MODEL PEMBELAJARAN MENDENGARKAN BERPIDATO DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO DI KELAS XI SMK MA’ARIF TAROGONG TAHUN AJARAN 2011/2012
MAKALAH
Oleh Mia Silvia 1021.0478
SEKOLA H DAN IL
AN URU G IDIKAN
GG TIN PENI KE U D M
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) SILIWANGI BANDUNG 2012
MODEL PEMBELAJARAN MENDENGARKAN BERPIDATO DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO DI KELAS XI SMK MA’ARIF TAROGONG TAHUN AJARAN 2011/2012
Mia Silvia 1021.0478
Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia Sekolah Tinggi Keguruan Dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Siliwangi Bandung 2012
ABSTRAK Di sekolah-sekolah bahasa Indonesia memegang peranan yang sangat penting bagi siswa, bahkan mata pelajaran Bahasa Indonesia menjadi mata ujian yang menjadi penentu siswa dapat lulus dan tamat bersama dengan mata pelajaran Bahasa lnggris dan Matematika. Untuk dapat menjawab permasalahan seperti itu, guru memiliki peran yang sangat penting dalam proses pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah, karena dengan tidak menguasai tata cara membaca merupakan hal yang sangat buruk bagi siswa untuk dapat menjawab dan mengartikan perintah atau apa yang harus dijawab terlebih dahulu. Di lingkungan masyarakat bahasa Indonesia juga memegang peran yang tidak kalah pentingnya, misalnya bagaimana cara menyampaikan sambutan dalam sebuah acara atau kegiatan. Dapat dibayangkan oleh kita, akan terjadi apa jika ketika seseorang akan menyampaikan naskah sambutan tanpa menguasai berbahasa Indonesia yang baik dan benar. Dengan demikian produk siswa dan sekolah secara tidak langsung harus menghasilkan kemampuan berbahasa untuk digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini sesuai dengan tujuan dan kurikulum 2006 dengan prinsip pembelajaran sepanjang hayat. .Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada pengaruh yang signifikan dan Model Pembelajaran Berpidato Dengan Menggunakan Teknik Mendengarkan Audio dalam Upaya Meningkatkan Kemampuan Berpidato pada siswa SMK Ma’arif Tarogong?. Hipotesis dalam penelitian ini adalah penggunaan penggunaan model pembelajaran berpidato dengan menggunakan teknik audio dapat meningkatkan kemampuan prestasi belajar siswa dan penggunaan model pembelajaran berpidato dengan menggunakan teknik audio akan dapat dijadikan alternatif pembelajaran bahasa Indonesia yang efektif dan efisien?. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas Xl SMK Ma’arif Tarogong dengan jumlah sebanyak 344 siswa yang terdiri dan 104 laki-laki dan 240 perempuan. Sedangkan sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas Xl-IPA 1 SMK Ma’arif Tarogong dengan jumlah 45 siswa yang terdiri dan 12 laki-laki dan 33 perempuan Berdasarkan analisis data dan pengujian rumusan permasalahan, maka dapat disimpulkan bahwa: Hasil rata-rata nilai tes awal dan tes akhir memiliki perubahan yang sangat signifikan, artinya ada perubahan yang sangat berpengaruh dan hasil proses pembelajaran dengan menggunakan teknik audio. Dengan demikian model pembelajaran berpidato dengan menggunakan teknik audio di SMK Ma’arif Tarogong dapat meningkatkan kemampuan siswa berpidato derigan baik dan benar. Hasil observasi terhadap jalannya proses pembelajaran di dalam kelas rata-rata menunjukkan nilai yang sangat baik seluruh siswa dalam hal interaksi siswa dengan siswa, motivasi siswa, interaksi siswa dengan guru, serta antusias untuk mengikuti pembelajaran. Dengan demikian penggunaan model pembelajaran berpidato dengan menggunakan teknik audio di SMK Ma’arif Tarogong dapat dijadikan sebagai alternatif pembelajaran bahasa Indonesia tentang berpidato Kata Kunci : Mendengarkan/ Media Audio
PENDAHULUAN Dalam kedudukannya sebagai bahasa nasional, fungsi bahasa Indonesia adalah (1) lambang kebangsaan nasional, (2) lambang identitas nasional, (3) alat pemersatu pelbagai masyarakat yang berbeda-beda latar belakang sosial, budaya, dan bahasanya. dan (4) alat penghubung antar budaya dan antar daerah.
Selain itu, sebagai bahasa negara, fungsi bahasa Indonesia adalah (1) bahasa kenegaraan, (2) bahasa pengantar resmi di lembaga-lembaga pendidikan, (3) bahasa perencanaan dan pelaksanaan pembangunan serta pemerintahan, dan (4) bahasa resmi di dalam pembangunan kebudayaan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan serta teknologi modern. Di sekolah-sekolah bahasa Indonesia memegang peranan yang sangat penting bagi siswa,
bahkan mata pelajaran Bahasa Indonesia menjadi mata ujian yang menjadi penentu siswa dapat lulus dan tamat bersama dengan mata pelajaran Bahasa Inggris dan Matematika. Untuk dapat menjawab permasalah seperti itu, guru memiliki peran yang sangat penting dalam proses pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah, karena dengan tidak menguasai tata cara membaca merupakan hal yang sangat buruk bagi siswa untuk dapat menjawab dan mengartikan perintah atau apa yang harus dijawab terlebih dahulu. Di lingkungan masyarakat bahasa Indonesia juga memegang peran yang tidak kalah pentingnya, misalnya bagaimana cara menyampaikan sambutan dalam sebuah acara atau kegiatan. Dapat dibayangkan oleh kita, akan terjadi apa jika ketika seseorang akan menyampaikan naskah sambutan tanpa menguasai berbahasa Indonesia yang baik dan benar. Dengan demikian produk siswa dan sekolah secara tidak langsung harus menghasilkan kemampuan berbahasa untuk digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini sesuai dengan tujuan dan KTSP(Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) dengan prinsip pembelajaran sepanjang hayat. KAJIAN TEORI DAN METODE Pengertian Pembelajaran Model pembelajaran dapat diartikan sebagal suatu rencana atau pola yang digunakan untuk menyusun kurikulum, mengatur materi pembelajaran dan memberi petunjuk kepada pengajar di kelas dalam seting pembelajaran atau seting lainnya. (Dahlan, 1992:21). Nana Sudjana (1988:61) merumuskan bahwa model pembelajaran atau pendekatan pembelajaran ialah langkah-langkah guru untuk mengembangkan kegiatan belajar siswa sehubungan dengan bahan yang harus dipelajari. Dengan demikian dan dua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran merupakan sebuah cara atau pola mengajar yang diatur atau diseting sedemikian sehingga terjadi proses pembelajaran yang terarah bagi guru yang melaksanakannya dan bagi siswa yang menerima materi pelajaran. Model pembelajaran skupnya lebih luas daripada metode pembelajaran, untuk lebih terarahnya pembahasan teori ini akan disampaikan pula tentang metode pembelajaran sebagai pembanding dan model pembelajaran. Metode Pembelajaran adalah cara-cara pelaksanaan proses pembelajaran, soal bagaimana tekniknya suatu bahan pembelajaran diberikan kepada siswa-siswa di sekolah yang berdasarkan pada pendekatan-pendekatan tertentu. Dari uraian di atas serta bagian di atas, maka dapat dirumuskan bahwa model pembelajaran
merupakan pola/acuan pembelajaran untuk menyampaikan materi pelajaran kepada siswa di dalam maupun di luar kelas yang berwujud sebuah kerangka, rancangan kerangka, kegiatan proses belajar mengajar yang akan dilakukan, sedangkan metode merupakan teknik caranya agar model pembelajaran tersebut dapat diterima dengan baik oleh para siswa. Pengertian Pidato Pidato adalah penyajian lisan kepada sekelompok masa (Kosasih, 2003:317). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia pidato diartikan sebagai; (1) pengungkapan pikiran dalam bentuk kata-kata yang ditujukan kepada orang lain atau, (2) wacana yang disiapkan untuk diucapkan di depan khalayak (Tarigan, 2000:74). Pendapat lain mengatakan bahwa pidato merupakan kegiatan menyampaikan gagasan, buah pikiran atau informasi oleh seseorang dihadapan orang banyak (Atar semi, 1994:9). Berdasarkan pendapat di atas, penulis berkesimpulan bahwa pidato adalah penyajian atau penyampaian secara lisan kepada sekelompok orang atau massa melalui pengungkapan pikiran dalam bentuk kata-kata atau wacana yang disiapkan untuk diucapkan di depan khalayak. Berpidato merupakan pembicaraan yang disengaja dan biasanya pembicara menyampaikan uraian yang lebih panjang dibandingkan bercakapcakap atau berdiskusi. Suatu pidato biasanya didengar lebih sungguh-sungguh. Pendengar akan mempertimbangkan kebenaran ucapan yang disampaikan dan diberi penilaian oleh kecerdasan pendengar. Bila suatu pidato dinilai tidak berisi atau tidak menarik, seketika itu juga kelihatan reaksi atau sikap pendengar oleh sebab itu berpidato itu menghendaki persiapan yang baik. Banyak hal yang harus dipertimbangkan dalam berpidato, antara lain mempertimbangkan topik yang menarik, cara penyampaian yang memikat. dan juga perlu dipertimbangkan minat dan kecerdasan para pendengar. Pengertian Mendengarkan Audio Media audio adalah suatu teknik yang menggunakan media yang mempunyai unsur suara (Djamarah, 2006:141). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2000:76) audio adalah (1) bersifat dapat didengar, (2) alat peraga yang bersifat dapat didengar. Berdasarkan pendapat diatas, penulis berkesimpulan bahwa audio adalah alat peraga yang mempunyai unsur suara yang dapat didengar. Teknik mendengarkan audio yang dimaksud dalam penelitian ini adalah teknik atau metode dalam model pembelajaran tentang pidato, dimana tape recorder atau TV, CD dan sebagainya dijadikan sebagai media
contoh berpidato yang baik dan benar. METODE PENELITIAN Berdasarkan tujuan dan hipotesis penelitian ini, maka metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif yaitu suatu metode penelitian yang berusaha menggambarkan atau mendeskripsikan kenyataan yang ada pada saat sekarang atau apa adanya dengan cara mengumpulkan data- data yang aktual. Selanjutnya dan hasil kenyataan yang ada tersebut diolah kemudian dideskripsikan atau diilustrasikan secara transparan dan jelas dan data yang ada/akktual. Teknik Penelitian Teknik penelitian merupakan cara dalam melakukan penelitian untuk memperoleh data yang disesuaikan dengan tujuan dan penelitian ini. Sesuai dengan metode penelitian di atas, maka penelitian ini menggunakan beberapa teknik, diantaranya sebagai berikut: (a) Teknik Pengumpulan Data, dalam teknik pengumpulan data ini akan digunakan telaah buku sebagai literatur dan evaluasi (tes) untuk mengukur kemampuan hasil belajar siswa. (b) Teknik Pengolahan Data, dalam teknik pengolahan data ini digunakan beberapa langkahlangkah sebagai berikut: 1) Melaksanakan tes awal dan tes akhir yang selanjutnya untuk dinilai. 2) Menganalisis data tes awal dan tes akhir dengan menentukan rata-rata nilai tes awal dan tes akhir sebagai perbandingan nilai sebelum dan sesudah menggunakan teknik pembelajaran dalam penelitian ini dengan menggunakan daftar tabulasi data HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi Hasil Pretes Siswa Ahmad Fauzi R. Aspek 1 : isi pidato, skor 20 gagasan yang disampaikan tidak sistematis Aspek 2 : intonasi, skor 15 intonasi, artikulasi yang tepat dan volume suara yang jelas. Aspek 3 : lafal dan gerak, skor 15 dapat berkomunikasi den9an baik dan menarik, penuh percaya diri. Alfan Diki A.S Aspek 1 : isi pidato, skor 20 tidak sistematis, urutannya terpotongpotong
Aspek 2
:
intonasi, skor 5 mengucapkan kata-kata dengan terbata-bata Aspek 3 : lafal dan gerak, skor 5 tanpa ekspesi Deskripsi Hasil Pretes Siswa Anita Kurnia Aspek 1 : isi pidato, skor 55 mengatur isi pidato sesuai dengan aturan, sistematis Aspek 2 : intonasi, skor 20 kesesuaian intonasi dengan isi pesan yang diungkapkan sesuai Aspek 3 : lafal dan gerak, skor 15 menggunakan bahasa tubuh. Devi Sumartini Aspek 1 : isi pidato, skor 60 isi pidato sistematis dan diungkapkan dengan menarik. Aspek 2 : intonasi, skor 20 menggunakan intonasi yang baik sesual dengari isi pesan pidato Aspek 3 : lafal dan gerak, skor 20 menggunakan bahasa tubuh dan penuh percaya diri. Deskripsi Hasil Penelitian Pretes dan Postes No
Nama
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Ahmad Fauzi Alfan Diki Ami Wahyuni Anita Anita Kurnia Devi Sumartini Diana Lestari Dimas Rahayu Emi Ratna Fani oktorina Farieski Rama Fikri Syaeful Gita Kamarani Hendra Priyana Hendri Mandala Ida Rahmawati Iis Diyan Ikhsan Nor Ima Ayu Joko Meiyanto Lilis Nurjanah M Dika Maria Nurlela Mega Rahmawati Nadya Hanifa Nandar Ahmad Neni Radianti Nita Maesaroh Nur Maya Nurmasari
Nilai Pretes Postes 5 9.5 3 8 4.5 8.5 7 10 6.5 9 7 10 3 5 5 9 7 9 6 8.5 6 8.5 7 9 4 5 7.5 10 6 8.5 4.5 9 6 8.5 5 8.5 5 8.5 6.5 9.5 5.5 9 6 8.5 6.5 9 6.5 8.5 7 9 6 8.5 4.5 9 6 9 5 9 6.5 9.5
Kenaik an 4.5 5 4 3 3 3 2 4 2 2.5 2.5 2 1 2.5 2.5 4.5 2.5 3.5 3.5 3 3.5 2.5 2.5 2 2 2.5 4.5 3 4.5 3
31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45
Putri Perdani Rian Sukma Rizal Nugraha Rosmawati Sari nurlita Selli Agustina Selvia Dwi Sera Nur Sinti Ayesta Siti Azizah Susan Fauziah Teti Permana Tri Kushardianti Vera Septia Yuni Nurmalasari
7.5 6.5 5 7 7 6.5 6 8 7.5 8 5 3.5 6 4 5
9.5 9 9 9.5 9.5 8.5 9.5 10 9.5 10 9.5 8 8 5 8.5
2 2.5 4 2.5 2.5 2 3.5 2 2 2 2.5 4.5 2 1 3.5
Berdasarkan hasil penelitian dari nilai pretes dan postes, maka dapat disimpulkan bahwa ada perubahan yang sangat besar nilai sebelum proses pembelajaran dan setelah proses pembelajaran. Keterlibatan siswa pada proses belajar mengajar mutlak diperlukan, karena pada dasarnya inti dan sebuah pembelajaran adalah siswa aktif (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan). Keberhasilan belajar siswa dipengaruhi oleh beberapa hal yaitu: adanya motivasi, perhatian, usaha guru, dan evaluasi. Pada pembelajaran berpidato yang dilaksanakan di SMK Ma’Arif Tarogong dengan menggunakan media audio memberikan hasil yang cukup memuaskan. Hal ini ditunjukkan oleh hasil observasi secara langsung pada saat proses pembelajaran berlangsung. SIMPULAN Berdasarkan analisis data dan pengujian rumusan masalah, maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Hasil rata-rata nilai pretes dan postes memiliki perubahan yang sangat signifikan, artinya ada perubahan yang sangat berpengaruh dan hasil proses belajar dengan menggunakan media audio. Dengan demikian model pembelajaran berpidato dengan menggunakan media audio di SMK Ma’Arif Tarogong dapat meningkatkan kemampuan siswa berpidato dengan baik dan benar. 2. Hasil observasi terhadap jalannya proses pembelajaran di dalam kelas rata-rata menunjukkan nilai yang sangat baik seluruh siswa dalam hal interaksi siswa dengan siswa, motivasi siswa, interaksi siswa dengan guru, serta antusias untuk mengikuti pembelajaran. Dengan demikian penggunaan model pembelajaran
berpidato dengan menggunakan media audio di SMK Ma’Arif Tarogong dapat dijadikan
sebagai alternatif pembelajaran bahasa Indonesia tentang berpidato. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta Dahlan, M. (1990), Proses Belajar Mengajar. Bandung. Sinar Ilmu Depdikbud. (2004). Pengembangan Alat Penilalan Pembelajaran Bahasa Indonesia. Jakarta. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Depdikbud. (2006). KTSP(Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) SMA, Pedoman Umum Pengembangan Kurikulum SekoIah Menengah Atas (SMA). Jakarta. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Djamarah (2006), Strategi Belajar Mengajar. Jakarta. Rineka Cipta Hendrikus D.W (1991), Retorika. Yogyakarta. Kanisius Keraf, G. (1999). Komposisi. Jakarta. Grasindo Kosasih (2004). Intisan Bahasa dan Sastra Indonesia. Bandung. Pustaka Setia Rakhmat, Jalaluddin (1999). Retorika Modern, Pendekatan Praktis. Bandung. Rosda Karya Semi, Atar (1994). Terampil Berpidato. Bandung. Titian Ilmu Suherman (1994). Proses Pembelajaran. Jakarta. Karunika Universitas Terbuka Tarigan, H.G. (1994). Teknik Pengajaran Keterampilan Berbahasa. Bandung. Angkasa Tarigan, H.G (1994) Menyimak sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung. Angkasa W.J.S., Poerwadarminta. (1990). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta. Balai Pustaka