Vol. 15, No. 1a, Is. 7
November 2013 DAFTAR ISI
Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Non Keuangan Umar Issa Zubaidi..................................................................
1
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penghentian Prematur Prosedur Audit Shanti S. ..........................................................................
11
Pengaruh Motivasi Intrinsik, Komunikasi, Dan Kompensasi Finansial Terhadap Kinerja Karyawan Bagian Produksi Ian Nurpatria S .....................................................................
27
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Keuangan Perusahaan Tike Kartika.........................................................................
39
The Effect Of Convenience, Social Needs, And Social Influence On Dependency Of Smaprtphone Users Nuno Sutrisno....................................................................
57
Pengaruh Lingkungan Kerja, Tata Ruang Kantor, Dan Motivasi Terhadap Kinerja Karyawan Nurti Widayati..................................................................
69
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Nilai Perusahaan Sugiarto Prajitno dan Dicky Supriatna ........................................
79
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Suryanto.............................................................................
93
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Corporate Social Responsibility Disclosure Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia Tjhai Fung Jin ........................................................................ 105
Analisis Perhitungan, Pencatatan, Penyetoran, Dan Pelaporan Pajak Pertambahan Nilai Tjhai Fung Njit ....................................................................... 117 The Influence Of Short-Term Debt To Capital, Long-Term Debt To Capital, Debt To Equity Ratio, Firm Size, And Asset Growth Toward Return On Equity R. Wasisto Ruswidiono .............................................................. 133
Vol. 15, No. 1a, Is. 7
November 2013
KEBIJAKAN EDITORIAL DAN PEDOMAN PENULISAN ARTIKEL Kebijakan Editorial JURNAL BISNIS DAN AKUNTANSI, JBA diterbitkan oleh Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (P3M) Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) TRISAKTI secara berkala setiap tahun dua kali (Juni dan Desember). Tujuan penerbitan JBA adalah untuk menyebarluaskan informasi hasil karya tulis ilmiah kepada akademisi dan praktisi yang menaruh minat pada bidang bisnis dan akuntansi. JBA menerima kiriman artikel yang ditulis dalam bahasa Indonesia atau bahasa Inggris. Artikel yang dikirim ke JBA tidak dikirimkan atau telah dipublikasikan dalam jurnal lain. Penentuan artikel yang dimuat dalam JBA dilakukan melalui proses blind review oleh mitra bestari dengan mempertimbangkan aspek-aspek antara lain terpenuhinya persyaratan baku untuk publikasi jurnal ilmiah dan kontribusi artikel terhadap pengembangan profesi dan pendidikan bisnis dan akuntansi. Editor bertanggungjawab untuk memberikan telaah konstruktif terhadap artikel yang akan dimuat dan (jika dipandang perlu) menyampaikan hasil evaluasi artikel kepada penulis. Artikel yang diusulkan untuk dimuat pada JBA disarankan untuk mengikuti pedoman penulisan artikel yang dibuat oleh Editor. Artikel dapat dikirim dalam bentuk : Compact Disk (CD) dan cetakan (hardcopy) dua eksemplar ke alamat Editor JBA : Gedung Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Trisakti Jl. Kyai Tapa No. 20 Grogol, Jakarta 11440 Telp. (021)5666717 Fax : (021)5635480 E-mail :
[email protected] Pedoman Penulisan Artikel Berikut ini ketentuan-ketentuan mengenai bentuk tulisan, sistimatika penulisan, abstrak, format, tabel, gambar, kutipan dan referensi yang digunakan sebagai pedoman minimal untuk penulisan artikel yang akan dimuat pada JBA.
A. BENTUK TULISAN Semua tulisan dalam bentuk esai atau uraian disertai judul sub bab (heading) masing-masing bagian, kecuali bagian pendahuluan yang disajikan tanpa judul sub bab. Peringkat judul sub bab dicetak tebal ( bold) dan penulisan tidak disertai urutan angka. Penulisan judul sub bab sebagai berikut: PERINGKAT 1 (huruf besar semua dan rata tengah) Peringkat 2 (huruf besar-kecil dan rata tepi kiri) Peringkat 3 (huruf besar-kecil dicetak miring dan rata tepi kiri) B. SISTIMATIKA PENULISAN Sistimatika penulisan artikel yang merupakan hasil penelitian terdiri empiris dari 1) Judul, nama penulis, institusi penulis, alamat institusi dan e mail penulis, 2) Abstrak, 3) Pendahuluan yang menguraikan isu penelitian, motivasi penelitian, rumusan masalah dan tujuan, rerangka Teoritis dan pengembangan hipotesis (jika ada) yang memaparkan rerangka teoritis sebagai landasan logis untuk mengembangkan hipotesis atau model penelitian, 4) Metoda Penelitian yang memuat metoda pemilihan sampel dan pengumpulan data, definisi operasional dan pengukuran variabel, 5) Hasil penelitian yang menguraikan analisis data dan pembahasan temuan penelitian, 6) Penutup yang berisi simpulan, implikasi, keterbatasan penelitian dan saran untuk peneltian selanjutnya, serta 7) Referensi. C. ABSTRAK Setiap artikel harus menyajikan satu paragraf Abstrak pada awal tulisan yang terdiri ±200 kata (disajikan dalam bahasa Inggris dan Indonesia). Abstraksi memuat ringkasan pendahuluan (apa permasalahannya?), metoda atau bahan (bagaimana melakukannya?), hasil (apa temuannya?) dan diskusi (apa maknanya?) yang tujuannya memberi penjelasan ringkas kepada pembaca sebelum membaca materi artikel secara lengkap. Abstrak sebaiknya diikuti dengan minimal empat keywords untuk memudahkan penyusunan indeks artikel. D. FORMAT 1. Judul artikel terdiri dari ±15 kata. 2. Artikel sebaiknya diketik dengan spasi dobel pada kertas A4 (8,27” x 11,69”), kecuali untuk kutipan langsung yang panjang (lebih dari tiga setengah ketikan) diketik spasi tunggal dengan bentuk berinden (indented style). 3. Artikel sebaiknya terdiri tidak lebih dari 7.000 kata (dengan jenis huruf time new roman ukuran 12) atau maksimal 20 halaman A4 termasuk tabel dan gambar. 4. Marjin atas 4cm, bawah 3cm, kiri 4cm dan kanan 3cm dari badan teks. 5. Halaman muka (cover) setidaknya menyebutkan judul artikel dan identitas penulis. 6. Semua halaman termasuk tabel, gambar dan referensi diberikan nomor urut halaman. 7. Apabila artikel yang dikirimkan merupakan hasil penelitian dengan menggunakan data primer, harap disertakan angket atau instrumen atau kuisioner.
8. Angka, lafalkan angka dari satu sampai dengan sepuluh, kecuali jika digunakan dalam tabel dan ketika digunakan dalam unit atau kuantitas matematis, statistik, keilmuan atau teknis seperti jarak, bobot dan ukuran. Misalnya: 4 hari, 5 kilometer, 25 tahun. Semua angka lainnya disajikan secara numerik. Umumnya kalau dalam perkiraan, angka dilafalkan; misalnya: kira-kira sepuluh tahun. 9. Persentase dan pecahan desimal, untuk penggunaan yang bukan teknis gunakan kata persen dalam teks; untuk penggunaan teknis gunakan simbol %. 10. Persamaan, persamaan harus diberi nomer dalam kurung dengan penulisan rata marjin kanan. E. TABEL DAN GAMBAR 1. Tabel ditulis kembali (rewrite) bukan merupakan hasil copy paste dari hasil statistik dan diisi data yang sesuai dengan pembahasan artikel. 2. Sumber tabel dicantumkan di bagian akhir tabel dengan inden sesuai batas kiri tabel. 3. Judul tabel diletakkan di atas tabel sedangkan judul gambar diletakkan di bawah gambar. 4. Tabel dan gambar diletakkan pada halaman tersendiri umumnya diletakkan di akhir setelah referensi. Penulis cukup menyebutkan pada bagian di badan teks untuk mencantumkan tabel dan gambar. 5. Pembuatan tabel menghilangkan garis vertikal, sedangkan garis horizontal hanya pada judul kolom dan akhir tabel. 6. Setiap tabel dan gambar diberikan nomor urut, judul yang sesuai dengan isi tabel, gambar dan sumber kutipan. F. KUTIPAN DAN REFERENSI 1. Kutipan dalam teks sebaiknya ditulis di antara kurung buka dan kurung tutup yang menye-butkan nama akhir penulis, tahun tanpa koma dan nomor halaman jika dipandang perlu. Contoh: a. Satu sumber kutipan dengan satu penulis (Jones 1987), jika disertakan nomor halaman (Jones 1987: 115) b. Satu sumber kutipan dengan dua penulis (Jones dan Freeman 1973) c. Satu sumber kutipan dengan lebih dari dua penulis (Jones dkk. 1985) d. Dua sumber kutipan dengan penulis yang berbeda (Jones 1987, Freman 1986) e. Dua sumber kutipan dengan penulis yang sama (Jones 1985, 1987), jika tahun publikasi sama (Jones 1985a, 1985b) f. Sumber kutipan yang berasal dari pekerjaan suatu institusi sebaiknya menyebutkan akronim institusi yang bersangkutan (IAI 1994). 2. Setiap artikel harus memuat referensi (hanya yang menjadi sumber kutipan), dengan ketentuan penulisan sebagai berikut: a. Referensi disusun alfabetik dengan nama penulis atau nama institusi b. Susunan setiap referensi: 1) Artikel dalam jurnal: nama penulis. tahun terbit. judul artikel. nama jurnal atau penerbit, volume, nomor (bulan publikasi), halaman,
(alamat web dan tanggal diaksesnya web jika referensi dari internet). 2) Buku: nama penulis. tahun terbit. judul buku teks. tempat terbit: nama penerbit. 3) Artikel dalam prosiding: nama penulis. tahun terbit. judul artikel. nama pertemuan ilmiah, tempat pertemuan, tanggal pertemuan, halaman, (alamat web dan tanggal diaksesnya web jika referensi dari internet). 4) Skripsi, tesis dan disertasi: nama penulis, tahun terbit, judul, skripsi/tesis/disertasi, tempat institusi: nama institusi, (alamat web dan tanggal diaksesnya web jika referensi dari internet). 5) Surat kabar: nama penulis, tanggal bulan tahun terbit, judul, nama surat kabar atau penerbit, halaman (kolom), (alamat web dan tanggal diaksesnya web jika referensi dari internet). Contoh: Abdolmohammadi, M.J. dan J. Shanteau. 1992. Personal Attributes of Experts Auditors. Organizational Behavior and Human Decision Process, Vol.53 (November). Griffith, A.I. 1995. Coordinating Family and School: Mothering for Schooling. Education Policy Analysis Archives, Vol.3, No.1, (http://olam.ed.asu.edu/epaa/, 12 Februari 1997). Hadiyati, Rofiqoh. 19 Juni 2008. Membaca "Menu Kebutuhan" di antara Daftar Belanja. Detikcom, (http://suarapembaca.detik.com/index.php/detik.read/, 24 Juni 2008). Hilton, Ronald W. 1997. Managerial Accounting, 4th Edition. New York: Irwin, Mc Graw Hill Companies. Indriantoro, N. 1993. The Effect of Participative Budgeting on Job Performance and Job Satisfaction with Locus of Control and Curtural Dimensions as Moderating Variables. Ph.D. Dissertation. Lexington: University of Kentucky. Porcano, T.M. 1984a. Distrutive justice and tax policy. The Accounting Review, Vol.59 (Oktober), hlm.619-636. . 1984b. The perceived effects of tax policy on corporate investment intentions, The Journal of the American Taxation Association, vol.6 (Fall), hlm.7-19. Susanto, Y.K. 2007. Pengaruh Partisipasi Anggaran dan Ketidakpastian Tugas terhadap Hubungan antara Penggunaan Informasi Akuntansi untuk Evaluasi Kinerja dan Perilaku Managerial. Proceedings the 1st Accounting Conference, Faculty of Economics Universitas Indonesia, Depok, 7–9 November, hlm.1-17.
JURNAL BISNIS DAN AKUNTANSI Vol. 15, No. 1a, Is. 7, November 2013, Hlm. 1-10
ISSN: 1410 - 9875 http: //www.tsm.ac.id/JBA
FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DIVIDEND PAYOUT RATIO PADA PERUSAHAAN NON KEUANGAN
UMAR ISSA ZUBAIDI STIE Trisakti
[email protected] Abstract: The purpose of this study is to analyze the factors affecting dividend payout ratio at listed companies in Indonesia Stock Exchange. This study used for 32 non financial companies which is listed in Indonesia Stock Exchange during 2006-2009. Independent variables of this study are managerial ownership, debt policy, return on assets, firm size and firm growth. Dependent variable of this study is dividend payout ratio. The sample is obtained by using purposive sampling method which is then examined by using multiple regression analysis. The result of this study shows that managerial ownership, firm size and firm growth do not have significant influence to the dividend payout ratio while debt policy and return on assets have significant dividend payout ratio. Keywords:
Managerial Ownership, Debt Policy, Return on Assets, Firm Size, Firm Growth and Dividend Payout Ratio
Abstrak: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi rasio pembayaran dividen pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini menggunakan 32 perusahaan non keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2006-2009. Variabel independen penelitian ini adalah kepemilikan manajerial, kebijakan hutang, return on asset, ukuran perusahaan dan pertumbuhan perusahaan. Variabel dependen dari penelitian ini adalah rasio pembayaran dividen. Sampel diperoleh dengan menggunakan metode purposive sampling yang kemudian dianalisa dengan menggunakan analisis regresi berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kepemilikan manajerial, ukuran perusahaan dan pertumbuhan perusahaan tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap rasio pembayaran dividen sementara kebijakan hutang dan return on asset memiliki pengaruh yang dignifikan terhadap rasio pembayaran dividen. Kata Kunci: Kepemilikan manajerial, kebijakan hutang, return on assets, ukuran perusahaan, pertumbuhan perusahaan dan rasio pembayaran dividen
1
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 7
PENDAHULUAN Pada zaman sekarang ini setiap perusahaan, selain mengandalkan penghasilan yang didapat dari kegiatan operasionalnya sebagai income utama bagi perusahaan, juga melakukan kegiatan investasi untuk menyalurkan dana berlebih yang tidak digunakan untuk memaksimalkan pendapatannya. Untuk itu para investor tersebut harus dapat menganalisis perusahaan mana yang baik sehingga dapat mengambil keputusan yang tepat saat melakukan investasi tersebut. Kebijakan dividen yang diambil suatu perusahaan merupakan salah satu aspek penting yang harus diperhitungkan bagi para investor sebelum menginvestasikan dananya. Dari sisi investor, masih banyak investor potensial yang tidak mau menginvestasikan dananya ke dalam bentuk surat berharga karena adanya beberapa faktor, diantaranya para investor tersebut tidak memiliki pengetahuan yang cukup akan pasar modal, para investor tersebut juga menginginkan adanya kemudahan pemasukan dan penarikan uangnya secara cepat, selain itu juga belum adanya kepastian penghasilan dari investasi surat berharga tersebut (Machfoedz dan Na’im, 1996 dalam Kusmini, 2003). Setiap perusahaan pasti menginginkan adanya pertumbuhan bagi perusahaan tersebut tetapi juga dapat membayarkan dividen kepada para pemegang sahamnya. Tetapi pada kenyataanya kedua tujuan tersebut selalu bertentangan. Sebab kalau makin tinggi tingkat dividen yang
2
November 2013
dibayarkan, berarti semakin sedikit laba yang ditahan, dan sebagai akibatnya ialah menghambat tingkat pertumbuhan dalam pendapatan dan harga sahamnya. Kalau perusahaan ingin menahan sebagian besar dari pendapatannya tetap didalam perusahaan, berarti bahwa bagian dari pendapatan yang tersedia untuk pembayaran deviden adalah semakin kecil. Persentase dari pendapatan yang akan dibayarkan kepada pemegang saham secara tunai (cash dividend) disebut dividend payout ratio. Dengan demikian dapatlah dikatakan bahwa makin tingginya dividend payout ratio yang ditetapkan oleh perusahaan berarti makin kecil dana yang tersedia untuk ditanamkan kembali di dalam perusahaan yang ini berarti akan menghambat pertumbuhan perusahaan. Kebijakan dividen pada perusahaan–perusahaan go public merupakan kebijakan yang sangat penting peranannya. Kebijakan tersebut dapat menjadi tolak ukur bagi para investor untuk menanamkan modalnya ke perusahaan sebagai sumber dana masuk. Tujuan investor menanamkan modalnya dalam bentuk saham adalah untuk memaksimumkan kekayaan yang diperoleh melalui dividen yang akan dibagikan atau melalui capital gain pada saat saham tersebut dijual. Tingkat keuntungan yang diharapkan para investor tersebut haruslah lebih besar daripada apabila mereka menanamkan dananya dalam bentuk investasi lain seperti pada obligasi pemerintah ataupun dalam bentuk tingkat bunga deposito.
ISSN: 1410 -9875
Disisi lain suatu perusahaan harus terus bertumbuh agar dapat memberikan kemakmuran yang lebih tinggi lagi bagi para pemegang sahamnya. Untuk dapat bertumbuh, perusahaan memerlukan dana yang lebih besar untuk mendanai perluasaan investasinya. Dana tersebut dapat diperoleh dari berbagai sumber, baik sumber internal maupun eksternal. Sumber internal berasal dari laba yang ditahan. Apabila perusahaan membiayai investasinya dari sumber internal maka sebagai konsekuensinya, dividen yang dibayarkan kepada para pemegang sahamnya akan berkurang. Berbeda apabila investor tersebut mempunyai tujuan spekulasi maka akan cenderung meraih keuntungan dari capital gain. Sebaliknya bila perusahaan menggunakan sumber dana eksternal maka ada kecenderungan membagikan dividen yang yang lebih besar. Oleh karena itu diperlukan kebijakan dividen yang selain dapat memenuhi harapan investor akan dividen juga yang tidak menghambat pertumbuhan perusahaan. Kebijakan perusahaan untuk membagikan dividennya atau tidak dan seberapa besar dividen tersebut akan dibagikan adalah sebuah keputusan yang sangat penting dan harus diambil dengan menimbang berbagai faktor, karena kebijakan dividen mempengaruhi nilai perusahaan secara internal dan mempengaruhi keputusan para investor untuk berinvestasi di perusahaan tersebut secara eksternal yang pada akhirnya juga berpengaruh terhadap harga saham perusahaan tersebut pada pasar modal. Tujuan penelitian ini adalah
Umar Issa Zubaidi
untuk mengetahui pengaruh kepemilikan managerial, kebijakan hutang, return on assets, ukuran perusahaan, pertumbuhan perusahaan terhadap dividend payout ratio KERANGKA TEORITIS Pengertian Dividen Dividen merupakan pembayaran dari perusahaan kepada para pemegang saham atas keuntungan yang diperolehnya. Kebijakan dividen adalah kebijakan yang berhubungan dengan pembayaran dividen oleh pihak perusahaan, berupa penentuan besarnya dividen yang akan dibagikan dan besarnya saldo laba yang ditahan untuk kepentingan perusahaan (Sutrisno, 2001 dalam Rosdini, 2009). Dalam banyak hal, dividen sering diperlakukan sebagai pertimbangan terakhir setelah pertimbangan investasi dan pertimbangan pembiayaan lainnya, sehingga timbul the residual value theory of dividend. Disamping itu, ada juga yang mempertimbangkan pembagian dividen kas untuk mengurangi masalah keagenan (Rosdini, 2009). Pengertian Kepemilikan Manajerial Menganalisis lebih lanjut ternyata pengaruh kepemilikan manajerial terhadap dividen membentuk hubungan parabolik. Pada tingkat awal, peningkatan kepemilikan manajerial berpengaruh pada tingkat penurunan dividen. Namun pola ini hanya pada tingkatan tertentu. Setelah itu, bila dilakukan lagi peningkatan kepemilikan manajerial, justru diikuti dengan peningkatan dividen. Hal ini
3
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 7
dikarenakan semakin terlibat dalam kepemilikan manajerial, aset yang dimiliki manajer menjadi tidak terdiversifikasi secara optimal sehingga preferensi berubah dari tax preference theory ke the bird in the hand theory. Hal ini menunjukkan bahwa semakin besar keterlibatan manajer dalam kepemilikan manajerial menyebabkan aset yang dimiliki tidak terdiversifikasi secara optimal sehingga menginginkan dividen semakin besar (Nuringsih, 2005). Pengertian Kebijakan Hutang Kebijakan hutang diperoleh dengan pembagian antara total hutang yang dimiliki oleh perusahaan baik current liability maupun long term liability dan total asset yang dimiliki oleh perusahaan (Nuringsih, 2005). Bila mengalami keterbatasan laba ditahan, perusahaan cenderung memanfaatkan hutang. Namun bila penggunaan hutang terlalu besar dapat berdampak pada financial distress dan kebangkrutan. Berdasarkan dampak ini bila perusahaan memiliki hutang yang tinggi, hal tersebut akan mengurangi pembayaran dividen untuk menghindari transfer kekayaan dari kreditor kepada pemegang saham (Nuringsih, 2005). Pengertian Return on Assets Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungan dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri (Sartono, 2002 dalam Dewi, 2008). Profitabilitas menunjukan kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari aktiva yang dipergunakan, Analisa profitabilitas
4
November 2013
memberikan bukti pendukung mengenai kemampuan perusahaan memperoleh laba dan sejauh mana keefektifan pengelolaan perusahaan (Smith, 1992 dalam Dewi, 2008). Profitabilitas diukur dengan menggunakan Return on Asset yang diperoleh dengan cara Earning After Tax yang diperoleh perusahaan dibagi dengan Total Asset yang dimiliki perusahaan (Nuringsih, 2005). Pengertian Ukuran Perusahaan Suatu perusahaan yang mapan dan besar memiliki akses yang lebih mudah ke pasar modal di bandingkan dengan perusahaan kecil. Akses yang baik bisa membantu perusahaan memenuhi kebutuhan likuiditasnya. Kemudahan aksesbilitas ke pasar modal dapat diartikan adanya fleksibilitas dan kemampuan bank untuk memunculkan dana yang lebih besar, dengan catatan perusahaan tersebut memiliki rasio pembayaran yang lebih tinggi daripada perusahaan kecil. Proksi yang digunakan untuk mengukur besarnya perusahaan dalam penelitian ini adalah natural log total asset (Hatta, 2002). Pengertian Pertumbuhan Perusahaan Asset merupakan aktiva yang digunakan untuk aktivitas operasional perusahaan. Semakin besar asset diharapkan semakin besar hasil operasional yang dihasilkan oleh perusahaan. Peningkatan asset yang diikuti peningkatan hasil operasi akan semakin menambah kepercayaan pihak luar terhadap perusahaan. Dengan meningkatnya kepercayaan
ISSN: 1410 -9875
Umar Issa Zubaidi
pihak luar (kreditor) terhadap perusahaan, maka proporsi hutang semakin lebih besar daripada modal sendiri. Hal ini didasarkan pada keyakinan kreditor atas dana yang ditanamkan ke dalam perusahaan dijamin oleh besarnya asset yang dimiliki perusahaan (Robert Ang,1997). METODE PENELITIAN Objek penelitian ini menggunakan seluruh perusahaan go public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2006- 2009. Teknik penentuan sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling, yang artinya perusahaan yang membagikan dividen akan dijadikan sampel penelitian ini dipilih menggunakan pertimbangan dengan memasukkan unsur-unsur tertentu yang dianggap memiliki kriteria sebagai berikut: 1. Perusahaan yang terdaftar di BEI dari tahun 2006-2009 2. Perusahaan yang tidak bergerak dalam bidang keuangan, kredit, asuransi dan securities. 3. Perusahaan yang mengalami net income positif selama tahun 2006-2009
4. Perusahaan yang mengalami pertumbuhan dalam total asetnya selama tahun 2006-2009 5. Perusahaan yang secara konsisten membagikan dividen selama tahun 2007, 2008 dan 2009. 6. Perusahaan yang memiliki kepemilikan manajerial selama tahun 2007-2009 Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh melalui website Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id) dan laporan keuangan yang terdapat dalam Indonesia Capital Market Directory (ICMD) tahun 2006-2009. Pengumpulan data dengan cara dokumentasi, yaitu dengan mengadakan catatan berupa Summary of Financial Statement yang tercantum dalam Indonesian Capital market Directory (ICMD) 2006- 2009 dari masing-masing perusahaan yang terdaftar di BEI yang diperoleh di perpustakaan Trisakti School of Management dan mempelajari buku-buku, karya tulis lainnya dan informasi yang diperoleh dari internet yang berkaitan dengan penelitian ini.
HASIL PENELITIAN No.
Keterangan
Jumlah
1.
Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2006 sampai 2009
325
2.
Perusahaan yang bergerak dalam bidang keuangan, kredit, asuransi dan securities.
62
Perusahaan yang tidak mengalami net income berturut-turut selama tahun 2006 sampai 2009 Perusahaan yang tidak mengalami total assets growth berturut-turut selama tahun 2006 sampai 2009
116
3. 4.
78
5
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 7
5. 6. 7.
Perusahaan yang tidak membagikan dividen kas berturut-turut selama tahun 2007 sampai 2009 Perusahaan yang tidak mempunyai kepemilikan manajerial berturut-turut selama tahun 2007 sampai 2009
69
Jumlah perusahaan yang dijadikan sampel penelitian
32
Berdasarkan hasil pemilihan sampel yang memenuhi kriteria di atas bahwa terdapat 32 perusahaan yang terpilih dan dijadikan sampel penelitian. Dilihat dari hasil statistik deskriptif Dividend Payout Ratio (DPR) menunjukkan nilai terendah sebesar 0,05090 , nilai tertinggi sebesar 0,85670, nilai rata-rata sebesar 0,4144981, dan standar deviasi 0,19635356. Kepemilikan Manajerial (OWN) menunjukkan nilai terendah sebesar 0,00000, nilai tertinggi sebesar 0,09737, nilai rata-rata sebesar 0,0107180, dan standar deviasi 0,02039356. Kebijakan Hutang (DEBT) menunjukkan nilai terendah sebesar 0,03492, nilai tertinggi sebesar 0,88295, nilai rata-rata sebesar 0,4137464, dan standar deviasi 0,20599239. Return on Assets (ROA) menunjukkan nilai terendah sebesar 0,00850, nilai tertinggi sebesar 0,25750, nilai rata-rata sebesar 0,1218919, dan standar deviasi 0,06940435. Ukuran Perusahaan (SIZE) menunjukkan nilai terendah sebesar 7,04790, nilai tertinggi sebesar 25,82841, nilai rata-rata sebesar 14,974262, dan standar deviasi 2,57704045. Pertumbuhan Perusahaan (GROW) menunjukkan nilai terendah sebesar 0,00537, nilai tertinggi sebesar ,44104, nilai rata-rata sebesar 0,1546043, dan standar deviasi 0,10894350.
6
November 2013
37
Dari hasil pengujian diperoleh nilai R sebesar 0,521. Hal ini menunjukkan bahwa hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen adalah kuat. Sedangkan nilai R2 sebesar 0,271. Hal ini menunjukkan bahwa variasi variabel dependen dapat dijelaskan oleh variasi variabel independen yaitu sebesar 27,1% dan sisanya sebesar 72,9% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti. DPR = (-0,032) – 1,568OWN + 0,250DEBT + 0,925ROA + 0,018SIZE – 0,301GROW Dari model tersebut dapat diinterpretasikan pengaruh masingmasing variabel independen terhadap Dividend Payout Ratio, yaitu Kepemilikan Manajerial (OWN) menunjukkan koefisien negatif sebesar 1,508, berarti setiap kenaikan 1 satuan OWN akan menurunkan Dividend Payout Ratio sebesar 1,508. Kebijakan Hutang (DEBT) menunjukkan koefisien positif sebesar 0,250, berarti setiap kenaikan 1 satuan DEBT akan menaikkan Dividend Payout Ratio sebesar 0,250. Return on Assets (ROA) menunjukkan koefisien positif sebesar 0,925, berarti setiap kenaikan 1 satuan ROA akan menaikkan Dividend Payout Ratio sebesar 0,925. Ukuran Perusahaan (SIZE) menunjukkan koefisien positif sebesar 0,018, berarti setiap kenaikan 1 satuan SIZE akan menaikkan Dividend Payout Ratio
ISSN: 1410 -9875
sebesar 0,018. Pertumbuhan Perusahaan (GROW) menunjukkan koefisien negatif sebesar 0,301, berarti setiap kenaikan 1 satuan GROW akan menurunkan Dividend Payout Ratio sebesar 0,301. PENUTUP Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan sebelumnya maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Kepemilikan Manajerial (OWN) tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap dividend payout ratio pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hasil ini konsisten dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Nuringsih (2005) tetapi tidak konsisten dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Suhartono (2004). 2. Kebijakan Hutang (DEBT) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap dividend payout ratio pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hasil ini konsisten dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Sisca (2008) dan Nuringsih (2005). 3. Return on Assets (ROA) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap dividend payout ratio pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hasil ini konsisten dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Kusmini (2003), Sisca (2008) dan Nuringsih (2005). 4. Ukuran Perusahaan (SIZE) tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
Umar Issa Zubaidi
dividend payout ratio pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hasil ini konsisten dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Nuringsih (2005) tetapi tidak konsisten dengan penelitian yang dilakukan Sisca (2008). 5. Pertumbuhan Perusahaan (GROW) tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap dividend payout ratio pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hasil ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan Hatta (2002) dan tidak konsisten dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Suhartono (2004). Penelitian ini menyadari bahwa penelitian ini masih terdapat beberapa keterbatasan antara lain: 1. Sampel perusahaan yang digunakan hanya sebatas perusahaan yang bukan bergerak dalam bidang keuangan sehingga hasil penelitian tidak dapat diterapkan pada perusahaanperusahaan di bidang keuangan. 2. Periode pengamatan yang singkat hanya empat tahun dikarenakan keterbatasan penelitian ini. Hal ini tidak mampu mencerminkan situasi untuk periode pengamatan yang panjang. 3. Metode pemilihan sampel yang digunakan sangat membatasi jumlah sampel karena alasanalasan tertentu yang menjadi kriteria pemilihan terutama dalam hal pembagian dividen. 4. Variabel independen yang diteliti dalam mempengaruhi dividend payout ratio hanya lima variabel, selain itu masih banyak variabel
7
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 7
lain yang mempengaruhi dividend payout ratio. 5. Data yang telah diuji outlier masih tidak berdistribusi normal. Hal ini menjadi kelemahan penelitian ini dalam melakukan uji statistik terhadap data-data yang belum dapat dipastikan kualitas yang diharapkan. Berdasarkan keterbatasan yang disebutkan di atas maka penelitian ini memberikan saran sebagai berikut: 1. Penelitian selanjutnya sebaiknya memperpanjang periode pengamatan agar dapat mencerminkan berbagai kondisi sepanjang tahun. 2. Penelitian selanjutnya diharapkan menggunakan metode pemilihan sampel yang berbeda dari penelitian ini agar sejumlah sampel yang didapat memiliki kemampuan generalisasi yang baik. Metode pemilihan sampel yang direkomendasikan adalah Pemilihan Sampel Acak
November 2013
Sederhana (Simple Random Sampling) dan Pemilihan Sampel Acak Berdasarkan Strata (Stratified Random Sampling). 3. Penelitian selanjutnya sebaiknya menambahkan variabel independen yang mempengaruhi dividend payout ratio agar terungkap variabel apa saja yang signifikan mempengaruhi dividend payout ratio seperti Earning Per Share, arus kas operasi, biaya investasi modal dan variabel lainnya. 4. Penelitian selanjutnya diharapkan mempunyai data yang berdistribusi normal agar mendukung hasil uji statisik yang lebih baik. Adapun rekomendasi agar dapat mengusahakan data berdistribusi normal, yaitu dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov dengan koreksi Lilliefors, Transformasi Logaritma (LG10), Transformasi Akar Kuadrat (SQRT), dan uji Outlier.
REFERENSI Afza, Talat dan Hammad Hassan Mirza. 2010. Ownership Structure and Cash Flows as Determinants of Corporate Dividend Policy in Pakistan. International Business Research, July ,Vol. 3, No. 3, hlm. 210-218. Anderson, David R., Dennis J. Sweeney, Thomas A. Wiliams, Jeffrey D. Camm, James J. Cochran.. 2012. Statistics for Business and Economics. South Western: Cengage Learning. Bokpin, Godfred A. 2011. Ownership Structure, Corporate Governance and Dividend Performance on the Ghana Stock Exchange. Journal of Applied Accounting Research, Vol. 12, No. 1, Pp. 61-73. Bukhori, Iskandar. 2008. Pengaruh Kepemilikan Saham Institusional, Kesempatan Bertumbuh, Kebijakan Hutang, Profit, dan Tingkat Resiko Terhadap Kebijakan Dividen. Jurnal Manajemen dan Bisnis, Juli, Vol. XVI, No. 2, hlm. 135-143 Christiawan, Yulius Jogi dan Josua Tarigan. 2007. Kepemilikan Manajerial: Kebijakan Hutang, Kinerja dan Nilai Perusahaan, Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Mei, Vol 9, No.1, hlm. 1-8.
8
ISSN: 1410 -9875
Umar Issa Zubaidi
Dewi, Sisca Christianty. 2008. Pengaruh Kepemilikan Managerial, Kepemilikan Institusional, Kebijakan Hutang, Profitabilitas dan Ukuran Perusahaan terhadap Kebijakan Dividen. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, April, Vol. 10, No. 1, hlm. 47-58. Efni, Yulia dan Sri Restuti. 2009. Pengaruh Current Ratio, Debt To Equity Ratio, Rentabilitas Ekonomi, dan Return On Equity Terhadap Dividend Per Share pada Perusahaan Manufaktur yang Terdapat di BEI. Jurnal Ekonomi, Vol. 17, No. 2. Embara, Cecilia Triana Dewi Lestari., Ni Luh Putu Wiagustini, dan Ida Bagus Badjra. 2012. Variabel-variabel yang berpengaruh terhadap Kebijakan Dividen serta Harga Saham pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek. Jurnal Manajemen, Strategi Bisnis, dan Kewirausahaa,. Agustus, Vol. 6, No. 2. Fadah, Isti dan Dodik Rian. 2007. Analisis Faktor-Faktor Penentu Kebijakan Dividen (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Listed di BEJ). Jurnal Bisnis dan Manajemen, April, Vol.1, No.1, hlm. 14-29. Godfrey, Jayne, Allan Hodgson, Ann Tarca, Jane Hamilton dan Scott Holmes. 2010. Accounting Theory, 7th Edition. United States: John Wiley & Sons, Inc. Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Hasnain, Baqir, Syed Zulfiqar Ali Shah and Wasim Ullah. 2010. Impact of Ownership Structure on Dividend Policy of Firm Evidence from Pakistan. International Conference on E-business, Management and Economics, Vol. 3. Pp. 22-26. Hatta, Atika Jauhari. 2002. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen: Investigasi Pengaruh Teori Stakeholder. Jaai, Desember, Vol. 6, No. 2, hlm. 1-21. Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo. 1999. Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi & Manajemen Edisi Pertama. Yogyakarta : Bhakti Profesindo. Kieso, Donald E., Jerry J. Weygandt,dan Paul D. Kimmel. 2010. Financial Accounting: IFRS Edition, 1st Edition. United States: John Wiley & Sons Inc. Kieso, Donald E., Jerry J. Weygandt, dan Terry D. Warfield. 2011. Intermediate Accounting IFRS Edition, Vol. 2. United States: John Wiley & Sons Inc. Kouki, M., dan Guizani, M. 2012. Ownership Control Discrepancy and Dividend Policy Evidence from Tunisian. International Business Research. January, Vol. 5, No.1, Pp. 127-139. Lucyanda, Jurica dan Lilyana. 2012. Pengaruh Free Cash Flow dan Struktur Kepemilikan terhadap Dividend Payout Ratio. Jurnal Dinamika Akuntansi, September, Vol. 4, No. 2, Pp. 129-138. Masdupi, Erni. 2012. Pengaruh Insider Ownership, Struktur Modal, dan Pertumbuhan Perusahaan terhadap Kebijakan Dividen Perusahaan Syariah yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 2 Economac, April, Vol. 12, No. 1, hlm. 9-14.
9
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 7
November 2013
Mehta, Anupam. 2012. An Empirical Analysis of Determinants of Dividend Policy Evidence from the UAE Companies. Global Review of Accounting and Finance, March,Vol. 3, No. 1, Pp 18-31. Nuringsih, Kartika. 2005. Analisis Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kebijakan Utang, ROA dan Ukuran Perusahaan terhadap Kebijakan Dividen: Studi 1995-1996. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Juli-Desember, Vol. 2, No. 2, hlm. 103-123. Putri, Imanda F. dan Mohammad Nasir. 2006. Analisis Persamaan Simultan Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Risiko, Kebijakan Hutang dan Kebijakan Dividen dalam Perspektif Teori Keagenan. Prosiding Simposium Nasional Akuntansi IX, Padang, 23-26 Agustus, Hlm.1-25. Rahmawati, Christina Heti Tri. 2011. Pengaruh Insider Ownership, Institusional Ownership, Dispersion of Ownership, Tingkat Pertumbuhan Perusahaan dan Risiko Perusahaan terhadap Kebijakan Dividen pada Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2003-2006. Widya Warta, Januari, No. 01, hlm. 1-18. Rosdini, Dini. 2009. Pengaruh Free Cash Flow terhadap Dividend Payout Ratio. Research Days, Faculty of Economics – Padjadjaran University, Bandung, Oktober, hlm. 1-8. Santoso, Singgih. 2002. Buku Latihan SPSS Statistik Multivariat. Jakarta: Gramedia. Sekaran U dan R Bougie. 2010. Research Methods For Business A Skill Building Approach Fifth Edition. United Kingdom: John Wiley & Sons Inc. Subramanyam, K.R. dan John J. Wild. 2009. Financial Statement Analysis Tenth Edition. United States: The McGraw-Hill. Suharli, Michell. 2007. Pengaruh Profitability dan Investment Opportunity Set Terhadap Kebijakan Dividen Tunai dengan Likuiditas sebagai Variabel Penguat. Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Mei, Vol. 9, No. 1, hlm. 9-17. Suwaldiman dan Ahmad Aziz. 2006. Pengaruh Insider Ownership dan Risiko Pasar terhadap Kebijakan Dividen. Sinergi Kajian Bisnis dan Manajemen, Januari, Vol. 8, No. 1, hlm. 53-64. Thanatawee, Yordying. 2012. Ownership Structure and Dividend Policy Evidence from Thailand. International Journal of Economics and Finance, Vol. 5, No. 1, Pp. 121-132. Warrad, L.,Suzan , A., Ola, K., dan Imad,A. 2012. The Effect of Ownership on Dividend Payout Policy: Evidence from Jordanian Context. International Journal of Economics and Finance, February, Vol. 4, No. 2, Pp. 187-195. Wiagustini, Nih Luh Putu. 2009. Investment Opportunity, Institutional Ownership, Cash Flow, Company Life Cycle Terhadap Kebijakan Dividen dan Return Saham. Jurnal Keuangan dan Perbankan, September, Vol. 13, No. 3, hlm. 373-385.
10
JURNAL BISNIS DAN AKUNTANSI Vol. 15, No. 1a, Is. 7, November 2013, Hlm. 11-26
ISSN: 1410 - 9875 http: //www.tsm.ac.id/JBA
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGHENTIAN PREMATUR PROSEDUR AUDIT
SHANTI S. STIE Trisakti
[email protected] Abstract: The purpose of this research is to obtain empirical evidence about the influence of time pressure, audit risk, materiality, review and quality control procedures, audit experience and professional commitment to the premature termination of the audit procedures. Data was collected through questionnaire survey. The sample were 85 auditors working at KAP in Jakarta with a purposive convenience sampling method. This research used logistic regression. Results of this research was that the time pressure, audit risk, materiality, review and quality control procedures, audit experience and professional commitment do not have influence on the premature termination of the audit procedures. Keywords :Premature sign off, time pressure, audit risk, materiality, review and quality control procedures, audit experience and professional commitment Abstrak: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan bukti empiris tentang pengaruh tekanan waktu, risiko audit, materialitas, prosedur reviu dan kontrol kualitas, pengalaman audit, dan komitmen profesional terhadap penghentian prematur prosedur audit. Data dikumpulkan melalui survei kuesioner. Sampel yang diperoleh adalah 85 auditor yang bekerja di KAP di Jakarta dengan metode purposive convenience sampling. Penelitian ini menggunakan regresi logistik. Hasil penelitian ini adalah bahwa tekanan waktu, risiko audit, materialitas, prosedur reviu dan kontrol kualitas, pengalaman audit dan komitmen profesional tidak memiliki pengaruh pada penghentian prematur prosedur audit. Kata Kunci:
Penghentian Prematur Prosedur Audit, Tekanan Waktu, Risiko Audit, Materialitas, Prosedur Reviu dan Kontrol Kualitas, Pengalaman Audit, Komitmen Profesional banyak munculnya perusahaan dengan berbagai macam usaha. Ketika perusahaan didirikan, dapat dipastikan bahwa pendiri
PENDAHULUAN Perkembangan ekonomi pada saat ini semakin maju dengan
11
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 7
menetapkan modal untuk menentukan berbagai hal untuk mempertahankan bisnis untuk jangka yang panjang (Siagian 1999). Dalam mempertahankannya perusahaan membutuhkan dana dari pihak luar perusahaan, pihak luar perusahaan memerlukan informasi perusahaan sebelum mengambil keputusan untuk memberikan dana kepada perusahaan. Perusahaan diharuskan bersifat transparan dalam mempublikasikan laporan keuangan perusahaan, informasi yang akan disajikan dalam laporan keuangan harus wajar, dapat dipercaya dan tidak menyesatkan bagi penggunanya. Assurance service didefinisikan sebagai pelayanan jasa profesional independen yang dapat meningkatkan kualitas informasi yang diberikan dalam pengambilan keputusan untuk laporan keuangan perusahaan (Arens, et al. 2001 dalam Maulina, et al. 2010). Walaupun dalam teori menyatakan bahwa proses audit yang baik dapat meningkatkan kualitas informasi yang diberikan oleh seorang auditor, tetapi faktanya banyak terjadi penyimpangan. Tindakan pengurang mutu seperti menggurangi jumlah sampel dalam penelitian yang dilakukan, tidak memahami bisnis yang telah dilakukan klien dengan benar, tidak melakukan pemeriksaaan secara keseluruhan tidak melihat item yang dapat dijadikan pertanyaan, dan memberikan opini saat semua prosedur belum dilaksanakan dengan lengkap. Penelitian merupakan replikasi dari Weningtyas, et al. (2006) yang melakukan pengujian apakah time
12
November 2013
pressure, risiko audit, materialitas, prosedur review dan kontrol kualitas memiliki dampak terhadap keputusan untuk melakukan penghentian prematur. Perbedaan penelitian dilakukan pada akuntan publik yang bekerja pada kantor akuntan publik di DKI Jakarta sedangkan penelitian sebelumnya dilakukan di Jawa Tengah dan Jogyakarta. Penulis menambahkan dua variabel independen pengalaman dalam mengaudit, dan komitmen professional. Penelitian menggunakan metode pengumpulan sampel convenience purposive sampling. RERANGKA TEORITIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Rerangka Teoritis Proses Audit Tujuan laporan keuangan diaudit adalah untuk menyatakan pendapat apakah laporan keuangan klien telah menyajikan secara wajar, transparan dalam semua hal yang material sesuai dengan prinsipprinsip yang berlaku secara wajar dalam semua hal yang material sesuai dengan prinsip- prinsip akutansi yang telah berlaku secara umum, laporan keuangan telah dapat dipercaya dan tidak menyesatkan bagi penggunanya (Boynton dan Kell, 2010 dalam Indarto, 2011). Auditor harus melakukan prosedur audit agar tidak terjadi salah langkah karena akan menyebabkan auditor bekerja lebih lama dan membuat dua kali dalam bekerja. Prosedur Audit Prosedur audit adalah langkah yang akan digunakan oleh
ISSN: 1410 -9875
auditor untuk melaksanakan audit. Auditor bertanggung jawab untuk merencanakan dan melaksanakan audit agar memperoleh keyakinan tentang laporan keuangan bebas dari salah saji material, baik disebabkan oleh kekeliruan maupun kecurangan. Disamping seorang auditor melakukan berbagai kegiatan prosedur audit yang disebut sebagai standar proses audit, auditor juga harus melaksanakan proses audit lainnya untuk mengumpulkan bukti audit yang akan dipakai sebagai dasar untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan audit. Prosedur ini sangat diperlakukan bagi asisten agar tidak melakukan penyimpangan dan dapat bekerja secara efisien dan efektif (Malone dan Roberts, 1996). Prosedur audit berisi tentang perintah dan petunjuk yang dibuat oleh auditor pada rekan atau senior auditor untuk merencanakan dan mencapai tujuan audit yang telah ditetapkan. Auditor juga menggunakan prosedur audit sebagai panduan bagi para asisten auditor yang belum berpengalaman, yang akan melakukan pekerjaan audit di lapangan (Wahyudi, et al. 2011). Penghentian Prematur Penghentian prematur atas prosedur audit adalah tindakan untuk tidak melakukan prosedur audit yang telah disyaratkan dengan lengkap dan melakukan penghentian prosedur secara disengaja, tetapi auditor tersebut masih berani memberikan opini dan menarik kesimpulan tanpa adanya peninjauan mendalam yang sesuai dengan prosedur audit yang lengkap (Weningtyas 2006, et al. dalam
Shanti S.
Indarto, et al. 2011). Penghentian prematur atas prosedur audit tersebut menyebabkan pengurangan kualitas dalam pelaksanaan audit yang dilakukan secara sengaja oleh auditor (Coram, et al. 2008 dalam Wahyudi, et al. 2011). Time Pressure Auditor dituntut untuk melakukan efisiensi biaya dan waktu dalam melaksanakan audit. Akhir-akhir ini tuntutan tersebut semakin besar dan menimbulkan tekanan waktu (Herningsih, 2001 dalam Weningtyas, et al. 2006). Tekanan waktu yang diberikan bertujuan untuk mengurangi biaya audit maka dengan kata lain jika auditor semakin cepat menyelesaikan tugasnya, maka biaya pelaksanaan penugasan audit akan semakin sedikit (Weningtyas, et al. 2006 dalam Indarto, 2011). Risiko Audit Risiko audit adalah kondisi ketidakpastian atau risiko yang terjadi oleh auditor, tanpa disadari, tidak memodifikasi pendapat sebagaimana mestinya, atas suatu laporan keuangan yang telah mengandung unsur salah saji material dan kekeliruan (Ikatan Akuntan Indonesia, 2001 dalam Wahyudi, et al. 2011). Penilaian terhadap risiko yang dihadapi oleh auditor secara jelas dinyatakan dalam standar audit yaitu pernyataan standar auditing. Auditor juga harus menghadapi risiko praktik profesional lainya akibat dari tuntutan pengadilan, publikasi negatif atau peristiwa lain yang timbul berkaitan dengan laporan
13
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 7
keuangan yang telah diaudit dan dilaporkan. Salah saji material bisa terjadi karena adanya kesalahan yang tidak disengaja atau kecurangan yang disengaja yang dilakukan oleh pegawai perusahaan atau oleh manajemen dalam bentuk rekayasa laporan keuangan. Materialitas Menurut SA Seksi 312, materialitas adalah besarnya nilai yang dihilangkan atau salah saji informasi akuntansi, yang dilihat dari keadaan yang melingkupinya, dapat mengakibatkan perubahan atas pengaruh terhadap pertimbangan orang yang meletakkan kepercayaan terhadap informasi tersebut karena adanya penghilangan atau salah saji material. Pertimbangan auditor mengenai materialitas merupakan pertimbangan profesional dan dipengaruhi oleh persepsi yang dibuat oleh auditor sendiri. Saat auditor telah menetapkan persepsinya bahwa materialitas yang melekat pada suatu prosedur audit rendah maka terdapat kemungkinan auditor untuk lebih memilih mengabaikan prosedur audit tersebut. Pengabaian ini dilakukan karena beranggapan jika telah ditemukan salah saji dari pelaksanaan suatu prosedur audit, nilainya tidaklah material sehingga tidak berpengaruh opini audit menurut auditornya (Wahyudi, et al. 2011). Prosedur Review dan kontrol Kualitas Prosedur review merupakan proses kegiatan memeriksa atau meninjau ulang pekerjaan untuk mengatasi terjadinya indikasi ketika auditor telah menyelesaikan
14
November 2013
tugasnya, padahal tugas yang disyaratkan tersebut telah gagal dilakukan. Prosedur ini berperan didalam memastikan bukti pendukung telah lengkap dan melibatkan pertimbangan ketika terdapat tanda-tanda bahwa penghentian telah terjadi (Weningtyas, et al. 2006). Kantor akuntan publik perlu melakukan prosedur review untuk mengontrol kemungkinan akan terjadinya penghentian prematur atas prosedur audit yang akan dilakukan oleh semua auditornya (Waggoner dan Cashell, 1991 dalam Weningtyas, et al. 2006). Pelaksanaan prosedur review dan kontrol kualitas yang baik akan meningkatkan kemungkinan terdeteksinya perilaku auditor yang menyimpang berupa perilaku pengurangan kualitas audit (Sumekto, 2001 dalam Wahyudi, et al. 2011). Pengalaman Audit Pengalaman yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah pengalaman seorang auditor yang bekerja pada kantor akuntan publik. Seseorang yang telah bekerja dalam kurun waktu 5 tahun akan dikatakan jauh lebih berpengalaman dari pada seseorang yang baru bekerja 1 tahun. Saat pengambilan keputusan, keputusan yang dibuat oleh auditor yang dengan pengalaman 5 tahun akan lebih dipercaya jika dibandingkan dengan keputusan yang dibuat oleh auditor dengan pengalaman 1 tahun. Dalam melakukan tugas pemeriksaan audit terhadap klien, auditor yang lebih berpengalaman akan lebih memahami prosedur audit yang dapat diabaikan dan ditinggalkan
ISSN: 1410 -9875
Shanti S.
dibandingkan auditor yang belum berpengalaman.
(Utami, 2010 dalam Mirdah, et al. 2012). Dengan menunjukkan loyalitasnya kepada KAP tempatnya bekerja dan berusaha menunjukkan hasil yang maksimal kepada klien maka profesi eksternal auditor adalah profesi yang penting didalam masyarakat sehingga dapat menunjukkan bahwa auditor memiliki komitmen profesional yang tinggi.
Komitmen Profesional Komitmen sebagai lingkup, identifikasi, keterlibatan dan loyalitas yang diekspresikan oleh seseorang terhadap organisasinya (Gibson et al. 1996; Haryani, 2001; Indarto, 2011). Profesionalisme suatu profesi akan dapat dijalankan apabila didukung oleh suatu kode etik untuk menjaga moralitas Model penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah: Variabel Independen
Variabel Dependen
Time Pressure Risiko Audit Penghentian prematur atas prosedur audit
Materialitas Prosedur review dan kontrol kualitas Pengalaman Mengaudit Komitmen Profesional
Gambar 1 Model Penelitian Hipotesis Ha1 : Time pressure berpengaruh terhadap penghentian prematur atas prosedur audit. Ha2 : Risiko audit berpengaruh terhadap penghentian prematur atas prosedur audit. Ha3 : Materialitas berpengaruh terhadap penghentian prematur atas prosedur audit. Ha4 : Prosedur review dan kontrol kualitas berpengaruh terhadap penghentian prematur atas prosedur audit. Ha5 : Pengalaman dalam mengaudit berpengaruh terhadap penghentian prematur atas prosedur audit.
Ha6
: Komitmen profesional berpengaruh terhadap penghentian prematur atas prosedur audit.
METODA PENELITIAN Objek penelitian dalam penelitian ini adalah auditor yang bekerja pada KAP Di Jakarta. Pengumpulan data dilakukan dengan metode survey, dimana kuisioner dikirim kepada auditor yang bekerja di kantor akuntan publik. Metode pengambilan sampel adalah dengan menggunakan metode convenience purposive sampling. Kriteria yang digunakan
15
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 7
adalah pendidikan minimal S1 dan lama kerja paling sedikit adalah 1 tahun. Penghentian Prematur Atas Prosedur Audit Pertanyaan yang digunakan dari penelitian Weningtyas, et al. (2006) dengan skala pengukuran likert 5 poin yaitu tidak pernah (1), kadang-kadang (2), tidak tahu (3), sering (4) dan hampir selalu (5), menggunakan 10 pertanyaan. Pengukuran variabel penghentian prematur atas prosedur audit menggunakan variabel dummy.
November 2013
Pengukuran dilakukan dengan cara menghitung nilai ratarata skor masing-masing responden lalu membandingkan dengan nilai median. Dimana angka 0 menunjukkan bahwa responden tidak melakukan praktik penghentian prematur atas prosedur audit, jika memiliki nilai dibawah atau kurang dari nilai median dan angka 1 untuk menunjukkan responden yang telah melakukan praktik penghentian prematur atas prosedur audit jika memiliki nilai diatas atau lebih dari nilai median.
Tabel 1 Pengukuran Variabel Independen Independen Time Pressure
Penelitian Weningtyas, et al. (2006)
Risiko audit
Weningtyas, al. (2006)
et
Likert
Materialitas
Weningtyas, al. (2006)
et
Likert
1. 2. 3. 4. 5.
Weningtyas, dan al. (2006)
et
Likert
1. 2. 3. 4. 5.
Likert
1. 2. 3.
Prosedur review kontrol kualitas
Pengalaman Audit
16
Indarto, (2011)
Pengukuran Likert
1. 2. 3. 4. 5. 1. 2. 3. 4. 5.
Skala Tidak Pernah, Kadang-kadang, Tidak tahu, Sering , Hampir selalu Sangat setuju, Setuju, Netral, Tidak setuju , Sangat tidak setuju Sangat setuju, Setuju, Netral, Tidak setuju , Sangat tidak setuju Sangat setuju, Setuju, Netral, Tidak setuju , Sangat tidak setuju Tidak pernah , Kadang-kadang, Tidak tahu,
Pertanyaan 5 Pertanyaan
3 Pertanyaan
3 Pertanyaan
5 Pertanyaan
3 Pertanyaan
ISSN: 1410 -9875
Komitmen profesional
Shanti S.
Trisnaningsih, (2003) dalam Wahyudi, et al. (2011)
Likert
4. 5. 1. 2. 3. 4. 5.
Sering Hampir selalu Tidak pernah , Kadang-kadang, Tidak tahu, Sering Hampir selalu
7 Pertanyaan
kuesioner. Kuesioner yang tidak dapat digunakan karena tidak diisi secara lengkap dan jawaban yang diberikan oleh responden tidak sesuai dengan kriteria yang ditetapkan.
HASIL PENELITIAN Jumlah kuesioner yang disebarkan adalah 160, hanya 110 kuesioner yang dikembalikan yang dijadikan data penelitian hanya 85
Tabel 2 Tingkat Pengembalian Kuesioner
Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah
Keterangan kuesioner yang dikirim kuesioner yang tidak kembali kuesioner yang kembali kuesioner yang dapat digunakan
Jumlah Data 160 50 110 85
Hasil tabel 3 menunjukkan audit, materialitas, prosedur rata-rata jawaban atas variabel review dan kontrol kualitas, prosedur audit adalah 18,98 dan pengalaman auditor dan komitmen adanya penyimpangan jawaban rataprofesional dapat dilihat pada tabel rata responden sebesar 8,036. 3. Pada variabel time pressure, risiko Tabel 3 Statistik Deskriptif Variabel Variabel Penelitian
Minimum
Prosedur Audit Time Pressure Risiko Audit Materialitas Prosedur Review dan Kontrol Kualitas Pengalaman Auditor di KAP Komitmen Profesional Sumber : Hasil pengolahan data SPSS versi
Maximum
Mean
Standar Deviasi
10 7 3 5 6
43 25 13 14 20
18,98 15,85 7,13 11,09 12,87
8,036 4,308 2,329 2,255 3,188
3 7 20
12 29
6,79 13,54
1,800 5,643
17
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 7
November 2013
Terdapat urutan prosedur dimana responden memberikan audit yang sering ditinggalkan oleh prioritas nilai untuk masing-masing auditor yang diperoleh berdasarkan prosedur audit dengan angka yang penilaian ranking prosedur audit berbeda setiap prosedur. Tabel 4 Ranking Friedman Test Statisticsa N 85 Chi-Square 71,775 Df 9 Asymp. ,000 Sig. Sumber : Hasil pengolahan data SPSS versi 20 Hasil dari tabel 4 menunjukkan terdapat urutan menunjukkan bahwa nilai prioritas dari prosedur audit yang dihentikan. Asymp.Sig 0,000 nilai Asymp.Sig yang lebih kecil dari 0,05 Tabel 5 Urutan Prioritas Prosedur Audit No 1 2 3 4 5 6 7
Prosedur Audit Pemahaman bisnis klien Pertimbangan pengendalian intern klien Pengujian substantive Pertimbangan internal auditor Prosedur analitis Konfirmasi Melaksanakan uji kepatuhan terhadap pengendalian atas transaksi dalam aplikasi sistem on-line 8 Mengurangi jumlah sampel 9 Pemeriksaan fisik 10 Menggunakan representasi manajemen Sumber : Hasil pengolahan data SPSS versi 20 Dalam tabel 5 dilihat dari nilai mean rank, dapat disimpulkan bahwa prosedur audit yang sering ditinggalkan adalah pertimbangan internal auditor dan prosedur yang jarang ditinggalkan adalah pemeriksaan fisik. Tabel 6 menjelaskan bahwa butir pertanyaan untuk variabel
18
Mean Rank 5,48 5,22 5,15 3,96 6,16 6,68 4,48
Prioritas 6 5 4 1 7 9 2
4,93 6,73 6,19
3 10 8
independen secara keseluruhan dinyatakan valid. Karena pertanyaan dalam variabel memiliki nilai sig.(2-tailed) = 0,000, dimana sig.(2-tailed) = 0,000 adalah lebih kecil dari 0,05 maka dapat dinyatakan data yang digunakan adalah valid.
ISSN: 1410 -9875
Tabel 6 Hasil Uji Validitas Variabel Independen Butir Pertanyaan Nilai Nilai Asyp. Pearson Sig Correlation Prosedur 1 0,654 0,000 Prosedur 2 0,800 0,000 Prosedur 3 0,742 0,000 Prosedur 4 0,785 0,000 Prosedur 5 0,812 0,000 Prosedur 6 0,774 0,000 Prosedur 7 0,759 0,000 Prosedur 8 0,697 0,000 Prosedur 9 0,774 0,000 Prosedur 10 0,766 0,000 Time Pressure 1 0,690 0,000 Time Pressure 2 0,769 0,000 Time Pressure 3 0,755 0,000 Time Pressure 4 0,703 0,000 Time Pressure 5 0,749 0,000 Resiko Audit 1 0,851 0,000 Resiko Audit 2 0,780 0,000 Resiko Audit 3 0,855 0,000 Materialitas 1 0,762 0,000 Materialitas 2 0,907 0,000 Materialitas 3 0,856 0,000 Prosedur Review Kontrol Kualitas 0,534 0,000 1 Prosedur Review Kontrol Kualitas 0,526 0,000 2 Prosedur Review Kontrol Kualitas 0,782 0,000 3 Prosedur Review Kontrol Kualitas 0,664 0,000 4 Prosedur Review Kontrol Kualitas 0,501 0,000 5 Pengalaman Audit 1 0,834 0,000 Pengalaman Audit 2 0,876 0,000 Pengalaman Audit 3 0,831 0,000 Komitmen Profesional 1 0,828 0,000 Komitmen Profesional 2 0,709 0,000 Komitmen Profesional 3 0,792 0,000 Komitmen Profesional 4 0,750 0,000 Komitmen Profesional 5 0,770 0,000 Komitmen Profesional 6 0,688 0,000 Komitmen Profesional 7 0,743 0,000 Sumber : Hasil pengolahan data SPSS versi 20
Shanti S.
Valid / Tidak Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
19
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 7
Uji reliabilitas dilakukan guna mengukur suatu kuesioner yang menjadi indikator antara variabel (konstruk). Pengujian ini membuktikan apakah kuesioner
November 2013
dapat dikatakan handal (reliable) jika pertanyaan dijawab secara konsisten dengan menggunakan teknik cronbach’s alpha (nilai conbranch alpha > 0,60).
Tabel 7 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Cronbach’s Alpha Keterangan Prosedur Audit 0,915 Reliabel Time Pressure 0,783 Reliabel Risiko Audit 0,773 Reliabel Materialitas 0,797 Reliabel Prosedur Review dan Kontrol Kualitas 0,614 Reliabel KAP Pengalaman Kerja 0,799 Reliabel Komitmen Profesional 0,872 Reliabel Sumber : Hasil pengolahan data SPSS versi 20 Dari hasil pengujian dapat reliable karena memiliki nilai dilihat bahwa seluruh variabel cronbach’s alpha yang lebih besar dimasukkan ke dalam model adalah dari 0,60. Tabel 8 -2 Log Lokelihood Nilai -2 Log Likelihood Beginning Block Block 0 : Beginning Block 117,823 Block 1 : Method-Enter 16,758 Sumber : Hasil pengolahan data SPSS versi 20 Berdasarkan tabel 7 dapat nomor = 1 angka -2 Log Likelihood dilihat angka -2 Log Likelihood, turun menjadi 16,758. Penurunan dimana pada Block nomor = 0 angka sebesar 101,065 ini menunjukkan -2 Log Likelihood adalah sebesar model regresi yang lebih baik. 117,823 sedangkan pada Block Tabel 9 Tabel Nilai Nagelkerke R2 Model Summary -2 Log Cox & likelihood Snell R Square a 1 16,758 ,695 Sumber : Hasil pengolahan data SPSS versi 20 Ste p
Dari tabel 9 diatas dapat dilihat nilai Nagelkerke R2 sebesar
20
Nagelkerk eR Square ,927
0,927, yang berarti bahwa hanya 92,7% saja variasi dari variabel
ISSN: 1410 -9875
Shanti S.
dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel independen, dan sisanya sebesar 7,3% dijelaskan
oleh variasi variabel independen lain yang tidak terdapat dalam model ini.
Tabel 10 Tabel Hosmer and Lemeshow Goodness of Fit Test Hosmer and Lemeshow Test Ste Chi-square df Sig. p 1 2,224 7 ,946 Sumber : Hasil pengolahan data SPSS versi 20 Hasil yang diperlihatkan pada tabel 10 yang menunjukkan nilai Hosmer and Lemeshow Goodness of Fit Test sebesar 2,224 dan probabilitas signifikansinya sebesar 0,946 dimana nilanya lebih besar dari 0,05. Maka Ho ditolak
yang berarti tidak ada perbedaan signifikansinya antara model dengan nilai observasinya sehingga Goodnes of Fit model baik karena model dapat memprediksi nilai observasinya.
Tabel 11 Tabel Uji Tingkat Ketepatan Prediksi Observed
Step 1
Premat ur
Predicted Prematur Tidak Melakukan Melakuka Penghentia n n 40 3
Tidak Melakukan Penghentian Melakukan 2 Penghentian Overall Percentage a. The cut value is ,500 Sumber : Hasil pengolahan data SPSS versi 20 Tabel 11 menunjukkan bahwa dari 43 sampel yang tidak melakukan penghentian prematur atas prosedur audit, 40 sampel atau sebesar 93% secara tepat dapat diprediksi dalam model regresi logistik ini, dan 3 sampel tidak tepat diprediksikan oleh model, sedangkan dari 42 sampel yang melakukan penghentian prematur
40
Percentag e Correct
93,0 95,2 94,1
sebanyak 40 sampel atau 95,2% sampel dengan tepat dapat diprediksikan oleh model regresi logistik ini, sedangkan 2 sampel lainnya diestimasikan melenceng dari hasil observasinya. Secara keseluruhan berarti 80 sampel dari 85 sampel atau 94,1% sampel dapat diprediksikan dengan tepat oleh regresi logistik ini.
21
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 7
November 2013
Tabel 12 Uji Signifikan Koefisien B Time Pressure Risiko Audit Materialitas Prosedur Review dan KontrolKualitas Pengalaman Kerja Komitmen Profesional Constant
S.E.
,087 -,588 -,308 -,286
,362 ,432 ,502 ,300
Wald ,057 1,850 ,375 ,908
d f 1 1 1 1
Sig.
Exp(B)
,811 ,174 ,540 ,341
1,090 ,555 ,735 ,751
-,173 ,431 ,162 1 ,687 ,841 2,542 1,093 5,406 1 ,020 12,704 8,971 5,658 1 ,017 ,000 21,338 a. Variable(s) entered on step 1: T.TIP, T.RA, T.MA, T.PRKK, T.PK, T.KP. Sumber : Hasil pengolahan data SPSS versi 20 Pengujian variabel time pressure dengan nilai signifikan sebesar 0,811, yang menghasilkan berada di atas 0,05, menunjukkan tidak adanya pengaruh variabel time pressure terhadap penghentian prematur atas prosedur audit. Pengujian variabel risiko audit dengan nilai signifikan sebesar 0,174, yang menghasilkan berada di atas 0,05, menunjukkan tidak adanya pengaruh variabel risiko audit terhadap penghentian prematur atas prosedur audit. Pengujian variabel materialitas dengan nilai signifikan sebesar 0,540, yang menghasilkan berada di atas 0,05, menunjukkan tidak adanya pengaruh variabel materialitas terhadap penghentian prematur atas prosedur audit. Pengujian variabel prosedur review dan kontrol kualitas dengan nilai signifikan sebesar 0,341, yang menghasilkan berada di atas 0,05, menunjukkan tidak adanya pengaruh variabel prosedur review dan kontrol kualitas terhadap penghentian prematur atas prosedur audit.
22
Pengujian variabel pengalaman audit dengan nilai signifikan sebesar 0,687, yang menghasilkan berada di atas 0,05, menunjukkan tidak adanya pengaruh variabel pengalaman audit terhadap penghentian prematur atas prosedur audit. Pengujian variabel komitmen profesional dengan nilai signifikan sebesar 0,020, yang menghasilkan berada di atas 0,05, menunjukkan adanya pengaruh positif variabel komitmen profesional terhadap penghentian prematur atas prosedur audit. PENUTUP Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah diuraikan dapat diperoleh kesimpulan bahwa Variabel time pressure tidak memiliki pengaruh terhadap penghentian prematur atas prosedur audit, hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Yuliana, et al. (2009), Wahyudi, et al. (2011), Qurrahman, et al. (2012), dan tidak
ISSN: 1410 -9875
sependapat dengan penelitian yang dilakukan Weningtyas, et al. (2006), Wibowo dan Dul Mu’id, (2008), Maulina, et al. (2010), Indarto, (2011), dan Kumalasari, et al. (2013) . Variabel risiko audit tidak terdapat pengaruh terhadap penghentian prematur atas prosedur audit, hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Wahyudi, et al. (2011) dan Yuliana, et al. (2009), dan tidak sependapat dengan penelitian Wibowo dan Dul Mu’id, (2008), Indarto, (2011), Qurrahman, et al. (2012), Kumalasari, et al. (2013). Variabel materialitas tidak berpengaruh terhadap penghentian prematur atas prosedur audit, hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Qurrahman, et al. (2012), dan ridak sependapat dengan penelitian yang dilakukan oleh Wibowo dan Dul Mu’id, (2008), Wahyudi, et al. (2011) dan Kumalasari, et al. (2013). Variabel prosedur review dan kontrol kualitas tidak berpengaruh terhadap penghentian prematur atas prosedur audit hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Wibowo dan Dul Mu’id, (2008), Indarto, (2011), Wahyudi, et al. (2011), Kumalasari, et al. (2013), tidak sependapat dengan penelitian yang dilakukan oleh Qurrahman, et al. (2012). Variabel pengalaman audit di Kantor Akuntan Publik tidak berpengaruh terhadap penghentian prematur atas prosedur audit hasil
Shanti S.
penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Indarto, (2011). Variabel komitmen profesional berpengaruh positif terhadap penghentian prematur atas prosedur audit, tidak sependapat dengan penelitian yang dilakukan oleh Indarto, (2011), Wahyudi, et al. (2011), dan Qurrahman, et al. (2012). Dari penelitian yang telah dilakukan, masih terdapat beberapa keterbatasan yaitu pemilihan sampel sebagian besar adalah auditor yang bekerja pada KAP yang berlokasi di Jakarta, penelitian menggunakan 6 variabel independen terdiri dari time pressure, risiko audit, materialitas, prosedur review dan kontrol kualitas, pengalaman audit dan komitmen professional, penelitian ini menggunakan pengujian ranking friedman untuk mengetahui urutan prioritas yang sering ditinggalkan oleh auditor. Beberapa rekomendasi yang dapat disarankan untuk peneliti selanjutnya sebagai dasar pertimbangan melakukan penelitian yang sama adalah pentingnya untuk memperhatikan waktu penyebaran kuesioner yang akan dilakukan. Sebaiknya lakukan observasi waktu terlebih dahulu sebelum melakukan penyebaran kepada responden. Ruang lingkup peneliti pada penelitian selanjutnya, responden pada kota-kota lainnya seperti Tangerang, Bekasi, dll. Penelitian selanjutnya dapat menambahkan variabel independen lainnya seperti Independensi dan Kesadaran etis.
23
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 7
November 2013
REFERENSI Alderman, C Wayne dan James W. Detrick. (1982). Auditor’s perceptions of Time Budget Pressures and Prematur Sign Offs: A replication and Extension. Auditing: A Journal of Practice and Theory. Ghozali, Imam. (2006). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbitan Universitas Diponegoro. Herliansyah, Y. dan Ilyas. (2006). Jurnal Pengaruh Pengalaman Auditor Terhadap Penggunaan Bukti Tidak Relevan Dalam Auditor Judgment. Simposium Nasional Akuntansi IX Padang. Indarto, S.L. 2011. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penghentian Prematur atas Prosedur Audit. Dinamika Sosial Ekonomi. Vol. 7. No. 2. H : 197 -210. Institut Akuntan Publik Indonesia. 2011. Standar Profesional Akuntan Publik. Jakarta: Salemba Empat. Kartika, I. dan Profita, W. 2007. Locus of control and Accepting Disfunctional Behavior on Public Auditors of DFAB. Akuntabilitas. Vol. 6. No. 2. H : 158-164. Kumalasari, et al. 2013. Pemengaruh Penghentian Prematur atas Prosedur Audit Pada Auditor di KAP Surabaya. Jurnal Riset Manajemen dan Akuntansi Vol. 1 No. 1. H : 28-39. Ling, Q. dan Akers, M. 2010. An Examination Of Underreporting Of Time And Premature Signoffs By Internal Auditors. Review of Business Information Systems. Vol. 14. No. 4: 37-48. Malone, Charles F dan Robin W.Robert. (1996). Factors Associated With The Incidence of Reduced Audit Quality Behaviours. Auditing : A Journal of Practice and Theory. Maulina, et. al. 2010. “Pengaruh Tekanan Waktu dan Tindakan Supervisi terhadap Penghentian Prematur atas Prosedur Audit”. Simposium Nasional Akuntansi XIII Purwokerto. http://blog.umy.ac.id/ervin/files/2012/05/AUD_28.pdf. Mulyadi. (2001). Auditing 1 (edisi enam). Jakarta : Salemba Empat. P. Siagian, S. 1999. Audit Manajemen. Jakarta : Bumi Aksara. Qurrahman, et al. 2012. Pengaruh Time Pressure, Resiko Audit, Materialitas, Prosedur Review dan Kontrol Kualitas, Locus Of Control serta Komitmen Profesional terhadap Penghentian Prematur Atas Prosedur Audit (Studi Empiris pada KAP di Palembang). E-Jurnal Binar Akuntansi. Vol. 1. No. 1. H : 23-32. Sujana, E. dan Tjiptohadi, S. 2006. Perilaku Disfungsional Auditor : Perilaku Yang Tidak Mungkin Dihentikan. Jurnal Bisnis dan Akuntansi. Vol. 8. No. 3. H : 247-259. Tranggono, R. dan Andi Kartika. 2008. Pengaruh Komitmen Oganisasional dan Profesional terhadap Kepuasan Kerja Auditor dengan Motivasi sebagai Variabel Intervening. Jurnal Bisnis dan Ekonomi. Vol. 15. No. 1. H : 8090. Ubaidillah dan Arafah. (2009). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Independensi Dalam Melakukan Pemeriksaan Pada Kantor Akuntan Publik di Palembang. Vol. 3 No. 1.
24
ISSN: 1410 -9875
Shanti S.
Wahyudi, et al. 2011. Praktik Penghentian Prematur Atas Prosedur Audit. Media Riset Akuntansi. Vol. 1 No. 2 H : 125-140. Weningtyas, et. al. 2006. Penghentian Prematur Atas Prosedur Audit. Simposium Nasional Akutansi 9 Padang. http://findpdf.net/books/about-SIMPOSIUM-NASIONAL-AKUNTANSI-11prematur-audit-download.html. Wibowo, K.P. dan Dul Mu’id. 2008. Profesionalisme Auditor Dalam Penghentian Prematur Atas Prosedur Audit (Studi Empiris Pada KAP Di Semarang). Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro Semarang. http://eprints.undip.ac.id/26493/1/kurniawan_puji_wibowo_%28c2c60 5203%29.pdf. Wilopo. 2006. Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Perilaku Disfungsional Auditor. Studi Pada Kantor Akuntan Publik Di Jawa Timur. Akuntansi dan Teknologi Informasi Informasi. Vol. 5. No. 2. H : 141152. Yuliana, et al. 2009. Pengaruh Time Pressure dan Resiko Audit Terhadap Penghentian Prematur atas Prosedur Audit. Jurnal Cakrawala Akuntansi. Vol. 1. No. 1. H : 21-32. Zoraifi, Renata. 2005. Pengaruh Locus of control, Tingkat Pendidikan, Pengalaman Kerja, dan Pertimbangan Etis Terhadap Perilaku Auditor Dalam Situasi Konflik Audit. Jurnal Akuntansi & Bisnis. Vol. 5. No. 1. H : 12-26.
25
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 7
Halaman ini sengaja dikosongkan
26
November 2013
JURNAL BISNIS DAN AKUNTANSI Vol. 15, No. 1a, Is. 7, November 2013, Hlm. 27-38
ISSN: 1410 - 9875 http: //www.tsm.ac.id/JBA
PENGARUH MOTIVASI INTRINSIK, KOMUNIKASI, DAN KOMPENSASI FINANSIAL TERHADAP KINERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI IAN NURPATRIA S STIE TRISAKTI
[email protected] Abstract : The purpose of this study is to determine how the influence of intrinsic motivation, communication, and financial compensation on employee performance in production division PT. Gematirta Sentrapack. The object of this study is PT. Gematirta Sentrapack which located on Jl. Raya Diklat Pemda kav. 57, Legok. Saturated sampling method is used to take the samples. Total samples in this study is 50 respondents from production division. The hypothesis tested in this study are using simple regression analysis and multiple regression analysis. Variable in this study is measure by likert scale and data analysis in this study is using the program SPSS Statistic ver. 21. The results of this study showed that intrinsic motivation, communication, and financial compensation simultantly affect employee’s performance. Its showed from F test value 5,365 and has significance value 0,003. Intrinsic motivation partially affect employee’s performance through t test value 2,307 and has significance value 0,025. While communication partially affect employee’s performance through t test value 2,397 and has significance value 0,021. And financial compensation partially affect employee’s performance through t test value 2,202 and has significance value 0,032. Keywords:
Intrinsic Motivation, Communication, Financial Compensation, Employee’s Performance, PT. Gematirta Sentrapack.
Abstrak :Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh bukti empiris dan menganalisa pengaruh motivasi intrinsik, komunikasi, dan kompensasi finansial terhadap kinerja karyawan bagian produksi pada PT. Gematirta Sentrapack. Objek dalam penelitian ini adalah PT. Gematirta Sentrapack yang terletak di Jl. Raya Diklat Pemda kav.57, Legok. Teknik pengumpulan sampel menggunakan teknik sampel jenuh. Data penelitian ini terdiri dari 50 karyawan bagian produksi PT. Gematirta Sentrapack. Metode statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah regresi sederhana dan regresi linear berganda. Variabel dalam penelitian diukur dengan menggunakan skala likert. Analisis data dilakukan dengan menggunakan program SPSS Statistics ver.21. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa motivasi intrinsik, komunikasi,
27
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 7
November 2013
dan kompensasi finansial secara simultan mempengaruhi kinerja karyawan melalui uji F sebesar 5,365 sig (0,003). Secara parsial motivasi intrinsik mempengaruhi kinerja karyawan melalui uji t sebesar 2,307 sig (0,025), komunikasi secara parsial mempengaruhi kinerja karyawan melalui uji t sebesar 2,397 sig (0,021), dan kompensasi finansial secara parsial mempengaruhi kinerja karyawan melalui uji t sebesar 2,202 sig (0,032). Kata kunci:
Motivasi Intrinsik, Komunikasi, Kompensasi Finansial, Kinerja Karyawan, PT. Gematirta Sentrapack.
PENDAHULUAN Dalam era globalisasi saat ini, jumlah pelaku bisnis semakin hari kian meningkat dikarenakan adanya pasar bebas pada tahun 2015 yang menyebabkan terjadinya persaingan yang kompetitif dalam dunia bisnis. Komunitas Yellowpages (2015) menyatakan bahwa industri manufaktur berperan besar dalam penciptaan nilai tambah, penyerapan tenaga kerja produktif dan pendorong pertumbuhan ekonomi. Salah satu industri manufaktur yang mendorong pertumbuhan ekonomi adalah industri kemasan plastik. Kemenperin (2015) mempublikasikan bahwa jumlah unit usaha industri kemasan plastik sempat mengalami penurunan dari tahun 2007-2009 akan tetapi di tahun 2010 jumlah unit usaha kemasan plastik meningkat. Bertambahnya jumlah unit usaha dalam industri kemasan plastik akan meningkatkan persaingan, oleh karena itu perusahaan dituntut untuk memberikan perhatian penuh terhadap kinerja atau peran karyawan dalam beberapa hal seperti keterampilan komunikasi dan motivasi kerja yang tinggi. Perusahaan yang ditunjang oleh karyawan dengan tingkat kinerja yang tinggi dalam melaksanakan
28
setiap tugasnya, akan mampu bersaing secara kompetitif dan terus mengalami perkembangan kearah yang lebih baik (Suparta, 2013). Kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya (Mangkunegara 2011, 67). Kinerja sangat dibutuhkan dalam perusahaan karena dengan kinerja yang maksimal diharapkan mampu membawa keberhasilan bagi perusahaan. Adanya pemberian motivasi kepada karyawan maka karyawan akan merasa mendapatkan perhatian dan kepuasan sehingga mereka akan memberikan kinerja yang maksimal untuk perusahaan. Menurut Siagian (2002, 290), teori Herzberg yang dikenal dengan model dua faktor dari motivasi yaitu faktor motivasional dan faktor higine atau pemeliharaan. Faktor motivasional adalah hal-hal pendorong berprestasi yang sifatnya intrinsik, yang berarti bersumber dari dalam diri seseorang, sedangkan yang dimaksud dengan faktor higine atau pemeliharaan adalah faktor-faktor yang sifatnya ekstrinsik yang berarti bersumber dari luar diri seseorang. Iriani (2010) menyatakan bahwa
ISSN: 1410 -9875
motivasi intrinsik mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja karyawan. Hal ini berarti menunjukkan apabila motivasi intrinsik karyawan tinggi maka kinerjanya pun akan menglami peningkatan, sebaliknya apabila motivasi intrinsik karyawan rendah maka kinerjanya pun tidak mengalami peningkatan. Komunikasi yang baik perlu adanya jalinan pengertian antara yang menyampaikan komunikasi dengan yang menerima komunikasi, agar tidak terjadi kesalahpahaman. Communication is a process by which information and understanding are transferred between a sender and a receiver (Daft 2011, 232). Yusuf (2014) menyatakan bahwa terdapat pengaruh signifikan antara komunikasi terhadap kinerja karyawan, yang artinya apabila komunikasi lebih ditingkatkan maka akan menunjang peningkatan kinerja karyawan, sebaliknya apabila tidak ada komunikasi yang baik maka kinerja karyawanpun tidak mengalami peningkatan. Kompensasi adalah semua pendapatan yang berbentuk uang, barang langsung atau tidak langsung yang diterima karyawan sebagai imbalan atas jasa yang diberikan kepada perusahaan (Hasibuan 2001, 118). Menurut Sukmawati (2008), variabel kompensasi mempunyai pengaruh terhadap variabel kinerja karyawan. Hal ini berarti menujukkan bahwa pemberian kompensasi yang cukup sebagai imbalan untuk karyawan dapat meningkatkan kinerja karyawan, sebaliknya apabila pemberian kompensasi dirasa kurang layak sebagai imbalan untuk karyawan
Ian Nurpatria S
dapat menurunkan kinerja karyawan. PT. Gematirta Sentrapack merupakan objek penelitian yang menarik dalam peranannya di industri kemasan plastik yang turut ikut serta mendorong pertumbuhan ekonomi dan mengurangi pengangguran. Penting bagi PT. Gematirta Sentrapack untuk memberikan perhatian pada permasalahan kinerja karyawan dalam memahami motivasi intrinsik karyawannya, komunikasi yang terjadi antar karyawan dan atasan serta kompensasi finansial yang diberikan. Hal ini sebagai masukan untuk pihak manajemen untuk membuat suatu kebijakan dalam rangka mempertahankan customer dan meningkatkan daya saing. RERANGKA TEORITIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Kinerja Karyawan Menurut Simanjuntak (2011, 1), kinerja adalah tingkat pencapaian hasil atas pelaksanaan tertentu. Berdasarkan Simanjuntak (2011, 2), upaya peningkatan kinerja perusahaan adalah melalui peningkatan kinerja masing-masing individu. Kinerja setiap orang dipengaruhi oleh banyak faktor yang dapat digolongkan pada 3 kelompok yaitu kompetensi individu yang bersangkutan, dukungan organisasi, dan dukungan manajemen (Simanjuntak 2011, 11). Menurut Mangkunegara (2011,67), kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.
29
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 7
Motivasi Intrinsik Menurut Dessler (2015, 401), intrinsic motivation is motivation that derives from the pleasure someone gets from doing the job or task. Teori Herzberg dikenal dengan “Model dua faktor” dari motivasi yaitu faktor motivasional dan faktor higine atau pemeliharaan yang dikemukakan oleh Siagian (2002, 290) menyatakan bahwa faktor motivasional adalah hal-hal pendorong berprestasi yang sifatnya intrinsik, yang berarti bersumber dari dalam diri seseorang, sedangkan yang dimaksud dengan faktor higine atau pemeliharaan adalah faktor-faktor yang sifatnya ekstrinsik yang berarti bersumber dari luar diri seseorang. Faktor motivasional antara lain ialah pekerjaan seseorang, keberhasilan yang diraih, kesempatan bertumbuh, kemajuan dalam karir, dan pengakuan dari orang lain, sedangkan faktor hygiene mencakup antara lain hubungan seseorang karyawan dengan atasannya, kebijakan organisasi, kondisi kerja dan imbalan yang berlaku. Komunikasi Menurut Daft (2011, 232), communication is a process by which information and understanding are transferred between a sender and a receiver. Menurut Usman (2006, 346), komunikasi ialah proses penyampaian atau penerimaan pesan dari satu orang kepada orang lain, baik langsung maupun tidak langsung, secara tertulis, lisan, maupun bahasa isyarat. Adapun unsur-unsur dalam proses
30
November 2013
komunikasi antara lain; pengirim pesan (sender) atau komunikator dan materi (isi) pesan, bahasa isyarat (coding), media, mengartikan bahasa isyarat (decoding), penerima pesan (komunikan), balikan (respon si penerima pesan), gangguan yang menghambat komunikasi. Kompensasi Finansial Menurut Dessler (2011, 412), employee compensation refers to all forms of pay going to employees and arising from their employment. It has two main components, direct financial payments (wages, salaries, incentives, commisions, and bonuses) and indirect financial payments (financial benefits like employer-paid insurance and vacations). Menurut Hasibuan (2001, 118), kompensasi adalah semua pendapatan yang berbentuk uang, barang langsung atau tidak langsung yang diterima karyawan sebagai imbalan atas jasa yang diberikan kepada perusahaan. Kompensasi dibedakan menjadi dua (Hasibuan 2001, 118) yaitu kompensasi langsung (direct compensation) berupa gaji, upah, dan upah insentif dan kompensasi tidak langsung (indirect compensation atau employee welfare atau kesejahteraan karyawan). MODEL PENELITIAN Penelitian ini mencari pengaruh beberapa variabel independen (bebas) terhadap variabel dependen (terikat) dengan model penelitian sebagai berikut:
ISSN: 1410 -9875
Ian Nurpatria S
MOTIVASI INTRINSIK (X1) KOMUNIKASI (X2)
KINERJA KARYAWAN (Y)
KOMPENSASI FINANSIAL (X3)
Gambar 1 Model Penelitian Berdasarkan kajian teori dan kerangka pemikiran yang telah diuraikan diatas, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut : Ho1 : Tidak terdapat pengaruh motivasi intrinsik terhadap kinerja karyawan bagian produksi pada PT. Gematirta Sentrapack. Ha1 : Terdapat pengaruh motivasi intrinsik terhadap kinerja karyawan bagian produksi pada PT. Gematirta Sentrapack. Ho2 : Tidak terdapat pengaruh komunikasi terhadap kinerja karyawan bagian produksi pada PT. Gematirta Sentrapack. Ha2 : Terdapat pengaruh komunikasi terhadap kinerja karyawan bagian produksi pada PT. Gematirta Sentrapack. Ho3 : Tidak terdapat pengaruh kompensasi finansial terhadap kinerja karyawan bagian produksi pada PT. Gematirta Sentrapack.
Ha3
Ho4
Ha4
:
Terdapat pengaruh kompensasi finansial terhadap kinerja karyawan bagian produksi pada PT. Gematirta Sentrapack. : Tidak terdapat pengaruh motivasi intrinsik, komunikasi, dan kompensasi finansial secara simultan terhadap kinerja karyawan bagian produksi pada PT. Gematirta Sentrapack secara simultan. : Terdapat pengaruh motivasi intrinsik, komunikasi, dan kompensasi finansial secara simultan terhadap kinerja karyawan bagian produksi pada PT. Gematirta Sentrapack secara simultan.
METODA PENELITIAN Metoda Sampling Peneliti mengambil karyawan bagian produksi PT. Gematirta Sentrapack sebanyak 50 karyawan sebagai sampel dalam mengisi kuisioner. Metode pengambilan sampel yang
31
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 7
digunakan adalah Non-Probability Sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang atau kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel (Sugiyono 2010, 120), sedangkan teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode Sampling Jenuh. Sampling Jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel (Sugiyono 2010, 122). Definisi Operasional Variabel dan Pengukurannya Variabel Motivasi Intrinsik (X1) Motivasi intrinsik yaitu dorongan yang diberikan perusahaan kepada karyawan sebagai pemenuhan kebutuhan intrinsik melalui pengakuan, kesempatan untuk berkarir, pekerjaan itu sendiri dan tanggung jawab. Variabel Komunikasi (X2) Komunikasi merupakan penyampaian informasi yang terjadi dalam hubungan kerja antara pimpinan dengan karyawan dan antar karyawan itu sendiri melalui kebijakan, petunjuk, dan diskusi.
November 2013
Variabel Kompensasi finansial (X3) Kompensasi finansial merupakan imbalan yang diterima oleh karyawan dalam bentuk uang (finansial) sebagai balas jasa yang telah diberikan kepada perusahaan seperti gaji pokok, insentif, tunjangan, dan bonus. Variabel Kinerja Karyawan (Y) Kinerja adalah hasil kerja atau output yang dicapai oleh karyawan dan diperoleh dari indikator-indikator dalam suatu pekerjaan seperti tanggung jawab, inisiatif, dan ketepatan waktu. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan skala yaitu Skala Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono 2010, 132). Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan skala likert mempunyai gradiasi dari sangat positif sampai sangat negatif dan setiap jawaban diberi skor. Skor 4 : Sangat setuju Skor 3 : Setuju Skor 2 : Tidak setuju Skor 1 : Sangat tidak setuju
Tabel 1 Penjabaran Variabel Indikator serta Pengukurannya No.
32
Variabel
1.
Motivasi (X1)
Intrinsik
2.
Komunikasi (X2)
Indikator 1. 2. 3. 4. 5. 1. 2. 3.
Pengakuan Keberhasilan pelaksanaan Pekerjaan itu sendiri Tanggung jawab Kesempatan untuk berkarir Kebijakan dan tujuan Mendiskusikan masalah Petunjuk dari pimpinan
Pengukuran Skala Likert
Skala Likert
ISSN: 1410 -9875
No.
Ian Nurpatria S
Variabel
3.
Kompensasi Finansial (X3)
4.
Kinerja (Y)
Karyawan
Indikator 4. Komunikasi dengan pimpinan 5. Komunikasi dengan sesama bawahan. 1. Gaji pokok 2. Insentif 3. Tunjangan 4. Bonus 1. Memecahkan masalah 2. Tanggung jawab 3. Ikhlas dan tidak menyalahgunakan wewenang Kemampuan bekerja sama 4. Inisiatif 5. Tepat waktu dan kualitas 6. Kecepatan 7. kerja.
Pengukuran
Skala Likert
Skala Likert
Sumber : Suparta dan Ganesan and Weitz (2013)
Teknik Pengumpulan Data Berdasarkan sumber datanya, sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sumber primer dan sumber sekunder. Untuk memperolehnya, peneliti melakukan penyebaran
kuisioner. Data sekunder dikumpulkan dengan mencatat data pendukung. HASIL PENELITIAN PEMBAHASAN Hasil Uji Validitas
Tabel 2 Uji Validitas – Motivasi Intrinsik (X1) Item R Hitung R Tabel Variabel Pertanyaan MI 1 0,551 0,2787 MI 2 0,737 0,2787 Motivasi MI 3 0,513 0,2787 Intrinsik MI 4 0,713 0,2787 MI 5 0,578 0,2787
DAN
Hasil Valid Valid Valid Valid Valid
Sumber: hasil pengolahan spss
Nilai r tabel dicari pada signifikansi 2-tailed 0,05 dengan (n) =50, maka r tabel yang didapat sebesar 0,2787. Tabel menunjukkan nilai dari r hitung dan r tabel dari variabel motivasi intrinsik (X1). Item pertanyaan motivasi intrinsik 1 menunjukkan r hitung sebesar
0,551 dimana r hitung > r tabel yaitu 0,2787. Dalam hal ini, maka item pertanyaan motivasi intrinsik 1 dapat dikatakan valid, begitu juga dengan item pertanyaan motivasi intrinsik lainnya yang memiliki r hitung lebih besar dari r tabel.
33
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 7
Variabel
Komunikasi
Tabel 3 Uji Validitas – Komunikasi Item R Hitung Pertanyaan K1 0,752 K2 0,716 K3 0,792 K4 0,721 K5 0,289
November 2013
(X2) R Tabel
Hasil
0,2787 0,2787 0,2787 0,2787 0,2787
Valid Valid Valid Valid Valid
Sumber: hasil pengolahan spss
Tabel menunjukkan nilai dari r maka item pertanyaan komunikasi 1 hitung dan r tabel dari variabel dapat dikatakan valid, begitu juga komunikasi (X2). Item pertanyaan dengan item pertanyaan komunikasi komunikasi 1 menunjukkan r hitung lainnya yang memiliki r hitung lebih sebesar 0,752 dimana r hitung > r besar dari r tabel. tabel yaitu 0,2787. Dalam hal ini, Tabel 4 Uji Validitas – Kompensasi Finansial (X3) Item R Hitung R Tabel Hasil Variabel Pertanyaan KF 1 0,779 0,2787 Valid KF 2 0,705 0,2787 Valid Kompensasi Finansial KF 3 0,760 0,2787 Valid KF 4 0,720 0,2787 Valid Sumber: hasil pengolahan spss
Tabel 4 menunjukkan nilai dari r item pertanyaan kompensasi hitung dan r tabel dari variabel finansial 1 dapat dikatakan valid, kompensasi finansial (X3). Item begitu juga dengan item pertanyaan kompensasi finansial 1 pertanyaan kompensasi finansial menunjukkan r hitung sebesar lainnya yang memiliki r hitung lebih 0,779 dimana r hitung > r tabel besar dari r tabel. yaitu 0,2787. Dalam hal ini, maka Tabel 5 Uji Validitas – Kinerja Karyawan (Y) Item R Hitung R Tabel Hasil Variabel Pertanyaan 0,609 0,2787 Valid KK1 0,707 0,2787 Valid KK2 0,712 0,2787 Valid KK3 Kinerja 0,280 0,2787 Valid KK4 Karyawan 0,825 0,2787 Valid KK5 0,589 0,2787 Valid KK6 0,409 0,2787 Valid KK7 Sumber: hasil pengolahan spss
Tabel 5 menunjukkan nilai dari r hitung dan r tabel dari variabel kinerja karyawan (Y). Item pertanyaan kinerja karyawan 1
34
menunjukkan r hitung sebesar 0,609 dimana r hitung tersebut lebih besar dibandingkan dengan r tabel yaitu 0,2787. Dalam hal ini,
ISSN: 1410 -9875
maka item pertanyaan kinerja karyawan 1 dapat dikatakan valid, begitu juga dengan item
Ian Nurpatria S
pertanyaan kinerja karyawan lainnya yang memiliki r hitung lebih besar dari r tabel.
Hasil uji reliabilitas Tabel 6 Hasil Uji Reliabilitas Cronbach Jumlah Variabel pertanyaan Alpha Motivasi Intrinsik (X1) 5 0,603 Komunikasi (X2) 5 0,679 Kompensasi Finansial 4 0,727 (X3) Kinerja karyawan (Y) 7 0,692
Hasil Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel
Sumber: hasil pengolahan spss
Pada tabel 6 dapat disimpulkan bahwa semua variabel, baik variabel independen ataupun variabel dependen dalam penelitian
ini dikatakan reliabel karena memiliki nilai cronbach alpha yang lebih besar dari 0,6.
Hasil Analisis Koefisien Regresi Berganda Tabel 7 Hasil Analisis Koefisien Regresi Linear Berganda Motivasi Intrinsik (X1), Komunikasi (X2) dan Kompensasi Finansial (X3) terhadap Kinerja Karyawan (Y) Unstandardized Coefficients Model B Std. Error (Constant) 1,473 0,467 Motivasi Intrinsik (X1) 0,213 0,101 1 Komunikasi (X2) 0,213 0,097 Kompensasi Finansial 0,072 0,154 (X3)
Sumber: hasil pengolahan spss
Berdasarkan hasil analisis regresi linier berganda pada tabel 4.21 diperoleh model regresinya sebagai berikut : Y = b0 + b₁x₁ + b₂x₂ + b₃x₃ + e Y = 1,473 + 0,213 X₁ + 0,213 X₂ + 0,154 X₃ + e Persamaan regresi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
Standardized Coefficients Beta
t
Sig.
0,270 0,281
3,156 0,003 2,114 0,040 2,194 0,033
0,271
2,131 0,038
1. Konstanta sebesar 1,473 dapat diartikan bahwa jika nilai pada ke-3 variabel independen (motivai intrinsik, komunikasi dan kompensasi finansial) sama dengan nol, maka nilai variabel dependen (kinerja karyawan) adalah sebesar 1,473. 2. Variabel motivasi intrinsik memiliki nilai koefisien regresi positif yaitu sebesar 0,213. Hal ini
35
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 7
menggambarkan bahwa kenaikan satu satuan variabel motivasi intrinsik akan menaikan nilai kinerja karyawan sebesar 0,213 satuan dengan asumsi variabel independen lain dianggap konstan. 3. Variabel komunikasi memiliki nilai koefisien regresi positif yaitu sebesar 0,213. Hal ini menggambarkan bahwa kenaikan satu satuan variabel komunikasi akan menaikan nilai kinerja karyawan sebesar 0,213 satuan
Model Regression 1 Residual Total
November 2013
dengan asumsi variabel independen lain dianggap konstan. 4. Variabel kompensasi finansial memiliki nilai koefisien regresi positif yaitu sebesar 0,154. Hal ini menggambarkan bahwa kenaikan satu satuan variabel kompensasi finansial akan menaikan nilai kinerja karyawan sebesar 0,154 satuan dengan asumsi variabel independen lain dianggap konstan.
Tabel 8 Hasil Uji Anova Sum of df Mean Square F Sig. Squares 1,474 3 0,491 5,365 0,003 4,212 46 0,092 5,685 49
Sumber: hasil pengolahan spss
Berdasarkan tabel 8 di atas, uji signifikansi pengaruh motivasi intrinsik, komunikasi, dan kompensasi finansial terhadap kinerja karyawan mempunyai nilai signifikansi sebesar 0,003, dimana nilai signifikansi tersebut kurang dari nilai α sebesar 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak (Ha diterima). Jadi, dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh secara simultan antara variabel motivasi intrinsik, komunikasi, dan kompensasi finansial terhadap variabel kinerja karyawan bagian produksi pada PT. Gematirta Sentrapack. PENUTUP 1. Motivasi Intrinsik Ho1 ditolak dan Ha1 diterima, artinya terdapat pengaruh antara variabel motivasi intrinsik (X1) terhadap variabel
36
kinerja karyawan bagian produksi pada PT. Gematirta Sentrapack. 2. Komunikasi Ho2 ditolak dan Ha2 diterima, artinya terdapat pengaruh antara variabel komunikasi (X2) terhadap variabel kinerja karyawan bagian produksi pada PT. Gematirta Sentrapack. 3. Kompensasi Finansial Ho3 ditolak dan Ha3 diterima, artinya terdapat pengaruh antara variabel kompensasi finansial (X3) terhadap variabel kinerja karyawan bagian produksi pada PT. Gematirta Sentrapack. 4. Motivasi Intrinsik, Komunikasi, dan Kompensasi Finansial Ho4 ditolak dan Ha4 diterima, artinya terdapat pengaruh antara variabel motivasi intrinsik (X1), komunikasi (X2), kompensasi finansial (X3)
ISSN: 1410 -9875
secara simultan terhadap variabel kinerja karyawan bagian produksi pada PT. Gematirta Sentrapack. Keterbatasan penelitian adalah 1. Objek penelitian ini hanya menggunakan 50 orang responden. 2. Mengingat keterbatasan waktu, biaya, dan tenaga maka penelitian ini hanya dilakukan di PT. Gematirta Sentrapack. 3. Terbatasnya variabel independen pada penelitian, dimana penelitian ini hanya menggunakan variabel motivasi
Ian Nurpatria S
intrinsik, komunikasi, kompensasi finansial.
dan
Rekomendasi penelitian masa depan 1. Penelitian seharusnya menambah jumlah responden atau sampel agar hasil penelitian lebih akurat. 2. Menambahkan objek penelitian dalam penelitian yang sama selanjutnya. 3. Menambah variabel independen dalam penelitian yang sama selanjutnya.
REFERENSI Daft, Richard L. 2011. Leadership Fifth Edition. South-Western: Cengange Learning. Dessler, Gary. 2015. Human Resources Management. Fourteenth Edition. Prentice Hall: Pearson Education. Dessler, Gary. 2011. Human Resources Management. Twelfth Edition. Prentice Hall: Pearson Education. Ganesan, Shankar and Barton A. Weitz. 1996. Impact of Staffing Policies on Retail Buyer Job Attitudes and Behavior. Journal of Retailing, Vol. 72, No. 1: 31-56. Hasibuan, Malayu S.P. 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi Revisi Cetakan Keempat. Bandung: Bumi Aksara. Iriani, Nur Ida. 2010. Motivasi Intrinsik, Motivasi Ekstrinsik dan Disiplin Kerja Pengaruhnya Terhadap Kinerja Pegawai pada Kantor Dinas Pendidikan Kabupaten Sambas. Jurnal Aplikasi Manajemen, Vol. 8, No. 2: 561-569. Kementerian Perindustrian Republik Indonesia. Kinerja Industri Indonesia dan Perkembangan Nilai Output Industri Besar dan Sedang Indonesia. http://www.kemenperin.go.id/statistik/ibs tahun.php (accessed March, 2015). Komunitas Yellowpages. http://komunitas.yellowpages.co.id/ (accessed February, 2015). Mangkunegara, A.A. Anwar Prabu. 2011. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Mas’ud, Fuad. 2004. Survai Diagnosis Organisasional Konsep dan Aplikasi. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
37
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 7
November 2013
Siagian, Sondang P. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia. Cetakan Kesembilan. Bandung: PT. Bumi Aksara. Simanjuntak, Payaman J. 2011. Manajemen & Evaluasi Kinerja. Edisi 3. Depok: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Bisnis. Cetakan ke-15. Bandung: Alfabeta CV. Sukmawati, Ferina. 2008. Pengaruh Kepemimpinan, Lingkungan Kerja Fisik, dan Kompensasi Terhadap Kinerja Karyawan di PT. Pertamina (PERSERO) UPMS III Terminal Transit Utama Balongan, Indramayu. Jurnal Ekonomi & Bisnis, Vol. 2, No. 3: 175-194. Suparta, Agus Gede Yudha. 2013. Pengaruh Motivasi Intrinsik, Komunikasi, dan Kompensasi Finansial Terhadap Kinerja Karyawan PT. Maharani Prema Sakti Denpansar. E-Jurnal Manajemen Universitas Udayana, Vol. 2, No.5: 530-540. Usman, Husaini. 2006. Manajemen Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan. Bandung: PT. Bumi Aksara. Yusuf, H. Tamzil. 2014. Pengaruh Kepemimpinan, Komunikasi, Motivasi Kerja dan Kedisiplinan Terhadap Kinerja Karyawan PT. Komatsu Remanufacturing Asia Plant Sudirman Di Departemen Produksi Balikpapan. Jurnal Ilmu Ekonomi & Manajemen, Vol. 10, No. 1: 49-50.
38
JURNAL BISNIS DAN AKUNTANSI Vol. 15, No. 1a, Is. 7, November 2013, Hlm. 39-56
ISSN: 1410 - 9875 http: //www.tsm.ac.id/JBA
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN TIKE KARTIKA STIE Trisakti
[email protected] Abstract: The objective of this research is to test’s and analyzed wheather capital structure, firm age, firm size, asset tangibility, growth opportunities, asset turnover, and sales growth influence to financial performance. Listed manufacturing companies at Indonesian Stock Exchange from period 2010 to 2012 were examined. One hundred one companies meet the criteria and we analyzed descriptive statistic, residual normality test, outlier test, classical assumption test, and multiple regression were performed to test the hypothesis. The conclusion shows that capital structure, and asset tangibility influence to financial performance. Firm age, firm size, growth opportunities, asset turnoverand sales growth not influence to financial performance. Keywords: Financial Performance, Capital Structure, Firm Age, Firm Size, Asset Tangibility, Growth Opportunities, Asset Turnover, and Sales Growth. Abstrak: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji dan menganalisis apakah struktur modal, umur perusahaan, ukuran perusahaan, keberwujudan aset, peluang pertumbuhan, perputaran aset, dan pertumbuhan penjualan berpengaruh terhadap kinerja keuangan. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari periode 2010-2012 diperiksa. Seratus satu perusahaan memenuhi kriteria dan kami menganalisis statistik deskriptif, uji residual normalitas, uji outlier, uji asumsi klasik, dan regresi berganda dilakukan untuk menguji hipotesis. Kesimpulan menunjukkan bahwa struktur modal, dan keberwujudan aset berpengaruh terhadap kinerja keuangan. Umur perusahaan, ukuran perusahaan, peluang pertumbuhan, pertumbuhan penjualan, dan perputaran aset tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan. Kata Kunci: Kinerja Keuangan, Struktur Modal, Umur Perusahaan, Ukuran Perusahaan, Keberwujudan Aset, Peluang Pertumbuhan, Perputaran Aset, Pertumbuhan Penjualan
39
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 7
PENDAHULUAN Pada masa era globalisasi ini banyak sekali masalah-masalah yang timbul terjadinya persaingan antar perusahaan, sehingga manajemen perusahaan harus meningkatkan laba atau return yang terjadi didalam laporan keuangan perusahaan mereka. Laba atau return yang perusahaan dapatkan akan menjadi penilaian bagi investor agar dapat tertarik untuk berinvestasi. Selain itu yang menjadi penilaian kinerja keuangan perusahaan bagi debitur bukan hanya dari laba atau return tetapi beliau akan melihat dari asset yang dimiliki oleh perusahaan. Makanya perusahaan akan meningkatkan asset yang mereka miliki dengan cara meningkatkan kegiatan produksi mereka. Kegiatan produksi sangat berkaitan dengan masalah kelangsungan hidup perusahaan mereka untuk dapat memaksimalkan keuntungan yang besar di dalam kondisi persaingan ekonomi global serta ketatnya persaingan antara satu perusahaan dengan perusahaan lainnya. Manajer harus memaksimalkan kesejahteraan para investor dan kreditur perusahaan. Apabila pihak manajemen tidak mau memperhatikan mereka nanti para investor dan kreditur akan meninggalkan perusahaan tersebut. Salah satu keputusan yang dihadapi oleh manajer keuangan adalah berkaitan dengan masalah kinerja keuangan perusahaan, karena kinerja keuangan adalah gambaran keadaaan permasalahan keuangan yang dimiliki oleh perusahaan untuk mengetahui kondisi perusahaan tersebut untuk dapat bertahan dari
40
November 2013
kondisi ekonomi yang tidak menentu. Penilaian kinerja keuangan merupakan salah satu cara yang dilakukan oleh pihak manajer agar dapat memenuhi kewajibannya terhadap para kreditur untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Apabila investor dan kreditur mengetahui mengenai masalah tersebut nantinya perusahaan tersebut akan tidak ada investor maupun kreditor yang mau menanamkan sahamnya di perusahaan tersebut. Kinerja keuangan yang ditampilkan oleh perusahaan akan sangat mempengaruhi kondisi dan nilai kinerja keuangan perusahaan, maka nilai kinerja keuangan perusahan sangat berguna bagi perusahaan untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan. Peneliti termotivasi untuk menganalisa faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan yaitu mengetahui pengaruh struktur modal, umur perusahaan, ukuran perusahaan, asset tetap, kesempatan bertumbuh, perputaran asset, dan pertumbuhan penjualan sebagai faktor yang akan diteliti terhadap kinerja keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan bukti empiris pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen yaitu kinerja keuangan. Penelitian ini disusun dengan urutan penulisan yaitu pertama pendahuluan yang menguraikan mengenai isu penelitian, motivasi penelitian, rumusan masalah dan tujuan serta organisasi penulisan.
ISSN: 1410 -9875
Kedua yaitu rerangka teoritis yang memaparkan mengenai landasan teori yang digunakan untuk mengembangkan hipotesis. Ketiga yaitu metoda penelitian yang memuat metoda pemilihan sampel dan pengumpulan data, definisi operasional, dan pengukuran variabel. Keempat yaitu hasil penelitian yang menguraikan analisis dan pembahasan temuan penelitian. Kelima yaitu bagian penutup yang menguraikan mengenai simpulan, implikasi, keterbatasan penelitian, dan saran bagi penelitian selanjutnya. RERANGKA TEORITIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Teori Keagenan Teori ini pertama kali dikemukan oleh Jensen dan Meckling pada tahun 1976. Teori keagenan ini menjelaskan bahwa hubungan antara pemegang saham (shareholders) sebagai prinsipal dan manajemen sebagai agen. Hubungan keagenan merupakan suatu kontrak dimana satu atau beberapa orang (prinsipal) yang dapat memerintah orang lain (agen) untuk melakukan suatu jasa atas nama prinsipal serta memberi wewenang kepada agen membuat keputusan yang terbaik bagi prinsipal. Jika kedua belah pihak tersebut mempunyai tujuan yang sama untuk memaksimumkan nilai perusahaan, maka diyakini agen akan bertindak dengan cara yang sesuai dengan kepentingan prinsipal (Goodfrey et al, 2010). Menurut teori keagenan, konflik antara prinsipal dan agen dapat dikurangi dengan menyamakan kepentingan antara prinsipal dan agen. Kehadiran kepemilikan saham oleh manajerial
Tike Kartika
(insider ownership) dapat digunakan untuk mengurangi agency cost yang berpotensi timbul, karena dengan memiliki saham perusahaan diharapkan manajer dapat merasakan secara langsung manfaat dari setiap keputusan yang diambilnya. Proses ini dinamakan dengan bonding cost, yaitu proses untuk menyamakan kepentingan manajemen melalui program mengikat manajemen dalam modal perusahaan yang dimiliki (Jansen dan Meckling, 1976). Kedua, dengan pendekatan pengawasan eksternal yang dilakukan melalui penggunaan hutang. Penambahan hutang dalam struktur modal dapat mengurangi penggunaan saham sehingga meminimalisasi biaya keagenan ekuitas. Akan tetapi, perusahaan memiliki kewajiban untuk mengembalikan pinjaman dan membayarkan beban bunga secara periodik. Selain itu penggunaan hutang yang terlalu besar juga akan menimbulkan konflik keagenan antara shareholders dengan debt holders sehingga memunculkan biaya keagenan hutang (Jansen dan Meckling,1976). Ketiga, investor dari luar yang dapat mengurangi biaya memantau perilaku agen (Jansen dan Meckling, 1976). Hal ini disebabkan karena kepemilikan merupakan sumber kekuasaan yang dapat digunakan untuk mendukung atau menentang keberadaan manajer perusahaan Signalling Theory Teori signaling menjelaskan pentingnya informasi yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk keputusan investasi pihak yang
41
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 7
berada di luar perusahaan (Goodfrey et al, 2010). Informasi merupakan unsur penting bagi investor dan pelaku bisnis karena informasi keuangan tersebut menyajikan keterangan, catatan atau gambaran baik untuk keadaan masa lalu, saat ini dan keadaan masa yang akan datang bagi kelangsungan hidup didalam suatu perusahaan. Informasi yang lengkap, relevan, akurat dan tepat waktu sangat diperlukan oleh investor dalam kegiatan pasar modal (Myers dan Maljuf, 1984). Karena informasi tersebut akan dijadikan alat untuk menganalisa dalam proses pengambilan keputusan. Sehingga bila terjadi masalah pada perusahaan mereka tidak akan merugikan perusahaan dan tidak berdampak terhadap kinerja keuangan perusahaan mereka. Pengaruh Struktur Modal Terhadap Kinerja Keuangan Struktur modal merupakan keadaan modal terhadap hutang yang dimiliki oleh perusahaan (Weygant, Kimmel, dan Kieso, 2010). Pada umumnya perhitungan struktur modal ini mengunakan rasio hutang. Rasio hutang ini digunakan oleh perusahaan untuk menilai kinerja keuangan perusahaan untuk dapat menutupi utang dimiliki oleh perusahaan dengan membayar dari asset atau modal yang dimiliki oleh perusahaan. Menurut Chinaeremen dan Anthony (2012), Smith, Chen, dan Anderson (2010), Ebimobowei, Okay, Binaebi (2013), Omondi dan Muturi (2013), Zeitun dan Tian (2007), Skopljak dan Luo (2013), Vitor dan Baah (2012), serta Ogebe
42
November 2013
et al (2013) menyatakan bahwa struktur modal berpengaruh terhadap kinerja keuangan. Penelitian ini bertolak belakang atau berlawanan dengan penelitian yang dilakukan oleh Noor (2011). Hasilnya menyatakan bahwa struktur modal tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan. Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis yang diuji adalah sebagai berikut. Ha1 : Struktur modal berpengaruh terhadap kinerja keuangan Pengaruh Umur Perusahaan Terhadap Kinerja Keuangan Umur perusahaan adalah seberapa lama perusahaan beraktivitas dari perusahaan berdiri sampai perusahaan tersebut berhenti beraktivitas atau beroperasi dalam menjalankan produksinya sehari-hari. Umur perusahaan merupakan faktor yang paling penting dalam perusahaan agar dapat menentukan kelangsungan hidup perusahaan dimasa yang akan datang. Umur merupakan faktor umum yang dijalankan oleh perusahaan untuk melihat kinerja perusahaan tersebut (Chinaemerem dan Antony, 2012). Menurut Chinaeremen dan Anthony (2012), Vitor dan Baah (2012), Omondi dan Muturi (2013), Muritala (2012), Almajali, Alamro, dan Al-Soub (2012), Majumdar (1997), serta Majumder dan Rahman (2011) menyatakan bahwa umur perusahaan berpengaruh terhadap kinerja keuangan. Penelitian ini bertolak belakang atau berlawanan dengan penelitian yang dilakukan oleh Fachrudin (2011). Hasilnya menyatakan bahwa
ISSN: 1410 -9875
umur perusahaan tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan. Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis yang diuji adalah sebagai berikut. Ha2 : Umur perusahaan berpengaruh terhadap kinerja keuangan Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Kinerja Keuangan Ukuran perusahaan adalah gambaran kemampuan keuangan yang dimiliki oleh perusahaan dalam suatu periode tertentu. Menurut Alkhatib dan Harsheh (2012) ukuran perusahaan yang besar dianggap sebagai indikator yang menggambarkan bahwa tingkat resiko yang miliki oleh perusahaan itu kecil dalam berinvestasi, karena perusahaan tersebut mampu membayar semua hutang yang dimiliki oleh perusahaan tersebut sebab semua itu tercemin dalam laporan keuangan yang dimiliki oleh perusahaan. Menurut Chinaeremen dan Anthony (2012), Smith, Chen, dan Anderson (2010), Omondi dan Muturi (2013), Muritala (2012), Zeitun dan Tian (2007), Almajali et al (2012), Alkhatib dan Harsheh (2012), Vitor dan Baah (2012), Majumdar (1997), serta Al-Matari dan Al-Swidi (2012) menyatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh terhadap kinerja keuangan. Penelitian ini bertolak belakang atau berlawanan dengan penelitian yang dilakukan oleh Salawu, Asaolu, dan Yinusa (2012), Najjar (2012), serta Fachrudin (2011). Hasilnya menyatakan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan. Berdasarkan uraian
Tike Kartika
diatas, maka hipotesis yang diuji adalah sebagai berikut. Ha3 : Ukuran perusahaan berpengaruh terhadap kinerja keuangan Pengaruh Asset Tetap Terhadap Kinerja Keuangan Asset tetap merupakan faktor penting dalam perusahaan. Ketika perusahaan tersebut akan dilikuidasi maka perusahaan tersebut dapat membayarkan hutangnya dengan asset tetap yang dimiliki perusahaan. Sebelum membayarkan perusahaan harus menjual dulu asset tetap yang miliki oleh perusahaan tersebut baru membayarkan hutangnya. Apabila perusahaan tersebut tidak memiliki asset tetap maka perusahaan tersebut tidak akan mampu untuk membayar semua kewajibannya (Ebimobowei, Okay, dan Binaebi, 2013). Menurut Chinaeremen dan Anthony (2012), Ebimobowei, Okay, Binaebi (2013), Ebaid (2009), Muritala (2012), serta Zeitun dan Tian (2007) menyatakan bahwa asset tetap berpengaruh terhadap kinerja keuangan. Penelitian ini bertolak belakang atau berlawanan dengan penelitian yang dilakukan oleh Majumder dan Rahmad (2011) menyatakan bahwa asset tetap tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan. Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis yang diuji adalah sebagai berikut. Ha4 : Asset tetap berpengaruh terhadap kinerja keuangan Pengaruh Kesempatan Bertumbuh Terhadap Kinerja Keuangan Kesempatan Bertumbuh adalah gambaran mengenai pertumbuhan asset yang dimiliki
43
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 7
oleh perusahaan selama periode tertentu. Gambaran mengenai pertumbuhan penjualan ini tercermin dari laporan keuangan yang miliki oleh perusahaan dalam suatu periode tertentu. Kesempatan bertumbuh ini akan digunakan perusahaan untuk dapat menilai kondisi keuangan perusahaan. Kesempatan pertumbuhan yang besar, dapat mengambarkan kinerja keuangan perusahaan yang baik karena akan mencerminkan bahwa perusahaan dapat mampu membayar semua kewajiban yang miliki oleh perusahaan. Menurut Chinaeremen dan Anthony (2012), Muritala (2012), Ebaid (2009), Salawu, Asaolu, dan Yinusa (2012), serta Abbas et al (2013) menyatakan bahwa kesempatan bertumbuh berpengaruh dengan kinerja keuangan. Penelitian ini bertolak belakang atau berlawanan dengan penelitian yang dilakukan oleh Saeed et al (2013). Hasilnya menyatakan bahwa kesempatan bertumbuh tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan. Mosher dan Hoffman (2013) menyatakan bahwa kesempatan bertumbuh tidak berpengaruh dengan kinerja keuangan. Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis yang diuji adalah sebagai berikut. Ha5 : Kesempatan Bertumbuh berpengaruh terhadap kinerja keuangan Pengaruh Perputaran Asset Terhadap Kinerja Keuangan Menurut Fahmi (2011) perputaran asset ini biasa disebut juga dengan rasio total asset. Perputaran asset yaitu rasio yang digunakan oleh perusahaan untuk
44
November 2013
dapat melihat sejauh mana keseluruhan asset yang dimiliki oleh perusahaan terjadi secara efektif (Fahmi, 2011). Perputaran asset yang baik bila perusahaan tersebut memiliki perputaran asset yang cepat karena dapat secara cepat menutupi semua hutang dimiliki oleh perusahaan dibandingkan perusahaan yang perputaran assetnya lambat. Menurut Chinaeremen dan Anthony (2012), Menurut Noor (2011), Muritala (2012), menyatakan bahwa perputaran asset berpengaruh terhadap kinerja keuangan. Menurut Asiah (2011), Majumder dan Rahmad (2011), Azam dan Haider (2011), serta Rudianto (2012) menyatakan bahwa perputaran asset berpengaruh terhadap kinerja keuangan. Penelitian ini bertolak belakang atau berlawanan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ferdiana (2012). Hasilnya menyatakan bahwa perputaran asset tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan. Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis yang diuji adalah sebagai berikut. Ha6 : Perputaran asset berpengaruh terhadap kinerja keuangan Pengaruh Pertumbuhan Penjualan Terhadap Kinerja Keuangan Pertumbuhan penjualan menjadi indikator perusahaan untuk dapat meningkatkan profitabilitas perusahaan (Majumder dan Rahman, 2011). Profitabilitas yang baik nantinya akan tercermin dari laporan keuangan yang dimiliki oleh perusahaan. Laporan keuangan yang baik itu juga dapat mencerminkan kinerja yang baik.
ISSN: 1410 -9875
Sehingga apabila perusahaan tersebut memiliki pertumbuhan penjualan yang tinggi akan berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan. Menurut Smith, Chen, dan Anderson (2010), Pustikaningsih (2011), Majumdar (1997), serta Majumder dan Rahman (2011) menyatakan bahwa pertumbuhan penjualan berpengaruh terhadap kinerja keuangan. Penelitian ini bertolak belakang atau berlawanan dengan penelitian yang dilakukan oleh Kini, Shenoy, Subramanian (2013). Hasilnya menyatakan bahwa pertumbuhan penjualan tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan. Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis yang diuji adalah sebagai berikut. Ha7 : Pertumbuhan penjualan berpengaruh terhadap kinerja keuangan METODA PENELITIAN Pemilihan Sampel dan Pengumpulan Data Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan go public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2010-2012. Penelitian ini mengambil sampel berupa perusahaan-perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI selama tahun 2010-2012. Pemilihan sampel menggunakan metoda purposive sampling yaitu pemilihan sampel berdasarkan pertimbangan. Adapun proses pemilihan sampel disajikan pada tabel 1. Data penelitian bersumber dari laporan keuangan auditan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2012 yang diperoleh dari Pusat Referensi Pasar Modal
Tike Kartika
yang terdapat di Bursa Efek Indonesia yang diperoleh dari Indonesia Capital Market Directory (ICMD) atau http//www.idx.co.id. Definisi Operasional Variabel dan Pengukuran Kinerja Keuangan Kinerja keuangan adalah suatu alat ukur yang jadikan oleh perusahaan untuk menilai kinerja keuangan yang terjadi selama periode tertentu. Pengukuran yang dilakukan dalam penelitian dengan mengukur Return On Asset (ROA) perusahaan. Pengukuran ini mengacu pengukuran yang dilakukan oleh Chinaeremen dan Anthony (2012). Skala pengukuran variabel kinerja keuangan adalah skala rasio. Berikut ini adalah rumus yang digunakan dalam penelitian ini: ROA �
�������� ����� ��� ����� �����
Keterangan: ROA Return On Assets Earnings After Tax Laba Bersih Setelah Pajak Total Assets Total Asset Struktur Modal Struktur modal adalah pembagian dari nilai hutang dengan total asset yang dimiliki oleh perusahaan (Chinaeremen dan Anthony, 2012). Skala pengukuran variabel struktur modal adalah skala rasio. Rasio hutang ini dapat diukur dengan menggunakan rumus. Rumus yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
45
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 7
Debt Ratio �
����� ���� ����� ������
Keterangan: Debt Rasio Rasio Hutang Total Debt Total Hutang Total Assets Total Asset
Umur Perusahaan Menurut Chinaeremen dan Anthony (2012) umur perusahaan adalah sebuah yang muncul dari pengurangan tahun penelitan dengan tahun pendirian perusahaan. Skala pengukuran variabel umur perusahaan skala rasio. Umur perusahaan ini dapat diukur dengan menggunakan rumus. Rumus yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
November 2013
Keterangan: ln total asset adalah bilangan natural logarithma dari total asset yang dimiliki oleh perusahaan. Asset Tetap Asset tetap adalah rasio yang dihitung dengan cara membagi nilai total asset tetap perusahaan dibagi dengan nilai total asset yang dimiliki perusahaan. Chinaeremen dan Anthony (2012). Skala pengukuran variabel asset tetap adalah skala rasio. Asset tetap ini dapat diukur dengan menggunakan rumus. Rumus yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Asset Tangibility �
��� ����� ����� ����� ������
AGE = Tahun Penelitian – Tahun Keterangan: Tahun Penelitian - Tahun Pendirian adalah nilai tahun sekarang yang dapat dinilai dari periode penelitian sampai dengan periode pendirian perusahaan tersebut. Ukuran Perusahaan Menurut Chinaeremen dan Anthony (2012) ukuran perusahaan adalah bilangan natural logithma total asset yang dimiliki oleh perusahaan. Skala pengukuran variabel ukuran perusahaan adalah skala rasio. Umur ini dapat diukur dengan menggunakan rumus. Rumus yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Keterangan: Assets Tangibility Net Fixed Assets Tetap Total Assets
Asset tetap Total Asset Total Asset
Kesempatan Bertumbuh Kesempatan bertumbuh adalah suatu angka yang muncul dari total asset tahun ini dikurangi dengan total asset tahun lalu dibagi dengan total asset tahun lalu (Chinaeremen dan Anthony, 2012). Skala pengukuran variabel kesempatan bertumbuh adalah skala rasio. Kesempatan bertumbuh ini dapat diukur dengan menggunakan rumus. Rumus yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: TA �t� � TA�t � 1�
SIZE = ln (total asset)
46
Growth �
TA �t � 1�
ISSN: 1410 -9875
Tike Kartika
Keterangan: TA(t) total asset tahun ini TA(t-1) total asset tahun sebelumnya Perputaran Asset Perputaran asset adalah rasio yang dihitung dengan cara membagi nilai penjualan perusahaan dibagi dengan total asset yang dimiliki oleh perusahaan (Chinaeremen dan Anthony, 2012). Skala pengukuran variabel perputaran asset adalah skala rasio. Perputaran asset ini dapat diukur dengan menggunakan rumus. Rumus yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Assets Turnover �
Keterangan: Assets Turnover Asset Sales Total Assets
����� ����� �����
Perputaran Penjualan Total Asset
Pertumbuhan Penjualan Pertumbuhan penjualan adalah suatu angka yang muncul dari total penjualan tahun ini dikurangi dengan total penjualan tahun lalu dibagi dengan penjualan tahun lalu (Smith Chen, dan Anderson, 2010). Skala pengukuran dalam penelitian adalah skala rasio. Pertumbuhan penjualan ini dapat diukur dengan menggunakan rumus. Rumus yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Sales Growth �
������� ���� ����� � �������� ���� ����� �������� ���� �����
Keterangan: Gross Profit Pertumbuhan Penjualan Current Year Sales Penjualan Tahun Ini Previous Year Sales Penjualan Tahun Lalu Metode Analisis Data Dalam pengujian hipotesis ini peneliti mengguji dengan uji regresi linear berganda. Berikut adalah persamaan model regresi yang dibuat oleh peneliti: ROA = £+ £1 DR + £2 AGE + £3 SIZE + £4 TANG + £5 GROWTH + £6 TURN + £7 SALES+ Ë Keterangan:. ROA Return On Asset DR Struktur Modal AGE Umur Perusahaan SIZE Ukuran Perusahaan TANG Asset Tetap GROWTH Kesempatan Bertumbuh TURN Perputaran Asset SALES Pertumbuhan penjualan Ë Tingkat toleransi kesalahan ANALISIS DAN PEMBAHASAN Menurut Ghozali (2011) statistik deskriptif memberikan gambaran mengenai suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, maksimum, minimum, dan rata-rata atau sum. Hasil statistik deskriptif disajikan pada tabel 2. Dari hasil pengujian normalitas residual pada tabel 3, maka diperoleh nilai asymp. Sig (2-tailed) sebesar 0,000 dimana nilainya lebih kecil dari tingkat kesalahan (α)
47
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 7
yang ditetapkan yaitu sebesar 0,05. Hal ini menyatakan bahwa data residual tidak berdistribusi normal. Karena data residual tidak berdistribusi normal, maka dilakukan outlier data dengan batas z-score sebesar diatas +3 dan dibawah-3. Namun setelah dilakukan outlier hasil pengujian kolmogorov-smirnov menunjukan nilai asymp. Sig. tidak melebihi 0,05 sehingga data tersebut tidak terdistribusi secara normal seperti pada tabel 4. Oleh karena itu, penelitian ini menggunakan data sebelum dilakukan outlier. Tabel 5 menunjukkan bahwa dalam model regresi tidak terdapat variabel yang mengalami multikolonieritas tabel 6, nilai sig dari struktur modal, umur perusahaan, ukuran perusahaan, dan asset tetap lebih kecil dari 0,05 yang menunjukan bahwa keempat variabel mengalami heteroskedastisitas. Berdasarkan tabel 7, menunjukan nilai sig. res_2 sebesar 0,000 yang lebih kecil dari 0,05. Berarti model penelitian mengalami masalah autokorelasi. Berdasarkan tabel 8, nilai koefisien korelasi (R) adalah sebesar 0,244. Hal ini menunjukkan bahwa korelasi antara variabel dependen dengan variabel independen adalah lemah dan positif karena nilai R kurang dari 0,5. Nilai Adjusted R Square pada tabel 8 sebesar 0,037 yang menunjukan bahwa 3,7% variansi variabel kinerja keuangan dapat dijelaskan oleh variansi dari ketujuh variabel independen, yaitu struktur modal, umur perusahaan, ukuran perusahaan, asset tetap, kesempatan bertumbuh, perputaran asset dan pertumbuhan
48
November 2013
penjualan. Sedangkan sisanya 96,3% dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak terdapat dalam penelitian. Dari tabel 9 dapat dilihat bahwa nilai F adalah sebesar 2,688 dengan tingkat signifikansi sebesar 0.011. Karena nilai sig pada tabel diatas lebih rendah daripada α = 0.05, maka dapat disimpulkan bahwa model regresi yang digunakan adalah model fit. Tabel 10 menunjukkan struktur modal berpengaruh terhadap kinerja keuangan dengan tingkat signifikan 0,006. Nilai tersebut lebih kecil dari tingkat kesalahan sebesar 0,05. Hal ini menunjukan Ha1 dapat diterima, artinya struktur modal berpengaruh terhadap kinerja keuangan. Hasil uji t menunjukan umur perusahaan tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan dengan tingkat signifikan 0,556. Nilai tersebut lebih besar dari tingkat kesalahan sebesar 0,05. Hal ini menunjukan Ha2 tidak dapat diterima, artinya umur perusahaan tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan. Hasil uji t menunjukan ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan dengan tingkat signifikan 0,328. Nilai tersebut lebih besar dari tingkat kesalahan sebesar 0,05. Hal ini menunjukan Ha3 tidak dapat diterima, artinya umur perusahaan tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan. Hasil uji t menunjukan asset tetap berpengaruh terhadap kinerja keuangan dengan tingkat signifikan 0,004. Nilai tersebut lebih kecil dari tingkat kesalahan sebesar 0,05. Hal ini menunjukan Ha4 dapat diterima, artinya asset tetap
ISSN: 1410 -9875
berpengaruh terhadap kinerja keuangan. Hasil uji t menunjukan kesempatan bertumbuh tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan dengan tingkat signifikan 0,740. Nilai tersebut lebih besar dari tingkat kesalahan sebesar 0,05. Hal ini menunjukan Ha5 tidak dapat diterima, artinya kesempatan bertumbuh tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan.. Hasil uji t menunjukan perputaran asset tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan dengan tingkat signifikan 0,384. Nilai tersebut lebih besar dari tingkat kesalahan sebesar 0,05. Hal ini menunjukan Ha6 tidak dapat diterima, artinya perputaran asset tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan. Hasil uji t menunjukan pertumbuhan penjualan tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan dengan tingkat signifikan 0,469. Nilai tersebut lebih besar dari tingkat kesalahan sebesar 0,05. Hal ini menunjukan Ha7 tidak dapat diterima, artinya pertumbuhan penjualan tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan. PENUTUP Struktur modal berpengaruh terhadap kinerja keuangan. Hasil ini konsisten dengan penelitian yaitu penelitian yang dilakukan oleh Chinaeremen dan Anthony (2012), Smith, Chen, dan Anderson (2010), Ebimobowei, Okay, Binaebi (2013), Omondi dan Muturi (2013), Zeitun dan Tian (2007), Skopljak dan Luo (2013), Vitor dan Baah (2012), serta Ogebe et al (2013). Umur perusahaan tidak
Tike Kartika
berpengaruh terhadap kinerja keuangan. Hasil ini konsisten dengan penelitian Fachrudin (2011). Ukuran perusahaan tidak pengaruh terhadap kinerja keuangan. Hasil ini konsisten dengan penelitian Salawu, Asaolu, dan Yinusa (2012), Najjar (2012), serta Fachrudin (2011). Asset tetap mempunyai pengaruh terhadap kinerja keuangan. Hasil ini konsisten dengan penelitian Chinaeremen dan Anthony (2012), Ebimobowei, Okay, Binaebi (2013), Ebaid (2009), Muritala (2012), serta Zeitun dan Tian (2007). Kesempatan bertumbuh tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan. Hasil ini konsisten dengan penelitian Saeed et al (2013), serta Mosher dan Hoffman (2013). Perputaran asset tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan. Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian oleh Ferdiana (2012). Pertumbuhan penjualan tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan. Hasil ini konsisten dengan penelitian Kini, Shenoy, Subramanian (2013). Adapun keterbatasan dalam penelitian ini adalah data yang digunakan terjadi masalah heteroskedastisitas, autokorelasi dan data residulnya tidak berdistribusi normal. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini hanya terbatas pada industri manufaktur saja sehingga jenis industri lain tidak tercakup dalam penelitian ini, periode penelitian hanya tiga tahun yaitu dari tahun 2010-2012, dan variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini masih terbatas yaitu hanya menggunakan tujuh variabel independen saja.
49
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 7
Dari keterbatasanketerbatasan yang ada pada penelitian ini, maka penulis ingin memberikan rekomendasi bagi penelitian selanjutnya, yaitu untuk penelitian selanjutnya dianjurkan untuk menggunakan data keuangan pada tahun dimana kondisi keuangan global sedang stabil, sehingga data dapat terdistribusi secara normal, menambah sampel untuk masalah heteroskedastisitas dan autokorelasi, dapat memperluas sampel yang
November 2013
digunakan, tidak terbatas hanya perusahaan manufaktur tetapi dapat menggunakan sampel perusahaan non manufaktur, non keuangan, dan perusahaan keuangan, dan dapat memperpanjang periode penelitian hingga enam tahun atau lebih. Penelitian selanjutnya dianjurkan untuk memasukan variabel-variabel likuiditas, kompetensi indeks manajemen, tingkat pajak perusahaan, dividen, investasi dan lain-lain.
DAFTAR REFERENSI Abbas, Ali et al. 2013. “Determinants of Firm’s Financial Performance: An Empirical Study on Textile Sector of Pakistan”. Business and Economics Research, Vol. 3, No. 2, Hlm 76-86. Alkhatib, Akrab dan Harsheh, Murad. 2012. “Financial Performance of Palestinian Commercial Banks”. International Journal of Business and Social Sciencs, Vol. 3, No. 3, Hlm. 175-184. Almajali, Dr. Amal Yassin, Alamro, Sameer Ahmed dan Al-Soub, Yahya Zakarea. 2012. “Factor Affecting the Financial Performance Jordania Insurance Companies Listed at Amman Stock Exchange”. Journal of Management Research, Vol. 4, No. 2, Hlm. 266-289. Al-Matari, Edrahim Mohammed dan Al-Swidi, Abdullah Kaid. 2012. “The Impact of Board Characteristics on Firm Performance: Evidence From Nonfinancial Listed Companies in Kuwait Stock Exchange”. International Journal of Accounting and Financial Reporting, Vol. 2, No. 2, Hlm. 310-332. Asiah, Noor Antung. 2011. “Analisis Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Keuangan Industri Tekstil Yang Terdaftar Pada Bursa Efek Indonesia”. Jurnal Ilmu – Ilmu Sosial, Vol. 3, No. 2, Hlm. 189-198. Azam, Dr. Muhammad dan Haider, Syed Irfan. 2011. “Impact of Working Capital Management on Firms’ Performance: Evidence from NonFinancial Institution of KSE-30 index”. Interdisciplinary Journal of Contemporary Research In Business, Vol. 3, No. 5, Hlm. 481-492. Chinaemerem, Osuji Casmir dan Anthony, Odita. 2012. “Impact Of Capital Structure On The Financial Performance On Nigerian Firms”. Arabian Journal Of Business And Management Review, Vol. 1, No. 12, Hlm. 4361. Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
50
ISSN: 1410 -9875
Tike Kartika
Ebaid, Ibrahim El-Sayed. 2009. “The Impact of Capital Structure Choice on Firm Performance: Empirical Evidence From Egypt”. The Journal of Risk Finance, Vol. 10, No. 5, Hlm. 477-487. Ebimobowei, Appah, Okay, Okoroafor Ekpe, dan Binaebi, Bariweni. 2013. “Capital Structure and The Operating Performance of Quoted Firms in The Nigerian Stock Exchange”. Research Journal of Finance and Accounting, Vol. 4, No. 5, Hlm. 6-22. Fachrudin, Khaira Amalia. 2011. “Analisis Pengaruh Struktur Modal, Ukuran Perusahaan, dan Agency Cost Terhadap Kinerja Perusahaan”. Jurnal akuntansi dan Keuangan, Vol. 13, No. 1, Hlm. 21-27. Fahmi, Irham. 2011. Analisis Laporan Keuangan. Bandung: Alfabeta. Ferdiana, Norma. 2012. “Pengaruh Good Corporate Goverment Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Pertambangan Di BEI”. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi, Vol. 1, No. 2, Hlm. 11-15. Ghozali, Imam M. Com., Akt. 2011. Aplikasi Analisis Multivariat Dengan Program IBM SPSS 19. Edisi ke-5. Semarang: Universitas Diponogoro. Goodfrey, Jayne et al. 2010. Accounting Theory. Edisi Ke 7. Australia: Jhon Wiley& Sons Ltd. Gujarati, Damodar N. dan Porter, Dawn C. 2011. Essentials of Economics. Edisi Ke 4 Singapura: Mc Graw-Hill. Jansen, Michael C. dan Meckling William H. 1997. “Theory of the Firm: Managerial Behavior, Agency Costs and Ownership Structure”. Journal of Financial Economics, Vol. 3, No. 4, Hlm. 305-360. Kini, Omesh, Shenoy, Jaideep, dan Subramanian, Venkat. 2013. “On The Determinants, Financial and Operating Consequences, and the Product Effects of Product Recalls”. Dalam http://ssrn.com/abstract=2246060. Majumdar, Sumit K. 1997. “The Impact of Size and Age on Firm-Level Performance: Some Evidence from India”. Review of Industrial Organization, No. 12, Hlm. 231-241. Majumder, Md. Tofael Hossain dan Rahmad, Mohammed Mizanur. 2011. “Financial Analysis of Selected Pharmaceutical Companies in Bangladesh”. Journal of Biology, Agriculture and Healthcare, Vol. 1, No. 2, Hlm. 25-50. Mosher, Timothy dan Hoffman, Raymundo. 2013. “Firm Characteristics, Corporate Goverment and Firm Value”. Eropean Journal of Innovation and Business, Vol. 10, Hlm. 21-27. Muritala, Taiwo Adewale. 2012. “An Empirical Analysis of Capital Structure on Firms’ Performance in Nigerian”. International Journal of advances in Management and Economics, Issue 5, Vol. 1, Hlm. 116-124. Myers, Stewart C. dan Maljuf, Nicholas S. 1984. “Corporate Financing and Investment Decisions When Firm Have Information The Investors Do Not Have”. Nber Working Paper Series, No. 1396, Hlm. 1-56. Najjar, Naser. 2012. “The Impact Of Corporate Goverment on The Insurance Firm’s Performance in Bahrain”. International Journal of Learning & Development, Vol. 2, No. 2, Hlm. 1-17.
51
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 7
November 2013
Noor, Akhmad Syafrudin. 2011. “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Keuangan Perusahaan telekomunikasi Yang Go Public di Bursa Efek Indonesia”. Jurnal Manajemen dan Akuntansi, Vol. 12, No. 1, Hlm. 13-24. Ogebe, Patrick et al. 2013. “The Impact of Capital Structure and Firms Performance in Nigerian”. Munich Personal RePEc Archive. Omondi, Maleya M. dan Muturi, Willy. 2013. “Factors Affecting the Financial Performance of Listed at The Nairobi Securities Exchange in Kenya”. Research Journal of Finance and Accounting, Vol. 4, No. 15, Hlm. 99104. Pustikaningsih, Adeng. 2010. “Analisis Hubungan Corporate Social Responsibility (CSR) Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Jasa (Studi Kasus Perusahaan Jasa di D.I. Yogyakarta”. Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. 9, No. 2, Hlm. 32-39. Rudianto, Dudi. 2012. “Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan PT Telkom TBK Dengan PT Indosat TBK Periode 2005 - 2010”. Prosiding Snapp 2012: Sosial, Ekonomi, dan Humaniora, Vol. 3, No. 1, Hlm. 159-168. Saeed, Muzaffar Muhammad, et al. 2013. “Impact of Capital Structure on Banking Performance (A Case Study of Pakistan)”. Interdisciplinary Journal of Contemporary Research in Business, Vol. 4, No.10, Hlm. 393-403. Salawu, Rafiu Oyesola, Asaolu, Taiwo Olufemi dan Yinusa, Dauda Olalekan. 2012. “Financial Policy And Corporate Performace: An Empirical Analysis Of Nigerian Listed Companies”. International Journal of Economics and Finance, Vol. 4, No. 4, Hlm. 175-181. Skopljak, Vedran dan Luo, Robin H. 2013. “Capital Structure and Firm Performance in the Financial Sector: Evidence From Australia”. Asian Journal of Finance and Accounting, Vol. 4, No. 1, Hlm. 278-298. Smith, David D., Chen, Jianguo dan Anderson, Hamish D. 2010. “The Relation Between Capital Structure And Product Markets: Evidence From New Zealand”. Review Quantitative Finance Accounting, No. 38, Hlm. 124. Sucipto. 2003. “Penilaian Kinerja Keuangan”. Digitized by USU digital library, Hlm. 1-12 Vitor, Dadson Awunyo dan Baah, Emmanuel. 2012. “Concentrated Share Ownership and Financial Performace of Listed Companies in Ghana”. Research Journal of Finance and Accounting, Vol. 3, No. 2, Hlm. 7885. Weygant, Jerry J., Kimmel, Paud D., dan Kieso, Donald E.. 2010. Financial Accounting. Edisi IFRS. Canada: John Willey & Sons, Inc. Wijaya, Tony. 2011. Cepat Menguasai SPSS 19 untuk Olah dan Interpretasi. Cetakan ke 5. Yogyakarta: Cahaya Atma Zeitun, Rami. dan Tian, Gary Gang. 2007. “Capital Structure and Corporate Performance: Evidence From Jordan”. The Australasian Accounting Business & Finance Journal, Vol. 1, No. 4, Hlm. 21-27.
52
ISSN: 1410 -9875
Tike Kartika
Lampiran Struktur Modal Umur Perusahaan Ukuran Perusahaan Asset Tetap
Kinerja Keuangan
Kesempatan Bertumbuh Perputaran Asset Pertumbuhan Penjualan
Tabel 1 Hasil Pemilihan Sampel Keterangan Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) secara berturut-turut pada periode 2009 sampai 2012 Perusahaan Manufaktur yang tidak menerbitkan laporan keuangan tahunan pada periode 2009 sampai 2012 Perusahaan Manufaktur yang menggunakan mata uang asing dalam laporan keuangan tahunan pada periode 2010 sampai 2012 Total data sebelum dilakukan uji outlier Data yang dihilangkan dalam uji outlier Total data setelah dilakukan uji outlier
Perusahaan
Data
122
366
(10)
(30)
(11)
(33)
101
303 12 291
53
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 7
Tabel 2 Hasil Deskripsi Statistik Maximu m N Minimum Mean Kinerja Keuangan Struktur Modal Umur Perusahaan Ukuran Perusahaan Asset Tetap Kesempatan Bertumbuh Perputaran Asset Pertumbuhan Penjualan
303
-0,75577
3,625776
303
0,039549
0,942681
303
9
80
303
10,87677
14,26072
303
0,000981
0,989735
303
-0,86176
2,90328
303
0,00236
9,650383
303
-0,88996
12,08984
0,15969128 0,43962794 1 35,26 12,2353676 4 0,32684562 5 0,22193641 5 1,78227771 9 0,27048219 1
November 2013
Std. Deviation 0,44425095 6 0,21219823 14,196 0,73213829 2 0,23887591 1 0,44991807 5 1,95717795 4 1,17281240 6
Tabel 3 Hasil Uji Normalitas Data Residual Sebelum Dilakukan Uji Outlier Unstandardized Residual Kolmogorov-Smirnov Z 4,761 Asymp. Sig. (2-tailed) 0,000 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Tabel 4 Hasil Uji Normalitas Data Residual Setelah Dilakukan Uji Outlier Unstandardized Residual Kolmogorov-Smirnov Z 4,155 Asymp. Sig. (2-tailed) 0,000 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Tabel 5 Hasil Uji Multikolonieritas
Model Struktur Modal
54
Collinearity Statistics Tolerance VIF 0,964 1,036
ISSN: 1410 -9875
Tike Kartika
Umur Perusahaan
0,841
1,189
Ukuran Perusahaan
0,793
1,173
Asset Tetap
0,964
1,037
Kesempatan Bertumbuh Perputaran Asset
0,964
1,037
0,886
1,129
Pertumbuhan Penjualan
0,985
1,106
Tabel 6 Hasil Uji Heteroskedastisitas Model Struktur Modal Umur Perusahaan Ukuran Perusahaan Asset Tetap Kesempatan Bertumbuh Perputaran Asset Pertumbuhan Penjualan
Sig 0,001 0,001 0,022 0,002 0,713 0,151 0,481
Tabel 7 Hasil Uji Autokorelasi Model ares_2
Sig 0,000
Tabel 8 Hasil Analisis Korelasi dan Koefisien Determinasi Model 1
R 0,244
Adjusted R Square 0,037
Tabel 9 Hasil Uji F Model Regression
F 2,688
Sig. 0,011
55
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 7
November 2013
Tabel 10 Hasil Uji T Variabel (Constanta) Struktur Modal Umur Perusahaan Ukuran Perusahaan Asset Tetap Kesempatan Bertumbuh Perputaran Asset Pertumbuhan Penjualan
56
Β -0,025 -0,334 -0,001 0,038 -0,313 -0,019 0,012 -0,016
t
Sig. -0,054 -2,771 -0,590 0,980 -2,913 -0,333
0,957 0,006 0,556 0,328 0,004 0,740
0,872 -0,725
0,384 0,469
JURNAL BISNIS DAN AKUNTANSI Vol. 15, No. 1a, Is. 7, November 2013, Hlm. 57-68
ISSN: 1410 - 9875 http: //www.tsm.ac.id/JBA
THE EFFECT OF CONVENIENCE, SOCIAL NEEDS, AND SOCIAL INFLUENCE ON DEPENDENCY OF SMAPRTPHONE USERS NUNO SUTRISNO STIETRISAKTI
[email protected] Abstract: The purpose of this study was to examine the factors that influence dependency. Those factors are convenience, social needs, and social influence. The research sample was 100 Indorunners members selected by purposive sampling method. Data analysis method used is a simple regression analysis and multiple regression analysis with SPSS 20 program. The result on this research is convenience, social needs and social influence have positive influence to dependency individually. And simultaneously, all the independent variables have influence to dependent variables dependency. Keyword: Convenience, Social Needs, Smartphone, Indorunners
Social
Influence,
Dependency,
Abstrak: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji faktor-faktor yang mempengaruhi dependency. Faktor-faktor tersebut adalah convenience, social needs, and social influence. Sampel penelitian adalah 100 Indorunners anggota yang dipilih dengan metode purposive sampling. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis regresi sederhana dan analisis regresi berganda dengan SPSS 20 Program.Hasil penelitian ini adalah kenyamanan, kebutuhan sosial dan pengaruh sosial memiliki pengaruh positif terhadap ketergantungan secara individual. Dan secara bersamaan, semua variabel independen memiliki pengaruh terhadap variabel dependency. Kata kunci: : Convenience, Social Needs, Social Influence, Dependency,Smartphone, Indorunners
telepon pada tahun 1940 dan penggunaan telepon sebagai media komunikasi semakin meningkat seiring dengan perluasan jaringan telepon. Fungsi telepon memungkinkan dua orang yang terpisah oleh jarak yang jauh untuk dapat berbicara tanpa saling
PENDAHULUAN Perkembangan teknologi dalam beberapa dekade terakhir telah membawa perubahan drastis kepada cara masyarakat dunia berinteraksi dan berSocial Influence. Masyarakat luas mulai berkenalan dengan pesawat
57
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 7
berpapasan. Setelah era telepon, penggunaan internet melalui komputer dan notebook sebagai media Social Influence menjadi trend baru dalam komunikasi masyarakat dunia. Internet awal mulanya diciptakan pada bulan Agustus tahun 1962 oleh Departemen Pertahanan Amerika Serikat dan baru pada tahun 1990 mulai diperkenalkan dengan istilah world wide web (www) kepada publik (dikutip dari Internetsociety, 2013). Di Indonesia sendiri, internet mulai dipergunakan pada sekitar pertengahan tahun 1991 dan menjadi semakin popular setelah kelahirannya. Pada awal mulanya jaringan internet di Indonesia digunakan oleh kelompok akademisi atau mahasiswa dan ilmuwan yang memiliki ketertarikan dalam kegiatan seputar teknologi komputer dan radio. Para akademisi dan ilmuwan menggunakan internet sebagai bagian dari proses pendidikan yang berfungsi untuk memudahkan pertukaran data dan informasi (APJII, 2012). Persentase pengguna internet di Indonesia sudah hampir mencapai angka dua puluh lima persen dari total penduduk yang berjumlah sekitar dua ratus enam puluh juta jiwa dan pada tahun 2013 jumlah pengguna internet di Indonesia bertambah menjadi sekitar 71,2 juta jiwa yang pertumbuhannya mencapai sekitar 13% (APJII, 2014). Ini berarti jumlah pengguna internet di Indonesia menyentuh angka sekitar enam puluh tiga juta jiwa, yang dimana merupakan angka terbesar di Asia Tenggara.
58
November 2013
Sedangkan di level perkotaan, ibukota Jakarta adalah kota dengan jumlah pengguna internet tertinggi dibandingkan dengan kota-kota lainnya di Indonesia. Jumlahnya mencapai tiga setengah juta jiwa, yang merupakan hampir tiga puluh tujuh persen dari total penduduk Jakarta (APJII, 2012). Pada awalnya, internet hanya bisa diakses pada tempat yang sama, misalnya di perangkat komputer. Namun secara perlahanlahan, seiring dengan perkembangan teknologi, hadir beragam perangkat keras yang lebih modern yang memungkinkan akses internet dapat dilakukan kapanpun dan dimanapun (inilah yang sering dimaksud dengan istilah ‘mobile’). Beberapa contoh perangkat keras mobile yang popular saat ini adalah smartphone, laptop, netbook, dan perangkat komputer tablet. Untuk angka jumlah pengguna smartphone di Indonesia sendiri, pada tahun 2013 berjumlah lebih dari empat puluh satu juta pengguna (diambil dari Themarkeeters, 2013). Angka ini mewakili 15% dari total penduduk Indonesia yang dan juga menjadikan Indonesia sebagai pasar smartphone terbesar di Asia Tenggara (bersumber dari Detik, 2013). Banyaknya jumlah pengguna smartphone di Indonesia juga diikuti dengan tingginya jumlah persentase orang yang mengakses internet melalui smartphone mereka di Indonesia, termasuk Jakarta. Tercatat hampir tujuh dari sepuluh pengguna internet di Indonesia mengakses internet melalui smartphone mereka (APJII, 2012). Di ibukota Jakarta sendiri,
ISSN: 1410 -9875
sedikitnya tiga dari empat pemilik smartphone mengakses internet melalui smartphone mereka. Angka ini mengungguli jumlah akses internet melalui perangkat keras lainnya, seperti komputer yang hanya memiliki persentase pengakses internet kurang dari 60% (APJII, 2012). Para pengguna smartphone menggunakan aplikasi-aplikasi media sosial seperti Facebook, Twitter, Path, dan sebagainya untuk berkomunikasi dengan teman, rekan, sahabat, keluarga, komunitas, dan sebagainya. Di Indonesia terdapat 64 juta pengguna Facebook yang mengakses secara aktif dengan jangka waktu minimal 1 bulan sekali membuka akunnya (Thejakartapost, 2013). Angka ini membuat Indonesia masuk kedalam lima besar kelompok negara dengan pasar social networking terbesar (Thejakartapost, 2013). Facebook menyediakan pembentukan kelompok (grup) yang mempertemukan para pemilik akun untuk berinteraksi dengan para pemilik akun lainnya yang memiliki ketertarikan serupa, seperti hobi yang sama. Penggunaan media sosial seperti Facebook , Twitter, dan sebagainya bisa diakses melalui smarpthone. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Socialbakers, Indonesia menempati peringkat kedua tertinggi di dunia dalam hal penggunaan media sosial Facebook melalui smartphone dengan jumlah mencapai hampir 29 juta pengguna dibawah Amerika Serikat pada urutan pertama (allfacebook, 2013). Untuk di Jakarta diperkirakan jumlah pengguna Facebook mencapai hampir dua belas juta jiwa.
Nuno Sutrisno
Di Indonesia, khususnya kota Jakarta terdapat salah satu komunitas yang menyediakan halaman Facebook dan Twitter resmi, yaitu komunitas lari Indorunners. Komunitas ini merupakan komunitas lari terbesar di Indonesia yang saat ini jumlah pengikut aktif diperkirakan mencapai kurang lebih 10 ribu jiwa (bersumber dari Detik, 2013). Komunitas ini menjadi tempat dimana para pecinta olahraga lari saling bertukar informasi, berbagi pengalaman, dan mengajak semua orang untuk mencintai olahraga lari dan gaya hidup sehat. Komunitas ini juga telah menyediakan akun resmi Facebook dan Twitter yang jumlah pengikutnya diperkirakan mencapai kurang lebih 25.000 jiwa (Detik, 2013). Akun ini digunakan untuk menjadi tempat berbagi informasi, mengajak dan mengingatkan anggotanya untuk berlari bersama di setiap hari selasa malam, kamis malam, dan minggu pagi untuk berlari bersama (Marketplus, 2013). Akun ini juga digunakan sebagai media berdiskusi dari para anggotanya untuk menentukan jadwal lari bersama dan berkumpul bersama. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu apakah terdapat pengaruh secara bersamasama convenience, social needs, dan social influence terhadap dependency pada pengguna smartphone di komunitas lari Indorunners Penelitian ini disusun dengan urutan penulisan sebagai berikut peratama pendahuluan menjelaskan latar belakang penelitian. Kedua, kerangka teoritis dan pengembangan hipotesis memuat Convenience, Social
59
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 7
Needs, Social Influence, dan Dependency. Ketiga metode penelitian yang memuat metode penelitian sampel dan pengumpulan data, deinisi operasional, dan pengukuran variabel. Keempat, hasil penelitian yang menguraikan analisis dan pembahasan temuan penelitian. Kelima, penutup yang berisi kesimpulan, keterbatasan, dan saran untuk penelitian selanjutnya. KERANGKA TEORITIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Convenience Menurut Genova (2010, 120) Convenience dalam penggunaan smartphone adalah “where they are able to use their smartphones at any time and any place ”. Sedangkan menurut Goldman (2010, 470) Convenience dalam penggunaan smartphone adalah ” allows users to do things that they never thought possible without being tethered to a home or office computer at anytime and anywhere. Convenience dalam penggunaan smartphone menurut Hudson (2010, 301) adalah “consumers are able to check their e-mails, communicate on social networking websites, and use online chat on their smartphones instead of paying broadband internet on computers”. H1 : Terdapat pengaruh Convenience terhadap Dependency. Social Needs Social needs menurut Schiffman dan Kanuk (2007, 99) adalah “love, affection, belonging, and acceptance”.
60
November 2013
Sedangkan menurut Tikkanen (2009, 535) social needs didefinisikan sebagai “the needs for social interaction of an individual that represent the need for communicating with friends, family, and affiliation such as groups membership, clubs, churches, and work affiliations”. Social needs menurut Lippincot (2010, 207) merupakan “one of the determinants of customers dependency on smartphones because the smartphones have become much more versatile, allowing consumers increased usage for communication and maintaining relationships between and among individuals”. H2 : terdapat pengaruh Social Needs terhadap Dependency. Social Influence Menurut Boonlert (2013, 206) social influences ” denotes that people will adjust their beliefs with respect to others whom they feel similar or important to them “. Mason et al(2007, 280) mengatakan social influences adalah “ as the way other people affect one's beliefs, feelings, and behaviour”. Social influences menurut Mei (2012) dalam jurnal Suki (2013, 126) “individual will adopt the particular thought, attitude, feelings, and behaviour from others”. H3: Terdapat pengaruh Social Influence terhadap Dependency. Dependency Menurut Mafe (2006, 382) dependency “a relation where the individual’s capacity to reach his or her objectives, depends to a
ISSN: 1410 -9875
Nuno Sutrisno
certain extent on the medium’s information resources”. Definisi dependency menurut Ting et al (2011, 195) adalah “having the propensity of high usage, being engage, and unwilling to be apart from it”.
Sedangkan menurut Wong (2011, 103) dependency adalah “people are inseparable from their device and they are more likely to use mobile technologies to access different types of information”.
Berikut ini adalah kerangka penelitian dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:
Convenience
Social Needs Dependency
Social Influence
Gambar 1 Model Penelitian METODE PENELITIAN Bentuk Penelitian Berdasarkan karakteristik masalah, rancangan penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif dan kausal. Sekaran dan Bougie (2013, 97) menyatakan bahwa “Descriptive study are often designed to collect data that describe the characteristics of person, events, or situations.” Penelitian kausalitas menurut Sekaran dan Bougie (2013,
98) “in a causal study, the researcher is interested in delineating one or more factors that are causing the problem”. Objek Penelitian Objek pada penelitian ini adalah para pengguna smartphone di komunitas lari Indo Runners. Metode Pengambilan Sampel Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah non probability sampling.
61
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 7
November 2013
Non probability sampling adalah metode pengambilan sampel yang tidak memberikan kesempatan yang sama untuk setiap pengambilan jenis sampel yang diteliti. Sekaran dan Bougie (2013, 245) menyatakan bahwa non probability sampling adalah unsur-unsur yang tidak memiliki kesempatan yang sama untuk terpilih sebagai subjek.
“teknik purposive sampling adalah sampling yang terbatas pada jenis tertentu, orang yang dapat memberikan informasi yang diinginkan, atau sesuai dengan beberapa kriteria yang ditetapkan oleh peneliti”. Kriteria responden yang ditetapkan antara lain :
Peneliti menggunakan teknik purposive sampling. Teknik purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan menentukan beberapa kriteria yang harus dipenuhi oleh responden untuk dijadikan sampel. Menurut Sekaran dan Bougie (2013, 52)
2. Member / anggota komunitas lari Indorunners
1. Pengguna smartphone
3. Tergabung dalam akun Facebook komunitas lari Indorunners dan aktif sebagai anggota di akun tersebut minimal selama satu tahun.
Definisi Operasional Variabel dan Pengukurannya Tabel 1 Variabel Dan Pengukuran No 1
Variabel Convenience (X1)
Indikator Pertanyaan Smartphone allow me accomplish task more quickly.
Skala Likert
Smartphone saves me time and effort. Prefer carrying my smartphone rather than my laptop. Having a smartphone is like having a both mobile phone and a computer together. Enables me to receive a learning materials anywhere I go. 2
Social (X2)
Influence
1. Important that my friends like the brand of smartphone I’m using . 2. Pressure from my friends and family is likely influence the usage rate of smartphone. 3. Buy a smartphone if it helped me
62
di
Likert
ISSN: 1410 -9875
Nuno Sutrisno
fit in with my social group better. 4. Susceptible to be persuaded into using a smartphone if I had low self-esteem. 3
Social Needs (X3)
1. Use smartphone to stay connected with friends and family through social networking websites (Twitter, Facebook, MySpace, etc.)
Likert
2. Easy for me to observe others happenings by using the smartphone. 3. Use smartphone to catch up with friends and relatives. 4. Smartphone allows me to stay connected with those I care about 4
Dependency (Y)
1. Usage of smartphone is high in daily life. 2. Feel insecure when smartphone is not with me.
Likert
my
3. Always use smartphone to deal with my job. 4. Cannot do anything with my job without the smartphone. 5. Totally depend smartphone.
on
my
Source: Ting, Ding Hooi, et al (2011, 193) “Dependency on smartphone and the impact on purchase behaviour.
HASIL PENELITIAN Tabel 2 Statistik Deskriptif Karakteristik Responden Jenis Kelamin Pria wanita Lama Menjadi Anggota
N
Persentase
40 60
40% 60%
63
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 7
November 2013
2 Tahun 3 Tahun >3 Tahun Tingkat Pendidikan SMU Diploma Sarjana Pasca Sarjana
19 22 59
19% 22% 59%
23 12 60 5
23% 12% 60% 5%
Pekerjaan Kuliah Kuliah dan Bekerja Pegawai Swasta/Negeri Wirausaha Lainnya
11 9 65 13 2
11% 9% 65% 13% 2%
Model (Constant) Totcon1
R 0.305
Tabel 3 Hasil hipotesis 1 R² B 0.092 9.826 0.360
Berdasarkan tabel 3 hubungan variabel Convenience terhadap Dependency memiliki hubungan yang rendah dan positif 0.305 dengan variabel Dependency yang dapat dijelaskan oleh variabel Convenience sebesar 9.2%.
Model (Constant) totsn
R 0.378a
64
Sig 0.000 0.002
berdasarkan tabel tersebut nilai sig < 0.05 yang berarti terdapat pengaruh Convenience terhadap Dependency. Model regresi dari variabel Convenience adalah Y= 9.826+ 0.360 X1 + e.
Tabel 4 Hasil hipotesis 2 R² B 0.143 7.345 0.580
Berdasarkan tabel 4 hubungan variabel Social Needs terhadap Dependency memiliki hubungan yang rendah dan positif 0.378 dengan variabel Dependency yang dapat dijelaskan oleh variabel Social Needs sebesar 14.3%.
t 4.587 3.159
t 3.204 4.038
Sig 0.002 0.000
berdasarkan tabel tersebut nilai sig < 0.05 yang berarti terdapat pengaruh Social Needs terhadap Dependency. Model regresi dari variabel Social Needs adalah Y= 7.345+ 0.580 X2 + e.
ISSN: 1410 -9875
Nuno Sutrisno
Tabel 5 Hasil hipotesis 3 Model R R² B t Sig a (Constant) 0.314 0.099 12.852 11.014 0.000 totsi 0.322 3.278 0.001 Berdasarkan tabel 5 berdasarkan tabel tersebut nilai sig hubungan variabel Social Influence < 0.05 yang berarti terdapat terhadap Dependency memiliki pengaruh Social Influence terhadap Dependency. Model regresi dari hubungan yang rendah dan positif variabel Social Influence adalah Y= 0.314 dengan variabel Dependency 12.852 + 0.322 X3 + e. yang dapat dijelaskan oleh variabel Social Influence sebesar 9.9%. Tabel 6 Hasil hipotesis 4 Model R Adjusted B F Sig R² (Constant) 0.481 0.208 3.039 9.651 0.000b Totcon 0.217 Totsn 0.439 Totsi 0.222 Berdasarkan tabel 6 hubungan variabel Convenience, Social Needs, dan Social Influence terhadap Dependency memiliki hubungan yang sedang dan positif 0.481 dengan variabel Dependency yang dapat dijelaskan oleh variabel Convenience, Social Needs, Social Influence sebesar 20.8%. berdasarkan tabel tersebut nilai sig < 0.05 yang berarti terdapat pengaruh Convenience, Social Needs, dan Social Influence terhadap Dependency. Model regresi dari variabel Convenience, Social Needs, Social Influence adalah Y= 3.039 + 0.217 X1 + 0.439 X2 + 0.222 X3 + e.
PENUTUP Hasil penelitian di atas menunjukan terdapat pengaruh Convenience, Social Needs, dan
Social Influence terhadap Dependency. Hasil penelian diatas juga menunjukkan terdapat pengaruh Convenience, Social Needs, dan Social Influence secara bersama-sama terhadap Dependency. Keterbatasan dalam penelitian ini antara lain, Pada keterbatasan waktu, biaya, dan tenaga maka penelitian ini responden yang digunakan hanya 100 orang, di mana 100 orang tersebut dianggap telah mewakili suatu populasi. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini hanya 3, yaitu Convenience, Social Needs, dan Social Influence, serta variabel dependennya yaitu Dependency. Penelitian ini hanya dilakukan terhadap responden yang memiliki dan menggunakan smartphone, menjadi anggota aktif di komunitas lari Indorunners dan aktif menjadi anggota di akun
65
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 7
Facebook Indorunners satu tahun.
lebih dari
Adapun rekomendasi atau saran yang dapat diberikan kepada perusahaan dan penelitian selajutnya, yaitu sebagai berikut: Bagi Perusahaan, Perusahaan hendaknya menjaga dan berinovasi dalam menciptakan smartphone yang lebih baik untuk memberikan kemudahan bagi kosumen dalam berkomunikasi secara verbal maupun non-verbal. Bagi Penulis, Untuk penelitian selanjutnya disarankan untuk Untuk
November 2013
penelitian selanjutnya disarankan untuk tidak hanya meneliti menggunakan variabel Convenience, Social Needs, Social Influence, dan Dependency melainkan mencoba menambahkan variabel-variabel lain. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan tidak hanya menggunakan komunitas lari Indorunners sebagai objek penelitian, melainkan menggunakan komunitas lain dengan masalah yang berbeda.
REFERENSI Allfacebook. Infographic : Facebook Mobile Penetration, dapat diakses di: http://allfacebook.com/socialbakers-mobile-infographic_b88216 (akses 30 september 2013). Anderson, david R., Dennis J. Sweeney, and Thomas A. Williams. 2014. Statistics for Business and Economics. 11th Edition. Canada : SOUTHWESTERN CENGAGE LEARNING. Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (2014). Press Release- Profil Terkini Pengguna Internet Industri Indonesia, dapat diakses di: http://www.apjii.or.id/v2/read/content/info-terkini/213/press- releaseprofil-terkini-internet-industri-ind.html# (diakses 28 Mei 2014). Businessweek (2013). Before Android and IPhone Came Simon the First Smartphone, bisa diakses di: http://www.businessweek.com/articles/2012-06-29/before-iphone- andandroid-came-simon-the-first-smartphone. (diakses 21 Mei 2013). Detik (2013). Posisi Indonesia di Percaturan Teknologi Dunia, bisa diakses di: http://inet.detik.com/read/2013/08/21/112207/2336008/398/4/posisi -indonesia-di-percaturan-teknologi-dunia(diakses 22 September 2013). DetikHealth (2013). Indo Runners, Komunitas Penggemar Lari Independen Terbesar di Indonesia, bisa diakses di: http://health.detik.com/read/2013/12/06/100139/2434150/763/indorunners-komunitas-penggemar-lari-independen-terbesar-diindonesia(diakses 20 Desember 2013). First Media (2013). Fastnet Package, bisa diakses di: http://www.firstmedia.com/page/fastnet-package.(diakses 21 Mei 2013). Genova, G.L. (2010), “The anywhere office = anywhere liability”, Business Communication Quarterly, Vol. 73, pp. 119-26.
66
ISSN: 1410 -9875
Nuno Sutrisno
Goldman, S.M. (2010), “Transformers”, Journal Of Consumer Marketing, Vol. 27 No.5, pp. 469-73. Hair. JR, Joseph F., William C. Black, Barry J. Babin, and Rolph E. Anderson. 2010. Multivariate Data Analysis: Global Perspective. 7th Edition. New Jersey: Pearson Education. Hudson, A. (2010), “Measuring the impact of cultural diversity on desired mobile reference services”, Reference Research Review, Vol. 28 No. 3, pp.303-320. Internet Society (2013). Brief History of the Internet, bisa diakses di: http://www.internetsociety.org/internet/what-internet/historyinternet/brief-history-internet(diakses 20 Mei 2013). Internet World Statistics. Internet Growth Statistics, bisa diakses di: http://www.internetworldstats.com/emarketing.htm(akses 20 Mei 2013). Lippincott, J.K. (2010), “A mobile future for academic libraries”, Reference Services Review, Vol. 38 no. 2, pp. 1-20. Mafe, C.R. and Blas, S.S. (2006), “Explaining Internet Dependency”, Internet Research, Vol. 16 No. 4, pp. 380-97. Marketplus (2013). Sehat dan Fun Bersama Indorunners, bisa diakses di: http://www.internetworldstats.com/emarketing.htm (diakses 22 Desember 2013). Mason, W.A., Conrey, F.D. and Smith, E.R. (2007), “Situating social influence processes: dynamic multidirectional flows of influence within social networks”, Personality and Psychology Review, Vol. 11, pp. 279-300. Sekaran, Uma, and Roger Bougie. 2013. Research Methods For Business. 6th Edition. United Kingdom: John Wiley & Sons, Ltd. Schiffman, Leon G., and Leslie Lazar Kanuk. 2010. Consumer Behavior. 10thEdition. New Jersey: prentice Hall. Swaonline (2013). Orang Indonesia Ganti Smartphone Tiap 2-3 Tahun , bisa diakses di: http://swa.co.id/business-research/orang-indonesia-gantismartphone-tiap-2-3-tahun. (diakses 20 September 2013). Techinasia (2013). Indonesia is Social: 2.4% of World’s Twitter Posts Come From Jakarta, bisa diakses di: http://www.techinasia.com/indonesiasocial-jakarta-infographic/(diakses 30 September 2013). Telkom (2013). Telkom Global, bisa diakses di: http://www.telkom.co.id/en/products/my-phone/telkom-global. (diakses 21 Mei 2013). Thejakartapost (2013). Facebook Has 64M Active Indonesian Users, bisa diakses di: http://www.thejakartapost.com/news/2013/06/18/facebook-has-64mactive-indonesian-users.html (akses 22 September 2013). Themarketeers (2013). 41 Juta Masyarakat Miliki Smartphone, 95% digunakan di Rumah, bisa diakses di: http://www.themarketeers.com/archives/41-juta-masyarakat-indonesia-milikismartphone-95nya-digunakan-di-rumah.html#.Uo3Z8NJmiSo. (diakses 29 Oktober 2013).
67
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 7
November 2013
Tikkanen, I., (2009), “Maslow’s Hierarchy and pupils suggestions for developing school meals”, Nutrition and Food Science, Vol. 39 No.5, pp. 331-342. Ting, D.H., Lim, S.F., Patanmacia, T.S., Low, C.G., Ker, G.C. (2011), “Dependency on smartphone and the impact on purchase behavior”, Emerald Group Publishing Limited, Vol. 12 No.3, pp. 193-203. Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta. Wong, S.H.R. (2011), “Which platform do our users prefer: website or mobile app?”, Journal of Reference Services Review, Vol. 40 No. 1, pp. 103-15. Wajaratkul, B., (2013), “Intention to use a free voluntary service”, Journals of Systems and Information Technology, Vol. 15 No. 2, pp. 202-220.
68
JURNAL BISNIS DAN AKUNTANSI Vol. 15, No. 1a, Is. 7, November 2013, Hlm. 69-78
ISSN: 1410 - 9875 http: //www.tsm.ac.id/JBA
PENGARUH LINGKUNGAN KERJA, TATA RUANG KANTOR, DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN NURTI WIDAYATI STIE TRISAKTI
[email protected] Abstract : The purposes of this study was to prove the influence of the working environment, the office layout, and motivation on employee performance in PT. Pamindo Tiga T. This study uses probability sampling techniques saturated. Researchers distributed 67 pieces of questionnaires that can be used as a sample, which consists of the office of PT. Pamindo Tiga T. The data were processed by SPSS version 19 program. The data analysis used a linear regression model, t-test, f, R ², and classical assumption. Results of this study are: there are positive and significant influence of the work environment on employee performance, there is a positive and significant influence of the office layout to employee performance, there is a positive and significant influence of motivation on employee performance, and there is a positive influence and significance of the environment work, office layout, and motivation on employee performance. Keywords:
Work Environment, Spatial Planning Office, Employee Motivation and Performance
Abstrak : Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuktikan pengaruh Work Environment, Spatial Planning Office, Employee Motivation terhadap Performance di PT. Pamindo Tiga T. Penelitian ini menggunakan metode probabilitas dengan teknik sampling jenuh. Peneliti mendistribusikan 67 lembar kuesioner yang dapat dijadikan sample, yang terdiri dari bagian kantor PT. Pamindo Tiga T. Data dalam penelitian ini diolah dengan SPSS versi 19 Program. Analisis data yang digunakan model regresi linier, uji t, uji f, R², dan asumsi klasik. Hasil penelitian ini adalah: ada pengaruh positif dan signifikan dari lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan, ada pengaruh positif dan signifikan dari tata ruang kantor terhadap kinerja karyawan, ada pengaruh positif dan signifikan motivasi terhadap kinerja karyawan, dan ada adalah pengaruh yang positif dan signifikan dari lingkungan kerja, tata ruang kantor, dan motivasi terhadap kinerja karyawan. Kata kunci: Work Environment, Spatial Planning Office, Employee Motivation dan Performance
69
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 7
PENDAHULUAN Manufaktur adalah suatu cabang industri yang mengaplikasikan mesin, peralatan, dan tenaga kerja dan suatu medium proses untuk mengubah bahan mentah menjadi barang jadi untuk dijual. Manufaktur ada dalam segala bidang system ekonomi. Dalam ekonomi pasar bebas, manufakturing biasanya selalu berarti produksi masal untuk dijual ke pelanggan untuk mendapatkan keuntungan (Wikipedia.co.id). Saat ini dunia bisnis mengalami pekembangan yang begitu cepat dan peningkatan persaingan yang semakin kompetitif, memaksa perusahaan untuk selalu bersaing dengan perusahaan lain. Untuk menghadapi persaingan yang ada, maka perusahaan harus beradaptasi dan cepat merespon setiap perubahan yang ada, termasuk pada perusahaan manufaktur. Diantara sembilan sektor produksi, industri manufaktur adalah penyumbang terbesar (25%) dalam produk domestik bruto (PDB), selain itu juga menyerap 13% pekerja. Peningkatan produktivitas industri manufaktur akan berdampak besar pada perekonomian. Sebagai traded secor, efisiensi sektor industri manufaktur akan meningkatkan daya saing perekonomian di pasar dunia. Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan produksi industri manufaktur besar dan sedang. (bps.co.id) Penjualan mobil dan motor yang terus menerus meningkat setiap tahunnya. Penjualan tahun 2011 mobil sebnyak 8.900.000 unit
70
November 2013
dan motor sebnyak 8.013.000 unit, 2012 mobil 1.100.000 unit dan motor 7.000.000 unit, dan 2013 mobil 1.300.000 unit dan motor 7.500.000 unit. Dan permintaan mesin disel di Indonesia sebanyak 300.000 unit pertahun. Peningkatan permintaan mobil dan motor serta mesin disel menimbulkan peluang dan persaingan bisnis bagi perusahaan-perusahaan di industri manufaktur. Semua perusahaan, dituntut untuk meningkatan kualitas terutama dalam hal kinerja karyawan agar mampu bersaingan dengan baik. Setiap perusahaan harus mampu mengatur dan mengolah semua sumber daya yang dimilikinya dengan efektif dan efisien agar tetap dapat bertahan hidup dan berkembang. Salah satu sumber daya yang berperan penting dalam industri manufaktur adalah sumber daya manusia, karena sumber daya manusia dapat menjadi salah satu aset penting bagi perusahaan. Menurut Dessler (2009, 5) manajemen sumber daya manusia adalah kebijakan dan praktik menetukan aspek manusia atau sumber daya manusia dalam posisi manajemen termasuk merekrut, menyaring, melatih, memberi penghargaan dan penilaian. Keberhasialan suatu perusahaan sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia yang ada didalamnya. Sumber daya manusia yang baik akan menghasilkan kinerja yang baik. Menurut Daft (2007, 13) kinerja adalah pencapaian tujuan organisasi dengan sumber daya yang efisien dan efektif. Kinerja merupakan permasalahan yang dihadapi banyak perusahaan.
ISSN: 1410 -9875
Menurut Naseem et al (2012) faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan, dipengaruhi oleh faktor lingkungan kerja, tata ruang kantor, dan motivasi. Peneliti tertarik menggunakan PT. Pamindo Tiga T sebagai objek penelitian, yang didirikan pada 9 Juli 1975 sebagai perusahaan join venture, yang terletak di daerah Tangerang tepatnya di Jl. M.H.Thamrin Km. 7 Tangerang, 15000, Tangerang. PT Pamindo Tiga T mempunyai total karyawan 667 karyawan lokal dan 2 karyawan Jepang. PT Pamindo Tiga T , adalah perusahaan manufaktur yang bergerak dibidang otomotif pembuatan komponen roda empat dan roda dua, dan stamping press serta industri pembuatan peralatan mesin-mesin industri dengan sistem job order seperti: manufacturing jig & dies, steel fabrication, dan machining. PT. Pamido Tiga T juga mempunyai customers list yang termasuk merupakan perusahaanperusahaan besar di Indonesia, antara lain PT. Astra Honda Motor, PT. Kawasaki Indonesia, PT. Astra Daihatsu Motor, PT. Denso Indonesia, PT. KAO Indonesia, PT. Kubota Indonesia, PT. Yanmar Diesel Indonesia dan masih banyak lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh antara lingkungan kerja, tata ruang kantor, dan motivasi terhadap kinerja karyawan. Selain itu, penelitian ini diharapkan menjadi informasi tambahan bagi akademik, penulis, manajemen perusahaan, dan juga penelitian selanjutnya mengenai pentingnya industri manufaktur. RERANGKA TEORITIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS
Nurti Widayati
Rerangka Teoritis Kinerja Karyawan Daft berpendapat bahwa Kinerja adalah pencapaian tujuan organisasi dengan sumber daya yang efisien dan efektif (2007, 13). Menurut Kreither and Kinicki, kinerja adalah nilai dari sekelompok perilaku karyawan yang berkontribusi, baik positif atau negatif terhadap pencapaian tujuan organisasi (2008, 36). Lingkungan Kerja Nitisemito berpendapat bahwah lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada di sekitar para pekerja dan yang dapat mempengaruhi dirinya dalam mejalankan tugas-tugasnya yang dibebankan (2000, 183). Gomes (2003, 25) menyatakan lingkungan kerja adalah proses kerja dimana lingkungan saling berinteraksi menurut pola tertentu, dan masingmasing memiliki karakteristik dan nilai-nilai tertentu yang tidak akan lepas dari pada lingkungan dimana organisasi itu berada. Suatu lingkungan kerja dapat dikatakan baik apabila lingkungan kerja tersebut sehat, nyaman, aman, dan menyenangkan bagi karyawan dalam menyelesaikan tugasmya. Tata Ruang Kantor Sedarmayanti menyebutkan bahwa tata ruang kantor adalah pengaturan dan penyusunan seluruh mesin kantor, alat perlengkapan kantor, serta perabot kantor pada tempat yang tepat, sehingga pegawai dapat bekerja dengan baik, nyaman, leluasa dan bebas untuk bergerak, sehingga tercapai efisien kerja (2009, 125). Menurut Littlefield & Peterson (2007) dalam
71
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 7
Sayuti pengertian tata ruang kantor adalah penyusunan perabotan dan alat perlengkapan pada luas lantai yang tersedia (2013, 92). Motivasi Menurut Daft (2013, 466) motivation is the power from within or outside of a person who stimulates enthusiasm and perseverance to continue ro
November 2013
perform a particular action. Menurut Robbins (2011, 222) mengenai motivasi didefinisikan sebagai proses yang menjelaskan intensitas, arah, dan ketekunan seorang individu untuk mencapai tujuan organisasional yang mencerminkan minat individu terhadap perilaku yang berhubungan dengan pekerjaa.
Model Penelitian
Lingkungan Kerja (X1)
Tata Ruang Kantor (X2)
Kinerja (Y)
Motivasi (X3)
Gambar 1 Model Penelitian Pengembangan Hipotesis 1. Lingkungan Kerja (X1) berpengaruh terhadap kinerja karyawan (Y). 2. Tata Ruang Kantor (X2) berpengaruh terhadap kinerja karyawan (Y). 3. Motivasi (X3) berpengaruh terhadap kinerja karyawan (Y).
72
METODA PENELITIAN Bentuk Penelitian Penelitian ini menggunakan bentuk penelitian studi deskriptif dan kausalitas. Studi deskriptif dilakukan untuk mengetahui dan menjadi mampu untuk menjelaskan karakteristik variabel yang diteliti dalam suatu situasi. Tujuan studi deskriptif memberikan kepada peneliti sebuah riwayat atau untuk menggambarkan aspek-aspek yang
ISSN: 1410 -9875
relevan dengan fenomena perhatian dari perspektif seseorang, organisasi, orientasi industri, atau lainnya. Selain itu, penggunaan studi kausal dipilih dalam penelitian ini karena peneliti ingin menemukan penyebab dari satu atau lebih masalah (Sekaran 2009,158-9;165). Obyek Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan tetap yang bekerja dibagian kantor PT. Pamindo Tiga T yang berjumlah 80 orang, dan sampel yang ditarik berjumlah 67 orang, tujuan penentuan sampel untuk memperoleh keterangan mengenai objek penelitian dengan cara mengamati hanya sebagian dari populasi. Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah probability sampling dan sampling jenuh. Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam suatu penelitian menggunakan sumber data primer dan data sekunder. Data primer yaitu sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data. Data diperoleh dengan metode survei dengan menyebarkan kuesioner. Data sekunder yaitu sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data. Adapun yang termasuk dalam data sekunder adalah gambaran umum PT. Pamindo Tiga T yang meliputi sejarah dan perkembangan serta struktur organisasi PT. Pamindo Tiga T.
Nurti Widayati
Definisi Operasional Variabel dan Pengukuran 1. Kinerja adalah pemenuhan tugas yang diberikan yang diukur terhadap standar yang telah ditetepkan, diketahui akurasi, kelengkapan, biaya, dan kecepatan (performance). Indikatornya adalah sebagai berikut : a. Efisiensi b. Kecepatan c. Ketepatan 2. Lingkungan Kerja yaitu Lingkungan kerja adalah keadaan, pengaruh, tekanan, dan kompetitif, budaya, demografi, ekonomi, factor politik, regulasi, dan teknologi alam (disebut factor lingkungan) yang mempengaruhui kelangsungan hidup, operasi, dan pertumbuhan organisasiIndikatornya adalah sebagai berikut : a. Menetapkan tujuan b. Umpan balik c. Peran keharmonisan d. Mendefinisikan proses e. Dukungan pengawas f. komunikasi 3. Tata Ruang Kantor yaitu penataan ruang kerja sehingga pekerjaan itu dapat dilakukan dengan cara yang paling efisien. Indikatornya adalah sebagai berikut : a. Furniture b. Kebisingan c. Cahaya d. Suhu e. Pengaturan ruangan 4. Motivasi yaitu sebagai kekuatan pendorong tindakan dibelakang dan motivasi dapat dianggap memiliki dorongan untuk melakukan sesuatu. Indikatornya adalah sebagai berikut :
73
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 7
a. Prestasi b. Insentif c. Rasa takut HASIL PENELITIAN Gambaran Umum Sampel (Obyek Penelitian) Obyek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan tetap bagian kantor PT. Pamindo Tiga T. Karakteristik responden berdasarkan usia antara 19-50th, pendidikan antara sma-s1, dan lama bekerja antara kurang dari 2tahun sampai dengan lebih dari 7tahun. Kriteria terdapat 67 orang yang menjadi sampel dalam penelitian ini. Uji Validitas Pengujian validitas pada variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y) diatas karena angka r hitung > r tabel, maka semua
November 2013
instrumen (item pertanyaan/indikator) dinyatakan valid, sehingga layak untuk digunakan sebagai instrumen penelitian. Uji Reliabilitas Pada pengujian reliabilitas, baik variabel kompensasi, motivasi kerja, lingkungan kerja dan kepemimpinan serta kinerja karyawan dikatakan reliabel/handal/ajeg dan layak digunakan untuk pengujian hipotesis selanjutnya. Analisis Regresi Linier Berganda Persamaan regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel bebas yaitu : lingkungan kerja, tata ruang kantor, dan motivasi terhadap variabel terikat yaitu kinerja karyawan (Y).
Tabel 1 Regresi Berganda Coefficientsa
Model (Constant) Lingkungan kerja Tata ruang kantor Motivasi
Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients B Std. Error Beta 7.422 3.562
t 2.084
Sig. .041
.353
.068
.503
5.198
.000
.232
.093
.226
2.490
.015
.249
.106
.221
2.362
.021
a. Dependent Variable: kinerja
Y= 7,422 + 0,353 X₁ + 0,232 X₂ + 0,249 X₃ + e Persamaan regresi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Konstanta sebesar 7,422 dapat diartikan bahwa jika nilai pada ke-3 variabel independen
74
(lingkungan kerja, tata ruang kantor, dan motivasi) sama dengan nol, maka nilai variabel dependen (kinerja karyawan) adalah sebesar 7,422. 2. Variabel lingkungan kerja memiliki nilai koefisien regresi
ISSN: 1410 -9875
positif yaitu sebesar 0,353. Hal ini menggambarkan bahwa kenaikan satu satuan variabel lingkungan kerja akan menaikan nilai kinerja karyawan sebesar 0,353 satuan dengan asumsi variabel independen lain dianggap konstan. 3. Variabel tata ruang kantor memiliki nilai koefisien regresi positif yaitu sebesar 0,232 . Hal ini menggambarkan bahwa kenaikan satu satuan variabel tata ruang kantor akan menaikan nilai kinerja karyawan sebesar 0,232 satuan dengan asumsi variabel independen lain dianggap konstan. 4. Variabel motivasi memiliki nilai koefisien regresi positif yaitu sebesar 0,249. Hal ini menggambarkan bahwa kenaikan satu satuan variabel motivasi akan menaikan nilai kinerja karyawan sebesar 0,249 satuan dengan asumsi variabel independen lain dianggap konstan. Pengujian Hipotesis dengan Uji t 1. Uji Pengaruh antara Lingkungan Kerja terhadap Kinerja Karyawan Berdasarkan pengujian statistik dengan SPSS didapatkan angka t hitung antara Lingkungan Kerja (X1) terhadap Kinerja Karyawan (Y) sebesar 7.389 > t tabel sebesar 1.994. Nilai t hitung berada di dalam daerah penolakan H0 , dapat diketahui bahwa nilai sig untuk uji t adalah sebesar 0.000 artinya nilai tersebut < 0.05 oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan Ha diterima, berarti terdapat pengaruh secara signifikan dan positif antara
Nurti Widayati
Lingkungan Kerja (X1) terhadap Kinerja Karyawan (Y). 2. Uji Pengaruh antara Tata Ruang Kantor terhadap Kinerja Karyawan Berdasarkan pengujian statistik dengan SPSS didapatkan angka t hitung antara Tata Ruang Kantor (X2) terhadap Kinerja Karyawan (Y) sebesar 4.188 > t tabel sebesar 1.994. Nilai t hitung berada di dalam daerah penolakan H0 , dapat diketahui bahwa nilai sig untuk uji t adalah sebesar 0.000 artinya nilai tersebut < 0.05 oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan Ha diterima, berarti terdapat pengaruh secara signifikan dan positif antara Tata Ruang Kantor (X2) terhadap Kinerja Karyawan (Y). 3. Uji Pengaruh antara Motivasi terhadap Kinerja Karyawan Berdasarkan pengujian statistik dengan SPSS didapatkan angka t hitung antara Motivasi (X3) terhadap Kinerja Karyawan (Y) sebesar 4.523 > t tabel sebesar 1.994. Nilai t hitung berada di dalam daerah penolakan H0 , dapat diketahui bahwa nilai sig untuk uji t adalah sebesar 0.000 artinya nilai tersebut < 0.05 oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan Ha diterima, berarti terdapat pengaruh secara signifikan dan positif antara Motivasi (X3) terhadap Kinerja Karyawan (Y). Pengujian Hipotesis dengan Uji F Berdasarkan pengujian hasil Ftabel adalah sebesar 2,75 untuk tingkat signifikansi 5% dan pada tabel 4.25 diperoleh Fhitung sebesar 25,904. Karena Fhitung terletak di wilayah penerimaaan Ha artinya
75
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 7
terdapat pengaruh lingkungan kerja, tata ruang kantor, dan motivasi secara simultan terhadap kinerja karyawan PT. Pamindo Tiga T.
November 2013
Koefisien Determinasi Koefisien determinasi pada intinya Semakin tinggi koefisien determinasi maka semakin tinggi variabel bebas dalam menjelaskan variasi perubahan pada variabel tergantungannya.
Tabel 2 Koefisien Determinasi Model Summary
Model 1
R .743a
R Square .552
Adjusted R Square .531
Std. Error of the Estimate 2.518
a. Predictors: (Constant), lingkungan kerja, tata ruang kantor, motivasi b. Dependent Variable: kinerja
Nilai R square (adjusted koefisien determinasi) = 0.743, yang artinya besarnya pengaruh variabel hubungan lingkungan kerja, tata ruang kantor, dan motivasi terhadap variabel kinerja karyawan adalah sebesar 74.3% dan sisanya sebesar 25.7% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak terdapat dalam penelitian ini. PENUTUP Hasil pengujian hipotesis menunjukkan kesimpulan yang diperoleh yaitu terdapat pengaruh pengaruh lingkungan kerja (X1), tata ruang kantor (X2), motivasi (X3) terhadap kinerja karyawan PT. Pamindo Tiga T. Peneliti di dalam melakukan penelitian ini menemukan banyak keterbatasan. Mengingat keterbatasan waktu, biaya, dan
tenaga maka penelitian ini menggunakan sampel yang dipilih, hanya dilakukan di PT. Pamindo Tiga T, dan variabel independen dalam penelitian ini yaitu lingkungan kerja, tata ruang kantor, dan motivasi untuk mempengaruhi variabel dependen yaitu kinerja karyawan. Terdapat beberapa hal yang mungkin saja dapat digunakan sebagai dasar acuan bagi peneliti yang ingin melakukan penelitian selanjutnya, yaitu Penelitian selanjutnya sebaiknya menggunakan sampel yang lebih banyak agar hasil penelitian ini dapat di generalisasikan, penelitian selanjutnya sebaiknya menambah jumlah perusahaan, dan menambah variabel dependen dalam penelitian yang sama.
REFERENSI Daft, Richard L .2010. Era BaruManajemen. Edisi kesembilan. Terjemahan Tita Marina Kanita. Jakarta: Salemba Empat. Daft, Richard L. 2013. New Era of Management 10th edition. Introduction to Business.
76
ISSN: 1410 -9875
Nurti Widayati
Dessler, Gary.2007. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi10. Terjemahan Paramita Rahayu. Jakarta: Indeks. Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisi Multivariate dengan Program IBM SPSS 19. Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Gomez, Faustino Cardoso. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Andi. Gujarati, Damodar N. dan Dawn C. Porter.2009. Basic Econometrics.Fifth Edition. Mc Graw Hill International Edition. Hair, Joseph F.,William C. Black,Barry J. Babin, Rolph E. Anderson, Ronald L. Tatham. 2010. Multivariate Data Analysis.Seventh edition. Pearson Prentice Hall. Handoko, T. Hani. 2011. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia. Edisi kedua.Yogyakarta: BPFE. Hasibuan, Malayu. 2001. Organisasi dan Motivasi Dasar Peningkatan Produktivitas. Jakarta: Bumi Aksara. Kreitner dan Kinicki. 2008. Organizational Behavioral 8th edition. McGraw Hill International Edition. Mangkunegara, A.A.Anwar Prabu. 2011. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Mangkunegara, A.A.Anwar Prabu. 2011. Perencanaan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia. Bandung: PT. Refika Aditama. Nitisemito, Alex S. 2000. Manajemen Personalia Manajemen Sumber Daya Manusia edisi ketiga. Jakarta: Ghalia Indonesia. Notoadmodjo, Soekidjo.2009. Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta: Rineka Cipta. Rahmawati, Nela Prima., Swastio, Bambang., Prasetya, Arik. 2014. Pengaruh Lingkunga Kerja terhadap Kinerja Karyawan. Jurnal Administrasi Bisnis Vol. 8 No. 2 Maret 2014. Naseem, Imran., Sikandar, Amna., Hameed, Nazish., Khan, Ruqia. 2012. Factor Affecting Employees’ Performance: Evidence From Pakistan. Vol. 4 No. 6 June 2012. Robbins,Stephen P., dan Timothy A.Judge. 2011. Perilaku Organisasi. Edisi keduabelas. Jakarta: Salemba Empat. Sardiman, A. M. 2006. Interaksi dan Motivasi. Sarwono, Jonathan. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Yogyakarta: Graha Ilmu. Saydam, G. 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakart: Gunung Agung. Sayuti, Abdul Jalaludin. 2013. Manajemen Kantor Praktis. Bandung: Alfabeta. Sedarmayanti. 2001. Sumber Daya Manusia dan Produktifitas Kerja. Bandung: Maju Mundur. Sedarmayanti. 2009. Pengebangan Kepribadian Pegawai. Bandung: Maju Mundur. Sedarmayanti. 2011. Tata Kerja dan Produktivitas Kerja. Bandung: Maju Mundur. Sekaran, Uma dan Roger Bougie.2013. Research Methods for Business: A Skill Building Approach. Sixth Edition. Wiley. Sekaran,Uma. 2009. Metodologi Penelitian untuk Bisnis.Buku 1 Edisi 4. Jakarta:Salemba Empat.
77
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 7
November 2013
Sekaran,Uma. 2009. Metodologi Penelitian untuk Bisnis.Buku 2 Edisi 4. Jakarta:Salemba Empat. Sugiyono.2010. Metode Penelitian Bisnis.Bandung:Alfabeta. Widarjono, Agus. 2010.Analisis Statistika Multivariat Terapan. Yogyakarta: Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN. http://id.wikipedia.org/wiki/Manufaktur http://komunitas.yellowpages.co.id/kompetisi-di-sektor-industri/ http://bps.go.id http://www.kemenperin.go.id/
78
JURNAL BISNIS DAN AKUNTANSI Vol. 15, No. 1a, Is. 7, November 2013, Hlm. 79-92
ISSN: 1410 - 9875 http: //www.tsm.ac.id/JBA
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI PERUSAHAAN
SUGIARTO PRAJITNO dan DICKY SUPRIATNA STIE Trisakti
[email protected] Abstract: The objective of this research is to examine the influence of investment decisions, financing decision, dividend policy, managerial ownership, institutional ownership and profitability toward the firm value. Population of this research is listed public company in Indonesia Stock Exchange with manufacturing company as sample. The research sample was taken from 30 listed companies in Indonesia Stock Exchange for 4 years from 2007-2010. These samples were selected by using (purposive) judgment sampling method. This research used multiple regression to test the hypothesis. The result of research shows that investment decision, financing decision and profitability has influence on firm value. Dividend policy, managerial ownership and institutional ownership has no influence on firm value. Keywords: Investment Decision, Financing Decision, Dividend Policy, Managerial ownership, Institutional Ownership, Profitability Abstrak: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh keputusan investasi, keputusan pendanaan, kebijakan dividen, kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional dan profitabilitas terhadap nilai perusahaan. Populasi dari penelitian ini adalah perusahaan publik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan perusahaan manufaktur sebagai sampel. Sampel penelitian diambil dari 30 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama 4 tahun dari 2007-2010. Sampel ini dipilih dengan menggunakan metode (purposive) judgment sampling. Penelitian ini menggunakan regresi berganda untuk menguji hipotesis.Hasil penelitian menunjukkan bahwa keputusan investasi, keputusan pendanaan dan profitabilitas berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Kebijakan dividen, kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional tidak memiliki pengaruh terhadap nilai perusahaan. Kata Kunci: Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan, Kebijakan Dividen, Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Profitabilitas kemakmuran pemegang saham (maximization wealth of stockholders) melalui maksimisasi nilai perusahaan (Sartono, 2000).
PENDAHULUAN Tujuan utama manajemen keuangan adalah memaksimalkan
79
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 7
Nilai perusahaan dapat diukur melalui beberapa aspek, salah satunya melalui harga pasar saham (Pujiati dan Widanar, 2009). Harga saham di pasar modal terbentuk berdasarkan kesepakatan antara permintaan dan penawaran investor, sehingga harga saham merupakan fair price yang dapat dijadikan sebagai proksi nilai perusahaan (Hasnawati, 2005). Harga saham dapat dijadikan sebagai indikator keberhasilan manajemen dalam mengelola aset perusahaan, sedangkan nilai perusahaan ditentukan oleh pasar saham (Walsh, 2003 dalam Darminto, 2010). Semakin tinggi harga saham suatu perusahaan berarti semakin tinggi nilai perusahaan tersebut (Sintaasih dan Maryatini, 2007). Tujuan perusahaan dapat dicapai melalui pelaksanaan fungsi manajemen keuangan dengan hatihati dan tepat, mengingat setiap keputusan keuangan yang diambil akan mempengaruhi keputusan keuangan lainnya yang berdampak terhadap nilai perusahaan (Fama dan French, 1998 dalam Hardiningsih, 2009). Menurut Hasnawati (2005), manajemen keuangan menyangkut penyelesaian atas keputusan penting yang diambil perusahaan, antara lain keputusan investasi, keputusan pendanaan dan kebijakan dividen. Dari rumusan masalah di atas maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan bukti empiris mengenai pengaruh keputusan investasi, keputusan pendanaan, kebijakan dividen, kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional dan profitabilitas terhadap nilai perusahaan.
80
November 2013
KERANGKA TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS Kerangka Teoritis Nilai Perusahaan Tujuan perusahaan dalam jangka panjang adalah mengoptimalkan nilai perusahaan (Wahyudi dan Pawestri, 2006). Nilai perusahaan dapat diukur melalui beberapa aspek, salah satunya melalui harga pasar saham (Pujiati dan Widanar, 2009). Harga saham di pasar modal dapat dijadikan sebagai proksi nilai perusahaan karena merupakan fair price yang terbentuk berdasarkan kesepakatan antara permintaan dan penawaran investor (Hasnawati, 2005). Semakin tinggi harga saham suatu perusahaan berarti semakin tinggi nilai perusahaan tersebut (Sintaasih dan Maryatini, 2007). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Nilai Perusahaan Keputusan Investasi Keputusan investasi merupakan suatu keputusan yang diambil perusahaan untuk melepaskan dana saat sekarang dengan harapan untuk menghasilkan arus dana masa depan dengan jumlah yang lebih besar dari dana yang dilepaskan pada saat investasi awal (Mulyati, 2006 dalam Pujiati dan Widanar, 2009). Keputusan investasi menyangkut dana yang digunakan untuk investasi, jenis investasi yang akan dilakukan, pengembalian investasi dan resiko investasi yang mungkin timbul (Martono, 2003 dalam Darminto, 2010). Keputusan Pendanaan Menurut Murtini (2008), kebijakan pendanaan merupakan kebijakan mengenai pembelanjaan
ISSN: 1410 -9875
dan pembiayaan investasi. Kebijakan ini mencakup cara perusahaan mendanai kegiatan perusahaan secara optimal, cara perusahaan memperoleh dana untuk investasi yang efisien dan cara memkomposisikan sumber dana optimal yang harus dipertahankan. Dalam keputusan pendanaan, Myers (1984) dalam Murtini (2008) menyatakan bahwa dalam usaha memenuhi kebutuhan dana perusahaan cenderung berusaha untuk mempergunakan internal financing terlebih dahulu dan apabila memerlukan external financing, maka perusahaan akan mengeluarkan hutang sebelum mempergunakan external financing. Istilah ini sering dikenal sebagai Pecking Order Theory. Pecking order theory adalah salah satu teori yang mendasari keputusan pendanaan perusahaan (Sofyaningsih dan Hardiningsih, 2011). Kebijakan Dividen Menurut Sartono (2000), kebijakan dividen adalah keputusan apakah laba yang diperoleh perusahaan akan dibagikan kepada pemegang saham sebagai dividen atau laba akan ditahan untuk membiayai investasi di masa yang akan datang. Menurut Sjahrial (2008) ada beberapa faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen suatu perusahaan yaitu posisi likuiditas perusahaan, kebutuhan dana untuk membayar utang, rencana perluasan usaha dan pengawasan terhadap perusahaan. Kepemilikan Manajerial Menurut Pujiati dan Widanar (2009), kepemilikan manajerial
Sugiarto Prajitno dan Dicky Supriatna
adalah proporsi pemegang saham dari pihak manajemen yang secara aktif ikut dalam pengambilan keputusan perusahaan (direktur dan komisaris). Adanya kepemilkan manajemen dalam sebuah perusahaan akan menimbulkan dugaan menarik bahwa nilai perusahaan meningkat sebagai akibat kepemilikan manajemen yang meningkat (Sofyaningsih dan Hardiningsih, 2011). Kepemilikan Institusional Kepemilikan institusional adalah proporsi pemegang saham yang dimiliki oleh pemilik institusional seperti perusahaan asuransi, bank, perusahaan investasi, dan kepemilikan lain kecuali anak perusahaan dan institusi lain yang memiliki hubungan istimewa (perusahaan afiliasi dan perusahaan asosiasi) atas laporan yang dibuat menurut data di Jakarta Stock Exchange serta kepemilikan saham oleh pihak blockholders yaitu saham yang dimiliki perseorangan diatas lima persen selama tiga tahun berturutturut tetapi tidak termasuk dalam golongan kepemilikan insider (Pujiati dan Widanar, 2009). Kepemilikan institusional mempunyai arti penting untuk memonitor manajemen dalam mendisiplinkan penggunaan hutang dalam struktur modal sehingga mencegah pemborosan oleh manajemen (Sofyaningsih dan Hardiningsih, 2011). Profitabilitas Menurut Ikbal, Sutrisno dan Djamhuri (2011) profitabilitas adalah tingkat keuntungan bersih yang mampu diraih oleh perusahaan dalam menjalankan operasional
81
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 7
perusahaan. Profitabilitas yang tinggi menunjukan prospek perusahaan yang baik sehingga investor akan merespon positif sinyal tersebut dan nilai perusahaan akan meningkat (Soejoko dan Soebiantoro, 2007). Penelitian Terdahulu Keputusan Investasi dan Nilai Perusahaan Penelitian Murtini (2008) mengenai pengaruh kebijakan manajemen keuangan terhadap nilai peusahaan menemukan bahwa keputusan investasi berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan yang berarti bahwa apabila kegiatan investasi bertambah atau meningkat maka nilai perusahaan akan meningkat. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian Hardiningsih (2009) dan Pujiati dan Widanar (2009) yang menemukan bahwa keputusan investasi berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Namun penelitianpenelitian tersebut tidak mendukung penelitian Wahyudi dan Pawestri (2006) yang menemukan bahwa keputusan investasi tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitian ini tidak mendukung teori sinyal (signaling theory) yang menyatakan bahwa kegiatan investasi akan memberikan sinyal tentang pertumbuhan pendapatan perusahaan yang diharapkan di masa mendatang dan mampu meningkatkan nilai perusahaan (Fama dan French, 1998 dalam Wahyudi dan Pawestri, 2006). Keputusan Pendanaan dan Nilai Perusahaan Penelitian Murtini (2008) mengenai pengaruh kebijakan
82
November 2013
manajemen keuangan terhadap nilai perusahaan menemukan bahwa keputusan pendanaan mempengaruhi nilai perusahaan yang menunjukkan bahwa peningkatan hutang akan meningkatkan nilai perusahaan. Peningkatan hutang tersebut akan digunakan untuk biaya operasional perusahaan yang akhirnya akan meningkatkan laba dan nilai perusahaan. Penelitian ini mendukung penelitian Wahyudi dan Pawestri (2006) serta Pujiati dan Widanar (2009) yang juga menemukan bahwa keputusan pendanaan berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Penelitian Wijaya dan Wibawa (2010) mengenai pengaruh keputusan investasi, keputusan pendanaan dan kebijakan dividen terhadap nilai perusahaan dengan menggunakan analisis regresi berganda menemukan bahwa keputusan pendanaan berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Keputusan pendanaan tersebut menggunakan pendanaan melalui ekuitas yang lebih banyak daripada melalui hutang. Namun hasil penelitian tersebut tidak konsisten dengan penelitian Sofyaningsih dan Hardiningsih (2011) yang menyatakan bahwa kebijakan hutang tidak terbukti berpengaruh terhadap nilai perusahaan yang berarti tinggi rendahnya keputusan pendanaan tidak berdampak pada tinggi rendahnya nilai perusahaan. Kebijakan Dividen dan Nilai Perusahaan Penelitian Sofyaningsih dan Hardiningsih (2011) mengenai struktur kepemilikan, kebijakan dividen, kebijakan hutang dan nilai
ISSN: 1410 -9875
perusahaaan menemukan bahwa variabel kebijakan dividen tidak terbukti mempengaruhi nilai perusahaan, yang menunjukkan tinggi rendahnya dividen yang dibayarkan kepada pemegang saham tidak berkaitan dengan tinggi rendahnya nilai perusahaan. Penelitian Hardiningsih (2009) dan Murtini (2008) juga membuktikan bahwa kebijakan dividen tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Namun penelitian tersebut tidak konsisten dengan penelitian Pujiati dan Widanar (2009) serta Wijaya dan Wibawa (2010) yang membuktikan bahwa kebijakan dividen berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Kebijakan dividen tersebut adalah membagikan laba yang diperoleh perusahaan kepada pemegang saham dalam bentuk dividen. Kepemilikan Manajerial dan Nilai Perusahaan Penelitian Sujoko dan Soebiantoro (2007) menemukan bahwa variabel kepemilikan manajerial tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap nilai perusahaan. Manajemen perusahaan tidak mempunyai kendali terhadap perusahaan. Manajemen lebih banyak dikendalikan pemilik mayoritas sehinnga manajemen hanya sebagai kepanjangan tangan pemilik mayoritas. Hasil penelitian tersebut mendukung penelitian Pujiati dan Widanar (2009) dan Hardiningsih (2009) yang juga menemukan bahwa variabel kepemilikan manajerial tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitian tersebut
Sugiarto Prajitno dan Dicky Supriatna
tidak sesuai dengan penelitian Sofyaningsih dan Hardiningsih (2011) yang menemukan bahwa kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitian ini mendukung teori agency cost yang menyatakan bahwa kepemilikan manajerial merupakan mekanisme yang efektif untuk mengatasi konflik keagenan yang terjadi akibat kepentingan antara manajer dan pemilik. Kepemilikan Institusional dan Nilai Perusahaan Penelitian Sujoko dan Soebiantoro (2007) mengenai pengaruh struktur kepemilikan saham, leverage, faktor intern dan faktor ekstern terhadap nilai perusahaan menemukan bahwa variabel kepemilikan institusional mempunyai pengaruh negatif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Penelitian tersebut mendukung penelitian Hardiningsih (2009) yang juga menemukan bahwa variabel kepemilikan institusional berpengaruh signifikan negatif terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitian tersebut tidak sesuai dengan penelitian Sofyaningsih dan Hardiningsih (2011) serta Pujiati dan Widanar (2009) yang menemukan bahwa kepemilikan institusional tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Menurut Sofyaningsih dan Hardiningsih (2011), hasil kepemilikan institusional yang tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan tidak sesuai dengan dugaan bahwa kepemilikan institusional yang tinggi dapat bertindak sebagai pihak yang memonitor perusahaan, sehingga manajer akan efisien dalam
83
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 7
memanfaatkan aset perusahaan. Profitabilitas dan Nilai Perusahaan Penelitian Ikbal, Sutrisno dan Djamhuri (2011) membuktikan bahwa profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Profitabilitas disini adalah tingkat keuntungan bersih yang mampu diraih oleh perusahaan pada saat menjalankan operasinya. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Utama dan Santosa (1998) dalam
November 2013
Sutrisno dan Djamhuri (2011) yang menemukan bahwa dari empat fundamental yang dianalisis hanya profitabilitas (ROE) yang mempunyai hubungan signifikan positif dengan rasio PBV. Model Penelitian Model penelitian ini menggambarkan hubungan antara variabel independen terhadap variabel dependen. Adapun faktorfaktor yang mempengaruhi nilai perusahaan adalah sebagai berikut:
Keputusan Investasi Keputusan Pendanaan Nilai Perusahaan
Kebijakan Dividen Kepemilikan Manajerial Kepemilikan Institusional Profitabilitas Gambar 2.1 Model Penelitian Pengembangan Hipotesis HA1 : Keputusan investasi berpengaruh terhadap nilai perusahaan. HA2 : Keputusan pendanaan berpengaruh terhadap nilai perusahaan. HA3 : Kebijakan dividen berpengaruh terhadap nilai perusahaan. HA4 : Kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap nilai perusahaan. HA5 : Kepemilikan institusional berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
84
HA6
:
Profitabilitas berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
METODA PENELITIAN Bentuk Penelitian Bentuk penelitian ini adalah kausalitas, yaitu penelitian yang dilakukan untuk membuktikan hubungan sebab akibat antara dua variabel independen atau lebih terhadap variabel dependen (Sekaran dan Bougie, 2010).
ISSN: 1410 -9875
Obyek Penelitian Populasi yang menjadi obyek penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2007 sampai dengan tahun 2010. Kriteria sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Perusahaan yang tercatat di BEI dari tahun 2007-2010 dan menyediakan data laporan keuangan secara berturutturut. 2. Perusahaan yang menerbitkan laporan keuangan per 31 Desember. 3. Perusahaan yang membagikan dividen kas secara konsisten untuk tahun 2007-2010. 4. Perusahaan yang memiliki kepemilikan institusional secara konsisten untuk tahun 2007-2010.
Sugiarto Prajitno dan Dicky Supriatna
Definisi Operasional Variabel dan Pengukurannya Variabel Dependen Variabel ini dinyatakan dengan Price Book Value (PBV). Rumus yang digunakan adalah:
Variabel Independen Keputusan Investasi Variabel keputusan investasi dalam penelitian ini menggunakan rasio yang diukur dengan market to book assets ratio (MBAR) yang didasarkan bahwa prospek pertumbuhan perusahaan tercermin dalam harga saham (Kallapur dan Trombley, 1999 dalam Murtini, 2008). Rumus yang digunakan adalah:
Keputusan Pendanaan Keputusan pendanaan dalam penelitian diukur dengan Debt to Equity Ratio (DER). Rumus yang digunakan adalah:
Kebijakan Dividen Kebijakan dividen dikonfirmasikan melalui dividend payout ratio yang mengukur persentase laba yang dibayarkan kepada pemegang saham dalam bentuk kas (Collins et al. 2009 dalam Ikbal, Sutrisno dan Djamhuri, 2011). Rumus yang digunakan adalah:
Kepemilikan Manajerial Kepemilikan manajerial menggunakan variabel dummy. Nilai 1 menunjukkan perusahaan dengan kepemilikan manajerial
sedangkan nilai 0 perusahaan tanpa manajerial.
menunjukkan kepemilikan
Kepemilikan Institusional
85
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 7
November 2013
Kepemilikan institusional merupakan proporsi pemegang saham yang dimiliki oleh pemilik
institusional. Rumus digunakan adalah:
Profitabilitas Dalam penelitian ini profitabilitas diukur dengan return on equity. Rumus yang digunakan adalah:
independen. Pengujian normalitas dalam penelitian ini menggunakan uji One Sample KolmogorovSmirnov (Ghozali, 2011)
Teknik Pengumpulan Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berbentuk annual report mencakup total aset, laba bersih perusahaan setelah pajak, total hutang, total ekuitas. Sumber data tersebut diperoleh dari website BEI. Metoda Analisis Data Statistik Deskriptif Statistik deskriptif adalah teknik statistik yang bertujuan memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat. Analisis ini berguna sebagai alat untuk menganalisa data dengan cara menggambarkan atau mendeskripsikan data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, maksimum dan minimum (Ghozali, 2011). Uji Kualitas Data Uji Normalitas Uji normalitas merupakan asumsi bahwa setiap variabel dan semua kombinasi linear dari variabel berdistribusi normal. Jika asumsi ini dipenuhi, maka nilai residual dari analisis juga berdistribusi normal dan
86
yang
Uji Outlier Data outlier adalah kasus atau data yang memiliki karakteristik unik yang terlihat sangat berbeda jauh dari observasiobservasi lainnya dan muncul dalam bentuk nilai ekstrim baik untuk suatu variabel tunggal atau variabel kombinasi (Ghozali, 2011). Deteksi terhadap data outlier dapat dilakukan dengan menentukan nilai batas yang akan dikategorikan sebagai data outlier, yaitu dengan cara mengkonversi nilai data ke dalam skor standardized atau yang biasa disebut dengan z-score, yang memiliki nilai rata-rata (mean) sama dengan nol dan standar deviasi sama dengan satu (Ghozali, 2011). Santoso (2012) berpendapat bahwa nilai z lebih kecil dari -1,96 atau lebih besar dari +1,96 dianggap sebagai batas yang layak digunakan. Uji Asumsi Klasik Uji Heteroskedastisitas Menurut Ghozali (2011), uji heteroskedastisitas digunakan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual antara pengamatan yang satu dengan yang lainnya. Model regresi yang baik adalah homoskedastisitas atau tidak terjadi
ISSN: 1410 -9875
heteroskedastisitas. Penelitian ini menggunakan uji glejser dengan meregresikan nilai absolute residual terhadap variabel independen Uji Multikolinieritas Menurut Ghozali (2011) uji multikolinieritas dilakukan dengan tujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (variabel independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antar variabel independen. Uji Autokorelasi Menurut Ghozali (2011) uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah suatu model regresi linear terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Model regresi yang baik seharusnya bebas dari autokorelasi. Uji Hipotesis Pengujian hipotesis menggunakan analisis regresi linear berganda (Multiple Regression) untuk meneliti apakah variabel independen (keputusan investasi, keputusan pendanaan, kebijakan dividen, kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional dan profitabilitas) memiliki pengaruh terhadap variabel dependen (nilai perusahaan) dengan tingkat signifikansi α 5%. Bentuk persamaan regresi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: PBV = β0 + β1 (MBAR) + β2 (DER) + β3 (DPR) + β4 (MNJR) + β5 (INST) + β6 (ROE)+ ε
Sugiarto Prajitno dan Dicky Supriatna
Keterangan: PBV
= nilai perusahaan ( price book value) β0 = konstanta β1(MBAR) = keputusan investasi (market to book asset ratio) β2(DER) = keputusan pendanaan (debt to equity ratio) β3(DPR) = kebijakan dividen (dividend payout ratio) β4(MNJR) = kepemilikan manajerial β5(INST) = kepemilikan institusional β6(ROE) = profitabilitas (return on equity) ε = kesalahan pengganggu Uji Koefisien Korelasi (R) Koefisien korelasi (R) digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen. Menurut Ghozali (2011) angka korelasi berkisar antara 0 (tidak ada hubungan sama sekali) sampai 1 (hubungan sempurna). Hubungan antar variabel dikatakan kuat jika nilai R mendekati 1 dan dikatakan lemah jika nilai R mendekati 0. Uji Koefisien Determinasi 2 (Adjusted R ) Uji adjusted R2 digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi dari variabel dependen. Uji F Menurut Ghozali (2011) uji F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan ke dalam
87
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 7
model regresi mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen/terikat. Uji t Menurut Ghozali (2011) uji t menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas/independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen.
November 2013
ANALISA DAN PEMBAHASAN Obyek Penelitian Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2007 sampai dengan tahun 2010. Sampel diseleksi berdasarkan kriteria pemilihan sampel yang telah ditentukan sebagai berikut:
Tabel 1 Proses Seleksi Sampel No Keterangan Perusahaaan 1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI dan menyediakan data laporan 141 keuangan berturut-turut untuk tahun 2007-2010 2. Perusahaan yang delisting selama (7) periode penelitian (2007-2010) 3. Perusahaan yang tidak menerbitkan (2) laporan keuangan per 31 Desember 4. Perusahaan yang tidak membagikan (96) dividen kas 5. Perusahaan yang tidak memiliki (6) kepemilikan institusional Data yang dikeluarkan setelah uji outlier Total data yang digunakan dalam penelitian
Data 564 (28) (8) (368) (24) (13) 107
Statistik Deskriptif Setelah melakukan uji outlier, hasil pengolahan statistik deskriptif dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 2 Hasil Uji Statistik Deskriptif Std. N Mean Minimum Maximum Deviation PBV 107 1.6312 1.18493 .22 5.86 MBAR 107 1.3370 .63932 .33 3.32 DER 107 .8763 .68073 .08 3.11 DPR 107 .4067 .28602 .03 1,42 INST (%) 107 57.4928 25.43717 6.64 98.18 ROE 107 .1766 .12162 .00 .70 Sumber: Pengolahan data SPSS versi 11.5
88
ISSN: 1410 -9875
Sugiarto Prajitno dan Dicky Supriatna
Frequency Valid 0 1 Total
54 53 107
Tabel 3 Frekuensi MNJR Percent Valid Percent 50,5 50,5 49,5 49,5 100,0 100,0
Cumulative Percent 50,5 100,0
Sumber: Pengolahan data SPSS versi 11.5
Hasil uji t dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Tabel 4 Hasil Uji t Standardize d Coefficient Unstandardize s d Coefficients T Std. Error B Beta
Model
1
(Constant ) MBAR DER DPR MNJR INST ROE
-,992
,131
1,649 ,268 ,000 ,084 -,001 1,214
,065 ,055 ,139 ,075 ,002 ,346
,890 ,154 ,000 ,035 -,027 ,125
Sig.
-7,603
,000
25,228 4,827 ,001 1,109 -,773 3,509
,000 ,000 ,999 ,270 ,441 ,001
Sumber: Pengolahan data SPSS versi 11.5
PENUTUP Keputusan investasi (MBAR) berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan sebelumnya oleh Murtini (2008), Pujiati dan Widanar (2009) serta Hardiningsih (2009). Akan tetapi hasil penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian Wahyudi dan Pawestri (2006). Keputusan pendanaan (DER) berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian penelitian Murtini (2008), Wahyudi dan Pawestri (2006), Pujiati dan
Widanar (2009) serta Wijaya dan Wibawa (2010). Akan tetapi hasil ini tidak konsisten dengan Sofyaningsih dan Hardiningsih (2011). Kebijakan dividen (DPR) tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan sebelumnya oleh Sofyaningsih dan Hardiningsih (2011), Hardiningsih (2009) dan Murtini (2008). Akan tetapi hasil ini tidak konsisten dengan penelitian Pujiati dan Widanar (2010) serta Wijaya dan Wibawa (2010).
89
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 7
Kepemilikan manajerial (MNJR) tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Sujoko dan Soebiantoro (2007), Pujiati dan Widanar (2009) serta Hardiningsih (2009). Akan tetapi hasil ini tidak sesuai dengan hasil penelitian Sofyaningsih dan Hardiningsih (2011). Kepemilikan institusional (INST) tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Sofyaningsih dan Hardiningsih (2011) serta Pujiti dan Widanar (2009). Akan tetapi hasil penelitian ini tidak konsisten dengan hasil penelitian Sujoko dan Soebiantoro (2007) dan Hardiningsih (2009). Profitabilitas (ROE) berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Ikbal, Sutrisno dan Djamhuri (2011).
November 2013
Keterbatasan dalam penelitian ini adalah: 1. Populasi penelitian terbatas hanya pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI dikarenakan keterbatasan waktu. 2. Data variabel MBAR, DER dan INST masih terjadi heteroskedastisitas. Rekomendasi untuk penelitian selanjutnya: 1. Penelitian selanjutnya dapat memperluas populasi dengan tidak terbatas pada perusahaan manufaktur saja, misalnya perusahaan transportasi, telekomunikasi, dan perdagangan. 2.
Penelitian selanjutnya diharapkan dapat mengatasi masalah heterokedasrisitas yang terjadi dalam penelitian ini dengan menambah sampel penelitian.
REFERENSI Darminto. 2010. Pengaruh Faktor Eksternal dan Berbagai Keputusan Keuangan terhadap Nilai Perusahaan. Jurnal Aplikasi Manajemen. Vol.8, No.1, Februari 2010, hal.138-150 Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19. Edisi 5. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro Gitman, Lawrence J. dan Zutter, Chad J. 2012. Principles of Managerial Finance. Thirteenth Edition: Pearson Hardiningsih, Pancawati. 2009. Determinan Nilai Perusahaan. JAI. Vol.5, No.2, Juli 2009, hal. 231-250 Hasnawati, Sri. 2005. Dampak Set Peluang Investasi Terhadap Nilai Perusahaan Publik di Bursa Efek Jakarta. JAAI. Vol.9, No.2, Desember 2005, hal.117-126 Ikbal, M., Sutrisno, dan Ali Djamhuri. 2011. Pengaruh Profitabilitas dan Kepemilikan Insider terhadap Nilai Perusahaan dengan Kebijakan Utang dan Kebijakan Dividen sebagai Variabel Intervening. Simposium
90
ISSN: 1410 -9875
Sugiarto Prajitno dan Dicky Supriatna
Nasional Akuntansi XIV Aceh. hal.1-36 Keown, J. Arthur, Scott, F. David., Martin D. John dan Petty J. William. 2000. Dasar-dasar Manajemen Keuangan. Buku 2. Jakarta: Salemba Empat. Murtini, Umi. 2008. Pengaruh Kebijakan Manajemen Keuangan terhadap Nilai Perusahaan. Jurnal Riset Akuntansi dan Keuangan. Vol.4, No.1, Februari 2008, hal.32-47 Nur, Andi Nirwana. 2010. Pengaruh Struktur Kepemilikan dan Keputusan Keuangan terhadap Nilai Perusahaan. Jurnal Aplikasi Manajemen. Vol.8, No.1, Februari 2010, hal.296-305 Pujiati, Diyah dan Erman Widanar. 2009. Pengaruh Struktur Kepemilikan terhadap Nilai Perusahaan: Keputusan Keuangan sebagai Variabel Intervening. Jurnal Bisnis & Akuntansi Ventura. Vol.12, No.1, April 2009, hal.71-86 Santoso, S. 2012. Aplikasi SPSS pada Statistik Multivariat. Jakarta: PT Elex Media Komputindo. Sartono, R. Agus. 2000. Manajemen Keuangan. Edisi 3. Yogyakarta: BPFE UGM Sekaran, Uma dan Roger Bougie. 2010. Research Methods for Business: A Skill Building Approach. Fifth Edition. Singapore: John Wiley and Sons. Sintaasih, Desak Ketut dan Ni Wayan Maryatini. 2007. Pengaruh Struktur Modal dan Capital Expenditure terhadap Nilai Perusahaan. Sarathi. Vol.14, No.3, Oktober 2007, hal.269-283 Sjahrial, Dermawan. 2008. Manajemen Keuangan. Edisi 2. Jakarta: Mitra Wacana Media Sofyaningsih, Sri dan Pancawati Hardiningsih. 2011. Struktur Kepemilikan, Kebijakan Utang dan Nilai Perusahaan. Dinamika Keuangan dan Perbankan. Vol.3, No.1, Mei 2011, hal 68-87 Sujoko dan Ugy Soebiantoro. 2007. Pengaruh Struktur Kepemilikan Saham, Leverage, Faktor Intern dan Faktor Ekstern terhadap Nilai Perusahaan (Studi Empirik pada Perusahaan Manufaktur dan Non Manufaktur di Bursa Efek Jakarta). Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan. Vol.9, No.1, Maret 2007, hal.41-48 Wahyudi, Untung dan Hartini Prasetyaning Pawestri. 2006. Implikasi Struktur Kepemilikan terhadap Nilai Perusahaan: dengan Keputusan Keuangan sebagai Variabel Intervening. Simposium Nasional Akuntansi 9 Padang. hal.1-25 Wijaya, Lihan Rini Puspo dan Bandi Anas Wibawa. 2010. Pengaruh Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan dan Kebijakan Dividen terhadap Nilai Perusahaan. Simposium Nasional Akuntasi XIII Purwokerto. hal.1-21
91
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 7
Halaman ini sengaja dikosongkan
92
November 2013
JURNAL BISNIS DAN AKUNTANSI Vol. 15, No. 1a, Is. 7, November 2013, Hlm. 93-104
ISSN: 1410 - 9875 http: //www.tsm.ac.id/JBA
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
SURYANTO STIE Trisakti
[email protected] Abstract: The objective of this research is to analyzed the factors that influencing the capital structure of the manufacturing companies.The variables tested are profitability, company’s size, liquidity rate, bussines risk, managerial ownership, growth opportunity, asset structure, times interest earned, asset growth. The sample of this research are listed manufacturing companies in Indonesia Stock Exchange for the period 2009 until 2011. 179 sample selected from purposive sampling method. The analysis of data method in this research is using multiple regressions. The result of this research indicates that companies company’s size, liquidity rate, managerial ownership, asset structure and times interest earned have significant influence to capital structure. Meanwhile significant to profitability, bussines risk, growth opportunity and asset growth have no influence capital structure. Keywords :Capital Structure, Profitability, Company’s Size, Liquidity Rate, Bussines Risk, Manajerial Ownership, Growth Opportunity, Asset Structure, Times Interes Earned and Asset Growth. Abstrak: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal dari perusahaan manufaktur. Variabel yang diuji adalah profitabilitas, ukuran perusahaan, tingkat likuiditas, risiko bisnis, kepemilikan manajerial, peluang pertumbuhan, struktur aset, frekuensi bunga diperoleh, pertumbuhan aset. Sampel dari penelitian ini tercantum perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia untuk periode 2009 sampai 2011. Seratus tujuh puluh sembilan sampel yang dipilih dari metode purposive sampling. Analisis metode data dalam penelitian ini menggunakan regresi berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ukuran, tingkat likuiditas, kepemilikan manajerial, struktur dan frekuensi bunga diperoleh berpengaruh signifikan terhadap struktur modal. Sementara profitabilitas, risiko bisnis, peluang pertumbuhan dan pertumbuhan aset tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap struktur modal. Kata Kunci: Struktur Modal, Profitabilitas, Ukuran Perusahaan, Tingkat Likuiditas, Risiko Bisnis, Kepemilikan Manajerial, Peluang
93
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 7
Pertumbuhan, Struktur Pertumbuhan Aset PENDAHULUAN Di era globalisasi persaingan antar perusahan semakin ketat. Untuk menghadapi persaingan ini, setiap perusahaan dituntut untuk lebih meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam melakukan kegiatan usahanya agar dapat tetap eksis dan berkembang di masa mendatang. Selain itu, manajemen perusahaan juga harus meningkatkan nilai perusahaan dengan memaksimalkan kesejahteraan pemilik atau pemegang saham. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka seorang manager dalam mengambil keputusan, terutama keputusan pendanaan haruslah tepat. Keputusan pendanaan keuangan perusahaan akan sangat menentukan kemampuan perusahaan dalam melakukan aktivitas operasinya dan juga akan berpengaruh terhadap risiko perusahaan itu sendiri. Pada saat itu seorang manager keuangan dalam membuat keputusan perlu mempertimbangkan komposisi modal yang optimal dimana pertimbangan tersebut akan menghasilkan sebuah keputusan struktur modal atau keputusan pendanaan. Penentuan proporsi hutang dan modal dalam penggunaanya sebagai sumber dana perusahaan berkaitan erat dengan istilah struktur modal. Struktur modal yang optimal adalah suatu kondisi dimana sebuah perusahaan dapat menggunakan kombinasi hutang dan ekuitas secara ideal yaitu
94
Aset,
Frekuensi
November 2013
Bunga
Diperoleh,
menyeimbangkan nilai perusahaan dan biaya atas struktur modalnya. Dimana dana yang tersedia dalam struktur modal tersebut akan digunakan untuk mendanai investasi perusahaan dalam meningkatkan nilai perusahaan. Tingkat profitabilitas dapat menunjukan kemampuan perusahaan untuk membayar hutang jangka panjang dan bunganya. Besar kecil perusahaan dapat dilihat dari ukuran perusahaan. Penentuan besar kecilnya skala perusahaan dapat ditentukan berdasarkan total penjualan, total aktiva, rata-rata tingkat penjualan, dan rata-rata total aktiva (Seftianne, 2011). Menurut Pecking Order Theory dalam Seftianne (2011) perusahaan yang mempunyai tingkat likuiditas yang tinggi akan cenderung tidak menggunakan pembiayaan dari hutang. Hal ini disebabkan perusahaan dengan tingkat likuiditas tinggi mempunyai dana internal yang besar, sehingga perusahaan tersebut akan lebih menggunakan dana internalnya terlebih dahulu untuk membiayai investasinya sebelum menggunakan pembiayaan eksternal melalui hutang. Kemampuan perusahaan dalam membayar bunga pinjamannya dapat mempengaruhi kepercayaan kreditur terhadap perusahaan sedangkan pertumbuhan aktiva perusahaan menjadi salah satu indikator dalam penilaian perusahaan dalam membayar hutang-hutangnya dan kemudahan perusahan untuk
ISSN: 1410 -9875
memperoleh pendanaan internal. Dari uraian di atas, tampak bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal masih merupakan hal yang menarik untuk diuji lebih lanjut. Hal inilah yang kemudian menjadi motivasi peneliti untuk melakukan penelitian ini kembali. Tujuan penelitian ini untuk memperoleh bukti empiris mengenai pengaruh profitabilitas, ukuran perusahaan, tingkat likuiditas, risiko bisnis, kepemilikian managerial, growth opportunity, struktur aktiva, times interest earned, pertumbuhan aktiva terhadap struktur modal. RERANGKA TEORITIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Teori Struktur Modal Struktur modal merupakan kombinasi antara modal sendiri dan hutang perusahaan. Modal sendiri berasal dari common stock, paid in capital, retained earning, dan dikurangi treasury stock. Modal sendiri juga dapat berupa external equity yaitu apabila perusahaan menjual sebagian saham kepada investor. Hutang perusahaan berasal dari hutang kepada kreditur maupun penerbitan obligasi perusahaan. Beragam macam sumber pendanaan perusahaan menuntut manager keuangan agar dapat memenuhi keputusan sumber pendanaan tersebut. Sumber pendanaan mempunyai konsekuensi dan karakteristik keuangan yang berbeda terhadap perusahan. Menurut Riyanto (2001:22) dalam Supeno (2009) mengatakan bahwa struktur modal merupakan bagian dari struktur keuangan karena
Suryanto
didalam struktur keuangan tercermin keseluruhan pasiva dalam neraca yaitu keseluruhan modal asing (baik jangka pendek maupun jangka panjang) dan jumlah modal sendiri. Menurut Mahmud et al. (2009) struktur modal dapat diklasifikasikan ke dalam hutang jangka panjang dan ekuitas. Dimana pembayaran hutang bunga dapat mengurangi pajak sedangkan pembagian dividen tidak dapat mengurangi pajak, keadaan tersebut menyebabkan perusahan dapat menggunakan hutangnya secara maksimum. Sedangkan menurut Subramanayam dan Wild (2009, 263) struktur modal merupakan pendanaan ekuitas dan hutang pada suatu perusahaan yang sering dihitung berdasarkan besaran relative berbagai sumber pendanaan. Pecking Order Theory Menurut Myers (1984) dalam Seftianne (2011), pecking order theory menyatakan bahwa perusahaan dengan profitabiltas yang tinggi justru hutangnya rendah dikarenakan perusahaan yang profitabilitasnya tinggi memiliki sumber dana internal yang melimpah. Hal ini sejalan dengan pernyataan Seftianne (2011) menyatakan bahwa dana internal lebih disukai dari dana eksternal karena dana internal memungkinkan perusahaan untuk tidak membuka diri lagi dari sorotan luar. Kalau bisa memperoleh sumber dana yang diperlukan tampa memperoleh sorotan dan publisitas publik sebagai akibat penerbitan saham baru. Dikarenakan ketika
95
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 7
perusahaan mengeluarkan penawaran saham perdana tentunya akan diimbangi biaya– biaya yang tidak murah, dalam hal ini perusahaan harus membayar biaya emisi yang cukup besar. Hal tersebut menyebabkan perusahaan akan cenderung menggunakan sumber pendanaan internal yaitu dari laba ditahan terlebih dahulu dari pada eksternal dalam aktivitas pendanaan. Asymmetric Information Theory Menurut Brealey dan Myers (2003:511) dalam Firnanti (2011) mengemukakan bahwa manager mempunyai pengetahuan yang lebih luas daripada investor. Dimana manager perusahaan mempunyai informasi lebih banyak mengenai prospek dan risiko yang dihadapi perusahaan. Keadaan tersebut memungkinkan manager menggunakan informasi yang diketahuinya untuk mengambil keputusan, khususnya keputusan pendanaan perusahaan (Firnanti, 2011). Dalam Asymmetric Information Theory dijelaskan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh terhadap lebih tertutup atau terbukanya perusahaan untuk membagi informasi kepada pihak luar (Firnanti, 2011). Bagi perusahaan kecil menganggap bahwa membagi informasi kepada pihak pemberi pinjaman atau modal membutuhkan biaya yang besar. Hal ini menyebabkan perusahaan kecil cenderung menggunakan modal ekuitas atau dana internal. Agency Theory Teori agensi adalah suatu teori yang menjelaskan adanya pertentangan posisi antar
96
November 2013
manajemen (sebagai agen) dengan pemegang saham (sebagai pemilik). Salah satu hal penting bahwa tujuan perusahaan adalah memaksimumkan harga saham. Tetapi dalam kenyataanya tidak jarang manager memiliki tujuan lain yang mungkin bertentangan dengan tujuan utama tersebut. Karena manager diangkat oleh pemegang saham maka idealnya mereka akan bertindak atas keinginan pemegang saham, tetapi pada praktiknya sering terjadi konflik atau agency problem. Menurut Sartono (1996,13) agency problem adalah konflik yang timbul antara pemilik, karyawan dan manager perusahaan di mana ada kecenderungan manager lebih mementingkan tujuan individu daripada tujuan perusahaan. Untuk mengatasi/ meminimumkan agency problem tersebut dan agar para manager dapat melakukan fungsinya dengan baik maka manajemen harus diberikan insentif yang memadai dan juga sekaligus pengawasan yang baik. Pengawasan dapat dilakukan melalui cara-cara seperti pengikatan agen, pemeriksaan laporan keuangan dan pembatasan terhadap keputusan yang dapat diambil manajemen. Kegiatan pengawasan tentu saja membutuhkan biaya. Biaya agensi yang timbul menurut Mayangsari (2001) dalam Joni dan Lina (2010) adalah biaya–biaya yang berhubungan dengan pengawasan manajemen untuk meyakinkan bahwa manajemen bertindak konsisten sesuai dengan perjanjian kontraktual perusahaan dengan kreditur dan pemegang saham. Selain itu pengawasan manajemen dapat dilakukan dengan memangil jasa audit untuk melakukan audit
ISSN: 1410 -9875
atas laporan keuangan dan pembatasan pembuatan keputusan
Suryanto
manajemen.
Model Penelitian Berikut ini disajikan model penelitian: Profitabilitas Ukuran Perusahaan Tingkat Likuiditas Risiko Bisnis Kepemilikan Managerial
Struktur Modal
Growth Opportunity Struktur Aktiva
Times Interest Earned Pertumbuhan Aktiva Gambar 1 Model Penelitian Pengembangan Hipotesis Ha5 Kepemilikan Managerial Hipotesis yang digunakan berpengaruh terhadap dalam penelitian ini dikembangkan struktur modal. sebagai berikut: Ha6 Growth Opportunity berpengaruh terhadap Ha1 Profitabilitas berpengaruh terhadap struktur modal. struktur modal. Ha7 Struktur Aktiva berpengaruh Ha2 Ukuran perusahaan terhadap struktur modal. berpengaruh terhadap struktur modal. Ha8 Times Interest Earned berpengaruh terhadap Ha3 Tingkat Likuiditas struktur modal. berpengaruh terhadap struktur modal. Ha9 Pertumbuhan Aktiva berpengaruh terhadap Ha4 Risiko Bisnis berpengaruh struktur modal. terhadap struktur modal.
97
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 7
METODA PENELITIAN
3.
November 2013
Perusahaan yang menerbitkan laporan keuangan dalam mata uang Rupiah selama periode 2009 sampai 2011. Perusahaan yang mempunyai akhir tahun buku per 31 Desember. Perusahaan yang mempunyai non current liability selama periode 2009 sampai 2011. Perusahaan yang mempunyai net interest expense selama periode 2009 sampai 2011.
Populasi dalam penelitian ini adalah semua jenis perusahaan 4. yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan pada industri 5. manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2009 sampai 2011. Adapun kriteria dalam 6. pemilihan sampel adalah sebagai berikut: 1. Perusahaan manufaktur Profitabilitas (ROA) adalah terdaftar di Bursa Efek suatu ukuran kemampuan Indonesia dan mempublikasikan perusahan dalam menghasilkan laba laporan keuangan tahunan dalam suatu periode secara konsisten pada periode tertentu.Variabel ini menggunakan 2009 sampai 2011. skala rasio dan diukur dengan 2. Perusahaan yang memperoleh rumus (Seftianne 2011): laba selama periode 2009 sampai 2011. Earning Before Interest and Tax (EBIT) Profitabilitas (ROA) = Total Aktiva Ukuran perusahaan merupakan ukuran atau besarnya aset yang dimiliki oleh perusahaan. Dalam penelitian ini, pengukuran terhadap ukuran perusahaan mengacu pada penelitian Seftianne (2011), dimana ukuran perusahaaan diproksi dengan nilai logaritma natural dari total asset (natural logarithm of asset). Variabel ini menggunakan skala rasio dan diukur dengan rumus:
Ukuran (Total Aktiva)
Perusahaan
=
ln
Tingkat likuditas merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam memenuhi hutang jangka pendek dengan menggunakan aset lancar yang dimilikinya. Variabel ini menggunakan skala rasio dan diukur dengan rumus (Seftianne 2011):
Aktiva Lancar CR = Hutang Lancar Merupakan risiko yang dialami setiap perusahaan dalam menjalankan usahanya, dimana besarnya risiko bervariasi. Risiko
98
bisnis dihitung sebagai standar deviasi return saham secara bulanan selama satu tahun. Standar deviasi adalah suatu ukuran yang
ISSN: 1410 -9875
Suryanto
menunjukan deviasi standar data observasi terhadap rata-ratanya (Algifari 2010, 91). Variabel ini
menggunakan skala rasio dan diukur dengan rumus (Seftianne 2011):
RISK = STD Return Saham Return Saham dapat dihitung dengan cara : Return =
Pi,t – Pi,t-1 Pi,t-1
Keterangan: Pi,t
= Closing Price bulanan pada bulan t
Pi,t-1 = Closing Price bulanan pada bulan t-1 STD = Standart Deviasi Kesempatan yang dimiliki dibagi nilai buku per lembar saham. perusahaan dalam mengembangkan Variabel ini menggunakan skala dirinya dalam pasar. Growth rasio dan diukur dengan opportunity didefinisikan sebagai rumus(Seftianne 2011) : rasio harga pasar per lembar saham Harga pasar per lembar saham GROWTH = Nilai buku per lembar saham
Jumlah pemegang saham dari pihak managemen yang secara aktif ikut dalam pengambilan keputusan perusahaan. Karena terdapat kecenderungan data di indonesia bersifat binomial (ada atau tidak ada) maka dalam pengukuran digunakannya Dummy variabel. Nilai 1 untuk perusahaan yang terdapat kepemilikan managerial dan nilai 0 untuk perusahaan yang
tidak ada kepemilikan managerial dan menggunakan skala nominal. (Seftianne 2011). Besarnya jaminan (collateral value of assets) yang dapat diperoleh perusahaan ditentukan dari besarnya jumlah aset yang dapat dijaminkan oleh perusahaan. Variabel ini menggunakan skala rasio dan diukur dengan rumus (Seftianne 2011):
Aktiva Tetap Struktur Aktiva = Total Aktiva Time interest earned menunjukan kemampuan perusahaan untuk membayar bunga pinjamannya kepada kreditor dengan
menggunakan pendapatan operasionalnya. Variabel ini menggunakan skala rasio dan diukur dengan rumus (Seftianne 2011):
99
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 7
November 2013
Earning Before Interest and Tax(EBIT) Time Interest Earned = Net Interest Expenses Pertumbuhan perusahaan melalui hutang jangka panjang menjadi tolak ukur dalam menilai (Firnanti 2011). Dalam penelitian perusahaan dalam membayar ini, Pertumbuhan aktiva diukur hutang-hutangnya serta kemudahan dengan menghitung proporsi dalam memperoleh pendanaan peningkatan total aktiva dari tahun eksternal. Pertumbuhan sebelumnya dibandingkan dengan perusahaan dapat mengurangi tahun berjalan. Skala pengukuran keraguan kreditur terhadap yang dipakai dalam penelitian ini perusahaan dan kesediaan pemodal menggunakan skala rasio. untuk memberikan pendanaan TAt – TAt-1 Pertumbuhan Aktiva = TAt-1 Struktur modal merupakan Proksi tersebut dimaksudkan untuk proporsi hutang yang digunakan menunjukkan perilaku manajemen perusahaan untuk membiayai dalam penentuan struktur modal asetnya. Dalam penelitian ini jangka panjang perusahaan. struktur modal dihitung dengan Struktur modal menggunakan skala membandingkan Non current rasio dan diukur dengan rumus: liabilities dengan aset perusahaan. Non Current Liability Struktur Modal
= Total Asset
Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linier berganda. Model hubungan variabel akan
dianalisis sesuai dengan persamaan regresi: SM = α + β1ROAit + β2 SIZEit+ β3CRit + β4RISKit + β5 DMOWNit + β6 GOit+ β7 FARit + β8 TIEit + β9 PAit + e
ANALISIS DAN PEMBAHASAN Tabel 1 Sampel Penelitian No
Kriteria
1
Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI dan mempublikasikan laporan keuangan tahunan secara konsisten selama periode 2009-2011 Perusahaan yang tidak memperoleh laba selama periode tahun 2009 sampai dengan periode tahun 2011
2
100
Jumlah
Jumlah Perusahaan Data 125 375
(37)
(111)
ISSN: 1410 -9875
3 4
Suryanto
Perusahaan yang laporan keuangannya tidak disajikan dalam mata uang Rupiah Perusahaan yang tidak memiliki akhir tahun buku 31 Desember
5
Perusahaan yang tidak memiliki Non Current Liabilities 6 Perusahaan yang tidak memiliki Net Interest Expense 7 Outlier 8 Total perusahaan dan data yang dijadikan sampel Sumber: Hasil olahan data penelitian
(7)
(21)
(3)
(9)
(1)
(3)
(10)
(30)
67
(22) 179
Hasil pengujian statistik deskriptif adalah sebagai berikut: Tabel 2 Hasil Uji Statistik Deskriptif N 179 179 179 179 179 179 179 179 179 179
Minimum .0014 .0078 25.0114 .4818 .0000 0 .2283 .0052 .8218 -.3235
Maximum .5490 .4153 32.3571 5.6858 .5690 1 6.0170 .7637 265.1460 .7075
SM ROA SIZE CR RISK DMOWN GO FAR TIE PA Valid N 179 (listwise) Sumber: Pengolahan data SPSS versi 11.5
Mean .130072 .121106 27.897530 1.798145 .159376 .44 1.594674 .372890 16.367118 .112141
Std. Deviation .1183136 .0741816 1.4684304 .8464649 .1064827 .497 1.3361625 .1786267 36.4982255 .1715347
Tabel 3 Pengujian Hipotesis Standardized Coefficients
Unstandardized Coefficients
Model (Constant ) ROA SIZE CR
B
Std. Error
-.809
.164
.077
.134
.029
.006
.035
.010
t
Sig.
Beta -4.938
.000
.048
.575
.566
.355
4.910
.000
.247
3.343
.001
101
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 7
RISK DMOWN GO FAR TIE PA
.031 -.038 .011
.067 .015 .008
.028 -.161 .129
.465 -2.641 1.463
.642 .009 .145
.252 -.002
.041 .000
.380 -.566
6.089 -7.157
.000 .000
-.008
.044
-.012
-.192
.848
Profitabilitas (ROA) memiliki nilai signifikan 0,566 lebih besar dari alpha (α=0,05) berarti Ha1 tidak diterima. Hasil tersebut menunjukkan bahwa profitabilitas tidak berpengaruh secara individual terhadap struktur modal. Ukuran perusahaan (SIZE) memiliki nilai signifikan 0,000 lebih kecil dari alpha (α=0,05) artinya Ha2 diterima. Hasil ini menunjukkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh secara individual terhadap struktur modal. Tingkat Likuiditas (CR) memiliki nilai signifikan 0,001 lebih kecil dari alpha (α=0,05) artinya Ha3 diterima, maka dapat disimpulkan bahwa tingkat likuiditas memiliki pengaruh secara individual terhadap struktur modal. Risiko bisnis (RISK) memiliki nilai signifikan 0,642 lebih besar dari alpha (α=0,05) berarti Ha4 tidak diterima, maka dapat disimpulkan bahwa risiko bisnis tidak memiliki pengaruh secara individual terhadap struktur modal. Kepemilikan manajerial (DMOWN) memiliki nilai signifikan 0,009 lebih kecil dari alpha (α=0,05) berarti Ha5 diterima, maka dapat disimpulkan bahwa kepemilikan manajerial memiliki pengaruh secara individual terhadap struktur modal. Growth opportunities (GO) memiliki nilai signifikan 0,145 lebih besar dari alpha (α=0,05) berarti Ha6 tidak diterima, maka dapat disimpulkan bahwa growth
102
November 2013
opportunities tidak memiliki pengaruh secara individual terhadap struktur modal. Struktur aktiva (FAR) memiliki nilai signifikan 0,000 lebih kecil dari alpha (α=0,05) berarti Ha7 diterima. Hasil tersebut menunjukkan bahwa struktur aktiva berpengaruh sercara individual terhadap struktur modal. Times interest earned (TIE) memiliki nilai signifikan 0,000 lebih kecil dari alpha (α=0,05) berarti Ha8 diterima, maka dapat disimpulkan bahwa times interest earned memiliki pengaruh secara individual terhadap struktur modal. Pertumbuhan aktiva (PA) memiliki nilai signifikan 0,848 lebih besar dari alpha (α=0,05) berarti Ha9 tidak diterima. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pertumbuhan aktiva tidak berpengaruh secara individual terhadap struktur modal. PENUTUP Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan yang dilakukan pada 67 perusahaan selama tahun 2009 sampai dengan tahun 2011, maka diperoleh kesimpulan variabel ukuran perusahaan, tingkat likuiditas, kepemilikan manajerial struktur aktiva dan times interest earned berpengaruh terhadap struktur modal sedangkan profitabilitas, risiko bisnis, growth opportunities dan pertumbuhan aktiva tidak mempengaruhi struktur modal. Berdasarkan penelitian yang
ISSN: 1410 -9875
telah dilakukan, terdapat keterbatasan dalam penelit ian ini, antara lain: 1. Populasi yang digunakan dalam sampel penelitian ini terbatas pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 2. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian hanya sebanyak 9 (sembilan) variabel sedangkan masih banyak variabel lain yang diperkirakan dapat mempengaruhi struktur modal. 3. Jangka waktu yang digunakan dalam penelitian relatif pendek yaitu 2009-2011. 4. Penelitian ini terdapat masalah heteroskedastisitas untuk variabel ukuran perusahaan, risiko bisnis dan times interest earned
Suryanto
Rekomendasi yang dapat digunakan untuk melakukan penelitian selanjutnya antara lain: 1. Menambah sampel penelitian, misalnya seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), tidak hanya perusahaan manufaktur saja. 2. Menambah variabel independen di luar model penelitian ini seperti kepemilikan institusional. 3. Untuk mendapatkan hasil penelitian yang lebih akurat jangka waktu data sampel yang digunakan harus lebih panjang misalnya dari tahun 2008-2012 4. Untuk mengatasi masalah heteroskedatisitas dapat melakukan transformasi variabel, misal dengan model double log, semi log atau akar kuadrat
REFERENSI Algifari 2010. Statiska Deskriptif Plus untuk Ekonomi dan Bisnis. Yogyakarta : STIM YKPN Elim dan Yusfarita. 2010. Pengaruh Struktur Aktiva, Tingkat Pertumbuhan Penjualan, dan Return on Assets terhadap Struktur Modal pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Bisnis dan Ekonomi. Vol. 1, No.1, Juni 2010, 88-103. Firnanti, Friska 2011. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Bisnis dan Akutansi, Vol.13,No. 2, Agustus 2011, Hlm. 119-128. Furi, Vina Ratna dan Saifudin. 2012. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal (studi empiris pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2009-2010). Juraksi. Vol. 1 No.2, Februari 2012,Issn : 2301-9328 Ghozali, Imam. 2012. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS 19. Semarang: Universitas Diponegoro. Hasan, H. Mudrika A. 2006. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal. Jurnal Tepak Managerial Magister Manajemen Unri. Vol. 6, No. 6 November 2006, Hlm. 1-21 . Indrajaya, Glen, Herlina dan Rini Setiadi 2011. Pengaruh Struktur Aktiva, Ukuran Perusahaan,Tingkat Pertumbuhan, Profitabilitas, dan Risiko Bisnis Terhadap Struktur Modal : Studi Empiris pada Perusahaan Sektor
103
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 7
November 2013
Pertambangan yang Listing di Bursa Efek Indonesia Periode 2004-2007. Akurat Jurnal Ilmiah, No. 6 September-Desember 2011 Joni dan Lina ,2010 . Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal. Jurnal Bisnis dan Akutansi. Vol. 12, No. 2. Agustus 2010, Hlm. 81-96. Mahmud, Muhammad, Gobind M. Herani, A. W. Rajar dan Wahid Farooqi. 2009. Economic Factors Influencing Corporate Capital Structure in Three Asian Countries : Evidence from Japan, Malaysia and Pakistan. Indus Journal of Management & Social Sciences, 3(1) :9-17 (Spring 2009). Margaretha, Farah dan Aditya Rizky Ramadhan. 2010. Faktor-Faktor yang mempengaruhi Struktur Modal Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Bisnis dan Akutansi. Vol.12,No. 2 Agustus 2010, Hlm. 119-130. Mozez, Tomasila. 2009. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Bisnis dan Ekonomi. Volume III, Nomor 1, Maret 2009. Nurrohim, Hasa KP. 2008. Pengaruh Profitabilitas, Fixed Asset Ratio, Kontrol Kepemilikan dan Struktur Aktiva terhadap Struktur Modal pada Perusahaan Manufaktur di Indonesia. Kajian Bisnis dan Manajemen. Vol. 10. No. 1, Januari 2008, Hal. 11-18. Rodoni, Ahmad dan Maratush Sholihah. 2006. Pengujian Empiris Balance Theory, Pecking Order Theory dan Signaling Theory pada Struktur Modal Perusahaan di Indonesia. Etikonomi, Vol. 5, No. 1, April 2006, 17-30. Ruslim, Herman. 2009. Pengujian Struktur Modal (Teori Pecking Order) : Analisis Empiris terhadap saham di LQ-45. Jurnal Bisnis dan Akutansi. Vol. 11, No3, Desember 2009, Hlm. 2009-221. Seftianne, 2011. Faktor-Faktor yang mempengaruhi Struktur Modal Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Bisnis dan Akutansi, Vol.13,No. 1,April 2011, Hlm. 39-56. Subramanyam, K.R dan John J. Wild. 2009. Analisis Laporan keuangan. Salemba. Edisi 10 Sudarno, 2006. Analisis Faktor-Faktor yang mempengaruhi Struktur Modal Perusahaan Sektor Infrastruktur, Utilitas, dan Transportasi pada Bursa Efek Jakarta.Jurnal Tepak Managerial Magister Manajemen UNRI. Vol. 6, No. 6 November 2006, Hlm. 40-60. Sartono, R. Agus. 1996. Manajemen Keuangan, 3th edisi. Jogjakarta:BPFE Supeno, Bambang. 2009. Analisis Faktor-Faktor yang mempengaruhi Struktur Modal Perusahaan sektor Makanan dan Minuman pada Bursa Efek Jakarta (BEJ). Jurnal Tepak Manajemen Bisnis. Vol. 1, No.1 Januari 2009. Weston, J. Fred dan Eugene F. Brigham. 1986. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Jakarta, 7th edisi; Jilid 2. Diterjemahkan oleh : A.Q. Khalid, Erlangga. Yuhasril, 2006. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal Perusahaan Farmasi yang telah GO Publik di Bursa Efek Jakarta. Bulletin Penelitian. No. 9, Tahun 2006
104
JURNAL BISNIS DAN AKUNTANSI Vol. 15, No. 1a, Is. 7, November 2013, Hlm. 105-116
ISSN: 1410 - 9875 http: //www.tsm.ac.id/JBA
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DISCLOSURE PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA TJHAI FUNG JIN STIE Trisakti
[email protected] Abstract: The purpose of this research is to test and analyze whether firm size, size of board of commissiner, institutional ownership, foreign ownership, managerial ownership, and profitability have influence to corporate social responsibility disclosure. This research used 40 samples of companies in the manufacturing sector that had been listed at the Indonesia Stock Exchange, with period from 2009 until 2011. The selection of the samples used purposive sampling method. Data were analyzed using multiple regression method. The conclusion shows that size, and profitability have influence to corporate social responsibility disclosure. Size of board of commissiner, institutional ownership, foreign ownership, and managerial ownership, do not influence corporate social responsibility disclosure. Keywords: Corporate Social Responsibility Disclosure, firm Size, Size of Board of Commissiner, Institutional Ownership, Foreign Ownership, Managerial Ownership, Profitability. Abstrak: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji dan menganalisis apakah ukuran perusahaan, ukuran dewan komisaris, kepemilikan institusional, kepemilikan asing, kepemilikan manajerial, dan profitabilitas memiliki pengaruh terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Penelitian ini menggunakan 40 sampel perusahaan di sektor manufaktur yang telah tercatat di Bursa Efek Indonesia, dengan periode dari 2009 sampai 2011. Pemilihan sampel menggunakan metode purposive sampling. Data dianalisis dengan menggunakan metode regresi berganda. Kesimpulan menunjukkan bahwa ukuran, dan profitabilitas memiliki pengaruh terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Ukuran dewan komisaris, kepemilikan institusional, kepemilikan asing, dan kepemilikan manajerial, tidak mempengaruhi pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Kata Kunci: Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan, Ukuran Perusahaan, Ukuran Dewan Komisaris, Kepemilikan Institusional, Kepemilikan Asing, Kepemilikan Manajerial, Profitabilitas
105
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 7
PENDAHULUAN Perkembangan akuntansi yang terjadi setelah revolusi industry menyebabkan pelaporan akuntansi lebih banyak digunakan sebagai alat pertanggungjawaban kepada pemilik modal, sehingga mengakibatkan orientasi perusahaan lebih berpihak kepada pemilik modal, dengan keberpihakan perusahaan kepada pemilik modal mengakibatkan perusahaan melakukan eksploitasi sumber-sumber alam dan masyarakat (sosial) secara tidak terkendali sehingga mengakibatkan kerusakan lingkungan alam dan pada akhirnya mengganggu kehidupan manusia. Corporate social responsibility di Indonesia telah menjadi isu yang sering dibicarakan dalam berbagai kesempatan. Semakin banyak seminar, diskusi, atau penelitian yang dilakukan untuk membahas hal ini. Apalagi dengan semakin seringnya terjadi permasalahan yang berkaitan dengan CSR, salah satunya adalah peristiwa banjir lumpur di Sidoarjo yang melibatkan salah satu perusahaan di Indonesia. Peristiwa lumpur di Sidoarjo menunjukan betapa lemahnya pelaksanaan CSR di Indonesia. Dapat dilihat betapa masyarakat dirugikan dengan kehilangan penghasilan, harta benda dan juga harus meninggalkan tempat tinggal. Tidak saja masyarakat, negara juga ikut menanggung kerugian yang sangat besar. Harnowo (2007) menyatakan bahwa CSR menjadi isu penting dalam menjamin kelangsungan hidup dunia usaha saat ini. Dunia usaha tidak akan bisa berkembang
106
November 2013
tanpa memperhatikan situasi dan kondisi lingkungan sosial dimana perusahaan sehingga pelaksanaan CSR menjadi suatu keharusan bagi perusahaan dalam mendukung aktivitas bisnisnya, bukan hanya sekedar pelaksanaan tanggung jawab tetapi menjadi suatu kewajiban bagi dunia usaha. Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian Utami dan Rahmawati (2010) yang dahulu meneliti tentang pengaruh ukuran perusahaan, ukuran dewan komisaris, kepemilikan Institusional, kepemilikan asing, dan umur perusahaan terhadap corporate social responsibility. Penelitian ini memiliki beberapa perbedaaan dengan penelitian sebelumnnya, antara lain penelitian ini menggunakan periode penelitian tahun 2009 sampai dengan 2011, hal ini dikarenakan untuk memperoleh hasil penelitian tentang pengaruh corporate social responsibility lebih mendekati dengan kondisi sebenarnya, serta menambahkan variabel profitabilitas dan kepemilikan manajerial dalam penelitian ini. RERANGKA TEORITIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Corporate Social Responsibility Corporate social responsibility adalah suatu konsep bahwa organisasi khususnya perusahaan memiliki tanggung jawab terhadap konsumen, karyawan, pemegang saham, komunitas dan lingkungan dalam segala aspek operasional perusahaan. Konsep CSR pada umumnya menyatakan bahwa tanggung jawab perusahaan tidak hanya terhadap pemiliknya atau pemegang saham saja tetapi juga
ISSN: 1410 -9875
terhadap para stakeholders yang terkait dan/atau terkena dampak dari keberadaan perusahaan. Hal ini sesuai dengan teori stakeholder yang menyatakan bahwa perusahaan bukanlah entitas yang hanya beroperasi untuk kepentingannya sendiri namun harus memberikan manfaat bagi stakeholdernya. Ukuran Perusahaan dan Corporate Social Responsibility Perusahaan besar juga akan mengungkapkan informasi lebih banyak daripada perusahaan kecil, karena perusahaan besar akan menghadapi resiko politis yang lebih besar dibanding perusahaan kecil. Secara teoritis perusahaan besar tidak akan lepas dari tekanan politis, yaitu tekanan untuk melakukan pertanggungjawaban sosial. Pengungkapan sosial yang lebih besar merupakan pengurangan biaya politis bagi perusahaan (Utami dan Rahmawati, 2010). Ha1 Ukuran perusahaan berpengaruh terhadap corporate social responsibility Ukuran Dewan Komisaris dan Corporate Social Responsibility Dewan komisaris memiliki wewenang untuk mengawasi dan memberikan petunjuk dan arahan pada pengelola perusahaan. Dengan wewenang yang dimiliki, dewan komisaris dapat memberikan pengaruh yang cukup kuat untuk menekan manajemen untuk mengungkapkan CSR. Dengan mengungkapkan informasi sosial perusahaan, image perusahaan akan semakin baik karena dewan komisaris tentu menginginkan
Tjhai Fung Jin
peningkatan citra perusahaan (Gunawan, 2008). Ha2 Ukuran dewan komisaris berpengaruh terhadap corporate social responsibility Kepemilikan Institusional dan Corporate Social Responsibility Menurut Utami dan Rahmawati (2010) kepemilikan institusional merupakan pihak yang memonitor perusahaan. Dengan kepemilikan institusi yang besar (lebih dari 5%), kemampuan untuk memonitor manajemen lebih besar. Artinya, semakin besar kepemilikan institusi maka semakin efisien pemanfaatan aktiva perusahaan, sehingga dapat mencegah tindakan pemborosan yang dilakukan manajemen dan pada akhirnya akan miningkatkan nilai perusahaan. Ha3 Kepemilikan institusional berpengaruh terhadap corporate social responsibility Kepemilikan Asing dan Corporate Social Responsibility Kepemilikan saham asing adalah jumlah saham yang dimiliki oleh pihak asing (luar negeri) baik oleh individu maupun lembaga terhadap saham perusahaan di Indonesia. Kepemilikan asing dalam perusahaan merupakan pihak yang dianggap peduli terhadap tanggung jawab sosial yang mengedepankan isu-isu sosial misalnya hak asasi manusia, pendidikan, tenaga kerja, dan lingkungan seperti efek rumah kaca, pembalakan liar, pencemaran air dan isu lingkungan (Sembiring, 2005). Ha4 Kepemilikan asing berpengaruh terhadap corporate social responsibility
107
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 7
Kepemilikan Manajerial dan Corporate Social Responsibility Kepemilikan manajerial adalah suatu kondisi yang menunjukan bahwa manajer suatu perusahaan memiliki saham dalam perusahaan tersebut atau bisa disebut juga bahwa manajer tersebut sekaligus sebagai pemegang saham perusahaan. Dengan adanya kepemilikan manajerial maka akan terjadi keselarasan kepentingan manajer dengan kepentingan pemegang saham lainnya. Semakin besar kepemilikan manajerial dalam perusahaan maka semakin produktif tindakan manajer untuk memaksimalkan nilai perusahaan (Anggraini, 2006). Ha5 Kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap corporate social responsibility
November 2013
akibat yang terdapat variabel independen dan variabel dependen. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan suatu generalisasi atau hubungan satu variabel dengan variabel yang lain dan untuk menguji hipotesis yang berfungsi menguji pengaruh dan hubungan sebab-akibat antar variabel.
Profitabilitas Perusahaan dan Corporate Social Responsibility Profitabilitas merupakan faktor yang memberikan kebebasan dan fleksibilitas kepada manajemen untuk mengungkapkan pertanggungjawaban sosial kepada pemegang saham. Menurut Anggraini (2006) hal ini berarti semakin tinggi tingkat profitabilitas perusahaan maka semakin besar pengungkapan informasi sosial yang dilakukan oleh perusahan. Ha6 Profitabilitas perusahaan berpengaruh terhadap corporate social responsibility
Obyek Penelitian Populasi yang digunakan pada penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Sampel yang digunakan adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2009-2011. Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan sampel adalah metode purposive sampling. Adapun karakteristik sampel untuk pertimbangan dalam penarikan sampel yang digunakan adalah sebagai berikut: 1) Perusahaan manufaktur yang secara konsisten terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2009 sampai 2011; 2) Perusahaan yang menerbitkan laporan keuangan per tanggal 31 Desember; 3) Perusahaan manufaktur yang menggunakan mata uang rupiah (Rp) di laporan keuangannya; 4) Perusahaan yang menghasilkan laba secara konsisten; 5) Perusahaan manufaktur yang memiliki struktur kepemilikan saham asing.
METODA PENELITIAN Bentuk Penelitian Bentuk penelitian ini menggunakan bentuk penelitian kausalitas yang bersifat sebab akibat. Penelitian kausalitas adalah penelitian yang bersifat sebab
Definisi Operasional Variabel dan Pengukurannya Perhitungan corporate social resposibility disclosure untuk menentukan skor indeks pengungkapan tanggung jawab sosial yaitu dengan cara setiap item
108
ISSN: 1410 -9875
Tjhai Fung Jin
diberi skor 1 jika diungkapkan dan sosial perusahaan diukur dengan skor 0 jika tidak diungkapkan. rasio total skor yang diperoleh. Perhitungan indeks tingkat Indeks diformulasikan sebagai pengungkapan tanggung jawab berikut ini : Jumlah skor pengungkapan yang diperoleh (n) INDEKS = Total item Pengungkapan (k) Ukuran perusahaan dapat diukur dengan natural logaritma dari total aktiva perusahaan. Adapun pengukurannya dengan menggunakan rumus : SIZE = Log natural (Total asset) Ukuran dewan komisaris (UDK) yang dimaksud di sini adalah banyaknya jumlah anggota dewan komisaris dalam suatu perusahaan. ukuran dewan komisaris dapat diukur dengan jumlah anggota
dewan komisaris. pengukurannya menggunakan rumus :
Adapun dengan
UDK = Kepemilikan institusional dapat diukur dengan persentase kepemilikan saham institusional dalam perusahaan. Variabel ini adalah variabel rasio yang di ukur dengan menggunakan rumus sebagai berikut.
Saham institusi KI = Total keseluruhan saham Kepemilikan asing dapat variabel rasio yang di ukur dengan diukur dengan persentase menggunakan rumus sebagai kepemilikan saham asing dalam berikut. perusahaan. Variabel ini adalah Saham asing KA = Total keseluruhan saham Kepemilikan manajerial dapat diukur dengan persentase kepemilikan saham manajerial dalam perusahaan. Pengukuran kepemilikan manajerial menggunakan dummy variabel karena terdapat kecenderungan data di Indonesia bersifat binomial (ada atau tidak ada). Pengukuran ini dilakukan dengan cara mengamati ada tidaknya informasi kepemilikan manajerial yang terdapat di laporan keuangan perusahaan, apabila informasi tidak
ada dalam laporan keuangan maka diberi skor 0, dan jika informasi ada dalam laporan keuangan maka diberi skor 1. Profitabilitas diartikan sebagai kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba atau profit dalam upaya meningkatkan nilai pemegang saham. Profitabilitas dihitung dengan menggunakan Net Profit Margin (NPM). Adapun pengukurannya dengan menggunakan rumus :
109
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 7
November 2013
Net income PROF = Net sales Metoda Analisis Data UDK : Ukuran dewan komisaris Pengujian hipotesis dalam KI : Kepemilikan institusional penelitian ini menggunakan uji KA : Kepemilikan Asing analisis regresi berganda digunakan KM : Kepemilikan manajerial PROF : Profitabilitas untuk menguji pengaruh dua atau β1...β6 : Koefisien regresi dari lebih variabel independen terhadap variabel dependen (Ghozali, 2011). tiap variabel independen e : Error Adapun persamaan untuk menguji hipotesis secara keseluruhan pada penelitian ini adalah sebagai ANALISIS DAN PEMBAHASAN Berikut di bawah ini berikut : merupakan hasil dari proses CSR = α + β₁SIZE + β₂UDK + β₃KI + pemilihan sampel berdasarkan β4KA + β5KM + β6PROF + e kriteria-kriteria yang telah Keterangan : ditentukan. Y : Indeks pengungkapan CSR α : Konstanta SIZE : Ukuran perusahaan Tabel 1 Hasil Pemilihan sampel Keterangan
Jumlah sampel per tahun
Total Sampel
Perusahan manufaktur yang terdaftar secara konsisten di BEI dari tahun 2009-2011.
123
369
Perusahaan manufaktur yang tidak konsisten menerbitkan laporan keuangan per 31 Desember.
(1)
(3)
Perusahaan manufaktur yang tidak menggunakan mata uang Rupiah (Rp)
(10)
(30)
Tidak menghasilkan Laba
(30)
(90)
Tidak memiliki kepemilikan asing
(42)
(126)
40
120
Total perusahaan yang memenuhi kriteria sampel Sumber : Hasil pengumpulan data Berdasarkan tabel 1 hasil pemilihan sampel, perusahaan manufaktur yang tidak konsisten menerbitkan laporan keuangan per 31 Desember selama periode penelitian tahun
110
2009 sampai dengan 2011 ada 1 perusahaan. Perusahaan yang tidak menggunakan mata uang rupiah dalam laporan keuangannya terdapat 10 perusahaan.
ISSN: 1410 -9875
Tjhai Fung Jin
Perusahaan yang tidak menghasilkan laba selama periode penelitian terdapat 30 perusahaan. Kemudian, perusahaan yang tidak memiliki kepemilikan asing selama periode penelitian sebanyak 42 perusahaan. Oleh sebab itu jumlah perusahaan yang memenuhi kriteria
N 120 120 120 120 120 120 120
CSR SIZE UDK KI KA KM PROF
adalah 40 dengan total sampel sebanyak 120. Statistik deskriptif memberikan gambaran suatu data yang dilihat dari nilai minimum, maksimum, rata-rata (mean) dan standar deviasi. Hasil dari uji statistik deskriptif dapat dilihat pada tabel 2 berikut ini.
Tabel 2 Hasil Uji Statistik Deskriptif Minimum Maksimum Mean 0,0385 0,5128 0,146047 25,01141 32,6649 27,841218 2 11 4,59 0,2970 0,9857 0,719506 0,0259 0,9857 0,559359 0 1 0,38 0,00060 0,35124 0,0819334
Hasil uji t dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 3 Hasil Uji t B Sig Constant -0,717 SIZE 0,029 ,000 UDK 0,007 0,168 KI
0,009
0,832
KA
-0,010
0,773
KM
0,025
0,079
PROF 0,187 0,036 Sumber : Hasil pengolahan data dari SPSS 11,5 Variabel ukuran perusahaan (SIZE) memiliki nilai signifikan sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05 yang artinya H1 diterima. Hal ini menunjukan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh terhadap corporate social responsibility disclosure. Ukuran perusahaan memiliki nilai koefisien positif
Std. Deviasi 0,0902928 1,5131710 2,060 0,1844781 0,2293508 0,486 0,07917852
Kesimpulan Berpengaruh Tidak Berpengaruh Tidak Berpengaruh Tidak Berpengaruh Tidak Berpengaruh Berpengaruh
0,029. Hal ini berarti semakin besar ukuran perusahaan maka semakin besar pengungkapan tanggung jawab sosial yang dilakukan oleh perusahaan. Ukuran perusahaan berpengaruh terhadap corporate social responsibility disclosure karena perusahaan besar yang dinilai dengan tingkat asset atau
111
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 7
aktiva yang besar akan mengungkapkan lebih banyak aktivitas tanggung jawab sosial yang dilakukan oleh perusahaan. Variabel ukuran dewan komisaris (UDK) memiliki nilai signifikan 0,168 lebih besar dari 0,05, yang artinya H2 tidak dapat diterima. Hal ini menunjukan ukuran dewan komisaris tidak berpengaruh terhadap corporate social responsibility disclosure. Ukuran dewan komisaris tidak berpengaruh terhadap corporate social responsibility disclosure karena fungsi pengawasan dewan komisaris terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan kurang efektif. Variabel kepemilikan institusional (KI) memiliki nilai signifikan 0,832 lebih besar dari 0,05, yang artinya H3 tidak dapat diterima. Hal ini menunjukan kepemilikan institusional tidak berpengaruh terhadap corporate social responsibility disclosure. Kepemilikan institusional tidak berpengaruh terhadap corporate social responsibility disclosure karena investor institusional hanya bertujuan untuk memaksimalkan keuntungan pribadi saja tanpa memperdulikan tanggung jawab sosial perusahaan, sehingga para investor institusional cenderung tidak menekan perusahaan untuk mengungkapkan CSR secara detail dalam laporan tahunan perusahaan. Variabel kepemilikan asing (KA) memiliki nilai signifikan sebesar 0,773 lebih besar dari 0,05, yang artinya H4 tidak dapat diterima. Hal ini menunjukan kepemilikan asing tidak berpengaruh terhadap corporate social responsibility disclosure. kepemilikan asing tidak
112
November 2013
berpengaruh terhadap corporate social responsibility disclosure karena kepemilikan asing pada perusahaan Indonesia secara umum belum memperdulikan masalah lingkungan dan sosial, serta pengungkapan CSR di Indonesia dalam laporan tahunan masih bersifat sukarela saja. Variabel kepemilikan manajerial (KM) memiliki nilai signifikan sebesar 0.079 lebih besar dari 0,05, yang artinya H5 tidak dapat diterima. Hal ini menunjukan kepemilikan manajerial tidak berpengaruh terhadap corporate social responsibility disclosure. Kepemilikan manajerial tidak berpengaruh terhadap corporate social responsibility disclosure karena rendahnya kepemilikan manajerial dalam suatu perusahaan bahkan banyak perusahaan yang sahamnya tidak dimiliki manajerial, sehingga manajer dimungkinkan tidak memiliki wewenang penuh untuk mempengaruhi pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan dalam laporan tahunan perusahaan. Variabel profitabilitas (PROF) memiliki nilai signifikan sebesar 0,036 lebih kecil dari 0,05, yang artinya H6 diterima. Hal ini menunjukan bahwa profitabilitas berpengaruh terhadap terhadap corporate social responsibility disclosure. Profitabilitas memiliki nilai koefisien positif, yaitu sebesar 0,187. Hal ini berarti semakin besar tingkat profitabilitas perusahaan maka semakin besar pengungkapan informasi tanggung jawab sosial yang dilakukan perusahaan. Profitabilitas berpengaruh terhadap terhadap corporate social responsibility disclosure karena peningkatan profitabilitas perusahaan akan meningkatkan dan
ISSN: 1410 -9875
memperluas sosial yang perusahaan.
Tjhai Fung Jin
kegiatan-kegiatan dilakukan oleh
PENUTUP Berdasarkan hasil dari analisis yang sudah dilakukan maka dapat diambil kesimpulan dari penelitian ini bahwa ukuran perusahaan dan profitabilitas memiliki pengaruh terhadap corporate social responsibility. Sedangkan ukuran dewan komisaris, kepemilikan institusional, kepemilikan asing dan kepemilikan manajerial tidak memiliki pengaruh terhadap corporate social responsibility. Keterbatasan dalam penelitian ini adalah objek penelitian ini hanya menggunakan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, variabel independen yang digunakan hanya terbatas pada 6
variabel saja, periode pengamatan penelitian ini hanya 3 tahun, terjadi heteroskedastisitas pada variabel ukuran perusahaan. Berdasarkan keterbatasan penelitian, maka rekomendasi bagi peneliti selanjutnya adalah sebagai berikut, memperluas populasi penelitian tidak hanya terbatas pada perusahaan manufaktur saja di BEI saja, tetapi juga meliputi sektor lainnya, seperti perusahaan non keuangan, meningkatkan pengembangan variabel independen lainnya yang sekiranya berpengaruh terhadap corporate social responsibility disclosure seperti seperti tipe industri dan umur perusahaan, menambah periode pengamatan sehingga dapat digunakan untuk analisa jangka panjang, sehingga dapat digunakan untuk analisa jangka panjang serta untuk mengatasi masalah heteroskedastisitas
REFERENSI Ahalik, et al. 2010 “ Relationship Corporate Social Responsibility and Valuntary Disclosure to Firm Value (Study at Publik Company Listed in LQ 45 Index)”Jurnal Telaah Akuntansi dan Bisnis,Vol. 1 No. 2, 2010 ISSN : 2085 – 8752. Albareda, Laura. et al.2008 “The Changing Role of Governments in Corporate Social Responsibility: Driver and Responses” Business Ethics A Eorupean Review,Volume 17 Number 4 October 2008. Anggraini, Retno. 2006. "Pengungkapan Informasi Sosial dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan Informasi Sosial Dalam Laporan Keuangan Tahunan (Studi Empiris pada Perusahaan-Perusahaan yang Terdaftar Bursa Efek Jakarta). Simposium Nasional Akuntansi 9. Padang. Cahyaningsih. 2011 “The Effect Of Leverage, Price-to-Book-Value, and Size with Corporate Social Responsibility Disclosure as an Intervening Variable” The 2nd International Research Symposium in Service Management International Research Symposium in Service Management Yogyakarta, Indonesia, 26-30 July 2011.
113
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 7
November 2013
Darwis, Herman. 2009 “Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, dan Financial Leverage Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan High Profile Di BEI” Jurnal Keuangan dan Perbankan, Vol. 13, No. 1 Januari 2009, Hal, 52-61. Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Edisi Ke 4. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS. Edisi Ke5. Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Gitman, Lawrance J. 2009. Principles of Managerial Finance 12th edition. Prentice Hall. Ginting, Jamin. 2007 “ Tinjuan Yuridis Terhadap Corporate Social Responsibility (CSR) Dalam Good Corporate Governance (GCG)” Lex jurnalica. Vol.5 No 1, Desember 2007. Gunawan, Barbara. 2008 “Peranan Corporate Social Responsibility Dalam Nilai Perusahaan” Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Volume 7, Nomor 2, September 2008, Hlm. 174-185. Harnowo, Tri. 2007. “Regulasi Corporate Social Responsibility Sebagai Penjamin Keberlangsungan Kehidupan” Newsletter, No.71/Desember/2007. Kartika, Andy. 2010. “Karakteristik Perusahaan Dan Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEI). Dinamika Keuangan dan Perbankan : Mei 2010, Hal : 62-82. Kasmadi, dan Djoko Susanto. 2006. “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Luas Pengungkapan Sukarela dalam Laporan Tahunan Perusahaan- Perusahaan di Indonesia” Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi, Vol.1 Tahun 2006, Yogyakarta: STIE YKPN. Lindrawati. 2008.“ Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan yang Terdaftar Sebagai 100 Best Corporate Citizens oleh KLD Research & Analytics ” Majalah Ekonomi Tahun XVIII, No.1 April 2008. Machmud, Novita dan Chaerul D. Djakman. 2008. “Pengaruh Struktur Kepemilikan Terhadap Luas Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial (CSR Disclosure) Pada Laporan Tahunan Perusahaan: Studi Empiris Pada Perusahaan Publik yang Tercatat di Bursa Efek Indonesia Tahun 2006”. Simpusium Nasional Akuntansi 11. Pontianak. Novrianto. 2012. “Pengaruh Leverage, Profitabilitas, Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Pengungkapan Informasi Sosial Pada Perusahaan Manufaktur di BEI” Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi- Vol 1, No.1, Januari 2012. Purba, Hasim. 2008. “Implementasi Prinsip Corporate Social Responsibility (CSR) Dalam Sistem Hukum Indonesia” Junal Equality, Vol. 13 No. 1 Febuari 2008. Santoso, Singgih. 2010. SPSS Versi 18: Mastering SPSS. Jakarta : PT Elex Media Komputindo.
114
ISSN: 1410 -9875
Tjhai Fung Jin
Sari, Rizkia Anggita. 2012. “Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Corporate Social Responsibility Disclosure Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia” Jurnal Nominal / Volume 1 Nomer 1 / Tahun 2012. Sayekti, Yosefa and Ludovicus Sensi Wandabio. 2007. “Pengaruh CSR Disclosure terhadap Earning Response Coefficient ”Simposium Nasional Akuntansi X, Universitas Hasanudin, Makassar, 26-28 Juli 2007. Sembiring, E. R. 2005. "Karakteristik Perusahaan dan Pengungkapan TanggungJawab Sosial: Studi Empiris pada Perusahaan yang Tercatat di Bursa Efek Jakarta". Simposium Nasional Akuntansi 8. Solo. Utami, Indah Dewi. dan Rahmawati. 2010. “Pengaruh Ukuran Perusahaan, Ukuran Dewan Komisaris, kepemilikan institusional, kepemilikan Asing, dan Umur perusahaan Terhadap Corporate Social Responbility Disclosure pada perusahaan property dan Real Estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia” Jurnal Akuntansi dan manajemen, vol. 21, No.3, Desember 2010 Hal. 297-306. Utami, Sri. 2011. “Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Social Disclosure” Jurnal Ekonomi Bisnis, TH.16, No.1, Maret 2011. Wiwoho, Jamal. 2008. “Corporate Social Responsibility (CSR) Ditinjau dari Aspek Sejarah, Falsafah, dan Keuntungan serta Kendalannya” MMH. Vol. 37 No 2, Juni 2008. Yuliana, Rita. 2008. “ Pengaruh karakteristik perusahaan terhadap pengungkapan Corporate Social Responbility (CSR) dan Dampaknya terhadap Reaksi Investor “Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Volume 5 nomor 2, Desember 2008.
115
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 7
Halaman ini sengaja dikosongkan
116
November 2013
JURNAL BISNIS DAN AKUNTANSI Vol. 15, No. 1a, Is. 7, November 2013, Hlm. 117-132
ISSN: 1410 - 9875 http: //www.tsm.ac.id/JBA
ANALISIS PERHITUNGAN, PENCATATAN, PENYETORAN, DAN PELAPORAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI
TJHAI FUNG NJIT STIE Trisakti
[email protected] Abstract: The purpose of this research are to analyze of calculating, recording, paying, and reporting of Value Added Tax (VAT) in PT. XYZ, to determine the suitability of the calculating, paying, and reporting of VAT applicable to taxation in accordance with the standard of Law No. 42 year 2009, and to analyze the suitability of the recording with the tax accounting standard. The method used is descriptive analysis which is the authors find the data and analyze it to determine the suitability with the standard. Object in the collection of the data is PT. XYZ. Data collections used are secondary data obtained directly from the source. The result showed that PT. XYZ has done the calculation appropriate with standard of Law No. 42 year 2009 for period years 2010-2012, but overall has not paid and reported VAT meet standard of Law No. 42 year 2009 for period years 2010-2012. Records of the VAT are appropriate with the tax accounting standard. Keyword:
Value Added Tax (VAT), Tax Invoice, Tax Reporting Letter, Tax Accounting.
Abstrak: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis perhitungan, pencatatan, membayar, dan pelaporan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) di PT. XYZ, untuk menentukan kesesuaian perhitungan, membayar, dan pelaporan PPN dengan standar UU No. 42 tahun 2009, dan untuk menganalisis kesesuaian pencatatan dengan standar akuntansi pajak. Metode yang digunakan adalah analisis deskriptif yaitu penulis mencari data dan menganalisisnya untuk menentukan kesesuaian dengan standar. Objek dalam pengumpulan data adalah PT. XYZ. Koleksi data yang digunakan adalah data sekunder yang diperoleh langsung dari sumbernya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa PT. XYZ telah melakukan perhitungan yang tepat dengan standar UU No. 42 tahun 2009 untuk periode tahun 2010-2012, tapi secara keseluruhan PPN belum dibayar dan dilaporkan sesuai dengan standar UU No. 42 tahun 2009 untuk periode tahun 2010-2012. Catatan PPN sesuai dengan standar akuntansi pajak. Kata Kunci: Pajak Pertambahan Nilai (PPN), Tagihan Pajak, Surat Laporan Pajak, Akuntansi Pajak
117
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 7
PENDAHULUAN Salah satu sumber penerimaan negara untuk melaksanakan berbagai kewajiban negara adalah berasal dari pajak. Pajak merupakan iuran wajib yang harus dibayar kepada negara oleh setiap masyarakat yang telah memenuhi persyaratan tertentu. Ada berbagai macam jenis pajak yang harus dibayar oleh setiap masyarakat yang dibagi menjadi 2 yaitu, dibayar ke pemerintah pusat yang disebut dengan pajak pusat dan dibayar ke pemerintah daerah yang disebut dengan pajak daerah. Salah satu contoh pajak yang dibayar ke pemerintah pusat adalah Pajak Pertambahan Nilai (PPN). Pajak Pertambahan Nilai harus disetor atau dibayar ke kas negara oleh Pengusaha Kena Pajak yang melakukan penyerahan Barang Kena Pajak (BKP) atau Jasa kena Pajak (JKP). Oleh karena itu, Pengusaha Kena Pajak harus mengelola dengan baik beban pajak yang harus dibayar supaya tidak mengganggu kegiatan operasional negara. Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, maka penulis tertarik untuk menganalisis perhitungan, pencatatan, penyetoran, dan pelaporan PPN pada PT. XYZ yang telah dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak (PKP) dan telah mendapatkan Nomor Pokok Pengusaha Kena Pajak (NPPKP). Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimanakah perhitungan, pencatatan, penyetoran, dan
pelaporan PPN pada PT. XYZ tahun 2010-2012? 2. Apakah perhitungan, penyetoran, dan pelaporan PPN pada PT. XYZ tahun 2010-2012 telah sesuai dengan UU PPN No. 42 Tahun 2009? 3. Apakah pencatatan PPN pada PT. XYZ tahun 2010-2012 telah sesuai dengan prinsip akuntansi perpajakan yang berlaku secara umum? KERANGKA TEORITIS Pajak Pertambahan Nilai (PPN) adalah pajak yang dikenakan atas konsumsi Barang Kena Pajak di dalam Daerah Pabean seperti disebutkan oleh Yamin (2012, 63). Dasar hukum pengenaan Pajak Pertambahan Nilai adalah UndangUndang Nomor 42 Tahun 2009. Tarif Pajak Pertambahan Nilai Berdasarkan penjelasan Waluyo (2012, 309) tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) adalah: 1. Tarif PPN sebesar 10% (sepuluh persen). 2. Tarif PPN sebesar 0% (nol persen). 3. Tarif dapat diubah menjadi paling rendah 5% dan paling tinggi 15% sesuai dengan Peraturan Pemerintah. Perhitungan Pajak Pertambahan Nilai Berdasarkan Resmi (2012, 27) Pajak Pertambahan Nilai yang terutang dihitung dengan cara mengalikan tarif dengan dasar pengenaan pajak. Hitungan tersebut diformulasikan sebagai berikut:
PPN = Tarif x Dasar Pengenaan Pajak (DPP)
118
November 2013
ISSN: 1410 -9875
Tjhai Fung Njit
Pencatatan Pajak Pertambahan Nilai Menurut Waluyo (2012, 333) tata cara pencatatan PPN dalam akuntansi adalah sebagai berikut: 1.
Saat Perusahaan melakukan pembelian: Dr. Pembelian
xxx
Dr. Pajak masukan
xxx
Cr. Kas/Hutang dagang 2.
xxx
Saat Perusahaan melakukan penjualan: Dr. Kas/Piutang Dagang Cr. Pajak keluaran
xxx xxx
Cr. Penjualan 3.
xxx
Saat pengakuan PPN kurang bayar (jika pajak keluaran > pajak masukan): Dr. Pajak keluaran
4.
xxx
Cr. Hutang pajak
xxx
Cr. Pajak masukan
xxx
Saat pembayaran jika PPN keluaran lebih besar dari PPN masukan: Dr. Hutang Pajak Cr. Kas/Bank
Penyetoran Pajak Pertambahan Nilai Menurut Resmi (2012, 24) Penyetoran Pajak Pertambahan Nilai oleh Pengusaha Kena Pajak harus dilakukan paling lama akhir bulan berikutnya setelah berakhirnya masa pajak dan
xxx xxx
sebelum Surat Pemberitahuan Masa (SPT Masa) Pajak Pertambahan Nilai disampaikan. Penyetoran PPN dilakukan dengan menggunakan formulir Surat Setoran Pajak (SSP). Jika wajib pajak terlambat membayar pajak masa maka akan dikenai sanksi bunga sebesar 2% per
119
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 7
bulan dari jumlah pajak terutang, dihitung mulai tanggal jatuh tempo sampai dengan tanggal pembayaran. Pelaporan Pajak Pertambahan Nilai Pelaporan Pajak Pertambahan Nilai oleh Pengusaha Kena Pajak dilakukan paling lama akhir bulan berikutnya setelah berakhirnya masa pajak dengan menggunakan Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai. Jika Surat Pemberitahuan Masa PPN tidak disampaikan dalam jangka waktu yang ditetapkan maka wajib pajak akan dikenakan sanksi denda Rp 500.000,-. METODE PENELITIAN Bentuk Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah descriptive analysis yaitu, jenis penelitian yang bertujuan menjelaskan secara sistematik mengenai fakta-fakta yang telah dikumpulkan oleh penulis untuk kemudian diolah, dianalisis, dan dibandingkan sesuai dengan teoriteori yang ada dan kemudian diambil kesimpulannya.
November 2013
Objek Penelitian Objek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah PT. XYZ yang beralamat di Jalan Dr. Saharjo No. 115 B RT 002 RW 07, Kel. Manggarai Selatan, Kec. Tebet, Jakarta Selatan. Perusahaan sudah menjadi wajib pajak dengan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) 03.064.974.3015.000. PT. XYZ bergerak di bidang jasa kebersihan. Perusahaan sudah dikukuhkan menjadi Pengusaha Kena Pajak pada tahun 2010, dengan Nomor Pokok Pengusaha Kena Pajak (NPPKP) 03.064.974.3-015.000. ANALISIS DAN PEMBAHASAN Perhitungan PPN pada PT. XYZ Sebagai perusahaan yang telah dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak, PT. XYZ wajib melakukan perhitungan PPN setiap tahunnya dengan memperhitungkan masa Januari sampai dengan Desember. PT. XYZ melakukan penyerahan jasa kepada Pengusaha Kena Pajak maupun bukan Pengusaha Kena Pajak dengan menerbitkan faktur pajak sebagai bukti pungutan. Berikut perhitungan PPN yang dilakukan PT. XYZ tahun 2012:
Tabel 1 Perhitungan Kurang Bayar PPN PT. Mandakiro Wastiru Pratama Tahun 2012
120
PPN Keluaran (Rp)
PPN Masukan (Rp)
Januari
4.163.199
-
4.163.199
2
Februari
4.350.000
-
4.350.000
3
Maret
4.430.925
-
4.430.925
4
April
40.324.945
898.131
39.426.814
No
Masa Pajak
1
PPN Terutang
ISSN: 1410 -9875
Tjhai Fung Njit
PPN Keluaran (Rp)
PPN Masukan (Rp)
Mei
42.237.403
872.450
41.364.953
6
Juni
41.388.272
763.940
40.624.332
7
Juli
40.672.534
1.033.911
39.638.623
8
Agustus
41.717.731
710.505
41.007.226
9
September
41.864.867
1.038.267
40.826.600
10
Oktober
58.667.126
773.362
57.893.764
11
November
42.995.903
1.231.316
41.764.587
12
Desember
42.742.199
904.992
41.837.207
405.555.104
8.226.874
397.328.230
No
Masa Pajak
5
Total
PPN Terutang
Sumber: SPT Masa PPN Januari-Desember tahun 2012
Selama tahun 2012, PT. XYZ mengalami Kurang Bayar. Mekanisme perhitungan Kurang Bayar adalah dengan cara mengurangkan Pajak Keluaran dengan Pajak Masukan. Berdasarkan tabel di atas, jumlah PPN terutang tahun 2012 dengan nilai terkecil terjadi di bulan Januari sebesar Rp 4.163.199,sedangkan nilai
Masa Desember 2012 Jurnal Penjualan Transaksi Jurnal Kas
terbesar terjadi di bulan Oktober sebesar Rp 57.893.764,-. Pencatatan PPN pada PT. XYZ Pada tahun 2012 di bulan Januari sampai dengan Maret, PT. XYZ tidak melakukan pembelian dari Pengusaha Kena Pajak sehingga tidak ada jurnal pembelian. Berikut pencatatan PPN yang dilakukan oleh PT. XYZ selama periode 2012:
Debit Rp 470.164.175
PPN Keluaran
Rp 42.742.199 Rp 427.421.976
Penjualan Jurnal Pembelian Transaksi Jurnal Pembelian PPN Masukan Kas
Kredit
Debit Rp 9.049.920 Rp 904.992
Kredit
Rp 9.954.912
121
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 7
Jurnal PPN Kurang Bayar Transaksi Jurnal PPN Keluaran PPN Masukan Hutang PPN
November 2013
Debit Rp 42.742.199
Kredit Rp 904.992 Rp 41.837.207
Jurnal Penyetoran PPN (Bank Negara Indonesia Cabang Tebet) Transaksi Jurnal Debit Kredit Hutang PPN Rp 41.837.207 Kas Rp 41.837.207
Selama tahun 2012, PT. XYZ mengalami Kurang Bayar Pajak Pertambahan Nilai. Setiap transaksi yang dilakukan oleh PT. XYZ selama tahun 2012 berhubungan dengan Pajak Pertambahan Nilai jurnalnya sama dengan yang dijabarkan di atas. Penyetoran PPN pada PT. XYZ Pembayaran atau penyetoran Pajak Pertambahan Nilai dilakukan sendiri oleh PT. XYZ, sesuai dengan
jumlah perhitungan Pajak Pertambahan Nilai Kurang Bayar. Saat membayar pajak, perusahaan harus menggunakan Surat Setoran Pajak (SSP). Selama tahun 20102012, PT. XYZ mengalami Kurang Bayar pajak. PT. XYZ melakukan penyetoran melalui bank persepsi yaitu, Bank Negara Indonesia (BNI). Berikut penyetoran PPN yang dilakukan oleh PT. XYZ selama tahun 2012:
Tabel 2 Penyetoran PPN Kurang Bayar PT. XYZ Tahun 2012
122
No
Masa Pajak
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Januari Februari Maret April April Mei Mei Juni Juni Juli Juli
PPN Keluaran (Rp)
PPN Masukan (Rp)
4.163.199 4.350.000 4.430.925 40.324.945
898.131
42.237.403
872.450
41.388.272
763.940
40.672.534
1.033.911
PPN Kurang Bayar (Rp)
4.163.199 4.350.000 4.430.925 11.351.492 28.075.322 28.524.950 12.840.003 12.831.766 27.792.566 12.704.875 26.933.748
Tanggal Penyetoran 7 Maret 26 Maret 18 April 31 Mei 7 Juni 2012 24 Juni 27 Juni 16 Juli 21 Agustus 16 16
ISSN: 1410 -9875
No
Tjhai Fung Njit
Masa Pajak
PPN Masukan (Rp)
PPN Keluaran (Rp)
12 Agustus 13 Agustus 14 September 15 September 16 Oktober 17 Oktober 18 Oktober 19 November 20 November 21 Desember 22 Desember Total
41.717.731
710.505
41.864.867
1.038.267
58.667.126
773.362
42.995.903
1.231.316
42.742.199
904.992
405.555.104
8.226.874
PPN Kurang Bayar (Rp)
Tanggal Penyetoran
15.885.713 25.121.513 13.956.687 26.869.913 25.121.513 14.850.000 17.922.251 25.099.209 16.665.378 24.446.764 17.390.443 397.328.230
27 18 Oktober 31 Oktober 31 Oktober 29 29 2 22 Januari 22 Januari 17 11 Maret
Sumber: Surat Setoran Pajak PT. XYZ
Berdasarkan tabel di atas, pada bulan April-Desember 2012 PT. XYZ melakukan penyetoran PPN 2 kali dalam sebulan, kecuali di bulan Oktober sebanyak 3 kali dalam sebulan. Selama tahun 2012 terjadi keterlambatan penyetoran PPN Kurang Bayar yaitu di bulan Januari, April (setoran ke 2), Juni (setoran ke 2), Juli, Agustus (setoran ke 2), November, dan Desember.
Pelaporan PPN pada PT. XYZ Pelaporan PPN dilakukan sendiri oleh perusahaan, sesuai dengan jumlah PPN Kurang Bayar yang disetorkan. Batas akhir pelaporan PPN adalah akhir bulan berikutnya setelah masa pajak berakhir. Dalam melaporkan PPN, perusahaan menggunakan Surat Pemberitahuan Masa PPN Formulir 1111. PT. XYZ melakukan pelaporan PPN melalui Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Tebet. Berikut pelaporan Surat Pemberitahuan Masa PPN yang dilakukan oleh PT. XYZ tahun 2012:
Tabel 3 Pelaporan SPT Masa PPN PT. Mandakiro Wastiru Pratama Tahun 2012 Jumlah PPN Terutang (Rp)
Tanggal Pelaporan
No
Masa Pajak
1
Januari
4.163.199
11 Maret 2012
2
Februari
4.350.000
28 Maret 2012
123
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 7
Jumlah PPN Terutang (Rp)
November 2013
No
Masa Pajak
3
Maret
4.430.925
19 April 2012
4
April
39.426.814
25 Juni 2012
5
Mei
41.364.953
9 Juli 2012
6
Juni
40.624.332
26 Agustus 2012
7
Juli
39.638.623
28 Oktober 2012
8
Agustus
41.007.226
28 Oktober 2012
9
September
40.826.600
23 Januari 2013
10
Oktober
57.893.764
23 Januari 2013
11
November
41.764.587
23 Januari 2013
12
Desember
41.837.207
26 Maret 2013
Total
Tanggal Pelaporan
397.328.230
Sumber: Bukti Penerimaan Surat PT. XYZ
Berdasarkan tabel di atas, pelaporan SPT Masa PPN tahun 2012 hanya tepat waktu di bulan Febuari dan Maret, selebihnya di bulan Januari dan April-Desember melewati batas waktu pelaporan. Kesesuaian Perhitungan PPN pada PT. XYZ dengan UU PPN No. 42 Tahun 2009
Berdasarkan Undang-Undang PPN No. 42 Tahun 2009, perhitungan PPN dilakukan dengan cara mengalikan Dasar Pengenaan Pajak (DPP) dengan tarif PPN 10%. Berikut tabel kesesuaian perhitungan PPN Keluaran selama tahun 2012:
Tabel 4 Kesesuaian Perhitungan PPN Keluaran PT. XYZ Tahun 2012 dengan UU PPN No. 42 Tahun 2009 DPP
PPN Keluaran Perusahaan (Rp)
PPN Keluaran Sesuai UU PPN (Rp)
No
Masa Pajak
1
Januari
41.631.994
4.163.199
4.163.199
Sesuai
2
Februari
43.500.000
4.350.000
4.350.000
Sesuai
3
Maret
44.309.249
4.430.925
4.430.925
Sesuai
124
(Rp)
Keterangan
ISSN: 1410 -9875
Tjhai Fung Njit
PPN Keluaran Perusahaan (Rp)
PPN Keluaran Sesuai UU PPN (Rp)
403.249.447
40.324.945
40.324.945
Sesuai
Mei
422.374.032
42.237.403
42.237.403
Sesuai
6
Juni
413.882.726
41.388.272
41.388.273
Sesuai
7
Juli
406.725.341
40.672.534
40.672.534
Sesuai
8
Agustus
417.177.310
41.717.731
41.717.731
Sesuai
9
September
418.648.664
41.864.867
41.864.866
Sesuai
10
Oktober
586.671.256
58.667.126
58.667.126
Sesuai
11
November
429.959.023
42.995.903
42.995.902
Sesuai
12
Desember
427.421.976
42.742.199
42.742.198
Sesuai
4.055.551.018
405.555.104
405.555.102
No
Masa Pajak
4
April
5
Total
DPP (Rp)
Keterangan
Sumber: SPT Masa PPN PT. XYZ
Berdasarkan tabel di atas, perhitungan PPN Keluaran yang dilakukan oleh PT. XYZ selama tahun 2012 telah sesuai dengan Undang-Undang PPN No. 42 Tahun 2009. Kesesuaian Penyetoran PPN pada PT. XYZ dengan UU PPN No. 42 Tahun 2009
Batas akhir penyetoran yang jatuh pada hari sabtu/minggu/libur, maka tanggal berikutnya dijadikan sebagai batas akhir penyetoran PPN. Berikut disajikan tabel penyetoran PPN Kurang Bayar PT. XYZ selama tahun 2012:
Tabel 5 Kesesuaian Penyetoran PPN Kurang Bayar PT. Mandakiro Wastiru Pratama Tahun 2012 dengan UU PPN No. 42 Tahun 2009 No
Masa Pajak
1 2 3 4 5 6
Januari Februari Maret April April Mei
Tanggal Penyetoran Perusahaan 7 Maret 2012 26 Maret 2012 18 April 2012 31 Mei 2012 7 Juni 2012 24 Juni 2012
Batas Akhir Penyetoran Menurut UU PPN 28 Februari 2012 1 April 2012 30 April 2012 31 Mei 2012 31 Mei 2012 1 Juli 2012
Keterangan Tidak sesuai Sesuai Sesuai Sesuai Tidak sesuai Sesuai
125
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 7
No
Masa Pajak
7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
Mei Juni Juni Juli Juli Agustus Agustus September September Oktober Oktober Oktober November November Desember Desember
Tanggal Penyetoran Perusahaan 27 Juni 2012 16 Juli 2012 21 Agustus 2012 16 September 16 September 27 September 18 Oktober 2012 31 Oktober 2012 31 Oktober 2012 29 November 29 November 2 Desember 2012 22 Januari 2013 22 Januari 2013 17 Februari 2013 11 Maret 2013
November 2013
Batas Akhir Penyetoran Menurut UU PPN 1 Juli 2012 31 Juli 2012 31 Juli 2012 2 September 2 September 30 September 30 September 31 Oktober 2012 31 Oktober 2012 2 Desember 2012 2 Desember 2012 2 Desember 2012 31 Desember 31 Desember 3 Februari 2013 3 Februari 2013
Keterangan Sesuai Sesuai Tidak sesuai Tidak sesuai Tidak sesuai Sesuai Tidak sesuai Sesuai Sesuai Sesuai Sesuai Sesuai Tidak sesuai Tidak sesuai Tidak sesuai Tidak sesuai
Sumber: Surat Setoran Pajak PT. XYZ Berdasarkan tabel diatas, penyetoran yang dilakukan PT. XYZ tahun 2012 tidak sesuai dengan UU PPN No. 42 Tahun 2009 pada masa Januari, April (setoran ke 2), Juni (setoran ke 2), Juli, Agustus (setoran ke 2), November, dan Desember. Atas keterlambatan penyetoran tersebut, PT. XYZ seharusnya dikenai sanksi bunga
sebesar 2% per bulan dari jumlah pajak terutang, dihitung mulai tanggal jatuh tempo sampai dengan tanggal pembayaran. Berikut adalah tabel analisis penulis mengenai perhitungan sanksi bunga yang harus dibayar oleh PT. XYZ jika diterbitkan Surat Tagihan Pajak pada akhir bulan Oktober 2012:
Tabel 6 Perhitungan Sanksi Bunga PT. XYZ Tahun 2012 Menurut Analisis Penulis
126
No
Masa Pajak
1
Januari
PPN Terutang (Rp) 4.163.199
2
April
28.075.322
3
Juni
27.792.566
Keterangan Telat 1 bulan Telat 1 bulan Telat 1 bulan
Sanksi Bunga dalam STP Menurut Analisis
83.264 561.506 555.851
ISSN: 1410 -9875
Tjhai Fung Njit
No
Masa Pajak
4
Juli
PPN Terutang (Rp) 12.704.875
5
Juli
26.933.748
6
Agustus
25.121.513
7
November
25.099.209
8
November
16.665.378
9
Desember
24.446.764
10
Desember
17.390.443
Total
208.393.017
Berdasarkan tabel di atas, menurut analisis penulis jumlah sanksi bunga yang harus dibayar untuk tahun 2012 oleh PT XYZ setelah dikeluarkan Surat Tagihan Pajak adalah Rp 4.515.669,-.
Keterangan
Sanksi Bunga dalam STP Menurut Analisis
Telat 1 bulan Telat 1 bulan Telat 1 bulan Telat 1 bulan Telat 1 bulan Telat 1 bulan Telat 2 bulan
254.098 538.675 502.430 501.984 333.308 488.935 695.618 4.515.669
Kesesuaian Pelaporan PPN pada PT. XYZ dengan UU PPN No. 42 Tahun 2009 Berikut disajikan tabel pelaporan PPN PT. XYZ selama tahun 2012:
Tabel 7 Kesesuaian Pelaporan SPT Masa PPN PT. Mandakiro Wastiru Pratama Tahun 2012 dengan UU PPN No. 42 Tahun 2009 No
Masa Pajak
Tanggal
Batas Akhir
Keterangan
1
Januari
Pelaporan 11 Maret 2012
Pelaporan 28 Febuari 2012
Tidak
2
Februari
28 Maret 2012
1 April 2012
Sesuai
3
Maret
19 April 2012
30 April 2012
Sesuai
4
April
25 Juni 2012
31 Mei 2012
Tidak
5
Mei
9 Juli 2012
1 Juli 2012
Tidak
6
Juni
26 Agustus 2012
31 Juli 2012
Tidak
7
Juli
28 Oktober 2012
2 September
Tidak
8
Agustus
28 Oktober 2012
30 September
Tidak
9
September
23 Januari 2013
31 Oktober 2012
Tidak
10
Oktober
23 Januari 2013
2 Desember 2012
Tidak
127
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 7
November 2013
11
November
23 Januari 2013
31 Desember
Tidak
12
Desember
26 Maret 2013
3 Febuari 2013
Tidak
Sumber: SPT Masa PPN PT. XYZ Atas keterlambatan analisis penulis mengenai sanksi pelaporan PPN tersebut, PT XYZ denda yang seharusnya dikenakan seharusnya dikenai sanksi denda kepada PT. XYZ setelah dilakukan sebesar Rp 500.000,-. Berikut pemeriksaan: Tabel 8 Perhitungan Sanksi Denda PT. XYZ Tahun 2012 Menurut Analisis Penulis PPN Terutang (Rp)
Masa Pajak
1
Januari
4.163.199
500.000
2
Februari
4.350.000
-
3
Maret
4.430.925
-
4
April
39.426.814
500.000
5
Mei
41.364.953
500.000
6
Juni
40.624.332
500.000
7
Juli
39.638.623
500.000
8
Agustus
41.007.226
500.000
9
September
40.826.600
500.000
10
Oktober
57.893.764
500.000
11
November
41.764.587
500.000
12
Desember
41.837.207
500.000
397.328.230
5.000.000
Total
Berdasarkan tabel di atas, menurut analisis penulis jumlah sanksi denda yang harus dibayar oleh PT. XYZ atas keterlambatan pelaporan PPN untuk tahun 2012 setelah dilakukan pemeriksaan adalah Rp 5.000.000,-.
128
Sanksi Denda (Rp)
No
Kesesuaian Pencatatan PPN pada PT XYZ dengan Prinsip Akuntansi Perpajakan Selama tahun 2012, kesesuaian pencatatan Pajak Pertambahan Nilai PT. XYZ dengan akuntansi perpajakan yang berlaku secara umum disajikan pada tabel sebagai berikut:
ISSN: 1410 -9875
Tjhai Fung Njit
Masa Desember 2012 Jurnal Penjualan Jurnal PT. XYZ
Jurnal Menurut Akuntansi Pajak
Kas
Kas
PPN Keluaran
PPN Keluaran
Penjualan
Debit
Kredit
Ket.
Rp 42.742.199
Tidak Sesuai
Rp 470.164.175
Rp 427.421.976
Pendapatan Jasa
Jurnal Pembelian
Pembelian
Jurnal Menurut Akuntansi Pajak Pembelian
Rp 9.049.920
PPN Masukan
PPN Masukan
Rp 904.992
Jurnal PT. XYZ
Kas
Kas
Jurnal PPN Kurang Bayar Jurnal Menurut Jurnal PT. XYZ Akuntansi Pajak PPN Keluaran PPN Masukan Hutang PPN
Debit
PPN Keluaran PPN Masukan Hutang PPN
Kredit
Ket.
Sesuai Rp 9.954.912
Debit
Kredit
Ket.
Rp 904.992
Sesuai
Rp 42.742.199
Rp 41.837.207
Jurnal Penyetoran PPN (Bank Negara Indonesia Cabang Tebet) Jurnal Menurut Jurnal PT. XYZ Debit Kredit Akuntansi Pajak Rp Hutang PPN Hutang PPN 41.837.207 Rp Kas Kas 41.837.207
Ket.
Sesuai
129
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 7
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa pencatatan yang dilakukan pada masa Oktober sampai dengan Desember 2012 telah sesuai dengan prinsip akuntansi perpajakan yang berlaku secara umum, kecuali untuk jurnal penjualan seharusnya PT. XYZ mencatat penyerahan jasanya pada akun pendapatan jasa. PENUTUP Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan penulis pada PT. XYZ dalam melakukan perhitungan, pencatatan, penyetoran, dan pelaporan PPN, maka penulis mengambil kesimpulan: 1. Perhitungan PPN yang dilakukan PT. XYZ menggunakan tarif 10% dikalikan Dasar Pengenaan Pajak. PT. XYZ telah melakukan pencatatan atas setiap transaksi yang terjadi. Penyetoran atas setiap PPN Kurang Bayar tahun 2010-2012, beberapa masa telah disetorkan akhir bulan berikutnya setelah masa pajak berakhir, tetapi ada yang melewati akhir bulan berikutnya. Pelaporan SPT Masa PPN tahun 2010-2012, beberapa masa dilaporkan di akhir bulan berikutnya setelah masa pajak berakhir, tetapi ada yang melewati akhir bulan berikutnya. 2. Perhitungan PPN yang dilakukan PT. XYZ tahun 2010-2012 telah sesuai dengan UU PPN No. 42 Tahun 2009, yaitu dengan mengalikan tarif 10% dengan Dasar Pengenaan Pajak. Penyetoran PPN Kurang Bayar PT. XYZ selama tahun 2010-
130
November 2013
2012 sudah sesuai dengan UU No. 42 Tahun 2009, yaitu paling lama akhir bulan berikutnya setelah masa pajak berakhir dan sebelum SPT Masa PPN disampaikan, kecuali pada bulan Febuari-November 2010, Mei 2011 (setoran ke 2), JuniSeptember 2011, Desember 2011, Januari 2012, April 2012 (setoran ke 2), Juni 2012 (setoran ke 2), Juli 2012, Agustus 2012 (setoran ke 2), November 2012, dan Desember 2012 PT. XYZ telah melewati batas waktu penyetoran sehingga tidak sesuai dengan UU No. 42 Tahun 2009. Pelaporan SPT Masa PPN PT. XYZ selama tahun 2010-2012 sudah sesuai dengan UU No. 42 Tahun 2009, yaitu paling lama akhir bulan berikutnya setelah masa pajak berakhir, kecuali pada bulan Febuari-November 2010, Febuari-September 2011, Desember 2011, Januari 2012, April-Desember 2012 PT. XYZ telah melewati batas waktu pelaporan sehingga tidak sesuai dengan UU No. 42 Tahun 2009. 3. Kesesuaian pencatatan PPN yang dilakukan PT. XYZ dengan akuntansi perpajakan yang berlaku secara umum. PT. XYZ telah melakukan pencatatan atas setiap transaksi yang terjadi dan telah sesuai dengan akuntansi perpajakan yang berlaku secara umum. Keterbatasan dalam penelitian ini antara lain, data yang digunakan untuk melakukan penelitian ini kurang lengkap, tidak semua faktur pajak setiap masa diberikan perusahaan. Perusahaan hanya memberikan beberapa sample faktur pajak setiap
ISSN: 1410 -9875
bulannya. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dari penelitian ini, penulis mencoba memberikan saransaran yang dapat dipertimbangkan dan bermanfaat
Tjhai Fung Njit
bagi perusahaan, yaitu PT. XYZ sebaiknya memberikan faktur pajak secara lengkap untuk menyempurnakan penelitian ini.
REFERENSI Mardiasmo. 2013. Perpajakan Edisi Revisi 2013. Yogyakarta: Andi. Muljono, Djoko. 2009. PPH dan PPN untuk Berbagai Kegiatan Usaha. Yogyakarta: Andi. Priantara, Diaz. 2012. Perpajakan Indonesia. Jakarta: Mitra Wacana Media. Resmi, Siti. 2012. Perpajakan: Teori dan Kasus Edisi 6-Buku 2. Jakarta: Salemba Empat. Suhartono, Rudi dan Wirawan B. Ilyas. 2010. Ensiklopedia Perpajakan Indonesia. Jakarta: Salemba Empat. Sumarsana, Thomas. 2013. Perpajakan Indonesia: Pedoman Perpajakan yang Lengkap Berdasarkan Undang-undang Terbaru. Jakarta: Indeks Waluyo. 2011. Perpajakan Indonesia Edisi 10-Buku 2. Jakarta: Salemba Empat. Yamin, Mohammad. 2012. Pajak Pertambahan Nilai Jilid 2. Yogyakarta: Graha Ilmu. Undang-Undang Nomor 42 tahun 2009 tentang Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah. Undang-Undang Pajak Lengkap Tahun 2012 Edisi Asli. Jakarta: Mitra Wacana Media.
131
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 7
Halaman ini sengaja dikosongkan
132
November 2013
JURNAL BISNIS DAN AKUNTANSI Vol. 15, No. 1a, Is. 7, November 2013, Hlm. 133-146
ISSN: 1410 - 9875 http: //www.tsm.ac.id/JBA
THE INFLUENCE OF SHORT-TERM DEBT TO CAPITAL, LONG-TERM DEBT TO CAPITAL, DEBT TO EQUITY RATIO, FIRM SIZE, AND ASSET GROWTH TOWARD RETURN ON EQUITY R. WASISTO RUSWIDIONO STIE TRISAKTI
[email protected] Abstract: The purpose of this research are to test and analyze empirically the influence of short-term debt to capital, long-term debt to capital, debt to equity ratio, firm size, and asset growth toward return on equity. This study was also to compare the result of previous research with this research. Sample used in this research is banking companies listed in Indonesia Stock Exchange for period 2004-2012. The purposive sampling is used as sampling technique to obtain 12 companies met the criteria and were analyzed using descriptive statistics and panel data regression with fixed effect model to test the hypotheses. The result of this research shows that short-term debt to capital, debt to equity ratio, firm size, and asset growth influence return on equity, while long-term debt to capital do not influence return on equity. In addition, overall the independent variables influence return on equity simultaneously. Keywords:
Long-term Debt to Capital, Short-term Debt to Capital, Debt to Equity Ratio, Firm Size, Asset Growth, and Return on Equity.
Abstrak: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji dan menganalisis secara empiris pengaruh Short-term Debt to Capital, Long-term Debt to Capita, Debt to Equity Ratio, Firm Size, dan Asset Growth terhadap Return on Equity. Penelitian ini juga membandingkan hasil penelitian sebelumnya dengan penelitian ini. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 20042012 untuk. The purposive sampling digunakan sebagai teknik pengambilan sampel untuk memperoleh 12 perusahaan yang memenuhi kriteria dan dianalisis dengan menggunakan statistik deskriptif dan regresi data panel dengan model yang fixed effect untuk menguji hipotesis. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa utang jangka pendek untuk modal, Debt to Equity Ratio, Firm Size, dan Asset Growth pengaruh Return on Equity, sedangkan Longterm Debt to Capital ke ibukota tidak mempengaruhi Return on Equity. Selain itu, secara keseluruhan variabel independen mempengaruhi Return on Equity secara bersamaan. Keywords:
Long-term Debt to Capital, Short-term Debt to Capital, Debt to Equity Ratio, Firm Size, Asset Growth, and Return on Equity
133
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 7
PENDAHULUAN Fungsi modal yang digunakan oleh Bank sebagai lembaga intermediary untuk memberikan perlindungan kepada nasabah dan untuk mencapai sasaran bak jangka pendek dan jangka panjang dalam rangka meningkatkan nilai perusahaan dan memaksimalkan kekayaan pemilik Bank (investor). Industri perbankan mempunyai peran yang sangat penting dalam mendukung sistem perekonomian suatu negara. Sistem perekonomian yang baik dapat dilihat pada stabilitas sistem keuangannya, dimana tujuan dari sistem keuangan adalah memindahkan dana dari penabung kepada peminjam yang membutukan dana untuk membeli barang dan jasa serta untuk berinvestasi pada faktor produksi sehingga perekonomian dapat tumbuh dan pada akhirnya akan meningkatkan standar kehidupan. Di Indonesia, stabilitas sistem keuangan dipengaruhi oleh kinerja industri perbankan. Hal ini
November 2013
disebabkan, peran dari industri perbankan sebagai mediator yang digunakan oleh Bank Indonesia untuk melakasanakan kebijakan moneter dalam mengatur jumlah uang yang beredar pada lalu-lintas perekonomian. Untuk mengatur jumlah uang yang beredar tersebut, Bank melakukan usahanya dengan menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kembali dalam bentuk kredit dan atau bentukbentuk lainnya. Dengan pengaturan jumlah uang yang beredar tersebut, diharapkan stabilitas sistem keuangan dapat tercapai sehingga perekonomian di Indonesia dapat tumbuh dan standar kehidupan masyarakat akan meningkat. Di pasar modal, perbandingan kinerja industri perbankan dengan industri lain dapat dilihat melalui nilai kapitalisasi pasarnya. Nilai kapitalisasi pasar ini dapat menjelaskan seberapa besar modal yang digunakan oleh perusahaan dalam menjalankan kegiatan bisnisnya.
Tabel 1 Perbandingan Kapitalisasi Pasar Sektor Keuangan Market Capitalisation (%) No Finance Sector 2008 2009 2010 2011 2012 1. Bank 95,80 93,97 94,38 92,39 92,58 2. Financial Institution 1,40 2,00 2,45 2,62 1,87 3. Securities Company 0,57 0,39 0,30 0,31 0,61 4. Insurance 1,09 1,02 1,06 0,80 0,96 5. Investment Fund 0 0 0 0 0 6. Others 1,14 2,62 1,81 3,88 3,98 Totals 100 100 100 100 100 Sumber: Data IDX Statistic 2008-2012. Pada tabel 1 tersebut lain, artinya jumlah modal terlihat bahwa Bank mempunyai digunakan oleh Bank lebih nilai kapitalisasi pasar tertinggi dibandingkan dengan modal dibandingkan dengan industri yang digunakan oleh perusahaan
134
yang besar yang lain.
ISSN: 1410 -9875
Fungsi modal bagi Bank adalah memberikan perlindungan kepada masyarakat dan meningkatkan kepercayaan masyarakat kepada bank. Oleh karena itu, penggunaan modal bank sangat penting untuk diperhatikan agarbank sebagai lembaga kepercayaan masyarakat tidak mengalami kejatuhan (pailit), semakin besar modal yang digunakan oleh bank, diharapkan semakin tinggi keuntungan yang diperoleh, sehingga massyarakat semakin aman dan yakin dalam menitipkan dananya kepada bank. Modal yang digunakan oleh bank dapat berasal dari utang dan ekuitas. Kombinasi antara utang dan ekuitas disebut sebagai struktur modal. Struktur modal yang digunakan oleh perusahaan dapat mempengaruhi nilai perusahaan yang tercermin pada profitabilitasnya. Hal ini sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh MM yang menyatakan bahwa struktur modal perusahaan dapat mempengaruhi nilai perusahaan (Coopeland et al. 2005, 559). Bank dengan profitabilitas yang tinggi dapat memberikan jaminan kepada pemegang saham return yang tinggi pula melalui capital gain atau pembayaran dividen. Oleh karena itu, penetapan struktur modal sangat penting untuk memperoleh return maksimal. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mengetahui profitabilitas perusahaan adalah dengan mengukur rasio ROE. ROE menunjukkan tingkat pengembalian yang diterima oleh investor atas sejumlah modal tertentu yang diinvestasikan pada perusahaan. Angka ROE yang tinggi akan menarik investor untuk berinvestasi pada perusahaan yang akan
R. Wasisto Ruswidiono
meningkatkan penerimaan perusahaan atas peluang investasi yang baik dan manajemen biaya yang efektif. Semakin tinggi ROE yang dihasilkan oleh perusahaan maka semakin tinggi pula nilai perusahaan di mata investor. Berdasarkan pemaparan diatas, maka pertanyaan penelitiannya adalah Apakah STDTC, LTDTC, TDTC, SIZE, dan AG baik secara parsial ataupun secara bersamasama mempunyai pengaruh terhadap ROE? RERANGKA TEORITIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Struktur Modal Teori Modigliani dan Miller Teori struktur modal modern yang pertama yang diperkenalkan oleh Modigliani dan Miller (1958) adalah irrelevant capital structure. Mereka berpendapat bahwa struktur modal tidak relevan (tidak mempengaruhi nilai perusahaan) dimana nilai perusahaan yang menggunakan utang dengan perusahaan yang tidak menggunakan utang adalah sama. Teori MM tanpa pajak dianggap tidak realistis. Kemudian pada tahun 1963, Modigliani dan Miller mempublikasikan sebuah artikel untuk memperbaiki model awal mereka dengan memperhitungkan adanya pajak perseroan (akan tetapi tetap mengabaikan pajak perorangan). Pajak dibayarkan kepada pemerintah, yang berarti merupakan aliran kas keluar. Utang dapat digunakan untuk menghemat pajak, karena bunga yang dibayarkan kepada kreditur dapat digunakan sebagai pengurang pajak. Ada 2 kesimpulan dalam teori MM dengan pajak perusahaan
135
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 7
(Copeland et al. 2005, 559-570), yaitu: a. Nilai dari perusahaan yang berutang sama dengan nilai dari perusahaan yang tidak berutang ditambah dengan nilai sekarang penghematan pajak (present value of tax shield) karena bunga utang. Implikasinya adalah pembiayaan dengan utang sangat menguntungkan. b. Biaya modal saham akan meningkat dengan semakin meningkatnya utang, akan tetapi penghematan pajak juga akan lebih besar. Implikasinya adalah penggunaan utang yang semakin banyak akan meningkatkan biaya modal saham, akan tetapi biaya modal rata-rata tertimbangnya menurun sebagai akibat dari peningkatan penghematan pajak. Dengan demikian, menggunakan utang yang lebih banyak dapat berarti menggunakan modal yang lebih murah. Pecking Order Theory Myers dan Majluf (1984) dalam Muritala (2012) menyatakan bahwa perusahaan memprioritaskan penggunaan sumber-sumber pembiayaan sesuai dengan kebutuhan usaha. Penggunaan dana yang berasal dari ekuitas adalah cara terakhir perusahaan dalam melakukan pembiayaan terhadap proyek yang membutuhkan dana lebih besar. Hal ini dilakukan berdasarkan pertimbangan adanya informasi asimetris antara perusahaan dengan pasar modal. Di samping itu, Gitman dan Zutter (2012, 534), juga menyatakan bahwa pecking order theory tidak mengindikasikan target struktur modal, melainkan menjelaskan urutan (hierarki)
136
pendanaan. ditentukan investasi.
November 2013
Kebutuhan dana oleh kebutuhan
Signaling Theory Gitman dan Zutter (2012, 534) menjelaskan mengenai teori sinyal sebagai konsep bahwa perusahaan dapat mengirimkan sinyal-sinyal tertentu kepada investor melalui keputusan pendanaan yang dilakukan oleh pihak manajemen. Hal ini dikarenakan pihak manajemen mengetahui kondisi dan kinerja perusahaan yang sebenarnya. Return on Equity (ROE) Return on Equity (ROE) merupakan rasio yang menunjukkan persentase laba bersih dari modal (ekuitas) yang digunakan untuk mengetahui return yang didapatkan oleh investor (pemegang saham). Short-term Debt to Capital (STDTC) Short-term Debt to Capital (STDTC) merupakan rasio yang menunjukkan perbandingan antara utang jangka pendek terhadap total modal sebagai indikator dalam pembiayaan jangka pendek yang dapat mempengaruhi risiko dan profitabilitas perusahaan. Long-term Debt to Capital (LTDTC) Long-term Debt to Capital (LTDTC) merupakan rasio yang menunjukkan proporsi penggunaan utang jangka panjang terhadap total modal yang dapat mempengaruhi profitabilitas perusahaan, dimana utang yang digunakan mempunyai periode jatuh tempo lebih dari 1 tahun.
ISSN: 1410 -9875
R. Wasisto Ruswidiono
Debt to Equity Ratio (DER) Debt to equity ratio (DER) adalah rasio yang menunjukkan perbandingan antara utang yang digunakan oleh perusahaan terhadap modal sendiri (ekuitas) untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam melunasi utangutangnya melalui ekuitas. Firm Size (SIZE) Ukuran perusahaan merupakan gambaran kemampuan finansial perusahaan pada periode tertentu yang dapat menentukan kemudahan perusahaan dalam memperoleh dana. Ukuran perusahaan dapat meningkatkan profitabilitas jika perusahaan memperoleh return yang tinggi atas
investasi, mengurangi risiko, menekan biaya.
dan
Asset Growth (AG) Pertumbuhan aset merupakan perubahan total aset yang dimiliki oleh perusahaan yang menggambarkan bagaimana perusahaan menginvestasikan dananya sehingga dapat meningkatkan efisiensi kinerja perusahaan yang tercermin dari profitabilitasnya. Berdasarkan perumusan masalah yang disesuaikan dengan teori dan hasil penelitian sebelumnya, maka dapat dibuat suatu model penelitian sebagai berikut:
Gambar 1 Model Penelitian METODA PENELITIAN Bentuk Penelitian dan Metode Pemilihan Sampel Bentuk penelitian ini merupakan penelitian kausalitas dimana peneliti ingin mengetahui pengaruh dari variabel independen terhadap variabel dependen.
Sampel dipelih dengan menggunakan metode purposive sampling pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI periode 2004-2012, sehingga diperoleh jumlah sampel sebanyak 12 perusahaan (108 pengamatan).
137
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 7
November 2013
Tabel 2 Variabel Penelitian Variabel Dependen Return on Equity (ROE)
Variabel Independen Short-term Debt to Capital (STDTC)
Long-term Debt to Capital (LTDTC)
Debt to Equity Ratio (DER)
Firm Size (SIZE)
Asset Growth (AG)
138
Definisi Operasional
Rumus
Rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba berdasarkan modal tertentu Definisi Operasional Rasio yang diukur dengan membagi short-term debt (utang jangka pendek yang berbunga dan mempunyai periode jatuh tempo tidak lebih dari satu tahun) dengan total capital (total modal). Rasio yang diukur dengan membagi long-term debt (utang jangka panjang yang berbunga dan mempunyai periode jatuh tempo lebih dari satu tahun) dengan total capital (total modal). Debt to equity ratio (DER) merupakan rasio yang menunjukan perbandingan antara utang dengan modal sendiri Firm size (SIZE) dihitung dengan menggunakan logaritma natural dari nilai buku total aset (TA). Pertumbuhan aset adalah persentase perubahan dari nilai bersih total aset pada periode tertentu dengan membandingkan jumlah aset periode sekarang dengan periode sebelumnya
Rumus
ISSN: 1410 -9875
R. Wasisto Ruswidiono
HASIL PENELITIAN Hasil Penelitian dan Pembahasan
Variabel R R-squared Hubungan
Tabel 3 Hasil Analisis Korelasi Variabel Independen terhadap Variabel Dependen ROE STDTC LTDTC DER SIZE –0,591042 –0,568184 0,594889 –0,663869 0,349331 0,322833 0,353893 0,440722 Kuat – Kuat – Negatif Kuat – Negatif Kuat-Positif Negatif
Berdasarkan Tabel diatas dapat diketahui bahwa hubungan antara variabel STDTC terhadap ROE adalah kuat negatif, dimana variasi variabel ROE dapat dijelaskan oleh variasi variabel STDTC sebesar 34,93%, sisanya sebesar 65,07% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak terdapat dalam model regresi. Sementara itu, hubungan antara variabel LTDTC terhadap ROE adalah kuat negatif, dimana variasi variabel ROE dapat dijelaskan oleh variasi variabel LTDTC sebesar 32,28%, sisanya sebesar 67,72% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak terdapat dalam model regresi. Disamping itu, hubungan antara variabel DER terhadap ROE adalah kuat positif, dimana variasi variabel ROE dapat dijelaskan oleh
AG –0,631630 0,398957 Kuat - Negatif
variasi variabel DER sebesar 35,39%, sisanya sebesar 64,61% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak terdapat dalam model regresi, sedangkan hubungan antara variabel SIZE terhadap ROE adalah kuat negatif, dimana variasi variabel ROE dapat dijelaskan oleh variasi variabel SIZE sebesar 44,07%, sisanya sebesar 55,93% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak terdapat dalam model regresi. Terakhir, hubungan antara variabel DAG terhadap ROE adalah kuat negatif, dimana variasi variabel ROE dapat dijelaskan oleh variasi variabel AG sebesar 39,90%, sisanya sebesar 60,10% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak terdapat dalam model regresi,
Tabel 4 Uji t-Statistik Hipotesis ke-1 t-Statistik Prob. Variabel Coefficient C 0,195180 7,660298 0,0000 STDTC –0,006482 –1,968345 0,0489 Sumber: Hasil Pengolahan Data dengan Eviews 7.2 Berdasarkan Tabel 4, nilai tstatistik variabel STDTC sebesar – 1,968345 ≤ –tα/2 = –1,960 berada di daerah penolakan H0 dan p value
sebesar 0,0489 ≤ α 0,05. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan STDTC mempunyai pengaruh negatif terhadap ROE.
139
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 7
November 2013
Tabel 5 Uji t-Statistik Hipotesis ke-2 Variabel Coefficient t-Statistik Prob. C 0,1475414 14,63345 0,0000 LTDTC –0,000670 –0,072789 0,9421 Sumber: Hasil Pengolahan Data dengan Eviews 7.2 Berdasarkan pada Tabel 5 nilai tα 0,05, sehinngga dapat statistik variabel LTDTC sebesar – disimpulkan bahwa H0 tidak dapat 0,072789 ≥ –tα/2 = –1,96 dan ≤ tα/2 = ditolak dan LTDTC tidak 1,96 berada di daerah penerimaan berpengaruh terhadap ROE. H0. Di samping itu, p-value 0,9421 > Tabel 6 Uji t-Statistik Hipotesis ke-3 Variabel Coefficient t-Statistik Prob. C 0,116429 7,302861 0,0000 DER 0,003392 2,138341 0,0351 Hasil uji t-statistik pada Tabel 6 0,0351 ≤ α 0,05. Dengan demikian, menunjukkan nilai t-statistik dapat disimpulkan bahwa H0 variabel DER sebesar 2,138341 ≥ ditolak, sehingga DER mempunyai tα/2 = 1,96 berada di daerah pengaruh positif terhadap ROE. penolakan H0 dengan p-value Tabel 7 Uji t-Statistik Hipotesis ke-4 Variabel Coefficient t-Statistik Prob. C 1,057898 5,195224 0,0000 SIZE –0,050829 –4,475638 0,0000 Sumber: Hasil Pengolahan Data dengan Eviews 7.2 Berdasarkan Tabel 7, nilai tvalue 0,0000 ≤ α 0,05. Sehingga, statistik variabel SIZE sebesar – dapat disimpulkan bahwa H0 4,475638 ≤ –tα/2 = –1,96 dan berada ditolak, sehingga SIZE mempunyai pengaruh negatif terhadap ROE. di daerah penolakan H0 dengan pTabel 8 Uji t-Statistik Variabel AG Variabel Coefficient t-Statistik Prob. C 0,171891 17,38676 0,0000 AG –0,162828 –3,469589 0,0008 Sumber: Hasil Pengolahan Data Dengan Eviews 7.2 Berdasarkan Tabel 8, nilai tvalue 0,0008 ≤ α 0,05. Sehingga, statistik variabel AG sebesar – dapat disimpulkan bahwa H0 3,469589 ≤ –tα/2 = –1,96 dan berada ditolak, sehingga AG mempunyai di daerah penolakan H0 dengan ppengaruh negatif terhadap ROE.
140
ISSN: 1410 -9875
R. Wasisto Ruswidiono
Tabel 9 Hasil Analisis Korelasi Hipotesis ke-6 R 0,745538 R-squared 0,555828 Adjusted Rsquared 0,477732 Sumber: Hasil Pengolahan Data dengan Eviews 7.2 Pada Tabel 9 menunjukkan koefisien korelasi (R) sebesar 0,745538, yang artinya hubungan antara STDTC, LTDTC, DER, AG, dan SIZE terhadap ROE adalah positif dan kuat karena nilainya berada di antara 0,50-0,75. Sementara itu, nilai adjusted R-squares sebesar
0,477732 mempunyai arti bahwa 47,7732% variasi variabel ROE dapat dijelaskan oleh variasi variabel STDTC, LTDTC, DER, AG, dan SIZE, sisanya sebesar 52,2268% dijelaskan oleh variasi variabel lain yang tidak termasuk dalam model regresi.
Tabel 10 Hasil Uji F-Statistik Hipotesis ke-6 Effects Specifications F-statistic 7,117230 Prob. (F-Statistic) 0,000000 Sumber: hasil pengolahan data dengan Eviews 7.2 Berdasarkan Tabel 10, diperoleh nilai F‐statistik sebesar 7,117230 ≥ Fα = 2,31 berada di daerah penolakan H0 dengan p-value 0,0000 ≤ α 0,05. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak, sehingga STDTC, LTDTC, DER, AG, dan SIZE secara bersamasama mempunyai pengaruh terhadap ROE. PENUTUP Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa Short-term debt to capital (STDTC) mempunyai pengaruh yang negatif terhadap return on equity (ROE). Sementara Long-term debt to capital (LTDTC) tidak mempunyai pengaruh terhadap return on equity (ROE). Akan tetapi, Debt to equity ratio
(DER) mempunyai pengaruh yang positif terhadap return on equity (ROE). Sementara itu, Firm size (SIZE) mempunyai pengaruh yang negatif terhadap return on equity (ROE) sedangkan Asset growth (AG) mempunyai pengaruh negatif terhadap return on equity (ROE). Hasil pengujian secara simultan STDTC, LTDTC, DER, SIZE, dan AG mempunyai pengaruh positif terhadap ROE. Keterbatasan dalam penelitian ini adalah: 1. Variabel independen yang digunakan hanya terbatas pada 5 variabel. 2. Terjadi heteroskedastisitas pada variabel debt to equity ratio dan asset growth.
141
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 7
3. Penelitian ini hanya terbatas pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI. Berdasarkan keterbatasan penelitian, maka saran bagi penelitian selanjutnya adalah sebagai berikut: 1. Menambah variabel independen lainnya yang dianggap memiliki pengaruh terhadap return on equity (ROE) pada perusahaan perbankan, seperti inflasi, tingkat suku bunga, rasio CAMEL, faktor pajak, dan lain-lain.
November 2013
2. Untuk mengatasi heteroskedastisitas, peneliti selanjutnya disarankan untuk menggunakan metode generalized least square (GLS) atau dengan melakukan transformasi data. 3. Menggunakan perusahaan perbankan yang tertutup ataupun perusahaan perbankan syariah, sehingga hasil penelitian dapat lebih digeneralisasi pada seluruh sektor perbankan di Indonesia.
REFERENSI Abor, Joshua. 2007. Capital Structure and Financing of SME’s: Empirical Evidence From Ghana and South Africa. PhD diss., Stellenbosch University. Ahmad, Zuraidah, Norhasniza Mohd Hasan Abdullah, and Shashazrina Roslan. 2012. Capital Structure Effect on Firms Performance: Focusing on Consumers and Industrials Sectors on Malaysian Firms. International Review of Business Research Papers. Vol. 8, No. 5: 137-155. Anderson, David R., Dennis J. Sweeney, dan Thomas A. Williams. 2011. Statistics for Business and Economics, 11th Edition. South-Western: Cengage Learning. Atarwaman, Rita J.D. 2011. Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, dan Kepemilikan Manajerial Terhadap Praktik Perataan Laba yang Dilakukan Oleh Perusahaan Manufaktur pada Bursa Efek Indonesia (BEI). Jurnal Ilmu Ekonomi Advantage. Vol. 2, No. 2: 67-79. Brealey, Richard A. Stewart C. Myers. And Franklin Allen. 2006. Corporate Finance, 8th Edition. USA: McGraw-Hill. Breman, Karen dan Joe Knight. 2008. Financial Intelligence for HR Professional. Boston: Harvard Business Review Press. Collin, P.H., dan Peter Collin. 2000. Dictionary of Banking and Finance, 2nd Edition. Middlesex: Peter Collin Publishing Ltd. Copeland, Thomas E., J. Fred Weston, dan Kuldeep Shastri. 2005. Financial Theory and Corporate Policy. United States of America: Pearson Addison Wesley. Downes, John and Jordan E. Goodman. 1998. Dictionary of Finance and Investment Terms. USA: Barron’s Financial Guides. Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 19. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Gitman, Lawrence J. and Chad J. Zutter. 2012. Principles of Managerial Finance. Harlow: Pearson Education.
142
ISSN: 1410 -9875
R. Wasisto Ruswidiono
Goyal, A.M. 2013. Impact of capital Structure on Performance of Listed Public Sector Banks in India. Internationala Journal of Business and Management Invention. Vol.2, Issue.10: 35-43. Gujarati, Demodar N. dan Dawn C. Porter. 2009. Basic Econometrics, 5th Edition. New York: McGraw-Hill. Hair Joseph F. dan William C. Black. 2010. Multivariate Data Analysis: A Global Perspective, 7th Edition. New Jersey: Pearson Education. Harahap, Sofyan Syafri. 2011. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo. 2011. Metode Penelitian Bisnis Unttuk Akuntansi dan Manajemen. Yogyakarta: Fakultas Ekonomika & Bisnis UGM. Irmayanto, Juli. 2002. Bank dan Lembaga Keuangan. Jakarta: Universitas Trisakti. Joni dan Lina. 2010. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal. Jurnal Bisnis dan Akuntansi. Vol. 12, No. 2: 81-96. Khan, Fahad Najeb, Ghulam Shabir Khan Niazi, and Tayyaba Akram. 2013. Impact of Capital Structure on Firm Financial Performance: A Case of The Pakistani Engineering Firms Listed on KSE. International Journal of Information, Business and Management. Vol. 5, No. 5: 218-240. Kusumajaya, Dewa Kadek Oka. 2011. Pengaruh Struktur Modal dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Profitabilitas dan Nilai Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Tesis untuk Memeperoleh Gelar Magister, Universitas Udayana. Libby, Robert, Patricia A. Libby, dan Marc. A. Giullian. 2011. Financial Accounting. New York: Mc. Graw-Hill. Madura, Jeff. 2006. Financial Institutions and Markets, 7th Edition. USA: Thomson South-Western. Manurung, Mandala dan Prathama Rahardja. 2004. Uang, Perbankan, dan Ekonomi Moneter: Kajian Kontekstual Indonesia. Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Margaretha, Farah, dan Aditya Rizky Ramadhan. 2010. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal Pada Industri Manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Bisnis dan Akuntansi. Vol. 12, No. 2: 119-130. Mumtaz, Raheel, Shahnaz A. Rauf, Bashir Ahmed, dan Umara Noreen. 2013. Capital Structure and Financial Performance: Evidence from Pakistan (Kse 100 Index). Journal of Basic and Applied Scientific Research. Vol. 3. No. 4: 113-119. Muritala, Taiwo Adewale. 2012. An Empirical Analysis of Capital Structure on Firms’ Performance in Nigeria. International Journal of Advances in Management and Economics. Vol. 1, Issue.5: 116-124. Naidu, Wesley. 2011. The Implications of Capital Structure Theory and Regulation For South African Banking Institutions. PhD diss., University of Pretoria. Nazir, Mian Sajid, and Talat Afza. 2009. Impact of Aggressive Working Capital Management Policy on Firms’ Profitability. The IUP Journal of Applied Finance. Vol. 15, No. 8: 19-30.
143
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 7
November 2013
Nirajini A. dan Priya KB. 2013. Impact of Capital Structure on Financial Performance of The Listed Trading Companies in Sri Lanka. International Journal of Scientific and Research Publications. Vol. 3, No. 5: 1-9. Nurhasanah. 2012. Pengaruh Struktur Modal Terhadap Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). ILMIAH. Vol. IV, No.31-39. Nurrohim. Hasa KP. 2008. Pengaruh Profitabilitas, Fixed Asset Ratio, Kontrol Kepemilikan, Dan Struktur Aktiva Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan Manufaktur Di Indonesia. Sinergi Kajian Bisnis dan Manajemen. Vol. 10, No. 7: 11-18. Prihadi, Toto. 2012. Analisis Laporan Keuangan Lanjutan: Proyeksi dan Valuasi. Jakarta: PPM Manajemen. Reilly, Frank K. and Keith C. Brown. 2006. Investment Analysis and Portofolio Management, 8th Ediation. USA: Thomson South-Western. Rose. Peter S. 2003. Money and Capital Markets, 7th Edition. Boston: McGrawHill. Sanders, Donald H. dan Robert K. Smith. 2000. Statistic: A First Course Sixth Edition. New York: McGraw-Hill Saeed, Muhammad Muzaffar., Ammar Ali Gull, and Muhammad Yasran Rasheed. 2013. Impact of Capital Structure on Banking Performance (A Case Study of Pakistan). Interdisciplinary Journal of Contemporary Research in Business. Vol. 4, No. 10: 393-403. Sarwono, Jonathan. 2011. Buku Pintar IBM SPSS Statistics 19. Jakarta: Elex Media Komputindo. Sawir, Agnes. 2004. Kebijakan Pendanaan dan Restrukturisasi Perusahaan. Jakarta: Pustaka Utama. Siamat, Dahlan. 2004. Manajemen Lembaga Keuangan, Edisi Keempat. Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Siamat, Dahlan. 2005. Manajemen Lembaga Keuangan, Edisi Kelima. Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Siegel, Joel G. dan Jae K. Shim. 2000. Dictionary of Accounting Terms, 3rd Edition. New York: Barons Educational. Subramanyam, KR. and John J. Wild. 2009. Financial Statement Analysis. Singapore: McGraw-Hill. Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta. Susanti, Eva, Islahuddin, dan Muhammad Arfan. 2012. Pengaruh Profitabilitas, Financial Leverage, dan Acid Test Ratio Terhadap Dividen Tunai Pada Perusahaan Industri Dasar dan Kimia yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2010. Jurnal Akuntansi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala. Vol. 2, No. 1, 53-63. Taani, Khalaf. 2013. Capital Structure Effects on Banking Performance: A Case Study of Jordan. International Journal of Economics, Finance and Management Sciences. Vol. 1, No. 5: 227-233. Tandiontong, Mathius., Fentri Sitanggang, Verani Carolina. 2010. Pengaruh Biaya Kualitas Terhadap Tingkat Profitabilitas Perusahaan (Studi Kasus pada The Majesty Hotel and Apartment, Bandung). Akurat Jurnal Ilmiah Akuntansi No.2 Tahun ke-1 Mei – Agustus.
144
ISSN: 1410 -9875
R. Wasisto Ruswidiono
Thygerson, Kenneth J. 1993. Financial Markets and Institutions: A Managerial Approach. USA: Harper Collins College Publisher. Turkson, Anthony Hercules. 2011. Capital Structure and Profitability of Selected Non-Fianancial Firms on The Ghana Stock Exchange. PhD diss., University of Cape Coast. Widarjono, Agus. 2013. Ekonometrika: Pengantar dan Aplikasinya, Edisi Keempat. Yogyakarta: UPP STIM YKPN. Widodo, Pamuji Wahya. 2004. Pengaruh Faktor-Faktor Growth, Standar Deviasi Growth, Fixed Asset, Size, dan Return on Equity Terhadap Price Earnings Ratio di Buarsa Efek Jakarta Tahun 1997-2002. Thesis. Universitas Indonesia. Wira, Desmond. 2011. Analisis Fundamental Saham. Jakarta: Exceed. Yusralaini, Hasan Amir, dan Amelga Helen. 2009. Pengaruh Perputaran Modal Kerja, Struktur Modal, Umur Perusahaan, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Automotive and Allied Product di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Ekonomi. Vol. 17, No.3: 35-48. Zhao, Jianmei., Ani L. Katchova, dan Peter J. Barry. 2004. Testing the Pecking Order Theory and The Signalling Theory for Firm Business. Selected Paper Prepared for Presentation at the American Agricultural Economics Association Annual Meeting, July 1-4, in Denvier, Colorado. Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998. Surat Keputusan Menteri Keuangan RI No. 792 Tahun 1990.
145
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 7
Halaman ini sengaja dikosongkan
146
November 2013