ANALISIS EFEKTIVITAS PROGRAM KEMITRAAN PT BANK X DENGAN USAHA KECIL DI BOGOR
Oleh INTAN FITRIYANTI H24070023
DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011
RINGKASAN
INTAN FITRIYANTI. H24070023. Analisis Efektivitas Program Kemitraan PT Bank X dengan Usaha Kecil di Bogor. Di bawah bimbingan MIMIN AMINAH. Sejak pemerintah menyetujui Undang Undang (UU) No. 40 tentang Perseroan Terbatas (PT) dalam rapat paripurna DPR RI pada 20 Juli 2007 yang memuat tentang ketentuan yang mewajibkan perusahaan untuk menyisihkan sebagian labanya untuk program CSR (Corporate Social Responsibility), menurut Dr.Ir. Arif Budimanta, MSi ternyata masih sedikit perusahaan yang menjalankan program CSR nya dengan sepenuh hati. PT Bank X adalah salah satu perusahaan yang telah menjalankan kegiatan CSR melalui Program Kemitraan dan Bina Lingkungan sejak tahun 1999 (dulu disebut PUKK). PT Bank X merupakan salah satu perusahaan yang termasuk dalam lima besar perusahaan penyumbang dana Program Kemitraan dan Bina Lingkungan dari seluruh BUMN. Untuk itu perlu dilakukan evaluasi program dan salah satunya dengan menganalisis efektivitas Program Kemitraan. Penelitian ini bertujuan untuk (1) Mengetahui karakteristik umum Mitra Binaan dalam Program Kemitraan PT Bank X, di Bogor, (2) Menganalisis efektivitas program kemitraan PT Bank X Bogor, (3) Menganalisis hubungan antara karakteristik mitra binaan dengan efektivitas program, dan (4) Menganalisis hubungan antara efektivitas program kemitraan dengan loyalitas mitra binaan. Data primer diperoleh dari 40 Mitra Binaan PT Bank X dengan wawancara langsung dan kuesioner. Metode yang digunakan adalah analisis Deskriptif dengan skala Likert, Importance Performance Analysis (IPA), Uji Tabulasi silang (Crosstabs), dan uji korelasi Rank Spearman dengan bantuan software SPSS versi 17 dan Ms. Excel 2007. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik pengusaha kecil yang menjadi mitra binaan PT Bank X Bogor memiliki proporsi yang sama antara perempuan dan laki-laki, rentang usia >40 tahun, pendidikan terakhir SMU/SMK, Jenis usaha yang dijalankan adalah usaha Makanan, dan Lama bermitra antara 1-3 tahun. Untuk efektivitas Program Kemitraan PT Bank X Bogor, dari segi realisasi program yang paling efektif diperoleh mitra binaan adalah program pelatihan. Dari segi ketercapaian tujuan, secara keseluruhan program kemitraan dapat dikatakan efektif dengan program yang paling tinggi efektivitasnya adalah program Kredit Murah (Sangat Efektif). Berdasarkan hasil uji Tabulasi silang (Crosstabs) terdapat hubungan yang signifikan antara lama bermitra dengan efektivitas kredit murah. Berdasarkan hasil uji korelasi Rank Spearman terdapat hubungan linier yang positif antara efektivitas program kemitraan dengan Loyalitas mitra binaan dengan koefisien korelasi 0,421 (tingkat korelasi Sedang) dan nilai-p = 0,006 (signifikan), sehingga semakin efektif program kemitraan PT Bank X Bogor maka mitra binaan semakin loyal.
ANALISIS EFEKTIVITAS PROGRAM KEMITRAAN PT BANK X DENGAN USAHA KECIL DI BOGOR
SKRIPSI Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA EKONOMI pada Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor
Oleh INTAN FITRIYANTI H24070023
DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011
Judul
: Analisis Efektivitas Program Kemitraan PT Bank X dengan Usaha Kecil di Bogor
Nama
: Intan Fitriyanti
NIM
: H24070023
Menyetujui, Dosen Pembimbing
Ir. Hj. Mimin Aminah, MM NIP. 196609071991032002
Mengetahui, Ketua Departemen
Dr.Ir. Jono M. Munandar, M.Sc. NIP. 196101231986011002
Tanggal Lulus :
RIWAYAT HIDUP
Penulis bernama lengkap Intan Fitriyanti di lahirkan di Bogor pada tanggal 7 Mei 1989 dari pasangan Bapak Nasikin dan Ibu Siti Sopia. Penulis merupakan anak pertama dari empat bersaudara. Penulis menempuh pendidikan TK di TK Tunas Wijaya Bogor, kemudian pendidikan SD di SDN Sasanawiyata 1 Bogor, lalu melanjutkan ke SLTP Negeri 5 Bogor dan kemudian lulus dari SMUN 2 Bogor pada tahun 2007. Pada tahun 2007 penulis diterima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur USMI pada Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Program Studi S1 Departemen Manajemen. Pada tahun 2011 penulis melakukan penelitian untuk tugas akhir pendidikan yang berjudul : Analisis Efektivitas Program Kemitraan PT Bank X dengan Usaha Kecil di Bogor Selama melalui masa studi di IPB, penulis aktif mengikuti berbagai kegiatan di dalam kampus. Di antaranya dengan menjadi pengurus Sharia Economics Student Club IPB (SES-C IPB) pada tahun 2008. Selain itu, penulis juga turut bergabung dalam kepanitiaan seperti Pujangga 2008 khususnya pada divisi design, decoration and documentation (3D), staf medis kepanitiaan MPF dan MPD ’45 dan kepanitiaan lainnya. Setahun berikutnya yaitu 2009, penulis kembali dipercayakan menjadi pengurus SES-C IPB sebagai bendahara divisi. Penulis juga mengikuti kegiatan Program Kreativitas Mahasiswa Pengabdian Masyarakat (PKM-M) periode 2011 dan lolos tahap awal serta didanai oleh DIKTI dalam program tersebut.
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT penulis panjatkan karena berkat rahmat, dan karunia-Nya skripsi yang berjudul “Analisis Efektivitas Program Kemitraan PT Bank X dengan Usaha Kecil di Bogor” dapat diselesaikan dengan baik dan tepat waktu. Skripsi ini diajukan untuk melengkapi syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Skripsi ini membahas tentang efektivitas program kemitraan berdasarkan realisasi, ketercapaian tujuan dan kesesuaian program kemitraan dengan harapan mitra binaan perusahaan. Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada skripsi ini. Oleh karena itu, saran dan kritik yang bersifat membangun penulis harapkan dari berbagai pihak agar menjadi suatu pembelajaran bersama kedepannya. Penulis juga memohon maaf atas kekurangan yang terdapat pada skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua. Amin.
Bogor, September 2011
Penulis
iv
UCAPAN TERIMA KASIH
Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam tak lupa penulis panjatkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW beserta para sahabat, keluarga dan umat nya hingga akhir jaman. Penulis menyadari bahwa skripsi ini dapat selesai karena bantuan, motivasi, doa, dan kerja sama dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada : 1.
Ir. Hj. Mimin Aminah, MM. selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu dalam memberikan arahan, masukan, motivasi dan pembelajaran dalam penyelesaian tugas akhir ini.
2.
Hardiana Widyastuti, S.Hut, MM dan Lindawati Kartika, S.E, M.Si selaku dosen penguji skripsi yang telah bersedia meluangkan waktu dan memberikan masukan dalam skripsi ini.
3.
Bapak Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc selaku dosen Pembimbing Akademik.
4.
Bapak Deddy C. Sutarman, S.TP, MM dan Bapak R. Dikky Indrawan, SP, MM, yang telah bersedia meluangkan waktu untuk memberikan arahan dan nasihat dalam penyelesaian tugas akhir ini.
5.
Seluruh Dosen, Staf Pengajar dan staf Tata Usaha Departemen Manajemen atas segala pelayanan serta kemudahan dalam birokrasi Departemen Manajemen.
6.
PT Bank X Bogor, Ibu Fouziah Hermeini, Ibu Yuli, dan Pak Riffi atas kerjasama dan waktu yang diberikan selama penelitian.
7.
Para Mitra Binaan yang bersedia menjadi responden sehingga membantu dan melancarkan penelitian ini.
8.
Mamah tercinta Siti Sopia, atas doa dan kasih sayang tulus yang diberikan, Bapak tersayang Nasikin, yang menjadi teladan atas kerja keras dan pelajaran hidup yang diberikan selama ini. Serta adik-adikku Syarif, Ria dan adik kecilku Rizma yang selalu menjadi penyemangat.
9.
Teman-teman satu bimbingan, Mute, Anne, Putri, Astri, dan Ima atas motivasi dan kenangan selama bimbingan.
v
10. Teman-teman sepermainan Da Chan, Aan, Didi, Indah, Amy untuk kebersamaan dalam suka dan duka yang terus terkenang. 11. Teman-teman Keluarga Manajemen 44 terutama Dini, Bunga, Dian, Ade, Wida, Boir, Mpie, Leily, Dian Y, Nanda, Ochi, Mae, Nurul yang senantiasa selalu memberikan bantuan dan dukungan. 12. Staf Tata Usaha Departemen Manajemen (Pak Jamhuri, Bu Yeyet, Mas Hadi, Teh Asih, Mas Yadi) serta Staf Tata Usaha Ekstensi Manajemen atas kerja sama dalam kelancaran pelaksanaan seminar dan sidang. 13. Teman-teman Liqo bersama Teh Siti tersayang, Riska, Amy, Niar, Hilda, Ridi, Nuri dan Yasmin yang selalu menguatkan batin dengan ilmu Agama dan perhatian yang diberikan. 14. Teman-teman di SES-C IPB Ulil, Feny, Syifa, Pram, Destia, Ana, Rahmat, Ubo, Risya termasuk teman-teman satu kelompok PKMM Ryan, Ario, Ashfa dan Riska untuk kenangan dan prestasi yang diraih bersama. 15. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan yang telah diberikan kepada penulis hingga penyusunan skripsi ini dapat selesai pada waktunya.
vi
DAFTAR ISI Halaman RINGKASAN RIWAYAT HIDUP .......................................................................................
iii
KATA PENGANTAR ...................................................................................
iv
UCAPAN TERIMA KASIH ........................................................................
v
DAFTAR ISI ..................................................................................................
vii
DAFTAR TABEL ..........................................................................................
ix
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................
x
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................
xi
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ..................................................................................... 1.2. Perumusan Masalah .............................................................................. 1.3. Tujuan Penelitian.................................................................................. 1.4. Manfaat Penelitian................................................................................ 1.5. Ruang Lingkup Penelitian ....................................................................
1 2 3 3 4
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pemasaran ............................................................................................. 2.2. Loyalitas ............................................................................................... 2.3. CSR (Corporate Social Responsibility) ................................................ 2.3.1. Definisi CSR ............................................................................. 2.3.2. Bentuk Pelaksanaan CSR .......................................................... 2.3.3. Manfaat CSR ............................................................................. 2.4. PKBL (Program Kemitraan dan Bina Lingkungan) ............................ 2.5. Evaluasi Efektivitas Program ............................................................... 2.6. Penelitian Terdahulu ............................................................................
5 5 7 7 8 12 13 15 16
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran ........................................................................... 3.2. Metodologi Penelitian ........................................................................ 3.2.1. Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................. 3.2.2. Jenis dan Sumber Data ............................................................ 3.2.3. Metode Penarikan Sampel ...................................................... 3.2.4. Pengolahan dan Analisis Data ................................................ 3.2.4.1. Uji Validitas dan Reliabilitas ...................................... 3.2.4.2. Skala Likert .................................................................. 3.2.4.3. Analisis Deskriptif ......................................................
vii
18 20 20 20 20 20 20 23 24
3.2.4.4. Uji Tabulasi silang (Cross tab) .................................... 3.2.4.5. Importance Performance Analysis (IPA) .................... 3.2.4.6. Uji Korelasi Rank Spearman .......................................
25 25 26
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan ............................................................ 4.1.1. Sejarah PT Bank X................................................................... 4.1.2. Visi dan Misi PT Bank X ......................................................... 4.1.3. Struktur Organisasi .................................................................. 4.2. Program Kemitraan PT Bank X Bogor .............................................. 4.3. Karakteristik responden ..................................................................... 4.4. Efektivitas Program Kemitraan PT Bank X Bogor ............................ 4.5. Penilaian Tingkat kepentingan terhadap Efektivitas Program Kemitraan PT Bank X Bogor ............................................................ 4.5. Hubungan Karakteristik Responden dengan Efektivitas Program Kemitraan PT Bank X Bogor ............................................................. 4.6. Loyalitas Mitra Binaan PT Bank X Bogor......................................... 4.7. Hubungan Antara Ekeftivitas Program Kemitraan dengan Loyalitas Mitra Binaan ...................................................................................... 4.8. Implikasi Manajerial ..........................................................................
29 29 30 31 31 37 40 50 53 54 56 58
KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan ........................................................................................... 2. Saran ....................................................................................................
61 62
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... LAMPIRAN ...................................................................................................
63 65
viii
DAFTAR TABEL
No.
Halaman
1. Hasil uji validitas (modifikasi) ..................................................................... 2. Uji reliabilitas kuesioner (modifikasi) ......................................................... 3. Bobot nilai jawaban responden ................................................................... 4. Interpretasi skor rataan efektivitas ............................................................... 5. Interpretasi koefisien korelasi ...................................................................... 6. Program kemitraan yang diperoleh mitra binaan PT Bank X ...................... 7. Program kemitraan yang dipentingkan mitra binaan PT Bank X ................ 8. Efektivitas program kemitraan berdasarkan ketercapaian Tujuan ............... 9. Tingkat kesesuaian kepentingan dengan efektivitas program kemitraan .... 10. Tabulasi silang karakteristik lama bermitra dengan realisasi program kredit murah ................................................................................................ 11. Hasil uji crosstab (nilai chi-square) karakteristik mitra binaan dengan program kemitraan yang dipentingkan responden ...................................... 12. Loyalitas mitra binaan PT Bank X Bogor .................................................... 11. Hasil uji korelasi rank spearman antara program kemitraan dengan loyalitas mitra binaan ......................................................................
ix
21 23 23 24 28 40 41 43 51 53 54 55 56
DAFTAR GAMBAR
No.
Halaman
1. Conceptual framework for csr ..................................................................... 2. Kerangka pemikiran penelitian .................................................................... 3. Diagram importance / performance matrix ................................................. 4. Jenis kelamin responden .............................................................................. 5. Usia responden ............................................................................................. 6. Pendidikan responden .................................................................................. 7. Jenis usaha responden .................................................................................. 8. Lamanya responden bermitra ....................................................................... 9. Diagram kartesius tingkat kepentingan dan tingkat efektivitas program kemitraan ....................................................................................................
x
12 20 26 37 38 38 39 39 52
DAFTAR LAMPIRAN
No.
Halaman
1. Kuesioner penelitian .................................................................................... 2. Hasil uji validitas ........................................................................................ 3. Hasil uji reliabilitas ..................................................................................... 4. Hubungan karakteristik dengan program kemitraan yang diperoleh ........... 5. Hubungan karakteristik dengan program kemitraan yang dipentingkan .............. 6. Uji korelasi efektivitas program kemitraan dengan loyalitas ....................... 7. Hasil uji normalitas (nilai skewness) .......................................................... 8. Struktur organisasi micro centre PT Bank X Bogor .................................... 9. Foto mitra binaan PT Bank X Bogor ...........................................................
xi
65 70 72 73 74 77 78 80 81
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Indonesia adalah negara yang kaya akan sumber daya. Menghadapi era globalisasi saat ini, banyak perusahaan baru yang tumbuh dan dunia usaha semakin berkembang. Akibatnya, persaingan dikalangan pengusaha semakin gencar baik dalam meningkatkan penjualan maupun dalam menarik simpati pelanggan dan masyarakat luas. Seiring dengan bertumbuhnya dunia usaha, sumber daya alam yang ada semakin banyak terkuras. Untuk itu pemerintah menyetujui Undang Undang (UU) No. 40 tentang Perseroan Terbatas (PT) dalam rapat paripurna DPR RI pada 20 Juli 2007 yang memuat tentang ketentuan yang mewajibkan perusahaan untuk menyisihkan sebagian labanya untuk program CSR (Corporate Social Responsibility) terutama perusahaan yang usahanya di bidang pengelolaan sumberdaya alam. Menurut Dr.Ir. Arif Budimanta, MSi, Direktur Eksekutif Indonesian Centre for Sustainable Development (ICSD) (Majalah Hortikultura, 2007) dalam pelaksanaan di lapangan, program CSR biasanya dikemas dengan kegiatan Community Development (CD). Kegiatan CD diimplementasikan dalam tiga bentuk, yaitu Community service, Community relation, dan Community empowering. Community service adalah kegiatan yang berkaitan dengan pelayanan terhadap kebutuhan publik. Community relation adalah kegiatan yang berkaitan dengan pencitraan perusahaan. Sedangkan yang ketiga, Community empowering adalah kegiatan yang berkaitan dengan pemberdayaan ekonomi masyarakat. Bentuk kegiatan yang terakhir ini semestinya sangat layak diarahkan pada pengembangan usaha kecil di Masyarakat. Rahmat Ali Prakoso (Majalah Hortikultura,2007) mengungkapkan bahwa perusahaan yang melaksanakan program CSR umumnya cenderung memilih kegiatan yang sederhana seperti membangun fasilitas publik, melakukan bakti sosial, dan kegiatan lainnya yang mudah untuk dilaksanakan. Padahal, inti dari CSR adalah membangun manusianya
2
sehingga berkembang lebih maju dan mandiri. Kebanyakan perusahaan lebih memilih kegiatan yang mendukung pencitraan perusahaan dalam masyarakat. Sebagai bentuk tanggung jawab pada masyarakat, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menjalankan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan yang bertujuan meningkatkan kemampuan usaha kecil dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat Indonesia. PT Bank X adalah perusahaan yang telah menjalankan kegiatan CSR melalui Program Kemitraan dan Bina Lingkungan. Berdasarkan data penyaluran dana PKBL dalam situs PKBL BUMN (7 Februari 2011), PT Bank X juga merupakan salah satu perusahaan yang termasuk dalam lima perusahaan penyalur dana PKBL terbesar pada periode tahun 2007-2009. Tentu akan sangat bermanfaat bagi masyarakat dan perusahaan apabila program kemitraan dan bina lingkungan dapat terlaksana dengan efektif. PT Bank X memiliki Cabang perusahaan diberbagai kota di Indonesia. Salah satunya adalah PT Bank X Bogor. PT Bank X Bogor telah melaksanakan Program Kemitraan dengan usaha kecil di Bogor. Perusahaan perlu mengetahui apakah program kemitraan yang dijalankan telah sesuai dengan tujuan Program Kemitraan perusahaan atau tidak. Perusahaan juga perlu mengetahui bagaimana perilaku masyarakat penerima Program (Mitra Binaan) terhadap Program Kemitraan yang dilaksanakan. Sehingga, diperlukan adanya penelitian mengenai efektivitas program CSR dalam Program Kemitraan terhadap Usaha Kecil dan Koperasi. 1.2. Rumusan Masalah PT Bank X merupakan salah satu BUMN yang melaksanakan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL). Berdasarkan data dari situs BUMN (7 Februari 2011) BUMN telah menyalurkan dana dengan total penyaluran nasional sebesar Rp 9,693 triliun untuk PKBL periode 2007-2009. PT Bank X merupakan salah satu dari lima perusahaan penyumbang dana terbesar dalam penyaluran dana untuk PKBL. Dengan besarnya dana yang disalurkan, PT Bank X Bogor perlu melakukan evaluasi apakah program kemitraan yang telah berjalan, efektif dalam mencapai tujuan perusahaan dalam program tersebut atau tidak. Perusahaan juga ingin mengetahui
3
bagaimana perilaku usaha kecil yang menjadi mitra binaan perusahaan terhadap program kemitraan yang dijalankan PT Bank X Bogor. Oleh karena itu, perumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut, 1. Bagaimana karakteristik Mitra Binaan dalam Program Kemitraan PT Bank X di Bogor? 2. Bagaimana efektivitas Program Kemitraan pada PT Bank X berdasarkan ketercapaian tujuan program, realisasi program, serta kesesuaian program dengan harapan mitra binaan? 3. Apakah karakteristik Mitra Binaan PT Bank X ada hubungannya dengan efektivitas program Kemitraan ? 4. Apakah Program Kemitraan PT Bank X yang dijalankan hubungan terhadap
memiliki
Loyalitas Mitra binaan sebagai salah satu tujuan
perusahaan dalam program kemitraan ? 1.3. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah, 1.
Mengetahui karakteristik umum Mitra Binaan dalam Program Kemitraan PT Bank X, di Bogor, Jawa Barat.
2.
Menganalisis efektivitas Program Kemitraan PT bank X pada Mitra Binaan di Bogor.
3.
Menganalisis hubungan karakteristik mitra binaan dengan efektivitas Program Kemitraan.
4.
Menganalisis hubungan efektivitas Program Kemitraan PT Bank X dengan Loyalitas Mitra Binaan perusahaan
1.4. Manfaat Penelitian Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah, 1.
Bagi penulis, sebagai sarana untuk meningkatkan wawasan dan pengalaman dalam menganalisis efektivitas Program Kemitraan sebagai salah satu Program CSR PT Bank X Bogor
2.
Bagi perusahaan, bermanfaat sebagai bahan pertimbangan dalam melaksanakan program CSR khususnya Program Kemitraan agar dapat mencapai tujuan Program Kemitraan perusahaan
4
3.
Bagi pihak akademis dan masyarakat sebagai informasi yang dapat membantu penelitian terkait dan menambah wawasan
1.5. Ruang Lingkup Penelitian 1.
Penelitian dilakukan di PT Bank X Bogor, Jawa Barat.
2.
Efektivitas Program Kemitraan sebagai salah satu Program CSR perusahaan
dianalisis
berdasarkan
ketercapaian
tujuan
program
kemitraan dan dampaknya terhadap loyalitas mitra binaan terhadap perusahaan. 3.
Responden penelitian adalah pihak ataupun kelompok yang menerima Program Kemitraan (Mitra Binaan) PT Bank X di Bogor yang terdiri dari Usaha Kecil.
4.
Hasil penelitian berupa informasi mengenai karakteristik umum Mitra Binaan dan efektivitas Program Kemitraan sebagai salah satu program CSR PT Bank X di Bogor.
II.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pemasaran Kotler (2008) mendefinisikan pemasaran sebagai suatu proses sosial dan manajerial yang di dalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain. Manajemen pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan konsepsi, penentuan harga, promosi, dan distribusi ide-ide, barang-barang, dan jasa-jasa untuk menciptakan pertukaran yang memuaskan tujuan-tujuan individu dan tujuan-tujuan organisasi. Konsep pemasaran mengatakan bahwa kunci untuk mencapai tujuan organisasi adalah pada penentuan kebutuhan dan keinginan dari pasar sasaran dan pada pemberian kepuasan yang diinginkan dengan lebih efektif dan efisien dari pada para pesaing. 2.2. Loyalitas Loyalitas
dapat
didefinisikan
berdasarkan
perilaku
membeli.
Pelanggan yang loyal adalah orang yang melakukan pembelian berulang secara teratur, membeli antar lini produk dan jasa, mereferensikan kepada orang lain, dan menunjukkan kekebalan terhadap tarikan dari pesaing. Orang tumbuh menjadi konsumen yang loyal secara bertahap pula. Proses itu dilalui dalam jangka waktu tertentu, dengan kasih sayang, dan dengan perhatian yang diberikan pada tiap-tiap tahap pertumbuhan. Setiap tahap memiliki kebutuhan khusus dengan mengenali setiap tahap dan memenuhi kebutuhan khusus tersebut, perusahaan mempunyai peluang yang lebih besar untuk mengubah pembeli menjadi pelanggan atau klien yang loyal. Menurut Griffin (2005), tingkatan konsumen yang loyal adalah : 1. Suspect (tersangka), meliputi semua orang yang mungkin akan membeli produk/jasa perusahaan. Kita menyebutnya sebagai suspect karena yakin bahwa mereka akan membeli, tetapi kita masih belum cukup yakin.
6
2. Prospek (yang diharapkan), adalah orang yang membutuhkan produk/jasa dan memiliki kemampuan membeli. Meskipun prospek belum membeli dari Anda, ia mungkin telah mendengar tentang Anda, membaca tentang Anda, atau ada seseorang yang merekomendasikan Anda kepadanya. Prospek mungkin tahu siapa Anda, dimana Anda, dan apa yang Anda jual, tetapi mereka masih belum membeli dari Anda. 3. Prospek yang diskualifikasikan, adalah prospek yang telah cukup Anda pelajari utnuk mengetahui bahwa mereka tidak membutuhkan, atau tidak memiliki kemampuan untuk membeli produk Anda. 4. Pelanggan pertama kali, adalah orang yang telah membeli dari Anda satu kali. Orang tersebut bisa jadi merupakan pelanggan Anda dan sekaligus juga pelanggan pesaing Anda. 5. Pelanggan berulang, adalah orang yang telah membeli dari Anda dua kali atau lebih. Mereka mungkin telah membeli produk yang sama dua kali atau membeli dua produk atau jasa yang berbeda pada dua kesempatan atau lebih. 6. Klien, adalah membeli apapun yang Anda jual dan dapat ia gunakan. Orang ini membeli secara teratur. Anda memiliki hubungan yang kuat dan berlanjut, yang menjadikannya kebal terhadap tarikan pesaing. 7. Penganjur (advocate). Seperti klien, pendukung membeli apa pun yang Anda jual dan dapat ia gunakan serta membelinya secara teratur. Tetapi, penganjur juga mendorong orang lain untuk membeli dari Anda. Ia membicarakan Anda, melakukan pemasaran bagi Anda, dan membawa pelanggan kepada Anda. Menurut Griffin (2005), imbalan dari loyalitas bersifat jangka panjang dan kumulatif. Semakin lama loyalitas seorang pelanggan, semakin besar laba yang dapat diperoleh perusahaan. Loyalitas dapat memberikan manfaat dengan menghemat biaya perusahaan sedikitnya di 6 bidang, yaitu : 1.
Biaya pemasaran menjadi berkurang, bahwa biaya pengambilalihan pelanggan lebih tinggi daripada biaya mempertahankan pelanggan.
2.
Biaya transaksi menjadi lebih rendah, seperti negosiasi kontrak dan pemrosesan order.
7
3.
Biaya perputaran pelanggan (customer turnover) menjadi berkurang, lebih sedikit pelanggan hilang yang harus digantikan.
4.
Keberhasilan cross-selling menjadi meningkat, menyebabkan pangsa pelanggan yang lebih besar.
5.
Pemberitaan dari mulut ke mulut menjadi lebih positif, dengan asumsi para pelanggan yang loyal juga merasa puas.
6.
Biaya kegagalan menjadi menurun, seperti pengurangan pengerjaan ulang, klaim garansi, dan sebagainya.
2.3. CSR (Corporate Social Responsibility) Menurut Robin dan Reidenbach dalam Engel, dkk(1995) terdapat kontrak sosial di antara perusahaan dan masyarakat. Kontrak tersebut mencantumkan tanggung jawab untuk menanggapi secara serius seperangkat “hubungan yang diterima secara umum, kewajiban dan tugas yang berhubungan dengan dampak perusahaan pada kesejahteraan masyarakat”. Mantan Presiden Amerika Serikat, John F. Kennedy mengemukakan empat hak dasar konsumen yang diterima secara umum sebagai inti dalam kontrak sosial tersebut, yaitu: 1.
Hak akan keselamatan
2.
Hak untuk diberi informasi
3.
Hak untuk memilih
4.
Hak untuk didengar (diberi ganti rugi)
Kemudian konsensus sosial pada dasawarsa berikutnya menambahkan dua hak baru yang menjadikan keseluruhannya terdapat enam buah hak : 5.
Hak untuk menikmati lingkungan yang bersih dan menyehatkan
6.
Hak orang miskin dan minoritas lain untuk dilindungi kepentigannya
2.3.1 Definisi CSR Carroll dalam Turker (2008) menyatakan bahwa tanggung jawab
sosial perusahaan
(Corporate
Social
Responsibility/CSR)
merupakan tanggung jawab yang meliputi tanggung jawab ekonomi, tanggung jawab hukum, tanggung jawab etika, dan discretionary responsibilities. Karena itu, CSR dapat didefinisikan sebagai perilaku
8
perusahaan yang bertujuan untuk mempengaruhi secara positif para pemangku kepentingan dan melampaui kepentingan ekonomi (Turker, 2008). Sedangkan Kotler dan Lee dalam Solihin (2009) mendefinisikan Corporate Social Responsibility adalah komitmen perusahaan untuk meningkatkan kesejahteraan komunitas melalui praktik bisnis yang baik dan mengkontribusikan sebagian sumber daya perusahaan. Pada dasarnya CSR merupakan sebuah pendekatan yang dilakukan untuk mengintegrasikan kepedulian sosial dalam interaksi dengan berbagai stakeholders, yang berdasarkan pada prinsip sukarela maupun
kemitraan.
Corporate
Social
Responsibility
dalam
pemaknaannya tidak dapat dipisahkan dari maknanya secara filosofis, yang terdiri dari ethics, power, recognition dan governance yang terkait terhadap aspek social, ecology/ environment, actor and economic. Makna filosofis ini harus dipandang sebagai satu kesatuan utuh yang tidak dapat dipisahkan, baik dari aspek konsep maupun dari aspek pelaksanaannya (Budimanta, 2004). 2.3.2 Bentuk Pelaksanaan Corporate Social Responsibility Kotler dan Lee dalam Solihin (2008) menyebutkan beberapa bentuk program corporate social responsibility yang dapat dipilih, yaitu: 1.
Cause Promotions Dalam
cause
promotions
ini
perusahaan
berusaha
untuk
meningkatkan awareness masyarakat mengenai suatu isu tertentu, dimana isu ini tidak harus berhubungan atau berkaitan dengan lini bisnis perusahaan, dan kemudian perusahaan mengajak masyarakat untuk menyumbangkan waktu, dana, atau benda mereka untuk membantu mengatasi atau mencegah permasalahan tersebut. Dalam cause promotions ini, perusahaan bisa melaksanakan programnya secara sendiri ataupun bekerjasama dengan lembaga lain, misalnya: non government organization. Contoh cause promotions ialah kegiatan gerak jalan yang diikuti oleh masyarakat.
9
2.
Cause-Related Marketing Dalam cause related marketing, perusahaan akan mengajak masyarakat untuk membeli atau menggunakan produknya, baik itu barang atau jasa, dimana sebagian dari keuntungan yang didapat perusahaan akan didonasikan untuk membantu mengatasi atau mencegah masalah tertentu. Cause related marketing dapat berupa: “setiap barang yang terjual, maka sekian persen akan didonasikan untuk masyarakat yang membutuhkan.
3.
Corporate Social Marketing Corporate social marketing dilakukan perusahaan dengan tujuan untuk mengubah perilaku masyarakat (behavioral changes) dalam suatu isu tertentu. Biasanya corporate social marketing, berfokus pada bidang-bidang di bawah ini, yaitu : a. bidang kesehatan (health issues), misalnya: mengurangi kebiasaan merokok, pencegahan HIV/AIDS,dan sebagainya b. bidang
keselamatan
(injury
prevention
issues),
misalnya:
keselamatan berkendara, pengurangan peredaran senjata api, dan sebagainya c. bidang lingkungan hidup (environmental issues), misalnya: konservasi air, polusi, dan pengurangan penggunaan pestisida d. bidang masyarakat (community involvement issues), misalnya: memberikan suara dalam pemilu, menyumbangkan darah, dan perlindungan hak-hak binatang 4.
Corporate Philanthrophy Corporate philanthropy mungkin merupakan bentuk CSR yang paling tua. Corporate philanthrophy ini dilakukan oleh perusahaan dengan memberikan kontribusi/sumbangan secara langsung dalam bentuk dana, jasa atau alat kepada pihak yang membutuhkan baik itu lembaga, perorangan, ataupun kelompok tertentu. Corporate philanthropy dapat dilakukan dengan:
10
a. menyumbangkan uang secara langsung, misalnya: memberikan beasiswa kepada anak-anak yang tidak mampu b. memberikan barang, misalnya: memberikan bantuan peralatan tulis untuk anak-anak yang belajar di sekolah-sekolah terbuka c. memberikan jasa, misalnya: memberikan bantuan imunisasi kepada anak-anak di daerah terpencil 5.
Corporate Volunteering Corporate volunteering adalah bentuk CSR di mana perusahaan mendorong atau mengajak karyawannya ikut terlibat dalam program
CSR
yang
sedang
dijalankan
dengan
jalan
mengkontribusikan waktu dan tenaganya. 6.
Socially Responsible Bussiness Dalam Socially responsible business, perusahaan melaksanakan aktivitas bisnis melampaui aktivitas bisnis yang diwajibkan oleh hukum serta melaksanakan investasi yang mendukung kegiatan sosial dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan komunitas dan memelihara lingkungan hidup. Komunitas ini mencakup karyawan perusahaan, pemasok, distributor, serta organisasi nirlaba yang menjadi mitra perusahaan serta masyarakat secara umum. Menurut Saidi dan Abidin dalam Budimanta (2004) Sedikitnya
terdapat empat pola/model pelaksanaan Corporate Social Responsibility yang umumnya diterapkan di Indonesia, yaitu: 1.
Melalui Keterlibatan Langsung Program
CSR
dilakukan
secara
langsung
dengan
menyelenggarakan sendiri berbagai kegiatan sosial ataupun menyerahkan bantuan-bantuan secara langsung kepada masyarakat. 2.
Melalui Yayasan ataupun Organisasi Sosial Terdapat sebuah yayasan ataupun organisasi sosial yang didirikan sendiri untuk mengelola berbagai kegiatan sosial yang dalam hal ini merupakan aplikasi dari kegiatan CSR.
3.
Bermitra dengan Pihak lain
11
CSR dilakukan dengan membangun kerjasama dengan pihak lain baik itu lembaga sosial/organisasi non-pemerintah, instansi pemerintah, instansi pendidikan, dll. Kerjasama ini dibangun dalam mengelola seluruh kegiatan maupun dalam pengelolaan dana. 4.
Bergabung Dalam Konsorsium Bergabung, menjadi anggota ataupun mendukung sebuah lembaga sosial yang berbasis pada tujuan sosial. Dari keseluruhan model tersebut, di Indonesia pada umumnya
terdapat model pelaksanaan CSR dengan bermitra dengan pihak lain ataupun organisasi lain. Adapun kecenderungan kegiatan yang dilakukan adalah berupa pelayanan sosial pendidikan dan pelatihan, lingkungan, ekonomi dan sebagainya. Selain hal tersebut diatas, terdapat tiga prinsip dasar yang penting untuk diperhatikan dalam pelaksanaan CSR (Tripple Bottom Lines CSR), prinsip ini harus menjadi pemahaman secara menyeluruh dalam pengaplikasian program CSR.
Profit (Keuntungan Ekonomi) berarti tetap berorientasi terhadap keuntungan secara ekonomi
People (Kesejahteraan Masyarakat) berarti harus tetap memiliki kepedulian sosial terhadap kesejahteraan manusia.
Plannet (Keberlanjutan Lingkungan Hidup) berarti peduli terhadap lingkungan hidup dan keberlanjutan keragaman hayati.
Ketiga hal ini merupakan prinsip dasar yang harus menjadi landasan dalam setiap konsep pelaksanaan CSR sehingga pemahaman yang keliru terhadap konteks pelaksanaan CSR dapat dihindari. Namun, kini konsep tersebut
telah berkembang. Hanke
dan Stark (2009)
memberikan konsep baru dari CSR yang menggabungkan konsep Triple Bottom Line dengan konsep Global Action Network (economy, goverment, civil society) dan menambahkan komponen Legitimation dan Sensemaking/ Sensegiving untuk menjelaskan fundamental fungsionalitas dari CSR. Konsep tersebut dapat dilihat pada Gambar 1. berikut,
12
BUSINESS
L e g i t i ma t i o n
Organization’s “inner Word”
Se nse ma ki ng / Sensegiving
Organization al Environment CIVIL SOCIETY
GOVERNMENT
Gambar 1. Conceptual framework for csr (Hanke and Stark 2009)
Legitimasi: Perusahaan harus melegitimasi diri terhadap hukum, norma, dan harapan untuk bertanggung jawab.
Sensemaking/sensegiving : Sensemaking adalah elemen inti yang menginformasikan dan membatasi identitas dan tindakan dan juga mengorganisir melalui komunikasi. Sedangkan sensegiving dilihat sebagai proses di mana manajer berusaha untuk mempengaruhi dan mendapatkan dukungan.
2.3.3. Manfaat CSR Kotler dan Lee dalam Solihin (2008) menguraikan keuntungan yang dapat diperoleh oleh perusahaan jika melakukan program corporate social responsibility, berdasarkan bentuk CSR yaitu: 1.
Cause Promotions Benefit yang diperoleh dari pelaksanaan CSR ini adalah positioning merek perusahaan yang semakin kuat, meningkatkan loyalitas komsumen
terhadap
perusahaan,
meningkatkan
keterlibatan
karyawan terhadap kepedulian sosial, serta meningkatkan citra positif perusahaan. 2.
Cause-Related Marketing Benefit yang diperoleh dari pelaksanaan CSR ini adalah perusahaan dapat menarik pelanggan baru, memperluas pasar, meningkatkan
13
penjualan, dan membangun identitas merek yang positif di mata pelanggan. 3.
Corporate Social Marketing Benefit yang diperoleh dari pelaksanaan CSR ini adalah menunjang positioning merek, menciptakan preferensi merek, mendorong peningkatan penjualan bila konsumen mengaitkan produk dengan perubahan perilaku yang diinginkan, menarik mitra yang dapat diandalkan untuk membantu merubah perilaku masyarakat, dan mampu memberikan dampak nyata bagi perubahan sosial.
4.
Corporate Philanthrophy Benefit yang diperoleh dari pelaksanaan CSR ini adalah meningkatkan reputasi perusahaan melalui penghargaan (Award), memperkuat keberlanjutan perusahaan, dan memberi dampak bagi penyelesaian masalah sosial dalam komunitas lokal.
5.
Corporate Volunteering Benefit yang diperoleh dari pelaksanaan CSR ini adalah menciptakan hubungan yang tulus dengan komunitas, memberikan kontribusi
terhadap
pencapaian
tujuan
perusahaan,
dan
meningkatkan kepuasan dan motivasi karyawan. 6.
Socially Responsible Bussiness Practice Benefit yang diperoleh dari pelaksanaan CSR ini adalah dapat menghemat biaya perusahaan, berkontribusi terhadap keberlanjutan lingkungan hidup, meningkatkan kesadaran energi pada karyawan, meningkatkan
kesan
baik
komunitas
terhadap
karyawan,
menciptakan preferensi konsumen terhadap produk perusahaan, menimbulkan
citra
yang
sangat
positif
dari
pemerintah,
memunculkan rasa bangga pada karyawan sehingga kepuasan karyawan meningkat. 2.4. PKBL (Program Kemitraan dan Bina Lingkungan) Indonesia secara inisiatif melakukan regulasi pelaksanaan CSR sebagaimana tercantum pada Pasal 74 UU No.40 tentang Perseroan Terbatas.
14
Peran BUMN dalam pengembangan usaha kecil dilaksanakan sejak terbitnya Peraturan Pemerintah Nomor 3 tahun 1983 tentang Tata Cara Pembinaan dan Pengawasan Perusahaan Jawatan (PERJAN), Perusahaan Umum (PERUM) dan Perusahaan Perseroan (PERSERO). Pertimbangan yang mendasari pelaksanaan program tersebut adalah adanya posisi strategis BUMN dalam hubungannya dengan usaha kecil yaitu memiliki keunggulan pada bidang produksi/pengolahan, teknologi, jaringan distribusi dan SDM yang dapat dimanfaatkan untuk membina dan mengembangkan usaha kecil sehingga menjadi usaha yang tangguh dan mandiri. Pelaksanaan pembinaan usaha kecil oleh BUMN mulai tertata setelah terbitnya Keputusan Menteri Keuangan No.: 1232/KMK.013/1989 yang mewajibkan BUMN menyisihkan 1-5% dari laba yang diperoleh perusahaan untuk membina Usaha Kecil dan Koperasi. Pada saat itu program ini dikenal dengan nama Program Pegelkop (pembinaan pengusaha golongan ekonomi lemah dan koperasi) dan pada tahun 1994 dengan terbitnya Keputusan Menteri Keuangan No.: 316/KMK.016/1994 nama program diganti menjadi program
PUKK
(Pembinaan
Usaha
Kecil
dan
Koperasi). Seiring
dengan perkembangan kegiatan ekonomi masyarakat yang sangat pesat dan dinamis, peraturan-peraturan tersebut beberapa kali mengalami perubahan, terakhir melalui Peraturan Menteri Negara BUMN No.: Per-05/MBU/2007 tanggal 27 April 2007 nama program diganti menjadi Program Kemitraan BUMN dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan (disingkat PKBL). Program Kemitraan Usaha kecil dan Bina Lingkungan adalah bentuk tanggung jawab Badan Usaha Milik Negara (BUMN) kepada masyarakat. PKBL dilaksanakan dengan dasar Undang-undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang BUMN serta Peraturan Menteri BUMN Nomor Per-05/MBU/2007 yang menyatakan maksud dan tujuan BUMN tidak hanya mengejar keuntungan, melainkan turut aktif memberikan bimbingan dan bantuan kepada pengusaha golongan ekonomi lemah, koperasi dan masyarakat. Dana program diperoleh dari penyisihan sebagian laba perusahaan, masing-masing perusahaan memberikan 2% dari laba bersih perusahaan sebagai bentuk tugas
15
sosial
BUMN.
Dalam
pertanggungjawabannya,
BUMN
melakukan
pembukuan terpisah atas implementasi PKBL ini yang disampaikan secara berkala, triwulanan dan tahunan setelah diaudit oleh auditor independen. Kewajiban melaksanakan CSR juga diberlakukan bagi perusahaan yang melakukan penanaman modal di Indonesia yang diatur dalam UU No.25 tahun 2007. Usaha yang berhak memperoleh dana PKBL adalah usaha kecil dan mikro milik Warga Negara Indonesia (WNI) dengan kekayaan bersih maksimal Rp 200 juta (tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha) atau memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp 1 milyar. Bentuk usaha yang dianjurkan adalah perseroan independen, bukan badan hukum ataupun koperasi dan sudah dijalankan minimal 1 (satu) tahun dengan potensi untuk dikembangkan. Program ini dibagi kedalam dua bentuk yaitu, Program Kemitraan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan. Program Kemitraan Usaha Kecil bertujuan meningkatkan kemampuan usaha kecil agar menjadi tangguh dan mandiri melalui dukungan terhadap modal serta pelatihan SDM yang profesional dan terampil agar dapat mendukung pemasaran dan kelanjutan usaha di masa depan. Sedangkan Program Bina Lingkungan digunakan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat Indonesia melalui pengembangan sarana dan prasarana umum. 2.5. Evaluasi Efektivitas Program Weiss (1972) menyatakan bahwa evaluasi merupakan kata yang elastis yang mewakili penilaian terhadap banyak hal. Program sosial dirancang untuk mengembangkan banyak orang. Program bisa memberikan perubahan pada pengetahuan, sikap, nilai, dan perilaku individu. Dengan kriteria tertentu, penelitian mengenai evaluasi program akan menggambarkan kesimpulan mengenai keefektifan, manfaat, dan kesuksesan program yang diteliti. Untuk mengukur efektivitas suatu program, pengukuran dilakukan berdasarkan kesesuaian efek program dengan tujuan dari program tersebut. Weiss (1972) telah mengidentifikasikan beberapa jenis manfaat evaluasi keberhasilan program dalam pembuatan keputusan, diantaranya :
16
1. Untuk melanjutkan atau menghentikan program (continue or discontinue) 2. Untuk pengembangan prosedur dan pelaksanaan (to improve) 3. Untuk menambah atau mengurangi strategi dan teknik program spesifik (add or drop) 4. Untuk memulai program serupa di lain tempat (to institute) 5. Untuk mengalokasikan sumberdaya di antara program tandingan (to allocate) 6. Untuk menerima atau menolak pendekatan program atau teori (accept or reject) Dalam evaluasi efektivitas program, yang harus dilakukan adalah sebagai berikut : 1. Temukan tujuan program 2. Ubah tujuan program ke dalam bentuk indikator yang dapat diukur pada ketercapaian tujuan 3. Kumpulkan data mengenai indikator pada partisipan atau peserta program 4. Bandingkan data dari peserta program dengan kriteria tujuan. Variabel input penelitian terdiri dari tujuan, prinsip, metode, staf, peserta, lamanya berpartisipasi, lokasi, dan manajemen. Karakteristik partisipan juga dapat diklasifikasikan sebagai variabel input. Karakteristik peserta itu diantaranya seperti, usia, jenis kelamin, status ekonomi, sikap, motivasi menjadi partisipan, harapan terhadap program, dan lain-lain. Variabel operasional yang merupakan program itu sendiri 2.6. Penelitian Terdahulu Penelitian mengenai Kajian Efektivitas Program CSR Yayasan Unilever Indonesia (studi kasus : Pasar Minggu Jakarta) yang dilakukan oleh Prabowo (2009), menggunakan analisis deskriptif, regresi dan korelasi untuk mengkaji efektivitas program CSR . Untuk efektivitas program CSR, variabel yang digunakan dalam penelitian adalah tujuan dari masing-masing program. Dari penelitian ini diperoleh hasil bahwa terdapat korelasi antara program Daur Ulang, Program Pendidikan, dan Program Lingkungan PT Unilever dengan Prioritas kebutuhan Masyarakat Pasar Minggu dan ketiga program tersebut efektif.
17
Penelitian mengenai Pengembangan Usaha Kecil dan Menengah dalam
Pelaksanaan
Corporate
Social
Responsibility (Studi
Kasus
Perusahaan Geothermal di Kecamatan Kabandungan, Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat) yang dilakukan oleh Susanti (2009), menggunakan pendekatan kualitatif untuk mengetahui pengembangan UKM yang dijalankan perusahaan. Hasil dari penelitian ini dengan menggunakan metode Analisis Hierarki Proses adalah berupa faktor-faktor yang diprioritaskan oleh stakeholder dalam program pengembangan UKM seperti Masyarakat, pemerintah, perusahaan dan LKM (Lembaga Keuangan Mikro). Faktor-faktor tersebut diantaranya adalah ketersediaan modal, potensi Sumberdaya Alam, potensi Sumberdaya Manusia, pemasaran produk, dan Kejelasan peraturan. Penelitian dalam jurnal dengan judul How Corporate Social Responsibility Influences Organizational Commitment yang dilakukan oleh Turker
(2009),
menggunakan
variabel-variabel
seperti
komitmen
perusahaan, etika , kemampuan program (dalam memperbaiki hidup dan mengurangi dampak negatif perusahaan terhadap lingkungan), keberlanjutan program, pengembangan skill, perlindungan hukum, pemberian informasi, dan variabel lainnya untuk meneliti bagaimana CSR mempengaruhi komitmen karyawan terhadap organisasi atau perusahaan. Hasil dari penelitian ini adalah bahwa CSR berpengaruh positif terhadap komitmen organisasional, CSR terhadap karyawan juga berpengaruh positif terhadap komitmen organisasional.
III.
METODE PENELITIAN
3.1. Kerangka Pemikiran Visi PT Bank X
Misi PT Bank X
Program Kemitraan PT Bank X Bogor
Kebutuhan evaluasi efektivitas Program Kemitraan dan Pengetahuan terhadap Perilaku Mitra Binaan
Karakteristik Umum Mitra Binaan : Jenis kelamin Usia Pendidikan terakhir Jenis Usaha Lama bermitra
(Uji Crosstab)
Efektivitas Program Kemitraan
Ketercapaian tujuan Program : Pelatihan Pembinaan Promosi Kredit murah Perkembangan
(Uji Korelasi)
Loyalitas Mitra Binaan : Kepuasan Tetap Lagi Rekomendasi
Program yang diperoleh dan dipentingkan: Pelatihan Pembinaan Promosi Kredit murah
Analisis Deskriptif (Uji IPA)
Hasil Penelitian Implikasi Manajerial
Gambar 2. Kerangka pemikiran penelitian
Analisis Deskriptif
19
Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PK-BL) yang dijalankan perusahaan BUMN mencakup dalam berbagai bidang, diantaranya Industri, perdagangan, pertanian, peternakan, perkebunan, perikanan, jasa, dan bidang lainnya. Untuk mewujudkan misi bahwa PT Bank X peduli terhadap masyarakat, PT Bank X Bogor melaksanakan kegiatan Program Kemitraan. Perusahaan perlu mengetahui perilaku mitra binaan termasuk didalamnya adalah karakteristik mitra binaan dan atribut Program Kemitraan yang dipentingkan oleh mitra binaan agar dapat melaksanakan Program Kemitraan yang sesuai dengan harapan mitra binaan perusahaan. Selain itu, Program Kemitraan sebagai salah satu program CSR perusahaan perlu untuk dilakukan evaluasi dengan cara menganalisis efetivitas Program Kemitraan PT Bank X Bogor. Efektivitas Program Kemitraan diukur berdasarkan ketercapaian tujuan dalam Program Kemitraan baik itu tujuan Program Kemitraan secara keseluruhan maupun tujuan dari program-program yang terdapat di dalamnya seperti Program Pelatihan, Pembinaan, Promosi, dan Kredit Murah. Efektivitas juga diukur dari pelaksanaan program-program tersebut. Setelah diperoleh data penelitian melalui wawancara dan kuesioner kemudian data dianalisis dengan metode analisis deskriptif untuk mengetahui karakteristik umum mitra binaan dan gambaran efektivitas dalam Program Kemitraan PT bank X di Bogor. Untuk mengetahui kesesuaian program dengan harapan mitra binaan dilakukan uji IPA (Importance Performance Analysis). Kemudian dilakukan uji crosstab dan melihat nilai chi-square untuk menguji hubungan antara karakteristik mitra binaan dengan efektivitas Program Kemitraan. Selanjutnya peneliti menganalisa hubungan Program Kemitraan terhadap loyalitas mitra binaan melalui uji korelasi Rank Spearman dan dari hasil secara keseluruhan, peneliti dapat membahas upaya yang mungkin untuk direkomendasikan kepada perusahaan untuk mewujudkan pelaksanaan Program Kemitraan secara efektif baik dalam penggunaan sumberdaya perusahaan maupun dalam mencapai tujuan perusahaan dalam program tersebut.
20
3.2. Metode Penelitian 3.2.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan April - Juni 2011 pada PT.Bank X Jl. Ir. Juanda, Bogor. Pemilihan lokasi ini dilakukan secara sengaja (purposive) berdasarkan pertimbangan bahwa adanya kesediaan perusahaan untuk memberikan informasi dan data yang diperlukan untuk penelitian. 3.2.2 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer didapatkan dari hasil survey, yaitu mengambil sampel dari suatu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data yang utama. Responden pada penelitian ini adalah Mitra Binaan PT Bank X di kota/ kabupaten Bogor. Data primer juga diperoleh melalui wawancara dengan pihak pelaksana. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari beberapa sumber data dan literatur yang dapat mendukung serta memenuhi informasi yang diperlukan dalam penelitian. Dalam penelitian ini data sekunder yang digunakan diantaranya artikel, buku, data perusahaan mengenai kegiatan program kemitraan dan sumber lain yang dapat mendukung data dalam penelitian ini. 3.2.3 Metode Penarikan Sampel Berdasarkan informasi yang diperoleh dari data Mitra Binaan PT Bank X Bogor jumlah Usaha Kecil yang masih bermitra hingga Desember 2010 sebanyak 54 Mitra. Jumlah responden yang diambil adalah seluruh mitra binaan (Sensus). Namun, karena adanya responden yang tidak bisa dan tidak bersedia diwawancarai, jumlah responden yang mampu diperoleh hanya 40 mitra binaan. Sehingga jumlah responden pada penelitian ini adalah 40 responden. 3.2.4 Pengolahan dan Analisis Data 3.2.4.1 Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner yang disebarkan, terlebih dahulu dilakukan suatu pengujian kuesioner yaitu uji validitas dan reliabilitas.
21
Menurut Jogiyanto (2008), Uji Validitas menunjukkan bahwa suatu pengujian benar-benar mengukur apa yang seharusnya diukur. Adapun rumus dari korelasi product moment yaitu sebagai berikut :
r=
Keterangan : N = Jumlah Responden X = Skor masing-masing pernyataan dari tiap responden Y = Skor total semua pernyataan dari tiap responden
Hasil uji validitas dengan rumus korelasi Pearson Product
Moment, dengan bantuan software SPSS 17, Hasilnya adalah sebagai berikut, Tabel 1. Hasil uji validitas (modifikasi) Kategori Pertanyaan Program 1 yang 2 Diperoleh 3 Mitra 4 Program 1 yang 2 Dipentingkan 3 Mitra 4 Efektivitas Pelatihan Program 1 Kemitraan 2 3 Pembinaan 4 5 Promosi 6 7 8 Kredit Murah 9
Nilai Validitas 0.669 0.711 0.803 0.570 0.636 0.713 0.863 0.607 0.689 0.902 0.936 0.585 0.723 0.895 0.866 0.780 0.754 0.877 0.898 0.661 0.876
Keterangan Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
22
(Lanjutan Tabel 1) Kategori Pertanyaan Efektivitas 10 Program Perkembangan Kemitraan 11 12 13 Loyalitas 14 Mitra Binaan 15 16 17
Nilai Validitas 0.860 0.741 0.846 0.737 0.785 0.733 0.628 0.734 0.741
Keterangan Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Hasil yang terlihat pada Tabel 1 menunjukkan bahwa butir pertanyaan yang digunakan dalam kuesioner penelitian ini seluruhnya valid karena memiliki nilai hitung korelasi (r hitung) >
0,361,
sehingga
25
pertanyaan
dapat
diterima
dan
diikutsertakan dalam pengolahan berikutnya. Output asli program SPSS 17 untuk uji validitas dapat terlihat pada (Lampiran 2). Selanjutnya dilakukan Uji reliabilitas. Uji Reliabilitas menunjukkan tingkat seberapa besar suatu pengukur mengukur dengan stabil dan konsisten yang besarnya ditunjukkan oleh nilai koefisien reliabilitas. Teknik uji realibilitas yang digunakan yaitu teknik Cronbach’s Alpha. Rumus pengujian realibilitas dengan menggunakan teknik Cronbach’s Alpha adalah :
α = Keterangan : α
= Reliabilitas instrument (Cronbach’s coefficient alpha)
k
= Banyak butir pertanyaan
b2 = Jumlah ragam butir t2
= Ragam total
23
Hasil uji reliabilitas menggunakan teknik Cronbach’s Alpha dengan bantuan Software SPSS 17, hasilnya adalah sebagai berikut, Tabel 2. Uji reliabilitas kuesioner (modifikasi) Kategori Program yang Diperoleh Program yang Dipentingkan Efektivitas Program Kemitraan Loyalitas
Nilai Alpha Cronbach 0,677
Jumlah item
Keterangan
4
Reliabel
0,703
4
Reliabel
0,852
13
Reliabel
0,667
4
Reliabel
Hasil yang terlihat pada Tabel 2 menunjukkan bahwa butir pertanyaan yang mewakili variabel dalam kuesioner penelitian ini seluruhnya memiliki reliabilitas kuesioner yang reliabel karena memiliki nilai alpha > 0,6. Output asli program SPSS 17 untuk uji reliabilitas dapat terlihat pada (Lampiran 3). 3.2.4.2 Skala Likert Skala Likert digunakan untuk mengubah data kualitatif menjadi data kuantitatif. Skala ini mengukur tingkat kesetujuan atau ketidaksetujuan responden terhadap serangkaian pertanyaan yang
diajukan
dalam
kuesioner.
Dalam
skala
Likert,
kemungkinan jawaban tidak hanya “setuju” dan “tidak setuju”, tetapi dapat dibuat dengan banyak kemungkinan. dengan menggunakan Skala Likert (Umar, 2005) peneliti dapat memberi skor pada setiap jawaban responden sesuai dengan bobot yang telah ditentukan dalam Skala Likert. Pembobotan nilai jawaban dapat dilihat dalam Tabel 3. Tabel 3. Bobot nilai jawaban responden Bobot 1 2
Keterangan Sangat tidak setuju/ Sangat tidak penting Tidak setuju/ Tidak penting
24
Lanjutan Tabel 3 Bobot Keterangan 3 Setuju/ Penting 4 Sangat setuju/ Sangat penting 3.2.4.3 Analisis Deskriptif Dalam penelitian ini, analisis deskriptif digunakan untuk mengetahui karakteristik umum dari Mitra Binaan PT Bank X, dan efektivitas program kemitraan. Data mengenai karakteristik Mitra Binaan tersebut akan diperoleh melaui kuesioner dan kemudian diklasifikasi dalam bentuk tabel. Data-data tersebut kemudian dipersentasekan berdasarkan jumlah responden dengan rumus sebagai berikut : P = _ƒi_ x 100% ƒi Dimana : P
= Persentase responden yang memilih kategori tertentu
ƒi
= Jumlah responden yang memilih kategori tertentu
ƒi = Total jawaban Persentase terbesar yang diperoleh untuk masing-masing kategori merupakan jawaban yang paling dominan. Karakteristik responden yang akan diidentifikasi diantaranya, usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, jenis usaha, dan lama bermitra. Efektivitas program dan loyalitas disajikan berdasarkan skor rata-rata dari penilaian responden, Semakin tinggi skor rata-rata maka semakin tinggi efektivitas program kemitraan. Skala yang digunakan dapat dilihat pada tabel 4, Tabel 4. Interpretasi skor rataan efektivitas Skor Rataan 1-1,75 1,76-2,50 2,51-3,25 3,26-4,00
Keterangan sangat tidak efektif/ sangat tidak loyal tidak efektif/ tidak loyal Efektif/ loyal sangat efektif/ sangat loyal
25
3.2.4.4 Tabulasi Silang (Crosstabs) Tabulasi
silang
adalah
prosedur
yang
menyajikan
deskripsi data dalam bentuk baris dan kolom. Tabulasi silang digunakan untuk melakukan analisis hubungan di antara baris dan kolom. Data yang digunakan untuk analisis ini adalah data yang berskala ordinal dan nominal. Pengambilan keputusan pada tabulasi silang dilakukan berdasarkan perbandingan antara uji chi-square dengan tabel chi-square. Bila nilai hasil hitung chi-square kurang dari atau sama dengan tabel chi-square maka hipotesis diterima. Bila chisquared test menampilkan hasil kurang dari atau sama dengan 0,05, maka artinya ada hubungan antara baris dan kolom. 3.2.4.5 Importance Performance Analysis (IPA) Importance Performace Analysis (IPA) adalah sebuah metode untuk memetakan tingkat kepentingan atas kinerja tertentu dari sebuah produk. Kemudian tingkat kepentingan tersebut dipetakan dalam diagram kartesius yang disebut Matriks IPA. Matriks IPA terdiri dari empat kuadran yang masing-masing menjelaskan keadaan yang berbeda. Keadaankeadaan tersebut yaitu : a. Kuadran I (attributes to improve). Kuadran ini memuat atribut yang dianggap penting oleh mitra binaan tapi kinerja atribut tersebut kurang dari apa yang diharapkan. Atribut yang termasuk di kuadran ini harus ditingkatkan. b. Kuadran II (maintain performance). Kuadran ini membuat atribut yang dianggap penting oleh mitra binaan dan pelaksanaannya dianggap sudah sesuai harapan. Atribut di kuadran ini harus dipertahankan. c. Kuadran III (attributes to maintain). Kuadran ini memuat atribut yang dianggap kurang penting oleh mitra binaan dan kinerja atribut tersebut kurang dari apa yang diharapkan. Peningkatan atribut yang masuk ke kuadran ini perlu
26
dipertimbangkan karena tidak terlalu berpengaruh terhadap mitra binaan. d. Kuadran IV (attributes to de-emphasize). Kuadran ini memuat atribut yang dianggap kurang penting oleh mitra binaan sedangkan kinerja perusahaan pada atribut ini terlalu tinggi sehingga dianggap berlebihan. Harus dilakukan efisiensi pada atribut di kuadran ini sehingga bisa menghemat biaya. Diagram kartesius dalam IPA ditunjukkan pada gambar 3 di bawah ini.
Gambar 3. Diagram importance / performance matrix (Rangkuti, 2005) Rumus yang digunakan dalam IPA adalah sebagai berikut :
Keterangan : TKi = Tingkat kesesuaian responden Xi = Skor penilaian tingkat kinerja/kepuasan Yi = Skor penilaian kepentingan 3.2.4.6 Analisis Korelasi (Rank Spearman) Adapun metode statistika yang digunakan adalah dengan menggunakan teknik korelasi Rank Spearman. Korelasi ini digunakan untuk mengukur tingkat keeratan hubungan antara variabel satu dengan lainnya. Khususnya data interval yaitu data
27
yang mempunyai skala pengukuran yang berjenjang. Rumus korelasi Rank Spearman (Siegel, 1992):
Apabila dalam perhitungan ditemukan angka kembar, maka menggunakan rumus:
Keterangan: rs = Koefisien korelasi N = Jumlah sampel penelitian di = Selisih antara rank X dan rank Y padaresponden ke-i dimana:
Keterangan: Tx = Faktor koreksi Ty = Jumlah berbagai harga T untuk semua kelompok yang berlain-lainan yang memiliki observasi berangka sama. Melalui program SPSS 17.00 for Windows maka kita tidak perlu melakukan perhitungan secara manual dengan menggunakan rumus di atas. Komputer akan mengeluarkan output hasil pengolahan dan kita dapat langsung menganalisis serta mengambil keputusan dari output tersebut. Hal yang dapat
28
dianalisis dari output tersebut dengan melihat nilai korelasi (nilai rs) dan nilai probabilitasnya. rs = 1 Hubungan X dan Y sempurna positif (mendekati 1, hubungan kuat dan positif) rs = 1 Hubungan X dan Y sempurna negatif rs = 0 Hubungan X dan Y lemah sekali atau tidak ada hubungan Mengetahui keeratan hubungan antara variabel yang satu dengan variabel lainnya, koefisien korelasi yang diperoleh kemudian diinterprestasikan melalui pedoman yang tertera di bawah ini : Tabel 5. Interprestasi koefisien korelasi
Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu: H0 : Tidak ada hubungan yang nyata antara dua variabel H1 : Terdapat hubungan yang nyata antara dua variabel Taraf kepercayaan yang digunakan dalam uji signifikansi adalah 5%. Sedangkan yang menjadi dasar pengambilan keputusan signifikan atau tidaknya hubungan kedua variabel adalah: Jika probabilitas > 0,05 maka H0 diterima Jika probabilitas < 0,05 maka H0 ditolak
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 Sejarah PT Bank X Bank X didirikan pada tanggal 2 Oktober 1998, sebagai bagian dari program restrukturisasi perbankan yang dilaksanakan oleh pemerintahan Indonesia. Pada bulan Juli 1999, empat bank pemerintah, dilebur menjadi Bank X. Masing-masing dari keempat legacy banks memainkan
peran
yang
tak
terpisahkan
dalam
pembangunan
perekonomian Indonesia. Bank X meneruskan tradisi selama lebih dari 140 tahun untuk memberikan kontribusi dalam dunia perbankan dan perekonomian Indonesia. Setelah merger, Bank X melaksanakan proses konsolidasi secara menyeluruh. Pada saat itu, Perusahaan menutup 194 kantor cabang yang saling berdekatan dan mengurangi jumlah karyawan, dari jumlah gabungan sebanyak 26.600 jiwa menjadi 17.620 jiwa. Brand Bank X diimplementasikan secara sekaligus ke seluruh jaringan Perusahaan dan kegiatan periklanan serta promosi lainnya. Satu dari sekian banyak keberhasilan Bank X yang paling signifikan adalah keberhasilan dalam menyelesaikan implementasi sistem teknologi baru. Sebelumnya Perusahaan mewarisi 9 core banking system yang berbeda dari keempat bank. Setelah
melakukan
mengkonsolidasikan
kedalam
investasi sistem
awal yang
untuk
terbaik,
segera
Perusahaan
melaksanakan sebuah program tiga tahun, dengan nilai program sebesar US$200 juta, untuk mengganti core banking system gabungan perusahaan menjadi satu sistem yang mempunyai kemampuan untuk mendukung kegiatan consumer banking yang agresif. Saat ini, infrastruktur IT Bank X memberikan layanan straight-through processing dan interface tunggal pada seluruh nasabah. Nasabah korporat Perusahaan hingga saat ini masih mewakili kekuatan utama
30
perekonomian Indonesia. Menurut sektor usahanya, portfolio kredit korporasi terdiversifikasi dengan baik, dan secara khusus sangat aktif dalam sektor manufaktur Food & Beverage, agrobisnis, konstruksi, kimia dan tekstil. Sejak didirikan, Bank X telah bekerja keras untuk menciptakan tim manajemen yang kuat dan profesional yang bekerja berlandaskan pada prinsip-prinsip good corporate governance yang telah diakui secara internasional. Bank X disupervisi oleh Dewan Komisaris yang ditunjuk oleh Menteri Negara BUMN yang dipilih berdasarkan anggota komunitas keuangan yang terpandang. Manajemen ekskutif tertinggi adalah Dewan Direksi yang dipimpin oleh Direktur Utama. Dewan Direksi Perusahaan terdiri dari banker dari legacy banks dan juga dari luar yang independen dan sangat kompeten. Bank X juga mempunyai fungsi offices of compliance, audit dan corporate secretary, dan juga menjadi obyek pemeriksaan rutin dari auditor eksternal yang dilakukan oleh Bank Indonesia, BPKP dan BPK serta auditor internasional. AsiaMoney magazine memberikan penghargaan atas komitmen Perusahaan atas penerapan GCG dengan memberikan Corporate Governance Award untuk katagori Best Overall for Corporate Governance in Indonesia dan Best for Disclosure and transparency. 4.1.2 Visi dan Misi PT Bank X Visi dari PT Bank X adalah Menjadi Lembaga Keuangan Indonesia yang paling dikagumi dan selalu progresif. Sedangkan untuk Misi PT Bank X diantaranya, Berorientasi pada pemenuhan kebutuhan pasar, Mengembangkan sumber daya manusia professional, Memberi keuntungan
yang
maksimal
bagi
stakeholder,
Melaksanakan
manajemen terbuka, dan Peduli terhadap kepentingan masyarakat dan lingkungan.
31
4.1.3 Struktur Organisasi PT Bank X terdiri dari banyak anak perusahaan yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Pada Cluster PT Bank X Bogor di pimpin oleh Cluster Manager yang mengkoordinasikan enam divisi yang terdiri dari divisi Program Kemitraan, divisi Mitra Bank X, divisi Credit Administration, divisi Credit Quality, divisi Micro Bank X, serta Micro Credit Analyst. Divisi Program Kemitraan dipimpin oleh Program Kemitraan Supervisor (PKS) yang dibantu oleh Asisten Program Kemitraan Supervisor (APKS). Asisten membantu mengelola Mitra Binaan di Bank X Bogor, baik untuk pelaksanaan program kemitraan maupun dalam
meningkatkan
jumlah
Mitra
Binaan.
Administration diisi oleh Petugas Administrasi Kredit.
Divisi
Credit
Untuk Divisi
Micro, dipimpin oleh Micro Bank X Manager yang dalam melaksanakan tugasnya berkoordinasi dengan Credit Micro Collection, Micro Credit Sales dan Micro Credit Analyst. Micro Credit Sales bertugas untuk monitoring nasabah kredit khususnya dalam survei nasabah. Credit Micro Collection bertugas dalam penagihan piutang perusahaan pada nasabah. Struktur Organisasi PT Bank X Bogor dapat dilihat pada Lampiran 8. 4.2. Program Kemitraan PT Bank X Bogor Program CSR (Corporate Social Responsibility) pada PT Bank X sebagai Bank Pemerintah dilaksanakan dalam bentuk Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL). Program Kemitraan yang dijalankan PT Bank X merupakan program-program yang diberikan PT Bank X kepada Mitra-mitra Binaan perusahaan yang terdiri dari Usaha Kecil dan Koperasi di kalangan masyarakat
yang memenuhi
kriteria
tertentu
berdasarkan
peraturan
pemerintah. Sedangkan Bina Lingkungan merupakan bentuk tanggung jawab terhadap lingkungan perusahaan, seperti pemberian dana hibah untuk membangun sarana ataupun prasarana yang memperbaiki lingkungan di masyarakat.
32
Sebelumnya terdapat program PUKK (Pembinaan Usaha Kecil dan Koperari) pada PT Bank X yang telah berjalan sejak tahun 1999 dan kemudian program diubah menjadi Program kemitraan dan dilaksanakan sejak 2006. Tujuan dari Program Kemitraan PT Bank X terdiri dari tiga tujuan, yang pertama adalah untuk memberikan bantuan kepada Usaha Kecil dan Koperasi sehingga dapat membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Kedua, dari segi bisnis, Program Kemitraan juga memiliki tujuan untuk menghasilkan bibit-bibit nasabah yang baru di perusahaan. Dan tujuan yang ketiga adalah untuk membuat mitra semakin nyaman dan loyal dalam bekerja sama dengan perusahaan. PT Bank X Bogor terlebih dahulu melakukan sosialisasi mengenai program kemitraan terhadap masyarakat baik melalui seminar ataupun melalui penyebaran leaflet mengenai program kemitraan, agar pengusaha kecil dan koperasi tertarik untuk menjadi mitra binaan perusahaan. Pengusaha kecil dan koperasi yang tertarik (calon mitra binaan) kemudian mengajukan permohonan kepada PT Bank X Bogor. Permohonan tersebut kemudian diseleksi berdasarkan kriteria tertentu. Beberapa kriteria atau persyaratan bagi pemilik Usaha Kecil dan dan Koperasi yang menjadi sasaran Mitra Binaan PT Bank X diantaranya adalah sebagai berikut, 1. Usaha telah berjalan selama satu tahun dan belum pernah mendapatkan bantuan modal dari Bank 2. Menyerahkan fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP) 3. Menyerahkan fotokopi Kartu Keluarga (KK) 4. Menyerahkan fotokopi surat nikah/cerai 5. Menyerahkan pasfoto 4x6 6. Menyerahkan fotokopi rekening listrik, air dan telpon bulan terakhir 7. Menyerahkan Agunan / jaminan berupa Akta Jual Beli, Sertifikat atau BPKB 8. Menyerahkan Surat Keterangan Usaha (SKU) Persyaratan tersebut diserahkan pada Supervisor Program Kemitraan untuk diproses lebih lanjut sebelum diputuskan akan diterima atau tidak
33
dalam program kemitraan. Selain persyaratan diatas, sesuai dengan Peraturan Menteri Negara BUMN No.5/MBU/2007 tentang PKBL, usaha kecil yang bisa diikut sertakan dalam program kemitraan adalah, 1. Memiliki kekayaan paling banyak Rp 200 juta (tanpa tanah dan bangunan usaha) atau memiliki hasil penjualan tahunan maksimal Rp 1 Milyar 2. Usaha milik Warga Negara Indonesia 3. Berdiri sendiri (bukan cabang usaha menengah atau besar) 4. Berbentuk usaha perorangan, usaha tidak berbadan hukum, atau usaha berbadan hukum termasuk koperasi. 5. Mempunyai prospek berkembang 6. Non bankable Setelah dilakukan Survei dan di analisis risiko kredit pada masingmasing calon mitra binaan yang dibantu oleh staf Micro Credit Analyst, pengusaha kecil dan koperasi yang telah sesuai SOP akan dihubungi oleh pihak perusahaan. Setelah resmi menjadi mitra binaan perusahaan, pengusaha kecil dan koperasi akan menerima berbagai fasilitas dalam program kemitraan baik dana pinjaman maupun kegiatan yang diadakan perusahaan. Dalam Program Kemitraan PT Bank X terdapat serangkaian program seperti pelatihan, pembinaan, program pameran serta Kredit Murah yang diberikan pada mitra binaan. 1. Program Pelatihan Mitra Binaan dilatih oleh pihak yang bekerjasama dengan perusahaan dengan memberikan materi yang sesuai kepada mitra binaan. Melalui program ini PT Bank X Bogor berharap dapat meningkatkan pengetahuan dan kemampuan mitra binaan dalam memjalankan usahanya. Contoh program pelatihan yang telah terlaksana adalah, pelatihan Manajemen Bisnis dan Pembukuan Sederhana. Program pelatihan
diadakan
minimal
satu
kali
dalam
setahun.
Untuk
mempermudah jalannya pelatihan, setiap peserta mendapatkan materi dalam bentuk handout ataupun CD. Setiap mitra juga mendapatkan sertifikat pelatihan. Pelatihan dapat dilaksanakan dengan materi atau topik yang direkomendasikan mitra binaan dengan beberapa ketentuan
34
agar dapat disetujui dan didanai perusahaan seperti jumlah peserta minimal 20 mitra binaan dan kententuan lainnya. Pihak lain yang bekerja sama dengan perusahaan diantaranya adalah, Dinas Perindustrian dan Perdagangan, perusahaan konsultan, LPPM IPB, serta lembaga-lembaga pelatihan lainnya. 2. Program Pembinaan Dalam Pembinaan mitra binaan diberikan pengarahan juga masukan atau saran terhadap bisnis yang dijalankan oleh masing-masing mitra binaan sehingga mitra binaan dapat mengatasi permasalahan dalam usaha yang dijalankan dan selalu lancar dalam pengembalian dana kredit murah. Contoh dari pembinaan yang telah dilakukan adalah pembinaan kualitas produk, pengelolaan keuangan, dan lain-lain. Pihak pembina akan mengunjungi masing-masing mitra binaan untuk mengetahui keadaan usaha yang dijalankan. 3. Program Promosi Perusahaan memberikan fasilitas kepada Mitra Binaan untuk membantu mitra dalam memasarkan dan mempromosikan produk mereka melalui event-event yang diselenggarakan oleh perusahaan. Seperti Pameran di berbagai kota, bahkan hingga manca negara (Malaysia, Arab, Belanda). Selain pameran, perusahaan juga membantu untuk publikasi usaha dari mitra binaan melalui koran, ataupun majalah. Melalui program promosi ini perusahaan berharap dapat meningkatkan jumlah pelanggan yang dimiliki mitra binaan, serta memperluas jaringan usaha mitra binaan. Karena melalui kegiatan-kegiatan tersebut mitra akan memiliki kesempatan untuk bertemu dengan pengusaha sejenis untuk bekerjasama dan menjalin hubungan bisnis. 4. Kredit Murah Merupakan dukungan finansial bagi mitra binaan dengan cara memberikan pinjaman dana bergulir dengan bunga (flat) yang sangat rendah yaitu 0,5 % per bulan dari dana bergulir yang dipinjamkan perusahaan. Variasi jumlah pinjaman bagi Mitra binaan diantaranya, Rp 5.000.000,- ; Rp 10.000.000,- ; Rp 15.000.000,- dan Rp 20.000.000,-
35
dengan variasi jangka waktu pengembalian diantaranya, dalam waktu 12 bulan, 18 bulan, 24 bulan dan 36 bulan. Dana kredit yang diberikan perusahaan ditentukan berdasarkan kemampuan mitra binaan dalam pengembalian pinjaman. Hal ini tentu untuk mengatasi risiko gagal bayar dari mitra binaan sendiri. Ini penting mengingat bahwa dana kredit murah merupakan dana bergulir yang nantinya akan digunakan lagi oleh mitra binaan lainnya. PT Bank X Bogor berharap dana ini digunakan untuk membantu mitra mengembangkan usaha mereka. Dalam pelaksanaannya program kemitraan PT Bank X Bogor memiliki karakteristik sebagai berikut, 1. Menunjukkan cikal bakal nasabah PT Bank X Bogor di masa yang akan datang. 2. Tidak menerima peserta Program kemitraan yang pernah dibina oleh BUMN lain sesuai dengan peraturan PKBL Bab IV mengenai mekanisme penyaluran dana PKBL, pada pasal 12 ayat 1.e. yang terkadang masih dilanggar oleh penyelenggara lain. 3. Mengadakan
kerjasama
dengan
pihak
lain
untuk
optimalisasi
perkembangan mitra binaan. 4. Memberikan kesempatan kepada mitra binaan maksimal dua kali mengikuti program kemitraan PT Bank X. Dan selanjutnya mitra diarahkan untuk berkembang ke tahap Mikro. Program kemitraan berakhir bila dana bergulir yang dipinjamkan perusahaan kepada mitra binaan telah dikembalikan dan bila mitra binaan mengalami perkembangan signifikan maka akan diarahkan untuk level yang lebih tinggi yaitu kredit Mikro. Namun bila perkembangan ada tetapi belum signifikan maka mitra binaan diperbolehkan untuk mengikuti program kemitraan periode kedua. Berdasarkan hasil wawancara dengan responden, beberapa mitra binaan telah mengikuti program kemitraan sebanyak dua kali. Hal ini menandakan bahwa mitra binaan mengalami perkembangan dan berpotensi untuk level kredit mikro. Kondisi usaha mitra binaan setelah mengikuti program kemitraan dapat dilihat dari beberapa aspek. Berdasarkan hasil wawancara dengan
36
responden, dari segi pendapatan bersih, mitra binaan rata-rata mengalami peningkatan pendapatan bersih sebesar 54,5% setelah mengikuti program kemitraan. Dilihat dari jumlah tenaga kerja yang dimiliki mitra binaan, tenaga kerja yang dimiliki mitra binaan rata-rata meningkat 22,3%. Berdasarkan peningkatan jenis produk, rata-rata mitra binaan mengalami peningkatan sebesar 48,75%. Dampak sosial yang dialami mitra binaan, dari segi kepercayaan diri, mitra binaan merasa lebih berani untuk melakukan hal baru yang dapat mengembangkan usaha mereka, seperti meningkatkan volume produk yang dijual, dan menambah jenis produk yang dijual. Selain itu mereka lebih percaya diri dalam menghadapi persaingan. Misalnya, pengusaha kue basah yang berani mengeluarkan jenis kue baru yang mungkin disukai konsumen, atau pengusaha kerajinan dan matrial bambu yang berani bertahan dalam kualitas
produk
ketergantungan
terbaik
demi
terhadap
mengantisipasinya
menghadapi
program
dengan
kemitraan
membatasi
persaingan.
Dari
segi
X
telah
pihak
Bank
keikutsertaan
dalam
program
kemitraan sebanyak dua kali agar dana bergulir bisa diberikan pada pengusaha kecil dan koperasi lainnya dan mitra binaan terdorong untuk berkembang ke level yang lebih tinggi. Berdasarkan teori Kotler dan Lee dalam Solihin (2008), bentuk pelaksanaan program CSR seperti ini termasuk dalam kategori bentuk pelaksanaan Socially Responsible Bussiness karena melalui program kemitraan dan bina lingkungan (PKBL) artinya perusahaan mendukung program sosial dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan komunitas dan memelihara
lingkungan
hidup
yang melibatkan
perusahaan
dengan
masyarakat secara umum. Dengan demikian maka manfaat yang akan diterima perusahaan dalam program kemitraan dan bina lingkungan adalah meningkatnya kesan baik komunitas terhadap karyawan karena adanya personil khusus yang mengelola dan berhubungan langsung dengan mitra binaan sebagai penerima program PKBL, menciptakan preferensi masyarakat terhadap perusahaan, serta timbulnya citra positif dari pemerintah karena
37
perusahaan telah mematuhi anjuran pemerintah dalam peraturan dan UU mengenai tanggung jawab sosial perusahaan. 4.3. Karakteristik responden Jumlah responden yang diambil dalam penelitian ini adalah 40 orang pemilik Usaha Kecil di Bogor yang kemudian disebut sebagai Mitra Binaan. Berdasarkan hasil wawancara dengan responden, Seluruh responden menjadi mitra binaan PT Bank X Bogor dengan tujuan untuk memperoleh modal tambahan dalam usaha, dan
ingin mengembangkan usaha yang mereka
jalankan. Mitra binaan yang hampir seluruhnya telah berkeluarga ( berstatus menikah) ini sebagian besar memperoleh informasi mengenai Program Kemitraan PT bank X Bogor melalui rekomendasi teman dan melalui pihak perusahaan langsung. Perusahaan tidak melakukan promosi mengenai Program Kemitraan ini karena perusahaan tidak menganggap Program Kemitraan sebagai produk perusahaan. Namun tetap ada unsur bisnis (profit oriented) dalam pelaksanaan Program kemitraan ini. Lokasi mitra binaan yang menjadi responden tersebar di seluruh kota Bogor, tidak hanya di pusat kota tetapi juga di Bogor bagian Timur, Utara, Selatan dan Barat. Karakteristik responden yang digunakan dalam penelitian ini diantaranya adalah, jenis kelamin, usia, pendidikan, pekerjaan, jenis usaha dan lama bermitra dengan PT Bank X. Mitra Binaan PT Bank X memiliki karakteristik sebagai berikut, 1. Jenis Kelamin Jenis Kelamin Perempuan
Laki-Laki
50% 50%
Gambar 4. Jenis kelamin responden Mitra Binaan PT Bank X yang bersedia menjadi responden penelitian berdasarkan jenis kelamin terdiri dari 20 orang responden
38
(50%) berjenis kelamin perempuan dan 20 orang sisanya (50%) berjenis kelamin laki-laki. 2. Usia Usia 17-23 tahun
24-30 tahun
31-40 tahun
2%
> 40 tahun
15% 18%
65%
Gambar 5. Usia responden Sebagian besar responden memiliki usia lebih dari 40 tahun yaitu sebanyak 26 orang (65%) . Sisanya adalah 7 orang (18%) berusia 31-40 tahun, 6 orang berusia 24-30 tahun (15%) dan 1 orang berusia 17-23 tahun (2%). 3. Pendidikan Pendidikan SD/SMP
SMU/SMK 8%
13%
D3
S1 5%
S2
S3
0%
27% 47%
Gambar 6. Pendidikan responden Berdasarkan Tingkat pendidikan responden, yang paling dominan adalah Mitra Binaan dengan tingkat pendidikan terakhir pada jenjang SMU/SMK sebanyak 19 orang (47%). Selanjutnya terdapat 11 orang mitra binaan dengan pendidikan terakhir pada jenjang SD/SMP (27%). Karena itu, Mitra Binaan perlu untuk dibina melalui program kemitraan agar mampu mengembangkan usaha yang dimiliki. Sisanya adalah 5 orang dengan pendidikan S1 (13%), 3 orang dengan pendidikan D3 (8%),
39
2 orang dengan pendidikan terakhir S2 (5%) dan tidak ada yang berpendidikan S3 (0%). 4. Jenis Usaha Jenis Usaha Makanan
Peralatan
Kerajinan Tangan
Bahan Mentah
Lainnya
8% 28% 45% 7%
12%
Gambar 7. Jenis usaha responden Jenis Usaha yang paling dominan adalah Makanan sebanyak 18 responden (45%). Usaha Makanan ini diantanya adalah kue basah, kue kering, warung makan serta Masakan khas daerah. Kemudian untuk jenis usaha bahan mentah sebanyak 11 responden (28%) yang diantaranya adalah Tempe, Tahu, Sembako, Ayam potong, makanan beku (frozen food), serta sayuran. Pada jenis usaha Peralatan sebanyak 5 responden (12%). Untuk usaha kerajinan tangan dan lainnya masing-masing hanya terdiri dari 3 responden. 5. Lama Bermitra Lamanya Bermitra 0-1 Tahun
1-3 tahun 5% 8%
3-5 tahun
> 5 Tahun
15%
72%
Gambar 8. Lamanya responden bermitra Berdasarkan Lamanya bermitra, Sebagian besar responden telah bermitra selama 1-3 tahun. Yaitu sebanyak 29 responden (72%). Hal ini terjadi karena tersedianya batas waktu pengembalian dana kredit bergulir maksimal 3 tahun sehingga mitra binaan memilih jangka waktu tersebut agar angsuran kredit menjadi lebih ringan. Kemudian sebanyak 6
40
responden (15%) telah bermitra selama kurang dari satu tahun. Dan hanya 3 responden (8%) yang menjadi mitra binaan cukup lama yaitu 3-5 tahun. Bahkan ada mitra binaan yang mengikuti program kemitraan ini selama lebih dari 5 tahun yaitu sebanyak 2 responden (5%). 4.4. Efektivitas Program Kemitraan PT Bank X Bogor Program kemitraan PT Bank X dilaksanakan dalam beberapa jenis program, yaitu Program Pelatihan, Pembinaan, Promosi, dan Kredit Murah. Weiss (1972) menyatakan bahwa untuk mengukur efektivitas suatu program dilakukan berdasarkan kesesuaian efek program dengan tujuan dari program tersebut. Untuk itu dalam penelitian ini dilakukan pengukuran efektivitas Program kemitraan berdasarkan ketercapaian tujuan dari program kemitraan yang dilaksanakan pada Mitra binaan perusahaan. 1. Realisasi Program Kemitraan PT Bank X Terlebih dahulu peneliti menyajikan data realisasi Program Kemitraan dengan melihat Program yang diperoleh Mitra Binaan melalui Program Kemitraan PT Bank X. Data ini disajikan untuk melihat apakah perusahaan memberikan program-program ini kepada mitra binaan. Data dapat dilihat pada Tabel 6 berikut, Tabel 6. Program kemitraan yang diperoleh mitra binaan PT BankX PROGRAM Pelatihan Pembinaan Promosi Kredit Murah
Skor rataan
Urutan Peringkat Keterangan 1 3,28 Sangat Efektif 3 2,88 Efektif 4 2,71 Efektif 2 3,13 Efektif
Hasil menunjukkan bahwa Program yang paling efektif dalam realisasinya terhadap seluruh responden adalah program Pelatihan karena memiliki skor rataan terbesar yaitu 3,28 (dari skala maksimal 4,00) dengan predikat Sangat Efektif. Hal tersebut terjadi karena berdasarkan keterangan yang diperoleh dari responden, responden merasa antusias untuk ikut serta dalam Pelatihan yang ditawarkan perusahaan karena ingin menambah wawasan yang dimiliki, selain itu waktu pelaksanaan pelatihan yang tidak
41
terlalu lama juga mempermudah responden untuk menghadiri pelatihan tanpa harus meninggalkan usaha terlalu lama. Dan berdasarkan keterangan yang diperoleh dari pihak Supervisor Program Kemitraan, Program Pelatihan memang diadakan minimal satu tahun sekali dan materi yang diberikan bisa disesuaikan dengan keinginan dari mitra binaan perusahaan dengan syarat tertentu. Program yang memiliki skor rataan paling rendah adalah Program Promosi dengan nilai skor rataan sebesar 2,71 (Efektif). Perusahaan cukup sering mengadakan kegiatan pameran bagi Mitra Binaan sebagai Program promosi, namun beberapa mitra binaan kesulitan untuk mengikuti kegiatan karena mereka sibuk untuk mengurus usaha masing-masing terkait waktu kegiatan yang cukup lama yaitu selama 1 minggu, dan lokasi kegiatan yang cukup jauh bagi mitra binaan Perusahaan di Bogor. Perusahaan juga telah mempertimbangkan hal tersebut sehingga perusahaan lebih meprioritaskan usaha Mitra Binaan yang memang memungkinkan untuk mengikuti kegiatan dan mitra binaan yang antusias mengikuti kegiatan. 2. Program Kemitraan yang Dipentingkan Mitra Binaan PT Bank X Perusahaan perlu mengetahui perilaku Mitra Binaan agar pelaksanaan Program Kemitraan PT Bank X bersama Mitra Binaan bisa menjadi lebih efektif di masa yang akan datang untuk tercapainya tujuan perusahaan di dalam Program Kemitraan ini. Untuk itu peneliti menyajikan data mengenai Program Kemitraan yang dipentingkan mitra binaan. Melalui data ini kita dapat mengetahui Program-program apa saja yang lebih dipentingkan oleh Mitra Binaan perusahaan di dalam Program Kemitraan PT Bank X. Selain itu, peneliti juga dapat melihat apakah program yang diperoleh responden saat ini sesuai dengan yang dipentingkan oleh responden. Data dapat dilihat dalam Tabel 7 berikut, Tabel 7. Program kemitraan yang dipentingkan mitra binaan PT Bank X Urutan Peringkat PROGRAM Skor rataan Keterangan 2 Pelatihan 3,25 Penting 3 Pembinaan 3,05 Penting 4 Promosi 2,99 Penting 1 Kredit Murah 3,55 Sangat Penting
42
Hasil menunjukkan bahwa Program yang paling dipentingkan Mitra Binaan adalah Program Kredit Murah karena memiliki skor rataan tertinggi yaitu 3,55 (dari skala maksimal 4,00) dengan predikat Sangat Penting. Berdasarkan informasi yang diperoleh dari responden, hampir seluruh responden menjadi Mitra Binaan PT Bank X dengan tujuan ingin memperoleh tambahan modal usaha melalui Kredit Murah, disamping tujuan untuk mengembangkan usaha. Karena itu responden menganggap bahwa Program Kredit Murah Sangat penting. Kemudian untuk program yang memiliki skor rataan paling rendah adalah Program Promosi dengan nilai skor rataan sebesar 2,99 (Penting). Beberapa responden menganggap bahwa usaha yang mereka jalankan seperti usaha sembako dan sayuran, pengusaha tempe, makanan kantin dan usaha plastik tidak memerlukan promosi seperti yang diberikan PT Bank X. Responden menganggap promosi tidak akan mempengaruhi tingkat penjualan pada usaha mereka. Bila dibandingkan antara Program Kemitraan yang diperoleh dan yang dipentingkan responden sebagai Mitra Binaan terlihat adanya perbedaan pada kedua kategori tersebut. Dalam realisasi program bila diurutkan, yang paling efektif diperoleh responden adalah program Pelatihan, kemudian program Kredit Murah, program pembinaan dan yang terakhir adalah program promosi. Sedangkan, untuk program yang dipentingkan responden dalam pelaksanaan Program Kemitraan, bila diurutkan, yang paling dipentingkan responden adalah program Kredit Murah, kemudian program pelatihan, pembinaan, dan yang terakhir adalah program promosi. Terdapat perbedaan antara program pada peringkat 1 dan 2 pada kedua kategori tersebut , Program pelatihan menempati urutan atau peringkat pertama pada kategori program kemitraan yang diperoleh responden, sedangkan untuk program kredit murah menempati urutan atau peringkat kedua, sedangkan untuk kategori program kemitraan yang dipentingkan responden terjadi keadaan yang sebaliknya, yaitu program kredit murah terdapat pada urutan atau peringkat pertama, sedangkan program pelatihan pada peringkat kedua.
43
Berdasarkan keadaan dilapangan, perbedaan ini terjadi karena pada program kredit murah, tingginya harapan responden untuk mendapatkan dana kredit maksimal yaitu Rp 20 juta, sedangkan pada realisasinya tidak semua responden dapat dipenuhi harapannya, karena perusahaan memiliki pertimbangan tertentu untuk jumlah dana kredit yang diberikan pada responden dengan menyesuaikannya dengan nilai agunan dan kemampuan responden untuk pengembalian dana kredit tersebut, agar tidak menyulitkan responden itu sendiri dimasa yang akan datang.
Untuk
program pelatihan, perbedaan urutan atau peringkat terjadi karena dari setiap kegiatan pelatihan yang diselenggarakan perusahaan terdapat respon yang sangat baik dari responden, walaupun program pelatihan bukanlah tujuan utama responden dalam Program Kemitraan PT Bank X. 3. Ketercapaian tujuan Program Kemitraan PT Bank X Penilaian efektivitas Program Kemitraan berdasarkan ketercapaian tujuan pada Program Kemitraan yang dirasakan oleh responden dapat dilihat pada Tabel 8 berikut, Tabel 8. Efektivitas program kemitraan berdasarkan ketercapaian tujuan Program Kemitraan PT Bank X Pelatihan :
Skor Rataan 3,05
Keterangan Efektif
Pengetahuan
3,20
Efektif
Kemampuan
2,78
Efektif
Materi
3,18
Efektif
Pembinaan :
3,21
Efektif
Arahan
3,15
Efektif
Kelancaran
3,28
Sangat Efektif
Promosi :
2,75
Efektif
Fasilitas
2,83
Efektif
Jaringan
2,68
Efektif
Pelanggan
2,75
Efektif
Kredit Murah :
3,35 Penggunaan
Sangat Efektif 3,33
Sangat Efektif
44
Lanjutan Tabel 8 Program Kemitraan PT Bank X
Skor Rataan
Kemampuan pengembalian Perkembangan :
3,38 2,98
Keterangan Sangat Efektif Efektif
T.Kerja
2,88
Efektif
Produk
3,00
Efektif
Laba
3,08
Efektif
Secara Keseluruhan
3,07
Efektif
Hasil menunjukkan bahwa Program Kemitraan berdasarkan hasil ketercapaian tujuan program yang dirasakan responden diatas memiliki skor rataan sebesar 3,07 yang artinya tujuan program kemitraan tercapai secara efektif. Maka terdapat beberapa penjelasan mengenai hasil tersebut, yaitu : a. Program Pelatihan Program Pelatihan pada penelitian ini terdiri dari tiga atribut yaitu, pertama, atribut Pengetahuan yang artinya meningkatnya pengetahuan yang dirasakan responden setelah mengikuti kegiatan pada program Pelatihan. Atribut ini memiliki skor rataan tertinggi dalam program pelatihan yaitu 3,20 (Efektif). Artinya responden merasakan adanya peningkatan dari pengetahuan dan wawasan yang mereka miliki sebelumnya setelah mengikuti kegiatan dalam program pelatihan. Misalnya, pada pelatihan Manajemen Bisnis dan Pembukuan sederhana responden merasa memperoleh pengetahuan baru mengenai tips dan trik dalam dunia usaha serta cara pembukuan sederhana dalam keuangan usaha mereka yang sebelumnya tidak mereka ketahui, dan bagi responden yang telah berpendidikan tinggi, mereka merasa dengan pelatihan dapat me-refresh pengetahuan dan wawasan yang dimiliki. Maka, tujuan perusahaan untuk meningkatkan pengetahuan Mitra Binaan melalui program Pelatihan dapat dikatakan telah tercapai dengan efektif.
45
Kedua,
atribut
Kemampuan
yang
artinya
meningkatnya
kemampuan Mitra Binaan dalam menjalankan usahanya setelah mengikuti kegiatan pelatihan. Atribut ini memiliki skor rataan sebesar 2,78 (Efektif). Artinya, responden merasakan adanya peningkatan kemampuan mereka dalam menjalankan usaha dilihat dari kemampuan responden dalam menerapkan ilmu yang diperoleh dari pelatihan pada usaha masing-masing responden. Misalnya, responden dapat menyiasati usaha mereka agar dapat mengatasi persaingan yang dihadapi berdasarkan masukan tips yang diberikan dalam pelatihan. Maka, tujuan perusahaan
untuk
meningkatkan
kemampuan
responden
dalam
menjalankan usahanya dapat dikatakan telah tercapai dengan efektif. Ketiga, atribut Materi yang artinya kesesuaian materi pelatihan yang diberikan dengan usaha yang dijalankan Mitra Binaan. Atribut ini memiliki skor rataan sebesar 3,18 (Efektif). Artinya responden merasa bahwa isi materi yang mereka terima dalam pelatihan telah sesuai dengan usaha yang dijalankan karena memungkinkan responden untuk menerapkan materi tersebut dalam usaha mereka. Misalnya pada pelatihan Manajemen Bisnis dan Pembukuan sederhana, kedua materi tersebut sesuai dan memungkinkan responden untuk menerepkannya pada usaha mereka. Ketiga atribut ditentukan berdasarkan tujuan dari program pelatihan.
Berdasarkan
keseluruhan,
skor
rataan
Program
Pelatihan
secara
ketercapaian tujuan program pelatihan memiliki skor
rataan sebesar 3,05 (Efektif). Artinnya tujuan perusahaan di dalam program Pelatihan dapat dikatakan telah tercapai dengan efektif. b. Program Pembinaan Program Pembinaan dalam penelitian ini terdiri dari dua atribut yaitu, pertama, atribut Arahan yang artinya memberikan saran dan arahan untuk membantu mengatasi kendala usaha Mitra Binaan. Atribut ini memiliki skor rataan sebesar 3,15 (Efektif). Artinya responden pernah mendapatkan arahan serta masukan dari pembina yaitu pihak perusahaan (supervisor Program Kemitraan) dibantu dengan pihak lain
46
yang bekerjasama dengan perusahaan. Misalnya, pada responden dengan jenis usaha makanan seperti brownies, roti, dan kue-kue basah pihak pembina memberikan komentar dan masukan mengenai tampilan dan rasa produk dari Mitra Binaan tersebut agar lebih disukai konsumen mereka dan bisa lebih unggul dalam menghadapi persaingan. Maka, tujuan perusahaan untuk memberikan saran dan arahan dalam membantu mitra mengatasi kendala usahanya, dapat dikatakan efektif. Kedua, atribut Kelancaran yang artinya Mitra Binaan lancar dalam pembayaran atau pengembalian dana Kredit. Atribut ini memiliki skor rataan sebesar 3,28 (Sangat Efektif). Artinya responden tidak mengalami hambatan dalam (lancar) dalam pembayaran angsuran kredit bulanannya. Berdasarkan informasi dari responden, mereka yang pernah mengalami keterlambatan dalam pembayaran kredit bulanan selalu mendapatkan arahan dan pantauan dari pihak perusahaan agar hal tersebut tidak terjadi secara berkelanjutan, seperti memberi saran untuk selalu memasukkan setiap dana hasil usaha ke dalam rekening tabungan, agar bila responden lupa atau terjadi hal lainnya, pengembalian
atau
angsuran
bulanan
tidak
akan
mengalami
keterlambatan. Maka, tujuan perusahaan untuk membuat Mitra Binaan lancar dalam pembayaran kreditnya dapat dikatakan sangat efektif. Berdasarkan skor rataan Program Pembinaan secara keseluruhan, ketercapaian tujuan program pembinaan memiliki skor rataan sebesar 3,21 (Efektif). Artinnya tujuan perusahaan di dalam program Pembinaan secara keseluruhan dapat dikatakan telah tercapai dengan efektif. c. Program Promosi Program Promosi dalam penelitian ini terdiri dari tiga atribut, yaitu pertama, atribut Fasilitas yang artinya adalah memberikan fasilitas promosi dan penjualan kepada mitra binaan. Atribut ini memiliki skor rataan sebesar 2,83 (Efektif). Artinya responden setuju bahwa perusahaan telah memfasilitasi mereka dalam promosi dan penjualan. Misalnya, responden diberikan kesempatan untuk mengikuti event-
47
event pameran yang diadakan perusahaan, dengan stand dan brosur yang disediakan perusahaan, seperti pameran di Jakarta Convention Centre (JCC) pada bulan Februari 2011, ataupun sekedar memberikan informasi mengenai pameran yang diselenggarakan di Bogor atau kota lainnya. Selain itu, pihak perusahaan juga membantu mempromosikan usaha mitra binaan kepada mitra binaan lainnya. Maka, dengan penjelasan tadi, tujuan PT Bank X untuk memberikan fasilitas promosi dan penjualan kepada mitra binaan dapat dikatakan efektif. Kedua, atribut Jaringan yang artinya memperluas jaringan usaha mitra binaan. Perusahaan ingin membantu mitra binaan untuk mengenal lebih banyak pengusaha lain (jaringan) untuk bisa menjalin hubungan bisnis dan bekerjasama dalam usaha mereka. Atribut ini memiliki skor rataan yang paling rendah diantara atrubut lain dalam program kemitraan, yaitu sebesar 2,68 (Efektif). Artinya responden setuju bahwa mereka merasa cukup terbantu dalam memperluas jaringan usaha, karena melalui kegiatan pameran, responden dapat bertemu dengan pengusaha lain dari berbagai kota dan bidang usaha, sehingga mitra dapat memanfaatkan kesempatan tersebut untuk menjalin hubungan dengan pengusaha sejenis atau yang berhubungan dengan usaha responden. Namun, PT Bank X Bogor memang belum terlalu fokus untuk tujuan ini karena jumlah mitra binaan PT Bank X Bogor tidak terlalu banyak sedangkan keragaman usaha yang dijalankan mitra binaan pun cukup tinggi. Ketiga, atribut Pelanggan yang artinya adalah meningkatnya jumlah pelanggan mitra binaan PT Bank X Bogor. Perusahaan berharap melalui
program
promosi
ini
dapat
membantu
mitra
binaan
meningkatkan jumlah pelanggannya. Atribut ini memiliki skor rataan sebesar 2,75 (Efektif). Artinya responden merasa adanya peningkatan jumlah pelanggan dalam usaha yang dijalankan. Dengan mengikuti pameran, responden merasakan peningkatan yang cukup besar untuk penjualan mereka, responden juga mendapatkan pelanggan-pelanggan baru yang berkali-kali membeli produk responden. Untuk responden
48
yang tidak mengikuti kegiatan pameran, perusahaan telah membantu mempromosikan produk-produk mitra binaan Bogor. Karena itu jumlah pelanggan semakin meningkat. Maka, dapat disimpulkan bahwa tujuan PT Bank X Bogor dalam meningkatkan jumlah pelanggan mitra binaan dapat dikatakan efektif. Berdasarkan skor rataan Program Promosi secara keseluruhan, ketercapaian tujuan program Promosi memiliki skor rataan sebesar 2,75 (Efektif). Artinya tujuan perusahaan di dalam program Promosi secara keseluruhan dapat dikatakan telah tercapai dengan efektif. d. Kredit Murah Program Kredit Murah dalam penelitian ini terdiri dari dua atribut, yaitu pertama, atribut Penggunaan yang artinya adalah Dana digunakan untuk mengembangkan usaha mitra binaan. Atribut ini memiliki skor rataan sebesar 3,33 (Sangat Efektif). Artinya responden benar-benar telah menggunakan dana kredit yang diperoleh melalui Program Kemitraan untuk keperluan usaha mitra binaan. Berdasarkan informasi dari
responden,
mereka
memang
memiliki
tujuan
untuk
mengembangkan usaha yang dijalankan, karena itu responden menggunakan dana kredit sebagai tambahan modal usaha. Misalnya, dana digunakan untuk memperbaiki toko, untuk menambah volume produk yang dijual, untuk menambah jumlah bahan baku produksi dalam usaha, untuk membeli perlengkapan dan peralatan usaha seperti mesin cash, rak display toko, lemari es, dan lain-lain. Maka, dengan penjelasan tersebut tujuan PT Bank X Bogor agar dana kredit benarbenar digunakan mitra binaan untuk mengembangkan usahanya dapat dikatakan sangat efektif. Kedua, atribut Kemampuan pengembalian yang artinya adalah angsuran kredit yang harus dibayar mitra binaan perbulan nya sesuai dengan kemampuan mitra binaan. Atribut ini memiliki skor rataan tertinggi dari seluruh atribut dalam Program Kemitraan yaitu sebesar 3,38 (Sangat efektif). Artinya responden sangat setuju bahwa besarnya angsuran yang harus dibayar mitra binaan tiap bulannya untuk
49
pengembalian dana kredit telah sesuai dengan kemampuan keuangan mitra binaan. Hal ini dapat terlihat dari tidak adanya responden yang mengalami gagal bayar pada perusahaan. Berdasarkan keterangan dari pihak PT Bank X Bogor, saat penentuan jumlah kredit pinjaman Mitra Binaan diberi kebebasan untuk memilih besar angsuran yang mampu dibayarkan perbulannya atau jangka waktu pengembalian pinjaman, sehingga responden bisa menyesuaikan besar angsuran dengan kemampuan
keuangannya.
Perusahaan
juga
tentu
saja
telah
memperhitungkan kemampuan keuangan mitra binaan untuk mengatasi risiko kredit macet pada mitra binaan dan untuk menentukan jumlah pinjaman yang mungkin diberikan. Dengan demikian maka tujuan perusahaan untuk memberikan dana kredit serta jumlah angsuran pengembalian yang sesuai dengan kemampuan mitra binaan dapat dikatakan sangat efektif. Berdasarkan
skor
rataan
Program
Kredit
Murah
secara
keseluruhan, ketercapaian tujuan program Kredit murah memiliki skor rataan sebesar 3,35 (Efektif) dan skor tersebut merupakan skor rataan tertinggi diantara seluruh program pada Program Kemitraan. Artinnya tujuan perusahaan di dalam program Kredit murah secara keseluruhan dapat dikatakan telah tercapai dengan sangat efektif. e. Perkembangan Mitra Binaan PT Bank X Bogor PT Bank X Bogor dalam Program Kemitraan ingin membantu mitra binaan dalam mengembangkan usaha yang dijalankan mitra binaan karena hal ini merupakan tujuan dari program kemitraan perusahaan. Untuk itu peneliti juga memasukkan variabel Perkembangan dalam menganalisis efektivitas program kemitraan PT Bank X Bogor. Pada variabel Perkembangan, terdiri dari tiga atribut yang ditentukan berdasarkan atribut yang digunakan dalam penelitian serupa oleh Prisilla (2008). Atribut tersebut diantaranya, pertama, Tenaga kerja yang artinya adalah meningkatnya jumlah tenaga kerja yang dimiliki mitra binaan. Atribut ini memiliki skor rataan sebesar 2,88 (Efektif). Artinya rata-rata responden mengalami peningkatan dalam jumlah tenaga
50
kerja dalam usaha yang dijalankan. Responden menambah jumlah tenaga kerja karena telah mampu membayar tenaga kerja baru untuk membantu responden menjalankan usaha. Salah satu contoh adalah UKM matrial dan kerajinan bambu yang kini tenaga kerjanya bertambah untuk menghadapi pesanan produk dalam jumlah banyak. Kedua, atribut Produk yang artinya adalah adanya pengembangan produk mitra binaan seperti jenis produk atau variasi produk. Atribut ini memiliki skor rataan sebesar 3,00 (Efektif). Artinya rata-rata responden mengalami perkembangan dari segi produk. Setelah menjadi mitra binaan PT Bank X responden setuju bahwa mereka bisa menjual produk yang lebih bervariasi untuk memuaskan konsumen mereka. Misalnya pengusaha kue yang sebelumnya hanya menjual kue-kue kering, kini bisa memperbanyak variasi produknya dengan beragam kue basah. Ketiga, atribut Laba yang artinya adanya peningkatan laba usaha mitra binaan. Atribut ini memiliki skor rataan sebesar 3,08 (Efektif). Artinya rata-rata responden setuju bahwa mereka mengalami peningkatan laba bersih usaha setelah menjadi Mitra Binaan PT Bank X Bogor. Hal ini terlihat dari perbandingan pendapatan bersih rata-rata perbulan dari usaha responden antara saatbsebelum bermitra dan saat ini. Berdasarkan informasi yang diperoleh dari responden, rata-rata pendapatan bersih mereka perbulan mengalami peningkatan sebesar 54,5% sejak mengikuti program kemitraan. Secara keseluruhan, perkembangan mitra binaan memiliki skor rataan sebesar 2,98 (Efektif). Maka dengan penjelasan pada masingmasing atribut sebelumnya, tujuan perusahaan untuk membantu mitra binaan dalam mengembangkan usaha dapat dikatakan efektif. 4.5.
Penilaian Tingkat Kepentingan Kemitraan PT Bank X Bogor
terhadap
Efektivitas
Program
Importance and Performance Analysis (IPA) adalah salah satu cara yang dapat menggambarkan tingkat kesesuaian antara Kepentingan (Harapan) dengan kinerja dari atribut- atribut yang dimiliki perusahaan. Berdasarkan hasil analisis deskriptif mengenai program kemitraan yang
51
dipentingkan mitra binaan dan efektivitas program kemitraan pada tabel 6, 7, dan tabel 8, selanjutnya nilai atribut dapat dibandingkan untuk mengetahui tingkat kesesuaian efektivitas program dengan kepentingan mitra binaan seperti pada tabel 9 berikut, Tabel 9. Tingkat kesesuaian kepentingan dan efektivitas program kemitraan Atribut
Kepentingan (Y)
Efektivitas (X)
Pelatihan Pembinaan Promosi Kredit Murah Rataan
3,25 3,05 2,99 3,55 3,04
3,16 3,03 2,73 3,25 3,21
Tingkat Kesesuaian (%) 97,14 99,20 91,34 91,45 94,78
Langkah berikutnya adalah menentukan koordinat garis pembagi dalam matriks IPA dengan melihat rataan efektivitas sebagai koordinal X (3,21) dan rataan kepentingan sebagai koordinat Y (3,04) dalam sebagai titik yang menentukan garis pembagi dalam matriks IPA. Setelah terlihat garis pembagi dalam matriks IPA, maka terlihat empat buah kuadran yang merupakan gambaran evaluasi dari masing-masing atribut. Nilai total dari atribut tingkat kepentingan dan tingkat efektivitas program kemitraan dipetakan dalam sebuah diagram kartesius yang ditunjukkan pada Gambar 9. Diagram menunjukkan bahwa atribut tersebar pada Kuadran II dan III. Kuadran II menunjukkan atribut yang dianggap penting dan telah dilaksanakan dengan sangat baik oleh perusahaan sesuai dengan harapan mitra binaan. Atribut yang berada pada kuadran ini sebaiknya dipertahankan dan lebih ditingkatkan lagi. Atribut yang terdapat pada kuadran ini antara lain atribut 1 (Pelatihan), dan atribut 4 (Kredit murah). Dilihat dari tingkat kesesuaian, menunjukkan bahwa kesesuaian efektivitas program pelatihan dan kredit murah dengan harapan mitra binaan termasuk tinggi.
52
3,6 K e p e n t i n g a n
4 3,5 3,4 3,3 1 3,2 3,1 2 3
3
2,9 2,70
2,80
2,90
3,00
3,10
3,20
3,30
Performance
Gambar 9. Diagram kartesius tingkat kepentingan dan tingkat efektivitas program kemitraan Keterangan : 1
: Pelatihan
2
: Pembinaan
3
: Promosi
4
: Kredit Murah Kuadran III menunjukkan atribut yang dinilai kurang penting dan
dinilai kurang maksimal efektivitasnya sehingga atribut-atribut di kuadran ini sebaiknya dipertimbangkan apakah ditingkatkan atau tidak. Atribut yang ada pada kuadran ini antara lain atribut 2 (Pembinaan), dan atribut 3 (Promosi). Yang menjadi titik ekstrim dalam kuadran ini adalah atribut 3 (Promosi). Hal ini berarti mitra binaan menganggap bahwa program promosi dinilai belum penting dan pelaksanaannya belum sesuai harapan mereka. Berdasarkan informasi dari responden, mereka akan mengikuti program promosi bila lokasi kegiatan seperti pameran di adakan di dalam kota. Mereka merasa bahwa bila bisnis mereka ditinggalkan untuk mengikuti kegiatan promosi maka usaha mereka akan rugi. Oleh karena itu, sebaiknya perusahaan memberikan pemahaman mengenai peran penting kegiatan promosi terhadap usaha mitra agar pelaksanaan program promosi dapat ditingkatkan.
53
4.6. Hubungan Karakteristik Responden dengan Efektivitas Program Kemitraan PT Bank X Bogor Dalam penelitian ini juga dilakukan uji Tabilasi silang (crosstabs), yaitu suatu pengujian yang dilakukan untuk melihat apakah efektifitas program kemitraan PT Bank X Bogor yang terdiri dari program pelatihan, pembinaan, promosi dan kredit murah berhubungan dengan karakteristik dari responden sebagai mitra binaan perusahaan yang terdiri dari jenis kelamin, usia, pendidikan, jenis usaha dan lama bermitra. Berdasarkan hasil uji Crosstabs antara program kemitraan yang diperoleh dengan karakteristik mitra binaan yang dilakukan pada 40 responden penelitian, diperoleh hasil bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara karakteristik Lama bermitra dengan program Kredit murah dengan asymp.sig = 0,020 yang lebih kecil dari sig. 0,05 yang artinya tolak H0 dengan hasil tabulasi silang yang dapat dilihat pada Tabel 10 berikut, Tabel 10. Tabulasi silang karakteristik lama bermitra dengan realisasi program kredit murah Kredit murah Lama_bermitra > 5Tahun 0-1 Tahun 1-3 tahun 3-5 tahun Total
Tidak efektif
efektif 0 2 0 2 4
Sangat efektif
1 9 16 1 27
Total 1 2 6 0 9
2 13 22 3 40
Program kredit murah dalam pelaksanaannya memang memberi pilihan pada mitra binaan untuk jangka waktu pengembalian pinjaman selama maksimal 3 tahun, dengan demikian dana angsuran pinjaman yang harus dibayarkan mitra binaan tiap bulannya akan menjadi lebih kecil nominalnya dan rata-rata mitra mengambil jangka waktu pengembalian 3 tahun sehingga, mitra binaan dapat membayar kredit dengan lebih ringan dan sesuai dengan kemampuan mitra binaan. Dapat disimpulkan bahwa bila semakin lama jangka waktu yang dipilih mitra binaan untuk kredit murah, maka efektivitas program kredit murah semakin meningkat.
54
Tabel 11. Hasil uji crosstabs (nilai chi-square) karakteristik mitra binaan dengan program kemitraan yang dipentingkan responden Karakteristik 2
J.Kelamin Pendidikan Karakteristik J.Kelamin Jenis Usaha
X hitung 6,667 25,988 12,000 22,839
Pelatihan X2tabel 5,992 18,307 Promosi 7,815 21,026
Keterangan Sig. 0,036 0,004 0,007 0,029
Tolak H0 Tolak H0 Keterangan Tolak H0 Tolak H0
Berdasarkan nilai chi square, ternyata tidak ada karakteristik mitra binaan yang memiliki hubungan signifikan terhadap program Kredit murah, artinya karakteristik mitra binaan tidak mempengaruhi kepentingan mereka terhadap program kredit murah. Namun terdapat hubungan yang signifikan antara karakteristik mitra binaan dengan program pelatihan dan promosi seperti terlihat pada Tabel 11. 4.7. Loyalitas Mitra Binaan PT Bank X Bogor Sebelum menganalisis hubungan antara efektivitas program kemitraan dengan loyalitas, terlebih dahulu peneliti menjelaskan mengenai Loyalitas dari responden sebagai mitra binaan PT Bank X Bogor. Data mengenai loyalitas responden dapat dilihat pada Tabel 12 berikut, Tabel 12. Loyalitas mitra binaan PT Bank X Bogor Loyalitas Mitra Binaan Atribut
Skor Rataan
Keterangan
Kepuasan
3,33
Sangat setuju
Tetap
3,03
Setuju
Lagi
2,86
Setuju
Rekomendasi
2,69
Setuju
Secara Keseluruhan :
2,98
Setuju
Dalam penelitian ini loyalitas terdiri dari empat atribut, pertama, atribut Kepuasan yang artinya Mitra binaan merasa puas terhadap Program kemitraan yang dijalankan bersama PT Bank X Bogor. Atribut ini memiliki
55
skor rataan sebesar 3,33 (dari skor max. 4,00). Artinya responden sangat setuju bahwa mereka puas dengan Program kemitraan pada PT Bank X Bogor. Berdasarkan informasi dari responden, Mereka merasa puas karena apa yang mereka inginkan dalam program kemitraan telah terpenuhi dan mereka rata-rata tidak pernah mengajukan keluhan apapun mengenai program kemitraan ini. Kedua, atribut Tetap yang artinya mitra binaan tetap memilih Program kemitraan dengan PT bank X Bogor dari pada dengan bank lain. Atribut ini memiliki skor rataan sebesar 3,03. Artinya responden setuju bahwa mereka akan tetap memilih program kemitraan di PT Bank X daripada bank lain. Ini terjadi karena menurut responden tidak ada bank yang menawarkan program kemitraan dengan bantuan dana kredit berbunga sangat rendah seperti di PT Bank X yaitu dengan bunga 0,5 % perbulan. Ketiga, atribut Lagi yang artinya Mitra binaan tertarik untuk bekerjasama lagi dengan PT Bank X Bogor dan tertarik menggunakan produk Bank X lainnya. Atribut ini memiliki skor rataan 2,86. Artinya responden setuju bahwa mereka tertarik untuk bekerjasama lagi dan menggunakan produk Bank X lainya. Misalnya untuk mengikuti Program Kemitraan periode 2, melanjutkan ke tahap Mikro, ataupun menggunakan produk nasabah PT bank X. Keempat, atribut Rekomendasi yang artinya adalah mitra binaan merekomendasikan Program Kemitraan PT Bank x kepada orang lain. Atribut ini memiliki skor rataan sebesar 2,69. Artinya rata-rata responden setuju bahwa mereka telah merekomendasikan Program kemitraan PT Bank X Bogor seperti kepada rekan atau keluarga mereka. Secara keseluruhan, Loyalitas mitra binaan memiliki skor sebesar 2,98 sehingga dapat dikatakan responden setuju bahwa mereka loyal terhadap PT Bank X Bogor.
56
4.7. Hubungan Antara Ekeftivitas Program Kemitraan dengan Loyalitas Mitra Binaan Program Kemitraan PT Bank X Bogor memiliki tujuan agar melalui program kemitraan ini juga mitra binaan dapat bersikap loyal terhadap perusahaan. Untuk itu peneliti menganalisis apakah efektivitas program kemitraan ini berhubungan dengan loyalitas mitra binaan terhadap perusahaan atau tidak. Peneliti melakukan analisis tersebut dengan metode uji korelasi Rank Spearman. Hasil uji korelasi dapat dilihat pada Tabel 13 berikut, Tabel 13. Hasil uji korelasi rank spearman antara program kemitraan dengan loyalitas mitra binaan Efektivitas
Hub. dengan Loyalitas Koefisien korelasi Sig. Pelatihan 0,631 0,000 Pembinaan 0,577 0,000 Promosi 0,584 0,000 Kredit murah 0,366 0,020 Perkembangan 0,421 0,007 (Korelasi Secara Keseluruhan) Program Kemitraan 0,424 0,006 H0 : Tidak ada hubungan yang nyata antara dua variabel H1 : Terdapat hubungan yang nyata antara dua variabel Berdasarkan hasil korelasi diatas dapat dilihat bahwa, 1. Efektivitas program pelatihan memiliki hubungan dengan loyalitas mitra binaan dengan koefisien korelasi sebesar 0,631 yang artinya tingkat korelasinya termasuk dalam kategori Kuat. Korelasi ini signifikan pada taraf nyata 5% karena memiliki nilai-p = 0,000 (nilai-p < 0,05). Sehingga semakin tinggi efektivitas Program pelatihan maka mitra binaan akan semakin loyal. 2. Efektivitas program pembinaan memiliki hubungan dengan loyalitas mitra binaan dengan koefisien korelasi sebesar 0,577 yang artinya tingkat korelasinya termasuk dalam kategori sedang. Korelasi ini signifikan pada taraf nyata 5% karena memiliki nilai-p = 0,000 (nilai-p < 0,05). Maka, terdapat hubungan linier yang positif antara efektivitas program dengan
57
loyalitas mitra binaan (tolak H0 ). Dengan demikian semakin tinggi efektifitas program pembinaan maka semakin tinggi pula loyalitas mitra binaan. 3. Efektivitas program promosi memiliki hubungan dengan loyalitas mitra binaan dengan koefisien korelasi sebesar 0,584 yang artinya tingkat korelasinya termasuk dalam kategori Sedang. Korelasi ini signifikan pada taraf nyata 5% dengan nilai-p = 0,000 (nilai-p < 0,05). Maka kedua peubah memiliki hubungan linier yang positif (semakin tinggi efektivitas program promosi maka semakin tinggi pula loyalitas mitra binaan). 4. Efektivitas program kredit murah memiliki hubungan dengan loyalitas mitra binaan dengan koefisien korelasi sebesar 0,366 yang termasuk dalam kategori tingkat korelasi rendah. Korelasi ini signifikan pada taraf nyata 5% dengan nilai-p = 0,020 (nilai-p < 0,05). Maka dapat dikatakan efektivitas program kredit murah dan loyalitas mitra binaan memiliki hubungan linier yang positif ( semakin tinggi efektivitas program kredit murah maka semakin tinggi pula loyalitas mitra binaan). 5. Efektivitas perkembangan pada mitra binaan PT Bank X Bogor terlihat memiliki hubungan dengan loyalitas mitra binaan. Nilai koefisien korelasinya sebesar 0,421 yang termasuk dalam kategori tingkat korelasi sedang. Korelasi juga signifikan pada taraf nyata 5% dengan nilai-p = 0,007 (nilai-p < 0,05). Maka, dapat dilatakan kedua peubah memiliki hubungan linier yang positif (semakin tinggi efektivitas perkembangan usaha yang dirasakan mitra binaan maka semakin tinggi pula loyalitas mitra binaan terhadap perusahaan). Berdasarkan Hasil uji korelasi secara keseluruhan terhadap efektivitas program kemitraan PT Bank X Bogor, dapat dilihat bahwa efektivitas program kemitraan memiliki hubungan dengan loyalitas mitra binaan. Nilai koefisien korelasi antara kedua peubah sebesar 0,424 yang termasuk dalam kategori tingkat korelasi yang sedang. Korelasi ini signifikan terhadap taraf nyata 5% dengan nilai-p = 0,006 (nilai-p < 0,05). Maka, dalam Program Kemitraan PT Bank X Bogor, terdapat hubungan linier yang positif antara efektivitas program kemitraan dengan loyalitas mitra binaan. Artinya semakin
58
tinggi efektivitas program kemitraan yang dilaksanakan perusahaan maka akan semakin tinggi pula loyalitas dari mitra binaan mereka. 4.8. Implikasi Manajerial Program kemitraan merupakan bentuk tanggung jawab perusahaan terhadap komunitas dan masyarakat. Dalam pelaksanaannya program kemitraan memerlukan alokasi sumberdaya perusahaan baik finansial maupun sumberdaya manusia. Penyelenggara program bertanggung jawab dalam menciptakan efektivitas Program kemitraan demi tercapainya tujuan perusahaan. Berdasarkan hasil penelitian mengenai efektivitas program kemitraan PT Bank X dengan Usaha kecil di Bogor, dapat disimpulkan bahwa program kemitraan PT Bank X Bogor dapat dikatakan efektif dan memiliki tingkat kesesuaian yang tinggi dengan harapan mitra binaan. Program Kemitraan ini juga ternyata memang berhubungan dengan loyalitas mitra binaan. Pelatihan mitra binaan merupakan atribut yang paling berhubungan dengan loyalitas mitra binaan dibandingkan dengan atribut lainnya. Program Kemitraan yang memiliki skor efektivitas paling tinggi adalah Kredit Murah, sedangkan program yang memiliki skor efektivitas terendah adalah Program Promosi. Selain itu, terdapat gap (perbedaan) antara efektivitas program dengan program-program yang dipentingkan mitra binaan berdasarkan hasil Importance Performance Analysis (IPA). Dengan mengetahui hasil tersebut, perlu diadakan penyesuaian-penyesuaian dalam program kemitraan. Berdasarkan hasil uji IPA didukung teori Weiss (1972) mengenai tindak lanjut evaluasi efektivitas program yang dapat bermanfaat dalam pengambilan keputusan, penyesuaian
yang dapat direkomendasikan
diantaranya adalah sebagai berikut, a.
Pada uji IPA program pelatihan dan kredit murah berada pada daerah kuadran II yang artinya memiliki kepentingan yang tinggi dan efektivitas yang sesuai dengan harapan mitra binaan. Maka berdasarkan teori, program tersebut harus dipertahankan dan dapat ditingkatkan. Perusahaan perlu mempertahankan program Kredit
59
murah dengan bunga 0,5% perbulan untuk mempertahankan loyalitas mitra binaan. Untuk program pelatihan, berdasarkan hasil uji korelasi pelatihan memiliki hubungan yang kuat dengan loyalitas mitra binaan untuk itu, pihak perusahaan dapat memberikan materi baru yang sesuai serta lebih mudah untuk diaplikasikan agar efektivitasnya dapat ditingkatkan. b. Program pembinaan dan promosi berada pada kuadran III pada diagram IPA, artinya kedua program kurang dipentingkan oleh mitra binaan dan efektivitas program tersebut kurang sesuai dengan harapan mitra binaan. Berdasarkan informasi dari responden, rata-rata mereka akan mengikuti program promosi bila lokasi kegiatan seperti pameran di adakan di dalam kota. Mereka merasa bahwa bila bisnis mereka ditinggalkan untuk mengikuti kegiatan promosi maka usaha mereka akan rugi. Oleh karena itu, sebaiknya perusahaan memberikan pemahaman mengenai peran penting kegiatan promosi terhadap usaha mitra agar pelaksanaan program promosi dapat ditingkatkan. Untuk peningkatan efektivitas program pembinaan, pihak Bank X Bogor diharapkan membentuk tim monitoring khusus untuk memantau dan mendampingi mitra binaan secara terjadwal agar mitra binaan lebih terarah. c. Perusahaan mengarahkan Mitra binaan untuk berkembang ke tahap Mikro, berdasarkan hasil penelitian mitra juga memiliki harapan tinggi untuk kredit murah, namun rata-rata mitra binaan merasa takut dengan bunga yang lebih besar pada tahap Mikro walaupun dana nya lebih tinggi. Untuk itu perlu adanya program semi mikro untuk memudahkan transisi mitra binaan dari program kemitraan ke tahap yang lebih tinggi yaitu tahap mikro. d. Atribut Jaringan Usaha merupakan atribut yang memiliki efektivitas paling rendah. Perusahaan perlu mempererat hubungan antar mitra binaan sendiri agar mitra binaan bisa memperluas jaringan usaha mereka dan terjadi hubungan bisnis yang baik antar mitra binaan. Misalnya dengan mengadakan pertemuan rutin antar mitra binaan.
60
Sehingga jaringan usaha mitra lebih luas dan efektivitas program promosi dapat ditingkatkan.
KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan Berdasarkan pada hasil penelitian mengenai efektivitas program kemitraan PT Bank X dengan Usaha Kecil di Bogor, maka diperoleh beberapa kesimpulan berikut, a. Karakteristik umum pengusaha kecil yang menjadi mitra binaan PT Bank X Bogor memiliki proporsi yang sama antara perempuan dan laki-laki, dengan usia lebih dari 40 tahun, pendidikan terakhir SMU/SMK, Jenis usaha yang dijalankan adalah usaha Makanan, dan Lama bermitra dengan PT Bank X antara 1-3 tahun. b. Efektivitas Program Kemitraan PT Bank X Bogor, dari segi realisasi program yang paling efektif diperoleh mitra binaan adalah program pelatihan. Dari segi ketercapaian tujuan, secara keseluruhan program kemitraan dapat dikatakan efektif. Dan program yang paling tinggi efektivitasnya adalah program Kredit Murah c. Berdasarkan hasil Tabulasi silang (Cross tab) terdapat hubungan yang signifikan antara karakteristik Lama bermitra dengan efektivitas program Kredit murah. d. Berdasarkan hasil uji korelasi rank spearman terdapat hubungan linier yang positif antara efektivitas program kemitraan dengan loyalitas mitra binaan terhadap perusahaan, sehingga semakin efektif program kemitraan maka mitra binaan semakin loyal. Variabel yang paling kuat hubungannya dengan loyalitas adalah program Pelatihan mitra binaan. 2. Saran Terdapat beberapa saran yang dapat direkomendasikan berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, diantaranya : a. Perusahaan perlu mempertahankan program Kredit murah dengan bunga 0,5% perbulan untuk mempertahankan loyalitas mitra binaan. b. perusahaan dapat memberikan materi baru yang sesuai serta lebih mudah untuk diaplikasikan agar efektivitasnya dapat ditingkatkan.
62
c. perusahaan memberikan pemahaman mengenai peran penting kegiatan promosi terhadap usaha mitra agar pelaksanaan program promosi dapat ditingkatkan d. pihak Bank X Bogor diharapkan membentuk tim monitoring khusus untuk memantau dan mendampingi mitra binaan secara terjadwal agar mitra binaan lebih terarah. e. perlu adanya program semi mikro untuk memudahkan transisi mitra binaan dari program kemitraan ke tahap yang lebih tinggi yaitu tahap mikro. f. Perusahaan perlu mempererat hubungan antar mitra binaan sendiri agar mitra bisa memperluas jaringan usaha mereka dan terjadi hubungan bisnis antar mitra. Misalnya dengan mengadakan pertemuan rutin antar mitra binaan.
DAFTAR PUSTAKA
Budimanta, A dkk. 2004. Corporate Social Responsibility : jawaban bagi model pembangunan indonesia masa kini. ICSD, Jakarta. Engel, Blackwell, Miniard. 1995. Perilaku Konsumen. Binaputra Aksara, Jakarta. Griffin, J. 2005. Customer Loyalty : menumbuhkan dan mempertahankan kesetiaan pelanggan. Erlangga, Jakarta. Hanke, T and W. Stark. 2009. Strategy Development : conceptual framework on corporate social responsibility. Journal of Business Ethics 85 : 507516. HM, Jogiyanto. 2008. Metodologi Penelitian Sistem Informasi. Penerbit ANDI, Yogyakarta. Kotler, P dan Andreansen. 1995. Strategi Pemasaran untuk Organisasi Nirlaba: edisi ketiga. Gajah Mada University Press, Yogyakarta. Kotler, P dan K.L. Keller. 2008. Manajemen Pemasaran : edisi 12. PT Indeks, Jakarta. Miron dan D. Sarimulie. “Peluang Pemberdayaan Petani Melalui Program CSR”. Hortikultura. Edisi 47. Majalah Hortikultura, 2007, h. 8-11, Jakarta. Prabowo, A. 2009. Kajian Efektivitas Program CSR Yayasan Unilever Indonesia (Studi Kasus : Pasar minggu, Jakarta). Skripsi pada Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Bogor. Prisilla, C. 2008. Analisis Efektivitas Program Corporate Social Responsibility dalam Program Kemitraan dan Bina Lingkungan PT Persero Pelabuhan Indonesia III Cabang Tanjung Perak (Studi Kasus : Efektivitas Program dalam Mengembangkan Usaha Mitra Binaan). Skripsi pada Departemen Administrasi Niaga Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Hang Tuah. Surabaya. Rangkuti, F. 2005. Riset Pemasaran. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Situs PKBL BUMN. 2011. Tentang PKBL. http://pkbl.bumn.go.id/index/profil/id/1. [7 Februari 2011] Solihin, I. 2009. Corporate Social Responsibility : from charity to sustainability. Salemba Empat, Jakarta.
64
Supranto, J. 2003. Metode Riset : aplikasinya dalam pemasaran. Rineka Cipta, Jakarta. Susanti, L. 2009. Pengembangan Usaha Kecil dan Menengah dalam Pelaksanaan Corporate Social Responsibility (Studi Kasus Perusahaan Geothermal di Kecamatan Kabandungan, Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat). Skripsi pada Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia, IPB. Bogor. Turker, D. 2008. How Corporate Social Responsibility Influences Organizational Commitment. Journal of Business Ethics 89:189-204. Umar, H. 2005. Metode Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
LAMPIRAN
65
Lampiran 1. Kuesioner penelitian KUESIONER PENELITIAN
Tanggal Pengisian
:………..
No.
:………..
Responden yang terhormat : Kuesioner ini digunakan sebagai bahan untuk penyusunan Skripsi mengenai “Analisis Efektivitas Program Kemitraan PT Bank X dengan Usaha Kecil di Bogor”, oleh Intan Fitriyanti / H24070023, Mahasiswa Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor. Kuesioner ini sangat penting bagi penelitian, karena itu mohon Anda mengisi kuesioner ini secara lengkap dan benar sesuai dengan pendapat Anda. Semua informasi yang diterima hanya digunakan untuk kepentingan akademis. Atas partisipasi Anda saya ucapkan terima kasih. IDENTITAS RESPONDEN Nama
: _____________________________________
Nomor Telp/Hp
: _____________________________________
Alamat
: _____________________________________
Jenis Usaha
: _____________________________________
I. Data Demografi (berikan salah satu jawaban yang paling sesuai dengan Anda) 1. Jenis Kelamin
: a. Laki-laki
b. Perempuan
2. Usia
: a. 17-23 tahun
c. 31-40 tahun
b. 24-30 tahun
d. > 40 tahun
3. Status
: a. Menikah
b. Belum Menikah
4. Asal daerah
: __________________________________
5. Pendidikan terakhir
: a. SD/SMP
d. S1
b. SMU/SMK
e. S2
c. D3
f. S3
66
Lanjutan Lampiran 1 6. Pekerjaan
: a. Mahasiswa
e. Pedagang
b. Pelajar
f. Petani
c. Wiraswasta
g. Lainnya,______________
7. Pendapatan bersih rata-rata perbulan : (Sebelum menjadi mitra) : a. di bawah Rp1.000.000
f. Rp5.000.000-Rp6.000.000
b. Rp1.000.000 – Rp2.000.000
g. Rp6.000.000-Rp7.000.000
c. Rp2.000.000 – Rp3.000.000
h. Rp7.000.000-Rp8.000.000
d. Rp3.000.000 – Rp4.000.000
i. Di atas Rp8.000.000
e. Rp4.000.000 – Rp5.000.000 (Setelah menjadi mitra) : a. di bawah Rp1.000.000
f. Rp5.000.000-Rp6.000.000
b. Rp1.000.000 – Rp2.000.000
g. Rp6.000.000-Rp7.000.000
c. Rp2.000.000 – Rp3.000.000
h. Rp7.000.000-Rp8.000.000
d. Rp3.000.000 – Rp4.000.000
i. Di atas Rp8.000.000
e. Rp4.000.000 – Rp5.000.000 8. Sudah berapa lama Anda menjadi Anggota Mitra Binaan PT Bank X ? ________Bulan/Tahun*(coret yang tidak sesuai) 9. Sudah berapa kali Anda menjadi Mitra Binaan PT Bank X ? a. Satu kali (1x)
b. Dua kali (2x)
10. Dari mana Anda memperoleh Informasi mengenai Program Kemitraan PT Bank X ? a. Koran/Majalah
d.Teman
b. Internet
e. Keluarga/Kerabat
c. Pihak PT Bank X Bogor
f. Lainnya,____________
67
Lanjutan Lampiran 1 II. Pelaksanaan Program Kemitraan 1. Program apa saja yang telah Anda terima sebagai Mitra Binaan Bank X ? (jawaban boleh lebih dari satu) a. Pelatihan
( _________________Kali)
b. Konseling
( _________________Kali)
c. Promosi
( _________________Kali)
d. Pameran
( _________________Kali)
e. Kredit Murah
( _________________Juta)
2. Apakah PT Bank X telah memberikan Program Pelatihan kepada Anda sebagai Mitra Binaan ? a. Sangat Tidak Setuju
b. Tidak Setuju
c. Setuju
d. Sangat Setuju
3. Apakah PT Bank X telah melakukan Pembinaan kepada Anda sebagai Mitra Binaan ? a. Sangat Tidak Setuju
b. Tidak Setuju
c. Setuju
d. Sangat Setuju
4. Apakah PT Bank X telah memberikan Program Promosi kepada Anda sebagai Mitra Binaan ? a. Sangat Tidak Setuju
b. Tidak Setuju
c. Setuju
d. Sangat Setuju
5. Apakah PT Bank X telah memberikan Kredit Murah kepada Anda sebagai Mitra binaan ? a. Sangat Tidak Setuju
b. Tidak Setuju
c. Setuju
d. Sangat Setuju
6. Selain pelatihan, Pembinaan, promosi, dan kredit murah, program apa lagi yang Anda butuhkan sebagai Mitra Binaan ?Jawab :__________________________
68
Lanjutan Lampiran 1 III. Atribut Program Kemitraan yang Dipentingkan Mitra Binaan Petunjuk
No 1
: Mohon diisi sesuai dengan pendapat anda dengan memberi tanda ( √ ) pada kolom yang telah disediakan, seperti contoh: Pernyataan
Sangat Tidak Penting
Tidak Penting
Penting
Sangat Penting
Anda Memperoleh Program pelatihan √
Pertanyaan
No 1 2 3 4
: Menurut Anda bagaimanakah tingkat kepentingan dari pernyataan berikut ini ? Pernyataan
Sangat Tidak Penting
Tidak Penting
Penting
Sangat Penting
Anda Memperoleh Program pelatihan Anda Memperoleh Program Pembinaan Anda Memperoleh Program promosi Anda Memperoleh Kredit Murah
IV. Efektivitas Program Kemitraan Berdasarkan Tujuan Petunjuk
No 1
No
1 2 3
: Mohon diisi sesuai dengan pendapat anda dengan memberi tanda ( √ ) pada kolom yang telah disediakan, seperti contoh: Pernyataan
Sangat Tidak setuju
Tidak setuju
Meningkatkan Pengetahuan dan wawasan mitra binaan
Peryantaan Program Pelatihan Meningkatkan Pengetahuan dan wawasan mitra binaan Meningkatkan kemampuan mitra binaan dalam menjalankan usaha Materi Pelatihan sesuai dengan usaha yang dijalankan mitra binaan
Setuju
Sangat setuju
√
Sangat Tidak setuju
Tidak setuju
Setuju
Sangat setuju
69
Lanjutan Lampiran 1 No
4 5 6 7 8 9 10
11 12 13 14 15 16 17
Peryantaan
Sangat Tidak setuju
Tidak setuju
Setuju
Program Pembinaan Memberikan saran dan arahan untuk mengatasi kendala usaha mitra binaan Mitra binaan lancar dalam membayar Kredit Program Promosi Memberikan fasilitas promosi dan penjualan kepada mitra binaan Memperluas jaringan usaha mitra binaan Meningkatnya jumlah pelanggan mitra binaan Program Kredit Murah Dana digunakan untuk mengembangkan usaha mitra binaan Angsuran Kredit sesuai dengan kemampuan pengembalian mitra binaan Perkembangan Mitra Binaan Meningkatnya jumlah tenaga kerja yang dimiliki mitra binaan Adanya pengembangan Produk mitra binaan Adanya Perkembangan laba usaha Loyalitas Mitra Binaan Mitra binaan puas dengan Program Kemitraan Mitra binaan lebih memilih PT Bank X dari pada bank lain Mitra tertarik untuk bekerjasama lagi dengan PT Bank X Mitra binaan merekomendasikan Program Kemitraan PT Bank X kepada orang lain TERIMAKASIH ATAS KESEDIAAN ANDA DALAM MENGISI KUESIONER INI
Sangat setuju
70
Lampiran 2. Hasil uji validitas 1. Validitas atribut Program Kemitraan yang diperoleh
Program_diperoleh Pelatihan
Pearson Correlation
.669
Sig. (2-tailed)
.000
N Pembinaan
40
Pearson Correlation
.711
Sig. (2-tailed)
40
Pearson Correlation
.803
Sig. (2-tailed)
**
.000
N Kredit_murah
**
.000
N Promosi
**
40
Pearson Correlation
.570
Sig. (2-tailed)
**
.000
N *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
40
2. Validitas atribut Program Kemitraan yang dipentingkan
Program_dipentingkan Pelatihan
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
Pembinaan
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
Promosi
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
Kredit_murah
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
.636
**
.000 40 .713
**
.000 40 .863
**
.000 40 .607
**
.000 40
71
Lanjutan Lampiran 2 3. Validitas atribut Efektivitas Program Kemitraan Efektivitas_Progr am_Kemitraan Pelatihan
Pearson Correlation
.689
Sig. (2-tailed)
.000
N Pembinaan
40
Pearson Correlation
.723
Sig. (2-tailed)
40
Pearson Correlation
.780
Sig. (2-tailed)
40
Pearson Correlation
.661
Sig. (2-tailed)
**
.000
N Perkembangan
**
.000
N Kredit_murah
**
.000
N Promosi
**
40
Pearson Correlation
.741
Sig. (2-tailed)
**
.000
N
40
Pelatihan
Pembinaan Pelatihan
Pengetahuan Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Kemampuan Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Materi
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
.902
**
Pembinaan Arahan
.000
Sig. (2-tailed)
40 .936
**
N
.000
Kelancaran
40 .585
Pearson Correlation
**
.000 40
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
**
.895
N
.866
**
.000 40
.000 40
Promosi Kredit Murah Promosi Fasilitas
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
Jaringan
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
Pelanggan
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
.754
**
Kredit_mura h
.000 40 .877
Penggunaan
Sig. (2-tailed)
**
N
.000 40 .898
**
.000 40
Pearson Correlation
K.Pengembalian
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
.876
**
.000 40 .860
**
.000 40
72
Perkembangan Perkembangan T.Kerja
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
40
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
.737
**
.000
N Laba
**
.000
N Produk
.846
40
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
.785
**
.000
N
40
4. Validitas atribut Loyalitas Mitra Binaan Loyalitas Kepuasan
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
Tetap
Sig. (2-tailed) N
.000 .628
**
.000 40
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
Rekomendasi
**
40
Pearson Correlation
Lagi
.733
.734
**
.000 40
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
.741
**
.000 40
Lampiran 3. Hasil uji reliabilitas Reliabilitas Program Diperoleh
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha
N of Items
.677
4
Reliabilitas Program Dipentingkan
Cronbach's Alpha .703
Reliabilitas Kemitraan
.852
4
program
N of Items 13
Reliabilitas Loyalitas Mitra Binaan
Cronbach's Alpha
N of Items
efektivitas
.667
N of Items 4
73
Lampiran 4. Hubungan karakteristik dengan program kemitraan yang diperoleh 1. Lama Bermitra* Kredit Murah Crosstab Count Kredit_murah2 2.00 Lama_bermitra
3.00
4.00
Total
> 5Tahun
0
1
1
2
0-1 Tahun
2
9
2
13
1-3 tahun
0
16
6
22
3-5 tahun
2
1
0
3
4
27
9
40
Total
Chi-Square Tests Asymp. Sig. (2Value Pearson Chi-Square Likelihood Ratio N of Valid Cases
df
sided)
a
6
.020
12.528
6
.051
14.977
40
a. 10 cells (83,3%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,20.
74
Lampiran
5.
Hubungan karakteristik dipentingkan
dengan
program
kemitraan
1. Jenis Kelamin*Pelatihan Crosstab pelatihan 2.00 J.kelamin
3.00
4.00
Total
L
4
6
10
20
P
1
14
5
20
5
20
15
40
Total
Chi-Square Tests Asymp. Sig. (2Value Pearson Chi-Square Likelihood Ratio N of Valid Cases
df
sided)
a
2
.036
6.918
2
.031
6.667
40
a. 2 cells (33,3%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2,50.
2. Pendidikan*Pelatihan Crosstab Count pelatihan 2.00 Pendidikan
Total
3.00
4.00
Total
0
0
2
2
D3
1
0
2
3
S1
1
0
2
3
S2
0
2
0
2
SD/SMP
3
2
6
11
SMU/SMK
0
16
3
19
5
20
15
40
yang
75
Lanjutan Lampiran 5 Chi-Square Tests Asymp. Sig. (2Value Pearson Chi-Square Likelihood Ratio
df
sided)
a
10
.004
31.845
10
.000
25.988
N of Valid Cases
40
a. 15 cells (83,3%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,25.
3. Jenis kelamin* Promosi Crosstab Count promosi 1.00 J.kelamin
2.00
3.00
4.00
Total
L
1
7
8
4
20
P
1
7
0
12
20
2
14
8
16
40
Total
Chi-Square Tests Asymp. Sig. (2Value Pearson Chi-Square Likelihood Ratio N of Valid Cases
df
sided)
a
3
.007
15.276
3
.002
12.000
40
a. 4 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1,00.
76
Lanjutan Lampiran 5
4. Jenis Usaha * Promosi Crosstab Count promosi 1.00 Jenis_usaha
2.00
3.00
4.00
Total
Bahan Mentah
1
5
4
1
11
Kerajinan Tangan
0
0
0
3
3
Lainnya
0
3
0
0
3
Makanan
0
5
2
11
18
Peralatan
1
1
2
1
5
2
14
8
16
40
Total
Chi-Square Tests Asymp. Sig. (2Value Pearson Chi-Square Likelihood Ratio N of Valid Cases
df
sided)
a
12
.029
25.127
12
.014
22.839
40
a. 18 cells (90,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,15.
77
Lampiran 6. Uji korelasi efektivitas program kemitraan dengan loyalitas
Loyalitas Spearman's rho
Pelatihan
Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N
Pembinaan
Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N
Promosi
Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N
Kredit_Murah
.631
**
.000 40 .577
**
.000 40 .584
**
.000 40 *
Correlation Coefficient
.366
Sig. (2-tailed)
.020
N Perkembangan Correlation Coefficient Sig. (2-tailed) N Efektivitas_prog Correlation Coefficient ram_kemitraan Sig. (2-tailed) N
40 .421
**
.007 40 .424
**
.006 40
78
Lampiran 7. Hasil uji normalitas (nilai skewness) Program yang diperoleh
Descriptive Statistics N
Minimum
Maximum
Statistic
Statistic
Statistic
Skewness Statistic
Std. Error
Pelatihan
40
2.00
4.00
-.310
.374
Pembinaan
40
1.00
4.00
-.453
.374
Promosi
40
2.00
4.00
.284
.374
Kredit_murah
40
2.00
4.00
.042
.374
Valid N (listwise)
40
Program yang dipentingkan
Descriptive Statistics N
Minimum
Maximum
Statistic
Statistic
Statistic
Skewness Statistic
Std. Error
Pelatihan
40
2.00
4.00
-.337
.374
Pembinaan
40
2.00
4.00
-.083
.374
Promosi
40
1.00
4.00
-.065
.374
Kredit_murah
40
3.00
4.00
-.209
.374
Valid N (listwise)
40
79
Lanjutan Lampiran 7 Efektivitas program kemitraan
Descriptive Statistics N
Minimum
Maximum
Statistic
Statistic
Statistic
Skewness Statistic
Std. Error
Pengetahuan
40
2.00
4.00
-.419
.374
Kemampuan
40
2.00
4.00
.416
.374
Materi
40
2.00
4.00
.356
.374
Arahan
40
2.00
4.00
-.284
.374
Kelancaran
40
2.00
4.00
-.465
.374
Fasilitas
40
2.00
4.00
.223
.374
Jaringan
40
2.00
4.00
.452
.374
Pelanggan
40
2.00
4.00
.445
.374
Penggunaan
40
2.00
4.00
-.119
.374
K.Pengembalian
40
2.00
4.00
.016
.374
T.Kerja
40
2.00
4.00
.241
.374
Produk
40
2.00
4.00
.000
.374
Laba
40
2.00
4.00
-.117
.374
Valid N (listwise)
40
Loyalitas Mitra Binaan
Descriptive Statistics N
Minimum
Maximum
Statistic
Statistic
Statistic
Skewness Statistic
Std. Error
Kepuasan
40
2.00
4.00
.112
.374
Tetap
40
2.00
4.00
.240
.374
Lagi
40
2.00
4.00
.076
.374
Rekomendasi
40
2.00
4.00
.177
.374
Valid N (listwise)
40
80
Lampiran 8. Struktur organisasi micro centre PT Bank X Bogor
CLUSTER MANAGER
Program Kemitraan Supervisor
Asisten Program Kemitraan Supervisor
Mitra Bank X Supervisor
Credit Administration Officer
Credit Quality Officer
Micro Bank X Manager
Kepala Cabang Mikro
Credit Administration
Micro BankX Collection
Micro Credit Sales
Micro Credit Analyst
81
Lampiran 9. Foto mitra binaan PT Bank X Bogor
82
Lanjutan Lampiran 9