MODEL PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI DENGAN PENGGUNAAN MEDIA MAJALAH DI KELAS VIII SMPN 2 CIKAJANG GARUT TAHUN AJARAN 2011/2012
MAKALAH
Oleh
MASTIA NPM : 1021.0556
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) SILIWANGI BANDUNG 2012
MODEL PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI DENGAN PENGGUNAAN MEDIA MAJALAH DI KELAS VIII SMPN 2 CIKAJANG GARUT TAHUN AJARAN 2011/2012
MASTIA NPM : 1021.0556
Program Studi Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia Sekolah Tinggi Keguruan Ilmu Pendidikan (STKIP) Siliwangi Bandung 2012
ABSTRAK Penelitian ini berjudul "Model Pembelajaran Menulis Karangan Argumentasi dengan Penggunaan Media Majalah pada Siswa Kelas IX SMPN 2 Cikajang Garut”. Dalam penelitian ini penulis menetapkan tujuan: Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimental dan deskriptif. Metode penelitian eksperimental digunakan untuk menguji majalah sekolah dalam pembelajaran menulis karangan argumentasi. Pola penelitian yang penulis gunakan ialah one group experiment dalam bentuk one group pretes and postes design. Metode kedua yang penulis gunakan ialah metode penelitian deskriptif. Metode ini memusatkan diri pada pemecahan masalah-masalah yang actual. Metode ini penulis gunakan untuk memaparkan, dan menafsirkan data yang penulis peroleh. Populasi dalam penelitian ini adalah hasil karangan argumentasi siswa kelas IX semester II, Sekolah Menengah Pertama 2 Cikajang, yang terdiri atas 6 kelas dengan jumlah siswa sebanyak 205 orang siswa. Penentuan sample penelitian dengan menggunakan teknik random (acak) disebut random sampling. Hal ini dilakukan karenapenulis berpendapat bahwa sebenarnya setiap individu dalam populasi berhak diteliti. Namun kerana keterbatasan waktu, tenaga, dan biaya, maka penulis hanya mengambil sebagaian populasi tersebut. Cara yang digunakan dalam random sampling adalah cara random undian kelas. Oleh karena itu, kelas yang akan digunakan untuk penelitian adalah Kelas IX B karena nomor kelas itulah yang keluar dalam undian kelas dengan jumlah siswa 32. Berdasarkan data hasil tes nilai rata-rata (mean) pretes sebesar 69 sedangkan nilai rata-rata postes sebesar 82 terdapat kenaikan sebesar 13 atau 20,21%. Hasil pengujian hipotesis, diketahui bahwa nilai t hitung (38,92) > dari t tabel (2,66) yaitu pada taraf signifikan 1% dengan taraf kepercayaan 99 %. Oleh karena t hitung > t tabel, maka hipotesis nihil ditolak dan hipotesis kerja yang berbunyi terdapat perbedaan yang signifikan antara tes menulis karangan argumentasi dengan menggunakan majalah sekolah dengan tes menulis karangan argumentasi tanpa menggunakan majalah sekolah diterima.
Kata kunci : Menulis Karangan Argumentasi/Media Majalah PENDAHULUAN KTSP (Kurikulum Tingkat Kesatuan Pendidikan) merupakan sistem pendidikan terpadu yang diciptakan untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia dengan penekan pada perkembangan potensi individu secara menyeluruh dan terpadu. Untuk mencapai hasrat itu, pembinaan intelektual dan sahsiah diri (kepribadian) yang seimbang diutamakan. Oleh karena itu, pendidikan Bahasa Indonesia di sekolah menengah memberi tumpuan pada keterampilan berbahasa yang dapat mendidik pelajar agar terampil mendengarkan,
bertutur, membaca dan menulis. Hal ini juga bertujuan untuk melahirkan pelajar yang berpikiran kritis, analisis, dan kreatif, sesuai dengan peranan bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar utama, bahasa ilmu yang berorientasi pada kurikulum, dan bahasa wahana budaya tinggi. Selain dari itu, dikemukakan bahwa : Pendidikan Bahasa Indonesia sekolah menengah yang meliputi berbagai jenjang akan terus meningkatkan penguasaan kemahiran mendengar, bertutur, membaca, dan menulis di kalangan pelajar remaja dan
memupuk kepekaan terhadap variasi bahasa dalam sebagai situasi, sistem bahasa dan gaya bahasa yang indah. (Kamaruddin, 1992 : 20). Kemampuan menulis lebih sulit dikuasai siswa dibandingkan dengan tiga kemampuan berbahasa yang lain karena kemampuan menulis menghendaki penguasaan berbagai unsur kebahasaan dan unsur di luar bahasa itu sendiri yang akan menjadi isi karangan. Baik unsur bahasa maupun unsur isi harus terjalin sedemikian rupa sehingga menghasilkan karangan yang baik. Seseorang yang terampil menulis tidak cukup dengan mempelajari tata bahasa dan pengetahuan teori menulis. Oleh karena, keterampilan menulis merupakan suatu proses pertumbuhan melalui banyak latihan seperti yang diungkapkan oleh Kamaruddin (1988 : 192) bahwa “Mengarang merupakan suatu kemahiran yang perlu dipelajari dan dilatih karena ia penting dimiliki oleh setiap orang/murid”. Oleh karena itu, pembelajaran menulis karangan sangat diperlukan dan para pelajar dituntut untuk banyak berlatih menulis untuk menghadapi masa depan yang lebih sempurna. Keberhasilan pengajaran menulis (karangan) dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain guru, siswa, kaidah (metode) pengajaran, dan materi atau bahan pelajaran. Adapun pembelajaran memerlukan rangsangan dan kecakapan pemikiran. Rangsangan yang diterima dari alam sekeliling menjadi bahan untuk diproses oleh kecerdasan dan selanjutnya melahirkan pengetahuan dan pengalaman. Rangsangan dalam alam sekeliling banyak sekali, tetapi tidak semua dapat diterima atau ditanggap oleh manusia (siswa). Walaupun bagaimana pintar sekali pun belajar itu, jika kurang mendapat rangsangan, maka tidak akan menghasilkan perkembangan kecerdasan dan pengalaman yang berkesan (Azizul, 1990 : 16). Oleh karena itu, guru harus kreatif dalam memilih bahan pengajaran dan pembelajaran karena bahan-bahan itu merupakan media yang mampu mewujudkan rangsangan dan mengembangkan kecerdasan dan pengalaman. Kini di sekolah-sekolah bahan pengajaran yang lazim digunakan oleh guru-guru adalah buku teks (buku paket) dan bahan-bahan buatan sendiri. Kegiatan ini telah menjadi tradisi guru yang mempunyai anggapan bahwa bahan-bahan dari buku teks sudah cukup tanpa mencari bahan-bahan dari sumber-sumber lain. Anggapan seperti ini kurang wajar karena buku-buku teks yang beredar sekarang banyak memiliki kelemahan tertentu. Tindakan guru yang terlalu bergantung pada buku teks semata-mata akan menghambat keberhasilan pengajaran dan pembelajaran.
KAJIAN TEORI DAN METODE Pengertian Model Pembelajaran Model secara sederhana adalah gambaran yang dirancang untuk mewakili kenyataan (1989) dalam buku Alo Liliweri (1991) dengan mengutip pendapat Ruyon (1977), Burc dan Starter (1974) dan Fisher (1978). Secara sederhana model pembelajaran dapat dikatakan sebuah rancangan yang dilanjutkan dengan bentuk praktek berupa pembelajaran. Karena itu, model pembelajaran merupakan suatu rancangan yang dilanjutkan dengan adanya pelaksanaan dari suatu kegiatan pembelajaran. Model pembelajaran merupakan bagian dari strategi yang digunakan dalam proses pembelajaran. Model pembelajaran adalah bentuk kegiatan pembelajaran yang dikembangkan atas kelengkapan, dan pilihan karakteristik strategi pembelajaran (Ishak, 2000:85). Model pembelajaran mempunyai karakteristik dan strategi untuk pelaksanaannya. Penggunaan model dalam pembelajaran jelas harus didukung dengan berbagai perangkat lainnya agar pembelajaran menjadi terarah dan berhasil dengan baik.
Pengertian Argumentasi Menurut fungsi dan isinya, karangan dapat dibedakan atas beberapa jenis yaitu karangan bahasan, alasan (argumentasi), kisahan, lukisan (deskripsi) dan cakapan (drama). Argumentasi merupakan dasar yang paling fundamental dalam ilmu pengetahuan, sebab di dalam ilmu pengetahuan, argumentasi itu adalah usaha untuk mengajukan bukti-bukti atau menentukan kemungkinan-kemungkinan untuk menyatakan sesuatu sikap atau pendapat tentang suatu hal. Sekarang kalau kita uraikan pengertian argumentasi itu sendiri adalah sebagai berikut: 1) Argumentasi adalah suatu bentuk retorika yang berusaha untuk mempengaruhi sikap dan 8 pendapat orang lain, agar mereka itu percaya dan akhirnya bertindak sesuai dengan apa yang diinginkan oleh penulisatau pembaca (Gorys Keraf, 1985 : 3). 2) Karangan argumentasi disebut juga karangan hujah atau alasan. Karangan yang mengutarakan alasan untuk memberikan sesuatu dan mendorongnya untuk berbuat sesuatu dengan keyakinan itu (Rusyan, 1986 : 30). 3) Karangan argumentasi merupakan suatu bentuk karangan eksposisi yang khusus. Pengarang argumentasi berusaha untuk meyakinkan atau membujuk pembaca atau pendengar untuk percaya dan menerima apa dikatakan. Pengarang argumentasi selalu memberikan pembuktian dengan objek dan keyakinan (Parera, 1987 : 6).
Setelah mengutip beberapa pendapat dari para ahli, dapatlah penulis menarik kesimpulan bahwa karangan argumentasi adalah karangan yang berusaha untuk mempengaruhi pendengar atau pembaca dengan cara mengemukakan argumenargumen yang logis dengan maksud agar pembaca atau pendengar tertarik dengan apa yang dikemukakan oleh penulis. Perihal Media Pembelajaran Kata media merupakan bentuk jamak dari medium yang secara harfiah dapat diartikan perantara atau pengantar. Selain itu kata media juga dapat diartikan sebagai segala bentuk dan saluran yang dipergunakan untuk proses penyaluran informasi. Media merupakan sesuatu yang dapat dimanipulasikan, dilihat, didengar, dibaca, atau dibicarakan beserta instrumen yang dapat dipergunakan untuk suatu kegiatan. Media yang digunakan dalam pendidikan merupakan sesuatu yang dapat dipergunakan untuk menyalurkan pesan yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada diri siswa. sejalan dengan hal tersebut Arif Sadiman, dkk. (2002: 6) mengemukakan bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi. Media dalam pembelajaran dapat memperbesar kemungkinan siswa untuk berlatih lebih banyak mengenyam apa yang dipelajarinya lebih baik dan meningkatkan penampilan mereka dalam melakukan keterampilan-keterampilan tertentu sesuai dengan yang menjadi tujuan program pembelajaran bersangkutan. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan media dalam pembelajaran akan dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran. Dengan media inilah diharapkan pembelajaran akan lebih efektif dan efisien dalam rangka peningkatan hasil belajar. Majalah secara sederhana dapat dikatakan sebagai terbitan berkala yang isinya meliputi berbagai liputan jurnalistik, pandangan tentang topik aktual yang patut diketahui konsumen pembaca. Bedasarkan penerbiatannya majalah dapat dibedakan atas majalah bulanan, minggunan, dan sebagainya (KBBI). Berdasarkan jenisnya majalah dapat diklasifikasikan atas majalah anak-anak, majalah berita, majalah dinding, majalah hiburan, majalah, ilmiah, majalah keluarga, dan lain-lain. semua jenis majalah tersebut dapat dijadikan bahan sebagai media dalam pembelajaran selama majalah tersebut dapat memberikan kontribusi terhadap tercapainya tujuan pembelajaran terutama pembelajaran kebahasaan.
Majalah sekolah merupakan majalah yang diterbitkan di sekolah secara berkala yang isinya meliputi berbagai hal. Mulai dari seputar lingkungan sekolah sampai dengan tulisan-tulisan ilmiah yang semuanya dapat dikonsumsi oleh siswa. majalah sekolah seperti ini dapat dijadikan sebgai media dalam pembelajaran karena bukan saja dapat menarik minat untuk membaca tetapi juga menarik minat untuk menulis dan melakukan hal yang sama dengan apa yang ditulis di media tersebut. Dengan demikian penggunaan media majalah sekolah dalam pembelajaran dapat dimungkin dengan catatan guru dapat memilih dan memilah hal-hal yang dapat dijadikan sumber bahan atau media dalam pembelajaran. Metode Dan Teknik Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimental dan deskriptif. Metode penelitian eksperimental digunakan untuk menguji majalah sekolah dalam pembelajaran menulis karangan argumentasi. Pola penelitian yang penulis gunakan ialah one group experiment dalam bentuk one group pretes and postes design. Metode kedua yang penulis gunakan ialah metode penelitian deskriptif. Metode ini memusatkan diri pada pemecahan masalah-masalah yang aktual (Surakhmad, 1989 : 140). Metode ini penulis gunakan untuk memaparkan, dan menafsirkan data yang penulis peroleh. Teknik Penelitian Teknik penelitian merupakan suatu cara untuk memperoleh data yang diharapkan. Adapun teknik yang digunakan adalah sebagai berikut: 1. Telaah Buku Penelitian ini tidak akan sempurna bila tidak ditunjang oleh rujukan teori dari berbagai buku. Oleh Karena itu, penulis mempelajari beberapa buku yang erat kaitannya dengan masalah yang sedang penulis teliti. 2. Wawancara Alat ini penulis gunakan untuk memperoleh informasi atau data mengenai hal-hal Yang berhubungan dengan proses pengajaran dan pembelajaran menulis karangan, penggunaan majalah dalam pembelajaran menulis karangan argumentasi, prestasi hasil belajar siswa, dan kesulitan-kesulitan yang dihadapi. Dalam wawancara ini, yang dijadikan responden adalah guru-guru Bahasa Indonesia. 3. Angket Alat ini penulis gunakan untuk memperoleh informasi atau data mengenai keberhasilan pembelajaran menulis karangan argumentasi dengan menggunakan majalah sekolah. Dalam angket ini, yang dijadikan responden adalah siswa.
4. Tes Tes dilakukan dalam bentuk tes awal (pretes) dan tes akhir (postes). Pretes digunakan untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa mengarang tanpa menggunakan majalah, sedangkan postes digunakan untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa mengarang setelah menggnakan majalah di dalam pembelajaran. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian, maka penulis dapat mengumpulkan data-data yang diperoleh dari hasil tes menulis karangan argumentasi pada siswa kelas IX (semester II) di SMPN 2 CilawuGarut. Pada bab terdahulu telah penulis katakan bahwa untuk mengetahui tercapai atau tidaknya suatu tujuan diperlukan alat evaluasi yang dapat menggambarkan perubahan sikap sebelum dan setelah terapi diberikan. Hasil dari proses evaluasi tersebut menghasilkan beberapa bentuk data. Selanjutnya penulis akan menganalisis data tersebut berdasarkan kegiatan pengumpulan data. Pada bagian ini penulis sajikan analisis hasil angket yang penulis bagikan kepada siswa. Untuk lebih sistematis dan memudahkan penganalisisan, maka penulis mengelompokannya berdasarkan hal yang sejenis, dan disertai dengan deskripsinya. Dari data di bawah ini, penulis dapat mendiskripsikan bahwa seluruh siswa sudah menerima pelajaran menulis karangan argumentasi (100 %). Umumnya menjawab mereka sudah menerima pelajaran tersebut lebih dari 4 kali (93,75 %), dan 3-4 kali (6,25 %). Hal ini mungkin terjadi karena keragu-raguan mereka dalam menghitung pelajaran mengarang yang didapatkan. Selanjutnya mayoritas siswa menganggap bahwa penting terampil menulsi (93,75 %), (6,25 %) menjawab tidak penting, dan tidak ada seorang siswa pun yang menjawab ragu-ragu. Walau bagaiamana mereka tidak senang bila mendapat tugas mengarang argumentasi (96,88 %), sedangkan seorang siswa (3,12 %) menjawab ragu-ragu. Siswa merasa tidak senang dengan tugas tersebut karena mereka merasa kesulitan menguraikan ide, dan fakta (100 %). Pembahasan Dari pertanyaan terakhir, dapat penulis simpulkan bahwa siswa merasa lebih senang, lebih mudah, dan lebih tertarik dengan menggunakan majalah sekolah dibandingkan dengan bahan-bahan
pengajaran yang lain. Ini berdasarkan pada jawaban siswa yang menyarankan agar guru lebih sering menggunakan majalah sekolah dalam pembelajaran. Menurut mereka majalah sekolah bukansaja sesuai digunakan sebagai bahan pengajaran bahasa Indonesia tetapi juga sesuai untuk bahan pengajaran mata pelajaran yang lain. Hal tersebut menunjukkan bahawa majalah sekolah cukup efektif sebagai media dalam pembelajaran bahasa Indonesia khususnya pembelajaran menulis karangan narasi. Dengan menggunakan media majalah siswa merasa tertantang dan termotivasi untuk dapat menulis karangan argumentasi seperti yang mereka temukan dan baca dalam majalah tersebut. Penggunaan majalah ini direspon dengan baik oleh siswa karena mereka sangat antusias untuk terus melakukan proses pembelajaran secara serius. KESIMPULAN Berdasrkan data hasil tes menulis karangan argumentasi, diperoleh nilai rata-rata (mean) pretes sebesar 69 sedangkan nilai rata-rata postes (dengan menggunakan majalah sebagai bahan pengajaran sebesar 82. Jadi penggunaan majalah dalam pembelajaran menulis karangan argumentasi nilai rata-ratanya mengalami kenaikan sebesar 13. Bila kita melihat pada nilai tes menulis, semua siswa ternyata mengalami kenaikan pada postes, yaitu kenaikan ini rata-rata 20,21 %. Ada peningkatan nilai pada postes, berarti kemampuan siswa dalam menulis karangan argumentasi mengalami peningkatan setelah menggunakan majalah sekolah sebagai bahan pengajaran. DAFTAR PUSTAKA Arifin, Z (1990), Evaluasi Instruksional Prinsip, Teknik, Prosedur, Jakarta : Bumi Aksara. Arikunto, S (1992), Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta : Rineka Cipta. Hadi, S (1993), Metodologi Research Mid 1-3, Yogyakarta : Andi Offset. Hidayat, K, et. al (1990), Strategi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia, Bandung : Bina Cipta.