UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI PROGRAM DIPLOMA III MEDAN
SISTEM AKUNTANSI AKTIVA TETAP PADA PT. SINAR JAYA ABADI SKRIPSI MINOR
DIAJUKAN OLEH :
NAMA NIM JURUSAN
: SURYA DARMA : 042102045 : AKUNTANSI
GUNA MEMENUHI SALAH SATU SYARAT UNTUK MENYELESAIKAN PENDIDIKAN PADA FAKULTAS EKONOMI PROGRAM DIPLOMA III UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2007
Surya Darma : Sistem Akuntansi Aktiva Tetap Pada PT. Sinar Jaya Abadi, 2007. USU Repository © 2009
DAFTAR ISI HALAMAN KATA PENGANTAR…………………………………………………………… ….i DAFTAR ISI………………………………………………………………………...iii BAB I : PENDAHULUAN A. Alasan Judul……………………………………………………1
Pemilihan
B. Perumusan Masalah………………………………………………………..2 C. Tujuan Dan Penelitian……………………………………………2
Manfaat
D. Metode Penelitian………………………………………………………….3 E. Metode Analisis…………………………………………………………….4 F. Sistematika Pembahasan……………………………………………………4 BAB II : AKUNTANSI AKTIVA TETAP PADA PT.SINAR JAYA ABADI A. Sejarah Perusahaan………………………………………………..7 B. Stuktur Perusahaan……………………………………………..7
Singkat
Organisasi
C. Penggolongan Tetap………………………………………………14
Aktiva
D. Penentuan Harga Tetap………………………………..15
Aktiva
E. Pengeluaran-Pengeluaran Tetap……………..17
Perolehan
Selama
Surya Darma : Sistem Akuntansi Aktiva Tetap Pada PT. Sinar Jaya Abadi, 2007. USU Repository © 2009
Pemakaian
Aktiva
F. Metode Penyusutan Tetap………………………………………...18
Aktiva
BAB III : ANALISA DAN EVALUASI A. Pengertian Tetap………………………………………………….22
Aktiva
1. Penggolongan Tetap………………………………………….23
Aktiva
2. Penentuan Harga Tetap……………………………26
Perolehan
B. Pengeluaran-Pengeluaran Pemakaian……………………………35
C. Penyusutan Aktiva Pembenannya…………………………….41 1. Metode Penyusutan ABADI……….51
Aktiva
Selama
Tetap
Tetap
2. Penyajian Aktiva Neraca……………………………….52
Aktiva
PT.SINAR
Tetap
Dan
JAYA
Dalam
BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan……………………………………………………………….5 5 B. Saran………………………………………………………………………5 6 DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………..........v
Surya Darma : Sistem Akuntansi Aktiva Tetap Pada PT. Sinar Jaya Abadi, 2007. USU Repository © 2009
BAB I PENDAHULUAN
A. Alasan Pemilihan Judul Umumnya perusahaan mempunyai tujuan untuk memperoleh laba semaksimal mungkin untuk kelanjutan perkembangan perusahaan. Untuk mencapai tujuan tersebut perusahaan membutuhkan akuntansi untuk menyediakan informasi yang dapat dipakai untuk mengambil keputusan. Akuntansi adalah merupakan suatu sistim informasi bagi pihak-pihak yang berkepentingan dalam perusahaan untuk mengambil keputusan. Perusahaan pasti memilih aktiva tetap yang akan dipergunakan di dalam menjalankan operasinya. Aktiva tersebut merupakan aktiva yang langsung dipergunakan dalam kegiatan operasi perusahaan. Oleh karena itu aktiva tetap merupakan pos aktiva yang relatif cukup besar jika dibandingkan dengan jumlah aktiva lainnya. Dengan adanya jumlah aktiva tetap yang cukup besar maka pengolahannya baik yang menyangkut aktivanya secara fisik maupun penyusutannya harus dilakukan berdasarkan perencanaan yang tepat. Perhitungan-perhitungan secara analisa-analisa yang baik harus dilakukan sehingga tidak terjadi hal-hal yang dapat merupakan perusahaan. Penyajiannya didalam daftar neraca dan daftar laba rugi suatu perusahaan harus sesuai dengan ketentuan akuntansi dan harus disajikan sewajar mungkin, sehingga para pihak yang berkepentingan akan dapat mengambil keputusan ekonomi sebaik-baiknya.
Surya Darma : Sistem Akuntansi Aktiva Tetap Pada PT. Sinar Jaya Abadi, 2007. USU Repository © 2009
Sehubungan dengan itu dengan mengetahui bahwa PT. Pelayaran Sinar Jaya Abadi, Tanjungbalai : 1. Merupakan salah satu perusahaan yang memiliki aktiva tetap dalam jumlah yang cukup besar terhadap total aktivanya dan penilaian terhadap penyusutan aktiva tetap tidak boleh diabaikan. 2. Menyediakan data-data yang penulis butuhkan dalam penelitian ini. 3. Biaya yang dikeluarkan harus dipisahkan antara biaya yang menambah umur aktiva dengan yang tidak menambah umur aktiva.
B. Perumusan Masalah Dari uraian diatas penulis mencoba merumuskan permasalahan yang dihadapi PT. Pelayaran Sinar Jaya Abadi yaitu : “Apakah pencatatan aktiva tetap pada PT. Pelayaran Sinar Jaya Abadi Tanjungbalai sudah dicatat dan disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan.
C.Tujuan dan Manfaat Penelitian Luas penelitian yang dilakukan oleh penulis meliputi bagaimana perkiraan akuntansi aktiva tetap yang dilakukan oleh PT. Pelayanan Sinar Jaya Abadi. Mengingat terbatasnya waktu, biaya dan pengetahuan yang dimiliki penulis dan agar tidak mengaburkan permasalahan yang dibahas, maka ruang lingkup atau scope dari penelitian ini dibatasi. Disamping itu juga hanya menitikberatkan pada perlakuan akuntansi aktiva tetap yang terwujud yang tentunya dihubungkan dengan Standar Akuntansi Keuangan.
Surya Darma : Sistem Akuntansi Aktiva Tetap Pada PT. Sinar Jaya Abadi, 2007. USU Repository © 2009
Adapun manfaat penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui bagaimana perusahaan melakukan pencatatan akuntansi aktiva tetap. 2. Untuk menambah pengetahuan dan membandingkan teori dengan praktek dalam perusahaan. 3. Memberikan saran-saran yang berguna untuk mengatasi masalahmasalah yang dihadapi perusahaan. Sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah : Untuk mengetahui bagaimana penerapan Standar Akuntansi Keuangan dalam penyelenggaraan aktiva tetap pada perusahaan PT. Pelayaran Sinar Jaya Abadi Tanjungbalai.
D. Metode Penelitian Penelitian merupakan suatu usaha yang bersifat sistematis dan objektif dalam mengumpulkan atau memperoleh keterangan yang teliti dan efisien. Dalam mengumpulkan keterangan-keterangan yang diperlukan untuk menyusun skripsi ini, penyusun menggunakan dua macam metode penelitian yaitu : 1. Penelitian Lapangan (Field Research) yaitu : suatu cara memperoleh data dengan langsung ke objek penelitian. Penelitian dilakukan dengan observasi dan interview dengan pimpinan dan pegawai perusahaan tersebut yang dapat memberikan data yang diperlukan dalam menyusun skripsi ini, dengan tujuan untuk mendapatkan gambaran yang lengkap tentang metode yang diterapkan, termasuk juga-
Surya Darma : Sistem Akuntansi Aktiva Tetap Pada PT. Sinar Jaya Abadi, 2007. USU Repository © 2009
pencarian data dari dokumen dan catatan-catatan yang diperlukan kepada perusahaan yang bersangkutan. 2. Penelitian Perpustakaan (Library Research) yaitu pengumpulan data yang diperoleh dengan jalan membaca buku-buku, majalah-majalah dan sumber lainnya yang berhubungan dengan penelitian yang penulis lakukan. Hal ini dimaksudkan sebagai pendukung bagi data-data yang telah diperoleh melalui penelitian lapangan agar pemecahan atas penelitian ini lebih baik dan jelas.
E. Metode Analisis Metode analisis yang dilakukan dalam penulisan skripsi ini terdiri dari dua metode yaitu : 1. Metode deskriptif yaitu suatu metode analisa yang mencoba mengumpulkan, mengklasifikasikan dan menganalisa data sehingga dapat memberikan keterangan mengenai masalah yang dihadapi. 2. Metode
deduktif
yaitu
metode
yang
dilaksanakan
dengan
membandingkan teori-teori akuntansi yang berhubungan dengan kegiatan perusahaan terutama aktiva tetap, akan dapat dibuat kesimpulan untuk memecahkan masalah yang dihadapi.
F. Sistematika Pembahasan Untuk membahas permas berkaitan dengan judul skripsi ini, penulis membuat suatu sistematika yang terdiri dari 5 bab dengan urutan-urutan sebagai berikut :
Surya Darma : Sistem Akuntansi Aktiva Tetap Pada PT. Sinar Jaya Abadi, 2007. USU Repository © 2009
Bab I
: Pendahuluan Dalam bab ini akan membahas alasan pemilihan judul, perumusan masalah, luas dan tujuan penelitian, metode penelitian dan metode analisis.
Bab II
: Akuntansi Aktiva Tetap Pada PT. Pelayaran Sinar Jaya Abadi Dalam bab ini diuraikan mengenai tinjauan umum perusahaan yakni sejarah singkat perusahaan, struktur organisasi, penggolongan aktiva tetap, nilai perolehan aktiva tetap, pengeluaran-pengeluaran selama pemakaian aktiva tetap, penyusutan aktiva tetap.
Bab III
: Analisa dan Evaluasi Dalam bab ini penulis membahas uraian teoritis mengenai pengertian dan penggolongan aktiva tetap, penentuan harga perolehan aktiva tetap, Pengeluaran selama pemakaian aktiva
tetap,
pendapatan,
pengeluaran penyusutan
modal
aktiva
penyusutan aktiva tetap.
Surya Darma : Sistem Akuntansi Aktiva Tetap Pada PT. Sinar Jaya Abadi, 2007. USU Repository © 2009
dan
tetap
pengeluaran dan
metode
Bab IV
:
Kesimpulan Dan Saran Dalam
bab
ini
penulis
menarik
kesimpulan
dari
pembahasan bab-bab sebelumnya serta memberikan saran.
Surya Darma : Sistem Akuntansi Aktiva Tetap Pada PT. Sinar Jaya Abadi, 2007. USU Repository © 2009
BAB II
AKUNTANSI AKTIVA TETAP PADA PT. PELAYARAN SINAR JAYA ABADI TANJUNG BALAI A. Sejarah Singkat Perusahaan Perusahaan dibidang jasa pelayaran ini pertama-tama adalah milik perorangan dengan nama Haihock Co yang berlayar masih antar pulau sekitar sumatera utara saja. Setelah mengalami perkembangan perusahaan memperluas usahanya dan mengganti namanya menjadi CV. PELPE atau pelayaran pantai andalas. CV ini didirikan pada tahun 1978. perkembangan yang terus berlanjut membuat perusahaan-perusahaan dan orang pribadi ingin menanamkan sahamnya, yang akhirnya pada tahun 1982 menjadi PT. Pelayaran Sinar Jaya Abadi. Saat itu masih berlayar sekitar dalam negeri yang kemudian pada tahun 1985 mulai berlayar keluar negeri yaitu dari Tanjung Balai ke Portklang yaitu salah satu pulau dinegara Malaysia. PT. Pelayaran Sinar Jaya Abadi ini merupakan perusahaan bergerak dibidang jasa angkutan cargo dan kapal penumpang yang memiliki 14 armada setiap armada mempunyai karyawan 7-14 orang, sedangkan Ferry 11-13 orang.
B. Struktur Organisasi Kegiatan dari suatu perusahaan akan dapat berjalan lancar apabila ada pembagian tugas dari pimpinan. Hal ini dapat dicapai dengan cara memberikan tugas dan tanggung jawab kepada orang-orang yang akan melaksanakan tugas tersebut atau struktur organisasi.
Surya Darma : Sistem Akuntansi Aktiva Tetap Pada PT. Sinar Jaya Abadi, 2007. USU Repository © 2009
Setiap tanggung jawab atau kegiatan yang diberikan pada karyawan harus diawasi secara efektif, manajemen perlu membentuk suatu badan organisasi dan membentuk struktur organisasi yang sehat, dimana manajemen dapat memperoleh informasi dari setiap bagian dan tingkata. Dengan adanya hubugan yang baik antara atasan dengan bawahan maka dapat diciptakan kerja sama yang baik dan teratur didalam organisasi tersebut. Pada struktur organisasi perusahaan dapat dilihat kedudukan dan tanggung jawab dari karyawan dalam melaksanakan tugas yang diberikan. Untuk melihat lebih jelasnya tanggung jawab dari orang-orang yang terlibat dalam kegiatan suatu organisasi dan untuk mengetahui dari mana mereka menerima tuags dan kepada siapa pula mereka mempertanggungjawabkan semua kegiatannya, maka hal ini ditetapkan suatu struktur organisasi. Dari struktur inilah dasar utama para karyawan juga pimpinan didalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya setiap hari. Adapun struktur organisasi yang dipergunakan perusahaan adalah struktur organisasi bentuk garis, dimana terdapat garis tanggung jawab dan wewenang secara langsung dari pucuk pimpinan hingga bawahan. Berdasarkan bagan struktur organisasi tersebut, maka terlihat bahwa secara garis besarnya pimpinan tertinggi adalah dewan komisaris yang membawahi pimpinan, dan pimpinan membawahi
empat
orang
menejer
(kepala
bagian).
Setiap
menejer
bertanggungjawab penuh atas pekerjaannya masing-masing sehingga lapisan manejemen PT. Pelayaran Sinar Jaya Abadi adalah sebagai berikut : 1. Dewan Komisaris 2. Direktur Utama
Surya Darma : Sistem Akuntansi Aktiva Tetap Pada PT. Sinar Jaya Abadi, 2007. USU Repository © 2009
3. Pimpinan 4. Staff Keuangan -
Bagian Pembukuan
-
Khusus Kasir
-
Bagian Pembuat Rekening
5. Staff Koperasi -
Bagian Barang
-
Bagian Pelayanan
6. Staff Gudang -
Bagian Pengawasan
7. Staff Tata Usaha (Administrasi) -
Bagian Komputer
-
Bagian Arsip
-
Bagian Karyawan
-
Operator
-
Office Boy Masing-masing staff mengelola pekerjaan masing-masing dan mengawasi
pekerjaan dari bahawannya. Setiap bulan masing-masing staff ini akan memberikan laporan pada pimpinan atas aktivitas perusahaan dari hasil kerja mereka. Secara rinci tanggung jawab dan wewenang masing-masing bagian adalah sebagai berikut : 1. Dewan Komisaris Merupakan pemegang saham PT. Pelayaran Sinar Jaya Abadi yang mempunyai hak untuk memerintah, menilai hasil kerja dari direktur. Setiap
Surya Darma : Sistem Akuntansi Aktiva Tetap Pada PT. Sinar Jaya Abadi, 2007. USU Repository © 2009
triwulan dewan komisaris menerima laporan dari direktur utama mengenai kegiatan perusahaan yaitu berupa laporan keuangan. 2. Direktur Utama Merupakan pucuk pimpinan dari perusahaan, dan menerima laporan setiap periode dari pimpinan sebagai bawahannya secara langsung. Adapun tugas dari direktur utama ini adalah merencanakan, mengorganisir, serta mengawasi kegiatan-kegiatan yang berlansung diperusahaan untuk dipertanggung jawabkan kegiatannya kpada dewan komisaris. 3. Pimpinan Merupakan bawahan dari direktur utama dan pimpinan ini merupakan yang tertinggi dalam kegiatan perusahaan dan mempunyai wewenang untuk mengawasi kegiatan yang berlangsung dimana hasil dari kegiatan perusahaan tersebut di pertanggungjawabkan pada direktur utama dalam bentuk laporan periode. Tugas sehari-hari pimpinan adalah sebagai berikut : 1. Bertanggungjawab didalam maupun diluar perusahaan atas kegiatan yang dilaksanakan. 2. Merencanakan cara kerja sesuai dengan kebijaksanaan yang telah digariskan oleh dewan komisaris. 3. Mengangkat dan memberhentikan pegawai. 4. Mengambil keputusan terhadap masalah yang dihadapi perusahaan. 5. Menandatangani perjanjian saat kapal hendak berlayar dan juga pada saat mendarat kembali dan mensahkan setiap pengeluaran ataupun penerimaan uang.
Surya Darma : Sistem Akuntansi Aktiva Tetap Pada PT. Sinar Jaya Abadi, 2007. USU Repository © 2009
4. Staff Keuangan Mempunyai tugas yang berhubungan dengan kegiatan keuangan, dimana ia membawahi bagian pembuat rekening yang bertugas membuat rekening pengeluaran yang terjadi selama kegiatan perusahaan, dimana rekening tersebut diserahkan kepada bagian kasir. Bagian kasir bertugas menerima, menyimpan dan melaksanakan pembayaran dengan peraturan-peraturan yang ditentukan. Segala transaksi yang terjadi dicatat bagian pembukuan (bagian akuntansi), transaksi tersebut dikelola menjadi bentuk laporan keuangan yang berguna bagi perusahaan sebagai informasi bagi perusahaan, membuat rencana anggaran perusahaan, bertanggung jawab atas kegiatan penerimaan piutang, pembayaran utang penyimpanan kas dan bertanggung jawab atas segala sesuatu yagn berhubungan dengan bank. 5. Staff Koperasi Membawahi bagian barang yang bertugas mencatat barang yagn masuk dan keluar untuk kegiatan kapal, dan juga melayani permintaan karyawan perusahaan yang tentunya berdasarkan aturan tertentu sedangkan bagian pelayaran bertugas melayani penumpang mulai keberangkatan hingga sampai ketujuan. 6. Staff Gudang Bertugas mencatat barang yang keluar dan masuk kegudang sebelum diangkat atau diambil oleh pemiliknya sedangkan pengawas gudang bertugas untuk mengawasi barang-barang tersebut supaya aman.
Surya Darma : Sistem Akuntansi Aktiva Tetap Pada PT. Sinar Jaya Abadi, 2007. USU Repository © 2009
7. Staff Tata Usaha (Administrasi) Bagian ini bertugas mencatat informasi yang dibutuhkan perusahaan misalnya telekomunikasi dan mengatur hal-hal lainnya yang menyangkut dengan kegiatan perusahaan sehari-hari. Untuk lebih memperjelas mengenai struktur organisasi PT. Pelayaran Sinar Jaya Abadi Tanjung Balai pada gambar berikut :
Surya Darma : Sistem Akuntansi Aktiva Tetap Pada PT. Sinar Jaya Abadi, 2007. USU Repository © 2009
PT. PELAYARAN SINAR JAYA ABADI TANJUNG BALAI STRUKTUR ORGANISASI Direktur Komisaris
Direktur Utama
Pimpinan
Staff Keuangan
Staff Keuangan
Bagian Kasir
Staff Koperasi
Bag. Pem. Rekening
Bagian Barang
Bagian Pelayaran
Staff Guang
Pengawas Gudang
Staff Tata Usaha
Bagian Komputer
Bagian Arsip
Bagian Karyawan
Bagian Operator
Sumber : PT. “Pelayaran Sinar Jaya Abadi” Tanjungbalai Surya Darma : Sistem Akuntansi Aktiva Tetap Pada PT. Sinar Jaya Abadi, 2007. USU Repository © 2009
47
C. Penggolongan Aktiva Tetap PT. Pelayaran Sinar Jaya Abadi, Tanjung Balai hanya memiliki 2 aktiva tetap yang utama yaitu kapal dan inventaris kantor. Sedangkan aktiva lainnya merupakan sewa. Sewa ini terjadi pada pihak pemerintah dan perusahaan swasta lainnya. Adapun aktiva yang disewa adalah sebagai berikut : 1. Bangunan sekaligus tanah yang dipergunakan sebagai kantor. 2. Alat angkut yaitu berupa pengangkutan truk yang disewa pada perusahaan pengangkutan. 3. Pelabuhan dan gudang disewa pada pihak pemerintah dan non pemerintah. Sedangkan aktiva-aktiva yang menjadi milik PT. Pelayaran Sinar Jaya Abadi, Tanjung Balai adalah sebagai berikut : 1. Kapal Terdiri dari 14 unit 2. Inventaris Kantor -
Kipas angin 1 unit
-
AC 5 unit
-
Meja / Kursi Karyawan
-
Komputer Merek Jie (4 unit)
-
Kursi Tamu 4 unit
-
Telepon 4 unit
-
Printer 4 unit
-
Fotocopy 1 unit
-
Fax
-
Meja computer 4 unit
Surya Darma : Sistem Akuntansi Aktiva Tetap Pada PT. Sinar Jaya Abadi, 2007. USU Repository © 2009
-
Video Monitor
D. Penentuan Harga Perolehan Aktiva Tetap Cara perolehan aktiva tetap pada PT. Pelayaran Sinar Jaya Abadi, Tanjung Balai dilakukan dengan dua cara yaitu :
1. Pembelian Tunai Perusahaan ini membeli aktiva tetap dengan pembelian tunai, aktiva tetap yang relative kecil seperti inventaris kantor yang berupa : Kipas Angin, AC, Komputer, Printer dan sebagainya. Selain itu ada juga pembelian aktiva tetap secara tunai relative besar, hal ini tergantung kepada kebijaksanaan perusahaan. Perusahaan juga mencatat pengeluaran-pengeluaran seperti biaya angkut, biaya pengiriman, biaya pemasangan dan lain-lain. Nilai perolehan aktiva tetap yang dibeli tunai dicatat sebagai uang tunai yang dikeluarkan ditambah dengan biayabiaya, sehingga aktiva tersebut berada pada keadaan siap digunakan untuk kegiatan operasi perusahaan. Contoh : 1. Pada bulan Maret 1999 perusahaan membeli secara tunai satu unit computer dengan harga faktur Rp. 10.750.000,- pembebanan ongkos angkut ditambah biaya pemasang sebesar Rp. 325.000,- maka perusahaan mencatat. Komputer………………………………..Rp. 11.075.000,Kas………………………………………………….Rp. 11.075.000,-
Surya Darma : Sistem Akuntansi Aktiva Tetap Pada PT. Sinar Jaya Abadi, 2007. USU Repository © 2009
2. Pada bulan Januari 2000 perusahaan membeli sepasang kursi tamu dengan harga perolehan Rp. 2.830.000,- biaya angkat sebesar Rp. 150.000,- maka perusahaan mencatat : Kursi Tamu………………………………..Rp. 2.980.000,Kas…………………………………………………...Rp. 2.980.000,3. Pada bulan Februari 2000 perusahaan membeli AC dengan harga perolehan Rp. 2.000.000,- biaya ongkos dan pemasangan sebesar Rp. 150.0000,- maka perusahaan mencatat : AC
………………………………………Rp. 2.150.000,Kas…………………………………………………...Rp. 2.150.000,-
4. Pada bulan Mei 2000 perusahaan membeli 1 unit Kipas Angin dengan harga. Kipas Angin………………………………..Rp. 140.000,Kas…………………………………………………...Rp. 140.000,-
2. Pembelian dengan kontrak jangka panjang Perusahaan mengadakan kontrak sebagai cara dalam perolehan aktiva tetapnya. Pembelian tersebut dilakukan berdasarkan suatu perjanjian kontrak melalui SPK (Surat Perintah Kerja) yang telah disetujui PT. Pelayaran Sinar Jaya Abadi Tanjung Balai. Sebelum melakukan kontrak PT. Pelayaran Sinar Jaya Abadi Tanungbalai membuat anggaran yang dirinci berdasarkan skala prioritas yang diajukan kepada kantor pusat atau direksi PT. Pelayaran Sinar Jaya Abadi Tanjung Balai setelah memperoleh persejuan dari kantor pusat melalui SPK (Surat Perintah Kerja) kemudian dilakukan pada masing-masing tender (pihak ketiga).
Surya Darma : Sistem Akuntansi Aktiva Tetap Pada PT. Sinar Jaya Abadi, 2007. USU Repository © 2009
Setelah diperbandingkan kemudian diseleksi oleh perusahaan mana yang paling murah dan sesuai yang kemudian dihunjuk melalui surat perintah kerja (Perjanjian) untuk mengadakan kontrak. Harga kontrak atas pembelian aktiva mesin kapal sudah disetujui dalam surat perjanjian kontrak termasuk perjanjian kontrak sampai aktiva tersebut siap untuk
digunakan. Nilai kontrak atas pembelian berdasarkan kontrak dicatat
sebesar harga kontrak disetujui ditambah dengan PPN (Pajak Pertambahan Nilai). Hal ini telah diatur dalam SPK ( Surat Perintah Kerja ).
E. Pengeluaran-Pengeluaran Selama Pembelian Aktiva Tetap Untuk mempertahankan kemampuan aktiva, dalam penggunaan aktiva tersebut pada kegiatan operasi perusahaan memerlukan pengeluaran-pengeluaran berupa pengeluaran pendaptan ( revenue expenditure ) yaitu pengeluaran yang bersifat rutin dan berulang-ulang, misalnya biaya reparasi mesin dan inventaris kantor, dan pengeluaran modal ( capital expenditure ) yaitu pengeluaran yang tidak bersifat rutin dimana pengeluaran itu dapat menambah umur dari aktiva tersebut dan jumlah pengeluaran ini relative besar dimana memberikan manfaat lebih dari satu tahun misalnya biaya reperasi mesin kapal (naik dok) yang menambah umur aktiva. Demikian pula halnya PT. Pelayaran Sinar Jaya Abadi Tanjung Balai yang menggunakan aktiva tetap dalam kegiatan operasinya, pengeluaran untuk aktiva tetap merupakan hal yang tidak dapat dihindari. Dalam hal ini Perusahaan belum mempunyai suatu kebijakan yang dapat menetapkan apakah pengeluaran yang terjadi merupakan pengeluaran pendapatan atau pengeluaran modal.
Surya Darma : Sistem Akuntansi Aktiva Tetap Pada PT. Sinar Jaya Abadi, 2007. USU Repository © 2009
Perusahaan memperlakukan seluruh pengeluaran biaya selama penggunaan aktiva tetap baik dalam bentuk biaya pemeliharaan, perawatan, perbaikan dan sebagainya dibebankan sebagai biaya tahun berjalan. Perusahaan tidak pernah mengkapitalisasi biaya-biaya yang dikeluarkan walaupun dengan adanya pengeluaran-pengeluaran itu akan menambah umur aktiva tersebut. Contoh : 1. Pada tanggal 18 Januari 1999 perusahaan melakukan perbaikan terhadap mesin kapal (naik dok) dengan mengeluarkan biaya Rp. 10.000.000,perbaikan ini dicatat sebagai biaya operasi pada perkiraan biaya operasi. Jurnal yang dibuat perusahaan adalah : Biaya reperasi mesin kapal …………………….Rp. 10.000.000,Kas ........................................................................ …….Rp. 825.000,2. Pada tanggal 30 Mei 2001 perusahaan melakukan perbaikan terhadap AC national dengan biaya Rp. 825.000,- dan menambah masa manfaat hasil perbaikan tersebut satu tahun lagi akan tetapi perusahaan membebankan biaya tersebut sebagai biaya operasi pada perkiraan reperasi dengan melakukan pencatatan sebagai berikut : Biaya reperasi perbaikan AC national ..................…Rp. 825.000,Kas ........................................................................ ……..Rp. 825.000,-
F. Metode Penyusutan Aktiva Tetap Aktiva tetap yang digunakan secara terus menerus dalam kegiatan operasi perusahaan selama masa manfaatnya, maka secara berangsur-angsur aktiva
Surya Darma : Sistem Akuntansi Aktiva Tetap Pada PT. Sinar Jaya Abadi, 2007. USU Repository © 2009
tersebut mengalami kemerosotan kemampuan dan kegunaan aktiva tetap tersebut akan berkurang. Yang digunakan oleh PT. Pelayaran Sinar Jaya Abadi, Tanjung Balai untuk menghitung besar penyusutan aktiva tetapnya dihitung berdasarkan Standar Akuntasi Keuangan dengan metode garis lurus dan taksiran ekonomis jenis aktiva yang dimiliki. Metode ini digunakan perusahaan karena metode ini sederhana dan perhitungannya tidak sulit. Penyusutan setiap aktiva tetap dilaksanakan setiap tahun secara konsisten. Berdasarkan penelitian penulis dari pihak perusahaan kapal ferry (terbuat dari besi) penyusutannya 18 tahun, sedangkan Km terbuat dari besi dan kayu penyusutannya juga 18 tahun. Dalam hal ini untuk mengetahui berapa besar beban penyusutan setiap periode akuntansi dapat dihitung dengan cara mengalikan tarif penyusutan pada harga perolehan aktiva tetap yang dihitung dengan menggunakan metode garis lurus. Semua jenis aktiva perusahaan dapat dilihat pada tabel berikut :
Surya Darma : Sistem Akuntansi Aktiva Tetap Pada PT. Sinar Jaya Abadi, 2007. USU Repository © 2009
Tabel. 3.1 PT. PELAYARAN SINAR JAYA ABADI TANJUNGBALAI DAFTAR AKTIVA TETAP DAN PENYUSUTANNYA Per 31 Desember 1999 No
Jenis Aktiva Tetap
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Ferry Asean Speed Ferry Oero Speed Ferry Ocean Star Ferry Aero Speed Km. Sumber Jaya Km. Sumber Jaya I Km. Sinar Bengkails Km. Anugerah Km. Kurnia Km. Kurniawi Km. Anugerah 168 Km. Irian Jaya Km. Pulau Maju Km. Bina Tani Total Aktiva Tetap
Thn Perolehan 1997 1996 1997 1995 1997 1998 1992 1990 1995 1997 1994 1990 1993 1992
Harga Perolehan
Umur Tahun
1.300.000.000 1.500.000.000 1.250.000.000 1.350.000.000 350.000.000 360.000.000 350.000.000 410.000.000 480.000.000 310.000.000 350.000.000 280.000.000 220.000.000 350.000.000 8.860.000.000
18 18 18 18 18 18 18 18 18 18 18 18 18 18
Akumulasi Penyusutan s/d 31 – 12 – 98 144.444.444 250.000.000 138.888.888 300.000.000 38.888.888 40.000.000 136.111.108 204.999.993 106.666.664 34.444.444 97.222.220 139.999.995 73.333.332 136.111.108 1.841.111.084
Nilai Buku Per 31-12-98
Penyusutan Tahun 1999
1.155.555.556 72.222.222 1.250.000.000 83.333.333 1.111.111.112 69.444.444 1.050.000.000 75.000.000 311.111.112 19.444.444 320.000.000 20.000.000 213.888.892 19.444.444 205.000.007 22.777.777 373.333.336 26.666.666 275.555.556 17.222.222 252.777.780 19.444.444 140.000.005 15.555.555 146.666.668 12.222.222 213.888.892 19.444.444 7.018.888.916 492.222.217
Akumulasi Nilai Buku Penyusutan s/d Per 31-12-1999 31-2-1999 216.666.666 1.083.333.334 333.333.333 1.166.666.667 208.333.332 1.041.666.668 375.000.000 975.000.000 58.333.332 291.666.668 60.000.000 300.000.000 155.555.552 194.444.448 227.777.770 182.222.230 133.333.330 364.666.670 51.666.666 258.333.334 116.666.664 233.333.336 155.555.550 124.444.450 85.555.554 134.444.446 155.555.552 194.444.699 2.333.333.301 6.526.666.699
Sumber : “PT. Pelayaran Sinar Jaya Abadi” Tanjung Balai
Surya Darma : Sistem Akuntansi Aktiva Tetap Pada PT. Sinar Jaya Abadi, 2007. USU Repository © 2009
54
Tabel. 3.2 PT. PELAYARAN SINAR JAYA ABADI TANJUNGBALAI DAFTAR AKTIVA TETAP DAN AKUMULASI PENYUSUTANNYA Per 31 Desember 1999 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Jenis Aktiva Tetap Komputer Jie/Printer Foto Copy Kursi Tamu 3 Pasang Kursi Tamu Utama Kipas Angin 1 Unit AC. National 1 PK Video Monitor Komputer 3 Unit Printer 3 Unit Fax 3 Unit Meja Komputer 4 Unit Total Aktiva Tetap
Thn Perolehan
Harga Perolehan
Umur Tahun
Mar-97 Nov-97 Jan-98 Jan-98 Jan-98 Jan-98 Feb-98 Mar-98 Mei-98 Mei-98 Mei-98
11.075.000 50.000.000 2.980.000 5.750.000 140.000 2.150.000 1.400.000 28.850.000 10.600.000 8.600.000 3.000.000 121.545.000
8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8
Akumulasi Penyusutan s/d 31 – 12 – 98 2.538.020 7.291.666 372.500 718.750 17.500 246.554 145.833 3.005.208 1.104.166 583.333 312.500 16.336.030
Nilai Buku Per 31-12-98
Penyusutan Tahun 1999
8.536.980 42.708.334 2.607.500 5.031.250 122.500 1.903.446 .254.167 25.84.792 9.495.834 5.016.667 2.687.500 105.208.970
1.384.375 6.250.000 372.500 718.750 17.500 268.750 175.000 3.606.250 1.325.000 700.000 375.000 15.193.125
Akumulasi Nilai Buku Penyusutan Per 31-12-1999 s/d 31-2-1999 3.922.395 7.152.605 13.541.666 36.458.334 745.000 2.235.000 1.437.500 4.312.500 35.000 105.000 515.304 1.634.696 320.833 1.079.167 6.611.458 22.238.542 2.429.166 8.170.834 1.283.333 4.316.667 687.500 2.312.500 31.529.155 90.015.845
Sumber : “PT. Pelayaran Sinar Jaya Abadi” Tanjung Balai
55
Surya Darma : Sistem Akuntansi Aktiva Tetap Pada PT. Sinar Jaya Abadi, 2007. USU Repository © 2009
BAB III ANALISA DAN EVALUASI A.1. Pengertian Aktiva Tetap Aktiva tetap adalah salah satu unsur yang dimiliki perusahaan dalam kegiatan operasi perusahaan atau kegiatan normal perusahaan dalam jangka waktu lebih dari satu periode akuntansi yang dimaksud bukan untuk diperjualbelikan melainkan digunakan secara permanen. Aktiva pada dasarnya terbagi dua yaitu aktiva tetap tidak terwujud. Untuk pembahasan selanjutnya penulis hanya menitik beratkan anya pada aktiva tetap berwujud saja. Pada umumnya aktiva tetap yang digunakan perusahaan bersifat tahan lama dan digunakan dalam operasi perusahaan, tidak diperjualbelikan serta nilainya relatif besar sebagai contoh kapal yang digunakan perusahaan sebagai aktiva tetap. Untuk lebih jelasnya maka akan dilihat beberapa pengertian aktiva tetap yang dikemukakan beberapa ahli yaitu : “Aktiva tetap berwujud adalah aktiva-aktiva berwujud yang sifatnya relative permanent yang digunakan dalam kegiatan perusahaan yang normal. Istilah relatif permanent mewujudkan sifat dimana aktiva yang bersangkutan dapat dipergunakan dalam jangka waktu yang relatif cukup lama dan merupakan pengeluaran yang material ”. ( Firdaus A.Dunia. ikhtisar lengkap pengantar akuntansi. Thn.2000). “Aktiva tetap adalah aktiva tetap berwujud diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun lebih dahulu, yang digunakan dalam operasi perusahaan, tidak dimaksud untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan dan mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun” ( Henry simamora. Akuntansi basis pengambilan keputusan bisnis. Thn.2005 ) Surya Darma : Sistem Akuntansi Aktiva Tetap Pada PT. Sinar Jaya Abadi, 2007. USU Repository © 2009
Aktiva tetap berwujud (Plant Asset) mempunyai wujud dan dengan demikian dapat diamati dengan satu atau lebih panca indra. Aktiva ini mungkin dapat dilihat dan diraba dalam lingkungan tertentu, masa mendatang bagi perusahaan. Dari uraian-uraian diatas mengenai pengertian aktiva tetap, maka dapat diuraiakan bahwa aktiva tetap itu mempunyai sifat dan ciri-ciri sebagai berikut : 1. Aktiva tetap tersebut bersifat relatif permanen 2. Aktiva tetap perusahaan digunakan dalam kegiatan perusahaan yang normal 3. Aktiva tetap digunakan dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun lebih dahulu. 4. Aktiva tetap yang dimaksud tidak dimaksud untuk dijual 5. Mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun 6. Aktiva tetap mempunyai wujud 7. Dapat dinikmati dengan satu atau lebih panca indera
A.2. Penggolongan Aktiva Tetap Aktiva tetap berwujud, meliputi aktiva-aktiva yang dimiliki bentuk fisik dan dipakai atau digunakan didalam operasi normal perusahaan serta mempunyai kegunaan yang relatif permanent. Aktiva tetap berwujud adalah Aktiva tetap berwujud merupakan aktiva seperti tanah, bangunan, kendaraan dan sebagainya yang mempunyai wujud fisik dan dapat diraba dan dipegang. Berdasarkan jenisnya, aktiva tetap digolongkan menjadi : 1. Tanah Surya Darma : Sistem Akuntansi Aktiva Tetap Pada PT. Sinar Jaya Abadi, 2007. USU Repository © 2009
Tempat didirikannya suatu bangunan yang berguna dalam kegiatan operasi perusahan. Tanah dapat dibagi lagi antara lain : tanah pertanian, tanah perkebunan dan sebagainya. 2. Bangunan Bangunan adalah gedung yang digunakan sebagai kantor, tempat tinggal
tenaga
kerja,
penyimpanan
terhadap
barang-barang
perusahaan dan banyak lagi kegunaannya yang berhubungan dengan kegiatan operasi perusahaan. 3. Peralatan Peralatan merupakan alat Bantu yang digunakan perusahaan dalam memperlancar kegiatan operasi perusahaan misalnya komputer untuk menyimpan data dan sebagainya. 4. Mesin-Mesin Mesin-mesin adalah peralatan yang digunakan untuk menjalankan suatu proses produksi misalnya mesin kapal untuk menjalankan kapal agar dapat berlayar. 5. Kendaraan Kendaraan adalah alat angkut yang digunakan untuk memperlancar kegiatan operasi perusahaan misalnya truk untuk mengangkut barangbarang dari kapal. Aktiva tetap dapat diklasifikasikan berdasarkan : 1. Umur Bila ditinjau dari umurnya maka aktiva tetap dapat digolongkan menjadi 2 jenis :
Surya Darma : Sistem Akuntansi Aktiva Tetap Pada PT. Sinar Jaya Abadi, 2007. USU Repository © 2009
a. Aktiva tetap yang umurnya terbatas : Aktiva tetap ini mempunyai umur yang terbatas jika umurnya ekonomisnya sudah habis maka aktiva tetap ini tidak dipergunakan lagi dalam operasi perusahaan. Berhubungan dengan hal ini maka setiap akhir periode dihitung besar penyusutannya. b. Aktiva tetap yang umurnya tidak terbatas : Aktiva tetap ini mempunyai umur yang tidak terbatas dan tidak mengalami penyusutan bahkan dapat bernilai lebih tinggi pada masa mendatang misalnya tanah yang digunakan untuk mendirikan bangunan. 2. Jenis Berdasarkan jenisnya aktiva tetap terbagi dalam : a. Bangunan-bangunan, baik bangunan yang dapat digunakan untuk bangunan kantor, gudang, pabrik dan lain sebagainya. b. Mesin-mesin baik itu mesin las, mesin pabrik dan lain sebagainya. c. Peralatan-peralatan, seperti computer, peralatan untuk gudang dan pabrik d. Kendaraan misalnya kendaraan roda dua, roda empat dan kendaraan alat berat e. Tanah 3. Menurut sifatnya aktiva tetap dibagi dalam dua jenis : a. Aktiva tetap mempunyai tenaga pengerak seperti mobil, mesin-mesin b. Aktiva tetap yang tidak memiliki tenaga penggerak yaitu : tanah,gedung, peralatan dan lain-lain.
Surya Darma : Sistem Akuntansi Aktiva Tetap Pada PT. Sinar Jaya Abadi, 2007. USU Repository © 2009
A.3. Penentuan Harga Perolehan Aktiva Tetap Penentuan harga perolehan aktiva tetap dengan cara perolehan aktiva tersebut adalah mulai aktiva itu dibeli sampai aktiva itu siap untuk dipakai dalam proses produksi atau kegiatan perusahaan. Dalam praktek bisnis, ada beberapa cara perolehan aktiva tetap yakni : 1. Pembelian tunai 2. Pembelian dengan kontrak jangka panjang 3. Pembelian dengan penukaran 4. Penerbitan surat-surat berharga 5. Membuat sendiri 6. Hadiah atau sumbangan Ad. 1. Pembelian Tunai Apabila perusahaan memperoleh aktiva tetap dengan cara pembelian tunai maka harga perolehannya dicatat sebesar harga yang telah diserahkan kepada pihak penjual ditambah dengan semua biaya yang telah dikeluarkan sehingga aktiva tetap itu sampai ditempat dan siap untuk dipergunakan oleh perusahaan. Termasuk dalam biaya antara lain biaya pengangkutan, biaya pemasangan, biaya asuransi, biaya percobaaan dan sebagainya. Dalam pembelian tunai aktiva tetap kadang-kadang terdapat diskonto, yang berarti potongan harga akan mengurangi harga perolehan aktiva tetap tersebut. Jika dilakukan pembelian beberapa aktiva tetap yang dinyatakan dalam harga gabungan, maka harga tersebut harus dialokasikan pada masing-masign aktiva tetap. Dasar alokasi yang digunakan sedapat mungkin dilakukan dengan harga pasar.
Surya Darma : Sistem Akuntansi Aktiva Tetap Pada PT. Sinar Jaya Abadi, 2007. USU Repository © 2009
Bila aktiva tetap diperoleh dengan pembelian secara tunai, maka cost dari aktiva tetap tersebut dicatat sesuai dengan jumlah uang yang dikeluarkan, termasuk harga faktur dan semua biaya yang dikeluarkan agar aktiva tetap tersebut siap digunakan dalam operasi perusahaan. Biaya perolehan suatu aktiva tetap terdiri dari harga belinya, termasuk bea impor dan PPN ( Pajak Pertambahan Nilai ) masukkan tak boleh restitusi (nonrefundable) dan setiap biaya yang dapat diaatribusikan secara langsung dalam membawa aktiva tersebut ke kondisi yang membuat aktiva tersebut dapat bekerja untuk penggunaan yang dimaksud : Setiap potongan dagang dan rabat dikurangkan dari harga pembelian. Contoh dari biaya yang dapat didistribusikan secara langsung adalah : a. Biaya persiapan tempat b. Biaya pengiriman awal (initial delivery) dan biaya simpan dan bongkar muat (handling costs) c. Biaya pemasangan (installation costs) d. Biaya professional, seperti arsitek dan insinyur. Bila pembelian tersebut terdapat potongan tunai, maka potongan tersebut diperlukan sebagai pengurangan harga perolehan dari harga tetap yang bersangkutan dan bukan keuntungan. Jika potongan harga tersebut tidak dimanfaatkan oleh perusahaan maka harus dilaporkan sebagai discount loss atau interest expense. Misalnya perusahaan membeli sebuah peralatan dengan harga Rp. 8.000.000,- jika dibeli dengan tunai, maka akan diperoleh discount sebesar Rp. 10% dari harganya.
Surya Darma : Sistem Akuntansi Aktiva Tetap Pada PT. Sinar Jaya Abadi, 2007. USU Repository © 2009
1. Jika discount dimanfaatkan maka jurnalnya : Peralatan ................................ Rp. 7.200.000,Kas ........................................................... Rp. 7.200.000,2. Jika discount tidak dimanfaatkan maka jurnalnya : Peralatan ................................. .Rp.7.200.000,Discount Loss ......................... .Rp. 800.000,Kas ........................................................... Rp. 8.000.000,-
Ad. 2. Pembelian berdasarkan kontrak jangka panjang Pada umumnya aktiva tetap yang dibeli secara angsuran, harganya lebih tinggi dibandingkan pembelian tunai karena pembelian dengan cara ini dikenakan biaya-biaya bunga yang terhutang atas pembelian aktiva tetap tidak boleh menambah harga perolehan aktiva tetap tersebut, tetapi dicatat sebagai biaya dimana hal ini sesuai dengan pernyataan. Apabila aktiva tetapi diperoleh dari pembelian angsuran, maka harga perolehan aktiva tetap tidak boleh termasuk bunga. Bunga selama masa angsuran baik yang jelas-jelas dinyatakan maupun yang tidak dinyatakan tersendiri, harus dikeluarkan dari harga perolehan dan dibebankan sebagai biaya bunga. Pembebanan bunga atas kredit ada dua yaitu : a. Secara Flat b. Secara Sisa Hutang Misalnya dibeli bangunan seharga Rp. 50.000.000,- pembayaran pertama adalah Rp. 32.000.000,- sisanya dibayar dalam sepuluh kali angsuran persemester. Bunga pertahun adalah 18%.
Surya Darma : Sistem Akuntansi Aktiva Tetap Pada PT. Sinar Jaya Abadi, 2007. USU Repository © 2009
Jurnal pada saat pembelian : Gedung .................................. …..Rp.50.000.000,Kas .......................................................... …..Rp.32.000.000,Hutang Kontrak........................................ …..Rp.18.000.000,Jurnal Pembayaran Angsuran a.
Secara Flat jurnalnya sama untuk 10 kali angsuran persemester adalah Hutang Kontrak............... …..Rp.1.800.000,Bunga (9% x 18.000.000) …..Rp.1.620.000,Kas ................................................. …...Rp. 3.420.000,-
b.
Jika bunga dibebankan berdasarkan sisa hutang maka jurnanya adalah : Angsuran Semester I (sama dengan jurnal dengan flat) Angsuran semester II jurnalnya : Hutang kontrak ............... …..Rp.1.800.000,Bunga 9% x (18.000.000 – 1.800.000)…………………Rp.1.458.000,Kas ................................................. …...Rp. 3.258.000,-
Ad. 3. Pertukaran Pada dasarnya pertukaran yang terjadi dalam pembelian aktiva tetap ada dua yaitu : a. Perolehan melalui cara pertukaran kasus umum b. Perolehan melalui cara pertukaran kasus khusus
Surya Darma : Sistem Akuntansi Aktiva Tetap Pada PT. Sinar Jaya Abadi, 2007. USU Repository © 2009
Ad.a. Perolehan melalui cara pertukaran kasus umum Apabila terjadi pertukaran terhadap aktiva perusahaan dengan aktiva yang tidak sejenis, maka aktiva yang baru biasanya harus dicatat sebesar nilai pasar yang wajar. Jika harga pasar diketahui maka pencatatan costnya adalah sebagai berikut: 1. Aktiva tetap yang diterima, dicatat sebesar harga pasar yang dari aktiva yang diberikan. 2. Tetapi jika harga pasar yang diterima lebih wajar, dalam arti lebih kuat nilai objektivitas dan buktinya maka dicatatlah sebesar nilai aktiva yang diterima itu. 3. Jika aktiva tetap yang diterima adalah aktiva tetap yang baru maka harga pasar lebih akurat dibandingkan harga pasar aktiva bekas pakai. Dalam hal ini yang dipakai secara costnya adalah harga pasar aktiva tetap yang baru itu. Namun perlu diingat bahwa harga yang dimaksud disini adalah harga kontan (kas) bukan harga faktur atau harga lainnya. 4. Jika ternyata ada perbedaan antara harga pasar yang dicatat tadi dengan nilai buku aktiva tetap yang diserahkan maka catatlah laba atau rugi. Contoh : PT. DOAN menukar mesin produksi degnan truk baru. Harga perolehan mesin produksi sebesar Rp. 2.000.000,- akumulasi penyusutan mesin sampai tanggal pertukaran sebesar Rp. 1.500.000,- sehingga nilai bukunya sebesar Rp. 500.000,-. Harga pasar meskin produksi tersebut sebesar Rp. 800.000,- dan PT.
Surya Darma : Sistem Akuntansi Aktiva Tetap Pada PT. Sinar Jaya Abadi, 2007. USU Repository © 2009
DOAN harus membayar uang sebesar Rp. 1.700.000,- harga perolehan truk adalah Rp. 2.500.000,-. Transaksi ini dijurnal sebagai berikut : Truk ........................................……………..Rp.2.500.000,Akumulasi penyusutan mesin ..……………..Rp.1.500.000,Kas .................................................................. …Rp. 1.700.000,Mesin............................................................... …Rp. 2.000.000,Laba pertukaran mesin ..................................... …Rp.
300.000,-
Ad.b. Perolehan melalui pertukaran kasus khusus Apabila terjadi pertukaran yang bersifat khusus maka transaksi ini ditandai dengan : a. Harga pasar aktiva tetap yang ditukarkan tidak diketahui b. Aktiva tetap yang saling ditukarkan adalah sejenis c. Dalam hal aktiva tetap yang ditransfer kepada pemiliknya disebabkan adanya reorganisasi digolongkan juga sebagai kasus pertukaran khusus. Dalam hal harga tidak diketahui sedangkan jenis barang yang dikeluarkan sejenis maka aktiva tetap yang diterima dicatat sebesar nilai buku aktiva tetap yang diserahkan. Nilai aktiva tetap yang diserahkan bersama jumlah akumulasi penyusutannya dapat dihapuskan melalui jurnal. Contoh : PT. LOAN menukar truk merek A dengan truk lain merek B, harga perolehan truk A sebesar Rp. 10.000.000,- dan akumulasi penyusutan sebesar Rp. 4.000.000,- truk B harganya Rp. 25.000.000,- dan dalam pertukaran ini truk A
Surya Darma : Sistem Akuntansi Aktiva Tetap Pada PT. Sinar Jaya Abadi, 2007. USU Repository © 2009
dihargai sebesar Rp. 5.000.000,- harga pasar truk A Rp. 5.000.000,- dan PT. LOAN membayar Rp. 20.000.000,0- tunai. Jurnalnya Truk B (baru) ....................... ………………Rp.25.000.000,Akumulasi penyusutan truk A……………..Rp. 4.000.000,Rugi pertukaran truk............. ………………Rp. 1.000.000,Truk A ............................................................. …..Rp.10.000.000,Kas ................................................................. …..Rp.20.000.000,-
Ad.4. Pengeluaran Surat-Surat Berharga Perusahaan dapat memperoleh aktiva tetapnya melalui pertukaran dengan surat-surat berharga yang dikeluarkan oleh perusahaan yang bersangkutan, baik dengan penerbitan obligasi atau saham sendiri. Adapun ketentuan mengenai harga perolehan aktiva tetap adalah : a. Harga perolehan aktiva tetap yang diperoleh dengan menggunakan surat-surat berharga dicatat sebesar harga pasar dari surat-surat berharga. b. Jika harga pasar surat-surat berharga tidak diketahui maka harga perolehan aktiva tetap ditentukan sebesar harga pasar aktiva tersebut. c. Apabila harga pasar baik dari surat berharga maupun aktiva tidak diketahui, maka nilai pertukaran ditentukan oleh keputusan pimpinan perusahaan. Nilai pertukaran ini dipakai sebagai dasar pencatatan harga perolehan aktiva tetap dan surat-surat berharga yang dikeluarkan. Jika harga pasar aktiva tetap lebih besar dari nilai nominal surat-surat berharga maka selisih tersebut dicatat sebagai premium (agio saham), sebaliknya
Surya Darma : Sistem Akuntansi Aktiva Tetap Pada PT. Sinar Jaya Abadi, 2007. USU Repository © 2009
jika harga pasar aktiva tetap lebih kecil dari nilai nominal surat-surat berharga, maka selisih tersebut dicatat sebagai disagio (diskonto). Contoh : PT. Lampita memperoleh sebuah peralatan melalui pertukaran dengan 100/buah saham biasa, nilai nominal @ Rp. 50.000,- pada saat pertukaran harga pasar saham sebesar RP. 55.000,Jurnal untuk mencatat transaksi tersebut : Peralatan ……………………………………..Rp.5.500.000,Modal Saham Biasa ......................................... ……Rp.5.000.000,Aigo Saham ..................................................... …….Rp. 500.000,Jika harga pasar saham sebesar Rp. 45.000,- maka jurnalnya : Peralatan ............................. …………………Rp.4.500.000,Disagio Saham .................... …………………Rp. 500.000,Modal Saham Biasa ......................................... …...Rp. 5.000.000,-
Ad.5. Membuat Sendiri Ada beberapa alasan yang mendorogn perusahaan membuat sendiri aktiva tetap antara lain : 1. Untuk mendapat kwalitas aktiva yang lebih baik dibandingkan harus membeli. 2. Untuk menghemat biaya 3. Memanfaatkan fasilitas perusahaan yang menganggur Bila harga pokok dari aktiva tetap diperoleh dengan membuat sendiri lebih rendah dari harga pokoknya maka harga perolehan dicatat menurut pengeluaran biaya yang sesungguhnya.
Surya Darma : Sistem Akuntansi Aktiva Tetap Pada PT. Sinar Jaya Abadi, 2007. USU Repository © 2009
Apabila sebaliknya harga perolehan dari aktiva tetap diperoleh dengan membuat sendiri lebih tinggi dari harga pasar, maka harga perolehan dicatat menurut harga pasar dan selisihnya diakui atau ditetapkan sebagai kerugian. Biaya perolehan suatu aktiva yang konstruksi sendiri ditentukan menggunakan prinsip yang sama seperti suatu aktiva yagng diperoleh. Maksudnya jika suatu perusahaan membuat aktiva serupa untuk dijual dalam keadaan usaha normal biaya perolehan akiva biasanya sama dengan biaya memproduksi aktiva untuk dijual, karenanya setiap laba internal dieliminasikan dalam menetapkan biaya tersebut. Demikian pula biaya dari jumlah yang abnormal dari bahan baku yang tidak terpakai, tenaga kerja atau sumber daya lain yang terjadi dalam memproduksi suatu aktiva yang dikonstruksi sendiri tidak dimasukkan dalam biaya perolehan aktiva. Ad.6. Perolehan karena hibah atau sumbangan Pada suatu waktu tertentu perusahaan dapat memperoleh aktiva tetap berupa hibah atau hadiah dari pemerintah atau badan-badan lainnya. Untuk menerima hibah atau hadiah tersebut mungkin dikeluarkan biaya tapi biaya yang dikeluarkan umumnya jauh lebih kecil dariharga perolehan aktiva tersebut. Dengan demikian apabila aktiva dicatat sebesar biaya yang dikeluarkan maka hal ini akan menyebabkan jumlah aktiva dan modal yang terlalu kecil. Proses penetapan harga perolehan dan pencatatan aktiva tetap yang diterima dari sumbangan dinyatakan dalam standar akuntansi keuangan sebagai berikut : “Aktiva tetap yang diperoleh dari sumbangan harus dicatat sebesar harga taksiran atau harga pasar yang layak dengan mengkreditkan akumulasi modal donasi”.
Surya Darma : Sistem Akuntansi Aktiva Tetap Pada PT. Sinar Jaya Abadi, 2007. USU Repository © 2009
B.1. Pengeluaran – Pengeluaran Selama Pemakaian Pengeluaran yang digunakan untuk reperasi dan perbaikan terhadap aktiva yang rusak bertujuan untuk memperbaiki keadaan aktiva tetap tersebut. Pengeluaran tersebut sifatnya ada yang menambah umur sehingga masa manfaat yang diberikan lebih dari satu periode, tapi ada pula perbaikan yang dilakukan hanya digunakan dalam periode yang berjalan dimana pengeluaran itu dilakukan. Bila pengeluaran yang dilakukan bersifat menambah masa manfaat lebih dari satu tahun maka pengeluaran tersebut digolongkan sebagai pengeluaran modal (Capital Expenditure) dalam hal ini biaya yang keluar ditambahkan ke Cost aktiva yang bersangkutan dengan cara mendebet perkiraan aktiva yang diperbaiki tersebut sebesar biaya yang dikeluarkan atau dengan mengurangkan akumulasi penyusutan aktiva yang bersangkutan sebesar nilai pengeluaran yang dilakukan, sedangkan apabila pengeluaran itu dirasakan hanya untuk satu periode maka digolongkan sebagai pengeluaran pendapatan (Revenue Expenditure) dimana biaya tersebut menjadi biaya periode berjalan saat biaya itu dikeluarkan. Bila dilihat prakteknya PT. Pelayaran Sinar Jaya, Tanjung Balai dalam menentukan capital expenditure dan revenue expenditure ini sulit dilakukan. Hal ini disebabkan karena dalam penentuan dan pengukuran masa manfaat pada saat aktiva tetap tersebut telah selesai dilaksanakan tidaklah mudah. Maka dalam hal ini untuk mempermudah dalam penentuan pengeluaran tersebut bias ditinjau berdasarkan sering tidaknya pengeluaran dilakukan. Bila pengeluaran tersebut secara rutin maka digolongkan sebagai revenue expenditure sementara bila pengeluaran tersebut jarang dilakukan maka digolongkan sebagai capital expenditure.
Surya Darma : Sistem Akuntansi Aktiva Tetap Pada PT. Sinar Jaya Abadi, 2007. USU Repository © 2009
Bila ditinjatu dari PT. Pelayaran Sinar Jaya, Tanjung Balai menunjukkan belum menentukan kebijakan mengenai pemisahan antara revenue expenditure dan capital expenditure. Dalam hal ini perusahaan menganggap segala pengeluaran merupakan biaya berjalan kedalam perkiraan biaya perusahaan. Dalam penjurnalan terhadap pengeluaran
yang dilakukan yaitu dengan cara
mendebet pengeluaran dan mengkredit biaya reparasi dan pemeliharaan, hal ini mengakibatkan aktiva yang direperasi tidak mengalami perubahan baik masa manfaatnya maupun penyusutannya sehigga dalam hal ini PT. Pelayaran Sinar Jaya, Tanjung Balai dalam pencatatannya belum sesuai dengan Standar Akuntasi Keuangan (SAK). Hal ini dapat kita lihat dari salah contoh yang diperoleh : Pada awal Nopember 1999 dibeli sebuah mesin Foto Copy dengan harga Rp. 50.000.000,- dengan taksiran masa manfaat 8 tahun. Pada tanggal 30 Oktober 2001 diadakan perbaikan / reperasi terhadap mesin foto copy tersebut dengan biaya sebesar Rp. 6.500.000,- dan perbaikan ini mampu menambah umur mesin selama 2 tahun lagi. Maka : Jurnal yang dilakukan perusahaan pada saat pembelian : Mesin Foto Copy.................................... ….Rp.50.000.000,Kas……………………………………………………Rp.50.000.000,Jurnal perusahaan pada saat perbaikan adalah : Biaya perbaikan mesin foto copy ............ ….Rp. 6.500.000,Kas…………………………………………………….Rp.6.500.000,Berdasarkan cara pencatatan tersebut diatas maka dapat dilihat nilai buku Mesin Foto Copy tidak mengalami perubahan.
Surya Darma : Sistem Akuntansi Aktiva Tetap Pada PT. Sinar Jaya Abadi, 2007. USU Repository © 2009
Jurnal penyusutan pada tanggal 31 Desember 2001 adalah : Biaya penyusutan mesin foto copy ......... ……Rp.6.500.000,Akuntansi penyusutan mesin foto copy……………….Rp.6.500.000,( 12,5% x Rp. 50.000.000,- = Rp. 6.250.000,- ) Pencatatan yang dengan demikian tidak benar karena pengeluaran ini mengakibatkan masa manfaat mesin foco copy bertambah sehingga harus dicatat sebagai pengurangan perkiraan akumulasi penyusutan. Mesin Foto Copy.................................... …..Rp. 6.50.000,Revenue/Expenditure…………………………………Rp. 6.500.000,Perhitungan nilai buku mesin foto copy sampai 30 Oktober 2001 adalah : Harga perolehan mesin foto copy…………………........................Rp.50.000.000,Akm. Penyusutan mesin foto copy sampai dengan 30 Okt 2001…Rp.12.500.000,Nilai buku Mesin Foto Copy 30 Okt 2001 (sebelum diperbaiki)Rp.37.500.000Pengeluaran untuk perbaikan mesin foto copy……………………Rp .6.500.000,Nilai buku mesin foto copy 30 Okt 2001 (sesudah diperbaiki)…...Rp.44.000.000,Maka penyusutan pertahun : Rp. 44.000.000,− = Rp.5.500.000,− 8
Jumlah penyusutan tanggal 31 Desember 2001 adalah : Rp.5.500.000,− x 2 Bulan = Rp.916.666,− 12
B.2. Revenue Expenditure and Capital Expenditure Setiap perusahaan didalam pelaksanaan kegiatannya pasti mengeluarkan biaya-biaya sehubungan dengan terpakainya aktiva tersebut, dimana biaya Surya Darma : Sistem Akuntansi Aktiva Tetap Pada PT. Sinar Jaya Abadi, 2007. USU Repository © 2009
tersebut dikeluarkan bertujuan untuk memelihara aktiva tersebut agar aktiva dapat bekerja seefisien mungkin dalam kegiatan operasinya dan memperpanjang masa manfaat aktiva tetap serta memperbaiki aktiva tetap yang rusak. Pengeluaran terhadap aktiva tersebut haruslah ada pemisahannnya yang jelas antara pengeluaran modal (capital expenditure) dan pengeluaran pendapatan (capital revenue). Pengeluaran-pengeluaran tersebut adalah : 1. Pengeluaran modal (capital expenditure) Pengeluaran modal adalah pengeluaran-pengeluaran yang berhubungan dengan kepemilikan suatu aktiva tetap yang mempunyai masa manfaat lebih dari satu periode akuntansi oleh karena itu harus dikapitalisasikan sebagian dari harga perolehan aktiva tetap yang bersangkutan. Perlakuan akuntan terhadap pengeluaran modal yang berhubungan dengan aktiva tetap tersebut akan tergantung pada sifat manfaatnya yaitu : 1. a. Pengeluaran modal yang sifatnya menambah kapasitas aktiva tetap, akan dikapitalisasi sebagai penambah harga pokok aktiva tetap yang bersangkutan. 1.b
Pengeluaran modal yang bersangkutan menambah umur ekonomis akan dikapitalisasikan sebagai pengurang terhadap akumulasi penyusutan aktiva tetap yang bersangkutan, yang secara akuntansi mendebet rekening akumulasi penyusutan.
2. Pengeluaran Pendapatan (Revenue Expenditure) Pengeluaran pendapatan adalah pengeluaran untuk perbaikan dan perawatan aktiva tetap untuk menjaga manfaat keekonomisan dimasa yang akan datang
Surya Darma : Sistem Akuntansi Aktiva Tetap Pada PT. Sinar Jaya Abadi, 2007. USU Repository © 2009
yang dapat diharapkan perusahaan untuk mempertahankan standar kinerja semula atas suatu aktiva tetap diakui sebagai beban pada saat terjadi. “Jika pengeluaran itu tidak menambah harga pokok dalam arti bahwa biaya itu harus dibebankan kepekiraan laba rugi maka pengeluaran itu dianggap sebagai pengeluaran pendapatan, sebaliknya jika pengeluaran itu menambah harga pokok aktiva tetap yang bersangkutan, dalam arti pengeluaran itu dikapitalisasi maka pengeluaran tersebut dianggap sebagai pengeluaran modal”. Bila ditinjau dari Standar Akuntansi Keuangan dijelaskan mengenai pengeluaran yang ditetapkan. 1. Pengeluaran
setelah
perolehan
awal
suatu
aktiva
tetap
yang
memperpanjang masa manfaat atau kemungkinan besar memberikan masa manfaat keekonomian dimasa yang akan datang dalam bentuk peningkatan standar kinerja harus ditambahkan pada jumlah tercatat aktiva yang bersangkutan. 2. Pengeluaran setelah perolehan pada properti, pabrik dan perakitan hanya diakui sebagai suatu aktiva jika pengeluaran meningkatkan kondisi aktiva melebihi standar kinerja semula. Contoh yang menghasilkan peningkatan manfaat keekonomisan dimasa yang akan datang mencakup : a. Modifikasi suatu prasarana pabrik untuk memperpanjang usia manfaat termasuk suatu peningkatan kapasitas. b. Peningkatan kemampuan mesin untuk mencapai peningkatan besar dalam kualitas output. c. Penerapan
proses
produksi
baru
yang
memungkinkan
pengurangan besar biaya operasi. Surya Darma : Sistem Akuntansi Aktiva Tetap Pada PT. Sinar Jaya Abadi, 2007. USU Repository © 2009
suatu
3. Pengeluaran untuk perbaikan atau perawatan aktiva tetap untuk menjaga manfaat keekonomian masa yang akan datang yang dapat diharapkan perusahaan, untuk mempertahankan standar kinerja semula atas suatu aktiva biasanya diakui sebagai beban saat terjadi. Contoh hanya biaya pemeliharaan dan reparasi (servicing) atau turun mesin (over hauling) pabrik dan peralatan biasanya merupakan beban, karena pemeliharaan, dari pada meningkatan standar kinerja semula. Dari uraian dan pengertian-pengertian diatas maka dapat diuraikan bahwa pengeluaran modal dan pengeluaran pendapatan mempunyai ciri-ciri yang berbeda yaitu : 1. Pengeluaran pendapatan (revenue expediture) b. Memberikan masa manfaat hanya periode berjalan c. Tidak meningkatkan kapasitas dan mutu produksi d. Jumlahnya relatif kecil atau dibawah kapasitas e. Bersifat rutin 2. Pengeluaran modal (capital expenditure) a. Memberikan masa manfaat lebih dari satu periode akuntansi b. Dapat meningkatkan kapasitas dan mutu produksi c. Jumlahnya relatif besar atau diatas batas kapasitas d. Bukan pengeluaran rutin
Pengeluaran-pengeluaran yang berhubungan dengan penggunaan aktiva tetap adalah : 1. Pemeliharaan
Surya Darma : Sistem Akuntansi Aktiva Tetap Pada PT. Sinar Jaya Abadi, 2007. USU Repository © 2009
Biaya yang dikeluarkan untuk memelihara aktiva tetap agar kondisi baik disebut pemeliharaan. Sifat biaya ini biasanya berulang-ulang dan tak menambah nilai aktiva. Pengeluaran ini dianggap sebagai pengeluaran pendapatan (revenue expenditure). 2. Reparasi Pengeluaran untuk memperbaiki aktiva dari kerusakan atau mengganti alatalat yang rusak sehingga dapat dipergunakan kembali disebut reparasi. Jika pengeluaran ini sifatnya biasa dengan dimanfaatkan untuk periode berjalan maka dianggap sebagai pengeluaran modal (capital expenditure). 3. Penambahan Penambahan adalah memperbesar atau memperluas fasilitas yang dimiliki suatu aktiva. Misalnya menambah bangunan baru, pengeluaran ini dianggap sebagai capital expenditure. 4. Perbaikan Penggantian komponen suatu aktiva dengan komponen lain dengan maksud untuk memperoleh kegunaan yang lebih besar atau dapat meningkatkan kapasitas dan jasa yang diberikan tersebut dengan perbaikan. Jika pengeluaran ini sifatnya jarang dan jumlahnya relatif besar maka dianggap sebagai capital expenditure apabila sifatnya sering maka digolongkan sebagai revenue expenditure.
C.1. Penyusutan Aktiva Tetap dan Pembebanannya Aktiva tetap yang digunakan perusahaan dalam kegiatan operasinya semakin lama semakin berkurang kemampuannya untuk memberikan jasa sesuai
Surya Darma : Sistem Akuntansi Aktiva Tetap Pada PT. Sinar Jaya Abadi, 2007. USU Repository © 2009
dengan masa manfaatnya. Untuk itu perlu diambil kebijakan yaitu pengalokasian biaya aktiva tetap selama masa manfaat yang diberikannya. Pengalokasian biaya ini disebut dengan penyusutan atau depresiasi. Defenisi yang lazim diterima mengenai penyusutan (deprication) adalah : “Bahwa penyusutan merupakan metode sistematis dan rasional untuk pengalokasian biaya keperiode-periode yang memberikan manfaat”. “Depresiasi adalah sebagian dari harga perolehan aktiva tetap yang sistematis dialokasikan menjadi biaya setiap periode akuntansi”. “Depreciation ialah penggantian nilai prestasi yang hilang karena penggunaan plant dan equipment, yang mengakibatkan berkurangnya nilai fixed assets yang bersangkutan adalah karena sebab-sebab teknis (kerusakan, keusangan, kehausan), dan karena sebab-sebab ekonomis (semakin tak seimbang antara revenue dan expenses).” ( Yogyakarta,Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Bagian Penerbit Gajah Mada,2001 ) Defenisi diatas menetapkan pada suatu alokasi biaya dari harga perolehan terhadap hasil sebagai akibat penggunaan aktiva tetap itu sendiri. Biaya penyusutan adalah biaya yang bukan keluar dari kas. Penyusutan dilakukan sebab masa manfaat dari potensi aktiva tetap yang dimiliki semakin berkurang. Pengurangan aktiva tersebut dibebankan sebagai biaya yang berangsur-angsur atau proposional. Aktiva tetap yang dapat disusutkan adalah aktiva yang : a. Diharapkan untuk digunakan selama lebih dari satu periode akuntansi b. Memiliki suatu masa manfaat yang terbatas c. Ditahan oleh suatu perusahaan untuk digunakan dalam produksi atau memasukkan barang atau jasa, untuk disewakan atau untuk tujuan administrasi. Untuk menentukan besarnya beban penyusutan pada setiap periode ada tiga faktor yang perlu dipertimbangkan, yaitu : Surya Darma : Sistem Akuntansi Aktiva Tetap Pada PT. Sinar Jaya Abadi, 2007. USU Repository © 2009
1. Harga perolehan aktiva tetap Harga perolehan aktiva tetap meliputi seluruh pengeluaran-pengeluaran untuk mendapatkan aktiva tersebut sampai aktiva itu siap untuk digunakan dalam kegiatan perusahaan. 2. Nilai Sisa (Nilai Residu) Nilai sisa adalah jumlah yang diperkirakan dapat diterima kelak apabila aktiva sudah tidak dipergunakan lagi. Nilai sisa ini dapat diperkirakan jumlahnya bila aktiva itu dijual. 3. Masa manfaat nilai aktiva tetap Masa manfaat dari suatu aktiva tetap dipergunakan dengan cara pemeliharaan dan kebijakan-kebijakan yang dianut dalam reperasi. Ada beberapa metode penyusutan yang lazim dipergunakan oleh perusahaan yaitu: 1. Berdasarkan waktu a. Metode garis lurus (straight-line method) b. Metode pembebanan yang menurun b.1 Metode jumlah angka tahun (sun of the years digit method) b.2 Metode saldo menurun/saldo menurun ganda (declining/double declining balance method) 2. Berdasarkan penggunaan a. Metode jam jasa (service hours method) b. Metod jumlah unit produksi (productive output method) 3. Berdasarkan kriteria lainnya a. Metode berdasarkan jenis dan kelompok
Surya Darma : Sistem Akuntansi Aktiva Tetap Pada PT. Sinar Jaya Abadi, 2007. USU Repository © 2009
b. Metode anuitas (annuity method) c. Sistem persediaan (inventory system) Dibawah ini akan disajikan simbol-simbol yang digunakan untuk memperjelas rumus-rumus yang digunakan dalam penyusutan aktiva tetap. C = Harga perolehan aktiva tetap S = Taksiran nilai sisa D = Biaya penyusutan perperiode N = Taksiran umum, dalam tahun, jam kerja dan unit produksi T = Tarif penyusutan I Ad.1
= Tingkat bunga Berdasarkan waktu a. Metode garis lurus (Straight-line method) Dalam metode ini jumlah penyusutan setiap tahun jumlahnya sama dan metode ini digunakan merupakan metode yang paling sederhana dan banyak digunakan. Beban penyusutan untuk setiap periode adalah sama (kecuali jika ada penyusutan). Beban penyusutan diperoleh dengan cara mencari selisih antara harga perolehan dengan nilai sisa dan dibagi dengan taksiran umur manfaat dari aktiva tersebut. Dengan ilustrasi diatas maka penyusutan setiap tahun adalah : D=
C−S N
Contoh : PT. Ana membeli mesin tanggal 1 Januari 2000 dengan harga Rp. 12.000.000,- umur ditaksir 4 tahun dengan nilai sisa Rp. 2.000.000,-. Beban penyusutan dari tahun ke tahun adalah : Surya Darma : Sistem Akuntansi Aktiva Tetap Pada PT. Sinar Jaya Abadi, 2007. USU Repository © 2009
D=
Rp.12.000.000 − Rp.2.000.000 4
D=
Rp.10.000.000 4
D = Rp. 2.500.000 Maka beban penyusutan pertahun adalah Rp. 2.500.000,- jika disusun dalam bentuk tabel maka perhitungan adalah sebagai berikut : TABEL 2.1 PT. ANA PERIODE 4 TAHUN PENYUSUTAN METODE GARIS LURUS Total Akumulasi Penyusutan Penyusutan
Akhir Tahun 1 2 3 4
2.500.000 2.500.000 2.500.000 2.500.000
2.500.000 5.000.000 7.500.000 10.000.000
Nilai Buku 12.000.000 9.500.000 7.000.000 4.500.000 2.000.000
b. Metode pembebanan yang menurun b.1 Metode jumlah angka tahun (sun of the years digit method) Metode ini menetapkan beban penyusutan dengan mengalikan bagian pengurangan yang setiap tahunnya selalu menurun dengan perolehan dikurangi nilai residu. Bagian pengurangan ini dihitung sebagai berikut : Pembilang
: Angka bobot tahun yang bersangkutan
Penyebut
: Jumlah angka tahun selama umur ekonomis aktiva tetap
Sesuai dengan contoh 1 diatas penyusutan dapat dihitung sebagai berikut: Pembilang
: 4, 3, 2,1
Penyebut
: 1+2+3+4
Surya Darma : Sistem Akuntansi Aktiva Tetap Pada PT. Sinar Jaya Abadi, 2007. USU Repository © 2009
TABEL 2.2 PT. ANA PERIODE 6 TAHUN PENYUSUTAN METODE JUMLAH ANGKA TAHUN Akhir Biaya Total Akumulasi Nilai Buku Tahun ke Penyusutan Penyusutan 12.000.000 1 4.000.000 4.000.000 8.000.000 2 3.000.000 7.000.000 5.000.000 3 2.000.000 9.000.000 3.000.000 4 1.000.000 10.000.000 2.000.000 Keterangan : Tahun 1
: 4 / 10 x Rp. 10.000.000,- = Rp. 4.000.000,-
Tahun 2
: 3 / 10 x Rp. 10.000.000,- = Rp. 3.000.000,-
Tahun 3
: 2 / 10 x Rp. 10.000.000,- = Rp. 2.000.000,-
Tahun 4
: 1 / 10 x Rp. 10.000.000,- = Rp. 1.000.000,-
b.2
* Metode Saldo Menurun (declining balance method) Metode ini juga mempunyai beban penyusutan yang semakin menurun.
Dalam metode ini beban penyusutan periode dihitung dengan mengalihkan suatu persentase tertentu dengan nilai beban aktiva tetap. Rumus untuk menghitung besar biaya persentase adalah sebagai berikut : r=1-
n
S /C
Dari contoh diatas, maka r=1-
4
2.000.000 x100% = 1 – 0.6389 x 100 % 12.000.000 = 36,11 %
Surya Darma : Sistem Akuntansi Aktiva Tetap Pada PT. Sinar Jaya Abadi, 2007. USU Repository © 2009
TABEL 2.3 PT. ANA PERIODE 4 TAHUN PENYUSUTAN SALDO MENURUN Total Akumulasi Penyusutan Penyusutan
Akhir Tahun 1 2 3 4
*
4.333.200 2.768.481,48 1.768.782,818 1.130.075,342
4.333.200 7.101.681,48 8.870.464,298 10.000.539,64
Nilai Buku 12.000.000 7.666.800 4.898.318,52 3.129.636,702 1.999.460,36
Metode Saldo Menurun Ganda Metode ini menetapkan bahwa tariff penyusutan untuk aktiva tetap adalah dua kali persentase metode garis lurus. Dari contoh diatas, maka persentase penyusutan tersebut adalah : 2x
100% = 2 x 25% = 50% 4
TABEL 2.4 PT. ANA PERIODE 4 TAHUN METODE PENYUSUTAN SALDO MENURUN GANDA Akhir Total Akumulasi Penyusutan Nilai Buku Tahun Penyusutan 12.000.000 1 6.000.000 6.000.000 6.000.000 2 3.000.000 9.000.000 3.000.000 3 1.500.000 10.500.000 1.500.000 4 750.000 11.250.000 750.000 Keterangan : Tahun 1 : 50% x Rp. 12.000.000,- = Rp. 6.000.000,Tahun 2
: 50% x Rp. 6.000.000,- = Rp. 3.000.000,-
Tahun 3
:
50% x Rp. 3.000.000,- = Rp. 1.500.000,-
Tahun 4
:
50% x Rp. 1.500.000,- = Rp. 750.000,-
Surya Darma : Sistem Akuntansi Aktiva Tetap Pada PT. Sinar Jaya Abadi, 2007. USU Repository © 2009
Ad.2 Berdasarkan Penggunaan a. Metode Jam Jasa (Service Hours Method) Berdasarkan metode ini jumlah penyusutan dihitung berdasarkan jam kerja aktiva yang dipergunakan selama operasi perusahaan. Sedangkan beban penyusutan dihitung sesuai dengan penggunaan jam kerja aktiva tersebut yang dipakai dalam berproduksi. Jadi beban penyusutan tiap periode kemungkinan tidak sama besarnya. Hal ini terjadi karena jam penggunaan aktiva tetap tersebut tidak sama setiap tahunnya. T=
C−S N
Contoh : Pada bulan Januari PT. ANA membeli sebuah sebuah mesin dengan harga perolehan Rp. 1.000.000,- nilai residu ditaksir Rp. 100.000,- dan jam kerja aktiva tetap itu dimisalkan 300.000 jam. Maka penyusutan perjam adalah : T =
=
Rp.1.000.000 − Rp.100.000 300.000 jam Rp.900.000 = Rp.3 / Jam 300.000 Jam
Jika seandainya pada tahun pertama aktiva itu bekerja selama 60.000 jam maka beban penyusutannya adalah : D = T x 60.000 = 3 x 60.000 = 180.000
Surya Darma : Sistem Akuntansi Aktiva Tetap Pada PT. Sinar Jaya Abadi, 2007. USU Repository © 2009
TABEL 2.5 PT. ANA PERIODE 4 TAHUN PENYUSUTAN METODE JAM JASA Akhir Tahun
Jasa Jam
Penyusutan
Akumulasi Penyusutan
Nilai Buku 1.000.000
1
60.000
180.000
180.000
820.000
2
80.000
240.000
420.000
580.000
3
90.000
270.000
690.000
310.000
4
70.000
210.000
900.000
100.000
b. Metode Jumlah Unit Produksi Metode ini pada dasarnya hampir sama dengan metode jam jasa. Dalam metode ini juga ditentukan dahulu tariff penyusutan perunit produksi. Rumus untuk mencari tarif sama dengan rumus untuk metode jam jasa hanya dalam metode ini adalah banyaknya buku jumlah out put yang dapat dihasilkan aktiva tetap tersebut. Contoh : Berdasarkan contoh jam jasa diatas, dimisalkan mesin tersebut mampu berproduksi sebanyak 400.000 out put, maka besarnya penyusutan perunit dapat dihitung sebagai berikut : T =
=
Rp.1.000.000,− − Rp.100.000,− 400.000 unit Rp. 900.000,− = 2,25 / unit 400.000 unit
Surya Darma : Sistem Akuntansi Aktiva Tetap Pada PT. Sinar Jaya Abadi, 2007. USU Repository © 2009
Jika pada tahun pertama diproduksi sebanyak 100.000 unit, maka besarnya penyusunan adalah sebagai berikut : D = T x 100.000 = 2,25 / Jam x 100.000 = Rp. 225.000,- / unit TABEL 2.3 PT. ANA PERIODE 4 TAHUN METODE PENYUSUTAN JUMLAH PRODUKSI Akhir Tahun
Out Put
Penyusutan
Akumulasi Penyusutan
Nilai Buku 1.000.000
1
10.000
225.000
225.000
775.000
2
120.000
270.000
495.000
505.000
3
90.000
202.500
697.500
302.000
4
90.000
202.500
900.000
100.000
Ad. 3. Metode Penyusutan Berdasarkan Kriteria Lainnya. a. Dengan cara ini semua aktiva tetap dikelompokkan atas kesamaan jenis sifat dan manfaatnya. Dalam menentukan besarnya penyusutan setiap priode maka terlebih dahulu dicari umur rata-rata aktiva tetap tersebut. Metode ini merupakan metode garis lurus yang diperhitungkan terhadap sekelompok aktiva tetap. Contoh : 4 unit aktiva dibeli yang umur ekonomisnya 4 tahun. Aktiva dibeli dengan pengeluaran sebesar Rp. 1.000.000,- atau astu unit aktiva sebesar Rp. 250.000,maka beban penyusutan setiap tahun adalah :
Surya Darma : Sistem Akuntansi Aktiva Tetap Pada PT. Sinar Jaya Abadi, 2007. USU Repository © 2009
100 % = 25 % 4
b. Metode Anuitan (Annuity Method) Untuk menghitung besarnya beban penyusutan dengan metode anuitas yang diperhitungkan bukan saja harga perolehan dari aktiva tetap tersebut tetapi juga termasuk besarnya suku bunga yang berlaku atas modal yang terikat pada aktiva tersebut. Jumlah kembalinya investasi setiap tahun dalam aktiva tetap diasumsikan sebagai biaya penyusutan, sedangkan biaya penyusutan dikreditkan sebesar pengambilan dari investasi, selisihnya dikreditkan sebagai pendapatan bunga.
C.2. Metode Penyusutan Aktiva Tetap PT.SINAR JAYA ABADI Diakhir tahun periode akuntansi pengalokasian harga perolehan aktiva tetap sangat diperlukan untuk taksiran umur ekonomis aktiva tetap. Untuk menghitung besarnya penyusutan pada tiap periode akuntasi diperlukan adanya suatu pertimbangan yang sebaik-baiknya dalam menentukan metode penilaian penyusutan dan taksiran masa manfaat dari pada aktiva dapat tersebut. Untuk penentuan jumlah penyusutan setiap aktiva tetap harus memenuhi kriteria berikut : a. Masa manfaat (Umur Ekonomis) b. Harga perolehan c. Nilai sisa (Nilai Residu) Bila ditinjau pada PT. Pelayaran Sinar Jaya, Tanjung Balai maka metode penyusutan yang digunakan adalah garus lurus yang ditetapkan secara konsisten pada tiap tahunnya. Penyusutan aktiva tetap pada perusahaan tersebut didasarkan Surya Darma : Sistem Akuntansi Aktiva Tetap Pada PT. Sinar Jaya Abadi, 2007. USU Repository © 2009
pada harga perolehan tanpa memperhitungkan nilai sisa atau nilai sisanya nol. Berdasarkan analisa penulis ini sudah baik karena telah sesuai dengan Standar Akuntasi Keuangan.
C.3. Penyajian Aktiva Tetap Dalam Neraca Penyajian yang baik dan sistimatis serta pengungkapan yang lengkap mengenai aktiva tetap dalam laporan keuangan akan memudahkan manajemen dan pihak yang memerlukan untuk mendapatkan informasi tentan gaktiva tetap perusahaan. Dalam penyajian Aktiva tetap dalam neraca perusahaan pada dasarnya sudah benar. Hanya saja nilai aktiva tetap yang disajikan dalam neraca tersebut belum menunjukkan nilai yang wajar. Hal ini disebabkan oleh belum jelasnya perusahaan dalam menentukan antara pengeluaran modal dengan pengeluaran pendapatan. Dalam hal ini aktiva yang disajikan itu lebih rendah dari yang seharusnya. Seperti contoh mesin foto copy diatas dimana perusahaan menyusutkan mesin foto copy peraturan adalah : Rp.50.000.000,− = Rp. 6.250.000,− / tahun 8
Hal ini perusahaan tidak memperhitungkan pengeluaran yang terjadi untuk perbaikan mesin foto copy walapun perbaikan tersebut menambah umur aktiva lebih dari satu proiode akuntansi yaitu selama 2 tahun. Sementera jumlah penyusutannya menjadi : Rp. 44.000.000,− = Rp.5.500.000,− / tahun 8 Surya Darma : Sistem Akuntansi Aktiva Tetap Pada PT. Sinar Jaya Abadi, 2007. USU Repository © 2009
Disini terdapat selisih Rp. 6.250.000,- - Rp. 5.500.000,- = Rp. 750.000,-/tahun. Bila dilihat dalam penyajiannya dineraca aktiva tersebut menjadi rendah akibat dari jumlah yang disusutkan terlalu besar. Pada dasarnya untuk menyusun neraca yang baik harus memenuhi syarat-syarat : bentuk yang dipergunakan, pengelompokan perkiraan-perkiraan dengan susunan yang sistimatis, dan masalah istilah yang digunakan. Akumulasi penyusutan dalam neraca harus berfungsi sebagai perkiraan dari aktiva tetap sehingga nilai bukunya terletak disebelah debet neraca. Apabila akumulasi penyusutan ditempatkan disebelah kredit neraca, maka total aktiva, hutang, modal tidak menunjukkan hal yang sebenarnya, sehingga dapat dikatakan bahwa neraca tersebut tidak memberikan informasi yang baik, kalau hal ini dilakukan maka nilai buku aktiva tetap tidak nampak dalam neraca sebelah aktiva sehingga mengakibatkan sisi aktiva debet terlalu tinggi. Berikut ini disajikan sebuah contoh penyajian aktiva tetap pada neraca perusahaan.
kriteria berikut : d. Masa manfaat (Umur Ekonomis) e. Harga perolehan f. Nilai sisa (Nilai Residu) Bila ditinjau pada PT. Pelayaran Sinar Jaya, Tanjung Balai maka metode penyusutan yang digunakan adalah garus lurus yang ditetapkan secara konsisten pada tiap tahunnya. Penyusutan aktiva tetap pada perusahaan tersebut didasarkan Surya Darma : Sistem Akuntansi Aktiva Tetap Pada PT. Sinar Jaya Abadi, 2007. USU Repository © 2009
pada harga perolehan tanpa memperhitungkan nilai sisa atau nilai sisanya nol. Berdasarkan analisa penulis ini sudah baik karena telah sesuai dengan Standar Akuntasi Keuangan.
IV.4. Penyajian Aktiva Tetap Dalam Neraca Penyajian yang baik dan sistimatis serta pengungkapan yang lengkap mengenai aktiva tetap dalam laporan keuangan akan memudahkan manajemen dan pihak yang memerlukan untuk mendapatkan informasi tentan gaktiva tetap perusahaan. Dalam penyajian Aktiva tetap dalam neraca perusahaan pada dasarnya sudah benar. Hanya saja nilai aktiva tetap yang disajikan dalam neraca tersebut belum menunjukkan nilai yang wajar. Hal ini disebabkan oleh belum jelasnya perusahaan dalam menentukan antara pengeluaran modal dengan pengeluaran pendapatan. Dalam hal ini aktiva yang disajikan itu lebih rendah dari yang seharusnya. Seperti contoh mesin foto copy diatas dimana perusahaan menyusutkan mesin foto copy peraturan adalah : Rp.50.000.000,− = Rp. 6.250.000,− / tahun 8
Hal ini perusahaan tidak memperhitungkan pengeluaran yang terjadi untuk perbaikan mesin foto copy walapun perbaikan tersebut menambah umur aktiva lebih dari satu periode akuntansi yaitu selama 2 tahun. Sementera jumlah penyusutannya menjadi : Rp. 44.000.000,− = Rp.5.500.000,− / tahun 8 Surya Darma : Sistem Akuntansi Aktiva Tetap Pada PT. Sinar Jaya Abadi, 2007. USU Repository © 2009
Disini terdapat selisih Rp. 6.250.000,- - Rp. 5.500.000,- = Rp. 750.000,-/tahun. Bila dilihat dalam penyajiannya dineraca aktiva tersebut menjadi rendah akibat dari jumlah yang disusutkan terlalu besar. Pada dasarnya untuk menyusun neraca yang baik harus memenuhi syarat-syarat : bentuk yang dipergunakan, pengelompokan perkiraan-perkiraan dengan susunan yang sistimatis, dan masalah istilah yang digunakan. Akumulasi penyusutan dalam neraca harus berfungsi sebagai perkiraan dari aktiva tetap sehingga nilai bukunya terletak disebelah debet neraca. Apabila akumulasi penyusutan ditempatkan disebelah kredit neraca, maka total aktiva, hutang, modal tidak menunjukkan hal yang sebenarnya, sehingga dapat dikatakan bahwa neraca tersebut tidak memberikan informasi yang baik, kalau hal ini dilakukan maka nilai buku aktiva tetap tidak nampak dalam neraca sebelah aktiva sehingga mengakibatkan sisi aktiva debet terlalu tinggi. Berikut ini disajikan sebuah contoh penyajian aktiva tetap pada neraca perusahaan.
Surya Darma : Sistem Akuntansi Aktiva Tetap Pada PT. Sinar Jaya Abadi, 2007. USU Repository © 2009
AKTIVA
PT. IDIRASARI Neraca 31 Desember 2005 PASSIVA
Kas .......................................................... xxx Surat-surat berharga.................................. xxx
HUTANG LANCAR ;
Piutang Wesel .......................................... xxx
Hutang Dagang ........................................ xxx
Piutang Dagang ........................................ xxx
Wesel Bayar ............................................. xxx
Persediaan Barang Dagangan .................... xxx
Biaya Yang Masih Dibayar....................... xxx
Penghasilan yang masih harus Diterima .... xxx
Hutang Pajak Pendapatan ......................... xxx
Persekot Biaya.......................................... xxx
Pajak Buruh Yang Belum Disetor ............. xxx
Jumlah Aktiva Lancar ............................. xxx
Penerimaan dimuka .................................. xxx
INVESTASI : Saham PT. ABC ................................................. xxx
Jumlah Hutang Lancar ............................ xxx
AKTIVA TETAP : Tanah ..................................................... xxx
HUTANG JANGKA PANJANG:
Bangunan ........................................ xxx
Hutang Hipotik........................................ xxx
Akumulasi Penyusutan .................... xxx
Hutang Obligasi ...................................... xxx xxx
Mesin-mesin.................................... xxx
Jumlah Hutang........................................ xxx
Akumulasi Penyusutan .................... xxx Inventaris Kantor ............................. xxx
MODAL :
Akumulasi Penyusutan .................... xxx
Modal Saham ........................................... xxx Laba yang ditahan .................................... xxx
xxx Jumlah Aktiva Tetap ............................... xxx
Cabang Pelunasan Obligasi....................... xxx
INTANGIBLE : Goodwill .................................................. xxx
Jumlah Modal ......................................... xxx
Petent ..................................................... xxx xxx Beban Yang Ditangguhkan ................................. xxx AKTIVA LAIN-LAIN : Piutang Dalam Pendirian .......................... xxx Bangunan Dalam Pendirian....................... xxx Jumlah aktiva lain-lain ............................ xxx TOTAL AKTIVA
TOTAL PASSIVA
Surya Darma : Sistem Akuntansi Aktiva Tetap Pada PT. Sinar Jaya Abadi, 2007. USU Repository © 2009
xxx
VI.3. Metode Penyusutan Aktiva Tetap Diakhir tahun periode akuntansi pengalokasian harga perolehan aktiva tetap sangat diperlukan untuk taksiran umur ekonomis aktiva tetap. Untuk menghitung besarnya penyusutan pada tiap periode akuntasi diperlukan adanya suatu pertimbangan yang sebaik-baiknya dalam menentukan metode penilaian penyusutan dan taksiran masa manfaat dari pada aktiva dapat tersebut. Untuk penentuan jumlah penyusutan setiap aktiva tetap harus memenuhi kriteria berikut : g. Masa manfaat (Umur Ekonomis) h. Harga perolehan i.
Nilai sisa (Nilai Residu) Bila ditinjau pada PT. Pelayaran Sinar Jaya, Tanjung Balai maka metode
penyusutan yang digunakan adalah garus lurus yang ditetapkan secara konsisten pada tiap tahunnya. Penyusutan aktiva tetap pada perusahaan tersebut didasarkan pada harga perolehan tanpa memperhitungkan nilai sisa atau nilai sisanya nol. Berdasarkan analisa penulis ini sudah baik karena telah sesuai dengan Standar Akuntasi Keuangan.
IV.4. Penyajian Aktiva Tetap Dalam Neraca Penyajian yang baik dan sistimatis serta pengungkapan yang lengkap mengenai aktiva tetap dalam laporan keuangan akan memudahkan manajemen dan pihak yang memerlukan untuk mendapatkan informasi tentan gaktiva tetap perusahaan. Surya Darma : Sistem Akuntansi Aktiva Tetap Pada PT. Sinar Jaya Abadi, 2007. USU Repository © 2009
Dalam penyajian Aktiva tetap dalam neraca perusahaan pada dasarnya sudah benar. Hanya saja nilai aktiva tetap yang disajikan dalam neraca tersebut belum menunjukkan nilai yang wajar. Hal ini disebabkan oleh belum jelasnya perusahaan dalam menentukan antara pengeluaran modal dengan pengeluaran pendapatan. Dalam hal ini aktiva yang disajikan itu lebih rendah dari yang seharusnya. Seperti contoh mesin foto copy diatas dimana perusahaan menyusutkan mesin foto copy peraturan adalah : Rp.50.000.000,− = Rp. 6.250.000,− / tahun 8
Hal ini perusahaan tidak memperhitungkan pengeluaran yang terjadi untuk perbaikan mesin foto copy walapun perbaikan tersebut menambah umur aktiva lebih dari satu proiode akuntansi yaitu selama 2 tahun. Sementera jumlah penyusutannya menjadi : Rp. 44.000.000,− = Rp.5.500.000,− / tahun 8
Disini terdapat selisih Rp. 6.250.000,- - Rp. 5.500.000,- = Rp. 750.000,-/tahun. Bila dilihat dalam penyajiannya dineraca aktiva tersebut menjadi rendah akibat dari jumlah yang disusutkan terlalu besar.
Surya Darma : Sistem Akuntansi Aktiva Tetap Pada PT. Sinar Jaya Abadi, 2007. USU Repository © 2009
Bersifat objektif. Laporan keuangan yang objektif hanya dapat diperoleh apabila telah dinilai oleh pihak ketiga, misalnya oleh akuntan publik.
“Tujuan laporan keuangan menurut IAI ( IKATAN AKUNTANSI INDONESIA) adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi”. 15
Pada dasarnya untuk menyusun neraca yang baik harus memenuhi syaratsyarat : bentuk yang dipergunakan, pengelompokan perkiraan-perkiraan dengan susunan yang sistimatis, dan masalah istilah yang digunakan. Akumulasi penyusutan dalam neraca harus berfungsi sebagai perkiraan dari aktiva tetap sehingga nilai bukunya terletak disebelah debet neraca. Apabila akumulasi penyusutan ditempatkan disebelah kredit neraca, maka total aktiva, hutang, modal tidak menunjukkan hal yang sebenarnya, sehingga dapat dikatakan bahwa neraca tersebut tidak memberikan informasi yang baik, kalau hal ini dilakukan maka nilai buku aktiva tetap tidak nampak dalam neraca sebelah aktiva sehingga mengakibatkan sisi aktiva debet terlalu tinggi. Berikut ini disajikan sebuah contoh penyajian aktiva tetap pada neraca perusahaan.
Surya Darma : Sistem Akuntansi Aktiva Tetap Pada PT. Sinar Jaya Abadi, 2007. USU Repository © 2009
15
Ikatan Akuntasi Indonesia, Op Cit, hal 16.5
Surya Darma : Sistem Akuntansi Aktiva Tetap Pada PT. Sinar Jaya Abadi, 2007. USU Repository © 2009
AKTIVA
PT. IDIRASARI Neraca 31 Desember 1978 PASSIVA
Kas .......................................................... xxx Surat-surat berharga.................................. xxx
HUTANG LANCAR ;
Piutang Wesel .......................................... xxx
Hutang Dagang ........................................ xxx
Piutang Dagang ........................................ xxx
Wesel Bayar ............................................. xxx
Persediaan Barang Dagangan .................... xxx
Biaya Yang Masih Dibayar....................... xxx
Penghasilan yang masih harus Diterima .... xxx
Hutang Pajak Pendapatan ......................... xxx
Persekot Biaya.......................................... xxx
Pajak Buruh Yang Belum Disetor ............. xxx
Jumlah Aktiva Lancar ............................. xxx
Penerimaan dimuka .................................. xxx
INVESTASI : Saham PT. ABC ................................................. xxx
Jumlah Hutang Lancar ............................ xxx
AKTIVA TETAP : Tanah ..................................................... xxx
HUTANG JANGKA PANJANG:
Bangunan ........................................ xxx
Hutang Hipotik........................................ xxx
Akumulasi Penyusutan .................... xxx
Hutang Obligasi ...................................... xxx xxx
Mesin-mesin.................................... xxx
Jumlah Hutang........................................ xxx
Akumulasi Penyusutan .................... xxx Inventaris Kantor ............................. xxx
MODAL :
Akumulasi Penyusutan .................... xxx
Modal Saham ........................................... xxx Laba yang ditahan .................................... xxx
xxx Jumlah Aktiva Tetap ............................... xxx
Cabang Pelunasan Obligasi....................... xxx
INTANGIBLE : Goodwill .................................................. xxx
Jumlah Modal ......................................... xxx
Petent ..................................................... xxx xxx Beban Yang Ditangguhkan ................................. xxx AKTIVA LAIN-LAIN : Piutang Dalam Pendirian .......................... xxx Bangunan Dalam Pendirian....................... xxx Jumlah aktiva lain-lain ............................ xxx TOTAL AKTIVA
TOTAL PASSIVA
Sumber : S. Munawir, Analisa Laporan Keuangan, hal : 22 Surya Darma : Sistem Akuntansi Aktiva Tetap Pada PT. Sinar Jaya Abadi, 2007. USU Repository © 2009
xxx
BAB III AKUNTANSI AKTIVA TETAP PADA PT. PELAYARAN SINAR JAYA ABADI TANJUNG BALAI III.1 Sejarah Singkat Perusahaan Perusahaan dibidang jasa pelayaran ini pertama-tama adalah milik perorangan dengan nama Haihock Co yang berlayar masih antar pulau sekitar sumatera utara saja. Setelah mengalami perkembangan perusahaan memperluas usahanya dan mengganti namanya menjadi CV. PELPE atau pelayaran pantai andalas. CV ini didirikan pada tahun 1978. perkembangan yang terus berlanjut membuat perusahaanperusahaan dan orang pribadi ingin menanamkan sahamnya, yang akhirnya pada tahun 1982 menjadi PT. Pelayaran Sinar Jaya Abadi. Saat itu masih berlayar sekitar dalam negeri yang kemudian pada tahun 1985 mulai berlayar keluar negeri yaitu dari Tanjung Balai ke Portklang yaitu salah satu pulau dinegara Malaysia. PT. Pelayaran Sinar Jaya Abadi ini merupakan perusahaan bergerak dibidang jasa angkutan cargo dan kapal penumpang yang memiliki 14 armada setiap armada mempunyai karyawan 7-14 orang, sedangkan Ferry 11-13 orang.
III.2 Struktur Organisasi Kegiatan dari suatu perusahaan akan dapat berjalan lancar apabila ada pembagian tugas dari pimpinan. Hal ini dapat dicapai dengan cara memberikan tugas
Surya Darma : Sistem Akuntansi Aktiva Tetap Pada PT. Sinar Jaya Abadi, 2007. USU Repository © 2009
dan tanggung jawab kepada orang-orang yang akan melaksanakan tugas tersebut atau struktur organisasi. Setiap tanggung jawab atau kegiatan yang diberikan pada karyawan harus diawasi secara efektif, manajemen perlu membentuk suatu badan organisasi dan membentuk struktur organisasi yang sehat, dimana manajemen dapat memperoleh informasi dari setiap bagian dan tingkata. Dengan adanya hubugan yang baik antara atasan dengan bawahan maka dapat diciptakan kerja sama yang baik dan teratur didalam organisasi tersebut. Pada struktur organisasi perusahaan dapat dilihat kedudukan dan tanggung jawab dari karyawan dalam melaksanakan tugas yang diberikan. Untuk melihat lebih jelasnya tanggung jawab dari orang-orang yang terlibat dalam kegiatan suatu organisasi dan untuk mengetahui dari mana mereka menerima tuags dan kepada siapa pula mereka mempertanggungjawabkan semua kegiatannya, maka hal ini ditetapkan suatu struktur organisasi. Dari struktur inilah dasar utama para karyawan juga pimpinan didalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya setiap hari. Adapun struktur organisasi yang dipergunakan perusahaan adalah struktur organisasi bentuk garis, dimana terdapat garis tanggung jawab dan wewenang secara langsung dari pucuk pimpinan hingga bawahan. Berdasarkan bagan struktur organisasi tersebut, maka terlihat bahwa secara garis besarnya pimpinan tertinggi adalah dewan komisaris yang membawahi pimpinan, dan pimpinan membawahi empat orang menejer (kepala bagian). Setiap Surya Darma : Sistem Akuntansi Aktiva Tetap Pada PT. Sinar Jaya Abadi, 2007. USU Repository © 2009
menejer bertanggungjawab penuh atas pekerjaannya masing-masing sehingga lapisan manejemen PT. Pelayaran Sinar Jaya Abadi adalah sebagai berikut : 1. Dewan Komisaris 2. Direktur Utama 3. Pimpinan 4. Staff Keuangan -
Bagian Pembukuan
-
Khusus Kasir
-
Bagian Pembuat Rekening
5. Staff Koperasi -
Bagian Barang
-
Bagian Pelayanan
6. Staff Gudang -
Bagian Pengawasan
7. Staff Tata Usaha (Administrasi) -
Bagian Komputer
-
Bagian Arsip
-
Bagian Karyawan
-
Operator
-
Office Boy Masing-masing staff mengelola pekerjaan masing-masing dan mengawasi
pekerjaan dari bahawannya. Setiap bulan masing-masing staff ini akan memberikan Surya Darma : Sistem Akuntansi Aktiva Tetap Pada PT. Sinar Jaya Abadi, 2007. USU Repository © 2009
laporan pada pimpinan atas aktivitas perusahaan dari hasil kerja mereka. Secara rinci tanggung jawab dan wewenang masing-masing bagian adalah sebagai berikut : 8. Dewan Komisaris Merupakan pemegang saham PT. Pelayaran Sinar Jaya Abadi yang mempunyai hak untuk memerintah, menilai hasil kerja dari direktur. Setiap triwulan dewan komisaris menerima laporan dari direktur utama mengenai kegiatan perusahaan yaitu berupa laporan keuangan. 9. Direktur Utama Merupakan pucuk pimpinan dari perusahaan, dan menerima laporan setiap periode dari pimpinan sebagai bawahannya secara langsung. Adapun tugas dari direktur utama ini adalah merencanakan, mengorganisir, serta mengawasi kegiatan-kegiatan yang berlansung diperusahaan untuk dipertanggungjawabkan kegiatan dewan komisaris. 10. Pimpinan Merupakan bawahan dari direktur utama dan pimpinan ini merupakan yang tertinggi dalam kegiatan perusahaan dan mempunyai wewenang untuk mengawasi kegiatan yang berlangsung dimana hasil dari kegiatan perusahaan tersebut di pertanggungjawabkan pada direktur utama dalam bentuk laporan periode. Tugas sehari-hari pimpinan adalah sebagai berikut : 6. Bertanggungjawab didalam maupun diluar perusahaan atas kegiatan yang dilaksanakan.
Surya Darma : Sistem Akuntansi Aktiva Tetap Pada PT. Sinar Jaya Abadi, 2007. USU Repository © 2009
7. Merencanakan cara kerja sesuai dengan kebijaksanaan yang telah digariskan oleh dewan komisaris. 8. Mengangkat dan memberhentikan pegawai. 9. Mengambil keputusan terhadap masalah yang dihadapi perusahaan. 10. Menandatangani perjanjian saat kapal hendak berlayar dan juga pada saat mendarat kembali dan mensahkan setiap pengeluaran ataupun penerimaan uang. 11. Staff Keuangan Mempunyai tugas yang berhubungan dengan kegiatan keuangan, dimana ia membawahi bagian pembuat rekening yang bertugas membuat rekening pengeluaran yang terjadi selama kegiatan perusahaan, dimana rekening tersebut diserahkan kepada bagian kasir. Bagian kasir bertugas menerima, menyimpan dan melaksanakan pembayaran dengan peraturan-peraturan yang ditentukan. Segala transaksi yang terjadi dicatat bagian pembukuan (bagian akuntansi), transaksi tersebut dikelola menjadi bentuk laporan keuangan yang berguna bagi perusahaan sebagai informasi bagi perusahaan, membuat rencana anggaran perusahaan, bertanggung jawab atas kegiatan penerimaan piutang, pembayaran utang penyimpanan kas dan bertanggung jawab atas segala sesuatu yagn berhubungan dengan bank. 12. Staff Koperasi Membawahi bagian barang yang bertugas mencatat barang yagn masuk dan keluar untuk kegiatan kapal, dan juga melayani permintaan karyawan perusahaan Surya Darma : Sistem Akuntansi Aktiva Tetap Pada PT. Sinar Jaya Abadi, 2007. USU Repository © 2009
yang tentunya berdasarkan aturan tertentu sedangkan bagian pelayaran bertugas melayani penumpang mulai keberangkatan hingga sampai ketujuan. 13. Staff Gudang Bertugas mencatat barang yang keluar dan masuk kegudang sebelum diangkat atau diambil oleh pemiliknya sedangkan pengawas gudang bertugas untuk mengawasi barang-barang tersebut supaya aman. 14. Staff Tata Usaha (Administrasi) Bagian ini bertugas mencatat informasi yang dibutuhkan perusahaan misalnya telekomunikasi dan mengatur hal-hal lainnya yang menyangkut dengan kegiatan perusahaan sehari-hari. Untuk lebih memperjelas mengenai struktur organisasi PT. Pelayaran Sinar Jaya Abadi Tanjung Balai pada gambar berikut :
Surya Darma : Sistem Akuntansi Aktiva Tetap Pada PT. Sinar Jaya Abadi, 2007. USU Repository © 2009
PT. PELAYARAN SINAR JAYA ABADI TANJUGN BALAI STRUKTUR ORGANISASI Direktur Komisaris
Direktur Utama
Pimpinan
Staff Keuangan
Staff Keuangan
Bagian Kasir
Staff Koperasi
Bag. Pem. Rekening
Bagian Barang
Bagian Pelayaran
Staff Guang
Pengawas Gudang
Staff Tata Usaha
Bagian Koputer
Bagian Arsip
Bagian Karyawan
Bagian Operator
Sumber : PT. “Pelayaran Sinar Jaya Abadi” Tanjungbalai Surya Darma : Sistem Akuntansi Aktiva Tetap Pada PT. Sinar Jaya Abadi, 2007. USU Repository © 2009
47
III.3. Penggolongan Aktiva Tetap PT. Pelayaran Sinar Jaya Abadi, Tanjung Balai hanya memiliki 2 aktiva tetap yang utama yaitu kapal dan inventaris kantor. Sedangkan aktiva lainnya merupakan sewa. Sewa ini terjadi pada pihak pemerintah dan perusahaan swasta lainnya. Adapun aktiva yang disewa adalah sebagai berikut : 4. Bangunan sekaligus tanah yang dipergunakan sebagai kantor. 5. Alat angkut yaitu berupa pengangkutan truk yang disewa pada perusahaan pengangkutan. 6. Pelabuhan dan gudang disewa pada pihak pemerintah dan non pemerintah. Sedangkan aktiva-aktiva yang menjadi milik PT. Pelayaran Sinar Jaya Abadi, Tanjung Balai adalah sebagai berikut : 3. Kapal Terdiri dari 14 unit 4. Inventaris Kantor -
Kipas angin 1 unit
-
AC 5 unit
-
Meja / Kursi Karyawan
-
Komputer Merek Jie (4 unit)
-
Kursi Tamu 4 unit
-
Telepon 4 unit
-
Printer 4 unit
Surya Darma : Sistem Akuntansi Aktiva Tetap Pada PT. Sinar Jaya Abadi, 2007. USU Repository © 2009
-
Fotocopy 1 unit
-
Fax
-
Meja computer 4 unit
-
Video Monitor
III.4. Penentuan Harga Perolehan Aktiva Tetap Cara perolehan aktiva tetap pada PT. Pelayaran Sinar Jaya Abadi, Tanjung Balai dilakukan dengan dua cara yaitu : 3. Pembelian Tunai Perusahaan ini membeli aktiva tetap dengan pembelian tunai, aktiva tetap yang relative kecil seperti inventaris kantor yang berupa : Kipas Angin, AC, Komputer, Printer dan sebagainya. Selain itu ada juga pembelian aktiva tetap secara tunai relative besar, hal ini tergantung kepada kebijaksanaan perusahaan. Perusahaan juga mencatat pengeluaran-pengeluaran seperti biaya angkut, biaya pengiriman, biaya pemasangan dan lain-lain. Nilai perolehan aktiva tetap yang dibeli tunai dicatat sebagai uang tunai yang dikeluarkan ditambah dengan biayabiaya, sehingga aktiva tersebut berada pada keadaan siap digunakan untuk kegiatan operasi perusahaan. Contoh : 5. Pada bulan Maret 1997 perusahaan membeli secara tunai satu unit computer dengan harga faktur Rp. 10.750.000,- pembebanan ongkos angkut ditambah biaya pemasang sebesar Rp. 325.000,- maka perusahaan mencatat. Surya Darma : Sistem Akuntansi Aktiva Tetap Pada PT. Sinar Jaya Abadi, 2007. USU Repository © 2009
Komputer
Rp. 11.075.000,-
Kas
Rp. 11.075.000,-
6. Pada bulan Januari 1998 perusahaan membeli sepasang kursi tamu dengan harga perolehan Rp. 2.830.000,- biaya angkat sebesar Rp. 150.000,- maka perusahaan mencatat Kursi Tamu
Rp. 2.980.000,-
Kas
Rp. 2.980.000,-
7. Pada bulan Februari 1998 perusahaan membeli AC dengan harga perolehan Rp. 2.000.000,- biaya ongkos dan pemasangan sebesar Rp. 150.0000,- maka perusahaan mencatat. AC
Rp. 2.150.000,Kas
Rp. 2.150.000,-
8. Pada bulan Mei 1998 perusahaan membeli 1 unit Kipas Angin dengan harga. Kipas Angin
Rp. 140.000,-
Kas
Rp. 140.000,-
4. Pembelian dengan kontrak jangka panjang Perusahaan mengadakan kontrak sebagai cara dalam perolehan aktiva tetapnya. Pembelian tersebut dilakukan berdasarkan suatu perjanjian kontrak melalui SPK (Surat Perintah Kerja) yang telah disetujui PT. Pelayaran Sinar Jaya Abadi Tanjung Balai. Sebelum melakukan kontrak PT. Pelayaran Sinar Jaya Abadi Tanungbalai membuat anggaran yang dirinci berdasarkan skala prioritas yang diajukan kepada kantor pusat atau direksi PT. Pelayaran Sinar Jaya Abadi Surya Darma : Sistem Akuntansi Aktiva Tetap Pada PT. Sinar Jaya Abadi, 2007. USU Repository © 2009
Tanjung Balai setelah memperoleh persejuan dari kantor pusat melalui SPK (Surat Perintah Kerja) kemudian dilakukan pada masing-masing tender (pihak ketiga). Setelah diperbandingkan kemudian diseleksi oleh perusahaan mana yang paling murah dan sesuai yang kemudian dihunjuk melalui surat perintah kerja (Perjanjian) untuk mengadakan kontrak. Harga kontrak atas pembelian aktiva mesin kapal sudah disetujui dalam surat perjanjian kontrak termasuk perjanjian kontrak sampai aktiva tersebut siap untuk digunakan. Nilai kontrak atas pembelian berdasarkan kontrak dicatat sebesar harga kontrak disetujui ditambah dengan PPN (Pajak Pertambahan Nilai). Hal ini telah diatur dalam SPK.
III.5. Pengeluaran-Pengeluaran Selama Pembelian Aktiva Tetap Untuk mempertahankan kemampuan aktiva, dalam penggunaan aktiva tersebut pada kegiatan operasi perusahaan memerlukan pengeluaran-pengeluaran berupa revenue expenditure (pengeluaran pendapatan) yaitu pengeluaran yang bersifat rutin dan berulang-ulang, misalnya biaya reparasi mesin dan inventaris kantor, dan capital expenditure (pengeluaran modal) yaitu pengeluaran yang tidak bersifat rutin dimana pengeluaran itu dapat menambah umur dari aktiva tersebut dan jumlah pengeluaran ini relative besar dimana memberikan manfaat lebih dari satu tahun misalnya biaya reperasi mesin kapal (naik dok) yang menambah umur aktiva. Demikian pula halnya PT. Pelayaran Sinar Jaya Abadi Tanjung Balai yang menggunakan aktiva tetap dalam kegiatan operasinya, pengeluaran untuk aktiva tetap Surya Darma : Sistem Akuntansi Aktiva Tetap Pada PT. Sinar Jaya Abadi, 2007. USU Repository © 2009
merupakan hal yang tidak dapat dihindari. Dalam hal ini Perusahaan belum mempunyai suatu kebijakan yang dapat menetapkan apakah pengeluaran yang terjadi merupakan
pengeluaran
pendapatan
atau
pengeluaran
modal.
Perusahaan
memperlakukan seluruh pengeluaran biaya selama penggunaan aktiva tetap baik dalam bentuk biaya pemeliharaan, perawatan, perbaikan dan sebagainya dibebankan sebagai biaya tahun berjalan. Perusahaan tidak pernah mengkapitalisasi biaya-biaya yang dikeluarkan walaupun dengan adanya pengeluaran-pengeluaran itu akan menambah umur aktiva tersebut. Contoh : 3. Pada tanggal 18 Januari 1996 perusahaan melakukan perbaikan terhadap mesin kapal (naik dok) dengan mengeluarkan biaya Rp. 10.000.000,- perbaikan ini dicatat sebagai biaya operasi pada perkiraan biaya operasi. Jurnal yang dibuat perusahaan adalah : Biaya reperasi mesin kapal ..................................Rp. 10.000.000,Kas ........................................................................ Rp. 825.000,4. Pada tanggal 30 Mei 1997 perusahaan melakukan perbaikan terhadap AC national dengan biaya Rp. 825.000,- dan menambah masa manfaat hasil perbaikan tersebut satu tahun lagi akan tetapi perusahaan membebankan biaya tersebut sebagai biaya operasi pada perkiraan reperasi dengan melakukan pencatatan sebagai berikut : Biaya reperasi perbaikan AC national ..................Rp. 825.000,Kas ........................................................................ Rp. 825.000,Surya Darma : Sistem Akuntansi Aktiva Tetap Pada PT. Sinar Jaya Abadi, 2007. USU Repository © 2009
III.6. Metode Penyusutan Aktiva Tetap Aktiva tetap yang digunakan secara terus menerus dalam kegiatan operasi perusahaan selama masa manfaatnya, maka secara berangsur-angsur aktiva tersebut mengalami kemerosotan kemampuan dan kegunaan aktiva tetap tersebut akan berkurang. Yang digunakan oleh PT. Pelayaran Sinar Jaya Abadi, Tanjung Balai untuk menghitung besar penyusutan aktiva tetapnya dihitung berdasarkan Standar Akuntasi Keuangan dengan metode garis lurus dan taksiran ekonomis jenis aktiva yang dimiliki. Metode ini digunakan perusahaan karena metode ini sederhana dan perhitungannya tidak sulit. Penyusutan setiap aktiva tetap dilaksanakan setiap tahun secara konsisten. Berdasarkan penelitian penulis dari pihak perusahaan kapal ferry (terbuat dari besi) penyusutannya 18 tahun, sedangkan Km terbuat dari besi dan kayu penyusutannya 18 tahun. Dalam hal ini untuk mengetahui berapa besar beban penyusutan setiap periode akuntansi dapat dihitung dengan cara mengalikan tariff penyusutan pada harga perolehan aktiva tetap yang dihitung dengan menggunakan metode garis lurus. Semua jenis aktiva perusahaan dapat dilihat pada tabel berikut :
Surya Darma : Sistem Akuntansi Aktiva Tetap Pada PT. Sinar Jaya Abadi, 2007. USU Repository © 2009
Surya Darma : Sistem Akuntansi Aktiva Tetap Pada PT. Sinar Jaya Abadi, 2007. USU Repository © 2009
Tabel. 3.1 PT. PELAYARAN SINAR JAYA ABADI TANJUNGBALAI DAFTAR AKTIVA TETAP DAN PENYUSUTANNYA Per 31 Desember 1999 No
Jenis Aktiva Tetap
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Ferry Asean Speed Ferry Oero Speed Ferry Ocean Star Ferry Aero Speed Km. Sumber Jaya Km. Sumber Jaya I Km. Sinar Bengkails Km. Anugerah Km. Kurnia Km. Kurniawi Km. Anugerah 168 Km. Irian Jaya Km. Pulau Maju Km. Bina Tani Total Aktiva Tetap
Thn Perolehan 1997 1996 1997 1995 1997 1998 1992 1990 1995 1997 1994 1990 1993 1992
Harga Perolehan
Umur Tahun
1.300.000.000 1.500.000.000 1.250.000.000 1.350.000.000 350.000.000 360.000.000 350.000.000 410.000.000 480.000.000 310.000.000 350.000.000 280.000.000 220.000.000 350.000.000 8.860.000.000
18 18 18 18 18 18 18 18 18 18 18 18 18 18
Akumulasi Penyusutan s/d 31 – 12 – 98 144.444.444 250.000.000 138.888.888 300.000.000 38.888.888 40.000.000 136.111.108 204.999.993 106.666.664 34.444.444 97.222.220 139.999.995 73.333.332 136.111.108 1.841.111.084
Nilai Buku Per 31-12-98
Penyusutan Tahun 1999
1.155.555.556 72.222.222 1.250.000.000 83.333.333 1.111.111.112 69.444.444 1.050.000.000 75.000.000 311.111.112 19.444.444 320.000.000 20.000.000 213.888.892 19.444.444 205.000.007 22.777.777 373.333.336 26.666.666 275.555.556 17.222.222 252.777.780 19.444.444 140.000.005 15.555.555 146.666.668 12.222.222 213.888.892 19.444.444 7.018.888.916 492.222.217
Akumulasi Nilai Buku Penyusutan s/d Per 31-12-1999 31-2-1999 216.666.666 1.083.333.334 333.333.333 1.166.666.667 208.333.332 1.041.666.668 375.000.000 975.000.000 58.333.332 291.666.668 60.000.000 300.000.000 155.555.552 194.444.448 227.777.770 182.222.230 133.333.330 364.666.670 51.666.666 258.333.334 116.666.664 233.333.336 155.555.550 124.444.450 85.555.554 134.444.446 155.555.552 194.444.699 2.333.333.301 6.526.666.699
Sumber : “PT. Pelayaran Sinar Jaya Abadi” Tanjung Balai
Surya Darma : Sistem Akuntansi Aktiva Tetap Pada PT. Sinar Jaya Abadi, 2007. USU Repository © 2009
54
Tabel. 3.2 PT. PELAYARAN SINAR JAYA ABADI TANJUNGBALAI DAFTAR AKTIVA TETAP DAN AKUMULASI PENYUSUTANNYA Per 31 Desember 1999 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Jenis Aktiva Tetap Komputer Jie/Printer Foto Copy Kursi Tamu 3 Pasang Kursi Tamu Utama Kipas Angin 1 Unit AC. National 1 PK Video Monitor Komputer 3 Unit Printer 3 Unit Fax 3 Unit Meja Komputer 4 Unit Total Aktiva Tetap
Thn Perolehan
Harga Perolehan
Umur Tahun
Mar-97 Nov-97 Jan-98 Jan-98 Jan-98 Jan-98 Feb-98 Mar-98 Mei-98 Mei-98 Mei-98
11.075.000 50.000.000 2.980.000 5.750.000 140.000 2.150.000 1.400.000 28.850.000 10.600.000 8.600.000 3.000.000 121.545.000
8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8
Akumulasi Penyusutan s/d 31 – 12 – 98 2.538.020 7.291.666 372.500 718.750 17.500 246.554 145.833 3.005.208 1.104.166 583.333 312.500 16.336.030
Nilai Buku Per 31-12-98
Penyusutan Tahun 1999
8.536.980 42.708.334 2.607.500 5.031.250 122.500 1.903.446 .254.167 25.84.792 9.495.834 5.016.667 2.687.500 105.208.970
1.384.375 6.250.000 372.500 718.750 17.500 268.750 175.000 3.606.250 1.325.000 700.000 375.000 15.193.125
Akumulasi Nilai Buku Penyusutan Per 31-12-1999 s/d 31-2-1999 3.922.395 7.152.605 13.541.666 36.458.334 745.000 2.235.000 1.437.500 4.312.500 35.000 105.000 515.304 1.634.696 320.833 1.079.167 6.611.458 22.238.542 2.429.166 8.170.834 1.283.333 4.316.667 687.500 2.312.500 31.529.155 90.015.845
Sumber : “PT. Pelayaran Sinar Jaya Abadi” Tanjung Balai
55
Surya Darma : Sistem Akuntansi Aktiva Tetap Pada PT. Sinar Jaya Abadi, 2007. USU Repository © 2009
BAB IV ANALISIS DAN EVALUASI IV.1. Perolehan Aktiva Tetap Harga perolehan merupakan dasar penting untuk menghitung penyusutan aktiva tetap. Menurut para ahli akuntansi dalam tulisan mereka menyatakan, pencatatan harga perolehan aktiva tetap dicatat sebesar seluruh pengeluaran yang dibayarkan untuk memperoleh akitva tetap tersebut sampai dengan aktiva tetap itu siap untuk digunakan. Aktiva tetap yang digunakan pada PT. Pelayaran Sinar Jaya Abadi, Tanjung Balai diperoleh dengan cara pembelian tunai dan pembelian dengan kontrak jangka panjang. Pencatatan atas harga perolehan aktiva tetap yang dilakukan oleh PT. Pelayaran Sinar Jaya Abadi, Tanjung Balai dalam rangka pembelian aktiva tetapnya yang secara tunai adalah berdasarkan harga faktur ditambah dengan biaya-biaya yang dikeluarkan agar aktiva tetap tersebut siap untuk digunakan dalam melaksanakan operasi perusahaan. Sedangkan pembelian aktiva dengan kontrak jangka panjang perusahaan memperoleh aktiva melalui SPK yang telah disetujui oleh kantor pusat ata direksi PT. Pelayaran Sinar Jaya Abadi dengan cara kontrak. Kebijakan ini diambil oleh perusahaan karena dianggap merupakan kebijakan yang baik dalam hal perolehan aktiva tetap. Bagi mesin kapal tersebut dicatat nomor kode dan tahun perolehan guna untuk mengetahui bila suatu waktu memerlukan perbaikan. Dalam perusahaan ini berdasarkan analisa penulis, maka yang menjadi unsur-unsur perolehan aktiva tetap adalah :
Surya Darma : Sistem Akuntansi Aktiva Tetap Pada PT. Sinar Jaya Abadi, 2007. USU Repository © 2009
1. Harge beli 2. Biaya-biaya yang dikeluarkan hingga aktiva tersebut dapat dipergunakan Dengan demikian pencatatan atas harga perolehan aktiva tetap yang dilakukan PT. Pelayaran Sinar Jaya, Tanjung Balai telah sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK).
IV.2. Pengeluaran – Pengeluaran Selama Pemakaian Pengeluaran yang digunakan untuk reperasi dan perbaikan terhadap aktiva yang rusak bertujuan untuk memperbaiki keadaan aktiva tetap tersebut. Pengeluaran tersebut sifatnya ada yang menambah umur sehingga masa manfaat yang diberikan lebih dari satu periode, tapi ada pula perbaikan yang dilakukan hanya digunakan dalam periode yang berjalan dimana pengeluaran itu dilakukan. Bila pengeluaran yang dilakukan bersifat menambah masa manfaat lebih dari satu tahun maka pengeluaran tersebut digolongkan sebagai pengeluaran modal (Capital Expenditure) dalam hal ini biaya yang keluar ditambahkan ke Cost aktiva yang bersangkutan dengan cara mendebet perkiraan aktiva yang diperbaiki tersebut sebesar biaya yang dikeluarkan atau dengan mengurangkan akumulasi penyusutan aktiva yang bersangkutan sebesar nilai pengeluaran yang dilakukan, sedangkan apabila pengeluaran itu dirasakan hanya untuk satu periode maka digolongkan sebagai pengeluaran pendapatan (Revenue Expenditure) dimana biaya tersebut menjadi biaya periode berjalan saat biaya itu dikeluarkan. Bila dilihat prakteknya PT. Pelayaran Sinar Jaya, Tanjung Balai dalam menentukan capital expenditure dan revenue expenditure ini sulit dilakukan. Hal ini disebabkan karena dalam penentuan dan pengukuran masa manfaat pada saat
Surya Darma : Sistem Akuntansi Aktiva Tetap Pada PT. Sinar Jaya Abadi, 2007. USU Repository © 2009
aktiva tetap tersebut telah selesai dilaksanakan tidaklah mudah. Maka dalam hal ini untuk mempermudah dalam penentuan pengeluaran tersebut bias ditinjau berdasarkan sering tidaknya pengeluaran dilakukan. Bila pengeluaran tersebut secara rutin maka digolongkan sebagai revenue expenditure sementara bila pengeluaran tersebut jarang dilakukan maka digolongkan sebagai capital expenditure. Bila ditinjatu dari PT. Pelayaran Sinar Jaya, Tanjung Balai menunjukkan belum menentukan kebijakan mengenai pemisahan antara revenue expenditure dan capital expenditure. Dalam hal ini perusahaan menganggap segala pengeluaran merupakan biaya berjalan kedalam perkiraan biaya perusahaan. Dalam penjurnalan terhadap pengeluaran
yang dilakukan yaitu dengan cara
mendebet pengeluaran dan mengkredit biaya reparasi dan pemeliharaan, hal ini mengakibatkan aktiva yang direperasi tidak mengalami perubahan baik masa manfaatnya maupun penyusutannya sehigga dalam hal ini PT. Pelayaran Sinar Jaya, Tanjung Balai dalam pencatatannya belum sesuai dengan Standar Akuntasi Keuangan (SAK). Hal ini dapat kita lihat dari salah contoh yang diperoleh : Pada awal Nopember 1997 dibeli sebuah mesin Foto Copy dengan harga Rp. 50.000.000,- dengan taksiran masa manfaat 8 tahun. Pada tanggal 30 Oktober 1999 diadakan perbaikan / reperasi terhadap mesin foto copy tersebut dengan biaya sebesar Rp. 6.500.000,- dan perbaikan ini mampu menambah umur mesin selama 2 tahun lagi. Maka : Jurnal yang dilakukan perusahaan pada saat pembelian : Mesin Foto Copy ............................................. Rp. 50.000.000,-
Surya Darma : Sistem Akuntansi Aktiva Tetap Pada PT. Sinar Jaya Abadi, 2007. USU Repository © 2009
Kas ..........................................................................................Rp. 50.000.000,Jurnal perusahaan pada saat perbaikan adalah : Biaya perbaikan mesin foto copy ..................... Rp.
6.500.000,-
Kas ..........................................................................................Rp. 6.500.000,Berdasarkan cara pencatatan tersebut diatas maka dapat dilihat nilai buku Mesin Foto Copy tidak mengalami perubahan. Jurnal penyusutan pada tanggal 31 Desember 1999 adalah : Biaya penyusutan mesin foto copy ................... Rp.
6.500.000,-
Akuntansi penyusutan mesin foto copy....................................Rp. 6.500.000,( 12,5% x Rp. 50.000.000,- = Rp. 6.250.000,- ) Pencatatan yang dengan demikian tidak benar karena pengeluaran ini mengakibatkan masa manfaat mesin foco copy bertambah sehingga harus dicatat sebagai pengurangan perkiraan akumulasi penyusutan. Mesin Foto Copy ............................................. Rp.
6.50.000,-
R/E..........................................................................................Rp. 6.500.000,Perhitungan nilai buku mesin foto copy sampai 30 Oktober 1999 adalah : Harga perolehan mesin foto copy ......................................................Rp. 50.000.000,Akm. Penyusutan mesin foto copy sampai dengan 30 Okt 1999 .......Rp. 12.500.000,Nilai buku Mesin Foto Copy 30 Okt 1999 (sebelum diperbaiki) ....Rp. 37.500.000Pengeluaran untuk perbaikan mesin foto copy...................................Rp. 6.500.000,Nilai buku mesin foto copy 30 Okt 1999 (sesudah diperbaiki) ........... Rp. 44.000.000,Maka penyusutan pertahun : Rp. 44.000.000,− = Rp.5.500.000,− 8
Jumlah penyusutan tanggal 31 Desember 1999 adalah : Surya Darma : Sistem Akuntansi Aktiva Tetap Pada PT. Sinar Jaya Abadi, 2007. USU Repository © 2009
Rp.5.500.000,− x 2 Bulan = Rp.916.666,− 12
VI.3. Metode Penyusutan Aktiva Tetap Diakhir tahun periode akuntansi pengalokasian harga perolehan aktiva tetap sangat diperlukan untuk taksiran umur ekonomis aktiva tetap. Untuk menghitung besarnya penyusutan pada tiap periode akuntasi diperlukan adanya suatu pertimbangan yang sebaik-baiknya dalam menentukan metode penilaian penyusutan dan taksiran masa manfaat dari pada aktiva dapat tersebut. Untuk penentuan jumlah penyusutan setiap aktiva tetap harus memenuhi kriteria berikut : a. Masa manfaat (Umur Ekonomis) b. Harga perolehan c. Nilai sisa (Nilai Residu) Bila ditinjau pada PT. Pelayaran Sinar Jaya, Tanjung Balai maka metode penyusutan yang digunakan adalah garus lurus yang ditetapkan secara konsisten pada tiap tahunnya. Penyusutan aktiva tetap pada perusahaan tersebut didasarkan pada harga perolehan tanpa memperhitungkan nilai sisa atau nilai sisanya nol. Berdasarkan analisa penulis ini sudah baik karena telah sesuai dengan Standar Akuntasi Keuangan.
IV.4. Penyajian Aktiva Tetap Dalam Neraca Penyajian yang baik dan sistimatis serta pengungkapan yang lengkap mengenai aktiva tetap dalam laporan keuangan akan memudahkan manajemen
Surya Darma : Sistem Akuntansi Aktiva Tetap Pada PT. Sinar Jaya Abadi, 2007. USU Repository © 2009
dan pihak yang memerlukan untuk mendapatkan informasi tentan gaktiva tetap perusahaan. Dalam penyajian Aktiva tetap dalam neraca perusahaan pada dasarnya sudah benar. Hanya saja nilai aktiva tetap yang disajikan dalam neraca tersebut belum menunjukkan nilai yang wajar. Hal ini disebabkan oleh belum jelasnya perusahaan dalam menentukan antara pengeluaran modal dengan pengeluaran pendapatan. Dalam hal ini aktiva yang disajikan itu lebih rendah dari yang seharusnya. Seperti contoh mesin foto copy diatas dimana perusahaan menyusutkan mesin foto copy peraturan adalah : Rp.50.000.000,− = Rp. 6.250.000,− / tahun 8
Hal ini perusahaan tidak memperhitungkan pengeluaran yang terjadi untuk perbaikan mesin foto copy walapun perbaikan tersebut menambah umur aktiva lebih dari satu proiode akuntansi yaitu selama 2 tahun. Sementera jumlah penyusutannya menjadi : Rp. 44.000.000,− = Rp.5.500.000,− / tahun 8
Disini terdapat selisih Rp. 6.250.000,- - Rp. 5.500.000,- = Rp. 750.000,-/tahun. Bila dilihat dalam penyajiannya dineraca aktiva tersebut menjadi rendah akibat dari jumlah yang disusutkan terlalu besar.
Surya Darma : Sistem Akuntansi Aktiva Tetap Pada PT. Sinar Jaya Abadi, 2007. USU Repository © 2009
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil analisa dan evaluasi pada bab sebelumnya maka penulis dapat menarik kesimpulan dan saran yang dapat diterapkan pada PT. Pelayaran Sinar Jaya Abadi, Tanjung Balai sehingga diperoleh pencatatan dan penilaian aktiva tetap yang sesuai dengan keadaan yang sebenarnya sehingga laporan keuangan memberikan informasi yang dapat diandalkan dan mencerminkan keadaan yang wajar dan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK).
V.1. Kesimpulan 1. Perusahaan dalam memperoleh aktiva tetapnya yaitu dengan cara pembelian tunai dan pembelian berdasarkan kontrak jangka panjang. Pencatatan harga perolehan telah sesuai dengan Standar Akuntasi Keuangan
karena
perusahaan
mencatat
semua
biaya-biaya
yang
dikeluarkan sampai saat aktiva tetap tersebut siap untuk dipergunakan. 2. Perusahaan ini belum menetapkan suatu kebijakan terhadap pengeluaranpengeluaran yang dilakukan terhadap aktiva tetap yang dipergunakan setiap hari sehingga mengalami penyusutan dan memerlukan perbaikan. Pengeluaran
tersebut
perusahaan
tidak
menggolongkan
apakah
pengeluaran modal atau pengeluaran pendapatan. Dimana semua pengeluaran dicatat sebagai biaya operasi pada tahun berjalan, dan tidak menambah harga perolehan aktiva tetap tersebut walaupun pengeluaran tersebut berjumlah besar dan dapat menambah umur aktiva tersebut.
Surya Darma : Sistem Akuntansi Aktiva Tetap Pada PT. Sinar Jaya Abadi, 2007. USU Repository © 2009
Sehubungan dengan hal diatas maka penulis menarik kesimpulan kalau pencatatan aktiva tetap pada pelaporan keuangan belum sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan. 3. Dalam metode pencatatan penyusutan perusahaan menggunakan metode garis lurus dan dalam hal ini perusahaan telah sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan. 4. Penyajian aktiva tetap dalam neraca telah sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan dimana nilai perolehan aktiva tetap telah dikurangkan dengan akumulasi penyusutan pada tahun berakhir. Hanya saja nilai aktiva tetap menjadi lebih rendah akibat tidak ada ketentuan terhadap pengeluaran modal dan pengeluaran pendapatan.
V.2. Saran Dari analisa yang dilakukan penulis serta kesimpulan yang telah diambil, maka penulis mencoba memberikan saran yang mungkin dapat bermanfaat bagi perusahaan. Karena pada dasarnya perusahaan sudah melakukan penyusutan sesuai dengan SAK. Maka penulis hanya dapat memberikan saran sebagai berikut : 1. Untuk menentukan jenis pengeluaran yang berhubungan dengan aktiva tetap, sebaiknya pimpinan perusahaan membuat suatu kebijakan untuk membedakan antara pengeluaran pendapatan dan pengeluaran modal dimana pengeluaran yang bersifat menambah nilai dan umur aktiva digolongkan kepengeluaran modal sedangkan biaya dikeluarkan bersifat rutin atau terus menerus dan
Surya Darma : Sistem Akuntansi Aktiva Tetap Pada PT. Sinar Jaya Abadi, 2007. USU Repository © 2009
hanya mampu kurang dari satu periode akuntansi atau kurang dari satu tahun maka digolongkan pada pengeluaran pendapatan. 2. Sebaiknya perusahaan
harus
membedakan
metode penyusutan
yang
diharapkan dalam Standar Akuntansi Keuangan untuk setiap jenis aktiva yang ada dalam perusahaan.
Surya Darma : Sistem Akuntansi Aktiva Tetap Pada PT. Sinar Jaya Abadi, 2007. USU Repository © 2009
DAFTAR PUSTAKA
Baridwan, Zaki, Intermediate Accounting, Edisi Keenam, Yogyakarta : Bagian Penerbit Fakultas Ekonomi, 1993. Hadibroto. S, dan Sukadam Sudardjad, Akuntansi Intermediate, Jakarta : Penerbit PT. Ichtiar Barm Vam Hoeve, 1982. Harmanto, Akuntansi Keuangan Intermediate, Edisi I, Bagian Kedua, Liberty Jogyakarta, 1982. Harahap, Sofyan Syafri, Akuntansi Aktiva Tetap, Jakarta : Penerbit PT. Raja Grafindo Persada, 1994. Ikatan Akuntan Indonesia, Stanadrt Akuntansi Keuangan, Jakarta : Penerbit Salemba Empat, 1994. -----------------------------, Standar Pemeriksaan Akuntan Publik, Jakarta, Penerbit Salemba Empat, 1994. Mulyadi, Sistem Akuntansi, Edisi Ketiga, Jogyakarta : Universitas Gaja Mada, 1993. Niswonger Fess and Warren, Prinspi – Prinsip Akuntansi, Edisi Ke-14, Jakarta, Penerbit Erlangga. Soemitro, Rachmad Haji, Pajak Pertambahan Nilai, Bandung Eresco, 1990. Sinuraya. S, Dasar – Dasar Akuntansi, Bagian Kedua Penerbit Asko Medan, 1981.
Surya Darma : Sistem Akuntansi Aktiva Tetap Pada PT. Sinar Jaya Abadi, 2007. USU Repository © 2009