38
ANALISIS PENGARUH SELF EFFICACY DAN KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA PT. TASPEN (PERSERO) MANADO Oleh : Efendy Rasjid Staff Pengajar Politeknik Negeri Manado
Abstrak In addition to transformational leadership, self-efficacy should also be noted that held subordinate. Leadership that fosters a sense of self-efficacy to a subordinate is leadership that can deliver change and to motivate the employees in performing their duties to achieve company goals better than expected. Leaders must be able to manage a mindset that serves as a symbol of the moral unity of their subordinates, in which a leader created the work ethic and values - values that exist in the company. This will have an impact on employee performance over the maximum. Keyword
: Self Efficacy,Transformasional of Leadership and Performance
A. Latar Belakang Kepemimpinan yang efektif harus memberikan pengarahan terhadap usaha – usaha semua pekerja dalam mencapai tujuan – tujuan organisasi.Tanpa kepemimpinan atau bimbingan, hubungan antara tujuan perseorangan dan tujuan organisasi mungkin menjadi renggang (lemah). Menurut Handoko 1986 Kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi orang lain untuk mencapai tujuan dengan antusias. Kepemimpinan merubah sesuatu yang potensial menjadi kenyataan.Ini adalah kegiatan pokok yang memberikan sukses bagi semua hal yang potensial, yaitu organisasi dan anggota – anggotanya. Selain kepemimpinan transformasional, perlu juga diperhatikan self efficacy yang dimiliki bawahan.Kepemimpinan yang dapat menumbuhkan rasa self efficacy kepada bawahannya adalah kepemimpinan yang dapat memberikan perubahan dan dapat memotivasi para pegawai dalam menjalankan tugasnya untuk mencapai tujuan perusahaan lebih baik dari yang diharapkan.Pemimpin harus mampu mengelola pola pikir yang berfungsi sebagai simbol dari kesatuan
39
moral para bawahannya, di mana seorang pemimpin menciptakan etika kerja dan nilai – nilai yang ada pada perusahaan. Self efficacy adalah kepercayaan dalam suatu kemampuan perusahaan untuk mengatur dan melaksanakan setiap tindakan yang diperlukan untuk mengatasi situasi. Dengan kata lain, self efficacy adalah seseorang yang percaya pada kemampuannya untuk sukses dalam keadaan tertentu. Dengan kata lain, Bandura menggambarkan keyakinan ini sebagai faktor – faktor penentu bagaimana orang berpikir, berperilaku dan merasa (Bandura 1994). PT. Taspen (Persero) Manadomerupakan salah satu perusahaan yang berkembang pesat.Oleh karena itu, perlu adanya kepemimpinan transformasional yang membawa perusahaan kearah perubahan yang lebih baik. Kepemimpinan transformasional yang belum efektif dalam mentransformasi para bawahannya untuk dapat meningkatkan kesadaran tentang pentingnya suatu tugas akan mengakibatkan menurunnya kinerja pegawai. Self Efficacy yang dimiliki bawahan perlu diperhatikan, keyakinan diri dan kompetensi yang dimiliki para bawahan dalam menjalankan tugas dan pekerjaan akan menentukan kefektifan kinerja dari bawahan tersebut. Berdasarkan latar belakang tersebut tersebut, maka peneliti ingin mengetahui lebih jauh dengan mengambil judul “Pengaruh Self efficacy dan Kepemimpinan Transformasional Terhadap Kinerja Pegawai pada PT. Taspen (Persero) Manado”
B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Apakah self efficacy memiliki pengaruh terhadap kinerja pegawai pada PT. Taspen (Persero) Manado? 2. Apakah kepemimpinan transformasional memiliki pengaruh terhadap kinerja pegawai pada PT. Taspen (Persero) Manado? 3. Apakah self efficacy dan kepemimpinan transformasional secara simultan berpengaruh terhadap kinerja pegawai pada PT. Taspen (Persero) Manado?
40
C. Tujuan Penelitian ini bertujuan : 1. Untuk menganalisis pengaruh self efficacy terhadap kinerja pegawai pada PT. Taspen (Persero) Manado 2. Untuk menganalisis pengaruh kepemimpinan transformasional terhadap kinerja pegawai pada PT. Taspen (Persero) Manado 3. Untuk menganalisis pengaruh self efficacy dan kepemimpinan transformasional secara simultan terhadap kinerja pegawai pada PT. Taspen (Persero) Manado
D, Tinjauan Pustaka 1. Self Efficacy Self efficacy merupakan suatu konsep yang diturunkan dari teori kognitif social (social cognitive theory) yang pertama kali dikemukakan oleh Bandura (1986). Teori ini menyatakan sebagian besar pengetahuan dan perilaku anggota organisasional digerakkan dari lingkungan, dan secara terus menerus mengalami proses berpikir terhadap informasi yang diterima.
Secara spesifik self efficacy
menyangkut keyakinan individu terhadap kemampuan yang dimiliki dalam mempengaruhi kontrol terhadap lingkungannya.Bandura mendefinisikan self efficacy sebagai keyakinan seseorang terhadap kapabilitas yang dimilikinya dalam mengorganisir dan melaksanakan kegiatan – kegiatan yang mensyaratkan pencapaian tingkat kinerja tertentu. Keyakinan diri akan mempengaruhi cara orang dalam berpikir, merasakan, dan memotivasi diri mereka sendiri dan dalam bertindak. (Bandura 1997 dalam Pieter Sahertian 2010). Secara umum self efficacy adalah penilaian seseorang terhadap dirinya sendiri atau tingkat keyakinan mengenai seberapa besar kemampuannya dalam mengerjakan suatu tugas untuk mencapai hasil tertentu (Woolfolk 1993 dalam Laura Andiny 2008). Bedasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa self efficacy merupakan keyakinan seorang individu terhadap kemampuan yang dimilkinya
41
dalam mengatur dan melaksanakan tindakan atau tugas untuk mencapai suatu tujuan. 2.Pengertian Kepemimpinan Transformasional Kepemimpinan
merupakan
suatu
konsep
yang
terus
mengalami
pengembangan dari waktu ke waktu dan telah didefinisikan dengan berbagai cara berbeda oleh berbagai ahli bergantung dari perspektif analisis masing – masing. Definisi pemimpin adalah orang yang mampu untuk memengaruhi orang lain dan memiliki wewenang manajerial. Kepemimpinan adalah proses memengaruhi kelompok menuju tercapainya sasaran. (Menurut Robbins, 2011). Menurut Ordway Teod dalam bukunya “The Art of Leadership” (Kartono 1998) Kepemimpinan merupakan kegiatan mempengaruhi orang – orang bekerja sama untuk mencapai tujuan yang mereka inginkan. Kepemimpinan dapat terjadi di mana saja, asalkan seseorang menunjukkan kemampuannya mempengaruhi perilaku orang lain ke arah tercapainya suatu tujuan tertentu. Dari berbagai definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan terkait dengan pola hubungan, kemampuan mengkoordinasi, memotivasi, kemampuan mengajak, membujuk dan mempengaruhi sikap, kepercayaan, dan perilaku orang lain agar mau bersama – sama mencapai tujuan bersama. Kepemimpinan seperti ini akan sejak awal menimbulkan kesadaran dan komitmen yang tinggi dari kelompok terhadap tujuan dan misi organisasi serta akan membangkitkan komitmen para pekerja untuk melihat dunia kerja melampaui batas – batas kepentingan pribadi demi untuk kepentingan organisasi. Konsep ini dikembangkan pertama kali oleh James McGregor Burns tahun 1979 dan disempurnakan oleh Bernard M. Bass dan Bruce J. Avolio tahun 1985. “Transformational leadership as a process where leader and followers engage in a mutual process of a raising one another to hinger levels of morality and motivation. Kepemimpinan transformasional merupakan suatu proses dimana pemimpin dan pengikutnya bersama – sama saling meningkatkan dan mengembangkan moralitas dan motivasinya (Burns 1978 dalam Muksin Wijaya 2005).
42
Selain memberikan definisi (Wijaya 2005) juga menggaris bawahi beberapa hal mengenai bagaimana seorang pemimpin transformasional dapat menstransformasi
para
pengikutnya
dan
bagaimana
kepemimpinan
transformasional itu dapat terjadi, yaitu dengan (1) Meningkatkan kesadaran atas pentingnya suatu tugas pekerjaan dan nilai dari tugas pekerjaan tersebut (2) Menekankan kepada pengembangan tim atau pencapaian tujuan organisasi dari pada hanya sekedar kepentingan masing – masing pribadi (3) Mengutamakan kebutuhan – kebutuhan dari tingkatan kebutuhan yang paling tinggi.
3.
Kinerja Kinerja merupakan hasil kerja seseorang yang menggambarkan kualitas
dan kuantitias atas kerja yang telah dilakukan.Kinerja antara satu orang dengan yang lainnya dapat saja berbeda, karena faktor – faktor pendorong yang berbeda. Kinerja pegawai sangat penting oleh karena kinerja seorang pegawai dalam sebuah instansi akan menentukan efektif tidaknya kinerja instantsi tersebut (Mulyono 2010). Timpe (1992), Alwi (1997) dalam Achmad Gani 2008, mengartikan kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai seseorang atau kelompok orang dalam suatu organisasi sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing – masing dalam rangka mencapai tujuan organisasi yang bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum, sesuai dengan moral dan etika. Kinerja adalah hasil dari pelaksanaan pekerjaan karyawan kepada organisasi di mana ia bekerja sebagai karyawan. Jika karyawan diserahi tugas dan tanggung jawab mempunyai kemampuan, skill dan motivasi tinggi tentunya akan menyumbangkan kinerja bagi anggota. (Achmad Gani 2008) Simmamora (2004) dalam Mulyono (2008) menyatakan bahwa kinerja adalah tingkat kerja yang dicapai oleh seseorang dengan syarat – syarat yang telah ditentukan. Kinerja dipengaruhi oleh faktor – faktor sebagai berikut : 1. Faktor Individual yang terdiri dari kemampuan, dan faktor demografis. 2. Faktor psikologis yang terdiri dari sikap, motivasi, persepsi, personality dan pembelajaran.
43
3. Faktor organisasi yang terdiri dari sumber daya, kepemimpinan, penghargaan, struktur dan job design.
4.Hubungan Antara Self Efficacy terhadap Kinerja Pegawai Keyakinan diri akan mempengaruhi cara orang dalam berpikir, merasakan, dan memotivasi diri mereka sendiri dan dalam bertindak. (Bandura 1997). Meta analisis yang dilakukan oleh Judge dan Bono (2001) menem ukan ada hubungan positif antara self efficacy dan kinerja individual. Penelitian yang dilakukan oleh Dessler.G(1997) juga menyatakan ada hubungan yang positif dan signifikan antara self efficacy dan kinerja individual. (Nur Chasanah, 2008)
5. Hubungan Antara Kepemimpinan Transformasional terhadap Kinerja Pegawai Kepemimpinan transformasional menghasilkan tingkat usaha dan kinerja karyawan yang jauh melampaui apa yang akan dihasilkan oleh pendekatan transaksional sendiri. (Menurut Robbins, 2007). Pemimpin Transformasional memotivasi pengikutnya untuk melakukan sesuatu (kinerja) diluar dugaan (beyond normal expectation) melalui transformasi pemikiran dan sikap mereka untuk mencapai kinerja diluar dugaan tersebut, pemimpin transformasional menunjukkan berbagai perilaku berikut : pengaruh idealisme, motivasi insporasional, stimulasi intelektual dan konsiderasi individual. (Anikmah, 2008)
6. Hubungan Self Efficacy Antara dan Kepemimpinan Transformasional Terhadap Kinerja Pegawai Kepemimpinan transformasional merupakan proses dimana pemimpin dan pengikutnya bersama – sama saling meningkatkan dan mengembangkan moralitas dan motivasinya. (Burns 1978).Suatu kepemimpinan dikatakan efektif apabila mempunyai pegawai yang memiliki self efficacy yang tinggi dan dapat membawa perusahaan mencapai tujuan. Self efficacy menyangkut keyakinan individu terhadap kemampuan yang dimiliki dalam mempengaruhi control terhadap lingkungannya. Keyakinan diri seseorang yang dimiliki dalam mengorganisir dan
44
melaksanakan kegiatan – kegiatan yang mensyaratkan pencapaian tingkat kinerja tertentu. Keyakinan diri akan mempengaruhi cara orang dalam berpikir, merasakan, dan memotivasi diri mereka sendiri dan dalam bertindak. ( Bandura 1997). E. Hasil Analisis 1. Statistik Deskriptif Sesuai dengan tujuan dalam penelitian ini, yaitu menguji pengaruh kepemimpinan transformasional dan self efficacy terhadap kinerja karyawan maka digunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data. Berdasarkan hasil tabulasi kuesioner, pada tabel 8 berikut ini ditunjukkan jenis kelamin dari para karyawan PT. Taspen (Persro) Cabang Manado sebagai berikut :
Jenis Kelamin
Tabel 1 Jenis Kelamin Responden Jumlah
Laki-laki Perempuan Total Sumber: Data primer diolah
32 29 61
Prosentase (%) 52,4% 47,6% 100,0%
Tabel 9 menunjukkan bahwa sebagian besar responden merupakan karyawan PT. Taspen (Persro) Cabang Manado.yang berjenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 52%. Sedangkan 47% sisanya adalah karyawan perempuan. Tabel 2 Masa Kerja Responden Masa Kerja Responden Masa Kerja ≤ 5 tahun 6 – 10 tahun > 10 tahun Total Sumber: Data primer diolah
Jumlah
Prosentase( %)
23 32 6 61
37,7% 52,4% 9,9% 100,0%
45
Berdasarkan hasil penelitian pada table 4.2 menunjukkan bahwa sebagian besar responden sudah memiliki masa kerja antara 6 – 10 tahun yaitu sebanyak 52,4% dan terendah adalah responden yang memiliki masa kerja lebih dari 10 tahun yaitu sebanyak 9,9%. 2. Hasil Pengujian Instrumen Uji validitas adalah untuk mengetahui tingkat kesahihan tiap butir pertanyaan dalam angket (kuesioner). Uji validitas dilakukan terhadap seluruh butir pernyataan dalam instrumen, yaitu dengan cara mengkorelasikan skor tiap butir dengan skor totalnya pada masing-masing konstruk. Teknik korelasi yang digunakan adalah korelasi product moment Pearson dengan pengujian dua arah (two tailed test). Dari hasil uji validitas seperti yang disajikan pada tabel 10 menunjukkan bahwa semua nilai r
hitung
lebih besar dari r
tabel
(0,279) pada taraf signifikansi
5%.Artinya tiap pernyataan berkorelasi dengan skor skor totalnya dan data yang dikumpulkan dinyatakan valid (sahih) dan siap untuk dianalisis.Data diolah dengan bantuan program SPSS for Windows release 16.0. Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan dan tetap konsisten jika dilakukan dua kali pengukuran atau lebih pada kelompok yang sama dengan alat ukur yang sama. Pengujian Cronbach Alpha digunakan untuk menguji tingkat keandalan (reliability) dari masing-masing angket variabel.Apabila nilai Cronbach Alpha semakin mendekati 1 mengidentifikasikan bahwa semakin tinggi pula konsistensi internal reliabilitasnya. 3. Analisis Regresi Linier Berganda Analisis regresi dalam penelitian ini digunakan untuk menguji pengaruh kepemimpinan
transformasional
dan
Self
efficacy
terhadap
kinerja
pegawai.Penyelesaian model regresi linier berganda dilakukan dengan bantuan Program SPSS for Windows Release 16.0.Dari hasil analisis regresi, maka dapat disusun persamaan sebagai berikut: Y = 7.015 + 0,310.X1 + 0,598.X2
46
Persamaan menunjukkan bahwa kinerja pegawai dipengaruhi oleh kepemimpinan transformasional dan self efficacy. Nilai konstanta sebesar 7.015 menyatakan jika tidak ada peningkatan kepemimpinan transformasional dan self efficacy, maka skor kinerja sebesar 7.015 satuan. Nilai koefisien kepemimpinan transformasional
sebesar
0,310
menyatakan
jika
terjadi
peningkatan
kepemimpinan transformasional sebesar satu satuan maka kinerja pegawai akan mengalami peningkatan sebesar 0,310 satuan. Nilai koefisien self efficacy sebesar 0,598 menyatakan jika terjadi peningkatan Self efficacy sebesar satu satuan maka kinerja pegawai akan mengalami peningkatan sebesar 0,598 satuan.
4.
Uji F Uji F digunakan untuk mengetahui signifikansi dari model regresi yang
digunakan. Cara yang digunakan adalah dengan membandingkan F dengan F hit
tab
pada taraf signifikansi (α) = 5%. Dari hasil pengolahan data diperoleh F = 23,06, hit
sedangkan F
pada taraf signifikansi 5% dengan df (2;47) adalah sebesar 3,23.
tab
Dikarenakan F
hit
> F
tab
(23,067>3,23), artinya model regresi tentang pengaruh
kepemimpinan transformasional dan self efficacy terhadap kinerja pegawai sudah fit atau cocok. Hal ini menunjukkan bahwa kepemimpinan transformasional dan self efficacy secara bersama - sama berpengaruh terhadap kinerja pegawai. 2
5. Koefisien Determinasi (R ) Dari pengujian yang telah dilaksanakan menghasilkan nilai koefisien 2
determinasi R sebesar 0,443, sehingga dapat dikatakan bahwa hasil pengujian yang dilakukan memberikan hasil yang baik (goodness of fit). Hal ini menunjukkan bahwa sekitar 44,3% variasi variabel dependen dapat dijelaskan oleh variasi variabel independen. Artinya variasi dari kinerja pegawai dapat dijelaskan oleh variabel kepemimpinan transformasional dan self efficacy. Sedangkan sekitar 55,7% lainnya dapat dijelaskan oleh variabel lain diluar model.
47
6. Uji t Hasil
uji
t
dapat
menunjukkan
transformasional memiliki nilai t
hit
bahwa
variabel
= 2,960 dengan nilai p=0,000, sedangkan t
pada taraf signifikansi 5% adalah = 2,021. Dikarenakan t 2,021)
dengan
p<0,05,
maka
kepemimpinan
H
1
diterima.
hitung
Artinya
> t
tabel
tab
(2,960>
kepemimpinan
transformasional secara statistik berpengaruh terhadap kinerja pegawai. Variabel self efficacy memiliki nilai t sedangkan t
tab
hit
= 4,903 dengan nilai p=0,000,
pada taraf signifikansi 5% adalah = 2,021. Dikarenakan t > hit
t (4,903> 2,021) dengan p<0,05, maka H diterima. Artinya Self efficacy secara tab
2
statistik berpengaruh terhadap kinerja pegawai.
F.
Pembahasan
1. Analisis Pengaruh Self Efficacy Terhadap Kinerja Pegawai. Hasil pengujian hipotesis kedua diperoleh nilai Self Efficacy (X1) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja pegawai sebanyak 0,598. Artinya setiap peningkatan 1 satuan Self Efficacy akan mempengaruhi kinerja pegawai sebesar 0,598 satuan atau 59% dengan asumsi citeris paribus. Semakin tinggi Self efficacy pegawai, maka kinerja akan semakin meningkat. Sebaliknya semakin rendah Self efficacy pegawai, maka kinerja pegawai juga akan semakin berkurang. Sifat dari tugas yang di hadapi oleh pegawai juga sangat menentukan seorang pegawai memiliki self efficacy yang tinggi, pegawai yang mampu menyelesaikan tugas dengan tingkatan kesulitan yang berbeda mempunyai self efficacy yang tinggi, dorongan untuk bekerja dapat ditingkatkan dengan rangsangan rangsangan insentif eksternal (reward) bagi yang berprestasi. Manajer atau pimpinan perusahaan dapat memotivasi (merangsang bawahannya) dengan berupa pemberian hadiah kepada mereka yang berprestasi.Hadiah tersebut tentunya disesuaikan dengan kebutuhan mendesak karyawan. Dengan self efficacy positif ini semangat bekerja bawahan akan meningkat. Sebab tingkah laku atau tindakan masing-masing individu pada suatu saat tertentu, biasanya ditentukan oleh
48
kebutuhan yang mendesak.Oleh karena itu setiap manajer yang ingin melihat self efficacy bawahannya perlu memahami hierarki daripada kebutuhan-kebutuhan manusia.Hasil penelitian ini berhasil mendukung hipotesis H bahwa Self efficacy 1
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai.Konsisten dengan hasil penelitian sebelumnya oleh Nur Chasanah (2008) yang membuktikan Self efficacy berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan.
2. Analisis Pengaruh Kepemimpinan Transformasional Terhadap Kinerja Hasil pengujian hipotesis pertama diperoleh nilai kepemimpinan transformasional (X2) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja pegawai sebesar 0,310. Artinya Setiap peningkatan 1 satuan kepemimpinan transformasional akan mempengaruhi kinerja pegawai sebesar 0,310 satuan atau 31% dengan asumsi citeris paribus. Kepemimpinan transformasional berpengaruh positif dan signifikan
terhadap
kinerja
pegawai.
Semakin
baik
kepemimpinan
transformasional yang dijalankan, maka kinerja pegawai akan meningkat. Sebaliknya semakin kurang baik kepemimpinan transformasional yang dijalankan, maka
kinerja
pegawai
juga
akan
semakin
berkurang.
Kepemimpinan
transformasional merupakan kepemimpinan yang sungguh bekerja menuju sasaran pada tindakan mengarahkan organisasi kepada suatu tujuan yang tidak pernah diraih sebelumnya.Para pemimpin secara riil harus mampu mengarahkan organisasi menuju arah baru.Kepemimpinan transformasional
melibatkan
perubahan dalam organisasi yang membutuhkan tindakan memotivasi para bawahan agar bersedia bekerja demi sasaran-sasaran tingkat tinggi yang dianggap melampaui kepentingan pribadinya pada saat itu.Hasil penelitian ini berhasil mendukung hipotesis H bahwa kepemimpinan transformasional berpengaruh 2
positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai.Konsisten dengan hasil penelitian sebelumnya
oleh
Anikmah
(2008)
yang
membuktikan
transformasional berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan.
kepemimpinan
49
3. Analisis Pengaruh Self Efficacy Dan Kepemimpinan Transformasional
Terhadap Kinerja Pegawai
Hasil pengujian hipotesis pada uji F diperoleh nilai Fhit > Ftab (23,067 > 3,23). Artinya pengaruh kepemimpinan transformasional dan self efficacy terhadap kinerja pegawai
sudah cocok.
Hal
ini
menunjukkan bahwa
kepemimpinan transformasional dan self efficacy secara simultan berpengaruh terhadap kinerja pegawai. Semakin baik kepemimpinan transformasional yang dijalankan seorang pemimpin dan semakin tinggi self efficacy yang dimiliki oleh bawahan maka kinerja pegawai akan semakin meningkat. Sebaliknya, jika kepemimpinan transformasional yang dijalankan pemimpin semakin berkurang dan self efficacy yang dimiliki bawahan rendah maka kinerja pegawai akan semakin menurun.
G. Kesimpulan Dan Saran 1. Kesimpulan Saat ini self efficacy dan kepemimpinan transformasional dalam suatu organisasi merupakan hal yang penting dan perlu mendapat perhatian.self efficacy dan Kepemimpinan transformasional perlu terus menerus ditingkatkan dan disesuaikan untuk keberlangsungan dan perkembangan suatu organisasi itu sendiri agar dapat mencapai tujuan lebih dari yang diharapkan. Dari hasil analisis data dan pembahasan dapat diambil simpulan sebagai berikut: a) Self efficacy berpengaruh positif terhadap kinerja pegawai PT. Taspen (Persero) Cabang Manado. Hal ini terbukti diperoleh nilai Self Efficacy (X1) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja pegawai sebanyak 0,598.
Artinya
setiap
peningkatan
1
satuan
Self
Efficacy
akan
mempengaruhi kinerja pegawai sebesar 0,598 satuan atau 59%. Semakin tinggi Self Efficacy pegawai, maka kinerjanya akan semakin meningkat. b) Kepemimpinan transformasional berpengaruh positif terhadap kinerja pegawai PT. Taspen (Persro) Cabang Manado. Hal ini terbukti dari diperoleh nilai kepemimpinan transformasional (X2) memiliki pengaruh
50
yang signifikan terhadap kinerja pegawai sebesar 0,310. Artinya Setiap peningkatan 1 satuan kepemimpinan transformasional akan mempengaruhi kinerja pegawai sebesar 0,310 satuan atau 31%. Semakin baik kepemimpinan transformasional yang dijalankan, maka kinerja pegawai akan meningkat. c) Self
efficacydan
Kepemimpinan
transformasional
secara
simultan
berpengaruh positif terhadap kinerja pegawai PT. Taspen (Persero) Cabang Manado.Hasil pengujian hipotesis pada uji F diperoleh nilai Fhit > Ftab (23,067 >3,23). Artinya pengaruh kepemimpinan transformasional dan self efficacy terhadap kinerja pegawai sudah cocok. 2. Saran Saran – saran yang dapat diberikan berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada penelitian ini adalah bagi perusahaan diharapkan hendaknya tetap memperhatikan self efficacy dan kepemimpinan transformasional yang dijalankan pemimpin yang dimiliki bawahan agar dapat terus meningkatkan kinerja pegawai dan dapat mencapai suatu tujuan lebih dari yang diharapkan. Bagi peneliti lain yang meneliti objek sejenis agar mempelajari lebih dalam mengenai variabel - variabel tersebut dan lebih mengembangkannya.
DAFTAR PUSTAKA Achmad Gani. 2009. Analisis faktor – faktor yang mempengaruhi kinerja pegawai kantor pelayanan pajak bumi dan bangunan kota Makassar. Jurnal Aplikasi Manajemen volume 7 nomor 1 februari 2009 Anikmah.2008. Pengaruh Kepemimpinan Transformasional dan Motivasi Kerja terhadap kinerja karyawan. Bass, B.M. 1985. Leadership and performance beyond expectation, New York : Free Press. Bandura, A. 1986.Sosial Dasar - Dasar Pemikiran Dan Tindakan: Sebuah Teori Kognitif Sosial. Englewood Cliffs, NJ: Prentice – Hall. Burns, J.M. 1978. Leadership. New York : Harper & Row
51
Dessler.G, 1997, Manajemen Personalia Edisi 3, Terjemahan Agus Dharma. Jakarta: Penerbit Erlangga Mulyono.2010 Pengaruh Kepemimpinan, Komunikasi, Motivasi, Pengembangan Karir, dan Promosi Jabatan Terhadap Kinerja Pegawai Kantor Sekretariat Daerah Kabupaten Sukoharjo. Nur Chasanah. 2008. Analisis Pengaruh Empowerment, Self Efficacy, dan budaya organisasi terhadap kepuasan kerja dalam meningkatkan kinerja karyawan. Simamora. H.1995. Manajemen Sumber Daya Manusia, Yogyakarta:STIEYKP. Robbins,Stephen. 2011. Manajemen edisi kedelapan jilid 2, PT.
Indeks.
Timpe, D.A. 1999. Seri Manajemen Sumber Daya Manusia, Memimpin Manusia, Jakarta: Eex Media Komputindo.