MODEL PEMBELAJARAN MENDENGARKAN DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK DISCOVERI DI KELAS VIII SMPN 1 TAROGONG TAHUN PELAJARAN 2011/2012
MAKALAH
Oleh Hj. Beti Yulia 1021.0998
SEKO LA H DAN IL
AN URU G ID IKAN
GG TIN PENI KE U D M
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) SILIWANGI BANDUNG 2012
MODEL PEMBELAJARAN MENDENGARKAN DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK DISCOVERI DI KELAS VIII SMPN 1 TAROGONG TAHUN PELAJARAN 2011/2012 Hj. Beti Yulia 1021.0998 Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia Sekolah Tinggi Keguruan Dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Siliwangi Bandung 2012
ABSTRAK Mendengarkan merupakan keterampilan berbahasa yang berperan penting dalam meningkatkan keterampilan berbahasa yang penting. Kenyataan yang terjadi dalam dunia pendidikan ternyata keterampilan mendengarkan kurang diperhatikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keberhasilan pembelajaran mendengarkan dengan teknik discoveri dan keefektifan model pembelajaran mendengarkan dengan teknik discoveri di kelas VIII SMPN 1 Tarogong Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode deskriptif. Metode ini digunakan untuk mengumpulkan informasi aktual secara terperinci, mengidentifikasikan masalah membuat perbandingan dan menganalisa daya yang diperoleh. Teknik yang digunakan yaitu telaah pustaka, uji coba, dan teknik tes. Pengumpulan data dilakukan dengan cam, melaksanakan tes kemampuan mendengarkan sebelum dan sesudah pembelaharan dengan teknik discoveri. Yang dijadikan populasi yaitu siswa kelas VIII SMPN 1 Tarogong, dan dan populasi tersebut ditentukan sampel penelitian sebanyak 32 siswa. Hasil analisis menunjukkan bahwa dan sebanyak siswa yang dijadikan sampel penelitian, memperoleh nilai rata-rata untuk pretes 3,9 dan nilai rata-rata postes 6,78 berdasarkan hasil analisis dapat disimpulkan bahwa pembelajaran mendengarkan dengan teknik discoveri memperoleh hasil yang baik dan dapat meningkatkan hasil belajar. Kata Kunci : Mendengarkan, Discoveri
PENDAHULUAN Di antara empat keterampilan berbahasa yang meliputi mendengarkan, berbicara, menulis dan membaca, perhatian dan pembelajaran mendengarkanlah yang kurang mendapat perhatian. Pengajaran yang langsung mengajarkan cara terbaik dalam mendengarkan masih belum dilaksanakan di sekolah-sekolah. Hal ini mungkin dikarenakan mendengarkan masih dianggap kemampuan “alamiah saja”. Peran penting keterampilan mendengarkan dalam meningkatkan keterampilan berbahasa sangat besar. Mendengarkan merupakan keterampilan berbahasa yang pertama dikuasai siswa dan yang paling sering dilakukan siswa. Dalam dunia pendidikan Indonesia, keterampilan mendengarkan menjadi sangat penting karena kondisi-kondisi sebagai berikut : a) Guru menjadi pusat proses belajar mengajar; b) Sarana dan media serta kurangnya keterampilan guru, guru sering menggunakan metode ceramah saja;
c) Kurangnya buku serta minat bacanya sehingga ketergantungan siswa pada guru dalam pembelajaran sangat besar. Berbagai sebab keterampilan mendengarkan masih kurang diperhatikan, diduga dikarenakan oleh faktor-faktor sebagai berikut : a) Kurikulum bahasa Indonesia tidak memberikan porsi yang cukup pada pembelajaran mendengarkan. b) Kurangnya petunjuk-petunjuk yang jelas, teknikteknik pembelajaran mendengarkan dengan teknik yang baik, serta mudah dilaksanakan. KAJIAN TEORI DAN METODE Pengertian Pembelajaran Teknik pembelajaran bahasa Indonesia adalah cara atau kiat yang digunakan dalam mata pelajaran bahasa Indonesia. Teknik ini biasanya lebih dikaitkan dengan kegiatan penyajian bahan di kelas serta segala cara dan upaya guru dalam kegiatan pembelajaran.
Setiap teknik mempunyai karakteristik tertentu dengan segala kelebihan dan kelemahan masing-masing. Suatu teknik mungkin saja baik untuk satu tujuan, pokok bahasan, situasi dan kondisi tertentu, tetapi belum tentu baik untuk tujuan, pokok bahasan dan situasi lain. ltulah sebabnya, pengajar perlu menggunakan beberapa teknik dalam penyampaian pokok bahasan tertentu. Dengan variasi beberapa teknik, selain tidak membosankan, juga dapat mengatasi kekurangan pengajar dalam hal tertentu. Pengertian Mendengarkan Mendengarkan adalah suatu proses kegiatan mendengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi serta interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi atau pesan serta memahami makna komunikasi yang telah telah disampaikan oleh sang pembicara dengan ujaran atau bahasa lisan. (Tarigan 1937:28). Mendengarkan makna mendengarkan penuh pemahaman: dan perhatian serta apresiasi. (Rusell& Rusell, 1959; Anderson, 1972:64; Tarigan, 1989:28) Tujuan mendengarkan yaitu memperoleh informasi menangkap isi atau pesan, memahami makna komunikasi. (Tarigan 1986:9-10). Pembelajaran mendengarkan pemahaman dengan teknik perhatian selcktif, adalah mendengarkan bagi aspek-aspek khusus suatu tugas pembelajaran. Misalnya dalam perencanaan mendengarkan ini termasuk strategi pembelajaran metakognitif. Strategi metakognitif ini termasuk strategi pembelajaran yang melibatkan pemikiran atau pengetahian proses pembelajaran, perencanaan bagi pembelajaran, pematuhan pembelajaran sedang berlangsung dan mengevakuasi pembelajaran setelah selesai tugas. (0' Malley dan Chamot, 1990:230-1, Tarigan, 1993:158). Pengertian Metode Discovery Teknik penemuan adalah discovery. Menurut Sun discovery adalah proses mental dimana siswa mampu mengasimilasikan sesuatu konsep atau prinsip. Yang dimaksud dengan proses mental tersebut antara lain ialah: mengamati, mencerna, mengerti, mengolong-golongkan, membuat dugaan, menjelaskan, mengukur, membuat kesimpulan dan sebagainya, sedangkan yang dimaksud dengan prinsip antara lain ialah: logam apabila dipanaskan akan mengembang. Dalam teknik ini siswa dibiarkan menemukan sendiri atau mengalami proses mental itu sendiri, guru hanya membimbing dan memberikan intruksi. Dr. J. Richard dan asistennya mencoba selflearning siswa (belajar sendiri) itu, sehingga situasi belajar mengajar berpindah dari situasi teacher dominated lerning menjadi situasi student dominated learning. Dengan menggunakan discovery learning,
ialah suatu cara mengajar yang melibatkan siswa dalam proses kegiatan mental melalui tukar pendapat, dengan diskusi, seminar, membaca sendiri dan mencoba sendiri, agar anak dapat belajar sendiri. Menurut M. Subana dan Sunarti menyatakan bahwa metode discovery adalah suatu prosedur mengajar yang menitikberatkan studi individual, manipulasi objek, dan eksperimen yang dilaksanakan siswa sebelum ia mengambil kesimpulan dan menyadari suatu konsep. Metode discovery ini merupakan suatu komponen proses pendidikan yang disebut '''heuristic teaching", yaitu pengajaran yang meliputi berbagai metode yang didesain untuk memajukan rentang belajar aktif, berorientasi pada proses membimbing diri sendiri (self directed), inquiry, dan model belajar reflektif. Lebih lanjut disebutkan bahwa metode discovery adalah suatu metode unik dan dapat disusun oleh guru dalam berbagai cara, meliputi pengajaran keterampilan inquiry dan pemecahan masalah untuk mencapai tujuan pendidikan. Menurut Jerome Bruner (salah seorang pendukung pendekatan ini) masih dalam SBMBI, pemecahan masalah melalui discovery akan mengembangkan gaya inquiry dan problem solving untuk menyelesaikan suatu tugas yang dihadapi oleh seorang siswa (SBMBI: 113). METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif Metode deskriptif merupakan suatu metode yang digunakan untuk meneliti suatu kejadian yang sedang berlangsung atau keadaan pada saat sekarang. Disamping pengumpulan, penyusunan serta penjelasan data proses juga meliputi analisis dan pembahasan. Dalam metode deskrptif ini, penulis melakukan uji coba model pembelajaran menulis paragraf dengan menggunakan teknik identifikasi kalimat topik untuk mengukur sejauh mana efektivitas penggunaan teknik tersebut dalam meningkatkan kemampuan menulis pada siswa kelas VIII SMPN 1 Tarogong. Penelitian ini data yang didapat berasal dari hasil tes yang dilakukan setelah pembelajaran mendengarkan. Oleh karena itu perlu teknik pengumpulan dan penyusunan hasil tes itu, sehingga dapat membedakan persamaan dan perbedaan antara pembelajaran mendengarkan pemahaman dengan teknik discoveri dan teknik transfer. Hasil analisis dan interpretasi tersebut juga digunakan unluk mengukur tingkat keberhasilan model pembelajaran Teknik Penelitian Data yang diharapkan ini adalah hasil tes siswa sebelum mengikuti pembelajaran mendengarkan dengan teknik discoveri dan sesudah mengikuti pembelajaran. Oleh karena itu untuk
mengumpulkan data tersebut maka diadakan pretes. Kemudian untuk mengetahui hasil akhir keterampilan mendengarkan yang dikuasai siswa maka diadakan postest akhir menjadi bahan perbandingan. Pengolahan Hasil Tes Dari tes yang diadakan akan mendapat skorskor yang harus diolah menjadi nilai yang menunjukkan tingkat penguasaan materi, pembelajaran, baik secara individu maupun secara kolektif pada kelas percobaan. Nilai individu siswa bisa didapat dari pengolahan skor secara KKM (nilai ketuntasan minimal). KKM adalah penilaian yang mempunyai standar yang sama diseluruh tempat sedang rata-rata kelas adalah penilaian yang mengukur penyebaran nilai dalam suatu kelas saja. Kedua teknik pengolahan hasil skor digunakan dalam penelitian ini. HASIL DAN PEMBAHASAN Untuk mengukur keberhasilan suatu pembelajaran di dalam evaluasi diakhir pembelajaran dengan tujuan mendapatkan nilai dan setiap siswa yang menunjukkan tingkat pencapaian tujuan yang telah direncanakan. Pada penelitian ini kumpulan nilai siswa merupakan data yang telah ditentikan untuk membuktikan hipotesa yang telah dikemukakan pada awal tulisan ini, pembuktian dilakukan dengan menggunakan tabulasi data. Pelaksanaan pembelajaran mendengarkan dengan teknik discoveri dilaksanakan dua kali uji coba pada kelas eksperimen. Oleh karena itu daftar nilai membuat hasil evaluasi uji coba 1 dan 2 setiap siswa untuk mendapatkan nilai akhir setiap siswa dari pembelajaran mendengarkan, dibuat nilai rata-rata setiap siswa. Nilai rata-rata setiap siswa menjadi sumber data untuk pengolahan data. Daftar Nilai Pembelajaran Mendengarkan Dengan Teknik Discoveri No
Nama
1 Eli Faidah
Nilai Nilai Nilai Pretes Postes Ratarata
Angka Presen Kenaikan tase
7
10
8.5
3
30%
2 Ratna Ayu 3 Linda Noviyanti
7 6
8 8
7.5 7
1 2
12.5% 25%
4 Yuliyanti
6
8
7
2
25%
5 Stefani Isabela
6
7
6.5
1
14.3%
6 Dimas R.A 7 Susanti
5 4
1 0
7.5 5.5
5 3
50% 42.9%
8 Agus Mulyadi 9 Agustinus H 10 Nursaimah
4 4 4
7 6 6
5 5 5.5
2 2 3
33.3% 33.3% 42.9%
11 Lutfi Ismayadi
3
7
4.5
3
50%
12 Rahmat
3
6
4.5
3
50%
13 Bagyo Santoso
3
6
4.5
3
50%
14 Liva Novita 15 Septiana Indra M 16 Teguh Budinian
3 3 2
6 8 9
5.5 6 4
5 6 4
62.5% 66.7% 66.7%
17 Audi Wijaya
2
6
4
4
66.7%
18 Nuraini Predila
2
6
4
4
66.7%
19 Nensi Anesti
2
6
4
4
66.7%
20 Deni Sriawan 21 Rita
2 2
6 6
4 4
4 4
66.7% 66.7%
22 Nurfatimah
2
6
3.5
3
60%
23 Legi Andaryani
2
5
4
4
66.7%
24 Khansa Nabila
2
6
4
4
66.7%
25 Wira Hadi 26 Letika
2 2
6 7
4.5 4
5 4
71.4% 66.7%
27 Audi Nurdianto
2
6
4.5
5
71.4%
28 Feri Fadli 29 Aryani Utami 30 Hernawan
2 2 2
7 8 7
5 4.5 4
6 5 4
75% 71.4% 66.7%
31 Astiyo Budiman 32 Yerico
2 2
6 6
4 3.5
4 3
66.7% 60%
Jumlah
102
217
159.5
115
Nilai Rata-rata
3,19
6.78
4.98
3.59
1731 % 54%
Deskripsi Analisis Nilai Ely Faidah Nilai Pretes = 7. Hanya menjawab no I s/d 5 benar nilai 5. Sedangkan untuk soal no. 6 dijawab kurang sempurna sehingga mendapat nilai 2. Nilai postes = 10. Semua pertanyaan dijawab dengan sempurna. Karena telah disampaikan penyajian materi mendengarkan dengan teknik selektif Nilai rata-rata Ely adalah 8,5. Selisih antara posles dan protes 3. Prosentase kenaikan = 30 % Ratna Ayuningtyas Pretes =7 Menjawab pertanyaan no. 3, 4, 5. Mendapat nilai = 3. Sedangkan pertanyaan no.6 mendapat nilai 4 karena kurang sempurna Postes=8 Menjawab pertanyaan no. 3, 4, 5. Mendapat nilai = 3. Sedangkan pertanyaan no.6 mendapat nilai 5. Pertanyaan no.6 mendapat nilai = 5. Kenaikan nilai pretes ke postes- I - 12,5 % Linda Noviyanti Nilai Pretes = 6 Menjawab pertanyaan No. 2,3 dan 4 mendapat nilai 3. Dan Menjawab Pertanyaan No 6 tapi kurang lengkap dan mendapat nilai 3 Nilai Postes = 8
Menjawab pertanyaan 2,3,4 dan 5 mendapat nilai = 4. Untuk soal no. 6 dijawab kurang lengkap akan tetapi lebih lengkap pada waktu. Pretes jadi mendapat nilai 4 Angka Kenaikan dari pretes ke postes 2 = 25% Perbandingan Pretes dan Postes Analisis data ini bertujuan untuk menguji kebenaran hipotesa maupun hipotesa satu. Analisis menggunakan tabulasi data modifikasi dari champion (1981 : 268) (Rakhmat Jalahuddin, Drs MSc. 1986 : 128). Terdapat perbedaan antara hasil pembelajaran mendengarkan dengan teknik selektif dengan menggunakan pretes dan postes (untuk mengetahui mana yang lebih baik dan kedua teknik tersebut karena itu digunakan tes dua arah dengan < 0,001) Pembuktian Hipotesis Kesimpulan akhir, setelah disampaikan pembelajaran dengan model pembelajaran mendengarkan dengan teknik discoveri, beberapa siswa mendapat nilai lebih bagus, tetapi ada yang kurang karena kemampuan siswa berbeda. Secara keseluruhan model pembelajaran mendengarkan dengan teknik discoveri berhasil digunakan. SIMPULAN Berdasarkan analisis pelaksanaan pembelajaran mendengarkan dengan teknik selektif dan analisis nilai siswa dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut . 1) Pembelajaran mendengarkan dengan teknik discoveri mudah dilaksanakan guru maupun siswa. 2) Pembelajaran mendengarkan dengan teknik discoveri lebih baik hasilnya dilihat dari hasil
nilai postes. Hal ini dibutuhkan tingkat keberhasilan pembelajaran mendengarkan dengan discoveri cukup tinggi. 3) Pembelajaran mendengarkan dengan teknik discoveri dapat meningkatkan keterampilan mendengarkan siswa dengan memusatkan pada aspek khusus pada saat mendengarkan. DAFTAR PUSTAKA Siahaan, MTJ, 1984/1985. Teknik Pendidikan Proyek PPG Tertulis
Penilaian
Tarigan, H G. 1987. Mendengarkan Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung; Angkasa Tarigan, D. 1986. Teknik Pengajaran Keterampilan Berbahasa, Bandung ; Angkasa Tarigan, HG. 1993. Strategi Pengajaran dan Pembelajaran Bahasa. Bandung; Angkasa Tarigan, H G 1993. Metodologi Pengajaran Bahasa I. Bandung; Angkasa Underwood, M. Teaching Listening Longman. Winsel, WS. I 987 Psikologi Pengajaran. Jakarta; PT. Gramedia