100 years of Strength. Performance. Passion.
Centennial Event
Sustainable Construction
Tuban
Geocycle
RMX
People
PT Holcim Indonesia Tbk
Juni
Berita Kita: semuanya tentang kita dan untuk kita. Orang-orang kita, kisah kita, informasi kita, kesulitan kita, keberhasilan kita. Berita Kita berkisah tentang siapa kita, apa yang kita lakukan, dan mengapa kita melakukan itu. Berita Kita memperlihatkan mengapa kitalah yang terbaik, dan mengapa bekerja untuk Holcim merupakan keputusan terbaik.
Daftar Isi Contents
Berita Kita: it’s all about us and it’s for us. Our people, our stories, our news, our challenges, our successes. It tells who we are, what we do, and why we do it. It shows why we’re the best, and why it’s best to be Holcim.
Centennial Event Bersama Untuk Masyarakat Giving Something Back
Tuban Dinding Penghubung When a Wall Becomes a Bridge
02
Sustainable Construction
10
Geocycle
16
People
Revolusi Tengah Berlangsung A Revolution in Progress
06
14
Ahli Sepatu dan Ahli Teknik ke Geocycle Shoemakers, Students Step Into Geocycle
Cerita Sampul Slamet, Mixer Truck Operator dan pelanggan internal Batching Plant Karawang, berdiri di sebelah truknya. Ajang Batching Plant Awards yang pertama diharapkan mulai berjalan pada bulan Juli. Lihat kisahnya di halaman 16. Cover Story Slamet, a Mixer Truck Operator and Karawang Batching Plant internal customer, stands by his truck. The first Batching Plant Awards are expected to begin in July. See story, Page 16.
RMX Mereka Butuh Solusi They Want Concrete Solutions
18
Shinta Maryke: Bicara Mengenai Geocycle Shinta Maryke: Talking Geocycle
Juni 2012
Perspektif Perspective
Keselamatan Paling Utama
Safety is So Important
Berita Kita edisi bulan ini saya awali dengan berita safety pause yang sangat serius. Pada tanggal 13 Mei lalu Pak Abu Bakar Faridi, pekerja lepas yang bertugas sebagai front-end loader operator di Cilacap mengalami luka bakar parah akibat terkena panas saat memindahkan material buangan tanur dari bunker. Beliau meninggal di rumah sakit di Jakarta pada tanggal 30 Mei.
I begin this issue of Berita Kita with a very serious safety pause. On May 13, Pak Abu Bakar Faridi, a contractor front-end loader operator at Cilacap, suffered extreme burns when he was exposed to hot material while removing dumped kiln feed material from a bunker. He died on May 30 in hospital in Jakarta.
Saat tengah melakukan tugas, panas dan abu serta uap dari air pendingin material masuk ke dalam kabin kendaraannya. Pak Abu keluar dari kendaraan, dan tindakan ini mengakibatkan tubuhnya mengalami luka bakar yang parah. Corporate OH&S telah melakukan penyelidikan menyeluruh atas kecelakaan ini, dan ditemukan bahwa ada masalah dengan sistem, peralatan, pengawasan dan desain pabrik. Dengan munculnya kejadian tragis tersebut kita akan melakukan serangkaian perubahan, dan semua karyawan yang bertugas menangani material panas akan menjalani pelatihan lanjutan K3. Berita Kita bulan depan akan menjelaskan tentang kecelakaan dan pelajaran yang dapat dipetik dari situ. Saya ucapkan belasungkawa yang sebesar-besarnya kepada keluarga almarhum. Saya berharap kita semua untuk tetap mengutamakan keselamatan dalam setiap hal.
Eamon Ginley
When Pak Abu undertook the clean-up job, a combination of heat, dust and steam from water cooling the material entered the cab of his vehicle. Pak Abu left the cab and consequently suffered serious burns. Corporate OH&S has completed a full investigation of this accident and it has revealed a number of issues in systems, equipment, supervision and plant design. In the aftermath of this tragic event, we will make a series of changes, and all employees dealing with hot material will undergo further safety training. Next month’s Berita Kita will explain this accident and the lessons learned in more detail. Right now, I would like to offer my sincerest condolences to Pak Abu’s family. I hope that all of us continue to take our safety as the number one priority in all that we do.
Centennial Event
Giving Something Back Karyawan Holcim dan keluarga bersama masyarakat luas merayakan hari istimewa pada tanggal 17 Juni. Kegiatan yang bertemakan "Bersama untuk Masyarakat" diselenggarakan bersama dengan Kementerian Lingkungan Hidup di lapangan Parkir Timur Senayan, Jakarta Pusat, untuk memperingati Hari Lingkungan Hidup, Hari Donor Darah dan Seratus Tahun Holcim Group. Acara yang berlangsung sejak pagi hingga siang ini diikuti oleh 5.500 orang, termasuk 3.500 karyawan dan keluarga dari Holcim. Mereka bersama mengendarai sepeda dan berjalan kaki dengan suka cita, serta berpartisipasi dalam donor darah. Peserta menerima pohon untuk ditanam di rumah. Berbagai hiburan disuguhkan dengan menghadirkan beberapa selebritis. Menteri Lingkungan Hidup Prof. Dr. Berth Kambuaya MBA pun mengikuti acara dengan antusias.
Holcim Indonesia employees and their families joined with members of the public to celebrate a very special Sunday on June 17.
Berlawanan arah jarum jam dari atas: CEO Holcim Eamon Ginley menerima bibit pohon dari Menteri KLH Prof. Dr. Berth Kambuaya MBA; Lilik Unggul Direktur Manufaktur dan karyawan siap bersepeda; penampilan band 7 Icons; karyawan beserta keluarga yang berjalan sehat; donor darah; MC Holcim Martinus beserta selebriti Melanie Subono dan Tora Sudiro; dan peserta sepeda gembira. Anti-clockwise from top of page: Holcim CEO Eamon Ginley shakes hands with Environment Minister Prof. Dr. Berth Kambuaya MBA; Manufacturing Director Lilik Unggul and company on the bike ride; girl band “7 Icons” perform; staff and families on the fun walk; blood donation; Holcim MC Martinus and celebrities Melanie Subono and Tora Sudiro in action; the fun bike ride.
2
Berita Kita Juni 2012
The event titled “Together for Communities” at Parkir Timur Senayan in Central Jakarta, was created in conjunction with the Indonesian Ministry of the Environment and was held to mark World Environment Day, World Blood Donor Day and 100 years of the Holcim Group. The half-day event involved around 5,500 people, including 3,500 employees and their families. It featured tree planting, a fun bike ride and a fun walk, a mass blood donation and was hosted by Holcim staff and TV celebrities. Environment Minister Prof. Dr. Berth Kambuaya MBA, was an enthusiastic participant.
Berita Kita Juni 2012
3
Centennial Celebrations
Building on Faith
Karyawan Tambang Jeladri dan warga Tegal Poh belum lama ini bersama-sama merenovasi bangunan penting yang menjadi pusat kehidupan masyarakat. Perbaikan Musholla Tegal Poh berlangsung pada tanggal 16 Mei setelah sebelumnya direncanakan dan dikonsultasikan dengan tokoh desa. Proyeknya sendiri merupakan bagian dari perayaan seratus tahun Holcim Group. Siang itu sebanyak 34 karyawan terjun dalam kegiatan bersama sekitar 40 warga. Bahan bangunan disumbang oleh Holcim, namun ada pula yang disediakan sendiri oleh masyarakat sekitar dan oleh para staf. Gotong-royong karyawan Holcim dan warga membuat perbaikan pada atap dan dinding tuntas dalam waktu dua minggu. Menurut Nur Lailiyah, Community Relations Officer Jeladri, kegiatan tersebut mengubah pandangan masyarakat tentang perusahaan. Selama ini ada anggapan bahwa Holcim tidak mempedulikan keberadaan tempat ibadah warga, kata Laily. “Desa terletak di sepanjang jalan masuk menuju
Pemugaran musholla selesai dalam waktu dua minggu. Work on the musholla took around two weeks to complete.
4
Berita Kita Juni 2012
Jeladri Quarry employees and the people of Tegal Poh came together recently to renew a building at the centre of community life. The renovation of Musholla Tegal Poh on May 16, came after several days of planning and consultation with village elders, and was held to mark Holcim Group’s centennial celebrations. Thirty-four Jeladri employees took part in the afternoon event along with around 40 villagers. Holcim donated building materials, and additional materials were given by villagers and by individual staff. The work, which saw repairs made to the roof and walls of the musholla, was completed by Holcim employees and villagers over two weeks.
Tambang Jeladri, namun saat musholla rusak beberapa tahun silam, sumbangan untuk memperbaiki bangunan justru diperoleh dari perusahaan yang lokasinya lebih jauh dibanding Holcim.” “Kerja sama tersebut membuat perusahaan lebih dekat dengan lingkungannya, dan mudahmudahan kami dapat menjalin hubungan baik di masa mendatang.”
Nur Lailiyah, Jeladri Community Relations Officer, said the event did a lot to improve perceptions in the community about Holcim. Previously, there was a stereotype that Holcim didn’t care about the musholla, Laily said. “Although the village lies along the access road to the Jeladri Quarry, when the musholla was damaged some years ago, donations for repairs were made by companies located further away than Holcim.” “This event generated a lot of goodwill, and I expect we’ll have positive cooperation in the future.”
Community Relations
A Royal Welcome for a Regent
Aula di Holcim Narogong dipercantik untuk menyambut kunjungan Bupati Bogor Mei silam.
Holcim Narogong’s clubhouse hall got decked out in May, when the regent of Bogor paid it a special visit.
Kunjungan Bupati Rachmat Yasin pada tanggal 9 Mei tersebut adalah bagian dari pertemuan mingguan yang rutin ia lakukan dengan warga, dan kali ini ia menemui tokoh masyarakat dari Kecamatan Klapanunggal yang terdiri dari sembilan kelurahan.
Bupati Rachmat Yasin made the visit to meet community leaders from nine villages in the Klapanunggal District on May 9 as part of his weekly communication meetings with the community.
Kedatangannya disambut siswa sekolah di sepanjang jalan masuk. Rachmat langsung membagi-bagikan bingkisan pakaian dan beras kepada warga yang berkekurangan. Selanjutnya ia menyempatkan diri melihat-lihat bazar yang menampilkan beragam produk yang dihasilkan warga binaan Holcim Narogong dalam Program Pengembangan Warga. Kedatangan Rachmat dan rombongan disambut Plant Manager, Thomas Elvermann, di aula. Pejabat pemda mempresentasikan program kerja yang telah dijalankan pemerintah dan program yang akan dijalankan di wilayah Narogong.
Bupati Bogor Rachmat Yasin belanja di Narogong. Bogor Regent Rachmat Yasin goes shopping at Narogong.
Welcomed by throngs of schoolchildren lining the entrance road, Rachmat stepped down from his motorcade to donate bags of clothing and rice to needy members of the community. He then took some time to examine a bazaar featuring local products made by villagers as part of Holcim Narogong’s Community Development Programme. Inside the hall, Rachmat and his entourage were welcomed by Plant Manager Thomas Elvermann. Officials than made a presentation of local government work achieved and developments planned for the Narogong area.
“Pembangunan masyarakat di sini berjalan baik, seperti dapat dilihat dari kegiatan berbasis usaha yang ditampilkan di luar,” kata Thomas dalam sambutannya.
“As you have seen, there has been a lot of good community work going on here, including the enterprise-based activities, featured outside,” Thomas said in his welcome speech.
“Holcim juga ingin mengucapkan terima kasih kepada Pak Rachmat atas Corporate Social Responsibility Award bidang pendidikan yang dianugerahkan pemerintah daerah kepada kami minggu lalu.”
“Holcim would also like to thank Pak Rachmat for his administration’s Corporate Social Responsibility Award for education programmes, which we heard we received last week.”
Berita Kita Juni 2012
5
A Revolution in Progress
Pekerjaan terus berjalan saat Berita Kita pada akhir Mei lalu mendatangi lokasi pembangunan Gedung Administrasi dan Program Studi Mekatronika yang ada di kampus ATMI, salah satu perguruan tinggi teknik dan sains terbaik di wilayah Jabotabek. Atas: Anila dan Reytia, arsitek dari Urbane, bersama instalasi pipa untuk sistem TABS. Kanan: Pak Eddy Sutanto dari SIKA, menjelaskan perkembangan proyek AMSB kepada tim Holcim yang dipimpin Alex Buechi, Business Development and Innovation Manager (paling kanan). Above: Anila and Reytia, architects from Urbane, with the piping that will become the TABS system. Right: Pak Eddy Sutanto from the contractor SIKA, explains progress on AMSB to the Holcim team led by Alex Buechi, Business Development and Innovation Manager ( far right).
6
Ditemui di luar bangunan kantor sementara, Henry Koesoemo, Construction Manager Holcim, memperkirakan bahwa pembangunan gedung berlantai empat tersebut telah rampung sekitar 50%. “Sempat ada masalah dengan pengecoran, tapi kami berusaha keras mengejar yang tertunda,” kata Henry. “Kami harap proyek selesai pada bulan Agustus.” Gedung dilengkapi dengan panel surya dan sistem pendingin berteknologi tinggi, dan merupakan salah satu gedung pertama di Indonesia yang hemat energi. Bahan baku dan biaya pengadaan gedung tersebut disediakan oleh Holcim Indonesia dan Holcim Foundation yang berkantor pusat di Swiss.
Berita Kita Juni 2012
Kegiatan rutin setiap Jumat adalah inspeksi dan rapat untuk membahas kemajuan proyek. Turut hadir dalam inspeksi pagi itu Reytia Anindita
dan Anila Pramesti, dua arsitek yang bekerja untuk Urbane, konsultan perancang gedung. Bersama yang lain mereka melakukan pemeriksaan
Sustainable Construction
Work is well underway in late May when Berita Kita drives up to the site of the new Administration and Mechatronics Study Building at ATMI, one of Jakarta’s top technical engineering and science polytechnics. Standing outside the temporary construction office, Henry Koesoemo, Holcim’s Construction Manager, estimates work is 50 percent complete on the four-story structure.
dari lantai bawah hingga ke tingkat paling tinggi. Saat menuju ke atas, kami melihat rangkaian pipa plastik terpasang melintang di lantai. Jaringan pipa tersebut akan ditutupi Holcim FlowCrete untuk membentuk sistem thermally active building structure atau “TABS” yang berfungsi menggantikan sistem penyejuk udara konvensional. Sisi timur dan barat gedung dibangun dengan bata beton yang dipasok oleh Solusi Rumah, dan terdapat lubang di dinding sebesar bata untuk ventilasi. Atap gedung yang berbentuk kupu-kupu akan menampung air hujan untuk kebutuhan kamar mandi dan dapur. Atap gedung didesain untuk dapat menaruh panel surya seluas 635 meter persegi untuk menyimpan energi dari matahari. “Jika kita menggunakan panel surya, gedung akan mampu menghasilkan hingga 60 persen energi yang dibutuhkan untuk operasi”, kata Ranidia Leeman, Commercial Building Solution Manager. “Ini berarti hanya akan mengkonsumsi sepertiga dari energi yang dibutuhkan oleh bangunan dengan ukuran yang sama. Ini sebuah revolusi dalam bangunan.”
“We’ve had some delays with the concrete pouring and now we’re in the process of catching up,” Henry says. “We aim to be finished by the end of the year.” With its high-tech cooling system and solar panels,the AMSB will be Indonesia’s first “low-exergy”or “lowex” building, meaning it is designed in equilibrium with the environment to use less energy in daily operations. Holcim Indonesia along with the Swiss-based Holcim Foundation is providing building materials and finance for the construction. It’s a Friday, and this means the morning is taken up by a regular building inspection. Present at the inspection are Reytia Anindita and Anila Pramesti, two architects from Urbane, the consultants that designed AMSB for Holcim as part of a competition. Along with the other members of the inspection team, they make their way from the bottom to the top of the building.
structure, or “TABS” will replace conventional air conditioning. On the east and west wings of the building, prefabricated concrete batatons supplied by Solusi Rumah ensure that AMSB’s sides are shaded, with brick-sized holes in the walls allowing ventilation. Still to be built, AMSB’s butterfly-shaped roof will harvest rainwater for use in bathrooms and kitchens, and is designed to house 635 square metres of photovoltaic solar panels to capture power from the sun. “If we can source solar panels, the AMSB should eventually be able to generate up to 60 percent of the energy it needs to operate,” says Ranidia Leeman, Commercial Buildings Solution Manager.
Kiri Atas: Anda Suganda, Pengemudi, dan Isman, Kenek, memasok bahan bangunan untuk proyek. Top left: Anda Suganda, Driver, and Isman, Driver Assistant, supply building materials for the project.
“This means it will consume a third of the energy required by a standard structure of comparable size. That’s a revolution in building.”
As we climb, we begin to see a maze of plastic pipes crisscrossing the floors and walls. These will soon be covered in Holcim FlowCrete and this thermally active building
Berita Kita Juni 2012
7
Logistics Holcim Indonesia emerged a winner at the first Annual Sustainable Business Awards on May 9, with a special category award for Best Supply Chain.
Corporate Secretary Jannus Hutapea menerima anugerah khusus Sustainable Business Award dari Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari Elka Pangestu. Corporate Secretary Jannus Hutapea receives the special Sustainable Business Award from Tourism and Creative Economy Minister Mari Elka Pangestu.
Top of the Supply Chain Holcim Indonesia keluar sebagai pemenang kategori khusus Rantai Pasokan Terbaik dalam ajang Annual Sustainable Business Awards yang pertama. Bertempat di Hotel Intercontinental Jakarta pada tanggal 9 Mei, acara diawali dengan konferensi tingkat tinggi tentang pentingnya perusahaan di Indonesia menekan emisi gas rumah kaca dan menerapkan prinsip berkelanjutan. Pada kesempatan tersebut sejumlah pakar dari dalam dan luar negeri menyampaikan prosedur kerja terbaik dan membahas potensi serta imbas untuk diintegrasikan sesuai kebutuhan di Indonesia. Alex MacGillivray, Executive Director, Climate Business, membuka dengan memberi sambutan, dan selanjutnya
8
Berita Kita Juni 2012
diadakan diskusi panel yang dipimpin Tony Boatman, CEO, The Indela Climate Project Singapore, dan menampilkan Shinta Widjaja Kamdani, Ketua Komite Lingkungan Hidup dan Perubahan Iklim Kadin; John Riady, Direktur Lippo Group; dan George Hadi Santoso, Direktur Utama DuPont Indonesia. Acara santap malam dimulai pukul 7 malam dan didahului sambutan Ketua Indonesian Business Chamber, Suryo Bambang Sulisto. Turut menjadi pembicara malam itu Menko Perekonomian, Hatta Radjasa, dan Menteri Perdagangan, Gita Wirjawan.
Held at the Intercontinental Hotel in Jakarta, the awards began with a high-level conference to emphasise the importance of Indonesian companies contributing to lower greenhouse gas emissions and sustainable conduct. At the conference, a line-up of local, regional and international experts shared best practises and discussed the potential and impact of local integration. Beginning with a speech from Alex MacGillivray, the Executive Director, Climate Business, a panel discussion followed including Tony Boatman, CEO, of the The Indela Climate Project Singapore, featuring panellists including, Shinta Widjaja Kamdani, the chairwoman of KADIN’s Environment and Climate Change Committee; John Riady, the Director of Lippo Group; and George Hadi Santoso, President Director of DuPont Indonesia. The awards dinner began at 7pm with an opening speech by Indonesian Business Chamber chairman, Suryo Bambang Sulisto, while Coordinating Minister for the Economy Hatta Radjasa and Trade Minister Gita Wirjawan spoke at the event.
Lessons Learned
Dalam Associate Facilitators Workshop kedua yang diselenggarakan Holcim Academy di Bakmi Golek, Cibubur, 10 Mei, tampak bahwa para peserta antusias berbagi pengalaman. Kegiatan diikuti 42 orang fasilitator dari semua unit usaha Holcim dan dibawakan oleh Yusuf Effendi. Masing-masing menyampaikan apa yang mereka peroleh sepanjang 2011. “Selama ini kita menggali ilmu dengan belajar di kelas, namun terbukti bahwa cara belajar paling baik adalah dengan mengikuti pelatihan sambil bekerja, dan ada baiknya kita lakukan itu mulai sekarang,” jelas Zai Zainuddin, Regional Training and Learning Manager, pada pembukaan lokakarya. Training & Learning Manager, Heru Wibowo, selanjutnya menyampaikan presentasi tentang High Impact Learning. “Saya perhatikan budaya belajar di Holcim tidak lagi sama, dan semakin banyak karyawan yang memberi kami masukan soal metode yang mereka butuhkan,” kata Heru. Chusaeri, fasilitator dari Production, mengakui bahwa kegiatan pelatihan yang diadakan di berbagai lokasi yang menarik mampu mencetak hasil yang memuaskan. “Pelatihan semakin banyak, jadi peserta harus merasa nyaman dan mendapat pengalaman yang mengesankan,” ujarnya.
Holcim Academy
A lot of useful sharing went on at Holcim Academy’s second Associate Facilitators Workshop held at Bakmi Golek, Cibubur, on May 10.
Training & Learning Manager Heru Wibowo menyampaikan presentasi tentang High Impact Learning.
Attended by 42 facilitators from across Holcim’s business units and moderated by Yusuf Effendi, the workshop saw the trainers compare notes on what they’d learned in 2011.
Training & Learning Manager Heru Wibowo delivers his presentation on High Impact Learning.
“We have been traditionally content with the classroom as the main mode of learning, yet it’s now known that the best knowledge gain comes from on-the-job training, which is where we should shift our focus,” said Zai Zainuddin, Regional Training and Learning Manager, when opening the workshop. Training & Learning Manager Heru Wibowo then delivered a presentation on High Impact Learning. “I’ve observed that the culture of learning at Holcim is changing, and employees are increasingly providing us with valuable input into the kinds of methods they need,” Heru said. Chusaeri, a facilitator from Production, noted that external training sessions held in interesting locations had positive results. “As our training moves to the next level, it’s important that people enjoy themselves and leave with memorable experiences,” he said.
Berita Kita Juni 2012
9
Tuban
When a Wall Becomes a Bridge Abdul Madjid mendorong kuat-kuat gerobak berisi batu naik ke lerengan di tengah cuaca terik di luar Tambang Tuban. Untuk pekerjaan tersebut Abdul memperoleh upah sekitar Rp 50.000 perhari, yang digunakannya untuk menafkahi anak-isteri. “Saya senang bekerja di proyek,” kata pria 42 tahun tersebut. “Kami biasa membangun dinding semacam ini, dan punya ketrampilan yang diperlukan. Pekerjaannya halal.” Abdul dan rekan-rekannya satu regu menumpuk batuan sedemikian rupa hingga saling mengikat menjadi dinding penghalang alami tanpa semen atau mortar – teknik yang telah digunakan manusia sejak ribuan tahun lalu. Batunya sendiri telah berusia jutaan tahun, terlihat dari rengkahan mirip koral. Bagi Plant Manager Tuban, Sidik Darusulistyo, warga desa yang hidup di sekitar proyek Holcim di Tuban tidak menuntut banyak. “Tidak ada yang lain yang mereka inginkan: dari Holcim mereka hanya butuh kerja, kerja, kerja,” ujarnya. Tapi kebanyakan dari mereka adalah petani dan tidak memiliki ketrampilan atau tidak terbiasa bekerja di proyek pembangunan pabrik delapan jam sehari, lima hari seminggu. “Kerja membangun dinding lebih fleksibel,” jelasnya.
Sinar matahari sore menerpa tubuhnya. Di belakangnya berdiri dinding batu alam; tumpukan batu terlihat mengular beberapa ratus meter di atas lahan berbukit dan sebagian menghilang dari pandangan.
Abdul Madjid menata dinding batu. Abdul Madjid building the stone wall.
Abdul berasal dari Kampung Sawir, salah satu desa yang berbatasan langsung dengan lokasi proyek
10
Berita Kita Juni 2012
Pabrik Tuban. Ia, bersama 72 warga lain, dipekerjakan untuk mendirikan dinding dari batu alam yang akan memagari area tambang milik Holcim. Mereka bekerja dalam beberapa regu yang masing-masing beranggotakan 12 orang, dan telah menyelesaikan dinding sepanjang sekitar 980 meter. Pada akhirnya nanti pada tahun 2013, dinding ini akan sepanjang 23 Km.
Hal ini diamini Ramiro Velasco, Project Manager Tuban. “Pembangunan dinding membantu kami mengurangi tuntutan dari warga setempat; kami dapat mempekerjakan orang-orang dari daerah sekitar.” Komunikasi dengan masyarakat pun semakin baik, katanya. “Kami tengah menggarap proyek pertanian terpadu jangka panjang agar warga tetap memiliki sumber penghasilan setelah proyek pembangunan rampung.”
Abdul Madjid grimaces with effort as he pushes a barrow of rocks up a short slope on the parched rural outskirts of the Tuban Quarry. without cement or mortar; a building technique many thousands of years old. The rock they use, covered in coral-like fissures, is millions of years older. For Tuban Plant Manager Sidik Darusulistyo, the demands of the villagers living around Holcim’s Tuban project are also traditional.
As he straightens, the late afternoon sun catches him. Behind him a golden section of natural stone wall stretches for several hundred metres before it disappears into the undulating landscape. Abdul is from Kampung Sawir, one of six villages directly bordering the Tuban Plant construction. Along with 72 other locals, he’s building the natural stone wall that will ring Holcim’s quarry operation. Working in teams of 12, they’ve so far completed around 980 metres of
the structure, which will measure 23 kilometres when it’s finished at the end of 2013. From his efforts, Abdul can earn around Rp 50,000 a day, important extra income for his family. “Work here is good,” the 42-year-old says. “We’re used to making this kind of wall, so we already have the skills. It’s honest labour.” At the wall, Abdul and his team slot the craggy rocks into a kind of jigsaw, creating a natural barricade
“For the locals it’s clear: what they want from Holcim is jobs, jobs, jobs,” he says. However, most people are from agrarian backgrounds and don’t necessarily have the skills or the inclination to work in plant construction, eight hours a day, five days a week. “Work on the wall gives them flexibility,” he says. Ramiro Velasco, Tuban’s Project Manager, agrees. “The wall has significantly reduced the local pressure on our construction operations because it’s allowed us to hire people directly from the area.” This has significantly improved communications with local people as well, he says. “We’re now working on a long-term integrated farming project, so that the people will have something when our construction work ends.”
Berita Kita Juni 2012
Dinding sudah berdiri sepanjang kurang-lebih 980 meter. About 980 metres of the wall has already been built.
11
Production Narogong Plant’s NAR1 kiln line recently won third-place at the Holcim Plant Awards for the “Best Improver 2009-2011”, out of at total of 148 Holcim Group plants globally. Plant Manager Thomas Elvermann said he was pleased with the result, which recognised the hard work of staff to further improve the kiln line. “Third place is a commendable achievement, considering that we have already won this award before, in 2008,” Thomas said. “This time around, we were in competition at a much higher level, and still we managed to improve our performance.”
NAR1 Kiln Line ‘Third-Most Improved’
Tanur NAR1 Pabrik Narogong belum lama ini meraih peringkat ketiga dalam Holcim Plant Awards untuk kategori unit dengan peningkatan kinerja tertinggi atau “Best Improver 2009-2011”, dari 148 pabrik di bawah Holcim Group di seluruh dunia. Atas: Staf Narogong berfoto bersama. Above: Narogong staff gather for a group photo.
Plant Manager, Thomas Elvermann, sangat puas dengan prestasi tersebut, bukti bahwa kerja keras staf selama ini untuk meningkatkan kinerja tanur membuahkan hasil. “Meraih peringkat ketiga merupakan prestasi yang membanggakan karena kita pernah mendapat penghargaan yang sama sebelumnya, yakni pada tahun 2008,” kata Thomas. “Kali ini, kala kompetisi kian ketat, kita tetap mampu meningkatkan kinerja.” Untuk ajang ini kriteria penilaian yang diterapkan untuk semua
12
Berita Kita Juni 2012
jalur produksi Holcim antara lain volume produksi yang dicapai, biaya, kualitas semen, efisiensi energi, pengendalian emisi dan pemanfaatan bahan bakar alternatif. Berdasarkan kriteria tersebut, Holcim NAR1 kini menjadi yang ketiga terbaik di antara 21 unit di kawasan Asia dan yang kedelapan terbaik dari 148 unit di seluruh dunia. NAR2 mendapat peringkat ke-12 di Asia dan ke-26 di dunia, jelas Thomas. Menurut perkiraannya, wakil dari pabrik peraih penghargaan akan diundang untuk mengikuti acara penganugerahan tahun ini.
The awards measure all Holcim production lines on criteria including manufacturing volumes achieved, cost, quality, energy efficiencies, control of emissions and the use of alternative fuels. Using these criteria, Holcim NAR1 now ranks number three within the 21 kiln lines in the Asia region and eighth from total of 148 kiln lines globally. NAR2 is ranked 12th in Asia and 26 th globally, Thomas said. Thomas expects plant representatives will be invited to a ceremony later this year to receive the award.
We were in competition at a much higher level, and still we managed to improve our performance Thomas Elvermann, Narogong Plant Manager
Environment
Kiri: Lilik Unggul menerima penghargaan dari Menteri Lingkungan Hidup Prof. Dr. Berth Kambuaya MBA. Bawah: Pabrik Cilacap tampil dalam bukunya.
A Right and PROPER Book
Left: Lilik Unggul accepts the award from the Environment Minister Prof. Dr. Berth Kambuaya MBA. Below: Cilacap Plant is featured in the book.
Peraih peringkat pertama ajang PROPER yang diselenggarakan Kementerian Lingkungan Hidup berkumpul di Hotel Mulia Jakarta pada tanggal 13 Juni untuk mengikuti acara peluncuran buku khusus yang memuat prestasi para juara. Manufacturing Director, Lilik Unggul, menerima salinan buku “The Gold for Green” setebal 197 halaman, mewakili Pabrik Cilacap Holcim yang pada bulan November tahun lalu untuk kedua kalinya berhasil meraih penghargaan tertinggi dari pihak kementerian. KLH menerbitkan buku tersebut sebagai bentuk penghargaan negara bagi kelima perusahaan peraih PROPER Emas sekaligus untuk menunjukkan prosedur terbaik pengelolaan lingkungan yang dilakukan berbagai industri, jelas Anna Soenardi, Corporate Communications Manager Holcim, pada acara peluncuran buku. “Data dan buku ditata dengan sangat baik,” katanya,” dan Pabrik Cilacap banyak dibahas di situ.” “Holcim bangga terlibat dalam proyek ini.” Pabrik Cilacap satu-satunya produsen semen yang meraih penghargaan tertinggi, dan satu-satunya perusahaan usaha manufaktur dari lima badan yang mendapat peringkat teratas, tahun lalu ada lebih dari 200 perusahaan yang diikutsertakan dalam ajang PROPER. Perusahaan lain yang ditampilkan dalam buku tersebut adalah Medco Energi, Pertamina, Chevron dan Badak LNG.
Gold winners of the Ministry of the Environment’s national PROPER award gathered at the Mulia Hotel Jakarta on June 13, for the launch of a special book detailing their achievements. Manufacturing Director Lilik Unggul received Holcim’s copy of the 197-page book titled “The Gold for Green” on behalf of Holcim Cilacap Plant, which in November last year was awarded its second gold award from the ministry, having also won gold in 2010. The book was developed as a way to recognise the five business winners and to showcase best practices for different industries, said Anna Soenardi, Holcim’s Corporate Communications Manager, at the launch. “It’s a very well put-together document,” she said, “and there’s a lot of detail about Cilacap’s contribution.” “Holcim is proud to be a part of this” Cilacap Plant was the only cement producer to win the top award, and the only manufacturer from five companies that won gold out of more than 200 entries last year. The other winning companies also featured in the report were Medco Energi, Pertamina, Chevron and Badak LNG.
Berita Kita Juni 2012
13
Geocycle
Shoemakers, Students Step Into Geocycle Kegiatan operasional Geocycle membuka mata manajemen pabrik sepatu di Jawa Barat. Para pimpinan melihat-lihat layar monitor di CCR. The team leaders examine the monitors in the CCR.
Untuk memproduksi 12 juta pasang sepatu dalam setahun pengolahan limbah produksi perlu mendapat perhatian khusus. PT Dean Shoes Indonesia yang beroperasi di Karawang khusus membuat sepatu bola untuk Nike. Tahap pertama pembangunan pabrik baru akan segera rampung. Dengan jumlah pekerja mencapai 1000 orang, produksi akan dimulai September mendatang. Menurut rencana seluruh pabrik akan selesai
14
Berita Kita Juni 2012
dibangun pada tahun 2015 di atas lahan seluas 53 hektar, dan sanggup menghasilkan satu juta pasang sepatu perbulan dengan jumlah karyawan sekitar 16.000 orang. Mei lalu Holcim Narogong menerima kunjungan 48 staf pabrik ke unit operasi Geocycle; sebagian besar dari mereka bekerja untuk departemen produksi, yang lainnya dari bagian K3 dan lingkungan. Kedatangan rombongan adalah untuk melihat
solusi penanganan limbah yang ditawarkan Geocycle serta belajar tentang cara unit ini menangani, menyimpan serta mengolah limbah untuk industri alas kaki dan pakaian olah raga. Kunjungan diawali dengan presentasi dan tanya-jawab, dan diakhiri dengan melihat-lihat fasilitas manajemen limbah maupun Central Control Room dan Laboratorium. Bagi Hesthi Desilawati, salah seorang Account Manager Dean, kunjungan tersebut bermanfaat. “Dari Geocycle kami tahu tentang hirarki limbah dan keuntungan co-processing. Memang tidak memungkinkan bagi pabrik untuk mengurangi serta memanfaatkan kembali dan mendaur ulang semua limbah produksinya tapi kami sekarang mampu menentukan
Team leaders of a West Java shoe factory got a real kick out of witnessing Geocycle’s operations. When you’re planning to produce 12 million pairs of kicker boots a year, it pays to get your waste processing requirements sorted.
cara pengolahan limbah yang bertanggung jawab.” Keinginan menimba ilmu pula yang membawa 28 mahasiswa Fakultas Teknik Lingkungan Universitas Indonesia ke Narogong pada tanggal 1 Mei. Rombongan jaket kuning dan dosen ingin tahu bagaimana cara Geocycle mengatur emisi dan limbah jenis apa saja yang dapat diproses oleh Geocycle. Evy Novita, dosen UI, bangga dengan kemampuan mahasiswanya. “Mereka aktif sekali dalam sesi tanya-jawab. Semoga ketika menjadi praktisi K3 nanti mereka dapat menerapkan apa yang mereka pelajari di sini dan bekerja dengan penuh tanggung jawab terhadap kelestarian lingkungan,” jelasnya.
PT Dean Shoes Indonesia is a Karawang-based footwear factory that specializes in producing soccer boots for Nike. The company is now completing the first stage of a new factory, which is expected to begin operations in September with 1000 employees. When the plant is fully up and running in 2015, the 53 hectare site will house some 16,000 people, and produce a million pairs of boots a month. Forty eight of the plant’s staff came to Narogong in May to see Geocycle’s operations, mostly from the production department, accompanied by health, safety and environment representatives. Their purpose was to learn about Geocycle’s waste management solutions and its experience in handling, storing, and processing waste for the athletic apparel and footwear industry. After watching a Geocycle presentation followed by a question and answer session, the group visited Geocycle’s waste
management facilities, the Central Control Room and the Laboratory. Hesthi Desilawati, a Dean Shoes Account Manager, said the team learned a lot from the visit.
Mahasiswa UI tekun mencatat. UI students take careful notes.
“Thanks to Geocycle, we’re now aware about the waste hierarchy and the advantages of coprocessing. Although we can’t reduce, reuse, and recycle all of our production waste, we now have the power to determine how to manage our waste responsibly.” Learning was also the reason for the visit of 28 students from the University of Indonesia’s Environmental Engineering Faculty on May 1. The mostly yellow-jacketed students and their lecturer wanted to know about Geocycle’s emission controls and the different kinds of waste Geocycle could process. Evy Novita, an UI lecturer, said she was pleased with her students’ performance. “They asked a lot of good questions in the Q&A session. I hope they’ll be able to use what they learned to promote environmentally friendly practices when they become HSE practitioners in the near future,” she said.
Berita Kita Juni 2012
15
RMX
They Want Concrete Solutions Bulan mendatang Holcim akan mengadakan kompetisi baru untuk batching plant.
Hasan, RMX Operations, dan traktor di Batching Plant Karawang. Hasan, RMX Operations, with his machine at Karawang Batching Plant.
Ada tiga kriteria penilaian dalam “Batching Plant Awards” versi baru: (1) pemanfaatan air sebaik mungkin, (2) inovasi atau penerapan prosedur kerja terbaik dan (3) pelayanan kepada pelanggan. Djayanta Ginting, RMX Operational Project Manager, bersama Juniarto Hamonangan (Monang), yang belum lama ini lulus program GDP, sekarang disibukkan dengan urusan logistik: menghimpun data terkait kompetisi, menentukan frekuensi pelaksanaan ajang ini, dan menetapkan besaran hadiah - yang
16
Berita Kita Juni 2012
menurut sebagian orang merupakan urusan paling penting. Mereka sendiri menganggap pelayanan kepada pelanggan sebagai yang terpenting; unit yang mampu melayani pelanggan dengan baik berpeluang lebih tinggi untuk menang, ujar Monang, yang dipercaya mengumpulkan masukan dari pelanggan di semua unit. “Kami harus berupaya agar pelanggan internal seperti pengemudi truk, maupun pelanggan eksternal seperti perusahaan pengembang, mau berpartisipasi namun
mereka tidak terbebani,” jelasnya. Salah satu sarana yang dapat dimanfaatkan adalah SMS - melalui layanan ini pelanggan diminta untuk memberi peringkat pada batching plant sesuai konsep Net Promoter Score. Ajang penghargaan dilandaskan pada moto perusahaan: “Holcim Beton Means Innovative Concrete Solutions, Proudly Delivered by People You Can Trust” (Holcim Beton menyediakan solusi inovatif pengadaan beton, oleh personil yang dapat dipercaya).
“Kegiatan ini kami adakan sebagai bentuk terima kasih kami kepada para pihak yang ikut mewujudkan moto tersebut,” jelas Djayanta. “Perusahaan harus melahirkan orang-orang yang berpola pikir demikian khususnya saat usaha kami terus melesat.”
Pelanggan pun senang.
Salah satu unit yang berpeluang meraih penghargaan adalah Batching Plant di Karawang, Jawa Barat. Di sana ada sistem pengolahan air tiga tahap, dan kepala unit, Michael Duke, melakukan inovasi dengan mempercantik lingkungan pabrik.
Salah seorang kontraktor di lokasi proyek sekitar batching plant, Margono, telah bertahun-tahun menjadi pelanggan. “Harga mereka bersaing, tapi yang membuat saya selalu memesan dari batching plant ini adalah cara mereka berkomunikasi di samping kualitas produknya.”
Slamet, salah seorang Mixer Truck Operator, betah bekerja di sana. “Personil di sini ramah-ramah, dan mereka selalu memberi saya petunjuk yang jelas.”
Next month will see the beginning of new competition for Holcim’s batching plants. The all-new “Batching Plant Awards” will be judged on three criteria: (1) good use of water (2) innovations or replication of best practices, and (3) creating a good experience for customers. Right now, Djayanta Ginting, RMX Operational Project Manager, and Juniarto Hamonangan (Monang), a recent GDP graduate, are organising the logistics; how the competition data will be gathered, how regularly awards will be held, and – some might say, most importantly – what the prizes will be. Top in their minds is the customer experience, and plants that keep customers happy are likely to have an edge over those that don’t, says Monang, who is in charge of gathering customer feedback
from each plant. “The challenge is getting internal customers, like truck drivers, and external customers, like developers, to participate in a way that doesn’t inconvenience them,” Monang says. He’s thinking of using SMS messages to communicate and asking customers to rank batching plants according to the Net Promoter Score concept.
Karawang Batching Plant in West Java, is one example of a plant that might win an award. Karawang has a three-stage water treatment system, and BP Team Leader Michael Duke has innovated to beautify the plant surroundings. His customers are also happy.
Anchoring the awards is company’s motto: “Holcim Beton Means Innovative Concrete Solutions, Proudly Delivered by People You Can Trust.”
Slamet, a Mixer Truck Operator, says at Karawang work is easy. “People here are friendly, and they always give me good directions for my deliveries.”
“The BP awards are about recognising the people who contribute to this motto,” Djayanta says. “It’s really important to create champions in our organisation with this mindset, especially when our business is growing quickly.”
Speaking at a nearby construction site, Margono, a contractor, has been buying from Karawang for years. “They’re competitive in terms of price, but it’s the communication and the quality of the product that keeps me coming back.”
Karawang Batching Plant Team Leader Michael Duke di kolam dan tempat istirahat karyawan. Karawang Batching Plant Team Leader Michael Duke at the plant pond and rest area for workers.
Dari kiri: Djayanta Ginting, RMX Operational Project Manager, Juniarto Hamonangan, GDP Graduate, dan Margono, pelanggan Holcim. From left: Djayanta Ginting, RMX Operational Project Manager, Juniarto Hamonangan, GDP Graduate, and Margono, a Holcim customer.
Berita Kita Juni 2012
17
People
Shinta Maryke:
Talking Geocycle Sebenarnya dunia TI banyak kemiripannya dengan usaha pengelolaan limbah, kata Communications and Relations Superintendent Geocycle yang baru. Berita Kita: Tolong ceritakan sedikit tentang latar belakang Anda. Shinta Maryke: Saya sudah 12 tahun berkecimpung di bidang pemasaran dan komunikasi walau saya lebih banyak bekerja di industri TI. Kantor saya yang terakhir adalah CBN, salah satu perusahaan penyelenggara layanan internet pertama di Indonesia, dengan tugas menangani pemasangan iklan di radio dan media cetak serta siaran pers untuk 60.000 pengguna internet. Di Geocycle sendiri kami melayani pelanggan dari kalangan usaha. BK: Apa yang membuat Anda tertarik bekerja di Geocycle? Dalam perjalanan karir selama ini, saya lebih banyak bekerja di bidang TI, dan ingin mencoba yang baru. Pekerjaan apapun yang saya tekuni harus bermanfaat; saya ingin bekerja di industri yang berdampak positif bagi masyarakat, di perusahaan yang bukan sematamata mencari keuntungan. Begitu mendapat informasi tentang Geocycle saya terkesan dengan cara mereka menangani limbah untuk industri lain dan hasilnya berimbas baik pada lingkungan hidup. BK: Industri penanganan limbah dan semen lebih didominasi kaum pria apakah Anda perlu penyesuaian ketika pindah dari industri TI ke Geocycle? Industri TI dan manajemen limbah keduanya didominasi kaum pria. Di Indonesia, manajer TI kebanyakan pria, dan yang berhubungan dengan saya sekarang, yaitu
18
Berita Kita Juni 2012
manajer HSE di Geocycle, juga laki-laki. Saya biasa berkomunikasi dengan personil bidang teknik baik pria maupun wanita. Yang penting, saya paham istilahistilah teknik agar dapat berkomunikasi dengan mereka, dan yang tidak kalah penting adalah saya mampu menerjemahkan istilah tadi menjadi informasi yang mudah dicerna pelanggan yang bukan dari kalangan teknik. Banyak yang harus dipelajari tapi saya yakin saya mampu! BK: Apa rencana Anda setelah menduduki posisi ini? Kami berencana lebih banyak terjun ke masyarakat, memperkuat hubungan dengan praktisi manajemen limbah dan HSE, misalnya mereka yang bekerja di sektor minyak, gas dan pertambangan. Saya juga ingin mengadakan program pemberian penghargaan bagi perusahaan transportasi dan pengemudi truk yang jasanya kami sewa. Mereka mendapat pelatihan dan sertifikat rutin dari Geocycle, dan merekalah garda depan perusahaan, jadi kita perlu memberi mereka dorongan dan penghargaan yang selayaknya mereka terima.
There are more similarities between the world of IT and waste management than you might think, says Geocycle’s new Communications and Relations Superintendent. Berita Kita: So can you tell us a bit about your background? Shinta Maryke: I’ve been in marketing and communications for 12 years, but most of my experience has been in the IT industry. My last job was working at CBN, one of Indonesia’s first internet service providers, handling print and radio advertisements and press releases for 60,000 internet users. At Geocycle, we’re dealing more directly with business-to-business customers. BK: So what made you interested in working at Geocycle? I’d spent most of my career in IT and I wanted to try something new. I also knew that whatever I was going to do had to be part of something meaningful; an industry that had a positive impact on society, which wasn’t just concerned about making money. When I found out about Geocycle, I was impressed about how they managed waste for other industries and had a positive impact on the environment.
BK: Both the waste and the cement industries tend to be quite male dominated, have you had to adjust working at Geocycle from being in IT? Actually both the IT and waste industries are male dominated. In Indonesia, IT managers still tend to be men, and my customers, HSE managers in Geocycle are invariably men. I’m used to dealing with technical people of either gender. For me, it’s important that I understand the technical terms, so I can communicate with them, and, as importantly, that I can translate these terms into accessible information that my other non-technical customers can understand. There’s a lot to learn, but I’m getting there! BK: What are you plans for this job, then? We’re planning to engage more with the community, strengthening our relationships with waste management practitioners and HSE people; for instance, those in the oil, gas and mining sectors. I’d also like to institute a rewards programme for our third-party truck transporters and drivers. We regularly train and certify these people, and they’re on our front lines, so we need to give them encouragement and recognition when it’s due.
Berita Kita Juni 2012
19
Staff Deployment New Hire Adhen Bagussa Utama
Agus Satoto
Aulia Ajisasanti
Bin Anindita
Diana Rose Manalu
Edy Saiful Rohman
Hadi Mesa Arganda
Hery Ferdiansyah
M. Dhany Riansyah
M. Kholis Ardiansyah QA/QC Team Leader
Mika Dwi Indah Cahyani
Natalia Isti Herswastidita
Putra Eko Priyanto
Rian Rievanda
Sailindra Singh
Sentot Aji Mardiayu
Tara Destani
Yhouga Ariesta M
RCM Engineer Support
Personnal Assistant
Batcher
Mobile Lab Technician
Billing Team Member
20
Berita Kita Juni 2012
English Trainer
Vendor Management
Batcher
Recruitment Specialist
Construction Supervisor
Market Analyst
Batcher
Maintenance & Inventory Contral
West Java-External Relation
Geologist
Business Intelligence Manager
Batcher
Gallery
Movement Chandra Yanuar Respatria
Darwanto
From Asc Utara-Timur 1 to Asc Selatan-Tengah
From Nar 2 Crusher Operator to Nar L/S Operation Shift Team Leader
Heri Kuswanto
Mohamad Torik
From Civil Engineer to Cil Structural & Civil Plant Designer
From Asc Selatan-Tengah to Asc Utara-Timur 1
Erwin Halomoan Purba
From Nar Process Engineering Superintendent to Nar Technical Manager
Riki Zulfikar
From Nar - Tpt Engineer to Tuban Mechanical Engineer
Rossy Vidian Sari
From Customer Relationship Management to Brand Development Coordinator
Gallery May 31
Shutdown Party
Shutdown Manager, Abdul Kayi.
Apa yang kita lakukan jika proyek pemeliharaan pabrik berjalan lancar? Pesta untuk merayakan. Pada akhir Mei, karyawan Production, Maintenance, Technical, Warehouse dan Support staf Pabrik Narogong berkumpul di aula serba-guna untuk merayakan keberhasilan mereka menyelesaikan pemeliharaan tanur NAR1 pada 14-28 Mei. Setelah mendengarkan sambutan Plant Manager, Thomas Elvermann, dan Shutdown Manager, Abdul Kayi, ke-200 karyawan menyantap makanan yang terhidang, termasuk soto kudus dan siomay. Dan dalam waktu singkat semua suguhan tandas.
What do you do when you’ve had a successful plant shutdown? You have a party, that’s what. In late May, Narogong Plant Maintenance, Production, Technical, Warehouse and Support staff gathered at the Recreation Hall to mark the successful maintenance of the NAR1 kiln line, from May 14-28. After thank-you speeches from Plant Manager Thomas Elvermann and Shutdown Manager Abdul Kayi, the 200-strong group tucked into a range of traditional snacks, including the ever-popular soto kudus, and siomay. The food was plentiful, but with all the healthy appetites present, the tables were soon empty.
Berita Kita Juni 2012
21
PT Holcim Indonesia Tbk Menara Jamsostek North Tower, 15 th floor Jl. Jend. Gatot Subroto No. 38 Jakarta 12710, Indonesia PO BOX 1197/JKT
Phone +62 21 529 62 011 Fax +62 21 529 62 022 www.holcim.co.id