STRATEGI PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN MANASIK HAJI PADA CALON JAMA’AH HAJI KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KOTA JAKARTA SELATAN
Agus Supriyadi 107053002169
JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSAITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2011 M/1432 H
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa: 1. Skripsi merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata Satu (S - 1) di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 16 Juni 2011
Agus Supriyadi
LEMBAR PERSEMBAHAN Eiyo. . . . it’s not the end, it’s just beginning Ok detak detik tirai mulai menutup panggung Tanda skenario… eyo… baru mulai diusung Lembaran kertas barupun terbuka Tinggalkan yang lama, biarkan sang pena berlaga Kita pernah sebut itu kenangan tempo dulu Pernah juga hilang atau takkan pernah berlalu Masa jaya putih biru atau abu-abu (hey) Memori crita cinta aku, dia dan kamu Saat dia (dia) dia masuki alam pikiran Ilmu bumi dan sekitarnya jadi kudapan Cinta masa sekolah yang pernah terjadi That was the moment a part of sweet memory Kita membumi, melangkah berdua Kita ciptakan hangat sebuah cerita Mulai dewasa, cemburu dan bungah Finally now, its our time to make a history Bergegaslah kawan tuk sambut masa depan Tetap berpegang tangan, saling berpelukan Berikan senyuman tuk sebuah perpisahan Kenanglah sahabat kita untuk slamanya
Satu alasan kenapa kau kurekam dalam memori Satu cerita teringat didalam hati Karena kau berharga dalam hidupku, teman Untuk satu pijakan menuju masa depan
Saat duka bersama, tawa bersama Berpacu dalam prestasi (huh) hal yang biasa Satu persatu memori terekam Di dalam api semangat yang tak mudah padam Ku yakin kau pasti sama dengan diriku Pernah berharap agar waktu ini tak berlalu Kawan kau tahu, kawan kau tahu kan? Beri pupuk terbaik untuk bunga yang kau simpan
Untuk teman2 yang membaca Jangan pernah putus asa dengan kegagalan yang kau alami semua itu semata-mata hanya cobaan yang akan menjadi anda lebih tangguh dalam kehidupan… Terus belajar, mengajar dan berkarya…..
Skripsi ini ku persembahkan untuk keuarga ku, sahabat Boca Foot ball club, sahabat Manajemen Dakwah B 2007…..
ABSTRAK
Agus Supriyadi. “Srtrategi Penyelenggaraan Pendidikan Dan Pelatihan Manasik Haji Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Selatan”. Dibawah Bimbingan Drs. Cecep Castrawijaya, MM.
Secara subtansial haji merupakan bagian ritual keagamaan kaum muslimin yang bersifat personal, meskipun demikian sepanjang sejarahnya pelaksanaan ibadah hajji selalu mendapatkan perhatian Negara, salah satunya adalah kantor kementerian Agama kota Jakarta Selatan yang ikut berperan aktif dalam penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan manasik haji. Hal yang menarik bagi penulis adalah ialah meneliti penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan manasik haji yang dilakukan kantor kementerian agama kota Jakarta Selatan pada calon jama’ah haji, karena pendidikan dan pelatihan manasik haji adalah ujung tombak kesuksesan ibadah haji. Pembahasan dalam skripsi ini lebih terfokus kepada upaya kantor kementerian agama kota Jakarta Selatan dalam penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan manasik haji dan upaya tersebut dapat dirumuskan, diimplementasikan dan dievaluasi dalam formulasi strategi. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode Kualitatif yaitu dengan melakukan penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dalam hal ini penulis mengadakan wawancara terstruktur dan tidak terstruktur dengan ketua dan staff seksi penyelenggaraan haji dan umroh dan sumber pendukung yaitu calon jama’ah haji yang mengikuti pendidikan dan pelatihan manasik haji di Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Selatan. Sedangkan yang dijadikan objek penelitan adalah upaya strategi Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Selatan dalam penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan manasik haji. Hasil dari penelitian ini adalah penulis dapat mengetahui upaya kantor kementerian agama dalam menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan manasik haji dapat dirumuskan dalam ketepatan strategi yang digunakan oleh kantor kementerian agama kota Jakarta Selatan pada calon jama’ah haji. Sehingga calon jama’ah haji dapat melaksanakan ibadah haji dapat melaksanakan ibadah haji secara mandiri, khusu’ di tanah suci kelak. Dan penulis dapat mengetahui seberapa besar tingkat efektifitas sttrategi yang dilakukan oleh kantor kementerian agama kota Jakarta Selatan dalam penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan manasik haji.
i
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah peneliti panjatkan kehadiran Allah SWT, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya skripsi ini dapat terselesaikan. Peneliti menyadari sepenuhnya, skripsi ini bukan semata-mata hasil kerja keras peneliti sendiri, tetapi dukungan dari berbagai pihak, khususnya para pembimbing yang telah mendorong para peneliti untuk segera menyelesaikan skripsi ini. Untuk itu peneliti menyampaikan ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya dan pengahargaan setulus hati kepada berbagai pihak, khususnya: 1. Bapak Drs. Arief Subhan, MA., selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Bapak Drs. Wahidin Saputra, MA, Bapak Drs. Mahmud Jalal, MA, dan Bapak Drs. Study Rizal LK, MA., selaku pembantu dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Bapak Drs. Cecep Castrawijaya, MA., selaku Ketua Jurusan Manajemen Dakwah yang selalu memberikan dukungan dan motivasi untuk penyusanan skripsi ini dan beliau juga menjadi pembimbing penulis dengan sabar menuntun penulis menjadi yang terbaik dan selalu memberikan motivasi, waktu, tenaga serta ilmu yang diberikan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi.
ii
4. Bapak Mulkannasir, Ba, S.Pd, MM selaku Sekretaris Jurusan Manajemen Dakwah yang selalu memberikan dukungan dan motivasi untuk penyusanan skripsi ini. 5. Bapak Drs. Cecep Castrawijaya Selaku ketua penguji, Bapak Sugiharto selaku sekertaris, Bapak Drs. Wahidin Saputra MA selaku penguji I, Bapak Mulkannasir Ba, S.pd, MM selaku penguji II, terimakasih kepada tim penguji yang telah mengoreksi skripsi penulis menjadi yang lebih baik. 6. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, khususnya Jurusan Manajemen Dakwah yang telah berbagi ilmu pengetahuan serta pengalaman berharga kepada penulis. Semua amal kebaikan Bapak dan Ibu Dosen dibalas dengan pahala yang tidak terhingga. 7. Bapak Drs. H. Hamidullah MA., Selaku Kepala Seski Penyelenggaraan Ibadah Haji Dan Umroh yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk
melakukan penelitian. 8. Bapak TB Sulaiman, Bpk Agung, Ibu Fitri, selaku staff haji yang telah memberikan kesempatan, dan arahan mengenai manasik haji. 9. Pimpinan dan staff Perpustakaan Utama dan Perputakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan fasilitas bagi penulis untuk mengadakan studi kepustakaan.
iii
10. Kepada Keluarga yang senantiasa selalu mendukung baik secara moral maupun materil. Terutama Mama Ku tercinta dan tersayang Ibu Hj. Muhiyah yang selalu memberikan motivasi kepada penulis dan tiada henti memberikan Do’a kepada penulis agar menjadi yang terbaik. Serta Ayah Ku Alm Bpk. H. Rohadi Muchson Sodri yang sudah kembali kepangkuan Ilahi, semua jasanya menjadi motivasi penulis, serta mpok-mpok ku tercinta dan tersayang. (Mpok Rohma, Rodyah, Sri, Dan Mpok Muna) yang selalu memberikan penulis cerahan dan motivasi, informasi serta pengetahuan kepada penulis 11. Sahabat-sahabat Manajemen Dakwah angkatan 2007, untuk Iin Irnawati terimakasih atas motivasi, informasi serta dukungan yang tiada henti diberikan kepada penulis semoga cita-cita kita berdua bisa terwujud kelak Amiin. Dan sahabat-sahabat Junaidi Salam, Zaenal Arifin (Zay), Ikhlas Al A’la, Rizki Ramadhani, Ahmad Sibghotullah, Abdul Rahman, Tirta Wijaya, Ali Hanafiah, Ali Hasan Trisatya, Juniardi Kautsar, Bandar Robbi, Akhsan Habibi terimakasih kalian adalah sahabat yang selalu ada ketika penulis membutuhkan bantuan serta motivasi. Kalian adalah sahabat yang tidak mengenal jasa yang selalu ada untuk senang maupun susah. Dan untuk kaum hawa MD B terimakasih atas pengenalan dan persaudaran kalian. dan semuanya yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Tanpa dukungan mereka semua skripsi ini tidak akan terwujud. Semoga dukungan dan doa dari semuanya akan dibalas oleh Allah SWT.
iv
Akhir kata, peneliti berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pembaca dalam memperkaya khasanah ilmu dibidang Manajemen Dakwah. Peneliti juga mengharapkan kritik dan saran demi kesempurnaan skripsi ini. Jakarta, Juni 2011
Agus Supriyadi
v
DAFTAR ISI ABSTRAK .....................................................................................................
i
KATA PENGANTAR....................................................................................
ii
DAFTAR ISI.................................................................................................. vi DAFTAR TABEL .......................................................................................... ix DAFTAR LAMPIRAN..................................................................................
x
BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ...........................................................
1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah .......................................
7
C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian.................................................
8
D. Metodologi Penelitian...............................................................
9
E. Tinjauan Pustaka ...................................................................... 12 F. Sistematika Penulisan ............................................................... 14
BAB II : LANDASAN TEORI TENTANG STRATEGI PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN MANASIK HAJI A. Strategi ..................................................................................... 16 1. Pengertian Strategi.............................................................. 16 2. Kriteria Strategi yang Tepat ................................................ . 19 3. Proses Strategi .................................................................... 21 B. Pendidikan dan Pelatihan.......................................................... 28 1. Pengertian Pendidikan dan Pelatihan................................... 28 vi
2. Fungsi dan Tujuan Pendidikan dan Pelatihan ...................... 30
C. Manasik Haji ............................................................................ 31 1. Pengertian Manasik............................................................. 31 2. Fungsi Manasik haji............................................................ 32 3. Tujuan Manasik Haji .......................................................... 33
BAB III
TINJAUAN UMUM TENTANG KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KOTA JAKARTA SELATAN A. Sejarah Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Selatan......... 34 B. Visi dan Misi Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Selatan 35 C. Struktur Organisasi Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Selatan ...................................................................................... 37 D. Tugas Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Selatan........... 38
BAB IV: HASIL DAN PEMBAHASAN A. Upaya Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Selatan Dalam Penyelenggaraan Pendidikan Dan Pelatihan Manasik Haji Pada Calon Jama’ah Haji .................................................................. 40 1. Sistem Pendaftaran ........................................................ 40 2. Metode Pendidikan Dan Pelatihan Manasik Haji ........... 44 3. Materi Pendidikan Dan Pelatihan Manasik Haji ............. 47 4. Nara Sumber.................................................................. 49
vii
5. Saran dan Prasarana....................................................... 50 B. Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Selatan dalam Formulasi Strategi Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Manasik Haji ............................................................................ 51 1. Perumusan Strategi ........................................................ 51 2. Implementasi Strategi .................................................... 60 3. Evaluasi Strategi ........................................................... 64
BAB V:
PENUTUP A. Kesimpulan ............................................................................ 67 B. Saran-saran............................................................................. 69
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................... 70 LAMPIRAN................................................................................................... 72
viii
DAFTAR TABEL 1. Tabel. 1 Jadwal Pendidikan dan Pelatihan Manasik Haji Massal Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Selatan................ 42 2. Tabel. 2 Jadwal Bimbingan Manasik Haji Klasikal Kantor Urusan Agama (Kua)........................................................... 43
ix
DAFTAR LAMPIRAN
1. Lampiran 1.
Pedoman Wawancara....................................................... 72
2. Lampiran 2.
Surat keterangan Penelitian dari Kantor kementerian Agama Kota jakarta Selatan ............................................. 84
3. Lampiran 3.
Surat Izin Penelitian dan Wawancara dari Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ............................................................................. 85
x
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam sebagai suatu Agama mempunyai syariat yang di bawa oleh Rasul terakhir mempunyai keunikan tersendiri, ia bukan hanya komprehensif tetapi juga universal. Komprehensif berarti mencakup seluruh aspek kehidupan baik ritual maupun sosial. Universal bermakna ia dapat diterapkan disetiap waktu dan tempat sampai akhir zaman. Dalam aspek ritual salah satunya adalah Ibadah haji. Penyelenggaraan ibadah haji merupakan tugas nasional dan menjadi tanggung jawab pemerintah di bawah koordinasi Kementerian Agama Republik Indonesia, dalam hal teknis pelaksanaanya diselengarakan oleh BPIH (Badan Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umroh) Sesuai dengan tanggung jawab yang diembannya, pemerintah secara terus menerus berupaya melakukan perbaikan penyelenggaraan ibadah haji. Utamanya melalui pembenahan sistem dalam berbagai aspek, termasuk aspek pembinaan petugas. Mengingat petugas haji merupakan unsur penting yang mempunyai peranan strategis dan turut menentukan keberhasilan ibadah haji. Dalam konteks Indonesia yang mayoritas penduduknya menganut agama Islam, dari tahun ke tahun terlihat antusias masyarakat untuk menunaikan rukun Islam ke lima semakin besar. Ini dapat dipahami mengingat haji bukan saja ibadah yang mengadung kebiasaan sosio religius, namun juga menjadi
1
2
tradisi yang sudah semakin lama berakar di kalangan masyarakat muslim Indonesia terhadap ibadah haji. Pemerintah Arab Saudi memberikan kuota ibadah haji paling banyak terhadap Indonesia di bandingkan dengan kuota untuk negara-negara lain di dunia. Oleh karena itu, manajemen pengelolaan ibadah haji harus dilakukan secara baik dan professional. Memang tidak diketahui dengan pasti kapan umat Islam Indonesia mulai melakukan perjalanan ibadah haji, namun perhatian terhadap pelaksanaan ibadah haji telah terdapat sejak awal masuknya Islam ke negeri ini. Suatu pendapat menyatakan bahwa bangsa Indonesia telah melaksanakan ibadah haji ke Mekkah sejak abad 12 Masehi dan sejak itu setiap tahunnya selalu ada jama’ah yang berangkat ke tanah suci.1
Sebagaimana firman Allah dalam Surah Al Imran Ayat 97:
ِﻦ ﻣﺖﻴ ﺍﻟْﺒﺞﺎﺱِ ﺣﻠَﻰ ﺍﻟﻨ ﻋﻠﱠﻪﻟﺎ ﻭﻨﺍﻣ ﺀ ﻛَﺎﻥﻠَﻪﺧ ﺩﻦﻣ ﻭﻴﻢﺍﻫﺮ ﺇِﺑﻘَﺎﻡ ﻣﺎﺕﻨﻴ ﺑﺎﺕﺍﻳ ﺀﻴﻪﻓ . ﲔﺎﻟَﻤﻦِ ﺍﻟْﻌ ﻋﻲ ﻏَﻨ ﺍﻟﻠﱠﻪ ﻓَﺈِﻥ ﻛَﻔَﺮﻦﻣﺒِﻴﻠًﺎ ﻭ ﺳﻪ ﺇِﻟَﻴﺘَﻄَﺎﻉﺍﺳ
“Padanya terdapat tanda-tanda yang nyata, (di antaranya) maqam Ibrahim; barangsiapa memasukinya (Baitullah itu) menjadi amanlah dia; mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah; Barangsiapa mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam”.2
1
Taufiq kamil, (Dirjen Bimas Islam dan Penyelenggaraan Haji di sajikan di sebuah seminar haji di Jakarta/B-I) BPIH dari tahun ke tahun, factual atau komersil, media Indonesia, edisi selasa 9 juli 2002) 2 Departemen Agama RI, Al Qur’an Tajwid dan Terjemahnya.(Bandung: PT Syamil Cipta Media, 2002) hal 62
3
Terdapat tiga aspek yang mempengaruhi keberhasilan operasional haji sehingga pembinaan, pelayanan dan perlindungan berlangsung lancar dan sukses. Pertama Legalitas, UU No.17 Tahun 1999. Kedua adalah menyangkut fasilitas yang baik 10 asrama haji embarkasi yang ada serta kesiapan Kementrian Agama dan Kementrian Kesehatan dalam penyiapan atau penyediaan fasilitas pendukung maupun fasilitas lainnya di Arab Saudi. Ketiga petugas haji harus professional.3 Bagi bangsa Indonesia, penyelenggaraan ibadah haji merupakan tugas nasional karena disamping menyangkut nama baik dan martabat bangsa Indonesia di luar negeri, khusunya di Arab Saudi. Mengingat pelaksanaannya bersifat massal dan berlangsung dalam waktu yang terbatas, penyelenggaran ibadah haji memerlukan manajemen yang baik agar tertib, aman dan lancar. Pendidikan
dan
pelatihan
manasik
haji
diupayakan
melalui
penyempurnaan sistem dan manajemen penyelenggaraan haji. Penyempurnaan sistem dan manajemen tersebut dimaksudkan agar calon jama’ah haji lebih siap dan mandiri dalam menunaikan ibadah haji sesuai dengan tuntunan agama sehingga diperoleh haji mabrur. Peningkatan dan penyempurnaan tersebut dilaksanakan agar tidak terulang kembali kesalahan dan kekurangan yang terjadi pada masa-masa sebelumnya. Untuk tercapainnya maksud tersebut, diperlukan adanya suasana yang kondusif bagi warga negara yang akan melaksanakan ibadah haji. Suasana
3
Bulletin Al-Mabrur, Menuju Haji Mabrur, (Jakarta, Departemen Agama RI, 2004), No.05/desember/2004 M/1425H.
4
kondusif tersebut apabila pihak penyelenggara ibadah haji mampu memberikan pembinaan, pelayanan kepada calon jama’ah haji.4 Tujuan tidak akan mudah dicapai tanpa strategi, karena pada dasarnya segala tindakan atau perbuatan itu tidak terlepas dari strategi. Menurut Hisyam Alie, yang dikutip oleh Rafi’udin, strategi yang disusun dirumuakan dan dikonsepsikan yang baik dan membuahkan pelaksanaan yang disebut strategis. Menurutnya untuk mencapai strategi yang strategis harus memperhatikan hal – hal berikut: 1. Kekuatan, yaitu memperhitungkan kekuatan yang dimiliki dan biasannya menyangkut manusia, 2. Kelemahan, yaitu memperhitungkan kelemahan-kelemahan yang dimiliki dan menyangkut aspek-aspek sebagaimana kekuatan. 3. Peluang, yaitu melihat seberapa besar yang mungkin tersedia diluar hingga peluang yang sangat kecil sekalipun dapat diterobos. 4. Ancaman, yaitu memperhitungkan kemungkinan adanya ancaman dari luar.5 Mengamati profil jemaah haji Indonesia dari tahun ketahun sebagian besar adalah rakyat biasa dari daerah terpencil, berpendidikan rendah, belum berpengalaman bepergian jauh, tidak berpengalaman dengan alat-alat modern, hidup dalam kultural lokal, tidak dapat membaca dan tidak dapat berbahasa 4
Kementrian Agama RI, Perundang-Undang Tentang Penyelenggaraan Haji, (Jakarta : Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam dan Penyelenggaraan Haji, 2002) h,19-20 5 Rafi’udin dan Maman Abd Jaliet, Prinsip dan Strategi Dakwah, (Bandung : Pustaka Setia) h, 77
5
asing. Kondisi pelaksanaan ibadah haji memaksa mereka untuk berhadapan dengan suatu kenyataan yang bahkan tidak pernah dibayangkan, yaitu harus melakukan perjalanan antarnegara dengan peralatan modern, memasuki kota internasional dan berinteraksi dengan jemaah haji dari berbagai bangsa dengan sistem sosial, peradaban dan struktur kemasyarakatan yang berbeda satu sama lain. Perubahan situasi yang cepat dan harus dihadapi dengan waktu ini menimbulkan kekagetan budaya –cultural shock- dan disamping itu harus menghadapi kesulitan yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya, antara lain keterbatasan ruang gerak, menu makanan, perlakuan dari bangsa lain, udara dan suasana, persedian air, pemondokan, fasilitas dan akomodasi yang serba terbatas serta suasana ibadah haji yang sangat berbeda bahkan bertolak belakang dengan keseharian jemaah haji di tanah air.6 Melihat kondisi tersebut, maka pendidikan dan pelatihan bagi calon jama’ah haji sangat penting, mengenai hal-hal yang berkaitan dengan berbagai hal yang dapat menimbulkan kekagetan budaya tersebut sangat diperlukan sejak dini bahkan sebelum calon jama’ah haji mendaftarkan diri untuk menunaikan ibadah haji. Pendidikan dan pelatihan ibadah haji yang dilakukan pemerintah
adalah
rangkaian
kegiatan
yang
mencakup
penerangan,
penyuluhan, pembimbingan tentang ibadah haji. Pendidikan dan pelatihan manasik haji dilakukan demi keselamatan, kelancaran, ketertiban dan kesejahteraan jama’ah haji serta kesempurnaan ibadah haji.
6
Achmad Nidjam, A.Latif Hanan,Manajemenen Haji. (Studi Kasus danTela’ah Implementasi.(Jakarta : Zikrul Hakim,2001)hal 72
6
Pelaksanaan pendidikan dan pelatihan bagi calon jama’ah haji dilakukan secara terus menerus dengan berbagai metode. Metode direktif tatap muka, ceramah , Tanya jawab, praktek, metode non direktif penerbitan buku-buku pedoman manasik haji. Sebelum masa pendaftaran manasik haji, calon jama’ah haji di berikan penyuluhan haji dan di berikan jadwal manasik haji serta pedoman manasik haji. Materi pendidikan dan pelatihan bagi jama’ah haji dapat dikelompokkan dalam enam bahasan pokok, yaitu pengenalan adat istiadat bangsa Arab, hokum, syarat sah haji, thawaf dan sa’i. Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan oleh pemerintah yang dilakukan selama ini adalah dengan dua system, yaitu7; 1. Pendidikan dan pelatihan manasik massal, dilaksanakan oleh Kementerian Agama kota Jakarta selatan. 2. Pendidikan dan pelatihan Manasik Klasikal, dilaksanakan di kantor urusan Agama (KUA) di masing-masing kecamatan Materi pendidikan dan pelatihan ibadah haji ditetapkan oleh pemerintah dalam bentuk buku bimbingan dan pola pembinaan yang dijadikan sebagai dasar pembinaan dan bimbingan baik oleh pemerintah maupun masyarakat, namun dapat dikembangkan sesuai dengan segmen jama’ah haji yang dibimbingnya. Disamping pembinaan yang dilakukan oleh pemerintah, upaya ini juga dapat dilakukan secara mandiri atas inisiatif 7
Achmad Nidjam, A.Latif Hanan Manajemenen Haji. (Studi Kasus dan Telaah Implementasi.(Jakarta : Zikrul Hakim,2001)hal73
7
jama’ah haji sendiri, lembaga sosial keagamaan, organisasi massa Islam, kelompok bimbingan ibadah haji dan majelis taklim, dan tetap merupakan kesatuan sistem bimbingan jama’ah haji yang mengacu kepada kemandirian jama’ah dan dititikberatkan kepada pemahaman budaya Bangsa Arab dan pengetahuan perjalanan ibadah haji. Berdasarkan paparan latar belakang masalah diatas, penulis sangat tertarik untuk mengambil judul “Strategi Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Manasik Haji Pada Calon Jama’ah Haji Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Selatan.”
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan masalah Permasalahan yang berkembang dengan ibadah haji cukup banyak, antara lain tentang masalah akomodasi, konsumsi, dan kesehatan jama’ah haji, maka penulis membatasi hanya pada upaya kantor kementerian agama kota Jakarta Selatan dalam penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan manasik haji dan Strategi Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Manasik Haji pada calon jama’ah haji tahun 2010 kantor kementerian agama kota Jakarta Selatan. 2. Perumusan Masalah Berdasarkan Pembatasan masalah diatas, maka perumusan masalah pokok yang diangkat mengenai : a. Bagaimana upaya penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan manasik haji pada calon jama’ah haji Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Selatan?
8
b. Bagaimana Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Selatan dalam formulasi strategi penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan manasik haji pada calon jama’ah haji?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Berdasarkan pokok permasalahan tersebut, maka tujuan Penelitian ini adalah : a. Untuk mengetahui bagaimana upaya penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan manasik haji pada calon jama’ah haji Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Selatan. b. Untuk mengetahui bagaimana kantor kementerian agama kota jakarta selatan dalam formulasi strategi penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan manasik haji pada calon jama’ah haji 2. Manfaat Penelitian a. Akademik Untuk mengetahui upaya penyelenggaraan yang telah diterapkan oleh Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Selatan dalam menjalankan aktifitas Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Selatan. Untuk mengetahui strategi Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Selatan dalam pendidikan dan pelatihan manasik Haji. b. Praktis Skripsi ini diharapkan dapat menambah cakrawala dan khazanah ilmu pengetahuan khususnya jurusan manajemen Dakwah, dan umumnya pada
9
fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu komunikasi Univversitas Islam Negri Jakarta.
D. Metodologi Penelitian 1. Metode Penelitian Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode Kualitatif yaitu dengan melakukan penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Untuk memahami istilah penelitian ini, perlu kirannya dikemukakan teori menurut lexy J. Moleong mendefinisikan metodologi penelitian adalah sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati8, dengan memilih metode kualitatif ini, penulis mengharapkan dapat memperoleh data yang lengkap dan akurat. 2. Subjek dan objek penelitian Subjek dari penelitian ini adalah seksi penyelenggaraan ibadah haji pada Kantor Kementrian Agama kota Jakarta Selatan. Sedangkan yang dijadikan objek penelitian ini adalah strategi yang digunakan dalam penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan manasik haji pada calon jama’ah haji. 3. Waktu dan tempat penelitian
8
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung, Remaja Rosdakarya 2000) hal 3
10
Penulis melakukan penelitian pada bulan Desember 2010 sampai dengan Mei 2011. Adapun tempat penelitian di Kantor Kementerian Agama kota Jakarta Selatan Jl. Buncit Raya No. 2 Pejaten Barat Pasar Minggu Jakarta Selatan 12510 telp (021-7994007) fax (021-79402177). 4. Tekhnik pengumpulan data Untuk
memperoleh
data-data
yang
diperlukan
maka
penulis
mengunakan jenis penelitian diantarannya, yaitu Field Research (penelitian lapangan), penulis mengunakan penelitian dengan datang langsung ke lapangan (objek) penelitian di Kantor Kementerian Agama Jakarta Selatan sedangkan data yang diperoleh dari metode ini merupakan data primer (utama) penelitian. Dalam penelitian lapangan ini, penulis menggunakan beberapa tekhnik mengumpulkan data yang berkaitan dengan pembahasan sebagai berikut: a. Observasi Observasi adalah pengamatan dan pencatatan yang sistematis terhadap
gejalah-gejalah
yang
diteliti.9
Penulis
menggunakan
penelitian dengan cara mengamati langsung terhadap segala sesuatu yang terkait dengan upaya kantor kementerian agama kota Jakarta Selatan
dalam
melaksanakan
manasik
haji
dan
strategi
penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan manasik haji Kantor
9
Husin Usman dan Purnomo Setiady Akbar, Metodologi Penelitian Sosial (Jakarta :PT : Bumi Aksara, 2003) cet ke 4 h,53
11
Kementerian Agama Jakarta Selatan pada calaon jama’ah haji baik secara langsung maupun tidak. b. Wawancara Wawancara adalah tanya jawab lisan antara dua orang atau lebih secara langsung.10 Penulis menggunakan tekhnik interview bebas terpimpin yaitu penulis mengajukan beberapa pertanyaan kepada responden yang telah penulis persiapkan, lalu dijawab oleh pemberi data (responden) dengan bebas dan terbuka. Dengan ini penulis melakukan wawancara dengan ketua seksi penyelenggaraan haji dan umroh Bpk Hamidullah dan beberapa staff seksi haji dan umroh Bpk Sulaiman, Bpk Agung, Bpk Tabarrudin, dan Ibu Fitri, selain seksi haji penulis juga membutuhkan sumber pendukung yaitu calon jama’ah haji tahun 2010 yang mengikuti manasik haji di kantor Kementerian Agama kota Jakarta Selatan dengan beberapa orang yaitu Bpk M. Syakiri, Bpk A. Subhan, dan Ibu Fariha c. Dokumentasi Dokumentasi adalah pengambilan data yang diperoleh melalui dokumen-dokumen.11 Penulis menggunakan data-data dan sumbersumber yang ada hubungannya dengan masalah yang dibahas. Sedangkan data-data ini, penulis peroleh dari buku-buku, profil company, arsip-arsip maupun diktat-diktat penyelenggaraan manasik
10
Ibid. hal, 57 Husin Usman dan Purnomo Setiady Akbar, Metodologi Penelitian Sosial (Jakarta :PT : Bumi Aksara, 2003) cet ke 4 h,73 11
12
haji kantor Kementerian Agama kota Jakarta Selatan dan lain sebagainnya, yang dapat mendukung serta berkaitan dengan masalah penelitian. Selanjutnya dalam menggunakan data-data tersebut, penulis berusaha untuk memaparkan kerangka awal mengenai objek, sesuai yang ditulis dengan memahami seksama kemudian memberikan interpresentasi sesuai kecenderungan dan frame of think. 5. Tekhnik Analisis Data Dalam menganalisis data penulis menggunakan metode deskriptif analisis, yaitu suatu tekhnik analisis data dimana penulis terlebih dahulu memaparkan semua data yang diperoleh dari pengamatan, kemudian menganalisisnya dengan berpedoman kepada sumbersumber yang tertulis. 6. Pedoman Penulisan Adapun tekhnik penulisan dalam penelitian skripsi ini adalah menggunakan “Pedoman Skripsi, Tesis,dan Disertasi” yang diterbitkan oleh UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Press tahun 2007.
E. Tinjauan Pustaka Dalam beberapa skripsi yang penulis baca, banyak pendapat yang harus diperhatikan dan menjadi perbandingan. Adapun setelah penulis mengadakan kajian kepustakaan, penulis akhirnya menemukan sebuah skripsi yang memiliki judul yang hampir sama dengan yang akan penulis teliti. Judul-judul tersebut dalam karya:
13
1. Nama : Yafi’ul Fadilah, Nim : 103053022712, Jurusan : Manajemen Dakwah, Fakultas : Dakwah dan Komunikasi, Tahun : 2007,
Judul Skripsi : Manajemen SDM pada
Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) yayasan pendidikan islam (YPI) Al-Azhar. Skripsi ini menerangkan tentang manajemen sumber daya manusia pada KBIH YPI Al-Azhar
menggunakan
sistem
planing,
organizing,
actuating, controling yang membedakan dengan skripsi penulis adalah pada proses strategi penyelenggaran pendidikan dan pelatihan manasik haji menggunakan formulasi, implementasi, dan evaluasi. 2. Nama : Hj.Laelah, Nim : 103053028706, Jurusan : Manajemen Dakwah, Fakultas : Dakwah dan Komunikasi, Tahun : 2007,
Judul Skripsi : Manajemen Bimbingan
Manasik Haji pada KBIH Darul Ulum Sawangan Depok terhadap calon Jama’ah Haji. Skripsi ini menjelaskan manaejem bimbingan manasik haji menggunakan sistem planning, organising, actuating, dan controling, sangat bebeda
dengan skripsi penulis yaitu pada strategi
penyelengaraan manasik haji yang benar dan penulis menggunakan
proses
implementasi, dan evaluasi.
strategi
yaitu
formulasi,
14
Demikianlah tinjauan pustaka ini, penulis lakukan dimana perbedaan bahasan atau materi antara apa yang akan penulis teliti dengan skripsi terdahulu, terlihat pada objek penelitiannya bahwa pada penelitian terdahulu hanya menjelaskan manajemen bimbingan ibadah haji menggunakan sistem manajemen yaitu POAC, pada penelitian ini penulis akan memberikan penelitian tehadap Strategi Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Manasik Haji kantor Kementerian Agama kota Jakarta Selatan pada calon jama’ah haji.
F. Sistematika Penulisan Untuk mempermudah maka penulis membagi atas lima bab secara rinci sebagai berikut : Bab I
: Latar Belakang Masalah, Pembatasan dan Perumusan Masalah, Tujuan dan
Manfaat Penelitian, Metodologi Penelitian, Tinjauan
pustaka dan Sistematika Penulisan Bab II
: Bab ini berisikan tentang Pengertian Strategi, Kriteria Strategi Yang Baik, Proses Strategi, Pengertian Pendidikan, dan pelatihan, Fungsi dan Tujuan Pendidikan dan pelatihan, asas-asas pendidikan non formal, rancangan pelatihan, Pengertian Manasik haji, Fungsi Manasik haji, Tujuan Manasik haji,
Bab III
: Sejarah, visi, misi dan struktur Kementerian Agama Republik Indonesia, Sejarah, visi, misi dan struktur kantor wilayah
15
Kementerian Agama provinsi DKI Jakarta, Sejarah, visi, misi dan struktur kantor Kementerian Agama kota Jakarta Selatan. Bab IV
: Tentang analisa penelitian dari hasil penelitian yang dikaji. Pada bab ini berisi tentang hasil penelitian mengenai upaya kantor Kementerian Agama kota Jakarta Selatan dalam Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan manasik haji dan formulasi
strategi
penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan manasik haji pada kantor Kementerian Agama kota Jakarta Selatan. Bab V
: Berisikan Penutup, Kesimpulan dan Saran - saran
BAB II LANDASAN TEORI A. Strategi 1. Pengertian Strategi Kata strategi berasal dari bahasa yunani “Strategos” (Stratos yang berarti militer dan ag berarti memimpin) yang berarti “generalship” atau sesuatu yang dikerjakan oleh para jenderal perang dalam membuat rencana untuk memenangkan perang. Konsep ini relevan dengan situasi pada zaman dahulu yang sering diwarnai perang dimana jenderal dibutuhkan untuk memimpin suatu angkatan perang.1 Awalnya, istilah ini lebih banyak dikenal dalam dunia militer. Strategi berarti sesuatu yang dikerjakan para jenderal. Oleh karena pengertian yang paling umum dan tua tentang istilah strategi selalu dikaitkan dengan pekerjaan para jenderal dalam berperang. Sedangkan strategi menurut sebagian orang didefinisikan sebagai berikut, a. Menurut Sondang Siagian, strategi adalah cara yang terbaik untuk mempergunakan dana, daya dan tenaga yang tersedia sesuai tuntutan perubahan lingkungan.2
1
Hendrawan supratikno, AdvanceSstrategi Management : Back to Basic Approach, (Jakarta: PT. Gravindo Utama, 2003,) h,19 2 Sondang Siagian, Analisa serta Kebijaksanaan dan Strategi Organisasi. (Jakarta: PT. Gunung Agung, 1989) h,17
16
17
b. Menurut Supriyono, strategi adalah penentuan dasar goals jangka panjang dan tujuan perusahaan serta pemakaian cara-cara bertindak dan alokasi sumber-sumber yang diperlukan.3 c. Menurut Prof. Onong Uchayana Efendi MA. Strategi pada hakekatnya adalah perencanaan (planning) dan manajemen untuk mencapai tujuan tersebut, strategi tidak dapat berfungsi sebagai peta jalan yang hanya memberi arah saja, melainkan harus mampu menunjukan bagaimana taktik operasionalnya.4 d. Menurut A.M Kardiman, Strategi adalah penentuan tujuan utama dan berjangka panjang dan sasaran dari suatu perusahaan atau organisasi serta pemilihan cara-cara bertindak dan mengalokasikan sumber daya yang diperlukan untuk mewujudkan tujuan tersebut. Jadi strategi menyangkut soal pengaturan berbagai sumber daya yang dimiliki perusahaan agar dalam jangka panjang tidak kalah bersaing.5 e. Menurut Stainer dan Minner, strategi adalah penetapan misi perusahaan, penetapan sasaran organisasi, dengan mengingat kekuatan eksternal dan internal, perumusan kebijakan dan strategi tertentu untuk mencapai sasaran dan memastikan implementasinya secara tepat, sehingga tujuan dan sasaran utama organisasi akan tercapai.6
3
Supriyono, Manajemen Strategik dan Kebijakan Bisnis (Yogyakarta : BPFE, 1986) h,9 Onong Uchayana, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktik, (Bandung : PT. Remaja rosdakarya, 1992) cet ke 4 hal 32 5 A.M. Kardiman, Pengantar Ilmu Manajemen, (Jakarta:PT. pronhalindo), h.58 6 George A Stainer dan John Minner, Manajemen Strategik, (Jakarta:Erlangga), h,20 4
18
Dari beberapa definisi diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa merumuskan strategi perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut: a. Dalam menyusun strategi perlu dihubungkan dengan lingkungan organisasi sehingga dapat disusun kekuatan strategi organisasi. b. Strategi merupakan satu-kesatuan rencana yang terpadu yang diperlukan untuk mencapai tujuan organisasi. c. Dalam mencapai tujuan organisasi perlu alternative strategi yang harus dipertimbangkan dan harus dipilih. d. Strategi yang dipilih harus diimplementasikan oleh organisasi dan akhirnya harus di evaluasi terhadap strategi tersebut. Strategi juga dapat dibedakan dari dua aspek penting yakni bentuk dan isi strategi. Segi bentuk memperlihatkan strategi sebagai suatu rencana. Sebagai rencana, maka strategi dirumuskan sebelum kegiatan dilaksanakan dan berfungsi sebagai pedoman dalam pelaksanaan dan evaluasi kegiatan yang akan dilaksanakan. Dari aspek isi, strategi merupakan rencana yang berisiskan sasaran perusahaan dan program untuk mencapai sasaran yang telah ditentukan dalam periode tertentu. Sasaran dan program tersebut dirumuskan berdasarkan asumsi-asumsi mengenai situasi saat ini dan hasil prediksi tentang masa depan perusahaan atau organisasi. Berdasarkan karakteristik diatas dapat disimpulkan bahwa strategi adalah proses rencana yang bersifat menyeluruh dan terintegrasi berisikan sasaran dan
19
program jangka panjang yang dirumuskan berdasarkan keunggulan dan kelemahan perusahaan guna menghadapi peluang dan ancaman dari luar. Karena strategi adalah sebagai suatu alat untuk mencapai suatu tujuan perusahaan, strategi memiliki beberapa sifat7: a. Menyatu (unifed) yaitu menyatukan seluruh bagian-bagian dalam perusahaan. b. Menyeluruh (comprehensive) yaitu mencakup seluruh aspek dalam perusahaan. c. Integral (integrated) yaitu strategi akan cocok atau sesuai dari seluruh tingkatan. 2. Kriteria Strategi yang tepat Strategi digunakan dalam segala hal untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Tujuan tidak akan mudah dicapai tanpa strategi, karena pada dasarnya segala tindakan atau tindakan atau perbuatan itu tidak terlepas dari strategi. Menurut Hisyam Alie, yang dikutip oleh Rafi’udin, strategi yang disusun dikonsentrasikan dan dikonsepsikan yang baik dan membuahkan pelaksanaan yang disebut strategis. Menurutnya untuk mencapai strategi yang tepat harus memperhatikan hal – hal berikut: a. Kekuatan, yaitu memperhitungkan kekuatan yang dimiliki dan biasanya menyangkut manusia,
7
Agustinus Sri Wahyudi, Manajemen Strategik: Pengantar Proses Berfikir Strategik, (Jakarta:Binarupa Aksara, 1996), cet. Ke 1, h.16
20
b. Kelemahan, yaitu memperhitungkan kelemahan-kelemahan yang dimiliki dan menyangkut aspek-aspek sebagaimana kekuatan. c. Peluang, yaitu melihat seberapa besar yang mungkin tersedia diluar hingga peluang yang sangat kecil sekalipun dapat diterobos. d. Ancaman, yaitu memperhitungkan kemungkinan adanya anaman dari luar.8 Menurut Sondang Siagian dalam buku Analisa serta Perumusan Kebijakn dan Strategi Organisasi, untuk memenuhi persyaratan-persyaratan strategi sebagai strategi yang baik, ada beberapa Kriteria yang harus dipenuhi9, sebagaimana berikut : a. Strategi sebagai keputusan jangka panjang harus mengandung kejelasan singkat tentang masing-masing komponen dari strategi organisasi yang bersangkutan,
dalam arti terlihat kejelasan dari ruang lingkup,
pemanfaatan sumber dana dan daya serta keunggulannya, bagaimana menghasilkan keunggulan tersebut dan sinergi untuk komponen – komponen tersebut diatas. b. Strategi organisasi sebagai keputusan jangka panjang yang mendasar sifatnya harus memberikan petunjuk tentang bagaimana strategi akan membawa organisasi lebih cepat dan efektif menuju tercapainya tujuan dan berbagai sasaran organisasi.
8
Rafi’udin dan Maman Abd Jaliet, Prisip Dan Strategi Dakwah, (Bandung : Pustaka Setia) h, 77 9 S.P Siagian, Manajemen Modern, (Jakarta : Masagung, 1994) cet ke 2, hal, 32
21
c. Strategi organisasi dinyatakan dalam pengertian fungsional, dalam arti jelasnya satuan kerja sebagai pelaksana utama kegiatan melalui pembagian kerja yang jelas sehingga tidak terjadinya tumpang tindih, saling melempar tanggung jawab dan pemborosan dapat dicegah. d. Pernyataan strategi itu harus bersifat spesifik dan tepat, bukan merupakan pernyataan-pernyataan yang masih dapat diimplementaskian dengan berbagai jenis interpresentasi yang pada selera dan persepsi individual dari pembuat interpretasi. 3. Proses Strategi Joel Ross dan Michael menjelaskan bahwa sebuah organisasi tanpa adanya sebuah strategi umpama kapal tanpa adanya kemudi, bergerak berputus dalam lingkaran. Organisasi yang dimiliki seperti para pengembara, tanpa adanya tujuan tertentu.10 Seperti yang dijelaskan dalam buku manajemen strategi formulasi, implementasi, dan pengendalian karangan John A. Pearce dan Richard B. Robinson, JR. Manajemen strategi didefinisikan sebagai sekumpulan keputusan dan tindakan yang menghasilkan perumusan (formulasi) dan pelaksanaan (implementasi) rencana-rencana yang dirancang untuk mencapai sasaran-sasaran perusahaan terdiri atas Sembilan tugas penting yaitu: a. Merumuskan misi perusahaan, meliputi rumusan umum tentang maksud keberadaan (purpose), filosofi (philosophy), dan tujuan (goal)
10
Fred R.David, Manajemen Strategis Konsep, (Jakarta :PT Pren Halindo, 1998), h.3
22
b. Mengembangkan profil perusahaan yang mencerminkan kondisi intern dan kapabilitasnya. c. Menilai lingkungan ekstern perusahaan, meliputi baik pesaing maupun faktor-faktor konteksual umum. d. Menganalisis opsi perusahaan dengan mencocokan sumber dayanya dengan lingkungan ekstern. e. Mengidentifikasi opsi yang paling dikehendaki dengan mengevaluasi setiap opsi yang ada berdasarkan misi perusahaan. f. Memilih seperangkat sasaran jangka panjang dan strategi umum yang akan mencapai pilihan yang paling dikehendaki. g. Mengembangkan sasaran tahunan dan strategi jangka pendek yang sesuai dengan sasaran jangka panjang dan strategi umum yang dipilih. h. Mengimplementasikan pilihan strategi dengan cara mengalokasikan sumber daya anggaran yang menekankan pada kesesuaian antara tugas, SDM, struktur, dan sistem imbalan. i. Mengevaluasi keberhasilan proses strategi sebagai masukan bagi pengambil keputusan yang akan datang.11 Sedangkan
menurut
Bambang
Hariadi
dalam
bukunya
Strategi
Manajemen model proses strategi pada dasarnya meliputi 3 langkah utama yang saling berkaitan yaitu perumusan, implementasi dan evaluasi. Langkahlangkah utama tersebut dapat dinyatakan lebih spesifik dalam menyususn sebuah strategi sebagai berikut : 11
Pearce dan Robinson, Manajemen Strategik (Formulasi, Implementasi, Pengendalian), Binarupa Aksara, Jakarta 1997 hal, 20
23
a. Menetapkan bisnis yang dijalankan perusahaan cita-cita atau harapan apa yang ingin dicapai pada masa depan. Langkah itu sebenarnya merupakan tahap pembentukan misi yang akan dijalankan perusahaan dalam rangka menjalankan visi atau cita-cita perusahaan. b. Menerjemahkan visi dan misi kedalam suatu tujuan strategi yang terukur dana berbagai target kinerja yang harus dicapai. c. Menyususn strategi yang tepat untuk mencapai tujuan dan target dalam penysunan strategi, diikuti pula pula dengan penetapan kebijaksanaan yang akan menjadi jembatan terhadap implementasi. d. Menjalankan strategi yang terpilih dan melakukan berbagai keputusan taktis dengan efektif dan efesien. e. Melakuakan evaluasi terhadap kinerja dan jika perlu melakukan berbagai penyusuaian terhadap arah, tujuan, strategi dan pelaksanaannya sesuai dengan situasi yang dihadapi perusahaan.12 Adapun proses strategi ada tiga tahap, yaitu: a. Perumusan Strategi Dalam perumusan strategi termasuk di dalamnya, adalah pengembangan tujuan, mengenali peluang dan ancaman eksternal, menetapkan suatu obyektifitas, menghasilkan strategi alternatif memilih strategi untuk dilaksanakan.13 Dalam perumusan strategi juga ditentukan
12 13
Bambang Hariadi, Strategi Manajemen (Malang : Bayu Media, 2003) hal, 4 Fred R.David, Manajemen Strategis Konsep, (Jakarta :PT Pren Halindo, 1998),,15
24
suatu sikap untuk memutuskan, memperluas, menghidari atau melakukan suatu keputusan dalam suatu proses kegiatan. Dalam
perumusan
strategi
perlu
menganalisis
kekuatan,
kelemahan, peluang dan ancaman, analisis ini dikenal dengan sebuah sebutan SWOT. Kekuatan adalah sumber daya, keterampilan atau keunggulan-keunggulan lain relative terhadap peasaing dan kebutuhan pasar yang dilayani atau ingin dilayani oleh perusahaan. Kelemahan adalah keterbatasan atau kekurangan dalam sumber daya, keterampilan dan kapabilitas yang secara serius menghambat kinerja efektif perushaan. Peluang adalah situasi penting yang menguntungkan dalam lingkungan perusahaan. Sedangkan ancaman adalah situasi penting yang tidak menguntungkan dalam lingkungan perusahaaan. Analisa SWOT adalah sebuah bentuk analisa situasi dan kondisi yang bersifat deskriptif (memberi gambaran). Analisa ini menempatkan situasi dan kondisi sebagai factor masukan yang kemudian dikelompokan menurut kontribusinya masing-masing. Satu hal yang harus diingat baikbaik oleh para pengguna SWOT, bahwa analisa ini adalah semata-mata sebuah alat analisa yang ditunjukan untuk mneggambarkan situasi yang sedang dihadapi atau yang mungkin akan dihadapi oleh organisasi, dan bukan sebuah alat analisa ajaib yang mampu memberikan jalan keluar yang mudah bagi masalah-masalah yang dihadapi.14
14
S.P Siagian, Manajemen Modern, (Jakarta : Masagung, 1994) cet ke 2, hal, 17
25
Dalam perumusan juga ditentukan suatu sikap untuk merumuskan, menghindari, dan melakukan suatu keputusan dalam suatu proses kegiatan dan yang juga perlu diperhatikan adalah penetapan tujuan dan pengembangannya menghasilakan strategi alternative, memilih yang diterapkan dan dapat memperjelas perumusan visi, misi dan tujuan. Perumusan strategi yang terdiri dari tahapan input, pencocokan dan tahapan keputusan, sebelum mengambil tiga langkah itu sebaiknya melihat pengembagan tujuan, melihat factor eksternal dan factor internal, menetapkan suatu objektifitas dan menghasilkan strategi alternative dan memilih strategi yang akan digunakan. b. Implementasi Strategi Sedangkan Implementasi merupakan proses pelaksanaan strategi yang mana dalam pelaksanaannya perlu konsisten yang tinggi dari masingmasing anggota yang terlibat didalamnya. Komitmen serta kerja sama dari seluruh unit diperlukan untuk mencapai pada tujuan yang telah dirumuskan. Implementasi strategi termasuk pengembangan budaya dalam mendukung strategi, menciptakan struktur organisasi yang efektif, mengubah
arah,
menyiapkan
annggaran,
mengembangkan
dan
memanfaatkan system informasi yang masuk.15 Implementasi strategi sering disebut tahap tindakan, karena implementasi berarti mobilisasi manusia yang ada dalam sebuah organisasi untuk mengubah strategi yang
15
Ibid, h,5
26
dirumuskan menjadi tindakan. Tahap ini merupakan tahap paling sulit karena memerlukan kedisiplinan, komitmen dan pengorbanan, kerjasama juga merupakan kunci dari berhasil atau tidaknya implementasi strategi. Ke dua dari tahap formulasi strategi adalah implementasi yaitu dengan mengembangkan budaya, menciptakan struktur organisasi, mengubah arah, menyiapkan anggaran, memanfatkan informasi yang masuk. c. Evaluasi Strategi Merupakan tahap akhir dari strategi. Ada 3 macam aktivitas mendasar untuk mengevaluasi strategis : 1) Meninjau faktor faktor eksternal (berupa peluang dan ancaman) dan faktor faktor internal (kekuatan dan kelemahan) yang menjadi dasar asumsi pembuatan strategi. Adapun perubahan faktor eksternal seperti tindakan yang dilakukan. Perubahan yang ada akan menjadi satu hambatan dalam pencapaian tujuan begitu pula dengan faktor internal yang diantaranya strategi yang tidak efektif atau aktivitas implementasi yang buruk dapat berakibat buruk pula bagi hasil yang akan dicapai. 2) Mengukur prestasi (membandingkan hasil yang diharapkan dengan kenyataan). Menyelidiki penyimpangan dari rencana, mengevaluasi prestasi individual dan menyimak kemajuan yang dibuat kearah penyampaian sasaran yang dinyatakan kriteria untuk mengevaluasi strategi harus dapat diukur dan dibuktikan,
27
kriteria yang meramalkan hasl lebih penting dari pada kriteria yang mengungkapkan apa yang telah terjadi. 3) Mengambil tindakan korektif untuk memastikan bahwa prestasi sesuai rencana.16 Dalam mengambil tindakan korektif tidak harus berarti bahwa strategi yang sudah ada akan ditinggalkan atau bahkan strategi baru harus dirumuskan. Tindakan korektif harus menempatkan posisi yang lebih baik untuk lebih mampu memanfaatkan kekuatan internal menghindari dari, mengurangi dan meringankan ancaman eksternal serta mampu memperbaiki kelemahan internal. Segala kegiatan korektif harus konsisten secara internal dan bertanggung jawab secara sosial, evaluasi strategi diperlukan karena keberhasilan hari ini bukan merupakan jaminan keberhasilan dimasa depan, evaluasi strategi mungkin berupa tindakan yang komplek dan peka, karena terlalu banyak penekanan. Pada evaluasi strategi akan merugikan suatu hasil yang akan dicapai, evaluasi strategi sangat penting untuk memastikan sasaran yang dinyatakan telah dicapai, evaluasi strategi perlu untuk semua organisasi dari semua kegiatan dengan mempertanyakan dan asumsi manajerial harus memicu tujuan dan nilai-nilai yang merangsang kreatifitas. Tahap yang ke tiga dari formulasi strategi adalah evaluasi. Faktor evaluasi adalah sebagai berikut, meninjau kembali faktor eksternal dan internal, mengukur prestasi dan membandingkan hasil yang diharapkan dengan kenyataan dan mengambil tindakan korektif. 16
Fred R.David, Manajemen Strategis Konsep, (Jakarta :PT Pren Halindo, 1998), Hal 5-6
28
B. Pendidikan dan Pelatihan 1. Pengertian Pendidikan dan Pelatihan Pendidikan, seperti sifat sasaranya yaitu manusia, mengandung banyak aspek dan sifatnya yang kompleks itu, maka tidak sebuah batasan pun yang cukup memadai untuk menjelaskan arti pendidikan secara lengkap batasan tentang pendidikan yang dibuat oleh para ahli beraneka ragam, dan kandungannya berbeda yang satu dengan yang lainnya. Perbedaan tersebut mungkin karena orientasinya, konsep dasar yang digunakan, aspek yang menjadi tekanan atau karena falsafah yang melandasi. Menurut pakar ilmu pendidikan Ahmad D Marimba, pendidikan adalah suatu bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh si pendidik menuju terbentuknya kepribadian yang utama, suatu proses yang berkelanjutan untuk mewariskan nilai-nilai kebudayaan yang dilakukan generasi tua, yang meliputi aspek jasmaniah dan rohaniah generasi muda.17 Pendidikan ketika ditinjau dari kacamata Islam terlebih merupakan pewaris nilai-nilai keislaman yang mengarah pada keseimbangan dan keserasian hidup manusia, baik jasmani maupun rohania, menuju terbentuknya keperibadian yang kamil, pendidikan Islam menururt Hasan Langgulung didefinisikan sebagai suatu proses spiritual, akhlak,
17
Yunus, Filsafat Pendidikan (Bandung : Cv Citra Sarana Grafika, 1999), Cet Ke 1 hal 7
29
intelektual dan sosial yang berusaha membimbing manusia dan memberinya nilai-nilai, prinsip-prinsip kehidupan.18 Sedangkan
pengertian
pelatihan
merupakan
proses
belajar
mengajar dalam rangka meningkatkan kemampuan sumber daya manusia melaksanakan tugasnya. Pelatihan juga merupakan upaya untuk mentransfer keterampilan dan pengetahuan kepada para peserta pelatihan sedemikian rupa sehingga para peserta menerima dan melakukan pelatihan pada saat melaksanakan pekerjaan.19 Pelatihan juga akan berhasil jika identifikasi kebutuhan pelatihan dilakukan secara benar, pada dasarnya kebutuhan pelatihan itu adalah untuk memenuhi kekurangan pengetahuan, meningkatkan keterampilan atau sikapdengan masing-masing kadar kemampuannya. Menurut Prof. Dr. Soekidjo Notatmojo dalam bukunya pengembangan Sumber Daya Manusia,
yang
dimaksud
dengan
pelatihan
ialah
upaya
mengembangkan kemampuan intelektual dan kepribadian manusia.20 Pelatihan merupakan wahana untuk membangun sumber daya manusia menuju era globalisasi yang penuh dengan tantangan, karena itu, kegiatan pelatihan tidak dapat diabaikan begitu saja terutama dalam memasuki era persaingan yang semakin ketat, tajam, berat pada abad ini. Berkaitan dengan hal tersebut pelatihan merupakan salah satu cara untuk memberdayakan mayarakat. 18
Ramaymis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta : Kalam Mulia, 2003) Cet ke 3 hal 6. Abdurrahmat Fathoni, Organisasi dan Manajemen Sumber Daya Manusia. (Jakarta : Rineka Cipta 2006), Cet ke 1 hal 147. 20 Soekidjo Notatmojo, Pengembangan Sumber Daya Manusia. (Jakarta : PT Rieneka Cipta, 2004) hal 25. 19
30
Menurut Oemar Hamalik, melihat dari segi operasional pelatihan diartikan sebagai suatu proses yang meliputi serangkaian tindakan (upaya) yang dilaksanakan secara sengaja dalam bentuk kepribadian kepada tenaga kerja oleh tenaga professional kepelatihannya dalam satuan waktu yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan kerja peserta dalam bidang pekerjaan tertentu guna meningkatkan efektifitas dan produktifitas dalam suatu organisasi.21 Begitu juga menurut Vethzal Rivai, bahwa pelatihan adalah sebagai bagian pendidikan yang menyangkut proses belajar untuk memperoleh dan meningkatkan keterampilan diluar system pendidikan yang berlaku dalam waktu yang relative singkat dengan metode yang lebih mengutamakan praktik dibandingkan dengan teori.22 2. Fungsi dan tujuan pendidikan dan pelatihan Tujuan pendidikan memuat gambaran tentang nilai-nilai yang baik, luhur, pantas, benar, dan indah untuk kehidupan. Karena itu tujuan pendidikan memiliki dua fungsi yaitu memberikan arah kepada segenap kegiatan pendidikan dan merupakan sesuatu yang ingin dicapai oleh segenap kegiatan pendidikan, Pendidikan non formal berfungsi mengembangkan potensi peserta didik dengan penekanan pada penguasaan pengetahuan dan keterampilan fungsional serta pengembangan sikap dan kepribadian profesional. 21
Oemar Hamalik, Pengembangan Sumber Daya Manusia Manajemen Pelatihan Ketenagakerjaan Pendekatan Terpadu. (Jakarta : PT Bumi Aksara, 2005) hal 10 22 Veihzal Rivai, Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan dari Teori ke Praktek. (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2004) hal ,226
31
Sedangkan tujuan dari pelatihan adalah suatu pernyataan tentang pengetahuan, keterampilan dan attitude yang diharapkan dapat dicapai atau dikuasai oleh peserta pelatihan ketika pelatihan telah selesai.
Pada saat ini umumnya tujuan pelatihan dibuat dalam standard kompetensi, karena biasanya pelatihan bertujuan untuk pemenuhan suatu kompetensi tertentu. Kadangkala suatu pelatihan disiapkan untuk pemenuhan suatu jenis.
C. Manasik Haji 1. Pengertian Manasik Sedangkan Pengertian Haji adalah rukun Islam kelima yang pelaksanaannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu yaitu antara tanggal 8 sampai dengan 13 Dzulhijjah setiap tahunnya. Hukum Menunaikan ibadah haji merupakan kewajiban yang harus dilaksanakan oleh setiap muslim yang mampu mengerjakanya sekali seumur hidup. Ibadah haji mempunyai berbagi macam yaitu sebagai berikut: a. Haji Tamattu. Ialah seorang berihram untuk melaksanakan umrah pada bulan-bulan haji, memasuki Makkah lalu menyelesaikan umrahnya dengan melaksanakan thawaf umrah, sa'i umrah kemudian bertahallul dari ihramnya dengan memotong pendek atau mencukur rambut kepalanya, lalu dia tetap dalam kondisi halal (tidak ber-ihram) hingga datangnya hari Tarwiyah, yaitu tanggal 8 Dzulhijjah.
32
b. Haji Qiran yaitu seorang berihram untuk melak-sanakan umrah dan haji secara bersamaan, atau dia berihram untuk umrah, lalu berihram untuk haji sebelum memulai thawaf-nya, kemudian ia memasuki kota Makkah dan tetap pada ihramnya hingga selesai melaksanakan manasik hajinya (sampai tanggal 10 Dzulhijjah), dan wajib baginya untuk menyembelih "hadyu". c. Haji Ifrad yaitu seorang yang berihram untuk melaksanakan ibadah haji saja, dia tidak bertahallul dari ihramnya, kecuali setelah melempar jamroh 'aqabah (pada tanggal 10 Dzulhijjah), dan tidak ada kewajiban menyembelih "hadyu" baginya.
2. Fungsi Manasik Haji Menurut A.Latif hasan fungsi manasik adalah a. Agar calon jama’ah haji mampu memahami semua informasi tentang pelaksanaan ibadah haji, tuntunan perjalanan, peetunjuk kesehatan dan mampu mengamalkannya pada saat pelaksanaan ibadah haji ditanah suci. b. Agar jama’ah haji dapat mandiri dalam melaksanakan ibadah haji baik secara pribadi maupun dalam regu atau rombongan. c. Agar para jama’ah haji mempunyai kesiapan menunaikan ibadah hai baik menta, fisik, kesehatan, maupun petunjuk perjalanan ibadah yang lain.23
23
A.Latif Hasan dan Nidjam Ahmad. Manajemen Haji. Hal 18
33
3. Tujuan Manasik Haji A.Latif juga mengemukakan bahwa tujuan manasik haji adalah supaya setiap jama’ah haji yang berniat menunaikan ibadah haji dapat melaksanakannya dengan tertib, sah, dan aman. Aman dalam arti jama’ah haji dapat melaksakan perjalanannya dengan tenang, khusyu’, bebas dari kekhawatiran baik terhadap diri sendiri maupun terhadap harta bendannya. Tertib dalam arti, bahwa jama’ah dapat memenuhi syarat, rukun, dan wajib haji sesuai dengan tutunan agama. Lancar dalam arti jama’ah haji dapat melaksanakan ibadahnya dengan baik, bebas dari segala bentuk hambatan dan gangguan. Sah dalam arti, tidak ada
kekurangan
dalam
ibadah
haji
dan
kesalahan
dalam
manasik.Sempurna dalam arti jama’ah haji dapat melaksanakan ibadahnya selain rukun dan wajib juga ibadah lainnya yang memiliki keutamaan.24
24
Nuruddin Shiddiq. Tuntunan Manasik Haji. (Jakarta:1993)hal.2
BAB III GAMBARAN UMUM KANTOR KEMENTERIAN AGAMA JAKARTA SELATAN
A. Sejarah Kantor Kemeterian Agama Kota Jakarta Selatan
Sejalan dengan perkembangan Departemen Agama dalam menghadapi volume kerja yang semakin besar, di mana jawatan-jawatan di daerah bukan saja dikoordinir, tetapi perlu dibimbing, dibina dan dikembangkan secara langsung, intensif dan terarah, maka dikeluarkanlah Keputusan Mandagri Nomor 36 Tahun 1972 yang menyempurnakan struktur organisasi, tugas dan wewenang instansi Departemen Agama di daerah-daerah.
Atas dasar keputusan tersebut, maka di Dki Jakarta yang selama ini hanya ada perwakilan Departemen Agama Provinsi, didirikanlah kantor perwakilan Kabupaten/Kota. Kemudian dengan diterbitkannya Kepres Nomor 44, 45 Tahun 1974 yang diikuti lagi dengan keluarnya KMA Nomor 18 Tahun 1975, maka terjadi lagi perubahan nama perwakilan itu menjadi Kantor Wilayah untuk tingkat Provinsi dan Kantor Departemen Agama Kabupaten/Kota untuk tingkat Kabupaten/Kota serta Kantor Urusan
34
35
Agama Kecamatan untuk tingkat Kecamatan. Dan didirikannya kantor Departemen Agama kota Jakarta Selatan yang dipimpin oleh H. Muhdi Yasin.
Pada tahun 1974, H.muhdi Yasin melakukan upacara peresmian untuk menjadikan awal pembentukan Departemen Agama Kota Jakarta Selatan yang dihadiri oleh para alim ulama dan tokoh-tokoh masyarakat. Dalam isi pidato peresmiannya, H.muhdi Yasin menekankan bahwa pada pokoknya tugas kita adalah membangun suasan masyarakat yang dipenuhi oleh insaninsan agamawan. Disamping itu hendaknya kepada para petugas Kantor Agama agar senantiasa melakukan jalinan kerjasama dengan instansi lain, para pemimpin organisasi keagamaan dan terutama dengan alim ulama, dengan segera menyusun program kegiatan dakwah agama dengan sebaikbaiknya. Puncaknya, H.muhdi Yasin dengan mengetukkan palu yang didahului dengan mengucapkan Bismillahirrahmanirrahim meresmikan berdirnya sebuah Instansi Pemerintahan yang megeban amanat Tuhan, membina dan mengembangkan jiwa umat atas keyakinan kepada Tuhan Yang Maha Esa sebagai landasan hidup seperti tercantum pada Sila Pertama dari Pancasila seagai dasar dan falsafah Negara Republik Indonesia.
B. Visi dan Misi Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Selatan
1. Visi Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Selatan
36
Terwujudnya masyarakat Jakarta Selatan yang taat beragama, rukun, cerdas, mandiri dan sejahtera lahir batin.
2.
Misi Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Selatan Sebagai Berikut :
a. Meningkatkan kualitas kehidupan beragama b. Meningkatkan kualitas kerukunan umat beragama c. Meningkatkan kualitas Raudtaul Athfal, Madrasah,Pendidikan Agama, dan Pendidikan Keagamaan. d. Meningkatkan kualitas Penyelenggaraan Ibadah Haji e. Mewujudkan tata kelola pemerintah yang bersih dan berwibawa.1
1
Sumber kantor Kementerian Agama kota Jakarta Selatan (Bag. Humas Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Selatan) 5 April 2011
37
C. Struktur Organisasi Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Selatan2
KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KOTA JAKARTA SELATAN
BAGIAN TATA USAHA
SEKSI URUSAN AGAMA ISLAM
SEKSI PENYELENGGA RAAN HAJI &UMROH
Sarana prasarana
Pembinaan
SEKSI MAPENDA
SEKSI PEKAPON TREN
SEKSI PENAMAS
penyuluhan
Kua. Cilandak, Kua. Keb Baru, Kua. M Prapatan, Kua. Jagakarsa, Kua. Pesangrahan, Kua. Keb Lama, Kua. Pancoran,Kua. Setiabudi, Kua. Tebet, Kua. Ps Minggu 2
Ibid
SEKSI PENYELENGGAR AAN ZAKAT DAN WAKAF
38
D. Tugas Kantor Kementerian Agama Jakarta Selatan 1. Bagian tata usaha Mempunyai tugas dan fungsi : Melakukan pelayanan teknis administrasi, perencanaan, kepegawaian, keuangan, pelengkapan, ketatausahaan dan rumah tangga kepada seluruh satuan organisasi atau satuan kerja di lingkungan kantor departemen agama kota jakarta selatan.
2. Urusan Agama Islam (Urais) Mempunyai tugas dan fungsi :
Melakukan pelayanan dan bimbingan bidang kepenghuluan, keluarga sakinah, pasangan kekal, ibadah sosial serta pengembangan kemitraan umat, produk halal, pengukuran arah kiblat, penetapan awal bulan hijriyah, perhitungan waktu shalat.
3. Seksi madrasah dan pendidikan agama islam pada sekolah umum (mapenda ) Mempunyai Fungsi sebagai berikut :
39
Melakukan pelayanan dan bimbingan di bidang kurikulum, ketenagaan dan kesiswaan, sarana kelembagaan dan ketatausahaan serta supervisi dan evaluasi pada Raudatul Athfal, Madrasah dan Pendidikan Agama Islam pada Sekolah Umum Tingkat Dasar dan Menengah serta Sekolah Luar Biasa.
4. Seksi Pendidikan Agama Islam Pada Masyarakat Dan Pemberdayaan Masjid (Penamas) mempunyai fungsi sebagai berikut :
Melakukan pelayanan dan bimbingan di bidang pendidikan Al Qur'an dan MTQ, penyuluhan dan Lembaga Dakwah, Siaran Tamaddun dan Publikasi Dakwah dan Hari Besar Islam serta Pemberdayaan Masjid.
5.
Seksi Pendidikan Keagamaan Dan Pondok Pesantren (Pekapontren) mempunyai tugas sebagai berikut :
Melakukan
pelayanan dan
bimbingan
di
bidang Pendidikan
Keagamaan dan Pendidikan Diniyah, Pendidikan Salafiyah, Kerja sama
Kelembagaan
dan
Pengembangan
Pondok
Pesantren,
Pengembangan Santri dan Pelayanan Pondok Pesantren pada Masyarakat.
6. Seksi Penyelenggara Haj i Dan Umrah Mempunyai Tugas : Melakukan pelayanan di bidang penyuluhan haji dan umrah, bimbingan
jama’ah
dan
petugas
perjalanan
haji,
pemberangkatan dan akomodasi haji serta pembinaan KBIH.
40
Seksi penyelenggaraan Haji dan Umroh melakukan tugasnya dengan membimbing calon jama’ah haji. Dengan melakukan manasik haji dengan dua golongan massal dan klasikal, massal yang dilakukan di kantor kementerian Agama Jakarta Selatan sebanyak 4X manasik dan klassikal yang bertempat di KUA setempat sebanyak 11X. adapun pemberian materi dengan dua metode yaitu ceramah dan praktek. 7. Seksi Penyelenggara Zakat Dan Wakaf Mempunyai Tugas: Melakukan pelayanan dan bimbingan serta pembinaan lembaga dan pemberdayaan zakat dan wakaf3
3
Ibid
BAB IV HASIL PENEELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Upaya Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Selatan dalam Peyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Manasik Haji Kantor Kementerian Agama kota Jakarta selatan khususnya seksi penyelenggaraan haji dan umroh berupaya menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan mansik haji dengan sebaik mungkin. Dan selalu berupaya membenahi dari permasalahan-permasalahan haji yang sering terjadi akhirakhir ini, dengan pembenahan ini kantor Kementerian Agama kota Jakarta selatan berupaya membenahi dari sistem pendaftaran, metode, materi, nara sumber dan temapat yang di jadikan pendidikan dan pelatihan manasik haji, seperti yang dikatakan kepala seksi haji dan umroh Bpk. Hamidullah : “Kami, (seksi penyelenggaraan haji dan umroh) selalu berupaya sekuat tenaga kami untuk membantu saudara-saudara kami yang ingin beribadah ke tanah suci, upaya kami melakukan perbaikan seluruh sistem. Diantara sistem itu sistem pendaftaran, metode, materi, nara sumber atau pemberi materi dan juga tempat yang akan dijadikan tempat manasik.”1 1. Sistem pendaftaran Sistem pendaftaran manasik haji kementerian agama kota Jakarta Selatan tidak hanya memberikan pelayan pendaftaran saja akan tetapi juga
1
Hamidullah (Kepala Seksi Penyelenggara Haji Dan Umroh Kementerian Agama Kota Jakarta Selatan),Dalam Wawancara Skripsi di Kantor Seksi Haji Dan Umroh, Rabu 27 april 2011
40
41
meberikan waktu konsultasi kepada calon jama’ah haji yang ingin mengikuti pendidikan dan pelatihan manasik haji di kantor kementerian agama kota Jakarta Selatan. Selain konsultasi kantor kementerian agama kota Jakarta Selatan juga memberikan gambaran umum tentang ibadah haji. Setelah diberikan waktu konsultasi dan gambaran umum tentang ibadah haji. kantor Kementerian Agama kota Jakarta Selatan memberikan jadwal dan buku pedoman pendidikan dan pelatihan manasik haji. Seperti yang diucapkan oleh Bpk. Sulaiman bagian penyuluhan haji dan umroh. “Sistem pendaftaran itu dilakukan untuk kepentingan calon jama’ah haji yang ingin mendaftarkan dirinya atau keluarganya untuk pelatihan manasik haji, dengan ini kami meberikan sedikit waktu untuk konsultasi dan kami menjelaskan pentingya manasik haji, setelah itu kami memberikan jadwal dan buku pedoman manasik haji”2
A. Subhan, jama’ah haji yang mengikuti pendidikan dan pelatihan manasik haji kantor Kementerian Agama kota Jakarta Selatan mengatakan dalam keikut sertaannya dalam pendaftaran diberikan waktu konsultasi, jadwal dan buku pedoman manasik haji kepada calon jama’ah haji yang ingin mendaftarkan untuk pendidikan dan pelatihan manasih haji,3 M. Syakiri jama’ah haji yang mengikuti pendidikan dan pelatihan manasik haji mengungkapkan dalam keikut sertaannya untuk mengetahui
2
Sulaiman (bag, Penyuluhan penyelenggara haji dan umroh Kementerian Agama kota Jakarta Selatan), dalam Wawancara skripsi di Kantor Seksi Haji dan Umroh, senin 22 maret 2011 3 A Subhan (jama’ah haji tahun 2010 yang mengikuti manasik haji di kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Selatan), buncit raya Sabtu 28 mei 2011
42
manasik haji diberikan sistem pendaftaran, sistem pendafatran diberikan penjelasan manasik haji, jadwal serta buku manasik haji.4 Namun berbeda dengan yang dirasakan dengan Fariha jama’ah haji yang mengikuti pendidikan manasik haji tahun 2010 mengatakan bahwa sistem pendaftaran hanya diberikan buku pedoman dan jadwal manasik haji.5 Tabel.1 Jadwal Pendidikan dan Pelatihan Manasik Haji Massal Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Selatan
NO
TANGGAL
TEMPAT
MATERI
1.
03 Juli 2010
Masjid Al Mabrur Asrama
Kebijakan pemerintah tetangperhajian. kebijakan teknis tentang penyelenggaraan ibadah haji. kesehatan haji. sosialisasi zakat, infaq dan shadaqoh.
Haji Pondok Gede Jak-Tim
2.
21 agustus Masjid Al Mabrur Asrama 2010 Haji Pondok Gede Jak-Tim
Kebijakan UU No.13 Th 2008 Kebijakan Pemerintah tentang Bimbingan manasik haji. Bimbingan kesehatan jama’ah haji Sosialisasi Uuzakat.
3.
25 agustus Masjid Al Mabrur Asrama 2010 Haji Pondok Gede Jak-Tim
Bimbingan perjalanan haji. Peragaan manasik haji Kesehatan haji dengan alat KB Menunaikan ibadah zakat mal dan infaq shodaqoh calon jama’ah haji
4
M Syakiri (Jama’ah Haji Tahun 2010 Yang Mengikuti Manasik Haji Di Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Selatan) , Pejaten Jakarta Selatan,Sabtu 28 mei 2011 5 Fariha (Jama’ah Haji Tahun 2010 Yang Mengikuti Manasik Haji Di Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Selatan) , Pejaten Jakarta Selatan, Sabtu 28 mei 2011
43
4.
02 oktober Masjid Al Mabrur Asrama 2010 Haji Pondok Gede Jak-Tim
Pembentukkan kelompok bimbingan perjalanan ibdah haji. Kesehatan haj mandiri Tempat pembayaran zakat, infaq dan shadaqoh.
Tabel diatas menjelaskan tentang penjadwalan pendidikan dan pelatihan manasik haji yang dilakukan kantor kementerian agama kota Jakarta Selatan yang dinamakan pendidikan dan pelatihan massal yang dilakukan di kantor Kementerian Agama kota Jakarta Selatan dengan diberikan jadwal pendidikan dan pelatihan manasik haji tersebut calon jama’ah haji lebih jelas waktu tempat dan materi yang diberikan oleh Pembina. Tabel.2 Jadwal Bimbingan Manasik Haji Klasikal Kantor Urusan Agama (Kua)
NO
TGL
TEMPAT
MATERI
1.
04,10,11,17, 18,24,25,32 juli dan 1,14,15 agustus 2010
Masing-masing kecamatan 1. panduan perjalanan haji (cilandak,keb.baru, kegiatan ditanah suci mampang prapatan, kegiaan di arab saudi jagakarsa, pesangrahan, 2. kesehatan dalam pelaksanaan ibadah haji kebayoran lama, pancoran, setiabudi, tebet, pasar (koordinasi dengan puskesmas setempat) minggu) 3. bimbingan manasi haji a. ahklakul karimah b. adat istiadat bangsa arab 4. bimbingan manasi haji a. niat aidan umroh b. thawaf c. peragaan
44
5. bimbingan mansik haji a. sa’i b. wukuf di arafah c. peragaan 6. bimbingan mansik haji a. mabit di mina dan lontar jumroh b. thawaf ifadhah dan wad c. peragaan 7. bimbingan mansik haji a. thawaf b. sa’i 8. bimbingan mansik haji a. Wukuf di arafah b. sa’i 9. a. Peragaan manasik haji dan travelling b. hikmah dan pelestarian haji mabrur 10. peragaan manasik haji lanjutan dari travelling 11. peragaan manasik haji lanjutan dari travelling
Tabel diatas menjelaskan pendidikan dan pelatihan manasik haji tidak hanya dilakukan kantor kementerian agama kota Jakarta Selatan, dalam hal ini Kantor Urusan Agama memberikan pendidikan dan pelatihan manasik haji yang dinamakan pendidikan dan pelatihan manasik haji klassikal. 2. Metode pendidikan dan pelatihan manasik haji kantor kementerian agama kota Jakarta Selatan. Metode merupakan cara atau untuk mencapai suatu tujuan yang diinginkan, apabila metode tersebut efektif maka semakin mudahlah mencapai tujuan yang diinginkan. kantor kementerian agama kota Jakarta Selatan mengunakan3 metode yaitu ceramah, Tanya jawab dan praktek. Seperti yang di jelaskan oleh Bpk Sulaiman, Bag penyuluhan:
45
“Sedangkan metode yang digunakan saat pembelajaraan sedang berlangsung memakai 3 cara, yaitu ceramah, Tanya jawab, dan praktek. Kalo ceramah itu calon jama’ah haji hanya mendengarkan pemberi materi, sedangkan Tanya jawab itu calon jama’ah haji menanyakan kesulitan yang telah dijelaskan oleh pemberi materi dan yang terkahir itu praktek yaitu melakukan seluruh kegiatan ibadah haji”6
A. Subhan, jama’ah haji yang mengikuti pendidikan dan pelatihan manasik
haji
kantor
Kementerian
Agama
kota
Jakarta
Selatan
mengungkapkan kantor Kementerian Agama kota Jakarta Selatan mempunyai metode manasik haji dibagi menjadi tiga metode, ceramah, Tanya jaawab dan praktek. 7 Sedangkan M. Syakiri mengungkapkan dari ketiga metode yang gunakan saat pendidikan dan pelatihan manasik haji kurang untuk dimengerti oleh sebagian calon jama’ah haji, dan menajdikan calon jama,ah haji yang binggung akan perjalanan haji. 8 Namun
Fariha
mengungkapakan
dari
ketiga
metode
yang
dilangsungkan oleh kantor Kementerian Agama kota Jakarta Selatan cukup lebih faham, dengan melangsungkan metode dengan pendekatan kekeluargaan
6
Sulaiman (bag, Penyuluhan penyelenggara haji dan umroh Kementerian Agama kota Jakarta Selatan), dalam Wawancara skripsi di Kantor Seksi Haji dan Umroh, senin 22 maret 2011 7 A Subhan (jama’ah haji tahun 2010 yang mengikuti manasik haji di kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Selatan), Buncit Raya Jakarta Selatan Sabtu 28 mei 2011 8 M Syakiri (Jama’ah Haji Tahun 2010 Yang Mengikuti Manasik Haji Di Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Selatan) , Pejaten Jakarta Selatan,Sabtu 28 mei 2011
46
seluruh calon jama’ah haji tidak akan segan untuk melakukan pembahasan ibadah haji. 9 Adapun metode yang digunakan kantor kementerian agama kota Jakarta Selatan: a. Ceramah: adalah metode yang dilakkan oleh kantor kementerian agama kota Jakarta Selatan untuk memberikan pemahaman mengenai makna ibadah haji kepada calon jama’ah haji. Dengan metode ini calon jama’ah haji hanya mendengarkan penjelasan-penjelasan yang diberikan oleh pembimbing atau Pembina baik penjelasan tentang hokum haji, adat istiadat Bangsa Arab. b. Tanya jawab: adalah metode yang dilakukan untuk calon jma’ah hjai yang mempunyai
kendala
yang
mereka
miliki
ketika
berlangsungnya
pendidikan dan pelatihan manasik haji. Dengan metode ini kantor kementerian agama kota Jakarta Selatan berharap agar calon jama’ah haji mendapatkan pengetahuan dan pemahaman tentang ibadah haji yang sempurna. c. Praktek: adalah metode yang diterapkan kepada calon jama’ah haji untuk memberikan pemahaman dan pengetahuan tentang iabdah haji. Dalam hal ini calon jama’ah haji mempraktekkan keseluruhan ibadah haji. Seperti aktifitas thawaf, sa’i. 9
Fariha (Jama’ah Haji Tahun 2010 Yang Mengikuti Manasik Haji Di Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Selatan) , Pejaten Jakarta Selatan, Sabtu 28 mei 2011
47
Saat melakukan keseluruhan proses metode pendidikan dan pelatihan manasik haji yang dilangsungkan kantor kementerian agama kota Jakarta Selatan
mengggunakan
pendekatan
kekeluargaan,
sehingga
dengan
pendekatan tersebut calon jama’ah haji bebas mengutarakan semua permasalahan yang dihadapi ketika pendidikan dan pelatihan manasik haji. Selain itu dengan menggunakan pendekatan kekeluargaan dapat memberikan kenyamanan calon jama’ah haji karena seperti yang diketahui bahwa sesama muslim itu saling bersaudara. 3. Materi pendidikan dan pelatihan manasik haji kantor kementerian agama kota Jakarta Selatan Materi adalah hal yang sangat penting untuk disampaikan kepada calon jama’ah haji ketika dalam pendidikan dan pelatihan manasik haji, karena dengan penyampaian materi calon jama’ah haji lebih memudahkan dalam pelaksanaan ibadah haji. Diantara materi yang disampaikan pengenalan budaya adat istiadat Bangsa Arab, dengan pengenalan budaya bangsa Arab diharapkan calon jma’ah hji dapat lebih mandiri di tanah suci kelak, materi lainnya adalah akhlakul karimah dan pemahaman ibadah haji bertujuan calon jama’ah hji dapat lebih khusu’ menunaikan ibadah haji. Seperti yang diucapakan oleh Bpk Sulaiman: “Materi adalah bahan dasar untuk pembahasan manasik haji materi yang kami gunakan sudah ketetapan pemerintah yaitu dengan pengenalan budaya bangsa Arab yaitu menjelaskan kebiasan budaya arab,akhlakul karimah terdiri dari etika yang baik,selanjutnya tentang ibadah haji dari semua materi yang kami
48
berikan bertujuan agar calon jama’ah haji lebih mandiri, khusu’ melaksanakan ibadah haji”10 A.Subhan mengungkapkan bahwasanya materi yang diberikan pemerintah kepada calon jama’ah haji sangat bagus untuk bahan dasar dan pedoman pendidikan dan pelatihan manasik haji. 11 M.Syakiri mengungkapkan materi yang diberikan pemateri kepada calon jama’ah haji sangat jelas untuk diberikan kepada calon jama’ah haji yaitu dengan pengenalan budaya Arab Saudi, pemahaman tentang ibadah haji.12 Namun tidak jauh berbeda dengan yang diungkapakan oleh Fariha materi yang diberikan kepada calon jama’ah haji terdiri dari pemahaman ibadah haji, pengenalan budaya Arab Saudi dengan materi yang diberikan sudah cukup bagus. 13
Berdasarkan tujuan kantor Kementerian Agama kota Jakarta Selatan yang menjadikan jama’ah haji yang mandiri mengerti huku-hukum ibadah haji dan dapat kkhusu melaksanakan ibadah haji maka kantor kementerian agama kota Jakarta Selatan memberikan materi kepada calaon jama’ah haji yang mengikuti manasik haji dengan pengenalana budaya Bangsa Arab, 10
Sulaiman (bag, Penyuluhan penyelenggara haji dan umroh Kementerian Agama kota Jakarta Selatan), dalam Wawancara skripsi di Kantor Seksi Haji dan Umroh, senin 22 maret 2011 11 A Subhan (jama’ah haji tahun 2010 yang mengikuti manasik haji di kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Selatan), Buncit Raya Jakarta Selatan Sabtu 28 mei 2011 12 M Syakiri (Jama’ah Haji Tahun 2010 Yang Mengikuti Manasik Haji Di Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Selatan) , Pejaten Jakarta Selatan,Sabtu 28 mei 2011 13 Fariha (Jama’ah Haji Tahun 2010 Yang Mengikuti Manasik Haji Di Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Selatan) , Pejaten Jakarta Selatan, Sabtu 28 mei 2011
49
hukum-hukum ibadah haji dan memberikan materi seluruh perjalanan ibadah haji. 4. Nara Sumber pendidikan dan pelatihan manasik haji kantor Kementerian Agama kota Jakarta Selatan Nara sumber adalah pemeberi materi disaat pendidikan dan pelatihana manasik haji sedang berlangsung, kantor kementerian agama kota Jakarta Selatan membrikan wewenang kepada Drs.H Herman Syukri MM, Drs. H Hanif Bin kasha MA, Drs. KH Aakhfiyudin MA. Untuk memberikan materi pendidikan dan pelatihan manasik haji kantor kementerian agama kota Jakarta Selatan. a. Drs Herman Syukri MM : memeberikan pendidikan dan pelatihan dengan materi pengenalan adat istiadat budaya Bangsa Arab,14 dengan penyamapaian materi ini diharapkan calon jama’ah haji dapat berdaptasi dengan mudah. b. Drs. H. hanif bin Kasah MA: nara sumber ini memberikan materi tentang kegiatan ibadah haji.15 Dengan latar belakang yang mahir dalam hukum fiqih haji maka nara sumber ini diberikan memberikan wewenang untuk mendidik dan melatih calon jama’ah haji dalam ibadah haji. Dengan penyamapaian materi ini di harapkan calon jama’ah haji dapat khusu’ menjalankan ibadah haji. 14
Hamidullah (Kepala Seksi Penyelenggara Haji Dan Umroh Kementerian Agama Kota Jakarta Selatan),Dalam Wawancara Skripsi di Kantor Seksi Haji Dan Umroh, Rabu 27 april 2011 15 Ibid
50
c. Drs. KH. Wakhfiyuddin MA: nara sumber ini memeberikan materi tata cara ibadah haji melalui praktek.16 Dengan latar belakang beliau yang mengerti dan mahir dalam ibadah haji, seksi haji dan umroh memberikan wewenang untuk memberikan praktek ibadah haji kepada calon jama’ah haji, diharapkan dengan penyamapaian ini calon jama’ah haji dapt lebih faham menjalankan ibadah haji. 5. Sarana dan Prasarana Fasilitas kantor kementerian agama kota Jakarta Selatan cukup memadai dengan adanya ruangan Brwijaya di kantor kementerian agama kota Jakarta Selatan gedung haji dan umroh lantai tiga dapat dijadikan pendidikan dan pelatihan manasik haji terhadap calon jama’ah haji, sarana dan prasarana yang digunakan kantor kementerian agama kota Jakarta Selatan ketika praktek mamakai contoh ka’bah dengan semua fasilitas yang sudah lengkap diharapkan calon jama;ah dapat lebih semangat untuk memahami keseluruhan ibadah haji. Seperti yang dikatakan oleh Bapk Sulaiman: “Untuk fasilitas kantor Kementerian Agama sudah mempersiapkan seluruh kegiatan manasik haji dan kami sudah punya dan cukup untuk digunakan sebagai manasik, seperti tempat unutk pemberian materi dan praktek, kami selalu berharap dengan kelengkapan fasilitas ini, para calon jama’ah haji makin tumbuh rasa semangat untuk mengetahui ibadah haji”17
16
Ibid Agung(Bag.sarana dan prasrana penyelenggara haji dan umroh Kementerian Agama kota Jakarta Selatan dalam wawancara penelitian Skripsi,senin 22 maret 2011) 17
51
B. Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Selatan dalam Formulasi Strataegi Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Manasik Haji pada calon Jama’ah haji. 1. Perumusan Strategi Joel Ross dan Michael Kamy, sebagaimna yang dikutip olejh Fred.R David mengatakan bahwa sebuah organisasi tanpa adanya strategi itu bagaikan kapal tanpa kemudi, bergerak, tanpa adanya tujuan tertentu.18 “Insya Allah kantor Kementerian Agama kota Jakarta selatan khususnya seksi haji dan umroh dalam menyelenggarakan pembelajaran manasik haji, kami masih dalam jalur manajemen strategi agar semua tujuan dapat dicapai, dalam mengambil keputusan kami tidak semena-mena kami ambil, akan tetapi kami rumuskan bersama terlebih dahulu”19 Demikian halnya dengan Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Selatan dalam penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan manasik haji semua yang diputuskan dalam penyelennggaraan tetap berada dalam jalur strategi. Dalam bukunya Fred. R david mengupas tentang tekhnik perumusan strategi yang penting dapat dipadukan menjadi kerangka kerja diantarannya : a. Tahapan in-put Dalam tahap ini proses dilakukan oleh dan meringkas informasi sebagai masukan yang perlu untuk merumuskan strategi. Dalam proses ini Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Selatan memperoleh informasi yang masuk dari berbagai pihak diantarannya, lembaga seperti majlis 18
Fred R.David, Manajemen Strategis Konsep, (Jakarta :PT Pren halindo, 1998), h.3 Hamidullah (Kepala Seksi Penyelenggara Haji Dan Umroh Kementerian Agama Kota Jakarta Selatan),Dalam Wawancara Skripsi di Kantor Seksi Haji Dan Umroh, Rabu 27 april 2011 19
52
taklim, masyarakat, dan lain sebagainnya, yang menjadi sumber inspirasi dan ide untuk merumuskan strategi penyelenggaraan. Diantara informasi yang menjadi sumber inspirasi adalah bahwa kualitas pengajar kurang, waktu yang disiapkan terlalu sedikit dan metode yang digunakan saat pendidikan dan pelatihan manasik haji kurang inovatif. Melalui cara ini akan dapat diketahui mengenai kelemahan dan kekuatan yang ada pada seksi haji, setelah mengetahui kelemahan dan kekuatan yang ada pada seksi haji melalui informasi yang masuk, maka barudari merumuskan strategi penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan manasik haji Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Selatan. b. Tahap pencocokan Dalam tahap ini, yang harus dilakukan adalah memfokuskan pada hasil strategi alternatif yaitu dengan memadukan faktor-faktor internal (kekuatan dan kelemahan) dan eksternal (peluang dan ancaman. Dalam tahap ini seksi haji menyususiakan diri tehadap situasi dan kondisi yang dihadapi dengan memadukan pada kekuatan dan kelemahan secara internal, peluang dan ancaman secara eksternal, setelah diketahui faktor eksternal dan internal
dari Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta
Selatan khususnya seksi haji dapat mengetahui strategi penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan yang digunakan. Kemudian kekuatan adalah merupakan sesuatau yang harus dipublikasikan karena akan menjadi nilai lebih bagi Seksi Haji Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Selatan
53
sendiri dan akan menjadi daya tarik bagi calon jama’ah haji khususnya. Pada tahap ini penulis akan menguraikan mengenai langkah-langkah yang diambil Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Selatan yaitu seperti mengadakan pelatihan dan pelatihan dengan mengundang pendidik atau pelatih yang lebih berkompeten dalam Ibadah Haji. c. Tahap keputusan Dalam tahap ini merupakan tahap keputusan, dalam pengambilan keputusan harus memikirkan hal-hal apa yang mungkin terjadi dimasa yang akan datang. Ketika semua sudah sesuai untuk menerapkan strategi penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan manasik haji dengan mempertimbangkan segala situasi dan kondisi kantor kementerian agama kota Jakarta Selatan baik dari faktor internal dan eksternal degan mengumpulkan informasi yang masuk mengenai kualitas penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan, waktu untuk pendidikan dan pelatihan manasik haji, metode yang akan dilakukan saat pendidikan dan pelatihan. Seksi haji kantor kementerian agama Kota Jakarta Selatan mengambil beberapa langkah dalam menentukan keputusan strategi sebagaimana yang telah penulis kemukakan pada tahap pencocokan yaitu strategi mengandalkan pada kekuatan kantor kementerian Agama, karena strategi ini cukup efektif untuk diterapkan dalam kantor kementerian agama kota Jakarta Selatan, hal ini merupakan langkah awal untuk memperkenalkan pendidikan dan pelatihan manasik haji yang lebih professional.
54
Setelah penulis kemukakan mengenai tekhnik perumusan strategi yang dipadukan mengenai kerangka kerja diatas, berikut penulis uraikan juga mengenai tahapan pembuatan perumusan strategi, sebelum strategi itu dilaksanakan tentunya ada proses awal yaitu harus dirumuskan terlebih dahulu. Perumusan strategi adalah tahapan yang paling menantang sekaligus menarik dalam proses manajemen strategi. Yang dikaitkan pada proses penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan manasik haji dalam upaya menjadikan jama’ah haji yang lebih paham tentang perhajian dan lebih mandiri di tanah suci kelak. Dalam perumusa strategi penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan manasik haji kantor kementerian agama kota Jakarta Selatan termasuk didalamnya adalah pengembangan tujuan, peluang dan ancaman secara eksternal dan penetapan kekuatan dan kelemahan secara internal dengan menetapkan objektivitas, mengabungkan strategi alternatif serta memilih strategi yang akan dilaksanakan. 1) Mengembangkan tujuan Tujuan adalah hasil akhir yang ingin dicapai oleh sebuah organisasi yang pada akhirnya kinerja organisasi menjadi terarah pada satu tujuan, sebagai instansi yang dekat dengan masyarakat, tujuan dari strategi penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan kantor kementeian agama kota Jakarta Selatan adalah menjadi jama’ah haji yang paham dan mengerti hukum-hukum perhajian
55
dan menjadikan jama’ah yang mandiri serta dapat khusu’ beribadah ditanah suci. Karena pendidikan dan pelatihan manasik sangatlah penting dilaksanakan guna memperlancar ibadah haji ditanah suci maka dari itu banyak KBIH yang menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan manasik haji. Begitu pula halnya dengan kantor kementerian agama kota Jakarta Selatan yang menjadikan jama’ah ahi yang mandiri melalui pendidikan dan pelatihan manasik haji. 2) Peluang dan ancaman faktor eksternal ditengah banyaknya KBIH yang menjanjikan pendidikan dan pelatihan yang professional, kantor kementerian agama Kota Jakarta Selatan mencoba menawrkan konsep manasik yang lebih profesinal, kehadiran kantor kementerian agama kota Jakarta Selatan dalam pendidikan dan pelatian manasik haji berharap agar pendidikan dan pelatihan manasik yang mereka bawakan dapat dipahami oleh calon jama’ah haji dan bisa memberikan ibadah yang khusu’ ditanah suci kelak. Kendati kantor kementerian agama kota Jakarta Selatan sangat dekat dengan masyarakat maka kantor kementerian agama kota Jakarta Selatan harus mengenali peluang dan ancaman secara eksternal.
56
Adapun peluang dan ancaman secara eksternal yang kantor kementerian agama kota Jakarta Selatan miliki penulis uraikan sebagai berikut : Peluang merupakan sitauasi penting dan menguntungkan bagi suatu instansi yaitu kantor kementerian agama Jakarta Selatan dimasa yang akan , kantor kementerian agama Jakarta Selatan memiliki peluang diantaranya sebagai berikut : a. Instansi kantor kementerian agama Kota Jakarta Selatan mempunyai pandangan yang baik dari masyarakat. b. Instansi kantor Kementerian agama Kota Jakarta Selatan mempunyai harga yang cukup murah untuk pendididkan dan pelatihan manasik haji. c. Adanya kekerabatan yang sangat dekat dengan lembaga majlis taklim disekitar wilayah kantor kemeterian agama Kota Jakarta Selatan. d. Adanya hubungan baik antara alumni jama’ah haji dengan kantor kementerian agama Jakarta Selatan. Dan ancaman adalah keadaan yang tak menguntungkan ebuah instansi atau organisasi, dalam hal ini kantor kementerian agama Jakarta Selatan pelu mengetahui ancaman-ancaman yang ada secara baik dan benar dengan harapan kantor kementerian agama Kaota
57
Jakarta Selatan dapat mengambil langkah awal untuk mengambil strategi. Adapun ancaman yang ada pada kantor kementerian agama Jakarta Selatan sebagai berikut : a. Strategi yang digunakan oleh kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Selatan banyak dilakukan pula oleh instansi atau lembaga-lembaga lain. b. Kurangnya minat masyarakat dalam mengikuti pendidikan dan pelatihan yang dilakukan oleh kantor kementerian agama kota Jakarta Selatan. c. Kondisi kegamaan
di wilayah Jakarta Selatan yang belum
sepenuhnya sadar atas pentingnya ibadah haji. 3) Penetapan kekuatan dan kelemahan secara internal Setiap organisai harus mengetahui kekuatan yang dilmiliki, karrena hal ini dapat memberikan keuntungan bagi organisasi. Adapun kekuatan yang dimiliki kantor kementerian agama Jakarta selatan adalah sebagai berikut: a. Pelayanan yang bersahabat terhadap calon jama’ah haji, kantor kementerian agama kota Jakarta selatan selalu berusaha membarikan yang terbaik. b. Faktor kebersamaan karyawan atau staff haji kantor kementerian agama Kota Jakarta Selatan selalu berusaha
58
memberikan kenyamanan, kemudahan serta kebersamaan bagi calon jama’ah haji. Selain mengetahui kekuatan kantor kementerian agama kota Jakarta Selatan harus mengenali segala kelemahan yang dimiliiki oleh organisasi, adapun kelemahan kantor kementerian agama Kota Jakarta selatan sebagai berikut: a. Kurangnya pengawasan yang diberikan oleh kantor kementerian agama kota Jakarta Selatan yang diberikan terhadap calon jama’ah haji dalam pendidikan dan pelatihan manasik haji. b. Kuragnnya fasilitas untuk tempat pelatihan dan pendidikan manasik haji. c. Kurangnya tenaga pengajar yang lebih professional dalam pendidikan dan pelatihan manasik haji. 4) Menetapkan
suatu
objektifitas
dan
menghasilkan
strategi
alternative Setelah menetapkan kepada kekuatan dan kelemahan secara internal,
kantor
kementerian
agama
kota
Jakarta
Selatan
menetapkan kepada suatu objektifitas yang merupakan factor yang dominan untuk mengetahui hasil strategi yang akan diambil. Penetapan suatu objektifitas ini mengacu kepada tujuan dan
59
sasaran yang kemudain dikaitkan dengan factor kekuatan yang mereka miliki yang menjadi keunggulan. Dengan menetapkan suatu objektifitas sehingga dapat menghasilkan strategi alternatif. Kantor kementerian agama kota Jakarta Selatan menetapkan informasi, kritik atau saran sebagai bahan dasar penetapan suatu objek dan memperpanjang waktu pendidikan dan peatihan serta meberikan inovasi dalam metode pendidikan dan pelatihan mansik haji. 5) Memilih strategi untuk digunakan Unuk langkah selanjutnya setelah seksi haji memilih strategi yang telah ditetapkan, maka langkah selanjutnya adalah melaksanakan strategi yang telah ditetapkan tersebut.dalam tahap pelaksanaan strategi sangat membuthakn komitmen dan kerjasama dari seluruh unit, tingkat dan anggota kantor kementerian agam kota Jakarta selatan.
Tanpa
adanya
komitmen
dan
kerjasama
dalam
melaksanakan strategi sehingga proses formulasi dan analisis strategi hanya akan menjadi impan yang jauh dari kenyataan yang diharapkan. Dalam hal ini kantor kementerian agama kota Jakarta Selatan terlebih dahulu harus mengenalu pada kekuatan dan kelemahan secra internal serta peluang dan ancaman secara eksternal.
Kemudian
menetapkan
suatu
objektifitas
dan
menghasilkan strategi yang digunakan kantor kementerian agama
60
kota Jakarta Selatan harus memilih strategi yang akan digunakan dari strategi yang sudah ada membuat kembali strategi yang baru yang lebih efisien dan efektif dari strategi yang sudah ada.dan kantor kementerian agama Jakarta Selatan melakukan strategi metode yang lebih inovasi seperti menambahkan metode diskusi, dan memperpanjang waktu serta menjadikan informasi yang masuk sebagai dasar strategi. 2. Implemetasi Strategi Sebagaimana yang di nyatakan siagian dalam manajemen modern, Implementasi strategi termasuk pengembangan budaya dalam mendukung strategi, menciptakan struktur organisasi yang efektif, mengubah arah, menyiapkan
annggaran,
mengembangkan
dan
memanfaatkan
system
informasi yang masuk.20 Tahapan penerapan merupakan suatu proses yang paling penting dan vital bagi keberhasilan sutau organisasi pemerintah. Berikut implementasi strategi kantor kementerian agama Kota Jakarta Selatan dalam pendidikan dan pelatiahan manasik haji: a. Pengembangan budaya dalam mendukung strategi penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan manasik haji
20
S.P Siagian, Manajemen Modern, (Jakarta : Masagung, 1994) cet ke 2, hal, 17
61
Pada tahap pengembagan budaya sebagai pendukung strategi penyelenggaraan pendidikan pelatihan manasik haji, diantarnya sebagai berikut: 1) Mengadakan kerjasama dengan lembaga majlis taklim atau pengajian sekitar kantor kemeterian agama kota Jakarta Selatan. 2) Menciptakan buku-buku pendidikan dan pelatihan manasik haji agar calon jama’ah haji lebih mudah dalam memahami permasalahan haji. 3) Pengadaan dokumentasi dari setiap kegiatan pendidikan dan pelatihan manasik haji. b. Menciptakan struktur organisasi yang efektif Setelah program dan kegiatan yang dilakukan sebagai bagian dari pengembangan budaya dalam mendukung strategi pendidikan dan pelatihan
manasik
haji.
Kemudian
langkah
selanjutnya
dalam
mengimplementasikan strategi adalah menciptkan struktur lembaga yang eefektif. Dalam suatu lembaga atau instasi, struktur lembaga yang efektif. Daklam suatu lembaga atau instansi, struktur lembaga adalah merupakan cermin miniatur suatu lembaga itu sendiri. Hal ini mencakup pada pengertian proses penetapan struktur lembaga melalui penentuan kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai visi dan msi serta tujuan suatu lembaga. Maka penulis melampirkan struktur kantor kementerian agama kota Jakarta Selatan.
62
1. Struktur Lembaga Struktur kantor kementerian agama Kota Jakarta Selatan sebagai berikut: a. Ketua seksi haji dan umroh b. Bagian sarana dan pra sarana c. Bagian pembinaan d. Bagian penyuluhan c. Mengubah arah Setelah menciptakan struktur kantor kementerian agama Kota Jakarta Selatan yang efektif, langkah selanjutnya untuk dapat melakukan strategi penyelenggaraan
pendidikan
dan
pelatihan
manasik
haji
kantor
kementerian agama kota Jakarta Selatan harus dapat mengyubah arah dan strategi dari sistem yang ada sebelumnya atau dapat membuat kembali strategi yang baru yang lebih efektif dan efesien dari strategi yang sudah ada sebelumnya. Langkah awal dari proses mengubah arah ini bertumpu pada kebijakan-kebijkan yang diambil oleh ketua atau komisaris sebagai pimpinan kantor kementerian agama kota Jakarta Selatan. Berdasrkan tujuan kantor kemeterian agama kota Jakarta Selatan menjadikan jama’ah haji yang madiri, dapat khusu di tanah suci maka kantor kementerian agama kota Jakarta Selatan membenahi dari metode, memperpanjang waktu untuk pendidikan dan pelatihan manasik haji dan menjadikan informasi yang masuk senagi dasar strategi.
63
d. Menyiapkan anggaran Langkah berikutnya dalam implementasi strategi penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan adalah menyiapkan anggaran dana sebagai pendukung rencana program yang ada. Dana yang ada pada kantor kementerian agama kota Jakarta Selatan merupakan dukungan material dari calon jama’ah haji yang jumlahnya cukup memadai, sehingga rencana kegiatan lebih diarahkan untuk pembelian property manasik haji. Sebagai pendukung penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan manasik haji yaitu jumlahnya mencapai 35 juta kemudian untuk kegiatan lainnya budget tidak ditentukan karena terlebih dahulu disesuaikan dengan situasi dan kondisi. Dengan menetapkan anggaran dapat diketahui sasaran profit juga pertumbuhannya. Penyusunan anggaran juga merupakan bentuk nyata komitmen suatu lembaga atau perusahaan dalam mengimplementasikan strategi yang telah diformulasikan sebelumnya sehingga dapat dipahami jika strategi tidak didukung dengan anggaran yang memadai, strategi tersebut besar kemungkinan akan berubah menjadi suatu dokumen sejarah perusahaan. e. Memanfaatkan informasi yang masuk kantor kementerian agama kota Jakarta Selatan berusaha untuk mempertahankan dan selalu meningkatkan kualitas pendidikan dan pelatihan manasik haji, oleh karena itu kantor kementerian agama kota Jakarta Selatanselalu memanfaatkan segala bentuk informasi yang
64
didapatnya sebaik mungkin, baik mengenai kritik ataupun saran yang diterimanya dari berbagai pihak dijadikan sebagai sarana untuk intropeksi diri dan untuk mengembangkan dan terus meningkatkan pendidikan dan pelatihan manasik haji agar tetap menciptakan jama’ah yang mandiri. 3. Evaluasi strategi penyelenggaran pendidikan dan pelatihan manasik haji Langkah terakhir dalam strategi adalah evaluasi kegiatan atau program untuk mengukur tingkat keberhasilan atau justru sebaliknya yaitu kegagalan dalam menjalankan strategi sebagimana yang telah dinyatakan oleh Fred R David dalam bukunya manajemen strategic adalah proses berfikir strategic meberikan definidi tentang evaluasi yaitu evalusai strategi adalah proses mendapatkan informasi mengenai pelaksanaan rencana-rencana yang telah diterapkan berikut kinerjanya serta menbandingkan rencana tersebut sengan standar yang telah ditentukan.21 Evaluasi juga sangat diperlukan karena keberhasilan pada saat ini bukan merupakan jaminan kenerhasilan dimasa yang akan dating. Berikut beberapa langkah dalam proses evaluasi yang harus dilakukan oleh semua lembaga termasuk kantor kementerian agama kota Jakarta Selatan: a. Meninjau factor eksternal dan internal yang menjadi dasr strategi. Kantor kementerian agama kota Jakarta Selatan perlu meninjau kembali faktor-faktor eksternal mengenai peluang dan ancaman serta faktor-faktor internal yang mencakup kekuatan dan kelemahan yang ada pada kantor 21
Fred R.David, Manajemen Strategis Konsep, (Jakarta :PT Pren halindo, 1998), Hal 5
65
kementerian agama kota Jakarta Selatan sebagaimana yang telah diuraikan diatas mengenai penetapan kekuatan dan kelemahan serta mengenai peluang dan ancaman sebagai dasar dari proses srtategi. Setelah diketahui dari faktor eksternal dan internal sehingga kantor kementerian agama kota Jakarta
Selatandapat
mengambil
beberapa
langkah
untuk
dapat
mempertahankan apa yang dianggap lebih sebgai dasar strategi itu sendiri dan apa yang harus diperbaiki dan diubah dari kekurangan yang ada. Dengan demikian kantor kementerian agama kota Jakarta Selatan akan mampu menutupi segala kekurangan yang diketahui dari faktor internal sebagai jati diri salah satu intansi pemerintahan yaitu kantor kementerian agama kota Jakarta Selatan. b. Mengukur prestasi dan membandingkan hasil yang diharapkan dengan kenyatann. Sejauh ini keberhasilan kantor kementerian agama kota Jakarta Selatan dalam melakukan pendidikan dan pelatihan manasik haji dapat dikatakan baik walaupun jauh dari tujuan, dengan hasil yang diharapkan oleh seluruh staff atau karyawan kantor kementerian agama kota Jakarta Selatan. Diantaranya hasil yang telah dicapai oleh kantor kementerian agama kota Jakarta Selatan sebagai berikut: 1) Semakin sedikit permasalah yang datang ketika jama’ah haji beribadah di tanah suci.
66
2) Banyaknya kepercayaan masyarakat dalam pendidikan dan pelatihan yang dilangsungkan oleh kantor kementerian agama kota Jakarta Selatan. c. Mengambil tindakan korektif untuk memastikan bahwa prestasi dengan rencana. Dalam proses evaluasi tidak lengkap jika tidak diambil tindakan korektif terhadap perbaikan penyimpangan yang terjadi. Jika suatu standar ditetapkan untuk mencerminkan struktur lembaga atau instansi dan apabila prestasi kerja telah diukur dalam standar ini, maka perbaikan dalam penyimpangan dapat dicegah. Tindakan korektif terhadap karyawan atau staff kantor kementerian agama kota Jakarta Selatan diambil alih oleh kepala seksi penyelenggaraan haji dan umroh.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Setelah penulis melakukan serangkain penelitian dan menguraikan pembahasan tentang strategi penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan manasik haji kantor kementerian agama kota Jakarta Selatan maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Kantor kementrian agama kota Jakarta Selatan selalu berupaya membenahi sistem pendaftaran, materi, metode, nara sumber serta sarana dan prasarana yang digunakan dalam penyelanggaraan pendidikan dan pelatihan manasik haji yaitu melalui sistem pendaftaran denagn memberikan jadwal dan konsultasi, Metode: ceramah yaitu calon jama’ah haji hanya mendengarkan penjelasan-penjelasan yang diberikan oleh Pembina atau pembimbing, metode Tanya jawab yaitu metode yang diberikan kepada calon jama’ah haji yang mempunyai persoalan terhadap pendidikan dan pelatihan manasik haji, selanjutnya adalah metode praktek yang diberikan Kantor kementrian agama kota Jakarta Selatan kepada calon jama’ah mempraktekkan seluruh kegiatan ibadah haji. Materi, materi yang digunakan Kantor kementrian agama kota Jakarta Selatan seperti pengenalan budaya Bangsa Arab, dan memberikan materi seluruh pemahaman ibadah haji. Yang terkahir nara sumber dan sarana prasarana.
67
68
2. Kantor kementrian agama kota Jakarta Selatan mengunakan formulasi Dalam formulasi strategi dibagi menjadi tiga bagian yaitu perumusan, implementasi, dan evaluasi. Sebagi berikut: a. Dalam
perumusan
strategi
pertama
tahap
input
yaitu
memanfaatkan informasi yang masuk bersumber dari masyarakat, calon jama’ah haji dan lembaga majlis taklim. Tahap selanjutnya adalah tahap pencocokan yaitu memadukan antara factor eksternal dan internal, setelah itu menyususaikan diri terhadap situasi dan kondisi. Tahap selanjutnya adalah tahap keputusan yaitu dengan mempertimbangkan
factor
eksternal
dan
internal
dan
mengumpulkan informasi yang masuk, selain dari ketiga tahap itu harus mengembangkan tujuan, melihat peluang dan ancaman, kekuatan dan kelemahan, menetapkan suatu objektifitas dan mengahasilkan strategi alternative dan memilih srategi untuk digunakan. b. implementasi strategi, dalam mengimplementasikan strategi adalah dengan mengembangkan budaya Kantor kementrian agama kota Jakarta Selatan yaitu dengan membentuk kerjasama kepada majlis
taklim
dan
mengadakan
dokumen,
setelah
mengembangakan budaya, menciptakan struktur organisasi, mengubah arah dari strategi yang sudah ada menjadikan strategi yang baru yang inovatif dan kreatif, dan juga menyiapkan
69
anggaran dan yang terakhir adalah memanfaatkan informasi yang masuk. c. Point ketiga dari formulasi strategi adalah evaluasi, dari evaluasi Kantor kementrian agama kota Jakarta Selatan meninjau faktr eksternal dan internal dan mengukur prestasi dan membandingkan hasil yang diharapkan denagan kenyataan serta mengambil tindakan korektif.
B. Saran- saran 1. Dari kesimpulan diatas maka penulis memeberikan saran untuk Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Selatan yaitu agar selalu berupaya membenahi semua persoalan yang berkembang dalam ibadah haji haji, dalam pelatihan yang diberikan harus menggunakan waktu yang cukup dan metode harus lebih inovatif. 2. Strategi akan efektif bila dijalankan kepada seluruh staff seksi haji, maka untuk tahap implementasi strategi, butuh kesadaran dari seluruh anggota di dalamnya untuk menjalankan seluruh strategi yang telah di rumuskan. Seksi haji harus melihat semua kritikan dan informasi yang masuk dari semua kalangan.
DAFTAR PUSTAKA Agung (Bag.sarana dan prasrana penyelenggara haji dan umroh Kementerian Agama kota Jakarta Selatan dalam wawancara penelitian Skripsi,senin 22 maret 2011) Bulletin Al-Mabrur, Menuju Haji Mabrur, (Jakarta, Departemen Agama RI, 2004), No.05/desember/2004 M/1425H David Fred R, Manajemen Strategis Konsep, (Jakarta :PT Pren Halindo, 1998) Departemen Agama RI, al-Qur’an Tajwid dan Terjemahnya.(Bandung: PT Syamil Cipta Media, 2002) Fariha (Jama’ah Haji Tahun 2010 Yang Mengikuti Manasik Haji Di Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Selatan) , Pejaten Jakarta Selatan, Sabtu 28 mei 2011 Fathoni Abdurrahmat, Organisasi dan Manajemen Sumber Daya Manusia. (Jakarta : Rineka Cipta 2006), Cet ke 1 Hamidullah (Kepala Seksi Penyelenggara Haji Dan Umroh Kementerian Agama Kota Jakarta Selatan),Dalam Wawancara Skripsi di Kantor Seksi Haji Dan Umroh, Rabu 27 april 2011 Hamalik Oemar, Pengembangan Sumber Daya Manusia Manajemen Pelatihan Ketenagakerjaan Pendekatan Terpadu. (Jakarta : PT Bumi Aksara, 2005) Kardiman A.M., Pengantar Ilmu Manajemen, (Jakarta:PT. pronhalindo) Kementrian Agama RI, Perundang-Undang Tentang Penyelenggaraan Haji, (Jakarta : Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam dan Penyelenggaraan Haji, 2002) Moleong Lexy J, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung, Remaja Rosdakarya 2000) Nidjam Achmad, Hanan A.Latif,Manajemenen Haji. (Studi Kasus danTela’ah Implementasi.(Jakarta : Zikrul Hakim,2001) Pearce
dan Robinson, Manajemen Strategik (Formulasi, Implementasi, Pengendalian), Binarupa Aksara, Jakarta 1997 Rafi’udin dan Abd Jaliet Maman, Prinsip dan Strategi Dakwah, (Bandung : Pustaka Setia) Ramaymis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta : Kalam Mulia, 2003) Cet ke 3 Rivai Veihzal, Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan dari Teori ke Praktek. (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2004)
70
71
Shiddiq Nuruddin. Tuntunan Manasik Haji. (Jakarta:1993) Siagian Sondang, Analisa serta Kebijaksanaan dan Strategi Organisasi. (Jakarta: PT. Gunung Agung, 1989) Stainer George A dan Minner John, Manajemen Strategik, (Jakarta:Erlangga) Soekidjo, Pengembangan Sumber Daya Manusia. (Jakarta : PT Rieneka Cipta, 2004) Sri Wahyudi Agustinus, Manajemen Strategik: Pengantar Proses Berfikir Strategik, (Jakarta:Binarupa Aksara, 1996), cet. Ke 1 Subhan Ahmad (jama’ah haji tahun 2010 yang mengikuti manasik haji di kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Selatan), buncit raya Sabtu 28 mei 2011 supratikno Hendrawan, Advance Strategi Management : Back to Basic Approach, (Jakarta: PT. Gravindo Utama, 2003,) Supriyono, Manajemen Strategik dan Kebijakan Bisnis (Yogyakarta : BPFE, 1986) Syakiri Muhammad (Jama’ah Haji Tahun 2010 yang Mengikuti Manasik Haji Di Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Selatan) , Pejaten Jakarta Selatan,Sabtu 28 mei 2011 Taufiq kamil, (Dirjen Bimas Islam dan Penyelenggaraan Haji di sajikan di sebuah seminar haji di Jakarta/B-I) BPIH dari tahun ke tahun, factual atau komersil, media Indonesia, edisi selasa 9 juli 2002) Uchayana Onong, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktik, (Bandung : PT. Remaja rosdakarya, 1992) cet ke 4 Usman Husin dan Setiady Akbar Purnomo, Metodologi Penelitian Sosial (Jakarta :PT : Bumi Aksara, 2003) cet ke 4 Yunus, Filsafat Pendidikan (Bandung : Cv Citra Sarana Grafika, 1999), Cet Ke 1 Sulaiman (bag, Penyuluhan penyelenggara haji dan umroh Kementerian Agama kota Jakarta Selatan), dalam Wawancara skripsi di Kantor Seksi Haji dan Umroh, senin 22 maret 2011
PEDOMAN WAWANCARA Wawancara dengan Drs. H. Hamidullah , MA Ketua Seksi Haji dan Umroh Di Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Selatan Gedung Seksi Haji Dan Umroh Tanggal 5 April 2011 1. Bagaimana sejarah berdirinya Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Selatan? Jawaban : kalo gak salah pada tahun 70an, didirikan Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Selatan yang diresmikan oleh Alm Bpk H. Muhdi, kalo ingin lebih lengkap peresmian Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Selatan nanti bisa langsung minta ke bagian humas Kantor Kementerian Agma Kota Jakarta Selatan. 2. Apa saja tugas pokok dan fungsi untuk Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Selatan khususnya Seksi Penyelenggara Haji Dan Umroh? Jawaban: untuk tupoksi (tugas pokok dan fungsi)
Kantor Kementerian
Agama Kota Jakarta Selatan mempunyai 8 jabatan beserta ketua Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Selatan. Dan tugas pokok dan fungsi seksi Haji dan Umroh yaitu memberikan pelayanan pada calon jama’ah haji yang ingin berangkat ketanah suci, dan memberikan pembinaan kepada seluruh
72
73
KBIH sejakarta selatan, melakukan penyelenggaraan haji dan umroh dengan sebaik mungkin, serta memberikan bimbingan manasik haji. 3. Sekarang struktur organisasi Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Selatan pak haji? Jawaban: nah kalo struktur Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Selatan itu tadi, ketua, dibaeahnya tata usaha dibawahnya 6 seksi yaitu Urais, Haji, Mapenda, Pekapontren, Penamas, Zakat. Kalo kalo peneuelenggara haji dan umroh ketua, penyuluhan, pembinaan, sarana dan prasarana. 4. Apa saja Visi dan Misi Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Selatan pak? Kalo visi dan misi Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Selatan untuk mewujudkan masyarakat yang taat atas agama yang dianutnya, hidup rukun dengan masyarakat, mandiri, dejahtera lahir batin, sedangkan misi kantor kementerian agama kota Jakarta selatan ada 5 yang harus dijalankan untuk menunjang sebuah visi. Kalu misi apa saja ya pak? Kalau misi nanti ade liat di bagian umum.
Informan
74
Wawancara dengan Drs. H. Hamidullah MA Ketua Seksi Haji Dan Umroh Di Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Selatan Gedung Seksi Haji Dan Umroh Tanggal 27 April 2011
1. Apakah seksi haji selalu berupaya menyelenggarakan haji dengan sebaik mungkin? Jawaban: Kami, (seksi penyelenggaraan haji dan umroh) selalu berupaya sekuat tenaga kami untuk membantu saudara-saudara kami yang ingin beribadah ke tanah suci, upaya kami melakukan perbaikan seluruh sistem. Diantara sistem itu sistem pendaftaran, metode, materi, nara sumber atau pemberi materi dan juga tempat yang akan dijadikan tempat manasik 2. Bagaimana bentuk upaya seksi haji dan umroh dalam pendidikan dan pelatihan manasik haji? Jawaban: seksi haji dan umroh selalu berupaya memberikan pendidikan dan pelatihan manasik haji yang sebaik mungkin kepada calon jama’ah haji yang mengikuti manasik haji. Mungkin upaya seksi haji berupa
75
memberikan sistem pendaftaran, dari segi metode dan materi yang akan digunakan saat manasik haji, nara sumber dan saran prasarana juga harus ditinjau. 3. Apakah setiap pendidikan dan pelatihan manasik haji seksi haji selalu menggunakan strategi? Jawaban:insya Allah dalam setiap kegiatan yang kita lakukan masih dalam jalur manajemen, diharapkan untuk bisa mengukur yang lebih baik kedepannya. 4. Apakah seksi haji dan umroh merumuskan sebuah strategi untuk melaukan sebuah kegiatan? Jawaban: Insya Allah kantor Kementerian Agama kota Jakarta selatan khususnya seksi haji dan umroh dalam menyelenggarakan pembelajaran manasik haji, kami masih dalam jalur manajemen strategi agar semua tujuan dapat dicapai, dalam mengambil keputusan kami tidak semenamena kami ambil, akan tetapi kami rumuskan bersama terlebih dahulu 5. Bagaiman tahap implementasi seksi haji dan umroh setelah merumuskan sebuah strategi? Jawaban: setelah kami rumuskan untuk pembelajaran manasik kami harus menjalankan manasik haji sesuai yang kami telah rumuskan, dalam tahap pengaplikasian atau implementasi itu sangat sulit, butuh konsisten yang penuh kepada anggota yang menjalankan insya Allah kami menajalankan pembelajaran manasik sesuai keputusan bersama.
76
6. Bagaimana tahap evaluasi sertelah menjalankan semua rumusan strategi? Jawaban: setelah tahap implementasi yang kami lakukan, tidak lupa kami selslu mengevaluasi kegiatan untuk menilai suatu kegiatan yang telah dilangsungkan dengan hasil evaluasi itu kami jadikan sebagai bahan dasar untuk pembetulan atau koreksian kedepannya, dengan melakukan evaluasi kerja ini kami berharap semakin sedikit permasalahan-permasalahan haji.
Informan
77
Wawancara dengan Drs. H Sulaiman. Ketua Bagian penyuluhan Di Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Selatan Gedung Seksi Haji Dan Umroh Tanggal 22 Maret 2011 1. Bagaiman upaya seksi haji dan umroh dalam sistem pendaftaran pendidikan dan pelatihan manasik haji dan umroh? Jawaban: Sistem pendaftaran itu dilakukan untuk kepentingan calon jama’ah haji yang ingin mendaftarkan dirinya atau keluarganya untuk pelatihan manasik haji, dengan ini kami meberikan sedikit waktu untuk konsultasi dan kami menjelaskan pentingya manasik haji, setelah itu kami memberikan jadwal dan buku pedoman manasik haji. 2. bagaimana upaya seksi haji dan umroh dalam metode yang digunakan saat pendidikan dan pelatihan berlangsung? Jawaban: Sedangkan metode yang digunakan saat pembelajaraan sedang berlangsung memakai 3 cara, yaitu ceramah, Tanya jawab, dan praktek. Kalo ceramah itu calon jama’ah haji hanya mendengarkan pemberi materi, sedangkan Tanya jawab itu calon jama’ah haji menanyakan kesulitan yang telah dijelaskan oleh pemberi materi dan yang terkahir itu praktek yaitu melakukan seluruh kegiatan ibadah haji 3. bagaiman upaya seksi haji dan umroh dalam materi yang digunakan?
78
Jawaban: Materi adalah bahan dasar untuk pembahasan manasik haji materi yang kami gunakan sudah ketetapan pemerintah yaitu dengan pengenalan budaya bangsa Arab yaitu menjelaskan kebiasan budaya arab,akhlakul karimah terdiri dari etika yang baik,selanjutnya tentang ibadah haji dari semua materi yang kami berikan bertujuan agar calon jama’ah haji lebih mandiri, khusu’ melaksanakan ibadah haji. 4. Nara sumber yang akan menjadi pengajar pada pendidikan dan pelatihan? Jawaban: semua yang berkompeten dalam ibadah haji yaitu Drs Herman Syukri MM, Drs. H. hanif bin Kasah MA, Drs. KH. Wakhfiyuddin MA
Informan
79
Wawancara dengan Bpk Agung SH Bagian sarana dan prasarana Di Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Selatan Gedung Seksi Haji Dan Umroh Tanggal 22 maret 2011 1. Menurut bapak apakah sarana dan prasarana seksi haji dan umroh sudah sanagat memenuhi kebutuhan calon jama’ah haji? Jawaban: menurut saya csemua faslitas yang tersedia d kantor kami, insya Allah bisa membeantu calon jama’ah haji yang ingin berangkat dan mudah-mudahan kelengkapan ini menjadi sebuah awal kesuksesan kami. 2. Apa saja yang sudah tersedia untuk membantu calon jama’aha haji? Jawaban:
Untuk
fasilitas
kantor
Kementerian
Agama
sudah
mempersiapkan seluruh kegiatan manasik haji dan kami sudah punya dan cukup untuk digunakan sebagai manasik, seperti tempat unutk pemberian materi dan praktek, kami selalu berharap dengan kelengkapan fasilitas ini, para calon jama’ah haji makin tumbuh rasa semangat untuk mengetahui ibadah haji.. 3. Apakah dengan kelengkapan fasilitas yang diberikan seksi haji menjadikan calon jama’ah haji yang semangat untuk mempelajari ibadah haji?
80
Jawaban: insya Allah calon jama’ah hjai menjadi senang belajar ibadah haji karena sudah tersedia semua yang diperlukan, dan mudahmudahan calon jama’ah haji menajdi semangat untuk mempelajari ibadah haji. Untuk jama’ah haji tahun 2010 bagaimana pak? Allhamdulilah calon jama’ah haji pada semangat mengerjakan pendidikan dan pelatihan manasik haji.
Informan
81
Wawancara dengan bapak Ahmad Subhan Jama’ah haji yang mengikuti pendidikan dan pelatihan manasik haji di kantor kementerian agama kota Jakarta selatan Tanggal 28 Mei 2011 1. Bagaiman seksi haji memberikan sistem pendaftaran kepada calon jama’ah haji? Jawaban: seksi haji memberikan waktiu untuk berkonsultasi, memberikan jadwal pendidikan dan pelatihan dan memeberikan buku pedoman manasik haji pada sisitem pendaftaran. 2. Bagaimana uapaya seksi haji dalam memebrikan metode pendidikan dan pelatihan manasik haji? Jawaban: seksi haji memebrikan metode ceramah, Tanya jawab, dan praktek kepada calon jama’ah haji. 3. Sekaranng yang terkahir pak haji, kalau dari upaya materi? Jawaban: saya cukup bangga dengan materi yang diberikan seksi haji, karena dalam materi tersebut ada pengenalan adat istiadat bangsa arab, tidak lupa juga hokum-hukum haji dan seluruh pemahaman ibadah haji.
Informan
82
Wawancara dengan bapak Muhammad Syakiri Jama’ah haji yang mengikuti pendidikan dan pelatihan manasik haji di kantor kementerian agama kota Jakarta selatan Tanggal 28 Mei 2011 1. Menurut pak haji, bagaimana upaya kantor kementerian agama kota Jakarta selatan dalam system pendaftaran? Jawaban: waktu saya mengikuti manasik haji di kantor kementerian agama kota Jakarta selatan saya diberikan pengetahuan tentang manasik yang akan dilakukan di kantor kementerian agama, saya juga diberikan jadwal manasik dan buku pedoman manasik haji. 2. Yang kedua, bagaiman metode yang dilakukan seksi haji dalam manasik haji? Jawaban: metode yang digunakan, cermah, Tanya jawab dan praktek, namun dari ketiga metoe itu saya kurang mengerti perjalanan ibadah haji, walaupun dengan praktek yang dijalankan. 3. Selanjutnya bagamaina menurut pak haji tentang materi yang diberikan seksi haji? Jawaban: selanjutnya materi ya de?.. materi yang diberikan sangat bagus yaitu dengan pengenalan budaya bangsa arab, perjalanan ibadah haji.
Informan
83
Wawancara dengan Ibu Hj. Fariha Nurain Jama’ah haji yang mengikuti pendidikan dan pelatihan manasik haji di kantor kementerian agama kota Jakarta selatan Tanggal 28 Mei 2011 1. Apakah ibu mengikuti manasik haji di kantor kementrian agama kota Jakarta selatan? Jawaban: benar, saya mengikuti ibadah haji dengan rombongan kantor kementerian agama kota Jakarta selatan serta manasiknya dengan suami saya tahun 2010. 2. Bagaimana menurut ibu tentang upaya kantor kementerian agama dalam system pendaftaran, metode yang digunakan serta materi yang diberikan? Jawaban: dari system pendaftaran, saya diberikan buku, jadwal manasik dan waktu. Sedangkan metode ceramah, Tanya jawab, dan praktek, dan semua metode itu dengan pendekatan kekeluargaan sedangkan materi pengenalan bangsa arab dan perjalanan ibadah haji serta hokum dan syarat haji.
Informan
Daftar Riwayat Hidup
Data Pribadi Nama
: Agus Supriyadi
Tempat, Tanggal Lahir
: Jakarta, 31 Agustus 1989
Jenis Kelamin
: Laki-Laki
Kewarganegaraan
: Indonesia
Agama
: Islam
Status
: Single (Belum Menikah)
Alamat
: JL. Perintis Kemerdekaan Pulo Nangka Barat II Rt/Rw 06/016 No.47 13210 Jakarta Timur
Fakultas
: Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Jurusan
: Manajemen Dakwah
Judul Skripsi
: Strategi Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Manasik Haji Pada Calon Jama’ah Haji Kantor Kementerian Agama Kota Jakarta Selatan
Indeks Prestasi Kumulatif
: 3,47 (Amat Baik)
Pendidikan Formal 1. Sekolah Dasar
: MI YPI Al-Kenaniyah, Jakarta (1995-2001)
2. Sekolah Menengah Pertama
: MTS Daar El Qolam Banten (2001-2004)
3. Sekolah Menengah Umum
: MA Daar El Qolam Banten (2004-2007)
4. Universitas
: Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta (2007-2011) Jurusan Manajemen Dakwah IPK 3,47