UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI PROGRAM DIPLOMA III MEDAN
ANALISIS BIAYA OPERASIONAL PADA PT. SUPRACO INDONESIA MEDAN
SKRIPSI MINOR
DIAJUKAN OLEH
MUTIARA NINGSIH SIRAIT NIM : 052101009 JURUSAN : D III KEUANGAN
GUNA MEMENUHI SALAH SATU SYARAT MENYELESAIKAN PENDIDIKAN PADA PROGRAM DIPLOMA III FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2008
Mutiara Ningsih Sirait : Analisis Biaya Operasional PT. SUPRACO INDONESIA MEDAN, 2008. USU Repository © 2009
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI PROGRAM STUDI DIPLOMA III
LEMBAR PENGESAHAN
NAMA
: MUTIARA NINGSIH SIRAIT
NIM
: 052101009
PROGRAM STUDI
: DIPLOMA III KEUANGAN
JUDUL
: ANALISIS BIAYA OPERASIONAL PADA PT. SUPRACO INDONESIA MEDAN
Tanggal :………………….……2008
Dosen Pembimbing
( Dra. Nisrul Irawati, MBA ) NIP. 131 835 568
Tanggal :.....................................2008
Ketua Program Studi
(Prof.Dr.Paham Ginting SE, MS) NIP. 131 417 461
Tanggal :....................................2008
DEKAN
(Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec) NIP. 131 285 985
Mutiara Ningsih Sirait : Analisis Biaya Operasional PT. SUPRACO INDONESIA MEDAN, 2008. USU Repository © 2009
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL
BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang ………………………………………………..1 B. Perumusan Masalah ……………………………………….....3 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ……………………………....3 D. Metode Penelitian ……………………………………….….....5 1. Lokasi Penelitian ……………………………….……..5 2. Sumber Data …………………………………….….....5 3. Tehnik Pengumpulan Data …………………….……...5 4. Metode Analisa ……………………………….……....6
BAB II
GAMBARAN UMUM PT. SUPRACO INDONESIA MEDAN A. Profil Perusahaan ……………………………………….…….7 1. Sejarah Singkat Perusahaan …………………….….....7 2. Struktur Organisasi …………………………….……..8 B. Defenisi Biaya Operasional dan Klasifikasi Biaya ….……...11 C. Prosedur Penyusunan Anggaran Biaya Operasional.. …….…16 D. Perencanaan Biaya Operasional ………………..…………....18 E. Pengawasan Biaya Operasional ……………….………..…...35
BAB III
ANALISIS DAN EVALUASI ……………………………...….52
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ……………………………………………..…..59 B. Saran ………………………………………………….…..…60
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
Mutiara Ningsih Sirait : Analisis Biaya Operasional PT. SUPRACO INDONESIA MEDAN, 2008. USU Repository © 2009
DAFTAR TABEL
No Tabel
Hal
Tabel 2.1
………………………………………………………...….…....14
Tabel 2.2
…………………………………………………………………28
Tabel 2.3
………………….…...................................................................30
Tabel 2.4
………………………………………………………………....32
Tabel 2.5
…………………………………….............................................34
Tabel 2.6
…………………………………………………………………37
Tabel 2.7
…………………………………………………………………38
Tabel 2.8
…………....................................................................................39
Tabel 2.9
……………………...………………………………………….42
Tabel 2.10
…………………………………………………………………43
Tabel 2.11
…………………………………………………………………43
Tabel 2.12
…………………………………………………………………44
Tabel 2.13
…………………………………………………………………44
Tabel 2.14
…………………………………………………………………45
Tabel 2.15
………………………………………………………………....45
Tabel 2.16
…………………………………………………………………46
Tabel 2.17
…………………………………………………………………46
Tabel 2.18
…………………………………………………………………47
Tabel 2.19
…………………………………………………………………47
Mutiara Ningsih Sirait : Analisis Biaya Operasional PT. SUPRACO INDONESIA MEDAN, 2008. USU Repository © 2009
Tabel 2.20
…………………………………………………………………48
Tabel 2.21
…………………………………………………………………48
Tabel 2.22
………………………………………………………………....49
Tabel 2.23
…………………………………………………………………49
Tabel 2.24
…………………………………………………………………50
Tabel 2.25
………………………………………………………………....50
Tabel 3
…………………………………………………………………54
Mutiara Ningsih Sirait : Analisis Biaya Operasional PT. SUPRACO INDONESIA MEDAN, 2008. USU Repository © 2009
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pada perusahaan besar ataupun perusahaan yang relatif kecil dimana pemilik bertindak sebagai manajer selalu ingin mengembangkan perusahaannya dengan cepat. Adapun lingkup perusahaan tersebut serta bagaimana bentuk perusahaan yang sudah didirikan tidak ada terkecualinya semuanya ingin berkembang. Agar dapat mencapai harapan tersebut perusahaan dituntut agar seefektif dan seefisien mungkin mengelola dan mempergunakan sumber yang ada pada perusahaan. Adanya tingkat pertumbuhan dan perkembangan perusahaan, maka kegiatan dalam perusahaan akan bertambah baik, baik jenis kegiatan maupun kegiatan yang akan dilaksanakan. Kegiatan dalam perusahaan agar dapat meningkatkan efektifitas dan efisien, perusahaan harus membuat perencanaan kerja. Perencanaan kerja meliputi perencanaan-perencanaan
pemasaran,
perencanaan
produksi,
perencanaan
keuangan yang merupakan perencanaan bisnis perusahaan. Pengelolaan biaya, khususnya biaya operasional, tidak terlepas dari perencaan dan pengawasan biaya itu sendiri. Aktifitas-aktifitas yang dijalankan oleh perusahaan tidak terlepas dari unsur biaya didalamnya. Besar kecilnya biaya akan berpengaruh langsung pada perhitungan rugi-laba yang diperoleh pada akhir periode. Biaya itu sendiri merupakan unsur perhitungan rugi-laba. Semakin besar biaya operasi suatu perusahaan, semakin kecil keuntungan yang diperoleh oleh suatu perusahaan. Jika
Mutiara Ningsih Sirait : Analisis Biaya Operasional PT. SUPRACO INDONESIA MEDAN, 2008. USU Repository © 2009
semakin kecil biaya operasi suatu perusahaan maka semakin besar keuntungan yang diperoleh perusahaan. Perencanaan dan pengawasan biaya operasional erat kaitannya dengan anggaran. Anggaran yang bertujuan mengalokasikan sumber daya menuju pencapaian sasaran dan fungsi untuk mengawasi pelaksaan kegiatan yang dilaksanakan sesuai dengan rencana. Perencanaan yang disusun harus diikuti dengan pengawasan. Suatu perencanaan yang baik dan tepat dapat membantu pihak manajemen dalam melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kegiatan usaha. Biaya operasional merupakan unsur biaya yang penting sehingga diperlukan suatu perencanaan dan pengawasan yang baik sebagai tolak ukur serta pedoman agar biaya yang dikeluarkan lebih efisien dan efektif. Dalam mengawasi biaya operasional suatu perusahaan, seluruh biaya yang dikeluarkan harus dibandingkan dengan rencana yang telah disusun. Hal ini diperlukan untuk mengetahui
apakah
ada
penyimpangan
yang
terjadi.
Apabila
terjadi
penyimpangan maka harus dianalisa, sebab dan akibat dari penyimpangan tersebut agar semua rencana pengeluaran biaya berjalan dengan baik dan menimalisasi kebocoran dana biaya operasional. Adapun yang menjadi objek penelitian penulis adalah PT. Supraco Indonesia Medan, yang bergerak dalam bidang jasa tenaga kerja dan sumber daya manusia (SDM). Perusahaan ini cukup sederhana karena bergerak dalam bidang jasa yang hanya menggolongkan biaya operasionalnya menjadi dua bagian yaitu biaya proyek serta biaya administrasi dan umum. Biaya yang dikeluarkan oleh
Mutiara Ningsih Sirait : Analisis Biaya Operasional PT. SUPRACO INDONESIA MEDAN, 2008. USU Repository © 2009
perusahaan mulai perekrutan tenaga kerja sampai kepada penerimaan tenaga kerja untuk disalurkan kepada kliennya disebut dengan biaya proyek. Sedangkan biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan operasional perusahaan yang terkait disebut dengan biaya administrasi dan umum perusahaan. Dengan demikian masalah perencanaan dan pengawasan biaya operasional bagi perusahaan dalam menjalankan operasinya sehingga memerlukan perhatian khusus, membuat penulis merasa tertarik untuk membahas permasalahan tersebut dengan judul “ANALISIS BIAYA OPERASIONAL PADA PT. SUPRACO INDONESIA MEDAN.”
B. Perumusan Masalah Dalam menjalankan kegiatan usaha, perusahaan sering mengalami hambatan, baik dari dalam perusahaan maupun dari luar perusahaan. Pengelolaan biaya operasional yang cermat dan tepat akan membantu manajemen perusahaan mencapai tujuan yang efektif dan efisien. Sehubungan dengan latar belakang diatas, maka pokok permasalahan yang dibahas yaitu “Apakah PT. Supraco Indonesia Medan telah mengelola biaya operasional dengan efektif dan efisien”?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Penelitian dilakukan dengan tujuan:
Mutiara Ningsih Sirait : Analisis Biaya Operasional PT. SUPRACO INDONESIA MEDAN, 2008. USU Repository © 2009
a.
Untuk dapat mengetahui tentang kemampuan perusahaan dalam mengelola biaya operasional
b.
Untuk
dapat
mengetahui
bagaimana
usaha
yang
dilakukan
perusahaan untuk mencapai laba yang di inginkan yang berdampak pada meningkatnya efisiensi kinerja dan produktivitas perusahaan 2. Manfaat Penelitian Manfaat yang diperoleh penulis dari hasil penelitian melalui laporan skripsi minor ini adalah : a. Bagi Penulis Untuk memperdalam pengetahuan, penulisan paper ini berguna untuk memperluas wawasan tentang analisis biaya operasional dalam praktek yang sebenarnya dan membandingkannya dengan teori yang dipelajari selama diperkuliahan. b. Bagi Perusahaan Penelitian perusahaan,
ini
diharapkan
meningkatkan
dapat
memberikan
produksi
yang
masukan
dikelolah,
untuk
sehingga
kemungkinan kesalahan operasional dapat diketahui sebagai dasar pertimbangan untuk
mengambil keputusan dalam menentukan
perencanaan dan kebijaksanaan dimasa yang akan datang. c. Bagi Peneliti Lain Dipakai sebagai perbandingan dan informasi bagi rekan-rekan yang akan melakukan penelitian pada masa yang akan datang terutama mengenai biaya operasional
Mutiara Ningsih Sirait : Analisis Biaya Operasional PT. SUPRACO INDONESIA MEDAN, 2008. USU Repository © 2009
D. METODE PENELITIAN 1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian yang dilakukan oleh penulis berada di Jl. Sei Batang Kuis No.25 Medan Baru 2. Sumber Data Untuk memperoleh data, penulis menggunakan dua cara pengumpulan sumber data yaitu : a. Data Primer Yaitu data yang dikumpulkan khusus untuk riset tertentu langsung dari objek penelitian, dengan melakukan wawancara mengenai biaya operasional kepada pimpinan dan karyawan, yang dilakukan dari awal hingga akhir di PT. Supraco Indonesia Medan. b. Data Sekunder Yaitu data yang diperoleh penulis dari berbagai literature dan bukubuku yang berhubungan dengan penulisan ini sebagai landasan ilmiah yang bersifat teori dan memiliki relevansi dengan penelitian ini. 3.
Tehnik Pengumpulan Data Dalam pengumpulan data–data yang diperlukan untuk menyusun skripsi minor ini, maka digunakan teknik pengumpulan data, diantaranya : a. Wawancara (Interview) Merupakan wawancara langsung kepada pimpinan atau pemilik usaha PT. Supraco Indonesia Medan, dan karyawan dibagian administrasi untuk memperoleh keterangan untuk tujuan mengumpulkan informasi.
Mutiara Ningsih Sirait : Analisis Biaya Operasional PT. SUPRACO INDONESIA MEDAN, 2008. USU Repository © 2009
b. Studi Dokumentasi Mengumpulkan data dan informasi berdasarkan dokumen dan kertas kerja perusahaan yang berkaitan dengan biaya operasional pada PT. Supraco Indonesia Medan. 4. Metode Analisis a. Metode Deskriptif Menurut Nazir (2000 : 50), metode Analisis deskriptif adalah: Mengumpulkan, mengklasifikasikan semua data yang
diperoleh dan
ditafsirkan sehingga dapat menggambarkan permasalahan yang sedang diteliti b. Time series Membuat
perbandingan
untuk
mengetahui
perubahan
biaya
pada
PT.Supraco Indonesia Medan, antara tahun pertama dengan tahun berikutnya, penelitian ini membandingkan data selama lima tahun dari tahun 2002 sampai dengan tahun 2006.
Mutiara Ningsih Sirait : Analisis Biaya Operasional PT. SUPRACO INDONESIA MEDAN, 2008. USU Repository © 2009
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. Gambaran Umum Perusahaan 1. Sejarah Singkat Perusahaan PT. Supraco Indonesia berdiri pada tahun 1979 dengan nama PT. Summa Prakarsa Corporation yang bergerak pada bidang energi alam yaitu dalam bidang pelayanan penyediaan minyak dan gas di Indonesia yang telah berkembang. Sumber pendapatan pada perusahaan teridiri dari : 1. Jasa pendukung operasi 2. Jasa pengeboran lepas pantai 3. Penyediaan dan perawatan alat-alat berat untuk lepas pantai Pada tahun 2000 PT. Supraco Indonesia telah berkembang dan memiliki beberapa cabang diseluruh Indonesia antara lain : Bandung, Surabaya, Riau dan Balik Papan. Adapun nama-nama klien PT. Supraco Indonesia yaitu : • BP Indonesia • Chevron • Total • CNOOC • Petro China • Amerada Hess • Conoco Philips • Hilburton
Mutiara Ningsih Sirait : Analisis Biaya Operasional PT. SUPRACO INDONESIA MEDAN, 2008. USU Repository © 2009
• Schelumberger • Shell • Bank Indonesia • Infomedia Nusantara, yang bergerak dalam bidang telekomunikasi dan merupakan klien terbesar PT. Supraco Indonesia Medan. 2. Struktur Organisasi Perusahaan Struktur organisasi perusahaan menggambarkan pembagian kerja, untuk mendayagunakan semua kegiatan-kegiatan perusahaan. Struktur organisasi ini akan menetapkan kegiatan apa yang perlu untuk dillaksanakan, kemudian dapat dipertanggunjawabkan oleh pimpinan perusahaan serta pengawasan terhadap seluruh kebijaksanaan struktur PT. Supraco Indonesia Medan. Dalam menetapkan struktur organisasi harus sesuai dengan kebutuhan perusahaan, karena struktur organisasi yang tepat bagi suatu perusahaan belum tentu tepat bagi perusahaan lain. Perbedaan struktur organisasi diantara berbagai perusahaan disebabkan berbagai hal. Misalnya: jenisnya, luas perusahaan, banyaknya cabang dan lain sebagainya. Suatu hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun struktur organisasi adalah pertimbangan bagaimana agar struktur organisasi flexible, dalam arti memungkinkan adanya penyesuaian-penyesuaian tanpa harus mengadakan perubahan total. Struktur organisasi perusahaan sangat menentukan berhasil tidaknya tujuan yang ingin dicapai oleh perusahaan tersebut. Dengan melihat struktur organisasi perusahaan akan dapat diketahui jenjang, hubungan tugas, wewenang dan tanggung jawab antara masing-masing bagian yang terlibat dala pelaksanaan
Mutiara Ningsih Sirait : Analisis Biaya Operasional PT. SUPRACO INDONESIA MEDAN, 2008. USU Repository © 2009
operasi perusahaan. Pimpinan perusahaan harus memiliki pemahaman yang jelas tentang struktur organisasi untuk dapat bekerja secara efektif. Fungsi utama dari PT. Supraco Indonesia Medan adalah merekrut tenaga kerja atau Sumber Daya Manusia dan kemudian menyalurkan kepada perusahaanperusahaan yang membutuhkan yang menjadi rekannya. Kemudian hasil dari penyaluran dari SDM tersebut diserahkan kepada pihak yang membutuhkan dan pihak tersebut yang akan menyaring kembali sesuai dengan kualifikasi yang sudah ditentukan. Setelah melalui proses interview, wawancara dan sebagainya maka dipilihlah calon-calon karyawan yang berkualitas untuk diterima menjadi karyawan diperusahaan tersebut. Namun sebelum itu karyawan harus menjalani masa training selama kurang lebih tiga bulan. Apabila hasil dari training tersebut sesuai dengan keinginan pihak perusahaan maka akan diterima menjadi karyawan diperusahaan dan dikontrak selama setahun sebagai karyawan.
Mutiara Ningsih Sirait : Analisis Biaya Operasional PT. SUPRACO INDONESIA MEDAN, 2008. USU Repository © 2009
Bagan struktur organisasi PT. Supraco Indonesia Medan.
STRUKTUR ORGANISASI PT. SUPRACO INDONESIA MEDAN REFRESENTATIF OFFICER ( PROJECT MANAGER)
REPRESENTATIF PROJECT DHL
ADMINISTRATION
STAFF
REPRESENTATIF PROJECT INFORMEDIA
STAFF
Sumber : PT. Supraco Indonesia Medan
Struktur organisasi PT. Supraco Indonesia Medan adalah sebagai berikut : a. Representatif Officier / Proyek Manager mempunyai tugas : •
Mengawasi seluruh kegiatan operasional perusahaan
•
Mengawasi keberlangsungan proyek DHL dan Infomedia
Mutiara Ningsih Sirait : Analisis Biaya Operasional PT. SUPRACO INDONESIA MEDAN, 2008. USU Repository © 2009
•
Melakukan kerjasama dengan pihak luar seperti Depnaker, Bank, dan pihak Asuransi
•
Membuat laporan ke kantor pusat
•
Dan melakukan lain yang secara sistematis dalam perusahaan misalnya mengambil keputusan mendadak yang terdesak atau yang lainnya
b. Representative Proyek mempunyai tugas : •
Pengawasan kontrak para calon tenaga kerja
•
Pengawasan pelaksanaan kerja pegawai
•
Pengawasan proses penggajian para pegawai
•
Dan melakukan tugas lainnya yang ditugaskan oleh representative Officer / proyek manager
c. Bagian administrasi kantor mempunyai tugas: •
Mendokumentasikan seluruh kegiatan perusahaan
•
Melaksanakan kegiatan opersional perusahaan
•
Menyusun data-data perusahaan
•
Mencatat transaksi perusahaan
•
Dan melaksanakan tugas dari proyek manajer / Representative Officer
B. Defenisi Biaya Operasional dan Klasifikasi Biaya Dalam mengelolah suatu perusahaan baik besar maupun kecil, perusahaan swasta maupun perusahaan pemerintah setiap harinya selalu berkaitan dengan biaya yang harus dikeluarkan. Begitu pula halnya dengan PT. Supraco Indonesia
Mutiara Ningsih Sirait : Analisis Biaya Operasional PT. SUPRACO INDONESIA MEDAN, 2008. USU Repository © 2009
Medan yang bergerak dalam bidang jasa tenaga kerja, untuk melakukan kegiatannya diharapkan memperloleh pendapatan yang akan dialokasikan untuk menutupi biaya-biaya yang telah dikeluarkan sehingga diperoleh laba bersih. Mulyadi (2001 : 140) mengelompokkan biaya operasi dalam biaya pemasaran dan administrasi. “Biaya Pemasaran adalah biaya-biaya dalam rangka penjualan produk sampai dengan pengumpulan piutang kas. Biaya administrasi dan umum adalah semua biaya yang berhubungan dengan fungsi administrasi dan umum.” Adisaputro (2003 : 289) dalam mengadakan perencanaan dan pengawasan biaya sangat perlu diketahui sifat-sifat biaya. Pada dasarnya dikenal 3 macam biaya yakni : 1. Biaya tetap (fixed cost) yaitu biaya-biaya yang cenderung bersifat konstan secara total dari bulan ke bulan, tanpa terpengaruh oleh volume kegiatan. Biaya –biaya yang termasuk kategori biaya tetap antara lain adalah gaji, pajak kekayaan, asuransi dan penyusutan. 2. Biaya variable (variable cost) yaitu biaya-biaya yang secara total selalu mengalami perubahan, dimana perusahaan itu searah dan sebanding dengan perubahan tingkat kegiatan. Yang termasuk dalam biaya variable adalah biaya bahan mentah langsung, biaya tenaga kerja langsung dan tenaga (power). 3. Biaya semi variable (semi variable cost) yaitu biaya-biaya yang bersifat variable. Biaya ini mengalami perubahan, tetapi tidak sebanding dengan perubahan tingkat kegiatan.
Mutiara Ningsih Sirait : Analisis Biaya Operasional PT. SUPRACO INDONESIA MEDAN, 2008. USU Repository © 2009
Biaya-biaya yang termasuk dalam biaya semi variabel adalah biaya tenaga kerja tidak langsung, biaya pemeliharaan, biaya peralatan, dan biaya bahan mentah tidak langsung. Masalah biaya pada suatu
perusahaan hanya dapat dipecahkan secara
meluas, bila perusahaan tersebut mengetahui biaya yang berkaitan dengan kegiatan produksinya. Biaya yang ada dalam PT. Supraco Indonesia Medan dibuat dalam suatu perkiraan yaitu biaya operasional. Seluruh biaya yang
terjadi
dikategorikan sebagai biaya operasional. Biaya operasional pada PT. Supraco
Indonesia Medan
merupakan
keseluruahan biaya pengeluaran yang dibedakan pada periode berjalan dalam operasi perusahaan. Biaya operasional perusahaan ini disajikan ke dalam laporan laba rugi perusahaan sebagai pengurangan pendapatan operasi. Untuk lebih jelasnya berikut ini akan dicantumkan pada tabel 2.1 laporan laba rugi PT. Supraco Indonesia Medan.
Mutiara Ningsih Sirait : Analisis Biaya Operasional PT. SUPRACO INDONESIA MEDAN, 2008. USU Repository © 2009
Tabel 2.1 PT. SUPRACO INDONESIA MEDAN LAPORAN RUGI LABA Per 31 Desember 2002-2006 (dalam satuan rupiah) 2002
2003
2004
2005
2006
528.078.873
475.746.700
432.497.000
455.260.000
442.000.000
-Pembelian bahan baku
155.317.305
139.925.500
127.205.000
-Gaji/ upah
155.317.305
139.925.500
127.205.000
133.900.000
130.000.000
-Biaya penyusutan
52.568.934
47.359.400
43.054.000
45.320.000
44.000.000
TOTAL HPP
363.203.544
327.210.400
297.464.000
313.120.000
304.000.000
Laba kotor penjualan
164.875.293
148.536.300
135.033.000
142.140.000
138.000.000
Biaya iklan
4.778.994
4.305.400
3.914.000
4.120.000
4.000.000
Biaya telepon, air, listrik
17.921.227
16.145.250
14.677.500
15.450.000
15.000.000
KETERANGAN Pendapatan Tunai HARGA POKOK PRODUKSI
133.900.000 130.000.000
BIAYA OPERASI 1.Biaya Pemasaran
Mutiara Ningsih Sirait : Analisis Biaya Operasional PT. SUPRACO INDONESIA MEDAN, 2008. USU Repository © 2009
Biaya pejualan rupa-rupa
3.584.245
3.229.050
2.935.500
3.090.000
3.000.000
Biaya penyusutan penjualan
5.973.742
5.381.750
4.892.500
5.150.000
5.000.000
Total Biaya Penjualan
32.258.208
29.061.450
26.419.500
27.810.000
27.000.000
Biaya transportasi
21.505.473
19.374.300
17.613.000
18.540.000
18.000.000
Biaya umum rupa-rupa
41.816.197
37.672.250
34.247.500
36.050.000
35.000.000
dan 63.321.670
57.046.550
51.860.500
54.590.000
53.000.000
Total Biaya
95.579.878
86.108.000
78.280.000
82.400.000
80.000.000
Laba Sebelum Pajak
69.295.413
62.428.300
56.753.000
59.753.000
58.000.000
Pajak 10 %
6.929.541
6.242.830
5.675.300
5.974.000
5.800.000
LABA BERSIH
62.365.872
56.185.470
51.077.700
53.766.000
52.200.000
2.Biaya Administrasi dan Umum
Total
Biaya
Administrasi
Umum
Sumber :Laporan Keuangan PT. Supraco Indonesia Medan.
Mutiara Ningsih Sirait : Analisis Biaya Operasional PT. SUPRACO INDONESIA MEDAN, 2008. USU Repository © 2009
C. Prosedur Penyusunan Anggaran Biaya Operasional Sistem penyususunan anggaran merupakan tahap perencanaan pengelolaan sumber daya yang terpendek jangka waktunya dan merupakan tahap perencanaan terakhir sebelum pengelolaan sumber daya yang diimplementasikan. Suatu penganggaran dalam prosedur peyusunan dapat berfungsi dengan baik bilamana taksiran-taksiran yang dimuat didalamnya cukup akurat, sehingga tidak jauh berbeda dengan realisasinya nanti. Untuk bisa melakukan penaksiran secara akurat, diperlukan berbagai data, informasi dan pengalaman yang merupakan faktor-faktor yang harus dipertimbangkan didalam menyusun anggaran. Faktor-faktor tersebut secara garis besar dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu : 1. Faktor-faktor Internal Faktor Internal yaitu : data, informasi dan pengalaman yang terdapat didalam perusahaan sendiri. Faktor-faktor tersebut antara lain berupa : a. Penjualan tahun-tahun yang lalu b. Kebijaksanaan perusahaan yang berhubungan dengan masalah harga jual, syarat pembayaran barang yang dijual, pemilihan saluran distribusi dan sebagainya c. Kapasitas produksi yang dimiliki oleh perusahaan d. Tenaga kerja yang dimiliki oleh perusahaan, baik jumlahnya (kuantitatif) maupun keterampilan dan keahliannya e. Modal kerja yang dimiliki perusahaan f. Fasilitas-fasilitas lain yang dimiliki perusahaan
Mutiara Ningsih Sirait : Analisis Biaya Operasional PT. SUPRACO INDONESIA MEDAN, 2008. USU Repository © 2009
g. Kebijaksanaan-kebijaksanaan perusahaan yang berkaitan dengan pelaksanaan fungsi-fungsi perusahaan, baik di bidang pemasaran, di bidang administrasi maupun di bidang personalia 2. faktor-faktor Eksternal faktor eksternal yaitu : data, informasi dan pengalaman yang terdapat diluar perusahaan, tetapi dirasa mempunyai pengaruh terhadap kehidupan perusahaan. Faktor –faktor tersebut antara lain : a. Keadaan persaingan b. Tingkat pertumbuhan penduduk c. Tingkat penghasilan masyarakat d. Tingkat pendidikan masyarakat e. Tingkat penyebaran penduduk f. Agama, adat istiadat, kebiasaan masyarakat g. Berbagai kebijaksanaan pemerintah
baik
dibidang
politik,
ekonomi, sosial, budaya maupun keamanan h. Keadaan perekonomian nasional maupun internasional, kemajuan teknologi dan sebagainya Anggaran biaya operasional adalah Anggaran/taksiran semua biaya yang dikeluarkan yang pada hakekatnya habis dalam masa satu tahun buku. Penyusunan anggaran biaya operasional PT. Supraco Indonesia Medan dilakukan bersama-sama dengan anggaran lainnya. Instruksi
penyusunan
pimpinan
PT.
Supraco
Indonesia
Medan
disampaikan kepada bagian akuntansi dan keuangan serta memberikan
Mutiara Ningsih Sirait : Analisis Biaya Operasional PT. SUPRACO INDONESIA MEDAN, 2008. USU Repository © 2009
pengarahan
dalam
penyusunan
anggaran.
Kemudian
bagian
akuntansi
menginformasikan kepada bagian personalia umum dan pengadaan, berdasarkan pengarahan manajer tentang sasaran, target, dan omset yang ingin dicapai masingmasing bagian menyusun anggaran berdasarkan bahan-bahan rencana untuk tahun berikutnya. Anggaran yang telah disusun tiap-tiap bagian diserahkan kepada bagian keuangan dan akuntansi. Selanjutnya bagian keuangan dan akuntansi menyusun anggaran tiap bagian. Terakhir angggaran tersebut diberikan kepada pimpinan perusahaan untuk disetujui/disahkan, bila pimpinan perusahaan mensahkan maka mulailah pelaksanaan anggaran.
D. Perencanaan Biaya Operasional Perencanaan yaitu suatu proses mengembangkan tujuan perusahaan dan memilih kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan dimasa mendatang untuk mencapai tujuan tersebut. Proses ini mencakup : 1. Penentuan tujuan peusahaan 2. Pengembangan kondisi lingkungan agar tujuan tersebut dapat dicapai 3. Pemilihan tindakan yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan 4. Penentuan langkah-langkah untuk menerjemahkan rencana menjadi kegiatan yang sebenarnya dan melakukan perencanaan kembali untuk memperbaiki kekurangan yang terjadi. Menurut Garrisson (2000 : 3) “fungsi suatu perencanaan adalah menentukan apa yang harus dicapai (penentuan waktu secara kualitatif) dan bila itu harus dicapai,
Mutiara Ningsih Sirait : Analisis Biaya Operasional PT. SUPRACO INDONESIA MEDAN, 2008. USU Repository © 2009
dimana hal itu harus dicapai, bagaimana hal itu harus dicapai, dan mengapa hal itu harus dicapai”. Biaya
operasional
merupakan
elemen
yang
sangat
penting
dalam
pembentukan laba pada suatu perusahaan. Oleh karena itu harus direncanakan dengan sebaik-baiknya. Perencanaan biaya operasional dilakukan melalui penyusunan anggaran biaya. Penyusunan
anggaran biaya pada PT. Supraco
Indonesia Medan dimulai dengan penyusutan rencana biaya dalam menjalankan operasi normal. Sukanto (2000 : 21) “perencanaan adalah penentuan segala sesuatu sebelum dilakukan kegiatan-kegiatan”. Fungsi perencanaan manajer meliputi usaha pemilihan berbagai alternative tujuan, strategi, kebijaksanaan, serta taktik yang akan dijalankan. Didalam mengenali alternatif harus perlu pengamanan, percobaan dan pengetahuan teknik tertentu seperti operation research (OR). Pendekatan formal perencanaan adalah sebagai berikut : 1. Memilih tujuan 2. Menganalisa lingkungan 3. Menentukan tujuan yang dapat diukur 4. Sub unit menentukan tujuan 5. Membandingkan rencana subunit dengan rencana strategis 6. Menentukan perbedaan yang ada 7. Memilih alternatif yang terbaik 8. Melaksanakan rencana strategis
Mutiara Ningsih Sirait : Analisis Biaya Operasional PT. SUPRACO INDONESIA MEDAN, 2008. USU Repository © 2009
9. Menilai dan mengawasi kemajuan rencana Seperti diketahui perencanaan mempunyai berbagai kebaikan atau keuntungan, yaitu : 1. Sebagai dasar pengawasan 2. Memungkinkan delegasi kekuasaan 3. Menghemat tenaga manajemen 4. Ekonomis 5. Menghindari kesalahan atau risiko 6. Mengarah pada tindakan yang bertujuan 7. Memungkinkan koordinasi 8. Metode lebih baik Husaini (2006 : 47) “perencanaan adalah sejumlah kegiatan yang ditentukan sebelumnya untuk dilaksanakan pada suatu periode tertentu dalam rangka mencapai tujuan yang ditetapkan”. Perencanaan tidak dapat dilepaskan dari unsur pelaksanaan dan pengawasan yang termasuk pemantauan, penilaian dan pelaporan. Pengawasan diperlukan dalam perencanaan agar tidak terjadi penyimpangan-penyimpangan. Perencanaan biaya operasional dilakukan melalui penyusunan anggaran biaya. Penyusunan anggaran biaya pada PT. Supraco Indonesia Medan dimulai dengan penyusunan rencana biaya dalam menjalankan operasi normal. Pada struktur organisasi telah dijalankan bahwa masing-masing diberi otoritas untuk menyusun anggarannya sendiri. Penyusunan rencana biaya berpedoman kepada data
dan
informasi/realisasi
anggaran
pada
tahun
sebelumnya
Mutiara Ningsih Sirait : Analisis Biaya Operasional PT. SUPRACO INDONESIA MEDAN, 2008. USU Repository © 2009
dengan
memperhitungkan tingkat kenaikan harga untuk tahun/periode anggaran berikutnya. Supriyono (2001 :82) “bahwa suatu anggaran adalah suatu rencana terinci yang dinyatakan secara formal dalam ukuran kuantitatif, biasanya dalam satuan uang, untuk menunjukkan perolehan dan penggunaan sumber-sumber suatu organisasi dalam jangka waktu tertentu biasanya satu tahun”. Penyusunan anggaran adalah proses penentuan peran setiap manajer dalam melaksanakan program atau bagian program. Anggaran mempunyai perbedaan dengan ramalan, dimana anggaran merupakan rencana manajemen mendasarkan asumsi bahwa langkah-langkah positif diambil oleh penyusunan anggaran agar realisasi kegiatan sesuai dengan rencana yang telah disusun. Dilain pihak, ramalan hanya merupakan prediksi mengenai apa yang akan terjadi tanpa membawa implikasi pada peramal bahwa dia mempengaruhi realisasi. Adisaputro (2003 : 6) “anggaran adalah salah satu bentuk dari berbagai rencana yang mungkin disusun, meskipun tidak setiap rencana atau suatu pendekatan yang formal dan sistematis daripada pelaksanaan tanggung jawab manajemen didalam perencanaan, koordinasi dan pengawasan”. M. Nafarin (2004 : 8) “anggaran (budget) merupakan rencana tertulis secara kuantitatif dan umumnya dinyatakan dalam satuan uang untuk jangka waktu tertentu.” Dari defenisi tersebut dapat diambil intinya adalah : •
Bahwa anggaran harus bersifat formal, artinya anggaran disusun dengan sengaja dan bersungguh-sungguh dalam bentuk tertulis.
Mutiara Ningsih Sirait : Analisis Biaya Operasional PT. SUPRACO INDONESIA MEDAN, 2008. USU Repository © 2009
•
Bahwa anggaran harus bersifat sistematis, artinya disusun dengan berurutan dan berdasarkan suatu logika.
•
Bahwa setiap manajer dihadapkan pada suatu tanggung jawab untuk mengambil keputusan
•
Bahwa keputusan yang diambil oleh manajer tersebut merupakan pelaksanaan fungsi manajer dari segi perencanaan, koordinasi dan pengawasan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kebijaksanaan manajer
dalam
perencanaan : •
Produk kebijaksanaan
manajemen
dalam
perencanaan
harus
memperhatikan hal-hal yang berhubungan dengan trend penjualan, harga pokok, diversifikasi produk, kualitas produk, desain produk, style produk dan identitas produk. •
Pasar berhasilnya suatu produk dipasarkan tergantung pada data tentan konsumen/siapa pembeli dan lokasi, potensi pasar, kebiasaan membeli dari konsumen dan sifat persaingan yang dihadapi.
•
Program distribusi
•
Program produksi, seperti bahan mentah, buruh, lokasi pabrik, layout
pabrik, kapasitas pabrik dan proses produksi
•
Program penelitian dan pengembangan
•
Organisasi
Mutiara Ningsih Sirait : Analisis Biaya Operasional PT. SUPRACO INDONESIA MEDAN, 2008. USU Repository © 2009
•
Financial seperti Sumber modal kerja, return yang dikehendaki dan tingkat perputaran yang dikehendaki.
Anggaran sebagai alat manajemen untuk keperluan perencanaan dan pengawasan mengalami perkembangan dari waktu ke waktu. Perkembangan ini diukur dari segi manfaatnya yang ingin diperoleh dari penggunaan system didalam pelaksanaannya. M. Nafarin (2004 : 15), adapun Manfaat anggaran adalah : a. Segala kegiatan dapat terarah pada pencapaian tujuan bersama. b. Dapat digunakan sebagai alat menilai kelebihan dan kekurangan pegawai. c. Dapat memotivasi pegawai. d. Menimbulkan rasa tanggung jawab pada pegawai. e. Menghindari pemborosan dan pembayaran yang kurang perlu. f. Sumber daya, seperti tenaga kerja, peralatan, dan dana dapat dimanfaatkan seefisien mungkin. Fungsi anggaran bagi perusahan terdiri dari planning, organizing, staffing, directing, dan control. Anggaran mempunyai fungsi yang pada dasarnya sama yakni pada planning dan control.
a. Dalam bidang perencanan (planning) 1. Mendasarkan kegiatan-kegiatan pada penyelidikan-penyelidikan studi dan penelitian-penelitian. 2. Mengerahkan seluruh tenaga dalam perusahaan dalam menentukan arah/ kegiatan yang paling menguntungkan.
Mutiara Ningsih Sirait : Analisis Biaya Operasional PT. SUPRACO INDONESIA MEDAN, 2008. USU Repository © 2009
3. untuk membantu atau menunjang kebijaksanaan-kebijaksanaan perusahaan 4. Membantu menstabilkan kesempatan kerja yang tersedia. 5. Menentukan tujuan-tujuan perusahaan. 6. Dan mengakibatkan pemakaian alat-alat fisik secara lebih efektif. b. Dalam bidang pengawasan 1. Untuk
mengawasi
kegiatan-kegiatan
dan
pengeluaran-pengeluaran,
misalnya kegiatan promosi penjualan dan kegiatan produksi yang menyimpang. 2. Untuk mencegah secara umum pemborosan-pemborosan, ini adalah tujuan yang paling umum dari penyusunan anggaran. M. Nafarin (2004 : 16) mengatakan, Kelemahan-kelemahan anggaran adalah sebagai berikut : 1. Anggaran yang dibuat berdasarkan taksiran dan asumsi, sehingga mengandung unsur ketidakpastian. 2. Menyusun anggaran yang cermat memerlukan waktu, uang, dan tenaga yang tidak sedikit, sehingga tidak semua perusahaan mampu menyusun anggaran secara lengkap (komprehensif) dan akurat. 3. Pihak yang merasa dipaksa untuk melaksanakan anggaran dapat menggerutu dan menentang, sehingga pelaksanaan anggaran dapat menjadi kurang efektif.
Mutiara Ningsih Sirait : Analisis Biaya Operasional PT. SUPRACO INDONESIA MEDAN, 2008. USU Repository © 2009
Fungsi Anggaran pada PT. Supraco Indonesia Medan adalah : 1. Fungsi perencanaan. Sebagai alat perencanaan jangka pendek dan kesanggupan manajer untuk melaksanakan program atau bagian dari program, umumnya satu tahun. 2. Fungsi Koordinasi. Untuk mengkoordinasikan rencana dan tindakan berbagai unit atau segmen yang ada dalam organisasi agar dapat bekerja secara selaras kearah pencapaian tujuan. 3. Fungsi Komunikasi. Dalam penyusunan anggaran berbagai unit dan tingkatan organisasi berkomunikasi dan berperan serta dalam penyusunan anggaran. 4. Fungsi Motivasi. Sebagai alat untuk memotivasi para pelaksana didalam melaksanakan tugas-tugas dalam pencapaian tujuan. Memotivasi para pelaksana dapat didorong dengan pemberian insentif dalam bentuk hadiah berupa uang, penghargaan kepada yang mencapai prestasi. 5. Fungsi Pendidikan. Berfungsi sebagai alat untuk mendidik manajer mengenai bagaimana bekerja secara terinci pada pusat pertanggungjawaban yang dipimpinnya dan menghubungkan dengan pusat pertanggungjawaban lain didalam organisasi atau untuk latihan kepemimpinan bagi para manajer atau calon manajer agar dimasa depan mampu menduduki jabatan yang lebih tingggi.
Mutiara Ningsih Sirait : Analisis Biaya Operasional PT. SUPRACO INDONESIA MEDAN, 2008. USU Repository © 2009
Dalam suatu perusahaan, khususnya PT. Supraco Indonesia Medan, memiliki paket anggaran yang lengkap (anggaran induk) yaitu suatu jaringan kerja yang berisi anggaran yang terpisah namun saling berhubungan satu sama lain, yang terdiri atas : 1. Anggaran operasi. Anggaran ini menunjukkan rencana operasi atau kegiatan tahun yang akan datang. Elemen anggaran operasi meliputi anggaran penjualan, anggaran harga pokik penjualan, dan anggaran produksi yang terdiri dari : a. Bahan yang digunakan dan bahan yang dibeli. b. Upah tenaga kerja langsung. c. Biaya produksi tidak langsung. d. Perubahan tingkat produksi 2. Anggaran Kas. Anggaran ini menunjukkan perkiraan sumber dan penggunaan kas dalam tahun anggaran. 3. Anggaran pengeluaran modal. Anggaran ini menunjukkan rencana investasi dalam tahun anggaran. Secara umum anggaran dibagi dua yaitu anggaran pendapatan, dan anggaran biaya. Berdasarkan anggaran tersebut, PT. Supraco Indonesia Medan membuat tahapan-tahapan anggaran yang terjadi sebagai berikut : 1. Ramalan anggaran pendapatan 2. Anggaran biaya operasi langsung 3. Anggaran biaya operasi tidak langsung
Mutiara Ningsih Sirait : Analisis Biaya Operasional PT. SUPRACO INDONESIA MEDAN, 2008. USU Repository © 2009
4. Anggaran rugi-laba Ad.1. Ramalan Anggaran Pendapatan Ramalan anggaran pendapatan ini merupakan rencana pendapatan yang akan dilakukan perusahaan yang disusun berdasarkan realisasi dari anggaran tahun sebelumnya,
juga
memperhatikan
berbagai
factor
yang
mempengaruhi
pendapatan. Adapun penyusunan anggaran pendapatan PT. Supraco Indonesia adalah disusun berdasarkan hasil penjualan tunai dan penerimaan piutan lainnya. Data tersebut dapat dilihat pada tabel 2.2 berikut ini :
Mutiara Ningsih Sirait : Analisis Biaya Operasional PT. SUPRACO INDONESIA MEDAN, 2008. USU Repository © 2009
Tabel 2.2 PT. Supraco Indonesia Medan Estimasi Anggaran Pendapatan Per 31 Desember 2002-2006 (dalam satuan rupiah)
Keterangan
2002
2003
2004
2005
2006
Hasil Penjualan Tunai
529.870.959
477.361.225
433.964.750
456.805.000
443.500.000
18.399.126
16.575.790
15.068.900
15.862.000
15.400.000
449.033.650
472.667.000
458.900.000
Penerimaan
Piutang
yang terkumpul
TOTAL
548.270.085 493.937.015
Sumber : Laporan Keuangan PT. Supraco Indonesia Medan.
Mutiara Ningsih Sirait : Analisis Biaya Operasional PT. SUPRACO INDONESIA MEDAN, 2008. USU Repository © 2009
Penyusunan
anggaran
ini
merupakan
langkah
pertama
didalam
perencanaan biaya, sebab dalam anggaran ini ditetapkan berapa jumlah pendapatan yang harus dicapai perusahaan agar dapat menutupi biaya yang akan direncanakan kemudian. Ad.2. Anggaran Biaya Operasi Langsung Blocher Chen Lin (2001 : 736) Penyusunan biaya standar tenaga kerja langsung bervariasi tergantung dari pekerjaan, kompleksitas, tingkat keterampilan pekerja, kemudahan proses produksi, tipe dan kondisi peralatan yang dipakai. Tingkat standar gaji, baik untuk tenaga kerja langsung ataupun tidak langsung hanya meliputi kompensasi tapi juga tunjangan tambahan, pembayaran pajak atas gaji dan upah. Tunjangan tambahan ini meliputi asuransi jiwa, kesehatan, kontribusi, masa pensiun, dan tunjangan hari libur. Pajak atas gaji meliputi pajak atas pengangguran dan dari pemilik saham keamanan sosial pekerja. Sedangkan biaya bahan baku langsung memiliki 3 segi yaitu kualitas, kuantitas dan harga. Kualitas bahan baku akan berpengaruh terhadap jumlah bahan baku yang dibutuhkan dalam proses, harga, waktu pemprosesan dan tingkat pengawasan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proses tersebut. Setelah diketahui jumlah pendapatan yang akan direncanakan, tahapan selanjutnya membuat perencanaan biaya operasi. Hal ini dikarenakan semua pekerjaan yang dilakukan perusahaan memerlukan biaya. Data tersebut dapat dilihat pada tabel 2.2 sebagai berikut :
Mutiara Ningsih Sirait : Analisis Biaya Operasional PT. SUPRACO INDONESIA MEDAN, 2008. USU Repository © 2009
Tabel 2.3 PT. Supraco Indonesia Medan Anggaran Biaya Operasi Langsung Per 31 Desember 2002-2006 (dalam satuan rupiah)
Keterangan
2002
2003
2004
2005
2006
Biaya Pegawai/Tenaga kerja
159.498.924
143.692.725
130.629.750
137.505.000
133.500.000
Biaya Bahan
158.602.862
142.885.402
129.895.875
136.732.500
132.750.000
64.456.681
58.069.082
52.790.075
55.568.500
53.950.000
329.806.000
320.200.000
Biaya Administrasi
TOTAL
382.558.467
344.647.269 313.315.700
Sumber : Laporan Keuangan PT. Supraco Indonesia Medan.
Mutiara Ningsih Sirait : Analisis Biaya Operasional PT. SUPRACO INDONESIA MEDAN, 2008. USU Repository © 2009
Ad.3. Anggaran Biaya Operasi Tidak Langsung Penyusunan anggaran ini adalah untuk mendukung anggaran operasi langsung yang berdasarkan realisasi anggaran tahun sebelumnya dengan memperhatikan keadaan intern dan ekstern perusahaan. Adapun anggaran biaya operasi tidak langsung dapat dilihat pada tabel 2.4 sebagai berikut :
Mutiara Ningsih Sirait : Analisis Biaya Operasional PT. SUPRACO INDONESIA MEDAN, 2008. USU Repository © 2009
Tabel 2.4 PT. Supraco Indonesia Medan Anggaran Biaya Operasi Tidak Langsung Per 31 Desember 2002-2006 (dalam satuan rupiah)
Keterangan
2002
2003
2004
2005
2006
Biaya Penyusutan
53.166.308
47.897.575
43.543.250
45.835.000
44.500.000
Biaya Telepon, Air & Listrik
19.092.081
17.200.073
15.636.430
16.459.400
15.980.000
Biaya Penjualan rupa-rupa
4.457.605
4.015.861
3.650.783
3.842.930
3.731.000
Biaya iklan
5.077.680
4.574.487
4.158.625
4.377.000
4.250.000
Biaya penyusutan penjualan
6.869.803
6.189.012
5.626.375
5.922.500
5.750.000
TOTAL
170.457.151
79.877.008
Sumber : Laporan Keuangan PT. Supraco Indonesia Medan.
Mutiara Ningsih Sirait : Analisis Biaya Operasional PT. SUPRACO INDONESIA MEDAN, 2008. USU Repository © 2009
72.615.463
76.436.830
74.211.000
Ad.4. Anggaran Rugi Laba Penyusunan terakhir adalah membuat anggaran rugi laba. Setelah perusahaan membuat anggaran pendapatan dan merencanakan anggaran biayannya, barulah perusahaan mengkalkulasikan berapa rugi laba yang diperoleh perusahaan untuk periode berjalan. Hal ini berguna untuk mengefesiensikan biaya yang dianggarkan. Adapun anggarannya pada tabel 2.5 berikut ini :
Mutiara Ningsih Sirait : Analisis Biaya Operasional PT. SUPRACO INDONESIA MEDAN, 2008. USU Repository © 2009
Tabel 2.5 PT. Supraco Indonesia Medan Anggaran Laba Rugi Per 31 Desember 2002-2006 (dalam satuan rupiah)
Keterangan
2002
2003
2004
2005
2006
537.636.825
484.357.500
440.325.000
463.500.000
450.000.000
Beban Operasi Langsung
382.558.469
344.647.270
313.315.700
329.806.000
320.200.000
Beban Operasi Tidak Langsung
88.663.479
79.877.009
72.615.463
76.437.330
74.211.000
TOTAL
471.221.948
424.524.279
385.931.163
406.243.330
394.411.000
Laba Rugi Operasi
66.414.877
59.833.221
54.393.837
57.256.670
55.589.000
Pendapatan Bersih BIAYA OPERASI
Sumber : Laporan Keuangan PT. Supraco Indonesia Medan.
Mutiara Ningsih Sirait : Analisis Biaya Operasional PT. SUPRACO INDONESIA MEDAN, 2008. USU Repository © 2009
Perencanaan biaya operasional pada PT. Supraco Indonesia Medan merupakan fungsi yang menempati urutan pertama sebagai landasan bagi fungsi manajemen lainnya. Perencanaan dianggap sebagai suatu kumpulan keputusankeputusan dan mencakup hal-hal yang berhubungan dengan keadaan dimasa depan. Oleh karena itu, perencananaan harus mempunyai kemampuan dalam melakukan pilihan-pilihan yang terbaik yang dapat dilaksanakan untuk menghindari kegagalan. D. Pengawasan Biaya Operasioanal Pengawasan merupakan bagian dari fungsi manajemen yang khusus berupaya agar rencana yang sudah ditetapkan dapat dicapai sebagaimana mestinya. Sukanto (2000 : 63) pengawasan pada hakikatnya merupakan usaha memberikan petunjuk pada para pelaksana agar mereka selalu bertindak sesuai dengan rencana. Pengawasan menjadikan siklus fungsi manajemen lengkap dan membawa organisasi ke perencanaan, yang terdiri dari penentuan standar-standar, pengawasan kegiatan atau pemeriksaan, pembandingan hasil dengan standar serta kegiatan mengkoreksi kegiatan atau standar. Macam-macam pengawasan : 1. Pengawasan produksi, yaitu agar hasil produksi sesuai dengan permintaan/pemuasan langganan dalam jumlah, harga, waktu dan servis. 2. Pengawasan Persediaan, yaitu menjamin tersedianya bahan dalam jumlah, harga dan waktu yang tepat.
Mutiara Ningsih Sirait : Analisis Biaya Operasional PT. SUPRACO INDONESIA MEDAN, 2008. USU Repository © 2009
3. Pengawasan kualitas, yaitu menjamin agar kualitas hasil produksi bahan dan proses memenuhi ukuran-ukuran standar yang telah ditentukan. 4. Pengawasan ongkos, yaitu agar produksi/operasi dijalankan dengan ongkos minimum sesuai dengan standar. Faktor-faktor yang menyebabkan pentingnya pengawasan : 1. Perubahan yang selalu terjadi baik diluar maupun didalam organisasi. 2. Kekomplekan organisasi memerlukan pengawasan formal karena adanya desentralisasi kekuasaan. 3. Kesalahan-kesalahan atau penyimpangan yang dilakukan anggota organisasi memerlukan pengawasan dan pembenahan. Persyaratan sistem pengawasan agara pengawasan itu sangat efektif maka : 1. Pengawasan haruslah memenuhi sifat serta kebutuhan kegiatan yang ada. 2. Pengawasan harus dapat memberikan laporan penyimpangan secepat mungkin. 3. Pengawasan harus luwes. 4. Pengawasan harus menyatakan pola organisasi. 5. Pengawasan harus ekonomis tidak memakan biaya besar. 6. Pengawasan haruslah mudah dimengerti maksud dan tujuannya. 7. Pengawasan haruslah menjamin tindakan perbaikan setelah didapat adanya penyimpangan, dan lain-lan.
Mutiara Ningsih Sirait : Analisis Biaya Operasional PT. SUPRACO INDONESIA MEDAN, 2008. USU Repository © 2009
Jadi pengawasan operasional terdiri dari : 1. Pengawasan usaha menarik karyawan 2. Pelaksanaan kebijaksanaan 3. Mengawasi pemberian kredit penjualan 4. Mengawasi pengiklanan 5. Menjadwal produksi 6. Mengawasi persediaan 7. Mengukur, menilai, memperbaiki efisiensi karyawan Secara sederhana pengawasan adalah kegiatan yang dilaksanakan dengan mulus tanpa penyimpangan, agar tujuan organisasi tercapai dengan mulus tanpa penyimpangan-penyimpangan yang berarti. Pengawasan biaya operasional adalah pengawasan yang dilakukan pimpinan melalui kegiatan operasi perusahaan, tetapi pengawasan operasional tidak akan efisien tanpa ada pengawasan akuntansi. Pengawasan akuntansi adalah pengawasan yang dilakukan dengan prosedur prosedur pencatatan akuntansi yang sesuai dengan SAK (Standard Akuntansi Keuangan). Pengawasan biaya operasi pada PT. Supraco Indonesia Medan diadakan melalui anggaran, sebagaimana kita ketahui anggaran selain alat perencanaan juga sebagai alat pengawasan. Evaluasi terhadap anggaran dimaksudkan untuk mengetahui kelemahan atau kesulitan-kesulitan dalam pelaksanaan. Apabila ada kelemahan maka diambil tindakan korektif untuk periode anggaran berikutnya. Namun evaluasi tidak hanya terbatas pada evaluasi akhir periode. Perusahaan menganut system fleksibilitas anggaran, artinya dalam rangka
Mutiara Ningsih Sirait : Analisis Biaya Operasional PT. SUPRACO INDONESIA MEDAN, 2008. USU Repository © 2009
mengoptimalkan pencapaian rencana kerja selalu diadakan penyesuaianpenyesuaian terhadap alokasi pada biaya anggaran. Pelaksanaan anggaran pada PT. Supraco Indonesia Medan didalam hubungannya dengan biaya operasionalnya adalah sebagai berikut : Revisi Anggaran Revisi anggaran dilakukan apabila terjadi perubahan-perubahan yang tidak terakomodasi sebelumnya sehingga membuat anggaran tidak dapat berfungsi sebagai pedoman kerja dan alat pengawasan manajemen dengan efektif. Langkahlangkah yang dilakukan dalam melakukan pengawasan biaya adalah terlebih dahulu menyusun dasar dari pengawasan tersebut. Adapun dasar pengawasan yang dilakukan dengan menggunakan metode analisis variance (penyimpangan). Untuk melakukan pengawasan terhadap anggaran biaya operasional, penulis membandingkan anggaran dengan realisasinya dari semua perkiraanperkiraan yang terdapat didalam anggaran tersebut.
Pengawasan Anggaran Biaya Administrasi dan Umum Anggaran administrasi yaitu anggaran yang berisi biaya-biaya yang
dikeluarkan oleh perusahaan untuk kegiatan-kegiatan yang menunjang usaha perushaan diluar kegiatan pabrik. Gunawan (2003 : 317) “Anggaran biaya umum adalah anggaran yang berisi semua biaya-biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk direksi dan stafnya termasuk gaji, bonus tahunan, biaya perjalanan, biaya rerpresentasi, dan administrasi kantor direksi”.
Mutiara Ningsih Sirait : Analisis Biaya Operasional PT. SUPRACO INDONESIA MEDAN, 2008. USU Repository © 2009
Bagian keuangan meliputi gaji dan dana kesejahteraan, biaya perjalanan, dan biaya penyusunan aktiva tetap serta bagian administrasi meliputi gaji dan dana kesejahteraan, biaya perjalanan, biaya komunikasi (telepon, telegram, telex), asuransi pegawai, penyusutan aktiva tetap, listrik dan air. Pengawasan yang dilakukan oleh PT. Supraco Indonesia Medan terhadap biaya administrasi dan umum adalah : a. Membuat anggaran biaya administrasi dan umum pada awal periode b. Mengalokasikan secara tepat c. Memeriksa bukti-bukti atau kwitansi-kwitansi yang terjadi
Pengawasan Anggaran Biaya Overhead
a. Membuat anggaran biaya overhead b. Menghitung penyusutan terhadap peralatan atau investasi yang dimiliki c. Serta memperkirakan biaya operasi tidak langsung dan menganalisanya A. Pengawasan Pendapatan Perkiraan pengawasan yang pertama adalah pendapatan yang merupakan sumber laba perusahaan. Untuk mengetahui penyimpangan yang terjadi berikut ini disajikan dalam tabel 2.6
Mutiara Ningsih Sirait : Analisis Biaya Operasional PT. SUPRACO INDONESIA MEDAN, 2008. USU Repository © 2009
Tabel 2.6 Pengawasan Anggaran Pendapatan Per 31 Desember 2002 (dalam satuan rupiah) Keterangan Hasil
Penjualan
Tunai Penerimaan piutang terkumpul TOTAL
Anggaran
Realisasi
Variance
%
529.870.959
528.078.837
1.792.122
0.33
18.399.126
-
-
548.270.082
528.078.837
1.792.122
0.32
Sumber : Laporan Keuangan PT. Supraco Indonesia Medan.
B. Pengawasan Biaya Operasi Langsung Pengawasan biaya operasi langsung dilakukan dengan membandingkan anggaran biaya langsung dengan biaya yang terjadi dilapangan. Dapat dilihat pada tabel 2.7 sebagai berikut : Tabel 2.7 Pengawasan Biaya Operasi Langsung Per 31 Desember 2002 (dalam satuan rupiah) Keterangan Biaya
tenaga
kerja Biaya bahan Biaya Administrasi TOTAL
Anggaran
Realisasi
Variance
%
159.498.924
155.317.305
4.181.619
2.6
158.623.162
155.317.305
3.305.857
2.0
64.456.681
63.321.670
1.135.011
1.7
382.578.767
373.956.280
8.622.487
2.2
Mutiara Ningsih Sirait : Analisis Biaya Operasional PT. SUPRACO INDONESIA MEDAN, 2008. USU Repository © 2009
C. Pengawasan Biaya Operasi Tidak Langsung Pengawasan biaya operasi tidak langsung dilakukan untuk mendukung pengawasa biaya operasi langsung. Karena biaya tidak langsung membantu dalam operasi kerja biaya langsung. Data dapat dilihat pada tabel 2.8 sebagai berikut:
Tabel 2.8 Pengawasan Biaya Operasi Tidak Langsung Per 31 Desember 2002 (dalam satuan rupiah) Keterangan
Anggaran
Realisasi
Variance
%
Biaya Iklan
5.077.680
4.778.994
298.686
5.8
Biaya penyusutan
53.166.308
52.568.934
597.374
1.12
6.869.803
5.973.742
896.061
13
19.092.081
17.921.227
1.170854
6
Penjulan rupa-rupa
4.457.605
3.584.245
873.360
19
TOTAL
88.663.477
84.827.142
3.836.335
4.3
Biaya
penyusutan
penjualan Biaya
telepon,
air,
listrik
D. Pengawasan Anggaran Rugi Laba Setelah disusun perbandingan anggaran dan realisasinya untuk semua perkiraan biaya yang ada, barulah disusun anggaran rugi laba serta realisasinya. Data tersebut dapat dilihat pada tabel 2.9 sebagai berikut :
Mutiara Ningsih Sirait : Analisis Biaya Operasional PT. SUPRACO INDONESIA MEDAN, 2008. USU Repository © 2009
Tabel 2.9 Pengawasan Anggaran Rugi Laba Per 31 Desember 2002 (dalam satuan rupiah) Keterangan
Anggaran
Realisasi
Variance
%
Pendapatan bersih
537.636.825
528.078.837
9.557.988
1.7
Biaya Operasi -Biaya
Operasi 382.558.469
373.956.280
8.602.189
2.2
88.663.479
84.827.142
3.363.337
3.7
66.414.877
69.295.415
21.523.514
3.2
Langsung -Biaya Operasi Tidak Langsung Laba Operasi
Variance pada anggaran pendapatan, biaya operasi langsung, biaya operasi tidak langsung dan anggaran rugi laba tahun 2002 bersifat positif atau menguntungkan.
Mutiara Ningsih Sirait : Analisis Biaya Operasional PT. SUPRACO INDONESIA MEDAN, 2008. USU Repository © 2009
Tabel 2.10 Pengawasan Anggaran Pendapatan Per 31 Desember 2003 (dalam satuan rupiah) Keterangan Hasil
Anggaran
Realisasi
Variance
%
477.361.225
475.746.700
1.614.525
0.33
16.575.790
-
-
493.937.015
475.746.700
1.614.525
Penjualan
Tunai Penerimaan piutang terkumpul TOTAL
0.32
Sumber : Laporan Keuangan PT. Supraco Indonesia Medan.
Tabel 2.11 Pengawasan Biaya Operasi Langsung Per 31 Desember 2003 (dalam satuan rupiah) Keterangan Biaya
Anggaran
Realisasi
Variance
%
143.692.725
139.925.500
3.767.225
2.6
142.903.750
139.925.500
2.978.250
2.0
58.069.082
57.046.550
1.022.532
1.7
344.665.557
336.897.550
7.768.007
2.2
tenaga
kerja Biaya bahan Biaya Administrasi TOTAL
Mutiara Ningsih Sirait : Analisis Biaya Operasional PT. SUPRACO INDONESIA MEDAN, 2008. USU Repository © 2009
Tabel 2.12 Pengawasan Biaya Operasi Tidak Langsung Per 31 Desember 2003 (dalam satuan rupiah) Keterangan
Anggaran
Realisasi
Variance
Biaya Iklan
4.574.487
4.305.400
269.087
5.8
Biaya penyusutan
47.897.575
47.359.400
538.175
1.1
6.189.012
5.381.750
807.262
13
17.200.073
16.145.250
1.054.823
6.1
Penjulan rupa-rupa
4.015.861
3.329.050
786.811
19
TOTAL
79.877.008
76.420.850
3.456.158
4.3
Biaya
penyusutan
penjualan Biaya
telepon,
air,
listrik
%
Tabel 2.13 Pengawasan Anggaran Rugi Laba Per 31 Desember 2003 (dalam satuan rupiah) Keterangan
Anggaran
Realisasi
Variance
%
Pendapatan bersih
484.357.500
475.746.700 8.610.800
1.7
344.647.270
336.897.550 7.749.720
2.2
79.877.009
76.420.850
3.456.159
4.3
59.833.221
62.428.300
19.816.675
33
Biaya Operasi -Biaya
Operasi
Langsung -Biaya Operasi Tidak Langsung Laba Operasi
Mutiara Ningsih Sirait : Analisis Biaya Operasional PT. SUPRACO INDONESIA MEDAN, 2008. USU Repository © 2009
Variance pada anggaran pendapatan, biaya operasi langsung, biaya operasi tidak langsung dan anggaran rugi laba tahun 2003 bersifat positif atau menguntungkan.
Tabel 2.14 Pengawasan Anggaran Pendapatan Per 31 Desember 2004 (dalam satuan rupiah) Keterangan Hasil
Penjualan
Tunai Penerimaan piutang terkumpul TOTAL
Anggaran
Realisasi
Variance
%
433.964.750
432.497.000
1.467.750
0.33
15.068.900
-
-
449.033.650
432.497.000
1.467.750
0.32
Sumber : Laporan Keuangan PT. Supraco Indonesia Medan
Tabel 2.15 Pengawasan Biaya Operasi Langsung Per 31 Desember 2004 (dalam satuan rupiah) Keterangan Biaya
tenaga
kerja Biaya bahan Biaya Administrasi TOTAL
Anggaran
Realisasi
Variance
%
130.629.750
127.205.000
3.424.750
2.6
129.895.875
127.205.000
2.707.500
2.0
52.790.075
51.860.500
929.575
1.7
313.332.325
306.270.500
7.061.825
2.2
Mutiara Ningsih Sirait : Analisis Biaya Operasional PT. SUPRACO INDONESIA MEDAN, 2008. USU Repository © 2009
Tabel 2.16 Pengawasan Biaya Operasi Tidak Langsung Per 31 Desember 2004 (dalam satuan rupiah) Keterangan
Anggaran
Realisasi
Variance
%
Biaya Iklan
4.158.625
3.914.000
244.625
5.8
Biaya penyusutan
43.543.250
43.054.000
489.250
1.1
5.626.375
4.892.000
734.375
13
15.636.430
14.677.500
958.930
6.1
Penjulan rupa-rupa
3.650.783
2.935.500
715.283
19
TOTAL
72.615.463
69.473.000
3.142.463
4.3
Biaya
penyusutan
penjualan Biaya telepon, air, listrik
Tabel 2.17 Pengawasan Anggaran Rugi Laba Per 31 Desember 2004 (dalam satuan rupiah) Keterangan
Anggaran
Realisasi
Variance
%
Pendapatan bersih
440.325.000
432.497.000 7.828.000
1.7
313.315.700
306.270.500
7.344.963
2.3
72.615.463
69.473.000
3.142.463
4.5
54.393.837
56.753.500
18.315.426
33
Biaya Operasi -Biaya
Operasi
Langsung -Biaya Operasi Tidak Langsung Laba Operasi
Mutiara Ningsih Sirait : Analisis Biaya Operasional PT. SUPRACO INDONESIA MEDAN, 2008. USU Repository © 2009
Variance pada anggaran pendapatan, biaya operasi langsung, biaya operasi tidak langsung dan anggaran rugi laba tahun 2004 bersifat positif atau menguntungkan.
Tabel 2.18 Pengawasan Anggaran Pendapatan Per 31 Desember 2005 (dalam satuan rupiah) Keterangan Hasil
Anggaran
Penjualan
Tunai Penerimaan piutang terkumpul TOTAL
Realisasi
Variance
456.805.000
455.260.000
1.545.000
15.862.000
-
-
472.667.000
455.260.000
1.545.000
% 0.33
0.32
Sumber : Laporan Keuangan PT. Supraco Indonesia Medan.
Tabel 2.19 Pengawasan Biaya Operasi Langsung Per 31 Desember 2005 (dalam satuan rupiah) Keterangan Biaya
tenaga
kerja Biaya bahan Biaya Administrasi TOTAL
Anggaran
Realisasi
Variance
%
137.505.000
133.900.000
3.605.000
2.6
136.750.000
133.900.000
2.850.000
2.0
55.568.500
54.590.000
978.500
1.7
329.823.500
322.390.000
7.433.500
2.2
Mutiara Ningsih Sirait : Analisis Biaya Operasional PT. SUPRACO INDONESIA MEDAN, 2008. USU Repository © 2009
Tabel 2.20 Pengawasan Biaya Operasi Tidak Langsung Per 31 Desember 2005 (dalam satuan rupiah) Keterangan
Anggaran
Realisasi
Variance
%
Biaya Iklan
4.377.500
4.120.000
257.500
5.8
Biaya penyusutan
45.835.000
45.320.000
515.000
1.1
5.922.500
5.150.000
772.500
13
16.459.400
15.450.000
1.009.400
6.1
Penjulan rupa-rupa
3.842.930
3.090.000
752.930
19
TOTAL
76.437.330
73.130.000
3.307.330
4.3
Biaya
penyusutan
penjualan Biaya
telepon,
air,
listrik
Tabel 2.21 Pengawasan Anggaran Rugi Laba Per 31 Desember 2005 (dalam satuan rupiah) Keterangan
Anggaran
Realisasi
Variance
%
Pendapatan bersih
463.500.000
455.260.000
8.240.000
1.7
329.806.000
322.390.000
7.416.000
22
76.437.330
73.130.000
3.307.330
4.3
57.256.670
59.740.000
18.963.330ss
33
Biaya Operasi -Biaya
Operasi
Langsung -Biaya Operasi Tidak Langsung Laba Operasi
Mutiara Ningsih Sirait : Analisis Biaya Operasional PT. SUPRACO INDONESIA MEDAN, 2008. USU Repository © 2009
Variance pada anggaran pendapatan, biaya operasi langsung, biaya operasi tidak langsung, dan anggaran laba rugi tahun 2005 sama dengan tahun sebelumnya yaitu bersifat positif atau menguntungkan.
Tabel 2.22 Pengawasan Anggaran Pendapatan Per 31 Desember 2006 (dalam satuan rupiah) Keterangan Hasil
Penjualan
Tunai Penerimaan piutang terkumpul TOTAL
Anggaran
Realisasi
Variance
443.500.000
442.000.000
1.500.000
15.400.000
-
-
458.900.000
442.000.000
1.500.000
% 0.33
0.32
Sumber : Laporan Keuangan PT. Supraco Indonesia
Tabel 2.23 Pengawasan Biaya Operasi Langsung Per 31 Desember 2006 (dalam satuan rupiah) Keterangan Biaya
tenaga
kerja Biaya bahan Biaya Administrasi TOTAL
Anggaran
Realisasi
Variance
%
133.500.000
130.000.000
3.500.000
2.6
132.750.000
130.000.000
2.750.000
2.0
53.950.000
53.000.000
950.000
1.7
320.200.000
313.000.000
7.200.000
2.2
Mutiara Ningsih Sirait : Analisis Biaya Operasional PT. SUPRACO INDONESIA MEDAN, 2008. USU Repository © 2009
Tabel 2.24 Pengawasan Biaya Operasi Tidak Langsung Per 31 Desember 2006 (dalam satuan rupiah) Keterangan
Anggaran
Realisasi
Variance
%
Biaya Iklan
4.250.000
4.000.000
250.000
5.8
Biaya penyusutan
44.500.000
44.000.000
500.000
1.1
5.750.000
5.000.000
750.000
13
15.980.000
15.000.000
980.000
6
Penjulan rupa-rupa
3.731.000
3.000.000
731.000
19
TOTAL
74.211.000
71.000.000
3.211.000
4.3
Biaya
penyusutan
penjualan Biaya
telepon,
air,
listrik
Tabel 2.25 Pengawasan Anggaran Rugi Laba Per 31 Desember 2006 (dalam satuan rupiah) Keterangan
Anggaran
Realisasi
Variance
%
Pendapatan bersih
450.000.000
442.000.000
8.000.000
1.7
320.200.000
313.000.000
7.200.000
2.2
74.211.000
71.000.000
3.211.000
4.3
55.598.000
58.000.000
18.411.000
33
Biaya Operasi -Biaya
Operasi
Langsung -Biaya Operasi Tidak Langsung Laba Operasi
Mutiara Ningsih Sirait : Analisis Biaya Operasional PT. SUPRACO INDONESIA MEDAN, 2008. USU Repository © 2009
Variance pada anggaran pendapatan, biaya operasi langsung, biaya operasi tidak langsung, dan anggaran laba rugi yang terjadi pada tahun 2002 sampai dengan 2006 bersifat positif atau menguntungkan. Dari data anggaran pendapatan, biaya operasi langsung, biaya operasi tidak langsung, dan anggaran laba rugi diatas dapat terlihat perbedaan anggaran dengan realisasi yang sebenarnya pada perusahaan.
Mutiara Ningsih Sirait : Analisis Biaya Operasional PT. SUPRACO INDONESIA MEDAN, 2008. USU Repository © 2009
BAB III ANALISA DAN EVALUASI
Pada bab ini penulis mencoba menganalisis dan mengevaluasi anggaran yang dibuat oleh PT. Supraco Indonesia Medan dengan cara membandingkan anggaran yang dibuat oleh perusahaan dengan pengawasan yang dilakukan dan teori-teori yang ada. Perencanaan anggaran pada PT. Supraco Indonesia Medan disusun sesuai kebutuhan pertahun. Anggaran yang tidak atau belum direalisasikan sampai tahun anggaran berjalan dianggap hangus, bila rencana kerja tetap dilaksanakan harus dianggarkan tahun berikutnya. PT. Supraco Indonesia Medan menerapkan penyusunan anggaran dengan memberikan otoritas penuh pada bagian yang terlibat dalam penyusunan anggaran biaya operasional ini, dengan cara mempelajari data dan informasi pada tahun sebelumnya dan melakukan perkiraan atau estimasi akan berjalan perusahaan dimasa depan yang tentu saja harus memperhatikan faktor internal dan eksternal perusahaan. Penyusunan anggaran dengan sistem ini dilakukan dengan dasar pertimbangan bahwa bagian tersebutlah yang lebih mengetahui program apa yang akan dilaksanakan dan berapa besar dana yang dibutuhkan. Di PT. Supraco Indonesia Medan langkah pertama dalam perencanaan anggaran adalah penetapan standar yang akan dipergunakan sebagai pedoman dalam pengawasan. Pengawasan anggaran adalah suatu system penggunaan bentuk dan sasaran yang ditetapkan dalam suatu anggaran untuk mengawasi
Mutiara Ningsih Sirait : Analisis Biaya Operasional PT. SUPRACO INDONESIA MEDAN, 2008. USU Repository © 2009
kegiatan-kegiatan manajerial dengan melakukan perbandingan pelaksanaan nyata dan pelaksanaan yang direncanakan.. PT. Supraco Indonesia Medan sebagai perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa tenaga kerja memakai beberapa anggaran (anggaran Induk) yaitu : 1. Anggaran pendapatan 2. Anggaran biaya Operasi langsung 3. Anggaran biaya operasi tidak langsung 4. Anggaran Laba/Rugi Untuk mengetahui perkembangan perusahaan penulis membuat time series dari tahun 2002 sampai dengan tahun 2006 yang tercantum dalam tabel 3.
Mutiara Ningsih Sirait : Analisis Biaya Operasional PT. SUPRACO INDONESIA MEDAN, 2008. USU Repository © 2009
Tabel. 3 PT. Supraco Indonesia Laporan Variance Per 31 des 2002 – 2006 Rp (Rupiah)
Persentase (%)
KETERANGAN Anggaran Pendapatan Biaya Operasi Langsung Biaya
Operasi
Tidak
Langsung Anggaran Laba Rugi
2002
2003
2004
2005
2006
2002
2003
2004
2005
2006
1.792.122
1.614.525
1.467.750
1.545.000
1.500.000
100
90
81
86
83
8.622.487
7.768.007
7.061.825
7.433.500
7.200.000
100
90
81
86
83
3.836.335
3.456.158
3.142.463
3.307.330
3.211.000
100
90
81
86
83
21.523.514 19.816.675 18.315.426 18.963.330 18.451.000 100
92
85
88
85
Sumber : Data diolah dari Laporan Keuangan PT. Supraco Indonesia Medan.
Mutiara Ningsih Sirait : Analisis Biaya Operasional PT. SUPRACO INDONESIA MEDAN, 2008. USU Repository © 2009
Perbandingan variance anggaran pendapatan, biaya operasi langsung, biaya operasi tidak langsung dan anggaran rugi laba berdasarkan pada tahun 2002 karena dijadikan tahun awal perbandingan. 1. Perbandingan variance anggaran pendapatan pada tahun 2003 mengalami penurunan sebesar 10% disebabkan hasil penjualan tunai dan penerimaan piutang terkumpul mengalami penurunan. Biaya operasi langsung mengalami penurunan sebesar 10% disebabkan biaya tenaga kerja, biaya bahan, dan biaya administrasi mengalami penurunan. Biaya operasi tidak langsung mengalami penurunan sebesar 10% disebabkan biaya iklan, biaya penyusutan, biaya penyusutan penjualan, biaya telepon, air dan listrik dan penjualan rupa-rupa mengalami penurunan. Anggaran laba rugi mengalami penurunan sebesar 8% disebabkan pendapatan bersih, biaya operasi langsung, dan biaya operasi tidak langsung mengalami penurunan. 2. Perbandingan variance anggaran pendapatan pada tahun 2004 mengalami penurunan sebesar 19% disebabkan hasil penjualan tunai dan penerimaan piutang terkumpul mengalami penurunan. Biaya operasi langsung mengalami penurunan sebesar 19% disebabkan biaya tenaga kerja, biaya bahan, dan biaya administrasi mengalami penurunan.
Mutiara Ningsih Sirait : Analisis Biaya Operasional PT. SUPRACO INDONESIA MEDAN, 2008. USU Repository © 2009
Biaya operasi tidak langsung mengalami penurunan sebesar 19% disebabkan biaya iklan, biaya penyusutan, biaya penyusutan penjualan, biaya telepon, air dan listrik dan penjualan rupa-rupa mengalami penurunan. Anggaran laba rugi mengalami penurunan sebesar 15% disebabkan pendapatan bersih, biaya operasi langsung, dan biaya operasi tidak langsung mengalami penurunan. 3. Perbandingan variance anggaran pendapatan pada tahun 2005 mengalami penurunan sebesar 14% disebabkan hasil penjualan tunai dan penerimaan piutang terkumpul mengalami penurunan. Biaya operasi langsung mengalami penurunan sebesar 14% disebabkan biaya tenaga kerja, biaya bahan, dan biaya administrasi mengalami penurunan. Biaya operasi tidak langsung mengalami penurunan sebesar 14% disebabkan biaya iklan, biaya penyusutan, biaya penyusutan penjualan, biaya telepon, air dan listrik dan penjualan rupa-rupa mengalami penurunan. Anggaran laba rugi mengalami penurunan sebesar 12% disebabkan pendapatan bersih, biaya operasi langsung, dan biaya operasi tidak langsung mengalami penurunan. 4. Perbandingan variance anggaran pendapatan pada tahun 2006 mengalami penurunan sebesar 17% disebabkan hasil penjualan tunai dan penerimaan piutang terkumpul mengalami penurunan.
Mutiara Ningsih Sirait : Analisis Biaya Operasional PT. SUPRACO INDONESIA MEDAN, 2008. USU Repository © 2009
Biaya operasi langsung mengalami penurunan sebesar 17% disebabkan biaya tenaga kerja, biaya bahan, dan biaya administrasi mengalami penurunan. Biaya operasi tidak langsung mengalami penurunan sebesar 17% disebabkan biaya iklan, biaya penyusutan, biaya penyusutan penjualan, biaya telepon, air dan listrik dan penjualan rupa-rupa mengalami penurunan. Anggaran laba rugi mengalami penurunan sebesar 15% disebabkan pendapatan bersih, biaya operasi langsung, dan biaya operasi tidak langsung mengalami penurunan. PT. Supraco Indonesia Medan telah melakukan pengawasan dengan tepat sehingga tidak mengalami kerugian. Hal ini dapat kita lihat dengan diadakannya laporan perbandingan realisasi dengan anggaran operasional yang telah direncanakan. Dimana setiap penyimpangan-penyimpangan dapat diketahui dan diidentifikasikan serta dianalisis kembali untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan penyimpangan tersebut. Penyimpangan yang didapat melalui evaluasi dijadikan bahan acuan untuk periode yang akan datang. Berdasarkan analisis pada Tabel 3 terlihat, bahwa PT. Supraco Indonesia Medan mengalami kenaikan laba pada tahun 2002 sedangkan tahun-tahun berikutnya mengalami penurunan laba tetapi tidak sampai mengalami kerugian. PT. Supraco Indonesia Medan telah mampu memberikan hasil yang maksimal dimana antara anggaran biaya operasional yang telah direncanakan dan disusun dengan realisasi operasional yang telah dilaksanakan menunjukkan
Mutiara Ningsih Sirait : Analisis Biaya Operasional PT. SUPRACO INDONESIA MEDAN, 2008. USU Repository © 2009
keefektifan dan keefisienan biaya secara maksimal, dimana telah ditunjukkan dengan hasil penyimpangan yang bersifat positif
yang berarti memberikan
keuntungan yang cukup bagi perusahaan.
Mutiara Ningsih Sirait : Analisis Biaya Operasional PT. SUPRACO INDONESIA MEDAN, 2008. USU Repository © 2009
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Dari hasil analisis data, maka dapat dibuat kesimpulan sebagai berikut : 1. PT. Supraco Indonesia Medan adalah sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa tenaga kerja dimana sistem penyusunan anggaran biaya operasionalnya berdasarkan pada anggaran operasional pada tahun sebelumnya realisasi tahun berjalan dan melihat ramalan kondisi ekonomi secara umum. 2. Perencanaan yang dibuat PT. Supraco Indonesia Medan cukup baik karena melibatkan semua bagian (departemen) yang ada dalam perusahaan sehingga semua pihak dapat bertanggung jawab dalam menyusun anggaran. 3. Pengendalian biaya operasional dari tahun 2002 sampai dengan tahun 2006 berjalan cukup baik dimana PT. Supraco melakukan pengendalian melalui perbandingan antara biaya yang sebenarnya dengan biaya menurut anggaran sehingga variance yang terjadi dari tahun 2002 sampai dengan tahun 2006 pada perusahaan ini bersifat positif atau menguntungkan.
Mutiara Ningsih Sirait : Analisis Biaya Operasional PT. SUPRACO INDONESIA MEDAN, 2008. USU Repository © 2009
B. Saran 1. Dalam upaya mewujudkan tujuan perusahaan yang sebenarnya, maka kiranya perlu diambil beberapa kebijaksanaan agar perusahaan lebih memperhitungan estimasi-estimasi kejadian pada masa yang akan datang sehingga realisasi dengan yang dianggarkan tidak jauh berbeda. 2. Pimpinan perusahaan perlu meningkatkan pengendalian untuk mencegah terjadi pemborosan dana, Disarankan perusahaan melakukan inpeksi mendadak demi menghindari penyelewengan dana dari anggaran yang ditetapkan. 3. Perencanaan yang dilakukan oleh PT. Supraco Indonesia Medan sudah melibatkan semua pihak di departemen atau bagian dari PT. Supraco Indonesia Medan, sehingga disarankan dapat mempertahankan kebijakan perencanaan seperti ini di masa depan.
Mutiara Ningsih Sirait : Analisis Biaya Operasional PT. SUPRACO INDONESIA MEDAN, 2008. USU Repository © 2009
DAFTAR PUSTAKA
Adisaputra Gunawan, Asri
Marwan ,2003, Anggaran Perusahaan, Cetakan
Pertama, Penerbit BPEE – Yogyakarta Lien Chen, Blocher, 2001,Manajemen Biaya, Edisi I , Salemba Empat, Jakarta Nafarin M, 2004, Penganggaran Perusahaan, Edisi Revisi, Penerbit Salemba Empat, Jakarta Supriyono, 2000, Akuntansi Manajemen I, Cetakan Keenam, penerbit BPFE Yogyakarta. Nazir . Moh Ph.D ,2000, Metode Penelitian, Edisi Pertama, Penerbit Ghalia Pertama, Bogor Reksohadiprojo, Sukanto ,2000, Dasar-Dasar Manajemen, Cetakan kelima, Penerbit BPFE, Yogyakarta Usman, Husaini, 2006, Manajemen, Cetakan I, Penerbit Sinar Grafika Offset, Jakarta Garrison, H, Ray, 2000, Akuntansi Manajerial, Salemba Empat, Jakarta Reksohadiprojo, Sukanto, 2000, Dasar-Dasar Manajemen, Cetakan kelima, Penerbit BPFE, Yogyakarta Hilton, Welsch, Gordon, 2000, Anggaran, Edisi I, Salemba Empat, Jakarta
Mutiara Ningsih Sirait : Analisis Biaya Operasional PT. SUPRACO INDONESIA MEDAN, 2008. USU Repository © 2009