Vol. 16, No. 1a, Is. 4
November 2014 DAFTAR ISI
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pembayaran Dividen Pada Perusahaan Non Keuangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Ita Trisnawati dan Dicky Supriatna ........................................... 1 Analisis Fundamental Variabel-Variabel Yang Mempengaruhi Retrun Saham Di Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Paulina Sutrisno ..................................................................21 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Audit Lilly Nilawati ......................................................................33 The Influence Of Dividend Payout Ratio, Earnings Per Share, Return On Asset, Asset Growth, And Gross Domestic Product Toward Market Price Of Stock On Banking Companies Listed In Indonesian Stock Exchange Erika Djimena Arilyn dan Mahmudin Muslim ................................49 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Lamanya Penyelesaian Audit Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Ignes Januar Cahyadi ...........................................................59 The Effect Of Satisfaction, Trust, And Net Benefits To Repurchase Intention Klemens Wedanaji P ............................................................69 Pengaruh Profitability, Non-Debt Tax Shield, Asset Structure, Size, Age, Growth, Risk Terhadap Struktur Modal Maris Agung P .....................................................................79 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengungkapan
Sukarela Padaperusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia Dine Ranette ......................................................................97 Pengaruh Existence Needs, Relatedness Needs, Dan Growth Needs Terhadap Loyalitas Karyawan Mursydi Prihantono .................................................................. 111 Pengaruh Karakteristik Perusahaan Dan Peran Media Terhadap Corporate Social Responsibility Disclosure Kartina Natalylova ................................................................... 121 Variabel-Variabel Yang Mempengaruhi Penerimaan Opini Audit Unqualified With Explanatory Paragraph M. Arief Effendi ...................................................................... 137
Vol. 16, No. 1a, Is. 4
November 2014
KEBIJAKAN EDITORIAL DAN PEDOMAN PENULISAN ARTIKELS Kebijakan Editorial JURNAL BISNIS DAN AKUNTANSI, JBA diterbitkan oleh Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (P3M) Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) TRISAKTI secara berkala setiap tahun dua kali (Juni dan Desember). Tujuan penerbitan JBA adalah untuk menyebarluaskan informasi hasil karya tulis ilmiah kepada akademisi dan praktisi yang menaruh minat pada bidang bisnis dan akuntansi. JBA menerima kiriman artikel yang ditulis dalam bahasa Indonesia atau bahasa Inggris. Artikel yang dikirim ke JBA tidak dikirimkan atau telah dipublikasikan dalam jurnal lain. Penentuan artikel yang dimuat dalam JBA dilakukan melalui proses blind review oleh mitra bestari dengan mempertimbangkan aspek-aspek antara lain terpenuhinya persyaratan baku untuk publikasi jurnal ilmiah dan kontribusi artikel terhadap pengembangan profesi dan pendidikan bisnis dan akuntansi. Editor bertanggungjawab untuk memberikan telaah konstruktif terhadap artikel yang akan dimuat dan (jika dipandang perlu) menyampaikan hasil evaluasi artikel kepada penulis. Artikel yang diusulkan untuk dimuat pada JBA disarankan untuk mengikuti pedoman penulisan artikel yang dibuat oleh Editor. Artikel dapat dikirim dalam bentuk : Compact Disk (CD) dan cetakan (hardcopy) dua eksemplar ke alamat Editor JBA : Gedung Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Trisakti Jl. Kyai Tapa No. 20 Grogol, Jakarta 11440 Telp. (021)5666717 Fax : (021)5635480 E-mail :
[email protected] Pedoman Penulisan Artikel Berikut ini ketentuan-ketentuan mengenai bentuk tulisan, sistimatika penulisan, abstrak, format, tabel, gambar, kutipan dan referensi yang
digunakan sebagai pedoman minimal untuk penulisan artikel yang akan dimuat pada JBA. A. BENTUK TULISAN Semua tulisan dalam bentuk esai atau uraian disertai judul sub bab (heading) masing-masing bagian, kecuali bagian pendahuluan yang disajikan tanpa judul sub bab. Peringkat judul sub bab dicetak tebal ( bold) dan penulisan tidak disertai urutan angka. Penulisan judul sub bab sebagai berikut: PERINGKAT 1 (huruf besar semua dan rata tengah) Peringkat 2 (huruf besar-kecil dan rata tepi kiri) Peringkat 3 (huruf besar-kecil dicetak miring dan rata tepi kiri) B. SISTIMATIKA PENULISAN Sistimatika penulisan artikel yang merupakan hasil penelitian terdiri empiris dari 1) Judul, nama penulis, institusi penulis, alamat institusi dan email penulis, 2) Abstrak, 3) Pendahuluan yang menguraikan isu penelitian, motivasi penelitian, rumusan masalah dan tujuan, rerangka Teoritis dan pengembangan hipotesis (jika ada) yang memaparkan rerangka teoritis sebagai landasan logis untuk mengembangkan hipotesis atau model penelitian, 4) Metoda Penelitian yang memuat metoda pemilihan sampel dan pengumpulan data, definisi operasional dan pengukuran variabel, 5) Hasil penelitian yang menguraikan analisis data dan pembahasan temuan penelitian, 6) Penutup yang berisi simpulan, implikasi, keterbatasan penelitian dan saran untuk peneltian selanjutnya, serta 7) Referensi. C. ABSTRAK Setiap artikel harus menyajikan satu paragraf Abstrak pada awal tulisan yang terdiri ±200 kata (disajikan dalam bahasa Inggris dan Indonesia). Abstraksi memuat ringkasan pendahuluan (apa permasalahannya?), metoda atau bahan (bagaimana melakukannya?), hasil (apa temuannya?) dan diskusi (apa maknanya?) yang tujuannya memberi penjelasan ringkas kepada pembaca sebelum membaca materi artikel secara lengkap. Abstrak sebaiknya diikuti dengan minimal empat keywords untuk memudahkan penyusunan indeks artikel. D. FORMAT 1. Judul artikel terdiri dari ±15 kata. 2. Artikel sebaiknya diketik dengan spasi dobel pada kertas A4 (8,27” x 11,69”), kecuali untuk kutipan langsung yang panjang (lebih dari tiga setengah ketikan) diketik spasi tunggal dengan bentuk berinden (indented style). 3. Artikel sebaiknya terdiri tidak lebih dari 7.000 kata (dengan jenis huruf time new roman ukuran 12) atau maksimal 20 halaman A4 termasuk tabel dan gambar. 4. Marjin atas 4cm, bawah 3cm, kiri 4cm dan kanan 3cm dari badan teks. 5. Halaman muka (cover) setidaknya menyebutkan judul artikel dan identitas penulis. 6. Semua halaman termasuk tabel, gambar dan referensi diberikan nomor urut halaman.
7. Apabila artikel yang dikirimkan merupakan hasil penelitian dengan menggunakan data primer, harap disertakan angket atau instrumen atau kuisioner. 8. Angka, lafalkan angka dari satu sampai dengan sepuluh, kecuali jika digunakan dalam tabel dan ketika digunakan dalam unit atau kuantitas matematis, statistik, keilmuan atau teknis seperti jarak, bobot dan ukuran. Misalnya: 4 hari, 5 kilometer, 25 tahun. Semua angka lainnya disajikan secara numerik. Umumnya kalau dalam perkiraan, angka dilafalkan; misalnya: kira-kira sepuluh tahun. 9. Persentase dan pecahan desimal, untuk penggunaan yang bukan teknis gunakan kata persen dalam teks; untuk penggunaan teknis gunakan simbol %. 10. Persamaan, persamaan harus diberi nomer dalam kurung dengan penulisan rata marjin kanan. E. TABEL DAN GAMBAR 1. Tabel ditulis kembali (rewrite) bukan merupakan hasil copy paste dari hasil statistik dan diisi data yang sesuai dengan pembahasan artikel. 2. Sumber tabel dicantumkan di bagian akhir tabel dengan inden sesuai batas kiri tabel. 3. Judul tabel diletakkan di atas tabel sedangkan judul gambar diletakkan di bawah gambar. 4. Tabel dan gambar diletakkan pada halaman tersendiri umumnya diletakkan di akhir setelah referensi. Penulis cukup menyebutkan pada bagian di badan teks untuk mencantumkan tabel dan gambar. 5. Pembuatan tabel menghilangkan garis vertikal, sedangkan garis horizontal hanya pada judul kolom dan akhir tabel. 6. Setiap tabel dan gambar diberikan nomor urut, judul yang sesuai dengan isi tabel, gambar dan sumber kutipan. F. KUTIPAN DAN REFERENSI 1. Kutipan dalam teks sebaiknya ditulis di antara kurung buka dan kurung tutup yang menye-butkan nama akhir penulis, tahun tanpa koma dan nomor halaman jika dipandang perlu. Contoh: a. Satu sumber kutipan dengan satu penulis (Jones 1987), jika disertakan nomor halaman (Jones 1987: 115) b. Satu sumber kutipan dengan dua penulis (Jones dan Freeman 1973) c. Satu sumber kutipan dengan lebih dari dua penulis (Jones dkk. 1985) d. Dua sumber kutipan dengan penulis yang berbeda (Jones 1987, Freman 1986) e. Dua sumber kutipan dengan penulis yang sama (Jones 1985, 1987), jika tahun publikasi sama (Jones 1985a, 1985b) f. Sumber kutipan yang berasal dari pekerjaan suatu institusi sebaiknya menyebutkan akronim institusi yang bersangkutan (IAI 1994). 2. Setiap artikel harus memuat referensi (hanya yang menjadi sumber kutipan), dengan ketentuan penulisan sebagai berikut: a. Referensi disusun alfabetik dengan nama penulis atau nama institusi b. Susunan setiap referensi:
1 Artikel dalam jurnal: nama penulis. tahun terbit. judul artikel. nama jurnal atau penerbit, volume, nomor (bulan publikasi), halaman, (alamat web dan tanggal diaksesnya web jika referensi dari internet). 2 Buku: nama penulis. tahun terbit. judul buku teks. tempat terbit: nama penerbit. 3 Artikel dalam prosiding: nama penulis. tahun terbit. judul artikel. nama pertemuan ilmiah, tempat pertemuan, tanggal pertemuan, halaman, (alamat web dan tanggal diaksesnya web jika referensi dari internet). 4 Skripsi, tesis dan disertasi: nama penulis, tahun terbit, judul, skripsi/tesis/disertasi, tempat institusi: nama institusi, (alamat web dan tanggal diaksesnya web jika referensi dari internet). 5 Surat kabar: nama penulis, tanggal bulan tahun terbit, judul, nama surat kabar atau penerbit, halaman (kolom), (alamat web dan tanggal diaksesnya web jika referensi dari internet). Contoh: Abdolmohammadi, M.J. dan J. Shanteau. 1992. Personal Attributes of Experts Auditors. Organizational Behavior and Human Decision Process, Vol.53 (November). Griffith, A.I. 1995. Coordinating Family and School: Mothering for Schooling. Education Policy Analysis Archives, Vol.3, No.1, (http://olam.ed.asu.edu/epaa/, 12 Februari 1997). Hadiyati, Rofiqoh. 19 Juni 2008. Membaca "Menu Kebutuhan" di antara Daftar Belanja. Detikcom, (http://suarapembaca.detik.com/index.php/detik.read/, 24 Juni 2008). Hilton, Ronald W. 1997. Managerial Accounting, 4th Edition. New York: Irwin, Mc Graw Hill Companies. Indriantoro, N. 1993. The Effect of Participative Budgeting on Job Performance and Job Satisfaction with Locus of Control and Curtural Dimensions as Moderating Variables. Ph.D. Dissertation. Lexington: University of Kentucky. Porcano, T.M. 1984a. Distrutive justice and tax policy. The Accounting Review, Vol.59 (Oktober), hlm.619-636. . 1984b. The perceived effects of tax policy on corporate investment intentions, The Journal of the American Taxation Association, vol.6 (Fall), hlm.7-19. Susanto, Y.K. 2007. Pengaruh Partisipasi Anggaran dan Ketidakpastian Tugas terhadap Hubungan antara Penggunaan Informasi Akuntansi untuk Evaluasi Kinerja dan Perilaku Managerial. Proceedings the 1st Accounting Conference, Faculty of Economics Universitas Indonesia, Depok, 7–9 November, hlm.1-17.
JURNAL BISNIS DAN AKUNTANSI Vol. 16, No. 1a, Is. 4, November 2014, Hlm. 1-20
ISSN: 1410 - 9875 http: //www.tsm.ac.id/JBA
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBAYARAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN NON KEUANGAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA ITA TRISNAWATI dan DICKY SUPRIATNA STIE Trisakti
[email protected] Abstract: The purpose of this study was to determine external ownership, internal ownership, company size, profitability, financial leverage, price earnings ratio, age of the company and the investment opportunity set against the payment of dividends. Data collected from non-financial companies listed in Indonesia Stock Exchange from 2009 to 2011. The selection of the sample in this research was using a purposive sampling method. Only 60 companies meet the criteria and taken as the sample. This research was analyzed by using multiple regression. The research findings can be summarized as follows. Internal ownership, firm size, financial leverage, firm age have influence to dividend policy. External ownership, profitability, price earnings ratio, investment opportunity set have no influence to dividend policy. Keywords:
External Ownership, Internal Ownership, Firm Size, Profitability, Financial Leverage, Price Earnings Ratio, Firm Age, Investment Opportunity Set
Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk menyelidiki pengaruh dari kepemilikan eksternal, kepemilikan internal, ukuran perusahaan, profitabilitas, financial leverage, rasio price earnings, umur perusahaan, dan set kesempatan investasi terhadap pembayaran dividen. Data dikumpulkan dari perusahaan non keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2009 hingga tahun 2011. Pemilihan sampel menggunakan metode sampling purposive dimana terhadap 60 perusahaan yang memenuhi kriteria. Pengujian hipotesis menggunakan metode regresi berganda. Temuan penelitian adalah sebagai berikut, kepemilikan internal, ukuran perusahaan, financial leverage umur perusahaan mempengaruhi kebijakan dividen. Kepemilikan eksternal, profitabilitas, rasio price earnings, set kesempatan investasi tidak mempengaruhi kebijakan dividen. Keywords:
Kepemilikan Eksternal, Kepemilikan Internal, Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Financial Leverage, Rasio Price Earnings, Umur Perusahaan, Set Kesempatan Investasi.
1
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 16, No. 1a, Is. 4
PENDAHULUAN Dewasa ini perkembangan bisnis di Indonesia maupun di negara lain makin meningkat. Banyak perusahaan berbondongbondong mencari banyak investor untuk membiayai bisnis mereka. Hal ini mereka lakukan agar mereka tidak kekurangan dana dalam menjalankan usahanya. Tidak dapat dipungkiri bahwa pembayaran dividen adalah salah satu hal yang menjadi tujuan dari seorang investor pada saat menanamkan modalnya dalam suatu perusahaan. Tetapi dalam prakteknya di dunia nyata sistem pembagian dividen merupakan suatu hal yang rumit dan membutuhkan banyak pertimbangan dan memiliki faktorfaktor yang harus diperhatikan dalam perencanaanya. Penelitian ini diharapkan dapat meneliti faktor-faktor yang mendasari sebuah perusahaan dalam keputusan pembayaran dividen untuk para pemegang sahamnya. Berdasarkan teori yang menjelaskan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi pembayaran dividen dan makin berkembangnya minat masyarakat untuk berinvestasi dalam suatu perusahaan, maka peneliti tertarik untuk juga menganalisis faktorfaktor yang mempengaruhi pembayaran dividen suatu perusahaan untuk para investornya. Pada penelitian sebelumnya para peneliti menjadikan variabel pembayaran dividen (dividend payment) sebagai variabel dependennya dan menjadikan variabel jumlah kepemilikan saham pihak eksternal, jumlah kepemilikan pihak intern, ukuran perusahaan, profitabilitas, financial
2
November 2014
leverage, price earnings ratio, umur perusahaan. Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian yang telah dilakukan oleh Al-Makawi (2008). Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah pada penelitian sebelumnya ditujukan untuk meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi pembayaran dividen untuk perusahaan yang terdaftar di negara Yordania; sedangkan penelitian ini ditujukan untuk meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi pembayaran dividen untuk perusahaan non keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Periode penelitian sebelumnya antara tahun 1989 sampai dengan 2003; sedangkan periode penelitian ini antara tahun 2009 sampai dengan 2011. Penelitian sebelumnya menggunakan delapan variabel independen yaitu: rasio dari jumlah pemegang saham biasa pada total saham (jumlah kepemilikan pihak eksternal), jumlah kepemilikan pihak internal, ukuran perusahaan, profitabilitas, financial leverage, price Earnings Ratio, umur perusahaan, dan kuadrat umur perusahaan, menggunakan satu variabel kontrol yaitu efek industri dalam sektor keuangan dan penghitungan untuk variabel dependennya menggunakan variabel dummy; sedangkan dalam penelitian ini menggunakan variabel jumlah kepemilikan pihak eksternal,jumlah kepemilikan pihak internal, ukuran perusahaan, profitabilitas, financial leverage, price Earnings Ratio, umur perusahaan sebagai variabel independen, tetapi pada penelitian ini mengeluarkan variabel kuadrat
ISSN: 1410 -9875
umur perusahaan dan efek industri dalam sektor keuangan dan mengantinya dengan variabel investment opportunity set (Badjra et al, 2012). Dalam penelitian ini menggunakan penghitungan rasio dividen payout ratio untuk penghitungan variabel dependennya. Peneliti menambahkan variabel investment opportunity set dengan anggapan bahwa dengan adanya kesempatan untuk berinvestasi maka diharapkan dapat menaikan kemungkinan suatu perusahaan untuk membagikan dividen dalam suatu perusahaan. Dalam penelitian ini peneliti juga menghilangkan variabel kuadrat umur perusahaan karena peneliti beranggapan bahwa variabel tersebut merupakan jumlah kuadrat dari umur perusahaan. Dalam penelitian ini tidak menggunakan efek industri dalam sektor keuangan karena variabel tersebut merupakan variabel kontrol dan merupakan variabel yang menggunakan industri keuangan dalam penghitungannya. Mengingat bahwa dividen merupakan salah satu hal yang penting dalam pertimbangan seorang investor melakukan investasi, maka penelitian ini mencoba merumuskan masalah penelitian sebagai berikut: 1. Apakah jumlah kepemilikan saham pihak eksternal berpengaruh pada pembayaran dividen? 2. Apakah jumlah kepemilikaan saham pihak internal berpengaruh pada pembayaran dividen? 3. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh pada pembayaran dividen?
Ita Trisnawati Dan Dicky Supriatna
4. Apakah profitabilitas berpengaruh pada pembayaran dividen? 5. Apakah financial leverage berpengaruh pada pembayaran dividen? 6. Apakah price earnings ratio berpengaruh pada pembayaran dividen? 7. Apakah umur perusahaan berpengaruh pada pembayaran dividen? 8. Apakah investment opportunity set berpengaruh pada pembayaran dividen? RERANGKA TEORITIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Teori Signaling Menurut Atmaja, (2011) kenaikan dan penurunan dividen dianggap suatu bukti bahwa investor menyukai dividen dibandingkan dengan capital gain. Teori signaling adalah merupakan sebuah teori yang sulit dibuktikan secara empiris. Menurut bukti empiris yang disebutkan oleh Sjahrial (2010), menunjukan bahwa jika ada kenaikan dividen dalam suatu perusahaan, biasanya kenaikan tersebut sering diikuti dengan kenaikan harga saham. Teori Clientele Effect Menurut Sjahrial (2010), teori clientele effect berisi tentang: 1. Kelompok (clientele) pemegang saham yang berbeda akan memiliki preferensi yang berbeda terhadap preferensi perusahaan. Kelompok pemegang saham yang membutuhkan penghasilan pada saat ini lebih menyukai dividend
3
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 16, No. 1a, Is. 4
payout ratio yang tinggi. Kelompok pemegang saham yang tidak membutuhkan uang saat ini lebih senang jika perusahaan menahan sebagian besar laba bersih perusahaan. 2. Jika ada perbedaan pajak bagi individu (misalnya orang lanjut usia dikenakan pajak lebih ringan) karena pembayaran pajaknya dapat ditunda. Kelompok ini akan senang jika perusahaan membagi dividen yang kecil, maka kelompok pemegang saham yang dikenakan pajak yang lebih tinggi menyukai capital gain dan begitu pula sebaliknya. Teori Perbedaan Pajak Menurut Sjahrial (2010), dalam teori ini para investor mensyaratkan bahwa suatu tingkat keuntungan yang lebih tinggi terjadi pada saham yang memberikan dividen yield yang tinggi dengan capital gain yang lebih rendah dibandingkan dengan saham yang memberikan dividen yield yang rendah dengan capital gain tinggi. Menurut Harjito (2012), jika pajak capital gain lebih kecil dari pajak penghasilan dividen, maka perusahaan akan lebih menguntungkan untuk menahan laba tersebut, dan begitu pula sebaliknya. Dividen Dividen menurut Simatupang (2010), adalah keuntungan bersih setelah dikuragi pajak yang diberikan perusahaan penerbit saham kepada para pemegang saham. Menurut Kieso et al (2011), dividen diartikan sebagai distribusi kas atau saham perusahaan untuk para pemegang sahamnya dalam
4
November 2014
basis prorporsional. Perusahaan yang memiliki tingkat akumulasi laba bersih yang cukup baik, dari periode satu ke periode berikutnya, biasanya memilki potensi untuk membagikan dividen kepada para pemegang sahamnya (Hery 2012). Pembayaran Dividen Tunai Pembayaran dividen tunai merupakan pendistribusian laba perusahaan berupa kas untuk para investor (Kieso et al 2011). Pembayaran dividen tunai merupakan pembayaran dividen paling sering dilakukan oleh sebuah perusahaan. Untuk membayarkan dividen tunai kepada para investor, perusahaan harus memiliki: 1. Ketersediaan laba ditahan. 2. Kas yang cukup. 3. Tindakan resmi dari dewan direksi. Kebijaksanaan Dalam Pembayaran Dividen Menurut Basri et al (2012), kebijaksanaan pembayaran dividen dapat dibagi menjadi: 1. Kebijaksanaan pembayaran dividen yang stabil (Stable dividend policy). 2. Kebijaksanaan pembayaran dividen yang berfluktuasi (Fluctuating dividend policy). 3. Kombinasi antara stable dividend policy dan fluctuating dividend policy. Dividend Payout Ratio Dividend Payout Ratio adalah perbandingan antara dividen yang dibayarkan dengan laba bersih yang didapatkan dan disajikan dalam bentuk presentase (Basri et al 2012). Dengan mengetahui dividen payout ratio investor, akan dapat mengetahui berapa besar
ISSN: 1410 -9875
rasio laba yang dibagikan dari laba per lembar saham yang diperoleh perusahaan (Simatupang 2010). Jumlah Kepemilikan Saham Pihak Eksternal Menurut Al-Makawi (2008), variabel jumlah kepemilikan saham pihak eksternal merupakan variabel dalam pengukuran agency cost. Variabel ini dibuat untuk mengontrol total agency cost dalam suatu perusahaan yang pemiliknya tersebar dan akan cenderung untuk meminta dividend payout ratio yang tinggi (Al-Makawi, 2008). Menurut Dewi (2008), variabel jumlah kepemilikan saham pihak institusi dan blockholder. Pihak blockholder yang dimaksud adalah kepemilikan individu atas nama perorangan di atas lima persen tetapi tidak termasuk dalam kepemilikan managerial perusahaan (Dewi, 2008). Jumlah Kepemilikan Saham Pihak Internal Menurut Al-Makawi (2008) terdapat banyak pendapat yang menjelaskan bahwa jika pihak internal perusahaan menambah jumlah kepemilikan mereka di perusahaan akan menurunkan jumlah agency cost yang dikeluarkan untuk pembayaran dividen. Pihak internal yang dimaksud Al-Makawi (2008) adalah manager, direktur dan executive officer lainnya. Ukuran Perusahaan Menurut Al-Makawi (2008), perusahaan besar biasanya memiliki akses yang lebih baik untuk memasuki pasar modal dan lebih mudah untuk menaikan dana yang dimilikinya dibandingkan
Ita Trisnawati Dan Dicky Supriatna
perusahaan kecil. Menurut Hermunigsih (2008), ukuran perusahaan yang besar akan secara tidak langsung mempengaruhi perusahaan tersebut untuk melakukan pembayaran dividen untuk para pemegang sahamnya. Menurut Darmawan (2011), ukuran perusahaan merupakan cerminan dari besar kecilnya perusahaan yang nampak dalam nilai total aktiva perusahaan tersebut. Menurut Magdalena et al (2010), jika ukuran suatu perusahaan bertambah maka mengindikasikan bahwa ketergantungan dengan pendanaan internal perusahaan akan semakin berkurang dan perusahaan tersebut lebih mampu membayar dividen dalam jumlah yang banyak. Profitabilitas Menurut Al-Makawi (2008), profitabilitas merupakan hal yang terpenting bagi perusahaan untuk melakukan keputusan pembayaran dividen dalam suatu perusahaan. Menurut Marpaung et al (2009), profitabilitas atau laba merupakan indikator utama yang menunjukan kapasitas perusahaan dalam membayarkan dividennya. Perusahaan yang menghasilkan profit mempu membayar dividen sekaligus menyimpan dana internal berupa laba ditahan (Marpaung et al, 2009). Menurut Darmawan (2011), profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba atau keuntungann dalam kegiatan usahanya melalui penjualan dan investasi. Menurut Ekayanti et al (2012), profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba dalam
5
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 16, No. 1a, Is. 4
hubungan dengan penjualan, total aktiva, maupun modal sediri. Financial Leverage Menurut Al-Makawi (2008), financial leverage digunakan untuk mengetahui pengaruh hutang perusahaan baik hutang jangka panjang maupun hutang jangka pendek terhadap pembayaran dividen perusahaan tersebut. Menurut Deitiana (2009), financial leverage mencerminkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajiban yang ditunjukkan oleh beberapa bagian modal sendiri yang digunakan untuk membayar hutang. Menurut Fahmi (2012), financial leverage yang diukur dengan debt to equity ratio merupakan ukuran yang dipakai dalam menganalisis laporan keuangan untuk memperlihatkan besarnya jaminan yang tersedia untuk kreditor. Menurut Suharli (2006), perusahaan leveraged memiliki peluang investasi yang tidak menguntungkan serta arus kas bebas yang tinggi. Price Earnings Ratio Price earnings ratio merupakan perbandingan antara market price per share dengan earnings per share (Fahmi, 2012). Menurut Fahmi (2012), bagi para investor semakin tinggi price earnings ratio maka pertumbuhan laba yang diharapkan juga akan mengalami kenaikan. Menurut Al-Makawi (2008), price earnings ratio merupakan
6
November 2014
cerminan dari pertumbuhan dan kesempatan investasi perusahaan. Semakin besar price earnings ratio akan memiliki tingkat pertumbuhan yang lebih rendah dibandingkan dengan perusahaan dengan price earnings ratio yang rendah (AlMakawi, 2008). Umur Perusahaan Umur perusahaan merupakan cerminan waktu perusahaan untuk dapat eksis dalam industri. Semakin lama usia suatu perusahaan diindikasikan bahwa perusahaan tersebut memiliki kemungkinan yang besar untuk membayar dividen untuk para pemegang sahamnya (Darmawan, 2011). Investment Opportunity Set Menurut Badjra et al (2012), investment opportunity set didefinisikan sebagai ketersediaan investasi perusahaan di masa yang akan datang yang akan merepresentasikan perkembangan perusahaan. Menurut Ekayanti et al (2012), investment opportunity set merupakan keputusan investasi dalam bentuk kombinasi antara aktiva yang dimiliki dengan pilihan investasi yang akan datang dengan NPV positif. Model Penelitian Berdasarkan variabelvariabel dependen maupun independen yang digunakan dalam penelitian ini maka dapat dirumuskan model dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
ISSN: 1410 -9875
Ita Trisnawati Dan Dicky Supriatna
Jumlah kepemilikan saham pihak internal Jumlah kepemilikan saham pihak eksternal
Ukuran perusahaan Profitabilitas
Pembayaran Dividen
Financial leverage Price Earnings Ratio Umur perusahaan Investment Opportunity Set
Gambar 1 Model Penelitian Pengembangan Hipotesis Menurut model penelitan diatas maka dapat dibuat perumusan hipotesis sebagai berikut: Ha1 Terdapat pengaruh jumlah kepemilikan saham pihak eksternal terhadap pembayaran dividen. Ha2 Terdapat pengaruh jumlah kepemilikan saham oleh pihak internal perusahaan terhadap pembayaran dividen. Ha3 Terdapat pengaruh ukuran perusahaan terhadap pembayaran dividen. Ha4 Terdapat pengaruh profitabilitas terhadap pembayaran dividen.
Ha5 Terdapat pengaruh financial leverage terhadap pembayaran dividen. Ha6 Terdapat pengaruh price earnings ratio terhadap pembayaran dividen. Ha7 Terdapat pengaruh umur perusahaan terhadap pembayaran dividen. Ha8 Terdapat pengaruh investment on set terhadap pembayaran dividen. METODA PENELITIAN Bentuk yang digunakan dalam penelitian ini adalah kausalitas. Penelitian ini bertujuan untuk menujukan pengaruh antara
7
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 16, No. 1a, Is. 4
variabel independen yang terdiri dari jumlah kepemilikan saham pihak eksternal, jumlah kepemilikan pihak internal, ukuran perusahaan, profitabilitas, financial leverage, Price Earnings Ratio, umur perusahaan dan investment opportunity set terhadap variabel pembayaran dividen sebagai variabel dependennya. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan non-keuangan yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia sejak tahun 2009 sampai dengan tahun 2011. Cara pemilihan sampel dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode purposive sampling dengan kriteria: 1. Perusahaan non-keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2009 sampai dengan tahun 2011. 2. Perusahaan non-keuangan yang memperoleh laba selama tahun 2009 sampai dengan tahun 2011. 3. Perusahaan non-keuangan yang melakukan pembagian dividen selama tahun 2009 sampai dengan tahun 2011. 4. Perusahaan non-keuangan yang menerbitkan annual report atau laporan keuangan yang tahun tutup bukunya pada tanggal 31 Desember selama tahun 2009 sampai dengan tahun 2012. 5. Perusahaan non-keuangan yang melakukan transaksi keuangan dengan menggunakan kurs Rupiah selama tahun 2009 sampai dengan tahun 2011. Data dalam penelitian ini adalah data sekunder karena berasal dari angka-angka dari laporan keuangan. Laporan keuangan digunakan untuk meneliti Kepemilikan saham eksternal=
8
November 2014
pengaruh variabel independen yang terdiri dari jumlah kepemilikan saham pihak eksternal, jumlah kepemilikan pihak internal, ukuran perusahaan, profitabilitas, financial leverage, Price Earnings Ratio, umur perusahaan dan investment opportunity set terhadap pembayaran dividen sebagai variabel dependennya. Data yang diperoleh untuk penelitian ini adalah data-data yang berasal dari Indonesia Stock Exchange (IDX). Pembayaran dividen dapat diukur dengan menggunakan penhitungan dividen payout ratio. Rasio ini menunjukan presentase laba perusahaan yang dibayarkan kepada pemegang saham. Menurut Ekayanti et al (2012), penghitungan dividen payout ratio dapat dirumuskan sebagai berikut: DPR=
DPS EPS
Keterangan: DPR : Dividen Payout Ratio DPS : Dividen Per Share EPS : Earnings Per Share Jumlah Kepemilikan Saham Pihak Eksternal menjelaskan tentang rasio jumlah kepemilikan saham yang dipegang/dimiliki oleh masyarakat atau pihak institusional lainnya. Pengukuran variabel ini menggunakan prosentase saham yang diperoleh dari jumlah saham institusional dan kepemilikan oleh blockholder publik dibagi dengan jumlah keseluruhan saham yang beredar (Dewi 2008).
Jumlah kepemilikan eksternal Jumlah saham beredar
ISSN: 1410 -9875
Jumlah Kepemilikan Pihak Internal Perusahaan menjelaskan tentang jumlah kepemilikan internal (dalam hal ini manajer perusahaan) dalam suatu perusahaan. Menurut Dewi (2008), cara penghitungan yang digunakan untuk menghitung variabel ini adalah dengan menggunakan variabel dummy dengan ketentuan D=1 untuk perusahaan yang memiliki kepemilikan internal perusahaan dan D=0 untuk perusahaan yang tidak memiliki kepemilikan internal perusahaan. Ukuran perusahaan menjelaskan tentang ukuran dari sebuah perusahaan. Menurut AlMakawi (2008), ukuran perusahaan diukur berdasarkan natural log dari nilai kapitalisasi pasar. Profitabilitas menjelaskan tentang kemampuan perusahaan menghasilkan laba dalam usahanya. Menurut Dewi (2008), pengukuran untuk menghitung variabel profitabilitas ini dapat menggunakan penghitungan Return on Assets. ROA=
EAT TA
Keterangan: ROA :Return on Assets EAT :Earnings after tax T A :Total Assets Menurut Al-Makawi (2008) dan Deitiana (2009), pengukuran untuk financial leverage adalah dengan cara menghitung debt to equity ratio. Menurut Fahmi (2012), penghitungan debt to equity ratio dapat dilakukan dengan cara: TL DER= TE
Ita Trisnawati Dan Dicky Supriatna
Keterangan: DER :Debt to Equity Ratio T L :Total Liabilities T E :Total Shareholder’s Equity Al-Makawi (2008), berpendapat bahwa variabel price earnings ratio menggambarkan pertumbuhan laba dan investasi dalam suatu perusahaan. Menurut Fahmi (2012), penghitungan untuk memperoleh price earnings ratio adalah sebagai berikut: PER=
MPS EPS
Keterangan: PER :Price Earnings Ratio MPS :Market Price per Share EPS :Earnings Per Share Al-Makawi (2008), menjelaskan bahwa ketika perusahaan menjadi mature memungkinkan kesempatan pertumbuhannya menurun dan menghasilkan penurunan kebutuhan pada capital expenditure. Oleh sebab itu hal ini dapat meningkatkan kesempatan perusahaan utuk melakukan pembayaran dividen. Penghitungan untuk menentukan variabel ini adalah melihat lamanya umur suatu perusahaan dalam menjalankan usaha (Al-Makawi, 2008). Investment Opportunity Set menjelaskan tentang kesempatan untuk berinvestasi dalam suatu perusahaan. Variabel ini dicerminkan dengan menggunakan rasio market to book value of equity. Menurut Badjra et al (2012), penghitungan untuk mencari variabel ini adalah sebagai berikut:
9
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 16, No. 1a, Is. 4
MVE/BVE=
MC TE
Keterangan: MVE/BVE :Rasio Market To Book Value of Equity MC :Kapitaisasi Pasar (lembar saham beredar x harga saham) TE :Total Ekuitas
HASIL PENELITIAN Statistik Deskriptif Variabel Menurut analisa yang telah dilakukan dalam penelitian ini diperoleh hasil dari statistik deskriptif sebagai berikut:
Tabel 1. Statistik Deskriptif Variabel N Mean Standar Deviasi Minimum DPR 180 0,4609 0,6221 0,0085 EKSTERN 180 0,9755 0,0526 0,7438 INTERN 180 0,57 0,496 0 UKURAN 180 28,4828 2,2379 23,2234 PROFIT 180 0,1397 0,1467 0,0137 FILER 180 1,0695 0,9939 0,0943 PER 180 11,6439 9,5511 0,6066 UMUR 180 38,23 22,508 8 IOS 180 2,7896 4,9906 0,0921 Sumber: Perhitungan IBM SPSS ver.19 Tabel 2. Statistik Deskriptif Variabel Frequenc Percent Valid y Percent Valid Tidak memiliki 77 42,8 42,8 kepemilikan internal Memiliki kepemilikan 103 57,2 57,2 internal Total 180 100,0 100,0 Sumber: Perhitungan IBM SPSS ver.19 Menurut data dalam tabel 1 dan 2 di atas dapat diambil kesimpulan bahwa: 1. Variabel pembayaran dividen (DPR) memiliki mean sebesar 0,4609, standar deviasi sebesar 0,6221, minimum sebesar 0,0085, dan maximum sebesar 7,0175. 2. Variabel kepemilikan pihak eksternal perusahaan (EKSTERN) memiliki mean sebesar 0,9755, standar deviasi sebesar 0,0526,
10
November 2014
Maximum 7,0175 1,0000 1 32,7723 1,5012 8,4413 60,6654 155 38,9694
Cumulativ e Percent 42,8 100,0
minimum sebesar 0,7438, dan maximum sebesar 1,0000. 3. Variabel kepemilikan pihak internal perusahaan (INTERN) memiliki mean sebesar 0,57, standar deviasi sebesar 0,496, minimum sebesar 0, dan maximum sebesar 1. 4. Variabel ukuran perusahaan (UKURAN) memiliki mean sebesar 28,4828, standar deviasi sebesar 2,2379, minimum
ISSN: 1410 -9875
Ita Trisnawati Dan Dicky Supriatna
sebesar 23,2234, dan maximum sebesar 32,7723. 5. Variabel profitabilitas (PROFIT) memiliki mean sebesar 0,1397, standar deviasi sebesar 0,1467, minimum sebesar 0,0137, dan maximum sebesar 1,5012. 6. Variabel financial leverage (FILER) memiliki mean sebesar 1,0695, standar deviasi sebesar 0,9939, minimum sebesar 0,0943, dan maximum sebesar 8,4413. 7. Variabel Price Earnings Ratio (PER) memiliki mean sebesar 11,6439, standar deviasi sebesar 9,5511, minimum sebesar 0,6066, dan maximum sebesar 60,6654.
8. Variabel umur (UMUR) memiliki mean sebesar 38,23, standar deviasi sebesar 22,508, minimum sebesar 8, dan maximum sebesar 155. 9. Variabel Investment Opportunity Set (IOS) memiliki mean sebesar 2,7896, standar deviasi sebesar 4,9906, minimum sebesar 0,0921, dan maximum sebesar 38,9694. Uji Kualitas Data Menurut analisa yang telah dilakukan dalam penelitian ini diperoleh hasil dari uji normalitas adalah sebagai berikut:
Tabel 3. Uji Normalitas Data Sebelum Outlier Unstandardized Residual Keterangan N 180 Asymp. Sig. (20.000 tailed) Sumber: Perhitungan IBM SPSS ver.19 Menurut uji statistik kolmogorof-smirnov tabel 3 di atas, nilai sig. (2-tailed)= 0,000 lebih kecil dari α 0,05. maka data tidak berdistribusi normal. Oleh karena itu, dilakukan uji outlier yang bertujuan untuk mengeliminasi data-data yang dapat membuat penelitian ini tidak berdistribusi normal. Batasan yang ditetapkan
data tidak berdistribusi normal peneliti dalam melakukan uji outlier ini adalah > 3 atau < -3. Setelah diakukan uji outlier terdapat sebanyak 19 data yang harus dieliminasi karena telah melebihi batasan yang telah diberikan. Hal tersebut menyebabkan berkurangnya data menjadi 161 data. Setelah dilakukan uji outlier, maka diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 4. Uji Normalitas Data Sesudah Outlier Unstandardized Residual Keterangan N 161 Asymp. Sig. (2-tailed) 0,025 data tidak berdistribusi normal Sumber: Perhitungan IBM SPSS ver.19
11
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 16, No. 1a, Is. 4
Menurut uji statistik kolmogorof-smirnov di atas, nilai sig. (2-tailed)=0,025 lebih kecil dari α 0,05, maka data tersebut tidak berdistribusi normal. Data setelah uji outlier menunjukan bahwa data masih tidak berdistribusi normal, maka penelitian ini kembali menggunakan data semula yaitu data sebelum uji outlier sehingga
November 2014
data yang digunakan sebanyak 180 data.
adalah
Uji Multikolinearitas Menurut analisa yang telah dilakukan, dalam penelitian ini diperoleh hasil dari uji multikolinearitas adalah sebagai berikut:
Tabel 5. Uji Multikolinearitas Tolerance VIF Keterangan EKSTERN 0,645 1,550 tidak terjadi multikolinearitas INTERN 0,763 1,311 tidak terjadi multikolinearitas UKURAN 0,457 2,188 tidak terjadi multikolinearitas PROFIT 0,572 1,749 tidak terjadi multikolinearitas FILER 0,797 1,254 tidak terjadi multikolinearitas PER 0,588 1,701 tidak terjadi multikolinearitas UMUR 0,673 1,486 tidak terjadi multikolinearitas IOS 0,491 2,036 tidak terjadi multikolinearitas Variabel dependen: DPR Sumber: Perhitungan IBM SPSS ver.19 Menurut hasil uji dari 0,1 dan nilai VIF lebih kecil dari 10 yang menunjukan bahwa multikolinearitas yang telah dihasilkan dalam tabel 5, variabel tidak terjadi multikolinearitas kepemilikan pihak eksternal terhadap masing-masing variabel perusahaan (EKSTERN), kepemilikan dalam penelitian ini. pihak internal perusahaan (INTERN), ukuran (UKURAN), Uji Autokorelasi profitabilitas (PROFIT), financial Menurut analisa yang telah leverage (FILER), price earnings dilakukan, dalam penelitian ini ratio (PER), umur (UMUR), dan diperoleh hasil dari uji autokorelasi investment opportunity set (IOS) dengan metode uji bruesch-godfrey memiliki nilai tolerance lebih besar adalah sebagai berikut:
12
Model
Variabel
1
Res_2
Tabel 6. Uji Autokorelasi Sig. Keterangan 0,303
tidak terjadi autokorelasi
ISSN: 1410 -9875
Ita Trisnawati Dan Dicky Supriatna
Variabel dependen: Unstandardized autokorelasi terhadap variabel Residual dalam penelitian ini. Sumber: Perhitungan IBM SPSS ver.19 Uji Heteroskedastisitas Menurut hasil uji Menurut analisa yang telah autokorelasi yang telah dihasilkan dilakukan, dalam penelitian ini dalam tabel 6, nilai sig. Res_2 lebih diperoleh hasil dari uji besar dari α 0,05, hal ini heteroskedastisitas adalah sebagai menunjukan bahwa tidak terjadi berikut: Tabel 7. Uji Heteroskedastisitas Model Variabel Sig. Keterangan 1
(Constant) EKSTERN INTERN UKURAN PROFIT
0,321 0,006 0,017 0,000 0,272
FILER PER
0,006 0,588
UMUR IOS
0,001 0,119
terjadi heteroskedastisitas terjadi heteroskedastisitas terjadi heteroskedastisitas tidak terjadi heteroskedastisitas terjadi heteroskedastisitas tidak terjadi heteroskedastisitas terjadi heteroskedastisitas tidak terjadi heteroskedastisitas
Variabel dependen: ARES_1 Sumber: Perhitungan IBM SPSS ver.19 Menurut hasil uji perusahaan (INTERN), ukuran heteroskedastisitas yang telah (UKURAN), financial leverage dihasilkan, profitabilitas (PROFIT), (FILER), umur (UMUR) karena nilai price earnings ratio (PER), dan sig. dari variabel tersebut lebih investment opportunity set (IOS) kecil dari α 0,05. memiliki nilai sig. lebih besar dari α 0,05, hal ini menunjukan bahwa Uji Hipotesis tidak terjadi heteroskedastisitas Analisis Koefisien Korelasi dalam variabel-variabel tersebut. Menurut analisa yang telah Heteroskedastisitas terjadi pada dilakukan, dalam penelitian ini variabel kepemilikan pihak diperoleh hasil dari analisis eksternal perusahaan (EKSTERN), koefisien korelasi adalah sebagai kepemilikan pihak internal berikut: Tabel 8. Analisis Koefisien Korelasi Model R 1 Sumber: Perhitungan IBM SPSS ver.19 Menurut anilisis koefisien korelasi dalam tabel 8 diperoleh nilai R sebesar 0,380. Nilai R=0,380 jumlahnya lebih kecil dari 0,5,
0,380 maka hubungan antara adalah lemah dan positif.
variabel
13
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 16, No. 1a, Is. 4
November 2014
4.4.4.2 Analisis Koefisien diperoleh hasil dari analisis Dete rminansi koefisien determinansi adalah Menurut analisa yang telah sebagai berikut: dilakukan, dalam penelitian ini Tabel 9. Analisis Koefisien Determinansi Model Adjusted R Square 1 0,105 Sumber: Perhitungan IBM SPSS ver.19 Menurut analisis koefisien (FILER), price earnings ratio (PER), determinansi dalam tabel 4.10 umur (UMUR), dan investment diperoleh nilai adjusted R square opportunity set (IOS) sebesar 10,5% sebesar 0,105 yang berarti variasi dan 89,5% sisanya dijelaskan faktorvariabel dependen pembayaran faktor lain yang tidak terdapat dividen (DPR) dapat dijelaskan oleh dalam model penelitian. variabel independen kepemilikan pihak eksternal perusahaan 4.4.4.3 Uji F (EKSTERN), kepemilikan pihak Menurut analisa yang telah dilakukan dalam penelitian ini internal perusahaan (INTERN), ukuran (UKURAN), profitabilitas maka diperoleh hasil dari uji F (PROFIT), financial leverage adalah sebagai berikut: Tabel 10. Uji F F 3,614
Model Sig. 1 0,001 Variabel dependen: DPR Sumber: Perhitungan IBM SPSS ver.19 Menurut uji F dalam tabel 10 4.4.4.4 Uji t diperoleh nilai sig. sebesar 0,001. Menurut analisa yang telah Nilai sig.tersebut jumlahnya lebih dilakukan, dalam penelitian ini kecil α 0,05, maka model yang diperoleh hasil dari uji t adalah digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut: merupakan model fit. Tabel 11. Uji t Variabel B T Sig. Keterangan (Constant) 0,674 0,690 0,491 EKSTERN 1,857 1,783 0,076 tidak berpengaruh INTERN 0,208 2,049 0,042 berpengaruh UKURAN -0,083 -2,846 0,005 berpengaruh PROFIT -0,412 -1,038 0,301 tidak berpengaruh FILER -0,159 -3,206 0,002 berpengaruh PER 0,003 0,432 0,666 tidak berpengaruh UMUR 0,009 3,823 0,000 berpengaruh IOS 0,023 1,798 0,074 tidak berpengaruh Variabel dependen: DPR Sumber: Perhitungan IBM SPSS ver.19 Dari hasil uji t yang telah dapat diperoleh persamaan regresi dilakukan pada tabel 11 maka sebagai berikut:
14
ISSN: 1410 -9875
Y= 0,674 + 1,857 EKSTERN + 0,208 INTERN – 0,083 UKURAN – 0,412 PROFIT – 0,159 FILER + 0,003 PER + 0,009 UMUR + 0,023 IOS + e Menurut hasil dari uji t pada tabel 11, variabel jumlah kepemilikan saham pihak eksternal (EKSTERN) memiliki nilai sig. 0,076, lebih besar dari α 0,05. Hasil penelitian ini menunjukan Ha1 tidak diterima yaitu variabel jumlah kepemilikan saham pihak eksternal tidak berpengaruh terhadap variabel pembayaran dividen. Variabel jumlah kepemilikan saham pihak internal (INTERN) memiliki nilai sig. 0,042, lebih kecil dari α 0,05. Hasil penelitian ini menunjukan Ha2 diterima yaitu variabel jumlah kepemilikan saham pihak internal berpengaruh terhadap variabel pembayaran dividen. Hal ini menunjukan bahwa semakin besar jumlah kepemilikan pihak internal perusahaan akan mempengaruhi jumlah dividen yang akan dibayarkan oleh suatu perusahaan, karena apabila prosentase kepemilikan pihak internal lebih besar dibandingkan dengan prosentase kepemilikan pihak eksternal, maka keputusan untuk melakukan pembayaran dividen dimiliki oleh pihak internal perusahaan. Variabel ukuran perusahaan (UKURAN) memiliki nilai sig. 0,005, lebih kecil dari α 0,05. Hasil penelitian ini menunjukan Ha3 diterima yaitu variabel ukuran perusahaan berpengaruh terhadap variabel pembayaran dividen. Hal ini menunjukan bahwa semakin ukuran suatu perusahaan akan mempengaruhi jumlah dividen yang akan dibayarkan oleh suatu perusahaan, karena perusahaan dengan ukuran yang besar lebih
Ita Trisnawati Dan Dicky Supriatna
mampu untuk melakukan pembayaran dividen dibandingkan dengan perusahaan yang berukuran kecil. Variabel profitabilitas (PROFIT) memiliki nilai sig. 0,301, lebih besar dari α 0,05. Hasil penelitian ini menunjukan Ha4 tidak diterima yaitu variabel profitabilitas tidak berpengaruh terhadap variabel pembayaran dividen. Hal ini menunjukan bahwa semakin besar jumlah profit yang dihasilkan oleh perusahaan tidak akan mempengaruhi jumlah dividen yang akan dibayarkan oleh suatu perusahaan. Variabel financial leverage (FILER) memiliki nilai sig. 0,002, lebih kecil dari α 0,05. Hasil penelitian ini menunjukan Ha5 diterima yaitu variabel financial leverage berpengaruh terhadap variabel pembayaran dividen. Hal ini menunjukan bahwa jika terjadi kenaikan atau penurunan dalam financial leverage dalam suatu perusahaan akan mempengaruhi jumlah dividen yang akan dibayarkan oleh suatu perusahaan, karena apabila nilai debt to equity ratio yang dimiliki perusahaan terlalu besar akan membuat perusahaan kehilangan kemampuan untuk melakukan pembayaran dividen karena akibat dari jumlah hutang perusahaan kepada pihak ke tiga yang terlalu besar. Variabel price earnings ratio (PER) memiliki nilai sig. 0,666, lebih besar dari α 0,05. Hasil penelitian ini menunjukan Ha6 tidak diterima yaitu variabel price earnings ratio tidak berpengaruh terhadap variabel pembayaran dividen. Hal ini menunjukan bahwa jika terjadi kenaikan atau penurunan dalam jumlah price
15
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 16, No. 1a, Is. 4
earnings ratio suatu perusahaan tidak akan mempengaruhi jumlah dividen yang akan dibayarkan oleh suatu perusahaan. Variabel umur perusahaan (UMUR) memiliki nilai sig. 0,000, lebih kecil dari α 0,05. Hasil penelitian ini menunjukan Ha7 diterima yaitu variabel umur perusahaan berpengaruh terhadap variabel pembayaran dividen, serta arah yang diberikan adalah positif. Hal ini menunjukan bahwa semakin lama suatu perusahaan menjalankan operasinya akan mempengaruhi jumlah dividen yang akan dibayarkan oleh perusahaan tersebut, karena perusahaan yang sudah lama berdiri memiliki kesempatan yang lebih besar untuk melakukan pembayaran dividen dibandingkan dengan perusahaan baru berdiri. Variabel investment opportunity set (IOS) memiliki nilai sig. 0,074 lebih besar dari α 0,05. Hasil penelitian ini menunjukan Ha8 tidak diterima yaitu variabel investment opportunity set tidak berpengaruh terhadap variabel pembayaran dividen. Hal ini menunjukan bahwa semakin besar jumlah kesempatan berinvestasi dalam suatu perusahaan tidak akan mempengaruhi jumlah dividen yang akan dibayarkan oleh perusahaan tersebut.
2.
PENUTUP Berdasarkan hasil penelitian, pengujian terhadap kedelapan hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini, kesimpulannya sebagai berikut: 1. Jumlah kepemilikan eksternal perusahaan tidak berpengaruh
16
3.
November 2014
terhadap pembayaran dividen suatu perusahaan. Hal ini konsisten dengan penelitian Al-Makawi (2008) yang menunjukan bahwa tidak terdapat pengaruh antara jumlah kepemilikan pihak eksternal perusahaan terhadap pembayaran dividen suatu perusahaan. Penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Dewi (2008) bahwa terdapat pengaruh yang negatif antara jumlah kepemilikan eksternal perusahaan terhadap pembayaran dividen suatu perusahaan. Jumlah kepemilikan pihak internal perusahaan berpengaruh terhadap pembayaran dividen suatu perusahaan. Hal ini konsiten dengan penelitian Dewi (2008) yang menunjukan juga bahwa jumlah kepemilikan pihak internal perusahaan berpengaruh terhadap pembayaran dividen suatu perusahaan. Penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Al-Makawi (2008) bahwa tidak terdapat pengaruh antara jumlah kepemilikan internal perusahaan terhadap pembayaran dividen suatu perusahaan. Ukuran perusahaan berpengaruh terhadap pembayaran dividen dalam suatu perusahaan. Hal ini konsisten dengan hasil penelitian Al-Makawi (2008), Hermuningsih (2007), Dewi (2008), Darmawan (2011),
ISSN: 1410 -9875
4.
5.
6.
Khalijah et al (2011) dan Magdalena et al (2010) yang juga menunjukan bahwa terdapat pengaruh antara ukuran perusahaan terhadap pembayaran dividen suatu perusahaan. Profitabilitas tidak berpengaruh terhadap pembayaran dividen suatu perusahaan. Hal ini tidak konsisten terhadap penelitian yang telah dilakukan oleh Darmawan (2011), Marpaung et al (2009), Ekayanti et al (2012), Magdalena et al (2010), Al-Makawi (2008), dan Suharli (2006) yang menunjukan bahwa profitabilitas berpengaruh terhadap pembayaran dividen suatu perusahaan. Financial leverage berpengaruh terhadap pembayaran dividen suatu perusahaan. Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian Al-Makawi (2008) yang berpendapat bahwa financial leverage berpengaruh negatif terhadap pembayaran dividen. Hasil ini tidak konsisten dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Deitiana (2009), dan Suharli (2006) yang menunjukan bahwa financial leverage tidak berpengaruh terhadap pembayaran dividen suatu perusahaan. Price earnings ratio tidak berpengaruh terhadap pembayaran dividen suatu perusahaan. Hal ini konsisten dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Al-Makawi (2008) yang yang juga
Ita Trisnawati Dan Dicky Supriatna
7.
8.
menunjukan bahwa price earnings ratio tidak memiliki pengaruh terhadap pembayaran dividen suatu perusahaan. Hal ini bertentangan dengan penelitian Deitiana (2009) yang menunjukan bahwa price earnings ratio memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pembayaran dividen suatu perusahaan. Umur perusahaan berpengaruh terhadap pembayaran dividen suatu perusahaan. Hal ini konsisten dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Al- Makawi (2008) dan Darmawan (2011) yang sama-sama berpendapat bahwa umur perusahaan memiliki pengaruh terhadap pembayaran dividen suatu perusahaan. Investment opportunity set tidak berpengaruh terhadap pembayaran dividen suatu perusahaan. Hal ini konsisten dengan penelitian yang telah dilakuan oleh Ekayanti et al (2012) dan Badjra et al (2012) yang sama-sama berpendapat bahwa investment opportunity set tidak memiliki pengaruh terhadap pembayaran dividen suatu perusahaan. Hal ini tidak konsisten dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Marpaung et al (2009) yang berpendapat bahwa terdapat pengaruh antara investment opportunity set terhadap pembayaran dividen.
Keterbatasan Seperti penelitian yang lain, penelitian ini juga memiliki beberapa keterbatasan.
17
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 16, No. 1a, Is. 4
Keterbatasan dalam penelitian ini adalah : 1. Dalam penelitian ini hanya terdapat delapan variabel. 2. Penelitian ini hanya mengambil sampel selama tiga tahun periode pengamatan, yaitu tahun 2009 sampai dengantahun 2011. Saran Dari keterbatasan yang ada maka peneliti dapat memberikan saran untuk penelitian berikutnya antara lain:
November 2014
1. Untuk penelitian sebelumnya lebih baik menambahkan juga variabel-variabel seperti pertumbuhan perusahaan (growth), harga saham, perputaran inventori (inventory turnover). 2. Untuk penelitian selanjutnya lebih baik mengambil sampel lebih dari tiga tahun periode pengamatan misalnya selama tahun 2009 sampai dengan tahun 2013.
DAFTAR REFERENSI Al-Makawi, Husam-Aldin Nizar. 2008. Factor Influencing Corporate Dividend Decision: Evidence from Jordanian Panel Data. International Journal Of Business 13. Atmaja, Lukas Setia. 2010. Teori dan Praktek Manajemen Keuangan. Jakarta: Andi. Badjra, Ida Bagus, Cecilia Triana Dewi Lestari Embara, Ni Luh Putu Wiagustini. 2012. Variabel-Variabel Yang Berpengaruh Terhadap Kebijakan Dividen Serta Harga Saham Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Manajemen, Strategi Bisnis, dan Kewirausahaan, Vol. 6, No. 2. Basri dan Indriyo Gitosudarmo. 2012. Manajemen Keuangan. Edisi ke-4. Yogyakarta: BPFE. Darmawan, Ari. 2011. Pengaruh Ukuran Perusahaan, Usia Perusahaan, Leverage, Profitabilitas, Struktur Kepemilikan Saham, Investasi, Peluang Investasi terhadap Dividen, Free Cash Flow. Jurnal Aplikasi Manajemen, Vol. 9, No. 4: 1413-1425. Deitiana, Tita. 2009. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Pembayaran Dividen Kas. Jurnal Bisnis Dan Akuntansi, Vol. 11, No. 1: 57-64. Dewi, Sisca Christianty. 2008. Pengaruh Kepemilikan Managerial, Kepemilikan Institusional, Kebijakan Hutang, Profitabilitas Dan Ukuran Perusahaan terhadap Kebijakan Dividen. Jurnal Bisnis Dan Akuntansi, Vol. 10, No. 1: 47-58. Ekayanti, Ririn Araji dan Haryetti. 2012. Pengaruh Profitabilitas, Investment Opportunity Set, dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan LQ-45 Yang Terdaftar Di BEI. Jurnal Ekonomi, Vol. 20, No. 3. Fahmi, Irfan. 2010. Analisis Laporan Keuangan. Edisi ke-1. Bandung: Alfabeta.
18
ISSN: 1410 -9875
Ita Trisnawati Dan Dicky Supriatna
Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariat Dengan Program IBM SPSS 19 Edisi ke-5. Semarang: Universitas Diponogoro. Harjito, D. Agus. 2012. Dasar-Dasar Teori Keuangan. Edisi ke-1. Yogyakarta: Ekonisia. Hery. 2012. Cara Mudah Memahami Akuntansi Inti Sari Konsep Dasar Akuntansi. Edisi ke-1. Jakarta: Prenada. Hermuningsih, Sri. 2007. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Dividen Payout Ratio Pada Perusahaan Yang Go Pubic Di Indonesia. Jurnal Ekonomi dan Pendidikan, Vol. 4, No. 2. Khalijah dan Isfenti Sadalia. 2011. Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Dividen Per Share Pada Industri Barang Konsumsi di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Ekonom, Vol. 14, No. 4. Kieso, Donald E., Jerry J. Weygant, and Paul D. Kimmel. 2010. Financial Accounting IFRS Edition. United States of America: Wiley. Magdalena, Maria dan Atika Jauharia Hatta H. 2010. Faktor Penentu Kebijakan Dividen: Implikasi Afiliasi Grup Bisnis. Jurnal Solusi, Vol. 5, No. 2. Marpaung, Elyzabet Indrawati dan Bram Hadianto. 2009. Pengaruh Profitabilitas dan Kesempatan Investasi terhadap Kebijakan Dividen: Studi Empirik Pada Emiten Pembentuk Indeks LQ45 di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Akuntansi, Vol. 1, No. 1, Hlm. 70-84. Priyatno, Duwi. 2009. SPSS untuk Analisis Korelasi, Regresi, dan Multivariate. Edisi ke-1. Yogyakarta: Gava Media. Sjahrial, Dermawan. 2010. Manajemen Keuangan Edisi ke-4. Jakarta: Mitra Wacana Media. Simatupang, Mangasa. 2010. Pengetahuan Praktis Investasi Saham Dan Reksa Dana. Edisi ke-1. Jakarta: Mitra Wacana Media. Suharli, Michell. 2006. Studi Empiris Mengenai Pengaruh Profitabilitas, Leverage, Dan Harga Saham Terhadap Jumlah Dividen Tunai (Studi Pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta Periode 20022003). Jurnal Maksi, Vol. 6, No. 2: 243-256.
19
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 16, No. 1a, Is. 4
Halaman ini sengaja dikosongkan
20
November 2014
JURNAL BISNIS DAN AKUNTANSI Vol. 16, No. 1a, Is. 4, November 2014, Hlm. 21-32
ISSN: 1410 - 9875 http: //www.tsm.ac.id/JBA
ANALISIS FUNDAMENTAL VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI RETRUN SAHAM DI PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PAULINA SUTRISNO STIE Trisakti
[email protected] Abstract: The objective of this research is to analyze the effect of fundamental variables such as return on assets, liquidity, gross margin, inventory turnover, accounts receivable turnover and leverage towards stock return. Population in this research is all manufacturing companies listed in Indonesia Stock Exchange during 2009-2012. Samples are obtained through purposive sampling method, in which only 51 of the manufacturing companies listed in Indonesia Stock Exchange meet the sampling criteria and are taken as the samples. Multiple linear regressions and hypothesis testing are used as the data analysis method in this research. Based on hypothesis testing, only inventory turnover that statistically affect on stock return in manufacturing company listed in Indonesia Stock Exchange. Keywords:
Stock Return, Return On Assets, Liquidity, Gross Margin, Inventory Turnover, Accounts Receivable Turnover and Leverage.
Abstrak: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh variabel fundamental seperti return on asset, likuiditas, laba kotor, perputaran persediaan, perputaran piutang dan leverage terhadap return saham. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2009-2012. Sampel diperoleh melalui metode purposive sampling, di mana hanya 51 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia memenuhi kriteria sampling dan diambil sebagai sampel. Regresi linier berganda dan pengujian hipotesis digunakan sebagai metode analisis data dalam penelitian ini. Berdasarkan pengujian hipotesis, hanya perputaran persediaan yang secara statistik mempengaruhi return saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Kata kunci: Return Saham, Return On Assets, Likuiditas, Laba Kotor, Perputaran Persediaan, Perputaran Piutang dan Leverage. dapat bertahan dalam persaingan yang ketat tersebut, setiap perusahaan harus dapat meningkatkan laba perusahaan dengan cara lebih memperkuat struktur modalnya (Astuti, 2010). Terdapat beberapa cara untuk memperoleh modal kerja, salah satu nya adalah melalui pasar
PENDAHULUAN Perkembangan ekonomi di Indonesia dewasa ini semakin pesat. Hal ini dapat dilihat dari pelaku bisnis yang bertambah banyak yang menyebabkan persaingan antar perusahaan semakin ketat. Untuk
21
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 16, No. 1a, Is. 4 modal dengan cara menerbitkan saham atau obligasi. Hardiningsih et al (2002) dalam Wibowo dan Sudarno (2013) menyatakan bahwa investasi yang dilakukan para investor diasumsikan selalu didasarkan pada pertimbangan yang rasional sehingga berbagai jenis informasi diperlukan untuk pengambilan keputusan investasi. Untuk itu investor perlu melakukan analisa dalam menentukan saham yang akan menjadi tujuan investasi sesuai dengan keuntungan yang diharapkan. Terdapat dua tipe analisa saham, yaitu analisa teknikal dan analisa fundamental. Analisa teknikal merupakan suatu teknik analisis yang digunakan untuk memprediksi tren harga saham dengan cara mengamati perubahan harga di waktu yang lalu. Analisa fundamental adalah studi tentang ekonomi, industri, dan kondisi perusahaan untuk memperhitungkan nilai perusahaan (Susilowati, 2010). RERANGKA TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS Teori Signaling Menurut Brigham (2005) dalam Susilowati (2011) teori sinyal menjelaskan bagaimana para investor memiliki informasi yang sama tentang prospek perusahaan. Teori sinyal ini juga membahas bagaimana seharusnya sinyal-sinyal keberhasilan atau kegagalan managemen (agent) disampaikan kepada pemilik modal (principle). Teori Pasar Efisien Fama (1970) dalam Godfrey et al (2012) mendefinisikan pasar efisien sebagai pasar dimana harga-harga sekuritas telah mencerminkan semua informasi yang tersedia. Fama (1970) dalam Hartono (2013) menyajikan tiga macam bentuk utama dari efisiensi
22
November 2014
pasar berdasarkan ketiga macam bentuk informasi yaitu efisiensi pasar bentuk lemah, efisiensi pasar bentuk setengah kuat, dan efisiensi pasar bentuk kuat. Return Saham Menurut Ang (1997) dalam Susilowati (2011) Return adalah tingkat keuntungan yang dinikmati oleh pemodal atas suatu investasi yang dilakukannya. Return dapat berupa return realisasian yang sudah terjadi atau return ekspektasian yang belum terjadi tetapi yang diharapkan akan terjadi dimasa mendatang (Arista dan Astohar, 2012). Komponen return saham sendiri terbagi atas dua jenis yaitu current income (pendapatan lancar) dan capital gain (loss) (keuntungan selisih harga). Analisis fundamental Analisis fundamental adalah metode analisis yang didasarkan pada fundamental ekonomi suatu perusahaan yaitu menghitung nilai intrinsik saham dengan data keuangan perusahaan yang menitikberatkan pada rasio-rasio keuangan perusahaan (Witjaksono, 2012). Return on Assets dan Return Saham Hasil penelitian Saqafi dan Hamidreza (2012), Ulupui (2007), Astuti (2010) dan Zuliarni (2012) menyatakan bahwa Retun On Assets berpengaruh terhadap return saham. Kenaikan Retun On Assets akan berdampak pada peningkatan harga saham. Retun On Assets yang semakin tinggi menunjukan semakin efisien perusahaan dalam memanfaatkan aktiva untuk menghasilkan laba. Hal tersebut akan meningkatkan kepercayaan investor untuk memiliki saham perusahaan sehingga harga saham pun akan meningkat dan akan meningkatkan pula return saham perusahaan. Penilitian Witjaksono
ISSN: 1410 -9875 (2009), Arista dan Astohar (2012), Susilowati (2011), Harjito dan Rangga (2009), Wibowo dan Sudarno (2013) menunjukan bahwa return on assets tidak mempunyai pengaruh terhadap return saham. Ha1 return on assets memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return saham Liquidity dan Return Saham Hasil penelitan yang telah dilakukan oleh Martani et al (2009) dan Elviana (2013) diketahui variabel curent ratio tidak berpengaruh terhadap return saham. Hasil tersebut bertentangan dengan penelitian Saqafi dan Hamidreza (2012) dan Ulupui (2007) menunjukan bahwa curent ratio berpengaruh terhadap return saham. Peningkatan Curent Ratio mengindikasikan perusahaan memiliki kemampuan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Sehingga risiko yang ditanggung oleh perusahaan relatif kecil. Hal ini menjadi daya tarik bagi investor. Peningkatan Curent Ratio mampu mendorong kenaikan harga saham dan menyebabkan return saham juga meningkat. Ha2 Liquidity memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return saham Gross Margin dan Return saham Hasil penelitian Witjaksono (2012) return memiliki pengaruh yang signifikan dengan gross margin. Gross margin yang meningkat menunjukan efisiensi biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan sales. Semakin tinggi efisiensi maka semakin tinggi pula keuntungan yang didapatkan. Semakin meningkatnya gross margin maka daya tarik investor juga semakin tinggi sehingga harga saham akan meningkat dan selanjutnya akan meningkatkan return saham. Penelitian Astuti (2010) dan Saqafi
Paulina Sutrisno dan Hamidreza (2012) gross margin tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return saham. Ha3 Gross margin memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return saham Inventory Turnover dan Return saham Hasil penelitian yang dilakukan oleh Witjaksono (2012) dan Astuti (2010) yang menyatakan bahwa inventory tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return saham. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Saqafi dan Hamidreza (2012) dan Momuat (2005) menyatakan bahwa return saham memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return saham. Peningkatan perputaran persediaan mengindikasikan bahwa efektifitas manajemen persediaan baik. Hal ini dapat mengurangi risiko keusangan persediaan. Semakin kecil risiko perusahaan maka semakin menarik minat investor yang selanjutnya akan meningkatkan harga saham dan juga meningkat kan return atas saham perusahaan yang bersangkutan. Ha4 Inventory Turnover memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return saham Account Receivable Turnover dan Return saham Hasil penelitian yang dilakukan oleh Witjaksono (2012), Astuti (2010), Saqafi dan Hamidreza (2012) account receivable tidak memiiki pengaruh yang signifikan dengan account receivable. Ha5 Accounts Receivable Turnover memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return saham Leverage dan Return Saham Penelitian Saqafi dan Hamidreza (2012) menyatakan bahwa leverage tidak memiliki pengaruh yang
23
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 16, No. 1a, Is. 4 signifikan terhadap return saham. Hasil tersebut bertentangan dengan penelitian Momuat (2005) dan Witjaksono (2012) menyimpulkan bahwa leverage berpengaruh signifikan terhadap return saham. Peningkatan leverage memberikan sinyal negatif bagi investor karena risiko yang akan ditanggung oleh perusahaan besar. Oleh sebab itu peningkatan leverage akan menurunkan minat investor terhadap saham perusahaan. Ha6 Leverage memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return saham Gambar 1 Model Penelitian METODA PENELITIAN Penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling. Adapun kriteria yang digunakan dalam pengambilan sampel adalah Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia berturut-turut dari tahun 2009 sampai
dengan 2012, Perusahaan manufaktur yang menyajikan laporan keuangan per 31 Desember berturut-turut dari tahun 2009 sampai dengan 2012, Perusahaan manufaktur yang menerbitkan laporan keuangan berturut-turut dari tahun 2010 sampai dengan 2012, Perusahaan manufaktur yang laporan keuangannya menggunakan mata uang Rupiah berturut-turut dari tahun 2009 sampai dengan 2012, Perusahaan manufaktur yang sahamnya aktif diperdagangkan (return saham tidak bernilai nol) berturut-turut dari tahun 2011 sampai dengan 2013, Perusahaan manufaktur yang melaporkan laba dalam laporan keuangannya berturut-turut dari tahun 2009 sampai dengan 2012 Return saham dihitung dengan menggunakan rumus capital gain (loss) yang merupakan selisih dari harga investasi sekarang dengan harga investasi periode yang lalu. Perhitungan return menggunakan return harian untuk periode 5 hari sebelum dan 5 hari setelah publikasi laporan keuangan di media masa.
Return saham = Return On Assets mengukur efektifitas perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. ������� ����� ��� ������ �� ������ � ����� ������
Perubahan relatif Return On Assets ini akan menunjukkan kenaikan atau penurunan Return On Assets perusahaan. ∆��� �
���� � ������ ������
Current ratio digunakan untuk mengevaluasi tingkat likuiditas perusahaan dan kemampuannya untuk
24
November 2014
�� � ���� ����
melunasi pendeknya.
kewajiban
������� ����� �
jangka
������� ������ ������� �����������
Perubahan relatif liquidity ini akan menunjukkan kenaikan atau penurunan liquidity perusahaan. ��� � ����� ∆��� � ����� Gross Margin mengukur persentase dari setiap rupiah yang dihasilkan setelah perusahaan membayar biaya produknya. ����� ������ �
����� ������ �����
ISSN: 1410 -9875
Paulina Sutrisno
Perubahan relatif gross margin ini akan menunjukkan kenaikan atau penurunan gross margin perusahaan. ��� � ����� ∆�� � ����� Inventory turnover mengukur berapa kali persediaan dapat terjual selama satu periode tertentu yang tujuannya untuk mengukur likuiditas dari persediaan. ��������� �������� ���� �� ����� ���� � ������� ��������� Perubahan relatif inventory turnover ini akan menunjukkan kenaikan atau penurunan inventory turnover perusahaan. ∆��� �
���� � ������ ������
Accounts Receivable Turnover sendiri dihitung dengan membagi sales dengan rata – rata piutang dagang. ����� ������� ���������� �������� �
������� ������� ����������
Perubahan relatif accounts receivable turnover ini akan menunjukkan kenaikan atau penurunan accounts receivable turnover perusahaan. ��� � ����� ∆�� � ����� Long Term Debt to Equity Ratio merupakan salah satu indikator leverage yang menunjukan struktur modal dan risiko finansial berupa perbandingan antara hutang dan ekuitas pemilik. ���� ���� ���� �������� � ����� ������ Perubahan relatif leverage ini akan menunjukkan kenaikan atau penurunan leverage perusahaan.
∆��� �
���� � ������ ������
Untuk menganalisis pengaruh variabel Return On Assets, Liquidity, Gross Margin, Inventory Turnover, Accounts Receivable Turnover, Leverage terhadap variabel return saham, data diolah menggunakan metoda regresi linier berganda. Pengujian asumsi klasik yang meliputi multikolonieritas, autokorelasi, dan heteroskedastisitas digunakan sebelum melakukan interpretasi hasil akhir penelitian. Data diolah dengan mengunakan SPSS v. 16.0. HASIL PENELITIAN Dari proses pengumpulan data dengan teknik purposive sampling, maka sampel yang layak digunakan (memenuhi kriteria) dalam penelitian ini ada 37 perusahaan Tabel 2 Prosedur Pemilihan Sampel Statistik deskriptif bertujuan untuk memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standard deviasi, maksimum, minimum. Tabel 3 Hasil Pengolahan Statistik Deskriptif Tabel 4 Hasil Uji Normalitas Hasil uji normalitas menunjukan nilai asymp. Sig. sebesar 0,005 (sig<0,05) sehingga dapat disimpulkan data tidak berdistribusi normal. Oleh karena itu peneliti melakukan uji outlier dengan menggunakan kriteria z-score yang bernilai +3 dan terdapat 16 data outlier yang dikeluarkan dari data penelitian. Selanjutnya peneliti melakukan uji normalitas setelah outlier dengan 137 data yang disajikan dalam tabel 5. Tabel 5 Hasil Uji Normalitas Setelah Outlier
25
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 16, No. 1a, Is. 4 Hasil uji normalitas menunjukan nilai asymp. Sig. sebesar 0,006. Nilai asymp. Sig masih lebih kecil dari 0,05 sehingga disimpulkan bahwa data tidak berdistribusi normal. Berdasarkan pertimbangan bahwa data penelitian setelah outlier lebih baik dibandingkan data awal, maka peneliti menggunakan 137 data untuk pengujian statistik. Tabel 6 Hasil Uji Multikolonieritas Hasil uji multikolonieritas menunjukan bahwa variabel Return on assets, liquidity, Gross Margin, Inventory, Accounts Receivable, dan Leverage memiliki nilai tolerance di atas 0,1 dan nilai VIF di bawah 10. Hal ini menunjukan bahwa tidak terjadi multikolonieritas yang berarti tidak terdapat korelasi antar variabel independen. Tabel 7 Hasil Uji Heteroskedastisitas Dalam model ini, variabel Return On Assets, Liquidity, Gross Margin, Inventory, Accounts Receivable, dan Leverage memiliki nilai sig. yang lebih besar dari 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas yang berarti tidak adanya kesamaan varians pada variabel tersebut. Tabel 8 Hasil Uji Autokorelasi Hasil uji Bruesch-Godfrey menunjukan nilai sig diatas 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat autokorelasi dalam data penelitian, yang berarti bahwa tidak terdapat korelasi atau hubungan antara kesalahan pengganggu pada periode sekarang dengan kesalahan pengganggu pada periode sebelumnya.
26
November 2014
Tabel 9 Hasil Uji Koefisien Korelasi (R) Analisis korelasi menunjukan nilai 0.261 lebih kecil dari 0,5 maka korelasi atau hubungan antar variabel independen, yaitu Return On Assets, Liquidity, Gross Margin, Inventory Turnover, Accounts Receivable Turnover, Leverage terhadap variabel dependen return saham adalah lemah. Tabel 10 Hasil Uji Koefisien Determinasi Tabel 10. menunjukkan hasil analisis koefisien determinasi yang ditunjukan oleh nilai Adjusted R Square yaitu sebesar 0.025. Hal ini menunjukan bahwa sebesar 2,5% variansi variabel return dapat dijelaskan oleh variansi variabel Return On Assets, Liquidity, Gross Margin, Inventory Turnover, Accounts Receivable Turnover, dan Leverage; sedangkan sisanya yaitu sebesar 97,5% dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian. Tabel 11 Hasil Uji Model Fit Tabel 11 menunjukkan nilai sig 0.157. Nilai sig lebih besar dari 0,05 yang berarti model yang dipakai dalam penelitian ini tidak fit. Dengan kata lain variabel Return On Assets, Liquidity, Gross Margin, Inventory Turnover, Accounts Receivable Turnover, dan Leverage secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap return saham. Tabel 12 Hasil Uji Pengaruh (Uji t) Variabel return on assets (∆ROA) memiliki nilai signifikansi sebesar 0,382. Nilai signifikansi yang lebih besar dari 0,05 menunjukkan tidak adanya pengaruh variabel return on
ISSN: 1410 -9875 assets terhadap return sehingga Ha1 gagal diterima.
Paulina Sutrisno saham
Variabel liquidity (∆LIQ) memiliki nilai signifikansi sebesar 0.713. Nilai signifikansi yang lebih besar dari 0,05 menunjukkan tidak adanya pengaruh variabel liquidity terhadap return saham sehingga Ha2 gagal diterima. Variabel gross margin (∆GM) memiliki nilai signifikansi sebesar 0.476. Nilai signifikansi yang lebih besar dari 0,05 menunjukkan tidak adanya pengaruh variabel gross margin terhadap return saham sehingga Ha3 gagal diterima. Variabel inventory turnover (∆INV) memiliki nilai signifikansi sebesar 0.034. Nilai signifikansi yang lebih kecil dari 0,05 menunjukkan adanya pengaruh variabel inventory turnover terhadap return saham sehingga Ha4 berhasil diterima. Variabel accounts receivable turnover (∆AR) memiliki nilai signifikansi sebesar 0.217. Nilai signifikansi yang lebih besar dari 0,05 menunjukkan tidak adanya pengaruh variabel accounts receivable turnover terhadap return saham sehingga Ha5 gagal diterima. Variabel leverage (∆LEV) memiliki nilai signifikansi sebesar 0.887. Nilai signifikansi yang lebih besar dari 0,05 menunjukkan tidak adanya pengaruh variabel leverage terhadap return saham sehingga Ha6 gagal diterima. Persamaan regresi untuk variabel penelitian ini adalah sebagai berikut:
Return = 0.004 + 0.001 ∆ROA + 0.001 ∆LIQ + 0.004 ∆GM + 0.007 ∆INV 0.003 ∆AR + 0.000 ∆LEV + E PENUTUP Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan maka dapat diambil kesimpulan bahwa variabel inventory turnover berpengaruh terhadap return saham. Variabel Return on assets, Liquidity, Gross Margin, Accounts Receivable Turnover , dan Leverage tidak berpengaruh terhadap return saham. Keterbatasan dalam penelitian ini adalah data yang digunakan tidak berdistribusi secara normal, variabel independen yang diteliti hanya enam variabel, nilai adjusted R2 kecil dan model tidak fit, dan sampel yang digunakan dalam penelitian ini hanya terbatas pada perusahaan manufaktur. Bedasarkan keterbatasan penelitian, maka saran bagi penelitian selanjutnya adalah menambah data dengan cara menambah periode penelitian atau merubah kriteria sampel sehingga memungkinkan data dapat terdistribusi secara normal, menambahkan variabel penelitian lain seperti rasio pasar dan variabel ekonomi makro seperti tingkat suku bunga, inflasi, kurs rupiah terhadap valuta asing yang diperkirakan akan memberikan pengaruh terhadap fluktuasi return saham, menambah sampel dari perusahaan non manufaktur, karena mungkin akan memberikan hasil yang berbeda.
REFERENSI Arista, Desy dan Astohar. 2012. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Return Saham (Kasus pada Perusahaan Manufaktur yang Go Public di BEI periode tahun 2005-2009). Jurnal Ilmu Manajemen dan Akuntansi Terapan (JIMAT), Vol. 3, No.1, Mei 2012, Hlm: 1-15. Semarang: STIE Totalwin.
27
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 16, No. 1a, Is. 4
November 2014
Astuti, Tri. 2010. Analisis Pengaruh Pengumuman Laporan Keuangan Terhadap Return Saham Di Bursa Efek Jakarta (BEJ). Jurnal Akuntansi dan Manajemen (JAM), Vol. 21, No. 1, April 2010, Hlm: 61-84. Yogyakarta. Dewi, Sherly Friska dan Eko Widodo Lo. 2007. Hubungan Sinyal-Sinyal Fundamental terdahad Harga Saham. Jurnal Akuntansi dan Manajemen, Vol. 18, No. 1, Hlm: 35-42. April 2007. Yogyakarta: STIE YKPN. Elviana, Putri. 2013. Pengaruh Faktor Fundamental Terhadap Return Saham pada Perusahaan Wholesale and Retail Trade yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2007–2010. http://repository.unri.ac.id/bitstream/123456789/1748/1/JURNAL%20P UTRI%20ELVIANA.pdf (Akses: 31 Maret 2013). Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, Cetakan V. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Gitman, Lawrence J dan Zutter, Chad J. 2012. Principles of Managerial Finance, Thirteenth Edition, Pearson Education Limited. San Diego: San Diego State University. Godfrey, Jayne. Hodgson, Allan. Tarca, Ann. Hamilton, Jane., dan Holmes, Scott. 2010. Accoounting Theory 7th Edition. Brisbane: John Wiley. Harjito, D Agus, dan Rangga Aryayoga. 2009. Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan dan Return Saham di Bursa Efek Indonesia. Fenomena, Vol. 7, No. 1, Hlm: 13-21, Maret 2009. Yogyakarta: Universitas Islam Indonesia. Hartono, Jogiyanto. 2013. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Cetakan V. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta. Kieso, Donald E., Jerry, J Weygandt., dan Paul, D, Kimmel. 2011. Financal Accounting IFRS Edition. United State of America: John Wiley and Son. Inc. Martani, Dwi,. Mulyono, dan Rahfiani Khairurizka. 2009. The Effect of Financial Ratios, Firm Size and Cash Flow from Operating Activities in the Interim Report to the Stock return. Chinese Business Review, Vol. 8, No. 6, Hlm: 44-55, Juni 2009. Depok: Universitas Indonesia. Momuat, Sonja Yvonne. 2005. Analisis Pengaruh Net Profit Margin, Long Term Debt to Equity, Inventory Turnover Terhadap return Saham dengan Metode Intervaling. PhD diss., Program Pascasarjana Universitas Diponogoro. Nurhayati, Enri. 2013. Pengaruh Perubahan Net Profit Margin, Receivable Turnover, Inventory Turnover dan Gross Profit Margin Terhadap Prediksi Profitabilitas Perusahaan (Suatu Studi Pada Perusahaan Real Estate dan Property yang Terdaftar di BEI). Digital Library Universitas Pasundan. http://digilib.unpas.ac.id/files/disk1/52/jbptunpaspp-gdl-erninurhay2580-1-erninur-).pdf (Akses: 14 Desember 2013). Rahmi, Dian Julia. 2013. Pengaruh Perputaran Aktiva Tetap, Perputaran Persediaan, Perputaran Piutang Terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Real Estate dan Properti yang Listing di BEI. http://repository.unri.ac.id/bitstream/123456789/1900/1/JURNAL%20K ARYA%20ILMIAH%20OLEH%20DIAN%20JULIA%20RAHMI.pdf (akses: 26 November 2013). Santoso, Singgih. 2012. Aplikasi SPSS pada Statistis Parametrik. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
28
ISSN: 1410 -9875
Paulina Sutrisno
Saqafi, Vahid, dan Hamidreza Vakilifard. 2012. The Effect of Variables of The Fundamental Techniques On Returns of The Stock In Tehran Stock Exchange. Interdisciplinary Journal of Contemporary Research in Business, Vol. 4, No. 3, Hlm: 808-813, July 2012. Tehran: Islamic Azad University. Sekaran, Uma dan Bougie, Roger. 2010. Research Methode For Business A Skill Building Approach, Fifth Edition. United Kingdom: Wiley & Sons. Shanti. S. 2012. Reaksi Investor Terhadap Publikasi Laporan Keuangan di Media Masa pada Perusahaan Publik. Jurnal Bisnis dan Akuntans,Vol. 14, No. 3, Hlm 247-264, Desember 2012. Jakarta: STIE Trisakti. Suarjaya, I Wayan Adi, dan Henny Rahyuda. 2013. Pengaruh Faktor Fundamental Terhadap Return Saham pada Perusahaan Makanan dan Minuman di BEI. E-Jurnal Manajemen Universitas Udayana, Vol. 2, No. 3, Hlm. 305320. Bali: Universitas Udayana. Subramanyam, K, R dan Wild, John J. 2010. Analisis laporan Keuangan. Cetakan X. Jakarta: Salemba Empat. Susilowati, Yeye. 2011. Reaksi Signal Rasio Profitabilitas dan Rasio Solvabilitas terhadap Return Saham Perusahaan. Dinamika Keuangan dan Perbankan, Vol. 3, No. 1, Hlm: 17-37, Mei 2011. Semarang: Universitas Stikubank Suryangsih, Rosita. 2010. Pengaruh Hari Perdagangan terhadap Return Saham LQ45 di Bursa Efek Jakarta . Ultima Accounting, Vol. 2, No. 1, Hlm: 42-66, Juli 2010. Tangerang: Universitas Multimedia Nusantara Ulupui, I. G. K. A. 2007. Analisis Pengaruh Rasio Likuiditas, Leverage, Aktivitas, dan Profitabilitas terhadap Return Saham (Studi pada Perusahaan Makanan dan Minuman Dengan Kategori Industri Barang Konsumsi di BEJ). Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Bisnis, Vol 2, No. 1. Bali: Universitas Udayana Wibowo, Satrio Adi dan Sudarno. 2013. Analisis Pengaruh Variabel Fundamental, Risiko Sistematik, dan Jenis Perusahaan Terhadap Return Saham. Diponegoro Journal of Accounting, Vol. 2, No. 1, Hlm: 247-258. Semarang: Universitas Diponogoro Witjaksono, Arrie. 2012. Analisis Korelasi Faktor-Faktor Fundamental Terhadap Return dan Future Earnings Saham Indeks LQ45 di Bursa Efek Indonesia pada Periode Pra Krisis (2004-2006) dan Krisis Global (2007-2009). PhD diss., Program Pascasarjana Universitas Indonesia. Zuliarni, Sri. 2013. Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Mining And Mining Service Di Bursa Efek Indonesia (BEI). Jurnal Aplikasi Bisnis, Vol. 3, No. 1, Hlm: 36-48, Oktober 2012. Pekanbaru: Universitas Riau
29
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 16, No. 1a, Is. 4 LAMPIRAN
Gambar 1 Model Penelitian
30
November 2014
ISSN: 1410 -9875
Paulina Sutri sno
Tabet 5. · sS e Outlier Un;tandardized Re;i
N
Model
ROA LIQ GM lNV AR LEV
Tabet 6. HasiiUJ l" l -M ' ultikotoruentas ·. Statistics ' Keterangan VIF Tolerance 0.634 1.578 Tidak teri adimultikotonieritas 0.980 1.020 Tidak teri adimultikotonieritas 0.646 1.549 Tidak teri adimultikotonieritas 0.85t 1.175 Tidak teri adimultikotonieritas 0.929 1.076 Tidak teri adimultikotonieritas 0.865 1.156 Tidak teri adimultikotonieritas
l sil 1 ii J} • . '. Ketenn11;an Model Sig bROA 0.934 Tid:!k t!'riadi heteroskedastisitas bUQ 0.143 Tidal.: teriadi heteroskedastisitas bGM 0.533 Tidal.: teriadi heteroskedastisitas aINV 0.438 Tidal.: teriadi heteroskedastisitas aAR 0.463 Tid:!k tttiadi heteroskedastisitas bLEV 0.661 Tidal.: 1..nadi heteroskedastisitas
. TT
Model Res 2
Si2. 0,432
A
.. Keteran2an Tidak teria
T abel 9. Basil Uii Ko efisien Korelui IR\ l\Aodel R 0.26 1 I
31
Jumal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 16, No. 1a, Is. 4
November 2014
uare
l\fodel Regression
Model 6ROA 6LIQ 6GM 6JNV 6AR 6LEV
32
I
Tabel 11. Hasil Uji F
F
1.585
Sig. 0.157
Tabel 12. HasiiU "I JU Keteran,gan B Si 0.00 1 0.382 Tidak berpengaruh 0.713 Tidak berpengaruh 0.00 1 0.004 0.476 Tidak berpengaruh 0.007 0.034 Berpengaruh -0.003 0.217 Tidak berpengaruh 0.887 Tidak bemen=nzh 0.000
JURNAL BISNIS DAN AKUNTANSI Vol. 16, No. 1a, Is. 4, November 2014, Hlm. 33-48
ISSN: 1410 - 9875 http: //www.tsm.ac.id/JBA
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS AUDIT
LILLY NILAWATI STIE Trisakti
[email protected] Abstract: The purpose of this study is to analyze the factors that affect audit quality. Audit quality is a possibility that the auditor will find and report errors encountered. The impact of the decline in audit quality can lower public confidence in the accounting profession and reduce the credibility of the audit results. Object of this research is a regulation public accounting & private corporate in Jakarta. This study is an empirical study with purposive sampling techniques in data collection. Data obtained by distributing questionnaires as much 180 which is distributed equally to then several regulation public accounting. Data analysis used were multiple linear regression analysis. The results of the research, only one is knowledge affect audit quality. While, time budget pressure, the assignment of auditor, and experience have no effect audit quality. Keywords : Quality Audit, Budget Pressures of Time, Knowledge, The Assignment of Auditor, Experience. Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisa faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas audit. Kualitas audit adalah kemungkinan bagi seorang auditor menemukan dan melaporkan kesalahan-kesalahan yang dihadapi. Akibat dari penurunan kualitas audit akan menurunkan kepercayaan terhadap profesi akuntansi dan menurunkan kredibilitas hasil audit. Obyek penelitian adalah auditor yang bekerja di kantor akuntan publik di Jakarta. Penelitian ini bersifat empirikal menggunakan metode sampling purposive. Data didapatkan dengan mendistribusikan kuesioner terhadap 180 auditor yang bekerja di kantor akuntan publik di Jakarta secara merata. Data dianalisa dengan menggunakan analisa regresi linear berganda. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa hanya satu variabel yaitu pengetahuan auditor yang mempengaruhi kualitas audit. Variabel lainnya yaitu tekanan anggaran waktu, masa penugasan auditor dan pengalaman auditor tidak mempengaruhi kualitas audit. Kata kunci: Kualitas Audit, Tekanan Anggaran Waktu, Pengetahuan Auditor, Masa Penugasan Auditor, Pengalaman Auditor
33
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 16, No. 1a, Is. 4
PENDAHULUAN Dewasa ini perkembangan dunia usaha atau bisnis semakin pesat, dimana perusahaan yang satu dengan yang lain saling berlombalomba dalam meningkatkan kualitas perusahaannya di mata masyarakat. Begitu pula dengan bisnis jasa akuntansi publik, untuk dapat bertahan ditengah bisnis yang ketat, mereka berusaha untuk menghimpun klien sebanyak mungkin. Akan tetapi merekapun harus memperhatikan kualitas kerjanya, sehingga dapat menghasilkan produk audit yang dapat diandalkan bagi pihak yang membutuhkan. Akuntanbilitas publik auditor sangat ditentukan oleh kualitas laporan audit yang dibuatnya (Utami 2003 dalam Prasita dan Adi 2007). Jika kualitas kerja terus dipertahankan bahkan ditingkatkan maka kantor tersebut juga dapat semakin dipercaya oleh masyarakat. Akuntan publik dalam menjaga mutu pekerjaan profesionalnya harus berpedoman pada kode etik maupun standar profesional akuntan publik (SPAP). De Angelo (1981) dalam Basuki dan Mahardani (2007) mendefinisikan audit quality (kualitas audit) sebagai probabilitas dimana seorang auditor menemukan dan melaporkan tentang adanya suatu pelanggaran dalam sistem akuntansi kliennya. Agar laporan audit yang dihasilkan auditor berkualitas, maka auditor harus menjalankan pekerjaannya secara profesional. Dampak penurunan kualitas audit dapat menurunkan kepercayaan publik terhadap profesi akuntansi, menurunkan kredibilitas para akuntan publik
34
November 2014
atas hasil-hasil audit yang mereka lakukan. Beberapa faktor yang mempengaruhi kualitas audit, seperti anggaran waktu yang terbatas, mereka dituntut untuk menghasilkan laporan audit yang berkualitas. Studi Maynard (1997) dan Joiner (2001) dalam Prasita dan Adi (2007) menunjukkan bahwa kualitas kinerja seseorang akan sangat dipengaruhi oleh tekanan atau tuntutan tugas yang dihadapi. Anggaran waktu merupakan hal yang sangat penting bagi semua KAP karena menyediakan dasar untuk memperkirakan biaya audit, pengalokasian staf ke dalam pekerjaan audit, dan sebagai dasar untuk mengevaluasi kinerja auditor (Waggoner dan Cashell 1991 dalam Prasita dan Adi 2007) serta sangat diperlukan bagi auditor dalam melaksanakan tugasnya untuk dapat memenuhi permintaan klien secara tepat waktu dan menjadi salah satu kunci keberhasilan karir auditor di masa depan (Otley dan Pierce 1996 dalam Basuki dan Mahardani 2007). Faktor pengetahuan juga menjadi masalah dalam mempengaruhi kualitas audit, dimana akuntan publik harus mempunyai pengetahuan yang memadai untuk mendukung pekerjaannya dalam melakukan setiap pemeriksaan. Kusharyanti (2003) mengatakan bahwa untuk melakukan tugas pengauditan, auditor memerlukan pengetahuan pengaudita, pengetahuan mengenai bidang auditing dan akuntansi serta memahami industri klien. Faktor lain yang tidak kalah pentingnya yang dapat mempengaruhi kualitas audit yaitu, masa penugasan audit dan pengalaman audit. Auditor dituntut untuk menghasilkan audit yang
ISSN: 1410 -9875
berkualitas melalui waktu yang telah disepakati, namun apabila waktu tersebut terlalu singkat maka berbagai manfaat akan hilang De Angelo (1981) dalam Djamil (2007) Melalui faktor pengalaman pula akan memungkinkan auditor memberikan hasil audit yang berkualitas. Penelitian yang dilakukan oleh Libby dan Frederick (1990) dalam Kusharyanti (2003) menemukan bahwa auditor yang berpengalaman mempunyai pemahaman yang lebih baik atas laporan keuangan. Mereka juga lebih mampu memberi penjelasan yang masuk akal atas kesalahankesalahan dalam laporan keuangan dan dapat mengelompokkan kesalahan berdasarkan pada tujuan audit dan struktur dari sistem akuntansi yang mendasari. KERANGKA TEORITIS Kualitas Audit Kualitas audit menurut De Angelo (1981) dalam Djamil (2007) sebagai gabungan probabilitas seorang auditor untuk dapat menemukan dan melaporkan penyelewengan yang terjadi dalam sistem akuntansi klien. Kualitas audit sulit diukur secara obyektif, sehingga para peneliti sebelumnya menggunakan berbagai dimensi kualitas audit. Kualitas audit terkait dengan adanya jaminan auditor bahwa laporan keuangan tidak menyajikan kesalahan yang material atau memuat kecurangan (Wooten 2003) dalam Prasita dan Adi (2007). Kualitas audit dapat dilihat dari tinggkat kepatuhan auditor dalam melaksanakan berbagai tahapan yang seharusnya dilaksanakan dalam sebuah kegiatan
Lilly Nilawati
pengauditan. Pengauditan merupakan suatu proses pengawasan dan meningkatkan keselarasan informasi yang wujud antara manajemen dan pemegang saham. Pengauditan diharapkan dapat mengurangkan kesalahan penggunaan sistem akuntansi. Hal ini berarti audit mempunyai peranan penting dalam pengesahan laporan keuangan. Oleh karena itu kualitas audit merupakan masalah utama yang harus mendapat perhatian khusus dalam proses pengauditan. Kualitas audit yang baik dapat dicapai jika auditor menerapkan standar-standar dan prinsip-prinsip audit, bersikap independen, patuh kepada hukum serta mentaati kode etik profesi. Tekanan Anggaran Waktu Tekanan anggaran waktu ini timbul terutama akibat adanya Clien’s Fee Pressure yang disebabkan oleh meningkatnya persaingan diantara KAP Cook dan Kelley (1998) dalam Basuki dan Mahardani (2006). Stres akibat tekanan anggaran waktu ini cenderung lebih berat dirasakan oleh senior dan staf auditor dari pada oleh partner dan manajer, selain itu juga disebabakan oleh anggaran yang tidak realistis karena perencanaan yang kurang matang dan timbulnya masalah-masalah yang tidak diharapkan selama penugasan. Waggoner dan Cashell (1991) dalam Prasita dan Adi (2007) menyatakan bahwa alokasi waktu yang terlalu lama justru membuat auditor lebih banyak melamun atau beranganangan dan tidak termotivasi untuk lebih giat dalam bekerja. Sebaliknya apabila alokasi waktu
35
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 16, No. 1a, Is. 4
yang diberikan terlalu sempit, maka dapat menyebabkan perilaku kontra produktif, dikarenakan adanya tugas-tugas yang diabaikan. Peneltian Waggoner dan Cashell (1991) dalam Prasita dan Adi (2007) menemukan bahwa makin sedikit waktu yang disediakan (tekanan anggaran waktu semakin tinggi), maka makin besar transaksi yang tidak diuji oleh auditor. Mc Daniel (1990) dalam Prasita dan Adi (2007) menemukan bahwa tekanan anggaran waktu menyebabkan menurunnya efektifitas dan efesiensi kegiatan pengauditan. Coram et al. (2003) dalam Prasita dan Adi (2007) menghasilkan temuan terkait yang menunjukkan semakin menurunnya kualitas audit dikarenakan anggaran waktu yang sangat ketat. Pengetahuan Auditor Pengetahuan akuntan publik dapat diperoleh melalui seminar, loka karya, pelatihan formal maupun dari pengalaman khusus atau dari senior auditor kepada junior auditor. Boner dan Walker (1994) dalam Herawati dan Susanto (2008) mengemukakan bahwa pengetahuan juga bisa diperoleh dari frekuensi seorang akuntan publik melakukan pekerjaan dalam proses audit laporan keuangan. Auditor harus telah menjalankan pendidikan dan pelatihan teknis yang cukup dalam praktek akuntansi dan teknik auditing. Bahkan Arrens dan Loebbecke (1996) dalam Mayangsari (2003) juga menyebutkan jika dalam hal auditor atau asistennya tidak mampu dalam menangani suatu masalah, mereka berkewajiban untuk mengupayakan pengetahuan dan keahlian yang
36
November 2014
dibutuhkan, mengalihkan pekerjaannya kepada orang lain yang lebih mampu atau mengundurkan diri dari penugasan. Noviyanti (2002) dalam Herawati dan Susanto (2008) pengalaman yang lebih akan menghasilkan pengetahuan yang lebih dalam pertimbangan tingkat meterialistis. Auditor selain harus mempunyai pendidikan formal, mereka juga harus mengerti dan peduli perkembangan dalam bidang akuntansi, auditing dan bisnis sehingga mereka tidak menjadi auditor yang ketinggalan informasi dalam bidangnya Masa Penugasan Auditor Di Indonesia masalah audit tenure atau masa kerja auditor dengan klien sudah diatur dalam keputusan menteri keuangan No.423/kmk.06/202 tentang jasa akuntan publik. Keputusan menteri tersebut membatasi masa kerja auditor paling lama 3 tahun untuk klien yang sama, sementara untuk kantor akuntan publik (KAP) boleh sampai 5 tahun. Pembatasan ini dilakukan agar auditor tidak terlalu dekat dengan klien sehingga dapat mencegah terjadinya skandal akuntansi. De Angelo (1981) dalam Wibowo dan Rossieta (2007) melakukan penelitian terkait dengan kualitas audit berdasarkan teori permintaan dengan penawaran kualitas jasa audit. Argument utamanya adalah permintaan (dengan penawaran) kualitas jasa audit dapat terpenuhi dengan semakin panjangnya masa penugasan auditor (auditor tenure), karena auditor dapat terus menggunakan teknologi dan pengetahuan audit yang telah
ISSN: 1410 -9875
diperoleh selama menjalankan audit pada periode sebelumnya dan memberikan jasa secara konsisten. Carey dan Simnett (2006) dalam Wibowo dan Rossieta (2007) menyatakan bahwa tingginya tingkat kepuasan, kurangnya inovasi, kurang kuatnya prosedur audit dan munculnya percaya diri berlebihan terhadap klien cenderung muncul pada saat auditor memiliki hubungan yang lama dengan klien. Pengalaman Auditor Pengalaman merupakan sesuatu yang sudah pernah dialami, seorang auditor harus memiliki pengalaman yang cukup selain juga pengetahuan. Jika seseorang memasuki karir sebagai akuntan publik, ia harus lebih dulu mencari pengalaman profesi dibawah pengawasan akuntan senior yang berpengalaman, disebutkan bahwa pengalaman auditor (lebih dari 2 tahun) dapat menentukan profesionalisme, kinerja komitmen terhadap organisasi, serta kualitas auditor melalui pengetahuan yang diperolehnya dari pengalaman melakukan audit. Weber dan Croker (1983) dalam Elfarini (2007) menunjukan bahwa semakin banyak pengalaman seseorang, maka hasil pekerjaannya semakin akurat dan lebih banyak mempunyai memori tentang struktur kategori yang rumit. Seorang auditor yang lebih berpengalaman akan memiliki skema yang lebih baik dalam mendefinisikan kekeliruankekeliruan dari pada auditor yang kurang berpengalaman. Pengalaman akan berpengaruh positif terhadap pengetahuan auditor tentang jenis-jenis kekeliruan yang berbeda yang
Lilly Nilawati
diketahuinya (Noviyani 2002) dalam Elfarini (2007) Arrens dan Loebbeck (1996) dalam Alim (2007), seorang auditor juga dituntut untuk memenuhi kualifikasi teknis dan berpengalaman dalam bidang industri yang digeluti kliennya. Pengaruh Tekanan Anggaran Waktu Terhadap Kualitas Audit Tekanan anggaran waktu adalah keadaan yang menunjukkan auditor dituntut untuk melakukan efisiensi terhadap anggaran waktu yang telah disusun atau terdapat pembatasan waktu dan anggaran yang sangat ketat dan kaku (Sososutikno 2003). Braun (2000) dalam Sososutikno (2003) tekanan anggran waktu ini pada akhirnya juga dapat mengurangi perhatian auditor terhadap aspek kualitatif dari indikasi salah saji yang menunjukkan potensi munculnya kecurangan atas pelaporan keuangan. Prasita dan Adi (2007) menyatakan akibat terbatasnya waktu yang dialokasikan, maka dapat menimbulkan stress yang pada akhirnya akan mendorong auditor melakukan pelanggaran terhadap standar audit dan mendorong adanya perilakuperilaku yang tidak etis atau disfungsional yang justru menghasilkan kinerja buruk auditor yang berakibat rendahnya kualitas audit yang diberikan. Pengaruh Pengetahuan Audit Terhadap Kualitas Audit Widhi (2006) dalam Nataline (2007) menyatakan bahwa pengetahuan memiliki pengaruh signifikan terhadap kualitas audit. SPAP 2001 tentang standar umum,
37
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 16, No. 1a, Is. 4
menjelaskan bahwa dalam melakukan audit, auditor harus memiliki keahlian dan struktur pengetahuan yang cukup. Seorang auditor yang memiliki pengetahuan yang memadai akan menghasilkan kualitas audit yang baik. Pengetahuan merupakan komponen yang penting untuk mengetahui fakta-fakta dan prosedur-prosedur. Bonner (1990) dalam Nataline (2007) menunjukan bahwa pengetahuan mengenai spesifik tugas membantu kinerja auditor pengalaman melalui komponen pemilihan dan pembobotan bukti hanya pada saat penetapan risiko analitis. Ashton (1991) dalam Arum (2008) menemukan bukti empiris bahwa perbedaan pengetahuan yang dimiliki auditor pada berbagai tingkat pengalaman, tidak dapat dijelaskan oleh lamanya pengalaman yang dimilikinya. Alim et al. (2007) membuktikan bahwa pengetahuan berpengaruh terhadap kualitas audit. Pengaruh Masa Penugasan Auditor Terhadap Kualitas Audit Terdapat dua argumen utama yang mendukung adanya hubungan yang negatif antara lamanya masa penugasan audit dengan kualitas audit. Pertama, erosi independensi yang mungkin muncul akibat tambahnya hubungan pribadi antara auditor dengan kliennya. (Mautz dan Sharaf 1961 dalam Wibowo dan Rossieta 2007) menyatakan bahwa auditor harus menyadari berbagai tekanan yang bermaksud mempengaruhi perilakunya dan sedikit demi sedikit akan mengurangi independensinya. Baik disadari atau tidak, hubungan pribadi yang semakin panjang akan memunculkan ikatan loyalitas atau
38
November 2014
emosi yang akan mempengaruhi independensi dan objektifitas auditor. Argumen kedua menyatakan bahwa dengan semakin lamanya masa penugasan audit, kapabilitas auditor untuk bersikap kritis akan berkurang karena auditor sudah terlalu familiar, sehingga hal ini akan menyebabkan semakin terbatasnya pendekatan pengujian audit kreatif seperti yang sering terjadi saat awal perikatan audit (Carey dan Simnett 2006 dalam Wibowo dan Rossieta 2007). Pengaruh Pengalaman Auditor Terhadap Kualitas Audit Harhinto (2004) menghasilkan temuan bahwa pengalaman auditor berhubungan positif dengan kualitas audit, semakin berpengalamannya auditor maka semakin tinggi tingkat kesuksesan dalam melaksanakan audit. Penelitian Tubbs (1992) yang melakukan penelitian terhadap dampak pengalaman organisasi dan tingkat pengetahuan. Penelitian tersebut menggunakan 72 orang auditor dan 23 orang mahasiswa yang telah menempuh mata kuliah auditing. Hasil penelitian ini menunjukkan subjek yang mempunyai pengalaman audit lebih banyak akan menemukan kesalahan lebih banyak dan item-item kesalahan yang dilakukan lebih kecil dibandingkan auditor yang mempunyai pengalamannya lebih sedikit. Selain itu auditor yang lebih berpengalaman akan mempertimbangakan pelanggaran tujuan pengendalian dan departemen yang melakukan pelanggaran. Pada penelitian tersebut pengalaman yang diteliti
ISSN: 1410 -9875
adalah pengalaman lamanya bekerja.
Lilly Nilawati
auditor
dari Model Penelitian Adapun model dalam penelitian ini, adalah sebagi berikut
TEKANAN PENGETAHUAN ANGGARAN WAKTU AUDITOR KUALITAS AUDIT
MASA PENUGASAN AUDITOR PENGALAMAN AUDITOR Gambar 1 Model Penelitian
Pengembangan Hipotesis Berdasarkan model penelitian diatas, maka dapat disusun hipotesis sebagai berikut: Ha1 Tekanan anggaran waktu berpengaruh terhadap kualitas audit Ha2 Pegetahuan auditor berpengaruh terhadap kualitas audit Ha3 Masa penugasan audit berpengaruh terhadap kualitas audit Ha4 Pengalaman auditor berpengaruh terhadap kualitas audit. METODE PENELITIAN Obyek penelitian yang digunakan dalam dalam penelitian ini adalah Kantor Akuntan Publik (KAP) dan Perusahaan Swasta yang ada di Jakarta. Populasi dalam penelitain ini adalah para auditor
yang bekerja di KAP dan Perusahaan Swasta yang terdapat di Jakarta. Dan unit analisisnya adalah auditor. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode purposive sampling, yaitu pemilihan sampel secara tidak acak. Sampel yang digunakan memiliki kriteria: 1. KAP dan Perusahaan Swasta yang berada di Jakarta. 2. Pengalaman auditor lebih dari 2 tahun dalam mengaudit. 3. Pendidikan auditor minimal S1 Akuntansi Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan data primer, dengan menggunakan kuisioner. Pada tahap ini penelitian dilakukan dengan secara langsung datang ke kantor akuntan publik (KAP) dan Perusahaan Swasta yang berada di Jakarta. Kualitas audit menurut Goldman dan Barlev (1974) dalam
39
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 16, No. 1a, Is. 4
Djamil (2007) pengauditan merupakan suatu pengujian yang dilakukan secara seksama dan beraturan keatas laporan keuangan dalam menilai tahap kekonsistenan, ketepatan dan kewajaran penetapan standar akuntansi yang diterima umum. Adapun untuk mengukur kualitas audit digunakan indikator yang dikemukakan oleh Natalie (2007) sebagai berikut (1) kecukupan bukti pemeriksaan, (2) ketaatan/kepatuhan memenuhi standar auditing yang telah ditetapkan, (3) pelaporan semua kesalahan klien, (4) kualitas audit dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya, (5) laporan audit dapat dipahami oleh klien, (6) kehati-hatian dalam mengambil keputusan, (7) tepat waktu, (8) komunikasi antara auditor dank lien. Masing-masing pertanyaan tersebut diukur dengan menggunakan skla likert 5 poin Tekanan anggaran waktu adalah anggaran yang tidak realistis karena perencanaan yang kurang matang dan timbulnya masalahmasalah yang tidak diharapkan selama penugasan (Cook dan Kelley 1988 dalam Basuki dan Mahardani 2006). Seringkali tekanan anggaran waktu menjadi masalah yang sangat kompleks bagi auditor, oleh sebab itu indikator yang digunakan untuk mengukur tekanan anggaran waktu adalah sebagai berikut (1) penetapan waktu yang dianggarkan sangat sempit atau tidak realistis, (2) anggaran waktu yang membuat terburu-buru dalam melaksanakan tugas audit, (3) perpanjangan waktu, (4) sering lembur untuk mencapai anggaran waktu yang ketat, (5) kuantitas pekerjaan, (6)
40
November 2014
tidak ada waktu istirahat.Masingmasing pertanyaan tersebut diukur dengan menggunakan skla likert 5 poin Mulyadi (2002) mengungkapkan bahwa auditor harus telah menjalankan pendidikan dan pelatihan teknis yang cukup dalam praktek akuntansi dan teknik auditing. Indikator yang digunakan untuk mengukur pengetahaun auditor adalah: (1) Pengetahuan akan prinsip Akuntansi dan standar auditing, (2) Pengetahuan akan jenis industri klien, (3) Pengetahuan tentang kondisi perusahaan klien, (4) Pendidikan formal yang sudah ditempuh, (5) Pelatihan, kursus dan keahlian khusus. Masing-masing item pertanyaan tersebut diukur dengan menggunakan Skala Likert 5 poin Audit tenure atau masa kerja auditor dengan klien sudah diatur dalam keputusan menteri keuangan No.423/kmk.06/202 tentang jasa akuntan publik. Keputusan menteri tersebut membatasi masa kerja auditor paling lama 3 tahun untuk klien yang sama, sementara untuk kantor akuntan publik (KAP) boleh sampai 5 tahun. Dengan adanya hal tersebut maka indikator yang digunakan adalah sabagai berikut: (1) memiliki rasa kebersamaan yang berlebihan, (2) masa kerja lebih dari 3 tahun, (3) rasa percaya diri yang berlebihan. Masing-masing item pertanyaan tersebut diukur dengan menggunakan Skala Likert 5 poin Menurut Loehoer (2002) dalam Arum (2008) pengalaman merupakan akumulasi gabungan dari semua yang diperoleh melalui berhadapan dan berinteraksi secara berulang-ulang dengan sesama
ISSN: 1410 -9875
benda alam, keadaan, gagasan, dan penginderaan. Auditor harus memiliki pengalaman dalam bidangnya masing-masing. Adapun Indikator yang digunakan untuk mengukur pengalaman dikemukakan oleh Elfarini (2007) adalah sebagai berikut (1) Lama melakukan audit, (2) Jumlah klien yang sudah diaudit, (3) Jenis perusahaan yang pernah di audit, (4) cepat mendeteksi adanya kesalahan, (5) audit dalam waktu singkat belum tentu berpengalaman, (6) tingkat pendidikan, (7) banyak melakukan pelatihan atau seminar, (8) memiliki ketelitian, (9) pengalaman dalam mengaudit. Masing-masing item pertanyaan tersebut diukur dengan menggunakan Skala Likert 5 poin Pengujian hipotesis untuk menguji faktor-faktor yang dapat mempengruhi kualitas audit,
Lilly Nilawati
dilakukan dengan menggunakan analisis regresi linier berganda (multiple linier regression analysis) Y = a + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 + b4 X4 + e Keterangan: Y Kualitas Audit a Konstanta X1 Variabel tekanan anggaran waktu X2 Variabel pengetahuan auditor X3 Variabel masa penugasan auditor X4 Variabel pengalaman auditor e error HASIL PENELITIAN Kuisioner yang disebar sebanyak 180 kuisioner pada KAP dan Perusahaan Swasta yang terdapat di Jakarta. Penyebaran kuisioner mulai dilakukan pada tanggal 9 Mar 2013 sampai dengan tanggal 9 Mei 2013.
Tabel 1 Sebaran Responden Jumlah Responden Nama KAP Ernst & Young 15 KAP Tia Adityasih & Rekan 8 KAP Jan Ladiman & Rekan 10 5 KAP Ishak, Saleh, Soewondo & Rekan KAP Gani Mulyadi & Handayani 13 PT. Sanken Argadwija 12 25 PT. Lion Mentari Airlines PT. Sari Sarana Kimia 10 Jumlah 98 Sumber : Data primer diolah tahun 2013
(%) 15,31 8,16 10,20 5,10 13,27 12,25 25,51 10,20 100
Tabel 2 Rincian Pengiriman Pengembalian Kuisioner Total pengiriman kuesioner Kuisioner yang dikirim via pos dan tidak kembali Kuisioner yang kembali 142 Kuisioner yang tidak diisi (14)
180 (38)
41
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 16, No. 1a, Is. 4
November 2014
Karena pengalaman kurang dari 2 tahun Kuisioner yang dapat digunakan Sumber : Data primer diolah tahun 2013 Statistik deskriptif responden memberikan gambaran umum mengenai karakteristik responden. Karakteristik responden meliputi
Keterangan Jenis Kelamin Pria Wanita Total Pendidikan Terakhir S1 S2 S3 Total Jabatan Auditor Junior Auditor Senior Supervisor Manager Total Sumber : Hasil Penelitian
(30) 98
jenis kelamin, pendidikan, dan jabatan. profil dari responden adalah sebagai berikut :
Tabel 3 Profil Responden Jumlah 56
57,14% 42
42,86%
98
100%
81 16 1 98
82,65% 16,33% 1,02% 100% 46 33
46.94% 33,67%
11 8 98
11,22% 8,16% 100%
Gambaran mengenai variabelvariabel penelitian yaitu kualitas audit, tekanan anggaran waktu, pengetahuan, masa penugasan audit, dan pengalaman.
Disajikan dalam table statistik deskriptif variabel yang menunjukkan frekuensi nilai minimal, maksimal, mean, median, dan standar deviasi.
Tabel 4 Statistik Deskriptif Minimal Maksimal 28 40 14 30
Variabel Kualitas audit Tekanan anggaran waktu Pengetahuan 17 Masa penugasan 10 Pengalaman 27 Sumber : Hasil pengolahan data
42
Presentase
Variabel Mean Median 33,29 32 22,50 23
25 21,82 15 13,39 45 34,95 SPSS versi 11.5
20 14 36
SD 2,597 2,811 2,312 1,240 3,659
ISSN: 1410 -9875
Uji Validitas Uji menggunakan
Lilly Nilawati
kualitas data uji normalitas,
Keterangan Kualitas Audit
KA_1 KA_2 KA_3 KA_4 KA_5 KA_6 KA_7 KA_8 Tekanan TAW_1 Anggaran TAW_2 Waktu TAW_3 TAW_4 TAW_5 TAW_6 Pengetahuan PT_1 PT_2 PT_3 PT_4 PT_5 Masa MP_1 Penugasan MP_2 MP_3 Pengalaman PL_1 PL_2 PL_3 PL_4 PL_5 PL_6 PL_7 PL_8 PL_9 Sumber : Hasil Output
validitas, reliabilitas, glester, multikolinearitas, autocorrelated, uji R, uji F, dan uji T.
Tabel 5 Hasil Uji Validitas Pearson Sig Correlation tailed) 0.604 0.01 0.804 0.01 0.701 0.01 0.825 0.01 0.573 0.01 0.660 0.01 0.765 0.01 0.645 0.01 0.720 0.01 0.761 0.01 0.553 0.01 0.697 0.01 0.607 0.01 0.757 0.01 0.795 0.01 0.980 0.01 0.923 0.01 0.975 0.01 0.831 0.01 0.611 0.01 0.849 0.01 0.724 0.01 0.590 0.01 0.682 0.01 0.572 0.01 0.540 0.01 0.597 0.01 0.509 0.01 0.679 0.01 0.788 0.01 0.619 0.01 SPSS 11.5 (2013)
Uji Reliabilitas Uji reliabilitas dilakukan dengan cara menghitung nilai cronbach alpha dari masing-masing
(2- Kesimpulan Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
instrument dalam suatu variabel lebih dari 0,6
43
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 16, No. 1a, Is. 4
Variabel
Tabel 6 Hasil Uji Reliabilitas Nilai Cronbach Alpha 0,8475 0,7604
Kualitas Audit Tekanan Anggaran Waktu Pengetahuan 0,9412 Masa Penugasan 0,5443 Pengalaman 0,8107 Sumber : Hasil Output SPSS 11.5 (2013) Tabel 6 menunjukkan bahwa 4 variabel memiliki nilai cronbach alpha melebihi dari 0,6 dan membuktikan keakuratan atau kereliablean yang cukup baik dari setiap pertanyaan dalam kuisioner. Dan terdapat 1 variabel yang kurang dari 0,6 yaitu masa
November 2014
Keterangan Reliable Reliable Reliable Reliable Reliable
penugasan membuktikan bahwa variabel tersebut kurang memiliki keakuratan dari setiap pertanyaan dalam kuisioner. Pengujian ini menggunakan tabel coeficients yang disajikan dalam tabel 7
Tabel 7 Hasil Uji t Model (Constant) Tekanan Anggaran Waktu Pengetahuan Masa Penugasan Pengalaman
B 15.453 .031
T 4.598 .367
Sig. .000 .714
.677 .194 -.006
6.983 1.133 -.092
.000 .260 .927
Dependent Variable: Kualitas Audit
Sumber : hasil output SPSS 11.5 (2013) Berdasarkan uji statistik yang dilakukan untuk masingmasing variabel independen untuk melihat pengaruhnya terhadap kualitas audit (variabel dependen), dapat dilihat dari hasil output spss pada tabel diatas yang menunjukan bahwa variabel pengetahuan berpengaruh terhadap variabel dependen yakni kualitas audit karena nilai sig-nya 0.000 < 0.05, untuk ketiga variabel lainnya tidak terdapat pengaruh terhadap variabel dependen karena nilai sig dari ketiga variabel independen
44
lebih besar dari 0.05, sehingga dapat disimpulkan bahwa hanya pengetahuan sajalah yang mempunyai pengaruh terhadap kualitas audit, sedangkan ketiga variabel independen yaitu tekanan anggaran waktu, masa penugasan dan pengalaman tidak memiliki pengaruh terhadap kualitas audit. Dengan demikian, model persamaan regresi untuk penelitian ini dapat dijabarkan menjadi : Y = 15.453 + 0.031X1 + 0.677X2 + 0.194X3 – 0.006X4 + e
ISSN: 1410 -9875
Dengan keterangan sebagai berikut : Y Kualitas Audit X1 Tekanan Anggaran Waktu X2 Pengetahuan X3 Masa Penugasan X4 Pengalaman Tekanan anggaran waktu memiliki nilai sig 0.714 yang berarti lebih besar dibandingkan dengan tingkat signifikasi sebesar 0.05. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa Ha1 tidak dapat diterima, yang menunjukan bahwa tekanan anggaran waktu tidak berpengaruh terhadap kualitas audit. Pengetahuan memiliki nilai sig 0.000 yang berarti lebih kecil dibandingkan dengan tingkat signifikasi sebesar 0.05, Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa Ha2 dapat diterima, yang menunjukan bahwa pengetahuan berpengaruh terhadap kualitas audit. Auditor yang memiliki pendidikan tinggi akan mempunyai pandangan yang lebih luas mengenai berbagai hal. Auditor akan semakin mempunyai banyak pengetahuan mengenai bidang yang digelutinya, sehingga dapat mengetahui berbagai masalah secara lebih mendalam (Indah 2010). Masa penugasan audit memiliki nilai sig sebesar 0.260 yang berarti lebih besar dibandingkan dengan tingkat signifikansi sebesar 0.05, Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa Ha3 tidak diterima, yang menunjukkan bahwa masa penugasan auditor tidak memiliki pengaruh terhadap kualitas audit. Pengalaman memiliki nilai sig sebesar 0.927 yang berarti lebih besar dibandingkan dengan tingkat signifikansi sebesar 0.05. Oleh
Lilly Nilawati
karena itu dapat disimpulkan bahwa Ha4 tidak diterima, yang menunjukkan bahwa pengalaman tidak berpengaruh terhadap kualitas audit. Kebanyakan orang memahami bahwa semakin banyak jumlah jam terbang seorang auditor, tentunya dapat memberikan kualitas audit yang lebih baik dari pada seorang auditor yang baru memulai karirnya, atau dengan kata lain auditor yang berpengalaman diasumsikan dapat memberikan kualitas audit yang lebih baik dibandingkan dengan auditor yang belum berpengalaman. PENUTUP Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah variabelvariabel independen seperti tekanan anggaran waktu, pengetahuan, masa penugasan dan pengalaman memiliki pengaruh terhadap variabel dependen yaitu kualitas audit. Berdasarkan hasil analisis data yang dilakukan maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Tekanan anggaran waktu tidak memiliki pengaruh terhadap kualitas audit. Hasil penilitian ini tidak konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Simanjuntak (2011), tetapi konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Prasita dan Adi (2007), Basuki dan Mahardani (2006) yang menyatakan bahwa tidak terdapat pengaruh tekanan anggaran waktu terhadap kualitas audit. 2. Pengetahuan mempunyai pengaruh terhadap kualitas audit. Audior yang memiliki pengetahuan tinggi akan
45
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 16, No. 1a, Is. 4
mempunyai pandangan yang lebih luas mengenai berbagai hal sehingga dapat mengetahui berbagai masalah secara lebih mendalam (Indah 2010). Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Mayangsari (2003), Widhi (2006) dalam Nataline (2007), Alim et al. (2007) yang menyatakan bahwa pengetahuan berpengaruh terhadap kualitas audit. 3. Masa penugasan audit tidak mempunyai pengaruh terhadap kualitas audit. Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Gosh dan Moon (2002) dalam Kusharyanti (2003), tetapi konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Wibowo dan Rossieta (2009), Indah (2010) yang menyatakan bahwa masa penugasan audit tidak terdapat pengaruh terhadapa kualitas audit. 4. Pengalaman tidak mempunyai pengaruh terhadap kualitas audit. Banyak orang memahami bahwa semakin banyak jam terbang seorang auditor tentunya dapat memberikan kualitas audit yang lebih baik, tetapi dalam penelitian ini ditemukan bahwa seorang auditor yang berpengalaman belum tentu dapat memberikan kualitas audit yang baik, yang mungkin dikarenakan seorang auditor yang sudah sering melakukan pengauditan akan menganggap biasa pengauditan yang dilakukannya. Penelitian ini tidak konsisten dengan
46
November 2014
penelitian yang dilakukan oleh Harhinto (2004) yang menyatakan bahwa pengalaman auditor berhubungan positif terhadap kualitas audit. Dalam penelitian ini memiliki keterbatasan yang dapat diperhatikan untuk penelitian selanjutnya, sebagai berikut : 1. Variabel yang digunakan hanya terbatas pada tekanan anggaran waktu, pengetahuan, masa penugasan dan pengalaman, harus ada penambahan variabel lainnya. 2. Penelitian ini menggunakan metode survei melalui kuisioner, dalam pengumpulannya peneliti tidak terlibat secara langsung, maka kesimpulan yang didapatkan berasal dari jawaban secara tertulis yang terdapat dalam kuisioner, mungkin akan terdapat kesimpulan yang berbeda jika menggunakan teknik wawancara. 3. Hasil dari pengujian Heterokedastisitas menunjukkan terdapat satu variabel independen yaitu pengetahuan yang mengalami heterokedastisitas. Dalam penelitian ini juga terdapat rekomendasi atau saran dari peneliti yaitu: 1. Penelitian yang akan datang diharapkan untuk menambah variabel-variabel independen lain seperti, kompleksitas audit, due professional care dan akuntanbilitas dan lainlainnya. 2. Diharapkan untuk penelitian selanjutnya tidak hanya menggunakan metode survei
ISSN: 1410 -9875
kuisioner tetapi juga dapat menggunakan teknik wawancara sehingga data yang diperoleh lebih akurat. 3. Diharapkan penelitian selanjutnya untuk melakukan
Lilly Nilawati
transformasi data atau transformasi logaritma dalam pengujian heterokedastisitas agar menghasilkan data yang tidak terjadi masalah heterokedastisitas.
REFERENSI Arikunto, Suharsimi Dr. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta. Alim, N, M., Hapsari, Trisni., Purwanti, Liliek. 2007. Pengaruh Kompetensi dan Independensi Terhadap Kualitas Audit Dengan Etika Auditor Sebagai Variabel Moderasi. Symposium Nasional Akuntansi X. Unhas Makassar 26-28 Juli 2007. Arum, P. D. Enggar. 2008. Pengaruh Persuasi atas Preferensi Klien dan Pengalaman Audit Terhadap Pertimbangan Auditor dalam Mengevaluasi Bukti Audit. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia Vol.5- Nomor 2. (Desember). Basuki dan Mahardani, Y.K. 2006. Pengaruh tekanan anggaran waktu terhadap perilaku disfungsional auditor dan kualitas audit pada kantor akuntan public di Surabaya. Jurnal maksi. Vol 6, no.2, pp. 2003-223 Bawono, Icuk Rangga dan Singgih, Elisah Muliani. 2011. Faktor-Faktor Dalam Diri Auditor Dan Kualitas Audit : Studi Pada KAP “Big Four” di Indonesia Carey, Peter and Simnett, Roger. 2006. Audit Partner Tenure and Audit Quality. The Accounting Review. Vol. 81, No. 3. Pp. 653-676. Christiawan, J. Yulius. 2005. Aktivitas Pengendalian Mutu Jasa Audit Laporan Keuangan Historis. Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 7, No. 1. (Mei). Dahlan, Muhammad. 2009. Analisis Hubungan antara Kualitas Audit dengan Diskresioneri Akrual : Dosen Tetap Jurusan Akuntansi FE Padjadjaran Bandung. Djamil, Nasrullah. 2007. Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas audit pada sektor publik dan beberapa karakteristik untuk meningkatkannya. Dosen PNS DPK pada STIE Nasional Banjarmasin Elfraim Ferdinan Giri. 2010. Pengaruh Tenur Kantor Akuntan Publik (KAP) dan Reputasi KAP terhadap Kualitas Auditn: Kaus Rotasi Wajib Auditor di Indonesia. Simposium Nasional Akuntansi 13 Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS Cetakan IV. Semarang : Badan Universitas Diponegoro Harhinto, teguh. 2004. Pengaruh keahlian dan independensi terhadap kualitas audit study empiris pada KAP di jawa timur. Semarang. Tesis maksi : universitas diponegoro Herawaty, Arleen dan Susanto K. Yulius. 2008. Profesionalisme, Pengetahuan Akuntansi Publik dalam Mendeteksi Kekeliruan, Etika Profesi dan
47
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 16, No. 1a, Is. 4
November 2014
Pertimbangan Tingkat Materialitas. Dalam The 2nd National Conference UKWMS Surabaya. Mahardani, Krisna Yunika B. 2006. Pengaruh Tekanan Anggaran Waktu Terhadap Perilaku Disfungsional Auditor dan Kualitas Audit pada Kantor Akuntan Publik di Surabaya : Fakultas Ekonomi Universitas Airlangga Surabaya. Malon, C.F., and Robert, R.W. 1996. Factors associated with the incidence of reduced audit quality behavior. Auditing: a journal of practice and theory. Vol. 15. No. 2: pp.49-64 Mayangsari, Sekar. 2003. Analisis Pengaruh Independensi, Kualitas Audit, serta Mekanisme Corporate Governance terhadap Integritas Laporan Keuangan. Simposium Nasional Akuntansi VI di Surabaya. (Oktober): 1255-1273. Mulyadi. 2002. Auditing: Edisi 6. Jakarta: Salemba Empat Prasita, Andin dan Adi H. Priyo. 2007. Pengaruh Kompleksitas Audit dan Tekanan Anggaran Waktu terhadap Kualitas Audit dengan Moderasi Pemahaman terhadap Sistem Informasi : Alumni dan Staff Pengajar FE Universitas Kristen Satya Wacana. Nuratama, I Putu. 2011. Pengaruh Tenur dan Reputasi KAP pada Kualitas Audit dengan Komite Audit sebagai Variabel Moderasi (Study Kasus pada Perusahaan Manufaktur yang terdapat di BEI tahun 2004-2009). Tesis yang dipublikasi Tubbs, Richard. 1992. The effects of experience on the auditors organization and amount of knowledge. The accounting review (okt) pp. 783-809 Santoso, Singgih. 2002. Buku Latihan SPSS Statistik Multivariat. Elex Media Komputindo. Simanjuntak, Peter. 2008. Pengaruh time budget pressure dan resiko kesalahan terhadap penurunan kualitas audit (reduce audit quality), (study empiris pada auditor KAP di Jakarta). Tesis yang dipublikasi Sososutikno, C. 2003. Hubungan Tekanan Anggran Waktu dengan Perilaku Disfungsional serta Pengaruhnya Terhadap Kualitas Audit. Simposium Nasional Akuntansi VI di Surabaya. (Oktober):1116-1128. Wibowo, A. & Rossieta, H. 2009 Faktor-Faktor Determinasi Kualitas AuditSuatu Study dengan Pendekatan Earning Surprise Benchmark : Pascasarjana Ilmu Aakuntansi FE UI.
48
JURNAL BISNIS DAN AKUNTANSI Vol. 16, No. 1a, Is. 4, November 2014, Hlm. 49-58
ISSN: 1410 - 9875 http: //www.tsm.ac.id/JBA
THE INFLUENCE OF DIVIDEND PAYOUT RATIO, EARNINGS PER SHARE, RETURN ON ASSET, ASSET GROWTH, AND GROSS DOMESTIC PRODUCT TOWARD MARKET PRICE OF STOCK ON BANKING COMPANIES LISTED IN INDONESIAN STOCK EXCHANGE ERIKA DJIMENA ARILYN dan MAHMUDIN MUSLIM
[email protected] [email protected] Abstract: The purpose of this research are to test and analyze empirically the influence of dividend payout ratio, earnings per share, return on asset, asset growth, and gross domestic product toward market price of stock. This study was also compare the result of previous research with this research.Sample used in this research is banking companies listed in Indonesian Stock Exchange for period 2007-2012. The purposive sampling is used as sampling technique to obtain 7 companies met the criteria and were analyzed using descriptive statistics and panel data regression with fixed effect model to test the hypotheses. The result of this research shows that earnings per share and gross domestic product influence market price of stock, while dividend payout ratio,asset growth, and return on total asset do not influence market price of stock. In addition, overall the independent variables influence market price of stock simultaneously. Keywords: Dividend Payout Ratio, Earnings Per Share, Return On Asset, Asset Growth, Gross Domestic Product And Market Price Of Stock
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk melakukan uji empiris terhadap pengaruh dividend payout ratio, earnings per share, return on asset, asset growth, dan gross domestic product terhadap market price of stock. Sampel dalam penelitian ini menggunakan perusahaan perbankkan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2007-2012. Tujuh buah perusahaan dipilih sesuai dengan kriteria dalam penelitian menggunakan purposive sampling. Data yang dikumpulkan dianalisa menggunakan deskriptif statistic dan panel data regresi. Hasil penelitian menunjukan pengaruh yang signifikan dari earnings per share dan gross domestic product terhadap market price of stock. Sementara dividend payout ratio,asset growth, dan return on total asset terbukti tidak berpengaruh terhadap market price of stock. Kata kunci: Dividend Payout Ratio, Earnings Per Share, Return On Asset, Asset
Growth, Gross Domestic Product And Market Price Of Stock
49
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 16, No. 1a, Is. 4
PENDAHULUAN Saham adalah tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas yang memberi hak atas dividen dan lain-lain menurut besar kecilnya modal disetor. Harga saham di lantai bursa ditentukan oleh kekuatan pasar yaitu permintaan dan penawaran. Dari laporan keuangan perusahaan bisa dihitung nilai harga saham yang ditawarkan dengan menghitung dividend per share. Aktivitas investasi merupakan aktivitas yang dihadapkan pada berbagai macam risiko dan ketidakpastian yang
November 2014
sering kali sulit diprediksikan oleh para investor. Untuk mengurangi kemungkinan risiko dan ketidakpastian yang akan terjadi, investor memerlukan berbagaimacam informasi, Menurut Indrayono (2011), pada pertengahan semester kedua tahun 2008, harga saham bergerak sangat fluktuatif dan tidak konsisten dengan perubahan fundamental perusahaan. Tetapi keadaan tersebut berbeda dengan yang terjadi pada sector keuangan. Menurut data statistik, dengan adanya krisis ekonomi global tersebut, kondisi perekonomian di Indonesia masih aman dan tidak berpengaruh secara signifikan
Tabel 1 Perusahaan Yang Memperoleh Pernyataan Efektif Untuk Menawarkan Saham Kepada Masyarakat Umum Sampai Dengan Tanggal 30 April 2010 No
Klasifikasi Industri
1 2 3
Pertanian Pertambangan Industri dasar & kimia Aneka industri Industri barang konsumsi Properti & real estate Infrastruktur, utiliti, & transportasi KEUANGAN Perdagangan, jasa, investasi Perusahaan publik
4 5 6 7 8 9 10
Jumlah Emiten 18 15 63
Nilai (Rp Tn)
%
12.95 20.93 29.13
2.98 4.82 6.71
70 43
17.78 8.31
4.09 1.91
52
36.83
8.48
28
22.42
5.16
103 101
195.10 89.37
44.94 20.58
7
1.36
0.31
Sumber : Biro Riset dan Teknologi Informasi Riset Pasar Modal – Biro RISTI Bapepam - LK.
50
ISSN: 1410 -9875
Erika Djimena Arilyn Dan Mahmudin Muslim
Tabel 2 Kapitalisasi Pasar Industri Keuangan No
Finance Sector
Market Capitalisation (%) 2008 2009 2010
1.
Bank
95,80
93,97
94,38
2.
Financial Institution Securities Company Insurance Investment Fund/Mutual Fund Others
1,40
2,00
2,45
2011 2012 92,3 9 2,62
0,57
0,39
0,30
0,31
0,61
1,09 0
1,02 0
1,06 0
0,80 0
0,96 0
1,14 100
2,62 100
1,81 100
3,88 100
3,98 100
3. 4. 5. 6. Totals
Bersasarkan keeektifan perusahaan dan nilai kapitalisasi pasar yang tertera pada table 1 dan 2, dapat disimpulkan bahwa industri keuangan dan khususnya pada perusahaan perbankan mempunyai nilai kapitalisasi pasar yang paling besar diantara lainnya. Oleh karena itu peneliti akan memilih perbankan untuk selanjutnya dijadikan objek penelitian. Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, penulis dapat merumuskan masalah penelitian yaitu: Apakah DPR, EPS, ROA, AG, dan GDP baik secara parsial ataupun secara bersama-sama mempunyai pengaruh terhadap MPS. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh DPR, EPS, ROA, AG, dan GDP baik secara parsial ataupun secara bersamasama mempunyai pengaruh terhadap MPS. Sistematika penulisan dalam skripsi ini adalah bagian pendahuluan yang berisi uraian mengenai latar belakang penelitian, rumusan masalah,
92,58 1,87
tujuan dan manfaat penelitian, dan sistematika pembahasan. Kemuadian bagian kedua yang menguraikan tentang tinjauan teoritis yang berhubungan dengan teori struktur modal, pengertian dan peran bank, profitabilitas bank, variabel-variabel penelitian, perbedaan penelitian terdahulu, dan pengembangan hipotesis penelitian. Bagian ketiga menguraikan tentang metode yang digunakan dalam penelitian, termasuk didalamnya bentuk penelitian, obyek penelitian, teknik pengambilan sampel, teknik pegumpulan data, variabel penelitian, dan metode analisa data. Sementara bagian keempat menjelaskan tentang gambaran umum sampel (obyek penelitian), hasil analisis statistik deskriptif variabel, uji kualitas data, uji asumsi klasik, dan uji hipotesis. Bagian terakhir berisi tentang kesimpulan dan keterbatasan dalam penelitian serta rekomendasi yang
51
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 16, No. 1a, Is. 4
penulis sampaikan hasil penelitian ini.
berdasarkan
RERANGKA TEORITIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Harga Pasar Saham Harga saham (Hartono, 2000) adalah harga yang terjadi di pasar bursa pada waktu tertentu yang ditentukan oleh pelaku pasar yaitu permintaan dan penawaran pasar. Harga saham yang cukup tinggi akan memberikan keuntungan, yaitu berupa capital gain dan citra yang lebih baik bagi perusahaan sehingga memudahkan bagi manajemen untuk mendapatkan dana dari luar perusahaan. Harga saham adalah harga yang terjadi pada pasar sekunder atau bursa efek dimana ditentukan oleh kondisi permintan dan penawaran saham tersebut. Signalling Theory Signalling theory menekankan kepada pentingnya informasi yang dikeluarkan oleh perusahaan terhadap keputusan investasi pihak di luar perusahaan. Informasi merupakan unsur penting bagi investor dan pelaku bisnis karena informasi pada hakekatnya menyajikan keterangan, catatan atau gambaran baik untuk keadaan masa lalu, saat ini maupun keadaan masa yang akan datang bagi kelangsungan hidup suatu perusahaan dan bagaimana pasaran efeknya. Informasi yang lengkap, relevan, akurat dan tepat waktu sangat diperlukan oleh investor di pasar modal sebagai alat analisis untuk mengambil keputusan investasi.
52
November 2014
Dividend Policy (Dividend Payout Ratio) Kebijakan dividen merupakan keputusan pembayaran dividen yang mempertimbangkan maksimalisasi harga saham saat ini dan periode mendatang. Dalam penentuan besar kecilnya dividen yang akan dibayarkan pada perusahaan yang sudah merencanakan dengan menetapkan target Dividend Payout Ratio didasarkan atas perhitungan keuntungan yang diperoleh setelah dikurangi pajak (Laksono, 2006). Dividend Payout Ratio adalah persentase dari pendapatan yang akan dibayarkan kepada pemegang saham sebagai cash dividend. Dividend payout ratio merupakan perbandingan antara cash dividend dengan earning available for common stockholders (net income) pada periode yang bersangkutan.Di dalam komponen dividend per share terkandung unsur dividen, sehingga jika semakin besar dividend yang dibagikan maka semakin besar pula dividend payout rationya. Earnings per Share (EPS) EPS adalah jumlah pendapatan yang diperoleh pemegang saham untuk tiap lembar saham beredar yang dimilikinya dalam satu periode tertentu. Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan bagi pemilik saham per lembarnya. Ratio Profitabilitas (Return on Asset) Rasio profitabilitas merupakan rasio yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba selama
ISSN: 1410 -9875
Erika Djimena Arilyn Dan Mahmudin Muslim
periode tertentu dan juga memberikan tingkat efektifitas manajemen dalam melaksanakan kegiatan operasinya. Return On Assets (ROA) merupakan rasio profitabilitas untuk antara laba bersih yang dihasilkan dari kegiatan pokok perusahaan dengan total assets yang dimiliki perusahaan untuk melakukan aktivitas perusahaan secara keseluruhan dan dinyatakan dalam persentase.ROA dihitung untuk mengetahui peran aktiva yang dimiliki perusahaan dalam menghasilkan laba.
Asset Growth (AG) Pertumbuhan asset merupakan nilai dari perubahan total asset dari periode tertentu dengan periode sebelumnya. Gross Domestic Product (GDP) Gross Domestic Product adalah penghitungan yang digunakan oleh suatu negara sebagai ukuran utama bagi aktivitas perekonomian nasionalnya, tetapi pada dasarnya GDP mengukur seluruh volume produksi dari suatu wilayah (negara) secara geografis.
Dividend Payout Ratio (DPR)
Earnings per Share (EPS) Market Price of Stock (MPS) Return on Asset (ROA)
Asset Growth (AG)
Gross DomesticProduct (GDP)
Gambar 1 Model Penelitian Berdasarkan model penelitian diatas, maka pengembangan hipotesis penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut Ha1 : dividendpayout ratio berpengaruh terhadap market price of stock
Ha2 : eraning per share berpengaruh terhadap market price of stock Ha3: Return on Asset berpengaruh terhadap market price of stock Ha4 : asset growth berpengaruh terhadap market price of stock
53
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 16, No. 1a, Is. 4
Ha5 : gross domestic product berpengaruh terhadap market price of stock Ha6: dividend payout ratio , earnings per share, return on asset, asset growth, dan gross domestic product secara simultan berpengaruh terhadap market price of stock.
METODA PENELITIAN Bentuk Penelitian dan Metode Pemilihan Sampel Bentuk penelitian ini merupakan penelitian kausalitas dimana peneliti ingin mengetahui pengaruh dari variabel independen terhadap variabel dependen. Sampel dipelih dengan menggunakan metode purposive sampling pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI periode 2007-2012, sehingga diperoleh jumlah sampel sebanyak 7 perusahaan (42 pengamatan). Definisi Operasional Variabel dan Pengukurannya Market Price of Stock (MPS) Harga pasar saham adalah perhitungan yang digunakan investor untuk menentukan keputusan pembelian saham. Nilai harga saham dari objek yang akan diteliti dalam penelitian ini yaitu
�������� ��� ����� �
harga saham penutupan (closing price) yang telah terdedia di website bursa efek Indonesia www.idx.co.id. Dividend Payout Ratio (DPR) Ratio pembayaran dividen adalah presentase laba yang dibayarkan kepada para pemegang saham dalam bentuk kas. DPR didistribusikan kepada pemegang saham dalam bentuk kas (Gitman, 2012). Ratio ini dirumuskan sebagai berikut: ���� �������� ��� � ��� ������ Earnings per Share (EPS) Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan bagi pemilik saham per lembarnya. Jika EPS semakin besar maka pandangan investor tentang keberhasilan perusahaan di masa yang akan dating juga semakin besar sehingga investor berani menawar saham dengan harga lebih tinggi sehingga return saham juga akan semakin besar. Rasio ini dirumuskan berikut (Gitman 2012 : 81)
sebagai
��� ������ �������� ��������� ��� ������ ������������ ������ �� ����� �� ������ ����� �����������
Return on Total Asset (ROA) ROA diukur dengan membagi total pendapatan bersih ��� �
54
November 2014
setelah pajak dengan total asset perusahan dan dikalikan 100% untuk melihat presentasenya.
��� ������ ����� ��� � 100% ����� �����
ISSN: 1410 -9875
Erika Djimena Arilyn Dan Mahmudin Muslim
Asset Growth (AG)
tertentu dengan membandingkan jumlah asset periode sekarang dengan periode sebelumnya (Brealey, 2006).
Pertumbuhan asset adalah persentase perubahan dari nilai bersih total asset pada periode ������ �� ������� ���� � ������ �� ��������� ���� ������ ������ � ������ �� ������� ���� Gross Domestic Product (GDP) Nilai GDP telah tersedia pada website Badan Pusat Statistik
yang melaporkan angka GDP periode 2000-2012.(www.bps.go.id)
HASIL PENELITIAN Tabel 3 Hasil Analisis Korelasi Variabel Independen terhadap Variabel Dependen MPS Variabel DPR EPS ROA AG R –0,806477 0.915714 -0.805266 0.804559 R-squared 0.650406 0,838532 0,648454 0,647316 Hubungan Sangat Kuat Sangat Kuat Sangat Sangat Kuat – Negatif – positif Kuat– positif negatif Berdasarkan Tabel 3 diatas dapat diketahui bahwa hubungan antara variabel DPR terhadap MPS adalah sangat kuat negatif, dimana 65.0406% variasi variable MPS dapat dijelaskan oleh variasi variable DPR, dan sisanya sebesar 34.9594% dijelaskan oleh variasi variable lain yang tidak termasuk dalam model regresi. Sementara itu, hubungan antara variabel EPS terhadap MPS adalah sangat kuat positif, dimana 83.8532% variasi variable MPS dapat dijelaskan oleh variasi variable EPS, dan sisanya sebesar 16.1468% dijelaskan oleh variasi variable lain yang tidak termasuk dalam model regresi. Hubungan antara variable ROA terhadap MPS adalah sangat kuat negative, dimana 64.8454% variasi variable MPS dapat
GDP 0.882504 0,778814 Sangat Kuat – positif
dijelaskan oleh variasi variable ROA, dan sisanya sebesar 35.1546% dijelaskan oleh variasi variable lain yang tidak termasuk dalam model regresi. Sementara itu, hubungan antara variable AG terhadap MPS adalah sangat kuat positif, dimana 64.7316% variasi variable MPS dapat dijelaskan oleh variasi variable AG, dan sisanya sebesar 35.2684% dijelaskan oleh variasi variable lain yang tidak termasuk dalam model regresi. Hubungan antara variable GDP dan MPS adalah sangat kuat positif, dimana 77.8814% variasi variable MPS dapat dijelaskan oleh variasi variable GDP, dan sisanya sebesar 22.1186% dijelaskan oleh variasi variable lain yang tidak termasuk dalam model regresi.
55
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 16, No. 1a, Is. 4
November 2014
Tabel 4 Uji t-Statistik Hipotesis ke-1 Coefficient Std. t-Statistic Prob. Error C 3637.313 271.161 13.41383 0.0000 4 DPR -292.3854 446.753 -0.654467 0.5172 5 Sumber: Hasil Pengolahan Data dengan Eviews 7.2 Nilai t-statistik variabel DPR 0.05. Dengan demikian, dapat sebesar ‐0.654467 ≤ ‐tα/2 = ‐2.021 disimpulkan bahwa Ho tidak dapat berada di daerah penerimaan Ho ditolak dan DPR tidak mempunyai dan p value sebesar 0.5172 ≥ α pengaruh terhadap MPS. Variable
Tabel 5 Uji t-Statistik Hipotesis ke-2 Variable Coefficie Std. Error t-Statistic Prob. nt C 597.7868 499.6834 1.196331 0.2398 EPS 10.16046 1.595761 6.367159 0.0000 Sumber: Hasil Pengolahan Data dengan Eviews 7.2 Nilai t-statistik variabel EPS sebesar 6.367159 ≥ ‐tα/2 = ‐2.021 berada di daerah penolakan Ho dan p value sebesar 0.0000≤ α 0.05.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan EPS berpengaruh positif terhadap MPS.
Tabel 6 Uji t-Statistik Hipotesis ke-3 Variable Coefficie Std. Error t-Statistic Prob. nt C 3711.788 373.9182 9.926739 0.0000 ROA -4409.480 9055.325 -0.486949 0.6294 Sumber: Hasil Pengolahan Data dengan Eviews 7.2 Nilai t-statistik variabel ROA 0.05. Dengan demikian, dapat sebesar ‐0.486949 ≥ ‐tα/2 = ‐2.021 disimpulkan bahwa Ho ditolak dan berada di daerah penerimaan Ho ROA tidak berpengaruh terhadap dan p value sebesar 0.6294 ≥ α MPS. Tabel 7 Uji t-Statistik Hipotesis ke-4 Coefficie Std. Error t-Statistic Prob. nt C 3408.251 545.9868 6.242368 0.0000 AG 1204.185 3383.379 0.355912 0.7241 Sumber: Hasil Pengolahan Data dengan Eviews 7.2 Variable
Nilai t-statistik variabel AG sebesar 0.355912 ≥ ‐tα/2 = ‐2.021 berada di daerah penerimaan Ho dan p value sebesar 0.7241 ≥ α 0.05.
56
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa Ho tidak dapat ditolak dan AG tidak berpengaruh terhadap MPS
ISSN: 1410 -9875
Erika Djimena Arilyn Dan Mahmudin Muslim
Tabel 8 Uji t-Statistik Hipotesis ke-5. Variable Coefficie Std. Error t-Statistic Prob. nt C -5954.275 2119.872 -2.808790 0.0082 GDP 4.45E-12 9.85E-13 4.518343 0.0001 Sumber: Hasil Pengolahan Data dengan Eviews 7.2 Nilai t-statistik variabel GDP sebesar 4.518343 ≥ ‐tα/2 = ‐2.021 berada di daerah penolakan Ho dan p value sebesar 0.0001 ≤ α 0.05. Dengan
demikian, dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan GDP berpengaruh positif terhadap MPS.
Tabel 9 Hasil Analisis Korelasi Hipotesis ke-6 R 0.923993 Adjusted R0.800143 squared Sumber: Hasil Pengolahan Data dengan Eviews 7.2 Koefisien korelasi (R) sebesar 0.800143 mempunyai arti bahwa 0.923993, yang artinya hubungan 80.0143% variasi variabel MPS dapat antara DPR, EPS, ROA, AG, dan GDP dijelaskan oleh variasi variabel terhadap MPS adalah positif dan DPR, EPS, ROA, AG, dan GDP, sangat kuat karena nilainya berada sisanya sebesar 19.9857% dijelaskan di antara 0,75-0.99. Sementara itu, oleh variasi variabel lain yang tidak nilai Adjusted R-squares sebesar termasuk dalam model regresi. Tabel 10 Hasil Uji F-Statistik Hipotesis ke-6 Effects Specifications F-statistic 15.92243 Prob(F0.000000 statistic) Sumber: Hasil Pengolahan Data dengan Eviews 7.2 Nilai F-statistik sebesar 15.92243 ≥ Fα = 2,6060 berada di daerah penolakan H0 dengan pvalue 0.00000≤ α 0,05. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak, sehingga DPR, EPS, ROA, AG, dan GDP secara bersamasama mempunyai pengaruh positif terhadap MPS.
PENUTUP Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa Dividend Payout Ratio (DPR), Return on Asset (ROA), Asset Growth (AG), tidak mempunyai pengaruh terhadap market price of stock (MPS). Sementara earnings per share (EPS) dan Gross Domestic Product (GDP) mempunyai pengaruh positif terhadap market price of stock (MPS).
57
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 16, No. 1a, Is. 4
Hasil pengujian secara simultan DPR, EPS, ROA, AG, dan GDP mempunyai pengaruh positif terhadap ROE. Adapun keterbatasan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1). Penelitian hanya menggunakan enam tahun periode penelitian yaitu dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2012. 2). Penelitian hanya fokus pada perusahaan industri perbankan yang terdapat di Bursa Efek Indonesia (BEI). 3). Penelitian hanya menggunakan variabel dividend payout ratio, earnings per share, return on total asset, asset growth, dan gross domestic product sebagai variabel independen, sementara masih ada variabel independen lain yang dapat mempengaruhi variabel harga pasar saham sebagai variabel dependen. Dengan melihat
58
November 2014
keterbatasan-keterbatasan yang terdapat dalam penelitian ini, adapun rekomendasi yang dapat diberikan penulis untuk penelitian selanjutnya adalah sebagai berikut : 1). Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menggunakan rentang waktu yang lebih panjang sehingga memungkinkan memperoleh hasil yang lebih akurat. 2). Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menggunakan objek penelitian yang lebih luas, tidak hanya terbatas pada perusahaan industri perbankan tetapi perusahaan industri lain yang terdapat di Bursa Efek Indonesia (BEI). 3). Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menambah variabel-variabel lain yang diperkirakan dapat mempengaruhi harga saham .
JURNAL BISNIS DAN AKUNTANSI Vol. 16, No. 1a, Is. 4, November 2014, Hlm. 59-68
ISSN: 1410 - 9875 http: //www.tsm.ac.id/JBA
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LAMANYA PENYELESAIAN AUDIT PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA IGNES JANUAR CAHYADI STIE Trisakti
[email protected] Abstract: Audit report lag refers to the number of days from the company’s year end (fiscal year) to the audit report date. The objective of this study is to investigate the influence of the gearing ratio, profitability, liquidity, firm size, firm age and leverage toward the audit report lag. The population of this study is all the manufacturing companies listed in Indonesia Stock Exchange during 2008 until 2011. Samples of manufacturing companies selected from purposive sampling method. The statistic method used to test on the research hypothesis is multiple regression method. The conclusion of this research is that the gearing ratio, liquidity and firm size have influence towards audit report lag. Profitability, firm age and leverage do not have any influence towards audit report lag. The finding show that the gearing ratio has a positive relation with the audit report lag. While liquidity and firm size have a negative relation with the audit report lag. Keywords: Audit report lag, gearing ratio, profitability, likuidity, firm size, firm age, solvability. Abstrak: Audit report lag mengacu pada jumlah hari sejak akhir tahun pelaporan (akhir tahun fiskal) hingga tanggal pelaporan audit. Tujuan penelitian ini adalah untuk menyelediki pengaruh dari rasio gearing, profitabilitas, likuiditas, ukuran perusahaan, umur perusahaan dan leverage terhadap audit report lag. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2008 hinggal 2011. Sampel terdiri dari perusahaan manufaktur yang memenuhi kriteria berdasarkan metode purposive. Uji statistik yang digunakan dalam menguji hipotesis adalah metode regresi berganda. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah bahwa rasio gearing, likuiditas, dan ukuran perusahaan mempengaruhi audit report lag. Profitabilitas, umur perusahaan dan leverage tidak mempengaruhi audit report lag. Temuan ini menunjukkan bahwa rasio gearing berpengaruh positif terhadap audit report lag, sementara likuiditas dan ukuran perusahaan berpengaruh negatif terhadap audit report lag.
59
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 16, No. 1a, Is. 4
November 2014
Kata kunci: Audit report lag, rasio gearing, profitabilitas, likuiditas, ukuran perusahaan, umur perusahaan dan solvabilitas. PENDAHULUAN Laporan keuangan memiliki fungsi yang sangat penting bagi para manajemen, pemegang saham, pemerintah, kreditur dan pihak lain yang berkepentingan terhadap laporan keuangan karena bisa menjadi salah satu alat bantu dalam mengambil keputusan. Informasi akuntansi yang tercantum dalam laporan keuangan harus reliabel, relevan dan dapat dibandingkan agar laporan tersebut tidak kehilangan nilai informasinya. Berdasarkan peraturan BAPEPAM nomor kep-36/PM/2003 tentang laporan keuangan tahunan harus disertai dengan laporan akuntan dengan pendapat yang lazim dan disampaikan kepada Bapepam selambat-lambatnya pada akhir bulan ketiga setelah tanggal laporan keuangan tahunan. Lamanya auditor dalam menyelesaikan audit akan mempengaruhi jangka waktu publikasi laporan keuangan dari tanggal penutupan buku sampai dengan tanggal opini dikeluarkan. Motivasi dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh antara rasio gearing, profitabilitas, likuiditas, ukuran perusahaan, umur perusahaan dan solvabilitas terhadap lamanya penyelesaian audit yang disebut dengan audit report lag pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Hilma et al. (2008) dengan menggunakan variabel audit report lag sebagai variabel
60
dependen dan variabel independen terdiri dari rasio gearing, profitabilitas, likuiditas, ukuran Perusahaan, umur Perusahaan. RERANGKA TEORITIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Audit Report Lag Menurut Kartika (2009), Audit report lag adalah lamanya waktu penyelesaian audit dari akhir tahun fiskal perusahaan sampai tanggal laporan audit dikeluarkan, yang dapat mempengaruhi ketepatan informasi yang dipublikasikan. Informasi laporan keuangan dapat bermanfaat bila disajikan secara akurat dan tepat waktu pada saat dibutuhkan oleh pemakai laporan keuangan. Rasio Gearing terhadap Audit Report Lag Menurut penelitian Hilma et al. (2008), rasio gearing adalah perbandingan antara total hutang dengan modal sendiri. Hasil penelitian Ratnawati dan Sugiharto (2005), mennyatakan perusahaan dengan rasio gearing yang besar tidak menyelesaikan audit lebih cepat dibandingkan perusahaan dengan rasio gearing yang kecil. Perusahaan yang memiliki kewajiban lebih besar daripada modal, maka akan meningkatkan kecenderungan kerugian dan meningkatkan kehati-hatian auditor dalam mengaudit laporan keuangan. Perusahaan dengan nilai rasio gearing yang besar biasanya ingin menunda publikasi laporan keuangan karena berdampak buruk bagi perusahaan.
ISSN: 1410 -9875
Profitabilitas terhadap Audit Report Lag Rachmawati (2008) menyatakan profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan dengan asset perusahaan. Perusahaan yang memiliki tingkat profitabilitas yang lebih tinggi membutuhkan waktu dalam pengauditan laporan keuangan lebih cepat dikarenakan keharusan penyampaian kabar baik secepatnya kepada publik. Auditor yang menghadapi perusahaan yang mengalami kerugian memiliki respon yang cenderung lebih berhati-hati dalam melakukan proses pengauditan. Likuiditas terhadap Audit Report Lag Menurut Mamduh (2003) dalam penelitian Hilma et al. (2008), likuiditas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk melunasi hutang lancar dengan menggunakan aktiva lancar perusahaan. Secara umum hutang lancar dapat dibagi menjadi tiga kategori, yaitu hutang jangka pendek, hutang dagang, dan hutang akrual (accrued liabilities). Rasio likuiditas perusahaan yang besar cenderung memiliki jangka waktu dari tanggal penutupan tahun buku sampai dengan tanggal laporan audit yang lebih pendek . Rasio ini menunjukan kemampuan perusahaan dalam membayar hutang-hutangnya, semakin tinggi rasio likuiditas semakin likuid kondisi keuangan perusahaan (Hilma et al. 2008). Ukuran Perusahaan terhadap Audit Report Lag Menurut Almilia dan Setiady (2006), ukuran perusahaan dapat
Ignes Januar Cahyadi
menunjukan seberapa besar informasi yang terdapat didalamnya, sekaligus mencerminkan kesadaran dari pihak manajemen mengenai pentingnya informasi bagi pihak eksternal perusahaan maupun internal perusahaan. Perusahaan besar berusaha untuk mengurangi audit report lag karena perusahaan cenderung lebih ketat diawasi oleh publik. Umur Perusahaan terhadap Audit Report Lag Menurut Saleh (2004) dalam penelitian Almilia dan Setiady (2006), perusahaan dengan umur yang tua, cenderung untuk lebih terampil dalam pengumpulan, pemrosesan dan menghasilkan informasi ketika diperlukan, karena perusahaan telah memperoleh pengalaman yang cukup. Perusahaan telah merasakan perubahan-perubahan yang terjadi selama kegiatan operasinya, sehingga perusahaan cenderung memiliki fleksibilitas dalam menangani perubahan yang terjadi, sehigga jangka waktu dari tanggal tutup buku sampai dengan tanggal opini akan lebih pendek. Solvabilitas terhadap Audit Report Lag Menurut Soemardjo (1977) dalam penelitian Almilia dan Setiady (2006), solvabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk membayar semua hutangnya (baik hutang jangka pendek maupun hutang jangka panjang) dari harta perusahaan tersebut. Solvabilitas yang buruk merupakan kabar buruk bagi perusahaan sehingga perusahaan cenderung berusaha untuk memoles terlebih dahulu
61
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 16, No. 1a, Is. 4
sebelum laporan keuangan disajikan. Perusahaan dengan tingkat solvabilitas yang tinggi
November 2014
cenderung memiliki rentang waktu penyajian laporan keuangan yang lebih lama.
Model Penelitian
Profitabilitas Likuiditas Audit Report Lag Ukuran Perusahaan Umur Perusahaan Solvabilitas Gambar 1 Model Penelitian METODA PENELITIAN Obyek yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah perusahaanperusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode tahun 2008-2011. Sampel di pilih dengan cara purposive sampling dimana pemilihan sampel secara tidak acak yang informasinya diperoleh dengan menggunakan pertimbangan tertentu yang disesuaikan dengan tujuan penelitian. Sampel yang akan dipilih sesuai dengan iscal a sebagai berikut: 1. Perusahaan yang konsisten terdaftar di Bursa Efek Indonesia untuk periode tahun 2008 sampai dengan 2011. 2. Perusahaan telah menerbitkan laporan keuangan untuk periode yang berakhir 31 Desember 2008 sampai dengan 31 Desember 2011.
62
3. Perusahaan yang tesedia laporan auditor independen. 4. Perusahaan yang menggunakan mata uang Rupiah.. Audit Report Lag didefinisikan sebagai selisih waktu antara berakhirnya tahun iscal sampai dengan tanggal diterbitkannya laporan audit. Audit report lag dihitung dalam satuan hari menurut Wirakusuma (2004) dalam penelitian Hilma et al. (2008). Audit Report Lag = Tanggal Opini – 31 Desember Rasio gearing adalah perbandingan antara total hutang jangka panjang dan hutang jangka pendek dengan modal sendiri. Rasio ini menggambarkan tingkat risiko keuangan perusahaan (Hilma et al. 2008). Rasio Gearing = Total Debt / Total Equity
ISSN: 1410 -9875
Ignes Januar Cahyadi
Menurut Mamduh (2003) dalam penelitian Almalia dan Setiady (2006) profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan pada tingkat asset. Perusahaan yang tingkat profitabilitasnya tinggi diduga waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan audit akan lebih cepat. Profitabilitas diukur dengan perbandingan antara net income dengan total asset. Profitabilitas = Net Income / Total Assets Likuiditas Menurut Mamduh (2003) dalam Almalia dan Setiady (2006), likuiditas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk melunasi hutang lancar dengan menggunakan aktiva lancar perusahaan. Rasio likuiditas diukur dengan membandingkan antara current asset dengan current liabilities. Likuiditas = Current Assets / Current Liabilities Menurut Almilia dan Setiady (2006), ukuran perusahaan dilihat dari jumlah total aktiva, baik aktiva lancar maupun aktiva tidak lancar dalam satuan Rupiah. Pengukuran variabel ukuran perusahaan dengan
menggunakan total asset.
logaritma
natural
Ukuran Perusahaan = Logaritma natural dari Total Assets Umur perusahaan diukur dengan menggunakan tanggal listed-nya perusahaan di pasar modal sampai tanggal penutupan buku tahunan keuangan (31Desember) tahun pengamatan yang dihitung berdasarkan jumlah hari, menurut Saleh (2004) dalam penelitian Hilma et al (2008). Umur Perusahaan = Tanggal listed di BEI sampai dengan 31 Desember tahun pengamatan Venny dan Abaidilah (2008) menyatakan solvabilitas disebut sebagai tingkat leverage. Pengukuran tingkat leverage perusahaan digunakan dengan memproksikan melalui rasio total hutang terhadap total asset. Total hutang yang terdiri dari kewajiban jangka panjang dan jangka pendek dibagi dengan total aktiva akhir tahun buku setiap perusahaan sampel, sehingga rumusnya adalah : Solvabilitas = Total Debt / Total Asset
HASIL PENELITIAN Tabel 1 Statistik Deskriptif Maximum
Minim um
Audit Report La g 440 440 Rasio Gearing
177 40,3716
Profitabilitas
440
Likuiditas Ukuran Perusahaan
440
15,4777 13,6545
12 -27 ,0501 112, 4767 0,0040
440
32,6649
Variabel
n
Mean
Std.
Deviation 75,80 17,465 1,620737 4,2686377 -0,144120 5,4222205 2,070320
1,9642070
20, 6191 27,563530
1,7028523
63
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 16, No. 1a, Is. 4
November 2014
Umur 440 11119 12 5833,75 Perusahaan Solvabilitas 440 163,2298 0,0739 1,170011 Sumber: Hasil pengolahan SPSS Hasil uji t dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 2 Hasil Uji-t Variabel B (Constant) 116,798 Rasio Gearing 0,513 Profitabilitas -0,017 Likuiditas -1,584 Ukuran Perusahaan -1,545 Umur Perusahaan 0,001 Solvabilitas 0,014 a Dependent Variable: ARL Sumber: hasil pengolahan SPSS Berdasarkan tabel 2 menunjukan bahwa variabel rasio gearing memiliki nilai B sebesar 0,513 dengan tingkat Sig sebesar 0,008 lebih kecil dari alpha 0,05, maka Ha1 dapat diterima, artinya rasio gearing berpengaruh terhadap audit report lag. Jenis pengaruhnya adalah positif, semakin besar rasio gearing semakin besar kesulitan keuangan yang dihadapi perusahaan. Oleh karena itu, auditor membutuhkan ketelitian yang tinggi dalam mengaudit laporan keuangan perusahaan sehingga waktu yang dibutuhkan untuk penyelesaian audit juga semakin panjang. Berdasarkan tabel 2 menunjukan variabel profitabilitas memiliki nilai B sebesar -0,017 dengan tingkat Sig sebesar 0,911 lebih besar dari alpha 0,05, maka Ha2 tidak dapat diterima, artinya profitabilitas tidak berpengaruh terhadap audit report lag. Berdasarkan tabel 2 menunjukan variabel likuiditas memiliki nilai B sebesar -1,584
64
2057,729 8,4908945
Sig. 0,000 0,008 0,911 0,000 0,003 0,102 0,889
dengan tingkat Sig sebesar 0,000 lebih kecil dari alpha 0,05, maka Ha3 dapat diterima, artinya likuiditas berpengaruh terhadap audit report lag. Jenis pengaruhnya adalah negatif, semakin besar rasio likuiditas perusahaan maka semakin pendek waktu yang dibutuhkan dalam menyelesaikan audit. Perusahaan yang memiliki tingkat likuiditas yang tinggi memiliki risiko yang lebih kecil terhadap kemungkinan terjadinya gagal bayar atas utang jangka pendek. Tingginya tingkat likuiditas perusahaan menggambarkan bahwa perusahaan memiliki kinerja yang baik sehingga manajemen perusahaan diduga cenderung lebih cepat dalam menyampaikan laporan keuangan (Listiana dan Susilo 2012). Berdasarkan tabel 2 menunjukan variabel ukuran perusahaan memiliki nilai B sebesar -1,545 dengan tingkat Sig sebesar 0,003 lebih kecil dari alpha 0,005, maka Ha4 dapat diterima, artinya ukuran perusahaan berpengaruh
ISSN: 1410 -9875
terhadap audit report lag. Jenis pengaruhnya adalah negatif, semakin besar ukuran perusahaan maka semakin pendek waktu yang dibutuhkan dalam menyelesaikan audit. Menurut Almilia dan Setiady (2006), Ukuran perusahaan dapat menunjukan seberapa besar informasi yang terdapat didalamnya, sekaligus mencerminkan kesadaran dari pihak manajemen mengenai pentingnya informasi, bagi pihak eksternal perusahaan maupun internal perusahaan. Berdasarkan tabel 2 menunjukan variabel umur perusahaan memiliki nilai B sebesar 0,001 dengan tingkat Sig sebesar 0,102 lebih besar dari alpha 0,05, maka Ha5 tidak dapat diterima, artinya umur perusahaan tidak berpengaruh terhadap audit report lag. Berdasarkan tabel 2 menunjukan variabel solvabilitas memiliki nilai B sebesar 0,014 dengan tingkat Sig sebesar 0,889 lebih besar dari alpha 0,005, maka Ha6 tidak dapat diterima, artinya solvabilitas tidak berpengaruh terhadap audit report lag.
Ignes Januar Cahyadi
2.
3.
4.
PENUTUP Berdasarkan pada hasil uji hipotesis dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Rasio gearing berpengaruh terhadap audit report lag. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Septriana (2010) yang menyatakan bahwa rasio gearing berpengaruh terhadap audit report lag. Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian
5.
Hilma et al. (2008) dan Sukmawati (2012). Profitabilitas tidak berpengaruh terhadap audit report lag. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Hilma et al. (2008), Rachmawati (2008) dan Kartika (2009), yang menyatakan bahwa profitabilitas tidak berpengaruh terhadap audit report lag. Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian Parwati dan Suhardjo (2009). Likuiditas berpengaruh terhadap audit report lag. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Hilma et al. (2008) dan Lie (2012) yang menyatakan bahwa likuiditas berpengaruh terhadap audit report lag. Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian Almilia dan Setiady (2006). Ukuran perusahaan berpengaruh terhadap audit report lag. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Almilia dan Setiady (2006), yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh terhadap audit report lag. Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian Hilma et al. (2008) dan Sukmawati (2012). Umur perusahaan tidak berpengaruh terhadap audit report lag. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Hilma et al. (2008) dan Septriana (2010) yang menyatakan bahwa profitabilitas tidak berpengaruh terhadap audit report lag. Hasil penelitian ini tidak
65
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 16, No. 1a, Is. 4
konsisten dengan penelitian Almilia dan Satiady (2006). 6. Solvabilitas tidak berpengaruh terhadap audit report lag. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Almilia dan Setiady (2006), yang menyatakan bahwa profitabilitas tidak berpengaruh terhadap audit report lag. Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian Rachmawati (2008). Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan antara lain: 1. Penelitian ini hanya menggunakan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 2. Penelitian ini hanya menggunakan enam variabel independen yang berkaitan dengan internal perusahaan, yaitu rasio gearing, profitabilitas, likuiditas, ukuran perusahaan, umur perusahaan dan solvabilitas.
November 2014
3. Penelitian ini hanya menggunakan periode pengamatan selama empat tahun yaitu dari tahun 2008 sampai dengan 2011. Rekomendasi yang dapat digunakan oleh peneliti selanjutnya untuk memperbaiki keterbatasan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Memperluas sampel penelitian dengan menggunakan perusahaan manufaktur dan non manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 2. Nilai adjusted R square dalam penelitian ini masih lemah yang berarti masih terdapat variabel lain yang dapat digunakan oleh peneliti selanjutnya dengan menambah variabel independen seperti internal auditor dan ukuran KAP (bigfour). 3. Menggunakan periode penelitian yang lebih lama dari periode yang digunakan dalam penelitian ini, minimal lima tahun agar hasil penelitian lebih relevan.
REFERENSI Almalia,
Luciana Spica dan Lucas Setiady. 2006. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penyelesaian Penyajian Laporan Keuangan pada Perusahaan yang terdaftar di BEJ. Prosiding. Seminar Nasional Good Corporate Governance, Universitas Trisakti, 24-25 November. Almosa, A. S dan Alabbas M. 2007. Audit Delay : Evidence From Listed Joint Stock Companies in Saudi Arabia. www.google.co.id/hl=id&sclient. Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Edisi.5, Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro Hilma, Yahya Hamja dan Hepi Prayudiawan. 2008. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Lamanya Penyelesaian Audit ( Audit Delay) Pasca Keputusan Bapepam Nomor: KEP-36/PM/2003. E-journal, jurnal akuntabilitas tahun 2008. Kartika, Andi. 2009. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Audit Delay di Indonesia (Studi Empiris Pada Perusahaan-Perusahaan LQ 45 yang
66
ISSN: 1410 -9875
Ignes Januar Cahyadi
Terdaftar di Bursa Efek Jakarta). Jurnal Bisnis dan Ekonomi (JBE).Vol. 16, No. 1, Maret 2009, halaman 1-17. Lie, Nella Yovita Sari. 2012. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan pada Perusahaan Pertambangan di BEI Periode 2008-2010. Berkala Ilmiah Mahasiswa Akuntansi. Vol. 1, No. 1. Januari 2012, halaman 27-32. Listiana, Lisa dan Tri Pujadi Susilo. 2012. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Reporting Lag Perusahaan.Media Riset Akuntansi.Vol. 2 No.1, halaman 48-64. Parwati, Lina Anggraeny dan Yohanes Suhardjo. 2009. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Audit Report Lag (ARL). Solusi. Vol. 8, No. 3, Juli 2009: 29-42. Prabandari, Jeane D.M. dan Rustiana. 2007. Beberapa Faktor yang Berdampak pada Perbedaan Audit Delay (studi empiris pada PerusahaanPerusahaan Keuangan yang Terdaftar di BEJ). Jurnal Kinerja, vol. 11, No. 1, hlm. 27-39. Rachmawati, Sistya. 2008. Pengaruh Faktor Internal dan Eksternal Perusahaan Terhadap Audit Delay dan Timeliness. Jurnal akuntansi dan keuangan, vol. 10, No. 1, Mei 2008: 1-10. Ratnawaty dan Toto Sugiharto. 2005. Audit Delay pada Industri Real Estate dan Properti yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta dan Faktor yang Mempengaruhi. Seminar Nasional PESAT, Jakarta 23-24 Agustus, hlm. 289-298. Rondonuwu, Susana Anita dan Winston Pontoh. 2010. Pengaruh Ukuran Perusahaan dan Laba Rugi Perusahaan Terhadap Audit Delay pada Perusahaan Go Public di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Riset Akuntansi Going Concern FE UNSRAT, hlm. 1-13. Santoso, Singgih. 2012. Aplikasi SPSS pada Statistik Parametrik. Jakarta: Elex Media Komputindo Septriana, Ira. 2010. Analisis Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan Perusahaan BUMN di Indonesia. Jurnal Maksi. Vol. 10 No. 1, Januari 2010: 97-117. Shultoni, Moch. 2012. Determinan Audit Delay dan Pengaruhnya Terhadap Reaksi Investor. Jurnal Akuntansi dan Ekonomi Bisnis. Vol. 1, No. 1, halaman 55-71. Sukmawati, Rizki Anggun. 2012. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Audit Delay pada Perusahaan Infrastruktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2008-2010. http://Repository.gunadarma.ac.id. (accessed May 5, 2012). Venny, M.G dan Ubaidillah. 2008. Audit Delay pada Perusahaan Manufaktur, Studi Kasus: Bapepam Tahun 2005. Akuntabilitas: vol. 2, No. 2, halaman 126-140.
67
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 16, No. 1a, Is. 4
Halaman ini sengaja dikosongkan
68
November 2014
JURNAL BISNIS DAN AKUNTANSI Vol. 16, No. 1a, Is. 4, November 2014, Hlm. 69-78
ISSN: 1410 - 9875 http: //www.tsm.ac.id/JBA
THE EFFECT OF SATISFACTION, TRUST, AND NET BENEFITS TO REPURCHASE INTENTION KLEMENS WEDANAJI P STIE TRISAKTI
[email protected] Abstract:The purpose of this research is to know how the influence of satisfaction, trust, and net benefits toward repurchase Intention of www.tunehotel.com in Jakarta. The research design used in this research is causality and descriptive research. The sampling uses in this study was purposive sampling and uses 100 respondents. Data for this study is used the primary data, where the questionnaire spreaded to 100 respondents for gathering the datas. And the methods for the data analysisi is regression, which are simple regression and multiple regression. The result on this research is satisfaction, trust, and net benefits have influence to the repurchase intention. And simultaneously, all the independent variables are have influence to the dependent variabel repurchase intention. Keywords: Satisfaction, Trust, Net Benefits, and Repurchase Intention Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kepuasan, kepercayaan, dan total keuntungan terhadap keinginan melakukan pembelian ulang pada www.tunehotel.com di Jakarta. Design penelitian berupa deskriptif dan kausal asosiatif. Sebanyak 100 orang responden ditetapkan sebagai sampel sesuai dengan metode purposive sampling. Data yang didapat melalui kuisioner dianalisis dengan menggunakan regresi berganda.Hasil penelitian menunjukan bahwa seluruh variable independen baik secara parsial dan simultan terbukti berpengaruh terhadap variable dependen. Kata kunci: kepuasan, kepercayaan, total keuntungan, pembelian ulang diberbagai bidang sebagai alat bantu penyelesaian masalah semakin berkembang. Salah satu contoh penggunaan teknologi informasi yang paling berkembang saat ini adalah dalam penggunaan internet. Banyak perusahaan yang ada saat ini baik perusahaan kecil, menengah, maupun besar telah
PENDAHULUAN Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang semakin maju seiring perkembangan zaman. Sehingga banyak kalangan pembisnis yang mencari alternatif untuk pemecahan masalah di bidang teknologi informasi. Penggunaan teknologi informasi
69
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 16, No. 1a, Is. 4
menggunakan sarana internet dalam mengembangkan usahanya. Sehingga kita harus bersyukur karena dengan adanya internet telah terjadi revolusi di seluruh jejaring sosial, mulai dari cara orang melakukan penelitian, interaksi hingga bisnis. Saat ini telah begitu banyak beroperasi toko online, yang memamerkan produk mereka dalam format digital hingga melayani pelanggan yang semuanya benar-benar tanpa tatap muka secara langsung tanpa ada keraguan dari pemilik toko maupun dari segi pembeli. Sehingga dengan berkembangnya teknologi internet telah merubah gaya hidup masyarakat Indonesia yang primitif menuju masyarakat modern. Dampak positif dari sebuah perkembangan teknologi internet di indonesia yaitu dapat memudahkan pencarian informasi, artikel, lowongan pekerjaan, dan masih banyak lagi. Tetapi disamping sisi positifnya Internet juga tidak terlepas dari sisi negatif antara lain membuat manusia menjadi malas. Selain sisi positif dan negative adapun keuntungan yang diterima oleh perusahaan untuk memasarkan produknya dengan menggunakan internet antara lain penerapan e-commerce sebuah perusahaan dapat memiliki sebuah pasar internasional. Bisnis dapat dijalankan tanpa adanya batasan suatu negara dengan adanya teknologi digital. Sehingga pihak perusahaan dapat bertemu dengan partner dan kliennya dari seluruh penjuru dunia. Sehingga Tingkat kepercayaan konsumen dalam membeli barang secara online masih harus terus ditingkatkan.
70
November 2014
Trust menjadi faktor paling dominan ketika konsumen ditanyakan tentang apa yang bisa ditingkatkan dari layanan ecommerce. Demikian juga untuk alasan kenapa konsumen tidak membeli barang secara online, sebagai besar responden mengatakan isu keamanan dari situs e-commerce adalah yang paling berpengaruh kenapa mereka tidak membeli barang secara online. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah terdapat pengaruh Satisfaction, Trust, Net benefits terhadap Repurchase intetion Penelitian ini disusun dengan uruatan penulis sebagai berikut, pendahuluan menjelaskan latar belakng masalah, kedua kerangka teoritis dan pengembangan hipotesisi,ketiga metode penelitian yang memuat metode pemilihan sampel dan pengumpuan data, definisi operasional dan pengukuran variabel. Keempat, hasil penelitian yang mengurangi analisis dan pembahasan temuan penelitian. Kelima penutupan yang berisi kesimpulan, keterbatasan dan rekomendasi untuk penelitian selanjutnya. KERANGKA TEORITIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Satisfaction Menurut Kotler dan Amstrong (2012:150) “Satisfaction is a person’s feeling of pleasure or disappointment that result from comparing a product’s perceived performance (or outcome)to expectation. Mengutip pendapat Westbrook and Reilly yang dibaca dari artikel Tjiptono Fandy (2008,
ISSN: 1410 -9875
349), maka disajikan sebagai berikut: “ Definition or understanding of customer satisfaction as an emotional response to the experiences related to specific products or services purchased, retail outlets, or even a pattern of behavior (such as shopping behavior and buyer behavior), as well as the overall market”. Schiffman-kanuk (2010:9), “individual’s perception or of the performance of the product or service in relation to his/her expectations.” Teknik pengukuran Satisfaction Menurut Kotler dan Keler (2012, 151) ada beberapa teknik pengukuran Satisfaction yaitu: 1). Periodic surveys: kegiatan survei yang dilakukan dengan cara melacak secara langsung kepada pelanggan serta memberikan pertanyaan yang dapat dijawab oleh pelanggan. 2). Customer loss rate: menghubungi orang-orang yang telah berhenti membeli atau yang telah beralih ke pemasok lain untuk mencari tahu sebab dan mengapa berpindah ke pemasok lain 3). Mystery Shoppers: mengaku sebagai pembeli potensial dan melaporkan titik-titik kuat dan lemah dalam membeli produk pesaing. Trust Definisi Trust menurut Kotler and Keller (2012:225),” The willingness of the firm to rely on a business partner. It depend on a number of interpersoneal and interpersonal and interorganizational factor such as the firm’s percived competence, integrity, honesty, and benevolence.” Adapun definisi
Klemens Wedanaji P
Trust menurut Ganeshan (1994:2), “Trust is the extent to which the customer believes that the vonder has intentions and motives beneficial to the customer”. Selanjutnya definisi Trust menurut Moorman,Deshpanda, dan Zaltman (1993:82) yaitu “ Trust is defined as a willingness to rely on exchange partner in whom one has confidence”. Lebih jauh lagi, Doney dan Cannon (1997) yaitu “wedefine trust as the perceived credibility and benevolence of a target of trust”. Net Benefits Definisi menurut Szymaski and Hise (2000) net benefit is “ Online shopping gives a customer the opportunity to economize on time andeffort by making it easy to locate merchants, find items, and procure offerings Definisi menurut Childers et al 2011 yaitu “ convenience, price savings, extensive information, enjoymemt, and broad product selection are considered as major benefits of online shopping”. Definisi menurut Delone and McLean (2003)“ use and user satisfaction will lead to net benefits. If repurchase is to occur, it is assumed that net benefits from the perspective of the customer are positive, this influencing repurchase intention and satisfaction” Repurchase Intention Pengertian Repurchase Intentions menurut Zeithaml (1996) “along with loyalty, willingness to pay a price premium, word of mouth, and complaining represent the five behavioral intentions”
71
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 16, No. 1a, Is. 4
Menurut Anderson and Fornell (1554) “repurchase Intentions refer to the likelihood of using service provider again in the future” Menurut Grifin (1995) “Repurchase Intentions dapat timbul melalui tahapan dari purchase cyle, yang merupakan tahapan dari dimana kesadaran akan produk yang ditawarkan (awareness). Pembelian pertama (initial purchase), evaluasi setelah
November 2014
pembelian (post purchase) keputusan untuk membeli ulang sampai pada pembeian ulang ( repurchase). H1: terdapat pengaruh Satisfaction terhadap Repurchase intention H2: terdapat pengaruh Trust terhadap Repurcahse intention H3: terdapat pengaruh Net Benefits terhadap Repurchase intention Berikut ini adalah kerangka pemikiran dari penelitian ini
Satisfaction Trust
Repurchase Intention
Net Benefits
Gambar 1 Model Penelitian METODE PENELITIAN Penelitian ini bertujuan untuk menjawab masalah penelitian mengenai pengaruh Satisfaction, Trust, net benefits terhadap Repurchase intention, untuk itu digunakan penelitian kausalitas dan deskriptif. Penelitian ini menggunakan regresi sebagai alat uji pengaruh variabel independen terhadap dependen. Pemilihan Sampel Pengumoulan Data
72
dan
Penelitian ini menggunakan metode pemilihan Purposive Sampling. Objek penelitian ini adalah www.tunehotel.com. pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan kuesioner sebagai alat untuk mendapatkan data primer. Respondennya adalah orang yang memesan kamar melalui www.tunehotel.comserta telah menginap di tune hotel di Jakarta lebih dari 2 kali. Dengan jumlah sampel yang di gunakan sebagai data penelitian sebanyak 100 responden
ISSN: 1410 -9875
Klemens Wedanaji P
Definisi Operasional dan Indikator Pengukuran Variabel Tabel 1. Operasional Variabel dan Pengukuran Variabel Satisfaction
Trust
Net benefits
Repurchase Intention
Indikator 1. Purchase product 2. Experience of purchasing produk 3. Good idea 4. Satisfied 1. Honest 2. Not opportunistic 3. Promise 4. Trustworthy 5. Ability to complete transacftion 1. Selection fo Product 2. flexibel 3. Interesting 4. Convenient 5. Effectiveness in product searching and buying 1. 2. 3.
Continue using Continue purchasing Intend to continue purchasing
Skala Pengukuran Skala Likert
Skala Likert
Skala likert
Skala likert
HASIL PENELITISN Tabel 2. Statistik Deskriptif Karakteristik Responden N Persentase Jenis Kelamin Laki laki 62 62% Perempuan 38 38% Usia 23-28 28 28% 29-34 34 34% 35-40 25 25% >40 13 13%
Konsumsi 1x 2x 3x >3x
14 46 23 17
14% 46% 23% 17%
73
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 16, No. 1a, Is. 4
Penghasilan Rp 2.000.000 - RP 3.000.000 Rp3.000.001 - Rp 6.000.000 Rp 6.000.001 - Rp 10.000.000 >Rp 10.000.001
Variabel PS_a PS_b PS_c PS_d
15
15%
30
30%
35
35%
20
20%
Tabel 3. Hasil Validitas Variabel X1 = Satisfaction r Hitung r tabel 0.694 0.1986 0.688 0.1986 0.679 0.1986 0.678 0.1986 Variabel X2 = Trust
Keterangan Valid Valid Valid Valid
Variabel
r hitung
r tabel
Keterangan
PT_a
0.603
0.1986
Valid
PT_b
0.761
0.1986
Valid
PT_c
0.819
0.1986
Valid
PT_d
0.733
0.1986
Valid
PT_e
0.664
0.1986
Valid
Variabel PB_a PB_b PB_c PB_d PB_e
Variabel
Satisfaction Trust
74
November 2014
Variabel X3 = Net benefit r hitung r tabel 0.460 0.1986 0.528 0.1986 0.530 0.1986 0.482 0.1986 0.402 0.1986 Tabel 4. Hasil Reliabilitas Jumlah Cronbach Alpha Pertanyaan 4 5
0.860 0.881
Keterangan Valid Valid Valid Valid Valid
Keterangan
Reliabel Reliabel
ISSN: 1410 -9875
Klemens Wedanaji P
Net benefit Repurchase Intention
5 3
0.719 0.788
Reliabel Reliabel
Tabel 5. Hasil Hipotesis 1 Model
R
R Square
(Constant) Satisfaction
0.695
0.483
Model (Constant) Trust
B 0.897 0.688
Tabel 6. Hasil Hipotesis 2 R R Square B 0.678 0.459 0.845 0.689
t 9.565
t 9.121
Sig 0.000
Sig 0.000
Tabel 7. Hasil Hipotesis 3 Model (Constant)
R 0.607
R Square 0.369
Net Benefits
Model (Constant) Satisfaction Trust Net Benefits
B 0.702
t 7.566
Sig 0.000
F 45.402
Sig 0.000
0.735
R 0.766
Tabel 8. Hasil Hipotesis 4 Adj R Square B 0.106 0.574 0.361 0.249 0.322
Berdasarkan tabel 5 hubungan variabel Satisfaction dengan Repurchase Intention memiliki hubungan positif kuat yaitu sebesar 0.695 dengan variasi variabel Satisfaction yang dapat dijelaskan oleh Variabel Repurchase Intention sebesar 48.3%. Berdasarkan tabel tersebut nilai sig < 0.05 yang berarti nilai menunjukan bahwa terdapat pengaruh antara Satisfaction terhadap Repurchase intention. Persamaan regresi dari Variabel Satisfaction di atas adalah
Y= 0.897+0.688X1+e Berdasarkan tabel 6 hubungan variabel Trust dengan Repurchase Intention memiliki hubungan positif kuat yaitu sebesar 0.607 dengan variasi variabel Net Benefits yang dapat dijelaskan oleh Variabel Repurchase Intention sebesar 45.9%. Berdasarkan tabel tersebut nilai sig < 0.05 yang berarti nilai menunjukan bahwa terdapat pengaruh antara Trust terhadap Repurchase intention. Persamaanregresi dari Variabel Trust di atas adalah
75
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 16, No. 1a, Is. 4
Y= 0.845+0.689X2+e Berdasarkan tabel 7 hubungan variabel Net Benefits dengan Repurchase Intention memiliki hubungan positif kuat yaitu sebesar 0.678 dengan variasi variabel Net Benefits yang dapat dijelaskan oleh Variabel Repurchase Intention sebesar 36.9%. Berdasarkan tabel tersebut nilai sig < 0.05 yang berarti nilai menunjukan bahwa terdapat pengaruh antara Net Benefits terhadap Repurchase intention. Persamaan regresi dari Variabel Y=0.702+0.735X3+e Berdasarkan tabel 8 hubungan variabel Satisfaction, Trust, Net Benefits terhadap Repurchase Intention memiliki hubungan positif kuat yaitu sebesar 0.766 dengan variasi variabel Satisfaction, Trust, Net Benefits yang dapat dijelaskan oleh Variabel Repurchase Intention sebesar 57.4%. Berdasarkan tabel tersebut nilai sig < 0.05 yang berarti nilai menunjukan bahwa terdapat pengaruh antara Satisfaction, Trust, Net Benefits terhadap Repurchase intention. Persamaan regresi dari Variabel Y=0.106+0.361X1+0.249X2+0.322X3 +e PENUTUP Berdasarkan pembahasan di atas maka penulis dapat menemukakan kesimpulan dari penelitian ini mengenai pengaruh variabel independen (satisfaction, trust, dan net benefits) terhadap variabel dependen ( Repurchase Intention) pada www.tunehotel.comdi Jakarta.
76
November 2014
Adapun kesimpulannya adalah sebagai berikut 1) Ha diterima, artinya terdapat pengaruh Satisfaction (X1) terhadap Repuchase intention (Y) pada www.tunehotel.comdi Jakarta. 2). Ha diterima, artinya terdapat pengaruh Trust (X2) terhadap Repuchase intention (Y) pada www.tunehotel.com di Jakarta. 3). Ha diterima, artinya terdapat pengaruh Net benefit (X3) terhadap Repuchase intention (Y) pada www.tunehotel.com di Jakarta. 4). Ha diterima, artinya terdapat pengaruh, Satisfaction (X1), Trust (X2), Net benefit (X3) bersamasama terhadap Repuchase intention (Y) pada www.tunehotel.com di Jakarta. Berdasarkan permasalahan dan pembahasan yang telah dilakukan sebelumnya, maka ada rekomendasi yang diberikan kepada beberapa pihak yang terlibat dalam penelitian ini. Adapun saran-saran yang disampaikan adalah sebagai berikut ; 1).Disarankan untuk penelitian selanjutnya untuk menggunakansampel yang lebih banyak tidak hanya 100 responden, agar sampel yang diambil dapat mewakili populasi dengan lebih baik. 2). Disarankan untuk penelitian selanjutnya objek yang digunakan tidak hanya web www.tunehotel.com, melainkan element yang lain yang dapat meningkatkan kualitas daritune hotel di Jakarta. 3).Untuk penelitian selanjutnya sebaiknya menggunakan variabel independen lain selain Satisfaction, Trust dan Net benefits dalam mempengaruhi Repurchase intention.
ISSN: 1410 -9875
Klemens Wedanaji P
DAFTAR REFERENSI Gujarati, Damodar, N. 2009. Basic Econometrics. 5th edition. New York: The Mc Graw-Hill Companies. Hair, Joseph F., Roph E. Anderson, Ronald,L., Tathan, William, C. Black.2010. Multiriate Data Analysis. Pearson Pretience Hall Hui Fang Yui, Min Chiu Chao, Wang T.G Eric “Understanding customers' satisfaction and repurchase intentions: An integration of IS success model, trust, and justice” Journal Of Marketing, Pp20-30.2011 Kotler, Philip, and Kevin Lane Keller. 2012. Marketing Management 14th. Global Edition Person. Kotler, Philip, “Marketing Management Internasional Edition”, The Millenium Edition, South Western Publishing, 2003 Morgan, Robert M. And Shelby D.Hunt. The Commitment.”Trust Theory of Relationship Marketing”.Journal Of Marketing, Pp20-30.1994 Rofiq Ainur, Pengaruh Dimensi Keperayaan (Trust) Terhadap Partisipasi Pelanggan E-Commerce Schiffman, Leon and Kanuk, Leslie Lazar.2008. New jersey: Prentice hall Consumer Behaviour. Sekaran, Uma, and Roger Bougie. 2010. Research Methods For Business. John Willey & Sons Ltd. Sugiyono, prof Dr.2009 Metode Penelitian Bisnis. Alfabeta. Bandung Sarwono, Jonathan. 2011. Buku Pintar IBM SPSS Statistik 19. Penerbit PT Elex Media Komputindo Walter, et al. 2002. Delivering Relationship Value: Key Determinant For Customers’ Commitment. Study of Business Markets Zeithaml, Valeria A, Mary Jo Bitner, “ Service Marketing”. International edition, second edition, the Mc Graw Hill.Co.inc, 2000 http://www.BCGrepot.com http://www.internetwordstats.com http://www.irwancahyo15.wordpress.com
77
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 16, No. 1a, Is. 4
Halaman ini sengaja dikosongkan
78
November 2014
JURNAL BISNIS DAN AKUNTANSI Vol. 16, No. 1a, Is. 4, November 2014, Hlm. 79-96
ISSN: 1410 - 9875 http: //www.tsm.ac.id/JBA
PENGARUH PROFITABILITY, NON-DEBT TAX SHIELD, ASSET STRUCTURE, SIZE, AGE, GROWTH, RISK TERHADAP STRUKTUR MODAL MARIS AGUNG P STIE TRISAKTI
[email protected] Abstract: The purpose of this study is to analyze the influence of Profitability, Non-Debt Tax Shield, Asset Structure, Size, Age, Growth and Risk towards Capital Structure. This study also employs financing and investment decision in order to predict the capital structure of company. The population in this research is companies that listed in Index LQ45 that created by Indonesia Stock Exchange with research period since 2009 until 2012. The sampling technique used in this research is purposive sampling; where in 15 companies met the criteria. This research is using panel data which is the combination of time series and cross section data. The analysis methods are multiple regressions, hypothesis test that is determined coefficient, t-test and F-test. The research result can be summarized as follow. First, there is influence of seventh independen variables simultantly in order to predict capital structure. Second, there is influence of third independen variables individually towards capital structure. The variables are profitability, age and growth in Companies that listed in Index LQ45. Keywords:
Profitability, non-debt tax shield, asset structure, size, age, growth, and capital structure.
Abstrak:Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh Profitability, NonDebt Tax Shield, Asset Structure, Size, Age, Growth dan Risk terhadap Capital Structure. Penelitian ini juga memasukan financing dan investment decision dalam rangka memprediksi capital structure perusahaan. Populasi dalam penelitian ini merupakan perusahaan yang tergabung dalam index LQ45 pada bursa efek Indonesia periode 2009 hinga 2012. Sebanyak 15 perusahaan ditetapkan sebagai sampel dalam penelitian ini sesuai dengan teknik purposive sampling dan kriteria yang ditetapkan dalam penelitian. Data penelitian berbentuk panel data yang diolah dengan metode regresi berganda. Penelitian ini menghasilkan kesimpulan dimana keseruhan variable independen terbukti secara signifikan baik secara parsial maupun simultan berpengaruh terhadap variable dependen. Kata kunci: Profitability, non-debt tax shield, asset structure, size, age, growth, and capital structure.
79
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 16, No. 1a, Is. 4
PENDAHULUAN Perekonomian nasional telah memperlihatkan perkembangan yang cukup baik, ditandai dengan kemampuan Indonesia mengatasi tekanan akibat krisis sub-prime mortgage tahun 2008 yang melanda sektor keuangan global. Hampir semua negara mengalami penurunan kinerja perkenomian yang cukup tajam. Kebijakan pemerintah Indonesia yang cukup responsif dalam mengatasi krisis berhasil mempertahankan kondisi makro ekonomi nasional yang stabil dan kondusif yang dapat berpengaruh pada peningkatan investasi ke dalam negeri. Atas usaha pemerintah ini pada tahun 2012 seperti yang ditulis pada harian Kompas, 2012, Fitch Rating menaikan rating utang Indonesia menjadi BBB-, menyusul Agen Pemeringkat Kredit Moody’s Sovereign Service menaikan peringkat utang Indonesia ke Level Layak Investasi (Investment Grade), yaitu Baa3 yang sebelumnya adalah Ba1. Moody menjelaskan empat alasan naiknya peringkat tersebut, yaitu: karena kebijakan keuangan pemerintah Indonesia yang tetap sejalan dengan peringkat Baa, pertumbuhan ekonomi yang kuat terhadap guncangan eksternal,
November 2014
kebijakan dan instrumen yang mampu mengatasi bahaya finansial dan sistem perbankan yang sehat. Usaha pemerintah atas kemampuannya mengatasi tekanan akibat krisis tersebut, mendorong pasar modal Indonesia tetap menjadi market yang cukup menarik bagi investor. Dalam kaitannya dengan perusahaan, perusahaan di Indonesia terus mengupayakan perbaikan kinerja perusahaannya, seperti analisis yang dilakukan oleh Majalah Fortune volume 67 tahun 2012, bahwa kinerja berbagai sektor di Indonesia hingga tahun 2012 memperlihatkan perkembangan yang cukup bersinar terutama pada sektor property dan real estate serta sektor perdagangan dan jasa. Pertumbuhan kedua sektor ini lebih tinggi dibandingkan sektor lainnya, ini artinya sektor lainnya juga mengalami pertumbuhan dengan baik. Berdasarkan penelaahan laporan keuangan berkala yang dilakukan oleh BAPEPAM-LK bahwa dari tahun 2009 hingga awal semester 2011 seluruh emiten/perusahaan publik mengalami peningkatan laba bersih/penurunan rugi bersih. Berikut tersaji perkembangan kinerja emiten pada grafik 1.1 dibawah ini.
100% 50% 0% 2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
Peningkatan Laba Bersih/Penurunan Rugi Bersih
Sumber: BAPEPAM-LK Annual Report 2011 Gambar 1 Perkembangan Kinerja Emiten/ Perusahaan Publik Selama Tahun 2005 – Semester I 2011
80
ISSN: 1410 -9875
Berdasarkan grafik diatas dapat disimpulkan pada awal semester 2011 sebanyak 75% emiten/ perusahaan publik mengalami peningkatan laba bersih/penurunan rugi bersih. Peningkat kinerja emiten pada seluruh sektor di Indonesia mendorong peneliti untuk melakukan research tentang kebijakan pendanaan yang dilakukan oleh perusahan publik
Maris Agung P
yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia, dengan menggunakan objek Index LQ45. Pemilihan objek ini berdasarkan data diatas dan informasi terkait dari Bursa Efek Indonesia dan BAPEPAM-LK bahwa stock trading Index LQ45 lebih tinggi dari pada stock trading Jakarta Islamic Index. Data perbandingan terlampir pada tabel 1.1 berikut ini.
Tabel 1 Perbandingan Stock Trading JII dan Index LQ45 IDX Total Sharia Stock LQ45 Stock Trading Trading Trading Tahu Value n Value Value % % (Billion (Billion Rp) (Billion Rp) Rp) 69.00 2012 1,116,113.00 751,011.00 67.00% 766,065.00 % 74.00 2011 1,223,441.00 556,321.00 45.00% 889,512.00 % 76.00 2010 1,176,237.00 517,922.00 44.00% 894,530.00 % 1,569,639. 77.73 2009 2,019,375.13 937,919.08 46.45% 86 % 65.99 2008 1,076,490.53 428,525.74 39.81% 710,394.70 % 1,105,897. 1,381,086. 69.46 2007 1,988,326.20 55.62% 25 13 % 74.40 2006 1,249,074.50 620,165.31 49.65% 929,263.81 % Sumber: IDX Yearly Highlight, Bursa Efek Indonesia, BAPEPAM LK Data diatas menunjukkan bahwa kapitalisasi pasar Index LQ45 lebih tinggi dari pada Jakarta Islamic Index. Index LQ45 terdiri dari 45 emiten dengan tingkat likuiditas yang diseleksi melalui beberapa kriteria pemilihan, diantaranya dengan mempertimbangkan faktor-faktor berikut: (1) telah tercatat di Bursa Efek Indonesia minimal tiga bulan, (2) aktivitas transaksi pasar
regular, yaitu; nilai, volume dan frekuensi transaksi, (3) jumlah hari perdagangan regular, (4) kapitalisasi pasar pada periode tertentu, (5) selain pertimbangan kriteria likuiditas dan kapitalisasi pasar, akan dlihat juga keadaan keuangan dan prospek pertumbuhan perusahaan tersebut. Setiap perusahaan selalu berlomba-lomba untuk dapat memperbaiki kinerja
81
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 16, No. 1a, Is. 4
perusahaannya guna mencapai tujuan perusahaan, yaitu: memaksimalkan kekayaan para pemilik perusahaan (Gitman dan Zutter 2012, 10), begitu juga perusahaan yang masuk dalam daftar Index LQ45. Agar tujuan tersebut dapat tercapai dibutuhkan keputusaan pendanaan yang baik. Keputusan pendanaan disebut sebagai kebijakan struktur modal yaitu kebijakan yang berkaitan dengan komposisi utang, saham preferen dan saham biasa. Manajer harus mampu menghimpun dana, baik dari pendanaan internal maupun pendanaan eksternal dengan baik dan efisien, yang berarti keputusan pendanaan yang dapat meminimalisir biaya modal yang harus ditanggung perusahaan. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi struktur modal. Faktor-faktor tersebut antara profitability, non-debt tax shield, asset structure, size, age, growth, risk. Adapun perumusan masalah penelitiannya adalah apakah terdapat pengaruhprofitability, non-debt tax shield, asset structure, size, age, growth, risk terhadap struktur modal pada perusahaan listed index lq45 periode 2009-2012. Penelitian ini disusun dengan urutan penulisan sebagai berikut pertama, pendahuluan menjelaskan latar belakang masalah. Kedua, kerangka teoritis dan pengembangan hipotesis memuat struktur modal, profitability, nondebt tax shield, asset structure, size, age, growth dan risk. Ketiga, metode penelitian yang memuat metode pemilihan sampel dan pengumpulan data, definisi operasional dan pengukuran variabel. Keempat, hasil penelitian
82
November 2014
yang menguraikan analisis dan pembahasan temuan penelitian. Kelima, penutup yang berisi kesimpulan, keterbatasan dan rekomendasi untuk penelitian selanjutnya. RERANGKA TEORITIS PENGEMBANGAN HIPOTESIS
DAN
Struktur Modal Gitman (2012, 523) menyatakan bahwa “Capital structure is one of the most complex ares of financial decision making because of its interrelationship with other financial decision variables. Capital structure also is the mix of longterm debt and equity maintained by the firm.” Menurut Brigham dan Ehrhardt (2012, 565) pengertian struktur modal dijelaskan dengan “The firm mixture of debt and equity is called its capital structure. Although actual level of debt and equity may vary somewhat overtime, most of firm try to keep financing mix close to a target capital structure”. Dari beberapa teori diatas dapat disimpulkan bahwa struktur modal adalah gabungan antara equity dan debt. Dimana equity dapat berupa internal equity dan external equity. Internal equity berasal dari preferred stock, common stock, paid in capital, retained earning. Pada umumnya banyak perusahaan yang mengalami permasalahan dalam mengatur kombinasi yang optimal antara pinjaman dengan modal, guna memaksimalkan nilai perusahaan secara keseluruhan. Dalam mencapai tujuan perusahaan, ada beberapa hal yang dapat mempengaruhi keputusan
ISSN: 1410 -9875
pengelolaan strukutur modal tersebut, diantaranya berdasarkan rasio utang, apabila rasio utang lebih rendah dari tingkat yang ditargetkan, hal ini memungkinkan perusahaan melakukan ekspansi modalnya dengan menggunakan pinjaman. Sementara, apabila rasio utang lebih besar dari yang ditargetkan, maka saham mungkin saja perlu digunakan. Profitability Gitman dan Zutter (2012, 601) menyatakan bahwa “Profitability is the relationship between revenues and cost generated by using the firm’s assets-both current and fixed-in productive activities”. Berdasarkan pecking order theory, perusahaan yang menguntungkan cenderung memiliki tingkat utang yang lebih rendah. Perusahaan dengan profit lebih tinggi akan selalu memiliki utang yang lebih rendah dalam struktur modalnya karena perusahaan dapat menyediakan dana internal yang dapat digunakan untuk pembiayaan aktivitas operasional dari pada menggunakan utang, dengan kata lain profitability berpengaruh negatif terhadap struktur modal. H1: Terdapat pengaruh profitability terhadap struktur modal Non-debt Tax Shield DeAngelo dan Masulis (1980) dalam Sheikh dan Wang (2011) menjelaskan “Non-debt tax shields are the substitute of the tax shields on debt financing”. Dalam hal ini berarti pengurangan pajak untuk depresiasi, kerugian, dan investasi kredit pajak adalah pengganti manfaat pajak dari
Maris Agung P
pembiayaan utang. Akibatnya, terjadi hubungan terbalik antara utang dan non-debt tax shield (DeAngelo dan Masulis (1980). H2: Terdapat pengaruh non-debt tax shield terhadap struktur modal Asset structure (Tangibility) Menurut Giambona (2010) menjelaskan bahwa “struktur aset adalah aset berwujud yang tidak mudah liquid dan tidak dapat dipidah tangankan”. Higgins (2001, 178) menjelaskan tentang asset structure bahwa: “Tangible assets are assets owned by the company that used in operations and not for resale in the near future and can be used as collateral to borrow funds”. Berdasarkan trade-off theory, pada saat perusahaan membutuhkan tambahan modal, perusahaan membutuhkan asset berwujud untuk menawarkan jaminan kepada kreditor (Janbaz 2010, 29). Hal ini sangat mudah dilakukan oleh perusahaan yang memiliki asset berwujud yang tinggi namun sebaliknya, susah bagi perusahaan yang miliki asset tetap relatif sedikit (rendah) karena sebagai perusahaan dengan level asset berwujud rendah, semakin tinggi biaya utang yang akan meningkat. Oleh sebab itu, perusahaan dengan level asset berwujud rendah akan menghindari utang pada struktur modal. Dengan kata lain asset structure berpengaruh positif terhadap utang dalam struktur modal. H3: Terdapat pengaruh asset structure terhadap struktur modal
83
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 16, No. 1a, Is. 4
Firm Size Menurut White et al. (2003, 178), “firm size is measured from total asset ot total capitalization that owned by the firm”. Mochfoedz (1994) dalam Ibrahim (2008) juga menjelaskan bahwa pada dasarnya ukuran perusahaan hanya terbagi dalam 3 kategori yaitu: perusahaan besar (large firm), perusahaan menengah (medium firm), perusahaan kecil (small firm). Penentuan ukuran perusahaan ini didasarkan pada total aset perusahaan. Pengelompokan perusahaan atas dasar skala operasi (besar atau kecil) dapat digunakan oleh investor sebagai salah satu variabel dalam menentukan keputusan berinvestasi. Tolok ukur yang menunjukkan besar kecilnya suatu perusahaan antara lain; total penjualan, rata-rata tingkat penjualan dan total aktiva (Ferry dan Jones, 1979 dalam Panjaitan 2004). Menurut Riyanto (2001) perusahaan yang lebih besar dimana sahamnya tersebar sangat luas akan lebih berani mengeluarkan saham baru dalam memenuhi kebutuhannya untuk membiayai pertumbuhan penjualannya dibandingkan dengan perusahaan kecil. Oleh sebab itu, perusahaan dengan ukuran yang relatif besar akan lebih mudah memperoleh pinjaman atau dana eksternal. Sehingga semakin besar ukuran perusahaan maka kecenderungan untuk menggunakan utang lebih besar guna memenuhi kebutuhan modal dari pada perusahaan kecil. Dari penjelasan para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa firm size adalah ukuran suatu
84
November 2014
perusahaan atau besarnya aset yang digolongkan berdasarkan dari total aset perusahaan. Firm size berpengaruh positif terhadap struktur modal. H4: Terdapat pengaruh size iterhadap struktur modal Firm Age Dalam beberapa literatur keuangan, dijelaskan bahwa umur perusahaan disebutkan sebagai hal yang penting dalam perhitungan struktur modal. Menurut Ellili dan Farouk (2011, 89) berpendapat bahwa semakin lama suatu perusahaan dalam menjalankan usahanya, maka semakin besar kemampuannya dalam mendapatkan pinjaman. Hal ini jelas, karena secara umum untuk membangun reputasi yang baik serta nama yang baik memerlukan waktu yang cukup lama dan perusahaan lebih stabil terhadap segala goncangan ekonomi. Ramlall (2009, 88) menjelaskan bahwa umur perusahaan berkaitan dengan tingkat kematangan suatu perusahan dalam kemampuannya mengelola cash flows perusahaan. Jadi, dapat disimpulkan bahwa firm age adalah umur perusahaan dari sejak tahun perusahaan didirikan hingga periode penelitian. Perusahaan yang telah lama berdiri dimungkinkan memiliki reputasi yang lebih baik dari pada perusahaan yang baru saja berdiri. H5: Terdapat pengaruh age terhadap struktur modal Growth Growth pada penelitian ini merujuk pada pertumbuhan penjualan. Brigham dan Houston (2001; 39) mengatakan bahwa perusahaan dengan penjualan yang
ISSN: 1410 -9875
Maris Agung P
relatif stabil dapat lebih aman memperoleh lebih banyak pinjaman dan menanggung beban tetap yang lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan yang penjualannya tidak stabil. Hal serupa juga dijelaskan oleh Weston dan Brigham (1986, 475) dalam Prabansari dan Kusuma (2005, 6) yang menyatakan bahwa perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang cepat banyak mengandalkan pada modal eksternal. Sebagaimana penjelasan diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa growth, dimana pertumbuhan aset tetap sebagai indikatornya adalah perubahan aset tetap yang dimiliki perusahaan. Dimana hal tersebut dapat digunakan sebagai signal yang baik dalam pencarian penambahan dana berupa utang. H6: Terdapat pengaruh growth terhadap struktur modal
Risk Gitman dan Zutter (2012, 310) mengatakan bahwa “Risk is a measure of the uncertainty surrounding the return an investment wil earn or, more formally, the variability of return associated with a given asset”. Menurut Ross et al. (2008, 561) menyatakan bahwa “Bussiness risk is the equity risk that comes from the nature of the firm’s operating activities”. Jadi, dapat disimpulkan bahwa risiko adalah sebagai probabilitas atau kemungkinan atas perkiraan pendapatan dimasa mendatang dalam menjalankan usahanya. Menurut pecking order theory perusahaan dengan risiko bisnis yang tinggi menyadari bahwa penggunaan utang yang penuh risiko akan kurang menguntungkan dibanding dengan ekuitas. H7: Terdapat pengaruh risk terhadap struktur modal Pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen digambarkan sebagai berikut:
Profitability
Non-debt Tax Shield Asset Structure Size
Struktur Modal
Age Growth Risk
Gambar 2 Model Penelitian
85
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 16, No. 1a, Is. 4
METODE PENELITIAN Pemilihan Sampel dan Pngumpulan Data Populasi pada penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan yang terdaftar pada Index LQ45 dalam periode 2009-2012. Sampel dipilih
dari populasi berdasarkan kriteriakriteria tertentu yang disebut dengan metode purposive sampling. Dengan kriteria sebagai berikut: Adapun kriteria dalam pemilihan sampel adalah sebagai berikut:
Tabel 2 Proses Pemilihan Sampel Kriteria Pemilihan Sampel Perusahaan yang tetap terdaftar pada Index LQ45 selama periode 2009-2012 Perusahaan perbankan Perusahaan yang tidak mempunyai data lengkap selama periode 2009-2012 Jumlah data yang digunakan sebelum uji outlier Jumlah data yang dikeluarkan pada uji outlier Jumlah data penelitian yang digunakan setelah uji outlier Definisi Operasional Variabel dan Pengukurannya Profitability Profitability adalah kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba. Beberapa rasio yang sering digunakan untuk menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memperoleh keuntungan dari penggunaaan modalnya adalah gross profit margin, operating margin, net
������������� �
Sampel 26
Data 104
(5) (1)
(20) (4)
20 (5) 15
(20) 60
profit margin, return on asset, atau return on equity. Menurut Serrasquiero (2011, 40) Profitability di proksikan dengan ratio between earning before interest and taxes to total asset. Pada penelitian ini rasio yang digunakan dalam mengukur profitability adalah operating margin dirumuskan dengan:
�������� ������ �������� ��� ����� ����� ������
Non-debt Tax Shield Non-debt tax shield adalah besarnya biaya yang mendatangkan keuntungan pajak bagi perusahaan selain biaya bunga utang. Biaya
tersebut adalah biaya depresiasi. Menurut Sheikh dan Wang (2011, 124) Rasio untuk mengukur nondebt tax shield adalah seperti dibawah ini:
��� ���� ��� ������ �
86
November 2014
������������� ����� ������
ISSN: 1410 -9875
Maris Agung P
Asset Structure Asset structure adalah aset berwujud perusahaan yang tidak mudah liquid dan bernilai serta dapat dijaminkan untuk memperoleh tambahan modal
dalam bentuk utang. Dalam mengukur Asset structure seperti yang dikemukakan oleh Ellili dan Farouk (2011, 89) diproksikan sebagai berikut:
����� ��������� �
Size Size adalah ukuran suatu perusahaan atau besarnya aset yang digolongkan berdasarkan dari
����� ����� ������ ����� ������ total aset perusahaan. Menurut Chen (2009, 4) size dapat dihitung dengan cara seperti dibawah ini:
���� � LOG���� ���������
Age Age adalah umur perusahaan dari sejak tahun perusahaan didirikan hingga periode penelitian. Perusahaan yang telah lama berdiri dimungkinkan memiliki reputasi
yang lebih baik dari pada perusahaan yang baru saja berdiri. Menurut Margaretha dan Ramadhan (2009, 86) umur perusahaan (age) dapat diukur dengan menggunakan perhitungan sebagai berikut:
��� � LOG������ ���������� � ����� ��������� ����������� Growth Growth adalah perubahan aset tetap yang dimiliki perusahaan. Menurut Khan (2010, 260) growth ������ �
Risk Risiko adalah sebagai probabilitas atau kemungkinan atas perkiraan pendapatan dimasa mendatang dalam menjalankan usahanya. Menurut Booth (2001)
diproksikan dengan ratio of sales to total assets. Dan dapat diukur sebagai berikut: ����� ����� ����� ����� dalam Khan (2010, 260) menyatakan bahwa risk sebagai business risk dapat diukur sebagai covarians dari EBIT dengan rumus sebagai berikut:
87
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 16, No. 1a, Is. 4
���� �
November 2014
� �� ���� �������� �� ����
untuk mengukur capital structure adalah long-term debt to asset ratio, short-term debt to asset ratio (Serrasqueiro, 2011, 40), total debt ratio (Khan, 2010, 259), dan debt to equity ratio (Hovey, 2007). Proksi struktur modal yang digunakan pada penelitian ini menggunakan long-term debt to total assets ratio yang dirumuskan dengan:
Struktur Modal Struktur modal adalah variabel dependen dari penelitian ini. Struktur modal adalah gabungan antara equity dan debt. Dimana equity dapat berupa internal equity dan external equity. Internal equity berasal dari preferred stock, common stock, paid in capital, retained earning. Proksi-proksi yang umum digunakan �������� ����� �
Metoda Analisis Data Berdasarkam model penelitian, metode analisa data dalam penelitian ini menggunakan regresi panel data. Data akan
���� � ���� ���� ����� ������
dianalisis dengan menggunakan program Eviews 7. Model regresi berganda dalam penelitian ini yaitu: �
��� � �� � � �� ���� � ��� ���
��� � �������� ������� ����� ������ �������� � ���� ������� � �� � ��������� ��������� ������� �� � ��������� ��������� ������� ����� ������ �������� ���������� � ���� � �������� ����� ����� ������ �������� � ���� ������� � ��� � ����� ���� ���� �������� ��������� �������
88
ISSN: 1410 -9875
Maris Agung P
HASIL PENELITIAN Statistik Deskriptif Tabel 3 Hasil Statistik Deskriptif
Mean Median Maximu m Minimum Std. Dev. Skewnes s Kurtosis JarqueBera Probabili ty
SMODAL PROF 0.1626 0.2158 0.1271 0.1948
NDTS ASTRUCT SIZE 0.0228 0.5300 8.2468 0.0238 0.5756 7.4333
GROWT AGE H RISK 1.6224 0.9102 0.2432 1.7160 0.9088 0.2294
0.4307 0.5676 0.0155 -0.0167
0.0639 0.0016
0.8567 13.1347 2.1931 2.4378 0.5651 0.1603 1.5182 0.6990 0.0570 0.0454
0.1340
0.1318
0.0120
0.2066
0.6835 2.1445
0.7963 3.6350
0.4756 -0.2123 4.1998 1.6632
0.3818 -0.7286 0.8119 0.5774 2.5623 3.9618 3.8749 2.7236
6.5006
7.3497
5.8607
4.9186
1.9369
0.0388
0.0254 12.945 6
0.0534
0.0855
2.6775
0.3225 0.5414 0.1281
7.6213 8.5057 3.5249
0.3797 0.0221 0.0142 0.1716 494.805 97.345 54.610 14.593 Sum 9.7548 1.3648 31.7970 4 9 8 9 Sum Sq. 422.983 17.290 Dev. 1.0600 1.0247 0.0085 2.5190 6 6.1366 9 0.9686 Obs 60 60 60 60 60 60 60 60 Sumber: Data penelitian yang telah diolah dengan Eviews7 Uji Signifikasnsi Random Effect Tabel 4 Uji Signifikansi Random Effect Test Summary Cross-section random
Chi-Sq. Statistic
Chi-Sq. d.f.
Prob.
4.994822
7
0.6606
Sumber: Data penelitian yang telah diolah dengan Eviews7 nilai statistik random effect sebesar 4.994822 sedangkan nilai kritis pada tabel dengan α (0.05) dan df 7 adalah 14.067, dengan demikian nilai statistik lebih kecil dari nilai kritis, sehingga kesimpulannya H0 tidak dapat
ditolak. Hasil yang sama juga diperoleh dari probabilitasnya sebesar 0.6606 > α (0.05), sehingga hipotesis nol (H0) tidak dapat ditolak. Ini berarti error term dalam penelitian ini bersifat random, maka model dalam
89
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 16, No. 1a, Is. 4
penelitian
ini
adalah
Random
November 2014
Effect.
Uji Normalitas 14
Series: Standardized Residuals Sample 2009 2012 Observations 60
12 10 8 6 4 2
Mean Median Maximum Minimum Std. Dev. Skewness Kurtosis
4.63e18 0.016259 0.158288 0.200155 0.082713 0.041829 2.376987
JarqueBera Probability
0.987860 0.610224
0 0.20
0.15
0.10
0.05
0.00
0.05
0.10
0.15
Sumber: Data penelitian yang telah diolah dengan Eviews7 Gambar 3 Grafik Hasil Uji Normalitas Setelah Outlier Nilai koefisien skewness mendekati 0, yaitu 0.041829 dan nilai koefisien kurtosis mendekati 3, yaitu 2.376987. Nilai Jarque-Bera adalah 0.987860 yang mana lebih rendah dari nilai Chi-square dengan
df 2 yaitu 5.99, sama halnya dengan nilai probabilitas yaitu sebesar 0.610224 > α (0.05). Maka, dapat disimpulkan hipotesis nol tidak dapat ditolak, data berdistribusi normal.
Uji Asumsi Klasik Uji Multikolinearitas Tabel 5 Hasil Uji Multikolinearitas
PROF NDTS ASTRUCT SIZE AGE GROWTH RISK
PROF 1.0000 0.1055 0.0058 -0.3377 0.4464 0.7775 -0.1435
GROWT NDTS ASTRUCT SIZE AGE H 0.1055 0.00584 -0.3377 0.4464 0.7775 1.0000 0.0416 -0.2899 0.1725 0.4472 0.0416 1.0000 -0.2973 0.2080 -0.2297 -0.2899 -0.2973 1.0000 -0.4296 -0.3028 0.1725 0.2080 -0.4296 1.0000 0.4209 0.4472 -0.2297 -0.3028 0.4209 1.0000 0.1529 -0.2595 0.0037 -0.4578 -0.1124
RISK -0.1435 0.1529 -0.2594 0.0037 -0.4578 -0.1124 1.0000
Sumber: Data penelitian yang telah diolah Eviews7 Tabel 5 menunjukkan semua korelasi antara variabel independen dibawah 0,89. Hal ini menunjukkan
90
tidak terjadi multikolinieritas pada model regresi, sehingga data baik untuk digunakan.
ISSN: 1410 -9875
Maris Agung P
Uji Heteroskedastisitas Tabel 6 Hasil Uji Glejser Coefficie nt Std. Error t-Statistic
Variable C PROF NDTS ASTRUCT SIZE AGE GROWTH RISK
-0.037294 -0.113518 -0.651488 0.047424 0.001782 0.014752 0.025186 0.053258
0.028184 -1.323229 0.038023 -2.985533 0.292125 -2.230166 0.015866 2.989118 0.001167 1.526749 0.010779 1.368558 0.010911 2.308270 0.023611 2.255619
Prob. 0.1915 0.0634 0.0801 0.0043 0.1329 0.1770 0.0550 0.0683
Sumber: Data penelitian yang telah diolah dengan Eviews7 (Lampiran III) Berdasarkan tabel 4.6 diatas, dapat dilihat bahwa profitability memiliki probabilitas 0.0634, non-debt tax shield memiliki probabilitas 0.0801, asset structure memiliki probabilitas 0.0043, size memiliki probabilitas 0.1329, age memiliki probabilitas sebesar 0.1770, growth memiliki probabilitas sebesar 0.0550 dan risk memiliki probabilitas 0.0683.
Variabel profitability, nondebt tax shield, size, age, growth serta risk memiliki probabilitas lebih besar dari pada α (0.05) sedangkan, asset structure memiliki probabilita lebih kecil dari α (0.05) sehingga, dapat disimpulkan bahwa terjadi heteroskedastisitas pada model ini.
Uji Autokorelasi Tabel 7 Hasil Uji Durbin-Watson R-squared Adjusted Rsquared S.E. of regression F-statistic Prob(F-statistic)
Mean dependent 0.426680 var 0.349502 0.031433 5.528544 0.000086
0.026594
S.D. dependent var 0.038973 Sum squared resid 0.051378 Durbin-Watson stat 1.987531
Sumber: Data penelitian yang telah diolah dengan Eviews7 Hasil statistik Durbin-Watson berada pada daerah tidak terdapat autokorelasi, yaitu 1.987531, hal ini
berarti H0 tidak dapat ditolak, maka dapat disimpulkan tidak terdapat autokorelasi.
91
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 16, No. 1a, Is. 4
November 2014
Uji t Tabel 8 Uji t Variable Coefficient Std. Error t-Statistic PROF -0.309744 0.131007 -2.364331 NDTS -1.619818 1.040354 -1.556987 ASTRUCT 0.093900 0.080216 1.170600 SIZE -6.64E-06 0.006292 -0.001056 AGE -0.277571 0.079094 -3.509378 GROWTH -0.157264 0.040608 -3.872778 RISK 0.106362 0.056795 1.872736 Sumber: Data penelitian yang telah diolah dengan Eviews7 Nilai probabilitas dari profitability, age dan growth sebesar 0,0029 dan 0,0008, kurang dari nilai alpha 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh profitability, age dan growth terhadap struktur modal. Sementara nilai probabilitas
Prob. 0.0214 0.1249 0.2465 0.9992 0.0009 0.0003 0.0661
dari non-debt tax shield, asset structure, size, age, growth lebih dari alpha 0,05. Sehingga dapat disimpulkan variabel non-debt tax shield, asset structure, size, age, growth tidak berpengaruh terhadap struktur modal.
Uji F Tabel 9 Uji F Variable C PROF NDTS ASTRUCT SIZE AGE GROWTH RISK
Coefficie nt Std. Error t-Statistic 0.429778 -0.159329 -1.110082 0.134293 0.000872 -0.144482 -0.106248 0.185777
0.154432 0.178347 0.985429 0.077633 0.005574 0.086604 0.055226 0.061993
2.782963 -0.893369 -1.126496 1.729836 0.156369 -1.668298 -1.923870 2.996739
Prob. 0.0075 0.3758 0.2651 0.0896 0.8763 0.1013 0.0599 0.0042
Sumber: Data penelitian yang telah diolah dengna Eviews7 Berdasarkan tabel diatas, model regresi secara simultan adalah sebagai berikut: Yit = a + b1X1it + b2X2it + b3X3it + b4X4it + b5X5it + b6X6it + b7X7it + eit SMODAL = 0.429778 -0.159329PROF – 1.110082NDTS + 0.134293ASTRUCT + 0.000872SIZE – 0.144482AGE – 0.106248GROWTH + 0.185777RISK Tabel 10 Nilai Statistik F F-statistic Prob(F-statistic)
5.528544 0.000086
Sumber: Data penelitian yang diolah dengan Eviews7 (Lampiran III)
92
ISSN: 1410 -9875
Didapatkan hasil statistik F hitung sebesar 5.528544, karena nilai F hitung lebih besar dari nilai F tabel dimana titik jatuh pada penolakan H0, maka Ha tidak dapat ditolak. Hasil ini didukung oleh ρ‐value F sebesar 0.000086 yang lebih kecil dari α (0.05), sehingga dapat disimpulkan bahwa profitability, non-debt tax shield, asset structure, size, age, growth dan risk berpengaruh secara simultan terhadap struktur modal pada perusahaan yang terdaftar dalam Index LQ45 periode 2009 hingga 2012. PENUTUP Dari hasil penelitian, terlihat bahwa hanya variabel profitability, age dan growth berpengaruh terhadap struktur modal, sementara sisanya tidak berpengaruh terhadap struktur modal. Keterbatasn dalam penelitian ini terdapat banyak variabel yang dapat mempengaruhi
Maris Agung P
struktur modal selain dari variabel yang telah digunakan dalam penelitian ini. Penelitian ini hanya menggunakan tujuh variabel yang dianggap berpengaruh terhadap struktur modal, sampel dalam penelitian ini terbatas pada 45 perusahaan terlikuid di Indonesia yang terdaftar dalam Index LQ 45 berdasarkan kriteria oleh Bursa Efek Indonesia, sehingga tidak dapat merepresentasikan seluruh emiten yang terdapat dalam Bursa Efek Indonesia. Rekomendasi yang dapat diberikan untuk peneliti berikutnya adalah dapat menambah variabel fundamental lainnya yang belum digunakan seperti liquidity, ownership structure, dan earning volatility. Menggunakan sampel perusahaan dalam penelitian fokus pada satu sektor tertentu atau menggunakan data perusahaan yang terdaftar dalam Index tertentu seperti, IDX30, MBX, Kompas100, JII, ISSI maupun lainnya untuk memperluas penelitian.
REFERENSI Anderson, David R., Dennis J. Sweeney, Thomas A. Williams., 2011. Statistics for Business and Economics. 11th Edition. South-Western: Cengage Learning. Banggawan, A. Billy., 2012. 100 Menikmati Suku Bunga Rendah. Fortune Indonesia, 67 (Jakarta, Juli 2013). BAPEPAM-LK, 2011. The Journey Ahead Annual Report 2011. Jakarta: BAPEPAMLK. Brealey, Richard A., Stewart C. Myers, and Franklin Allen., 2006. Corporate Finance. 8th Edition. New York: McGraw-Hill Companies. Brigham, Eugene F and Michael C. Ehrhardt. 2012. Financial Management: Theory and Practice. 14th Edition. England: Nelson Education Limited. Bursa Efek Indonesia, 2013. IDX Yearly Highlight 2006-2012. Jakarta: Bursa Efek Indonesia.
93
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 16, No. 1a, Is. 4
November 2014
Ellili, N.O.D. and S. Farouk., 2011. Examining the Capital Structure Determinants: Emperical Analysis of Companies Traded on Abu Dhabi Stock Exchange. International Research Journal of Finance and Economics. Gitman, J. Lawrence and Chad J. Zutter., 2012 Principle of Manajerial Finance. 13th Edition. Harlow: Pearson Education. Gujarati, N. Damodar and Dawn C. Porter., 2009. Basic Econometrics. 5th Edition. McGraw-Hill Companies, Inc. Hair, F. Joseph, Ronald L. Tatham, Rolph E. Anderson, Bill Black., 2006. Multivariat Analysis. 6th Edition. Pearson Education. Higgins, Robert C. 2001. Analysis for Financial Management. 6th Edition. Boston: McGraw-Hill Companies. Indrawati, Titik dan Suhendro. 2006. Determinasi Capital Structure Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Jakarta Periode 2000-2004. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia. Institute for Economic and Financial Research, 2013. Indonesian Capital Market Directory 2002-2012. Jakarta: Institute for Economic and Financial Research. Janbaz, Mehdi. 2010. Capital Structure Decisions in the Iranian Corporate Sector. International Research Journal of Finance and Economics. No.58, ISSN 1450-2887. Joni and Lina., 2010. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, vol. 12, no. 2. Khan. Zeba Shariff., 2010. Determinants of capital structure: case of listed paint manufacturing companies. Interdisicplinary Journal of Contemporary Research in Business. 2nd. KP, Hasa Nurrohim., 2008. Pengaruh profitabilitas, fixed asset ratio, kontrol kepemilikan dan struktur aktiva terhadap struktur modal pada perusahaan manufaktur di Indonesia. Kajian Bisnis dan Manajemen Margaretha, Farah. dan Rizky Ramadhan., 2010. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal pada Industri Manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, vol 12, no. 2. Nachrowi, D. Nachrowi and Usman, Hardius. Pendekatan Populer dan Praktis EKONOMETRIKA Untuk Analisis Ekonomi dan Keuangan. 2006. Universitas Indonesia. Prabansari, Yuke. dan Hadri Kusuma., 2005. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal Perusahaan Manufaktur Go Public di Bursa Efek Jakarta. Kajian Bisnis dan Manajemen. Ramlall, Indranarain., 2009. Determinants of Capital Structure Among NonQuoted Mauritian Firms Undebt to equity ratio Specificity of Leverage: Looking for a Modified Pecking Ordebt to equity ratio Theory. International Research Journal of Finance and Economics. Ross, Stephen A., Randolph W. Westerfield, and Bradford D. Jordan., 2008. Corporate Finance Fundamentals 8th Edition. New York: The McGraw-Hill Companies, Inc. Sekaran, Uma and Roger Bougie., 2009. Research Methods for Business: A Skill Building Approach. 5th Edition. United Kingdom: John Wiley & Sons Ltd.
94
ISSN: 1410 -9875
Maris Agung P
Serrasqueiro, Zelia., 2011. Are Capital Structure Decisions of Service SMEs different? Emperical evidence from Portugal. Management Research Review. Sheikh, N.A. and Zongjun Wang., 2011. Determinants of Capital Structure An Emperical Study of Firms in Manufacturing Industry of Pakistan. Manajerial Finance. Sugiono., 2009. Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). 13th Edition. Bandung: Alfabeta. Winarno, Wing Wahyu., 2011. Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan Eviews. 3rd Edition. UPP STIM YKPN: Yogyakarta. White, Gerald I, Ashwinpaul C. Sondhi and Dov Fried. 2003. The Analysis and Use of Financial Statement. 3rd Edition. United State of America: John Wiley & Sons, Inc.
95
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 16, No. 1a, Is. 4
Halaman ini sengaja dikosongkan
96
November 2014
JURNAL BISNIS DAN AKUNTANSI Vol. 16, No. 1a, Is. 4, November 2014, Hlm. 97-110
ISSN: 1410 - 9875 http: //www.tsm.ac.id/JBA
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGUNGKAPAN SUKARELA PADAPERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA DINE RANETTE STIE Trisakti
[email protected] Abstract: The objective of this research is to test and analyze the effect of dispersed ownership, managerial ownership, foreign ownership, profitability, debt ratio, firm size, Return on Assets ratio, liquidity, and age of firm to voluntary disclosure. Voluntary disclosures are important issue in publishing annual report to the shareholders so that from the information provided by entity’s management, users will be able to know about the entity’s condition, make better investment decisions and better capital allocation. The population of this research is all manufacture companies which listed in Indonesia Stock Exchange (Bursa Efek Indonesia) from 2010 until 2012. The data selected by using purposive sampling method and there are 42 manufacturing companies which suit with the criteria used over three year period from 2010 until 2012. This research used multiple regressions as the statistic analysis method. The empirical results of this research show that manegerial ownership, profitability, firm size and Return on Assets ratio have influence to voluntary disclosure. Yet the other independent variables, which are dispersed ownership, foreign ownership, debt ratio, liquidity and age of firm did not have influence to voluntary disclosure. Keywords:
Voluntary Disclosure, Dispersed Ownership, Managerial Ownership, Foreign Ownership, Profitability, Debt Ratio, Firm Size, Return on Assets Ratio, Liquidity, Age of Firm
Abstract: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuktikan pengaruh dari dispersed ownership, kepemilikan manajerial, kepemilikan asing, profitabilitas, rasio hutang, ukuran perusahaan, rasio return on asset, likuiditas dan umur perusahaan terhadap pengungkapan sukarela perusahaan. Pengungkapan sukarelah merupakan isu yang penting dalam kaitan publikasi pelaporan keuangan kepada para pemegang saham sehingga dari informasi yang disediakan oleh pihak manajemen, pengguna akan dapat mengetahui kondisi perusahaan, membuat keputusan investasi yang lebih baik dan mengalokasikan modal dengan lebih baik pula. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2010 hingga tahun 2012. Sampel terdiri dari perusahaan yang memenuhi kriteria berdasarkan metode purposive dan didapatkan 42 perusahaan dalam tiga tahun (2010 hingga 2012). Metode analisa data menggunakan alat
97
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 16, No. 1a, Is. 4
November 2014
statistik uji regresi berganda. Bukti empiris dari penelitian ini menunjukkan bahwa kepemilikan manajerial, profitabilitas, ukuran perusahaan dan rasio return on asset berpengaruh terhadap pengungkapan sukarela. Kesimpulan lainnya untuk variabel independennya yang berikutnya, yaitu dispersed ownership, kepemilikan asing, rasio hutang, likuiditas dan umur perusahaan tidak mempengaruhi pengungkapan sukarela. Keywords:
Pengungkapan Sukarela, Dispersed Ownership, Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Asing, Profitabilitas, Rasio Hutang, Ukuran Perusahaan, Rasio Return On Assets, Likuiditas, Umur Perusahaan.
PENDAHULUAN Laporan tahunan berisikan data historis mengenai kinerja perusahaan di masa lalu atau pada periode tertentu, yang kemudian dianalisis untuk mengetahui perkembangan kinerja perusahaan dan merupakan sarana utama, dimana informasi keuangan dikomunikasikan kepada pihak luar perusahaan. Informasi tersebut termasuk informasi keuangan maupun non keuangan yang akan digunakan untuk kepentingan pengambilan keputusan oleh manajemen, investor, kreditor dan stakeholder lainnya di dalam suatu perusahaan sesuai dengan kebutuhan. Permintaan akan informasi dan transparansi dalam pengungkapan laporan tahunan perusahaan publik meningkat seiring dengan berubahnya kondisi lingkungan ekonomi dunia. Akibat dari permintaan ini perusahaan diharapkan untuk tidak hanya mengungkapkan informasi sesuai dengan aturan yang berlaku tetapi juga mengungkapkan informasi tambahan untuk memuaskan permintaan dari pasar modal. Informasi yang diungkapkan oleh suatu perusahaan ada dua jenis, yaitu informasi wajib yang
98
harus dipenuhi karena suatu peraturan atau yang disebut sebagai pengungkapan wajib (mandatory disclosure) dan informasi sukarela di luar dari informasi wajib yang harus dipenuhi oleh perusahaan atau disebut sebagai pengungkapan sukarela (voluntary disclosure). Perusahaan yang terdaftar dalam suatu pasar modal menghadapi persaingan dengan perusahaan lain dalam hal jenis sekuritas dan tingkat return yang ditawarkan. Para investor juga menghadapi ketidakpastian tertentu mengenai kualitas dan keamanan surat berharga yang ditawarkan oleh perusahaan. Investor membutuhkan informasi untuk menaksir ketidakpastian aliran kas di masa yang akan datang untuk dapat digunakan dalam menilai saham perusahaan. Voluntary disclosure diharapkan dapat memenuhi semua kebutuhan tersebut. Penelitian ini disusun dengan urutan penulisan sebagai berikut pertama, pendahuluan yang berisi tentang latar belakang, masalah penelitian, tujuan dan manfaat penelitian, serta organisasi penulisan. Kedua, rerangka teoritis dan pengembangan hipotesis yang berisi tentang landasan teori,
ISSN: 1410 -9875
model penelitian, dan perumusan hipotesis. Ketiga, metoda penelitian yang berisi tentang bentuk penelitian, obyek penelitian, definisi operasional dan pengukurannya, teknik pengumpulan data serta metoda analisis data. Keempat, analisis dan pembahasan yang berisi tentang gambaran umum sampel, statistik deskriptif variabel, hasil uji kualitas data dan pengujian hipotesis. Terakhir, penutup yang berisi tentang simpulan, keterbatasan serta rekomendasi untuk penelitian selanjutnya. RERANGKA TEORITIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Teori Keagenan Teori keagenan terdiri dari dua orang atau lebih, dimana salah satu pihak disebut sebagai agent dan pihak yang lain disebut principal. Principal dapat dikatakan sebagai pemegang saham, sedangkan agent adalah manajemen dari perusahaan dimana principal melakukan investasi saham di dalamnya. Pertanggung jawaban manajemen dibuktikan melalui data yang disajikan di laporan keuangan. Namun yang sering terjadi adalah manajemen sedapat mungkin membebankan biaya kepada perusahaan sehingga laba perusahaan berkurang dan secara otomatis mengurangi pembayaran dividen kepada pemegang saham. Hal tersebut menjadi pemicu konflik keagenan, dimana tujuan principal dan agent di dalam menjalankan perusahaan berbeda. Sebagai hasilnya akan timbul apa yang dinamakan biaya keagenan (agency costs) yang meliputi monitoring costs, bonding
Dine Ranette
costs dan residual losses. Monitoring cost adalah biaya yang timbul dan ditanggung oleh principal untuk memonitor perilaku agent, yaitu untuk mengukur, mengamati, dan mengontrol perilaku agen. Sementara bonding cost adalah biaya yang ditanggung agen untuk menetapkan dan mematuhi mekanisme yang menjamin bahwa agent bertindak untuk kepentingan principal. Pemegang saham hanya akan mengijinkan bonding cost terjadi jika biaya tersebut dapat mengurangi monitoring cost. Sedangkan residual loss timbul dari kenyataan bahwa agent kadangkala berbeda dari tindakan yang memaksimumkan kepentingan principal. Ketika manajemen mengungkapkan informasi tambahan yang lebih banyak, maka principal pun akan terpuaskan, karena di satu sisi persepsi principal jika perusahaan mampu melakukan voluntary disclosure berarti keadaan dan kinerja perusahaan sudah berjalan dengan baik dan di sisi lain biaya monitoring cost akan berkurang. Teori Asimetri Informasi dan Teori Pensinyalan Asimetri informasi adalah situasi dimana manajer memiliki informasi lebih banyak mengenai operasi dan prospek masa depan perusahaan daripada investor (Gitman and Zutter 2012). Dengan asumsi bahwa individu-individu bertindak untuk memaksimalkan kepentingan diri sendiri, maka dengan informasi asimetri yang dimilikinya akan mendorong agent untuk menyembunyikan beberapa informasi yang tidak diketahui principal (Yushita 2010). Oleh
99
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 16, No. 1a, Is. 4
karena itu sebagai pengelola perusahaan, manajemen bertanggung jawab memberikan sinyal mengenai kondisi perusahaan kepada pemegang saham. Sinyal yang diberikan dapat dilakukan melalui pengungkapan informasi akuntansi seperti laporan keuangan (Ujiyantho 2007). Informasi yang diungkapkan oleh suatu perusahaan merupakan suatu signal yang memberikan langkah awal investor untuk melakukan keputusan investasi. Pada saat informasi tersebut diumumkan, pelaku pasar akan terlebih dahulu menginterpretasikan dan menganalisis informasi tersebut sebagai signal baik (good news) atau signal buruk (bad news). Kualitas informasi yang diungkapkan oleh perusahaan dalam laporan keuangan dapat mengurangi asimetri informasi. Pengungkapan sukarela menjadi faktor penting di dalam pengambilan keputusan investasi oleh investor, sehingga perusahaan diharapkan mampu memberikan informasi yang berkualitas sebagai sinyal yang diharapkan. Dispersed Ownership dan Pengungkapan Sukarela Menurut Suta dan Laksito (2012) dispersed ownership adalah pembagian porsi kepemilikan saham perusahaan yang dimiliki oleh publik. Shareholders seperti ini biasanya tidak diketahui atau tidak dikenal karena kepemilikan sahamnya yang sedikit. Dapat disimpulkan bahwa pemilik sahamsaham tersebut adalah masyarakat luas. Oleh karena itu, perusahaan dengan mayoritas saham dimiliki oleh publik akan memberikan
100
November 2014
pengungkapan informasi lebih luas dibanding dengan perusahaan yang sahamnya tidak dimiliki oleh publik. Selain itu, berdasarkan teori stakeholder, semakin banyak pemegang saham menunjukkan semakin banyak pihak-pihak yang berkepentingan dalam perusahaan tersebut, sehingga semakin besar pula tekanan yang dihadapi perusahaan untuk mengungkapkan informasi (Suta dan Laksito 2012). Hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut: Ha1 Terdapat pengaruh dispersed ownership terhadap pengungkapan sukarela. Kepemilikan Manajerial dan Pengungkapan Sukarela Kepemilikan manajerial adalah saham yang dimiliki oleh manajer di dalam perusahaan tempat ia bekerja. Menurut Adrem (1999) dalam Broberg et al. (2010) konflik kepentingan yang terjadi antara principal dan agent mungkin terjadi karena rendahnya kepemilikan saham yang dimiliki manajemen perusahaan. Konflik tersebut terjadi karena manajemen tidak lagi termotivasi untuk memaksimilisasikan laba, karena laba perusahaan tidak akan diterimanya secara keseluruhan, terutama jika kepemilikan saham yang dimilikinya rendah. Oleh karena itu, agar manajemen bertindak sesuai keinginan pemegang saham, perusahaan meningkatkan kepemilikan manajerial untuk mensejajarkan kedudukan manajerial dengan pemegang saham. Dengan peningkatan persentase kepemilikan, manajer termotivasi meningkatkan kinerja dan bertanggung jawab meningkatkan
ISSN: 1410 -9875
kemakmuran pemegang saham (Ahmad dan Septriani 2008). Pengungkapan dapat menjadi satu cara yang dilakukan oleh manajemen untuk memberikan bukti bahwa manejemen telah mengelola perusahaan sesuai dengan keinginan pemilik (Broberg et al. 2010). Perusahaan dengan kepemilikan manajerial dimana manajer merupakan agent yang bertugas dalam menjalankan perusahaan tentu akan menyelaraskan kepentingannya (Saputri 2010 dalam Yunita 2010). Manajer yang bertindak sebagai agent juga memiliki saham atas perusahaan tersebut, sehingga manajer akan melakukan hal-hal yang tentunya tidak merugikan perusahaan karena apa yang akan terjadi pada perusahaan juga akan berimbas terhadap mereka. Hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut: Ha2 Terdapat pengaruh kepemilikan manajerial terhadap pengungkapan sukarela. Kepemilikan Asing dan Pengungkapan Sukarela Kepemilikan asing adalah saham yang dimiliki oleh individu maupun badan asing. Semakin besar kepemilikan saham asing akan menyiratkan struktur kepemilikan yang lebih heterogen dimana akan terjadi asimetri informasi dan dengan demikian meningkatkan agency cost (Adrem 1999 dalam Broberg et al. 2009). Asimetri informasi seringkali terjadi di dalam perusahaan yang dimiliki oleh asing karena hambatan geografis dan bahasa. Beberapa alasan mengapa perusahaan yang memiliki
Dine Ranette
kepemilikan saham asing harus mengungkapkan informasi lebih banyak dibandingkan dengan perusahaan yang tidak memiliki kepemilikan saham asing: 1. Perusahaan asing mendapatkan pelatihan yang lebih baik oleh perusahaan induknya di luar negeri mengenai akuntansi 2. Pertanggungjawaban kepada stakeholders yang lebih besar sehingga permintaan akan pengungkapkan informasi pun menjadi lebih luas 3. Sistem informasi yang lebih baik sehingga mampu mengoptimalisasi kebutuhan informasi internal dan kebutuhan perusahaan induk Hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut: Ha3 Terdapat pengaruh kepemilikan asing terhadap pengungkapan sukarela. Profitabilitas (ROE) dan Pengungkapan Sukarela Dalam penelitian ini profitabilitas diukur dengan Return on Equity. Rasio Return on Equity digunakan untuk mengukur efektivitas dari modal perusahaan sendiri dalam menghasilkan keuntungan untuk seluruh pemegang saham, baik saham preferen dan saham biasa. Rasio ini menunjukkan kemampuan manajemen dalam mengelola modal yang tersedia untuk mendapatkan laba perusahaan. Holland (2005) dalam Broberg et al. (2010) mengungkapkan bahwa perusahaan akan mengungkapkan lebih banyak informasi sukarela ketika berada di masa yang baik ‘good time’ dibandingkan ketika berada di masa yang buruk ‘bad time’, dimana return yang tinggi
101
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 16, No. 1a, Is. 4
merupakan ‘good time’ bagi suatu perusahaan. Hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut: Ha4 Terdapat pengaruh profitabilitas (ROE) terhadap pengungkapan sukarela. Rasio Hutang dan Pengungkapan Sukarela Rasio hutang (Debt Ratio) merupakan perbandingan antara total hutang yang dimiliki perusahaan dengan modal perusahaan. Dalam penelitian ini rasio hutang diukur dengan rasio Debt to Equity. Semakin tinggi Debt to Equity Ratio maka semakin besar pula hutang yang harus ditutupi dengan modal perusahaan (Agustina 2006). Perusahaan yang mempunyai proporsi hutang yang lebih banyak dalam struktur permodalannya akan mempunyai biaya keagenan yang lebih besar. Oleh karena itu perusahaan yang mempunyai komposisi hutang yang tinggi wajib memenuhi kebutuhan informasi yang cukup memadai bagi kreditur (Johan dan Lekok 2006). Hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut: Ha5 Terdapat pengaruh rasio hutang terhadap pengungkapan sukarela. Ukuran Perusahaan dan Pengungkapan Sukarela Besar kecilnya suatu perusahaan dapat diukur melalui jumlah karyawan, besarnya modal, penjualan dan total aset perusahaan. Namun, dalam penelitian ini ukuran perusahaan diukur dari total aset. Terdapat beberapa argumentasi yang mendasar hubungan ukuran perusahaan dengan tingkat
102
November 2014
pengungkapan menurut Almilia (2008): 1. Perusahaan besar yang memiliki sistem informasi pelaporan yang lebih baik cenderung memiliki sumberdaya untuk menghasilkan lebih banyak informasi dan biaya untuk menghasilkan informasi tersebut lebih rendah dibandingkan dengan perusahaan yang memiliki keterbatasan dalam sistem informasi pelaporan 2. Perusahaan memiliki insentif untuk menyajikan pengungkapan sukarela, karena perusahaan besar dihadapkan pada biaya dan tekanan politik yang lebih tinggi dibandingkan perusahaan kecil 3. Perusahaan kecil cenderung untuk menyembunyikan informasi penting dikarenakan competitive disadvantage Hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut: Ha6 Terdapat pengaruh ukuran perusahaan dengan pengungkapan sukarela. Return on Asset dan Pengungkapan Sukarela Rasio ini mengungkapkan seberapa besar kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba setelah pajak dengan menggunakan total aktiva yang dimiliki perusahaan. Rentabilitas ekonomi yang tinggi akan mendorong manajer untuk memberikan informasi yang lebih lengkap karena manajer ingin meyakinkan investor terhadap profitabilitas perusahaan. Semakin tinggi rasio ini, semakin baik kemampuan perusahaan dalam mengoperasikan keseluruhan aktivanya, sehingga perusahaan diharapkan untuk meningkatkan
ISSN: 1410 -9875
kualitas pengungkapan laporan keuangan (Hardiningsih 2008). Hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut: Ha7 Terdapat pengaruh ROA terhadap pengungkapan sukarela. Likuiditas dan Pengungkapan Sukarela Tingkat likuiditas merupakan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya yang menggambarkan tingkat kesehatan suatu perusahaan. Wallace et al. (1994) dalam Wardani (2012) menyatakan bahwa perusahaan yang secara keuangan kuat akan mengungkapkan laporan keuangannya dengan lebih luas daripada perusahaan yang secara keuangan lemah. Pernyataan tersebut didukung oleh teori pensinyalan yang menjelaskan bahwa semakin kuat financial suatu perusahaan, maka perusahaan akan cenderung memberikan pengungkapan informasi yang lebih luas sebagai suatu sinyal keberhasilan manajemen dalam mengelola finansial perusahaan tersebut (Suta dan Laksito 2012). Dalam penelitian ini likuiditas diukur dengan rasio lancar. Hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut: Ha8 Terdapat pengaruh likuiditas terhadap pengungkapan sukarela.
Dine Ranette
Umur Perusahaan dan Pengungkapan Sukarela Umur perusahaan menunjukkan seberapa lama perusahaan mampu bertahan sesuai dengan konsep going concern. Semakin lama perusahaan berdiri, maka semakin banyak informasi yang telah diperoleh masyarakat tentang perusahaan tersebut. Menurut Marwata dalam Johan dan Lekok (2006), perusahaan yang berumur lebih tua memiliki pengalaman yang lebih banyak dalam mempublikasikan laporan keuangannya dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan yang masih muda atau baru berdiri Hubungan umur perusahaan dengan luas pengungkapan dapat diasumsikan bahwa semakin lama perusahaan menjadi perusahaan publik, maka diharapkan perusahaan semakin memahami kebutuhan informasi yang dibutuhkan oleh pihak-pihak yang berkepentingan (Wardani 2012). Hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut: Ha9 Terdapat pengaruh umur perusahaan terhadap pengungkapan sukarela. METODA PENELITIAN Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Sampel penelitian ditentukan dengan menggunakan metoda purposive sampling dimana sampel diseleksi berdasarkan kriteriakriteria tertentu.
103
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 16, No. 1a, Is. 4
November 2014
Tabel 1 Distribusi Sampel Penelitian Keterangan Jumlah Perusahaan Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI secara 125 konsisten dari tahun 2010 sampai 2012 Perusahaan manufaktur yang tidak melaporkan (12) laporan tahunannya secara lengkap (4) Perusahaan manufaktur yang tidak selalu melaporkan laporan keuangan tutup buku per 31 Desember (19) Perusahaan manufaktur yang tidak melaporkan laporan keuangannya dengan menggunakan Rupiah (27) Perusahaan manufaktur yang tidak memiliki laba setelah pajak secara berturut-turut dari tahun 2010 sampai 2012 Perusahaan manufaktur yang tidak memiliki (21) kepemilikan asing secara berturut-turut dari tahun 2010 sampai 2012 Sampel dan data yang digunakan dalam penelitian 42 Dispersed ownership adalah pembagian porsi kepemilikan saham Dispersed Ownership (DO) =
(12) (57) (81)
(63)
126
perusahaan yang dimiliki oleh publik (Suta dan Laksito 2012).
suatu perusahaan dengan ketentuan 1 untuk perusahaan yang memiliki kepemilikan manajerial dan 0 untuk perusahaan yang tidak memiliki kepemilikan manajerial. Kepemilikan asing adalah kepemilikan saham yang dimiliki oleh individu maupun badan asing (Broberg et al. 2010).
������ ����������� ����� ����� ����� ����� ���� �������
Return On Equity (ROE) dihitung dengan cara laba setelah pajak yang diperoleh perusahaan
dibagi dengan total ekuitas perusahaan (Broberg et al. 2010).
���� ������� ����� ����� �������
ROE = Rasio hutang yang digunakan dalam penelitian ini adalah debt to equity ratio (DER) yang diukur
104
(36)
������ ����������� ����� ������ ����� ����� ���� �������
Kepemilikan manajerial adalah porsi kepemilikan manajemen yang dimilikinya di perusahaan tempat ia bekerja (Broberg et al. 2010). Dalam penelitian ini variabel kepemilikan manajerial menggunakan variabel dummy untuk menunjukkan ada tidaknya kepemilikan manajerial di Kepemilikan Asing (KA) =
Total Data 375
dengan membagi total hutang dengan ekuitas (Hardiningsih 2008).
ISSN: 1410 -9875
Dine Ranette
����� ������
DER = ����� ������� Dalam penelitian ini ukuran perusahaan diukur melalui total aset yang dimiliki perusahaan (Johan dan Lekok 2006). Ukuran Perusahaan (SIZE) = Log Natural (Total Assets) ROA =
���� ������ ������� ����� ����� ������
Likuiditas adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi Likuiditas (LIK) = Umur perusahaan mengindikasikan seberapa lama perusahaan mampu bertahan (Wardani 2012). Umur Perusahaan (AGE) = Periode pengamatan – Tahun pertama perusahaan terdaftar di BEI Pengungkapan sukarela (voluntary disclosure) adalah Voldis =
Return on Asset menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan atas sejumlah aktiva yang dimiliki oleh perusahaan (Almilia 2008).
kewajiban jangka (Wardani 2012).
pendeknya
������ ������ ������ ������
banyaknya informasi tambahan yang diungkapkan dalam laporan tahunan perusahaan (Wardani 2012). Prosedur penentuan indeks pengungkapan bersifat dikotomi yakni memberi skor satu jika item pengungkapan dan skor nol jika tidak diungkapkan.
����� ��������� ���� ����������� ������ ����� ����� ��������� �������� ���� ����� ����������
HASIL PENELITIAN Berikut adalah hasil pengujian statistik deskriptif dan hasil uji t: Tabel 2 Hasil Statistik Deskriptif Variabel N Minimum Maksimum Mean Deviasi Standar VOLDIS 126 0,3220 0,7119 0,506053 0,0707400 DO 126 0,0100 0,7029 0,270393 0,1777426 KM 126 0 1 0,54 0,500 KA 126 0,0652 0,9484 0,557706 0,2332653 ROE 126 0,0015 1,2194 0,199322 0,1822691 DER 126 0,0215 4,3229 0,881277 0,7687676 SIZE 126 23,4682 32,8365 27,787368 1,7220627 ROA 126 0,0009 0,4038 0,115350 0,0886249 LIK 126 0,5843 11,7428 2,701478 2,1374994 AGE 126 1 31 18,38 5,662 Sumber: Hasil Pengolahan Data Melalui SPSS v.19
105
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 16, No. 1a, Is. 4
Model 1 (Constant)
November 2014
Tabel 3 Hasil Uji t Standardize Unstandardized d Coefficients Coefficients Std. Beta B Error 0,236 0,090
t
Sig.
2,626
0,045
0,039
0,113
1,163
0,203
2,547
0,01 0 0,24 7 0,01 2 0,27 8 0,00 1 0,25 5 0,01 0 0,00 0 0,07 0 0,29 9
Dispersed Ownerhsip Kepemilikan Manajerial Kepemilikan Asing
0,029
0,011
-0,034
0,031
-0,113 -1,090
Return On Equity
-0,279
0,084
-0,719 -3,334
Debt Equity Ratio
0,012
0,010
0,127
1,144
Ukuran Perusahaan
0,009
0,003
0,208
2,634
Return On Asset
0,918
0,181
1,150
5,075
Likuiditas
-0,006
0,003
-0,182 -1,826
Umur Perusahaan
-0,001
0,001
-0,089 -1,043
a. Dependent Variable: Voluntary Disclosure Sumber: Hasil Pengolahan Data Melalui SPSS v.19 Tabel 3 menunjukkan bahwa nilai sig. dari dispersed ownership sebesar 0,247, dimana lebih besar dari 0,05. Artinya dispersed ownership tidak memiliki pengaruh secara individual terhadap pengungkapan sukarela, maka Ha1 tidak dapat diterima. Nilai sig. kepemilikan manajerial sebesar 0,012 menunjukkan bahwa kepemilikan manajerial berpengaruh positif terhadap pengungkapan sukarela, artinya semakin besar kepemilikan manajerial, maka semakin besar pula pengungkapan sukarela suatu perusahaan. Hal ini menunjukkan Ha2 diterima. Manajer yang bertindak sebagai agent juga
106
memiliki saham atas perusahaan tersebut, sehingga manajer akan melakukan hal-hal yang tentunya tidak merugikan perusahaan karena apa yang akan terjadi pada perusahaan juga akan berimbas terhadap mereka, hal ini yang menyebabkan manajemen akan mengungkapkan informasi lebih banyak untuk menjaga kepercayaan masyarakat maupun investor lainnya. Kepemilikan asing tidak berpengaruh secara individual terhadap pengungkapan sukarela karena nilai signifikannya lebih besar dari 0,05 yaitu 0,278. Hasil ini menunjukkan Ha3 tidak dapat diterima.
ISSN: 1410 -9875
ROE berpengaruh negatif terhadap pengungkapan sukarela dengan niali sig. sebesar 0,001, sehingga Ha4 diterima. Artinya semakin kecil ROE, maka semakin besar pengungkapan sukarela yang diungkapkan oleh suatu perusahaan. Alasan yang mendasari hasil penelitian ini adalah perusahaan yang mengalami peningkatan pendapatan belum tentu fokus utamanya mengungkapkan informasi lebih banyak di laporan keuangan. Informasi yang diungkapkan melalui laporan keuangan dirasa cukup untuk kebutuhan investor. Pengungkapan informasi yang lebih lengkap dianggap akan menambah biaya bagi perusahaan, sehingga peningkatan pendapatan yang didapatkan tidak digunakan untuk memperbanyak informasi di laporan tahunan, melainkan digunakan untuk cadangan likuiditas perusahaan. Rasio hutang tidak berpengaruh secara individual terhadap pengungkapan sukarela karena nilai signifikannya lebih besar dari 0,05 yaitu 0,255. Hal ini menunjukkan bahwa Ha5 tidak dapat diterima. Ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap pengungkapan sukarela dengan nilai sig. 0,010, artinya semakin besar ukuran perusahaan, maka semakin banyak pula pengungkapan sukarela yang diungkapkan oleh suatu perusahaan. Perusahaan yang besar cenderung memiliki biaya keagenan yang lebih besar, sehingga dengan pengungkapan informasi lebih banyak akan mengurangi biaya keagenan tersebut. Hal ini menunjukkan Ha6 diterima.
Dine Ranette
ROA memiliki pengaruh positif dengan nilai sig 0,000, artinya semakin besar ROA, maka semakin banyak pula pengungkapan sukarela yang diungkapkan oleh suatu perusahaan. Perusahaan yang sedang mengalami keuntungan akan semakin percaya diri untuk mengungkapkan informasi tambahan yang lebih banyak dan rinci sebagai pembuktian atas profitabilitas perusahaan kepada investor. Hal ini menunjukkan Ha7 diterima. Likuiditas tidak berpengaruh secara individual terhadap pengungkapan sukarela karena nilai signifikannya lebih besar dari 0,05 yaitu 0,07. Hasil ini menunjukkan Ha8 tidak dapat diterima. Umur perusahaan tidak berpengaruh secara individual terhadap pengungkapan sukarela karena nilai signifikannya lebih besar dari 0,05 yaitu 0,299. Hal ini menunjukkan bahwa Ha9 tidak dapat diterima. PENUTUP Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan terhadap 126 data yang digunakan untuk penelitian dari tahun 2010 hingga 2012 dapat diperoleh kesimpulan bahwa kepemilikan manajerial, ROE, ukuran perusahaan dan ROE berpengaruh terhadap pengungkapan sukarela. Sedangkan dispersed ownership, kepemilikan asing, rasio hutang dan likuiditas tidak berpengaruh terhadap pengungkapan sukarela. Dalam penelitian ini, terdapat beberapa keterbatasan, yaitu penelitian ini hanya mengambil sampel selama tiga periode pengamatan yaitu tahun 2010
107
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 16, No. 1a, Is. 4
sampai dengan tahun 2012 dan hanya terbatas pada perusahaan manufaktur, hanya menggunakan sembilan variabel independen, ada kesulitan untuk menentukan dispersed ownership suatu perusahaan, dimana tidak semua perusahaan menjabarkan kepemilikan saham perusahaan secara terperinci, umumnya hanya dipisahkan melalui besaran kepemilikan saham diatas 5% dan dibawah 5%. Ada kesulitan untuk menentukan kepemilikan asing suatu perusahaan, tidak semua perusahaan menjabarkan kepemilikan saham asing yang dimiliki oleh perusahaan tersebut dan perusahaan yang bernama asing belum tentu dimiliki oleh asing, melainkan ada beberapa perusahaan asing yang pemiliknya
November 2014
adalah warga Indonesia dan terjadi heteroskedastisitas pada variabel dispersed ownership, kepemilikan manajerial dan ukuran perusahaan. Ada beberapa rekomendasi berdasarkan keterbatasan yang telah diungkapkan dan berharap dapat berguna untuk penelitian selanjutnya, yaitu untuk penelitian selanjutnya dianjurkan untuk dapat menambah periode pengamatan dan menambahkan industri perusahaan lainnya, untuk penelitian selanjutnya dianjurkan untuk memasukkan variabelvariabel independen lainnya yang memiliki pengaruh terhadap pengungkapan, untuk penelitian selanjutnya diharapkan tidak terjadi masalah heteroskedastisitas dengan cara menambah jumlah data penelitian.
REFERENSI Afifurrahman, Wahid, dan Dody Hapsoro. 2008. Pengaruh Pengungkapan Sukarela Melalui Web Site Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Akuntansi dan Manajemen. Vol. 19, No. 1. Hlm. 1-14. Agustina, Dewi. 2006. Analisis Beberapa Faktor yang Mempengaruhi Kelengkapan Pengungkapan Laporan Keuangan Perusahaan Jasa Transportasi, Perdagangan dan Manufaktur yang Tercatat di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Bisnis dan Akuntansi. Vol. 8, No. 3. Hlm. 219-246. Ahmad, Afridian Wirahadi, dan Yossi Septriani. 2008. Konflik Keagenan: Tinjauan Teoritis dan Cara Menguranginya. Jurnal Akuntansi dan Manajemen. Vol. 3, No. 2. Hlm. 47-55. Almilia, Luciana Spica. 2008. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan Sukarela “Internet Financial and Sustainability Reporting”. Jurnal Akuntansi dan Auditing Indonesia. Vol. 12, No. 2. Belkaoui, Ahmad Riahi. 2004. Accounting Theory. United States of America: Pearson Education. Broberg, Pernila, Torbjorn Tagesson, and Sven-Olof Collin. 2010. What Explains Variation in Voluntary Disclosure? A Study of The Annual Reports of Corporations Listed on The Stockholm Stock Exchange. Journal of Management and Governance. Vol. 14, No.4. Hlm. 351-377. Godfrey, Jayne, Allan Hodgson, Ann Tarca, Jane Hamilton, and Scott Holmes. 2010. Accounting Theory. New York : John Wiley & Sons.
108
ISSN: 1410 -9875
Dine Ranette
Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS 19. Semarang: Universitas Diponegoro. Gitman, J. Lawrence, and Chad J. Zutter. 2012. Principles of Managerial Finance. USA: Pearson International Edition Hair, F. Joseph, William C. Black, Barry J. Babin, and Rolph E. Anderson. 2010. Multivariate Data Analysis. USA: Pearson Education. Hardiningsih, Pancawati. 2008. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Voluntary Disclosure Laporan Tahunan Perusahaan. Jurnal Bisnis dan Ekonomi. Vol. 15, No. 1. Hlm. 67-79. Haryanto dan Lady Aprilia. 2008. Asosiasi Antara Karakteristik Perusahaan dan Kualitas Pengungkapan Sukarela Dalam Laporan Tahunan. http://eprints.undip.ac.id/39366/1/0005__Haryanto_%26_Lady_Aprilia__ASOSIASI_ANTARA_KARAKTERISTIK_PERUSAHAAN_DAN_KUALITAS_PENGU NGKAPAN_SUKARELA_DALAM_LAPORAN_TAHUNAN.pdf Indriana, Dian, Amerti Irvin Widowati, and Vidi Arini Yulimar. 2009. The Impact of Corporate Governance on Voluntary Disclosure Moderated by Company Size (An Empirical Study of Non-Financial Companies Listed on BEI Year 2009). Hlm. 149-156. http://digilib.usm.ac.id/files/disk1/1/gld-usm--dianindria-34-1theimpa-y.pdf Johan, dan Widyawati Lekok. 2006. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Kelengkapan Pengungkapan Informasi Laporan Keuangan (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur di BEJ). Jurnal Bisnis dan Akuntansi. Vol. 8, No. 1. Hlm. 70-91. Juniarti, dan Agnes Andriyani Sentosa. 2009. Pengaruh Good Corporate Governance, Voluntary Disclosure terhadap Biaya Hutang. Jurnal Akuntansi dan Keuangan. Vol. 11, No. 2. Hlm. 88-100. Kusumawati, Dwi Novi. 2007. Profitability and Corporate Governance Disclosure: an Indonesia Study. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia. Vol. 10, No. 2. Hlm. 131-146. Li, Hongxia dan Ainian Qi. 2008. Impact of Corporate Governance On Voluntary Disclosure In Chinese Listed Companies. Corporate Ownership & Control. Vol. 5, Issue. 2. Murtanto, dan Helen Indrayanti. 2007. Pengukuran Atas Tingkat Pengungkapan Sukarela Dengan Menggunakan Graphical Information Disclosure Index (GIDI). Jurnal Bisnis dan Akuntansi. Vol. 9, No. 1. Hlm. 66-87. Scott, William R. 2012. Financial Accounting Theory. United States of America: Pearson Education. Sekaran, Uma, and Roger Bougie. 2009. Research Methods for Busniess. Great Britain: Wiley. Suta, Anita Yolanda, dan Herry Laksito. 2012. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Luas Pengungkapan Informasi Sukarela Laporan Tahunan (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdafar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008-2010). Diponegoro Journal of Accounting, Vol. 1, No. 1. Hlm. 2. Ujiyanto, Muh. Arief. 2007. Asimetri Informasi dan Manajemen Laba: Suatu Tinjauan Dalam Hubungan Keagenan. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia.
109
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 16, No. 1a, Is. 4
November 2014
http://kelembagaandas.wordpress.com/teori-agensi-principal-agenttheory/muh-arief-ujiyantho/ Wardani, Rr. Puruwita. 2012. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Luas Pengungkapan Sukarela. Jurnal Akuntansi dan Keuangan. Vol. 14, No.1. Hlm. 1-15. Yuliana, Rita, Bambang Purnomosidhi, dan Eko Ganis Sukorharsono. 2008. Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) dan Dampaknya Terhadap Reaksi Investor. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia. Vol. 5, No. 2. Hlm. 245-276. Yunita, Nancy. 2010. Pengaruh Corporate Governance Terhadap Voluntary Disclosure dan Biaya Hutang. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi. Vol. 1, No. 1. Hlm. 90-96. Yushita, Amanita Novi. 2010. Earnings Management Dalam Hubungan Keagenan. Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia. Vol. 8, No. 1. Hlm. 53-62.
110
JURNAL BISNIS DAN AKUNTANSI Vol. 16, No. 1a, Is. 4, November 2014, Hlm. 111-120
ISSN: 1410 - 9875 http: //www.tsm.ac.id/JBA
PENGARUH EXISTENCE NEEDS, RELATEDNESS NEEDS, DAN GROWTH NEEDS TERHADAP LOYALITAS KARYAWAN MURSYDI PRIHANTONO STIE Trisakti
[email protected] Abstract: This research is intented to investigate the influence of existence needs to employee loyalty, relatedness needs to employee loyalty and growth needs to employee loyalty along with the influence existence needs, relatedness needs and growth needs to employee loyalty. The object in the research is FinWinner PT. Prudential Life Assurance at Sudirman Jakarta. The sample is selected using purposive sampling method. The data for this research are from 95 samples from employees of FinWinner PT. Prudential Life Assurance. The statistical methods used to test the hypothesis are simple regression and multiple regression. Further, data collected was analyzed using regression equation by deployed SPSS (Statiscal Package for Social Science) software version 16.0. The results showed that the existence needs are partially influenced employee loyalty, relatedness needs partially influenced employee loyalty, growth needs are partially influenced employee loyalty, along with existence needs, relatedness needs, and growth needs are simultaneously influenced employee loyalty. Keyword: Existence Needs, Relatedness Needs, Growth Needs, Employee Loyalty Abstrak : Penelitian ini bertujuan untuk mengukur pengaruh existence needs to employee loyalty, relatedness needs to employee loyalty and growth needs to employee loyalty along with the influence existence needs, relatedness needs and growth needs to employee loyalty. Objek pada penelitian ini adalah PT Asuransi Prudential. Responden yang digunakan sebanyak 95 responden. Adapun untuk menguji hipotesis, digunakan analisis regresi berganda. Analisis software menggunakan SPSS versi 16. Semua variabel penelitian mempunyai hubungan terhadap variabel dependen. Dimana the existence needs berpengaruh terhadap employee loyalty, relatedness needs berpengaruh terhadap employee loyalty, growth needs berpengaruh terhadap employee loyalty, along with existence needs, relatedness needs, and growth needs secara simultan berpengaruh terhadap employee loyalty Kata kunci : Existence Needs, Employee Loyalty
Relatedness
111
Needs,
Growth
Needs,
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 16, No. 1a, Is. 4
PENDAHULUAN Asuransi telah menjadi suatu kebutuhan bagi masyarakat dan perusahaan di masa kini. Segala hal yang menyangkut harapan, impian, dan keinginan dalam kehidupan diperlukan perencanaan keuangan agar bisa menjalani kehidupan di masa kini dan masa depan baik risiko yang rendah maupun risiko yang tinggi. Sejak tahun 1912 asuransi telah menyediakan pelayanan penanggulangan risiko bagi individu atau risiko yang akan menimpa dirinya. Asuransi inilah yang kemudian dikenal sebagai asuransi umum dan asuransi jiwa. Asuransi dapat melindungi dari risiko yang muncul sehingga asuransi dikatakan sebagai pengelola risiko yang akan terjadi. Dalam melakukan suatu pekerjaan karyawan memiliki tujuan yaitu untuk memenuhi kebutuhannya. Kebutuhan manusia terdiri atas : kebutuhan fisik (seperti : makan, papan, pakaian) dan kebutuhan non fisik seperti kebutuhan untuk berinteraksi dengan orang lain. Selain itu manusia bekerja karena ada sesuatu yang hendak dicapainya. Untuk itu, penting bagi perusahaan dalam menumbuhkan motivasi karyawan dalam bekerja. Motivasi ini penting karena dengan motivasi diharapkan bahwa karyawan mau bekerja keras sehingga memberikan hasil yang terbaik bagi perusahaan. Menurut Alderfer dalam teori ERG menjelaskan bahwa motivasi karyawan terdiri atas tiga kategori kebutuhan, yaitu existence, relatedness, dan growth. Dalam hal ini, existence needs (kebutuhaan
112
November 2014
kehidupan) merupakan kebutuhan manusia yang paling mendasar, yaitu kebutuhan untuk memenuhi kebutuhan fisik dan materi sebelum menuju ke kebutuhan akan relatedness (kebutuhan hubungan) dan growth (kebutuhan pertumbuhan), sehingga kebutuhan existence akan menjadi pertimbangan yang paling besar bagi karyawan dalam melaksanakan pekerjaannya. Loyalitas merupakan mesin bagi produktivitas karyawan. Menurut Robbins (2003) loyalitas yang berkaitan dengan tingkat kepercayaan adalah suatu keinginan untuk melindungi orang lain. Bila seseorang memiliki loyalitas dan kepercayaan terhadap suatu hal, maka orang tersebut bersedia berkorban dan setia terhadap hal yang dipercayainya tersebut. Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Tommy Stefanus dan Shelvieana Saputra (2010) dengan objek Karyawan Bagian Pemasaran PT. Palma Abadi Sentosa di Palangka Raya. Penelitian ini dimaksudkan untuk membuktikan kembali bahwa Loyalitas karyawan dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya, seperti yang dikemukan dari penelitian terdahulu seperti Existence Needs, Relatedness Needs, dan Growth Needs. Penelitian di lakukan pada objek yang berbeda yaitu Karyawan FinWinner PT. Prudential Life Assurance di Sudirman Jakarta untuk mengetahui apakah akan memperoleh hasil yang sama. Rumusan dan tujuan yang terdapat pada penelitian ini adalah sebagai
ISSN: 1410 -9875
berikut 1). Apakah terdapat pengaruh Existence Needs terhadap Loyalitas karyawan 2). Apakah terdapat pengaruh Relatedness Needs terhadap Loyalitas karyawan pada karyawan 3). Apakah terdapat pengaruh Growth Needs terhadap Loyalitas karyawan pada karyawan 4). Apakah terdapat pengaruh Existence Needs, Relatedness Needs, dan Growth Needs secara bersama-sama terhadap Loyalitas karyawan Existence Needs Menurut Alderfer (Newstrom, 2002, 110) “Employees initially interested in satisfying their existence needs, which combine physicological and securities factors.” Kebutuhan eksistensial berkaitan dengan kebutuhan yang paling mendasar untuk hidup seperti pembayaran gaji, kondisi fisik kerja, keamanan kerja, dan tunjangan semua bisa memenuhi kebutuhan tersebut. Menurut McShane (2005, 141) “Existence needs include a person’s physicological and physically related safety needs, such as the need for food, shelter, and save working conditions.” Kebutuhan eksistensi pada teori ERG mengkategorikan kebutuhan tingkat pertama dan kedua pada hirarki Maslow ke dalam tingkatan pertama yang paling kongkrit dan wajib dipenuhi perusahaan kepada semua karyawannya. Menurut Alderfer (Robbins, 2003, 214) Existence Needs merupakan kebutuhan fisik dan materi. Kebutuhan ini dapat dipuaskan dengan makanan, minuman, udara, kondisi pekerjaan, hunian, upah, dan
Mursydi Prihantono
manfaat yang diberikan oleh perusahaan. Kebutuhan ini sesuai dengan kebutuhan fisiologis dan kebutuhan rasa aman dari Maslow dan hygiene factors dari Herzberg. Dari definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa Existence Needs adalah kebutuhan akan substansi material seperti keinginan karyawan untuk memperoleh gaji, fasilitas, bonus, alat – alat keselamatan kerja, kondisi kerja dan uang transportasi yang sesuai pengeluaran. H1: Terdapat pengaruh Existence Needs terhadap Loyalitas Relatedness Needs Menurut Alderfer (Newstrom, 2002, 110) “Relatedness needs are at the next level, and these involve being understood and accepted by people above, below, and around the employee at work and away from it.” Relatedness Needs mencakup kebutuhan untuk berinteraksi dengan orang lain. Kebutuhan ini sesuai dengan kebutuhan afiliasi dari Maslow dan hygiene factors dari Herzberg. Menurut McShane (2005, 141) “Relatedness needs include a person’s need to interact with other people, receive public recognition, and feel secure around people.” Kategori kedua pada teori ERG adalah kebutuhan tingkat ketiga dan keempat di dalam piramida Maslow yang berkaitan dengan kebutuhan sosial di dalam diri secara personal atau antar individu. Menurut Alderfer (Robbins, 2003, 214) Relatedness Needs merupakan kebutuhan untuk membangun dan mempertahankan sebuah hubungan. Kebutuhan ini dapat dipuaskan melalui hubungan
113
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 16, No. 1a, Is. 4
dengan keluarga, teman, supervisor, bawahan, dan rekan kerja. Kebutuhan ini sesuai dengan kebutuhan sosial dari Maslow dan hygiene factors dari Herzberg. Dari definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa Relatedness Needs adalah kebutuhan untuk membagi pikiran dan perasaan dengan orang lain seperti berdiskusi, memberikan ide – ide, dan berpatisipasi dalam kegiatan karyawan. H2: Terdapat pengaruh Relatedness Needs terhadap Loyalitas karyawan Growth Needs Menurut Alderfer (Newstrom, 2002, 110) “Growth needs are in the third category, these involve the desire for both self esteem and self actualization.” kebutuhan yang mendorong seseorang untuk memiliki pengaruh yang kreatif dan produktif terhadap diri sendiri atau lingkungan. Realisasi dari kebutuhan penghargaan dan perwujudan diri dari Maslow dan motivation factors dari Herzberg. Menurut McShane (2005, 142) “Growth needs consist of a person’s self esteem through personal achievement as well as the concept of self actualization presented in Maslow’s model.” Kategori ketiga pada teori ERG adalah kebutuhan tingkat kelima di dalam piramida Maslow yang berkaitan dengan kebutuhan aktualisasi di dalam diri secara personal atau antar individu. Menurut Alderfer (Robbins, 2003, 214) Growth Needs merupakan kebutuhan untuk menjadi kreatif, sehingga dapat berguna dan memberi kontribusi yang produktif dan memiliki
114
November 2014
kesempatan untuk pengembangan pribadi. Kebutuhan ini sesuai dengan kebutuhan penghargaan dan kebutuhan aktualisasi diri dari Maslow dan motivation factors dari Herzberg. Dari definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa Growth Needs adalah kebutuhan – kebutuhan yang dimiliki seseorang untuk mengembangkan kecakapan mereka secara penuh dan memberikan kesempatan untuk pengembangan diri seperti kesempatan pendidikan, mengikuti kegiatan seminar, serta mengunakan ketrampilan dan pelatihan keahlian karyawan. H3: Terdapat pengaruh Growth Needs terhadap Loyalitas karyawan Loyalitas Utomo (2002, 9) menyatakan bahwa “Loyalitas adalah Sesuatu yang menjadi motivator yang dapat mengendalikan kesuksesan financial.” Maka Loyalitas juga dapat dikatakan sebagai kesetiaan seseorang terhadap suatu hal yang bukan hanya berupa kesetiaan fisik semata, namun lebih pada kesetiaan non fisik seperti pikiran dan perhatian. Loyalitas para karyawan dalam suatu organisasi itu mutlak diperlukan demi kesuksesan organisasi itu sendiri. Utomo (2002, 10) yang menyatakan semakin tinggi Loyalitas para karyawan di suatu organisasi maka semakin mudah bagi organisasi itu untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya oleh pemilik organisasi. Begitu pula sebaliknya, bagi organisasi yang Loyalitas para karyawannya rendah, maka semakin sulit bagi organisasi
ISSN: 1410 -9875
Mursydi Prihantono
tersebut untuk mencapai tujuantujuan organisasinya yang telah ditetapkan sebelumnya oleh para pemilik organisasi. Hasibuan (2011, 95) menyatakan bahwa “Kesetiaan dicerminkan oleh kesediaan karyawan menjaga dan membela organisasi di dalam maupun di luar pekerjaan dari rongrongan orang yang tidak bertanggung jawab.” Hasibuan (2013, 97) mengemukakan bahwa “Loyalitas atau kesetiaan merupakan salah satu unsur yang digunakan dalam penilaian karyawan yang mencakup kesetiaan terhadap pekerjaannya, jabatan dan organisasi.” Kesetiaan ini dicerminkan dengan kesediaan
karyawan menjaga dan membela organisasi didalam maupun diluar pekerjaan dari orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Jadi, Loyalitas adalah kesediaan karyawan dengan seluruh kemampuan, keterampilan, pikiran dan waktu untuk ikut serta mencapai tujuan perusahaan dan menyimpan rahasia perusahaan serta tidak melakukan tindakantindakan yang merugikan perusahaan selama orang itu masih berstatus sebagai karyawan. H4: Terdapat pengaruh Existence Needs, Relatedness Needs, dan Growth Needs secara bersama-sama terhadap Loyalitas karyawan
Existence needs ( X1) Loyalitas Karyawan Relatedness needs
(Y)
(X2) Growth needs (X3)
Gambar 1 Model Penelitian METODE PENELITIAN Penentuan Sampel Penelitian Obyek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah karyawan FinWinner PT.
Prudential Life Assurance yang berlokasi pada Jalan Jendral Sudirman kav. 26, Jakarta - 12920, Indonesia. Populasi menurut Sekaran dan Bougie (2010, 262) : “ Populasi mengacu pada sekelompok
115
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 16, No. 1a, Is. 4
orang, peristiwa atau hal-hal yang menarik peneliti untuk menyelidiki. Populasi adalah sekelompok orang, peristiwa atau hal-hal yang menarik yang peneliti ingin membuat kesimpulan (berdasarkan statistik sampel).” Populasi di penelitian ini adalah seluruh staff karyawan PT. Prudential Life Assurance di Sudirman Jakarta sebesar 125 orang. Pengertian sampel menurut Sekaran dan Bougie (2010, 263) Sampel adalah himpunan bagian dari populasi, terdiri dari beberapa anggota yang dipilih dari populasi.” Sampel yang diambil pada penelitian ini yaitu seluruh staf karyawan yang bekerja pada PT.
November 2014
Prudential Life Assurance di Sudirman Jakarta. Tehnik pengambilan sampel yang digunakan adalah non probability sampling yaitu sampling purposive. Sampling purposive merupakan pengambilan sampel dari populasi yang berdasarkan tujuan tertentu yaitu harus memenuhi kriteria-kriteria yang ada dalam bagian objek penelitian. Kriteria yang dimaksudkan oleh peneliti yaitu di mana sampel yang di ambil dalam penelitian ini merupakan karyawan yang telah melewati masa kerja 6 bulan. Jumlah sampel dalam penelitian ini dihitung dengan rumus Slovin. Yakni dimana :
Maka didapat jumlah sampel sebesar n =
N 1+N (e)2 = 125 1+ 125 (0,05)2 = 95,23 dibulatkan 95 sampel.
Definisi Operasional Variabel 1. Existence Needs Existence Needs adalah kebutuhan akan substansi material seperti keinginan karyawan untuk memperoleh gaji, fasilitas, bonus, alat – alat keselamatan kerja, kondisi kerja dan uang transportasi yang sesuai pengeluaran. 2. Relatedness Needs Relatedness Needs adalah kebutuhan untuk membagi pikiran dan perasaan dengan orang lain seperti berdiskusi, memberikan ide – ide, dan berpatisipasi dalam kegiatan karyawan.
116
3. Growth Needs Growth Needs adalah kebutuhan – kebutuhan yang dimiliki seseorang untuk mengembangkan kecakapan mereka secara penuh dan memberikan kesempatan untuk pengembangan diri seperti kesempatan pendidikan, mengikuti kegiatan seminar, serta mengunakan ketrampilan dan pelatihan keahlian karyawan. 4. Loyalitas Loyalitas adalah kesediaan karyawan dengan seluruh kemampuan, keterampilan, pikiran dan waktu untuk ikut serta mencapai tujuan perusahaan dan menyimpan rahasia perusahaan serta tidak
ISSN: 1410 -9875
melakukan tindakan-tindakan yang merugikan perusahaan selama orang itu masih berstatus sebagai karyawan. Pengukuran Terdapat dua jenis variabel yang akan dianalisis di dalam penelitian ini, yaitu : Variabel bebas ( independent variable ), terdiri dari : 1. Existence Needs (X1) 2. Relatedness Needs (X2) 3. Growth Needs (X3) Variabel tidak bebas ( dependent variable ), terdiri dari : 1. Loyalitas Karyawan ( Y ) Tehnik pengumpulan data yang digunakan dalam mengukur penelitian ini adalah skala likert. Skala Likert mengukur kesetujuan atau ketidaksetujuan seseorang terhadap serangkaian pernyataan berkaitan dengan keyakinan atau perilaku mengenai suatu obyek tertentu (Hermawan, 2009, 134). Teknik Pengumpulan data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder.
Mursydi Prihantono
Data primer Data yang dikumpulkan pengumpul data sebagai analisis selanjutnya untuk menemukan solusi terhadap masalah penelitian (Sekaran and Bougie, 443, 2010). Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data primer adalah metode survey dengan menyebarkan kuesioner. Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Kuesioner dibagikan kepada responden setelah pengajuan proposal diterima dan mendapatkan izin dari HRD FinWinner PT. Prudential Life Assurance di Sudirman Jakarta. Kuesioner yang digunakan pada penelitian ini yaitu bentuk kuesioner tertutup, dimana pertanyaan yang mengharapkan jawaban singkat atau mengharapkan responden untuk memilih salah satu alternatif jawaban dari setiap pertanyaan yang telah tersedia (kuesioner pilihan ganda). Tehnik ini bertujuan agar memberikan tanggung jawab kepada responden untuk membaca dan menjawab pertanyaan kuesioner dalam penelitian ini yang didistribusikan oleh peneliti.
HASIL PENELITIAN Tabel 1 Hasil ANOVA Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig. Regression 9,337 3 3,112 29,262 0,000 1 Residual 9,679 91 ,106 Total 19,015 94 a. Dependent Variabel :Loyalitas Karyawan b. Predictors : (Constant), Existence Needs, Relatedness Needs, Growth Needs Sumber : Data diolah dengan SPSS
117
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 16, No. 1a, Is. 4
Pada tabel 1 Anova dapat diketahui bahwa nilai sig untuk uji F adalah 0,000 dimana nilai tersebut < 0,05, oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan Ha diterima yang berarti
November 2014
terdapat pengaruh existence needs, relatedness needs, dan growth needs secara bersama-sama terhadap loyalitas karyawan pada karyawan FinWinner PT. Prudential Life Assurance di Jakarta.
Tabel 2. Hasil Analisis Koefisien Regresi Sederhana Existence Needs (X1), Relatedness Needs(X2),dan Growth Needs (X3) terhadap Loyalitas Karyawan (Y) Coefficients(a) Standardize Unstandardiz d Coefficient ed Coefficients s Model Std. Error B Beta t Sig. ,083 ,327 ,253 ,801 1 (Constant) Existence ,333 ,081 ,331 4,123 ,000 Needs Relatednes ,195 ,078 ,204 2,483 ,015 s Needs Growth ,437 ,087 ,407 5,016 ,000 Needs a. Dependent Variable : Loyalitas Karyawan Sumber : Data diolah dengan SPSS Berdasarkan tabel 2 di atas bahwa hasil regresi tersebut dapat diformulasikan persamaan sebagai berikut: Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3+e Berdasarkan model regresi tersebut, maka didapatkan nilai a sebesar 0,083. Hal ini dapat dijelaskan bahwa jika tidak ada pengaruh dari existence needs, relatedness needs, dan growth needs maka loyalitas karyawan adalah sebesar 0,083. Sedangkan untuk koefisien regresi X1 atau existence needs jika mengalami kenaikan sebesar satu satuan maka akan meningkatkan loyalitas karyawan sebesar 0,333, dengan
118
ketentuan variabel X2 dan X3 dalam keadaan tetap. Untuk koefisien regresi X2 atau relatedness needs jika mengalami kenaikan sebesar satusatuan maka akan meningkatkan loyalitas karyawan sebesar 0,195, dengan ketentuan variabel X1 dan X3 dalam keadaan tetap. Dan jika koefisien regresi X3 atau growth needs mengalami kenaikan sebesar satu- satuan maka akan meningkatkan loyalitas karyawan sebesar 0,437, dengan ketentuan variabel X1 dan X2 dalam keadaan tetap.
ISSN: 1410 -9875
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan pengolahan data dari pengumpulan data yang telah dilakukan dapat diperoleh kesimpulan yaitu sebagai berikut: 1). terdapat pengaruh existence needs terhadap loyalitas karyawan pada karyawan FinWinner PT. Prudential Life Assurance di Jakarta. 2). terdapat pengaruh relatedness needs terhadap loyalitas karyawan pada karyawan FinWinner PT. Prudential Life Assurance di Jakarta 3). terdapat pengaruh growth needs terhadap loyalitas karyawan pada karyawan FinWinner PT. Prudential Life Assurance di Jakarta. 4). terdapat pengaruh existence needs, relatedness needs, dan growth needs secara bersama – sama terhadap loyalitas karyawan pada karyawan FinWinner PT. Prudential Life Assurance di Jakarta Adapun keterbatasan penelitian adalah
Mursydi Prihantono
sebagai berikut: 1). Objek penelitian hanya dilakukan pada karyawan FinWinner PT. Prudential Life Assurance di Jakarta. 2). Jumlah responden yang digunakan dalam penelitian ini hanyalah karyawan pada FinWinner PT. Prudential Life Assurance di Jakarta. 3). Variabel yang diteliti hanya mencakup mengenai existence needs, relatedness needs, dan growth needs. Sesuai dengan analisa yang telah dilakukan sebelumnya dan kesimpulan berdasarkan analisa tersebut, maka ada beberapa hal yang mungkin saja dapat digunakan sebagai dasar acuan bagi peneliti lain yang ingin melakukan penelitian selanjutnya, yaitu sebagai berikut: 1). Disarankan untuk menggunakan objek penelitian dengan kategori yang berbeda. 2). Menambah jumlah responden yang ada. 3). Menambah variabel dependen dalam penelitian yang sama.
DAFTAR REFERENSI Stefanus Tommy dan Saputra Shelvieana. “Analisis Pemotivasian dan Loyalitas Karyawan Bagian Pemasaran PT. Palma Abadi Sentosa di Palangka Raya”. Ardana, I Komang., et.al. (2012). Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Graha Ilmu. Boone dan Kurtz. 2007. Pengantar bisnis kontemporer. Jakarta : PT. Salemba Empat. Dessler, Gary. 2011. “Human Resources Management”. Prentice Hall. Dessler, Gary. 2011. “Human Resources Management”. 12th edition, Pearson Education : imitednometries. Gujarati, Damodar. N. 2003. Basic Econometrics. Fourth edition Mc Graw Hill International. Gujarati, Damodar. N., and Dawn C. Porter. 2009. Basic Econometrics. Fourth edition Mc Graw Hill International. Gumilar, Ivan. 2007. Metode Riset untuk Bisnis dan Manajemen. Bandung: Utamalab.
119
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 16, No. 1a, Is. 4
November 2014
Hair, Joseph. F., William. C. Black., Barry J. Babin., Rolph E. Anderson, and Robald L. Tatham. 2006. Multivariate Data. Sixth Edition. New Jersey: Prentice Hall. Hair, Jr., Joseph, F., Black, C., William, Babin, J., Barry, Aderson, Raphe and Ronald L. Tatham. 2010. Multivariate Data Analysis seventh edition. Pearson Prentice Hall. Hasibuan, Malayu. 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara. Mangkunegara, A.P. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Nawawi, Hadari. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Bisnis yang Kompetitif. Yogyakarta: Gajah Mada University Press. Newstrom, John W. 2002. Organizational behavior : Human Behavior at work. edition Mc Graw Hill International. Priyatno, Duwi. 2008. 5 Jam Belajar Olah Data dengan SPSS 17. Yogyakarta: Andi. Priyatno, Duwi. 2010. Teknik Mudah dan Cepat Melakukan Analisis Data Penelitian dengan SPSS. Yogyakarta: Gava Media. Robbins, Stephen P. 2003. Perilaku Organisasi, Jakarta. PT Prenhallindo Persada. Robbins, Stephen P. 2008. Perilaku Organisasi, Jakarta. PT Prenhallindo Persada. Robbins, Stephen P. 2009. Perilaku Organisasi, Jakarta. PT Prenhallindo Persada. Sanders, Donald. H and Robert K. Smith. 2000. Statistics. Mc Graw Hill International. Sekaran, Uma, and Bougie Roger. 2010. Research Methods for Business. New Jersey: John Wiley and Sons. Steven L. McShane, Mary Ann Von Glinow. 2005. 3rd ed. International Edition. Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta. Supranto J. 2009. Statistik Teori dan Aplikasi (edisi kedua). Jakarta : Erlangga. Tampubolon, Manahan P. 2008. Perilaku Keorganisasian edisi 2. Jakarta: Ghalia Indonesia. Umar, Husein. 2006. Metode Riset Bisnis. Jakarta: Gramedia. Umar, Husein. 2009. Riset SDM Dalam Organisasi: Gramedia. Utomo, Budi. 2002. Menentukan faktor-faktor kepuasaan kerja dan tingkat pengaruh kepuasan kerja terhadap loyalitas karyawan PT P. Jurnal Manajemen & Kewirausahaan, 7 (2), 171 – 188. www.prudential.co.id
120
JURNAL BISNIS DAN AKUNTANSI Vol. 16, No. 1a, Is. 4, November 2014, Hlm. 121-136
ISSN: 1410 - 9875 http: //www.tsm.ac.id/JBA
PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN DAN PERAN MEDIA TERHADAP CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DISCLOSURE
KARTINA NATALYLOVA STIE Trisakti
[email protected] Abstract: The purpose of this research is to provide empirical evident whether independent commissioners, firm size, size of commissioner, profitability, board of audit committee, leverage, managerial ownership, institutional ownership, and media exposure have significant influence to corporate social responsibility disclosure. Population in this research is all manufacturing companies that are listed in Indonesian Stock Exchange during 2010-2012. Sample are obtained by purposive samling method, and there are 48 samples which result 144 data that meet the sampling criteria. This research uses multiple regression analysis and hypotheses test. The result of this research showed that independent commissioners, size of commissioners, profitability, and media exposure had a significant influence toward corporate social responsibility disclosure. But in the contrary, firm size, board of audit committee, leverage, managerial ownership, institutional ownership had no influence toward corporate social responsibility disclosure. Keywords:
Corporate Social Responsibility Disclosure, Independent Commissioners, Firm Size, Size of Commissioner, Profitability and Media Exposure.
Abstrak: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memberikan bukti empiris apakah komisaris independen, ukuran perusahaan, ukuran komisaris, profitabilitas, dewan komite audit, leverage, kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, dan paparan media berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama 2010-2012. Sampel diperoleh dengan metode purposive sampling, dan ada 48 sampel dan terdapat 144 data yang memenuhi kriteria sampling. Penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda dan uji hipotesis. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa komisaris independen, ukuran dewan komisaris, profitabilitas, dan paparan media memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Tapi sebaliknya, ukuran perusahaan, dewan komite audit, leverage, kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional tidak berpengaruh terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan.
121
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 16, No. 1a, Is. 4
November 2014
Kata kunci: Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan, Komisaris Independen, Ukuran Perusahaan, Ukuran Komisaris, Profitabilitas dan Paparan Media. PENDAHULUAN Dewasa ini, kerusakan dan pencemaran lingkungan yang terjadi di lokasi sekitar perusahaan semakin marak. Masyarakat sebagai pihak eksternal perusahaan tidak memiliki pengetahuan yang cukup atas aktivitas operasional perusahaan. Tentu saja ketidaktahuan masyarakat ini dapat menimbulkan ancaman bagi perusahaan atas penyebab kerusakan lingkungan hidup yang terjadi disekitar perusahaan. Hal ini tentu merugikan perusahaan atas nama baiknya dimata masyarakat. Kesenjangan (legitimacy gap) yang terjadi antara masyarakat dan perusahaan dapat diminimalisasi dengan adanya pengungkapan tanggung jawab sosial oleh perusahaan kepada masyarakat. Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian Rouf (2011). Pengembangan pada penelitian ini terdiri dari penambahan variabel leverage, kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, dan pengungkapan media, serta tahun penelitian menjadi 2010-2012. RERANGKA TEORITIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Corporate Social Responsibility Corporate social responsibility merupakan suatu tindakan perusahaan dalam memberikan manfaat lingkungan kepada masyarakat disekitar perusahaan dan menjadi
122
kepentingan langsung bagi perusahaan (Hodgetts et al., 2006: 65). Corporate Social Responsibility Disclosure Laporan tanggung jawab sosial perusahaan merupakan laporan aktivitas tanggung jawab sosial yang telah dilakukan perusahaan baik berkaitan dengan perhatian masalah dampak sosial maupun lingkungan (Nur dan Priantinah, 2012). Laporan tersebut menjadi bagian yang tak terpisahkan dengan laporan tahunan (annual report) yang dipertanggungjawabkan oleh direksi didepan sidang Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Komisaris Independen Komisaris independen merupakan pihak independen yang melaksanakan fungsi pengawasan dan pengendalian atas perusahaan. Pihak independen dapat diartikan sebagai pihak yang terlepas dari aktivitas operasional perusahaan (Rouf, 2011). Ha1: Terdapat pengaruh komisaris independen terhadap corporate social responsibility disclosure. Firm Size Ukuran perusahaan merupakan salah satu karakteristik perusahaan dalam hubungannya dengan struktur perusahaan, dimana dapat menggambarkan kinerja perusahaan yang dapat tercermin
ISSN: 1410 -9875
dari pertumbuhan aset, pertumbuhan penjualan atau bahkan harga pasar atas saham perusahaan (Rouf, 2011). Ha2: Terdapat pengaruh firm size terhadap corporate social responsibility disclosure. Ukuran Komisaris Ukuran komisaris merupakan banyaknya jumlah dewan komisaris yang terdapat didalam perusahaan. Semakin besar ukuran dewan komisaris dalam perusahaan, maka semakin memudahkan pelaksanaan fungsi pengawasan dan pengendalian terhadap CEO dalam menjalankan aktivitas perusahaan, yaitu salah satunya pengungkapan informasi sosial perusahaan (Sembiring, 2005). Ha3: Terdapat pengaruh ukuran komisaris terhadap corporate social responsibility disclosure. Profitability Profitabilitas menunjukkan kemampuan sebuah perusahaan dalam menghasilkan laba pada suatu periode (Wijaya, 2012). Perusahaan yang menghasilkan laba yang besar dianggap mampu untuk mengadakan biaya lingkungan, sehingga cenderung melakukan pengungkapan CSR (Eka, 2011 dalam Nur dan Priantinah, 2012). Ha4: Terdapat pengaruh profitability terhadap corporate social responsibility disclosure. Board of Audit Committee Menurut Komite Nasional Kebijakan Corporate Governance mengenai pengertian komite audit adalah sebuah komite yang beranggotakan satu atau lebih dewan komisaris dan memungkinkan
Kartina Natalylova
untuk meminta kalangan luar dengan berbagai keahlian pengalaman dan kualitas lain yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan komite audit. Ha5: Terdapat pengaruh board of audit committee terhadap corporate social responsibility disclosure. Leverage Susilatri dan Deni (2011) menyatakan bahwa leverage merupakan salah satu ukuran kinerja keuangan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka panjang, yaitu sebagai pendanaan perusahaan yang akan mempengaruhi biaya yang disediakan perusahaan sebagai biaya lingkungan. Ha6: Terdapat pengaruh leverage terhadap corporate social responsibility disclosure. Kepemilikan Manajerial Kesempatan manajemen yang sekaligus sebagai pemilik perusahaan, akan mengurangi konflik keagenan seperti yang dibahas pada teori keagenan yang diungkapkan oleh Jensen dan Meckling (1976). Kepemilikan manajerial lebih bersifat saling mempertimbangkan, yaitu bukan hanya akan memenuhi keinginan dari kepentingan manajemen namun juga berorientasi pada kepentingan pemilik, sehingga akan mempengaruhi pengungkapan tanggung jawab sosial. Ha7: Terdapat pengaruh kepemilikan manajerial terhadap corporate social responsibility disclosure.
123
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 16, No. 1a, Is. 4
Kepemilikan Institusional Setyarini dan Paramitha (2011) mengungkapkan bahwa kepemilikan institusional merupakan salah satu struktur kepemimpinan sebuah perusahaan dimana kepemilikan institusional menggambarkan kewenangan pihak eksternal dalam artian pemilik atau pemegang saham, sehingga dengan adanya pihak institusional yang menjalankan fungsi pengawasan dan pengelolaan dapat mendorong perusahaan untuk melakukan pengungkapan CSR. Ha8: Terdapat pengaruh kepemilikan institusional terhadap corporate social responsibility disclosure. Pengungkapan Media Saat pengungkapan oleh media dianggap mampu menyampaikan informasi kepada pihak eksternal, maka hal ini cenderung mempengaruhi perusahaan untuk melakukan pengungkapan atas aktivitas sosial perusahaan, dimana hal ini akan meningkatkan motivasi perusahaan dalam melakukan pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Sehingga media dapat berperan aktif dalam meningkatkan pengungkapan CSR (Kristi, 2012). Ha9: Terdapat pengaruh pengungkapan media terhadap corporate social responsibility disclosure. Gambar 1 Model Penelitian METODA PENELITIAN Metode pemilihan sampel dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan purposive sampling method dengan kriteria: Perusahaan manufaktur yang
124
November 2014
terdaftar di Bursa Efek Indonesia secara konsisten selama periode penelitian 2010-2012, menerbitkan annual report dan laporan keuangan secara konsisten selama periode penelitian, menggunakan periode laporan keuangan berakhir pada tanggal 31 Desember secara konsisten, menggunakan mata uang Rupiah dalam laporan keuangan secara konsisten, yang melaporkan laba secara konsisten selama periode penelitian, melakukan kegiatan CSR secara konsisten selama periode penelitian, dan memiliki website perusahaan yang masih aktif selama periode penelitian yaitu 2010-2012. Variabel Corporate Social Responsibility Disclosure (CSRD) ini diukur melalui pendekatan metoda content analysis. Content analysis menggunakan pendekatan dikotomi yaitu setiap item CSR dalam instrumen penelitian akan diberi nilai 1 jika diungkapkan, dan nilai 0 jika tidak diungkapkan. Selanjutnya, skor dari setiap item akan dijumlahkan untuk memperoleh keseluruhan skor untuk setiap perusahaan. ∑ ��� ���� � 78 Keterangan: CSRD = Corporate Social Responsibility Disclosure; ��� = Penjumlahan skor dari setiap i item perusahaan j. Dewan Komisaris Independen merupakan rasio antara jumlah komisaris independen terhadap jumlah anggota dewan komisaris perusahaan. ����� �
������ ��������� ����������
������ ������� ����� ���������
Ukuran perusahaan diukur berdasarkan total asset yang dimiliki oleh perusahaan sebagaimana
ISSN: 1410 -9875
Kartina Natalylova
dilaporkan dalam laporan keuangan perusahaan. ���� � ����� ������ Variabel ukuran komisaris diukur dengan menjumlah seluruh anggota dewan komisaris di dalam perusahaan. ��� � ������ ������� ����� ���������
Variabel profitabilitas dalam penelitian ini diukur menggunakan Return on Assets (ROA). ��� ������ ���� � ����� ������ Variabel ini diukur dengan menjumlahkan anggota komite audit didalam perusahaan. ���� �
��� � ������ ������� ������ �����
Variabel leverage diukur dengan menghitung rasio antara total debt terhadap total assets. ����� ���� ��� � ����� ������ Kepemilikan manajerial merupakan variabel dummy, dimana 1 untuk perusahaan yang memiliki kepemilikan manajerial dan 0 untuk perusahaan yang tidak memiliki kepemilikan manajerial. Kepemilikan institusional diukur dengan menghitung rasio antara jumlah saham yang dimiliki oleh pihak institusional dengan jumlah saham yang dikelola perusahaan.
������ ����� ���� �������� ���� ����� ������������� ������ ����� ���� �������� ����������
Variabel pengungkapan media diukur dengan menggunakan variabel dummy yaitu 1 untuk perusahaan yang mengungkapkan kegiatan CSR pada website perusahaan dan 0 untuk perusahaan yang tidak mengungkapkan kegiatan CSR pada website perusahaan. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan multiple regressions method dengan alpha sebesar 5%. Model regresi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. CSRD = �� + �� INDCOM + �� SIZE + �� COM + �� PROA + �� BAC + �� LEV + �� INSDR + �� INST + �� WEBS +e CSRD=CorporateSocialResponsibilit yDisclosure; b0=Konstanta; b1b9=Koefisien; INCOM=KomisarisIndependen;SIZE=F irmSize;COM=UkuranKomisaris; PROA=Profitability;BAC=BoardofAu ditCommittee;LEV=Leverage;
INSDR=KepemilikanManajerial;INST= KepemilikanInstitusional; WEBS=PengungkapanMedia; e=error term. HASIL PENELITIAN Statistik deskriptif variabel memberikan gambaran atau deskripsi mengenai variabelvariabel yang menjadi data penelitian. Hasil pengolahan statistik deskriptif variabel ditunjukkan melalui tabel berikut: Tabel 1 Hasil Uji Statistik Deskriptif Variabel Tabel 2 Distribusi Frekuensi Kepemilikan Manajerial Tabel 3 Distribusi Frekuensi Pengungkapan Media Hasil uji normalitas data residual dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 4 Hasil Uji Normalitas Data Residual
125
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 16, No. 1a, Is. 4
Berdasarkan tabel 4, hasil pengujian normalitas data residual sampel dalam penelitian ini berdistribusi normal. Hal tersebut terlihat dari asymp. sig. (2- tailed) sebesar 0,541 > 0,05 sehingga tidak perlu dilakukan uji outlier. Hasil uji multikolinearitas dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 5 Hasil Uji Multikolinearitas Berdasarkan tabel 5, hasil uji multikolinearitas menunjukkan bahwa variabel komisaris independen, firm size, ukuran komisaris, profitability, board of audit committee, leverage, kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional dan pengungkapan media memiliki nilai tolerance ≥ 0,1 dan nilai VIF ≤ 10. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terjadi multikolinearitas dalam model regresi, yang berarti tidak terjadi korelasi antarvariabel independen, sehingga model regresi yang digunakan dalam penelitian adalah baik. Hasil uji heteroskedastisitas dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 6 Hasil Uji Heteroskedastisitas Berdasarkan tabel 6, hasil uji heteroskedastisitas menunjukkan bahwa variabel komisaris independen, firm size, ukuran komisaris, profitability, board of audit committee, leverage dan kepemilikan institusional serta pengungkapan media memiliki nilai sig. > 0,05 maka, tidak terjadi heteroskedastisitas, sedangkan pada variabel kepemilikan manajerial memiliki nilai sig. ≤ 0,05 maka terjadi heteroskedastisitas.
126
November 2014
Hasil uji autokorelasi dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 7 Hasil Uji Autokorelasi Berdasarkan tabel 7, hasil uji autokorelasi dengan uji BrueschGodfrey menunjukkan nilai sig. dari RES_2 > 0,05 yang berarti bahwa tidak ada hubungan antara kesalahan pengganggu pada periode sekarang (t) dan kesalahan pengganggu pada periode sebelumnya (t-1). Sehingga model regresi yang digunakan dalam penelitian adalah baik. Hasil analisis korelasi dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 8 Hasil Analisis Korelasi (R) Berdasarkan tabel 8, hasil analisis korelasi menunjukkan bahwa nilai koefisien korelasi (R) lebih dari 0,5. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang kuat antara variabel independen dengan variabel dependen (corporate social responsibility disclosure). Hasil analisis koefisien determinasi dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 9 Hasil Analisis Koefisien Determinasi (Adjusted R-Square) Berdasarkan tabel 9, hasil analisis koefisien determinasi menunjukkan nilai adjusted Rsquare sebesar 0,313. Hal ini berarti bahwa besarnya variasi variabel dependen (corporate social responsibility disclosure) yang dapat dijelaskan oleh variasi variabel independen (komisaris independen, firm size, ukuran komisaris, profitability, board of audit committee, leverage, kepemilikan manajerial,
ISSN: 1410 -9875
kepemilikan institusional dan pengungkapan media) dalam penelitian ini adalah sebesar 31,3%, sedangkan variasi sebesar 68,7% sisanya dijelaskan oleh faktor-faktor lain diluar model penelitian. Hasil uji F dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 10 Hasil Uji F Berdasarkan tabel 10, hasil uji F menunjukkan nilai sig. sebesar 0,000. Nilai sig. tersebut ≤ 0,05 yang berarti bahwa model regresi adalah fit dan layak digunakan dalam penelitian. Hasil uji t dan uji hipotesis dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 11 Hasil Uji t dan Hasil Uji Hipotesis Berdasarkan tabel 11, hasil uji t menunjukkan bahwa komisaris independen memiliki nilai sig. sebesar 0,001. Nilai sig. tersebut ≤ 0,05 yang berarti bahwa Ha1 terdukung, sehingga dapat disimpulkan bahwa komisaris independen berpengaruh secara individual terhadap corporate social responsibility disclosure. Hal ini disebabkan oleh fungsi pengawasan dan pengendalian yang dilakukan oleh pihak luar perusahaan atau independen komisaris atas aktivitas operasional perusahaan akan dapat memberikan arahan kepada manajer untuk melaporkan informasi sosial yang lebih luas kepada masyarakat. Dapat disimpulkan bahwa independen komisaris memiliki pengaruh terhadap pengungkapan CSR. Hasil uji t menunjukkan bahwa firm size memiliki nilai sig. sebesar 0,399. Nilai sig. tersebut > 0,05 yang berarti bahwa Ha2 tidak terdukung, sehingga dapat disimpulkan bahwa firm size tidak
Kartina Natalylova
berpengaruh secara individual terhadap corporate social responsibility disclosure. Hal ini disebabkan perusahaan besar akan cenderung lebih mengungkapkan informasi yang detail mengenai kinerja anak perusahaannya. Terkait dengan keingingan stakeholders yang lebih mementingkan informasi mengenai kuantitas tanggung jawab perusahaan tersebut ketimbang banyaknya ragam CSR yang dilaksanakan oleh perusahaan (Amsyari, 2011). Dapat disimpulkan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap pengungkapan CSR. Hasil uji t menunjukkan bahwa ukuran komisaris memiliki nilai sig. sebesar 0,000. Nilai sig. tersebut ≤ 0,05 yang berarti bahwa Ha3 terdukung, sehingga dapat disimpulkan bahwa ukuran komisaris berpengaruh secara individual terhadap corporate social responsibility disclosure. Hal ini disebabkan oleh semakin banyaknya jumlah dewan komisaris di dalam perusahaan, maka akan lebih memudahkan pelaksanaan fungsi pengawasan dan pengendalian kepada CEO perusahaan atas laporan dan informasi yang diungkapkan oleh perusahaan (Priantana dan Yustian, 2011). Dapat disimpulkan bahwa ukuran komisaris perusahaan akan berpengaruh terhadap pengungkapan CSR. Hasil uji t menunjukkan bahwa profitability memiliki nilai sig. sebesar 0,035. Nilai sig. tersebut ≤ 0,05 yang berarti bahwa Ha4 terdukung, sehingga dapat disimpulkan bahwa profitability berpengaruh secara individual terhadap corporate social responsibility disclosure. Variabel
127
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 16, No. 1a, Is. 4
profitability dalam penelitian ini memiliki koefisien negatif yang artinya semakin tinggi profitabilitas perusahaan maka semakin rendah informasi sosial perusahaan yang diungkapkan. Hal ini disebabkan oleh perusahaan yang memiliki profitabilitas tinggi akan lebih memfokuskan perhatian para stakeholders kepada informasi kesuksesan perusahaan di bidang keuangan tersebut dan mengurangi informasi lainnya yang mungkin saja akan mengganggu informasi keuangan perusahaan, yaitu salah satunya informasi mengenai aktivitas sosial perusahaan (Wijaya, 2012). Oleh sebab itu, perusahaan dengan profitabilitas yang tinggi cenderung akan menekan pengungkapan CSR. Hasil uji t menunjukkan bahwa board of audit committee memiliki nilai sig. sebesar 0,099. Nilai sig. tersebut > 0,05 yang berarti bahwa Ha5 tidak terdukung, sehingga dapat disimpulkan bahwa board of audit committee tidak berpengaruh secara individual terhadap corporate social responsibility disclosure. Dapat dilihat pada tabel statistik deskriptif bahwa perusahaan sampel mempunyai anggota komite audit yang berjumlah rata-rata tiga orang, hal ini dimungkinkan bahwa keberadaan komite audit dalam perusahaan hanya sebagai formalitas untuk melaksanakan peraturan Bapepam Nomor IX.I5 tentang pembentukan dan pedoman pelaksanaan kerja komite audit tanpa memperhatikan efektivitas dari pelaksanaan fungsi pengawasan oleh komite audit (Fitri, 2013). Dapat disimpulkan bahwa keberadaan komite audit tidak mempengaruhi kebijakan
128
November 2014
perusahaan dalam memperluas pengungkapan CSR. Hasil uji t menunjukkan bahwa leverage memiliki nilai sig. sebesar 0,938. Nilai sig. tersebut > 0,05 yang berarti bahwa Ha6 tidak terdukung, sehingga dapat disimpulkan bahwa leverage tidak berpengaruh secara individual terhadap corporate social responsibility disclosure. Bertentangan dengan teori keagenan, dimana hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kreditur tidak terpengaruh oleh banyaknya informasi yang diungkapkan oleh perusahaan salah satunya pengungkapan CSR, namun kreditur lebih memperhatikan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya. Dapat disimpulkan bahwa leverage sebuah perusahaan tidak mempengaruhi kebijakan perusahaan untuk memperluas pengungkapan CSR. Hasil uji t menunjukkan bahwa kepemilikan manajerial memiliki nilai sig. sebesar 0,630. Nilai sig. tersebut > 0,05 yang berarti bahwa Ha7 tidak terdukung, sehingga dapat disimpulkan bahwa kepemilikan manajerial tidak berpengaruh secara individual terhadap corporate social responsibility disclosure. Masih rendahnya kepemilikan manajerial di dalam suatu perusahaan akan mendorong manajer untuk melakukan aktivitas perusahaan dengan berorientasi kepada pencapaian nilai perusahaan yang selaras dengan kepentingan pemilik. Dapat disimpulkan bahwa kepemilikan saham oleh pihak manajemen tidak mempengaruhi pengungkapan CSR. Hasil uji t menunjukkan bahwa kepemilikan institusional
ISSN: 1410 -9875
memiliki nilai sig. sebesar 0,303. Nilai sig. tersebut > 0,05 yang berarti bahwa Ha8 tidak terdukung, sehingga dapat disimpulkan bahwa kepemilikan institusional tidak berpengaruh secara individual terhadap pengungkapan CSR. Hal ini disebabkan oleh tingginya saham yang dimiliki oleh pihak institusi, dimana pihak institusi akan dapat menekan manajer untuk melakukan aktivitas perusahaan dengan berorientasi pada keuntungan pribadinya. Diungkapkan pula oleh Kristi (2012) bahwa pihak institusi belum mempertimbangkan tanggung jawab sosial sebagai salah satu kriteria dalam melakukan investasi. Dapat disimpulkan bahwa kepemilikan institusional tidak berpengaruh terhadap pengungkapan CSR. Hasil uji t menunjukkan bahwa pengungkapan media memiliki nilai sig. sebesar 0,006. Nilai sig. tersebut ≤ 0,05 yang berarti bahwa Ha9 terdukung, sehingga dapat disimpulkan bahwa pengungkapan media berpengaruh secara individual terhadap pengungkapan CSR. Hal ini didasarkan pada kenyataan bahwa media seperti internet masih menjadi sarana yang efektif dalam menjangkau masyarakat, sehingga saat media dianggap mampu untuk menyampaikan informasi kepada masyarakat, maka saat itu pula motivasi perusahaan untuk mengungkapkan tanggung jawab sosial perusahaan menjadi lebih besar. Dapat disimpulkan bahwa keberadaan website perusahaan akan berperan aktif dalam mempengaruhi tingginya pengungkapan CSR oleh perusahaan (Kristi, 2012).
Kartina Natalylova
Berdasarkan tabel 11 pula, maka model regresi penelitian sebagai berikut. CSRD = 0,039 + 0,247INDCOM – 1,694E18SIZE + 0,027COM – 0,258PROA + 0,039BAC – 0,004LEV + 0,011INSDR – 0,071INST + 0,068WEBS + e PENUTUP Berdasarkan analisis dan pembahasan yang dilakukan dalam penelitian ini maka, diperoleh kesimpulan bahwa variabel komisaris independen, ukuran komisaris, profitability, dan pengungkapan media memiliki pengaruh terhadap corporate social responsibility disclosure, sedangkan variabel firm size, board of audit committee, leverage, kepemilikan manajerial, dan kepemilikan institusional tidak memiliki pengaruh terhadap corporate social responsibility disclosure. Keterbatasan yang masih terjadi dalam penelitian ini antara lain, periode penelitian yang masih relatif singkat yaitu hanya selama tiga tahun, cakupan sampel dalam penelitian juga belum terlalu luas yaitu hanya perusahaan manufaktur saja serta masih terdapat variabel yang tidak memenuhi uji heteroskedastisitas, yaitu variabel kepemilikan manajerial. Rekomendasi yang dapat dilakukan pada penelitian selanjutnya antara lain, menambah periode penelitian menjadi lima tahun atau lebih, memperluas cakupan sampel penelitian serta diharapkan menambah jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian untuk mengatasi masalah heteroskedastisitas.
129
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 16, No. 1a, Is. 4
November 2014
REFERENSI Anggraini, Fr. Reni Retno. 2006. Pengungkapan Informasi Sosial dan FaktorFaktor yang Mempengaruhi Pengungkapan Informasi Sosial dalam Laporan Keuangan Tahunan (Studi Empiris pada Perusahaan-Perusahaan yang Terdaftar Bursa Efek Jakarta). Simposium Nasional Akuntansi 9 Padang. http://blog.umy.ac.id/ervin/files (accessed april 08, 2013). Amsyari, Hafiz Akbar. 2013. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Luas Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) dalam Laporan Tahunan Perusahaan: Studi Empiris Terhadap Perusahaan yang Terdaftar pada Bursa Efek Indonesia. Jurnal Ilmiah Mahasiswa FEB. 2013. http://jimfeb.ub.ac.id. Anthony, Robert N., and Vijay Govindarajan. 2007. Management Control Systems. Twelfth Edition. McGraw-Hill. Branco, Manuel Castelo, and Lucia Lima Rodrigues. 2008. Factors Influencing Social Responsibility Disclosure by Portuguese Companies. Journal of Business Ethics (2008) 83: 685-701. Dewi, Sofia Prima, dan Keni. 2013. Pengaruh Umur Perusahaan, Profitabilitas, Ukuran Perusahaan dan Leverage Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan. Jurnal Bisnis dan Akuntansi. Vol. 15, No. 1, Juni 2013 Hlm. 1-12. http://www.tsm.ac.id/JBA. Do, Hung, Carol A. Tilt, and Matthew V. Tilling. 2007. Corporate Social Disclosure by Westpac Banking Corporation: A Study of Social Impact Reports (2002-2004). Business Conference Paper. Fitri B. S. Galuh Nur. 2013. Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap pengungkapan Corpoate Social Responsibility pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Ilmiah Mahasiswa FEB. 2013. http://jimfeb.ub.ac.id. Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS 19. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Godfrey, Jayne, Allan Hodgson, Ann Tarca, Jane Hamilton, and Scott Holmes. 2010. Accounting Theory. Seventh Edition. Australia: John Willey and Sons, Ltd. Handayati, Puji. 2011. Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Tingkat Pengungkapan Informasi Sosial Perusahaan: Studi Empiris Pada Perusahaan yang Tergolong High Profile yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Akuntansi dan Manajemen.Vol. 22, No. 2, Agustus 2011: 159-169. Hodgetts, Richard M., Fred Luthans, and Jonathan P. Doh. 2006. International Management: Culture, Strategy, and Behavior. Sixth Edition. McGrawHill, Irwin. Jensen, Michael. C., and William H. Meckling. 1976. Theory of The Firm: Managerial Behavior, Agency Costs and Ownership Structure. Journal of Financial Economic. October, 1976, V. 3, No. 4, pp. 305-360. Jogiyanto, H.M. 2010. Metodologi Penelitian Bisnis: Salah Kaprah dan Pengalaman-Pengalaman. Edisi Pertama. Yogyakarta: BPFE.
130
ISSN: 1410 -9875
Kartina Natalylova
Khan, Md. Habib-Uz-Zaman. 2010. The Effect of Corporate Governance Elements on Corporate Social Responsibility (CSR) Reporting. International Journal of Law and Management. Vol. 52, No. 2, 2010, pp. 82-109. Kristi, Agatha Aprinda. 2012. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan Corporate Social Responsibility Pada Perusahaan Publik di Indonesia. Jurnal Universitas Brawijaya. Nur, Marzully, dan Denies Priantinah. 2012. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan Corporate Social Responsibility di Indonesia (Study Empiris pada Perusahaan Berkategori High Profile yang Listing di Bursa Efek Indonesia). Jurnal Nominal. Volume I Nomor I/Tahun 2012: 23. Priantana, Riha Dedi, dan Ade Yustian. 2011. Pengaruh Struktur Good Corporate Governance Terhadap Pengungkapan Corporate Social Responsibility Pada Perusahaan Keuangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Telaah & Riset Akuntansi. Vol. 4. No. 1. Januari 2011, Hal. 65-78. Reverte, Carmelo. 2009. Determinants of Corporate Social Responsibility Disclosure Ratings by Spanish Listed Firms. Journal of Business Ethics (2009) 88:351-366. Rouf, Md. Abdur. 2011. The corporate social responsibility disclosure: A study of listed companies in Bangladesh. Business and Economics Research Journal. 2, (3): 19-32. Sayekti, Yosefa. 2009. Corporate Governance as Determinants of The Level of Corporate Social Responsibility (CSR) Disclosures in Companies’ Annual Reports. JurnalAkuntansi dan Bisnis. Vol. 9, No. 2, Agustus 2009: 95-108. Sekaran, Umma, and Roger Bougie. 2013. Research Methods for Business. Sixth Edition. West Sussex: John Wiley & Sons Ltd. Sembiring, Eddy Rismanda. 2003. Kinerja Keuangan, Political Visibility, Ketergantungan Pada Utang dan Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan. Simposium Nasional Akuntansi VI. Surabaya, 16-17 Oktober 2003. ------------. 2005. Karakteristik Perusahaan dan Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial: Study Empiris pada Perusahaan yang Tercatat di Bursa Efek Jakarta. Simposium Nasional Akuntansi VIII. Solo, 15-16 September 2005. Setyarini, Yulia, dan Melvie Paramitha. 2011. Pengaruh Mekanisme Good Corporate Governance Terhadap Corporate Social Responsibility. Jurnal Kewirausahaan. Volume 5 Nomor 2, Desember 2011. Susilatri, Restu Agusti, dan Deni Indriani. 2011. Pengaruh Leverage, Profitabilitas, Size, Umur Perusahaan dan Ukuran Dewan Komisaris Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan. Pebkis Jurnal. Vol.3, No.1, Maret 2011: 412-428. Ummami, Elok Harmatil. 2013. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan Akuntansi Lingkungan dalam Laporan Tahunan Perusahaan. Jurnal Ilmiah Mahasiswa FEB. 2013. http://jimfeb.ub.ac.id. Wicaksono, M. Satriyo. 2013. The Implementation of CSR Report Based on Triple Bottom Line and ISO 26000: Case Study PT. Astra Tbk. Jurnal Ilmiah Mahasiswa FEB. 2013. http://jimfeb.ub.ac.id.
131
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 16, No. 1a, Is. 4
November 2014
Wijaya, Maria. 2012. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi. Vol 1, No. 1 Januari 2012: 27.
132
ISSN: 1410 -9875
Kartina Natalylova
LAMPIRAN Komisaris Independen
Firm Size
Ukuran Komisaris
Profitability Corporate Social Responsibility Disclosure
Board of Audit Committee Leverage
Kepemilikan Manajerial Kepemilikan Institusional Pengungkapan Media
Gambar 1 MODEL PENELITIAN Tabel 1 Hasil Uji Statistik Deskriptif Variabel Variabe
N
Mean
l CSRD
Std.
Minimum
Maximum
0,0897
0,7051
Deviation 144 0,3438
0,1439
133
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 16, No. 1a, Is. 4
November 2014
INCOM
144 0,4046
0,1546
0
1
SIZE
144 7,815E14
5,359E15
8,982E10
4,150E16
COM PROA BAC LEV INSDR INST WEBS
144 144 144 144 144 144 144
2,0690 0,0981 0,4520 0,1970 0,5000 0,1584 0,5020
2 0,0001 3 0,0003 0 0,3711 0
12 0,4163 5 1,0000 1 0,9818 1
4,6200 0,1204 3,2000 0,4242 0,4600 0,7124 0,5000
Sumber : Pengolahan data SPSS IBM 19 Tabel 2 Distribusi Frekuensi Kepemilikan Manajerial Keterangan Frekuensi Persentase Tidak ada kepemilikan manajerial 78 54,2% Ada kepemilikan manajerial 66 45,8% Total 144 100% Sumber : Pengolahan data SPSS IBM 19 Tabel 3 Distribusi Frekuensi Pengungkapan Media Keterangan Frekuensi Persentase Tidak mengungkapkan kegiatan CSR pada 72 50,0% website perusahaan Mengungkapkan kegiatan CSR pada website 72 50,0% perusahaan Total 144 100% Sumber : Pengolahan data SPSS IBM 19 Tabel 4 Hasil Uji Normalitas Data Residual Unstandardized Residual N 144 Normal Mean ,0000000 Std. Deviation ,11547916 Parametersa,b Most Extreme Differences
Absolute Positive
,067 ,067
Negative
-,064
Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) Sumber : Pengolahan data SPSS IBM 19
134
,802 ,541
ISSN: 1410 -9875
Kartina Natalylova
Tabel 5 Hasil Uji Multikolinearitas Model Collinearity Tolerance 1 (constant) INCOM 0,856 SIZE 0,864 COM 0,724 PROA 0,703 BAC 0,870 LEV 0,896 INSDR 0,836 INST 0,841 WEBS 0,675 Sumber : Pengolahan data SPSS IBM 19
Model 1
Statistic VIF 1,168 1,158 1,381 1,423 1,150 1,116 1,196 1,189 1,481
Tabel 6 Hasil Uji Heteroskedastisitas Sig. Kesimpulan
(constant) INCOM 0,738 SIZE 0,749 COM 0,344 PROA 0,480 BAC 0,063 LEV 0,944 INSDR 0,017 INST 0,587 WEBS 0,505 Dependen variabel : ares_1 Sumber : Pengolahan data SPSS IBM 19
Tidak terjadi heteroskedastisitas Tidak terjadi heteroskedastisitas Tidak terjadi heteroskedastisitas Tidak terjadi heteroskedastisitas Tidak terjadi heteroskedastisitas Tidak terjadi heteroskedastisitas Terjadi heteroskedastisitas Tidak terjadi heteroskedastisitas Tidak terjadi heteroskedastisitas
Tabel 7 Hasil Uji Autokorelasi Sig. (constant) 0,810 INCOM 0,954 SIZE 0,950 COM 0,421 PROA 0,952 BAC 0,826 LEV 0,671 INSDR 0,987 INST 0,750 WEBS 0,682 RES_2 0,295 Dependent Variable: Undstandardized Residual Model 1
135
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 16, No. 1a, Is. 4
November 2014
Tabel 8 Hasil Analisis Korelasi (R) Model R 1 0,597 Sumber : Pengolahan data SPSS IBM 19 Tabel 9 Hasil Analisis Koefisien Determinasi (Adjusted R-Square) Model Adjusted R Square 1 0,313 Sumber : Pengolahan data SPSS IBM 19 Tabel 10 Hasil Uji F Model F Sig. 1 8,225 0,000 Sumber: Pengolahan data SPSS IBM 19 Tabel 11 Hasil Uji t dan Model B 1 (constant) 0,039 INCOM 0,247 SIZE -1,694E-18 COM PROA BAC
0,027 -0,258 0,039
LEV
-0,004
INSDR INST
0,011 -0,071
Hasil Uji Hipotesis Sig. Kesimpulan 0,706 0,001 Berpengaruh 0,399 Tidak berpengaruh 0,000 Berpengaruh 0,035 Berpengaruh 0,099 Tidak berpengaruh 0,938 Tidak berpengaruh 0,630 Tidak berpengaruh 0,303 Tidak berpengaruh 0,006 Berpengaruh
WEBS 0,068 Dependent Variable: CSRD Sumber : Pengolahan data SPSS IBM 19
136
JURNAL BISNIS DAN AKUNTANSI Vol. 16, No. 1a, Is. 4, November 2014, Hlm. 137-152
ISSN: 1410 - 9875 http: //www.tsm.ac.id/JBA
VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI PENERIMAAN OPINI AUDIT UNQUALIFIED WITH EXPLANATORY PARAGRAPH
M. ARIEF EFFENDI STIE Trisakti
[email protected] Abstract: The main purpose of this research is to analyze the effect of audit quality, company’s growth, firm size, audit opinion prior year, financial condition and opinion shopping would receive an unqualified opinion with explanatory paragraph. The samples of this research consist of 92 manufacturing companies listed on Indonesia Stock Exchange that has been selected by purposive sampling method. Data were analyzed using binary logistic regression method to the variables that are predicted to affect the probability of acceptance unqualified with explanatory paragraph. The result of this research shows that only audit opinion prior year and opinion shopping have influence to unqualified opinion with explanatory paragraph. While audit quality, company’s growth, firm size and financial condition have not influence with unqualified opinion with explanatory paragraph. Keywords: Unqualified Opinion With Explanatory Paragraph, Audit Quality, Company’s Growth, Firm Size, Audit Opinion Prior Year, Financial Condition. Abstract: Tujuan utama penelitian ini adalah untuk menganalisa pengaruh dari kualitas audit, pertumbuhan perusahaan, ukuran perusahaan, opini audit tahun sebelumnya, kondisi keuangan perusahaan dan belanja opini (opinion shopping) terhadap kemungkinan mendapatkan opini audit unqualified dengan paragraf penjelas. Sampel dalam penelitian ini terdiri dari 92 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang dipilih dengan menggunakan metode sampling purposive. Data dianalisa dengan menggunakan regresi logistik binary dari variabel independen terhadap kemungkinan didapatkannya opini audit unqualified dengan paragraf penjelas. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa hanya opini audit tahun sebelumnya saja dan belanja opini (opinion shopping) yang memepngaruhi kemungkinan didapatkannya opini audit unqualified dengan paragraf penjelas. Variabel lainnya seperti kualitas audit, pertumbuhan perusahaan, ukuran perusahaan dan kondisi keuangan perusahaan tidak mempengaruhi kemungkinan didapatkannya opini audit unqualified dengan paragraf penjelas.
137
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 16, No. 1a, Is. 4
November 2014
Keywords: Opini Unqualified Dengan Paragraf Penjelas, Kualitas Audit, Pertumbuhan Perusahaan, Ukuran Perusahaan, Opini Audit Tahun Sebelumnya, Kondisi Keuangan Perusahaan. PENDAHULUAN Tujuan dari keberadaan suatu entitas bisnis ketika didirikan adalah untuk mendapatkan laba atau keuntungan serta menjaga kelangsungan hidup. Dalam rangka menjaga kelangsungan hidupnya, sebuah entitas sangat tergantung pada opini unqualified with explanatory paragraph yang dikeluarkan oleh seorang auditor. Opini audit unqualified with explanatory paragraph merupakan opini yang dikeluarkan auditor untuk memastikan apakah perusahaan dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya (SPAP, 2001). Dalam hal ini auditor mempunyai peran penting sebagai perantara antara kepentingan investor dengan kepentingan perusahaan sebagai penyedia laporan keuangan. Auditor berperan dalam mencegah diterbitkannya laporan keuangan yang menyesatkan, sehingga dengan menggunakan laporan keuangan yang telah diaudit diharapkan pengguna laporan keuangan dapat mengambil keputusan dengan tepat, terutama dalam membuat keputusan dalam berinvestasi berdasarkan opini audit yang dihasilkan. Hal ini berkaitan dengan kebutuhan seorang investor untuk mengetahui kondisi keuangan perusahaan, terutama yang berkaitan dengan kelangsungan hidup perusahaan. Kondisi keuangan perusahaan merupakan tingkat kesehatan perusahaan sesungguhnya. Pada
138
perusahaan yang tidak sehat banyak ditemukan permasalahan berkaitan dengan kelangsungan hidupnya. Santosa dan Wedari (2007) menyatakan bahwa semakin kondisi perusahaan terganggu atau memburuk maka akan semakin besar kemungkinan perusahaan menerima opini audit unqualified with explanatory paragraph. Sebaliknya pada perusahaan yang tidak pernah mengalami kesulitan keuangan auditor tidak pernah mengeluarkan opini audit unqualified with explanatory paragraph. Selain kondisi keuangan perusahaan, pertumbuhan perusahaan juga dinilai sangat penting. Untuk melihat pertumbuhan perusahaan setiap tahunnya. Pertumbuhan perusahaan dapat dilihat dari seberapa baik perusahaan mempertahankan posisi ekonominya dalam industri mapun kegiatan ekonomi secara keseluruhan (Setyarno et al. 2006). Santosa dan Wedari (2007) menyatakan perusahaan yang mempunyai pertumbuhan laba yang tinggi cenderung memiliki laporan sewajarnya, sehingga potensi untuk mendapatkan opini yang baik akan lebih besar. Kualitas dari sebuah kantor akuntan publik dipertaruhkan ketika opini yang diberikan ternyata tidak sesuai dengan kondisi perusahaan yang sesungguhnya. Meskipun auditor tidak bertanggungjawab terhadap kelangsungan hidup sebuah perusahaan tetapi dalam
ISSN: 1410 -9875
melakukan audit kelangsungan hidup perlu menjadi pertimbangan auditor dalam memberikan opini. Dengan adanya keraguan perusahaan untuk dapat melakukan kelangsungan usahanya, maka auditor dapat memberikan opini unqualified with explanatory paragraph (opini modifikasi). Independensi auditor dalam memberikan opini atas laporan keuangan yang diauditnya harus mempertimbangkan going concern (kelangsungan usaha) auditee (Setyarno et al. 2006). Going concern merupakan asumsi dasar dalam penyusunan laporan keuangan. Suatu perusahaan diasumsikan tidak bermaksud atau berkeinginan melikuidasi atau mengurangi secara material skala usahanya (SAK, 2002). Pemberian opini unqualified with explanatory paragraph oleh auditor juga tidak terlepas dari opini audit yang diberikan tahun sebelumnya, karena kegiatan usaha pada suatu perusahaan untuk tahun tertentu tidak terlepas dari keadaan yang terjadi pada tahun sebelumnya. Setyarno et al. (2006) menyatakan bahwa ada hubungan signifikan dan positif antara opini audit unqualified with explanatory paragraph tahun sebelumnya dengan opini tahun berjalan. Apabila pada tahun sebelumnya auditor memberikan opini audit unqualified with explanatory paragraph, maka pada tahun berjalan semakin besar kemungkinan auditor untuk memberikan kembali opini audit yang sama. Juniarti (2009) menyatakan bahwa perusahaan yang kecil akan lebih beresiko menerima opini audit unqualified with explanatory
M. Arief Effendi
paragraph dibanding dengan perusahaan yang lebih besar. Hal ini dimungkinkan karena auditor mempercayai bahwa perusahaan yang lebih besar mampu menyelesaikan kesulitan keuangan yang dihadapi dibandingkan perusahaan yang lebih kecil. Maka semakin besar perusahaan akan semakin kecil kemungkinan perusahaan menerima opini unqualified with explanatory paragraph. Preferensi perusahaan terhadap kualitas audit bisa tergantung pada apa yang ingin disampaikan manajemen kepada publik berkaitan dengan karakteristik perusahaan. Manajemen menginginkan audit berkualitas tinggi agar investor dan pengguna laporan keuangan mempunyai keyakinan lebih terhadap reliabilitas angka-angka dalam laporan keuangan. Pemilihan auditor dengan kualitas tinggi dapat meningkatkan kredibilitas laporan keuangan. Opini yang diberikan oleh auditor mempunyai kandungan informasi, oleh sebab itu informasi yang ada harus mencerminkan keadaan yang sesungguhnya. Informasi yang berkualitas hanya dapat diberikan oleh auditor yang berkualitas juga. Januarti (2009) menyatakan bahwa auditor berskala besar memiliki insentif yang lebih untuk menghindari kritikan kerusakan reputasi dibandingkan auditor skala kecil. Hal ini bertentangan dengan Sidhu dan Sharma (2001) yang menyatakan bahwa besar kecilnya kantor akuntan tidak mempengaruhi dalam pemberian opini audit.
139
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 16, No. 1a, Is. 4
Januarti (2009) menemukan bukti banyaknya perusahaan yang melakukan penggantian auditor ketika auditor mengeluarkan opini unqualified with explanatory paragraph. Schwartz dan Menon (1985) menyatakan bahwa auditor switching lebih banyak dilakukan pada perusahaan yang bermasalah dibandingkan pada perusahaan yang sehat. Pergantian auditor bisa disebabkan karena ketidakpuasan manajemen terhadap opini yang diterima atau karena adanya peraturan. Berdasarkan penjelasan diatas, maka peneliti termotivasi untuk menganalisis pengaruh kualitas audit, pertumbuhan perusahaan, ukuran perusahaan, opini audit tahun sebelumnya, kondisi keuangan perusahaan dan opinion shopping terhadap pemberian opini oleh auditor. Peneliti tertarik untuk melihat konsistensi pengaruh variablevariabel independen tersebut terhadap penerimaan opini unqualified with explanatory paragraph. Penelitian ini mengacu pada penelitian sebelumnya oleh Santosa dan Wedari, 2007. Di dalam penelitian ini penulis memiliki beberapa perbedaan dengan penelitian terdahulu, variabel independen yang awalnya terdiri dari kualitas audit, pertumbuhan perusahaan, ukuran perusahaan, opini audit tahun sebelumnya, dan kondisi keuangan perusahaan menjadi kualitas audit, pertumbuhan perusahaan, ukuran perusahaan, opini audit tahun sebelumnya, kondisi keuangan perusahaan dan opinion shopping. Perbedaan lainnya terletak pada periode pengambilan sampel yang
140
November 2014
awalnya tahun 2001 sampai 2005 menjadi 2008 sampai 2011. RERANGKA TEORITIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Opini Audit Dalam melakukan penugasan umum, auditor diharuskan memberikan opini atas laporan keuangan perusahaan. Opini yang diberikan merupakan pernyataan kewajaran, dalam semua hal yang material, posisi keuangan dan hasil usaha dan arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum (SPAP, 2001). Dalam melaksanakan proses audit, auditor dituntut tidak hanya melihat sebatas pada hal-hal yang ditampakkan dalam laporan keuangan saja tetapi juga harus lebih mewaspadai hal-hal potensial yang dapat mengganggu kelangsungan hidup (going concern) suatu perusahaan. Inilah yang menjadi alasan kenapa auditor diminta untuk mengevaluasi atas kelangsungan hidup perusahaan dalam batas waktu tertentu (SPAP SA 341). Opini Audit dengan paragraf Going Concern Opini audit going concern merupakan opini yang dikeluarkan auditor untuk memastikan apakah perusahaan dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya (SPAP, 2001). Dengan adanya going concern maka suatu badan usaha dianggap mampu mempertahankan kegiatan usahanya dalam jangka waktu panjang dan tidak akan dilikuidasi dalam jangka waktu pendek. PSA 29 paragraf 11 huruf d menyatakan bahwa keragu-raguan yang besar tentang kemampuan suatu entitas untuk mempertahankan kelangsungan
ISSN: 1410 -9875
hidupnya (going concern) merupakan keadaan yang mengharuskan auditor menambahkan paragraf penjelasan dalam laporan audit, meskipun tidak mempengaruhi pendapat wajar tanpa pengecualian (Unqualified Opinion) yang dinyatakan oleh auditor. Kualitas Audit Auditor bertanggung jawab untuk menyediakan informasi yang mempunyai kualitas tinggi yang berguna untuk pengambilan keputusan para pengguna laporan keuangan. Auditor yang memiliki kualitas audit yang baik lebih cenderung akan mengeluarkan opini unqualified with explanatory paragraph apabila klien terdapat masalah mengenai kemampuan untuk mempertahankan usahanya (Santosa dan Wedari, 2007). Auditor yang memiliki banyak klien dalam industri yang sama akan memiliki pemahaman yang lebih dalam tentang risiko audit khusus yang mewakili industri tersebut, tetapi akan membutuhkan pengembangan keahlian lebih dari pada auditor pada umumnya (Praptitorini dan Januarti, 2007). Ha1 Kualitas Audit berpengaruh pada Unqualified with explanatory paragraph Pertumbuhan Perusahaan Pertumbuhan dari nilai asset yang dimiliki perusahaan dapat menunjukan seberapa besar kekuatan perusahaan dalam industri dan dapat mengindifikasikan kemampua perusahaan dalam mempertahankan kelangsungan usahanya (Fanny dan Saputra, 2005). Perusahaan dengan negative
M. Arief Effendi
growth mengindikasikan kecenderungan yang lebih besar kearah kebangkrutan (Altman, 1968). Pertumbuhan perusahaan dapat dilihat dari seberapa baik perusahaan mempertahankan posisi ekonominya dalam industri maupun kegiatan ekonomi secara keseluruhan (Setyarno et al. 2007). Pendapat lain diungkapkan Weston dan Bringham (1993), laba yang tinggi pada umumnya menandakan arus kas yang tinggi. Perusahaan yang mempunyai pertumbuhan laba yang tinggi cenderung memiliki laporan sewajarnya, sehingga potensi untuk mendapatkan opini audit dengan paragraf going concern akan lebih kecil. Ha2 Pertumbuhan perusahaan berpengaruh pada Unqualified with explanatory paragraph Ukuran Perusahaan Mutchler (1985) menyatakan bahwa auditor lebih sering mengeluarkan modifikasi opini audit dengan paragraf going concern pada perusahaan yang lebih kecil, hal ini dimungkinkan karena auditor meyakini bahwa perusahaan yang lebih besar mampu mengatasi masalah keuangan yang dihadapinya daripada perusahaan yang lebih kecil. Mc. Keown et al. (1991) menyatakan bahwa perusahaan yang besar lebih perusahaan yang besar lebih menawarkan fee audit tinggi daripada yang ditawarkan oleh perusahaan kecil. Hal ini membuat auditor ragu untuk mengeluarkan opini audit dengan paragraf going concern pada perusahaan yang besar dikarenakan adanya kaitan
141
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 16, No. 1a, Is. 4
dalam hal kehilangan fee audit yang signifikan tersebut. Namun pada perusahaan yang relatif lebih kecil, auditor cenderung ragu terhadap kemampuan perusahaan untuk mengatasi masalah keuangannya. Hal ini dapat mempengaruhi auditor dalam memberikan opini auditnya. Mutcher et al. (1997) yang meneliti faktor-faktor yang berpengaruh terhadap laporan audit pada perusahaan yang gulung tikar, memberikan bukti empiris bahwa ada hubungan yang negatif antara ukuran perusahaan dengan penerimaan opini audit dengan paragraf going concern. Ha3 Ukuran Perusahaan berpengaruh pada Unqualified with explanatory paragraph Opini Audit Tahun Sebelumnya Setyono et al. (2006) mendefinisikan bahwa opini audit tahun sebelumnya sebagai opini audit yang diterima oleh auditee pada tahun sebelumnya. Ramadhany (2004) dalam penelitian analisis faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan opini audit going concern pada perusahaan manufaktur yang mengalami financial distress di BEJ. Penelitian ini menunjukan hasil bahwa variabel opini audit tahun sebelumnya berpengaruh positif terhadap penerimaan opini audit going concern. Opini audit unqualified with explanatory paragraph tahun sebelumnya akan menjadi faktor pertimbangan penting bagi auditor untuk mengeluarkan kembali opini audit unqualified with explanatory paragraph pada tahun berikutnya. Apabila auditor menerbitkan opini
142
November 2014
going concern tahun sebelumnya maka akan semakin besar kemungkinan perusahaan akan menerima kembali opini audit unqualified with explanatory paragraph pada tahun berjalan (Santosa dan Wedari, 2007). Opini audit tahun sebelumnya menjadi faktor utama yang dipertimbangkan seorang auditor dalam mengeluarkan opini audit ditahun berjalan. Apabila di tahun sebelumnya perusahaan menerima opini audit unqualified with explanatory paragraph maka auditor memiliki kecenderungan untuk memberikan opini audit yang sama di tahun berjalan, dan begitu juga sebaliknya (Santoso, 2009). Ha4 Opini Audit Tahun Sebelumnya berpengaruh pada Unqualified with explanatory paragraph Kondisi Keuangan Perusahaan Kondisi keuangan perusahaan menggambarkan tingkat kesehatan perusahaan yang sebenarnya. Pada perusahaan yang dalam kondisi tidak baik banyak ditemukan indikasi masalah going concern. Dengan demikian, pada perusahaan yang mempunyai kondis keuangan yang baik auditor tidak akan mengeluarkan opini audit dengan paragraf going concern (Ramadhany, 2004). Profitabilitas perusahaan yang tinggi dapat membuat perusahaan dalam keadaan yang baik, sehingga perusahaan tersebut memiliki laporan keuangan sewajarnya. Potensi perusahaan untuk mendapatkan opini audit dengan paragraf going concern dari auditor semakin kecil. Carcello dan Neall (2000) mengatakan dalam penelitiannya
ISSN: 1410 -9875
mengenai komposisi komite audit dan laporan auditor menyatakan bahwa semakin kondisi keuangan perusahaan menerima opini audit dengan paragraf going concern dari auditor. Ha5 Kondisi keuangan perusahaan berpengaruh pada Unqualified with explanatory paragraph Opinion Shopping Perusahaan biasanya menghindari penerimaan opini going concern dengan melakukan pergantian auditor (auditor switching) dalam dua cara (Teoh, 1992). Pertama, jika auditor bekerja pada perusahaan tertentu (internal auditor), perusahaan dapat mengancam melakukan pergantian auditor. Kedua, bahkan ketika auditor tersebut independen, perusahaan akan memberhentikan akuntan publik (auditor) yang cenderung memberikan opini unqualified with explanatory paragraph, atau sebaliknya akan menunjuk auditor yang cenderung memberikan opini unqualified with explanatory paragraph. Argumen ini disebut opinion shopping. Klien yang diaudit oleh KAP baru mungkin akan merasa lebih puas bila dibandingkan KAP yang lama. Terdapat banyak alasan mengenai hal tersebut. Pertama, adanya kecenderungan perusahaan
M. Arief Effendi
melakukan pergantian auditor karena merasa kurang pas dengan pelayanan yang diberikan oleh KAP sebelumnya, atau karena mereka menghadapi berbagai kendala dengan KAP sebelumnya. Craswell (1995) menyatakan bahwa ada ketidakpastian pada sebagaian manajemen klien tentang kualitas pelayanan yang diberikan oleh KAP. Dalam penelitian ini pergantian auditor mempunyai berpengaruh terhadap penerimaan going concern. Karena perusahaanperusahaan di Indonesia cenderung mempertahankan auditor lamanya, sehingga menyebabkan kurangnya independensi KAP tersebut (Diyanti, 2010). Tujuan pelaporan dalam opinion shopping dimaksudkan untuk meningkatkan (memanipulasi) hasil operasi atau kondisi keuangan perusahaan. Opinion shopping menyebabkan dampak negatif, karena untuk menghindari pemberian opini going concern pada perusahaan. (Praptitorini dan Januarti, 2007). Ha6 Opinion Shopping berpengaruh pada Unqualified opinion with explanatory paragraph Model yang penelitian ini berikut:
diajukan adalah
dalam sebagai
143
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 16, No. 1a, Is. 4
November 2014
Kualitas Audit
Opinion Shopping
Unqualified with explanatory paragraph
Pertumbuhan Perusahaan
Ukuran Perusahaan
Opini Audit Tahun Sebelumnya
Kondisi Keuangan Perusahaan
Gambar 1Model Penelitian METODA PENELITIAN Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
144
(BEI) periode 2008 sampai dengan 2011. Teknik pemilihan sampel yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode purposive sampling dengan prosedur pemilihan sampel sebagai berikut:
ISSN: 1410 -9875
M. Arief Effendi
Tabel 1 Proses Pemilihan Sampel Keterangan
Jumlah Perusahaan
Jumlah Data
Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2008 hingga tahun 2011 Perusahaan manufaktur yang tidak mengalami laba bersih setelah pajak yang negatif sekurangkurangnya dua periode laporan keuangan selama tahun pengamatan (2008-2011)
121
484
93
372
Perusahaan manufaktur yang tidak menggunakan periode laporan keuangan 1 Januari sampai 31 Desember Perusahaan manufaktur yang tidak menggunakan mata uang rupiah dalam laporan keuangan Perusahaan manufaktur yang memenuhi kriteria
0
0
5
20
23
92
Opini audit going concern diukur dengan skala nominal, merupakan opini audit modifikasi dengan menggunakan variabel yang dalam pertimbangan auditor dummy, yaitu perusahaaan yang terdapat ketidakmampuan atau diaudit oleh auditor yang bekerja di ketidakpastian signifikan atas KAP yang berafiliasi dengan KAP Big kelangsungan hidup perusahaan Four diberi nilai 1. Perusahaan yang dalam menjalankan operasinya diaudit oleh auditor yang bukan (SPAP, 2001). Opini audit going bekerja di KAP yang berafiliasi concern diberi kode 1, sedangkan dengan KAP Big Four diberi nilai 0. opini audit non going concern diberi Pertumbuhan perusahaan kode 0. adalah tingkat perubahan total aset dari tahun ke tahun (Destriana dan Kualitas audit dapat dilihat dari kompetensi dan tingkat Yeniatie, 2010). Variabel ini independensi auditor. Menurut bersifat rasio sehingga diukur Ramadhany (2004), variabel ini dengan rumus : Total aktiva akhir tahun GROWTH = Total aktiva awal tahun Ukuran perusahaan adalah variabel untuk mengukur seberapa besar atau kecilnya perusahaan sampel. Pengukuran variabel dihitung dengan menggunakan natural logaritma dari total aktiva. Dalam penelitian ini rasio ukuran perusahaan mengacu pada
penelitian Ramadhany (2004) dan Santosa Wedari (2007) yang dirumuskan sebagai berikut : Ukuran perusahaan = Log n (total aktiva) Opini audit tahun sebelumnya didefinisikan sebagai opini audit yang diterima oleh
145
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 16, No. 1a, Is. 4
perusahaan pada tahun sebelumnya (Santoso, 2009). Apabila tahun sebelumnya perusahaan mendapat opini audit going concern diberi nilai 1 sedangkan apabila pada tahun sebelumnya perusahaan tidak mendapat opini audit non-going concern maka diberi nilai 0. Kondisi keuangan diukur dengan menggunakan model prediksi kebangkrutan Revised Altman Model (1993), penggunaan Revised Altman Model dikarenakan model yang dikembangkan mengalami revisi, dengan tujuan agar model prediksi dapat digunakan untuk perusahaan selain manufaktur. Revised Altman memiliki model sebagai berikut: Z = 0,717Z1 + 0,847Z2 + 3,107Z3 + 0,420Z4 + 0,998Z5 Z1 = working capital/ total assets Z2 = retained earnings/ total assets Z3 = earnings before interest and taxes/ total assets Z4 = book value of equity/ book value of debt Z5 = sales/ total assets Opinion shopping didefinisikan oleh SEC, sebagai aktivitas mencari auditor yang mau mendukung perlakuan akuntansi yang diajukan oleh manajemen untuk mencapai tujuan pelaporan
November 2014
perusahaan. Opinion shopping diukur menggunakan skala nominal. Dalam penelitian ini, pengukuran opinion shopping menggunakan variabel dummy, 1 jika melakukan pergantian auditor ketika mendapat opini going concern, 0 jika tidak melakukan pergantian auditor ketika mend apat opini going concern. Penelitian ini menggunakan binary logistic regression untuk menguji hipotesis yang diilustrasikan sebagai berikut : GC = a + b1KA + b2PP + b3UP + b4OA + b5KK + b6OS + e Keterangan : GC = Going Concern a = konstanta KA = Kualitas Audit PP = Pertumbuhan Perusahaan UP = Ukuran Perusahaan OP = Opini Audit Tahun Sebelumnya KK = Kondisi keuangan perusahaan OS = Opinion Shopping e
=
eror
HASIL PENELITIAN Hasil dari statistic deskriptif untuk menjelaskan mengenai gambaran data penelitian dapat dijelaskan sebagai berikut:
Tabel 2 Statistik Deskriptif
146
Variabel
N
OPINI KA PP UP
92 92 92 92
Minimum 0 0 ,1789 23,3015
Maximum
Mean
Std. Deviation 1 ,49 ,503 1 ,17 ,381 1,5519 ,946979 ,1809095 30,5672 27,030024 1,4882710
ISSN: 1410 -9875
OA KK OS
M. Arief Effendi
92 92 92
0 -10,5401 0
Hasil uji hipotesis untuk melihat pengaruh dari masing-masing variabel independen terhadap
1 10,4549 1
,49 ,151961 ,21
variabel dependen dapat dari tabel berikut ini:
Tabel 3 Hasil Pengujian Hipotesis Variables in the Equation B S.E Wald df Step 1a KA -,517 ,846 ,373 1 PP 1,179 1,982 ,354 1 UP -,029 ,171 ,029 1 OA 2,826 ,599 22,272 1 KK -,027 ,115 ,054 1 OS 2,606 1,148 5,156 1 Constant -2,023 4,798 ,178 1 a. Variable(s) entered on step 1: KK, PP, UP, OA, KK, OS Dari Tabel diatas, dapat dilihat bahwa kualitas Audit (KA) memiliki nilai signifikansi 0,541, dimana nilai tersebut lebih besar dari tingkat α (0,05), sehingga Ha1 tidak dapat diterima yang artinya, kualitas audit tidak berpengaruh terhadap penerimaan unqualified opinion with explanatory paragraph. Hasil ini menunjukan bahwa Kantor Akuntan Publik baik yang berskala besar (big 4) ataupun berskala kecil (non-big 4) akan selalu bersifat obyektif didalam menyatakan pendapat. Hal ini dikarenakan semakin banyaknya Kantor Akuntan Publik yang bermunculan, sehingga mereka akan selalu berkompetisi untuk mendapatkan kepercayaan dari klien dengan cara menjaga independensi dan obyektifitas Kantor Akuntan Publiknya. Pertumbuhan perusahaan (PP) memiliki nilai signifikansi 0,552, dimana nilai tersebut lebih
,503 2,9366744 ,407
Sig. ,541 ,552 ,864 ,000 ,816 ,023 ,673
dilihat
Exp(B) ,596 3,250 ,971 16,884 ,975 13,547 ,132
besar dari tingkat α (0,05) sehingga Ha2 tidak dapat diterima yang artinya pertumbuhan perusahaan tidak berpengaruh terhadap penerimaan unqualified opinion with explanatory paragraph. Hal ini terjadi karena pertumbuhan aset perusahaan tidak diikuti dengan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba serta meningkatkan saldonya, sehingga walaupun perusahaan memiliki nilai total aset yang meningkat tiap tahunnya namun tetap saja mengalami rugi, sehingga nilai pertumbuhan perusahaan tidak berpengaruh terhadap penerimaan opini audit unqualified opinion with explanatory paragraph. Ukuran Perusahaan (UP) memiliki nilai signifikansi 0,864, dimana nilai tersebut lebih besar dari tingkat α (0,05) sehingga Ha3 tidak dapat diterima yang artinya pertumbuhan perusahaan tidak berpengaruh terhadap penerimaan
147
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 16, No. 1a, Is. 4
November 2014
unqualified opinion with dimana nilai tersebut lebih besar explanatory paragraph. Hal ini dari tingkat α (0,05) sehingga Ha5 menunjukan besar atau kecilnya tidak dapat diterima yang artinya suatu perusahaan tidak kondisi keuangan tidak berpengaruh mempengaruhi auditor dalam terhadap penerimaan unqualified memberikan opini audit unqualified opinion with explanatory opinion with explanatory paragraph. Hasil ini menunjukan paragraph. bahwa auditor tidak semata Opini Audit Tahun melihat pada baik atau buruknya Sebelumnya (OA) memiliki nilai kondisi keuangan dalam signifikansi 0,000, dimana nilai memberikan unqualified opinion tersebut lebih kecil dari tingkat α with explanatory paragraph. Apabila auditor berkesimpulan (0,05), sehingga Ha4 diterima yang bahwa rencana managemen efektif artinya, opini audit tahun dalam menangani masalah sebelumnya berpengaruh terhadap keuangan yang sedang dialami penerimaan unqualified opinion perusahaan, dan selalu with explanatory paragraph. Hasil mengungkapkan keadaan yang ini menunjukan bahwa auditor akan sebenarnya dalam laporan menggunakan opini audit tahun keuangan, maka auditor cenderung sebelumnya sebagai dasar dalam akan memberikan pendapat wajar pertimbangan untuk memberikan tanpa pengecualian. pendapat di tahun berikutnya, Opinion Shopping (OS) dimana opini tersebut dinilai dapat memiliki nilai signifikansi 0,023, menggambarkan kondisi keuangan dimana nilai tersebut lebih kecil perusahaan dimasa lalu. Hal ini dari tingkat α (0,05), sehingga Ha6 dapat dikaitkan pada perusahaan dapat diterima yang artinya, yang menerima unqualified opinion opinion shopping berpengaruh with explanatory paragraph di terhadap penerimaan unqualified tahun sebelumnya akan cenderung opinion with explanatory mendapat opini yang sama di tahun paragraph. Hasil ini menunjukan berikutnya, karena auditor menilai bahwa perusahaan cenderung akan bahwa masalah atas kelangsungan mengganti auditornya jika hidup biasanya akan memakan mendapat opini going concern. waktu beberapa tahun untuk diatasi Pergantian auditor dilakukan oleh sebuah perusahaan. Tetapi apabila perusahaan dengan harapan bahwa di tahun berjalan perusahaan pada opini audit tahun selanjutnya dinilai mampu untuk mengatasi bukan opini going concern. masalah tersebut maka auditor Hasil uji Hosmer dan Lemeshow’s akan mengubah pendapatnya pada Goodness of Fit Test adalah sebagai tahun berikut. berikut : Kondisi keuangan (KK) memiliki nilai signifikansi 0,816, Tabel 4 Hasil uji Hosmer dan Lemeshow Hosmer and Lemeshow Test Step 1
148
Chi-square 11,588
Df 8
Sig. 0,171
ISSN: 1410 -9875
M. Arief Effendi
Dimana hasil uji ini berarti bahwa model yang digunakan dalam penelitian ini adalah fit dan sesuai.
Hasil uji Nagelkerke’s R Square adalah sebagai berikut:
Tabel 5 Hasil uji Nagelkerke’s R Square Model Summary Step -2 Log Cox & Nagelkerke likelihood Snell R Square R Square 1 75,926 0,429 0,572 Nilai Nagelkerke R Square adalah sebesar 0,572 yang berarti variasi dari variabel unqualified opinion with explanatory paragraph (variabel dependen) yang dapat dijelaskan oleh variasi dari variabel kondisi keuangan, pertumbuhan perusahaan, ukuran
perusahaan, opini audit tahun sebelumnya, kondisi keuangan dan opinion shopping (variabel independen) yaitu sebesar 57,2%, dan sisanya 42,8% dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak terdapat dalam model.
Hasil uji Tingkat Ketepatan Prediksi Model adalah sebagai berikut: Tabel 6 Hasil Uji Tingkat Ketepatan Pradiksi Classification Tablea Predited OPINI Observed Non Going Going Percentage Concern Concern Correct OPINI Non Going 39 8 83,0 Concern Going 6 39 86,7 Concern Overall Precentage 84,8 a. The cut value is .500 Pada Tabel terdapat 45 perusahaan yang menerima unqualified opinion with explanatory paragraph akan tetapi yang tepat diprediksi berdasarkan model sebesar 39 perusahaan (86,7%, 39/45) dan sisanya 6 perusahaan (13%, 6/45) tidak tepat diprediksi yang merupakan kesalahan tipe 1. Sedangkan
perusahaan yang tidak menerima unqualified opinion with explanatory paragraph sebanyak 47 perusahaan akan tetapi yang tepat diprediksi berdasarkan model sebesar 39 perusahaan (82,9%, 39/47) dan sisanya 8 perusahaan (17%, 8/47) tidak tepat diprediksikan yang merupakan kesalahan tipe 2. Secara
149
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 16, No. 1a, Is. 4
keseluruhan ketepatan prediksi berdasarkan model sebesar 78 perusahaan (84,7%, 78/92). PENUTUP Dari penelitian diatas variabel yang memiliki pengaruhi terhadap penerimaan unqualified with explanatory paragraph hanya opini audit tahun sebelumnya dan opini audit. Variabel sisanya seperti kualitas audit, pertumbuhan perusahaan, opinion shopping, dan ukuran perusahaan tidak memiliki pengaruh Dari penelitian yang telah dilakukan, masih terdapat beberapa keterbatasam yaitu penelitian yang dilakukan hanya menggunakan periode pengamatan
November 2014
4 tahun, yaitu 2008-2011 sehingga tidak mencerminkan keadaan perusahaan dalam jangka panjang, obyek penelitian hanya menggunakan perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI, sehingga belum tercakup seluruh jenis perusahaan. Selain itu peneliti juga mengajukan rekomendasi untuk menambah periode pengamatan sehingga dapat mencerminkan keadaan perusahaan dalam jangka panjang, memperluas obyek penelitian tidak hanya terpaut manufaktur saja, selain itu menambahkan variabel independen lainnya seperti rasio aktivitas, audit client tenure, audit report lag serta debt default.
REFERENSI Amilin dan Ady Indrawan. 2008. Analisis Penilaian Going Concern Perusahaan dan Opini Audit oleh KAP BIG FOUR dengan KAP NON BIG FOUR. Jurnal ekonomi Vol XVIII No.2. Fanny, Margaretta dan Sylvia Saputra.2005. Opini Audit Going Concern: Kajian Berdasarkan Model Prediksi Kebangkrutan, Pertumbuhan Perusahaan, dan Reputasi Kantor Akuntan Publik (studi Pada Emiten Bursa Efek Jakarta). Simposium Nasional Akuntansi VIII Solo, 15-16 September. Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19. Semarang: Badan Penerbit Universitas Dipenogoro. Godfrey,J., Hodgson, A., and Holmes, S. 2010. Accounting Theory. 7th edition. Hani, Cleary, dan Mukhlasin. 2003. Going Concern dan Opini Audit: Suatu Studi Pada Perusahaan Perbankan di BEJ. Simposium Nasonal Akuntansi VI Surabaya, 16-17 Oktober. Ikatan Akuntan Indonesia, 2001. Standar Profesional Akuntan Publik. Jakarta: Salemba Empat. Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo. 1999. Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi & Manajemen. Januarti, Indira. 2009. Analisis Pengaruh Faktor Perusahaan, Kualitas Auditor, Kepemilikan Perusahaan Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern (Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia). Januarti, Indira dan Ella Fitrianasari. 2008. Analisis Rasio Keuangan dan Rasio Non Keuangan yang Mempengaruhi Auditor dalam Memberikan Opini Audit Going Concern pada Auditee (Studi empiris pada perusahaan
150
ISSN: 1410 -9875
M. Arief Effendi
manufaktur yang terdaftar di BEJ tahun 2000-2005). Jurnal Maksi Vol 8 No. 1, Januari 2008: 43-55. Mulyadi. 2002. Auditing, edisi 6, buku 1. Jakarta: Salemba Empat. Petronela, T.A. 2004. Pertimbangan Going Concern Perusahaan dalam Pemberian Opini Audit. Jurnal Balance, 1 (Maret), 46-55. Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya. Praptitorini, M.D. dan Indira Januarti. 2007. Analisis Pengaruh Kualitas Audit, Debt Default, dan Opinion Shopping Terhadap Penerimaan Opini Going Concern. Simposium Nasional Akuntansi X Unhas Makassar, 26-28 Juli. Ramadhany, Alexander 2004. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penerimaan Opini Going Concern pada Perusahaan Manufaktur yang mengalami Financial Distress di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Maksi Vol. 4, Agustus 2004. Program Master Sains Akuntansi Universitas Dipenogoro. Rudyawan, A.P. dan I.D.N. Badera. 2009. Opini Audit Going Concern: Kajian Berdasarkan Model Prediksi Kebangkrutan, Pertumbuhan Perusahaan, Leverage, dan Reputasi Auditor. Santosa, A.F. dan Linda K. Wedari. 2007. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kecenderungan Penerimaan Opini Audit Going Concern. JAAI vol 11 No. 2. Setyarno, E.B., Indria Januarti, dan Faisal. 2007. Pengaruh Kualitas Audit, Kondisi Keuangan Perusahaan, Opini Audit Tahun Sebelumnya dan Pertumbuhan Perusahaan terhadap Opini Audit Going Concern. Jurnal Akuntansi & Bisnis Vol 7, No. 2, Agustus 2007: 129-140. Susanto, Yulius K. 2009. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penerimaan Opini Audit Going Concern Pada Perusahaan Publik Sektor Manufaktur. Jurnal Akuntansi & Bisnis Vol 11, No. 3, Desember 2009: 155-173. Yeniatie dan Nicken Destriana. 2010. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Hutang Pada Perusahaan Non Keuangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Akuntansi & Bisnis Vol 12, No. 1, April 2010: 1-16. Tamba, Revol U.B. dan Siregar, Hasan S. 2008. Pengaruh Debt Default, Kualitas Audit, Dan Opini Audit Terhadap Penerimaan Opini Going Concern Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.
151
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 16, No. 1a, Is. 4
Halaman ini sengaja dikosongkan
152
November 2014