UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI PROGRAM S1 EXTENSI MEDAN
ANALISIS ANGGARAN BIAYA OPERASIONAL PADA PT. (PERSERO) PELABUHAN INDONESIA I MEDAN
DRAFT SKRIPSI
Oleh :
VIKA MAISURI DJAUHARI 040521130 DEPARTEMEN MANAJEMEN
Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Universitas Sumatera Utara Medan 2009 Vika Maisuri Djauhari : Analisis Anggaran Biaya Operasional Pada PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan, 2009.
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini yang berjudul :
“Analisis Anggaran Biaya Operasional Pada PT. (Persero) Pelabuhan Indonsia – I Medan”
Adalah benar hasil karya saya sendiri dan judul yang dimaksud belum pernah dimuat, dipublikasi atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks penulisan skripsi level Program S1 Ekstensi Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
Semua sumber data dan informasi yang diperoleh telah dinyatakan dengan jelas, benar apa adanya. Apabila dikemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh universitas.
Medan, .........................2008 Yang membuat pernyataan,
Vika Maisuri Djauhari NIM. 040521130
Vika Maisuri Djauhari : Analisis Anggaran Biaya Operasional Pada PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan, 2009.
ABSTRAK
Penelitian ini meneliti tentang peranan anggaran biaya operasional didalam menunjang efektivitas pengendalian biaya operasional di di PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan. Permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini : “Apakah anggaran biaya operasional berperan didalam menunjang efektivitas pengendalian biaya operasional di PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan?”, dengan hipotesis : “Anggaran biaya operasional berperan didalam menunjang efektivitas pengendalian biaya operasional di PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan.” Populasi dalam penelitian ini adalah manajer setingkat top level manajemen, midle level manajemen dan low level manajemen di PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan yang berjumlah 83 manajer. dengan menggunakan rumus Slovin diperoleh jumlah sampel sebanyak 45 manajer. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dan data primer yang diperoleh melalui studi dokumentasi, observasi dan penyebaran kuesioner. Didalam menganalisis data digunakan metode deskriptif dan metode komperatif. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan ditarik kesimpulan : (1) Anggaran biaya operasional disusun oleh PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan pada tahun 2004 dan 2006 belum berfungsi secara efektif didalam mengendalikan biaya operasional, hal ini dapat dilihat dari terjadinya unfavorable pada tahun 2004 dan 2006. (2) Anggaran biaya operasional disusun oleh PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan pada tahun 2003 dan 2005 telah berfungsi secara efektif didalam mengendalikan biaya operasional, hal ini dapat dilihat dari terjadinya favorable pada tahun 2003 dan 2005. (3) Anggaran biaya operasional memiliki peranan dalam menunjang efektivitas pengendalian biaya operasional pada PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan, hal ini dapat dilihat dari : (a) Anggaran biaya operasional digunakan sebagai alat pedoman kerja, hal ini sangat membantu mengarahkan dan menghalangkan keraguan pelaksana dalam menajalankan kegiatan operasional. (b) Anggaran Biaya operasional digunakan sebagai pengkoordinasian kerja, hal ini sangat membantu perusahaan disetiap divisi dalam hal kejelasan ekgiatan yang dilaksanakan. (c) Anggaran biaya operasional digunakan sebagai alat pengendalian kerja, yaitu sebagai alat pembanding dalam anggaran dan pelaksanaan. (d) Anggaran biaya operasional digunakan sebagai alat evaluasi kegiatan perusahaan dalam menyusun anggaran biaya operasi berikutnya. Keywords : Anggaran biaya operasional.
operasional,
Efektivitas pengendalian
biaya
Vika Maisuri Djauhari : Analisis Anggaran Biaya Operasional Pada PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan, 2009.
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kesehatan, kesempatan kepada kita khususnya pada penulis, serta salawat dan salam kehadirat Nabi besar kita Muhammad SAW yang kita harapkan syafaatnya di hari akhirat nanti, sampai saat ini penulis telah dapat menyelesaikan tugas akhir dengan judul “Analisis Anggaran Biaya Operasional Pada PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia – I Medan”. Penulis menyadari, bahwa sesungguhnya penulisan dan penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bimbingan dan nasehat serta pengarahan dari berbagai pihak, untuk itu dengan segala kerendahan hati, tulus dan ikhlas penulis mengucapkan terima kasih kepada: Dalam penulisan skripsi ini penulis banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak dan pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : 1.
Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, MEc, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
2.
Ibu Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, SE. M.Si, selaku Ketua Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang menjadi Suri Tauladan bagi penulis dan banyak membantu penulis selama menyelesaikan tugas akhir ini.
Vika Maisuri Djauhari : Analisis Anggaran Biaya Operasional Pada PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan, 2009.
3.
Ibu Dra. Nisrul Irawati, MBA, selaku Sekretaris Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, sekaligus sebagai Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu, tenaga dan fikiran untuk memberikan arahan serta bimbingan dalam penyelesaian skripsi ini.
4.
Ibu DR. Yeni Absah, SE. M.Si, selaku Dosen Penguji I yang telah memberi banyak masukan dan bimbingan bagi penulis untuk penyempurnaan skripsi ini.
5.
Ibu Frida Amadhini, SE., MM, selaku Dosen Penguji II yang telah memberi banyak masukan dan bimbingan bagi penulis untuk penyempurnaan skripsi ini.
6.
Seluruh staf pengajar dan Pengawai di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, terutama di Departemen Manajemen yang telah memberikan ilmu pengetahuan, bantuan bagi penulis selama perkuliahan dan penulisan skripsi ini.
7.
Pimpinan, staff dan segenap karyawan/i. di PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia – I Medan yang telah membantu penulis didalam memperoleh data selama
melakukan penelitian di perusahaan
tersebut
serta banyak
memberikan bantuan dalam penulisan skripsi ini. 8.
Ayahanda tersayang H. Mufizam Djauhari, S.Sos. dan Ibunda Hj. Wan Fauziah Hanum serta Abang, Kakak dan Adik : Nova Zulayka Djauhari, S.Sos, Erjansyah Djauhari, SE, Syauri Erfansyah Djauhari, ST, dan M. Hamdalla Djauhari. yang telah memberikan dukungan, doa dan harapan sehingga penulis berhasil menyelesaikan penulisan skripsi.
Vika Maisuri Djauhari : Analisis Anggaran Biaya Operasional Pada PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan, 2009.
9.
Suami tercinta Ari Sujatmiko, ST, yang dengan segala cinta kasihnya senantiasa memberikan motivasi penyelesaian penulisan skripsi ini.
10. Rekan – rekan mahasiswa/i. di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, khususnya di Departemen Manajemen yang tidak mungkin penulis sebutkan satu per satu. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh sebab itu penulis menerima semua saran dan kritik dari semua pihak. Dengan kerendahan hati, saya berharap agar skripsi ini dapat berguna bagi kita semua. Akhir kata penulis berserah diri kepada Allah SWT, semoga senantiasa melimpahkan petunjuk dan rahmat-Nya kepada kita semua serta semoga skripsi ini bermanfaat bagi banyak pihak.
Medan, Juni 2008 Penulis,
Vika Maisuri Djauhari
Vika Maisuri Djauhari : Analisis Anggaran Biaya Operasional Pada PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan, 2009.
DAFTAR ISI Halaman LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAK .........................................................................................
i
KATA PENGANTAR .......................................................................
ii
DAFTAR ISI ......................................................................................
v
DAFTAR TABEL .............................................................................
vii
DAFTAR GAMBAR .........................................................................
viii
BAB
I
: PENDAHULUAN .......................................................
1
A. B. C. D. E.
Latar Belakang ........................................................ Perumusan Masalah ................................................ Kerangka Konseptual ............................................. Hipotesis ................................................................ Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................... 1. Tujuan Penelitian ............................................... 2. Manfaat Penelitian ............................................. Metode Penelitian .................................................. 1. Batasan Operasional .......................................... 2. Definisi Operasional Variabel ........................... 3. Tempat dan Waktu Penelitian ........................... 4. Populasi dan Sampel ........................................ 5. Jenis dan Sumber Data ..................................... 6. Teknik Pengumpulan Data ............................... 7. Metode Analisis Data .......................................
1 4 4 6 6 6 7 7 7 7 9 10 11 11 12
: URAIAN TEORITIS .................................................
14
F.
BAB
II
A. B.
Penelitian Terdahulu .............................................. Landasan Teori ...................................................... 1. Pengertian Anggaran ........................................ 2. Jenis – Jenis Anggaran ..................................... 3. Fungsi dan Tujuan Anggaran ............................ 4. Proses Penyusunan Anggaran ........................... 5. Analisa Penyimpangan Rencana Anggaran Terhadap Realisasi Anggaran ............................
14 15 15 18 22 25 31
Vika Maisuri Djauhari : Analisis Anggaran Biaya Operasional Pada PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan, 2009.
BAB
III
6. Peranan Anggaran dalam Pengendalian dan Memperlancar Operasional................................
32
: PT. (PERSERO) PELABUHAN INDONESIA – I MEDAN ....................................................................
36
A.
B.
C. D.
BAB
IV : A.
B.
C.
D.
Gambaran Umum Perusahaan ................................ 1. Sejarah Singkat Perusahaan .............................. 2. Struktur Organisasi ........................................... 3. Unit Jasa Layanan ............................................ Anggaran Biaya Operasional Perusahaan ............... 1. Dasar – Dasar Penyusunan Anggaran ................ 2. Asumsi – Asumsi Penyusunan RKAP ............... 3. Prosedur Penyusunan Anggaran ....................... 4. Karakteristik Penyusunan Anggaran ................. 5. Syarat – Syarat Penyusunan Anggaran ............. Pengendalian Biaya Operasional Perusahaan .......... Peranan Anggaran Biaya Operasional Dalam Menunjang Efektivitas Pengendalian Biaya Operasi
36 36 37 38 39 39 40 41 44 46 47
ANALISIS DAN PEMBAHASAN ..........................
53
Varians (Penyimpangan) Anggaran Biaya Operasional Pada PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan................................................... Analisis Statistik Deskriptif Anggaran Biaya Operasional pada PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan................................................... Analisis Statistik Deskriptif Pengendalian Biaya Operasional di PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan .....................................................................
49
52
54
59
Analisis Komparatif ...............................................
61
KESIMPULAN DAN SARAN ................................
66
A.
Kesimpulan ............................................................
64
B.
Saran ......................................................................
65
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................
66
BAB
V
:
LAMPIRAN
Vika Maisuri Djauhari : Analisis Anggaran Biaya Operasional Pada PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan, 2009.
DAFTAR TABEL Nomor 1.1.
Judul
Halaman
Anggaran dan realisasi Biaya Operasi di PT (Persero) Pelabuhan Indonesia I- Medan..................................................
3
1.2.
Operasionalisasi Variabel Penelitian dan Skala Pengukuran .....
9
2.1.
Analisa Varians Biaya Produksi PT ABCD .............................
32
4.1.
Anggaran dan Realisasi Biaya Operasi pada PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan ...................................................
53
Distribusi Jawaban Hasil Penyebaran Kuesioner.......................
62
4.2.
Vika Maisuri Djauhari : Analisis Anggaran Biaya Operasional Pada PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan, 2009.
DAFTAR GAMBAR Nomor 1.1.
3.1.
3.2.
3.3.
Judul :
:
:
:
Halaman
Kerangka Konseptual Hubungan Variabel Penelitian Anggaran Biaya Operasional dengan Pengendalian Biaya Operasional ........................................................................
5
Struktur Organisasi PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan ................................................................................
38
Proses Penyusunan Anggaran PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan ..............................................................
45
Proses Pengendalian Biaya Operasional pada PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan .............................................
50
Vika Maisuri Djauhari : Analisis Anggaran Biaya Operasional Pada PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan, 2009.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan baik yang bergerak di bidang jasa maupun dagang memiliki tujuan utama yaitu memaksimumkan laba dengan meminimkan segala macam biaya yang ada. Dimana laba tersebut dapat diperoleh dari pendapatan dikurangi biaya-biaya operasi maupun biaya yang lainnya. Maka dari itu untuk mencapai tujuan perusahaan memaksimalkan laba maka setiap perusahaan perlu menyusun suatu perencanaan (anggaran) yang menyeluruh tentang kegiatan perusahaan pada waktu yang akan datang yang dibuat berdasarkan data waktu sebelumnya yang disesuaikan dengan kondisi di masa mendatang dengan tujuan agar anggaran yang disusun dapat dijadikan suatu gambaran yang real untuk kondisi masa yang akan datang agar segala macam penyimpangan yang mungkin dapat diminimalkan. Setiap perusahaan harus dapat menyusun suatu perencanaan dengan baik agar pelaksanaannya menjadi efektif, efisien dan sesuai sasaran. Dengan demikian manajemen perusahaan harus menyusun strategi operasi yang baik serta mengukur dan mengevaluasi pelaksanaan startegi tersebut guna mengukur pencapaian
Vika Maisuri Djauhari : Analisis Anggaran Biaya Operasional Pada PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan, 2009.
sasaran. Penyusunan strategi itu dijabarkan dalam nilai uang yang disebut anggaran. Anggaran sebagai alat perencanaan dan pengawasan merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan, karena perencanaan tanpa adanya pengawasan merupakan pekerjaan yang sangat sia-sia karena sebaik apapun perencanaan yang dibuat tidak akan mungkin terealisasi dengan sesuai sasaran tanpa adanya pengawasan yang baik Salah satu pengendalian yang digunakan perusahaan adalah pengendalian beban operasional. Sebab ini merupakan keseluruhan beban sehubungan dengan operasional perusahaan sehingga dapat membantu kelancaran operasional perusahaan khusunya dalam kebutuhan keuangan. PT Persero Pelabuhan Indonesia I yang berlokasi di medan adalah salah satu perusahaan BUMN yang bergerak di bidang jasa perhubungan laut yang meliputi penyelenggaraan jasa kepelabuhanan dan usaha lainnya. PT Persero Pelabuhan Indonesia I yang berpusat di Medan ini membawahi 3 propinsi yaitu Aceh, Sumtera Utara dan Riau yang meliputi 19 pelabuhan. Untuk menjalankan segala kegiatan usaha tersebut agar lancar maka dibutuhkan dana untuk membiayainya. Dalam hal ini kebutuhan dana dituangkan di dalam suatu perencanaan yang dinamakan anggaran. Anggaran operasional merupakan anggaran yang digunakan dalam membiayai seluruh kegiatan usaha perusahaan, sehingga sangat penting penyusunan anggaran dengan baik dalam rangka membiayai operasional perusahaan untuk melihat sejauh mana anggaran biaya operasional dengan realisasinya. Vika Maisuri Djauhari : Analisis Anggaran Biaya Operasional Pada PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan, 2009.
Anggaran yang sudah disusun dapat berjalan atau sesuai dengan realisasinya, ada beberapa bagian dari anggaran yang sudah disusun yang tidak sesuai dengan pelaksanaannya. Berdasarkan studi pendahuluan di PT Persero Pelabuhan Indonesia I masih ditemukan adanya biaya yang tidak terkontrol yang menyebabkan penyimpangan yang cukup merugikan perusahaan. Dapat dilihat pada tabel 1.1 dibawah ini : Tabel 1.1
Anggaran dan realisasi Biaya Operasi di PT (Persero) Pelabuhan Indonesia I - Medan
Penyimpangan Rupiah (Rp) Persent (%) 2003 282,067,387,000.00 209,891,670,084.00 72,175,716,916.00 10.87 2004 268,547,579,054.00 346,913,967,731.00 (78,366,388,677.00) (11.81) 2005 293,364,061,920.00 237,304,271,953.00 56,059,789,967.00 8.45 2006 395,154,241,101.00 433,111,591,251.00 (37,957,350,150.00) (5.72) Sumber : PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan (Diolah) Tahun
Anggaran (Rp)
Realisasi (Rp)
Pada Tabel 1.1 di atas dapat dilihat adanya indikasi ketidaksesuaian antara anggaran dan realisasinya. Pada tahun 2003 anggaran berada di atas realisasi sebesar Rp. 72.175.716.916,- atau terjadi penyimpangan positif
sebesar Rp.
10.87% dari anggaran biaya operasi. Pada tahun 2004 anggaran berada di bawah realisasi sebesar Rp.78.366388.677,- atau terjadi penyimpangan negative sebesar 11.81% dari anggaran biaya operasi. Pada tahun 2005 anggaran berada di atas realisasi sebesar Rp. 56.059.789.967,- atau terjadi penyimpangan positif sebesar 8.45% dari anggaran biaya operasi. Pada tahun 2006 anggaran berada di bawah realisasi sebesar Rp. 37.957.350.150,- atau terjadi penyimpangan negatif sebesar 5.72% dari anggaran biaya operasi. Uraian deskripsi anggaran dan realisasi di atas menggambarkan suatu fenomena, dimana penyimpangan yang terjadi sepanjang tahun 2003 – 2006 relatif berfluktuatif. Fluktuasi tingkat penyimpangan anggaran Vika Maisuri Djauhari : Analisis Anggaran Biaya Operasional Pada PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan, 2009.
biaya operasional tentunya memiliki peran yang berbeda – beda didalam pengendalian biaya operasional. Fenomena di atas merupakan ide yang mendasari dilakukannya penelitian dengan judul : “Analisis Anggaran Biaya Operasional pada PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I – Medan” B. Perumusan Masalah Bedasarkan latar belakang permasalahan yang dikemukakan sebelumnya, maka penulis merumuskan masalah penelitiannya yaitu : “Apakah anggaran biaya operasional berperan didalam menunjang efektivitas pengendalian biaya operasional di PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan?”
C. Kerangka Konseptual Anggaran merupakan sesuatu rencana yang disajikan secara kuantitatif yang biasanya dinyatakan dalam sautan uang yang disusun dalam suatu periode tertentu. Sedangkan anggaran biaya merupakan suatu rencana menganai jumlah biaya yang akan dikeluarkan dalam suatu periode tertentu untuk mencapai tujuan perusahaan. Anggaran memiliki peranan sebagai alat bantu bagi manajemen telah berjalan sejak awal perusahaan melaksanakan aktivitasnya, yaitu saat aktivitas itu benar – benar direncanakan, dan perencanaan sudah dinyatakan atau dinilai dalam uang. Betapapun sederhananya suatu rencana, namun untuk merealisasikannya tetap memerlukan control guna mengetahui hasil dari rencana itu, apakah dijalankan dengan baik dan terkendali secara efektif. Oleh karenanya anggaran Vika Maisuri Djauhari : Analisis Anggaran Biaya Operasional Pada PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan, 2009.
harus disusun hati – hati, terperinci, jelas dan terpadu yang selanjutnya diharapkan para pelaksananya akan memahami dan melaksanakan tugasnya sesuai dengan yang telah dianggarkan. Harahap (2001:221) menyebutkan anggaran yang baik dan memadai adalah anggaran yang didukung oleh proses penyusunan, karakteristik dan syarat – syarat anggaran yang efektif Anggaran biaya operasional yang merencanakan tentang pengeluaran dalam kegiatan operasional perusahaan yang dibebankan pada periode yang akan datang. Tidak tertutup kemungkinan terjadinya penyimpangan dari rencana yang telah dianggarkan. Jadi peranan anggaran itu sangat penting bagi kelancaran operasional melalui pengendalian biaya. Untuk itu perlu diadakan pengawasan terhadap anggaran dan hal apa yang menyebabkan terjadinya penyimpangan tersebut sehingga dapat diambil tindakan korektif atas penyimpangan tersebut. Harahap (2001:225) menyebutkan jika biaya realisasi lebih besar daripada budget maka dianggap tidak menguntungkan (unfavorable),
sebaliknya jika realisasi
lebih rendah dari budget maka dianggap menguntungkan (favorable). Deskripsi kerangka konseptual di atas digambarkan melalui hubungan variabel seperti ditunjukkan pada Gambar 1.1. di bawah ini. Anggaran Biaya Operasional (X) Prosedur Penyusunan Anggaran (X1) Karakteristik Anggaran (X2) Syarat – Syarat Anggaran (X3)
Vika Maisuri Djauhari : Analisis Anggaran Biaya Operasional Pada PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan, 2009.
Realisasi Biaya Operasional Penyimpangan (Varians) Pengendalian Biaya Operasional (Y) Tindakan Koreksi Gambar 1.1. Kerangka Konseptual Hubunga Variabel Penelitian Anggaran Biaya Operasional dengan Pengendalian Biaya Operasional Sumber : Harahap (2001:221-225) (Diolah)
D. Hipotesis Hipotesis merupakan jawaban sementara atas suatu permasalahan yang masih harus diuji kebenarannya secara empiris. Berdasarkan rumusan masalah dimuka, maka diajukan hipotesis : “Anggaran biaya operasional berperan didalam menunjang efektivitas pengendalian biaya operasional di PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I - Medan.”
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk menganalisis peranan anggaran biaya operasional didalam menunjang efektivitas pengendalian biaya operasional di PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I - Medan. 2. Manfaat Penelitian Hasil penelitian dalam penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak, diantaranya : a. Bagi PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I - Medan sebagai masukan didalam menyikapi fenomena penetapan anggaran, khususnya anggaran biaya Vika Maisuri Djauhari : Analisis Anggaran Biaya Operasional Pada PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan, 2009.
operasional dan peranannya di dalam menunjang efektivitas pengendalian biaya operasional. b. Bagi pihak - pihak lain, khususnya bagi almamater Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan referensi penelitian berikutnya. c. Bagi penulis, penelitian ini bermanfaat dalam memperluas wawasan tentang peranan anggaran biaya operasional di dalam menunjang efektivitas pengendalian biaya operasional.
F. Metode Penelitian 1. Batasan Operasional Varians atau penyimpangan merupakan
selisih antara selisih antara
anggaran dengan realisasi. Varians (penyimpangan) suatu anggaran dapat digunakan sebagai alat untuk melihat efektif atau tidaknya suatu pengendalian atas anggaran yang disusun suatu perusahaan, sehingga efektivitas pengendalian biaya operasional dalam penelitian dibatasi hanya didasarkan atas tingkat varians (penyimpangan) biaya operasional yang terjadi di PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I - Medan. 2. Definisi Operasional Variabel Penelitian a. Variabel bebas (independent variable) Variabel bebas merupakan variabel yang apabila dalam hubungannya dengan variabel lain berfungsi untuk menerangkan atau mempengaruhi variabel lainnya. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Anggaran Vika Maisuri Djauhari : Analisis Anggaran Biaya Operasional Pada PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan, 2009.
Biaya Operasional, yaitu terdiri dari tiga sub variabel, yaitu : 1) Proses penyusunan anggaran; 2) Karakteristik Anggaran; dan 3) Syarat – syarat anggaran. Anggaran biaya operasional dimaksud dalam penelitian ini adalah suatu rencana mengenai jumlah biaya yang akan dikeluarkan dalam suatu periode tertentu untuk mencapai perusahaan.
b. Variabel terikat (dependent variable) Variabel bebas merupakan variabel yang apabila dalam hubungannya dengan variabel lain berfungsi sebagai variabel yang dipengaruhi atau diterangkan oleh variabel lainnya. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah pengendalian biaya operasional. Kedua variabel yang digunakan dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan skala ordinal, yaitu skala yang pengukurannya menurut para responden kedalam rangking atau dasar sikapnya terhadap anggaran biaya operasional dan pengendalian biaya operasional. Skala nilai 1 untuk jawaban “Ya” dan Skala nilai 2 untuk jawaban “Tidak”. Dalam menyusun daftar pertanyaan, ditetapkan terlebih dahulu variabel yang akan diukur, indikator dan sub indikatornya, kemudian jawaban diberikan kepada pihak
yang
berdasarkan dari jawaban yang
berhubungan dengan masalah ini mereka ketahui selama mereka
bekerja di PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I - Medan sesuai dengan pengamalan yang diperoleh.
Vika Maisuri Djauhari : Analisis Anggaran Biaya Operasional Pada PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan, 2009.
Untuk lebih jelasnya, operasionalisasi variabel penelitian dan skala pengukuran yang digunakan dapat dilihat pada tabel 1.2. di bawah ini.
Vika Maisuri Djauhari : Analisis Anggaran Biaya Operasional Pada PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan, 2009.
Tabel 1.2. Operasionalisasi Variabel Penelitian dan Skala Pengukuran Variabel
Indikator
Sub Indikator 1. Menganalisis informasi masa lalu dan lingkugnan luar diantisipasikan dari SWOT. 2. Menentukan perencanaan strategi 3. Mengkomunikasikan tujuan organisasi, strategi pokok dan program Proses Anggaran 4. Memilih taktik, mengkoordinasikan Penyusunan Operasional kegiatan dan mengawasi kegiatan Anggaran (X1) (X) 5. Menyusun usulan anggaran 6. Menyerahkan revisi usulan anggaran 7. Menyetujui revisi usulan anggaran dan merakit menjadi anggaran perusahaan. 8. Revisi dan pengesahan anggaran perusahaan 1. Anggaran dinyatakan dalam satuan uang dan satuan selain satuan keuangan. 2. Anggaran mencakup jangka waktu tertentu 3. Anggaran berisi komitmen atau Karakteristik Anggaran (X2) kesanggupan manajemen 4. Usulan anggaran ditelaah dan disetujui oleh pihak yang lebih tinggi 5. Dapat berubah dalam kondisi tertentu 6. Kinerja keuangan sesungguhn ya dibandingkan dan dianalisis. 1. Adanya organisasi perusahaan yang sehat Syarat – syarat 2. Adanya system akuntansi yang anggaran (X3) memadai 3. Adanya alat pengukur prestasi 4. Adanya dukungan dari para pelaksana 1. Menetapkan suatu norma 2. Membandingkan pelaksanaan yang Pengendalian Biaya Operasional sebenarnya (Y) 3. Mencari sebabnya terjadi penyimpangan 4. Mengambil tindakan korektif. Sumber : Harahap (2001:221-225) (Diolah)
Skala
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
3. Lokasi dan Waktu Penelitian
Vika Maisuri Djauhari : Analisis Anggaran Biaya Operasional Pada PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan, 2009.
Penelitian ini dilaksanakan pada PT Persero Pelabuhan Indonesia I yang berlokasi di Jl Krakatau Ujung, Medan. Penelitian akan dilaksanakan secara bertahap, mulai dari bulan Oktober 2008 - Juni 2009.
4. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah manajer setingkat top level manajemen, midle level manajemen dan low level manajemen di PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan yang berjumlah 83 manajer. Penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini bukanlah merupakan penelitian populasi, melainkan penelitian sampel, yaitu meneliti beberapa populasi yang dianggap mewakili. Adapun alasan penelitian ini menggunakan sampel : a. Mengurangi kerepotan b. Populasi dalam penelitian terlalu besar maka akan ada yang terlewati c. Dengan penelitian sampel maka akan lebih efesien d. Seringkali penelitian populasi dapat bersifat merusak e. Menghindari bias dalam pengumpulan data Jumlah sampel dalam penelitian ini dihitung dengan menggunakan rumus Slovin yang dikutip oleh Notoatmodjo (2003). n
sampel =
N 1+ N x d 2
Keterangan rumus :
n sampel = jumlah sampel yang dijadikan responden Vika Maisuri Djauhari : Analisis Anggaran Biaya Operasional Pada PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan, 2009.
N = jumlah populasi petugas (populasi) d2 = adalah kuadrat dari indeks 10% Dengan memakai rumus di atas dihasilkan sejumlah sampel sebagai berikut : n
sampel =
83 = 45.35 orang (digenapkan = 45 manajer). 1 + (83 x 0,10) 2
Dari sejumlah 83 populasi, diperhitungkan jumlah sampel yang dianggap representatif sebanyak 45 manajer. Sampel dalam penelitian ini diambil dengan menggunakan pendekatan random sampling. 5. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder, yaitu : a. Kuesioner
anggaran biaya operasional dan pengendalian biaya
operasional b. Sejarah singkat Grapari PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan c. Struktur organisasi d. Hasil publikasi buku – buku ilmiah dan literatur lainnya yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. 6. Teknik Pengumpulan Data Data dalam penelitian ini dikumpulkan dengan menggunakan beberapa teknik, diantaranya :
Vika Maisuri Djauhari : Analisis Anggaran Biaya Operasional Pada PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan, 2009.
a. Studi dokumentasi, yaitu memperoleh data dengan cara meninjau, membaca dan mempelajari dokumen – dokumen yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. b. Pengamatan/Observasi,
yaitu
pengumpulan
data
dengan
cara
pengamatan langsung pada objek yang diteliti atau dapat dirumuskan sebagai proses pencatatan pola perilaku subyek (orang), objek (benda) atau kejadian sistematik tanpa adanya pertanyaan atau komunikasi dengan individu yang diteliti. c. Angket/Kuesioner, yaitu teknik pengumpulan data yang digunakan dengan cara menyebarkan daftar pertanyaan kepada responden penelitian. Setiap jawaban pertanyaan diberikan skor sesuai dengan masing – masing skala pengukuran 7. Metode Analisis Data Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif dan metode komparatif. 1) Metode deskriptif adalah suatu metode analisis yang merumuskan dan menafsirkan data serta keterangan yang diperoleh dengan cara melakukan pengumpulan, penyusunan lalu digolong-golongkan atau di buat klasifikasinya kemudian dianalisis dan diinterpretasikan secara objektif dengan tujuan dapat memberikan gambaran yang menyeluruh dari masalah yang dihadapi perusahaan.
Vika Maisuri Djauhari : Analisis Anggaran Biaya Operasional Pada PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan, 2009.
2) Metode komparatif merupakan suatu analisis yang dilakukan dengan cara membandingkan jawaban responden dengan jumlah jawaban responden. Formula yang digunakan adalah : Jumlah Jawaban "Ya" x100% Total Kuesioner
Menolak atau menerima hipotesis dalam penelitian ini didasarkan atas hasil perbandingan jumlah jawaban dengan total kuesioner yang dikembangkan oleh Champion (1991 : 392) yang menyebutkan, apabila: a) 0% - 25%, berarti anggaran biaya operasional tidak berperan dalam menunjang pengendalian biaya operasional b) 26% - 50%, berarti anggaran biaya operasional kurang berperan dalam menunjang pengendalian biaya operasional c) 51% - 75%, berarti anggaran biaya operasional cukup berperan dalam menunjang pengendalian biaya operasional d) 76%-100%, berarti anggaran biaya operasional berperan dengan baik dalam menunjang pengendalian biaya operasional
Vika Maisuri Djauhari : Analisis Anggaran Biaya Operasional Pada PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan, 2009.
Vika Maisuri Djauhari : Analisis Anggaran Biaya Operasional Pada PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan, 2009.
BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Nasution
(2004),
melakukan
penelitian
dengan
judul
“Analisis
Penyimpangan Anggaran Biaya Produksi pada PT. Bridgestone Sumatra Rubber Estate”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui realisasi anggaran biaya produksi pada PT. Bridgestone Rubber Estate dan juga untuk mengetahui penyimpangan yang terjadi terhadap realisasi anggaran biaya produksi PT. Bridgestone Sumatra Rubber Estate. Adapun perumusan masalah yang dibahas adalah apakah terdapat penyimpangan yang cukup signifikan pada anggaran biaya produksi PT. Bridgestone Sumatra Rubber Estate. Hipotesis yang diajukan penulis adalah terdapat penyimpangan anggaran biaya produksi yang signifikan pada PT. Bridgestone Sumatra Rubber Estate. Metode analisis yang digunakan adalah metode deskriptif dan metode analisis statistik. Hasil dari penelitian ini adalah bahwa terjadi penyimpangan pada anggaran biaya produksi pada PT. Bridgestone Sumatra Rubber Estate tapi penyimpangan tersebut tidak signifikan sehingga tidak berdampak kepada kondisi keuangan perusahaan karena penyimpangan tersebut dapat diantisipasi oleh perusahaan. Hafid (2007) melakukan penelitian Peranan Anggaran Biaya Operasi Dalam Menunjang Efektivitas Pengendalian Biaya Operasi.” Perusahaan yang diteliti adalah PT. Kereta Api (Persero) yang bergerak dalam bidang pelayanan jasa transportasi darat dan berada di bawah naungan departemen perhubungan. Vika Maisuri Djauhari : Analisis Anggaran Biaya Operasional Pada PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan, 2009.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana peranan anggaran biaya operasi dalam menunjang efektivitas pengendalian biaya opearsi. Metode yang digunakan penulis adalah metode deskriptif analitik, yaitu metode yang digunakan dengan cara mengumpulkan, menyusun dan mengkualifikasikan, menganalisis dan menyimpulkan data, sehingga dapat memberikan gambarangambaran yang cukup jelas pada objek yang diteliti. Data diperoleh melalui kuesioner, wawancara dan observasi. Dalam pengujian Hipotesis penulis menggunakan klasifikasi menurut Champion yang hasil dari pengujian tersebut dapat ditarik kesimpulan apakah hipotesis diterima atau ditolak. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang diperoleh, PT. Kereta Api (Persero) telah melaksanakan anggaran biaya operasi dengan memadai hal ini terlihat dengan adanya prosedur dan proses penyusunan anggaran biaya operasi yang efektif, adanya tahapan-tahapan untuk mencapai efektivitas pengendalian biaya operasi serta pengujian hipotesis yang mencapai 98,45% yang berarti anggaran biaya operasi berperan dalam menunjang efektivitas biaya operasi dapat diterima. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa anggaran biaya operasi yang memadai mempunyai peranan dalam menunjang efektivitas pengendalian biay operasi.
B. Landasan Teoritis 1. Pengertian anggaran Sistem penganggaran lebih umum digunakan dalam perusahaan yang lebih besar, dimana teknik-teknik yang dirumuskan sering membantu manajemen. Akan tetapi perusahaan yang lebih kecil juga menggunakan anggaran. Beberapa literatur Vika Maisuri Djauhari : Analisis Anggaran Biaya Operasional Pada PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan, 2009.
yang memberikan teori tentang anggaran secara umum memberikan konsep yang sama terhadap pengertian anggaran meskipun defenisi anggaran berbeda-beda. Anggaran (budget) merupakan rencana tertulis mengenai kegiatan suatu organisasi yang dinyatakan secara kuantitatif dan umumnya dinyatakan dalam satuan uang untuk jangka waktu tertentu (Nafarin, 2000 : 9). Menurut Munandar (2000 : 1) menyatakan bahwa “ Anggaran (budget) ialah suatu rencana yang disusun secara sistematis, yang meliputi seluruh kegiatan perusahaan, yang dinyatakan dalam unit (kesatuan) moneter dan berlaku untuk jangka waktu (periode) tertentu yang akan datang”. Berdasarkan definisi di atas terdapat empat unsur yang penting dalam suatu budget, yaitu : a. Rencana, ialah suatu penentuan terlebih dahulu tentang aktivitas atau kegiatan yang akan dilakukan di waktu akan datang. Budget juga merupakan suatu rencana, karena budget merupakan penentuan terlebih dahulu tentang kegiatan-kegiatan perusahaan di waktu yang akan datang. Hanya saja budget merupakan suatu rencana yang mempunyai spesifikasi khusus, seperti disusun secara sistematis, mencakup seluruh kegiatan perusahaan , dinyatakan dalam unit moneter. b. Meliputi seluruh kegiatan perusahaan, yaitu mencakup semua kegiatan yang akan dilakukan oleh semua bagian-bagian yang ada di dalam perusahaan. Mengingat bahwa budget adalah suatu rencana yang nantinya akan dijadikan sebagai pedoman kerja, sebagai alat pengkoordinasian kerja dan alat pengawasan kerja, maka sudah semestinyalah bahwa budget harus mencakup Vika Maisuri Djauhari : Analisis Anggaran Biaya Operasional Pada PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan, 2009.
seluruh kegiatan perusahaan. Bila ada sebagian dari kegiatan perusahaan yang tidak direncanakan (tidak tercakup dalam budget) berarti ada sebagian dari perusahaan yang tidak mempunyai pedoman dan arah. Disamping itu, kegiatan yang tidak direncanakan tersebut juga tidak dapat dinilai (evaluasi) realisasi kerjanya nanti, karena tidak mempunyai suatu tolok ukur. Secara
garis
besar
kegiatan-kegiatan
(fungsi)
perusahaan
dapat
dikelompokkan menjadi lima kelompok, yaitu : 1) Pemasaran (Marketing) 2) Kegiatan Produksi (Producing) 3) Kegiatan Pembelanjaan (Financing) 4) Kegiatan Administrasi (Administrating) 5) Kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan masalah-masalah personalia (Personnel) c. Dinyatakan dalam unit moneter, yaitu unit (kesatuan) yang dapat diterapkan pada
berbagai kegiatan perusahaan yang beraneka ragam. Adapun unit
moneter yang berlaku di Indonesia ialah unit ‘Rupiah’. d. Jangka waktu tertentu yang akan datang, sehubungan dengan jangka waktu pemakaian budget ini dikenal dua macam budget, yaitu : 1) Budget strategis (strategic budget) ialah bugdet yang berlaku untuk jangka waktu panjang, yaitu jangka waktu melebihi satu periode akuntansi (melebihi satu tahun). 2) Budget taktis (tactical budget) ialah buget yang berlaku untuk jangka waktu pendek, yaitu satu periode akuntansi atau kurang. Bugdet yang Vika Maisuri Djauhari : Analisis Anggaran Biaya Operasional Pada PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan, 2009.
disusun satu periode akuntansi (setahun penuh) dinamakan budget periode (priodical budget), sedangkan budget yang disusun untuk jangka waktu yang kurang dari satu periode akuntansi dinamakan budget bertahap (continuous budget). Anggaran seringkali juga disebut sebagai rencana manajemen. Sebagai rencana manajemen anggaran memiliki beberapa karakteristik sebagai berikut: 1) Dinyatakan dalam satuan uang keuangan (moneter) 2) Umumnya menyangkut kurun waktu satu tahun 3) Isinya menyangkut komitmen manajemen, yaitu para manajer setuju untuk menerima tanggungjawab atas pencapaian sasaran yang dianggarkan. 4) Usulan anggaran ditinjau dan disetujui oleh pejabat yang lebih tinggi dari pelaksana anggaran. 5) Jika anggaran sudah disahkan, maka anggaran tidak dapat dirubah kecuali dalam keadaan khusus. 6) Secara berkala kinerja keuangan sesungguhnya dibandingkan dengan anggaran dan penyimpangan yang ada dianalisis dan dijelaskan secara periodik.
2. Jenis-Jenis Anggaran Sebelum membahas jenis-jenis anggaran ada baiknya jika diketahui lebih dahulu apa itu anggaran. Anggaran adalah rencana tertulis yang tersusun secara sistematis dan terperinci dalam bentuk angka-angka dalam ukuran uang (satuan kuantitatif) dimana perusahaan menggunakannya sebagai pedoman dalam Vika Maisuri Djauhari : Analisis Anggaran Biaya Operasional Pada PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan, 2009.
pelaksanaan kegiatan pada periode yang akan datang dan merupakan dasar untuk tujuan pengawasan.
Menurut Tunggal (2005: 11) ada beberapa jenis anggaran yang dikenal dalam dunia usaha yaitu : a. Anggaran induk (master budget) : merupakan ikhtisar anggaran yang menyeluruh mencakup laba yang diinginkan serta program terkoordinir untuk mencapainya. b. Anggaran pengeluaran modal (capital expenditure budget) : bagian dari anggaran induk atau anggaran terpisah tentang usulan penambah aktiva tetap dan pembiayaanya. c. Anggaran pengeluaran operasi (operating expenditure budget) : bagian dari anggaran induk yang memuat perincian biaya-biaya operasi dari tiap bagian. d. Anggaran biaya tekhnis (engineered cost budget) : bagian anggaran biaya untuk pusat bertanggungjawab yang hasilnya dapat diukur. e. Anggaran biaya yang ditetapkan (discretionary cost budget) : bagian anggaran biaya yang untuk pusat pertanggungjawaban yang hasilnya dapat diukur. f. Anggaran variabel/fleksibel : anggaran yang memperhitungkan untuk beberapa tingkat kapasitas produksi atau satuan kapasitas lain.
Vika Maisuri Djauhari : Analisis Anggaran Biaya Operasional Pada PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan, 2009.
Anggaran induk atau anggaran tahunan digambarkan dalam bentuk ikhtisar-ikhtisar tambahan yang merupakan sub anggaran yang lebih terperinci. Anggaran ini terbagi atas dua jenis yaitu anggaran operasi dan anggaran keuangan.
a. Anggaran operasi (laba rugi) Anggaran operasi menggambarkan proyeksi laba rugi dalam satu tahun yang akan datang. Anggaran ini yang dinamakan perencanaan laba (profit planning). Anggaran operasi dirinci menjadi : 1) Anggaran penjualan 2) Anggaran produksi 3) Anggaran pemakaian dan pembelian 4) Anggaran bahan 5) Anggaran upah langsung 6) Anggaran overhead pabrik 7) Anggaran biaya pemasaran 8) Anggaran administrasi dan umum b. Anggaran keuangan adalah anggaran yang menunjukkan posisi keuangan di dalam daftar neraca yang terdiri dari beberapa sub anggaran seperti : 1) Anggaran kas 2) Anggaran modal dan laba yang ditahan 3) Anggaran penyusunan Vika Maisuri Djauhari : Analisis Anggaran Biaya Operasional Pada PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan, 2009.
4) Anggaran pengeluaran modal 5) Anggaran penagihan dan saldo piutang 6) Anggaran pembayaran dan saldo utang Anggaran operasi (laba rugi) dapat disusun dalam dua bentuk sesuai dengan tujuan penggunaannya : a. Anggaran program yaitu anggaran operasi yang digambarkan dalam bentuk program pokok (utama) yang akan dilaksanakan, anggaran ini berguna untuk staf pelaksana yaitu menguji keseimbangan semua program perusahaan. b. Anggaran pertanggungjawaban yaitu anggaran yang menggmbarkan rencana
masing-masing
manajer
yang
bertanggungjawab
dalam
pelaksanaannya, misalnya anggaran tiap devisi, tiap cabang dan wilayah, tujuannya adalah untuk pengawasan dan pengukuran prestasi masingmasing manajer. Anggaran ini diterapkan dalam rangka akuntansi pertanggungjawaban. Anggaran jangka pendek dapat dibuat untuk waktu satu tahun atau kurang, tapi lazimnya perencanaan dan pengawasan laba disusun untuk jangka waktu satu tahun anggaran. Anggaran tahunan dapat diperinci menjadi triwulan dan akhirnya anggaran triwulan dirinci menjadi anggaran bulanan. Berdasarkan fungsinya menurut Nafarin (2004 : 17) anggaran terdiri dari : a. Appropriation Budget, adalah anggaran yang diperuntukkan bagi tujuan tertentu dan tidak boleh digunakan untuk manfaat lain.
Vika Maisuri Djauhari : Analisis Anggaran Biaya Operasional Pada PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan, 2009.
b. Perpormance Budget, adalah anggaran yang disusun berdasarkan fungsi aktivitas yang dilakukan dalam perusahaan untuk menilai apakah biaya / beban yang dikeluarkan oleh masing-masing akivitas tidak melampaui batas. Sedangkan berdasarkan fleksibilitasnya menurut Ahyari (2002: 11-19) budget di bagi atas dua yaitu : a. Anggaran tetap (fixed budget), yaitu anggaran yang disusun atas dasar satu kapasitas tertentu. b. Anggaran variabel (variable budget), yaitu suatu anggaran yang disusun berdasarkan atas suatu interval (beberapa) kapasitas tertentu, dimana berbagai tingkat kapasitas tersebut mungkin dipergunakan dalam perusahaan. Jika anggaran sampai akhir periode tidak disesuaikan dengan tingkat kegiatan yang dioperasikan maka anggaran ini bersifat tetap, sehingga dinamakan anggaran tetap (anggaran statis). Tetapi jika terhadap anggaran ini dilakukan penyesuaian sesuai dengan tingkat kegiatan yang sebenarnya yang dioperasikan, maka terjadi anggaran variabel yaitu adanya anggaran untuk beberapa jenis tingkat kegiatan.
3. Fungsi dan Tujuan Anggaran a. Fungsi Anggaran Menurut Munandar (2000 : 10) mengemukkan tiga kegunaan pokok anggaran, yaitu : Vika Maisuri Djauhari : Analisis Anggaran Biaya Operasional Pada PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan, 2009.
1) Sebagai pedoman kerja Budget berfungsi sebagai pedoman kerja dan memberikan arah serta sekaligus memberikan target-target yang harus dicapai oleh kegiatankegiatan perusahaan di waktu yang akan datang. 2) Sebagai alat pengkoordinasian kerja Budget berfungsi sebagai alat untuk mengkoordinasian kerja agar semua bagian-
bagian yang terdapat di dalam perusahaan dapat
saling menunjang, saling bekerja sama dengan baik, untuk menuju ke sasaran yang telah dietapkan. Dengan demikian kelancaran jalannya perusahaan akan lebih terjamin. 3) Sebagai alat pengawasan kerja Budget berfungsi pula sebagai alat tolak ukur, sebagai pembanding untuk menilai (evaluasi) realisasi kegiatan perusahaan nanti. Dengan membandingkan antara apa yang tertuang di dalam budget dengan apa yang dicapai oleh realisasi kerja perusahaan, dapat dinilai apakah perusahaan telah sukses bekerja ataukah kurang sukses bekerja. Dari perbandingan tersebut dapat pula diketahui sebab-sebab penyimpangan antara budget dengan realisasinya, sehingga dapat pula diketahui kelemahan-kelemahan
dan
kekuatan-kekuatan
yang
dimiliki
perusahaan. Hal ini dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan yang sangat berguna untuk menyusun rencana (budget). Selanjutnya secara lebih matang dan lebih akurat. Selain itu menurut Mulyadi (2001: 502) fungsi anggaran sebagai berikut : Vika Maisuri Djauhari : Analisis Anggaran Biaya Operasional Pada PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan, 2009.
1) Anggaran merupakan hasil akhir proses penyusunan kerja. 2) Anggaran merupakan cetak biru aktivitas yang akan dilaksanakan perusahaan di masa yang akan datang. 3) Anggaran
berfungsi
sebagai
alat
komunikasi
intern
yang
menghubungkan berbagai unit organisasi dalam perusahaan dan akan menghubungkan manager bawah dengan manager atas. 4) Anggaran berfungsi sebagai alat tolak ukur yang dipakai sebagai pembanding hasil operasi sesungguhnya. 5) Anggaran berfungsi sebagai pengendalian yang memungkinkan manajemen menunjuk bidang yang kuat dan lemah bagi perusahaan. 6) Anggaran berfungsi sebagai alat untuk mempengaruhi dan memotivasi manager dan karyawan agar senantiasa bertindak secara efektif dan efisien dengan tujuan organisasi. Anggaran sebagai rencana yang menggambarkan kerangka kerja dengan arah yang lebih pasti karena rencana diajukan untuk mencapai laba tertentu maka harus ditetapkan target-target untuk penjualan, persediaan dan biaya-biaya. Adanya target yang ditetapkan lebih dahulu memaksa para manager masingmasing bagian didorong dan termotivasi dengan sendirinya bagaimana mencapai target yang telah ditetapkan. Dorongan untuk mencapai target itu juga akan memaksa para manager selalu berfikir kedepan. Anggaran yang baik adalah anggaran yang disusun berdasarkan standar, seperti standar kuantitas, standar harga, standar jam kerja dan lain-lain. b. Tujuan Anggaran Vika Maisuri Djauhari : Analisis Anggaran Biaya Operasional Pada PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan, 2009.
Pada dasarnya suatu badan usaha didirikan untuk jangka panjang dan memperoleh laba yang maksimal. Perusahaan perlu menyusun perencanaan yang menyuluruh tentang kegiatan yang akan dilakukan dalam jangka panjang. Rencana jangka panjang merupakan suatu kesatuan yang utuh dan rencanarencana yang disusun untuk kegiatan setiap tahun. Rencana tersebut dibuat berdasarkan data waktu yang lampau yang disesuaikan dengan keadaan yang mungkin terjadi di waktu yang akan datang. Menurut Cambell (2005: 158) mengemukakan bahwa : “ Tujuan dasar anggaran perusahaan ialah untuk mencapai jalan yang paling menguntungkan melalui usaha perusahaan yang mana dapat diarahkan dalam memenuhi tujuan pelayanan utamanya. Tujuan lain adalah untuk membantu menagement dalam membawa perusahaan sedekat mungkin dengan arah/jalan yang digambarkan.” Anggaran sebagai alat manajemen akan bermanfaat dalam membantu manajemen mengelola perusahaan yaitu mengambil keputusan-keputusan yang paling menguntungkan perusahaan, seperti pemilihan barang-barang yang diproduksi dan dijual, menseleksi langganan dan sebagainya.
4. Proses Penyusunan Anggaran Penyusunan anggaran merupakan proses akuntansi dan juga proses manajemen. Dari segi akuntansi, penyusunan anggaran merupakan studi terhadap mekanisme, prosedur untuk merakit data-data dan format anggaran. Dan dari segi manajemen, penyusunan anggaran merupakan proses menetapkan peran tiap manager dalam melaksanakan program atau bagian program. Vika Maisuri Djauhari : Analisis Anggaran Biaya Operasional Pada PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan, 2009.
Penyusunan anggaran dilakukan melalui penafsiran-penafsiran yang akurat, diperlukan berbagai data, informasi dan pengalaman, yang merupakan faktorfaktor yang harus dipertimbangkan dalam menyusun anggaran. Adapun faktorfaktor tersebut menurut Munandar (2000 : 11) secara garis besar dapat dibedakan menjadi dua kelompok, ialah : a. Faktor-faktor intern yaitu data, informasi dan pengalaman terdapat di dalam perusahaan sendiri. Faktor-faktor tersebut antara lain : 1) Penjual tahun-tahun yang lalu. 2) Kebijakan perusahaan yang berhubungan dengan masalah dengan harga jual, syarat barang yang dijual, pemilihan saluran distribusi dan sebagainya. 3) Kapasitas produksi yang dimiliki perusahaan. 4) Tenaga kerja yang dimiliki perusahaan, baik jumlahnya (kuantitatif) maupun keterampilan dan keahliannya (kualitatif). 5) Modal kerja yang dimiliki perusahaan. 6) Fasilitas-fasilitas lain yang dimiliki perusahaan yang berkaitan dengan pelaksanaan fungsi-fungsi perusahaan, baik dibidang pemasaran, dibidang produksi, dibidang pembelanjaan, dibidang administrasi maupun dibidang personalia. b. Faktor-faktor ekstern, yaitu data, informasi dan pengalaman yang terdapat diluar perusahaan, tetapi dirasa mempunyai pengaruh terhadap kehidupan perusahaan. Faktor-faktor tersebut antara lain : 1) Keadaan persaingan. Vika Maisuri Djauhari : Analisis Anggaran Biaya Operasional Pada PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan, 2009.
2) Tingkat pertumbuhan penduduk 3) Tingkat penghasilan penduduk 4) Tingkat kemandirian penduduk 5) Tingkat penyebaran penduduk 6) Agama, adat istiadat dan kebiasaan-kebiasaan masyarakat 7) Berbagai kebijaksanaan pemerintah, baik dibidang politik, ekonomi, sosial, budaya maupun keamanan. 8) Keadaan perekonomian
nasional maupun
internasional,
kemajuan
teknologi dan sebagainya. Menurut Harahap (2001 : 83) ditinjau dari pembuatannya, maka penyusunan anggaran dapat dilakukan dengan cara : a. Otoriter atau top down Dalam metode otoriter atau top down, anggaran disusun dan ditetapkan sendiri oleh pimpinan dan harus dilaksanakan bawahan tanpa keterlibatan bawahan dalam penyusunannya. b. Demokrasi atau bottom up Sedangkan dalam metode demokrasi atau bottom up, anggaran disusun berdasarkan hasil keputusan karyawan. Anggaran disusun mulai bawahan sampai keatasan. Bawahan sepenuhnya menyusun anggaran yang akan dicapainya dimasa yang akan datang. c. Campuran atau top down dan bottom up Dalam metode campuran atau top down dan bottom up, anggaran disusun dengan dimulai dari atas dan kemudian untuk selanjutnya oleh karyawan Vika Maisuri Djauhari : Analisis Anggaran Biaya Operasional Pada PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan, 2009.
bawahan. Jadi apa pedoman dari atasan atasan atau pimpinan dan dijabarkan oleh bawahan sesuai dengan arahan atasan. Dalam mempersiapkan dan menyusun anggaran sangat tergantung pada struktur organisasi dari masing-masing perusahaan, akan tetapi pada garis besarnya tugas mempersiapkan dan menyusun anggaran dapat didelegasikan kepada : a. Bagian administrasi bagi perusahaan kecil. Hal ini disebabkan karena kegiatan-
kegiatan perusahaan tidak terlalu kompleks, sederhana dengan
ruang lingkup terbatas, sehingga tugas penyusunan budget dapat diserahkan kepada salah satu bagian saja dari perusahaan yang bersangkutan. Dibagian administrasi inilah terkumpul data-data informasi yang meliputi seluruh kegiatan perusahaan, baik kegiatan dibidang pemasaran, kegiatan dibidang produksi, kegiatan dibidang pembelanjaan, maupun kegiatan dibidang personalia. Dengan bekal data dan informasi tersebut ditambah dengan data dan informasi dari luar perusahaan (ekstern), bagian administrasi diharapkan lebih mampu menyusun anggaran dari pada bagian-bagian lain dari perusahaan. b. Panitia budget bagi perusahaan yang besar. Hal ini disebabkan karena kegiatan perusahaan yang cukup kompleks, beraneka ragam, dengan ruang lingkup yang cukup luas, sehingga bagian-bagian administrasi tidak mungkin dan tidak mampu lagi menyusun anggaran sendiri tanpa partisipasi secara aktif bagian-bagian lain dalam perusahaan. Oleh karena itu tugas menyusun anggran perlu melibatkan semua unsur yang mewakili Vika Maisuri Djauhari : Analisis Anggaran Biaya Operasional Pada PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan, 2009.
semua bagian yang ada dalam perusahaan, yang duduk dalam panitia budget. Tim penyusun budget ini biasanya diketahui oleh salah seoran pemimpin perusahaan dengan anggota-anggota yang mewakili bagian pemasaran, bagian produksi, bagian pembelanjaan serta bagian personalia. Sebelum
disahkan
oleh
pimpinan
tertinggi
perusahaan,
masih
dimungkinkan pula untuk diadakannya pembahasan-pembahasan antara pimpinan tertinggi perusahaan dengan pihak yang diserahi tugas menyusun rancangan anggaran tersebut. Setelah disahkan oleh pimpinan tertinggi perusahaan, maka rancangan budget tersebut telah menjadi budget yang defenitif, yang akan dijadikan sebagai pedoman kerja, sebagai alat pengkoordinasian kerja dan sebagai alat pengawasan. Bilamana tugas penyusunan rancangan budget serta budget defenitif telah selesai, maka panitia budget tidak bubar, melainkan secara berkala masih perlu mengadakan pertemuan-pertemuan konsultatif guna membahas pelaksanaan budget tersebut dari waktu ke waktu, untuk meningkatkan kerja sama dengan koordinasi, serta mengadakan revisi-revisi terhadap budget yang telah disusun bilamana memang dirasa perlu. Adapun proses penyusunan anggaran menurut Mulyadi (2001: 506) adalah sebagai berikut : a. Komite anggaran penyusunan pedoman anggaran (budget guideline) yang berisi kebijakan pokok perusahaan dalm bidang pemasaran, produksi, sumber daya manusia, keuangan dan umum. Kebijakan pokok ini dikomunikasikan
Vika Maisuri Djauhari : Analisis Anggaran Biaya Operasional Pada PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan, 2009.
kepada manajer departemen sebagai dasar untuk mengajukan rancangan anggaran biaya pusat pertanggungjawaban. b. Penyusunan rancangan anggaran penjualan oleh departemen pemasaran berdasarkan kebijakan pokok perusahaan dan perkiraan penjualan jangka pendek. c. Penyusunan rancangan anggaran biaya pusat pertanggungjawaban berdasarkan kebijakan pokok perusahaan dan rancangan anggaran penjualan oleh para manajer pusat pertanggungjawaban. d. Penyusunan rancangan anggaran persediaan produk jadi oleh departemen produksi e. Penyusunan rancangan anggaran harga pokok penjualan oleh departemen anggaran berdasarkan biaya produksi, rancangan anggaran penjualan. f. Penyusunan anggaran laporan rugi laba yang diproyeksikan berdasarkan rancangan anggaran penjualan, rancangan anggaran harga pokok penjualan dan rancangan anggaran biaya pemasaran, rancangan anggaran biaya administrasi dan umum. g. Penyusunan rancangan anggaran modal berdasarkan perkiraan penjualan jangka panjang. h. Penyusunan rancangan anggaran kas berdasarkan rancangan anggaran penjualan, rancangan anggaran biaya pusat pertanggungjawaban dan rancangan anggaran modal. i.
Penyusunan rancangan neraca yang di proyeksi berdasarkan rancangan anggaran kas dan berbagai asumsi lain.
Vika Maisuri Djauhari : Analisis Anggaran Biaya Operasional Pada PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan, 2009.
j.
Penyusunan rancangan anggaran modal kerja
k. Penelaahan rancangan anggaran biaya pusat pertanggungjawaban oleh komite anggaran. l.
Negosiasi rancangan anggaran biaya pusat pertanggungjawaban dengan komite anggaran.
m. Persetujuan rancangan anggaran biaya pusat pertanggungjawaban oleh komite anggaran. n. Penyesuaian rancangan anggaran induk oleh departemen anggaran sebagai akibat
dari
hasil
proses
negosiasi
antara
para
manager
pusat
pertanggungjawaban dengan komite anggaran. o. Pengajuan rancangan anggaran induk oleh komite anggaran kepada dewan komisaris dan RUPS. p. Penelaahan rancangan anggaran induk oleh dewan komisaris dan RUPS. q. Pengesahan rancangan anggaran induk menjadi anggaran induk perusahaan oleh RUPS.
5. Analisa Penyimpangan Rencana Anggaran Terhadap Realisasi Anggaran Pelaksanaan anggaran yang didasarkan atas penilaian yang logis, fleksibel dan kontiniu dan didukung dengan pelaksanaan perencanaan, koordinasian dan pengawasan akan impelementasi anggaran akan mendorong efisiensi kapasitas dari hasil yang ada diharapkan dan direncanakan sebelumnya. Namun sebagaimana yang namanya taksiran maka tidak selalu anggaran itu benar dan tidak juga selalu sama dengan realisasi. Sehingga penyimpangan ini Vika Maisuri Djauhari : Analisis Anggaran Biaya Operasional Pada PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan, 2009.
jangan terus dianggap sebagai suatu kesalahan. Menurut Harahap (2001 : 223), penyimpangan bisa disebabkan antara lain : a. Kesalahan budget b. Kesalahan akuntansi klasifikasi atau pencatatan c. Kesalahan operasi Penyimpangan harus dianalisis penyebabnya. Biasanya perusahaan harus meletakkan ukuran yang mesti dilakukan investigasi dan mana yang tidak perlu dilakukan investigasis. Standar penentuan ini biasanya melihat benefit costnya. Jika biaya investigasi atas penyimpangan ini lebih besar dari pada taksiran yang dihemat, maka biasanya tidak perlu dilakukan investigasi. Sebaliknya jika dihemat jauh lebih besar dari biaya investigasi maka harus dilaksanakan investigasi penyebab penyimpangan tadi. Terkecuali dalam hal tertentu yang sifatnya material atau berpotensi berisiko besar maka kendatipun ukuran kecil namun harus menjadi bahan investigasi. Kegunaanya bukan untuk melihat penyimpangan tetapi melihat kemungkinan pelajar yang dapat diambil dari investigasi untuk menjadi bahan dalam operasi mendatang. Menurut Harahap (2001 : 224) penyimpangan anggaran dibedakan atas : a. Penyimpangan biaya bahan langsung, dibagi dalam : 1) Penyimapangan harga beli 2) Penyimpangan kuantitas pembeli b. Penyimpangan biaya upah langsung, dibagi dalam : 1) Penyimpangan tingkat upah 2) Penyimpangan tingkat efisiensi upah Vika Maisuri Djauhari : Analisis Anggaran Biaya Operasional Pada PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan, 2009.
c. Penyimpangan biaya overhead, dibagi dalam : 1) Penyimpangan pemakaian 2) Penyimpangan kapasitas 3) Penyimpangan efisiensi Berikut contoh format penyimpangan anggaran perusahaan :
NO
Uraian
Tabel 2.1 PT ABCD Analisa Varians Biaya Produksi Tahun XXXX Budget Realisasi Varians
Ket
Sumber : Harahap (2001)
6. Peranan Anggaran dalam Pengendalian dan Memperlancar Operasional Dalam operasional setiap perusahaan senantiasa diperlukan langkah yang sistematis untuk dapat memberdayakan potensi sumber dayanya secara efisien dan efektif. Untuk mencapai kondisi tersebut diperlukan perencanaan yang cermat dari manajemen dalam meneliti langkah operasional yang akan dilakukan. Sebagai suatu rencana, anggaran mencakup proyeksi keuangan yang dipadukan dengan asumsi yang didasarkan pada pengalaman masa lalu serta halhal yang relevan lainnya. Anggaran akan membantu secara langsung fungsi utama manajemen. Anggaran bersifat wajar, dan memuat tujuan yang dapat dicapai, maka perencanaan harus didasarkan atas penelitian pemeriksaan dan riset yang hati-hati. Budget yang dianggarkan tidak selalu benar dan tidak selalu sama
Vika Maisuri Djauhari : Analisis Anggaran Biaya Operasional Pada PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan, 2009.
dengan realisasinya. Agar dapat efektif, perencanaan yang dilakukan oleh manajemen harus diikuti dengan pengendalian. Kegunaan anggaran dalam pengendalian menurut Tunggal (2005 : 9) adalah : a. Mengendalikan operasi dan biaya serta pengeluaran b. Mencegah terjadi pemborosan c. Memberikan standar yang memadai untuk mengukur prestasi d. Anggaran merupakan alat pembanding seberapa jauh pelaksanaan terencana dan tercapai e. Mendorong kesadaran pengendalian biaya Bentuk
pengendalian
dalam
penerapan
anggaran
yakni
dengan
membandingkan antara tujuan yang direncanakan dengan hasil yang dicapai dan salah satu bagian perusahaan yang perlu dikendalikan adalah beban operasi. Beban operasi dapat dikendalikan dengan membandingkan beban operasi yang sebenarnya dengan beban operasi yang dianggarkan atau disebut juga anggaran beban operasi. Dengan membandingkan budget itu dengan actual maka dapat dilihat seberapa jauh yang telah direncanakan tersebut menyimpang, jika banyak penyimpangan maka hendaknya diarahkan agar kegiatan selanjutnya tidak menyimpang dan dicari letak atau penyebab penyimpangannya. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Harahap (2001 : 14) “ Untuk mengetahui penyimpangan dari rencana maka harus dilakukan perbandingan antara realisasi dengan budget”. Vika Maisuri Djauhari : Analisis Anggaran Biaya Operasional Pada PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan, 2009.
Dalam rangka untuk tindakan perbaikan pada masa yang akan datang penyimpangan tersebut perlu dianalisa sehingga dapat ditetapkan apa yang menyebabkan terjadinya penyimpangan tersebut. Dengan diketahui penyebabnya maka dapat akan dapat pula diputuskan apa yang harus diperbaiki. Penyimpangan itu sendiri ada yang menguntungkan perusahaan dan ada pula yang merugikan perusahaan. Hal ini sama seperti yang dikemukakan oleh Harahap (2001 : 225) “Dalam hal biaya, maka jika biaya realisasi lebih besar dari pada budget dianggap tidak menguntungkan (unfavorable). Sebaliknya jika realisasi lebih rendah dari budget maka dianggap menguntungkan (favorable). Dalam menerapkan budget yang efektif maka kedua jenis penyimpangan tersebut akan dianalisis untuk dicontoh sedangkan unfavorable dianalisis untuk menghindari di masa yang akan datang dan sekaligus dimanfaatkan untuk menilai siapa yang akan diberikan reward atau yang tidak diberikan atau ditindak. Berdasarkan uraian diatas dapat kita lihat begitu eratnya hubungan antara anggaran dengan beban, anggaran dengan pengendalian maupun pengendalian dengan beban. Oleh karena itu peranan anggaran dibuat oleh perusahaan dalam melakukan beban operasi sangat besar guna memperoleh laba yang maksimum.
Vika Maisuri Djauhari : Analisis Anggaran Biaya Operasional Pada PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan, 2009.
BAB III PT. (PERSERO) PELABUHAN INDONESIA I MEDAN
A. Gambaran Umum Perusahaan 1. Sejarah Singkat Perusahan PT (Persero) Pelabuhan Indonesia I yang lebih dikenal dengan sebutan Pelabuhan I telah melewati suatu perjalanan yang panjang sejak zaman Hindia Belanda yang berstatus dengan “Heaven Bedrift”.
Setelah Kemerdekaan RI
terjadi beberapa kali perubahan status, sebagai berikut : a. 1945—1960 : Jawatan Pelabuhan b. 1960—1969 : Perusahaan Negara / PN Pelabuhan c. 1969—1983 : PN. Pelabuhan digabung dengan Lembaga Penguasa Pelabuhan (Port Authority) - Badan Pengusahaan Pelabuhan / BPP. d. 1983—1991 : Berdasarkan PP No. 11 Tahun 1983 ditetapkan Bentuk Pengusahaan Pelabuhan menjadi Perusahaan Umum Pelabuhan I disingkat Perumpel I. e. 1991-sekarang : Berdasarkan PP No. 56 Tahun 1991, Perumpel I berubah status menjadi PT (Persero) Pelabuhan Indonesia I, disingkat Pelabuhan I.
Vika Maisuri Djauhari : Analisis Anggaran Biaya Operasional Pada PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan, 2009.
PT (Persero) Pelabuhan Indonesia I didirikan dengan Akte Pendirian / Anggaran Dasar yang dibuat oleh Notaris Imas Fatimah, SH. pada tanggal 1 Desember 1992 sebagaimana dimuat dalam Tambahan Berita Negara RI No. 8612 tahun 1994 beserta perubahannya, terakhir sebagaimana telah diumumnkan dalam Tambahan Berita Negara RI tanggal 2 Januari 1999 No. 1. Perseroan ini berkantor pusat di Jalan Krakatau Ujung No.100 Medan 20241 Sumatera Utara, Indonesia, Telp. (061) 6610220, Fax. (061) 6610906, website. http://www.inaport1.co.id, e-mail.
[email protected]. Sebagai Persero, pemilikan saham sepenuhnya berada ditangan Pemerintah, dalam hal ini diwakili oleh Menteri BUMN. Pembinaan teknis operasional berada ditangan Departemen Perhubungan dan dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Laut. Pelabuhan Indonesia I membawahi 15 (lima belas) Cabang Pelabuhan, 11 (sebelas) Perwakilan, 1 (satu) Unit Terminal Peti Kemas, 2 (dua) unit Rumah Sakit, 1 (satu) Unit Galangan Kapal dan 1 (satu) Unit Balai Pendidikan dan Latihan, yang tersebar di Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatera Utara, Riau dan Kepulauan Riau.
2. Struktur Organisasi Manajemen secara umum mempunyai beberapa fungsi dan salah satu diantaranya adalah pengorganisasian. Sebagai wujud dari pengorganisasian, maka perusahaan umumnya menyusun suatu struktur organisasi. Struktur organisasi yang baik dan efektif hendaknya dapat disusun sedemikian rupa sehingga Vika Maisuri Djauhari : Analisis Anggaran Biaya Operasional Pada PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan, 2009.
didalamnya terdapat suatu gambaran yang jelas mengenai tugas, wewenang dan tanggung jawab dari setiap unit organisasi perusahaan. Hal ini dimaksudkan agar perusahaan dapat mencapai tujuannya secara efektif dan efisien, karena pencapaian tujuan memerlukan suatu hubungan yang harmonis antara orang – orang dalam perusahaan serta koordinasi yang baik sesuai dengan keahlian masing – masing. Struktur organisasi menunjukkan adanya hubungan tugas dan wewenang antara pejabat administrasi secara horizontal dan vertical. Selain itu melalui hubungan tersebut akan mengalir arus dan informasi yang dibutuhkan setiap bagian dalam organisasi untuk menjamin efektifnya perencanaan dan koordinasi dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Struktur organisasi PT. (Persero) Pelindo I Medan ditunjukkan pada gambar berikut.
Direktur Utama
Direktur Operasi
Direktur PPU
Direktur Keuangan
Direktur PUM
Coorporate Secreatary
KA SPI
Biro Hukum
Biro Logistik
Dinas Komersial
Dinas Keuangan dan Perlengkapan
Dinas Akuntansi
Dinas Penganggaran
Vika Maisuri Djauhari : Analisis Anggaran Biaya Operasional Pada PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan, 2009.
Gambar 3.1.
Struktur Organisasi PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan
Sumber : PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan
3. Unit Jasa Layanan Unit jasa layanan transportasi laut di PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan meliputi : a. Pelayanan Kapal 1) Jasa Labuh. Jasa yang diberikan terhadap kapal agar dapat berlabuh dengan aman menunggu pelayanan berikut seperti tambat, bongkar muat atau menunggu pelayanan lainnya (docking, pengurusan dokumen dan lain-lain). 2) Jasa Pandu. Jasa pemanduan kapal sewaktu memasuki alur pelayaran menuju dermaga atau kolam pelabuhan untuk berlabuh. 3) Jasa Tunda dan Kepil Melaksanakan pekerjaan untuk mengikat dan melepaskan tali kapal-kapal yang berolah gerak akan bersandar atau bertolak dari atau satu dermaga, jembatan, pelampung, dolphin dan lain-lain. 4) Jasa Tambat
Vika Maisuri Djauhari : Analisis Anggaran Biaya Operasional Pada PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan, 2009.
Jasa yang diberikan untuk kapal bertambat pada tambatan dan secara teknis dalam kondisi yang aman, untuk dapat melakukan bongkar muat dengan lancar dan aman. 5) Jasa Pelayanan Air Jasa yang diberikan untuk penyerahan air tawar dari darat ke kapal untuk keperluan kapal dan Anak Buah Kapalnya. 6) Jasa Telepon Jasa yang diberikan untuk pelayanan telepon extention dari darat ke kapal untuk kepentingan kapal dan Anak Buah Kapal. b. Pelayanan Barang 1) Jasa Bongkar Muat, yaitu kegiatan pelayanan bongkar muat barang sejak dari kapal hingga saat menyerahkan kepada pemilik barang. 2) Pelayanan Dermaga, yaitu pelayanan penanganan barang di dermaga. 3) Jasa Penumpukan, yaitu pelayanan penumpukan barang di gudang sampai dengan dikeluarkan dari tempat penumpukan untuk dimuat atau diserahkan kepada pemilik.
B. Anggaran Biaya Operasinal Perusahaan 1. Dasar – Dasar Penyusunan Anggaran Anggaran di PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan merupakan rencana kegiatan perusahaan dimasa yang akan dating yang dinyatakan secara kuantitaatif, biasanya dalam satuan uang. Dasar penyusunan anggaran di PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan dilatarbelakangi oleh kenyataan bahwa Vika Maisuri Djauhari : Analisis Anggaran Biaya Operasional Pada PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan, 2009.
PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan sebagai BUMN sesuai dengan Peraturan Pemerintah No 12 Tahun 1998 tentang Perusahaan Perseroan (Persero), ditetapkan bahwa direksi wajib menyiapkan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) sebelum tahun anggaran dimulai. Untuk mendapatkan pengesahan dari Menteri Perhubungan dan Menteri Keuangan dalam rapat pembahasan bersama. Adapun dasar – dasar penyusunan anggaran di PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan adalah : b. Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) sebelum tahun anggaran dimulai c. Masing – masing pusat pertanggungjawaban dapat memahami arti pentingnya realisasi rencana kerja yang telah menjadi komitmen d. Setiap pusat pertanggungjawaban dapat menyusun rencana kerja dan anggaran perusahaan searah dengan sasaran umum yang hendak dicapai PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan. e. Adanya mekanisme penyusunan dan pengendalian. f. Terdapat keseragaman pola kerja dalam penyusunan rencana kerja dan anggaran perusahaan melalui sentralisasi penggunaan formulir isian kerja. Secara garis besarnya, dasar anggaran memberi petunjuk 2. Asumsi-Asumsi Penyusunan RKAP Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 64 tahun 2001 tanggal 13 September 2001, tentang pengalihan kedudukan, tugas dan kewenangan Menteri Keuangan pada Perusahaan Perseroan (Persero), Perusahaan Umum (Perum)m Vika Maisuri Djauhari : Analisis Anggaran Biaya Operasional Pada PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan, 2009.
dan Perusahaan Jawatan (Perjan) kepada Menteri Negara BUMN dan Risalah Rapat Umum Pemegang Saham PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan tanggal 13 Desember 2001, perihal pengesahan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan tahun 2002-2006 didasarkan pada asumsi – asumsi: b. Tingkat inflasi diprediksi ± 5.5% c. Tingkat bunga SBI diprediksi ± 6.5% d. Tingkat pertumbuhan angkutan penumpang ± 4.22% e. Tingkat pertumbuhan angkutan barang ± 15.75% f. Memperhitungkan nilai PSO sesuai dengan SKB Menteri Perhubungan, Menteri Keuangan dan Kepala Bappenas dengan perhitungan PSO net sebesar Rp. 200 Milyar (Skema IMO dan TAC belum berjalan). g. Meningkatkan program keselamatan dan pelayanan operasional laut sesuai dengan standar operasional prosedur (SOP) serta meningkatkan disiplin petugas operasional. h. Efisiensi biaya i.
Perlindungan kenaikan BBM rata – rata naik 30% dan TDI 26%
j.
Kesejahteraan pegawai dengan kenaikan gaji pokok 10% dari gaji pokok PNS
k. Membayar Angsuran Post Service Liabilities (PSL) Rp. 79.50 milyar.
3. Prosedur Penyusunan Anggaran
Vika Maisuri Djauhari : Analisis Anggaran Biaya Operasional Pada PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan, 2009.
Prosedur yang digunakan dalam penyusunan anggaran pada PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan secara menyeluruh menggunakan beberapa pendekatan sebagai berikut : a. Pendekatan top down Pada pendekatan ini anggaran ditetapkan oleh Direksi yang kemudian secara hirarki dijabarkan ke masing – masing Direktorat hingga unit anggaran yang paling kecil. b. Pendekatan bottom – up Pendekatan ini sering juga disebut dengan participative budget. Pada pendekatan ini anggaran ditetapkan melalui konsultasi dan kesepakatan antara pimpinan puncak dengan semua pimpinan pada tingkatan yang bertanggung jawab pada pelaksanaan anggaran perusahaan. Dalam pelaksanaan penyusunan anggarannya, PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan memadukan prosedur penyusunan tersebut, hal ini dilakukan dengan harapan : a. Adanya komitmen terhadap anggaran b. Lebih mantapnya setiap pusat pertanggungjawaban dalam membantu pengendalian manajemen c. Terdapatnya sasaran dalam pandangn manajemen melalui pelaksanaan anggaran yang baik. Proses penyusunan anggaran biaya operasi secara umum pada PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan dilakukan melalui beberapa tahapan sebagai berikut : Vika Maisuri Djauhari : Analisis Anggaran Biaya Operasional Pada PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan, 2009.
a. Usulan RKA Daerah Operasi (DAOP) Anggaran biaya operasi diajukan oleh DAOP berdasarkan realisasi pada tahun lalu dan rencana yang akan dating. b. Anggaran biaya operasio diajukan oleh Divisi Regional Anggaran dari daerah biasanya belum mempertimbangakan perencanaan kerjasama (corporate plan), ketersediaan dana dalam Dafter Isian Proyek (DIP) dan Bantuan Luar Negeri (BLN). Sasaran perusahaan serta kebijaksanaan pimpinan puncak menghadapi tahun yang akan datang. Kantor pusat menilai, memadukan, memproses seluruh masukan tersebut. c. Proses pembauran masukan dan pengencakan perhitungan standar berdasarkan usulan daerah serta unsur-unsur, yaitu : 1) Rencana yang digariskan dalam corporate plan 2) Kemungkinan tersediannya dana dalam Daftar Isian Proyek (DIP) serta Bantuan Luar Negeri (BLN) 3) Sasaran serta kebijaksanaan Pimpinan Puncak menghadapi tahun mendatang. d. Konsep usulan RKA ke Dewan Komisaris Usulan RKAP selanjutnya disampaikan kepada pemegang saham, Meneg BUMN, Deputi Meneg BUMN bidang usaha logistik dan pariwisata untuk dimohonkan pengesahan dalam Forum Rapat Umum Pemegang Saham. e. Pengesahan Rapat Umum Pemegang Saham Atas RKAP PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan, Komisaris mengadakan rapat Pra Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) yang Vika Maisuri Djauhari : Analisis Anggaran Biaya Operasional Pada PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan, 2009.
diikuti wakil dari Departemen Keuangan dan Kementerian BUMN. Setelah mendapatkan
persetujuan dari peserta Pra RUPS, selanjutnya
berdasarkan RKAP diajukan/dibahas dalam RUPS untuk mendapatkan pengesahan dari Pemegang Saham dan Forum RUPS. f. RKAP Setalah RKAP disahkan Deputi Meteri Negara bidang usaha logistic dan pariwisata selaku kuasa pemegang saham, selanjutnya dijabarkan untuk setiap daerah. Untuk lebih jelasnya proses penyusunan anggaran di PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan ditunjukkan pada gambar 3.2. berikut ini.
Realisasi tahun lalu dan rencana yang akan datang
DAOP/Divisi Realisasi tahun lalu Proses pembauran dan pengesahan perhitungan standar
Konsep usulan RKA ke Dewan Komisaris dan Dephub
Pengesahan Menhub
Rencana yang akan datang Corporate plan DIP/ Usulan Sasaran
Kebijakan Top
Vika Maisuri Djauhari : Analisis Anggaran Biaya Operasional Pada PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan, Manajemen 2009. RKA
RKA Daerah Gambar 3.2. Proses Penyusunan Anggaran PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan Sumber : PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan
4. Karakteristik Penyusunan Anggaran Adapun karakteristik anggaran di PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan : a. Anggaran dinyatakan dalam satuan keuangan Anggaran yang disusun di PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan dinyatakan dalam satuan keuangan. Anggaran biaya operasi yang disusun PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan dinyatakan dalam satuan rupiah, agar anggaran dapat disusun secara menyeluruh karena uang merupakjan alat penghitung yang universial. b. Mencakup jangka waktu satu tahun Anggaran biaya operasional pada PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan telah dibuatuntuk jangka waktu satu tahun, selain itu anggaran juga dirinci kedalam periode semester dan triwulan, sehingga pihak manajemen akan lebih mudah memantau setiap penyimpangan yang terjadi dan perbaikan akan lebih cepat dilakukan. c. Anggaran berisi komitmen atau kesanggupan manajemen Vika Maisuri Djauhari : Analisis Anggaran Biaya Operasional Pada PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan, 2009.
PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan sudah sepenuhnya memiliki komitmen manajemen untuk menerima tanggung jawab atas pencapaian sasaran anggaran, yang mana seluruh manajer bagian yang terdapat di PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan ikut berpartisipasi dalam penyusunan anggaran. Penyusunan anggaran dikatakan berhasil jika para manajer dapat menerima sasaran anggaran dengan jelas. d. Usulan anggaran ditelaah dan disetujui oleh pihak yang berwenang lebih tinggi dari penyusun anggaran. Hal ini dapat dilihat dari prosedur penyusunan anggaran dimana rancangan anggaran yang dibuat PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan diserahkan ke kelompok kerja, kemudian menjadi draft
anggaran
perusahaanyang selanjutnya draft anggaran direvisi di tiga tingkatan, yaitu tingkat team penyusun anggaran, tingakat direksi dan tingkat dewan komisaris. Draft anggaran yang telah direvisi tersebut selanjutnya dibahas dalam rapat bersama dengan Menteri Keuangan dan kemudian disahkan menjadi RKAP. Anggaran biaya operasional yang telah disetujui dan disahkan, kemudian anggaran tersebut diinformasikan kepada pihak lain yang berkepentingan. e. Anggaran hanya dapat diubah pada kondisi tertentu Anggaran dapat mengalami perubahan, jika perubahan yang terjadi tidak signifikan berdasarkan pengamatan manajer. Jika terjadi perubahan yang signifikan, dilakukan revisi terhadap anggaran yang dengan persetujuan Direktur. Jadi, anggaran dapat berubah sesuai dengan perubahan kondisi. Vika Maisuri Djauhari : Analisis Anggaran Biaya Operasional Pada PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan, 2009.
Kondisi yang menyebabkan perubahan pada anggaran adalah kondisi moneter yang belum menentu dengan perubahan kurs labil. f. Kinerja keuangan actual dibandingkan dengan anggaran dan selisihnya dijelaskan secara berkala. Jika terjadi penyimpangan dalam pelaksanaan anggaran, anggaran akan dianalisis dan dicari penyebabnya, sehingga dapat membantu penyusun anggaran untuk merancang tindakan koreksi yang diperlukan dan untuk penilaian kinerja penyusun anggaran.
5. Syarat – Syarat Penyusunan Anggaran Adapun syarat – syarat penyusunan anggaran di PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan adalah : a. Adanya organisasi perusahaan yang sehat PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan telah memberikan tugas fungsional dengan jelas dan menentukan garis wewenang dan tanggung jawab yang tegas b. Adanya sistem akuntansi yang memadai. Sistem akuntansi di PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan : 1) Pengelolaan rekening yang sama antara anggaran dan realisasi anggaran. 2) Pencatatan akuntansi memberikan informasi mengenai realisasi 3) Laporan didasarkan pada akuntansi pertanggungjawaban. c. Adanya penilaian dan analisa Vika Maisuri Djauhari : Analisis Anggaran Biaya Operasional Pada PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan, 2009.
PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan telah menetapkan alat pengukur prestasi, sehingga anggaran dapat dipakai untuk mengnalisa prestasi. d. Adanya dukungan para pelaksana Anggaran pada PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan dapat dipakai sebagai alat yang baik bagi manajemen jika ada dukungan aktif para pelaksana.
C. Pengendalian Biaya Operasional Perusahaan Dalam proses pengendalian biaya operasi, PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan telah melakukan langkah – langkah sebagai berikut : a. Menetapkan anggaran sebagai dasar dalam melaksanakan pengukuran biaya operasi. Adapun biaya operasi yang terdapat pada PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan, meliputi : 1) Biaya operasi langsung 2) Biaya operasi tidak langsung
b. Membandingkan realisasi biaya dengan anggaran biaya. Didalam menilai realisasi anggaran biaya operasional, PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan menggunakan standar (anggaran) untuk menilai realisasi. c. Menentukan analasis selisih serta melaporkan penyebabnya. Setelah diketahui realisasi yang terjadi pada periode tersebut, maka dilakukan perbandingan antara realisasi dan standar (anggaran) yang sudah Vika Maisuri Djauhari : Analisis Anggaran Biaya Operasional Pada PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan, 2009.
ditetapkan, untuk melihat ada atau tidaknya penyimpangan, serta mencari faktor penyebabnya. d. Melakukan tindak lanjut terhadap penyebab selisih Setelah diketahui ada atau tidaknya penyimpangan, serta mencari factor penyebabnya, selanjutnya melakukan tindak lanjut terhadap penyebab terjadinya selisih anggaran. Pemberian reward : pada selisih anggaran yang menguntungkan (terjadi efektivitas pengendalian biaya operasional) dan punishment : pada selisih anggaran yang merugikan (terjadi inefektivitas pengendalian biaya operasional) Bagan alir prosedur pengendalian biaya operasi di PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan ditunjukkan pada gambar 3.3. dibawah ini.
Pengendalian biaya operasional Menentapkan anggaran sebagai dasar pengukuran Membandingkan realisasi biaya Vika Maisuri Djauhari : Analisis Anggaran dengan Biaya Operasional Padabiaya PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan, anggaran 2009.
Menentukan analisis selisisih serta melaporkan penyebabnya
Tercapai tidaknya tujuan pengendalian
Gambar 3.3. Proses Pengendalian Biaya Operasional pada PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan Sumber : PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan
D. Peranan Anggaran Biaya Operasional Dalam Menunjang Efektivitas Pengendalian Biaya Operasi Anggaran biaya operasional pada PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan merupakan pedoman agar biaya sesungguhnya tidak melebihi jumlah yang telah ditetapkan dan disetujui. Dengan adaya fungsi anggaran biaya operasi dala, pengendalian, penyimpangan dapat dideteksi untuk kemudian diambil suatu koreksi. Dalam menunjang pengendalian biaya operasional perusahaan dimana pengendaliannya dimaksudkan untuk mengimbangi biaya yang dikeluarkan sebagai kontra prestasi yang diberikan oleh perusahaan atas “sesuatu” yang diterima dari pihak lain atas jasa yang diterima dari pihak lain, salah satu pengendalian yang digunakan melebihi anggaran perusahaan, karena melalui anggaran
manajemen
dapat
merencanakan,
mengawasi,
mengarahkan,
Vika Maisuri Djauhari : Analisis Anggaran Biaya Operasional Pada PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan, 2009.
mengevaluasi, serta mengkoordinasikan kegiatan dari berbagai fungsi departemen dan unit operasi. Manfaat yang diberikan anggaran pada PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan yang peranan dalam pengendalian biaya operasional adalah : a. Sebagai alat perencanaan Anggaran biaya operasi digunaan sebagai alat Bantu untuk merencanakan besarnya biaya operasi tahun berikutnya, karena anggaran biaya operasi untuk satu tahun anggaran disusun berdasarkan tahun sebelumnya dan anggaran ini dibuat untuk jangka waktu satu tahun yang kemudian dirinci ke dalam jangka waktu triwulan. b. Sebagai pedoman kerja Dengan adanya anggaran biaya operasional, maka pelaksanaan kegiatan yang ada dalam perusahaan lebih terarah karena dalam pelaksanaannya anggaran dapat menghilangkan keraguan yang adalah pelaksanaan kegiatan. c. Sebagai pengkoordinasian kerja Pelaksanaan kegiatan operasional dikoordinasikan secara hirarki dari yang paling tinggi sampai kepada tingkat terendah, masing – masing divisi mempunyai tanggung jawab dalam hal mengkomunikasikan pelaksanaan kegiatan yang telah tercantung di dalam anggaran yang telah disusun kepada unit – unit yang ada dibawahnya. d. Sebagai alat pengendalian
Vika Maisuri Djauhari : Analisis Anggaran Biaya Operasional Pada PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan, 2009.
UNtuk menilai realisasi dengan program anggaran yang telah ditetapkan, dan diupayakan selalu sejalan dengan yang tertuang dalam anggaran. e. Sebagai alat evaluasi Hal ini berguna sebagai masukan dalam penyusunan anggaran yang lebih baik di masa yang akan datang.
Vika Maisuri Djauhari : Analisis Anggaran Biaya Operasional Pada PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan, 2009.
BAB IV ANALISIS DAN EVALUASI
A. Varians (Penyimpangan) Anggaran Biaya Operasional Pada PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan Analisis varians (Penyimpangan) Anggaran Operasional Pada PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan, ditunjukkan pada Tabel 4.1. dibawah ini. Tabel 4.1.
Tahun
Anggaran dan Realisasi Biaya Operasi pada PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan
Anggaran (Rp)
Realisasi (Rp)
Penyimpangan Rupiah (Rp) Persent (%) 72,175,716,916.00 10.87
2003
282,067,387,000.00
209,891,670,084.00
2004
268,547,579,054.00
346,913,967,731.00
(78,366,388,677.00)
(11.81)
2005
293,364,061,920.00
237,304,271,953.00
56,059,789,967.00
8.45
2006
395,154,241,101.00
433,111,591,251.00
(37,957,350,150.00)
(5.72)
Sumber : PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan (Diolah)
Tabel 4.1. di atas menunjukkan bahwa pada tahun 2003 anggaran lebh besar dari realisasi sebesar Rp. 72.175.716.916,- atau terjadi penyimpangan positif (favorable) sebesar Rp. 10.87% dari anggaran biaya operasi. Pada tahun 2004 anggaran lebih kecil dari realisasi sebesar Rp.78.366388.677,- atau terjadi penyimpangan negative (unfacorable) sebesar 11.81% dari anggaran biaya operasi. Ini terjadi karena factor – factor sebagai berikut : 1. Biaya bahan bakar naik sebesar Rp. 5.507.708.455,2. Biaya pemeliharaan bangunan faspel naik sebesar Rp. 1.113.934.237,Vika Maisuri Djauhari : Analisis Anggaran Biaya Operasional Pada PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan, 2009.
3. Biaya pemeliharaan instalasi faspel naik sebesar Rp. 11.347.778.548,-
52 4. Biaya pemeliharaan sarana kapal naik sebesar Rp. 1.724.861.711,5. Biaya jasa produksi naik sebesar Rp. 70.618.817,6. Biaya pemeliharaan Prsarana Terminal Bongkat Muat sebesar Rp. 693.672.987,7. Biaya pemeliharaan peralatan faspel naik sebesar Rp. 50.049.702.135. 8. Biaya lain – lain naik sebesar Rp. 1.667.440.026,Pada
tahun
2005
anggaran
lebih
besar
realisasi
sebesar
Rp.
56.059.789.967,- atau terjadi penyimpangan positif (favorable) sebesar 8.45% dari anggaran biaya operasi. Pada tahun 2006 anggaran biaya operasional berada lebih kecil dari realisasi sebesar Rp. 37.957.350.150,- atau terjadi penyimpangan negatif (unfavorable) sebesar 5.72% dari anggaran biaya operasi. Penyimpangan ini terjadi karena faktor – faktor sebagai berikut : 1. Biaya bahan bakar naik sebesar Rp. 6.091.531.150,2. Biaya pemeliharaan bangunan faspel naik sebesar Rp. 10.138.642.252,3. Biaya pemeliharaan sarana kantor naik sebesar Rp. 336.662.286,4. Biaya gaji pegawai naik sebesar Rp. 8.390.742.536,5. Biaya keamanan pelabuhan naik sebesar Rp. 970.043.734,6. Biaya pemeliharaan prsarana terminal bongkar muat sebesar Rp. 11.955.638,7. Biaya asuransi naik sebesar Rp. 1.673.084.000.8. Biaya pemeliharaan alat faspel naik sebesar Rp. 5.379.524.169. Vika Maisuri Djauhari : Analisis Anggaran Biaya Operasional Pada PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan, 2009.
9. Biaya lain – lain naik sebesar Rp. 6.965.164.385,Berdasarkan deskripsi di atas, dapat disimpulkan bahwa pada tahun 2004 dan tahun 2006 realisasi biaya operasional di PT. PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan lebih besar daripada anggaran, maka dianggap tidak menguntungkan (unfavorable). Hal ini menunjukkan anggaran biaya operasional disusun oleh PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan tidak dapat difungsikan secara efektif didalam mengendalikan biaya operasional. Sedangkan pada tahun 2003 dan 2005 realisasi biaya operasional PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan lebih rendah dari anggaran, maka dianggap menguntungkan (favorable). Hal ini menunjukkan anggaran yang disusun oleh PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan
berfungsi secara efektif didalam mengendalikan biaya
operasional.
B. Analisis Deskriptif Anggaran Biaya Operasional pada PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan Proses penyusunan anggaran pada PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan telah dilaksanakan dengan baik, hal ini dapat dilihat dari respon dari responden penelitian terhadap 8 alat ukur indikator yang digunakan untuk mengukur proses penyusunan anggaran pada PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan, yaitu : 1. Menganalisis informasi masa lalu dan lingkugnan luar diantisipasikan dari SWOT.
Vika Maisuri Djauhari : Analisis Anggaran Biaya Operasional Pada PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan, 2009.
Seluruh responden menjawab bahwa manajemen puncak menganalisis informasi masa lalu dan perubahan lingkungan luar yang akan terjadi di masa yang akan datang dapat diketahui melalui kekuatan, kelemahan, kesempatan dan ancaman yang dimiliki organisasi dari luar. Lingkungan luar yang diselidiki dan dianalisis meliputi : kondisi perekonomian, persaingan, selera konsumen, perkembangan teknologi, social, politik dan kebijaksanaan pemerintah. 2. Menentukan perencanaan strategi Seluruh responden menjawab bahwa manajemen puncak menyusun perencanaan strategi, yaitu dengan penentuan tujuan organisasi dan strategi pokok yang akan digunakan untuk mencapai tujuan tersebut. 3. Mengkomunikasikan tujuan organisasi, strategi pokok dan program Seluruh
responden
menjawab
bahwa
manajemen
puncak
mengkomunikasikan tujuan organisasi kepada manajer divisi dan manajer dibawahnya serta komite anggaran agar mereka mengetahui tujuan yang akan dicapai dan cara – cara pokok untuk mencapai tujuan tersebut. 4. Memilih taktik, mengkoordinasikan kegiatan dan mengawasi kegiatan Seluruh responden menjawab bahwa manajer divisi menyusun pemilihan taktik, yaitu untuk memilih cara – cara yang akan digunakan untuk mencapai tujuan, manajer Direktorat membuat keputusan pengoperasioan yang berhubungan dengan pengkoordinasian semua kegiatan dibawah Direktorat membuat keputusan pengoperasian yang berhubungan dengan
Vika Maisuri Djauhari : Analisis Anggaran Biaya Operasional Pada PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan, 2009.
pengkoordinasian semua kegiatan dibawah Direktorat, adanya kepala seksi untuk merencanakan pengawasan terhadap kegiatan seksinya. 5. Menyusun usulan anggaran Seluruh responden menjawab bahwa setiap manajer divisi menyusun dan mengkoordinasikan penyusunan anggaran untuk bagian organisasi dibawahnya dan selanjutnya diserahkan kepada komite anggaran.
6. Menyerahkan revisi usulan anggaran Seluruh responden menjawab bahwa komite anggaran menyarankan revisi terhadap usulan anggaran setiap divisi agar sesuai dengan rencana jangka panjang dan tujuan organisasi yang telah ditentukan oleh manajemen puncak. 7. Menyetujui revisi usulan anggaran dan merakit menjadi anggaran perusahaan. Seluruh responden menjawab bahwa setelah usulan anggaran direvisi oleh setiap devisi yang bersangkutan dan revisinya telah disetujui oleh komite anggaran, maka komite anggaran merakit usulan tersebut menjadi anggaran perusahaan. 8. Revisi dan pengesahan anggaran perusahaan Seluruh responden menjawab bahwa anggaran perusahaan masih memerlukan revisi sebelum disahkan oleh manajemen puncak menjadi anggaran perusahaan yang resmi. Setelah dilakukan revisi, maka anggaran tersebut disahkan dan didistribusikan ke setiap divisi dan bagian organisasi Vika Maisuri Djauhari : Analisis Anggaran Biaya Operasional Pada PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan, 2009.
dibawahnya sebagai pedoman pelaksana kegiatan dan sekaligus alat pengendalian. Anggaran yang disusun oleh PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan telah memiliki karakteristik yang memadai, hal ini ditandai dengan respon dari responden penelitian terhadap 6 alat ukur yang digunakan untuk mengukur karakteristik anggaran pada PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan, yaitu : 1. Anggaran dinyatakan dalam satuan uang dan satuan selain satuan keuangan. Seluruh responden menyawab bahwa anggaran yang disusun di PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan dinyatakan dalam satuan rupiah dan satuan selain keuangan yang telah dicantumkan dalam RKAP. 2. Anggaran mencakup jangka waktu tertentu Seluruh responden menjawab bahwa anggaran dibuat untuk jangka waktu satu tahun kemudian dirinci dalam semester dan triwulan oleh setiap unit/daerah operasi. 3. Anggaran berisi komitmen atau kesanggupan manajemen Seluruh responden menjawab bahwa anggaran yang disusun merupakan rencana realistis yang diyakini mampu dilaksanakan oleh segenap manajemen perusahaan dan unit dibawahnya. 4. Usulan anggaran ditelaah dan disetujui oleh pihak yang lebih tinggi Seluruh responden menjawab bahwa hal ini menunjukkan adanya otoritas dalam aktivitas perusahaan. 5. Dapat berubah dalam kondisi tertentu Vika Maisuri Djauhari : Analisis Anggaran Biaya Operasional Pada PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan, 2009.
Seluruh responden menjawab bahwa kondisi tertentu ini biasanya mengacu kepada keadaan perekenomian yang tidak stabil, khususnya nilai tukar rupiah dapat berubah dalam kondisi tertentu, berarti memenuhi syarat anggaran yang fleksibel. 6. Kinerja keuangan sesungguhnya dibandingkan dan dianalisis. Seluruh responden menjawab bahwa perbandingan atas biaya operasi ini dilakukan oleh komite anggaran dan hasil perbandingan dituangkan dalam suatu laporan yang formatnya telah ditetapkan sebelumnya oleh Direktur Utama yang dipergunakan sebagai beban untuk menyusun laporan kinerj PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan. Anggaran yang disusun pada PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan telah memiliki syarat – syarat yang memadai, hal ini ditandai dengan respon dari responden penelitian terhadap 4 alat ukur yang digunakan untuk mengukur syarat – syarat anggaran pada PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan, yaitu : 1. Adanya organisasi perusahaan yang sehat Seluruh responden menjawab bahwa di PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan telah dilakukan pemisahan fungsi tugas dan wewenang, sehingga pengawasan terhadap realisasi anggaran dihadapkan lebih baik. 2. Adanya system akuntansi yang memadai 44 responden menjawab bahwa di PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan telah dilakukan pencatatan realisasi anggaran dengan system akuntansi yang terperinci dan memadai. Sedangkan 1 responden menjawab bahwa di PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan dalam penyajian Vika Maisuri Djauhari : Analisis Anggaran Biaya Operasional Pada PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan, 2009.
laporan masih terdapat kendala penyajian laporan dari unit – unit dibawah pusat, hal ini disebabkan system informasi keuangan masih belum tersentralisasi dan dalam taraf penyempurnaan. 3. Adanya alat pengukur prestasi Seluruh responen menjawab bahwa di PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan telah dilakukan analisis realisasi anggaran tahun berikutinya. 4. Adanya dukungan dari para pelaksana Seluruh responden menjawab bahwa di PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan anggaran dapat dijadikan sebagai pedoman oleh Pimpinan Puncak sebagai dasar pengambil keputusan. C. Analisis Deskriptif Pengendalian Biaya Operasional di PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan Setelah dilakukan penelitian atas data – data yang diperoleh dari PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan diperoleh gambaran bahwa penyusunan anggaran operasional yang menganut sistem gabungan antra pendekatan top-down dan bottom – up, artinya bahwa anggaran yang ditetapkan di Kantor Pusat melalui perpaduan usulan yang diproses baik oleh daerah. Anggaran pusat dianalisis oleh Depertemen Perhubungan dan disahkan oleh Menteri Perhubungan merupakan proses yang sangat teliti dan terencana dengan mempertimbangkan berbagai factor yang ada di masa lalu dan yang bakal terjadi. Hal ini didukung oleh beberapa hang yang ditemukan di PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan, antara lain : 1. Adanya struktur organisasi yang sehat yang disusun dengan pembagian tugas, tanggung jawab dan wewenang yang jelas.
Vika Maisuri Djauhari : Analisis Anggaran Biaya Operasional Pada PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan, 2009.
2. Penyusunan anggaran biaya operasional perusahaan beriorientasi pada tujuan agar anggaran saat ini lebih baik dari yang telah ditetapkan sebelumnya. 3. Adanya akuntansi pertanggung jawaban berupa laporan realisasi anggaran biaya operasional yang disusun secara periodic. 4. Dalam penyusunan anggaran biaya operasional terdapat peran serta secara individu dan kelompok, dapat dilihat dari keikutsertaan dari setiap divisi untuk mengajukan usulan anggaran. 5. Anggaran biaya operasional cukup realistis, hal ini didasarkan pada : a. Data tahun lalu b. Perkiraan adanya kegiatan yang akan dilaksanakan c. Prediksi asumsi keadaan yang akan datang. 6.
Penyusunan biaya operasi pada perusahaan disusun secara continue untuk setiap periode satu tahun.
7. Adanya komitemen manajemen dan kesepakatan bersama antara divisi dan pusat. 8. Hasil yang dicapai selalu dianalisis untuk anggaran ke depan yang lebih baik. Respon dari responden penelitian terhadap keempat alat ukur yang digunakan untuk mengukur pengendalian biaya operasional di PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan dideskripsikan sebagai berikut : 7. Menetapkan suatu norma
Vika Maisuri Djauhari : Analisis Anggaran Biaya Operasional Pada PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan, 2009.
Seluruh responden menjawab bahwa dalam penyusunan anggaran di PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan telah memperhatikan norma atau stndar biaya per pos anggaran 8. Membandingkan pelaksanaan yang sebenarnya Seluruh responen menjawab bahwa dalam menganalisis, tepat dan tidaknya realisasi anggaran telah dibandingkan dengan norma atau standar biaya per pos anggaran. 9. Mencari sebabnya terjadi penyimpangan Seluruh responden menjawab bahwa realisasi anggaran sejalan dengan perencanaannya, maka penyusunan anggaran telah dilakukan secara teliti dan terinci.
10. Mengambil tindakan korektif. 44 responden menjawab bahwa dalam melakukan tindak lanjut penyebab terjadinya
selisih,
PT.
(Persero)
Pelabuhan
Indonesia
menganalisis selisih dimulai dari terjadinya selisih.
I
Medan
Sedangkan 1
responden manjawab bahwa apabila anggaran tahun berjalan, maka tidak dilakukan koreksi terhadap biaya operasional, tetapi apabila harus dilakukan tindakan diluar program/rencana, maka harus dilaporkan dalam realisasi (misalkan : biaya akibat kerusakan bencana alam atau kecelakaan).
Vika Maisuri Djauhari : Analisis Anggaran Biaya Operasional Pada PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan, 2009.
D. Analisis Komparatif Berdasarkan hasil analisis deskriptif dimuka, dapat disimpulkan bahwa anggaran biaya operasional berperan didalam menunjang efektivitas pengendalian biaya operasional pada PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan, hal ini hasil analisis komparatif antara jumlah jawaban dengan total kuesioner, seperti terlihat pada Tabel 4.2. dibawah ini. Tabel 4.2. Distribusi Jawaban Hasil Penyebaran Kuesioner Indikator Variabel Anggaran Biaya Operasional 1. Proses Penyusunan Anggaran 2. Karakteristik Anggaran 3. Syarat – syarat Anggaran Jumlah Pengendalian Biaya Operasional Total
Jawaban Ya Tidak 45 45 44 1 134 1 44 1 178 2
Sumber : Survei Kuesioner
Penilaian yang berkaitan dengan proses penyusun anggaran, yaitu sebesar : 45 x100% = 100% 45
•
Jawaban “Ya” =
•
Jawaban “Tidak” =
0 x100% = 0% 45
Dari perhitungan jawaban kuesioner di atas diperoleh persentase sebesar 100%, memenuhi criteria penilaian 76% -100%. Penilaian yang berkaitan dengan karakteristik anggaran, yaitu sebesar : 45 x100% = 100% 45
•
Jawaban “Ya” =
•
Jawaban “Tidak” =
0 x100% = 0% 45
Vika Maisuri Djauhari : Analisis Anggaran Biaya Operasional Pada PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan, 2009.
Dari perhitungan jawaban kuesioner di atas diperoleh persentase sebesar 100%, memenuhi criteria penilaian 76% -100%. Penilaian yang berkaitan dengan syarat – syarat anggaran, yaitu sebesar : 44 x100% = 97% 45
•
Jawaban “Ya” =
•
Jawaban “Tidak” =
1 x100% = 3% 45
Dari perhitungan jawaban kuesioner di atas diperoleh persentase sebesar 97%, memenuhi criteria penilaian 76% -100%. Penilaian yang berkaitan dengan pengendalian biaya operasional, yaitu sebesar : 44 x100% = 97% 45
•
Jawaban “Ya” =
•
Jawaban “Tidak” =
1 x100% = 3% 45
Dari perhitungan jawaban kuesioner di atas diperoleh persentase sebesar 97%, memenuhi criteria penilaian 76% -100%.
Vika Maisuri Djauhari : Analisis Anggaran Biaya Operasional Pada PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan, 2009.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN a. Kesimpulan 1. Pada tahun 2004 dan tahun 2006 realisasi biaya operasional di PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan lebih besar daripada anggaran atau terjadi penyimpangan
yang
tidak
menguntungkan
(unfavorable).
Hal
ini
menunjukkan anggaran biaya operasional disusun oleh PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan belum berfungsi secara efektif didalam mengendalikan biaya operasional. 2. Pada tahun 2003 dan 2005 realisasi biaya operasional PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan lebih rendah dari anggaran atau terjadi penyimpangan yang menguntungkan (favorable), atau hal ini menunjukkan anggaran yang disusun oleh PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan berfungsi secara efektif didalam mengendalikan biaya operasional. 3. Anggaran biaya operasional memiliki peranan dalam menunjang efektivitas pengendalian biaya operasional pada PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan, hal ini dapat dilihat dari : a. Anggaran biaya operasional digunakan sebagai alat pedoman kerja, hal ini sangat membantu mengarahkan dan menghalangkan keraguan pelaksana dalam menajalankan kegiatan operasional.
Vika Maisuri Djauhari : Analisis Anggaran Biaya Operasional Pada PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan, 2009.
b. Anggaran Biaya operasional digunakan sebagai pengkoordinasian kerja, hal ini sangat membantu perusahaan disetiap divisi dalam hal kejelasan ekgiatan yang dilaksanakan. c. Anggaran biaya operasional digunakan sebagai alat pengendalian kerja, yaitu sebagai alat pembanding dalam anggaran dan pelaksanaan. d. Anggaran biaya operasional digunakan sebagai alat evaluasi kegiatan perusahaan dalam menyusun anggaran biaya operasi berikutnya.
b. Saran Adapun beberapa saran yang dikemukakan penulis sebagai sumbangan pemikiran guna kemajuan perusahaan pada umumnya dan pengendalian biaya operasional pada khususnya, adalah sebagai berikut : 1. Hendaknya pihak manajemen yang berkaitan dengan penggagaran di perusahaan lebih teliti, akurat, dan dilakukan secara periodic didalam menentukan asumsi – asumsi yang dipergunakan dalam penyusunan anggaran, agar pencapaian realisasi anggaran lebih optimal dan penyimpangan – penyimpangan yang tidak menguntungkan (unfavorable) dapat diminimalkan. 2. Hendaknya manajemen perusahaan mempercapat pembangunan sistem keuangan
terpusat, sehingga penyajian laporan keuangan dapat lebih
akurat dan tepat.
Vika Maisuri Djauhari : Analisis Anggaran Biaya Operasional Pada PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan, 2009.
3. Hendaknya manajemen perusahaan lebih mengoptimalkan pelaksanaan pengendalian yang telah ditetapkan, agar hasil yang dicapai sesuai dengan yang dianggarkan.
Vika Maisuri Djauhari : Analisis Anggaran Biaya Operasional Pada PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan, 2009.
DAFTAR PUSTAKA Ahyari, Agus, 2002, Anggaran Perusahaan: Pendekatan Kuantitatif, Edisi Pertama, Cetakan Keempat, BPFE, Yogyakarta. Bambang, Prasetyo, Nurjanah, 2004, Metode Penelitian Kuantitatif , PT Raja Grafindo Persada, Jakarta. Champion, Dean, J. 2001. Basic Statistic For Social Research, McMillan Publishing Co. Inc. New York. Nasution. 2004, “Analisis Penyimpangan Anggaran Biaya Produksi pada PT Bridgestone Sumatra Rubber Estate”, Skripsi (Tidak dipubliksikan), Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, Medan. Hafid, Ahmad R. 2007. “Peranan Anggaran Biaya Operasi Dalam Menunjang Efektivitas Pengendalian Biaya Operasi (Studi Kasus Pada PT. Kerata Api (Persero).” Skripsi (Tidak dipubliksikan), Fakultas Ekonomi Universitas Widyatama, Bandung. Harahap, Sofyan Syafri, 2001, Budgeting Penganggaran Perencanaan Lengkap, Edisi Pertama, Cetakan Kedua, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta. Mulyadi (2001), Akuntansi Manajemen, edisi pertama, Yogyakarta, cetakan kedua, BPFE - Yogyakarta. Munandar, 2000, Budgeting : Perencanaan, Pengkoordinasian, Pengawasan Kerja, Edisi Pertama, BPFE, Yogyakarta.
dan
Nafarin, 2000 Penganggaran Perusahaan, Edisi Revisi, Salemba Empat, Jakarta Tunggal, Amin Widjaja, 2005, pertama, PT Rineka Cipta
Dasar-dasar Budgeting,
Jakarta : cetakan
Welsch, Glenn A, Hilton, Gordon, 2000, Anggaran, edisi pertama, Jakarta : Salemba Empat
Vika Maisuri Djauhari : Analisis Anggaran Biaya Operasional Pada PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan, 2009.
Lam piran 1. RKAP dan Realisasi Biaya Operasional PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan Kode Rek 1 II.01
RKAP URAIAN 2
2003 3
2004 4
REALISASI 2005 5
Biaya Pegaw ai 01 Biaya gaji pegaw ai 28.098.304.631,00 30.125.415.000,00 29.779.147.280,00 02 Biaya tunjangan perusahaan 6.703.883.820,00 7.332.765.000,00 7.005.805.950,00 03 Biaya tunjangan bahan pangan 0,00 0,00 0,00 04 Biaya tunjangan insentif perusahaan 11.144.096.558,00 11.160.919.000,00 10.124.629.013,00 05 Biaya tunjangan perb penghasilan 0,00 0,00 0,00 06 Biaya tunjangan operasional 1.254.311.500,00 1.393.720.000,00 1.422.320.000,00 07 Biaya lembur 200.473.567,00 264.297.000,00 190.555.570,00 08 Biaya tunjangan selisih pajak penghasilan 0,00 0,00 0,00 09 Biaya tunjangan khusus pajak penghasilan 1.984.184.429,00 2.078.737.000,00 3.379.305.000,00 10 Biaya uang duka/sumbangan kematian 750.000,00 0,00 0,00 11 Biaya tunjangan fasilitas perumahan 0,00 0,00 0,00 12 Biaya gaji direksi dan dew an komisaris 1.715.400.000,00 1.714.500,00 1.728.450.000,00 99 Biaya pegaw ai lainnya 01 Telepon pejabat 311.795.500,00 458.787.000,00 325.304.000,00 02 Uang cuti 2.334.487.315,00 2.982.826.000,00 2.481.965.000,00 03 Tunj. Hari besar keagamaan 2.946.859.132,00 3.901.743.000,00 3.065.788.000,00 04 Tunj Keamanan 175.805.446,00 219.569.000,00 199.588.000,00 05 Jasa dermaga 17.965.611.641,00 21.938.258.000,00 19.656.950.000,00 Jum lah 01 Biaya Pegaw ai 74.835.963.539,00 81.858.750.500,00 79.359.807.813,00 II.02 Biaya Bahan 01 Bahan Bakar 001 Kendaraan umum/kantor 571.116.861,00 522.334.000,00 453.116.479,00 002 Kapal pandu/tunda 7.245.783.786,00 6.984.905.000,00 6.908.758.040,00 003 Alat fasilias pelabuhan 1.558.961.072,00 1.801.728.000,00 1.654.719.372,00 004 Instalasi fasilitas pelabuhan 2.369.775,00 16.700.000,00 15.803.358,00 005 Genset 272.782.636,00 269.899,00 205.170.280,00 006 Kendaraan operasional 28.088.580,00 30.962.000,00 31.422.000,00 02 Bahan pelumas 001 Kendaraan umum/kantor 9.193.450,00 6.800.000,00 5.492.000,00 002 Kapal pandu/tunda 574.781.992,00 415.814.000,00 398.620.119,00 003 Alat fasilias pelabuhan 247.162.549,00 202.501.000,00 170.144.350,00 004 Instalasi fasilitas pelabuhan 0,00 6.000.000,00 6.000.000,00 005 Genset 18.582.155,00 19.900.000,00 20.596.000,00 006 Kendaraan operasional 1.211.000,00 1.200.000,00 15.242.314,00 03 Bahan makanan 001 Makanan di kapal 685.229.530,00 707.131.000,00 660.876.500,00 002 Makanan di RSP 84.814.550,00 80.000.000,00 88.000.000,00 003 Makanan di Kantor 103.727.800,00 100.000.000,00 104.271.000,00 04 Biaya Air 001 Umum (kantor) 198.057.345,00 211.893.000,00 Vika Maisuri Djauhari : Analisis Anggaran Biaya Operasional Pada PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan, 2009.206.783.553,00 002 Operasional 766.062.200,00 822.563.000,00 642.306.889,00
2006 6
2003 7
2004 8
34.463.186.171,00 7.787.824.000,00 0,00 12.473.259.922,00 0,00 2.301.882.500,00 158.714.078,00 0,00 4.734.969.984,00 0,00 0,00 2.727.796.726,00
22.430.812.400,00 6.703.883.820,00 0,00 3.450.218.700,00 0,00 1.254.311.500,00 200.473.567,00 0,00 1.984.184.429,00 750.000,00 0,00 1.715.400.000,00
30.125.415.000,00 7.332.765.000,00 0,00 11.160.919.000,00 0,00 1.393.720.000,00 264.297.000,00 0,00 2.078.737.000,00 0,00 0,00 1.714.500,00
304.513.000,00 2.502.379.087,00 3.003.795.718,00 183.358.570,00 14.694.327.832,00 85.336.007.588,00
311.795.500,00 2.334.487.315,00 2.946.859.132,00 175.805.446,00 6.980.333.200,00 50.489.315.009,00
458.787.000,00 2.982.826.000,00 3.901.743.000,00 219.569.000,00 22.008.876.817,00 81.929.369.317,00
490.749.016,00 8.225.030.324,00 1.496.063.052,00 15.063.497,00 2.600.402.150,00 31.148.350,00
571.116.861,00 7.245.783.786,00 1.558.961.072,00 2.369.775,00 272.782.636,00 28.088.580,00
835.421.200,00 9.654.003.800,00 3.723.774.954,00 16.700.000,00 548.255.120,00 86.452.280,00
11.912.818,00 435.770.768,00 151.807.792,00 3.436.000,00 26.792.500,00 669.000,00
9.193.450,00 574.781.992,00 247.162.549,00 0,00 18.582.155,00 1.211.000,00
6.800.000,00 415.814.000,00 202.501.000,00 6.000.000,00 19.900.000,00 1.200.000,00
642.319.850,00 91.601.000,00 117.583.000,00
685.229.530,00 84.814.550,00 103.727.800,00
707.131.000,00 80.000.000,00 100.000.000,00
186.374.460,00 627.093.257,00
198.057.345,00 766.062.200,00
211.893.000,00 822.563.000,00
05
Biaya Listrik 001 Umum (kantor) 282.304.947,00 1.796.940.000,00 2.441.983.661,00 002 Operasional 11.282.111.882,00 9.346.829.000,00 10.502.765.806,00 06 Biaya Telepon 001 Umum (kantor) 1.349.647.893,00 1.274.579.000,00 1.240.171.384,00 002 Operasional 43.095.011,00 50.500,00 54.150.492,00 07 Bahan obat - obatan 4.515.900.451,00 3.397.000.000,00 3.864.183.460,00 08 Bahan medis 337.189.656,00 270.000.000,00 286.402.000,00 09 Bahan Pas pelabuhan 250.100.890,00 271.194.000,00 225.507.443,00 10 Bahan pemadam kebakaran 194.501.550,00 158.425.000,00 151.947.000,00 11 Bahan perlengkapan 001 Umum (kantor) 1.573.558.878,00 1.761.172.000,00 697.621.188,00 002 Operasional 3.584.737.856,00 1.744.686.000,00 1.326.936.250,00 003 Kerja/Teknik 500.589.328,00 499.050.000,00 394.030.650,00 12 Bahan relokasi aktiva tetap 647.300,00 0,00 0,00 13 bahan insentif UPTK dan Kepanduan 3.011.234.689,00 4.028.300.000,00 3.578.150.890,00 14 Bahan lainnya 001 Penyeberangan kapal pandu 0,00 10.500.000,00 0,00 002 Transporatasi pandu 125.325.000,00 113.528.000,00 95.283.000,00 003 Emergensi 38.969.000,00 23.000.000,00 17.671.000,00 Jum lah 02 Biaya Bahan 38.886.722.751,00 36.625.954.399,00 36.464.126.478,00 II.03 Biaya Pem eliharaan 01 Biaya pem bangunan faspel 2.397.643.337,00 575.548.000,00 3.108.960.357,00 02 Biaya pem kapal 2.146.768.366,00 3.095.651.250,00 2.204.763.955,00 03 Biaya pem alat faspel 10.426.227.222,00 12.506.578.325,00 13.947.475.896,00 04 Biaya pem instalasi faspel 1.964.543.962,00 2.545.656.000,00 1.541.402.942,00 05 Biaya pem teriminal bongkar muat 2.276.793.537,00 3.313.976.000,00 2.218.170.444,00 06 Biaya pem peralatan 1.697.712.630,00 1.626.725.200,00 1.228.130.777,00 07 Biaya pem kendaraan 566.643.883,00 593.730.000,00 487.067.405,00 08 Biaya pem sarana kantor 440.430.683,00 336.908.000,00 366.593.500,00 09 Biaya pem tanah 1.075.059.191,00 810.580.000,00 758.698.896,00 Jum lah 03 Pem eliharaan 22.991.822.811,00 25.405.352.775,00 25.861.264.172,00 II.04 Biaya Penyusutan 01 Biaya peny bangunan faspel 8.892.920.153,00 8.596.625.000,00 10.526.800.000,00 02 Biaya peny kapal 7.306.115.318,00 6.968.343.000,00 7.395.508.000,00 03 Biaya peny alat faspel 14.982.564.768,00 14.629.207.000,00 14.550.995.000,00 04 Biaya peny instalasi faspel 2.185.239.463,00 2.081.463.000,00 2.275.444.000,00 05 Biaya peny jalan dan bangunan 4.298.733.449,00 4.120.576.000,00 4.177.697.000,00 06 Biaya peny peralatan 2.238.705.798,00 1.476.925.000,00 1.874.492.000,00 07 Biaya peny kendaraan 458.635.037,00 422.609.000,00 557.655.000,00 08 Biaya peny emplasmen 359.244.660,00 355.427.000,00 342.834.000,00 Jum lah 04 Biaya Penyusutan 40.722.158.646,00 38.651.175.000,00 41.701.425.000,00 II.05 Biaya Am oritasasi 01 Amortisasi Biaya Pengerukan Alrn dan Penylrn 580.304.266,00 237.678.000,00 685.366.858,00 02 Amortisasi Biaya Konsultasi untuk Litbang 39.059.524,00 758.493.000,00 763.480.000,00 Vika Maisuri : Analisis Anggaran Biaya Operasional Pada PT. (Persero) Pelabuhan I Medan, 2009. 963.879.000,00 03 Djauhari Amortisasi Biaya Pend. Litbang Pascasarjan 0,00 Indonesia 1.384.960.000,00 04 Amortisasi Biaya Litbang yang dilksnkan sendiri 0,00 37.303.000,00 0,00
3.043.564.296,00 14.860.496.993,00
282.304.947,00 6.683.422.800,00
1.796.940.000,00 9.346.829.000,00
1.203.630.463,00 47.677.431,00 4.117.368.017,00 335.499.299,00 286.559.638,00 125.034.259,00
1.349.647.893,00 43.095.011,00 1.503.400.900,00 337.189.656,00 250.100.890,00 194.501.550,00
1.274.579.000,00 50.500,00 3.397.000.000,00 270.000.000,00 271.194.000,00 158.425.000,00
581.508.000,00 2.489.654.366,00 434.939.435,00 0,00 3.709.389.146,00
821.450.300,00 1.003.243.800,00 329.866.000,00 647.300,00 1.304.015.200,00
1.761.172.000,00 1.744.686.000,00 499.050.000,00 0,00 4.028.300.000,00
0,00 109.475.000,00 11.504.500,00 46.510.117.677,00
0,00 125.325.000,00 38.969.000,00 26.063.988.667,00
10.500.000,00 113.528.000,00 23.000.000,00 42.133.662.854,00
3.346.348.510,00 1.967.159.682,00 13.924.280.746,00 1.640.269.620,00 2.242.303.438,00 113.605.110,00 471.944.487,00 293.631.870,00 818.035.011,00 24.817.578.474,00
2.397.643.337,00 1.689.482.237,00 2.146.768.366,00 4.820.512.961,00 9.600.382.000,00 62.556.280.460,00 1.964.543.962,00 13.893.434.548,00 1.030.280.300,00 4.007.648.987,00 896.435.400,00 1.626.725.200,00 566.643.883,00 593.730.000,00 440.430.683,00 336.908.000,00 1.075.059.191,00 810.580.000,00 20.118.187.122,00 90.335.302.393,00
16.749.116.594,00 7.236.650.416,00 25.164.511.571,00 2.403.574.898,00 8.387.557.225,00 1.927.538.390,00 562.364.787,00 350.278.031,00 62.781.591.912,00
8.892.920.153,00 7.306.115.318,00 14.982.564.768,00 2.185.239.463,00 4.298.733.449,00 2.238.705.798,00 458.635.037,00 359.244.660,00 40.722.158.646,00
8.596.625.000,00 6.968.343.000,00 14.629.207.000,00 2.081.463.000,00 4.120.576.000,00 1.476.925.000,00 422.609.000,00 355.427.000,00 38.651.175.000,00
2.199.123.205,00 36.992.892,00 0,00 0,00
580.304.266,00 39.059.524,00 0,00 0,00
237.678.000,00 758.493.000,00 1.384.960.000,00 37.303.000,00
05 06 07 08 99
Amortisasi Biaya Pengurusan Hak Atas Tanah 8.729.696,00 7.732.000,00 7.470.384,00 Amortisasi Biaya Pendirian Perusahaan 0,00 0,00 0,00 Amortisasi Biaya Pemeliharaan Aktiva Tetap 0,00 0,00 0,00 Amortisasi Biaya Pengurusan AT Leasing 0,00 0,00 0,00 Amortisasi Biaya yang ditangguhkan lain-lain 217.046.455,00 21.107.000,00 13.175.000,00 Jum lah 05 Biaya Am ortisasi 225.776.151,00 28.839.000,00 20.645.384,00 II.06 Biaya Asuransi 01 Asuransi bangunan faspel 6.312.000,00 9.311.000,00 9.314.000,00 02 Asuransi kapal 0,00 0,00 0,00 03 Asuransi alat faspel 60.000.000,00 603.775.000,00 335.024.000,00 04 Asuransi instalasi faspel 0,00 0,00 0,00 05 Asuransi jalan dan bangunan 37.537.300,00 38.063.000,00 15.037.000,00 06 Asuransi peralatan 0,00 0,00 0,00 07 Asuransi kendaraan 28.347.000,00 69.025.000,00 35.957.000,00 08 Asuransi emplasmen 9.400,00 0,00 0,00 09 Asuransi Kecelakaan kerja 2.584.909.863,00 4.620.901.000,00 3.351.937.840,00 99 Asuransi lainnya 329.626.700,00 4.627.000,00 24.627.000,00 Jum lah 06 Biaya Asuransi 3.046.742.263,00 5.345.702.000,00 3.771.896.840,00 II.07 Biaya Sew a 01 Sew a bangunan faspel 2.137.878.082,00 10.659.000,00 12.734.000,00 02 Sew a kapal 20.059.093.090,00 45.000.000,00 126.474.023,00 03 Sew a alat faspel 95.421.750,00 60.000.000,00 89.976.977,00 04 Sew a instalasi faspel 0,00 0,00 05 Sew a jalan dan bangunan 128.757.132,00 254.515.000,00 204.805.055,00 06 Sew a peralatan 0,00 0,00 0,00 07 Sew a kendaraan 1.994.130.983,00 2.083.598.000,00 1.614.179.612,00 08 Sew a emplasmen 0,00 0,00 0,00 09 Sew a tanah 0,00 0,00 0,00 10 Sew a upah buruh/tenaga kerja 13.435.872.057,00 12.396.994.000,00 12.613.203.460,00 11 Sew a operator gudang/lapangan 75.096.156,00 2.730.000,00 0,00 12 Jala-jala lambung atau barang 0,00 3.500.000,00 3.500.000,00 13 Peralatan PMK 0,00 0,00 0,00 14 Peralatan untuk kegiatan B/M 649.401.829,00 869.891.000,00 333.457.000,00 15 Peralatan Lift On/Off B/M Peti Kemas 0,00 0,00 0,00 16 Honorarium kegiatan B/M 556.806.273,00 493.704.000,00 649.468.293,00 17 Sew a tenaga kerja (Administrasi) 7.607.063.031,00 7.561.266.000,00 7.367.390.817,00 18 Peralatan komputer 0,00 27.905.000,00 0,00 99 Biaya Sew a lainnya 0,00 379.171.000,00 479.137.618,00 Jum lah 07 Biaya Sew a 46.739.520.383,00 24.188.933.000,00 23.494.326.855,00 II.08 Biaya Adm Kantor 01 Biaya cetak dan foto copy 1.989.497.550,00 2.065.952.000,00 1.654.567.538,00 02 Biaya kertas dan alat - alat tulis 1.262.383.654,00 116.329.134,00 954.327.350,00 03 Biaya pengiriman surat dan kaw at 99.062.344,00 101.833.000,00 76.861.044,00 04 Biaya surat kabar majalah dan buletin 413.288.833,00 233.270.000,00 220.067.356,00 05 Biaya rapat dan jamuan rapat 623.881.553,00 520.713.659,00 339.717.096,00 Vika Maisuri Djauhari : Analisis Anggaran Biaya Operasional Pada PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan, 2009. 06 Biaya rumah tangga dan jasa bank 6.726.923.667,00 5.811.701.000,00 5.696.986.044,00 07 Biaya jasa bank 0,00 0,00 0,00
9.072.026,00 0,00 0,00 0,00 3.938.196,00 13.010.222,00
8.729.696,00 0,00 0,00 0,00 217.046.455,00 225.776.151,00
7.732.000,00 0,00 0,00 0,00 21.107.000,00 28.839.000,00
6.312.000,00 0,00 335.089.999,00 0,00 15.037.000,00 0,00 34.457.000,00 0,00 5.976.264.679,00 17.713.252,00 6.384.873.930,00
6.312.000,00 0,00 60.000.000,00 0,00 37.537.300,00 0,00 28.347.000,00 9.400,00 2.584.909.863,00 329.626.700,00 3.046.742.263,00
9.311.000,00 0,00 603.775.000,00 0,00 38.063.000,00 0,00 69.025.000,00 0,00 4.620.901.000,00 4.627.000,00 5.345.702.000,00
11.097.393,00 156.594.263,00 73.892.400,00 0,00 146.220.371,00 0,00 1.157.126.120,00 0,00 0,00 25.172.493.932,00 0,00 0,00 2.625.781,00 392.785.781,00 0,00 643.298.449,00 10.131.299.978,00 0,00 347.551.633,00 38.234.986.101,00
2.137.878.082,00 20.059.093.090,00 95.421.750,00 0,00 128.757.132,00 0,00 1.994.130.983,00 0,00 0,00 6.283.442.000,00 75.096.156,00 0,00 0,00 649.401.829,00 0,00 556.806.273,00 2.352.440.200,00 0,00 0,00 34.332.467.495,00
10.659.000,00 45.000.000,00 60.000.000,00 0,00 254.515.000,00 0,00 2.083.598.000,00 0,00 0,00 12.396.994.000,00 2.730.000,00 3.500.000,00 0,00 869.891.000,00 0,00 493.704.000,00 7.561.266.000,00 27.905.000,00 379.171.000,00 24.188.933.000,00
2.112.428.012,00 110.970.163,00 87.124.756,00 442.463.000,00 306.851.976,00 9.455.914.012,00 241.860.000,00
1.989.497.550,00 1.262.383.654,00 99.062.344,00 413.288.833,00 623.881.553,00 2.504.300.800,00 0,00
2.065.952.000,00 116.329.134,00 101.833.000,00 233.270.000,00 520.713.659,00 5.811.701.000,00 0,00
08 09 10 11 12 II.09
Biaya relokasi inventaris Biaya buku perpustakaan Biaya uang tol Biaya materai Buku-buku dr (DJPL, Dephub, Depkeu, dll) Jum lah 08 Biaya Sew a Biaya Um um 01 Biaya perjalanan dinas 02 Biaya penyisihan piutang 03 Biaya penagihan piutang 04 Biaya keamanan pelabuhan 05 Biaya survey 06 Biaya promosi 07 Humas 08 Hubungan internasional 09 Imbalan jasa UBM 10 Imbalan Jasa pas pelabuhan 11 Biaya PBB 12 Biaya Pajak Kedaraan 13 Biaya pakaian dinas 14 Biaya Pakaian kerja 15 Biaya R&D 16 Biaya Klaim 17 Biaya Konsultan 18 Honor 19 Dana Pensiun 20 Iuran APBMI 99 Lainnya Jum lah 09 Biaya Um um JUMLAH BIAYA OPERASI
0,00 14.662.050,00 952.300,00 36.595.200,00 1.981.331,00 11.169.228.482,00
0,00 20.726.500,00 2.565.000,00 35.921.000,00 3.000.000,00 8.912.011.293,00
0,00 5.997.000,00 7.021.000,00 24.799.955,00 3.220.000,00 8.983.564.383,00
0,00 13.888.500,00 360.400,00 28.896.665,00 2.096.000,00 12.802.853.484,00
0,00 14.662.050,00 952.300,00 36.595.200,00 1.981.331,00 6.946.605.615,00
0,00 20.726.500,00 2.565.000,00 35.921.000,00 3.000.000,00 8.912.011.293,00
5.199.608.505,00 5.141.655.000,00 4.711.459.611,00 5.491.388.262,00 2.158.436.000,00 5.141.655.000,00 0,00 144.189.000,00 144.189.000,00 808.353.338,00 0,00 144.189.000,00 57.756.500,00 16.616.000,00 16.616.000,00 53.224.200,00 57.756.500,00 16.616.000,00 1.824.652.605,00 1.876.209.000,00 1.831.066.014,00 1.900.896.144,00 1.824.652.605,00 1.876.209.000,00 106.607.700,00 180.000.000,00 128.073.500,00 108.290.001,00 106.607.700,00 180.000.000,00 2.673.883.067,00 2.457.010.000,00 2.135.020.056,00 2.264.532.549,00 1.200.800.000,00 2.457.010.000,00 446.473.454,00 622.480.000,00 521.602.881,00 510.594.518,00 446.473.454,00 622.480.000,00 189.934.909,00 535.500.000,00 346.335.925,00 366.259.007,00 189.934.909,00 535.500.000,00 102.579.046,00 281.071.000,00 232.068.428,00 283.647.490,00 102.579.046,00 281.071.000,00 92.216.693,00 796.000.000,00 796.000.000,00 1.062.149.001,00 92.216.693,00 796.000.000,00 1.351.296.575,00 520.848.000,00 364.513.466,00 384.085.825,00 1.351.296.575,00 520.848.000,00 6.201.535.001,00 5.273.199.033,00 8.894.129.639,00 10.876.449.752,00 3.828.900.850,00 5.273.199.033,00 735.133.350,00 928.249.000,00 539.345.839,00 536.345.039,00 735.133.350,00 928.249.000,00 657.161.758,00 850.000.000,00 762.158.428,00 762.158.440,00 657.161.758,00 850.000.000,00 47.000.000,00 50.000.000,00 50.000.000,00 14.500.000,00 47.000.000,00 50.000.000,00 240.295.604,00 148.417.000,00 240.570.819,00 223.151.175,00 240.295.604,00 148.417.000,00 1.920.802.458,00 2.202.555.000,00 2.562.255.200,00 3.048.970.200,00 2.012.025.155,00 2.202.555.000,00 701.912.227,00 951.700.000,00 660.889.000,00 776.191.100,00 701.912.227,00 951.700.000,00 6.096.260.494,00 5.557.150.000,00 5.571.134.775,00 7.556.310.579,00 4.342.530.000,00 5.557.150.000,00 870.000,00 600.000,00 550.000,00 600.000,00 870.000,00 600.000,00 14.184.108.238,00 16.578.979.054,00 40.786.300.556,00 79.009.008.996,00 7.230.482.900,00 18.246.419.080,00 42.830.088.184,00 45.112.427.087,00 71.294.279.137,00 116.037.105.616,00 27.327.065.326,00 46.779.867.113,00 282.067.387.000,00 268.547.579.054,00 293.364.061.920,00 395.154.241.101,00 209.891.670.084,00 340.723.295.970,00
Sumber : PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia - I Medan
Vika Maisuri Djauhari : Analisis Anggaran Biaya Operasional Pada PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan, 2009.
REALISASI 2005 9
2006 10
2003 11
28.332.424.118,00 7.143.228.400,00 0,00 8.228.242.300,00 0,00 824.915.300,00 211.352.640,00 0,00 832.415.000,00 0,00 0,00 1.728.450.000,00
42.853.928.707,00 7.787.824.000,00 0,00 12.473.259.922,00 0,00 2.301.882.500,00 158.714.078,00 0,00 4.734.969.984,00 0,00 0,00 2.727.796.726,00
325.304.000,00 1.842.354.210,00 1.900.432.000,00 199.588.000,00 11.435.214.000,00 63.003.919.968,00
304.513.000,00 2.502.379.087,00 3.003.795.718,00 183.358.570,00 14.694.327.832,00 93.726.750.124,00
5.667.492.231,00 0,00 0,00 7.693.877.858,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 10.985.278.441,00 24.346.648.530,00
453.116.479,00 2.432.418.250,00 1.654.719.372,00 264.513.182,00 205.170.280,00 31.422.000,00
2.000.382.000,00 10.382.450.280,00 2.907.513.572,00 86.235.400,00 3.427.580.887,00 145.825.400,00
0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
5.492.000,00 398.620.119,00 170.144.350,00 6.000.000,00 20.596.000,00 15.242.314,00
11.912.818,00 435.770.768,00 151.807.792,00 3.436.000,00 26.792.500,00 669.000,00
0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
Variance/Penyim pangan 2004 2005 12 13 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 70.618.817,00 70.618.817,00
(313.087.200,00) (2.669.098.800,00) (1.922.046.954,00) 0,00 (547.985.221,00) (55.490.280,00) 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
2006 14
1.446.723.162,00 (137.422.450,00) 0,00 1.896.386.713,00 0,00 597.404.700,00 (20.797.070,00) 0,00 2.546.890.000,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 639.610.790,00 1.165.356.000,00 0,00 8.221.736.000,00 16.355.887.845,00
8.390.742.536,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 8.390.742.536,00
0,00 4.476.339.790,00 0,00 (248.709.824,00) 0,00 0,00
(1.509.632.984,00) (2.157.419.956,00) (1.411.450.520,00) (71.171.903,00) (827.178.737,00) (114.677.050,00)
0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
Vika Maisuri Djauhari : Analisis Anggaran Biaya Operasional Pada PT. (Persero) Pelabuhan I Medan, 2009. 455.218.300,00 642.319.850,00 0,00 0,00 Indonesia 205.658.200,00
0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
88.000.000,00 104.271.000,00
91.601.000,00 117.583.000,00
0,00 0,00
0,00 0,00
0,00 0,00
0,00 0,00 0,00
206.783.553,00 642.306.889,00
186.374.460,00 627.093.257,00
0,00 0,00
0,00 0,00
0,00 0,00
0,00 0,00
Vika Maisuri Djauhari : Analisis Anggaran Biaya Operasional Pada PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan, 2009.
2.441.983.661,00 8.243.214.550,00
3.043.564.296,00 14.860.496.993,00
0,00 4.598.689.082,00
0,00 0,00
0,00 2.259.551.256,00
0,00 0,00
1.240.171.384,00 54.150.492,00 1.200.320.485,00 458.234.000,00 225.507.443,00 151.947.000,00
1.203.630.463,00 47.677.431,00 4.117.368.017,00 335.499.299,00 286.559.638,00 125.034.259,00
0,00 0,00 3.012.499.551,00 0,00 0,00 0,00
0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
0,00 0,00 2.663.862.975,00 (171.832.000,00) 0,00 0,00
0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
697.621.188,00 1.326.936.250,00 394.030.650,00 0,00 3.578.150.890,00
581.508.000,00 2.489.654.366,00 434.939.435,00 0,00 3.709.389.146,00
752.108.578,00 2.581.494.056,00 170.723.328,00 0,00 1.707.219.489,00
0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
0,00 95.283.000,00 17.671.000,00 27.279.256.081,00
0,00 0,00 109.475.000,00 0,00 11.504.500,00 0,00 52.601.648.827,00 12.822.734.084,00
3.108.960.357,00 2.204.763.955,00 13.947.475.896,00 1.541.402.942,00 2.218.170.444,00 1.228.130.777,00 487.067.405,00 366.593.500,00 758.698.896,00 25.861.264.172,00
13.484.990.762,00 1.967.159.682,00 19.303.804.915,00 1.640.269.620,00 254.259.076,00 113.605.110,00 471.944.487,00 630.294.156,00 818.035.011,00 38.684.362.819,00
10.526.800.000,00 7.395.508.000,00 14.550.995.000,00 2.275.444.000,00 4.177.697.000,00 1.874.492.000,00 557.655.000,00 342.834.000,00 41.701.425.000,00
16.749.116.594,00 7.236.650.416,00 25.164.511.571,00 2.403.574.898,00 8.387.557.225,00 1.927.538.390,00 562.364.787,00 350.278.031,00 62.781.591.912,00
0,00 0,00 0,00 (5.507.708.455,00)
0,00 (1.113.934.237,00) 0,00 (1.724.861.711,00) 825.845.222,00 (50.049.702.135,00) 0,00 (11.347.778.548,00) 1.246.513.237,00 (693.672.987,00) 801.277.230,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 2.873.635.689,00 (64.929.949.618,00) 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 9.184.870.397,00
0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 (6.091.531.150,00)
0,00 (10.138.642.252,00) 0,00 0,00 0,00 (5.379.524.169,00) 0,00 0,00 0,00 1.988.044.362,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 (336.662.286,00) 0,00 0,00 0,00 (13.866.784.345,00) 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
685.366.858,00 2.199.123.205,00 0,00 0,00 0,00 763.480.000,00 36.992.892,00 0,00 0,00 0,00 Vika Maisuri Djauhari : Analisis Anggaran 0,00 Biaya Operasional Pada PT. (Persero) Pelabuhan 2009. 963.879.000,00 0,00 0,00 Indonesia I Medan,0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
7.470.384,00 0,00 0,00 0,00 13.175.000,00 2.433.371.242,00
9.072.026,00 0,00 0,00 0,00 3.938.196,00 2.249.126.319,00
0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
9.314.000,00 0,00 335.024.000,00 0,00 15.037.000,00 0,00 35.957.000,00 0,00 3.351.937.840,00 24.627.000,00 3.771.896.840,00
11.828.000,00 0,00 583.224.300,00 0,00 21.435.017,00 0,00 59.600.800,00 0,00 7.352.517.402,00 29.352.411,00 8.057.957.930,00
0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
12.734.000,00 126.474.023,00 89.976.977,00
11.097.393,00 156.594.263,00 73.892.400,00 0,00 146.220.371,00 0,00 1.157.126.120,00 0,00 0,00 25.172.493.932,00 0,00 0,00 2.625.781,00 392.785.781,00 0,00 643.298.449,00 10.131.299.978,00 0,00 347.551.633,00 38.234.986.101,00
0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 7.152.430.057,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 5.254.622.831,00 0,00 0,00 12.407.052.888,00
0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 (5.516.000,00) 0,00 (248.134.301,00) 0,00 (6.398.017,00) 0,00 (25.143.800,00) 0,00 (1.376.252.723,00) (11.639.159,00) (1.673.084.000,00)
0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 (688.238.888,00) 0,00 0,00 5.330.858.460,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 3.915.007.817,00 0,00 0,00 8.557.627.389,00
0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
1.654.567.538,00 2.112.428.012,00 0,00 0,00 0,00 954.327.350,00 110.970.163,00 0,00 0,00 0,00 76.861.044,00 87.124.756,00 0,00 0,00 0,00 220.067.356,00 442.463.000,00 0,00 0,00 0,00 Vika Maisuri Djauhari : Analisis306.851.976,00 Anggaran Biaya Operasional Pada0,00 PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan, 2009. 339.717.096,00 0,00 0,00 2.425.382.444,00 9.455.914.012,00 4.222.622.867,00 0,00 3.271.603.600,00 0,00 241.860.000,00 0,00 0,00 0,00
0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
204.805.055,00 0,00 2.302.418.500,00 0,00 0,00 7.282.345.000,00 0,00 3.500.000,00 0,00 333.457.000,00 0,00 649.468.293,00 3.452.383.000,00 0,00 479.137.618,00 14.936.699.466,00
0,00 5.997.000,00 7.021.000,00 24.799.955,00 3.220.000,00 5.711.960.783,00
0,00 13.888.500,00 360.400,00 28.896.665,00 2.096.000,00 12.802.853.484,00
0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 4.222.622.867,00
0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 3.271.603.600,00
0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
4.711.459.611,00 5.491.388.262,00 3.041.172.505,00 0,00 0,00 0,00 144.189.000,00 808.353.338,00 0,00 0,00 0,00 0,00 16.616.000,00 53.224.200,00 0,00 0,00 0,00 0,00 1.831.066.014,00 2.870.939.878,00 0,00 0,00 0,00 (970.043.734,00) 128.073.500,00 108.290.001,00 0,00 0,00 0,00 0,00 2.135.020.056,00 2.264.532.549,00 1.473.083.067,00 0,00 0,00 0,00 521.602.881,00 510.594.518,00 0,00 0,00 0,00 0,00 346.335.925,00 366.259.007,00 0,00 0,00 0,00 0,00 232.068.428,00 283.647.490,00 0,00 0,00 0,00 0,00 796.000.000,00 1.062.149.001,00 0,00 0,00 0,00 0,00 364.513.466,00 384.085.825,00 0,00 0,00 0,00 0,00 8.894.129.639,00 10.876.449.752,00 2.372.634.151,00 0,00 0,00 0,00 539.345.839,00 536.345.039,00 0,00 0,00 0,00 0,00 762.158.428,00 762.158.440,00 0,00 0,00 0,00 0,00 50.000.000,00 14.500.000,00 0,00 0,00 0,00 0,00 240.570.819,00 223.151.175,00 0,00 0,00 0,00 0,00 2.562.255.200,00 3.048.970.200,00 (91.222.697,00) 0,00 0,00 0,00 660.889.000,00 776.191.100,00 0,00 0,00 0,00 0,00 5.571.134.775,00 7.556.310.579,00 1.753.730.494,00 0,00 0,00 0,00 550.000,00 600.000,00 0,00 0,00 0,00 0,00 22.096.499.820,00 85.974.173.381,00 6.953.625.338,00 (1.667.440.026,00) 18.689.800.736,00 (6.965.164.385,00) 52.604.478.401,00 123.972.313.735,00 15.503.022.858,00 (1.667.440.026,00) 18.689.800.736,00 (7.935.208.119,00) 237.304.271.953,00 433.111.591.251,00 72.175.716.916,00 (72.175.716.916,00) 56.059.789.967,00 (37.957.350.150,00)
Vika Maisuri Djauhari : Analisis Anggaran Biaya Operasional Pada PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan, 2009.
Lampiran 2. Permohonan Bantuan Pengisian Kuesioner Penelitian
ANALISIS ANGGARAN BIAYA OPERASIONAL PADA PT. (PERSERO) PELABUHAN IDONESIA I MEDAN Medan, ........ Desember 2008 Sehubungan dengan penyusunan skripsi yang berjudul : Analisis Anggaran Biaya Operasional Pada PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan, maka saya memohon kesediaan Bapak/Ibu untuk dapat meluangkan waktu dan bersedia mengisi kuesioner penelitian ini. Kerahasiaan indentitas data Bapak/Ibu dari hasil penelitian ini dijamin dan hanya dipergunakan untuk kepentingan akademis serta merupakan sumbangan pemikiran bagi PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan.
Terima kasih atas kesediaan Bapak/Ibu untuk mengisi kuesioner penelitian ini.
Hormat saya,
Vika Maisuri Djuahari
I. Identitas Responden Nama
:
Pendidikan Terakhir
:
Jenis Kelamin
:
Usia
:
Pekerjaan
:
Pangkat/Gol
:
Jabatan
:
Unit Kerja
:
Lama Bekerja
:
a) Lk; b) Pr tahun
tahun
II. Petunjuk Pengisian 1. Sebelum menjawab pertanyaan/pernyataan kuesioner dimohonkan kepada responden untuk terlebih dahulu mengisi indentitas sesuai dengan formulir isian yang disediakan. 2. Bacalah pertanyaan/pernyataan secara teliti dan berikan tanda () pada salah satu alternatif jawaban yang benar menurut Bapak/Ibu. 3. Dimohonkan untuk tidak mencoba menganalisis pertanyaan secara intensif, dan jawablah sesuai dengan pengalaman/pendapat anda sendiri tanpa ada paksaan dari pihak manapun (jujur), karena tidak ada jawaban yang salah atau benar. 4. Dimohonkan untuk tidak mendiskusikan pertanyaan/jawaban kepada orang lain.
Vika Maisuri Djauhari : Analisis Anggaran Biaya Operasional Pada PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan, 2009.
Lampiran 3. Daftar Kuesioner Penelitian
KUESIONER ANGGARAN BIAYA OPERASIONAL 1. Proses Penyusunan Anggaran (X1)
No.
Alat Ukur
1.
Apakah PT. (Persero) Pelindo I Medan menganalisis informasi masa lalu dan lingkugnan luar diantisipasikan dari SWOT? Apakah PT. (Persero) Pelindo I Medan menentukan perencanaan strategi? Apakah PT. (Persero) Pelindo I Medan mengkomunikasikan tujuan organisasi, strategi pokok dan program? Apakah PT. (Persero) Pelindo I Medan memilih taktik, mengkoordinasikan kegiatan dan mengawasi kegiatan? Apakah PT. (Persero) Pelindo I Medan menyusun usulan anggaran? Apakah PT. (Persero) Pelindo I Medan menyerahkan revisi usulan anggaran? Apakah PT. (Persero) Pelindo I Medan menyetujui revisi usulan anggaran dan merakit menjadi anggaran perusahaan? Apakah PT. (Persero) Pelindo I Medan melakukan revisi dan pengesahan anggaran perusahaan?
2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Alternatif Jawaban Ya Tidak
2. Karakteristik Anggaran (X2)
No.
Alat Ukur
1.
Apakah anggaran PT. (Persero) Pelindo I Medan dinyatakan dalam satuan uang dan satuan selain satuan keuangan? Apakah anggaran PT. (Persero) Pelindo I Medan mencakup jangka waktu tertentu? Apakah anggaran PT. (Persero) Pelindo I Medan berisi komitmen atau kesanggupan manajemen? Apakah usulan anggaran di PT. (Persero) Pelindo I Medan ditelaah dan disetujui oleh pihak yang lebih tinggi? Apakah anggaran yang disusun PT. (Persero) Pelindo I Medan dapat berubah dalam kondisi tertentu Apakah kinerja keuangan di PT. (Persero) Pelindo I Medan sesungguhnya dibandingkan dan dianalisis.
2. 3. 4. 5. 6.
Alternatif Jawaban Ya Tidak
Vika Maisuri Djauhari : Analisis Anggaran Biaya Operasional Pada PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan, 2009.
3. Karakteristik Anggaran (X2)
No.
Alat Ukur
1.
Apakah praktek organisasi di PT. (Persero) Pelindo I Medan sehat? Apakah sistem akuntansi PT. (Persero) Pelindo I Medan memadai? Apakah ada alat pengukur prestasi di PT. (Persero) Pelindo I Medan? Apakah ada dukungan dari para pelaksana di PT. (Persero) Pelindo I Medan?
2. 3. 4.
Alternatif Jawaban Ya Tidak
KUESIONER PENGENDALIAN BIAYA OPERASIONAL No.
Alat Ukur
1.
Apakah PT. (Persero) Pelindo I Medan menetapkan suatu norma didalam mengendalikan biaya operasional? Apakah PT. (Persero) Pelindo I Medan membandingkan realisasi biaya operasional yang sebenarnya? Apakah PT. (Persero) Pelindo I Medan mencari penyebab terjadi penyimpangan biaya operasional? Apakah PT. (Persero) Pelindo I Medan mengambil tindakan korektif terhadap penyimpangan biaya operasional yang terjadi di perusahaan?
2. 3. 4.
Alternatif Jawaban Ya Tidak
Vika Maisuri Djauhari : Analisis Anggaran Biaya Operasional Pada PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan, 2009.
Vika Maisuri Djauhari : Analisis Anggaran Biaya Operasional Pada PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan, 2009.
Lam piran 4. Tabulasi Data X1 No. Resp B1 B2 B3 B4 B5 1 y y y y y 2 y y y y y 3 y y y y y 4 y y y y y 5 y y y y y 6 y y y y y 7 y y y y y 8 y y y y y 9 y y y y y 10 y y y y y 11 y y y y y 12 y y y y y 13 y y y y y 14 y y y y y 15 y y y y y 16 y y y y y 17 y y y y y 18 y y y y y 19 y y y y y 20 y y y y y 21 y y y y y 22 y y y y y 23 y y y y y 24 y y y y y 25 y y y y y 26 y y y y y 27 y y y y y 28 y y y y y 29 y y y y y 30 y y y y y 31 y y y y y 32 y y y y y 33 y y y y y 34 y y y y y 35 y y y y y 36 y y y y y 37 y y y y y 38 y y y y y 39 y y y y y 40 y y y y y 41 y y y y y 42 y y y y y 43 y y y y y 44 y y y y y 45 y y y y y Sum ber : Survey Kuesioner
B6 y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y
B7 y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y
B8 y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y
B1 y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y
B2 y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y
X2 B3 B4 y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y
B5 y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y
B6 y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y
B1 y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y
B2 y y y y y y y y y y y y y y y y y t y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y
X3 B3 y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y
Y B4 y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y
B1 y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y
B2 y y y y y y y y y y y y t y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y
Keterangan : X1 : Proses Penyusunan Anggaran : Karakteristik Penyusunan Anggaran X2 X3 : Syarat - Syarat Penyusunan Anggaran : Pengendalian Biaya Operasional Y : "Ya" y t : "Tidak"
Vika Maisuri Djauhari : Analisis Anggaran Biaya Operasional Pada PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan, 2009.
B3 y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y
B4 y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y y
Vika Maisuri Djauhari : Analisis Anggaran Biaya Operasional Pada PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan, 2009.