PEMBELAJARAN KEMAMPUAN SISWA DALAM BERPIDATO MENGGUNAKAN METODE MENGINGAT DI KELAS V SDN CIKAJANG 3 KABUPATEN GARUT TAHUN AJARAN 2011/2012
MAKALAH Oleh
MIRA PRATIWI NIM. 10.21.0986
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA, SASTRA INDONESIA DAN DAERAH SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) SILIWANGI BANDUNG 2012
PEMBELAJARAN KEMAMPUAN SISWA DALAM BERPIDATO MENGGUNAKAN METODE MENGINGAT DI KELAS V SDN CIKAJANG 3 KABUPATEN GARUT TAHUN AJARAN 2011/2012
MIRA PRATIWI NIM. 10.21.0986
Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia Dan Daerah Sekolah Tinggi Keguruan Dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Siliwangi Bandung 2012
ABSTRAK Penelitian yang penulis lakukan berjudul " PEMBELAJARAN KEMAMPUAN SISWA DALAM BERPIDATO MENGGUNAKAN METODE MEMORIZER (Studi Kasus Pada Siswa Kelas V SDN Cikajang 3 Garut Tahun Pelajaran 2011/2012)." Penelitian ini dilatarbelakangi pentingnya kemampuan berpidato dengan metode memorizer. Kesulitan yang dialaini dalam berpidato dengan metode memorizer. Dalam penelitian ini penulis menimuskan masalah, yaitu (1) Bagaimanakah kemampuan berpidato dengan metode memorizer siswa kelas V SDN Cikajang 3 Garut Tahun Ajaran 2011/2012, (2) Kesulitan apa yang dialaimi dalam berpidato dengan metode memorizer siswa kelas V SDN Cikajang 3 Garut Tahun Ajaran 2011/2012? Tujuan yang diharapkan adalah untuk mengetahui kemampuan berpidato dengan metode memorizer siswa kelas V SDN Cikajang 3 Garut Tahun Ajaran 2011/2012, juga untuk mengetahui kesulitan yang dialami dalam berpidato dengan metode memorizer siswa kelas V SDN Cikajang 3 Garut Tahun Ajaran 2011/2012. Metode penelitian yang penulis gunakan adalah metode obsevasi. Hal ini dilakukan karena, penulis memandang bahwa metode ini dapat inembanru dalam memecahkan masalah yang akan diteliti sedangkan teknik penelitian yang digunakan adalah pemberian tugas untuk menghafal teks pidato selama dua minggu hal ini dilakukan supaya siswa dapat termotivasi dan mendapat dukungan serta bimbingan dari orang tuanya. Populasi penelitian yang penulis gunakan adalah semua siswa kelas V SDN Cikajang 3 Garut Tahun Ajaran 2011/2012 yang berjumlah 25 siswa. Mengingat penelitiannya dilakukan dalam satu kelas maka penulis dalam penelitian ini menggunakan populasi sampel penuh. Berdasarkan hasil pembahasan yang penulis iakukan, penulis menarik simpulan sebagai berikut: (1) siswa kelas V SDN Cikajang 3 Garut Tahun Ajaran 2011/2012 dalam berpidato dengan menggunakan rnetode memorizer belum baik. Karena berdasarkan hasil analisis persentase keseluruhan yang diperoleh siswa mencapai 47.6%. (2) siswa kelas V SDN Cikajang 3 Garut Tahun Ajaran 2011/2012 kemampuan menggunakan intonasi dalam berpidato dengan metode memorizer masih kesulitan. Karena berdasarkan hasil analisis persentase mencapai rata-rata 47.7%. Dari nilai keseluruhan yang diperoleh siswa, yaitu dari segi vokal mencapai 47.9 %, dari segi konsonan mencapai 47.3 %, dari segi tekanan mencapai 47.8 %, dari segi nada irama mencapai 47.6 %, dan dari segi kelancaran mencapai 47.9 %. Siswa kelas V SDN Cikajang 3 Garut Tahun Ajaran 2011/2012masih perlu latihan dan bimbingan dari guru dalam berpidato dengan menggunakan metode memorizer. Kata kunci : Pidato/Memorizer
Oleh karena itu, bahasa sangat diperlukan mengingat PENDAHULUAN Bahasa merupakan alat komunikasi yang paling bahwa manusia mempakan makhluk sosial yang tidak baik dalam kehidupan bermasyarakat dalam artian akan lepas dari hubungan berkomunikasi dengan bahasa adalah alat untuk menyampaikan pikiran, sesamanya. Keraf (1989:4) mengemukakan, gagasan, konsep, atau perasaan. Maka bahasa dalam Sebagai alat komunikasi, bahasa merupakan kehidupan sehari-hari sangat penting karena bahasa tidak seluruh perumusan maksud kata, melahirkan saja membuat pendengar melakukan sesuatu, tetapi perasaan kita dan memungkinkan kita dengan bahasa pendengar dapat melakukan kegiatan menciptakan kerjasama, dengan sesama warga, yang sesuai dengan apa yang diinginkan oleh pembicara. la mengatur berbagai macam aktivitas
kemasysrakatan merencanakan dan mengarahkan Pembelajaran bahasa Indonesia dalam berpidato masa depan kita. la juga memungkinkan manusia untok siswa kelas V diarahkan untuk meningkatkan menganalisa masa lampaunya untuk memetik kemmpuan dalam berkomunikasi dengan baik dan benar, hasil yang berguna bagi masa kini dan masa baik secara lisan maupun tulisan. Sehingga siswa dapat yang akan datang. mengemukakan gagasan dan perasaannya dalam Keefektifan komunikasi melalui bahasa akan menemukan serta menggunakan kemampuan analitis dan ditentukan apabila kita menguasai keterampilan imajinatif yang ada dalam dirinya, Dalam standar berbahasa. "Seseorang yang belum mahir kompetensi lulusan dan standar isi dalam tnata pelajaran mempergunakan bahasa akan menemukan kesulitan- bahasa Indonesia untuk sekolah dasar (2007:12) kesulitan, karena apa yang dipikirkan atau yang mengemukakan, dimaksud tidak akan sempurna dilahirkan kepada orang Berbicara. Menggunakan wacana lisan untuk lain." (Keraf 1989:7). mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi Jadi untuk menyampaikan suatu gagasan, dalam kegiatan perkenalan, tegur sapa, konsep, atau perasaan yang akan disampaikan kepada percakapan sederhana, wawancara, percakapan orang lain kita haras terampil dalam menggunakan telepon, diskusi, pidato, deskripsi peristiwa dan bahasa dengan bahasalah kita akan lebih mudah untuk benda disekitar, memberi petunjuk, deklamasi, menyarapaikan apa yang akan kita sampaikan terhadap cerita, pelaporan hasil pengamatan, pemahaman orang lain. isi buku dan berbagai karya sastra untuk anak Seseorang pemimpin, seorang ahli, seorang guru, berbentuk dongeng, pantun, drama dan puisi. seorang mahasiswa hendaknya memiliki keterampilan berbahasa karena seseorang yang belum mahir Jadi untuk pembelajaran pidato bagi siswa kelas mempergunakan bahasa akan menemukan kesulitan V harus dilaksanakan oleh semua guru yang mengajar di dalam berkomunikasi dengan orang lain. sekolali dasar khususnva di kelas V dan hal ini sesuai Di samping kita harus memiliki keterampilan dengan apa yang dituangkan dalam standar kompetensi berbahasa kita juga harus terampil dalam berbicara lulusan. dalam hal ini pidato, karena pidato merupakan Keterampilan Berbahasa penyampaian dan penenaman pikiran, informasi atau Meskipun secara alamiah orang dapat berbicara gagasan dari pembicara kepada khalayak ramai. belum tentu setiap orang mampu berpidato. Berbicara Seseorang yang berpidato dengan baik akan mampu dalam situasi formal tidak semudah yang dibayangkan meyakinkan pendengar untuk menerima dan mematuhi orang apalagi untuk siswa SD yang belum pernah belajar pikiran, informasi, gagasan atau pesan yang berpidato. disampaikannya, Kalau kita ingin terampil berpidato kita Karena pidato ini bersifat formal di samping juga harus terampil dalam berbahasa, karena orang yang memerlukan persiapan dan keterampitan berbahasa, terampil dalam berbahasa belum tentu terampil dalam dalam berpidato juga ada yang harus diperhatikan yaitu berbicara atau pidato. Jadi keterampilan berbahasa sangat dari segi kemampuan berbahasa karena pidato erat kaitannya dengan keterampilan berbicara atau merupakan komunikasi dua arah sehingga memerlukan pidato. bahasa yang runtut, dan tidak berbelit-belit. Maksudnya Kemampuan berpidato sangat penting untuk orang yang berpidato dari pokok pikiran ke pokok dimiliki semua siswa. Pidato merupakan faktor utama pikiran yang lain harus tersusun dengan bahasa yang untuk menumbuhkan kreativitas siswa dalam baik, bahkan ada kalanya seorang yang berpidato menyampaikan pendapat, gagasan, dan informasi yang pembicaraannya terutama dari segi bahasa ada yang diperoleh siswa untuk disampaikan kepada orang lain. berbelit-belit, sehingga orang yang mendengarnya pun Orang yang telah menyelesaikan pendidikannya merasa kesulitan dalam mencari pokok pembicaraan baik pendidikan formal atau informal, akan dituntut yang dibicarakan oleh seorang pembicara. untuk memiliki keterampilan terutama pidato apalagi jika Menurat Sabarti Akhadiah, 1983 (Mukti & orang tersebut menjadi seorang pemimpin di lingkungan Arsjad) "Pada hakikatnya kekurangan bahasa itu masyarakat atau di lingkungan organisasi. Maka mereka bersumber pada manusia yang tidak terlepas dari unsur lebih mengupayakan supaya pidatonya lebih baik dan emotif dan afektif." Dalam hal ini kemampuan berbahasa dapat menarik minat massa yang cukup banyak, di oleh setiap orang yang akan melaksanakan pidato harus samping itu mereka dapat meyakinkan orang lain diperhatikan, tanpa ditunjang dengan bahasa yang baik terhadap pola pikirnya baik itu pendapat, gagasan, atau maka pidato tidak akan berjalan dengan apa yang idenya. diinginkan oleh seorang pembicara Keraf (1989:4) mengemukakan, Sebagai alat komunikasi, bahasa merupakan KAJIAN TEORI DAN METODE seluruh perutnusan maksud kata, melahirkan Landasan Pidato dengan Standar Kompetensi perasaan kita dan memungkinkan kita Lulusan
menciptakan kerjasama, dengan sesama warga. penyusunan kalimat, tanda baca, dan bahasa yang akan la mengatur berbagai macam aktivitas dijadikan sebuah pembicaraan dalam menyusun pidato. kemasyarakatan merencanakan dan Kemampuan Berpidato mengarahkan masa depan kita. la juga Pada hakekatnya setiap orang mempunyai memungkinkan manusia menganalisa masa keinginan untuk menyampaikan pengalamannya, lampaunya untuk memetik hasil yang berguna pengetahuan, dan pendapatnya untuk disampaikan bagi masa kini dan masa yang akan datang. kepada khalayak ramai salah satunya dengan berpidato, karena pidato merupakan suatu berbicara untuk Keterampilan Berbicara Dalam berpidato keterampilan berbicara sangat mempengaruhi orang lain tanpa adanya kemampuan penting dimiliki oleh setiap pembicara. Sukses tidaknya berpidato maka orang yang akan menyampaikan suatu seorang pembicara tergantung pada kemampuannya gagasan atau pendapatnya tidak mungkin gagasan atau dalam berbicara. Kemampuan berbicara adalah pendapatnya dapat diterima oleh orang yang kemampuan mengucapkan bunyi artikulasi atau medengarkannya karena ketidak jelasan dalam mengucapkan kata-kata untuk rnengekspresikan, menyampaikan pidatonya, menyatakan, menyampaikan pikiran, gagasan, dan Setiap orang belum tentu mampu untuk perasaan. Pendengar menerima informasi melalui berpidato, meskipun secara alamiah orang dapat rangkaian nada, tekanan, dan penempatan persendian. berbicara. Dalam buku Retorika (My, 1994 : 25) "Qui Jika komunikasi berlangsung tatap muka, ditambah lagi ascendit sine labore discendit sine honors," (Clearo dengan gerak tangan dan air muka mimik pembicara. dama de Oratore). "Barang siapa yang naik ke mimbar Tujuan utama berbicara adalah untuk tanpa persiapan, ia akan turun tanpa kehormatan." Jadi berkomunikasi agar pembicara dapat menyampaikan jelas bahwa berpidato memerlukan persiapan, sebelum informasi dengan efektif oleh karena itu setiap pembicara orang melaksanakan pidatonya Orang yang pandai terlebih dahulu harus menguasai isi pembicaraannya dan sekalipun kalau ingin lebih baik dalam berpidatonya bagaimana mengemukakannya, hal ini menyangkut harus lebih mempersiapkan diri apalagi jika orang masalah bahasa dan pengucapan bunyi-bunyi bahasa tersebut belum berpengalaman dalam hal berpidato, seperti artikulasi, yaitu bagaimana posisi alat bicara, Dalam berpidato kapan saja dimana saja resmi seperti lidah, gigi, bibir, dan langit-langit pada waktu atau tidak resmi sekalipun hendaknya sebelum pembicara membentuk bunyi, baik vokal maupun melaksanakan pidato harus selalu mempersiapkan konsonan. diri semaksimal mungkin, karena belum menjadi jaminan Untuk dapat menjadi pembicara yang baik, bagi setiap orang pintar dapat berpidato dengan baik seorang pembicara harus memperlihatkan keberanian, tanpa adanya sebuah persiapan terlebih dahulu. kegairahan, berbicara dengan jelas, dan tepat. Untuk mencapai tujuan dalam berpidato dan Pendengar akan lebih tertarik dan senang kalau supaya dapat diterima oleh orang lain atau pendengar, pembicara berbicara dengan jelas. sebelum tampil berpidato perlu latihan dan persiapan semaksimal mungkin. Kemampuan Menulis Tarigan, (1985:1) menyatakan, "Menulis adalah Metode Penelitian menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik Karena penulis menganalisis kemampuan yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh berpidato siswa kelas V dengan metode mengingat dan seseorang sehingga orang lain dapat membaca lambang- yang menjadi kesulitan siswa dalam berpidato, maka lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa penelitian ini bersipat kualitatif dalam pendekatan dan gambaran grafik itu." Jadi jelas penulis dapat observasi langsung terhadap siswa kelas V SDN simpulkan untuk melahirkan sebuah ide, gagasan, Cikajang 3 Garut secara perseorangan dilihat dari segi pikiran, dan perasaan dalam bentuk lambang-lambang kemampuan berpidato dan kesulitan yatig dialami siswa yang dihasilkan oleh setiap orang dengan adanya dalam berpidato dengan metode mengingat. kemampuan menulis, apabila orang lain dapat membaca Penulis dalam penelitian ini menggunakan lambang-lambang dan mampu memahami apa yang metode observasi. Sesuai dengan yang diungkapkan oleh ditulis oleh penulisnya. Arikunto, (2006: 156). Begitu juga dengan kemampuan berbicara tidak Dalam pengertian psikologis, observasi atau hanya mempunyai hubungan timbal balik dengan yang disebut pula pengamatan, meliputi kegiatan kemampuan mendengarkan, tetapi juga berhubungan permuatan perhatian terhadap sesuatu objek dengan kemampuan menulis dsn membaca karena dengan menggunakan seluruh alat indra. Jadi sebelum orang berbicara pada umumnya memerlukan pengobservasian dapat dilakukan melalui persiapan menulis dan membaca baik itu untuk penglihatan, penciuman, pendengaran, peraba, mempersiapkan pidato, diskusi, atau seminar. dan pengecap. Didalam artian penelitian Dengan demikian menulis juga harus dapat observasi dapat dilakukan dengan tes, kuesioner, dikuasai oleh seorang yang akan berpidato baik dari segi rekaman gambar, rekaman suara.
4. Jadi kesimpulan penulis, dalam penelitian ini sangat tepat menggunakan metode observasi untuk mengetahui kemampuan berpidato siswa dengan metode mengingat. 5. Teknik Penelitian Penelitian Pidato ini bersipat kualitatif dengan cara observasi langsung. Sejauh mana kemampuan siswa kelas V SDN Cikajang 3 Garut dalam belajar berpidato secara perseorangan dan kesulitan apa yang dialami 6. siswa dalam berpidato dengan menggunakan metode mengingat. Dalam teknik penelitian yang dilakukan untuk mengobservasi siswa dalam berpidato, penulis dalam teknik penelitian ini menggunakan teknik tes dengan 7. menggunakan rekaman suara. Sedangkan untuk kajian teori dalam penelitian ini, peaulis mengambil beberapa sumber kajian diantaranya: kajian pustaka, dari beberapa buku sumber 8. yang mendukung terhadap penelitian ini. Salah satunya yang berjudul "Saya Ingin Mahir Berbahasa Indonesia Untuk Sekolah Dasar Kelas VI” (Trimansyah, 2004:52) dan buku-buku penunjang lainnya yang berhubungan 9. dengan kegiatan penelitian.
Aceng Niptah dalam kemampuan memperoleh jumlah nilai 276
berpidato
276 = 55 5 Asep dalam kemampuan berpidato memperoleh jumlah nilai 303
303 = 61 5 Ade Rosadi dalam kemampuan memperoleh jumlah nilai 305
berpidato
305 = 61 5 Abdul Roni dalam kemampuan memperoleh jumlah nilai 292
berpidato
292 = 58 5 Ade Ansori dalam keiiiampuan memperoleh jumlah nilai 305
berpidato
305 = 61 5 Dede Solehah dalam kemampuan mempeioleh jumlah nilai 305
berpidato
305 HASIL DAN PEMBAHASAN = 61 Pengolahan Data Hasil Penelitian 5 Sesuai dengan judul skripsi, penulis hanya 10. Dayu Permana dalam kemampuan berpidato menganalisis kemampuan berpidaro siswa dengan memperoleh jumlah nilai 300 metode memorizer dan penyebab kesulitan siswa dalam 300 = 60 berpidato. adapun aspek-aspek yang penulis analisis 5 adalah sebagai berikut: 1. Kemapuan siswa dalam berpidato yang berhubungan Hasil Analisis Data dengan penggunaan dan segi vokal, konsonan. Setelah penulis menganalisis 25 siswa SDN Cikajang 3 Garut Tahun Ajaran 2009-2000 hasilnya adalah sebagai tekanan, nada/irama, dan kelancaran pidato. 2. Penyebab kesulitan-kesulitan siswa dalam berpidato berikut: dilihat dan hal yang dianalisis oleh penulis seperti, 1. Kemampuan berpidato dengan menggunakan metode memorizer menghasilkan nilai keseluruhan adalah vokal. konsonan. tekanan, nada/irama, dan 1191 . kelancaran berpidato dan jumlah keseluruhan hasil 2. Kesulitan yang dialami dalam berpidato rata-rata yang diperoleh seluruh siswa. dengan metode memorizer menghasilkan nilai Hasil analisis dan setiap pidato siswa. penulis sebagai berikut; akan uraikan sebagai berikut: a. vokal dengan jumlah nilai 1198, 1. Abdul Tasdik dalam kemampuan berpidato b. konsosnan dengan jumlah nilai 1183, memperoleh jumlah nilai c. tekanan dengan jumlah nilai 1 195, − d. nada/irama dengan jumlah nilai 1189, − =− 5 e. kelancaran dengan jumlah nilai 1197. 2. Santika dalam kemampuan berpidato memperoleh jumlah nilai Hasil dari setiap komponen adalah sebagai berikut, − − =− 1. Kemampuan berpidato dengan metode memorizer 5 dari nilai keseluruhan 3. Tita dalam kemampuan berpidato memperoleh jumlah nilai
−
− =− 25
NKS =
N 1191 = = 47,6 % S 25
NKS = Nilai keseluruhan yang diperoleh oleh masing-masing siswa.
2.
N = Nilai metode memorizer pada siswa kelas V SDN Cikajang 3 S = Banyak sampel Garut Tahun Ajaran 2011/2012, penulis mengambil Kesulitan yang dialami siswa dengan menggunakan simpulan sebagai berikut. metode memorizer dari nilai keseluruhan, yaitu: 1. Kemampuan siswa dalam berpidato menggunakan a. segivokal, metode memorizer behun ada pengaruhnya terliadap perkembangan kemampuan siswa dalam belajar J 1198 KK = = = 47,9 % berpidato. S 25 2. Siswa kelas V SDN Cikajang 3 Garut Tahun Ajaran b. segi konsonan,
KK = c.
segi tekanan,
KK = d.
J 1183 = = 47,3 % S 25 J 1195 = = 47,8 % S 25
segi nada/irama,
J 1189 KK = = = 47,6 % S 25 e.
segi kelancaran.
J 1197 KK = = = 47,9 % S 25
2011/2012 masih mengalami kesulitan dan tidak ada perubahan yang beraiti dalam menggunaan intonasi dalam berpidato. DAFTAR PUSTAKA Arikunto,
S.
(2006).
Prosedur
Penelitian
Suatu
Pendekatan Praktik. (6nd). PT Rineka Cipta : Jakarta. Arsjad, G. & U.S, M. (1991). Pembinaan Kemampuan Berbicara Bahasa Indonesia. Erlangga : Jakarta.
Keterangan: KK = Nilai keseluruhan komponen yang dianalisis J = Jumlah komponen keseluruhan yang diperoleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (1996). siswa Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia S = Sampel yang dianalisis yangDisempumakan. (2nd) : Jakarta. KESIMPULAN
Departemen Pendidikan Nasional. (2005). Kamus Besar Bahasa Indonesia. (3nd). Balai Pustaka : Jakarta.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan oleh penulis mengenai kemampuan Keraf. (1980). Komposisi. Ende Plores : Nusa lndah. berpidato dengan menggunakan metode memorizer dan penyebab kesulitan berpidato dengan menggunakan