PERILAKU KONSUMEN DALAM PROSES KEPUTUSAN PEMBELIAN BAKSO SEHAT BAKSO ATOM (Kasus Bakso Sehat Bakso Atom Cabang Bogor)
SKRIPSI
DINI SILFIANTI H34086025
DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011
RINGKASAN DINI SILFIANTI. H34086025. Perilaku Konsumen dalam Proses Keputusan Pembelian Bakso Sehat Bakso Atom (Kasus Bakso Sehat Bakso Atom Cabang Bogor). Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Dibimbing Oleh Rachmat Pambudy). Kesadaran masyarakat terhadap pentingnya makanan sehat bergizi kini semakin meningkat, khususnya untuk makanan jadi atau makanan cepat saji. Makanan yang serba praktis dan efisien tersebut kini tidak lagi hanya menjadi kebutuhan sebagian masyarakat tetapi juga menjadi trend atau gaya hidup. Hal ini yang melatarbelakangi beberapa bisnis kuliner bersaing untuk menciptakan makanan jadi atau makanan cepat saji dengan menerapkan konsep ”makanan bukan sekedar untuk menghilangkan rasa lapar saja, tetapi juga sehat dan bergizi”. Salah satu pemasar makanan jadi atau makanan cepat saji yang menerapkan konsep makanan sehat dan bergizi adalah Bakso Sehat Bakso Atom. Bisnis kuliner memiliki pangsa pasar yang sangat luas dan apabila dikaitkan dengan sosial budaya masyarakat Indonesia, bisnis yang berprospek cerah saat ini adalah bisnis bakso. CV Atom Indonesia dengan unit usaha bakso menonjolkan keunggulannya sebagai bakso sehat. Bakso Sehat Bakso Atom telah menjawab keraguan konsumen akan isu-isu yang sering beredar di kalangan masyarakat tentang penggunaan boraks, nitrit, bahan pengenyal dan formalin pada proses pembuatan bakso. Menciptakan inovasi makanan dengan memperhatikan tingkat kesehatan makanan, telah menjadikan bisnis Bakso Sehat Bakso Atom mampu bertahan di tengah persaingan sejenis. Penelitian ini bertujuan untuk (1) Mengidentifikasi karakteristik konsumen Bakso Sehat Bakso Atom Cabang Bogor, (2) Menganalisis proses pengambilan keputusan dalam memilih Bakso Sehat Bakso Atom Cabang Bogor, (3) Mengkaji dan menganalisis pengaruh atribut produk, atribut pelayanan, tempat dan fasiitas pada Bakso Sehat Bakso Atom Cabang Bogor terhadap keputusan pembelian konsumen Bakso Sehat Bakso Atom Cabang Bogor. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari analisis deskriptif dan analisis regresi logistik. Penelitian ini mengambil studi kasus di gerai Bakso Sehat Bakso Atom Cabang Bogor. Pengambilan sampel menggunakan teknik Judgement Sampling dengan jumlah responden sebanyak 30 orang. Responden yang mengkonsumsi produk Bakso Sehat Bakso Atom Cabang Bogor memiliki karakteristik yang bervariasi. Usia responden sebagian besar berumur 20-45 tahun (66,7 persen) yang didominasi oleh jenis kelamin laki-laki sebesar 60 persen dengan status menikah sebesar 60 persen dan sudah bekerja sebesar 66,7 persen. Pendapatan per bulan responden sebagian besar adalah Rp 2.500.000 sampai dengan Rp 5.000.000 (36,7 persen) dan pendidikan akhir responden terbanyak yaitu Sarjana atau S1 (50 persen). Pada tahap proses keputusan pembelian, pengenalan kebutuhan konsumen terhadap bakso dilakukan berdasarkan motivasi pembelian produk yaitu dikarenakan kemudahan dalam memperoleh produk dan produk yang tergolong makanan jadi atau cepat saji tersebut mampu memenuhi kepuasan. Sedangkan pengenalan kebutuhan terhadap Bakso Sehat Bakso Atom dikarenakan variasi
bakso yang cukup beragam dan BSBA merupakan bakso yang berbeda dengan bakso-bakso pada umumnya yaitu menerapkan konsep kesehatan. Pencarian informasi untuk produk bakso biasanya diperoleh dari teman karena sumber informasi yang akurat adalah dari teman dan keluarga, dipercaya mampu membuat konsumen terpengaruh untuk membeli. Begitu pula halnya dengan pencarian informasi Bakso Sehat Bakso Atom Cabang Bogor. Berdasarkan evaluasi alternatif yang menjadi alasan konsumen memilih Bakso Sehat Bakso Atom Cabang Bogor adalah cita rasa, variasi bakso yang ditawarkan berbeda dengan bakso-bakso pada umumnya dan dalam pembuatan Bakso Sehat Bakso Atom tidak menggunakan formalin dan zat-zat yang membahayakan tubuh. Keputusan pembelian yang dilakukan konsumen dan mempengaruhi konsumen untuk membeli BSBA yaitu apabila kondisi hati (mood) mereka baik dan sudah direncanakan terlebih dahulu. Responden melakukan keputusan pembelian biasanya dipengaruhi teman dan keluarga. Apabila gerai BSBA tutup, responden akan tetap membeli produk bakso di warung bakso lainnya. Responden merasa puas terhadap produk BSBA dan tetap melakukan pembelian bila terjadi kenaikan harga. Hasil penelitian dengan menggunakan analisis regresi logistik menunjukkan bahwa atribut produk yang berpengaruh signifikan atau berpengaruh nyata terhadap keputusan pembelian dan output dari keputusan pembelian tersebut yaitu keinginan melakukan pembelian atau tidak membeli produk Bakso Sehat Bakso Atom Cabang Bogor adalah Harga, Cita Rasa dan Label Halal, Izin DepKes dan Uji Laboraturium. Sedangkan atribut produk lainnya seperti Variasi Bakso, Merek dan Kebersihan Makanan tidak terlalu berpengaruh signifikan terhadap keinginan datang lagi ke Bakso Sehat Bakso Atom. Atribut pelayanan, tempat dan fasilitas yang dianggap penting oleh konsumen dan berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian adalah Lokasi Gerai, Kebersihan dan Kenyaman Tempat dan Areal Parkir Gerai. Nilai Analisis Regresi Logistik menyatakan bahwa 60 persen responden konsumen Bakso Sehat Bakso Atom Cabang Bogor akan melakukan pembelian kembali produk Bakso Sehat Bakso Atom. Berdasarkan analisisi yang telah dilakukan, masukan bagi pihak Bakso Sehat Bakso Atom Cabang Bogor adalah pihak BSBA tidak perlu menambah variasi bakso dan mengusahakan agar bakso tidak lagi mengalami kenaikan harga, walaupun jika terjadi kenaikan harga konsumen akan tetap mengkonsumsi BSBA. Selain itu perlunya penambahan gerai terutama di pusat kota agar seluruh konsumen di Bogor bisa menikmati BSBA. Untuk pelayanan dan fasilitas gerai, tetap mempertahankan kualitas pelayanan dengan penambahan fasilitas-fasilitas yang bermanfaat bagi konsumen seperti fasilitas musholla.
PERILAKU KONSUMEN DALAM PROSES KEPUTUSAN PEMBELIAN BAKSO SEHAT BAKSO ATOM (KASUS BAKSO SEHAT BAKSO ATOM CABANG BOGOR)
DINI SILFIANTI H34086025
Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Agribisnis
DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011
Judul Skripsi
: Perilaku Konsumen dalam Proses Keputusan Pembelian Bakso Sehat Bakso Atom (Kasus Bakso Sehat Bakso Atom Cabang Bogor)
Nama
: Dini Silfianti
NIM
: H34086025
Disetujui, Dosen Pembimbing
Dr. Ir. Rachmat Pambudy, MS NIP. 19591223 198903 1002
Diketahui, Ketua Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor
Dr. Ir. Nunung Kusnadi, MS NIP. 19580908 198403 1 002
Tanggal Lulus :
PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul “Perilaku Konsumen dalam Proses Keputusan Pembelian Bakso Sehat Bakso Atom (Kasus Bakso Sehat Bakso Atom Cabang Bogor)” adalah benar karya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam bentuk daftar pustaka dibagian akhir skripsi ini.
Bogor, Mei 2011
Dini Silfianti H34086025
RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Jambi pada tanggal 20 Januari 1987. Penulis adalah anak kedua dari tiga bersaudara dari pasangan Ayahanda Drs. Syaifuddin dan Ibunda Sri Sudianti. Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di SD Islam Al-Falah Jambi pada tahun 1998 dan pendidikan menengah pertama pada tahun 2001 di SLTPN 11 Jambi. Pendidikan lanjutan menengah atas di SMUN 5 Jambi pada tahun 2004 serta pendidikan Diploma III pada tahun 2007 di Ekowisata Institut Pertanian Bogor. Pada tahun 2008, penulis diterima pada Program Sarjana Agribisnis Penyelenggaraan Khusus, Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Selama mengikuti pendidikan, penulis tercatat sebagai pengurus dan panitia beberapa acara di kampus seperti Acara Pelepasan Wisuda dan Penerimaan Mahasiswa Baru. Selain belajar, penulis juga bekerja sebagai karyawan / staff Pelayanan Pelanggan pada PT PLN (Persero) UPJ Bogor Kota.
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Perilaku Konsumen dalam Proses Keputusan Pembelian Bakso Sehat Bakso Atom (Kasus Bakso Sehat Bakso Atom Cabang Bogor)”. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi karakteristik konsumen Bakso Sehat Bakso Atom Cabang Bogor, menganalisis proses pengambilan keputusan dalam memilih Bakso Sehat Bakso Atom Cabang Bogor dan menganalisis pengaruh atribut produk dan atribut pelayanan, tempat&fasilitas terhadap keputusan pembelian Bakso Sehat Bakso Atom Cabang Bogor. Skripsi ini merupakan hasil maksimal yang dapat dikerjakan oleh penulis. Namun demikian, penulis menyadari masih terdapat kekurangan karena keterbatasan dan kendala yang dihadapi sehingga saran dan kritik untuk perbaikan skripsi ini sangat penulis harapkan, baik dari segi format penulisan, isi kajian, maupun dari kedalaman kajian.
Bogor, Mei 2011
Dini Silfianti
UCAPAN TERIMA KASIH
Penyelesaian skripsi ini juga tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Sebagai bentuk rasa syukur tersebut, penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan kepada: 1. Dr. Ir. Rachmat Pambudy, MS sebagai dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan, waktu dan saran mulai dari persiapan proposal sampai penulisan skripsi ini berakhir. 2. Febriantina Dewi, SP, MM selaku dosen evaluator proposal penelitian dan dosen penguji utama pada ujian sidang yang telah meluangkan waktunya serta memberikan kritik dan saran demi perbaikan skripsi ini. 3. Ir. Joko Purwono, MS selaku dosen dosen penguji dari Komisi Pendidikan dalam sidang skripsi yang telah memberikan saran dan masukan untuk perbaikan skripsi peneliti. 4. Rahmat Yanuar, SP, MSi yang telah menjadi dosen pembimbing akademik dan seluruh dosen serta staf Departemen Agribisnis. 5. Orangtua tercinta (Drs. Syaifuddin dan Sri Sudianti) yang selalu memberikan dukungan, motivasi, cinta dan doa selama penelitian hingga penulisan skripsi. Semoga ini bisa menjadi persembahan yang terbaik. 6. Kakak dan adikku tercinta (Dian Puspita Novrianti, SE dan Gustini Rizki Fudianti) terima kasih atas semua dukungan, semangat dan doanya. 7. Bapak BR Prabowo sebagai pemilik Bakso Sehat Bakso Atom, Bapak Sabar Basuki&Istri sebagai pemilik BSBA Cabang Bogor yang telah memberikan izin penelitian, informasi, saran dan masukan yang dibutuhkan peneliti. 8. Seluruh karyawan Bakso Sehat Bakso Atom dan Bakso Sehat Bakso Atom Cabang Bogor atas waktu, kesempatan, informasi dan dukungan yang diberikan. 9. Aris Rahman, SE dan Irfan Wijaya Trilaksono, S.Hut yang selalu memberikan bantuan, dorongan, semangat dan doanya.
10. Bapak Yusep Junaedi selaku Supervisor Pelayanan Pelanggan dan temanteman kantor PLN UPJ Bogor Kota (Rinda dan Mbak Dina). Terima kasih atas dukungan, semangat dan izin yang telah diberikan kepada peneliti. 11. Teman dan sahabat terbaikku, Lillah Wedelia, Anggi Meiri, Widodo Hardian, Hendro Lisa, Cyntia Natalia dan seluruh teman-teman Ekstensi Agribisnis angkatan satu sampai tujuh, atas doa, semangat, dorongan, dan sharing selama masa perkuliahan hingga penulisan skripsi, serta seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, terima kasih atas bantuannya.
Bogor, Mei 2011 Dini Silfianti
DAFTAR ISI Halaman DAFTAR TABEL .................................................................................
iv
DAFTAR GAMBAR .............................................................................
v
DAFTAR LAMPIRAN .........................................................................
vi
I.
PENDAHULUAN ........................................................................... 1.1 Latar Belakang ........................................................................ 1.2 Perumusan Masalah ................................................................ 1.3 Tujuan Penelitian .................................................................... 1.4 Manfaat Penelitian .................................................................. 1.5 Ruang Lingkup Penelitian .......................................................
1 1 5 8 8 9
II.
TINJAUAN PUSTAKA ............................................................... 2.1 Sejarah Perkembangan Bakso ………………………….. ......... 2.2 Cara Pembuatan Bakso ……………………………………….. 2.3 Cara Pembuatan Bakso Sehat Bakso Atom ……… ................... 2.4 Penelitian Terdahulu …………………………………………..
10 10 11 12 13
III. KERANGKA PEMIKIRAN ........................................................ 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis ................................................... 3.1.1 Teori Perilaku Konsumen .............................................. 3.1.2 Proses Pengambilan Keputusan ...................................... A. Pengenalan Kebutuhan .............................................. B. Pencarian Informasi …………………………….. ...... C. Evaluasi Alternatif ……………………………… ...... D. Keputusan Pembelian …………………………. ........ E. Evaluasi Hasil Pembelian ………………………........ 3.1.3 Faktor Utama yang Mempengaruhi Perilaku Membeli … 3.1.4 Atribut Produk …………………………………………. 3.2 Kerangka Pemikiran Operasional ............................................
18 18 18 18 18 20 21 22 23 24 27 27
IV.
METODE PENELITIAN ............................................................ 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................... 4.2 Jenis dan Sumber Data ............................................................. 4.3 Metode Pengumpulan Data ....................................................... 4.4 Metode Pengolahan dan Analisis Data .................................... 4.4.1 Analisis Deskriptif ......................................................... 4.4.2 Pengujian Kuesioner ……………………………………. 4.4.3 Analisis Regresi Logistik ............................................... 4.5 Definisi Operasional …………………………………………...
31 31 32 32 32 32 32 35 41
V.
GAMBARAN LOKASI PENELITIAN ………………………… 5.1. Sejarah, Pertumbuhan&Perkembangan BSBA ……………. ....
43 43
5.2 Sejarah, Pertumbuhan&Perkembangan BSBA Cabang Bogor .. 5.3. Sumber Daya Manusia dan Tanggung Jawab Sosial BSBA ….
45 46
VI. HASIL DAN PEMBAHASAN ………………………………….. . 6.1 Karakteristik Responden BSBA Cabang Bogor …………….... 6.1.1 Usia Responden ………………………………………. .. 6.1.2 Jenis Kelamin Responden ……………………………… 6.1.3 Status Pernikahan Responden ………………………….. 6.1.4 Pekerjaan Responden …………………………………. . 6.1.5 Pendapatan Per Bulan Responden …………………….. . 6.1.6 Pendidikan Terakhir Responden ………………………. 6.2 Perilaku Konsumen dalam Proses Pengambilan Keputusan …. 6.2.1 Pengenalan Kebutuhan ………………………………… 6.2.2 Pencarian Informasi ……………………………………. 6.2.3 Evaluasi Alternatif ……………………………………... 6.2.4 Keputusan Pembelian ………………………………….. 6.2.5 Evaluasi Pasca Pembelian ……………………………... 6.3 Analisis Atribut-Atribut yang Mempengaruhi Proses Pengambilan Keputusan Pembelian Bakso Sehat Bakso Atom Cabang Bogor (Analisis Regresi Logistik) …………………… 6.3.1 Atribut Produk …………………………………………. 6.3.2 Atribut Pelayanan, Tempat dan Fasilitas ……………….
47 47 47 48 49 50 50 51 52 52 54 57 59 63
VII. KESIMPULAN DAN SARAN …………………………………. .. 7.1 Kesimpulan ……………………………………………………. 7.2 Saran …………………………………………………………...
76 76 78
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………...
80
LAMPIRAN ……………………………………………………………..
82
65 67 71
I.
1.1.
PENDAHULUAN
Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari, setiap manusia selalu berhubungan dengan
konsumsi, hal ini dilakukan guna untuk memenuhi kebutuhan fisiologis. Seperti yang dinyatakan Abraham Maslow (Sunu,1999:6) bahwa kebutuhan fisiologis adalah kebutuhan paling penting dibandingkan kebutuhan-kebutuhan lainnya. Kebutuhan pangan merupakan kebutuhan fisiologis yang paling utama bagi setiap manusia, hal ini berdampak pada pengeluaran konsumsi makanan menjadi pengeluaran terbesar masyarakat di negara-negara berkembang, termasuk negara Indonesia. Perkembangan persentase pengeluaran rumah tangga untuk makanan dan non makanan di Indonesia dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1.
Perkembangan Persentase Pengeluaran Rumah Tangga di Indonesia Tahun 2005-2009
Tahun
Pengeluaran Rumah Tangga (%) Makanan
Non Makanan
2005
51.37
48.63
2006
53.01
46.99
2007
49.24
50.76
2008
50.17
49.83
2009
50.62
49.38
Sumber : Badan Pusat Statistik, (2009)
Data pada Tabel 1 menunjukkan bahwa tahun 2009 50,62 persen dari pengeluaran rumah tangga masyarakat Indonesia digunakan untuk mengkonsumsi makanan dan persentasenya lebih tinggi dibandingkan pengeluaran rumah tangga untuk konsumsi non makanan yang hanya sebesar 49,38 persen. Persentase pengeluaran konsumsi non makanan terdiri dari pengeluaran untuk perumahan dan fasilitas rumah tangga, barang dan jasa, pakaian serta barang-barang tahan lama. Tingginya pengeluaran rumah tangga untuk konsumsi makanan menunjukkan bahwa kebutuhan pangan akan selalu menjadi prioritas utama masyarakat Indonesia.
Di negara-negara berkembang seperti Indonesia, meningkatnya pendapatan mampu memberikan kemungkinan seseorang untuk mengkonsumsi makanan menjadi lebih sering dilakukan. Salah satu pilihan makanan yang sekarang diminati masyarakat adalah makanan jadi atau makanan cepat saji, hal ini dilatarbelakangi oleh meningkatnya aktivitas untuk melakukan pekerjaan sehingga sebagian orang membutuhkan makanan yang praktis dan terjamin kualitas kebersihan makanannya. Pada Tabel 2, dapat dilihat bahwa makanan jadi menjadi pilihan masyarakat Indonesia untuk di konsumsi sehari-hari, selain padi-padian, minyak dan lemak.
Tabel 2.
Konsumsi Kalori per Kapita Sehari Menurut Kelompok Makanan Tahun 20052009
No.
Komoditi
Tahun (per Kapita) 2005
2006
2007
2008
2009
1.009,13
992.93
953.16
968.48
939.99
1.
Padi-padian
2.
Umbi-umbian
56.01
51.08
52.49
52.75
39.97
3.
Ikan
47.59
44.56
46.71
47.64
43.52
4.
Daging
41.45
31.27
41.89
38.6
35.72
5.
Telur dan Susu
47.17
43.35
56.96
53.6
51.59
6.
Sayur-sayuran
38.72
40.2
46.39
45.46
38.95
7.
Kacang-kacangan
69.97
64.42
73.02
60.58
55.94
8.
Buah-Buahan
39.85
36.95
49.08
48.01
39.04
9.
Minyak dan Lemak
241.87
234.5
246.34
239.3
228.35
10.
Bahan Minuman
110.73
103.69
113.94
109.87
101.73
11.
Bumbu-Bumbuan
19.25
18.81
17.96
17.11
15.61
12.
Konsumsi Lainnya
52.84
48.14
70.93
66.92
58.75
13.
Makanan Jadi
216.83* 246.04*
289.85*
278.46
14.
Minuman Beralkohol
-
-
-
-
-
15.
Tembakau dan Sirih
0
0
0
0
0
233.08*
Sumber : Badan Pusat Statistik, (2009)
Berdasarkan Tabel 2, Survei Sosial Ekonomi Nasional yang dilakukan Badan Pusat Statistik di Indonesia, dapat dilihat dari konsumsi kalori per Kapita
sehari menurut kelompok makanan, Padi-padian menjadi urutan pertama konsumsi kalori per kapita sehari-hari dengan nilai 939.99 sedangkan makanan jadi atau makanan cepat saji berada pada urutan kedua yang dipilh masyarakat untuk dikonsumsi, terutama pada tahun 2009 jumlah yang dikonsumsi cukup besar yaitu 278.46. Hal ini membuktikan bahwa makanan jadi atau makanan cepat saji menjadi alternatif masyarakat dalam memutuskan untuk mengkonsumsi makanan. Mengkonsumsi makanan jadi atau makanan cepat saji biasanya lebih sering dilakukan di restoran atau rumah makan, bertujuan bukan sekedar untuk memenuhi kebutuhan, namun lebih dijadikan gaya hidup dan trend sosial. Selain itu mengkonsumsi makanan di restoran atau rumah makan kini tidak hanya untuk menghilangkan rasa lapar saja, oleh karena itu dalam mengkonsumsi makanan jadi atau cepat saji harus memperhatikan nilai, kesehatan dan kehalalan. Perubahan perilaku makan dari sebagian masyarakat, mendorong pemasar makanan untuk menciptakan makanan yang sehat, berkualitas, bergizi dan praktis. Selain itu perubahan pola konsumsi, selera dan kebiasaan makan masyarakat Indonesia yang menyukai makan di luar rumah membawa dampak positif bagi industri jasa makanan. Industri jasa makanan yang memilki perkembangan cukup besar adalah industri restoran cepat saji, restoran atau rumah makan yang menyediakan makanan dengan cepat tanpa harus menunggu proses pembuatannya. Saat ini berbagai jenis dan sistem pengelolaan restoran cepat saji hadir di Indonesia, mulai dari restoran cepat saji lokal sampai akulturasi restoran luar negeri dan salah satu usaha makanan cepat saji yang dikaitkan dengan pola konsumsi serta kondisi sosial budaya masyarakat Indonesia adalah bakso. Bakso merupakanan makanan selingan atau jajanan yang digemari sebagian besar masyarakat Indonesia. Bakso dapat di konsumsi oleh berbagai kalangan dan umur serta mudah ditemui di beberapa daerah. Namun sayangnya, belum ada data yang pasti mengenai populasi pengusaha bakso di Indonesia. Untuk pengelolaan usahanya, perdagangan bakso kini mengalami pergeseran, mulai dari pengelolaan secara tradisional yaitu dengan menggunakan gerobak sampai cara yang modern yaitu sistem waralaba. Konsumen dapat menjumpai pedagang bakso mulai dari pinggir jalan yang berdebu sampai mall yang sejuk dan hotel berbintang.
Berdasarkan kenyataan diatas, bisnis bakso mampu merespon kebutuhan dan kegemaran masyarakat Indonesia, tentunya hal ini dimanfaatkan oleh pebisnis makanan untuk mengembangkan usahanya. Bakso Sehat Bakso Atom merupakan salah satu bisnis bakso yang menjadi alternatif pilihan makanan cepat saji dengan mengutamakan konsep sehat dan bergizi. Bakso Sehat Bakso Atom juga menjadi pelopor makanan sehat yang mampu meningkatkan kesadaran konsumen akan pentingnya kesehatan. Selain itu, Bakso Sehat Bakso Atom juga dikenal sebagai bakso sehat yang bebas dari boraks, nitrit, dan formalin. Produk Bakso Sehat Bakso Atom juga bebas dari pengenyal dan pengawet 1. Pada tahun 2006 Bakso Sehat Bakso Atom telah membuka 18 gerai di Jakarta dan Bandung, hingga saat ini (tahun 2011) gerai Bakso Sehat Bakso Atom berjumlah lebih dari 26 buah. Salah satu gerai Bakso Sehat Bakso Atom berada di Bogor. Bogor merupakan salah satu kota di Jawa Barat yang dipilih Bakso Sehat Bakso Atom sebagai gerai cabang. Adapun latar belakang pemilihan lokasi dikarenakan Bogor dipercaya mampu sebagai daerah potensi strategis bagi pertumbuhan ekonomi dan investasi. Hal ini dikuatkan dengan data besarnya Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Bogor tahun 2008 untuk sektor perdagangan, hotel dan restoran yaitu sebesar 30,04 persen dari total PDRB (BPS, 2008). Sedangkan untuk kegiatan investasi yang masuk di Kota Bogor pada tahun 2008 adalah sebesar Rp 868,42 milyar. Dan pada tahun 2009 sektor perdagangan, hotel dan restoran juga menjadi sektor yang memiliki kontribusi terbesar terhadap pertumbuhan PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) Kota Bogor.
1
Daniel Krishna. 2010. Bakso atom Pelopor Makanan Sehat. http://baksosehat-baksoatom.com. Di
akses 24 Agustus 2010. 2
Loc.cit
1.2.
Perumusan Masalah Pada dasarnya setiap kegiatan pembelian merupakan salah satu tahap dari
keseluruhan proses mental dan kegiatan-kegiatan fisik lainnya yang terjadi dalam proses pembelian pada periode waktu serta pemenuhan kebutuhan tertentu. Umumnya sebelum perilaku membeli terjadi, konsumen didahului oleh adanya minat atau keinginan untuk membeli yang didorong oleh suatu motif tertentu. Minat membeli antara individu yang satu dengan yang lain tidak selalu sama dan dipengaruhi oleh banyak faktor. Di samping itu konsumen kini lebih rasional dan lebih cermat dalam melakukan pembelian serta mengumpulkan informasi mengenai suatu produk atau barang yang akan dibelinya serta pemilihan tempat di mana pembelian tersebut akan dilakukan. Misalnya dalam melakukan pembelian bakso, secara tidak sadar konsumen telah melalui beberapa tahapan dalam proses pengambilan keputusan pembelian. Selain faktor kesehatan dan keamanan pangan, proses pengambilan keputusan Bakso Sehat Bakso Atom dipengaruhi oleh tiga faktor utama, yaitu pengaruh lingkungan, perbedaan individu dan proses psikologis yang ada pada konsumen. Atribut merupakan salah satu kriteria yang digunakan oleh konsumen ketika mengevaluasi alternatif penjual Bakso yang akan dipilih. Terkait dengan proses keputusan pembelian bakso, karakteristik konsumen merupakan faktor penting yang harus diperhatikan. Disamping itu, variabelvariabel lainnya yang mempengaruhi proses keputusan pembelian seperti kelas sosial (pendidikan, pendapatan), keluarga (pengambilan keputusan, status pekerjaan),
pengaruh
situasi
(sumber
informasi,
media
yang
paling
mempengaruhi, frekuensi konsumsi), pengetahuan atribut produk (cita rasa, merek, varians produk, ukuran atau porsi, harga, kehalalan, dan sebagainya), perubahan sikap dan perilaku (pengaruh promosi) juga sangat penting diteliti guna memahami perilaku konsumen dalam memenuhi keinginan dan kebutuhan konsumen terhadap produk bakso. Keinginan dan kebutuhan konsumen untuk mengkonsumsi makanan cepat saji yang sehat dan berkualitas, telah diwujudkan oleh pendirian Bakso Sehat Bakso Atom. Konsep pendirian Bakso Sehat Bakso Atom berawal dari pemikiran bahwa semakin hari manusia semakin sadar akan pentingya kesehatan, cermat
dalam melakukan pembelian dan mengkonsumsi makanan bukan hanya sekedar untuk mendapatkan rasa kenyang tetapi juga bergizi dan berkualitas. Selama ini isu kesehatan makanan sebagai keunggulan produk jarang diperhatikan pebisnis restoran, mereka cenderung hanya mempertimbangkan keuntungan semata, khususnya bisnis bakso. Namun tidak demikian dengan Bakso Sehat Bakso Atom. Sesuai dengan mottonya ”Sehat Dimulai dari Makanan Sehat”, Bakso Sehat Bakso Atom menjadikan kesehatan makanan sebagai keunggulan produknya sehingga para pecinta bakso tidak lagi menjadi ragu akan isu-isu kesehatan yang sering beredar di tengah masyarakat. Segmen pasar dari Bakso Sehat Bakso Atom Cabang Bogor adalah semua usia (anak-anak sampai orang dewasa dan lanjut usia). Dalam memenuhi kepuasan konsumen, Bakso Sehat Bakso Atom menerapkan konsep self service (prasmanan) dan menawarkan suasana yang cukup nyaman. Selain itu, keramah tamahan pelayanan dari Bakso Sehat Bakso Atom juga menambah ramainya pengunjung yang datang terutama pada saat weekend (Jumat-Minggu) dan libur nasional sehingga target yang diterapkan Bakso Sehat Bakso Atom Cabang Bogor terealisasi dengan baik. Adapun perbandingan antara target dan realisasi pengunjung Bakso Sehat Bakso Atom Cabang Bogor pada bulan Mei-Desember 2010 dapat dilihat pada Gambar 1.
10000 9000 8000 7000 6000 5000 4000 3000 2000 1000 0
Target Realisasi
Gambar 1. Perbandingan Antara Target dan Realisasi Pengunjung Bakso Sehat Bakso Atom Cabang Bogor pada Mei-Desember 2010
Gambar 1. menunjukkan bahwa realisasi pengunjung di Bakso Sehat Bakso Atom pada bulan Mei sampai dengan bulan Desember 2010 berfluktuasi terhadap target penjualan produk di Bakso Sehat Bakso Atom Cabang Bogor. Pada bulan Oktober 2010 pengunjung mengalami peningkatan sebesar 20 persen dari target yang diinginkan, hal ini dikarenakan adanya hari libur nasional seperti Hari Raya Idul Fitri, dimana banyak keluarga memanfaatkan waktu luang dengan berkumpul bersama sambil menikmati makanan selingan tersebut. Akan tetapi pada bulan November 2010 pengunjung mengalami penurunan sebesar 10 persen dari target yang diinginkan, hal ini dikarenakan adanya prediksi dan asumsi berdasarkan pengalaman penjualan terdahulu bahwa penjualan produk akan mengalami penurunan, sehingga pemasar pun harus gencar melakukan promosi guna meningkatkan penjualan. Dan ternyata hal ini terbukti, dengan adanya peningkatan penjualan pada bulan Desember 2010 sebesar 15 persen dari target yang diharapkan. Selain pengunjung yang telah mencapai target, jumlah penjualan produk di Bakso Sehat Bakso Atom Cabang Bogor juga sesuai dengan apa yang diharapkan. Penjualan bakso di hari biasa bisa mencapai 300-600 butir, sedangkan di hari libur bisa mencapai 2 kali lipatnya, yaitu 600-1400 butir dengan jumlah produksi bakso yang dikirim dari pusat mencapai 45.000 bakso per harinya. Berdasarkan pernyataan di atas, target yang diterapkan dan realisasi yang terjadi sangat jauh berbeda (realisasi lebih tinggi daripada target). Hal ini menjadikan suatu keunggulan bagi pemasar Bakso Sehat Bakso Atom Cabang Bogor, namun untuk memperoleh penjualan yang tinggi, pemasar Bakso Sehat Bakso Atom Cabang Bogor tidak hanya menciptakan produk semata tetapi juga disertai kemampuan untuk mengetahui kebutuhan-kebutuhan konsumen akan produk yang diciptakannya. Terbukti dengan dilakukannya inovasi seperti diferensiasi produk dan peningkatan pelayanan. Sebagai salah satu restoran bakso yang memiliki keunggulan dan keunikan dibandingkan restoran atau gerai bakso lainnya, Bakso Sehat Bakso Atom harus dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen. Begitu pula dengan produk bakso, konsumen juga memiliki faktor-faktor yang dapat dipertimbangkan dalam memutuskan pembelian sehingga nantinya tercipta kepuasan pasca pembelian dan
konsumen memutuskan untuk kembali mengkonsumsi produk tersebut. Tentunya hal ini perlu di analisis pihak Bakso Sehat Bakso Atom terutama Bakso Sehat Bakso Atom Cabang Bogor guna mengikuti perkembangan dan selera konsumen. Dharmesta (1999) menyatakan bahwa keberhasilan perusahaan menjalin hubungan dengan pelanggan menjadikan perusahaan bisa bertahan dalam jangka panjang dan dapat mempertahankan hubungan dengan pelanggan secara berkesinambungan merupakan suatu keunggulan kompetitif bagi perusahaan tersebut. Berdasarkan uraian di atas, perumusan masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimana karakteristik konsumen Bakso Sehat Bakso Atom Cabang Bogor? 2. Bagaimana pengambilan keputusan konsumen dalam mengkonsumsi Bakso Sehat Bakso Atom Cabang Bogor? 3. Bagaimana
atribut
produk,
atribut
pelayanan,
tempat
dan
fasilitas
mempengaruhi keputusan pembelian (membeli atau tidak membeli) Bakso Sehat Bakso Atom Cabang Bogor?
1.3.
Tujuan Penelitian Sesuai dengan perumusan masalah yang telah diuraikan, maka tujuan dari
penelitian ini adalah : 1. Mengidentifikasi karakteristik konsumen Bakso Sehat Bakso Atom Cabang Bogor 2. Menganalisis pengambilan keputusan dalam memilih Bakso Sehat Bakso Atom Cabang Bogor 3. Mengkaji pengaruh atribut produk, atribut pelayanan, tempat dan fasilitas terhadap keputusan pembelian Bakso Sehat Bakso Atom Cabang Bogor.
1.4.
Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Sebagai referensi dan masukan bagi pihak Bakso Sehat Bakso Atom dalam mengikuti perkembangan keinginan dan kebutuhan konsumen sehingga diharapkan usaha tersebut menjadi lebih berkembang.
2. Sebagai data dan informasi bagi pihak Bakso Sehat Bakso Atom dan pihakpihak terkait. 3. Sebagai bahan kajian dan tinjauan pustaka bagi pihak-pihak yang mendalami bidang Perilaku Konsumen. 4. Dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk penelitian selanjutnya.
1.5.
Ruang Lingkup dan Batasan Penelitian Penelitian ini dilakukan di Bakso Sehat Bakso Atom Cabang Bogor
dengan menitikberatkan pada perilaku konsumen dalam melakukan keputusan pembelian Bakso Sehat Bakso Atom. Ruang lingkup penelitian ini tidak mengkaji kepuasan dan loyalitas pengunjung, hanya identifikasi karakteristik responden (konsumen), menganalisis proses pengambilan keputusan dalam memilih Bakso Sehat Bakso Atom, mengkaji pengaruh atribut produk, atribut pelayanan, tempat dan fasilitas terhadap keputusan pembelian Bakso Sehat Bakso Atom. Responden yang diambil adalah konsumen yang sedang mengkonsumsi Bakso Sehat Bakso Atom Cabang Bogor. Responden yang dijadikan objek penelitian yaitu tidak memperhatikan frekuensi kunjungan dan konsumsi Bakso Sehat Bakso Atom Cabang Bogor, dengan jumlah responden yang digunakan dalam penelitian adalah 30 orang. Dasar pembagian responden berdasarkan hari buka gerai yaitu hari kerja, hari libur atau weekend dan hari lbur nasional. Responden yang diambil sebanyak 10 orang mengkonsumsi Bakso Sehat Bakso Atom pada hari kerja, 10 orang Responden mengkonsumsi Bakso Sehat Bakso Atom pada hari weekend (Jumat, Sabtu, Minggu) dan 10 orang mengkonsumsi Bakso Sehat Bakso Atom pada hari libur nasional. Atribut yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari atribut produk&atribut pelayanan, tempat dan fasilitas. Untuk implementasinya diserahkan sepenuhnya kepada manajemen Bakso Sehat Bakso Atom sebagai pengambil keputusan terakhir.
II.
2.1.
TINJAUAN PUSTAKA
Sejarah Perkembangan Bakso Peningkatan
jumlah
penduduk
di
Indonesia
mampu
mendorong
peningkatan bisnis makanan dan minuman, sehingga bisnis makanan dan minuman merupakan bisnis yang bersifat sustainable dan kontinuitas. Salah satu alternatif bisnis yang dapat memberikan prospek yang cerah adalah bisnis bakso. Bakso adalah makanan yang sering dikonsumsi banyak orang, berupa bola daging dan berbahan utama daging baik sapi, ikan, udang maupun cumi-cumi. Bagi masyarakat Indonesia, jajanan bakso sangat digemari oleh seluruh umur dan lapisan masyarakat karena bakso memiliki cita rasa yang khas dan tekstur yang kenyal. Berdasarkan SNI 01-3818-1995, bakso daging didefinisikan sebagai produk makanan berbentuk bulatan atau lain, yang diperoleh dari campuran daging ternak (kadar daging tidak kurang dari 50 persen) dan pati atau serealia dengan atau tanpa Bahan Tambahan Pangan (BTP) yang diizinkan. Bakso dapat dikelompokkan menurut jenis daging yang digunakan. Menurut Sutomo (2009) dalam Sembiring, M. (2010) menyatakan bahwa Bakso yang paling popular di Indonesia adalah bakso yang terbuat dari daging sapi. Dalam perkembangannya, bakso berasal dari Republik Rakyat Cina dan dijual di daerah pemukiman orang cina serta restoran-restoran cina. Bakso berasal dari bahasa Cina yaitu “Bak” dan “So”, “Bak” artinya daging babi, “Sop” artinya mie di tambah sup. Kemudian di Indonesia daging babi dirubah menjadi daging sapi, walaupun tetap menggunakan kata “Bak”. Kini, bakso sudah sangat terkenal di Indonesia dan dapat dijumpai di pedagang kaki lima, pedagang keliling, warung makan sederhana, restoran mewah sampai hotel berbintang. Menurut Purnomo (1997) dan Astawan (1989) dalam Rahardian (2000) menyatakan bahwa Bakso merupakan makanan tradsisional Indonesia yang telah menerima popularitas di antara setiap tingkatan kelas sosial masyarakat Indonesia.
2.2.
Cara Pembuatan Bakso Bahan utama pembuatan bakso adalah daging. Pada dasarnya, bakso secara
tradisional dibuat dari daging giling, tepung tapioka, bawang putih dan garam. Semua bahan akan dicampur dan campuran atau adonan dibentuk menjadi bola kemudian dimasak dalam air mendidih (Triatmojo dalam Rahardian 2000). Secara khusus, ada beberapa tahapan dalam pembuatan bakso, yaitu tahap penghancuran daging, pembentukan adonan, pencetakan dan pemasakan. Penghancuran daging dapat dilakukan dengan mencacah, mencincang atau menggiling daging. Daging yang digunakan tergantung dari selera, yaitu daging sapi, daging ayam, daging ikan atau udang. Tahapan pembuatan bakso secara tradisional dapat dilihat pada Gambar 2.
Daging
Prerigor Daging Tepung Tapioka, Garam, Gula dan Bawang Putih
Penggilingan
Pembentukan Adonan Pemasakan (70oC80oC) dalam 15 sampai 20 Menit
Bakso
Gambar 2. Proses Pembuatan Bakso Secara Tradisional (Astawan&Astawan (1989) dalam Rahardian (2000)
Bila ditinjau dari segi gizi, bakso memiliki nilai gizi yang cukup tinggi. Biasanya dalam pembuatan bakso sapi dan bakso-bakso lainnya ditambahkan bahan-bahan
pengisi
lainnya
yang
berfungsi
untuk
memperbaiki
atau
menstabilkan emulsi, meningkatkan daya ikat air, memperkecil penyusutan, menambah berat produk. Kandungan gizi utama tepung tapioka/tepung kanji dalam pembuatan bakso yaitu karbohidrat, dengan komposisi tepung tapioka berupa kadar air 13,2 persen, kadar protein 0,13 persen, kadar lemak 0,04 persen, kadar abu 0,16 persen, kadar karbohidrat 86,54 persen. Sedangkan komposisi tepung sagu berupa kadar air 17,82 persen, kadar protein 0,11 persen, kadar lemak 0,04 persen, kadar abu 0,25 persen, kadar karbohidrat 81,772 persen. (http://www.ristek.go.id).
2.3
Cara Pembuatan Bakso Sehat Bakso Atom Pada dasarnya pembuatan Bakso Sehat Bakso Atom sama seperti
pembuatan bakso-bakso pada umumnya, hanya saja yang membedakan Bakso Sehat Bakso Atom dengan bakso-bakso lainnya adalah bahan utama (penggunaan daging). Bahan utama Bakso Sehat Bakso Atom adalah daging sapi Bali tanpa limbah daging (hati, jantung, usus, lemak jemuh). Bakso-bakso produksi Bakso Sehat Bakso Atom seperti Bakso Sumsum, Bakso Keju, Bakso Tahu Udang, Bakso Telur Ayam Kampung dan bakso lainnya mempunyai ciri khas pada daging baksonya yang berwarna kemerah-merahan. Warna kemerah-merahan adalah daging sapi yang memang menjadi unsur paling dominan dalam Bakso Sehat Bakso Atom. Warna daging yang kemerah-merahan ini juga menunjukkan Bakso Sehat Bakso Atom tidak memerlukan bahan-bahan lain seperti pengenyal, boraks, nitrit atau formalin. Dalam usahanya, Bakso Sehat Bakso Atom senantiasa berpijak pada konsep makanan sehat dan kepuasan pelanggan. Adapun indikator sehat dan kandungan gizi yang terkandung pada Bakso Sehat Bakso Atom dibuktikan dengan berbagai sertifikasi yang menyatakan produk tersebut halal dan memiliki keamanan pangan yang tinggi.
2.4 Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu digunakan sebagai acuan dalam melakukan penelitian uang berhubungan dengan topik perilaku konsumen, khususnya proses keputusan pembelian. Beberapa penelitian yang terkait dengan topik penelitian ini dapat disajikan dalam bagian berikut: 1. Johnson (2010) dalam penelitiannya menganalisis proses keputusan pembelian dan tingkat kepuasan konsumen terhadap produk dan pelayanan KaFC (Kansas Fried Chicken). Penelitian dilakukan di 5 tempat dari 22 tempat penjualan yang merupakan cabang dari KaFC (Kansas Fried Chicken) yaitu Alfamart Ciampea, Alfamart Bara, Alfamart Pamoyanan, Cibereum dan Kampus Pakuan. Jumlah responden dalam penelitian ini sebanyak 50 orang dengan menggunakan Convenience Sampling untuk teknik pengambilan sampel. Analisis data dalam penelitian ini mencakup analisis deskriptif dan analisis kuantitatif menggunakan metode Importance Performance Analysis (IPA) dan Customer Satisfaction Index (CSI). Hasil penelitiannya adalah pada proses keputusan pembelian tahap pengenalan kebutuhan, konsumen mengkonsumsi KaFC karena kepraktisan produk yang tergolong makanan cepat saji, dengan sumber informasi diperoleh dari teman yang membuat konsumen terpengaruh untuk membeli produk. Harga yang bersaing menjadi alasan konsumen memilih KaFC dalam mengevaluasi alternatif pemilihan produk. Keputusan pembelian didasarkan atas inisiatif sendiri dan tidak terencana. Konsumen akan mencari produk lain apabila produk KaFC tidak tersedia dan pasca pembelian konsumen merasa puas dan akan tetap membeli produk bila harga menaglami kenaikan. Kepuasan konsumen terhadap atribut produk KaFC dipengaruhi oleh 8 atribut yang terdiri dari cita rasa, aroma, kerenyahan, ketebalan daging, harga, warna, bentuk dan ukuran, serta kebersihan produk. Sedangkan kepuasan konsumen terhadap atribut pelayanan KaFC dipengaruhi oleh 13 atribut yaitu kecepatan pelayanan, ketelitian dan keakuratan penjual, kemampuan penjual untuk cepat tanggap menyelesaikan keluhan konsumen, keramahan dan kesopanan penjual, ketepatan pada saat pembayaran, pengetahuan penjual mengenai produk, kemampuan penjual berkomunikasi dengan konsumen, penampilan penjual,
kemudahan dalam proses pembayaran, kebersihan peralatan, kebersihan tempat atau gerobak, adanya tempat parker, dan kenyamanan tempat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik konsumen yang mengkonsumsi produk KaFC lebih didominasi oleh perempuan. Sebagian besar konsumen berumur 21-25 tahun yaitu pelajar/mahasiswa, belum menikah dengan pendidikan terakhir SMA dan pengeluaran per bulan sebesar Rp. 500.000-Rp. 1.500.000. Atribut produk yang dinilai penting namun pelaksanaan atau kinerja masih rendah oleh konsumen adalah cita rasa dan ketebalan daging (Kuadran I) dan atribut pelayanan yang dinilai penting namun pelaksanaan atau kinerja dinilai belum baik yaitu kebersihan peralatan dan kebersihan tempat/gerobak (kuadran I). Tingkat kepuasan konsumen dinilai puas terhadap atribut produk dan pelayanan KaFC dengan nilai 71 persen atau 0,71 untuk produk atribut produk dan 72 persen atau 0,72 untuk atribut pelayanan.
2. Pada Penelitian Saharah (2009) tentang Analisis Perilaku Konsumen dalam Keputusan Pembelian Kue Mochi di Perusahaan Dagang Lampion Sukabumi. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi karakteristik konsumen, mengidentifikasi
dan
menganalisis
proses
keputusan
pembelian
dan
menaganalisis tingkat kepuasan konsumen. Teknik pengolahan dan analisis data yang digunakan adalah Importance Performance Analysis (IPA) dan Customer Satisfaction Index (CSI) digunakan untuk menggambarkan sebaran data responden terhadap suatu variabel tertentu. Selain itu dalam penelitian ini digunakan Analisis Deskriptif untuk mengetahui karakteristik konsumen dan proses keputusan pembelian produk kue mochi. Hasil yang diperoleh adalah pada proses keputusan pembelian, sebagian besar konsumen melakukan pembelian
produk
kue
mochi
tergantung
situasi
(membeli
ketika
membutuhkan kue mochi). Pembelian dilakukan biasanya pada hari Libur dan keluarga merupakan pihak paling berpengaruh terhadap keputusan pembelian kue mochi. Berdasarkan nilai rata-rata tingkat kepentingan dan tingkat kinerja, setiap atribut produk dibagi kedalam empat kuadran. Atribut pada kuadran A adalah kermahan pramusaji, atribut yang berada pada kuadran B adalah rasa, izin Departemen Kesehatan, ketersediaan produk, kebersihan makanan,
kebersihan tempat, kecepatan pelayanan dan tanggapan terhadap keluhan. Atribut yang berada pada kuadran C yaitu isi kue mochi dalam satu kemasan. Iklan dan promosi, harga, desain kemasan, lokasi penjualan. Sedangkan untuk atribut yang berada pada kuadran D adalah varian aroma dan merek. Nilai Custmer Satisfaction Index dari kue mocha Lampion sebesar 76 persen, artinya konsumen merasa puas dengan produk kue mochi Lampion.
3. Pada penelitian Renny (2006) mengenai Analisis Proses Keputusan Pembelian dan Pemetaan Persepsi Indomie (Studi Kasus Mahasiswa Institut Pertanian Bogor). Jumlah objek penelitian ini adalah seluruh mahasiswa starata satu IPB, terdapat Sembilan fakultas dan tingkat persiapan bersama, dengan tidak memasukkan Fakultas Ekologi Manusia karena pertimbangan fakultas ini tergolong masih baru. Responden yang digunakan 100 orang didasarkan pada rumus Slovin dan alat analisis yang digunakan adalah Tabulasi Deskriptif, Analisis Faktor dan Analisis Gerombol. Karakteristik konsumen Indomie di kalangan mahasiswa IPB terbanyak adalah laki-laki yaitu 53 orang, rata-rata usia 17-22 tahun. Hampir 93 persen mahasiswa memiliki sumber pendapatan dari orang tua.
Pada proses keputusan tahap pengenalan kebutuhan
kepraktisan produk atau kecepatan penyajian karena tergolong makanan cepat saji dan mampu sebagai makanan selingan untuk menghilangkan rasa lapar. Sumber informasi yang menjadikan konsumen tertarik untuk membeli produk Indomie karena adanya iklan atau promosi di televisi. Adapun evaluasi alternatif yang menjadi dasar pertimbangan konsumen melakukan keputusan pembelian Indomie adalah rasa dan variasinya, disamping itu rasanya cocok atau sesuai selera konsumen. Tahapan evaluasi pasca pembelian sikap konsumen merasa biasa saja dan apabila terjadi kenaikan harga maka konsumen membeli merek mie instan lain yang lebih murah. Berdasarkan analisis faktor, faktor kelengkapan informasi pada kemasan seperti kadaluarsa merupakan faktor utama dan pertama dalam keputusan pembelian konsumen terhadap produk Indomie. Selain itu faktor kemudahan memperoleh produk, bauran pemasaran seperti pengaruh iklan, pengaruh lingkungan, pendapatan, dan ukuran berat dari Indomie merupakan faktor pendukung dari keputusan
pembelian konsumen. Sedangkan berdasarkan analisis gerombol terdapat empat gerombol yang mempengaruhi keputusan pembelian yaitu informasi pada kemasan, motivasi pembelian, bauran pemasaran dan pengaruh lingkungan.
4. Ramdhani (2005) dalam penelitiannya mengenai Analisis Proses Keputusan Pembelian Makanan Siap Saji di Kentucky Fried Chicken Cabang Pajajaran Bogor dan Implikasinya terhadap Bauran Pemasaran. Pengambilan objek penelitian dilakukan secara sengaja (purposive) dengan metode pengambilan sampel accidentally sampling dan jumlah responden yang diteliti sebanyak 99 orang. Metode analisis data menggunakan Tabulasi Deskriptif, Metode Analisis Biplot, Metode Fishbein dan Importance Performance Analysis (IPA) dan Analisis Bauran Pemasaran. Karakteristik konsumen yg datang ke KFC berusia 17-25 tahun dan berjenis kelamin perempuan. Hampir 80 persen pengunjungnya belum menikah dan bekerja sebagai pelajar/mahasiswa. Penghasilan per bulan antara Rp 500.000 sampai Rp 1.000.000. Proses keputusan pembelian pada tahap pengenalan kebutuhan dipengaruhi oleh anggapan bahwa produk KFC sebagai makanan selingan untuk menghilangkan rasa lapar, sedangkan konsumen biasanya sering berkunjung pada hari Sabtu atau Minggu yang tergantung pada situasi. Tahapan evaluasi pasca pembelian, konsumen merasa puas dengan produk KFCdan akan kembali mencobanya. Atribut lokasi, rasa dan keramahan pelayan menempati urutan pertama dari tingkat kepentingan atribut. Berdasarkan Importance Performance Analysis, atribut yang termasuk tingkat kepentingan dan kinerja tinggi adalah atribut lokasi, keramahan pelayan, penampilan pelayan, kecepatan penyajian produk, kecepatan transaksi, daftar menu, kebersihan, temperature ruangan, aroma produk, rasa dan promosi. Strategi pemasaran yang harus diterapkan KFC meliputi atribut lokasi, tempat parkir, keramahan pelayanan, kecepatan penyajian produk, kebersihan, dekorasi ruangan, aroma ruangan, musik, variasi jenis produk, jumlah porsi, aroma produk, rasa, kemasan bawa pulang, promosi dan diskon.
Perbedaan penelitian mengenai analisis proses keputusan pembelian yang dilakukan oleh penulis dengan penelitian sejenis oleh Johnson (2010), Sahara (2009), Renny (2006), Ramdhani (2005) yaitu dilihat pada analisa perilaku konsumen terhadap produk, metode analisis, dan implikasi manajerial atau rekomendasi dari hasil analisis. Keempat penelitian terdahulu sangat berbeda dengan penelitian penulis. Persamaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah penggunaan atribut-atribut penelitian sebagai dasar penting melakukan analisis keputusan pembelian konsumen. Penelitian ini menggunakan skala dengan lima kategori (skala likert), sama dengan penelitian Jhonson, Saharah dan Ramdhani. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah perbedaan lokasi, teknik pengolahan dan analisis data serta atribut-atribut yang telah ditentukan berdasarkan pengamatan, studi literatur, wawancara dengan pihak Bakso Sehat Bakso Atom. Atribut produk yang digunakan adalah harga, cita rasa, variasi bakso, label halal, izin Departemen Kesehatan&uji laboraturium, kebersihan makanan. Atribut tempat, fasilitas dan pelayanan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu lokasi gerai, kebersihan dan kenyamanan tempat, kebersihan peralatan, kerapihan pramusaji dan keramahan dalam pelayanan, serta areal parkir yang luas&kebersihan toilet.
III.
3.1.
KERANGKA PEMIKIRAN
Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis menjelaskan mengenai teori-teori yang
digunakan dalam penelitian ini, yang berguna untuk membantu menjelaskan secara deskriptif berbagai aspek pendukung dalam penelitian.
3.1.1 Teori Perilaku Konsumen Dapat dijelaskan bahwa penelitian mengenai perilaku konsumen merupakan studi dimana konsumen mau mengeluarkan sumber dayanya yang terbatas seperti uang, waktu, tenaga untuk mendapatkan barang atau jasa yang diinginkan sehingga para pemasar atau produsen harus memahami konsumen, mengetahui apa yang dibutuhkan, apa selera konsumen, dan bagaimana proses pengambilan keputusannya. Menurut Engel, et al (1994), perilaku konsumen didefinisikan sebagai tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi dan menghabiskan produk termasuk proses keputusan yang mendahului dan menyusuli tindakan tersebut. Terdapat tiga variabel yang mempengaruhi perilaku konsumen yaitu : 1. Pengaruh lingkungan, melputi budaya, kelas sosial, pengaruh personal, keluarga dan situasi. 2. Pengaruh perbedaan individu, meliputi motivasi dan keterlibatan, sumberdaya konsumen, pemahaman, sikap kepribadian, nilai dan gaya hidup. 3. Proses psikologi, meliputi proses informasi, pembelajaran, perubahan sikap dan perilaku.
3.2.1 Proses Pengambilan Keputusan a) Pengenalan Kebutuhan Pengenalan kebutuhan menurut Engel et al (1994), didefinisikan sebagai persepsi atas perbedaan antara keadaan yang diinginkan dan situasi aktual yang memadai untuk menggugah dan mengaktifkan proses keputusan. Dalam
pengenalan kebutuhan terdapat tiga determinan yaitu : (1) informasi yang disimpan dalam ingatan, (2) perbedaan individual dan (3) pengaruh lingkungan. Proses pengenalan kebutuhan dimulai saat pembeli menyadari adanya masalah atau kebutuhan. Pengenalan kebutuhan sebenarnya sangat dipengaruhi oleh berapa banyak ketidaksesuaian yang ada diantara keadaan aktual (situasi konsumen saat ini) dan keadaan yang diinginkan (situasi yang konsumen inginkan). Saat ketidaksesuaian ini melebihi tingkat atau ambang tertentu, kebutuhan pun dikenali. Namun demikian, bila ketidaksesuaian tersebut ada dibawah tingkat ambang, maka pengenalan kebutuhan tidak akan terjadi. Pengenalan kebutuhan akan diilustrasikan dalam Gambar 3.
Keadaan yang diinginkan
Keadaan Aktual Tingkat Ketidaksesuaian
Dibawah ambang
Diatas ambang
Keadaan yang diinginkan
Pengenalan Kebutuhan
Gambar 3. Proses Pengenalan Kebutuhan Berpusat pada Tingkat Ketidaksesuaian (Sumber : Engel, et all, 1994)
b) Pencarian Informasi Sebagai tahap kedua dari proses pengambilan keputusan adalah pencarian informasi, didefinisikan oleh Engel at al (1994) sebagai aktivasi dari pengetahuan yang tersimpan dalam ingatan atau pemerolehan informasi dari lingkungan. Pencarian informasi dapat bersifat internal dan eksternal. Pencarian internal adalah pencarian informasi melalui ingatan untuk melihat pengetahuan yang relevan dengan keputusan yang tersimpan didalam ingatan jangka panjang. Bila proses pencarian secara internal ini memadai untuk memberikan arah yang memuaskan, maka pencarian eksternal tidak dibutuhkan. Namun bila pencarian internal tidak mencukupi maka konsumen akan mencari informasi tambahan melalui pencarian eksternal, yaitu mengumpulkan informasi tambahan dari lingkungan. Proses pencarian internal dapat dilihat pada Gambar 4. Pengenalan kebutuhan
Pencarian Internal
Pencarian Internal
Berhasil? Lanjutkan
Jalankan Pencarian Eksternal
dengan Keputusan Sumber : Engel et al (1994)
Gambar 4. Proses Pencarian Internal
Menurut Kotler (1997), yang menjadi perhatian pemasar adalah sumbersumber informasi utama yang menjadi acuan konsumen dan pengaruh relatif tiaptiap sumber tersebut terhadap keputusan pembelian selanjutnya. Sumber informasi konsumen digolongkan dalam empat kelompok, yaitu : 1. Sumber pribadi
: keluarga, teman, tetangga, kenalan
2. Sumber komersial
: iklan, wiraniaga, penyalur, kemasan, pajangan
3. Sumber publik
: media massa, organisasi konsumen, peringkat
4. Sumber pengalaman : penanganan, pengkajian dan pemakaian produk Besarnya pencarian yang dilakukan tergantung pada kekuatan dorongannya, jumlah informasi yang dimiliki, kemudahan memperoleh informasi tambahan, nilai yang diberikan pada informasi tambahan dan kepuasan yang diperoleh dari pencarian tersebut. Pencarian yang dilakukan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu situasi, ciri-ciri produk, lingkungan eceran dan konsumen (Engel et al, 1994). Karakteristik konsumen yang termasuk dalam faktor konsumen meliputi pengetahuan, keterlibatan, kepercayaan dan sikap serta karakteristik demografi.
c) Evaluasi Alternatif Evaluasi alternatif didefinisikan Engel et al (1994) sebagai proses dimana suatu alternatif pilihan dievaluasi dan dipilih untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Ada empat komponen dasar proses evaluasi alternatif, yaitu : (1) menentukan kriteria yang akan digunakan untuk menilai alternatif-alternatif, (2) memutuskan alternatif pilihan, (3) menilai kinerja alternatif yang dipertimbangkan dan (4) menerapkan kaidah keputusan untuk membuat pilihan akhir. Komponen dasar evaluasi dapat dilihat pada Gambar 5.
Menentukan kriteria evaluasi
Menentukan alternatif pilihan
Menilai Kinerja Alternatif
Menetapkan Kaidah keputusan Sumber : Engel et al (1994)
Gambar 5. Komponen Dasar Proses Evaluasi Alternatif
Kriteria evaluasi alternatif tidak lebih daripada dimensi atau atribut tertentu yang digunakan dalam menilai alternatif-alternatif pilihan. Kriteria tertentu yang digunakan oleh konsumen selama pengambilan keputusan akan bergantung pada pengaruh situasi, kesamaan alternatif-alternatif pilihan, motivasi, keterlibatan dan pengetahuan (Engel et al, 1994). Selain menentukan kriteria evaluasi alternatif, konsumen juga harus menentukan alternatif lain dari kriteria evaluasi yang telah dibuat. Alternatif lain ini mendefinisikan peringkat pertimbangan yang berisikan himpunan bagian dari jumlah keseluruhan alternatif yang tersedia untuk konsumen. Peringkat pertimbangan ini ditentukan berdasarkan ingatan dari pengetahuan dan pencarian eksternal. Komponen berikutnya adalah menilai kinerja alternatif pilihan. Konsumen yang tidak memiliki pengetahuan yang telah disimpan akan lebih mengandalkan informasi eksternal dalam membentuk kepercayaan dari kinerja suatu alternatif. Komponen
terakhir
dari
proses
evaluasi
alternatif
yang
akan
dipertimbangkan adalah kaidah keputusan. Kaidah keputusan ini menggambarkan strategi yang digunakan konsumen untuk mengadakan seleksi dari alternatifalternatif pilihan (Engel et al, 1994).
d) Keputusan Pembelian Tindakan pembelian merupakan tahap akhir dari proses keputusan pembelian. Pada tahap ini, konsumen harus mengambil keputusan mengenai kapan dan dimana membeli serta bagaimana membayar. Engel et al (1994) mengungkapkan bahwa pembelian merupakan fungsi dari dua determinan, yaitu niat dan pengaruh lingkungan, dan atau perbedaan individu. Untuk determinan kedua, situasi memiliki pengaruh yang menonjol karena memiliki kepentingan khusus. Niat pembelian konsumen biasanya dapat digolongkan menjadi dua kategori, yaitu : (1) produk dan merek dan (2) kelas produk. Niat pembelian yang mencakup produk dan merek umumnya disebut sebagai pembelian yang terencana penuh dimana pembelian yang terjadi merupakan hasil dari keterlibatan tingi dan
pemecahan masalah yang diperluas. Kategori kedua merupakan niat terencana walaupun pilihan merek dibuat di tempat penjualan. Konsumen tidak selalu terlibat dalam setiap keputusan, terutama dalam melakukan pembelian terhadap barang-barang dengan keterlibatan yang rendah (Kotler, 1997). Konsumen dapat melewatkan satu tahap atau lebih yang urutannya tidak sesuai. Untuk produk-produk yang relatif baru dipasarkan, konsumen umumnya melewati proses keputusan pembelian.
e) Evaluasi Hasil Pembelian Setelah pembelian terjadi, konsumen akan mengevaluasi hasil pembelian yang dilakukannya. Evaluasi lebih jauh terjadi dalam bentuk pembandingan kinerja produk atau jasa berdasarkan harapan, hasilnya adalah kepuasan atau ketidakpuasan. Kepuasan berfungsi untuk mengokohkan loyalitas pembeli, sementara ketidakpuasan menyebabkan keluhan, komunikasi lisan yang negatif dan upaya untuk menuntut ganti rugi melalui sarana hukum. Ini berarti bahwa upaya mempertahankan pelanggan menjadi bagian yang penting sekali dalam strategi pemasaran umumnya dan strategi promosi khususnya. Hal ini dapat dilakukan melalui tindakan memastikan bahwa kualitas produk dan jasa memenuhi harapan, memonitor kepuasan dan tingkat upaya mempertahankan pelanggan, menawarkan garansi, dan menghadapi ketidakpuasan secara langsung dengan respon yang cepat dan tepat. Ini semua dapat dikomunikasikan ke pelanggan melalui promosi yang baik dan tepat. Memahami kebutuhan dan proses pembelian konsumen sangat penting dalam membuat strategi promosi yang efektif. Dengan memahami pembeli melalui tahap-tahap pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian, dan perilaku setelah pembelian, para pemasar dapat memperoleh petunjuk tentang bagaimana memenuhi kebutuhan konsumen. Memahami berbagai faktor dalam proses pembelian, para pemasar dapat merancang program pemasaran yang efektif untuk pasar sasarannya.
3.3.1 Faktor Utama yang Mempengaruhi Perilaku Membeli Kotler, (2000) mengemukakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku pembelian konsumen adalah sebagai berikut : 1. Faktor Budaya Faktor budaya memiliki pengaruh yang luas dan mendalam terhadap perilaku seseorang. Peran budaya, sub budaya dan kelas sosial pembeli sangatlah penting, yaitu : a) Budaya Merupakan penentu keinginan dan perilaku yang paling mendasar b) Sub Budaya Terdiri dari bangsa, agama, kelompok ras, dan daerah geografis. Banyak subbudaya yang membentuk segmen pasar penting, dan pemasar sering merancang produk dan program pemasaran yang disesuaikan dengan kebutuhan mereka. c) Kelas Sosial Pada dasarnya semua masyarakat memiliki strata sosial. Strata tersebut kadang-kadang berbentuk sistem kasta dimana anggota kasta yang berbeda dibesarkan dengan peran tertentu dan tidak dapat mengubah keanggotaan kasta mereka. Kelas sosial menunjukan preferensi produk dan merek yang berbeda dalam banyak hal. Beberapa pemasar memusatkan usaha mereka pada satu kelas sosial. 2. Faktor Sosial Selain faktor budaya, perilaku seorang konsumen dipengaruhi oleh faktorfaktor sosial seperti kelompok acuan, keluarga, serta peran dan status. a) Kelompok Acuan Kelompok Acuan adalah seseorang terdiri dari semua kelompok yang memiliki pengaruh langsung (tatap muka) maupun tidak langsung terhadap sikap atau perilaku seseorang. Pemasar berusaha mengidentifikasi kelompok acuan pelanggan mereka. Kelompok acuan mempunyai pengaruh kuat atas pilihan produk dan pilihan merek. b) Keluarga
Keluarga merupakan organisasi pembelian konsumen yang paling penting dalam masyarakat dan ia telah menjadi obyek penelitian yang ekstensif. Anggota keluarga merupakan kelompok acuan primer yang paling berpengaruh. c) Peran dan Status Peran meliputi kegiatan yang diharapkan dan dilakukan oleh seseorang. Setiap peran memiliki status. Orang-orang memilih produk yang mengkonsumsikan peran dan status mereka dalam masyarakat. 3. Faktor Pribadi Keputusan pembeli juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi. Karakteristik tersebut meliputi usia dan tahap siklus hidup, pekerjaan, keadaan ekonomi, gaya hidup, serta kepribadian dan kosep diri pembeli. a) Usia dan Tahap Siklus Hidup Orang membeli barang dan jasa yang berbeda sepanjang hidupnya. Konsumsi juga dibentuk oleh siklus hidup keluarga. Pemasar sering memilih kelompok berdasarkan siklus hidup sebagai pasar sasaran mereka. b) Pekerjaan Pekerjaan seseorang juga mempengaruhi pola konsumsinya. Pemasar berusaha mengidentifikasi kelompok pekerjaan yang memiliki minat di atas rata-rata atas produk dan jasa mereka. c) Keadaan Ekonomi Pilihan produk sangat dipengaruhi oleh keadaan ekonomi seseorang. Keadaan ekonomi terdiri dari penghasilan yang dapat dibelanjakan, tabungan, sikap atas belanja atau menabung, dan sebagainya. Pemasar barang-barang yang peka terhadap harga terus menerus memperhatikan trend penghasilan pribadi, tabungan dan tingkat bunga. Pemasar dapat mengambil langkah-langkah untuk merancang ulang, melakukan penempatan ulang dan menetapkan kembali harga produk mereka sehingga mereka dapat terus menawarkan nilai pada pelanggan sasaran. d) Gaya hidup Orang-orang yang berasal dari sub budaya, kelas sosial, dan pekerjaan yang sama ternyata memiliki gaya hidup yang berbeda. Pemasar mencari hubungan
antara produk dan gaya hidup, dengan demikian pemasar dapat lebih jelas mengarahkan merek pada gaya hidup yang digunakan orang-orang. e) Kepribadian dan Konsep Diri Setiap orang memiliki kepribadian berbeda yang mampu mempengaruhi perilaku pembelian. Kepribadian biasanya dijelaskan dengan menggunakan ciri-ciri seperti kepercayaan diri, dominasi, otonomi, ketaatan, kemampuan bersosialisasi, daya tahan dan kemampuan beradaptasi. Kepribadian dapat menjadi variabel yang sangat berguna dalam menganalisa perilaku konsumen, apabila jenis kepribadian tersebut dapat diklasifikasikan dengan akurat dan terdapat korelasi yang kuat antara jenis kepribadian tertentu dengan pilihan produk atau merk. 4. Faktor Psikologis Keputusan pembelian seseorang dipengaruhi oleh empat faktor psikologis utama yaitu motivasi, persepsi, pengetahuan, serta keyakinan dan pendirian. a) Motivasi Seseorang memiliki banyak kebutuhan pada waktu tertentu. Suatu kebutuhan akan menjadi motif jik didorong hingga mencapai tingkat intensitas yang memadai. Motif adalah kebutuhan yang cukup mendorong seseorang untuk bertindak. b) Persepsi Persepsi pada hakikatnya merupakan proses penilaian seseorang terhadap obyek tertentu. Melalui persepsi kita bisa mengenali produk yang dibeli atau jasa yang dipakai lebih terperinci. c) Pengetahuan Dengan adanya pengetahuan konsumen terhadap produk, yang kemudian mendorong permintaan atas sebuah produk tersebut. Melalui pengetahuan dan keinginan konsumen, hal ini digunakan pemasar untuk melakukan pendekatan dalam menciptakan produk. d) Keyakinan dan sikap Keyakinan adalah pemikiran deskriptif yang dianut seseorang tentang suatu hal. Sedangkan sikap adalah evaluasi, perasaan emosional, dan kecenderungan
tindakan yang menguntungkan dan bertahan lama dari seseorang terhadap beberapa obyek atau gagasan. 5. Proses pembelian Untuk meraih keberhasilan perusahaan, pemahaman mengenai bagaimana konsumen melakukan keputusan pembelian sangat penting untuk dilakukan. Secara khusus, pemasar harus mengidentifikasi siapa yang membuat keputusan pembelian, jenis-jenis keputusan pembelian dan langkah-langkah dalam proses pembelian. Keputusan membeli merupakan fungsi dari seberapa harapan pembeli atas produk dengan daya guna yang dirasakan dari produk tersebut. Jika daya guna dari produk tersebut dibawah harapan pelanggan, maka pelanggan akan merasa dikecewakan. Jika memenuhi harapan, pelanggan akan merasa puas. Perasaanperasaan tersebut mempunyai arti dalam hal apakah pelanggan tersebut akan membeli produk kembali dan membicarakan produk tersebut kepada orang lain secara menguntungkan atau merugikan sehingga perilaku sesudah pembelian dapat menentukan loyal atau tidaknya konsumen terhadap produk yang ditawarkan.
3.4.1 Atribut Produk Produk dapat berupa barang atau jasa merupakan segala sesuatu yang ditawarkan untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan individu (Kotler, 2000). Sedangkan atribut produk merupakan sifat-sifat produk yang menjamin agar produk tersebut dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan yang diharapkan konsumen. Atribut produk menjadi suatu pertimbangan bagi konsumen untuk memutuskan pembelian produk. Atribut produk terdiri dari dua jenis yaitu : 1)
Atribut yang berwujud, meliputi cirri produk seperti harga, kemasan, kualitas, desain produk, label dan warna.
2)
Atribut yang tidak berwujud, meliputi nama baik merek, popularitas perusahaan penghasil produk serta image konsumen terhadap merek produk.
3.2.
Kerangka Pemikiran Operasional Perubahan gaya hidup masyarakat termasuk perubahan pola konsumsi
produk dan meningkatnya kesadaran sertan minat masyarakat menuju kehidupan
yang sehat dalam mengkonsumsi makanan jadi atau makanan cepat saji merupakan salah satu fenomena kehidupan akibat globalisasi yang terjadi di Indonesia. Perubahan pola konsumsi makanan cepat saji termasuk di kota Bogor telah menyebabkan peningkatan permintaan dan semakin tingginya persaingan sehingga menyebabkan ketidakstabilan penjualan produk dan fluktuasi (meningkat dan menurunnya) pengunjung di beberapa usaha makanan sejenis. Persaingan ini tidak hanya disebabkan oleh bermunculannya usaha makanan yang baru, tetapi dapat disebabkan oleh pelayanan kurang optimal dan keragaman keinginan konsumen dalam mengkonsumsi makanan cepat saji. Ketidakstabilan penjualan produk dan fluktuasi pengunjung dalam bisnis makanan cepat saji juga dialami oleh perusahaan olahan daging sapi yaitu Bakso Sehat Bakso Atom Cabang Bogor. Bakso Sehat Bakso Atom Cabang Bogor berdiri pada tanggal 07 Mei 2010 dan merupakan bisnis yang menggunakan sistem kerja sama (kemitraan) dengan pembagian hasil atau keuntungan masingmasing 50 persen. Fluktuasi pengunjung dan ketidakstabilan penjualan produk terus dialami oleh bisnis ini. Pada bulan Mei sampai Oktober, Bakso Atom Bakso Sehat mengalami peningkatan kunjungan sebesar 30 persen dan puncak peningkatan pengunjung terjadi pada bulan Oktober. Namun sayangnya, pada bulan November dan bulan Maret Bakso Sehat Bakso Atom mengalami penurunan sebesar 10 persen. Hal ini menjadi permasalahan serius bagi pihak pengelola mengingat pengunjung merupakan faktor utama yang menentukan kelangsungan suatu usaha. Penurunan pengunjung tersebut disebabkan oleh berbagai faktor yang diduga berasal dari internal dan eksternal. Salah satu pendekatan yang dapat dilakukan dalam upaya peningkatan jumlah kunjungan adalah dengan memahami perilaku konsumen dalam proses keputusan pembelian Bakso Sehat Bakso Atom Cabang Bogor, dimulai dari mengidentifikasi karakteristik konsumen, menganalisis pengambilan keputusan konsumen Bakso Sehat Bakso Atom Cabang Bogor sampai menganalisis pengaruh atribut-atribut (atribut produk, atribut tempat, fasilitas dan pelayanan) terhadap keputusan pembelian. Informasi yang diperoleh mengenai karaktersitik konsumen, proses keputusan pembelian, beberapa variabel dari karakteristik konsumen yang diduga
menjadi faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian dan pengetahuan pengaruh atribut-atribut (atribut produk dan atribut pelayanan, tempat&fasilitas) yang ada pada Bakso Sehat Bakso Atom Cabang Bogor sangat bermanfaat bagi perusahaan. Jika telah sesuai, perusahaan dapat melanjutkan kebijakan yang disusun namun jika tidak sesuai, perusahaan dapat memperbaiki kebijakan dan kinerja agar nantinya dapat diterima dengan baik oleh konsumen. Bagan aliran kerangka pemikiran penelitian dapat dilihat pada Gambar 6.
Kesadaran dan Minat Masyarakat dalam Mengkonsumsi Makanan Jadi atau Makanan Cepat Saji yang Sehat dan Bergizi
-Bakso Sehat Bakso Atom Cabang Bogor sebagai Salah Satu Usaha Kuliner Bakso yang Menerapkan Konsep Sehat dan Bergizi -Bakso Sehat Bakso Atom Cabang Bogor Tergolong Baru di Bogor --
-
Permasalahan : Realisasi Pengunjung dan Penjualan Produk Lebih Tinggi dari Target yang Diharapkan Tetapi Pada Bulan November Terjadi Penurunan Penjualan yang Cukup Signifikan Munculnya Persaingan dengan Beberapa Usaha Sejenis
Analisis Perilaku Konsumen dalam Proses Keputusan Pembelian Bakso Sehat Bakso Atom untuk Mempertahankan Pelanggan
Proses Keputusan Pembelian (Engel et al, 1994): Pengenalan Kebutuhan Pencarian Informasi Evaluasi Alternatif Pembelian Hasil atau Pasca Pembelian
Identifikasi Karakteristik Konsumen : Jenis Kelamin, Usia, Status, Pendidikan Terakhir, Pekerjaan dan Pendapatan
Atribut Produk : Harga, Rasa, Variasi Bakso, Merek, Label Halal, Izin DepKes&Uji Laboraturium, Kebersihan Makanan. Atribut Pelayanan, Tempat dan Fasilitas: Lokasi Gerai, Kebersihan dan Kenyamanan Tempat, Kerapihan Pramusaji dan Keramahan dalam Pelayanan, Areal Parkir yang Luas dan Kebersihan Toilet.
Analisis Deskriptif Analisis Regresi Logistik
Atribut Produk&Atribut Pelayanan, Tempat dan Fasilitas yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian Perbaikan dan Masukan bagi pihak Bakso Sehat Bakso Atom dalam Mengikuti Perkembangan Selera dan Kebutuhan Konsumen Gambar 6. Kerangka Pemikiran Operasional
IV.
4.1.
METODELOGI PENELITIAN
Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian mengenai “Perilaku Konsumen dalam Proses Keputusan
Pembelian Bakso Sehat Bakso Atom (Kasus Bakso Sehat Bakso Atom Cabang Bogor)” dilaksanakan di Bakso Sehat Bakso Atom Cabang Bogor yang berlokasi di Jl. Mayjen Ishak Juarsa No.149 Bogor. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara purposive (sengaja) dengan pertimbangan Bakso Sehat Bakso Atom Cabang Bogor merupakan gerai bakso yang berbeda dengan gerai bakso lainnya antara lain menggunakan konsep restoran (prasmanan), penggunaan bahan-bahan yang tidak berbahaya bagi kesehatan dan menu bakso yang bervariasi. Bakso Sehat Bakso Atom Cabang Bogor berlokasi tidak berada pada pusat kota (seperti mall atau pusat jajanan) dan berada di jalur cepat, jumlah pengunjung terus meningkat tiap harinya terutama pada bulan Oktober 2010. Akan tetapi pada bulan November dan Desember 2010 mengalami penurunan pengunjung. Penelitian di lapang dilakukan selama bulan November sampai Desember 2010.
4.2.
Jenis dan Sumber Data Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan
data sekunder, baik yang bersifat kualitatif dan kuantitatif. Data primer yaitu data yang dikumpulkan secara langsung melalui objeknya. Sumber data primer berasal dari jawaban kuisioner yang diberikan kepada responden (konsumen Bakso Sehat Bakso Atom Cabang Bogor), Pemilik dan Karyawan Bakso Sehat Bakso Atom. Data sekunder adalah data yang diperoleh berupa studi literatur majalah, buku, internet dan dokumen-dokumen tertulis atau laporan yang terdapat di berbagi instansi terkait.
4.3.
Metode Penentuan Sampel Pada penelitian ini pengambilan sampel dilakukan dengan metode non
probability sampling. Dengan nonprobability sampling, pemilihan sampel tidak berdasarkan pada probabilitas, peneliti tidak menghitung probabilitas setiap orang
dalam populasi yang dimasukkan ke dalam sampel (Cooper and Schindler, 2006). Pengambilan sampel menggunakan teknik Judgement Sampling atau pengambilan sampel dipilih dengan melihat beberapa kriteria yang telah ditentukan secara subjektif oleh peneliti. Dalam hal ini karakteristik sampel untuk pengisian kuesioner adalah konsumen yang sedang makan di Bakso Sehat Bakso Atom dengan tidak melihat frekuensi konsumsi bakso (baru pertama kali atau sering). Jumlah responden yang digunakan sebanyak 30 orang dimana responden dibagi menjadi tiga hari operasional gerai yaitu hari kerja atau hari biasa, hari weekend (Jumat-Sabtu-Minggu) dan hari libur nasional, dengan masing-masing responden berjumlah 10 orang.
4.4.
Metode Pengolahan dan Analisis Data Data yang diperoleh kemudian diolah dan dianalisis dengan menggunakan
metode deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Analisis data dalam penelitian ini digunakan tiga pendekatan, yaitu analisis deskriptif, analisis regresi logistik dan uji validitas dan reliabilitas. Pengolahan data dilakukan dengan bantuan komputer menggunakan alat statistik yaitu SPSS (Statistical Product and Service Solution) versi 16.0 for Windows.
4.4.1 Analisis Deskriptif Data tentang karakteristik konsumen dan proses keputusan pembelian Bakso Sehat Bakso Atom yang mencakup pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian dan pasca pembelian dibuat ke dalam tabel dan dikelompokkan berdasarkan jawaban yang sama lalu dipersentasekan menurut jumlah responden. Persentase terbesar merupakan faktor dominan dari masing-masing variabel yang diteliti. Analisis deskriptif digunakan untuk mengetahui karakteristik konsumen dan proses pengambilan keputusan konsumen dalam membeli Bakso Sehat Bakso Atom.
4.4.2 Pengujian Kuisioner Pengujian kuisioner dilakukan untuk mengetahui sejauh mana pertanyaan mengenai atribut di dalam kuisioner dapat dimengerti oleh responden. Penentuan
atribut dilakukan dengan melihat penelitian-penelitian terdahulu, observasi langsung dan studi literatur. Uji coba yang dilakukan dalam penentuan atribut adalah uji validitas dan uji realibilitas dengan menyebarkan kuisioner kepada 30 responden. Uji validitas dilakukan untuk mengetahui valid atau tidaknya pernyataan kuesioner. Uji validitas yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan uji One Shot Method (satu sisi) atau disebut juga dengan internal consistency (sekali pengukuran) dengan membandingkan r hitung dengan r tabel. R hitung dapat dilihat dari Corrected Item-Total Correlation, diuji dengan menggunakan SPSS 16.0. Daftar atribut yang akan di uji validitas dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Daftar Atribut yang Akan Di uji Validitas No. Atribut Produk
Pertanyaan Atribut Pelayanan, Tempat&Fasilitas
1.
Harga Bakso
Lokasi Gerai
2.
Rasa Bakso
Kebersihan dan Kenyamanan Tempat
3.
Variasi Bakso
4.
Tekstur dan Kekenyalan
5. 6. 7.
Merek Label Halal, Izin Depkes dan Uji Laboraturium Ketersediaan Produk
Kerapihan Pramusaji dan Keramahan dalam Pelayanan Areal Parkir yang Luas&Kebersihan Toilet Layanan Delivery atau Siap Antar
8.
Kebersihan Makanan
Untuk mengetahui atribut yang valid, dilakukan uji One Shot Method (satu sisi). Data dikatakan valid apabila nilai Corrected Item - Total Correlation lebih besar dari R
tabel
(Ghozali, 2001). Uji Corrected Item-Total Correlation
menggambarkan hubungan antara item dengan total : 1) Jika koefisien yang dihasilkan bernilai negatif, berarti semakin tinggi skor item akan diikuti oleh semakin rendahnya skor total. 2) Jika koefisien yang dihasilkan bernilai positif, ini berarti semakin tinggi skor item akan diikuti oleh semakin tinggi skor totalnya. Item tersebut memberikan keterangan yang akurat mengenai keadaan objek yang diteliti.
3) Jika koefisien yang dihasilkan mendekati nol (0) maka item itu tidak memberikan informasi apapun mengenai objek yang diteliti. Hasil pengujian validitas dengan menggunakan uji Corrected Item-Total Correlation menyatakan bahwa dari 13 atribut yang diuji hanya 10 atribut yang dipertimbangkan oleh responden dalam keputusan pembelian Bakso Sehat Bakso Atom. Perhitungan validitas dapat dilihat pada Lampiran 3 dan Lampiran 4. Atribut-atribut hasil uji validitas dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Daftar Atribut Hasil Validitas No. Atribut Produk
Pertanyaan Atribut Pelayanan, Tempat&Fasilitas
1.
Harga Bakso
Lokasi Gerai
2.
Rasa Bakso
Kebersihan dan Kenyamanan Tempat
3.
Variasi Bakso
4.
Merek
Kerapihan Pramusaji dan Keramahan dalam Pelayanan Areal Parkir yang Luas&Kebersihan Toilet
5.
Label Halal, Izin DepKes&Uji Laboraturium Kebersihan Makanan
6.
Uji reliabilitas merupakan pengujian yang menunjukkan sejauh mana stabilitas dan konsistensi dari alat ukur yang digunakan, sehingga memberikan hasil yang relatif konsisten jika pengukuran tersebut diulangi. Dalam penelitian ini, uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan rumus Cronbach Alpha. Dalam penelitian ini alat ukur dapat disebut reliabel apabila memiliki Cronbach Alpha lebih besar dari 0.60. Rumus ini digunakan untuk mencari reliabilitas instrument yang skornya merupakan rentang beberapa nilai. Rumus ini ditulis sebagai berikut: k
Σσ²b
ri = (k−i) (1- σ²t ) Keterangan : ri
= Reliabilitas Instrumen
k
= Banyaknya Butir Pertanyaan
Σσ²b = Jumlah Varians Butir
Dari hasil perhitungan dihasilkan nilai alpha reliabilitas kuisioner (ri) adalah 0.807. Nilai αtabel adalah 0.60. Dengan demikian kuisioner dinyatakan reliabel karena αhit > αtabel. Hasil perhitungan reliabilitas dapat dilihat pada Lampiran 3 dan Lampiran 4.
4.4.3. Analisis Pengaruh Atribut-atribut dalam Keputusan Pembelian Bakso Sehat Bakso Atom (Regresi Logistik) Analisis Regresi Logistik merupakan suatu teknik untuk menerangkan peluang kejadian tertentu dari kategori peubah respon (Firdaus, 2008). Selain itu regresi logistik digunakan untuk menentukan persentasi varian di dalam variabel tidak bebas dijelaskan oleh variabel bebas dan untuk variabel yang dilibatkan dalam model. Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala likert 1-5. Dengan nilai dan skor sebagai berikut : a. Skor 5 untuk jawaban sangat setuju b. Skor 4 untuk jawaban setuju c. Skor 3 untuk jawaban cukup setuju d. Skor 2 untuk jawaban kurang setuju e. Skor 1 untuk jawaban tidak setuju Analisis Regresi Logistik dilakukan melalui empat tahap utama yaitu menentukan model, melakukan pendugaan terhadap masing-masing variabel penjelas dalam model sekaligus menilai kelayakan model tersebut dan melakukan analisis terhadap variabel-variabel atau atribut-atribut yang signifikan yang mempengaruhi keinginan konsumen untuk melakukan kunjungan dan pembelian ulang ke Bakso Sehat Bakso Atom Cabang Bogor.
1. Estimasi Model Menurut Hosmer dan Lameshow (1989), vektor x’ = (x1,x2,…,xp) menotasikan sebanyak p variabel bebas yang dilibatkan. P( = 1| ) =
( )
adalah peluang bersyarat bahwa variabel tidak bebas menyatakan kejadian (y=1). 0
adalah konstanta dan
1,
2, …
adalah koefisien dari masing-masing varabel
bebas. Bentuk spesifik dari model regresi logistik adalah :
=
1+
(x) dapat ditransformasikan dalam logit, g (x) menjadi:
=
( ) ( )
g(x) = ln[ 1−
0
+
1 1
+
2 2
] +
+
Berkaitan dengan model regresi logistik yang digunakan dalam penelitian, variabel tidak bebas model adalah keinginan konsumen untuk kembali membeli dan mengkonsumsi Bakso Sehat Bakso Atom Cabang Bogor. Sedangkan variabel bebasnya adalah atribut-atribut yang mempengaruhi keputusan pembelian seperti atribut produk dan atribut pelayanan, tempat&fasilitas. Atribut produk dalam penelitian ini adalah unsur-unsur produk yang dipandang penting oleh konsumen dan dijadikan dasar dalam pengambilan keputusan pembelian. Atribut produk tersebut terdiri dari harga bakso, cita rasa, variasi bakso, merek, label halal, izin Departemen Kesehatan dan uji laboraturium dan kebersihan makanan. Sedangkan atribut pelayanan, tempat dan fasilitas terdiri dari Lokasi Gerai, Kebersihan dan Kenyamanan Tempat, Kerapihan Pramusaji dan Keramahan dalam Pelayanan serta Areal Parkir yang Luas dan Kebersihan Toilet.
Dengan demikian, untuk model regresi logistik dalam penelitian ini adalah: Y(x) =
+
+
+
+
+
+
+
+
+
Dimana: x1 = Harga Bakso (Mahal = 0, Murah = 1) x2 = Cita Rasa (Enak = 0, Tidak Enak = 1) x3 = Variasi Bakso (Bervariasi = 0, Tidak Bervariasi = 1) x4 = Merek (Terkenal = 0, Tidak Terkenal = 1) x5 = Label Halal-Izin Depkes&Uji Laboraturium (Sudah Terdaftar = 0, Belum Terdaftar = 1) x6 = Kebersihan Makanan (Bersih = 0, Tidak Bersih = 1) x7 = Lokasi Gerai (Mudah Dijangkau = 0, Sulit Dijangkau = 1)
x8 = Kebersihan dan Kenyamanan Tempat (Bersih dan Nyaman = 0, Tidak Bersih dan Tidakn Nyaman = 1) x9 =
Kerapihan Pramusaji dan Keramahan dalam Pelayanan (Rapih dan Ramah = 0, Tidak Rapih dan Tidak Ramah = 1)
x10= Areal Parkir yang Luas dan Kebersihan Toilet (Luas dan Bersih = 0, Tidak Luas dan Bersih = 1)
Hipotesa dari sepuluh variabel yang akan dianalisis adalah: 1)
Harga Bakso : Konsumen yang menilai bahwa harga Bakso Sehat Bakso Atom Cabang Bogor yang ditawarkan sesuai dengan kebutuhan, keinginan dan selera, maka konsumen kemungkinan akan membeli Bakso Sehat Bakso Atom, namun konsumen yang menganggap harga yang ditawarkan tidak sesuai dengan kebutuhan, keinginan dan selera, maka kemungkinan konsumen tidak akan membeli Bakso Sehat Bakso Atom.
2)
Cita Rasa : Cita Rasa produk Bakso Sehat Bakso Atom diduga mempengaruhi kecenderungan seseorang untuk melakukan pembelian. Cita rasa sangat berhubungan dengan selera dan kepuasan konsumen.
3)
Variasi Bakso: Diduga variasi bakso berpengaruh terhadap keinginan membeli Bakso Sehat Bakso Atom. Variasi bakso yang beragam dan unik akan membuat konsumen lebih tertarik untuk membeli Bakso Sehat Bakso Atom.
4)
Merek : Diduga merek bisa mempengaruhi konsumen untuk melakukan keputusan pembelian produk barang atau jasa. Apabila sebuah produk barang atau jasa sudah memiliki brand image atau merek yang terkenal maka biasanya konsumen tidak akan ragu untuk mengkonsumsi produk tersebut.
5)
Label Halal, Izin Depkes dan Uji Laboraturium Produk barang yang sudah memiliki label halal, izin depkes dan uji laboraturium diduga berpengaruh positif terhadap keyakinan konsumen dalam melakukan keputusan pembelian. Karena dengan adanya label halal, izin depkes dan uji laboraturium konsumen akan merasa memperoleh keamanan dalam mengkonsumsi produk tersbut. Begitu pula dengan Bakso Sehat Bakso Atom
Cabang Bogor yang berbeda dengan bakso-bakso lainnya akan membuat konsumen melakukan keputusan pembelian. 6)
Kebersihan Makanan : Diduga kebersihan makanan berpengaruh positif terhadap keinginan membeli dan mengkonsumsi makanan. Konsumen yang datang akan merasa puas apabila makanan yang dikonsumsinya bersih dan tidak mengandung kuman penyakit.
7)
Lokasi Gerai: Lokasi gerai Bakso Sehat Bakso Atom Cabang Bogor diduga mempengaruhi keinginan untuk berkunjung dan membeli bakso. Semakin dekat dengan tempat tinggal konsumen maka pertimbangan keinginan konsumen untuk membeli produk tersebut semakin besar dan sebaliknya.
8)
Kebersihan dan Kenyamanan Tempat: Diduga kebersihan dan kenyamanan tempat berhubungan dengan keinginan membeli Bakso Sehat Bakso Atom Cabang Bogor. Kenyamanan akan membawa konsumen merasa tenang dan aman.
9)
Kerapihan Pramusaji dan Keramahan dalam Pelayanan : Diduga mempunyai
dampak pada keberhasilan jangka panjang dari suatu usaha.
Diduga
pelayanan berhubungan dengan keinginan membeli Bakso Sehat Bakso Atom Cabang Bogor. 10) Areal Parkir yang Luas dan Kebersihan Toilet : Bagi sebagian besar konsumen, diduga areal parkir yang luas dan toilet yang bersih berhubungan dengan keinginan berkunjung kembali ke suatu tempat, terutama bagi konsumen yang memiliki kendaraan.
2. Uji Kelayakan atau Parameter Model Pengujian parameter model dilakukan dengan menguji semua parameter secara keseluruhan (simultan) dan menguji masing-masing parameter secara terpisah (individual). Uji rasio likelihood (likelihood ratio test) dapat digunakan untuk melihat pengaruh variabel-variabel penjelas yang dimasukan dalam model untuk menguji apakah variabel memberikan pengaruh terhadap kebaikan dari model dengan uji ratio likelihood, mula-mula dicari nilai statistik G. Rumus uji G adalah : = −2
瑬
Dengan hipotesis: Ho = ß1 = ß2 =…..= ßk = 0 H1 = Minimal Ada Satu Nilai ß ≠ 0
Jika nilai G > X2p(a) atau p-value dari stastistik G lebih kecil dari taraf nyata
(α=0.050) maka keputusannya adalah menolak Ho artinya setidaknya adasatu variabel independent yang berpengaruh nyata terhadap variabel dependent.
3. Uji Akurasi Model Uji akurasi model atau uji goodness of fit dilakukan dengan memperhatikan nilai sebaran chi-square. Secara statistik, uji akurasi model dapat diukur dari nilai koefisien determinasi, nilai statistik F dan nilai statistik t. Perhitungan statistik disebut signifikan apabila nilai uji statistiknya berada pada daerah kritis (daerah dimana Ho ditolak dan disebut tidak signifikan bila nilai uji statistiknya berada dalam daerah dimana Ho diterima. Dengan hipotesis : Ho = Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara nilai observasi dengan nilai prediksi oleh model H1 = Terdapat perbedaan yang signifikan antara nilai observasi dengan nilai prediksi oleh model
4. Uji Signifikasi Variabel Prediktor Secara Individu Pengujian terhadap signifikansi masing-masing variabel independent secara individu dilakukan dengan Uji Wald (Wj) dengan rumus : G=
ß (ß )
Keterangan : ß
= Penduga ß
SE = Penduga standar error dari ß ßk = Koefisien variabel independent Dengan Hipotesis : Ho = ß k = 0 H1 = ßk ≠ 0, k = 1,2,3,…k
Statistik Wj mengikuti sebaran normal (Z), jika nilai Wj > Zα/2 atau two-tailed
P-Value dari statistik Wj lebih kecil dari taraf nyata (α = 0.050) maka
keputusannya adalah menolak Ho artinya variabel independent ke-k tersebut berpengaruh secara nyata (signifikan) terhadap variabel respon. Selanjutnya, setelah dilakukan uji signifikansi masing-masing variabel independent maka dilakukan interpretasi model regresi logistik yang dimaksudkan untuk mendeskripsikan seberapa besar perubahan variabel respon bila ada perubahan pada variabel independent. Nilai odds ratio untuk keperluan tersebut. Setiap variabel independent dapat dihitung nilai odds ratio-nya. Adapun nilai odds ratio untuk predictor Xj adalah sebagai berikut :
Untuk Xj dalam Bentuk Variabel Dummy : Odds Ratio untuk Xj =
( 1− ) xj = 1
ebo+b1X1i+…..+bj(1)+…+bkXKi = ebj
= ebo+b1X1i+…...+bj(0)+….+bkXKi
(1− ) Xj = 0
Artinya, peluang sukses pada kategori Xj=1, besarnya ebj kali lipat dibandingkan dengan Xj=0, Ceteris Paribus.
Untuk Xj dalam Bentuk Variabel Metrik : Odds Ratio untuk Xj =
( 1− ) xj +1 (1− ) Xj
ebo+b1X1i+…..+bj(Xj+1)+…+bkXKi = ebj
= ebo+b1X1i+…...+bj(Xj)+….+bkXKi
Artinya, bila Xj bertambah satu satuan Xj, maka peluang suksesnya akan ebj kali lipat disbanding sebelumnya, Ceteris Paribus. Nilai odds ratio berkisar antara nol hingga tak hingga. Adapun nilai odds ratio dapat dikategorikan menjadi tiga kategori yaitu : - Bila bj bertanda positif, maka odds ratio akan bernilai lebih dari satu, yang artinya Xj berpengaruh positif terhadap variabel respon sukses. - Bila bj bertanda negatif, maka odds ratioakan bernilai antara nol dan satu, artinya Xj berpengaruh negatif terhadap variabel respon sukses. - Bila bj bernilai nol, maka odds ratio akan bernilai satu, yang artinya Xj tidak berpengaruh terhadap variabel respon sukses.
4.5.
Definisi Operasional Beberapa batasan istilah yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai
berikut: 1) Konsumen
adalah
individu
atau
sekelompok
orang
yang
sedang
mengkonsumsi atau menikmati Bakso Sehat Bakso Atom di Gerai Bakso Sehat Bakso Atom Cabang Bogor. Variabel tidak bebas bernilai 1 adalah jika konsumen membeli bakso dan 0 adalah jika pengunjung menyatakan tidak akan membeli bakso. 2) Responden adalah konsumen Bakso Sehat Bakso Atom Cabang Bogor yang bersedia untuk diwawancarai dan mengisi kuisioner yang diberikan peneliti dengan usia minimal responden adalah 16 tahun, karena diasumsikan mampu menjawab pertanyaan dan informasi yang diberikan. 3) Pekerjaan adalah aktivitas utama konsumen. Dalam analisis regresi logistik, pekerjaan mewakili waktu luang yang dimiliki konsumen. Sehingga status pekerjaan konsumen diklasifikasikan kedalam dua kategori, yaitu bekerja dengan jenis pekerjaan sebagai wirausaha (pengunjung yang mempunyai usaha sendiri) dan bukan wirausaha yang meliputi pelajar, pegawai, karyawan swasta dan ibu rumah tangga serta status tidak bekerja (tidak memiliki pekerjan). 4) Pendidikan adalah tingkat pendidikan formal terakhir konsumen pada saat penelitian dilakukan. 5) Tahap
pengenalan
kebutuhan
adalah
tahap
dimana
konsumen
mengidentifikasi produk apa yang dibutuhkannya. Begitu pula dengan keputusan pembelian bakso, dalam hal ini tahap pengenalan kebutuhan sebelum membeli bakso diklasifikasi menjadi tiga yaitu motivasi pembelian bakso, manfaat yang diperoleh jika membeli bakso dan perasaan seseorang atau konsumen jika tidak membeli bakso. 6) Tahap pencarian informasi adalah tahap dimana konsumen mengumpulkan berbagai jenis informasi mengenai produk yang dibutuhkannya, termasuk dalam pembelian bakso. Sumber informasi yang diperoleh konsumen mengenai produk barang atau jasa dan peranan promosi menjadi sangat penting dalam keputusan pembelian.
7) Tahap evaluasi alternatif, pada tahap ini konsumen akan mengevaluasi alternatif yang ada kemudian konsumen melakukan kegiatan membeli. 8) Tahap keputusan pembelian adalah keputusan yang diambil konsumen untuk membeli merek yang disukai setelah mengetahui informasi yang diperoleh. Konsumen yang dimaksud dalam penelitian adalah konsumen yang memilih Bakso Sehat Bakso Atom Cabang Bogor sebagai alternatif makanan cepat saji yang berupa produk olahan daging. Tahapan dalam penelitian ini akan dianalisis beberapa pertanyaan mengenai keputusan pembelian yaitu (1) cara pengunjung memutuskan membeli Bakso Sehat Bakso Atom Cabang Bogor, (2) pemilihan hari atau waktu kunjungan yang sering dilakukan dalam melakukan keputusan pembelian Bakso Sehat Bakso Atom Cabang Bogor, (3) frekuensi pembelian ke Bakso Sehat Bakso Atom Cabang Bogor, (4) yang mempengaruhi pembelian Bakso Sehat Bakso Atom Cabang Bogor. 9) Tahapan evaluasi pasca pembelian tahapan dimana konsumen merasa puas atau tidak puas dengan apa yang dikonsumsi. Apabila konsumen merasa puas maka peluang untuk membeli kembali bakso akan besar. 10) Atribut produk adalah sifat-sifat atau aspek-aspek yang terkandung dalam suatu produk dan yang nantinya akan menjadi penentu serta dasar pertimbangan konsumen untuk menyukai dan kemudian membeli produk tersebut. Atribut produk dalam penelitian ini adalah harga bakso, cita rasa, variasi bakso, merek, label halal, izin Departemen Kesehatan dan uji laboraturium dan kebersihan makanan. 11) Atribut pelayanan, tempat dan fasilitas adalah atribut pendukung yang terkandung di gerai yang digunakan sebagai pendukung dasar pertimbangan konsumen dalam melakukan keputusan pembelian. Atribut pelayanan, tempat dan fasilitas terdiri dari Lokasi Gerai, Kebersihan dan Kenyamanan Tempat, Kerapihan Pramusaji dan Keramahan dalam Pelayanan serta Areal Parkir yang Luas dan Kebersihan Toilet.
12) Ketersediaan fasilitas adalah ketersediaan berbagai fasilitas sebagai pendukung yang ada di Bakso Sehat Bakso Atom Cabang Bogor, seperti mushola, toilet dan lainnya.
V.
5.1.
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
Sejarah, Pertumbuhan dan Perkembangan Bakso Sehat Bakso Atom Bakso Sehat Bakso Atom berawal dari bakso gerobak yang “mangkal” di
sebuah warung kecil layaknya pedagang bakso keliling pada umumnya, namun Bakso Sehat Bakso Atom memiliki konsep yang kuat pada produknya yaitu BSBA tidak ingin menjual produk bakso biasa melainkan bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan bakso telah dipilih dan diuji kualitasnya. Dengan keberanian dan tekad yang kuat ingin menjual produk bakso yang sehat, pada tahun 2002 Bapak BR. Prabowo dengan modal sendiri sebesar Rp 40 juta dan dengan dibantu oleh 4 orang terdekat dari beliau mendirikan Bakso Sehat Bakso Atom pertama yang berlokasi di Ciputat. Gerai Bakso Sehat Bakso Atom yang pertama kali didirikan oleh beliau akan menjadi cikal bakal gerai atau outlet-outlet lainnya. Dengan latar belakang ingin menyajikan makanan yang sehat, bersih dan bergizi. Bakso Sehat Bakso Atom menyediakan produk bakso dengan standar kesehatan, halal, dan harga terjangkau. Sejak tahun 2003, Bakso Sehat Bakso Atom mulai beroperasi dan melayani para pelanggannya. Selain itu, Bakso Sehat Bakso Atom sudah mendaftarkan usahanya ke BPOM (untuk uji laboratorium bebas dari penggunaan Nitrit, Boraks, dan Formalin), Laboratorium Kesmavet (Kesehatan Masyarakat Veteriner) Dinas Pertanian dan Peternakan DKI Jakarta (Komite Akreditasi Nasional) serta Uji Metode SNI-19-2897-1992. Sertifikatsertifikat dan hasil uji tersebut mampu menjawab keraguan konsumen mengenai bakso yang selama ini diidentikkan dengan bahan-bahan yang tidak aman bagi tubuh. Dalam kegiatan usahanya, Bakso Sehat Bakso Atom mempunyai visi, misi dan motto yang diterapkan. Visi dari Bakso Sehat Bakso Atom adalah menjadikan produk Bakso Sehat Bakso Atom sebagai makanan utama masyarakat Indonesia. Sedangkan misi dari Bakso Sehat Bakso Atom adalah Bakso Sehat Bakso Atom selalu siap memproduksi makanan sehat penuh inovasi dengan mengutamakan kepuasan pelanggan. Selain itu, Bakso Sehat Bakso Atom juga memperhatikan
motto yang menjadi keberhasilan BSBA saat ini. Adapun motto yang diterapkan Bakso Sehat Bakso Atom adalah sehat dimulai dari makanan sehat. Konsep penyajian bakso yang ditawarkan Bakso Sehat Bakso Atom menggunakan konsep self service (prasmanan) dimana konsumen yang datang membeli bakso dapat memilih dan mengambil langsung jenis bakso yang diinginkan dan kemudian meracik sendiri bumbu-bumbu yang diinginkan sesuai dengan selera. Keunikan lainnya yang membedakan dengan bakso-bakso pada umumnya adalah Bakso Sehat Bakso Atom tidak menggunakan mie kuning dan tetelan sebagai bahan pelengkap melainkan hanya menggunakan soon yang berkualitas baik dan tanpa zat pewarna, tung cai asem asin dan sambel ijo. Selain itu, sebagai bakso yang memiliki segmentasi kelas menengah sampai menengah ke atas, pemilihan bahan adalah hal yang utama dalam proses produksi Bakso Sehat Bakso Atom. Karena bahan akan menentukan mutu dan kualitas produk. Bahan utama yang digunakan untuk pembuatan Bakso Sehat Bakso Atom adalah daging sapi Bali. Daging sapi Bali dipercaya mempunyai daging yang kadar airnya paling rendah dibanding daging sapi lainnya. Dengan kadar air yang rendah mampu menghasilkan bakso dengan daging yang rasanya benar-benar berdaging dan kenyal. Menu bakso yang ditawarkan Bakso Sehat Bakso Atom ada 16 menu varian bakso antara lain Bakso Atom yang terdiri dari Bakso Daging dan Bakso Urat, Bakso Daging, Bakso Urat, Bakso Daging Kecil, Bakso Urat Kecil, Bakso Sumsum, Bakso Telur Ayam Kampung, Bakso Tahu, Bakso Tahu Udang, Bakso Keju, Bakso Buntel, Bakso Sutera, Bakso Burger, Bakso Madu, Baksomay, dan Batagor. Untuk harga, Bakso Sehat Bakso Atom memiliki harga yang bervariasi mulai dari Rp.3.500,- per butir bakso sampai Rp 8.000,- per butir bakso. Saat ini Bakso Sehat Bakso Atom sudah memiliki 18 cabang outlet atau gerai yang tersebar luas di Jabodetabek dan Bandung. Namun kebanyakan dari outlet-outlet tersebut berlokasi di Jakarta karena berdasarkan prinsip yang dianut beliau yaitu “Taklukkan Dulu Ibukota, Baru Ke Luar Jakarta” sangat berpengaruh pada perkembangan bisnis Bakso Sehat Bakso Atom nantinya. Adapun 18 outlet atau gerai Bakso Sehat Bakso Atom tersebut salah satunya berlokasi di Bogor.
5.2.
Sejarah, Pertumbuhan dan Perkembangan Bakso Sehat Bakso Atom Cabang Bogor Bakso Sehat Bakso Atom Cabang Bogor didirikan pada tanggal 7 Mei
2010 oleh Bapak Sabar Basuki. Bakso Sehat Bakso Atom Cabang Bogor merupakan gerai bakso pertama di Bogor yang menerapkan konsep sehat, bersih dan bergizi, berlokasi di Jalan Mayjen Ishak Juarsa No.149 Gunung Batu. Adapun latar belakang pemilihan lokasi dikarenakan di daerah tersebut banyak komplek perumahan, ada beberapa sekolah, perguruan tinggi, perkantoran, klinik dan rumah sakit. Selain itu juga merupakan jalur utama untuk wilayah Bogor Tengah. Sistem pengelolaan Bakso Sehat Bakso Atom adalah sistem kerja sama dimana pemilik Bakso Sehat Bakso Atom Cabang Bogor ikut mengatur dan mengawasi usahanya. Untuk penyediaan bakso, manajemen dan karyawan dilakukan oleh BSBA Pusat sedangkan tempat dan seluruh fasilitas gerai dilakuakan oleh BSBA Cabang Bogor. Karyawan Bakso Sehat Bakso Atom memiliki tujuh orang karyawan dengan satu koordinator outlet. Hasil keuntungan bersih atau margin yang diperoleh dibagi 50 persen untuk masing-masing pihak (Bakso Sehat Bakso Atom Pusat dan Bakso Sehat Bakso Atom Cabang Bogor).
Seperti outlet-outlet atau gerai Bakso Sehat Bakso Atom lainnya, BSBA Cabang Bogor tidak melakukan produksi sendiri, melainkan hanya melakukan penjualan bakso. Konsumen yang datang tidak perlu khawatir dengan kesehatan dan keamanan bakso karena bakso-bakso dikirim dari BSBA Pusat setiap dua hari sekali dan khusus wilayah Bandung bakso dikirim setiap satu minggu sekali. Stok bakso yang dikirim biasanya dimasukkan terlebih dahulu ke dalam freezer dan bakso yang akan disajikan dimasukkan ke dalam panci-panci pemanas sehingga bakso yang dikonsumsi konsumen terjaga kesegaran dan kebersihannya. Semua produk bakso yang ditawarkan oleh Bakso Sehat Bakso Atom Cabang Bogor kurang lebih sama dengan Bakso Sehat Bakso Atom Pusat, hanya saja di BSBA Cabang Bogor untuk Bakso Bakar Madu tidak disajikan oleh konsumen karena kurang ada peminatnya. Sedangkan bakso yang paling banyak diminati adalah Bakso Keju, Bakso Burger, Baksomay dan Bakso Sumsum. Menu bakso tersebut sering kali dikonsumsi konsumen dengan menggunakan Kerupuk atau Kacang Atom. Sedangkan untuk minuman, Bakso
Sehat Bakso Atom tidak menyediakan minuman khusus. Minuman-minuman yang ditawarkan adalah Teh Botol/Fruit Tea/Joy Tea, Teh kotak Sosro, Soft Drink dan TEBS, Air Kemasan Botol, Joy Tea 500 ml, Susu Kedelai dan Jus). Sejalan dengan perkembangan usahanya, Bakso Sehat Bakso Atom Cabang Bogor terus memberikan pelayanan dan fasilitas-fasilitas terbaik seperti pelayanan yang ramah dan sopan serta areal parkir yang cukup luas dan toilet yang bersih. Untuk meningkatkan penjualan, Bakso Sehat Bakso Atom Cabang Bogor juga memberikan beberapa promosi diantaranya penyebaran brosur dan pemberian bakso gratis masing-masing lima buah untuk empat pembeli yang beruntung. Promosi tersebut diberi nama “ Lingkaran Rezeki BSBA”. Lingkaran Rezeki BSBA mulai diberlakukan pada tanggal 23 November 2010. Selain menyajikan Bakso Sehat Bakso Atom langsung kepada konsumen di outlet, Bakso Sehat Bakso Atom Cabang Bogor juga banyak menerima pesanan untuk berbagai acara atau sebagai supplier dari perusahaan-perusahaan maupun lembaga pemerintahan yang ingin bekerja sama dan sebagai mitra dari perusahaan.
5.3.
Sumber Daya Manusia dan Tanggung Jawab Sosial BSBA Masing-masing gerai Bakso Sehat Bakso Atom memiliki karyawan 5
sampai 8 orang dengan satu koordinator. Bakso Sehat Bakso Atom secara rutin sering mengadakan berbagai pelatihan-pelatihan atau training peningkatan motivasi, prosedur pelayanan yang berkaitan dengan perbankan, kerja sama tim, dan sebagainya. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan efisiensi dan mutu kerja karyawan. Selain dari karyawannya, keberhasilan Bakso Sehat Bakso Atom juga tidak terlepas partisipasi aktif semua komponen masyarakat baik secara langsung atau tidak langsung. Kesuksesan Bakso Sehat Bakso Atom diwujudkan dalam bentuk tanggung jawab sosial (social responsibility) kepada masyarakat, antara lain partisipasi BSBA di bidang entrepreneurship di segala tingkat pendidikan.
3
Sabar Basuki dan Ibu Utami S.Rahayu, wawancara personal pemilik usaha “Bakso Sehat Bakso
Atom Cabang Bogor”, 9/01/2011, 10:50 WIB
VI.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Bakso Sehat Bakso Atom Cabang Bogor merupakan salah satu bisnis makanan (jajanan bakso) yang menjadikan aspek kesehatan sebagai strategi utamanya. Menjamurnya perdagangan bakso di Indonesia, mengharuskan setiap usaha bakso memahami karakteristik setiap konsumen karena konsumen adalah raja dan kunci dari keberhasilan suatu usaha. Selain itu konsumen dengan perilakunya (terutama perilaku membeli barang atau jasa) adalah wujud dari kekuatan tawar dan sebagai salah satu kekuatan kompetitif yang menentukan intensitas persaingan dan keuntungan perusahaan.
6.1.
Karakteristik Responden Bakso Sehat Bakso Atom Cabang Bogor Berdasarkan hasil kuisioner yang diajukan kepada 30 responden,
karakteristik demografi responden yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari usia, jenis kelamin, status pernikahan, pekerjaan, pendapatan per bulan dan pendidikan terakhir. Responden yang dipilih adalah responden yang sedang mengkonsumsi produk Bakso Sehat Bakso Atom di gerai BSBA Cabang Bogor.
6.1.1. Usia Responden Hasil penelitian yang dilakukan terhadap 30 responden menunjukkan sebaran usia konsumen Bakso Sehat Bakso Atom Cabang Bogor didominasi oleh kalangan usia 20-45 tahun yaitu sebanyak 66,7 persen. Hal tersebut menunjukkan bahwa produk Bakso Sehat Bakso Atom Cabang Bogor banyak dikonsumsi oleh kalangan usia produktif seperti mahasiswa, pekerja dan ibu rumah tangga yang memiliki waktu luang dan menyempatkan diri di sela-sela kesibukan. Sedangkan konsumen Bakso Sehat Bakso Atom Cabang Bogor terkecil adalah konsumen yang berusia < 20 tahun sebanyak 13.3 persen dari total konsumen (responden). Sebaran responden berdasarkan usia dapat dilihat pada Gambar 7.
Jumlah Responden (orang) <20 tahun
20%
20-45 tahun
46-55 tahun
13%
67%
Gambar 7 Sebaran Responden Berdasarakan Usia
6.1.2. Jenis Kelamin Responden Konsumen yang menjadi responden dalam penelitian ini menunjukkan bahwa konsumen dengan jenis kelamin laki-laki mendominasi konsumsi Bakso Sehat Bakso Atom Cabang Bogor yaitu sebesar 60 persen, sedangkan 40 persen pengunjung Bakso Sehat Bakso Atom Cabang Bogor adalah perempuan. Hal ini membuktikan bahwa dalam melakukan keputusan pembelian dan mengkonsumsi makanan jadi atau cepat saji tidak hanya dilakukan oleh perempuan tetapi juga laki-laki. Dikarenakan saat ini meningkatnya aktivitas dan kessibukan tidak hanya terjadi pada perempuan, melainkan juga laki-laki. Dari hasil wawancara, beberapa konsumen laki-laki menyatakan bahwa membeli Bakso Sehat Bakso Atom dilakukan karena juga dipengaruhi oleh teman, istri, anak atau keluarga. Hasil ini dapat dimanfaatkan oleh pihak Bakso Sehat Bakso Atom Cabang Bogor untuk meningkatkan kunjungan yaitu dengan meningkatkan fasilitas dengan menyediakan ruangan khusus seperti ruangan meeting dengan konsep smoking area dan non smoking area serta menyediakan paket yang menarik seperti paket bigman jumbo yang disediakan untuk konsumen laki-laki dengan porsi bakso yang lebih banyak dan ukuran bakso yang besar. Tentunya, hal ini diharapkan mampu menarik minat laki-laki untuk lebih sering mengkonsumsi bakso di Bakso Sehat Bakso Atom Cabang Bogor. Sebaran responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada Gambar 8.
Jumlah Responden (orang) Laki-laki
Perempuan
40% 60%
Gambar 8. Sebaran Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
6.1.3. Status Pernikahan Responden Status pernikahan biasanya berpengaruh terhadap keputusan pembelian atau keputusan mengkonsumsi suatu produk barang dan jasa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden yang mengkonsumsi produk Bakso Sehat Bakso Atom Cabang Bogor sebagian besar berstatus menikah yaitu sebanyak 60 persen dan sisanya sebanyak 40 persen berstatus belum menikah (Gambar 9). Hal tersebut berkaitan dengan usia dan pekerjaan yang ada pada responden, sebagian besar responden sudah bekerja dan melakukan pengeluaran rumah tangga untuk konsumsi makanan jadi atau cepat saji di luar rumah. Hal ini dapat dijadikan masukan dan potensi bagi Bakso Sehat Bakso Atom dalam meningkatkan pelayanannya bagi keluarga atau pasangan yang sudah menikah seperti penambahan paket sweet couplemeat untuk pasangan yang sudah menikah yaitu paket yang terdiri dari minuman dua teh botol dan dua mangkok bakso dengan isi mangkok masing-masing dua bakso besar dan dua bakso kecil dengan harga ekonomis . Jumlah Responden (orang) Menikah
Belum Menikah
40% 60%
Gambar 9. Sebaran Responden Berdasarkan Status Pernikahan
6.1.4. Pekerjaan Responden Menurut Engel Blackwell dan Miniard (1994), pekerjaan yang dilakukan oleh pengunjung sangat mempengaruhi gaya hidup pengunjung dan merupakan satu-satunya basis terpenting untuk menyampaikan prestise, kehormatan dan respek. Gambar 10 menunjukkan status pekerjaan konsumen Bakso Sehat Bakso Atom Cabang Bogor dan berdasarkan status pekerjaan dapat diketahui bahwa persentase responden didominasi oleh responden yang bekerja di kantor, perusahaan, wiraswasta dan berstatus sebagai mahasiswa yaitu sebesar 66.7 persen dan sisanya sebesar 33.3 persen. Pekerjaan yang dimiliki responden berkaitan dengan usia responden yang produktif dan memiliki tingkat kesibukan yang cukup padat serta menyukai makanan yang serba praktis dengan konsep sehat termasuk Bakso Sehat Bakso Atom Cabang Bogor. Sebaran responden berdasarkan pekerjaan dapat dilihat pada Gambar 10.
Jumlah Responden (orang) Bekerja
Tidak Bekerja
33%
67%
Gambar 10. Sebaran Responden Berdasarkan Pekerjaan
6.1.5. Pendapatan Per Bulan Responden Pendapatan
sangat
dipengaruhi
oleh
pendidikan
dan
pekerjaan.
Pendapatan yang dimaksud adalah penghasilan rata-rata per bulan yang diterima oleh pengunjung. Untuk ibu rumah tangga, yang dimaksud dengan pendapatan pada penelitian ini adalah besarnya penghasilan yang diterima dari suami per bulan, sedangkan untuk pelajar dan mahasiswa adalah besarnya uang saku yang diterima tiap bulannya. Semakin besar pendapatan yang diterima seseorang, maka semakin besar pula daya beli seseorang terhadap barang atau jasa yang
ditawarkan. Tingkat pendapatan juga mempengaruhi seseorang dalam memilih bentuk wisata yang sesuai untuk diri dan keluarga. Berdasarkan hasil penelitian terhadap responden mengenai pendapatan per bulan responden Bakso Sehat Bakso Atom Cabang Bogor, sebanyak 36.7 persen responden memiliki pendapatan perbulan Rp 2.500.000,- sampai Rp 5.000.000,-. Responden dengan pendapatan perbulan Rp 2.500.000,- sampai Rp 5.000.000,lebih sering mengkonsumsi bakso di Bakso Sehat Bakso Atom Cabang Bogor dengan dasar pertimbangan kesehatan dan kemanan bakso. Selain itu, hal tersebut menunjukkan bahwa produk Bakso Sehat Bakso Atom diindikatorkan sebagai bakso kelas premium dengan segmentasi untuk kalangan menengah dan menengah ke atas. Sebaran responden berdasarkan pendapatan perbulan dapat dilihat pada Gambar 11.
Jumlah Responden (orang) 2, 7% < Rp. 500.000 11, 36%
9, 30%
Rp. 500.000 – Rp. 1.500.000 Rp. 1.500.000 – Rp. 2.500.000
8, 27%
Rp. 2.500.000 – Rp. 5.000.000
Gambar 11. Sebaran Responden Berdasarkan Pendapatan Perbulan
6.1.6 Pendidikan Terakhir Responden Karakteristik responden produk Bakso Sehat Bakso Atom Cabang Bogor berdasarkan tingkat pendidikan terakhir sangat beragam mulai dari SMU yang berjumlah 13.3 persen, Akademi/Diploma sebanyak 30 persen, Sarjana atau S1 sebesar 50 persen dan S2 atau S3 berjumlah 6.7 persen. Persentase terbanyak berdasarkan pendidikan terakhir didominasi oleh Sarjana atau S1, sebesar 50 persen. Hal ini berhubungan dengan tingkat pengetahuan dan kesadaran responden terhadap makanan tidak hanya untuk menghilangkan rasa lapar saja melainkan juga gizi, kesehatan dan kualitas merupakan faktor utama dalam melakukan
keputusan pembelian. Sebaran jumlah responden berdasarkan pendidikan terakhir disajikan pada Gambar 12.
Jumlah Responden (orang) SMU
Akademi/Diploma
7%
50%
Sarjana atau S1
S2 atau S3
13%
30%
Gambar 12. Sebaran Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
6.2.
Perilaku Konsumen dalam Pengambilan Keputusan Proses keputusan konsumen dalam mengkonsumsi suatu barang dan jasa
berhubungan dengan perilaku konsumen yang dipengaruhi oleh berbagai faktor. Keputusan konsumen yang dilaksanakan oleh seorang individu tidak muncul begitu saja, tetapi melalui beberapa tahapan. Kotler (2000) menyatakan bahwa terdapat lima tahapan proses keputusan pembelian yaitu pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, proses pembelian dan perilaku pasca pembelian. Begitu pula perilaku dalam pengambilan keputusan Bakso Sehat Bakso Atom Cabang Bogor.
6.2.1. Pengenalan Kebutuhan Tahapan pengenalan kebutuhan merupakan tahapan pertama dalam proses keputusan pembelian dan pengenalan kebutuhan merupakan persepsi atas perbedaan antara keadaan yang diinginkan dengan keadaan actual, begitu pula dengan proses keputusan pembelian bakso. Keputusan pembelian bakso diawali saat konsumen mengenali sebuah masalah atau kebutuhan akan produk tersebut. Kesadaran akan kebutuhan yang harus dipenuhi tersebut membuat konsumen
berusaha untuk mencari produk yang dapat mengatasi masalah yang terjadi.Proses pengenalan kebutuhan konsumen dapat diketahui dengan adanya informasi mengenai motivasi dan manfaat yang diharapkan oleh konsumen ketika mengkonsumsi bakso. Berdasarkan penyebaran kuisioner, dari 30 orang responden diperoleh informasi bahwa sebanyak 50 persen motivasi atau alasan utama konsumen membeli bakso dikarenakan mudah diperoleh. Bakso merupakan makanan jadi atau makanan cepat saji yang digemari oleh semua umur dan lapisan masyarakat. Bagi pecinta bakso, dapat ditemui dimana saja mulai dari pinggir jalan sampai hotel berbintang dan alasan utama konsumen mengkonsumsi bakso pada umumnya karena bakso sangat mudah diperoleh. Untuk motivasi atau alasan utama seseorang mengkonsumsi bakso yaitu variasi bakso yang mampu menggugah selera mereka sebesar 30 persen. Saat ini bakso yang muncul dipasaran mulai memiliki variasi rasa berbeda-beda, tidak lagi hanya bakso telur ayam dan bakso daging saja. Beberapa warung atau outlet bakso di Indonesia terutama di Bogor sudah menawarkan bakso dengan berbagai rasa seperti bakso isi keju. Responden yang memiliki motivasi atau alasan utama mengkonsumsi bakso hanya sekedar coba-coba sebanyak 10 persen. Karena ada beberapa responden yang tidak begitu menyukai bakso. Sedangkan 10 persen motivasi atau alasan utama responden mengkonsumsi bakso dengan mempertimbangkan faktor kesehatan. Secara lebih rinci motivasi atau alasan utama dalam mengkonsumsi bakso dapat dilihat pada Gambar 13.
Jumlah (orang) Mudah Diperoleh Sekedar Coba-Coba
Variasi Bakso Faktor Kesehatan
10% 10%
50% 30%
Gambar 13. Sebaran Responden Berdasarkan Motivasi atau Alasan Utama Mengkonsumsi Bakso
Selain adanya motivasi atau alasan utama konsumen dalam mengkonsumsi bakso, adanya manfaat yang dirasakan konsumen juga menjadi tahapan dalam pengenalan kebutuhan konsumen dalam melakukan keputusan pembelian bakso. Seluruh responden merasakan manfaat dari pembelian bakso yaitu kepuasan mereka terpenuhi dengan jumlah persentase sebesar 100 persen. Konsumen beranggapan bahwa bakso merupakan makanan jadi atau makanan cepat saji yang dapat dikonsumsi sewaktu-waktu dan cukup mengenyangkan. Bagi pecinta bakso, mengkonsumsi bakso merupakan tradisi yang harus dilakukan dalam pemenuhan kebutuhan. Apabila tidak mengkonsumsinya dalam waktu seminggu, mereka merasa ada yang kurang. Dan sebanyak 20 persen responden menyatakan bahwa pengeluaran konsumsi makanan jadi atau cepat saji dihabiskan untuk mengkonsumsi bakso dan bagi mereka bakso dianggap sebagai makanan selingan yang tidak membosankan. Sedangkan 80 persen responden beranggapan jika tidak membeli dan mengkonsumsi bakso tidak menjadi masalah besar dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari (biasa saja). Secara rinci, dapat dilihat pada Gambar 14.
Jumlah Responden (orang) Biasa Saja
Merasa Ada yang Kurang
Jumlah
40% 50%
10%
Gambar 14. Sebaran Responden Berdasarkan Membeli atau Tidak Membeli BSBA
6.2.2 Pencarian Informasi Tahapan yang dilalui konsumen dalam mengkonsumsi suatu produk barang atau jasa setelah pengenalan kebutuhan dan masalah yang dihadapi adalah konsumen mencari dan mengumpulkan informasi mengenai produk barang atau
jasa yang akan memenuhi kebuthannya. Pencarian informasi didefinisikan sebagai kegiatan termotivasi dari pengetahuan yang tersimpan dalam ingatan (pencarian internal dan pengumpulan informasi dari lingkungan (pencarian eksternal). Pada tahapan ini, sumber informasi konsumen terdiri dari sumber pribadi (keluarga, teman, dan tetangga), sumber komersil (iklan dan penjual) dan sumber pengalaman (penanganan, pengkajian dan pemakaian produk). Sumber yang paling efektif berasal dari sumber pribadi dan sumber komersil dipercaya umumnya bersifat memberitahu dalam memutuskan pembelian produk barang atau jasa. Dalam tahap pencarian informasi, sumber informasi memegang peranan yang sangat penting dalam mempengaruhi konsumen untuk membeli atau mengkonsumsi produk batang atau jasa tertentu. Pada penelitian ini, proses pencarian informasi sebagian besar responden mendapatkan informasi utama tentang bakso dari keluarga dengan persentase sebesar 40 persen dan sumber informasi terbanyak kedua diperoleh konsumen dari teman, sebesar 30 persen. Sumber informasi yang bersumber dari teman mengindikasikan bahwa bakso sebagai salah satu pilihan makanan jadi atau cepat saji yang paling digemari golongan anak muda yang sering kumpul dan memiliki pergaulan luas sehingga penyampaian informasi produk lebih mudah tersebar secara lisan. Sumber informasi yang diperoleh konsumen dapat memberikan pengaruh atau tidak berpengaruh terhadap pemilihan produk yang akan dikonsumsi. Berdasarkan hasil kuisioner terhadap 30 orang responden (selain keluarga dan teman), sebesar 20 persen responden terpengaruh untuk membeli dan mengkonsumsi bakso karena melihat langsung orang yang mengkonsumsi produk tersebut sedangkan 10 persen responden terpengaruh oleh media massa seperti penyebaran brosur dalam proses pencarian informasi sebelum mereka melakukan keputusan pembelian. Gambar 15 menunjukkan sebaran responden berdasarkan sumber informasi yang diperoleh mengenai produk bakso.
Sumber Informasi Konsumen BSBA Keluarga
Teman
Media Massa
Media Elektronik
Melihat Langsung
10% 40%
20%
30%
Gambar 15. Sumber Informasi Konsumen BSBA Selain karena adanya sumber informasi yang mampu mempengaruhi keputusan pembelian, keputusan pembelian juga dapat terjadi jika ada promosi. Promosi
merupakan kegiatan terpenting dari setiap penjualan produk barang atau jasa. Pengaruh promosi dari suatu perusahaan dapat menambah informasi seseorang dalam melakukan keputusan pembelian. Begitu pula dengan proses pencarian informasi bakso, berdasarkan hasil kuisioner terhadap 30 responden diperoleh sebesar 70 persen responden menyatakan bahwa promosi membuat mereka tertarik untuk mencoba dan membeli bakso. Sedangkan 30 persen responden mengatakan promosi tidak ada pengaruhnya mereka dalam membeli dan mengkonsumsi bakso, karena mereka berpikir bahwa mengkonsumsi bakso merupakan tradisi turun temurun yang sudah melekat di masyarakat Indonesia sehingga tanpa adanya promosi pun mereka akan tetap membeli dan mengkonsumsi bakso. Secara rinci, sebaran responden berdasarkan promosi mempengaruhi keputusan pembelian bakso dapat dilihat pada Gambar 16.
Jumlah Responden (orang) Membuat Tertarik untuk Mencoba, Membeli dan Mengkonsumsi Bakso Tidak Ada Pengaruh 30% 70%
Gambar 16. Sebaran Responden Berdasarkan Promosi
Fokus perhatian konsumen pada tahap pencarian informasi adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan Bakso, seperti keterangan cara memperoleh informasi dan pengaruh promosi terhadap pencarian informasi. Bagi konsumen, kedua hal tersebut sangat penting untuk diperhatikan sebelum melakukan keputusan pembelian.
6.2.3. Evaluasi Alternatif Setelah memiliki informasi yang cukup mengenai produk barang atau jasa yang akan dibeli, selanjutnya konsumen akan melakukan evaluasi alternatif pembelian. Pada tahapan ini, konsumen menetapkan kriteria-kriteria yang relevan dengan keinginannya untuk membuat suatu keputusan yang dirasa paling bermanfaaat dalam memecahkan masalah pembelian. Kriteria-kriteria ini dapat dijadikan pertimbangan awal konsumen dalam membeli Bakso. Responden akan menentukan pilihan terhadap suatu produk yang akan dikonsumsi, baik secara terus menerus maupun tidak, dibandingkan dengan produk lainnya yang sejenis. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, dapat terlihat bahwa sebanyak 30 persen responden memutuskan untuk mengkonsumsi bakso karena harganya yang terjangkau dan 20 persen responden mengkonsumsi bakso karena bakso mudah ditemui dimana saja (ketersediaan bakso), sedangkan sebanyak 40 persen responden konsumen menjelaskan bahwa pada umumnya yang menjadi pertimbangan untuk mengkonsumsi bakso adalah rasanya yang enak dan sebanyak 10 persen responden memutuskan untuk mengkonsumi bakso karena variasi rasa bakso yang dijual sudah cukup dikenal masyarakat seperti
bakso daging, bakso urat dan bakso telur. Secara rinci, sebaran responden berdasarkan hal apa yang menjadi alasan utama konsumen memutuskan membeli bakso dapat dilihat pada Gambar 17.
Alasan Konsumen Membeli Bakso Harga Ketersediaan Produk 10%
Rasa Variasi Bakso 0% 30%
20% 40%
Gambar 17. Alasan Responden/Konsumen Membeli Bakso
Informasi yang diperoleh konsumen akan diproses untuk menghasilkan keputusan akhir dan hal tersebut membutuhkan evaluasi yang akan dilakukan oleh konsumen sebelum memutuskan untuk membeli karena konsumen akan berusaha untuk mendapatkan kepuasan dari produk yang akan dikonsumsi. Keunikan suatu produk dibandingkan produk lainnya akan menjadi pilihan konsumen terhadap suatu produk barang atau jasa dan tentunya konsumen tidak akan pindah ke produk sejenis. Seperti halnya bakso, berdasarkan Gambar 18, menunjukkan bagaimana konsumen melakukan evaluasi alternatif terhadap kunjungan ke warung bakso atau gerai bakso untuk membeli bakso sesuai dengan keinginan dan selera mereka. Sebanyak 50 persen responden memilih untuk pindah ke warung bakso lainnya apabila saat mengunjungi warung bakso yang diinginkan tutup/tidak jualan,
hal
ini
dikarenakan
kepuasan
mereka
harus
terpenuhi
dalam
mengkonsumsi bakso. Sedangkan 30 persen responden memutuskan untuk tidak jadi membeli bakso dan melakukan kunjungan ulang di keesokan hari, dengan harapan warung atau gerai bakso favorit mereka buka sesuai jam operasionalnya. Namun, sebanyak 20 persen responden tidak akan melakukan pembelian bakso dan membeli makanan selain bakso apabila warung atau gerai bakso yang dikunjunginya tutup. Sebaran responden berdasarkan alternatif lain yang
dilakukan konsumen bakso apabila warung atau gerai bakso yang dikunjunginya tutup dapat dilihat secara rinci pada Gambar 18. Jumlah Responden (orang) Pindah Ke Warung Bakso Lain
Tidak Jadi Membeli Bakso
Membeli Makanan Selain Bakso
Jumlah 25%
50% 15%
10%
Gambar 18. Sebaran Responden Berdasarkan Alternatif Lain yang Dilakukan Apabila Warung atau Gerai Bakso yang Dikunjungi Tutup
6.2.4. Keputusan Pembelian Setelah melakukan evaluasi alternatif, konsumen akan memusatkan untuk melakukan pembelian pada produk barang atau jasa yang diinginkan. Proses pembelian ini akan dilakukan ketika konsumen merasa produk yang dipilihnya mampu memecahkan masalah dan merupakan pilihan terbaik dari beberapa alternatif yang dimilikinya. Pada proses keputusan pembelian, terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi responden. Tahapan dalam penelitian ini akan dianalisis beberapa pertanyaan mengenai keputusan pembelian yaitu (1) cara pengunjung memutuskan membeli Bakso Sehat Bakso Atom Cabang Bogor, (2) pemilihan hari atau waktu kunjungan yang sering dilakukan dalam melakukan keputusan pembelian Bakso Sehat Bakso Atom Cabang Bogor, (3) frekuensi pembelian ke Bakso Sehat Bakso Atom Cabang Bogor, (4) yang mempengaruhi pembelian Bakso Sehat Bakso Atom Cabang Bogor. Hasil penelitian terhadap responden Bakso Sehat Bakso Atom mengenai cara pengunjung memutuskan membeli Bakso Sehat Bakso Atom Cabang Bogor dapat diketahui bahwa 70 persen responden melakukan pembelian Bakso Sehat Bakso Atom direncanakan dari rumah (terencana) dengan mempertimbangkan
dana dan waktu yang dimiliki. Sedangkan sebanyak 30 persen responden memutuskan pembelian Bakso Sehat Bakso Atom secara tidak terencana (mendadak). Maksud dari situasi mendadak disini adalah responden yang membeli Bakso Sehat Bakso Atom Cabang Bogor tanpa direncanakan terlebih dahulu dan diputuskan pada hari itu juga. Situasi yang dapat mempengaruhi responden dalam melakukan pembelian yaitu kondisi keuangan, waktu, cuaca, suasana hati (mood) dan keinginan individu yang bersangkutan. Secara lebih rinci, sebaran responden berdasarkan cara memutuskan untuk membeli Bakso Sehat Bakso Atom dapat dilihat pada Gambar 19.
Jumlah Responden (orang)
Tidak Terencana (mendadak) 30%
Terencana 70%
Gambar 19. Sebaran Responden Berdasarkan Cara Memutuskan untuk Membeli Bakso Sehat Bakso Atom Cabang Bogor
Terkait dengan keputusan pembelian yang terencana, menjadikan Bakso Sehat Bakso Atom Cabang Bogor sebagai salah satu alternatif pilihan makanan jadi atau cepat saji yang paling digemari sebagian besar responden. Konsumen produk Bakso Sehat Bakso Atom Cabang Bogor dalam penelitian ini menjelaskan bahwa Bakso Sehat Bakso Atom Cabang Bogor memiliki keunggulan dan keunikan produk dibandingkan dengan bakso lainnya, sehingga untuk pembelian bakso pun sering dilakukan. Sebanyak 30 persen responden lebih sering berkunjung ke Bakso Sehat Bakso Atom Cabang bogor pada hari libur nasional seperti Hari Raya Idul Fitri dan Hari Natal. Sebesar 50 persen responden menyatakan bahwa untuk pembelian Bakso Sehat Bakso Atom Cabang Bogor tidak memperdulikan hari kerja, hari libur atau hari libur nasional karena kecintaan mereka terhadap bakso dengan konsep kesehatan dan keunikan bakso
membedakan Bakso Sehat Bakso Atom Cabang Bogor dengan bakso-bakso lainnya. Sedangkan masing-masing 10 persen responden sering melakukan kunjungan Ke Bakso Sehat Bakso Atom Cabang Bogor pada hari kerja dan hari libur atau weekend. Secara lebih rinci, sebaran responden berdasarkan pemilihan hari yang sering dilakukan konsumen untuk membeli Bakso Sehat Bakso Atom Cabang Bogor dapat dilihat pada Gambar 20. Jumlah Responden (orang) Hari Kerja
10%
10% Hari Libur atau Weekend
50% Hari Libur Nasional 30% Tidak Peduli Hari Kerja, Hari Libur dan Hari Libur Nasional
Gambar 20. Sebaran Responden Berdasarkan Pemilihan Hari yang Sering Dilakukan Konsumen untuk membeli Bakso Sehat Bakso Atom Cabang Bogor
Frekuensi kunjungan merupakan suatu cara untuk melihat apakah konsumen loyal atau tidak dengan apa yang telah diberikan produsen. Pada Tabel 21 dapat dilihat bahwa sebanyak 20 persen responden baru sekali mengkonsumsi Bakso Sehat Bakso Atom Cabang Bogor dan sebesar 50 persen responden sudah lebih dari dua kali membeli dan mengkonsumsi Bakso Sehat Bakso Atom Cabang Bogor. Hal ini dikarenakan mereka sudah mulai sadar akan pentingnya kesehatan pada makanan jadi atau cepat saji, terutama untuk produk bakso yang sering mendapat isu-isu yang tidak baik seperti penggunaan pengawet, formalin dan boraks pada bakso. Sedangkan 30 persen dari responden yang diteliti sudah mengkonsumsi Bakso Sehat Bakso Atom sebanyak dua kali seperti disajikan pada Gambar 21.
Jumlah Responden (orang) 10% 15% 50%
Sekali Dua Kali
25%
Lebih dari Dua Kali
Gambar 21. Sebaran Responden Berdasarkan Frekuensi Pembelian BSBA Cabang Bogor
Berdasarkan penyebaran kuisioner yang dilakukan dalam penelitian ini, sebesar 60 persen responden membeli Bakso Sehat Bakso Atom Cabang Bogor dipengaruhi oleh keluarga dan biasanya mereka juga membeli Bakso Sehat Bakso Atom Cabang Bogor bersama keluarga. Hal ini dikarenakan mereka beranggapan bahwa Bakso Sehat Bakso Atom merupakan gerai bakso yang unik (apabila dilihat dari desain ruangannya) dan bisa juga dijadikan sebagai salah satu restoran keluarga di Bogor. Selain itu, teman juga menjadi orang yang mempengaruhi responden untuk membeli Bakso Sehat Bakso Atom Cabang Bogor dengan persentase sebesar 30 persen dan hanya 20 persen responden melakukan keputusan pembelian Bakso Sehat Bakso Atom Cabang Bogor berdasarkan inisiatif sendiri. Secara lebih rinci, sebaran responden berdasarkan yang mempengaruhi pembelian Bakso Sehat Bakso Atom Cabang Bogor dapat dilihat pada Gambar 22. Jumlah Responden (orang) 15% 50% 30%
Teman Keluarga Inisiatif Sendiri Jumlah
5%
Gambar 22. Sebaran Responden Berdasarkan yang Mempengaruhi Pembelian BSBA Cabang Bogor
6.2.5. Evaluasi Pasca Pembelian Setelah melakukan pembelian, konsumen akan mengevaluasi apakah hasil yang diperoleh dari pembelian produk tersebut memuaskan atau tidak. Apabila konsumen merasa puas dengan produk yang dikonsumsinya maka pembelian berulang akan terus dilakukan oleh konsumen tersebut dan muncul loyalitas konsumen tetapi jika konsumen tidak merasa puas dengan produk yang dikonsumsinya maka konsumen dipastikan tidak akan lagi kembali mengkonsumsi produk tersebut dan muncul kesenjangan antara apa yang diharapkan dengan yang sebenarnya. Pada tahapan ini, peneliti menganalisis beberapa pertanyaan mengenai perilaku pasca pembelian, yaitu (1) kepuasan terhadap produk dengan keinginan, (2) tindakan yang akan dilakukan konsumen bila harga produk Bakso Sehat Bakso Atom Mengalami Kenaikan, (3) niat untuk melakukan pembelian ulang ke Bakso Sehat Bakso Atom Cabang Bogor. Berdasarkan hasil penelitian pada responden Bakso Sehat Bakso Atom Cabang Bogor, sebanyak 60 persen responden menyatakan bahwa produk yang telah dikonsumsi sesuai dengan keinginan responden dan respon merasa puas terhadap produk Bakso Sehat Bakso Atom Cabang Bogor. Kepuasan terhadap produk tidak terlepas dari kualitas bakso yang dimiliki dan manfaat yang diberikan oleh produk. Dana berupa uang yang dikeluarkan responden untuk memperoleh produk tersebut dengan harapan kepuasan telah dipenuhi, sudah tercapai. Sebagian besar responden mengeluarkan uang lebih dari Rp.20.000,untuk sekali makan Bakso Sehat Bakso Atom. Dengan kata lain, walaupun dana yang dikeluarkan untuk mengkonsumsi Bakso Sehat Bakso Atom tergolong mahal tetapi mereka tetap akan melakukan pembelian ulang. Sisanya, 40 persen responden menyatakan bahwa produk Bakso Sehat Bakso Atom Cabang Bogor tidak sesuai dengan keinginan responden dan responden mnerasa tidak puas terhadap produk tersebut. Berbagai alasan ketidakpuasan yang dijadikan dasar pertimbangan, seperti harga yang mahal dibandingkan bakso-bakso lainnya, terkadang ada beberapa bakso yang tidak tersedia dan fasilitas musholla yang belum ada. Secara rinci, sebaran responden berdasarkan kepuasan terhadap produk dengan keinginan atau harapan dapat dilihat pada Gambar 23.
Jumlah Responden (orang)
Tidak Puas 40%
Puas 60%
Gambar 23. Sebaran Responden Berdasarkan Kepuasan Terhadap Produk dengan Keinginan
Responden jika dihadapkan dengan kenyataan bila harga produk Bakso Sehat Bakso Atom mengalami kenaikan akan sangat berpengaruh terhadap pembelian yang dilakukan berulang terhadap produk tersebut. Sebesar 70 persen responden akan tetap melakukan pembelian produk, namun produsen sebelum meningkatkan harga perlu dilakukan pemberitahuan terlebih dahulu kepada konsumen baik secara lisan maupun tulisan, hal ini dilakukan untuk menghindari kesalahpahaman dengan konsumen. Hanya 30 persen responden tidak akan melakukan pembelian jika terjadi kenaikan harga dan lebih memilih mengkonsumsi bakso lainnya dengan harga yang lebih murah. Sebaran responden berdasarkan tindakan yang akan dilakukan bila produk Bakso Sehat Bakso Atom mengalami kenaikan harga dapat dilihat secara rinci pada Gambar 24. Membeli Jumlah Responden (orang) Bakso Merek Lain 30% Tetap Tidak Jadi Membeli 0%
Membeli 70%
Gambar 24. Sebaran Responden Berdasarkan Tindakan yang Akan Dilakukan Bila Harga Produk Bakso Sehat Bakso Atom Mengalami Kenaikan
Produk yang sesuai dengan keinginan konsumen akan menggambarkan kepuasan konsumen dan menimbulkan keinginan atau niat membeli suatu produk, begitu pula halnya dengan Bakso Sehat Bakso Atom Cabang Bogor. Berdasarkan hasil penelitian dan penyebaran kuisioner, sebesar 60 persen responden memutuskan akan melakukan pembelian ulang karena mereka puas dengan produk dan fasilitas yang diberikan pihak produsen, selain itu konsep yang ditawarkan Bakso Sehat Bakso Atom Cabang Bogor juga berbeda dengan warungwarung bakso pada umumnya. Sedangkan 40 persen responden tidak akan melakukan pembelian ulang dikarenakan beberapa hal seperti tempat yang sulit dijangkau (tidak berada pusat kota) sehingga membutuhkan waktu yang cukup lama untuk menuju lokasi dan lebih memilih alternatif warung bakso terdekat dengan tempat tinggal. Sebaran responden berdasarkan niat untuk melakukan pembelian ulang ke Bakso Sehat Bakso Atom Cabang Bogor dapat dilihat secara rinci pada Gambar 25. Jumlah Responden (orang)
Tidak 40%
Ya 60%
Gambar 25. Sebaran Responden Berdasarkan Niat Untuk Melakukan Pembelian
Ulang ke Bakso Sehat Bakso Atom Cabang Bogor
6.3.
Atribut-Atribut yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian Bakso Sehat Bakso Atom Cabang Bogor (Analisis Regresi Logistik) Dasar pertimbangan konsumen dalam melakukan keputusan pembelian
selain dari variabel internal konsumen, juga dapat dilihat dari variabel eksternal (produk yang dibeli dan tempat pembelian). Adapun variabel eksternal yang dimaksud dalam penelitian ini adalah atribut produk dan atribut, pelayanan,
fasilitas dan tempat. Tingkat kepentingan atribut digunakan untuk melihat sejauh mana kepentingan suatu atribut dapat mempengaruhi keputusan pembelian konsumen. Informasi mengenai seberapa penting atribut-atribut tersebut merupakan salah satu informasi yang digunakan oleh perusahaan untuk memperbaiki kinerjanya. Untuk mendeskripsikan tingkat kepentingan atributatribut menurut seluruh responden dapat diukur dengan menggunakan skala likert. Semakin besar nilai yang diberikan responden terhadap atribut-atribut yang sudah diuji validitas dan reliabilitasnya terlebih dahulu, maka semakin penting atributatribut tersebut mempengaruhi keputusan pembelian Bakso Sehat Bakso Atom. Variabel dependent yang akan dilihat terdiri dari dua kemungkinan yaitu apakah konsumen tidak akan melakukan pembelian kembali (Y = 1) atau ingin melakukan pembelian kembali (Y = 0). Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh 60 persen dari responden ingin datang lagi ke Bakso Sehat Bakso Atom (Lampiran 5). Adapun dasar pertimbangan yang menginginkan mereka untuk kembali melakukan pembelian Bakso Sehat Bakso Atom Cabang Bogor adalah harga, rasa, variasi bakso, merek, label halal-izin Depkes&uji laboraturium, kebersihan makanan, lokasi gerai, kebersihan dan kenyamanan tempat, kerapihan pramusaji dan keramahan dalam pelayanan serta areal parkir yang luas&kebersihan toilet. Atribut-atribut tersebut dijadikan sebagai variabel independent yang diduga mempengaruhi keputusan pembelian ulang ke Bakso Sehat Bakso Atom Cabang Bogor. Pengujian Goodness of fit (uji akurasi model) dilakukan dengan memperhatikan nilai sebaran chi-square dari metode uji pearson (corrected item total correlation) dan Hosmes&Lemeshow. Nilai P pada uji tersebut menunjukkan angka yang lebih besar dibandingkan nilai α 0.05 sehingga mengindikasikan bahwa model cukup baik dalam mempresentasikan data yang ada dan cukup layak untuk digunakan. Selanjutnya dalam analisis regresi logistik, dilakukan pengujian satu persatu pada masing-masing variabel independent yaitu atribut produk dan atribut pelayanan, tempat dan fasilitas Bakso Sehat Bakso Atom Cabang Bogor. Analisis ini dilakukan untuk mengetahui apakah suatu variabel berpengaruh positif atau negatif terhadap keinginan pembelian kembali Bakso Sehat Bakso Atom Cabang Bogor dan apakah variabel tersebut signifikan atau tidak.
Penjelasan mengenai masing-masing variabel independent (atribut produk) berdasarkan perhitungan analisis regresi logistik dijelaskan seperti dibawah ini :
6.3.1. Atribut Produk Hasil uji signifikansi model untuk atribut produk dengan menggunakan SPSS, diperoleh nilai statistik G = 20.932, pengujian chi-square goodness of fit sebesar 19.449 dengan derajat bebas (df = 6) dan P-Value = 0.003. Karena PValue < 5 persen maka dapat disimpulkan model dugaan signifikan untuk menduga peluang konsumen datang lagi ke Bakso Sehat Bakso Atom Cabang Bogor dan membeli produk tersebut.
1.
Harga Atribut harga merupakan salah satu atribut yang menjadi pertimbangan
responden dalam membeli produk Bakso Sehat Bakso Atom. Harga menurut konsumen harus sesuai dengan kualitas produk dan pelayanan. Hasil perhitungan uji signifikansi koefisien model (variabel independent) dengan SPSS, dapat dilihat pada bagian Variable In The Equition Table (Lampiran 5). Diperoleh statistk uji Wald = 4.005 dengan nilai P=0.045. Karena P < 5 persen maka dapat disimpulkan bahwa Harga berpengaruh signifikan terhadap keinginan konsumen untuk datang lagi ke Bakso Sehat Bakso Atom Cabang Bogor dan membeli produk tersebut. Sedangkan nilai odds ratio untuk harga diperoleh nilai sebesar 0.103, hal ini berarti konsumen menganggap harga di Bakso Sehat Bakso Atom Cabang Bogor sudah sesuai dengan kualitas dan mutu bakso. Kalau pun terjadi kenaikan harga, konsumen akan tetap melakukan keputusan pembelian dan konsumen rela membayar dengan mahal apabila kepuasan konsumen akan hal tersebut tercapai, ceteris paribus.
2.
Rasa Rasa makanan akan menentukan apakah konsumen akan mengkonsumsi
makanan itu lagi atau tidak dan tentunya akan berpengaruh pada kunjungan ulang konsumen. Rasa makanan yang enak akan memberikan kepuasan konsumen
walaupun harga makanan tersebut cukup tinggi atau bahkan sebaliknya. Begitu pula dengan produk Bakso Sehat Bakso Atom, cita rasa yang dihasilkan oleh produk tersebut sangat berkaitan erat dengan mutu bahan baku yang digunakan dalam pembuatan dan pengolahan Bakso Sehat Bakso Atom. Hasil perhitungan uji signifikansi koefisien model (variabel independen) dengan SPSS, dapat diperoleh dari statistik uji Wald yaitu 3.928 dengan nilai P=0.047. Karena P < 5 persen maka dapat disimpulkan bahwa Cita Rasa berpengaruh signifikan terhadap keinginanan konsumen untuk datang lagi ke Bakso Sehat Bakso Atom Cabang Bogor. Berdasarkan hasil regresi logistik, Odds ratio untuk variabel persepsi terhadap konsumen terhadap cita adalah 16.139. Artinya, cita rasa Bakso Sehat Bakso Atom merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian konsumen, karena rasa pada produk Bakso Sehat Bakso Atom berbeda dengan bakso-bakso pada umumnya. Peluang cita rasa bakso yang enak akan menjadikan konsumen ingin datang kembali ke Bakso Sehat Bakso Atom adalah 16.134 kali lipat dibandingkan dengan konsumen yang berpersepsi bahwa cita rasa Bakso Sehat Bakso Atom tidak enak, ceteris paribus.
3.
Variasi Bakso Keragaman atau variasi bakso diharapkan dapat memenuhi keinginan
konsumen dalam membeli Bakso Sehat Bakso Atom Cabang Bogor yang membedakan dengan bakso-bakso pada umumnya. Selain itu juga variasi bakso juga diharapkan menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi konsumen dalam mengkonsumsi Bakso Sehat Bakso Atom. Namun hasil yang diperoleh dalam penelitian ini, berdasarkan hasil perhitungan uji Wald yaitu 0.002 dengan nilai Pvalue (sig) 0.964 diperoleh kesimpulan bahwa variasi bakso tidak berpengaruh signifikan terhadap keinginan konsumen untuk kembali membeli Bakso Sehat Bakso Atom Cabang Bogor. Karena P Value hasil penelitian ini lebih besar dari P Alfa 0.005. Menurut konsumen, tidak hanya Bakso Sehat Bakso Atom Cabang Bogor yang memiliki variasi bakso tetapi ada beberapa gerai atau outlet bakso di Bogor yang memiliki variasi bakso seperti Gerai Bakso Cinta dan Bakso Kaget. Nilai odss ratio untuk variasi bakso diperoleh sebesar 1.023 artinya peluang konsumen untuk kembali datang ke Bakso Sehat Bakso Atom dengan
menganggap variasi bakso yang menggugah selera adalah 1.023 kali lipat dibandingkan dengan konsumen yang tidak peduli dengan variasi bakso, ceteris paribus. Dengan kata lain, konsumen yang menganggap variasi Bakso Sehat Bakso Atom memiliki keunikan dan berbeda dengan bakso-bakso lainnya mempunyai peluang lebih besar untuk melakukan konsumsi ulang dibandingkan konsumen yang menganggap variasi BSBA biasa saja.
4.
Merek Bakso Sehat Bakso Atom Cabang Bogor adalah salah satu gerai Bakso
Sehat Bakso Atom di Bogor. Konsep sehat dan bergizi serta penjualan bakso dengan konsep prasmanan menjadikan Bakso Sehat Bakso Atom terkenal di kalangan masyarakat Jabodetabek dan Bandung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa atribut merk dinilai tidak berpengaruh signifikan terhadap keinginan untuk kembali membeli Bakso Sehat Bakso Atom. Bisa dilihat dari uji Wald = 3,271 dengan P-value (Sig) = 0,071 yang lebih besar dari α = 0,05. Odds ratio untuk variabel merek terhadap keinginan konsumen membeli kembali Bakso Sehat Bakso Atom Cabang Bogor sebesar 0.211. Hal ini berarti peluang konsumen membeli bakso karena merek adalah 0.211 kali lipat dari peluang konsumen yang tidak menganggap merek sebagai faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian Bakso Sehat Bakso Atom Cabang Bogor, ceteris paribus. Dengan kata lain, konsumen yang mempertimbangkan merek dalam membeli suatu produk, berpeluang lebih besar untuk melakukan pembelian ulang tetapi tidak terlalu berpengaruh signifikan.
5.
Label Halal, Izin Depkes dan Uji Laboraturium Keistimewaan lain dari Bakso Sehat Bakso Atom adalah setiap varian
bakso diteliti terlebih dahulu di BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan) sehingga diketahui kualitas serta bakso dijamin bebas bakteri. Selain itu, untuk kehalalan produk baksonya tidak perlu diragukan lagi karena Bakso Sehat Bakso Atom Cabang Bogor sudah memperoleh sertifikasi halal dan sudah berstandar SNI sehingga faktor label halal, izin Departemen Kesehatan dan uji laboraturium
menjadi dasar pertimbangan konsumen untuk mengkonsumsi Bakso Sehat Bakso Atom. Berdasarkan hasil analisis regresi logistik diperoleh statistik uji Wald = 5,476 dengan P-value (Sig) = 0,019. Karena P < 5 persen maka dapat disimpulkan bahwa label halal, izin Depkes dan uji laboraturium berpengaruh signifikan terhadap keinginan konsumen untuk datang lagi ke Bakso Sehat Bakso Atom Cabang Bogor. Sudah terdaftarnya suatu produk ke BPOM, memiliki label halal dan berstandar SNI merupakan faktor penting bagi sebagian besar konsumen karena menyangkut keamanan dan kenyamanan mereka dalam mengkonsumsi produk barang atau jasa. Nilai odds ratio untuk variabel label halal, izin Depkes dan uji laboraturium adalah 4.155, artinya peluang konsumen yang mempertimbangkan label Halal, izin Depkes dan uji laboraturium dalam membeli Bakso Sehat Bakso Atom Cabang Bogor adalah 4.155 kali lipat lebih besar dibandingkan konsumen yang tidak meempertimbangkan label halal, izin Depkes dan uji laboraturium, ceteris paribus. Dengan kata lain, variabel tersebut mempunyai koefisien positif dan hubungan nyata terhadap keputusan pembelian Bakso Sehat Bakso Atom Cabang Bogor sehingga konsumen yang sangat mempertimbangkan kehalalan dan kesehatan memiliki peluang yang lebih besar untuk mengkonsumsi ulang Bakso Sehat Bakso Atom.
6.
Kebersihan Makanan Produk Bakso Sehat Bakso Atom Cabang Bogor dianggap responden
sudah bersih dan fresh, terbebas dari lalat serta benda-benda lain pada produk yang dapat menyebabkan konsumen menjadi mual, keracunan dan menghilangkan selera. Namun berdasarkan hasil uji signifikansi koefisien model, kebersihan bakso dinilai tidak berpengaruh signifikan terhadap keinginan konsumen datang lagi ke Bakso Sehat Bakso Atom. Hal tersebut bisa dilihat dari uji Wald sebesar 0,629 dengan P-value (Sig) = 0,428 yaitu lebih besar dari taraf nyata 5 persen atau 0.05. Nilai odds ratio untuk kebersihan makanan diperoleh 0.681. Artinya peluang konsumen yang ingin datang kembali ke Bakso Sehat Bakso Atom
dengan menganggap Bakso Sehat Bakso Atom Cabang Bogor sudah memenuhi kriteria mereka yaitu kebersihan bakso terjaga adalah 0.681 kali lipat dibanding konsumen yang tidak mempertimbangkan kebersihan bakso dalam pembelian produk tersebut, ceteris paribus. Adanya sebaran seperti ini menjadikan variabel kebersihan makanan tidak berpengaruh signifikan terhadap keinginan untuk mengkonsumsi kembali Bakso Sehat Bakso Atom Cabang Bogor.
6.3.2. Atribut Pelayanan, Tempat dan Fasilitas Hasil uji signifikansi model untuk atribut pelayanan, tempat dan fasilitas dengan menggunakan SPSS, diperoleh nilai statistik G = 18.069, pengujian chisquare goodness of fit sebesar 22.312 dengan derajat bebas (df = 4) dan P-Value = 0.000. Karena P-Value < 5 persen maka dapat disimpulkan model dugaan signifikan untuk menduga peluang konsumen datang lagi ke Bakso Sehat Bakso Atom Cabang Bogor dan membeli produk tersebut.
1.
Lokasi Gerai Lokasi menjadi sangat penting bagi konsumen dan pemasar makanan,
karena lokasi diyakini sebagai tempat terjadinya interaksi jual beli. Pemasar sebaiknya memilih tempat yang dekat dan mudah dijangkau oleh konsumen (strategis). Berdasarkan hasil penelitian, sebagian besar responden menilai lokasi gerai sangat penting. Hal tersebut dapat dilihat dari statistik uji Wald yaitu sebesar 5.772 dengan P-value (sig) 0.016. Karena P-value < 5 persen maka disimpulkan bahwa lokasi gerai berpengaruh signifikan terhadap keinginan membeli kembali produk Bakso Sehat Bakso Atom Cabang Bogor. Nilai odds ratio untuk variabel lokasi gerai adalah 0.026, artinya peluang konsumen yang mempertimbangkan lokasi gerai dalam membeli Bakso Sehat Bakso Atom Cabang Bogor adalah 0.026 kali lipat dibandingkan konsumen yang tidak mempertimbangkan Lokasi Gerai, ceteris paribus. Dengan kata lain, variabel tersebut berpengaruh positif dan signifikan terhadap keinginan pembelian ulang.
2.
Kebersihan dan Kenyamanan Tempat Kebersihan dan kenyamanan tempat (gerai) dapat mencerminkan
kebersihan dan kerapian dapur, peralatan makan yang menimbulkan kenyamanan konsumen. Bila kebersihan dan kenyamanan tempat tidak terjaga maka konsumen akan ragu untuk mengkonsumsi makanan di gerai tersebut. Sebagian besar responden menilai kebersihan dan kenyamanan gerai sangat penting, dapat dilihat dari statistik uji Wald yaitu sebesar 5.103 dengan P-value (sig) 0.024. Karena Pvalue<5% maka disimpulkan bahwa Kebersihan dan Kenyamanan Tempat (Gerai) berpengaruh signifikan terhadap keinginan membeli kembali produk Bakso Sehat Bakso Atom Cabang Bogor. Nilai odds ratio untuk variabel kebersihan dan kenyamanan tempat (Gerai) adalah 6.744, artinya peluang konsumen yang mempertimbangkan kebersihan dan kenyaman tempat dalam pembelian ulang Bakso Sehat Bakso Atom Cabang Bogor
adalah
6.744
kali
lipat
dibandingkan
konsumen
yang
tidak
mempertimbangkan kebersihan dan kenyamanan tempat, ceteris paribus.
3.
Kerapihan dan Keramahan Pramusaji Kerapihan dan keramahan pramusaji hanya dianggap oleh responden
sebagai bagian dari pelayanan gerai. Hal ini dikarenakan pada umumnya interaksi konsumen dengan pramusaji hanya terjadi pada saat konsumen datang, memesan, dan membayar saja. Terlebih lagi di Bakso Sehat Bakso Atom Cabang Bogor, konsumen melayani dirinya sendiri (self service). Sebagian besar responden menganggap bahwa kerapihan dan keramahn pramusaji tidak berpengaruh signifikan terhadap keinginan konsumen datang lagi ke Bakso Sehat Bakso Atom. Hal tersbut dapat dilihat dari statistik uji Wald sebesar 2.272 dengan P-value (sig) ) 0.132. Apabila P > α maka variabel kerapihan dan keramahan pramusaji tidak berpengaruh signifikan terhadap keinginan konsumen dalam melakukan pembelian ulang ke Bakso Sehat Bakso Atom Cabang Bogor. Sedangkan nilai odds ratio dari variabel ini yaitu sebesar 0.303, artinya peluang sukses konsumen yang mempertimbangkan kerapihan dan keramahan pramusaji, ingin datang kembali ke Bakso Sehat Bakso Atom Cabang
Bogor hanya 0.303 kali lipat dari konsumen yang ingin datang kembali ke Bakso Sehat Bakso Atom Cabang Bogor tanpa mempertimbangkan kerapihan dan keramahan pramusaji, ceteris paribus.
4.
Areal Parkir Adanya areal pakir menjadi pilihan konsumen dalam memilih suatu
restoran atau gerai, terutama bagi konsumen yang membawa kendaraan. Karena mereka mempertimbangkan kendaraannya dapat diparkir di areal parkir milik restoran (gerai). Selain itu petugas parkei yang bertugas harus dapat memberikan kepercayaan kepada konsumen bahwa kendaraan mereka dapat terjaga dengan aman. Berdasarkan hasil penelitian, sebagian responden menilai areal parkir sangat penting dan berpengaruh signifikan dalam melakukan pembelian ulang Bakso Sehat Bakso Atom. Hal ini dapat dilihat dari statistik uji Wald sebesar 4.454 dengan P-value (sig) = 0.035, artinya bahwa P < 5 persen maka dapat disimpulkan areal parkir berpengaruh signifikan, pada taraf nyata 5%. Nilai odds ratio untuk variabel areal parkir adalah 16.325, artinya peluang konsumen dalam pembelian ulang Bakso Sehat Bakso Atom Cabang Bogor adalah 6.744 kali lipat dibandingkan konsumen yang tidak melakukan pembelian ulang dikarenakan areal parkir restoran (gerai) terutama bagi konsumen yang membawa kendaraan, ceteris paribus. Untuk kesepuluh variabel independent tersebut dapat dilihat secara rinci sebagai berikut : Atribut ProdukTests of Model Coefficients Omnibus Step 1
Step Block Model
19.449 Chi-square 19.449 19.449
df
6 6 6
.003 Sig. .003 .003
Model Summary
1 Step a.
-2 20.932 Log a Cox & Snell .477 likelihood R Square
Nagelkerke .645 R Square
Estimation terminated at iteration number 6 because parameter estimates changed by less than .001.
Hosmer and Lemeshow Test 1 Step
6.389 Chi-square
df
8
.604 Sig. Classification Tablea
Predicted Step 1
Keputusan_Pembelian Observed
Keputusan_Pembelian 8 4 Tidak Ya 2 16
Tidak Ya
Overall Percentage
Percentage 66.7 Correct 88.9 80.0
a. The cut value is .500
Step 1a
Variables in the Equation
Harga Rasa VariasiBakso Merek LabelHalal_ IzinDepkes_UjiLab KebersihanMakanan Constant
-2.276 B 2.781 .023 -1.558
1.137 S.E. 1.403 .516 .862
4.005 Wald 3.928 .002 3.271
1 1 1 1
.045 Sig. .047 .964 .071
.103 Exp(B) 16.139 1.023 .211
1.424
.609
5.476
1
.019
4.155
-.385 .956
.485 2.003
.629 .228
1 1
.428 .633
.681 2.602
df
a. Variable(s) entered on step 1: Harga, Rasa, VariasiBakso, Merek, LabelHalal_IzinDepkes_ UjiLab, KebersihanMakanan.
Atribut Pelayanan, Tempat dan Fasilitas Omnibus Tests of Model Coefficients Step 1
Step Block Model
22.312 Chi-square 22.312 22.312
df
4 4 4
Hosmer and Lemeshow Test 1 Step
2.792 Chi-square
df
8
.947 Sig.
.000 Sig. .000 .000
Variables in the Equation Step 1a
Harga Rasa VariasiBakso Merek LabelHalal_ IzinDepkes_UjiLab KebersihanMakanan Constant
-2.276 B 2.781 .023 -1.558
1.137 S.E. 1.403 .516 .862
4.005 Wald 3.928 .002 3.271
1 1 1 1
.045 Sig. .047 .964 .071
.103 Exp(B) 16.139 1.023 .211
1.424
.609
5.476
1
.019
4.155
-.385 .956
.485 2.003
.629 .228
1 1
.428 .633
.681 2.602
df
a. Variable(s) entered on step 1: Harga, Rasa, VariasiBakso, Merek, LabelHalal_IzinDepkes_ UjiLab, KebersihanMakanan.
Model Summary
-2 18.069 Log a Cox & Snell .525 likelihood R Square
1 Step a.
Nagelkerke .709 R Square
Estimation terminated at iteration number 7 because parameter estimates changed by less than .001.
Variables in the Equation Step 1a
LokasiGerai Kebersihan_ Kenyamanan_Tempat Kerapihan_Pramusaji ArealParkir Constant
-3.665 B 1.909
1.526 S.E. .845
5.772 Wald 5.103
-1.193 2.793 1.571
.792 1.323 2.125
2.272 4.454 .546
df
1 1
.016 Sig. .024
.026 Exp(B) 6.744
1 1 1
.132 .035 .460
.303 16.325 4.811
a. Variable(s) entered on step 1: LokasiGerai, Kebersihan_Kenyamanan_Tempat, Kerapihan_ Pramusaji, ArealParkir. Classification Tablea
Predicted Step 1
Keputusan_Pembelian Observed Overall Percentage
a. The cut value is .500
Tidak Ya
Keputusan_Pembelian 9 3 Tidak Ya 2 16
Percentage 75.0 Correct 88.9 83.3
VII.
7.1.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan pada penelitian ini dapat
disimpulkan sebagai berikut : 1. Karakteristik konsumen yang mengkonsumsi Bakso Sehat Bakso Atom Cabang Bogor lebih didominasi oleh Laki-laki. Sebagian besar konsumen berumur 20-45 tahun yaitu bekerja dan sudah menikah dengan pendidikan terakhir Sarjana atau S1 dan pendapatan per-bulan antara Rp 2.500.000,-Rp 5.000.000,- . Dengan kata lain, Bakso Sehat Bakso Atom Cabang Bogor lebih tersegmentasi pada kalangan kelas menengah sampai kelas menengah ke atas. 2. Proses keputusan pembelian konsumen Bakso Sehat Bakso Atom diawali dengan pengenalan kebutuhan konsumen mengkonsumsi bakso. Konsumen biasanya mengkonsumsi bakso dikarenakan kemudahan dalam memperoleh produk dan produk yang tergolong makanan jadi atau cepat saji tersebut mampu memenuhi kepuasan mereka sedangkan berdasarkan wawancara pada responden Bakso Sehat Bakso Atom Cabang Bogor, pengenalan kebutuhan terhadap produk BSBA dikarenakan variasi bakso yang cukup beragam dan BSBA merupakan bakso yang berbeda dengan bakso-bakso pada umumnya yaitu menerapkan konsep kesehatan. Bagi pecinta bakso sekalipun, respon konsumen yang ditanya apabila
tidak mengkonsumsi bakso, mereka
menjawab biasa saja. 3. Proses kedua dari proses keputusan pembelian konsumen adalah pencarian informasi. Hasil penelitian menjelaskan bahwa sumber informasi keberadaan bakso biasanya diperoleh dari keluarga yang membuat konsumen terpengaruh untuk membeli produk dan sumber informasi akurat lainnya yang mampu mempengaruhi mereka mengkonsumsi bakso biasanya diperoleh oleh teman. Begitu pula halnya tentang keberadaan Bakso Sehat Bakso Atom Cabang Bogor, mereka memperoleh informasi dari keluarga dan teman. 4. Proses Ketiga dari proses keputusan pembelian konsumen adalah evaluasi alternatif. Bakso merupakan makanan jadi atau cepat saji yang paling digemari
masyarakat Indonesia&sudah menjadi tradisi. Cita rasa yang enak dan sesuai selera menjadikan konsumen sering mengkonsumsi bakso. Selain itu harga yang terjangkau juga menjadi alasan konsumen mengkonsumsi bakso dalam mengevaluasi alternatif pemilihan produk. Dan apabila warung bakso yang mereka inginkan tutup, konsumen lebih memilih pindah ke warung bakso lainnya yang menawarkan harga bakso yang tidak jauh berbeda. Berdasarkan hasil wawancara dengan responden Bakso Sehat Bakso Atom Cabang Bogor, alasan pemilihan produk Bakso Sehat Bakso Atom sebagai makanan jadi atau cepat saji dikarenakan cita rasa bakso yang ditawarkan berbeda dengan baksobakso pada umumnya. Menurut persepsi mereka, dalam pembuatan Bakso Sehat Bakso Atom tidak menggunakan formalin dan zat-zat yang membahayakan tubuh serta daging sapi yang khas yaitu daging sapi Bali sehingga rasa yang ada pada bakso sangat enak dan gurih. Selain itu walaupun harga yang ditawarkan cukup mahal tetapi alasan pemilihan BSBA dikarenakan harga dan kualitas produk sudah sesuai. 5. Proses keempat dari proses keputusan pembelian konsumen Bakso Sehat Bakso Atom Cabang Bogor yaitu keputusan pembelian itu sendiri. Konsumen yang menjadi responden penelitian mengatakan bahwa sebelum melakukan keputusan pembelian, mereka merencanakan terlebih dahulu dan sesuai dengan kondisi hati (mood) mereka. Sedangkan untuk pembelian Bakso Sehat Bakso Atom, sesuai dengan keinginan mereka. Mereka tidak memperdulikan hari kerja gerai (tidak pedulia apakah hari kerja, hari libur atau weekend, dan hari libur nasional). Untuk frekuensi pembelian Bakso Sehat Bakso Atom, didominasi oleh pembelian lebih dari dua kali. Hal ini dikarenakan kesukaan mereka terhadap produk tersebut. Biasanya, para konsumen yang datang kembali ke Bakso Sehat Bakso Atom Cabang Bogor dipengaruhi oleh keluarga dan teman. 6. Proses terakhir dari keputusan pembelian konsumen Bakso Sehat Bakso Atom adalah evaluasi pasca pembelian. Berdasarkan hasil penelitian, konsumen merasa puas terhadap produk bakso yang ditawarkan dan berniat untuk datang lagi ke Bakso Sehat Bakso Atom Cabang Bogor. Mereka akan tetap membeli
produk tersebut apabila terjadi kenaikan harga, dengan dasar pertimbangan kualitas dan mutu produk serta pelayanan tetap dipertahankan. 7. Berdasarkan hasil Analisis Regresi Logistik, atribut produk yang berpengaruh signifikan atau berpengaruh nyata terhadap keputusan pembelian dan output dari keputusan pembelian tersebut yaitu keinginan melakukan pembelian ulang terhadap produk Bakso Sehat Bakso Atom Cabang Bogor adalah Harga, Cita Rasa dan Label Halal, Izin Departemen Kesehatan dan Uji Laboraturium. Sedangkan atribut produk lainnya seperti Variasi Bakso, Merek dan Kebersihan Makanan tidak terlalu berpengaruh signifikan terhadap keinginan datang lagi ke Bakso Sehat Bakso Atom. Atribut pelayanan, tempat dan fasilitas yang dianggap penting oleh konsumen dan berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian adalah Lokasi Gerai, Kebersihan dan Kenyaman Tempat dan Areal Parkir Gerai. Untuk atribut Kerapihan dan Keramahan Pramusaji tidak berpengaruh signifikan atau berpengaruh nyata terhadap keinginan membeli kembali Bakso Sehat Bakso Atom. 8. Berdasarkan hasil output Analisis Regresi Logistik, konsumen Bakso Sehat Bakso Atom merasa puas dengan atribut produk dan pelayanan, tempat dan fasilitas yang ditawarkan Bakso Sehat Bakso Atom Cabang Bogor. Nilai Analisis Regresi Logistik menyatakan bahwa 60 persen responden konsumen Bakso Sehat Bakso Atom Cabang Bogor akan melakukan pembelian kembali produk Bakso Sehat Bakso Atom.
7.2.
Saran Berdasarkan penelitian dan analisis yang dilakukan pada Bakso Sehat
Bakso Atom Cabang Bogor, saran yang dapat direkomendasikan kepada pihak perusahaan adalah sebagai berikut : 1. Dalam mengelola usahanya, Bakso Sehat Bakso Atom disarankan untuk terus meningkatkan kualitas bakso terutama bahan utama bakso. 2. Sebaiknya pihak Bakso Sehat Bakso Atom tidak menaikkan harga bakso dan tidak menambah variasi bakso dikarenakan bakso-bakso yang ada di BSBA sudah sesuai dengan selera dan kebutuhan konsumen saat ini.
3. Pihak Bakso Sehat Bakso Atom Cabang Bogor perlu menambah gerai baru yang berada di pusat kota sehingga para pengunjung yang datang dari luar daerah Bogor juga bisa menikmati produk Bakso Sehat Bakso Atom. 4. Untuk lebih meningkatkan penjualan produk dan mempertahankan pelanggan, sebaiknya pihak Bakso Sehat Bakso Atom Cabang Bogor perlu meningkatkan promosi-promosi lainnya yang lebih menarik baik secara visual, audio visual maupun non visual (tidak hanya Lingkar Rezeki Bakso Sehat Bakso Atom). 5. Pihak Bakso Sehat Bakso Atom Cabang Bogor tetap mempertahankan kualitas pelayanan dan menambah fasilitas-fasilitas gerai yang bermanfaat bagi konsumen, seperti fasilitas musholla.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2008 . Tanya Jawab Kandungan dan Komposisi Daging Sapi. http://www.ristek.go.id. [24 Agustus 2010]. Asmara, W. 2010 . Sejarah Bakso Sehat Bakso Atom. http://www.baksosehatbaksoatom.com. [24 Agustus 2010]. [BPS] Badan Pusat Statistik. 2009. Tabel Statistik Konsumsi dan Pengeluaran. http://www.bps.go.id. [18 Desember 2010]. [BPS] Badan Pusat Statistik. 2008. Katalog BPS. Bogor: Badan Pusat Statistik Kota Bogor. Cooper, Donald R., & Schindler, Pamela S. (2006). Business Research Method, New York: McGraw – Hill. [Disbudpar] Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bogor. 2009. Data Pariwisata Kota Bogor. Bogor: Disbudpar Kota Bogor Engel, Blackweel, dan Winiard. 1994. Perilaku Konsumen. Edisi ke-6 jilid 1 (terjemahan). Binarupa Aksara, Jakarta. Firdaus, M. 2008. Aplikasi Metode Kuantitatif Terpilih Untuk Manajemen Bisnis. IPB Press. Bogor. Ghozali, I. 2001. Aplikasi Analisis Multivariat dengan Program SPSS. Penerbit Semarang. Undip. Hosmer, David W, Stanley L. 1989. Applied Logistic Regression. New York:John Wiley & Sons. Imelda. 2010. Analisis Kelayakan Usaha dan Kepuasan Konsumen “Bakso Atom” [Tesis]. Bogor: Sekolah Pasca Sarjana. Institut Pertanian Bogor. Kotler, Philip. 2002 . Manajemen Pemasaran. Edisi Milenium (terjemahan). PT Prenhallindo, Jakarta. . 2000. Manajemen Pemasaran. Jilid 11. Edisi Milenium (terjemahan). PT Prehallinda. Jakarta. Krisnamurthi, B. 2003. Penganekaragaman Pangan : Pengalaman 40 Tahun dan Tantangan Ke Depan. Jurnal Ekonomi Rakyat Th. II - No. 7.
Pitana IG, Gayatri PG. 2005. Sosiologi Pariwisata. Yogyakarta: Penerbit ANDI Umar H. 2003. Metode Riset Bisnis. Cetakan ke-2. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama Rahardian D, 2000. Bakso (Traditional Indonesian Meatball) Properties With Postmortem Condition and Frozen Storage) [Tesis]. Malang : Sekolah Pascasarjana. Universitas Brawijaya.
Ramdhani, Y. 2005. Analisis Proses Keputusan Konsumen dalam Pembelian Makanan Siap Saji di Kentucky Fried Chicken Cabang Pajajaran Bogor dan Implikasinya terhadap Bauran Pemasaran [Skripsi]. Bogor : Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Renny, A. 2006. Analisis Proses Keputusan Pembelian dan Pemetaan Persepsi Indomie (Studi Kasus Mahasiswa Institut Pertanian Bogor). [Skripsi]. Bogor : Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Institut Pertanian Bogor. Saharah. 2009. Analisis Perilaku Konsumen dalam Keputusan Pembelian Kue Mochi di Perusahaan Dagang Lampion Sukabumi [Skripsi]. Bogor : Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Saputra, AY. 2006. Analisis Sikap Konsumen Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Proses Keputusan Pembelian Rokok Kretek Mild (Studi Kasus Konsumen Kota Bogor) [Skripsi]. Bogor : Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Institut Pertanian Bogor. Saliem, H.P. dan Ariningsih, E., (2009). Perubahan Konsumsi dan Pengeluaran Rumah Tangga di Pedesaan: Analisis Data Susenas 1999 - 2005. Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian. Bogor. Sembiring, M. 2010. Analisis Pendapatan Pedagang Bakso di Kota Bogor Jawa Barat [Skripsi]. Bogor : Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Institut Pertanian Bogor. Simanjuntak, J. 2010. Analisis Proses Keputusan Pembelian dan Tingkat Kepuasan Konsumen KaFC (Kansas Fried Chicken) Kabupaten Bogor Jawa Barat [Skripsi]. Bogor : Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Institut Pertanian Bogor. Sumarwan, U. 2002. Perilaku Konsumen. Teori dan Penerapannya Dalam Pemasaran. Ghalia Indonesia, Jakarta Umar, H. 2001. Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Raja Grafindo Persada, Jakarta.
LAMPIRAN
Lampiran 1. Kuisioner Penelitian
KUISIONER PENELITIAN
ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PROSES KEPUTUSAN PEMBELIAN BAKSO SEHAT BAKSO ATOM (Studi Kasus Bakso Sehat Bakso Atom Cabang Bogor)
Saya Dini Silfianti H34086025, Mahasiswi Program Sarjana Agribisnis Penyelenggaraan Khusus, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Saya sangat mengharapkan agar Bapak/Ibu dapat mengisi kuisioner ini dengan benar dan sungguh-sungguh, karena kuisioner ini merupakan alat bantu penelitian yang bermanfaat untuk memperoleh data yang akurat dan benar serta dapat menjadi masukan untuk penulisan skripsi. Atas perhatian dan kesedian meluangkan waktu mengisi kuisioner ini dengan lengkap, saya ucapkan terima kasih.
Petunjuk pengisian : Isilah / beri tanda (x) pada pilihan anda. Screening 1. Apakah Anda Pernah Mengkonsumsi Produk Bakso Sehat Bakso Atom? a. Ya, Pernah
b. Tidak Pernah
2. Jika Tidak, Apa yang Menjadi Alasan Anda Tidak/Belum Mengkonsumsi Produk Bakso Sehat Bakso Atom? a. Tidak Menyukai Bakso b. Harganya Mahal c. Belum Pernah Mendengar Produk Tersebut d. Sulit Di Peroleh e. Lainnya, Sebutkan……………………….
Identitas Responden Nama : …………………… Alamat: …………………... 1. Jenis Kelamin
: Laki-laki / Perempuan
2. Usia
: ………Tahun
a. < 20 tahun
c. 46 – 55 tahun
b. 20 – 45 tahun
d. >55 tahun
3. Status
: Menikah / Belum Menikah
4. Pekerjaan
:
a. Bekerja (Sebutkan Nama Pekerjaan)……………..
b. Tidak Bekerja
5. Pendapatan a. < Rp. 500.000,00
d. Rp. 2.500.000 – Rp. 5.000.000
b. Rp. 500.000,00 – Rp. 1.500.000
e. > Rp. 5.000.000
c. Rp. 1.500.000 – Rp. 2.500.000 6. Pendidikan Terakhir a. SD
d. Akademi/Diploma
b. SMP
e. Sarjana (S1)
c. SMU
f. S2 atau S3
I. Proses Keputusan Pembelian A. Pengenalan Kebutuhan Pilih satu jawaban yang menurut Anda paling sesuai dengan memberi tanda checklist (√)! 1. Apa motivasi/alasan utama Anda membeli Bakso? □ Variasi bakso
□ Faktor kesehatan
□ Sekedar coba-coba
□ Mudah diperoleh
□ Lainnya (sebutkan)……….
2. Apa manfaat utama yang Anda dapatkan dengan membeli Bakso? □ Simbol status sosial
□ Kepuasan terpenuhi
□ Kandungan gizi
□ Lainnya (sebutkan)………. 3. Apa yang Anda rasakan jika tidak membeli Bakso? □ Merasa ada yang kurang
□ Biasa saja
□Lainnya (sebutkan)……….
B. Pencarian Informasi 1. Darimana Anda mendapatkan informasi utama tentang Bakso? □ Keluarga □Teman
□ Media Elektronik
□ Media Massa
□ Lainnya (sebutkan)………
2. Bagaimana promosi mempengaruhi Anda dalam memutuskan untuk melakukan pembelian Bakso? □ Membuat saya tertarik untuk mencoba (membeli)
□ Tidak ada pengaruh
C. Evaluasi Alternatif 1. Hal apa yang menjadi alasan utama Anda membeli Bakso? □ Harga
□ Rasa
□ Komposisi Bakso
□ Merek
□ Variasi Bakso
□ Ketersediaan
□ Kebersihan Makanan
□ Lainnya (sebutkan)……………….. 2. Apabila saat Anda mengunjungi Warung/Gerai Bakso yang Anda inginkan ternyata tutup, maka Anda? □ Pindah ke Warung Bakso lainnya
□ Tidak jadi membeli Bakso
□ Membeli makanan selain Bakso D. Keputusan Pembelian 1. Bagaimana cara Anda memutuskan pembelian Bakso Sehat Bakso Atom? □ Terencana (direncanakan dari rumah)
□ Tidak Terencana
2. Kapan Anda lebih sering membeli Bakso Sehat Bakso Atom? □ Hari libur kerja
□ Hari kerja
□ Tidak peduli hari libur atau hari
3. Sudah Berapa Kali Anda Berkunjung Ke Bakso Sehat Bakso Atom Cabang Bogor? □ Sekali
□ Dua Kali
□ Lebih dari Dua Kali
4. Siapa yang Mempengaruhi Anda Untuk Membeli Bakso Sehat Bakso Atom Cabang Bogor? □ Keluarga
□ Teman/Pacar
□ Inisiatif Sendiri
□ Lainnya (Sebutkan)…….. E. Pasca Pembelian 1. Apakah Anda merasa puas setelah melakukan pembelian Bakso Sehat Bakso Atom? □ Puas
□ Tidak puas
□ Biasa saja
2. Apabila harga Bakso yang ditawarkan di Gerai Bakso Sehat Bakso Atom mengalami kenaikan, apakah anda akan tetap membeli produk tersebut? □ Tidak masalah □ Tidak jadi membeli
□ Membeli Bakso merek lain
3. Apakah Anda berniat membeli kembali Bakso Sehat Bakso Atom? □ Ya
II.
□ Tidak
Atribut-Atribut yang Mempengaruhi Proses Pengambilan Keputusan Pembelian Atribut Produk (Bakso Sehat Bakso Atom)
1.
Harga adalah faktor penting yang saya pertimbangkan saat memutuskan membeli Bakso Sehat Bakso Atom : □ Sangat Setuju □ Setuju □ Cukup Setuju □ Kurang Setuju □ Tidak Setuju
2.
Rasa adalah faktor penting yang saya pertimbangkan saat memutuskan membeli Bakso Sehat Bakso Atom : □ Sangat Setuju □ Setuju □ Cukup Setuju □ Kurang Setuju □ Tidak Setuju
3.
Variasi Bakso adalah faktor penting yang saya pertimbangkan saat memutuskan membeli Bakso Sehat Bakso Atom : □ Sangat Setuju □ Setuju □ Cukup Setuju □ Kurang Setuju □ Tidak Setuju
4.
Merek adalah faktor penting yang saya pertimbangkan saat memutuskan membeli Bakso Sehat Bakso Atom : □ Sangat Setuju □ Setuju □ Cukup Setuju □ Kurang Setuju □ Tidak Setuju
5.
Label Halal, Izin DepKes&Uji Laboraturium untuk kesehatan dan keamanan adalah faktor penting yang saya pertimbangkan saat memutuskan membeli Bakso Sehat Bakso Atom : □ Sangat Setuju □ Setuju □ Cukup Setuju □ Kurang Setuju □ Tidak Setuju
6.
Kebersihan Makanan adalah faktor penting yang saya pertimbangkan saat memutuskan membeli Bakso Sehat Bakso Atom : □ Sangat Setuju □ Setuju □ Cukup Setuju □ Kurang Setuju □ Tidak Setuju
Atribut Pelayanan, Tempat dan Fasilitas 1.
Lokasi Gerai adalah faktor penting yang saya pertimbangkan saat memutuskan membeli Bakso Sehat Bakso Atom : □ Sangat Setuju □ Setuju □ Cukup Setuju □ Kurang Setuju □ Tidak Setuju
2.
Kebersihan dan Kenyamanan Tempat adalah faktor penting yang saya pertimbangkan saat memutuskan membeli Bakso Sehat Bakso Atom : □ Sangat Setuju □ Setuju □ Cukup Setuju □ Kurang Setuju □ Tidak Setuju
3.
Kerapihan Pramusaji dan Keramahan dalam Pelayanan adalah faktor penting yang saya pertimbangkan saat memutuskan membeli Bakso Sehat Bakso Atom : □ Sangat Setuju □ Setuju □ Cukup Setuju □ Kurang Setuju □ Tidak Setuju
4.
Areal Parkir yang Luas&Kebersihan Toilet adalah faktor penting yang saya pertimbangkan saat memutuskan membeli Bakso Sehat Bakso Atom : □ Sangat Setuju □ Setuju □ Cukup Setuju □ Kurang Setuju □ Tidak Setuju
Saran Buat Bakso Sehat Bakso Atom Cabang Bogor : ……………………………
…TERIMA KASIH ATAS PARTISIPASI ANDA DALAM PENGISIAN KUESIONER INI…
Lampiran 2. Hasil Karakteristik atau Identitas Responden BSBA Cabang Bogor
Jenis Kelamin
Valid
Laki-laki 18 60.0 60.0 Cumulative 60.0 Frequency Percent Valid Percent Percent Perempuan 12 40.0 40.0 100.0 Total 30 100.0 100.0
Status
Valid
Menikah 18 Frequency Belum Menikah 12 Total 30
60.0 60.0 Percent Valid Percent 40.0 40.0 100.0 100.0
Cumulative 60.0 Percent 100.0
Usia
Valid
< 20 tahun 20 - 45 tahun 46 - 55 tahun Total
4 Frequency 20 6 30
13.3 Percent 66.7 20.0 100.0
13.3 Valid Percent 66.7 20.0 100.0
Cumulative 13.3 Percent 80.0 100.0
Pekerjaan
Valid
Bekerja Tidak Bekerja Total
20 Frequency 10 30
66.7 66.7 Percent Valid Percent 33.3 33.3 100.0 100.0
Cumulative 66.7 Percent 100.0
Pendapatan
Valid
< Rp. 500.000 2 6.7 6.7 Frequency Percent Valid Percent Rp. 500.000 - Rp. 1.500.000 9 30.0 30.0 Rp. 1.500.000 - Rp. 2.500.000 8 26.7 26.7 Rp. 2.500.000 - Rp. 5.000.000 11 36.7 36.7 Total 30 100.0 100.0
Cumulative 6.7 Percent 36.7 63.3 100.0
Pendidikan Terakhir
Valid
SMU Akademi/Diploma Sarjana (S1 S2 atau S3 Total
4 Frequency 9 15 2 30
13.3 Percent 30.0 50.0 6.7 100.0
13.3 Valid Percent 30.0 50.0 6.7 100.0
Cumulative 13.3 Percent 43.3 93.3 100.0
Lampiran 3. Hasil Uji Validitas dan Realibilitas Atribut Produk
Hasil Uji Validitas Atribut Produk Bakso Sehat Bakso Atom : No. 1. 2. 3. 4.
Atribut Produk Harga Rasa Variasi Bakso Tekstur atau Kekenyalan
Kevalidan Valid Valid Valid Tidak Valid
Nilai 0.548 0.783 0.430 0.217
5.
Merek
Valid
0.551
6.
Valid
0.572
7.
Label Halal, Izin Depkes dan Uji Laboraturium Ketersediaan Produk
Tidak Valid
0.234
8.
Kebersihan Makanan
Valid
0.551
Keterangan : Data valid jika r total > r tabel dengan taraf nyata α 5% Realibility : Scale : All Variables Case Processing Summary
Reliability Statistics Cases
Valid Excluded Total
a
N
30 0 30
100.0 % .0 100.0
Cronbach's .807 Alpha
6 N of Items
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure. Item-Total Statistics
Harga Rasa VariasiBakso Merek LabelHalal_ IzinDepkes_UjiLab KebersihanMakanan
Scale Mean if 17.47 Item Deleted 17.53 17.60 17.37
Scale Variance if 22.602 Item Deleted 20.257 22.110 22.102
Corrected Item-Total .644 Correlation .763 .468 .590
Cronbach's Alpha if Item .767 Deleted .735 .799 .773
17.23
18.806
.533
.799
16.80
22.579
.513
.788
Lampiran 4. Hasil Uji Validitas dan Realibilitas Atribut Pelayanan, Tempat&Fasilitas
Hasil Uji Validitas Atribut Pelayanan Bakso Sehat Bakso Atom : No.
Atribut Pelayanan, Tempat&Fasilitas Lokasi Gerai
1. 2.
Kebersihan dan Kenyamanan Tempat Kerapihan Pramusaji dan Keramahan dalam Pelayanan Areal Parkir yang Luas&Kebersihan Toilet Layanan Siap Antar atau Delivery Service
3.
4. 5.
Kevalidan
Nilai
Valid
0.556
Valid
0.550
Valid
0.565
Valid
0.653
Tidak Valid
0.078
Keterangan : Data valid jika r total > r tabel dengan taraf nyata α 5% Realibility : Scale : All Variables Reliability Statistics
Cronbach's .782 Alpha
4 N of Items
Case Processing Summary Cases
Valid Excluded a Total
N
30 0 30
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics 100.0 % .0 100.0
Cronbach's .782 Alpha
4 N of Items
Lampiran 5. Gambar-Gambar yang Berkaitan dengan Bakso Sehat Bakso Atom Cabang Bogor
Pemilik BSBA Cabang Bogor
Pengunjung BSBA Cabang Bogor
Karyawan&Koordinator
Menu BSBA Cabang Bogor