ANALISIS STRATEGI PEMASARAN RESTORAN BAKSO SEHAT BAKSO ATOM BOGOR
SKRIPSI
M. SYAFRIYANSYAH B. H34070051
DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011
RINGKASAN M. SYAFRIYANSYAH B. Analisis Strategi Pemasaran Restoran Bakso Sehat Bakso Atom Bogor. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan JUNIAR ATMAKUSUMA) Konsep pendirian Bakso Sehat Bakso Atom berawal dari pemikiran bahwa tingginya tingkat kesadaran masyarakat akan kesehatan dan makan tidak hanya kenyang tetapi juga cukup gizi, maka diciptakan Bakso Sehat Bakso Atom (BSBA) dengan tag line “Sehat dimulai dari makanan sehat”. Salah satu outlet yang dijadikan tempat penelitian adalah BSBA Bogor. Berdasarkan data jumlah pengunjung dan jumlah bakso yang terjual, BSBA Bogor sejak beberapa bulan terakhir mengalami penurunan. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa hal, yaitu persaingan dalam bisnis bakso, target jumlah pengunjung yang belum tercapai, dan pemasaran yang kurang optimal. Selama ini Bakso Sehat Bakso Atom Bogor dalam pemasarannya hanya melalui pemasangan spanduk dan penyebaran brosur di sekitar lokasi Bakso Sehat Bakso Atom Bogor. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah mengkaji strategi bauran pemasaran yang telah dijalankan oleh BSBA Bogor, menganalisis kondisi lingkungan internal dan lingkungan eksternal yang dihadapi oleh BSBA Bogor, dan merumuskan alternatif strategi pemasaran terbaik dengan memperhatikan kondisi lingkungan perusahaan BSBA Bogor. Metode Pengolahan dan analisis data terdiri dari data deskriptif dan analisis tiga tahap formulasi strategi. Adapun alat bantu analisis yang digunakan dalam merumuskan strategi perusahaan adalah matriks evaluasi faktor internal (matriks IFE), matriks evaluasi faktor eksternal (EFE), matriks IE (InternalEksternal), matriks SWOT dan QSPM. Berdasarkan hasil analisis matriks IFE, menunjukkan bahwa faktor yang menjadi kekuatan utama perusahaan adalah bersertifikat halal, BPOM, dan Kesmavet, sedangkan kelemahan utama adalah kurangnya promosi. Berdasarkan hasil analisis matriks EFE, menunjukkan bahwa faktor yang menjadi peluang utama perusahaan adalah hubungan baik dengan pewaralaba, sedangkan ancaman utama perusahaan adalah tingkat persaingan restoran tinggi. Berdasarkan matriks IE, BSBA Bogor menempati posisi sel I. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan berada pada posisi growth and build (tumbuh dan berkembang). Strategi yang tepat digunakan dalam kuadran ini adalah strategi intensive (penetrasi pasar, pengembangan pasar, dan pengembangan produk). Berdasarkan analisis SWOT dihasilkan enam strategi, yaitu meningkatkan pangsa pasar dengan menambah saluran distribusi dan pemasaran, meningkatkan kinerja pelayanan, meningkatkan efektifitas promosi, mempertahankan mutu sesuai moto produk, meningkatkan loyalitas konsumen, dan mempertahankan harga jual produk di pasaran. Berdasarkan QSPM, prioritas strategi adalah meningkatkan efektivitas promosi.
ANALISIS STRATEGI PEMASARAN RESTORAN BAKSO SEHAT BAKSO ATOM BOGOR
M. SYAFRIYANSYAH B. H34070051
Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Agribisnis
DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011
Judul Skripsi
: Analisis Strategi Pemasaran Restoran Bakso Sehat Bakso Atom Bogor
Nama
: M. Syafriyansyah B.
NRP
: H34070051
Disetujui, Pembimbing
Ir. Juniar Atmakusuma, MS. NIP. 19530104 197903 2 001
Diketahui Ketua Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor
Dr. Ir. Nunung Kusnadi, MS NIP. 19580908 198403 1 002
Tanggal Lulus :
PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul “Analisis Strategi Pemasaran Restoran Bakso Sehat Bakso Atom Bogor” adalah karya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam bentuk daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Bogor, Agustus 2011
M. Syafriyansyah B. H34070051
RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Jakarta, pada tanggal 06 September 1989. Penulis merupakan anak kedua dari tiga bersaudara dari keluarga Bapak Guntur H.M.D dan Ibu Nyayu Hamidah. Penulis menyelesaikan pendidikan Taman Kanak-kanak di TK Islam Bukit Indah dan diselesaikan pada tahun 1995. Kemudian penulis langsung menyelesaikan pendidikan sekolah dasar di SDN Sarua X Bukit Indah dan lulus pada tahun 2001. Pendidikan tingkat menengah diselesaikan penulis pada tahun 2004 pada SLTP Negeri 2 Pamulang. Pendidikan tingkat atas diselesaikan penulis pada tahun 2007 di SMA Negeri 1 Ciputat. Pada tahun 2007 penulis diterima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur Ujian Seleksi Masuk IPB (USMI), pada Program Studi Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Selama mengikuti pendidikan pada Fakultas Ekonomi dan Manajemen, penulis tercatat sebagai anggota Himpunan Mahasiswa Peminat Agribisnis (HIPMA), sebagai finalis Duta FEM 2009, sebagai anggota Himpunan Mahasiswa Islam Komisariat Fakultas Ekonomi dan Manajemen pada tahun 2010-2011, selain itu penulis juga aktif dalam beberapa kegiatan yang diselenggarakan oleh DIKTI dan IPB diantaranya adalah Program Kreativitas Mahasiswa pada tahun 2009-2011 dan Program Mahasiswa Wirausaha 2010.
KATA PENGANTAR Dengan segala kerendahan hati penulis panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, karunia, dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Analisis Strategi Pemasaran Restoran Bakso Sehat Bakso Atom Bogor”. Judul penelitian ini didasarkan atas ketertarikan yang besar dari penulis terhadap bidang Strategi dan Kebijakan Bisnis. Rasa tertarik ini tidak terlepas dari ketatnya persaingan industri restoran sebagai pemenuhan kebutuhan makanan masyarakat Indonesia. Selain itu pemasaran merupakan ujung tombak dari suatu bisnis yang sangat berpengaruh sekali terhadap kesuksesan bisnis tersebut. Penulis menyadari dalam menyelesaikan skripsi ini banyak pihak yang telah membantu memberikan bimbingan, dukungan, doa, dan bantuan yang akan selalu penulis kenang dan syukuri. Penulis berusaha mewujudkan kesempurnaan dalam menyajikan skripsi ini. Namun, penulis menyadari bahwa sebagai manusia pasti memiliki kekurangan dan keterbatasan. Untuk itu, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.
Bogor, Agustus 2011 M. Syafriyansyah B.
UCAPAN TERIMA KASIH Penyelesaian skripsi ini juga tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah SWT, penulis ingin menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada: 1.
Ir. Juniar Atmakusuma, MS selaku dosen pembimbing skripsi dan sekaligus pembimbing akademik atas segala arahan, bimbingan, waktu dan kesabaran yang telah diberikan kepada penulis selama proses penyusunan skripsi ini.
2. Dr. Ir. Heny K. Daryanto, M.Ec sebagai Dosen penguji utama atas kesediaan waktunya untuk menjadi penguji skripsi penulis. 3. Ir. Popong Nurhayati, MM selaku Dosen penguji Departemen Agribisnis, atas kesediaan waktunya untuk menjadi penguji skripsi penulis. 4. Mama, Papa, Kakak, dan adik yang telah menjadi motivasi penulis untuk segera menyelesaikan skripsi. 5. Pristy Arnita atas kasih sayang dan partisipasinya yang selalu membantu, menemani, dan memberi semangat serta motivasi kepada penulis. 6. Manajemen Bakso Sehat Bakso Atom Pusat (Mbak Emi, Bapak Edi Herlambang, Bapak BR. Prabowo) atas kesempatan dan informasi yang telah diberikan. 7. Pemilik dan pihak manajemen Bakso Sehat Bakso Atom Bogor yaitu Bapak Sabar Basuki dan Ibu Utami, Mas Yanto dan segenap karyawan Bakso Sehat Bakso Atom Bogor atas kesempatan dan informasi yang telah diberikan kepada penulis. 8. Pihak Manajemen Bakso Tips’Top sebagai responden eksternal yaitu Mas Dodi atas kesempatan dan informasi yang telah diberikan kepada penulis. 9. Ir. Lukman M.Baga, MAE atas kesediaan waktunya untuk memberikan masukan atau informasi kepada penulis. 10. Andrico Immanuel dan K. Affan Farisi, yang telah berbagi ilmu kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi. 11. Anita Dwi Satya Wacana yang merupakan satu bimbingan skripsi atas partisipasinya untuk menjadi pembahas dalam seminar skripsi penulis dan sekaligus memberikan dukungan kepada penulis.
12. Nugroho Bagus Utomo yang telah berbagi ilmu dan memberikan nasehatnasehat yang mendukung kepada penulis. 13. Teman-teman satu bimbingan skripsi Junasa Andhika dan Septian Rizki Sitompul yang telah memberikan dukungan kepada penulis. 14. Kepada Eka Pratiwi atas sharing informasinya kepada penulis seputar strategi pemasaran. 15. Teman-teman Agribisnis angkatan 44 yang tidak bisa penulis sebutkan satupersatu atas kebersamaannya selama penulis menyelesaikan kegiatan belajar di kampus. 16. Try Asrini, Leni Nurul A, dan Randy Hazemi yang telah berbagi kebersamaan selama melakukan Gladikarya di desa Kedawung, Kabupaten Tegal. 17. Bapak Nunung Kusnadi, Ibu Dwi Rachmina, dan seluruh dosen Agribisnis, terima kasih atas dedikasi dan kesabaran terhadap penulis selama menjadi mahasiswa aktif. 18. Ibu Ida, Teh Dian, Pak Yusuf, dan seluruh staf departemen Agribisnis. Terima kasih atas segala bantuan yang telah diberikan kepada penulis selama proses penyusunan skripsi, seminar, dan sidang. 19. Semua sahabat terbaik yang telah menemani perjalanan hidup penulis. 20. Pihak-pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, namun tidak menghilangkan rasa hormat dan terima kasih atas bantuan dan dukungan yang telah diberikan kepada penulis.
Bogor, Agustus 2011 M. Syafriyansyah B.
DAFTAR ISI Halaman DAFTAR TABEL ................................................................................
xii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................
xiii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................
xiv
I
II
PENDAHULUAN ........................................................................
1
1.1 Latar Belakang ......................................................................... 1.2 Perumusan Masalah ................................................................ 1.3 Tujuan Penelitian .................................................................... 1.4 Manfaat Penelitian .................................................................. 1.5 Ruang Lingkup Penelitian .......................................................
1 3 5 6 6 7
TINJAUAN PUSTAKA .............................................................. 2.1 Restoran ……………………………………………………... 2.1.1 Definisi Restoran ……………………………………..... 2.1.2 Klasifikasi Restoran ………………………………….... 2.2 Waralaba …………………………………………………….. 2.2.1 Definisi Waralaba ….....……………………………...... 2.2.2 Mekanisme Waralaba ………………………………...... 2.2.2.1 Perjanjian Waralaba ............................................ 2.2.2.2 Hak dan Kewajiban Pemberi Waralaba .............. 2.2.2.3 Hak dan Kewajiban Penerima Waralaba ............. 2.2.3 Keuntungan dan Kelemahan Sistem Waralaba ............... 2.3 Bakso ………………………………………………………… 2.4 Penelitian Terdahulu ………………………………………… 2.4.1 Hasil Penelitian Terdahulu yang Relevan ....................... 2.4.2 Perbandingan dengan Penelitian Terdahulu ....................
III
KERANGKA PEMIKIRAN ...................................................... 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis .................................................. 3.1.1 Konsep Strategi .............................................................. 3.1.2 Manajemen Strategis ...................................................... 3.1.3 Definisi Pemasaran ........................................................ 3.1.4 Strategi Pemasaran ......................................................... 3.1.5 Analisis Lingkungan Perusahaan ................................... 3.1.6 Matriks IFE dan Matriks EFE ........................................ 3.1.7 Matriks IE ...................................................................... 3.1.8 Analisis SWOT .............................................................. 3.1.9 Matriks QSPM ............................................................... 3.2 Kerangka Pemikiran Operasional ...........................................
IV
7 7 7 8 8 9 9 10 11 13 14 15 15 16 18
METODE PENELITIAN ...........................................................
18 18 18 21 21 23 34 35 35 35 36 39
4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................. 4.2 Data dan Instrumentasi ............................................................ 4.3 Metode Pengumpulan Data .....................................................
39 39 40
4.4 Metode Pengambilan Sampel .................................................. 4.5 Metode Pengolahan dan Analisis Data ................................... 4.5.1 Analisis Deskriptif ......................................................... 4.5.2 Analisis Tiga Tahap Formulasi Strategi ......................... 4.5.2.1 Tahap Masukan (Input) ...................................... 4.5.2.2 Tahap Pencocokan ............................................. 4.5.2.3 Tahap Keputusan ................................................ V
VI
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ....................................
42 43 43 43 43 46 48 50
5.1 Visi, Misi, Sejarah dan Budaya Perusahaan .......................... 5.2 Lokasi Perusahaan .................................................................. 5.3 Struktur Organisasi ................................................................. 5.4 Perjanjian Waralaba .................................................................
50 52 52 55
HASIL DAN PEMBAHASAN ...................................................
57
6.1 Analisis Lingkungan Internal .................................................. 6.2 Analisis Lingkungan Eksternal ............................................... 6.3 Formulasi Alternatif Strategi Pemasaran ................................ 6.3.1 Tahap Masukan (Input) .................................................. 6.3.2 Tahap Pencocokan ......................................................... 6.3.3 Tahap Keputusan ...........................................................
57 66 72 72 74 81 82
VII KESIMPULAN DAN SARAN ................................................... 7.1 Kesimpulan ............................................................................. 7.2 Saran ....................................................................................... DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................
82 84 85
LAMPIRAN ...........................................................................................
87
DAFTAR TABEL Nomor
Halaman
1.
Daftar Waralaba Bakso di Kota Bogor ............................................
2
2.
Jumlah Bakso dalam Kondisi Target Tercapai ................................
4
3.
Perbandingan Jumlah Pengunjung dan Jumlah Bakso Restoran Bakso Sehat Bakso Atom Bogor ......................................................
4
4.
Keuntungan dan Kelemahan Sistem Waralaba bagi Franchisor .....
13
5.
Keuntungan dan Kelemahan Sistem Waralaba bagi Franchisee .....
14
6.
Jenis dan Sumber Data .....................................................................
40
7.
Penilaian Bobot Faktor Internal Perusahaan ....................................
44
8.
Penilaian Bobot Faktor Eksternal Perusahaan .................................
44
9.
Matriks IFE ......................................................................................
45
10.
Matriks EFE .....................................................................................
46
11.
Matriks SWOT .................................................................................
48
12
Matriks Perencanaan Strategis Kuantitatif (QSPM) ........................
49
13.
Perbandingan Komposisi Kimia Daging Sapi ..................................
57
14.
Identifikasi Faktor Internal Restoran BSBA Bogor .........................
66
15.
Data Inflasi di Indonesia Tahun 2005-2010
67
16.
Perkembangan dan Laju Pertumbuhan PDRB Per Kapita Kabupaten Bogor Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2007-2009 .....
68
17.
Perkembangan Jumlah Restoran di Kota Bogor Tahun 2000-2009..
70
18.
Identifikasi Faktor Eksternal Restoran BSBA Bogor ......................
71
19.
Hasil Analsis Matriks IFE ................................................................
73
20.
Hasil Analsis Matriks EFE ...............................................................
73
21.
Hasil Analisis Matriks SWOT ..........................................................
79
22.
Perbandingan Strategi Sebelum dan Sesudah Penelitian .................
80
DAFTAR GAMBAR Nomor
Halaman
1.
Model Manajemen Strategis Komprehensif .....................................
20
2.
Model Lima Kekuatan Porter ...........................................................
34
3.
Kerangka Pemikiran Operasional .....................................................
38
4.
Matriks IE .........................................................................................
47
5.
Struktur Organisasi Bakso Sehat Bakso Atom .................................
53
6.
Hasil Analisis Matriks IE .................................................................
74
DAFTAR LAMPIRAN Nomor 1. 2.
Halaman Kuesioner Penentuan Faktor Internal dan Eksternal Restoran Bakso Sehat Bakso Atom Bogor ...................................................... Kuesioner Analisis Faktor Internal dan Eksternal Restoran Bakso Sehat Bakso Atom Bogor .................................................................
88 92
3.
Kuesioner Penelitian Penentuan Attractiveness Score Alternatif Strategi Pemasaran Restoran Bakso Sehat Bakso Atom Bogor .......
98
4.
Penentuan Faktor-Faktor Strategi Internal dan Eksternal ................
101
5.
Penilaian Bobot terhadap Faktor Internal Perusahaan (Kekuatan dan Kelemahan) ................................................................................
102
6.
Penilaian Bobot terhadap Faktor Eksternal Perusahaan (Peluang dan Ancaman) ..................................................................................
103
7.
Pemberian Peringkat terhadap Faktor Internal Perusahaan (Kekuatan dan Kelemahan) ..............................................................
104
8.
Pemberian Peringkat terhadap Faktor Eksternal Perusahaan (Peluang dan Ancaman) ...................................................................
105
9.
Matriks QSP ……………………………………………………….
106
10.
Surat Keterangan Perjanjian Waralaba Bakso Sehat Bakso Atom ..
107
11.
Dokumentasi Penelitian ....................................................................
109
12.
Brosur Bakso Sehat Bakso Atom Pusat …………………………...
111
13.
Brosur Bakso Sehat Bakso Atom Bogor …………………………..
112
14.
Outlet-outlet Bakso Sehat Bakso Atom …………………………...
113
I PENDAHULUAN 1.1.
Latar Belakang Bakso merupakan makanan olahan yang dapat dibuat dari daging sapi,
daging ikan, daging ayam, maupun daging babi. Istilah Bakso berasal dari kata Bak-So, dalam Bahasa Hokkien berarti 'daging giling' yang terbuat dari daging babi, hal ini menunjukkan bahwa bakso memiliki akar dari seni kuliner Tionghoa Indonesia. Di Indonesia daging babi tidak digunakan dalam pembuatan bakso, daging yang digunakan untuk membuat bakso pada umumnya adalah daging sapi, daging ayam, dan daging ikan, hal itu dikarenakan kebanyakan penduduk Indonesia beragama muslim. Bakso merupakan salah satu bagian industri makanan dari sekian banyak industri yang sangat menguntungkan. Industri makanan terutama bakso dapat dijumpai hampir di berbagai daerah di Indonesia. Pengelolaan usaha perdagangan bakso sangatlah beragam, mulai dari pengelolaan secara tradisional dalam arti melalui pedagang keliling dengan menggunakan gerobak hingga cara yang modern dengan sistem waralaba (franchise). Pedagang bakso dapat dijumpai dari pinggir jalan sampai di mall dan dinikmati oleh berbagai kalangan dengan tingkat ekonomi dan usia yang beragam. Bisnis bakso dengan sistem waralaba sudah banyak dijumpai di Indonesia, terutama di kota-kota besar dan salah satunya adalah Kota Bogor. Bogor memiliki lokasi yang sangat dekat dengan ibukota negara. Hal itu merupakan potensi yang strategis bagi perkembangan dan pertumbuhan ekonomi dan jasa, pusat kegiatan nasional untuk industri, perdagangan, transportasi, komunikasi, dan pariwisata. Oleh karena itu, banyak pengusaha bakso yang membuka cabang usahanya di Kota Bogor. Daftar waralaba bakso di Kota Bogor dapat dilihat pada Tabel 2. Persaingan dalam bisnis bakso sangatlah tinggi, karena banyaknya waralaba bakso yang berada di wilayah Bogor dan tidak menutup kemungkinan persaingan oleh pebisnis bakso lokal seperti bakso Seseupan, bakso Setan, bakso Favorit, bakso Boboho, dan pedagang-pedagang bakso keliling. Dalam menjalankan bisnis bakso, banyak berita yang beredar tentang bakso yang menggunakan bahan pengawet seperti boraks, formalin, nitrit, dan lain-lain. Hal tersebut
sangat
meresahkan
masyarakat
karena bahan
pengawet
dapat
membahayakan kesehatan konsumen dan bahkan bila dikonsumsi secara berlebih akan menyebabkan kematian. Oleh karena itu banyak masyarakat yang sudah mulai sadar akan kesehatan dan menerapkan pola hidup sehat. Salah satu waralaba bakso yang memperhatikan pola hidup sehat adalah Bakso Sehat Bakso Atom. Tabel 1. Daftar Waralaba Bakso di Kota Bogor No.
Nama
1
Bakso Sehat Bakso Atom Bogor
2
My Bakso
3
Mr. Baso
4
Bakso Kota Cak Man
5
Bakso Malang Kota “Cak Eko”
6
Bakso Kaget
7 8
Bakso Iga Sapi Bakso Tips’ Top
Alamat - Jl. Mayjen Ishak Juarsa No. 149 Gunung BatuLoji - Bantarjati -Cibinong -Cilebut Bojong -Gunung Putri -Leuwiliang -Bogor Trade Mall -Plasa Jambu Dua -Bogor Trade Mall -Cibinong -Kota Wisata -Villa Nusa Indah -Bogor -Jl. Raya Alternatif Cibubur, Bogor -Bogor -Bantar Jati
Pemilik Sabar Basuki
Feri
Marjani H. Abdul Rachman Tukiman Henky Eko S Johan Halim Hendy Mustafa Wahyu Fitriani
Sumber : Dinas Pariwisata Kota Bogor dan Data Primer, Hasil Observasi (2011)
Lingkungan
perusahaan
baik
internal
maupun
eksternal
sangat
mempengaruhi keberlangsungan usaha. Hal itu dikarenakan lingkungan internal perusahaan sangat berhubungan dengan produksi dan operasi, sumber daya manusia, keuangan, sistem informasi manajemen, penelitian dan pengembangan serta pemasaran. Sedangkan lingkungan eksternal berhubungan dengan politik, ekonomi, sosial, teknologi, dan persaingan dalam industri. Konsep pendirian Bakso Sehat Bakso Atom berawal dari pemikiran bahwa tingkat kesadaran manusia terhadap kesehatan semakin tinggi dan makan tidak sekedar kenyang tetapi juga cukup gizi, maka diciptakan Bakso Sehat Bakso Atom dengan tag line “Sehat dimulai dari makanan sehat”. Selama ini isu kesehatan makanan sebagai keunggulan produk jarang diperhatikan pebisnis restoran tak terkecuali bakso, padahal makanan sehat dewasa ini sedang trend, dengan tingkat kesadaran kesehatan masyarakat yang semakin tinggi.
2
Salah satu pebisnis yang menjadikan isu kesehatan sebagai fokus utamanya adalah CV Atom Indonesia (Key Person BR. Prabowo). Dengan memakai brand Bakso Atom, CV Atom Indonesia memiliki produk khas diantaranya bakso keju, bakso sumsum, bakso tahu udang, bakso burger, bakso madu, bakso sutera, bakso telur ayam kampung, bakso buntel, baksomay, dan batagor. Untuk menjamin kepastian dalam hal kesehatan, semua jenis bakso yang ada telah didaftarkan ke Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan telah lulus uji laboratorium. Semakin banyaknya bisnis bakso dengan sistem waralaba menjadi pilihan beberapa kalangan pebisnis. Namun demikian tetap perlu diingat bahwa pengembangan waralaba tak selamanya berujung sukses. Tidak sedikit yang gagal dan berhenti atau berpindah ke bisnis lain. Oleh karena itu pebisnis terutama Bakso Sehat Bakso Atom harus dapat bersaing dan memanfaatkan peluang untuk menarik konsumen dan mendapatkan kepercayaan konsumen. Hal tersebut dimaksudkan untuk menambah jumlah pengunjung, karena peningkatan jumlah pengunjung akan berdampak positif bagi restoran tersebut. Semua hal itu tidak terlepas dari manajemen strategi, karena strategi sangat penting untuk dilakukan, tetapi biasanya banyak kendala dalam merencanakan atau mengimplementasikan strategi-strategi tersebut. Terlebih lagi dalam hal pemasaran. Sebagaimana kita ketahui bahwa produk ataupun jasa yang dihasilkan oleh perusahaan tidak mungkin dapat mencari sendiri pembeli ataupun peminatnya. Oleh karena itu, produsen dalam kegiatan pemasaran produk atau jasanya membutuhkan konsumen dalam mengkonsumsi produk atau jasa yang dihasilkannya. 1.2.
Perumusan Masalah Bakso Sehat Bakso Atom dengan tag line “Sehat dimulai dari makanan
sehat” merupakan salah satu waralaba yang sadar akan kesehatan dan makan tidak hanya kenyang tetapi cukup gizi bagi pelanggannya. Bakso Sehat Bakso Atom menggunakan isu kesehatan sebagai strategi utamanya untuk menarik konsumen yang mengikuti pola hidup sehat. Bakso Sehat Bakso Atom Bogor merupakan cabang yang belum lama ini baru didirikan yaitu pada tanggal 7 Mei 2010 dan bertempat di Jl. Mayjen Ishak Juarsa No. 149 Gunung Batu, Loji-Bogor. Bakso
3
Sehat Bakso Atom Bogor dapat menjual 17.200 bakso dalam kondisi target jumlah pengunjung tercapai, yaitu 10.000 pengunjung. Target ini adalah target yang ditentukan oleh terwaralaba Bakso Sehat Bakso Atom Bogor. Hal tersebut dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Jumlah Bakso dalam Kondisi Target Tercapai Jumlah Bakso Rata-rata per Hari Reguler Jumlah Bakso Rata-rata per Hari Weekend (Senin-Jumat) (Sabtu-Minggu) 500 Bakso 900 Bakso Jumlah Bakso Rata-rata per Bulan (28 Hari) 17.200 Bakso Sumber : Data Restoran Bakso Sehat Bakso Atom Bogor (Diolah)
Berdasarkan Tabel 2, jumlah hari perbulan adalah 28 hari. Hal tersebut dikarenakan tidak semua bulan berjumlah 30 maupun 31 hari dan juga dikurangi hari libur. Sejak mulai didirikan sampai sekarang, jumlah pengunjung di restoran Bakso Sehat Bakso Atom Bogor mengalami fluktuasi. Hal tersebut dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Perbandingan Jumlah Pengunjung dan Jumlah Bakso Restoran Bakso Sehat Bakso Atom Bogor Bulan Mei 2010 Juni 2010 Juli 2010 Agustus 2010 September 2010 Oktober 2010 November 2010 Desember 2010 Januari 2011 Februari 2011
Jumlah Pengunjung (Orang) 5.000 9.000 9.500 6.000 10.000 8.500 7.500 9.000 8.000 7.500
Target (Orang) 10.000 10.000 10.000 10.000 10.000 10.000 10.000 10.000 10.000 10.000
Pencapaian Target (%) 50 90 95 60 100 85 75 90 80 75
Jumlah Bakso (Buah) 8.600 15.480 16.340 10.320 17.200 14.620 12.900 15.480 13.760 12.900
Sumber : Data Restoran Bakso Sehat Bakso Atom Bogor (Diolah)
Berdasarkan
Tabel
3,
jumlah
pengunjung
restoran
berfluktuasi
dikarenakan persaingan dalam bisnis bakso tinggi, target jumlah pengunjung yang belum tercapai, dan pemasaran yang kurang optimal. Selama ini Bakso Sehat Bakso Atom Bogor dalam pemasarannya hanya melalui pemasangan spanduk dan penyebaran brosur di sekitar lokasi Bakso Sehat Bakso Atom Bogor. Pewaralaba hanya memberikan fasilitas brosur dan pengadaan tenaga kerja serta perlengkapan makan untuk pelaksanaan acara bazar di luar outlet. Selain itu, persaingan yang
4
tinggi menyebabkan semakin mengecilnya pangsa pasar. Persaingan ini menyebabkan terbentuknya faktor-faktor kompetisi dalam industri, dimana sebagian besar restoran berusaha untuk menyesuaikan kemudian memenangkan trend yang ada, sehingga restoran-restoran dalam industri tersebut harus bersaing untuk memperebutkan atau mempertahankan pelanggan. Menghadapi permasalahan tersebut, dibutuhkan upaya pemasaran untuk meningkatkan penjualan melalui orientasi pada kebutuhan dan keinginan konsumen sebagai sasaran utama bagi keberhasilan kegiatan pemasaran. Oleh karena itu, dibutuhkan strategi pemasaran yang terbaik untuk meningkatkan penjualan pada restoran Bakso Sehat Bakso Atom Bogor. Keberhasilan strategi pemasaran merupakan kunci bagi pengembangan usahanya. Strategi bauran pemasaran terdiri dari strategi produk, strategi harga, strategi promosi, strategi tempat atau distribusi, strategi proses, strategi orang dan strategi fisik yang mempunyai pengaruh sangat besar dalam menentukan keberhasilan suatu usaha. Strategi pemasaran yang baik dari suatu restoran dapat membuka peluang untuk terus berkembang sehingga dapat mencapai tujuan perusahaan. Berdasarkan uraian tersebut, perumusan masalah dari penilitian ini adalah untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut: 1. Bagaimana strategi bauran pemasaran yang telah dijalankan oleh Restoran Bakso Sehat Bakso Atom Bogor? 2. Bagaimana kondisi lingkungan internal dan lingkungan eksternal yang dihadapi oleh Restoran Bakso Sehat Bakso Atom Bogor? 3. Bagaimana alternatif strategi pemasaran terbaik dengan memperhatikan kondisi lingkungan perusahaan Restoran Bakso Sehat Bakso Atom Bogor? 1.3.
Tujuan Penelitian Dari uraian di atas, maka dapat dirumuskan tujuan dari penelitian ini
adalah sebagai berikut : 1. Mengkaji strategi bauran pemasaran yang telah dijalankan oleh Restoran Bakso Sehat Bakso Atom Bogor. 2. Menganalisis kondisi lingkungan internal dan lingkungan eksternal yang dihadapi oleh Restoran Bakso Sehat Bakso Atom Bogor.
5
3. Merumuskan alternatif strategi pemasaran terbaik dengan memperhatikan kondisi lingkungan perusahaan Restoran Bakso Sehat Bakso Atom Bogor. 1.4.
Manfaat Penelitian Dengan dilaksanakannya penelitian ini, manfaat yang akan didapat sebagai
berikut : 1. Bagi pihak manajemen Restoran Bakso Sehat Bakso Atom, hasil penelitian ini diharapkan memberikan masukan dan sebagai bahan pertimbangan alternatif terbaik dalam meningkatkan kinerja perusahaan. 2. Bagi penulis, hasil penelitian ini dapat berguna untuk mangaplikasikan konsep-konsep yang telah diterima dan dipelajari selama perkuliahan dan diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan literatur untuk penelitian selanjutnya. 3. Bagi pembaca, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan dan informasi mengenai strategi pemasaran restoran. 1.5.
Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini dibatasi hanya mengkaji strategi bauran
pemasaran yang sudah dijalankan oleh Restoran Bakso Sehat Bakso Atom Bogor yang berlokasi di Jl. Mayjen Ishak Juarsa No.149 Gunung Batu, Loji - Bogor, menganalisis faktor-faktor internal dan eksternal yang menjadi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman serta merumuskan alternatif strategi pemasaran terbaik yang dapat diterapkan di Restoran Bakso Sehat Bakso Atom Bogor. Untuk implementasinya diserahkan sepenuhnya kepada manajemen Restoran Bakso Sehat Bakso Atom sebagai pengambil keputusan.
6
II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.
Restoran
2.1.1. Definisi Restoran Restoran berasal dari kata dalam bahasa Perancis yaitu restaurer yang memiliki arti tempat yang menyediakan makanan. Makna aslinya restoran berarti menyajikan ragam makanan lengkap mulai pembuka, makanan utama, sampai pencuci mulut. Restoran adalah suatu tempat atau bagian yang diorganisasikan secara komersial untuk menyelenggarakan pelayanan dengan baik kepada semua tamunya dan produknya berupa makanan dan minuman. Restoran ada yang berada dalam suatu hotel, kantor, pabrik dan banyak juga yang berdiri sendiri di luar bangunan itu (Soekresno, 2001 dalam Syavriani, 2009). Selain itu menurut Torsina dalam Syavriani (2009), usaha restoran meliputi usaha yang terus menerus melibatkan semua bidang pengadaan peralatan dan bahan mentah, quality control untuk bahan dan produksi, standarisasi resep dan proses, berurusan dengan segi-segi hukum, reklame, promosi dan publisitas, mengenai tenaga kerja, keluhan pelanggan, dekorasi, identitas dan ciri restoran, merendahkan kebocoran uang dan barang, menetapkan uang yang seimbang, kalkulasi harga-harga dan tingkat waste (kerusakan makanan), strategi harga, sampai pada penanganan sampah, air, listrik dan lain-lain. 2.1.2. Klasifikasi Restoran Menurut Marsum (2000), ada tujuh tipe klasifikasi restoran1: 1) A La Carte Restaurant Adalah restoran dimana konsumen bebas memilih sendiri makanannya yang memiliki harga tersendiri. 2) Table D’hote Restaurant Adalah restoran yang menjual hidangan pembuka sampai hidangan penutup. 3) Cafetaria atau Café Adalah restoran yang mengutamakan penjualan kue, roti isi, kopi dan teh. 1
Jiunkpe. 2009. Klasifikasi Restoran. Surabaya. http://digilib.petra.ac.id/viewer.php [diakses 3 Februari 2011]
4) Inn Tavern Adalah restoran dengan harga yang relatif cukup terjangkau, yang dikelola oleh perorangan di tepi kota. 5) Snack Bar atau Milk Bar Adalah restoran cepat saji (fast food) dan makanan yang tersedia umumnya hamburger, roti isi, kentang goreng, ayam goreng, nasi, dan mie. 6) Specialty Restaurant Adalah restoran yang menyediakan masakan Eropa, China, Jepang, India dan pelayanan berdasarkan tata cara negara asal makanan spesial tersebut. 7) Family Type Restaurant Adalah restoran yang disediakan untuk tamu-tamu keluarga maupun rombongan dan harganya terjangkau. Berdasarkan klasifikasi restoran di atas, restoran Bakso Sehat Bakso Atom Bogor termasuk dalam klasifikasi Family Type Restaurant. Hal tersebut dikarenakan targeting dari restoran Bakso Sehat Bakso Atom Bogor adalah keluarga. 2.2.
Waralaba
2.2.1. Definisi Waralaba Waralaba, jika ditinjau dari sudut tata bahasa merupakan terjemahan Bahasa Indonesia untuk istilah asing franchise. Waralaba terbentuk dari dua kata yaitu, wara yang berarti usaha, dan laba yang berarti keuntungan lebih atau istimewa. Sehingga secara umum waralaba dapat diartikan usaha yang menghasilkan keuntungan lebih atau istimewa. Banyak istilah asing yang mendefinisikan pengertian waralaba, namun tentu yang paling umum digunakan di seluruh dunia adalah definisi dari International Franchise Association, yang mendefinisikan waralaba (franchise) sebagai sebuah hubungan kontrak antara franchisor (pemberi waralaba) dan franchisee (penerima waralaba) dimana pemberi waralaba menawarkan atau menjamin untuk memelihara keistimewaan yang berkesinambungan pada bisnis penerima waralabanya di area tertentu, dimana penerima waralaba beroperasi dengan memakai nama dagang yang telah ditentukan, format dan atau prosedur yang dimiliki dan dikendalikan oleh pemberi waralaba, yang mana penerima
8
waralaba harus dan akan menempatkan sejumlah tertentu modal investasi dalam bisnisnya yang bersumber dari kekayaan miliknya2. Di Indonesia sendiri, definisi waralaba secara yuridis formal tertuang dalam Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1997 tentang waralaba, yang berbunyi : “Waralaba adalah perikatan dimana salah satu pihak diberikan hak untuk memanfaatkan dan atau menggunakan hak atas kekayaan intelektual atau penemuan atau ciri khas usaha yang dimiliki pihak lain dengan suatu imbalan berdasarkan persyaratan yang ditetapkan pihak lain tersebut, dalam rangka penyediaan dan atau penjualan barang dan atau jasa.” Perkembangan bisnis waralaba di Indonesia, dinilai sangat pesat. Format bisnis waralaba yang mulai dikenal di Indonesia pada tahun 1980-an, merupakan salah satu bisnis yang menjanjikan keuntungan yang besar. Sebagian besar waralaba lokal yang saat ini banyak menarik minat investor menengah dan kecil adalah jenis minimarket dan booth jajanan kuliner. Selain besaran fee yang dipungut pemberi waralaba cukup kompetitif dan investasi yang harus dikeluarkan tidak terlalu besar, para investor juga tertarik dengan daya penetrasi pangsa pasar yang sanggup mencapai wilayah pedesaan. Regulasi yang cukup longgar, memberikan keleluasaan bagi para investor untuk mendirikan usaha waralabanya hingga ke tingkat kelurahan/desa. Bahkan untuk jenis jajanan kuliner sampai menembus perkampungan. 2.2.2. Mekanisme Waralaba Mekanisme waralaba dibuat dengan tujuan agar usaha waralaba yang berlangsung dengan lancar dan tertib. Untuk itulah pihak-pihak yang terlibat dalam perjanjian waralaba harus mengetahui beberapa hal berikut: 2.2.2.1. Perjanjian Waralaba Perjanjian waralaba adalah suatu dokumen yang secara hukum menentukan hak dan kewajiban dari pihak pemberi dan penerima waralaba. Masa berlaku perjanjian waralaba adalah lama waktu selama penerimaan waralaba
2
Susanto. 2010. Bisnis Waralaba. Jakarta. http://www.jawabanpasti.com/bisnis-waralaba [diakses 3 Februari 2011]
9
boleh menggunakan lisensi atau sistem yang diwaralabakan (Mendelson, 1993 dalam Firbani, 2006). 2.2.2.2. Hak dan Kewajiban Pemberi Waralaba (Franchisor) Pemberi waralaba (franchisor) mempunyai hak untuk mendapatkan uang franchise (franchise fee) karena telah mewaralabakan bisnisnya. Menurut Mendhelson (1993) dalam Firbani (2006), ada tiga macam cara dalam menentukan franchise fee yaitu: 1) Uang Franchise Awal (Initial Franchise Fee) Biaya ini terdiri dari biaya recruitmen sebesar biaya pendirian yang dikeluarkan oleh pemberi waralaba (franchisor) untuk kepentingan penerima waralaba (franchisee). Biaya ini ditanggung sepenuhnya oleh penerima waralaba (franchisee). 2) Uang Franchise Terus Menerus (Continuing Franchise Fee) Uang franchise tersebut merupakan pembayaran atau jasa menerus yang diberikan oleh penerima waralaba (franchisee) atas kegiatan operasional yang dilakukan oleh usaha waralaba tersebut. Uang tersebut dihitung berdasarkan presentase dari pendapatan kotor usaha waralaba tersebut. 3) Kenaikan Harga Produk Franchisor yang dalam aktivitas usahanya merupakan pemasok produk bagi franchisee, perlu dibuat mekanisme untuk melindungi penerima franchisee terhadap kenaikan harga yang tidak wajar dan tidak adil. Jika perlindungan tidak dibuat, franchisor bisa menaikan keuntungannya melampaui pengeluaran franchisee yang tentunya akan sangat merugikan pihak franchisee. Menurut Mendhelson (1993) dalam Firbani (2006), kewajiban franchisor adalah: 1) Franchisor harus mengetahui dimana suatu outlet didirikan dengan kriteria yang menentukan suatu tempat dan daerah. 2) Franchisor
mempersiapkan
paket
peralatan
dan
perabotan
yang
distandarisasikan. 3) Franchisor memberikan saran mengenai dekorasi toko untuk merefleksikan citra nama yang telah terbentuk.
10
4) Franchisor mempersiapkan petunjuk operasional yang memberikan semua informasi yang diperlukan franchisee agar mampu mengoperasikan bisnis waralabanya secara tepat. Operasional berisi panduan rinci mengenai tugastugas yang harus dijalankan oleh staf anggota atau penerima waralaba (franchisee). 5) Franchisor harus menyusun pengaturan bersama dengan pemasok bahanbahan dasar atau barang-barang yang dibutuhkan oleh bisnis yang diwaralabakan agar franchisee mampu menjual dengan harga yang kompetitif. 6) Franchisor harus menyusun jadwal pelatihan dan mempersiapkan fasilitas pelatihan untuk para franchisee serta staf mereka. 7) Franchisor perlu mempersiapkan prosedur akunting dan sistem bisnis yang sederhana yang harus dioperasikan franchisee. Franchisor juga harus melatih franchisee dalam prosedur akunting dan sistem bisnis ini. Selain kewajiban tersebut, franchisor juga mempunyai beberapa kewajiban yang lain, seperti bantuan teknis yang diberikan pada saat pra pembukaan, pembukaan, dan operasi perusahaan franchisee. Franchisor menyelenggarakan program pelatihan yang terdiri dari pelatihan awal, pedoman tentang pembukuan dan akuntansi, metode dan sistem pemasaran, promosi dan periklanan, serta suplai bahan dan pemasoknya. Franchisor juga menyediakan video pelatihan, buku panduan (manual book) atau buku-buku paket petunjuk pelaksanaan setiap kegiatan strategis. Selain itu dilengkapi data atau informasi pasar, hasil riset yang dikerjakan oleh franchisor secara berkala, inovasi sistem peragaan termasuk perubahan metode promosi dan pemasaran. Data atau informasi hasil riset sangat penting bagi franchisee agar dapat mengikuti selera pasar dan lebih menarik minat konsumen. 2.2.2.3. Hak dan Kewajiban Penerima Waralaba (Franchisee) Franchisee menurut Karamoy (1997) dalam Utomo (2010) mempunyai hak untuk mendapatkan bantuan teknis dari franchisor berupa: (1) seleksi lokasi dan survey demografi; (2) program pelatihan awal; (3) bantuan untuk pra pembukaan; (4) bantuan pelaksanaan atau kegiatan operasi (on going operational assistance); (5) program pelatihan lanjutan; (6) akses data atau informasi pasar dan pemasaran; dan (7) bantuan konsultasi dalam situasi kritis.
11
Queen (1993) dalam Utomo (2010) menjelaskan bahwa kewajiban finansial yang harus dibayarkan oleh franchisee kepada franchisor yang terdiri dari: 1) Biaya Waralaba (Franchise Fee) Kewajiban membayar biaya franchise pada masa awal franchise. Franchisor umumnya akan meminta suatu deposito pada saat tahapan pembicaraan awal dan sisanya harus dilunasi pada saat penandatangan perjanjian franchise. 2) Pengeluaran Langsung (Direct Expenses) Pengeluaran langsung untuk biaya hidup dan pemondokan pemilik franchise tahapan awal. Franchisee wajib menanyakan siapa yang bertanggungjawab atas biaya selama pemilihan lokasi, pelatihan penerimaan franchise, dan bantuan franchise saat pembukaan. 3) Royalti Pembayaran Berlanjut (Continuing Franchise Fee) kepada franchisor sebagai imbalan atas hak waralaba. Pembayaran dapat dilakukan setiap minggu, bulan atau triwulan dan ditetapkan sebagai presentase atas pendapatan kotor. 4) Biaya Pemasaran dan Periklanan (Marketing and Advertising Fee) Biaya ini dapat didasarkan kepada volume penjualan atau ditentukan oleh biaya aktual dari suatu program tertentu atau suatu kombinasi dari kedua metode tersebut. 5) Sewa Beberapa franchisor memiliki lokasi dan/atau peralatan dan menyewakan kepada franchisee. 6) Biaya Penyerahan / Pengalihan (Assignment Fee) Biaya ini terjadi apabila franchisee
menjual bisnisnya, franchisor
memerlukan suatu pembayaran untuk mempersiapkan perjanjian penyerahan, pelatihan penerima franchise yang baru dan biaya lain yang berhubungan dengan pengalihan tersebut.
12
2.2.3. Keuntungan dan Kelemahan Sistem Waralaba 1) Bagi Franchisor Dalam menjalankan bisnis waralaba, ada beberapa keuntungan dan kelemahan dari sistem waralaba. Franchisor merupakan pihak pertama dalam sistem waralaba. Keuntungan dan kelemahan sistem waralaba bagi franchisor dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Keuntungan dan Kelemahan Sistem Waralaba bagi Franchisor Keuntungan 1. Perluasan usaha cepat 2. Mudah melakukan penetrasi pasar 3. Modal untuk melakukan pengembangan usaha menjadi lebih kecil, karena sebagian besar dipikul oleh franchisee 4. Franchisee juga merupakan pemilik yang memiliki motivasi yang tinggi 5. Tidak banyak membutuhkan manajemen madya 6. Meningkatkan daya beli karena dilakukan secara kelompok 7. Memiliki pemasaran yang besar, karena bisa melakukan promosi dan periklanan secara besarbesaran sebagai suatu kelompok usaha 8. Hasil pengembalian investasi (ROI) tinggi dalam jangka panjang 9. Risiko kerugian dapat diminimalisir
Kelemahan 1. Franchisor tidak bisa mendikte franchisee. Oleh karena itu bila ingin mengadakan perubahan, ia harus memotivasi franchisee agar bersedia menerima perubahan tersebut 2. Seringkali harapan franchisee terlalu berlebihan, sehingga perlu disadarkan dan dimotivasi 3. Tidak cepat mengadakan perubahan 4. Risiko memilih franchisee yang tidak tepat, sehingga dapat merusak nama baik secara keseluruhan 5. Citra franchisor dan kelompok bisnis tergantung pada prestasi setiap franchisee 6. Sistem waralaba “mengikat” dalam jangka waktu yang cukup panjang 7. Risiko adanya dissident franchisee (franchisee yang berontak), dimana setelah memperoleh alih teknologi dan manajemen, mereka berusaha mengalihkan kontraknya kepada orang lain dan membentuk usaha sendiri yang menjadi pesaing franchisor
Sumber: Tjiptono (2008)
2) Bagi Franchisee Dalam menjalankan bisnis waralaba, tidak hanya Franchisor saja yang memiliki keuntungan dan kelemahan dari sistem waralaba. Franchisee merupakan pihak kedua dalam sistem waralaba yang juga memiliki keuntungan dan kelemahan dari sistem waralaba. .Keuntungan dan kelemahan sistem waralaba bagi franchisee dapat dilihat pada Tabel 5.
13
Tabel 5. Keuntungan dan Kelemahan Sistem Waralaba bagi Franchisee Keuntungan 1. Risiko usaha yang relatif kecil 2. Bebas menjalankan unit usaha miliknya sendiri 3. Mendapatkan kemudahan membeli dalam partai besar 4. Dapat memanfaatkan hasil pengembangan produk dan penelitian franchisor 5. Dapat memanfaatkan petunjuk dan bantuan dalam bidang keuangan dan manajemen 6. Bisa memanfaatkan periklanan melalui kelompok usaha, sehingga biayanya relatif murah dan kualitas periklanannya bisa tinggi 7. Turut menikmati reputasi, kestabilan, kepercayaan konsumen, kekuatan dan keharuman nama dagang yang diwaralabakan 8. Bisa memanfaatkan paket-paket keuangan yang mungkin disediakan perbankan 9. Adanya fasilitas pelatihan menyebabkan usaha waralaba bukanlah usaha ‘coba-coba’
Kelemahan 1. Jenis produk yang dapat ditawarkan relatif terbatas dan sangat tergantung kepada prestasi franchisor 2. Harus membayar uang imbalan yang sangat besar 3. Tidak sepenuhnya bebas lagi, karena harus mematuhi pedoman dan prosedur yang ditetapkan franchisor 4. Kadangkala ditargetkan mencapai tingkat prestasi tertentu (misalnya jumlah penjualan) yang terlalu tinggi 5. Manajemen usahanya dikendalikan franchisor
Sumber: Tjiptono (2008)
2.3.
Bakso Istilah Bakso berasal dari kata Bak-So, dalam Bahasa Hokkien berarti
'daging giling', hal ini menunjukkan bahwa bakso memiliki akar dari seni kuliner Tionghoa Indonesia. Karena kebanyakan penduduk Indonesia adalah muslim, bakso umumnya terbuat dari daging halal seperti daging sapi, ikan, atau ayam3. Bakso adalah jenis bola daging yang paling lazim dalam masakan Indonesia. Bakso umumnya dibuat dari campuran daging sapi giling dan tepung tapioka, akan tetapi ada juga baso yang terbuat dari daging ayam, ikan, atau udang. Dalam penyajiannya, bakso umumnya disajikan panas-panas dengan kuah kaldu sapi bening, dicampur mi, bihun, taoge, tahu, terkadang telur, ditaburi 3
Wikipedia. 2011. Definisi Bakso. Jakarta. http://id.wikipedia.org/wiki/Bakso [diakses 22 Februari 2011]
14
bawang goreng dan seledri. Bakso sangat populer dan dapat ditemukan di seluruh Indonesia, dari pedagang kaki lima hingga restoran. Berbagai jenis bakso sekarang banyak di tawarkan dalam bentuk makanan beku yang dijual di pasar swalayan dan mall. Irisan bakso dapat juga dijadikan pelengkap jenis makanan lain seperti mi goreng, nasi goreng, atau cap cai. Dalam proses pembuatanya, ada bakso yang dicampur dengan boraks atau bleng untuk membuat tepung menjadi lebih kenyal mirip daging serta lebih awet. Hal ini membuat bakso pernah dianggap makanan yang kurang aman oleh BPOM. BPOM mengingatkan bahwa mengkonsumsi makanan berkadar boraks tinggi selama kurun 5–10 tahun dapat meningkatkan risiko kanker hati. Maka bakso yang dijual di berbagai pasar tradisional dan pasar swalayan diwajibkan bebas boraks. 2.4.
Penelitian Terdahulu
2.4.1. Hasil Penelitian Terdahulu yang Relevan Analisis Strategi Pemasaran Restoran Waralaba Lokal (Studi Kasus Restoran Ayam Bakar Wong Solo Cabang Bogor) oleh Rizki Firbani (2006) dengan metode pengolahan dan analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis bauran pemasaran (marketing mix), analisis lingkungan internal dan eksternal, serta analisis SWOT dan QSPM pada tahap pengambilan keputusan dari alternatif strategi yang terbentuk. Berdasarkan identifikasi alternatif strategi terbentuk 3 alternatif strategi yaitu: (1) strategi pengembangan promosi, (2) strategi diversifikasi dan pengembangan produk, (3) strategi jangka panjang. Berdasarkan Matriks QSPM, strategi 1 merupakan strategi yang paling menarik untuk dijalankan oleh perusahaan. Persamaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu oleh Firbani, 2006 adalah kedua melakukan kajian tentang waralaba, sedangkan objek yang dilakukan berbeda. Meilawati (2007) dalam penelitian yang berjudul “Analisis Strategi Pemasaran Restoran Cepat Saji (Studi Kasus Restoran Papa Ron’s Pizza Bogor)”. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pelaksanaan bauran pemasaran restoran, menganalisis lingkungan internal dan eksternal perusahaan, merumuskan alternatif strategi pemasaran yang tepat untuk perusahaan. Metode maupun alat analisis menggunakan matriks IFE, EFE, IE dan SWOT serta QSPM.
15
Alternatif strategi terbaik yaitu strategi SO melalui membuka cabang baru dengan merekrut tenaga yang berkualitas, pemanfaatan teknologi secara optimal, meningkatkan promosi penjualan. Ratnasari (2009) dalam penelitian berjudul Analisis Strategi Pemasaran (Studi Kasus Ali Baba Restaurant, Bogor). Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji strategi bauran pemasaran, menganalisis kondisi lingkungan internal dan eksternal, dan merumuskan alternatif strategi pemasaran terbaik. Metode maupun alat analisis menggunakan matriks IFE, EFE, IE dan SWOT serta QSPM. Alternatif strategi terbaik yaitu meningkatkan efektivitas promosi melalui iklan, media, dan website, meningkatkan sponsorship kegiatan kemahasiswaan, mengadakan program pemberian diskon pada moment tertentu seperti liburan nasional dan konsumen yang ulang tahun. Imelda (2010) dalam penelitian berjudul Analisis Kelayakan Usaha dan Kepuasan Konsumen Bakso Atom. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji kelayakan investasi usaha, menganalisis tingkat kepuasan dan loyalitas konsumen, dan menyusun strategi yang tepat untuk pengembangan usaha. Metode maupun alat analisis menggunakan analisis kelayakan investasi (NPV, IRR, Gross B/C, dan Payback Periode), Analisis Prilaku Konsumen (Diagonal Analisis, Thurstone Analysis, dan Correspondence Analysis), dan Strategi Pengembangan (IFAS, EFAS, dan SWOT). Alternatif strategi yang dihasilkan adalah mempertahankan kinerja pelayanan dan pelanggan, mempertahankan komitmen pihak manajemen, meningkatkan kinerja pemasaran melalui promosi, mempertahankan mutu sesuai moto produk, mempertahankan dan menjaga mutu produk yang dihasilkan untuk meningkatkan
loyalitas
pelanggan,
kegiatan
pengembangan
produk,
mempertahankan harga jual produk di pasaran, dan memperbaiki saluran distribusi. 2.4.2. Perbandingan dengan Penelitian Terdahulu Penelitian yang dilakukan oleh penulis dengan judul “Analisis Strategi Pemasaran Restoran Bakso Sehat Bakso Atom Bogor” memiliki persamaan dengan penelitian-penelitian terdahulu, yaitu mengenai bauran pemasaran. Pada penelitian Firbani (2006), Meilawati (2007), dan Ratnasari (2009) memiliki kesamaan pada jenis usaha yang dikaji, yaitu usaha dalam bidang restoran. Selain
16
itu, restoran-restoran yang dikaji strategi pemasarannya pun semuanya berada di wilayah Bogor. Tujuan masing-masing dari penelitian terdahulu memiliki kesamaan yaitu mengkaji strategi bauran pemasaran, menganalisis lingkungan internal dan eksternal perusahaan, dan memformulasikan alternatif strategi pemasaran yang tepat bagi perusahaan. Metode-metode atau alat analisis yang digunakan juga memiliki kesamaan dengan penulis yaitu matriks IFE, EFE, IE, SWOT, dan QSPM. Alternatif-alternatif strategi yang dihasilkan dari metode QSPM adalah sama-sama berfokus pada peningkatan promosi, karena QSPM digunakan untuk mencari prioritas dari beberapa alternatif strategi yang ada. Perbedaan dari masing-masing penelitian-penelitian terdahulu dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah ruang lingkup penelitiannya, peneliti mengkaji strategi pemasaran yang telah dijalankan oleh Restoran Bakso Sehat Bakso Atom Bogor. Penelitian yang dilakukan oleh Imelda (2010) tentang “Analisis Kelayakan Usaha dan Kepuasan Konsumen Bakso Atom” berbeda sendiri dengan penelitianpenelitian terdahulu yang lain. Imelda (2010) tidak menggunakan strategi pemasaran sebagai topiknya, tetapi menggunakan analisis kelayakan usaha, kepuasan konsumen, dan juga strategi pengembangan. Tujuan penelitiannya pun juga berbeda. Penelitian Imelda (2010) bertujuan untuk mengkaji kelayakan investasi usaha, menganalisis tingkat kepuasan dan loyalitas konsumen, dan menyusun strategi yang tepat untuk pengembangan usaha. Akan tetapi, penelitian Imelda (2010) memiliki kesamaan dengan penulis dalam hal lokasi atau tempat penelitian, yaitu di restoran Bakso Sehat Bakso Atom. Penulis melakukan penelitian di restoran BSBA Bogor sedangkan Imelda (2010) di empat cabang BSBA yang terletak di Pakubuwono, Beji, Cendana, dan Bintaro. Alternatif-alternatif strategi yang dihasilkan dari metode-metode yang digunakan Imelda (2010) adalah mempertahankan kinerja pelayanan dan pelanggan, mempertahankan komitmen pihak manajemen, meningkatkan kinerja pemasaran melalui promosi, mempertahankan mutu sesuai moto produk, mempertahankan dan menjaga mutu produk yang dihasilkan untuk meningkatkan loyalitas pelanggan, kegiatan pengembangan produk, mempertahankan harga jual produk di pasaran, dan memperbaiki saluran distribusi.
17
III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1.
Kerangka Pemikiran Teoritis
3.1.1. Konsep Strategi Strategi berasal dari bahasa Yunani yaitu “ strategos” yang berasal dari kata “stratus” yang berarti militer dan “ag” yang berarti memimpin. Strategi didefinisikan sebagai semua keputusan pada sasaran bisnis dan cara untuk mencapai sasaran tersebut (Drucker dalam Ratnasari, 2009). Strategi adalah tujuan jangka panjang dari suatu perusahaan, serta rumusan pada pendayagunaan dan semua alokasi sumberdaya yang penting untuk mencapai tujuan tersebut (Rangkuti, 2005 dalam Ratnasari, 2009). Sedangkan menurut David (2009) bahwa strategi merupakan tindakan potensial yang membutuhkan keputusan manajemen tingkat atas dan sumberdaya perusahaan dalam jumlah yang besar. Secara umum, strategi dapat diartikan sebagai “sekumpulan pilihan kritis untuk perencanaan dan penerapan serangkaian rencana tindakan dan alokasi sumberdaya yang penting dalam mencapai tujuan dan sasaran, dengan memperhatikan
keunggulan
kompetitif,
komparatif,
dan
sinergis
ideal
berkelanjutan kearah, cakupan dan perpektif jangka panjang keseluruhan yang ideal dari individu atau organisasi” (Triton dalam Ratnasari, 2009). Pada umumnya, suatu organisasi bisnis membutuhkan strategi apabila berada dalam beberapa situasi berikut (Jain, 2000): (1) sumber daya (manusia, modal, bahan baku, teknologi, waktu, dan lain-lain) yang dimiliki terbatas; (2) ada ketidakpastian mengenai kekuatan bersaing organisasi; (3) komitmen terhadap sumber daya tidak dapat diubah lagi; (4) keputusan-kepurtusan harus dikoordinasikan antar bagian sepanjang waktu; dan (5) ketidakpastian mengenai pengendalian inisiatif. 3.1.2. Manajemen Strategi Manajemen strategi adalah seni dan ilmu untuk pembuatan (formulating), penerapan (implementing), dan evaluasi (evaluation) keputusan-keputusan strategis antar fungsi yang memungkinkan sebuah perusahaan mencapai tujuan di masa yang akan datang (Umar, 2001). Namun untuk saat ini konsep strategi mengalami perkembangan, menurut (Andrew dan Chaffe dalam Umar, 2001), strategi merupakan kekuatan motivasi untuk stakeholder baik secara langsung
maupun tidak langsung menerima keuntungan atau biaya yang ditimbulkan oleh semua
tindakan
yang
dilakukan.
Proses
manajemen
strategi
berusaha
mengorganisasikan informasi kuantitatif dengan cara yang memungkinkan keputusan efektif diambil dalam kondisi tidak menentu. Pada penerapan strategi membutuhkan pengalaman, penilaian, perasaan, dan intuisi. Pengambilan keputusan strategi tidak dapat dilakukan dengan hanya mengandalkan intuisi saja, melainkan dibutuhkan analisis mendalam dan terarah, sehingga keputusan yang akan dilakukan benar-benar sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Menurut (Hickson, et.al dalam Meilawati, 2007), keputusan strategi memiliki tiga karakteristik, yaitu: 1) Rare, yaitu keputusan-keputusan strategi yang tidak biasa, khusus dan tidak dapat ditiru. 2) Consequential, yaitu keputusan-keputusan strategi yang memasukkan sumber daya penting dan menyangkut banyak komitmen. 3) Directive, yaitu keputusan-keputusan strategi yang menetapkan keputusan yang dapat ditiru untuk keputusan-keputusan lain dan tindakan-tindakan yang diperlukan di masa yang akan datang untuk keseluruhan organisasi. Menurut David (2009), manajemen strategi merupakan seni dan pengetahuan untuk memformulasikan, mengimplementasikan, dan mengevaluasi keputusan lintas fungsional yang membuat organisasi mampu mencapai tujuannya. Manajemen strategi akan membantu perusahaan dalam melihat ancaman dan peluang di masa yang akan datang, sehingga memungkinkan organisasi untuk dapat mengantisipasi kondisi yang selalu berubah. Selain itu, manajemen strategi juga menyediakan sasaran serta arah yang jelas bagi masa depan perusahaan, sehingga perusahaan yang mengembangkan sistem manajemen strategi mempunyai kemungkinan tingkat keberhasilan lebih besar daripada yang tidak menggunakan sistem ini. Manajemen strategi membantu suatu perusahaan atau organisasi untuk memformulasikan strategi yang lebih baik dengan menggunakan pendekatan yang lebih sitematik, logis, dan rasional untuk pilihan strategis. Berikut model manajemen strategi komprehensif menurut David (2009) pada Gambar 1.
19
Menjalankan audit eksternal
Mengembangkan pernyataan visi dan misi
Menetapkan tujuan jangka panjang
Merumuskan, evaluasi, dan memilih strategi
Implementasi strategi isu-isu manajemen
Implementasi strategi isu-isu pemasaran, keuangan, akuntansi, R&D, sistem informasi
Mengukur dan mengevaluasi kinerja
Menjalankan audit internal
Gambar 1. Model Manajemen Strategi Komprehensif Sumber: David (2009)
Proses manajemen strategi merupakan alur dimana penyusun strategi menentukan sasaran dan menyusun strategi. Proses manajemen strategi menurut David (2009), terdiri dari tiga tahap, yaitu: 1) Formulasi Strategi Formulasi strategi termasuk mengembangkan visi dan misi, menentukan kekuatan dan kelemahan internal perusahaan, mengidentifikasikan peluang dan ancaman eksternal, menetapkan tujuan jangka panjang, merumuskan alternatif strategi, dan memilih strategis tertentu yang akan dilaksanakan. 2) Implementasi Strategi Implementasi strategi mensyaratkan perusahaan untuk menetapkan tujuan tahunan, membuat kebijakan, memotivasi karyawan, dan mengalokasikan sumber daya sehingga strategi yang telah diformulasikan dapat dijalankan. 3) Evaluasi Strategi Tiga aktivitas dasar dalam evaluasi strategi adalah meninjau ulang faktor internal dan eksternal yang menjadi dasar strategi saat ini, mengukur kinerja atau prestasi, dan mengambil tindakan korektif. Evaluasi strategi merupakan tahap final dalam manajemen strategis.
20
3.1.3. Definisi Pemasaran Pemasaran memegang peranan penting dalam daur produksi produsen ke tangan konsumen. Menurut Kotler (2005), definisi pemasaran dibedakan menurut sosial dan manajerial. Definisi sosial menunjukkan peran yang dimainkan oleh pemasaran di dalam masyarakat, yaitu “menghasilkan standar hidup yang lebih tinggi”. Sedangkan menurut manajerial, yaitu pemasaran digambarkan sebagai “seni menjual produk”. Jadi pemasaran adalah suatu proses sosial yang di dalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas menukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain. Dari definisi tersebut dapat diketahui bahwa sebenarnya proses pemasaran itu terjadi dimulai jauh sebelum barangbarang diproduksi. Pemasaran adalah suatu proses kegiatan yang dipengaruhi berbagai faktor sosial, politik, ekonomi, dan manajerial (Rangkuti, 2005 dalam Ratnasari, 2009). Manajemen pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan pemikiran, penetapan harga, promosi, penyaluran gagasan, serta barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memenuhi sasaran individu dan organisasi (Kotler, 2005). Tujuan pemasaran yang lebih penting adalah mengetahui dan memahami pelanggan (customer) dengan baik sehingga produk dan jasa tersebut sesuai dan dapat dijual. Pemasaran harus menghasilkan pelanggan yang siap membeli dan dapat memuaskan kebutuhan pelanggan. Dewasa ini kegiatan pemasaran mempunyai peranan yang sangat penting dalam dunia usaha. Pemasaran adalah fungsi bisnis yang mengidentifikasi kebutuhan dan keinginan yang belum terpenuhi, mengidentifikasikan dan mengukur besarnya, menetukan pasar sasaran yang paling baik yang dapat dilayani, menentukan produk, jasa, dan program yang sesuai untuk melayani pasar-pasar ini dan meminta setiap orang dalam organisasi untuk berfikir dan melayani pelanggan. 3.1.4. Strategi Pemasaran Strategi pemasaran dalam bisnis merupakan suatu cara untuk memperoleh hasil yang diinginkan berdasarkan kondisi dan struktur yang berlaku. Strategi ini berguna untuk mengantisipasi masalah-masalah dan kesempatan masa depan
21
dalam kondisi yang tepat secara sistematis, rasional, kritis, komprehensif, dan integrative (Pearce and Robinson, 1997 dalam Ratnasari, 2009). Strategi pemasaran mengartikulasikan sebuah rencana dalam penggunaan sumber daya terbaik dan keunggulan perusahaan untuk mencapai tujuannya. Menurut
David
(2009),
perumusan
strategi
pemasaran
adalah
pengembangan rencana jangka panjang untuk manajemen efektif dari peluang dan ancaman lingkungan, dilihat dari kekuatan dan kelemahan perusahaan. Sedangkan menurut (Kotler, 2005), strategi pemasaran terdiri dari prinsip-prinsip dasar yang mendasari
manajemen
pemasaran
untuk
mencapai
tujuan
bisnis
dan
pemasarannya dalam sebuah pasar sasaran. Pemahaman yang baik mengenai konsep strategi dan konsep-konsep lain sangat berkaitan dalam menentukan kesuksesan strategi yang disusun. Konsep-konsep strategi tersebut meliputi: 1) Distinctive Strategy Distinctive strategy yaitu tindakan yang dilakukan oleh perusahaan agar dapat melakukan kegiatan dengan baik dibandingkan dengan pesaingnya. Suatu perusahaan yang memiliki kekuatan yang tidak mudah ditiru oleh perusahaan pesaing dipandang sebagai perusahaan yang distinctive strategy. Terdapat dua faktor yang dapat menyebabkan sebuah perusahaan dapat unggul dibandingkan pesaingnya yaitu keahlian tenaga kerja serta kemampuan sumber daya yang dimiliki. 2) Competitive Advantage (Keunggulan Bersaing) Keunggulan bersaing disebabkan oleh pilihan strategi yang dilakukan perusahaan untuk merebut peluang pasar. Perusahaan dapat memperoleh keunggulan bersaing yang lebih tinggi dibandingkan pesaingnya jika dapat memberikan harga jual lebih murah daripada harga pesaingnya dengan nilai atau kualitas yang sama. Harga jual yang lebih rendah dapat dicapai oleh perusahaan dengan memanfaatkan skala ekonomis, efesiensi produk, penggunaan teknologi, kemudahan akses dengan bahan baku dan sebagainya. Strategi perusahaan terdiri dari segmentation (strategi pemetaan), targeting (strategi ketepatan), dan positioning (penentuan posisi) ini adalah cara untuk memenangkan pangsa ingatan. Taktik pemasaran terdiri dari diferensiasi (inti taktik) yang berupa upaya diferensiasi isi, konteks, dan infrastruktur dari tawaran
22
organisasi kepada pasar sasaran. Bauran pemasaran yang terdiri dari produk, harga, tempat, promosi, orang, fisik, dan proses digunakan oleh perusahaan untuk membangun sebuah strategi fungsional pemasaran yang efektif. 3.1.5. Analisis Lingkungan Perusahaan Keunggulan yang dicapai suatu perusahaan tergantung bagaimana perusahaan tersebut menganalisis bisnis mereka. Perusahaan menyadari bahwa lingkungan selalu mengalami perubahan. Untuk itu, perusahaan harus mampu beradaptasi terhadap perubahan tersebut. Lingkungan bisnis dapat dibagi menjadi dua lingkungan, yaitu lingkungan internal yang merupakan aspek-aspek yang ada di dalam perusahaan, serta lingkungan eksternal yang dibagi dalam dua kategori yaitu lingkungan makro dan lingkungan mikro. 1) Lingkungan Internal Lingkungan internal adalah segala sesuatu yang dimiliki oleh perusahaan berupa kekuatan dan kelemahan perusahaan. Kekuatan (Strength) adalah semua potensi yang dimiliki perusahaan yang dapat digunakan untuk memanfaatkan peluang dan mengatasi ancaman. Kelemahan (Weakness) adalah segala keterbatasan dan kekurangan yang dimiliki perusahaan dan harus terus diperbaiki agar dapat bersaing di pasar. Secara pendekatan fungsional, lingkungan internal perusahaan terdiri dari: Kegiatan Produksi dan Operasi, Sumber Daya Manusia, Keuangan, Sistem Informasi Manajemen, Penelitian dan Pengembangan, serta Pemasaran. a) Kegiatan Produksi dan Operasi Kegiatan produksi dan operasi perusahaan dapat dilihat dari penerapan prinsip efisiensi dan produktifitas. Fungsi produksi perusahaan dilihat dari segala aktivitas perusahaan dalam mengubah input menjadi output. Aktivitas produksi dan operasi merupakan bagian terbesar dalam asset dan modal (David, 2009). Faktor-faktor yang harus diperhatikan adalah hubungan baik dengan pemasok, sistem logistik yang baik, lokasi fasilitas yang tepat, pemanfaatan teknologi, dan pengendalian mutu. b) Sumber Daya Manusia Manusia merupakan sumber daya terpenting bagi perusahaan. Oleh karena itu, manajer harus berupaya agar terwujud prilaku positif
23
dikalangan karyawan perusahaan. Kualitas sumber daya manusia (SDM) yang baik dapat meningkatkan kinerja perusahaan dan dipandang sebagai asset yang berharga bagi perusahaan. Faktor-faktor yang diperhatikan adalah keterampilan dan motivasi kerja, produktifitas, dan insentif. c) Keuangan Kondisi keuangan sering dianggap sebagai ukuran tunggal terbaik dan posisi bersaing perusahaan dan daya tarik keseluruhan dari investor (David, 2009). Faktor-faktor yang perlu diperhatikan adalah: kemampuan perusahaan dalam memperoleh modal jangka pendek dan jangka panjang, menjalin hubungan yang baik dengan investor, struktur modal kerja, dan sistem akunting yang baik. d) Sistem Informasi Manajemen Informasi mengikat semua fungsi bisnis menjadi satu kesatuan sehingga menjadi dasar dari semua keputusan manajerial. Tujuan dari informasi komputer adalah memperbaiki prestasi perusahaan dengan memperbaiki mutu keputusan manajerial. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam sistem informasi manajemen adalah aspek software, hardware, prosedur, manusia, dan data. e) Penelitian dan Pengembangan Penelitian dan pengembangan atau litbang merupakan kegiatan pengembangan
produk
baru
sebelum
pesaing
melakukannya,
meningkatkan kualitas produk, memperdalam atau memperluas kapabilitas teknologi perusahaan, memperbaiki proses produksi sehingga dapat menekan biaya. Manajemen fungsi litbang yang efektif membutuhkan kemitraan yang strategis dan operasional antara fungsi litbang dengan fungsi-fungsi bisnis penting lainnya. f) Pemasaran Pemasaran dapat dideskripsikan sebagai proses pendefinisian, pengantisipasian, penciptaan, serta pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen akan produk dan jasa. Ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan agar posisi produk dipasar sesuai dengan yang diharapkan, yaitu:
24
•
Segmentasi, Target, dan Posisi Pasar a) Segmentasi Pasar Pasar terdiri dari banyak pembeli yang berbeda dalam melakukan beberapa hal, misalnya keinginan, kemampuan keuangan, lokasi, sikap pembelian, dan praktek-praktek pembeliannya. Berdasarkan perbedaan ini dapat dilakukan segmentasi pasar. Menurut Rangkuti (2005) dalam Ratnasari (2009), segmentasi pasar adalah tindakan mengidentifikasi dan membentuk kelompok pembeli atau konsumen secara terpisah. Beberapa aspek utama untuk mensegmentasikan pasar yaitu aspek geografis, demografis, psikografis, dan perilaku. b) Target Pasar Menetapkan
target
pasar
atau
sasaran
adalah
tindakan
mengevaluasi dan membandingkan kelompok yang diidentifikasi, kemudian memilih salah satu atau beberapa diantaranya sebagai calon target dengan potensi paling besar. c) Posisi Pasar Penetapan posisi adalah tindakan merancang tawaran dan citra perusahaan sehingga menempati posisi yang khas (diantara para pesaing) di dalam benak pelanggan sasarannya. Setelah perusahaan memutuskan segmen
mana
yang akan dimasuki, selanjutnya
diputuskan pula posisi mana yang ingin ditempati dalam segmen tersebut. •
Bauran Pemasaran Bauran pemasaran adalah strategi yang disatukan, terintegrasi, dan komprehensif yang dirancang untuk memastikan bahwa tujuan perusahaan dapat dicapai melalui pelaksanaan yang tepat oleh organisasi. Strategi pemasaran pada jasa terkenal dengan Manajemen Jasa Terpadu yaitu perencanaan dan pelaksanaan terkoordinasi kegiatan-kegiatan operasi, sumber daya manusia, pemasaran, dan yang penting bagi keberhasilan perusahaan jasa, lebih dikenal dengan komponen 7P (Kotler, 2005). Komponen manajemen mutu terdiri dari:
25
a) Product Produk merupakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan produsen untuk diperhatikan, diminta, dicari, dibeli, digunakan atau dikonsumsi pasar sebagai pemenuhan kebutuhan atau keinginan pasar yang bersangkutan (Tjiptono, 1997). Produk merupakan alat bauran pemasaran yang paling mandasar. Tanpa ada produk yang dipasarkan maka tidak akan ada harga, promosi, dan tempat. Produk merupakan semua komponen jasa yang menciptakan nilai bagi pelanggan. Produk tersebut harus memiliki daya saing yang tinggi dibandingkan produk jasa lainnya. b) Price Harga merupakan unsur bauran pemasaran yang bersifat fleksibel, artinya dapat diubah dengan cepat atau sesuai kondisi. Harga diartikan sebagai pengeluaran uang, waktu, dan usaha oleh pelanggan untuk membeli dan mengkonsumsi jasa. Penentuan harga dapat dilakukan dengan melihat daya beli konsumen dan jumlah yang cukup dalam menutupi ongkos produksi. Oleh karena itu, dalam menetapkan strategi bauran harga, suatu perusahaan harus memperhatikan strategi penetapan harga, tingkat harga, keseragaman harga, potongan harga, dan syarat-syarat pembayaran. c) Promotion Promosi merupakan salah satu variabel bauran pemasaran yang digunakan oleh perusahaan untuk mengadakan komunikasi dengan pasarnya dan merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan suatu program pemasaran. Kotler (2005), mengidentifikasikan bahwa promosi adalah berbagai kegiatan yang dilakukan produsen untuk mengkomunikasikan
manfaat
dari
produknya,
membujuk,
mengingatkan para konsumen sasaran agar membeli produk tersebut. Untuk mengkomunikasikan produk perlu disusun suatu strategi yang sering disebut dengan bauran promosi (Promotion-Mix) yang terdiri atas lima komponen utama, yaitu:
26
i) Periklanan: Tiap-tiap bentuk penyajian dan promosi bukan pribadi yang dibayar, mengenai gagasan atau barang oleh sponsor yang teridentifikasi. ii) Promosi Penjualan: Insentif jangka pendek untuk meningkatkan pembelian atau penjualan suatu produk dimana pembelian diharapkan dilakukan sekarang. Kegiatan promosi yang termasuk dalam promosi penjualan misalnya pemberian kupon, obral, kontes, pameran, dan lain-lain. iii) Hubungan Masyarakat: Bertujuan membangun hubungan yang baik dengan publik perusahaan dengan menghasilkan publisitas yang menyenangkan, menumbuhkan suatu citra perusahaan yang baik, menangani atau menghilangkan desas-desus, cerita dan peristiwa yang tidak menyenangkan. Humas atau Public Relation merupakan suatu konsep yang menggunakan banyak sarana seperti siaran pers, publikasi produk, komunikasi perusahaan, penyuluhan, dan lain-lain. iv) Penjualan Perorangan: Interaksi langsung dengan calon pembeli atau lebih untuk melakukan presentasi, menjawab pertanyaan atau menerima pesanan. Penjualan perorangan merupakan alat yang paling efektif dalam membangun preferensi, keyakinan, dan tndakan pembeli. v) Pemasaran Langsung: Penggunaan surat, telepon, faksimili, e-mail, dan
alat-alat
berkomunikasi
penghubung secara
non
langsung
personal dengan
lainnya
atau
untuk
mendapatkan
tanggapan langsung dari pelanggan tertentu atau calon pelanggan. d) Place and Time Keputusan manajemen tentang kapan, dimana, dan bagaimana menyampaikan jasa kepada pelanggan. Pengiriman elemen produk ke pelanggan melibatkan tempat dan waktu pengiriman dan juga melibatkan saluran distribusi fisik atau elektonik, tergantung pada sifat jasa yang diberikan. Perusahaan dapat mengirimkan jasa kepada pelanggan baik secara langsung atau melalui perantara. Menurut Kotler
27
(2005), tempat adalah alat bauran pemasaran yang didalamnya terdapat berbagai kegiatan yang dilakukan perusahaan serta membawa sebagian produk ke pasar agar produsen bekerjasama dengan perantara. Tiga jenis pemasaran, antara lain: i) Saluran Komunikasi (communication channels) digunakan untuk menyerahkan dan menerima pesan dari pembeli sasaran. Saluran komunikasi dapat melalui surat kabar, majalah, radio, televisi, iklan, poster, telepon, internet, dan lain-lain. ii) Saluran Distribusi digunkan untuk menyerahkan produk fisik atau jasa kepada pembeli atau pengguna yaitu pergudangan, sarana transportasi, dan berbagai saluran dagang seperti distributor, grosir, dan pengecer. iii) Saluran Penjualan digunakan untuk mempengaruhi transaksi dengan pembeli potensial. Saluran ini tidak hanya mencakup distributor dan pengecer melainkan bank-bank dan perusahaan asuransi yang memudahkan transaksi. e) Process Metode pengoperasian atau serangkaian tindakan tertentu, yang umumnya berupa langkah-langkah yang diperlukan dalam suatu urutan yang telah ditetapkan. Proses yang desainnya buruk akan mengganggu pelanggan karena keterlambatan, birokrasi, dan penyampaian jasa yang tidak efektif. f) People Orang diartikan sebagai karyawan dan kadang-kadang pelanggan lain yang terlibat dalam proses produksi. Banyak jasa bergantung pada interaksi langsung dan pribadi antara pelanggan dan karyawan perusahaan. Pelanggan sering menilai kualitas jasa yang mereka terima berdasarkan penilaian terhadap orang-orang yang menyediakan jasa tersebut. g) Physic Bukti fisik adalah petunjuk visual atau berwujud lainnya yang memberi bukti atas kualitas jasa. Beberapa contoh dari bukti fisik
28
antara lain gedung, tanah, kendaraan, perabotan interior, perlengkapan, anggota staf, tanda-tanda, barang cetakan, dan petunjuk yang terlihat lainnya. 2) Lingkungan Eksternal Analisis lingkungan eksternal adalah suatu
proses yang digunakan
perencana strategi untuk memantau faktor-faktor lingkungan eksternal dalam menentukan peluang dan ancaman terhadap perusahaan. Lingkungan eksternal meliputi berbagai faktor diluar perusahaan yang dapat berupa peluang dan ancaman
bagi
perusahaan.
Peluang
adalah
situasi
penting
yang
menguntungkan dalam lingkungan perusahaan. Ancaman adalah situasi penting yang tidak menguntungkan dalam lingkungan perusahaan. Masuknya pendatang baru, persaingan perusahaan sejenis dalam industri, ancaman produk pengganti, meningkatnya tawar-menawar pembeli dan pemasok, perubahaan politik, ekonomi, sosial, teknologi atau
peraturan baru dapat
mengancam perusahaan. Lingkungan eksternal dapat dibagi menjadi dua, yaitu lingkungan mikro dan makro. a) Lingkungan Makro Lingkungan makro perusahaan terdiri dari faktor-faktor yang pada dasarnya diluar dan terlepas dari perusahaan. Faktor-faktor utama yang biasa diperhatikan adalah faktor politik, pemerintahan, dan hukum; ekonomi; sosial, budaya, demografi, dan lingkungan; serta teknologi. Lingkungan makro ini memberikan kesempatan besar bagi perusahaan untuk maju, sekaligus dapat menjadi hambatan dan ancaman untuk maju. i) Faktor Politik, Pemerintahan, dan Hukum Pemerintah baik pusat maupun daerah merupakan pembuat regulasi, deregulasi, penyubsidi, pemberi kerja, dan konsumen utama organisasi. Arah, kebijakan, dan stabilitas politik pemerintah menjadi faktor penting bagi para pengusaha. Sistem politik yang tidak kondusif akan berdampak negatif bagi dunia usaha, begitu pula sebaliknya. Faktor politik yang perlu diperhatikan agar bisnis dapat berkembang yaitu Undang-Undang tentang lingkungan dan perburuhan, peraturan
29
tentang perdagangan luar negeri, stabilitas pemerintah, peraturan tentang keamanan dan kesehatan kerja, serta sistem pajak. ii) Faktor Ekonomi Kondisi ekonomi suatu daerah atau negara dapat mempengaruhi iklim berbisnis suatu perusahaan. Semakin buruk kondisi ekonomi semakin buruk pula iklim bisnis. Beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam menganalisis ekonomi adalah siklus bisnis, inflasi, suku bunga, investasi, harga, produktivitas, dan tenaga kerja. iii) Faktor Sosial, Budaya, Demografis, dan Lingkungan Perubahan sosial, budaya, demografis, dan lingkungan memiliki dampak yang besar atas hampir semua produk, jasa, pasar, dan konsumen. Trend-trend sosial, budaya, demografis, dan lingkungan membentuk
cara
orang
hidup,
bekerja,
memproduksi,
dan
mengonsumsi. Trend-trend baru itu menciptakan jenis konsumen yang berbeda, konsekuensinya, menciptakan kebutuhan akan produk, jasa, dan strategi yang berbeda pula. Perubahan sosial yang mempengaruhi perusahaan dapat hendaknya diantisipasi oleh perusahaan. Kondisi sosial ini terdiri dari berbagai aspek, diantaranya sikap, gaya hidup, adat istiadat, budaya, demografi, religious, dan etnis. iv) Faktor Teknologi Kemajuan teknologi baik secara dramatis mempengaruhi produk, jasa, pasar, pemasok, distributor, pesaing, konsumen, proses produksi, praktik pemasaran, dan posisi kompetitif organisasi atau perusahaan. Kemajuan teknologi dapat menciptakan pasar baru, menghasilkan pengembangbiakkan produk yang baru dan lebih baik, mengubah posisi
biaya
kompetitif
relatif
dalam
suatu
industri,
serta
mengakibatkan produk dan jasa yang ada saat ini usang. Perubahan teknologi bisa mengurangi atau meniadakan hambatan biaya antar bisnis, menciptakan masa hidup produk yang lebih pendek, menciptakan
kelangkaan
dalam
keterampilan
teknis,
serta
mengakibatkan perubahan dalam nilai dan harapan karyawan, manajer, dan konsumen. Kemajuan teknologi bisa menciptakan keunggulan
30
kompetitif baru yang lebih baik daripada keunggulan kompetitif yang ada. b) Lingkungan Mikro Aspek lingkungan bisnis akan mengarah pada aspek persaingan dimana bisnis perusahaan berada. Lingkungan mikro perlu dianalisis dalam rangka menentukan struktur industri tertentu. Hal ini dilakukan agar dapat menganalisis persaingan yang akan terjadi antara perusahaan dan pesaingnya. Dengan demikian perusahaan dapat menentukan strategi bersaing. Porter (1980) mengemukakan konsep Competitive Strategy yang menganalisis persaingan bisnis berdasarkan lima aspek utama yang disebut Lima Kekuatan Bersaing, yaitu: i) Ancaman Pendatang Baru Pada akhir-akhir ini banyak industri pendatang baru memasuki persaingan internasional. Pesaing baru menambah kapasitas pada industri, membawa serta kebutuhan untuk mendapatkan pangsa pasar, dan membuat persaingan menjadi lebih intens. Masuk ke pasar menjadi lebih sulit di bawah kondisi-kondisi berikut: •
Apabila ada efek skala ekonomis dan efek pembelajaran yang kuat, masuk ke pasar menjadi jauh lebih sulit, karena membutuhkan banyak waktu untuk mencapai volume dan pembelajaran yang dibutuhkan untuk menghasilkan biaya relatif per unit yang rendah. Ini berarti bahwa pendatang baru harus menerima kerugian biaya yang besar sejak awal.
•
Apabila industri itu memiliki persyaratan modal yang kuat pada awalnya.
•
Apabila ada diferensiasi produk yang kuat, pendatang baru harus membawa masuk setidaknya produk dengan mutu yang sama dan diharapkan lebih baik dengan harga yang sama atau lebih murah dan
mengeluarkan
dana
besar-besaran
untuk
membangun
kepercayaan konsumen terhadapnya. •
Jika mendapatkan distribusi sangat sulit. Para pengecer enggan mengiklankan merek-merek baru, karena keterbatasan ruang dan
31
modal yang dibutuhkan untuk persediaan. Ini terutama terjadi di dalam pasar yang sudah jenuh. •
Jika pembeli mengalihkan biaya pembelian dari satu pemasok ke pemasok lain. Jika hal ini melibatkan biaya yang cukup besar, pelatihan ulang personil, atau resiko, maka pendatang baru harus menawarkan produk-produk yang telah diperbaiki atau biaya yang lebih rendah agar para pengguna bersedia mengganti produk.
ii) Persaingan Perusahaan Sejenis dalam Industri Persaingan
terjadi
di
antara
perusahaan-perusahaan
yang
menghasilkan produk yang saling menggantungkan satu sama lain, terutama bila satu pesaing meningkatkan kedudukannya atau mempertahankan posisinya. Biasanya, kemampulabaan menurun ketika persaingan meningkat. Persaingan akan lebih besar apabila: •
Ada intensitas investasi yang tinggi; yaitu, jumlah modal tetap dan modal kerja yang dibutuhkan untuk memproduksi dolar dari penjualan adalah besar. Intensitas tinggi menuntut perusahaan untuk beroperasi pada atau mendekati kapasitas sejauh mungkin, dengan demikian menempatkan tekanan yang kuat pada harga ketika permintaan berkurang (Porter, 1980).
•
Ada banyak perusahaan kecil dalam sebuah industri atau tidak ada perusahaan yang mendominasi.
•
Adanya biaya yang tinggi untuk mengganti pemasok (biaya peralihan) dan adanya sedikit diferensiasi produk.
iii) Ancaman Produk Pengganti Produk-produk (bukan merek) pengganti adalah tipe produk altenatif yang pada dasarnya menunjukkan fungsi yang sama. Produkproduk pengganti terletak di puncak kemampulabaan suatu industri dengan membatasi harga yang dapat dibebankan, terutama ketika penawaran melebihi permintaan. Besarnya tekanan kompetitif yang berasal dari pengembangan produk pengganti biasanya ditunjukkan oleh rencana pesaing untuk memperluas kapasitas produksi, selain angka penjualan dan pertumbuhan laba mereka. Tekanan kompetitif
32
yang meningkat dari produk pengganti bertambah ketika harga relatif produk pengganti tersebut turun dan manakala biaya peralihan konsumen juga turun. Kekuatan kompetitif produk pesaing bisa diukur dengan penelitian terhadap pangsa pasar yang berhasil diraih produk itu, dan juga rencana perusahaan tersebut untuk meningkatkan kapasitas produksi dan penetrasi pasar. iv) Kekuatan Tawar-Menawar Pembeli Pelanggan suatu industri secara konstan mencari produk dengan harga yang lebih murah, mutu yang lebih baik, dan pelayanan tambahan dan oleh karena itu dapat mempengaruhi persaingan di dalam industri. Pembeli beralih dari satu pemasok ke pemasok lain dalam upaya mencari yang mereka harapkan dan alasan-alasan lain. Ini terutama terjadi dengan beberapa pengecer besar dalam perjanjian mereka dengan banyak pemasok. Besarnya keberhasilan pembeli dengan kekuatan tawar-menawarnya bergantung pada (1) luasnya konsentrasi pembeli, seperti ketika ada sedikit pembeli besar yang menguasai sebagian besar penjualan industri mendukung konsesi yang sedang dicapai; (2) biaya peralihan yang mengurangi kekuatan tawarmenawar pembeli; (3) tantangan dari integrasi ke belakang, disamping mengurangi kebutuhan terhadap pemasok; (4) kepentingan produk terhadap kinerja produk pembeli, semakin besar kepentingannya, semakin
rendah
kekuatan
tawar-menawar
mereka;
dan
(5)
kemampulabaan pembeli : jika pembeli menerima laba yang lebih sedikit dan produk adalah bagian penting dari biaya mereka, maka tawar-menawar akan menjadi lebih agresif. v) Kekuatan Tawar-Menawar Pemasok Kekuatan tawar menawar ini dikaji secara luas melalui peningkatan harga. Dampaknya bisa signifikan, terutama bila jumlah pemasok yang terbatas melayani sejumlah industri yang berbeda. Kekuatan mereka meningkat jika biaya peralihan dan harga produk substitusi tinggi. Pemasok terutama penting apabila produk mereka merupakan bagian besar dari nilai tambah pembeli. Keberhasilan dalam formulasi strategi
33
dipengaruhi
oleh
keberhasilan
dalam
mengumpulkan
dan
mengevaluasi informasi tentang pesaing. Porter (1980), menyatakan bahwa hakikat persaingan dalam industri dapat dilihat sebagai kombinasi atas lima kekuatan, hal ini dapat dilihat pada Gambar 3. Ancaman Pendatang Baru
Kekuatan TawarMenawar Pemasok
Persaingan Antar Perusahaan
Kekuatan TawarMenawar Pembeli
Ancaman Produk Substitusi Gambar 2. Model Lima Kekuatan Porter Sumber: Porter (1980)
3.1.6. Matriks IFE dan Matriks EFE Matriks IFE dan EFE terdiri dari kolom bobot, rating, dan total nilai yang merupakan hasil kali dari bobot dan rating. Untuk kolom bobot dan rating diisi sesuai dengan nilainya yang merupakan hasil dari pengelompokan faktor-faktor internal dan eksternal berdasarkan tingkat kepentingannya. Menurut Umar (2001), menyatakan bahwa matriks IFE digunakan untuk mengetahui faktor-faktor internal perusahaan yang berkaitan dengan kekuatan dan kelemahan yang dihadapi perusahaan terdiri dari aspek sumberdaya manusia, pemasaran, produksi dan operasi, keuangan dan akuntansi, dan sistem informasi.
Matriks EFE
digunakan untuk mengevaluasi faktor-faktor eksternal perusahaan. Data eksternal dikumpulkan untuk menganalisis hal-hal menyangkut persoalan politik, pemerintahan, dan hukum; ekonomi; sosial, budaya, demografis, dan lingkungan; teknologi; persaingan di pasar industri dimana perusahaan berada; serta data eksternal relevan lainnya. Hal ini penting karena faktor eksternal perusahaan berpengaruh langsung maupun tidak langsung terhadap perusahaan.
34
3.1.7. Matriks IE Matriks IE menggambarkan posisi perusahaan sehingga alternatif strategi yang diusulkan sesuai dengan kondisi perusahaan. Matriks IE merupakan gabungan matriks IFE dan EFE yang meringkas hasil evaluasi faktor eksternal dan internal dan menempatkan perusahaan pada salah satu kondisi di dalam sembilan sel, dimana setiap sel merupakan langkah yang harus ditempuh perusahaan. 3.1.8. Analisis SWOT Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan (Rangkuti, 2005 dalam Ratnasari, 2009). Matriks SWOT merupakan matching tool yang penting untuk membantu mengembangkan empat tipe strategi yaitu sebagai berikut: 1) Strategi SO (Strength-Opportunity), strategi menggunakan kekuatan internal perusahaan untuk meraih peluang-peluang yang ada di luar perusahaan. 2) Strategi
WO
memperkecil
(Weakness-Opportunity), kelemahan-kelemahan
strategi internal
ini
bertujuan
perusahaan
untuk dengan
memanfaatkan peluang-peluang perusahaan. 3) Strategi ST (Strength-Threat), melalui strategi ini perusahaan berusaha untuk menghindari atau mengurangi dampak dari ancaman-ancaman eksternal. 4) Strategi WT (Weakness-Threat), strategi ini merupakan teknik untuk bertahan dengan cara mengurangi kelemahan internal serta menghindari ancaman. 3.1.9. Matriks QSPM QSPM (Quantitative Strategic Planning Matriks) adalah alat yang direkomendasikan bagi para ahli strategi untuk melakukan evaluasi pilihan strategi alternatif secara objektif, berdasarkan key success faktor internal dan eksternal yang telah diidentifikasi sebelumnya (Umar, 2001). Tujuan QSPM adalah untuk menentukan alternatif strategi pemasaran yang paling baik atau yang menjadi prioritas untuk dijalankan perusahaan. Seperti alat analisis lainnya, QSPM juga membutuhkan intuitif judgment yang baik. Dalam beberapa hal, QSPM memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan, yaitu :
35
Kelebihan 1) Strategi dapat diperiksa secara berurutan atau bersamaan. 2) Tidak ada batasan jumlah strategi yang dapat dievaluasi atau jumlah rangkaian strategi yang dapat dicermati sekaligus. 3) Mendorong para penyusun strategi untuk memasukkan faktor-faktor internal dan eksternal yang relevan ke dalam proses keputusan. 4) Memperkecil kemungkinan bahwa faktor-faktor utama akan terlewat atau diberi bobot secara berlebihan. 5) Menggarisbawahi berbagai hubungan penting yang mempengaruhi keputusan strategi. 6) Dapat diaplikasikan di hampir setiap jenis organisasi. Kekurangan 1) Selalu membutuhkan penilitian intuitif dan asumsi yang berdasar. 2) Pemeringkatan dan skor daya tarik membutuhkan keputusan penilaian, meskipun hal itu harus didasarkan pada informasi yang objektif. 3) Membutuhkan ketelitian dalam memadukan faktor-faktor eksternal dan internal yang terkait dalam proses keputusan. 4) Hanya akan baik dan bermanfaat sepanjang informasi prasyarat dan analisis pencocokan yang menjadi dasarnya. 3.2.
Kerangka Pemikiran Operasional Perkembangan yang pesat pada bisnis restoran menimbulkan tingkat
persaingan yang tinggi terutama yang dihadapi oleh Restoran Bakso Sehat Bakso Atom Bogor saat ini. Dalam menjalankan kegiatan usahanya, Restoran Bakso Sehat Bakso Atom Bogor dihadapkan pada berbagai masalah baik internal maupun eksternal. Saat ini kondisi yang sedang terjadi pada Restoran Bakso Sehat Bakso Atom Bogor memiliki permasalahan berupa tingkat persaingan yang tinggi, jumlah pengunjung yang belum dapat mencapai target dan promosi yang kurang optimal. Oleh karena itu, perusahaan perlu menerapkan strategi pemasaran yang tepat untuk lebih memperkenalkan keberadaan produk dan meningkatkan target pasar.
36
Dalam merumuskan strategi pemasaran harus terlebih dahulu mengetahui keadaan umum perusahaan yang mencakup visi, misi, dan lingkungan pemasaran. Lingkungan pemasaran yang dimaksud meliputi lingkungan internal dan lingkungan eksternal. Dengan melakukan identifikasi terhadap lingkungan internal maka akan diketahui kekuatan dan kelemahan perusahaan sedangkan dengan melakukan identifikasi lingkungan eksternal maka akan diketahui peluang dan ancaman perusahaan. Kemudian hasil identifikasi lingkungan internal akan dianalisis dengan menggunakan matriks IFE dan hasil identifikasi lingkungan eksternal akan dianalisis dengan menggunakan matriks EFE. Analisis dengan matriks SWOT dilakukan untuk memperoleh berbagai alternatif strategi dengan menyesuaikan peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh perusahaan. Tahap terakhir merupakan pengambilan keputusan alternatif strategi terbaik dengan menggunakan matriks QSPM sehingga menghasilkan strategi yang menjadi prioritas perusahaan. Penelitian ini hanya sampai tahap formulasi strategi, untuk implementasinya dikembalikan lagi kepada manajemen Restoran Bakso Sehat Bakso Atom sebagai pengambil keputusan akhir. Secara singkat kerangka pemikiran operasional penelitian dapat disajikan dalam Gambar 3.
37
Restoran Bakso Sehat BaksoAtom
Visi dan Misi
Permasalahan yang dihadapi : 1. Persaingan dalam industri restoran tinggi 2. Jumlah Pengunjung belum mencapai target 3. Promosi yang kurang optimal Analisis Strategi Pemasaran
Bauran Pemasaran
Produk
Distribusi
Orang Promosi
Harga
Fisik Proses
Analisis Lingkungan Perusahaan Faktor Internal
Faktor Eksternal
Matriks IFE
Matriks EFE Alternatif Strategi yang Tepat (Matriks IE dan SWOT) Matriks QSPM
Prioritas Alternatif Strategi Pemasaran Gambar 3. Kerangka Pemikiran Operasional
38
IV METODE PENELITIAN 4.1.
Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Restoran Bakso Sehat Bakso Atom Bogor yang
berlokasi di Jl. Mayjen Ishak Juarsa No.149 Gunung Batu, Loji - Bogor. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa restoran Bakso Sehat Bakso Atom Bogor merupakan salah satu restoran waralaba bakso yang relatif baru didirikan di Bogor dan mempunyai potensi untuk dikembangkan dalam memasarkan bakso sehatnya. Kegiatan pengumpulan data dilakukan mulai bulan Maret-April 2011. 4.2.
Data dan Instrumentasi Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
deskriptif dengan melakukan studi kasus di Restoran Bakso Sehat Bakso Atom Bogor. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang diperoleh dari pengamatan langsung di lapangan dan data yang diperoleh dari hasil wawancara dan pengisian kuesioner responden pilihan yaitu Terwaralaba dan Supervisor Bakso Sehat Bakso Atom Bogor. Responden
tersebut
adalah
pihak-pihak
yang
mengerti
dalam
permasalahan dan kegiatan operasional maupun pemasaran yang dihadapi oleh restoran Bakso Sehat Bakso Atom Bogor. Pengumpulan data primer untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan perusahaan. Data sekunder merupakan data pendukung dari data primer yang diperoleh yaitu data yang dimiliki oleh restoran Bakso Sehat Bakso Atom dan studi literatur yang berhubungan dengan penelitian seperti perpustakaan IPB, serta internet dan buku-buku yang terkait dengan topik pemasaran. Jenis-jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6. Jenis dan Sumber Data No Jenis Data 1 Primer
2
Sekunder
Sumber Data Terwaralaba (Owner) dan Supervisor Bakso Sehat Bakso Atom Bogor.
Supervisor Bakso Tips'Top • Penelitian Kepustakaan •
4.3.
Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Bogor
• •
• • •
Teknik Wawancara mengenai gambaran umum restoran dan strategi pemasaran restoran Pengisian kuesioner oleh Terwaralaba (Owner) dan Supervisor Bakso Sehat Bakso Atom Bogor Pengisian kuesioner oleh Supervisor Bakso Tips’Top Kepustakaan dengan mencari literatur di perpustakaan IPB maupun internet Kepustakaan mengenai jumlah restoran di Kota Bogor
Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data dilaksanakan selama 2 bulan, yaitu dari bulan Maret
hingga April 2011. Dalam pelaksanaan penelitian ini, teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah: 1) Teknik Observasi Melakukan
pengamatan
langsung
terhadap
kegiatan
pemasaran
perusahaan. 2) Teknik Wawancara Melakukan wawancara dengan pihak internal yaitu dengan Terwaralaba dan Supervisor Bakso Sehat Bakso Atom Bogor serta pegawai restoran lainnya untuk mendapatkan informasi yang lengkap. Sedangkan untuk pihak eksternal adalah Supervisor Bakso Tips’Top dan Terwaralaba Bakso Sehat Bakso Atom Bogor. 3) Teknik Kepustakaan Membaca buku-buku yang terkait dengan judul penelitian dan literaturliteratur lainnya yang menunjang pelaksanaan penelitian. 4) Studi Pendahuluan Mendatangi restoran Bakso Sehat Bakso Atom Bogor untuk melakukan pengamatan dan wawancara langsung dengan pihak Bakso Sehat Bakso Atom Bogor sebelum memulai penelitian dan menyusun skripsi.
40
5) Teknik Pengisian Kuesioner Pengisian kuesioner dilakukan oleh responden pilihan, yaitu Terwaralaba dan Supervisor Bakso Sehat Bakso Atom Bogor sebagai pihak eksternal. Sedangkan untuk pihak eksternal adalah Supervisor Bakso Tips’Top dan Terwaralaba Bakso Sehat Bakso Atom Bogor. Pemilihan responden berdasarkan pertimbangan bahwa pihak-pihak
yang mengerti dalam
permasalahan dan kegiatan operasional maupun pemasaran yang dihadapi oleh restoran Bakso Sehat Bakso Atom Bogor. Kuesioner berisi pertanyaanpertanyaan yang bersumber dari pengamatan langsung, studi pustaka, dan browsing internet terkait faktor-faktor yang diduga mempengaruhi lingkungan internal dan eksternal dari Restoran Bakso Sehat Bakso Atom Bogor. Selanjutnya, peneliti melakukan pembahasan lebih lanjut dengan responden pilihan tentang faktor-faktor kunci tersebut agar dapat ditentukan faktor apa saja yang termasuk ke dalam kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman bagi pemasaran Restoran Bakso Sehat Bakso Atom Bogor. Faktor kekuatan terdiri dari 12 faktor yaitu cita rasa produk, kandungan gizi, mutu bahan olahan, self service, pelayanan yang baik terhadap konsumen, tempat parkir yang luas, bersertifikat halal, BPOM, dan Kesmavet, lokasi yang strategis, variasi produk, program lingkaran rezeki, kecepatan layanan, dan kenyamanan outlet. Faktor kelemahan terdiri dari 5 faktor yaitu harga di atas rata-rata, kurang promosi, kapasitas tempat yang kecil, kemudahan memperoleh produk, dan tidak ada iklan. Faktor peluang terdiri dari 6 faktor yaitu hubungan yang baik dengan pewaralaba, kemajuan teknologi, keadaan perekonomian yang semakin membaik, peningkatan pendapatan dan daya beli masyarakat, perubahan gaya hidup masyarakat, dan dukungan pemerintah. Sedangkan faktor ancaman terdiri dari 7 faktor yaitu fluktuasi harga bahan baku, isu kualitas bahan baku (formalin, boraks, dan daging tikus), adanya pendatang baru, tingkat persaingan restoran tinggi, adanya produk pengganti, kekuatan tawar-menawar pembeli tinggi, dan kekuatan tawar-menawar pemasok tinggi. Setelah itu peneliti melakukan cross check melalui wawancara langsung dengan responden pilihan terhadap temuan faktor-faktor kunci strategis internal dan eksternal tersebut. Setelah proses
41
tersebut dihasilkan 10 faktor kekuatan (cita rasa produk, kandungan gizi, mutu bahan olahan, self service, pelayanan yang baik terhadap konsumen, tempat parkir yang luas, bersertifikat halal, BPOM, dan Kesmavet, lokasi yang strategis, variasi produk, program lingkaran rezeki), 3 faktor kelemahan (harga di atas rata-rata, kurang promosi, dan kapasitas tempat yang kecil), 5 faktor peluang (hubungan yang baik dengan pewaralaba, kemajuan teknologi, peningkatan pendapatan dan daya beli masyarakat, perubahan gaya hidup masyarakat, dan dukungan pemerintah), dan 6 faktor ancaman (fluktuasi harga bahan baku, isu kualitas bahan baku (formalin, boraks, dan daging tikus), adanya pendatang baru, tingkat persaingan restoran tinggi, adanya produk pengganti, dan kekuatan tawar-menawar pembeli tinggi). Hal tersebut dikarenakan ada beberapa faktor yang sudah diwakili oleh faktor lainnya dan tidak sesuai dengan kondisi internal maupun eksternal perusahaan. 4.4.
Metode Pengambilan Sampel Metode pengambilan sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini
adalah purposive sampling. Pemilihan responden tersebut dipilih berdasarkan pertimbangan bahwa informasi dapat terkumpul dari sumber yang tepat diantara responden yang dipandang dapat memberikan informasi yang dibutuhkan. Selain itu, responden dalam penelitian ini adalah para pakar yang merupakan orangorang yang berkompetensi dan benar-benar menguasai, serta paham permasalahan strategi pemasaran. Untuk evaluasi internal dibutuhkan minimal dua responden dari restoran Bakso Sehat Bakso Atom Bogor, yaitu Terwaralaba dan Supervisor. Sedangkan evaluasi eksternal diambil dua responden, yaitu Terwaralaba Bakso Sehat Bakso Atom Bogor dan Supervisor Bakso Tips’ Top yang berlokasi di Bantarjati sebagai perwakilan dari pihak pesaing. Hal ini dilakukan penulis secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa Bakso Tips’ Top merupakan waralaba bakso yang didirikan oleh karyawan Bakso Sehat Bakso Atom yang sudah berhenti kerja dari Basko Sehat Bakso Atom Pusat dan mendirikan restoran bakso dengan menu yang hampir sama dan harga yang lebih murah dari Bakso Sehat Bakso Atom.
42
4.5.
Metode Pengolahan dan Analisis Data Metode Pengolahan dan analisis data terdiri dari data deskriptif dan
analisis tiga tahap formulasi strategi. Adapun alat bantu analisis yang digunakan dalam merumuskan strategi perusahaan adalah matriks IFE, matriks EFE, matriks IE, matriks SWOT dan QSPM. 4.5.1. Analisis Deskriptif Analisis deskriptif bertujuan untuk mengidentifikasi visi, misi, dan tujuan perusahaan, karakteristik produk yang dihasilkan, tingkat pencapaian target penjualan yang diharapkan, kegiatan pemasaran, sumber daya manusia, produksi/operasi, keuangan dan akuntansi, serta teknologi yang digunakan perusahaan. Analisis ini bertujuan untuk menggambarkan kondisi riil perusahaan. 4.5.2. Analisis Tiga Tahap Formulasi Strategi Proses perumusan strategi pada kerangka tiga tahap formulasi strategi yang terdiri dari tahap masukan (input), tahap pencocokan, dan tahap keputusan. Analisis tiga tahap formulasi strategi yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis lingkungan internal dan eksternal (IFE dan EFE), analisis IE, Analisis SWOT, dan analisis QSPM. 4.5.2.1 Tahap Masukan (Input) Tahap input meliputi proses analisis faktor-faktor injternal dan eksternal yang mempengaruhi perusahaan. Analisis internal dilakukan untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan yang dimiliki perusahaan. Analisis ini akan disajikan dalam matriks Internal Factor Evaluation (IFE). Analisis eksternal dilakukan untuk mengidentifikasi peluang dan ancaman yang dihadapi oleh perusahaan. Secara ringkas disajikan dalam matriks Eksternal Factor Evaluation (EFE). Adapun tahap-tahap dalam penyusunan matriks IFE dan EFE adalah: 1) Identifikasi Faktor Internal dan Eksternal Perusahaan Dalam tahap pengidentifikasian faktor internal dan eksternal dilakukan dengan mendaftarkan seluruh kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh perusahaan serta peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan. Dalam penyajian matriks, faktor yang bersifat positif (kekuatan dan peluang) ditulis sebelum faktor yang bersifat negatif (kelemahan dan ancaman).
43
2. Pemberian Bobot Faktor Pada analisis internal dan eksternal, penentuan bobot dilakukan dengan mengajukan kuesioner kepada pihak manajemen atau ahli strategi dengan menggunakan metode “paired comparison” (Kinnear dan Taylor, 1991). Bobot menunjukkan tingkat kepentingan relatif suatu faktor terhadap keberhasilan perusahaan dalam suatu industri. Penentuan bobot pada setiap variabel digunakan skala 1,2,3. Penilaian skala dijelaskan sebagai berikut: 1 = Jika indikator horozontal kurang penting daripada indikator vertikal 2 = Jika indikator horozontal sama penting dengan indikator vertikal 3 = Jika indikator horozontal lebih penting daripada indikator vertikal Tabel 7. Penilaian Bobot Faktor Internal Perusahaan Faktor Internal A B C ... Total
A
B
C
...
Total
Sumber : Kinnear dan Taylor (1991)
Penilaian bobot faktor eksternal perusahaan hampir sama dengan Tabel 7. Akan tetapi yang membedakannya adalah kolom sebelah kiri yang berisikan faktor-faktor kunci eksternal perusahaan. Penilaian bobot faktor eksternal perusahaan dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8. Penilaian Bobot Faktor Eksternal Perusahaan Faktor Eksternal A B C ... Total
A
B
C
...
Total
Sumber : Kinnear dan Taylor (1991)
Bobot tiap faktor diperoleh dengan menentukan nilai tiap faktor terhadap total nilai faktor. Bobot yang diberikan berada pada kisaran 0,0 (tidak penting) hingga 1,0 (paling penting). Faktor-faktor yang memiliki pengaruh besar pada
44
perusahaan diberikan bobot yang tinggi. Jumlah seluruh bobot yang diberikan pada tiap faktor harus sama dengan 1,0. Bobot setiap variabel diperoleh dengan membagi jumlah nilai setiap variabel terhadap jumlah nilai keseluruhan variabel dengan menggunakan rumus: ai = Xi Σxi
Keterangan:
ai Xi i n
= Bobot variabel ke-i = Nilai variabel ke-i = 1,2,3,.... = Jumlah variabel
3) Pemberian Rating (Peringkat) Menurut (David, 2009) rating (peringkat) menggambarkan seberapa besar efektif strategi perusahaan saat ini dalam merespon faktor strategis yang ada. Penilaian rating untuk lingkungan internal diberikan dalam skala dengan pembagian sebagai berikut: rating 1 = sangat lemah, rating 2 = lemah, rating 3 = kuat, dan rating 4 = sangat kuat. Penilaian rating untuk lingkungan eksternal diberikan dalam skala dengan pembagian sebagai berikut: rating 4 = respon sangat superior, rating 3 = respon di atas rata-rata, rating 2 = respon rata-rata, rating 1 = respon di bawah rata-rata. 4) Perkalian Bobot dan Peringkat Langkah selanjutnya adalah menentukan nilai tertimbang tiap faktor yang diperoleh dari perkalian bobot dengan rating (peringkat) setiap faktor. Nilai tertimbang setiap faktor kemudian dijumlahkan untuk memperoleh total nilai tertimbang bagi organisasi (David, 2009). Tabel 9. Matriks IFE Faktor Internal Kekuatan Kelemahan Total
Bobot
Peringkat
Nilai Tertimbang
Sumber : David (2009)
45
Tabel 9 merupakan matriks IFE yang digunakan untuk menghitung total nilai tertimbang dari faktor internal perusahaan, sedangkan Tabel 10 merupakan matriks EFE yang digunakan untuk menghitung total nilai tertimbang dari faktor eksternal perusahaan. Tabel 10. Matriks EFE Faktor Eksternal Peluang Ancaman Total
Bobot
Peringkat
Nilai Tertimbang
Sumber : David (2009)
Total nilai tertimbang pada matriks IFE dan EFE akan berada pada kisaran 1,0 (terendah) hingga 4,0 (tertinggi), dengan nilai rata-rata 2,5. Semakin tinggi nilai total tertimbang perusahaan pada matriks IFE dan EFE mengindikasikan perusahaan merespon kekuatan dan kelemahan (faktor internal) atau peluang dan ancaman (faktor eksternal) dengan sangat baik dan begitu pula sebaliknya. 4.5.2.2. Tahap Pencocokan Tahap pencocokkan merupakan tahap untuk mencocokkan kekuatan dan kelemahan internal dengan peluang dan ancaman eksternal berdasarkan informasi yang didapatkan pada tahap input. Alat analisis yang digunakan dalam tahap pencocokkan penelitian ini adalah matriks IE (Internal-Eksternal) dan matriks Strength-Weakness-Opportunity-Threat (SWOT). 1) Analisis Matriks IE (Internal-Eksternal) Tahap ini merupakan tahap pencocokkan dengan memasukkan hasil pembobotan matriks IFE dan EFE kedalam matriks IE. Matriks IE mempunyai sembilan sel strategi yang dapat dikelompokkan menjadi tiga sel strategi utama, yaitu: a) Growth and Build berada dalam sel I, II, dan IV. Strategi yang cocok adalah intensif (penetrasi pasar, pengembangan pasar, dan pengembangan produk) atau integrasi (integrasi ke belakang, integrasi ke depan, dan integrasi horizontal).
46
b) Hold and Maintain dilakukan untuk sel III, V, dan VII. Strategi yang dipakai adalah penetrasi pasar dan pengembangan produk. c) Harvest and Divest digunakan untuk sel VI, VIII, dan IX. Strategi umum yang dipakai adalah strategi divestasi, strategi difersivikasi konglomerat, dan strategi likuidasi.
Kuat 4,0 Tinggi 3,0 Menengah 2,0 Rendah 1,0
Rata-rata 3,0
Lemah 2,0
1,0
I
II
III
IV
V
VI
VII
VIII
IX
Gambar 4. Matriks IE Sumber : David (2009)
2) Analisis Matriks Strength-Weakness-Opportunity-Threat (SWOT) Matriks lain yang digunakan pada tahap pencocokkan adalah matriks SWOT, yang ditujukan untuk merumuskan sejumlah alternatif strategi yang dapat diterapkan oleh perusahaan. Terdapat empat tahapan untuk membentuk matriks SWOT, yaitu: a) Sesuaikan kekuatan internal perusahaan dengan peluang eksternal untuk mendapatkan strategi SO. b) Sesuaikan kekuatan internal perusahaan dengan ancaman eksternal untuk mendapatkan strategi ST. c) Sesuaikan kelemahan internal perusahaan dengan memanfaatkan peluang eksternal untuk mendapatkan strategi WO. d) Sesuaikan kelemahan internal perusahaan dengan ancaman eksternal untuk mendapatkan strategi WT.
47
Tabel 11. Matriks SWOT Faktor Internal
Faktor Eksternal Peluang (Opportunities) Daftar faktor-faktor peluang eksternal
Ancaman (Threats) Daftar faktor-faktor ancaman eksternal
Kekuatan (Strengths) Daftar faktor-faktor kekuatan eksternal
Kelemahan (Weakness) Daftar faktor-faktor kelemahan eksternal
Kuadran I (Strategi S-O) Strategi yang menggunkan kekuatan untuk memanfaatkan peluang yang ada
Kuadran III (Strategi W-O) Strategi yang meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang
Kuadran II (Strategi S-T) Strategi yang menggunakan kekuatan untuk menghadapi dan mengatasi ancaman
Kuadran IV (Strategi W-T) Strategi yang meminimalkan kelemahan untuk menghindari ancaman
Sumber : David (2009)
4.5.2.3. Tahap Keputusan Tahap keputusan merupakan tahap terkahir yang menggunakan proses analisis penetapan keputusan melalui QSPM. Adapun unsur-unsur yang terdapat di dalam QSPM adalah: strategi-strategi alternatif, faktor-faktor kunci, bobot, AS = nilai daya tarik, TAS = total nilai daya tarik, dan jumlah total nilai daya tarik. Langkah-langkah penggunaan QSPM di dalam proses penetepan keputusan adalah sebagai berikut: 1) Membuat daftar kekuatan/kelemahan kunci dan peluang/ancaman kunci dari kolom kiri QSPM. Informasi tersebut harus diambil langsung dari matriks IFE dan EFE. 2) Memberikan bobot pada setiap faktor internal dan eksternal kunci. Bobot tersebut sama dengan bobot yang ada di matriks IFE dan EFE. Bobot tersebut disajikan dalam kolom sebelah kanan kolom faktor-faktor keberhasilan kritis internal dan eksternal perusahaan. 3) Memeriksa matriks-matriks pencocokkan yang terdapat pada tahap dua, dan mengenali strategi-strategi alternatif yang harus dipertimbangkan perusahaan untuk ditetapkan. Strategi-strategi tersebut ditulis pada baris atas QSPM. 4) Menentukan nilai daya tarik (AS) yang didefinisikan sebagai angka yang menunjukkan daya tarik relatif masing-masing strategi pada suatu rangkaian alternatif tertentu. Nilai daya tarik (AS) ditentukan dengan memeriksa masing-
48
masing faktor internal dan eksternal satu per satu. Nilai daya tarik harus diberikan pada masing-masing strategi untuk menunjukkan daya tarik relatif suatu strategi terhadap yang lain, dengan mempertimbangkan faktor tertentu. Cakupan nilai daya tarik adalah 1 = tidak menarik, 2 = agak menarik, 3 = wajar menarik, dan 4 = sangat menarik. Jika jawaban atas pertanyaan adalah tidak, hal tersebut menunjukkan bahwa masing-masing faktor kunci tidak mempunyai pengaruh atas pilihan khusus yang dibuat. Garis (-) digunakan untuk menunjukkan bahwa faktor kunci tidak mempunyai pengaruh atas pilihan-pilihan khusus yang dibuat. 5) Menghitung TAS = total nilai daya tarik didefinisikan sebagai hasil mengalikan bobot (langkah dua) dengan nilai daya tarik di masing-masing baris (langkah empat). Total nilai daya tarik menunjukkan daya tarik relatif dari masing-masing strategi alternatif, dengan hanya mempertimbangkan dampak dari faktor keberhasilan krisis internal atau eksternal yang berdekatan. Semakin tinggi nilai daya tarik semakin menarik sebagai alternatif tersebut. 6) Menghitung jumlah total nilai daya tarik didefinisikan sebagai total nilai daya tarik yang dijumlahkan di masing-masing kolom strategi QSPM. Jumlah total nilai daya tarik (STAS) mengungkapkan strategi yang paling menarik dalam masing-masing rangkaian alternatif. Semakin tinggi nilainya menunjukkan semakin menarik strategi tersebut, dengan mempertimbangkan semua faktor krisis internal dan eksternal yang berkaitan yang dapat mempengaruhi keputusan strategis. Tabel 12. Matriks Perencanaan Strategis Kuantitatif (QSPM) Strategi Alternatif Faktor-faktor kunci Faktor-faktor kunci internal Faktor-faktor kunci eksternal Jumlah total nilai daya tarik
Bobot
Strategi 1 AS TAS
Strategi 2 AS TAS
Sumber : David (2009)
49
V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 5.1.
Visi, Misi, Sejarah dan Budaya Perusahaan
Visi Menjadikan produk Bakso Sehat Bakso Atom sebagai makanan utama masyarakat Indonesia. Misi Bakso Sehat Bakso Atom selalu siap memproduksi makanan sehat penuh inovasi dengan mengutamakan kepuasan pelanggan. Sejarah dan Budaya Perusahaan 1) Bakso Sehat Bakso Atom Pusat Bakso Sehat Bakso Atom mulai beroperasi dan melayani para pelanggan sejak tahun 2003. Berawal dari satu gerobak dan satu karyawan dengan modal yang sangat minim. Warung Bakso Sehat Bakso Atom yang terletak di Jl. Ir. H. Juanda No.1 Ciputat-Tangerang ini adalah cikal bakal gerai atau outlet Bakso Atom yang saat ini berjumlah lebih dari 23 buah di Jabodetabek dan Bandung, yaitu di Thamrin City, Gintung, Jatimakmur, Plaza Pondok Gede, Bogor, Blok M, Pakubuwono, Cempaka Putih, Depok Beji, Tebet, Bintaro, Pesanggrahan, Festival Citylink Bandung, Kalisari, Bantarjati, Blu Plaza, Cipete, Depok Sentosa, Kalibata City, MT Haryono, Pekayon, Serpong, Springhill Namun jauh sebelum Bakso Atom berkembang saat ini, BR Prabowo, pemilik dan pendiri Bakso Sehat Bakso Atom telah membuat konsep sehat pada bakso sebagai makanan yang populer di Indonesia. Bakso harus benarbenar menjadi makanan sehat sehingga bahan-bahan pembuatan bakso konvensional seperti borax, nitrit, dan bahkan formalin harus ditiadakan. Pengujian dari laboratorium yang berwenang telah membuktikan bahwa Bakso Sehat Bakso Atom selain halal, bebas dari bahan pengawet dan pengenyal. Sebagai makanan dengan unsur daging, Bakso Sehat Bakso Atom juga harus benar-benar berdaging. Komposisi daging harus sangat dominan dibandingkan dengan komposisi tepungnya. Kandungan daging dalam Bakso
Sehat Bakso Atom diuji di laboraturium Kesmavet. Hasilnya kandungan daging dalam Bakso Sehat Bakso Atom negatif terhadap bakteri. Dari konsep bakso sehat inilah, BR Prabowo mengembangkan bisnis baksonya. Sehat dimulai dari makanan sehat, demikian moto Bakso Sehat Bakso Atom. Konsep makanan sehat rupanya menjadi kebutuhan masyarakat yang semakin sadar bahwa makanan yang sehat akan memberikan gizi dan protein penting bagi kesehatan tubuh. Bakso Sehat Bakso Atom telah menjawab kebutuhan masyarakat akan makanan sehat. Bakso Sehat Bakso Atom semakin digemari, selain karena konsep sehatnya, rasanya yang lezat menjadi pertimbangan orang untuk menikmati Bakso Sehat Bakso Atom. Apalagi konsep gerai yang semi prasmanan dan pelanggan yang meramu sendiri bumbu sesuai selera, menjadi daya tarik orang untuk berkunjung di gerai-gerai Bakso Sehat Bakso Atom. 2) Bakso Sehat Bakso Atom Bogor Salah satu gerai yang dijadikan tempat penelitian adalah gerai Bakso Sehat Bakso Atom yang berada di Bogor tepatnya di Jl. Mayjen Ishak Juarsa No.149 Gunung Batu, Loji - Bogor. Pemilik gerai Bakso Sehat Bakso Atom Bogor ini bernama Bapak Sabar Basuki atau lebih dikenal dengan Bapak Ibas. Pak Ibas merupakan wartawan yang memiliki hobi fotografer. Dari semua foto yang berada di seluruh gerai Bakso Sehat Bakso Atom merupakan hasil karya pak Ibas. Untuk menjadi franchisee dalam usaha waralaba Bakso Sehat Bakso Atom tidak mudah, karena harus mendapatkan kepercayaan dari franchisor, yaitu Bapak BR Prabowo. Dengan latar belakang Bapak Ibas yang telah menjadi fotografer Bakso Sehat Bakso Atom, maka beliau ditawarkan oleh franchisor untuk bermitra dan membuka cabang di Bogor. Lokasi gerai bersebelahan dengan Propolis dan Donat Madu. Gerai ini menempati luas areal + 120 m2 dengan status kepemilikan sewa. Gerai Bakso Sehat Bakso Atom Bogor beroperasi setiap hari dari pukul 10.00 sampai dengan pukul 22.00 WIB. Gerai ini memiliki lapangan parkir yang luas dan beberapa fasilitas seperti mushala dan toilet. Fasilitas lain yang ditawarkan adalah sistem take away dan sistem pesan antar (delivery order). Untuk proses produksinya tidak dilakukan di gerai melainkan dilakukan di Pusat. Gerai
51
hanya melakukan pemasakan dan penjualan bakso. Distribusi bakso dilakukan setiap dua hari sekali dengan cara mengirim fax ke pusat yang berisi jumlah bakso yang terjual, setelah itu pusat memutuskan berapa banyak bakso yang harus dikirim dari pusat dengan menggunakan mobil Bakso Sehat Bakso Atom ke Bakso Sehat Bakso Atom Bogor. Sistem pemasaran dilakukan melalui penyebaran brosur disekitar gerai. Pewaralaba hanya memfasilitasi brosur dan pengadaan tenaga kerja serta perlengkapan makan untuk pelaksanaan event bazar di luar gerai. Selain penjualan di gerai, franchisee juga bisa melayani penjualan langsung ke lokasi yang disediakan konsumen, untuk minimal order 100 porsi. 5.2.
Lokasi Perusahaan Restoran Bakso Sehat Bakso Atom Bogor yang menjadi tempat penelitian
berlokasi di Jl. Mayjen Ishak Juarsa No.149 Gunung Batu, Loji - Bogor. Lokasi restoran Bakso Sehat Bakso Atom Bogor sangat strategis, dikarenakan lokasi tersebut berada di dekat pertigaan, searah dengan jalur pulang kerja atau aktivitas lainnya, tidak ada pemisah atau pembatas jalan, dilewati jalur angkutan umum, dan mudah dicapai. Strategi ini merupakan syarat utama yang diterapkan oleh manajemen Bakso Sehat Bakso Atom berdasarkan pengalaman dan pengamatan. Selain itu, lapangan parkir yang luas yang berada di depan maupun belakang membuat lokasi ini semakin nyaman bagi konsumen yang membawa kendaraan. Restoran Bakso Sehat Bakso Atom Bogor juga memiliki cabang baru yang berada di Bantar Jati. 5.3.
Struktur Organisasi Struktur organisasi Bakso Sehat Bakso Atom menganut sistem organisasi
garis dan staf. Struktur organisasi garis yaitu struktur organisasi yang di dalamnya terdapat garis bersama kekuasaan dan tanggung jawab yang bercabang pada setiap tingkatan pimpinaan dari yang paling tinggi sampai yang paling bawah.
Tiap-tiap
atasan
mempunyai
bawahan,
yang masing-masing
memberikan pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas kepada atasan tersebut. Hubungan staf tercermin dari tugas untuk memberikan keterangan dan pendapat serta pengawasan di bidangnya. Gambar setruktur organisasi Bakso Sehat Bakso Atom dapat dilihat dalam Gambar 5.
52
Terwaralaba
Direktur Utama
Direktur
Manajer Teknis
Manajer Umum
Manajer Administrasi
Pembelian
Stock
Produksi
Marketing
Keuangan
Staff Pelaksana
Staff Pelaksana
Staff Pelaksana
Staff Pelaksana
Staff Pelaksana
Manajer Mutu
HRD
Staff Pelaksana
Staff Pelaksana
Keterangan : Garis Putus-putus (- - - - )
: Garis komando untuk pihak kedua
Garis (
: Garis komando manajemen perusahaan
)
Gambar 5. Struktur Organisasi Bakso Sehat Bakso Atom Sumber : Bakso Sehat Bakso Atom
Tugas dan tanggung jawab masing-masing fungsi: Direktur Utama: 1) Sebagai pimpinan perusahaan yang mewakili tugas dan tanggung jawab yang paling besar terhadap maju tidaknya perusahaan yang dikelola dan yang dipimpinnya serta membawahi direktur pada masing- masing bagian 2) Tugas utamanya adalah mengkoordinasi semua kegiatan yang ada, baik mengawasi maupun merencanakan serta mengambil keputusan yang tepat dan bertanggung jawab sepenuhnya atas perusahaan yang dipimpinya Direktur: 1) Melaksanakan fungsi-fungsi perencanaan, pengorganisasian, mengkoordinir, dan mengawasi bagian masing-masing dalam perusahaan 2) Menentukan tujuan kebijaksanaan dari perusahaan penanggung jawab perusahaan secara keseluruhan
53
Terwaralaba: 1) Pihak Kedua secara bersama-sama melakukan supervisi pengoperasian Bakso Sehat Bakso Atom sesuai dengan standar yang ada 2) Menunjuk dan menyediakan tenaga kasir yang dapat dipertanggungjawabkan kompetensinya Manajer Umum: 1) Bertanggung jawab atas pembelian bahan baku 2) Bertanggung jawab atas stock atau persediaan bahan baku Pembelian: 1) Melakukan pembelian bahan baku daging sapi Bali 2) Melakukan pembelian bahan baku pelengkap 3) Melakukan pembelian perlengkapan produksi Stock: 1) Mengatur jumlah stock bahan baku yang tersedia 2) Mengontrol jumlah stock bahan baku Manajer Teknis: 1) Memberi pengarahan pada bagian yang kurang jelas 2) Merencanakan, mengendalikan, dan membina karyawan dalam menjalankan proses produksi Produksi: 1) Bertanggung jawab atas jalanya proses produksi mulai dari perencanaan sampai pengepakan 2) Merencanakan produk dan jumlah produk yang akan diproduksi serta menentukan jumlah bahan baku yang diperlukan 3) Mengawasi semua teknik produksi, menjalankan, dan memelihara semua peralatan produksi 4) Menjaga kualitas produk yang dihasilkan Marketing: 1) Merencanakan informasi pemasaran dan mencari informasi persaingan pasar 2) Mencari atau menentukan calon konsumen 3) Mengadakan dan melakukan promosi 4) Bertanggung jawab atas semua pemasaran hasil produksi yang dihasilkan
54
Manajer Administrasi: 1) Bertanggung jawab atas keuangan 2) Bertanggung jawab atas pengembangan sumberdaya manusia Keuangan: 1) Mengendalikan keuangan perusahaan 2) Membuat laporan keuangan setiap periode akuntansi 3) Mengadakan rekapitulasi atas hasil produksi secara berkala setiap bulan agar dapat mengetahui omzet dari kegiatan usaha dalam satu tahun berjalan Human Resource Development: 1) Berkoordinasi dengan manajer divisi lain 2) Merumuskan syarat dan ketentuan dalam perekrutan karyawan baru bagi perusahaan (restoran) 3) Turun langsung dalam kegiatan wawancara untuk merekrut karyawan baru 4) Memberikan pelatihan terhadap karyawan Manajer Mutu: 1) Mengontrol mutu dan kualitas produk 2) Menguji mutu dan kualitas produk Staff Pelaksana: 1) Menjalankan tugas sesuai dengan divisi 2) Membantu manajer dalam menjalankan tujuan divisi 5.4.
Perjanjian Waralaba Dokumen perjanjian kerjasama Bakso Sehat Bakso Atom dengan mitra
kerjasamanya tidak bisa dipublikasikan untuk umum. Tetapi manajemen Bakso Sehat Bakso Atom bersedia memberikan garis besar isi dari draft perjanjian yang berisi: 1) Sistem yang dijalankan di Bakso Sehat Bakso Atom adalah sistem kerjasama yaitu untuk profit share adalah dari pendapatan bersih setelah dikurangi operasional outlet 50 persen untuk Pihak Pertama dan 50 persen Pihak Kedua. 2) Pihak Pertama adalah CV ATOM INDONESIA dan Pihak Kedua adalah Mitra Kerjasama.
55
3) Tempat restoran Bakso Sehat Bakso Atom disediakan oleh Pihak Kedua. Untuk desain interior dan tampak muka restoran Bakso Sehat Bakso Atom disesuaikan dengan persyaratan yang dibuat oleh Pihak Pertama. 4) Pasal-pasal yang tercantum dalam draft perjanjian antara lain: 4a) Kewajiban Pihak Pertama antara lain:
Membantu
Pihak
Kedua
dalam
periode
pra
operasi
hingga
pengoperasian outlet.
Menyediakan bakso, bumbu pelengkap, dan menu penunjang lain yang sesuai dijual di outlet.
Secara transparan untuk memberikan informasi harga pokok produksi bakso dan bumbu pelengkapnya.
Memberikan bantuan konsultasi kepada Pihak Kedua untuk secara bersama-sama meningkatkan penjualan Bakso Sehat Bakso Atom.
Menyediakan pinjaman Electric Cooler dari supplier PT. Sinar Sosro.
4b) Kewajiban Pihak Kedua
Pihak Kedua secara bersama-sama melakukan supervisi pengoperasian Bakso Sehat Bakso Atom sesuai dengan standar yang ada.
Menunjuk
dan
menyediakan
tenaga
kasir
yang
dapat
dipertanggungjawabkan kompetensinya. 4c) PASAL Pengelolaan Outlet 4d) PASAL Pengelolaan Uang 4e) PASAL Pembagian Keuntungan 4f) PASAL Jangka Waktu dan Batasan Perjanjian 4g) PASAL Penutup
56
VI HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1.
Analisis Lingkungan Internal Analisis lingkungan internal merupakan tahap mengetahui kekuatan dan
kelemahan yang terdapat pada perusahaan yang dapat diamati dengan menggunakan pendekatan fungsional yang terdiri dari kegiatan produksi dan operasi, sumberdaya manusia, keuangan, sistem informasi manajemen, penelitian dan pengembangan, serta pemasaran. 1) Produksi dan Operasi Produksi Bakso Sehat Bakso Atom dilakukan di rumah produksi yang berlokasi di Legoso-Ciputat. Semua bakso yang berada di outlet-outlet Bakso Sehat Bakso Atom dibuat di rumah produksi. Outlet hanya memasak dan menjual produk saja. Kebutuhan akan bahan baku yang digunakan benarbenar dipilih secara selektif. Untuk daging digunakan daging sapi Bali yang kondisinya masih fresh yaitu daging sapi yang baru dipotong. Hal tersebut dikarenakan, sapi Bali mempunyai daging yang kadar airnya paling rendah dibanding daging sapi lain, bahkan daging sapi impor sekalipun. Hal itu dapat dilihat pada Tabel 13. Tabel 13. Perbandingan Komposisi Kimia Daging Sapi Jenis Sapi Sapi Bali Friesian Holstein Sapi Brahman
Kadar Air (%) 72,07 73,21 73,09
Kadar Protein (%) 19,65 23,69 22,99
Kadar Lemak (%) 2,01 2,30 2,95
Kadar Abu (%) 1,17 1,15 1,11
Sumber: Sukanata (2010)4
Dengan kadar air yang rendah dihasilkan bakso daging yang rasanya benar-benar berdaging. Daging sapi Bali juga mempunyai serat daging yang lebih rapat sehingga ketika diolah akan menghasilkan bakso yang mempunyai kekenyalan dan kepadatan yang sesuai. Bakso Sehat Bakso Atom mempunyai standarisasi penyiapan bakso dengan proses yang higienis dan detail, dimulai dari memeriksa tanggal produksi bakso dan memegang bakso dengan menggunakan sarung tangan, lalu mengambil bakso dari freezer dengan sistem 4
Sukanata. 2010. Sapi Bali. Bali. http://staff.unud.ac.id/~sukanata/?p=4 [diakses 9 Juni 2011]
FIFO (First in-First Out) yaitu sistem dengan tanggal awal simpan keluar dahulu. Dan memanaskan bakso selama 20 menit sampai titik didih 1000C setelah dimasukkan ke dandang kuah. Bakso Sehat Bakso Atom juga mempunyai standarisasi penyiapan kuah, yaitu
menggunakan
air
mineral
dimana
proses
mempersiapkannya
menggunakan ketentuan seperti perbandingan antara bumbu kuah dan air mineral adalah 1:1 dan kuah harus disaring terlebih dahulu sebelum dipindahkan ke dandang saji. Untuk bagian isinya seperti telur ayam kampung, sumsum, keju, udang, dan sebagainya menggunakan bahan-bahan pilihan yang sudah memenuhi standar Bakso Sehat Bakso Atom. Demikian pula dengan bahan-bahan lain seperti tepung dan bumbu. Tim rumah produksi pun menggunakan perlengkapan dan peralatan yang sesuai dengan standar kebersihan dan hieginitas. Setiap tim produksi menggunakan penutup kepala, sarung tangan dan penutup muka untuk menjamin kebersihan dan kesehatan produk bakso yang dikonsumsi oleh pelanggan. Bakso Atom mempunyai campuran daging yang sangat dominan dibandingkan dengan tepung kanji sebagai unsur pengikat daging yang memang lazim digunakan dalam membuat bakso. Bakso Sehat Bakso Atom sangat memperhatikan prosedur penyimpanan baksonya. Bakso didistribusikan dari pusat ke Bakso Sehat Bakso Atom Bogor setiap dua hari sekali dengan menggunakan mobil Bakso Sehat Bakso Atom. Tidak hanya bakso saja yang dikirim, tetapi semua keperluan dan bahan baku seperti saos, kecap, bawang goreng, seledri, tung cay, sambal, dan lain-lain juga dikirim dari pusat. Bakso Sehat Bakso Atom tidak menggunakan bahan pengawet, jadi setelah sampai di outlet, bakso tersebut langsung dimasukan kembali ke freezer yang ada di outlet. Ketika akan dihidangkan, bakso terlebih dahulu diangin-anginkan setelah itu baru dimasukkan ke dalam panci pemanas. Bakso Sehat Bakso Atom yang lebih dari tiga hari akan dikembalikan lagi ke pusat. Proses produksi Bakso Sehat Bakso Atom memiliki Standar Operasional Prosedur (SOP) yang jelas dan tegas. SOP membantu pihak manajemen dan karyawan untuk mencapai visi dan misi perusahaan. SOP tersebut meliputi apa
58
saja yang harus dilakukan karyawan, kualitas produk dan bahan baku, sikap kepemimpinan, pelayanan terhadap konsumen, standar kebersihan lingkungan dan pakaian atau seragam karyawan. 2) Sumberdaya Manusia Restoran Bakso Sehat Bakso Atom Bogor memiliki 6 orang karyawan di bawah pimpinan Bapak Sabar Basuki sebagai Terwaralaba Bakso Sehat Bakso Atom Bogor. Karyawan Bakso Sehat Bakso Atom Bogor memiliki hubungan kerja yang baik dengan para karyawan lainnya maupun dengan Terwaralaba. Hal ini bisa dilihat pada saat briefing yang dilakukan dua minggu sekali untuk evaluasi rencana kerja, pencapaian yang sudah didapat, saran-saran dan keluhan yang berasal dari konsumen maupun karyawan sendiri, serta hambatan-hambatan yang ditemui sehari-harinya. Bakso Sehat Bakso Atom secara rutin mengadakan berbagai pelatihan demi meningkatkan efesiensi dan mutu kerja karyawannya, antara lain traning peningkatan motivasi, prosedur pelayanan yang berkualitas dengan perbankan, kerjasama tim dan lain-lain. Bakso Sehat Bakso Atom juga mengikutsertakan seluruh karyawannya menjadi anggota JAMSOSTEK sebagai salah satu kebijakan untuk memberi ketenangan dan kesejahteraan bagi karyawan dan anggota keluargannya. Seluruh karyawan memiliki tingkat pendidikan SMA atau sederajat dan berumur sekitar 19-25 tahun. Selain itu diutamakan yang belum berkeluarga, berpenampilan menarik, mampu bekerjasama dalam tim, bersedia ditempatkan di semua outlet, dan berpengalaman minimal satu tahun. Perekrutan karyawan dilakukan oleh Bakso Sehat Bakso Atom Pusat. Perekrutan tenaga kerja dilakukan hanya jika ada posisi yang kosong atau pada saat outlet baru didirikan. Karyawan yang direkrut akan mengikuti training selama tiga bulan atau bahkan bisa lebih cepat tergantung dari penilaian dan kinerjanya. Pada saat training, Hal pertama yang dilakukan adalah mendapatkan pelatihan tentang sistem, pelayanan, dan lain-lainya yang berhubungan dengan manajemen. Setelah itu ditempatkan di rumah produksi yang berada di Legoso-Ciputat untuk melihat dan mengetahui cara pembuatan Bakso Sehat Bakso Atom dan
59
diberikan informasi mengenai mutu produk, kualitas produk, dan kualitas bahan baku. Setelah dari rumah produksi, calon karyawan ditempatkan di outlet-outlet Bakso Sehat Bakso Atom untuk training dan setiap sebulan ada penilaian baik atau tidaknya kinerja calon karyawan tersebut. Upah karyawan berasal dari Bakso Sehat Bakso Atom pusat dengan terwaralaba (Sistem kerjasama) meliputi gaji pokok, insentif harian, insentif bulanan, uang kebersihan, dan fasilitas jamsostek. Selain itu karyawan juga mendapatkan bonus-bonus tambahan dari Terwaralaba meliputi uang pulsa yang diberikan setiap tanggal 1 dan 15 setiap bulan, uang malam mingguan yang diberikan setiap malam minggu, uang “nasi uduk” sebesar Rp 15.000,yang diberikan jika pendapatan hari ini lebih besar dari hari kemarin, dan uang perawatan tanaman sebesar Rp 50.000,- yang diberikan jika tanaman terawat dengan baik. Keunggulan dari sumber daya manusia di Bakso Sehat Bakso Atom adalah semua karyawan dapat melakukan semua kegiatan mulai dari kegiatan di dapur sampai kegiatan yang berhubungan dengan pembayaran (Cashier). Untuk sistem delivery order diutamakan bagi karyawan yang asli Bogor, karena untuk delivery order dibutuhkan karyawan yang mengetahui area Bogor secara pasti. 3) Keuangan Restoran Bakso Sehat Bakso Atom Bogor memiliki kondisi keuangan yang baik. Hal ini dapat dilihat dari Payback Periode dalam jangka waktu yang relatif cepat yaitu delapan bulan. Pencatatan laporan keuangan dilakukan oleh pusat sendiri, karena di outlet hanya membuat laporan jumlah bakso dan bahan-bahan lainnya yang terjual perharinya. Kemudian dicatat dan dikirim melalui fax ke kantor pusat. Setelah itu, pihak manajemen pusat membuat laporan keuangan secara rinci yang dikirimkan melalui email ke Terwaralaba Bakso Sehat Bakso Atom Bogor yang dilakukan setiap satu minggu sekali. Setiap akhir bulan ada laporan sharing yang diberikan kantor pusat ke Terwaralaba Bakso Sehat Bakso Atom Bogor untuk mengetahui jumlah pendapatan yang nantinya dibagi dua (50:50) antara Pusat dengan Terwaralaba Bakso Sehat Bakso Atom Bogor.
60
4) Sistem Informasi Manajemen Bakso Sehat Bakso Atom dalam kegiatan manajerialnya sudah didukung dengan sistem informasi yang berbasis komputer. Hal itu dapat dilihat dari sistem pembayaran yang menggunakan cash register, penyampaian informasi dari pusat ke Bakso Sehat Bakso Atom Bogor maupun sebaliknya yang menggunakan email, fax, maupun telepon. Pengorderan pesanan oleh konsumen (delivery order) dapat dilakukan melalui telepon (0251) 831 1873. Selain itu Bakso Sehat Bakso Atom Bogor juga baru-baru ini telah membuat account Facebook dan Twitter untuk memberikan informasi kepada konsumen dan mengatasi keluhan-keluhan konsumen. 5) Penelitian dan Pengembangan Penelitian yang telah dilakukan oleh Bakso Sehat Bakso Atom Bogor adalah mengamati lingkungan bisnis di Kota Bogor. Riset mengenai pesaing dan pasar seperti waralaba-waralaba lain yang menerapkan promosi khusus di bulan-bulan tertentu untuk mempertahankan pangsa pasar. Terwaralaba Bakso Sehat Bakso Atom Bogor juga telah membuka cabang baru sebagai bentuk pengembangan jangkauan pasar yang berlokasi di Jalan Bangbarung (Achmad Sobana) 62, Bantarjati-Bogor. 6) Pemasaran Pemasaran
dapat
dideskripsikan
sebagai
proses
pendefinisian,
pengantisipasian, penciptaan, serta pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen akan produk dan jasa. Konsep strategi pemasaran yang digunakan oleh Bakso Sehat Bakso Atom Bogor adalah Distinctive strategy yaitu melakukan kegiatan dengan baik dibandingkan dengan pesaingnya. Bakso Sehat Bakso Atom Bogor memiliki kekuatan yang tidak mudah ditiru oleh perusahaan pesaing, yaitu keahlian tenaga kerja serta kemampuan sumber daya yang dimiliki. •
Segmentation, Targetting, Positioning
a) Segmentation Segmentasi pasar yang dilakukan oleh Bakso Sehat Bakso Atom Bogor adalah berdasarkan aspek demografis dan aspek psikografis. Segmentasi pasar berdasarkan aspek demografis yaitu keluarga, sedangkan
61
segmentasi pasar berdasarkan aspek psikografis terdiri dari kelas sosial dan gaya hidup. Dari kelas sosial, segmen yang dipilih Bakso Sehat Bakso Atom Bogor adalah kalangan masyarakat menengah kebawah. Sedangkan dari gaya hidup, segmen yang dipilih Bakso Sehat Bakso Atom Bogor adalah masyarakat yang peduli akan gaya hidup sehat. b) Targetting Target pasar Bakso Sehat Bakso Atom Bogor adalah keluarga dan kalangan masyarakat menengah ke bawah. Akan tetapi Bakso Sehat Bakso Atom Bogor berencana untuk mengarah ke kalangan menengah dan menengah ke atas. c) Positioning Positioning merupakan tahap dimana perusahaan menentukan posisi yang diinginkan dalam pasar. Bakso Sehat Bakso Atom Bogor ingin menempati posisi sebagai makanan sehat. •
Bauran Pemasaran
a) Produk Strategi produk merupakan strategi yang paling penting untuk dikembangkan, karena produk inilah yang dinikmati atau dimanfaatkan secara langsung oleh konsumen. Strategi produk yang dilakukan oleh Restoran Bakso Sehat Bakso Atom Bogor adalah menguji kandungan gizi serta mutu bahan olahan di laboratorium Kesmavet, sehingga konsumen dapat mengetahui kandungan-kandungan apa saja yang terdapat dalam Bakso Sehat Bakso Atom dan nyaman dalam mengkonsumsi makanannya. Mutu bahan olahan Bakso Sehat Bakso Atom Bogor berasal dari daging sapi Bali berkualitas yang rendah kadar air dan rendah kolesterol, sehingga aman untuk dikonsumsi. Selain itu Bakso Sehat Bakso Atom Bogor juga mempertahankan cita rasa produknya dengan cara menetapkan standar mutu sehingga rasa tidak berubah. Produk-produk Bakso Sehat Bakso Atom Bogor memiliki beberapa variasi. Mulai dari delapan macam produk bertambah menjadi dua belas macam produk yang beraneka rasa. Semua jenis produk Bakso Sehat Bakso Atom Bogor, yaitu bakso atom, keju, telur ayam kampung,
62
buntel, baksomay, tahu, burger, sumsum, tahu udang, sutera, madu, dan batagor telah didaftarkan di Majelis Ulama Indonesia untuk memperoleh sertifikat halal dan juga didaftarkan di BPOM serta Kesmavet agar sesuai dengan tagline Bakso Sehat Bakso Atom, yaitu “sehat dimulai dari makanan sehat”. BPOM mengawasi pengusaha dalam penetapan standar mutu produk yang akan dijual ke konsumen. Dengan adanya SK dari BPOM maka acuan standar tersebut memproteksi persaingan yang tidak sehat dalam industri obat dan makanan termasuk restoran. b) Harga Harga yang ditetapkan restoran Bakso Sehat Bakso Atom Bogor bervariasi mulai dari Rp 3.500,- hingga Rp 8.000,- / bakso. Daftar harga tidak ditampilkan pada daftar menu melainkan dilampirkan pada struk pada saat pembayaran. Konsumen akan dikenakan pajak sebesar 10 persen dari total harga pesanan. Bakso Sehat Bakso Atom Bogor menerapkan harga jual produk berdasarkan biaya produksi ditambah profit yang disesuaikan dengan harga jual produk sejenis dari restoran lain. Harga Bakso Sehat Bakso Atom Bogor termasuk di atas rata-rata atau mahal dibandingkan bakso-bakso yang lain. Sehingga hal tersebut menjadi kelemahan restoran Bakso Sehat Bakso Atom Bogor. c) Distribusi (Tempat) Strategi tempat yang dilakukan oleh Bakso Sehat Bakso Atom Bogor yaitu memilih lokasi yang strategis dimana lokasi tersebut berada di dekat pertigaan, searah dengan jalur pulang kerja atau aktivitas lainnya, tidak ada pemisah atau pembatas jalan, dilewati jalur angkutan umum, dan mudah dicapai. Strategi ini merupakan syarat utama yang diterapkan oleh manajemen Bakso Sehat Bakso Atom berdasarkan pengalaman dan pengamatan. Strategi ini juga dapat melibatkan saluran distribusi fisik maupun elektronik dalam proses penyampaiannya. Untuk dapat menikmati Bakso Sehat Bakso Atom, konsumen dapat langsung berkunjung atau mendatangi outlet Bakso Sehat Bakso Atom Bogor. Selain itu konsumen juga dapat menggunakan saluran elektronik melalui telepon untuk mendapatkan
63
pelayanan delivery service. Untuk pelayanan delivery service, jangkauan pelayanan hanya sekitar + 5 km dari outlet dan tidak dikenakan charge pengiriman serta tidak ada minimal pemesanan. Berapapun pesanan yang diminta, Bakso Sehat Bakso Atom Bogor selalu siap dalam mengantarkan pesanan. Namun kelemahanya adalah restoran Bakso Sehat Bakso Atom memiliki kapasitas tempat yang kecil. Sehingga jika konsumen yang datang melebihi kapasitas tempat, maka pihak Bakso Sehat Bakso Atom Bogor menambah beberapa meja dan kursi di area tempat parkir. d) Promosi Kegiatan promosi yang sudah diterapkan atau dijalankan oleh Bakso Sehat Bakso Atom Bogor adalah promosi melalui pemasangan spanduk dan penyebaran brosur disekitar restoran Bakso Sehat Bakso Atom Bogor dengan jangkauan + 2 km yang meliputi perumahan, kantor, dan sekolahan. Selain itu Bakso Sehat Bakso Atom Bogor juga melakukan pemberian kupon atau voucher serta mengadakan program Lingkaran Rezeki. Program lingkaran rezeki adalah program khusus yang dilakukan di akhir atau awal tahun, dimana konsumen-konsumen di photo oleh karyawan secara diam-diam selama beberapa minggu, kemudian photophoto tersebut dipilih berdasarkan tingkat keseringan kedatangan pengunjung dan ditentukan sekitar 5 orang konsumen yang beruntung mendapatkan bonus minuman di setiap pembelian Rp 25,000 dan undian berhadiah disetiap pembelian Rp 50,000. Konsumen yang beruntung tersebut photonya dipajang di outlet dan diminta nomor contact sehingga dapat menjalin hubungan yang baik dengan konsumen kedepannya. Bakso Sehat Bakso Atom memiliki website yang berfungsi untuk memberikan infformasi secara cepat kepada konsumen. Website ini dapat diakses melalui situs www.baksosehat-baksoatom.com. Bakso Sehat Bakso Atom Bogor sendiri juga telah membuat account Facebook dan Twitter dengan nama BaksoAtomBogor. Hal tersebut dikelola langsung oleh Owner Bakso Sehat Bakso Atom Bogor dan ditujukan untuk menanggapi keluhan-keluhan konsumen, pemberian informasi, dan
64
sebagainya. Sedangkan untuk promosi melalui radio dan media cetak baru direncanakan dalam waktu dekat ini. e) Orang Orang atau karyawan merupakan bagian terpenting dalam perusahaan. Karyawan merupakan orang yang terlibat dalam pemberian jasa kepada konsumen dan memiliki peran yang cukup besar dalam mewujudkan jasa yang dikehendaki oleh konsumen. Bakso Sehat Bakso Atom Bogor memiliki karyawan yang ramah, cekatan, sabar, dan mengetahui produk dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari pelayanan yang diberikan dan kesigapan karyawan dalam melayani konsumen. Karyawankaryawan Bakso Sehat Bakso Atom Bogor memiliki keterampilan yang baik dikarenakan mendapatkan pelatihan dari pusat yang mendidik karyawan mulai dari tugas di dapur sampai cashier. f) Proses Proses merupakan semua kegiatan yang dapat dikoordinasikan dengan baik untuk menciptakan kualitas serta pelayanan yang diberikan kepada konsumen. Pelayanan yang baik akan meningkatkan loyalitas dan kepercayaan konsumen terhadap restoran. Hal ini dikarenakan dalam penjualan produk harus diimbangi dengan pelayanan yang tinggi terhadap konsumen. Strategi proses yang telah diterapkan oleh Bakso Sehat Bakso Atom Bogor adalah kecepatan pelayanan yang didukung oleh sistem self service yaitu konsumen dapat memilih dan mengambil sendiri sesuai dengan yang diinginkan. Selain itu, peningkatan kinerja karyawan juga dilakukan dan dikontrol oleh pusat untuk membuat karyawan lebih cekatan atau gesit dalam memberikan pelayanan kepada konsumen. Karyawan juga harus mampu mengatasi keluhan konsumen atau masalah dengan konsumen baik secara langsung maupun dilaporkan ke pemilik restoran. g) Bukti Fisik Bukti fisik berhubungan dengan fasilitas apa saja yang diberikan oleh Bakso Sehat Bakso Atom Bogor kepada konsumen seperti adanya sarana pendukung yang meliputi tempat parkir yang luas, mushala,
65
wastafel, dan toilet. Selain itu, desain bangunan juga dibuat sesederhana mungkin dengan dekorasi ruangan yang semenarik mungkin dengan nuansa mewah dimana penerangan yang cukup dan terdapat photo-photo pemandangan yang merupakan hasil karya pemilik Bakso Sehat Bakso Atom Bogor. Selain itu Bakso Sehat Bakso Atom Bogor juga memberikan fasilitas pembayaran baik debit maupun nondebit yang bekerjasama dengan Bank Mandiri, BNI, BRI, BCA, dan Prima. Berdasarkan analisis lingkungan internal dalam matriks IFE dapat dilihat pada Tabel 14. Tabel 14. Identifikasi Faktor Internal Restoran BSBA Bogor No
Faktor Internal
1.
Produk
2.
Harga
3.
Tempat
4.
Promosi
5.
Orang
6. 7.
Proses Bukti fisik
6.2.
Kekuatan - Citarasa produk - Kandungan gizi - Mutu bahan olahan Bersertifikat halal, BPOM, dan Kesmavet - Variasi produk
Kelemahan
- Harga diatas rata-rata - Kapasitas tempat yang kecil Program lingkaran - Kurang promosi rezeki sebagai bentuk customer relationship - Pelayanan yang baik terhadap konsumen - Self service - Tempat parkir yang luas - Lokasi yang strategis
Analisis Lingkungan Eksternal Analisis lingkungan eksternal merupakan tahap untuk mengetahui faktor-
faktor peluang dan ancaman yang berasal dari luar perusahaan dimana faktorfaktor tersebut harus dihadapi oleh perusahaan dengan sebaik-baiknya. Aspek eksternal yang dianalisis yaitu lingkungan makro dan lingkungan mikro. 1) Lingkungan Makro Lingkungan makro merupakan situasi dan kondisi yang berada di luar perusahaan yang secara langsung maupun tidak langsung dapat mempengaruhi kinerja
perusahaan.
Lingkungan
makro
terdiri
dari
faktor
politik,
pemerintahan, dan hukum; ekonomi; sosial, budaya, demografi, dan lingkungan; serta teknologi.
66
a) Faktor Politik, Pemerintahan, dan Hukum Faktor politik berhubungan dengan kebijakan-kebijakan pemerintah dan aturan hukum yang berlaku. Dalam menjalankan suatu bisnis, tidak akan pernah lepas dari intervensi pemerintah dalam membuat peraturan, undang-undang, dan kebijakan-kebijakan lainnya yang mempengaruhi usaha tersebut. Salah satu intervensi pemerintah yang harus diperhatikan oleh restoran Bakso Sehat Bakso Atom Bogor adalah mengenai peraturan daerah kota Bogor nomor 9 Tahun 2004 tentang retribusi izin usaha serta peraturan daerah kota Bogor nomor 16 tahun 2002 tentang pajak restoran. Besarnya pajak restoran yang dikenakan kepada konsumen adalah sebesar 10 persen dari total transaksi pembayaran. b) Faktor Ekonomi Faktor ekonomi merupakan faktor yang sangat memberikan pengaruh terhadap kecenderungan iklim usaha yang tidak menentu. Perekonomian yang dialami oleh Indonesia tidak selalu stabil, salah satu penyebabnya adalah kenaikan harga bahan baku yang disebabkan oleh inflasi yang tinggi di suatu negara. Tingkat inflasi di Indonesia dapat dilihat pada Tabel 15. Tabel 15. Data Inflasi di Indonesia Tahun 2005-2010 Tahun 2005 2006 2007 2008 2009 2010
Inflasi (%) 17,11 6,60 6,59 11,06 2,78 6,96
Sumber : BPS (2010)
Kenaikan harga bahan baku akan berkorelasi dengan biaya produksi, sehingga membuat harga jual semakin tinggi dan mengakibatkan menurunnya daya beli masyarakat. Tingkat pendapatan masyarakat yang semakin besar menunjukkan daya beli masyarakat yang semakin besar pula. Hal ini merupakan peluang bagi industri terutama restoran sehingga memiliki prospek yang bagus. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 16.
67
Tabel 16. Perkembangan dan Laju Pertumbuhan PDRB Per Kapita Kabupaten Bogor Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 20072009 Tahun 2007 2008 2009
PDRB (Jutaan Rupiah) 51.280.219,68 58.389.411,43 66.083.788,55 Rata-rata
PDRB Per Kapita (Jutaan Rupiah) 11,36 12,48 13,66
Laju Pertumbuhan PDRB Per Kapita (%) 9,01 9,80 9,48 9,43
Sumber : BPS Kabupaten Bogor (2009)
Pada periode tahun 2007-2009, laju pertumbuhan PDRB per kapita kabupaten Bogor rata-rata mengalami peningkatan sebesar 9,43% setiap tahunnya.
Peningkatan
pendapatan
masyarakat
kabupaten
Bogor
menunjukkan daya beli masyarakat yang semakin meningkat pula dan akan mendorong pertumbuhan usaha restoran di Bogor. c) Faktor Sosial, Budaya, Demografi, dan Lingkungan Perubahan gaya hidup masyarakat dimana produktivitas kerja yang tinggi, menyebabkan semakin sedikitnya waktu untuk menyediakan atau membuat makanan sendiri sehingga masyarakat semakin menginginkan kepraktisan dan kecenderungan untuk menikmati makanan atau jajanan di luar rumah. Perubahan gaya hidup ini menyebabkan bertumbuhnya restoran-restoran karena besarnya keuntungan yang diperoleh dari usaha tersebut. Selain itu dari faktor sosial, restoran Bakso Sehat Bakso Atom Bogor juga memiliki hubungan yang baik dengan pewaralabanya, sehingga hal tersebut dapat mempermudah Bakso Sehat Bakso Atom Bogor dalam membuka cabang baru di wilayah Bogor selain itu dapat memperpanjang kontrak kerjasama waralaba. Laporan sharing tentang pendapatan pun juga selalu dikirimkan tepat waktu oleh pewaralaba sebagai pihak pertama dan terwaralaba sebagai pihak kedua. Sedangkan dari faktor lingkungan yang mempengaruhi usaha makanan terutama bakso adalah isu-isu tentang bahan pengawet seperti boraks dan formalin. Hal itulah yang menjadi perhatian restoran Bakso Sehat Bakso Atom Bogor untuk selalu berusaha mengatasi isu-isu tersebut.
68
d) Teknologi Perkembangan teknologi dan informasi dapat dimanfaatkan di semua bagian operasional restoran seperti pada bagian pelayanan atau transaksi dan keuangan. Adanya sistem komputerisasi di bagian keuangan akan lebih memudahkan dalam memanajemen pengalokasian dana. Selain itu, cara bertransaksi dengan pemasok maupun konsumen akan lebih efektif dan efisien jika dapat memanfaatkan semua teknologi. Perekembangan teknologi seperti mesin cash register sangat mempengaruhi kinerja pelayanan terhadap konsumen. Dengan adanya mesin tersebut, pelayanan transaksi pembayaran dapat lebih cepat dan konsumen juga dapat melihat bukti pembayaran melalui struk pembayaran. Hal tersebut berbeda dengan pesaing Bakso Sehat Bakso Atom yaitu Bakso Tips’Top. Bakso Tips’Top masih menggunakan kalkulator untuk menghitung transaksi pembayaran. Adanya situs-situs jejaring sosial seperti Facebook dan Twitter dapat mempermudah perusahaan dalam melakukan promosi maupun melayani keluhan konsumen. Hal itu dimanfaatkan oleh Restoran Bakso Sehat Bakso Atom Bogor untuk menjaring kosumen lebih luas dan menanggapi keluhan-keluhan konsumen maupun masukan-masukan yang ditujukan untuk perkembangan usaha yang lebih baik. Selain itu perkembangan teknologi seperti pembayaran melalui kartu kredit juga dimanfaatkan oleh restoran Bakso Sehat Bakso Atom Bogor untuk mempermudah konsumen yang tidak membawa uang tunai. 2) Lingkungan Mikro Lingkungan mikro merupakan lingkungan yang langsung mempengaruhi kemampuan perusahaan dalam menghadapi persaingan. Lingkungan mikro terdiri dari ancaman pendatang baru, persaingan perusahaan sejenis dalam industri, ancaman produk pengganti, kekuatan tawar-menawar pembeli, dan kekuatan tawar-menawar pemasok. a) Ancaman Pendatang Baru Masuknya pendatang baru dalam industri restoran akan memberikan implikasi pada penurunan pangsa pasar. Ancaman pendatang baru
69
tergantung seberapa besar hambatan untuk masuk ke dalam industri. Hambatan masuk bagi pendatang baru dalam industri restoran bila dilihat dari skala ekonomi dan kebutuhan modal relatif tinggi. Hal ini disebabkan karena untuk membuka sebuah usaha waralaba restoran diperlukan skala ekonomi yang besar dan kebutuhan modal awal yang besar, serta tergantung pada pangsa pasar sasaran yang akan diraih. Selain itu, hambatan diferensiasi produk cukup rendah karena produk bakso sangat banyak dipasaran. b) Persaingan Perusahaan Sejenis dalam Industri Persaingan antar pengusaha restoran di Kota Bogor cenderung kompetitif. Hal ini bisa dilihat dari jumlah restoran yang semakin bertambah dari tahun ke tahunnya. Perkembangan jumlah restoran di kota Bogor tahun 2000-2009 dapat dilihat pada Tabel 17. Tabel 17. Perkembangan Jumlah Restoran di Kota Bogor Tahun 20002009 Tahun 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009
Jumlah 105 107 161 178 192 222 248 268 211 225
Pertumbuhan (%) 1,90 50,46 10,56 7,87 15,63 11,71 8,06 -21,27 6,64
Sumber : Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Bogor (2010)
Selain pesaing sejenis, restoran Bakso Sehat Bakso Atom Bogor juga dihadapi oleh pesaing non sejenis. Salah satu pesaing utama sejenis adalah Bakso Tips’ Top yang memiliki produk dan pelayanan yang hampir sama dengan Bakso Sehat Bakso Atom Bogor dan pesaing non sejenis seperti restoran tradisional, rumah makan atau restoran ayam bakar, bebek bakar, dan mie ayam yang brada di sekitar Gunung Batu. c) Ancaman Produk Pengganti Restoran Bakso Sehat Bakso Atom Bogor merupakan restoran penyedia makanan jenis bakso yang sehat dan bebas dari bahan pengawet. Ancaman produk pengganti atau substitusi yang diperhitungkan oleh
70
restoran ini adalah restoran mie ayam. Karena biasanya mie ayam juga menggunakan bakso sebagai pelengkap. d) Kekuatan tawar-menawar pembeli Kekuatan tawar-menawar pembeli atau konsumen sangat tinggi, karena jumlah restoran bakso yang tersedia di kota Bogor sangat banyak sehingga penawaran tinggi dan konsumen bebas memilih restoran yang sesuai dengan kebutuhannya. Oleh karena itu, Restoran Bakso Sehat Bakso Atom Bogor berusaha untuk mengikuti keinginan dan kebutuhan konsumen dengan meningkatkan kualitas pelayanan dan produk melalui variasi produk sehingga membuat konsumen merasa nyaman dan tidak bosan dengan menu makanan yang ada. e) Kekuatan tawar-menawar pemasok Restoran Bakso Sehat Bakso Atom Bogor memperoleh pasokan bahan bakunya dari manajemen Bakso Sehat Bakso Atom pusat. Kekuatan tawarmenawar pemasok tinggi, hal itu dapat dilihat dari penentuan harga yang hanya bisa dilakukan oleh Pihak Pertama, dikarenakan manajemen Bakso Sehat Bakso Atom pusat berhubungan langsung dengan pedagang sapi Bali dalam pembuatan produk. Tetapi kekuatan tawar-menawar pemasok bukanlah merupakan ancaman, hal itu dikarenakan adanya sistem kerjasama antara pewaralaba dengan terwaralaba dan adanya keterbukaan harga dasar produk. Berdasarkan analisis lingkungan eksternal dalam matriks EFE dapat dilihat pada Tabel 18. Tabel 18. Identifikasi Faktor Eksternal Restoran BSBA Bogor No
1.
2.
Faktor Eksternal
Lingkungan Makro
Lingkungan Mikro
Peluang - Hubungan baik dengan pewaralaba - Kemajuan teknologi - Peningkatan pendapatan dan daya beli masyarakat - Perubahan gaya hidup masyarakat - Dukungan pemerintah
Ancaman - Fluktuasi harga bahan baku - Isu kualitas bahan baku
- Adanya pendatang baru - Tingkat persaingan restoran tinggi - Adanya produk pengganti - Kekuatan tawar-menawar pembeli tinggi
71
6.3.
Formulasi Alternatif Strategi Pemasaran Perumusan strategi meliputi tiga tahapan, yaitu tahap masukan (Input),
tahap pencocokkan, dan tahap pengambilan keputusan. Tahap masukan menggunakan matriks IFE dan EFE. Tahap pencocokkan menggunakan matriks IE dan SWOT, sedamgkan untuk tahap pengambilan keputusan menggunakan QSPM. 6.3.1. Tahap Masukan (Input) Tahap masukan merupakan tahap untuk memasukkan hasil analisis dan identifikasi terhadap kondisi lingkungan internal dan eksternal perusahaan. Hasil analisis dan identifikasi lingkungan internal berupa kekuatan dan kelemahan akan disusun kedalam matriks Internal Factor Evaluation (IFE). Sedangkan hasil analisis dan identifikasi kondisi eksternal berupa peluang dan ancaman akan disusun kedalam matriks External Factor Evaluation (EFE). 1) Analisis Matriks IFE Matriks IFE digunakan untuk mengetahui seberapa besar peranan dari faktor-faktor internal
yang
terdapat
pada
perusahaan.
Matriks
IFE
menggambarkan kondisi internal perusahaan yang terdiri dari kekuatan dan kelemahan yang dihitung berdasarkan bobot dan rating yang diambil kuesioner dari dua orang yang terdiri dari Terwaralaba dan Supervisor restoran Bakso Sehat Bakso Atom Bogor. Perhitungan kuesioner ini diambil rata-ratanya dari kedua responden. Tabel 19 menunjukkan matriks IFE yang menganalisis 13 faktor sukses kritis yang terdiri dari sepuluh kekuatan dan tiga kelemahan. Berdasarkan hasil analisis matriks IFE pada Tabel 19, menunjukkan bahwa faktor yang menjadi kekuatan utama perusahaan adalah bersertifikat halal, BPOM, dan Kesmavet dengan nilai tertimbang tertinggi sebesar 0,356. Sedangkan kelemahan utama adalah kurangnya promosi dengan nilai tertimbang terkecil sebesar 0,124 dan diperoleh total nilai tertimbang sebesar 3,433. Hal ini menunjukkan bahwa Restoran Bakso Sehat Bakso Atom Bogor memiliki posisi internal yang kuat karena telah mampu menggunakan kekuatan dan mengatasi kelemahan dengan cukup baik.
72
Tabel 19. Hasil Analsis Matriks IFE
A B C D E F G H I J K L M
Faktor Internal
Bobot
Rating
Cita rasa produk Kandungan gizi Mutu bahan olahan Self Service Pelayanan yang baik terhadap konsumen Tempat parkir yang luas Bersertifikat halal, BPOM, dan Kesmavet Lokasi yang strategis Variasi produk Program lingkaran rezeki sebagai bentuk customer relationship Harga di atas rata-rata Kurang promosi Kapasitas tempat yang kecil Total
0,088 0,103 0,105 0,071 0,089 0,054 0,089 0,083 0,074
3,5 3,5 3 3,5 3 4 4 3,5 4
Nilai Tertimbang 0,308 0,361 0,315 0,249 0,267 0,216 0,356 0,291 0,296
0,073
4
0,292
0,048 0,062 0,061 1,000
3 2 3,5 48,0
0,144 0,124 0,214 3,433
2) Analisis Matriks EFE Matriks EFE digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh dari faktor-faktor eksternal perusahaan. Matriks EFE menggambarkan kondisi eksternal perusahaan yang terdiri dari peluang dan ancaman yang dihitung berdasarkan bobot dan rating yang diambil kuesioner dari dua orang yaitu Terwaralaba Bakso Sehat Bakso Atom Bogor dan Supervisor Bakso Tips’ Top. Perhitungan kuesioner ini diambil rata-ratanya dari kedua responden. Tabel 20 menunjukkan matriks EFE yang menganalisis 11 faktor sukses kritis yang terdiri dari lima peluang dan enam ancaman. Tabel 20. Hasil Analsis Matriks EFE
A B C D E F G H I J K
Faktor Eksternal
Bobot
Rating
Hubungan baik dengan pewaralaba Kemajuan teknologi Peningkatan pendapatan dan daya beli masyarakat Perubahan gaya hidup masyarakat Dukungan pemerintah Fluktuasi harga bahan baku Isu kualitas bahan baku (bahan pengawet dan daging tikus) Adanya pendatang baru Tingkat persaingan restoran tinggi Adanya produk pengganti Kekuatan tawar-menawar pembeli tinggi Total
0,103 0,095 0,114 0,088 0,062 0,109
4 3 3 3,5 3,5 3,5
Nilai Tertimbang 0,412 0,285 0,342 0,308 0,217 0,382
0,084
3,5
0,294
0,089 0,089 0,081 0,086 1,000
3,5 3 3,5 3,5 41,0
0,312 0,267 0,284 0,301 3,404
73
Berdasarkan hasil analisis matriks EFE pada Tabel 20, menunjukkan bahwa faktor yang menjadi peluang utama perusahaan adalah hubungan baik dengan pewaralaba, dengan nilai tertimbang tertinggi sebesar 0,412. Sedangkan ancaman utama perusahaan adalah tingkat persaingan restoran tinggi dengan nilai tertimbang terkecil sebesar 0,267 dan diperoleh total nilai tertimbang sebesar 3,404. Hal ini menunjukkan bahwa restoran Bakso Sehat Bakso Atom Bogor telah mampu merespon faktor eksternal dengan memanfaatkan peluang dan mengatasi ancaman dengan baik. 6.3.2. Tahap Pencocokan Tahap pencocokan merupakan tahap untuk merumuskan strategi berdasarkan hasil analisis dan identifikasi akan kondisi lingkungan internal dan lingkungan eksternal perusahaan yang telah dikaji. Pada tahap pencocokan model yang akan digunakan dalam perumusan strategi adalah matriks IE (InternalEksternal) dan matriks SWOT (Strength-Weakness-Opportunities-Threat). 1) Matriks IE Matriks IE merupakan perpaduan dari skor terbobot matriks IFE dan skor terbobot matriks EFE yang dipetakan sehingga diketahui posisi perusahaan. Berdasarkan hasil analisis faktor internal menggunakan matriks IFE, diperoleh bobot skor sebesar 3,433 dan hasil analisis faktor eksternal menggunakan matriks EFE diperoleh bobot skor sebesar 3,404. Hasil pemetaan pada matriks IE dapat dilihat pada Gambar 6.
Kuat 4,0 Tinggi 3,0 Menengah 2,0 Rendah 1,0
Rata-rata 3,0
Lemah 2,0
1,0
II
III
IV
V
VI
VII
VIII
IX
I
Gambar 6. Hasil Analisis Matriks IE
74
Restoran Bakso Sehat Basko Atom Bogor dalam pemasarannya menempati posisi sel I. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan berada pada posisi Growth and Build (Tumbuh dan Berkembang). Strategi yang tepat digunakan dalam kuadran ini adalah strategi intensive (penetrasi pasar, pengembangan pasar, dan pengembangan produk) atau integrative (integrasi ke belakang, integrasi ke depan, dan integrasi horizontal). Strategi yang dapat dilakukan berdasarkan lingkungan internal dan lingkungan eksternal yang dihadapi perusahaan berupa strategi intensif. Strategi penetrasi pasar adalah mencari pangsa pasar yang lebih besar untuk produk atau jasa yang sudah ada sekarang melalui usaha pemasaran yang lebih gencar. Strategi ini dapat dilakukan dengan melakukan promosi yang lebih gencar. Promosi tersebut dapat berupa promosi melalui koran atau majalah, radio, ikut serta dalam setiap pameran atau festival makanan dan ikut berpartisipasi menjadi sponsorship dalam kegiatan kemahasiswaan. Strategi pengembangan pasar adalah pengenalan produk atau jasa yang sudah ada saat ini ke wilayah-wilayah geografis yang baru. Hal ini dapat dilakukan dengan cara membuka cabang baru di luar daerah Bogor. Strategi pengembangan produk merupakan strategi yang bertujuan untuk meningkatkan penjualan dengan cara meningkatkan atau memodifikasi produk atau jasa yang ada sekarang. Strategi ini dapat dilakukan oleh restoran Bakso Sehat Bakso Atom Bogor dengan cara meningkatkan jasa atau kinerja karyawan dan mengadakan program visit table to table. Sedangkan untuk peningkatan produk tidak dilakukan, hal itu dikarenakan dalam melakukan pengembangan produk perlu adanya kesetaraan antara satu outlet dengan outlet lainnya. Berdasarkan analisis lingkungan eksternal dan internal, strategi ke belakang tidak dilakukan karena pemasok dari restoran Bakso Sehat Bakso Atom Bogor adalah manajemen Bakso Sehat Bakso Atom Pusat, sehingga tidak memiliki kontrol atas pemasok. Karena semuanya sudah di atur dalam perjanjian waralaba. Integrasi ke depan tidak dilakukan karena restoran Bakso Sehat Bakso Atom Bogor merupakan outlet yang langsung berhubungan dengan konsumen akhir. Sedangkan untuk integrasi horizontal tidak dilakukan
75
karena Bakso Sehat Bakso Atom Bogor merupakan waralaba yang baru berdiri dan masih dalam proses pengembangan untuk memasarkan produk Bakso Sehat Bakso Atom kepada konsumen. 2) Matriks SWOT Berdasarkan kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang diperoleh melalui audit internal dan eksternal, dapat diformulasikan alternatif strategi yang diambil. Formulasi strategi ini dilakukan dengan menggunakan analisis SWOT yang dapat dilihat pada Tabel 21. Alternatif strategi yang diperoleh adalah sebagai berikut: Strategi S-O (Strength-Opportunity) Strategi S-O merupakan strategi yang menggunakan kekuatan internal perusahaan untuk memanfaatkan peluang eksternal. Alternatifalternatif strategi yang dapat dilakukan pada strategi S-O yaitu: a) Meningkatkan pangsa pasar dengan menambah saluran distribusi dan pemasaran, seperti membuka outlet atau stand-stand di pusat perbelanjaan. Hal ini dilakukan agar jangkauan untuk menyampaikan produk ke masyarakat luas dapat tersampaikan. Cita rasa produk, kandungan gizi, mutu bahan olahan, pelayanan yang baik terhadap konsumen, bersertifikat halal, BPOM, dan kesmavet, variasi produk, serta program lingkaran rezeki sebagai bentuk customer relationship menjadi kekuatan bagi restoran Bakso Sehat Bakso Atom Bogor untuk memperluas pangsa pasarnya. Strategi ini didukung oleh hubungan baik dengan pemberi waralaba, kemajuan teknologi, peningkatan pendapatan dan daya beli masyarakat, serta perubahan gaya hidup masyarakat. b) Meningkatkan kinerja pelayanan. Untuk meningkatkan kinerja pelayanan guna meningkatkan jumlah pelanggan, dapat dilakukan dengan cara memberikan layanan serta menjaga kenyamanan dan kebersihan outlet dan isinya. Sebagai bahan evaluasi dalam peningkatan layanan dapat dilakukan dengan memberikan kartu saran dan kritik. Selain itu juga perlu adanya program visit table to table, dimana
karyawan
mendatangi
konsumen
ke
mejanya
untuk
76
menanyakan apakah masih ada yang bisa dibantu dan mengambil nampan konsumen agar konsumen dapat merasa nyaman dalam mengkonsumsi makanannya. Strategi W-O (Weakness-Opportunity) Strategi W-O adalah strategi yang menggunakan peluang eksternal yang ada untuk mengatasi kelemahan-kelemahan internal yang dimiliki perusahaan. Alternatif-alternatif strategi yang dapat dilakukan pada strategi W-O yaitu: a) Meningkatkan efektivitas promosi melalui iklan, media, dan website serta
meningkatkan
sponsorship
event-event
atau
kegiatan
kemahasiswaan serta mengadakan program pemberian diskon pada moment tertentu seperti hari liburan nasional dan konsumen yang berulang tahun. Strategi ini berupa mengoptimalkan promosi melalui media iklan baik cetak maupun elektronik untuk meraih pangsa pasar lebih besar. Meningkatkan sponsorship event-event dan kegiatan kemahasiswaan merupakan suatu strategi untuk menarik banyak konsumen dan untuk membidik konsumen mahasiswa. Selain itu, pemberian diskon merupakan bentuk promosi penjualan untuk menarik konsumen dan memberi penghargaan. Perusahaan harus lebih berupaya dalam mempromosikan produknya untuk menarik perhatian konsumen dan tetap menjadi pelanggan dari restoran Bakso Sehat Bakso Atom Bogor agar dapat meningkatkan penjualannya. b) Mempertahankan mutu sesuai moto produk. Dalam memasarkan produk, perusahaan perlu mengedepankan image sebagai bakso sehat sehingga mempunyai nilai jual yang lebih tinggi dibandingkan dengan bakso pada umumnya. Sehingga pemberlakuan harga produk bukan menjadi fokus utama konsumen, karena konsumen akan memilih Bakso Sehat Bakso Atom lebih disebabkan oleh mutu bahan baku yang digunakan dan image sebagai bakso sehat. Mempertahankan mutu sebagai cerminan kesehatan dapat dilakukan dengan menciptakan kebersihan dari tampilan outlet, kebersihan karyawan, serta kebersihan atas perlengkapan dan fasilitas yang ada. Sehingga dari cerminan
77
tersebut, image sehat yang menjadi moto produk benar-benar dapat dirasakan oleh konsumen.
Strategi S-T (Strength-Threat) Strategi ini bertujuan untuk menghindari atau mengurangi dampak dari ancaman-ancaman eksternal dengan menggunakan kekuatan-kekuatan internal yang ada. Alternatif-alternatif strategi yang dapat dilakukan pada strategi S-T yaitu: a) Meningkatkan loyalitas konsumen. Meningkatkan loyalitas konsumen terhadap suatu perusahaan sangat penting sehingga perusahaan harus memberikan yang terbaik untuk konsumen baik dari segi kualitas produk maupun pelayanannya. Dari segi kualitas produk perlu diperhatikan cita rasa produk, kandungan gizi, mutu bahan olahan, variasi produk, sertifikat halal, BPOM, dan Kesmavet. Dalam segi pelayanan dapat dilakukan dengan cara self service, pelayanan yang baik terhadap konsumen, membuat tempat parkir yang luas dan lokasi yang strategis, serta mengadakan program lingkaran rezeki. Dengan begitu konsumen akan merasa nyaman dalam berkunjung ke restoran Bakso Sehat Bakso Atom Bogor. Hal itu perlu dilakukan untuk menjaga pangsa pasar terhadap ancaman pendatang baru, tingkat persaingan restoran tinggi, ancaman produk pengganti dan kekuatan tawar-menawar pembeli. Strategi W-T (Weakness-Threat) Strategi
W-T
adalah
strategi
dimana
perusahaan
dapat
meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman. Alternatif-alternatif strategi yang dapat dilakukan pada strategi W-T yaitu: a) Mempertahankan harga jual produk di pasaran. Harga jual produk dan kebijakan penetapan harga dikendalikan langsung oleh pewaralaba, sehingga terwaralaba tidak dapat leluasa melakukan efesiensi biaya. Dengan tidak mengurangi mutu produk perusahaan tetap harus mempertahankan harga jual guna mengantisipasi adanya pendatang baru dan persaingan yang tinggi antar restoran dengan penetapan harga
78
yang rendah. Untuk itu pembentukan image dalam penjualan perlu ditekankan, sehingga memiliki nilai lebih dan terbebas dari isu kualitas bahan baku. Berdasarkan hasil analisis strategi pemasaran yang telah dilakukan dengan menggunakan matriks IE dan SWOT, posisi pengembangan pemasaran Bakso Sehat Bakso Atom berada pada sel 1 yang digambarkan sebagai daerah growth and build, yaitu memiliki kekuatan dan peluang yang lebih besar dibandingkan dengan kelemahan dan ancamannya, serta strategi pemasaran terwaralaba masih relevan dengan perubahan lingkungan saat ini. Strategi yang diterapkan di masa mendatang adalah strategi intensif dengan menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluangnya, melalui pemberdayaan pemasaran dan distribusi, pengembangan produk, dan membuka outlet baru. Tabel 21. Hasil Analisis Matriks SWOT
Faktor Internal
Faktor Eksternal
Peluang (Opportunities) 1. Hubungan baik dengan pewaralaba 2. Kemajuan teknologi 3. Peningkatan pendapatan dan daya beli masyarakat 4. Perubahan gaya hidup masyarakat 5. Dukungan pemerintah
Ancaman (Threats) 1. Fluktuasi harga bahan baku 2. Isu kualitas bahan baku (formalin, boraks, dan daging tikus) 3. Adanya pendatang baru 4. Tingkat persaingan restoran tinggi 5. Adanya produk pengganti 6. Kekuatan tawar-menawar pembeli tinggi
Kekuatan (Strengths) Cita rasa produk Kandungan gizi Mutu Bahan Olahan Self Service Pelayanan yang baik terhadap konsumen 6. Tempat parkir yang luas 7. Bersertifikat halal, BPOM, dan Kesmavet 8. Lokasi yang strategis 9. Variasi produk 10.Program lingkaran rezeki sebagai bentuk customer relationship Strategi S-O 1. Meningkatkan pangsa pasar dengan menambah saluran distribusi dan pemasaran (S1,S2,S3,S5,S7,S9,S10,O1 ,O2,O3,O4)
Kelemahan (Weakness) 1. Harga di atas rata-rata 2. Kurang promosi 3. Kapasitas tempat yang kecil
2. Meningkatkan kinerja pelayanan (S1,S2,S3,S4,S5,S10,O3,O4 ,O5) Strategi S-T 1. Meningkatkan loyalitas konsumen (S1,S2,S3,S4,S5,S6,S7, S8,S9,S10,T3,T4,T5,T6)
2. Mempertahankan mutu sesuai moto produk (W1,W3,O1,O2,O3,O4,O 5) Strategi W-T 1. Mempertahankan harga jual produk di pasaran (W1,W2,T1,T2,T3,T4, T6)
1. 2. 3. 4. 5.
Strategi W-O 1. Meningkatkan efektifitas promosi (W1,W2,O2,O3, O4)
79
Ada beberapa perbedaan strategi yang telah diterapkan oleh restoran Bakso Sehat Bakso Atom Bogor dengan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti. Perbandingan strategi yang telah diterapkan oleh Bakso Sehat Bakso Atom Bogor dengan strategi yang disarankan setelah penelitian dapat dilihat pada Tabel 22. Tabel 22. Perbandingan Strategi Sebelum dan Sesudah Penelitian Alternatif Strategi Pemasaran Strategi Produk
Strategi yang Telah Diterapkan Restoran Keterangan Bakso Sehat Bakso Atom Bogor Uji kandungan gizi serta Variasi mutu bahan olahan, Menu mempertahankan cita rasa, dan variasi produk
Strategi Harga
Harga
Harga ditampilkan di struk pembayaran
Strategi Tempat
Lokasi dan saluran distribusi
Lokasi strategis dan mudah dijangkau dan delivery service tanpa charge
Strategi Promosi
Periklanan dan promosi penjualan
Pemasangan spanduk, penyebaran brosur, pemberian kupon, program lingkaran rezeki, membuat account facebook dan twitter.
Strategi Orang
Pelayanan
Strategi Proses
Kinerja dan kecepatan pelayanan
Strategi Bukti Fisik
Sarana pendukung
Keterampilan dan kesigapan yang baik Self service dan peningkatan kinerja karyawan yang dikontrol oleh pusat Tempat parkir yang luas, toilet, mushala, wastafel, dan alat pembayaran debit dan non debit
Strategi yang Disarankan Setelah Penelitian
Tetap pertahankan Mempertahankan harga jual produk di pasaran Meningkatkan pangsa pasar dengan menambah saluran distribusi Meningkatkan efektifitas promosi melalui media cetak maupun elektronik, sponsorship kegiatan kemahasiswaan Program visit table to table Pemberian kartu saran Tetap pertahankan dan jaga kebersihan dan kenyamanan
80
6.3.3. Tahap Keputusan Tahap keputusan merupakan tahap untuk menentukan strategi terbaik yang dapat dijalankan perusahaan dari alternatif-alternatif strategi yang diperoleh dari hasil analisis SWOT. Untuk menentukan prioritas strategi tersebut, digunakan alat analisis Quantitative Strategy Planning Matriks (QSPM). Hasil analisis matriks SWOT menghasilkan 6 strategi. Strategi tersebut akan dimasukkan ke dalam matriks QSPM yang akan diestimasi dengan bobot dan Attractive Score (AS). Penjabaran dari strategi-strategi tersebut berdasarkan hasil analisis
QSPM
adalah
meningkatkan
efektifitas
promosi
(TAS=6,554),
meningkatkan pangsa pasar dengan menambah saluran distribusi dan pemasaran (TAS=5,505), mempertahankan kinerja pelayanan (TAS=4,599), meningkatkan loyalitas konsumen (TAS=4,524), mempertahankan mutu sesuai moto produk (TAS=4,472), mempertahankan harga jual produk di pasaran (TAS=2,011). Berdasarkan hasil analisis QSPM, dapat dilihat bahwa strategi terbaik yang harus dilakukan oleh restoran Bakso Sehat Bakso Atom Bogor adalah salah satu strategi W-O yaitu meningkatkan efesiensi promosi melalui iklan, media, dan website serta meningkatkan sponsorship event-event atau kegiatan kemahasiswaan serta mengadakan program pemberian diskon pada moment tertentu seperti hari liburan nasional dan konsumen yang berulang tahun. Strategi ini berupa mengoptimalkan promosi melalui media iklan baik cetak maupun elektronik untuk meraih pangsa pasar lebih besar. Meningkatkan sponsorship event-event dan kegiatan kemahasiswaan merupakan suatu strategi untuk menarik banyak konsumen dan untuk membidik konsumen mahasiswa. Selain itu, pemberian diskon merupakan bentuk promosi penjualan untuk menarik konsumen dan memberi penghargaan.
81
VII KESIMPULAN DAN SARAN 7.1.
Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut: 1)
Strategi bauran pemasaran yang tengah dilakukan oleh restoran Bakso Sehat Bakso Atom Bogor adalah uji kandungan gizi serta mutu bahan olahan, mempertahankan cita rasa produk, dan variasi produk. Hal tersebut merupakan strategi produk. Sedangkan untuk strategi harga adalah harga ditampilkan pada struk pembayaran. Strategi distribusi atau tempat meliputi lokasi yang strategis dan delivery service. Strategi promosi yang dilakukan oleh restoran Bakso Sehat Bakso Atom Bogor adalah pemasangan spanduk, penyebaran brosur, pemberian kupon, program lingkaran rezeki, dan membuat account facebook dan twitter. Untuk strategi orang, strategi yang dijalankan adalah keterampilan dan kesigapan yang baik untuk melayani konsumen. Strategi proses diantaranya adalah self service dan peningkatan kinerja karyawan. Sedangkan untuk strategi physic, strategi yang dilakukan oleh restoran Bakso Sehat Bakso Atom Bogor adalah menyediakan fasilitas tempat parkir yang luas, mushala, toilet, wastafel, dan alat pembayaran debit dan non debit.
2)
Berdasarkan analisis lingkungan internal dengan matriks IFE dapat dilihat bahwa restoran Bakso Sehat Bakso Atom Bogor memiliki posisi internal yang kuat. Hal ini berarti restoran telah mampu menggunakan kekuatan untuk mengatasi kelemahan dengan cukup baik. Kekuatan yang dimiliki oleh restoran Bakso Sehat Bakso Atom Bogor adalah cita rasa produk, kandungan gizi, mutu bahan olahan, self service, pelayanan yang baik terhadap konsumen, tempat parkir yang luas, bersertifikat halal, BPOM, dan Kesmavet, lokasi yang strategis, variasi produk, dan program lingkaran rezeki sebagai bentuk customer relationship. Sedangkan kelemahan yang dimiliki adalah harga di atas rata-rata, kurang promosi, dan kapasitas tempat yang kecil. Berdasarkan analisis lingkungan eksternal dengan menggunakan matriks EFE dapat dilihat bahwa restoran Bakso Sehat Bakso Atom Bogor memiliki posisi
eksternal yang kuat. Hal ini berarti restoran telah mampu memanfaatkan peluang untuk mengatasi ancaman dengan cukup baik. Peluang yang dimiliki adalah hubungan yang baik dengan pewaralaba, kemajuan teknologi, peningkatan pendapatan dan daya beli masyarakat, perubahan gaya hidup masyarakat, dan dukungan pemerintah. Sedangkan ancaman yang dihadapi adalah fluktuasi harga bahan baku, isu kualitas bahan baku (formalin, boraks, dan daging tikus), adanya pendatang baru, tingkat persaingan restoran tinggi, adanya produk pengganti, dan kekuatan tawar-menawar pembeli tinggi. Berdasarkan total nilai tertimbang pada matriks IFE sebesar 3,433 dan matriks EFE sebesar 3,404 diperoleh gambaran posisi perusahaan saat ini dalam pemetaan matriks IE menempati posisi dalam sel 1. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan berada pada posisi Growth and Build (tumbuh dan berkembang). Strategi yang tepat digunakan dalam kuadran ini adalah strategi intensive. Berdasarkan analisis SWOT, alternatif strategi yang dihasilkan adalah meningkatkan pangsa pasar dengan menambah saluran distribusi dan pemasaran, meningkatkan kinerja pelayanan, meningkatkan efektifitas promosi, mempertahankan mutu sesuai moto produk, meningkatkan loyalitas konsumen, dan mempertahankan harga jual produk di pasaran. 3)
Berdasarkan hasil analisis QSPM, dapat dilihat bahwa prioritas strategi terbaik yang harus dilakukan sekarang adalah salah satu strategi W-O yaitu meningkatkan efesiensi promosi melalui iklan, media, dan website serta meningkatkan sponsorship event-event atau kegiatan kemahasiswaan serta mengadakan program pemberian diskon pada moment tertentu seperti hari liburan nasional dan konsumen yang berulang tahun.
83
7.2.
Saran Berdasarkan hasil penelitian, ada beberapa hal yang harus diperhatikan
dalam pemasaran industri restoran Bakso Sehat Bakso Atom Bogor. Maka peneliti memberi saran dan masukan sebagai bahan pertimbangan untuk perbaikan di masa depan. Saran tersebut adalah meningkatkan efektifitas promosi melalui iklan, media, dan website serta meningkatkan sponsorship event-event atau kegiatan kemahasiswaan serta mengadakan program pemberian diskon pada moment tertentu seperti hari liburan nasional dan konsumen yang berulang tahun; menyesuaikan targeting dengan harga produk yang dijual; menyesuaikan visi dengan kondisi masyarakat Indonesia dimana nasi sulit untuk digantikan sebagai makanan utama masyarakat Indonesia; melakukan program visit table to table untuk memberikan kenyamanan kepada konsumen; serta membagikan kartu saran kepada konsumen yang bertujuan untuk meningkatkan kinerja karyawan maupun pengembangan dan pemasaran restoran Bakso Sehat Bakso Atom Bogor.
84
DAFTAR PUSTAKA [BPS] Badan Pusat Statisik. 2010. Permintaan Daging Sapi Tahun 2005-2009. Jakarta: Badan Pusat Statistik. [BPS] Badan Pusat Statistik. 2010. Data Inflasi di Indonesia Tahun 2005-2010. Jakarta: Badan Pusat Statistik. [BPS] Badan Pusat Statistik Kabupaten Bogor. 2009. Perkembangan dan Laju Pertumbuhan PDRB Per Kapita Kabupaten Bogor Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2007-2009. Bogor: Badan Pusat Statistik. David, F.R. 2009. Manajemen Strategis Konsep. Edisi 12. Jakarta: Salemba Empat. Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Bogor. 2010. Jumlah Restoran di Kota Bogor. Bogor: Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Bogor. Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Bogor. 2010. Perkembangan Jumlah Restoran di Kota Bogor Tahun 2000-2009. Bogor. Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Bogor. Firbani, Rizki. 2006. Analisis Strategi Pemasaran Restoran Waralaba Lokal (Studi Kasus Restoran Ayam Bakar Wong Solo Cabang Bogor). [skripsi]. Program Studi Manajemen Agribisnis. Institut Pertanian Bogor. Imelda. 2010. Analisis Kelayakan Usaha dan Kepuasan Konsumen “Bakso Atom”. [tesis]. Sekolah Pasca Sarjana. Institut Pertanian Bogor. Jain, S.C. 2000. Marketing Planning and Strategy. 6th ed. Cincinnati. Ohio: SouthWestern Publishing Company. Jiunkpe. 2009. Klasifikasi Restoran. Surabaya. http://digilib.petra.ac.id/viewer. php?page=1&submit.x=0&submit.y=0&qal=high&fname=/jiunkpe/s1/hotl /2009/jiunkpe-ns-s1-2009-3340302312081 -atria-chapter2.pdf [diakses 3 Februari 2011] Kinnear, T.C. dan J.R. Taylor. 1991. Marketing Research an Applied Approach. McGraw – Hill International Edition. Kotler, P. 2005. Manajemen Pemasaran (Terjemahan). Jilid II. Jakarta: Salemba Empat. Meilawati, E.Y. 2007. Analisis Strategi Pemasaran Restoran Cepat Saji pada Papa Ron Pizza Bogor. [skripsi]. Program Studi Sosial Ekonomi Peternakan. Institut Pertanian Bogor. Porter, M.E. 1980. Strategi Bersaing. Jakarta: Erlangga. Pramono, Gita T. 2011. Strategi Pengembangan Usaha Peternakan Itik Kelompok Tani Sumber Mukti Kecamatan Babelan Kabupaten Bekasi Jawa Barat. [skripsi]. Departemen Agribisnis. Institut Pertanian Bogor. Ratnasari, R.D. 2009. Analisis Strategi Pemasaran (Studi Kasus Ali Baba Restaurant, Bogor). [skripsi]. Departemen Agribisnis. Institut Pertanian Bogor.
Sukanata. 2010. Sapi Bali. Bali. http://staff.unud.ac.id/~sukanata/?p=4 [diakses 9 Juni 2011] Susanto. 2010. Bisnis Waralaba. Jakarta. http://www.jawabanpasti.com/bisniswaralaba [diakses 3 Februari 2011] Syavriani. 2009. Analisis Strategi Promosi Restoran Gurih 7, Bogor. [skripsi]. Departemen Agribisnis. Institut Pertanian Bogor. Tjiptono, F. 1997. Strategi Pemasaran. Cetakan Pertama. Yogyakarta: Andi. Tjiptono, F. 2008. Strategi Pemasaran. Yogyakarta: Andi. Umar, Husein. 2001. Strategic Management In Action. Cetakan Kelima. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Utomo, Nugroho Bagus. 2010. Formulasi Strategi Waralaba Minuman Teh Siap Saji Your Tea Dengan Pendekatan Blue Ocean Strategy. [skripsi]. Departemen Agribisnis. Institut Pertanian Bogor. Wikipedia. 2011. Definisi Bakso. Jakarta. http://id.wikipedia.org/wiki/Bakso [diakses 22 Februari 2011]
86
LAMPIRAN
87
Lampiran 1. Kuesioner Penentuan Faktor Internal dan Eksternal Restoran Bakso Sehat Bakso Atom Bogor ANALISIS STRATEGI PEMASARAN RESTORAN BAKSO SEHAT BAKSO ATOM BOGOR
IDENTITAS RESPONDEN
Nama
:
Pekerjaan / Jabatan :
Diharapkan Bapak/Ibu dapat mengisi kuesioner ini secara lengkap, objektif, dan benar adanya, karena kuesioner ini digunakan untuk penelitian skripsi dengan tujuan ilmiah sehingga sangat dibutuhkan data yang valid dan akurat.
Peneliti M. Syafriyansyah B. H34070051
DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011
88
1) Penentuan Faktor-Faktor Strategi Internal Faktor internal merupakan faktor yang terkait dengan kuantitas maupun kualitas semua aspek yang terdapat pada restoran Bakso Sehat Bakso Atom Bogor. Aspek tersebut mencakup semua aspek sumber daya, kemampuan manajerial organisasi dan kompetensi inti yang dimiliki organisasi. Faktor internal tersebut dapat menajdi kekuatan atau kelemahan restoran Bakso Sehat Bakso Atom Bogor. Masing-masing faktor strategi kekuatan dan kelemahan akan menghasilkan variabel yang berpengaruh terhadap pengambilan keputusan. Responden dapat mengurangi atau menambahkan aspek-aspek penilaian terhadap lingkungan internal dan eksternal apabila hal tersebut dianggap relevan. Petunjuk Pengisian: 1) Tentukan kelompok faktor-faktor berikut ini apakah termasuk dalam golongan kekuatan, kelemahan, bukan kekuatan ataupun kelemahan, atau merupakan kekuatan sekaligus kelemahan restoran Bakso Sehat Bakso Atom Bogor. 2) Jika faktor tersebut termasuk dalam kekuatan sekaligus kelemahan restoran Bakso Sehat Bakso Atom Bogor maka wajib mengisi di kolom kekuatan dan kelemahan. 3) Tentukan dengan memberikan tanda (√) pada pilihan Bapak/Ibu. 4) Penentuan pilihan didasarkan pada keterangan berikut ini: •
Besar Jika faktor tersebut merupakan kekuatan/kelemahan besar yang terkait dalam upaya pemasaran restoran Bakso Sehat Bakso Atom Bogor.
•
Kecil Jika faktor tersebut merupakan kekuatan/kelemahan kecil yang terkait dalam upaya pemasaran restoran Bakso Sehat Bakso Atom Bogor.
89
Kekuatan Faktor-faktor Strategi Internal
Besar
Kecil
Kelemahan Besar
Kecil
Bukan Kekuatan/ Kelemahan
Cita rasa produk Kandungan gizi Mutu bahan olahan Self service Pelayanan yang baik terhadap konsumen Tempat parkir yang luas Bersertifikat halal, BPOM, dan Kesmavet Lokasi yang strategis Variasi produk Program lingkaran rezeki Kecepatan layanan Kenyamanan outlet Harga diatas rata-rata Kurang promosi Kapasitas tempat yang kecil Kemudahan memperoleh produk Tidak ada iklan
2) Penentuan Faktor-Faktor Strategi Eksternal Faktor eksternal merupakan faktor yang terkait dengan lingkungan luar organisasi yang turut memberikan dampak terhadap pemilihan strategi dan menentukan situasi bisnis organisasi usaha. Faktor eksternal terdiri atas politik, ekonomi, sosial, teknologi, dan persaingan pada industri yang dihadapi organisasi. Faktor-faktor yang terdapat di lingkungan eksternal dapat menjadi peluang dan ancaman bagi organisasi usaha. Masing-masing faktor strategi peluang dan ancaman akan menghasilkan variabel yang paling berpengaruh terhadap pengambilan keputusan. Responden dapat mengurangi atau menambahkan aspekaspek penilaian terhadap lingkungan eksternal apabila hal tersebut dianggap relevan. Petunjuk Pengisian: 1) Tentukan kelompok faktor-faktor berikut ini apakah termasuk dalam golongan peluang, ancaman, bukan peluang ataupun ancaman, atau merupakan peluang sekaligus ancaman restoran Bakso Sehat Bakso Atom Bogor. 2) Jika faktor tersebut termasuk dalam peluang sekaligus ancaman restoran Bakso Sehat Bakso Atom Bogor maka wajib mengisi di kolom peluang dan ancaman. 3) Tentukan dengan memberikan tanda (√) pada pilihan Bapak/Ibu. 4) Penentuan pilihan didasarkan pada keterangan berikut ini:
90
•
Nilai 4 , jika faktor tersebut memiliki pengaruh yang sangat kuat terhadap pemasaran restoran Bakso Sehat Bakso Atom Bogor.
•
Nilai 3 , jika faktor tersebut memiliki pengaruh yang kuat terhadap pemasaran restoran Bakso Sehat Bakso Atom Bogor.
•
Nilai 2 , jika faktor tersebut memiliki pengaruh yang kurang kuat terhadap pemasaran restoran Bakso Sehat Bakso Atom Bogor.
•
Nilai 1 , jika faktor tersebut tidak memiliki pengaruh terhadap pemasaran restoran Bakso Sehat Bakso Atom Bogor. Faktor-faktor Strategi Eksternal
Peluang
Ancaman
4
3
2
1
Bukan Peluang/ Ancaman
Hubungan baik dengan pewaralaba Kemajuan Teknologi Keadaan perekonomian yang semakin membaik Peningkatan pendapatan dan daya beli masyarakat Perubahan gaya hidup masyarakat Dukungan pemerintah Fluktuasi harga bahan baku Isu kualitas bahan baku (formalin, boraks, dan daging tikus) Adanya pendatang baru Tingkat persaingan restoran tinggi Adanya produk pengganti Kekuatan tawar-menawar pembeli tinggi Kekuatan tawar-menawar pemasok tinggi
91
Lampiran 2. Kuesioner Analisis Faktor Internal dan Eksternal Restoran Bakso Sehat Bakso Atom Bogor ANALISIS STRATEGI PEMASARAN RESTORAN BAKSO SEHAT BAKSO ATOM BOGOR
IDENTITAS RESPONDEN
Nama
:
Pekerjaan / Jabatan :
Diharapkan Bapak/Ibu dapat mengisi kuesioner ini secara lengkap, objektif, dan benar adanya, karena kuesioner ini digunakan untuk penelitian skripsi dengan tujuan ilmiah sehingga sangat dibutuhkan data yang valid dan akurat.
Peneliti M. Syafriyansyah B. H34070051
DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011
92
1) Penilaian Bobot terhadap Faktor Internal Perusahaan (Kekuatan dan Kelemahan) Petunjuk Pengisian Penilaian bobot setiap variabel dengan menggunakan skala 1, 2, 3 Nilai 1 : Jika indikator horizontal kurang penting daripada indikator vertikal Nilai 2 : Jika indikator horizontal sama penting dengan indikator vertikal Nilai 3 : Jika indikator horizontal lebih penting daripada indikator vertikal Catatan : Cara membaca perbandingan dimulai pada variabel pada baris 1 terhadap kolom 1 dan harus konsisten. Faktor Internal
A
B
C
D
E
F
G
H
I
J
K
L
M
Total
A B C D E F G H I J K L M Total
Keterangan : 1. Kekuatan A = Cita rasa produk B = Kandungan gizi
G = Bersertifikat Halal, BPOM, dan Kesmavet
C = Mutu bahan olahan
H = Lokasi yang strategis
D = Self Service
I = Variasi produk
E = Pelayanan yang baik terhadap
J = Program
konsumen F = Tempat parkir yang luas
sebagai
lingkaran bentuk
rezeki customer
relationship
93
2. Kelemahan K = Harga di atas rata-rata L = Kurang promosi M = Kapasitas tempat yang kecil 2) Penilaian Bobot terhadap Faktor Eksternal Perusahaan (Peluang dan Ancaman) Petunjuk Pengisian Penilaian bobot setiap variabel dengan menggunakan skala 1, 2, 3 Nilai 1 : Jika indikator horizontal kurang penting daripada indikator vertikal Nilai 2 : Jika indikator horizontal sama penting dengan indikator vertikal Nilai 3 : Jika indikator horizontal lebih penting daripada indikator vertical Catatan : Cara membaca perbandingan dimulai pada variabel pada baris 1 terhadap kolom 1 dan harus konsisten. Faktor Eksternal
A
B
C
D
E
F
G
H
I
J
K
Total
A B C D E F G H I J K Total
Keterangan : 1. Peluang A = Hubungan baik dengan pewaralaba B = Kemajuan teknologi C = Peningkatan pendapatan dan daya beli masyarakat D = Perubahan gaya hidup masyarakat E = Dukungan pemerintah
94
2. Ancaman F = Fluktuasi harga bahan baku G = Isu kualitas bahan baku (bahan pengawet dan daging tikus) H = Adanya pendatang baru I = Tingkat persaingan restoran tinggi J = Adanya produk pengganti K = Kekuatan tawar-menawar pembeli tinggi 3) Pemberian Peringkat terhadap Faktor Internal Perusahaan (Kekuatan dan Kelemahan) 3.1. Pemberian Peringkat terhadap Kekuatan Perusahaan Petunjuk Pengisian a. Tentukan nilai peringkat atau rating terhadap faktor-faktor kekuatan usaha dibandingkan dengan pesaing (usaha sejenis) berikut ini dengan cara memberikan tanda (√) pada pilihan Anda. b. Pemberian peringkat didasarkan pada keterangan di bawah ini: Skala 4 = Jika faktor tersebut sangat kuat dibandingkan dengan pesaing Skala 3 = Jika faktor tersebut kuat dibandingkan dengan pesaing Skala 2 = Jika faktor tersebut lemah dibandingkan dengan pesaing Skala 1 = Jika faktor tersebut sangat lemah dibandingkan dengan pesaing Menurut Anda, bagaimana kondisi perusahaan bila dibandingkan dengan perusahaan pesaing atau industri-industri yang memproduksi produk sejenis dalam hal faktor-faktor kekuatan yang dimiliki perusahaan sebagai berikut: No
Kekuatan
A
Cita rasa produk
B
Kandungan gizi
C
Mutu bahan olahan
D
Self service
E
Pelayanan yang baik terhadap konsumen
F
Tempat parker yang luas
G
Bersertifikat Halal, BPOM, dan Kesmavet
H
Lokasi yang strategis
I
Inovasi Produk
J
Program lingkaran rezeki sebagai bentuk customer relationship
1
2
3
4
95
3.2. Pemberian Peringkat terhadap Kelemahan Perusahaan Petunjuk Pengisian a. Tentukan nilai peringkat atau rating terhadap faktor-faktor kelemahan usaha dibandingkan dengan pesaing (usaha sejenis) berikut ini dengan cara memberikan tanda (√) pada pilihan Anda. b. Pemberian peringkat didasarkan pada keterangan di bawah ini: Skala 4 = Jika faktor tersebut sangat kuat dibandingkan dengan pesaing Skala 3 = Jika faktor tersebut kuat dibandingkan dengan pesaing Skala 2 = Jika faktor tersebut lemah dibandingkan dengan pesaing Skala 1 = Jika faktor tersebut sangat lemah dibandingkan dengan pesaing Menurut Anda, bagaimana kondisi perusahaan bila dibandingkan dengan perusahaan pesaing atau industri-industri yang memproduksi produk sejenis dalam hal faktor-faktor kelemahan yang dimiliki perusahaan sebagai berikut: No
Kelemahan
K
Harga di atas rata-rata
L
Kurang promosi
M
Kapasitas tempat yang kecil
1
2
3
4
4) Pemberian Peringkat terhadap Faktor Eksternal Perusahaan (Peluang dan Ancaman) 4.1. Pemberian Peringkat terhadap Peluang Perusahaan Petunjuk Pengisian a. Tentukan nilai peringkat atau rating didasarkan pada kemampuan usaha dalam meraih peluang yang ada berikut ini dengan cara memberikan tanda (√) pada pilihan Anda. b. Pemberian peringkat didasarkan pada keterangan di bawah ini: Skala 1 = Sangat rendah, respon perusahaan dalam meraih peluang tersebut kurang Skala 2 = Rendah, respon perusahaan dalam meraih peluang tersebut rata-rata Skala 3 = Tinggi, respon perusahaan dalam meraih peluang tersebut di atas rata-rata Skala 4 = Sangat tinggi, respon perusahaan dalam meraih peluang tersebut superior
96
Menurut Anda, bagaimana kemampuan perusahaan dalam menghadapi peluang tersebut: No
Peluang
A
Hubungan baik dengan pewaralaba
B
Kemajuan teknologi
C
Peningkatan pendapatan dan daya beli masyarakat
D
Perubahan gaya hidup
E
Dukungan pemerintah
1
2
3
4
4.2. Pemberian Peringkat terhadap Ancaman Perusahaan Petunjuk Pengisian a. Tentukan nilai peringkat atau rating didasarkan pada besarnya ancaman usaha dalam mempengaruhi usaha dimasa mendatang dengan cara memberikan tanda (√) pada pilihan Anda. b. Pemberian peringkat didasarkan pada keterangan di bawah ini: Skala 1 = Sangat rendah, respon perusahaan dalam meraih peluang tersebut kurang Skala 2 = Rendah, respon perusahaan dalam meraih peluang tersebut rata-rata Skala 3 = Tinggi, respon perusahaan dalam meraih peluang tersebut di atas rata-rata Skala 4 = Sangat tinggi, respon perusahaan dalam meraih peluang tersebut superior Menurut Anda, bagaimana kemampuan perusahaan dalam menghadapi ancaman tersebut: No
Ancaman
F
Fluktuasi harga bahan baku
G
Isu kualitas bahan baku (bahan pengawet dan daging tikus)
H
Adanya pendatang baru
I
Tingkat persaingan restoran tinggi
J
Adanya produk pengganti
K
Kekuatan tawar-menawar pembeli tinggi
1
2
3
4
97
Lampiran 3. Kuesioner Penelitian Penentuan Attractiveness Score Alternatif Strategi Pemasaran Restoran Bakso Sehat Bakso Atom Bogor KUESIONER PENELITIAN PENENTUAN ATTRACTIVENESS SCORE ALTERNATIF STRATEGI PEMASARAN RESTORAN BAKSO SEHAT BAKSO ATOM BOGOR
ANALISIS STRATEGI PEMASARAN RESTORAN BAKSO SEHAT BAKSO ATOM BOGOR
IDENTITAS RESPONDEN
Nama
:
Pekerjaan / Jabatan :
Diharapkan Bapak/Ibu dapat mengisi kuesioner ini secara lengkap, objektif, dan benar adanya, karena kuesioner ini digunakan untuk penelitian skripsi dengan tujuan ilmiah sehingga sangat dibutuhkan data yang valid dan akurat.
Peneliti M. Syafriyansyah B. H34070051
DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011
98
Penentuan Alternatif Strategi dengan QSPM Tujuan : Untuk menunjukkan kemenarikan relatif dan alternatif-alternatif yang dihasilkan dari matriks SWOT, guna menetapkan strategi mana yang paling tepat untuk dihasilkan terlebih dahulu oleh perusahaan. Alternatif Strategi yang dihasilkan dari Analisis SWOT a. Strategi 1 : Meningkatkan pangsa pasar dengan menambah saluran distribusi dan pemasaran b. Strategi 2 : Meningkatkan kinerja pelayanan c. Strategi 3 : Meningkatkan efektifitas promosi d. Strategi 4 : Mempertahankan mutu sesuai moto produk e. Strategi 5 : Meningkatkan loyalitas konsumen f. Strategi 6 : Mempertahankan harga jual produk di pasaran
Petunjuk Pengisian : Mengajukan pertanyaan, apakah faktor sukses kritis berpengaruh pada alternatif strategi yang ada. Jika jawabannya “Tidak” maka kolom AS tidak perlu diisi, jika jawabannya “Ya” maka kolom AS diisi dengan: 6 = Jika alternatif strategi sangat menarik dibandingkan relatif terhadap alternatif lain 5 = Jika alternatif strategi lebih menarik dibandingkan relatif terhadap alternatif lain 4 = Jika alternatif strategi menarik dibandingkan relatif terhadap alternatif lain 3 = Jika alternatif strategi kurang menarik dibandingkan relatif terhadap alternatif lain 2 = Jika alternatif strategi tidak menarik dibandingkan dengan relatif terhadap alternatif lain 1 = Jika alternatif strategi sangat tidak menarik dibandingkan dengan relatif terhadap alternatif lain
99
Strategi Alternatif Faktor-faktor Kunci
Bobot
Strategi 1 AS
TAS
Strategi 2 AS
TAS
Strategi 3 AS
TAS
Strategi 4 AS
TAS
Strategi 5 AS
TAS
Strategi 6 AS
TAS
Internal S1
0,088
S2
0,103
S3
0,105
S4
0,071
S5
0,089
S6
0,054
S7
0,089
S8
0,083
S9
0,074
S10
0,073
W1
0,048
W2
0,062
W3
0,061
Eksternal O1
0,103
O2
0,095
O3
0,114
O4
0,088
O5
0,062
T1
0,109
T2
0,084
T3
0,089
T4
0,089
T5
0,081
T6
0,086
Σ TAS
100
Lampiran 4. Penentuan Faktor-Faktor Strategi Internal dan Eksternal Responden
= Sabar Basuki (Terwaralaba) Kekuatan
Faktor-faktor Strategi Internal Cita rasa produk Kandungan gizi Mutu bahan olahan Self service Pelayanan yang baik terhadap konsumen Tempat parkir yang luas Bersertifikat halal, BPOM, dan Kesmavet Lokasi yang strategis Variasi produk Program lingkaran rezeki
Besar
Kelemahan
Kecil
Besar
Kecil
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Kecepatan layanan Kenyamanan outlet
√ √ √
Harga diatas rata-rata Kurang promosi Kapasitas tempat yang kecil
√ √
Kemudahan memperoleh produk Tidak ada iklan
Faktor-faktor Strategi Eksternal Hubungan baik dengan pewaralaba Kemajuan Teknologi Keadaan perekonomian yang semakin membaik Peningkatan pendapatan dan daya beli masyarakat Perubahan gaya hidup masyarakat Dukungan pemerintah Fluktuasi harga bahan baku Isu kualitas bahan baku (formalin, boraks, dan daging tikus) Adanya pendatang baru Tingkat persaingan restoran tinggi Adanya produk pengganti Kekuatan tawar-menawar pembeli tinggi Kekuatan tawar-menawar pemasok tinggi
Bukan Kekuatan/ Kelemahan
Peluang
Ancaman
√ √
4
3
2
1
Bukan Peluang/ Ancaman
√
√
√
√
√ √
√ √ √ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √ √ √ √
101
Lampiran 5. Penilaian Bobot terhadap Faktor Internal Perusahaan (Kekuatan dan Kelemahan) Responden 1 = Sabar Basuki (Terwaralaba) Faktor Internal
A
A
B 1
B
3
C
3
C
D
E
F
G
H
I
J
K
L
M
Total
1
2
2
3
2
2
2
2
3
3
3
26
2
2
2
3
2
2
3
3
3
3
3
31
3
2
3
2
2
3
3
3
3
3
32
2
D
2
2
1
E
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
23
2
2
2
2
3
3
3
3
28
1
2
1
2
1
1
1
16
2
2
3
3
3
3
29
2
3
3
3
3
28
3
2
2
2
24
2
2
3
19
F
1
1
1
2
2
G
2
2
2
2
2
3
H
2
2
2
2
2
2
2
I
2
1
1
2
2
3
2
2
J
2
1
1
2
1
2
1
1
1
K
1
1
1
2
1
3
1
1
2
2
L
1
1
1
2
1
3
1
1
2
2
3
1
M
1
1
1
2
1
3
1
1
2
1
2
2
18
3
21
1
17
Total
312
Responden 2 = Saryanto (Supervisor) Faktor Internal
A
A B
3
C
3
B
C
D
E
F
G
H
I
J
K
L
M
Total
1
1
1
3
3
2
3
3
3
3
3
3
29
3 1
3
3
3
2
2
3
2
3
3
3
33
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
33
D
3
1
1
E
1
1
1
1
3
2
2
2
1
1
3
1
1
21
3
3
3
3
3
3
3
3
28
1
2
1
1
3
3
1
18
3
3
3
3
3
1
27
3
2
3
3
3
24
1
3
3
3
22
3
3
2
26
F
1
1
1
2
1
G
2
2
1
2
1
3
H
1
2
1
2
1
2
1
I
1
1
1
3
1
3
1
1
J
1
2
2
3
1
3
1
2
3
K
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
L
1
1
1
3
1
1
1
1
1
1
3
M
1
1
1
3
1
3
3
1
1
2
3
Total
1
1
1
12
3
18 21 312
102
Lampiran 6. Penilaian Bobot terhadap Faktor Eksternal Perusahaan (Peluang dan Ancaman) Responden 1 = Sabar Basuki (Terwaralaba) Faktor Eksternal
A
A
B
C
D
E
F
G
H
I
J
K
Total
2
2
3
3
3
3
3
3
3
3
28
B
2
C
2
2
2
3
3
2
3
3
2
3
2
25
2
3
3
3
3
2
3
3
26
D
1
1
2
3
1
3
1
1
2
2
17
E
1
1
1
1
F
1
2
1
3
3
G
1
1
1
1
1
1
H
1
1
1
3
3
2
3
I
1
2
2
3
3
2
3
2
J
1
1
1
2
3
1
3
1
2
K
1
2
1
2
3
2
2
2
2
1
3
1
1
1
1
12
3
2
2
3
2
22
1
1
1
2
11
2
3
2
21
2
2
22
2
17
2
19
Total
220
Responden 2 = Dodi (Supervisor Bakso Tips’Top) Faktor Eksternal
A
A
B
C
D
E
F
G
H
I
J
K
Total
2
1
1
3
2
1
3
2
1
1
17
B
2
C
3
3
1
3
3
1
1
3
1
1
1
17
2
3
2
1
2
3
2
3
24
D
3
1
2
3
1
3
1
3
3
2
22
E
1
1
1
1
F
2
3
2
3
3
G
3
3
3
1
1
3
H
1
1
2
3
3
1
1
3
1
2
1
3
15
1
3
3
3
3
26
3
3
3
3
26
2
2
2
18
1
I
2
3
1
1
2
1
1
2
J
3
3
2
1
3
1
1
2
1
K
3
3
1
2
1
1
1
2
3
Total
3
2
1
17
2
19 19 220
103
Lampiran 7. Pemberian Peringkat terhadap (Kekuatan dan Kelemahan)
Faktor
Internal
Perusahaan
Responden 1 = Sabar Basuki (Terwaralaba) No A
Cita rasa produk
Kekuatan
B
Kandungan gizi
C
Mutu bahan olahan
D
Self service
E
Pelayanan yang baik terhadap konsumen
F
Tempat parker yang luas
G
Bersertifikat Halal, BPOM, dan Kesmavet
H
Lokasi yang strategis
I
Inovasi Produk
J
Program lingkaran rezeki sebagai bentuk customer relationship
K
Harga di atas rata-rata
L
Kurang promosi
M
Kapasitas tempat yang kecil
1
2
3
4
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Responden 2 = Saryanto (Supervisor) No A
Cita rasa produk
Kekuatan
B
Kandungan gizi
C
Mutu bahan olahan
D
Self service
E
Pelayanan yang baik terhadap konsumen
F
Tempat parkir yang luas
G
Bersertifikat Halal, BPOM, dan Kesmavet
H
Lokasi yang strategis
I
Inovasi Produk
J
Program lingkaran rezeki sebagai bentuk customer relationship
K
Harga di atas rata-rata
L
Kurang promosi
M
Kapasitas tempat yang kecil
1
2
3
4
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
104
Lampiran 8.
Pemberian Peringkat terhadap Faktor Eksternal Perusahaan (Peluang dan Ancaman)
Responden 1 = Sabar Basuki (Terwaralaba) No A
Peluang Hubungan baik dengan pewaralaba
B
Kemajuan teknologi
C
Peningkatan pendapatan dan daya beli masyarakat
D
Perubahan gaya hidup
E
Dukungan pemerintah
F
Fluktuasi harga bahan baku
G
Isu kualitas bahan baku (bahan pengawet dan daging tikus)
H
Adanya pendatang baru
I
Tingkat persaingan restoran tinggi
J
Adanya produk pengganti
K
Kekuatan tawar-menawar pembeli tinggi
1
2
3
4
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Responden 2 = Dodi (Supervisor Bakso Tips’ Top) No A
Peluang Hubungan baik dengan pewaralaba
B
Kemajuan teknologi
C
Peningkatan pendapatan dan daya beli masyarakat
D
Perubahan gaya hidup
E
Dukungan pemerintah
F
Fluktuasi harga bahan baku
G
Isu kualitas bahan baku (bahan pengawet dan daging tikus)
H
Adanya pendatang baru
I
Tingkat persaingan restoran tinggi
J
Adanya produk pengganti
K
Kekuatan tawar-menawar pembeli tinggi
1
2
3
4
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
105
Lampiran 9. Matriks QSP Strategi Alternatif Faktor-faktor Kunci
Bobot
Strategi 1
Strategi 2
Strategi 3
Strategi 4
Strategi 5
Strategi 6
AS
TAS
AS
TAS
AS
TAS
AS
TAS
AS
TAS
AS
TAS
Internal S1
0,088
5
0,440
4
0,352
6
0,528
2
0,176
3
0,264
1
0,088
S2
0,103
4
0,412
3
0,309
5
0,515
6
0,618
2
0,206
1
0,103
S3
0,105
5
0,515
3
0,315
4
0,420
6
0,630
2
0,210
1
0,105
S4
0,071
4
0,284
6
0,426
3
0,213
2
0,142
5
0,355
1
0,071
S5
0,089
4
0,356
6
0,534
2
0,178
3
0,267
5
0,445
1
0,089
S6
0,054
-
S7
0,089
4
0,356
3
0,267
5
0,445
6
0,534
2
0,178
1
S8
0,083
-
S9
0,074
4
0,296
3
0,222
5
0,370
6
0,444
2
0,148
1
0,074
S10
0,073
5
0,365
4
0,292
6
0,438
2
0,146
3
0,216
1
0,073
W1
0,048
-
W2
0,062
5
W3
0,061
-
O1
0,103
2
O2
0,095
-
O3
0,114
5
0,570
2
0,228
6
0,684
3
0,342
4
0,456
1
0,114
O4
0,088
5
0,440
4
0,352
6
0,528
2
0,176
3
0,264
1
0,088
O5
0,062
-
T1
0,109
-
T2
0,084
3
T3
0,089
-
T4
0,089
5
T5
0,081
-
T6
0,086
3
-
-
-
-
0,310
3
-
-
0,186
-
6
-
-
0,372
-
2
-
-
0,124
-
4
0,089
0,248
-
1
0,062
-
Eksternal
Σ TAS
0,206
5
0,515
-
0,445
1
0,258
4
6
0,089
6
0,344
6
-
5,505
5
0,534
2
0,516
2
4,599
4
0,178
4
0,172
5
0,618
0,336
1
0,356
3
0,430
1
-
0,084
-
-
4,472
6 -
0,420
-
6,554
0,412
-
-
-
4 -
0,504
-
-
0,103
-
0,168
1 -
-
2
0,309
-
-
0,252
3
0,267
-
4,524
0,086 2,011
106
Lampiran 10. Surat Keterangan Perjanjian Waralaba Bakso Sehat Bakso Atom
107
108
Lampiran 11. Dokumentasi Penelitian
(Outlet BSBA Bogor)
(Pelayanan BSBA Bogor)
(Pajak Restoran)
(Papan Nama BSBA Bogor)
(Menu BSBA Bogor)
(Kasir BSBA Bogor)
109
(Dekorasi BSBA Bogor)
(Bumbu Pelengkap)
(Mesin Pendingin/Freezer)
(Produk BSBA Bogor)
(Fasilitas BSBA Bogor)
(Dapur BSBA Bogor)
110
Lampiran 12. Brosur Bakso Sehat Bakso Atom Pusat
111
Lampiran 13. Brosur Bakso Sehat Bakso Atom Bogor
112
Lampiran 14. Outlet-outlet Bakso Sehat Bakso Atom
113