ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN DAGING SAPI DI PASAR SENTRAL KOTA GORONTALO Findriyaningsih Rais 1), Dr. Amir Halid. SE. M.Si 2), Yuriko Boekosoe. SP. M.Si ABSTRACT
Fidriyaningsih Rais "614409076" 2013 Beef Marketing Efficiency in Gorontalo City Market under the guidance of Amir Halid and Yuriko Boekosoe. This study aims to determine the marketing of beef in Gorontalo City Central Market and to determine the efficiency of beef marketing in Gorontalo City Central Market.Held on Month April-June 2013. The method used in this study is a survey method that consists of primary data obtained through interviews with beef traders using questionnaires / questionnaire and secondary data obtained from the Office of the Central Market and the BPS. Sampling technique was done by purposive sampling, where sampling intentionally. Analysis of the data used is descriptive analysis of marketing channels and marketing margins, distribution margins, and the farmer's share price elasticitytrasmisi. Results of data analysis showed that the beef marketing in Gorontalo City Central Market there are two forms of the beef marketing channel I and channel II channels. I channel from farmers to traders slaughtering cows, then to the Central Market traders and samapai to the final consumer. Channel II ie from farmers directly to the Central Market traders then sell directly to the end consumer. For it to be an efficient channel to channel and inefficient I was in the second channel based on the value of margin and farmer;'s share, while the price elasticity states that the beef marketing channel in the Market Center inefficient farmers cause changes in the price level. Keywords: Analysis, efficiency, marketing, beef
1
PENDAHULUAN Ternak sapi khususnya sapi potong merupakan salah satu sumber daya penghasil bahan makanan berupa daging yang memiliki nilai ekonomis yang tinggi dan penting artinya di dalam kehidupan masyarakat. Ternak sapi bisa menghasilkan berbagai macam kebutuhan, terutama sebagai bahan makanan berupa daging. Daging sangat besar bermanfaatnya bagi pemenuhan gizi berupa protein hewani. Namun penyediaan daging sapi belum mencukupi kebutuhan komsumsi yang terus meningkat. Salah satu penyebabnya adalah laju pertumbuhan populasi manusia yang tinggi diikuti laju pertumbuhan populasi sapi potong (Siregar, 2009:14). Pasar sentral merupakan salah satu tempat yang menjual berbagai kebutuhan masyarakat Gorontalo, salah satunya menjual daging sapai. Sejak awal pendiriannya sampai dengan saat ini, pasar Sentral telah menjadi pusat transaksi berbagai komoditi baik masyarakat kota hingga masyarakat yang berasal dari wilayah-wilayah lainnya di daerah perbatasan. Pasar sentral memiliki tempat yang strategis yang berada di pusat Kota Gorontalo. Sehingga menjadi peluang usaha bagi setiap penjual terutama penjual daging sapi. Persaingan yang begitu ketat membuat penjual pasar Sentral perlu menyusun strategi pemasaran yang tepat. Para pedagang daging sapi di Pasar Sentral Kota Gorontalo itu dalam segi pemasarannya sangat menunjang potensi yang di inginkan oleh pembeli, sehingga banyak yang berminat untuk membeli daging sapi walaupun dengan harga yang cukup mahal, tetapi demi kebutuhan hidup mereka, maka pembeli berbondogbondong membeli daging, sehingga sistem pemasaran daging sapi di Pasar Sentral tidak begitu efisien. Bedasarkan hal-hal penting mengenai pemasaran daging sapi adalah bentuk saluran pemarasan, dan nilai efisiensi pemasaran .Untuk uraian tersebut penulis mengambil judul ’’ Analisis Efisiensi Pemasaran Daging Sapi Di Kota Gorontalo” Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah adalah sebagai berikut: 1. Bagaimanakah Saluran pemasaran daging sapi di Pasar Sentral Kota Gorontalo. 2. Apakah efisien pemasaran daging sapi di Pasar Sentral Kota Gorontalo. 3.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan selama 3 (tiga) bulan, sejak bulan April sampai Juni 2013 dengan lokasi penelitian di Pasar Sentral Kota Gorontalo. Metode yang digunakan adalah metode penelitian survei. Penelitian survei ini terdiri dari penelitian data primer dan data sekunder. Survei data primer adalah informasi yang dikumpulkan dari responden yaitu pedagang sapi potong yang berada di pasar sentral Gorontalo dengan menggunakan kuisioner dan wawancara secara langsung. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan beberapa jenis dan sumber data diantaranya yaitu data Primer, yaitu data awal atau data yang langsung di
2
peroleh dari objek penelitian beberapa data demografi penjual daging sapi. Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh dari gambaran pasar sentral Kota Gorontalo. Sampel dalam penelitian ini pedagang sapi potong yang ada di pasar sentral Gorontalo. Adapun teknik pengambilan sampel ini yaitu secara purposive sampling, yang artinya pengambilan sampel secara sengaja, dimana peternak berjumlah 10 orang dan pedagang 20 orang jadi populasinya 30 orang. Teknik dalam pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu dengan menyebarkan kuisoner atau angket. Adapun tahapan analisis data dalam penelitian ini yaitu : 1. Analisis Deskriptif Analisis ini digunakan untuk mendeskripsikan tentang data usahatani di Kecamatan Tilongkabila yang terdiri dari data kualitatif dan kuantitatif yang di gunakan. 2. Analisis Marjin, Farmer’s Share, Elastisitas Transmisi Harga. i. Marjin Menurut Sudiyono (2004), untuk mengetahui harga yang dibayar konsumen dan harga diterima petani dapat diketahui menggunakan rumus: MP = Hk- Hp
Keterangan : MP : marjin pemasaran (Rp), Hk : harga ditingkat konsumen, Hp : harga ditingkat produsen ii. Farmer’s Share merupakan bagian dari harga konsumen yang diterima oleh petani, dan dinyatakan dalam persentase harga konsumen ((Kohls dan Uhls, 1985) dalam (Widiyanti, 2008:46). P Fs
K
X 100
Keterangan : FS = Farmer’s share, P = Harga di tempat pemotongan sapi K = Harga di Pasar Sentral. iii. Elastisitas transmisi harga Menurut sudiyono (2002:107) dalam Rahim dan Hastuti (2002:154) elastisitas transmisi harga merupakan perbandingan perubahan nisbi dari harga di tingkat pengecer dengan perubahan harga di tingkat petani, dengan rumus sebagai berikut: Pf =β0 + Prβ1 e Jika transmisi harga dalam bentuk linier adalah: Ln Pr = Ln β1 Ln Pr + e Keterangan : Pf = harga di tingkat pedagang tempat pemotongan sapi (Rp / kg), Pr = haraga di tingkat pedagang Pasar Sentral (Rp / kg), β0 = intersep β1 = koefisien.
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Pedagang Daging Sapi 3
Pedagang daging sapi merupakan orang memperjual belikan hasil produk yang di miliki, salah satunya menjual daging sapi di pasar sentral Kota Gorontalo. Daging sapi di jual bermacam-macam harga dari Rp.50.000/kg sampai Rp.85.000/kg, karena tergantung kualitasnya yang di jual. Pedagang yang ada di Pasar Sentral Kota Gorontalo berasal dari berbagai tempat tinggal di Kota Gorontalo, pedagang daging sapi di pasar sentral berjumlah 10 orang rata-rata yang menjual kaum pria. Keberhasilan dalam berdagang merupakan strategi yang di lakukan oleh setiap pedagang, untuk merpertimbangkan harga yang akan di tetapkan dalam penjualan. Dalam menjual harus menyesuaikan setiap keuntungan yang di peroleh para pedagang. Ketersediaanya sarana dan transportasi dalam melakukan usaha berdagang merupakan salah satu penghambat setiap pedagang dalam mempertimbangkan kondisi fliktuasi harga daging sapi yang mereka temui. Setiap daging sapi diperjual belikan di Pasar Sentral Kota Gorontalo merupakan daging sapi yang mereka beli di tempat pemotongan sapi. Harga yang diperoleh dari para pemotong sapi berkisar Rp.45.000/kg sampai Rp.80.000/kg tergantung pembelian dan tergantung kualitas yang akan di jual. dalam satu hari pemotongan daging sapi berkisar 2-4 ekor sapi yang di potong . Banyak ternak sapi yang dipotong tergantung permintaan setiap pedagang Pasar Sentral Kota Gorontalo. Strategi pemotongan sapi yang di lakukan di tempat pemotongann sapi di mulai dari pagi hari, itu karena mereka ingin mempercepat proses pembersihan daging sap untuk jemput oleh para pedagang di pasar sentral Kota Gorontalo. B. Lembaga Pemasaran Lembaga pemasaran yang terlibat dalam pemasaran daing sapi di Pasar Sentral Kota Gorontalo yaitu : a. Peternak Sapi Peternak sapi merupakan orang yang membudidayakan atau memelihara sapi dan menjual sapi kepada pedagang di tempat pemotongan sapi dan konsumen. Rata rata umur peternak sapi ini berumur lebih dari 15 tahun ke atas dengan pengalaman berusaha lebih dari 1 tahun. Peternak menjual sapi dengan bermacam macam harga yaitu sebesar Rp. 5.000.000/ekor, Rp. 6.000.000/ekor, dan Rp. 7.000.000/ekor tergantung besar kecilnya sapi tersebut. a. Pedagang tempat Pemotongan Sapi Pedagang pemotong yaitu pedagang yang membeli sapi langsung dari peternak untuk diproses yaitu dipotong, dibersihkan dari bulu dan isi perutnya kemudian dijual kepada pedagang pasar sentral. Rata rata usia pedagang pemotong yaitu lebih dari 21 tahun dengan pengalaman berusaha lebih dari 4 tahun. Pedagang pemotong menjual daging sapi ke Pasar Sentral Kota Gorontalo dan melakukan pemotongan di tempat tersebut kemudian lansung dijual ke konsumen. Adapun pedagang pemotong menjual daging sapi di rumah tanpa harus datang ke Pasar Sentral Kota Gorontalo. Pedagang pemotong membeli sapi dari peternak dengan rata rata harga sebesar Rp. 4.000.000 – 6.000.000/ekor setiap hari pedagang pemotong mampu menjual daging sapi sampai 80 - 100 kg per hari tergantung permintaan konsumen.
4
b. Pedagang Pasar Sentral Pedagang Pasar Sentral adalah pedagang yang membeli daging sapi dari pedagang pemotong sapi dan langsung menjual kepada konsumen dengan cara menjajakan daganganya ke konsumen yang datang di Pasar Sentral Kota Gorontalo. Rata rata umur pedagang kecil yaitu berumur lebih dari 21 tahun dengan pengalaman beusaha lebih dari 10 tahun. Pedagan Pasar Sentral Kota Gorontalo membeli daging sapi dari pedagang pemotong setelah di potong, dibersihkan bulu dan isi perutnya. Pedagang Pasar Sentral membeli daging sapi dari pedagang pemotong (pemasok) dengan rata rata harga sebesar Rp. 70.000 – Rp. 75.000/kg dan menjual kembali konsumen dengan harga sebesar Rp. 80.000 – Rp. 85.000/kg Pedagang pasar sentral mampu menjual daging sapi sampai 80 kg per hari, tergantung bayaknya pembeli. d. Konsumen Akhir Konsumen yaitu orang yang membeli daging sapi dari pedagang pemotong, maupun dari pedagang Pasar Sentral. Konsumen membeli daging sapi di pasar tradisional melalui pedagang pemotong, pedagang Pasar Sentral Kota Gorontalo atau datang lansung ke tempat pemotongan yang tersebar di Kota Gorontalo. konsumen biasanya membeli daging sapi harga berkisar Rp. 70.000 – Rp. 80.000/kg tergantung pembeliannya. c. Saluran Pemasaran Daging Sapi Saluran pemasaran merupakan serangkaian lembaga pemasaran yang mengambil alih hak, atau membantu dalam pengalihan hak dalam hal ini pedagang membantu penyaluran komoditi daging sapi dari peternak hingga konsumen. Saluran pemasaran komoditi daging sapi di Pasar Sentral Kota Gorontalo melibatkan beberapa lembaga pemasaran, diantaranya: saluran I yaitu dari peternak, pedagang pemotong, pedagang Pasar Sentral sampai kekonsumen akhir. Untuk itu dapat dilihat pada gambar 2 dibawah tentang saluran pemasaran daging sapi. d. Pedagang Pasar Peternak Sapi Konsumen TPS Sentral Akhir Gambar 2. Bentuk-bentuk Saluran I Pemasaran Daging Sapi di Pasar Sentral Kota Gorontalo Berdasarkan Gambar 2 dapat kita lihat bahwa saluran I merupakan pemasaran yang di awali dari peternak, pedagang tempat pemotongan sapi, pedagang pasar sentral dan sampai ke konsumen akhir. Untuk itu pada saluran pemasaran dapat kita lihat pada gambar 3 yang di sajikan di bawah ini adalah sebagai berikut: e. Peternak Sapi Konsumen Pedagang Pasar Sentral
Akhir
Gambar 3.
Bentuk-bentuk Saluran II Pemasaran Daging Sapi di Pasar Sentral Kota Gorontalo Berdasarkan gambar 3 maka dapat dilihat sistem saluran II dapat menggambarkan proses penyaluran daging sapi diawali dari peternak menjual kepedagang di Pasar Sentaral Kota Gorontalo Setelah itu pedagang Pasar Sentral langsung menjual daging sapi tersebut ke konsumen. 5
D.
Efisiensi Pemasaran Daging Sapi Dalam pemasaran ini yang digunakan dalam mengetahui efisiensi pemasaran daging sapi di Pasar Sentral Kota Gorontalo dapat dilihat dari marjin pemasaran, bagian harga yang diterima peternak/produsen (farmer’s share), rasio keuntungan biaya, efisiensi operasional, dan elastisitas harga . 1. Marjin pemasaran, Distribusi Marjin dan Farmer’s Share Marjin pemasaran merupakan selisih antra harga yang diterima oleh peternak. Komponen marjin pemasaran sendiri dan biaya-biaya yanag dikeluarkan oleh setiap lembaga pemasaran dalam menjalankan fungsi-fungsi pemasaran dan keuntungan yang ingin diperoleh oleh lembaga pemasaran, sehingga besarnya marjin pemasaran pada dasarnya merupakan penjumlahan antra biaya-biaya dan keuntungan di terima lembaga pemasaran. Analisis marjin pemasaran daging sapi pada setiap saluran pemasaran di Pasar Sentral Kota Gorontalo dapat dilihat pada tabel 15. Tabel 15. Analisis Marjin, Distribusi Marjin dan Farmers’s Share pada saluran I pemasaran Daging Sapi pada saluran I di Pasar Sentral Kota Gorontalo, 2013. No
Uraian
1 Peternak Harga jual 2 Pedagang TPS Harga beli Biaya Transportasi Biaya pemotongan Keuntungan Harga jual 3 Pedagang Pasar Sentral Harga beli Biaya Transportasi Sewa tempat Rentribusi Keuntungan Harga jual 4 Marjin pemasaran
Harga (Rp/kg)
Distribusi Marjin (%)
47.000 47.000 870 870 18.260 67.000 67.000 434 1.500 2.500 3.566 75.000 28.000
Framer's Share (%) 62,667
3,107 3,107 65,214
1,55 5,357 8,929 12,736
62,667 1,16 1,16 24,347 89,333 89,333 0,579 20 3,333 4,754
100
Sumber : Data Diolah, 2013 Dari tabel 15 dapat dilihat bahwa saluran pemasaran I besarnya marjin pemasaran sebesar Rp. 28.000, (farmer’s share) untuk peternak adalah sebesar 62,667% dan untuk pedagang pasar sentral adalah sebesar 89,333%. Sedangkan pada distribusi marjin keuntungan yang diperoleh pedagang tempat pemotongan sapi adalah sebesar 65,214%, kemudian keuntungan yang dipeoleh pada pedagang Pasar Sentral adalah sebesar 12,736%. Untuk analisis marjin pemasaran dan distribusi marjin dan farmer’s share pada saluran pemasaran II dapat dilihat pada tabel 16. 6
Tabel 16. Analisis Marjin, Distribusi Marjin dan Farmer’s Share Pemasaran Daging Sapi Pada Saluran II di Pasar Sentral Kota Gorontalo, 2013 No
Uraian
1 Peternak Harga jual 2 Pedagang Pasar Sentral Harga beli Biaya Transportasi Biaya pemotonga sewa tempat Retribusi Keuntungan Harga jual 3 Marjin pemasaran
Harga (Rp/kg)
Distribusi Marjin (%)
Framer's Share (%)
47.000
72,308
47.000 434 870 1.500 2.500 12.000 65.000 18.000
72,308 0,668 1,338 2,308 3,846 19,532
2,411 4,833 8,333 14 70,54 100
Sumber : Data Diolah, 2013 Dari tabel 16 dapat dilihat bahwa dari saluran II nilai dari marjin pemasaran adalah Rp. 18.000/kg. Bagian harga yang diterima peternak (Farmer’s Share) adalah 72,308%, untuk biaya transportasi 0,668% dan keuntungan 3,846%. Sedangkan distribusi marjin pemasaran untuk biaya transportasi adalah sebesar 4,833% dan keuntungan 70,54%. Dari kedua saluran pemasaran yang terbentuk, saluran pemasaran I memiliki nilai marjin terbesar yaitu 28.000, besarnya selisi harga daging sapi antara panjangnya saluran pemasaran dan untuk selisi marjin yang kecil pada saluran II melalui harga daging sapi antra pedagang pasar sentral dan peternak sapi. Oleh karena itu dinyatakan bahwa semakin panjangnya saluran, maka makin sedikit keuntungan yang diperoleh dan semakin pendek salurannya maka, semakin besar keuntungan yang diperoleh. 2. Elastisitas Tranmisi Harga Analisis elastisitas transmisi harga digunakan untuk mengetahui respon harga daging sapi ditingkat peternak karena perubahan harga ditingkat pedagang Pasar Sentral. Elastisitas transmisi harga dapat dilihat dari hasil regresi sederhana untuk mengetahui hasil analisis regresi linier sederhana digunakan program Komputer SPSS 16.00 for Window. Hasil elastisitas transmisi harga dapat dilihat pada tabel 17. Tabel 17. Elastisitas Transmisi Harga daging Sapi di Pasar Sentral Kota Gorontalo, 2013 Variabel Β SE Constant 5,296 3,053 X 0,131 0,628 Sumber : Data Diolah, 2013
T 1,734 0,209
R2 0,119
Sig 0,121 0,840
7
Nilai persamaan regresi untuk elastisitas transmisi harga sebagai berikut: Ln Pr = Ln β1 Ln Pr + e Ln Pr = 5,296 + 0,131 + e Dari persamaan di atas maka elastisitas harga antra petani dengan pedagang pasar sentral adalah sebesar keofisien regresi yaitu n = 0,131 < 1 (in elastis). Hasil perhitungan menunjukan t hitung = 0,209 lebih dari t tabel (ᵅ = 0,05) = 0,840. Dengan demikian H0 : β = 1 di tolak, maka hipotesis yang menyatakan bahwa pemasaran daging sapi di Pasar Sentral tidak efisien diterima. Hasil analisis menunjukan elastisitas transmisi harga tidak sama dengan satu. Bila terjadi perubahan harga daging sapi ditingkat pedagang sebesar 1% maka harga daging sapi di tingkat peternak hanya berubah sebesar 0,131%. Dilihat dari koefisien determinasi (R2), respon harga daging sapi ditingkat peternak/produsen karena perubahan harga tidak efisien ditingkat pedagang adalah sebesar 0,119 berarti 11,9% variasi harga di tingkat peternak dipengaruhi oleh variasi harga ditingkat pedagang.
KESIMPULAN Dari hasil dan pembahasan yang diperoleh dapat disimpulkan adalah: 1.
2.
Pemasaran daging sapi di Pasar Sentral Kota Gorontalo terdapat dua bentuk saluran pemasaran yaitu (1.) saluran pemasaran: peternak pedagang di tempat pemotongansapi pedagang pasar Sentral konsumen akhir. (2.) saluran pemasaran II : peternak pedagang pasar sentral konsumen akhir. Saluran pemasaran yang efisien berada pada saluran II dan yang tidak efisien berada pada saluran I berdasarkan nilai marjin dan farmer’s share, sedangkan elastisitas transmisi harga menunjukan bahwa pemasaran daging sapi di Pasar Sentral Kota Gorontalo tidak efisien menyebabkan perubahan harga di tingkat peternak.
DAFTAR PUSTAKA Badan Pusat Statistika Kota Gorontalo. 2013. Kota dalam Angka 2013. Gorontalo Dinas Pasar Sentral Kota Gorontalo. 2013. Profil Pasar Sentral. Gorontalo. Dinas Perindag Kota Gorontalo. 2013. Daftar Harga Daging Lima Tahun Terakhir. Gorontalo. Downey dan Erickson. 1987. Manajemen Agrbisnis. Erlangga. Jakarta.
8
Harifuddin,dkk. 2011. Analisis Margin dan Efisiensi Pemasaran Rumput Laut di Desa Mandelle, Kabupaten Pangkep. Jurnal Agribisnis. September, 2011. Vol. X No. 3. http://repository.unhas.ac.id/bistream/handle. [03. Maret 3013]. Kotler. 2005. Manajemen Pemasaran edisi 11 Jilid 2. PT. Indeks Kelompok. Gramedia. Kotler dan Keller. 2006. Manajemen Pemasaran. PT Macanan Jaya Cemerlang. Indonesia. dan Keller. 2007. Manajemen Pemasaran edisi 12 Jilid 1. Edisi bahasa Indonesia PT Indeks. dan Keller. 2008.Manajemen Pemasaran edisi 13 Jilid 2. Erlangga. Laksana. 2008. Manajemen Pemasaran edisi Pertama. Graha Ilmu. Yogyakarta. Nugraha. 2006. Analisis Efisiensi Pemasaran Jamur Tiram Segar di Bogor Jawa Barat. Skripsi. Fakultas Pertanian Institut Bogor. http://agro.indonesia.com. [03 Maret 2013]. Purnama. 2004. Analisis Efisiensi Ikan Hias di Desa Cibuntu. Kecamatan Cimpea. Kabupaten Bogor. Skipsi. Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor. http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle. [03 Maret 2013]. Rahim dan Hastuti. 2007. Ekonomika Pertanian. Penebar Swadaya. Jakarta. Sarwono dan Ariyanto. 2004. Panggemukan Sapi Secara Cepat. Penebar Swadaya. Jakarta. Sudarmono dan Sugeng. 2008. Sapi Potong. Penebar Swadaya. Jakarta. Suherty,. 2009. Analisis Efisiensi Pemasaran Jeruk Studi Kasus di Desa Karang Dukuh Kecamatan Belawang Barito Kuala Kalimantan Selatan. Jurnal Agritek. Dosen Fakultas Ekonomi, Universitas Lambung Mangkurat, Banjarmasin November. 2009. Vol. 17 No. 6. http://www.google.com/url. [15 Maret 2013]. Siregar. 2009. Analisis Pendapatan Peternak Sapi Potong di Kecamatan Stabat Kabupaten Langkat. Skripsi. Fakulatas Pertanian Universitas Sumatra Utara. http://repository.usu.ac.id/bitstream. [06 Maret 2013].
9
Suryana. 2009. Pengembangan Usaha Ternak Sapi Potong Berorentasi Agribisnis Dengan Pola Kemitraan. Jurnal Libang Pertanian. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan Selatan. http://pse.litbang.deptan.go.id/ind/pdffiles/WP 59 2004.pdf. [ 06 Maret 3013]. Thamrin dan Francis. 2012. Manajemen Pemasaran. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta. Wdiyanti. 2008. Analisis efisiensi Pemasaran Talas Kasus di Desa TamanSari, Kecamatan Taman Sari Kabupaten Bogor Jawa Barat. Skripsi. Fakultas Peranian Institut Pertanian Bogor. http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle . [03 Maret 2013].
10