MODEL PEMBELAJARAN MEMBACA CERPEN DENGAN TEKNIK SQ3R PADA SISWA KELAS VI SDN SUKAGALIH 2 TAROGONG KABUPATEN GARUT TAHUN PELAJARAN 2011/2012
MAKALAH
Oleh Lia Marliah 1021.0480
SEKO LA H DAN IL
AN URU G ID IKAN
GG TIN PENI KE U D M
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) SILIWANGI BANDUNG 2012
MODEL PEMBELAJARAN MEMBACA CERPEN DENGAN TEKNIK SQ3R PADA SISWA KELAS VI SDN SUKAGALIH 2 TAROGONG KABUPATEN GARUT TAHUN PELAJARAN 2011/2012 Lia Marliah 1021.0480 Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia Sekolah Tinggi Keguruan Dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Siliwangi Bandung 2012
ABSTRAK
Latar belakang masalahnya yaitu: Kerampilan membaca merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang harus dikuasai oleh siswa sebelum menguasai keterampilan lainnya. Membaca cerita - anak dapat melatih siswa mempertajam perasaan, penalaran, daya khayal, serta kepekaan terhadap masyarakat, budaya, dan lingkungan hidup. Oleh karena itu keterampilan membaca cerpen perlu ditingkatkan. Penerapan dan penggunaan media dalam pembelajaran yang tepat merupakan hal yang harus dipertimbangkan oleh pengajar agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Dalam penelitian ini penulis merumuskan masalah sebagai berikut: (1) Seberapa besar peningkatan keterampilan membaca cerpen melalui teknik SQ3R?; (2) Bagaimanakah perubahan perilaku siswa setelah dilakukan pembelajaran keterampilan membaca cerpen melalui teknik SQ3R?. Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) Untuk mendeskripsikan peningkatan keterampilan membaca cerpen melalui teknik SQ3R; (2) Untuk mendeskripsikan perubahan tingkah laku yang positif setelah dilakukan pembelajaran membaca cerpen melalui teknik SQ3R pada kelas. Penelitian dalam pembelajaran membaca ini terdiri atas dua tahap, yaitu pretes dan postes, yang dalam tiap tahapnya terdiri dari empat langkah yaitu: (1) Perencanaan (planning); (2) Tindakan (acting); (3) Pengamatan (observing); (4) Refleksi (refflection). Teknik pengolahan data menggunakan pretes dan postes. Hasil penelitian dari nilai rata-rata pada tes nilai rata-rata pada pretes mencapai 7,32 termasuk dalam kategori cukup. Pada postes nilai rata-rata yang dicapai adalah 84,2 sehingga menglami peningkatan sebesar 11 poin atau 15%. Sementara itu, peningkatan dari nilai target sebesar 14,2 poin. Peningkatan hasil tes juga diikuti oleh perubahan perilaku siswa ke arah yang lebih positif Pada pembelajaran pretes masih banyak siswa cenderung pasif, bermalas-malasan, dan kurang memperhatikan penjelasan diberikan oleh guru. Namun, pada pembelajaran postes perilaku siswa aktif, senang, dan serius terhadap materi ataupun tugas yang diberikan oleh guru. Selain itu, mereka terlihat senang, tertarik, dan antusias dengan pembelajaran yang dilaksanakan, sehingga siswa dapat memahami materi dan tugas yang diberikan oleh guru dapat diselesaikan dengan baik. Kata Kunci : Membaca cerpen, Teknik SQ3R
PENDAHULUAN Berdasarkan hasil wawancara dengan guru dan siswa mengenai pembelajaran membaca cerpen, terdapat faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya kegiatan membaca cerpen. Dalam kenyataan yang terjadi di kelas, guru menghadapi anak yang sulit memahami materi pelajaran, meskipun guru sudah berupaya sebaik mungkin dalam menjelaskan materi, tetapi sebagian anak masih belum memahami apa yang telah dijelaskan.
Selain itu, lingkungan sangat mempengaruhi diri siswa misalnya lingkungan di luar sekolah yang kurang memotivasi siswa dalam belajar, sedangkan kendala bagi guru misalnya belum menggunakan secara efektif media pembelajaran membaca khususnya teknik SQ3R. Dari beberapa permasalahan tersebut terbukti bahwa kemampuan membacasiswa masih rendah. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk melakukan penelitian pada siswa kelas VI SDN Sukagalih 2 Tarogong.
Berdasarkan hasil observasi sebelum dilakukan penelitian di sekolah ditemukan faktorfaktor yang menyebabkan rendahnya pembelajaran membaca cerpen yaitu (1) pemahaman siswa masih kurang, (2) guru kesulitan dalam memberikan materi pembelajaran membacacerita kepada anak, dan (3) guru jarang menggunakan media dan fasilitas yang disediakan oleh sekolah. Teknik SQ3R ini diharapkan dapat mempermudah siswa dalam memahami materi dan informasi yang disampaikan. Selain itu, penggunaan teknik SQ3R dalam proses pembelajaran membaca cerpen kan dapat mempertinggi proses dan hasil belajar, sehingga kompetensi ini benar-benar dikuasai siswa. Diharapkan pula adanya perubahan perilaku pada siswa dalam pembelajaran meyimak cerpen. Siswa yang semula bersikap meremehkan, malasmalasan, menganggap kurang penting materi bersastra cerpen diharapkan tertarik, termotivasi, dan mengikuti pembelajaran dengan baik dan maksimal sehingga dapat diperoleh hasil pembelajaran yang maksimal pula. KAJIAN TEORI DAN METODE Pengertian Membaca Pengertian membaca menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah melihat serta memahami isi dan apa yang ditulis (dengan melisankan atau hanya dalam hati) (KBBI, 1990:62). Harjasudjana (1986:1-2), dalam modal lengkap membaca mendefinisikan membaca adalah suatu kegiatan yang merespon lambang-lambang cetak atau lambang tulis dengan menggunakan pengertian yang tepat. Lebih lanjut dikatakan oleh Anderson dalam Tarigan, (1972:209-210), membaca adalah suatu proses penyandian kembali dan pembacaan sandi (a recording and decoding process), yang menghubungkan kata-kata tulisan dengan makna bahasa lisan yang mencakup pengubahan tulisan menjadi bunyi yang bermakna. Nuttal (1987:2), dalam Teaching Reading Skill in a Foreign Language mengatakan: a. Understand Interpret Meaning sense etc. b. Decode decipher indetify etc c. Articulate speak pronaun etc. Dari ketiga definisi membaca terakhir yang dikemukakan diatas, penulis dapat menarik kesimpulan bahwa membaca adalah suatu proses untuk mengenali, menafsirkan, dan merespon gagasan-gagasan yang diungkapkan dalam bentuk bahasa lisan. Disamping pengertian yang telah diutarakan diatas, maka membaca juga dapat diartikan sebagai suatu metode yang digunakan untuk berkomunikasi
dengan diri sendiri dan dengan orang lain yang mengkomunikasikan makna yang terkandung pada lambang-lambang tulis (Anderson dalam Tarigan, 1972:21 1) Pengertian-pengertian atau definisi-definisi membaca yang telah dirumuskan oleh beberapa ahli diatas menunjukan bahwa membaca adalah suatu kegiatan yang membutuhkan pengetahuan dan kemampuan untuk memahami anti atau makna lambang-lambang tulis. Pembelajaran Cerpen Menurut bentuk fisiknya cerita pendek (atau disingkat menjadi cerpen) adalah cerita yang pendek. Tetapi dengan hanya melihat fisiknya yang pendek saja, orang belum dapat menetapkan sebuah cerita yang pendek adalah sebuah cerpen. Ada jenis-jenis cerita pendek, namun bukan cerpen. Jenis-jenis itu adalah fabel, yakni cerita yang pendek dengan tokohtokoh binatang dan mengandung ajaran moral. Juga parabel adalah cerita yang pendek yang mengandung ajaran-ajaran agama yang diambil dari bagian kitab suci. Kemudian cerita rakyat, adalah cerita yang pendek tentang orang-orang atau peristiwa-peristiwa suatu kelompok suku atau bangsa yang diwariskan turun-temurun, biasanya secara lisan. Dan terakhir adalah anekdot, yakni cerita yang pendek berisis kisah lucu dan eksentrik dari tokoh-tokoh sejarah atau orang biasa baik nyata atau rekaan saja. Pengertian Teknik SQ3R Cristener Nuttal adalah seorang ahli yang mencoba mengembangkan teknik SQ3R, yang dituangkan kedalam bukunya Teaching Reading Skill In a Foreign Language. Isinya menjelaskan bagaimana cara memahami isi buku atau bacaan. Cara memahami isi buku yang dikemukaan oleh Nuttal dikenal dengan nama lain langkah efektif, yaitu Survey, Question, Read, Recite, dan Review. Menurut Francis P. Robin dalam Soedarso (1991:59) . Sistem membaca dengan menggunakan teknik SQ3R merupakan sistem membaca yang semakin populer digunakan orang. Pendekatan yang digunakan dalam teknik SQ3R yaitu pendekatan yang membuat pembaca aktif dan dan mempunyai tujuan dalam menghadapi bacaan. Teknik ini digunakan untuk menemukan ide pokok dan detail penting yang mendukung ide pokok serta mengingatnya lebih lama. Untuk dapat menemukan pokok-pokok penting itu, pembaca perlu menguasai pedoman kecil yang disajikan oleh pengarang. serta memperhatikan bagian penting yang lain dan tulisan. seperti grafik, tabel, peta, diagram, dan alat bantu visual lainnya. METODE PENELITIAN Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode deskriptif, yaitu metode
penelitian yang menggunakan kejadian-kejadian yang bersifat aktual dan terjadi saat penelitian berlangsung. Tujuan penelitian deskriptif adalah untuk mendiskripsikan, yaitu membuat gambaran secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau daerah tertentu (Suyatna, 2002 :14) Teknik Pengumpulan Data Salah satu kegiatan penting dalam penelitian adalah pengumpulan data, untuk mengumpulkan data, diperlukan suatu alat penelitian yang akurat, karena hasilnya sangat menentukan mutu penelitian. Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah teknik tes dan nontes. Teknik tes digunakan mengetahui tingkat kemampuan siswa dalam membaca cerita , nontes digunakan untuk mengetahui respons siswa terhadap ajaran membaca cerita metode SQ3R. 1. Tes Data dalam penelitian ini diperoleh dengan menggunakan tes. Tes dilakukan sebanyak dua kali, yaitu pada pretes dan tes pada pretes. Pengumpulan data tes untuk mengungkapkan pemahaman siswa terhadap materi simakan serta mengetahui ketercapaian indikator membaca cerpen. Soal digunakan untuk mengetahui ketercapaian indikator. Soal tes tersebut dibuat berdasarkan cerpen yang disimak siswa pada pretes, tes awal, dan siklus yaitu cerpen dengan judul Pangeran Antah dan Jaka Jimbaran, Juara Kampung, serta Raja dan Dua Pengembara. Dari hasil analisis tes tersebut dapat diketahui peningkatan keterampilan membaca cerpen pada siswa. Teknik tes ji in! dilakukan pada saat siswa mengerjakan soal esai yang diberikan oleh guru, sementara penilaian hasil kerja setelah proses pembelajaran. 2. Nontes Teknik pengumpulun data nontes diperlukan untuk menjawab permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini. Teknik nontes yang dipergunakan yaitu observasi kinerja siswa dilaksanakan pada saat pembelajaran, Jurnal, dan wawancara setelah proses pembelajaran. HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi Hasil Penelitian Pretes dan Postes No 1 2 3 4 5 6 7 8
Nama Indra Arifin Firmansyah Anisa Rizkia Asep Supriadin Andri Suherman Agung Sarifudin Agung Nugraha Bayu Saputri
Pretes 55 45 40 40 59 77 63 65
Postes 73 80 74 77 97 87 87 78
9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
Cendi Gustika Diki Adi Dendi Fahrizal Dicky Yandi Entin Tini Gilda Nurbani Intan Cahyati Irna Ratnawati Muhamad Rifki Ikbar Maulana Nanih Rima Kurnia Sofyan Yahya Santi Mardiana
68 70 46 40 64 49 47 51 45 45 65 47 67 48 1196 54.4
87 97 76 77 87 90 100 84 79 85 87 81 85 85 1853 84.2
Nilai rata-rata pretes 54,4 dengan skor ini terlihat nilai rata-rata anak jauh dari yang diharapkan sehingga memerlukan tindakan lanjut dengan menggunakan dengan metode SQ3R. Pada kegiatan pembelajaran tes awal nilai rata-rata keterampilan membaca cerpen sudah mencapai nilai batas ketuntasan minimal yang ditentukan. Sedangkan pada tes akhir nilai rata-rata siswa mencapai 84,2. Hal ini menunjukkan peningkatan nilai rata-rata dari tes awal ke tes akhir sebesar 11 poin. Lebih rinci peningkatan keterampilan membaca cerpen setelah mendapat pembelajaran dengan metode SQ3R Simpulan Analisis Pembahasan hasil penelitian ini diajukan untuk menemukan jawaban atas permasalahan yang diangkat dalam penelitian. Permasalahan yang pertama yaitu seberapa besar peningkatan kemampuan siswa kelas VI SDN Sukagalih 2 Tarogong tahun pelajaran 2011/2012 setelah mengikuti pembelajaran membaca cerpen dengan metode SQ3R Permasalahan yang kedua yaitu bagaimana perubahan perilaku siswa ialah mengikuti pembelajaran membaca cerpen dengan metode SQ3R. 1. Peningkatan Keterampilan Membaca Cerpen Peningkatan keterampilan membaca cerpen dengan metode SQ3R dapat dijawab secara deskriptif data secara kuantitatif untuk mengetahui peningkatan rata-rata keterampilan membaca cerpen dengan metode SQ3R. 2. Perubahan Perilaku Siswa Berdasarkan hasil nontes tes awal diketahui bahwa dalam proses| pembelajaran membaca cerpen dengan metode SQ3R masih ditemukan siswa yang berperilaku negatif seperti meremehkan kegiatan membaca dan berbicara dengan teman. Perilaku negatif yang dilakukan siswa tersebut disebabkan oleh beberapa faktor di antaranya siswa kurang mengetahui pentingnya keterampilan membaca dan
hal ini berdampak pada kurangnya minat dan motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran membaca cerpen. Untuk mengatasinya guru berusaha memotivasi siswa dengan menanamkan pada siswa bahwa membaca merupakan keterampilan yang sangat penting dan mendasar yang dapat berpengaruh terhadap pemahaman terhadap mata pelajaran lain. SIMPULAN Berdasarkan hasil Penelitian yang dilakukan oleh peneliti mengenai peningkatan keterampilan anak dalam membaca cerpen dengan metode SQ3R, maka peneliti dapat mengemukakan beberapa simpulan berikut ini: 1. Kemampuan membaca cerpen pada siswa kelas VI SDN Sukagalih 2 Tarogong setelah diadakan penelitian dengan menggunakan Teknik SQ3R mengalami peningkatan. Peningkatan keterampilan membaca cerpen tersebut diketahui dari hasil tes pretes, postes , dan postes 2. Nilai rata-rata pada tes pretes sebesar 54,4 termasuk dalam kategori kurang, sedangkan nilai rata-rata pada postes mencapai 73,2 termasuk dalam kategori cukup. Dengan demikian peningkatan nilai rata-rata keterampilan membaca dari pretes ke postes sebesar 18,8 poin atau sebesar 34,6%. Adapun peningkatan dari nilai target sebesar 3,2 poin. Pada postes 2, nilai rata-rata yang dicapai adalah 84,2 sehingga mengalami peningkatan dari postes sebesar 11 poin atau 15%. Sementara itu, peningkatan dari nilai target sebesar 14,2 poin. 2. Peningkatan hasil tes juga diikuti oleh perubahan perilaku siswa kelas VI SDN Sukagalih2 ke arah yang lebih positif setelah dilaksanakan pembelajaran membaca cerpen dengan metode SQ3R. Hal tersebut dapat diketahui dari hasil nontes yang meliputi hasil observasi, jurnal, dan wawancara. Pada pembelajaran pretes masih banyak siswa yang cenderung pasif, bermalasmalasan, dan kurang memperhatikan penjelasan yang diberikan oleh guru. Namun, pada pembelajaran tes akhir perilaku siswa lebih aktif, senang, dan serius terhadap materi walaupun tugas yang diberika oleh guru. Selain itu, mereka terlihat senang, tertarik, dan antusias dengan pembelajaran yang dilaksanakan, sehingga siswa dapat memahami materi dan tugas yang diberikan oleh guru dapat diselesaikan dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Siswanto, W 2008. Pengantar Teori Sastra. Jakarta: PT Grasindo Subyantoro. 2006. Profil Cerita untuk Meningkatkan Kecerdasan Emosional; Aplikasi Ancangan Psikolinguistik Kajian Linguistik dan Sastra, 18 (35). Surakhmad,
W. (1994). Pegantar Penelitian Ilmiah Dasar Metode Teknik. Bandung: Tarsito.
Surya, M. (2003). Psikologi Pembelajaran & Pengajaran, Bandung: Pustaka Bani Quraisyi. Suyatna,
A. (2000). Pengantar Metodologi Penelitian Pendidikan dan Pengajaran Bahasa. Bandung: IKIP
Djago. (1995). Pendidikan Bahasa Indonesia 1. Jakarta: Universitas terbuka. P Tarigan, H G. 1994. Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa..Bandung: Angkasa Trimansyah, B. 1999. Cerpen Indonesia Kontemporer. Bandung: Nuansa