ANALISIS EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ATASAN DAN BAWAHAN PADA PT. TASPEN (PERSERO) BOGOR
Oleh PEBRIADI H24077029
PROGRAM SARJANA MANAJEMEN PENYELENGGARAAN KHUSUS DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010
ANALISIS EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ATASAN DAN BAWAHAN PADA PT. TASPEN (PERSERO) BOGOR
SKRIPSI Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar SARJANA EKONOMI pada Program Sarjana Manajemen Penyelenggaraan Khusus Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Petanian Bogor
Oleh PEBRIADI H24077029
PROGRAM SARJANA MANAJEMEN PENYELENGGARAAN KHUSUS DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010
ABSTRAK Pebriadi. H24077029. Analisis Efektivitas Komunikasi Atasan dan Bawahan pada PT. Taspen (Persero) Bogor. Di bawah bimbingan Erlin Trisyulianti. Komunikasi memiliki peranan yang sangat penting bagi manusia itu sendiri, hal ini tidak dapat dipungkiri lagi, begitu juga halnya bagi suatu organisasi atau perusahaan. Sehebat apapun visi, misi dan tujuan perusahaan tidak akan terlaksana jika masalah komunikasi tidak dirancang dan ditanggulangi dengan baik, terutama antara karyawan dengan karyawan ataupun karyawan dengan atasan. PT. Taspen (Persero) Bogor adalah salah suatu perusahaan yang bergerak dibidang asuransi dan sosial. Kegiatan utamanya bergerak dalam bidang penyimpanan tabungan pegawai negri sipil yang menjadi peserta baik pada masa aktif bekerja maupun pada masa pensiunnya. PT. Taspen (Persero) Bogor diharapkan nantinya akan memberikan manfaat dalam bentuk asuransi dan tabungan hari tua bagi pegawai negri sipil (PNS) baik pada masa aktif bekerja maupun pada masa pensiunnya. Adapun tujuan penelitian ini adalah (1) menganalisis pola komunikasi yang terjadi antara atasan dengan bawahan, (2) menganalisis hambatan komunikasi yang dialami oleh atasan dan bawahan, serta (3) menganalisis efektivitas komunikasi antara atasan dengan bawahan pada PT. Taspen (Persero) Bogor. Penelitian ini dilakukan di PT. Taspen (Persero) Bogor, yang beralamat di Jl. Raya Pajajaran No. 99 Bogor. Penelitian ini dilaksanakan pada PT.Taspen (Persero) Bogor dengan mengambil keseluruhan karyawan sebagai sampel dengan jumlah karyawan sebanyak 65 orang karyawan tetap. Metode pengolahan dan analisis data meliputi uji validitas, uji reliabilitas, anilisis deskriptif, dengan menggunakan analisis uji chi-square. Data yang bersifat kuantitatif akan di olah dengan bantuan program microsoft excel dan SPSS 13.0. Komunikasi yang terjalin antara atasan dan bawahan menggunakan dua macam pola komunikasi ke atas dan pola komunikasi ke bawah. Hambatan komunikasi yang terjadi antara atasan dan bawahan PT. Taspen (Persero) Bogor antara lain adalah adanya hambatan teknis, hambatan semantik, hambatan psikologis, hambatan fisik, hambatan status, hambatan kerangka berpikir, dan hambatan budaya. Indikator yang menjadi ukuran efektivitas komunikasi pada PT. Taspen (Persero) Bogor, bahwa secara umum komunikasi yang terjalin antara atasan dan bawahan pada PT. Taspen (Persero) Bogor sudah efektif.
i
ii
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Kuantan Singingi, Propinsi Riau pada Tanggal 26 Februari 1986 dari pasangan orang tua Bapak Raja Amri dan Ibu Asmarina. Penulis menyelesaikan pendidikan di Sekolah Dasar Negeri 008 Sungai Manau, Kecamatan Kuantan Mudik, Kabupaten Kuantan Singingi pada Tahun 1997, lalu melanjutkan
pendidikan
ke
Sekolah
Lanjutan
Tingkat
Pertama
MTS.
Muhammadiah Lubuk Jambi, Kabupaten Kuantan Singingi pada Tahun 1997. Tahun 2000 penulis melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah MAN 1 Teluk Kuantan, Kabupaten Kuantan Singingi. Tahun 2003, penulis diterima melanjutkan pendidikan di Institut Pertanian Bogor melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) pada Program Diploma III Manajemen Bisnis Perikanan, Departemen Sosial Ekonomi Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan dan selesai pada Tahun 2006. Tahun 2007 penulis kembali melanjutkan pendidikan di Institut Pertanian Bogor pada Program Sarjana Manajemen Penyelenggaraan Khusus Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Selama kuliah penulis pernah mengikuti magang kerja di Perusahaan Pembenihan Ben’s Fish Farm Bogor, Jawa Barat pada tahun 2006. Selain itu penulis
juga
pernah
mengikuti
pelatihan-pelatihan
seperti
Achievement
Motivations Training, Pumping Talent, Bisnis Plan, SPSS, dan sebagainya.
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Skripsi ini. Judul skripsi ini adalah ‘Analisis Efektivitas Komunikasi Atasan dan Bawahan pada PT. Taspen (Persero) Bogor’. Penulis mengambil tema tersebut karena penulis menyadari pentingnya komunikasi yang diterapkan di dalam perusahaan agar perusahaan dapat melaksanakan tugas-tugas dan tujuan perusahaan dengan baik. Komunikasi memiliki peranan yang sangat penting bagi manusia itu sendiri, hal ini tidak dapat dipungkiri lagi, begitu juga halnya bagi suatu organisasi atau perusahaan. Salah satu faktor yang berperan penting dalam komunikasi adalah hubungan personal diantara ke dua belah pihak. PT. Taspen (Persero) Bogor sebagai salah satu lembaga pelayanan masyarakat yang bergerak di bidang jasa selalu berupaya untuk menjaga kualitas pelayanannya agar selalu terlaksana secara optimal. Tujuan dan implementasi dari perusahaan ini adalah memberikan pelayanan yang terbaik untuk peserta tabungan hari tua dan dana pensiun beserta seluruh anggotanya agar produktifivitas pelayanan perusahaan menjadi lebih memuaskan, salah satunya yaitu dengan cara meningkatkan komunikasi yang efektif antar atasan dan bawahan dengan selalu menjaga hubungan kedekatan personal antara karyawan dengan atasan diseluruh jajaran staf PT. Taspen (Persero) Bogor. Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan berbagai pihak skripsi ini tidak akan terselesaikan. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.
iv
UCAPAN TERIMAKASIH
Penulis mengucapkan terimakasih atas selesainya penyusunan Skripsi ini, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : 1. Orang tua tercinta, atas kasih sayang, dukungan dan motivasi yang diberikan dan seluruh bantuan moral serta materil yang tak ternilai harganya. Kakak dan adik yang telah mendokan panulis. 2. Dosen pembimbing penulis Ibu Erlin Trisyulianti, S.TP, M.Si atas bimbingan dan pengarahan serta memberikan masukan dalam penyelesaian skripsi dan penelitian saya ini. 3. Kepada para dosen
penguji yang telah bersedia meluangkan waktunya
menguji penulis. 4. PT. Taspen (Persero) Bogor atas izin dan kesempatan yang diberikan kepada penulis untuk melakukan penelitian di perusahaan tersebut. 5. Keluarga besar umi dan bibi di Ciherang yang telah memberikan doa dan bantuannya selama ini kepada penulis. 6. Kepada Nonny dharmanty pebriadi AMKeb, yang telah membantu memberikan semangat, dukungan dan doanya kepada penulis demi terselesaikannya skripsi ini. Kepada teman-teman (teman kampus, teman kosan, teman asrama IMAKUSI Bogor) serta yang lainnya yang penulis tidak bisa sebutkan satu persatu. 7. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini. Penulis menyadari dalam penyusunan skripsi ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat diperlukan untuk lebih baik. Penulis berharap melalui penyusunan skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca dan semua pihak yang terkait dalam kegiatan penelitian selanjutnya Bogor, Juli 2010 Penulis
v
DAFTAR ISI Halaman ABSTRAK RIWAYAT HIDUP............................................................................................iii KATA PENGANTAR........................................................................................iv UCAPAN TERIMAKASIH .............................................................................v DAFTAR ISI ......................................................................................................vi DAFTAR TABEL..............................................................................................viii DAFTAR GAMBAR..........................................................................................ix DAFTAR LAMPIRAN......................................................................................x I.
PENDAHULUAN........................................................................................ 1.1. Latar Belakang...................................................................................... 1.2. Rumusan Masalah................................................................................. 1.3. Tujuan Penelitian.................................................................................. 1.4. Manfaat Penelitian................................................................................ 1.5. Ruang Lingkup Penelitian.....................................................................
1 1 3 4 4 5
II. TINJAUAN PUSTAKA............................................................................... 6 2.1. Komunikasi........................................................................................... 6 2.1.1. Komunikasi Organisasi............................................................... 6 2.1.2. Proses Komunikasi ..................................................................... 7 2.1.3. Fungsi Komunikasi .................................................................... 8 2.1.4. Pola Komunikasi......................................................................... 11 2.1.5. Hambatan Komunikasi dalam Organisasi .................................. 13 2.1.6. Efektifitas Komunikasi............................................................... 16 2.2 . Penelitian Terdahulu............................................................................. 18 III. METODOLOGI PENELITIAN................................................................ 20 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian.............................................................. 20 3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian................................................................. 22 3.3. Pengumpulan data.................................................................................. 22 3.3.1. Jenis dan Sumber Data................................................................ 22 3.3.2. Metode Penentuan Sampel.......................................................... 22 3.4. Pengolahan dan Analisis Data................................................................ 24 3.4.1. Analisis Deskriptif...................................................................... 24 3.4.2. Uji Chi-Square............................................................................ 25 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN.................................................................... 26 4.1. Profil Perusahaan.................................................................................... 26
vi
Halaman 4.1.1. Sejarah Perkembangan PT. Taspen (Persero) Bogor........................... 26 4.1.2. Visi dan Misi Perusahaan..................................................................... 27 4.1.3. Struktur Organisasi.............................................................................. 28 4.1.4. Produk dan Jasa PT. Taspen (Persero) Bogor...................................... 29 4.2. Karakteristik Responden............................................................................... 30 4.3. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner............................................. 32 4.3.1. Hasil Uji Validitas................................................................................ 32 4.3.2. Hasil Uji Reliabilitas............................................................................ 32 4.4. Pola Komunikasi Atasan dan Bawahan pada PT. Taspen (Persero) Bogor.. 33 4.4.1. Pola Komunikasi ke Atas..................................................................... 33 4.4.2. Pola Komunikasi ke Bawah................................................................. 35 4.5. Hambatan Komunikasi.................................................................................. 37 4.5.1. Hambatan Komunikasi ke Atas dan ke Bawah.................................... 37 4.6. Efektivitas Komunikasi Antara Atasan Dan Bawahan................................. 41 4.7. Implikasi Manajerial..................................................................................... 45 KESIMPULAN DAN SARAN.......................................................................... 47 1. Kesimpulan................................................................................................ 47 2. Saran.......................................................................................................... 47 DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 49 LAMPIRAN........................................................................................................ 51
vii
DAFTAR TABEL
No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11.
Halaman
Klasifikasi nilai Alpha................................................................................... 24 Skala penelitian............................................................................................. 25 Jumlah dan presentase responden berdasarkan jenis kelamin...................... 31 Jumlah dan presentase responden berdasarkan usia..................................... 31 Jumlah dan presentase responden berdasarkan pendidikan.......................... 32 Jumlah dan presentase responden berdasarkan lama kerja........................... 32 Penilaian pola komunikasi ke atas................................................................ 33 Penilaian pola komunikasi ke bawah............................................................ 35 Penilaian hambatan komunikasi ke atas dan ke bawah................................ 37 Efektivitas komunikasi antara atasan dan bawahan...................................... 41 Hasil uji Chi-Square karakteristik karyawan dengan efektivitas komunikasi.................................................................................................... 45
viii
DAFTAR GAMBAR
No
Halaman
1. Unsur-unsur proses komunikasi....................................................................... 8 2. Kerangka pemikiran penelitian ....................................................................... 21
ix
DAFTAR LAMPIRAN
No
Halaman
1. Kuesioner penelitian untuk atasan................................................................... 52 2. Kuesioner penelitian untuk bawahan............................................................... 56 3. Validitas kuesioner........................................................................................... 60 4. Reliabel............................................................................................................ 61 5. Penilaian atasan terhadap pola komunikasi ke atas......................................... 62 6. Penilaian bawahan terhadap pola komunikasi ke atas..................................... 64 7. Penilaian atasan terhadap pola komunikasi ke bawah..................................... 66 8. Penilaian bawahan terhadap pola komunikasi ke bawah................................. 68 9. Penilaian atasan terhadap hambatan komunikasi............................................. 70 10. Penilaian bawahan terhadap hambatan komunikasi........................................ 72 11. Penilaian atasan terhadap efektivitas komunikasi............................................ 75 12. Penilaian bawahan terhadap efektivitas komunikasi....................................... 77 13. Hasil uji Chi-Square karakteristik karyawan dengan efektivitas komunikasi....................................................................................................... 79
x
I 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap perusahaan dalam suatu organisasi tentunya memiliki visi, misi dan tujuan yang jelas. Setiap perusahaan yang ada selalu berupaya untuk mewujudkan visi, misi dan tujuan organisasi yang ditetapkan. Keberhasilan suatu perusahaan dalam organisasi tidak mungkin terlepas dari peranan sumberdaya manusia (SDM) yang dimilikinya, karena SDM merupakan aset penting yang memiliki banyak peranan dalam rangka pencapaian tujuan perusahaan. Apabila sumberdaya manusia yang dimiliki oleh perusahaan memiliki kualitas dan berkompetensi di bidangnya diharapkan akan mampu memiliki daya saing yang tinggi, sehingga apa yang perusahaan tawarkan baik berupa produk ataupun jasa menghasilkan kualitas baik. Sumberdaya manusia yang berkualitas dapat dicapai melalui upaya pengembangan
sumberdaya
manusia
yang
terencana
dan
terarah.
Pengembangan sumberdaya manusia dibutuhkan untuk meningkatkan pengembangan potensi, pengetahuan, wawasan, keterampilan kerja, kemampuan manajerial, kepribadian dan sikap, serta faktor-faktor lain yang terdapat dalam diri manusia itu sendiri. Pengembangan sumberdaya manusia perlu ditingkatkan secara terus menerus, bertahap dan berkesinambungan, karena sumberdaya manusia berkualitas merupakan aset perusahaan baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang atau mendatang. Kebutuhan sistem komunikasi organisasi yang hidup dinamis semakin meningkat di era globalisasi, hal ini seiring dengan berkembangnya ilmu komunikasi yang membuat jarak antar pulau, antar negara, satu komunitas dengan komunitas lainnya terasa dekat akibat perangkat teknologi komunikasi yang semakin canggih dan berkembang pesat. Komunikasi memiliki peranan yang sangat penting bagi manusia itu sendiri, hal ini tidak dapat dipungkiri lagi, begitu juga halnya bagi suatu organisasi atau perusahaan. Sehebat apapun visi, misi dan tujuan perusahaan
2
tidak akan terlaksana jika masalah komunikasi tidak dirancang dan ditanggulangi dengan baik, baik antara karyawan dengan karyawan atau karyawan dengan atasan. Masalah yang dihadapi dalam komunikasi baik antar devisi, rekan kerja atau antara atasan dan bawahan sering kita jumpai di perusahaan. Hal ini dikarenakan tidak adanya titik penyelesaian berbagai pihak yang nantinya akan mengganggu kelancaran proses komunikasi, untuk itu dibutuhkan komunikasi yang efektif untuk mengatasi hambatan komunikasi yang terjadi dalam perusahaan. Berbagai penelitian terdahulu menunjukkan bahwa kehidupan organisasi tidak mungkin dipisahkan dari prinsip-prinsip komunikasi efektif karena komunikasi disadari ataupun tidak merupakan jantung dalam organisasi perusahaan. Berbagai kegiatan antara anggota yang ada di dalam organisasi dapat berlangsung berkat adanya komunikasi. Dengan adanya komunikasi yang terjalin di dalam anggota organisasi maka diharapkan kegiatan organisasi pada perusahaan bisa terlaksana. Komunikasi yang efektif menjadi faktor yang penting bagi pencapaian visi, misi dan tujuan dalam organisasi. Oleh karena itu, diharuskan pimpinan ataupun komunikator dalam organisasi diharapkan terus berupaya untuk mengembangkan, menyempurnakan dan memahami bagaimana cara berkomunikasinya. Salah satu faktor yang berperan penting dalam komunikasi adalah hubungan personal diantara ke dua belah pihak. Pihak manajemen maupun karyawan akan meningkatkan motivasi kerja dan meningkatkan kinerja secara optimal. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang komunikasi yang efektif antara atasan dan bawahan yang bertujuan untuk menggugah atau meningkatkan semangat kerja. PT. Taspen (Persero) Bogor adalah salah satu perusahaan yang bergerak di bidang asuransi dan sosial dengan kegiatan utamanya bergerak dalam bidang penyimpanan tabungan Pegawai Negeri Sipil yang menjadi peserta baik pada masa aktif bekerja maupun pada masa pensiunnya, yang
3
nantinya akan memberikan manfaat dalam bentuk asuransi dan tabungan hari tua bagi Pegawai Negeri Sipil baik pada masa aktif bekerja maupun pada masa pensiunnya. Tujuan dan implementasi dari perusahaan ini adalah memberikan pelayanan yang terbaik untuk peserta tabungan hari tua dan dana pensiunan beserta seluruh anggotanya agar produktifivitas pelayanan perusahaan menjadi lebih memuaskan. Salah satunya dengan cara meningkatkan komunikasi yang efektif dan selalu menjaga hubungan kekeluargaan yang harmonis diseluruh jajaran staf PT. Taspen (Persero) Bogor, apakah sesuai dengan standar perusahaan berupa alur komunikasi pelaporan struktural organisasi. Melalui komunikasi yang efektif diharapkan kegiatan perusahaan dapat berjalan dengan lancar dan gangguan komunikasi yang terjadi bisa dihindari. Oleh karena itu PT. Taspen (Persero) Bogor menyadari pentingnya untuk menerapkan komunikasi efektif. 1.2. Rumusan Masalah PT. Taspen (Persero) Bogor sebagai salah satu lembaga pelayanan masyarakat yang bergerak di bidang jasa selalu berupaya untuk menjaga kualitas pelayanannya agar selalu terlaksana secara optimal. Namun pada kenyataannya dalam pelaksanaannya, berbagai kendala yang dihadapi perusahaan sering terjadi, terutama yang berkaitan dengan sumberdaya manusia. Salah satunya adalah masalah komunikasi yang sering terjadi diantara jajaran staf dalam hal ini atasan dengan karyawannya. Karyawan sebagai bawahan sering merasa kesulitan dalam memahami pesan atau intruksi yang disampaikan oleh atasan dalam pemberian tugas-tugas perusahaan, sehingga hal ini dapat menimbulkan kesalahpahaman dari maksud pesan ataupun tujuan yang diinginkan untuk melaksanakan tugas yang diberikan. Sehingga nantinya akan berdampak kepada penurunan produktifitas perusahaan. Berdasarkan dari uraian di atas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah: 1. Bagaimana pola komunikasi yang terjadi diantara atasan dan bawahan pada PT. Taspen (Pesero) Bogor?
4
2. Apakah terdapat hambatan komunikasi yang dialami antara atasan dan bawahan pada PT. Taspen (Pesero) Bogor? 3. Sejauhmana keefektifan komunikasi yang terjadi antara atasan dengan bawahan pada PT. Taspen (Pesero) Bogor? 1.3. Tujuan Penelitian 1. Menganalisis pola komunikasi yang terjadi antara atasan dengan bawahan pada PT. Taspen (Pesero) Bogor? 2. Menganalisis hambatan komunikasi yang dialami oleh atasan dan bawahan pada PT. Taspen (Pesero) Bogor? 3. Menganalisis efektivitas komunikasi antara atasan dengan bawahan pada PT. Taspen (Pesero) Bogor? 1.4. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian tentang efektifitas komunikasi antara atasan dan bawahan ini antara lain: 1.
Bagi perusahaan Hasil penelitian diharapkan dapat menambah pengetahuan dan pemahaman informasi mengenai kondisi perusahaan dengan mengetahui efektif atau tidaknya komunikasi yang telah diterapkan oleh perusahaan, sehingga dijadikan gambaran yang terjadi di dalam organisasi bagi manajer dalam pengambilan keputusan untuk meningkatkan kinerja staf beserta karyawan PT. Taspen (Persero) Bogor.
2.
Kalangan akademisi Bagi pihak akademisi penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi dan bahan rujukan bagi penelitian selanjutnya mengenai komunikasi yang efektif di bidang sumberdaya manusia. 1.5. Ruang Lingkup Penelitian Berdasarkan ruang lingkupnya, komunikasi yang terjadi dalam perusahaan terbagi menjadi dua, yaitu komunikasi internal dan komunikasi eksternal. Penelitian ini difokuskan pada proses komunikasi internal perusahaan yaitu antara atasan dengan bawahan, mengidentifikasi bentuk
5
pola komunikasi yang terjadi antara atasan dengan bawahan, mengetahui hambatan komunikasi, serta efektivitas komunikasi antara atasan dengan bawahan. Adanya hambatan komunikasi internal antara atasan dan bawahan ataupun sebaliknya antar bawahan dan atasan yang terjadi pada PT. Taspen (Persero) Bogor yang perlu diteliti. Sehingga nantinya akan berpengaruh kepada perbaikan kinerja perusahaan. Komunikasi yang terjalin diharapkan akan mampu meningkatkan pelayanan dan kinerja perusahaan PT. Taspen (Persero) Bogor tersebut.
6
II 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Komunikasi Menurut William dan Baty dalam Purwanto (2003), Komunikasi adalah suatu proses pertukaran informasi antar individu melalui suatu sistem yang biasa (lazim) baik dengan simbol-simbol, sinyal-sinyal, maupun perilaku atau tindakan. Dengan artian komunikasi melibatkan dua orang atau lebih dengan menggunakan cara-cara berkomunikasi yang biasa dilakukan oleh seseorang seperti melalui lisan, tulisan, maupun sinyalsinyal non verbal. Menurut Stoner (1996), komunikasi diartikan sebagai proses yang digunakan oleh manusia untuk mencapai kesamaan arti lewat transmisi pesan simbolik. Komunikasi adalah pertukaran pesan verbal maupun non verbal anatara pengirim dengan penerima pesan untuk mengubah tingkah laku (Muhammad, 2004). 2.1.1.
Komunikasi Organisasi Komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan berbagai
pesan organisasi di dalam kelompok formal maupun informal dari suatu organisasi (Wiryanto, 2005). Komunikasi formal adalah komunikasi yang disetujui oleh organisasi itu sendiri dan sifatnya berorientasi kepada kepentingan organisasi. Isinya berupa cara kerja di dalam organisasi, efektivitas, produktivitas dan berbagai pekerjaan yang harus dilakukan dalam organisasi. Adapun komunikasi informal adalah komunikasi yang disetujui secara sosial. Orientasinya bukan kepada organisasi, tetapi lebih kepada anggotanya secara individual. Komunikasi organisasi adalah proses menciptakan dan saling menukar pesan dalam satu jaringan hubungan yang saling tergantung satu sama lain untuk mengatasi keadaan di lingkungan yang tidak pasti atau yang selalu berubah-berubah (Goldhaber dalam Muhammmad, 2004).
7
Muhammad (2004) menyimpulkan pendapat dari para ahli mengenai persepsi tentang komunikasi organisasi yaitu: a. Komunikasi organisasi terjadi dalam suatu sistem terbuka yang kompleks yang dipengaruhi oleh lingkungannya sendiri baik internal maupun eksternal. b. Komunikasi organisasi meliputi pesan dan arusnya, tujuan arah dan media. c. Komunikasi organisasi meliputi orang dan sikapnya, perasaan, hubungan dan keterampilannya. 2.1.2.
Proses Komunikasi
Menurut Purwanto (2003), proses komunikasi terdiri dari enam tahap yaitu: 1. Pengirim mempunyai suatu ide atau gagasan. 2. Pengirim mengubah ide menjadi suatu pesan. 3. Pengirim menyampaikan pesan. 4. Penerima menerima pesan. 5. Penerima menafsirkan pesan. 6. Penerima memberi tanggapan dan mengirim umpan balik kepada pengirim. Menurut Cangara (2006), unsur-unsur yang terdapat dalam proses komunikasi diantaranya adalah: 1. Sumber Sumber sering disebut pengirim, komunikator atau dalam bahasa asingnya dikenal dengan istilah source, sender atau encoder 2. Pesan Pesan yang dimaksud dalam proses komunikasi adalah suatu yang disampaikan dengan mengirim pesan kepada penerima, isinya bisa berupa ilmu pengetahuan, hiburan, informasi, nasehat atau propaganda. 3. Media Media yang dimaksud adalah alat yang digunakan untuk memindahkan pesan dari sumber kepada penerima, misalnya panca indera, saluran
8
komunikasi seperti telepon, surat, telegram, email, faximili, komputer dan lain-lain. 4. Penerima Penerima adalah pihak yang menjadi sasaran pesan yang dikirim oleh sumber pengirim. Penerima bisa terdiri dari satu orang atau lebih, bisa dalam bentuk kelompok, organisasi, partai ataupun negara. 5. Pengaruh Pengaruh atau efek adalah perbedaan antara apa yang dipikirkan, dirasakan dan dilakukan oleh penerima sebelum dan sesudah menerima pesan. Pengaruh ini bisa terjadi pada pengetahuan sikap dan tingkah laku seseorang. 6. Umpan balik atau respon balik Umpan balik adalah salah satu bentuk dari pengaruh yang berasal dari penerima. Umpan balik bisa juga berasal dari unsur lain seperti pesan dan media, meskipun pesan belum sampai pada penerima. 7. Lingkungan Lingkungan atau situasi adalah faktor-faktor tertentu yang dapat mempengaruhi
jalannya
komunikasi.
Faktor-faktor
ini
dapat
digolongkan ke dalam empat macam, yakni lingkungan fisik, lingkungan sosial budaya, lingkungan psikologis dan dimensi waktu. Umpan Balik
Pesan
Sumber
Media
Penerima
Efek
Gambar.1. Unsur-unsur Proses Komunikasi (Cangara, 2006) 2.1.3. Fungsi Komunikasi Concrad
dalam
Tubbs
(2001),
mengidentifikasi
komunikasi dalam organisasi. Fungsi-fungsi tersebut adalah:
tiga
fungsi
9
1. Fungsi perintah Komunikasi
berfungsi
mengumpulkan
anggota
organisasi
”membicarakan, menerima, menafsirkan atas suatu perintah”. Dua jenis komunikasi yang mengandung pelaksaan fungsi ini adalah pengarahan dan umpan balik. Tujuannya adalah mempengaruhi anggota lain dalam organisasi. Hasil fungsi perintah adalah koordinasi diantara sejumlah anggota yang saling bergantung dalam organisasi tersebut. 2. Fungsi relasional Komunikasi memperolehkan anggota organisasi ”menciptakan dan mempertahankan bisnis produktif dan hubungan personal dengan anggota organisasi lain”. 3. Fungsi manajemen ambigu Komunikasi adalah alat untuk mengatasi dan mengurangi ketidak jelasan yang melekat dalam organisasi. Gorden, dalam Silviani (2009) mengemukakan ada empat fungsi komunikasi: 1. Komunikasi sosial Mengisyaratkan bahwa komunikasi itu penting untuk membangun konsep diri, kelangsungan hidup, memperoleh kebahagiaan, terhindar dari tekanan dan ketegangan, antara lain lewat komunikasi yang bersifat menghibur dan memupuk hubungan dengan orang lain. Melalui komunikasi, orang dapat bekerjasama dengan anggota masyarakat untuk mencapai tujuan bersama. 2. Komunikasi ekpresif Komunikasi ekpresif dapat dilakukan sejauh komunikasi tersebut menjadi instrumen untuk menyampaikan perasaan-perasaan (ikatan emosi). Perasaan tersebut terutama dikomunikasikan melalui pesanpesan non vebal. 3. Komunikasi ritual Komunikasi ritual dilakukan secara kolektif. Suatu komunitas sering melakukan upacara-upacara berlainan sepanjang tahun dalam acara
10
tersebut orang mengucapakan kata-kata dan menampilkan perilaku yang bersifat simbolik. 4. Komunikasi instumental Komunikasi yang bertujuan untuk menginformasikan, mengajar, mendorong, mengubah sikap dan keyakinan, mengubah perilaku atau menggerakkan tindakan dan juga untuk menghibur. Menurut Robins (1996) komunikasi menjalankan empat fungsi utama di dalam suatu kelompok atau organisasi, diantaranya: 1. Pengendali (kontrol dan pengawasan) Komunikasi bertindak untuk mengendalikan perilaku anggota dalam beberapa cara. Setiap organisasi mempunyai hirarki
wewenang dan
garis panduan formal yang harus dipatuhi oleh karyawan. 2. Motivasi Komunikasi membantu perkembangan motivasi dan menjelaskan kepada karyawan apa yang harus dilakukan, bagaimana mereka bekerja baik dan apa yang dikerjakan untuk memperbaiki kinerja jika dibawah standar. 3. Pengungkapan emosional Komunikasi dapat menunjukkan ungkapan emosional dari perasaan dan pemenuhan kebutuhan sosial. Bagi karyawan kelompok kerja, kelompok kerja merupakan sumber pertama untuk interaksi sosial. Komunikasi yang terjadi di dalam kelompok tersebut merupakan mekanisme fundamental dimana anggota-anggota menunjukkan kekecewaan dan rasa puasnya. 4. Informasi Komunikasi berhubungan dengan perannya dalam mempermudah pengambilan keputusan. Komunikasi memberikan informasi yang diperlukan oleh individu dan kelompok untuk mengambil keputusan dengan meneruskan data guna mengetahui dan menilai peran-peran alternatif.
11
2.1.4. Pola Komunikasi Menurut Purwanto (2003), secara umum pola komunikasi dapat dibedakan ke dalam saluran komunikasi formal (formal communications channel) dan nonformal (informal communications channel). 1.
Saluran komunikasi formal (formal communications channel) Saluran komunikasi formal merupakan proses penyampaian informasi dari pimpinan kepada bawahan ataupun dari manajer ke karyawan.
Pola
transformasi
informasinya
dapat
berbentuk
komunikasi dari atas ke bawah, komunikasi dari atas ke bawah, komunikasi horizontal dan komunikasi diagonal. a.
Komunikasi dari atas ke bawah Aliran komunikasi dari atas ke bawah umumnya terkait dengan tanggung jawab dan wewenang dalam suatu organisasi. Seseoranag manajer dalam menggunakan jalur komunikasi dari atas ke bawah memberikan
tujuan
untuk
mengarahkan,
mengkoordinasikan,
memotivasi, memimpin dan mengendalikan berbagai kegiatan yang ada dilevel bawah. Menurut Katz dan Khan dalam Purwanto (2003), komunikasi dari atas ke bawah mempunyai lima tujuan pokok yaitu:
Memberikan pengarahan atau intruksi kerja tertentu.
Memberikan informasi mengapa suatu pekerjaan harus dilakukan.
Memberikan
informasi
tentang
prosedur
dan
pelaksanaan
organisasional.
Memberikan umpan balik pelaksanaan kerja kepada karyawan.
Menyajikan informasi mengenai aspek biologi dalam membantu organisasi menanamkan pengertian tentang tujuan yang ingin dicapai. Salah satu kelemahan dari saluran komunikasi dari atas ke bawah ini adalah kemungkinan terjadinya penyaringan informasi penting yang ditujukan kepada bawahannya. b.
Komunikasi dari bawah ke atas
12
Komunikasi dari bawah ke atas berarti alur informasi berasal dari bawah ke atas. Untuk mencapai keberhasilan komunikasi dari bawah ke atas, seorang manajer harus benar-benar memiliki rasa kepercayaan kepada para bawahaannya. Menurut Muhammad (2004), tujuan komunikasi ke atas adalah untuk memberikan balikan, memberikan saran dan mengajukan pertanyaan. Sedangkan komunikasi ke atas mempunyai beberapa fungsi atau nilai tertentu. Fungsi komunikasi ke atas adalah:
Adanya komunikasi ke atas, supervisor dapat mengetahui kapan bawahannya siap untuk diberi informasi dan bagaimana baiknya menerima apa yang disampaikan karyawan.
Arus komunikasi ke atas memberikan informasi yang berharga bagi pengambilan keputusan.
Komunikasi ke atas memperkuat apresiasi dan loyalitas karyawan terhadap organisasi dengan jalan memberikan kesempatan untuk menanyakan pertanyaan, mengajukan ide-ide berupa saran untuk berjalannya organisasi.
Komunikasi ke atas membolehkan dan bahkan mendorong munculnya sebuah desas-desus agar supervisor mengetahuinya.
Komunikasi ke atas menjadikan supervisor dapat menentukan apakah bawahan menangkap arti seperti yang dimaksudkan dari arus informasi ke bawah.
Komunikasi ke atas membantu karyawan mengatasi masalahmasalah pekerjaannya dan memperkuat keterlibatannya dalam tugas-tugas di organisasi dan perusahaan. Salah satu kelemahan komunikasi dari bawah ke atas adalah adanya kemungkinan bawahan hanya menyampaikan informasi yang baik-baik saja. c.
Komunikasi horizontal Komunikasi horizontal merupakan komunikasi yang terjadi antara
bagian-bagian yang memiliki posisi sama atau sejajar dalam suatu organisasi. Tujuan komunikasi horizontal antara lain untuk melakukan
13
persuasi, mempengaruhi dan memberikan informasi kepada bagian atau departemen yang memilki kedudukan sejajar. d.
Komunikasi diagonal Komunikasi yang melibatkan dua tingkat organisasi yang berbeda. Komunikasi diagonal lebih banyak diterapkan dalam suatu organisasi yang berskala besar, dimana terdapat saling ketergantungan di antara bagian atau departemen-departemen yang ada dalam organisasi tersebut. Bentuk komunikasi diagonal memiliki beberapa keuntungan, diantaranya adalah: 1. Penyebaran informasi bisa menjadi lebih cepat. 2. Memungkinkan individu dari berbagai bagian atau departemen ikut membantu menyelesaikan masalah dalam organisasi. Salah satu kelemahan komunikasi diagonal adalah bahwa komunikasi diagonal dapat menganggu jalur komunikasi yang rutin dan telah berjalan normal. Disamping itu, komunikasi diagonal dalam suatu organisasi besar sulit untuk dikendalikan secara efektif. 2.
Saluran
komunikasi
Informal
(informal
communications channel) Saluran
komunikasi
informal
akan
dapat
menggambarkan
bagaimana informasi yang ada di transformasikan dari satu bagian kebagian yang lainnya. Dalam jaringan komunikasi informal tidak memperhatikan jenjang hirarki, pangkat, kedudukan/jabatan dan dapat berkomunikasi secara luas. Oleh karena itu, keberadaan jaringan komunikasi informal dalam suatu organisasi tidak dapat di elakkan. Jaringan komunikasi informal ini dapat pula digunakan oleh para manajer untuk memantau karyawannya dalam melakukan tugas dan pekerjaan. 2.1.5. Hambatan Komunikasi dalam Organisasi Menurut Purwanto (2003), faktor-faktor penghambat komunikasi dapat dikelompokkan ke dalam empat masalah utama, diantaranya adalah:
14
1. Masalah dalam mengembangkan pesan Masalah dalam mengembangkan pesan dapat mencakup antara lain munculnya keragu-raguan tentang isi pesan, kurang terbiasa dengan situasi yang ada, adanya pertentangan emosional atau sulit dalam mengapresiasikan ide dan gagasan. 2. Masalah dalam menyampaikan pesan Masalah yang paling jelas dalam menyampaikan pesan adalah masalah yang terkait dengan sarana fisik untuk berkomunikasi. 3. Masalah dalam menerima pesan Masalah yang muncul dalam menerima pesan antara lain adanya persaingan antara penglihatan dengan suara, kursi yang tidak nyaman, lampu yang kurang terang dan kondisi yang mengganggu konsentrasi pendengar. 4. Masalah dalam menafsirkan pesan Masalah terbesar dalam proses komunikasi adalah saat pesan ditafsirkan oleh penerima pesan. Perbedaan latar belakang, perbendaharaan bahasa dan
pernyataan
emosional
dapat
menimbulkan
munculnya
kesalahpahaman antara pengirim dan penerima pesan. Menurut Cangara (2006), hambatan komunikasi pada dasarnya dapat dibedakan atas tujuh macam, yaitu: 1. Gangguan teknis Gangguan teknis terjadi jika salah satu alat yang digunakan dalam berkomunikasi
mengalami
gangguan,
sehingga
informasi
yang
disampaikan melalui saluran informasi mengalami masalah Misalnya gangguan jaringan telepon, suara keributan kecil ataupun besar dan sebagainya.
2. Gangguan semantik Gangguan semantik ialah gangguan komunikasi yang disebabkan karena kesalahan pada bahasa yang digunakan. Gangguan semantik sering
15
terjadi karena kata-kata yang digunakan terlalu banyak memakai jargon berupa bahasa asing yang sulit dimengerti oleh khalayak, bahasa yang digunakan pembicara berbeda dengan bahasa yang digunakan oleh penerima, struktur bahasa yang digunakan tidak sebagaimana mestinya sehingga membingungkan penerima. Gangguan semantik juga bisa terjadi karena adanya perbedaan latar belakang budaya. 3. Gangguan psikologis Gangguan psikologis terjadi karena adanya gangguan yang disebabkan oleh persoalan-persoalan dalam diri individu. Misalnya rasa curiga penerima kepada sumber, situasi berduka atau karena gangguan kejiwaan sehingga dalam penerimaan dan pemberian informasi tidak sempurna. 4. Hambatan fisik atau organik Hambatan fisik ialah gangguan yang disebabkan karena kondisi geografis misalnya jarak yang terlalu jauh sehingga sulit di capai, tidak adanya sarana komunikasi dan transportasi. Gangguan fisik juga bisa diartikan karena adanya gangguan organik, yaitu tidak berfungsinya salah satu panca indra pada penerima. 5. Hambatan status Hambatan status adalah rintangan yang disebabkan karena jarak sosial diantara peserta komunikasi, misalnya perbedaan status antara senior dan junior atau atasan dan bawahan. 6. Hambatan kerangka berpikir Hambatan kerangka berpikir ialah rintangan yang disebabkan adanya perbedaan persepsi dan pandangan antara komunikator terdapat pesan yang digunakan dalam berkomunikasi. 7. Hambatan budaya Hambatan budaya ialah rintangan yang terjadi disebabkan karena adanya perbedaan norma, kebiasaan dan nilai-nilai yang dianut oleh pihak-pihak yang terlibat dalam komunikasi.
16
Menurut Robbins (1996), penghalang utama terhadap komunikasi efektif adalah:
1. Penyaringan Penyaringan mengacu pada pengirim yang memanipulasi informasi sedemikian rupa sehingga akan tampak lebih menguntungkan di mata penerima. 2. Persepsi selektif Penerima dalam proses komunikasi secara selektif melihat dan mendengar
berdasarkan
kebutuhan,
motivasi,
pengalaman,
latar
belakang dan karakteristik pribadinya yang lain. 3. Emosi Bagaimana perasaan penerima ketika menerima suatu pesan komunikasi akan
mempengaruhi
bagaimana
menafsirkan
dan
mengimplementasiakan pesan tersebut. 4. Bahasa Adanya perbedaan latar belakang budaya dan penggunaan bahasa dengan istilah yang berbeda dapat menghalangi komunikasi efektif. 2.1.6. Efektifitas Komunikasi Menurut Tubbs (2001), salah satu ukuran bagi efektifitas komunikasi adalah terciptanya komunikasi efektif. Secara sederhana, komunikasi dikatakan efektif apabila orang berhasil menyampaikan apa yang dimaksudkannya. Secara umum, komunikasi dinilai efektif bila rangsangan yang disampaikan dan yang dimaksudkan oleh pengirim atau sumber, berkaitan erat dengan yang ditangkap dan dipahami oleh penerima. Ada lima hal yang dapat dijadikan ukuran bagi komunikasi efektif menurut Tubbs (2001), yaitu: 1. Pemahaman Pemahaman adalah penerimaan yang cermat atas kandungan rangsangan seperti yang dimaksudkan oleh pengirim pesan. Dalam hal ini
17
komunikator
dikatakan
efektif
apabila
penerima
memperoleh
pemahaman yang cermat atas pesan yang disampaikan. Kegagalan utama
dalam
berkomunikasi
adalah
ketidakberhasilan
dalam
menyampaikan isi pesan secara cermat. 2. Kesenangan Tingkat kesenangan dalam berkomunikasi berkaitan erat dengan perasaan terhadap orang yang berinteraksi dengan pihak lain. 3. Mempengaruhi sikap Komunikasi dikatakan efektif jika komunikator (pengirim) dapat mempengaruhi sikap penerima (komunikan), tindakan mempengaruhi sikap bertujuan agar orang lain memahami ucapan kita dan melakukan tindakan sesuai dengan yang kita inginkan. 4. Hubungan yang makin baik Secara keseluruhan, komunikasi efektif memerlukan suasana psikologis yang positif dan perlu kepercayaan penuh. Salah satu kegagalan dalam hubungan personal biasanya berasal dari kesalahpahaman maksud dan tujuan. 5. Tindakan Komunikasi yang efektif dapat mendorong orang lain untuk melakukan tindakan yang sesuai dengan yang kita inginkan Menurut Purwanto (2003), komunikasi efektif memerlukan beberapa hal antara lain: 1. Persepsi Komunikator harus dapat memprediksi apakah pesan-pesan yang akan disampaikannya dapat diterima oleh pendengar pesan. 2. Ketepatan Secara umum pendengar mempunyai suatu kerangka berpikir. Seseorang perlu mengekspresikan sesuatu sesuai dengan apa yang ada dalam kerangka pemikiran agar komunikasi yang dilakukan mencapai sasaran. 3. Kredibilitas
18
Komunikator
perlu
memiliki
sesuatu
keyakinan
bahwa
para
pendengarnya adalah orang-orang yang dapat dipercaya. Demikian juga sebaliknya, komunikator harus mempunyai keyakinan terhadap inti pesan dan maksud yang ingin mereka sampaikan. 4. Pengendalian Pendengars akan memberikan suatu reaksi atau tanggapan terhadap pesan yang disampaikan dalam berkomunikasi. Reaksi pendengars tergantung
pada
berhasil
tidaknya
komunikator
mengendalikan
pendengarsnya saat berkomunikasi. 5. Keharmonisan Komunikator yang baik tentu akan selalu dapat menjaga hubungan persahabatan yang baik dengan pendengars, sehingga komunikasi dapat berjalan lancar dan mencapai tujuannya. 2.2. Hasil Penelitian Terdahulu Menurut Lestari (2005), berdasarkan hasil penelitiannya tentang analisis efektivitas komunikasi antara atasan dan bawahan pada PT. Indonesia
EVSON
Industri
(Divisi
Manajemen
Support
dan
Plintedcircuitboard), menyimpulkan bahwa secara umum keefektifan komunikasi yang terdapat pada divisi manajemen telah tercapai dan komunikasi yang berlangsung antara atasan dan bawahan sudah baik. Hal ini dapat dilihat dari hasil pengujian terhadap persepsi atasan dan bawahan yang masing-masing menunjukkan angka 150,8 dan 170,18, dimana angkaangka tersebut berada pada rentang skala yang bernilai baik. Walaupun demikian, pada setiap aspek yang dinilai ternyata masih terdapat beberapa masalah yang sebenarnya harus diperhatikan oleh perusahaan. Hal ini dapat dilihat dari persentase responden yang masih merasakan berbagai kendala dalam berkomunikasi. Novita (2004), dalam penelitiannya yang berjudul ”Analisis Peran Komunikasi
Antara
Pimpinan
dan
Karyawan
dalam
Menciptakan
Lingkungan Kerja yang Efektif pada PT. Cakrawala Andalas Televisi”, menyimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi, yaitu
19
faktor internal dan eksternal perusahaan. Sementara itu, seluruh pola komunikasi diterapkan di PT.ANTV tersebut. selanjutnya peran komunikasi dalam mengatasi permasalahan pada PT. ANTV, yaitu dengan keterbukaan komunikasi antara atasan dan bawahan, dimana komunikasi yang berlangsung tidak hanya bersifat formal tetapi juga informal. Hambatan komunikasi pada PT. ANTV antara lain mengenai tekanan waktu, beban komunikasi yang berlebihan, penyaringan, kredibilitas sumber, keahlian mendengarkan yang kurang baik dan kerangka acuannya yang berbeda. Berdasarkan hasil perhitungan dengan metode Vishabin, dapat diketahui bahwa sikap komunikasi bawahan berdasarkan penilaian yang dilakukan oleh atasan adalah sangat baik, dengan rentang skala yang diperoleh sebesar 234,38, sedangkan untuk tingkat komunikasi atasan yang dinilai oleh bawahan dalah baik, dengan rentang skala yaitu sebesar 223,58. Sikap komunikasi dapat mendukung terciptanya lingkungan kerja yang efektif. Bayuwarga (2004), dalam penelitiannnya yang berjudul analisis efektivitas Komunikasi Organisasi dan Hubungannya dengan kinerja karyawan pada Cipta Grafika Karawang, menyimpulkan bahwa pola komunikasi yang terjadi di Cipta Grafika lebih cenderung ke arah pola komunikasi ke bawah dan komunikasi horizontal. Sebagian besar karyawan merasa bahwa hubungan komunikasi antara karyawan sudah berjalan dengan baik. Hal ini menunjukkan bahwa pola komunikasi horizontal yang merupakan komunikasi yang terjadi antra rekan sekerja sering terjadi Cipta Grafika. analisis deskriptif yang dilakukan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi menunjukkan bahwa kepemilikan informasi, spesialisasi pekerjaan, desas-desus lingkungan kerja, sarana komunikasi, kredibilitas, gaya
kepemimpianan,
reaksi emosional,
jabatan serta
pemahaman dan umpan balik, memiliki pengaruh terhadap pola komunikasi yang terjadi di Cipta Grafika. Hasil analisis korelasi menunjukkan bahwa dibandingkan dengan faktor-faktor lainnya, faktor gaya kepemimpinan memiliki hubungan yang paling kuat dengan kinerja karyawan. Sedangkan hubungan yang paling lemah terjadi antara kinerja karyawan dengan faktor sarana komunikasi. Korelasi antara faktor-faktor yang mempengaruhi
20
efektivitas komunikasi perusahaan dengan kinerja karyawan adalah wadah nyata (a=0,05), sehingga hipotesis Ho ditolak dan hipotesis H1 diterima.
III3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1.
Kerangka Pemikiran Penelitian PT. Taspen (Persero) Bogor memiliki visi, misi dan tujuan yang dapat terwujud apabila didukung oleh sumberdaya yang berkualitas dan memiliki kinerja dan integritas tinggi kepada perusahaan. Karyawan berperan aktif dalam mawujudkan tujuan perusahaan, berhasil atau tidaknya suatu organisasi dalam mencapai tujuannya tergantung dari produktivitas dan kinerja karyawan tersebut serta peran aktif dalam pencapaian tujuan yang diinginkan perusahaan. Selain karyawan, tokoh yang sangat berpengaruh dalam menentukan keberhasilan suatu perusahaan adalah seorang manajer atau atasan. Atasan dan bawahan saling berinteraksi dengan menjalain komunikasi. Atasan harus mengetahui apa saja kendala komunikasi yang dihadapi oleh bawahan begitu juga sebaliknya dengan bawahan, sehingga dapat menjalin komunikasi yang efektif guna pencapaian tujuan yang diharapkan perusahaan. Tingkat efektivitas komunikasi akan diukur melalui penilaian atasan dan bawahan terhadap pola komunikasi yang terjadi dan hambatan yang dialami oleh atasan dan bawahan. Setelah itu ada lima indikator yang dapat dijadikan ukuran komunikasi efektif, yaitu timbulnya pemahaman, kesenangan, dapat mempengaruhi sikap, hubungan yang baik dan mendorong tindakan. Selanjutnya terdapat dugaan bahwa idikator tersebut dipengaruhi karakteristik individu. Karakteristik individu dalam penelitian ini adalah jenis kelamin, usia, pendidikan terakhir dan masa kerja. Efektivitas komunikasi yang tinggi dapat membantu mewujudkan tujuan perusahaan, namun sebaliknya apabila tingkat efektivitas komunikasi rendah akan menghambat pencapaian tujuan perusahaan.
22 PT.Taspen
Visi misi perusahaan
SDM yang dimiliki
Manajer (Pimpinan)
Karyawan (Bawahan)
Komunikasi
Komunikasi ke atas Memberikan laporan Mengajukan ide Mengemukakan masalah Meminta pendapat
Komunikasi ke bawah Intruksi Sosialisasi Penghargaan
Hambatan komunikasi Teknis Semantik Psikologis Fisik atau organik Status Kerangka berfikir Budaya Renda h
Upaya perbaikan
Efektivitas komunikasi Pemahaman Kesenangan Sikap Hubungan baik Tindakan
Tingg i
Karakteristik responden Jenis kelamin Usia Pendidikan Lama bekerja
Uji Chi-Square
Pencapaian tujuan perusahaan Gambar 2. Kerangka Pemikiran Penelitian
23
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di PT. Taspen (Persero) Bogor yang beralamat di Jl. Raya Pajajaran No. 99 Bogor yang akan dilaksanakan pada bulan September sampai Desember 2009. Tempat penelitian ini di PT. Taspen (Persero) Bogor. 3.2.1. Jenis dan Sumber Data Jenis dan sumber data yang digunakan adalah data primer dan sekunder. Data primer diperoleh berdasarkan kuesioner yang disebarkan pada responden dan wawancara yang dilakukan terhadap karyawan dan manajer. Data sekunder diperoleh dari data perusahaan, buku, skripsi, jurnal, artikel dan internet serta literatur yang mendukung. 3.3.2. Metode Penentuan Sampel a. Penarikan Sampel Penelitian ini mengambil sampel keseluruhan karyawan tetap yang bekerja pada PT.Taspen (Persero) Bogor dengan jumlah karyawan sebanyak 65 orang. Penarikan sampel menggunakan metode sensus yaitu suatu teknik yang mengambil semua anggota untuk dijadikan sampel. b.
Pengujian Kuesioner Kuesioner yang akan digunakan terlebih dahulu dengan uji validitas dan uji reliabilitas. Hal ini digunakan agar kuesioner yang digunakan terbukti akurat dan layak untuk disebarkan kepada responden. Uji validitas digunakan untuk melihat hubungan di antara masing-masing pertanyaan sehingga memiliki keterkaitan yang erat diantaranya. Sesuai dengan kenyataan yang ada dilapangan (Umar, 2003). 1.
Uji Validitas Teknik untuk menguji validitas digunakan rumus product moment
pearson corelation yaitu: r =
n∑xy −(∑x )( ∑y )
( n ∑x 2 −(∑x ) 2( n ∑y 2 −( ∑y ) 2)
.......... .......... .........( 2)
24
Keterangan: r n Y X
= = = =
2.
nilai koefisien pearson banyaknya responden skor masing-masing pertanyaan tiap responden total skor pertanyaanri tiap reponden Uji Reliabilitas Setelah kuesioner dinyatakan sahih, keabsahan kuesioner tersebut
di uji reliabilitasnya. Menurut Umar (2003), reliabilitas adalah suatu nilai yang menunjukkan konsistensi suatu alat pengukur di dalam mengukur
gejala
yang
sama.
Reliabilitas
digunakan
dengan
menggunakan rumus alpha cronbach yaitu: k ∑σb 2 r = 1 − ………………………...................(3) σt 2 k − 1
Keterangan: r k
∑σb 2
σt 2
= = = =
keadaan instrument banyak butir pertanyaan jumlah varians butir pertanyaan ragam total
Tingkat reliabilitas dengan metode alpha cronchbach diukur berdasarkan sekala alpha 0,1 - 1 yang dapat di interprestasikan seperti pada Tabel 1. Tabel 1. Klasifikasi Nilai Alpha. Alpha α > 0,9 α > 0,8 α > 0,7 α > 0,6 α > 0,5 α < 0,5
Tingkat Reliabilitas Sempurna (Excellent) Baik (Good) Dapat diterima (Acceptable) Diragukan (Questionable) Lemah (Poor) Tidak dapat diterima (inacceptable)
3.3. Pengolahan dan Analisis Data Metode pengolahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriftif dan uji Chi-square dan dibantu dengan program komputer SPSS 13.0.
25
3.3.1. Analisis Deskriptif Analisis deskriptif adalah analisis yang bertujuan mengubah kumpulan data mentah menjadi bentuk yang mudah dipahami dalam bentuk informasi yang lebih ringkas ( Istijanto, 2006 ). Data diperoleh dicari nilai tengahnya (median). Median digunakan untuk mengukur nilai tengah dari data yang telah diurutkan nilainya dari kecil kebesar, kemudian membaginya secara seimbang di tengah. Median merupakan cara lain mencari nilai lain yang dapat mewakili sejumlah data yang dikumpulkan. Berdasarkan nilai tengah tersebut, diperoleh kesimpulan yang didapat dengan menentukan terlebih dahulu skala penilaian. Skala penilaian dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Skala Penilaian Rentang Skala 1-2=1,5 2-3=2,5 3-4=3,5 4
Keterangan Jarang/Tidak Setuju Kadang-kadang/Kurang Setuju Sering/Setuju Sangat Sering/Sangat Setuju
3.3.2.Uji Chi-Square. Uji Chi-Square merupakan salah satu uji statistik yang digunakan untuk menguji apakah ada hubungan antara beberapa variabel. Uji chisquare dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara efektifitas komunikasi dengan karakteristik karyawan yang mencakup jenis kelamin, usia, pendidikan terakhir dan lama kerja karyawan.
Rumus statistik chi-square menurut Umar (2003) adalah: (Oij − E ij ) 2 Χ = ∑∑ ...................................................................(4) E ij 2
Dimana: Oij=observasi dari tiap sel Eij=hasil esfektasi tiap sel
26
Hipotesis: H0=tidak terdapat hubungan antara dua variabel H1=terdapat hubungan antara dua variabel Chi-Square jika X2hitung > X2tabel Dasar pengambilan keputusan Chi-Square jika X2hitung > X2tabel > atau nilai nyata (sig) < α = 5%, maka tolak Ho. Sebaliknya, jika X2tabel < X2tabel atau (Sig) > α = 5%, maka terima H0.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Profil Perusahaan PT. Taspen (Persero) Bogor
adalah Badan Usaha Milik Negara
Indonesia yang bergerak di bidang asuransi tabungan hari tua dan dana pensiun Pegawai Negeri Sipil (PNS). Perusahaan ini dibentuk sesuai dengan UU No.11/1986 tentang pensiun pegawai dan pensiun janda/duda pegawai serta selanjutnya. Selain itu juga memfasilitasi UU No.11/1992 tentang dana pensiun serta UU No. 40/2004 tentang sistem jaminan sosial nasional PT. Taspen (Persero) Bogor ini didirikan pada tahun 1991 dibangun diatas lahan seluas 2.647 m2, dan diresmikan tangal 24-12-1992 oleh Menteri Muda Keuangan RI Bapak Nasrudin Sumintapurna. 4.1.1. Sejarah dan Perkembangan PT. Taspen (Persero) Bogor PT. Taspen (Persero) Bogor berdiri berdasarkan suatu keinginan untuk meningkatkan kesejahteraan Pegawai Negeri Sipil dan
keluarga, yang
dibentuk dari konferensi kesejahteraan Pegawai Negeri pada tanggal 25-26 Juli 1960 di Jakarta. Hasil konferensi tersebut secara formal dituangkan dalam keputusan Menteri Pertama RI No. 338/MP/1960 pada tanggal 25 Agustus
1960
yang
menetapkan
antara
lain
merencanakan
dan
melaksanakan mulai dibentuknya jamina hari tua bagi Pegawai Negeri Sipil, yang bersangkutan meninggal dunia dalam bentuk asuransi sosial Pegawai Negeri Sipil (PNS). Berdasarkan Peraturan Pemerintah No.15 tahun 1963, maka pada tanggal 17 April 1963 didirikanlah PT. Taspen dengan nama awal Perusaaan Negara Dana Tabungan dan Asuransi Pegawai Negeri Sipil yang disingkat menjadi PN. Taspen. Berdasarkan UU No. 9 tahun
1963 SK. MENKEU No. Kep.
749/MK/IV/11/1970 statusnya berubah menjadi Perusahaan Umum (Perum) Taspen. Perkembangan tugas-tugas yang dibebankan kepada PT. Taspen menyebabkan peninjauan kembali usaha Taspen. Oleh karena itu berdasarkan PP No.26 tahun 1981 maka statusnya berubah menjadi Perusahaan Persero. Taspen merupakan Badan Umum Milik Negara yang
27
mempunyai tugas mengelola Program Asuransi Sosial yang terdiri dari Program dana Pensiun dan Tabungan Hari Tua (THT). PT. Taspen telah sepenuhnya mengelola Program Asuransi Sosial sesuai PP No.25 tahun 1981, yaitu Asuransi Sosial Pegawai Negeri Sipil termasuk Dana Pensiun dan THT ini telah sesuai dengan akte notaris Ny. Imas Fatimah, SH No. 4 tahun 1982. Sejak awal berdiri PT. Taspen yang sudah mengelola program Tabungan Hari Tua bagi Pegawai Negeri Sipil, maka sejak tahun 1987 PT. Taspen mulai mendapat tugas untuk mengelola program pensiun Pegawai Negeri Sipil (PNS), selain mengelola Program Asuransi Sosial yang peserta bersifat diwajibkan (compulsory) bagi PNS, saat ini PT. Taspen juga mengelola program THT, THT Multiguna, dan THT Ekaguna untuk Pegawai BUMN/BUMD yang pesertanya bersifat sukarela (voluntary). Sebagian upaya untuk memudahkan peserta PT. Taspen yang tersebar di seluruh Indonesia dalam mengurus haknya, sejak tahun 1987 PT. Taspen membuka kantor cabang disemua Propinsi dan beberapa Kabupaten/Kota yang hingga saat ini jumlahnya 42 kantor cabang di seluruh Indonesia. 4.1.2. Visi dan Misi Perusahaan a. Visi PT. Taspen (Persero) Bogor Menjadi pengelola dana pensiun dan THT (Tabungan Hari Tua) serta jaminan sosial lainnya yang terpercaya. b. Misi PT. Taspen (Persero) Bogor Mewujudkan manfaat dan pelayanan yang semakin baik bagi peserta dan stakeholder lainnya secara professional dan Akuntabel, berlandaskan integritas dan etika yang tinggi. c. Nilai-nilai Perusahaan Nilai-nilai yang terkandung dalam budaya perusahaan PT. Taspen (Persero) Bogor adalah sebagai berikut: 1. Tumbuh, PT. Taspen (Persero) Bogor tumbuh mengembangkan diri dan mampu mengikuti tuntunan perubahan yang terjadi, baik karena tuntunan internal maupun eksternal.
28
2. Etika, PT. Taspen (Persero) Bogor melayani peserta dan keluarganya dengan ramah, santun, rendah hati, sabar dan manusiawi. 3. Profesinal, PT. Taspen (Persero) Bogor bekerja dengan terampil dan mampu memberikan solusi berdasarkan 5T yaitu: Tepat Orang, Tepat Waktu, Tepat Jumlah, Tepat Tempat, dan Tepat Administrasi. 4. Akuntabilitas, PT. Taspen (Persero) Bogor dalam melaksanakan pekerjaan dapat ditelusuri rangkaian prosesnya berdasarkan sistem dan prosedur kerja yang dapat dipertanggungjawabkan. 5. Integritas, PT. Taspen (Persero) Bogor senantiasa konsisten dalam memegang amanah dan melaksanakan janjinya sebagaimana yang dituangkan dalam visi dan misi perusahaan. 4.1.3. Sruktur Organisasi Struktur Organisasi adalah suatu susunan dan hubungan antara tiap bagian serta posisi yang ada pada suatu organisasi atau perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasional untuk mencapai tujuan. Struktur organisasi menggambarkan dengan jelas pemisahan kegiatan pekerjaan antara yang satu dengan yang lain dan bagaimana hubungan aktivitas dan fungsi dibatasi. Struktur organisasi perusahaan menetapkan bagaimana tugas akan dibagi, siapa pelapor kepada siapa, dan mekanisme koordinasi yang formal serta pola interaksi yang akan diikuti. PT. Taspen (persero) Bogor dipimpin oleh kepala cabang yang dibantu oleh fungsional pengendali. Adapun bidang-bidang yang dimiliki PT. Taspen (Persero) Bogor ada tiga bidang yaitu kepala bidang pelayanan, kepala bidang personalia, dan umum (persum), dan kepala bidang keuangan. Masing-masing bidang terdiri atas dua seksi dan dipimpin oleh kepala seksi, diantaranya yaitu: bidang pelayanan terdiri dari seksi penetapan klim yang dipimpin oleh kepala seksi penetapan klim dan seksi data peserta dan pemasaran yang dipimpin oleh kepala seksi data peserta dan pemasaran. Bidang personalia dan umum terdiri dari seksi umum yang dipimpin oleh kepala seksi umum dan seksi personalia yang dipimpin oleh kepala seksi personalia. Bagian keuangan terdiri dari seksi keaungan yang dipimpin oleh kepala seksi keuangan dan seksi administrasi keuangan.
29
4.1.4. Produk dan Jasa PT Taspen (Persero) Bogor 1. Tabungan Hari Tua (THT) Peraturan Pemerintah No.25 tahun 1981 menyatakan bahwa PT.Taspen (Persero) Bogor mengelola program THT yang merupakan program asuransi yaitu Asuransi Dwiguna yang dikaitkan dengan usia pensiun dengan Asuransi Kematian. Asuransi Dwiguna adalah jenis asuransi yang memberikan keuangan kepada peserta pada saat mencapai usia pensiun atau bagi ahliwarisnya apabila peserta meninggal dunia sebelum mencapai usia pensiun. Asuransi Kematian (Askem) adalah jenis asuransi yang memberikan jaminan keuangan bagi peserta apabila suami/istri/bapak meninggal dunia atau ahli warisnya bila peserta meninggal dunia. Askem anak diberikan apabila anak belum berusia 21 tahun atau 25 tahun yang masih sekolah dan belum sekolah. Asuransi kematian merupakan manfaat tambahan yang diberikan tanpa dipungut iuran. Keikutsertaan dalam program THT dimulai sejak yang bersangkutan diangkat sebagai pegawai/pejabat negara sampai dengan pegawai/pejabat negara tersebut berhenti. Peserta program THT adalah Pegawai Negeri Sipil (tidak termasuk PNS Departemen HANKAM), Pejabat Negara (Ekskekutif dan Legeslatif), dan pegawai BUMN/BUMD. Tujuan
program
ini
(THT)
adalah
untuk
meningkatkan
kesejahteraan Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan keluarganya dengan memberikan jaminan keuangan pada waktu mencapai usia pensiun atau bagi ahli warisnya (suami/istri/anak/orang tua) pada waktu keanggotaan meninggal dunia sebelum usia pensiun. 2. Program Pensiun Program pensiun merupakan istilah umum sebagai pemberian jaminan tunai secara periodik dalam jangka panjang guna menghadapi resiko hari tua, cacat dan kematian. Program pensiun adalah jaminan hari tua kepada Pegawai Negeri Sipil (PNS). Adapun dasar penyelenggaraan
30
Program Pensiun adalah Undang-undang No. 11 tahun 1969 mengenai pensiun pegawai dan pensiun pegawai janda/duda, yaitu orang-orang yang berhak untuk menerima pensiun adalah penerima pensiun PNS, penerima Pensiun Pejabat Negara, penerima Tunjangan Perintis Kemerdekaan RI, penerima Tunjangan Pejuang Veteran, penerima Uang Tunggu, dan penerima Pesiun ABRI. Tujuan program pensiun ini berdasarkan Undangundang nomor 11 tahun 1969 adalah untuk memberikan jaminan hari tua bagi Pegawai Negeri Sipil/peserta pada saat mencapai usia pensiun dan sebagai penghargaan kepada Pegawai Negeri Sipil/peserta setelah bersangkutan memberikan pengabdian kepada negara. 4.2.
Karakteristik Responden Responden dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan tetap pada PT. Taspen (Persero) Bogor dengan jumlah 65 orang karyawan. Analisis karakteristik responden penting dilakukan karena karakteristik tersebut dapat mempermudah pihak manajemen dalam mengelola sumberdaya manusia perusahaan dalam lingkungan organisasi. Selain itu analisis
karakteristik
responden
juga
penting
dilakukan
karena
karakteristik tersebut akan mempengaruhi kemampuan, potensi dan sikap mereka dalam bekerja. Karakteristik responden dalam penelitian ini dapat dilihat dari segi jenis kelamin, usia karyawan, tingkat pendidikan, lamanya bekerja dan status kepegawaian. a. Jenis Kelamin Jenis kelamin tidak berpengaruh dalam melaksanakan pekerjaan, karena baik karyawan laki-laki maupun perempuan memiliki tanggung jawab dengan jabatan masing-masing. Dilihat dari jenis kelamin, sebagian besar responden dalam penelitian ini adalah laki-laki yaitu sebanyak 39 orang (60 %) dan responden perempuan sebanyak 26 orang (40 %). Tabel 3. Jumlah dan Presentase Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Total
Responden Jumlah (orang) 39 26 65
Presentase (%) 60 40 100
31
b. Usia Usia karyawan pada PT. Taspen (Persero) Bogor menyebar menjadi tiga kelompok yaitu 20-25 tahun dengan presentase 3,07%, usia 25-40 dengan presentase 4,62% sedangkan yang masuk usia lebih dari 40 tahun ke atas dengan presentase paling besar yaitu 92,31%. Tabel 4. Jumlah dan Presentase Berdasarkan Usia Usia (tahun) < 20 20-25 25-40 >40 Total
Jumlah (orang) 0 2 3 60 65
Presentase (%) 0 3,07 4,62 92,31 100
c. Tingkat pendidikan Berdasarkan tingkat pendidikan, terlihat bahwa karakteristik responden tergolong pada beberapa tingkat pendidikan yaitu SD, SMP, SMA/sederajat, Diploma (D1, D2 dan D3), S1 dan S2. Responden paling banyak adalah lulusan SMA/sederajat yaitu 40 orang dengan presentase sebanyak (61,54%), D3 sebanyak 10 orang dengan presentase (15,39%) untuk S1 sebanyak 13 orang dengan presentase (20%), dan untuk pendidikan S2 sebanyak 2 orang dengan presentase (3,75%). Tabel 5. Jumlah dan Presentase Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Pendidikan Jumlah (orang) Presentase (%) SMU/Sederajat 40 61,54 DIII 10 15,39 SI 13 20 SII 2 3,07 SIII 0 0 Total 65 100
d. Lamanya bekerja Karyawan yang menjadi responden pada umumnya memiliki masa kerja >10 tahun yaitu sebanyak 60 orang dengan presentase sebanyak
32
92,31 % dan sisanya antara 5-10 tahun yaitu sebanyak 5 orang dengan presentase sebanyak 7,69 %. Tabel 6. Jumlah dan Presentase Responden Berdasarkan Lamanya Bekerja Lama Kerja Jumlah (orang) Presentase (%) < 1 tahun 0 0 1-5 tahun 0 0 5-10 tahun 5 7,69% > 10 tahun 60 92,31% Total 65 100 4.3.
Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner 4.3.1. Hasil Uji Validitas Uji validitas ini bertujuan untuk mengetahui apakah pertanyaan yang terdapat dalam kuesioner telah memenuhi sarat atau belum, untuk dijadikan sebagai data utama dalam penelitian dan hasilnya sebagai penentu pengolahan data berikutnya. Rumus yang digunakan dalam uji validitas ini adalah korelasi pearson product moment dan hasilnya akan dibandingkan dengan angka kritik tabel korelasi (nilai r hitung). Dalam penelitian ini koesioner disebarkan kepada 30 orang responden dengan 35 pertanyaan tertutup. Dari semua pertanyaan yang diajukan semuanya valid. Alat bantu untuk menguji hasi Uji validitas dengan menggunakan bantuan Microsoft Excel 2003 dan software SPSS 13,0 untuk analisis Uji Chi-Square. 4.3.2. Hasil Uji Reliabilitas Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui sejauh mana hasil pengukuran dapat dipercaya dan dijadikan sebagai alat ukur, apabila pengukuran diulangi. Pengujian reliabilitas yang digunakan yaitu teknik Cronbach’s Alpha dengan bantuan software 13,0. berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan teknik Cronbach’s Alpha tersebut menunjukkan semua variabel memiliki reliabilitas instrument yang dapat di terima dengan nilai alpha hasil pengujian reliabilitas sebesar 0,872 dengan arti dapat diterima (Acceptable).
4.4.
Pola Komunikasi Atasan dan Bawahan pada PT.Taspen Bogor
33
4.4.1. Pola Komunikasi ke Atas Komunikasi ke atas adalah komunikasi yang dilakukan oleh bawahan kepada atasan. Alur informasi berasal dari bawah ke atas atau dari tingkat yang lebih rendah ke tingkat yang lebih tinggi. Komunikasi ke atas berkaitan dengan kinerja karyawan biasanya berupa laporan, pertanyaan mengenai pekerjaan, keluhan, penyampaian ide, saran dan gagasan dari karyawan kepada atasannya atau manajer. Pola komunikasi yang terjadi di PT.Taspen (Persero) Bogor dapat dilihat dari frekuensi kegiatan komunikasi yang dilakukan berdasarkan jawaban responden terhadap pernyataan tentang pola komunikasi pada Table 7. Tabel 7. Penilaian Pola Komunikasi ke Atas No
Pernyataan
1
Pola komunikasi ke atas Memberi laporan secara
2 3
Penilaian atasan Median 2
Keterangan Kadang-
Median 2
Keterangan Kadang-
lisan kepada atasan Memberi laporan secara
3
kadang Sering
2
kadang Kadang-
tulisan kepada atasan Mengajukan ide dan
2
Kadang-
2
kadang Kadang-
gagasan secara lisan
4
kepada atasan Mengajukan ide dan
kadang 2
gagasan secara tulisan
5
kepada atasan Mengemukakan masalah kepada atasan Mengemukakan masalah
kadang
Kadang-
2
kadang 2
dan keluhan secara lisan
6
Penilaian bawahan
kadang
Kadang-
2
kadang 2
dan keluhan secara tulisan
Kadang-
Kadangkadang
Kadang-
2
kadang
Kadangkadang
kepada atasan
Lanjutan Tabel 7. Penilaian Pola Komunikasi ke Atas
7
Pernyataan Pola komunikasi ke atas Meminta pendapat secara
8
lisan kepada atasan Meminta pendapat secara
3
kadang Sering
2
kadang Kadang-
tulisan kepada atasan Median
2
Kadang-
2
kadang Kadang-
No
Penilaian atasan Median Keterangan 2 Kadang-
kadang
Penilaian bawahan Median Keterangan 2 Kadang-
kadang
34
Berdasarkan hasil penilaian di atas, dapat ditarik kesimpulan mengenai pola komunikasi yang dilakukan oleh bawahan kepada atasan berdasarkan bebarapa hasil penilaian yang dapat diambil yaitu: a. Memberikan laporan Nilai median terhadap penilaian memberikan laporan bawahan dan atasan sebesar 3, 2. Hal ini bahwa atasan memberikan intruksi secara lisan maupun tulisan ke pada bawahan. Intruksi yang diberikan oleh atasan kebawahan diterima dengan baik oleh bawahan dan memudahkan untuk melaksanakan tugas selanjutnya. Bawahan dengan laporan yang diberikan atasan segera dilaksanakan dan diserahkan kepada atasan. b. Mengajukan ide dan gagasan Nilai median pada aktivitas mengajukan ide dan gagasan kepada atasan berdasarkan penilaian atasan dan bawahan baik secara lisan maupun tulisan sebesar 2. Hal ini menunjukkan bahwa pada dasarnya baik bawahan maupun atasan intensitasnya kadang-kadang mengajukan ide dan gagasan sesuai pada kebutuhan perusahaan. c. Mengemukakan masalah Nilai median pada aktivitas mengemukakan masalah kepada atasan berdasarkan penilaian atasan dan bawahan baik secara tulisan maupun secara lisan adalah sebesar 2. Hal ini menunjukkan bahwasanya karyawan dan atasan sudah melakukan pekerjaan dengan baik, hanya kadang-kadang saja mengemukakan masalah dengan seperlunya.
d. Meminta pendapat Nilai median meminta pendapat kepada atasan secara lisan berdasarkan penilaian atasan dan bawahan masing-masing sebesar 2, sedangkan meminta pendapat kepada atasan secara tulisan berdasarkan penilaian atasan dan bawahan masing-masing sebesar 3, 2. Hal ini menandakan bawahan lebih sering mengemukakan secara tulisan di bandingkan atasan yang langsung secara lisan kepada bawahannya.
35
4.4.2. Pola Komunikasi ke Bawah Komunikasi ke bawah merupakan komunikasi yang dilakukan oleh atasan kepada bawahan. Alur informasi mengalir dari atas ke bawah atau dari pimpinan kepada karyawan (bawahan). Komunikasi ke bawah biasanya berupa perintah/intruksi dari atasan, sosialisasi mengenai peraturan dan kebijakan perusahan, pengarahan dan penjelasan mengenai pekerjaan, serta penghargaan sebagai umpan balik pelaksanaan kerja kepada karyawan. Tabel 8. Penilaian Pola Komunikasi ke Bawah No
Pernyataan
9
Pola komunikasi ke bawah Memberikan
Penilaian atasan Median 2
kepada bawahan Memberikan
2
intruksi/perintah secara 11
tulisan kepada bawahan Memberi penjelasan
2
lisan kepada bawahan Memberi penjelasan mengenai pekerjaan secara
13
tulisan kepada bawahan Memberi informasi tentang
Kadang-
2
Kadang-
2
peraturan dan kebijakan
Kadangkadang
Kadang-
2
kadang 2
Kadangkadang
kadang 2
Keterangan Kadangkadang
kadang
mengenai pekerjaan secara 12
Median 2
kadang
intruksi/perintah secara lisan 10
Keterangan Kadang-
Penilaian bawahan
Kadangkadang
Kadang-
2
kadang
Kadangkadang
perusahaan secara lisan kepada bawahan
LanjutanTabel 8. Penilaian Pola Komunikasi ke Bawah No 14
Pernyataan Pola komunikasi ke bawah Memberi informasi tentang
Penilaian atasan Median Keterangan 2 Kadang-
peraturan dan kebijakan
Penilaian bawahan Median Keterangan 2 Kadang-
kadang
kadang
perusahaan secara tulisan 15
kepada bawahan Memberikan pujian secara
2
Kadang-
2
Kadang-
16
lisan kepada bawahan Memberikan pujian secara
1
kadang Jarang
3
kadang Sering
lisan kepada bawahan
36
Median
2
Kadang-
2
kadang
Kadangkadang
Berdasarkan penilaian tersebut, diperoleh beberapa kesimpulan pola komunikasi yang dilakukan oleh atasan kepada bawahannya, yaitu: a. Memberikan tugas/perintah Nilai median dari penilaian memberikan perintah dari atasan kepada bawahannya adalah sebesar 2, hal ini dilakukan dengan intensitas kadang-kadang dilakukan. Hal ini berarti bahwa bawahan sudah mengerjakan pekerjaan seperti yang diharapkan oleh atasan, hanya saja atasan terkadang memberikan tugas/perintah jika pekerjaan harus secepat mungkin untuk diselesaikan. b. Memberikan penjelasan mengenai pekerjaan Nilai median pada penilaian kegiatan memberikan penjelasan mengenai pekerjaan berdasarkan penilaian atasan dan bawahan sebesar 2, hal ini menunjukkan bahwasanya bawahan cepat tanggap dengan perintah yang diberikan atasan. Begitupun sebaliknya atasan dengan mudah menerima hasil kerja bawahannya. c. Memberikan
informasi
tentang
peraturan
dan
kebijakan
perusahaan Nilai median terhadap penilaian memberikan informasi tentang peraturan dan kebijakan perusahaan berdasarkan penilaian atasan dan bawahan masing-masing sebesar 2, hal ini mengisyaratkan bahwa di lingkungan kerja saling mentaati peraturan dan kebijakan yang dibuat oleh perusahaan d. Memberikan pujian Nilai median terhadap penilaian memberikan pujian ini berdasarkan penilaian atasan dan bawahan adalah sebesar 2 untuk atasan, yang lebih cenderung menyampaikannya melalui lisan. Atasan secara langsung memberikan pujian terhadap bawahan yang melaksanakan kewajiban dengan baik. 4.5.
Hambatan Komunikasi
37
Hambatan komunikasi dalam penelitian ini yaitu hambatan komunikasi ke atas dan hambatan komunikasi ke bawah. Hambatan komunikasi ke atas penilaian berdasarkan persepsi bawahan dan hambatan komunikasi ke bawah berdasarkan penilaian persepsi atasan. 4.5.1. Hambatan Komunikasi ke Atas dan ke Bawah Tabel 9. Penilaian Hambatan Komunikasi ke Atas dan ke Bawah No 17
Pernyataan Gangguan teknis Hambatan kegaduhan atau
Penilaian Bawahan Median Keterangan 1 Jarang
Penilaian Atasan Median Keterangan 1 Jarang
18
suara bising. Gangguan semantik Hambatan penggunaan
2
Kadang-
1
Jarang
19
bahasa Hambatan memahami istilah
2
kadang Kadang-
1
jarang
bahasa yang digunakan Median
2
kadang Kadang-
1
Jarang
kadang 20
Gangguan fisikologis Mengalami perasaaan curiga
2
Kadang-
1
Jarang
21
terhadap atasan Mengalami perasaan tidak
2
kadang Kadang-
1
Jarang
senang saat berkomunikasi
kadang
dengan atasan
Lanjutan Tabel 9. Penilaian Hambatan Komunikasi ke Atas dan ke Bawah No 22
Pernyataan Mengalami perasaan
Penilaian Bawahan Median Keterangan 2 Kadang-
gelisah saat
Penilaian Atasan Median Keterangan 1 Jarang
kadang
berkomunikasi dengan atasan Median
2
Kadang-
1
Jarang
1
Jarang
1
Jarang
kadang Hambatan fisik atau 23
organik Mengalami kesulitan
2
bertemu langsung 24
dengan atasan Mengalami hambatan jarak jauh saat berkomunikasi
Kadangkadang
2
Kadangkadang
38
dengan atasan Median
2
Kadang-
1
Jarang
1
Jarang
kadang
25
Hambatan status mengalami hambatan
2
Kadangkadang
adanya perbedaan status sosial dengan
26
atasan Merasa segan kepada
2
Kadang-
2
Kadang-
atasan Median
2
kadang Kadang-
1
kadang Jarang
2
Kadang-
kadang Hambatan kerangka
27
berpikir Mengalami hambatan
2
perbedaan persepsi
Kadangkadang
kadang
saat berkomunikasi dengan atasan
Lanjutan Tabel 9. Penilaian Hambatan Komunikasi ke Atas dan ke Bawah No
Pernyataan Hambatan budaya 28 Mengalami hambatan
Penilaian Bawahan Median Keterangan 2 Kadang-
perbedaan
Penilaian Atasan Median Keterangan 1 Jarang
kadang
norma/kebiasaan saat berkomunikasi dengan atasan Median hambatan komunikasi ke atas
2
Kadang-
1
Jarang
kadang
Berdasarkan penilaian dari atasan dan bawahan tersebut, diperoleh beberapa kesimpulan mengenai penilaian atasan dan bawahan terhadap hambatan komunikasi, yaitu: a. Gangguan teknis Nilai median untuk gangguan teknis berdasarkan penilaian bawahan, sebesar 1. mengandung arti bahwa bawahan kepada atasan tingkat kegaduhan atau kebisingan dalam berkomunikasi berintensitas rendah. Hal itu dikarenakan akan berpengaruh kurang baik bagi pelayanan kepada nasabah. Sedangkan nilai median terhadap gangguan teknis
39
berdasarkan penilaian atasan sebesar 1, yang artinya hambatan komunikasi mengalami gangguan teknis dengan tingkat rendah. Hal ini bisa terjadi karena antara atasan dan bawahan saling menjaga hubungan kekeluargaan di dalam perusahaan, demikian halnya saat bekomunikasi di dalam perusahaan. b. Gangguan semantik Nilai median terhadap gangguan semantik berdasarkan penilaian bawahan adalah sebesar 2. Dengan arti bahwa hambatan komunikasi semantik yang dialami bawahan dengan tingkat sedang. Hal ini dikarenakan karyawan tidak semua berasal dari daerah yang sama, jadi sebagian karyawan mengalami bahasa yang susah dipahami. Sedangkan nilai median gangguan semantik berdasarkan penilaian atasan sebesar 1, dengan artian bahwa hambatan komunikasi yang terjadi yaitu gangguan semantik dengan tingkat yang rendah, semua ini dikarenakan atasan tidak sulit melakukan interaksi bahasa saat berkomunikasi dengan bawahan. c. Gangguan psikologis Nilai median gangguan psikologis berdasarkan penilaian bawahan sebesar 2. dengan arti hambatan komunikasi dengan mengalami gangguan psikologis, dialami bawahan dengan tingkat sedang. Hal ini disebabkan bawahan kadang-kadang mengalami gejala psikologis berupa gangguan kejiwaan/merasa tidak tenang saat berkomunikasi dengan atasan. Sedangkan nilai median terhadap hambatan psikologis berdasarkan penilaian atasan sebesar 1. dengan arti hambatan komunikasi dengan mengalami
gangguan
psikologis,
dialami
atasan
dengan
tingkat
jarang/rendah. Hal ini dikarenakan atasan memberikan kepercayaan kepada bawahannya untuk melakukan pekerjaan dengan komunikasi yang terjalin baik di perusahaan. d. Hambatan fisik atau organik Nilai median hambatan fisik berdasarkan penilaian bawahan sebesar 2, dengan arti hambatan komunikasi dengan tingkat sedang. Hal ini disebabkan adanya bawahan merasa kesulitan pada saat berkomunikasi dengan atasan jika atasan sedang berada diluar kota. Nilai median terhadap
40
penilaian hambatan fisik berdasarkan penilaian atasan sebesar 1 dengan arti hambatan komunikasi dengan tingkat rendah/jarang. Selama ini Atasan tidak mengalami kesulitan dalam menemui bawahannya. e. Hambatan status Nilai median hambatan status berdasarkan penilaian bawahan sebesar 2 dengan artian bahwa hambatan komunikasi mengalami hambatan status dengan tingkat sedang. Sedangkan nilai median terhadap hambatan penilaian status berdasarkan penilaian atasan sebesar 1, dengan artian bahwa hambatan komunikasi mengalami hambatan status dengan tingkatan rendah. Hal ini dikarenakan atasan menganggap karyawan sebagai
teman
bekerja
yang
menyenangkan
sehingga
hambatan
berkomunikasi terjaga dengan baik, misalnya dengan bercanda pada waktu istirahat. f. Hambatan kerangka berpikir Nilai median hambatan kerangka berpikir berdasarkan penilaian bawahan sebesar 2, dengan artian bahwa hambatan komunikasi yang terjadi dengan tingkat gangguan sedang. Hal ini mengidentifikasi bahwa bawahan terkadang mengalami hambatan perbedaan persepsi terhadap atasan. Hal ini dikarenakan tingkat pendidikan yang umumnya lulusan SMA/Sederajat, sehingga sulit untuk mengkomunikasikan pesan yang disampaikan oleh atasan. Sedangkan nilai median terhadap hambatan penilaian kerangka berfikir berdasarkan penilaian atasan sebesar 1, dengan artian bahwa hambatan komunikasi yang terjadi dengan tingkat gangguan rendah. g. Hambatan budaya Nilai median terhadap hambatan budaya berdasarkan penilaian bawahan sebesar 2, dengan artian hambatan komunikasi berupa budaya dengan tingkat sedang. Hal ini dikarenakan pada waktu berkomunikasi antara atasan dan bawahan terkadang mengalami gangguan karena perbedaan latar belakang budaya. Sedangkan nilai median terhadap penilaian budaya berdasarkan penilaian atasan sebesar 1, dengan arti bahwa hambatan komunikasi budaya dengan tingkat jarang. Hal ini
41
dikarenakan saat berkomunikasi antara atasan dan bawahan sudah terjalin dengan baik. 4.6
Efektivitas Komunikasi antara Atasan dan Bawahan Efektivitas komunikasi antara atasan dan bawahan pada PT. Taspen (Persero) Bogor terhadap penilaian atasan dan bawahan yang berhubungan dengan efektivitas komunkasi adalah sebagai berikut. Penilaian atasan dan bawahan terhadap pernyataan tentang efektifitas komunikasi dapat dilihat pada Tabel 10.
Tabel 10. Penilaian Atasan dan Bawahan Terhadap Efektivitas Komunikasi No 29
Pertanyaan Pemahaman Saya memahami setiap
Penilaian atasan Median Keterangan 3 Sering
Penilaian bawahan Median Keterangan 3 Sering
pesan yang disampaikan
30
bawahan dan atasan Kesenangan Saya merasa senang saat
3
Sering
3
Sering
2
Kadang-
3
Sering
berkomunikasi dengan bawahan dan atasan Mempengaruhi sikap 31 Bawahan dan atasan saya memberikan
kadang
pengaruh dalam 32
pekerjaan saya Bawahan dan atasan
1
Jarang
3
Sering
2
Kadang-
3
Sering
3
Sering
saya memberikan pengaruh Terhadap perubahan sikap Rata-rata
kadang Memperbaiki hubungan 33 Saya memiliki kepercayaan yang tinggi
3
Sering
42
kepada bawahan dan 34
atasan Hubungan antara
35
bawahan dan atasan Rata-rata Tindakan Saya dengan segera
4
Sangat sering
3
Sering
3
Sering
3
Sering
3
Sering
3
Sering
3
Sering
3
Sering
memperbaiki kesalahan apabila mendapat kritik/masukan dari atasan dan bawahan Median efektivitas komunikasi
a. Pemahaman Nilai median terhadap penilaian pemahaman berdasarkan penilaian bawahan dan atasan sebesar 3, dengan arti bahwa selama ini tingkat pemahaman bawahan dan atasan termasuk tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa bawahan telah memahami setiap pesan atau intruksi yang di sampaikan atasan dan begitupun sebaliknya atasan juga memahami pesan yang disampaikan oleh bawahan. b. Kesenangan Nilai median terhadap penilaian kesenangan berdasarkan penilaian bawahan dan atasan sebesar 3, dengan arti selama ini tingkat kesenangan antara bawahan dengan atasan tergolong tinggi. Semua dikarenakan adanya suasana yang nyaman yang diberikan oleh atasan kepada bawahan, misalnya pada jadwal makan siang bersama sambil bercanda ringan antara atasan dengan bawahan. c. Mempengaruhi sikap Nilai median terhadap penilaian mempengaruhi sikap berdasarkan penilaian bawahan 3, dan termasuk tinggi, artinya sikap bawahan telah bisa diarahkan dengan baik oleh atasan dan menunjukkan keinginan yang tinggi untuk melaksanakan perintah yang disampaikan. Sedangkan nilai median untuk atasan sebesar 2, hal ini dikarenakan atasan terkadang kurang memahami pesan sikap yang disampaikan oleh bawahan. d. Memperbaiki hubungan
43
Nilai
median
terhadap
penilaian
memperbaiki
hubungan
berdasarkan penilaian bawahan dan atasan sebesar 3, hal ini termasuk tinggi, dikarenakan hubungan antara bawahan dengan atasan sudah terjalin dengan baik yang akan dapat meningkatkan efektivitas komunikasi antara bawahan dengan atasan. Hubungan yang terjalin harmonis di dalam lingkungan perusahaan akan berpengaruh positif terhadap produktivitas komunikasi, yang nantinya akan meningkatkan kinerja dari PT. Taspen (Persero) Bogor. e. Tindakan Nilai
median
terhadap
penilaian
tindakan
yang
diambil
berdasarkan penilaian bawahan dan atasan adalah sebesar 3, hal ini berarti bahwa bawahan dan atasan saling berusaha memberikan yang terbaik untuk perusahan dan berintropeksi diri dengan memperbaiki kesalahan apabila mendapat saran ataupun kritikan dari bawahan dan begitupun juga atasan yang selalu berusaha menjadi peminpin yang bijaksana dan berusaha untuk menjadikan karyawan teman berkerjasama bukan sebagai alat untuk bekerjasama. Dari uraian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwasanya efektivitas komunikasi yang terjalin antara atasan dan bawahan pada PT. Taspen (Persero) Bogor tergolong tinggi. Hal ini berarti bahwa pencapaian jawaban responden yang umumnya menjawab sering terhadap pertanyaan mengenai indikator yang menjadi tolak ukur komunikasi yang efektif
berupa
pemahaman,
kesenangan,
mempengaruhi
sikap,
memperbaiki hubungan dan tindakan, yang nantinya diharapkan untuk mempertahankan dan lebih meningkatkan kualitas kinerja dari PT. Taspen (Persero) Bogor itu sendiri. Efektivitas komunikasi yang diukur dengan tingkat pemahaman, kesenangan, mempengaruhi sikap, memperbaiki hubungan dan tindakan tersebut diidentifikasi memiliki hubungan dengan karakteristik karyawan yang terjadi dari jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan terakhir dan lamanya bekerja. Oleh karena itu dalam penelitian ini dilakukan suatu
44
pengujian untuk melihat hubungan antara efektivitas komunikasi dengan karakteristik karyawan dengan menggunakan uji asosiasi Chi-Square. Uji asosiasi Chi-Square dilakukan terhadap 65 karyawan tetap yang dijadikan obyek penelitian pada PT. Taspen (Persero) Bogor. Berdasarkan hasil uji Chi-Square antara efektivitas komunikasi dengan karakteristik karyawan, diperoleh bahwa tingkat usia responden memiliki nilai signifikan yang lebih besar dari 10% ( Sig > α = 0,10) dan nilai χ2
hitung
< χ2
. Hal ini di karenakan bahwa tingkat usia memiliki
tabel
hubungan yang signifikan dengan efektifitas komunikasi, hal ini di karenakan tingkat usia karyawan lebih dominan usia di atas 40 tahun, sehingga komunikasi diharapkan dengan bertambah dewasanya usia seseorang akan lebih baik dalam berkomunikasi dan lebih bisa menjaga hubungan yang harmonis sesama staf dan jajaran PT. Taspen (Persero) Bogor. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 12. Tabel 11. Hasil Uji Chi-Square Karakteristik Karyawan dengan Efektivitas Komunikasi Efektivitas Demografi Jenis Kelamin Pendidikan Usia Lama Bekerja
ChiSquare Hitung (χ2) 0,386 10,128 8,556 4,352
ChiSquare Tabel (χ2)
df
4,605
2
10,645 7,779 4,605
6 4 2
Sig.
Kesimpulan
0,824
Terima H0
0,119 0,073
Terima H0 Tolak H0
0,113
Terima H0
Dari Tabel 12, dapat disimpulkan jika nilai alpha dinaikkan menjadi 10 persen maka akan mempengaruhi kepada tingkat usia, dari hasil penelitian ini variabel usia paling berpengaruh terhadap efektivitas komunikasi dibandingkan dengan variabel lainnya. Variabel usia ini menjadi sangat berpengaruh karena variabel ini mempengaruhi variabel lainnya. Secara mayoritas seseorang yang berusia lebih lama memiliki tingkat pengalaman dan pendidikan yang lebih baik. Selain itu, dengan semakin matangnya usia seseorang diharapkan akan semakin efektif dalam berkomunikasi dengan pengalaman yang dimilikinya.
45
4.7.
Implikasi Manajerial Dari hasil penelitian terhadap efektivitas komunikasi terhadap atasan dan
bawahan pada PT. Taspen (Persero) Bogor sudah berjalan dengan baik dan komunikasi yang terjalin di jajaran manajemen dan staf PT. Taspen (Persero) Bogor sudah efektif. Namun demikian manajer belum maksimal dalam merealisasikan tugas-tugas dalam meminimalisir hambatan-hambatan yang terjadi pada PT. Taspen (Persero) Bogor, yang nantinya akan mengganggu dalam pelaksanaan pencapaian komunikasi yang efektif. Oleh karena itu, pihak manajemen dan jajaran staf PT. Taspen (Persero) Bogor hendaknya melakukan evaluasi dalam pelaksanaan tugas-tugas untuk meminimalisir kemungkinan kesalahan dalam berkomunikasi yang akan terjadi. Adapun hal-hal yang perlu dievaluasi oleh manajemen dan staf PT. Taspen (Persero) Bogor adalah sebagai berikut: a. Meningkatkan hubungan baik yang bersifat kekeluargaan antara atasan dan bawahan, sehingga bawahan tidak merasa segan melakukan komunikasi dengan atasan, sehingga komunikasi yang efektif di dalam lingkungan kerja perusahaan bisa terwujud. b. Penyampaian pesan oleh atasan kepada bawahan berusaha untuk lebih di mengerti dan dipahami maksud pesan yang disampaikan untuk meminimalisir kemungkinan terjadi kesalah-pemahaman dalam penafsiran pesan. c. Atasan dan bawahan sebaiknya selalu berusaha melakukan komunikasi sebanyak mungkin untuk meningkatkan kualitas hubungan di jajaran manajemen dan staf PT. Taspen (Persero), agar karyawan merasa menjadi bagian dalam melaksanakan tugas-tugas yang diamanatkan dan menjadi bagian dalam pengambilan keputusan. d. Atasan sebisa mungkin memberikan kepercayaan sepenuhnya kepada bawahan dalam menjalankan kegiatan yang diberikan, sehingga karyawan merasa nyaman pada saat melaksanakan tugas yang diberikan perusahaan.
KESIMPULAN DAN SARAN
1. KESIMPULAN a)
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada PT. Taspen (Persero) Bogor menilai bahwa komunikasi yang terjalin antara atasan dan bawahan menggunakan dua macam pola komunikasi ke atas dan pola komunikasi ke bawah.
b) Hambatan komunikasi yang terjadi antara atasan dan bawahan PT. Taspen (Persero) Bogor antara lain adalah adanya hambatan teknis, hambatan semantik, hambatan psikologis, hambatan fisik, hambatan status, hambatan kerangka berpikir, dan hambatan budaya. Namun pada dasarnya hambatan yang dialami dalam perusahaan tidak begitu sering, dan terkadang ada gangguan berupa salah dalam menafsirkan pesan yang disampaikan, hambatan yang terjadi lebih dominan bawahan dibandingkan atasan. c) Indikator yang menjadi ukuran efektivitas komunikasi pada PT. Taspen (Persero) Bogor, bahwa secara umum komunikasi yang terjalin antara atasan dan bawahan pada PT. Taspen (Persero) Bogor sudah efektif. Hal ini terlihat bahwa tingkat pemahaman, memperbaiki hubungan, sikap dan tindakan sudah terjalin dengan baik dalam berkomunikasi. 2. SARAN a) Komunikasi yang terjalin antara atasan dan bawahan pada PT. Taspen (Persero) Bogor sudah berjalan seperti yang diharapkan. Namun perlu ditingkatkan lagi terutama dalam mempengaruhi sikap dan hambatan yang terjadi di jajaran staf PT. Taspen (Persero) Bogor antara atasan dan bawahan bisa berjalan dengan baik. Salah satu cara yang dapat dilakukan yaitu dengan meningkatkan dan menjalin suasana komunikasi yang bersifat menyenangkan dengan melakukan pendekatan kepada karyawan sehingga komunikasi yang efektif dapat terwujud dengan baik.
48
b) Atasan dan bawahan diharapkan selalu menjaga hubungan komunikasi di dalam lingkungan perusahaan, salah satu hal yang perlu dilakukan yaitu dengan melakukan pendekatan terhadap karyawan dengan menambah intensitas pertemuan antara atasan dengan bawahan, pendekatan disini bisa dilakukan dengan liburan bersama diakhir bulan atau tahun. Selain itu, atasan dan bawahan harus terus menjalin hubungan yang baik, sehingga tercipta suasana lingkungan yang menyenangkan dan tentunya akan berpengaruh positif bagi perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA Bayugara, M. M. 2005. Analisis Efektivitas Komunikasi Organisasi dan Hubungan dengan Kinerja Karyawan Cipta Grafika, Karawang. Skripsi pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Cangara, H. 2006. Pengatur Ilmu Komunikasi. PT Raja Grafindo Persada, Jakarta. Gerge, D. M. 2003. SPSS for Windows 2003 step by step: A Simpel Guide and Reference 11.0 Updet. Allyn and Bacon, Boston. Hasibuan, Malayu.2003. Manajemen Sumber Daya Manusia. PT. Bumi Aksara, Jakarta. Istijianto. 2006. Riset Sumber Daya Manusia. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Lestari, W. A. 2005. Analisis Efektivitas Komunikasi Antara Atasan dan Bawahan pada PT Indonesia Epson Industry (Divisi Managemen Support and PCB). Skripsi pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Mangkuprawira, S dan Vitayala Hubeis. 2006. Manajemen Mutu Sumber Daya Manusia. Ghalia Indonesia. Mangkuprawira, S. 2003. Manajemen Sumberdaya Manusia Stategik. Edisi 2. Ghalia Indonesia. Muchlas, M. 2005. Perilaku Organisasi. Penerbit. Penerbitan Gadjah mada University Press, Yogyakarta. Muhammad, A. 2004. Komunikasi Organisasi. Bumi Aksara, Jakarta. Novita, R. A. 2004. Analisis Peran Komunikasi antara Pimpinan dan Karyawan dalam Menciptakan Lingkungan Kerja yang Efektif pada PT. Cakrawala Andalas Televisi. Skripsi pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Purwanto, D. 2003. Komunikasi Bisnis. Edisi ke dua. Erlangga Jakarta. Rangkuti, F. 1997. Riset Pemasaran. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Robbins, S. P. 1994. Teori Organisasi, Struktur, Desain dan Aplikasi. (Terjemahan). Penerbit Arcan. Jakarta. Santoso, S. 2007. Menguasai statistik di Era Informasi dengan SPSS 15. PT. Elex Media Komputindo, Jakarta Silviani, M. 2009. Analisis Efektifitas Komunikasi Antara Atasan dan Bawahan pada Kantor Pos Indonesia. Skripsi pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.
50
Simamora, H. 2002. Manajemen Sumberdaya Manusia. Penerbit. Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN, Yogyakarta. Sugiono. 2003. Statistika untuk Penelitian. CV Alfabeta. Bandung Stoner, F. G. 1996. Manajemen (Terjemahan). PT Prenhalindo, Jakarta. Tubbs, S. L. 2001. Human Communication Prinsip Prinsip Dasar (Terjemahan). PT. Remaja Rosdakarya, Bandung. Thoha, M. 2008. Perilaku Organisasi, Konsep Dasar dan Aplikasinya. FISIPOL Universitas Gadjag Mada. Penerbit. PT. RajaGrafindo Persada. Jakarta. Umar, H. 2003. Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. PT Raja Grafindo Persada, Jakarta. Wiryanto. 2005. Perilaku Organisasi Konsep Dasar dan Aplikasinya. PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Lampiran 1. Kuesioner Untuk Atasan
No.
KUESIONER PENELITIAN ANALISIS EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ATASAN DAN BAWAHAN PADA PT. TASPEN (PERSERO) BOGOR
Kepada Yth, Bapak/ibu/sdr/i Di Tempat Assalamualaikum Wr.Wb. Sehubungan dengan penelitian yang sedang dilangsungkan mengenai ”Analisis Efektivitas Komunikasi antara Atasan dan Bawahan pada PT. Taspen (Persero) Bogor”, diharapkan kesediaan bapak/ibu/sdr/i untuk meluangkan sedikit waktu guna mengisi kuesioner ini. Jawaban yang bapak/ibu/sdr/i berikan sangat besar manfaatnya bagi penelitian saya. Jawaban bapak/ibu/sdr/i yang diberikan tidak mempengaruhi penilaian kinerja, karena ini ditujukan untuk keperluan ilmiah dan penyelesaian tugas akhir. Atas perhatian dan bantuan bapak/ibu/sdr/i, kami ucapkan terima kasih.
Pebriadi H24077029 Program Sarjana Manajemen Penyelenggaraan Khusus Departemen Mnajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen
53
Institut Pertanian Bogor
Lanjutan Lampiran 1. Bagian 1. Data Responden Petunjuk pengisisan: Lengkapi data diri bapak/ibu/sdr/i, di bawah ini dan berikan tanda silang (X) pada pilihan a, b, c dan d. 1. Jabatan/devisi/bagian
:
2. Jenis Kelamin
:
3. Pendidikan Terakhir
:
4. Usia
: a. < 20 tahun c. 25-40 tahun
5. Lamanya Bekerja
: a. < 1 tahun c. < 5-10 tahun
6. Status dalam Perusahaan
: a. Karyawan tetap
b. 20-25 tahun d. > 40 tahun b. 1-5 tahun d.> 10 tahun b. Karyawan kontrak
Bagian 2. Pengisian Kuesioner Petunjuk pengisian: berilah tanda check list atau tanda silang (X) pada jawaban yang tersedia. J=Jarang, KK=Kadang-kadang, S=Sering, SS=Sangat Sering. TS=Tidak Setuju, KS=Kurang Setuju, S=Setuju, SS=Sangat Setuju. No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Pernyataan Pola Komunikasi Menerima laporan dari bawahan secara lisan Menerima laporan dari bawahan secara tulisan Menerima ide dan gagasan dari bawahan secara lisan Menerima ide dan gagasan dari bawahan secara tulisan Menerima keluhan dari bawahan secara lisan Menerima keluhan dari bawahan secara tulisan Menerima pendapat dari bawahan secara lisan Menerima pendapat dari bawahan secara tulisan Memberi intruksi/perintah secara lisan kepada bawahan Memberi intruksi/perintah secara tulisan kepada bawahan Memberikan penjelasan mengenai pekerjaan secara lisan kepada bawahan Memberikan penjelasan mengenai pekerjaan secara tulisan kepada bawahan Memberikan informasi tentang peraturan dan kebijakan perusahaan secara lisan kepada bawahan
J (1)
Jawaban KK S (2) (3)
SS (4)
54
No
Pernyataan
14
Memberikan informasi tentang peraturan dan kebijakan perusahaan secara tulisan kepada bawahan Memberikan pujian secara lisan kepada bawahan Memberikan pujian secara tulisan kepada bawahan
15 16
Hambatan Komunikasi 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
30 31 32
Jawaban KK S (2) (3)
SS (4)
J (1)
KK (2)
S (3)
SS (4)
S (3)
SS (4)
Seberapa sering bapak/ibu/sdr/i mengalami hambatan kegaduhan atau suara bising saat berkomunikasi dengan bawahan? Seberapa sering bapak/ibu/sdr/i mengalami hambatan bahasa telepon saat berkomunikasi dengan bawahan? Seberapa sering bapak/ibu/sdr/i mengalami kesulitan dalam memahami istilah yang digunakan bawahan saat berkomunikasi? Seberapa sering bapak/ibu/sdr/i mengalami perasaan curiga saat berkomunikasi dengan bawahan? Seberapa sering bapak/ibu/sdr/i mengalami perasaan kurang senang saat berkomunikasi dengan bawahan? Seberapa sering bapak/ibu/sdr/i mengalami perasaan gelisah saat berkomunikasi dengan bawahan? Seberapa sering bapak/ibu/sdr/i mengalami kesulitan bertemu langsung dengan bawahan? Seberapa sering bapak/ibu/sdr/i mengalami kesulitan berkomunikasi jarak jauh dengan bawahan? Seberapa sering bapak/ibu/sdr/i mengalami hambatan berkomunikasi karena adanya perbedaan status sosial dengan bawahan? Seberapa sering bapak/ibu/sdr/i merasa segan saat berkomunikasi dengan bawahan? Seberapa sering bapak/ibu/sdr/i mengalami perbedaan persepsi atau pandangan saat berkomunikasi dengan bawahan? Seberapa sering bapak/ibu/sdr/i mengalami hambatan norma, adat kebiasaan saat berkomunikasi dengan bawahan? Efektifitas Komunikasi
29
J (1)
Saya memahami setiap pesan/laporan yang disampaikan bawahan Saya merasa senang saat berkomunikasi dengan bawahan Bawahan saya sangat memberi pengaruh dalam pekerjaan saya Bawahan saya memberikan pengaruh terhadap
TS KS (1) (2)
55
No
Pernyataan
J (1)
Jawaban KK S (2) (3)
SS (4)
perubahan sikap 33 34 35
Saya memiliki kepercayaan yang tinggi kepada bawahan saya Hubungan antara saya dengan bawahan saya sangat baik Saya dengan segera memperbaiki kesalahan apabila memperoleh kritik masukan yang membangun dari bawahan
Terima kasih atas kesediaan dan partisipasi bapak/ibu/sdr/sdri dalam pengisian kuesioner ini,!!
Lampiran 1. Kuesioner Untuk Atasan
No.
KUESIONER PENELITIAN ANALISIS EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ATASAN DAN BAWAHAN PADA PT. TASPEN (PERSERO) BOGOR
Kepada Yth, Bapak/ibu/sdr/i Di Tempat Assalamualaikum Wr.Wb. Sehubungan dengan penelitian yang sedang dilangsungkan mengenai ”Analisis Efektivitas Komunikasi antara Atasan dan Bawahan pada PT. Taspen (Persero) Bogor”, diharapkan kesediaan bapak/ibu/sdr/i untuk meluangkan sedikit waktu guna mengisi kuesioner ini. Jawaban yang bapak/ibu/sdr/i berikan sangat besar manfaatnya bagi penelitian saya. Jawaban bapak/ibu/sdr/i yang diberikan tidak mempengaruhi penilaian kinerja, karena ini ditujukan untuk keperluan ilmiah dan penyelesaian tugas akhir. Atas perhatian dan bantuan bapak/ibu/sdr/i, kami ucapkan terima kasih.
Pebriadi H24077029 Program Sarjana Manajemen Penyelenggaraan Khusus Departemen Mnajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor
Bagian 1. Data Responden Petunjuk pengisisan: Lengkapi data diri bapak/ibu/sdr/i, di bawah ini dan berikan tanda silang (X) pada pilihan a, b, c dan d. 1. Jabatan/devisi/bagian
:
2. Jenis Kelamin
:
3. Pendidikan Terakhir
:
4. Usia
: a. < 20 tahun c. 25-40 tahun
5. Lamanya Bekerja
: a. < 1 tahun c. < 5-10 tahun
6. Status dalam Perusahaan
: a. Karyawan tetap
b. 20-25 tahun d. > 40 tahun b. 1-5 tahun d.> 10 tahun b. Karyawan kontrak
Bagian 2. Pengisian Kuesioner Petunjuk pengisian: berilah tanda check list atau tanda silang (X) pada jawaban yang tersedia. J=Jarang, KK=Kadang-kadang, S=Sering, SS=Sangat Sering. TS=Tidak Setuju, KS=Kurang Setuju, S=Setuju, SS=Sangat Setuju. No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Pernyataan Pola Komunikasi Menerima laporan dari bawahan secara lisan Menerima laporan dari bawahan secara tulisan Menerima ide dan gagasan dari bawahan secara lisan Menerima ide dan gagasan dari bawahan secara tulisan Menerima keluhan dari bawahan secara lisan Menerima keluhan dari bawahan secara tulisan Menerima pendapat dari bawahan secara lisan Menerima pendapat dari bawahan secara tulisan Memberi intruksi/perintah secara lisan kepada bawahan Memberi intruksi/perintah secara tulisan kepada bawahan Memberikan penjelasan mengenai pekerjaan secara lisan kepada bawahan Memberikan penjelasan mengenai pekerjaan secara tulisan kepada bawahan Memberikan informasi tentang peraturan dan kebijakan perusahaan secara lisan kepada bawahan Memberikan informasi tentang peraturan dan kebijakan perusahaan secara tulisan kepada bawahan
J (1)
Jawaban KK S (2) (3)
SS (4)
No 15 16
Pernyataan
18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
30 31 32
SS (4)
J (1)
KK (2)
S (3)
SS (4)
TS KS (1) (2)
S (3)
SS (4)
Seberapa sering bapak/ibu/sdr/i mengalami hambatan kegaduhan atau suara bising saat berkomunikasi dengan bawahan? Seberapa sering bapak/ibu/sdr/i mengalami hambatan bahasa telepon saat berkomunikasi dengan bawahan? Seberapa sering bapak/ibu/sdr/i mengalami kesulitan dalam memahami istilah yang digunakan bawahan saat berkomunikasi? Seberapa sering bapak/ibu/sdr/i mengalami perasaan curiga saat berkomunikasi dengan bawahan? Seberapa sering bapak/ibu/sdr/i mengalami perasaan kurang senang saat berkomunikasi dengan bawahan? Seberapa sering bapak/ibu/sdr/i mengalami perasaan gelisah saat berkomunikasi dengan bawahan? Seberapa sering bapak/ibu/sdr/i mengalami kesulitan bertemu langsung dengan bawahan? Seberapa sering bapak/ibu/sdr/i mengalami kesulitan berkomunikasi jarak jauh dengan bawahan? Seberapa sering bapak/ibu/sdr/i mengalami hambatan berkomunikasi karena adanya perbedaan status sosial dengan bawahan? Seberapa sering bapak/ibu/sdr/i merasa segan saat berkomunikasi dengan bawahan? Seberapa sering bapak/ibu/sdr/i mengalami perbedaan persepsi atau pandangan saat berkomunikasi dengan bawahan? Seberapa sering bapak/ibu/sdr/i mengalami hambatan norma, adat kebiasaan saat berkomunikasi dengan bawahan? Efektifitas Komunikasi
29
Jawaban KK S (2) (3)
Memberikan pujian secara lisan kepada bawahan Memberikan pujian secara tulisan kepada bawahan Hambatan Komunikasi
17
J (1)
Saya memahami setiap pesan/laporan yang disampaikan bawahan Saya merasa senang saat berkomunikasi dengan bawahan Bawahan saya sangat memberi pengaruh dalam pekerjaan saya Bawahan saya memberikan pengaruh terhadap perubahan sikap
No 33 34 35
Pernyataan
J (1)
Jawaban KK S (2) (3)
SS (4)
Saya memiliki kepercayaan yang tinggi kepada bawahan saya Hubungan antara saya dengan bawahan saya sangat baik Saya dengan segera memperbaiki kesalahan apabila memperoleh kritik masukan yang membangun dari bawahan
Terima kasih atas kesediaan dan partisipasi bapak/ibu/sdr/sdri dalam pengisian kuesioner ini,!!
Lampiran 2. Kuesioner untuk Bawahan
No.
KUESIONER PENELITIAN ANALISIS EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ATASAN DAN BAWAHAN PADA PT. TASPEN (PERSERO) BOGOR
Kepada Yth, Bapak/ibu/sdr/i Di Tempat Assalamualaikum Wr.Wb. Sehubungan dengan penelitian yang sedang dilangsungkan mengenai ”Anlisis Efektivitas Komunikasi antara Atasan dan Bawahan pada PT. Taspen (Persero) Bogor””, diaharapkan kesediaan bapak/ibu/sdr/i untuk meluangkan sedikit waktu guna mengisi kuesiner ini. Jawaban yang bapak/ibu/sdr/i berikan sangat besar manfaatnya bagi perkembanagan ilmu. Jawaban bapak/ibu/sdr/i berikan tidak mempengaruhi penilaian kinerja, karena ini ditujukan untuk keperluan ilmiah dan penyelesaian tugas akhir. Atas perhatian dan bantuan bapak/ibu/sdr/i, kami ucapkan trimaksih. Pebriadi H24077029 Program Sarjana Manajemen Penyelenggaraan Khusus Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor
Bagian 1. Data Responden Petunjuk pengisisan: Lengkapi data diri bapak/ibu/sdr/i, di bawah ini dan berikan tanda silang (X) pada pilihan a, b, c dan d. 1. Jabatan/devisi/bagian
:
2. Jenis Kelamin
:
3. Pendidikan Terakhir
:
4. Usia
: a. < 20 tahun c. 25-40 tahun
5. Lamanya Bekerja
: a. < 1 tahun c. < 5-10 tahun
6. Status dalam Perusahaan
: a. Karyawan tetap
b. 20-25 tahun d. > 40 tahun b. 1-5 tahun d.> 10 tahun b. Karyawan kontrak
Bagaian 2. Pengisian Kuesioner Petunjuk pengisian: berilah tanda check list atau tanda silang (X) pada jawaban yang tersedia. J=Jarang, KK=Kadang-kadang, S=Sering, SS=Sangat Sering. TS=Tidak Setuju, KS=Kurang Setuju, S=Setuju, SS=Sangat Setuju. No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Pernyataan
Jawaban KK S (2) (3)
SS (4)
J (1)
KK (2)
SS (4)
Pola Komunikasi Menerima laporan dari atasan secara lisan Menerima laporan dari atasan secara tulisan Menerima ide dan gagasan dari atasan secara lisan Mengajukan ide dan gagasan dari atasan secara tulisan Mengemukakan keluhan dari atasan secara lisan Mengemukakan keluhan dan masalah dari atasan secara tulisan Meminta pendapat dari atasan secara lisan Meminta pendapat dari atasan secara tulisan Menerima intruksi/perintah secara lisan dari atasan Menerima intruksi/perintah secara tulisan dari atasan Menerima penjelasan mengenai pekerjaan secara lisan dari atasan Menerima penjelasan mengenai pekerjaan secara tulisan dari atasan Memberikan informasi tentang peraturan dan kebijakan perusahaan secara lisan dari atasan Menerima informasi tentang peraturan dan kebijakan perusahaan secara tulisan dari atasan Menerima pujian secara lisan dari atasan Menerima pujian secara tulisan dari atasan Hambatan Komunikasi
17
J (1)
Seberapa sering bapak/ibu/sdr/i mengalami hambatan kegaduhan atau suara bising saat berkomunikasi
S (3)
18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
dengan atasan? Seberapa sering bapak/ibu/sdr/i mengalami hambatan bahasa saat berkomunikasi dengan atasan? Seberapa sering bapak/ibu/sdr/i mengalami kesulitan dalam memahami istilah yang digunakan atasan saat berkomunikasi? Seberapa sering bapak/ibu/sdr/i mengalami perasaan curiga saat berkomunikasi dengan atasan? Seberapa sering bapak/ibu/sdr/i mengalami perasaan kurang senang saat berkomunikasi dengan atasan? Seberapa sering bapak/ibu/sdr/i mengalami perasaan gelisah saat berkomunikasi dengan atasan? Seberapa sering bapak/ibu/sdr/sdri mengalami kesulitan bertemu langsung dengan atasan? Seberapa sering bapak/ibu/sdr/i mengalami kesulitan berkomunikasi jarak jauh dengan atasan? Seberapa sering bapak/ibu/sdr/i mengalami hambatan berkomunikasi karena adanya perbedaan status sosial dengan atasan? Seberapa sering bapak/ibu/sdr/sdri merasa segan saat berkomunikasi dengan atasan? Seberapa sering bapak/ibu/sdr/i mengalami perbedaan persepsi atau pandangan saat berkomunikasi dengan atasan? Seberapa sering bapak/ibu/sdr/i mengalami hambatan norma, adat kebiasaan saat berkomunikasi dengan atasan? Efektifitas Komunikasi
29 30 31 32 33 34 35
Saya memahami setiap pesan/laporan yang disampaikan atasan Saya merasa senang saat berkomunikasi dengan atasan Atasan saya sangat memberi pengaruh dalam pekerjaan saya Atasan saya memberikan pengaruh terhadap perubahan sikap Saya memiliki kepercayaan yang tinggi kepada atasan Hubungan antara saya dengan atasan saya sangat baik Saya dengan segera memperbaiki kesalahan apabila memperoleh kritik masukan yang membangun dari atasan TERIMAKASIH/HATUR NUHUN,,!!
TS (1)
KS (2)
S (3)
SS (4)
Lampiran 2. Kuesioner untuk Bawahan
No.
KUESIONER PENELITIAN ANALISIS EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ATASAN DAN BAWAHAN PADA PT. TASPEN (PERSERO) BOGOR
Kepada Yth, Bapak/ibu/sdr/i Di Tempat Assalamualaikum Wr.Wb. Sehubungan dengan penelitian yang sedang dilangsungkan mengenai ”Anlisis Efektivitas Komunikasi antara Atasan dan Bawahan pada PT. Taspen (Persero) Bogor”, diaharapkan kesediaan bapak/ibu/sdr/i untuk meluangkan sedikit waktu guna mengisi kuesioner ini. Jawaban yang bapak/ibu/sdr/i berikan sangat besar manfaatnya bagi perkembanagan ilmu. Jawaban bapak/ibu/sdr/i berikan tidak mempengaruhi penilaian kinerja, karena ini ditujukan untuk keperluan ilmiah dan penyelesaian tugas akhir. Atas perhatian dan bantuan bapak/ibu/sdr/i, kami ucapkan trimaksih. Pebriadi H24077029 Program Sarjana Manajemen Penyelenggaraan Khusus Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen
57
Institut Pertanian Bogor
Lanjutan Lampiran 2. Bagian 1. Data Responden Petunjuk pengisisan: Lengkapi data diri bapak/ibu/sdr/i, di bawah ini dan berikan tanda silang (X) pada pilihan a, b, c dan d. 1. Jabatan/devisi/bagian
:
2. Jenis Kelamin
:
3. Pendidikan Terakhir
:
4. Usia
: a. < 20 tahun c. 25-40 tahun
5. Lamanya Bekerja
: a. < 1 tahun c. < 5-10 tahun
6. Status dalam Perusahaan
: a. Karyawan tetap
b. 20-25 tahun d. > 40 tahun b. 1-5 tahun d.> 10 tahun b. Karyawan kontrak
Bagaian 2. Pengisian Kuesioner Petunjuk pengisian: berilah tanda check list atau tanda silang (X) pada jawaban yang tersedia. J=Jarang, KK=Kadang-kadang, S=Sering, SS=Sangat Sering. TS=Tidak Setuju, KS=Kurang Setuju, S=Setuju, SS=Sangat Setuju. No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Pernyataan Pola Komunikasi Menerima laporan dari atasan secara lisan Menerima laporan dari atasan secara tulisan Menerima ide dan gagasan dari atasan secara lisan Mengajukan ide dan gagasan dari atasan secara tulisan Mengemukakan keluhan dari atasan secara lisan Mengemukakan keluhan dan masalah dari atasan secara tulisan Meminta pendapat dari atasan secara lisan Meminta pendapat dari atasan secara tulisan Menerima intruksi/perintah secara lisan dari atasan Menerima intruksi/perintah secara tulisan dari atasan Menerima penjelasan mengenai pekerjaan secara lisan dari atasan Menerima penjelasan mengenai pekerjaan secara tulisan dari atasan
J (1)
Jawaban KK S (2) (3)
SS (4)
58
13 14 15 16
Memberikan informasi tentang peraturan dan kebijakan perusahaan secara lisan dari atasan Menerima informasi tentang peraturan dan kebijakan perusahaan secara tulisan dari atasan Menerima pujian secara lisan dari atasan Menerima pujian secara tulisan dari atasan Hambatan Komunikasi
17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
30 31 32 33
KK (2)
S (3)
SS (4)
TS (1)
KS (2)
S (3)
SS (4)
Seberapa sering bapak/ibu/sdr/i mengalami hambatan kegaduhan atau suara bising saat berkomunikasi dengan atasan? Seberapa sering bapak/ibu/sdr/i mengalami hambatan bahasa saat berkomunikasi dengan atasan? Seberapa sering bapak/ibu/sdr/i mengalami kesulitan dalam memahami istilah yang digunakan atasan saat berkomunikasi? Seberapa sering bapak/ibu/sdr/i mengalami perasaan curiga saat berkomunikasi dengan atasan? Seberapa sering bapak/ibu/sdr/i mengalami perasaan kurang senang saat berkomunikasi dengan atasan? Seberapa sering bapak/ibu/sdr/i mengalami perasaan gelisah saat berkomunikasi dengan atasan? Seberapa sering bapak/ibu/sdr/sdri mengalami kesulitan bertemu langsung dengan atasan? Seberapa sering bapak/ibu/sdr/i mengalami kesulitan berkomunikasi jarak jauh dengan atasan? Seberapa sering bapak/ibu/sdr/i mengalami hambatan berkomunikasi karena adanya perbedaan status sosial dengan atasan? Seberapa sering bapak/ibu/sdr/sdri merasa segan saat berkomunikasi dengan atasan? Seberapa sering bapak/ibu/sdr/i mengalami perbedaan persepsi atau pandangan saat berkomunikasi dengan atasan? Seberapa sering bapak/ibu/sdr/i mengalami hambatan norma, adat kebiasaan saat berkomunikasi dengan atasan? Efektifitas Komunikasi
29
J (1)
Saya memahami setiap pesan/laporan yang disampaikan atasan Saya merasa senang saat berkomunikasi dengan atasan Atasan saya sangat memberi pengaruh dalam pekerjaan saya Atasan saya memberikan pengaruh terhadap perubahan sikap Saya memiliki kepercayaan yang tinggi kepada atasan
59
34 35
Hubungan antara saya dengan atasan saya sangat baik Saya dengan segera memperbaiki kesalahan apabila memperoleh kritik masukan yang membangun dari atasan TERIMAKASIH/HATUR NUHUN,,!!
60
Lampiran 3. Validitas Kuesioner. Pertanyaan r hitung 1 0,417 2 0,366 3 0,671 4 0,434 5 0,494 6 0,367 7 0,427 8 0,488 9 0,383 10 0,384 11 0,422 12 0,369 13 0,399 14 0,376 15 0,438 16 0,449 17 0,475 18 0,621 19 0,579 20 0,361 21 0,492 22 0,426 23 0,367 24 0,373 25 0,531 26 0,443 27 0,375 28 0,367 29 0,459 30 0,367 31 0,438 32 0,524 33 0,404 34 0,468 35 0,458
r tabel 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361 0,361
Keterangan valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid
61
Reliability Warnings The space saver method is used. That is, the covariance matrix is not calculated or used in the analysis. Case Processing Summary N Cases
Valid Excludeda Total
30 0 30
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics Cronbach's Alpha ,872
N of Items 35
% 100,0 ,0 100,0