ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PADA WID FLORIST BOGOR
SKRIPSI
VITA NOVIANTHI (H34087030)
DEPARTEMEN AGRBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011
RINGKASAN VITA NOVIANTHI Analisis Strategi Pemasaran Pada Wid Florist Bogor. Skripsi Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan HARMINI). Tanaman florikultura, khususnya bunga potong (cut flower) merupakan komoditi yang sangat khas, di mana para pengusaha dituntut untuk lebih memberikan perhatian khusus dalam pengusahaannya yang didasarkan atas ketrampilan seni, ketrampilan dalam hal penguasaan teknologi budidaya dan kemampuan dalam memperdagangkan hasil produksi. Salah satu usaha yang menjual keindahan bunga potong adalah usaha Florist. Salah satu florist yang ada di Kota Bogor adalah Wid Florist yang terletak di Jalan Salak, Wid Florist merupakan florist yang meyediakan bunga potong dan pemesanan rangkaian bunga, kios tempat Wid Florist menjual produknya memiliki konsep yang mewah dan elegan. Wid Florist adalah satu-satunya florist di Kota Bogor yang menawarkan konsep kios yang berbeda dengan florist-florist lainnya yang ada di Kota Bogor. Produk bunga potong yang dijual di Wid Florist tidak hanya bunga lokal, akan tetapi juga menjual bunga impor dan bunga potong musiman Hal menarik dari Wid Florist ini adalah Wid Florist memiliki kegiatan yang bernama “create your own flowers” yaitu konsumen dapat merangkai bunga yang telah dipilihnya sendiri menurut kreatifitas masing konsumen sehingga rangkaian bunga yang dihasilkan adalah kreasi konsumen itu sendiri, tentu saja dengan sarana yang telah disediakan di Wid Florist. Berdasarkan hasil wawancara dengan pemilik perusahaan, saat ini target penjualan yang terpenuhi hanya 60 – 70 persen dari target penjualan yang telah ditetapkan sebelumnya, hal tersebut dikarenakan adanya persaingan yang ketat antar usaha sejenis yang ada di Kota Bogor. Permasalahan yang terdapat di Wid Florist dapat diselesaikan dengan menggunakan analisis strategi pemasaran. perumusan masalah sari skripsi ini adalah 1) bagaimana kondisi lingkungan internal dan ketsernal yang ada di Wid Florist 2) bagaimana strategi pemasaran yang tepat untuk Wid Florist 3) bagaimana prioritas strategi yang sesuai dengan lingkungan internal dan eksternal Wid Florist. Dengan perumusan masalah tersebut maka tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis lingkungan internal dan eksternal dari Wid Florist, merumuskan alternatif strategi pemasaran untuk Wid Florist, dan menyusun strategi prioritas yang paling tepat untuk Wid Florist. Penelitian dilakukan pada Bulan Juni sampai September 2011.Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan sekunder yang bersifat kualitatif dan kuantitatif. Model yang digunakan untuk merumuskan strategi pemasaran dalam penelitian ini adalah matriks SWOT dan matriks QSPM. Berdasarkan hasil penelitian, strategi bauran pemasaran yang telah dilakukan oleh Wid Florist yang berhubungan dengan product, place, price, procces, people, promotion, dan physic. Berdasarkan hasil analisis lingkungan internal yang menjadi kekuatan dari Wid Florist adalah produk berkualitas tinggi dan bervariatif, lokasi strategis, adanya pendidikan dan pelatihan SDM secara berkala, memiliki kegiatan create your own flowers, sarana dan prasarana yang modern dan nyaman. Sedangkan yang menjadi
kelemahan adalah, harga relatif mahal, belum melakukan promosi secara maksimal dan tidak adanya karyawan yang khusus menangani bagian pemasaran. Berdasarkan hasil analisis lingkungan eksternal peluang yang dimiliki Wid Florist adalah, tidak ada PPn untuk produk tanaman hias dan florikultur, nilai Rupiah yang cenderung menguat terhadap Dollar Amerika, pola dan gaya hidup masyarakat yang semakin berkembang, kemajuan teknologi informasi, tidak ada produk subtitusi, dan memiliki konsumen yang loyal. Sedangkan yang menjadi ancaman Wid Florist dalam dunia usaha bunga tingginya tingkat persaingan di Kota Bogor, resiko pasokan bunga impor, tingginya kekuatan tawar pembeli. Perumusan strategi berdasarkan matriks SWOT, mengadakan acara-acara yang dapat menarik perhatian masyarakat untuk lebih mengenalkan Wid Florist, menambah tenaga kerja yang khusus untuk bagian pemasaran, menambahkan jasa dekorasi dan tanaman hias, menyediakan sarana pembayaran non tunai untuk kemudahan konsumen, melakukan promosi melalui media cetak dan elektronik lokal serta lebih memaksimalkan fungsi web, memberikan potongan harga untuk pembelian ketiga dalam satu bulan dan pada beberapa produk untuk hari tertentu. Strategi terbaik yang bisa dijalankan oleh perusahaan berdasarkan matriks QSPM yaitu dengan mengadakan acara-acara yang dapat menarik perhatian masyarakat untuk lebih mengenal Wid Florist. Hal tersebut dilakukan dengan cara mencari konsumen baru di Kota Bogor yang sama sekali belum mengetahui Wid Florist dan belum melakukan pembelian di Wid Florist. Strategi tersebut juga merupakan stategi tempat baru yang dirumuskan untuk Wid Florist.
ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PADA WID FLORIST BOGOR
VITA NOVIANTHI H34087030
Skripsi ini merupakan merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Depatemen Agribisnis
DEPARTEMEN AGRBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011
Judul Proposal
: Analisis Strategi Pemasaran pad Wid Florist Bogor
Nama
: Vita Novianthi
NIM
: H34087030
Menyetujui, Pembimbing
Ir. Harmini, M.si NIP. 19600921 198703 2 002
Mengetahui Ketua Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen Insitut Pertanian Bogor
Dr.Ir. Nunung Kusnadi, MS NIP . 19580908 198403 1 002
Tanggal Lulus :
PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul “Analisis Strategi Pemasaran pada Wid Florist Bogor” adalah karya sendiri dan belum diajukan sebagai karya ilmiah pada perguruan tinggi dan lembaga manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam bentuk daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Bogor, November 2011
Vita Novianthi H34087030
RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Kota Bogor pada 9 November 1987. Penulis merupakan anak Pertama dari tiga bersaudara dari pasangan Bapak Deden Syaefudin(Alm) dan Ibu Deece Khadidjah. Penulis menyelesaikan Pendidikan SD pada tahun 1999 di SD Srikandi Bogor. Pada tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikan ke SLTP Negeri 1 dan lulus Kota Bogor dan pada tahun 2002. Selanjutnya penulis melanjutkan pendidikan ke SMA Negeri 1 Bogor dan lulus pada tahun 2005. Pada tahun yang sama penulis diterima sebagai mahasiswa Program Diploma tiga Institut Pertanian Bogor Jurusan Manajemen Agribisnis dan lulus pada tahun 2009. Pada bulan Agustus 2009 penulis diterima sebagai mahasiswi pada Program Sarjana Ekstensi Agribisnis, Fakultas Ekonomi, Institut Pertanian Bogor.
KATA PENGANTAR Syukur Alhamdulilah penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan HidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Strategi Pemasaran pada Wid Florist”. Penulisan Skrpsi ini sebagai salah satu syarat kelulusan dan tugas akhir untuk memperoleh gelar sarajana di Institut Pertanian Bogor. Penelitian ini bertujuan menganalisis strategi pemasaran yang telah dilakukan oleh Wid Florist dan menganalisis analisis ligkungan internal serta lingkungan eksternal yang ada pada Wid Florist Bogor. Kemudian setelah itu menyusun alternatif strategi pemasaran yang tepat untuk Wid Florist. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih kurang sempurna. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan adanya kritikan dan masukan yang sifatnya membangun untuk perbaikan di masa yang akan datang. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukan.
Bogor, November 2011 Vita Novianthi
UCAPAN TERIMA KASIH
Penyelesaian skripsi ini juga tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah SWT, penulis ingin menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada : 1. Ir. Harmini, M.si selaku dosen pembimbing atas bimbingan, arahan, waktu,
kesabaran dan perhatian yang telah diberikan kepada penulis selama penyusunan skripsi ini hingga selesai. 2. Dr.Ir. Suharno, MaDev
selaku dosen evaluator pada kolokium yang telah
memberikan banyak masukan, kritikan dan saran kepada penulis. 3. Dr.Ir. Heny K Daryanto, MEc selaku dosen penguji utama yang telah
memberikan saran dan masukan kepada penulis 4. Tintin Sarianti,Sp,MM selaku dosen penguji akademik yang telah memberikan
saran dan masukan kepada penulis. 5. Pihak Wid Florist atas waktu, kesempatan, informasi dan dukungan yang
diberikan. 6. Orangtua dan Keluarga yang selalu memberikan dukungan dan bantuan dalam
hal moril dan materiil serta doa. 7. Teman-teman yang selalu memberikan semangat dan dukungan. 8. Rio Andhika Pratama yang selalu memberikan dukungan dan bantuan.
Bogor November 2011 Vita Novianthi
DAFTAR ISI Halaman DAFTAR TABEL .............................................................................
xi
DAFTAR GAMBAR .........................................................................
xii
DAFTAR LAMPIRAN .....................................................................
xii
I. .................................................................................................. PENDAHULUA N ............................................................................................... 1 1.1 ....................................................................................... Latar Belakang ............................................................................................ 1 1.2 ....................................................................................... Perumusan Masalah .............................................................................. 6 1.3 ....................................................................................... Tujuan Penelitian ............................................................................................ 10 1.4 ....................................................................................... Manfaat Penelitian ............................................................................ 10 II. ................................................................................................. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................
11
III. ................................................................................................ KERANGKA PEMIKIRAN ............................................................................ 18 3.1 ....................................................................................... Kerangka Pemikiran Teoritis ............................................................... 18 3.1.1 .............................................................................. Konsep dan definisi Strategi .......................................................... 18 3.1.2 .............................................................................. Konsep Manajemen Strategis ................................................. 18 3.1.3 .............................................................................. Konsep pemasaran ................................................................. 20 3.1.4 .............................................................................. Strategi Pemasaran .................................................................. 21 3.1.5 .............................................................................. Analisis Lingkungan Internal Pemasaran ................................ 22 3.1.5.1........................................................................ Unsur Pemasaran STP ..................................................................... 22 3.1.5.2........................................................................ Bauran Pemasaran ........................................................... 26 3.1.6 .............................................................................. Analisis Lingkungan Eksternal ................................................ 31 3.1.7 .............................................................................. Formulasi Strategi ..................................................................... 32
3.2 ....................................................................................... Kerangka Pemikiran Operasional ........................................................
33
IV. ................................................................................................ METODE PENELITIAN .......................................................................... 36 4.1 ....................................................................................... Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................................. 36 4.2 ....................................................................................... Jenis dan Sumber Data .................................................................................... 36 4.3 ....................................................................................... Teknik Pengumpulan Data .............................................................. 37 4.4 ....................................................................................... Metode Analisis dan Pengolahan Data ........................................................... 37 4.5 ....................................................................................... Matrik SWOT ............................................................................................ 38 4.6 ....................................................................................... Metode Perbandingan Berpasangan ................................................. 39 4.7 ....................................................................................... Analisis Matrik QSPM .................................................................................
41
V. ................................................................................................. HASIL DAN PEMBAHASAN ...................................................................... 43 5.1 ....................................................................................... Gambaran Umum Perusahaan .............................................................. 43 5.1.1............................................................................... Sejarah, Visi dan Misi Perusahaan ......................................................... 43 5.1.2............................................................................... Lokasi Perusahaan ................................................................ 44 5.1.3 .............................................................................. Struktur Organisasi Perusahaan .............................................. 44 5.1.4 .............................................................................. Analisis Keuangan Wid Florist ................................................. 47 5.1.5 .............................................................................. Analisis Penelitian dan Pengembangan .................................... 48 5.1.6 .............................................................................. Kegiatan Operasional dan Budaya Kerja Perusahaan ................. 48 5.2 ....................................................................................... Analisis Lingkungan Internal Pemasaran Wid Florist ........................ 48 5.2.1 .............................................................................. Unsur Pemasaran ................................................................................... 49 5.2.2 .............................................................................. Bauran Pemasaran .................................................................. 51 5.2.3 .............................................................................. Identifikasi Kekuatan dan Kelemahan ........................................... 61 5.3 ....................................................................................... Analisis Lingkungan Eksternal ......................................................... 63 5.3.1 .............................................................................. Analisis Lingkungan Eksternal Makro ...................................... 63
5.3.2 .............................................................................. Analisis Lingkungan Eksternal Makro ...................................... 66 5.3.3 .............................................................................. Identifikasi Peluang dan Ancaman ................................................ 70 5.4 ....................................................................................... Formulasi Alternatif Strategi dalam Matriks SWOT ............................ 72 5.5 ....................................................................................... Perumusan strategi dalam bauran pemasaran ......................................... 79 5.6 ....................................................................................... Tahap Keputusan strategi dalam Analisis Matriks QSPM) ...............................
80
VI. ............................................................................................... KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................................ 83 6.1 ....................................................................................... Kesimpulan ............................................................................................ 83 6.2 ....................................................................................... Saran 84 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................
85
LAMPIRAN ......................................................................................
87
DAFTAR TABEL Nomor
Halaman
1. .......................................................................................... Pembelian Beberapa Jenis Bunga Potong oleh Masyarakat Indonesia pada Tahun 2006 – 2009........................................ 5 2. .......................................................................................... Perusahaan Bunga Potong, Tanaman hias dan Dekorasi yang ada di Kota Bogor .......................................................... 7 3. .......................................................................................... Penelitian yang Berhubungan dengan Tanaman Hias Dan Bunga Potong ................................................................ 13 4. .......................................................................................... Matriks SWOT ...............................................................................................
39
5. .......................................................................................... Penilaian bobot faktor strategi Internal dan Eksternal .....................................
40
6. .......................................................................................... Matriks QSPM ...............................................................................................
42
7. .......................................................................................... Perbandingan Harga Produk WId Florist dan Florist lain Di Kota Bogor .......................................................................
54
8. .......................................................................................... Kekuatan dan Kelemahan Wid Florist berdasarkan Faktor Internal Perusahaan ............................................................... 60 9. .......................................................................................... Peluang dan Ancaman Wid Florist Berdasarkan Analisis Faktor-faktor Eksternal Perusahaan. .......................... 70
DAFTAR GAMBAR Nomor
Halaman
1. ............................................................................................ Target Penjualan dan Realisasi Penjualan Bunga Potong* bulan Januari – April 2011 ..................................................... 8 2. ............................................................................................ Grafik Perbandingan Penjualan Wid Florist dari tahun 2006 – 2010 .......................................................... 9 3. ............................................................................................ Model proses manajemen strategis yang komperehensif ..............................
20
4. ............................................................................................ LangkahLangkah dalam Pemasaran Terarah .......................................
23
5. ............................................................................................ Kerangka Pemikiran Operasional Alternatif Strategi pada Wid Florist. ....................................................... 35 6. ............................................................................................ Struktur Organisasi Wid Florist ...........................................................
45
7. ............................................................................................ Produk-produk yang dijual di Wid Florist ......................................................
53
8. ............................................................................................ Analisis SWOT untuk Wid Florist ..................................................................
74
DAFTAR LAMPIRAN Nomor
Halaman
1. ............................................................................................ Produk-produk yang Dijual di Wid Florist ......................................................
88
2. ............................................................................................ Brosur Wid Florist .....................................................................................
89
3. ............................................................................................ Penilaian Responden Terhadap Faktor Internal ......................................
90
4. ............................................................................................ Penilaian Responden Terhadap Faktor Eksternal ...................................
91
5. ............................................................................................ Bobot Rata-rata dari Masing-Masing Variabel ................................................
92
6. ............................................................................................ Nilai Attractive Score Untuk Masing-masing Alternatif Strategi ................................................................... 93 7. ............................................................................................ Hasil Analisis Matriks QSPM Wid Florist ....................................................
94
8. ............................................................................................ Kuisioner Untuk Responden .............................................................................
95
I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Hortikultura merupakan salah satu sub sektor dalam sektor pertanian yang
berpotensi untuk dikembangkan karena memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi. Indonesia memiliki aneka produk hortikultura, dengan ragam plasma nutfah dan varietas yang memungkinkan bagi upaya pengembangan buah, sayuran dan bunga. Namun hasil tanaman hortikultura mempunyai sifat khusus antara lain : 1 1) Mudah atau cepat busuk (perishable), tetapi selalu dibutuhkan setiap hari dalam keadaan segar. Sejak panen sampai pasar memerlukan penanganan secara cermat dan efisien karena akan mempengaruhi kualitas dan harga pasar. 2) Memiliki nilai estetika, jadi harus memenuhi keinginan masyarakat umum. Keadaan ini sangat sulit karena tergantung pada cuaca, serangan hama dan penyakit, namun dengan biaya tambahan kesulitan itu dapat diatasi. 3) Produksi umumnya musiman, beberapa diantaranya tidak tersedia sepanjang tahun. 4) Memerlukan volume ( ruangan volumenes) yang besar, menyebabkan ongkos angkut menjadi besar pula dan harga pasar menjadi tinggi. 5) Memiliki daerah penanaman
(geografi) yang sangat spesifik atau menuntut
agroklimat tertentu. Beberapa komoditi yang termasuk dalam produk hortikultura adalah tanaman hias, buah-buahan, sayur-sayuran, dan tanaman obat. Tanaman hias dikelompokkan ke dalam empat kelompok yakni; 1) bunga potong, 2) daun potong, 3) tanaman hias pot dan 4) tanaman hias untuk pertamanan lansekap2.
Kelompok tanaman hias bunga
potong umumnya lebih banyak diminati karena bernilai ekonomis tinggi dengan warna bunga yang menarik dan volume bunga yang dapat mencapai jumlah yang besar. Tanaman hias yang bernilai ekonomis sebagai bunga potong harus memenuhi persyaratan yakni: 1) Berwarna indah, mulus, bersih, tidak bernoda dan baunya wangi tidak menyengat, 2) Bunga dapat bertahan lama setelah dipotong, 3) Tangkai bunga cukup panjang dan kuat, 4) Bunga tidak mudah rusak dalam pengepakan dan 5) Bunga 1 2
Departemen Pertanian. Direktorat Jendral Penanganan Pasca Panen.2010. Jakarta Hananan PR.2004. Trend Tanaman Hias yang Mempengaruhi Pola Hidup. Trubus. Jakarta
dihasilkan oleh tanaman yang subur dan mudah berbunga tanpa mengenal musim. Beberapa jenis bunga potong yang terkenal di Indonesia adalah Anggrek, Krisan, Mawar, Anyelir, Gladiol, Gerbera dan lain lain3. Hasil eksplorasi yang dilakukan berbagai pihak memberikan informasi bahwa beberapa jenis plasma nutfah yang dikoleksi mempunyai potensi untuk dijadikan tanaman hias. Beberapa suku dan marga tumbuhan asal hutan belantara Indonesia juga cukup indah sebagai tanaman hias pot dan sebagian telah dibudidayakan, namun belum dikembangkan lebih lanjut. Balai Penelitian Tanaman Hias telah mengoleksi berbagai jenis tanaman hias yang dari tahun ke tahun terus bertambah, baik jenis maupun jumlahnya. Tanaman hias dan bunga pun selain dikonsumsi sebagai tanaman hias dalam pot juga di perjual belikan sebagai bunga potong, dan daun potong yang berfungsi mememiliki nilai tambah estetika. Florikultura merupakan salah satu bagian dari produk hortikultura yang juga memiliki potensi yang baik untuk dikembangkan. Negara Indonesia terkenal memiliki kekayaan flora yang melimpah dan berpotensi sebagai tanaman hias. Dengan berbagai ragam keindahan dan keunikan, flora Indonesia mempunyai peluang untuk diberdayakan sebagai komoditas komersial yang penting dan dapat memberikan kontribusi dalam peningkatan pendapatan petani tanaman hias dan devisa negara. Sektor florikultura pun memberikan pendapatan bagi negara, hal tersebut ditunjukkan bahwa Indonesia sudah mengekspor tanaman hias dan bunga potongnya ke mancanegara. Saat ini Indonesia mengekspor bunga potong kurang lebih sekitar lima juta US dollar per tahunnya yang menempatkan Indonesia pada posisi ke 33 di dunia sebagai negara pengekspor bunga potong4. Produktivitas tanaman bunga berfluktuasi tergantung dengan trend bunga yang ada pada tahun tersebut, para petani dan distributor sangat memperhatikan trend bunga yang sedang berlaku, karena kebutuhan masyarakat akan bunga tergantung pada gaya hidup mereka, dan jenis bunga yang dibeli pun tergantung pada pola dan gaya hidup yang sedang berjalan pada tahun tersebut5. Seperti contohnya Anthurium yang mulai terkenal pada beberapa tahun belakangan ini, hal tersebut merupakan contoh bahwa 3
Ibid, hlm 3 [USAID] United State Agency International Development.2010.Penilaian Rantai nilai sektor Florikultur Tropis di Indonesia. www.florably.multiply.com . [02 Mei 2011] 5 Sabar LK. Analisis Pengembangan Usaha Tanaman Hias Anggrek.2007. http://skripsi.umm.ac.id. [ 19 Februari 2011] 4
perkembangan tanaman hias khususnya bunga tergantung dari trend dan gaya hidup masyarakat. Budidaya bunga potong dan tanaman hias sudah banyak dilakukan di Indonesia hal tersebut ditunjukan dengan keanekaragaman sumberdaya florikultura yang cukup besar, baik jenis florikultura dataran rendah maupun dataran tinggi. Keragaman tersebut memungkinkan untuk memenuhi hampir semua segmen pasar florikultura internasional. Indonesia masih memiliki lahan yang relatif luas sehingga ruang gerak pengembangan agribisnis yang relatif bersifat land based seperti umumnya florikultura masih cukup besar. Prospek agribisnis florikultura masih cukup cerah baik di pasar domestik maupun pasar mancanegara.
Dengan jumlah penduduk Indonesia yang cukup besar dan
cenderung pendapatannya meningkat merupakan pasar yang besar. Apalagi saat ini Indonesia masih tergolong negara dengan konsumsi per kapita florikultura terendah di dunia 6. Tanaman florikultura, khususnya bunga potong (cut flower) merupakan komoditi yang sangat khas, di mana para pengusaha dituntut untuk lebih memberikan perhatian khusus dalam pengusahaannya yang didasarkan atas ketrampilan seni, ketrampilan dalam hal penguasaan teknologi budidaya dan kemampuan dalam memperdagangkan hasil produksi. Pengusaha bunga potong juga dituntut dapat untuk memperdagangkan produksinya dalam keadaan segar dan menampilkan bentuk dan warna produksinya yang secara artistik mampu menarik calon konsumen. Sejalan dengan peningkatan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat, maka konsumsi bunga potong akan cenderung meningkat. Persepsi masyarakat terhadap bunga potong semakin positif sehingga penggunaan bunga potong tidak hanya terbatas untuk sekedar hiasan belaka, tetapi juga dapat diberikan untuk ucapan selamat, ucapan simpati, kegiatan keagamaan, upacara perkawinan, dan sebagainya. Dengan makin luasnya penggunaan bunga potong, maka persaingan dalam pengembangan komoditi ini juga semakin meningkat. Pengembangan teknologi yang memungkinkan untuk menghasilkan bunga potong berwarna-warni, bentuk yang menarik, tahan lama dan harganya relatif terjangkau. Adanya segmen pasar untuk masyarakat golongan tertentu yang mempunyai selera eksklusif dan fanatik terhadap jenis bunga tertentu yang belum dapat dihasilkan 6
Jaya, Untung. 2009. Mengapa bisnis florikultura . Agrina.2009
di dalam negeri menyebabkan semakin meningkatnya impor bunga potong. Di lain pihak, lembaga-lembaga penelitian dan para nursery di dalam negeri telah mengembangkan varietas-varietas baru yang mempunyai daya saing yang kuat dengan produk impor, juga dengan adanya teknologi budidaya yang semakin dikuasai dan efisien menyebabkan harga jual bunga potong mampu bersaing dengan produk impor. Usaha dalam bidang florikultura khususnya bunga potong dapat dilakukan dalam dua jenis yang pertama sebagai produsen atau usaha budidaya bunga potong dan yang kedua adalah distributor atau dalam bentuk florist. Florist menjadi distributor dari petani budidaya bunga potong dengan memberikan nilai tambah bunga potong kepada konsumen berupa bentuk rangkaian ataupun tambahan hiasan lain. Selain itu usaha florist tidak membutuhkan modal yang terlalu besar bila dibandingkan dengan budidaya, akan tetapi dibutuhkan pengetahuan mengenai minat konsumen dan trend bunga potong yang sedang banyak disukai. Bunga potong banyak digunakan untuk hiasan dan dekorasi, fungsinya secara umum sama yaitu memberikan keindahan dan nilai tambah estetika, akan tetapi bunga potong biasanya tidak bertahan lama dan hanya dapat digunakan untuk satu kali pemakaian.
Walaupun demikian bunga potong merupakan bisnis yang sangat
menguntungkan karena dengan berkembangnya zaman dan pola pikir, keindahan menjadi suatu hal yang sangat diperhitungkan.
Perubahan pola pikir ini yang
menjadikan bunga sebagai salah satu tanda ungkapan, misalnya pada beberapa moment seperti karangan bunga untuk ucapan selamat, tanda kasih sayang, bahkan untuk belasungkawa orang-orang mengungkapkannya dengan menggunakan bunga.
Berikut
ini adalah potensi pembelian bunga potong masyarakat Indonesia dari tahun 2006 – tahun 2009. Tabel 1. Pembelian Beberapa Jenis Bunga Potong oleh Masyarakat Indonesia pada Tahun 2006 – 2009. No
Jenis Tanaman (dalam bentuk batang/tangkai)
1
Anggrek
2
Tulip
3
Gladiol
Tahun 2006
2007
2008
2009
3.260.858
4.450.787
4.995.735
6.904.109
583.728
773.299
1.006.075
1.263.770
4.843.188
4.448.199 10.876.948 17.114.382
4
Gerbera
384.464
448.338
797.139
681.920
5
Krisan
2.281.125
7.387.737 25.804.630 27.406.464
6
Mawar
78.147.515
84.951.741 86.708.137 95.766.656
7
Sedap Malam
13.273.441
11.482.190 19.666.425 16.139.563
8
Melati
15.134.842
19.524.815 18.233.644 15.740.955
Sumber : Badan Pusat Statistik, 2010.
Berdasarkan Tabel 1 dapat terlihat bahawa seiring dengan perkembangan gaya hidup masyarakat maka kebutuhan akan estetika semakin tinggi pula. Pembelian masyarakat yang semakin meningkat tiap tahunnya dapat dijadikan penyebab banyaknya bisnis Florist yang berkembang saat ini. Salah satu florist yang ada di Kota Bogor adalah Wid Florist yang terletak di Jalan Salak, Wid Florist merupakan florist yang meyediakan bunga potong dan pemesanan rangkaian bunga, kios tempat Wid Florist menjual produknya memiliki konsep yang mewah dan elegan. Wid Florist adalah satu-satunya florist di Kota Bogor yang menawarkan konsep kios yang berbeda dengan florist-florist lainnya yang ada di Kota Bogor. Produk bunga potong yang dijual di Wid Florist tidak hanya bunga lokal, akan tetapi juga menjual bunga impor dan bunga potong musiman. Selain menjual bunga potong juga menawarkan jasa berupa merangkai bunga dan menjual peralatan hiasan tambahan untuk bunga potong, seperti vas bunga, hiasan daun, dan berbagai hiasan lain yang dapat mempercantik rangkaian bunga potong. Hal menarik dari Wid Florist ini adalah Wid Florist memiliki kegiatan yang bernama “create your own flowers” yaitu konsumen dapat merangkai bunga yang telah dipilihnya sendiri menurut kreatifitas masing konsumen sehingga rangkaian bunga yang dihasilkan adalah kreasi konsumen itu sendiri, tentu saja dengan sarana yang telah disediakan di Wid Florist. Sarana-sarana yang disediakan yaitu berupa peralatan hias dan tempat duduk yang nyaman untuk konsumen. Sehingga selain membeli bunga potong para konsumen pun dapat menata sendiri bunga potong yang mereka inginkan. Metode tersebut yang membuat Wid Florist lebih menarik dibandingkan dengan floristflorist lain yang ada di Kota Bogor.
1.2
Perumusan Masalah Wid Florist adalah salah satu florist yang ada di Kota Bogor yang sudah sangat
terkenal dan memiliki pelanggan. Konsep penjualan bunga yang ditawarkan oleh Wid Florist berbeda dengan konsep yang ditawarkan oleh florist lainnya. Wid Florist memiliki outlet yang dirancang khusus secara modern, sehingga pelanggan atau konsumen yang hendak membeli produk yang ada di Wid Florist merasakan nuansa elegan dan berkelas. Konsep modern dan berkelas tersebut yang dipertahankan oleh Wid Florist untuk menarik perhatian pelanggannya, dan hal tersebut juga yang membuat Wid Florist berbeda dengan florist lainnya. Konsep “create your own flowers” yang ditawarkan oleh Wid Florist pun merupakan salah satu nilai tambah yang dimiliki oleh florist ini dibandingkan engan florist-florist lain yang ada di Kota Bogor. Selain itu Wid Florist mempunyai produk bunga potong yang sangat beragam dan memiliki standar kualitas yang sangat tinggi untuk produk yang dijualnya. Konsumen yang biasa mengkonsumsi bunga potong sangat memperhatikan kesegaran bunga yang dibelinya, karena keindahan dari bunga potong terlihat dari kesegaran dan penatannya. Wid Florist merupakan usaha yang bergerak dalam bidang penjualan bunga potong dan dekorasi tentu saja memiliki permasalahan dalam menyikapi hal tersebut, karena di Kota Bogor ini perusahaan sejenis sudah banyak berkembang, maka persaingan merupakan masalah yang sangat diperhatikan oleh Wid Florist. Jenis usaha sejenis dan yang merupakan pesaing bagi Wid Florist di Kota Bogor dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Perusahaan Bunga Potong, Tanaman hias dan Dekorasi yang ada di Kota Bogor No
Nama Perusahan
1 2 3
Fajar Florist Susie Flower Dandy Decoration Kumpulan Pedagang Pasar Kembang (Pasar Anyar) Nina Flower Berseri Florist Kumpulan pedagang bunga pasar Bogor Cantik decoration Lala Florist
4 5 6 7 8 8
Bunga Potong √ √ √
Jenis usaha Tanaman hias
√
Dekorasi √ √ √
√
√
√
√
√
√
√ √ √ √
10 Kembang Sari kedung Badak √ 11 Murti decoration 12 Kuntum Nursery √ √ Sumber : Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Bogor , 2010
√ √
Berdasarkan Tabel 2 terlihat bahwa usaha bunga potong, tanaman hias dan dekorasi merupakan usaha yang banyak diminati karena perubahan gaya hidup masyarakat itu sendiri. Tingginya persaingan usaha dapat mempengaruhi pendapatan perusahaan, dengan adanya persaingan maka konsumen memiliki pilihan untuk membeli produk bunga potong maupun tanaman hias. Permasalahan lain yang dihadapi oleh Wid Florist adalah belum terpenuhinya target penjualan yang sudah direncanakan sebelumnya, seperti telah dijelaskan sebelumnya bunga potong yang termasuk dalam produk agribisnis memiliki kelemahan dalam hal penyimpanan, maka Wid Florist tidak dapat melakukan penyimpanan bunga potong dalam jangka waktu yang lama, sementara target penjualannya belum terpenuhi. Berdasarkan hasil wawancara dengan pemilik perusahaan, saat ini target penjualan yang terpenuhi hanya 60 – 70 persen dari target penjualan yang telah ditetapkan sebelumnya. Target penjualan dan realisasi penjualan pada Wid Florist selama empat bulan terakhir dapat dilihat pada Gambar 1 berikut ini.
Gambar 1. Target Penjualan dan Realisasi Penjualan Bunga Potong* bulan Januari – April 2011 Keterangan : * Bunga Potong dalam Bentuk Satuan dan Rangkaian Bunga
Berdasarkan Gambar 1 tersebut dapat dilihat bahwa selama ini target penjualan yang ada belum mampu terpenuhi. Penjualan bunga potong tertinggi terlihat pada bulan Februari, karena pada bulan tersebut terdapat moment hari kasih sayang yang biasanya banyak orang yang mengungkapkannya dengan menggunakan bunga. Pembelian konsumen terhadap bunga potong dan tanaman hias bukan merupakan pembelian yang dilakukan setiap hari, oleh karena itu biasanya terdapat waktu-waktu tertentu dimana bunga potong dan tanaman hias dikonsumsi dalam jumlah yang banyak.
Selama ini target penjualan yang ditetapkan oleh Wid Florist tiap
bulannya pun berbeda-beda tergantung dengan kondisi pasar pada saat itu, baik kondisi pemasok maupun konsumen. Pada awal berdirinya yaitu tahun 2005 Wid Florist selalu dapat memenuhi target penjualannya bahkan terdapat permintaan yang masih belum bisa dipenuhi oleh wid Florist. Penjualan tiga tahun terakhir yaitu pada awal tahun 2009 mengalami penurunan hal tersebut dikarenakan banyaknya pesaing di usaha sejenis yang menawarkan produk yang lebih inovatif dengan strategi pemasaran yang baik. Berikut ini adalah grafik perbandingan penjualan Wid Florist dari tahun 2006 – 2010
Gam bar 2. Grafik Perbandingan Penjualan Wid Florist dari tahun 2006 – 2010
Berdasarkan Gambar 2 semenjak tahun 2008 permintaan konsumen Wid Florist mulai menurun hal tersebut dikarenakan banyaknya pesaing yang bermunculan sementara target penjualan yang ditetapkan semenjak tahun 2008 hingga 2011 tetap hal tersebut mengakibatkan penurunan keuntungan untuk Wid Florist. Oleh karena itu Wid Florist memerlukan penerapan strategi pemasaran untuk memenuhi target penjualan yang telah direncanakan dan mendapatkan keuntungan yang lebih maksimal. Untuk
memeperoleh strategi pemasaran yang tepat bagi Wid Florist maka diperlukan untuk mengetahui lingkungan internal dan eksternal yang ada dan mempengaruhi usaha Wid Florist. Wid Florist perlu untuk meminimalkan berbagai kelemahan dan memanfaatkan kekuatan yang dimiliki, selain itu Wid Florist juga perlu untuk menghindari ancaman yang ada dan memanfaatkan peluang yang tersedia. Berdasarkan uraian di atas maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut 1.
Bagaimana kondisi Lingkungan Internal dan Eksternal yang dimiliki oleh Wid Florist ?
2.
Bagaimana strategi pemasaran yang telah dilakukan oleh Wid Florist dan strategi pemasaran baru yang tepat untuk diterapkan oleh Wid Florist berdasarkan kondisi lingkungan internal dan eksternal ?
3.
Strategi apa yang menjadi prioritas dalam pemasaran di Wid Florist sesuai dengan faktor internal dan eksternal yang dimiliki ?
1.3
Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk :
1. Menganalisis kondisi lingkungan dan lingkungan eksternal yang dimiliki oleh Wid Florist dengan mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang ada 2. Merumuskan alternatif startegi pemasaran untuk diterapkan di Wid Florist 3. Menyusun prioritas strategi yang dapat diterapkan oleh Wid Florist untuk memasarkan produknya dan memenuhi target penjualannya.
1.4
Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan berguna untuk
1) Bagi pemilik usaha Wid Florist, penelitian ini diharapkan dapat membantu untuk menjadi rujukan atau tambahan informasi untuk melakukan strategi pemasaran 2) Bagi pembaca diharapkan dapat menjadi sumber literature dan perbandingan dalam penelitian yang akan dilakukan selanjutnya. 3) Bagi penulis untuk pengalaman, penambahan wawasan dan sebagai sarana untuk mengaplikasikan materi-materi perkuliahan yang telah dipelajari, juga sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana di Program Ekstensi Agribisnis IPB.
II TINJAUAN PUSTAKA 2.1
Florist Florist
adalah
istilah umum
yang
digunakan untuk menggambarkan
perdagangan bunga profesional. Meliputi perawatan bunga dan penanganan, desain bunga atau merangkai bunga, merchandising dan menampilkan serta pengiriman bunga. Saat ini banyak jenis bunga hiasan yang bisa kita dapatkan di florist. Florist adalah suatu usaha yang juga selain menjual produk juga menjual jasa yang berupa pelayanan. Pelayanan yang dilakukan oleh usaha florist biasanya usaha purna jual. Jenis pelayanan yang biasa dilakukan oleh para pengusaha florist adalah sebagai berikut : 1) Pelayanan Jasa Merangkai Bunga Jasa merangkai bunga biasanya untuk konsumen yang hendak membeli bunga potong tidak dalam bentuk satuan akan tetapi dalam jumlah yang agak banyak dan jenisnya berbeda-beda. Biasanya florist menyediakan peralatan pelengkap untuk merangkai bunga seperti vas, pita dan ornament kecil lainnya. Bunga yang telah dirangkai ini memiliki nilai jual yang lebih tinggi dari pada bunga potong yang dijual eceran, hal tersebut dikarenakan rangkaian bunga memiliki nilai estetika yang lebih tinggi dan juga membutuhkan keterampilan dalam membuatnya, sehingga melakukan penjualan jasa. 2)
Pelayanan Jasa Karangan Bunga Karangan bunga merupakan bunga yang biasanya dirangkai sebagai tanda ucapan.
Perbedaan karangan bunga dengan bunga rangkai adalah dari seni
dekorasi pembuatannya.
Karangan bunga tidak memerlukan detail yang rumit
hanya berupa gabungan dari beberapa bunga potong yang biasanya ukurannya tidak terlalu besar dan biasanya memiliki warna yang senada. Karangan bunga biasa digunakan
untuk
memberikan
ucapan
belasungkawa dan berbagai ucapan lainnya.
seperti
ucapan
selamat,
ucapan
Pembuatan karangan bunga lebih
mudah dibandingkan dengan merangkai bunga, akan tetapi membutuhkan lebih banyak bunga dan bahan-bahan lainnya. Oleh karena itu biasanya harga karangan bunga lebih mahal dibandingkan dengan bunga rangkai dan terlihat pula dari ukurannya karangan bunga memiliki ukuran yang lebih besar dibandingkan dengan bunga rangkai.
3)
Pelayanan Jasa Pesan Antar Pelayanan delivery merupakan jasa pelayanan purna jual, jasa ini biasanya ditawarkan oleh para pengusaha florist. Hal ini untuk mendukung berjalannya kelangsungan usaha. Dengan adanya jasa delivery maka konsumen tidak perlu repot untuk membawa karangan bunga atau bunga rangkai yang dipesannya. Selain untuk mempermudah konsumen, layanan ini pun dilakukan untuk menjaga keindahan bunga yang telah dirangkai atau dalam bentuk karangan bunga agar terjaga keindahannya.
2.2
Tanaman Hias dan Bunga Potong Bunga potong adalah salah satu produk agribisnis yang sangat rentan, dilihat
dari bentuk fisiknya cenderung rapuh dan membutuhkan perlakuan khusus. Bunga potong adalah produk florikultur yang dijual langsung kepada konsumen akhir dan tidak tahan lama, tidak ada produk olahan dari bunga potong sehingga dikatakan dikonsumsi langsung oleh konsumen. Bunga potong berbeda dengan tanaman hias yang dijual dalam pot, tanaman hias yang dijual dalam pot dipelihara dalam jangka waktu yang lama dan konsumen pun dapat lebih lama menikmati keindahannya, akan tetapi bunga potong tidak tahan lama dan akan dibuang oleh konsumen apabila dalam kondisi tidak segar. Tanaman hias dapat didefinisikan sebagai jenis tanaman tertentu baik yang berasal dari tanaman daun atau tanaman bunga yang dapat ditata untuk memperindah lingkunagn. Tanamn hias dan bunga potong sangat identik dengan nilai estetika. Baik tanaman hias maupun bunga potong merupakan produk dari florist yang digunakan untuk disalurkan kepada konsumen untuk memenuhi kebutuhan konsumen akan nilai keindahan atau estetika. Penelitian terdahulu mengenai florist, tanaman hias dan bunga potong sudah banyak dilakukan.
Bisnis ini berkembang dilihat dari banyaknya
perusahaan yang bergerak dalam bidang tanaman hias.
Adapula perusahaan yang
menggunakan tanaman hias sebagai bahan baku seperti florist dan dekorasi. Beberapa penelitian yang telah dilakukan sebelumnya dapat dilihat pada Tabel 3 berikut ini Tabel 3. Penelitian yang Berhubungan dengan Tanaman Hias dan Bunga Potong. No.
Nama Penulis dan Judul Penelitian
Judul Penelitian
Metode Analisis dan Hasil Penelitian
1
Eli Parluhutan (2006)
Formulasi Strategi Pengembangan Usaha Tanaman Anggrek Spesies di Unit Koleksi Anggrek Kebun Raya
Menggunakan Matriks IFE, EFE, SWOT. Berdasarkan hasil penelitian perusahaan berada dalam posisi hold and maintain dengan strategi yang sesuai adalah penetrasi dan pengembangan pasar.
2
Asril (2005)
Strategi Pemasaran Usaha Tanaman Hias pada PT.BINA USAHA FLORA, Cipanas.
Menggunakan Matriks IFE, EFE, SWOT dan QSPM. Berdasarkan hasil analisis menghasilkan 14 strategi alternatif dan empat strategi utama yang dapat disarankan untuk perusahaan.
3
Darmawati
Formulasi Strategi Usaha Florist dan Dekorasi Pada Susie Flower di Bogor
Menggunakan Matriks IFE, EFE, SWOT dan QSPM. Berdasarkan hasil analisis menghasilkan lima analisis strategi yang dihasilkan oleh matriks SWOT yang dikembangkan dalam QSPM.
Tinambunan
(2009)
4
Sry Wisdya
Analisis Risiko Produksi Anggrek Phalaenopsis pada PT. Eka Karya Graha Flora di CIkampek JAwa Barat.
(2009)
5
Lily Riana (2008)
Sabar
Analisis yang digunakan adalah analisis resiko dengan menggunakan Variance, Standard deviation, Coefficient variation diperoleh risiko yang paling tinggi adalah tanaman anggrek teknik seedling yaitu sebesar 0,078 yang artinya setiap satu satuan yang dihasilkan maka risiko yang dihadapi akan sebesar 0,078. Analisis Usaha Tani dan Dari analisis usahatani Strategi Bisnis Bunga diperoleh dengan R/C ratio Krisan sebesar 2,73. dengan R/C ratio rata-rata tiap green house sebesar 2,75 yang berarti bahwa setiap pengeluaran 1 rupiah maka perusahaan akan mendapatkan 2,75 rupiah.
Berdasarkan Tabel 3 tersebut hasil penelitian yang dapat dijadikan referensi dalan penyusunan penelitian ini dijelaskan lebih rinci dalam penjelasan berikut. Parluhutan (2006) meneliti tentang “Formulasi Strategi Pengembangan Usaha Tanaman Anggerk Spesies di Unit Koleksi Anggrek Kebun Raya Bogor”. Tujuannya adalah untuk menganalisis stretegi pengembangan tanaman anggrek berdasarkan faktor
internal dan eksternalnya. Alat analisis yang digunakan yaitu Matriks IFE, Matriks EFE dan analisis SWOT.
Berdasarkan hasil analisis lingkungan eksternalnya yang
mempengaruhi kegiatan usaha anggrek maka diperoleh faktor – faktor peluang yang dimiliki KRB yaitu pertumbuhan ekonomi Indonesia semakin membaik, pertumbuhan penduduk yang meningkat, budaya memelihara anggrek dan meningkatkan pengetahuan masyarakat akan keindahan, permintaan skala besar, kebijakan pemerintah yang menunjang agribisnis. Sedangkan ancamannya adalah sulitnya ijin ekspor, perdagangan bebas, biaya karantina meningkat, kondisi alam yang tidak bisa dikontrol, adanya produk pengganti, tingkat harga tanaman anggrek yang tinggi. Hasil evaluasi faktor eksternal dengan matriks EFE memiliki skor sebesar 2,42 yang berarti perusahaan berada dalam keadaan rata-rata dalam memanfaatkan peluang yang ada dan menghadapi ancaman yang mungkin timbul. Berdasarkan hasil analisis lingkungan internalnya diperoleh kekuatan yaitu teknologi budidaya yang handal, lokasi yang strategis, tenaga kerja lokal, memperhatikan kesejahteraan karyawan, mempunyai banyak koleksi spesies, pelayanan yang baik kepada konsumen, dan produk yang berkualitas. Hasil analisis matriks IFE memiliki skor 2,56 yang berarti unit KRB memiliki cukup kekuatan untuk mengatasi kelemahan yang dimiliki. Pendekatan IE pada sel V dengan koordinata (2,56 ; 2,42) posisi hold and maintain. Strategi yang cocok yaitu penetrasi pasar dan pengembangan produk. Dengan nilai matriks Eksternal 2, 56 maka KRB memiliki faktor internal yang rata – rata dalam melakukan produksi anggrek. Nilai Matriks ekstrenal 2,42 memperlihatkan respon yang diberikan KRB terhadap lingkungan eksternal tergolong sedang. Tinambunan (2005) meneliti tentang “Strategi Pemasaran Usaha Tanaman Hias pada PT.BINA USAHA FLORA, Cipanas.”. penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan
mengidentifikasi
faktor
–
faktor
internal
dan
eksternal
perusahaan,
memformulasikan strategi perusahaan dan menentukan prioritas strategi perusahaan. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Analisis SWOT, Matriks IFE dan EFE, dan QSPM. Berdasarkan hasil analisis yang diperoleh dari identifikasi faktorfaktor internal dan eksternal perusahaan diketahui bahwa terdapat empat belas faktor strategis eksternal perusahaan dan tiga belas faktor internal perusahaan yang menjadi tolak ukur dalam formulasi strategi.
Hasil analisis SWOT pada penelitian tersebut menghasilkan empat belas strategi. Berdasarkan analisis matriks IE dan SWOT diputuskan empat alternatif strategi utama yang relevan untuk dilaksanakan perusahaan tersebut. Darmawati (2009), meneliti tentang “Formulasi Strategi Usaha Florist dan Dekorasi Pada Susie Flower di Bogor”. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Matriks IFE, Matriks EFE, Matriks IE, Analisis Swot dan QSPM.
Faktor
eksternal perusahaan memiliki enam faktor kunci strategis sedangkan faktor internal memiliki tiga belas faktor kunci strategis. Analisis matriks IFE menunjukkan skor nilai sebesar 3.17 artinya bahwa perusahaan mempunyai kekuatan yang kuat, dan hasil analisis matriks EFE memiliki nilai skor 2,67 artinya perusahaan dapat memanfaatkan peluang sedang atau rata-rata. Berdasarkan analisis Matriks IE perusahaan berada pada sel IV yaitu tumbuh dan bina dan strategi yang dikembangkan adalah strategi pengembangan pasar dan produk. Berdasarkan hasil analisis SWOT menghasilkan lima alternatif strategi yang dapat dijalankan oleh perusahaan.
Kelima analisis tersebut dikembangakan dalam
QSPM . Sri Wisdya (2009) meneliti tentang “Analisis Risiko Produksi Anggrek Phalaenopsis pada PT. Eka Karya Graha Flora di CIkampek JAwa Barat.” Tujuan dari penelitian ini
adalah: (1) Mengan alisis risiko produksi anggrek Phalaenopsis yang dilakukan oleh PT Ekakarya Graha Flora pada kegiatan spesialisasi dan diversifikasi menggunakan bibit mericlone
dan
seedling, (2) Menganalisis alternatif yang dilakukan untuk
mengatasi risiko produksi PT Ekakarya Graha Flora dalam menjalankan usahanya. Analisis
yang
dilakukan
dengan
menggunakan
analisis
risiko menggunakan
Variance, Standard deviation, Coefficient variation pada kegiatan spesialisasi dan portofolio. Komoditas yang dianalisis pada spesialisasi adalah tanaman anggrek yang menggunakan bibit teknik seedling dan tanaman anggrek teknik mericlone, sedangkan kegiatan portofolio adalah tanaman anggrek menggunakan bibit teknik seedling
dan
spesialisasi
mericlone. Hasil
risiko produksi
penelitian
berdasarkan
menunjukkan produktivitas
bahwa
pada
pada
tanaman
analisis anggrek
menggunakan bibit teknik seedling dan mericlone diperoleh risiko yang paling tinggi adalah tanaman anggrek teknik seedling yaitu sebesar 0,078 yang artinya setiap satu satuan yang dihasilkan maka risiko yang dihadapi akan sebesar 0,078.
Lily Riana Sabar meneliti “Analisis Usaha Tani dan Strategi Bisnis Bunga Krisan” Dari hasil penelitian diperoleh data deskriptif untuk evaluasi strategi yang telah dijalankan perusahaan yakni pola tanam tanaman secara periodik dikarenakan perusahaan berusaha untuk memenuhi kebutuhan pasar yang terus-menerus secara kontinu, kemudian strategi lainnya adalah penggunaan bibit impor yang hasilnya lebih sesuai dengan keinginan konsumen dan strategi yang terakhir adalah kontrak kerja perusahaan yaitu mengadakan kerjasama dengan perusahaan maupun florist dengan mengadakan kontrak kerja sebagai pensuplay tetap bunga secara kontinu dalam jangka panjang. Dari analisis usahatani diperoleh total biaya produksi sebesar Rp 11.001.900 dan total penerimaan per satu kali tanam adalah sebesar Rp 30.000.000 sehingga pendapatan perusahaan per satu kali tanam sebesar Rp 18.998.100 untuk luas lahan 0,08ha, dengan R/C ratio sebesar 2,73, sedangkan dari keseluruhan green house yang dimiliki perusahaan seluas 2 ha mengeluarkan biaya produksi rata-rata tiap green house sebesar Rp 22.691.654,17. Kemudian penerimaan rata-rata tiap green house sebesar Rp 62.500.000 sehingga pendapatan perusahaan tiap satu kali tanam adalah sebesar Rp 39.808.345,83 dengan R/C ratio rata-rata tiap green house sebesar 2,75 yang berarti bahwa setiap pengeluaran 1 rupiah maka perusahaan akan mendapatkan 2,75 rupiah. Beberapa penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya dapat dijadikan sebagai acuan dalam pembuatan penelitian ini, analisis lingkungan eksternal seperti yang telah dilakukan oleh Asril Tinambunan (2005) dan Darmawati (2009) mengenai bunga potong dapat dijadikan gambaran lingkungan eksternal yang digunakan pada penelitian ini.
Selain itu proses produksi serta resikonya dapat menjadi perbandingan dalam
menganalisis lingkungan internal, serta penelitian mengenai florist dapat dijadikan perbandingan dalam pembuatan makalah penelitian ini. Analisis yang digunakan adalah analisis SWOT seperti yang digunakan oleh Eli Parluhutan (2006), Asril Tinambunan (2005) dan Darmawati (2009) karena analisis ini yang dianggap tepat untuk mengetahui kondisi internal dan eksternal perusahaan, sehiingga dapat merumuskan beberapa alternatif strategi yang sesuai dengan kondisi perusahaan. Beberapa faktor internal seperti yang ditulis dalam penelitian Damawati (2009) dapat dijadikan tolak ukur dalam pembuatan faktor internal di Wid Florist dikarenakan lokasi penelitian yang dilakukan oleh Darmawanti (2009) merupakan
pesaing usaha dari Wid Florist. Oleh karena itu dalam merumuskan kekuatan dan kelemahan maka faktor internalnya dapat dijadikan perbandingan. Analisis QSPM digunakan untuk mencari alternatif strategi yang terbaik dari beberapa alternatif strategi yang telah dirumuskan dalam analisis SWOT. Hasil dari penelitian yang berupa alternatif strategi ini diharapkan mampu memberikan masukan positif bagi Wid Florist. Perbedaan penelitian mengenai analisis strategi pemasaran pada Wid Florist yang akan dilakukan ini dengan penelitian-penelitian sebelumnya adalah lokasi penelitian yang berbeda dengan lingkungan internal yang juga berbeda. Penelitian mengenai Analisis strategi pemasaran pada Wid Florist ini bisa dilakukan sesuai dengan kondisi perusahaan saat ini, saat ini perusahaan sangat membutuhkan strategi pemasaran guna mendapatkan beberapa alternatif strategi yang sesuai dengan kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang ada di perusahaan tersebut agar perusahaan Wid Florist lebih berkembang dan dapat mencapai target penjualan serta dapat menyiasati penjualan bunga potong yang tidak stabil, maka dengan adanya penelitian mengenai strategi ini diharapkan Wid Florist mampu mengatasi masalah internalnya dan mampu bersaing dengan usaha sejenis terutama di Kota Bogor.
III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1
Kerangka Pemikiran Teoritis
3.1.1
Konsep dan Definisi Strategi Definisi strategi menurut Pearce dan Robinson (1997) adalah sebagai
sekumpulan keputusan dan tindakan yang menghasilkan perumusan (formulasi) dan pelaksanaan (implementasi) rencana-rencana yang dirancang untuk mencapai sasaran perusahaan. Konsep strategi menurut Argyris, Steiner dan miner tahun 2000, dalam Rangkuti (2000), merupakan respon secara terus menerus maupun adaptif terhadap peluang dan ancaman eksternal serta kekuatan dan kelemahan yang dapat mempengaruhi organisasi.
Menurut David (2006), strategi merupakan cara untuk
mencapai sasaran jangka panjang dan dapat juga dikatakan sebagai sarana yang digunakan untuk mencapai tujuan akhir. Strategi merupakan tindakan yang bersifat incremental (senantiasa meningkat) dan terus menerus, serta dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang apa yang diharapkan oleh para pelanggan di masa depan (Rangkuti,2000).
Strategi juga
merupakan alat untuk mencapai tujuan perusahaan dalam kaitannya dengan tujuan jangka
panjang,
program
tindak
lanjut
serta
prioritas
alokasi
sumberdaya
(Tinambunan,2005). Menurut David (2006) strategi adalah sarana bersama dengan tujuan jangka panjang hendak dicapai. Strategi bisnis mencakup ekspansi geografis, diversifikasi, akuisisi, pengembangan produk, penetrasi pasar, pengetatan, divestasi, likuidasi dan usaha patungan. 3.1.2
Konsep Manajemen Strategis Menurut David (2006), manajemen strategis dapat didefinisikan sebagai seni dan
pengetahuan
dalam
merumuskan,
mengimplementasikan,
serta
mengevaluasi
keputusan-keputusan lintas fungsional yang memampukan organisasi sampai dengan dapat mencapai tujuannya.
Manajemen strategis berfokus pada mengintegrasikan
manajemen, pemasaran, keuangan atau akuntansi, produksi atau operasi, penelitian dan pengembangan dan sistem informasi komputer untuk mencapai keberhasilan organisasi.
Menurut David (2006), proses manajemen strategi yang paling baik dipelajari dan diterapkan adalah dengan menggunakan suatu model yang menggambarkan suatu proses. Dalam hal ini memformulasikan suatu strategi usaha harus menentukan visi dan misi perusahaan, dimana dengan menentukan visi dan misi tersebut perusahaan akan mencapai sasaran yang diharapkan. Menurut David (2006) proses manajemen strategi terbagi atas tiga tahap yaitu : 1) Tahap Perumusan Strategi Perumusan strategi mencakup pengembangan visi dan misi, indentifikasi peluang dan ancaman eksternal suatu organisasi, kesadaran akan kekuatan dan kelemahan internal, penetapan tujuan jangka panjang, pencarian strategi-strategi alternatif, dan pemilihan strategi tertentu untuk mencapai tujuan. Tahap perumusan strategi merupakan proses untuk merancang, menyeleksi, dan memilih strategi yang lebih tepat untuk diterapkan dari serangkaian strategi yang disusun untuk mencapai tujuan organisasi. 2) Tahap Penerapan Strategi Penerapan strategi mengharuskan perusahaan untuk menetapkan tujuan tahunan, membuat kebijakan, memotivasi karyawan, dan mengalokasikan sumber daya, sehingga strategi-strategi yang telah dirumuskan dapat dijalankan.
Penerapan
strategi mencakup pengembangan budya yang sportif, penciptaan struktur organisasional yang efektif, pengerahan ulang upaya-upaya pemasaran, penyiapan anggaran, pengembangan serta pemanfaatan sistem informasi, dan pengaitan kompensasi karyawan dengan kinerja organisasi. 3) Tahap penilaian strategi atau evaluasi strategi Penilaian strategi adalah tahap terakhir dalam manajemen strategis.
Semua
strategi terbuka untuk dimodifikasi di masa yang akan datang karena berbagai faktor eksternal dan internal terus berubah. Tiga aktivitas penilaian strategi yang mendasar adalah : (1) Peninjauan ulang faktor-faktor eksternal dan internal yang menjadi landasan bagi strategi saat ini, (2) Pengukuran kinerja dan (3) Pengambilan langkah korektif.
Penilaian atau evaluasi strategi diperlukan karena apa yang
berhasil saat ini tidak selalu berhasil untuk nanti. Tahapan
proses
manajemen
strategis
dirumuskan
dalam
bentuk
model
komprehensif manajemen strategis. Model tersebut menunjukkan pendekatan yang
jelas dan prkatis untuk memformulasikan, mengimplementasikan,dan mengevaluasi strategi karena menunjukkan hubungan antara komponen utama dari proses manajemen strategis. Berikut ini adalah model komperehensif manajemen strategis yang dapat dilihat pada Gambar 3.
Melakukan Audit Eksternal Membuat pernyataan visi dan misi
Menetapkan tujuan jangka panjang
Merumuskan, mengevaluasi, dan memilih strategi
e
Implementasi strategi isu-isu manajemen
Implementasi strategi isu-isu pemasaran, keuangan, akuntansi, penelitian dan pengembangan, sistem informasi manajemen.
Mengukur dan mengevaluasi kenierja
Melakukan Audit Internal
Perumusan strategi
Penerapan strategi
Evaluasi strategi
Gambar 3. Model proses manajemen strategis yang komperehensif (David, 2006) Secara historis manfaat utama dari manajemen strategis untuk membantu organisasi merumuskan strategi-strategi lebih baik melalui penggunaan pendekatan terhadap pilihan strategi yang lebih sistematis, logis, dan rasional. Ini tentunya akan menjadi manfaat terbesar dari manajemen strategis, namun berbagai kajian riset kini menunjukkan proses, alih keputusan atau dokumen merupakan kontribusi yang lebih penting dari manajemen strategis. 3.1.3
Konsep Pemasaran Pemasaran sangat memegang peranan penting dalan daur produk dari produsen
ke tangan konsumen. Menurut Kotler (2005) definisi pemasaran dibedakan menurut sosial dan manajerial.
Definisi sosial menunjukkan peran yang dimainkan oleh
pemasaran didalam masyarakat, yaitu “menghasilkan standar hidup yang lebih tinggi”. Sedangkan menurut manajerial, yaitu pemasaran digambarkan sebagai “seni dalam menjual produk”. Jadi pemasaran adalah suatu proses sosial yang didalamnya individu
dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas menukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain. Berdasarkan definisi tersebut dapat diketahui sebenarnya proses pemasarn itu dimulai jauh sebelum barang-barng diproduksi. Menurut Rangkuti (2005), pemasaran adalah suatu proses kegiatan yang dipengaruhi berbagai faktor sosial, politik, ekonomi, dan manajerial. Menurut Kotler (2005), Manajemen pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan pemikiran, penetapan harga, promosi, serta penyaluran gagasan, barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memenuhi sasaran individu dan organisasi. Tujuan pemasaran yang lebih penting yaitu mengetahui dan memahami pelanggan dengan baik sehingga produk dan jasa tersebut cocok dan dapat terjual. Pemasaran harus menghasilkan pelanggan yang siap membeli dan dapat memuaskan kebutuhan pelanggan.
3.1.4
Strategi Pemasaran Strategi pemasaran merupakan pernyataan (baik secara implisit maupun
eksplisit) mengenai bagaimana suatu merk atau lini produk mencapai tujuannya (Tjiptono,1997). Menurut Tull dan Kahle (2004) strategi pemasaran sebagai alat fundamental
yang
direncanakan
untuk
mencapai tujuan
perusahaan dengan
mengembangkan keunggulan bersaing yang berkesinambungan melalui pasar yang dimasuki dan program pemasaran yang digunakan untuk melayani pasar sasaran tersebut. Menurut David (2006), perumusan strategi pemasaran adalah pengembangan rencana jangka panjang untuk manajemen efektif dari peluang dan ancaman lingkungan, dilihat dari kekuatan dan kelemahan peusahaan. Sedangkan menurut Kotler (2005), strategi pemasaran terdiri dari prinsip-prinsip dasar yang mendasari manajemen pemasaran untuk mencapai tujuan bisnis dan pemasarannya dalam sebuah pasar sasaran.
3.1.5
Analisis Lingkungan Internal Pemasaran Lingkungan internal perusahaan merupakan lingkungan yang berada dalam
perusahaan dan secara normal memiliki implikasi langusng dan khusus dengan
perusahaan.
Selain itu sangat mempengaruhi arah dan kinerja perusahaan dalam
pencapaian tujuan perusahaan. Menurut David (2006) lingkungan internal perusahaan adalah lingkungan yang terjadi dalam aktifitas perusahaan yang berkaitan dengan kekuatan dan kelemahan.
Analisis ini dimaksudkan untuk mengembangkan daftar
kekuatan yang dimiliki oleh perusahaan dan daftar kelemahan yang harus diatasi oleh perusahaan tersebut. Faktor lingkungan internal yaitu segala faktor yang terkait dengan fungsi perusahaan tersebut yang dapat menunjukkan adanya kekuatan atau kelemahan perusahaan yang dapat dikendalikan oleh pemimpin perusahaan.
Menurut David
(2006), kekuatan dan kelemahan internal merupakan aktivitas organisasi yang dapat dikontrol yang dijalankan dengan sangat baik atau sangat buruk. Faktor-faktor internal ini muncul dalam aktivitas manajemen, pemasaran, keuangan atau akuntansi, produksi atau operasi, penelitian dan pengembangan dan sistem informasi manajemen. Dalam merumuskan analisis strategi pemasaran, hal paling penting yang harus diperhatikan yaitu aspek pemasaran.
Faktor-faktor yang diperhatikan dalam aspek
pemasaran adalah unsur pemasaran STP (Segmentation, Targeting dan Positioning) dan Bauran Pemasaran 7P (product, price, place, promotion, people, process dan physic ) 3.1.5.1 Unsur Pemasaran STP (Segmentation, Targeting dan Positioning) Di dalam pemasaran, penentuan pasar dalam rangka penawaran produk adalah sesuatu yang penting, karena untuk sukses dipasar yang penuh dengan persaingan, perusahaan harus menempatkan konsumen ditengah. Akan tetapi sebelum memuaskan konsumen, sebuah perusahaan harus memahami dengan jelas apa yang menjadi kebutuhan
dan keinginan konsumen.
Terdapat banyak macam konsumen dengan
kebutuhan dan keinginan yang berbeda-beda.
Oleh karena itu, perusahan harus
menyesuaikan produk dan program pemasaran pada kebutuhan pelanggan yang spesifik. Dalam pemasaran terarah, ada tiga langkah yang harus diketahui perusahaan sebelum memasuki pasar diantaranya adalah segmentasi pasar, mentarggetkan pasar dan memposisikan pasar. Langkah-langkah dalam pemasaran terarah dapat dilihat pada Gambar 4. Segmentasi Pasar
Penargetan Pasar
Menentukan Posisi Pasar
1. Mengenali bisnis untuk membuat segmen pasar 2. Mengembangkan
1. Mengembangkan ukuran daya tarik segmen 2. Menyeleksi segmen
1. Mengembangkan pemosisian untuk setiap segmen sasaran 2. Mengembangkan
Gambar 4. Langkah-Langkah dalam Pemasaran Terarah Sumber : Kotler dan Armstrong (2005)
Gambar 4 menunjukkan tiga langkah besar dalam pemasaran terarah. Pertama segmentasi pasar (segmentation) adalah membagi pasar menjadi kelompok pembeli yang berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan, karakteristik, ataupun tingkah laku yang mungkin membutuhkan produk atau bauran pemasaran terpisah. Perusahaan melakukan berbagai cara berbeda untuk membagi-bagi pasar dan mengembangkan profil dari segmen yang dihasilkan. Langkah kedua adalah memilih satu atau beberapa segmen sebagai calon target dengan potensi yang paling besar untuk dimasuki. Langkah ketiga adalah memposisikan pasar (positioning) yaitu menetapkan posisi bersaing untuk produk dan menciptakan bauran pemasaran yang terinci. 1) Segmentasi Pasar (Segmentation) Pasar terdiri dari pembeli dan pembeli pembeda dalam satu atau lain cara. Pemebeli dapat berbeda dalam hal keinginan, sumberdaya, lokasi, sikap pembelian dan praktik pembelian. Pembeli mempunyai kebutuhan dan keinginan yang unik, maka setiap pembeli secara potensial merupakan pasar terpisah. Oleh karena itu, manajer harus menentukan segmen mana yang menawarkan produk atau jasa yang terbaik dari perusahaan. Pada dasarnya segmentasi pasar adalah proses membagi pasar keseluruhan suatu produk atau jasa yang bersifat heterogen ke dalam beberapa segmen, di mana masing-masing segmennya cenderung bersifat homogen dalam segala aspek. Pemasar memandang suatu pasar tertentu terdiri dari banyak bagian yang lebih kecil yang masing-masing bagian memiliki karakteristik tertentu yang sama (umumnya dengan produk yang berbeda)untuk memenuhi kebutuhan khas dari masing-masing segmen.
Variabel utama yang biasa dipergunakan dalam
mensegmentasikan pasar adalah variable geografis (wilayah), demografis (usia, jenis kelamin, dll), psikografis (gaya hidup, kelas sosial) dan tingkah laku tertentu. Menurut Fandy Tjiptono (1997), ada banyak cara untuk melakukan segmentasi pasar.
Namun, tidak semua segmentasi bisa efektif.
agar segmentasi dapat
bermanfaat secara maksimal, maka segmen-segmen pasar harus memenuhi lima karakteristik berikut : a) Dapat diukur (measurable) Ukuran, daya beli dan profil segmen harus dapat diukur.
Walaupun ada
beberapa komponen variabel yang sulit diukur. b) Besar (substansial) Segmen harus cukup besar dan mengguntungkan untuk dilayani. c) Dapat dijangkau (accessible) Segmen harus dapat terjangkau oleh perusahaan, agar dapat dilayani dengan efektif d) Dapat Dibedakan (differentiable) Segmen-segmen dapat dipisah-pisahkan secara konseptual dan memberikan tanggapan yang berbeda terhadap unsur-unsur dan program-program bauran pemasaran yang berlainan. e) Dapat Diambil Tindakan (actionable) Program-program yang efektif dapat dirumuskan untuk menarik dan melayani segmen-segmen yang bersangkutan. 2) Menetapkan Target Pasar (Targetting) Menetapkan target pasar (market targetting) melibatkan evaluasi setiap daya tarik segmen pasar dan memilih satu atau lebih segmen yang akan dimasuki. Perusahaan harus mentargetkan daya tarik segmen dimana perusahaan dapat menghasilkan nilai pelanggan terbesar dan mempertahankannya sepanjang waktu. menurut Umar (2000), dalam mengevaluasi segmen pasar yang berbeda, sebuah perusahaan harus memperhatikan tiga faktor, diantaranya adalah ukuran dan pertumbuhan segmen, daya tarik struktural segmen, sasaran dan sumber daya perusahaan. a) Ukuran dan pertumbuhan segmen, perusahaan harus mengumpulkan dan menganalisis data tentang penjualan akhir, proyeksi laju pertumbuhan penjualan
dan maegin laba yang diharapkan untuk berbagai segmen, lalu pilih segmen yang diharapkan paling sesuai. b) Daya tarik struktural segmen, suatu segmen mungkin mempunyai ukuran dan pertumbuhan yang sesuai dengan yang diharapkan, akan tetapi belum tentu menarik dari sisi profitabilitasnya, jadi perusahaan tetap harus mempelajari faktor-faktor struktural yang utama yang mempengaruhi daya tarik segmen dalam jangka panjang. c) Sasaran dan sumber daya perusahaan, perusahaan harus mempertimbangkan sasaran dan sumber dayanya dalam kaitan dengan segmen pasar. Walaupun ada segmen yang bagus, akan tetapi dapat ditolak jika terjadi prospektif dalam jangka panjang. Selanjutnya, walau segmen itu bagus dan prospektif dalam jangka panjang, tetap harus dipertimbangkan kemampuan perusahaan dalam menyediakan sumber dayanya, misalnya keterampilan tenaga pelaksananya untuk masuk ke pasar itu bahkan keterampilan yang lebih baik dari pesaingnya. 3) Menentukan Posisi Pasar (Positioning) Setelah perusahaan memutuskan segmen pasar mana yang dimasuki, langkah selanjutnya adalah perusahaan harus menentukan posisi yang ingin ditempati oleh segmen tersebut. Positioning berkenaan dengan upaya identifikasi, pengembangan, dan komunikasi keunggulan yang bersifat khas dan unik sedemikian rupa sehingga produk dan jasa perusahaan dipersepsikan lebih superior dan khusus (distinctive) dibandingkan produk dan jasa para pesaing dalam benak pasar sasaran. Jadi fokus utama positioning adalah para persepsi pelanggan dan bukan sekedar produk fisik yang dihasilkan. Jika sebuah produk dianggap sama persis dengan produk lainnya di pasar, maka konsumen tidak mempunyai alasan untuk membelinya. Adapun tujuan pokok strategi positioning adalah : a) Untuk menempatkan atau memposisikan produk dipasar sehingga produk tersebut terpisah atau berbeda dengan merek-merek yang bersain b) Untuk memposisikan produk sehingga dapat menyampaikan beberapa hal pokok kepada pelanggan.
3.1.5.2 Bauran Pemasaran
Para pemasar menggunakan sejumlah alat untuk mendapatkan tanggapan yang diinginkan dari pasar sasaran mereka. Alat-alat itu membentuk suatu bauran pemasaran (marketing mix). Bauran pemasaran (marketing mix) adalah seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk terus menerus mencapai tujuan pemasarannya di pasar sasaran. Perusahaan mampu memutuskan pelanggan mana yang akan dilayaninya (segmentasi dan penetapan target) dan bagaimana cara perusahaan melayaninya (positioning). Kemudian, perusahaan merancang bauran pemasaran yang terdiri dari 7P yaitu Product, Price, Place, Promotion, People, Process, dan Phisic.
Perumusan
strategi pemasaran didasarkan pada analisis yang menyeluruh terhadap faktor-faktor lingkungan eksternal dan lingkungan internal perusahaan. Kotler (2000) mengemukakan bahwa alat-alat pemasaran yang dapat digunakan untuk mempengaruhi pembeli adalah bauran pemasaran. Bauran pemasaran adalah seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk mencapai tujuan pemasarannya dalam pasar sasaran. Bauran pemasaran menekankan pada pengertian suatu strategi yang mengintegrasikan produk, harga promosi, dan distribusi, dimana kegiatan tersebut diarahkan untuk dapat menghasilkan omset penjualan yang maksimal atas produk yang dipasarkan dengan memberikan kepuasan kepada konsumen. Sejalan dengan semakin kompetitifnya dunia bisnis, 4P tersebut kini berkembang menjadi 7P diantarnya adalah product, price, place, promotion, people, process, physical evidence.
1)
Product Kotler dan Amstrong (1997) mendefinisikan produk sebagai segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk mendapat perhatian, dibeli, dipergunakan atau dikonsumsi dan yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan.
2) Price Harga adalah sejumlah nilai uang yang bersedia dibayarkan oleh konsumen untuk mendapatkan suatu produk. Harga dapt diungkapkan dengan berbagai istilah misalnya tarif, sewa, bunga, premi, komisi, uapah, gaji dan sebagainya. Bauran harga berkenaan dengan kebijakan strategis dan taktis seperti tingkat harga, struktur diskon, syarat pembayaran dan tingkat diskriminasi harga diantara berbagai
kelompok pelanggan. Harga menggambarkan besarnya rupiah yang harus dikeluarkan seorang konsumen untuk memperoleh satu buah produk dan hendaknya harga akan dapat terjangkau oleh konsumen. Penentuan harga dapat dilakukan dengan melihat daya beli konsumen dan jumlah yang cukup dalam menutupi ongkos produksi. Selain itu, produsen juga harus memperhatikan harga yang ditawarkan pesaing. Strategi harga seperti diskon, rabat, sistem kredit dan sebagainya merupakan promosi dalam bentuk harga. Strategi promosi harga tersebut bisa memperbesar volume penjualan, walaupun tingkat keuntungan jangka panjang akan berkurang. Ada beberapa metode penetapan harga (Swastha dan Irawan, 1990), yaitu : a) Penetapan harga Mark-Up (Mark-Up Pricing), yaitu jumlah rupiah yang ditambahkan pada biaya dari suatu produk untuk menghasilkan harga jual. b) Penetapan harga Break-Even (Break-Even Pricing), yaitu bagaimana satu-satuan produk dijual pada harga tertentu untuk mengembalikan dana yang tertanam dalam produk tersebut. c) Penetapan harga Biaya Variabel (Variabel Cost Pricing), yaitu penetapan harga yang didasarkan pada suatu ide bahwa biaya total tidak selalu harus ditutup untuk menjalankan kegiatan bisnis yang menguntungkan.
Sistem penetapan
harga biaya variabel ini dapat dipakai untuk menentukan harga minimum yang dapat dikuasai. d) Penetapan harga Beban Puncak (Peak-Load Pricing), yaitu menaikkan harga di atas biaya rata-rata pada saat permintaan tinggi dan mengurangkan pada biaya variabelnya diluar periode ramai. 3) Place Menurut Kotler (1997), saluran pemasaran adalah serangkaian organisasi yang saling bergantung yang terlibat dalam proses untuk menjadikan suatu produk atau jasa siap untuk digunakan atau dikonsumsi. Merupakan keputusan distribusi menyangkut kemudahan akses terhadap jasa bagi para pelanggan. Tempat dimana produk tersedia dalam sejumlah saluran distribusi dan outlet yang memungkinkan konsumen dapat dengan mudah memperoleh suatu produk. Saluran distribusi adalah seperangkat lembaga yang melakukan semua kegiatan menyalurkan produk dari titik konsumsi (Kotler,2005). Saluran distribusi dapat dikelompokkan menurut
jumlah tingkatan saluran. Saluran distribusi untuk barang konsumsi terdapat empat tingkatan, yaitu :saluran tingkat nol, saluran tingkat satu, saluran tingkat dua dan saluran tingkat tiga (Kotler, 2005). a) Saluran distribusi tingkat nol adalah hubungan langsung antara produsen ke konsumen. b) Saluran distribusi tingkat satu adalah hubungan antara produsen dan konsumen melalui pengecer. c) Saluran distribusi tingkat dua terdiri dari produsen, pedagang besar, pengecer dan konsumen. d) Sedangkan distribusi tingkat tiga terdapat empat pelaku yaitu produsen, pedagang besar, agen, pengecer dan konsumen. 4) Promotion Promosi merupakan salah satu variabel bauran pemasaran yang digunakan oleh perusahaan untuk mengadakan komunikasi dengan pasarnya, karena dengan adanya promosi konsumen akan mengetahui keberadaan produk. Promosi dapat juga dikatakan sebagai suatu alat komunikasi untuk menyampaikan sesuatu baik barang atau jasa. Kotler (2005) mendefinisikan promosi sebagai unsur dalam pemasaran yang didayagunakan untuk memberitahukan, membujuk, dan mengingatkan tentang produk perusahaan. Beberapa faktor yang menyebabkan perlunya pelaksanaan promosi menurut Kotler (2005) adalah : a) Jumlah konsumen pontensial yang semakin meningkat. b) Persaingan antar perusahaan meningkat c) Adanya kelesuan-kelesuan ekonomi d) Adanya perkembangan-perkembangan ekonomi yang pesat dimana kegiatan pemasaran tidak hanya berhenti setelah produk dikembangkan, ditentukan harganya, dan didistribusikan pada konsumen tetapi lebih jauh lagi produk tersebut harus dikomunikasikan kepada calon konsumen dengan promosi. Bauran promosi adalah kombinasi strategi yang paling baik dari variabelvariabel periklanan, personal selling, dan alat promosi yang lain, yang semuanya direncanakan untuk mencapai tujuan program penjualan. Bauran promosi terdiri dari lima cara utama (Kotler, 1997), yaitu :
a) Periklanan adalah segala bentuk penyajian non-personal dan promosi ide, barang, atau jasa suatu sponsor tertentu yang memerlukan pembayaran. b) Promosi penjualan adalah kumpulan insentif yang beragam, kebanyakan berjangka pendek, dirancang untuk mendorong pembelian suatu produk atau jasa tertentu secara lebih cepat dan lebih besar oleh konsumen atau pedagang. c) Pemasaran langsung melalui penggunaan surat, telepon dan alat penghubung non personal lainnya untuk berkomunikasi dengan atau mendapatkan respon dari pelanggan dan calon pelanggan tertentu. d) Penjualan personal, yaitu interaksi langsung antar satu atau lebih calon pembeli dengan tujuan melakukan pembelian. e) Hubungan masyarakat melibatkan berbagai program yang dirancang untuk mempromosikan atau menjaga citra perusahaan atau tiap produknya. Perusahaan dalam menetapkan strategi promosinya harus lebih dahulu mengenal secara lebih mendalam tentang produk yang akan dipasarkannya agar media yang dipilih sebagai media promosi akan tepat.
5) People Orang diartikan sebagai karyawan dan kadang-kadang pelanggan lain yang terlibat dalam proses produksi.
Banyak produk atau jasa yang dihasilkan
bergantung pada interaksi langsung dan pribadi antara pelanggan dan karyawan perusahaan. Konsumen sering menilai kualitas produk atau jasa yang konsumen terima berdasarkan penilaian tehadap orang-orang yang menyediakan produk atau jasa tersebut. 6) Process Proses merupakan keseluruhan kegiatan yang berhubungan dengan pelayanan yang akan diberikan kepada konsumen. Metode pengoperasian atau serangkaian tindakan tertentu yang umumnya berupa langkah-langkah yang diperlukan dalm suatu urutan yang telah ditetapkan. Proses yang desainnya baru akan menggangu konsumen karena keterlambatanm birokrasi, dan penyampaian jasa yang tidak efektif. 7) Phsyical Evidence
Bukti fisik adalah petunjuk visual atau berwujud lainnya yang memberikan bukti atas kualitas dari produk atau jasa. Beberapa contoh dari bukti fisik antara lain gedung, tanah, kendaraan dan petunjuk yang terlihat lainnya. Program pemasaran yang efektif mencampurkan semua elemen bauran pemasaran ke dalam program terkoordinasi yang dirancang untuk mencapai sasaran pemasaran perusahaan dengan menyerahkan nilai kepada konsumen.
Jadi
perusahaan yang sukses adalah perusahaanyang dapat memenuhi kebutuhan pelanggan secara ekonomis dan mudah serta dengan komunikasi yang efektif.
3.1.6
Analisis Lingkungan Eksternal Faktor lingkungan eksternal merupakan faktor – faktor yang pada dasarnya
terletak diluar dan terlepas dari perusahaan (Umar,2008). Faktor faktor lingkungan eksternal meliputi peluang dan ancaman yang berada diluar kendali perusahaan. Menurut David (2006), lingkungan eksternal dibagi menjadi lima kategori besar yaitu (1) aspek Politik dan hukum (2) Aspek ekonomi (3) Aspek sosial, budaya demografi dan lingkungan, (4) aspek teknologi (5) aspek kompetitif atau persaingan.
3.1.6.1 Aspek Politik dan Hukum Aspek politik, pemerintah dan hukum dapat mempengaruhi kegiatan operasi suatu perusahaan.
Adanya perubahan dan transisi politik maupun hukum dapat
membawa idealism baru
dan mungkin membuat agenda baru
yang akan
mengesampingkan agenda lama. Menurut Umar (2008), faktor politik terkait dengan arah, kebijakan dan stabilitas pemerintah. Stabilitas politim yang baik akan sangat mempengaruhi keadaan dunia usaha. Beberapa hal terkait dengan faktor politik yang perlu diperhatikan yaitu undang-undang tentang lingkungan dan perburuhan, peraturan tentang perdagangan luar negeri, stabilitas pemerintahan, peraturan tentang keamanan dan kesehatan kerja, dan sistem perpajakan.
3.1.6.2 Aspek Ekonomi Menurut Kotler (1997), kondisi ekonomi suatu daerah atau negara dapat mempengaruhi iklim berbisnis suatu perusahaan. Beberapa faktor kunci yang perlu
diperhatikan antara lain siklus bisnis, ketersediaan energy, inflasi, suku bunga, investasi, harga-harga produk dan jasa, produktivitas dan tenaga kerja. Lingkungan ekonomi merupakan sesuatu yang mempengaruhi daya beli dan pola konsumsi konsumen. Adanya perubahan pendapatan dan pola konsumsi masyarakat akan berpengaruh terhadap penerimaan masyarakat atas produk yang dijual perusahaan.
3.1.6.3 Aspek Sosial, Budaya, Demografi dan Lingkungan Menurut David (2006), perubahan sosial, budaya, demografi dan lingkungan memiliki pengaruh besar terhadap hampir semua produk, jasa dan pelanggan. Adanya kondisi yang selalu beribah-ubah tersebut sebaiknya diantisipasi oleh perusahaan, misalnya perubahan sikap, gaya hidup, adat istiadat, dan kebiasaan dari orang orang di lingkungan eksternal perusahaan. Ketika perubahan preferensi, persepsi dana perilaku masyarakat terjadi, adanya perubahan gaya hidup dan juga perubahan pola konsumsi mereka, maka perusahaan harus mampu mengantisipasi agar perubahan sosial dan budaya tersebut tidak menjadi ancaman tetapi justru dapat menjadi peluang yang dapat dimanfaatkan.
3.1.6.4 Aspek Teknologi Menurut Kotler (1997), kemajuan perkembangan teknologi yang begitu pesat baik di bidang bisnis maupun di bidang yang mendukung kegiatan bisnis sangat mempengaruhi keadaan usaha suatu perusahaan. Agar setiap kegiatan usaha dapat terus berjalan terus menerus, maka perusahaan harus selalu mengikuti perkembanganperkembangan teknologi yang dapat diterapkan pada produk dan jasa yang dihasilkan atau pada cara operasinya.
Adaptasi perkembangan teknologi yang kreatif dapat
memiliki dampak terhadap perencanaan perusahaan melalui pengembangan proses produksi dan pemasaran produk suatu perusahaan.
3.1.6.5 Aspek Persaingan atau kompetitif. Menurut Kotler (1997), faktor pasar dan persaingan terkait dengan keadaan persaingan dimana perusahaan berada, sehingga faktor kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang dimiliki perusahaan termasuk kondisi persaingan perusahaan dengan
mengumpulkan dan mengevaluasi informasi tentang pesaing merupakan hal yang penting untuk keberhasilan formulasi strategi. Menurut Porter (1991) hakikat persaingan suatu industri dapat dilihat sebagai kombinasi lima kekuatan yaitu persaingan anatar perusahaan sejenis, kemungkinan masuknya pesaing baru, potensi pengembangan produk substitusi, kekuatan tawar menawar penjual atau pemasok, dan kekuatan tawar menawar konsumen.
3.1.7
Formulasi Strategi Tahap awal dalam formulasi strategi yaitu mengidentifikasi visi, misi, tujuan dan
strategi perusahaan yang digunakan saat ini. Menurut Kotler (1997), visi merupakan suatu cita-cita tentang keadaan di masa akan datang yang diinginkan untuk terwujud oleh seluruh personel perusahaan, mulai dari jenjang yang paling atas sampai yang paling bawah. Sedangkan misi merupakan penjabaran tertulis mengenai visi agar menjadi mudah dimengerti, atau jelas bagi seluruh staf perusahaan (Kotler, 2005). Sedangkan menurut Kotler (1997), misi merupakan sebuah pernyataan tujuan jangka panjang yang membedakan suatu perusahaan dengan perusahaan sejenisnya. Misi merupakan pondasi untuk prioritas, strategi, rencana, dan penugasan yang menjadi titik awal untuk mendesain pekerjaan manajerial dan mendesain struktur manajerial. Pernyataan misi mengidentifikasi cakupan operasi perusahaan dalam defines produk dan pasar. Pernyataan misi yang jelas menggambarkan nilai dan prioritas dari suatu organisasi dan mengahruskan penyusun dtrategi untuk berfikir tentang sifat dan cakupan operasi saat ini dan mengevaluasi potensi ketertarikan atas pasar dan aktivitas di masa depan.
3.2 Kerangka Pemikiran Operasional Kerangka
pemikiran
operasional
usaha
Wid
Florist
dimulai
dari
pengidentifikasian masalah yang ada pada usaha Wid Florist. Permasalahan utama yang ada di Wid Florist adalah banyak pesaing yang ada di kota Bogor dan belum terpenuhinya target penjualan . Berdasarkan hal tersebut maka diperlukan strategi pemasaran yang baru dengan suatu pengkaijian mengenai lingkungan internal dan eksternal yang ada di Wid Florist. Kajian mengidentifikasi faktor-faktor yang ada di dalamnya yaitu faktor internal pemasaran yang terdiri dari unsur pemasaran (STP) dan
bauran pemasaran (7P).
Sedangkan faktor eksternal terdiri dari lingkungan makro
(politik, ekonomi, sosial dan budaya serta teknologi) dan lingkungan mikro (persaingan industri sejenis, ancaman pendatang baru, kekuatan tawar pemasok dan kekuatan tawar konsumen serta ancaman produk pengganti). Setelah diperoleh kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman maka dirumuskan alternatif strategi dalam matriks SWOT yang terdiri dari perumusan akternatif strategi yang sudah dilakukan oleh Wid Florist dan alternatif startegi baru yang dirumuskan. Dalam analisis SWOT terdapat kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman perusahaan, setelah itu dikumpulkan beberapa alternatif strategi dengan mencocokan kekuatan, kelemahan peluang dan ancaman yang ada di Wid Florist kemudian disusun dalam suatu rumusan strategi tahap mengambil keputusan oleh perusahaan dengan menggunakan matriks QSPM. Tujuan utama dari penelitian ini adalah menentukan prioritas alternatif strategi yang paling tepat dan bisa digunakan oleh Wid Florist dalam memasarkan usahanya dengan mempertimbangkan faktor-faktor yang ada di dalam usaha tersebut. Strategi yang telah dirumuskan dalam penelitian ini diharapkan mampu untuk mengatasi permasalahan utama yaitu banyak pesaing usaha sejenis yang ada di Kota Bogor, sehingga Wid Florist dapat lebih berkembang dibandingkan dengan para pesaingnya. Untuk lebih memperjelas alur dan proses perumusan strategi pemasaran tersebut maka dapat dilihat pada Gambar 5. Kerangka pemikiran operasional perumusan alternatif strategi pada Wid Florist.
Wid Florist Permasalahan yang dihadapi : 1. Target penjualan yang belum tercapai dan tidak stabilnya penjualan produk 2. Banyaknya pesaing usaha sejenis di kota Bogor Analisis Strategi Pemasaran Analisis Lingkungan Perusahaan (Wid Florist )
Faktor Eksternal Wid Florist
Lingkungan internal Pemasaran Wid 1. Unsur Pemasaran (STP) 2. Bauran Pemasaran (7P)
Lingkungan makro
Kekuatan dan Kelemahan
Lingkungan mikro :
Peluang dan Ancaman
Analisis SWOT
Analisis QSPM
Prioritas Strategi Pemasaran untuk Wid Florist
Keterangan : = dalam ruang lingkup penelitian = di luar ruang lingkup penelitian
Gambar 5. Kerangka Pemikiran Operasional Alternatif Strategi pada Wid Florist.
IV METODE PENELITIAN
4.1
Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan pada usaha yang bergerak dalam bidang agribisnis yaitu
Wid Florist yang terletak di Jalan Salak Bogor.
Pemilihan lokasi penelitian ini
dilakukan secara purposive (sengaja) berdasarkan pertimbangan bahwa Wid Florist adalah salah satu usaha florist di kota Bogor dan menjual produk-produk florikultura yang berkualitas. Pertimbangan lainnya dalam memilih lokasi penelitian ini adalah karena seiring dengan berkembangnya zaman dan gaya hidup masyarakat, maka keindahan memiliki peranan penting dalam kehidupan, oleh karena itu usaha ini memiliki persaingan yang ketat dengan usaha sejenisnya, yaitu dalam bidang florist dan dekorasi. Waktu penelitian dimulai dari Juni 2011 hingga September 2011.
4.2
Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam menyusun penelitian ini yaitu data primer dan data
sekunder. Data primer dilakukan dari wawancara serta observasi langsung pada Wid Florist.
Informasi yang didapatkan antara lain jumlah penjualan, maupun strategi
penjualan yang telah digunakan selama ini di Wid Florist. Data primer diperoleh dengan wawancara kepada pemilik dan karyawan di Wid Florist. Responden yang ditunjuk dalam pengisian kuisioner terdiri dari tiga orang yatiu ketiga pemilik Wid Florist. Wawancara dengan pihak eksternal yaitu dengan pesaing yaitu Susie Flower dan Nina Flower yang bertujun untuk membandingkan variabel internal yang ada di Wid Florist. Wawancara dengan pemasok lokal yaitu perusahaan bunga lima benua dengan tujuan untuk mengetahui aspek eksternal yang ada dalam bisnis bunga potong dan menghubungkannya dengan kondisi Wid Florist. Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari studi literatur dan buku-buku lainnya yang berkaitan dengan pembahasan, serta laporan tertulis dari penjual ataupun instansi lainnya yang terkait baik data ataupun dokumen yang sesuai dengan pembahasan ini. Sumber lain diperoleh dari majalah, jurnal, Koran maupun internet atau sumber lainnya yang berkaitan dengan penelitian.
4.3
Teknik Pengumpulan Data Dalam pelaksanaan penelitian ini, teknik pengumpulan data yang dilakukan
adalah : 1) Teknik Observasi : melakukan pengamatan langsung terhadap kegiatan yang dilakukan perusahaan. 2) Teknik Wawancara : melakukan wawancara dengan pemilik perusahaan
serta
pegawai untuk mendapatkan informasi yang lengkap. 3) Teknik Kepustakaan : membaca buku-buku yang terkait dengan judul penelitian dan literatur-literatur lainnya yang menunjang pelaksanaan penelitian. 4) Studi Pendahuluan : mendatangi perusahaan, melakukan pengamatan dan wawancara langsung dengan pihak perusahaan sebelum memulai penyusunan skripsi. 5) Teknik Pengisian Kuesioner : pengisian kuesioner dilakukan oleh tiga orang responden, yaitu Pemilik Wid Florist. Pemilihan
responden
berdasarkan
pihak
yang
memiliki
pengetahuan,
pengalaman, dan keahlian dalam permasalahan yang berhubungan dengan strategi pada Wid Florist.
4.4
Metode Analisis dan Pengolahan Data. Data dan informasi yang diperoleh diolah dengan metode pengolahan data
secara kuantitatif dan kualitatif dan selanjutnya disajikan dalam bentuk tabel, bagan, dan uraian. Kemudian dianalisis lebih lanjut untuk menyusun sasaran yang merupakan prioritas bagi perusahaan dengan menggunakan beberapa pendekatan untuk memperoleh alternatif strategi yang tepat bagi perusahaan.
4.5
Matrik SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, Threats) Matrik SWOT adalah sebuah alat pencocokan yang penting yang membantu
para pembuat keputusan untuk mengembangkan empat jenis strategi yaitu strategi SO (Kekuatan-Peluang), Strategi WO (Kelemahan-Peluang), Strategi ST (Kekuatan-
Ancaman) dan Strategi WT (Kelemahan-Ancaman) 7.
Identifikasi faktor-faktor
eksternal dan internal dilakukan secara iteratif antara responden dan peneliti. Sehingga faktor-faktor internal dan eksternal yang terdapat dalam matriks SWOT berdasarkan hasil kajian dari peneliti yang sudah didiskusikan dengan responden yang dalam hal ini adalah ketiga pemilik Wid Florist. Matrik SWOT digunakan untuk menyusun strategi perusahaan. Matrik ini dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya. Matrik ini dapat menghasilkan empat sel kemungkinan alternatif strategi SO, strategi WO, strategi WT, dan strategi ST (Tabel 4). Langkah-langkah menyusun matrik SWOT adalah sebagai berikut : 1) Tuliskan peluang eksternal perusahaan yang menentukan 2) Tuliskan ancaman eksternal perusahaan yang menentukan 3) Tuliskan kekuatan internal perusahaan yang menentukan 4) Tuliskan kelemahan internal perusahaan yang menentukan 5) Mencocokkan kekuatan internal dengan peluang eksternal dan mencatat resultan strategi SO dalam sel yang tepat. 6) Mencocokan kelemahan internal dengan peluang eksternal dan mencatat resultan strategi WO dalam sel yang tepat. 7) Mencocokan kekuatan internal dengan ancaman eksternal dan mencatat resultan strategi ST dalam sel yang tepat. 8) Mencocokan kelemahan internal dengan ancaman eksternal dan mencatat resultan strategi WT dalam sel yang tepat.
Tabel 4. Matrik SWOT Internal Eksternal
7
STRENGTH-S Kekuatan Internal Perusahaan
http://planware.org.strategicsample.htm [ 20 April 2011]
WEAKNESS-W Kelemahan Internal perusahaan
OPPORTUNITIES-O Peluang Eksternal Perusahaan
STRATEGI S-O STRATEGI W-O Gunakan kekuatan untuk Atasi kelemahan dengan memanfaatkan peluang memanfaatkan peluang
THREATS-T Ancaman Eksternal Perusahaan
STRATEGI S-T STRATEGI S-O Gunakan kekuatan untuk Meminimumkan menghindari ancaman kelemahan dan menghindari ancaman
Sumber : David, 2006 Hasil dari matrik SWOT ini sendiri diharapkan dapat memberikan beberapa alternatif strategi pemasaran yang dapat dipilih oleh pihak manajemen perusahaan agar tujuan awal dari organisasi tercapai dan kegiatan perusahaan dapat memberikan hasil yang maksimal. Dalam perumusan kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman perusahaan diperlukan diskusi lebih mendalam dengan pihak perusahaan sehingga dilakukan tanya jawab secara iterative. Diskusi yang dilakukan dengan perusahaan bertujuan agar dalam penelitian ini dapat merumuskan strategi yang sesuai dengan kondisi perusahaan. Pertimbangan perusahaan dan hasil analisis penelitian akan menjadi acuan utama dalam pembuatan matriks SWOT ini.
4.6
Metode Perbandingan Berpasangan Metode ini digunakan untuk memberikan penilaian terhadap bobot setiap faktor
penentu internal dan eksternal dengan membandingkan setiap variabel pada baris (horizontal) dengan variabel pada kolom (vertikal). Untuk menentukan bobot setiap faktor penentu internal dan eksternal. Tujuan utama dari metode perbandingan berpasangan ini adalah memberikan bobot untuk setiap faktor penentu yang akan digunakan dalam perhitungan Matriks QSPM. Tahap-tahap untuk melakuaan metode perbandingan berpasangan
untuk
melakukan pembobotan adalah sebagai berikut : 1) Langkah awal yang dilakukan adalah mengidentifikasi daftar faktor-faktor utama yang mempunyai dampak penting untuk aspek internal (kekuatan dan kelemahan) dan eksternal (peluang dan ancaman) perusahaan. Identifikasi faktor internal dengan mendaftarkan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki organisasi, dalam penyajiannya, daftar kekuatan terlebih dahulu ditulis, kemudian daftar kelemahan.
Daftar harus spesifik menggunakan persentase, rasio atau angka perbandingan. Data bersifat eksternal berasal dari wawancara atau kuesioner dengan pihak yang mengetahui keadaan perusahaan. Identifikasi faktor eksternal organisasi dilakukan dengan mendaftarkan peluang dan ancaman yang dimiliki organisasi. Hasil kedua identifikasi faktor-faktor tersebut sebagai faktor penentu eksternal dan internal yang akan diberikan bobot 2) Penentuan bobot dilakukan dengan jalan mengajukan identifikasi faktor strategis internal dan eksternal kepada pihak manajemen perusahaan dengan menggunakan metode paired comparison atau metode perbandingan berpasangan (David, 2006). Untuk menentukan bobot setiap variabel digunakan skala 1, 2 dan 3. Skala yang digunakan untuk pengisian kolom adalah : 1 : jika indikator horisontal kurang penting daripada indikator vertikal 2 : jika indikator horisontal sama penting dibandingkan indikator vertikal 3 : jika indikator horisontal lebih penting dibanding indikator vertikal Tabel 5. Penilaian Bobot Faktor Strategi Eksternal dan Internal Faktor Penentu A B C D … Total Bobot A B C D … Total Sumber : David, 2006 Bobot setiap faktor diperoleh dengan menentukan nilai setiap faktor terhadap jumlah nilai keseluruhan faktor. Bobot yang diberikan pada setiap faktor berada pada kisaran 0,0 (tidak penting) hingga 1,0 (paling penting). Faktor-faktor yang dianggap mempunyai pengaruh terbesar pada prestasi perusahaan diberi bobot tertinggi, tanpa mempedulikan apakah faktor tersebut kunci kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman. Bobot setiap variabel diperoleh dengan menentukan nilai setiap variabel terhadap jumlah nilai keseluruhan variabel dengan menggunakan rumus : Ai
Xi n
Xi i 1
dimana : A i = bobot variabel ke-i n = jumlah variabel i = 1,2,3,...,n X i nilai variabel ke-i Total bobot yang diberikan sama dengan 1,0. 4.7
Analisis Matrik QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix) Setelah mengembangkan sejumlah alternatif strategi, perusahaan harus mampu
mengevaluasi dan kemudian memilih strategi yang terbaik dan paling cocok dengan kondisi internal perusahaan serta lingkungan eksternal. Penggunaan QSPM dapat dilihat pada Tabel 6. Ada enam langkah yang harus diikuti untuk membuat matrik QSPM yaitu : 1) Menyusun daftar kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang sama dengan matrik SWOT. 2) Memberikan bobot untuk masing-masing kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang dilakukan pada metode perbandingan berpasangan 3) Menyusun alternatif strategi yang akan dievaluasi. 4) Menetapkan nilai daya tarik (Attractiveness Scores - AS) yang berkisar antara 1 sampai 4. Nilai 1 = tidak menarik, 2 = agak menarik, 3 = cukup menarik, 4 = sangat menarik. Bila tidak ada pengaruhnya terhadap alternatif strategi yang sedang dipertimbangkan tidak diberikan nilai (AS). 5) Menghitung total nilai daya tarik (Total Attractiveness Scores – TAS), kemudian mengalikan bobot dengan nilai daya tarik (AS). 6) Menghitung jumlah total nilai daya tarik (TAS). Alternatif strategi yang memiliki nilai total terbesar merupakan strategi yang paling baik. Tabel 6. Matrik QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix) Faktor-Faktor Bobot Sukses Strategi
Kekuatan Kelemahan Peluang -
Alternatif Strategi Strategi I Strategi II
Strategi III
AS
AS
TAS
AS
TAS
TAS
Ancaman Total Sumber : David, 2006 Keterangan : AS = Attractiveness Scores (Nilai Daya Tarik) TAS = Total Attractiveness Scores (Total Nilai Daya Tarik)
Besaran total nilai dalam QSPM matrik inilah yang menjadi informasi quantitatif yang menjadi dasar bagi perumusan strategi pengembangan. Rumus strategi dengan demikian menjadi rumusan hasil akhir dari penelitian ini.
V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1
Gambaran Umum Perusahaan
5.1.1
Sejarah Singkat, Visi dan Misi Usaha Wid Florist Wid Florist adalah salah satu florist yang ada di Kota Bogor yang didirikan pada
30 September 2005. Wid Florist merupakan usaha patungan yang didirikan oleh tiga orang wanita yang bernama Ibu Widya, Ibu Wiwid, dan Ibu Widi. Nama Wid Florist itu sendiri diambil potongan nama depan dari ketiga pemiliknya yang secara tidak sengaja sama. Berdirinya Wid Florist berawal dari hobi pemiliknya yang bernama Ibu Wiwid dan Ibu Widya dalam merangkai bunga, keduanya merupakan kakak beradik yang sudah lama menyukai kegiatan merangkai bunga semenjak mereka remaja. Ibu Widi yang merupakan saudara sepupu dari Ibu Widya dan Ibu Wiwid adalah pemilik tempat kios Wid Florist kini berada. Ide awal dari usaha ini yaitu ketika ketiga pemiliknya menjadi pemenang kedua dalam lomba merangkai bunga dalam rangka memperingati Ulang Tahun Kota Bogor pada Tahun 2004. Ibu Widi selaku pemilik tempat sebagai pencetus ide utama untuk didirikannya usaha florist ini.
Langkah berikutnya yang dilakukan sebelum
didirikannya usaha florist ini adalah mencari pemasok bunga potong segar dengan kualitas yang bagus kemudian mencari tenaga kerja yang memiliki kompetensi. Setelah itu pada tanggal 30 September 2005 Wid Florist dibuka untuk pertama kalinya di Kota Bogor sebagai florist yang memiliki konsep mewah dan elegan. Konsep awal kios dan usaha Wid Florist berubah-ubah pada tahun pertama didirikannya florist ini. Awalnya konsep yang ditawarkan yaitu kios terbuka dengan bunga display yang dipajang seperti pada florist-florist kebanyakan yang ada di Kota Bogor, dan usaha yang ditawarkan pada awalnya hanya sebatas penjualan bunga potong segar ready stock dan pembuatan rangkaian bunga. Akan tetapi dengan menggunakan konsep tersebut usaha Wid Florist dapat dikatakan tidak berkembang karena konsep seperti itu sudah banyak ditawarkan oleh florist-florist lain yang sudah lama berdiri di kota Bogor. Pada pertengahan tahun 2006 Wid Florist menggunakan konsep yang berbeda yaitu dengan kios tertutup, bunga dipajang didalam kios dan ditata secantik mungkin sehingga ruangan kios seperti ruang tamu yang dihiasi banyak bunga. Penjualan bunga
kini tidak hanya ready stock akan tetapi menerima pemesanan semua jenis bunga yang tersedia dari pemasok. Selain penjualan bunga dan rangkaian bunga Wid florist juga menawarkan jasa pembuatan bunga papan, hand bucket, dan standing flower bucket. Hal lain yang menarik dari Wid Florist adalah memperbolehkan konsumennya untuk merangkai bunga sendiri sesuai dengan keinginan konsumen, kegiatan itu disebut create your own flowers. Hal tersebut yang membuat Wid Florist berbeda dengan floristflorist lain yang ada di Kota Bogor. Setiap usaha termasuk Wid Florist tentu saja memiliki visi dan misi dalam perjalanan usahanya.
Visi dan Misi dari Wid Florist tentu saja diharapkan dapat
membawa usaha ini berkembang lebih baik lagi. Visi dari Wid Florist yaitu mendapatkan keuntungan yang maksimum
dengan mengutamakan produk yang
berkualitas. Sementara misi dari Wid Florist adalah menjadi pilihan utama bagi warga Bogor dalam hal estetika terutama untuk bunga dan rangkaian bunga, dengan mengedepankan kualitas bunga potong yang terbaik dan pelayanan jasa yang memuaskan.
5.1.2
Lokasi Perusahaan Wid Florist terletak di Jalan Salak No. 6 Bogor. Pemilihan lokasi ini didasarkan
pada keinginan pemiliknya. Pertimbangan pemilihan lokasi tersebut berdasarkan bahwa belum adanya florist yang ada di wilayah tersebut, sementara wilayah tersebut termasuk wilayah yang sering dilewati oleh masyarakat Kota Bogor dan dekat dengan beberapa tempat kumpul kawula muda Bogor. Lokasi Wid Florist berada satu wilayah dengan de Cofee pot dan nine photography.
5.1.3
Struktur Organisasi Perusahaan. Struktur organisasi merupakan suatu susunan dan hubungan antar tiap bagian
serta posisi yang ada pada suatu perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasional guna mencapai tujuan perusahaan. Di dalam struktur organisasi menjelaskan spesifikasi pekerjaan yang harus dilakukan di dalam suatu organisasi, sehingga suatu usaha akan berjalan dengan baik apabila mempunyai struktur organisasi yang baik. Karena dengan struktur organisasi yang baik maka pendelegasian tugas mudah untuk diterapkan
sehingga spesifikasi pekerjannya jelas.
Struktur organisasi dapat menggambarkan
hubungan antar masing-masing bagian dalam perusahaan. Wid Florist masih memiliki struktur organisasi yang sederhana, akan tetapi tanggung jawab antar tiap bagian di struktur organisasi tersebut sangat jelas. Struktur Organisasi dari Wid Florist dapat dilihat pada Gambar 6 berikut Pemilik (Ibu Wiwid, Ibu Widya, Ibu Widi)
Karyawan 1 (Yanti) (Bagian Produksi dan Operasi )
Karyawan 2 (Sri) (Bagian Produksi dan keuangan )
Karyawan 3 (Enjang) ( Bagian delivery dan Pemasaran)
Gambar 6. Struktur Organisasi Wid Florist Sumber : Wid Florist, 2011
Pemilik merupakan pemegang keputusan tertinggi dalam struktur organisasi Wid Florist, dan semua karyawannya bertanggung jawab langsung kepada pemilik. Setiap karyawan memiliki dua spesifikasi tugas yang harus dipertanggung jawabkan tiap bulannya kepada pemilik.
Pemilik hanya bertugas sebagai pengawas, pengambil
keputusan dan secara tidak langsung ikut dalam kegiatan operasional. Akan tetapi ketiga karyawannya secara langsung bertanggung jawab terhadap kegiatan operasional Wid Florist. Berikut ini adalah tugas dan tanggung jawab dari masing-masing bagian di dalam struktur organisasi Wid Florist. 1) Pemilik Selaku pemegang keputusan tertinggi dalam struktur organisasi pemilik memiliki tanggung jawab kepada seluruh karyawannya. Selain itu juga pemilik bertugas sebagai pengawas yang mengawasi kegiatan operasional usaha Wid Florist secara tidak langsung. Pemilik Wid Florist yang terdiri dari tiga orang ini
pun memiliki tugas masing-masing dalam kegitan operasioanal Wid Florist. Tugas pemilik dalam kegiatan operasional Wid Florist yaitu : a) Memberikan persetujuan pemesanan input bunga potong yang dilakukan oleh bagian produksi dan operasi, melakukan pemesanan kepada pemasok dan pengawasan stock bunga potong. (dilakukan oleh Ibu Widya) b) Mengawasi arus kas Wid Florist dan melakukan persetujuan pengeluaran dana usaha baik untuk kegiatan operasional maupun inventaris ( dilakukan oleh Ibu Widi) c) Mengawasi trend bunga potong dan melakukan pelatihan-pelatihan kepada karyawan Wid Florist serta melakukan berbagai event untuk kegiatan promosi (dilakukan oleh Ibu Wiwid). 2) Karyawan 1 (Bagian Produksi dan Operasi ) Berikut ini adalah spesifikasi pekerjaan bagian produksi dan operasi a) Membuat rangkaian bunga potong, bunga papan, standing flower bucket, hand bucket dan karangan bunga artificial yang dipesan oleh konsumen. b) Mengawasi pasokan input bunga potong untuk meminimalisir resiko busuk, melakukan pemesanan bunga potong kepada pemasok sesuai dengan pesanan konsumen yang sebelumnya disetujui oleh pemilik. c) Mengawasi pemakaian sarana pendukung, pernak pernik pelengkap rangkaian bunga dan media pelengkap hiasan bunga. d) Mencatat pesanan bunga, saran dan kritik konsumen serta segala hal yang berkaitan dengan operasional usaha Wid Florist setiap harinya. 3) Karyawan 2 ( Bagian Produksi dan Keuangan ) Berikut ini adalah spesifikasi pekerjaan bagian produksi dan keuangan a) Membuat rangkaian bunga potong, bunga papan, standing flower bucket, hand bucket dan karangan bunga artificial yang dipesan oleh konsumen. b) Melakukan pembelian barang inventaris dan sarana pendukung untuk kegiatan operasional usaha Wid Florist. c) Mencatat transaksi pemasukan dan pengeluaran dana yang terjadi setiap harinya, melakukan transaksi pembayaran dengan konsumen dan pemasok dan menyimpan dana kebuthan operasional
d) Membuat laporan keuangan setiap bulannya yang berisi transaksi keuangan Wid Florist setiap hari. 4) Karyawan 3 ( Bagian Pemasaran dan delivery ) Berikut ini adalah spesifikasi pekerjaan bagian pemasaran dan delivery a) Melakukan delivery pesanan kepada konsumen b) Menjadi penanggung jawab apabila Wid Florist melakukan event-event promosi c) Melakukan pencetakan kartu nama, dan brosur Wid Florist.
5.1.4
Analisis Keuangan Wid Florist Sejak awal berdirinya pada tahun 2005, modal usaha Wid Florist sepenuhnya
adalah modal milik pribadi, yaitu gabungan dari modal ketiga pemiliknya. Sampai saat ini Wid Florist belum pernah melakukan pinjaman ke bank untuk kegiatan operasional usahanya.
Selama berdirinya Wid Florist belum pernah mengalami kerugian.
Pembagian keuntungan bagi ketiga pemiliknya dilakukan secara rata dengan persentase pembagian keuntungan tiap bulannya adalah 10 persen untuk tambahan modal usaha dan 90 persen keuntungan dibagi rata untuk ketiga pemiliknya, yang berarti masingmasing memperoleh 30 persen dari keuntungan tiap bulannya.
Keuntungan yang
diperoleh merupakan hasil dari pendapatan yang telah dikurangi oleh biaya-biaya serta gaji karyawan. Dalam pencatatan arus kas Wid Florist sudah melakukannya pencatatan secara rinci dan jelas, disertakan dengan laporan keuangan per tiga bulan yang diserahkan kepada masing-masing pemiliknya. Dana operasional Wid Florist pun dikelola dengan baik dan disimpan dalam bentuk media tabungan di salah satu bank agar pengeluaran dapat dilaporkan secara jelas.
5.1.5
Analisis Penelitian dan Pengembangan Kegiatan penelitian dan pengembangan yang dilakukan oleh Wid Florist yaitu
berdasarkan minat konsumen terhadap bunga potong yang banyak digemari.
Wid
Florist selalu melakukan inovasi-inovasi baru dalam melakukan pengembangan produknya untuk memuaskan konsumennya, misalnya dengan memperkenalkan teknik
rangkain bunga yang unik. Selain itu para karyawan pun selalu melakukan pelatihan yang terkait dengan perkembangan trend bunga potong yang ada. Akan tetapi Wid Florist belum melakukan kerjasama dengan pihak luar dalam hal penelitian dan pengembangan. Hal tersebut dianggap belum perlu dilakukan selama para pemilik dan karyawannya masih mampu mengikuti perkembangan trend bunga potong yang diminati oleh konsumen.
5.1.6
Kegiatan Operasional dan Budaya Perusahaan. Wid Florist buka setiap hari selama satu minggu dimulai dari pukul 08:00WIB
sampai dengan pukul 20:00 WIB, kecuali pada hari senin dan selasa, Wid Florist tutup pada pukul 17:00 WIB. Dalam satu minggu karyawan mendapatkan kesempatan untuk libur selama satu hari secara bergantian yang harinya ditentukan oleh karyawan itu sendiri dan dapat berubah-ubah setiap minggunya. Wid Florist membangun suasana kekeluargaan pada setiap karyawannya, sehingga para karyawan merasa nyaman bekerja di Wid Florist.
5.2
Analisis Lingkungan Internal Pemasaran Wid Florist Analisis lingkungan internal merupakan tahap untuk mengetahui kekuatan dan
kelemahan yang dimiliki oleh Wid Florist dalam menghadapi persaingan. Lingkungan internal dapat diamati dengan pendekatan secara langsung melalui tanya jawab dan observasi atau pengamatan langsung. Dalam memasarkan produknya Wid Florist telah memiliki suatu strategi yang diharapkan dapat meningkatkan penjualan, meningkatkan kepuasan dan kepercayaan pelanggan, dan mempertahankan kelangsungan perusahaan di pasar yang kompetitif. Dalam mencapai tujuannya Wid Florist menggunakan strategi pemasaran yang terdiri dari unsur pemasaran STP (Segmentation, Targeting, dan positioning.) dan bauran pemasaran 7P ( Product, Price, Place, Promotion, People, Process, Physic). Faktor internal pemasaran Wid Florist tersebut akan dijelaskan lebih lanjut berikut ini.
5.2.1
Unsur Pemasaran STP
1) Segmentation
Menentukan segmentasi merupakan langkah awal yang yang harus dilakukan oleh setiap usaha dalam memasuki pasar yang kompetitif. Dalam mensegmentasi pasar Wid Florist memperhatikan kebutuhan pelanggan, keinginan pelanggan dan manfaat yang dicari oleh pelanggan. Segmentasi pasar yang dilakukan oleh Wid Florist didasarkan pada aspek geografik, demografik, psikografik dan tingkah laku tertentu. Segmentasi berdasarkan aspek geografik yang dipilih oleh Wid Florist adalah konsumen yang berada di wilayah Kota bogor dan sekitarnya. Segmen tersebut dipilih berdasarkan wilayah Wid Florist yang berada di Kota Bogor dan dengan pertimbangan bahwa masih banyak pasar di wilayah Kota Bogor yang belum terjamah oleh Wid Florist. Segmentasi pasar berikutnya adalah berdasarkan aspek demografik, yang memebagi pasar menjadi kelompok berdasarkan pada variabel seperti umur, jenis kelamin, besar keluarga, siklus kehidupan keluarga, pendapatan, pekerjaan, pendidikan agama, ras dan kebangsaan (Kotler dan Armstrong, 1997).
Faktor
demografik merupakan dasar yang paling penting dalam membuat segmen kelompok konsumen karena kebutuhan dan keinginan konsumen serta tingkat penggunaan erat kaitannya dengan variabel demografik.
Dalam memasarkan
berdasarkan aspek demografik Wid Florist memilih segmen keluarga dan bukan keluarga dengan pendapatan menengah keatas. Segmen keluarga terdiri dari pria maupun wanita dengan pekerjaan yang berbeda satu sama lain selain itu terdiri dari anak-anak, remaja dan orang tua yang masing-masing memiliki kebutuhan yang berbeda dalam hal estetika khususnya bunga potong.
Segmen bukan keluarga
terdiri dari orang perorangan dan perusahaan serta instansi-instansi atau organisasi yang juga memiliki kebutuhan dan keinginan yang berbeda-beda dalam penggunaan bunga potong. Segmentasi psikografik merupakan proses membagi pembeli berdasarkan pada karakteristik kelas sosial, gaya hidup dan kepribadian.
Berdasarkan aspek
psikogarifk segmentasi yang dipilih oleh Wid Florist adalah kelas sosial dan gaya hidup. Kelas sosial yang dipilih Wid Florist untuk segmentasi pasarnya adalah masyarakat kelas menengah keatas.
Segmentasi tingkah laku merupakan proses pengelompokan berdasarkan pada pengetahuan, sikap, penggunaan atau reaksi mereka terhadap suatu barang. Berdasarkan segmentasi tingkah laku Wid Florist memilih manfaat yang dicari konsumen, dan penggunaannya bagi konsumen. Segmentasi yang dilakukan oleh Wid Florist berdasarkan kebutuhan konsumen untuk nilai estetika, hobi dan keperluan dekorasi.
2) Targeting Setelah mengidentifikasi dan mengklasifikasikan segmentasi pasar langkah selanjutnya yang dilakukan oleh Wid Florist adalah menentukan target atau sasaran pasar yang tepat untuk menjual produknya.
Targeting adalah suatu tindakan
memilih satu atau lebih segmen pasar yang akan dimasuki. Dalam mentargetkan pasar ada tiga faktor yang perlu diperhatikan oleh Wid Florist diantaranya adalah ukuran dan pertumbuhan segmen, daya tarik struktural segmen, serta sasaran dan sumber daya Wid Florist. Target utama dari Wid Florist adalah konsumen dengan kelas sosial menengah ketas, dikarenakan produk bunga potong yang dijual di Wid Florist memiliki kualitas yang baik dengan harga yang relatif mahal. Konsumen yang menjadi target pasar dari Wid Florist berupa konsumen perorangan dan instansi atau perusahaan.
3) Positioning Setelah mengetahui segmen pasar yang akan dimasuki Wid Florist harus dapat menentukan posisi apa yang akan ditempati dalam segmen tersebut. Memposisikan pasar merupakan suatu proses mengatur agar suatu produk menduduki tempat yang jelas, berbeda dan dikehendaki relatif terhadap produk pesaing dibenak konsumen sasaran. Wid Florist dalam menjalan usahanya memposisikan sebagai florist yang menawarkan bunga potong dengan kualitas internasional dan nilai estetika yang tinggi serta dengan pelayanan yang memuaskan bagi masyakarakat dengan gaya hidup modern dan berkelas.
5.2.2
Bauran Pemasaran
Bauran pemasaran terdiri dari segala sesuatu yang dapat dilakukan perusahaan untuk mempengaruhi permintaan produk diantaranya terdiri dari produk, harga, tempat, promosi, orang, proses, dan bukti fisik. 1) Bauran Produk ( Product ) Strategi produk merupakan strategi yang paling penting untuk dikembangkan karena produk inilah yang dikonsumsi dan dimanfaatkan secara langsung oleh konsumen.
Strategi produk yang dilakukan oleh Wid Florist adalah menjual
produk bunga potong dengan kualitas yang terbaik dan segar dengan berbagai macam pilihan variasi jenis dan warna serta tiap jenis bunga potongnya memiliki kualitas yang sama. Hal tersebut dilakukan oleh Wid Florist agar konsumen tidak kesulitan dalam memilih bunga potong yang dijual di Wid Florist. Produk yang ditawarkan oleh Wid Florist antara lain adalah bunga potong segar, produk bunga artificial, daun potong hias, dan produk tambahan berupa vas bunga, media tanam untuk hiasan, alat pelengkap hiasan dan pewangi ruangan recycle. Produk utama yang dijual oleh Wid Florist adalah bunga potong, jenis bunga potong yang dijual di Wid Florist antara lain bunga mawar, gladiol, gerbera, tulip, lili, carnation, krisan, baby bread, anggrek cymbidium dan lain-lain. Selain produk Wid Florist juga menawarkan jasa untuk merangkai bunga baik berupa hand bouquet, rangkaian, bunga papan dan standing flower bouquet dan layanan jasa delivery produk ke tangan konsumen atau ke tempat sesuai pemesanan konsumen. Produk bunga potong yang dijual oleh Wid Florist memiliki kualitas yang sangat baik apabila dibandingkan dengan florist-florist lain, hal tersebut terlihat dari teknik penyimpanan bunga potong, pada florist-florist lain yang ada di Kota Bogor bunga potong biasanya disimpan di dalam sebuah ember atau wadah lainnya yang berisi ember dan ditaruh pada suhu ruangan biasa, akan tetapi di Wid Florist bunga potong khususnya bunga-bunga ready stock disimpan dalam freezer untuk lebih mempertahankan kesegaran dan kualitas bunga potong itu sendiri. Bunga potong yang disimpan dalam freezer dapat bertahan sekitar 7 – 10 hari sementara bunga potong yang hanya direndam air dapat bertahan 3 – 5 hari hingga bunga tersebut layu. Selain kualitasnya yang sangat baik, bunga potong yang ada di Wid Florist pun merupakan bunga-bunga impor dari berbagai pemasok di mancanegara seperti
Belanda, Vietnam dan Ecuador, sehingga jenis bunga yang dijual merupakan bunga yang jarang ditemui di pasaran. Beberapa jenis bunga yang diimpor dari mancanegara yaitu Tulip, Lili, Mawar, Anggrek Cymbidium, dan Baby bread, sementara bunga yang diperoleh dari pemasok lokal yaitu bunga Mawar, Gladiol, Gerbera, Carnation, dan krisan serta beberapa jenis daun potong penghias. Konsumen dapat membeli langsung bunga potong yang tersedia atau ready stock di outlet ataupun memesan bunga impor yang mereka inginkan. Wid Florist biasanya tidak menyimpan bunga potong dalam jumlah yang terlalu banyak untuk menjaga kualitas dan kesegaran bunga potong yang dijualnya. Selain bunga potong eceran yang dijual oleh Wid Florist, terdapat beberapa produk dan jasa lain yang ditawarkan yaitu rangkaian bunga, hand bouquet, standing flower bouquet, dan bunga papan. Beberapa produk tersebut tentu saja berbahan dasar bunga potong segar yang kemudian dirangkai sesuai dengan permintaan konsumen dengan beberapa tambahan hiasan lain seperti daun hias, pita dan pernak-pernik lainnya. Produk jasa yang ditawarkan oleh Wid Florist adaah jasa delivery untuk pemesanan bunga untuk semua produk termasuk bunga potong eceran dan jasa merangkaikan bunga. Selain bunga potong dan berbagai jenis produk berbahan dasar bunga potong Wid Florist juga menjual bunga artificial , yaitu rangkaian bunga palsu yang dibentuk sesuai keinginan konsumen, baik berupa rangkaian bunga maupun hand bouquet. Konsumen dapat membeli bunga artificial yang sudah jadi terangkai ataupun memilih sendiri jenis rangkain bunga artificial yang diinginkan. Produkproduk yang dijual pada Wid Florist dapat dilihat pada Gambar 7.
Gambar 7. Produk-produk yang dijual di Wid Florist
2) Bauran Harga ( Price) Harga merupakan jumlah uang yang harus dibayarkan oleh konsumen kepada setiap produk atau jasa yang ditawarkan oleh perusahaan. Harga juga merupakan variabel yang berpengaruh langsung terhadap laba perusahaan. Penentuan harga dari suatu produk akan sangat memengaruhi keberhasilan suatu usaha dalam memperoleh keuntungan yang diinginkan. Strategi dalam menetapkan harga produk dapat dilakukan dengan menganalisis kelebihan dan kelemahan produk yang dimiliki. Penetapan harga bunga potong di Wid Florist dihitung berdasarkan biaya pembelian pokok bunga potong yang ditambah dengan biaya penyimpanan dan keuntungan yang diinginkan. Penentuan harga pun ditetapkan dengan pertimbangan kualitas bunga potong yang dijual di Wid Florist.
Strategi harga lainnya yang ditetapkan oleh Wid Florist adalah
menetapkan harga paket untuk pembelian produk selain bunga potong satuan. Harga bunga potong yang dijual di Wid Florist relatif lebih mahal dibandingkan dengan harga bunga potong pada florist-florist lain yang ada di Kota Bogor. Strategi harga yang diterapkan oleh Wid Florist yaitu menetapkan harga sesuai dengan kualitas bunga potong yang dijualnya, menurut pemilik Wid Florist, harga dapat menentukan seberapa baik produk yang dijual oleh suatu perusahaan. Dalam menetapkan harga produk bunga potongnya Wid Florist memang menetapkan harga yang lebih mahal, akan tetapi Wid Florist memiliki komitmen dalam kualitas bunga yang dijualnya. Tabel 7 merupakan daftar harga produk yang dijual di Wid Florist dan dibandingkan dengan harga bunga potong pada florist-florist lain. Tabel 7. Perbandingan Harga Produk Wid Florist dan Florist lain di Kota Bogor Nama Produk Bunga Mawar Bunga Krisan
Harga di Wid Florist
Kisaran harga di Florist lain Rp. 15.000 – Rp. 70.000 per Rp. 5000 – Rp 20.000 per batang batang Rp. 27.500 – Rp. 35.000 per Rp. 20.000 – Rp. 25.000
ikat Rp. 25.000 per ikat
per ikat Bunga Baby Brad Rp. 15.000 - Rp. 25.000 per ikat Bunga Carnation Rp. 25.000 per ikat Rp. 15.000- Rp. 25.000 per ikat Bunga Gerbera Rp. 10.000 per tangkai Rp. 5.000 per tangkai Bunga mawar Rp. 20.000 – Rp. 70.000 per Rp. 5.000 – Rp. 40.000 tangkai per tangkai Anggrek Cymbidium Rp. 35.000 per batang Bunga lili Rp. 35.000 per tangkai Bunga Tulip Rp. 25.000 – Rp. 60.000 per tangkai Bunga Papan Rp. 400.000 – Rp. 5.000.000 Hand bouquet Rp. 200.000 – Rp. 1.000.000 Standing flowers Rp. 250.000 – Rp. 2.500.000 bouquet Bunga Rangkai (dalam Rp. 150.000 – Rp. 1.500.000 vas) Artficial Flowers Rp. 400.000 – Rp. 3000.000 Sumber : Wid Florist , 2011 Harga-harga bunga potong tersebut dapat berubah-ubah sesuai dengan kondisi lingkungan usaha Wid Florist, misalnya adanya kenaikan penjualan dari pemasok dan kenaikan bahan baku pendukung.
Wid Florist pun memiliki harga khusus dalam
penjualaan bunga mawar, karena bunga mawar merupakan produk yang paling diminati oleh para konsumen. Harga penjualan bunga mawar yaitu sebagai berikut : a) 3 tangkai mawar semi holland grade A, deluxe wrapping plus kartu ucapan eksklusif, Rp100.000,b) 3 tangkai mawar impor Holland, deluxe wrapping plus kartu ucapan eksklusif, Rp160.000,c) 3 tangkai mawar impor Ecuador, deluxe wrapping plus kartu ucapan eksklusif, Rp160.000,d) 3 tangkai mawar impor Vietnam, deluxe wrapping plus kartu ucapan eksklusif, Rp140.000,e) 5 tangkai mawar lokal grade A, deluxe wrapping plus kartu ucapan eksklusif, Rp100.000,f) 5 tangkai mawar impor Holland, deluxe wrapping plus kartu ucapan eksklusif, Rp250.000,g) 5 tangkai mawar impor Ecuador, deluxe wrapping plus kartu ucapan eksklusif, Rp250.000,h) 5 tangkai mawar impor Vietnam, deluxe wrapping plus kartu ucapan eksklusif, Rp235.000,Strategi harga untuk harga special baru hanya dilakukan untuk bunga mawar saja, karena permintaan akan bunga mawar lebih tinggi dibandingkan dengan bunga
lainnya. Berdasarkan Tabel 7 dapat dilihat perbandingan harga bunga potong Wid Florist yang relatif lebih mahal dibandingkan dengan florist lain. Harga rangkain bunga pada florist -florist lain maupun Wid Florist pada dasarkan disesuaikan dengan harga-harga bunga dan hiasan yang digunakan untuk merangkainya.
3) Bauran Tempat (Place) Wid Florist dapat dikatakan sebagai pedagang pengecer karena langsung menjual ke tangan konsumen akhir, oleh karena itu pemilihan lokasi Wid Florist harus mudah terjangkau oleh konsumennya. Wid Florist berlokasi di Jalan Salak No 6. Bogor. Pemilihan lokasi tersebut sesuai dengan keingin pemilikinya dan dengan pertimbangan bahwa di lokasi tersebut terdapat beberapa tempat kawula muda Bogor seperti de Coffe pot, dan dekat dengan taman kencana, mengingat target pasar dari Wid Florist adalah kelas sosial dan gaya hidup masyarakat. Lokasi Wid Florist tersebut dikatakan strategis karena selain lokasinya yang berdekatan dengan tempat kawula muda Bogor, di sekitar lokasi tersebut pun tidak terdapat usaha sejenis yaitu florist yang dapat menjadi pesaing dari Wid Florist, seperti florist-florist kebanyakan yang bisa dijumpai di daerah sekitar pasar anyar dan pasar bogor yang terdapat beberapa florist dalam satu wilayah ayang akan memperketat persaingan. Selain itu lokasi Wid Florist pun berada di tengah kota sehingga memudahkan layanan jasa delivery untuk konsumen, Hal lain yang membuat kekuatan dari strategi tempat ini yaitu, tempat dimana outlet Wid Florist berdiri ini merupakan tempat milik pribadi pemilik Wid Florist sehingga tidak dibutuhkan biaya tambahan untuk sewa tempat. 4) Bauran Promosi ( Promotion ) Promosi merupakan kegiatan yang mengkomunikasikan keunggulan produk yang dijual dan membujuk pelanggan sasaran untuk membelinya. Sampai sejauh ini strategi promosi yang dilakukan oleh Wid Florist hanya membuat brosur, pemberitaan media cetak dan menjadi sponsor beberapa acara di Kota Bogor. Brosur yang dibuat oleh Wid Florist pun kurang memberikan bujukan kepada konsumen akan produk yang dijual di Wid Florist dan brosur tidak disebarkan melainkan disimpan dan dipajang di dalam outlet hal tersebut membuat promosi
yang dilakukan oleh Wid Florist optimal. Brosur Wid Florist dapat dilihat pada Lampiran 2. Wid Florist pernah melakukan pemberitaan di media cetak lokal diantaranya f magazine, dan Radar Bogor. Pemberitaan yang ada hanya sebatas mengenai profil usaha Wid Florist serta keunggulan bunga potong yang dijual di Wid Florist. Belum ada beberapa iklan yang bertujuan promosi produk ataupun jasa yang ditampilan dimedia cetak. Wid Florist pernah beberapa kali menjadi sponsor dalam beberapa acara di kota Bogor diantaranya yaitu pada acara ulang taun kota Bogor pada Tahun 2009. Selain kegiatan promosi diatas Wid Florist pun memiliki web khusus yang berisi tentang profil perusahaan yaitu
http://widflorist .blogspot.com akan tetapi
pembuatan web tersebut belum berjalan maksimal karena belum adanya transaksi jual beli yang dilakukan dalam web tersebut. Wid Florist pun memiliki papan nama yang terpasang dipinggir jalan yang berjajar dalam satu billboard dengan beberapa toko yang ada dalam wilayah tersebut.
5)
Bauran Orang ( People ) Setiap usaha yang akan berhasil apabila ditunjang dengan sumber daya manusia yang terampil dan berkualitas. Orang dalam bauran pemasaran ini diartikan sebagai karyawan.
Karyawan merupakan bagian penting dalam sebuah usaha karena
terlibat langsung dalam kegiatan operasional dan penyampaian produk ke tangan konsumen. Wid Florist memiliki tiga orang karyawan yang terdiri dari satu orang pria dan dua orang wanita.
Karyawan yang dimiliki Wid Florist merupakan
karyawan yang loyal terhadap usaha ini, karena sejak awal berdirinya Wid Florist belum pernah melakukan pergantian karyawan. Kualifikasi sumber daya manusia yang dipilih oleh para pemilik Wid Florist untuk menjadi karyawannya adalah orang yang tekun, ulet, jujur, terampil dan mau belajar serta bekerja keras. Selain itu pemilik Wid Florist memilih para karyawan yang memiliki tempat tinggal di daerah Bogor. Keterampilan yang dimiliki oleh karyawan Wid Florist tentunya dalam hal merangkai bunga, dan seluruh karyawannya memiliki keterampilan tersebut.
Strategi orang yang dilakukan oleh Wid Florist adalah selalu memberikan pelatihan dan pendidikan merangkai bunga pada karyawannya minimal dua kali dalam setahun, karena bunga potong dan rangkain bunga memiliki trend yang berubah-ubah. Hal tersebut bertujuan agar karyawan memahami cara merangkai bunga, warna-warna bunga yang sedang digemari serta mengetahui nilai-nilai estetika dalam merangkai bunga.
Pelatihan dan pendidikan yang diikuti oleh
karyawannya biasannya selalu didampingi oleh pemilik Wid Florist.
Selain
mengikuti pelatihan, dan pendidikan menganai rangkaian bunga, para karyawan pun sering mengikuti seminar-seminar mengenai bunga potong dan tanaman hias, serta bisnis florist guna memperbanyak pengetahuan mereka mengenai produk dan mengetahui kekuatan serta kelamahan dari masing-masing produk. Selain terampil karyawan Wid Florist juga dituntut untuk memiliki sifat yang ramah terhadap konsumennya, dan dituntut memiliki pengetahuan yang baik mengenai produk yang dijualnya. Keramahan karyawan Wid Florist membuat para konsumen merasa nyaman untuk membeli bunga potong atau rangkaian bunga dan secara tidak langsung akan merekomendasikan Wid Florist dengan baik. Pengetahuan mengenai produk sangat diperlukan karena beberapa konsumen yang merupakan konsumen kritis biasanya mengajukab pertanyaan-pertanyaan seputar bunga potong yang dijual di Wid Florist, dengan dibekali pengetahuan tentang produk maka karyawan dapat menjawab pertanyaan dan konsumen akan merasa puas membeli produk di Wid Florist. Sejauh ini dengan tiga orang karyawan yang dimilikinya Wid Florist terkadang mengalami kesulitan apabila Wid Florist hendak mengadakan event diluar outlet Wid Florist kekurangan karyawan, karena dibutuhkan beberapa tenaga kerja untuk menjaga stand promosi, dan melayani konsumen yang datang ke outlet.
Wid
Florist belum memiliki karyawan khusus yang menangani pemasaran dan promosi, sejauh ini hanya pemilik Wid Florist yang menangani masalah pemasaran dan promosi.
6) Bauran Proses ( Process) Proses merupakan semua kegiatan yang dapat dikoordinasikan dengan baik untuk mencipatakan kualitas serta pelayanan yang diberikan kepada konsumen.
Pelayanan yang baik akan meningkatkan loyalitas dan kepercayaan konsumen kepada Wid Florist, karena selain menjual produk bunga, konsumen pun memperhatikan kualitas pelayanan dan jasa yang diberikan oleh Wid Florist. Strategi proses yang dilakukan oleh Wid Florist adalah peningkatan kinerja karyawan, kecepatan dalam merangkai bunga, kemudahan dalam pemesanan dan pembayaran dan jasa delivery. Proses pemesanan bunga potong yang tidak ready stock membutuhkan 2 – 5 hari kerja. Untuk pemesanan bunga lokal membutuhkan maksimal 2 hari kerja sementara bunga impor membutuhkan 3 – 5 hari kerja. Dalam merangkai bunga Wid florist memiliki standara layanan kecepatan tersendiri, proses merangkai bunga vas yang dilakukan oleh karyawan memiliki waktu standar yaitu 15 – 20 menit, pembuatan hand bouquet memiliki waktu standar 10 – 15 menit. Dalam proses pembuatan bunga rangkai, Wid Florist memperbolehkan konsumennya untuk membuat bunga rangkai sendiri yaitu yang biasa disebut dengan create your own flowers, yang merupakan salah satu strategi proses yang diberikan oleh Wid Florist untuk konsumennya. Proses ini pun memberikan beberapa
keuntungan bagi Wid
menyenangkan bagi konsumen.
Florist dan merupakan
kegiatan
yang
Keuntungan bagi Wid Florist adalah saat
konsumen membuat rangkaian bunga sendiri, karyawan dapat melakukan kegiatan lainnya, sehingga mempercepat proses penjualan bagi konsumen, selain itu mengurangi resiko kecewanya konsumen akan rangkaian bunga yang dibuat. Konsumen pun dapat menambah wawasan dalam merangkai bunga, karena dalam proses merangkai bunga, karyawan membantu dengan cara menyiapkan peralatan yang dibutuhkan dan memberikan panduan trend bunga yang sedang digemari pada saat itu. Minat konsumen Wid Florist terhadap kegiatan ini pun sangat besara, dikarenakan konsumen memperoleh kesenangan dalam merangkai bunga dan hal tersebutlah yang menjadi daya tarik kegiatan ini. Menurut hasil wawancara dari karyawan Wid Florist dalam satu bulan terdapat 40 persen konsumen yang membeli bunga dengan melakukan kegiatan create your own flowers. 7) Bauran Fisik ( Physic )
Bukti fisik merupakan petunjuk visual yang memberikan bukti atas kualitas produk atau jasa yang ditawarkan, seperti sarana pendukung, dekorasi ruangan, warna bangunan dan kebersihan outlet. Strategi fisik yang diberikan oleh Wid Florist untuk konsumennya adalah kenyamanan, kebersihan dan kerapihan outlet Wid Florist, ruangan yang ditata dengan baik dan dilengkapi dengan AC, penempatan bunga-bunga potong yang rapi sehingga konsumen dapat melihat seluruh koleksi bunga potong yang dimiliki oleh wid Florist , ruangan dilengkapi dengan sofa yang nyaman dan full music, area parkir yang cukup luas, serta desain outlet yang modern. Selain itu Wid Florist memiliki dua buah lemari pendingin yang berfungsi untuk menyimpan bunga potong agar selalu terjaga kesegarannya, dan tidak cepat busuk. Peralatan inventaris lain yang dimiliki Wid Florist adalah satu buah laptop yang berfungi sebagai media untuk administrasi, mencatat semua pengeluaran dan pemasukan serta menyimpan berbagai data internal usaha Wid Florist . Wid Florist juga memiliki dua buah mesin EDC (Electronic Data Capture) atau biasa disebut mini ATM berlogo BCA prima dan Mandiri Visa yang berfungi untuk melayani pembayaran non tunai dari konsumennya baik debet maupun credit. Hal tersebut sangat memberikan berbagai kemudahan kepada konsumen Wid Florist dalam melakukan transaksi penjualan Berdasarkan hasil analisis faktor-faktor internal perusahaan, maka dapat disimpulkan bahwa Wid Florist memiliki delapan faktor kritis yang terdiri dari lima kekuatan dan tiga kelemahan dan dapat dilihat pada Tabel 8 berikut ini Tabel 8. Kekuatan dan Kelemahan Wid Florist berdasarkan Faktor Internal Perusahaan Faktor Internal Pemasaran Produk Harga Tempat Promosi
Orang
Kekuatan
Kelemahan
1. Produk berkualitas tinngi dan bervariatif 1. Harga relatif mahal 2. Lokasi strategis 2. Belum melakukan promosi yang maksimal. 3. Adanya pendidikan dan 3. Kurangnya tenaga kerja pelatihan SDM secara khususnya bagian berkala pemasaran
Proses
4. Memiliki kegiatan create your own flowers 5. Konsep Kios yang mewah dan elegan.
Fisik
5.2.3
Identifikasi Kekuatan dan Kelemahan
1) Kekuatan a) Produk berkualitas tinggi dan bervariatif Produk-produk yang dijual di Wid Florist adalah produk bunga potong yang memiliki kualitas yang tinggi.
Produk tersebut berasal dari lokal maupun
impor. Bunga lokal yang dijual yaitu bunga lokal dengan grade A dan bunga impor diperoleh dari mancanegara seperti Belanda, Ecuador, dan Vietnam. Wid Florist selalu menjaga kesegaran bunga potongnya dengan menyimpannya dalam lemari pendingin yang dapat mempertahankan bunga lebih lama sekitar 7 – 10 hari. Produk bunga potong yang dijual sangat beragam tidak hanya bunga potong akan tetapi berupa rangkaian bunga, hand bouquet, standing flowers bouquet, bunga papan dan bunga artificial. Produk yang sangat variatif ini memberikan berbagai pilihan dan jenis bunga potong yang akan dibeli oleh konsumen. b) Lokasi strategis Lokasi Wid Florist berada dekat dengan tempat kumpul kawula muda kota Bogor yang juga merupakan target pasar dari Wid Florist itu sendiri. Selain itu lokasi ini merupakan lokasi milik sendiri atau pemilik Wid Florist sehingga Wid Florist tidak perlu mengeluarkan biaya tambahan untuk menyewa tempat usahanya. Di lokasi ini pun tepatnya disekitar Jalan Salak belum ada florist lain selain Wid Florist hal tersebut dapat mengurangi persaingan antar usaha. c) Adanya pelatihan dan pendidikan SDM secara berkala Karyawan merupakan variabel penting di Wid Florist karena dalam menjual produknya Wid Florist melibatkan seluruh karyawannya secara langsung. Wid Florist selalu memberikan pelatihan rutin bagi karyawannya dalam hal merangkai bunga dan pengetahuan mengenai bunga potong.
Pelatihan
dilakukan minimal dua tahun sekali, karena bunga potong memiliki trend yang berubah-ubah tiap taunnya. Pelatihan ini bertujuan menambah wawasan para
karyawannya mengenai bunga potong serta meningkatkan keterampilan dalam menjual produk bunga potong ke tangan konsumen. d) Memiliki kegiatan create your own flowers Kegiatan create your own flowers ini tidak dimiliki oleh florist -florist lain yang ada di Kota Bogor, sehingga ini dapat menjadi kekuatan bagi Wid Florist dalam menjual produknya.
Dalam prosesnya kegiatan ini juga melibatkan
karyawan Wid Florist jika dibutuhkan oleh konsumen, selain menarik minat para konsumen yang hobi dalam merangkai bunga, para konsumen pun dibimbing mengenai teknik-teknik merangkai yang baik yang sesuai dengan trend yang sedang berlangsung. Keuntungan bagi Wid Florist adalah tidak membutuhkan waktu yang lama karena dilakukan sendiri oleh konsumen sehingga para karyawan dapat melakukan pekerjaan lainnya dan mengurangi resiko adanya kekecewaan konsumen terhadap rangkaian bunga. e) Konsep kios yang mewah dan elegan. Wid Florist memiliki ruangan yang dilengkapi dengan sofa yang nyaman, full music, air conditioner, serta area parkir yang luas. Serta sarana pendukung usaha yang modern seperti dua buah lemsri pendingin untuk menyimpan bunga potong, satu buah laptop untuk keperluan administrasi, dan dua muah mesin EDC atau mini ATM yang berfungsi untuk mempermudah transaksi pembayaran non tunai. Sarana dan prasarana yang disediakan di Wid Florist untuk membuat konsumem merasa nyaman melakukan pembelian di Wid Florist .
2) Kelemahan a) Harga Relatif Mahal Harga produk yang ditawarkan Wid Florist relatif mahal apabila dibandingkan dengan florist -florist lain yang ada di Kota Bogor, perbandingan harga tersebut dapat dilihat pada Tabel 7. Harga tersebut ditetapkan berdasarkan melihat kelebihan dan kelemahan produk yang dimiliki serta mempertimbangkan biaya-biaya dan keuntungan yang ingin diperoleh. b) Belum Melakukan Promosi yang Maksimal Kegiatan promosi yang telah dilakukan oleh Wid Florist yaitu mengikuti beberapa event yang diadakn di Kota Bogor, serta memberitakan profil usaha
pada beberapa media cetak lokal. Wid Florist memiliki brosur dan web yang belum digunakan secara maksimal dalam proses pemasarannya. c) Kurangnya tenaga kerja khususnya bagian pemasaran. Karyawan yang dimiliki oleh Wid Florist hanya terdiri dari tiga orang yang sudah memiliki spesifikasi pekerjaan masing-masing.
Wid Florist tidak
memiliki karyawan yang khusus untuk bagian pemasaran oleh karena itu jika Wid Florist mengadakan event-event diluar outlet dan berpartisipasi di beberapa stand penjualan maka resiko yang dialami yaitu kurangnya tenaga kerja di outlet dan dilapangan.
5.3
Analisis Lingkungan Eksternal Analisis lingkungan eksternal bertujuan untuk mengevaluasi keadaan serta
kejadian yang berada di luar lingkungan perusahaan. Analisis terhadap lingkungan eksternal merupakan tahap untuk mengetahui peluang dan ancaman yang dihadapi oleh perusahaan. Analisis lingkungan eksternal dibagi menjadi dua yaitu analisis lingkungan eksternal makro, dan analisis lingkungan eksternal mikro.
5.3.1
Analisis Lingkungan Eksternal Makro Lingkungan eksternal makro merupakan lingkungan yang secara tidak langsung
mempengaruhi strategi perusahaan dalam jangka panjang. Analisis lingkungan intermal makro biasanya juga disebut sebagai analisis lingkungan jauh. Beberapa aspek yang ada di dalam lingkungan eksternal makro adalah aspek politi, aspek ekonomi, aspek sosial dan budaya serta aspek teknologi. Pengaruh dari beberapa aspek lingkungan eksternal terhadap Wid Florist akan dijelaskan sebagai berikut.
1) Aspek Politik Kondisi politik secara tidak langsung dapat mempengaruhi pertimbangan dalam pembuatan keputusan yang akan dilakukan oleh Wid Florist. Faktor-faktor politik dapat berupa kebijakan pemerintah yang mempengaruhi berjalannya suatu usaha, termasuk Wid Florist. Menurut pemilik Wid Florist perhatian pemerintah terhadap sektor florikultur khususnya florist masih sangatlah kurang. Sejak awal berdirinya
Wid Florist pada tahun 2005, belum ada kebijakan pemerintah yang memberikan dampak yang signifikan pada usaha Wid Florist . Sebelum Wid Florist berdiri, terdapat peraturan pemerintah no 5 tahun 1994 bahwa produk tanaman hias dan florikultur tidak dikenakan PPN (Pajak Pertambahan Nilai), hal tersebut memberikan peluang bagi Wid Florist dalam menjalankan usahanya, akan tetapi dalam perdagangan impor bunga potong tetap dikenai bea dan pajak impor. Peraturan pemerintah tersebut memberikan peluang kepada Wid Florist untuk memasarkan produk bunga potong karena dengan tidak dikenakan PPN maka biaya yang dikeluarkan oleh Wid Florist semakin kecil pula.
2) Aspek Ekonomi Keberlangsungan suatu perusahaan sangat dipengaruhi oleh keadaan ekonomi suatu negara, semakin baik keadaan ekonomi suatu negara maka suatu usaha akan memiliki kesempatan atau peluang untuk terus berkembang.
Wid Florist
merupakan salah satu usaha yang menekuni kegiatan impor, dan kegiatan tersebut sangat dipengaruhi oleh nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing khususnya dollar. Di tahun 2011 nilai rupiah cenderung menguat terhadap dollar Amerika, dimana mata uang USD ini yang biasa dipakai dalam perdagangan internasional. Hal tersebut tentu saja memberikan peluang kepada Wid Florist karena dengan menguatnya nilai mata uang Rupiah terhadap Dollar Amerika maka biaya yang dikeluarkan Wid Florist untuk melakukan pembelian bunga potong impor cenderung lebih murah. Menguatnya nilai Rupiah ini dimanfaatkan oleh Wid Florist untuk membeli berbagai keperluan pernak-pernik untuk rangkaian bunga yang berasal dari mancanegara untuk menambah keindahan rangkaian bunga yang dibuat. Pembelian tersebut dilakukan dalam jumlah besar untuk persediaan jangka panjang karena pernak-pernik dapat kapan saja digunakan dan merupakan barang yang tidak memiliki kadaluwarsa sekalipun trend yang ada sudah berubah akan tetapi dapat diimprovisasikan. Aspek ekonomi lain yang memberikan dampak secara tidak langsung bagi Wid Florist adalah naiknya tarif dasar listrik sebesar 20 persen pada awal tahun 2011. Hal tersebut berdampak negatif terhadap usaha Wid Florist karena dengan naiknya
tarif dasar listrik maka biaya tetap yang dikeluarkan Wid Florist tiap bulannya menjadi bertambah. Wid Florist memiliki dua buah lemari pendingin yang harus menyala tiap harinya untuk menjaga bunga agar tetap segar, oleh karena itu pengeluaran yang dikeluarkan untuk biaya listrik secara otomatis bertambah.
3) Aspek Sosial dan Budaya Penduduk kota Bogor dari tahun ke tahun semakin meningkat, berdasarkan hasil sensus Penduduk 2010, jumlah penduduk Kota Bogor mencapai 973.113 jiwa dengan laju pertumbuhan sebesar 2,39 persen8. Dengan bertambahnya penduduk kota Bogor maka semakin banyak pula konsumen potensial yang dapat menjadi target pasar Wid Florist.
Pertumbuhan penduduk kota Bogor seiring dengan
berkembangnya gaya hidup masyarakat akan memberikan dampak positif atau peluang bagi usaha Wid Florist. Gaya hidup masyarakat yang semakin membaik dan memperhatikan keindahan akan membuat permintaan terhadap bunga potong semakin meningkat. Adanya budaya merayakan hari kasih sayang dan memberikan bunga meningkatkan penjualan Wid Florist pada bulan Februari.
Selain itu semakin bertambahnya
penduduk maka semakin banyak perayaan ulang tahun, perayaan pernikahan, dan perayaan lainnya yang membutuhkan rangkaian bunga sebagai tanda ucapan atau hanya sebagai dekorasi. Hal tersebut memberikan peluang bagi Wid Florist untuk mengembangkan usahanya. Selain sebagai tanda ucapan, adanya budaya menghias rumah untuk acara-acara tertentu seperti lebaran, natal dan acara-acara keluarga secara tidak langsung akan memberikan peluang bagi Wid Florist untuk memasarkan produknya.
4) Aspek Teknologi Kemajuan teknologi yang semakin pesat membuat semua usaha harus mampu bersaing baik kualitas sumberdaya manusia maupun teknologi informasi. Hal ini dapat memberikan berbagai damapak bagi setiap usaha.
Untuk menghindari
keusangan dan mendorong inovasi, Wid Florist harus mampu mewaspadai perubahan teknologi yang mempengaruhi usahanya. Adanya teknologi yang kreatif 8
[BPS] Badan Pusat Statistik Kota Bogor.2011. Jumlah penduduk kota Bogor
dapat membuka kemungkinan terciptanya inovasi baru, produk baru dan metode baru, serta penyempurnaan pemasaran yang lebih baik. Dampak positif dari kemajuan teknologi bagi Wid Florist adalah kemudahan mengkases informasi dari internet, terutama untuk melihat trend produk bunga potong dan rangkaian bunga yang sedang berkembang saat ini, serta pembukuan administrasi dengan komputerisasi.
Adanya perkembangan teknologi informasi
tersebut harus didukung pula oleh sumberdaya manusia yang kompeten untuk mengoperasikannya.
5.3.2
Analisis Lingkungan Eksternal Mikro Analisis Lingkungan eksternal mikro adalah analisis lingkungan eksternal yang
memberikan dampak secara langsung terahap usaha Wid Florist khususnya dalam bidang persaingan. Analisis lingkungan eksternal mikro biasa juaga disebut sebagai analisis lingkungan industri. Persaingan suatu usaha yang semakin besar merupakan hal yang harus diperhatikan oleh Wid Florist dalam perkembangan usahanya. Analisis lingkungan eksternal mikro ditentukan oleh lima kekuatan dari porter yang akan dijelaskan sebagai berikut. 1) Persaingan Antar Perusahaan Sejenis Dalam perkembangan suatu usaha tidak lepas dari adanya persaingan, persaingan tersebut lah yang akan membuat suatu usaha akan terus berkembang untuk menjadi lebih baik.
Persaingan antar usaha sejenis atau florist lainnya
menjadi ancaman bagi Wid Florist dikarenakan banyaknya Florist yang ada di kota Bogor. Persaingan akan datang seiring dengan dengan berkembangnya bisnis di pasaran.
Untuk menghadapi persaingan maka Wid Florist harus mempunyai
strategi yang baik untuk menghadapinya.
Persaingan ini mengharuskan Wid
Florist untuk terus menciptakan inovasi terhadap produknya agar memiliki kelebihan dibandingkan dibandingkan dengan pesaingnya. Florist-florist yang ada di kota Bogor sangat beragam dan beberapa diantaranya ada yang menggeluti beberapa bidang seperti dekorasi dan cattering, hal tersebut yang merupakan ancaman terbesar bagi Wid Florist karena memiliki pelayan yang lebih banyak.
Florist yang dapat dikatakan sebagai pesaing bagi Wid Florist adalah Fajar Florist yang terletak di Pajajaran, Nina Flower yang berada di daerah jalan baru, serta beberapa kumpulan pedagang bunga yang berada di pasar anyar dan pasar Bogor karena bisnis yang digeluti secara garis besar sama yaitu penjualan bunga potong dan rangkaian bunga. Untuk mengatasi persaingan maka Wid Florist harus lebih memperhatikan kualitas produk yang dijualnya serta meningkatkan pelayanan kepada konsumen dan mengikuti trend yang sedang digemari saat ini. Walaupun persaingan dapat dianggap sebagai ancaman, akan tetap persaingan akan membuat perusahaan menjadi terpacu untuk lebih berkembang. 2) Ancaman Pendatang Baru Ancaman adanya pendatang baru sangat dikhawatirkan oleh semua jenis usaha, karena dengan adanya pendatang baru maka persaingan akan semakin padat. Ada enam sumber utama hambatan masuk perusahaan ( Potter 1997) yaitu (1) Skala ekonomis, (2) Diferensiasi produk, (3) Kebutuhan Modal, (4) Hambatan biaya, (5) Akses ke saluran distribusi dan (6) Kebijakan Pemerintah. Dikatakan Wid Florist dirasa cukup mampu untuk mengatasi hambatan masuk tersebut, skala usaha Wid Florist masih dapat dikatakan skala ekonomis kecil, memiliki produk yang beragam bentuk dan jenis, modal yang digunakan adalah modal patungan, sementara tempat yang digunakan adalah milik pribadi sehingga tidak perlu membayar sewa, hanya membayar pajak. Selain itu tidak diperlukan saluran distribusi karena Wid Florist langsung menjual sendiri produknya ke konsumen akhir dan tidak ada kebijakan pemerintah yang menghalangi berjalannya usaha florist khususnya di Kota Bogor. Ancaman masuk pendatang baru dirasakan tidak begitu besar pengaruhnya terhadap Wid Florist, karena usaha ini selalu melakukan inovasi produk khususnya berkaitan dengan trend bunga potong. Adanya pendatang baru akan mengancam bagi wid Florist apabila pendatang baru tersebut memiliki konsep yang sama dengan lokasi yang berdekatan dengan Wid Florist .
3) Ancaman Produk pengganti atau substitusi Dalam berbagai industri, perusahaan bersaing ketat dengan produsen produk pengganti.
Produk substitusi dalam jumlah besar, kualitas yang lebih baik dan
harga yang lebih terjangkau akan mempengaruhi konsumen untuk mengkonsumsi produk substitusi.
Dalam usaha florist khususnya Wid
Florist tidak
mengkhawatirkan adanya produk pengganti karena keindahan bunga potong asli tidak dapat digantikan.
Satu-satunya hal yang dapat mengganti fungsi bunga
potong sebagai dekorasi yaitu bunga artificial atau rangkaian bunga palsu. Untuk menyikapi hal ini Wid Florist juga menjual berbagai macam bunga artificial sebagai alternatif lain bagi konsumen untuk dekorasi. Oleh karena itu ancaman produk pengganti tidak akan memberikan pengaruh yang signifikan terhadap usaha Wid Florist. 4) Kekuatan tawar menawar pemasok Pemasok merupakan penyedia bahan baku bagi perusahaan. Pemasok dapat menggunakan kekuatan tawar menawarnya dengan menaikkan harga serta menurunkan kualitas produk yang dihasilkannya. Hal tersebut sangat merugikan perusahaan oleh karena itu setiap usaha juga Wid Florist harus memiliki beberapa pemasok tetap untuk menjaga kualitas produknya. Wid Florist memiliki pemasok tetap lokal yaitu perusahaan bunga lima benua yang ada di Jakarta. Perusahaan tersebut merupakan distributor bunga potong yang besar yang menyalurkan bungabunga potong dari petani yang sudah disortir dan digolongkan berdasarkan grade. Dalam pengadaan produk bunga potongnya Wid Florist tidak hanya memiliki pemasok lokal, akan tetapi Wid Florist memiliki pemasok impor yang memasok 50 persen produk bunga potongnya. Pemasok tersebut berasal dari berbagai negara seperti negara Vietnam untuk produk bunga mawar dan lili, negara Equador untuk produk mawar, anggrek, dan baby bread dan negara Belanda untuk produk tulip, lili dan carnation.
Perjanjian pembelian dengan pemasok-pemasok tersebut sudah
terikat dalam kontrak yang dilakukan sesuai dengan pemesanan dari Wid Florist. Dalam proses perdagangan impor seperti ini terdapat ancaman bagi Wid Florist yaitu dalam waktu pengiriman yang terkadang tidak sesuai dengan keinginan konsumen, serta beberapa produk reject karena perjalanan. Hal tersebut ditanggung oleh Wid Florist sebagai pembeli berdasarkan perjanjian kerjasama karena pengiriman dapat dipastikan baik saat di negara asal, akan tetapi terdapat beberapa hal tak terduga selama proses pengiriman. Oleh karena itu Wid Florist selalu
memberikan rentan waktu yang lebih lama kepada konsumen jika memesan bunga impor yang tidak ready stock.
5) Kekuatan tawar menawar pembeli Konsumen Wid Florist berasal dari daerah Kota Bogor dan sekitarnya yang biasanya melakukan pembelian tidak hanya sekali.
Konsumen selalu mencari
produk yang berkulaitas dan mencari trend-trend yang sedang digemari pada saat ini. Harga ditentukan oleh Wid Florist sebagai penjual, akan tetapi produk yang dijual baik bunga potong maupun rangkaian bunga dibuat sesuai dengan keinginan konsumen. Wid Florist selalu berusaha menyediakan produk yang berkualitas baik, dan memberikan pelayanan yang terbaik bagi konsumennya. Jumlah florist yang sudah banyak di Kota Bogor dapat memberikan berbagai pilihan bagi konsumen dalam menentukan pilihannya, sehingga konsumen atau pembeli memiliki kekuatan yang sangat besar dalam hal ini. Wid Florist memiliki beberapa konsumen loyal diantaranya Kantor Walikota Kota Bogor bunga rangkai untuk hiasan dan memesan berbagai macam tanda ucapan, selain itu gereja Zebaoth yang selalu memesan bunga untuk beberapa kegiatan-kegiatan keagamaan dan beberapa konsumen perorangan yang sudah terbiasa dengan pelayanan yang diberikan oleh Wid Florist . Berdasarkan Hasil analisis dari faktor-faktor eksternal perusahaan maka dapat disimpulkan bahwa Wid Florist memiliki 9 faktor kritis yang terdiri dari enam peluang dan tiga ancaman. Hal tersebut dapat dilihat pada Tabel 9 berikut ini.
Tabel. 9. Peluang dan Ancaman Wid Florist Berdasarkan Analisis Faktor-faktor Eksternal Perusahaan. Faktor Eksternal Perusahaan Lingkungan Eksternal Makro
Peluang 1) Tidak ada PPn untuk produk tanaman hias dan Florikultur 2) Nilai Rupiah yang cenderung menguat terhadap Dollar Amerika 3) Pola dan gaya hidup masyarakat yang semakin berkembang 4) Kemajuan Teknologi Informasi
Ancaman
Lingkungan Eksternal Mikro
5.3.3
5) Tidak ada produk substitusi 6) Memiliki konsumen loyal
1) Tingginya tingkat persaingan di Kota Bogor 2) Resiko pasokan bunga impor 3) Tingginya kekuatan tawar pembeli
Identifikasi Peluang, dan Ancaman
1) Peluang a) Tidak ada PPn untuk produk tanaman hias dan Florikultur Adanya peraturan pemerintah no 5 tahun 1994 bahwa produk tanaman hias dan florikultur tidak dikenakan PPN (Pajak Pertambahan Nilai), hal tersebut memberikan peluang bagi Wid Florist dalam menjalankan usahanya, akan tetapi dalam perdagangan impor bunga potong tetap dikenakai bea dan pajak impor. b) Nilai Rupiah yang cenderung menguat terhadap Dollar Amerika Pada tahun 2011 nilai Rupiah relatif menguat terhadap nilai Dollar Amerika, hal tersbut memberikan peluang kepada Wid Florist dalam membeli bahan baku bunga potong yang sebagian besarnya dalah impor. Wid Florist dapat membeli bunga potong dengan harga konversi yang lebih murah dikarenakan menguatnya nilai Rupiah tersebut. Dalam memanfaatkan hal ini Wid Florist juga membeli berbagai perlengkapan pelengkap lainnya. c) Pola dan gaya hidup masyarakat yang semakin berkembang Gaya hidup masyarakat yang semakin membaik dan memperhatikan keindahan akan membuat permintaan terhadap bunga potong semakin meningkat. Selain sebagai tanda ucapan, adanya budaya menghias rumah untuk acara-acara tertentu seperti lebaran, natal dan acara-acara keluarga secara tidak langsung akan memberikan peluang bagi Wid Florist untuk memasarkan produknya. d) Kemajuan teknologi informasi Teknologi informasi merupakan teknologi yang aktif digunakan oleh Wid Florist damapak positif dari berkembangnya teknologi informasi adalah adanya jaringan internet yang dapat mempermudah kegiatan Wid Florist. Peluang yang dapat diperoleh oleh Wid Florist dari berkembangnya teknologi informasi ini antara lain dapat memanfaatkan internet untuk melihat trend bunga yang
sedang digemari, menjual dan memasarkan serta proses administrasi. Selain jaringan internet teknologi informasi dapat berupa komunikasi yang semakin mudah dengan menggunakan handphone dan alat komunikasi lainnya. e) Tidak ada produk substitusi Dalam bisnis bunga potong ini, produk substitusi tidak perlu dikhawatirkan, karena keindahan bunga potong tidak dapat tergantikan. Produk substitusi yang bisa menggantikan bunga potong adalah produk bunga artificial atau bunga palsu. Akan tetapi hal tersebut tidak dikhawatirkan oleh Wid Florist karena dalam usahanya Wid Florist pun menjual bunga artificial.
f)
Memiliki konsumen loyal Wid Florist memiliki beberapa konsumen loyal diantaranya Kantor Walikota Kota dan gereja Zebaoth yang biasanya selalu memesan bunga tiap bulannya dan untuk beberapa kegiatan.
2) Ancaman 1) Tingginya tingkat persaingan di Kota Bogor Di kota Bogor banyak ditemukan usaha florist , hal tersebut membuat persaingan usaha ini semakin tinggi. Pesaing Wid Florist yang ada di kota Bogor dapat dilihat pada Tabel 2.
Oleh karena itu untuk menghadapi
persaingan yang ada Wid Florist harus mampu menciptakan inovasi yang berbeda dari pesaing lainnya. 2) Resiko pasokan bunga impor Wid Florist memiliki pasokan bunga impor yang berasal dari luar negeri yaitu dari Vietnam, Ecuador, dan Belanda. Resiko yang diperoleh dari Wid Florist dari pembelian bunga impor adalah adanya barang rusak saat pengiriman dan lamanya waktu pengiriman.
Hal tersebut merupakan ancaman bagi Wid
Florist . 3) Tingginya kekuatan tawar pembeli.
Pembeli selalu mencari produk yang sesuai dengan harapannya, oleh karena itu Wid Florist selalu berusaha memperhatikan keinginan pembeli. Banyaknya persaingan florist yang ada di Kota Bogor membuat banyaknya pilihan produk bagi konsumen. Oleh karena itu kekuatan tawar konsumen terhadap produk tinggi dan merupakan ancaman bagi Wid Florist ketika konsumen lebih memilih produk di pesaing.
5.4
Formulasi Strategi dalam Matrik SWOT Berdasarkan dari hasil identifikasi kekuatan, kelemahan, peluang dan acaman,
maka dapat disusun matriks SWOT.
Formulasi matriks SWOT akan memberikan
berbagai alternatif strategi diantaranya strategi S-O, strategi S-T, strategi W-O dan strategi W-T.
Dalam perumusan matriks SWOT yang dilakukan untuk Wid Florist
juga harus dapat merumuskan strategi yang dapat diterapkan kedalam bauran pemasaran 7P (product, price, place, promotion, people, process, dan physic ). Sebelumnya Wid Florist telah melakukan strategi pemasaran, analisis strategi pemasaran yang dilakukan dalam penelitian ini bertujuan untuk memperbaiki strategi pemasaran yang telah dilakukan oleh Wid Florist dan membuat beberapa alternatif strategi yang dianggap perlu untuk dilakukan oleh Wid Florist
untuk dapat
menyelesaikan permasalahan yang dihadapi. Strategi pemasaran yang dianggap masih dapat dilakukan dan sesuai dengan lingkungan perusahaan saat ini maka akan tetap dirumuskan. Dalam analisis SWOT yang dibuat ini terdapat beberapa strategi yang dianggap masih efektif untuk dijalankan dan strategi baru yang belum pernah dilakukan oleh Wid Florist. Perumusan alternatif strategi dibuat berdasarkan persetujuan dan wawancara dengan pemilik Wid Florist sehingga alternatif strategi yang dirumuskan dalam matriks SWOT merupakan alternatif strategi yang sesuai dengan kondisi perusahaan saat ini. Formulasi strategi dengan menggunakan matriks SWOT dapat dilihat pada Gambar 8.
Lingkungan Internal
Lingkungan Eksternal Peluang (O) 1. Tidak ada PPn untuk tanaman hias dan florikultur 2. Nilai rupiah yang cenderung menguat 3. Perubahan gaya hidup masyarakat 4. Kemajuan teknologi 5. Tidak ada produk substitusi 6. Memiliki konsumen loyal
Ancaman (T) 1. Persaingan yang tinggi 2. Resiko pasokan impor
Kekuatan (S) 1. Produk yang berkualitas dan bervariatif 2. Lokasi Strategis 3. Pendidikan & pelatihan SDM 4. Create your own flowers 5. Konsep Kios yang mewah dan Elegan Strategi S-O 1. Mengadakan acara-acara yang dapat menarik perhatian masyarakat untuk lebih mengenalkan Wid Florist. (S1,S3,S4,S5,O1,O2,O3, O4,O5)
Kelemahan (W) 1. Harga relatif mahal 2. Promosi belum dilakukan maksimal 3. Belum ada tenaga kerja khusus pemasaran
Strategi W-O 1. Melakukan promosi melalui media cetak dan elektronik lokal serta lebih memaksimalkan fungsi web (W2,W3,O1,O2,O3,O4,O5, O6) 2. Memberikan potongan harga untuk pembelian ketiga dalam satu bulan dan pada harga khusus beberapa produk untuk hari tertentu. (W1,W2,O3,06)
Strategi S-T Strategi W-T cukup 1. Menambahkan jasa 1. Menambah tenaga kerja dekorasi dan tanaman yang khusus untuk bagian bunga hias. Serta penyediaan pemasaran. produk dengan kualitas (W2,W3,T1,T3)
3. Kekuatan tawar pembeli tinggi.
yang sama . 2. Membuat banner yang (S1,S3,T1,T2,T3) bertujuan menunjukan 2. Menyediakan dan keberadaaan Wid Florist. memanfaatkan sarana (W2,W3,T1,T3) pembayaran non tunai untuk kemudahan konsumen (S1,S3,S5,O1,O3)
Gambar 8. Analisis SWOT untuk Wid Florist . Gambar 6 merupakan formulasi strategi analisis SWOT. Terdapat alternatifalternatif strategi yang dapat dirumuskan berdasarkan hasil analisis SWOT tersebut. Keempat strategi tersebut dibahas lebih jelas dibawah ini.
1) Strategi S-O (Strength-Opportunities) Strategi S-O adalah strategi yang memanfaatkan yang dimiliki oleh perusahaan untuk dapat meraih peluang yang ada guna memaksimumkan keuntungan yang ingin dicapai oleh perusahaan.
Kekuatan yang menjadi pertimbangan dalam
analisis strategi S-O adalah produk yang berkualitas, lokasi yang strategis, adanya pendidikan dan pelatihan SDM, memiliki kegiatan create your own flowers dan memiliki sarana dan prasarana yang nyaman, sementara peluang yang dapat dimanfaatkan adalah tidak ada PPn untuk produk tanaman hias dan florikultura, nilai rupiah yang cenderung menguat, perubahan gaya hidup masyarakat, kemajuan teknologi, tidak adanya produk substitusi dan memiliki konsumen yang loyal. Strategi S-O yang dirumuskan dari hasil analisis matriks SWOT untuk Wid Florist adalah mengadakan acara-acara yang dapat menarik perhatian masyarakat untuk lebih mengenalkan Wid Florist dan mempertahankan strategi create your own flowers , serta memberikan jasa delivery untuk konsumen yang menginginkan. Mengadakan acara-acara yang dapat menarik perhatian masyarakat Kota Bogor dan lebih mengenalkan Wid Florist khususnya untuk masyarakat yang belum mengetahui keberadaan Wid Florist. Kegiatan ini dapat dilakukan dengan cara membuka stand di beberapa pusat perbelanjaan yang ada di Kota Bogor, membagikan bunga gratis ketika hari kasih sayang dan hari ibu, disertai dengan pembagian brosur Wid Florist dan turut serta dalam acara-acara yang biasanya
dikunjungi oleh banyak masyarakat seperti acara wisuda, dan pentas seni yang diadakan di Kota Bogor.
Hal ini merupakan salah satu strategi tempat yang
dirumuskan agar masyarakat atau konsumen dapat membeli produk Wid Florist tidak hanya di Kios tempat Wid Florist berjualan. 2) Strategi W-O (Weakness-Opportunities) Strategi W-O adalah strategi menggunakan peluang yang ada untuk mengatasi kelemahan yang dimiliki oleh perusahaan. Peluang yang dapat dimanfaatkan oleh Wid Florist adalah perubahan gaya hidup masyarakat, kemajuan teknologi, tidak adanya produk substitusi dan memiliki konsumen yang loyal. Kelemahan yang perlu diatasi adalah harga realitf mahal, promosi yang dilakukan belum maksimal dan belum ada tenaga kerja khusus pemasaran. Strategi W-O yang dirumuskan dari hasil analisis SWOT adalah melakukan promosi melalui media cetak dan elektronik lokal serta lebih memaksimalkan fungsi web, memberikan potongan harga untuk pembelian ketiga dan pada beberapa produk untuk hari tertentu dan memberikan pelatihan rutin kepada karyawan untuk menambah keterampilan dalam hal trend bunga potong, serta dilengkapi dengan pelatihan pemasaran. Kegiatan promosi yang dapat dilakukan oleh Wid Florist adalah melakukan promosi melalui media cetak dan elektronik lokal serta memanfaatkan penggunaan web yang ada yaitu http://widflorist .blogspot.com. Pemberitaan melalui media cetak lokal sebelumnya pernah dilakukan oleh Wid Florist akan tetapi hal tersebut hanya mengenai profil usaha yang bertujuan memperkenalkan Wid Florist di Kota Bogor. Kegiatan promosi dapat ditingkatkan dengan cara melakukan promosi di media cetak dengan mencantumkan harga produk serta memberikan promosipromosi yang menarik. Penggunaan web yang lebih dimaksimalkan dengan menampilkan beberapa produk Wid Florist serta layout outlet, akan lebih mempromosikan Wid Florist dimata konsumen. Melakukan transaksi jual beli di web yang sudah dimiliki serta mencantumkan harga produk dan nomor telepon yang dapat dihubungi. Pemesanan dapat dilakukan tanpa harus datang ke Wid Florist akan lebih memudahkan konsumen untuk melakukan pembelian terutama untuk konsumen yang lokasinya jauh dengan lokasi Wid Florist .
Memberikan potongan harga untuk pembelian ketiga dan pada beberapa produk untuk hari tertentu merupakan salah satu strategi harga yang dapat dilakukan oleh Wid Florist. Target pasar dari Wid Florist adalah masyarakat dengan kelas sosial mengengah ke atas yang tidak begitu terpengaruh akan harga yang relatif mahal untuk pembelian suatu produk. Akan tetapi potongan harga untuk pembelian ketiga dalam satu bulan merupakan apresiasi Wid Florist untuk konsumennya yang melakukan pembelian berulang di Wid Florist. Potongan harga tersebut diharapkan dapat meningkatkan ketertarikan konsumen dalam membeli produk-produk yang dijual oleh Wid Florist. Potongan harga untuk beberapa produk di hari tertentu misalnya harga khusus untuk bunga mawar di hari kasih sayang dan hari ibu. Hal tersebut dikarenakan biasanya pada hari-hari khusus harga bunga cenderung naik dan lebih mahal dibandingkan dengan hari biasanya. 3) Strategi S-T (Strength-Threats) Strategi S-T adalah strategi yang memanfaatkan kekuatan yang dimiliki oleh perusahaan untuk menghadapi ancaman yang akan dihadapi oleh perusahaan. Kekuatan yang digunakan dalam perumusan strategi S-T adalah produk yang berkualitas, lokasi yang strategis, adanya pendidikan dan pelatihan SDM, memiliki kegiatan create your own flowers dan memiliki sarana dan prasarana yang nyaman. Serta ancaman yang harus dihadapi oleh Wid Florist adalah persaingan yang cukup tinggi, resiko pasokan bunga impor dan kekuatan tawar konsumen yang tinggi. Strategi S-T yang dirumuskan dari hasil analisis matriks SWOT untuk Wid Florist adalah alternatif strategi pengembangan produk. Strategi pengembangan produk sangat diperlukan oleh suatu usaha agar mampu bersaing dengan usaha sejenisnya. Strategi S-T yang disarankan untuk Wid Florist adalah menambahkan jasa dekorasi dan Menyediakan sarana pembayaran non tunai untuk kemudahan konsumen. Jasa dekorasi sudah dilakukan oleh beberapa pesaing Wid Florist yang ada di Kota Bogor, bahkan salah satu pesaing Wid Florist yaitu Susie Flowers menjadikan jasa dekorasi sebagai bisnis utama mereka. Dengan adanya pengembangan jenis produk berupa jasa dekorasi maka Wid Florist dapat memperluas segmentasi pasar dan memenuhi target penjualan. Menyediakan tanaman hias merupakan salah satu alternatif strategi yang bertujuan menambah target pasar Wid Florist. Tanaman hias yang dijual adanya produk tambahan seperti jasa dekorasi dan tanaman hias
maka target pasar Wid Florist dapat lebih berkembang dan dapat menambah keuntungan usaha ini. Menyediakan sarana pembayaran non tunai merupakan strategi fisik yang dilakukan oleh Wid Florist, strategi ini sudah dilakukan akan tetapi belum maksimal. Memaksimalkan sarana yang ada salah satunya alat pembayaran non tunai untuk mempermudah konsumen dalam melakukan pembayarn di Wid florist sehingga konsumen merasa nyaman dan melakukan pembelian ulang di Wid Florist. 4) Strategi W-T (Weakness-Threats) Strategi W-T merupakan strategi meminimalisasikan kelemahan yang dimiliki oleh perusahaan untuk menghadapi ancaman yang akan dihadapi. Kelemahan yang harus diatasi oleh Wid Florist adalah promosi yang dilakukan belum maksimal dan belum ada tenaga kerja khusus pemasaran. Ancaman yang harus dihindari oleh Wid Florist adalah persaingan yang cukup tinggi, resiko pasokan bunga impor dan kekuatan tawar konsumen yang tinggi.
Oleh karena itu strategi W-T yang
dirumuskan untuk Wid Florist dalam hasil analisis SWOT adalah menambah tenaga kerja khusus untuk bagian pemasaran dan tetap melakukan promosi melalui pembuatan brosur dan membuat banner untuk lebih menunjukan keberadaan Wid Florist. Pemasaran merupakan bagian terpenting dalam suatu usaha, maka Wid Florist sebaiknya memiliki tenaga kerja yang khusus untuk bagian pemasaran sehingga kegiatan pemasaran dapat dilakukan dengan lebih baik tanpa mengganggu kegiatan produksi dan penjualan.
Penambahan karyawan baru dapat dilakukan dengan
merekrut tenaga kerja yang memang memiliki keahlian dalam hal pemasaran ataupun memanfaatkan karyawan lama serta memberi pengetahuan tentang pemasaran dan merekrut karyawan lain untuk bagian yang kosong. Akan tetapi perekrutan karyawan ini bisa dilakukan dengan merekrut sementara ketika ada event-event hal tersebut bertujuan untuk memaksimalkan keuntungan dengan tidak mengeluarkan biaya tambahan untuk gaji karyawan. Pembuatan brosur merupakan strategi yang akan tetap dirumuskan karena brosur merupakan salah satu media promosi bagi Wid Florist. Selain menggunakan brosur strategi lain yang dirumuskan yaitu membuat banner untuk lebih mempromosikan
Wid Florist dan menunjukkan keberadaan Wid Florist. Banner dapat diletakkan dilokasi yang berdekatan dengan Wid Florist atau di lokasi-lokasi strategis lain yang dilewati oleh banyak masyarakat Bogor.
5.5
Perumusan strategi dalam bauran pemasaran
1) Produk (product) Strategi awal dari Wid Florist adalah menjual produk dengan kualitas yang tinggi dan semua produk memiliki kualitas yang sama. Alternatif strategi baru yang dirumuskan adalah menambahkan satu produk yaitu jasa dekorasi dengan menggunakan bunga-bunga yang berkualitas dan menjual tanaman hias sebagai tambahan produk baru. 2) Harga (Price) Strategi yang telah dilakukan Wid Florist adalah menetapkan harga sesuai dengan kelebihan produk dan memiliki harga paket untuk pembelian jenis produk tertentu. Strategi baru yang dirumuskan adalah memberikan potongan harga untuk pembelian ketiga, karena menurut pemilik Wid Florist pembelian ketiga dapat menunjukan bahwa konsumen tersebut tertarik dan percaya kepada Wid Florist. 3) Tempat (Place) Strategi tempat yang sudah dijalankan yaitu dengan menempati kios milik pribadi dengan tidak membayar uang sewa, lokasi strategis serta tidak dekat dengan pesaing. Strategi baru yang dirumuskan adalah mengadakan acara-acara menarik yang diadakan diberbagai tempat yang banyak dikunjungi masyarakat kota Bogor, seperti mall, membuka stand pada berbagai acara guna memperkenalkan Wid Florist kepada masyarakat kota Bogor. Sehingga masyarakat dapat membeli produk Wid Florist tidak hanya di kios tempat Wid Florist. 4) Promosi (Promotion) Strategi promosi yang telah dilakukan yaitu membuat brosur dan web. Sementara strategi baru yang dirumuskan adalah memaksimalkan fungsi web yang ada serta melakukan promosi melalui media cetak dan elektronik lokal. Serta tetap menyebarkan brosur khususnya ketika mengadakan acara-acara yang dilakukan diluar kios Wid Florist. Penggunaan strategi menggunakan brosur tetap dirumuskan
dalam strategi baru dengan menambahkan banner sebagai media promosi lainnya untuk menunjukkan lokasi dan promosi-promosi Wid Florist. 5) Orang (People) Strategi orang yang sudah dijalankan dalah melakukan pelatihan rutin minimal dua kali dalam setahun guna menambah kinerja dan kreatifitas karyawannya. Strategi baru yang dirumuskan adalah merekrut karyawan yang difungsikan untuk pemasaran produk Wid Florist. Pendidikan dan pelatihan SDm merupakan strategi yang masih efektif untuk dirumuskan, oleh karena itu pendidikan dan pelatihan SDM tetap dirumuskan dalam alternatif strategi baru dan ditambahkan dengan memberikan pelatihan dalam hal pemasaran. 6) Proses (Process) Strategi proses yang sudah ada yaitu create your own flowers akan tetap dirumuskan untuk strategi berikunya dan ditambah dengan adanya delivery bagi konsumen yang menginginkan. Strategi ini dianggap masih sangat perlu untuk dilakukan karena strategi ini merupakan keunikan dari Wid Florist. 7) Bukti Fisik (physic) Menawarkan konsep kios yang modern serta nyaman merupakan strategi fisik yang harus dipertahankan. Strategi baru yang dirumuskan adalah pemanfaatan media pembayaran non tunai untuk mempermudah konsumen.
5.6
Tahap Keputusan Strategi dalam Analisis Matriks QSPM Tahap selanjutnya adalah tahap pengambilan keputusan dalam menentukan
prioritas strategi yang paling tepat untuk dilaksanakan oleh Wid Florist.
Terlebih
dahulu, maka dilakukan analisis QSPM. Responden dari analisis ini adalah ketiga pemilik Wid Florist yaitu Ibu Wiwid, Ibu Widya dan Ibu Widi. Dengan pertimbangan pemilik merupakan kekuasan tertinggi dalam pengambilan keputusan dalam penentuan strategi, dan pemilik sangat memahami usaha Wid Florist . Dalam membuat analisis QSPM diperlukan beberapa langkah seperti berikut ini : 1) Membuat daftar kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman dan memberikan bobot pada setiap variabel sesuai dengan hasil dari kuesioner yang telah diberikan kepada responden (Lampiran 3 – 4). Pembobotan untuk setiap variabel yang ada di
lingkungan internal dan eksternal menggunakan metode perbandingan berpasangan. Nilai bobot diberi angka 1, 2, dan 3 dimana dengan ketentuan sebagai berikut : 1 : jika indikator horisontal kurang penting daripada indikator vertikal 2 : jika indikator horisontal sama penting dibandingkan indikator vertikal 3 : jika indikator horisontal lebih penting dibanding indikator vertikal 2) Menentukan bobot rata-rata dari masing-masing variabel ( Lampiran 5). Bobot rata-rata diperoleh dengan cara mrata-ratakan penilaian bobot dari masing-masing responden yang kemudian bobot tersebut yang dijadikan bobot perhitungan dalam masing-masing variabel. 3) Menetapkan nilai daya tarik (attractive score) pada masing-masing strategi dari variabel kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang telah diperoleh pada analisis SWOT sesuai dengan hasil kuesioner yang telah diberikan pada resonden (Lampiran 6). 4) Menghitung total nilai daya tarik (total attractive score) yang dituliskan dalam matriks QSPM dengan cara mengalikan bobot dari setiap variabel dengan nilai (AS) pada masing-masing strategi (Lampiran 7). Nilai daya tarik merupakan ketertarikan responden yaitu ketiga pemilik Wid Florist yang merupakan pemegang keputusan tertinggi di Wid Florist terhadap alternatif strategi yang dirumuskan. Nilai ketertarikan dilihat dari variabel-variabel yang diperoleh di analisis lingkungan internal dan lingkungan eksternal. 5) Strategi dengan nilai (TAS) terbesar merupakan strategi prioritas yang cocok untuk direkomendasikan kepada Wid Florist . Berdasarkan dari hasil QSPM pada Lampiran 7 maka dapat dilihat hasil dari analisis matriks SWOT menghasilkan alternatif strategi yaitu strategi S-O, strategi S-T, strategi W-O dan strategi W-T yang kemudian dihitung nilai daya tariknya berdasarkan pendapat dari responden. Penjabaran dari hasil strategi-strategi tersebut berdasarkan hasil analisis QSPM adalah sebagai berikut : 1) Mengadakan acara-acara yang dapat menarik perhatian masyarakat untuk lebih mengenalkan Wid Florist. (TAS= 6,35) 2) Melakukan promosi melalui media cetak dan elektronik lokal serta lebih memaksimalkan fungsi web . (TAS=6,063)
3) Memberikan potongan harga untuk pembelian ketiga dalam satu bulan dan pada beberapa produk untuk hari tertentu. (TAS=5,041) 4) Menambahkan jasa dekorasi dan tanaman hias. (TAS=5,68) 5) Menyediakan sarana pembayaran non tunai untuk kemudahan konsumen (TAS=5,262) 6) Menambah tenaga kerja yang khusus untuk bagian pemasaran. (TAS=4,36) 7) Tetap melakukan promosi melalui pembuatan brosur dan membuat banner untuk lebih menunjukan keberadaan Wid Florist (TAS = 4,53)
Berdasarkan hasil analisis tersebut maka alternatif strategi yang menjadi prioritas Wid Florist berdasarkan analisis lingkungan internal dan ekternal yang dimiliknya adalah strategi S-O dengan mengadakan acara-acara yang dapat menarik perhatian masyarakat untuk lebih mengenal Wid Florist. Hal tersebut dilakukan dengan cara mencari konsumen baru di Kota Bogor yang sama sekali belum mengetahui Wid Florist dan belum melakukan pembelian di Wid Florist. Strategi tersebut juga merupakan stategi tempat baru yang dirumuskan untuk Wid Florist .
VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1
Kesimpulan Berdasarkan dari hasil penelitian maka dapat diperoleh beberapa kesimpulan
sebagai berikut : 1) Berdasarkan hasil analisis internal Wid Florist terdapat lima kekuatan yaitu produk yang berkualitas dan bervariatif, lokasi yang strategis, memiliki SDM yang berkualiatas dan dibekali dengan pendidikan keterampilan, dan konsep kios yang mewah dan elegan. Selain itu juga terdapat tiga kelemahan yaitu harga yang relatif mahal, promosi yang dilakukan belum maksimal dan belum memiliki tenaga kerja khusus untuk bagian pemasaran. 2) Berdasarkan hasil analisis lingkungan eksternal maka diperoleh enam peluang yaitu tidak ada PPn untuk tanaman hias dan bunga potong, nilai rupiah yang cenderung menguta, perubahan gaya hidup masyarakat, kemajuan teknologi, tidak memiliki produk substitusi dan memiliki konsumen yang loyal.
Ancaman yang harus
dihindari oleh Wid Florist persaingan yang cukup tinggi, resiko pasokan bunga impor dan kekuatan tawar konsumen yang tinggi. 3) Alternatif strategi untuk Wid Florist dirumuskan oleh analisis SWOT yang menghasilkan tujuh alternatif strategi yaitu : a) Strategi S-O yang dirumuskan dari hasil analisis matriks SWOT untuk Wid Florist adalah mengadakan acara-acara yang dapat menarik perhatian masyarakat untuk lebih mengenalkan Wid
b) Strategi W-O yang dirumuskan dari hasil analisis SWOT adalah melakukan promosi melalui media cetak dan elektronik lokal serta lebih memaksimalkan fungsi web, memberikan potongan harga untuk pembelian ketiga dan pada beberapa produk untuk hari tertentu. c) Strategi S-T yang dirumuskan dari hasil analisis matriks SWOT untuk Wid Florist adalah menambahkan jasa dekorasi dan menyediakan sarana pembayaran non tunai untuk kemudahan konsumen. d) Strategi W-T yang dirumuskan untuk Wid Florist dalam hasil analisis SWOT menambah tenaga kerja khusus untuk bagian pemasaran dan membuat banner untuk lebih menunjukan keberadaan Wid Florist.
4) Berdasarkan hasil dari analisis matriks QSPM strategi dengan nilai TAS terbesar adalah strategi S-O yaitu dengan perhatian masyarakat untuk lebih mengenalkan Wid Florist dengan nilai TAS sebesar 6.35. Strategi dapat dilakukan dengan cara
mencari konsumen baru di Kota Bogor yang sama sekali belum mengetahui Wid Florist dan belum melakukan pembelian di Wid Florist dengan membuka stand di beberapa pusat perbelanjaan dan mengkitu berbagai acara yang ada di kota Bogor.
6.2
Saran Berdasarkan hasil penelitian maka dapat dilihat bahwa pemasaran sangat penting
pengaruhnya dalam suatu usaha, oleh karena itu saran yang dapat diberikan untuk Wid Florist adalah sebagai berikut 1) Meningkatkan kegiatan pemasarannya sesuai dengan prioritas alternatif strategi yang telah dirumuskan. 2) Lebih mengenalkan Wid Florist kepada masyarakat Kota Bogor dengan cara melakukan berbagai acara yang dapat menarik perhatian masyarakat Bogor. 3) Dapat mengimplementasikan alternatif strategi yang telah dirumuskan dan disosialisasikan kepada seluruh karyawannya agar alternatif strategi dapat dijalankan dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA Darmawati. 2009. Formulasi Strategi Usaha Florist dan Dekorasi pada Susie Flower di Bogor [skripsi]. Bogor : Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. David, FR. 2006. Manajemen Strategis Konsep. Edisi Kesepuluh. Buku 1. Stefanus Rahoyo, editor. Jakarta. Penerbit Salemba Empat. Terjemahan dari : Strategic Management Concept and Cases. Dinas Kepariwisataan dan Kebudayaan Kota Bogor. 2009. Arsip Data Kepariwisataan. Bogor. Hiam dan Schewe. 1994. Aplikasi Ilmu Pemsaran dalam Berbisnis. Terjemahan. Jakarta : Erlangga. Kartajaya M. 2004. Keberuntungan Strategi Pemasaran. Jakarta : Salemba Empat. Kotler P. 1997. Manajemen Pemasaran (Terjemahan). Jilid1. Jakarta : Salemba Empat. _______ . 2002. Manajemen Strategi. Jakarta : Prenhallindo. _______ . and Armstrong G. 2005. Prinsip-Prinsip Pemasaran. Edisi Kedelapan. Jakarta : Erlangga. Lakitan, B. 1995. Hortikultura, Teori, Budidaya dan Pasca Panen. Jakarta. Penerbit : PT. Grafindo Perda. Parluhutan, Eli. 2006. Formulasi Strategi Pengembangan Usaha Tanaman Anggrek Spesies di Unit Koleksi Anggrek Kebun Raya Bogor [skripsi]. Bogor : Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Pearce J.A. dan Robinson R. 1997. Manajemen Strategi : Formulasi, Implementasi, dan Pengendalian. Jakarta : Binarupa Kasara. Porter. 1991. Strategi Pemasaran. Edisi Pertama. Terjemahan. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama. Rachmina D, Burhanuddin. 2008. Pedoman Penulisan Proposal dan Skripsi. Bogor : Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Institut Pertanian Bogor. Rangkuti, Freddy. 1997. Analisis SWOT : Teknik Membedah Kasus Bisnis-Reorientasi Konsep Perencanaan Strategis Untuk Menghadapi Abad 21. Jakarta : Gramedia pustaka Utama. _______. 2000. Marketing Strategy. Edisi Kedua. Jakarta : PT.Gramedia Pustaka Utama. _______. 2009. Flexible Marketing. Cetakan Kedua. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.
Sabar, LR. 2008. Analisis Usaha Tani dan Strategi Bisnis Bunga Krisan [skripsi]. Bogor : Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Simamora B. 2003. Memenangkan Pasar dengan Pemasaran Efektif dan Profitabel. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama. Swastha dan Irawan. 1990. Unsur dan Aspek Penting dalam Memasarkan Produk. Edisi Pertama. Cetakan Kedua. Jakarta : PT. Grafindo. Tinambunan, Asril. 2005. Strategi Pemasaran Usaha Tanaman Hias Pada PT. Bina Usaha Flora (BUF) di Cipanas-Cianjur [skripsi]. Bogor : Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Tjiptono F. 1997. Strategi Pemasaran. Cetakan Pertama. Yogyakarta. Tull dam Kahle T. 2004. Marketing and Research of Marketing Management. Terjemahan. Cetakan Kedua. Jakarta : Salemba Empat. Umar, Husein. 2000. Stretegic Management In Action. Edisi Ketiga. Jakarta : PT. Gramaedia Pustaka Utama. Wisdya, Sri. 2009. Analisis Risiko Produksi Anggrek Phalaenopsis pada PT. Eka Karya Graha Flora di Cikampek Jawa Barat [skripsi]. Bogor : Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Lampiran 1. Produk-produk yang Dijual di Wid Florist
Lampiran 2. Brosur Wid Florist
Lampiran 3. Penilaian Responden Terhadap Faktor Internal Responden 1 (Ibu Widya ) Faktor Internal
A
B
Produk berkualitas dan bervariatif A
C 3
Lokasi strategis
B
1
Pendidikan dan Pelatihan SDM
C
2
2
D
E
F
G
TOTAL BOBOT
H
2
3
2
1
2
1
14
0.125
2
3
1
1
1
1
10
0.089
3
2
1
1
2
13
0.116
1
1
3
3
11
0.098
1
2
2
15
0.134
2
3
20
0.179
Create your own flowers
D
1
1
1
Konsep Kios yang mewah
E
2
3
2
3
Harga relatif mahal
F
3
3
3
3
3
Promosi belum maksimal
G
2
3
3
1
2
2
Kurangnya tenaga kerja pemasaran H
3
3
2
1
2
1
2 2
TOTAL
15
0.134
14
0.125
112
1.000
Responden 2 (Ibu Wiwid) Faktor Internal
A
B
Produk berkualitas dan bervariatif A
C 3
D
E
F
G
TOTAL BOBOT
H
3
2
2
3
1
3
17
0.152
2
2
2
1
2
2
12
0.107
2
1
1
2
3
12
0.107
2
1
2
1
12
0.107
1
1
13
0.116
1
2
15
0.134
2
17
0.152
14
0.125
112
1.000
Lokasi strategis
B
1
Pendidikan dan Pelatihan SDM
C
1
2
Create your own flowers
D
2
2
2
Sarana dan prasarana yang nyaman E
2
2
3
2
Harga relatif mahal
F
1
3
3
3
2
Promosi belum maksimal
G
3
2
2
2
3
3
Kurangnya tenaga kerja pemasaran H
1
2
1
3
3
2
2
2
TOTAL
Responden 3 (Ibu Widi) Faktor Internal
A
B
Produk berkualitas dan bervariatif A
C 3
D
E
F
G
TOTAL BOBOT
2
2
2
2
2
2
15
0.134
2
3
2
1
1
3
13
0.116
2
1
2
1
3
13
0.116
1
1
2
3
12
0.107
2
1
3
16
0.143
2
3
17
0.152
3
18
0.161
8
0.071
112
1.000
Lokasi strategis
B
1
Pendidikan dan Pelatihan SDM
C
2
2
Create your own flowers
D
2
1
2
Sarana dan prasarana yang nyaman E
2
2
3
3
Harga relatif mahal
F
2
3
2
3
2
Promosi belum maksimal
G
2
3
3
2
3
2
Kurangnya tenaga kerja pemasaran H
2
1
1
1
1
1
TOTAL
H
1
Lampiran 4. Penilaian responden terhadap faktor eksternal Responden 1 Faktor Eksternal
A
B 2
C
D
E
F
G
Tidak ada PPn untuk florikultur
A
Nilai Rupiah yang menguat
B
2
Perubahan gaya hidup masyarakat
C
1
1
Kemajuan teknologi Informasi
D
1
2
2
Tidak ada Produk susbstitusi
E
2
3
3
2
Memiliki konsumen loyal
F
3
3
3
3
2
Tingginya tingakt persaingan
G
3
3
3
2
2
2
Resiko pasokan bunga impor
H
2
3
2
1
1
1
1
Tingginya kekuatan tawar pembeli
I
3
3
2
1
2
1
2
H
I
TOTAL
BOBOT
3
3
2
1
1
2
1
15
0.104
3
2
1
1
1
1
1
12
0.083
2
1
1
1
2
2
11
0.076
2
1
2
3
3
16
0.111
2
2
3
2
19
0.132
2
3
3
22
0.153
3
2
20
0.139
1
12
0.083
17
0.118
144
1.000
TOTAL
BOBOT
3
TOTAL
Responden 2 Faktor Eksternal
A
B
C
D
E
F
G
H
1
1
2
1
1
1
3
1
11
0.076
3
3
1
2
3
1
18
0.125
3
2
2
2
3
1
18
0.125
Tidak ada PPn untuk florikultur
A
Nilai Rupiah yang menguat
B
3
Perubahan gaya hidup masyarakat
C
3
Kemajuan teknologi Informasi
D
2
1
1
Tidak ada Produk susbstitusi
E
3
1
2
3
Memiliki konsumen loyal
F
3
3
2
3
2
Tingginya tingakt persaingan
G
3
2
2
3
2
1
Resiko pasokan bunga impor
H
1
1
1
2
1
1
1
Tingginya kekuatan tawar pembeli
I
3
3
3
3
3
2
2
2 2
1
I
1
1
2
1
10
0.069
2
2
3
1
17
0.118
3
3
2
21
0.146
3
2
18
0.125
1
9
0.063
22
0.153
144
1.000
TOTAL
BOBOT
8
0.056
3
TOTAL
Responden 3 Faktor Eksternal
A
B
C
D
E
F
G
H
1
1
1
1
1
1
1
Tidak ada PPn untuk florikultur
A
Nilai Rupiah yang menguat
B
3
Perubahan gaya hidup masyarakat
C
3
2
Kemajuan teknologi Informasi
D
3
3
1
Tidak ada Produk susbstitusi
E
3
3
1
3
Memiliki konsumen loyal
F
3
3
3
3
3
Tingginya tingakt persaingan
G
3
2
3
3
3
2
Resiko pasokan bunga impor
H
3
2
1
2
1
1
1
Tingginya kekuatan tawar pembeli
I
3
2
2
3
3
2
2
TOTAL
2
I 1
1
1
1
2
2
2
14
0.097
3
3
1
1
3
2
18
0.125
1
1
1
2
1
13
0.090
1
1
3
1
16
0.111
2
3
2
22
0.153
3
2
21
0.146
2
13
0.090
19
0.132
144
1.000
2
Lampiran 5. Bobot Rata-rata dari Masing-Masing Variabel Bobot Rata-rata Faktor Internal Faktor internal Produk berkualitas dan bervariatif Lokasi strategis Pendidikan dan Pelatihan SDM Create your own flowers Sarana dan prasarana yang nyaman Harga relatif mahal Promosi belum maksimal Kurangnya tenaga kerja pemasaran
Responden 1
Responden 2
Responden 3
Bobot Ratarata
0.125
0.152
0.134
0.137
0.089
0.107
0.116
0.104
0.116
0.107
0.116
0.113
0.098
0.107
0.107
0.104
0.134
0.116
0.143
0.131
0.179
0.134
0.152
0.155
0.134
0.152
0.161
0.149
0.125
0.125
0.071
0.107
Responden 1
Responden 2
Responden 3
Bobot Ratarata
0.104
0.076
0.056
0.079
0.083
0.125
0.097
0.102
0.076
0.125
0.125
0.109
0.111
0.069
0.090
0.090
0.132
0.118
0.111
0.120
0.153
0.146
0.153
0.150
0.139
0.125
0.146
0.137
0.083
0.063
0.090
0.079
0.118
0.153
0.132
0.134
Bobot Rata-rata Faktor Eksternal Faktor Eksternal Tidak ada PPn untuk florikultur Nilai Rupiah yang menguat Perubahan gaya hidup masyarakat Kemajuan teknologi Informasi Tidak ada Produk susbstitusi Memiliki konsumen loyal Tingginya tingakt persaingan Resiko pasokan bunga impor Tingginya kekuatan tawar pembeli
Lampiran 6. Nilai Attractive Score Untuk Masing-masing Alternatif Strategi Strategi 1 Responden Ratarata 1 2 3
Strategi 2 Responden Ratara 1 2 3
Strategi 3 Responden Ratarata 1 2 3
Strategi 4 Responden Ratarata 1 2 3
Strategi 5 Responden Ratarata 1 2 3
Strategi 6 Responden Ratarata 1 2 3
Strategi 7 Responden Ratarata 1 2 3
Kekuatan 1
4
3
3
3.33
3
4
3
3.33
2
2
3
2.33
4
3
3
3.33
3
3
2
2.67
3
2
2
2.33
1
1
1
1.00
Kekuatan 2
3
3
4
3.33
3
3
2
2.67
2
2
1
1.67
1
2
1
1.33
1
1
1
1.00
1
2
2
1.67
3
4
4
3.67
Kekuatan 3
2
3
3
2.67
3
3
2
2.67
2
3
2
2.33
3
4
4
3.67
3
2
2
2.33
4
4
3
3.67
1
2
1
1.33
Kekuatan 4
2
2
3
2.33
2
3
2
2.33
1
2
1
1.33
2
1
1
1.33
2
3
1
2.00
2
1
1
1.33
3
3
2
2.67
Kekuatan 5
2
2
1
1.67
2
1
2
1.67
1
2
1
1.33
1
1
1
1.00
4
4
4
4.00
1
2
2
1.67
2
2
2
2.00
Kelemahan 1
3
2
3
2.67
3
4
3
3.33
3
3
4
3.33
3
2
3
2.67
4
4
4
4.00
1
1
2
1.33
2
2
2
2.00
Kelemahan 2
4
4
4
4.00
4
4
4
4.00
4
3
3
3.33
4
4
4
4.00
1
1
1
1.00
4
3
3
3.33
4
3
4
3.67
Kelemahan 3
3
4
3
3.33
4
4
4
4.00
2
2
3
2.33
2
1
2
1.67
1
1
1
1.00
4
4
4
4.00
2
3
3
2.67
Peluang 1
4
4
4
4.00
3
3
3
3.00
4
3
3
3.33
3
3
4
3.33
3
3
3
3.00
1
1
1
1.00
1
1
2
1.33
Peluang 2
2
3
2
2.33
3
2
3
2.67
2
1
2
1.67
1
1
2
1.33
2
1
2
1.67
2
1
1
1.33
1
1
1
1.00
Peluang 3
4
3
3
3.33
4
3
2
3.00
2
3
2
2.33
3
4
4
3.67
4
4
4
4.00
1
1
2
1.33
3
2
3
2.67
Peluang 4
4
3
4
3.67
4
4
3
3.67
1
1
1
1.00
4
4
3
3.67
3
4
3
3.33
1
1
1
1.00
1
1
1
1.00
Peluang 5
4
4
3
3.67
2
1
2
1.67
1
1
1
1.00
3
3
2
2.67
2
3
3
2.67
1
1
1
1.00
2
3
2
2.33
Peluang 6
3
2
3
2.67
4
3
3
3.33
4
4
4
4.00
4
3
4
3.67
3
3
3
3.00
3
2
3
2.67
4
4
4
4.00
Ancaman 1
4
4
3
3.67
4
4
4
4.00
4
4
3
3.67
4
4
4
4.00
4
3
3
3.33
3
4
2
3.00
1
1
2
1.33
Ancaman 2
4
4
3
3.67
3
2
3
2.67
3
4
3
3.33
3
3
4
3.33
1
1
2
1.33
3
2
2
2.33
1
1
1
1.00
Ancaman 3
4
4
4
4.00
2
3
4
3.00
4
3
3
3.33
4
3
2
3.00
4
3
3
3.33
4
2
3
3.00
4
3
3
3.33
Faktor Kunci
Lampiran 7. Hasil Analisis Matriks QSPM
Bobot
Strategi 1 AS TAS
Strategi 2 AS TAS
Strategi 3 AS TAS
Strategi 4 AS TAS
Strategi 5 AS TAS
Strategi 6 AS TAS
Strategi 7 AS TAS
Kekuatan 1
0.137
3.33
0.46
3.33
0.456
2.33
0.319
3.33
0.4563
2.67
0.365
2.33
0.32
1.00
0.14
Kekuatan 2
0.104
3.33
0.35
2.67
0.278
1.67
0.174
1.33
0.1389
1.00
0.104
1.67
0.17
3.67
0.38
Kekuatan 3
0.113
2.67
0.30
2.67
0.302
2.33
0.264
3.67
0.4147
2.33
0.264
3.67
0.41
1.33
0.15
Kekuatan 4
0.104
2.33
0.24
2.33
0.243
1.33
0.139
1.33
0.1389
2.00
0.208
1.33
0.14
2.67
0.28
Kekuatan 5
0.131
1.67
0.22
1.67
0.218
1.33
0.175
1.00
0.131
4.00
0.524
1.67
0.22
2.00
0.26
Kelemahan 1
0.155
2.67
0.41
3.33
0.516
3.33
0.516
2.67
0.4127
4.00
0.619
1.33
0.21
2.00
0.31
Kelemahan 2
0.149
4.00
0.60
4.00
0.595
3.33
0.496
4.00
0.5952
1.00
0.149
3.33
0.50
3.67
0.55
Kelemahan 3
0.107
3.33
0.36
4.00
0.429
2.33
0.250
1.67
0.1786
1.00
0.107
4.00
0.43
2.67
0.29
Peluang 1
0.079
4.00
0.31
3.00
0.236
3.33
0.262
3.33
0.2623
3.00
0.236
1.00
0.08
1.33
0.10
Peluang 2
0.102
2.33
0.24
2.67
0.272
1.67
0.170
1.33
0.1358
1.67
0.17
1.33
0.14
1.00
0.10
Peluang 3
0.109
3.33
0.36
3.00
0.326
2.33
0.254
3.67
0.3989
4.00
0.435
1.33
0.15
2.67
0.29
Peluang 4
0.090
3.67
0.33
3.67
0.331
1.00
0.090
3.67
0.331
3.33
0.301
1.00
0.09
1.00
0.09
Peluang 5
0.120
3.67
0.44
1.67
0.201
1.00
0.120
2.67
0.321
2.67
0.321
1.00
0.12
2.33
0.28
Peluang 6
0.150
2.67
0.40
3.33
0.502
4.00
0.602
3.67
0.5517
3.00
0.451
2.67
0.40
4.00
0.60
Ancaman 1
0.137
3.67
0.50
4.00
0.546
3.67
0.501
4.00
0.5463
3.33
0.455
3.00
0.41
1.33
0.18
Ancaman 2
0.079
3.67
0.29
2.67
0.21
3.33
0.262
3.33
0.2623
1.33
0.105
2.33
0.18
1.00
0.08
Ancaman 3
0.134
4.00
0.54
3.00
0.403
3.33
0.448
3.00
0.4028
3.33
0.448
3.00
0.40
3.33
0.45
TOTAL
6.35
6.063
5.041
5.6785
5.262
4.36
4.53
Lampiran 8. Kuisioner Untuk Responden Petunjuk pengisian Penilaian bobot variabel dengan menggunakan skala 1,2,3
Nilai 1 : Jika indikator horizontal kurang penting daripada indicator vertikal Nilai 2 : Jika Indikator horizontal sama penting dengan indikator vertikal Nilai 3 : JIka indikator horizontal lebih penting daripada indikator vertikal
Catatan : cara membaca perbandingan dimulai pada variabel pada baris 1 terhadap kolom 1 dan harus konsisten. 1.
Penilaian bobot terhadap faktor internal perusahaan (kekuatan dan kelemahan)
Faktor Internal A B C D E F G H Total
A
B
C
D
E
Keterangan : 1) Kekuatan A. Produk yang berkualitas B. Lokasi Strategis C. Pendidikan & pelatihan SDM D. Create your own flowers E. Sarana dan prasarana modern dan nyaman 2) Kelemahan F. Harga relatif mahal G. Promosi belum dilakukan maksimal H. Belum ada tenaga kerja khusus pemasaran
F
G
H
Total
2. Penilaian bobot terhadap faktor eksternal perusahaan (peluang dan ancaman) Faktor Internal A B C D E F G H I Total
A
B
C
D
E
F
G
Keterangan : 1) Peluang A. Tidak ada PPn untuk tanaman hias dan florikultur B. Nilai rupiah yang cenderung menguat C. Perubahan gaya hidup masyarakat D. Kemajuan teknologi E. Tidak ada produk substitusi F. Memiliki konsumen loyal 2) Ancaman G. Persaingan yang cukup tinggi H. Resiko pasokan bunga impor I. Kekuatan tawar pembeli tinggi.
H
I
Total