ANALISIS STRATEGI PEMASARAN RUMAH MAKAN BEBEK GENDUT BOGOR
Oleh HARRY H24087059
PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014
ANALISIS STRATEGI PEMASARAN RUMAH MAKAN BEBEK GENDUT BOGOR
SKRIPSI sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA EKONOMI pada Program Sarjana Alih Jenis Manajemen Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor
Oleh HARRY H24087059
PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014
Judul Skripsi : Analisis Strategi Pemasaran Rumah Makan Bebek Gendut Bogor Nama
: Harry
NIM
: H24087059
Menyetujui, Pembimbing,
Dr Ir Ma’mun Sarma, MS, MEc NIP. 19581122198503 1 002
Mengetahui, Ketua Departemen,
Dr Mukhamad Najib, STP, MM NIP. 19760623200604 1 001
Tanggal Lulus:
Judul Skripsi : Analisis Strategi Pemasaran Rumah Makan Bebek Gendut Bogor Nama
: Harry
NIM
: H24087059
Menyetujui, Pembimbing,
~---~~~---------------Dr Ir Ma'mun Sarma, MS, MEc NIP. 19581122198503 1 002
Mengetahui,
Tanggal Lulus:
.1 2 MAR 2014'
RINGKASAN HARRY. H24087059. Analisis Strategi Pemasaran Rumah Makan Bebek Gendut Bogor. Di bawah bimbingan MA’MUN SARMA. Rumah Makan Bebek Gendut Bogor adalah salah satu restoran yang terdapat di Kota Bogor. Restoran ini merupakan waralaba yang berpusat di Kota Semarang dengan menu andalan daging bebek. Pertumbuhan restoran dan rumah makan yang meningkat merupakan suatu tantangan bagi Rumah Makan Bebek Gendut Bogor. Tantangan tersebut harus dihadapi agar dapat mempertahankan dan meningkatkan jumlah konsumen untuk membeli produk Rumah Makan Bebek Gendut Bogor. Dalam rangka menghadapi tantangan tersebut, pihak Rumah Makan Bebek Gendut Bogor memerlukan strategi pemasaran yang tepat untuk diterapkan dalam menjalankan usahanya. Tujuan dari penelitian ini adalah: 1) menganalisis faktor lingkungan internal dan eksternal yang berpengaruh terhadap rumusan strategi pemasaran Rumah Makan Bebek Gendut Bogor, 2) merumuskan alternatif strategi pemasaran pada Rumah Makan Bebek Gendut Bogor dan 3) merekomendasikan strategi pemasaran yang tepat dan sesuai untuk Rumah Makan Bebek Gendut Bogor. Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dengan melakukan observasi, wawancara dan kuesioner. Data sekunder bersumber dari studi literatur yang relevan dengan penelitian ini. Pengambilan sampel dilakukan secara tidak acak dan dilakukan berdasarkan tujuan tertentu dari peneliti. Data dan informasi yang diperoleh, diolah dan dianalisis. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan matriks Internal Factor Evaluation (IFE) untuk menganalisis lingkungan internal yang berkaitan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki Rumah Makan Bebek Gendut Bogor dan matriks External Factor Evaluation (EFE) untuk menganalisis lingkungan eksternal yang berkaitan dengan peluang dan ancaman yang dimiliki Rumah Makan Bebek Gendut Bogor. Hasil analisis dari matriks IFE dan EFE kemudian diolah dengan menggunakan matriks Internal External (IE) dan matriks Strenghts, Weaknesses, Opportunities dan Threats (SWOT) untuk mendapatkan formulasi strategi pemasaran. Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) digunakan untuk menentukan strategi pemasaran yang tepat untuk diterapkan oleh Rumah Makan Bebek Gendut Bogor. Faktor-faktor lingkungan internal yang menjadi kekuatan Rumah Makan Bebek Gendut Bogor adalah letak Rumah Makan Bebek Gendut Bogor yang strategis, layanan pesan antar dan reservasi, pra sertifikasi halal Majelis Ulama Indonesia (MUI), fasilitas Rumah Makan Bebek Gendut Bogor, merek dagang waralaba, kebersihan dan kenyamanan Rumah Makan Bebek Gendut Bogor dan inovasi produk. Faktor-faktor lingkungan internal yang menjadi kelemahan Rumah Makan Bebek Gendut Bogor adalah pegawai Rumah Makan Bebek Gendut Bogor memiliki tingkat pendidikan yang rendah, belum memiliki sertifikasi aman konsumsi dari Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM), belum terdaftar di Dinas Pariwisata Kota Bogor, belum menggunakan mesin kasir dan pengelolaan promosi melalui media cetak, elektronik dan sosial belum maksimal. Faktor-faktor lingkungan eksternal yang menjadi peluang Rumah Makan Bebek Gendut Bogor adalah jumlah penduduk Kota Bogor yang terus
meningkat, kondisi ekonomi Kota Bogor yang kondusif, cukup tersedia pemasok daging bebek, perubahan gaya hidup masyarakat yang semakin dinamis, peraturan pemerintan yang mengatur tentang waralaba dan peningkatan daya beli masyarakat. Faktor-faktor lingkungan eksternal yang menjadi ancaman Rumah Makan Bebek Gendut Bogor adalah pertumbuhan rumah makan dan restoran yang meningkat, brand image dari pesaing lebih unggul, kenaikan harga bahan baku dan tingkat curah hujan tinggi. Alternatif strategi pemasaran yang diperoleh adalah: 1) membuka cabang baru, 2) meningkatkan kualitas produk dan pelayanan, 3) meningkatkan kualitas sumber daya manusia, 4) mempercepat sertifikasi halal MUI, aman konsumsi BPOM dan izin usaha dari Dinas Pariwisata, 5) meningkatkan inovasi produk dan 6) meningkatkan promosi melalui media cetak, elektronik dan sosial. Tiga strategi utama pemasaran yang tepat dan sesuai direkomendasikan bagi Rumah Makan Bebek Gendut Bogor adalah 1) membuka cabang baru, 2) meningkatkan kualitas produk dan pelayanan dan 3) meningkatkan inovasi produk.
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 28 Oktober 1987. Penulis merupakan
anak
pertama
dari
empat
bersaudara
dari
pasangan
H. Aam Amarullah, ST dan Hj. Mintariah, S.Pd. Penulis menyelesaikan pendidikan formalnya di Sekolah Dasar Negeri Seroja II Bekasi tahun 1999. Setelah menyelesaikan pendidikan dasarnya, penulis melanjutkan pendidikannya di Sekolah Lanjut Tingkat Pertama Negeri 5 Bekasi pada tahun 1999. Penulis melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Atas Negeri 21 Jakarta pada tahun 2002. Tahun 2005 penulis melanjutkan pendidikannya di Diploma III pada Program Keahlian Perencanaan dan Pengendalian Produksi Manufaktur/Jasa (PPMJ), Institut Pertanian Bogor. Tahun 2008 penulis melanjutkan pendidikan Sarjana di Program Sarjana Alih Jenis Manajemen, Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur senantiasa penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul Analisis Strategi Pemasaran Rumah Makan Bebek Gendut Bogor. Skripsi ini disusun sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Sarjana Alih Jenis Manajemen, Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Penulis menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dalam penulisan skripsi ini, oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi penyempurnaan di masa mendatang.
Bogor, Februari 2014
Penulis
UCAPAN TERIMA KASIH
Penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan serta bimbingan oleh berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1.
Dr Ir Ma’mun Sarma, MS, MEc selaku dosen pembimbing yang telah banyak meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, saran dan motivasi kepada penulis selama menyelesaikan skripsi ini.
2.
Ayah, Mama, adik-adik, keluarga besar Alm. Andi Ajit dan Alm. Emed yang telah memberikan doa, perhatian dan dukungan kepada penulis.
3.
Bapak dan Ibu Edy Prasetyo yang telah memberikan waktu dan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian di Rumah Makan Bebek Gendut Bogor.
4.
Seluruh staf pengajar dan karyawan atau karyawati pada Program Sarjana Alih Jenis Manajemen, Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.
5.
Bastian Sofyan Al-mu’in, Juliandi Leo Saputra, Putri Ardhanareshwari, Ina Herlina, Setia Agustini, Wisnu Nugraha Putra, Gibran Perdana, Ridwan Kuswara, Fauziah Lestari, Emi Wijayanti, Yulia Citrawati, Nuning Mulyani, Adhitya Yudhiantara, Dicky Wisnu, Fedra Yuniza, Vinha Anove, Isyak Fitriyanto, teman-teman PPMJ 42 dan Program Sarjana Alih Jenis Manajemen, Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor, yang telah memberikan waktu, informasi dan motivasi.
6.
Teman-teman Kosan Anugrah dan Tunas Karya yang telah membantu penulis.
7.
Semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu-persatu yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini.
DAFTAR ISI
Halaman RINGKASAN RIWAYAT HIDUP ...................................................................................... iii KATA PENGANTAR .................................................................................. iv UCAPAN TERIMA KASIH ....................................................................... v DAFTAR ISI ................................................................................................. vi DAFTAR TABEL ........................................................................................ viii DAFTAR GAMBAR .................................................................................... ix DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ x I.
PENDAHULUAN.................................................................................. 1 1.1. Latar Belakang ................................................................................. 1.2. Perumusan Masalah ......................................................................... 1.3. Tujuan Penelitian ............................................................................. 1.4. Manfaat Penelitian ........................................................................... 1.5. Ruang Lingkup Penelitian................................................................
1 3 4 4 4
II. TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................ 5 2.1. Definisi Pemasaran .......................................................................... 5 2.2. Strategi Pemasaran ........................................................................... 6 2.3. Lingkungan Perusahaan ................................................................... 7 2.3.1 Lingkungan Internal ............................................................... 7 2.3.2 Lingkungan Eksternal ............................................................. 10 2.4. Definisi Waralaba ............................................................................ 14 2.5. Definisi Restoran ............................................................................. 15 2.6. Penelitian Terdahulu ........................................................................ 19 III. METODE PENELITIAN ..................................................................... 22 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian........................................................ 22 3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ........................................................... 24 3.3. Metode Pengumpulan Data ............................................................. 24 3.4. Metode Pengolahan dan Analisis Data ............................................ 25 3.4.1 Matriks Internal Factor Evaluation (IFE) .............................. 25 3.4.2 Matriks External Factor Evaluation (EFE) ............................ 27 3.4.3 Matriks Internal External (IE)................................................ 28 3.4.4 Matriks Strenghts Weaknesses Opportunities Threats (SWOT) .................................................................................. 29 3.4.5 Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) ........................ 31 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................. 40 4.1. Gambaran Umum Rumah Makan Bebek Gendut Bogor ................. 40 4.1.1 Sejarah Singkat ....................................................................... 40 4.1.2 Visi dan Misi .......................................................................... 40
4.1.3 Struktur Organisasi ................................................................. 41 4.2. Analisis Lingkungan Internal Rumah Makan Bebek Gendut Bogor........................................................................ 42 4.2.1 Segmentation, Targetting dan Positioning ............................. 42 4.2.2 Bauran Pemasaran .................................................................. 43 4.3. Analisis Lingkungan Eksternal Rumah Makan Bebek Gendut Bogor........................................................................ 48 4.3.1 Lingkungan Mikro .................................................................. 48 4.3.2 Lingkungan Makro ................................................................. 50 4.4. Identifikasi Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman Rumah Makan Bebek Gendut Bogor ............................................... 53 4.4.1 Identifikasi Kekuatan.............................................................. 53 4.4.2 Identifikasi Kelemahan ........................................................... 55 4.4.3 Identifikasi Peluang ................................................................ 56 4.4.4 Identifikasi Ancaman.............................................................. 57 4.5. Analisis Matriks IFE dan EFE Rumah Makan Bebek Gendut Bogor........................................................................ 58 4.5.1 Matriks IFE ............................................................................. 58 4.5.2 Matriks EFE............................................................................ 59 4.6. Analisis Matriks IE dan SWOT Rumah Makan Bebek Gendut Bogor........................................................................ 60 4.6.1. Matriks IE ............................................................................... 60 4.6.2. Matriks SWOT ....................................................................... 61 4.7. Analisis Metode AHP Rumah Makan Bebek Gendut Bogor........... 63 4.7.1 Pengolahan Data Secara Horizontal ...................................... 65 4.7.2 Pengolahan Data Secara Vertikal .......................................... 68 4.8. Implikasi Manajerial Rumah Makan Bebek Gendut Bogor ............ 69 KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................... 74 1. Kesimpulan ............................................................................................. 74 2. Saran ....................................................................................................... 75 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 76 LAMPIRAN .................................................................................................. 78
DAFTAR TABEL
No. Halaman 1. Pertumbuhan jumlah penduduk di Kota Bogor tahun 1990-2010 .......... 1 2. Tingkat konsumsi makanan jadi di Kota Bogor tahun 2008-2012 ......... 2 3. Perkembangan jumlah restoran dan rumah makan di Kota Bogor tahun 2008-2012 ..................................................................................... 2 4. Tingkat penjualan rumah makan Bebek Gendut Bogor .......................... 3 5. Matriks IFE ............................................................................................. 26 6. Matriks EFE ............................................................................................ 27 7. Matriks SWOT ........................................................................................ 29 8. Nilai skala banding berpasangan............................................................. 37 9. Nilai R1 ................................................................................................... 39 10. Luas wilayah dan jumlah penduduk menurut kecamatan di Kota Bogor .......................................................................................... 50 11. Pertumbuhan PDRB perkapita Kota Bogor tahun 2008-2012 (Rupiah) .................................................................................................. 51 12. Mariks IFE rumah makan Bebek Gendut Bogor .................................... 59 13. Matriks EFE rumah makan Bebek Gendut Bogor .................................. 60 14. Matriks SWOT rumah makan Bebek Gendut Bogor .............................. 63 15. Hasil pengolahan horizontal elemen faktor terhadap fokus .................... 65 16. Hasil pengolahan horizontal elemen aktor terhadap faktor .................... 66 17. Hasil pengolahan horizontal elemen tujuan terhadap aktor .................... 67 18. Hasil pengolahan horizontal elemen strategi terhadap tujuan ................ 68
DAFTAR GAMBAR
No. 1. 2. 3. 4. 5.
Halaman Kerangka pemikiran penelitian ................................................................. 23 Struktur hierarki ....................................................................................... 35 Struktur organisasi rumah makan Bebek Gendut Bogor ......................... 41 Matriks IE rumah makan Bebek Gendut Bogor ...................................... 61 Struktur hierarki strategi pemasaran rumah makan Bebek Gendut Bogor ......................................................... 64 6. Hierarki hasil pengolahan secara vertikal strategi pemasaran rumah makan Bebek Gendut Bogor .......................................................... 69 7. Implikasi manajerial strategi pemasaran rumah makan Bebek Gendut Bogor .......................................................... 70
DAFTAR LAMPIRAN
No. Halaman 1. Daftar pertanyaan wawancara kepada rumah makan Bebek Gendut Bogor ................................................................................. 79 2. Petunjuk pengisian kuesioner ................................................................... 86 3. Kuesioner penentuan bobot internal dan eksternal ................................... 88 4. Kuesioner penentuan peringkat internal dan eksternal ............................. 91 5. Kuesioner penilaian menggunakan metode AHP ..................................... 94 6. Hasil pengolahan AHP secara horizontal menggunakan Software Expert Choise 2000.................................................................... 110 7. Daftar menu rumah makan Bebek Gendut Bogor ..................................... 114
I.
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Kebutuhan manusia berdasarkan tingkat kepentingan terdiri dari tiga kebutuhan yaitu, kebutuhan primer, sekunder dan tersier. Kebutuhan primer adalah kebutuhan yang harus dipenuhi oleh setiap manusia. Salah satu yang menjadi kebutuhan primer bagi manusia adalah kebutuhan makanan. Bahan makanan dapat berasal dari hewan dan tumbuhan. Makanan yang bergizi dapat memberikan manfaat bagi manusia untuk pertumbuhan badan dan otak. Pertumbuhan manusia yang semakin meningkat, tentu saja akan berbanding lurus dengan tingkat permintaan manusia akan kebutuhan makanan. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) jumlah penduduk di Kota Bogor terjadi peningkatan setiap tahunnya dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Pertumbuhan jumlah tahun 1990-2010 No.
Jumlah Penduduk (orang)
Kecamatan 1990
1 2 3 4 5 6
Bogor Selatan Bogor Timur Bogor Utara Bogor Tengah Bogor Barat Tanah Sareal Jumlah
penduduk
52.061 62.403 81.046 35.393 40.808 271.711
2000 147.507 77.000 132.113 91.230 166.427 136.542 750.819
2010 181.392 95.098 170.443 101.398 211.084 190.919 950.334
di
Kota
Bogor
Laju Pertumbuhan Penduduk (%) Per Tahun 199020002000 2010 18,3 2,3 2,3 2,4 6,3 2,9 15,8 1,1 30,8 2,7 4,0 17,6 2,7
Sumber: BPS Kota Bogor (2013) Tingginya laju pertumbuhan penduduk Kota Bogor tentu saja merupakan peluang besar bagi para pengusaha untuk membuka usaha yang bergerak di bidang makanan. Tingkat mobilitas yang tinggi berdampak pada perubahan pola dalam mengkonsumsi makanan. Dengan tingginya tingkat mobilitas maka waktu yang dimiliki untuk menyajikan makanan menjadi lebih sedikit. Makanan siap saji dapat membantu dalam memenuhi kebutuhan akan makanan menjadi lebih praktis sehingga tingkat konsumsi terhadap makanan siap saji menjadi tinggi. Data mengenai tingkat konsumsi makanan siap saji di Kota Bogor dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Tingkat konsumsi tahun 2008-2012 No. 1 2 3 4 5
Tahun 2008 2009 2010 2011 2012
makanan
jadi
Konsumsi Makanan Jadi (Kg) 42.705 51.007 61.323 73.737 88.675
di
Kota
Bogor
Pertumbuhan (%) 19,44 20,22 20,24 20,25
Sumber: BPS Kota Bogor (2013) Restoran menyajikan makanan siap saji. Adanya kemajuan teknologi dan informasi memudahkan dalam mencari informasi mengenai restoran yang menyajikan makanan jadi dengan cita rasa makanan yang khas dan berkualitas. Data perkembangan jumlah restoran dan rumah makan di Kota Bogor dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Perkembangan jumlah restoran di Kota Bogor tahun 2008-2012 Jenis Hidangan Indonesia Daerah Internasional Oriental Kontinental Jumlah Pertumbuhan Per Tahun (%)
2008 48 39 38 36 43 204 -
dan
Jumlah (Unit) 2010 51 54 41 43 40 41 40 47 45 50 217 235
2009
6,37
8,29
rumah 2011
makan 2012
57 45 43 48 54 247
61 48 47 52 57 265
5,11
7,29
Sumber: Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Bogor (2013) Pada era modern seperti saat ini restoran tidak saja menyediakan makanan dan minuman jadi sebagai produknya, namun juga menyediakan fasilitas bagi para konsumennya sebagai sarana pendukung agar konsumen merasa lebih nyaman dalam menikmati makanan dan minuman yang disajikan. Hal ini merupakan salah satu strategi yang dijalankan agar dapat bertahan dan berkembang dalam persaingan yang tinggi dengan restoran dan rumah makan lainnya. Salah satu restoran yang terdapat di Kota Bogor adalah Rumah Makan Bebek Gendut Bogor. Restoran ini merupakan waralaba yang berpusat di Kota Semarang. Rumah Makan Bebek Gendut Bogor bukan satu-satunya restoran di Kota Bogor yang menyajikan menu daging bebek sebagai menu andalannya. Bebek H. Slamet dan Bebek Pak Ndut merupakan restoran yang menyajikan daging bebek sebagai menu andalannya. Adanya pesaing yang
menyajikan menu andalan yang sama merupakan suatu tantangan tersendiri bagi pihak Rumah Makan Bebek Gendut Bogor. Tantangan tersebut harus dihadapi agar dapat mempertahankan dan meningkatkan jumlah konsumen untuk membeli produk Rumah Makan Bebek Gendut Bogor. Dalam rangka menghadapi tantangan tersebut, maka pihak Rumah Makan Bebek Gendut Bogor memerlukan strategi pemasaran yang tepat untuk diterapkan dalam menjalankan usahanya. 1.2. Perumusan Masalah Persaingan yang kompetitif dan penurunan tingkat penjualan (Tabel 4) mengharuskan Rumah Makan Bebek Gendut Bogor untuk menerapkan strategi pemasaran yang tepat dan sesuai dengan kondisi yang dihadapi oleh Rumah Makan Bebek Gendut Bogor untuk
bertahan ditengah tingginya
tingkat persaingan restoran di Kota Bogor. Pemilihan strategi pemasaran yang tepat Rumah Makan Bebek Gendut Bogor dimulai dengan mengenali kekuatan dan kelemahan dalam lingkungan internal serta mengetahui peluang dan ancaman dalam lingkungan eksternal Rumah Makan Bebek Gendut Bogor. Tabel 4. Tingkat penjualan rumah makan Bebek Gendut Bogor tahun 2010-2013 Tahun 2010-2011 2011-2012 2012-2013
Produk (Porsi) Makanan Minuman 7.314 4.042 7.248 3.994 7.136 3.970
Jumlah (Porsi) 11.356 11.242 11.106
Pertumbuhan (%) -1,00 -1,20
Sumber: Rumah Makan Bebek Gendut (2013) Pengenalan dan pemahaman yang baik terhadap lingkungan internal dan lingkungan eksternal Rumah Makan Bebek Gendut Bogor diharapkan menghasilkan strategi pemasaran yang meningkatkan posisi bersaing Rumah Makan Bebek Gendut Bogor dalam menghadapi pesaing-pesaingnya. Berdasarkan uraian tersebut, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Apakah faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi rumusan strategi pemasaran Rumah Makan Bebek Gendut Bogor?
2. Apakah alternatif strategi pemasaran bagi Rumah Makan Bebek Gendut Bogor? 3. Strategi pemasaran apakah yang tepat dan sesuai untuk direkomendasikan kepada Rumah Makan Bebek Gendut Bogor? 1.3. Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah yang telah disusun, maka penelitian ini bertujuan untuk: 1. Menganalisis faktor lingkungan internal dan eksternal yang berpengaruh terhadap rumusan strategi pemasaran Rumah Makan Bebek Gendut Bogor. 2. Merumuskan alternatif strategi pemasaran pada Rumah Makan Bebek Gendut Bogor. 3. Merekomendasikan strategi pemasaran yang tepat dan sesuai untuk Rumah Makan Bebek Gendut Bogor. 1.4. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat: 1. Bagi Rumah Makan Bebek Gendut Bogor sebagai informasi dan bahan masukan dalam penyusunan strategi pemasaran agar dapat diterapkan untuk mempertahankan dan mengembangkan usahanya. 2. Bagi pembaca sebagai bahan masukan dan informasi yang akan melakukan penelitian yang relevan. 1.5. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini dibatasi dengan menganalisis faktor internal dan eksternal yang berpengaruh dalam perumusan strategi pemasaran Rumah Makan Bebek Gendut Bogor dengan menggunakan matriks IFE, EFE, IE dan menyusun alternatif dan strategi pemasaran yang tepat dan sesuai untuk diterapkan oleh Rumah Makan Bebek Gendut Bogor dengan menggunakan matriks SWOT dan metode AHP.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi Pemasaran Menurut Saladin (2002), pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial dari individu dan kelompok untuk memenuhi kebutuhan dan keinginannya melalui penciptaan, penawaran dan pertukaran. Pemasaran adalah upaya menciptakan loyalitas konsumen terhadap produk yang ditawarkan. Menurut Kotler dan Armstrong (2008), pemasaran adalah proses sosial dan manajerial dimana pribadi atau organisasi memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan dan pertukaraan nilai dengan yang lain. Dalam konteks bisnis yang lebih sempit, pemasaran mencakup menciptakan hubungan pertukaran muatan nilai dengan pelanggan yang menguntungkan, karena itu kita mendefinisikan pemasaran sebagai proses dimana perusahaan menciptakan nilai bagi pelanggan dan membangun hubungan yang kuat dengan pelanggan, dengan tujuan menangkap nilai dari pelanggan sebagai imbalannya. Menurut Kotler dan Keller (2009), pemasaran adalah sebuah proses kemasyarakatan dimana individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan secara bebas mempertukarkan produk dan jasa bernilai dengan orang lain. Tujuan pemasaran adalah mengetahui dan memahami pelanggan dengan baik sehingga produk atau jasa dapat sesuai dengan kebutuhannya sehingga terjual sendiri. Menurut Rangkuti (1997), pemasaran adalah suatu proses kegiatan yang dipengaruhi oleh berbagai faktor sosial, budaya, politik, ekonomi dan manajerial. Akibat dari pengaruh berbagai faktor tersebut adalah masingmasing individu maupun kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan dengan menciptakan, menawarkan dan menukarkan produk yang memiliki nilai komoditas. Menurut Tjiptono (2008), barang adalah produk yang berwujud fisik, sehingga bisa dilihat, diraba atau disentuh, dirasa, dipegang, disimpan,
dipindahkan dan perlakuan fisik lainnya. Menurut Lovelock dan Wright (2007), jasa adalah tindakan atau kinerja yang ditawarkan suatu pihak kepada pihak lainnya. Walaupun prosesnya mungkin terkait dengan produk fisik, kinerjanya pada dasarnya tidak nyata dan biasanya tidak menghasilkan kepemilikan atas faktor-faktor produksi. 2.2. Strategi Pemasaran Menurut Assauri (2010), strategi pemasaran adalah rencana yang menyeluruh, terpadu dan menyatu di bidang pemasaran, yang memberikan panduan tentang kegiatan yang akan dijalankan untuk dapat tercapainya tujuan pemasaran suatu perusahaan. Dengan kata lain, strategi pemasaran adalah serangkaian tujuan dan sasaran, kebijakan dan aturan yang memberi arah kepada usaha-usaha pemasaran perusahaan dari waktu ke waktu, pada masing-masing tingkatan dan acuan serta alokasinya, terutama sebagai tanggapan perusahaan dalam menghadapi lingkungan dan keadaan persaingan yang selalu berubah. Oleh karena itu, penentuan strategi pemasaran harus didasarkan atas analisis lingkungan dan internal perusahaan melalui analisis keunggulan dan kelemahan perusahaan, serta analisis kesempatan dan ancaman yang dihadapi perusahaan dari lingkungannya. Menurut Rangkuti (1997), strategi pemasaran didasarkan pada analisis yang menyuluruh terhadap pengaruh faktor-faktor lingkungan eksternal dan internal perusahaan. Lingkungan eksternal perusahaan setiap saat berubah dengan cepat sehingga melahirkan berbagai peluang dan ancaman, baik yang datang dari pesaing utama maupun dari iklim bisnis yang senantiasa berubah. Konsekuensi perubahan faktor eksternal tersebut juga mengakibatkan perubahan faktor internal perusahaan, seperti perubahan terhadap kekuatan maupun kelemahan yang dimiliki perusahaan tersebut. Menurut Kotler dan Armstrong (2008), strategi pemasaran adalah logika pemasaran dimana perusahaan berharap untuk menciptakan nilai pelanggan dan mencapai hubungan yang menguntungkan. Perusahaan menentukan pelanggan mana yang akan dilayaninya (segmentasi dan penetapan target) dan bagaimana cara perusahaan melayaninya (diferensiasi dan positioning). Perusahaan mengenali keseluruhan pasar, lalu membaginya
menjadi segmen-segmen yang lebih kecil, memilih segmen yang paling menjanjikan dan memusatkan perhatian pada pelayanan dan pemuasan pelanggan dalam segmen ini. 2.3. Lingkungan Perusahaan Menurut Kotler dan Armstrong (2008), lingkungan perusahaan terdiri dari pelaku dan kekuatan di luar pemasaran yang mempengaruhi kemampuan manajemen pemasaran untuk membangun dan mempertahankan hubungan yang berhasil dengan pelanggan sasaran. Perusahaan yang berhasil adalah perusahaan yang mengetahui pentingnya melakukan pengamatan secara terus menerus dan beradaptasi dengan lingkungan yang berubah. Lingkungan perusahaan terbagi menjadi dua, yaitu lingkungan internal terdiri dari peubah kekuatan dan kelemahan dalam kontrol manajemen perusahaan, serta lingkungan eksternal meliputi variabel peubah dan ancaman diluar kontrol manajemen perusahaan. Menurut Umar (2008), lingkungan perusahaan dapat terbagi atas dua lingkungan, yaitu lingkungan internal dan eksternal. Lingkungan internal merupakan aspek-aspek yang ada di dalam perusahaan. Lingkungan eksternal terbagi ke dalam dua kategori, yaitu lingkungan makro dan mikro. 2.3.1 Lingkungan Internal Menurut David (2009), kekuatan dan kelemahan internal merupakan aktivitas terkontrol suatu organisasi yang mampu dijalankan dengan sangat baik atau buruk. Mereka muncul dalam manajemen, pemasaran, keuangan atau akuntansi, produksi atau operasi, penelitian dan pengembangan dan aktifitas sistem informasi manajemen suatu bisnis. Mengidentifikasi serta mengevaluasi kekuatan dan kelemahan organisasional
dalam
wilayah-wilayah
fungsional
suatu
bisnis
merupakan sebuah aktivitas manajemen strategis yang esensial. 1. Segmentation, Targetting dan Positioning (STP) Menurut Kotler dan Armstrong (2008), segmentasi pasar adalah membagi pasar menjadi kelompok pembeli berbeda yang memiliki kebutuhan, karakteristik, atau perilaku berbeda dan mungkin
memerlukan produk atau program pemasaran terpisah. Penetapan target pasar adalah proses mengevaluasi daya tarik masing-masing segmen pasar dan memilih satu atau lebih jumlah segmen yang dimasuki. Positioning adalah pengaturan produk untuk menduduki tempat yang jelas, berbeda dan diinginkan relatif terhadap produk pesaing dalam pikiran konsumen sasaran. 2. Bauran Pemasaran Menurut Kotler dan Armstrong (2008), bauran pemasaran adalah kumpulan alat pemasaran taktis terkendali yang dipadukan perusahaan untuk menghasilkan respons yang diinginkannya di pasar sasaran. Menurut Lovelock dan Wright (2007), bauran pemasaran adalah perencanaan dan pelaksanaan terkoordinasi kegiatan-kegiatan pemasaran, operasi dan sumber daya manusia yang penting bagi keberhasilan perusahaan jasa. Bauran pemasaran terdiri dari produk, tempat dan waktu, proses, produktifitas dan kualitas, orang, promosi dan edukasi, bukti fisik serta harga dan biaya jasa lainnya. A. Produk Produk adalah semua komponen kinerja jasa yang menciptakan nilai bagi pelanggan. Manajer harus memilih fitur-fitur produk inti (baik barang maupun jasa) dan beberapa elemen jasa pelengkap yang mengelilinginya dengan merujuk manfaat yang diinginkan pelanggan dan seberapa tinggi daya saing produk tersebut. B. Tempat dan Waktu Tempat dan waktu adalah keputusan manajemen tentang kapan, dimana dan bagaimana menyampaikan jasa kepada pelanggan. Pengiriman elemen produk ke pelanggan melibatkan keputusan tentang tempat dan waktu pengiriman dan mungkin melibatkan saluran distribusi fisik atau elektronik. Perusahaan dapat mengirimkan jasa kepada pelanggan secara langsung atau melalui organisasi perantara.
C. Proses Proses adalah metode pengoperasian atau serangkaian tindakan tertentu, yang umumnya berupa langkah-langkah yang diperlukan dalam suatu urutan yang telah ditetapkan. Sebuah proses menjelaskan metode dan urutan kerja dari sistem. D. Produktifitas dan Kualitas Produktifitas adalah seberapa efisien pengubahan input jasa menjadi output yang menambah nilai bagi pelanggan. Kualitas adalah sejauh mana suatu jasa memuaskan pelanggan dengan memenuhi kebutuhan, keinginan dan harapan mereka. E. Orang Orang adalah karyawan (dan kadang-kadang pelanggan lain) yang terlibat dalam proses produksi. Banyak jasa bergantung pada interaksi langsung dan pribadi antara pelanggan dan karyawan perusahaan. Pelanggan sering menilai kualitas jasa yang mereka terima
berdasarkan
penilaian
terhadap
orang-orang
yang
menyediakan jasa tersebut. F. Promosi dan Edukasi Promosi dan edukasi adalah semua aktivitas dan alat yang menggugah komunikasi yang dirancang untuk membangun preferensi pelanggan terhadap jasa dan penyedia jasa. G. Bukti Fisik Bukti fisik adalah petunjuk visual atau berwujud lainnya yang memberi bukti atas kualitas jasa. Gedung, tanah, kendaraan, perabotan interior, perlengkapan, anggota staf, tanda-tanda, barang cetakan dan petunjuk yang terlihat lainnya yang memberi bukti atas kualitas jasa. H. Harga dan Biaya Jasa Lainnya Harga dan biaya jasa lainnya adalah pengeluaran uang, waktu dan usaha oleh pelanggan untuk membeli dan mengkonsumsi jasa. Harga dan komponen biaya jasa lainnya memperlihatkan kepada
manajemen berbagai biaya yang ditimbulkan pelanggan dalam memperoleh manfaat suatu produk jasa. 2.3.2 Lingkungan Eksternal Menurut David (2009), sebagian besar peluang dan ancaman berada di luar kendali satu organisasi, maka kata eksternal dipilih di sini. Salah satu aspek utama dari manajemen strategis adalah bahwa perusahaan perlu merumuskan berbagai strategi untuk mengambil keuntungan dari peluang eksternal dan menghindari atau meminimalkan dampak ancaman eksternal. Kekuatan pesaing juga dapat menjadi sebuah ancaman, karena alasan ini identifikasi, pengawasan dan evaluasi peluang dan ancaman eksternal sangat penting bagi keberhasilan. Menurut Kotler dan Armstrong (2008), lingkungan eksternal terdiri dari lingkungan mikro dan lingkungan makro, yaitu: 1. Lingkungan Mikro Menurut Kotler dan Armstrong (2008), lingkungan mikro adalah pelaku
yang
dekat
dengan
perusahaan
dan
mempengaruhi
kemampuan perusahaan untuk melayani pelanggannya. A. Perusahaan Dalam merancang rencana pemasaran, manajemen pemasaran, memperhitungkan kelompok lain perusahaan, kelompok seperti manajemen
puncak,
keuangan,
riset
dan
pengembangan,
pembelian, operasi dan akuntansi. Semua kelompok saling berhubungan ini membentuk lingkungan internal. Manajemen puncak menetapkan misi perusahaan, tujuan, strategi secara luas dan kebijakan. Manajer pemasaran mengambil keputusan di dalam kerangka strategi dan rencana yang dibuat oleh manajemen puncak. B. Pemasok Pemasok membentuk hubungan penting dalam keseluruhan sistem penghantar nilai perusahaan. Mereka menyediakan sumber daya yang diperlukan oleh perusahaan untuk menghasilkan
barang dan jasanya. Manajer pemasaran harus mengawasi ketersediaan pasokan, kelangkaan atau penundaan pasokan, pemogokan kerja dan kejadian-kejadian lain yang dapat merugikan penjualan dalam jangka pendek dan merusak kepuasan pelanggan dalam jangka panjang. Manajer pemasaran juga memantau trend harga dari bahan baku utama mereka. Peningkatan biaya pasokan bisa mendorong peningkatan harga dan akhirnya merusak volume penjualan perusahaan. C. Perantara Pemasaran Perantara pemasaran membantu perusahaan mempromosikan, menjual dan mendistribusikan produknya ke pembeli akhir. Perantara pemasaran meliputi penjual perantara, perusahaan distribusi fisik, agen jasa pemasaran dan perantara keuangan. Penjual perantara adalah perusahaan saluran distribusi yang membantu perusahaan menemukan pelanggan atau melakukan penjualan untuk mereka. Perusahaan jasa fisik membantu perusahaan menyimpan dan memindahkan barang-barangnya dari titik asalnya ke tempat tujuan. Agen jasa pemasaran adalah firma riset pemasaran, agen periklanan, perusahaan media dan firma konsultan pemasaran yang membantu perusahaan menetapkan target dan mempromosikan produknya pada pasar yang tepat. Perantara keuangan meliputi bank, perusahaan kredit, perusahaan asuransi dan bisnis lain yang membantu membiayai transaksi atau menjamin terhadap resiko yang berhubungan dengan pembelian dan penjualan barang. D. Pasar Pelanggan Perusahaan harus mempelajari lima jenis pasar pelanggan secara lebih dekat. Pasar konsumen terdiri dari perorangan dan keluarga yang membeli barang dan jasa untuk konsumsi pribadi. Pasar bisnis membeli barang dan jasa untuk pemprosesan lebih lanjut atau digunakan dalam proses produksi mereka, sedangkan pasar penjual perantara membeli barang dan jasa untuk dijual kembali
demi mendapatkan laba. Pasar pemerintah terdiri dari badanbadan pemerintah yang membeli barang dan jasa untuk menghasilkan pelayanan umum atau menyalurkan barang dan jasa ke pihak lain yang membutuhkan mereka. Pasar internasional terdiri dari para pembeli di negara lain, termasuk konsumen, produsen, penjual perantara dan pemerintah. E. Pesaing Perusahaan harus menyediakan nilai dan kepuasan pelanggan yang lebih besar daripada pesaingnya. Oleh karena itu, pemasar harus melakukan lebih dari sekadar menyesuaikan diri dengan kebutuhan konsumen sasaran. Mereka juga harus meraih manfaat strategis dengan menempatkan penawaran mereka secara kuat menghadapi penawaran pesaing dalam pikiran konsumen. Tidak ada satu strategi pemasaran kompetitif yang paling baik bagi semua
perusahaan.
Masing-masing
perusahaan
harus
mempertimbangkan ukuran dan posisi industrinya dibandingkan dengan ukuran dan posisi industri pesaingnya. F. Masyarakat Masyarakat
adalah
kelompok
yang
mempunyai
potensi
kepentingan atau kepentingan nyata, atau pengaruh pada kemampuan organisasi untuk mencapai tujuannya. Tujuh tipe masyarakat yaitu, masyarakat keuangan (bank, rumah investasi dan pemegang saham), masyarakat media (surat kabar, majalah, stasiun radio dan televisi), masyarakat pemerintah (isu keamanan produk dan kebenaran iklan), masyarakat lembaga swadaya masyarakat (organisasi konsumen, kelompok lingkungan dan minoritas), masyarakat lokal (penduduk sebuah lingkungan dan organisasi komunitas), masyarakat umum dan masyarakat internal (pekerja, manajer dan dewan direksi). 2. Lingkungan Makro Menurut Kotler dan Armstrong (2008), lingkungan makro adalah kekuatan sosial yang lebih besar yang mempengaruhi lingkungan
mikro, yaitu kekuatan demografi, ekonomi, alam, teknologi, politik dan budaya. Perusahaan dan semua pelaku lain beroperasi dalam kekuatan lingkungan makro yang lebih besar yang membentuk peluang sekaligus menempatkan ancaman bagi perusahaan. A. Lingkungan Demografis Demografis adalah studi kependudukan manusia menyangkut ukuran, kepadatan, lokasi, usia, jenis kelamin, ras, lapangan kerja dan data statistik lain. Lingkungan demografis menjadi minat utama pemasar karena lingkungan demografis menyangkut masyarakat dan masyarakat membentuk pasar. B. Lingkungan Ekonomi Pasar memerlukan faktor daya beli dan manusia. Lingkungan ekonomi terdiri dari faktor-faktor yang mempengaruhi daya beli dan pola pengeluaran konsumen. C. Lingkungan Alam Lingkungan alam meliputi sumber daya alam yang diperlukan sebagai masukan bagi pemasar atau sumber daya alam yang dipengaruhi oleh kegiatan pemasaran. Pemasar harus menyadari beberapa trend dalam lingkungan alam. Trend yang pertama melibatkan kelangkaan bahan mentah yang semakin meningkat, kedua adalah peningkatan polusi dan ketiga adalah peningkatan intervensi pemerintah dalam manajemen sumber daya alam. D. Lingkungan Teknologi Lingkungan teknologi mungkin adalah kekuatan paling dramatis yang membentuk nasib kita saat ini. Kekuatan yang menciptakan teknologi baru, menciptakan produk dan peluang pasar yang baru. Lingkungan teknologi berubah dengan cepat, ketika produk dan teknologi semakin kompleks, masyarakat harus tahu bahwa produk dan teknologi itu aman. E. Lingkungan Politik Keputusan pemasaran sangat dipengaruhi oleh perkembanganperkembangan dalam lingkungan politik. Lingkungan politik
terdiri dari hukum, badan pemerintah dan kelompok lembaga swadaya masyarakat yang mempengaruhi atau membatasi berbagai organisasi dan individu di dalam masyarakat tertentu. F. Lingkungan Budaya Lingkungan budaya terdiri dari institusi dan kekuatan lain yang mempengaruhi
nilai
dasar,
persepsi
selera
dan
perilaku
masyarakat. Manusia tumbuh dalam masyarakat tertentu yang membentuk keyakinan dan nilai dasar mereka. Mereka menyerap pandangan dunia yang mendefinisikan hubungan mereka dengan orang lain. 2.4. Definisi Waralaba Menurut Karamoy (2011), kata franchise (waralaba) berasal dari bahasa latin, francorum rex yang berarti “free from servitude” atau “bebas dari ikatan atau kungkungan”. Berdasarkan asal kata tersebut, franchise mengandung pengertian kebebasan dalam kepemilikan usaha, artinya para pihak yang mengikat kerjasama berdasarkan suatu perjanjian atau kontrak memiliki perusahaan serta mengoperasikannya secara mandiri. Berdasarkan PP No. 42 tahun 2007 waralaba adalah hak khusus yang dimiliki peseorangan atau badan usaha terhadap sistem bisnis dengan ciri khas usaha dalam rangka memasarkan barang dan/atau jasa yang telah terbukti berhasil dan dapat dimanfaatkan dan/atau digunakan oleh pihak lain berdasarkan perjanjian waralaba. Menurut Karamoy (2011), hal mutlak tidak bebas adalah mengenai kepemilikan Hak Kekayaan Intelektual (HKI), seperti merek (brand), rahasia dagang, paten dan hak cipta. HKI sepenuhnya dikuasai oleh pemiliknya (franchisor) dan hanya “dipinjamkan” kepada pihak lain (franchisee) untuk dimanfaatkan secara komersial pada jangka waktu tertentu. Peminjaman dan penggunaan HKI (utamanya merek atau brand) tersebut diatur dan terikat secara hukum, berdasarkan perjanjian lisensi atau perjanjian waralaba. Menurut Karamoy (2011), sehubungan dengan kata waralaba, dibuat pula
padanan
pewaralabaan.
untuk
kata
Franchisor,
lainnya, yaitu
misalnya
pihak
yang
franchising memiliki
hak
menjadi untuk
“meminjamkan” HKI (utamanya merek) atau memberikan lisensi, sekaligus sistem bisnis yang telah teruji kepada pihak lain tersebut “pemberi waralaba”. Akan tetapi karena penggunaan dua kata, yaitu “pemberi” dan “waralaba” dianggap, maka diperkenalkan kata “pewaralaba”. Sedangkan franchisee, yaitu pihak yang “meminjam” HKI dan sistem bisnis untuk digunakan secara komersial, disebut “penerima waralaba” atau “terwaralaba”. 2.5. Definisi Restoran Menurut Marsum (2005), restoran adalah suatu tempat atau bangunan yang diorganisasi secara komersial, yang menyelenggarakan pelayanan dengan baik kepada semua tamunya baik berupa makan maupun minum. Restoran ada yang berada dalam suatu hotel, kantor maupun pabrik dan banyak juga yang berdiri sendiri di luar bangunan itu. Menurut Prof. Vanco Christian dalam Marsum (2005), tujuan operasi restoran adalah untuk mencari untung. Selain bertujuan bisnis atau mencari untung, membuat puas para tamu pun merupakan tujuan operasi restoran yang utama. Menurut Wojowasito dan Poerwodarminto dalam Marsum (2005), yang dimaksud dengan design di dalam suatu restoran adalah rencana, maksud atau tujuan. Jadi restoran sebenarnya adalah suatu bisnis yang direncanakan dengan baik yang dimaksudkan dan ditujukan untuk suatu tujuan tertentu. Kalau kita berbicara tentang design di dalam restoran, maka berarti kita juga akan men-design restoran kita dalam tiga hal, yakni how to run it, how to do it dan how to get it. Macam-macam tipe restoran, yaitu: 1.
A’la Carte Restaurant Restoran yang telah mendapatkan izin penuh untuk menjual makanan lengkap dengan banyak ragam dimana tamu bebas memilih sendiri makanan yang mereka inginkan. Masing-masing makanan di dalam restoran jenis ini memiliki harga sendiri.
2.
Table D’hote Restaurant Suatu restoran yang khusus menjual menu table d’hote, yaitu satu susunan menu yang lengkap (dari hidangan pembuka sampai dengan hidangan penutup) dan tertentu dengan harga yang telah ditentukan.
3.
Coffee Shop atau Brasserie Suatu
restoran yang pada umumnya berhubungan dengan
hotel,
suatu tempat dimana tamu bisa mendapatkan makan pagi, makan siang dan makan malam secara cepat dengan harga yang cukup. Pada umumnya sistem pelayanannya adalah dengan American Service dimana yang diutamakan adalah kecepatannya. Ready on plate service, artinya makanan sudah diatur dan disiapkan di atas piring. Terkadang penyajiannya dilakukan dengan cara buffet atau prasmanan. 4.
Cafetaria atau Cafe Suatu restoran kecil yang mengutamakan penjualan cake (kue), sandwich (roti isi), kopi dan teh. Pilihan makanannya terbatas dan tidak menjual minuman yang beralkohol.
5.
Canteen Restoran yang berhubungan dengan kantor, pabrik, atau sekolah, tempat dimana para pekerja dan para pelajar bisa mendapatkan makan siang dan coffee break, yaitu acara minum kopi disertai makanan kecil untuk selingan jam kerja, jam belajar ataupun dalam acara rapat dan seminar.
6.
Continental Restaurant Suatu restoran yang menitikberatkan hidangan continental pilihan dengan pelayanan elaborate atau megah. Suasananya santai, susunannya agak rumit dan disediakan bagi tamu yang ingin makan santai.
7.
Carvery Suatu restoran yang sering berhubungan dengan hotel dimana para tamu dapat mengiris sendiri hidangan panggang sebanyak yang mereka inginkan dengan harga hidangan yang sudah ditetapkan.
8.
Dining Room Suatu restoran yang terdapat di hotel kecil, motel atau inn, merupakan tempat yang tidak lebih ekonomis dari pada tempat makan biasa.
9.
Discotheque Suatu restoran yang pada prinsipnya berarti juga tempat dansa sambil menikmati alunan musik, terkadang juga menampilkan live band. Bar
adalah salah satu fasilitas utama untuk sebuah diskotik. Hidangan yang tersedia pada umumnya berupa snack. 10. Fish and Chip Shop Suatu restoran yang banyak terdapat di Inggris, dimana kita dapat membeli macam-macam kripik (chips) dan ikan goreng, biasanya berupa Ikan Cod, dibungkus dalam kertas dan dibawa pergi. Jadi makanannya tidak dinikmati di tempat itu. 11. Grill Room (Rotisserie) Suatu restoran yang menyediakan bermacam-macam daging panggang. Pada umumnya antara restoran dengan dapur dibatasi oleh sekat dinding kaca, sehingga para tamu dapat memilih sendiri potongan daging yang dikehendaki dan memilih sendiri cara memasaknya. Grill room terkadang disebut juga steak house. 12. Inn Tavern Suatu restoran dengan harga cukupan yang dikelola oleh perorangan di tepi kota. Suasananya dibuat sangat dekat dan ramah dengan tamu, sedangkan hidangannya pun lezat. 13. Night Club atau Super Club Suatu restoran yang pada umumnya mulai dibuka menjelang larut malam, menyediakan makan malam bagi tamu yang ingin santai, dekorasinya mewah dan pelayanannya megah. Band merupakan kelengkapan yang diperlukan. Para tamu dituntut berpakaian resmi dan rapi sehingga menaikkan gengsi. 14. Pizzeria Suatu restoran yang khusus menjual pizza. Terkadang juga berupa spaghetti serta makanan khas Italia yang lain. 15. Pan Cake House atau Creperie Suatu restoran yang khusus menjual pan cake serta crepe yang diisi dengan berbagai macam manisan didalamnya. 16. Pub Pada mulanya merupakan tempat hiburan umum yang mendapat izin untuk menjual bir serta minuman beralkohol lainnya. Para tamu
mendapatkan minumannya dari counter (meja panjang yang membatasi dua ruangan). Pengunjung dapat menikmatinya sambil berdiri atau sambil duduk di meja makan. Hidangan yang tersedia berupa snack seperti pies dan sandwich. Sekarang kita bisa mendapatkan banyak hidangan pengganti di Pub. 17. Snack Bar atau Cafe atau Milk Bar Restoran cukupan yang sifatnya tidak resmi dengan pelayanan cepat, dimana para tamu mengumpulkan makanan mereka di atas baki yang diambil dari atas counter dan kemudian membawanya ke meja makan. Para tamu bebas memilih makanan yang disukainya. Makanan yang disediakan pada umumnya adalah hamburger, sausages dan sandwich. 18. Specialty Restaurant Restoran yang suasana dan dekorasi seluruhnya disesuaikan dengan tipe khas makanan yang disajikan atau temanya. Restoran semacam ini menyediakan masakan Cina, Jepang, India, Italia dan sebagainya. Pelayanannya sebagian berdasarkan tata cara negara tempat asal makanan spesial itu. 19. Terrace Restaurant Suatu restoran yang terletak di luar bangunan, namun pada umumnya masih berhubungan dengan hotel maupun restoran induk. Di negaranegara barat pada umumnya restoran tersebut hanya buka pada waktu musim panas saja. 20. Gourmet Restaurant Suatu restoran yang menyelenggarakan pelayanan makanan dan minuman untuk orang-orang yang berpengalaman luas dalam bidang rasa makanan dan minuman. Keistimewaan restoran ini ialah makanan dan minumannya lezat, pelayanannya megah dan harganya cukup mahal. 21. Family Type Restaurant Suatu restoran sederhana yang menghidangkan makanan dan minuman dengan harga tidak mahal terutama disediakan untuk tamu-tamu keluarga maupun rombongan.
22. Main Dining Room Suatu restoran atau ruang makan utama yang pada umumnya terdapat di hotel-hotel besar, dimana penyajian makanannya secara resmi, perlahan tapi pasti terikat oleh suatu peraturan yang ketat. Pelayanannya dapat mempergunakan pelayanan Perancis atau Rusia. Tamu-tamu yang hadir pada umumnya berpakaian resmi. 2.6. Penelitian Terdahulu Gusman (2009) dengan judul skripsi “Analisis Strategi Pemasaran Jasa Pada Lido Lakes Resort & Conference”. Pada pengolahan data, penulis menggunakan alat analisis Analytical Hierarchy Process (AHP). Faktor utama yang memiliki pengaruh terbesar dalam penyusunan strategi pemasaran pada Lido Lakes Resort & Conference adalah pengalaman perusahaan dalam tiga sampai lima tahun terakhir. Aktor yang paling berperan dalam pengambilan keputusan adalah general manager. Tujuan utama yang ingin dicapai oleh Lido Lakes Resort & Conference adalah meningkatkan pendapatan dan keuntungan perusahaan. Alternatif strategi terbaik yang seharusnya dijalankan perusahaan adalah pembangunan gedung baru untuk penambahan kapasitas kamar baru sebanyak 75-100 kamar. Fitriani (2010) dengan skripsi berjudul “Kajian Strategi Pemasaran Sarana Transportasi Laut PT. PELNI di Kawasan Indonesia Bagian Timur”. Penulis menggunakan alat analisis Internal Factor Evaluation (IFE) dan External Factor Evaluation (EFE), tahap pencocokan dengan matriks Strengths Weaknesses Opportunities Threats (SWOT) dan tahap keputusan dengan Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM) sebagai alat bantu pengolahan data. Analisis lingkungan internal dan eksternal dapat diidentifikasi tujuh faktor internal yang menjadi kekuatan dan enam faktor kelemahan, lima faktor eksternal yang menjadi peluang dan lima faktor yang menjadi ancaman bagi PT. Pelni, dituangkan ke dalam matriks IE (Internal External) berada pada sel I (Strategy Grow and Build). Hasil dari analisis matriks SWOT adalah strategi S-O (Market Development Strategy), strategi S-T (Product Development Strategy), strategi W-O (Market Penetration Strategy) dan strategi W-T (Brand Image Strategy). Dari hasil penentuan
prioritas dengan analisis QSPM, dihasilkan prioritas strategi S-O (Market Development Strategy) nilai TAS 5,913, yaitu meningkatkan pangsa pasar dengan fokus ke pasar pedagang dan kalangan menengah ke bawah, menggunakan jasa pelayanan kapal laut menuju ke tempat tujuan. Purba (2010) melakukan penelitian dengan skripsi yang berjudul “Strategi Persaingan Pemasaran Produk Roti Unyil Venus Bogor”. Pada penelitiannya, penulis menggunakan beberapa alat analisis yang mendukung, yaitu matriks IFE, matriks EFE, tahap pencocokan dengan matriks SWOT dan tahap keputusan dengan QSPM. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, penulis menghasilkan pada lingkungan internal rasa produk Roti Unyil Venus memiliki keunggulan dari pesaingnya dan kurangnya promosi sebagai kelemahan, sedangkan lingkungan eksternal diketahui kesetiaan pelanggan sebagai peluang utama dan ancaman utamanya adalah adanya produk pengganti. Matriks IE menempatkan Roti Unyil Venus pada kuadran V. Matriks SWOT menghasilkan lima alternatif strategi. Melalui QSPM dihasilkan mempertahankan produk dan meningkatkan jumlah produksi berkualitas yang dapat bersaing dengan pesaingnya. Syafitri (2010) menyajikan skripsi dengan judul “Strategi Pemasaran PT. BPRS Al Salaam Amal Salman Cabang Warung Jambu”. Penulis menggunakan alat analisis matriks IFE, matriks EFE, matriks IE, matriks SWOT dan QSPM. Matriks IFE menghasilkan skor 2,92. Hal ini menunjukkan bahwa posisi internal perusahaan berada di atas nilai rata-rata 2,5, sedangkan matriks EFE menunjukkan nilai 2,76 yang menempatkan perusahaan diatas nilai rata-rata 2,5. Berdasarkan analisis matriks IE, posisi PT. BPRS Al Salaam Amal Salman Cabang Warung Jambu berada pada kuadran V yang berarti posisi pertahankan dan pelihara (hold and maintain). QSPM menghasilkan prioritas alternatif berupa strategi penetrasi pasar, yaitu meningkatkan kegiatan promosi. Itno (2004) menyajikan skripsi yang berjudul “Analisis Strategi Pemasaran Jasa Hotel Pangrango 2 Bogor dalam Memperluas Pangsa Pasar”. Pada penelitian ini penulis menggunakan alat analisis matriks IFE, matriks EFE, matriks SWOT, matriks IE dan QSPM. Berdasarkan hasil matriks IFE
dan EFE diperoleh total skor untuk matriks IFE 3,154 (tingkat kuat) dan total skor untuk matriks EFE 3,237 (mampu merespon situasi eksternal secara tinggi). Dari pemetaan kedua skor ke dalam matriks IE diperoleh posisi perusahaan saat ini pada kuadran I dengan strategi growth and build seperti penetrasi pasar, pengembangan produk dan perluasan pasar. Pengembangan strategi pada matriks SWOT menghasilkan alternatif-alternatif strategi yang dipersempit menjadi empat alternatif agar mempermudah penilaian pada QSPM. Pada QSPM diperoleh alternatif prioritas berupa mengadakan paketpaket khusus seperti paket wedding, paket ulang tahun dan paket liburan untuk pengembangan produk atau jasa hotel. Penelitian ini memiliki kekhasan dibandingkan dengan penelitan terdahulu. Peneliti menggunakan matriks IFE dan EFE untuk menganalisis faktor-faktor lingkungan internal dan eksternal Rumah Makan Bebek Gendut. Hasil dari matriks IFE dan EFE diolah menggunakan matriks IE dan SWOT sehingga dihasilkan alternatif strategi pemasaran. Metode AHP digunakan untuk mengolah alternatif strategi yang dihasilkan matriks IE dan SWOT sehingga didapatkan strategi pemasaran yang tepat untuk diterapkan oleh Rumah Makan Bebek Gendut Bogor.
III. METODE PENELITIAN
3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Dalam rangka menyusun strategi pemasaran yang tepat, maka dilakukan analisis lingkungan internal dan eksternal terhadap Rumah Makan Bebek Gendut Bogor. Lingkungan internal Rumah Makan Bebek Gendut Bogor terdiri atas Segmentation, Targetting dan Positioning (STP) dan bauran pemasaran (produk, tempat dan waktu, proses, produktivitas dan kualitas, orang, promosi dan edukasi, bukti fisik serta harga dan biaya jasa lainnya). Lingkungan eksternal Rumah Makan Bebek Gendut Bogor terdiri atas lingkungan mikro (perusahaan, pemasok, perantara pemasaran, pasar pelanggan, pesaing dan masyarakat) dan lingkungan makro (demografis, ekonomi, alam, teknologi, politik dan budaya). Matriks Internal Factor Evaluation (IFE) digunakan untuk mengetahui faktor-faktor kekuatan dan kelemahan, sedangkan matriks External Factor Evaluation (EFE) digunakan untuk mengetahui faktor-faktor peluang dan ancaman bagi Rumah Makan Bebek Gendut Bogor. Setelah mengetahui faktor-faktor kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman dari hasil matriks IFE dan EFE, hal yang dilakukan selanjutnya adalah mengetahui secara jelas peluang dan ancaman yang dihadapi disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki dengan menggunakan matriks Strenghts Weaknesses Opportunities Threats (SWOT). Berdasarkan hasil analisis dengan matriks SWOT, tahap selanjutnya adalah menggunakan
metode
Analytical
Hierarchy
Process
(AHP)
untuk
menentukan strategi pemasaran yang tepat untuk diterapkan oleh Rumah Makan Bebek Gendut Bogor. Gambaran umum mengenai kerangka pemikiran penelitian dapat dilihat pada Gambar 1.
Rumah Makan Bebek Gendut Bogor
Visi dan Misi Rumah Makan Bebek Gendut Bogor
Strategi Pemasaran
Lingkungan Internal
1. Segmentation 2. Targetting 3. Positioning
Lingkungan Eksternal
Bauran Pemasaran: 1. Produk 2. Tempat dan Waktu 3. Proses 4. Produktifitas dan Kualitas 5. Orang 6. Promosi dan Edukasi 7. Bukti Fisik 8. Harga dan Biaya Jasa Lainnya
Lingkungan Mikro : 1. Perusahaan 2. Pemasok 3. Perantara Pemasaran 4. Pasar Pelanggan 5. Pesaing 6. Masyarakat
Matriks IFE
Lingkungan Makro : 1. Demografis 2. Ekonomi 3. Alam 4. Teknologi 5. Politik 6. Budaya
Matriks EFE
Matriks IE dan SWOT
Metode AHP
Rekomendasi Strategi Pemasaran yang Tepat Gambar 1. Kerangka pemikiran penelitian
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada Rumah Makan Bebek Gendut Bogor yang bergerak di bidang kuliner. Lokasi Rumah Makan Bebek Gendut Bogor terletak di Jalan Raya Bubulak No. 7, Kota Bogor. Pemilihan lokasi ini dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan Rumah Makan Bebek Gendut Bogor merupakan salah satu restoran yang memiliki menu khas daging bebek dan ingin memiliki strategi pemasaran yang tepat dalam rangka mempertahankan dan meningkatkan jumlah konsumen yang membeli produknya ditengah tingginya tingkat persaingan dengan restoran yang sejenisnya. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli sampai Agustus 2013. 3.3. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data merupakan hal yang penting dalam penelitian. Dalam metode pengumpulan data selalu ada hubungan antara data yang dikumpulkan dengan penelitian yang dilakukan. Data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data primer dan data sekunder, serta data yang bersifat kuantitatif dan kualitatif. 1. Data Primer a. Observasi, yaitu melakukan pengamatan langsung terhadap kegiatan yang berhubungan dengan strategi pemasaran yang dilakukan oleh Rumah Makan Bebek Gendut Bogor. b. Wawancara, yaitu melakukan wawancara dengan pihak pemilik dan pengelola yang memiliki peranan utama dalam perumusan strategi pemasaran Rumah Makan Bebek Gendut Bogor untuk mengetahui gambaran umum, lingkungan internal dan lingkungan eksternal (Lampiran 1). c. Kuesioner, responden melakukan pengisian kuesioner sesuai dengan petunjuk pengisian kuesioner (Lampiran 2). Pengisian kuesioner penentuan bobot internal dan eksternal (Lampiran 3), kuesioner penentuan peringkat internal dan eksternal (Lampiran 4), kuesioner penilaian menggunakan metode AHP (Lampiran 5), dilakukan oleh responden yang telah ditentukan, yaitu
pihak
pemilik, pengelola,
koordinator pelaksana, konsumen Rumah Makan Bebek Gendut Bogor dan ahli pemasaran. Sampel yang digunakan pada penelitian ini bersifat non-probability sampling, yaitu pengambilan sampel secara tidak acak melalui teknik purposive sampling yaitu penarikan sampel yang dilakukan berdasarkan tujuan tertentu dari peneliti. Pemilihan dilakukan dengan alasan dapat mewakili perusahaan dan memiliki wewenang serta pengetahuan yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan penelitian. 2. Data Sekunder Data sekunder diperoleh dari studi literatur yang relevan dengan penelitian seperti buku, skripsi, internet, data Rumah Makan Bebek Gendut Bogor, Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Bogor dan Dinas Pariwisata Kota Bogor. 3.4. Metode Pengolahan dan Analisis Data Data dan informasi yang diperoleh mengenai penelitian diolah dan dianalisis. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini dengan menggunakan matriks IFE dan EFE untuk menganalisis lingkungan internal dan eksternal. Hasil analisis dari matriks IFE dan EFE kemudian diolah dengan menggunakan matriks IE dan SWOT untuk mendapatkan formulasi strategi pemasaran. Metode AHP digunakan untuk mereduksi formulasi strategi pemasaran yang didapatkan dari matriks IE dan SWOT sehingga didapatkan strategi pemasaran yang tepat untuk diterapkan oleh Rumah Makan Bebek Gendut Bogor. Software Microsoft Excel 2007 dan Expert Choice 2000 digunakan dalam penelitian ini untuk membantu dan mempermudah perhitungan. Menurut Marimin dan Magfiroh (2011), Expert Choice 2000 merupakan salah satu software AHP yang memiliki kelebihan memiliki tampilan antarmuka yang lebih menarik, mampu untuk mengintegrasikan pendapat pakar dan tidak membatasi level dari struktur hierarki. 3.4.1 Matriks IFE Menurut David (2009), matriks IFE (Tabel 5) digunakan untuk meringkas dan mengevaluasi kekuatan dan kelemahan utama dalam
area
fungsional
bisnis
dan
juga
memberikan
dasar
untuk
mengidentifikasi dan mengevaluasi hubungan antara area tersebut. Tabel 5. Matriks IFE Faktor-faktor Internal Utama A. Kekuatan Dst B. Kelemahan Dst Total
Bobot
Peringkat
Skor Bobot
Sumber: David (2009) Matriks IFE dapat dikembangkan dengan lima langkah, yaitu: 1. Buat daftar faktor-faktor internal utama sebagaimana yang disebutkan dalam proses audit internal. Masukkan 10 sampai 20 faktor internal, termasuk kekuatan maupun kelemahan organisasi. Daftar terlebih dahulu kekuatannya, kemudian kelemahannya. Buat sespesifik mungkin dengan menggunakan persentase, rasio dan angka-angka perbandingan. 2. Berilah pada setiap faktor tersebut bobot yang berkisar dari 0,0 (tidak penting), sampai 1,0 (semua penting). Bobot yang diberikan pada suatu faktor tertentu menandakan signifikansi relatif faktor tersebut bagi keberhasilan industri perusahaan. Terlepas dari apakah faktor utama itu adalah kekuatan atau kelemahan internal, faktorfaktor yang dianggap memiliki pengaruh paling besar terhadap kinerja organisasional harus diberi bobot tertinggi. Jumlah seluruh bobot harus sama dengan 1,0. 3. Berikan
peringkat
1 sampai 4
pada
setiap
faktor
untuk
mengindikasi apakah faktor tersebut sangat lemah (peringkat = 1), lemah (peringkat = 2), kuat (peringkat = 3), atau sangat kuat (peringkat = 4). Perhatikan bahwa kekuatan harus mendapat peringkat 3 atau 4 dan kelemahan harus mendapat peringkat 1 atau 2. Oleh karenanya, peringkat berbasis perusahaan, sementara bobot di langkah 2 berbasis industri.
4. Kalikan bobot setiap faktor dengan peringkatnya untuk menentukan skor bobot bagi masing-masing peubah. 5. Jumlahkan skor bobot masing-masing peubah untuk memperoleh skor bobot total organisasi. Terlepas dari berapa banyak faktor yang dimasukkan ke dalam matriks IFE, skor bobot total berkisar antara 1,0 sebagai titik rendah dan 4,0 sebagai titik tertinggi, dengan skor rata-rata 2,5. Skor bobot total di bawah 2,5 mencirikan organisasi yang lemah secara internal, sedangkan
skor
yang
secara
signifikan
berada
di
atas
2,5
mengindikasikan posisi internal yang kuat. Matriks IFE harus memasukkan antara 10 sampai 20 faktor. Jumlah faktor tidak mempengaruhi kisaran skor bobot total karena bobot selalu berjumlah 1,0. 3.4.2 Matriks EFE Menurut David (2009), matriks EFE (Tabel 6) memungkinkan para penyusun strategi untuk meringkas dan mengevaluasi informasi lingkungan mikro dan makro. Tabel 6. Matriks EFE Faktor-faktor Eksternal Utama A. Kekuatan Dst B. Kelemahan Dst Total
Bobot
Peringkat
Skor Bobot
Sumber: David (2009) Matriks EFE dapat dibuat dengan lima langkah, yaitu: 1. Buat daftar faktor-faktor eksternal utama sebagaimana yang disebutkan dalam proses audit eksternal. Masukkan 10 sampai 20 faktor, termasuk peluang dan ancaman, yang mempengaruhi perusahaan dan industrinya. Daftar terlebih dulu peluangnya, kemudian
ancamannya.
Buat
sespesifik
mungkin
dengan
menggunakan
persentase,
rasio
dan
perbandingan
jika
dimungkinkan. 2. Berilah pada setiap faktor tersebut bobot yang berkisar dari 0,0 (tidak
penting)
sampai
1,0
(sangat
penting).
Bobot
itu
mengindikasikan signifikansi relatif dari suatu faktor terhadap keberhasilan perusahaan. Peluang sering kali mendapat bobot yang lebih tinggi dibandingkan ancaman, tetapi ancaman bisa diberi bobot tinggi terutama jika mereka sangat parah atau mengancam. Bobot yang sesuai dapat ditentukan dengan cara membandingkan pesaing yang berhasil dengan yang tidak berhasil atau melalui diskusi untuk mencapai konsensus kelompok. Jumlah total seluruh bobot yang diberikan pada faktor itu harus sama dengan 1,0 3. Berilah peringkat antara 1 sampai 4 pada setiap faktor eksternal utama untuk menunjukkan seberapa efektif strategi perusahaan saat ini dalam merespon faktor tersebut, dimana 4= responnya sangat bagus, 3= respon di atas rata-rata, 2= respon rata-rata dan 1= respon di bawah rata-rata. Peringkat didasarkan pada keefektifan strategi perusahaan, sehingga peringkat tersebut berbeda antar perusahaan, sementara bobot di langkah nomor 2 berbasis industri. Penting untuk diperhatikan bahwa baik ancaman maupun peluang dapat menerima peringkat 1, 2, 3 atau 4. 4. Kalikan bobot setiap faktor dengan peringkatnya untuk menentukan skor bobot. 5. Jumlahkan skor rata-rata untuk setiap peubah guna menentukan skor bobot total untuk organisasi. 3.4.3 Matriks IE Matriks IE adalah gabungan dari matriks IFE dan EFE. Menurut David (2009), matriks IE merupakan matriks yang meringkas hasil evalusi faktor internal dan eksternal yang menempatkan perusahaan pada salah satu kondisi dari sembilan sel, dimana tiap-tiap sel merupakan kondisi atau langkah yang harus ditempuh perusahaan.
Tujuan penggunaan matriks ini adalah untuk memperoleh strategi bisnis di tingkat korporat yang lebih detail. Matriks IE memiliki tiga implikasi strategi yang berbeda yaitu : 1. Perusahaan yang berada pada sel I, II atau IV dapat digambarkan sebagai grow dan built. Strategi-strategi yang cocok bagi perusahaan adalah strategi intensif yaitu market penetration, market development dan product development. Atau strategi terintegrasi yaitu backward integration, forward integration dan horizontal integration. 2. Perusahaan yang berada pada sel-sel III, V dan VII paling baik dikendalikan dengan strategi hold dan maintain. Strategi-strategi yang umum dipakai yaitu strategi market penetration dan product penetration. 3. Perusahaan yang berada pada sel VI, VIII dan IX dapat menggunakan strategi harvest atau divestiture. 3.4.4 Matriks SWOT Menurut Rangkuti (1997), matriks SWOT adalah alat yang dipakai untuk menyusun faktor-faktor strategis perusahaan. Matriks ini dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi perusahaan dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya. Bentuk matriks SWOT dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7. Matriks SWOT Internal Eksternal Opportunities (O) Tentukan 5-10 faktor peluang eksternal
Threats (T) Tentukan 5-10 faktor ancaman eksternal
Strenghts (S) Tentukan 5-10 faktor kekuatan internal Strategi SO Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang Strategi ST Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman
Sumber: Rangkuti (1997)
Weaknesess (W) Tentukan 5-10 faktor kelemahan internal Strategi WO Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang Strategi WT Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman
Menurut Rangkuti (1997), matriks SWOT dapat menghasilkan empat set kemungkinan alternatif strategi, yaitu: 1. Strategi Strenghts Opportunities (SO) Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran perusahaan, yaitu dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang sebesar-besarnya. 2. Strategi Weaknesses Opportunities (WO) Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada. 3. Strategi Strenghts Threats (ST) Ini adalah strategi dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki perusahaan untuk mengatasi ancaman. 4. Strategi Weaknesses Threats (WT) Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat difensif dan berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman. Menurut David (2009), terdapat delapan langkah dalam membentuk sebuah matriks SWOT, yaitu: 1. Buat daftar peluang-peluang eksternal utama perusahaan. 2. Buat daftar ancaman-ancaman eksternal utama perusahaan. 3. Buat daftar kekuatan-kekuatan internal utama perusahaan. 4. Buat daftar kelemahan-kelemahan internal utama perusahaan. 5. Cocokkan kekuatan internal dengan peluang eksternal dan catat hasilnya pada sel strategi SO. 6. Cocokkan kelemahan internal dengan peluang eksternal dan catat hasilnya pada sel strategi WO. 7. Cocokkan kekuatan internal dengan ancaman eksternal dan catat hasilnya pada sel strategi ST. 8. Cocokkan kelemahan internal dengan ancaman eksternal dan catat hasilnya pada sel strategi WT.
3.4.5 Metode AHP Analytical Hierarchy Process (AHP) merupakan suatu model luwes yang memberikan kesempatan bagi perorangan atau kelompok untuk membangun gagasan-gagasan dan mendefinisikan persoalan dengan cara membuat asumsi mereka masing-masing dan memperoleh pemecahan yang diinginkan darinya (Saaty, 1991). Beberapa keuntungan yang bisa diperoleh dengan menggunakan metode AHP antara lain: 1. Kesatuan AHP memberi satu model tunggal yang mudah dimengerti, luwes untuk aneka ragam persoalan yang tidak berstruktur. 2. Kompleksitas AHP memadukan ancangan deduktif dan ancangan berdasarkan sistem dalam memecahkan persoalan kompleks. 3. Saling Ketergantungan AHP dapat menangani saling ketergantungan elemen-elemen dalam suatu sistem dan tak memaksakan pemikiran linear. 4. Penyusunan Hierarki AHP mencerminkan kecenderungan alami pikiran untuk memilahmilah elemen-elemen suatu sistem dalam berbagai tingkat berlainan dan mengelompokkan unsur yang serupa dalam setiap tingkat. 5. Pengukuran AHP memberi suatu skala untuk mengukur hal-hal dan tanwujud suatu metode untuk menetapkan prioritas. 6. Konsistensi AHP melacak konsistensi logis dari pertimbangan-pertimbangan yang digunakan dalam menetapkan berbagai prioritas. 7. Sintesis AHP menuntun ke suatu taksiran menyeluruh tentang kebaikan setiap alternatif.
8. Tawar Menawar AHP mempertimbangkan prioritas-prioritas relatif dari berbagai faktor
sistem
dan
memungkinkan
orang memilih alternatif
terbaik berdasarkan tujuan-tujuan mereka. 9. Penilaian dan Konsensus AHP tak memaksakan konsensus, tetapi mensintesis suatu hasil yang representatif dari berbagai penilaian yang berbeda-beda. 10. Pengulangan Proses AHP memungkinkan orang memperhalus definisi mereka pada suatu persoalan dan memperbaiki pertimbangan dan pengertian mereka melalui pengulangan. 1. Prinsip Pemikiran Analitik Saaty (1991), menyatakan bahwa terdapat tiga prinsip dalam memecahkan persoalan dengan analisis logis eksplisit, yaitu: a) Prinsip menyusun hierarki, b) Prinsip menetapkan prioritas dan c) Prinsip konsistensi logis. 1. Prinsip Menyusun Hierarki Manusia mempunyai kemampuan untuk mempersepsi benda dan gagasan, mengidentifikasinya dan mengkomunikasikan apa yang mereka amati. Untuk memperoleh pengetahuan terinci, pikiran kita menyusun realitas yang kompleks ke dalam bagian yang menjadi elemen pokoknya dan kemudian bagian ini ke dalam bagian-bagiannya lagi dan seterusnya secara hierarkis. Jumlah bagian-bagian ini biasanya berkisar antara lima sampai sembilan. 2. Prinsip Menetapkan Prioritas Manusia
juga
mempunyai
kemampuan
untuk
mempersepsikan hubungan antara hal-hal yang mereka pahami, membandingkan
sepasang
benda
atau
hal
yang
serupa
berdasarkan kriteria tertentu dan membedakan kedua anggota pasangan itu dengan menimbang intensitas preferensi mereka terhadap hal yang satu dibandingkan dengan hal lainnya. Lalu
mereka mensintesis penilaian mereka melalui imajinasi, atau dalam hal menggunakan AHP, melalui suatu proses logis yang baru dan memperoleh pengertian yang lebih baik tentang keseluruhan sistem. 3. Prinsip Konsistensi Logis Manusia mempunyai kemampuan untuk menetapkan relasi antar obyek atau antar pemikiran sedemikian sehingga koheren, yaitu obyek-obyek atau pemikiran itu saling terkait dengan baik dan kaitan mereka menunjukkan konsistensi. Konsistensi berarti dua hal,
pertama
bahwa
pemikiran
atau
obyek
yang
serupa
dikelompokkan menurut homogenitas dan relevansinya. Kedua adalah bahwa intensitas relasi antar gagasan atau antar obyek yang didasarkan pada suatu krieria tertentu, saling membenarkan secara logis. 2. Ikhtisar Langkah-langkah AHP Menurut Saaty (1991), pengkajian AHP dimulai dengan menata elemen suatu persoalan dalam bentuk
hierarki, kemudiaan
dilanjutkan dengan membuat pemandingan berpasang antar elemen dan suatu tingkat sesuai dengan yang diperlukan oleh kriteria-kriteria yang berada setingkat lebih tinggi. Berbagai pembandingan ini menghasilkan prioritas dan akhirnya, melalui sintesis, menghasilkan prioritas menyeluruh. Kita mengukur konsistensi dan menangani interdependensi. Semua langkah dasar dari proses ini dapat diringkaskan menjadi suatu ikhtisar yang singkat. Dalam arti yang luas, proses ini stabil, meskipun beberapa langkah tertentu mungkin memperoleh penekanan istimewa dalam berbagai persoalan khusus. Sebagaimana dicatat dibawah ini, biasanya diperlukan pengulangan. 1. Definisikan persoalan dan rinci pemecahan yang diinginkan. 2. Struktur hierarki dari sudut pandang manajerial menyeluruh (dari tingkat-tingkat puncak sampai ke tingkat dimana dimungkinkan campur tangan untuk memecahkan persoalan itu).
3. Buatlah sebuah matriks banding berpasang untuk kontribusi atau pengaruh setiap elemen yang relevan atas setiap kriteria yang berpengaruh yang berada setingkat di atasnya. Dalam matriks ini, pasangan-pasangan elemen dibandingkan berkenaan dengan suatu kriteria di tingkat lebih tinggi. Dalam membandingkan dua elemen,
kebanyakan
orang
lebih
suka
memberi
suatu
pertimbangan yang menunjukkan dominasi sebagai suatu bilangan bulat. Matriks ini memiliki satu tempat untuk memasukkan
bilangan
itu
dan
satu
tempat
lain
untuk
diperlukan
untuk
memasukkan nilai resiprokalnya. 4. Dapatkan
semua
pertimbangan
yang
mengembangkan perangkat matriks di langkah 3. Jika ada banyak orang yang ikut serta, tugas setiap orang dapat dibuat sederhana dengan mengalokasikan upaya secara tepat. Pertimbangan ganda dapat disintesis dengan memakai rata-rata geometriknya. 5. Setelah mengumpulkan semua data banding berpasang itu dan memasukkan nilai-nilai kebalikannya beserta entri bilangan 1 sepanjang diagonal utama, prioritas dicari dan konsistensi diuji. 6. Laksanakan langkah 3, 4 dan 5 untuk semua tingkat dan gugusan dalam hierarki itu. 7. Gunakan
komposisi
secara
hierarkis
(sintesis)
untuk
membobotkan vektor-vektor prioritas itu dengan bobot kriteriakriteria dan jumlahkan semua entri prioritas terbobot yang bersangkutan dengan entri prioritas dan tingkat bawah berikutnya dan seterusnya. Hasilnya adalah vektor prioritas menyeluruh untuk tingkat hierarki paling bawah. Jika hasilnya ada beberapa buah, boleh diambil nilai rata-rata aritmetiknya.
Fokus Fokus Faktor F1
F2
F3
F4
Fn
Aktor A1
A2
An
Tujuan T1
Tn
T2
Strategi S1
S2
S3
S4
Gambar 2. Struktur hierarki Keterangan: F1-Fn : Faktor A1-An : Aktor T1-Tn : Tujuan S1-Sn : Strategi
S5
Sn
8.
Evaluasi konsistensi untuk seluruh hierarki dengan mengalikan setiap indeks konsisitensi dengan prioritas kriteria bersangkutan dan menjumlahkan hasil kalinya. Hasil ini dibagi dengan pernyataan sejenis yang menggunakan indeks konsistensi acak, yang sesuai dengan dimensi masing-masing matriks. Dengan cara yang sama, setiap indeks konsistensi acak juga dibobot berdasarkan prioritas kriteria yang bersangkutan dan hasilnya dijumlahkan. Rasio konsistesi hierarki harus 10% atau kurang. Jika tidak, mutu informasi itu harus diperbaiki, barangkali dengan memperbaiki cara menggunakan pertanyaan ketika membuat pembandingan berpasang. Jika tindakan ini gagal memperbaiki konsistensi, ada kemungkinan persoalan ini tak terstruktur secara tepat, yaitu elemen-elemen sejenis tidak dikelompokkan di bawah suatu kriteria yang bermakna. Maka kita perlu balik ke langkah 2, meskipun mungkin hanya bagian-bagian persoalan dan hierarki itu yang perlu diperbaiki.
3. Menetapkan Prioritas Menurut Saaty (1991), langkah pertama dalam menetapkan prioritas elemen-elemen dalam suatu persoalan keputusan adalah dengan membuat pembandingan berpasangan (Tabel 8), yaitu elemen dibandingkan berpasangan terhadap suatu kriteria yang ditentukan. Untuk pembandingan berpasangan ini, matriks merupakan bentuk yang lebih disukai. Matriks merupakan alat yang sederhana dan biasa dipakai dan memberi kerangka untuk menguji konsistensi, memperoleh informasi tambahan dengan cara membuat segala pembandingan yang mungkin dan menganalisis kepekaan prioritas menyeluruh terhadap perubahan dalam pertimbangan. Ancangan matriks ini secara unik mencerminkan dwi segi prioritas: mendominasi dan didominasi.
Tabel 8. Nilai skala banding berpasangan Intensitas Pentingnya
Definisi
Penjelasan
Kedua elemen sama Dua elemen menyumbang sama besar penting-nya pada sifat itu Elemen yang satu Pengalaman dan pertimbangan sedikit sedikit lebih penting menyokong satu elemen atas elemen daripada elemen yang lainnya lainnya Elemen yang satu Pengalaman dan pertimbangkan dengan sangat penting dari kuat menyokong satu elemen atas elemen pada elemen lainnya yang lainnya Satu elemen jelas Bukti yang menyokong elemen yang satu lebih penting dari atas yang lainnya memiliki tingkat pada elemen yang penegasan yang tertinggi yang mungkin lainnya menguatkan Satu elemen mutlak Bukti yang menyokong elemen yang satu lebih penting dari atas yang lainnya memiliki tingkat pada elemen yang penegasan yang tertinggi yang mungkin lainnya menguatkan Nilai-nilai di antara Kompromi diperhatikan diantara dua dua pertimbangkan pertimbangkan yang berdekatan Jika untuk aktivitas i mendapatkan satu angka bila dibandingkan dengan aktivitas j, maka j memiliki nilai kebalikannya bila dibandingkan dengan i
1
3
5
7
9
2,4,6,8
Kebalikan
Sumber: Saaty (1991) Penyelesaian dengan Persamaan Matematik Menurut Marimin dan Maghfiroh (2011), terdapat tiga langkah untuk menentukan besarnya bobot yang dimulai dari kasus khusus yang sederhana sampai dengan kasus-kasus umum, seperti langkah dibawah ini: 1. Langkah 1: wi/wj = αij (i,j = 1, 2,..., n) ........................................................... (1) wi = bobot input dalam baris wj = bobot input dalam lajur 2. Langkah 2: wi = αij wj (i,j = 1, 2,..., n) .......................................................... (2) untuk kasus-kasus umum mempunyai bentuk: wi =
∑
α
(i = 1, 2,..., n) ......................................... (3)
wi = rataan dari αi1w1,..., αinwn
3. Langkah 3: Bila perkiraan αij baik akan cenderung untuk dekat dengan nisbah wi + wj, jika n juga berubah maka diubah menjadi λmax sehingga diperoleh: ∑
wi =
α
(i,j = 1, 2,..., n) ........................................ (4)
Pengolahan Horizontal Menurut Marimin dan Maghfiroh (2011), pengolahan horizontal dimaksudkan untuk menyusun prioritas elemen keputusan setiap tingkat hierarki keputusan. Tahapannya menurut Saaty (1991) adalah sebagai berikut: 1. Perkalian baris (z) dengan rumus:
α
Z1 = √
...................................................................... (5)
2. Perhitungan vektor prioritas atau vektor eigen: √
eVP1 =
.............................................................. (6) ∑
√
eVPi = adalah elemen vektor prioritas ke-i 3. Perhitungan nilai eigen maksimum: VA = αij x VP dengan VA = (Vαi) VB = VA/VP dengan VB = (Vbi) Eigen maks =
∑
α
...................................................... (7)
VA = VB = vektor antara Vbi untuk i = 1,2,..., n 4. Perhitungan indeks konsistensi: C1 =
......................................................................... (8)
Untuk mengetahui apakah C1 dengan besaran tertentu cukup baik atau tidak, perlu diketahui rasio yang dianggap baik, yaitu apabila CR ≤ 0.1, rumus CR adalah: CR =
.......................................................................................... (9)
Nilai R1 merupakan nilai random indeks yang dikeluarkan oleh Oarkridge Laboratory yang terdapat dalam Tabel 9. Tabel 9. Nilai R1 N R1
1 0.00
2 0.00
3 0.58
4 0.90
5 1.12
6 1.24
7 1.32
8 1.41
9 1.45
10 1.49
11 1.51
Sumber: Marimin (2011) Pengolahan Vertikal Menurut Saaty (1991), pengolahan ini digunakan untuk menyusun prioritas setiap elemen dalam hierarki terhadap sasaran utama. Jika NPpq didefinisikan sebagai nilai prioritas pengaruh elemen kep pada tingkat ke-q terhadap sasaran utama, maka: NPpq
= ∑
........................ (10)
Untuk p = 1,2,..., r T
= 1,2,..., s
Dimana: NPpq
= prioritas pengaruh elemen ke-p pada tingkat ke-q terhadap sasaran utama
NPHpq = nilai prioritas elemen ke-p pada tingkat ke-q NPTt
= nilai prioritas pengaruh elemen ke-t pada tingkat q-1
12 1.48
13 1.56
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Rumah Makan Bebek Gendut Bogor 4.1.1 Sejarah Singkat Rumah Makan Bebek Gendut Bogor didirikan pada tanggal 5 Juni 2010 oleh Bapak Edi Prasetyo yang berlokasi di Jalan Raya Bubulak No. 7, Kota Bogor. Rumah makan ini merupakan waralaba keempat dari Rumah Makan Bebek Gendut yang berasal dari Kota Semarang. Waralaba Rumah Makan Bebek Gendut ini mengenakan biaya royalti sebesar tiga persen dari penjualan kotor selama lima tahun. Setelah lima tahun, maka terwaralaba mendapatkan kebebasan untuk tetap mencantumkan nama Rumah Makan Bebek Gendut atau ingin menggantinya. Jenis usaha ini dipilih atas dasar pertimbangan keluarga Bapak Edi Prasetyo. Menurut Bapak Edi Prasetyo, kegiatan membuka usaha ini ditujukan untuk dapat mengisi waktu luang ketika masa pensiun tiba dan memberi manfaat karena dapat membantu orang lain dalam mendapatkan pekerjaan. Bapak Edi Prasetyo sering mengikuti pelatihan kepemimpinan ketika masih aktif bekerja di salah satu BUMN (Badan Usaha Milik Negara) di Kota Bogor. Ilmu yang didapatkan dari pelatihan kepemimpinan dijadikan bekal untuk membuka usaha dalam bidang makanan sehingga ilmu yang didapatkan dapat diterapkan. 4.1.2 Visi, Misi dan Tujuan Visi Rumah Makan Bebek Gendut Bogor adalah menjadi restoran yang berkualitas dari segi produk dan pelayanan. Misi Rumah Makan Bebek Gendut Bogor adalah menyajikan makanan dan minuman yang enak dan khas dengan pelayanan yang memuaskan. Tujuan Rumah Makan Bebek Gendut Bogor terbagi menjadi dua, yaitu tujuan jangka pendek dan jangka panjang. Tujuan jangka pendek adalah mempertahankan dan meningkatkan kualitas cita rasa produk. Tujuan jangka panjang adalah melakukan inovasi produk agar memiliki
berbagai pilihan menu yang dapat dipilih oleh konsumen yang memiliki beragam selera makanan yang berbeda-beda. 4.1.3
Struktur Organisasi Struktur organisasi yang diterapkan oleh Rumah Makan Bebek Gendut Bogor disesuaikan dengan kebutuhan yang diperlukan dalam menjalankan aktifitas usahanya. Struktur organisasi Rumah Makan Bebek Gendut Bogor dapat dilihat pada Gambar 2. Pemilik
Pengelola
Koordinator Pelaksana
Kasir
Juru Masak
Pramuniaga
Gambar 3. Struktur organisasi rumah makan Bebek Gendut Bogor Sumber: Rumah Makan Bebek Gendut Bogor (2013) Berdasarkan struktur organisasi yang terdapat di Rumah Makan Bebek Gendut Bogor, maka tugas dan wewenang setiap jabatan yang dijalankan adalah: 1.
Pemilik Pemilik sebagai pemimpin dalam menjalankan Rumah Makan Bebek Gendut Bogor secara keseluruhan memiliki tugas dan wewenang untuk memajukan kelangsungan hidup Rumah Makan Bebek Gendut Bogor
menetapkan kompensasi gaji pegawai,
membuat kebijakan yang berlaku bagi semua pegawai, berhak menerima
laporan
pertanggung
jawaban
dari
pengelola,
menetapkan harga jual produk dan membuat keputusan-keputusan penting yang berkaitan dengan aktifitas usaha. 2.
Pengelola Pengelola bertugas untuk memberikan laporan pertanggung jawaban kepada pemilik, mengorganisasikan kegiatan usaha agar
dapat berjalan dengan baik, mengevaluasi semua pekerjaan dan operasional, menerima atau menolak serta memberhentikan pegawai dan memberikan informasi kepada pegawai. 3.
Koordinator Pelaksana Koordinator pelaksana bertugas untuk memastikan menu yang dipesan oleh konsumen telah siap dan mengawasi kerja pegawai.
4.
Juru Masak Juru masak bertugas terhadap proses produksi makanan dan minuman yang dipesan dan memastikan setiap makanan dan minuman sesuai dengan menu yang dipesan oleh konsumen.
5.
Kasir Kasir bertugas untuk melayani konsumen yang melakukan transaksi pembayaran dan melaporkan pendapatan harian dan bulanan.
6.
Pramuniaga Pramuniaga bertugas untuk melayani konsumen dengan baik, mengantar daftar menu kepada konsumen, mengantar pesanan makanan dan minuman yang dipesan oleh konsumen, melayani pesanan pengunjung yang dibawa pulang, menguasai dan menghafal menu dengan baik dan membersihkan peralatan makan dan minum, meja dan kursi.
4.2. Analisis Lingkungan Internal Rumah Makan Bebek Gendut Bogor 4.2.1 Segmentation, Targetting dan Positioning (STP) 1. Segmentation Segmentasi geografis Rumah Makan Bebek Gendut Bogor adalah penduduk yang bertempat tinggal di Kota Bogor, khususnya yang bertempat tinggal di Kecamatan Bogor Barat yang terdiri dari Balungbang, Bubulak, Cilendek Barat, Cilendek Timur, Curug, Curug Mekar, Gunung Batu, Loji, Marga Jaya, Menteng, Pasir Jaya, Pasir Kuda, Pasir Mulya, Semplak, Sindang Barang dan Situ Gede.
2. Targetting Target pasar dari Rumah Makan Bebek Gendut Bogor adalah mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB), keluarga dan kalangan perkantoran. Target pasar ini dianggap potensial karena letak Rumah Makan Bebek Gendut Bogor yang mudah dijangkau oleh mahasiswa IPB, keluarga yang bertempat tinggal di Kecamatan Bogor Barat dan lingkungan perkantoran yang terdapat di Kecamatan Bogor Barat. 3. Positioning Rumah Makan Bebek Gendut Bogor memposisikan diri sebagai restoran yang menyajikan produk dengan daging bebek yang enak dan empuk dengan harga yang terjangkau, tempat yang nyaman dan pelayanan yang prima. 4.2.2 Bauran Pemasaran 1. Produk Rumah Makan Bebek Gendut Bogor memiliki slogan enak dan empuk. Daging bebek yang ditawarkan memang enak dan empuk. Hal ini dikarenakan bahan baku dan bumbu-bumbu yang digunakan berkualitas. Daging bebek diolah dengan cara di ungkep agar daging yang dihidangkan menjadi empuk. Rumah Makan Bebek Gendut Bogor juga menawarkan produk lain (Lampiran 7). Produk andalan dari Rumah Makan Bebek Gendut Bogor adalah daging bebek kremes, lada hitam, plecing, lombok ijo dan lada hitam. Produk andalan ini hanya terdapat di Rumah Makan Bebek Gendut Bogor dan tidak ditemukan di rumah makan atau restauran lainnya karena produk andalan ini merupakan hasil inovasi yang dilakukan oleh Bapak Edy Prasetyo beserta para pegawainya. Rumah Makan Bebek Gendut Bogor telah mendapatkan Pra Sertifikasi Halal Nomor: 07.54/Layak_Konsumsi-Distani/X/2010 yang diberikan oleh Dinas Pertanian Kota Bogor Tanggal 12 Oktober 2010. Sertifikasi ini merupakan tahapan yang harus dilalui oleh pihak Rumah Makan Bebek Gendut Bogor untuk menjadi binaan Dinas Pertanian Kota
Bogor, Institut Pertanian Bogor (IPB) dan LP POM MUI (Majelis Ulama Indonesia) untuk mendapatkan sertifikat halal. 2. Tempat dan Waktu Rumah Makan Bebek Gendut Bogor berlokasi di Jalan Raya Bubulak No. 7, Kota Bogor. Lokasi Rumah Makan Bebek Gendut Bogor awalnya adalah rumah pribadi Bapak Edy Prasetyo yang direnovasi menjadi restoran. Lokasi Rumah Makan Bebek Gendut Bogor cukup strategis karena berada di pinggir jalan raya sehingga mudah dijangkau. Rumah Makan Bebek Gendut Bogor berdekatan dengan Terminal Bubulak, Terminal Laladon, Perumahan Yasmin, Rumah Sakit Karya Bakti dan Marzuki Mahdi, Hypermarket Giant dan Kampus IPB, Dramaga. Waktu operasional Rumah Makan Bebek Gendut Bogor adalah hari senin sampai minggu pukul 10:00 sampai 22:00 WIB. 3. Proses Rumah Makan Bebek Gendut Bogor memiliki kriteria dalam memilih bahan baku produknya dan membuat bumbu. Kriteria untuk bahan baku produknya terdiri atas berat dan umur. Bahan untuk membuat bumbu diseleksi ketika berbelanja agar rasa yang dihasilkan dapat menghasilkan cita rasa yang enak. Bahan baku produk dan bumbu disimpan dalam freezer agar tetap segar. Rumah Makan Bebek Gendut Bogor memiliki waktu yang ditetapkan dalam memasak
agar
makanan
yang
dihasilkan
memiliki
tingkat
kematangan yang tepat. Rumah Makan Bebek Gendut Bogor menyediakan layanan pesan antar dan reservasi. Layanan ini dapat digunakan melalui telepon atau Short Messages Service (SMS). Minimal pemesanan untuk layanan pesan antar adalah Rp 50.000 dengan jangkauan lima kilometer dari Rumah Makan Bebek Gendut Bogor. Layanan reservasi berlaku selama tiga puluh menit. Jika dalam waktu tiga
puluh menit konsumen yang memesan tempat belum datang, maka reservasi batal. 4. Produktifitas dan Kualitas Rumah Makan Bebek Gendut Bogor memiliki produktifitas dan kualitas yang baik. Hal ini terbukti dengan inovasi produk yang dilakukan oleh Rumah Makan Bebek Gendut Bogor. Inovasi dilakukan terhadap produk makanan dan minumannya sehingga menghasilkan banyak pilihan. Kualitas dari produk Rumah Makan Bebek Gendut Bogor dinilai baik oleh konsumen. Hal ini terbukti dari pujian berupa tulisan dari para konsumen yang sudah merasakan produk Rumah Makan Bebek Gendut Bogor yang dituangkan di papan tulis berukuran 1x5 meter. 5. Orang Rumah Makan Bebek Gendut Bogor memiliki sebelas pegawai. Latar belakang pendidikan lulusan Sekolah Menengah Atas (SMA) dua pegawai, Sekolah Menengah Pertama (SMP) dua pegawai dan Sekolah Dasar (SD) tujuh pegawai. dengan latar pendidikan mayoritas lulusan sekolah dasar. Kriteria yang ditetapkan oleh pemilik Rumah Makan Bebek Gendut Bogor dalam memilih pegawai adalah pegawai yang mau bekerja dengan tekun, jujur dan bertanggung jawab. Cara peningkatan dan pengembangan kualitas pegawai adalah dengan cara mengajak para pegawai untuk makan di suatu restoran untuk mengetahui cara pelayanan yang baik terhadap konsumen. Kekurangan dalam ketenagakerjaan yang terdapat di Rumah Makan Bebek Gendut Bogor adalah dengan latar belakang pendidikan pegawai yang mayoritas SD menjadi hambatan dalam memberikan ilmu dan soft skill. Para
pegawai
ditekankan
untuk
dapat
melayani
para
konsumennya dengan sopan, ramah dan cekatan. Pemilik Rumah Makan Bebek Gendut Bogor menyediakan seragam bagi para
pegawai agar terlihat lebih rapih. Hubungan kekeluargaan dibina antara pemilik dan pengelola Rumah Makan Bebek Gendut Bogor dengan para pegawainya. Dalam melakukan inovasi produk, para pegawai juga dilibatkan. Hal ini merupakan apresiasi dari pemilik dan pengelola sehingga pegawai merasa lebih dihargai. Para pegawai diberikan fasilitas tempat tinggal yang berlokasi sama dengan Rumah Makan Bebek Gendut Bogor sebagai wujud kepedulian pemilik dan pengelola Rumah Makan Bebek Gendut Bogor terhadap pegawainya. 6. Promosi dan Edukasi Promosi yang dilakukan oleh Rumah Makan Bebek Gendut Bogor adalah dengan memasang spanduk di jalan-jalan yang menuju Rumah Makan Bebek Gendut Bogor, brosur yang disebarkan ke tempat-tempat sekitar Rumah Makan Bebek Gendut Bogor dan worth of mouth (dari mulut ke mulut) kepada rekan kerja dan keluarga. Pada saat pembukaan pertama ternyata terdapat tiga ratus konsumen yang datang. Hal ini membuktikan bahwa promosi dengan spanduk dan worth of mouth berhasil. Para konsumen yang pernah datang pun ikut membantu merekomendasikan Rumah Makan Bebek Gendut Bogor kepada teman-temannya, rekan kerja dan saudara. Wartawan dari media cetak dan elektronik pernah berkunjung ke Rumah Makan Bebek Gendut Bogor tanpa diminta. Hal ini merupakan suatu ketertarikan yang membuat para wartawan datang ke Rumah Makan Bebek Gendut Bogor. Pemilik juga melakukan promosi melalui media internet dengan membuat blog mengenai Rumah Makan Bebek Gendut Bogor dan fan page di jejaring sosial facebook. Edukasi yang diberikan pemilik dan pengelola kepada pegawainya adalah dengan cara mengajak para pegawai untuk makan di suatu restoran. Para pegawai dapat belajar dengan cara memperhatikan cara pelayanan yang baik terhadap konsumen.
7. Bukti Fisik Kapasitas orang yang dapat ditampung oleh Rumah Makan Bebek Gendut Bogor adalah lima puluh orang. Rumah Makan Bebek Gendut Bogor menyediakan fasilitas kamar mandi, mushola, wifi dan sarana bermain anak. Penyediaan fasilitas ini ditujukan agar konsumen merasa lebih nyaman ketika berada di Rumah Makan Bebek Gendut Bogor. Bentuk penghargaan datang dari konsumen yang sudah merasakan produk Rumah Makan Bebek Gendut Bogor dengan menuliskan komentar-komentar mereka di papan tulis berukuran 1x5 meter yang berisi pujian terhadap produk dan pelayanan Rumah Makan Bebek Gendut Bogor. 8. Harga dan Biaya Jasa Lainnya Penetapan harga yang dilakukan oleh pemilik dan pengelola Rumah Makan Bebek Gendut Bogor atas dasar perhitungan biaya produksi ditambah dengan keuntungan yang diinginkan. Harga yang ditawarkan oleh Rumah Makan Bebek Gendut Bogor bervariasi. Untuk menu makanan harga mulai Rp. 2.500 sampai Rp. 86.000, sedangkan untuk menu minuman harga yang ditawarkan mulai Rp. 2.000 sampai Rp. 11.000. Pihak pemilik dan pengelola memiliki pertimbangan dalam penetapan harga karena disesuaikan dengan segmen dan target pasar. Pilihan paket menu makanan disiapkan oleh pengelola dengan harga Rp. 21.000 untuk dua orang, konsumen dapat menikmati daging bebek dengan dua pilihan rasa. Potongan harga diberikan oleh pemilik dan pengelola Rumah Makan Bebek Gendut Bogor pada saat awal pembukaan. Hal ini ditujukan untuk menarik konsumen untuk membeli produk Rumah Makan Bebek Gendut Bogor. Jika terjadi kenaikan harga bahan baku dan bumbu maka keuntungan yang diperoleh akan menurun. Langkah yang harus dilakukan adalah dengan menaikkan harga jual. Bagi konsumen yang menggunakan jasa layanan pesan antar tidak diberikan biaya tambahan.
4.3. Analisis Lingkungan Eksternal Rumah Makan Bebek Gendut Bogor 4.3.1 Lingkungan Mikro 1. Perusahaan Rumah Makan Bebek Gendut Bogor memiliki sistem manajerial yang diterapkan dalam menjalankan usahanya. Sistem manajerial ini berguna untuk memperjelas jenis pekerjaan yang dilakukan beserta tanggung jawab yang diemban. 2. Pemasok Pemasok daging bebek yang terdapat di Rumah Makan Bebek Gendut Bogor berjumlah lima pemasok. Pemilik dan pengelola Rumah Makan Bebek Gendut Bogor memilih pemasok-pemasok tersebut berdasarkan kesinambungan pengiriman bahan baku yang dapat dilakukan oleh pihak pemasok. 3. Perantara Pemasaran Rumah Makan Bebek Gendut Bogor tidak memiliki perantara pemasaran dalam memasarkan produknya. Hal ini dirasa tidak diperlukan karena terdapat layanan pesan antar yang dapat memudahkan konsumen yang ingin membeli produk Rumah Makan Bebek Gendut Bogor tanpa harus datang ke Rumah Makan Bebek Gendut Bogor. 4. Pasar Pelanggan Pasar pelanggan yang terdapat di Rumah Makan Bebek Gendut Bogor adalah pasar konsumen dan pasar pemerintah. Pasar konsumen terdiri dari konsumen perkantoran, mahasiswa dan penduduk perumahan sekitar Rumah Makan Bebek Gendut Bogor. Pasar pemerintah Rumah Makan Bebek Gendut Bogor adalah pegawai negeri Kota Bogor dan Kabupaten Bogor. Pasar pelanggan Rumah Makan Bebek Gendut Bogor yang mendominasi
adalah
pasar
konsumen
khususnya
penduduk
perumahan. Hal ini dikarenakan letak Rumah Makan Bebek Gendut Bogor yang dekat dengan Perumahan Yasmin dan pemesanan banyak yang berasal dari Perumahan Yasmin.
5. Pesaing Pesaing bagi Rumah Makan Bebek Gendut Bogor adalah rumah makan dan restoran yang menjual produk yang sejenis dengan Rumah Makan Bebek Gendut Bogor. Restoran yang menjual produk sejenis diantaranya adalah Bebek H. Slamet dan Bebek Pak Ndut yang berlokasi di Air Mancur, Kota Bogor. Pesaing-pesaing tersebut tidak berpengaruh besar terhadap Rumah Makan Bebek Gendut Bogor, karena pemilik dan pengelola Rumah Makan Bebek Gendut Bogor merasa yakin dengan kualitas produk dan layanan yang dimiliki. 6. Masyarakat Masyarakat keuangan tidak dilibatkan dalam pendirian Rumah Makan Bebek Gendut Bogor. Modal yang digunakan dalam pendirian Rumah Makan Bebek Gendut Bogor semua berasal dari pemilik Rumah Makan Bebek Gendut Bogor. Masyarakat media digunakan oleh Rumah Makan Bebek Gendut Bogor dalam mempromosikan produknya yang terdiri dari media cetak dan elektronik. Keterlibatan pemerintah bagi Rumah Makan Bebek Gendut Bogor adalah dengan dikeluarkannya pra sertifikasi halal oleh Dinas Pertanian Kota Bogor. Masyarakat Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) tidak memiliki kontribusi kepada Rumah Makan Bebek Gendut Bogor baik dalam pendiriannya atau promosi. Rumah Makan Bebek Gendut Bogor memiliki hubungan baik dengan penduduk lokal sekitar Rumah Makan Bebek Gendut Bogor. Hal ini dibuktikan dengan menjadikan penduduk lokal sebagai penjaga keamanan dan petugas parkir. Hubungan masyarakat internal Rumah Makan Bebek Gendut Bogor baik, yaitu hubungan antara pemilik, pengelola dan pegawai karena mengutamakan rasa kekeluargaan antara pemilik dan pengelola dengan pegawai.
4.3.2 Lingkungan Makro 1. Demografis Secara geografis Kota Bogor terletak diantara 106’48’ BT dan 6’26’ LS memiliki luas daerah sebesar 11. 850 Ha terdiri dari enam kecamatan dan enam puluh delapan kelurahan. Sebelah utara Kota Bogor berbatasan dengan Kecamatan Kemang, Bojong Gede dan Kecamatan Sukaraja. Sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Sukaraja dan Kecamatan Ciawi. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Darmaga dan Kecamatan Ciomas. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Cijeruk dan Kecamatan Caringin. Berikut disajikan mengenai luas wilayah dan jumlah penduduk menurut kecamatan di Kota Bogor Tahun 2010 pada Tabel 10. Tabel 10. Luas wilayah dan jumlah penduduk kecamatan di Kota Bogor tahun 2010 Luas No. 1 2 3 4 5 6
Kecamatan Bogor Selatan Bogor Timur Bogor Utara Bogor Tengah Bogor Barat Tanah Sareal Jumlah
Penduduk (orang)
KM2
%
30,81 10,15 17,72 8,13 32,85 18,84 118,50
26 8,57 14,95 6,86 27,72 15,9 100
Jumlah 181.392 95.098 170.443 101.398 211.084 190.919 950.334
% 19,09 10,01 17,94 10,67 22,21 20,09 100
menurut Kepadatan Penduduk (orang/KM2) 5.887 9.369 9.619 12.472 6.426 10.134 8.020
Sumber: BPS Kota Bogor (2011) Rumah Makan Bebek Gendut Bogor berlokasi di Bubulak, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor. Berdasarkan Tabel 10 terlihat bahwa Kecamatan Bogor Barat merupakan kecamatan terluas di Kota Bogor dengan luas wilayah 32,85 KM2. Jumlah penduduk Kecamatan Bogor Barat juga kecamatan dengan jumlah penduduk terbanyak di Kota Bogor yaitu 211.084 jiwa dengan kepadatan penduduk 6.426 jiwa/KM2. Hal ini merupakan peluang tersendiri yang dapat dimanfaatkan oleh Rumah Makan Bebek Gendut Bogor untuk memasarkan produknya.
2. Ekonomi Kondisi perekonomian suatu negara atau daerah dapat mempengaruhi
iklim
bisnis.
Laju
pertumbuhan
Pendapatan
Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga konstan Kota Bogor mengalami peningkatan setiap tahunnya. Pada Tabel 11 terlihat peningkatan PDRB Kota Bogor tahun 2008-2012. Tabel 11. Pertumbuhan PDRB perkapita tahun 2008-2012 (Rupiah) No.
Tahun
1 2 3 4 5
2008 2009 2010 2011 2012
PDRB Perkapita Atas Dasar Harga Konstan 4.902.344 5.099.212 5.311.184 5.552.156 5.868.376
Kota
Bogor
Laju Pertumbuhan (%) 4,01 4,15 4,53 5,69
Sumber: BPS Kota Bogor (2013) Kondisi ekonomi yang kondusif merupakan prospek potensial yang positif untuk menjalankan usaha. Industri restoran dan rumah makan merupakan salah satu jenis usaha yang terkena dampak positif dari kondisi ekonomi yang meningkat setiap tahunnya. Laju pertumbuhan jumlah restoran dan rumah makan di Kota Bogor tahun 2008 sampai 2012 cenderung mengalami peningkatan setiap tahunnya. Kondisi ekonomi yang kondusif merupakan peluang yang baik bagi Rumah Makan Bebek Gendut Bogor untuk memasarkan produknya, namun pertumbuhan restoran dan rumah makan yang cenderung meningkat setiap tahunnya merupakan ancaman bagi Rumah Makan Bebek Gendut Bogor karena berdampak pada jumlah pesaing yang semakin bertambah. 3. Alam Kota Bogor terletak pada ketinggian 190 sampai 330 meter dari permukaan laut. Suhu udara rata-rata setiap bulannya adalah 26°C dan kelembapan udaranya kurang lebih tujuh puluh persen. 4. Teknologi Kemajuan teknologi dapat membantu dalam menjalankan aktifitas usaha karena dengan penggunaan teknologi dapat membuat aktifitas usaha menjadi lebih efektif dan efisien. Penggunaan
teknologi pada Rumah Makan Bebek Gendut Bogor sudah cukup baik, diantaranya penggunaan pendingin (freezer) untuk menyimpan bahan baku, kulkas untuk menyimpan minuman ringan, mixer untuk mencampur bumbu, blender untuk membuat jus dan exhaust fan untuk menghisap asap yang ditimbulkan dari proses memasak. Pemilik dan pengelola Rumah Makan Bebek Gendut Bogor juga menyediakan pengeras suara bagi konsumen agar dapat mendengarkan musik yang telah disediakan dan wifi untuk koneksi internet.
Kasir
hanya
menggunakan
perhitungan
dengan
menggunakan kalkulator bukan mesin kasir. Menurut pemilik dan pengelola Rumah Makan Bebek Gendut Bogor, tidak digunakannya mesin kasir karena untuk menghilangkan citra mahal dari harga produk Rumah Makan Bebek Gendut Bogor. Namun kedepannya penggunaan sistem dengan menggunakan komputer akan digunakan mengingat hal ini dapat mempermudah dalam menjalankan dan mengkontrol aktifitas usaha. 5. Politik Faktor politik memiliki pengaruh dalam menjalankan kegiatan usaha, diantaranya arah, kebijakan dan stabilitas politik. Situasi politik yang kondusif dapat memberikan dampak yang positif dalam dunia usaha. Peraturan Daerah Kota Bogor No. 6 Tahun 2011 mengatur tentang pajak restoran dengan sistematika 1) ketentuan umum, 2) obyek, subyek dan wajib pajak, 3) dasar pengenaan, tarif dan cara penghitungan pajak, 4) wilayah pemungutan, 5) masa pajak, saat pajak terutang dan surat pemberitahuan pajak daerah, 6) surat tagihan pajak, 7) tata cara pembayaran pajak dan penagihan, 8) keberatan dan banding, 9) pembetulan, pembatalan, pengurangan ketetapan dan penghapusan atau pengurangan sanksi administratif, 10) pengembalian kelebihan pembayaran pajak, 11) kadaluwarsa penagihan, 12) ketentuan pidana, 13) penyidikan, 14) ketentuan peralihan, 15) ketentuan penutup.
6. Budaya Perubahan gaya hidup masyarakat yang semakin dinamis dengan produktifitas kerja tinggi menjadikan masyarakat tidak memiliki waktu banyak untuk menyiapkan makanan sendiri sehingga masyarakat lebih cenderung untuk makan di luar rumah. Rumah Makan Bebek Gendut Bogor melihat ini sebagai peluang untuk memasarkan produknya. Konsumen Rumah Makan Bebek Gendut Bogor memiliki beragam selera dan kegemaran, oleh karena itu pemilik dan pengelola telah melakukan riset ke beberapa daerah di Indonesia sehingga cita rasa yang terdapat dalam produk Rumah Makan Bebek Gendut Bogor memiliki banyak variasi menu agar dapat memberikan kepuasan kepada konsumen yang memiliki beragam selera dan kegemaran. 4.4. Identifikasi Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman Rumah Makan Bebek Gendut Bogor Hasil yang diperoleh dari analisis lingkungan internal Rumah Makan Bebek Gendut Bogor didapatkan beberapa kekuatan dan kelemahan yang terdapat pada Rumah Makan Bebek Gendut Bogor, sedangkan hasil yang diperoleh dari analisis lingkungan eksternal Rumah Makan Bebek Gendut didapatkan beberapa peluang dan ancaman yang dihadapi oleh Rumah Makan Bebek Gendut Bogor. 4.4.1 Identifikasi Kekuatan Kekuatan menggambarkan hal yang dimiliki Rumah Makan Bebek Gendut Bogor yang merupakan keunggulan kompetitif. Berdasarkan analisis yang dilakukan, maka diperoleh beberapa kekuatan yang dimiliki Rumah Makan Bebek Gendut Bogor, yaitu: 1. Letak Rumah Makan Bebek Gendut Bogor strategis Letak yang strategis dapat mempengaruhi kelancaran usaha. Rumah Makan Bebek Gendut Bogor berdekatan dengan Terminal Bubulak, Terminal Laladon, Perumahan Yasmin, Rumah Sakit Karya Bakti dan Marzuki Mahdi, Hypermarket Giant dan Kampus IPB, Dramaga.
2. Layanan pesan antar dan reservasi Layanan pesan antar merupakan layanan bagi konsumen yang ingin membeli produk Rumah Makan Bebek Gendut Bogor tanpa harus datang ke Rumah Makan Bebek Gendut Bogor. Konsumen cukup dengan menghubungi nomor telepon Rumah Makan Bebek Gendut Bogor untuk memesan produk yang ingin dibeli dengan minimal pemesanan Rp. 50.000 dan tidak dikenakan biaya tambahan. Reservasi adalah layanan bagi konsumen yang ingin memesan tempat untuk makan di Rumah Makan Bebek Gendut Bogor dengan cara menghubungi nomor telepon Rumah Makan Bebek Gendut Bogor. 3. Pra sertifikasi halal MUI Pra sertifikasi halal merupakan label layak konsumsi yang dimiliki Rumah Makan Bebek Gendut Bogor yang dikeluarkan oleh Dinas Pertanian Kota Bogor sebagai tahapan untuk mendapatkan sertifikasi halal dari MUI. 4. Fasilitas Rumah Makan Bebek Gendut Bogor Rumah Makan Bebek Gendut Bogor menyediakan fasilitas kamar mandi, mushola, wifi dan sarana bermain anak. Penyediaan fasilitas ini ditujukan agar para konsumen dapat lebih nyaman. 5. Merek dagang waralaba Rumah Makan Bebek Gendut Bogor merupakan waralaba yang berasal dari Kota Semarang. Rumah Makan Bebek Gendut yang berada di Kota Bogor merupakan waralaba keempat. 6. Kebersihan dan kenyamanan Rumah Makan Bebek Gendut Bogor Rumah Makan Bebek Gendut Bogor mengutamakan kebersihan dan kenyaman tempat karena jenis usaha makanan kebersihan dan kenyamanan tempat merupakan hal yang sangat penting agar konsumen dapat lebih menikmati produk yang dibelinya. 7. Inovasi produk Rumah Makan Bebek Gendut Bogor memiliki beragam menu yang ditawarkan baik dari produk makanan dan minuman.
4.4.2 Identifikasi Kelemahan Kelemahan mencerminkan hal yang tidak dimiliki perusahaan, tetapi perusahaan lain memilikinya. Kelemahan juga dapat berupa kendala
internal
perusahaan
dalam
memasarkan
produknya.
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan maka diperoleh beberapa kelemahan yang terdapat pada Rumah Makan Bebek Gendut, Bogor yaitu: 1. Pegawai Rumah Makan Bebek Gendut Bogor memiliki tingkat pendidikan yang rendah Rumah Makan Bebek Gendut Bogor memiliki tujuh pegawai berpendidikan lulusan sekolah dasar, dua pegawai berpendidikan lulusan SMP dan dua pegawai berpendidikan lulusan SMA. 2. Belum memiliki sertifikasi aman konsumsi dari BPOM Rumah Makan Bebek Gendut Bogor belum memiliki sertifikasi aman konsumsi dari BPOM. Sertifikasi ini berguna untuk meyakinkan konsumen Rumah Makan Bebek Gendut Bogor bahwa produk yang dijual merupakan produk yang tidak mengandung bahan yang berbahaya bagi tubuh. 3. Belum menggunakan mesin kasir Rumah Makan Bebek Gendut Bogor dalam penghitungannya hanya menggunakan kalkulator. Hal ini merupakan kelemahan karena penggunaan mesin kasir dapat membantu proses penghitungan menjadi lebih cepat dibandingkan dengan menggunakan kalkulator. 4. Belum terdaftar di Dinas Pariwisata Kota Bogor Restoran dan Rumah Makan yang terdaftar di Dinas Pariwisata Kota Bogor merupakan hal yang penting. Rumah Makan Bebek Gendut Bogor belum terdaftar di Dinas Pariwisata Kota Bogor karena dalam prosesnya mengalami kendala. 5. Pengelolaan promosi melalui media internet belum maksimal media cetak, elektronik dan sosial Pengelolaan promosi yang dilakukan Rumah Makan Bebek Gendut
Bogor salah satunya melalui media internet. Namun, pengelolaannya belum maksimal. 4.4.3 Identifikasi Peluang Peluang menggambarkan faktor yang berasal dari lingkungan eksternal yang memungkinkan perusahaan untuk berkembang, sehingga menghasilkan keuntungan yang lebih besar. Dari hasil analisis yang telah dilakukan maka diperoleh beberapa peluang Rumah Makan Bebek Gendut Bogor, yaitu: 1. Jumlah penduduk Kota Bogor yang terus meningkat Pertumbuhan penduduk Kota Bogor yang terus meningkat setiap tahunnya merupakan peluang besar untuk memasarkan produk Rumah Makan Bebek Gendut Bogor. 2. Kondisi ekonomi Kota Bogor yang kondusif Kondisi ekonomi yang kondusif merupakan peluang bagi Rumah Makan Bebek Gendut Bogor untuk menjalankan usaha, karena keadaan ekonomi yang kondusif ini berdampak pada kelangsungan Rumah Makan Bebek Gendut Bogor dalam menjalankan kegiatan usaha. 3. Cukup tersedia pemasok daging bebek Rumah Makan Bebek Gendut Bogor memiliki lima pemasok yang merupakan suatu keuntungan tersendiri karena apabila pemasok yang satu tidak dapat memenuhi pesanan maka terdapat pemasok lain untuk dapat memenuhi pesanan dari Rumah Makan Bebek Gendut Bogor. 4. Perubahan gaya hidup masyarakat yang semakin dinamis Masyarakat pada saat ini semakin dinamis dan berdampak tidak memiliki waktu yang cukup untuk membuat makanan sendiri. Hal ini merupakan peluang yang dapat dimanfaatkan oleh Rumah Makan Bebek Gendut Bogor untuk memasarkan produknya. 5. Peraturan pemerintah yang mengatur tentang waralaba Rumah Makan Bebek Gendut Bogor merupakan waralaba yang sudah terdapat peraturan yang mengaturnya, yaitu PP No. 42 Tahun
2007 yang menjelaskan bahwa waralaba adalah hak khusus yang dimiliki peseorangan atau badan usaha terhadap sistem bisnis dengan ciri khas usaha dalam rangka memasarkan barang dan/atau jasa yang telah terbukti berhasil dan dapat dimanfaatkan dan/atau digunakan oleh pihak lain berdasarkan perjanjian waralaba. 6. Peningkatan daya beli masyarakat Setiap tahunnya terjadi peningkatan daya beli masyrakat akan produk makanan jadi. Peningkatan ini merupakan peluang yang dapat dimanfaatkan oleh Rumah Makan Bebek Gendut Bogor. 4.4.4 Identifikasi Ancaman Ancaman adalah faktor yang berasal dari luar perusahaan yang harus dihadapi untuk mengurangi dampak yang merugikan perusahaan dalam kegiatan pemasaran produk. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan maka diperoleh beberapa ancaman yang dihadapi Rumah Makan Bebek Gendut Bogor, yaitu: 1. Pertumbuhan restoran dan rumah makan yang semakin meningkat Restoran dan rumah makan setiap tahunnya mengalami peningkatan. Jumlah restoran dan rumah makan yang semakin meningkat merupakan sebuah ancaman bagi Rumah Makan Bebek Gendut Bogor karena jumlah pesaing yang muncul semakin meningkat. 2. Brand image pesaing lebih unggul Brand image yang dimiliki pesaing yaitu Bebek H. Slamet dan Bebek Pak Ndut lebih unggul karena masyarakat Kota Bogor pada umumnya lebih mengenal pesaing tersebut dengan produk daging bebek sebagai produk unggulannya. 3. Kenaikan harga bahan baku Harga bahan baku yang mengalami kenaikan pada waktu tertentu merupakan ancaman bagi Rumah Makan Bebek Gendut Bogor karena akan berdampak pada penurunan laba. 4. Tingkat curah hujan tinggi Kota Bogor terletak pada kaki Gunung Salak dan Gunung Gede sehingga sangat kaya akan hujan orografi. Hampir setiap hari turun
hujan di Kota Bogor. Dalam satu tahun (70%) sehingga dijuluki kota hujan. Kota Bogor merupakan kota dengan curah hujan 115 mm. Dampak yang ditimbulkan adalah terjadinya penurunan pendapatan yang dialami oleh Rumah Makan Bebek Gendut jika sedang terjadi hujan. 4.5. Analisis Matriks IFE dan EFE Rumah Makan Bebek Gendut Bogor 4.5.1 Analisis Matriks IFE Analisis matriks IFE disusun berdasarkan identifikasi faktorfaktor internal yang terdiri dari kekuatan dan kelemahan yang dimiliki Rumah Makan Bebek Gendut Bogor. Adapun hasil perhitungan dari matriks IFE dapat dilihat pada Tabel 12. Berdasarkan hasil analisis pada Tabel 12, dapat dilihat bahwa Rumah Makan Bebek Gendut Bogor memiliki tiga kekuatan utama yaitu pra sertifikasi halal, fasilitas Rumah Makan Bebek Gendut Bogor dan merek dagang waralaba dengan nilai 0,446. Kekuatan ini harus tetap dipertahankan dan ditingkatkan demi mencapai kepuasan konsumen. Kelemahan utama pada Rumah Makan Bebek Gendut Bogor adalah belum menggunakan mesin kasir dengan nilai 0,100. Kelemahan utama ini harus dijadikan pertimbangan untuk merubah kebijakan menggunakan mesin kasir demi menunjang kegiatan operasional. Nilai total dari faktor-faktor internal adalah 3,084. Nilai tersebut menunjukkan bahwa posisi Rumah Makan Bebek Gendut Bogor secara internal adalah kuat. Rumah Makan Bebek Gendut Bogor mampu memanfaatkan kekuatannya untuk mengatasi kelemahan yang dimiliki. Dengan posisi yang dimiliki, Rumah Makan Bebek Gendut Bogor harus tetap meningkatkan kinerjanya dengan cara mengatasi kelemahan utama yang menjadi kendala.
Tabel 12. Matriks IFE rumah makan Bebek Gendut Bogor No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
1.
2. 3. 4.
5.
Faktor Internal Kekuatan Letak Rumah Makan Bebek Gendut Bogor strategis Layanan pesan antar dan reservasi Pra sertifikasi halal MUI Fasilitas Rumah Makan Bebek Gendut Bogor Merek dagang waralaba Kebersihan dan kenyamanan Rumah Makan Bebek Gendut Bogor Inovasi produk Kelemahan Pegawai Rumah Makan Bebek Gendut Bogor memiliki tingkat pendidikan yang rendah Belum memiliki sertifikasi aman konsumsi dari BPOM Belum terdaftar di Dinas Pariwisata Kota Bogor Belum menggunakan mesin kasir Pengelolaan promosi melalui media cetak, elektronik dan sosial belum maksimal Total
Bobot
Peringkat
Total
0,099
3,200
0,316
0,105
3,400
0,357
0,105
3,400
0,446
0,117
3,800
0,446
0,117
3,800
0,446
0,111
3,600
0,400
0,111
3,600
0,400
0,049
1,600
0,079
0,037
1,200
0,044
0,043
1,400
0,060
0,056
1,800
0,100
0,049
1,600
0,079
1,000
3,084
4.5.2 Analisis Matriks EFE Analisis matriks EFE disusun berdasarkan identifikasi faktorfaktor eksternal yang terdiri dari tujuh peluang dan empat ancaman yang terdapat pada Rumah Makan Bebek Gendut Bogor. Adapun hasil perhitungan dari matriks EFE dapat dilihat pada Tabel 13. Matriks EFE disusun berdasarkan identifikasi peluang dan ancaman yang dihadapi oleh Rumah Makan Bebek Gendut Bogor. Berdasarkan hasil perhitungan pada Tabel 13 dapat diketahui bahwa peluang besar pada Rumah Makan Bebek Gendut Bogor adalah peningkatan daya beli masyarakat dengan nilai 0,393. Hal ini dapat dijadikan peluang untuk mengembangkan produk usaha lain dalam meningkatkan penjualan. Ancaman utama adalah kenaikan harga bahan baku dengan nilai 0,348. Ancaman utama ini harus dapat dihadapi
dengan memberikan kualitas produk dan pelayanan yang lebih baik dari pesaing agar dapat mempertahankan konsumennya. Nilai total atas faktor-faktor strategis eksternal adalah 2,970. Nilai tersebut menunjukkan bahwa Rumah Makan Bebek Gendut Bogor berada dalam posisi sedang dalam usahanya menjalankan strategi yang memanfaatkan peluang dan menghindari ancaman. Tabel 13. Matriks EFE rumah makan Bebek Gendut Bogor No. 1. 2. 3. 4. 5. 6.
1. 2. 3. 4.
Faktor Eksternal Peluang Jumlah penduduk Kota Bogor yang terus meningkat Kondisi ekonomi Kota Bogor yang Kondusif Cukup tersedia pemasok daging bebek Perubahan gaya hidup masyarakat yang semakin dinamis Peraturan pemerintah yang mengatur tentang waralaba Peningkatan daya beli masyarakat Ancaman Pertumbuhan restoran dan rumah makan yang meningkat Brand image dari pesaing lebih unggul Kenaikan harga bahan baku Tingkat curah hujan tinggi Total
Bobot
Peringkat
Total
0,109
3,200
0,348
0,102
3,000
0,306
0,102
3,000
0,306
0,102
3,000
0,306
0,102
3,000
0,306
0,116
3,400
0,393
0,088
2,600
0,230
0,882
2,400
0,196
0,109 0,088 1,000
3,200 2,600
0,348 0,230 2,970
4.6. Analisis Matriks IE dan SWOT Rumah Makan Bebe Gendut Bogor 4.6.1 Analisis Matriks IE Matriks IE didasarkan pada dua dimensi yaitu total nilai IFE yang diberi bobot pada sumbu X dan total nilai EFE yang diberi bobot pada sumbu Y. Matriks IE bertujuan untuk mengetahui posisi perusahaan. Berdasarkan hasil yang diperoleh dari matriks IFE dan EFE dapat disusun dalam matriks IE. Total nilai faktor-faktor strategis internal Rumah Makan Bebek Gendut Bogor adalah 3,084, sedangkan total nilai atas faktor-faktor strategis eksternal adalah 2,970. Hal ini dapat diartikan bahwa faktor strategis internal memiliki pengaruh yang lebih besar dibandingkan dengan faktor strategis eksternal.
Kuat 3,0-4,0
Rata-rata 2,0-2,99
Lemah 1,0-1,99
4.0 Tinggi 3,0-4,0
I
II
III
IV
V
VI
VII
VIII
IX
3,0 Sedang 2,0-2,99 2,0 Rendah 1,0-1,99 1,0 Gambar 4. Matriks IE rumah makan Bebek Gendut Bogor Berdasarkan matriks IE pada Gambar 4, dapat dilihat bahwa Rumah Makan Bebek Gendut Bogor berada pada sel IV. Hal ini menunjukkan bahwa strategi yang paling baik dijalankan oleh Rumah Makan Bebek Gendut Bogor adalah strategi grow and built. Strategistrategi yang umumnya digunakan adalah strategi intensif seperti market penetration, market development dan product development. Strategi penetrasi pasar berhubungan erat dengan usaha pemasaran yang gencar dapat dicapai dengan cara menambah promosi, iklan dan publisitas. Sedangkan pengembangan pasar berhubungan erat dengan memperluas jangkauan pasar dan pengembangan produk berhubungan dengan perbaikan dan modifikasi produk atau jasa. 4.6.2 Analisis Matriks SWOT Analisis matriks SWOT dilakukan setelah mengetahui posisi perusahaan saat ini dengan menggunakan matriks IE. Matriks SWOT merupakan kombinasi strategi dari faktor internal dan eksternal perusahaan sehingga menghasilkan alternatif strategi yang sesuai untuk diterapkan oleh perusahaan kombinasi strategi yang terbentuk adalah strategi SO, ST, WO dan WT dapat dilihat pada Tabel 14.
1. Strategi SO Strategi SO adalah jenis strategi dengan menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk memanfaatkan berbagai peluang yang ada. Berikut
ini
merupakan
alternatif
strategi
yang
dapat
direkomendasikan untuk strategi bersaing pemasaran produk Rumah Makan Bebek Gendut Bogor, yaitu: a. Membuka cabang baru. Dengan dibukanya cabang baru diharapkan dapat menjangkau konsumen yang lebih luas. b. Meningkatkan kualitas produk dan pelayanan. Dengan adanya peningkatan kualitas terhadap produk dan pelayanan diharapkan akan menghasilkan loyalitas konsumen dan dapat meningkatkan penjualan produk Rumah Makan Bebek Gendut Bogor. 2. Strategi WO Strategi ini diterapkan jenis strategi dengan memanfaatkan peluang yang ada untuk mengatasi atau meminimalkan kelemahan yang dimiliki perusahaan. Berikut ini merupakan alternatif strategi yang dapat direkomendasikan untuk strategi pemasaran produk Rumah Makan Bebek Gendut Bogor, yaitu: a. Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). b. Mempercepat sertifikasi aman konsumsi BPOM dan mengurus perizinan agar terdaftar di Dinas Pariwisata Kota Bogor. 3. Strategi ST Strategi ST adalah jenis strategi dengan menggunakan kekuatan yang dimiliki perusahaan untuk menghindari berbagai ancaman yang muncul. Alternatif strategi yang direkomendasikan untuk Rumah Makan Bebek Gendut Bogor adalah meningkatkan inovasi produk. 4. Strategi WT Strategi WT adalah jenis strategi bertahan dengan meminimalkan kelemahan internal guna menghindari berbagai ancaman yang muncul. Alternatif strategi yang direkomendasikan untuk Rumah Makan Bebek Gendut Bogor adalah meningkatkan penggunaan teknologi dan informasi dalam kegiatan usaha.
Tabel 14. Matriks SWOT rumah makan Bebek Gendut Bogor
Opportunities (O)
1. Jumlah penduduk Kota 2. 3. 4. 5. 6. 1.
2. 3. 4.
Strenghts (S) 1. Letak Rumah Makan Bebek Gendut Bogor strategis 2. Layanan pesan antar dan reservasi 3. Pra sertifikasi halal MUI 4. Fasilitas Rumah Makan Bebek Gendut Bogor 5. Merek dagang waralaba 6. Kebersihan dan kenyamanan Rumah Makan Bebek Gendut Bogor 7. Inovasi produk
Weaknesses (W) 1. Pegawai Rumah Makan Bebek Gendut Bogor memiliki tingkat pendidikan yang rendah 2. Belum memiliki sertifikasi aman konsumsi dari BPOM 3. Belum terdaftar di Dinas Pariwisata Kota Bogor 4. Belum menggunakan mesin kasir 5. Pengelolaan promosi melalui mediacetak, elektronik dan sosial belum maksimal
Strategi SO 1. Membuka cabang baru (S1, S3, S5 dan O1, O3) 2. Meningkatkan kualitas produk dan pelayanan (S2, S4, S6 dan O4)
Strategi WO 1. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia (W1 dan O5) 2. Mempercepat sertifikasi aman konsumsi BPOM dan mengurus perizinan agar terdaftar di Dinas Pariwisata Kota Bogor (W2, W3 dan O2, O6)
Bogor yang terus meningkat Kondisi ekonomi Kota Bogor yang Kondusif Cukup tersedia pemasok daging bebek Perubahan gaya hidup masyarakat yang semakin dinamis Peraturan pemerintah yang mengatur tentang waralaba Peningkatan daya beli masyarakat Threats (T) Pertumbuhan restoran 1. dan rumah makan yang meningkat Brand image dari pesaing lebih unggul Kenaikan harga bahan baku Tingkat curah hujan tinggi
Strategi ST Meningkatkan inovasi produk (S7 dan T1, T3)
1.
Strategi WT Meningkatkan penggunaan teknologi dan informasi dalam kegiatan usaha (W4, W5 dan T2, T4)
4.7. Analisis Metode AHP Rumah Makan Bebek Gendut Bogor Metode AHP digunakan dalam penentuan prioritas strategi pemasaran berdasarkan alternatif-alternatif strategi yang ada dengan menggunakan software Expert Choice 2000. Pada tingkat pertama terdapat fokus, yaitu masalah yang harus diselesaikan sesuai dengan kesepakatan bersama, tingkat
kedua adalah faktor yang mempengaruhi strategi pemasaran, tingkat ketiga adalah aktor penting dalam menentukan strategi pemasaran, tingkat keempat adalah tujuan yang ingin dicapai dan tingkat kelima adalah alternatifalternatif strategi yang dipilih oleh manajemen perusahaan berdasarkan kuesioner dengan tujuan mampu mencapai target yang diharapkan. Struktur hierarki strategi pemasaran pada Rumah Makan Bebek Gendut Bogor dapat dilihat pada Gambar 5. Fokus
Strategi Pemasaran Rumah Makan Bebek Gendut Bogor
Faktor
F1 Kualitas Produk dan Pelayanan
Aktor
A1 Pemilik
Tujuan
F2 Harga Produk
F3 Potensi Pasar
F4 Kondisi Restoran
A2 Pengelola
T1 Meningkatkan Penjualan
F5 Pesaing
A3 Koordinator Pelaksana
T3 Meningkatkan Daya Saing
T2 Memperluas Pasar
Strategi S1
S2
S3
S4
S5
S6
Gambar 5. Struktur hierarki strategi pemasaran rumah makan Bebek Gendut Bogor Keterangan: S1: Membuka cabang baru S2: Meningkatkan kualitas produk dan pelayanan S3: Meningkatkan kualitas sumber daya manusia S4: Mempercepat sertifikasi aman konsumsi BPOM dan mengurus perizinan agar terdaftar di Dinas Pariwisata Kota Bogor S5: Meningkatkan inovasi produk S6: Meningkatkan penggunaan teknologi dan informasi dalam kegiatan usaha
4.7.1 Pengolahan AHP Secara Horizontal Pengolahan data secara horizontal merupakan penentuan nilai bobot pada masing-masing elemen pada tingkat hierarki yang berbeda. Dalam penyusunan strategi pemasaran Rumah Makan Bebek Gendut Bogor, pengolahan secara horizontal dibagi ke dalam lima tingkatan yang berbeda. Penjelasan dari setiap elemen dengan penilaian secara horizontal pada tingkatan hierarki yang berbeda dalam penyusunan strategi pemasaran Rumah Makan Bebek Gendut Bogor, yaitu: 1. Fokus (Tingkat Satu) Tingkat satu, yang menjadi fokus adalah strategi pemasaran Rumah Makan Bebek Gendut Bogor. 2. Faktor (Tingkat Dua) Tingkat dua, yang menganalisis nilai bobot dari masingmasing elemen faktor yang berpengaruh dalam perumusan strategi pemasaran Rumah Makan Bebek Gendut Bogor. Tabel 15 membandingkan antara masing-masing elemen faktor terhadap fokus. Pada Tabel 15 dapat dilihat bahwa kualitas produk dan pelayanan merupakan elemen faktor paling penting (0,506), hal ini menjelaskan bahwa kualitas produk dan pelayanan yang bermutu dan tepat akan sangat mempengaruhi keberadaan produk di pasar. Kemudian disusul oleh elemen faktor kondisi restoran (0,157), kondisi restoran berpengaruh pada kenyamanan konsumen. Elemen faktor berikutnya adalah harga produk (0,137). Tabel 15. Hasil pengolahan horizontal elemen faktor terhadap fokus Elemen Faktor F1 F2 F3 F4 F5
Kualitas Produk dan Pelayanan Harga Produk Potensi Pasar Kondisi Restoran Pesaing
Fokus Bobot Prioritas 0,506 1 0,137 3 0,128 4 0,157 2 0,072 5
3. Aktor (Tingkat Tiga) Tingkat tiga, yang menganalisis nilai bobot dari masingmasing elemen aktor terhadap elemen faktor dalam mendukung
perumusan strategi pemasaran Rumah Makan Bebek Gendut Bogor. Tabel 16 membandingkan antara masing-masing elemen aktor terhadap faktor. Elemen aktor yang paling berpengaruh terhadap kualitas produk dan pelayanan adalah pemilik (0,483), diikuti oleh pengelola (0,337) dan koordinator pelaksana (0,180). Elemen aktor yang berpengaruh terhadap harga produk dipegang peranannya oleh pemilik (0,706), pengelola (0,170) dan koordinator pelaksana (0,124). Elemen aktor berikutnya yang berpengaruh terhadap potensi pasar dipegang peranannya oleh pemilik (0,582), diikuti pengelola (0,221) dan koordinator pelaksana (0,197). Elemen aktor yang berpengaruh terhadap kondisi restoran dipegang peranannya oleh pengelola (0,495), kemudian pemilik pada posisi berikutnya (0,325) dan koordinator pelaksana (0,180). Elemen aktor yang berpengaruh terhadap pesaing berada pada tanggung jawab pemilik (0,605), berikutnya adalah pengelola (0,271) dan yang terakhir adalah koordinator pelaksana (0,124). Tabel 16. Hasil pengolahan horizontal elemen aktor terhadap faktor Aktor A1 A2 A3 Bobot Inconsistency
F1 0,483 0,337 0,180 0,506 0,000
F2 0,706 0,170 0,124 0,134 0,030
Faktor F3 0,582 0,221 0,197 0,128 0,050
F4 0,325 0,495 0,180 0,157 0,000
F5 0,605 0,271 0,124 0,072 0,000
Skor 0,510 0,319 0,170 -
Rating 1 2 3 -
4. Tujuan (Tingkat Empat) Tingkat empat, yang menganalisis nilai bobot dari masingmasing elemen tujuan terhadap elemen aktor dalam mendukung strategi pemasaran Rumah Makan Bebek Gendut Bogor. Tabel 17 membandingkan antara masing-masing elemen tujuan terhadap aktor. Elemen tujuan pertama yang paling berpengaruh terhadap pemilik adalah meningkatkan penjualan (0,514), kemudian diikuti oleh meningkatkan daya saing (0,248) dan memperluas pasar (0,238).
Elemen tujuan kedua yang berpengaruh terhadap pengelola adalah meningkatkan penjualan (0,528), meningkatkan daya saing (0,292) dan memperluas pasar (0,180). Elemen tujuan terakhir yang berpengaruh terhadap koordinator pelaksana adalah meningkatkan penjualan (0,693), kemudian meningkatkan daya saing (0,179) dan memperluas pasar (0,128). Tabel 17. Hasil pengolahan horizontal elemen tujuan terhadap aktor Tujuan T1 T2 T3 Bobot Inconsistency
A1 0,514 0,238 0,248 0,510 0,02
Aktor A2 0,528 0,180 0,292 0,319 0,04
A3 0,693 0,128 0,179 0,170 0,01
Skor 0,549 0,201 0,250 -
Rating 1 3 2 -
5. Strategi (Tingkat Lima) Tingkat lima, yang menganalisis nilai bobot dari masing-masing elemen alternatif strategi terhadap elemen tujuan dalam mendukung strategi pemasaran Rumah Makan Bebek Gendut Bogor. Pada Tabel 18 akan membandingkan antara masing-masing elemen strategi terhadap tujuan. Elemen strategi pertama yang berpengaruh terhadap tujuan meningkatkan penjualan adalah membuka cabang baru (0,312), dengan membuka cabang baru tentunya akan meningkatkan penjualan secara berkala. Strategi berikutnya yang berpengaruh adalah meningkatkan kualitas produk dan pelayanan (0,250), karena dengan meningkatkan kualitas produk dan pelayanan maka konsumen Rumah Makan Bebek Gendut Bogor akan bertambah dan penjualan akan meningkat. Strategi berikutnya yang berpengaruh adalah meningkatkan kualitas sumber daya manusia (0,121), meningkatkan inovasi produk (0,118), meningkatkan penggunaan teknologi dan informasi dalam kegiatan usaha (0,110) dan mempercepat sertifikasi aman konsumsi BPOM dan mengurus perizinan agar terdaftar di Dinas Pariwisata Kota Bogor (0,089). Elemen strategi kedua yang berpengaruh terhadap tujuan memperluas pasar adalah membuka cabang baru (0,421), karena dengan membuka cabang baru maka cakupan pasar Rumah Makan
Bebek Gendut Bogor semakin luas. Strategi berikutnya adalah dengan meningkatkan kualitas produk dan pelayanan (0,169), meningkatkan penggunaan teknologi dan informasi dalam kegiatan usaha (0,117), meningkatkan kualitas sumber daya manusia (0,111), meningkatkan inovasi produk (0,108) dan mempercepat sertifikasi aman konsumsi BPOM dan mengurus perizinan agar terdaftar di Dinas Pariwisata Kota Bogor (0,073). Elemen strategi ketiga yang berpengaruh terhadap tujuan meningkatkan daya saing adalah meningkatkan kualitas produk dan pelayanan (0,282), jelas bahwa persaingan akan meningkat apabila setiap pengusaha meningkatkan kualitas produk dan pelayanannya. Strategi
berikutnya
adalah
membuka
cabang baru
(0,191),
meningkatkan inovasi produk (0,158), meningkatkan kualitas sumber daya manusia (0,141), meningkatkan penggunaan teknologi dan informasi dalam kegiatan usaha (0,138) dan mempercepat sertifikasi aman konsumsi BPOM dan mengurus perizinan agar terdaftar di Dinas Pariwisata Kota Bogor (0,091). Tabel 18. Hasil pengolahan horizontal elemen strategi terhadap tujuan Strategi S1 S2 S3 S4 S5 S6 Bobot Inconsistency
T1 0,312 0,250 0,121 0,089 0,118 0,110 0,549 0,020
Tujuan T2 0,421 0,169 0,111 0,073 0,108 0,117 0,201 0,010
T3 0,191 0,282 0,141 0,091 0,158 0,138 0,250 0,020
Skor 0,304 0,242 0,124 0,086 0,126 0,118 -
Rating 1 2 4 6 3 5 -
4.7.2 Pengolahan Data Secara Vertikal Tahap ini akan menjelaskan pengolahan data yang dilakukan secara vertikal. Pada pengolahan vertikal akan diperoleh bobot serta prioritas dari elemen hierarki faktor, aktor, tujuan dan strategi. Tujuan dari pemberian bobot serta prioritas adalah untuk mengetahui nilai dari setiap elemen pada hierarki sehingga akan memberi masukan bagi perusahaan untuk memperhatikan prioritas tindakan yang akan diambil.
Hierarki hasil pengolahan secara vertikal strategi pemasaran Rumah Makan Bebek Gendut Bogor dapat dilihat pada Gambar 6. Fokus
Faktor
Aktor
Tujuan
Strategi
Strategi Pemasaran Rumah Makan Bebek Gendut Bogor
Kualitas Produk dan Pelayanan 0,506
Harga Produk 0,137
Pemilik 0,510
Kondisi Restoran 0,157
Pengelola 0,319
Meningkatkan Penjualan 0,549
S1 0,304
Potensi Pasar 0,128
Koordinator Pelaksana 0,170
Meningkatkan Daya Saing 0,250
Memperluas Pasar 0,201
S2 0,242
S3 0,124
S4 0,086
Pesaing 0,072
S5 0,126
S6 0,118
Gambar 6. Hierarki hasil pengolahan secara vertikal strategi pemasaran rumah makan Bebek Gendut Bogor 4.8 Implikasi Manajerial Pada tahapan ini disajikan elemen-elemen penting yang terlibat secara langsung dan memberikan kontribusi besar terhadap keberlangsungan strategi pemasaran Rumah Makan Bebek Gendut Bogor. Elemen-elemen terkait dapat dilihat pada Gambar 7.
Pesaing
Potensi Pasar
Harga Produk Koordinator Pelaksana Kondisi Restoran Pengelola Kualitas Produk dan Pelayanan
Pemilik
Faktor
Aktor
Strategi Pemasaran Rumah Makan Bebek Gendut Bogor
Tujuan
Meningkatkan Penjualan
Meningkatkan Daya Saing
Strategi
Membuka Cabang Baru
Meningkatkan kualitas produk dan pelayanan
Memperluas Pasar Meningkatkan inovasi produk
Meningkatkan kualitas sumber daya manusia
Meningkatkan penggunaan teknologi dan informasi dalam kegiatan usaha Mempercepat sertifikasi aman konsumsi BPOM dan mengurus perizinan agar terdaftar di Dinas Pariwisata Kota Bogor
Gambar 7. Implikasi manajerial strategi pemasaran rumah makan Bebek Gendut Bogor
Berdasarkan Gambar 7 dapat dilihat bahwa faktor yang menjadi prioritas utama terhadap strategi pemasaran Rumah Makan Bebek Gendut Bogor adalah kualitas produk dan pelayanan. Kompetitor baru berupa restoran yang terus bermunculan menjadikan masyarakat lebih selektif dalam memilih produk dan pelayanan. Rumah Makan Bebek Gendut Bogor terus memperhatikan kualitas produk dan pelayanan yang disajikan dengan melakukan kontrol. Kualitas produk dan pelayanan yang bermutu dan tepat akan mempengaruhi keberadaan produk di pasar. Faktor berikutnya yang memberikan andil besar terhadap strategi pemasaran Rumah Makan Bebek Gendut Bogor adalah kondisi restoran. Faktor ini menjadi penting karena kondisi restoran yang baik akan berpengaruh terhadap kenyamanan konsumen. Restoran
yang tidak
memperhatikan kondisi restorannya maka akan sulit untuk bersaing dengan pesaingnya yang memiliki kondisi restoran yang baik. Rumah Makan Bebek Gendut Bogor terus berupaya untuk menjaga kondisi restoran dengan baik sehingga konsumen akan tetap setia dan tidak beralih kepada pesaing. Pada tingkat aktor, elemen yang memiliki keterlibatan tinggi dalam menjalankan strategi pemasaran Rumah Makan Bebek Gendut Bogor adalah pemilik. Aktor ini memiliki peran yang begitu besar dalam menentukan kualitas produk dan pelayanan, harga produk, potensi pasar dan pesaing. Pemilik sangat memahami kondisi lingkungan Rumah Makan Bebek Gendut Bogor. Aktor berikutnya yang memberikan andil besar terhadap strategi pemasaran Rumah Makan Bebek Gendut Bogor adalah pengelola. Peranan pengelola dalam mengorganisasikan kegiatan usaha agar dapat berjalan dengan baik akan berdampak pada strategi pemasaran yang akan diterapkan. Pada tingkatan tujuan, elemen yang paling berperan penting dalam menjalankan strategi pemasaran Rumah Makan Bebek Gendut Bogor adalah meningkatkan penjualan. Penjualan setiap produk yang meningkat merupakan tolak ukur keberhasilan suatu strategi pemasaran. Elemen berikutnya adalah meningkatkan daya saing. Kuatnya daya saing suatu produk dapat dilihat dari tetap bertahannya suatu produk ditengah semakin tingginya persaingan restoran.
Pada tingkat strategi, diperoleh enam alternatif strategi pemasaran Rumah Makan Bebek Gendut Bogor. Strategi pertama adalah membuka cabang baru. Melalui strategi membuka cabang baru maka akan meningkatkan penjualan, meningkatkan daya saing dan memperluas pasar. Strategi membuka cabang baru menunjukkan ekspansi wilayah pemasaran yang semakin luas dan akan berdampak pada Rumah Makan Bebek Gendut Bogor yang akan semakin dikenal oleh masyarakat luas. Strategi kedua adalah dengan meningkatkan kualitas produk dan pelayanan. Strategi ini sudah dan akan terus dilakukan oleh Rumah Makan Bebek Gendut Bogor. Setiap produk dan pelayanan yang diberikan oleh Rumah Makan Bebek Gendut Bogor kepada konsumen selalu di kontrol oleh koordinator pelaksana. Produk dan pelayanan yang berkualitas akan meningkatkan kepuasan konsumen. Strategi ketiga adalah meningkatkan inovasi produk. Rumah Makan Bebek Gendut Bogor yang terus berinovasi seperti menyajikan pilihan produk baru yang menjadi tren dan perbincangan, serta mengundang para konsumen untuk berpartisipasi dengan memberikan saran untuk inovasi produk. Strategi ini sudah dan akan terus dilakukan oleh Rumah Makan Bebek Gendut Bogor. Produk yang dijual oleh Rumah Makan Bebek Gendut Bogor sangat bervariasi mengingat Cukup tersedia pemasok daging bebek. Inovasi dilakukan oleh Rumah Makan Bebek Gendut Bogor untuk produk makanan dan minuman. Strategi keempat adalah meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Rumah Makan Bebek Gendut Bogor dapat melakukan pelatihan dan memberikan motivasi kepada pegawai. Pelatihan yang dilakukan akan memberikan kesadaran dan keterampilan kepada pegawai mengenai standar kerja dan prosedur kerja yang diterapkan secara berkelanjutan. Apabila setiap pegawai telah terlatih dengan baik maka pegawai telah memiliki kemampuan dalam menghasilkan produk dan memberikan pelayanan yang memuaskan terhadap konsumen sesuai dengan standar kualitas perusahaan sehingga menghasilkan kepuasan bagi konsumen.
Strategi kelima adalah meningkatkan penggunaan teknologi dan informasi dalam kegiatan usaha. Melalui strategi ini maka Rumah Makan Bebek Gendut Bogor memberikan edukasi yang lebih mendalam mengenai informasi restoran kepada konsumen, sehingga konsumen memiliki tingkat pengenalan yang lebih baik mengenai Rumah Makan Bebek Gendut Bogor. Strategi keenam adalah mempercepat sertifikasi aman konsumsi BPOM dan mengurus perizinan agar terdaftar di Dinas Pariwisata Kota Bogor. Perizinan tersebut dinilai penting karena restoran yang telah memiliki perizinan tersebut akan meningkatkan kepercayaan konsumen terhadap produk yang dijual.
KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada Rumah Makan Bebek Gendut Bogor, maka diperoleh kesimpulan yaitu: a. Lingkungan internal yang menjadi kekuatan utama Rumah Makan Bebek Gendut Bogor adalah pra sertifikasi halal MUI, fasilitas Rumah Makan Bebek Gendut Bogor dan merek dagang waralaba dengan nilai 0,446. Lingkungan internal yang menjadi kelemahan utama Rumah Makan Bebek Gendut Bogor adalah belum menggunakan mesin kasir dengan nilai 0,100. Lingkungan eksternal yang menjadi peluang utama Rumah Makan Bebek Gendut Bogor adalah peningkatan daya beli masyarakat dengan nilai 0,393. Lingkungan eksternal yang menjadi ancaman utama Rumah Makan Bebek Gendut Bogor adalah kenaikan harga bahan baku dengan nilai 0,348. b. Alternatif strategi pemasaran yang diperoleh adalah membuka cabang baru, meningkatkan kualitas produk dan pelayanan, meningkatkan kualitas sumber daya manusia, mempercepat sertifikasi aman konsumsi BPOM dan mengurus perizinan agar terdaftar di Dinas Pariwisata Kota Bogor, meningkatkan inovasi produk, meningkatkan penggunaan teknologi dan informasi dalam kegiatan usaha. c. Strategi pemasaran yang tepat dan sesuai untuk direkomendasikan bagi Rumah Makan Bebek Gendut Bogor adalah membuka cabang baru, meningkatkan kualitas produk dan pelayanan dan meningkatkan inovasi produk.
2. Saran Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada Rumah Makan Bebek Gendut Bogor, maka saran yang dapat disampaikan kepada Rumah Makan Bebek Gendut Bogor yaitu: a. Mempertahankan dan meningkatkan kualitas produk dan pelayanan yang disajikan.
Kualitas
produk
dan
pelayanan
yang
bermutu
akan
mempengaruhi keberadaan produk di pasar. b. Meningkatkan peran pemilik dalam menentukan kualitas produk dan pelayanan, harga produk, potensi pasar dan pesaing c. Meningkatkan penjualan. Penjualan setiap produk yang meningkat merupakan tolak ukur keberhasilan suatu strategi pemasaran. d. Memprioritaskan strategi pemasaran dengan membuka cabang baru. Strategi membuka cabang baru menunjukkan ekspansi wilayah pemasaran yang semakin luas dikenal oleh masyarakat luas.
DAFTAR PUSTAKA
Assauri S. 2010. Manajemen Pemasaran: Dasar, Konsep dan Strategi. Jakarta (ID): PT. Raja Grafindo Persada. [BPS] Badan Pusat Statistik Kota Bogor. 2011. Kota Bogor Dalam Angka. Bogor (ID): BPS Kota Bogor. David FR. 2009. Manajemen Strategis: Konsep Edisi 12 Jilid 1 (terjemahan). Jakarta(ID): Erlangga. [DKP] Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bogor. 2011. Data Pariwisata Kota Bogor. Bogor (ID): DKP Kota Bogor. Fitriani. 2010. Kajian Strategi Pemasaran Sarana Transportasi Laut PT. PELNI di Kawasan Indonesia Bagian Timur [Skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Gusman R. 2009. Analisis Strategi Pemasaran Jasa Pada Lido Lakes Resort & Conference [Skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Itno S. 2004. Analisis Strategi Pemasaran Jasa Hotel Pangrango 2 Bogor dalam Memperluas Pangsa Pasar [Skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Karamoy A. 2011. Waralaba: Jalur Hambatan Menjadi Pengusaha Sukses. Jakarta (ID): Gramedia Pustaka Utama. Kotler P, Armstrong G. 2008. Prinsip-prinsip Pemasaran Edisi 12 Jilid 1 (terjemahan). Jakarta (ID): Erlangga. Kotler P, Keller KL. 2009. Manajemen Pemasaran Edisi 13 Jilid 1 (terjemahan). Jakarta (ID): Erlangga. Lovelock CH, Wright LK. 2007. Manajemen Pemasaran Jasa (terjemahan). Jakarta (ID): Indeks. Marimin, Maghfiroh N. 2011. Aplikasi Teknik Pengambilan Keputusan Dalam Manajemen Rantai Pasok. Bogor (ID): IPB Press. Marsum K. 2005. Restoran dan Segala Permasalahannya. Yogyakarta: Andi. Purba RM. 2010. Strategi Persaingan Pemasaran Produk Roti Unyil Venus Bogor [Skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Rangkuti F. 1997. Analisis SWOT: Teknik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta (ID): Gramedia Pustaka Utama. Saaty TL. 1991. Pengambilan Keputusan Bagi Para Pemimpin: Proses Hierarki Analitik untuk Pengambilan Keputusan dalam Situasi Kompleks. Jakarta (ID): Pustaka Binaman Pressindo. Saladin D. 2002. Manajemen Pemasaran: Analisis Perencanaan, Pelaksanaan dan Pengendalian. Bandung (ID): Linda Karya. Syafitri N. 2010. Strategi Pemasaran PT. BPRS Al Salaam Amal Salman Cabang Warung Jambu [Skripsi] Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Tjiptono F. 2008. Strategi Pemasaran. Yogyakarta (ID): Andi Offset. Umar H. 2008. Strategic Management in Action. Jakarta (ID): Gramedia Pustaka Utama.
LAMPIRAN
Lampiran 1. Daftar pertanyaan wawancara kepada rumah makan Bebek Gendut Bogor I.
Pertanyaan Tentang Gambaran Umum Rumah Makan Bebek Gendut Bogor 1.
Bagaimana sejarah berdirinya Rumah Makan Bebek Gendut Bogor?
2.
Apa visi dan misi Rumah Makan Bebek Gendut Bogor?
3.
Bagaimana struktur organisasi Rumah Makan Bebek Gendut Bogor?
II. Pertanyaan Tentang Lingkungan Internal Rumah Makan Bebek Gendut Bogor Pertanyaan Tentang Segmentasi, Targetting dan Positioning 1.
Apa segmen pasar yang dituju oleh Rumah Makan Bebek Gendut Bogor?
2.
Mengapa memilih segmen pasar tersebut?
3.
Apakah segmen pasar tersebut sudah cukup potensial?
4.
Apakah ada pesaing pada segmen pasar tersebut?
5.
Siapa yang menjadi target pasar dari Rumah Makan Bebek Gendut Bogor?
6.
Mengapa Rumah Makan Bebek Gendut Bogor memilih target pasar tersebut?
7.
Apakah target pasar tersebut mudah dijangkau oleh Rumah Makan Bebek Gendut Bogor?
8.
Bagaimana posisi pasar Rumah Makan Bebek Gendut Bogor saat ini?
9.
Apa posisi pasar yang ingin dicapai oleh Rumah Makan Bebek Gendut Bogor?
10. Mengapa Rumah Makan Bebek Gendut Bogor menginginkan posisi tersebut? Pertanyaan Tentang Bauran Pemasaran a. Produk 1.
Produk apa saja yang ditawarkan Rumah Makan Bebek Gendut Bogor?
Lanjutan Lampiran 1. 2.
Apakah produk unggulan dari Rumah Makan Bebek Gendut Bogor?
3.
Apakah produk unggulan dari Rumah Makan Bebek Gendut Bogor memiliki karakteristik atau kekhasan sebagai pembeda dengan produk lainnya?
4.
Apakah produk yang ditawarkan Rumah Makan Bebek Gendut Bogor sudah memiliki label halal?
b. Tempat dan Waktu 1.
Apa yang menjadi pertimbangan memilih tempat di Jalan Raya Bubulak No. 7, Bogor?
2.
Berapa lama waktu operasional Rumah Makan Bebek Gendut Bogor?
3.
Apa saja fasilitas yang tersedia dari Rumah Makan Bebek Gendut Bogor?
4.
Apakah layout tempat sudah dapat memberikan kenyamanan kepada konsumen Rumah Makan Bebek Gendut Bogor?
c. Proses 1.
Apakah Rumah Makan Bebek Gendut Bogor memiliki Standard Operational Procedure (SOP) dari mulai membuat produk hingga menyajikan produk?
2.
Apa saja faktor penting dalam proses pembuatan produk Rumah Makan Bebek Gendut Bogor?
3.
Bagaimana proses yang harus dilakukan jika konsumen ingin pesan antar produk Rumah Makan Bebek Gendut Bogor?
4.
Bagaimana proses yang harus dilakukan jika konsumen ingin pesan tempat untuk makan di Rumah Makan Bebek Gendut Bogor?
d. Produktifitas dan Kualitas 1.
Bagaimana produktifitas dan kualitas yang telah dicapai oleh Rumah Makan Bebek Gendut Bogor?
2.
Apa saja upaya yang telah dilakukan untuk meningkatkan produktifitas dan kualitas Rumah Makan Bebek Gendut Bogor?
Lanjutan Lampiran 1. e. Orang 1.
Berapa jumlah karyawan Rumah Makan Bebek Gendut Bogor?
2.
Apa latar belakang pendidikan dari karyawan Rumah Makan Bebek Gendut Bogor?
3.
Apa kriteria yang ditetapkan oleh Rumah Makan Bebek Gendut Bogor dalam memilih karyawannya?
4.
Bagaimana job description yang terdapat di Rumah Makan Bebek Gendut Bogor?
5.
Bagaimana cara peningkatan dan pengembangan kualitas karyawan di Rumah Makan Bebek Gendut Bogor?
6.
Apa masalah ketenagakerjaan yang terdapat di Rumah Makan Bebek Gendut Bogor?
f. Promosi dan Edukasi 1.
Bagaimana bentuk promosi yang dilakukan oleh Rumah Makan Bebek Gendut Bogor?
2.
Apa promosi yang menjadi andalan dalam memasarkan produk Rumah Makan Bebek Gendut Bogor?
3.
Apa saja media yang digunakan oleh Rumah Makan Bebek Gendut Bogor dalam melakukan promosi produknya?
g. Bukti Fisik 1.
Apa bentuk penghargaan sebagai bukti atas kualitas produk dan pelayanan dari Rumah Makan Bebek Gendut Bogor?
h. Harga dan Biaya Jasa Lainnya 1.
Bagaimana cara penetapan harga yang dilakukan Rumah Makan Bebek Gendut Bogor?
2.
Apa yang menjadi pertimbangan Rumah Makan Bebek Gendut Bogor?
3.
Apakah ada potongan harga yang diberikan oleh Rumah Makan Bebek Gendut Bogor?
Lanjutan Lampiran 1. 4.
Bagaimana dampak jika harga bahan baku mengalami kenaikan terhadap produk yang dijual oleh Rumah Makan Bebek Gendut Bogor?
5.
Bagaimana pendapat Rumah Makan Bebek Gendut Bogor jika pesaing memberikan harga lebih murah?
6.
Apakah ada biaya tambahan bagi konsumen yang melakukan pembelian produk Rumah Makan Bebek Gendut Bogor melalui layanan pesan antar?
III. Pertanyaan Tentang Lingkungan Eksternal Rumah Makan Bebek Gendut Bogor Lingkungan Mikro a. Perusahaan 1.
Apakah Rumah Makan Bebek Gendut Bogor memiliki sistem manajerial yang terorganisir?
2.
Apa saja bagian manajerial yang terdapat di Rumah Makan Bebek Gendut Bogor?
3.
Apa pengaruh dari sistem manajerial yang terdapat di Rumah Makan Bebek Gendut Bogor terhadap lingkungan eksternal Rumah Makan Bebek Gendut Bogor?
b. Pemasok 1.
Berapa jumlah pemasok yang dimiliki Rumah Makan Bebek Gendut Bogor?
2.
Mengapa pihak Rumah Makan Bebek Gendut Bogor memilih pemasok tersebut?
3.
Apakah terdapat pemasok cadangan apabila pemasok utama tidak dapat memenuhi pesanan Rumah Makan Bebek Gendut Bogor?
c. Perantara Pemasaran 1. Apakah Rumah Makan Bebek Gendut Bogor ini memiliki perantara pemasaran?
Lanjutan Lampiran 1. 2. Bagaimana sistem yang digunakan jika terdapat perantara pemasaran dalam Rumah Makan Bebek Gendut Bogor? d. Pasar Pelanggan 1. Apakah Rumah Makan Bebek Gendut Bogor memiliki pasar pelanggan yang terdiri dari pasar konsumen, pasar bisnis, pasar penjual perantara, pasar pemerintah, dan pasar internasional? 2. Pasar Rumah Makan Bebek Gendut Bogor apa yang paling mendominasi dari pasar pelanggan? 3. Mengapa pasar tersebut mendominasi pasar pelanggan bagi Rumah Makan Bebek Gendut Bogor? e. Pesaing 1. Siapa yang menjadi pesaing bagi Rumah Makan Bebek Gendut Bogor? 2. Seberapa besar pengaruh pesaing terhadap pengaruh pesaing terhadap Rumah Makan Bebek Gendut Bogor? 3. Bagaimana Rumah Makan Bebek Gendut Bogor menghadapi pesaing tersebut? f. Masyarakat 1. Apakah dalam pendirian Rumah Makan Bebek Gendut Bogor bekerja sama dengan masyarakat keuangan? 2. Apakah Rumah Makan Bebek Gendut Bogor menggunakan bantuan jasa masyarakat media untuk mempromosikan produk Rumah Makan Bebek Gendut? 3. Apakah Rumah Makan Bebek Gendut Bogor sudah memiliki sertifikasi keamanan produk yang dikeluarkan oleh pihak pemerintah? 4. Apakah terdapat kontribusi pihak lembaga swadaya masyarakat (LSM) terhadap Rumah Makan Bebek Gendut Bogor? 5. Bagaimana hubungan Rumah Makan Bebek Gendut Bogor terhadap penduduk lokal?
Lanjutan Lampiran 1. 6. Apakah kontribusi Rumah Makan Bebek Gendut Bogor terhadap penduduk lokal? 7. Bagaimana hubungan Rumah Makan Bebek Gendut Bogor terhadap masyarakat internal? Lingkungan Makro a. Ekonomi 1. Bagaimana siklus usaha yang dilakukan oleh Rumah Makan Bebek Gendut Bogor? 2. Bagaimana pengaruh yang ditimbulkan terhadap aktifitas usaha Rumah Makan Bebek Gendut Bogor jika terjadi kenaikan terhadap inflasi, suku bunga, dan investasi? 3. Apakah pada saat resesi ekonomi tersebut mempengaruhi pendapatan Rumah Makan Bebek Gendut Bogor? b. Alam 1. Bagaimana pengaruh lingkungan alam terhadap kegiatan usaha Rumah Makan Bebek Gendut Bogor? c. Teknologi 1. Bagaimana pendapat Rumah Makan Bebek Gendut Bogor terhadap teknologi yang sedang berkembang saat ini yang tujuannya adalah untuk membantu aktifitas usaha Rumah Makan Bebek Gendut Bogor? 2. Apakah teknologi menjadi hal yang penting bagi Rumah Makan Bebek Gendut Bogor untuk beraktifitas agar lebih efektif dan efisien? 3. Apa bentuk teknologi yang sudah diterapkan oleh Rumah Makan Bebek Gendut Bogor? d. Politik 1. Bagaimana pendapat Rumah Makan Bebek Gendut Bogor terhadap undang-undang waralaba yang berlaku di Indonesia? 2. Apakah kendala yang dihadapi Rumah Makan Bebek Gendut Bogor dalam upaya perizinan pendirian usaha ini?
Lanjutan Lampiran 1. e. Budaya 1. Bagaimana
upaya
Rumah
Makan
Bebek
Gendut
Bogor
menghadapi pola konsumsi masyarakat yang telah terbiasa mengkonsumsi daging ayam untuk beralih ke daging bebek? 2. Apakah Rumah Makan Bebek Gendut Bogor melakukan riset dalam menciptakan cita rasa yang telah menjadi budaya masyarakat umum?
Lampiran 2. Petunjuk pengisian kuesioner ANALISIS STRATEGI PEMASARAN RUMAH MAKAN BEBEK GENDUT BOGOR Kepada responden yang terhormat, Dalam rangka menyelesaikan tugas akhir penelitian di Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor, maka dibutuhkan kesediaan dari bapak/ibu untuk mengisi kuesioner. Adapun tujuan dari pengisian kuesioner ini adalah: 1. Penentuan bobot dan peringkat untuk matriks IFE (Internal Factor Evaluation) dan EFE (External Factor Evaluation). Kuesioner ini digunakan untuk mendapatkan penilaian dari responden mengenai faktor-faktor strategis internal dan eksternal Rumah Makan Bebek Gendut Bogor dengan cara memberikan bobot dan peringkat terhadap berbagai faktor yang dinilai mempengaruhi perusahaan dalam pengambilan keputusan. 2. Penentuan sejauh mana pengaruh dari tingkat faktor, aktor, tujuan dan komponen lain dengan menggunakan metode AHP (Analytical Hierarchy Process) untuk memperoleh strategi alternatif dalam pengambilan keputusan bagi Rumah Makan Bebek Gendut Bogor. Landasan utama dalam pengisian kuesioner dengan metode ini adalah sebuah hierarki yang merupakan struktur dari metode AHP dengan berbagai komponennya yang disusun berdasarkan alternatif, observasi langsung dan keterlibatan dari pihak Rumah Makan Bebek Gendut Bogor. Pemilihan berbagai strategi alternatif akan menjadi pilihan yang patut dipertimbangkan oleh perusahaan dalam mengambil keputusan. Oleh karenanya diharapkan kepada responden untuk mengisi kuesioner ini secara baik dan benar. Atas kesediaan waktu dari bapak/ibu, penulis mengucapkan terima kasih.
Bogor, Juli 2013
Harry H24087059
Lanjutan Lampiran 2. KUESIONER PENELITIAN PENENTUAN BOBOT DAN PERINGKAT FAKTOR STRATEGIS INTERNAL DAN FAKTOR STRATEGIS EKSTERNAL PEMASARAN ANALISIS STRATEGI PEMASARAN RUMAH MAKAN BEBEK GENDUT BOGOR
IDENTITAS RESPONDEN Nama
: ..................................................................................
Umur
: ..................................................................................
Jabatan
: ..................................................................................
Tingkat Pendidikan : .................................................................................. Lama Kerja
: ..................................................................................
Diharapkan bapak/ibu dapat mengisi kuesioner ini secara lengkap, objektif dan benar adanya, karena kuesioner ini adalah untuk penelitian skripsi dengan tujuan ilmiah sehingga diperlukan data yang valid dan lengkap.
Peneliti Harry H24087059
PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013
Lampiran 3. Kuesioner penentuan bobot internal dan eksternal A. PENENTUAN BOBOT Tujuan: Mendapatkan penilaian responden mengenai faktor-faktor strategis internal maupun eksternal pemasaran yaitu dengan cara pemberian bobot terhadap seberapa besar faktor tersebut dapat mempengaruhi atau membentuk keberhasilan pemasaran Rumah Makan Bebek Gendut Bogor. Petunjuk Umum: 1.
Pengisian kuesioner dilakukan secara tertulis oleh responden.
2.
Jawaban merupakan pendapat pribadi dari masing-masing responden.
3.
Dalam pengisian kuesioner, responden diharapkan untuk melakukan secara langsung (tidak menunda) untuk menghindari ketidakkonsistenan atas jawaban.
4.
Responden berhak untuk menambah atau mengurangi hal-hal yang sudah tercantum dari kuesioner ini, memiliki pandangan berbeda dengan responden lainnya atau dengan peneliti. Hal ini dibenarkan jika dilengkapi dengan alasan yang kuat.
Petunjuk Khusus: 1.
Alternatif pemberian bobot terhadap faktor-faktor strategis internal dan eksternal yang tersedia untuk kuesioner ini adalah: 1= tidak penting 2= kurang penting 3= penting 4= sangat penting Pemberian
bobot
masing-masing
faktor
strategis
dilakukan
dengan
memberikan tanda (√) pada tingkat kepentingan (1-4) yang paling sesuai menurut responden. 2.
Penentuan bobot merupakan pendapat masing-masing responden terhadap faktor-faktor strategis internal dan eksternal yang telah ditinjau dari segi pemasaran.
Lanjutan Lampiran 3. PENENTUAN BOBOT FAKTOR-FAKTOR STRATEGIS INTERNAL RUMAH MAKAN BEBEK GENDUT BOGOR
No.
Faktor Strategi Internal Kekuatan
1.
Letak Rumah Makan Bebek Gendut Bogor strategis
2.
Layanan pesan antar dan reservasi
3.
Pra sertifikasi halal MUI
4.
Fasilitas Rumah Makan Bebek Gendut Bogor
5.
Merek dagang waralaba
6. 7.
Kebersihan dan kenyamanan Rumah Makan Bebek Gendut Bogor Inovasi produk Kelemahan
1.
2.
Pegawai Rumah Makan Bebek Gendut Bogor memiliki tingkat pendidikan yang rendah Belum memiliki sertifikasi aman konsumsi dari BPOM
3.
Belum terdaftar di Dinas Pariwisata Kota Bogor
4.
Belum menggunakan mesin kasir
5.
Pengelolaan promosi melalui media cetak, elektronik dan sosial belum maksimal
Bobot 1
2
3
4
Lanjutan Lampiran 3. PENENTUAN BOBOT FAKTOR-FAKTOR STRATEGIS EKSTERNAL RUMAH MAKAN BEBEK GENDUT BOGOR
No.
Bobot
Faktor Strategi Eksternal 1 Peluang
1.
Jumlah penduduk Kota Bogor yang terus meningkat
2.
Kondisi ekonomi Kota Bogor yang kondusif
3.
Cukup tersedia pemasok daging bebek
4.
5. 6.
Perubahan gaya hidup masyarakat yang semakin dinamis Peraturan pemerintah yang mengatur tentang waralaba Peningkatan daya beli masyarakat Ancaman
1.
Pertumbuhan restoran dan rumah makan yang meningkat
2.
Brand image dari pesaing lebih unggul
3.
Kenaikan harga bahan baku
4.
Tingkat curah hujan tinggi
2
3
4
Lampiran 4. Kuesioner penentuan peringkat internal dan eksternal B. PENENTUAN PERINGKAT Tujuan: Mendapatkan penilaian responden mengenai faktor-faktor strategis internal maupun eksternal pemasaran yaitu dengan cara pemberian peringkat terhadap seberapa besar faktor tersebut dapat mempengaruhi atau membentuk keberhasilan pemasaran Rumah Makan Bebek Gendut Bogor. Petunjuk Umum: 1.
Pengisian kuesioner dilakukan secara tertulis oleh responden.
2.
Jawaban merupakan pendapat pribadi dari masing-masing responden.
3.
Dalam pengisian kuesioner, responden diharapkan untuk melakukan secara langsung (tidak menunda) untuk menghindari ketidakkonsistenan atas jawaban.
4.
Responden berhak untuk menambah atau mengurangi hal-hal yang sudah tercantum dari kuesioner ini, memiliki pandangan berbeda dengan responden lainnya atau dengan peneliti. Hal ini dibenarkan jika dilengkapi dengan alasan yang kuat.
Petunjuk Khusus: 1.
Alternatif pemberian peringkat terhadap faktor-faktor strategis internal (kekuatan dan kelemahan) adalah: 1=kelemahan utama, 2=kelemahan kecil, 3=kekuatan kecil, 4=kekuatan kecil
2.
Alternatif pemberian peringkat terhadap faktor-faktor strategis eksternal (peluang dan ancaman) adalah: 1= sangat lemah 2= lemah 3= kuat 4= sangat kuat Pemberian peringkat masing-masing faktor strategis dilakukan dengan memberikan tanda (√) pada tingkat kepentingan (1-4) yang paling sesuai menurut responden.
Lanjutan Lampiran 4. PENENTUAN PERINGKAT FAKTOR-FAKTOR STRATEGIS INTERNAL RUMAH MAKAN BEBEK GENDUT BOGOR
No.
Faktor Strategi Internal Kekuatan
1.
Letak Rumah Makan Bebek Gendut Bogor strategis
2.
Layanan pesan antar dan reservasi
3.
Pra sertifikasi halal MUI
4.
Fasilitas Rumah Makan Bebek Gendut Bogor
5.
Merek dagang waralaba
6. 7.
Kebersihan dan kenyamanan Rumah Makan Bebek Gendut Bogor Inovasi produk Kelemahan
1.
2.
Pegawai Rumah Makan Bebek Gendut Bogor memiliki tingkat pendidikan yang rendah Belum memiliki sertifikasi aman konsumsi dari BPOM
3.
Belum terdaftar di Dinas Pariwisata Kota Bogor
4.
Belum menggunakan mesin kasir
5.
Pengelolaan promosi melalui media cetak, elektronik dan sosial belum maksimal
Peringkat 1
2
3
4
Lanjutan Lampiran 4. PENENTUAN PERINGKAT FAKTOR-FAKTOR STRATEGIS EKSTERNAL RUMAH MAKAN BEBEK GENDUT BOGOR
No.
Peringkat
Faktor Strategi Eksternal 1 Peluang
1.
Jumlah penduduk Kota Bogor yang terus meningkat
2.
Kondisi ekonomi Kota Bogor yang kondusif
3.
Cukup tersedia pemasok daging bebek
4.
Perubahan gaya hidup masyarakat yang semakin dinamis
5.
Peraturan pemerintah yang mengatur waralaba
6.
Peningkatan daya beli masyarakat Ancaman
1.
Pertumbuhan restoran dan rumah makan yang meningkat
2.
Brand image dari pesaing lebih unggul
3.
Kenaikan harga bahan baku
4.
Tingkat curah hujan tinggi
2
3
4
Lampiran 5. Kuesioner penilaian menggunakan metode AHP DATA RESPONDEN 1.
Nama
: .......................................................................................
2.
Jenis Kelamin
: .......................................................................................
3.
Usia
: .......................................................................................
4.
Pendidikan
: .......................................................................................
5.
Jabatan
: .......................................................................................
6.
Tugas dan Wewenang : ...................................................................................... a. ........................................................................................................................ b. ........................................................................................................................ c. ........................................................................................................................
7.
Lama Bekerja
: .......................................................................................
Lanjutan Lampiran 5. KUESIONER AHP Petunjuk Pengisian: 1.
Untuk menghindari inkonsistensi, dimohon agar bapak/ibu mengisi kuesioner ini pada satu waktu.
2.
Pengisian kuesioner dilakukan secara tertulis dengan menjawab semua pertanyaan tertulis.
3.
Jawaban dapat merupakan pendapat pribadi ataupun hasil diskusi dengan orang lain. Pada
pengisian kuesioner
ini, bapak/ibu diminta untuk
membandingkan antara dua elemen yaitu elemen A (kolom kiri) dengan elemen B (kolom kanan). Nilai perbandingan antara dua elemen tersebut ditandai dengan tanda “√” (checklist). 4.
Nilai perbandingan yang diberikan mempunyai skala 1 sampai 9. Berikut ini definisi dari skala banding yang digunakan: Skala Penilaian
Definisi
Penjelasan
9
Mutlak lebih penting
bukti yang menyokong elemen yang satu atas yang lain memiliki tingkat penegasan tertinggi yang mungkin menguatkan
7
Sangat jelas lebih penting
satu elemen dengan kuat disokong dan dominannya telah terlihat dalam praktik
Jelas lebih penting
pengalaman dan pertimbangan dengan kuat menyokong satu elemen atas elemen yang lainnya
3
Sedikit lebih penting
pengalaman dan pertimbangan sedikit menyokong satu elemen atas yang lainnya
1
Sama penting
kedua elemen menyumbang sama besar pada sifat itu
5
2, 4, 6, 8
nilai-nilai antara di antara dua pertimbangan yang berdekatan (diperlukan kompromi diantara dua pertimbangan)
Lanjutan Lampiran 5. STRUKTUR HIERARKI STRATEGI PEMASARAN RUMAH MAKAN BEBEK GENDUT BOGOR Fokus Strategi Pemasaran Rumah Makan Bebek Gendut Bogor
Faktor Kualitas Produk dan Pelayanan
Harga Produk
Potensi Pasar
Kondisi Restoran
Pesaing
Aktor Pemilik
Koordinator Pelaksana
Pengelola
Tujuan Meningkatkan Penjualan
Memperluas Pasar
Meningkatkan Daya Saing
Strategi S1
S2
S3
S4
S5
S6
Lanjutan Lampiran 5. 1. Perbandingan Antar Elemen Faktor Terhadap Fokus Bandingkan berdasarkan tingkat kepentingan atau pengaruh relatif antara satu faktor dengan faktor lainnya dalam menentukan bobot prioritas terhadap strategi pemasaran Rumah Makan Bebek Gendut. Elemen-elemen faktor (F) dalam penetapan strategi pemasaran Rumah Makan Bebek Gendut Bogor adalah: 1. Kualitas Produk dan Pelayanan (F1) 2. Harga Produk (F2) 3. Potensi Pasar (F3) 4. Kondisi Restoran (F4) 5. Pesaing (F5) Kolom Kiri
Kolom Kiri Kolom Kanan Sama Kolom Lebih Penting Lebih Penting Kanan 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9
F1
F2
F1
F3
F1
F4
F1
F5
F2
F3
F2
F4
F2
F5
F3
F4
F3
F5
F4
F5
Keterangan: Nilai 1 = sama penting; 3 = sedikit lebih penting; 5 = jelas lebih penting; 7 = sangat jelas lebih penting; 9 = mutlak lebih penting; 2, 4, 6, 8 adalah nilai-nilai diantaranya.
Lanjutan Lampiran 5. 2. Perbandingan Aktor Terhadap Faktor Elemen Aktor yang berpengaruh yaitu: 1. Pemilik (A1) 2. Pengelola (A2) 3. Koordinator Pelaksana (A3) 2.1 Perbandingan Aktor Terhadap Elemen Faktor Kualitas Produk dan Pelayanan
Faktor
Kualitas Produk dan Pelayanan
Aktor
Pemilik
Harga Produk
Potensi Pasar
Pengelola
Kondisi Restoran
Pesaing
Koordinator Pelaksana
Bandingkan berdasarkan tingkat kepentingan atau pengaruh relatif antara satu aktor dengan aktor lainnya (besarnya pengaruh aktor) terhadap elemen Kualitas Produk dan Pelayanan. Kolom Kiri Kolom Kanan Sama Kolom Lebih Penting Lebih Penting Kanan 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 A1 A2 A1 A3 A2 A3 Keterangan: Kolom Kiri
Nilai 1 = sama penting; 3 = sedikit lebih penting; 5 = jelas lebih penting; 7 = sangat jelas lebih penting; 9 = mutlak lebih penting; 2, 4, 6, 8 adalah nilai-nilai diantaranya.
Lanjutan Lampiran 5. 2.2 Perbandingan Aktor Terhadap Elemen Faktor Harga Produk
Faktor
Kualitas Produk dan Pelayanan
Aktor
Pemilik
Harga Produk
Potensi Pasar
Pengelola
Kondisi Restoran
Pesaing
Koordinator Pelaksana
Bandingkan berdasarkan tingkat kepentingan atau pengaruh relatif antara satu aktor dengan aktor lainnya (besarnya pengaruh aktor) terhadap elemen Harga Produk. Kolom Kiri Kolom Kanan Sama Kolom Lebih Penting Lebih Penting Kanan 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 A1 A2 A1 A3 A2 A3 Keterangan: Kolom Kiri
Nilai 1 = sama penting; 3 = sedikit lebih penting; 5 = jelas lebih penting; 7 = sangat jelas lebih penting; 9 = mutlak lebih penting; 2, 4, 6, 8 adalah nilai-nilai diantaranya.
Lanjutan Lampiran 5. 2.3 Perbandingan Aktor Terhadap Elemen Faktor Potensi Pasar
Faktor
Aktor
Kualitas Produk dan Pelayanan
Pemilik
Harga Produk
Potensi Pasar
Pengelola
Kondisi Restoran
Pesaing
Koordinator Pelaksana
Bandingkan berdasarkan tingkat kepentingan atau pengaruh relatif antara satu aktor dengan aktor lainnya (besarnya pengaruh aktor) terhadap elemen Potensi Pasar. Kolom Kiri Kolom Kanan Sama Kolom Lebih Penting Lebih Penting Kanan 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 A1 A2 A1 A3 A2 A3 Keterangan: Kolom Kiri
Nilai 1 = sama penting; 3 = sedikit lebih penting; 5 = jelas lebih penting; 7 = sangat jelas lebih penting; 9 = mutlak lebih penting; 2, 4, 6, 8 adalah nilai-nilai diantaranya.
Lanjutan Lampiran 5. 2.4 Perbandingan Aktor Terhadap Elemen Faktor Kondisi Restoran
Faktor
Kualitas Produk dan Pelayanan
Aktor
Pemilik
Harga Produk
Potensi Pasar
Pengelola
Kondisi Restoran
Pesaing
Koordinator Pelaksana
Bandingkan berdasarkan tingkat kepentingan atau pengaruh relatif antara satu aktor dengan aktor lainnya (besarnya pengaruh aktor) terhadap elemen Kondisi Restoran. Kolom Kiri Kolom Kanan Sama Kolom Lebih Penting Lebih Penting Kanan 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 A1 A2 A1 A3 A2 A3 Keterangan: Kolom Kiri
Nilai 1 = sama penting; 3 = sedikit lebih penting; 5 = jelas lebih penting; 7 = sangat jelas lebih penting; 9 = mutlak lebih penting; 2, 4, 6, 8 adalah nilai-nilai diantaranya.
Lanjutan Lampiran 5. 2.5 Perbandingan Aktor Terhadap Elemen Faktor Pesaing
Faktor
Kualitas Produk dan Pelayanan
Aktor
Pemilik
Harga Produk
Potensi Pasar
Pengelola
Kondisi Restoran
Pesaing
Koordinator Pelaksana
Bandingkan berdasarkan tingkat kepentingan atau pengaruh relatif antara satu aktor dengan aktor lainnya (besarnya pengaruh aktor) terhadap elemen Pesaing. Kolom Kiri Kolom Kanan Sama Kolom Lebih Penting Lebih Penting Kanan 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 A1 A2 A1 A3 A2 A3 Keterangan: Kolom Kiri
Nilai 1 = sama penting; 3 = sedikit lebih penting; 5 = jelas lebih penting; 7 = sangat jelas lebih penting; 9 = mutlak lebih penting; 2, 4, 6, 8 adalah nilai-nilai diantaranya.
Lanjutan Lampiran 5. 3. Perbandingan Tujuan Terhadap Aktor Elemen Tujuan yang berpengaruh adalah: 1. Meningkatkan Penjualan (T1) 2. Memperluas Pasar (T2) 3. Meningkatkan Daya Saing (T3) 3.1 Perbandingan Tujuan Terhadap Aktor Pemilik
Aktor
Tujuan
Pemilik
Meningkatkan Penjualan
Pengelola
Memperluas Pasar
Koordinator Pelaksana
Meningkatkan Daya Saing
Bandingkan berdasarkan tingkat kepentingan atau pengaruh relatif antara satu tujuan dengan tujuan lainnya (besarnya pengaruh tujuan) terhadap elemen Pemilik. Kolom Kiri Kolom Kanan Sama Kolom Lebih Penting Lebih Penting Kanan 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 T1 T2 T1 T3 T2 T3 Keterangan: Kolom Kiri
Nilai 1 = sama penting; 3 = sedikit lebih penting; 5 = jelas lebih penting; 7 = sangat jelas lebih penting; 9 = mutlak lebih penting; 2, 4, 6, 8 adalah nilai-nilai diantaranya.
Lanjutan Lampiran 5. 3.2 Perbandingan Tujuan Terhadap Aktor Pengelola
Aktor
Tujuan
Pemilik
Meningkatkan Penjualan
Pengelola
Memperluas Pasar
Koordinator Pelaksana
Meningkatkan Daya Saing
Bandingkan berdasarkan tingkat kepentingan atau pengaruh relatif antara satu tujuan dengan tujuan lainnya (besarnya pengaruh tujuan) terhadap elemen Pengelola. Kolom Kiri Kolom Kanan Sama Kolom Lebih Penting Lebih Penting Kanan 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 T1 T2 T1 T3 T2 T3 Keterangan: Kolom Kiri
Nilai 1 = sama penting; 3 = sedikit lebih penting; 5 = jelas lebih penting; 7 = sangat jelas lebih penting; 9 = mutlak lebih penting; 2, 4, 6, 8 adalah nilai-nilai diantaranya.
Lanjutan Lampiran 5. 3.3 Perbandingan Tujuan Terhadap Aktor Koordinator Pelaksana
Aktor
Tujuan
Pemilik
Meningkatkan Penjualan
Pengelola
Memperluas Pasar
Koordinator Pelaksana
Meningkatkan Daya Saing
Bandingkan berdasarkan tingkat kepentingan atau pengaruh relatif antara satu tujuan dengan tujuan lainnya (besarnya pengaruh tujuan) terhadap elemen Koordinator Pelaksana. Kolom Kiri Kolom Kanan Sama Kolom Lebih Penting Lebih Penting Kanan 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 T1 T2 T1 T3 T2 T3 Keterangan: Kolom Kiri
Nilai 1 = sama penting; 3 = sedikit lebih penting; 5 = jelas lebih penting; 7 = sangat jelas lebih penting; 9 = mutlak lebih penting; 2, 4, 6, 8 adalah nilai-nilai diantaranya.
Lanjutan Lampiran 5. 4. Perbandingan Alternatif Strategi Terhadap Tujuan Pilihan strategi yang dapat dilakukan untuk mendukung pencapaian tujuan adalah: 1. Membuka cabang baru (S1) 2. Meningkatkan kualitas produk dan pelayanan (S2) 3. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia (S3) 4. Mempercepat sertifikasi aman konsumsi BPOM dan mengurus perizinan agar terdaftar di Dinas Pariwisata Kota Bogor (S4) 5. Meningkatkan inovasi produk (S5) 6. Meningkatkan penggunaan teknologi dan informasi dalam kegiatan usaha (S6)
Lanjutan Lampiran 5. 4.1 Perbandingan Alternatif Strategi Terhadap Tujuan Meningkatkan Penjualan
Tujuan
Meningkatkan Penjualan
Strategi
S1
Meningkatkan Daya Saing
Memperluas Pasar
S2
S3
S4
S5
S6
Bandingkan berdasarkan tingkat kepentingan atau pengaruh relatif antara satu alternatif strategi dengan alternatif strategi lainnya (besarnya pengaruh alternatif strategi) terhadap elemen Meningkatkan Penjualan. Kolom Kiri Kolom Kanan Sama Kolom Lebih Penting Lebih Penting Kanan 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 S1 S2 S1 S3 S1 S4 S1 S5 S1 S6 S2 S3 S2 S4 S2 S5 S2 S6 S3 S4 S3 S5 S3 S6 S4 S5 S4 S6 S5 S6 Keterangan: Kolom Kiri
Nilai 1 = sama penting; 3 = sedikit lebih penting; 5 = jelas lebih penting; 7 = sangat jelas lebih penting; 9 = mutlak lebih penting; 2, 4, 6, 8 adalah nilai-nilai diantaranya.
Lanjutan Lampiran 5. 4.2 Perbandingan Alternatif Strategi Terhadap Tujuan Memperluas Pasar
Tujuan
Meningkatkan Penjualan
Strategi
S1
Meningkatkan Daya Saing
Memperluas Pasar
S2
S3
S4
S5
S6
Bandingkan berdasarkan tingkat kepentingan atau pengaruh relatif antara satu alternatif strategi dengan alternatif strategi lainnya (besarnya pengaruh alternatif strategi) terhadap elemen Memperluas Pasar. Kolom Kiri Kolom Kanan Sama Kolom Lebih Penting Lebih Penting Kanan 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 S1 S2 S1 S3 S1 S4 S1 S5 S1 S6 S2 S3 S2 S4 S2 S5 S2 S6 S3 S4 S3 S5 S3 S6 S4 S5 S4 S6 S5 S6 Keterangan: Kolom Kiri
Nilai 1 = sama penting; 3 = sedikit lebih penting; 5 = jelas lebih penting; 7 = sangat jelas lebih penting; 9 = mutlak lebih penting; 2, 4, 6, 8 adalah nilai-nilai diantaranya.
Lanjutan Lampiran 5. 4.3 Perbandingan Alternatif Strategi Terhadap Tujuan Meningkatkan Daya Saing
Tujuan
Meningkatkan Penjualan
Strategi
S1
Meningkatkan Daya Saing
Memperluas Pasar
S2
S3
S4
S5
S6
Bandingkan berdasarkan tingkat kepentingan atau pengaruh relatif antara satu alternatif strategi dengan alternatif strategi lainnya (besarnya pengaruh alternatif strategi) terhadap elemen Meningkatkan Daya Saing. Kolom Kiri Kolom Kanan Sama Kolom Lebih Penting Lebih Penting Kanan 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 S1 S2 S1 S3 S1 S4 S1 S5 S1 S6 S2 S3 S2 S4 S2 S5 S2 S6 S3 S4 S3 S5 S3 S6 S4 S5 S4 S6 S5 S6 Keterangan: Kolom Kiri
Nilai 1 = sama penting; 3 = sedikit lebih penting; 5 = jelas lebih penting; 7 = sangat jelas lebih penting; 9 = mutlak lebih penting; 2, 4, 6, 8 adalah nilai-nilai diantaranya.
Lampiran 6.
Hasil pengolahan AHP secara horizontal menggunakan Software Expert Choise 2000
Pengaruh Elemen Faktor Terhadap Fokus Fokus
Faktor
Bobot
KPP HP PP KR P
Prioritas 1 3 4 2 5
0,506 0,137 0,128 0,157 0,072
P
0.072
KR
0.157
PP
0.128
HP
0.137
KPP
0.506 0
0.1
0.2
0.3
Keterangan: KPP : Kualitas Produk dan Pelayanan (F1) HP
: Harga Produk (F2)
PP
: Potensi Pasar (F3)
KR : Kondisi Restoran (F4) P
: Pesaing (F5)
0.4
0.5
0.6
Lanjutan Lampiran 6. Pengaruh Elemen Faktor Terhadap Aktor Aktor A1 A2 A3 Bobot Inconsistency
F1 0,483 0,337 0,180 0,506 0,00
A3
F2 0,706 0,170 0,124 0,137 0,03
Faktor F3 0,582 0,221 0,197 0,128 0,05
F4 0,325 0,495 0,180 0,157 0,00
F5 0,605 0,271 0,124 0,072 0,00
Skor 0,510 0,319 0,170
1 2 3
0.170
A2
0.319
A1
0.000
Rating
0.510
0.100
0.200
0.300
0.400
0.500
0.600
Lanjutan Lampiran 6. Pengaruh Elemen Aktor Terhadap Tujuan Tujuan T1 T2 T3 Bobot Inconsistency
A1 0,514 0,238 0,248 0,510 0,02
T3
Aktor A2 0,528 0,18 0,292 0,319 0,04
A3 0,693 0,128 0,179 0,170 0,01
Skor 0,549 0,201 0,250
1 3 2
0.250
T2
0.201
T1
0.000
Rating
0.549
0.100
0.200
0.300
0.400
0.500
0.600
Lanjutan Lampiran 6. Pengaruh Elemen Tujuan Terhadap Strategi Strategi S1 S2 S3 S4 S5 S6 Bobot Inconsistency
T1 0,312 0,250 0,121 0,089 0,118 0,110 0,549 0,020
Tujuan T2 0,421 0,169 0,111 0,073 0,108 0,117 0,201 0,010
T3 0,191 0,282 0,141 0,091 0,158 0,138 0,250 0,020
Skor 0,304 0,242 0,124 0,086 0,126 0,118
Rating 1 2 4 6 3 5
Lampiran 7. No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44
Daftar menu rumah makan Bebek Gendut Bogor
Nama Menu Bebek Kremes/Bakar/Penyet (Paha/Dada) Bebek Lada Hitam (Paha/Dada) Bebek Plecing Bebek Lombok Ijo Bebek Lada Hitam 1 Ekor Bebek Kremes/Bakar/Penyet 1 Ekor Ayam Kremes/Bakar/Penyet (Paha/Dada) Ayam Plecing Ayam Lada Hitam (Paha/Dada) Ayam Lombok Ijo (Paha/Dada) Ayam Bakar/Kremes/Penyet 1 Ekor Ayam Lada Hitam 1 Ekor Lele (Kremes/Bakar) Lele Lada Hitam Ikan Kembung Bakar Tempe/Tahu Goreng Nasi Putih Nasi Uduk Sambel Lalap Kepala Bebek Kopi Klotok Juice Tomat Juice Jambu Juice Lemon Aloe Vera Juice Kelapa Jeruk Juice Strawberry Juice Alpukat Juice Timun Serut Es Kelapa Jeruk Es Timun Serut Es Jeruk Es Kelapa Muda Es Lemon Tea Es Teh Manis Es Teh Tawar Lemon Tea Panas Jeruk Panas Jahe Sereh Jeruk Teh Manis Panas Teh Tawar Teh Botol Sosro/Fruit Tea Aqua Cah Kangkung/Plecing Kangkung Terong Bakar
Harga Rp. 20.000 Rp. 22.000 Rp. 22.000 Rp. 22.000 Rp. 86.000 Rp. 80.000 Rp. 17.000 Rp. 18.000 Rp. 18.000 Rp. 18.000 Rp. 65.000 Rp. 68.000 Rp. 13.000 Rp. 13.500 Rp. 14.500 Rp. 5.000 Rp. 4.500 Rp. 5.500 Rp. 2.500 Rp. 4.000 Rp. 5.000 Rp. 11.000 Rp. 10.000 Rp. 11.000 Rp. 11.000 Rp. 11.000 Rp. 11.000 Rp. 11.000 Rp. 10.000 Rp. 10.000 Rp. 8.000 Rp. 9.000 Rp. 7.000 Rp. 4.500 Rp. 2.500 Rp. 6.500 Rp. 7.000 Rp. 11.000 Rp. 4.000 Rp. 2.000 Rp. 4.500 Rp. 4.500 Rp. 10.000 Rp. 6.000
Lanjutan Lampiran 7. No. 45 46 47 48
Nama Menu Mie Hot Plate Lada Hitam Teh Botol Besar Nu Greentea/Pocari Sweat Country Jus/Happy Jus
Harga Rp. 25.000 Rp. 7.000 Rp. 7.000 Rp. 5.000