi pembinaan kepada pengelola kavling, mengadakan kegiatan-kegiatan promosi dan lain-lain. c. Bagi an Keuangan, bertugas untuk mengawasi keluar masuk uang yang ada. d. Bagian Administrasi, bertugas mencatat data-data dan pembuatan surat-surat. e. Bagian Perlengkapan dan Keamanan, bertugas menyiapkan peralatan yang dibutuhkan oleh Taman Anggrek Ragunan dan menjaga kebersihan dan keamanan.
f
Pengelola Kavling, adalah penyewa kavling yang berada di Taman Anggrek Ragunan. Adapun struktur organisasi Taman Anggrek Ragunan dapat dilihat di bawah
!Ill:
38
I KEPALA DINAS PERTANIAN I PENGELOLA/ PENANGGUNG JAWAB
I
I PENGELOLA KOPERASI/ !GOS DAN ADMINISTRASI
KEAMANAN DAN KEBERSIHAN
KEUANGAN
Garn bar 3. Struktur Organisasi Taman Anggrek Ragunan Sumber: Taman Anggrek Ragunan
D. Sarana dan Prasarana Taman Anggrek Ragunan mempunyai beberapa fasilitas yang dapat digunakan untuk menunjang agrowisata, pembibitan dan pengembangan anggrek seperti: a.
Laboratorium pembibitan, berfungsi untuk penelitian anggrek.
b.
Kantor informasi dan administrasi, berfungsi sebagai kantor administrasi petani anggrek dan memberi informasi pengunjung.
c.
Balai pertemuan (aula), berfungsi sebagai tempat seminar anggrek, pertemuan anggota koperasi, dan penyuluhan.
39
d.
Kios anggrek sebagai ruang pamer I promosi, berfungsi sebagai tempat jual beli anggrek, bibit dan lain-lain. Tempat pameran anggrek, memberi peragaan tentang tanaman anggrek (sekarang sudah tidak ada).
e.
Kavling anggrek: Kavling terdiri dari rumah sere dan green house, berfungsi sebagai tempat penanaman anggrek dan jual beli anggrek. Dalam perencanaan awal, luas kavling minimal yang disarankan adalal1 2.500 m2 sehingga untuk Taman Anggrek Ragunan jumlali kavling akhimya 16 buah. Namun sekarang berjumlali 43 buah kavling untuk luasan 1000 m2 tiap kavling.
f.
Kamar mandi.
g.
Parkir.
h.
Pos penjagaan, berfungsi untuk mengawasi keluar masuk pengunjung. Taman
Anggrek
Ragunan
sudali
menyediakan
laboratorium
untuk
menghasilkan bibit, tetapi masih belum lengkap sehingga belun1 dapat digunakan. Kavling-kavling tertentu sudah ada yang memiliki laboratorium untuk kultur jaringan maupun seed culture tetapi laboratorium tersebut masih berbentuk sederhana. Begitu pula dengan rumah kaca yang hanya dirniliki oleh beberapa kavling saja.
E. Kegiatan Usaha yang dilakukan di TAR Jumlah kavling yang terdapat di Taman Anggrek Ragunan berjumlah 43 Kavling. Dari 43 kavling tersebut, 30 kavling diantaranya adalah kavling yang membudidayakan tanaman anggrek jenis Dendrobium sp. dan sisanya adalah kavling yang membudidayakan tanaman anggrek khusus jenis lain dan tanaman hias. Taman
40
Anggrek Ragunan (TAR) tidak saja menawarkan pemandangan tanaman anggrek yang asri namun juga memperjualbelikan berbagai jenis tanaman anggrek. Selain tanaman anggrek, TAR juga menawarkan berbagai jenis tanaman hias lain seperti palm, dracaena dan sebagainya yang menawarkan jasa rental pada hotel, gedung kantor, rumah sakit dan lain-lain.. Hampir semua kavling di sana memiliki koleksi tanaman anggrek yang cukup banyak. Tidak hanya tanaman anggrek hasil silangan yang dapat ditemukan, namun dapat ditemukan pula tanaman anggrek spesies langka. Ada beberapa kavling yang benar-benar menggeluti bisnis anggrek tersebut mulai dari bibit dalam botolan sampai tanaman berbunga yang siap jual. Namun ada beberapa bahkan sebagian dari kavling tersebut yang memulai bisnisnya dari segmen tanaman remaja sampai berbunga saja. Untuk mendapatkan tanaman remaja tersebut mereka memperoleh dari para petani anggrek di luar TAR atau tempat penangkaran tanaman anggrek seperti daerah Pondok Cabe, Kebun Jeruk, Parung, Pamulang dan sebagainya. Para konsumen di Taman Anggrek Ragunan yang terdiri dari hobiis yaitu konsumen rumah tangga yang membeli anggrek untuk memuaskan hobinya, pedagang pengumpul dan pedagang pengecer dimanjakan oleh tersedianya berbagai bentuk komoditas yang diperlukan seperti: botolan, kompot, pakis, pot sampai bunga anggrek potong.
Taman Anggrek Ragunan tidak hanya berfungsi sebagai
pembudidaya anggrek namun berfungsi pula sebagai distributor dan pengecer. Saluran pemasaran yang terjadi di Taman Anggrek Ragunan memperlihatkan posisi TAR sebagai kumpulan petani anggrek sehingga konsumennya tidak saja hobiis
41
namun 1uga pedagang bunga khususnya pedagang anggrek yaitu pedagang pengumpul yang berasal dari luar daerah Jakarta dan pedagang pengecer yang berasal dari Jakarta dan sekitamya. Harga yang ditentukan di sana juga beragam tergantung pada beberapa faktor, antara lain: varietas, kondisi tanaman, kondisi bunga dan persaingan harga antar kavling. Harga yang diberikan kepada konsmnen juga berbeda-beda yaitu untuk hobiis harga yang diberikan adalah lebih tinggi dibandingkan dengan harga yang
diberikan untuk pedagang pengumpul dan pedagang pengecer. Promosi TAR dilakukan oleh pihak manajemen yaitu Dinas Pertanian PEMDA DKI Jakarta. Media yang biasa digunakan adalah pameran-pameran bunga di berbagai tempat, memasang iklan di media massa serta mengeluarkan pamflet atau brosur yang berkaitan dengan TAR
42
BABV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Usahatani Petani yang dijadikan responden adalah petani yang sudah berpengalaman dalam mengelola usahatani anggrek walaupun terdapat perbedaan lamanya mereka .telah berusahatani. Rata-rata usia petani responden berumur 40 sampai dengan 50 tahun. Karakteristik responden dapat dilihat pada tabel 4 berikut ini.
Tabet 4. Karakteristik Petani yang dijadikan Responden No. Kavling
Pengelola Kavling
Usia
Pengalaman Usahatani
11
Drs. Aryanus
45 tahun
12 tahun
19
dr. Hanny
42 tahun
6 tahun
39
Bapak Saliwon
39 tahun
14 tahun
40
Ibu Sutariani
58 tahun
5 tahun
!bu Wiwik
40 tahun
4 tahun
~]
Usahatani tanaman angi,>rek Dendrobium ;p. dilakukan melalui beberapa segmen usaha yaitu mulai segmen botolan sampai kompot (komuniti dalam pot), segmen kompot sampai seedling (tanaman individu), segmen seedling sampai tanaman remaja dan segmen tanaman remaja sampai tanaman berbunga atau siap dijual. Dalam penelitian ini sengaja dipilih petani responden yang memulai bisnisnya dari segmen remaja sampai dengan pembungaan dan siap dijual. Ada beberapa alasan
43
mengapa mereka memilih segmen tanaman remaja anggrek Dendrobium sp. sampai dengan pembungaan dan siap dijual, yaitu: a. Lebih mudah perawatannya dibanding dengan segmen lainnya. b. Menghemat waktu produksi dan perawatan serta biaya perawatan, mulai bibit dari botol sampai menjadi anggrek remaja memerlukan waktu 8 - 10 bulan. c. Banyak disukai konsumen karena bentulmya yang unik dan wama yang menarik serta barga yang relatif tidak terlalu mahal serta konsumen lebih menyukai tanaman anggrek Dendrobium sp. yang telah berbunga. d. Keuntungan yang diperoleh dari segmen ini lebih besar daripada keuntungan yang diperoleb dari segmen lainnya. e. Resiko tanaman mati berkurang. Adapun konstruksi bangunan kebun (serre) terbuat dari pipa besi berukuran I Y. dan I inchi. Sedangkan konstruksi rak tanaman terbuat dari besi siku berukuran 3 mm dan 4 mm dengan ukuran rak, panjang 15 m, lebar 1,2 m dan tinggi 1
111.
Biasanya untuk I rak tanaman dapat memuat 300 pot tanaman siap jual dengan pot ukuran 18 cm. Pot yang digunakan oleh para petani untuk menanam tanaman anggrek remaja tersebut adalah terbuat dari tanah '!iat. Para petani responden mendapatkan tanaman remaja dari tempat penangkaran anggrek atau dari kavling lainnya di TAR bila dibutuhkan dalam waktu segera . Tanaman anggrek Dendrobium sp. remaja yang telah dibeli tersebut biasanya masih menggunakan pot tanab berukuran IS cm dengan media tanam yang digunakan adalab kaliandra. Setelah sampai ke tangan petani di TAR, tanaman remaja yang telah
44
didapatkannya tersebut diperbaharui dengan penggantian pot 15 cm ke pot 18 cm dan penggantian media tanam dari kaliandra ke media tanam arang. Dalam perawatannya juga sama dengan segmen lainnya. Tanaman anggrek remaja Dendrobium sp. tersebut memerlukan penyiraman dua kali sehari pada keadaan cuaca nonnal dengan menggunakan air sumur yang dimanfaatkan dengan menggunakan pompa, yaitu pada pagi hari sekitar pukul 08.00 dan pada sore hari sekitar pukul 16.00. Lain halnyajika dalam keadaan cuaca memdung atau hujan, maka penyiraman dilakukan secukupnya karena jika media terlalu basah akan menjadi sarang penyakit bagi tanaman itu sendiri. Kegiatan pemupukan dilakukan dua kali seminggu. Pemberian pupuk dapat diselingi dengan penyemprotan hama dalam waktu seminggu tersebut. Untuk tanaman anggrek remaja tersebut diberikan pupuk yang mengandung N, P dan K yang seimbang, misalnya Hyponex. Setelah tanaman rem:lja telah mengelnarkan tunas baru, pupuk yang digunakan adalah pupuk yang mengandung unsw· P tinggi yaitu Gaviota 67, Vitabloom dan lain sebagainya. Pemberian pupuk dengan merk tertentu untuk tanaman anggrek tersebut tergantw1g
pada tanaman anggrek dan
petani (memperhitungkan biaya yang dikeluarkan lebih murah atau mahal). Untuk mencegah hama dan penyakit tanaman maka dilakukan penyemprotan. Kegiatan penyemprotan dilakukan juga sebanyak 2 kali seminggu atau paling sedikit satu kali dalam seminggu. Penyemprotan dilakukan dengan menggunakan alat yang dinamakan sprayer yang diberi insektisida dan fungisida. Insektisida yang diberikan adalah regan, decis, curacron dan lain sebagainya, sedangkan fungisida yang
45
diberikan adalah Dithane M-45, Detin dan lain sebagainya. Untuk penyiangan dilakukan setiap hari karena banyalmya rwnput-rumput pengganggu yang tumbuh pada tanaman di sekitar pot atau rak. Untuk tenaga kerja, petani menggunakan tenaga kerja. luar keluarga dan tidak menggunakan tenaga kerja dalam keluarga. Rata-rata penggunaan tenaga kerja yang digunakan adalah 2 sampai 5 orang dengan jam kerja mulai dari pukul 07.00 san1pai dengan pukul 17.00 dengan waktu istirahat pukul 12.00. Meskipun waktu tersebut adalah waktu kerja, tetapi waktu tersebut adalah fleksibel sebagai petani yang tidak terlalu terikat dengan waktu kerja tersebut. Pekerjaan yang dilakukan oleh tenaga kerja tersebut meliputi penyiraman, pemupukan, penyemprotan, penyiangan, penggantian. pot dan media tanam sampai tanaman menghasilkan dan siap dipasarkan.
B. Analisis Pemasaran Tanaman Anggrek Dendrobium sp.
Pembahasan mengenai analisis pemasaran tanaman anggrek meliputi strulctur pasar, perilaku pasar, fungsi Jembaga pemasaran dan marjin pemasaran.
1. Struktur Pasar Struktur pasar antara Jain berkaitan dengan jumlah penjual dan pembeli, kondisi produk, serta kondisi keluar-masuk pasar. Berikut ini akan dibahas satu per satu mengenai dimensi yang berkaitan dengan struktur pasar tersebut.
a. Jumlah Penjual dan Pcmbeli Dalam penelitian ini diket1hui bahwa lembaga pemasaran yang terlibat dalam pendistribusian tanaman anggrek cukup banyak. Hal ini ditunjukkan climana petani
46
tanaman anggrek lJendrobium sp. ini harus melayani banyak pedagang pengumpul dan pedagang pengecer serta hobiis dalam saluran distribusi tanaman anggrek Dendrobium 1.p. di wilayah DKI Jakarta. Dari 30 petani tanaman anggrek Dendrobium sp. yang ada di TAR tersebut hampir setiap harinya mereka harus
melayani pedagang pengecer yang berbeda-beda dan hobiis, sedangkan untnk para pedagang pengwnpul yang berasal dari luar daerah Jakarta seperti Semarang, Solo, Cirebon dan luar pulau Jawa seperti Medari, Sulaewsi dan lain sebagainya hampir setiap minggu datang untuk membeli tanaman anggrek Dendrobium sp. pada setiap kavling langganannya.
b. Kondisi l'roduk
Tanaman anggrek Dendrobium, sp.
yang dijual oleh para petani di TAR
diantara para lembaga pemasaran mulai dari petani sampai dengan pedagang pengecer maupun hobiis tidak dibedakan dalam kualitas (untuk kualitas sama yang dilihat dari kondisi bulb atau batang tanaman anggrek, tinggi tanaman serta jenis tanaman anggrek Dendrobium sp. tersebut) hanya dibedakan dalam harga untuk para hobiis yaitu lebih mahal dari para pedagang pengumpul dan pedagang pengecer
karena pembeliannya relatif lebih sedikit dan tidak continue. Ada beberapa kavling yang menjual dengan harga yang berbeda untuk varietas yang sama yaitu lebih tinggi karena kondisi produknya juga berbeda yakni kondisi bulb yang lebih gemuk dengan tangkai bunga berjumlah lebih dari satu dan kelebihan lainnya.
47
Untuk para pedagang pengecer yang menjual kepada konsumen langsung membedakan tanaman anggrek Dendrobium sp. tersebut berdasarkan ada tidaknya bunga serta ·banyaknya bunga pada tanaman anggrek serta kondisi bulb atau batang tanaman anggrek tersebut (gemuk atau kurus).
c. Mudah Tidaknya Keluar wlasuk Pasar Mudah tidaknya pedagang barn untuk masuk ke dalam suatu pasar dapat dilihat dari tidak adanya hambatan bagi mereka untuk memasuki pasar anggrek tersebut. Penentuan harga anggrek di lokasi penelitian diserahkan sepenuhnya kepada mekanisme pasar yang terjadi dimana masing-masing lembaga pemasaran tersebut memiliki kebebasan untuk bersaing secara sehat. Para petani di lokasi penelitian ini bebas menjual produk anggrek pada lembaga pemasaran manapun. Berdasarkan kriteria penelitian di atas maka struktur pasar tanaman anggrek di lokasi penelitian cenderung mendekati pasar bebas (free market) dimana tiap petani bebas untuk berkompetisi dan bersaing untuk menjual tanaman anggreknya.
2. 11 erilaku Pasar Dalam penelitian ini perilaku pasar diamati melalui sistem pembentukan dan penentuan harga, sistem pembayaran, serta kerjasan1a yang terjadi diantara berbagai lembaga pemasaran yang terlibat. Selanjutnya akan dibahas :satu per satu ketiga sisi perilaku pasar tersebut.
48
a. Sistem Pembentukan dan Penentuan Harga Pembentukan dan penentuan harga tanaman anggrek Dendrobium sp. antara petani dengan konsumen atau hobiis, petani dengan pedagang pengnmpul dan petani dengan pedagang pengecer ditentukan dengan adanya tawar-menawar. Tawar-menawar ini seringkali dilakukan oleh 1ietani dengan pembeli insidental yaitu para hobiis yang baru pernah datang yang memiliki posisi lemah
dalam menentukan harga. Lain halnya dengan pedagang pengecer dan pedagang pengumpul yang sudah berlangganan pada kavling tertentu, mereka telah mengetahui harga yang telah ditetapkan oleh petani langganannya sehingga tanpa banyak buang waktu mereka langsung memilih tanaman anggrek Dendrobium
~p.
yang mereka
minati. Adapun harga yang ditetapkan oleh petani berbeda-beda. Untuk para hobiis harga tanaman anggrek Dendrobium sp. per pot lebih mahal dibandingkan dengan harga yang diberikan ke pedagang pengecer dan pedagang pengumpul. Barga jual yang te1jadi di TAR pada dasarnya terbentuk melalui sistem tawarmenawar. Walaupun terjadi penentuan secara sepihak (kepada pembeli pesanan hobiis), terkadang pada awalnya terlebih dahulu melalui sistem tawar-menawar. Hal
ini disebabkan karena transaksi yang dilakukan bukan atas dasar satu harga tertentu, melainkan pada berbagai macam tingkat harga. Adanya berbagai macam tingkat harga jual tersebut disebabkan petani dapat melakukan penawaran yang berbeda kepada pembeli. Alasan petani untuk melakukan penawaran yang berbeda kepada pembeli antara lain:
49
l. Tanaman anggrek Dendrobium sp. yang ditawarkan secara fisik berbeda-beda, baik jenis, ukuran, bentuk tanaman (dilihat dari batang I bulb) dan banyaknya tangkai bunga yang terdapat pada tanaman tersebut serta pelayanan (service) yang diberikan kepada konsumen. 2. Pembeli khususnya hobiis memiliki pandangan yang berbeda atas produk yang ditawarkan petani, misalnya ada pembeli yang menganggap suatu tanaman te11entu sangat bagus tetapi di sisi lain pembeli lain menganggapnya biasa-biasa saJa. 3. Petani menganggap bahwa pembeli khususnya pada hobiis memiliki kemampuan dan kesediaan membayar harga yang berbeda. Atau dengan kata lain petani dapat melakukan penawaran berbeda selain karena tanaman anggrek Dendrobium sp. yang ditawarkan berbeda, petani turut melihat segmen pembeli yang berbeda pula. Pe.rilaku pasar yang demikian juga menjelaskan bahwa pemasaran tanaman anggrek Dendrobium sp., khususnya tanaman anggrek ini cenderung mengarah kepada pasar persaingan monopolistik.
b. Sistem Pembayaran
Sistem pembayaran yang dilakukan oleh pembeli di TAR dapat dilakukan secara tunai maupun dengan sistem transfer. Pembayaran yang dilakukan oleh para konsumen hobiis dan pedagang pengecer secara tunai dan pembayaran yang dilakukan oleh pedagang pengumpul adalah secara tunai dan ada yang melakukan dengan sistem transfer melalui rekening petani. Pedagang pengumpul biasanya
50
.menghubungi petani 2-3 hari sebelumnya ke TAR dan biasanya pembayaran melalui transfer dilakukan sebelum tanaman dikirim dan biasanya yang melakukan sistem transfer adalah pedagang yang tidak datang langsung ke TAR. Lain halnya dengan · pedagang pengumpul yang juga menghubungi petani 2-3 hari sebelum kedatangallllya di TAR, biasanya petani Iebih senang bila pembayaran dilakukan secara tunai.
c. Kerjasama Antar Lembaga Pemasaran Berdasarkan hasil penelitian di lapang, hubungan dagang yang dilakukan antarn petani dengan pedagang pengumpul, petani dengan pedagang pengecer dan petani dengan hobiis di TAR telah menciptakan kerjasama yang cukup baik. Hal tersebut dapat dilihat dari hubw1gan dagang yang telah terjalin selama bertahun-tahun tanpa ada masalah yang berarti. Hubungan dagang yang cukup lama tersebut menumbuhkan rasa saling percaya antara keduanya (pe:tani dengan pedagang pengumpul ). Petani di TAR berusaha untuk memberikan tanaman anggrek Dendrobium sp. dengan kualitas yang baik dengan harga yang sesuai di pasaran, dan
pedagang pengwnpul juga berusaha menjalin hubungan yang baik tersebut yaitu dengan jalan tetap berlangganan dengan petani tersebut. Hubungan
dagang
yang
terpelihara
dengan
baik
tersebut
dapat
mengunlungkan kedua belah pihak. Petani akan mendapatkan pelanggan yang akan membeli tanaman anggrek dan pedagang pengumpul maupun pengecer dapat membeli dengan mudah, berkualitas baik dengan harga yang sesuai dari petani. Hubungan yang baik pula terjalin baik antara sesama petani kavling di TAR.
51
Persaingan antara petani tidak merugikan petani yang satu dengan petani yang lainnya, karena pelani menganggap persaingan tersebut hanyalah persaingan dagang biasa. Hal ini terlihat jika petani kekurangan suatu jenis bunga secara mendadak, petani tersebut akan membeli tanaman tersebut dari petani kavling yang lainnya. Selama ini diantara petani belum ada peristiwa yang mengganggu lmbungan dagang. Meskipun persaingan harga maupun produk diantara sdalu ada, petani tetap menganggap ha! tersebut sebagai persaingan dagang yang sehat.
3. Fungsi Pemasaran Pemasaran tanaman anggrek Dendrobium sp. di DKI Jakarta melibatkan beberapa Iembaga pemasaran, antara lain pedagang pengumpul (berasal dari luar Jaka1ta) dan pedagang pengecer (berasal dari Jakarta dan sekitarnya). Lembaga pemasaran tersebut menyalurkan tanaman anggrek Dendrobium sp. dari petani ke konsumen akhir dengan membentuk berbagai macam pola saluran pemasaran. Lembaga pemasaran yang terlibat dalam saluran pemasaran tersebut akan melakukan kegiatan dan fungsi-fungsi pemasaran yang berbeda pula. Adapun jalur-jalur pemasaran yang terjadi dalam pemasaran tanaman anggrek Dendrobium sp. di Taman Anggrek Ragwian tersebut adalah: Pola I : Petani -
Konsumen
Pola 11 : Petani- Pedagang Pengurnpul -
Pedagang Pengecer -
Pola Ill : Petani- Pedagang Pengecer- Konsumen
Konsumen
52
Lembaga pemasaran tanaman anggrek Dendrobium .1p. tersebut melakukan fungsifungsi pemasaran yang dapat dilibat pada tabel 5 berikut.
Tabel 5. Fungsi Pemasaran Pada Lembaga Pemasaran Tanaman Anggrek Dendrobium sp.
~1
I
Petani
Pedaga11g
Pedagang
Pengum1pul
Pengeeer
1.
Penjualan
./
./
./
2.
Pembelian
./
./
./
".
Pengolahan
./
PenY.impanan
./
./
./
Pengangkutan
./
./
./
.)
4. 5.
I J
I
I 6.
J
Grading dan Sortasi
,L7. .----····r-Penanggungan -·-····----·-.. Resiko
·-----------~--
IL.
8.
~~=·'~''''-==-"••·~=--== ~-~-~---..;-·--·~------
lnformasi Pasar
./
./
./
F~·~~-··~---~I ./ -
./
I
Sumber : Data Primer Setelah Diolah Penjelasan secara rinci dari tabel 5 di atas, yaitu:
*
Di tingkat petani, fungsi pemasaran yang dilakukan yaitu penjualan, pembelian, pengolahan, penyimpanan, pengangkutan, penanggungan resiko dan i11fom1asi pasar. Pembelian disini yaitu petani anggrek membeli bibit anggrek yang berusia 7 sampai 8 bulan dari tempat penangkaran anggrek. Pe:njualan yang dimaksud yaitu penjualan tanaman anggrek pada para pembeli. Pengolahan disini yaitu kegialan pengolahan seperli pemberian pupuk, media lanam, penyiraman, penanggulangan hama dan penyakit dengan insektisida clan fungisida serta penyiraman sampai tanaman anggrek berbunga dan siap dijual, sedangkan
53
penyimpanan
dilakukan
petani
selama anggrek tersebut belum terjual.
Pengangkulan dilakukan oleh petani apabila pelani
1111~mbeli
tanaman anggrek
remaja dari tempat penangkaran anggrek yaitu dengan menggunakan kendaraan. Mengenai informasi pasar, petani anggrek mendapatkannya dari pedagang atau petani lain yang telah menjual anggrek. Pada petani sedikit sekali terdapat fungsi penanggungan resiko karena tanaman anggrek yang dipasarkan terjual habis dalam satu periode produksinya terutan1a untuk anggrek yang sudah berbunga. Kemudian di samping itu pola penanganan dan perawatan yang intensif sangat mempengaruhi keadaan produk anggrek yang dihasi!kan sehingga serangan hama dan penyakit dapat ditanggulangi dengan baik.
*
Pedagang pengumpul hanya melakukan fungsi pemasaran seperti penjualan, pembelian, penyimpanan, pengangkutan, penanggungan resiko clan informasi pasar. Para pedagang pengumpul melakukan pembelian anggrek dari para petani dan menjual kembali pada pedagang pengecer dengan pengangkutan yang telah dimiliki atau melalui penyewaan. Informasi pasar pedagang pengumpul mendapatkannya dari para sesama pedagang pengumpul atau dari pedagang pengecer. Pada pedagang pengumpul sama seperti halnya petani walaupun fungsi penanggungan resiko ada tetapi sangat relatif kecil karena setelah anggrek tersebut sampai pada pedagang pengumpul kemudian anggrek tersebut dijual kern bali pada pengecer dalam waktu 2 hari sampai I minggu sehingga pedagang pengumpul fungsi penanggungan resiko kecil sekali karena waktu periode penjualannya yang sangal singkat.
54
* Pedagang pengecer melakukan fongsi pemasaran seperti penjualan, pembelian, penyimpanan, pengangkutan, sortasi, penanggungan resiko dan informasi pasar. Pedagang pengecer di sekitar Jakarta membeli tanaman anggrek dari petani di TAR dan untuk pedagang pengecer di Iuar Jakarta membelinya pada pedagang pengumpul di daerah mereka berada dan menjualnya pada konsumen Iangsung. Sclain itu pedagang pengecer melakukan fimgsi penyimpanan, pengangkutan, t:,'Tading dan sortasi, penanggungan resiko serta informasi pasar. Penyimpanan dilakukan selama tanaman anggrek belum laku terjual. Grading dan sortasi dilakukan karena keadaan tanarnan anggrek yang kurang baik yaitu rusak selama di perjalanan. Resilco tersebut ditanggung pedagang pengecer itu sendiri. lnformasi pasar didapatkan dari pedagang pengurnpul atau pedagang pengecer lai1mya.
4. Marjin Pcmasaran Marjin pernasaran adalah perbedaan harga yang terjadi antara Iembaga pemasaran yang satu dengan lembaga pemasaran yang Iainnya dalam saluran pemasaran komoditi yang sama. Atau dengan kata Iain marjin pemasaran merupakan selisih harga jual dan harga beli pada suatu Iernbaga pemasaran tertentu, dimana marjin pemasaran terdiri dari keuntungan yang diterima dan biaya pemasaran yang dikeluarkan lembaga pemasaran tersebut. Penelitian yang dilakukan memusatkan pada petani di TAR dengan pedagang pengumpul di daerah luar Jakarta dan petani dengan pedagang pengecer di Jakarta.
55
Oleh karena itu ma1jin pemasaran yang akan dianalisis adalah marjin pemasaran petani dengan pedagang pengumpul dari luar daerah Jakarta dan petani di TAR dengan pedagang pengecer dari Jakarta. Biaya pemasaran adalah biaya-biaya yang dikeluarkan lembaga pemasaran yang berhubungan dengan nsaha penjualan tanaman anggrek Dendrob ium sp., seperti biaya upah tenaga ke1ja, biaya sewa tempat, biaya transporlasi, biaya lain-lain, yang dihitung clalam saluan rupiah per pot. Keuntungan pemasaran merupakan keuntungan yang diterima lembaga pemasaran yang merupakan selisih antara marjin pemasaran clengan biaya pemasaran. a. Marjin Pemasaran Tanaman Anggrek De11drobium sp. dari Petani di TAR ke Konsumen Akhir di TAR dan Pedagang Pengumpul serta Pedagang Pengecer di TAR Petani di TAR dapat menjual langsung tanaman anggrek Dendrobium-nya pada konsumen akhir yaitu hobiis clan peclagang pengumpul serta pedagang pengecer. Biaya pemasaran untuk tingkat petani tidak ada karena petani tidak mengeluarkan biaya pemasaran seperti yang te1jadi pada pedagang pengumpul clan pengecer. Untuk lebihjelasnya clapat dilihat pada tabel 6 dan tabel 7 di bawah mi. Tabel 6. Marjin Pemasaran Tanaman Anggrek De11drobium sp. dari Petani di TAR ke Konsumen Akhir di TAR -·---·
..
-·--···~--------------.~.
Uraian Harga Pokok Produksi Biaya Pemasaran Keuntungan Harga Jual
- - · - - - '-:--·-:------·
------~.....,-~
-,--,,,..--,
Rp/Pot
%
I
9.764,45
65,096
5.235,55
34,904
-
..
15.000,00
.
100,00
56
Tabel 7. Marjin Pemasaran Tanaman Anggrek Dendrobium sp. dari Petani di TAR ke Pedagang Pengnmpul dan Pedagang Pengecer di TAR
,------· Harg~
Uraian
I
Pokok Produksi Biaya Pemasaran Keuntungan Har 'a Jual
-=r I I
Rp/Pot
T
'X.
I
9.764,45
78,12 !
2.735,55
21,88
12.500,00
100,00
- I'
b. Marjin Pemasaran Tanaman Anggrek Dendrobium sp. · dari Pedagang Pengnmpnl dari Lnar Daerah Jakarta ke Pedagang Pengecer di Lnar Daerah Jakarta Seperti yang telah disebutkan di atas, bahwa pedagang pengumpul yang membeli tanaman anggrek di TAR adalah berasal dari luar Jakarta yang kemudian menjualnya ke pedagang pengecer yang juga menjualnya ke konsumen akhir di daerah mereka berasal. Komponen biaya pemasaran yang dikeluarkan pedagang pengumpul adalah biaya upah tenaga kerja, transportasi, sewa tempat dan biaya lainlain. Komponen biaya tersebut dapat dilihat dalam tabel 8 beri.kut.
57
Tabet 8. Marjin Pemasaran Tanaman Anggrek Dendrobium sp. dari Pedagang Pengumpul ke Pedagang Pengecer di Lua1· Daerah Jakarta
I'
Komponen Marjin
Rp /Pot
%
. Harga Beli dari petani di TAR Marj in Pemasaran Biaya Pemasaran 1. Tenaga Ke1ja I L. Transportasi " Sewa Tempat J. 4. Lain-lain Keuntungan
·*
')
I
*
I'
I Harga Jual Rasio Keuntungan terhadap Biaya (JC /C)
12.500,00 5.000,00 1.406,25 291,67 708,33 156,25 250,00 3.593,75 17.500,00
I I
71,43 I 28,57 8,04 1,67 4,05 0,89 1,43 20,53 100,00 255,55
Biaya upah tenaga kerja adalah upah yang diberikan kepada kepada tenaga pembantu dimana tenaga pembantu tersebut mempunyai tugas sebagai tenaga penjual sekaligus sebagai tenaga dalam proses perawatan sementara selama tanaman anggrek tersebut belum terjual dalam waktu 2 hari sampai satu minggu oleh pembeli. Tenaga kerja pembantu tersebut satu sampai dua orang. Besarnya upah tenaga kerja berkisar antara Rp 100.000,00 sampai dengan Rp 150.000,00 per minggu. Biaya tenaga kerja didapat dari hasil pembagian antara biaya upah per minggu dengan jumlah tanaman anggrek yang ditangani selama satu minggu. Biaya upah tenaga kerja untuk tanaman anggrek De1idrobium sp. adalah Rp 291,67 per pot. Biaya transportasi adalah biaya yang dikeluarkan selama pembelian atau sekali angkut sebanyak tanaman yang dibeli dari TAR menuju daerah tujuan mereka
58
di luar Jakarta atau Jawa. Biaya yang dikeluarkan untuk satu kali angkut berkisar antara Rp 700.000,00 sampai dengan Rp 1.000.000,00. Biaya transportasi yang dikeluarkan pedagang pengumpul berkisar Rp 708,33 per pot Pedagang pengumpul menggunakan tempat penyimpanan sementara atau berupa kios untuk penampungan selama tanaman anggrek belum terjual selama 2 hari sampai dengan satu minggu. Biaya sewa selama satu bulan adalah Rp 500.000,00 sampai dengan Rp 1.000.000,00 per bulan untuk ukuran 50 sampai dengan 150
2
111
•
Biaya sewa tempat yang dikeluarkan pedagang pengumpul adalah berkisar Rp 156,25 per pot. Biaya lain-lain terdiri atas biaya telepon, listrik, perlengkapan, keamanan, kebersihan dan biaya lainnya yang tak terduga dalam proses pemasaran. Biaya lainlain tersebut per bulannya adalah sekitar Rp 200.000,00 sampai dengan Rp 300.000,00. Biaya yang dikeluarkan pedagang pengumpul berkisar antara Rp 250,00 per pot. Dalam perhitungan marjin ini dan solanjutnya tidak digunakan komponen biaya penyusutan karena kualitas tanaman anggrek tersebut adalah baik dan resiko kematian dianggap tidak ada. Sela1tjutnya dapat dilihat bahwa keuntm1gan yang didapat dari setiap pot tanaman anggrek Dendrobium sp. adalah Rp 3.593,75. Rasio keuntungan terhadap biaya pemasaran adalah 255,55 persen per pot. Hal tersebut mengandung arti bahwa untuk setiap satu unit biaya yang dikeluarkan, maka keuntungan yang diperoleh akan lebih besar dari satu biaya tersebut. Bila dilihat dari rasio keuntungan tersebut maka
59
untuk satu rupiah yang dikeluarkan pedagang bisa mendapatkan keuntungan sebesar Rp 2,55.
c. Marjin Pcmasaran Tanaman Aoggrek De1ulrobi11m sp. clari Peclagang Pengecer ke Konsumen Akhir cli Luar Daerah Jakarta Komponen biaya pemasaran tanarnan anggrek Dendrohium sp. dari pedagang pengecer di sekilar Jakarta yang rnembeli dagangannya dari pedagang pengumpul di luar daerah Jakarta terdiri atas: biaya upah tenaga kerja, transportasi, sewa ternpat dan biaya Jain-Jain. Secara jelas kornponen marjin dan nilainya tertera pada tabel 9 berikut 1111.
Tabcl 9. Marjin Pemasaran Tanaman Anggrck Dendrobium sp. dari Pedagang Pengecer kc Konsmnen Akhir di Luar Daerah Jakarta
----------------i----·~%
[-----
Komponen Marjin
Rp I Pot
I
.
.
Barga Beli dari pedagimg pengumpul Marjin Pemasaran ·1* Biaya Pemasaran 1. Tenaga Kerja 2. Transportasi .) " . Sewa Tempat 4. Lain-lain Keuntungan
I
*
Barga Jual
I Rasio K~untungan terhadap Biaya (JT ~~
17.500,00 7.500,00 3.150,00 1.400,00 750,00 750,00 250,00 4.350,00
70,00 30,00 12,60 5,60 3,oo 3,00 1,00 17,40
25.000,00
100,00 138,10
I
I
Biaya upah tenaga kerja adalah upah yang diberikan kepada kepada tenaga pembantu dimana tenaga pembantu tersebut mempunyai tugas sebagai tenaga peajual
60
sekaligus se.bagai tenaga dalam proses perawatan sementara selama tanaman anggrek tersebut belum terjual dalam waktu I hari sampai satu minggu oleh pembeli. Pedagang pengecer tidak mengeluarkan biaya upah tenaga. kerja karena rata-rata pedagang menjual dan merawat anggreknya seorang diri dan ada juga yang menggunakan satu orang tenaga kerja luar keluarga selama tanaman anggrek tersebut belum !erjual. Besarnya upah tenaga kerja berkisar antara RplS.000,00 sampai dengan Rp 25.000,00 per hari. Biaya tenaga kerja didapat dari hasil pembagian antara biaya upah per minggu dengan jumlah tanaman anggrek yang ditangani selama satu minggu (biasanya untuk
te~jual.
Biaya sewa selama satu bulan adalah Rp 200.000,00
sarnpai dengan Rp 300.000,00 per bulan untuk ukuran 50 sampai dengan 100 Biaya sewa yang dikeluarkan adalah berkisar Rp 750,00 per pot.
1112 •
61
Biaya lain-lain terdiri alas biaya telepon, listrik, perlengkapan, keamanan, kebersihan dan biaya lainnya yang tak terduga dalam proses pemasaran. Biaya lainlain yang dikeluarkan selama satu bulan tersebut sekitar Rp 100.000,00. Biaya yang dikeluarkan pedagang pengumpul berkisar antara Rp 250,00 per pot. Dalam perhitungan marjin ini tidak digunakan komponen biaya penyusutan karena kualitas tanaman anggrek tersebut adalah baik dan resiko kematian dianggap tidak ada. Selanjutnya dapat dilihat bahwa keuntungan yang didapat dari setiap pot tanaman angb>rek Dendrobium sp. adalah Rp 4.350,00. Rasio keuntungan terhadap bi aya pe111asaran adalah 138, JO persen per pot. Hal tersebut mengandung arti bahwa untuk setiap satu unit biaya yang dikeluarkan, rnaka keuntungan yang diperoleh akan lebih besar dari satu biaya tersebut. Bila dilihat dari rasio keuntungan tersebut rnaka untuk satu rupiah yang dikeluarkan pedagang bisa mendapatkan keuntungan sebesar Rp 1,38. Dari rasio iersebut dapat diketahui bahwa keuntungan yang diperoleh oleh pedagang pengecer tergolong kecil jika dibandingkan oleh pedagang pengumpul.
d. Marjin Pemasaran Tanaman Anggrek De11drobium sp. dari Pedagang
Pengecer di Jakarta ke Konsumen Akbir di Jakal'ta Komponen biaya pemasaran lanaman anggrek Dendrobium .1p. dari pedagang pengecer di sekitar Jakarta yang membeli dagangannya dari petani di TAR terdiri atas: biaya upah ienaga ke1ja, transportasi, sewa tempat dan biaya lain-lain. Secara jdas kornponen ma1ji11 dan nilainya tertcra pada tabel 10 berikut ini.
62
Tabel 10. Marjin Pemasaran Tanaman Anggrek De11drobium sp. dari Pedagang Pcngecer ke Konsumcn Akhir di .Jakarta
,---·· I
1-
-------------·-r
Komponcn Marjin
.
Barga Beli dari petani di TAR Marjin Pemasaran Biaya Pemasaran 1. Tenaga Kerja 2. Transportasi ' 3. Sewa Tempat 4. Lain-lain Keuntungan
1* I
*
I Barga Jual !
lRasio Keuntungan terhadap Biaya (JL /C)
I '
·x.
Rp I Pot
12.500,00 7.500,00 3.500,00 1.166,66 666,67 666,67 1.000,00 4.000,00
62,50 37,50 17,50 5,84
.
20.000,00
3,331 3,33 5,00 20,00 ·100,00
I
I'
114,291
Biaya upah tenaga kerja adalah upah yang diberikan kepada kepada tenaga pembantu dimana tenaga pembantu tersebut mempunyai tugas sebagai tenaga penjual sekaligus sebagai tenaga dalam proses perawatan sementara sdama tanaman anggrek tersebut belum terjual dalarn waktu 1 hari sampai satu minggu oleh pembeli. Pedagang pengecer tidak rnengeluarkan biaya upah tenaga kerja karena rata-rata pedagang menjual dan merawdt anggreknya seorang diri selama tanaman anggrek tersebut belum terjual. Besarnya upah tenaga ke1ja berkisar antara Rp 5.000,00 sampai dengan Rp 10.000,00 per hari. Biaya tenaga kerja didapat dari hasil pembagian antara biaya upah per minggu dengan jumlah tanaman anggrek yang ditangani selama satu minggu (biasanya untuk dua kali pernbelian). Biaya upah tenaga kerja untuk tanarnan anggrek Dendrobium 1>p. adalah Rp 1.166,67 per pot.
63
Biaya transportasi adalah biaya yang dikeluarkan selama pembelian atau sekali angkut sebanyak tanaman yang dibeli dari TAR menuju daerah tujuan mereka di sekitar Jakarta. Biasanya mereka mengangkut dengan menggunakan motor atau mobil angkot. Biaya yang dikeluarkan untuk satu kali angkut berkisar antara Rpl0.000,00 sampai dengan Rp 30.000,00. Biaya transpmtasi yang dikeluarkan pedagang pengumpul berkisar Rp 666,67 per pot. Pedagang pengecer menggunakan tempat penyimpanan sementara atau berupa kios di depan rumahnya untuk penampungan selama tanaman anggrek belum terjuaL Biaya sewa selama satu bulan adalah Rp 75.000,00 sampai dcngan Rp 100.000,00 per bulan untuk ukuran JO sampai dengan 20 m2 • Biaya sewa te:mpal yang dikeluarkan pedagang pengecer adalah Rp 666,67 per pot. Biaya lain-lain terdiri atas biaya telepon, Iistrik, perlengkapan untuk menjajakan tanaman anggrek (keliling) dan biaya lainnya yang talc terduga dalam proses pemasaran. Biaya yang dikeluarkan pedagang pengmnpul berkisar antara Rp 1.000,00 per pot. Dalam perhitungan marjin ini tidak digunakan komponen biaya penyusutan karena kualitas tanaman anggrek tersebtit adalah baik dan resiko kematian dianggap tidak ada. Selanjutnya dapat dilihat bahwa keuntnngan yang didapat dari setiap pot tanaman anggrek Dendrobium sp. adalah Rp 4.000,00. Rasio keuntut1gan terhadap biaya pemasaran adalah 114,29 persen per pot. Hal tersebut mengandtmg arti bahwa tmtuk setiap satu unit biaya yang dike! uarkan, maka keuntungan yang diperoleh akan
64
lebih bcsar dari satu biaya terscbut. Bila dilihat dari rasio keuntungan tersebut maka untuk satu rupiah yang dikeluarkan pedagang bisa mendapatkan keuntungan sebesar Rp 1,14. Dari rasio tersebut dapat diketahui bahwa ketmtungan yang diperoleh oleh pedagang pengecer di Jakarta dan sekitarnya tergolong kecil jika dibandingkan oleh ·.
pedagang pengumpul clan pedagang pengecer di luar daerah Jakarta.
e. Analisis Penyebaran Marjin Analisis penyebaran maijin dilakukan untuk melihat besarnya penyebaran biaya dan keuntungan pada setiap lembaga pemasaran melalui perhitungan marjin pemasarannya. Selain itu analisis ini dilakukan untuk mengatahui farmer ·s share atau persentase harga jual di tingkat petani terhadap harga yang diterima konsumen akhir. Dalam analisis penyebaran marjin ini, akan dianalisis jalur pemasaran utama yang melibatkan petani, pedagang pengumpul, pedagang pengecer clan konsumen akhir. Pacla label 11 clan 12 tampak bahwa marjin pemasaran pada tiap lembaga pemasaran untuk tanaman anggrek Dendrobium sp. yang diamati hampir merata. Perbedaan matj in pernasaran pacla setiap lembaga pemasaran yang te1:iadi karena perbedaaan biaya yang harus dikeluarkan dan keuntungan yang diarnbil oleh masing-masing lembaga tersebut akibat dari perbeclaan fungsi-fungsi yang dilakukannya. Marjin pemasaran terbesar terjadi pada pedagang pengecer di Jakarta dan luar daerah Jakarta.
65
Tabel 11. Analisis Penyebaran Marjin Pemasaran Ta11ama11 Anggrek Dendrobium sp. dengan Pasar Acuan di Luair Daerah Jakarta, Mei -Juni 2004 .----~~·-~~--~""•--~~>••-•~·~•-•M~~~~-"--~-~~==~·~=->
Uraian I Komponen
-,_,_~==•o=c•••=~==w<•••=~-==-"°='='"00=,-~~o=="="·~-==--=><1
Rp I Pot
%
Petani di TAR HPP Biaya Pemasaran Keuntungan Harga Jual
9.764,45
39,06
2.735,55 12.500.,00
10,94 50,00 *
12.500,00 5.000,.00 1.406,25 3.593,75 17.500,00
50,00 20,00 5,63 14,37 70,00
17.500,00 7.500,00 3.150,00 4.350,00 25.000,00
70,00 30,00 12,60 17,40 l 00,00
25.000,00
J00,00
Pedagang Pengumpul Barga Beli dari petani di TAR Marjin Pemasaran Biaya Pemasaran Keuntungan Barga Jual
* *
Pedagang Pengccer Harga Bdi
Marjin Pemasaran
* Biaya Pemasaran *Keuntungan Harga Jual
I Konsumen Akhir
LHar~-a yang diterima Keterangan:
I ·-·--------
I
* Nilai Farmer's Share
Pada pasar acuan luar daerah Jakarta, secara relatif pedagang pengecer mengambil marjin terbesar yaitu Rp 7.500,00 atau 30,00 persen. Marjin pemasaran terendah terjadi pada petani di TAR yaitu Rp 2.735,55 atau 10,94 persen pada pasar acuan luar daerah Jakarta. Nilaifcmner's share pada pasar acuan luar daerah Jakarta adalah 50,00 persen.
66
Pada pasar acuan di luar daerah Jakarta, dapat dilihat bahwa keuntungan tertinggi diperoleh oleh pedagang pengecer yaitu Rp 4.350,00. Namun demikian keuntungan yang diperoleh pedagang pengecer tersebut ini tidak terlalu besar dibandingkan dengan pedagang pengumpul yaitu Rp 3.:593,75 karena volume penjualan yang relatif lebih sedikit. Namun jika dilihat dari biaya pemasaran, merekalah yang paling banyak menanggung resiko dalam
pr~masaran.
Lain halnya
dengan pedagang pengumpul yang mendapatkan keuntungan lebih kecil daripada pedagang pengecer karena volume penjualan mereka yang besar sehingga dapat memperoleh keuntungan yang besar pula.
Tabel
12.
Analisis
Penyebaran Marjin Pemasaran Ta11ama11 Anggrek Dendrobium sp. dengan Pasar Acuan di Daernh Jakarta, Mei- Juni
2004
I
Uraian I Kompm1en
Rp/Pot
%
Pctani di TAR
HPP
9.764,45
48,82
Biaya Pemasaran Keuntungan Harga Jual
2.735,55 12.500,00
13,68 62,50*
Pedagang Pengecer Harga Beli Marj in Pemasaran *Biaya Pemasaran * Keuntungan Harga Jual
12.500,00 7.500,00 3.500,00 4.000,00 20.000,00
62,50 37,50 17,50 20,00 100,00
Konsu men Akbir Harga yang diterima
20.000,00
100,00
---·· Keterangan : * Nilai Farmer's Share
.L---------~~--------'
67
Dari sejumlah lernbaga pemasaran yang terlibat dalam pemasaran tanarnan anggrck Dendrobium sp., pedagang pengecer adalah pengarnbil rnarjin tertinggi. Harga jual yang tinggi tersebut akibat dari biaya pernasaran yang relatif lebih rnahal yang diakibatkan volume pernbelian yang relatif kecil dalarn setiap pembelian dibandingkan dengan volume pembelian yang dilakukan oleh pedagang pengumpul yaitu dalam partai besar. Pada pasar acuan di Jakarta, pedagang pengecer rnengambil marjin terbesar yaitu Rp 7.500,00 atau 37,50 persen. Marjin pemasaran yang diterima petani yaitu 2. 735,55 atau sekitar 13,68 persen dan nilai fi1rmer 's share pada pasar acuan Jakarta adalah 62,50 persen. Pada pasar acuan di Jakarta, pedagang pengecerh1h yang paling tinggi memperoleh keuntungan yaitu Rp 4.000,00. Namlll1jika dilihat dari biaya pemasaran, merekalah yang paling ban yak menanggung resiko dalam pernasaran. Saluran pemasaran yang paling efisien adalah rantai. pemasaran II dengan lembaga perantara pedagang pengumpul dari daerah. Marjin pemasaran yang tinggi dianggap sebagai indikator belum efisiennya sistem pemasaran, namun tingginya marjin akibat derajat pengolahan yang tinggi sehingga bcrakibat meningkatnya kepuasan konsumen dianggap lebih efisien dan efisiensi pemasaran dapal tercapai apabila sistem pemasaran mampu memberikan keU11tungan yang adil bagi semua lembaga pemasaran yang terlibat. Kontribusi lembaga pemasaran tersebut dapat berupa: ( l) petani berupa jasa perawatan tanaman anggrek pada kavling, (2) pedagang pengumpul berupa biaya transportasi, memberi kemudahan bagi konsumen
68
di daerah luar Jakarta akan komoditi ini dan penanggungan resiko, (3) pedagang pengecer berupa penyedia komoditi lanaman anggrek sesuai kebuluhan konsumen dan kemudahan bagi konsurnen untuk mernperoleh tanarnan anggrek tersebut. Pedagang pengumpul biasanya membuat standar efisiensi sesuai dengan biaya dan 1asa pemasaran yang dikeluarka11 oleh mereka dalam proses pemasaran. Pedagang pengecer biasanya membua! standar efisiensi keuntungan berdasarkan volume barang dagangannya dan kebutuhan hidup keluarganya. Konsumen akhir membeli tanaman anggrek pada tempat yang dianggap paling efisien sesuai dengan kebutuhannya. Konsumen rumah tangga yang dekat dengan daerah pembelian (TAR) dan merasa akan lebih puas dengan hasil pembeliannya .akan memilih untuk mernbeli dari petani di TAR karena kepuasan akan tanaman anggrek yang beragam juga harga yang lebih murah yang akan didapatkannya. Lain halnya dengan konsumen rumah tangga yang menganggap lebih efisien apabila mereka membeli melalui pedagang pengecer atau yang men1ajaka11 keliling daerah rumah mereka karena menurut mereka lebih menghemat waktu dan biaya dibandingkan hams membeli ke petani langsung dengan volume pembelian yang relatif sangat sedikit.
69
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Pemasaran tanarnan anggrek di DK.I Jakarta melibatkan lembaga-lembaga · pemasaran, yaitu pedagang pengumpul (dari luar daerah Jakarta), pedagang pengecer (dari luar daerah Jakarta) dan pedagang pengecer (dari Jakarta dan sekitarnya). Lembaga pernasaran tersebut rnenyalurkan tanaman anggrek Dendrobium sp. tersebut dari produsen (petani di TAR) kepada konsumen akhir dengan rnembentuk dua pola saluran pemasaran. Berdasarkan pola-pola saluran pemasaran yang ada, diketahui bahwa petani di TAR hams dapat memenuhi kebutuhan akan ta11a111a11 anggrek dari Jakarta dan sekitarnya serta berbagai daerah di luar Jakarta seperti Solo, Cirebon, Semarang, Medan dan lain sebagainya. Struktur pasar pada pemasaran tanaman anggrek di DKI Jakmia cenderung mengarah pada persaingan monopolistik. Hal tersebut dapat dilihat dari jumlah penjual dan pernbeli yang banyak, petani dapat melakukan penawaran yang berbeda kepada segmen pembeli dengan produk fisik yang ditawarkan dibedakan menurut kualitas I kondisi produk (kondisi tanmnan dan kondisi bunga) dan service yang ditawarkan. Selain itu, persaingan monopolistik juga dapat dilihat dari perilaku pasarnya, antara lain melalui sistem pembayaran dan penentuan harga yaitu secara tunai dan tawar-menawar yang diajukan petani I penjual pada pembeli. Kerjasama antar lembaga pemasaran atau antar sesama petani di TAR dalam keadaan baik. Hal
70
tersebut dapat dilihat dari hubungan dagang yang cukup Jama tanpa masalah yang berarti dan terbentuknya rasa saling percaya diantara mereka. Marj in pemasaran pada tiap lembaga pemasaran tersebut hampir merata. Pedagang pengecer mengambil marjin terbesar yaitu Rp 7.500,00 atau 30,00 persen pada pasar acuan di luar daerah Jakarta. Marjin pemasaran terendah terjadi pada petani di TAR yaitu Rp 2.735,55 atau 10,94 persen pada pasar acuan luar daerah Jakarta. Nilai farmer's share pada pasar acuan luar daerah Jakarta adalah 50,00 persen. Pada pasar acuan di Jakarta, pedagang pengecer mengambil marjin terbesar yaitu Rp 7.500,00 atau 37,50 persen. Mmjin pemasaran yang diteiima petani yaitu 2.735,55 atau seki!ar 13,68 persen dan nilaifarmer's share pada pasar acuan Jakarta adalah 62,50 persen. Penyebaran marjin yang merata ini menunjukkan bahwa dari sisi operasional pemasaran tanaman anggrek di DIG Jakarta telah efisien. Saluran pemasaran yang paling efisien adalah rantai pemasaran II dengan lembaga perantara pedagang pengumpul dari daerah. Marjin pemasaran yang tinggi dianggap sebagai indikator belum efisiennya sistem pemasaran, namun tingginya marjin akibat derajat pengolahan yang tinggi sehingga berakibat meningkatnya kepuasan konsumen dianggap lebih efisien dan efisiensi pemasaran dapat tercapai apabila sistem pemasaran mampu memberikan keuntw1gan yang adil bagi semua lembaga pemasaran yang terlibat.
71
B. Sarnn
Petani tanaman anggrek di TAR sudah seharusnya meningkatkan kekuatan tawar-menawarnya terhadap pedagang dengan bersedia · meningkatkan kualitas tanaman anggrek mereka sehingga memiliki nilai jual yang lebih baik dari sebelumnya dan petani akan mendapatkan farmer's share yang Iebih tinggi. Begitu pula dengan pedagang pengumpul clan pengecer dari daerah di luar Jakarta agar mereka dapat meningkatkan kualitas tanaman anggrek mereka dengan lebih meminimalisir biaya pemasaran mereka selama dalam proses pemasaran dengan mencoba untuk memperluas pangsa pasar mereka. Bagi pedagang pengecer di Jakarta, mereka hams dapat memperhitungkan biaya yang mereka keluarkan selama proses pemasaran berlangsung dan tetap memenuhi kepuasan pelanggan mereka dengan harga yang sesuai dengan kualitas tanaman mereka. lnstansi terkait yaitu Dinas Pe11anian DKI Jakarta melalui Taman Anggrek Ragunan haruslah dapat meningkatkan fungsinya dalam memberikan informasi kondisi pasar dengan cepat, dapat memberikan penyuluhan dan pembinaan khususnya mengenai proses pemasaran yang melibatkan banyak lembaga pemasaran tersebut.
72
DAFTARPUSTAKA
Aisah, Siti. Analisis Kelayakan Usaha Florist di Pusal Promosi dan Pemasaran Bunga .·· Tanaman Hias, Rawa Belong, Jakarta. [Skripsi] (Bogor: IPB, Fakultas Pertanian, 2002) Amal dan Syamsinar. Analisis Efisiensi dan Saluran Pemasaran Jkan Ekor Kuning (Coesio erytrogoste1) dari Kota Kendari ke Jviakasar. Majalah Ilmiah Agriplus, Xlll, 36 (Mei, 2003 ), ha! 119 - 130. Harsono, Tri Muchdi. Analisis Faktor-Faktor yang A1empengaruhi Jumlah Pembelian Konsumen Terhadap Anggrek (Studi Kasus di TAR, Pasar J\1inggu, Jakarta Selatan). [Skripsi] (Bogor: IPB, Fakultas Pertanian, 2002) Kompas tanggal 10 September 2001. Bisnis Anggrek iV!enja11Jikan. Jakarta. Kotler dan Amstrong. Dasar-dasar Pemasaran. (Jakarta: PT Indeks, 2004), Edisi kesembilan, Jilid I Kusumawardhanie, Bintaii. Analisis Strategi Pemasaran Bunga Anggrek di Taman Anggrek Indonesia Permai (IAIP) Jakarta. [Skripsi] (Bogor: IPB, Fakultas Pertanian, 2003) Limbong, W.H. dan Sitorus, P. Pengantar Tataniaga Pertanian. (Bogor: Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian, IPB, 1985) Safitri, Dwi Ria. Analisis Efisiensi Pemasaran Pupuk Urea (Studi Kasus Pemasaran l' USRI Daerah Jawa Timw) (Bogor: Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian, !PB, 2002) Sandra, Edhi. Jvfembuat Anggrek Rajin Berbunga. (Jakaita: PT.Agromedia Pustaka, 2002)
Sarwono, 8 .. Jv!enghasilkan Anggrek Polvng Kualitas Prima. (Jakarta: PT Agromedia Pustaka, 2002) Trubus No. 389. April 2002. Tahun .X'XXIII. Dendrobium Untung dalam 4 Bulan. PT Trubus Swadaya. Hal. 10-13. Windiana. Analisis Efisiensi Pemasaran Angs,'rek Potong di DKI Jakarta, Studi Kasus: PIJ,)1'2BTH Rawa Belong, Pasar Bunga Barito dan Pasar Bunga Cikini. [Skripsi] (Bogor: IPB, Fakultas Pertanian, 2001)
LAl\tIPIRAN
73
lam pi ran I Gambar Lokasi Penelitian
RUMAH PENDUDUK GED UNG MILfK KE.TAKSAAN AGUl'>JG
---~
~\:42 31
29.r 27 25 23 21
...
- - - - 11' 2 PEMAKAMAN
~
VI
3_,
\
35
28
41
34
30 \ 32
f--.--___26 24 22 20
19 17
18
15 13
16 14
11
12
9
10
7 5 I
8 6
Parkir
40
u
+
4 2 GOR RAG UNAN
II
KEBUN BINATANG RAGUNAN
II
Keterangan: I : kantor pemasaran 11, 19, ,,9, 40 dan 41 . kavlmg petam responden 0
-
Par-
43kir
No. A.
Keterangan
I Unit l. , Penjualan Rata-rata I Tota! Penerirnaan
B.
Biaya Tetap Sewa Kavling Upah Tenaga Kerja
l. 2. I
c. l. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Total
Penyusutan Alat Serre dan rak faring atau paranet Pompa air Selang air I Bak pemupukan Gunting stek Pompa sprayer Gerobak Total
D.
I Biaya variabel
l. 2. , 3. 4 .. 5. 6. 7.
I
Bibit tanaman remaja Pot Media tanam Pupuk Pestisida dan fungisida Biaya listrik Biaya telepon
I Total
l Pot (Rp)
I I
I
!
I
Resnonden 3
Satuan 2
5
4
I
6.ooo
I!
6.000
90.000.000
I
90.000.000
I
6.000 I
6.000
90.000.000 I
90.000 ooo
300.000 4.200.000
300.000 3.000.000
I I
I
!
I 90.000.000 I 6.000
I (Rp) (RpJ (Rp)
300.000 4.200.000 '
4.soo.ooo
300.000 3.600.000
I
I I
I I
I
367.422,22 133.333,34 ' 116.666,66 6.000,00 I 13 .333,34 8.333,34 i 10.000,00 50.000,00
I I
(Rp)
105.088,90
(Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)
48.ooo.ooo 3.000.000 1.200.000 300.000 500.000 300.000 300.000
I I
3.900.000
4.500.000
3.300.000
I
I
I
I
II
90.000.000
I
I
450.000.000
I
I
I
i
uoo.ooo I 18.000.000
300.000 3.600.000
i
3.300.000
i
19.500.000
3.900.000
I
I
347.222,22 133.333,34 116.666,66 6.000,00 15.000,00 l l.250,00 11.666,66 50.000,00
555.555,541 133.333,34 116.666,661 6.000,00 15.000,00 l l.250,00 10.000,00 50.000,00
555.555,54 133.333,34 116.666,66 6.0oo,oo I 13333,341 8.333,34 10.000,00 I 50.000,00
2.381.332,8 476.266,56 666.666,7 133.333,34 583.333,3 , l 16.666,66 30.000,00 6.000,00 70.000,02 14.000,00 50.416,68 10.083,33 51.666,66 10.333,33 250.000,00 50.000,00
896.138,88
691.!38,88
897.805,54
893.222,22
4.083.394,4
48.000.000 3.000.000 1350.000 500.000 600.000 300.000 500.000
48.000.000 3.000.000 uoo.ooo 300.000 500.000 500.000 450.000
I 48.000.000 I
I
i
000
555.555,54 133.333,34 116.666,66 6.000,00 13.333,34 l l.250,00 10.000,00 50.000,00
I
I
I
30.000
I
I (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)
300.000 3.000.000
'""',~~I -~ ~"""
..
I
3 000 000 u5o.ooo 300.000 400.000 200.000 300.000
I
48 000.000 3 000.000 l.300.000 400.000 600.000 300.000 300.000
I I I
240.000.000 15.000.000 6.500.000 l.800.000 2.600.000 l.600.000 1.850.000
Total biaya (A+B+C)
(Rp) (Rp)
53.600.000 58.805.089
54.250.000 59.046.139
54.050.000 59.241.!39
53.550.000 57.747.806
53.900.000 58.093.222
269.350.000 292.933.395
Keunt,,nrran Keuntungan I pot
IRn) (Rp)
31.194.911 5.199,15
30.953.861 5.158,97
30.758.861 5.126,47
32.252.194 5.375,36
3 l.906.778 5.317,79
157.066.605 26. 177, 74
816.678,8s
i
I
48.000.000 3.000.000
1.300.000 360.000 520.000 320.000 370.000 53.870.000 58.586.679
I
31.413.32! ! ~ 5.235,55
75
Tabel Lampiran 3. Data Penjualan Tanaman Anggrek dan Tanaman Hias di Taman Anggrek Ragunan selama Bulan April 2004 '
jNo-.f:i-e1-1i-s 'fa-na-·111an
I
I
I
-1----------
~---·-
-~ Dendrobiun1
2. 3.
____
------···-
Cattleya -i---
f-
LVanda
~- [_ Botolan/ Kom pot
2__Lrana~nan I:Iias
--"·
\ Total i
-
2500
Phalaenops'JS
4.
7275 100
-·--~--···-
5.
--
[ Oncidium
_,_
~-
'
Minggu
Minggu
Minggu
II
Ill
7300
7185
75
80
2480
Minggu
Jumlah
IV
Penjualan
f--·
7000
28760
JOO
355
9975 2500 ------- - - - - 82 25 20
2495
- · f - - - -..- -
22
15
2JO
200
215
175
800
10
12
8
10
40
5300
5200
5250
5275
21025
15417
15282
15258
15080
61037
-·--
Sumber-. Kantor Pemasaran Taman Anggrek Ragunan 2004
76
Tabel lampiran 4. Data Jumlah Pengunjung Taman Anggrek Ragunan selama Bulan April 2004
No. !-D;;-'ftar --·----,Minggu
~
[ Pengunjung
I
I
Minggu
'
II
45 1-
1-:--1.-1=i~bbies---==7 s ~1
2-.., -Pedagan_g__
--
----~--------
3. · Wisa!awan
-·-- - · - - - ·
25 '
I Minggu
-Minggn
TV
lll Bo 47
26
70 44 -- - · - - ---
25
..._L________· - - - 1 - - - - - 1 · - - - - - - + - - - - 4.
I Penel itian/
I Survey/PKL,
I Studi
28
15
20
-
Jumlah
..
77
-45 -24
··-
305
181 -100
·---
6
69
8
25
'. Bandmg
I MHS/ Stswa
I Aso~asi/ I~sta~~ !----~.-------~5---1~-··---_-_-_-_7~+-----------_-_s:_·-· 164 1.
Total
1 _ j ___· - - - ·
181
··----
175
-·---------'-----L--
SumbL:r: Kantor Pernasaran Taman Anggrek Ragunan 2004
160
680 ---
77
Tabel Lampiran 5. Kegiatan Taman Anggrek Ragunan selamn Bulan April 2004
---
~~~··· o. / .lenis Keg1atan
----·-···· Minggu -Minggu
I
I
--1-----------I Pernwatan/
II
--~-
Minggu
Minggu
III
IV
ll
Ket.
· - - - - · - r----------
Setiap Hari
i Pemeliharaan 1 1
.,/
(Kebcrsihan)
.,/
.,/
.,/
I
I Kawasan TAR >---::--+-------·----2.
i
I
.
~-
Keamanan
Setiap Hari
i (Pengamanan) -·--··-
3.
·-·--·-----~~--
Pendataan
..;
.,/
Kawasan TAR ...
___..,
.,/
--·-·-··
----··~---
.,/ ~~-~--~-·--··-
..-
-
--·-
Setiap Hari
(Pencatatan)
I
I
I Penj ualan 1
.,/
I
Pelayanan
. lnformasi
dan
I Lain-Lain
+ .,/
Sen in
.,/
.,/
.,
Sabtu
.
Pameran
Taman Anggrek
Semanggi .,/
, Pembimbing /petugas,
I Penelitian,
STTP, .,/
.,/
Stu di
I Banding ~--.l Mahasiswa/siswa
Expo Mahasiswa
PKL,
Survey, I
s/d
Mempromosikan
Ragunan
6.
.,/
I
Tanaman kepada
1'1""g>mj"''B 5.
.,/
.,/
.,/
j
Sumber: Kantor Pemasaran Taman Anggrek Ragunan 2004
.,/
UNI LA
78
Tabel Lampiran 6. Jenis dan Harga Jual Anggrek Dendrobium sp. yang diteliti di TamanAnggrek Ragunan
rN;:-[····--·--··.. :---.-·-. .o. Jems Vanetas
--~-·-----------
Barga Jual
1 ,
r - - -----··---·-------------' 1 i A- 2000 ! Bertha Chong 2
Rp. 12.500 Rp. 15.000
.)
-
Sakura White
Rp. 12.500
4
Kiyosi fzumi
Rp. 12.500
5
Green One
Rp. 15.000
6
Fatahillah -!.~.--------------·
Rata - rata Sumber: Data Primer Setelah Diolah
Rp. 15.000
==J
-----1-------
Rp. 13.750
79
Lampiran 7. Gambar Tanaman Anggrek Remaja Dendrobium 1>p.
Lampiran 8. Gambar Proses Pengangkutan Tanaman Anggrek Dendrobium sp. ke Dalam Truk
80
Lampiran 9. Gambar Tanaman Anggrek Dendrobium sp. Berbunga dan Siap dijual Uenis Bertha Chong).
81
Lampiran 10. Garn bar Tanaman Anggrek Dendrobium sp. Berbunga dan Siap dijual Genis Fatahillah).