MODEL PEMBELAJARAN MENULIS PENGUMUMAN DENGAN PENDEKATAN KOOPERATIF PADA SISWA KELAS IV DI SDN JAYARAGA 1 TAROGONG TAHUN PELAJARAN 2011/2012
MAKALAH
Oleh Santi Sri Sulastri 1021.1007
SEKO LA H DAN IL
AN URU G ID IKAN
GG TIN PENI KE U D M
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) SILIWANGI BANDUNG 2012
MODEL PEMBELAJARAN MENULIS PENGUMUMAN DENGAN PENDEKATAN KOOPERATIF PADA SISWA KELAS IV DI SDN JAYARAGA 1 TAROGONG TAHUN PELAJARAN 2011/2012 Santi Sri Sulastri 1021.1007 Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia Sekolah Tinggi Keguruan Dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Siliwangi Bandung 2012
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan deskripsi mengenai konsep proses dan hasil Model Pembelajaran Menulis Pengumuman Dengan Pendekatan Kooperatif. Sedangkan pada hipotesis dari penelitian tersebut adalah pendekatan kooperatif untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis pengumuman selain itu untuk meningkatkan motivasi siswa dalam menulis pengumuman. Berdasarkan hal tersebut di atas, penelitian ini memiliki tujuan yaitu (1) Ingin mengetahui keefektifan penggunaan modal pembelajaran menulis pengumuman dengan pendekatan kooperatif, (2) Ingin mengetahui hasil belajar siswa setelah mengikuti proses pembelajaran menulis pengumuman dengan pendekatan kooperatif. Metode yang digunakan adalah diskriptif dengan sampel 20 orang, yang dilakukan pada siswa kelas IV SDN Jayaraga 1 Tarogong. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, maka dapat dibuktikan bahwa Model Pembelajaran Menulis Pengumuman siswa kelas IV SDN Jayaraga 1 Tarogong. Tahun Pelajaran 2011/2012 dengan menggunakan media audiovisual cukup efektif dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Penulis beranggapan bahwa apabila dalam pembelajaran Bahasa Indonesia terutama dalam pembelajaran menulis pengumuman diterapkan dengan media audio visual, maka kemampuan siswa untuk memahami isi pengumuman dapat berhasil dengan baik. Kata Kunci : Menulis Pengumuman, Pendekatan Kooperatif
PENDAHULUAN Kurikulum yang saat ini dilaksanakan adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Tujuan penyusunan panduan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dimaksudkan untuk dijadikan acuan bagi satuan pendidik agar dilaksanakan sebagai pedoman pengelolaan sekolah. KTSP berlaku untuk seluruh jenis mata pelajaran yang ada di sekolah termasuk mata pelajaran Bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia merupakan bahasa komunikasi yang sangat penting bagi masyarakat Indonesia. Selain itu Bahasa Indonesia pun menjadi sarana efektif untuk berinteraksi dan berkomunikasi baik secara formal maupun secara informal. Siswa diharapkan dapat memiliki kemampuan tersebut agar dapat berkomunikasi
dengan baik. Jadi informasi yang disampaikan dengan baik. Dalam satuan pendidikan dasar kegiatan membaca tidak dapat dipisahkan dari kegiatan menulis karena kegiatan membaca dilakukan secara serentak. Menurut pendapat yang dikemukakan oleh Mohammad Yunus (2002:1.26): Menulis sebagai aktifitas berbahasa tidak dapat dilepaskan dari kegiatan berbahasa lainnya. Apa yang diperoleh melalui menyimak, membaca, dan berbicara akan memberikan masukan berharga untuk kegiatan menuli Sebuah pengumuman dapat berupa berita yang disampaikan melalui siaran televisi, oleh sebab itu isi pengumuman harus singkat, jelas, dan tepat. Bahasa yang digunakan harus bahasa formal dan bersifat resmi. Kalimat yang digunakan harus kalimat efektif, agar apa yang disampaikan dapat dimengerti
oleh pemirsa. Berkomunikasi melalui pendekatan kooperatif akan memudahkan siswa dalam menerima informasi dengan baik karena siswa dapat secara langsung melihat, mendengar, menulis, bahkan dapat menyampaikan informasi yang diperoleh. KAJIAN TEORI DAN METODE Pengertian Pembelajaran Kamus Besar Bahasa Indonesia memberikan pengertian tentang pembelajaran, Pembelajaran adalah proses, cara, pembuatan menjadikan orang atau makhluk hidup belajar” (Depdikbud, 2002 :17). Dalam petunjuk guru belajar bahasa Indonesia untuk SMP kelas VII materi disesuaikan dengan kurikulum (1994 : 22) pun terdapat pengertian pembelajaran, yaitu: “Pembelajaran adalah proses pemerolehan pengalaman belajar oleh para siswa dalam upaya menguasai tujuan pengajaran yang telah ditetapkan sebelumnya”. Oleh karena itu. pembelajaran harus ditekankan pada aktivitas siswa dengan memperhatikan pninsip-prinsip kegiatan belajar mengajar. Prinsi-prinsip yang dimaksud adalah sebagai berikut: 1) Tujuan akhir dan kegiatan pembelajaran mata pelajaran bahasa Indonesia adalah tercapainya keterampilan berbahasa, seperti menyimak atau mendengarkan, berbicara, menulis dan membaca secara lancar. 2) Setiap kegiatan belajar mengajar, materi pelajaran harus langsung berkenaan atau memiliki relevansi dengan tujuan pengajaran yang telah ditetapkan. 3) Penggunaan alokasi waktu harus yang telah ditetapkan 4) Perolehan pengalaman belajar hendalmya benarbenar disesuaikan dengan kemampuan siswa. Dengan empat prinsip diatas, kita dapat melaksanakan kegiatan pembelajaran secara gamblang, terpadu dan langsung mencapai tujuan. Oleh karena itu, dalam upaya pencapaian keterampilan berbahasa, guru hendaknya memperhatikan karakteristik dan prinsip dan setiap komponen keterampilan berbahasa. Guru hendaknya mengenak karakteristik dan mendengarkan atau menyimak, membaca, menulis, berbicara, kosa kata, kebahasaan (struktur), dan apresiasi sastra. Pengertian Pembelajaran Menulis Saat ini ada dua istilah yang digunakan dalam dunia pendidikan kita. Istilah-istilah tersebut adalah pengajaran dan pembelajaran. Kedua istilah tersebut sering ditafsirkan dengan makna yang sama, karena terdiri atas serangkaian komponen yang sama pula. Sebenarnya, kedua istilah tersebut sangat
berbeda. Istilah pengajaran cenderung berorientasi kepada guru sebagai pengajar, sedangkan istilah pembelajaran cenderung berorientasi kepada siswa sebagai pembelajar. Berhubungan dengan uraian di atas, Oemar Hamalik mengemukakan bahwa pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran (1994:57). Berdasarkan pendapat tersebut, kita bisa melihat bahwa pembelajaran adalah suatu proses yang kompleks yang melibatkan banyak unsur. Unsur- unsur pembelajaran ini secara spesifik terdiri atas pengajar, pembelajaran, materi, metode, tujuan, evaluasi, dan media pembelajaran. Unsur-unsur tersebut tidak bisa berdiri sendiri, tetapi harus berfungsi secara integral. Objek yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah pembelajaran menulis. Definisi yang dikemukakan di atas telah memberikan gambaran kepada kita bahwa pembelajaran penulis adalah suatu proses yang terdiri atas serangkaian komponen yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran menulis. Menulis Pengumuman Menulis pengumuman merupakan upaya untuk menyebarluaskan berita kepada khalayak ramai agar informasi yang disampaikan dapat diterima oleh pembacanya. Bentuk pengumuman bebas, dapat berupa pamphlet atau surat. Sebuah pengumuman berisi informasi yang sangat penting oleh sebab itu pengumuman harus singkat, jelas dan cepat. Bahasa yang digunakan harus beragam formal atau resmi, kalimat-kalimatnya juga haras efektif. Model Pembelajaran Kooperatif Falsafah yang mendasari model pembelajaran gotong royong dalam pendidikan adalah falsafah homo homini socius. Berlawanan dengan Teori Darwin, falsafah menekankan bahwa manusia adalah mahkluk sosial. Kerja sama merupakan kebutuhan yang sangat penting artinya bagi kelangsungan hidup. Tanpa kerja sama. tidak akan ada individu, keluarga, organisasi, atau sekolah. Ironisnya. model pembelajaran kooperatif belum banyak diterapkan dalam pendidikan. walaupun orang Indonesia sangat membanggakan sifat gotong royong dalam skehidupan bermasyarakat. Kebanyakan pengajar enggan menerapkan sistem kerja sama di dalam kelas karena beberapa alasan-alasan yang utama adalah kekhawatiran bahwa akan terjadi kekacauan di kelas dan siswa tidak belajar jika mereka ditempatkan dalam grup. Selain itu, banyak orang mempunyai kesan negatif mengenai kegiatan keja sama atau bela|ar dalam. kelompok. Banyak siswa juga tidak senang disuru bekarja sama dengan orang lain,
Kesan negatif mengenai kegiatan bekerja/belajar dalam kelompok ini juga bisa timbui karena ada perasaan was-was pada anggota kelompok akan hilangnya karakteristik atau keunikan pribadi mereka karena harus menyesuaikan diri dengan kelompok. Sebenarnya, pembagian kerja sama yang kurang adil tidak perlu terjadi dalam kerja kelompok, jika pengajar benar-benar menerapkan prosedur model pembelajaran kooperatif. Banyak pengajar hanya membagi siswa dalam kelompok lalu memberi tugas untuk rnenyelesaikan sesuatu tanpa pedoman mengenai pembagian tugas. Model pembelajaran kooperatif tidak sama dengan sekedar belajar dalam kelompok. Ada unsurunsur dasar pembelajaran kooperatif yang membedakannya dengan pembagian kelompok yang dilakukan asal-asalan. Pelaksanaan prosedur model kooperatif dengan benar akan memungkinkan pendidik mengelola kelas dengan lebih efektif. METODE PENELITIAN Dalam melakukan penelitian ini penulis akan menggunakan metode diskriptif yang bertujuan untuk menyusun, menganalisis, dan menyimpulkan data hasil tes. Teknik Penelitian Berdasarkan metode penelitian yang ditentukan di atas maka teknik yang digunakan adalah: 1. Teknik Tes Teknik Tes adalah cara-cara yang digunakan dalam melaksanakan penilaian berupa seperangkat rangsangan (stimuli) yang diberikan kepada seseorang dengan maksud untuk mendapatkan jawaban yang dapat dijadikan dasar sebagai penetapan skor angka (S. Margono, 2003: 170). Dalam teknik tes jenis tes yang digunakan adalah tes di dalam kegiatan belajar mengajar berupa pretes dan postes. Sedangkan dalam pelaksanaannya berupa tes tulis dengan bentuk tes objektif. 2. Teknik Observasi Observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian ( S.Margono, 2003:158). Pada penelitian ini penulis melakukan pengamatan dan pencatatan terhadap objek di tempat terjadi atau berlangsungnya peristiwa, sehingga pengamatan ini dinamakan observasi langsung. 3. Teknik Studi Literatur Studi literatur dipergunakan untuk memperoleh
data dengan mempelajari buku-buku berkaitan dengan masalah yang diteliti.
yang
HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi Hasil Pretes Siswa Agus Wahyudi Bahasa ( pilihan kata cukup = 3, kalimat efektif cukup = 3). Isi pengumuman ( hubungan isi dengan pengumuman kurang 2, struktur isi sangat kurang = 1). Ejaan ( tanda baca kurang = 2, pemenggalan kata sangat kurang = 1) jadi nilainya 6+3+3+ 12 : 3 =4 Ahmad Nurkholifi Bahasa ( pilihan kata kurang = 2, kalimat efektif kurang = 2). Isi pengumuman (hubungan isi dengan pengumuman sangat kurang = 1, struktur isi sangat kurang = 1), ejaan ( tanda baca sangat kurang = 1, pemenggalan kata sangat kurang = 1)jadi nilainya 4+2+2= 8: 3=2,7. Berdasarkam pengelompokan nilai pada tabel diatas, maka diperoleh nilai rata-rata siswa adalah jumlah rata-rata siswa 89 dibagi jumlah siswa 20 sama dengan 4.45. Dan siswa yang mendapat nilai diatas rata-rata ada 9 siswa. Deskripsi Hasil Postes Siswa Dyah Ayu Bahasa(pilihan kata baik 4, kalimat efektif baik = 4). Isi pengumuman (hubungan isi pengumuman baik 5, struktur isi baik = 4). Ejaan (tanda baca baik = 4, pemengalan kata baik 4). Jadi nilainya 8+9+8=24:3=8. Eni Bahasa (pilihan kata baik = 4, kalimat efektif cukup 3). Isi pengumuman (hubungan isi cukup = 3, struktur isi baik = 4). Ejaan(tanda baca cukup 3, pemenggalan kata baik 4). Jadi nilainya 7+8+7=22:3=7,3. Berdasarkan pengelompokkan nilai pada table di atas, maka diperoleh nilai rata-rata siswa adalah jumlah nilai rata-rata siswa 124,67 dibagi jumlah siswa 20 sama dengan 6,23. Dari siswa yang mendapatkan nilai di atas rata-rata ada 16 siswa. Hal ini menunjukkan bahwa media audiovisual dalam kegiatan pembelajaran berpengaruh terhadap nilai yang diperoleh., terbukti dengan membandingkan nilai tes kelas IV A dengan nilai tes kelas IV B. Jadi yang menggunakan media audiovisual lebih berhasil daripada yang tidak mengunakan media audiovisual. Maka hipotesis yang penulis kemukakan telah terbukti
SIMPULAN Berdasarkan rumusan masalah , hipotesis, dan pengolahan data, penulis dapat mengemukakan simpulan sebagai berikut: 1. Pembelajaran menulis pengumuman tanpa media audiovisual di kelas IV B diketahui hasil pembelajaran yang dicapai siswa nilai rataratanya adalah 4,63. 2. Pembelajaran menulis pengumuman dengan menggunakan media audiovisual di kelas IV A diketahui hasil pembelajaran yang dicapai siswa nilai rata-ratanya adalah 6,23 , lebih besar dapada kelas IV B. Jadi yang menggunakan media audiovisual lebih berhasil dan efektif. Maka hipotesis yang penulis kemukakan telah
terbukti.
DAFTAR PUSTAKA Akhlan,
H.R (1996). Perencanaan Pengajaran Bahasa. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Arifin, E.Z et al ( 1992). Cermat Berbahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi. Jakarta : PT. Mediayatama Sarana Perkasa.
Broto, A.S. (1980) Pengajaran Bahasa Indonesia Sebagai Bahasa Kedua di Sekolah Dasar Berdasarkan Pendekatan Lingustik Kontrastif. Jakarta : Bulan Bintang. Hadi, S.(1982). Statistik Jilid II. Yogyakarta: Fakultas Psikologi UGM Masnur, M. N. Siliwangi, B. (1987). Dasar-Dasar Interaksi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia. Bandung. Jemmars. P, J.D. (1980) Pengantar Linguistik Umum Bidang Ststistik. Ende Floras:Nusa Indah. Poerwadarminto, WJS. (1996). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta : PN.Balai Pustaka. Depdiknas. (2004) KTSP Jakarta: Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas I - VI SD/MI. Suparno.(1981). Kemampuan Menulis . Bandung: Abgkasa. Trimansyah, B. (2002). Saya Ingin Mahir Berbahasa Indonesia Untuk SD kelas IV. Bandung. Grafindo Media Pratama.