PERSEPSI SISWA DAN GURU TENTANG EKONOMI SYARIAH MELALUI SISTEM PEMBELAJARAN DI SEKOLAH (Studi pada SMPN 1 Kota Tasikmalaya)
Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Islam (SEI)
Oleh: Erma Hermawan NIM : 203046101697
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM) FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1429 H / 2008 M
PERSEPSI SISWA DAN GURU TENTANG EKONOMI SYARIAH MELALUI SISTEM PEMBELAJARAN DI SEKOLAH (Studi pada SMPN 1 Kota Tasikmalaya)
Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Islam (SE.I)
Oleh: Erma Hermawan NIM : 203046101697
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM) FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1429H/2008M
PERSEPSI SISWA DAN GURU TENTANG EKONOMI SYARIAH MELALUI SISTEM PEMBELAJARAN DI SEKOLAH (Studi pada SMPN 1 Kota Tasikmalaya)
Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Islam (SE.I)
Oleh: Erma Hermawan NIM : 203046101697
Di Bawah Bimbingan
Dr. Euis Amalia, M.Ag. NIP. 150 289 264
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM) FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1429 H / 2008 M
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi berjudul PERSEPSI SISWA DAN GURU TENTANG EKONOMI SYARIAH MELALUI SISTEM PEMBELAJARAN DI SEKOLAH telah diujikan dalam Sidang Munaqasyah Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta pada 26 September 2008. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Islam (SE.I) pada Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam). Jakarta, 26 September 2008 Mengesahkan, Dekan Fakultas Syariah dan Hukum
Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM NIP. 150 210 422 PANITIA UJIAN 1. Ketua
: Drs. Djawahir Hejazziey, SH., MA.
(....................)
NIP. 130 789 745 2. Sekretaris
: Drs. H. Ahmad Yani M.Ag.
(....................)
NIP. 150 269 678 3. Pembimbing : Dr. Euis Amalia, M.Ag.
(.....................)
NIP. 150 289 264 4. Penguji I
: Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM (.....................) NIP. 150 210 422
5. Penguji II
: Dr. H. Mujar Ibnu Syarif, M.Ag. NIP. 150 275 509
(....................)
KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, mengiringi selesainya penulisan skripsi ini, karena atas rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini, dalam rangka memenuhi persyaratan mencapai gelar Sarjana Ekonomi Islam pada Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta. Shalawat serta salam semoga tetap tercurah kepada penerang bagi kehidupan yaitu Nabi Muhammad s.a.w, beserta keluarga, sahabat dan umatnya sampai akhir zaman. Selama proses pembuatan skripsi ini, penulis menyadari bahwa dalam proses tersebut tidaklah terlepas dari segala bantuan, bimbingan dan motivasi dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin memberikan penghargaan yang setinggi-tinginya dan mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : 1. Prof. Dr. H. M. Amin Suma, SH. MA. MM. selaku Dekan Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Euis Amalia, M.Ag. selaku Ketua Jurusan dan Ah. Azharudin Latif, M.Ag. selaku Sekretaris Jurusan Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Drs. Djawahir Hejazziey, SH, MA. selaku Ketua Koordinator dan Drs. Ahmad Yani, M.Ag. selaku Sekretaris Koordinator Program Non Reguler Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 4. Ibu Euis Amalia M.Ag atas kesediannya memberikan waktu luang kepada penulis untuk membimbing, mengarahkan dan memberikan berbagai petunjuk sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 5. Kepala perpustakaan utama dan Fakultas Syariah beserta jajarannya, yang telah
banyak
membantu
penulis
dalam
melakukan
penelitian
dan
mendapatkan referensi buku. 6. Segenap Bapak dan Ibu dosen yang telah memberikan berbagai bekal ilmu kepada penulis sejak penulis duduk di bangku kuliah hingga lulus dari kampus tercinta ini. 7. Dua orang hamba Allah yang selalu penulis hormati dan cintai Ayah dan Bunda atas kasih sayang yang tiada terkira, membantu, mendukung dan memotivasi penulis baik secara moriil maupun materiil, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. 8. Kakak-kakak dan adik-adikku tercinta, a’ Momon, t’ Yati, d’ diding, d’ Arif, Icha dan Amil yang telah membantu penulis lewat doa-doanya, kalian adalah motivasi hidupku. 9. Kepala sekolah SMP Negeri 1 Tasikmalaya beserta para staf pengajar dan karyawan lainnya, terkhusus kepada Bapak Yanyan Herdiyana, S.Pd. dan Ibu Enok yang telah banyak membantu penulis dalam dalam penelitian di sekolah. 10. Ketua MGMP Ekonomi Bapak Nahrudin, MM dan PINBUK Tasikmalaya khususnya Bapak Endang Ahmad Yani, MM. haturkan terima kasih atas segala bantuannya.
kepada semuanya saya
11. Seluruh keluargaku yang telah memberikan motivasi atas selesainya skripsi ini mang Edi n bi Titin, mang Emon n bi Ono mang Ihin n bi Fifit serta t’ Hera atas segala bantuannya. 12. Keluarga Besar Mahasiswa Galuh Jaya, Adhe, Asep Dalank, Amin, Apep, Atep, Billy, Dhani, Echep, Hielmy dan Uchok atas bantuan dan semoga kita dapat mencurahkan pengetahuan bagi tanah kelahiran tercinta “Tatar Galuh Ciamis”. 13. Teman-teman seperjuangan khususya kelas C sobat, dhoni mute, choi, panji inal, waiz, wahyu, ayu lisa, ayat, gudeng, widi, luthfi, yang telah banyak membantu penulis, Thanks ya…, friend!, pokoknya semuanya yang tidak penulis sebutkan satu-persatu, baik kelas A maupun kelas B. Besar harapan penulis, bahwa penulisan ini dapat memberikan kontribusi yang positif bagi khasanah Ilmu Ekonomi Islam dan aparat pembuat kebijakan terutama bidang pendidikan, sehingga ekonomi Islam bisa menjadi kurikulum pendidikan Nasional. Peulis sadar bahwa masih diperlukan banyak penyempurnaan dalam skripsi ini, karena manusia bukanlah makhluk yang sempurna. Atas semua perhatiannya penulis haturkan terima kasih.
Jakarta, 15 Juni 2008
Penulis
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa : 1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata Satu di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 26 September 2008
Erma Hermawan
ABSTRAKSI Pengembangan ekonomi syariah melalui perguruan tinggi merupakan upaya strategis untuk melahirkan sumber daya insani dibidang ekonomi syariah, baik ekonomi pembangunan, manajemen, akuntansi, dan di lembaga keuangan syariah. Dengan program pendidikan ini, diharapkan lahir para ilmuwan ekonomi Islam berkualitas yang tidak ragu tentang ekonomi Islam. perkembangan pendidikan ekonomi Islam di Indonesia kini makin meluas, tidak saja di Perguruan Tinggi (PT), tetapi juga sampai ke sekolah menengah umum (SMU) bahkan sekolah menengah pertama (SMP). Untuk pendidikan ekonomi syariah di SMP telah direalisasikan di Kota Tasikmalaya. Dua tahun sudah Kota Tasikmalaya menerapkan pelajaran ekonomi syariah dalam bentuk muatan lokal secara resmi, dengan landasan hukum Surat Keputusan (SK) Walikota No 421/7/2005. maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana persepsi siswa dan guru tentang ekonomi syariah melalui sistem pembelajaran di sekolah. Penelitian ini menggunakan data primer yang berasal dari angket atau kuesioner yang diisi oleh responden yakni siswa dan guru pada SMP Negeri 1 Kota Tasikmalaya dengan menggunakan analisa data melalui tabel frekuensi dan deskriptif statistik
dengan menggunakan program SPSS 11.5
for windows, dan untuk
mengetahui kualitas persepsi digunakan rumus artificial Nouron Network (ANN). Dari penelitian ini diketahui bahwa persepsi responden terhadap ekonomi syariah berada pada kategori baik.
ا ا ا KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, mengiringi selesainya penulisan skripsi ini, karena atas rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini, dalam rangka memenuhi persyaratan mencapai gelar Sarjana Ekonomi Islam pada Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Shalawat serta salam semoga tetap tercurah kepada penerang bagi kehidupan yaitu Nabi Muhammad Saw., beserta keluarga, sahabat dan umatnya sampai akhir zaman. Selama proses pembuatan skripsi ini, penulis menyadari bahwa dalam proses tersebut tidaklah terlepas dari segala bantuan, bimbingan dan motivasi dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin memberikan penghargaan dan mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : 14. Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH. MA. MM. selaku Dekan Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 15. Dr. Euis Amalia, M.Ag. sebagai Ketua Porgram Studi dan Ah. Azharudin Latif, M.Ag. selaku sekretaris Porgram Studi Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 16. Drs. Djawahir Hejazziey, SH, MA. sebagai Ketua Koordinator Teknis dan Drs. Ahmad Yani, M.Ag. selaku Sekretaris Koordinator Teknis Program Non Reguler Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
17. Ibu Dr. Euis Amalia M.Ag atas kesediannya memberikan waktu luang kepada penulis untuk membimbing, mengarahkan dan memberikan berbagai petunjuk sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 18. Kepala Perpustakaan Utama dan Fakultas beserta para stafnya yang telah banyak membantu penulis melakukan penelitian. 19. Segenap Bapak dan Ibu dosen yang telah memberikan berbagai bekal ilmu kepada penulis sejak penulis duduk di bangku kuliah hingga lulus dari kampus tercinta ini. 20. Sepasang hamba Allah yang selalu penulis cintai Bapak Yoyo dan Ibu I’ah, atas kasih sayang yang tiada terkira, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. 21. Kakak dan adik-adikku tercinta, Momon, Yati, diding, Arif, Icha dan Amil yang telah membantu penulis lewat doa-doanya, kalian adalah motivasi dan inspirasi hidupku. 22. Kepala sekolah SMP Negeri 1 Kota Tasikmalaya beserta para pengajar dan karyawan lainnya, terkhusus kepada Bapak Yanyan Herdiyana S.Pd.dan Ibu Enok yang telah membantu penulis dalam penelitian ini. 23. MGMP Ekonomi dan PINBUK Tasikmalaya khususnya Bapak Nahrudin MM. dan Bapak Endang Ahmad Yani, MM., kepada semuanya saya haturkan terima kasih. 24. Seluruh rekan Keluarga Besar Mahasiswa (KBM) GALUH JAYA, Ade, Asep Dalank, Amin, Apep, Atep, Billy, Irfan Hilmy, Ramdhani, Samsuludin atas
bantuan dan motivasinya. Semoga kebersamaan kita dapat dilanjutkan dalam mengawal pembangunan daerah tercinta (Tatar Galuh Ciamis). 25. Seluruh keluargaku yang telah memberikan semangat atas selesainya skripsi ini, Paman dan Bibi : Edi dan Titin, Emon dan Ono, Ihin dan Fifit serta kakaku Ema Herawati atas segala bantuannya. 26. Teman-teman seperjuangan khususnya kelas C : Andi Kristanto, Andi Irmansah, Rahayu Lisa, Rahayu Dhoni, Euis, Mutia, Choiriyah, Panji, Deden, Waiz, Wahyu, Jamal, Luthfi, Yayat dan temen-temen yang tidak penulis sebutkan satu persatu, pokoknya semua angkatan 2003. Temen-temen direguler: Harun, Iwan, Ifdhal, Digdo, Grand, Yasir, Farhan dan Sriwahyuni serta temenku di Unsil Destia, Entin, dan lebih khusus Ani Nurbayani yang selalu memberikan motivasi buat penulis. Besar harapan bahwa tulisan ini dapat memberikan konstribusi yang positif bagi khazanah Ilmu Ekonomi Islam dan aparat pembuat kebijakan khususnya pada pedidikan ekonomi syariah. Penulis sadar bahwa masih diperlukan banyak penyempurnaan dalam penulisan skripsi ini, maka kritik dan saran sangat penulis harapkan. Atas semua perhatiannya penulis haturkan terima kasih.
Jakarta, 26 September 2008 M 26 Ramadhan 1429 H
Penulis
ABSTRAKSI Pengembangan ekonomi syariah melalui perguruan tinggi merupakan upaya strategis untuk melahirkan sumber daya insani dibidang ekonomi syariah, baik ekonomi pembangunan, manajemen, akuntansi, dan di lembaga keuangan syariah. Dengan program pendidikan ini, diharapkan lahir para ilmuwan ekonomi Islam berkualitas yang tidak ragu tentang ekonomi Islam. perkembangan pendidikan ekonomi Islam di Indonesia kini makin meluas, tidak saja di Perguruan Tinggi (PT), tetapi juga sampai ke sekolah menengah umum (SMU) bahkan sekolah menengah pertama (SMP). Untuk pendidikan ekonomi syariah di SMP telah direalisasikan di Kota Tasikmalaya. Dua tahun sudah Kota Tasikmalaya menerapkan pelajaran ekonomi syariah dalam bentuk muatan lokal secara resmi, dengan landasan hukum Surat Keputusan (SK) Walikota No. 421.7/2005. maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana persepsi siswa dan guru tentang ekonomi syariah melalui sistem pembelajaran di sekolah. Penelitian ini menggunakan data primer yang berasal dari angket atau kuesioner yang diisi oleh responden yakni siswa dan guru pada SMP Negeri 1 Kota Tasikmalaya dengan menggunakan analisa data melalui tabel frekuensi dan deskriptif statistik
dengan menggunakan program SPSS 11.5
for windows, dan untuk
mengetahui kualitas persepsi digunakan rumus artificial Nouron Network (ANN). Dari penelitian ini diketahui bahwa persepsi responden terhadap ekonomi syariah berada pada kategori baik.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .......................................................................................... i ABSTRAKSI ......................................................................................................... iv DAFTAR ISI .......................................................................................................... v DAFTAR TABEL ................................................................................................. viii DAFTAR GAMBAR DAN GRAFIK .................................................................. x BAB I
: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ........................................................... 1 B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ....................................... 6 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................ 7 D. Tinjauan Pustaka ....................................................................... 8 E. Kerangka Konsep...................................................................... 10 F. Metode Penelitian……………………………………………. 14 G. Sistematika Penulisan............................................................... 19
BAB II
: LANDASAN TEORI A. Persepsi....................................................................................... 21 1. Pengertian persepsi................................................................ 21 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi.......................... 24 B. Sistem Pembelajaran ................................................................. 26 1. Pengertian Sistem Pembelajaran........................................... 27 2. Metode Pembelajaran .......................................................... 28 3. Media Pembelajaran............................................................. 29
C. Ekonomi Islam............................................................................ 31 1. Pengertian Ekonomi Islam.................................................... 31 2. Prinsip-prinsip Ekonomi Islam............................................. 33 BAB III
: GAMBARAN UMUM SMPN I DAN KOTA TASIKMALAYA A. Gambaran Umum SMPN 1 Kota Tasikmalaya........................40 1. Profil SMPN 1 Kota Tasikmalaya................................... 40 2. Profil manajemen dan pengelola sekolah......................... 46 3. Program masa mendatang dan rekomendasi..................... 47 4. Kurikulum pelajaran ekonomi syariah.............................. 49 5. Tanggapan terhadap kurikulum........................................ 53 B. Gambaran Umum Kota Tasikmalaya....................................... 54 1. Sejarah Kota Tasikmalaya................................................ 54 2. Visi dan Misi Kota Tasikmalaya...................................... 57 3. Letak Geografi Kota Tasikmalaya.................................... 58 4. Potensi perekonomian Kota Tasikmalaya......................... 60
BAB IV
: HASIL PENELITIAN A. Pembelajaran Ekonomi Syariah pada SMP N 1 Tasikmalaya 65 B. Analisis Penelitian.................................................................... 68 1. Profil Responden................................................................. 68 2. Analisis Deskriptif Statistik................................................ 70 3. Analisis Penilaian berdasarkan ANN.................................. 94 C. Analisis SWOT pembelajaran ekonomi syariah di Kota Tasikmalaya............................................................................. 100 Analisa Temuan Penelitian...................................................... 105
BAB V
: PENUTUP A. Kesimpulan.............................................................................. 108 B. Saran ....................................................................................... 109 C. Rekomendasi............................................................................ 111
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 112 LAMPIRAN........................................................................................................... 115
DAFTAR TABEL 1. Tabel 1.1 Operasional dan Variabel penelitian
13
2. Tabel 1.2 Operasional dan variabel wawancara
14
3. Tabel 3.1 Masa jabatan kepemimpinan SMPN 1 Tasikmalaya
41
4. Tabel 3.2 Lulusan sekolah lima tahun terahir
42
5. Tabel 3.3 Data ruang kelas
43
6. Tabel 3.4 Kondisi bangunan
43
7. Tabel 3.5 Profil wakasek dan pembantu sekolah
46
8. Tabel 3.6 Profil staf tata usaha
46
9. Tabel 3.7
Fasilitas penunjang
47
10. Tabel 3.8 Program budaya dan kultur sekolah
48
11. Tabel 3.9 Program dan kegiatan staf tata usaha
48
12. Tabel 3.10 Prestasi yang telah dicapai
49
13. Tabel 3.11 Materi pelajaran kelas VII
49
14. Tabel 3.12 Materi pelajaran kelas VIII
51
15. Tabel 3.13 Materi pelajaran kelas IX
52
16. Tabel 3.14 Luas wilayah dan jumlah kelurahan kota Tasikmalaya
58
17. Tabel 3.15 Potensi Industri
60
18. Tabel 3.16 Potensi perdagangan
61
19. Tabel 3.17 Data perusahaan
62
20. Tabel 3.18 Sarana dan prasarana perdagangan
62
21. Tabel 3.19 Potensi usaha kecil dan menengah
63
22. Table 4.1 Gambaran jenis kelamin responden
68
23. Table 4.2 Gambaran usia responden
69
24. Table 4.3 Frekuensi pemahaman terhadap pengertian ekonomi Islam
70
25. Table 4.4 Frekuensi tanggapan terhadap sistem ekonomi Islam
71
26. Table 4.5 Frekuensi tanggapan terhadap sumber ajaran ekonomi Islam
72
27. Table 4.6 Frekuensi tanggapan terhadap tujuan utama ekonomi Islam
73
28. Table 4.7 Frekuensi tanggapan terhadap tauhid prinsip dasar ekonomi Islam 74 29. Table 4.8 Frekuensi tanggapan terhadap harta sebagai titipan
75
30. Table 4.9 Frekuensi pengetahuan tokoh pemikir ekonomi Islam
76
31. Table 4.10 Frekuensi tanggapan terhadap konsep uang menurut AlGhazali
77
32. Table 4.11 Frekuensi tanggapan terhadap pengertian riba
78
33. Table 4.12 Frekuensi tanggapan terhadap macam-macam riba
79
34. Table 4.13 Frekuensi tanggapan terhadap konsekuensi akad dalam Islam
80
35. Table 4.14 Frekuensi tanggapan terhadap ruang lingkup LKS
81
36. Table 4.15 Frekuensi tanggapan terhadap Praktik LKS
82
37. Table 4.16 Frekuensi tanggapan terhadap bagi hasil sebagai ciri ekonomi Islam
83
38. Table 4.17 Frekuensi pengetahuan terhadap BMT
84
39. Table 4.18 Frekuensi penegtahuan terhadap sumber keuangan negara
85
40. Table 4.19 Frekuensi tanggapan atas keyakinan terhadap ekonomi Islam
86
41. Table 4.20 Frekuensi tanggapan terhadap desaign ekonomi Islam
87
42. Table 4.21 Frekuensi tanggapan jika ekonomi Islam menjadi kebijakan Negara
88
43. Table 4.22 Frekuensi tanggapan terhadap penyaluran dana LKS
89
44. Table 4.23 Frekuensi tanggapan untuk menjadi nasabah LKS
90
45. Table 4.24 Frekuensi tanggapan untuk mengunjungi LKS
91
46. Table 4.25 Frekuensi tanggapan untuk membuat artikel
92
47. Table 4.26 Frekuensi tanggapan untuk mengumpulkan referensi artikel
93
48. Table 4.27 Frekuensi tanggapan untuk bertindak tidak boros
94
49. Table 4.28 Frekuensi tanggapan terhadap pengetahuan dasar
95
50. Table 4.29 Frekuensi tanggapan terhadap pengetahuan umum
96
51. Table 4.30 Frekuensi tanggapan terhadap sejarah ekonomi syariah
97
52. Table 4.31 Frekuensi tanggapan terhadap keyakinan sikap
98
53. Table 4.32 Frekuensi tanggapan terhadap kecenderungan bertindak
99
54. Table 4.33 Matrik SWOT
101
DAFTAR GAMBAR DAN GRAFIK
1. Gambar 1.1 Alur ilustrasi penelitian
11
2. Grafik 3.1 Jumlh siswa 5 tahun
43
3. Grafik 3.2 Ketenagakerjaan-Guru
44
4. Grafik 3.3 Ketenagakerjaan-Tata usaha
45
5. Grafik 4.1 Gambaran mengenai Jenis klamin
68
6. Grafik 4.2 Gambaran mengenai Usia responden
69
7. Gambar 4.3 Skala interval pengetahuan dasar ekonomi Islam
96
8. Gambar 4.4 Skala interval pengetahuan umum ekonomi Islam
97
9. Gambar 4.5 Skala interval pengetahuan sejarah ekonomi Islam
97
10. Gambar 4.6 Skala interval keyakinan sikap
98
11. Gambar 4.7 Skala interval kecenderungan bertindak
99
Daftar Isi Kata Pengantar Daftar Isi BAB I
: PENDAHULUAN H. Latar Belakang Masalah I. Pembatasan dan Perumusan Masalah J. Tujuan dan Manfaat Penelitian K. Kerangka Konsep L. Tinjauan Pustaka M. Metode Penelitian N. Sistematika Penulisan
BAB II
: LANDASAN TEORI A. Persepsi B. Sistem Pembelajaran 1. Media Pembelajaran 2. Metode Belajar 3. Strategi Belajar C. Ekonomi syari’ah 1. Sistem Ekonomi Syari'ah 2. Prinsip-prinsip Ekonomi Syari'ah
BAB III
: GAMBARAN UMUM SMPN I DAN KOTA TASIKMALAYA
C. Profil SMPN 1 Kota Tasikmalaya D. Profil Kota Tasikmalaya
BAB IV
: HASIL PENELITIAN D. Pembelajaran Ekonomi Syariah pada SMPN 1 Tasikmalaya E. Profil Responden F. Analisis Statistik Deskriftip G. Analisis Penilaian berdasarkan Artificial Neuron Network (ANN) H. Analisis SWOT pembelajaran ekonomi syariah pada SMPN 1 Tasaikmalaya
BAB V
: PENUTUP D. Kesimpulan E. Saran
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH Islam sebagai agama memuat ajaran yang universal dan komprehensif. Universal artinya bersifat umum dan komprehensif artinya mencakup seluruh bidang kehidupan. Islam didesain untuk mengantarkan kebahagiaan manusia lewat penegakan keharmonisan antara kebutuhan–kebutuhan moril dan materil manusia,
aktualisasi
keadilan
sosio-ekonomi
serta
persaudaraan
dalam
masyarakat. Sudah menjadi coretan sejarah bahwa Islam sebagai sebuah nilai sekaligus sistem kehidupan pernah menghantarkan manusia pada suatu periode kehidupan yang sejahtera, baik lahir maupun batin, baik materi maupun rohani. Islam mempunyai sumber hukum yang sama dari dulu hingga sekarang, yaitu al Qur’an dan sunnah. namun bagaimana bisa peradaban ummat Islam terpuruk saat ini? Bagaimana Islam dapat masuk pada semua sisi kehidupan manusia, mengatur dan menyelesaikan masalah hidup dan kehidupan, sehingga mereka sejahtera pada masa lalu? Padahal al-Qur’an dan sunnah tak pernah bertambah dan berkurang lembarannya sejak dulu hingga kini. Dengan kata lain kita masih menggunakan sumber hukum dan pengetahuan yang sama kuantitas maupun kualitasnya. 1 Dalam Al-Quran Allah memberikan contoh tegas mengenai ajaran-ajaran para rasul di masa dalam kaitannya dengan masalah-masalah ekonomi yang 1
Ali Sakti, Ekonomi Islam: Jawaban Atas Kekacauan Ekonomi Modern, (Jakarta: Paradigma dan AQSA Publishing, 2007), h. 1.
menekankan bahwa prilaku ekonomi salah satu bidang yang sangat diperhatikan dalam Islam. Salah satu contoh yang dapat dikemukakan adalah mengenai risalah kenabian Ibrahim as. dan putra-putranya, Allah berfirman :
☺ ! *+, &'( ) "# $
1'2 ) ,-. /(0 9":; ) 3456 78(0 3C'( ?052⌧B ? 345*<=>(0 ( : )اءDE, F Artinya : Kami telah menjadikan mereka itu sebagai pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah kami dan telah kami wahyukan kepada mereka mengerjakan kebajikan, mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan hanya kepada kamilah mereka selalu menyembah. (Al-Anbiyya ayat 73) Sejak beberapa dekade lalu telah diidentifikasi kelemahan umat Islam dimasa kini, rendahnya keimanan kepada Allah atau jauhnya umat Islam dari kitab suci mereka yang tergambar dari kurangnya pemahaman mereka pada Qur’an dan sunnah, diprediksi sebagai sumber kekacauan umat Islam saat ini. Namun di samping itu tidak kecil juga faktor eksternal umat Islam yang menyebabkan kecenderungan keterpurukan ini terjadi. Dominasi peradaban non Islam yang saat ini diakui boleh jadi menjadi faktor dominan dari kemunduran umat Islam. peradaban non Islam/konvensional mempunyai pengaruh yang menyeluruh bagi kehidupan umat Islam baik secara paradigma dan metoda maupun secara kultur memberikan referensi baru bagi umat Islam. 2
2
Ibid., h. 2
Dalam kenyataannya semua negara muslim masuk dalam kategori negaranegara berkembang meskipun diantaranya relatif kaya, sementara sebagian yang lain sangat miskin. Mayoritas negeri-negeri ini, terutama yang miskin, seperti halnya negara-negara berkembang lainnya dihadapkan pada persoalan-persoalan yang sangat sulit. Salah satunya adalah ketidak seimbangan ekonomi makro yang dicerminkan dalam angka pengangguran dan inflasi yang tinggi, defisit neraca pembayaran yang sangat besar, defresi nilai tukar mata uang yang berkelanjutan, dan beban utang yang berat. Problem lainnya adalah kesenjangan pendapatan dan kekayaan yang sangat lebar diantara golongan-golongan yang berbeda-beda dari setiap negara dan juga antar negara muslim. 3 Konsekuensinya kebutuhan pokok bagi setiap penduduknya tetap belum dapat dipenuhi, sementara golongan kaya dan menengah hidup dalam kemewahan. Ketidakmampuan sistem ekonomi yang ada dalam mensejahterakan bangsa secara adil dan merata, telah mendorong masyarakat untuk kembali kedalam sistem ekonomi alternative yaitu mewujudkan sistem ekonomi yang sejalan dengan nilai-nilai agama, terutama dikalangan umat Islam sebagai penduduk mayoritas bangsa. Secara faktual telah sekian lama umat Islam di Indonesia khususnya, melupakan salah satu sisi warisan tak ternilai dari peninggalan Rasulullah Saw. Yaitu dimensi muamalah dari segi prilaku ekonomi. Perhatian umat Islam selama ini terfokus pada masalah ibadah mahdoh semata dan kurang
3
1.
M. Umer Chapra, Islam dan Pembangunan Ekonomi, (Jakarta: Gema Insani Press, 2000), h.
memberi perhatian terhadap perkembangan ekonomi dan dunia usaha yang berada pada sisi ibadah ghoiru mahdoh. Di tengah-tengah berbagai macam persoalan kompleks yang dihadapi oleh masyarakat dan bangsa terutama oleh kaum muslimin, tumbuhlah kesadaran keIslam-an yang cukup menggembirakan yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya. Kesadaran ini pada dasarnya dilandasi oleh kehadiran dua gerakan renaissance Islam modern yaitu neorevivalis dan modernis. Dimana tujuannya adalah sebagai upaya kaum muslimin dalam melandasi segenap aspek kehidupan ekonominya berdasarkan Al-Qur'an dan Sunnah, yaitu menjadikan ekonomi Islam sebagai sistem ekonomi alternatif dan mudah-mudahan pada akhirnya akan menjadi satu-satunya sistem ekonomi yang dianut oleh kaum muslimin. Secara eksplisit ekonomi syariah di Indonesia mulai lebih dikenal sejak berdirinya Bank Muamalat Indonesia (BMI) pada tahun 1991, selanjutnya ekonomi berbasis syariah di Indonesia menunjukan perkembangan yang menggembirakan lebih-lebih pada saat krisis ekonomi yang melanda negeri ini sejak pertengahan tahun 1997, telah membawa bangsa Indonesia kepada suatu bencana yang menyebabkan sektor ekonomi modern sperti perbankan, property, industri besar dan lain-lain yang menjadi pilar perekonomian nasional ternyata tidak mampu menghadapi badai krisis dan akhirnya satu persatu sektor usaha tersebut berjatuhan dan yang tersisa adalah tetap tegarnya perbankan nonribawi/perbankan syariah. Fenomena di atas kemudian memicu munculnya berbagai lembaga keuangan yang berbasis spritual murni yang secara keseluruhan maupun dengan
cara pembentukan divisi syariah pada tiap-tiap lembaga seperti asuransi syariah, pasar modal syariah, koperasi syariah, pegadaian syariah, dan bahkan multi level marketing syariah.4 Perkembangan ekonomi syariah di Indonesia yang sangat menggembirakan ini, sudah barang tentu harus dikawal oleh berbagai faktor pendukung penting yang harus digarap. Diantara faktor pendukung penting itu adalah Sumber Daya Manusia (SDM) atau dalam istilah ekonomi Islam disebut dengan Sumber Daya Insani (SDI), yang memiliki pengetahuan ekonomi yang baik, sekaligus memiliki pengetahuan ke-syariah-an yang cukup serta memiliki akhlakul karimah yang tercermin
dalam
ke-amanah-an,
ke-sidiq-an
(kejujuran),
ke-fathonah-an
(kecerdasan) dalam memanfaatkan setiap peluang dan kesempatan. Oleh karena itu, upaya-upaya pendidikan yang dilakukan dalam institusi formal maupun nonformal harus terus dilakukan dalam berbagai macam jenjang pendidikan.5 Penerapan pendidikan ekonomi syariah di tingkat pendidikan yang telah dilakukan adalah diperguruan tinggi sebagai upaya pemenuhan kebutuhan akan Sumber daya Insani pada lembaga perekonomian syariah, dan masih sangat minim dilakukan di tingkat pendidikan menengah seperti halnya di SMP/SMA. Beberapa sekolah yang telah memulai pendidikan ekonomi syariah diantaranya di wilayah Riau, Padang dan Tasikmalaya.
4
Masyarakat Ekonomi Syariah, Profil Lembaga Keuangan Syariah, (Jakarta: MES, 2006), h.
72. 5
Tim MGMP Ekonomi, Pinbuk, Pemkot Tasikmalaya, Ekonomi Syariah untuk SMP/MTs, (Tasikmalaya: Sebi Desaign, 2005), h. 1.
Di wilayah Riau dan Padang penerapan ekonomi syariah ini dilakukan ditingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) sedangkan di Kota Tasikmalaya pendidikan ekonomi syariah ini diterapkan di tingkat SMP/MTs, penerapan yang dimulai pada tahun pelajaran 2003/2004 ini diprakarsai oleh MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran) Ekonomi pada Tahun pelajaran 2001/2002, yang didukung oleh PINBUK (Pusat Inkubasi Bisnis dan Usaha Kecil) dan Pemerintah Kota Tasikmalaya, dengan berlandaskan pada UU NO. 22 Tahun 1999 tentang pemerintahan daerah mengenai kewenangan pengaturan di bidang pendidikan, yang kemudian dikenal dengan istilah Muatan Lokal.6 Dalam hal ini pemerintah Kota Tasikmalaya mengambil materi bermuatan lokal tersebut diantaranya Ekonomi Syariah. Melihat realita penerapan pelajaran ekonomi syariah di tingkat sekolah menengah masih langka, maka penulis bermaksud melihat dan mempelajari lebih jelas dengan terjun langsung ke lapangan, bagaimana penerapan pelajaran ekonomi syariah dan bagaimana persepsi mereka setelah mempelajarinya? Oleh sebab itu penulis tertarik untuk menulis skripsi dengan judul: "Persepsi Siswa dan Guru Tentang Ekonomi Syariah Melalui Sistem Pembelajaran di Sekolah (Studi pada SMPN 1 Kota Tasikmalaya)".
B. PEMBATASAN DAN PERUMUSAN MASALAH Bertolak dari penuturan di atas, maka tentunya akan meluas jika masalah tersebut secara keseluruhan dibahas dalam skripsi ini, maka penulis membatasi 6
Ibid., h.1
permasalahannya seputar persepsi, penerapan dan faktor pendorong serta penghambat dalam penerapan muatan lokal ekonomi syariah pada SMPN 1 Kota Tasikmalaya. Adapun rumusan–rumusan masalah yang akan penulis tuangkan dalam skripsi ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana pembelajaran Ekonomi Syariah diterapkan di SMP Negeri 1 Kota Tasikmalaya? 2. Bagaimana persepsi siswa dan guru tentang ekonomi syariah pada SMP Negeri 1 Kota Tasikmalaya? 3. Bagaimana analisis SWOT terhadap pembelajaran ekonomi syariah pada SMP Negeri 1 Kota Tasikmalaya?
C. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui penerapan mata pelajaran
ekonomi syariah pada SMP
Negeri 1 Kota Tasikmalaya. 2. Untuk mengetahui persepsi siswa dan guru tentang ekonomi syariah pada SMP Negeri 1 Kota Tasikmalaya. 3. Untuk mengetahui peluang dan tantangan serta kekuatan dan kelemahan dalam pembelajaran ekonomi syariah pada SMP Negeri 1 Kota Tasikmalaya. Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagi Penulis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang ekonomi syariah dan memberikan gambaran terhadap
praktek penerapannya di tingkat pendidikan menengah serta mengetahui persepsi peserta didik dan pendidik dalam hal ini siswa dan guru terhadap ekonomi syariah. 2. Bagi kalangan akademis, Tulisan ini diharapkan menjadi salah satu informasi dari berbagai informasi mengenai penerapan mata pelajaran ekonomi syariah pada tingkat pendidikan menengah, sehingga tulisan ini dapat memperkaya khazanah keilmuan dan menjadi rujukan dalam sebuah referensi untuk penulisan berikutnya. 3. Bagi pihak sekolah, Mengingat penerapan pelajaran ekonomi syariah baru diterapkan di beberapa daerah saja, maka penulis berharap tulisan ini dapat memberikan masukan atas sebuah koreksi dan bisa menjadi masukan dalam penerapan mata pelajaran ekonomi syariah sehingga pembelajarannya menjadi lebih baik.
D. TINJAUAN PUSTAKA Ekonomi syariah merupakan bahasan yang sedang berkembang dan banyak menarik perhatian para ahli pada kalangan masyarakat Indonesia khususnya, baik di dunia praktisi maupun akademisi. Ekonomi Islam yang dalam konteks keIndonesia-an dikenal dengan istilah Ekonomi Syariah, dalam mengawal proses perkembangannya, tentu telah banyak pula penelitian yang telah dilakukan oleh lembaga penelitian
maupun perorangan, yang dijadikan sebagai bahan
pengetahuan baru. Seperti halnya yang dilakukan oleh Euis Amalia, dkk. tahun 2004, yang berjudul Respon Organisasi Masa Islam Terhadap Perkembangan
Ekonomi Islam di Indonesia (Studi Kasus di DKI Jakarta) hasil penelitian ini menjelaskan bahwa Ormas Islam merespon baik terhadap perkembangan ekonomi Islam di Indonesia, walaupun Organisasi–organisasi tersebut belum memiliki program yang jelas yang berkaitan dengan perkembangan ekonomi Islam, kecuali baru hanya sebatas wacana. Penelitian lain yang dilakukan oleh Ela Karmila tahun 2005, dengan judul Persepsi Masyarakat Kecamatan Pamanukan Terhadap Bank Syariah. Isi dari skripsi ini adalah menghubungkan antara karakteristik pendidikan formal dan non formal (umum atau agama) masyarakat dengan persepsinya terhadap bank syariah. Dari hasil penelitian ini menunjukan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan masyarakat maka semakin positif pula persepsinya terhadap bank syariah. Ada pula penelitian yang dilakukan oleh Rudi Lukman Hakim tahun 2005, dengan judul Persepsi Masyarakat Kemanggisan terhadap BMT At-Taqwa Kelurahan Kemanggisan Kecamatan Palmerah Jakarata Barat. Penelitian ini menunjukan bahwa mayoritas masyarakat memiliki persepsi yang positif terhadap BMT At-Taqwa. Ada juga penelitian yang dilakuakan oleh Putri Hadayani Tahun 2006, yang berjudul tentang Tingkat Pemahaman Masyarakat Terhadap Produk dan Aplikasi Perbankan Syariah (Studi kasus kelurahan Mulyasasri Kecamatan Tamansari Tasikmalaya)
penelitian ini menunjukan bahwa pemahaman dan pengetahuan
masyarakat cukup tinggi terhadap bank syariah walaupun, hal ini belum membuat mereka menjadi nasabah/pengguna jasa bank syariah.
Penelitian
yang
telah
banyak
dilakukan
berkisar
tentang
respon,
pemahaman dan persepsi masyarakat mengenai lembaga keuangan syariah. Maka dalam karya tulis ini, penulis akan melakukan penelitian dengan lebih umum dan objek penelitian yang berbeda yaitu seputar dunia pendidikan dengan fokus mengenai persepsi siswa dan guru tentang ekonomi syariah melalui pembelajaran di sekolah, dengan objek penelitian pada SMP Negeri 1 Kota Tasikmalaya.
E. KERANGKA KONSEP Indonesia merupakan salah satu negara yang sedang membangun peradaban ekonomi syariah, hal ini tidak dikarenakan oleh penduduknya yang mayoritas muslim, tetapi juga karena keinginan masyarakat untuk menerapkan ajaran agama dalam berbagai aspek kehidupan. Pengembangan ekonomi dalam menjawab kebutuhan sumber daya insani-pun sangat urgen keberadaannya. pendidikan ekonomi Islam telah dilakukan diberbagai jenjang pendidikan, sampai pada tingkat menengah pertama sekalipun. Yang menjadi persoalan adalah bagaimana penerapan ekonomi syariah ini sebagai suatu mata pelajaran? Bagaimana persepsi mereka terhadap ekonomi syariah setelah ada pembelajaran di sekolah? Persoalan di atas merupakan kerangka pemikiran yang harus dicarikan jawabannya dalam penelitian ini. Oleh sebab itu berdasarkan kerangka pemikiran konseptual di atas maka arah dan mekanisme penelitian ini dapat diilustrasikan sebagai berikut:
Gambar 1.1 Alur Ilustrasi Penelitian
Kota Tasikmalaya merupakan daerah yang religius Islami: 1. Mayoritas muslim 2. Pondok Pesantren 603 buah 3. Visi dan Misi Kota Tasikmalaya
Surat Keputusan (SK) Walikota Tasikmalaya tentang penerapan Muatan lokal Ekonomi Syariah
Penerapan pelajaran ekonomi syariah diharapkan memberikan pemahaman dan persepsi baik terhadap siswa dan guru tentang ekonomi syariah
Potensi ekonomi Tasikmalaya: 1. Pusat UKM kerajinan tangan 2. Pusat industri pakaian jadi Muslim (bordir). 3. Pusat Kegiatan Wilayah Priangan timur.
Masyarakat belum memiliki pengetahuan yang memadai tentang sistem ekonomi syariah
Permasalahan : Persepsi siswa dan guru tentang ekonomi syariah melalui sistem pembelajaran di sekolah
Jika diuraikan, maka sebagai berikut : 1. Kultur Kota Tasikmalaya yang merupakan daerah religius Islami dengan indikator : masyarakatnya mayoritas muslim, terdapatnya 603 buah pondok pesantren serta visi dan misi Kota Tasikmalaya. 2. kultur di atas didukung oleh potensi ekonomi yang tasikmalaya yang merupakan pusat penghasil kerajinan tangan dan banyaknya usaha kecil
menengah, penghasil pakaian jadi dengan motif bordir dan merupakan pusat kegiatan wilayah (PKW) priangan timur. 3.
Political wiil dari pemerintah kota dengan mengeluarkan surat keputusan (SK) Walikota N0. 421.7/2005 tentang penerapan mulok ekonomi syariah.
4. Melihat kultur dan potensi tersebut ternyata pengetahuan masyarakat Tasikmalaya terhadap ekonomi syariah belum begitu memadai. 5. maka diharapkan dengan pembelajaran ekonomi syariah di jenjang pendidikan sekolah diharapkan dapat memberikan pemahaman dan semangat berekonomi kepada masyarakat secara syariah. Tabel 1.1 Operasional dan Variabel Penelitian Ket.
Indikator 1. Pengertian ekonomi syari’ah 2. Sumber ajaran ekonomi syari’ah 3. Tujuan ekonomi syari’ah 4. Prinsip – prinsip a. Tauhid b.Harta sebagai titipan c. Keadilan 5. Sejarah pemikiran ekonomi Islam a. Para pemikir b.Uang menurut Al Ghazali 6. Riba a. Pegertian b. Macam riba 7. Akad 8. Ekonomi masa Rasulullah a. Lembaga keuangan b. Sumber keuangan 1. Sistem ekonomi ideal
Sub. Variable
Variable
Pemahaman/ Pengetahuan Persepsi
2. Nilai-nilai ekonomi Islam 3. Kebijakan negara 4. Penyaluran dana 1. Menjadi nasabah 2. Mengunjungi 3. Membuat artikel 4. Mengumpulkan artikel 5. Tidak boros
Keyakinan Sikap
Kecenderungan bertindak
Tabel 1.2 Operasional dan Variabel Wawancara Variable
Sistem Pembelajaran
Sub. Variable Sejarah Landasan hukum Penerapan Metode Fasilitas
SDM
Indikator Kapan diterapkan Landasan Sistem penerapan Metode belajar
Ket.
1. Buku 2. Perpustakaan 3. Sarana 1. Pelatihan guru 2. Guru khusus
F. METODE PENELITIAN 1. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui penerapan Mulok ekonomi syariah yang dilaksanakan di Kota Tasikmalaya dengan fokus penelitian pada SMPN 1 Kota Tasikmalaya, faktor pendorong dan penghambat juga peluang dan tantangannya, serta persepsinya yang akan diuji melalui tiga sudut pandang yaitu pemahaman atau pengetahuan, keyakinan sikap dan kecenderungan untuk bertindak. 2. Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk jenis penelitian lapangan (field reseach) yakni penelitian yang mengumpulkan data-data di lapangan. Namun penelitian ini juga akan dilengkapi dengan penelitian kepustakaan (library reseach) untuk melengkapi landasan teori. Dilihat dari segi data yang dikumpulkan penelitian ini merupakan perpaduan antara penelitian kualitatif dan penelitian kuantitatif, penelitian kualitatif yakni penelitian yang menghasilkan deskripsi berupa katakata tertulis atau lisan dari fenomena yang diteliti atau dari orang dan prilaku yang diamati. Penelitian kuantitatif dilakukan untuk mengolah data hasil penyebaran angket/kuesioner. Dilihat dari sudut pandang tujuannya yang hendak dicapai, penelitian ini termasuk penelitian deskriptif-analitis yakni penelitian yang akan mengamati dan menganalisa persepsi siswa dan guru tentang ekonomi syariah pada SMPN 1 Kota Tasikmalaya. 3. Sumber Data Sumber data dalam penelitian ini terdapat dua kategori, yaitu: a. Sumber Data Primer Data primer didapat dengan melakukan studi dokumentasi melalui buku-buku pelajaran, silabus, soal ujian dan melakukan penelitian lapangan (field reseach) hal ini dilakukan dengan terjun langsung kelapangan dengan objek penelitiannya yaitu SMP Negeri 1 Kota Tasikmalaya, guna mendapatkan data secara faktual dan jelas. b.Sumber Data Skunder Data skunder didapat melalui studi kepustakaan (library reseach), yaitu dengan meneliti sumber-sumber data yang relevan dengan pokok
masalah yang akan diteliti, baik melalui majalah, surat kabar, maupun media elektronik. Melalui sumber data ini maka akan didapat konsep, teori dan definisi-definisi yang akan penulis gunakan sebagai landasan berfikir dan analisa dalam proses penulisan. 4. Teknik Pengambilan Populasi dan Sampel a. Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu, yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.7 Yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah siswa dan guru pada SMPN 1 Kota Tasikmalaya. b. Sampel Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.8 Adapun teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik penentuan dan pengambilan sampel secara purposif aksidental (purposive accidental sampling) artinya dengan pertimbangan tujuan pragmatis dalam pengumpulan data ini hanya kelas unggulan dari kelas VII (tujuh) A sebagai kelas akselerasi dan kelas VIII (delapan) A dan B pada SMPN 1 Kota Tasikmalaya yang berjumlah tiga kelas serta guru ekonomi syariah yang berjumlah 8 orang, dengan jumlah 120 responden. 5. Teknik Pengumpulan Data 7 8
Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis, (Bandung: Alfabeta, 1999) h. 72. Ibid.., h. 72
Ada
beberapa
cara
yang
dapat
ditempuh
untuk
kepentingan
pengumpulan data, dalam skripsi ini penulis menggunakan dua macam pendekatan yaitu : a. Studi Kepustakaan (Library research) Pada proses studi kepustakaan ini penulis membaca, memahami dan mempelajari bahan–bahan tertulis seperti dari buku pelajaran, silabus, soal ujian, majalah, surat kabar, media elektronik dan informasi-informasi lainnya yang tertulis yang berhubungan dengan skripsi ini. Melalui cara ini penulis akan mendapat konsep, teori dan definisi-definisi yang akan penulis pergunakan sebagai landasan berfikir dan analisa dalam proses penulisan. b. Studi Lapangan (Field Research) Dalam studi lapangan ini, untuk mendapatkan data penulis akan menggunakan dua cara/ instrument yaitu : 1). Kuesioner Kuesioner merupakan suatu cara pengumpulan data dalam bentuk daftar pertanyaan, kuesioner ini dilakukan karena berkaitan dalam menguji persepsi siswa dan guru tentang ekonomi syari'ah yang akan diuji secara kognitif (pengetahuan),
afektif
(sikap)
dan
psikomotorik
(tindakan)
dengan
menggunakan skala likert. Model skala likert adalah bentuk kuisioner yang mengungkap sikap dari responden dalam bentuk jawaban yang berupa sangat setuju (SS), setuju (S), netral (N) tidak setuju (TS) dan sangat tidak setuju (STS)
atau sangat paham (SP), paham (P), Cukup Paham, (CP) kurang paham (KP) dan tidak paham (TP) dengan kategorisasi pertanyaan sebagai berikut:9 a. Pertanyaan positif diberi skor 5,4,3,2 dan 1 b. Pertanyaan negatif diberi skor 1,2,3,4 dan 5 2). Wawancara Wawancara dilakukan untuk menggali data penelitian secara akurat dan jelas melalui percakapan langsung dengan pihak terkait dalam hal ini pihak sekolah, yaitu SMPN 1 Kota Tasikmalaya mengenai penerapan pelajaran ekonomi syariah. 6. Teknik Analisa dan Pengolahan Data Teknik untuk menganalisis data–data yang sudah diperoleh adalah analisis kualitatif deskriftif data ini berupa data hasil wawancara. Sedangkan data kuisioner yang telah terkumpul akan diseleksi, entri data dengan cara mengelompokan, memberi skor dan mendeskripsikan serta menarik kesimpulan. Dalam penyelesaian menganalisa data kuesioner
penulis akan
menggunakan fasilitas SPSS for window versi 11.5 dan menggunakan metode Artificial Neuron Network (ANN) alat analisis ini dipakai dengan metode teknologi untuk memproses proses informasi kompleks dan kecerdasan mesin yang dianalogikan sebagai upaya penyederhanaan model biological untuk menguji hipotesis tentang pemrosesan informasi dari kegiatan syaraf dalam
9
h. 136.
M. Sobana dan Sudrajat, Dasar-dasar Penelitian, (Bandung: Pustaka Setia, 2005), Cet. ke 2
otak pada setiap permasalahan.10 Hal ini dimaksudkan untuk mengukur sejauhmana tingkat kualitas persepsi siswa dan guru tentang ekonomi syariah. 7. Teknik Penulisan Dalam penulisan skripsi ini, penulis berpedoman pada buku panduan penulisan skripsi yang diterbitkan oleh fakultas Syariah dan Hukum yang diterbitkan oleh UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
dengan judul: Pedoman
Penulisan Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2007. G. SISTEMATIKA PENULISAN Penulisan skripsi ini terdiri dari lima bab yang masing-masing bab dibagi menjadi beberapa sub judul, adapun sistematika penulisannya adalah sebagai berikut: Bab I
Merupakan bab pendahuluan yang memuat tentang : latar belakang masalah,
pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat
penelitian, tinjauan pustaka, kerangka konsep, metode penelitian serta sistematika penulisan. Bab II Mengungkapkan landasan teori yaitu memuat tentang : Persepsi, Sistem Pembelajaran; media pembelajaran,
metode pembelajaran, juga
memuat tentang ekonomi syariah, pengertian ekonomi syariah, dan prinsip–prinsip ekonomi syariah.
10
Efraim Turban dan Jaye Aroson, Decision Support System and Intelligent System, (New Jersey-Hall International Inc.) Fifth edition P. 653-65, lihat juga Murasa Sarkani Putra ”Bina Rohani: ada pada Kuadran Mana Saya?” Makalah Bina Rohani (Jakarta: Fakultas Syariah dan Hukum, 2006). h. 7.
Bab III Menjabarkan gambaran umum SMPN 1 dan Kota Tasikmalaya, yaitu memuat tentang: profil SMP Negeri 1 Tasikmalaya dan profil Kota Tasikmalaya. Bab IV
Menjabarkan hasil penelitian yaitu Pembelajaran Ekonomi Syariah pada SMPN 1 Tasikmalaya, Profil Responden, Analisis Statistik Deskriftip, Analisis Penilaian berdasarkan Artificial Neuron Network (ANN), Analisis SWOT pembelajaran ekonomi syariah pada SMPN 1 Kota Tasikmalaya dan analisis temuan penelitian.
Bab V
Berisi penutup yang memuat tentang: kesimpulan dan saran serta rekomendasi.
BAB II LANDASAN TEORI
A. Persepsi 1. Pengertian Persepsi Kata persepsi berasal dari kata “perception” yang berarti penglihatan, tanggapan, daya memahami atau menanggapi sesuatu.11 Sedangkan menurut definisi para ahli banyak mengemukakan pendapat masing-masing berbeda satu sama lain mengenai persepsi. Menurut Toha Nursalim, persepsi adalah suatu proses membuat penilaian atau membangun kesan mengenai berbagai macam hal yang terdapat didalam
lapangan pengindraan seseorang.
Pembuatan penilalian atau
pembentukan kesan ini, pada dasarnya merupakan suatu upaya pemberian makna kepada hal-hal tersebut. Disebutkan juga bahwa persepsi sebagai suatu proses melekat atau memberikan makna kepada informasi sensori yang diterima seseorang.12 Menurut Bimo Walgito, persepsi merupakan ”keadaan integrated dari individu terhadap stimulus yang diterimanya”. 13 Stimulus yang diterima oleh individu diorganisasikan kemudian diinterpretasikan sehingga individu menyadari, mengerti, tentang apa yang diterima oleh alat penginderanya baik indera penglihat maupun indera pendengarnya. 11
John M. Echol dan Hasan Sadily, kamus Inggris-Indonesia, (Jakarta: PT. Gramedia, 1990), h. 242. 12
Toha Nursalim, Psikologi Perpustakaan, (Jakarta: Universitas Terbuka, 1996), h. 40.
13
Bimo Walgito, Pengantar Psikologi Umum, (Yogyakarta: Andi Offset, 1991), h. 53.
Alisuf Sabri menyatakan bahwa persepsi adalah proses dimana individu dapat mengenali objek-objek dan fakta obyektif dengan menggunakan ala-alat individu.14 Berarti persepsi ini didahului oleh proses penginderaan. Proses individu mengenali objek-objek dengan alat penginderanya sehingga individu tersebut menyadari apa yang ia lihat dan yang ia dengar. Kemudian individu tersebut mengalami persepsi. Sedangkan
menurut
Jalaludin
Rahmat,
persepsi
merupakan
pengalaman tentang objek, peristiwa, pengalaman atau hubungan – hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. 15 Menurut Sarlito Wirawan persepsi adalah kemampuan membeda-bedakan,
mengelompokkan
membeda-bedakan
antara
mengelompokkan
satu
benda-benda
dan
benda yang
memfokuskan. 16 dengan
berdekatan
untuk
kemampuan
yang
lainnya
dan
atau
serupa,
dan
memfokuskan perhatiannya pada satu objek, sedangkan objek – objek yang lainnya dianggap sebagai latar belakang. Berdasarkan definisi-definisi di atas penulis dapat menyimpulkan persepsi adalah proses penerimaan, penyeleksian, pengorganisasian dan penafsiran dari stimulus yang diterima individu melalui alat-alat inderanya. Ada beberapa syarat yang perlu dipenuhi terhadap individu dan mengadakan 14
15
Alisuf Sabri, Pengantar Psikologi Umum dan Perkembangan, (Jakarta: Pedoman Ilmu, 1993), h. 45.
Jalaludin Rahmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung: PT. Remaja Rosyda Karya, 2000), h. 51.
16
Sarlito Wirawan Sarowo, Pengantar Umum Psikologi, (Jakarta: Bulan Bintang, 2000), h. 39.
persepsi yaitu objek yang dipersepsikan, alat indera untuk menerima stimulus dan adanya perhatian per individu itu sendiri, karena tanpa perhatian tidak akan terjadi persepsi. Dalam pengertian tersebut tercakup beberapa proses, diantaranya: a. Proses menerima rangsangan; proses pertama dalam persepsi adalah menerima rangsangan atau data dari berbagai sumber kebanyakan data yang diterima melalui panca indera. b. Proses menyeleksi rangsangan; setelah diterima rangsangan atau data diseleksi
demi
menghemat
perhatian
yang
digunakan,
rangsangan–
rangsangan itu disaring dan diseleksi untuk proses lebih lanjut. c. Proses pengorganisasian; data atau rangsangan yang telah diterima selanjutnya diorganisasikan dalam suatu bentuk. d. Proses penafsiran; setelah data atau rangsangan yang telah diterima diatur, si penerima lalu menafsirkan data itu dengan berbagai cara. Dikatakan telah terjadi persepsi pada pokoknya memberikan arti kepada berbagai data dan informasi yang diterima. e. Proses pengecekkan; setelah data diterima dan ditafsirkan, si penerima mengambil beberapa tindakan untuk mengecek apakah penafsirannya benar atau salah. f. Proses reaksi; tahap terakhir dari proses perceptual ialah bertindak sehubungan dengan apa yang telah diserap. Hal ini biasanya dilakukan jika seseorang berbuat sesuatu dengan persepsi baik atau buruk yang telah dibentuknya. Lingkaran persepsi itu belum sempurna sebelum menimbulkan
suatu tindakan. Tindakan itu bisa tersembunyi dan bisa terbuka , tindakan tersembunyi bisa berupa pembentukan pendapat atau sikap. Sedangkan bentuk tindakan yang terbuka berupa tindakan nyata tentang persepsinya itu.
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi Persepsi seseorang terhadap sesuatu atau objek tidak berdiri sendiri, akan tetapi dipengaruhi oleh berbagai faktor baik yang berasal dari dalam maupun dari luar dirinya. Menurut Singgih Gunarsa faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi diantaranya:17 a. Motif merupakan faktor internal yang dapat merangsang perhatian, adanya motif menyebabkan munculnya keinginan individu melakukan sesuatu dan sebaliknya.
b. Kesediaan dan harapan hal ini akan menentukan pesan mana yang akan dipilih untuk diterima selanjutnya sebagaimana pesan yang dipilih itu akan ditata dan diinterpretasi. c. Intensitas rangsangan kuat lemah rangsangan yang diterima akan sangat berpengaruh bagi individu. d. Pengulangan suatu rangsangan pengulangan suatu rangsangan yang muncul atau terjadi secara berulang– ulang akan menarik perhatian sebelum mencapai titik jenuh. 17
Singgih Dirga Gunarsa, Pengantar Psikologi, (Jakarta: Sumber Widya, 1992), cet. ke-4, h. 107.
Kemudian menurut Sarlito wirawan Sarwono, beberapa hal yang mempengaruhi persepsi adalah sebagai berikut:18 a. Perhatian Biasanya kita tidak menangkap seluruh rangsang yang ada disekitar kita sekaligus, tetapi kita memfokuskan perhatian pada satu atau dua objek saja. Perbedaan fokus perhatian
antara satu orang dengan yang lainnya,
menyebabkan perbedaan persepsi antara mereka. b. Set Set adalah harapan seseorang akan rangsang yang akan timbul, perbedaan set akan menyebabkan perbedaan persepsi. Hal ini akan menentukan pesan mana yang akan dipilih untuk diterima selanjutnya sebagaimana pesan dipilih itu akan ditata dan diinterpretasi.
c. Kebutuhan Kebutuhan-kebutuhan sesaat maupun yang menetap pada diri seseorang akan mempengaruhi persepsi orang tersebut. Dengan demikian, kebutuhankebutuhan yang berbeda akan menyebabkan pula perbedaan persepsi. d. Sistem nilai Sistem nilai yang berlaku dalam suatu masyarakat berpengaruh pula terhadap persepsi e. Ciri kepribadian Ciri kepribadian seseorang akan mempengaruhi persepsi 18
Sarlito, Pengantar Umum Psikologi, h. 43-44.
f. Gangguan kejiwaan Ganguan kejiwaan dapat menimbulkan kesalahan persepsi yang disebut halusinasi. Berbeda dengan ilusi, halusinasi bersifat individual, jadi hanya dialami oleh penderita yang bersangkutan saja. Persepsi siswa dan guru yang dimaksud oleh penulis dalam skripsi ini adalah proses penerimaan, penyeleksian, pengorganisasian dan penafsiran yang diterima oleh siswa dan guru pada SMP Negeri 1 Kota Tasikmalaya melalui alat inderanya.
B. Sistem Pembelajaran Dalam kamus besar bahasa Indonesia belajar berasal dari kata ajar yang artinya petunjuk kepada orang supaya diketahui (dituruti) sedangkan belajar berarti berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu, berlatih, berubah tingkah laku / tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman. 19 Menurut Oemar Hamalik belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman.20 Menurut pengertian ini belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, tapi lebih dari itu yakni mengalami hasil belajar bukan penguasaan hasil laithan, melainkan perubahan kelakuan.
1. Pengertian Sistem Pembelajaran
19
20
Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka), cet 2.
Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 1995), h. 36.
Sistem pembelajaran berasal dari dua kata yaitu sistem dan pembelajaran, sistem dapat diartikan suatu kesatuan bisa berbentuk peristiwa, kejadian, atau benda yang memiliki bagian atau komponen yang saling berkaitan dan berfungsi secara bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu. Sedangkan pembelajaran adalah upaya pembimbingan terhadap siswa agar siswa secara sadar dan terarah berkeinginan untuk belajar sebaik-baiknya, sesuai dengan keadaan dan kemampuan siswa yang bersangkutan. 21 Jadi menurut pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa sistem pembelajaran adalah suatu proses pembimbingan terhadap siswa agar secara sadar dan terarah mempunyai keinginan untuk belajar sebaik-baiknya sesuai dengan kemampuannya. Suatu peristiwa dapat disebut sistem apabila :22 a. Dapat dibagi menjadi bagian-bagian yang lebih kecil. b. Setiap bagian tersebut mempunyai fungsi sendiri. c. Seluruh bagian tersebut melakukan fungsi secara bersama. d. Fungsi bersama yang dilakukannya mempunyai suatu tujuan tertentu.
2. Metode Pembelajaran Untuk mewujudkan instruksional guru harus pandai dalam memilih metode pengajaran atau pembelajaran yang lebih relevan dan efektif. Relevan artinya sesuai dengan bahan pelajaran yang sudah disajikan dan efektif artinya
21
Tim LPMP DKI Jakarta, Media Pembelajaran, (Jakarta: Dikdasmen , 2007), h. 8-10. 22
Ibid. h. 11
kena sasaran (tujuan) yang hendak dicapai. Menurut N. A. Ametembun, metode pembelajaran dapat dibagi dua, yaitu:23 a. Metode Langsung (Direct Method) Dalam metode ini guru secara langsung (face to face) berkomunikasi dengan murid-muridnya ketika sedang menyampaikan bahan pelajaran. Pola komunikasi dalam metode ini terbagi menjadi tiga bagian: 1) One –way yaitu komunikasi berlangsung satu arah dari guru ke murid. Contoh dari metode ini adalah metode ceramah. 2) Two –way atau double – way yaitu metode yang berlangsung timbal balik antara guru kemurid dan murid keguru. Contohnya dalah metode responsi atau metode tanya jawab. 3) Multiple-way yaitu metode yang berlangsung serba arah, antara guru ke murid dan antara murid kemurid. Contohnya adalah metode diskusi. b. Metode tak Langsung (Indirect Method) Dalam metode ini interaksi guru dan murid media atau alat komunikasi tertentu. Kita dapat membedakan media menjadi tiga sistem, yaitu:24 1) Audial yaitu metode mengajar dengan cara mempergunakan alat–alat yang behubungan dengan indera pendengaran. Misalnya radio dan tipe recorder
23
N. A. Ametembun, Diskusi Suatu Metode Mengajar Berfikir Reflektif dan Inovatif, (Bandung: Suri, 2000), h. 6-7. 24 N. A. Ametembun, Guru Dalam Administrasi Sekolah Pembngunan, (FIP-IKIP Bandung, 1973), h. 163 – 164.
2) Visual yaitu metode mengajar dengan mempergunakan alat–alat yang behubungan dengan pendengaran, misalnya mesin proyektor, mesin mengajar. 3) Audio visual yaitu metode mengajar dengan mempergunakan alat–alat yang behubungan dengan pendengaran dan penglihatan, film atau televisi. 3. Media Pembelajaran Kata media berasal dari bahasa latin Medius yang secara harfiah berarti tengah, perantara atau pengantar. Dalam bahasa arab media adalah perantara (wasail ) atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima.25 Dengan demikian media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi dalam proses belajar mengajar sehingga dapat merangsang perhatian dan minat siswa dalam belajar. Ada beberapa tujuan dalam penggunaan media pembelajaran, yaitu:26 a. Memberi kemudahan kepada peserta didik untuk
memahami materi
pelajaran. b. Memberikan pengalaman belajar yang berbeda dan bervariasi. c. Menumbuhkan sikap dan keterampilan dalam penggunaan teknologi. d. Menciptakan situasi belajar yang tidak mudah dilupakan. Dengan tujuan-tujuan penggunaan media pembelajaran tersebut maka diharapkan dapat memberikan manfaat terhadap proses pembelajaran yaitu: a. memperlancar proses interaksi. b. penyampaian materi pelajaran dapat diseragamkan. 25
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004), cet. ke 5, h. 3. 26
Tim LPMP DKI Jakarta, h. 19.
c. proses pembelajaran menjadi menarik. d. proses pembelajaran menjadi iteraktif. e. jumlah waktu pembelajaran dapat dikurangi. f. kualitas belajar siswa dapat ditingkatkan. g. proses belajar dapat terjadi dimana dan kapan saja. h. meningkatkan sikap positif siswa. i. peran guru lebih positif dan produktif. j. mengatasi keterbatasan ruang. k. menimbulkan pengalaman sama. Agar proses belajar mengajar menjadi nyaman dan sesuai dengan kondisi peserta belajar maka diperlukan prinsip-prinsip dalam
pemilihan
media pembelajaran diantaranya sebagai berikut:27 a. Berdasarkan tujuan pembelajaran. b. Sesuai karakteristik peserta didik. c. Sesuai dengan kemampuan guru/dosen. d. Sesuai dengan situasi kondisi, waktu dan tempat. e. Sesuainya biaya dengan hasil yang ingin diharapkan. f. Sesuai dengan ketersediaan media pembelajaran.
C. Ekonomi Islam 1. Pengertian Ekonomi Islam
27
Asnawir dan M. Basyiruddin Usman, Media Pembelajaran, (Jakarta: Ciputat Pres, 2002), cet 1 h. 15-16.
Kata ekonomi dalam bahasa Yunani berasal dari kata oikonomeia yang terdiri dari dua kata, yaitu oicos yang berarti rumah dan nomos yang berarti aturan. Jadi secara etimologi ekonomi dapat diartikan sebagai “aturan rumah tangga”, atau yang lebih jelas lagi ekonomi adalah aturan-aturan untuk menyelenggarakan kebutuhan hidup manusia dalam rumah tangga, baik dalam rumah tangga rakyat (volkshuisshouding) maupun dalam rumah tangga negara (staatshuishouding).28 Secara terminologis, ekonomi oleh para pakar didefinisikan dengan ungkapan yang berbeda-beda. Adam Smith mendefinisikan ekonomi sebagai ilmu kekayaan atau ilmu yang khusus mempelajari sarana-sarana kekayaan bangsa dengan memusatkan perhatian secara khusus terhadap sebab-sebab material dan kemakmuran.29 Kemudian apabila ekonomi dikaitkan dengan Islam, mempunyai makna tersendiri. Dalam mendefinisikan ekonomi Islam para ekonom muslim masing-masing mempunyai ungkapan yang beragam. Menurut Muhammad Abdul Al-Arabi yang dimaksud dengan ekonomi Islam adalah sekumpulan dasar-dasar umum ekonomi yang disimpulkan dari Al-Qur’an dan As-Sunnah
28
Abdullah Zakiy al-Kaf, Ekonomi Dalam Perspektif Islam, (Bandung: Pustaka Setia, 2002),
h 18-19. 29
Ahmad Muhammad al-Assal Dan Fathi Ahmad Abdul Karim, Sistem Prinsip Dan Tujuan Ekonomi Islam, Terj. Drs. H Imam Safuddin, (Bandung: Pustaka Setia, 1999), h. 10.
dan merupakan bangunan perekonomian yang didirikan di atas landasan dasar tersebut sesuai dengan tiap lingkungan dan masa.30 M. A. Mannan mendefinisikan ilmu ekonomi Islam sebagai ilmu pengetahuan sosial yang mempelajari masalah ekonomi rakyat yang diilhami oleh nilai-nilai Islam.31 Definisi lain juga disampaikan oleh M. Umer Chapra, menurutnya ilmu ekonomi Islam dapat didefinisikan sebagai cabang ilmu pengetahuan yang
membantu mewujudkan kesejahteraan manusia melalui
suatu alokasi dan distribusi sumber-sumber daya langka yang seirama dengan maqasid,
tanpa
mengekang
kebebasan
individu,
menciptakan
ketidakseimbangan makro ekonomi dan ekologi yang berkepanjangan atau melemahkan solidaritas keluarga dan sosial serta jaringan masyarakat.32 Firman Allah yang berkenaan dengan pemenuhan kebutuhan akan ekonomi atau muamalah ini diantaranya adalah :
J(09 " ☺&, I!0 ? 63OP: 0 M0N"0 L"0 S,
FF#O8 ☯C' *Q " ☺*< TOUV$ ? &M(0 30
Ibrahim Lubis, Ekonomi Islam suatu Pengantar 1, (Jakarta: Kalam Mulia UI-Press,1988),
cct. 1, h. 3.
31
M. A. Mannan, Ekonomi Islam : Teori dan Praktek (Dasar – dasar Ekonomi Islam), Terj Potan Harahap, ( Jakarta: Intermasa, 1992), h. 19.
32
M. Umer Chapra, The Future of Economics:An Islamic Persfective, (Jakarta: Gema Insani Press, 2001), h. 108.
*Q ? J&'( ) L"0 PTWUV$ Y D
#WU⌧X(0 SF' _ ,9` *Q ^"0 =] ) ? Z[M:\0 (77 : )اDE,OUX☺(0 Artinya : Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan kebahagiaan dari (kenikmatan) duniawi, dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan. (al-Qashash ayat 77). 2. Prinsip-prinsip Ekonomi Islam Ekonomi dalam pandangan Islam bukanlah tujuan akhir dari kehidupan ini, tetapi sebagai pelengkap kehidupan, sarana untuk mencapai tujuan yang lebih tinggi, dan pelayanan bagi akidah dan misi yang diembannya.33 Ekonomi merupakan bagian dari kehidupan dan tidak bisa dilepaskan dari kehidupan. Namun ia bukanlah pondasi bangunannya dan bukan tujuan risalah Islam. Menurut Adiwarman A. Karim bangunan ekonomi Islam didasarkan atas lima nilai universal yaitu Tauhid atau keimanan, ’Adl atau keadilan, Nubuwwah atau kenabian, Khilafah atau pemerintahan dan Ma’ad atau hasil.34 Kelima nilai ini menjadi dasar inspirasi untuk menyusun proposisi-proposisi dan teori-teori ekonomi Islam.
33
Yusuf Qardhawi, Norma dan Etika Ekonomi Islam, (Jakarta: Gema Insani Press, 1997), h. 33.
34
Adiwarman A. Karim, Ekonomi Mikro Islami,( Jakarta: IIIT Indonesia, 2003), ed. ke 2, h. 52.
Namun, teori yang kuat dan baik tanpa ada diterapkan menjadi sistem, maka yang terjadi hanya menjadi sebuah kajian ilmiah saja tanpa memberi dampak pada kehidupan ekonomi. Oleh karena itu dari kelima nilai tersebut dibangunlah tiga prinsip derivatif yang menjadi ciri-ciri dan cikal bakal ekonomi Islam, ketiga prinsip itu adalah multytipe ownership, freedom to act dan social justice. a. Kepemilikan Multijenis (Multytipe Ownership) Nilai tauhid dan nilai adil dalam nilai-nilai universal melahirkan konsep multytipe ownership. Dalam sistem ekonomi kapitalis, prinsip umum kepemilikan yang berlaku adalah kepemilikan swasta. Dalam sistem sosialis kepemilikan Negara. Sedangkan dalam Islam, berlaku prinsip kepemilikan multijenis, yakni mengakui bermacam-macam bentuk kepemilikan, baik oleh swasta, negara atau campuran.35 Kekhasan konsep Islam mengenai hak milik pribadi terletak pada kenyataan bahwa dalam Islam melegtimitasi hak milik tergantung pada moral yang dikaitkan padanya. Dalam hal ini, lagi-lagi Islam berbeda dari kapitalisme dan komunisme dalam menempatkan individu selaras dalam perilaku dinamika ekonomi. Hak milik pribadi merupakan dasar kapitalisme, peniadaannya merupakan sasaran pokok sosialis. Pemilikan kekayaan yang tidak terbatas dalam kapitalisme tidak luput dari kecaman bahwa ia turut bertanggung jawab akan kesenjangan pembagian kekayaan dan pendapatan secara mencolok. Hak milik yang tidak ada 35
Ibid. h. 66.
batasnya ini telah membuat si kaya makin kaya si miskin makin miskin. Di sini terjadi kedaulatan konsumen, kelaliman sistem harga dan pengejaran keuntungan.36 Pemilikan terletak pada pemilikan kemanfaatannya dan bukan menguasai secara mutlak terhadap sumber-sumber ekonomi. Adanya pembatasan kepemilikan pada sepanjang umurnya selama hidup di dunia, dan bila orang tersebut wafat, harus didistribusikan kepada ahli warisnya menurut ketentuan Islam. Pembatasan kepemilikan untuk perseorangan atau individu, tidak diperbolehkan terhadap sumber-sumber yang menyangkut umum atau menjadi hajat hidup orang banyak. 37
cdV☺Ne(0 9b'( N/ a ? fDgF"0 # ☺')(0 *+&^(0 9b'( N/ a 9b('09 Zf M=h(0 4 65☺I( a fj+k< T,i m"0 Wl ☺, ?0 M' ] ) PTWUrlc0 q ) b " n5o8p *Q (34-33 : ⌦ )إﺏاهMNX*< t5 'k'( Artinya: Dan Dia telah menundukkan (pula) bagimu matahari dan bulan yang terus menerus beredar (dalam orbitnya) dan Telah menundukkan bagimu malam dan siang. Dan Dia telah memberikan kepadamu (keperluanmu) dan segala apa yang kamu mohonkan kepadanya dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah dapat kamu menghinggakannya. Sesungguhnya manusia itu, sangat dzalim dan sangat mengingkari (nikmat Allah). (Ibrahim ayat 33-34).
36
Ikhwan Abidin Basri, “Ekonomi Islam Suatu Disiplin Dalam Ilmu Sosial”, Jurnal Ekonomi Islam Muamalatunna, (Mei, 2001), h. 7. 37
1984), h. 43.
Ahmad M. Saepudin, Studi Nilai-Nilai Sistem Ekonomi Islam, (Jakarta: Media Dakwah dan LIPPM,
b. Kebebasan Berusaha (Freedom To Act) Prinsip kebebasan berusaha diilhami dari nilai Nubuwwah karena dengan penerapan nilai ini akan melahirkan pribadi–pribadi yang professional dan prestatif dalam segala bidang, termasuk bidang ekonomi dan bisnis. Sifat-sifat nabi yang dijadikan model terangkum kedalam empat sifat utama, yakni Siddiq, Amanah, Fatonah dan Tabligh. Sebisa mungkin setiap muslim hendaknya harus dapat menyerap sifat-sifat ini agar menjadi bagian perilakunya sehari-hari dalam segala aspek kehidupan. 38 Firman Allah dalam Al-Quran yang melandasi kebebasan berusaha adalah dalam surat An-Nisa ayat 29 :
xE,2^"0 v; w; ?0y5 k<' *Q ?05C09 lkz3C_! 9b'(-5 59b' ] |Q ) f+,{z( ! 4 9b,i ~[0' T }3, 4 9bWUkX ?0y5 :)' *Q 9b ! ]2⌧B ^"0 =] ) ☺#,$M (29 :)اء Artinya: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama suka di antara kamu. (An-Nisa ayat 29). Keempat nilai Nubuwah, bila digabungkan dengan nilai keadilan dan nilai khilafah (good governance) akan melahirkan prinsip freedom to act bagi setiap muslim, khususnya bagi pelaku bisnis dan ekonomi. Freedom to act 38
Karim, Ekonomi Mikro Islam, h. 66-67.
bagi setiap individu akan menciptakan mekanisme pasar dalam perekonomian. Karena itu mekanisme pasar adalah suatu keharusan dalam Islam, dengan syarat tidak ada proses distorsi (proses pendzaliman). Potensi distorsi dikurangi dengan pengahayatan nilai keadilan. Penegakan nilai keadilan dalam ekonomi dilakukan dengan melarang semua mafsadah (segala yang merusak) riba, gharar, tadlis dan maysir. Implikasi ekonomi dari nilai adil ini adalah bahwa pelaku ekonomi tidak dibolehkan untuk mengejar keuntungan pribadi bila hal itu merugikan orang lain atau merusak alam.39 Negara bertugas menyingkirkan atau paling tidak mengurangi market distorsion ini. Dengan demikian Negara bertindak sebagai wasit yang mengawasi interaksi (muamalah) pelaku-pelaku ekonomi dan bisnis dalam wilayah kekuasaannya untuk menjamin tidak dilarangnya syariah, supaya tidak ada pihak–pihak yang dzalim atau terdzalimi, sehingga tercipta iklim ekonomi dan bisnis yang sehat. c. Keadilan Sosial (Social Justice) Gabungan nilai khilafah dan ma’ad melahirkan prinsip keadilan sosial. Dalam Islam, pemerintah bertanggungjawab menjamin pemenuhan kebutuhan dasar rakyatnya dan menciptakan keseimbangan sosial antara yang kaya dan yang miskin. Sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur’an :
n2'\
#5☺ 4Y6~ ) 15'); '2 4 ☯' W !9b'( ^"0 ?0 zV0 5n ?
6.⌧ $'( ) VT,i 39
Akhmad Mujahidin, Ekonomi Islam, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007), h. 15
Z[M:\0 PT,i 9B e ., 9B ☺Ia0 7 6 ,X:a' =] ) 4 ,$&'( ) ?0y5!5 (61 :& )هدOY ;'2 Y 6M Artinya : Dan kepada Samud (kami utus) saudara mereka Shaleh. Shaleh berkata : hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada Tuhan selain Dia, Dia telah menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan menjadikan kamu pemakmurnya. (Huud ayat 61). Semua sistem ekonomi mempunyai tujuan yang sama, yaitu menciptakan sistem perekonomian yang adil, namun tidak semuanya sistem tersebut mampu dan secara konsisten menciptakan sistem yang adil. Sistem yang baik adalah sistem yang dengan tegas dan secara konsisten menjalankan prinsip-prinsip keadilan. Dalam sistem sosialis, keadilan akan terwujud apabila masyarakatnya dapat menikmati barang dan jasa dengan sama rasa dan sama rata. Sedangkan dalam sistem kapitalis, adil apabila setiap individu mendapatkan apa yang menjadi haknya. Dalam kenyataanya kita sering menemui bahwa dalam sistem sosialispun, negara menjadi faktor yang dominan dan dengan dominasinya tersebut para birokrat dan penguasa menjadi kaum kapitalis di tengah kaum sosialis yang miskin. Tidak berbeda dengan sistem kapitalis, sistem yang mendasarkan pada mekanisme pasar
ini bercita-cita keadilan
dapat
kenyataannya
mengatakan tidak.
Sistem kapitalis
terbentuknya
industri
melegalkan
korporasi,
ditegakan, justru
monopoli
namun
mendorong dan
sangat
mendewakan modal dengan penghargaan yang berlebihan. Dalam Islam keadilan diartikan sebagai suka sama suka (antaraddiminkum) dan satu pihak
tidak mendzalimi pihak lain (la tadzlimunna wa latudzlamun).40 Islam menganut sistem mekanisme pasar, namun tidak semuanya diserahkan pada mekanisme harga. Karena segala distorsi yang muncul dalam perekonomian tidak sepenuhnya dapat diselesaikan, maka Islam membolehkan adanya beberapa intervensi, baik intervensi harga maupun pasar. Selain itu, Islam juga melengkapi perangkat berupa instrumen kebijakan yang difungsikan untuk mengatasi segala distorsi yang muncul.
40
Karim, Ekonomi Mikro Islam, h. 67-68
BAB III GAMBARAN UMUM SMP NEGERI 1 DAN KOTA TASIKMALAYA
A. Gambaran Umum SMP Negeri 1 Kota Tasikmalaya 1. Profil SMP Negeri I Tasikmalaya SMP Negeri 1 Tasikmalaya yang terletak di pusat Kota Tasik merupakan sekolah yang menerapakan sistem akselerasi di Kota Tasikmalaya, dimana pendidikan SLTP bisa ditempuh dengan waktu selama dua tahun. Hal ini tentu menunjukan kualitas dari sekolah ini sebagai kampus pendidikan “excelent centre” penulis akan memaparkan sekilas tentang profil SMP Negeri 1 Tasikmalaya. a. Nama dan Identitas Sekolah Nama Sekolah
: SMP Negeri 1 Tasikmalaya
Alamat
: Jl. Oto Iskandardinata No 21 ? (0265) 331790 Desa
: Empangsari
Kecamatan
: Tawang
Kota
: Tasikmalaya
Propinsi
: Jawa Barat
NSS Lama
: 201021303006
NSS Baru
: 201327778001
Tahun Didirikan
: 01 Maret 1948
Status Akreditasi : “A” (Amat Baik , Nilai = 93,85) TMT. 18 Maret 2005 Status Tanah
: Sertifikat Hak Milik ( SHM – Pemerintah )41
b. Kepala Sekolah Nama Lengkap
: Drs. H. DADANG YUDHISTIRA, S.H., M.Pd.
NIP
: 131 424 534
Pangkat, Golongan
: Pembina Tingkat I , IV / b
Tempat / Tgl Lahir
: Ciamis, 19 Mei 1963
Pendidikan terakhir
: S2 Magister Pendidikan PKLH Unsil tahun 2002
c. Sejarah Kepemimpinan Sekolah : Sejak SMP Negeri 1 Tasikmalaya berdiri tahun 1948, kepemimpinan sekolah telah mengalami pergantian sebagai berikut :42 Tabel 3.1 No.
Nama Kepala Sekolah
1.
Setja Mangundihardja
2.
TMT s.d.
Keterangan
6 tahun1948 s.d. 1959
11 tahun
Kastama
1959 s.d. 1972
13 tahun
3.
Drs. Sareh Soemintamihardja
1972 s.d. 1978
6 tahun
4.
Drs. Mumun Darmansyah
1978 s.d. 1988
10 tahun
5.
Drs.H. Sufyan Iskandar
1988 s.d. 1995
7 tahun
6.
Drs.H. Mumun Mukibat
1996 s.d. 1999
3 tahun
7.
Drs. Arifin Sundapriatna
2000 s.d. 2000
3 bulan (wafat)
8.
Drs.H. Sunarya, M.M.
9.
Drs.H.Dadang Yudhistira, S.H.,M.Pd.
41
2000 s.d. 22 – 03 - 2007 7 tahun 2007 s.d. .............
Dadang Yudistira, Profil SMPN 1 Tasikmalaya, (Tasikmalaya: Tata Usaha, 2007), h. 6 42 Yudistira, Profil SMPN 1 Tasikmalaya, h. 12
d. Tamatan/Lulusan Sekolah ( 5 tahun terakhir ) Tabel 3.2 Tahun Pelajaran
Tamatan ( % )
Rata – Rata NEM Target
Siswa yang Melanjutkan ke SLA %
Jumlah
Target
Hasil
Jumlah
2001/ 2002
388
100
6,93
388
2002/ 2003
344
100
6,42
344
2003 2004
300
100
7,44
300
2004/ 2005
315
100
7,59
315
2005/ 2006
312
100
7,80
312
Target
Berdasarkan data pada lima tahun terahir ini, diketahui bahwa lulusan SMP Negeri 1 Tasikmalaya semuanya melanjutkan tingkat pendidikan yang lebih tinggi. e. Kondisi/Keadaan siswa ( 5 tahun terakhir ) Semakin tahun peminat masyarakat untuk mendaftarkan anak-anaknya agar bersekolah semakin tinggi, hal ini tentu membuat sekolah harus betulbetul dalam melakukan seleksi tehadap calon siswa yang akan diterima di SMP Negeri 1 Tasikmalaya ini. Tahun pelajaran 2002/03 jumlah siswa 972 orang, 2003/04 jumlahnya 938 orang, 2004/05 jumlahnya 951 orang, 2005/06 jumlahnya 938 orang, 2006 / 07 jumlahnya 974 orang. Berikut data siswa dalam lima tahun teakhir dalam bentuk grafik:
Grafik 3.1 Jumlah siswa pada 5 tahun terahir 980
Keterangan 970 2002/03
960
2003/04
950
2004/05
940
2005/06
930
2006/07
920 Jumlah Siswa
f. Data Ruang Kelas ( 4 tahun terakhir) Tabel 3.3 Tahun Pelajaran
Jumlah
Keterangan
2003 / 2004
16
Baik
2004 / 2005
24
Baik
2005 / 2006
24
Baik
2006 / 2007
24
Baik
g. Kondisi Bangunan yang ada Tabel 3.4 No
Uraian
Jmlh
1
Ruang Belajar
25
2
Lab IPA
1
3
Lab Bahasa
1
5
Lab Komputer
1
10
Ruang WC Siswa
7
11
R. WC Guru / TU
2
Kondisi Rusak Berat
Kondisi Rusak Ringan 1
Baik
1 Dihapuskan 1
12
R.WC Kepala Sekolah
1
13
Ruang Guru
1
14
Ruang Kepala Sekolah
1
15
R. Administrasi TU
1
20
Ruang Kesenian
1
1
22
Ruang Perpustakaan
1
Dihapuskan
1
23
Mesjid
1
1
1
24
Warung Sekolah Kantin
1
h. Ketenagakerjaan 1) Guru/Pengajar Pengajar disekolah ini terdapat lulusan S2 tiga orang, S1 49 orang pegawai tetap dan 1 orang honorer, D3 7 orang pegawai tetap, dan D1 6 orang pegawai tetap dan 1 orang honorer serta lulusan PGSLTP satu orang sebagai pegawai honorer. Jika digambarkan dalam bentu grafik maka sebagai berikut: Grafik 3.2 50
Keterangan
40 S2 30
S1 D3
20
D1 10
PGSLTP
0 Tetap
Honorer
2) Tata Usaha/TU Untuk tenaga tata usaha, sekolah ini mempunyai karyawan 1 orang lulusan S1, 5 orang pegawai tetap dan 3 orang pegawai honorer, Lulusan SLTA dan 3
Grafik 3.3
orang lulusan SLTP sebagai pegawai honorer. Jika digambarkan dalam bentuk grafik maka sebagai berikut:
5
Keterangan
4 3
S1 SLTA
2
SLTP 1 0 Tetap
Honorer
i. Potensi di Lingkungan Sekolah yang Mendukung Program adalah : a. Potensi minat siswa melanjutkan ke SMP Negeri 1 Tasikmalaya makin meningkat. b. Potensi Akademik yang dimiliki siswa makin meningkat. c. Potensi dan motivasi serta komitmen kerja guru untuk selalu menjadi yang terbaik. d. Profesionalisme dan gairah kinerja yang dimiliki guru mata pelajaran, bimbingan konseling dan staf makin meningkat. e. Lingkungan sekolah, Sarana / prasarana, laboratorium dan perpustakaan yang kondusif. f. Potensi kepengurusan Komite Sekolah yang telah tertata dengan baik, dengan komposisi pengurus yang cukup kredibel. g. Potensi Orang tua dari golongan kaya atau berkecukupan sebagai Sumber Daya Manusia yang dapat membantu memberdayakan potensi siswa
melalui Komite Sekolah.
2. Profil Manajemen dan Pengelola Sekolah a. Profil Wakasek dan Pembantu Kepala Sekolah Tabel 3.5 No. 1.
Jabatan Wakil
Nama
Profil
Kepala Hj. Euis Supriatin,S.Pd. Kinerja tim sudah kompak dan
Sekolah
kondusif,
2.
PKS Kurikulum
Drs. Agus Mulyadi
3.
PKS Kesiswaan
Drs. Budi Supriadi
tinggi,
punya
komitmen
penataan administrasi
sekolah
tertib,
inovasi
dan
tanggung jawab tinggi, sudah 4.
PKS
Sarana H. Nana Suryana
Prasarana 5.
PKS Humas
punya
program
rekaman Drs. Agus Nuryana
kerja
kegiatan
dan sesuai
TUPOKSI.
b. Profil Staf Tata Usaha Tabel 3.6 No.
Jabatan
Nama
Profil
1.
Kepala Tata Usaha
Suryaman
Kinerja Staf tata Usaha sudah
2.
Kepala Perpustakaan
Hj. Euis Supriatin
kompak dan kondusif, punya
3.
Urusan Persuratan
Beti Sukriawati
komitmen tinggi untuk menjadi
4.
Urusan Kesiswaan
Ruhiman
sekolah yang tertib administrasi
Didi Mardiana
dan tepat laporan , penataan
N. Rita Juwita
administrasi
Rachmat Rochimat
inovasi dan tanggung jawab
5.
6.
Urusan Perlengkapan
sekolah
tertib,
Bendahara Pengelola Cucu Suryatinah
tinggi, sudah punya program
BOS
kerja
7.
Bendahara Rutin
Hadiyan Hanafi
8.
Urusan kepegawaian
Nunung
dan
sudah
memiliki
program dan TUPOKSI.
9.
Urusan Umum
Dani Gunandi
10.
Pembantu Pelaksana
Iim Sukiman
11.
Nurwahid
3. Program Masa Mendatang dan Rekomendasi a. Fasilitas Penunjang yang telah diadakan : Tabel 3.7 1
Gerakan Infaq Al-Quran dan pengadaan Al-Quran kelas
2
Pengadaan Buku Kamus dan Buku referensi
3
Pengadaan alat media elektronik kelengkapan upacara
4
Pengadaan 1 unit komputer P4 kantor beserta kelengkapannya.
5
Pengadaan Buku-buku KTSP dan Permendiknas 22.23.24 Tahun 2006
6
Penggandaan KTSP SMPN 8 Tasikmalaya pegangan Guru.
7
Pengadaan VCD atau media pembelajaran
8
Pengadaan alat peraga penunjang pembelajaran IPA, IPS, OR, Matematika.
9
Pengadaan media informasi media massa
10
Pengadaan sarana Olah Raga
b. Program kegiatan Budaya dan kultur Sekolah : Tabel 3.8 1
Pembudayaan dan pembiasaan Afsussalam siswa-guru-warga sekolah
2
Pembudayaan dan pembiasaan Catur Pesona SMPN 8 Tasikmalaya
3
Pembudayaan dan pembiasaan Sholat Dhuha
4
Pembudayaan dan pembiasaan Sholat Jumat di mesjid sekolah
5
Pembudayaan dan pembiasaan pengajian rutin tiap hari jam pertama
6
Budaya syukur dan istighosah
7
Penerapan negativ dan positif point
8
Penerapan reward terhadap siswa, guru, TU berprestasi
9
Peringatan hari Besar Nasional dan Keagamaan
10
Pengajian singkat sebelum rapat dinas
11
Gerakan infaq Jumat
12
Gerakan Infaq Al-Quran
13
Gerakan gemar baca buku
14
Pembinaan Aklhaqul karimah
15
Pembinaan motivasi untuk menjadi yang terbaik
16
Piket pengamanan sekolah malam hari atas inisitaif dan kebersamaan
17
Kesetiakawan sosial dan gerakan keshalehan sosial. c. Program dan Kegiatan Kultur Staf Tata Usaha : Tabel 3.9
1
Wajib hadir paling lambat jam 07.20
2
Wajib menandatangani daftar hadir sebelum jam 07.30
3 4
Daftar hadir dicoret jika hadir setelah jam 07.30 (kecuali keperluan dinas) Apel Upacara bendera setiap senin
5
Berdoa dan bersyukur sebelum memulai pekerjaan dinas
6
Sholat Dzuha bersama dan pengajian setiap Jumat pk. 08.00-08.30 d. Prestasi yang telah dicapai : Tabel 3.10
1
Akreditasi Sekolah dengan kualifikasi Nilai Amat Baik (A), Nilai 94,30.
2
Kinerja Sekolah terbaik tahun 2006
3
Perpustakaan sekolah katagori penghargaan propinsi Jawa barat 2006
4
Lab. Sains terbaik ke-2 Kota Tasikmalaya tahun 2005
4. Materi Pelajaran Ekonomi Syariah.43 Tabel 3.11 Kelas VII atau kelas 1 No 1
Kompetensi Dasar Membandingkan
Materi Pelajaran 1. Perbedaan sistem
sistem ekonomi
ekonomi Islam dengan
Islam dengan
sistem ekonomi lain
sistem ekonomi
(kapitalis dan sosialis)
lain (kapitalis dan
Uraian Materi Pelajaran 1.1. Definisi sistem ekonomi Islam 1.2. Dasar hukum ekonomi Islam 1.3. Perbandingan karakteristik
sosialis)
(ciri-ciri) ekonomi Islam dengan ekonomi lain (kapitalis dan sosialis) 1.4. Prinsip-prinsip ekonomi Islam. 1.5. Motif ekonomi Islam.
2.
Mengidentifikasi
2. Menganalisa
permasalahan
kebutuhan dan sumber
ekonomi
daya.
2.1. Macam-macam kebutuhan manusia 2.2. Penyebaba kebutuhan manusia yang beragam 2.3. Keterbatasan sumber daya. 2.4. Pemenuhan kebutuhan menurut konsep Islam.
3
Menganalisis kegiatan ekonomi sehari-hari sesuai dengan ajaran Islam.
3. Menganalisa kegiatan produksi dalam Islam.
3.1. Pengertian produksi dalam Islam. 3.2. Dasar hukum kegiatan produksi dalam Islam. 3.3. Etika produksi dalam Islam. 3.4. Contoh hasil produksi
43
MGMP Ekonomi Tasikmalaya, silabus Mulok Ekonomi Syariah Untuk SMP/MTs, (Tasikmalaya: Pemkot Tasikmalaya, 2006).
yang Islam
4. Menganalisa kegiatan konsumsi dalam Islam
4.1. Pengertian konsumsi dalam Islam 4.2. Dasara hukum kegiatan konsumsi dalam Islam 4.3. Perilaku konsumsi dalam Islam. 4.4. Hakekat konsumsi dalam Islam.
5. Menganalisa jual beli barang dan jasa dalam Islam.
5.1 Pengertian permintaan dan penawaran dalam Islam 5.2 Dasar hukum kegiatan jual beli dalam Islam. 5.3 Hubungana antara permintaan dan harga barang. 5.4 Hubungan antara penawaran dan harga barang 5.5 Mekanisme pasar dan harga menurut Islam. 5.6 Tugas negara dalam menentukan harga
Tabel 3.12 Kelas VIII atau kelas 2
No
Kompetensi Dasar
1
Mendeskripsikan
Materi Pelajaran 1. penerapan sistem
perekonomian di
ekonomi Islam pada
zaman Nabi
zaman Nabi SAW
Muhammad SAW.
Uraian Materi Pelajaran 1. Pembangunan ekonomi pada zaman Nabi SAW.. 2. Keuangan negara pada zaman Nabi SAW. 3. Contoh-contoh sumber penerimaan & pengeluaran negara pada zaman Nabi SAW.
2
Menyebutkan beberapa pemikir
2. Beberapa pemikir ekonomi Islam
ekonomi Islam.
2.1. Masa imam Al Ghajali (450-505 H / 1058-1111 M). Tentang mekanisme pasar. 2.2. Masa Ibnu Taimiyah (661728 H / 1263-1328 M). tentang mekanisme pasar. 2.3. Masa ibnu Khaldun (732807 H / 1332-1383 M). ekonomi suatu negara.
3.
Menganalisa pola
3. Pola muamalah
muamalah dalam
dalam
Islam
Islam
3.1 Konsep ibadah dalam Islam 3.2 Muamalah bagian dari Islam. 3.3. Prinsip dan etika bisnis dalam Islam.
4.
Menganalisa permasalahan riba
4. Masalah riba
4.1 Pengertian riba. 4.2 Karakteristik (ciri-ciri) riba. 4.3 Macam-macam riba. 4.4 Beberapa pandangan tentang
riba. 4.5 Alasan pelartangan riba dalam Islam.
Tabel 3.13 Kelas IX atau kelas 3 No
Kompetensi Dasar
1.
Menyimpulkan
Materi Pelajaran 1.1. Pengertian uang.
1.1. Pengertian uang menurut
pengertian, jenis,
1.2. Syarat uang.
dan fungsi uang
1.3. Sejarah, peran dan
1.2. Syarat uang menurut Islam
menurut Islam.
standar uang.
1.3. Sejarah, peran dan standar
1.4. Sejarah bank.
Islam.
uang
1.5. Definisi bank.
1.4. Sejarah bank.
1.6. Latar belakang bank
1.5. Definisi bank Islam.
Islam. 1.7. Contoh bank syariah. 2.
Uraian Materi Pelajaran
Mengidentifikasi
2.1. Perbedaan bunga
produk perbankan
dan bagi hasil.
syariah
2.2. Landasan hukum bank syariah. 2.3. Produk bank
1.6. Latar belakang bank Islam. 1.7. Contoh bank syariah. 2.1. Perbedaan bunga dan bagi hasil. 2.2. Landasan hukum bank syariah. 2.3. Produk bank syariah.
syariah. 3.
Menyimpulkan
3. Pengertian zakat,
fungsi zakat, infaq,
infaq, sadaqah
dan sadaqah
3.1. Pengertian zakat, infaq, sadaqah. 3.2. Syarat harta yang wajib dizakati. 3.3. Mustahiq zakat.
4.
Mendeskripsikan
4. Observasi lapangan
3.1 Pengenalan dari pihak
produk lembaga
kepada lembaga
lembaga keuangan
keuangan syariah
keuangan syariah
syariah. 3.2 Aplikasi produk lembaga keuangan syariah kedalam dunia realita
5. Tanggapan terhadap kurikulum Dari materi pelajaran yang tercantum di atas penulis memberikan tanggapan atau menganalisa bahwa materi pelajaran yang diberikan cenderung menyesuaikan dengan pelajaran IPS terpadu atau ekonomi konvensional, menurut analisa penulis, kalau seperti itu seakan-akan pelajaran ekonomi syariah tidak berdiri sendiri sebagai suatu disiplin ilmu pengetahuan yang punya kosep tersendiri. tetapi disisi lain ketika pelajaran ini menyesuaikan dengan pelajaran ekonomi konvensional maka para siswa akan lebih mudah untuk mengerti perbedaan ekonomi konvensional dan ekonomi Islam sehingga tujuan pembelajaran akan mudah tercapai. Sebagian dasar-dasar dari sistem ekonomi Islam sebagai sebuah muamalah dalam Islam belum disampaikan, seperti teori transaksi/akad dalam Islam misalnya mudharabah dan musyarakah. Materi pelajaran yang diberikanpun sudah cukup general dari sistem ekonomi Islam sehingga sudah masuk ke mikro ekonomi. Hal ini cukup baik, sebagai sebuah dasar pelajaran untuk dilanjutkan ditingkat jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
B. Gambaran Umum Kota Tasikmalaya 1. Sejarah Kota Tasikmalaya
Sejarah berdirinya Kota Tasikmalaya sebagai daerah otonomi tidak terlepas dari sejarah berdirinya kabupaten
Tasikmalaya sebagai daerah
kabupaten induknya. Maka rangkaian sejarah ini merupakan bagian dari rangakaian
perjalanan
Pemerintah
Kabupaten
Tasikmalaya
sampai
terbentuknya Pemerintah Kota Tasikmalaya. Pada waktu A. Bunyamin menjabat sebagai Bupati Tasikmalaya tahun 1976 sampai dengan 1981 tonggak sejarah lahirnya kota Tasikmalaya dimulai dengan diresmikannya Kota Administratif Tasikmalaya melalui peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 1976 oleh Menteri Dalam Negeri H. Amir Machmud.
Pada awal pembentukannya,
wilayah kota Administratif
Tasikmalaya meliputi 3 Kecamatan yaitu Cipedes, Cihideung dan Tawang dengan jumlah desa sebanyak 13 desa.44 Berikut ini urutan pemegang jabatan Walikotatif Tasikmalaya dari terbentuknya kota administratif sampai menjelang terbentuknya pemerintah Kota Tasikmalaya :45 1. Drs. H. Oman Roesman (1976-1983); 2. H. Yeng DS Partawinata (1985-1989); 3. Drs. R.Y. wahyu (1989-1992); 4. H. Erdhi Hardhiana (1992-1999); 5. Drs. Bubun Bunyamin (1999-2007).
44
Pemkot Tasikmalaya, “Sejarah Kota Tasikmalaya”, diakses pada 28 April 2008 dari www. tasikmalayakota.go.id 5 Pemkot Tasikmalaya, www.tasikmalayakota.go.id
Berkat perjuangan unsur Pemerintahan Kabupaten Tasikmalaya yang dipimpin Bupati saat itu H. Suljana WH. beserta tokoh masyarakat Kabupaten Tasikmalaya dirintislah pembentukan Kota Tasikmalaya dengan lahirnya tim sukses pembentukan Pemerintahan Kota Tasikmalaya yang diketuai oleh H. Yeng Ds. Partawinata SH. bersama tokoh-tokoh masyarakat lainnya. Melalui proses panjang akhirnya di bawah pimpinan Bupati Drs. Tatang Farhanul Hakim, pada tanggal 17 Oktober 2001 melalui Undang-undang Nomor 10 Tahun 2001, Kota Tasikmalaya diresmikan oleh Menteri Dalam Negeri atas nama Presiden RI di Jakarta. Undang-undang Nomor 10 Tahun 2001 tentang Pembentukan Kota Tasikmalaya, telah mengantarkan Pemerintah Kota Administratif Tasikmalaya melewati pintu gerbang Daerah Otonomi Kota Tasikmalaya untuk menjadi daerah yang mempunyai kewenangan untuk mengatur rumah tangga sendiri. Berbagai langkah untuk mempersiapkan prasarana maupun personil serta
komponen-komponen
lainnya
guna
menunjang
penyelengaraan
Pemerintahan Kota Tasikmalaya telah dilaksanakan sebagai tuntutan dari pembentukan daerah otonom itu sendiri. Pada tanggal 18 Oktober 2001 pelantikan Drs. H. Wahyu Suradiharja sebagai PJ Walikota Tasikmalaya oleh Gubernur Jawa Barat dilaksanakan di Gedung Sate Bandung. Sesuai Undang-Undang No. 10 Tahun 2001 bahwa wilayah Kota Tasikmalaya terdiri dari 8 Kecamatan dengan jumlah Kelurahan sebanyak 15 dan Desa sebanyak 54. tetapi dalam perjalanannya melalui Perda No. 30 Tahun 2003 tentang perubahan status Desa menjadi Kelurahan, desa-
desa dilingkungan Pemerintah Kota Tasikmalaya berubah statusnya menjadi Kelurahan, oleh karena itu maka jumlah kelurahan menjadi sebanyak 69 kelurahan, sedangkan kedelapan kecamatan tersebut antara lain : Kecamatan Tawang, Kecamatan Cihideung, Kecamatan Cipedes, Kecamatan Indihiang, Kecamatan Kawalu, Kecamatan Cibeureum, Kecamatan Mangkubumi dan Kecamatan Tamansari. Sebagai salah satu syarat Pemerintah Daerah Otonom diperlukan alat kelengkapan lainnya berupa Lembaga Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD). Melalui surat keputusan No. 133 Tahun 2001 Tanggal 13 Desember 2001 Komisi Pemilihan Umum membentuk Panitia Pengisian Keanggotaan Dewan Perwakilan Rakyat KotaTasikmalaya (PPK-DPRD). selanjutnya tanggal 30 April 2002 diresmikannya keanggotaan DPRD Kota Tasikmalaya yang pertama kali.46 2. Visi dan Misi Kota Tasikmalaya Visi Kota Tasikmalaya adalah ”dengan berlandaskan Iman dan Taqwa, Kota Tasikmalaya menjadi pusat perdagangan dan industri termaju di Priangan Timur tahun 2012”
sedangkan Misi dari Kota Tasikmalaya
adalah sebagai berikut: 1. Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia yang beriman dan bertaqwa. 2. Meningkatkan kesadaran hukum dan menegakkan supremasi hukum. 3. Menumbuhkan kekuatan ekonomi kota. 46
Pemkot Tasikmalaya, “Sejarah Kota Tasikmalaya”, diakses pada 28 April 2008 dari www. tasikmalayakota.go.id
4. Mengembangkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan kota. 5. Mengelola Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup secara berkelanjutan. 6. Mengoptimalkan dan membangun sarana dan prasarana kota.47
3. Geografi Kota Tasikmalaya a. Luas Wilayah Sesuai dengan Undang-Undang No. 10 Tahun 2001 tentang pembentukan Kota Tasikmalaya, Kota Tasikmalaya memiliki wilayah seluas 17.156,20 Ha atau 171,56 Km2 yang meliputi wilayah 8 Kecamatan, yaitu Kec. Cipedes, Cihideung, Tawang, Tamansari, Mangkubumi, Kawalu, Indihiang dan Cibeureum. Data ke-8 Kecamatan yang mencakup 69 Kelurahan sebagaimana Tabel di bawah ini : Tabel 3. 14 No.
Kecamatan
Luas Wilayah
Jumlah
(KM2)
Kelurahan
1
Cihideung
5,30
6
2
Cipedes
8,10
4
3
Tawang
5,33
5
4
Indihiang
30,10
13
47
Pemkot Tasikmalaya, Bappeda Tasikmalaya: Rencana Strategis Kota Tasikmalaya , diakses pada 28 April 2008 dari www.tasikmalayakota.go.id
5
Kawalu
41,12
10
6
Cibeureum
29,41
15
7
Tamansari
28,52
8
8
Mangkubumi
23,68
8
Jumlah
171,56
69
b. Letak geografis Kota Tasikmalaya secara geografis memiliki posisi yang strategis, yaitu berada pada 108o 08' 38" - 108o 24' 02" BT dan 7o 10' - 7o 26' 32" LS di bagian Tenggara wilayah Propinsi Jawa Barat. Kedudukan atau jarak dari Ibukota Propinsi Jawa Barat, Bandung + 105, wilayah Kota Tasikmalaya berbatasan dengan : a. Sebelah Utara : Kab. Tasikmalaya dan Kab. Ciamis (Sungai Citanduy) b. Sebelah Barat : Kab. Tasikmalaya c. Sebelah Timur : Kab. Tasikmalaya dan Kab. Ciamis d. Sebelah Selatan : Kab. Tasikmalaya (batas sungai Ciwulan)
c. Penduduk Kota Tasikmalaya Jumlah penduduk Kota Tasikmalaya Tahun 2006 sebanyak 617.767 orang. Jumlah penduduk ini mengalami pertumbuhan sebesar 1,56% bila dibandingkan dengan jumlah penduduk Tahun 2005. Dilihat dari segi komposisinya, penduduk Kota Tasikmalaya lebih banyak laki-laki dari pada
perempuan yaitu terdiri dari 309.842 orang laki-laki dan 307.925 orang perempuan dengan sex ratio sebesar 100,62.48 Pertumbuhan penduduk yang tinggi mengakibatkan naiknya kepadatan penduduk pada Tahun 2006 yaitu sebesar 3.601 orang/km2. Kepadatan tertinggi terdapat di Kecamatan Cihideung sebesar 13.775 orang/km2 dan terendah terdapat di Kecamatan Kawalu yaitu sebesar 2.028 orang/km2. Kepadatan penduduk juga dapat dilihat dari rata-rata penduduk per rumah tangga yang mencapai 3,71 sehingga secara umum setiap rumah tangga memiliki 3 sampai dengan 4 orang anggota dalam rumah tangga. 4. Potensi Perekonomian Kota Tasikmalaya a.
Perindustrian Kota Tasikmalaya Kota Tasikmalaya merupakan salah satu kota di Jawa Barat yang
memiliki potensi industri cukup besar, khsusunya industri kecil dan kerajinan yang dapat menyerap tenaga kerja cukup banyak (+ 5% dari jumlah pnduduk) tahun ini yaitu 103.968 penumpang dengan nilai pendapatan sebesar 5.395.096.750 rupiah. Adapun komoditi unggulan industri kerajinan meliputi: bordir, anyaman mendong, anyaman bambu, alas kaki (kelom geulis, sandal, sepatu), meubel batik, payung geulis, makanan olahan/ringan yang tersebar di 133 sentra industri kecil di 8 kecamatan yang mencakup 69 kelurahan. Berikut potensi industri di Kota Tasikmalaya : Tabel 3.15 48
Pemkot Tasikmalaya, “Badan Pusat Statistik Tasikmalaya”, diakses pada 28 April 2008 dari www.tasikmalayakota.go.id
Potensi Industri Tasikmalaya Bidang Usaha Bordir
Usaha unit 1.092
Nilai Investasi Nilai Produksi Tenaga Kerja Rp Rp orang 74.745.595.000 405.177.301.000 10.380
Anyaman Mendong Anyaman Bambu Anyam Mendong Meubel
162
5.857.235.000
28.962.874.000
1.889
75
1.079.038.000
4.983.106.000
632
394
26.928.928.000 131.764.608.000
4.335
220
8.791.378.000
40.723.515.000
1.408
Batik
30
1.854.116.000
10.219.620.000
4.460
Kerajinan Payung Geulis
4
76.940.000
332.800.000
37
80.221.089.000
2.696
Makanan 369 17.339.685.000 Ringan b. Perdagangan Kota Tasikmalaya
Kota Tasikmalaya merupakan salah satu Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) di Jawa Barat - Priangan Timur. Dengan status sebagai PKW nama Kota Tasikmalaya menjadi pusat pertumbuhan diwilayah Priangan Timur. Untuk menunjang sebagai PKW Kota Tasikmalaya dengan Visinya yaitu ”Dengan berlandaskan Iman dan Taqwa Kota Tasikmalaya menjadi pusat perdagangan dan industri termaju di Priangan Timur Tahun 2012", untuk mendorong tercapainya Visi tersebut, Kota Tasikmalaya terus memacu kegiatan dengan perhatian utama pada bidang industri dan perdagangan. Berdasarkan hasil pendataan yang dilakukan pada tahun 2006, potensi perdagangan di Kota Tasimalaya didominasi dengan penjualan umum. Penjualan umum dan penjualan makanan dan minuman. Potensi tersebut dapat dijelaskan sebagaimana tabel berikut ini : Tabel 3.16
Potensi perdagangan Tasikmalaya
Penjualan Umum
Perusahaan (Unit) 885
Tenaga Kerja (Orang) 4.428
Modal Rp. 62.365.873.743
549
1.748
9.410.647.500
Makanan dan Minuman
Berdasarkan perkembangan SIUP Tahun 2006 dapat diketahui jumlah perusahaan yang telah mendaftarkan perusahaan secara resmi di Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Tasikmalaya yaitu sebagai berikut :
Tabel 3.17 Data perusahaan Tasikmalaya Klasifikasi Perusahaan
Jumlah Perusahaan (Unit)
Perusahaan Kecil
835
Perusahaan Menengah
120
Perusahaan Besar
2
Jumlah
957
Adapun sarana dan prasarana perdagangan yang ada meliputi : Tabel 3.18 Pasar Tradisional 6 Unit
Pasar Modern 7 Unit
1. Cikurubuk
1. Yogya Dept. Store (Jl. Hz. Mustofa)
2. Pancasila
2. Yogya Dept. Store (Jl. Mitra Batik)
3. Gegernoong
3. Mega Mall (Jl. Veteran)
4. Padayungan
4. Samudra Toserba (Jl. Hz. Mustofa)
5. Cibeureum
5. Asia Toserba (Jl. Hz. Mustofa)
6. Indihiang
6. Mayasari Palza (Jl. Cihideung)
c. Usaha Kecil Menengah Kota Tasikmalaya Perkembangan UKM di Kota Tasikmalaya setiap tahunnya meningkat, sebagai
upaya
dalam
kebijakannya
Pemerintah
Kota
Tasikmalaya
memberdayakan UKM melalui penambahan iklim usaha yang mendukung bagi UKM, diantaranya melalui program : 1. Falilitas Penguatan Usaha. 2. Penyumbangan Sentra. 3. Gelar Produk. 4. Pegembagan SDM 5. Penerapan TTB. Potensi Usaha Kecil Menengah adalah sebagai berikut : Tabel 3.19 Bidang Usaha : Kecil
Bidang Usaha : Menengah
1. Jumlah Unit Usaha : 7.707
1. Jumlah Unit Usaha : 648
2. Nilai Investasi : 203.607.000.000
2. Nilai Investasi :
3. Nilai Produksi : 326.785.000 4. Tenaga Kerja
: 772.969
5. Jumlah Sentra : 16
108.706.000.000 3. Nilai Produksi : 483.000.000 4. Tenaga Kerja : 58.320
d. Perkoperasian Kota Tasikmalaya Pada bidang perkoperasian Kota Tasikmalaya tercatat sebagai tempat berdirinya koperasi, dimana pada tanggal 11 s.d 14 Juli 1947 diselenggarakan Konggres Koperasi Indonesia yang pertama di Jl. Dr. Moch. Hatta No.40 Kota Tasikmalaya, dalam konggres itu tepatnya pada tanggal 12 Juli 1947 dibangun
tugu koperasi sebagai simbol berdirinya koperasi, untuk mengenang momentum penting tersebut setiap tanggal 12 Juli di peringati hari Koperasi. Sesuai dengan arah kebijakan pembangunan Kota Tasikmalaya yang salah satunya menitikberatkan pada upaya untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas perekonomian masyarakat, maka untuk kewenangan bidang perkoperasian diarahkan untuk meningkatkan fasilitas dalam bentuk pernyataan keseimbangan penguatan SDM regulasi dan penguatan modal usaha kelompok dan meningkatkan peran kelembagaan dan usaha koperasi. Berdasarkan potensi, jumlah dan jenis koperasi di Kota Tasikmalaya terdiri dari koperasi Produksi 26 buah, Konsumsi 201 buah, KSP 32 buah, Kopontra 38 buah, KSU 20 buah, Koperasi Wanita 6 buah, KUD 9 buah, Koperasi Pasar 7 buah, Koperasi Propersi 2 buah, Koperasi Shunda 4 buah, Koperasi lainnya 3 buah.49
49
Pemkot Tasikmalaya, “Potensi Ekonomi Tasikmalaya”, diakses pada 28 April 2008 dari www.tasikmalayakota.go.id
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Pembelajaran Ekonomi Syariah pada SMPN 1 Kota Tasikmalaya Upaya untuk mewujudkan pendidikan ekonomi syariah untuk tingkat dasar dan menengah ini bukan sekedar wacana, tetapi hal ini sudah mulai dirintis. Kita bisa melihat upaya ini misalnya dirintis oleh Pemerintah Kota Tasikmalaya, Jawa Barat. Pelajaran Ekonomi Islam di Kota Tasikmalaya diberikan kepada Siswa SMP/MTs secara bertahap. Menurut Nahrudin, Ketua Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Ekonomi Tasikmalaya, Pada mulanya gagasan ini prakarsai oleh Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) ekonomi yang didukung oleh PINBUK Tasikmalaya pada Tahun 2002/2003, untuk menindak lanjuti gagasan itu pada Tahun 2003 diadakan seminar dan workshop/pelatihan bagi guru yang bekerja sama dengan STEI Tazkia.
Dan untuk selanjutnya didukung oleh Pemkot
Tasikmalaya, melalui Surat Keputusan (SK) Walikota No. 421.7/Kep. 611Disdik/2005, yang menjadikan pelajaran ekonomi Islam sebagai muatan lokal yang wajib diberikan kepada siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs).50 Ketentuan tersebut berlaku mulai Tahun 2006 dimana seluruh sekolah lanjutan tingkat pertama dan sejenisnya harus mengajarkan muatan lokal tersebut. Penerapannya dilakukan bertahap, untuk Tahun ajaran 2005/2006 mata pelajaran 50
Wawancara Pribadi dengan Nahrudin, Ketua MGMP Ekonomi Tasikmalaya, Tasikmalaya. 8 Maret 2008
ekonomi Islam dimasukan dalam mata pelajaran pengePahaman sosial dan ekonomi. pelajaran tersebut disampaikan kepada siswa kelas VII (kelas 1 SMP). Kemudian pada Tahun berikutnya, yaitu Tahun ajaran 2006-2007, pelajaran ekonomi syariah menjadi muatan lokal wajib untuk siswa kelas VII, VIII dan IX (siswa kelas 1, 2, dan 3) materinya diberikan untuk dua jam pelajaran.51 Wakil Direktur Pusat Inkubasi Bisnis dan Usaha Kecil (PINBUK) Kota Tasikmalaya Endang Ahmad Yani, mengatakan, ada beberapa alasan penerapan ekonomi syariah di Kota Tasikmalaya, yaitu sebagai berikut: 1. Tasikmalaya merupakan daerah yang agamis Islami, dengan indikator: a. Penduduk Tasikmalaya mayoritas Muslim. b. Jumlah pondok pesantren 603 buah dengan jumlah santri 76.285 orang dan ustad 2.970 orang. 2. Visi dan Misi Kota Tasaikmalaya. 3. Undang-undang N0. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, mengenai pelaksanaan pendidikan nasional. 52 Dukungan Pemkot Tasikmalaya tidak hanya berupa “Surat Keputusan” (SK)
Walikota yang menjadi payung hukum bagi diajarkannya mata pelajaran
ekonomi syariah di sekolah, tetapi pemkot juga memberikan dukungan dana
51
52
Ibid, 8 Maret 2008
Wawancara Pribadi dengan Endang Ahmad Yani, Wakil Direktur PINBUK Tasikmalaya, Tasikmalaya, 6 September 2007.
melalui dinas pendidikannya yaitu menerbitkan buku mata pelajaran ekonomi syariah yang mencapai 7500 eksemplar.53 Untuk penerapan ekonomi syariah di SMP Negeri 1 Tasikmalaya, dimulai sejak terbitnya Surat Keputusan (SK) Walikota Tasikmalaya tentang penerapan Mulok ekonomi syariah, yaitu pada Tahun ajaran 2005/2006,
yang secara
serempak diseluruh SMP dan MTs. Yang ada di Kota Tasikmalaya. Di sekolah ini pelajaran ekonomi syariah sekarang sudah diterapkan dalam bentuk pelajaran tersendiri dalam bentuk muatan lokal ekonomi syariah, dengan waktu dua jam pelajaran perminnggunya, untuk beberapa kompetensi dasar ada yang dikomparatifkan dengan pelajaran ekonomi konvensional, hal ini bertujuan untuk membuat perbandingan antara ekonomi syariah dengan ekonomi konvensional, model ini disebut dengan sistem lintas kurikulum atau komparatif.54 Untuk model pembelajarannya sendiri digunakan metode ceramah dan incuiri penemuan dengan berkunjung ke lembaga keuangan syariah, selain itu juga dilakukan diskusi kelas. Lebih khusus untuk mendukung incuiri penemuan, sekolah ini akan membentuk koperasi siswa berbasis syariah dengan tujuan agar para siswa langsung terjun pada lemabaga keuangan syariah.55
53
54
Nahrudin, 8 Maret 2008
Wawancara Pribadi dengan Yanyan Herdiyana, Guru Ekonomi Syariah, Tasikmalaya, 6 Maret 2008. 55
Ibid., 6 Maret 2008
B. Analisis Penelitian 1. Profil Responden Dalam profil responden ini penulis mencoba membagi kedalam dua tabel, yakni jenis kelamin dan umur responden. Dari data ini akan diperoleh gambaran tentang responden. Tabel 4.1 Gambaran mengenai jenis kelamin responden N = 120
Valid
Frequency Percent Valid Percent Laki-laki 48 40.0 40.0 Perempuan 72 60.0 60.0 Total 120 100.0 100.0 Sumber:diolah dari data lapangan Tahun 2008
Cumulative Percent 40.0 100.0
Menurut tabel 4.1 dapat diketahui bahwa 60% dari responden adalah perempuan dan 40% dari responden adalah laki-laki. Maka dapat disimpulkan bahwa sebagian besar dari responden adalah perempuan. Jika digambarkan dalam bentuk grafik, maka sebagai berikut: Grafik 4.1 Gambaran mengenai jenis kelamin responden
keterangan Laki-laki
Laki-laki
60%
40%
Perempuan
N = 120
Tabel 4.2
Perempuan
Gambaran mengenai umur responden N = 120 Frequency Percent Valid Percent 11 - 20 112 93.3 93.3 31 - 40 2 1.7 1.7 41 - 50 6 5.0 5.0 Total 120 100.0 100.0 Sumber:Diolah dari data lapangan Tahun 2008
Valid
Cumulative Percent 93.3 95.0 100.0
Tabel 4.2 menunjukan gambaran tentang umur responden, yaitu 93,3% responden berusia antara 11 sampai 20 Tahun, 5% berusia antara 41 sampai 50 Tahun dan 1,7% berusia antara 31 sampai 40 Tahun. berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa mayoritas dari responden berumur antara 11 sampai 20 Tahun, yaitu umur 13 dan 14 Tahun. Maka jika digambarkan dalam bentuk grafik sebagai berikut: Grafik 3.2 Keterangan
Gambaran Usia Responden 41 - 50
tahun 5 %
31 - 40
tahun 1.7 %
11-20 Tahun
31-40 Tahun
41-50 tahun
11 - 20
N = 120
2. Analisis Deskriptif Statistik
tahun 93.3%
Untuk mengetahui bagaimana persepsi siswa dan guru tentang ekonomi Syariah, maka responden diminta untuk menjawab 25 item pernyataan yang mencakup aspek pengetahuan, keyakinan sikap dan kecenderungan bertindak. Adapun untuk mengetahui gambaran secara detail dari hasil kuesioner mengenai persepsi responden terhadap ekonomi syariah maka akan dijelaskan sebagai berikut: a. Pengetahuan Responden Tentang Ekonomi Islam Pernyataan yang menyangkut tentang pengetahuan ini memuat pada 16 pernyataan yang disesuaikan dengan materi pelajaran yang telah responden dapatkan yaitu sebagai berikut: Tabel 4.3 Pengertian ekonomi Islam N = 120
Valid
Frequency
Percent
Kurang Paham
3
2.5
Cukup Paham
4
3.3
Paham
40
33.3
Sangat Paham
73
60.8
Total
120
100.0
Mean
4.52
Sumber:Diolah dari data lapangan Tahun 2008
Dari tabel 4.3 didapat informasi mengenai pengetahuanan responden terhadap pengertian ekonomi Islam, yaitu 60,8% responden menyatakan sangat paham, sementara 33,3% responden menyatakan paham, 3,3 % menyatakan cukup paham sedangkan sisanya yaitu 2,5% dari responden menyatakan kurang paham. Artinya bahwa sebagian besar responden memiliki pengetahuan yang tinggi tentang pengertian ekonomi Islam.
Selanjutnya untuk memperkuat pernyataan diatas, mean atau rataan dari jawaban responden berada pada angka
4,52 yang artinya nilai ini
mendekati angka 5 (sangat paham) dalam skala likert. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa rata-rata jawaban responden berada dalam skala sangat paham, hal ini berarti responden sangat memahami tentang pengertian ekonomi Islam. Tabel 4. 4 Sistem ekonomi Islam meniru sistem kovensional N = 120
Valid
Frequency
Percent
Netral
34
28.3
Tidak Setuju
55
45.8
Sangat Tidak Setuju
31
25.8
Total
120
100.0
Mean
3.98
Sumber:Diolah dari data lapangan Tahun 2008
Pada tabel 4.4 menunjukan anggapan kebanyakan masyarakat bahwa sistem ekonomi Islam meniru terhadap sistem ekonomi yang sudah ada, ternyata tidak begitu halnya dengan pandangan para responden, hal ini dibuktikan dengan 45,8% responden menyatakan tidak setuju, 28,3% menyatakan netral dan 25,8% menyatakan sangat tidak setuju. Untuk lebih memperkuat pernyataan diatas, mean berada pada angka 3,98 atau mendekati nilai 4 artinya bahwa rata-rata dari responden tidak setuju dengan pernyataan sistem ekonomi syariah meniru terhadap sistem ekonomi konvensional. Maka dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa rata-rata responden memilki pemahaman yang baik tentang ekonomi syariah.
Tabel 4. 5 Sumber utama ekonomi Islam N = 120
Valid
Frequency
Percent
Kurang Paham
2
1.7
Cukup Paham
10
8.3
Paham
33
27.5
Sangat Paham
75
62.5
Total
120
100.0
Mean
4.51
Sumber:Diolah dari data lapangan Tahun 2008
Dari tabel 4.5 didapat informasi mengenai pemahaman responden terhadap sumber utama dari ekonomi syariah, yaitu 62,5% responden menyatakan sangat paham, 27,5% responden menyatakan paham 8,3% responden menyatakan cukup paham dan 1.7% responden menyatakan kurang paham. Hal ini menunjukan bahwa sebagian besar responden sudah memahami sumber utama ekonomi Islam. Berdasarkan pada tabel di atas didapat angka mean 4,51 atau mendekati angka 5, artinya rata-rata dari responden menyatakan sangat paham bahwa sumber utama ekonomi Islam adalah Al-Qur’an dan sunnah. Dari sini dapat disimpulkan bahwa rata-rata responden memahami terhadap sumber utama ekonomi Islam. Tabel 4. 6 Tujuan utama Ekonomi Islam N = 120
Valid
Frequency
Percent
Mean
Cukup Paham
7
5.8
4.60
Paham
34
28.3
Sangat Paham
79
65.8
Total
120
100.0
Sumber:Diolah dari data lapangan Tahun 2008
Pernyataan responden terhadap tujuan utama dari ekonomi Islam yaitu tercapainya kebahagiaan di dunia maupun akhirat pada tabel 4.6 menunjukan 65,8% sangat paham, 28,3% paham dan 5,8% cukup paham. Bedasarkan pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden menyatakan sangat paham terhadap tujuan ekonomi Islam tersebut. Kebahagiaan di dunia dan akhirat sebagai tujuan utama ekonomi Islam, berdasarkan pada tabel didapat angka mean 4,60 atau berada pada skala 5 (sangat paham) dalam skala likert, atau dapat ditarik kesimpulan bahwa rata-rata responden mempunyai pemahaman yang tinggi terhadap tujuan ekonomi Islam. Tabel 4. 7 Tauhid sebagai prinsip dasar ekonomi Islam N = 120
Valid
Frequency
Percent
Tidak Paham
2
1.7
Cukup Paham
15
12.5
Paham
57
47.5
Sangat Paham
46
38.3
Total
120
100.0
Mean
4.21
Sumber:Diolah dari data lapangan Tahun 2008
Dari tabel frekuensi 4.7 didapat gambaran tentang pemahaman responden mengenai tauhid sebagai prinsip/teori dasar dalam ekonomi Islam, yaitu 47,5% responden menyatakan paham, 38,3% menyatakan sangat paham, 12,5% menyatakan cukup paham dan 1,7% menyatakan sangat kurang paham.
Secara garis besar dapat disimpulkan bahwa responden memahami bahwa tauhid sebagai prinsip/teori dasar ekonomi syariah. Hal senada juga ditunjukan tabel statistik, dimana mean berada pada angka 4,21 atau berada pada sekala 4 (paham), Artinya rata-rata responden menyatakan paham/tahu bahwa tauhid sebagai prinsip dasar ekonomi Islam dan dapat disimpulkan bahwa rata-rata responden memahami tentang prinsip dasar ekonomi Islam. Tabel 4. 8 Harta sebagai titipan yang harus dioptimalkan pemanfaatannya N = 120
Valid
Frequency
Percent
Cukup Paham
10
8.3
Paham
39
32.5
Sangat Paham
71
59.2
Total
120
100.0
Mean
4.51
Sumber:Diolah dari data lapangan Tahun 2008
Tabel 4.7 menunjukan pengetahuan responden tentang konsep harta dalam Islam yaitu sebagai titipan Allah yang harus dioptimalkan dalam pemanfaatannya, 59.2% responden menyatakan sangat paham, 32,5% menyatakan paham dan 8,3% rasponden menyatakan cukup paham. Menurut tabel frekuensi di atas dapat disimpukan bahwa lebih dari setengah responden menyatakan sangat paham terhadap konsep harta tersebut. Tabel di atas menunjukan mean pada angka 4,51 mendekati skala 5 (sangat paham) yang artinya responden sangat memahami bahwa harta dalam Islam sebagai titipan Allah yang harus dioptimalkan dalam pemanfaatannya.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden memiliki pengetahuan yang tinggi tentang konsep harta dalam Islam. Tabel 4.9 Para tokoh pemikir ekonomi Islam fase awal N = 120
Valid
Tidak Paham Kurang Paham Cukup Paham
Frequency 10
Percent 8.3
22 39
18.3 32.5
Paham 36 30.0 Sangat Paham 13 10.8 Total 120 100.0 Sumber:Diolah dari data lapangan Tahun 2008
Mean
3.17
Dari tabel frekuensi 4.9 didapat gambaran tentang pengetahuan responden mengenai tokoh-tokoh/ulama pemikir ekonomi Islam fase awal/pertama, yaitu 32,5% responden menyatakan cukup paham, 30% menyatakan paham, 18,3% menyatakan kurang paham, 10,8% sangat paham dan 8,3% menyatakan tidak paham. Dari data di atas secara garis besar dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden menyatakan cukup memahami, artinya responden cukup mengetahui tentang tokoh-tokoh pemikir ekonomi Islam ini. Tabel di atas menunjukan mean pada angka 3,17 atau berada pada skala 3 (cukup paham) yang artinya rata-rata responden menyatakan cukup paham terhadap pernyataan bahwa Abu Yusuf, Abu Ubaid dan Al-Ghazali adalah para ulama/tokoh pemikir ekonomi Islam fase awal/pertama. 56 Dengan
56
Euis Amalia, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam: dari Masa Klasik Hingga Kontemporer, (Jakarta: Pustaka Asatruss, 2005), h. 69.
demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden cukup mengetahui terhadap pernyataan tersebut. Tabel 4. 10 Uang dalam pandangan Al-Ghazali N = 120
Valid
Frequency
Percent
Tidak Paham
1
.8
Kurang Paham
8
6.7
Cukup Paham
64
53.3
Paham
38
31.7
Sangat Paham
9
7.5
120
100.0
Total
Mean
3.38
Sumber:Diolah dari data lapangan Tahun 2008
Al-Ghazali berpandangan bahwa uang itu ibarat cermin ia tidak punya warna tapi dapat merefleksikan semua warna. 57 terhadap konsep ini tabel 4.10 menunjukan 53,3% responden menyatakan cukup paham, 31,7% menyatakan paham, 7.5% sangat paham, 6,7% kurang paham dan 0,8% responden menyatakan tidak paham. Dari tabel di atas dapat diambil kesimpulan bahwa sebagian besar responden menyatakan cukup memahami tentang konsep uang menurut Al-Ghazali. Berdasarkan tabel diatas, didapat angka mean 3,38 atau berada pada skala 3 (cukup paham) yang artinya sebagian besar responden menyatakan cukup paham dan hal ini dapat disimpulkan bahwa rata-rata responden sudah cukup memahami tentang konsep uang menurut Al-Ghazali ini.
57
Ibid. h.128
Tabel 4. 11
Pengertian riba N = 120
Valid
Frequency
Percent
Kurang Paham
7
5.8
Cukup Paham
15
12.5
Paham
67
55.8
Sangat Paham
31
25.8
Total
120
100.0
Mean
4.02
Sumber:Diolah dari data lapangan Tahun 2008
Tabel 4.11 menunjukan informasi tentang pemahaman responden terhadap pengertian riba, yaitu 55,8% menyatakan paham, 25,8% menyatakan sangat paham, 12,5% cukup paham dan 5,8% menyatakan kurang paham. Menurut tabel frekuensi di atas dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden menyatakan sangat memahami bahwa riba adalah pengambilan tambahan atas harta pokok atau modal secara batil. Dengan nilai mean 4,02 berada pada skala 4 dapat diartikan bahwa rata-rata responden memahami dengan pengertian riba adalah pengambilan tambahan atas harta pokok atau modal secara batil. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden mengetahui terhadap pengertian riba tersebut. Tabel 4. 12
Macam-macam riba N = 120
Valid
Tidak Paham
Frequency
Percent
Mean
1
.8
3.78
Kurang Paham
8
6.7
Cukup Paham
34
28.3
Paham
51
42.5
Sangat Paham
26
21.7
Total
120
100.0
Sumber:Diolah dari data lapangan Tahun 2008
Qordh, jahiliyah, fadhl dan nasi’ah adalah macam-macam bentuk riba.58
atas pernyataan ini tabel 4.12 menunjukan 42,5% responden
menyatakan paham, 28,3% menyatakan cukup paham, 21,7% menyatakan sangat paham dan 0,8% responden menyatakan tidak paham. Dengan demikian dari data di atas dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden mengetahui/memahami atas pernyataan tersebut. Untuk memperkuat pernyataan diatas, menurut data statistik mean menunjukan pada angka 3,78 atau mendekati pada skala 4, artinya sebagian besar responden menyatakan paham bahwa Qordh, Jahiliyah, fadhl dan nasi’ah adalah macam-macam bentuk riba dan dari sini dapat disimpulkan bahwa rata-rata responden mengetahui tentang macam-macam bentuk riba. Tabel 4. 13 Konsekuensi akad dalam Ekonomi Syariah N = 120
Valid
Frequency
Percent
Cukup Paham
21
17.5
Paham
60
50.0
Sangat Paham
39
32.5
Total
120
100.0
Mean
4.15
Sumber:Diolah dari data lapangan Tahun 2008
58
Tim MGMP Ekonomi, Pinbuk dan Pemkot Tasikmalaya, Ekonomi Syariah untuk SMP/MTs kelas VII. (Tasikmalaya: Sebi Design, 2006) h. 21
Menurut pernyataan responden 50% menyatakan paham, 32,5% menyatakan sangat paham dan 17,5% dari responden menyatakan cukup. Secara garis besar dari tabel 4.13 ini menunjukan bahwa sebagian besar responden menyatakan paham atas pernyataan akad/transaksi yang dilakukan dalam ekonomi Islam memiliki konsekuensi dunia dan akhirat. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden memahami atas pernyataan tersebut. Untuk memperkuat pernyataan diatas, angka mean berada pada 4,15 atau dalam skala 4 (paham) dalam skala likert, atau dapat diartikan bahwa rata-rata responden menyatakan paham, maka dapat diambil kesimpulan bahwa rata-rata responden memahami terhadap konsekuensi akad/transaksi dalam Islam.
Tabel 4. 14 Lembaga keuangan syariah tidak hanya perbankan N = 120
Valid
Frequency
Percent
Kurang Paham
3
2.5
Cukup Paham
18
15.0
Paham
67
55.8
Sangat Paham
32
26.7
Total
120
100.0
Mean
4.07
Sumber:Diolah dari data lapangan Tahun 2008
Tabel 4.14 menunjukan pernyataan responden tentang pengetahuannya bahwa lembaga keuangan syariah tidak terbatas pada perbankan saja, 55,8%
responden menyatakan paham, 26,7% menyatakan sangat paham, 15% cukup paham dan 2,5% menyatakan kurang paham. Data ini menunjukan bahwa sebagian besar responden menyatakan paham terhadap pernyataan tersebut. Deskriptif
statistik
tentang
pernyataan
responden
tentang
pengetahuannya bahwa lembaga keuangan syariah tidak hanya perbankan saja, menunjukan mean pada angka 4,07 atau berada pada angka 4 dalam skala likert, artinya rata-rata responden menyatakan paham. Dari sini dapat diambil kesimpulan bahwa sebagian besar responden megetahui bahwa lembaga keuangan syariah tidak terbatas pada dunia perbankan saja.
Tabel 4. 15 Praktik lembaga keuangan syariah sama dengan lembaga konvensional N = 120
Valid
Frequency
Percent
Sangat Setuju
2
1.7
Setuju
10
8.3
Netral
35
29.2
Tidak Setuju
45
37.5
Sangat Tidak Setuju
28
23.3
Total
120
100.0
Mean
3.73
Sumber:Diolah dari data lapangan Tahun 2008
Menurut 37,5% responden menyatakan tidak setuju bahwa praktek lembaga keuangan syariah sama saja dengan lembaga keuangn konvesional
dalam arti terdapat unsur bunga,
29,2% menyatakan netral, 23,3%
menyatakan sangat tidak setuju, 8,3% menyatakan setuju dan 1,7% responden menyatakan sangat setuju. Berdasarkan pada data tabel 4.15 di atas dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden menyatakan tidak setuju terhadap pernyataan tersebut. Untuk memperkuat pernyataan di atas data statistik menunjukan mean pada angka 3,73 atau mendekati angka 4, artinya bahwa rata-rata responden menyatakan tidak setuju terhadap pernyataan bahwa praktik lembaga keuangan syariah sama dengan lembaga konvensional atau sama-sama mengandung unsur bunga/riba. Maka dari sini dapat diambil kesimpulan bahwa sebagian besar responden mengetahui lembaga keuangan syariah pratiknya berbeda dengan lembaga keuangan kovensional. Tabel 4. 16 Bagi hasil sebagai ciri khas ekonomi Islam N = 120
Valid
Frequency
Percent
Tidak Paham
4
3.3
Kurang Paham
42
35.0
Paham
55
45.8
Sangat Paham
19
15.8
Total
120
100.0
Mean
3.74
Sumber:Diolah dari data lapangan Tahun 2008
Ciri khas dari sistem ekonomi Islam adalah penerapan sistem bagi hasil, atas pernyataan tersebut pada tabel 4.16 menunjukan 45,8% responden menyatakan paham, 35% menyatakan cukup paham, 15,8% menyatakan sangat paham dan 3,3% responden menyatakan kurang paham. Frekuensi di
atas menunjukan bahwa sebagian besar responden memahami terhadap penyataan tersebut. Deskriptif statistik
pernyataan responden tentang pengetahuannya
bahwa ciri khas ekonomi Islam adalah sistem bagi hasil menunjukan mean pada angka 3,74 atau mendekati pada angka 4 dalam skala likert, artinya ratarata responden menyatakan paham. Dari sini dapat diambil kesimpulkan bahwa rata-rata responden mengetahui ciri khas sistem ekonomi Islam adalah sistem bagi hasil dan berbeda dengan sistem ekonomi konvensional yaitu penerapan sistem bunga.
Tabel 4. 17 Baitul Mal lembaga keuangan pertama zaman Rasulullah N = 120
Valid
Frequency
Percent
Cukup Paham
43
35.8
Paham
43
35.8
Sangat Paham
34
28.3
Total
120
100.0
Mean
3.93
Sumber:Diolah dari data lapangan Tahun 2008
Baitul mal merupakan lembaga keuangan yang pertama kali didirikan oleh rasulullah, atas pernyataan tersebut pada tabel 4.17 menunjukan 35,8% responden menyatakan paham, 28,3% menyatakan sangat paham, 35,8% menyatakan cukup. Frekuensi di atas menunjukan kesamaan pernyataan responden yang menyatakan paham dan cukup paham. Tapi di pihak lain 28,3% responden menyatakan sangat setuju.
Berdasarkan tabel statistik didapat angka 3,93 atau berada pada skala 4 (paham) yang artinya rata-rata responden menyatakan paham terhadap pernyataan Baitul mal merupakan lembaga keuangan yang pertama kali didirikan oleh rasulullah dan hal ini dapat disimpulkan bahwa rata-rata dari responden memiliki pengetahuan baik tentang pernyataan tersebut.
Tabel 4. 18 Sumber keuangan negara masa Rasul N = 120
Valid
Frequency
Percent
Kurang Paham
4
3.3
Cukup Paham
26
21.7
Paham
62
51.7
Sangat Paham
28
23.3
Total
120
100.0
Mean
3.95
Sumber:Diolah dari data lapangan Tahun 2008
Tabel 4.18 menunjukan informasi tentang pengetahuan responden terhadap sumber keuangan Negara masa rasulullah, yaitu 51,7% menyatakan paham, 23,3% menyatakan sangat paham, 21,7% cukup paham dan 3,3% menyatakan kurang paham. Menurut tabel frekuensi di atas dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden menyatakan paham terhadap pernyataan bahwa
kharaj, zakat dan jizyah atau upeti merupakan sumber keuangan Negara pada masa rasul. Untuk memperkuat pernyataan di atas, data statistik menunjukan mean berada pada angka 3,95 atau mendekati 4, artinya bahwa rata-rata responden menyatakan paham terhadap pernyataan bahwa kharaj, zakat dan jizyah merupakan sumber keuangan Negara pada masa rasulullah, Maka dari sini dapat diambil kesimpulan bahwa rata-rata responden memiliki pengetahuan yang baik terhadap pernyataan tersebut.
b. Keyakinan Sikap Responden Terhadap Ekonomi Islam Pernyataan yang menggambarkan keyakinan sikap responden memuat 4 pernyataan yaitu sebagai berikut: Tabel 4. 19 Keyakinan terhadap Sistem Ekonomi Islam yang ideal bagi Manusia N = 120
Valid
Frequency
Percent
Netral
5
4.2
Setuju
53
44.2
Sangat Setuju
62
51.7
Total
120
100.0
Mean
4.48
Sumber:Diolah dari data lapangan Tahun 2008
Menurut 51,7% responden menyatakan sangat setuju bahwa sistem ekonomi Islam ideal bagi manusia,
44,2% menyatakan setuju, 4,2%
menyatakan netral. Berdasarkan pada tabel 4.19 di atas dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden menyatakan sangat setuju terhadap pernyataan bahwa sistem ekonomi Islam ideal bagi manusia. Berdasarkan tabel statistik di atas, didapat angka mean 4,48 atau berada pada skala 4 (setuju) yang artinya rata-rata responden menyatakan setuju terhadap pernyataan bahwa sistem ekonomi Islam ideal bagi manusia dan hal ini dapat disimpulkan bahwa rata-rata dari responden memiliki keyakinan terhadap pernyataan tersebut.
Tabel 4.20 Sistem ekonomi Islam didesain untuk kebahagiaan hidup manusia N = 120
Valid
Frequency
Percent
Netral
13
10.8
Setuju
65
54.2
Sangat Setuju
42
35.0
Total
120
100.0
Mean
4.24
Sumber:Diolah dari data lapangan Tahun 2008
Tabel 4.20 menunjukan pernyataan responden tentang keyakinannya terhadap sistem ekonomi Islam yang didesain untuk kebahagiaan hidup manusia, 54.2% responden menyatakan setuju, 35% menyatakan
sangat
setuju dan 10,8% rasponden menyatakan netral. Menurut tabel frekuensi dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden menyatakan sangat setuju artinya mereka sangat meyakini pernyataan tersebut. Berdasarkan tabel statistik di atas, didapat angka mean 4,24 atau berada pada skala 4 (setuju) yang artinya rata-rata responden menyatakan setuju terhadap pernyataan bahwa sistem ekonomi Islam didesain untuk kebahagiaan hidup manusia dan berdasarkan hal itu dapat disimpulkan bahwa rata-rata dari responden memilki keyakinan terhadap desain ekonomi Islam yang dianugerahkan Allah untuk kebahagiaan manusia.
Tabel 4. 21 Ekonomi Islam menjadi kebijakan Negara N = 120
Valid
Frequency
Percent
Tidak Setuju
8
6.7
Netral
39
32.5
Setuju
36
30.0
Sangat Setuju
37
30.8
Total
120
100.0
Mean
3.85
Sumber:Diolah dari data lapangan Tahun 2008
Jika ekonomi Islam menjadi kebijakan Negara bisa mengangkat dari keterpurukan ekonomi bangsa, atas pernyataan tersebut pada tabel 4.21 menunjukan 32.5% responden menyatakan netral, 30% menyatakan setuju, 30,8% menyatakan sangat setuju dan 6,7% responden menyatakan tidak setuju. Frekuensi tersebut menunjukan sebagian besar responden menyatakan netral terhadap penyataan tersebut, Artinya mayoritas responden kurang meyakini. Tabel deskriptif statistik menunjukan mean berada pada angka 3,85 atau mendekati skala 4 (setuju) artinya rata-rata dari responden setuju terhadap pernyataan tersebut. Dan dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa rata-rata responden meyakini pernyataan jika ekonomi Islam diterapkan menjadi kebijakan ekonomi Negara maka bisa mengangkat dari keterpurukan ekonomi bangsa.
Tabel 4. 22 LKS akan menyalurkan dananya ke bisnis yang halal N = 120
Valid
Frequency
Percent
Tidak Setuju
1
.8
Netral
14
11.7
Setuju
66
55.0
Sangat Setuju
39
32.5
Total
120
100.0
Mean
4.19
Sumber:Diolah dari data lapangan Tahun 2008
Pada tabel 4.21 didapat informasi mengenai keyakinan responden lembaga keuangan syariah akan menyalurkan dananya ke bisnis yang halal, 55% responden menyatakan setuju, 32,5% menyatakan sangat setuju, 11,7% menyatakan netral dan 0,8% menyatakan tidak setuju. Berdasarkan data frekuensi di atas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden menyatakan setuju terhadap pernyataan tersebut artinya mereka meyakini. Tabel deskriptif statistik menunjukan mean berada pada angka 4,19 atau berada pada angka 4 (setuju) artinya rata-rata dari responden setuju terhadap pernyataan tersebut. Dari data statistik tersebut dapat disimpulkan bahwa rata-rata responden mempunyai keyakinan bahwa lembaga keuangan syariah akan menyalurkan dananya ke bisnis yang halal. c. Kecenderungan Untuk Bertindak Pernyataan yang menyangkut kecenderungan bertindak responden, memuat 5 item pernyataan yaitu: Tabel 4. 23
Setelah mengetahui ekonomi Syariah, akan menjadi nasabah LKS N = 120
Valid
Frequency
Percent
Sangat Tidak Setuju
1
.8
Tidak Setuju
4
3.3
Netral
44
36.7
Setuju
49
40.8
Sangat Setuju
22
18.3
Total
120
100.0
Mean
3.72
Sumber:Diolah dari data lapangan Tahun 2008
Pada tabel 4.23 akan didapat informasi mengenai kecenderungan bertindak responden untuk menjadi nasabah lembaga keuangan syari’ah, 40,8% responden menyatakan setuju, 36,7% menyatakan netral, 3,3% dan 0,8% responden menyatakan sangat tidak setuju. Menurut data frekuensi tersebut dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden menyatakan setuju untuk menjadi nasabah lembaga keuangan syariah. Tabel deskriptif statistik menunjukan mean berada pada angka 3,72 atau mendekati pada angka 4 (setuju) artinya rata-rata dari responden setuju terhadap pernyataan untuk menjadi nasabah lembaga keuangan syari’ah setelah mempelajari ekonomi syariah. Dan dari data statistik tersebut dapat disimpulkan bahwa rata-rata responden memiliki kecenderungan untuk menjadi nasabah Lembaga Keuangan Syariah.
Tabel 4. 24 Mengunjungi Lembaga Keuangan Syariah N = 120
Valid
Frequency
Percent
Sangat Tidak Setuju
2
1.7
Tidak Setuju
2
1.7
Netral
29
24.2
Setuju
59
49.2
Sangat Setuju
28
23.3
Total
120
100.0
Mean
3.91
Sumber:Diolah dari data lapangan Tahun 2008
Pada tabel 4.24 akan didapat informasi mengenai kecenderungan bertindak responden mengunjungi lembaga keuangan syari’ah untuk mengetahui pratiknya, 49,2% responden menyatakan setuju, 24,2% menyatakan netral, 23,3% menyatakan sangat setuju, 1,7% responden menyatakan tidak setuju dan 1,7% menyatakan sangat tidak setuju. Dari data frekuensi ini dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden menyatakan setuju untuk mengunjungi lembaga keuangan syariah dalam mengetahui praktiknya (studi banding). Tabel deskriptif statistik menunjukan mean berada pada angka 3,91 atau mendekati pada angka 4 (setuju) artinya rata-rata dari responden setuju terhadap pernyataan untuk mengunjungi lembaga keuangan syari’ah dalam mengetahui pratiknya. Dan dari data statistik tersebut dapat disimpulkan bahwa rata-rata responden memiliki kecenderungan untuk mengunjungi lembaga keuangan syariah. Tabel 4. 25
Membuat artikel/tulisan-tulisan tentang Ekonomi syariah N = 120
Valid
Frequency
Percent
Sangat Tidak Setuju
1
.8
Tidak Setuju
8
6.7
Netral
63
52.5
Setuju
38
31.7
sangat Setuju
10
8.3
Total
120
100.0
Mean
3.40
Sumber:Diolah dari data lapangan Tahun 2008
Kecenderungan
untuk
Membuat
artikel/tulisan-tulisan
tentang
ekonomi syariah menurut 52,5% responden menyatakan netral 31,7% menyatakan setuju, 8,3% menyatakan sangat setuju, 6,7% menyatakan tidak setuju dan 0,8% menyatakan sangat tidak setuju. Berdasarkan pada tabel 4.24 di atas dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden menyatakan netral artinya mereka kurang memiliki kecenderungan untuk membuat artikel atau tulisan-tulisan tentang ekonomi syariah. Berdasarkan tabel statistik diatas, didapat angka mean 3,40 atau berada pada skala 3 (netral) yang artinya rata-rata responden menyatakan netral terhadap pernyataan kecenderungan untuk membuat artikel dan berdasarkan hal itu dapat disimpulkan bahwa rata-rata dari responden kurang memiliki kemauan untuk membuat tulisan-tulisan tentang ekonomi syariah.
Tabel 4. 26 Mengumpulkan artikel dari surat kabar dan media lain N = 120
Valid
Frequency
Percent
Sangat Tidak Setuju
1
.8
Tidak Setuju
7
5.8
Netral
53
44.2
Setuju
45
37.5
Sangat Setuju
14
11.7
Total
120
100.0
Mean
3.53
Sumber:Diolah dari data lapangan Tahun 2008
Tabel 4.26 menunjukan informasi tentang kecenderungan responden untuk mengumpulkan referensi dari surat kabar dan media lainnya yang memungkinkan, yaitu 44,2% menyatakan netral, 37,5% menyatakan sangat setuju, 11,7% menyatakan sangat setuju dan 5,8% menyatakan tidak setuju dan 0,8% menyatakan sangat tidak setuju. Menurut tabel frekuensi di atas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden menyatakan netral. Deskriptif statistik menunjukan mean berada pada angka 3,53 atau mendekati angka 4 yang artinya rata-rata dari responden menyatakan setuju. Dari sini dapat disimpulkan bahwa responden memiliki kecenderungan untuk mengumpulkan atau mengambil referensi dari surat kabar atau media lainnya.
Tabel 4. 27 Tidak boros dalam mengeluarkan uang N = 120
Valid
Frequency
Percent
Tidak Setuju
3
2.5
Netral
13
10.8
Setuju
42
35.0
Sangat Setuju
62
51.7
Total
120
100.0
Mean
4.36
Sumber:Diolah dari data lapangan Tahun 2008
Tabel 4.26 menunjukan informasi tentang kecenderungan responden untuk berbuat tidak boros dalam mengeluarkan uang setelah mereka mempelajari ekonomi Islam, yaitu 51,7% responden menyatakan sangat setuju, 35% menyatakan setuju, 10,8% menyatakan netral dan 2,5% menyatakan tidak setuju. Menurut tabel frekuensi di atas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden menyatakan sangat setuju. Untuk memperkuat pernyataan diatas, deskriptif statistik menunjukan mean berada pada angka 4,36 atau berada pada skala 4 yang artinya rata-rata dari responden menyatakan setuju. Dari sini dapat disimpulkan bahwa responden memiliki kecenderungan untuk bertindak tidak boros setelah mereka mempelajari ekonomi Islam.
3. Analisa Penilaian berdasarkan Artificial Neuron Network (ANN)
Untuk mengetahui kualitas persepsi responden maka dilakukan analisa penilaian, analisa disini menggunakan alat analisis Artificial Neuron Network (ANN)59 alat analisis ini dipakai dengan metode teknologi manusia dimana proses informasi kompleks dan kecerdasan mesin yang digunakan sebagai upaya penyederhanaan model biological untuk menguji hipotesis tentang pemrosesan informasi dari kegiatan syaraf dalam otak pada setiap permasalahan. Rumus untuk ANN ini adalah: Y = ∑ Xi . Wi Y T = ( 1 / ( 1 + e –y ) )
Keterangan : Y = Output
Wi = Bobot
Xi = Skor
e = Konstanta
Untuk selanjutnya setiap isi dari pilar diberikan skor tiap-tiap kelas. Penilaian skor untuk persepsi responden ditentukan sebagai berikut: Sangat baik
(SB)
diberi skor
> 0.90
Baik
(B)
diberi skor
0.71 – 0.89
Sedang
(S)
diberi skor
0.51 – 0.70
Rendah
(R)
diberi skor
0.31 – 0.50
diberi skor
0.1 – 0.30
Sangat rendah (SR)
Selanjutnya diberikan pembobotan pada setiap pilar dengan ketentuan yakni disesuaikan dengan banyaknya pertanyaan pada pilar tersebut sehingga 59
Murasa Sarkaniputra, “Bina Rohani: ada pada Kuadran Mana Saya?” Makalah Bina Rohani, (Jakarta: Fakultas Syariah dan Hukum, 2006), h. 7
total bobot pada setiap pilar ≤ 1 yakni pembobotan disini memiliki nilai tertinggi 0,3 sedang memiliki nilai 0,2 dan pembobotan yang terendah adalah 0,1. Untuk penilaian kualitas persepsi ditentukan sebagai berikut: Sangat baik
(SB)
diberi nilai
> 0.90
Baik
(B)
diberi nilai
0.70 – 0.89
Cukup baik
(C)
diberi nilai
0.50 – 0.69
Kurang baik
(KB)
diberi nilai
0.30 – 0.49
Tidak Baik
(TB)
diberi nilai
0.00 – 0.29
Jika digambarkan dalam skala interval sebagai berikut:
0
0.29
0.49
0.69
0.89
1
Tabel 4.28 Pilar I (Pengetahuan dasar tentang ekonomi Islam) No 1 2 3 4 5
Pernyataan
Scoring (Xi)
Bobot (Wi)
Output (Y)
Pengertian ekonomi Islam
0.90
0.2
0.18
Sumber utama ekonomi Islam
0.90
0.2
0.18
Tujuan utama Ekonomi Islam Tauhid sebagai Prinsip Dasar Ekonomi Islam Bagi hasil sebagai ciri khas ekonomi Islam
0.90
0.2
0.18
0.2
0.17
0.85 0.80
0.2 ∑ Wi = 1 Sumber:Diolah dari data lapangan Tahun 2008
0.16 ∑ Xi . Wi = 0.87
Kemudian menentukan output transformasi YT = ( 1 / ( 1 + e – y ) ) = ( 1 / ( 1 + e- 0,87 ) ) = 0.7047
Dari hasil
penghitungan di atas, output berada pada angka 0.7047 jika
digambarkan maka sebagai berikut: Gambar 4.3
0
0.29
0.49
Baik
0.69
0.7047
0.89
1
berarti bahwa rata–rata persepsi siswa dan guru tentang pemahaman dasar ekonomi syariah berada pada kategori baik hal ini berarti bahwa proses pembelajaran ekonomi syariah pada SMP Negeri 1 Tasikmalaya berhasil. Tabel 4.29 Pilar II (Pengetahuan umum tentang ekonomi Islam) No 1 2 3 4 5 6 7
Pernyataan
Scoring (Xi)
Bobot (Wi)
Output (Y)
0.2
0.16
0.1
0.09
0.1
0.08
Sistem ekonomi Islam meniru sistem kovensional Harta sebagai titipan yang harus dioptimalkan pemanfaatannya Konsekuensi akad dalam Ekonomi Syariah Praktik lembaga keuangan syariah sama dengan lembaga konvensional
0.80
0.2
0.16
Pengertian riba
0.80
0.2
0.16
Macam-macam riba Lembaga keuangan syariah tidak hanya perbankan
0.80
0.1
0.08
0.90 0.80 0.80
0.80
0.1 ∑ Wi = 1 Sumber:Diolah dari data lapangan Tahun 2008
Kemudian menentukan output transformasi
0.08 ∑ Xi . Wi = 0.81
YT = ( 1 / ( 1 + e – y ) ) = ( 1 / ( 1 + e- 0,81 ) ) = 0.6921
Berdasarkan hasil penghitungan di atas, output berada pada angka 0.6921, jika digambarkan maka sebagai berikut: Gambar 4.4 Baik 0.6921
0
0.29
0.49
0.69
0.89
1
Berdasarkan pada gambar di atas dapat diketahui bahwa persepsi siswa dan guru tentang pemaahaman umum ekonomi syariah secara umum rata-rata responden berada pada kategori baik. Tabel 4.30 Pilar III (Pengetahuan tentang sejarah ekonomi Islam) No
Pernyataan
1 2 3 4
Scoring (Xi)
Para ulama/tokoh pemikir ekonomi Islam fase awal
0.75
Uang dalam pandangan Al-Ghazali Baitul Mal lembaga keuangan pertama zaman Rasulullah
0.80
Sumber keuangan negara masa Rasul
0.80
Bobot (Wi)
Output (Y)
0.2
0.15
0.2
0.16
0.3
0.24
0.80
0.3 ∑ Wi = 1 Sumber:Diolah dari data lapangan Tahun 2008
Kemudian menentukan output transformasi
0.24 ∑ Xi . Wi = 0.79
T = ( 1 / ( 1 + e –y) ) = ( 1 / ( 1 + e- 0,79 ) ) = 0.6878
Berdasarkan pada penghitungan di atas, didapat nilai output pada angka 0.6878 Gambar 4.5
0.6878
0
0.29
0.49
0.69
0.89
1
dari hasil perhitungan ini berarti bahwa persepsi siswa dan guru yang berkisar tentang sejarah ekonomi syariah berada pada kategori cukup baik, maka dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran ekonomi syariah cukup berhasil. Tabel 4.31 Pilar IV (Keyakinan Sikap) No 17
Pernyataan
Scoring (Xi)
Bobot (Wi)
Output (Y)
Keyakinan terhadap Sistem Ekonomi
0.85
0.2
0.17
Islam yang ideal bagi Manusia Sistem ekonomi Islam didesain untuk kebahagiaan hidup Manusia Ekonomi Islam menjadi kebijakan Negara bisa mengangkat dari keterpurukan LKS akan menyalurkan dananya ke bisnis yang halal
18
19 20
0.80 0.3
0.24
0.2
0.16
0.80
0.80
0.3 ∑ Wi = 1 Sumber:Diolah dari data lapangan Tahun 2008
0.24 ∑ Xi . Wi = 0.81
Kemudian kita menentukan output transformasi YT = ( 1 / ( 1 + e – y ) ) = ( 1 / ( 1 + e- 0,81 ) ) = 0.6921 Dari hasil penghitungan di atas, output transpormasi berada pada angka 0.6921 dengan gambar sebagai berikut: Gambar 4.6 Baik 0.6921
0
0.29
0.49
0.69
0.89
1
Berdasarkan pada gambar di atas berarti bahwa persepsi siswa dan guru tentang keyakinan terhadap ekonomi syariah berada pada kategori baik, dari hasil ini dapat disimpulkan bahwa hasil belajar responden mempengaruhi persepsi mereka sehingga dirinya merasa yakin terhadap ekonomi syariah. Tabel 4.32 Pilar V (Kecenderungan untuk bertindak) No 21 22 23 24 25
Pernyataan
Scoring (Xi)
Setelah mengetahui ekonomi Syariah, menjadi nasabah LKS Mengunjungi untuk mengetahui praktiknya Membuat artikel/tulisan tentang Ekonomi syariah mengumpulkan artikel dari surat kabar dan media lain
0.80
Setelah belajar ekonomi Islam
0.80
Bobot (Wi)
Output (Y)
0.2
0.16
0.2
0.16
0.1
0.15
0.2
0.15
0.3
0.24
0.80 0.75 0.75
menjadi tidak boros ∑ Wi = 1 Sumber:Diolah dari data lapangan Tahun 2008
Kemudian menentukan output transformasi
∑ Xi . Wi = 0.86
YT = ( 1 / ( 1 + e – y ) ) = ( 1 / ( 1 + e- 0,86 ) ) = 0.7026
Dari hasil penghitungan di atas, output transpormasi berada pada angka 0.7047, dan jika digambarkan maka sebagai berikut: Gambar 4.7 Baik
0.7047
0
0.29
0.49
0.69
0.89
1
Nilai di atas menunjukan bahwa persepsi siswa dan guru terhadap kecenderungan untuk bertindak pada
ekonomi syariah berada pada kategori baik. dengan
memiliki kecenderungan untuk bertindak yang baik terhadap ekonomi syariah, maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran ekonomi syariah pada SMP Negeri 1 kota Tasikmalaya berhasil.
C. Analisis SWOT Pembelajaran Ekonomi syariah Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk mrumuskan
strategi.
Analisis
ini
didasarkan
ada
logika
yang
dapat
memaksimalkan kekuatan (strengths) dan peluang (opportunities), namun secara bersamaan dapat
meminimalkan kelamahan (weaknesses) dan ancaman
(treaths).60 alat yang diapakai untuk menyusun faktor-faktor strategis adalah matrik SWOT, matrik ini dapat menghasilkan empat set kemungkinan alternatif strategis, yaitu: a. Strategi SO Strategi ini dibuat berdasarkan jalan fikiran, yaitu dengan menggunakan seluruh kekuatan untuk memanfaatkan peluang. b. Strategi ST Strategi untuk menggunakan kekuatan yang dimiliki dengan cara menghindari ancaman. c. Strategi WO Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan cara mengatasi kelemahan-kelamahan yang dimiliki. d. Strategi WT Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang besifat defensif dan ditujukan untuk meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman.61 Untuk selanjutnya penulis gunakan matrik ini dalam menganalisa kekuatan, peluang dan kelemahan serta ancaman pada penerapan mulok ekonomi syariah di SMP Negeri 1 Tasikmalaya. Berikut ini adalah diagram matrik SWOT yang berisi Strategi yang dapat diambil setelah menggabungkan data internal dan eksternal. Table 4.33 60
Freddy Rangkuti, Analisis SWOT Tekhnik Membedah Kasus Bisnis, (Jakarta : PT. Gramedia Pustaka, 2006), cet. Ke 14, h. 18-19 61 Ibid., h. 34
Matrik SWOT Analisis terhadap penerapan Mulok ekonomi syariah pada SMP Negeri 1 Kota Tasikmalaya STRENGTHS (S) IFAS KEKUATAN 1.Sesuai dengan kultur masyarakat Tasikmalaya yang merupakan masyarakat agamis 2.Sesuai Visi dan Misi Pemkot Tasikmalaya ”dengan berlandaskan Iman dan Taqwa Kota Tasikmalaya menjadi pusat perdagangan dan industri termaju di Priangan timur Tahun 2012” 3. Sesuai dengan Visi dan Misi sekolah yaitu “Landasan Iman & Taqwa” 4. Dukungan dari PINBUK Tasikmalaya 5.Political Will dari Pemkot dengan Surat EFAS Keputusan (SK) walikota sebagai kekuatan hukum OPPORTUNIES (O) STRATEGI SO 1. Pengembangan PELUANG 1. Pesatnya kurikulum agar lebih perkembangan baik ekonomi syariah di 2. Menyediakan waktu Indonesia untuk mulok ekonomi 2. Banyaknya sektor syariah dan berbagi bisnis UKM di dengan mulok lain Tasikmalaya 3. Mendirikan koperasi 3. UU tentang Sisdiknas siswa berbasis syariah No. 22 tanun 1999 untuk praktik para siswa tentang Pemda. mengenai kewenangan pengaturan di bidang pendidikan
WEAKNESSES (W) KELEMAHAN 1.Belum adanya Sumber daya manusia yang professional (kompeten) dalam bidang ekonomi syariah 2.Buku ajar atau buku panduan yang masih terbatas 3.Mulok ekonomi syariah hanya didukung oleh Surat Keputusan Walikota sedangkan ada mulok lain yang didukung oleh Perda Provinsi yaitu mulok lingkungan hidup 4.Fasilitas sekolah belum optimal untuk pembelajaran ekonomi syariah
STRATEGI WO 1. Mengadakan pelatihan guru untuk pelajaran ekonomi syariah 2. Penambahan koleksi buku untuk referensi 3. Mengadakan sharing Ilmu dengan guru agama Islam dalam membahas ayat AlQuran atau hadits
4. Antusias sekolah/ masyarakat Tasikmalaya dalam menerapkan Mulok ekonomi syariah 5. Tersedianya waktu pelajaran untuk mulok TREATHS (T) ANCAMAN 1. Perda Provinsi Jawa Barat tentang mulok lingkungan hidup yang posisinya secara hukum lebih kuat 2. Mulok lain yang lebih berpotensi yaitu kerajinan tangan
STRATEGI ST 1. Melakukan koordinasi dengan dengan Pemkot, PINBUK dan lembaga keuangan syariah (LKS) terdekat 2.Tetap menjaga hubungan baik dengan MGMP ekonomi dalam meningkatkan kualitas pembelajaran
STRATEGI WT 1. Mengoptimalkan guru ekonomi untuk mengajar ekonomi syariah 2. Melakukan inovasi dalam sistem pembelajaran agar hasilnya lebih baik dan lebih diminati 3. memanfaatkan fasilitas internet sekolah untuk mendapatkan referensi Dari Matrik SWOT di atas maka dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Strategi Strengths Opportunities (SO) Strategi ini dibuat dengan menggunakan seluruh kekuatan SMP Negeri I Tasikmalaya disertai pemanfaatan peluang yang sudah ada dengan cara Pengembangan kurikulum agar lebih baik, Menyediakan waktu untuk mulok ekonomi syariah dan berbagi dengan mulok lain, Mendirikan koperasi siswa berbasis syariah untuk praktik para siswa dalam kesehariannya. 2. Strategi Strengthts Threaths (ST) Strategi ini dibuat dengan memanfaatkan kekuatan sekolah untuk mengatasi ancaman yang dihadapi oleh sekolah mengingat landasan hukum yang menjadi payung dalam penerapan ekonomi syariah baru berupa SK Walikota, sementara ada Perda Provinsi tentang penerapan Mulok
Lingkungan Hidup. Oleh karena itu sekolah perlu melakukan koordinasi dengan dengan Pemkot, PINBUK dan lembaga
keuangan syariah (LKS)
terdekat dalam membangun kekuatan hukum dan proses pembelajaran serta tetap menjaga hubungan baik dengan MGMP ekonomi dalam meningkatkan kualitas pembelajaran dan pengembangan kurrikulum. 3. Strategi Weaknesesses Opportunities (WO) Strategi ini dibuat dengan memanfaatkan peluang sekaligus dengan meminimalkan kelemahan yang ada pada sekolah, yaitu dengan mengadakan pelatihan guru untuk pelajaran ekonomi syariah, penambahan koleksi bukubuku ekonomi syariah untuk referensi dan untuk meminimalkan kelemahan dilakukan dengan mengadakan sharing ilmu dengan guru agama Islam dalam membahas ayat Al-Quran atau hadits karena guru pengajar ekonomi syariah semuanya berlatar belakang pendidikan IPS/Ekonomi. 4. Strategi Weaknesesses Threaths (WT) Strategi ini dibuat dengan berdasarkan pada kegiatan yang bersifat meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman. Dalam mengatasi
kelemahan
ini sekolah dapat mengoptimalkan guru ekonomi
untuk mengajar ekonomi syariah dan memanfaatkan fasilitas internet sekolah untuk mendapatkan
referensi, serta melakukan inovasi dalam sistem
pembelajaran agar hasilnya lebih baik dan pelajarannya lebih diminati untuk menghindari ancaman. Berdasarkan pendekatan tersebut maka dapat diambil berbagai kemungkinan sebagai alternatif strategi yang dapat diambil oleh sekolah
dalam pembelajaran ekonomi syariah sebagai langkah strategis, yaitu sebagai berikut: a. Merekrut guru yang kompeten dalam bidang ilmu ekonomi syariah atau paling tidak dengan mengadakan pelatihan. b. Melengkapi fasilitas yang ada untuk menunjang pembelajaran. c. Melakukan koordinasi dengan MGMP ekonomi, Pemkot, PINBUK dan lembaga keuangan syariah (LKS) terdekat secara intens. d. Membuat pelajaran ekonomi syariah lebih dekat dengan siswa yaitu dengan mendirikan koperasi siswa syariah. D. Analisis Temuan Penelitian 1. Penerapan ekonomi syariah di SMP Negeri 1 Tasikmalaya. a. SMP Negeri 1 Kota Tasikmalaya mulai menerapkan mulok ekonomi syariah sejak terbitnya Surat Keputusan (SK) Walikota Tasikmalaya tentang penerapan Mulok ekonomi syariah, yaitu pada tahun ajaran 2005/2006. b. Di sekolah ini pelajaran ekonomi syariah sekarang sudah diterapkan dalam bentuk pelajaran tersendiri yaitu dalam bentuk muatan lokal ekonomi syariah, dengan waktu dua jam pelajaran perminnggunya. c. Untuk model pembelajarannya digunakan metode ceramah dan incuiri penemuan dengan berkunjung ke lembaga keuangan syariah dan mencari/mengumpilkan artikel-artikel tentang ekonomi syariah di internet atau surat kabar.
Dari keterangan di atas penulis dapat menganalisa bahwa SMP Negeri 1 Tasikmalaya merupakan salah satu sekolah yang menerapkan mulok ekonomi syariah sesuai dengan keluarnya surat keputusan walikota, karena
didapat informasi bahwa sebagian sekolah di Kota
Tasikmalaya sudah menerapkan lebih awal yaitu sejak 2003/2004 sebagai pelopor diantaranya SMP N 2, SMP Negeri 9 dan SMP Negeri 11 Tasikmalaya. Untuk model pembelajarannya sendiri cukup menarik, karena diterapkan model komparatif sehingga para siswa akan lebih mudah dalam pemahaman terhadap ekonomi syariah. 2. Persepsi siswa dan guru tentang ekonomi syariah. a. Jika dilihat dari data mean di atas, penulis dapat melihat bahwa nilai mean terendah adalah pada item pernyataan nomor 7 mengenai pengetahuan responden terhadap para tokoh ulama pemikir ekonomi Islam fase awal yaitu 3,17 atau berada pada skala 3 dalam skala likert yang artinya ratarata responden masih memiliki pengetahuan yang cukup tentang para pemikir ekonomi Islam. Penulis menganalisa, hal ini mungkin disebabkan tokoh/ulama pemikir ekonomi yang dipelajari masih terbatas. Walaupun pernyataan ini bukan termasuk sistem dalam ekonomi Islam, tapi penulis melihat hal ini menjadi penting karena nantinya akan berhubungan dengan teori ekonomi yang dikemukakan para tokoh tersebut. b. Nilai mean tertinggi berada pada item pernyataan nomor 4 yaitu mengenai tujuan utama ekonomi syariah, dengan nilai mean 4,60 atau mendekati
skala 5 pada skala likert, artinya rata-rata responden menyatakan sangat setuju dengan pernyataan bahwa tujuan ekonomi Islam adalah untuk kebahagiaan manusia di dunia dan akhirat, artinya responden memiliki pengetahuan yang tinggi tentang tujuan dari ekonomi syariah. Menurut analisa penulis hal ini bisa menjadi modal utama, karena ketika responden mengetahui tujuan dari ekonomi syariah maka semangat untuk mempelajari ekonomi syariah sebagai mata pelajaran baru akan lebih semangat dan termotivasi. 3. Faktor-faktor yang menjadi kekuatan, kelemahan, ancaman dan tangtangan. a. Faktor yang menjadi kekuatan dalam penerapan ekonomi syariah di Tasikmalaya selain adanya dorongan semangat masyarakat dan dukungan Pinbuk juga ada kemauan politik (political will) dari Pemerintah Kota merupakan faktor penting dalam melandasi penerapan mulok ekonomi syariah ini. b. Ada dua ancaman yang dihadapi yaitu peraturan daerah provinsi Jawa Barat yang mewajibkan penerapan mulok lingkungan hidup, hal ini yang menjadikan pembagian jam pelajaran antara dua mulok ini, Satu lagi ada kemungkinan diterapkannya mulok lain yang dikhawatirkan akan mengancam keberadaan ekonomi syariah.
BAB V PENUTUP
A. KESIMPULAN Berdasarkan penelitian yang penulis lakukan di SMP Negeri 1 Tasikmalaya sebagai salah satu sekolah yang menerapkan pelajaran ekonomi syariah, maka dalam bab ini penulis akan memberikan kesimpulan dari hasil penelitian terhadap jawaban permasalahan yang telah diungkapkan adalah sebagai berikut: 1. Pembelajaran ekonomi syariah pada SMP Negeri 1 Kota Tasikmalaya diterapkan dalam bentuk pelajaran tersendiri yaitu berupa muatan lokal (Mulok) ekonomi syariah, dengan alokasi waktu dua jam pelajaran perminnggunya, dalam metode pembelajarannya untuk beberapa kompetensi dasar ada yang dikomparatifkan dengan pelajaran ekonomi konvensional. Untuk model pembelajarannya digunakan metode ceramah dan incuiri penemuan dengan berkunjung ke lembaga keuangan syariah dan mencari artikel-artikel di internet atau surat kabar. 2. Persepsi siswa dan guru tentang ekonomi syariah pada SMP Negeri 1 Kota Tasikmalaya berada pada kategori baik, hal ini didasarkan pada penghitungan statistik deskriftif pada SPSS dengan angka rata-rata mean berada pada 3,93 atau mendekati 4, hal yang sama ditunjukan berdasarkan pada penghitungan
kualitas persepsi dengan metode Artificial Nouron Network (ANN) dengan angka rata-rata berada pada 0,6921. 3. Analisis SWOT terhadap pemebelajaran ekonomi syariah pada SMP Negeri 1 Kota Tasikmalaya adalah sebagai berikut : a. Strenghts/kekuatan Dukungan dan kultur masyarakat merupakan kekuatan utama dalam penerapan ekonomi syariah di Tasikmalaya, dukungan Pinbuk dan MGMP ekonomi serta Surat Keputusan (SK) Walikota yang merupakan faktor penting dalam melandasi penerapan mulok ekonomi syariah. b. Weaknesses/kelemahan Keterbatasan SDM yang kapabel dalam bidang ekonomi syariah, fasilitas buku ajar yang masih kurang dan fasilitas sekolah yang belum optimal. c. Treaths/ancaman Munculnya mulok lain yang secara notabene dimungkinkan lebih cocok dan bersentuhan langsung dengan masyarakat. d. Opportunies/peluang Pesatnya perkembangan ekonomi syariah di Indonesia, banyaknya sektor bisnis UKM di Tasikmalaya dan masih adanya luang waktu untuk penerapan mulok.
B. SARAN Saran yang dapat penulis berikan untuk SMP Negeri 1 Kota Tasikmalaya khususnya sebagai objek penelitian dan lebih umum kepada Pemerintah Kota
Tasikmalaya, Pinbuk dan MGMP ekonomi, yang mungkin dapat dijadikan sebagai pertimbangan dan masukan, adalah sebagai berikut: 1. Untuk Pihak sekolah Karena mulok ekonomi syariah merupakan pelajaran baru, sebaiknya sekolah banyak melakukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait yaitu Dinas Pendidikan, MGMP ekonomi syariah dan Pinbuk sebagai wadah koordinasi yang menaungi dalam pembelajaran ekonomi syariah ini, sehingga proses pembelajaran dan pengembangan kurikulum di sekolah akan lebih baik. Pembuatan laboratorium atau koperasi syariah juga penulis sarankan, karena akan sangat membantu siswa dalam mengenal praktik sistem ekonomi Islam. Selain itu, penulis menyarankan agar pembelajaran ekonomi syariah hendaknya disampaikan oleh guru yang kompeten, agar penyampaian ilmunya bisa lebih mendalam sebagaimana halnya pelajaran-pelajaran lain, maka sebaiknya sekolah merekrut guru dari sarjana ekonomi syariah. 2. Untuk MGMP Ekonomi dan PINBUK Kita ketahui bahwa sumber daya manusia yang kompeten di bidang ekonomi syariah masih sangat terbatas, maka penulis menyarankan untuk MGMP Ekonomi dan PINBUK Tasikmalaya setidaknya agar lebih sering melakukan workshop atau pelatihan untuk penyediaan guru yang kompeten dibidang ekonomi syariah, sehingga mengasilkan guru yang kompeten dibidangnya dan nantinya akan balance antara pengembangan kurikulum dengan sumberdaya yang tersedia. Akan lebih baik lagi kalau kerjasama dengan universitas setempat untuk penyediaan guru ekonomi syariah.
3. Untuk Pemkot Tasikmalaya Dukungan pemerintah terhadap mulok ekonomi syariah sangat luar biasa, mulai penerbitan buku sampai Surat Keputusan Walikota sebagai payung hukum. Penulis menyampaikan saran agar pemerintah terus bekerjasama dengan MGMP dan PINBUK dalam pengembangan kurikulum dan penyediaan fasilitas dan SDM yang kompeten, selain itu penulis sarankan agar pemkot mensosialisasikan mulok ekonomi syariah ini ke pemerintah Provinsi dan pemerintah pusat, karena tidak menutup kemungkinan mulok ekonomi syariah ini menjadi kurikulum nasional, dan Pemkot Tasikmalaya adalah pelopornya. Selain itu melihat pembelajaran pada tingkat SMP cukup sukses, maka penulis sarankan agar penerapan mulok ekonomi syariah bisa dilanjutkan di jenjang pendidikan yang lebih tinggi, Sehingga terjadi kesinambungan ilmu pengetahuan pada siswa. C. Rekomendasi Penulis berharap akan ada penelitian selanjutnya yang mengungkap tentang persepsi atau efektivitas pembelajaran ekonomi syariah di Kota Tasikmalaya ini, tapi penulis juga berharap penelitian selanjutnya lebih fokus pada sistem pembelajaran ekonomi syariah, sehingga akan lebih memperbaiki sistem dan metode pembelajaran serta kurikulum yang telah dilakukan saat ini. Karena menurut analisa penulis hal ini akan membuat pelajaran ekonomi syariah lebih diminati oleh pendidik dan peserta didik.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Quran dan Terjemahnya, Departemen Agama RI, Jakarta : 1971 Al-Assal, Ahmad Muhammad dan Abdul Karim, Fathi Ahmad. Sistem Prinsip dan Tujuan Ekonomi Islam, Terj. Drs. H Imam Safuddin. Bandung: Pustaka Setia, 1999. Al-Kaf , Abdullah Zakiy. Ekonomi dalam Perspektif Islam. Bandung: Pustaka Setia, 2002. Ametembun, N. A. Diskusi Suatu Metode Mengajar Berfikir Reflektif dan Inovatif. Bandung: Suri, 2000. -------------- Guru Dalam Administrasi Sekolah Pembngunan. Bandung: FIP-IKIP Bandung 1973. Arsyad, Azhar, Prof. Dr. Media pembelajaran. cet. ke 5. Jakarta: Raja Grafindo Persada. 2004. Chapra, M. Umer. The Future of Economics: An Islamic Persfective. Jakarta: Gema Insani Press, 2001. Depdikbud. Kamus Besar Bahasa Indonesia. cet 2. Jakarta: Balai Pustaka, 1989. Echol, John M. dan Sadily, Hasan. kamus Inggris-Indonesia. Jakarta: PT. Gramedia, 1990. Hamalik, Oemar, Dr. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara, 2005. Karim, Adiwarman A. Ekonomi Mikro Islami. ed. ke 2. Jakarta: IIIT Indonesia, 2003. Lubis, Ibrahim. Ekonomi Islam suatu Pengantar 1. cet. 1. Jakarta: Kalam Mulia UI-Press,1988.
Mannan, M. A. Ekonomi Islam : Teori dan Praktek (Dasar – dasar Ekonomi Islam), Terj Potan Harahap. Jakarta: Intermasa, 1992.
MGMP Ekonomi, Silabus Mulok Ekonomi Syariah Untuk SMP/MTs, Tasikmalaya: MGMP Ekonomi, 2007 Nursalim, Toha. Psikologi Perpustakaan, Jakarta: Universitas Terbuka, 1996 Qardhawi, Yusuf, Dr. Norma dan Etika Ekonomi Islam. Jakarta: Gema Insani Press, 1997. Rahmat, Jalaludin. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosyda Karya, 2000. Rangkuti, Freddy. Analisis SWOT Tekhnik Membedah Kasus Bisnis, Jakarta : PT. Gramedia Pustaka, 2006. Sabri, Alisuf. Pengantar Psikologi Umum dan Perkembangan. Jakarta: Pedoman Ilmu, 1993. Sakti, Ali. Ekonomi Islam: Jawaban Atas Kekacauan Ekonomi Modern. Jakarta: Paradigma dan AQSA Publishing, 2007. Sarkaniputra, Murasa. “Bina Rohani: ada pada Kuadran Mana Saya?” Makalah Bina Rohani, Jakarta: Fakultas Syariah dan Hukum, 2006. Sarowo, Sarlito Wirawan. Pengantar Umum Psikologi. Jakarta: Bulan Bintang, 2000. Sobana, M. dan Sudrajat. Dasar-dasar Penelitian. cet. ke 2 Bandung: Pustaka Setia, 2005. Sugiyono. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta, 1999. Tasikmalaya, Pemkot. “Sejarah Kota Tasikmalaya”, diakses pada 28 April 2008 dari www.tasikmalayakota.go.id ---------------, Bappeda Tasikmalaya: Rencana Strategis Kota Tasikmalaya , diakses pada 28 April 2008 dari www.tasikmalayakota.go.id --------------, “Potensi Ekonomi Tasikmalaya”, diakses pada 28 April 2008 dari www.tasikmalayakota.go.id Tim LPMP DKI Jakarta. Media Pembelajaran. Dikdasmen – Depdiknas, 2006 Turban, Efraim dan Aroson, Jaye. Decision Support System and Intelligent System, New Jersey-Hall International Inc. Fifth edition
Usman, M. Basyiruddin, M.Pd. dan Asnawir, Prof. Dr. Media Pembelajaran. cet 1. Jakarta: Ciputat Pres, 2002.
Walgito, Bimo. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakrta: Andi Offset, 1991. Wawancara Pribadi dengan Endang Ahmad Yani, Wakil Direktur PINBUK Tasikmalaya, Tasikmalaya, 6 September 2007 Wawancara Pribadi dengan Nahrudin, Ketua MGMP Ekonomi Tasikmalaya, Tasikmalaya. 8 Maret 2008 Wawancara Pribadi dengan Yanyan Herdiyana, Guru Ekonomi Syariah, Tasikmalaya, 6 Maret 2008 Yudistira, Dadang. Profil SMPN 1 Tasikmalaya, Tasikmalaya: Tata Usaha, 2007.
Lampiran I
: Jawaban Wawancara
Responden
: Yanyan Herdiyana Spd.
Jabatan
: Guru Ekonomi Syariah/ IPS Terpadu
NIP
: 480128 840
1. Sejak kapan pelajaran ekonomi syari’ah mulai di terapkan di sekolah ini? Jawab: penerapan Mulok ekonomi syariah disekolah ini diterapkan sejak terbitnya peraturan daerah tentang penerapan Mulok tersebut disekolah SLTP di kota Tasikmalaya. Yakni tahun ajaran 2005/2006 2. Apa yang melandasi diterapkannya pelajaran ekonomi syariah disekolah ini? Jawab: yang melandasi penerapan ekonomi syariah disini adalah : 1. Visi sekolah yang berlandaskan kepada Iman dan Taqwa 2. Surat edaran dari dinas pendidikan Kota Tasikmalaya tentang penerapan Mulok Ekonomi Syariah 3. Surat Keputusan (SK) Walikota tentang penerapan Mulok Ekonomi Syariah 3. Bagaimana pelajaran ekonomi syari’ah diterapkan disekolah ini, apakah dalam bentuk pelajaran tersendiri atau menginduk kepada pelajaran lain? Jawab: penerapannya dalam bentuk pelajaran tersendiri, namun ada ada beberapa kompetensi dasar yang dikomparatifkan dengan pelajaran ekonomi umum untuk membuat perbandingan ekonomi Islam dan konvensional yang disebut dengan lintas kurikulum / dipersifikasi/diferensiasi. 4. Ekonomi syariah adalah mata pelajaran baru. Apakah dinas pendidikan setempat menyediakan buku- buku pelajaran untuk para siswa dan guru dalam menunjang pembelajaran? Jawab: ya... menyediakan, dan itu dijadikan buku perpustakaan 5. Apakah di perpustakaan sekolah ini tersedia buku – buku ekonomi syariah? Jawab: belum ada, jalan keluarnya adalah dengan mengakses internet disekolah untuk mencari artikel 6. Untuk menunjang suksesnya pembelajaran, sarana/fasilitas apa yang diberikan sekolah? Jawab: Fasilitas yang diberikan berupa internet, dan studi bangding kepada lembaga keuangan syariah yang kebetulan dekat dengan sekolah dan sudah ada
kerjasama. Kedepan sekolah ini akan membentuk koperasi siswa yang berbasis syariah. 7. Secara khusus metode apa yang diterapkan dalam pembelajaran ekonomi syari’ah? Apakah metode tersebut cukup efektif? Jawab:
1. model ceramah bervariasi dengan tujuan untuk menjelaskan 2. ceramah tidak langsung 3. incuiri penemuan yaitu dengan cara berkunjung
Menurut kami cara tersebut cukup efektif 8. Dalam pengajaran / pembelajaran, media apa yang digunakan? Apakah cukup efektif? Jawab: infokus dan Power pin buku pelajaran dan internet, dan media ini cukup efektif 9. Untuk sumber daya manusia dalam hal ini guru mata pelajaran, apakah ada pelatihan khusus? Jawab: dari sekolah ini secara khusus tidak ada, tapi ada kegiatan yang dilakukan oleh MGMP setiap bulannya. Kegiatan lain ada seminar dan workshop 10. Dalam hal spesialisasi guru mata pelajaran, apakah sekolah ini sudah memilki guru khusus pelajaran ekonomi syari’ah? Jawab: secara khusus belum ada, tapi yang mengajar IPS, karena system nya terpadu, untuk ayat dan hadist guru biasa sharing dengan guru agama.
Nama responden
: Drs. Nahrudin, MM.
Jabatan
: Ketua MGMP Ekonomi Tasikmalaya
1. Sejak kapan pelajaran ekonomi syariah mulai di terapkan di Kota Tasikmalaya? Jawab: Secara resmi Mulok ekonomi syariah mulai diterapkan pada tahun pelajaran 2005/2006 yaitu sejak keluarnya SK Walikota, tetapi sebelumnya sudah ada beberapa sekolah yang lebih dulu menerapkannya. 2. Kenapa harus ekonomi syariah? Apakah tidak ada pelajaran lain yang lebih cocok? Jawab: Karena secara kultur ekonomi syariah sesuai dengan kondisi masyarakat Tasikmalaya sebagai Kota Santri dan sesuai dengan visi dan misi Tasikmalaya yaitu ”dngan belandaskan iman dan takwa Kota Tasikmalaya menjadi pusat perdagangan dan industri termaj di Priangan Timur tahun 2012”. ada tapi tidak ada yang mewadahi contohnya mulok kerajinan tangan. 3. Apa yang melandasi penerapan ekonomi syariah di Kota Tasikmalaya ini? Jawab: Ada beberapa acuan yang melandasi pembelajaran ekonomi syariah di Tasikmalaya, diantaranya sebagai berikut : 1. Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan Nasional. 2. Peraturan Pemerintah No. 19. 3. Sistem kurikulum KTSP. 4. Surat Keputusan WalikotaTasikmalaya tentang penerapan Mulok Ekonomi syariah. 4. Apakah ada dukungan dari pemda setempat selain SK Walikota? Apa buktinya? Jawab: Dukungan selain SK Walikota jelas ada, yaitu penerbitan buku pelajaran oleh dinas pendidikan untuk pegangan siswa dan guru, juga alokasi waktu untuk mulok ekonomi syariah selama 2 jam pelajaran per-minngu. 5. Bagaimana pelajaran ekonomi syariah diterapkan di Tasikmalaya? Apakah dalam bentuk pelajaran tersendiri atau menginduk pada pelajaran lain? Jawab: Pada awalnya mulok ekonomi syariah diterapkan meninduk pada pelajaran IPS (suplemen IPS Ekonomi), tetapi sekarang sudah dalam bentuk pelajaran tersendiri dengan alokasi waktu 2 jam pelajaran per-minggu. 6. Ekonomi syariah adalah mata pelajaran baru, bagaimana dalam proses pembuatan silabus dan RPP-nya?
Jawab: Pembuatan silabus dan RPP dilakukan oleh bagian tim pengkaji kurikulum dari MGMP ekonomi syariah. 7. Untuk sumber daya manusia (SDM) dalam hal ini guru mata pelajaran, apakah ada pelatihan khusus dari MGMP? Jawab: peltihan untuk guru jelas ada, yaitu: 1. Tahun 2003 mengadakan workshop (3 hari) yang bekerjasama dengan STEI Tazkia. 2. Tahun 2005 mengadakan seminar di Universitas Siliwangi (FKIP) dengan narasumber Prof. Dr. KH. Didin Hafidzudin, bekerjasama dengan SEBI. 3. Tahun 2005 s/d 2007 melakukan sosialisasi materi ajar kepada para guru. 8. Tasikmalaya merupakan kota yang sukses dalam penerapan ekonomi syariah, apa yang menjadi faktor pendorong? Dan apa pula faktor penghambatnya? Jawab: Alhamdulillah, hal ini tidak lepas dari peran semua pihak, terutama political will dari pemerintah kota Taiskmalaya, dukungan masyarakat serta kerjasama dari Pinbuk dan MGMP ekonomi dan dinas pendidikan Tasikmalaya. Untuk hambatan jelas ada, tetapi yang paling berat dihadapi adalah mempertahankan kesuksesan hari ini.
Lampiran II KUESIONER Persepsi Siswa dan Guru Tentang Ekonomi Syariah Melalui Sistem Pembelajaan di Sekolah A. Pengantar :
1. Isi daftar pertanyaan dibawah ini sesuai dengan pendapat anda! Dengan kriteria Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Kurang Setuju (KS), Tidak Setuju (TS), Sangat Tidak Setuju (STS) atau Sangat Paham (SP) Paham (P) Cukup Paham (CP) Kurang Paham (KP) Tidak Paham (TP) 2. Kerahasiaan identitas anda dijamin 3. Isi jawaban sesuai dengan kondisi anda 4. Tandai jawaban anda dengan member tanda silang (X) pada pilihan jawaban yang tersedia! 5. Saya ucapkan terima kasih atas kesedian dan bantuannya. B. Profil Responden Nama : …………………………………………………………………. Jenis kelamin : ………………………………………………………………….. Kelas : ………………………………………………………………….. Usia : ………………………………………………………………….. C. Daftar pernyataan: NO. Pernyataan SP P CP KP TP Mengungkap Pengetahuan/Pemahaman 1.
2
3 4
5 6
Ilmu ekonomi Islam adalah suatu ilmu yang dilaksanakan dalam praktek sehari-hari dalam rangka mengorganisir faktor produksi, distribusi dan pemanfaatan barang dan jasa yang dihasilkan yang mengacu pada aturan Islam Sistem ekonomi Islam tidak ada bedanya dengan sistem ekonomi kapitalis/sosialis dalam arti ekonomi Islam meniru sistem ekonomi kapitalis/sosialis Sumber utama ekonomi Islam adalah Al - qur’an dan As-sunnah Tujuan utama dari ekonomi Islam adalah tercapainya kebahagian (falah) di dunia maupun di akhirat Tauhid sebagai implikasi dari taqwa kepada Allah, merupakan prinsip dasar ekonomi Islam Ekonomi Islam berprinsip bahwa harta merupakan titipan Allah yang harus dioptimalkan dalam
7
8
9 10 11
12
13
14
15 16
17
18
19
20
pemanfaatannya Abu Yusuf, abu Ubaid dan Imam Al-Ghazali adalah diantara ulama - ulama pemikir ekonomi Islam fase awal Menurut Al-Ghazali uang itu ibarat cermin, ia tak mempunyai warna tetapi dapat merefleksikan semua warna Secara singkat riba dapat diartikan pengambilan tambahan atas harta pokok atau modal secara batil Qordh, Jahiliyah, Fadhl dan Nasi’ah adalah macam – macam bentuk riba Akad – akad (transaksi) yang dilakukan pada sistem ekonomi Islam memiliki konsekuensi duniawi dan ukhrawi Lembaga keuangan syari’ah tidak hanya bank saja, tapi lebih luas lagi seperti, BMT, koperasi, asuransi dan reksadana Dalam prakteknya Lembaga keuangan syari’ah tidak ada bedanya dengan lembaga keuangan konvensional. Urgensi dari sistem ekonomi Islam adalah akad dengan sistem bagi hasil yang merupakan ciri khas dari sistem ekonomi Islam yang dinilai lebih adil daripada sistem bunga Baitul Mal merupakan lembaga keuangan Negara yang pertama kali didirikan oleh Rasulullah Pajak/kharaj, Zakat dan upeti/zijyah adalah diantara Sumber keuangan Negara pada masa Rasul Mengungkap keyakinan Sikap SS S KS TS Sebagai seorang muslim, saya yakin jika ekonomi Islam adalah sistem ekonomi yang ideal bagi kehidupan manusia Saya yakin bahwa Nilai – nilai yang terkandung dalam sistem ekonomi Islam didesain untuk kebahagiaan manusia Melihat kenyataan bahwa sistem ekonomi Islam tahan krisis pada tahun 1998, saya yakin apabila sistem ekonomi Islam diterapkan pada kebijakan ekonomi Negara bisa mengeluarkan negara dari keterpurukan ekonomi Saya yakin bahwa lembaga keuangan syari’ah akan menyalurkan dananya ke tempat yang halal Mengungkap Kecenderungan untuk Bertindak SS S KS TS
STS
STS
21 22 23
24
25
Setelah megetahui sistem ekonomi syari’ah Saya menjadi nasabah di lembaga keuangan syari’ah Saya mengunjungi lembaga keuangan syari’ah untuk mengetahui prakteknya Sebagai bentuk afresiasi terhadap ekonomi Islam saya membuat artikel/tulisan-tulisan tentang ekonomi Islam Untuk menambah referensi, saya mengumpulkan artikel-artikel dan berita seputar ekonomi syari’ah dari surat kabar/media lainnya. Setelah belajar ekonomi Islam saya lebih berhatihati (tidak boros) dalam mengeluarkan uang untuk kebutuhan yang dianggap kurang begitu penting Tanda tangan ( _____________________ ) Responden
Lampiran III Tabel frekuensi hasil penghitungan SPSS for windows 1. Tabel frekuensi yang menggambarkanpersepsi responden berdasarkan pengetahuan
Pengertian ekonomi Islam
Valid
Tidak Paham Netral Paham Sangat Paham Total
Frequency 3 4
Percent 2.5 3.3
Valid Percent 2.5 3.3
Cumulative Percent 2.5 5.8
40
33.3
33.3
39.2
73 120
60.8 100.0
60.8 100.0
100.0
Sistem ekonomi Islam meniru sistem kovensional Frequency Val id
Netral Tidak Paham Sangat Tidak Paham Total
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
34
28.3
28.3
28.3
55 31 120
45.8 25.8 100.0
45.8 25.8 100.0
74.2 100.0
Sumber utama ekonomi Islam
Valid
Tidak Paham Netral Paham Sangat Paham Total
Frequency 2
Percent 1.7
Valid Percent 1.7
10 33 75 120
8.3 27.5 62.5 100.0
8.3 27.5 62.5 100.0
Cumulative Percent 1.7 10.0 37.5 100.0
Tauhid sebagai Prinsip Dasar Ekonomi Islam
Valid
Sangat Tidak Paham Netral Paham Sangat Paham Total
Frequency 2
Percent 1.7
Valid Percent 1.7
Cumulative Percent 1.7
15 57 46
12.5 47.5 38.3
12.5 47.5 38.3
14.2 61.7 100.0
120
100.0
100.0
Harta sebagai titipan yang harus dioptimalkan pemanfaatannya
Valid
Netral Paham Sangat Paham Total
Frequency 10 39
Percent 8.3 32.5
Valid Percent 8.3 32.5
71 120
59.2 100.0
59.2 100.0
Cumulative Percent 8.3 40.8 100.0
Tujuan utama Ekonomi Syariah Frequency Valid
Netral Paham Sangat Paham Total
Percent
Valid Percent
7 34 79
5.8 28.3 65.8
5.8 28.3 65.8
120
100.0
100.0
Cumulative Percent 5.8 34.2 100.0
Para pemikir ekonomi Islam fase awal
Valid
Sangat Tidak Paham Tidak Paham Netral Paham Sangat Paham Total
Frequency 10
Percent 8.3
Valid Percent 8.3
Cumulative Percent 8.3
22
18.3
18.3
26.7
39 36 13 120
32.5 30.0 10.8 100.0
32.5 30.0 10.8 100.0
59.2 89.2 100.0
Uang dalam pandangan Al-Ghazali
Valid
Sangat Tidak Paham Tidak Paham Netral Paham Sangat Paham Total
Frequency 1 8
Percent
64 38 9 120
.8 6.7
Valid Percent .8 6.7
53.3 31.7 7.5 100.0
53.3 31.7 7.5 100.0
Cumulative Percent .8 7.5 60.8 92.5 100.0
Pengertian riba
Valid
Tidak Paham Netral Paham Sangat Paham Total
Frequency 7 15
Percent 5.8 12.5
Valid Percent 5.8 12.5
67 31 120
55.8 25.8 100.0
55.8 25.8 100.0
Cumulative Percent 5.8 18.3 74.2 100.0
Macam-macam riba
Valid
Sangat Tidak Paham Tidak Paham Netral Paham Sangat Paham Total
Frequency 1
Percent
Cumulative Percent
.8
Valid Percent .8
8 34
6.7 28.3
6.7 28.3
7.5 35.8
51 26
42.5 21.7
42.5 21.7
78.3 100.0
120
100.0
100.0
.8
Konsekuensi akad dalam Ekonomi Syariah
Valid
Netral Paham Sangat Paham Total
Frequency 21
Percent 17.5
Valid Percent 17.5
Cumulative Percent 17.5
60
50.0
50.0
67.5
39 120
32.5 100.0
32.5 100.0
100.0
Lembaga keuangan syariah tidak hanya perbankan
Valid
Tidak Paham Netral Paham Sangat Paham Total
Frequency 3 18 67 32
Percent 2.5 15.0 55.8 26.7
Valid Percent 2.5 15.0 55.8 26.7
120
100.0
100.0
Cumulative Percent 2.5 17.5 73.3 100.0
Praktik lembaga keuangan syariah sama dengan lembaga konvensional
Valid
Sangat Setuju
Frequency 2
Percent 1.7
Valid Percent 1.7
Cumulative Percent 1.7
10 35 45
8.3 29.2 37.5
8.3 29.2 37.5
10.0 39.2 76.7
28 120
23.3 100.0
23.3 100.0
100.0
Setuju Netral Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju Total
Bagi hasil sebagai ciri khas ekonomi syariah
Valid
Tidak Paham Netral Paham Sangat Paham Total
Frequency 4
Percent 3.3
Valid Percent 3.3
42 55 19 120
35.0 45.8 15.8 100.0
35.0 45.8 15.8 100.0
Cumulative Percent 3.3 38.3 84.2 100.0
Baitul Mal lembaga keuangan pertama zaman Rasulullah
Valid
Netral Paham
Frequency 43 43
Percent 35.8 35.8
Valid Percent 35.8 35.8
Cumulative Percent 35.8 71.7
Sangat Paham Total
34
28.3
28.3
120
100.0
100.0
100.0
Sumber keuangan negara masa Rasul
Valid
Tidak Paham Netral Paham Sangat Paham Total
Frequency 4 26 62
Percent 3.3 21.7 51.7
Valid Percent 3.3 21.7 51.7
28 120
23.3 100.0
23.3 100.0
Cumulative Percent 3.3 25.0 76.7 100.0
2. Tabel frekuensi yang menggambarkan persepsi responden terhadap keyakinan sikap Keyakinan terhadap Sistem Ekonomi Islam yang ideal bagi Manusia
Valid
Netral Setuju Sangat Setuju Total
Frequency 5 53 62 120
Percent 4.2 44.2 51.7 100.0
Valid Percent 4.2 44.2 51.7 100.0
Cumulative Percent 4.2 48.3 100.0
Sistem ekonomi Islam didesain untuk kebahagiaan hidup Manusia
Valid
Netral Setuju Sangat Setuju Total
Frequency 13 65 42 120
Percent 10.8 54.2 35.0 100.0
Valid Percent 10.8 54.2 35.0 100.0
Cumulative Percent 10.8 65.0 100.0
Sistem ekonomi Islam menajadi kebijakan ekonomi Negara Frequency Valid
Tidak Setuju Netral Setuju Sangat Setuju Total
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
8
6.7
6.7
6.7
39 36 37
32.5 30.0 30.8
32.5 30.0 30.8
39.2 69.2 100.0
120
100.0
100.0
LKS akan menyalurkan dananya ke bisnis yang halal
Valid
Tidak Setuju Netral Setuju Sangat Setuju
Frequency 1 14 66 39
Percent .8 11.7
Valid Percent .8 11.7
55.0 32.5
55.0 32.5
Cumulative Percent .8 12.5 67.5 100.0
Total
120
100.0
100.0
3. Tabel frekuensi yang menggambarkan persepsi responden untuk kecenderungan bertindak Setelah mengetahui ekonomi Syariah, akan menjadi nasabah LKS Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Sangat Tidak Setuju
1
.8
.8
.8
Tidak Setuju
4
3.3
3.3
4.2
Netral Setuju Sangat Setuju
44
36.7
36.7
40.8
49 22 120
40.8 18.3 100.0
40.8 18.3 100.0
81.7 100.0
Total
Mengunjungi untuk mengetahui praktiknya
Valid
Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Netral Setuju Sangat Setuju Total
Frequency 2
Percent 1.7
Valid Percent 1.7
2 29 59 28 120
1.7 24.2 49.2 23.3 100.0
1.7 24.2 49.2 23.3 100.0
Cumulative Percent 1.7 3.3 27.5 76.7 100.0
Mengumpulkan artikel dari surat kabar dan media lain
Valid
Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Netral Setuju Sangat Setuju
Frequency 1 7 53 45 14 120
Total
Percent .8 5.8 44.2 37.5
Valid Percent .8 5.8 44.2 37.5
11.7 100.0
11.7 100.0
Cumulative Percent .8 6.7 50.8 88.3 100.0
Setelah belajar ekonomi Islam menjadi tidak boros
Valid
Tidak Setuju Netral Setuju Sangat Setuju Total
Frequency 3
Percent 2.5
Valid Percent 2.5
13 42 62 120
10.8 35.0 51.7 100.0
10.8 35.0 51.7 100.0
Cumulative Percent 2.5 13.3 48.3 100.0
Tabel Deskriptif Statistik berdasarkan hasil SPSS for Windows 1. Menggambarkan pengetahuan responden
Descriptive Statistics N
Minimum
Pengertian ekonomi Islam
120
Valid N (listwise)
120
Maximum
2
Mean
5
Std. Deviation
4.52
.686
Descriptive Statistics N
Minimum
Sistem ekonomi Islam meniru sistem kovensional
120
Valid N (listwise)
120
Maximum
3
Mean
5
Std. Deviation
3.98
.739
Descriptive Statistics N
Minimum
Sumber utama ekonomi Islam
120
Valid N (listwise)
120
Maximum
2
Mean
5
Std. Deviation
4.51
.722
Descriptive Statistics N
Minimum
Tujuan utama Ekonomi Islam
120
Valid N (listwise)
120
Maximum
3
Mean
5
Std. Deviation
4.60
.600
Descriptive Statistics N
Minimum
Tauhid sebagai Prinsip Dasar Ekonomi Islam
120
Valid N (listwise)
120
Maximum
1
5
Mean 4.21
Std. Deviation .787
Descriptive Statistics N
Minimum
Harta sebagai titipan yang harus dioptimalkan pemanfaatannya
120
Valid N (listwise)
120
Maximum
3
5
Mean 4.51
Std. Deviation .648
Descriptive Statistics N
Minimum
Para pemikir ekonomi Islam fase awal
120
Valid N (listwise)
120
Maximum
1
5
Mean 3.17
Std. Deviation 1.110
Descriptive Statistics N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
Uang dalam pandangan Al-Ghazali
120
Valid N (listwise)
120
1
5
3.38
.758
Descriptive Statistics N Pengertian riba
120
Valid N (listwise)
120
Minimum 2
Maximum 5
Mean 4.02
Std. Deviation .788
Descriptive Statistics N Macam-macam riba Valid N (listwise)
120 120
Minimum 1
Maximum 5
Mean 3.78
Std. Deviation .893
Descriptive Statistics N
Minimum
Konsekuensi akad dalam Ekonomi Syariah
120
Valid N (listwise)
120
Maximum
3
Mean
5
4.15
Std. Deviation .694
Descriptive Statistics N
Minimum
Lembaga keuangan syariah tidak hanya perbankan
120
Valid N (listwise)
120
Maximum
2
Mean
5
4.07
Std. Deviation .719
Descriptive Statistics N
Minimum
Praktik lembaga keuangan syariah sama dengan lembaga konvensional
120
Valid N (listwise)
120
Maximum
1
Mean
5
3.73
Std. Deviation .970
Descriptive Statistics N
Minimum
Bagi hasil sebagai ciri khas ekonomi syariah
120
Valid N (listwise)
120
Maximum
2
5
Mean 3.74
Std. Deviation .761
Descriptive Statistics N
Minimum
Baitul Mal lembaga keuangan pertama zaman Rasulullah
120
Valid N (listwise)
120
Maximum
3
Descriptive Statistics
5
Mean 3.93
Std. Deviation .801
N
Minimum
Sumber keuangan negara masa Rasul
120
Valid N (listwise)
120
Maximum
2
Mean
5
Std. Deviation
3.95
.765
2. Menggambarkan keyakinan sikap responden Descriptive Statistics N
Minimum
Keyakinan terhadap Sistem Ekonomi Islam yang ideal bagi Manusia
120
Valid N (listwise)
120
Maximum
3
Mean
5
Std. Deviation
4.48
.579
Descriptive Statistics N
Minimum
Sistem ekonomi Islam didesain untuk kebahagiaan hidup Manusia
120
Valid N (listwise)
120
Maximum
3
Mean
5
Std. Deviation
4.24
.635
Descriptive Statistics N
Minimum
Ekonomi Islam menjadi kebijakan Negara bisa mengangkat dari keterpurukan
120
Valid N (listwise)
120
Maximum
2
Mean
5
3.85
Std. Deviation .941
Descriptive Statistics N
Minimum
LKS akan menyalurkan dananya ke bisnis yang halal
120
Valid N (listwise)
120
Maximum
2
5
Mean 4.19
Std. Deviation .665
3. Menggambarkan kecenderungan untuk bertindak Descriptive Statistics N
Minimum
Setelah mengetahui ekonomi Syariah, akan menjadi nasabah LKS
120
Valid N (listwise)
120
1
Maximum 5
Mean 3.72
Std. Deviation .830
Descriptive Statistics N
Minimum
Mengunjungi untuk mengetahui praktiknya
120
Valid N (listwise)
120
Maximum
1
Mean
5
Std. Deviation
3.91
.830
Descriptive Statistics N
Minimum
Membuat artikel/tulisan tentang Ekonomi syariah
120
Valid N (listwise)
120
Maximum
1
Mean
5
Std. Deviation
3.40
.771
Descriptive Statistics N
Minimum
mengumpulkan artikel dari surat kabar dan media lain
120
Valid N (listwise)
120
Maximum
1
5
Mean 3.53
Std. Deviation .809
Descriptive Statistics N
Minimum
Setelah belajar ekonomi Islam menjadi tidak boros
120
Valid N (listwise)
120
2
Maximum 5
Mean 4.36
Std. Deviation .776