MODEL PEMBELAJARAN BERPIDATO DENGAN MENGGUNAKAN METODE MEMORITER PADA SISWA DI KELAS VIII SMPN 5 TAROGONG TAHUN AJARAN 2011/2012
MAKALAH
Oleh Atik Karwati 1021.1054
SEKO LA H DAN IL
AN URU G ID IKAN
GG TIN PENI KE U D M
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) SILIWANGI BANDUNG 2012
MODEL PEMBELAJARAN BERPIDATO DENGAN MENGGUNAKAN METODE MEMORITER PADA SISWA DI KELAS VIII SMPN 5 TAROGONG TAHUN AJARAN 2011/2012
Atik Karwati 1021.1054
Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia Sekolah Tinggi Keguruan Dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Siliwangi Bandung 2012
ABSTRAK Adapun manfaat yang dapat diambil dan hasil penelitian ini adalah supaya siswa dapat meningkatkan keterampilan berbicara khususnya dalam berpidato. Sedangkan tujuan dan penelitian ini, penulis ingin memperoleh gambaran yang jelas tentang keberhasilan model pembalajaran pidato dengan metode memoriter. Dan yang menjadi anggapan dasar dan penelitian ini bahwa pembelajaran bahasa aspek berbicara (berpidato) tercantum dalam kurikulum SMP dan kemampuan berpidato erat kaitannya dengan kemampuan berbicara dan penguasaan ilmu pengetahuan lainnya. Metode dan teknik penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah diskriptif. Sedangkan populasinya adalah keseluruhan subjek penelitian yaitu keterampilan peneliti dalam melaksanakan pembelajaran dan keterampilan siswa. Sampel diambil empat puluh empat orang siswa kelas VIII A SMPN 5 Tarogong. Dalam prosedur penelitian, metode dan teknik pengumpulan data, dan langkah-langkah pengumpulan data dilaksanakan dengan menggunakan format penilaian keterampilan melaksanakan pembelajaran, skala penilaian, uji coba, dan pretes serta postes. Analisis data hasil penelitian terhadap format keterampilan mengajar penulis memperoleh nilai B dengan kriteria (baik). Sedangkan analisis tes keterampilan pidato berdasarkan hasil pretes dan postes diperoleh kesimpulan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada keterampilan siswa dalam berpidato dengan metode memoriter antara sebelum dan sesudah proses pembelajaran. Kata Kunci : Berpidato dan Memoriter
PENDAHULUAN Bahasa sebagai alat komunikasi, mungkin tidak akan berguna jika penggunanya tidak mampu menggunakannya. Kemampuan seperti itu menuntut keterampilan berbahasa. Setiap orang diberi kemampuan untuk berbicara, tetapi kemampuan berbicara secara formal tidak semudah yang kita bayangkan. Untuk dapat berbicara secara formal memerlukan latihan pengarahan atau bimbingan yang intensif. Untuk berbicara dalam situasi yang tidak resmi, setiap orang tidak akan mengalami banyak kesulitan, mereka akan berbicara dengan lancar. Akan tetapi dalam situasi yang resmi banyak yang merasakan kesulitan, misalnya dalam berpidato, orang yang tidak biasa bebicara dihadapan orang
banyak biasanya akan merasa gugup sehingga apa yang akan diutarakan menjadi tidak teratur atau bahkan lupa sama sekali. Yang lebih memprihatinkan, ada yang tidak berani berbicara. Penulis menggunakan teknik memoriter dengan tujuan agar siswa mampu berbicara dihadapan banyak orang dengan tidak perlu merasa gugup, lupa naskah atau bahkan tidak teratur dalam mengemukakan gagasannya. Tujuan pembelajaran khususnya berbicara, siswa tentunya harus diberi kesempatan untuk melatih kemampuan tersebut, disini guru berperan sebagai komentator, kritikus, dan pembimbing. Berhasil tidaknya suatu pembelajaran begantung pada guru yang memberikan pembelajaran tersebut.
KAJIAN TEORI DAN METODE Pengertian Pembelajaran Kegiatan belajar mengajar adalah tahap pelaksanaan yang telah direncanakan dengan matang dan dipersiapkan oleh guru dari awal sampai akhir, untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan. Interaksi antara siswa dan guru dalam mengolah bahan atau materi pembelajaran, serta telah dipersiapkan pula metode. teknik, strategi. juga sarana dan prasarana yang menunjang dalam proses belajar mengajar berlangsung. Tujuan adalah merupakan titik tolak penentuan kegiatan belajar mengajar. Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan strategi, jenis, dan bentuk kegiatan yang mengacu pada tujuan yang telah ditetapkan. Beberapa faktor yang dapat menunjang keberhasilan dalam kegiatan belajar mengajar adalah seperti berikut ini. Dalam tujuan ini, penulis klasifikasikan menjadi: a. tujuan yang mengandung aspek pengetahuan siswa; b. tujuan yang mengandung aspek pemahaman siswa; c. tujuan yang mengandung aspek sikap siswa itu sendiri. Agar siswa mencapai tujuan yang telah ditentukan, seyogyanya pada awal pembelajaran harus memberitahukan rumusan tujuan yang hendak dicapai dalam proses belajar mengajar. Pengertian Berpidato Salah satu bagian dari pengajaran berpidato adalah berpidato. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Depdikbud RI, pengertian pidato adalah sebagai berikut. “Pidato adalah 1) pengungkapan pikiran dalam bentuk kata-kata yang ditujukan kepada orang banyak; 2) wacana yang disiapkan untuk diucapkan di depan khalayak” (KBBI, 1989 : 681). W.J.S. Poerwadarminta dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia menjelaskan bahwa pidato adalah ucapan yang tersusun baik yang ditujukan kepada orang banyak ( untuk mengucapkan selamat, menyambut kedatangan, dan sebagainya) ( Poerwadanninta, 1984 : 751). Teori dan Praktek Pidato merupakan buku yang ditulis oleh M. Farid Anwar menjelaskan bahwa “ Pidato adalah menyampaikan sesuatu masalah yang berbobot dengan lisan, di hadapan publik dalam situasi resmi” (Anwar, 1987: 17). Evendhy M. Siregar salah seorang pakar pidato berpendapat bahwa pidato adalah salah satu cara dari sekian banyak cara komunikasi antara Si pembicara ( komunikator ) dengan sejumlah orang ( audience). Berpidato termasuk alat untuk
menyampaikan isi hati, pesan, ide (butir pikiran ), program, perasaan, dan sebagainya, oleh seseorang kepada sejumlah orang lain ( Teknik Berpidato dan Menguasai Massa, 1984:31). Dari uraian di atas, terdapat persamaan pendapat yang disampaikan oleh para pakar mengenai pidato ini, yakni “berbicara di depan umum yang jumlahnya banyak”. Perbedaannya hanya terletak pada penggunaan istilah dan uraian pelengkap yang digunakan. Jadi, sudah jelas bahwa berpidato merupakan bagian dari keterampilan berbicara. Bertitik tolak dari empat pendapat di atas , penulis berkesimpulan bahwa berpidato adalah berbicara di depan orang banyak, dengan materi pembicaraan yang tersusun dengan baik untuk mencapai tujuan tertentu. Pengertian Memoriter Pengertian, metode memoriter disebut juga metode menghapal. Penyajian lisan yang dibawakan dengan metode ini bukan saja direncanakan, tetapi ditulis secara lengkap kemudian dihapal kata demi kata. Kelebihan metode memoriter, akan memungkinkan ungkapan yang tepat, organisasi yang terencana, pemilihan bahasa yang teliti, gerak dan isyarat yang diintegrasikan dengan uraian. Kekurangan metode memoriter, karena pesan sudah tetap maka tidak terjalin hubungan antara pesan dan pendengar, kurang langsung, dan kurang spontan. Untuk mengatasi kekurangan ini dapat dilakukan dengan cara sering berlatih dan menguasai isi pesan pidato dengan cermat. METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan komponen penting dalam sebuah penelitian, metode dapat diartikan pula sebagai cara kerja untuk dapat memahami suatu objek. Metode yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah metode diskriptif. Dalam penelitian yang bersifat percobaan ini, peneliti mencoba mengukur hasil kemampuan siswa melalui pembelajaran berpidato. Dengan metode diskriptif ini, peneliti mencoba meneliti ada tidaknya perbedaan akibat sesuatu sesudah perlakuan pada sampel yang sama. Penjelasan selanjutnya sebagai berikut. Pretes - PBM - Postes Melalui metode ini peneliti berharap mendapat gambaran mengenai tingkatan kemampuan berbicara siswa dengan model pembelajaran berpidato dengan teknik memoriter. Teknik Penelitian Teknik pengumpulan data yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu cara-cara yang digunakan dalam memecahkan masalah penelitian, terutama
berkaitan dengan instrumen yang akan digunakan untuk memperoleh data yang diperlukan dan lapangan penelitian. Teknik pengumpulan data ini harus ditangani dengan serius agar diperoleh hasil yang sesuai kegunaannya yaitu pengumpul variabel yang tepat. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah 1) Observasi “Observasi atau disebut pula dengan pengamatan, meliputi kegiatan pemuatan perhatian terhadap sesuatu objek dengan menggunakan seluruh alat indra”. (Suharsimi Arikunto, 2002:133). Sehubungan dengan hal tersebut, observasi ini digunakan sebagai penilaian untuk mengetahui kualitas proses pembelajaran oleh guru mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Observasi juga dilaksanakan untuk mengetahui apakah proses pembelajaran berpidato dangan teknik memoriter ini mendukung atau tudak terhadap peningkatan kemampuan berbicara siswa kelas VIII SMPN 5 Tarogong. 2) Tes “Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok”. (Suharsimi Arikunto, 2OO2:127). Melalui tes berpidato ini peneliti akan memperoleh data berupa nilai-nilai hasil tes kemampuan siswa dalam berpidato yang dapat dicocokkan dengan rentang nilai sebagai nilai total yang dapat ditafsirkan baik buruknya. HASIL DAN PEMBAHASAN DISTRIBUSI NILAI PRETES DAN NILAI POSTES KETERAMPILAN BERBICARA No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Pretes 7.6 7.3 6.0 7.6 6.6 6.0 7.7 6.4 7.2 6.8 6.5 6.8 5.7 5.7
Postes 8.7 8.3 9.1 9.1 8.7 8.7 8.0 7.5 8.0 7.8 8.0 7.4 8.6 8.9
15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44
7.0 6.0 5.6 6.8 6.0 7.2 6.1 5.6 6.7 7.0 6.2 5.8 5.5 4.8 4.4 5.7 4.8 6.0 5.3 4.5 5.2 4.4 4.3 4.4 5.4 5.8 5.6 6.6 6.4 4.4
7.9 7.5 8.0 9.2 8.5 8.6 8.0 8.1 9.3 8.8 8.9 8.6 7.7 7.4 7.4 8.3 7.8 8.1 7.3 6.4 7.0 7.7 6.3 6.4 6.5 7.5 6.9 8.1 7.0 6.6
Data Nilai Pretes 2 orang mendapat nilai 8, tingkat pencapaian tujuan 80 % 12 orang mendapat nilai 7, tingkat pencapaian tujuan 70% 16 orang mendapat nilai 6, tingkat pencapaian tujuan 60% 10 orang mendapat nilai 5, tingkat pencapaian tujuan 50 %64 4 orang mendapat nilai 4, tingkat pencapaian tujuan 40 % Batas keberhasilan pencapaian tujuan yang penulis tetapkan sebesar 60 %. Jadi yang belum mencapai tujuan adalah sebanyak 14 orang dan 30 orang telah berhasil mencapai tujuan. Data Nilai Postes 15 orang mendapat nilai 9, tingkat pencapaian tujuan 90 % 18 orang mendapat nilai 8, tingkat pencapaian tujuan 80% 7 orang mendapat nilai 7, tingkat pencapaian tujuan 70 %
4 orang mendapat nilai 6, tingkat pencapaian tujuan 60 % Pada postes ini dan 44 orang siswa yang mengikuti postes, ternyata semuanya berhasil mencapai tujuan pembelajaran. Perhitungan statistik diperlukan untuk membaca tabel 1. Dengan perhitungan statisti ini dapat diketahui berhasil tidaknya pembelajaran yang telah dilaksanakan tersebut. Untuk keperluan ini penulis menggunakan teknik uji t-score. Penggunaan teknik uji t-score ini bertujuan untuk mengetahui selisih kedua mean atau harga t perbedaan maen pretes dan postes. Untuk mengetahui keberartian dan ketidakberartian harga t perbedaan pretes dan postes, penulis menetapkan signifikansi 0,05 atau pada tingkat kepercayaan 95 %. Pembuktian Hipotesis Untuk menguji hipotesis yang berbunyi “Terdapat perbedaan yang berarti (signifikan) pada keterampilan siswa SMPN 5 Tarogong dalam berpidato dengan metode memoriter antara sebelum dan sesudah pelaksanaan pembelajaran”, digunakan analisis perbandingan nilai thitung dengan t-tabel. Berdasarkan hasil pengujian signifikansi dihasilkan nilai t-hitung = 9,31 di dalam tabel harga t diketahui bahwa untuk taraf signifikansi 0,05 atau tingkat kepercayaan 95% dan derajat kebebasan 86 adalah sebesar 1,67. Karena t-hitung lebih besar daripada t-tabel (t-hitung > t-tabel), maka Ho diterima. Hal ini berarti terdapat perbedaan yang signifikan pada keterampilan siswa kelas VIII SMPN 5 Tarogong dalam berpidato dengan metode memoriter antara sebelum dan sesudah pembelajaran
terbukti dan hasil penghitungan signifikansi yang diperoleh melalui t-hitung menimbulkan efek yang baik. d. Berpidato dapat dijadikan sebagai salah satu bentuk pengajaran berbicara harus diberikan, karena selain tercantum dalam kurikulum juga sangat penting kehadirannya di tengah masyarakat. e. Pembelajaran berpidato dengan metode memoriter, merupakan langkah yang baik dan meningkatkan kemampuan siswa dalam berbicara.
SIMPULAN
Rakhmat, J. (2004). Retorika Modern. Bandung : Rosda.
Simpulan dalam skripsi ini mengacu pada hasil penelitian yang telah penulis peroleh, yaitu: a. Penulis mampu melaksanakan pembelajaran berpidato dengan metode memoriter sebagai upaya meningkatkan keterampilan berbicara pada siswa kelas VIII SMPN 5 Tarogong tahun pelajaran 2011/2012. Hal inii terbukti dengan perolehan nilai untuk pengelolaan kegiatan pembelajaran dan dan perolehan nilai melaksanakan prosedur mengajar yang memiliki nilai berkualitas baik. b. Pembelajaran pidato dapat menunjang dan menumbuhkan keterampilan berbicara, karena melalui pembelajaran berbicara siswa dididik, dibina, serta dilatih belajar berbicara dengan sebaik-baiknya. c. Terdapat perbedaan yang berarti (signifikan) pada keterampilan siswa kelas VIII SMPN 5 Tarogong dalam berpidato antara sebelum dan sesudah pelaksanaan pembelajaran. Hal ini
DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta. Depdiknas. (2006). Kurukulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta Depdiknas. (2004). Kurukulum Hasil Belajar Sekolah Menengah Pertama. Bandung. Hasan, E S. (1997). Metodologi Penelitian. Jurusan PLS FTP IKIP Bandung. Hidayat, K et al. (1991). Perencanaan Pengajaran Bahasa Indonesia. Bandung: Bina Cipta. Keraf, G. (1993). Komposisi. Flores : Nusa Indah. Purwadarminta, W.J.S. (1999). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Sudjana, N. (1989). Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar Barn. Sudjana, N. (2004). Tuntunan Penyususnan Karya Ilmiah. Bandung: Sinar Barn. Sunarto, A. (1991). Teks Pidato dan Pembawa Acara. Jakarta : Pustaka Amani. Surakhmad, W. (1985). Pengantar Penelitian llmiah (Dasar, Metode, dan Teknik) edisi ketujuh. Bandung: Tarsito. Tarigan, H G. (1993). Berbicara Sebagai Suatu Keterampilam Berbahasa. Bandung : Angkasa.