STRATEGI PEMASARAN DAGING SAPI KE RUMAH MAKAN DI KOTA BOGOR
Oleh: FIMA FIRDAUS FIRMAN F34104042
2009 FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR
STRATEGI PEMASARAN DAGING SAPI KE RUMAH MAKAN DI KOTA BOGOR
SKRIPSI Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN pada Departemen Teknologi Industri Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor
Oleh FIMA FIRDAUS FIRMAN F34104042
2009 FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR
INSTITUT PERTANIAN BOGOR FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
STRATEGI PEMASARAN DAGING SAPI KE RUMAH MAKAN DI KOTA BOGOR
SKRIPSI Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN pada Departemen Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor
Oleh FIMA FIRDAUS FIRMAN F34104042
Dilahirkan pada tanggal 7 Agustus 1986 di Bogor, Jawa Barat
Tanggal Lulus: 2 Februari 2009
Menyetujui, Bogor, 2 Februari 2009
Ir. Faqih Udin, MSc Pembimbing I
Dr. Ir. Jono M. Munandar, MSc Pembimbing II
FIMA FIRDAUS FIRMAN. F34104042. Strategi Pemasaran Daging Sapi ke Rumah Makan di Kota Bogor. Di bawah bimbingan Faqih Udin dan Jono M. Munandar. 2009 RINGKASAN
Bahan pangan merupakan kebutuhan dasar bagi setiap manusia. Indonesia yang memiliki jumlah penduduk terbesar ke-4 di dunia setelah Cina,India, dan AS tentunya memiliki kebutuhan pangan yang sangat besar. Salah satu bahan pangan yang sangat penting dalam mencukupi kebutuhan gizi masyarakat Indonesia dan termasuk komoditas ekonomi yang mempunyai nilai sangat strategis adalah daging sapi. Rumah makan sebagai konsumen bisnis yang menggunakan bahan baku daging sapi, memiliki tingkat kebutuhan daging sapi yang lebih besar dan kontinu dibanding konsumen rumah tangga biasa sehingga sangat potensial untuk dijadikan target pemasaran daging sapi. Kota Bogor merupakan salah satu wilayah penunjang Ibukota Negara (Jakarta) yang memiliki letak strategis untuk menunjang perkembangan kegiatan ekonomi khususnya dalam bidang jasa. Penduduk Kota Bogor memiliki tingkat konsumsi pangan yang cukup tinggi dan merupakan tingkat konsumsi terbesar ke3 di Provinsi Jawa Barat dengan tingkat konsumsi daging sapi yang cukup tinggi pula. Trend dan gaya hidup masyarakat perkotaan khususnya di Kota Bogor menuntut waktu dan tenaga yang lebih besar terutama untuk melakukan pekerjaan. Hal ini menjadikan masyarakat cenderung memiliki kebiasaan untuk makan di luar rumah, seperti rumah makan. Jumlah rumah makan di Kota Bogor sendiri mengalami kenaikan dari tahun ke tahun. Sementara itu, di Kota Bogor, terdapat banyak pasar tradisional dan hanya satu pasar pejagalan (Rumah Pemotongan Hewan/RPH) sebagai tempat utama suplai daging bagi rumah makan. Dalam beberapa tahun terakhir bermunculan pasar-pasar modern yang turut menambah persaingan dalam bisnis daging sapi. Namun, munculnya isu-isu mengenai daging sapi tradisional seperti isu daging sapi busuk dan daging sapi gelonggongan yang dijual di pasaran dapat mempengaruhi persepsi konsumen (rumah makan) terhadap kualitas daging sapi yang dijual di ketiga tempat penjualan tesebut dan membuat konsumen lebih berhati-hati dalam melakukan pembelian daging sapi. Pengetahuan mengenai apa yang dipikirkan konsumen mengenai kualitas suatu produk merupakan hal yang sangat penting. Persepsi konsumen terhadap suatu produk akan turut menentukan apakah konsumen akan membeli produk atau tidak. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis karakteristik rumah makan dan proses pengambilan keputusan dan pembelian daging sapi oleh rumah makan; menganalisis persepsi rumah makan terhadap daging sapi yang dijual di pasar pejagalan, pasar tradisional, dan pasar modern; menyusun strategi produk, harga, promosi dan distribusi pemasaran daging sapi ke rumah makan di Kota Bogor. Penelitian ini dilakukan di Kota Bogor dengan responden rumah makan. Pemilihan lokasi dilakukan secara terencana dengan mempertimbangkan potensi Kota Bogor yang besar sebagai tempat pemasaran daging sapi, serta rumah makan sebagai konsumen daging sapi yang memiliki pola konsumsi yang besar dan berlangsung kontinu. Penelitian dilakukan pada bulan April 2008 hingga Juli 2008. Penarikan sampel dilakukan dengan teknik Convenience Sampling yaitu
sampel dipilih karena berada pada tempat dan waktu yang tepat, serta berdasarkan kesediaannya menjadi responden. Jumlah sampel yang digunakan sebanyak 60 rumah makan. Data dalam penelitian ini berupa data pimer yaitu kuisioner serta hasil wawancara dan data sekunder yang diperoleh dari buku, majalah, internet, penelitian terdahulu, instansi terkait dan sumber-sumber lain. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif untuk mendeskripsikan karakteristik dan perilaku pengambilan keputusan pembelian responden; uji koefisien korelasi Rank Spearman untuk uji validitas kuesioner; uji Cronbach alfa untuk uji reliabilitas kuesioner; serta Multidimension Scaling (MDS) untuk menentukan persepsi responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rumah makan di Kota Bogor memiliki beberapa karakteristik umum yaitu termasuk ke dalam jenis Rumah Makan Padang, telah berusaha selama lebih dari tujuh tahun, memiliki pendapatan rata-rata per bulan di atas Rp10.000.000, dan membuat olahan daging sapi berupa rendang. Dalam proses pengambilan keputusan, sebagian besar rumah makan melakukan pembelian daging sapi karena dipicu oleh rangsangan internal yaitu karena kehabisan persediaan daging sapi (bahan baku). Atribut daging sapi yang paling dipertimbangkan rumah makan dalam melakukan pembelian daging sapi adalah atribut kelengkapan bagian daging, tingkat kesegaran, dan harga. Daging sapi yang biasa digunakan sebagian besar rumah makan merupakan jenis daging segar dan bagian daging has. Sebagian besar rumah makan mendapatkan sumber informasi berdasarkan pengalaman pribadi dan langsung dari penjual. Hampir semua rumah makan membeli daging sapi di pasar tradisional, terutama di Pasar Bogor dan Pasar Anyar dengan alasan karena sudah lama berlangganan. Sebagian besar rumah makan melakukan pembelian setiap hari dengan jumlah pembelian sebanyak satu sampai lima kilogram setiap kali membeli. Hampir semua rumah makan melakukan pembelian dengan cara langsung datang ke penjual dan melakukan pembayaran secara tunai. Berdasarkan analisis persepsi rumah makan, daging sapi yang dijual di pasar pejagalan memiliki tingkat kesegaran yang baik, ketersediaan daging yang lengkap, semuanya merupakan daging sapi segar dan berasal dari dalam negeri (lokal). Daging sapi yang dijual di pasar tradisional dinilai memiliki tingkat kesegaran yang baik, tingkat kekenyalan yang baik, ketersediaan daging yang lengkap, serta harga yang murah. Sedangkan daging sapi yang dijual di pasar modern dianggap tidak memiliki keunggulan apapun dibandingkan kedua jenis pasar lainnya. Namun, daging sapi yang dijual di pasar modern masih dapat mencapai tingkat lemak, tingkat serat, dan kejelasan sertifikasi yang cukup baik. Daging sapi yang dijual di pasar pejagalan dan pasar tradisional saling bersaing satu sama lain. Persaingan terutama terjadi dalam hal harga, tingkat kesegaran, tingkat kekenyalan, tingkat lemak, tingkat serat, dan kejelasan sertifikasi. Bagi para pendatang baru yang akan merintis bisnis daging sapi ke rumah makan, pesaing utamanya adalah pasar tradisional. Untuk menembus pemasaran daging sapi ke rumah makan diperlukan strategi bauran pemasaran yang terdiri atas strategi produk, harga, distribusi atau saluran pemasaran, dan promosi atau komunikasi pemasaran. Strategi produk yang dilakukan adalah dengan memberikan nama Aruna Beef sebagai merek utama daging sapi, menjual tiga macam daging sapi yang berbeda (reguler,
sekunder, dan khusus, menerapkan pengemasan vakum dalam ukuran kecil, melakukan pelabelan, serta sistem pembayaran berjangka dan delivery order. Pada strategi harga dilakukan stratifikasi harga terhadap masing-masing daging sapi yang dijual. Dalam strategi distribusi, digunakan saluran pemasaran nol-tingkat serta motor dan cooler box sebagai alat transportasi. Strategi promosi adalah dengan menyebarkan dan menempelkan brosur dan leaflet di Pasar Anyar dan Pasar Bogor, memasang iklan di Koran Radar Bogor dan Jurnal Bogor, memberlakukan sampel gratis, diskon, bonus, dan garansi, serta menjual produk melalui personal selling.
FIMA FIRDAUS FIRMAN. F34104042. Marketing Strategy of Beef to Restaurants in Bogor City. Supervised by Faqih Udin and Jono M. Munandar. 2009
SUMMARY Food is a fundamental need for human being. Indonesia as the 4th biggest of density population in the world after China, India, and USA surely has highly level of food consumptions. One of them that is mostly important is a beef. A restaurant as business community has higher beef consumption and continuity than household consumption, so that is potential to be a purpose of beef marketing. Bogor city is a region that has economically strategic location near to Jakarta as the capital city, especially in service aspect. Bogor has highly level of food consumption and become the 3rd biggest of its consumption level in West Java with the beef consumption as high as. The trend and life style of its society especially in the cities have a big portion to do work more in their time and energy. So they have a habit to buy food outside home, like restaurant. The number of restaurants in Bogor city has been increasing year after year. In Bogor city, there are many traditional market and has mainly one butchery marketplace (Butchery House) for restaurants beef supply. At the latest year, modern market has been emerging in Bogor. But, the issues of putrescent beef and nubbling beef in traditional market can affect perception of consumers to the beef quality. The information make consumers more aware to the product. The knowledge of consumer perception of the quality is important. It also determine whether buy the product or not. The purpose of this research are to analyze restaurants and the decision making process in buying beef by the restaurants in Bogor city; to analyze perception of restaurants in Bogor city to the beef sold at butchery house, traditional market, and modern market; to arrange product, price, promotion, and distribution of beef to the restaurants in Bogor city. This research held in Bogor city with the respondent are restaurants. The place determination is deliberately determined by the author, considering to potential beef market in Bogor and also its consumption are continuous and high. This research was carried out on April 2008 till July 2008. Sample was put by Convenience Sampling technique that is at represented location and time, and also its availability of respondents. The sample used are 60 samples. Data of this research are primary data (questioner and interview) and secondary data (literatures, magazines, internet, latest research journal, and else). The tools of its analysis are descriptive analysis to describe respondents behavioral and characteristic in buying beef; Spearman Rank test to examine questioners validity; Cronbach Alfa test to examine reliability of the questioner; and Multidimensional Scaling (MDS) to determine respondents perception. This research result that restaurants in Bogor city have some common characteristics, they are Padang Restaurant that have been going on 7 years, had mean of income per month over Rp 10.000.000,- and processed them in rendang. In taking decision process, most of restaurants bought beef in reason by internal stimulus; there are the part of beef, the freshness, and the price. The art of beef that is usually used are fresh beef and the part has of beef. Mostly restaurants got some beef market information based on personal experience and directly come from the seller. Almost restaurants bought the beef at traditional market, mainly at
Pasar Bogor and Pasar Anyar in reason by they had intently bought them there. Almost restaurants bought beef as much 1 to 5 kilograms in every bought. Almost restaurants directly bought beef to the seller and in cash paid. Respondent percept that beef sold at Butchery House had the best freshness, completely part of beef, and also they all fresh and came from domestic farm. The beef sold at traditional market percept by respondent were having good freshness, completely part of beef, good toughness, and also the low price. Meanwhile the beef sold at modern market percept by respondent were not having any special quality than other market. But they still can reach some achievement in fat, smooth fiber, halal label and clearly admission from Health Department. The beef sold at Butchery House market generally more superior than traditional market and modern market. But the beef sold at traditional market can still compete that superiority, particularly in price, freshness, toughness, fat level, fibre level, and clear sertification. Mix marketing strategy that recommended consist of product, price, promotion and distribution. Strategy for product are giving brand name; selling three different brand (regular, secondary, and special); applying vacum package in small size; labelling, applying long term payment, and delivery order system. Price strategy are doing price stratification for each brand. Distribution strategy are making zero level distribution channel; and using motorcycle and cooler box as mean of transportation. And strategy for promotion are distributing and attaching brochures and leaflet at Anyar Tradisional Market, Bogor Tradisional Market and restaurants; advertise product at Jurnal Bogor and Radar Bogor newspaper, giving free sample; put in discount, bonus, and warranty; and doing personal selling.
SURAT PERNYATAAN
Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi yang berjudul: STRATEGI PEMASARAN DAGING SAPI KE RUMAH MAKAN DI KOTA BOGOR adalah hasil karya saya sendiri, dengan arahan dosen pembimbing. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Bogor, 10 Februari 2009
Fima Firdaus Firman F34104042
RIWAYAT HIDUP
Penulis bernama Fima Firdaus Firman, dilahirkan di Bogor, Jawa Barat pada tanggal 7 Agustus 1986 sebagai anak kedua dari empat bersaudara keluarga Bapak Firman Dolly dan Ibu Nenti Rizawati Romli. Penulis menempuh pendidikan Sekolah Dasar di SDN Gunung Batu 2 Bogor (1992-1994) dan SDN Pengadilan 3 Bogor (1994-1998). Kemudian, penulis melanjutkan pendidikan di SLTP Negeri 4 Bogor (1998-2001). Pada tahun 2001, penulis melanjutkan pendidikan di SMU Negeri 5 Bogor dan lulus pada tahun 2004. Pada tahun yang sama, penulis diterima sebagai mahasiswa Departemen Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor melalui jalur PMDK (Penelusuran Minat dan Kemampuan). Selama di IPB, penulis menjadi anggota Himpunan Mahasiswa Teknologi Industri Pertanian (HIMALOGIN), asisten praktikum Mata Kuliah Penerapan Komputer (2006), dan mendapatkan beasiswa Student Equity (BATCH) (20042008). Kegiatan Praktek Lapang dilakukan penulis pada tahun 2007 di PT. Saung Mirwan, Bogor, Jawa Barat untuk mempelajari aspek QFD (Quality Functional Deployment) dalam penanganan bunga pot dan sayuran segar. Pengalaman kerja, penulis peroleh sebagai staf pengajar pada Bimbingan Belajar SMART dan translator dalam proyek konversi modul E-Learning dari Balai Pustaka. Selain itu, penulis juga aktif di kegiatan luar kampus dengan melakukan wirausaha penjualan baju (2005 - 2007), penjualan daging sapi (2008 sekarang), kredit telepon seluler (2008-sekarang).