ANALISIS EFEKTIVITAS PROMOSI RESTORAN LASAGNA GULUNG BOGOR
Oleh FEBY SUANDARI H24063175
DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010
i
RINGKASAN Feby Suandari. H24063175. Analisis Efektivitas Promosi Terhadap Volume Penjualan Restoran Lasagna Gulung. Di bawah bimbingan Ma’mun Sarma. Dalam masa globalisasi ekonomi sekarang ini, persaingan antar perusahaan dalam industri di Kota Bogor semakin ketat. Salah satu industri yang tak luput dari kompetisi tersebut adalah industri restoran. Berbagai restoran baru di Kota Bogor mulai menunjukkan eksistensinya dalam dunia bisnis, salah satunya adalah restoran Lasagna Gulung. Lasagna Gulung harus merumuskan strategi pemasaran yang efektif agar dapat meningkatkan dan mempertahankan pangsa pasar yang sudah ada di tengah maraknya persaingan industri restoran di Kota Bogor. Salah satu strategi pemasaran yang harus diperhatikan yaitu strategi promosi. Strategi promosi yang efektif akan membuat konsumen tertarik dan mendorong konsumen untuk memilih produk Lasagna Gulung. Penelitian ini bertujuan untuk (1) Mengidentifikasi kegiatan promosi yang dilaksanakan oleh Lasagna Gulung, (2) Mengetahui respon konsumen terhadap efektivitas promosi yang dilakukan oleh Lasagna Gulung, dan (3) Merumuskan alternatif strategi promosi yang efektif bagi restoran Lasagna Gulung. Data yang digunakan dalam penelitian adalah data primer yang diperoleh dari wawancara serta informasi yang dikumpulkan dari responden dengan menggunakan kuesioner. Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini berupa data yang dikumpulkan dari perusahaan, Badan Pusat Statistik, studi pustaka, penelitian terdahulu, buku-buku, artikel, internet dan berbagai media lainnya. Analisis data yang akan digunakan dalam penelitian ini meliputi EPIC Model dan Direct Rating Method untuk menentukan tingkat efektivitas promosi Lasagna Gulung.Pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan Microsoft Excel, Software SPSS version 15.0. Kegiatan-kegiatan promosi yang selama ini telah dilaksanakan oleh restoran Lasagna Gulung, meliputi mass selling (periklanan dan publisitas), public relations, dan promosi penjualan, serta word of mouth (informasi mulut ke mulut) Sampai saat ini restoran Lasagna Gulung belum pernah melaksanakan promosi melalui personal selling serta direct marketing. Berdasarkan hasil analisis pengukuran efektivitas promosi restoran Lasagna Gulung dengan menggunakan EPIC Model dapat diketahui bahwa secara keseluruhan EPIC Rate, skor rata-rata adalah 3,40 yang berada dalam rentang skala cukup efektif, yaitu antara 2,6 sampai 3,4. Hal ini berarti promosi yang dilakukan restoran Lasagna Gulung cukup efektif saja tetapi kinerjanya belum maksimal. Berdasarkan analisis dengan Direct Rating Method nilai direct rating (g) yang diperoleh sebesar 64,98 yang berada pada rentang skala 60 sampai 80. Hal ini berarti promosi yang dilakukan restoran Lasagna Gulung cukup berhasil dilihat dari segi perhatian, pemahaman, respon kognitif, respon afektif serta sikap konsumen. Konsumen Lasagna Gulung memberikan respon positif terhadap promosi-promosi yang dilakukan oleh restoran ini. Strategi promosi yang efektif yang dapat diterapkan oleh restoran Lasagna Gulung yaitu dengan mengoptimalkan peran word of mouth yang dilakukan oleh konsumen, melakukan kegiatan periklanan yang gencar melalui media-media yang telah digunakan sebelumnya, seperti brosur, mini banner dan spanduk, pemanfaatan program publisitas secara aktif serta pemberian diskon bagi konsumen. ii
ANALISIS EFEKTIVITAS PROMOSI RESTORAN LASAGNA GULUNG BOGOR
SKRIPSI Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA EKONOMI pada Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor
Oleh FEBY SUANDARI H24063175
DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010
iii
Judul Skripsi
: Analisis Efektivitas Promosi Restoran Lasagna Gulung Bogor
Nama
: Feby Suandari
NIM
: H24063175
Menyetujui Dosen Pembimbing,
(Dr. Ir. Ma’mun Sarma, MS. M.Ec) NIP: 195811221985031002
Mengetahui: Ketua Departemen,
(Dr. Ir. Jono. M. Munandar, M. Sc) NIP: 196101231986011002
Tanggal Lulus:
iv
RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Bogor pada tanggal 20 Februari 1989. Penulis merupakan anak bungsu dari enam bersaudara pasangan dari Damanhuri dan Endah Jubaedah (Almh). Penulis menyelesaikan pendidikan di Sekolah Dasar Negeri Ciluar 5 Bogor pada tahun 2000. Pada tahun 2000 penulis meneruskan pendidikan di Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negeri 05 Bogor, kemudian penulis melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Atas Negeri 01 Bogor dan masuk program IPA pada tahun 2005. Pada tahun 2006, penulis diterima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur USMI (Undangan Seleksi Masuk IPB) dan pada tahun 2007 penulis diterima di Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen dengan keahlian minor pada Ilmu Komunikasi. Selama mengikuti perkuliahan, penulis aktif sebagai anggota dalam kegiatan kesenian di Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Lingkup Seni Sunda Gentra Kaheman dan pada tahun 2008, penulis aktif sebagai anggota dalam perkumpulan Tari Tradisional (COAST) Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Selain itu, penulis juga aktif di berbagai kepanitiaan yang diselenggarakan oleh COM@ dan BEM FEM. Pada tahun 2009, penulis menjadi pengajar kumulasi COM@ bagi mahasiswa Departemen Manajemen angkatan 44 untuk mata kuliah Manajemen Produksi dan Operasi. Pada tahun 2010, penulis mendapatkan kesempatan sebagai petugas (PCL) program Sensus Penduduk Indonesia.
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Persaingan antar perusahaan dalam industri di Kota Bogor yang semakin ketat menuntut perusahaan untuk merumuskan strategi pemasaran yang efektif agar dapat meningkatkan pangsa pasar dan mempertahankan pangsa pasar yang sudah ada di tengah maraknya persaingan industri restoran di Kota Bogor. Salah satu strategi pemasaran yang harus diperhatikan yaitu strategi promosi. Promosi yang dijalankan secara efektif dan dikendalikan dengan baik akan berperan secara berarti dalam mempengaruhi dan meningkatkan pembelian konsumen yang pada akhirnya akan berpengaruh secara signifikan terhadap jumlah penjualan serta laba perusahaan. Skripsi ini berjudul “Analisis Efektivitas Promosi Restoran Lasagna Gulung Bogor”. Skripsi ini disusun sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor. Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dalam mencapai kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun guna memperbaiki segala kekurangan yang ada. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan semua pihak yang membutuhkan dalam meningkatkan ilmu pengetahuan.
Bogor, Agustus 2010
Penulis
vi
UCAPAN TERIMA KASIH
Penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bimbingan, bantuan dan dorongan berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada: 1.
Dr. Ir. Ma’mun Sarma, MS. M.Ec selaku dosen pembimbing yang telah mengarahkan dan memberi konsultasi serta masukan yang sangat berarti selama penelitian sampai penulisan skripsi ini kepada penulis.
2.
Dr. Ir. Muhammad Syamsun, M.Sc dan Farida Ratna Dewi, SE. MM, yang telah bersedia menjadi penguji sidang serta memberikan saran untuk perbaikan skripsi ini ke arah lebih baik.
3.
Dr. Ir. Jono Munandar, M.Sc selaku Ketua Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB.
4.
Seluruh staf pengajar dan karyawan di Departemen Manajemen, FEM IPB.
5.
Orangtua (Bapak dan Almarhumah Mimih) yang telah mencurahkan kasih sayangnya dan tidak pernah lelah memberikan dorongan, bantuan moril maupun materil serta doa yang tiada henti-hentinya demi tercapainya cita-cita penulis.
6.
Supervisor restoran Lasagna Gulung (Teh Erni), wakil supervisor (Pak Andris dan Mas Firman), serta seluruh karyawan restoran Lasagna Gulung yang telah memberi kesempatan dan bantuan serta informasi terkait objek penelitian.
7.
Konsumen restoran Lasagna Gulung yang telah menyempatkan waktunya untuk mengisi kuisioner terkait dengan skripsi ini.
8.
Kakak-kakakku tersayang yang selalu mendoakan serta memberikan motivasi dan semangat selama penelitian hingga penulisan skripsi ini.
9.
M. Febriozo Asyhadin yang selalu memberikan semangat, dorongan dan kasih sayangnya selama ini kepada penulis.
10. Teman-teman satu bimbingan (Esa, Dian, Dewi, Erika, Gama, Astri, Exval, Habib dan Fery) yang memberikan bantuan dan semangat serta motivasinya. 11. Puma dan Putri yang telah bersama-sama dalam suka dan duka selama 3 tahun di Manajamen 43.
vii
12. Teman-teman mahasiswa Manajemen Angkatan 43 yang telah memberikan kenangan dan kebersamaan selama masa perkuliahan. 13. Teman-teman Malva Family (Popo, Rei, Vicki) serta keluarga Karona (Hari, Ratih, Tisondo, Ucok, Oliver) yang sudah memberikan semangat baru bagi penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. 14. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu per satu dan telah memberikan bantuannya untuk penyelesaian penyusunan skripsi ini. Tidak ada manusia yang sempurna. Penulis menyadari bahwa
masih
banyak terdapat kekurangan pada skripsi ini, maka kritik dan saran sangat diperlukan untuk perbaikan. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan kemaslahatan bagi orang lain.
Bogor, Agustus 2010
Penulis
viii
DAFTAR ISI
Halaman RINGKASAN RIWAYAT HIDUP .................................................................................... v KATA PENGANTAR ................................................................................ vi UCAPAN TERIMA KASIH....................................................................... vii DAFTAR ISI .............................................................................................. ix DAFTAR TABEL ...................................................................................... xi DAFTAR GAMBAR ................................................................................. xii DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. xiii I.
PENDAHULUAN ............................................................................... 1 1.1. 1.2. 1.3. 1.4. 1.5.
II.
Latar Belakang ............................................................................. Perumusan Masalah ..................................................................... Tujuan Penelitian ......................................................................... Manfaat Penelitian ....................................................................... Ruang Lingkup Penelitian ............................................................
1 4 5 5 5
TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................... 6 2.1. 2.2. 2.3. 2.4. 2.5. 2.6. 2.7. 2.8.
Pemasaran ................................................................................... Bauran Pemasaran ....................................................................... Bauran Promosi ........................................................................... Restoran ...................................................................................... Metode Penganggaran Promosi .................................................... EPIC Model ................................................................................. Direct Rating Method ................................................................. Hasil Penelitian Terdahulu ...........................................................
6 7 9 12 16 18 20 22
III. METODOLOGI PENELITIAN ......................................................... 26 3.1. 3.2. 3.3. 3.4. 3.5.
Kerangka Pemikiran ................................................................... Lokasi dan Waktu Penelitian ........................................................ Jenis Sumber Data ....................................................................... Metode Pengumpulan Data .......................................................... Pengolahan dan Analisis Data ...................................................... 3.5.1. Uji Validitas ....................................................................... 3.5.2. Uji Reliabilitas ................................................................... 3.5.3. EPIC Model ....................................................................... 3.5.4. Direct Rating Method .........................................................
26 27 27 29 30 30 31 32 35
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................ 38 ix
4.1. Gambaran Umum Perusahaan ...................................................... 4.1.1. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan .............................. 4.1.2. Struktur Organisasi ............................................................ 4.2. Bauran Pemasaran Restoran Lasagna Gulung .............................. 4.2.1. Elemen Produk ................................................................... 4.2.2. Tempat dan Waktu ............................................................. 4.2.3. Proses ................................................................................ 4.2.4. Produktivitas dan Kualitas .................................................. 4.2.5. Orang ................................................................................. 4.2.6. Bauran Promosi .................................................................. 4.2.7. Bukti Fisik ......................................................................... 4.2.8. Bauran Harga ..................................................................... 4.3. Analisis Data Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner .................. 4.4. Karakteristik Responden .............................................................. 4.5. EPIC Model ................................................................................. 4.5.1. Empati (Empathy) ............................................................. 4.5.2. Persuasi (Persuasion) ......................................................... 4.5.3. Dampak (Impact) ............................................................... 4.5.4. Komunikasi (Communication) ........................................... 4.5.5. EPIC Rate .......................................................................... 4.6 Direct Rating Method .................................................................. 4.6.1. Perhatian (Attention) .......................................................... 4.6.2. Pemahaman (Read Througness) ......................................... 4.6.3. Respon Kognitif (Cognitive) .............................................. 4.6.4. Respon Afektif (Affection) ................................................. 4.6.5. Sikap atau Perilaku (Behaviour) ......................................... 4.6.6. Nilai Total Direct Rating Method........................................ 4.7. Alternatif Strategi Promosi yang Efektif bagi Restoran Lasagna Gulung ............................................................................ 4.8. Implikasi Manajerial ....................................................................
38 38 39 41 41 43 45 45 46 46 51 51 52 52 57 57 58 59 61 62 63 63 65 66 67 68 69 70 72
KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................... 76 1.
Kesimpulan ........................................................................................... 76
2.
Saran .................................................................................................... 77
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 79 LAMPIRAN ............................................................................................... 81
x
DAFTAR TABEL
No.
Halaman
1.
Bobot nilai EPIC Model .......................................................................... 34
2.
Rentang skala keputusan EPIC Model ..................................................... 35
3.
Bobot nilai Direct Rating Method ............................................................ 36
4.
Rentang skala keputusan Direct Rating Method ...................................... 37
5.
Direct Rating .......................................................................................... 37
6.
Faktor Empathy responden terhadap promosi restoran Lasagna Gulung .... 57
7.
Hasil perhitungan skor rata-rata dimensi empati ...................................... 57
8.
Faktor Persuasion responden terhadap promosi restoran Lasagna Gulung 58
9.
Hasil perhitungan skor rata-rata dimensi persuasi .................................... 59
10. Faktor Impact responden terhadap promosi restoran Lasagna Gulung...... 60 11. Hasil perhitungan skor rata-rata dimensi dampak .................................... 60 12. Faktor komunikasi responden terhadap promosi restoran Lasagna Gulung 61 13. Hasil perhitungan skor rata-rata dimensi komunikasi ............................... 61 14. Faktor perhatian responden terhadap promosi restoran Lasagna Gulung .. 64 15. Hasil perhitungan skor rata-rata faktor perhatian ..................................... 64 16. Faktor pemahaman responden terhadap promosi restoran Lasagna Gulung 65 17. Hasil perhitungan skor rata-rata faktor pemahaman ................................. 65 18. Faktor respon kognitif responden terhadap promosi restoran Lasagna Gulung ..................................................................................................... 66 19. Hasil perhitungan skor rata-rata faktor respon kognitif ............................ 66 20. Faktor respon afektif responden terhadap promosi restoran Lasagna Gulung .................................................................................................... 67 21. Hasil perhitungan skor rata-rata faktor respon afektif .............................. 68 22. Faktor perilaku responden terhadap promosi restoran Lasagna Gulung ..... 69 23. Hasil perhitungan skor rata-rata faktor perilaku ....................................... 69 24. Hasil perhitungan skor keseluruhan Direct Rating Method ...................... 70
xi
DAFTAR GAMBAR
No
Halaman
1. Kerangka pemikiran penelitian ................................................................. 28 2. Struktur organisasi restoran Lasagna Gulung ............................................ 40 3. Jenis kelamin responden .......................................................................... 53 4. Usia Responden ...................................................................................... 53 5. Status pernikahan responden ................................................................... 54 6. Pekerjaan responden ............................................................................... 54 7. Pendidikan responden ............................................................................. 55 8. Pendapatan per bulan responden .............................................................. 56 9. Sumber informasi utama ......................................................................... 56 10. EPIC Model promosi restoran Lasagna Gulung ....................................... 63
xii
DAFTAR LAMPIRAN
No.
Halaman
1.
Kuesioner Penelitian ............................................................................... 82
2.
Bauran Pemasaran Restoran Lasagna Gulung Secara Keseluruhan .......... 84
3.
Hasil Uji Validitas Kuesioner .................................................................. 86
4.
Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner ............................................................. 89
5.
Hasil Analisis Deskriptif Karakteristik Responden .................................. 90
6.
Hasil Persentase Analisis Tabulasi Sederhana EPIC Model ..................... 92
7.
Hasil Persentase Analisis Tabulasi Sederhana Direct Rating Method ........ 95
xiii
I.
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Kota Bogor memiliki lokasi sangat strategis, karena letaknya berdekatan dengan wilayah DKI Jakarta. Kota Bogor juga memiliki keunggulan karena didukung sumber daya manusia yang berkualitas dan berdaya saing, fasilitas infrastruktur yang memadai serta memiliki prosedur yang mudah untuk berinvestasi. Berdasarkan
data BPS (Badan Pusat
Statistik) laju pertumbuhan ekonomi Kota Bogor tahun 2009 berada pada kisaran 6,02 persen. Capaian ini lebih baik dari laju pertumbuhan ekonomi pada tahun 2008 yang mencapai 5,98 persen1 . Dalam mengembangkan perekonomian masyarakat, Kota Bogor menitikberatkan pada jasa yang mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya yang ada terbukti dengan beragam objek wisata dan potensi lainya yang dimiliki Kota Bogor, diantaranya objek wisata ilmiah yang bertaraf internasional, wisata alam, olah raga, budaya, cinderamata dan aneka makanan khas dan pusat-pusat perbelanjaan serta kegiatan pariwisata dan budaya dapat disaksikan di Kota Bogor. Dalam masa globalisasi ekonomi sekarang ini, perekonomian Kota Bogor tidak lepas dari adanya persaingan antar perusahaan dalam industri. Salah satu industri yang tak luput dari kompetisi tersebut adalah industri restoran. Berbagai restoran baru di Kota Bogor mulai menunjukkan eksistensinya dalam dunia bisnis. Persaingan yang semakin ketat ini menuntut restoran-restoran di Kota Bogor untuk memiliki strategi pemasaran yang baik. Pemasaran merupakan kunci utama bagi perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan. Pemasaran dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui dan memahami pelanggan sedemikian rupa sehingga produk atau jasa itu cocok dengan pelanggan dan selanjutnya menjual dirinya sendiri (Kotler dan Keller, 2007). Melalui pemasaran, produk perusahaan dapat diperkenalkan
1
Kondisi Perekonomian Kota Bogor Menggembirakan, LPE Capai 6,02 Persen, http://www.kotabogor.go.id/index.php?option=com_content&task=view&id=5441&Itemid= 1 (diakses 8 Maret 2010)
2
dan dibeli oleh konsumen. Oleh karena itu, perusahaan harus merencanakan kegiatan dan program pemasaran yang terpadu guna menciptakan, mengkomunikasikan, dan menyerahkan nilai bagi konsumen. Salah satu cara untuk mengkomunikasikan berbagai informasi kepada konsumen adalah kegiatan promosi. Promosi atau yang saat ini lebih dikenal dengan komunikasi pemasaran merupakan upaya yang dilakukan oleh perusahaan untuk menyampaikan sesuatu yang perlu diketahui dan dipahami oleh konsumennya (Amir, 2005). Pentingnya peranan promosi bagi perusahaan menuntut perusahaan untuk merumuskan strategi promosi yang efektif. Suatu perusahaan harus merumuskan strategi yang tepat dan efektif guna mendapatkan pangsa pasar yang tinggi. Kenyataan saat ini industri restoran baik restoran konvensional maupun restoran yang menyajikan hidangan khusus merupakan salah satu industri yang berkembang sangat pesat. Saat ini mengkonsumsi makanan di restoran bukan lagi hanya sekedar untuk memenuhi kebutuhan, namun lebih dijadikan gaya hidup. Bila dibandingkan dengan masa beberapa dekade yang lalu, bersantap sehari-hari cenderung dilakukan di rumah dimana makanan yang disajikan hasil masak sendiri. Namun saat ini kebiasaan pergi ke restoran atau ke berbagai tempat jajanan yang tersebar dimana-mana mulai semarak. Bila dulu makan malam di rumah adalah ajang untuk berkumpul keluarga, saat ini kebiasaan tersebut mulai berubah dimana para anggota keluarga berkumpul di restoran tertentu selama jangka waktu tertentu misal seminggu sekali atau sebulan sekali. Makan di restoran juga menjadi ajang untuk berkumpul, bersosialisasi sekaligus melakukan lobby-lobby bisnis. Oleh karena itu, banyak restoran yang berusaha untuk merumuskan sistem pemasaran yang tepat guna menarik perhatian para pelanggan maupun calon pelanggan. Pasar industri restoran di Kota Bogor masih sangat potensial. Sebagai kota tujuan bagi para pecinta kuliner, Kota Bogor tidak hanya menyediakan berbagai makanan khas daerah, namun juga makanan bercita rasa internasional. Saat ini makanan bercita rasa internasional semakin diminati
3
oleh masyarakat Indonesia khususnya masyarakat perkotaan. Salah satu makanan internasional yang menarik perhatian konsumen Indonesia adalah pasta. Pasta adalah makanan olahan yang digunakan pada masakan Italia, dibuat dari campuran tepung terigu, air, telur, dan garam yang membentuk adonan yang bisa dibentuk menjadi berbagai variasi ukuran dan bentuk. Pasta dijadikan berbagai hidangan setelah dimasak dengan cara direbus2. Salah satu jenis pasta yang populer di Indonesia adalah lasagna. Lasagna adalah pasta yang dipanggang di oven dan merupakan makanan tradisional Italia. Lasagna secara harfiah adalah lasagne yang berisikan daging. Lasagna dapat diisi dengan banyak isian lainnya seperti daging, sayur-sayuran, ayam, makanan laut, dan sebagainya sesuai selera. Kulit lasagna dibuat dari adonan tepung terigu yang setelah diberikan irisan, lalu dipanggang sampai matang. Kota Bogor memiliki sebuah restoran yang menyajikan menu lasagna khas Italia yaitu restoran Lasagna Gulung. Restoran Lasagna Gulung menyajikan menu lasagna gulung sebagai menu andalannya. Perkembangan industri restoran di Kota Bogor yang sangat pesat ini menyebabkan Lasagna Gulung harus siap bersaing dengan kompetitor-kompetitornya yang juga menyajikan menu lasagna ala Italia. Para kompetitor Lasagna Gulung di Kota Bogor yang juga menyajikan menu lasagna, di antaranya Pizza Hut dan Paparons Pizza. Adanya kompetitor-kompetitor tersebut dapat menjadi ancaman yang berdampak pada menurunnya pangsa pasar Lasagna Gulung. Oleh karena itu, Lasagna Gulung harus merumuskan strategi pemasaran yang efektif agar dapat meningkatkan pangsa pasar dan mempertahankan pangsa pasar yang sudah ada di tengah maraknya persaingan industri restoran di Kota Bogor. Salah satu strategi pemasaran yang harus diperhatikan yaitu strategi promosi. Strategi promosi yang efektif akan membuat konsumen tertarik dan mendorong konsumen untuk memilih produk Lasagna Gulung daripada produk kompetitornya. Dengan menjalankan promosi secara efektif dan dikendalikan dengan baik maka akan berperan secara berarti dalam 2
Pasta.http://id.wikipedia.org/wiki/Pasta (diakses 11 Maret 2010).
4
mempengaruhi dan meningkatkan pembelian konsumen yang berpengaruh secara signifikan terhadap jumlah penjualan. Jumlah penjualan yang tinggi akan berdampak pada meningkatknya laba perusahaan. Laba merupakan salah satu tujuan utama perusahaan. Melihat kenyataan dan pertimbangan tersebut, maka diperlukan penelitian untuk mengetahui efektivitas bauran promosi restoran Lasagna Gulung. 1.2. Perumusan Masalah Lasagna Gulung merupakan salah satu restoran di Kota Bogor yang menyajikan beragam menu makanan yang berasal dari Italia. Restoran ini baru didirikan pada September 2007. Lasagna Gulung merupakan salah satu unit bisnis dari tujuh unit bisnis yang dimiliki Pia Aplle Pie (PAP) Group yang diprakarsai oleh Ibu Tintin Kuraesin, Ibu Baby Ahnan, dan Ibu Susi Gunadi. Restoran ini berlokasi di Pav. Salak No. 24 Kota Bogor. Menu andalan yang dimiliki oleh Lasagna Gulung adalah produknya yang bernama lasagna gulung. Lasagna Gulung berbeda dengan menu lasagna ala Italia seperti biasanya. Menu lasagna yang disajikan di Lasagna Gulung dibuat dalam bentuk berupa gulungan, bukan tumpukan lempengan. Selain rasanya yang lezat, lasagna yang disajikan di restoran ini merupakan resep racikan sendiri dari perusahaan dan tidak menggunakan bahan pengawet serta penyedap rasa sehingga aman untuk dikonsumsi. Jumlah penjualan restoran Lasagna Gulung dinilai masih belum sesuai dengan penjualan yang ditargetkan. Penjualan Lasagna Gulung rata-rata pada hari kerja sebanyak 22 buah. Sedangkan, pada saat week end serta hari libur tertentu penjualan restoran Lasagna Gulung dapat melebihi jumlah penjualan pada hari kerja. Restoran Lasagna Gulung mempunyai target penjualan 60 buah setiap harinya untuk setiap jenisnya. Hal ini merupakan salah satu masalah bagi restoran Lasagna Gulung karena penjualan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pendapatan dan laba perusahaan. Jumlah penjualan yang belum optimal ini diperkirakan karena promosi yang dirasa masih kurang maksimal. Oleh karena itu, restoran Lasagna Gulung harus merumuskan serta melakukan promosi yang efektif yang dapat menarik konsumen untuk melakukan pembelian di restoran Lasagna Gulung.
5
Berdasarkan uraian yang telah disampaikan, maka dapat disusun permasalahan yang diteliti, yaitu: 1.
Bagaimana kegiatan promosi yang dilaksanakan Lasagna Gulung dalam upaya meningkatkan pangsa pasarnya?
2.
Bagaimana respon konsumen terhadap efektivitas promosi yang dilakukan oleh Lasagna Gulung?
3.
Bagaimana strategi promosi yang efektif pada restoran Lasagna Gulung?
1.3. Tujuan Penelitian Tujuan diadakannya penelitian ini, antara lain: 1.
Mengidentifikasi kegiatan promosi yang dilaksanakan oleh Lasagna Gulung.
2.
Mengetahui respon konsumen terhadap efektivitas promosi yang dilakukan oleh Lasagna Gulung.
3.
Merumuskan alternatif strategi promosi yang efektif sebagai rekomendasi yang diharapkan dapat memberikan manfaat bagi restoran Lasagna Gulung.
1.4. Manfaat Penelitian 1.
Bagi peneliti lain, diharapkan dapat membantu memberikan informasi dan referensi bagi pihak-pihak yang berminat untuk melakukan penelitian mengenai promosi pemasaran.
2.
Bagi Lasagna Gulung, penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan dan rekomendasi bagi pihak-pihak yang terlibat dalam merencanakan strategi promosi Lasagna Gulung di masa yang akan datang.
1.5. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini membahas mengenai kegiatan serta strategi promosi yang dilakukan oleh Lasagna Gulung, respon konsumen terhadap efektivitas promosi yang telah dilakukan Lasagna Gulung serta merumuskan bauran promosi yang efektif pada restoran Lasagna Gulung. Penelitian dilakukan terbatas hanya pada konsumen Lasagna Gulung yang pada saat diadakan observasi langsung sedang berkunjung ke Lasagna Gulung.
6
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pemasaran Pemasaran mencakup berbagai aktifitas yang bertujuan untuk mengidentifikasi kebutuhan dan keinginan konsumen. Pemasaran merupakan fungsi kontak paling besar dengan lingkungan eksternal, padahal perusahaan hanya memiliki kendali yang terbatas terhadap lingkungan eksternal. Oleh karena itu pemasaran memainkan peranan penting dalam pengembangan strategi. Definisi pemasaran menurut Kotler dan Amstrong (2008) adalah proses di mana perusahaan menciptakan nilai bagi pelanggan dan membangun hubungan yang kuat dengan pelanggan dengan tujuan untuk menangkap nilai dari pelanggan sebagai imbalannya. Sedangkan menurut Morissan (2007), pemasaran adalah suatu konsep yang menyangkut suatu sikap mental, suatu cara berpikir yang membimbing anda melakukan sesuatu yang tidak selalu menjual benda tetapi juga menjual gagasan-gagasan, karier, tempat
(pariwisata,
rumah,
lokasi
industri),
undang-undang,
jasa
(pengangkutan, penerbangan, pemotongan rumput, kesehatan), hiburan (pertunjukan, pertandingan-pertandingan) dan kegiatan-kegiatan nirlaba seperti yayasan-yayasan sosial dan keagamaan. Pemasaran didefinisikan sebagai serangkaian kegiatan yang menjurus pada suatu transaksi pertukaran antara seorang penjual dan seorang pembeli atas dasar peralihan laba (Keegan, 2003). Menurut Peter Drucker dalam Kotler dan Keller (2007), orang dapat mengasumsikan akan selalu ada kebutuhan penjualan.
Akan tetapi, tujuan pemasaran bukan untuk
memperluas penjualan hingga ke mana-mana. Tujuan pemasaran adalah mengetahui dan memahami pelanggan sedemikian rupa sehingga produk atau jasa itu cocok dengan pelanggan dan selanjutnya menjual dirinya sendiri.
7
2.2. Bauran Pemasaran Pemasaran memfasilitasi proses pertukaran dan pengembangan hubungan dengan konsumen dengan cara mengamati secara cermat kebutuhan
dan
keinginan
konsumen
yang
dilanjutkan
dengan
mengembangkan suatu produk (product) yang memuaskan kebutuhan konsumen dan menawarkan produk tersebut pada harga (price) tertentu serta mendistribusikannya agar tersedia di tempat-tempat (place) yang menjadi pasar bagi produk bersangkutan. Untuk itu perlu dilaksanakan suatu program promosi (promotion) atau komunikasi guna menciptakan kesadaran dan ketertarikan konsumen kepada produk bersangkutan. Proses ini disebut dengan marketing mix atau bauran pemasaran (Morissan, 2007). Menurut Kotler dan Amstrong (2008), bauran pemasaran adalah kumpulan alat pemasaran taktis terkendali yang dipadukan perusahaan untuk menghasilkan respon yang diinginkannya di pasar sasaran. Bauran pemasaran terdiri dari semua hal yang dapat dilakukan perusahaan untuk mempengaruhi permintaan produknya. McCarthy dalam Kotler dan Keller (2007) mengklasifikasikan alat-alat pemasaran ini menjadi empat kelompok besar yang disebut “empat P”: Product (Produk), Price (Harga), Place (Tempat), dan Promotion (Promosi). Ketika membahas strategi untuk memasarkan barang manufaktur, tenaga pemasar biasanya hanya memperhatikan hanya empat P. Tetapi sifat jasa yang melibatkan berbagai aspek keterlibatan pelanggan dalam produksi dan pentingnya faktor waktu, membutuhkan unsur strategis lainnya juga. Bauran pemasaran jasa dikemas dalam suatu model 8P oleh Lovelock dan Wright. Model 8P manajemen jasa terpadu (Lovelock dan Wright, 2005) terdiri dari: 1. Elemen produk (product), yaitu semua komponen kinerja jasa yang menciptakan nilai bagi pelanggan. Manajer harus memilih fitur-fitur produk inti (baik barang maupun jasa) dan beberapa elemen jasa pelengkap yang
mengelilinginya, dengan merujuk manfaat
diinginkan pelanggan dan seberapa tinggi daya saing produk tersebut.
yang
8
2. Tempat dan waktu (place and time), yaitu keputusan manajemen tentang kapan, di mana, dan bagaimana menyampaikan jasa kepada pelanggan. 3. Proses (process), yaitu metode pengoperasian atau serangkaian tindakan tertentu, yang umumnya berupa langkah-langkah yang diperlukan dalam suatu
urutan
yang
telah
ditetapkan.
Untuk
menciptakan
dan
menyampaikan elemen produk kepada pelanggan diperlukan desain dan implementasi dari proses yang efektif. Sebuah proses menjelaskan metode dan urutan kerja dari proses yang beroperasi. 4. Produktivitas dan kualitas. Produktivitas adalah seberapa efisien pengubahan input jasa menjadi output yang menambah nilai bagi pelanggan, sedangkan kualitas adalah sejauh mana suatu jasa memuaskan pelanggan dengan memenuhi kebutuhan, keinginan, dan harapan mereka. 5. Orang yaitu karyawan (dan kadang-kadang pelanggan lain) yang terlibat dalam proses produksi. Banyak jasa bergantung pada interaksi langsung dan pribadi antara pelanggan dan karyawan perusahaan. Sifat dari interaksi ini sangat mempengaruhi persepsi pelanggan terhadap kualitas jasa. 6. Promosi dan edukasi, yaitu semua aktivitas dan alat yang menggugah komunikasi yang dirancang untuk membangun preferensi pelanggan terhadap jasa dan penyedia jasa tertentu. Tidak satu pun program pemasaran dapat berhasil tanpa adanya program komunikasi efektif yang memberikan promosi dan pendidikan. Komponen ini memainkan tiga peran penting: menyediakan informasi dan saran yang dibutuhkan, membujuk pelanggan sasaran tentang kelebihan suatu produk, dan mendorong pelanggan untuk mengambil tindakan pada suatu waktu. 7. Bukti fisik, yaitu petunjuk visual atau berwujud lainnnya yang memberi bukti atas kualitas jasa. Gedung, tanah, kendaraan, perabotan interior, perlengkapan anggota staf tanda-tanda, barang cetakan dan petunjuk yang terlihat lainnya yang member bukti atau kualitas jasa. 8. Harga dan biaya jasa lainnya, yaitu pengeluaran uang, waktu, dan usaha oleh pelanggan untuk membeli dan mengkonsumsi jasa. Harga dan
9
komponen biaya jasa lainnya memperlihatkan kepada manajemen berbagai biaya yang ditimbulkan pelanggan dalam memperoleh manfaat suatu jasa. 2.3. Bauran Promosi Michael Ray dalam Morissan (2007) mendefinisikan promosi sebagai koordinasi dari seluruh upaya yang dimulai pihak penjual untuk membangun berbagai saluran informasi dan persuasi untuk menjual barang dan jasa atau memperkenalkan suatu gagasan. Instrumen dasar yang digunakan untuk mencapai tujuan komunikasi perusahaan disebut dengan bauran promosi atau promotional mix. Pada hakikatnya promosi adalah suatu bentuk komunikasi pemasaran. Tujuan utama dari promosi adalah menginformasikan, mempengaruhi dan membujuk, serta mengingatkan pelanggan sasaran tentang perusahaan dan bauran pemasarannya. Meskipun secara umum bentuk-bentuk promosi memiliki fungsi yang sama, tetapi bentuk-bentuk tersebut dapat dibedakan berdasarkan tugas-tugas khususnya. Beberapa tugas khusus itu atau sering disebut bauran promosi (promotion mix, promotion blend, communication mix) adalah: personal selling, mass selling (terdiri atas periklanan dan publisitas), promosi penjualan, public relations (hubungan masyarakat), dan direct marketing (Tjiptono, 2008). Bauran promosi tersebut diuraikan di bawah ini. 1. Personal Selling Personal selling merupakan suatu bentuk komunikasi langsung antara seorang penjual dengan calon pembelinya (Morissan, 2007). Dalam hal ini, penjual berupaya untuk membantu atau membujuk calon pembeli untuk membeli produk yang ditawarkan. Bila dibandingkan dengan bauran promosi yang lain, tenaga penjualan mempunyai kelebihan tersendiri. Pada tahap tertentu, biasanya pada tahap akhir konsumen hendak memutuskan, peran tenaga penjual lebih terasa. Menurut Amir (2005), dengan berbagai pengetahuan dan sarannya, tenaga penjual dapat membangun preferensi, keyakinan dan mendorong untuk bertindak (membeli). Menurut Tjiptono (2008), personal selling adalah komunikasi langsung (tatap muka) antara penjual dan calon pelanggan untuk
10
mempertahankan suatu produk kepada calon pelanggan dan membentuk pemahaman pelanggan terhadap produk sehingga mereka kemudian akan mencoba dan membelinya. Sifat-sifat personal selling antara lain: 1.
Personal confrontation, yaitu adanya hubungan yang hidup, langsung, dan interaktif antara 2 orang atau lebih.
2.
Cultivation, yaitu sifat yang memungkinkan berkembangnya segala macam hubungan, mulai dari sekedar hubungan jual beli sampai dengan suatu hubungan yang lebih akrab.
3.
Response, yaitu situasi yang seolah-olah mengharuskan pelanggan untuk mendengar, memperhatikan, dan menanggapi. Menurut Amir (2005), pada saat tenaga penjual berhubungan dengan pembeli, biasanya ada perasaan sungkan pada pembeli untuk menolak. Tergantung bagaimana tenaga si penjual bisa memanfaatkannya sehingga transaksi bisa terjadi atau tidak.
2. Mass Selling Mass selling merupakan pendekatan yang menggunakan media komunikasi untuk menyampaikan informasi kepada khalayak ramai dalam satu waktu. Ada dua bentuk utama mass selling, yaitu periklanan dan publisitas. 1.
Periklanan Tjiptono (2008) menyebutkan bahwa periklanan adalah seluruh proses yang meliputi penyiapan, perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan iklan. Iklan memiliki empat fungsi utama, yaitu menginformasikan khalayak mengenai seluk beluk produk (informative), mempengaruhi khalayak untuk membeli (persuading), dan menyegarkan informasi yang telah diterima khalayak (reminding), serta menciptakan suasana yang menyenangkan sewaktu khalayak menerima dan mencerna informasi (entertainment). Menurut Jefkins dalam Durianto (2003), kehidupan dunia modern saat ini sangat bergantung pada iklan.
2.
Publisitas Publisitas adalah bentuk penyajian dan penyebaran ide, barang dan jasa secara non personal, yang mana orang atau organisasi yang diuntungkan
11
tidak membayar untuk itu (Tjiptono, 2008). Dibandingkan dengan iklan, publisitas mempunyai kredibilitas yang lebih baik, karena pembenaran (baik langsung maupun tidak langsung) dilakukan oleh pihak lain selain pemilik iklan. Di samping itu karena pesan publisitas dimasukkan dalam berita atau artikel koran, tabloid, majalah, radio dan televisi, maka khalayak tidak memandangnya sebagai komunikasi promosi. Publisitas juga dapat memberi informasi lebih banyak dan lebih terperinci daripada iklan. 3. Promosi Penjualan Promosi penjualan adalah bentuk persuasi
langsung
melalui
penggunaan berbagai insentif yang dapat diatur untuk merangsang pembelian produk dengan segera dan/atau meningkatkan jumlah barang yang dibeli pelanggan (Tjiptono, 2008). Menurut Morissan (2007), promosi penjualan adalah kegiatan pemasaran yang memberikan nilai tambah atau insentif kepada tenaga penjualan, distributor, atau konsumen yang diharapkan dapat meningkatkan penjualan. Promosi penjualan secara umum dapat dibedakan menjadi dua bagian yaitu promosi penjualan yang berorientasi kepada konsumen dan promosi penjualan yang berorientasi kepada perdagangan. Promosi penjualan yang berorientasi kepada konsumen ditujukan kepada pengguna atau pemakai akhir suatu barang atau jasa yang mencakup pemberian kupon, pemberian sampel produk, potongan harga, undian berhadiah, kontes dan sebagainya. Sedangkan promosi penjualan yang berorientasi kepada perdagangan ditujukan kepada pihak-pihak yang menjadi perantara pemasaran (marketing intermediaries) yaitu: para pedagang pengecer (retailer), pedagang besar dan distributor. 4. Public Relations (Hubungan Masyarakat) Tjiptono (2008) mendefinisikan public relations sebagai upaya komunikasi menyeluruh dari suatu perusahaan untuk mempengaruhi persepsi, opini, keyakinan, dan sikap berbagai kelompok terhadap perusahaaan tersebut. Sedangkan menurut Jefkins dalam Morissan (2007), humas adalah sesuatu yang merangkum keseluruhan komunikasi yang terencana, baik itu ke dalam maupun ke luar antara suatu organisasi dengan semua khalayaknya
12
dalam rangka mencapai tujuan-tujuan spesifik yang berlandaskan pada saling pengertian. 5. Direct Marketing Direct marketing adalah upaya perusahaan atau organisasi untuk berkomunikasi secara langsung dengan calon pelanggan sasaran dengan maksud untuk menimbulkan tanggapan dan atau transaksi penjualan (Morissan, 2007). Menurut Tjiptono (2008), direct marketing adalah sistem pemasaran yang bersifat interaktif, yang memanfaatkan satu atau beberapa media iklan untuk menimbulkan respon yang terukur dan atau transaksi di sembarang lokasi. Dalam direct marketing, komunikasi promosi ditujukan langsung kepada konsumen individual, dengan tujuan agar pesan-pesan tersebut ditanggapi konsumen yang bersangkutan, baik melalui telepon, pos atau dengan datang langsung ke tempat pemasar. Teknik ini berkembang sebagai respon terhadap demasifikasi (pengecilan) pasar, di mana semakin banyak ceruk pasar dengan kebutuhan serta pilihan yang sangat individual. 2.4. Restoran Menurut Marsum (2007), restoran adalah suatu tempat atau bangunan yang diorganisasikan secara komersial, yang menyelenggarakan pelayanan dengan baik kepada semua tamunya baik berupa makan maupun minum. Restoran ada yang berada dalam suatu hotel, kantor maupun pabrik, dan banyak juga yang berdiri sendiri di luar bangunan itu. Tujuan operasi restoran adalah untuk mencari keuntungan. Selain bertujuan bisnis atau mencari untung, kepuasan para tamu pun merupakan tujuan operasi restoran yang utama. Terdapat bermacam-macam definisi mengenai restoran. Menurut Wojowasito dan Poerwodarminto dalam Marsum (2007), yang dimaksud dengan design di dalam suatu restoran adalah rencana, maksud atau tujuan. Jadi restoran sebenarnya adalah suatu bisnis yang direncanakan dengan baik yang dimaksudkan dan ditujukan untuk suatu tujuan tertentu. Tempat makan yang sudah ada memiliki banyak ragam dan dapat menjangkau hampir semua lapisan masyarakat dari masyarakat kelas bawah hingga masyarakat lapisan atas. Aneka makanan disajikan dalam berbagai
13
pilihan menu dengan suasana tempat yang disesuaikan pada konsep restoran. Berikut ini terdapat 22 tipe restoran (Marsum, 2007), yaitu: 1.
A’la Carte Restaurant, yaitu restoran yang telah mendapatkan izin penuh untuk menjual makanan lengkap dengan banyak variasi di mana tamu bebas memilih sendiri makanan yang mereka inginkan. Tiap-tiap makanan di dalam restoran ini mempunyai harga sendiri-sendiri.
2.
Table D’hote Restaurant, ialah suatu restoran yang khusus menjual menu table d’hote, yaitu satu susunan menu yang lengkap (dari hidangan pembuka sampai dengan hidangan penutup) dan tertentu dengan harga yang telah ditentukan.
3.
Coffee Shop atau Brasserie, yaitu suatu restoran yang pada umumnya berhubungan dengan hotel, suatu tempat di mana tamu bisa mendapatkan makan pagi, makan siang dan makan malam secara cepat dengan harga yang cukupan. Pada umumnya sistem pelayanannya adalah dengan American Service di mana yang diutamakan adalah kecepatannya. Kadang-kadang penyajiannya dilakukan dengan cara Buffet atau prasmanan.
4.
Cafetaria atau cafe, yaitu suatu restoran kecil yang mengutamakan penjualan cake (kue-kue), sandwich (roti isi), kopi dan teh. Pilihan makanannya terbatas dan tidak menjual minuman yang beralkohol.
5.
Canteen, yaitu restoran yang berhubungan dengan kantor, pabrik atau sekolah, tempat di mana para pekerja dan para pelajar mendapatkan makan siang dan coffee break, yaitu acara minum kopi disertai makanan kecil untuk selingan jam kerja, jam belajar ataupun dalam acara rapatrapat dan seminar.
6.
Continental restaurant, yaitu suatu restoran yang menitikberatkan hidangan continental pilihan dengan pelayanan elaborate atau megah. Suasana santai, susunannya agak rumit, disediakan bagi tamu yang ingin makan secara santai atau rilek.
7.
Carvery, yaitu suatu restoran yang sering berhubungan dengan hotel di mana para tamu dapat mengiris sendiri hidangan panggang sebanyak yang mereka inginkan dengan harga hidangan yang sudah ditetapkan.
14
8.
Dining room, biasanya terdapat di hotel kecil, motel atau Inn, merupakan tempat yang tidak lebih ekonomis daripada tempat makan biasa. Dining Room pada dasarnya disediakan untuk para tamu yang tinggal di hotel itu, namun juga terbuka bagi para tamu dari luar.
9.
Discotheque, yaitu suatu restoran yang pada prinsipnya berarti juga tempat dansa sambil menikmati alunan musik. Kadang-kadang juga menampilkan live-band. Bar adalah salah satu fasilitas utama untuk sebuah diskotik. Hidangan yang tersedia pada umumnya berupa snack.
10. Fish anf Chip Shop, yaitu suatu restoran yang banyak terdapat di Inggris, di mana kita dapat membeli macam-macam kripik (chips) dan ikan goreng yang biasanya berupa ikan Cod, dibungkus dalam kertas dan dibawa pergi. Jadi makanannya tidak dinikmati di tempat itu. 11. Grill Room (Rotisserie), yaitu suatu restoran yang menyediakan bermacam-macam daging panggang. Pada umumnya antara restoran dengan dapur dibatasi oleh sekat dinding kaca sehingga para tamu dapat memilih sendiri potongan daging yang dikehendaki dan melihat sendiri bagaimana memasaknya. Grill Room kadang-kadang disebut juga sebagai Steak House. 12. Inn Tavern, yaitu suatu restoran dengan harga cukupan yang dikelola oleh perorangan di tepi kota. Suasananya dibuat sangat dekat dan ramah dengan tamu-tamu, sedangkan hidangannya pun lezat-lezat. 13. Night Club/Super Club, yaitu suatu restoran yang pada umumnya mulai dibuka menjelang larut malam, menyediakan makan malam bagi tamutamu yang ingin santai. Dekorasinya mewah, pelayanannya megah, dan band merupakan kelengkapan yang diperlukan. Para tamu dituntut berpakaian resmi dan rapi sehingga menaikkan gengsi. 14. Pizzeria, yaitu suatu restoran yang khusus menjual pizza. Kadang-kadang juga menjual spaghetti serta makanan khas Italia yang lain. 15. Pan Cake House/Creperie, yaitu suatu restoran yang khusus menjual Pan Cake serta Crepe yang diisi dengan berbagai macam manisan di dalamnya.
15
16. Pub, yaitu tempat hiburan umum yang mendapat izin untuk menjual bir serta
minuman
beralkohol
lainnnya.
Para
tamu
mendapatkan
minumannya dari counter (meja panjang yang membatasi dua ruangan). Pengunjung dapat menikmatinya dengan berdiri atau duduk di meja makan. Hidangan yang tersedia berupa snack seperti pies dan sandwich. 17. Snack Bar/Cafe/Milk Bar, yaitu semacam restoran cukupan yang sifatnya tidak resmi dengan pelayanan cepat, di mana para tamu mengumpulkan makanan mereka di atas baki yang diambil dari atas counter kemudian membawanya ke meja makan. Para tamu bebas memilih makanan yang disukainya. Makanan yang disediakan pada umumnya adalah hamburger, sausages dan sandwich. 18. Specialty Restaurant, yaitu restoran yang suasana dan dekorasi seluruhnya disesuaikan dengan tipe khas makanan yang disajikan atau temanya. Restoran-restoran semacam ini menyediakan masakan Cina, Jepang, India,
Italia, dan sebagainya. Pelayanannya sedikit banyak
berdasarkan tatacara negara tempat asal makanan spesial itu. 19. Terrace Restaurant, yaitu suatu restoran yang terletak di luar bangunan, namun pada umumnya masih berhubungan dengan hotel maupun restoran induk. Di negara-negara Barat pada umumnya restoran tersebut hanya buka pada musim panas saja. 20. Gourmet Restaurant, yaitu suatu restoran yang menyelenggarakan pelayanan makan dan minum untuk orang-orang yang berpengalaman luas dalam bidang rasa makanan dan minuman. Keistimewaan restoran ini ialah makanan dan minumannya yang lezat-lezat, pelayanannya mewah dan harganya cukup mahal. 21. Family Type Restaurant,
yaitu suatu restoran sederhana yang
menghidangkan makanan dan minuman dengan harga yang tidak mahal, terutama disediakan untuk tamu-tamu keluarga maupun rombongan. 22. Main Dining Room, yaitu suatu restoran atau ruang makan utama yang pada umumnya terdapat di hotel-hotel besar, di mana penyajian makanannya
secara
resmi,
pelan
tapi
pasti.
Servisnya
bisa
16
mempergunakan pelayanan ala Perancis atau Rusia. Tamu-tamu yang hadir pun pada umunya berpakaian resmi atau formal. 2.5. Metode Penganggaran Promosi Anggaran promosi merupakan bagian dari anggaran pemasaran. Namun demikian, tidak ada standar yang pasti mengenai seberapa besar pengeluaran untuk promosi yang harus dialokasikan. Faktor penyebabnya adalah pengeluaran promosi itu bervariasi tergantung pada produk atau situasi pasar. Meskipun banyak kesulitan yang ditemui dalam menentukan besarnya anggaran promosi ini, berbagai metode dapat digunakan dalam penentuan besarnya pengeluaran untuk promosi. Menurut Tjiptono (2008), ada beberapa metode pengeluaran biaya promosi, yaitu: 1.
Marginal Approach Pendekatan ini memberi jalan keluar bahwa pengeluaran optimal untuk masing-masing metode promosi ditentukan dengan kondisi MR=MC (Marginal Revenue = Marginal Cost). Meskipun secara teoritis cara ini bagus, tetapi pendekatan marginal mempunyai beberapa masalah. Kalaupun kondisi MR=MC telah tercapai, kenyataan yang mungkin timbul dapat menyebabkan pendekatan ini tidak layak (feasible).
2.
Breakdown Method Metode ini terdiri atas beberapa macam, yaitu: a.
Percentage-of-Sales-Approach Dalam pendekatan ini besarnya anggaran promosi ditentukan berdasarkan persentase tertentu dari penjualan (tahun lalu atau prediksi penjualan tahun depan) atau dari harga jual. Pendekatan ini sederhana, mudah dipahami, dan memberikan fleksibilitas terhadap pengeluaran total perusahaan. Hubungan antara biaya promosi, harga jual, dan laba per unit harus dipertimbangkan. Stabilitas dalam persaingan juga terbentuk apabila perusahaan-perusahaan yang bersaing
menggunakan angka persentase yang sama untuk
menentukan pengeluaran promosi. Metode ini memiliki keterbatasan yaitu tidak dapat diterapkan pada perusahaan yang baru berdiri, karena belum memiliki data penjualan. Metode ini lebih menekankan
17
bahwa promosi ditentukan oleh dana yang ada, bukan pada peluang pasar, sehingga menghambat pembiayaan promosi yang agresif. b.
Affordable method Besarnya
anggaran
promosi
dalam
metode
ini
ditetapkan
berdasarkan perkiraan manajemen mengenai kemampuan keuangan perusahaan. Dalam situasi yang benar-benar tidak pasti, penerapan metode
ini
barangkali
paling
tepat.
Metode
ini
juga
memperhitungkan bahwa pengeluaran promosi mempunyai nilai jangka panjang. Namun pendekatan ini tidak memperhitungkan pengaruh promosi terhadap penjualan. Selain itu anggaran promosi setiap tahunnya menjadi tidak menentu sehinggga menyulitkan perencanaan pemasaran jangka panjang. c.
Return-On-Investment Approach Pengeluaran promosi dalam pendekatan ini dianggap sebagai investasi. Oleh karena itu besarnya anggaran promosi yang sesuai ditentukan dengan membandingkan tingkat pengembalian yang diharapkan (expected return) dan tingkat pengembalian yang diinginkan (desired return). Expected return dihitung dengan menggunakan present value dari tingkat pengembalian masa depan. Validitas dan kebaikan metode ini tidak dapat diragukan, namun metode ini juga mempunyai keterbatasan yaitu penentuan hasil metode promosi dari waktu ke waktu sulit dilakukan dan seberapa besar porsi expected return yang layak dari investasi promosi tidak diketahui.
d.
Competitive Parity Approach Dalam metode ini, anggaran promosi suatu perusahaan harus sesuai atau sama dengan pengeluaran promosi pesaingnya. Asumsi dalam pendekatan ini adalah: 1.
Anggaran promosi berhubungan langsung dengan pangsa pasar. Dengan demikian agar pangsa pasarnya tidak berubah, maka pengeluaran promosi perusahaan harus dalam proporsi yang sama dengan pengeluaran promosi pesaingnya.
18
2.
Pengeluaran pesaing merupakan kebijakan yang kolektif dari suatu industri.
3.
Dengan mempertahankan kesamaan, maka perang promosi dapat dihindari.
Apabila mempertimbangkan sifat persaingan, pendekatan ini dapat dikatakan masuk akal. Akan tetapi ada sejumlah keterbatasan pada metode ini.
Pertama,
pendekatan ini mensyaratkan adanya
pemahaman mengenai pandangan pesaing terhadap promosi, padahal informasi seperti itu jarang bisa diperoleh. Kedua, pesaing sewaktuwaktu bisa saja menambah anggaran promosinya sehingga tidak mungkin bagi perusahaan untuk memantau pesaing tersebut satu per satu mengenai anggaran promosinya. Ketiga, sumber daya, tujuan, dan peluang setiap perusahaan berbeda-beda. Keempat, tidak ada jaminan bahwa anggaran promosi yang sama bisa mencegah perang promosi. 3.
Build-Up Method (Objective-and-Task Method) Penentuan anggaran promosi dilakukan dengan cara menentukan tujuantujuan iklan, personal selling, dan sales promotion dari setiap lini produk, menentukan tugas-tugas yang harus dilakukan dan besarnya biaya untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut. Jumlah biaya total dari tugas-tugas pencapaian tujuan tersebut merupakan biaya promosi perusahaan. Dengan metode ini manajer dapat menganalisis secara ilmiah peranan promosinya dan kontribusi promosi tersebut terhadap pencapaian tujuan pemasaran. Pengeluaran promosi juga dapat dikendalikan. Akan tetapi metode ini dikritik terlalu ilmiah dan kaku.
2.6. EPIC Model Menurut Durianto, dkk (2003) efektivitas promosi dapat diukur dengan menggunakan EPIC Model. EPIC Model yang dikembangkan oleh perusahaan peneliti pemasaran terkemuka di dunia, AC. Nielsen, mencakup empat dimensi kritis, yaitu: empati, persuasi, dampak, dan komunikasi.
19
1.
Dimensi Empati Dimensi empati menginformasikan, apakah konsumen menyukai kegiatan promosi dan menggambarkan bagaimana konsumen melihat hubungan antara suatu kegiatan promosi dengan pribadi mereka. Empati merupakan
keadaan
mental
yang
membuat
seseorang
mengidentifikasikan dirinya atau merasa dirinya pada keadaan perasaan atau pikiran yang sama dengan orang atau kelompok lain. Empati melibatkan afeksi dan kognisi konsumen di mana afeksi melibatkan perasaan, sementara kognisi melibatkan pemikiran. 2.
Dimensi Persuasi Dimensi persuasi menginformasikan apa yang dapat diberikan suatu promosi untuk
peningkatan atau penguatan karakter suatu merek,
sehingga pemasar memperoleh pemahaman tentang dampak iklan terhadap keinginan konsumen untuk membeli serta memperoleh gambaran kemampuan suatu iklan dalam mengembangkan daya tarik suatu merek. Persuasi adalah perubahan kepercayaan, sikap, dan keinginan berperilaku yang disebabkan suatu komunikasi promosi. Menurut J. Paul Peter dan Jerry C. Olson dalam Durianto, dkk (2003), proses persuasi yang akan dipakai ditentukan dengan tingkat keterlibatan konsumen dalam pesan produk. 3.
Dimensi dampak Dimensi dampak menunjukkan apakah suatu merek dapat terlihat menonjol dibandingkan dengan merek lain pada kategori yang serupa dan apakah suatu kegiatan promosi mampu melibatkan konsumen dalam pesan yang disampaikan. Dampak (impact) yang diinginkan dari suatu kegiatan
promosi
adalah
jumlah
pengetahuan
produk
(product
knowledge) yang dicapai konsumen melalui tingkat keterlibatan (involvement) konsumen dengan produk atau proses pemilihan. 4.
Dimensi Komunikasi Dimensi komunikasi memberikan informasi tentang kemampuan konsumen dalam mengingat pesan utama yang disampaikan, pemahaman konsumen, serta kekuatan kesan yang ditinggalkan pesan tersebut. Dua
20
tahapan model komunikasi sangat dibutuhkan, khususnya demi keberhasilan penerapan strategi promosi. Tahapan pertama terjadi ketika pemasar menciptakan komunikasi promosi untuk meng-enkoding suatu makna. Tahap kedua adalah pen-dekoding-an, yaitu konsumen masuk dan
memahami
informasi
dalam
komunikasi
promosi
dan
mengembangkan interpretasi pribadi mereka terhadap makna yang ditangkap. 2.7. Direct Rating Method Menurut Durianto, dkk (2003) Direct Rating Method merupakan salah satu alternatif metode untuk menguji efektivitas promosi pada konsumen. Direct Rating Method (DRM) memberikan beberapa alternatif kegiatan promosi kepada sekelompok konsumen dan meminta mereka untuk menentukan peringkat masing-masing kegiatan promosi tersebut. Metode ini digunakan untuk mengevaluasi kekuatan suatu kegiatan promosi untuk mendapatkan perhatian, mudah tidaknya kegiatan promosi itu dipahami, kemampuan suatu kegiatan promosi untuk menggugah perasaan, dan kemampuan kegiatan promosi itu untuk mempengaruhi perilaku. Dalam DRM terdapat lima variabel yang digunakan, yaitu: 1.
Perhatian (Attention) Perhatian didefinisikan sebagai alokasi kapasitas pemrosesan untuk stimulus yang baru masuk. Kapasitas merupakan sumber daya yang terbatas, maka konsumen sangat selektif mengalokasikan perhatian mereka. Dalam hal ini, pada saat sejumlah stimulus menerima perhatian, yang lain akan diabaikan. Tugas pemasar adalah mencapai faktor yang pertama, maka pemasar harus mengerti mengenai faktor-faktor yang menentukan perhatian, yang dapat dikelompokkan dalam dua kategori utama, yaitu determinan (penentu) pribadi dan determinan stimulus. a.
Determinan pribadi Determinan pribadi merujuk pada karakteristik individu yang mempengaruhi perhatian. Secara umum, faktor-faktor ini tidak berada di bawah kendali pemasar. Keberadaan faktor-faktor tersebut harus dikenali dan dipandang sebagai kendala yang harus
21
diperhatikan untuk mengevaluasi strategi. Faktor-faktor tersebut di antaranya kebutuhan/motivasi, sikap, tingkat adaptasi, serta rentang perhatian. b.
Determinan stimulus Perangkat kedua dari faktor yang mempengaruhi stimulus adalah karakteristik stimulus itu sendiri. Determinan ini menggambarkan faktor-faktor yang dapat dikendalikan, artinya dapat digunakan untuk mendapatkan dan meningkatkan perhatian. Faktor-faktor tersebut di antaranya ukuran, warna, intensitas, kontras, posisi, gerakan, kebaruan, stimulus pemikat perhatian yang dipelajari, dan juru bicara yang menarik.
2.
Pemahaman Pemahaman berkaitan dengan penafsiran suatu stimulus. Makna suatu stimulus bergantung pada bagaimana suatu stimulus dikategorikan dan diuraikan dengan pengetahuan yang sudah ada. Pemahaman dipengaruhi oleh banyak stimulus dan faktor pribadi. Orang akan lebih dahulu mempertimbangkan bagaimana faktor pribadi dapat mempengaruhi pemahaman. Faktor-faktor pribadi yang mempengaruhi pemahaman antara lain motivasi, pengetahuan, dan perangkat harapan atau persepsi. Sifat fisik aktual suatu stimulus juga memainkan peran yang besar dalam membentuk penafsiran stimulus tersebut. Pemahaman bergantung pada pengemasan prosuk dan nama merek.
3.
Respon Kognitif Penerimaan yang akan terjadi saat pemrosesan informasi sangat terkait dengan pikiran yang muncul selama tahap pemahaman yang disebut respon kognitif. Sifat respon kognitif menentukan penerimaan atas suatu klaim. Hal yang sangat penting adalah respon yang disebut argumen pendukung dan kontra argumen. Argumen pendukung adalah pikiran yang menyokong klaim. Sedangkan kontra argumen adalah pikiran yang menentang klaim dalam pesan. Penerimaan ditingkatkan saat argumen pendukung meningkat dan ketika kontra argumen membesar. Respon
22
kognitif memberi pelengkap yang berharga pada pengukuran sikap standar dalam mengevaluasi keefektifan komunikasi. 4.
Respon Afektif Respon afektif menggambarkan perasaan dan emosi yang dihasilkan sebuah stimulus. Keragaman respon afektif disederhanakan menjadi tiga dimensi utama, yaitu riang, negatif, dan hangat. Beberapa rekomendasi perangkat emosi utama yang lebih besar terdiri atas : rasa takut, terkejut, sedih, jijik, marah, antisipasi, riang, dan menerima. Respon afektif memiliki peran yang penting selama tahap pemrosesan informasi.
5.
Sikap terhadap Promosi Kemampuan promosi untuk menciptakan sikap yang mendukung terhadap suatu produk sering bergantung pada sikap konsumen terhadap promosi itu. Kegiatan promosi yang disukai atau dievaluasi secara menguntungkan dapat menghasilkan sikap yang lebih positif terhadap suatu produk. Sedangkan kegiatan promosi yang tidak disukai mungkin akan menurunkan evaluasi produk dari sisi konsumen. Sikap terhadap suatu kegiatan promosi berfungsi sebagai peramal yang signifikan atas sikap terhadap produk.
2.8. Hasil Penelitian Terdahulu Penelitian-penelitian terdahulu menjelaskan bahwa perlunya strategi promosi untuk meningkatkan penjualan dan adanya kecenderungan hubungan yang positif antara biaya promosi terhadap tingkat penjualan. Imaduddin (2005) dalam penelitian yang berjudul Analisis Efektivitas Promosi PT. BPRS Amanah Ummah Leuwiliang Bogor mengemukakan bahwa promosi yang dilakukan oleh PT. BPRS Amanah Ummah efektif dari segi empati, persuasi, dan komunikasi. Hal ini ditunjukkan oleh nilai X yang dihasilkan berada dalam rentang skala efektif. Sementara dari segi dampak, promosi yang dilakukan berada dalam rentang skala cukup efektif. Nilai EPIC Rate yang dihasilkan menunjukkan bahwa promosi yang dilakukan adalah efektif. Hal ini berarti promosi yang dilakukan telah terbukti efektif dalam menjaga keberlangsungan nasabah yang dimilikinya serta meningkatkan kualitas dari nasabah tersebut.
23
Dari sisi respon konsumen, respon nasabah PT. BPRS Amanah Ummah terhadap promosi yang dilakukan sangatlah baik. Hal ini ditunjukkan oleh nilai total direct rating yang berada dalam skala baik. Promosi yang dilakukan juga efektif terhadap respon nasabah dari segi perhatian, pembacaan, kognitif, afeksi, dan perilaku. Hal ini berarti nasabah merespon positif terhadap promosi yang dilakukan PT. BPRS Amanah Ummah. Sedangkan
dari
sisi
penjualan,
biaya
promosi
yang
dikeluarkan
mempengaruhi secara nyata besarnya jumlah dana pihak ketiga. Hal ini berarti semakin besar biaya promosi yang dilakukan, maka nasabah semakin meningkatkan kualitasnya di PT. BPRS Amanah Ummah. Uktolseja (2006) dalam penelitian yang berjudul Analisis Keefektifan Promosi Terhadap Jumlah Penjualan Ponsel Merek XYZ oleh PT. X (Studi Kasus Mahasiswa Institut Pertanian Bogor) menyatakan bahwa kegiatan promosi yang dilakukan oleh PT X terdiri dari promosi Above The Line (ATL) dan promosi Below The Line (BTL), dengan perbandingan persentase anggaran adalah 30% untuk promosi ATL dan 70% untuk promosi BTL. Bentuk promosi BTL yang paling sering dilakukan adalah kegiatan sponsorship dan mengikuti kegiatan pameran pekan raya. Dalam hal keefektifan respon konsumen dengan menggunakan EPIC Model, promosi produk ponsel merek XYZ menunjukkan tingkat yang cukup baik.
Jadi
konsumen menilai promosi yang dilakukan oleh PT X cukup efektif. Respon keefektifan promosi oleh konsumen tidak dapat dikatakan baik, karena dari hasil EPIC Rate terlihat bahwa konsumen tidak merespon positif terhadap promosi yang dilakukan oleh PT X dan hanya berada pada rentang cukup efektif. Selain itu, dimensi persuasi pada EPIC Model yang mencerminkan kekuatan daya tarik merek dan ketertarikan konsumen akan promosi yang dilakukan menunjukkan respon yang tidak efektif. Hal ini berdampak pada kurangnya keinginan konsumen untuk melakukan transaksi lebih lanjut dengan PT X. Promosi yang dilakukan oleh PT X mempunyai nilai yang positif dan saling mempengaruhi, artinya semakin tinggi nilai promosi yang dianggarkan maka semakin tinggi pula tingkat penjualan.
24
Jayanti (2009) dalam penelitian yang berjudul Analisis Efektivitas Promosi Terhadap Jumlah Penjualan Death by Chocolate & Spageti Restaurant, Bogor mengemukakan bahwa kegiatan promosi yang dilakukan oleh DBC & Spageti Restaurant terdiri dari promosi Above The Line (ATL) dan promosi Below The Line (BTL). Promosi ATL meliputi penyebaran brosur, tayangan di televisi, wawancara di radio, serta pemasangan spanduk, mini banner, dan papan reklame. Sedangkan promosi BTL meliputi menjual nasi murah dan pakaian bekas layak pakai, sumbangan, kunjungan ke rumah sakit jiwa, bonus pembelian, dan menjadi peserta Food Expo. Hasil
pengukuran
efektivitas
promosi
dengan
EPIC
Model
menunjukkan bahwa dimensi empati dan persuasi masuk dalam skala efektif. Sedangkan hasil pengukuran secara keseluruhan menunjukkan bahwa promosi DBC & Spageti Restaurant masuk dalam kategori promosi efektif. Pengukuran efektivitas promosi dengan Direct Rating Method (DRM) menunjukkan bahwa promosi DBC & Spageti Restaurant masuk dalam kategori promosi yang baik. Berdasarkan analisis korelasi diperoleh bahwa ada korelasi negatif yang signifikan antara biaya promosi ATL dengan jumlah penjualan dan tidak ada korelasi yang signifikan antara biaya promosi BTL dengan jumlah penjualan. Andrijansyah (2009) dalam penelitiannya yang berjudul “Analisis Efektivitas Promosi Produk Pembiayaan Syariah Sepeda Motor PT BPRS Al Salaam Amal Salman (Studi Kasus BPRS Al Salaam Cabang Depok) mengemukakan bahwa bentuk-bentuk promosi produk pembiayaan syariah sepeda motor yang dilakukan BPRS Al Salaam Cabang Depok mengacu pada bauran promosi yaitu periklanan (pemasangan billboard, spanduk, iklan di koran dan penyebaran brosur serta Buletin Jumat Al Salaam), penjualan personal (penawaran langsung dan house to house selling serta penawaran ke instansi-instansi), promosi penjualan (pemberian diskon dan merchandise), publisitas dan hubungan masyarakat (publisitas di media massa, program Al Salaam Peduli, mensponsori kegiatan, customer gathering, dan grand launching), pemasaran langsung (surat penawaran dan situs perusahaan) dan Word of Mouth (penyebaran informasi ke karyawan dan nasabah). Media
25
promosi yang menjadi sumber informasi utama bagi nasabah adalah promosi media cetak dan bentuk promosi yang paling utama bagi nasabah adalah brosur. Melalui EPIC Model dapat diketahui bahwa EPIC rate yang dihasilkan berada dalam rentang skala efektif. Melalui metode Direct Rating Method dapat diketahui bahwa respon nasabah terhadap promosi produk pembiayaan syariah sepeda motor BPRS Al Salaam dapat dikatakan baik karena berada dalam skala baik. Penelitian kali ini memiliki persamaan dengan penelitian yang dilakukan oleh Imaduddin (2005), Uktolseja (2006), Jayanti (2009) dan Andrijansyah (2009) yaitu membahas mengenai efektivitas promosi yang dilakukan oleh suatu perusahaan dengan menggunakan analisis EPIC Model dan Direct Rating Method. Namun, terdapat perbedaan yaitu promosi yang dibahas dalam penelitian ini difokuskan pada elemen dari promotion mix yang terdiri dari personal selling, mass selling, promosi penjualan, public relations, dan direct marketing. Peneliti tidak membatasi pembahasan mengenai promosi perusahaan ke dalam promosi Above the Line dan Below The Line seperti yang dilakukan oleh Uktolseja (2006) dan Jayanti (2009). Selanjutnya, apabila dibandingkan dengan penelitian-penelitian terdahulu yang melakukan penarikan contoh dengan metode purposive sampling, penelitian kali ini sedikit berbeda yaitu menggunakan penarikan contoh non peluang dengan metode convenience sampling. Selain itu, penelitian ini memberikan rekomendasi strategi promosi yang efektif bagi restoran Lasagna Gulung.
26
III. METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Kerangka Pemikiran Usaha restoran saat ini dinilai sebagai bisnis yang berprospek tinggi. Perkembangan usaha restoran di Kota Bogor telah menimbulkan persaingan dalam industri kuliner ini menjadi semakin ketat. Berbagai restoran baru muncul dengan menu-menu khusus bagi para konsumen. Lasagna Gulung merupakan salah satu perusahaan di Kota Bogor yang bergerak di bidang usaha kuliner dengan lasagna gulung sebagai menu andalannya. Penelitian ini menganalisis efektivitas promosi terhadap jumlah penjualan Lasagna Gulung. Peneliti mencoba merumuskan sebuah kerangka pemikiran mengenai langkah-langkah yang akan dilakukan selama penelitian. Di dalam kerangka pemikiran, penelitian ini didasari oleh persaingan usaha restoran di Kota Bogor yang semakin ketat. Lasagna Gulung merupakan salah satu restoran di Kota Bogor yang harus siap dalam menghadapi persaingan ini. Persaingan yang semakin ketat ini menuntut restoran Lasagna Gulung untuk memiliki strategi pemasaran yang baik. Salah satu strategi pemasaran yang harus diperhatikan adalah promosi. Promosi merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan suatu program pemasaran (Tjiptono, 2008). Betapapun berkualitasnya suatu produk, bila konsumen belum pernah mendengarnya dan tidak yakin bahwa produk itu akan berguna bagi mereka, maka konsumen tidak akan pernah membelinya. Promosi berkaitan erat dengan masalah-masalah perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian komunikasi persuasif dengan pelanggan. Kegiatan promosi dilakukan dengan tujuan untuk mempertahankan pelanggan, menambah pelanggan baru, serta memberikan informasi tentang produk yang dihasilkan. Promosi memiliki peran yang sangat penting bagi restoran Lasagna Gulung sehingga menuntut restoran ini untuk melaksanakan strategi promosi yang efektif guna mendapatkan pangsa pasar yang tinggi. Oleh karena itu, perlu diukur efektivitas promosi yang dilakukan oleh Lasagna Gulung. Pengukuran efektivitas promosi dilakukan dengan melihat
27
respon konsumen terhadap berbagai promosi yang telah dilakukan Lasagna Gulung. Kerangka pemikiran penelitian dapat dilihat pada Gambar 1. 3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Lasagna Gulung yang terletak di Pav. Salak No. 24 Bogor. Adapun penelitian ini dilaksanakan selama 2 bulan, yakni sejak bulan Maret sampai dengan Mei 2010. 3.3. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian adalah data primer dan data sekunder. 1.
Data primer Data primer adalah data yang dikumpulkan dan diolah sendiri oleh
suatu organisasi atau perseorangan langsung dari objeknya (Suliyanto, 2005). Penelitian ini menggunakan data primer yang diperoleh dari hasil wawancara kepada pihak Lasagna Gulung khususnya yang terlibat dalam kegiatan promosi Lasagna Gulung serta informasi yang dikumpulkan dari responden dengan menggunakan kuesioner. Kuesioner disebarkan pada konsumen Lasagna Gulung yang berusia 18-40 tahun ke atas. Kuesioner merupakan daftar pertanyaan yang diajukan kepada sejumlah responden oleh peneliti untuk mengetahui respon responden mengenai efektivitas promosi Lasagna Gulung. Kuesioner penelitian dapat dilihat selengkapnya pada Lampiran 1. Pengambilan data primer dilakukan mulai bulan April hingga Mei 2010 yang dilakukan di Lasagna Gulung. 2.
Data sekunder Data sekunder adalah data yang diperoleh dalam bentuk yang sudah
jadi, sudah dikumpulkan, dan diolah oleh pihak lain, biasanya sudah dalam bentuk publikasi (Suliyanto, 2005). Data sekunder ini digunakan peneliti untuk mendapatkan informasi serta teori-teori yang berhubungan dan mendukung permasalahan yang dibahas, sehingga peneliti dapat memahami masalah secara lebih mendalam. Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini berupa data Badan Pusat Statistik, studi pustaka, penelitian terdahulu, buku-buku, artikel, internet dan berbagai media lainnya.
28
Restoran Lasagna Gulung Bogor
Persaingan usaha restoran di Kota Bogor yang semakin ketat
Strategi pemasaran restoran Lasagna Gulung
Promosi
Mengukur efektivitas promosi restoran Lasagna Gulung
Respon konsumen restoran Lasagna Gulung
EPIC Model
Direct Rating Method (DRM)
Hasil analisis efektivitas promosi terhadap jumlah penjualan restoran Lasagna Gulung
Strategi promosi yang efektif bagi Lasagna Gulung
Rekomendasi bagi restoran Lasagna Gulung Gambar 1. Kerangka pemikiran penelitian
29
3.4. Metode Pengumpulan Data Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data primer dan data sekunder. Data primer yang digunakan diperoleh dari hasil wawancara dengan pihak Lasagna Gulung meliputi informasi umum dan informasi khusus. Informasi umum yang diperoleh berupa gambaran umum perusahaan serta struktur organisasi perusahaan. Sedangkan informasi khusus yang diperoleh yaitu mengenai kegiatan promosi yang telah dilakukan Lasagna Gulung. Selain itu, data primer yang digunakan juga diperoleh dari penyebaran kuesioner kepada konsumen Lasagna Gulung. Sedangkan data sekunder berupa data pada Badan Pusat Statistik, studi pustaka, penelitian terdahulu, buku-buku, artikel, internet dan berbagai media lainnya. Penarikan contoh yang dilakukan adalah penarikan contoh non peluang dengan menggunakan metode convinience sampling. Responden dipilih secara sengaja dan cermat yaitu responden yang merupakan pengunjung Lasagna Gulung yang bersedia untuk mengisi kuesioner yang diberikan. Jumlah responden yang diambil berdasarkan rumus Slovin, yaitu: n =
N 1 +Ne 2
......................................................................................... (1)
Di mana: n
= jumlah sampel
N
= jumlah populasi
e
= persen kelonggaran karena kesalahan sampel yang dapat ditolerir, yaitu sebesar 10% Dengan menggunakan rumus Slovin, maka nilai n adalah sebagai
berikut: 𝑛 =
7.300 1+7300 (0,1)2
= 98,6486 dibulatkan ke atas = 100 orang
Dari rumus tersebut, maka dihasilkan jumlah responden sebesar 100 orang dari populasi konsumen restoran Lasagna Gulung yang berjumlah sekitar 7.300 orang dalam setahun.
30
3.5. Pengolahan dan Analisis Data Data yang telah dikumpulkan melalui wawancara dan kuesioner diolah menggunakan Microsoft Excel dan Software SPSS version 15.0. Dalam penelitian ini, uji validitas dan uji reliabilitas digunakan untuk menguji keandalan kuesioner yang akan disebarkan kepada responden. Sedangkan analisis data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi EPIC Model dan Direct Rating Method untuk menentukan tingkat efektivitas promosi restoran Lasagna Gulung. 3.5.1. Uji Validitas Validitas didefinisikan sebagai sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya (Suliyanto, 2005).
Menurut Umar (2003), validitas dimaksudkan
untuk menyatakan sejauh mana data yang ditampung pada suatu kuesioner akan mengukur apa yang ingin diukur. Arikunto dalam Umar (2003) menyatakan langkah-langkah dalam menguji validitas, yaitu: 1.
Mendefinisikan secara operasional suatu konsep yang akan diukur.
2.
Melakukan uji coba pengukur tersebut pada sejumlah responden. Responden diminta untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang ada. Jumlah responden untuk uji coba minimal 30 orang. Dengan jumlah minimal 30 orang ini, distribusi skor (nilai) akan lebih mendekati kurva normal.
3.
Mempersiapkan tabel tabulasi jawaban.
4.
Menghitung nilai korelasi antara data pada masing-masing pertanyaan dengan skor total, memakai rumus teknik korelasi Pearson Product Moment, dengan rumus sebagai berikut: 𝑟 =
𝑛 𝑛
𝑋2−
𝑋𝑌 −
𝑋
𝑋 2 𝑛
𝑌 𝑌2−
𝑌 2
......................................... (2)
Di mana: R = Validitas masing-masing pertanyaan n = Jumlah responden X = Skor masing-masing pertanyaan
31
Y = Skor total Bila r hitung yang diperoleh lebih besar dibandingkan r tabel pada tingkat signifikasi (α) 0,05 maka pertanyaan pada kuesioner mempunyai validitas konstruk atau terdapat konsistesi internal dalam pernyataan tersebut dan layak digunakan. 3.5.2. Uji Reliabilitas Jika kuesioner telah dinyatakan valid, maka berikutnya kuesioner tersebut diuji reliabilitasnya. Reliabilitas pada dasarnya adalah sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya (Suliyanto, 2005). Menurut Umar (2003), reliabilitas adalah suatu nilai yang menunjukkan konsistensi suatu alat pengukur di dalam mengukur gejala yang sama. Hasil penelitian dikatakan reliabel jika hasil penelitian tersebut mendapatkan hasil yang sama jika dilakukan penelitian berulang. Uji reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan teknik Alpha Cronbach. Kuesioner dalam penelitian ini memiliki rentangan nilai 1-5 sehingga akan digunakan koefisien alpha (α) dari Cronbach. Rumus Alpha Cronbach: r11 =
k k−1
1−
σ2b σ2t
................................................................. (3)
Di mana: r11
= reliabilitas instrumen
k
= banyak butir pertanyaan
σt2
= varian total
∑σb2 = jumlah varian butir Jumlah varian butir dicari terlebih dahulu dengan cara mencari nilai varian tiap butir, kemudian jumlahkan nilai varian tiap butir secara keseluruhan. Rumus varian yang digunakan adalah: 𝜎
2
=
X2 n
X2 n
................................................................................(4)
Di mana: n = jumlah responden
32
X = nilai skor yang dipilih (total nilai dari nomor-nomor butir pertanyaan) Jika melihat batas nilai Alpha Cronbach sebesar >0,60 maka pertanyaan dalam kuesioner dianggap sudah reliabel, konsisten dan relevan terhadap variabel atau faktor dalam penelitian. 3.5.3. EPIC Model Menurut Durianto, dkk (2003) efektivitas promosi dapat diukur dengan menggunakan EPIC Model. EPIC Model yang dikembangkan oleh perusahaan peneliti pemasaran terkemuka di dunia, AC. Nielsen, mencakup empat dimensi kritis, yaitu: empati, persuasi, dampak, dan komunikasi. 1.
Dimensi Empati Dimensi empati menginformasikan, apakah konsumen menyukai kegiatan promosi dan menggambarkan bagaimana konsumen melihat hubungan antara suatu kegiatan promosi dengan pribadi mereka. Empati merupakan keadaan mental yang membuat seseorang mengidentifikasikan dirinya atau merasa dirinya pada keadaan perasaan atau pikiran yang sama dengan orang atau kelompok lain.
2.
Dimensi Persuasi Dimensi persuasi menginformasikan apa yang dapat diberikan suatu promosi untuk peningkatan atau penguatan karakter suatu merek, sehingga pemasar memperoleh pemahaman tentang dampak promosi terhadap keinginan konsumen untuk membeli serta memperoleh gambaran kemampuan suatu promosi dalam mengembangkan daya tarik suatu merek. Persuasi adalah perubahan kepercayaan, sikap, dan keinginan berperilaku yang disebabkan suatu komunikasi promosi.
3.
Dimensi Impact Dimensi impact menunjukkan apakah suatu merek dapat terlihat menonjol dibandingkan dengan merek lain pada kategori yang serupa dan apakah suatu kegiatan promosi mampu melibatkan
33
konsumen dalam pesan yang disampaikan. Dampak (impact) yang diinginkan
dari
suatu
kegiatan
promosi
adalah
jumlah
pengetahuan produk (product knowledge) yang dicapai konsumen melalui tingkat keterlibatan (involvement) konsumen dengan produk atau proses pemilihan. 4.
Dimensi Komunikasi Dimensi komunikasi memberikan informasi tentang kemampuan konsumen dalam mengingat pesan utama yang disampaikan, pemahaman konsumen, serta kekuatan kesan yang ditinggalkan pesan tersebut. Untuk mengevaluasi efektivitas kegiatan promosi Lasagna
Gulung, hasil jawaban kuesioner yang diberikan oleh responden selanjutnya akan diolah menggunakan Analisis Tabulasi Sederhana dan Perhitungan Rata-rata Terbobot sebagai berikut: 1. Analisis Tabulasi Sederhana Dalam analisis tabulasi sederhana, data yang diperoleh diolah ke bentuk persentase dengan rumus: 𝑃=
𝑓𝑖 𝑓𝑖
× 100% ....................................................................... (5)
Di mana: P = persentase responden yang memilih kategori tertentu fi = jumlah responden yang memilih kategori tertentu ∑fi = banyaknya jumlah responden 2. Skor Rata-rata Setiap jawaban responden dari pertanyaan yang diberikan, diberikan bobot. Cara menghitung skor adalah menjumlahkan seluruh hasil kali nilai masing-masing bobotnya dibagi dengan jumlah total frekuensi. Bobot nilai yang digunakan pada EPIC Model disajikan pada Tabel 1. Untuk menghitung skor rata-rata menggunakan rumus sebagai berikut: 𝑥=
𝑓 𝑖 .𝑤 𝑖 𝑓𝑖
.................................................................................... (6)
34
Di mana: x = rata-rata berbobot fi = frekuensi wi = bobot Tabel 1. Bobot nilai EPIC Model Kriteria Jawaban
Bobot Nilai
Sangat Tidak Setuju
1
Tidak Setuju
2
Cukup
3
Setuju
4
Sangat Setuju
5
Setelah menghitung skor rata-rata, langkah selanjutnya adalah menggunakan rentang skala penilaian untuk menentukan posisi tanggapan responden dengan menggunakan nilai skor setiap variabel. Bobot alternatif jawaban yang terbentuk dari teknik skala peringkat terdiri dari kisaran antara 1 hingga 5 yang menggambarkan posisi yang sangat negatif ke posisi yang positif. Selanjutnya rentang skala dihitung dengan rumus sebagai berikut:
Rs =
R (bobot) ..............................................................................(7) M
Di mana: Rs = bobot terbesar – bobot terkecil M = banyaknya kategori bobot Rentang skala Likert yang digunakan dalam penelitian ini adalah 1 hingga 5, maka rentang skala penilaian yang didapat adalah: Rs =
5-1 5
= 0,8 Nilai rentang skala sebesar 0,8 digunakan untuk menentukan rentang skala keputusan. Rentang skala keputusan EPIC Model yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 2.
35
Tabel 2. Rentang skala keputusan EPIC Model Kriteria
Rentang Skala
Sangat Tidak Efektif
1,0 < X ≤ 1,8
Tidak Efektif
1,8 < X ≤ 2,6
Cukup Efektif
2,6 < X ≤ 3,4
Efektif
3,4 < X ≤ 4,2
Sangat Efektif
4,2 < X ≤ 5,0
3. Menentukan EPIC Rate Langkah terakhir adalah menentukan nilai EPIC Rate dengan rumus sebagai berikut (Durianto, 2003): EPIC Rate =
X Empati + X Persuasi + X Dampak + X Komunikasi 4
............ (8)
Hasil EPIC Rate akan menggambarkan posisi promosi suatu produk dalam persepsi responden, sesuai dengan rentang skala yang telah ditentukan. 3.5.4. Direct Rating Method Durianto, dkk (2003) menyatakan bahwa Direct Rating Method (Metode Penentuan Peringkat Langsung) menggunakan lima variabel, yaitu perhatian, pemahaman, respon kognitif, respon afektif, dan sikap terhadap promosi. Untuk mengevaluasi efektivitas promosi dengan Direct Rating Method digunakan analisis tabulasi sederhana dan penghitungan ratarata terbobot sebagai berikut: 1. Analisis Tabulasi Sederhana Dalam analisis tabulasi sederhana, data yang diperoleh diolah ke dalam bentuk persentase dengan rumus: 𝑃=
𝑓𝑖 𝑓𝑖
× 100% ...................................................................... (9)
Di mana: P = persentase responden yang memilih kategori tertentu fi = jumlah responden yang memilih kategori tertentu ∑fi = banyaknya jumlah responden
36
2. Skor Rata-rata Setiap jawaban responden dari pertanyaan yang diberikan, diberikan bobot. Pembobotan yang dilakukan pada Direct Rating Method disajikan pada Tabel 3. Cara menghitung skor adalah menjumlahkan seluruh hasil kali nilai masing-masing bobotnya dibagi dengan jumlah total frekuensi. Untuk menghitung skor rata-rata menggunakan rumus sebagai berikut: 𝑥=
𝑓 𝑖 .𝑤 𝑖
.................................................................................. (10)
𝑓𝑖
Di mana: x = rata-rata berbobot fi = frekuensi wi = bobot Tabel 3. Bobot nilai Direct Rating Method Kriteria Jawaban
Bobot Nilai
Sangat Tidak Setuju
1
Tidak Setuju
2
Cukup
3
Setuju
4
Sangat Setuju
5
Langkah selanjutnya adalah menggunakan rentang skala penilaian untuk menentukan posisi tanggapan responden dengan menggunakan nilai skor setiap variabel. Bobot alternatif jawaban yang terbentuk dari teknik skala peringkat terdiri dari kisaran antara 1 hingga 5 yang menggambarkan posisi yang sangat negatif ke posisi yang positif. Selanjutnya rentang skala dihitung dengan rumus sebagai berikut: Rs =
𝑅 (𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 ) 𝑀
........................................................................... (11)
Di mana: Rs = bobot terbesar – bobot terkecil M = banyaknya kategori bobot
37
Rentang skala Likert yang digunakan dalam penelitian ini adalah 1 hingga 5, maka rentang skala penilaian yang didapat adalah: Rs =
5-1 5
= 0,8 Nilai rentang skala sebesar 0,8 digunakan untuk menentukan rentang skala keputusan. Rentang skala keputusan Direct Rating Method yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Rentang skala keputusan Direct Rating Method Kriteria
Rentang Skala
Sangat Tidak Efektif
1,0 < X ≤ 1,8
Tidak Efektif
1,8 < X ≤ 2,6
Cukup Efektif
2,6 < X ≤ 3,4
Efektif
3,4 < X ≤ 4,2
Sangat Efektif
4,2 < X ≤ 5,0
Setelah skor rata-rata diperoleh, langkah selanjutnya adalah mengkonversi skor rata-rata ke skala pada tabel direct rating (g) dengan menggunakan rumus: g =𝑋 ×
20 5
.............................................................................. (12)
Langkah terakhir adalah menjumlahkan seluruh nilai X direct rating untuk mendapatkan nilai total direct rating. Rentang keputusan pada Direct rating dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Direct Rating Kategori Promosi
Rentang Skala
Buruk
0 < g ≤ 20
Kurang Baik
20 < g ≤ 40
Rata-rata
40 < g ≤ 60
Baik
60 < g ≤ 80
Hebat
80 < g ≤ 100
38
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Perusahaan Lasagna Gulung merupakan salah satu restoran di Kota Bogor yang menyajikan beragam menu makanan yang berasal dari Italia. Restoran Lasagna Gulung menawarkan berbagai menu bercita rasa lokal dan internasional. Menu lokal yang ditawarkan oleh restoran ini, seperti nasi tutug oncom, siomay seafood, sate, lumpia udang, ikan asin kemasan kaleng serta asinan yang merupakan makanan khas Kota Bogor. Menu internasional yang ditawarkan berupa lasagna gulung sebagai menu andalan dengan empat varian rasa, antara lain lasagna gulung ayam, lasagna gulung beef, lasagna gulung kerang dan lasagna gulung tuna. Menu internasional lainnya yang menjadi menu favorit konsumen yaitu bruschetta, cannelloni, sandwich serta menu-menu lainnya. Keunikan restoran Lasagna Gulung yang menyajikan menu-menu berbahan dasar ikan menarik perhatian Departemen Kelautan dan Perikanan
Republik
Indonesia
untuk
memberikan
penghargaan
GEMARIKAN (Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan) di tahun 2008 atas upaya restoran ini untuk mendukung program GEMARIKAN. 4.1.1. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan Lasagna Gulung merupakan salah satu restoran di Kota Bogor yang menyajikan beragam menu makanan yang berasal dari Italia. Restoran Lasagna Gulung diprakarsai oleh tiga orang wanita yang saat ini memegang jabatan sebagai pemilik restoran sekaligus pemegang saham yaitu Ibu Baby Ahnan, Ibu Tintin Kuraesin dan Ibu Susi Gusnadi pada September 2007. Namun pada tahun 2010, Lasagna Gulung memiliki tambahan pemegang saham, yaitu Ibu Fany. Lasagna Gulung merupakan salah satu unit bisnis dari tujuh unit bisnis yang dimiliki oleh Pia Apple Pie (PAP) Group di bidang kuliner. Keenam unit bisnis lainnya yaitu Pia Apple Pie, Macaroni Panggang, MP Steak, DBC & Spageti Restaurant, Rijstafel Pizza dan yang terbaru adalah Rumah Cup Cakes.
39
Restoran yang berlokasi di Pav. Salak No. 24 Bogor ini pada awalnya menawarkan konsep yang sifatnya take away dimana konsumen hanya membeli produk Lasagna Gulung untuk dibawa pulang. Namun seiring berjalannya waktu, konsep awal tersebut dikembangkan dengan menambahkan konsep dine in bagi para konsumen. Konsep dine in memberikan kenyamanan bagi konsumen untuk menikmati menu lasagna gulung yang lezat dengan suasana layaknya berada di rumah sendiri. Kenyamanan yang ditawarkan Lasagna Gulung, meliputi area parkir yang memadai, mushola, 2 ruangan toilet, serta tempat duduk yang terdiri dari dua bagian. Ruang duduk bagian pertama yang terletak di dalam ruangan (indoor) menggunakan kursi minimalis, sedangkan bagian kedua yang terletak di luar ruangan (outdoor) menggunakan konsep lesehan. 4.1.2. Struktur Organisasi Restoran Lasagna Gulung memiliki struktur organisasi yang sederhana yang ditunjukkan pada Gambar 3. Pemilik restoran yang sekaligus berperan sebagai pemegang saham menduduki kekuasaan tertinggi dalam struktur organisasi. Restoran ini memiliki karyawan yang berjumlah 26 yang terdiri dari 24 pegawai tetap dan dua orang pegawai part time. Restoran Lasagna Gulung dalam menjalankan kegiatan operasional sehari-harinya dipimpin dan diawasi oleh seorang supervisor. Supervisor bertugas mengawasi dan mengontrol karyawan serta seluruh kegiatan usaha yang berlangsung untuk dipertanggungjawabkan kepada pemliik restoran. Supervisor dalam melaksanakan tugasnya dan mengkoordinir pelaksanaan kegiatan operasional perusahaan dibantu oleh dua orang wakil supervisor. Kegiatan operasional restoran Lasagna Gulung dilaksanakan oleh tujuh divisi yang terdiri dari divisi kasir, divisi umum, divisi gudang, divisi dapur produksi, divisi dapur karyawan, divisi bar, dan divisi waiters. Setiap divisi dipimpin oleh seorang ketua divisi. Divisi kasir bertugas dalam penerimaan dan pengeluaran uang yang berasal dari pembelian konsumen dan melayani konsumen yang melakukan
40
pembelian take away (dibawa pulang). Divisi kasir berjumlah dua orang dengan sistem pembagian jam kerja setiap harinya, yaitu shift pagi dan shift malam. Divisi umum bertugas dan bertanggung jawab dalam menjaga kebersihan area restoran dan fasilitas yang dimiliki oleh restoran serta mengatur area parkir bagi konsumen. Divisi gudang bertugas dan bertanggung jawab atas penyediaan bahan baku yang dibutuhkan dalam kegiatan produksi restoran Lasagna Gulung. Divisi dapur produksi bertugas memproduksi menu utama, yaitu lasagna gulung, dan menu-menu khusus lainnya yang dipesan oleh konsumen. Divisi dapur karyawan yang ditugaskan kepada satu orang karyawan bertanggung jawab menyediakan makanan bagi karyawan restoran. Divisi bar bertugas dalam memproduksi minuman baik minuman dingin maupun minuman panas, kudapan serta makanan pencuci mulut. Divisi waiters bertugas melayani konsumen dengan baik. Pemilik Restoran Lasagna Gulung
Supervisor
Wakil Supervisor
Divisi
Divisi
Divisi
Divisi
Divisi
Divisi
Divisi
kasir
Gudang
Umum
Waiters
Bar
Dapur
Dapur
Produksi
Karyawan
Gambar 2. Struktur organisasi restoran Lasagna Gulung
41
4.2. Bauran Pemasaran Restoran Lasagna Gulung Restoran Lasagna Gulung merupakan perusahaan jasa yang melibatkan berbagai aspek keterlibatan pelanggan. Oleh karena itu, penelitian ini menggunakan model 8P dalam bauran pemasaran. Gambaran bauran pemasaran Lasagna Gulung dapat dilihat pada Lampiran 2. 4.2.1. Elemen Produk Produk utama restoran Lasagna Gulung adalah lasagna gulung. Makanan yang berasal dari Italia ini biasanya disajikan dalam bentuk lempengan pasta yang berlapis daging. Namun restoran Lasagna Gulung memberi sedikit variasi terhadap lasagna yang dibuatnya. Menu lasagna yang disajikan di Lasagna Gulung dibuat dalam bentuk berupa gulungan yang berisikan sayuran dan daging di dalamnya disertai empat jenis keju, yaitu keju edamer, parmesan, mozarella dan cheddar. Menu lasagna gulung yang ditawarkan restoran ini memiliki empat varian isi, antara lain lasagna gulung ayam, lasagna gulung daging (beef), lasagna gulung tuna dan lasagna gulung kerang. Lasagna gulung yang disajikan di restoran ini dapat dinikmati oleh 2-6 orang tiap porsinya. Selain menyediakan menu makanan ala Italia, restoran ini juga menyajikan menu-menu makanan khas Indonesia, seperti nasi tutug oncom, siomay seafood, asinan, sate, serta ikan asin siap makan yang tidak menggunakan zat pengawet dan zat kimia. Restoran Lasagna Gulung mengutamakan kualitas makanan yang diproduksinya yang akan disajikan kepada konsumen. Pemilihan bahan baku, proses pengolahan dan pengemasannya merupakan halhal utama yang diperhatikan oleh restoran Lasagna Gulung agar kualitas makanannya tetap terjaga. Produk yang disajikan di Lasagna Gulung menggunakan bahan baku utama berupa tepung terigu, telur, sayuran, ayam, daging, kerang, dan tuna. Tepung terigu digunakan untuk membuat adonan kulit lasagna. Sayuran yang digunakan sebagai bahan isian dalam membuat Lasagna Gulung beraneka ragam. Pembuatan lasagna gulung beef menggunakan daging sapi, bayam dan telur sebagai bahan
42
isiannya. Lasagna gulung ayam menggunakan ayam dan jamur, sedangkan lasagna gulung tuna berisikan tuna segar dan jagung manis. Lasagna gulung kerang memiliki sedikit perbedaan yaitu tidak menggunakan sayuran sebagai bahan isiannya, sehingga isi lasagna gulung kerang hanya daging kerang. Menu-menu yang disajikan restoran Lasagna Gulung sebagian besar berbahan dasar ikan. Ikan yang digunakan untuk memproduksi makanan-makanan di restoran ini merupakan ikan yang masih segar karena didapat langsung dari pasar ikan. Ikan-ikan segar ini merupakan bahan utama untuk isi dan toping bagi beberapa menu di restoran Lasagna Gulung serta sebagai bahan dasar dalam pembuatan kaldu ikan yang dibutuhkan dalam memproduksi produk lasagna gulung, sup ikan, serta siomay seafood. Restoran Lasagna Gulung sangat memperhatikan kualitas dari bahan baku yang digunakan dalam proses produksi agar produk yang dihasilkan memiliki kualitas yang baik. Dilihat dari segi pengolahan produk, Lasagna Gulung memiliki keunggulan,
yaitu
semua
makanan
yang
dihasilkan
tidak
menggunakan penambahan zat-zat kimia, penyedap rasa, serta bahan pengawet sehingga konsumen dapat mengkonsumsi makanan di restoran ini tanpa mengkhawatirkan keamanan produk bagi kesehatan serta kehalalannya. Namun hal ini berpengaruh terhadap masa kadaluarsa produk restoran Lasagna Gulung yang hanya dapat bertahan maksimal 3 hari sejak proses pembuatan. Produk Lasagna Gulung yang dilapisi kertas aluminium foil kemudian dimasukkan ke dalam kemasan kardus putih berukuran 32 cm x 13 cm dengan label “Lasagna Gulung” serta stiker bertuliskan jenis lasagna yang dipesan. Kardus ini diperoleh dari supplier lokal yang berlokasi di Kota Bogor. Kemasan kardus digunakan untuk produk lasagna gulung, gulung manis, dan bruschetta baik bagi konsumen yang dine in maupun take away. Selain itu, restoran ini menggunakan kemasan botol cantik untuk produk ikan asin siap makan dan kemasan plastik mika untuk produk cannelloni bagi
43
konsumen dengan layanan take away. Penggunaan kemasan kardus secara dominan untuk produk-produk Lasagna Gulung merupakan salah satu wujud kepedulian restoran ini terhadap lingkungan dalam rangka mengurangi penggunaan plastik yang saat ini menjadi sumber pencemaran. 4.2.2. Tempat dan Waktu Restoran Lasagna Gulung berlokasi di Jalan Salak No. 24 Bogor. Pemilihan tempat yang dilakukan oleh pemilik sangat tepat karena letaknya yang strategis, yaitu berada di pusat Kota Bogor serta mudah dijangkau oleh konsumen baik yang menggunakan angkutan umum maupun kendaraan pribadi. Pemilik memilih tempat ini karena letaknya yang bersebelahan dengan restoran yang telah dibangun sebelumnya yaitu Macaroni Panggang dan MP Steak yang sudah memiliki nama di mata wisatawan Kota Bogor. Selain itu, strategi tempat yang telah dilakukan memiliki keunggulan karena terletak di dekat tempat wisata Kebun Raya Bogor, kawasan jajan Taman Kencana Bogor, kantor-kantor yang berlokasi di Jalan Padjajaran serta lingkungan sekolah dan kampus. Restoran Lasagna Gulung beroperasi setiap hari mulai pukul 07.00 WIB hingga pukul 22.00 WIB. Konsumen yang datang ke restoran Lasagna Gulung tidak hanya berasal dari kota Bogor, tetapi juga konsumen yang datang dari luar Kota Bogor. Letak restoran yang tidak terlalu jauh dari pintu tol Bogor, yaitu hanya sekitar 5 km memungkinkan wisatawan dari luar Kota Bogor, seperti Jakarta, Tangerang, Bandung dan lain-lain dapat menjangkaunya dengan mudah. Banyak pengunjung dari luar kota yang datang ke restoran ini dengan sengaja karena ingin mencicipi kelezatan lasagna gulung yang hanya terdapat di Kota Bogor. Namun, seringkali masyarakat tidak mengetahui keberadaan restoran ini karena papan nama yang diletakkan di depan restoran ukurannya tidak terlalu besar dan tidak ada petunjuk yang jelas di sekitar jalan raya Kota Bogor. Selain itu spanduk yang digunakan agar masyarakat dapat mengetahui keberadaan restoran ini saat ini hanya dipasang di
44
dinding restoran yang menghadap ke arah Macaroni Panggang. Spanduk yang biasanya dipasang di depan restoran yang menghadap arah jalan raya saat ini sedang diperbaiki sehingga restoran Lasagna Gulung hanya mengandalkan papan nama yang ukurannya tidak terlalu besar sebagai petunjuk keberadaan restoran ini bagi masyarakat dan para wisatawan. Suasana yang ditawarkan oleh restoran Lasagna Gulung bernuansa asri layaknya berada di rumah sendiri dengan diiringi alunan musik tahun 80 dan 90’an. Konsep yang dibangun oleh restoran ini terdiri dari dua bagian. Bagian pertama yang berada di dalam ruangan menggunakan konsep seperti rumah makan biasa yaitu menggunakan meja dan kursi minimalis. Bagian kedua berupa konsep lesehan yang hanya menggunakan meja serta bantal sebagai alas duduk. Meja yang disediakan untuk lesehan berjumlah 5 buah di mana salah satu meja yang terdapat tepat di tengah bangunan outdoor ini dapat digunakan bagi konsumen yang datang dengan jumlah banyak seperti keluarga. Selain itu, pengunjung yang memilih tempat duduk outdoor dapat menikmati sejuknya suasana di restoran karena di halaman depan restoran masih terdapat pohon-pohon yang rindang serta anak-anak dapat bermain ayunan dan melihat ikan di kolam yang berada di taman mini restoran Lasagna Gulung. Restoran Lasagna Gulung tidak memiliki saluran distribusi. Namun, lokasi restoran yang bersebelahan dengan Macaroni Panggang dan MP Steak serta tidak terlalu jauh dari Rumah Cupcakes, memudahkan restoran Lasagna Gulung untuk melebarkan area penjualan. Konsumen yang berkunjung ke Macaroni Panggang, MP Steak dan Rumah Cupcakes dapat juga memesan menu Lasagna Gulung dari restoran yang mereka kunjungi baik untuk take away maupun dine in.
45
4.2.3. Proses Proses produksi produk restoran Lasagna Gulung masih sederhana
seperti restoran pada
biasanya.
Ketika konsumen
melakukan pemesanan, waiters akan melakukan pencatatan pesanan. Kemudian pesanan akan diinformasikan ke bagian dapur produksi untuk disiapkan. Konsumen tidak perlu menunggu lama untuk menyantap menu yang disajikan restoran Lasagna Gulung karena sebagian besar menu telah diproduksi sebelumnya, sehingga pada saat konsumen memesan, bagian dapur produksi hanya butuh 10-15 menit untuk memanaskannya. Bagi konsumen take away, produk-produk Lasagna Gulung sudah tersedia di display yang berada di meja kasir sehingga konsumen dapat memilih produk dengan cepat dan tidak perlu menunggu lama. Seluruh proses produksi di restoran Lasagna Gulung sangat mengutamakan kebersihan karena restoran ini sadar bahwa
usaha
yang
dijalankannya
menyangkut
produk
yang
dikonsumsi oleh konsumennya untuk dimakan. 4.2.4. Produktivitas dan Kualitas Produktivitas dan kualitas merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Produktivitas dan kualitas berkaitan erat dengan pengawasan terhadap proses produksi. Restoran Lasagna Gulung berusaha untuk selalu menjaga produktivitas serta kualitas baik terhadap proses maupun pelayanan yang diberikan kepada konsumen. Dalam menjaga produktivitas dan kualitas agar tetap baik, seluruh proses dilaksanakan sesuai dengan Standard Operating Procedure (SOP) telah ditetapkan. Pengawasan yang dilakukan oleh supervisor restoran Lasagna Gulung kepada karyawan bertujuan agar karyawan dapat melaksanakan tugasnya masing-masing secara bertanggung jawab sehingga produk dan pelayanan yang diberikan dapat sesuai dengan harapan konsumen. Pengawasan yang dilakukan di restoran Lasagna Gulung sudah baik dengan menerapkan sistem kepercayaan terhadap karyawan sehingga karyawan merasa nyaman dan tidak kaku saat bekerja.
46
4.2.5. Orang Usaha restoran merupakan salah satu jenis jasa yang bergantung pada interaksi langsung antara konsumen dengan karyawan. Sifat interaksi ini sangat berpengaruh terhadap persepsi konsumen terhadap kualitas jasa. Karyawan restoran Lasagna Gulung selama ini dapat berinteraksi dengan baik dengan para konsumen. Keramahtamahan terhadap konsumen menjadi hal utama yang dipegang oleh restoran Lasagna Gulung sehingga diharapkan konsumen memiliki kesan positif terhadap restoran ini. 4.2.6. Bauran Promosi Kegiatan-kegiatan promosi yang selama ini telah dilaksanakan oleh restoran Lasagna Gulung, meliputi mass selling (periklanan dan publisitas), public relations, dan promosi penjualan. Sampai saat ini restoran Lasagna Gulung belum pernah melaksanakan promosi melalui personal selling serta direct marketing. Namun Lasagna Gulung memanfaaatkan satu bentuk promosi tidak formal yang dilakukan oleh konsumen yaitu word of mouth (informasi mulut ke mulut) karena memiliki dampak positif yang sangat besar dalam mempengaruhi calon konsumen. 1. Mass Selling Mass Selling merupakan pendekatan yang menggunakan media komunikasi untuk menyampaikan informasi kepada khalayak ramai dalam satu waktu (Tjiptono, 2008). Bentuk mass selling yang digunakan oleh restoran Lasagna Gulung berupa periklanan dan publisitas yang menggunakan beberapa media yang dapat memberikan informasi mengenai restoran Lasagna Gulung kepada masyarakat. a.
Periklanan
1.
Mini Banner Saat awal didirikan, Lasagna Gulung menggunakan media promosi berupa mini banner berukuran 1,5 m x 0,5 m. Pemasangan mini banner oleh Lasagna Gulung dilakukan di pintu tol Jagorawi, sekitar Jalan Jalak Harupat, Jalan Padjajaran serta di
47
restoran-restoran yang dikelola oleh Pia Apple Pie Group, seperti Pia Apple Pie, Macaronni Panggang, MP Steak serta Death By Chocolate & Spageti Restaurant. 2.
Spanduk Lasagna Gulung menggunakan dua buah spanduk dengan ukuran 3 x 0,8 m sebagai salah satu media promosi. Pemasangan kedua spanduk tersebut dilakukan di area Lasagna Gulung. Satu buah spanduk dipasang di depan restoran Lasagna Gulung yang menghadap ke jalan raya. Satu buah spanduk dipasang di depan restoran Lasagna Gulung yang menghadap ke arah Macaroni Panggang. Hal ini bertujuan untuk memberi petunjuk kepada konsumen Macaroni Panggang mengenai Lasagna Gulung yang berlokasi tepat di sebelah Macaroni Panggang. Namun, saat ini spanduk yang biasanya dipasang di depan restoran Lasagna Gulung yang menghadap arah jalan raya tersebut sedang diperbarui sehingga untuk sementara hanya satu buah spanduk yang digunakan sebagai media promosi.
3.
Brosur Restoran Lasagna Gulung menggunakan media promosi berupa brosur dengan design yang dirancang khusus oleh pemilik restoran. Brosur digunakan sebagai media promosi yang difokuskan pada saat pembukaan restoran Lasagna Gulung dan saat
penjualan
restoran
mengalami
penurunan.
Namun
penyebaran brosur juga dilakukan sekitar 1-3 kali tiap bulannya di beberapa lokasi, seperti pintu tol Jagorawi, beberapa mal yang terletak di Kota Bogor, perumahan di sekitar area Bogor, Hotel Salak serta instansi-instansi pemerintah dan swasta di Kota Bogor, yaitu Telkom, kantor pajak, dan kantor imigrasi. Selain itu, penyebaran brosur juga dilakukan di enam restoran lainnya yang dikelola Pia Apple Pie Group antara lain Pia Apple Pie, Macaroni Panggang, MP Steak, DBC & Spageti Restaurant, Rijstafel Pizza, dan Rumah Cup Cakes. Kendala yang seringkali
48
terjadi yaitu pihak Lasagna Gulung mengalami keterlambatan dalam proses pencetakan brosur oleh pihak percetakan sehingga menghambat penyebaran brosur secara maksimal. 4.
Papan Nama Restoran Lasagna Gulung memiliki dua buah papan nama yang terletak di depan restoran. Papan nana yang digunakan Lasagna Gulung berukuran 50 cm x 80 cm. Media promosi berupa papan nama yang dimiliki oleh restoran ini hanya dua buah dan ukurannya yang tidak terlalu besar dapat mengakibatkan konsumen kurang jelas dalam melihat petunjuk yang mengarah ke restoran tersebut.
b. Publisitas Lasagna Gulung memanfaatkan publisitas sebagai salah satu cara dalam mempromosikan produk Lasagna gulung kepada masyarakat Indonesia tanpa harus mengeluarkan biaya untuk promosi. Pemanfaatan publisitas oleh Lasagna Gulung dapat digunakan untuk memberi informasi yang lebih terperinci mengenai Lasagna Gulung, seperti menu makanan yang ditawarkan Lasagna Gulung, lokasi serta fasilitas yang disediakan oleh Lasagna Gulung. Namun, Lasagna Gulung dalam memanfaatkan publisitas ini masih pasif. Lasagna Gulung belum pernah secara sengaja mengundang media untuk meliput restorannya. Media yang pernah digunakan Lasagna Gulung untuk menyampaikan pesan publisitas kepada masyarakat Indonesia yaitu televisi dan media cetak. 1.
Liputan di Televisi Stasiun televisi yang pernah meliput Lasagna Gulung antara lain Trans TV, Trans 7, SCTV, ANTV dan TVRI. Trans TV meliput Lasagna Gulung dalam program acara Wisata Kuliner dan Good Morning sedangkan Trans 7 dalam program acara Jalan-Jalan.
2.
Media Cetak Selain diliput oleh beberapa stasiun televisi, Lasagna Gulung pernah dimasukkan dalam beberapa artikel kuliner di berbagai
49
media cetak seperti majalah, tabloid dan koran. Majalah yang pernah memasukkan Lasagna Gulung sebagai salah satu bahan beritanya adalah F Magazine, majalah lokal Kota Bogor. Selain F Magazine, Lasagna Gulung juga pernah diangkat dalam artikel kuliner di tabloid Nova dan Sedap Sekejap. Sedangkan koran yang pernah menyajikan informasi mengenai Lasagna Gulung secara terperinci adalah koran Kompas serta Jurnal Bogor. 2. Promosi Penjualan Promosi penjualan salah satu cara yang digunakan oleh restoran Lasagna Gulung untuk menarik pelanggan baru, yang diharapkan dapat meningkatkan penjualan produk. Promosi penjualan yang pernah dilakukan restoran Lasagna Gulung berorientasi pada pelanggan. Restoran ini melakukan promosi penjualan berupa pemberian discount (potongan harga) untuk semua produk resoran Lasagna gulung kepada pelanggan pada saat pembukaan di bulan September 2007. Potongan harga yang diberikan saat pembukaan restoran sebesar 10%. Hal ini dimaksudkan agar pelanggan tertarik terhadap produk restoran Lasagna Gulung dan melakukan pembelian. 3. Hubungan Masyarakat a.
Program Penjualan Nasi Murah dan Pakaian Bekas Layak Pakai Restoran Lasagna Gulung bersama Pia Apple Pie Group melakukan program penjualan nasi murah dan pakaian bekas layak pakai sebagai salah satu wujud kepedulian sosial terhadap masyarakat kelas bawah yang kurang mampu. Program ini secara rutin diselenggarakan dua kali dalam sebulan di salah satu unit bisnis Pia Apple Pie Group secara bergantian tiap waktunya. Nasi murah dijual dengan harga Rp 300,00 sedangkan pakaian bekas layak pakai dijual dengan harga Rp 200,00-Rp 500,00.
b.
Program Penjualan Susu Murah Selain penjualan nasi murah dan pakaian bekas layak pakai, restoran Lasagna Gulung melakukan program sosial lainnya, yaitu program penjualan susu murah. Program kerja sama seluruh unit
50
bisnis Pia Apple Pie Group ini ditujukan untuk anak-anak jalanan, pengemis dan pengamen di Kota Bogor yang notabenenya jarang mengkonsumsi susu dalam kesehariannya. Susu yang disediakan dalam bentuk siap minum ini dijual dengan harga Rp 100,00 per bungkusnya. Penjualan susu murah dilakukan dengan sistem keliling, di mana setiap unit bisnis restoran mengirimkan perwakilan karyawannya untuk turut serta menjual susu di daerah-daerah yang menjadi tempat mencari nafkah bagi para pengemis, pengamen dan anak jalanan, seperti kawasan lampu merah Jalan Pangrango dan Tugu Kujang. c.
Program Makan Bersama menjelang Bulan Puasa Program ini dirancang khusus untuk menyambut datangnya bulan Ramadhan bagi kaum muslim. Program yang dilakukan secara rutin setahun sekali ini kembali ditujukan untuk anak jalanan, pengemis dan pengamen di Kota Bogor. Program ini dirancang untuk menciptakan kebersamaan antara karyawan dengan masyarakat yang kurang mampu.
4. Word Of Mouth Informasi dari konsumen ke konsumen lain merupakan salah satu elemen bauran promosi yang secara tidak formal masuk ke dalam salah satu program promosi restoran Lasagna Gulung. Meskipun word of mouth bukan program promosi yang difokuskan restoran Lasagna Gulung, word of mouth memiliki pengaruh yang sangat besar. Beberapa hal yang dilakukan dalam program ini meliputi penyebaran informasi tentang produk restoran Lasagna Gulung yang lezat, pelayanan yang ramah, serta suasana yang nyaman yang ditawarkan restoran ini. Word of mouth merupakan salah satu bentuk promosi yang dilakukan oleh konsumen yang merasa puas terhadap kualitas produk dan pelayanan restoran Lasagna Gulung sehingga mendorong konsumen tersebut untuk merekomendasikannya kepada teman, keluarga dan kerabat.
51
4.2.7. Bukti Fisik Bukti fisik diperlukan oleh perusahaan untuk menunjukkan keberadaannya di tengah-tengah masyarakat. Tanah seluas 300 m2 dan bangunan restoran Lasagna Gulung merupakan bukti fisik yang sangat jelas untuk menunjukkan keberadaan restoran Lasagna Gulung. Bukti fisik lainnya adalah perlengkapan interior yang dimiliki restoran Lasagna Gulung, berupa 8 meja dan 28 kursi minimalis untuk bagian indoor serta bantal dan lima buah meja untuk konsep lesehan. Di samping itu, bukti fisik didukung dengan adanya logo, papan nama, spanduk, buku daftar menu, serta kepedulian karyawan restoran Lasagna Gulung terhadap pelanggan. Restoran Lasagna Gulung perlu mengelola bukti fisik yang terlihat oleh pelanggan secara hati-hati karena akan berpengaruh terhadap tingkat awareness pelanggan. 4.2.8. Bauran Harga Harga yang ditetapkan untuk menu makanan berkisar antara Rp 10.000,00 sampai Rp 80.000,00, sedangkan untuk minuman, harga yang ditetapkan berkisar antara Rp 4.000,00 sampai dengan Rp 18.000,00. Harga produk di restoran Lasagna Gulung relatif bersaing karena disesuaikan dengan ukuran dan kualitas produk yang baik serta target pasar yang dipilih yaitu tingkat ekonomi menengah ke atas. Restoran Lasagna Gulung selama ini telah mengalami kenaikan harga sebanyak dua kali untuk menu andalan, yaitu lasagna gulung. Pada saat masih awal didirikan, harga yang ditetapkan untuk semua jenis lasagna gulung adalah Rp 48.000,00, kemudian harga meningkat menjadi Rp 52.000,00 dan selanjutnya meningkat lagi menjadi Rp 54.000,00 sampai sekarang. Kenaikan harga yang terjadi pada menu andalan, lasagna gulung, disebabkan oleh harga bahan baku yang semakin tinggi pada saat adanya kenaikan harga bahan bakar minyak. Menu lasagna gulung beef yang merupakan produk yang baru diluncurkan memiliki sedikit perbedaan harga, yaitu Rp 58.000,00 karena bahan baku daging sapi yang mahal serta penambahan telur di setiap potongnya.
52
4.3. Analisis Data Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner 1. Validitas kuesioner Penelitian awal dilakukan terlebih dahulu dengan menyebar kuesioner kepada 30 responden, kemudian dilakukan uji validitas dengan menggunakan rumus korelasi Pearson Product Moment dan hasilnya dibandingkan dengan nilai r tabel. Hasil uji validitas terhadap 16 pertanyaan membuktikan bahwa seluruh pertanyaan dinyatakan valid karena nilai r korelasi berada di atas nilai r tabel sebesar 0,361. Tabel hasil uji validitas selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 3. 2. Reliabilitas kuesioner Uji reliabilitas digunakan untuk menunjukkan sejauh mana suatu hasil pengukuran relatif konsisten apabila alat ukur digunakan berulang kali. Berdasarkan hasil uji reliabilitas dengan menggunakan Teknik Cronbach dengan bantuan Software SPSS version 15.0 diperoleh nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0,926. Hal ini menunjukkan bahwa semua pertanyaan yang telah valid dapat dinyatakan reliabel karena memiliki nilai Cronbach’s Alpha > 0,6. Tabel hasil uji reliabilitas selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 4. 4.4. Karakteristik Responden Penelitian ini mengambil responden dari konsumen Lasagna Gulung. Jumlah responden yang diteliti sebanyak 100 orang, yaitu konsumen yang telah membeli produk restoran Lasagna Gulung. Karakteristik responden dalam penelitian ini dilihat dari jenis kelamin, usia, status pernikahan, pekerjaan, pendidikan terakhir atau yang sedang dijalani, pendapatan, serta bentuk promosi yang diketahui. Hasil analisis deskriptif karakteristik responden selengkapnya disajikan pada Lampiran 5. 1.
Jenis Kelamin Mayoritas responden di restoran Lasagna Gulung adalah konsumen
berjenis kelamin perempuan. Gambar 4 menunjukkan bahwa konsumen berjenis kelamin perempuan memiliki persentase lebih tinggi dibandingkan konsumen berjenis kelamin laki-laki, yaitu sebesar 62%, sementara konsumen
53
berjenis kelamin laki-laki hanya sebesar 38%. Hal ini menggambarkan bahwa restoran Lasagna Gulung didominasi oleh konsumen berjenis kelamin perempuan yang memiliki tingkat sosialisasi yang tinggi. Laki-laki 38% Perempuan 62%
Gambar 3. Jenis kelamin responden 2.
Usia Konsumen Lasagna Gulung mayoritas berasal dari golongan yang
usianya relatif muda. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 5 yang menunjukkan bahwa konsumen berusia 21 hingga 30 tahun memiliki persentase tertinggi yaitu sebesar 56%. Konsumen yang berusia 31-40 tahun sebesar 21%. Sedangkan konsumen yang berusia di atas 40 tahun dan yang berusia lebih 18-20 tahun masing-masing sebesar 14% dan 9%. Konsumen dengan usia 2130 tahun pada umumnya memiliki tingkat sosialisasi yang tinggi dimana pada usia tersebut, seseorang senang berkumpul dengan teman-temannya dan mencoba sesuatu yang baru. > 40 th 14%
18-20 th 9%
31-40 th 21% 21-30 th 56%
Gambar 4. Usia Responden 3.
Status Pernikahan Gambar 6 menunjukkan bahwa konsumen Lasagna Gulung sebanyak
57% berstatus belum menikah, sementara yang telah menikah sebesar 43 %. Hal ini disebabkan karena pada umumnya Lasagna Gulung didominasi oleh
54
konsumen yang usianya relatif muda. Selain itu, orang yang berstatus belum menikah cenderung memiliki aktivitas berlebih yang dilakukan di luar rumah sehingga aktivitas makan pun akan lebih banyak dilakukan di luar rumah. Menikah 43% Belum Menikah 57%
Gambar 5. Status pernikahan responden 4.
Pekerjaan Gambar 7 menunjukkan bahwa sebanyak 36% pengunjung restoran
Lasagna
Gulung
memiliki
pekerjaan
sebagai
pegawai
swasta.
Pelajar/mahasiswa mengikuti dengan persentase sebesar 27%. Kemudian pekerjaan lainnya, meliputi pegawai BUMN, dosen dan pekerja lepas memiliki persentase sebesar 14%. Hal ini berkaitan erat dengan lokasi restoran Lasagna Gulung yang strategis, yang berada di sekitar kantor, instansi-instansi swasta serta lingkungan sekolah dan kampus di Kota Bogor. Tingginya tingkat persentase konsumen yang bekerja sebagai pegawai swasta menunjukkan bahwa pengunjung Lasagna Gulung sebagian besar memiliki pekerjaan yang layak serta penghasilan yang cukup. Lainnnya 14%
Ibu Rumah Tangga 7%
Pelajar/ Mahasiswa 27%
Wiraswasta 7% Pensiunan 0%
PNS 9%
Pegawai Swasta 36%
Gambar 6. Pekerjaan responden
55
5.
Pendidikan Konsumen yang datang ke Lasagna Gulung dilihat dari tingkat
pendidikannya sebagian besar berasal dari tingkat sarjana, baik yang telah lulus maupun yang sedang menjalani pendidikan. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 8 yang menunjukkan bahwa tingkat pendidikan sarjana memiliki persentase tertinggi dibandingkan dengan Pascasarjana, SLTA, dan Diploma, yaitu sebesar 59 %. Sedangkan konsumen dengan pendidikan terakhir atau sedang menjalani tingkat pendidikan SLTP sebesar 0%. Hal ini menunjukkan bahwa konsumen Lasagna Gulung merupakan orang-orang yang berasal dari kaum terpelajar. Pascasarja na 17%
SLTP 0%
SLTA 15% Diploma 9%
Sarjana 59%
Gambar 7. Pendidikan responden 6.
Pendapatan per Bulan Berdasarkan karakteristik pendapatan per bulan, responden Lasagna
Gulung mayoritas memiliki pendapatan per bulan di atas Rp 3.000.000,00, yaitu sebesar 46%. Karakteristik pendapatan per bulan memiliki hubungan yang sangat erat dengan pekerjaan di mana konsumen Lasagna Gulung sebagian besar berprofesi sebagai pegawai swasta. Persentase yang tinggi pada pendapatan per bulan di atas Rp 3.000.000,00 menunjukkan bahwa konsumen Lasagna Gulung memiliki penghasilan yang cukup serta berasal dari tingkat ekonomi menengah-atas sesuai dengan target pasar restoran tersebut. Karakteristik pendapatan per bulan konsumen retoran Lasagna Gulung disajikan pada Gambar 9.
56
≤ 1.000.000 16%
> 3.000.000 46%
1.000.0011.500.000 11% 1.500.0012.000.000 9% 2.000.0012.500.000 7%
2.500.0013.000.000 11%
Gambar 8. Pendapatan per bulan responden 7.
Sumber Informasi Pada karakteristik ini, responden dapat memilih lebih dari satu
jawaban. Gambar 10 menunjukkan bahwa promosi yang dominan dalam memperkenalkan restoran Lasagna Gulung kepada responden adalah promosi yang dilakukan oleh teman, keluarga dan kerabat melalui mulut ke mulut (word of mouth), yaitu sebesar 64,7%. Sementara itu, sumber informasi lainnya yang meliputi papan nama serta koran memiliki persentase paling rendah sebesar 6%. Promosi yang dilakukan secara tidak formal dan sukarela ini dilakukan oleh konsumen restoran Lasagna Gulung yang sebelumnya telah melakukan pembelian di restoran ini.
Spanduk 9% Internet 3%
Brosur 3%
Lainnya 6%
Teman 65%
Televisi 14%
Gambar 9. Sumber informasi utama
57
4.5. EPIC MODEL 4.5.1. Empati (Empathy) Dimensi empati digunakan untuk mengetahui pendapat konsumen mengenai strategi promosi yang dilakukan oleh restoran Lasagna Gulung. Pertanyaan nomor 1 dan 2 pada kuesioner penelitian merupakan representasi dimensi empati. Hasil persentase analisis tabulasi sederhana EPIC Model selengkapnya disajikan pada Lampiran 6. Hasil perhitungan frekuensi dimensi empati terhadap promosi restoran Lasagna Gulung dengan menggunakan analisis tabulasi sederhana dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Faktor Empathy responden terhadap promosi restoran Lasagna Gulung Atribut Bobot Jumlah Responden Promosi Baik Menyukai Promosi Sangat Tidak Setuju 1 2 2 Tidak Setuju 2 14 11 Cukup 3 31 34 Setuju 4 43 46 Sangat Setuju 5 10 7 Total 100 100 Setelah menghitung frekuensi, skor rata-rata dihitung untuk mengukur tingkat efektivitas dimensi empati. Hasil perhitungan skor rata-rata (X) dimensi empati dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7. Hasil perhitungan skor rata-rata dimensi empati Atribut Pertanyaan
Frekuensi x Bobot
Skor Rata-rata per Atribut
Promosi Baik Menyukai Promosi
345 345
3,45 3,45
Total Skor Rataan Dimensi Empati (X Empati) 3,45
Skor rataan pada dimensi empati yang dihasilkan adalah sebesar 3,45. Selanjutnya skor tersebut dimasukkan ke dalam rentang skala EPIC Model. Nilai X Empati sebesar 3,45 berada dalam rentang
58
skala 3,4 sampai dengan 4,2. Skor sebesar 3,45 pada rentang skala tersebut menunjukkan bahwa kegiatan promosi yang dilakukan restoran Lasagna Gulung efektif dilihat dari segi dimensi empati. Hal ini memberikan informasi bahwa promosi yang selama ini telah dilakukan oleh restoran tersebut disukai oleh para konsumen karena promosi-promosi tersebut memiliki daya darik tersendiri bagi konsumen dan konsumen merasakan adanya hubungan positif antara pribadi mereka dengan promosi yang dilaksanakan restoran Lasagna Gulung. Namun, apabila dilihat dari besarnya skor rataan pada rentang skala EPIC Rate, promosi yang telah dilakukan restoran Lasagna Gulung ini mendekati rentang skala cukup efektif. Hal ini disebabkan oleh minimnya media promosi yang digunakan oleh restoran tersebut untuk memasarkan produknya. 4.5.2. Persuasi (Persuasion) Dimensi persuasi menginformasikan apa yang dapat diberikan suatu promosi untuk peningkatan atau penguatan karakter suatu merek (Durianto, 2003). Persuasi adalah perubahan kepercayaan, sikap dan keinginan berperilaku yang disebabkan suatu komunikasi promosi. Pertanyaan nomor 3 dan 4 pada kuesioner penelitian merupakan representasi dari dimensi persuasi. Hasil perhitungan frekuensi dimensi persuasi terhadap promosi restoran Lasagna Gulung dengan menggunakan analisis tabulasi sederhana dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8. Faktor Persuasion responden terhadap promosi restoran Lasagna Gulung Atribut Bobot Jumlah Responden Tertarik Berkeinginan Membeli Sangat Tidak Setuju 1 0 0 Tidak Setuju 2 0 2 Cukup 3 13 15 Setuju 4 64 59 Sangat Setuju 5 23 24 Total 100 100
59
Setelah menghitung frekuensi, skor rata-rata dihitung untuk mengukur tingkat efektivitas dimensi persuasi. Hasil perhitungan skor rata-rata (X) dimensi persuasi dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9. Hasil perhitungan skor rata-rata dimensi persuasi Atribut Pertanyaan
Frekuensi x Bobot
Skor Rata-rata per Atribut
Tertarik Berkeinginan Membeli
410 405
4,10 4,05
Total Skor Rataan Dimensi Persuasi (X Persuasi) 4,075
Skor rataan pada dimensi persuasi yang dihasilkan adalah sebesar 4,075. Selanjutnya skor tersebut dimasukkan ke dalam rentang skala EPIC Model. Nilai X Persuasi sebesar 4,075 berada dalam rentang skala 3,4 sampai dengan 4,2. Skor sebesar 4,075 pada rentang skala tersebut menunjukkan bahwa kegiatan promosi yang dilakukan restoran Lasagna Gulung efektif dilihat dari segi dimensi persuasi. Hal ini memberikan informasi bahwa promosi yang dilakukan oleh restoran Lasagna Gulung dapat memberikan peningkatan atau penguatan karakter produk makanan restoran ini. Promosi tersebut memiliki dampak terhadap keinginan konsumen untuk membeli produk Lasagna Gulung. 4.5.3. Dampak (Impact) Dimensi impact (dampak) menunjukkan apakah suatu merek dapat terlihat menonjol dibandingkan merek lain pada kategori yang serupa dan apakah suatu iklan mampu melibatkan konsumen dalam pesan yang disampaikan (Durianto, 2003). Pertanyaan nomor 5 dan 6 pada kuesioner penelitian merupakan representasi dari dimensi dampak. Hasil perhitungan frekuensi dimensi impact terhadap promosi restoran Lasagna Gulung dengan menggunakan analisis tabulasi sederhana dapat dilihat pada Tabel 10.
60
Tabel 10. Faktor Impact responden terhadap promosi restoran Lasagna Gulung Atribut Bobot Jumlah Responden Tahu Betul Kreatif Sangat Tidak Setuju 1 5 5 Tidak Setuju 2 19 27 Cukup 3 45 40 Setuju 4 30 22 Sangat Setuju 5 1 6 Total 100 100 Setelah menghitung frekuensi, skor rata-rata dihitung untuk mengukur tingkat efektivitas dimensi impact. Hasil perhitungan skor rata-rata (X) dimensi persuasi dapat dilihat pada Tabel 11. Tabel 11. Hasil perhitungan skor rata-rata dimensi dampak Atribut Pertanyaan
Frekuensi x Bobot
Tahu Betul Kreatif
303 297
Skor Ratarata per Atribut 3,03 2,97
Total Skor Rataan Dimensi Dampak (X Dampak) 3,00
Skor rataan pada dimensi impact yang dihasilkan adalah sebesar 3,00. Selanjutnya skor tersebut dimasukkan ke dalam rentang skala EPIC Model. Nilai X Persuasi
sebesar 3,00 berada dalam
rentang skala 2,6 sampai dengan 3,4. Skor sebesar 3,00 pada rentang skala tersebut menunjukkan bahwa kegiatan promosi yang dilakukan restoran Lasagna Gulung cukup efektif dilihat dari segi dimensi dampak. Hal ini berarti bahwa produk restoran Lasagna Gulung cukup menonjol. Namun promosi yang dilakukan oleh restoran Lasagna Gulung relatif standar karena peningkatan pengetahuan konsumen terhadap produk yang ditawarkan masih relatif kurang. Restoran Lasagna
Gulung
dalam
melakukan
promosi
sebaiknya
mempertimbangkan terlebih dahulu apakah promosi yang dilakukan cukup melibatkan konsumen untuk mengetahui produk restoran ini dan apakah produk restoran Lasagna Gulung cukup menonjol dibandingkan merek lainnya di benak masyarakat karena tingkat keterlibatan konsumen terhadap suatu produk akan memiliki
61
hubungan yang positif dengan tingkat tanggapan pengaruh konsumen, seperti emosi dan perasaan. 4.5.4. Komunikasi (Communication) Dimensi
komunikasi
kemampuan konsumen dalam
memberikan
informasi
tentang
mengingat
pesan utama
yang
disampaikan, pemahaman konsumen, serta kekuatan kesan yang ditinggalkan pesan tersebut (Durianto, 2003). Pertanyaan nomor 7,8 dan 9 pada kuesioner penelitian merupakan representasi dari dimensi komunikasi. Hasil perhitungan frekuensi dimensi komunikasi terhadap promosi restoran Lasagna Gulung dengan menggunakan analisis tabulasi sederhana dapat dilihat pada Tabel 12. Tabel 12. Faktor komunikasi responden terhadap promosi restoran Lasagna Gulung Atribut Bobot Jumlah Responden Jelas Mengkomunikasikan Mengerti Sangat Tidak 1 2 4 4 Setuju Tidak Setuju 2 29 16 17 Cukup 3 47 43 42 Setuju 4 19 33 34 Sangat Setuju 5 3 4 3 Total 100 100 100 Setelah menghitung frekuensi, skor rata-rata dihitung untuk mengukur tingkat efektivitas dimensi komunikasi. Hasil perhitungan skor ratarata (X) dimensi komunikasi dapat dilihat pada Tabel 13. Tabel 13. Hasil perhitungan skor rata-rata dimensi komunikasi Atribut Pertanyaan
Frekuensi x Bobot
Jelas Mengkomunikasikan Mengerti
292 317 315
Skor Rata- Total Skor Rataan rata per Dimensi Atribut Komunikasi 2,92 3,08 3,17 3,15
Skor rataan pada dimensi komunikasi yang dihasilkan adalah sebesar 3,08. Selanjutnya skor tersebut dimasukkan ke dalam rentang
62
skala EPIC Model. Nilai X Komunikasi sebesar 3,08 berada dalam rentang skala 2,6 sampai dengan 3,4. Skor sebesar 3,08 pada rentang skala tersebut menunjukkan bahwa kegiatan promosi yang dilakukan restoran Lasagna Gulung cukup efektif dilihat dari segi dimensi komunikasi. Hal ini berarti konsumen cukup dapat mengingat pesan utama yang disampaikan. Pesan dalam promosi meninggalkan kesan dan pemahaman konsumen yang cukup akan produk restoran Lasagna Gulung. Namun, restoran ini sebaiknya melakukan promosi yang lebih komunikatif agar konsumen tertarik untuk membeli produk yang ditawarkan. Secara umum, promosi yang dilakukan oleh restoran Lasagna Gulung cukup efektif dalam memberikan informasi kepada konsumen. 4.5.5. EPIC Rate Berdasarkan hasil analisis pengukuran efektivitas promosi restoran Lasagna Gulung dengan menggunakan EPIC Model dapat diketahui bahwa dari keempat dimensi EPIC Model hanya dua dimensi yang berada dalam rentang skala efektif yaittu dimensi empati dan dimensi persuasi. Sementara itu, dimensi dampak dan dimensi komunikasi berada dalam rentang skala cukup efektif. Hal ini menunjukkan bahwa promosi yang dilakukan restoran ini disukai oleh konsumen dan memberikan dampak terhadap keinginan konsumen untuk membeli produk yang disajikan oleh restoran Lasagna Gulung. Promosi yang dilakukan restoran ini di sisi lain cukup menonjol dibandingkan dengan pesaingnya dan konsumen cukup dapat mengingat pesan utama yang disampaikan. Skor rata-rata yang telah dihasilkan pada tiap dimensi selanjutnya dihitung kembali untuk menghasilkan EPIC Rate secara keseluruhan. Secara keseluruhan EPIC Rate, rata-rata adalah 3,40. Nilai ini berada dalam rentang skala cukup efektif, yaitu antara 2,6 sampai 3,4. Hal ini berarti promosi yang dilakukan restoran Lasagna gulung cukup efektif saja tetapi kinerjanya belum maksimal. Nilai yang dihasilkan pada EPIC Rate belum bisa mencapai skala efektif
63
karena dimensi dampak dan komunikasi hanya berada pada rentang skala cukup efektif. Oleh karena itu, restoran Lasagna Gulung harus meningkatkan program promosi yang lebih kreatif serta komunikatif terutama pada dimensi dampak dan komunikasi. Grafik hasil analisis efektivitas promosi restoran Lasagna Gulung dapat dilihat pada Gambar 11. Empati 5 4 3,00= cukup efektif
3,45 = efektif
3 2
4,075 = efektif
1
Persuasi
Dampak 5
4
3
2
1
1
2
3
4
5
1 2 3
3,08 = cukup efektif
4 5 Komunikasi
Gambar 10. EPIC Model promosi restoran Lasagna Gulung 4.6. Direct Rating Method 4.6.1. Perhatian (Attention) Perhatian merupakan alokasi kapasitas pemrosesan utntuk stimulus yang baru masuk (Durianto, 2003). Pertanyaan nomor 10 dan 11
pada kuesioner penelitian merupakan representasi dari faktor
perhatian. Hasil persentase analisis tabulasi sederhana Direct Rating Method selengkapnya disajikan pada Lampiran 7. Hasil perhitungan persentase frekuensi responden tiap kategori pernyataan pada faktor perhatian terhadap promosi restoran Lasagna Gulung dengan menggunakan analisis tabulasi sederhana dapat dilihat pada Tabel 14.
64
Tabel 14. Faktor perhatian responden terhadap promosi restoran Lasagna Gulung Kategori pernyataan Bobot Jumlah Responden Menarik Perhatian Melihat Lagi Sangat Tidak Setuju 1 2 5 Tidak Setuju 2 26 31 Cukup 3 31 34 Setuju 4 33 27 Sangat Setuju 5 8 3 Total 100 100 Setelah menghitung persentase frekuensi, skor rata-rata dihitung untuk mengukur tingkat efektivitas faktor perhatian. Hasil perhitungan skor rata-rata (X) faktor perhatian dapat dilihat pada Tabel 15. Tabel 15. Hasil perhitungan skor rata-rata faktor perhatian Atribut Pertanyaan
Frekuensi x Bobot
Menarik Perhatian 319 Melihat Lagi 292 Dikonversi ke skala tabel DRM
Skor Rata- Total Skor Rataan rata per Faktor Attention Atribut 3,19 3,06 2,92 g = 3,06 x (20/5) = 12,24
Skor rataan pada faktor perhatian yang dihasilkan adalah sebesar 3,06. Selanjutnya skor rataan tersebut dimasukkan ke dalam rentang skala penilaian DRM Method. Nilai X Perhatian sebesar 3,06 berada dalam rentang skala 2,6 sampai dengan 3,4. Skor sebesar 3,06 pada rentang skala tersebut menunjukkan bahwa kegiatan promosi yang dilakukan restoran Lasagna Gulung cukup efektif dilihat dari segi faktor perhatian. Hal ini berarti promosi restoran Lasagna Gulung cukup menarik perhatian konsumen. Pihak restoran Lasagna Gulung harus
meningkatkan
promosinya
dengan
mempertimbangkan
karakteristik konsumen serta tampilan yang dapat memikat konsumen. Promosi yang kreatif serta inovatif sebaiknya dilakukan oleh restoran Lasagna Gulung agar lebih menarik perhatian konsumen.
65
4.6.2. Pemahaman (Read Througness) Pemahaman berkaitan dengan penafsiran suatu stimulus (Durianto, 2003). Pertanyaan nomor 12 pada kuesioner penelitian merupakan representasi dari faktor pemahaman. Hasil perhitungan persentase frekuensi responden tiap kategori pernyataan pada faktor pemahaman terhadap promosi restoran Lasagna Gulung dengan menggunakan analisis tabulasi sederhana dapat dilihat pada Tabel 16. Tabel 16. Faktor pemahaman responden terhadap promosi restoran Lasagna Gulung Kategori pernyataan Bobot Jumlah Responden Tahu Lebih Jauh Sangat Tidak Setuju 1 4 Tidak Setuju 2 8 Cukup 3 42 Setuju 4 39 Sangat Setuju 5 7 Total 100 Setelah menghitung persentase frekuensi, skor rata-rata dihitung untuk mengukur tingkat efektivitas faktor perhatian. Hasil perhitungan skor rata-rata (X) faktor pemahaman dapat dilihat pada Tabel 17. Tabel 17. Hasil perhitungan skor rata-rata faktor pemahaman Atribut Pertanyaan
Frekuensi x Bobot
Skor Rata-rata per Atribut
Total Skor Rataan Faktor Pemahaman Tahu Lebih Jauh 337 3,37 3,37 Dikonversi ke skala tabel DRM g = 3,37 x (20/5) = 13,48 Skor rataan pada faktor pemahaman yang dihasilkan sebesar 3,37. Selanjutnya skor tersebut dimasukkan ke dalam rentang skala penilaian DRM Method. Nilai X Pemahaman sebesar 3,37 berada dalam rentang skala 2,6 sampai dengan 3,4. Skor sebesar 3,37 pada rentang skala tersebut menunjukkan bahwa kegiatan promosi yang dilakukan restoran Lasagna Gulung cukup efektif dilihat dari segi pemahaman konsumen. Hal ini berarti konsumen cukup memahami promosi-promosi yang dilakukan restoran Lasagna Gulung. Restoran
66
Lasagna Gulung dalam melakukan strategi promosi sebaiknya mempertimbangkan bagaimana faktor pribadi, pengemasan produk dan nama merek mempengaruhi pemahaman konsumen. Promosi yang dapat dipahami oleh konsumen dengan baik akan mendorong konsumen untuk tahu lebih jauh mengenai restoran ini. 4.6.3. Respon Kognitif (Cognitive) Respon kognitif menentukan penerimaan yang terkait dengan pikiran yang muncul selama tahap pemahaman. Pertanyaan nomor 13 pada kuesioner penelitian merupakan representasi dari faktor respon kognitif. Hasil perhitungan persentase frekuensi responden tiap kategori pernyataan pada faktor respon kognitif terhadap promosi restoran Lasagna Gulung dengan menggunakan analisis tabulasi sederhana dapat dilihat pada Tabel 18. Tabel 18. Faktor respon kognitif responden terhadap promosi restoran Lasagna Gulung Kategori pernyataan Bobot Jumlah Responden Memaparkan pesan Sangat Tidak Setuju 1 3 Tidak Setuju 2 18 Cukup 3 44 Setuju 4 34 Sangat Setuju 5 1 Total 100 Setelah menghitung persentase frekuensi, skor rata-rata dihitung untuk mengukur tingkat efektivitas faktor respon kognitif. Hasil perhitungan skor rata-rata (X) faktor respon kognitif dapat dilihat pada Tabel 19. Tabel 19. Hasil perhitungan skor rata-rata faktor respon kognitif Atribut Pertanyaan
Frekuens i x Bobot
Skor RataTotal Skor Rataan rata per Faktor Respon Atribut Kognitif Memaparkan pesan 312 3,12 3,12 Dikonversi ke skala tabel DRM g = 3,12 x (20/5) = 12,48 Skor rataan pada faktor respon kognitif yang dihasilkan adalah sebesar 3,12. Selanjutnya skor tersebut dimasukkan ke dalam rentang
67
skala penilaian DRM Method. Nilai X respon kognitif sebesar 3,12 berada dalam rentang skala 2,6 sampai dengan 3,4. Skor sebesar 3,12 pada rentang skala tersebut menunjukkan bahwa kegiatan promosi yang dilakukan restoran Lasagna Gulung cukup efektif dilihat dari segi
respon
kognitif.
Hal
ini
menunjukkan
bahwa
konsumen cukup mengerti dan menerima pesan yang disampaikan dalam promosi-promosi yang dilakukan restoran Lasagna Gulung. Kesesuaian merek dan ketepatan gambar dengan pesan-pesan yang ingin disampaikan dalam promosi restoran Lasagna Gulung dapat meningkatkan penerimaan pesan-pesan promosi oleh konsumen. 4.6.4. Respon Afektif (Affection) Respon afektif menggambarkan perasaan dan emosi yang dihasilkan sebuah stimulus. Pertanyaan nomor 14 dan 15 pada kuesioner penelitian merupakan representasi dari faktor respon afektif. Hasil perhitungan persentase frekuensi responden tiap kategori pernyataan pada faktor respon afektif terhadap promosi restoran Lasagna Gulung dengan menggunakan analisis tabulasi sederhana dapat dilihat pada Tabel 20. Tabel 20. Faktor respon afektif responden terhadap promosi restoran Lasagna Gulung Kategori pernyataan Bobot Jumlah Responden Daya Tarik Gambar Bagus Bagus Sangat Tidak Setuju 1 2 3 Tidak Setuju 2 17 20 Cukup 3 44 38 Setuju 4 31 31 Sangat Setuju 5 6 8 Total 100 Setelah menghitung persentase frekuensi, skor rata-rata dihitung untuk mengukur tingkat efektivitas faktor respon afektif. Hasil perhitungan skor rata-rata (X) faktor respon afektif dapat dilihat pada Tabel 21.
68
Tabel 21. Hasil perhitungan skor rata-rata faktor respon afektif Atribut Pertanyaan
Frekuensi Skor Ratax Bobot rata per Atribut Tarik 322 3,22
Daya Bagus Gambar 321 Bagus Dikonversi ke skala tabel DRM
Total Skor Rataan Faktor Afektif 3,215
3,21 g= 3,215 x (20/5) = 12,86
Skor rataan pada faktor respon afektif yang dihasilkan adalah sebesar 3,215. Selanjutnya skor tersebut dimasukkan ke dalam rentang skala penilaian DRM Method. Nilai X Respon Afektif sebesar 3,215 berada dalam rentang skala 2,6 sampai dengan 3,4. Skor sebesar 3,215 pada rentang skala tersebut menunjukkan bahwa kegiatan promosi yang dilakukan restoran Lasagna Gulung cukup efektif dilihat dari segi respon afektif konsumen. Hal ini berarti promosi yang dilakukan restoran Lasagna Gulung dapat memberikan perasaan dan emosi yang cukup pada konsumen yang memperhatikannya. Pihak restoran Lasagna Gulung sebaiknya lebih memperhatikan aspek-aspek yang dapat menimbulkan perasaan riang dan bergairah pada konsumen, seperti penggunaan gambar dan tulisan yang kreatif dan logo yang unik yang dapat menjadi daya tarik tersendiri bagi konsumen. 4.6.5. Sikap atau Perilaku (Behaviour) Kemampuan
promosi
untuk
menciptakan
sikap
yang
mendukung terhadap suatu produk sering bergantung pada sikap konsumen terhadap promosi tersebut Pertanyaan nomor 16 pada kuesioner penelitian merupakan representasi dari faktor perilaku. Hasil perhitungan persentase frekuensi responden tiap kategori pernyataan pada faktor perilaku terhadap promosi restoran Lasagna Gulung dengan menggunakan analisis tabulasi sederhana dapat dilihat pada Tabel 22.
69
Tabel 22. Faktor perilaku responden terhadap promosi restoran Lasagna Gulung Kategori pernyataan Bobot Jumlah Responden Mendorong Pembelian Sangat Tidak Setuju 1 1 Tidak Setuju 2 10 Cukup 3 37 Setuju 4 44 Sangat Setuju 5 8 Total 100 Setelah menghitung persentase frekuensi, skor rata-rata dihitung untuk mengukur tingkat efektivitas faktor perilaku. Hasil perhitungan skor rata-rata (X) faktor perilaku dapat dilihat pada Tabel 23. Tabel 23. Hasil perhitungan skor rata-rata faktor perilaku Atribut Frekuensi x Skor Rata-rata Total Skor Rataan Pertanyaan Bobot per Atribut Faktor Perilaku Mendorong 348 3,48 3,48 Pembelian Dikonversi ke skala tabel g = 3,48 x (20/5) = 13,92 DRM Skor rataan pada faktor perilaku yang dihasilkan adalah sebesar 3,48. Selanjutnya skor tersebut dimasukkan ke dalam rentang skala penilaian DRM Method. Nilai X Perhatian sebesar 3,48 berada dalam rentang skala 3,4 sampai dengan 4,2. Skor sebesar 3,48 pada rentang skala tersebut menunjukkan bahwa kegiatan promosi yang dilakukan restoran Lasagna Gulung efektif dilihat dari segi perilaku atau sikap konsumen. Hal ini berarti promosi yang dilakukan restoran Lasagna Gulung dapat menghasilkan sikap yang positif bagi konsumen. Konsumen menyukai promosi yang dilakukan restoran Lasagna Gulung dan selanjutnya akan membuat konsumen ingin membeli produk restoran ini. 4.6.6. Nilai Total Direct Rating Method Setelah diperoleh nilai total skor rataan pada masing-masing faktor yang dikonversi ke dalam skala tabel direct rating, langkah selanjutnya adalah menjumlahkan seluruh skor faktor Direct Rating
70
Method untuk mengetahui efektivitas promosi serta respon konsumen terhadap promosi yang dilakukan oleh restoran Lasagna Gulung. Hasil perhitungan skor seluruh faktor Direct Rating Method disajikan dalam Tabel 24. Tabel 24. Hasil perhitungan skor keseluruhan Direct Rating Method Faktor Direct Marketing Skor Hasil Konversi ke Skala Tabel Direct Rating Perhatian 12,24 Pemahaman 13,48 Respon kognitif 12,48 Respon afektif 12,86 Sikap atau Perilaku 13,92 Total Skor Direct Rating Method 64,98 Berdasarkan analisis dengan Direct Rating Method yang ditunjukkan Tabel 18, diperoleh nilai direct rating (g) sebesar 64,98. Apabila nilai tersebut dimasukkan ke dalam tabel direct rating, maka promosi yang dilakukan oleh restoran Lasagna Gulung berada dalam skala baik, yaitu dalam rentang skala 60 sampai 80. Hal ini berarti promosi yang dilakukan restoran Lasagna Gulung cukup berhasil dilihat dari segi perhatian, pemahaman, respon kognitif, respon afektif serta sikap konsumen. Konsumen Lasagna Gulung memberikan respon positif terhadap promosi-promosi yang dilakukan oleh restoran ini. 4.7. Alternatif Strategi Promosi yang Efektif bagi Restoran Lasagna Gulung Promosi adalah bagian dari rangkaian kegiatan pemasaran yang bertujuan untuk mengingatkan dan menginformasikan pelanggan mengenai suatu produk dan merek tertentu. Karakterisik perilaku konsumen yang cepat berubah dan pembosan menjadi tantangan tersendiri bagi divisi pemasaran, khususnya promosi. Berbagai produk terkadang mengalami booming sesaat tetapi cepat mati dan dilupakan konsumen. Salah satu langkah yang harus diperhatikan
untuk
menghindari
fenomena
tersebut
adalah
dengan
merumuskan strategi promosi yang efektif. Strategi promosi yang efektif
71
dapat digunakan untuk mempengaruhi persepsi serta preferensi konsumen terhadap produk dan merek perusahaan. Hal ini pada akhirnya akan berperan secara berarti dalam proses pengambilan keputusan pembelian oleh konsumen. Strategi promosi yang efektif yang dapat diterapkan oleh restoran Lasagna Gulung yaitu dengan mengoptimalkan peran word of mouth yang dilakukan oleh konsumen. Sejak awal pendiriannya, restoran Lasagna Gulung telah menggunakan strategi word of mouth untuk memasarkan produknya. Mereka ingin mengikuti kesuksesan restoran Macaroni Panggang yang dapat membangun brand image yang kuat di benak konsumennya. Word of mouth merupakan alat promosi yang murah dan efektif dalam menginformasikan produk kepada calon konsumen karena konsumen memiliki kecenderungan untuk membicarakan produk yang pernah dikonsumsinya terhadap orang lain. Akan tetapi, restoran Lasagna Gulung sebaiknya memiliki kontrol terhadap pemberitaan baik yang positif maupun negatif mengenai produk dan perusahaan agar tidak memiliki dampak yang besar yang dapat menyebabkan kerugian pada perusahaan. Restoran Lasagna Gulung dapat meningkatkan program promosi mass media dengan melakukan kegiatan periklanan yang gencar melalui mediamedia yang telah digunakan sebelumnya, seperti brosur, mini banner dan spanduk. Iklan memiliki empat fungsi utama, yaitu menginformasikan khalayak mengenai seluk beluk produk, mempengaruhi khalayak untuk membeli, dan menyegarkan informasi yang telah diterima khalayak, serta menciptakan suasana yang menyenangkan sewaktu khalayak menerima dan mencerna informasi. Brosur, mini banner dan spanduk yang digunakan sebagai media promosi dapat dibuat dengan design dan tulisan yang lebih kreatif dan komunikatif agar dapat menarik perhatian konsumen dan pesan yang ingin disampaikan dapat dimengerti dan dipahamioleh konsumen. Penyebaran brosur yang sebelumnya difokuskan hanya saat penurunan penjualan dapat lebih ditingkatkan intensitasnya dengan melakukan penyebaran secara rutin 4-5 kali dalam sebulan di kawasan yang berpotensi dikunjungi banyak orang, seperti Kebun Raya Bogor, The Jungle Water
72
Adventure, hotel, pintu tol Jagorawi. Penyebaran yang juga dilakukan di restoran-restoran lain yang dikelola oleh Pia Apple Pie Group harus didukung oleh karyawan restoran-restoran tersebut dengan menyebarkan brosur Lasagna Gulung kepada konsumen yang mengunjungi restoran-restoran tersebut secara lebih agresif. Selain itu, restoran Lasagna Gulung dapat menggunakan kembali media mini banner dengan design yang kreatif dan menarik yang disebarkan di lokasi-lokasi yang strategis di Kota Bogor. Pemanfaatan program publisitas yang selama ini dilakukan secara pasif sebaiknya dikembangkan dengan cara mengundang media pers baik cetak maupun elektronik secara aktif untuk meliput restoran Lasagna Gulung sebagai salah satu bahan berita di media tersebut. Program promosi penjualan yang sebelumnya dilakukan oleh restoran Lasagna Gulung pada saat awal didirikan yaitu pemberian potongan harga sebesar 10% dapat diterapkan kembali sebagai salah satu stategi promosi restoran ini ke depannya. Restoran Lasagna Gulung dapat menerapkan program pemberian diskon untuk merangsang pelanggan baru agar melakukan pembelian. Penyusunan strategi promosi yang tepat dan efektif diharapkan mampu meningkatkan jumlah pelanggan baru serta mempertahankan dan meningkatkan jumlah pelanggan yang sudah ada menjadi pelanggan setia yang datang berkali-kali sehingga menjadi committed buyers. 4.8. Implikasi Manajerial Hasil pengolahan yang dilakukan memiliki implikasi yang positif bagi pihak manajemen restoran Lasagna Gulung. Implikasi ini dapat dijadikan sebagai
masukan
dan
rekomendasi
bagi
pihak
manajemen
untuk
mengembangkan strategi promosi yang lebih baik di masa depan. Implikasi tersebut adalah sebagai berikut: 1.
Promosi yang dilakukan oleh restoran Lasagna Gulung ternyata cukup efektif untuk meningkatkan dan mempertahankan pangsa pasar yang telah ada. Konsumen merespon dengan baik promosi yang selama ini telah dilakukan oleh restoran Lasagna Gulung. Promosi yang cukup efektif ini menuntut restoran Lasagna Gulung untuk meningkatkan
73
strategi pemasaran yang lebih baik dan lebih variatif agar konsumen tertarik dengan produk yag ditawarkan restoran ini. 2.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai karakteristik konsumen, segmentasi dan target pasar yang dibidik oleh restoran Lasagna gulung telah tercapai. Segmentasi restoran Lasagna Gulung adalah konsumen yang memiliki penghasilan cukup serta berasal dari tingkat ekonomi menengah-atas. Target yang ingin dicapai oleh restoran Lasagna Gulung adalah konsumen yang memiliki kesenangan dalam bidang kuliner dan memiliki kondisi keuangan yang cukup . Sementara itu, positioning yang diharapkan oleh restoran Lasagna Gulung adalah sebagai restoran yang mengutamakan kualitas, baik terhadap produknya yang lezat dan berbeda maupun terhadap pelayanan yang diberikan. Namun, sebagian konsumen masih menganggap pelayanan yang diberikan oleh restoran ini kurang memuaskan sehingga restoran Lasagna Gulung diharapkan dapat meningkatkan kualitas pelayanannya agar konsumen merasa puas sehingga konsumen tidak akan berpaling ke restoran kompetitor.
3.
Hasil penelitian ini juga terkait dengan bauran pemasaran yang terdiri dari produk, tempat dan waktu, proses, produktivitas dan kualitas, orang, promosi, bukti fisik dan harga. Pada komponen produk, restoran Lasagna Gulung sudah memiliki daya tarik dan ciri khas tersendiri di benak konsumen dengan produk utamanya, lasagna gulung, yang berbeda dengan produk para kompetitor. Restoran Lasagna Gulung juga harus menjaga
dan
mempertahankan
kualitas
produk
dan
senantiasa
meningkatkan kualitas produk agar kepuasan konsumen dapat tercapai. Dilihat dari segi tempat, restoran Lasagna Gulung berada di wilayah yang sangat strategis yaitu terletak di pusat Kota Bogor. Namun, lokasi yang berada di pusat kota ini sangat rentan karena persaingan yang terjadi antar restoran di wilayah ini sangat ketat. Restoran Lasagna Gulung perlu mempertimbangkan pelebaran area distribusi, seperti dengan membuka cabang di luar kota Bogor mengingat banyaknya pelanggan restoran Lasagna Gulung yang berasal dari luar kota. Dilihat dari segi proses,
74
konsumen yang ingin makan di tempat dapat menikmati menu di restoran Lasagna Gulung dalam waktu yang singkat. Efektivitas dan efisiensi dari proses produksi sangat dibutuhkan oleh restoran Lasagna Gulung karena apabila terjadi hambatan dalam proses produksi maka hal tersebut akan menjadi kendala dalam penyampaian produk kepada konsumen dan pada akhirnya menentukan tingkat kepuasan konsumen. 4.
Produktivitas bagi usaha restoran adalah hal yang berjalan seiring dengan pengawasan terhadap proses produksi. Pengawasan yang dilakukan oleh supervisor restoran Lasagna Gulung sudah cukup baik. Supervisor melakukan
pengawasan
melalui
pemberian
kepercayaan
kepada
karyawan sehingga karyawan merasa nyaman dalam bekerja tanpa adanya tekanan. Tingkat produktivitas yang baik pada karyawan restoran Lasagna Gulung ini sangat berpengaruh terhadap proses produksi dalam menghasilkan produk bagi konsumen. Dilihat dari segi orang, karyawan restoran Lasagna Gulung dapat berinteraksi dengan baik dengan para pelanggan. Hal ini sangat berpengaruh terhadap kesan konsumen bagi restoran ini. Restoran Lasagna Gulung sebaiknya memberikan penekanan kepada karyawannya agar meningkatkan kecepatan dalam pelayanan dan penanganan pelanggan karena hal tersebut akan menentukan tanggapan pelanggan terhadap kualitas pelayanan restoran Lasagna Gulung. Bukti fisik diperlukan oleh perusahaan untuk menunjukkan keberadaannya di tengah-tengah masyarakat. Bangunan restoran Lasagna Gulung adalah salah satu bukti fisik yang sangat jelas untuk menunjukkan keberadaan restoran Lasagna Gulung. Di samping itu, bukti fisik didukung dengan adanya perlengkapan interior, logo, papan nama, spanduk, buku daftar menu, serta kepedulian karyawan restoran Lasagna Gulung terhadap pelanggan. Restoran Lasagna Gulung perlu mengelola bukti fisik yang terlihat oleh pelanggan secara hati-hati karena akan berpengaruh terhadap tingkat awareness pelanggan. 5.
Promosi produk restoran Lasagna Gulung dapat difokuskan untuk memperkenalkan dan menarik calon konsumen karena promosi kepada konsumen yang dimiliki sudah terbukti cukup efektif. Promosi yang
75
kreatif dan inovatif perlu dilakukan oleh restoran Lasagna Gulung kepada calon konsumen. Tujuannya yaitu untuk meningkatkan posisi restoran Lasagna Gulung yang baik di mata masyarakat secara umum. Selain itu, restoran Lasagna Gulung sebaiknya mengoptimalkan bentuk promosi “word of mouth” sebagai salah satu program promosi formal karena memiliki pengaruh yang besar. Strategi promosi yang akan diterapkan harus mempertimbangkan adanya keterlibatan dari seluruh stakeholder perusahaan, baik dari pemilik, karyawan, maupun konsumen karena adanya dukungan dari seluruh stakeholder dapat menunjang keefektifan strategi promosi yang akan dilakukan. Harga merupakan salah satu komponen yang penting untuk diperhatikan. Pihak restoran Lasagna Gulung harus memiliki pertimbangan yang matang apabila ingin melakukan peningkatan harga karena hal ini sangat berpengaruh terhadap jumlah penjualan.
76
KESIMPULAN DAN SARAN
1.
Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian, maka penulis dapat menarik beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1.
Kegiatan-kegiatan promosi yang selama ini telah dilaksanakan oleh restoran Lasagna Gulung, meliputi mass selling (periklanan dan publisitas), public relations, dan promosi penjualan. Sampai saat ini restoran Lasagna Gulung belum pernah melaksanakan promosi melalui personal selling serta direct marketing. Namun Lasagna Gulung memanfaaatkan satu bentuk promosi tidak formal yang dilakukan oleh konsumen yaitu word of mouth (informasi mulut ke mulut) karena memiliki dampak positif yang sangat besar dalam mempengaruhi calon konsumen.
2.
Efektivitas promosi diukur dengan melihat respon konsumen terhadap berbagai promosi yang telah dilakukan oleh restoran Lasagna Gulung. Pengukuran efektivitas promosi dalam penelitian ini menggunakan EPIC Model dan Direct Rating Method. a.
Berdasarkan hasil analisis pengukuran efektivitas promosi restoran Lasagna Gulung dengan menggunakan EPIC Model dapat diketahui bahwa dari keempat dimensi EPIC Model hanya dua dimensi yang berada dalam rentang skala efektif yaitu dimensi empati dan dimensi persuasi. Sementara itu, dua dimensi lainnya yaitu dimensi dampak dan dimensi komunikasi berada dalam rentang skala cukup efektif. Hasil perhitungan juga menunjukkan bahwa dimensi persuasi merupakan faktor dominan di antara faktor lainnya karena memiliki nilai perhitungan paling besar dibandingkan lainnya. Secara keseluruhan EPIC Rate, skor rata-rata adalah 3,40 yang berada dalam rentang skala cukup efektif. Hal ini berarti promosi yang dilakukan restoran Lasagna Gulung cukup efektif saja tetapi kinerjanya belum maksimal.
77
b.
Berdasarkan analisis dengan Direct Rating Method nilai direct rating (g) yang diperoleh sebesar 64,98 yang berada pada rentang skala 60 sampai 80. Hal ini berarti promosi yang dilakukan restoran Lasagna Gulung cukup berhasil dilihat dari segi perhatian, pemahaman, respon kognitif, respon afektif serta sikap konsumen. Konsumen Lasagna Gulung memberikan respon positif terhadap promosipromosi yang dilakukan oleh restoran ini.
3. Strategi promosi yang efektif yang dapat diterapkan oleh restoran Lasagna Gulung yaitu dengan mengoptimalkan peran word of mouth yang dilakukan oleh konsumen, melakukan kegiatan periklanan yang gencar melalui media-media yang telah digunakan sebelumnya, seperti brosur, mini banner dan spanduk, pemanfaatan program publisitas secara aktif serta pemberian diskon bagi konsumen seperti pada saat pembukaan restoran. 2.
Saran Beberapa saran yang diusulkan sebagai bahan pertimbangan bagi pihak restoran Lasagna Gulung untuk meningkatkan keberhasilan strategi promosi adalah sebagai berikut: 1. Restoran Lasagna Gulung disarankan untuk lebih kreatif dan inovatif dalam melakukan kegiatan promosi agar dapat menarik dan mendorong konsumen untuk melakukan pembelian. Sebagai contoh, pihak restoran Lasagna Gulung dapat menggunakan gambar dan tulisan yang kreatif serta logo yang unik pada media promosi yang digunakan. Selain itu, restoran Lasagna Gulung dapat melakukan strategi promosi yang inovatif yang sebelumnya belum pernah dilakukan, misalnya dengan mengikuti berbagai pameran kuliner serta pemberian voucher dan merchandise agar dapat merangsang konsumen untuk melakukan pembelian dan konsumen dapat mengenal lebih jauh restoran Lasagna Gulung. Hal ini terkait dengan tingkat efektivitas promosi restoran Lasagna Gulung yang berada dalam rentang cukup efektif. Restoran Lasagna Gulung harus lebih memperhatikan promosi yang dilakukannya terutama yang menyangkut dimensi dampak dan dimensi komunikasi.
78
2. Restoran Lasagna Gulung perlu meningkatkan pelayanannya kepada konsumen dalam hal fasilitas, kecepatan dalam melayani konsumen, serta kebersihan restoran. Pihak manajemen restoran Lasagna Gulung sebaiknya mengarahkan seluruh karyawan untuk memberikan pelayanan yang terbaik bagi konsumen dengan memberikan layanan yang prima dari awal konsumen masuk hingga konsumen keluar dari restoran ini. Konsumen yang merasa puas merupakan konsumen yang potensial untuk mempromosikan restoran ini kepada teman, keluarga serta kerabat melalui informasi mulut ke mulut. 3. Selain meningkatkan promosi, restoran Lasagna Gulung juga sebaiknya perlu mempertimbangkan untuk membuka cabang di luar kota Bogor mengingat banyaknya pelanggan restoran Lasagna Gulung yang berasal dari luar kota.
79
DAFTAR PUSTAKA Amir, Taufiq. 2005. Dinamika Pemasaran: Jelajahi dan Rasakan. PT Rajagrafindo Persada, Jakarta. Andrijansyah. 2009. Analisis Efektivitas Promosi Produk Pembiayaan Syariah Sepeda Motor PT BPRS Al Salaam Amal Salman (Studi Kasus BPRS Al Salaam Cabang Depok). Skripsi pada Deparemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor, Bogor. Durianto, D., Sugiarto, A. W. Widjaja, H. Supratikno. 2003. Invansi Pasar dengan Iklan yang Efektif : Strategi, Program, dan Teknik Pengukuran. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Imaduddin, M. 2005. Analisis Efektivitas Promosi PT. BPRS Amanah Ummah Leuwiliang Bogor. Skripsi pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor, Bogor. Jayanti, Andhika P.D. 2009. Analisis Efektivitas Promosi Terhadap Jumlah Penjualan Death by Chocolate & Spageti Restaurant, Bogor. Skripsi pada Deparemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor, Bogor Keegan, W.J. 2003. Manajemen Pemasaran Internasional. PT INDEKS, Jakarta. Kotler, Philip and K.L. Keller. 2007. Manajemen Pemasaran Edisi 12. PT INDEKS, Jakarta. Kotler, Philip and Gary Amstrong. 2008. Prinsip-Prinsip Pemasaran Edisi ke-12. Erlangga, Jakarta. Lovelock, C.H. and L.K. Wright. 2005. Manajemen Pemasaran Jasa. PT INDEKS Kelompok Gramedia, Jakarta. Marsum, W.A. 2007. Restoran dan Segala Permasalahannya (Edisi 4). ANDI, Yogyakarta. Morissan. 2007. Periklanan dan Komunikasi Pemasaran Terpadu. Ramdina Prakarsa, Jakarta. Suliyanto. 2005. Analisis Data dalam Aplikasi Pemasaran. Ghalia Indonesia, Bogor. Tjiptono, Fandy. 2008. Strategi Pemasaran. ANDI, Yogyakarta.
80
Uktolseja. 2006. Analisis Keefektifan Promosi Terhadap Jumlah Penjualan Ponsel Merek XYZ oleh PT. X (Studi Kasus Mahasiswa Institut Pertanian Bogor). Skripsi pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor, Bogor. Umar, Husein. 2003. Metode Riset Perilaku Konsumen Jasa. Ghalia Indonesia, Jakarta.
LAMPIRAN
82
Lampiran 1. Kuesioner Penelitian KUESIONER PENELITIAN Analisis Efektivitas Promosi Terhadap Volume Penjualan Restoran Lasagna Gulung, Bogor Terima kasih atas kesediaan Anda meluangkan waktu untuk mengisi kuesioner ini. Kuesioner ini merupakan salah satu instrumen penelitian untuk penyusunan skripsi yang dilakukan oleh: Nama : Feby Suandari NRP : H24063175 Departemen : Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB Informasi yang Anda berikan bersifat rahasia dan hanya digunakan untuk kepentingan akademis. Terima kasih atas partisipasi dan kerja sama Anda. A. Identitas Responden Beri tanda (X) untuk menjawab pertanyaan di bawah ini. 1. Jenis kelamin: Laki-laki Perempuan 2. Usia: 18-20 tahun 31-40 tahun 21-30 tahun > 40 tahun, sebutkan... 3. Status pernikahan: Menikah Belum menikah 4. Pekerjaan: Pelajar/Mahasiswa Pensiunan PNS Wiraswasta Pegawai Swasta Lainnya, sebutkan... Ibu rumah tangga 5. Pendidikan terakhir/yang sedang dijalani: SLTP Diploma Pascasarjana SLTA Sarjana 6.
Pendapatan/bulan: ≤ Rp 1.000.000 Rp 1.000.001-Rp 1.500.000 Rp 1.500.001-Rp 2.000.000
Rp 2.000.001-Rp 2.500.000 Rp 2.500.001-Rp 3.000.000 > Rp 3.000.000
B. Dimensi Promosi Dari manakah Anda mengetahui restoran Lasagna Gulung (jawaban boleh lebih dari satu): Teman, keluarga atau kerabat Spanduk Televisi Brosur Internet Lainnya, sebutkan... Bentuk-bentuk promosi yang dilakukan oleh Lasagna Gulung: 1. Publisitas melalui media elektronik (TV) 2. Spanduk dan brosur 3. Promosi mulut ke mulut Keterangan: STS : Sangat Tidak Setuju TS : Tidak Setuju S : Setuju SS : Sangat Setuju
C
: Cukup
83
Berikut pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan promosi restoran Lasagna Gulung. No 1. 2. 3. 4.
5. 6.
7.
8.
9.
10. 11.
12.
13.
14. 15. 16.
Pertanyaan EPIC Model Apakah Anda setuju bahwa promosi restoran Lasagna Gulung adalah baik? Setujukah Anda bahwa Anda menyukai promosi restoran Lasagna Gulung? Setujukah Anda bahwa Anda tertarik dengan produk makanan Lasagna Gulung? Setujukah Anda bahwa Anda sungguhsungguh berkeinginan membeli produk makanan Lasagna Gulung? Setujukah Anda bahwa Anda tahu betul mengenai produk makanan Lasagna Gulung? Setujukah Anda bahwa promosi Lasagna Gulung lebih kreatif dibanding dengan promosi pesaing? Setujukah Anda bahwa promosi Lasagna Gulung lebih jelas dibanding promosi yang dilakukan restoran pesaing? Setujukah Anda bahwa promosi restoran Lasagna Gulung mampu mengkomunikasikan pesan yang disampaikan? Setujukah Anda bahwa Anda mengerti pesan yang disampaikan dalam promosi Lasagna Gulung? Direct Rating Method Setujukah Anda bahwa promosi Lasagna Gulung menarik perhatian? Setujukah Anda bahwa promosi Lasagna Gulung menjadikan Anda selalu ingin melihat promosi tersebut? Setujukah Anda bahwa setelah menyaksikan promosi Lasagna Gulung, Anda ingin tahu lebih jauh mengenai Lasagna Gulung? Setujukah Anda bahwa promosi Lasagna Gulung dengan jelas memaparkan pesan yang ingin disampaikan pada konsumen? Setujukah Anda bahwa promosi Lasagna Gulung memiliki daya tarik yang bagus? Setujukah anda bahwa promosi restoran Lasagna Gulung gambar dan tulisannya bagus? Setujukah Anda bahwa promosi Lasagna Gulung mendorong Anda ingin membeli?
Saran dan komentar Anda untuk restoran Lasagna Gulung
STS
TS
C
S
SS
84
Lampiran 2. Bauran Pemasaran Restoran Lasagna Gulung Secara Keseluruhan 1. Bagian outdoor restoran Lasagna Gulung
2. Bagian indoor restoran Lasagna Gulung
3. Produk restoran Lasagna Gulung
Lasagna gulung
Menu lainnya restoran Lasagna Gulung
85
Cookies shake
Ikan asin siap makan
4. Media Promosi Restoran Lasagna Gulung
Spanduk
Brosur
Lanjutan Lampiran 2. Correlations VAR1 VAR1
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
VAR2
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
VAR3
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
VAR4
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
VAR5
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
VAR6
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
VAR7
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
VAR8
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
VAR9
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
1
VAR6
VAR7
VAR8
VAR9
VAR10
VAR11
VAR12
VAR13
VAR14
VAR15
VAR16
VAR17
,690(**)
VAR2
VAR3 ,251
VAR4 ,307
VAR5 ,157
,574(**)
,720(**)
,493(**)
,520(**)
,609(**)
,519(**)
,233
,444(*)
,484(**)
,455(*)
,492(**)
,729(**)
,000
,180
,099
,409
,001
,000
,006
,003
,000
,003
,215
,014
,007
,012
,006
,000
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
,690(**)
1
,166
,182
,392(*)
,681(**)
,559(**)
,591(**)
,625(**)
,372(*)
,342
,641(**)
,487(**)
,580(**)
,502(**)
,432(*)
,758(**)
,000
,380
,337
,032
,000
,001
,001
,000
,043
,065
,000
,006
,001
,005
,017
,000
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
,251
,166
1
,654(**)
,428(*)
,324
,324
,195
,023
,382(*)
,251
,179
-,040
,304
,388(*)
,554(**)
,457(*)
,180
,380
,000
,018
,080
,081
,302
,905
,037
,181
,345
,833
,103
,034
,001
,011
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
,307
,182
,654(**)
1
,245
,472(**)
,207
,243
,249
,318
,321
,173
,059
,404(*)
,313
,510(**)
,493(**)
,099
,337
,000
,191
,008
,272
,195
,185
,086
,084
,359
,758
,027
,092
,004
,006
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
,157
,392(*)
,428(*)
,245
1
,406(*)
,176
,007
,009
,239
,136
,469(**)
-,040
,304
,456(*)
,372(*)
,415(*)
,409
,032
,018
,191
,026
,352
,971
,964
,204
,473
,009
,833
,102
,011
,043
,022
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
,574(**)
,681(**)
,324
,472(**)
,406(*)
1
,503(**)
,515(**)
,560(**)
,526(**)
,601(**)
,535(**)
,426(*)
,687(**)
,518(**)
,438(*)
,803(**)
,001
,000
,080
,008
,026
,005
,004
,001
,003
,000
,002
,019
,000
,003
,015
,000
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
,720(**)
,559(**)
,324
,207
,176
,503(**)
1
,714(**)
,636(**)
,577(**)
,464(**)
,136
,521(**)
,454(*)
,261
,320
,689(**)
,000
,001
,081
,272
,352
,005
,000
,000
,001
,010
,473
,003
,012
,163
,084
,000
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
,493(**)
,591(**)
,195
,243
,007
,515(**)
,714(**)
1
,882(**)
,500(**)
,553(**)
,466(**)
,679(**)
,603(**)
,291
,434(*)
,756(**)
,006
,001
,302
,195
,971
,004
,000
,000
,005
,002
,009
,000
,000
,119
,017
,000
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
,520(**)
,625(**)
,023
,249
,009
,560(**)
,636(**)
,882(**)
1
,429(*)
,567(**)
,379(*)
,727(**)
,571(**)
,182
,391(*)
,723(**)
,003
,000
,905
,185
,964
,001
,000
,000
,018
,001
,039
,000
,001
,335
,033
,000
N VAR10
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
VAR11
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
VAR12
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
VAR13
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
VAR14
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
VAR15
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
VAR16
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
VAR17
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
,609(**)
,372(*)
,382(*)
,318
,239
,526(**)
,577(**)
,500(**)
,429(*)
1
,804(**)
,385(*)
,549(**)
,689(**)
,576(**)
,738(**)
,797(**)
,000
,043
,037
,086
,204
,003
,001
,005
,018
,000
,036
,002
,000
,001
,000
,000
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
,519(**)
,342
,251
,321
,136
,601(**)
,464(**)
,553(**)
,567(**)
,804(**)
1
,322
,623(**)
,567(**)
,359
,630(**)
,746(**)
,003
,065
,181
,084
,473
,000
,010
,002
,001
,000
,083
,000
,001
,052
,000
,000
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
,233
,641(**)
,179
,173
,469(**)
,535(**)
,136
,466(**)
,379(*)
,385(*)
,322
1
,446(*)
,713(**)
,670(**)
,474(**)
,663(**)
,215
,000
,345
,359
,009
,002
,473
,009
,039
,036
,083
,014
,000
,000
,008
,000
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
,444(*)
,487(**)
-,040
,059
-,040
,426(*)
,521(**)
,679(**)
,727(**)
,549(**)
,623(**)
,446(*)
1
,530(**)
,171
,334
,647(**)
,014
,006
,833
,758
,833
,019
,003
,000
,000
,002
,000
,014
,003
,365
,071
,000
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
,484(**)
,580(**)
,304
,404(*)
,304
,687(**)
,454(*)
,603(**)
,571(**)
,689(**)
,567(**)
,713(**)
,530(**)
1
,689(**)
,617(**)
,843(**)
,007
,001
,103
,027
,102
,000
,012
,000
,001
,000
,001
,000
,003
,000
,000
,000
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
,455(*)
,502(**)
,388(*)
,313
,456(*)
,518(**)
,261
,291
,182
,576(**)
,359
,670(**)
,171
,689(**)
1
,578(**)
,674(**)
,012
,005
,034
,092
,011
,003
,163
,119
,335
,001
,052
,000
,365
,000
,001
,000
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
,492(**)
,432(*)
,554(**)
,510(**)
,372(*)
,438(*)
,320
,434(*)
,391(*)
,738(**)
,630(**)
,474(**)
,334
,617(**)
,578(**)
1
,754(**)
,006
,017
,001
,004
,043
,015
,084
,017
,033
,000
,000
,008
,071
,000
,001
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
,729(**)
,758(**)
,457(*)
,493(**)
,415(*)
,803(**)
,689(**)
,756(**)
,723(**)
,797(**)
,746(**)
,663(**)
,647(**)
,843(**)
,674(**)
,754(**)
1
,000
,000
,011
,006
,022
,000
,000
,000
,000
,000
,000
,000
,000
,000
,000
,000
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). * Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
,000
30
86
Lampiran 3. Hasil Uji Validitas Kuesioner Pertanyaan r-hitung 1 0,729
r- tabel 0,361
Validitas Valid
2
0,758
0,361
Valid
3
0,457
0,361
Valid
4
0,493
0,361
Valid
5
0,415
0,361
Valid
6
0,803
0,361
Valid
7
0,689
0,361
Valid
8
0,756
0,361
Valid
9
0,723
0,361
Valid
10
0,797
0,361
Valid
11
0,746
0,361
Valid
12
0,663
0,361
Valid
13
0,647
0,361
Valid
14
0,843
0,361
Valid
15
0,674
0,361
Valid
16
0,754
0,361
Valid
Lanjutan Lampiran 2. Correlations VAR1 VAR1
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
VAR2
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
VAR3
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
VAR4
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
VAR5
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
VAR6
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
VAR7
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
VAR8
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
VAR9
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
1
VAR6
VAR7
VAR8
VAR9
VAR10
VAR11
VAR12
VAR13
VAR14
VAR15
VAR16
VAR17
,690(**)
VAR2
VAR3 ,251
VAR4 ,307
VAR5 ,157
,574(**)
,720(**)
,493(**)
,520(**)
,609(**)
,519(**)
,233
,444(*)
,484(**)
,455(*)
,492(**)
,729(**)
,000
,180
,099
,409
,001
,000
,006
,003
,000
,003
,215
,014
,007
,012
,006
,000
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
,690(**)
1
,166
,182
,392(*)
,681(**)
,559(**)
,591(**)
,625(**)
,372(*)
,342
,641(**)
,487(**)
,580(**)
,502(**)
,432(*)
,758(**)
,000
,380
,337
,032
,000
,001
,001
,000
,043
,065
,000
,006
,001
,005
,017
,000
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
,251
,166
1
,654(**)
,428(*)
,324
,324
,195
,023
,382(*)
,251
,179
-,040
,304
,388(*)
,554(**)
,457(*)
,180
,380
,000
,018
,080
,081
,302
,905
,037
,181
,345
,833
,103
,034
,001
,011
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
,307
,182
,654(**)
1
,245
,472(**)
,207
,243
,249
,318
,321
,173
,059
,404(*)
,313
,510(**)
,493(**)
,099
,337
,000
,191
,008
,272
,195
,185
,086
,084
,359
,758
,027
,092
,004
,006
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
,157
,392(*)
,428(*)
,245
1
,406(*)
,176
,007
,009
,239
,136
,469(**)
-,040
,304
,456(*)
,372(*)
,415(*)
,409
,032
,018
,191
,026
,352
,971
,964
,204
,473
,009
,833
,102
,011
,043
,022
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
,574(**)
,681(**)
,324
,472(**)
,406(*)
1
,503(**)
,515(**)
,560(**)
,526(**)
,601(**)
,535(**)
,426(*)
,687(**)
,518(**)
,438(*)
,803(**)
,001
,000
,080
,008
,026
,005
,004
,001
,003
,000
,002
,019
,000
,003
,015
,000
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
,720(**)
,559(**)
,324
,207
,176
,503(**)
1
,714(**)
,636(**)
,577(**)
,464(**)
,136
,521(**)
,454(*)
,261
,320
,689(**)
,000
,001
,081
,272
,352
,005
,000
,000
,001
,010
,473
,003
,012
,163
,084
,000
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
,493(**)
,591(**)
,195
,243
,007
,515(**)
,714(**)
1
,882(**)
,500(**)
,553(**)
,466(**)
,679(**)
,603(**)
,291
,434(*)
,756(**)
,006
,001
,302
,195
,971
,004
,000
,000
,005
,002
,009
,000
,000
,119
,017
,000
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
,520(**)
,625(**)
,023
,249
,009
,560(**)
,636(**)
,882(**)
1
,429(*)
,567(**)
,379(*)
,727(**)
,571(**)
,182
,391(*)
,723(**)
,003
,000
,905
,185
,964
,001
,000
,000
,018
,001
,039
,000
,001
,335
,033
,000
N VAR10
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
VAR11
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
VAR12
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
VAR13
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
VAR14
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
VAR15
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
VAR16
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
VAR17
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
,609(**)
,372(*)
,382(*)
,318
,239
,526(**)
,577(**)
,500(**)
,429(*)
1
,804(**)
,385(*)
,549(**)
,689(**)
,576(**)
,738(**)
,797(**)
,000
,043
,037
,086
,204
,003
,001
,005
,018
,000
,036
,002
,000
,001
,000
,000
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
,519(**)
,342
,251
,321
,136
,601(**)
,464(**)
,553(**)
,567(**)
,804(**)
1
,322
,623(**)
,567(**)
,359
,630(**)
,746(**)
,003
,065
,181
,084
,473
,000
,010
,002
,001
,000
,083
,000
,001
,052
,000
,000
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
,233
,641(**)
,179
,173
,469(**)
,535(**)
,136
,466(**)
,379(*)
,385(*)
,322
1
,446(*)
,713(**)
,670(**)
,474(**)
,663(**)
,215
,000
,345
,359
,009
,002
,473
,009
,039
,036
,083
,014
,000
,000
,008
,000
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
,444(*)
,487(**)
-,040
,059
-,040
,426(*)
,521(**)
,679(**)
,727(**)
,549(**)
,623(**)
,446(*)
1
,530(**)
,171
,334
,647(**)
,014
,006
,833
,758
,833
,019
,003
,000
,000
,002
,000
,014
,003
,365
,071
,000
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
,484(**)
,580(**)
,304
,404(*)
,304
,687(**)
,454(*)
,603(**)
,571(**)
,689(**)
,567(**)
,713(**)
,530(**)
1
,689(**)
,617(**)
,843(**)
,007
,001
,103
,027
,102
,000
,012
,000
,001
,000
,001
,000
,003
,000
,000
,000
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
,455(*)
,502(**)
,388(*)
,313
,456(*)
,518(**)
,261
,291
,182
,576(**)
,359
,670(**)
,171
,689(**)
1
,578(**)
,674(**)
,012
,005
,034
,092
,011
,003
,163
,119
,335
,001
,052
,000
,365
,000
,001
,000
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
,492(**)
,432(*)
,554(**)
,510(**)
,372(*)
,438(*)
,320
,434(*)
,391(*)
,738(**)
,630(**)
,474(**)
,334
,617(**)
,578(**)
1
,754(**)
,006
,017
,001
,004
,043
,015
,084
,017
,033
,000
,000
,008
,071
,000
,001
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
,729(**)
,758(**)
,457(*)
,493(**)
,415(*)
,803(**)
,689(**)
,756(**)
,723(**)
,797(**)
,746(**)
,663(**)
,647(**)
,843(**)
,674(**)
,754(**)
1
,000
,000
,011
,006
,022
,000
,000
,000
,000
,000
,000
,000
,000
,000
,000
,000
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). * Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
,000
30
87
Lampiran 4. Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner Scale: ALL VARIABLES Case Processing Summary N Cases
Valid Exclude d(a) Total
30
% 100,0
0
,0
30
100,0
a Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics Cronbach's Alpha ,926
N of Items 16
88
Lampiran 5. Hasil Analisis Deskriptif Karakteristik Responden Jenis Kelamin
Valid
1,00 2,00 Total
Frequency 38 62 100
Percent 38,0 62,0 100,0
Valid Percent 38,0 62,0 100,0
Cumulative Percent 38,0 100,0
Valid Percent 9,0 56,0 21,0 14,0 100,0
Cumulative Percent 9,0 65,0 86,0 100,0
Valid Percent 43,0 57,0 100,0
Cumulative Percent 43,0 100,0
Valid Percent 27,0 9,0 36,0 7,0 7,0 14,0 100,0
Cumulative Percent 27,0 36,0 72,0 79,0 86,0 100,0
Valid Percent 15,0 9,0 59,0 17,0 100,0
Cumulative Percent 15,0 24,0 83,0 100,0
Usia
Valid
1,00 2,00 3,00 4,00 Total
Frequency 9 56 21 14 100
Percent 9,0 56,0 21,0 14,0 100,0
Status
Valid
1,00 2,00 Total
Frequency 43 57 100
Percent 43,0 57,0 100,0
Pekerjaan
Valid
1,00 2,00 3,00 4,00 6,00 7,00 Total
Frequency 27 9 36 7 7 14 100
Percent 27,0 9,0 36,0 7,0 7,0 14,0 100,0
Pendidikan
Valid
2,00 3,00 4,00 5,00 Total
Frequency 15 9 59 17 100
Percent 15,0 9,0 59,0 17,0 100,0
89
Pendapatan
Valid
1,00 2,00 3,00 4,00 5,00 6,00 Total
Frequency 16 11 9 7 11 46 100
Percent 16,0 11,0 9,0 7,0 11,0 46,0 100,0
Valid Percent 16,0 11,0 9,0 7,0 11,0 46,0 100,0
Cumulative Percent 16,0 27,0 36,0 43,0 54,0 100,0
Sumber Informasi
Valid
1,00 2,00 3,00 4,00 5,00 6,00 Total
Frequency 75 16 4 10 4 7 116
Percent 64,7 13,8 3,4 8,6 3,4 6,0 100,0
Valid Percent 64,7 13,8 3,4 8,6 3,4 6,0 100,0
Cumulative Percent 64,7 78,4 81,9 90,5 94,0 100,0
90
Lampiran 6. Hasil Persentase Analisis Tabulasi Sederhana EPIC Model Promosi Baik
Valid
1,00 2,00 3,00 4,00 5,00 Total
Frequency 2 14 31 43 10 100
Percent 2,0 14,0 31,0 43,0 10,0 100,0
Valid Percent 2,0 14,0 31,0 43,0 10,0 100,0
Cumulative Percent 2,0 16,0 47,0 90,0 100,0
Menyukai Promosi
Valid
1,00 2,00 3,00 4,00 5,00 Total
Frequency 2 11 34 46 7 100
Percent 2,0 11,0 34,0 46,0 7,0 100,0
Valid Percent 2,0 11,0 34,0 46,0 7,0 100,0
Cumulative Percent 2,0 13,0 47,0 93,0 100,0
Valid Percent 13,0 64,0 23,0 100,0
Cumulative Percent 13,0 77,0 100,0
Tertarik
Valid
3,00 4,00 5,00 Total
Frequency 13 64 23 100
Percent 13,0 64,0 23,0 100,0
Berkeinginan Membeli
Valid
2,00 3,00 4,00 5,00 Total
Frequency 2 15 59 24 100
Percent 2,0 15,0 59,0 24,0 100,0
Valid Percent 2,0 15,0 59,0 24,0 100,0
Cumulative Percent 2,0 17,0 76,0 100,0
91
Tahu Betul
Valid
1,00 2,00 3,00 4,00 5,00 Total
Frequency 5 19 45 30 1 100
Percent 5,0 19,0 45,0 30,0 1,0 100,0
Valid Percent 5,0 19,0 45,0 30,0 1,0 100,0
Cumulative Percent 5,0 24,0 69,0 99,0 100,0
Valid Percent 5,0 27,0 40,0 22,0 6,0 100,0
Cumulative Percent 5,0 32,0 72,0 94,0 100,0
Valid Percent 2,0 29,0 47,0 19,0 3,0 100,0
Cumulative Percent 2,0 31,0 78,0 97,0 100,0
Kreatif
Valid
1,00 2,00 3,00 4,00 5,00 Total
Frequency 5 27 40 22 6 100
Percent 5,0 27,0 40,0 22,0 6,0 100,0
Jelas
Valid
1,00 2,00 3,00 4,00 5,00 Total
Frequency 2 29 47 19 3 100
Percent 2,0 29,0 47,0 19,0 3,0 100,0
Mengkomunikasikan
Valid
1,00 2,00 3,00 4,00 5,00 Total
Frequency 4 16 43 33 4 100
Percent 4,0 16,0 43,0 33,0 4,0 100,0
Valid Percent 4,0 16,0 43,0 33,0 4,0 100,0
Cumulative Percent 4,0 20,0 63,0 96,0 100,0
92
Mengerti
Valid
1,00 2,00 3,00 4,00 5,00 Total
Frequency 4 17 42 34 3 100
Percent 4,0 17,0 42,0 34,0 3,0 100,0
Valid Percent 4,0 17,0 42,0 34,0 3,0 100,0
Cumulative Percent 4,0 21,0 63,0 97,0 100,0
93
Lampiran 7. Hasil Persentase Analisis Tabulasi Sederhana Direct Rating Method Menarik Perhatian
Valid
1,00 2,00 3,00 4,00 5,00 Total
Frequency 2 26 31 33 8 100
Percent 2,0 26,0 31,0 33,0 8,0 100,0
Valid Percent 2,0 26,0 31,0 33,0 8,0 100,0
Cumulative Percent 2,0 28,0 59,0 92,0 100,0
Valid Percent 5,0 31,0 34,0 27,0 3,0 100,0
Cumulative Percent 5,0 36,0 70,0 97,0 100,0
Melihat Lagi
Valid
1,00 2,00 3,00 4,00 5,00 Total
Frequency 5 31 34 27 3 100
Percent 5,0 31,0 34,0 27,0 3,0 100,0
Tahu lebih jauh
Valid
1,00 2,00 3,00 4,00 5,00 Total
Frequency 4 8 42 39 7 100
Percent 4,0 8,0 42,0 39,0 7,0 100,0
Valid Percent 4,0 8,0 42,0 39,0 7,0 100,0
Cumulative Percent 4,0 12,0 54,0 93,0 100,0
Memaparkan Pesan
Valid
1,00 2,00 3,00 4,00 5,00 Total
Frequency 3 18 44 34 1 100
Percent 3,0 18,0 44,0 34,0 1,0 100,0
Valid Percent 3,0 18,0 44,0 34,0 1,0 100,0
Cumulative Percent 3,0 21,0 65,0 99,0 100,0
94
Mendorong Pembelian
Valid
1,00 2,00 3,00 4,00 5,00 Total
Frequency 1 10 37 44 8 100
Percent 1,0 10,0 37,0 44,0 8,0 100,0
Valid Percent 1,0 10,0 37,0 44,0 8,0 100,0
Cumulative Percent 1,0 11,0 48,0 92,0 100,0
Daya Tarik Bagus
Valid
1,00 2,00 3,00 4,00 5,00 Total
Frequency 2 17 44 31 6 100
Percent 2,0 17,0 44,0 31,0 6,0 100,0
Valid Percent 2,0 17,0 44,0 31,0 6,0 100,0
Cumulative Percent 2,0 19,0 63,0 94,0 100,0
Valid Percent 3,0 20,0 38,0 31,0 8,0 100,0
Cumulative Percent 3,0 23,0 61,0 92,0 100,0
Gambar Bagus
Valid
1,00 2,00 3,00 4,00 5,00 Total
Frequency 3 20 38 31 8 100
Percent 3,0 20,0 38,0 31,0 8,0 100,0