MODEL PEMBELAJARAN MENULIS PARAGRAF DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KOMUNIKATIF DI KELAS X SMAN 14 GARUT TAHUN AJARAN 2011/2012
MAKALAH
Oleh : SRI RUMIATI 10.21.1027
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) SILIWANGI BANDUNG 2012
MODEL PEMBELAJARAN MENULIS PARAGRAF DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KOMUNIKATIF DI KELAS X SMAN 14 GARUT TAHUN AJARAN 2011/2012
Oleh : SRI RUMIATI 10.21.1027 Jurusan Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia Sekolah Tinggi Keguruan Dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Siliwangi Bandung 2012 ABSTRAK Penelitian ini dilatarbelakangi oleh permasalahan pokok yaitu bagaimana model pembelajaran paragraf dengan pendekatan komunikatif. Adapun judul yang penulis ambil adalah “MODEL PEMBELAJARAN MENULIS PARAGRAF DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KOMUNIKATIF DI KELAS X SMAN 14 GARUT TAHUN AJARAN 2011/2012”. Berdasarkan permasalahan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah ingin mengetahui: 1. Model pembelajaran paragraf dengan pendekatan komunikatif di kelas X SMAN 14 Garut Tahun Ajaran 2011/2012. 2. Kemampuan membuat paragraf siswa kelas X SMAN 14 Garut Tahun Ajaran 2011/2012. Hipotesis dalam penelitian ini adalah : 1. Model pembelajaran paragraf dengan pendekatan komunikatif cukup efektif. 2. Model pembelajaran paragraf dengan pendekatan komunikatif dapat meningkatkan kemampuan siswa. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMAN 14 Garut Tahun Ajaran 2011/2012 yang berjumlah 25 siswa, dengan sampel penelitian 10 orang. Setelah data yang dibutuhkan terkumpul, kemudian diolah penulis dapat menyimpulkan: 1. Kemampuan membuat paragraf siswa kelas X SMAN 14 Garut Tahun Ajaran 2011/2012 cukup. Hal tersebut diperoleh dari rata-rata perolehan nilai analisis paragraf siswa : 6,825 2. Model pembelajaran paragraf dengan pendekatan komunikatif cukup efektif digunakan, terbukti dari perolehan nilai analisis paragraf siswa: 6,825 Kata Kunci : Menulis, Paragraf, Pendekatan Komunikatif
PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi bagi manusia baik secara lisan maupun tulisan. Selain sebagai alat komunikasi, bahasa mempunyai fungsi lain yaitu (1) alat untuk mengekspresikan diri; (2) sebagai alat untuk mengadakan integrasi dan adaptasi sosial dan (3) sebagai alat mengadakan kontrol sosial (Keraf, 1995: 3). Dalam proses berkomunikasi penggunaan bahasa ada yang secara langsung dan tidak langsung. Kemampuan atau ketrampilan berbahasa pun ada yang digunakan secara langsung dan ada juga yang digunakan secara tidak langsung. Agar berkomunikasi secara tidak langsung berjalan lancar
maka seseorang yaitu penulis dituntut untuk menyampaikan pesannya secara tertulis dengan bahasa yang jelas, singkat, padat dan menarik sehingga tidak menimbulkan kesalahan dan keraguraguan dalam diri pembaca dan menangkap pesan yang disampaikan penulis atau pengarang. Dengan demikian juga halnya dengan kemampuan menulis. Kemampuan menulis bukanlah kemampuan yang diwariskan secara turun temurun, tetapi merupakan hasil proses belajar mengajar dan ketekunan berlatih. Kemampuan ini berkaitan erat dengan membaca. Penulis yang baik biasanya pembaca yang baik. Kemampuan menerapkan Ejaan Yang Disempurnakan, memilih kata yang tepat, membuat kalimat yang efektif, belum sepenuhnya menjamin
seseorang mampu menulis. Dalam menuangkan gagasan atau pikiran, kita dituntut mampu menghubungkan kalimat dengan kalimat dalam satu kesatuan yang padu. Hubungan itu menyatakan kesatuan yang diikat oleh struktur bahasa menyatakan kesatuan yang diikat oleh struktur bahasa dan kesatuan yang logis. Dalam tulis menulis atau karang mengarang, ikatan ini dilahirkan dalam bentuk paragraf (Akhadiahdkk, 1999: 143). Syarat-syarat pembentukan paragraf menurut Akhadiah dkk (1999: 148), dalam mengembangkan paragraf kita harus menyajikan dan mengorganisasikan gagasan menjadi suatu paragraf yang memnuhi persyaratan. Persyaratan itu ialah kesatuan, kepaduan dan kelengkapan. Standar Kompetensi asfek menulis dalam kurikulum KTSP adalah mempu mengungkapkan pikiran, pendapat, gagasan dan perasaan yang terdapat dalam berbagai ragam tulisan non sastra serta menuliskannya dalam berbagai bentuk paragraf (naratif, deskriptif, eksposisi dan argumentasi). Bertitik tolak dari latar belakang di atas, penulis merasa tertarik untuk mengangkat penelitian mengenai model pembelajaran paragraf. Lebih jelasnya, terangkum dalam kalimat judul sebagai berikut. “PEMBELAJARAN MENULIS PARAGRAF DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KOMUNIKATIF DI KELAS X SMAN 14 GARUT TAHUN AJARAN 2011/2012. KAJIAN TEORI DAN METODE Model Pembelajaran Saat kita membantu siswa memperoleh informasi, gagasan, skill, nilai, cara berfikir, dan tujuan mengekspresikan diri mereka sendiri, kita sebenarnya tengah mengajari mereka untuk belajar. Pada hakikatnya, hasil intruksi jangka panjang yang paling penting adalah bagaimana siswa mampu meningkatkan kapabilitas mereka untuk dapat belajar lebih mudah dan lebih efektif pada masa yang akan datang, baik karena pengetahuan dan skill yang mereka peroleh maupun karena penguasaan mereka tentang proses belajar yang lebih baik. Pengertian klasik tentang pengajaran adalah "merancang dan menciptakan lingkunganlingkungan". Siswa belajar dengan cara berinteraksi dengan lingkungan mereka dan mereka belajar bagaimana cara belajar (learn how to learn) dengan baik. Suatu model pengajaran merupakan gambaran suatu lingkungan pembelajaran, yang juga meliputi perilaku kita sebagai guru saat model tersebut diterapkan. Model-model ini memiliki banyak kegunaan yang menjangkau segala bidang pendidikan, mulai dari materi perencanaan dan kurikulum, hingga materi perancangan instruksional,
termasuk program-program multimedia (Joyce, 2009:29). Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa Dikatakan produktif karena dalam keterampilan ini menghasilkan suatu ide atau gagasan untuk disampaikan kepada pembaca. Dengan demikian dalam kaitannya dengan proses komunikasi atau proses menggunakan bahasa, menulis merupakan komunikasi secara tidak langsung. Komunikasi secara tidak langsung berarti komunikasi yang tidak melibatkan pihak pertama dan kedua secara langsung dalam satu waktu dan satu kesempatan sehingga dalam komunikasi ini memerlukan alat atau media yang dapat menjembataninya. Alat tersebut adalah bahasa tulis. Agar alat itu dapat berfungsi dengan baik dalam proses komunikasi maka penulis harus memperhatikan cara atau teknik dan kaidah-kidah yang mengatur penggunaan alat tersebut. Hal ini berarti dalam menulis kita harus terampil menggunakan bahasa dalam arti kita harus mampu menggunakan bahasa dengan baik, benar, wajar dan logis. Seperti yang diungkapkan Rusyana (1984: 191) bahwa kemampuan menulis mencakup berbagai kemampuan, seperti kemampuan menggunakan unsur-unsur bahasa, kemampuan menggunakan bentuk karangan, kemampuan menggunakan gaya, dan kemampuan menggunakan ejaan. Dengan demikian jelaslah bahwa menulis ini memerlukan kemampuan atau keterampilan dalam menulis. Pengertian Paragraf Pada umumnya suatu karangan dibangun oleh sejumlah paragraf. Paragraf sering juga disebut dengan istilah alinea. Kata paragraf diserap ke dalam bahasa Indonesia dari bahasa Inggris paragraph, sedangkan kata alinea diserap dari bahasa Belanda dengan ejaan yang sama. Sebelum penulis menyimpulkan pengertian paragraf, di bawah ini akan penulis kutip pendapat beberapa ahli mengenai pengertian paragraf yang penulis ambil dari beberapa sumber. a.) Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia (1984) kata paragraf berarti nama bagian bab dalam suatu karangan (biasanya mengandung satu ide pokok dan dimulai penulisannya dengan garis baru). b.) Rusyana (1984) berpendapat bahwa paragraf itu berupa susunan yang terdiri atas serangkaian kalimat yang mengembangkan sebuah pokok. c.) Tarigan (1981) berpendapat bahwa paragraf adalah seperangkat kalimat tersusun logis sistematis yang merapakan satu kesatuan ekspresi pikiran yang relevan dan mendukung pikiran pokok yang tersirat dalam keseluruhan karangan.
d.) Widyamarta (1995) menyatakan bahwa paragraf adalah sekelompok kalimat yang saling berkaitan dan yang mengembangkan satu gagasan. Pendekatan Komunikatif Pendekatan komunikatif berorientasi pada proses belajar- mengajar bahasa berdasarkan tugas dan fungsi berkomunikasi. Prinsip dasar pendekatan komunikatif ialah: a) materi harus terdiri dari bahasa sebagai alat komunikasi, b) desain materi harus menekankan proses belajar-mengajar dan bukan pokok bahasan, dan c) materi harus memberi dorongan kepada pelajar untuk berkomunikasi secara wajar ( Siahaan dalam Pateda, 1991:86). Dalam pendekatan komunikatif, yang menjadi acuan adalah kebutuhan siswa dan fungsi bahasa. Pendekatan komunikatif berusaha membuat siswa memiliki kecakapan berbahasa. Dengan sendirinya, acuan pokok setiap unit pelajaran ialah fungsi bahasa dan bukan tata bahasa. Dengan kata lain, tata bahasa disajikan bukan sebagai tujuan akhir, tetapi sarana untuk melaksanakan maksud komunikasi. Strategi belajar-mengajar dalam pendekatan komunikatif didasarkan pada cara belajar siswa aktif, yang sekarang dikenal dengan istilah Student Centered Learning (SCL). Cara belajar aktif merupakan perkembangan dari teori Dewey Learning by Doing (1854—1952) (lihat Pannen, dkk.2001:42). Dewey sangat tidak setuju dengan rote learning ‘belajar dengan menghafal’. Dewey menerapkan prinsip-prinsip learning by doing, yaitu siswa perlu terlibat dalam proses belajar secara spontan siswa terlibat secara aktif dalam proses belajar-mengajar. Dalam pendekatan komunikatif, ada beberapa metode yang dapat diterapkan, yaitu metode simulasi/ The Simulation Method, dan metode kaji pengalaman/ The Inquiry Method (Pateda,1991:87). Rumusan yang hampir sama dinyatakan oleh Slavin (dalam Pannen, dkk. 2001:69) metode-metode belajar aktif terdiri atas: metode Students Teams Achievement Division (STAD), metode Team Games Tournament (TGT), dan metode Jingsaw II. Dari pendapat Slavin ini, penulis hanya menerapkan metode STAD dan metode TGT. Hal ini dikarenakan metode jingsaw II lebih rumit. Selain siswa, dibagi atas beberapa kelompok, guru harus memilih siswa yang tingkat kemampuannya lebih. Siswa yang tingkat kemampuannya melebihi tingkat kemampuan teman mereka akan dikelompokan pula menjadi kelompok ahli. Metode Penelitian Sesuai dengan tujuan penelitian dapat didefinisikan usaha untuk menemukan, mengembangkan dan menguji kebenaran suatu pengetahuan, usaha mana dilakukan dengan metode
ilmiah untuk penelitian disebut metodologi pengajaran (Sutrisno Hadi, 1984:4). Metode penelitian banyak dipengaruhi oleh banyak variabel. Selain itu metode penelitian berkaitan erat dengan tujuan penelitian itu sendiri. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai model pembelajaran paragraf dengan pendekatan komunikatif. Berdasarkan hal tersebut di atas, penulis menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Metode ini dilaksanakan berdasarkan uji coba praktek mengajar yang dilaksanakan di kelas X SMAN 14 Garut. Dengan penelitian yang akan penulis lakukan kiranya dapat dihubungkan dengan keperluan seperti : menggambarkan kemampuan mengembangkan paragraf dalam karangan deskripsi dengan pendekatan komunikatif. HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Data Sebelum Menggunakan Pendekatan Komunikatif Paragraf siswa Nama: Reni Hoereni Kohesi Aspek ide utama sudah baik dan diberi nilai 4 Aspek relevansi ide pikiran penjelas sudah baik dan diberi nilai 4. Koherensi Aspek tata kalimat cukup dan diberi nilai 3, karena masih terdapat kesalahan. Aspek penggunaan kata penghubung cukup dan diberi nilai 3, karena masih terdapat kesalahan Pengembangan Aspek kesistematisan dan kelogisan pengembangan baik dan diberi nilai 4. Aspek kelengkapan paragraf baik dan diberi nilai 4. EYD Aspek penggunaan tanda baca kurang dalam penggunaannya pada kalimat, dan diberi nilai 2. Aspek kesalahan penggunaan huruf kapital kurang dan diberi nilai 2. Paragraf siswa Nama : Lim Melia Febriyanti Kohesi Aspek ide utama sudah baik dan diberi nilai 4 Aspek relevansi ide pikiran penjelas baik dan diberi nilai 4. Koherensi Aspek tata kalimat kurang sekali dan diberi nilai 2.
Contoh kalimat yang salah antara lain : - Tapi ibu malah mampir dulu - Mana udara lagi dingin-dinginya. - Terus aja negeliatin saya. Aspek penggunaan kata penghubung kurang diberi nilai 3. Contoh kesalahannya adalah : - ia duduk didekat saya, dan bertanya - sesampainya dikeranji - nyasar ketukang daging Pengembangan Aspek kesistematisan dan kelogisan pengembangan baik dan diberi nilai 4. Aspek kelengkapan paragraf cukup diberi nilai 3. EYD Aspek penggunaan tanda baca cukup dalam penggunaannya pada kalimat, dan diberi nilai 3. Aspek kesalahan penggunaan huruf kapital kurang dan diberi nilai 2. Contoh kesalahan: - Hari minggu - Sesampainya di kota garut - Hari senin - Jurusan pasar keranji Analisis Data Sesudah Menggunakan Pendekatan Komunikatif Paragraf siswa Nama :Fitria Juniati Kohesi Aspek ide utama sudah baik dan diberi nilai 4 Aspek relevansi ide pikiran penjelas sudah baik dan diberi nilai 4. Koherensi Aspek tata kalimat baik dan diberi nilai 4. Aspek penggunaan kata penghubung baik diberi nilai 4. Pengembangan Aspek kesistematisan dan kelogisan pengembangan baik dan diberi nilai 4. Aspek kelengkapan paragraf baik dan diberi nilai 4. EYD Aspek penggunaan tanda baca baik dalam penggunaannya pada kalimat, dan diberi nilai 4. Aspek kesalahan penggunaan huruf kapital baik dan diberi nilai 4. Nama : Nenden Tati. K Kohesi Aspek ide utama sudah balk dan diberi nilai 4. Aspek relevansi ide pikiran baik dan diberi nilai 4.
Koherensi Aspek tata kalimat baik dan diberi nilai 4. Aspek penggunaan kata penghubung baik dan diberi nilai 4. Pengembangan Aspek kesistematisan dan kelogisan pengembangan paragraf baik dan diberi nilai 4. Aspek kelengkapan paragraf baik dan diberi nilai 4. EYD Aspek penggunaan tanda baca baik dan diberi nilai 4. Aspek kesalahan penggunaan huruf kapital baik dan diberi nilai 4. Dari beberapa sampel di atas bisa diketahui, bahwa kemampuan siswa dalam menulis paragraf sebelum dan sesudah menggunakan Pendekatan Komunikatif terdapat perbedaan dan itu terlihat dari Kemampuan membuat paragraf siswa kelas X SMAN 14 Garut Tahun Ajaran 2011/2012 cukup. Hal tersebut diperoleh dari rata-rata perolehan nilai analisis paragraf siswa : 6,825. Jadi dengan menggunakan model pendekatan komunikatif dalam pembelajaran paragraf cukup efektif digunakan, terbukti dari perolehan nilai analisis paragraf siswa : 6,825. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil pengolahan data dan pengujian hipotesis terhadap model pembelajaran paragraf dengan pendekatan komunikatif seperti telah diterapkan dalam Bab IV, penulis memperoleh simpulan sebagai berikut: 1) Kemampuan membuat paragraf siswa kelas X SMAN 14 Garut Tahun Ajaran 2011/2012 cukup. Hal tersebut diperoleh dari rata-rata perolehan nilai analisis paragraf siswa : 6,825. 2) Model pembelajaran paragraf dengan pendekatan komunikatif cukup efektif digunakan, terbukti dari perolehan nilai analisis paragraf siswa : 6,825.
DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi, 1982. Prosedur Penilaian Suatu Pendekatan Praktik. Yogyakarta: Bina Aksara. Akhadiah, Sabarti, Maidar G. Arsjad dan Sakura H. Ridwan. 1988. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta : Erlangga. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1996. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Departemen Pendidikan Nasional. 2003. Standar Kompetensi Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Jakarta : Pusat Kurikulum, Balitbang Depdiknas Keraf, Gorys (1980). Komposisi. Ende Flores : Nusa Indah. Keraf, Gorys (1981). Komposisi Sebuah Pengantar Kemahiran Berbahasa. Ende Flores: Nusa Indah. Nazir, Moch. 1999. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia. Parera, J. Daniel. (1987). Belajar Mengemukakan Pendapat Edisi 4. Jakarta : Erlangga. Pannen, Paulina dkk. 2001. Mengajar di Perguruan Tinggi: Konstrukktivisme dalam Pembelajaran. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional. Pateda, Mansoer. 1991. Linguistik Terapan. EndeFlores: Nusa Indah. Rusyana Yus (1982). Metode Pengajaran Sastra : Bandung : Gunung Larang. Tarigan, Djago. 1981. Membina Keterampilan Menulis Paragraf. Bandung : Angkasa. Tarigan, Henry G. 1982. Menulis sebagai Suatu Keterampilan Bahasa. Bandung : Angkasa.