ALIH KODE DALAM CERAMAH AGAMA USTAZAH MAMA DEDEH DI INDOSIAR 1)
Rita Santi1, Marsis2, Syofiani2 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FKIP Universitas Bung Hatta 2) Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia E-mail:
[email protected] ABSTRACT
The aim of this research was to describe (1) code switching in the religious speech of Islam by Mama Dedeh, (2) the function of using code switching in the religious speech of Islam by Mama Dedeh, and (3) the aim of using the code switching in the religious speech of Islam by Mamah Dedeh. This research used theory of code switching was affirmed by Nursaid and Marjusman Maksa. This research was qualitative research and produces the descriptive data in the form of written words or spoken enabled to be studied. This research used descriptive method by collecting data and formulating the summary. The data in this research was the recording in the religious speech of Islam by Mama Dedeh. The object was code switching was performed by Mama Dedeh in her religious speech to be informed. Based on the analysis, writer just found two influential factor the occurrence of code switching in her religious speech those are language competency, how a priest enabled to inform “taushiyah” (religious suggestion) and answer the question from the audience and language correlation while the other influential factor the occurrence of code switching was interference of bilingual of language and did not found by the writer. Based on the result of research can be concluded that the influential factor the occurrence of code switching were language competency, while the function of code switching found in religious speech of Mama Dedeh were 38 data those are make exclusive one about 10 data, repetition of affirmation about 15 data, development of friendship about 8 data and inform the religious utterance words about 5 data, and the objective of priest used code switching was to create the relax situation in her religious discourse. Key words: Code Switching, Speech of Mama Dedeh
berinteraksi
Pendahuluan
dalam
masyarakat
akan
Manusia adalah makhluk berbahasa
lumpuh. Mengingat pentingnya bahasa
(homolingual). Di dalam kehidupan ber
dalam menjalankan segala aktivitas sehari-
masyarakat, hampir dalam semua kegiatan
hari, tentu setiap anggota masyarakat
manusia menggunakan bahasa. Bahasa
selalu terlibat dalam komunikasi, baik
memegang
bertindak
peranan
penting
dalam
sebagai maupun
komunikator sebagai
(pem
kehidupan bermasyarakat yakni sebagai
bicara)
komunikan
sarana komunikasi. Tanpa bahasa dapat
(penyimak). Peristiwa-peristiwa komunika-
dipastikan bahwa segala macam kegiatan
si yang berlangsung tersebut dapat dijadik-
an tempat atau media untuk mengungkap-
komunikan atau penutur sesuai dengan
kan ide, gagasan, isi pikiran, maksud,
hasil
realitas, dan sebagainya. Kencono (dalam
komunikasi
Nursaid
16)
tertentu. Menurut Downes (dalam Nursaid
mengatakan bahwa bahasa adalah sistem
dan Marjusman 2002: 119) kecenderungan
lambang
beralih
dan
Marjusman,
bunyi
yang
2002:
arbitrer
yang
penilaiannya untuk
kode
terhadap
konteks
menimbulkan
disebabkan
efek
oleh
(1)
dipergunakan oleh para angggota kelom-
kecakapan berbahasa, (2) keterikatan ber
pok sosial untuk bekerja sama, berkomuni-
bahasa, dan (3) interferensi kedwibahasa-
kasi, dan mengidentifikasi diri.
an.
Sementara
itu,
Nababan
(dalam
Kedwibahasaan merupakan masa-
Nursaid dan Marjusman, 2002: 110)
lah yang sederhana terkait dengan perihal
mengatakan bahwa campur kode adalah
penguasaan
penggunaan dua bahasa atau ragam bahasa
(individu
atau
kelompok)
terhadap lebih dari satu bahasa (dua bahasa).
dan
Salah satu sarana yang digunakan
Marjusman (2002:89) mengatakan bahwa
menyampaikan pesan kepada orang lain
kedwibahasaan adalah pengetahuan ten-
adalah melalui
tang dua bahasa. Kedwibahasaan juga
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
berkaitan dengan berbagai disiplin ilmu
(2001: 2009) ceramah adalah pidato di
seperti psikologi, neurologi, sosiologi, dan
hadapan banyak pendengar, mengenai
antropologi. Salah satu efek dari ke-
suatu hal
dwibahasaan yang lazim dibicarakan ada-
ceramah ataupun pidato seseorang dapat
lah alih kode dan campur kode.
menyampaikan
dan
Lebih
lanjut,
Nursaid
dalam suatu tindakan berbahasa.
ceramah atau
atau
pengetahuan.
gagasan,
pidato.
Melalui
pikiran
atau
Istilah alih kode (code swithing)
informasi kepada orang banyak secara
campur
lisan. Dalam pelaksanaanya antara pidato
merupakan
kode istilah
(code yang
mixing), sama-sama
dan
ceramah
tidak
dapat
dibedakan,
menggunakan dua bahasa dalam satu
keduanya sama-sama menyampaikan suatu
peristiwa tindak tutur. Menurut Suwito
gagasan atau pesan kepada khalayak.
(1983: 68) alih kode adalah peristiwa
Hanya saja yang membedakan keduanya
peralihan dari kode yang satu ke kode yang
adalah situasi, tempat, waktu (kesempat
lain. Sejalan dengan hal itu, Nursaid dan
an), tema dan sumbernya. Ceramah lebih
Marjusman (2002: 109-110) mengemuka-
bersifat khusus untuk masalah keagamaan.
kan bahwa alih kode adalah suatu peristiwa
Mama Dedeh merupakan seorang
mengalihkan atau mengubah kode yang
penceramah yang memiliki kemampuan
dilakukan secara sengaja oleh seseorang
yang baik dalam berceramah sehingga
beliau digemari oleh para ibu. Apabila
dibandingkan di ANTV. Selain itu, pada
diperhatikan dengan cermat, materi cera-
acara
mah yang disampaikannya menggunakan
mengawali acara dengan menyampaikan
bahasa
Namun
sedikit tausiah kemudian dilanjutkan tanya
terkadang dicampur dengan bahasa daerah
jawab dengan pendengar. Sedangkan di
sehingga apa yang disampaikan dapat
ANTV Mama Dedeh tidak mengawali
dengan
acara dengan tausiah, langsung dengan
Indonesia
mudah
sehari-hari.
dimengerti
oleh
para
pendengarnya.
tersebut
Mama
Dedeh
juga
tanya jawab. Kemudian, alasan peneliti
Dedeh Rosidah Syarifudin yang
memilih ustazah Mama Dedeh karena
dikenal dengan Mama Dedeh, memulai
sepanjang pengamatan peneliti belum ada
karirnya pada tahun 1995 melalui aktivitas
penelitian yang meneliti tentang alih kode
dakwah off air dari kampung ke kampung,
ceramah agama ustazah Mamah Dedeh.
kota ke kota dan menjadi narasumber di
1. Bahasa dalam Konteks Sosial
berbagai
kelompok
pengajian.
Sosok
Bahasa merupakan alat komunikasi
Mama Dedeh rupanya menarik perhatian
yang sangat canggih dan produktif. Semua
almarhum Benjamin Sueb, dan pendiri
manusia mempunyai bahasa. Tidak seperti
sekaligus pemilik Bens Radio, meminta
sistem isyarat yang lain, sistem verbal
Mamah Dedeh untuk ceramah on air di
dapat digunakan untuk mengacu pada
Bens Radio yang ditayangkan secara live
berbagai objek dan konsep. Pada saat yang
dan akhirnya menjadi penceramah tetap
sama, interaksi verbal merupakan suatu
hingga sekarang. Pada awal Maret 2007,
proses sosial di mana ujaran dipilih sesuai
Mamah Dedeh mulai muncul di televisi
dengan norma-norma dan harapan-harapan
lewat sebuah program talk show religius di
yang disadari secara sosial.
Indosiar. Acara ini diberi nama “Mama
Bahasa
dalam
penggunaannya
dan Aa”. Selain di Indosiar, saat ini
secara nyata disebut tuturan. Menurut
Mamah Dedeh juga mengisi acara talk
Chomsky (dalam Chaer, 1995: 45) adanya
show di ANTV yang diberi nama “Hati Ke
kompetensi di samping performasi, kom
Hati Bersama Mama Dedeh”.
petensi yakni pengetahuan yang dimiliki
Berdasarkan latar belakang masalah,
peneliti
tertarik
untuk
oleh pemakai bahasa itu sendiri dalam
meneliti
keadaan yang sebenarnya dalam masyara-
peristiwa alih kode ceramah agama ustazah
kat, sedangkan performasi adalah perbuat-
Mama Dedeh di Indosiar. Alasan peneliti
an atau pemakaian bahasa itu sendiri dalam
memilih ceramah Mama Dedeh di Indosiar
keadaan
karena acara tersebut sudah lama tayang
masyarakat.
yang
sebenarnya
di
dalam
Sejalan dengan hal itu, Chaer dan Agustina (2004: 11) menyatakan bahwa
penutur untuk menggunakan dua bahasa dengan sama baiknya.
bahasa merupakan media komunikasi atau
Sementara
itu,
Mackey
dan
alat komunikasi yang hanya dimiliki oleh
Fishman (dalam Chaer dan Agustina,
manusia. Dalam kehidupan bermasyarakat
2004:
yang sebenarnya manusia juga dapat
lingustik, bilingualisme diartikan sebagai
menggunakan alat komunikasi lain selain
penggunaan dua bahasa oleh seorang
bahasa. Namun, bahasa merupakan alat
penutur dalam pergaulannya dengan orang
komunikasi yang paling baik, sempurna ji-
lain secara bergantian. Kemudian, Mackey
ka dibandingkan dengan alat-alat komuni-
(dalam Chaer dan Agustina, 2004: 87)
kasi lain juga termasuk alat komunikasi
menegaskan bahwa bilingualisme adalah
yang digunakan pada hewan.
praktek penggunaan bahasa secara ber-
84)
menyatakan
secara
sosio-
gantian dari bahasa yang satu ke bahasa 2. Kedwibahasaan Kedwibahasaan
yang lain oleh seorang penutur. pada
Wolf (dalam Chaer dan Agustina,
pemakaian bahasa lebih dari satu oleh
2004: 91) menyatakan bahwa salah satu
seseorang, kelompok atau negara. Istilah
ciri bilingualisme adalah digunakannnya
kedwibahasaan tidak mutlak dikatakan
dua bahasa atau lebih oleh seseorang atau
hanya pemakaian lebih dari satu bahasa
kelompok dengan tidak adanya peranan
oleh seseorang atau kelompok, pengertian
tertentu dari kedua bahasa itu. Artinya,
kedwibahasaan bersifat relatif. Dalam hal
bahasa tersebut dapat digunakan kepada
ini seorang penutur menggunakan dua
siapapun
bahasa dalam suatu konteks yang di-
Pemilihan bahasa yang digunakan di-
lakukan dengan sadar dan bersebab. Hal ini
sesuaikan dengan pembicara dan lawan
bisa saja dipengaruhi pada situasi dia
bicara. Sementara itu, Lado (dalam Chaer
berbicara.
dan Agustina, 2004: 86) menyatakan
Bilingualisme
mengacu
dalam
dan
dalam
situasi
apapun.
bahasa
bahwa bilingualisme sebagai kemampuan
Indonesia juga disebut kedwibahasaan.
penggunaan bahasa oleh seseorang dengan
Menurut Chaer dan Agustina (2004: 8)
sama baik atau hampir sama baiknya, yang
bilingualisme
yaitu berkenaan dengan
secara teknis mengacu pada pengetahuan
penggunaan dua bahasa atau dua kode
bahasa. Sedangkan Haugen (dalam Chaer
bahasa. Sejalan dengan hal itu, Chaer dan
dan Agustina, 2004: 86) seseorang yang
Agustina (2004: 87) menyatakan bahwa
tahu
bilingualisme adalah kemampuan seorang
bilingual.
dua
bahasa
atau
lebih
berarti
Berdasarkan definisi kedwibahasaan menurut para ahli tersebut dapat disimpulkan
bahwa
penggunaan secara bergantian atas dua bahasa.
kedwibahasaan
Sementara
itu
Appel
(dalam
(bilingualisme) adalah suatu kebiasaan
Suwito, 1983:69) meyatakan bahwa alih
menggunakan dua bahasa oleh penutur da-
kode merupakan gejala peralihan pemakai-
lam kehidupan atau pergaulan sehari-hari.
an
3. Alih Kode Manusia
bahasa
karena
perubahan
situasi.
Selanjutnya Di Fentro (dalam Nursaiddan adalah
makhluk
ber-
Maksan, 2002: 108) menyatakan bahwa
bahasa, maka yang dimaksud bahasa alat
alih kode sebagai penggunaan lebih dari
yang digunakan manusia untuk berkomuni-
satu bahasa oleh para komunikan dalam
kasi. Sebagai alat komunikasi, manusia
melaksanakan suatu tindak tutur. Sedang-
tidak hanya mengenal satu bahasa. Bahasa
kan Chaer dan agustina (2004: 107) men-
yang mungkin dikuasai bahasa Indonesia,
yatakan bahwa berubahnya bahasa dari
bahasa daerah, dan mungkin bahasa asing
ragam resmi ke ragam santai begitu pula
yang semuanya merupakan bagian dari
sebaliknya dari ragam santai ke ragam
bahasa. Alat komunikasi yang merupakan
resmi inilah yang disebut alih kode dalam
bagian dari bahasa disebut kode. Dengan
sosiolinguistik. Jadi aih kode terjadi karena
demikian, maka dalam bahasa terkandung
perubahan
beberapa kode.
fungsional atau dari dialek satu ke dialek
Alih kode merupakan istilah yang
situasi,
berubahnya
ragam
lain disebut alih kode situasional.
umum dalam kajian sosiolinguistik, yaitu pemakaian dua atau lebih bahasa secara bergantian oleh penutur yang sama. Alih
4. Fungsi Alih Kode Gumperz
(dalam
Nursaid
dan
kode (code switching) merupakan salah
Maksan, 2002: 121) mengemukakan enam
satu
oleh
kategori alih kode dalam percakapan.
seorang dwibahasawan. Menurut Hymes
Kategori percakapan tesebut adalah men-
(dalam Suwito, 1983: 69) alih kode adalah
gutip, mengkhususkan orang yang dituju,
setelah
menyampaikan seruan, mengulangi per-
wujud
pergantian
penggunaan
umum
untuk
(peralihan)
bahasa
menyebutkan pemakaian
dua
nyataan, membatasi pesan, dan personali-
bahasa atau lebih, beberapa variasi dari
sasi. Sejalan dengan hal itu, Wardaugh
satu bahasa, atau bahkan beberapa gaya
(dalam Nursaid dan Maksan, 2002:121)
dari satu ragam. Sejalan dengan hal itu,
mengemukakan bahwa fungsi alih kode
Fallis (dalam Nursaid dan Maksan, 2002:
adalah untuk membangun atau men-
108) menyatakan bahwa alih kode adalah
gembangkan rasa persahabatan, keakraban,
dan solidaritas terhadap seseorang atau
kode disebabkan oleh: (1) kecakapan
lawan bicara. Sementara itu, menurut
berbahasa berkaitan dengan kompetensi
Chaer dan Agustina (2004: 108) fungsi alih
dan performansi, misalnya seseorang lebih
kode adalah untuk mendapatkan keuntung-
cenderung menyukai bahasa X yang sudah
an atau manfaat, untuk menjalin rasa
dikuasai
keakraban, rasa kesamaan, untuk men-
bahasa Y yang juga sudah dikuasainya (2)
gimbangi kemampuan lawan bicara, dan
keterkait-an berbahasa, seorang penutur
untuk memudahkan suatu urusan atau
bahasa Sunda yang sudah lama tinggal di
persoalan.
Padang
dibandingkan
(Sumatera
menggunakan
Barat)
dan
sudah
Berdasarkan pendapat para pakar,
menguasai bahasa Minangkabau dengan
penulis menggunakan alih kode yang
sama baiknya dia menguasai bahasa Sunda
dikemukakan Nursaid dan Maksan (2002:
cenderung menggunakan sapaan “kamu”
121) yaitu: (1) mengkhususkan orang
untuk orang yang lebih kecil dibandingkan
dituju (MO), (2) menyampaikan seruan
sapaan
(MS), (3) mengulangi pernyataan (MP)
pandangannya kata “waang” berkonotasi
dan
kasar
rasa
yang
dikemukakan
oleh
“waang”
(3)
interferensi
dalam
kedwibahasaan
Wardhaugt adalah untuk membangun rasa
merupakan
persahabatan
struktur bahasa yang sudah dikuasai ketika
atau
keakraban
(MK).
Pendapat ini dipakai karena pembagian fungsi alih kode lebih terfokus dan jelas sehingga lebih mudah diidentifikasi.
meresap
sebab
atau
masuknya
orang tersebut berbahasa lain. Sejalan
dengan
hal
tersebut
menurut Sowito (2002: 72-74) beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya alih
5. Penyebab Alih Kode
kode yaitu: (1) penutur (01), (2) lawan
Banyak hal yang menjadi faktor
tutur (02), (3) hadirnya penutur ketiga (03),
penyebab seseorang beralih kode. Pada
(4) pokok pembicaraan(topik), (5) untuk
umumnya alih kode disebabkan oleh
membangkitkan rasa humor, (6) untuk
faktor-faktor di luar bahasa, terutama
sekedar bergengsi.
faktor-faktor yang sifatnya sosiosituasio-
Dengan demikian, apabila kita
nal. Tindakan beralih kode merupakan
menelusuri penyebab terjadinya alih kode
tindakan secara sengaja, yaitu oleh hasil
maka harus kita kembalikan pada pokok
penafsiran penutur terhadap situasi dan
persoalan sosiolinguistik yaitu: (1) pem-
konteks komunikasi. Walaupun demikian,
bicaraan atau penutur, (2) pendengar atau
menurut Downes (dalam Nursaid dan
lawan tutur, (3) perubahan situasi dengan
Maksan, 2002: 119) kecenderungan beralih
hadirnya orang ketiga, (4) perubahan dari
formal ke informal atau sebaliknya, dan (5)
kode dalam ceramah yang disampaikan
perubahan topik pembicaraan (Chaer dkk,
nya.
2004: 108).
Peneliti menganalisis data dengan cara: (1) mengidentifikasi dan mengklasifikasikan tuturan yang mengandung
Metodologi Penelitian ini merupakan penelitian
alih kode, (2) menafsirkan penyebab ter-
kualitatif dengan menggunakan metode
jadinya alih kode dalam cermah tersebut
deskriptif. Menurut Moleong (2010:3)
serta fungsi terjadinya alih kode, (3)
penelitan
prosedur
menafsirkan tujuan ustazah menggunakan
penelitian yang menghasilkan data deskrip-
alih kode, dan (4) menyimpulkan hasil
tif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari
analisis data.
orang-orang atau perilaku yang dapat
Hasil dan Pembahasan
kualitatif
adalah
diamati. Sesuai dengan tujuan penelitian
Pengambilan data ini dilakukan
data yang dikumpulkan berupa kata-kata,
pada tanggal 10 sampai dengan 14 Juni
gambar, dan bukan angka (Moleong, 2010
2013 dalam ceramah agama ustazah Mama
: 11).
Dedeh di
Indosiar. Pengambilan data
Data dalam penelitian ini adalah
dilakukan pada pukul 05.00 WIB sampai
rekaman ceramah Mama Dedeh. Objeknya
06.00 WIB selama lima hari berturut-turut.
adalah alih kode yang dilakukan oleh
Data pada penelitian ini adalah tuturan
Mama
yang
ustazah yang mengandung alih kode. Pada
disampaikan. Sedangkan yang menjadi
penelitian ini terkumpul sebanyak 38 data
fokus penelitian ini adalah alih kode yang
yang sudah diklasifikasikan. Data 1 sampai
dilihat berdasarkan penyebab terjadinya
data 18 merupakan data pertama yang
alih kode, fungsi alih kode serta tujuan
diambil dari rekaman ceramah agama
Mama Dedeh melakukan alih kode dalam
Mama Dedeh di Indosiar dalam acara
ceramah yang disampaikan.
Mama dan Aa yang mengandung alih kode
Dedeh
dalam
ceramah
Instrumen penelitian ini adalah peneliti
sendiri,
alat
pada pukul 05.00-06.00 WIB. Data 19
perekam seperti tape recorder atau telepon
sampai data 22 merupakan data kedua dari
genggam.
rekaman ceramah Mama Dedeh di Indosiar
Alat
dibantu
ini
dengan
yang dilakukan pada tanggal 10 Juni 2013,
digunakan
untuk
merekam tindak tutur Mama Dedeh dalam
dalam
acara
Mama
dan
Aa
yang
ceramah agama seperti alih kode, fungsi
mengandung alih kode yang dilakukan
alih kode, dan tujuan menggunakan alih
pada tanggal 11 Juni 2013, pada pukul 05.00-06.00 WIB. Kemudian, data ke 22
sampai data 28 merupakan data ketiga dari
alih kode dilakukan karena penceramah
rekaman ceramah Mama Dedeh di Indosiar
ingin
dalam
pendengar.
acara
Mama
dan
Aa
yang
mengandung alih kode yang dilakukan
menciptakan
Pada
keakraban
ceramah
agama
dengan
ustazah
pada tanggal 12 Juni 2013 pukul 05.00-
Mama Dedeh di Indosiar ditemukan bahwa
06.00 WIB. Selanjutnya, data ke 28 sampai
penceramah menggunakan alih kode antara
data 35 merupakan data keempat dari
bahasa Indonesia dengan bahasa Sunda
rekaman ceramah Mama Dedeh di Indosiar
atau sebaliknya dari bahasa Sunda ke
dalam
yang
bahasa Indonesia. Kemudian, ada beberapa
mengandung alih kode, dilakukan pada
alih kode yang dilakukan pence- ramah
tanggal 13 Juni 2013 pukul 05.00-06.00
dengan menggunakan bahasa Arab dan
WIB. Terakhir, data 36 sampai data 38
bahasa
adalah data kelima dari rekaman ceramah
menyampaikan tausiah atau menjawab
agama Mama Dedeh di Indosiar dalam
pertanyaan dari pendengar adakalanya
acara Mama dan Aa yang mengandung alih
penceramah beralih kode menggunakan
kode, dilakukan pada tanggal 14 Juni 2013
bahasa satu ke bahasa lainnya. Misalnya,
pukul 05.00-06.00 WIB.
penceramah beralih kode ke bahasa Sunda
acara
Ketika
Mama
dan
menyampaikan
Aa
Jawa.
Pada
saat
penceramah
ceramah,
karena pada umumnya pendengar yang ada
penceramah melakukan alih kode untuk
di studio dan penelpon berasal dari daerah
menegaskan jawaban atas pertanyaan yang
Jakarta dan sekitarnya yang rata-rata
diberikan pendengar dengan menggunakan
mengerti bahasa Sunda sehingga membuat
alih kode. Alih kode yang dilakukan
komunikasi
penceramah berupa bahasa Indonesia ke
penceramah, dan pendengar terjalin dengan
bahasa Arab, bahasa Arab ke bahasa
baik dan suasana ceramah tidak kaku atau
Indonesia. Ketika berceramah, penceramah
membosankan.
antara
pembawa
acara,
menggunakan alih kode untuk berkomuni
Pada tuturan penceramah hanya
kasi dengan pendengar dan menciptakan
ditemukan dua penyebab alih kode yang
komunikasi yang baik dengan pendengar.
dilakukan penceramah yaitu kecakap an
Adakalanya penyiar beralih kode dari
berbahasa
bahasa Indonesia ke bahasa Sunda yang
ramah mampu menyampaikan tausiah dan
berfungsi untuk mengkhususkan orang
menjawab pertanyaan dari pendengar dan
(MO), menyampaikan seruan (MS), meng-
keterkaitan berbahasa, sedangkan penye-
ulangi pernyataan (MP), dan mengembang-
bab alih kode karena interferensi kedwi
kan keakraban (MK). Sedangkan penyebab
bahasaan tidak ditemu kan oleh penulis. Di
bagaimana
seorang
pence-
samping itu juga ditemukan empat fungsi
Ucapan Terima Kasih
alih kode yang dilakukan oleh penceramah,
Skripsi ini dapat terselesaikan atas
yaitu: menyampaikan seruan (MS), meng-
bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu,
khusus kan orang (MO), dan mengulang
peneliti mengucapkan terima kasih kepada:
pernyata an serta fungsi alih kode untuk
(1) Bapak Dr. Marsis, M.Pd. selaku
mengembangkan keakraban (MK). Tuturan
pembimbing I dan Ibu Dra. Hj. Syofiani,
yang mengandung fungsi alih kode ada 38
M.Pd. selaku pembimbing II yang sudah
data yaitu mengkhsusukan orang 10 data,
memberikan arahan, bimbingan, saran, dan
mengulang pernyataan 15 data, men-
motivasi yang sangat bermanfaat bagi
gembangkan keakraban 8 data, dan men-
penulis dalam menyelesaikan skripsi ini,
yampaikan seruan 5 data, (3) tujuan pen-
(2) Ibu Ketua dan Sekretaris Program Studi
ceramah beralih kode adalah untuk men-
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
ciptakan suasana yang santai dalam ber-
yang
ceramah.
kepada penulis untuk melakukan peneliti
Kesimpulan
an, (3) Bapak Dekan dan Wakil Dekan
sudah
memberikan
kesempatan
Berdasarkan hasil analisis data dan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
pembahasan yang dilakukan, dapat di-
Universitas Bung Hatta, (4) seluruh staf
simpulkan bahwa pemakaian alih kode
pengajar Program Studi Pendidikan Bahasa
ceramah agama ustazah Mama Dedeh di
dan Sastra Indonesia di Fakultas Keguruan
Indosiar sebagai berikut: (1) penyebab alih
dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung
kode yang banyak ditemukan adalah
Hatta.
kecakapan berbahasa, sedangkan fungsi alih kode yang ditemukan dalam ceramah agama ustazah Mama Dedeh mengulang pernyataan, mengembangkan keakraban, dan mengkhususkan orang, (2) fungsi alih kode yang dilakukan oleh penceramah, yaitu: menyampaikan seruan (MS), meng khususkan orang (MO), dan mengulang pernyataan serta fungsi alih kode untuk mengembangkan keakraban (MK), (3) tujuan penceramah beralih kode adalah untuk menciptakan suasana yang santai dalam berceramah.
Daftar Pustaka Anggraini, Weli. 2012. “Alih Kode Tuturan Guru dalam Proses Belajar Mengajar Kelas VII. 1 MTsN Dharmasraya”. Skripsi. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,Universitas Bung Hatta. Anwar, Novita. 2004. “Alih Kode Persidangan Agama Kota Solok (Sebuah Kajian sosiolinguistik)”. Skripsi. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Bung Hatta. Chaer, Abdul dan Leoni Agustina. 2004. Sosiolinguistik Perkenalan Awal (Edisi Revisi). Jakarta: Rineka Cipta. Dedeh, Mama. 2012. Blog Mamah Dedeh”. [Online]. (http://mamadedeh.blogspot.com/) . diakses pada Jumat, 26 April 2013
Kushartanti, Untung Yuwono, Multamia RMT Lauder. 2005. Pesona Bahasa Langkah Awal Memahami Linguistik. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Moleong, Lexy. J. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda Karya. Nababan, P. W. J. 1991. Sosiolinguistik: Suatu Pengantar. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Nursaid dan Marjusman Maksan. 2002. Sosiolinguistik (Buku Ajar). Padang: Fakultas Bahasa Sastra dan Seni Universitas Negeri Padang. Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. 2001. Kamus Besar Sumarsono dan Partana. 2002. Sosiolinguistik. Yogyakarta: Sabda. Suwito. 2002. Sosiolinguistik Teori dan Problema. Surakarta: Henari Offset.