Vol. 14, No. 2a, Is. 3
November 2012 DAFTAR ISI
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pemberian Unqualified Opinion With Modified Paragraph Going Concern Ita Trisnawati.......................................................................
1
Pengaruh Assets Tangibility, Profitability, Non-Debt Tax Shield, Size, Dan Growth Terhadap Leverage Pada Perusahaan Industri Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Edison dan Mahmudin Muslim .................................................
19
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perusahaan Melakukan Pergantian Kantor Akuntan Publik Handy Noeryanto ....................................................................
31
Variabel-Variabel Yang Mempengaruhi Penerimaan Opini Audit Unqualified With Explanatory Paragraph Harrie Supriatna ...................................................................
45
Effect Of Customer Service, Store Design And Display, Communication Mix, Location, Merchandise Assortment And Pricing On Purchase Decision Hendra Kurniawan ..............................................................
59
Pengaruh Kepemimpinan, Komunikasi, Motivasi, Pengembangan Karir, Dan Promosi Jabatan Terhadap Kinerja Guru Ian Nurpatria S .................................................................
69
Perhitungan, Pemotongan, Penyetoran Dan Pelaporan Pph Final Pasal 4 Ayat (2) Ida Bagus Nyoman Sukadana ....................................................
77
Pengaruh Motivasi, Disiplin Kerja Dan Komunikasi Terhadap Kinerja Karyawan Irma Satya Indriyanti .............................................................
95
Pengaruh Kepemimpinan, Lingkungan Kerja Dan Komunikasi Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Karel Tjahjadi ...................................................................... 105 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Peringkat Obligasi Pada Perusahaan Non Keuangan Friska Firnanti ....................................................................... 113 Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Nilai Perusahaan Glenn Martinus Marjono ............................................................ 125
Vol. 14, No. 2a, Is. 3
November 2012
KEBIJAKAN EDITORIAL DAN PEDOMAN PENULISAN ARTIKEL Kebijakan Editorial JURNAL BISNIS DAN AKUNTANSI, JBA diterbitkan oleh Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (P3M) Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) TRISAKTI secara berkala setiap tahun dua kali (Juni dan Desember). Tujuan penerbitan JBA adalah untuk menyebarluaskan informasi hasil karya tulis ilmiah kepada akademisi dan praktisi yang menaruh minat pada bidang bisnis dan akuntansi. JBA menerima kiriman artikel yang ditulis dalam bahasa Indonesia atau bahasa Inggris. Artikel yang dikirim ke JBA tidak dikirimkan atau telah dipublikasikan dalam jurnal lain. Penentuan artikel yang dimuat dalam JBA dilakukan melalui proses blind review oleh mitra bestari dengan mempertimbangkan aspek-aspek antara lain terpenuhinya persyaratan baku untuk publikasi jurnal ilmiah dan kontribusi artikel terhadap pengembangan profesi dan pendidikan bisnis dan akuntansi. Editor bertanggungjawab untuk memberikan telaah konstruktif terhadap artikel yang akan dimuat dan (jika dipandang perlu) menyampaikan hasil evaluasi artikel kepada penulis. Artikel yang diusulkan untuk dimuat pada JBA disarankan untuk mengikuti pedoman penulisan artikel yang dibuat oleh Editor. Artikel dapat dikirim dalam bentuk : Compact Disk (CD) dan cetakan (hardcopy) dua eksemplar ke alamat Editor JBA : Gedung Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Trisakti Jl. Kyai Tapa No. 20 Grogol, Jakarta 11440 Telp. (021)5666717 Fax : (021)5635480 E-mail :
[email protected] Pedoman Penulisan Artikel Berikut ini ketentuan-ketentuan mengenai bentuk tulisan, sistimatika penulisan, abstrak, format, tabel, gambar, kutipan dan referensi yang digunakan sebagai pedoman minimal untuk penulisan artikel yang akan dimuat pada JBA.
A. BENTUK TULISAN Semua tulisan dalam bentuk esai atau uraian disertai judul sub bab (heading) masing-masing bagian, kecuali bagian pendahuluan yang disajikan tanpa judul sub bab. Peringkat judul sub bab dicetak tebal ( bold) dan penulisan tidak disertai urutan angka. Penulisan judul sub bab sebagai berikut: PERINGKAT 1 (huruf besar semua dan rata tengah) Peringkat 2 (huruf besar-kecil dan rata tepi kiri) Peringkat 3 (huruf besar-kecil dicetak miring dan rata tepi kiri) B. SISTIMATIKA PENULISAN Sistimatika penulisan artikel yang merupakan hasil penelitian terdiri empiris dari 1) Judul, nama penulis, institusi penulis, alamat institusi dan e mail penulis, 2) Abstrak, 3) Pendahuluan yang menguraikan isu penelitian, motivasi penelitian, rumusan masalah dan tujuan, rerangka Teoritis dan pengembangan hipotesis (jika ada) yang memaparkan rerangka teoritis sebagai landasan logis untuk mengembangkan hipotesis atau model penelitian, 4) Metoda Penelitian yang memuat metoda pemilihan sampel dan pengumpulan data, definisi operasional dan pengukuran variabel, 5) Hasil penelitian yang menguraikan analisis data dan pembahasan temuan penelitian, 6) Penutup yang berisi simpulan, implikasi, keterbatasan penelitian dan saran untuk peneltian selanjutnya, serta 7) Referensi. C. ABSTRAK Setiap artikel harus menyajikan satu paragraf Abstrak pada awal tulisan yang terdiri ±200 kata (disajikan dalam bahasa Inggris dan Indonesia). Abstraksi memuat ringkasan pendahuluan (apa permasalahannya?), metoda atau bahan (bagaimana melakukannya?), hasil (apa temuannya?) dan diskusi (apa maknanya?) yang tujuannya memberi penjelasan ringkas kepada pembaca sebelum membaca materi artikel secara lengkap. Abstrak sebaiknya diikuti dengan minimal empat keywords untuk memudahkan penyusunan indeks artikel. D. FORMAT 1. Judul artikel terdiri dari ±15 kata. 2. Artikel sebaiknya diketik dengan spasi dobel pada kertas A4 (8,27” x 11,69”), kecuali untuk kutipan langsung yang panjang (lebih dari tiga setengah ketikan) diketik spasi tunggal dengan bentuk berinden (indented style). 3. Artikel sebaiknya terdiri tidak lebih dari 7.000 kata (dengan jenis huruf time new roman ukuran 12) atau maksimal 20 halaman A4 termasuk tabel dan gambar. 4. Marjin atas 4cm, bawah 3cm, kiri 4cm dan kanan 3cm dari badan teks. 5. Halaman muka (cover) setidaknya menyebutkan judul artikel dan identitas penulis. 6. Semua halaman termasuk tabel, gambar dan referensi diberikan nomor urut halaman. 7. Apabila artikel yang dikirimkan merupakan hasil penelitian dengan menggunakan data primer, harap disertakan angket atau instrumen atau kuisioner.
8. Angka, lafalkan angka dari satu sampai dengan sepuluh, kecuali jika digunakan dalam tabel dan ketika digunakan dalam unit atau kuantitas matematis, statistik, keilmuan atau teknis seperti jarak, bobot dan ukuran. Misalnya: 4 hari, 5 kilometer, 25 tahun. Semua angka lainnya disajikan secara numerik. Umumnya kalau dalam perkiraan, angka dilafalkan; misalnya: kira-kira sepuluh tahun. 9. Persentase dan pecahan desimal, untuk penggunaan yang bukan teknis gunakan kata persen dalam teks; untuk penggunaan teknis gunakan simbol %. 10. Persamaan, persamaan harus diberi nomer dalam kurung dengan penulisan rata marjin kanan. E. TABEL DAN GAMBAR 1. Tabel ditulis kembali (rewrite) bukan merupakan hasil copy paste dari hasil statistik dan diisi data yang sesuai dengan pembahasan artikel. 2. Sumber tabel dicantumkan di bagian akhir tabel dengan inden sesuai batas kiri tabel. 3. Judul tabel diletakkan di atas tabel sedangkan judul gambar diletakkan di bawah gambar. 4. Tabel dan gambar diletakkan pada halaman tersendiri umumnya diletakkan di akhir setelah referensi. Penulis cukup menyebutkan pada bagian di badan teks untuk mencantumkan tabel dan gambar. 5. Pembuatan tabel menghilangkan garis vertikal, sedangkan garis horizontal hanya pada judul kolom dan akhir tabel. 6. Setiap tabel dan gambar diberikan nomor urut, judul yang sesuai dengan isi tabel, gambar dan sumber kutipan. F. KUTIPAN DAN REFERENSI 1. Kutipan dalam teks sebaiknya ditulis di antara kurung buka dan kurung tutup yang menye-butkan nama akhir penulis, tahun tanpa koma dan nomor halaman jika dipandang perlu. Contoh: a. Satu sumber kutipan dengan satu penulis (Jones 1987), jika disertakan nomor halaman (Jones 1987: 115) b. Satu sumber kutipan dengan dua penulis (Jones dan Freeman 1973) c. Satu sumber kutipan dengan lebih dari dua penulis (Jones dkk. 1985) d. Dua sumber kutipan dengan penulis yang berbeda (Jones 1987, Freman 1986) e. Dua sumber kutipan dengan penulis yang sama (Jones 1985, 1987), jika tahun publikasi sama (Jones 1985a, 1985b) f. Sumber kutipan yang berasal dari pekerjaan suatu institusi sebaiknya menyebutkan akronim institusi yang bersangkutan (IAI 1994). 2. Setiap artikel harus memuat referensi (hanya yang menjadi sumber kutipan), dengan ketentuan penulisan sebagai berikut: a. Referensi disusun alfabetik dengan nama penulis atau nama institusi b. Susunan setiap referensi: 1) Artikel dalam jurnal: nama penulis. tahun terbit. judul artikel. nama jurnal atau penerbit, volume, nomor (bulan publikasi), halaman,
(alamat web dan tanggal diaksesnya web jika referensi dari internet). 2) Buku: nama penulis. tahun terbit. judul buku teks. tempat terbit: nama penerbit. 3) Artikel dalam prosiding: nama penulis. tahun terbit. judul artikel. nama pertemuan ilmiah, tempat pertemuan, tanggal pertemuan, halaman, (alamat web dan tanggal diaksesnya web jika referensi dari internet). 4) Skripsi, tesis dan disertasi: nama penulis, tahun terbit, judul, skripsi/tesis/disertasi, tempat institusi: nama institusi, (alamat web dan tanggal diaksesnya web jika referensi dari internet). 5) Surat kabar: nama penulis, tanggal bulan tahun terbit, judul, nama surat kabar atau penerbit, halaman (kolom), (alamat web dan tanggal diaksesnya web jika referensi dari internet). Contoh: Abdolmohammadi, M.J. dan J. Shanteau. 1992. Personal Attributes of Experts Auditors. Organizational Behavior and Human Decision Process, Vol.53 (November). Griffith, A.I. 1995. Coordinating Family and School: Mothering for Schooling. Education Policy Analysis Archives, Vol.3, No.1, (http://olam.ed.asu.edu/epaa/, 12 Februari 1997). Hadiyati, Rofiqoh. 19 Juni 2008. Membaca "Menu Kebutuhan" di antara Daftar Belanja. Detikcom, (http://suarapembaca.detik.com/index.php/detik.read/, 24 Juni 2008). Hilton, Ronald W. 1997. Managerial Accounting, 4th Edition. New York: Irwin, Mc Graw Hill Companies. Indriantoro, N. 1993. The Effect of Participative Budgeting on Job Performance and Job Satisfaction with Locus of Control and Curtural Dimensions as Moderating Variables. Ph.D. Dissertation. Lexington: University of Kentucky. Porcano, T.M. 1984a. Distrutive justice and tax policy. The Accounting Review, Vol.59 (Oktober), hlm.619-636. . 1984b. The perceived effects of tax policy on corporate investment intentions, The Journal of the American Taxation Association, vol.6 (Fall), hlm.7-19. Susanto, Y.K. 2007. Pengaruh Partisipasi Anggaran dan Ketidakpastian Tugas terhadap Hubungan antara Penggunaan Informasi Akuntansi untuk Evaluasi Kinerja dan Perilaku Managerial. Proceedings the 1st Accounting Conference, Faculty of Economics Universitas Indonesia, Depok, 7–9 November, hlm.1-17.
JURNAL BISNIS DAN AKUNTANSI Vol. 14, No. 2a, Is. 3, November 2012, Hlm. 1-18
ISSN: 1410 - 9875 http: //www.tsm.ac.id/JBA
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBERIAN UNQUALIFIED OPINION WITH MODIFIED PARAGRAPH GOING CONCERN ITA TRISNAWATI STIE Trisakti
[email protected] Abstract: The main purpose of this research is to find out empirical evidence of some determinants of unqualified opinion with modified paragraph going concern. The variables in this research are audit quality, company’s financial condition, audit opinion prior year, company growth, firm size, debt default, opinion shopping and profitability. The samples in this research are non financial company listed in Indonesia Stock Exchange for period 2007-2010. Samples are obtained by purposive sampling method and the results obtained 196 observations. This research used binary logistic regression method to the variables that are predicted to affect the probability of acceptance unqualified opinion with modified paragraph going concern. The results of this research shows audit opinion prior year, debt dfault and profitabilitas have influence to unqualified opinion with modified paragraph going concern, while the others (audit quality, company’s financial condition, company’s growth, firm size and opinion shopping) do not have influence to unqualified opinion with modified paragraph going concern. Keywords: Unqualified Opinion With Modified Paragraph Going Concern, Audit Quality, Financial Company’s Condition, Audit Opinion Prior Year, Company’s Growth, Firm Size, Debt Default, Opinion Shopping and Profitability. global yaitu menurunnya nilai tukar rupiah dan meningkatnya laju inflasi. Sehingga berakibat pada tingginya resiko usaha, dan makin besarnya cost of money. Perekonomian yang sedang terpuruk membuat banyak perusahaan mengalami kebangkrutan yang berdampak pada kelangsungan hidup perusahaan. Akibatnya terjadi peningkatan jumlah perusahaan yang
PENDAHULUAN Krisis keuangan global telah mengubah susunan perekonomian dunia, termasuk negara-negara di Asia seperti Indonesia yang merupakan negara small open company sehingga imbas dari krisis financial global sangat mempengaruhi kondisi perekonomian dalam negeri. Dampak negatif dari krisis keuangan
1
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 3
mendapatkan opini audit Qualified Going Concern dan Disclaimer (Prapitorini dan Januarti 2007). Kelangsungan hidup perusahaan selalu dihubungkan dengan kemampuan manajemen dalam mengelola perusahaan agar dapat bertahan hidup. Sehingga, pihak manajemen diharuskan membuat kebijakan yang tepat dalam menjalankan perusahaan. Seperti halnya auditor yang mempunyai peran penting untuk kemajuan perusahaan. Auditor merupakan jembatan antara kepentingan investor sebagai pengguna laporan keuangan dan kepentingan perusahaan sebagai penyedia laporan keuangan. Laporan keuangan diterbitkan oleh perusahaan sebagai salah satu sumber informasi mengenai posisi keuangan perusahaan, kinerja, perubahan posisi keuangan perusahaan, dan produk yang dihasilkan oleh manjemen, sebagai pertanggungjawaban manajemen kepada pihak luar perusahaan atas posisi keuangan dan hasil operasi perusahaan selama satu periode tertentu, yang sangat berguna untuk mendukung pengambilan keputusan yang tepat. Karena ketika seorang investor akan melakukan investasi ia perlu mengetahui kondisi keuangan perusahaan, terutama yang menyangkut kelangsungan hidup perusahaan tersebut (Amilin dan Indrawan 2008). Yang menjadi permasalahannya adalah sulitnya untuk memprediksi kelangsungan hidup suatu perusahaan, sehingga menyebabkan auditor mengalami dilema dalam memberikan
2
November 2012
unqualified opinion with modified paragraph going concern. Profesi auditor merupakan fungsi kepercayaan yang berasal dari pelaku bisnis, perusahaan, shareholder dan masyarakat luas. Profesi ini mendapat tekanan yang luas dari masyarakat karena skandal kebangkrutan Enron. Dalam kasus Enron, perusahaan tersebut telah diaudit dengan opini wajar tanpa syarat, namun setelah beberapa saat ternyata Enron tidak mampu untuk terus beroperasi atau sudah tidak mampu lagi untuk going concern. Kesalahan yang berkaitan dengan Enron tidak hanya dilakukan oleh auditor, dalam hal ini Arthur Andersen. Golden Sachs, sebuah perusahaan investasi terkenal memberikan penilaian terhadap Enron sebagai perusahaan yang menjanjikan. Akan tetapi, beberapa minggu kemudian Enron menyatakan dirinya bangkrut. Kegagalan dalam mendeteksi kemungkinan ketidakmampuan klien untuk going concern, menimbulkan social cost yang besar bagi auditor. Sehingga tingkat kepercayaan masyarakat terhadap profesi auditor menjadi menurun. Auditor juga mempunyai tanggung jawab untuk menilai apakah terdapat kesangsian besar terhadap kemampuan perusahaan dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam periode waktu tidak lebih dari satu tahun sejak tanggal laporan audit (SPAP, 2001). Masalah timbul ketika banyak terjadi kesalahan opini yang dibuat oleh auditor menyangkut unqualified opinion with modified paragraph going concern. Beberapa penyebabnya antara lain, pertama, masalah self fulfilling prophecy
ISSN: 1410 -9875
yang mengakibatkan auditor enggan mengungkap status going concern yang muncul ketika auditor khawatir bahwa unqualified opinion with modified paragraph going concern yang dikeluarkan dapat mempercepat kegagalan perusahaan yang bermasalah. Masalah kedua, tidak terdapatnya prosedur penetapan status going concern yang terstruktur. Karena hampir tidak ada panduan yang jelas yang sudah ada yang dapat dijadikan acuan pemilihan tipe opini going concern yang harus dipilih (Ho 1994). Apabila auditor memberikan unqualified opinion with modified paragraph going concern, maka perusahaan akan lebih cepat bangkrut karena akan menyebabkan investor membatalkan investasinya atau kreditor menarik dananya. Hal ini menjadi tanggung jawab besar bagi auditor untuk mengeluarkan unqualified opinion with modified paragraph going concern yang konsisten dengan keadaan sesungguhnya. Dalam menentukan opini audit, auditor juga harus memperhatikan beberapa faktor yaitu, kualitas audit, kondisi keuangan perusahaan, opini audit tahun sebelumnya, pertumbuhan perusahaan, ukuran perusahaan, debt default, opinion shopping dan profitabilitas. Motivasi dari penelitian ini adalah untuk mengungkap masalah going concern mengingat pentingnya laporan keuangan auditan bagi investor dan pentingnya peran auditor dalam mengeluarkan opini audit going concern yang dapat mempengaruhi dalam pengambilan keputusan. Karena opini yang dikeluarkan
Ita Trisnawati
auditor sangat penting untuk memastikan apakah perusahaan dapat mempertahankan kelangsungan usahannya atau tidak. Berdasarkan uraian tersebut maka tertarik untuk melakukan penelitian mengenai “FAKTORFAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBERIAN UNQUALIFIED OPINION WITH MODIFIED PARAGRAPH GOING CONCERN”. Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Santosa dan Wedari (2007) berjudul “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kecenderungan Penerimaan Opini Audit Going Concern” dengan sampel perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang menunjukkan bahwa kualitas audit dan pertumbuhan perusahaan tidak berpengaruh terhadap kecenderungan penerimaan unqualified opinion with modified paragraph going concern, untuk kondisi keuangan dan ukuran perusahaan berpengaruh negatif terhadap kecenderungan penerimaan unqualified opinion with modified paragraph going concern, dan opini audit tahun sebelumnya berpengaruh positif terhadap kecenderungan penerimaan unqualified opinion with modified paragraph going concern. Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian terdahulu yang dilakukan oleh (Santosa dan Wedari 2007). Perbedaan penelitian sekarang dengan penelitian terdahulu adalah sebagai berikut: 1. Adanya penambahan variabel, yaitu:
3
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 3
a. Debt default (Susanto 2009, Praptitorini dan Januarti 2007, Chen dan Church 1992) karena variabel ini menggambarkan kegagalan perusahaan dalam membayar hutang pokoknya pada saat jatuh tempo, sehingga memungkin perusahaan mengalami kebangkrutan, b. Opinion shopping (Susan dan Trisnawati 2011, Susanto 2009, Praptitorini dan Januarti 2007) adanya ketidakpuasan atas pelayanan yang diberikan dari auditor sebelumnya, sehingga perusahaan mengganti auditor c. Profitabilitas (Susanto 2009, Amilin dan Indrawan 2008, Januarti dan Fitrianasari 2008, Hani et al. 2003) karena perusahaan mempunyai harapan untuk menghasilkan profitabilitas yang tinggi agar dapat memperoleh laba yang tinggi sehingga terhindar dari kebangkrutan. 2. Periode penelitian ini tahun 2007-2010 sedangkan periode tahun sebelumnya 2001-2005. 3. Objek dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan non keuangan yang terdaftar di BEI sedangkan dalam penelitian terdahulu, objek penelitiannya adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan bukti empiris mengenai: 1. Pengaruh kualitas audit terhadap penerimaan unqualified opinion with modified paragraph going concern.
4
November 2012
2. Pengaruh kondisi keuangan perusahaan terhadap penerimaan unqualified opinion with modified paragraph going concern. 3. Pengaruh opini audit tahun sebelumnya terhadap penerimaan unqualified opinion with modified paragraph going concer. 4. Pengaruh pertumbuhan perusahaan terhadap penerimaan unqualified opinion with modified paragraph going concern. 5. Pengaruh ukuran perusahaan terhadap penerimaan unqualified opinion with modified paragraph going concern. 6. Pengaruh debt default terhadap penerimaan unqualified opinion with modified paragraph going concern. 7. Pengaruh opinion shopping terhadap penerimaan unqualified opinion with modified paragraph going concern. 8. Pengaruh profitabilitas terhadap unqualified opinion with modified paragraph going concern. RERANGKA TEORITIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Agency Theory Agency Theory menggambarkan hubungan antara manajer dan pemilik dalam kerangka hubungan keagenan. Dalam hubungan keagenan, terjadi suatu kontrak di bawah satu atau lebih pemilik (prinsipal) yang melibatkan orang lain (agen). Dalam kontrak, agen terikat untuk
ISSN: 1410 -9875
memberikan jasa bagi pemilik. Berdasarkan pendelegasian wewenang pemilik kepada agen, manajemen diberi hak untuk mengambil keputusan bisnis bagi kepentingan pemilik. Karena kepentingan kedua pihak tidak selalu sejalan, maka sering terjadi benturan kepentingan antara prinsipal dengan agen sebagai pihak yang diserahi wewenang untuk mengelola perusahaan berdasarkan keinginan principal (Jensen dan Meckhling 1976). Dalam konteks keagenan tersebut, dibutuhkan pihak ketiga yang independen sebagai mediator antara prinsipal dan agen yaitu auditor. Pihak ketiga dibutuhkan, untuk melakukan pengawasan terhadap kinerja manajemen apakah telah bertindak sesuai dengan kepentingan prinsipal melalui laporan keuangan (Rudyawan dan Badera 2009). Karena auditor bertugas untuk memberikan opini atas kewajaran laporan keuangan perusahaan dan mempertimbangkan kemampuan perusahaan dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya. Kualitas Audit dan Unqualified Opinion with Modified Paragraph Going Concern Berdasarkan penelitian Susanto (2009), didukung penelitian yang dilakukan oleh Santosa dan Wedari (2007) bahwa kualitas audit tidak berpengaruh terhadap Unqualified Opinion with Modified Paragraph Going Concern . Artinya bahwa perusahaan yang menggunakan jasa KAP yang berkualitas tidak dapat menentukan apakah perusahaan
Ita Trisnawati
akan mendapat Unqualified Opinion with Modified Paragraph Going Concern atau tidak. KAP baik Big four maupun non big four akan selalu objektif dalam memberikan pendapat. Hasil penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Setyarno et al. (2006) serta Fanny dan Saputra (2005) yang menunjukkan bahwa pemberian opini audit going concern berpengaruh positif terhadap besaran Kantor Akuntan Publik (KAP) tersebut. Karena semakin besar skala auditor maka semakin besar kemungkinan auditor memberikan opini audit going concern. H1 Kualitas audit mempunyai pengaruh terhadap kemungkinan penerimaan Unqualified Opinion with Modified Paragraph Going Concern. Kondisi Keuangan Perusahaan dan Unqualified Opinion with Modified Paragraph Going Concern Kondisi keuangan perusahaan menggambarkan tingkat kesehatan perusahaan sesungguhnya. Berdasarkan hasil penelitian Santosa dan Wedari (2007) didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan Susanto (2009) yang menyatakan bahwa kondisi keuangan suatu perusahaan yang baik dan tidak terganggu tidak berpengaruh terhadap penerimaan Unqualified Opinion with Modified Paragraph Going Concern. Lain halnya dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Setyarno et al. (2006) serta Rudyawan dan Badera (2009) membuktikan bahwa kondisi keuangan perusahaan yang buruk
5
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 3
berpengaruh terhadap penerimaan Unqualified Opinion with Modified Paragraph Going Concern. Karena auditor hanya memberikan Unqualified Opinion with Modified Paragraph Going Concern jika kondisi keuangan perusahaan memburuk dan mengalami kesulitan keuangan. Hal ini menunjukkan bahwa kondisi keuangan perusahaan berpengaruh negatif terhadap Unqualified Opinion with Modified Paragraph Going Concern. H2 Kondisi keuangan perusahaan mempunyai pengaruh terhadap kemungkinan penerimaan Unqualified Opinion with Modified Paragraph Going Concern. Opini Audit Tahun Sebelumnya dan Unqualified Opinion with Modified Paragraph Going Concern Hasil penelitian yang dilakukan Setyarno et al. (2006), Santosa dan Wedari (2007), Januarti dan Fitrianasari (2008) dan Susanto (2009) konsisten menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara opini audit going concern tahun sebelumnya dengan opini audit going concern tahun berjalan. Apabila pada tahun sebelumnya auditor telah menerbitkan opini audit going concern , maka akan semakin besar kemungkinan auditor untuk menerbitkan kembali opini audit going concern pada tahun berikutnya. Opini audit tahun sebelumnya bisa tidak berpengaruh terhadap opini audit going concern apabila opini audit yang diterima auditee pada tahun sebelumnya adalah non-going concern sehingga
6
November 2012
auditor tidak akan mengeluarkan opini audit going concern di tahun berikutnya. Karena opini audit tahun sebelumnya menjadi bahan pertimbangan penting bagi auditor untuk mengeluarkan kembali opini audit di tahun berikutnya. H3 Opini audit tahun sebelumnya mempunyai pengaruh terhadap kemungkinan penerimaan Unqualified Opinion with Modified Paragraph Going Concern. Pertumbuhan Perusahaan dan Unqualified Opinion with Modified Paragraph Going Concern Dalam penelitian Setyarno et al. (2006), didukung oleh hasil penelitian Januarti dan Fitrianasari (2008) serta Rudyawan dan Badera (2009) yang menyatakan bahwa penjualan yang semakin meningkat dari tahun ke tahun menunjukkan kemampuan perusahaan dalam mempertahankan posisi ekonominya sehingga memberi peluang kepada perusahaan untuk memperoleh peningkatan laba dan mempertahankan kelangsungan hidup usahanya. Sebaliknya hasil penelitian yang dilakukan oleh Santosa dan Wedari (2007) menyatakan apabila semakin buruk pertumbuhan perusahaan maka semakin tinggi kecenderungan menerima Unqualified Opinion with Modified Paragraph Going Concern. H4 Pertumbuhan perusahaan mempunyai pengaruh terhadap kemungkinan penerimaan Unqualified Opinion with Modified Paragraph Going Concern.
ISSN: 1410 -9875
Ukuran Perusahaan dan Unqualified Opinion with Modified Paragraph Going Concern Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Januarti dan Fitrianasari (2008) didukung Fanny dan Saputra (2005) menyatakan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap penerimaan opini audit gong concern yang dikeluarkan oleh auditor karena ketika sebuah KAP sudah memiliki reputasi yang baik, maka ia akan berusaha mempertahankan reputasinya sehingga akan selalu bersikap objektif terhadap pekerjaannya. Berbeda dengan hasil penelitian Santosan dan Wedari (2007) yang menemukan bukti bahwa ukuran perusahaan berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern. Hal itu dikarenakan auditor percaya bahwa perusahaan yang lebih besar dapat menyelesaikan kesulitan keuangan yang dihadapinya daripada perusahaan yang lebih kecil. H5 Ukuran perusahaan mempunyai pengaruh terhadap kemungkinan penerimaan Unqualified Opinion with Modified Paragraph Going Concern. Debt Default dan Unqualified Opinion with Modified Paragraph Going Concern Debt default adalah kegagalan perusahan dalam memenuhi kewajiban hutang dan atau bunga yang mempengaruhi kelangsungan hidup usahanya, sehingga kemungkinan bagi auditor mengeluarkan opini audit going concern. Hasil penelitian Chen dan Church (1992) memberi bukti yang
Ita Trisnawati
kuat bahwa perusahaan yang mengalami status default, semakin besar kemungkinannya menerima Opinion with Modified Paragraph Going Concern. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan Praptitorini dan Januarti (2007) dan Susanto (2009) yang menunjukkan bahwa status debt default berpengaruh positif terhadap penerimaan Opinion with Modified Paragraph Going Concern. Pemberian Opinion with Modified Paragraph Going Concern tidak akan diterima perusahaan apabila perusahaan dapat memenuhi kewajiban hutang dan atau bunganya, sehingga mampu mempertahankan kelangsungan usahanya. H6 Debt Default mempunyai pengaruh terhadap kemungkinan penerimaan Unqualified Opinion with Modified Paragraph Going Concern. Opinion Shopping dan Unqualified Opinion with Modified Paragraph Going Concern Dalam penelitian yang dilakukan oleh Susanto (2009) menyatakan bahwa opinion shopping (auditor switching) tidak berpengaruh terhadap pemberian Unqualified Opinion with Modified Paragraph Going Concern. Hasil penelitian ini didukung hasil penelitian Praptitorini dan Januarti (2007) serta Januarti dan Fitrianasari (2008) yang tidak menemukan bukti adanya pengaruh antara opinion shopping dengan Unqualified Opinion with Modified Paragraph Going Concern. Berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Geiger et al. (1996)
7
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 3
yang menemukan bukti banyaknya perusahaan yang melakukan pergantian auditor ketika auditor mengeluarkan Unqualified Opinion with Modified Paragraph Going Concern. H7 Opinion Shopping mempunyai pengaruh terhadap kemungkinan penerimaan Unqualified Opinion with Modified Paragraph Going Concern. Profitabilitas dan Unqualified Opinion with Modified Paragraph Going Concern Tujuan profitabilitas berkaitan dengan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba yang memuaskan investor dan para pemilik saham sehingga akan terus menyediakan modal bagi perusahaan untuk kegiatan operasional perusahaan. Ketika perusahaan memiliki profitabilitas yang tinggi diharapkan dapat memperoleh laba yang tinggi sehingga kecil kemungkinan bagi suautu perusahaan memperoleh Unqualified Opinion with Modified Paragraph Going Concern (Januarti dan Fitrianasari 2008). Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan Amilin dan Indrawan (2008) yang memberikan bukti bahwa profitabilitas berpengaruh negarif dan signifikan terhadap pemberian Unqualified Opinion with Modified Paragraph Going Concern. H8 Profitabilitas mempunyai pengaruh terhadap kemungkinan penerimaan Unqualified Opinion with Modified Paragraph Going Concern.
8
November 2012
METODA PENELITIAN Sampel Penelitian Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan non-keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2007 sampai dengan 2010. Pengambilan sampel dalam penelitian ini diperoleh dengan menggunakan metode purposive sampling dengan tujuan untuk mendapatkan sampel yang sesuai dengan kriteria yang ditentukan. Kriteria-kriteria yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Perusahaan non keuangan yang secara konsisten terdaftar selama periode 2007 sampai dengan 2010 di Bursa Efek Indonesia (BEI). 2. Perusahaan non keuangan yang menyajikan laporan keuangan per 31 Desember secara konsisten selama periode penelitian. 3. Perusahaan non keuangan yang menyajikan laporan keuangan dalam mata uang Rupiah secara konsisten selama periode penelitian. 4. Perusahaan non keuangan yang mengalami kerugian bersih sekurang-kurangnya 2 periode laporan keuangan selama periode penelitian. 5. Perusahaan non keuangan yang memiliki kelengkapan data yang dibutuhkan selama periode penelitian (laporan auditor independen dan penjualan bersih). Jenis data yang digunakan untuk penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder diperoleh dari laporan auditor independen
ISSN: 1410 -9875
dan laporan keuangan perusahaan non keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2007 sampai dengan 2010 yang telah dipublikasikan. Laporan keuangan ini dapat diperoleh dari Bursa Efek Indonesia di Pojok Bursa Efek Indonesia STIE Trisakti, Indonesian Capital Market Electronic Library (ICAMEL) dan dalam Indonesian Capital Market Directory (ICMD) 2012, serta melalui situs www.idx.co.id. Definisi Operasional Variabel dan Pengukurannya Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel dummy. Dimana kategori 1 untuk perusahaan non keuangan yang menerima unqualified opinion with modified paragraph going concern dan 0 untuk perusahaan non keuangan yang tidak menerima unqualified opinion with modified paragraph going concern. Kualitas audit merupakan probabilitas seorang auditor dapat menemukan dan melaporkan penyelewengan dalam sistem akuntansi klien (Christina 2003 dalam Santosa dan Wedari 2007). Dalam penelitian ini kualitas audit diproksikan dengan menggunakan
Ita Trisnawati
skala auditor. Variabel ini diukur dengan menggunakan variabel dummy. Kode 1 untuk auditor yang tergabung dalam KAP Big Four dan 0 untuk auditor yang bukan. Berikut adalah jasa Kantor Akuntan Publik yang bermitra dengan KAP Big Four, yaitu: 1. Price Waterhouse Coopers (berafiliasi dengan Tanudireja, Wibisana, dan Rekan). 2. Ernst & Young ( berafiliasi dengan Purwantono, Sarwoko dan Sandjaja). 3. Deloitte Touche Tohmatsu (berafiliasi dengan Osman Bing Satrio dan Rekan). 4. Klynveld Peat Marwick Goerdeler (berafiliasi dengan Siddharta, Siddharta dan Widjaja). Dalam penelitian ini Setyarno et al. (2006) menggunakan Revised Altman Model dengan skala rasio yang digunakan untuk mengukur kondisi keuangan perusahaan. Karena dengan model prediksi tersebut mampu mempengaruhi ketepatan pemberian opini audit. Model prediksi kebangkrutan Altman berpengaruh terhadap penerimaan unqualified opinion with modified paragraph going concern.
Revised Altman Model Altman (1968) dalam Setyarno et al. (2006) menemukan bahwa perusahaan dengan probabilitas serta solvabilitas yang rendah sangat berpotensi mengalami kebangkrutan dengan menggunakan Revised Altman Model sebagai berikut: Z’ = 0.717 Z1 + 0.847 Z2 + 3.107 Z3 + 0.420 Z4 + 0.998 Z5 Dimana : Z’ = Bankcrupcy index Z1 = Working capital / total assets
9
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 3
Z2 Z3 Z4 Z5
= = = =
Retained Earnings / total assets Earning before interest and taxes / total assets Market capitalization / book value of debt Sales / total assets
Setyarno et al. (2006) mendefinisikan sebagai opini audit yang diterima oleh auditee pada tahun sebelumnya. Variabel ini diukur menggunakan variabel dummy. Dimana untuk perusahaan yang menerima unqualified opinion with modified paragraph going concern diberi kode 1 sedangkan kode 0 untuk perusahaan yang tidak menerima unqualified opinion with modified paragraph going concern Pertumbuhan Penjualan Dimana: Penjualan Bersih Penjualan Bersih
=
pada tahun berjalan. Tujuannya untuk mengukur apakah perusahaan menerima unqualified opinion with modified paragraph going concern pada tahun berjalan. Skala yang digunakan pada variabel ini adalah skala nominal. Rasio pertumbuhan penjualan digunakan untuk mengukur kemampuan auditee dalam pertumbuhan tingkat penjualan.
Penjualan Bersih t - Penjualan Bersih Penjualan
t-1
t-1
t t-1
= Penjualan bersih sekarang = Penjualan bersih tahun lalu
Ukuran perusahaan adalah variabel untuk mengukur seberapa besar atau kecilnya perusahaan yang menjadi sampel. Pengukuran variabel dihitung dengan menggunakan natural logaritma dari total aktiva (Santosa dan Wedari 2007). Ukuran Perusahaan = ln (Total Assets) Debt Default didefinisikan sebagai kegagalan atau kelalaian yang dilakukan perusahaan dalam membayar hutang pokok atau bunganya pada saat jatuh tempo (Chen dan Church 1992). Dalam penelitian ini menggunakan skala nominal yang diukur menggunakan variabel dummy. Tujuannya untuk menunjukkan apakah perusahaan dalam keadaan default atau tidak sebelum mengeluarkan unqualified opinion with modified paragraph
10
November 2012
going concern. Kode 1 diberikan untuk perusahaan yang mengalami debt default dan kode 0 untuk perusahaan yang tidak mengalami debt default. Opinion shopping merupakan pergantian auditor independen untuk tahun berikutnya apabila dalam tahun berjalan perusahaan memperoleh unqualified opinion with modified paragraph going concern. Variabel ini diukur menggunakan variabel dummy, kode 1 untuk perusahaan yang diaudit oleh auditor independen yang berbeda untuk tahun selanjutnya setelah perusahaan mendapat unqualified opinion with modified paragraph going concern dan kode 0 untuk perusahaan yang diaudit oleh auditor independen yang sama untuk tahun selanjutnya setelah perusahaan mendapatkan
ISSN: 1410 -9875
Ita Trisnawati
unqualified opinion with modified paragraph going concern (Susanto 2009). Skala yang digunakan adalah skala nominal.Profitabilitas merupakan tingkat keberhasilan operasional dan efektifitas yang ROA =
dicapai oleh perusahaan. Skala yang digunakan adalah skala rasio. Dalam penelitian ini perhitungan profitabilitas menggunakan Return on Asset (ROA) yaitu (Subramanyam dan Wild 2009): Net Income Total Assets
Metoda Analisis Data Pengujian hipotesis dilakukan menggunakan analisis regresi logistik. Regresi logistik yaitu melakukan pengujian apakah probabilitas terjadinya variabel Ln
GC 1 – GC
terikat dapat diprediksi dengan variabel bebasnya (Ghozali 2011). Model regresi logistik yang digunakan untuk menguji hipotesis sebagai berikut:
= α + β1K_AUDIT + β2Z + β3 PRIOP + β4 GROWTH + β5SIZE + β6 DEBT + β7 OPSHOP + β8 ROA +ε
Dimana: Ln GC α β1‐6 K _ AUDIT Z PRIOP GROWTH SIZE DEBT OPSHOP ROA ε
: 1 – GC : : : : : : : : : : :
Unqualified opinion concern.
with
modified
paragraph
going
Konstanta Koefisisien Regresi Kualitas Audit Kondisi Keuangan Perusahaan Opini Audit Tahun Sebelumnya Pertumbuhan Perusahaan Ukuran Perusahaan Debt Default Opinion Shopping Profitabilitas Kesalahan Residual
HASIL PENELITIAN Gambaran Umum Sampel Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan non keuangan yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2007 sampai dengan 2010. Dari 371 perusahaan non keuangan yang terdaftar di BEI, terdapat 48 perusahaan yang memenuhi kriteria dalam penelitian ini.
11
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 3
November 2012
Tabel 1 Hasil Proses Pemilihan Sampel Perusahaan Kriteria Perusahaan non keuangan yang konsisten terdaftar di BEI (2007-2010) Perusahaan yang tidak menyajikan laporan keuangan per 31 Desember
Jumlah 371 (4)
Perusahaan yang tidak menyajikan laporan keuangan menggunakan mata uang Rupiah
(11)
Perusahaan yang tidak mengalami rugi bersih sekurangkurangnya 2 periode
(294)
Perusahaan yang tidak memiliki kelengkapan data
(14)
Perusahaan yang memenuhi kriteria sampel Jumlah tahun pengamatan Jumlah sampel yang digunakan
48 4 tahun 192
Sumber: Hasil pengolahan data penelitian
Dari 371 perusahaan non keuangan yang terdaftar di BEI selama periode penelitian yaitu tahun 2007 sampai dengan 2010, terdapat 4 perusahaan yang tidak menyajikan laporan keuangan per 31 Desember, 11 perusahaan yang tidak menyajikan laporan keuangan dalam mata uang rupiah selama periode penelitian. Selanjutnya terdapat 294 perusahaan yang tidak mengalami rugi bersih serta 14 perusahaan yang tidak memiliki kelengkapan data (laporan auditor independen dan penjualan bersih).
Dari kriteria-kriteria tersebut diperoleh sampel sebanyak 48 perusahaan. Dengan tahun penelitian sebanyak 4 tahun, maka jumlah keseluruhan sampel yang digunakan dari tahun 2007 sampai dengan 2010 sebanyak 192 sampel. Berdasarkan analisa statistik deskriptif, diperoleh jumlah sampel yang diteliti, nilai minimal, nilai maksimal, rata-rata (mean), dan standar deviasi. Berikut statistik deskriptif yang diperoleh berdasarkan data yang ada:
Tabel 2 Hasil Uji Statistik Deskriptif Variabel
N
Minimum
Maximum
GC 192 0 1 K_AUDIT 192 0 1 ZSCORE 192 -18,5644 1020,701 PRIORP 192 0 1 GROWTH 192 -0,974014 450,2021 SIZE 192 21,842401 31,08948 DEBT 192 0 1 OPSHOP 192 0 1 ROA 192 -1,70650 3,47473 Sumber: Hasil pengolahan data SPSS 11.5
12
Mean 0,46 0,19 13,42385 0,43 3,27249 26,74976 0,64 0,38 -0,06311
Std. Deviation 0,500 0,391 89,15714 0,496 33,05237 1,96038 0,483 0,485 0,33757
ISSN: 1410 -9875
Ita Trisnawati
Dari pengolahan data yang telah dilakukan maka diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 3 Hasil Uji Regresi Logistik Variables in the Equation B S.E. Wald df Sig. Exp(B) Ste K_AUDIT 0,114 0,694 0,027 1 0,869 1,121 p ZSCORE -0,003 0,009 0,101 1 0,750 0,997 1(a) PRIORP 4,929 0,653 56,889 1 0,000 138,177 GROWTH -0,104 0,059 3,083 1 0,079 0,901 SIZE -0,070 0,149 0,224 1 0,636 0,932 DEBT 1,268 0,638 3,957 1 0,047 3,555 OPSHOP -0,076 0,563 0,018 1 0,893 0,927 ROA -1,141 0,519 4,825 1 0,028 0,320 Constant -0,950 3,921 0,059 1 0,809 0,387 a Variable(s) entered on step 1: KA, ZSCORE, PRIORP, GROWTH, SIZE, DEBT, OPSHOP,ROA. Sumber: Hasil pengolahan data SPSS 11.5
Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa kualitas audit memiliki nilai signifikansi 0,869 > 0,05 (α), sehingga Ha1 tidak dapat diterima, yang berarti kualitas audit tidak berpengaruh terhadap penerimaan unqualified opinion with modified paragraph going concern. Hasil ini menunjukkan bahwa perusahaan yang menggunakan jasa KAP Big Four maupun yang non big four akan selalu bersikap objektif dalam memberikan pendapat. Karena semakin banyak KAP yang bermunculan, sehingga mereka akan selalu berkompetisi untuk mendapat kepercayaan dari klien dan menjaga independensi KAP. Kondisi keuangan perusahaan memiliki nilai signifikansi 0,750 > 0,05 (α), sehingga Ha2 tidak dapat diterima. Artinya kondisi keuangan perusahaan tidak berpengaruh terhadap penerimaan unqualified opinion with modified paragraph going concern. Hasil ini menunjukkan bahwa auditor akan mempertimbangkan kondisi
keuangan ketika memberikan opini audit. Karena semakin baik kondisi keuangan perusahaan semakin kecil bagi auditor untuk memberikan unqualified opinion with modified paragraph going concern. Opini audit tahun sebelumnya memiliki nilai signifikansi 0,000 < 0,05 (α) sehingga Ha3 diterima, yang berarti opini audit tahun sebelumnya berpengaruh terhadap penerimaan unqualified opinion with modified paragraph going concern. Hasil ini menunjukkan bahwa opini audit tahun sebelumnya digunakan oleh auditor sebagai acuan dalam mempertimbangkan pendapat yang akan diberikan pada tahun selanjutnya. Oleh karena itu bila perusahaan pada tahun sebelumnya menerima unqualified opinion with modified paragraph going concern maka besar kemungkinan memperoleh opini yang sama pada tahun selanjutnya. Namun, saat tahun berjalan perusahaan dianggap mampu mengatasi masalah tersebut maka auditor
13
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 3
akan mengubah pendapatnya untuk tahun selanjutnya. Pertumbuhan perusahaan memiliki nilai signifikansi 0,079 > 0,05 (α) sehingga Ha4 tidak dapat diterima, yang berarti pertumbuhan perusahaan tidak berpengaruh terhadap penerimaan unqualified opinion with modified paragraph going concern. Hasil ini menunjukkan bahwa pertumbuhan asset perusahaan tidak diikuti oleh kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dan peningkatan saldonya. Oleh karena itu walaupun total asset perusahaan selalu meningkat setiap tahunnya tetapi tetap saja mengalami rugi, karena pertumbuhan perusahaan tidak berpengaruh terhadap penerimaan unqualified opinion with modified paragraph going concern. Ukuran perusahaan memiliki nilai signifikansi 0,636 > 0,05 (α), sehingga Ha5 tidak dapat diterima, yang berarti ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap penerimaan unqualified opinion with modified paragraph going concern. Hasil ini menunjukkan bahwa besar kecilnya perusahaan tidak menpengaruhi auditor dalam memberikan unqualified opinion with modified paragraph going concern. Debt default memiliki nilai signifikansi 0,047 < 0,05 (α) sehingga Ha6 diterima, yang berarti debt default berpengaruh terhadap penerimaan unqualified opinion with modified paragraph going concern. Hasil menunjukkan bahwa kegagalan perusahaan dalam memenuhi hutang dan atau bunganya mempengaruhi kelangsungan hidup perusahaan,
14
November 2012
sehingga besar kemungkinan bagi auditor memberikan unqualified opinion with modified paragraph going concern. Opinion Shopping memiliki nilai signifikansi 0,893 > 0,05 (α) sehingga Ha7 tidak dapat diterima, yang berarti opinion shopping tidak berpengaruh terhadapa penerimaan unqualified opinion with modified paragraph going concern. Hasil ini menunjukkan bahwa perusahaan cenderung menggunakan auditor independen yang sama apapun opini audit yang diberikan, karena perusahaan enggan untuk untuk mengganti auditor independen. Profitabilitas memiliki nilai signifikansi 0,028 < 0,05 (α) sehingga Ha8 diterima, yang berarti profitabilitas berpengaruh terhadap penerimaan unqualified opinion with modified paragraph going concern. Hasil ini menunjukkan bahwa profitabilitas yang rendah membuat auditor cenderung memberikan unqualified opinion with modified paragraph going concern. Karena profitabilitas perusahaan dipertimbangkan oleh auditor dalam memberikan opini audit atas laporan keuangan perusahaan. PENUTUP Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai variabel-variabel yang mempengaruhi penerimaan unqualified opinion with modified paragraph going concern pada perusahaan non keuangan yang terdaftar di BEI selama periode penelitian 2007-2010, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
ISSN: 1410 -9875
1. Kualitas audit tidak berpengaruh terhadap penerimaan unqualified opinion with modified paragraph going concern. Hasil penelitian ini konsisten dengan Santosa dan Wedari (2007), Amilin dan Indrawan (2008), Januarti dan Fitrianasari (2008) dan Susanto (2009), tetapi berbeda dengan penelitian yang dilakukan Setyarno et al. (2006) serta Fanny dan Saputra (2005). 2. Kondisi keuangan perusahaan tidak berpengaruh terhadap penerimaan unqualified opinion with modified paragraph going concern. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Santosa dan Wedari (2007), namun tidak konsisten dengan penelitian Praptitorini dan Januarti (2007), Setyarno et al. (2006) serta Rudyawan dan Badera (2009). 3. Opini audit tahun sebelumnya berpengaruh terhadap penerimaan unqualified opinion with modified paragraph going concern . Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Setyarno et al. (2006), Santosa dan Wedari (2007), Januarti dan Fitrianasari (2008) dan Susanto (2009). 4. Pertumbuhan perusahaan tidak berpengaruh terhadap penerimaan unqualified opinion with modified paragraph going concern. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Setyarno et al. (2006), Santosa dan Wedari (2007), Januarti dan Fitrianasari (2008) dan Rudyawan dan Badera (2009). 5. Ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap
Ita Trisnawati
penerimaan unqualified opinion with modified paragraph going concern. Hasil ini konsisten dengan penelitian Januarti dan Fitrianasari (2008) dan Junaidi dan Hartono (2010), namun tidak konsisten dengan penelitian Santosa dan Wedari (2007). 6. Debt default berpengaruh terhadap penerimaan unqualified opinion with modified paragraph going concern. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Susanto (2009) serta Praptitorini dan Januarti (2007). 7. Opinion Shopping tidak berpengaruh terhadap penerimaan unqualified opinion with modified paragraph going concern. Hasil penelitian ini konsisten dengan Praptitorini dan Januarti (2007), dan Susanto (2009), namun berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Geiger et al. (1996). 8. Profitabilitas berpengaruh terhadap penerimaan unqualified opinion with modified paragraph going concern. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Susanto (2009), Hanni et al. (2003) dan Petronela (2004), tetapi tidak konsiten dengan penelitian Januarti dan Fitrianasari (2008). Dalam melakukan penelitian ini terdapat beberapa keterbatasa sebagai berikut: 1. Waktu penelitian hanya empat tahun (2007-2010), sehingga belum dapat melihat kecenderungan penerimaan unqualified opinion with modified paragraph going concern dalam jangka panjang.
15
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 3
2. Penelitian ini hanya menggunakan 8 variabel independen, yaitu kualitas audit, kondisi keuangan perusahaan, opini audit tahun sebelumnya, pertumbuhan perusahaan, ukuran perusahaan, debt default, opinion shopping dan profitabilitas. Dari keterbatasanketerbatasan penelitian tersebut, maka peneliti memberikan rekomendasi sebagai berikut:
November 2012
1. Penelitian selanjutnya dapat memperpanjang periode pengamatan yaitu lebih dari 4 tahun. 2. Penelitian selanjutnya dapat menggunakan variabel-variabel lain dalam pengujiannya yang dapat mempengaruhi unqualified opinion with modified paragraph going concern seperti rasio likuiditas, audit client tenure, dan rasio leverage.
REFERENSI Amilin dan Ady Indrawan. 2008. Analisis Penilaian Going Concern Perusahaan dan Opini Audit oleh KAP Big Four dengan KAP Non Big Four. Jurnal Ekonomi. Vol. XVIII. No. 2. Chen, K.C. and B.K. Church. 1992. Default on Debt Obligations and The Issuance of Going Concern Opinions. Auditing. Vol. 11. No. 2. hlm. 310. Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19. Edisi 5. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Hani, Clearly dan Mukhlasin. 2003. Going Concern dan Opini Audit : Suatu Studi pada Perusahaan Perbankan di BEJ. Simposium Nasional Akuntansi VI, Surabaya. Haron, Bambang Hartadi, Mahfooz Ansari dan Ishak Ismail. 2009. Factors Influencing Auditors’ Going Concern Opinion. Asian Academy of Management Journal. Vol. 14. No. 1. hlm. 1-19, January 2009. Herusetya, Antonius. 2008. Kaitan Firm Size Kantor Akuntan Publik (KAP) terhadap Mutu Laporan Audit Going Concern: Studi di Indonesia. Jurnal Akuntansi dan Keuangan. Vol. 2. No. 1. Ho, Joanna L.Y. 1994. The Effect of Experience on Consensus of Going Concern Judgements. Behavioral Research in Accounting. Vol.6. Ikatan Akuntansi Indonesia. 2001. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Salemba Empat, 2001. Institut Akuntan Publik Indonesia. 2011. Standar Profesional Akuntan Publik. Jakarta: Salemba Empat. Institute for Economic and Financial Research (ECFIN). 2012. Indonesian Capital Market Directory 2012: Volume 1 dan 2. Indonesia: Hijau Daun Indonesia. Januarti, Indira dan Ella Fitrianasari. 2008. Analisis Rasio Keuangan dan Rasio Non Keuangan yang Mempengaruhi Auditor dalam Memberikan Opini Audit Going Concern pada Auditee (Studi Empiris pada Perusahaan
16
ISSN: 1410 -9875
Ita Trisnawati
Manufaktur yang Terdaftar di BEJ 2000-2005). Jurnal Maksi. Vol. 8. No. 1. Jensen, M.C and Meckling, W.H. 1976. Theory of the Firm: Managerial Behavior, Agency Costs and Ownership Structure. Journal of Financial Economics, October, 1976, Volume 3. Junaidi dan Jogiyanto Hartono. 2010. Faktor Non Keuangan pada Opini Going Concern. Simposium Nasional Akuntansi XIII. Purwokerto: 13-15 Oktober. Lennox, Clive S. 2000. Do Companies Successfully Engage in Opinion Shopping. Evidence from the UK. Journal of Accounting and Economics. Vol. 29. Lennox, Clive S. 2002. Opinion Shopping and Audit Committees. CEI Working Papers Series, No. 2002-12. Petronela, Thio Anastasia. 2004. Pertimbangan Going Concern Perusahaan dalam Pemberian Opini Audit. BALANCE. Praptitorini, Mirna Dyah dan Indira Januari. 2007. Analisis Pengaruh Kualitas Audit, Debt Default dan Opinion Shopping terhadap Penerimaan Opini Going Concern. Simposium Nasional Akuntansi X Unhas Makassar, 26-28 Juli. Rudyawan, Arry Pratama dan I Dewa Nyoman Badera. 2009. Opini Audit Going Concern: Kajian Berdasarkan Kebangkrutan, Pertumbuhan Perusahaan, Leverage, dan Reputasi Auditor. Jurnal Akuntansi dan Bisnis. Vol. 4. No. 2. Santosa, Arga Fajar dan Linda Kusumaning Wedari. 2007. Analisis FaktorFaktor yang Mempengaruhi Kecenderungan Penerimaan Opini Audit Going Concern. JAAI. Vol. 11. No. 2. Sekaran, Uma, dan Roger Bougie. 2010. Research Methods for Business. Edisi 5. Great Britain (United Kingdom): John Wiley and Sons. Setyarno, Eko Budi, Indira Januarti, dan Faisal. 2006. Pengaruh Kualitas Audit, Kondisi Keuangan Perusahaan, Opini Audit Tahun Sebelumnya, pertumbuhan Perusahaan terhadap Opini Audit Going Concern. Simposium Nasional Akuntansi 9 Padang. Subramanyam, K.R., dan John J. Wild. 2009. Financial Statement Analysis. Edisi 10. United States of America: McGraw-Hill. Susanto, Yulius Kurnia. 2009. Faktor-Faktor yang Mmpengaruhi Pengaruhi Penerimaan Opini Audit Going Concern pada Perusahaan Publik Sektor Manufaktur. Jurnal Bisnis dan Akuntansi. Vol. 11. No. 3. Trisnawati, Estralita dan Susan. 2011. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perusahaan Melakukan Auditor Switch. Jurnal Bisnis dan Akuntansi. Vol. 13. No. 2.
17
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 3
18
November 2012
JURNAL BISNIS DAN AKUNTANSI Vol. 14, No. 2a, Is. 3, November 2012, Hlm. 19-30
ISSN: 1410 - 9875 http: //www.tsm.ac.id/JBA
PENGARUH ASSETS TANGIBILITY, PROFITABILITY, NON-DEBT TAX SHIELD, SIZE, DAN GROWTH TERHADAP LEVERAGE PADA PERUSAHAAN INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA EDISON dan MAHMUDIN MUSLIM
STIE TRISAKTI
[email protected] [email protected] Abstract: The purpose of this research is to test and analyze empirically the influence of assets tangibility, return on asset, non-debt tax shield, size, and growth toward leverage. This study also compare the result of previous research within this research. The method of the research is purposive sampling which devine as a sample of taking method which take an object by certain criteria. The amount of sample which require to the criteria are 15 consumer goods companies in Indonesian Stock Exchange. We use panel data and multiple regression to analyze the relationship between the dependent variable and the independent variables. The hypothesis evaluation done by use of random effect model, F test and t test. The result of this research found that assets tangibility and profitability have no found significant affect leverage, while non-debt tax shield, size, growth in fixed assets, and growth in total assets have found significant affect leverage. All 5 variables are found statistically significant at a significant level of 5%. Keywords:
Leverage, assets tangibility, profitability, non-debt tax shield, size, and growth.
merupakan salah satu fungsi manajer keuangan. Dalam memilih alternatif pendanaan untuk membiayai kegiatan perusahaan, manajer keuangan akan
PENDAHULUAN Kebijakan manajemen dalam mencari sumber dana dan mengatur pembelanjaan perusahaan
19
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 3
mempertimbangan manfaat dan biaya dari sumber dana yang dipilih, dan bagaimana perusahaan dapat menciptakan kombinasi yang menguntungkan antara penggunaan dana dari modal saham dengan dana yang berasal dari hutang. Hal ini menyangkut masalah keberadaan struktur modal perusahaan yang menggambarkan pengaturan komposisi modal yang tepat antara hutang jangka panjang dengan modal saham. Struktur modal yang demikian tentunya diharapkan dapat meningkatkan laba bagi perusahaan yang pada akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraan pemiliknya dan mempererat hubungan dengan para kreditur melalui peningkatan kemakmuran atau nilai perusahaan. Penelitian ini akan membahas lebih lanjut tentang faktor-faktor yang dapat mempengaruhi struktur modal menurut Trade off theory dan Pecking order theory dengan objek penelitian sektor Industri Barang Konsumsi. Sektor Industri Barang Konsumsi terdiri dari beberapa Sub Sektor yang meliputi Sub Sektor Makanan dan Minuman, Rokok, Farmasi, Kosmetik, dan Peralatan Rumah tangga. Dari keseluruhan jumlah perusahaan Industri Barang Konsumsi yaitu 29 perusahaan, total perusahaan dalam Sub Sektor Makanan dan Minuman serta Rokok dapat mewakili keseluruhan perusahaan dalam Industri Barang Konsumsi. Kedua Sub Sektor ini memberikan kontribusi tertinggi dalam Industri Non Migas terhadap PDB Indonesia dalam kurun waktu lima tahun terakhir. Jika dilihat pada tabel 1, sejak tahun 2007 kedua Sub Sektor ini terus mengalami peningkatan yang
20
November 2012
signifikan, meskipun pada tahun 2010 terjadi penurunan persentase, namun Sub Sektor ini masih menduduki posisi teratas dan memberi kontibusi tertinggi mewakili Sektor Industri Barang Konsumsi. Selain alasan diatas, yang membuat penulis tertarik untuk meneliti Sektor Industri ini adalah adanya pertumbuhan yang signifikan pada beberapa tahun terakhir. Apabila dilihat dari market review IDX watch dari tahun ke tahun, dari sisi rank of market capitalization by sector industri barang konsumsi terus mengalami peningkatan ranking hingga pada tahun 2012 sektor ini, mewakili sektor industri lain dalam industri manufaktur, berhasil menduduki ranking kedua terbesar diantara 11 industri lainnya. Seiring dengan kondisi ekonomi Indonesia yang semakin membaik, pertumbuhan pasar tenaga kerja pada tahun 2010 didominasi oleh Sektor Industri Barang Konsumsi dengan angka 226,248 dengan pertumbuhan sebesar 42% selama tahun 20092010. Penelitian ini disusun dengan urutan penulisan sebagai berikut pertama, pendahuluan menjelaskan latar belakang masalah. Kedua, kerangka teoritis dan pengembangan hipotesis memuat leverage, assets tangibility , profitabilitty , non-debt tax shield, firm size, dan growth. Ketiga, metode penelitian yang memuat metode pemilihan sampel dan pengumpulan data, definisi operasional dan pengukuran variabel. Keempat, hasil penelitian yang menguraikan analisis dan pembahasan temuan penelitian. Kelima, penutup yang berisi
ISSN: 1410 -9875
kesimpulan, rekomendasi selanjutnya.
Edison Dan Mahmudin Muslim
keterbatasan dan untuk penelitian
KERANGKA TEORITIS PENGEMBANGAN HIPOTESIS
DAN
Leverage Dikutip dari buku (Gitman 2012, 508) “Leverage refers to the effects that fixed costs have on the returns that shareholders earn; higher leverage generally results in higher but more volatile returns”. Leverage menunjuk pada hutang yang dimiliki perusahaan. Sumber dana perusahaan dapat dibedakan menjadi dua yaitu sumber dana intern dan sumber dana ekstern. Sumber dana intern berasal dari laba yang ditahan, pemilik perusahaan yang tercermin pada lembar saham atau prosentasi kepemilikan yang tertuang dalam neraca. Sementara sumber dana eksternal merupakan sumber dana perusahaan yang berasal dari luar perusahaan, misalnya hutang. Kedua sumber dana ini tertuang dalam neraca pada sisi kewajiban. 1. Assets Tangibility Asset Tangibility (aset berwujud) merupakan bagian dari aset tetap (fixed asset) yang masuk dalam pengelompokan aset tetap menurut substansinya. Beberapa contoh aset yang masuk dalam kelompok aset berwujud seperti: gedung, tanah, mesin, dan peralatan. Perusahaan yang asetnya memadai untuk dijadikan sebagai jaminan pinjaman cenderung akan cukup banyak menggunakan hutang (Brigham and Houston 2011, 188). Perusahaan yang sebagian besar modalnya tertanam pada aktiva tetap, akan mengutamakan
pemenuhan kebutuhan modalnya dari dana internal perusahaan. Selain itu semakin tingginya assets tangibility yang dimiliki oleh perusahaan juga dapat dijadikan jaminan untuk memperoleh modal dari hutang. Ha1 : Terdapat pengaruh Assets Tangibility terhadap Leverage. 2. Profitability Return on asset menunjukan seberapa besar kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih yang dapat diperoleh dari keseluruhan aset yang dimiliki perusahaan (Darmadji dan Fakhruddin 2012, 158). Rasio ini menunjukan seberapa besar laba bersih yang dapat diperoleh perusahaan bila diukur dari nilai aktiva (Harahap 2011,305). Dalam bukunya (Margaretha 2007, 61) menyatakan bahwa ROA dapat mengukur kemampuan manajemen perusahaan dalam memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan. Dengan demikian, semakin tinggi ROA, maka akan semakin tinggi tingkat pengembalian perusahaan atas hutang yang digunakan. Hal ini dapat memungkinkan perusahaan untuk membiayai investasi dari dana yang berasal dari sumber internal yang tersedia dari retained earning. Ha2 : Terdapat pengaruh Profitability terhadap Leverage. 3. Non-debt Tax shield Salah satu faktor yang mempengaruhi struktur modal adalah posisi pajak perusahaan. Hutang seringkali digunakan dengan alasan untuk memunculkan beban bunga yang dapat berfungsi sebagai beban pengurang pajak. Akan
21
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 3
tetapi, jika sebagian besar laba perusahaan telah dilindungi dari pajak oleh perlindungan pajak yang berasal dari penyusutan, maka bunga atas hutang yang saat ini belum dilunasi, atau kerugian pajak yang dibawa ke periode berikutnya, akan menghasilkan tarif pajak yang rendah. Akibatnya, tambahan hutang tidak akan memiliki keunggulan yang sama jika dibandingkan dengan perusahaan yang memiliki tarif pajak efektif yang lebih tinggi (Brigham and Houston 2011, 155). Ha3 : Terdapat pengaruh Non-debt tax shield terhadap Leverage. 4. Size Fama and French (2002) dalam (Ramlal. 2009) “state that larger firms take on more leverage since their size is synonymous with strong financial resources”. Besar kecilnya ukuran perusahaan akan berpengaruh terhadap struktur modal dengan didasarkan pada kenyataan bahwa semakin besarsuatu perusahaan akan mempunyai tingkat pertumbuhan yang tinggi, sehingga perusahaan tersebut akan lebih berani
November 2012
mengeluarkan saham baru dan cenderung untuk menggunakan jumlah pinjaman juga semakin besar, menurut penelitian yang dilakukan para ahli yang menyatakan bahwa ukuran perusahan mempunyai pengaruh yang positif, yang berarti kenaikan ukuran perusahaan akan diikuti dengan kenaikan struktur modal. Ha4 : Terdapat pengaruh Firm Size terhadap Leverage. 5. Growth Perusahaan yang memiliki tingkat pertumbuhan lebih cepat harus lebih mengandalkan diri pada modal eksternal (Brigham and Houston 2011, 188). Biaya emisi yang berkaitan dengan pernjualan saham biasa akan melebihi biaya emisi yang terjadi. Ketika perusahaan menjual hutang, namun pada waktu yang bersamaan, perusahaan tersebut sering kali menghadapi ketidakpastian yang lebih tinggi, cenderung menurunkan keinginan mereka untuk menggunakan hutang. Ha5 : Terdapat pengaruh Growth on asset terhadap Leverage.
Tangible Asset Profitability
Leverage Non-debt tax shield
Firm Size
Growth on asset
22
Gambar 1 Model Penelitian
ISSN: 1410 -9875
Edison Dan Mahmudin Muslim
METODA PENELITIAN
tahun 2002 hingga 2012 sebanyak 29 perusahaan. Jumlah tersebut sudah termasuk dalam kriteria laporan keuangan yang mengandung unsur variabel dalam penelitian ini. Total keseluruhan perusahaan yang dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah 29 perusahaan dalam industri barang konsumsi dengan periode pengamatan 11 tahun dengan 319 data untuk diolah. Setelah melalui uji outlier jumlah perusahaan yang memenuhi syarat untuk dijadikan sampel adalah 15 perusahaan industri barang konsumsi dengan periode 11 tahun.
Pemilihan Sampel dan Pengumpulan Data Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Sektor Industri Barang Konsumsi yang go public dari tahun 2002 hingga tahun 2012. Pemilihan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling, dengan kriteria pengambilan sampel yang diterapkan dalam penelitian ini yaitu: Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah laporan keuangan perusahaan sampel pada periode 2002 – 2012. Perusahaan industri barang konsumsi yang konsisten mempublikasikan laporan keuangan setiap tahun nya sejak Leverage
Total Debt DER
= Total Equity
Asset Tangibility = Interest and Tax Earnings Before Profitability = Total Asset of Company
Total Fixed Asset Total Asset of Company
Total Depreciation Expense Non-Debt Tax Shield = Total Asset of Company
Size =
Natural Log of the Total Revenues of Company
Growth₁= Percentage Change in Total Fixed Asset of Growth₂ = Percentage Change in Total Asset of Company
23
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 3
November 2012
Metode Analisa Data Berdasarkam model penelitian, metode analisa data dalam penelitian ini menggunakan regresi panel data. Data akan dianalisis dengan menggunakan program Eviews 7. Model regresi berganda dalam penelitian ini yaitu:
Keterangan: Y =Leverage (DER) variabel dependen X1 = variabel Assets tangibility X2 = variabel Profitability X3 = variabel Non-Debt Tax Shield X4 = variabel Size (Ukuran Perusahaan) X5 = variabel Growth b1, b2, b3, b4, dan b5 = koefisien regresi b0 = konstanta ε = error Tabel 1 Statistik Deskriptif N Asset Tangibility
165
ROA 165 NDTS 165 SIZE 165 Growth_FA 165 Growth_TA 165 Sumber: Hasil Pengolahan
Mean 0.342218
Maximum
0.824908 0.178248 0.575486 0.200141 0.477254 28.03396 31.83012 0.086386 0.817163 0.107401 1.185416 Eviews 7 (Lampiran)
Minimum 0.105300
Std. Deviation 0.164226
-0.034352 0.066630 23.92719 -0.363382 -0.158777
0.148410 0.102495 1.732152 0.165182 0.144287
Tabel 2 Hasil Uji Hausman Test Summary Chi-Sq. Square Chi-Sq d.f. Cross-section random 32.976 6 Sumber: Hasil Pengolahan Eviews 7 (Lampiran)
Prob. 0.0000
Nilai p-value lebih kecil dari 5% sehingga dapat disimpulkan bahwa model efek random (random-effect model) lebih baik dibandingkan dengan model efek tetap (fixed-effect model).
24
ISSN: 1410 -9875
Edison Dan Mahmudin Muslim
Tabel 3 Hasil Uji Jarque-Berra Skewness 0.020489 Kurtosis 3.21484 3 Jarque-Berra 0.32887 7 Probability 0.84837 0 Sumber: Hasil Pengolahan Eviews 7 Dari hasil tabel diatas dapat dilihat nilai skewness -0.020489 mendekati 0 dan nilai Kurtosis 3.214843 mendekati 3. Nilai koefisien Jarque-Berra 0.328877 lebih kecil dari nilai Chi-square
tabel α 5% df (2) 5.99. Nilai p-value pada uji Jarque-Berra adalah 0.848370 lebih besar dari Alpha 0.05. Kesimpulan Ho tidak dapat ditolak, maka nilai residual berdistribusi normal.
Tabel 4 Hasil Uji Correlation Matrix SIZE SIZE ROA NDTS GROW_TA GROW_FA ASSET_TANG
1.0000 0.4967 -0.3170 0.1758 0.2833 -0.3425
ROA
NDTS
0.4966 1.0000 -0.3956 0.0970 0.1936 -0.3624
-0.3170 -0.3956 1.0000 -0.0869 -0.2265 0.3748
GROW_ TA 0.1758 0.0970 -0.0870 1.0000 0.5232 0.1015
GROW_F A 0.2833 0.1936 -0.2266 0.5232 1.0000 0.0173
ASSET _TANG -0.3425 -0.3624 0.3748 -0.1015 0.0173 1.0000
Sumber: Hasil Pengolahan Eviews 7 Tabel 5 Hasil Uji Breusch-Pagan-Godfrey Coefficient Std. Error tProb. Statistic C 0.4982 0.2665 1.8698 0.0634 ASSET_TANG -0.0195 0.0948 -0.2058 0.8371 ROA 0.1809 0.1098 1.6473 0.1015 NDTS -0.2722 0.1511 -1.8017 0.0735 GROW_TA -0.0976 -0.0976 -0.8867 0.3766 GROW_FA 0.0861 0.0861 0.8487 0.3973 SIZE -0.0148 0.0094 -1.5872 0.1145 Sumber: Hasil Pengolahan Eviews 7 Variabel
25
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 3
Seluruh niilai p-value variabel Assets Tangibility, Return On Asset, Non-Debt Tax Shield, Growth of Total Assets, Growth of
November 2012
Fixed Assets, dan Firm Size berada diatas nilai alpha 0.05 dan tidak terjadi heteroskedastisitas dalam model regresi.
Tabel 6 Hasil Durbin Watson Durbin-Watson Stat 1.9858 Sumber : Hasil Pengolahan Eviews 7 Dari hasil uji Durbin Watson diatas, nilai DW = 1.9858, nilai ini jika dibandingkan dengan tabel DW dengan jumlah observasi 165, dan jumlah variabel = 6, dan tingkat signifikansi 0.05 sehingga didapatkan niilai dU= 1.817 dan dL
= 1.651. Nilai DW 1.9858 berada diatas nilai dU= 1.817 dan dibawah nilai 4 – dU = 2.183 (dU < d < 4 – dU), yaitu berada di daerah tidak menolak sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi autokorelasi pada data.
Tabel 7 Uji t Variabel ASSET_TANG
Coefficient
Std.Error
0.434097 ROA 0.233360 NDTS 1.798997 SIZE 0.186482 GROWTH_FA 0.604228 GROWTH_TA 0.956622 Sumber : Hasil Pengolahan Eviews
0.251338 0.338687 0.315731 0.027660 0.126668 0.127363 7
tStatistic 1.727145 0.689013 5.697881 6.741913 4.770170 7.511002
Prob. 0.0860 0.4918 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000
Tabel 8 Uji f Variabel Coefficient Std.Error C 5.494796 0.748232 ASSET_TANG 0.744132 0.200785 ROA 0.704354 0.244000 NDTS -1.409858 0.230749 SIZE 0.217712 0.026042 GROWTH_FA 0.015860 0.106723 GROWTH_TA 0.698165 0.119688 Sumber : Hasil Pengolahan Eviews 7
26
t-Statistic -7.343704 3.706118 -2.886700 -6.109930 8.360081 0.148605 5.833215
Prob. 0.0000 0.0003 0.0044 0.0000 0.0000 0.8821 0.0000
ISSN: 1410 -9875
Edison Dan Mahmudin Muslim
Tabel 9 Hasil Analisis F Statistik F-statistic 29.25921 Prob (F-statistic) 0.000000 Sumber : Hasil Pengolahan Eviews 7 Hasil F-statistik lebih besar dari F-tabel, dimana titik jatuh pada daerah Ho ditolak. Hasil ini didukung oleh nilai p-value 0.000000 yang lebih kecil dari nilai Alpha 0.05 sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel Assets Tangibility, Profitability, Non-Debt Tax Shield, Firm Size, Growth of Fixed Assets, dan Growth of Total Assets berpengaruh terhadap variabel Leverage pada perusahaan Industri Barang Konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2002-2012. PENUTUP Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut : 1). Dari hasil analisis hipotesa pertama, diperoleh bahwa assets tangibility tidak memiliki pengaruh terhadap leverage. 2). Dari hasil analisis hipotesa kedua, diperoleh bahwa profitability tidak memiliki pengaruh terhadap leverage. 3). Dari hasil analisis hipotesa ketiga, diperoleh bahwa non-deb tax shield
memiliki pengaruh terhadap leverage 4). Dari hasil analisis hipotesa keempat, diperoleh bahwa Size memiliki pengaruh terhadap leverage 5). Dari hasil analisis data, diperoleh bahwa growth memiliki pengaruh terhadap leverage. Dari hasil analisis pembahasan yang diterima, maka saran atau rekomendasi yang dapat diberikan untuk penelitian selanjutnya antara lain : 1). Agar hasil yang didapat lebih akurat, maka untuk penelitian selanjutnya disarankan untuk menggunakan objek penelitian yang lebih luas yang mencakup seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) sehingga dapat diperoleh perbandingan antara hasil dari masing-masing industri besar dalam industri manufaktur. 2). Menambah variabel penelitian untuk memperoleh hasil penelitian yang maksimal, seperti, earnings volatility, ownership structure and managerial holdings , liquidity, age dan sebagainya.
REFERENSI Anderson, David R., Dennis J Sweeney, Thomas A. Williams. 2011. Statistics for Business and Economic 11e. CENGAGE Learning : South-Western. Ahmed, Naved, et.all (2010). Determinants of Capital Structure: A Case of Life Insurance Sector of Pakistan. European Journal of Economics, Finance and Administrative Science. EuroJournals: 7-12.
27
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 3
November 2012
Brigham, F. Eugene, and Joel F. Houston. 2011. Essentials of Financial Management. Ahli Bahasa Dodo Suharto dan Herman Wibowo. Manajemen Keuangan Edisi 11. Buku II. Jakarta: Salemba Empat. Cortez, M.A & Susanto, S. (2012). The Determinants of Corporate Capital Structure: Evidence From Japanese Manufacturing, Journal of International Business. Darmadji, Tjipjono & Fakhruddin. 2011. PASAR MODAL DI INDONESIA EDISI 3. Jakarta: Salemba Empat Fauzi, Fitriya, et all. (2013). The Determinants of Capital Structure: An Empirical Study of New Zealand-Listed Firms. Asian Journal of Finance & Accounting: 1-21. Gitman, Lawrence J. 2012. Principles of Management Finance 13th Edition. Boston: San Diego State University. Gujarati, Damodar N dan Dawn C Porter. 2009. Basic Econometrics, 5th edition. Singapore: Mc Graw Hill. Hair, Joseph., William C. Black, Barry J. Babin E. Anderson, and Ronald L. Tatham.2010. Multivariate Data Analysis 7th edition. USA: Pearson Harahap, Sofyan Syafri. 2001. ANALISIS KRITIS atas LAPORAN KEUANGAN. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Huang, S.G.H. & Song, F.M. (2006). The determinants of capital structure: evidence from China, China Economic Review, vol 17, 14-36. IDX Watch 2011-2012, edisi 11. Jakarta: Bisnis Indonesia. Keown, Arthur J., John D. Martin, J. William Petty, David F. Scott, JR. 2005. Financial Management: 10th Edition. Pearson Prentice Hall. New Jersey. Lim, T.C. (2012). Determinants of Capital Structure Empirical Evidence from Financial Services Listed Firms in China, International Journal of Economics and Finance, 4(3). Margaretha, Farah. 2004. Teori Aplikasi Manajemen Keuangan. Jakarta: PT Grasindo. Margaretha, Farah. 2007. MANAJEMEN KEUANGAN BAGI INDUSTRI JASA. Jakarta: PT Grasindo. Margaretha, Farah, Aditya Rizki Ramadhan. 2010. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR MODAL PADA INDUSTRI MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA, JURNAL BISNIS DAN AKUTANSI VOL 12, 110-130. Ramlal. 2009. Determinants of Capital Structure Among Non-Quoted Mauritian Firms Under Specificity of Leverage: Looking for a Modified Pecking Order Theory, International Research Journal of Finance and Economics, Euro Journals Publishing, Issue 31, 83-92. Ross, S.A.; Westerfield, R.W., Jaffe, J. & Jordan, B.D. (2008). Modern Financial Management (8th ed). McGraw-Hill. Saarani Noor Asmawi, Shahadan Faridah. 2013. Asian Social Science. Vol 9: 6473. Sekaran, Uma. (2010). Research Methods for Business. 6rd Edition. USA: John Willey& Sons, Inc. Sheikh, N.A & Wang, Z. (2011). Determinants of capital structure An empirical study of firms in manufacturing industry of Pakistan, Journal of Managerial Finance, 37(2) 117-133.
28
ISSN: 1410 -9875
Edison Dan Mahmudin Muslim
Sjahrial, Dermawan. 2008. MANAJEMEN KEUANGAN, EDISI 2. Jakarta: Mitra Wacana Media. Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Bisnis. Bandung : Alfabeta. Gramedia Pustaka Umum Jakarta. Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Bisnis. Bandung : Alfabeta. Gramedia Pustaka Umum Jakarta. Sundjaja, Ridwan S, Inge Barlian. 2003. Manajemen Keuangan Dua, Edisi Keempat. Bandung: Literata. Supranto J. 2009. Statistik Teori dan Aplikasi 2, Edisi Ketujuh. Jakarta: Erlangga. Widarjono, Agus. 2009. Econometrika Pengantar dan Aplikasinya. Yogyakarta: Ekonisia. Winarno, Wing Wahyu. 2011. Analisis Ekonometrika dan Statistika Dengan Eviews. Edisi ketiga. Yogyakarta: UPP STTM YKPN.
29
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 3
30
November 2012
JURNAL BISNIS DAN AKUNTANSI Vol. 14, No. 2a, Is. 3, November 2012, Hlm. 31-44
ISSN: 1410 - 9875 http: //www.tsm.ac.id/JBA
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERUSAHAAN MELAKUKAN PERGANTIAN KANTOR AKUNTAN PUBLIK
HANDY NOERYANTO STIE TRISAKTI
[email protected] Abstract: The purpose of this study was to determine what factors are affecting auditor switch in non financial companies in Indonesia. The factors in this study are audit opinion, management changes, institutional ownership, share growth, auditor’s reputation, profitability and financial distress. This study uses logictic regression, with purposive sampling technique and this study is a form of causality, where researcher seek causal relationship between the dependent and independent variables. Population in this study is a non financial companies that listed in on the Indonesia Stock Exchange over the four year period 2007-2010, the number of the population in this study are 377 companies, and a number of companies that managed to be a sample is 60 companies. The results of this study stated that only institutional ownership and profitability influence the auditor switch. Whereas the other variables such as audit opinion, management changes, share growth, auditor’s reputation, and financial distress not have influence on auditor switch. Keywords: Audit opinion, management changes, institutional ownership, share growth, auditor’s reputation, profitability, financial distress, and auditor switch. keuangan diberikan kepada pihak eksternal maka laporan keuangan yang dibuat oleh manajemen perusahaan harus diaudit oleh auditor dari kantor akuntan publik atau biasa disebut auditor eksternal atau auditor independen. Laporan keuangan yang telah diperiksa atau diaudit pada akhirnya nanti akan menjadi laporan keuangan auditan yang
PENDAHULUAN Dalam suatu perusahaan laporan keuangan salah satu hal penting yang akan menunjukkan performance perusahaan selama satu periode dan laporan keuangan tersebut akan menjadi sumber informasi bagi para pengguna laporan keuangan yaitu pihak eksternal yang disebut investor dan kreditor. Sebelum laporan
31
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 3
akan berguna sebagai sumber informasi bagi para pengguna laporan keuangan yaitu investor dan kreditor. Laporan keuangan auditan akan dibuat oleh pihak auditor beserta opini dan catatancatatan mengenai laporan keuangan yang tidak sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku. Pemerintah Indonesia melalui Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia No.17/PMK.01/2008 pasal 3 yaitu pemberian jasa audit umum atas suatu laporan keuangan dari suatu entitas dilakukan oleh KAP paling lama untuk 6 (enam) tahun buku berturut-turut dan oleh seorang Akuntan Publik paling lama 3 (tiga) tahun buku berturut-turut. Jika hal itu terjadi bukan masalah yang harus dipertanyakan karena hal ini bersifat wajib (mandatory), yang biasa menjadi pertanyaan adalah ketika perusahaan mengganti Kantor Akuntan Publik sebelum masa 6 tahun tersebut (voluntary). Oleh sebab itu topik ini menjadi menarik untuk ditelusuri, mengapa beberapa perusahaan melakukan pergantian Kantor Akuntan Publik sebelum 6 tahun, atau disebut pergantian sukarela. Sedangkan, pergantian sukarela dilakukan apabila klien mengganti KAP nya, ketika tidak ada peraturan yang mewajibkannya untuk melakukan pergantian KAP. Dua kemungkinan yang terjadi pada pergantian sukarela ini adalah apabila auditor mengundurkan diri dari penugasan yang diterimanya atau klien mengganti auditor untuk jasa yang diberikan. Jika perusahaan mengganti KAP secara sukarela maka perlu dipertanyakan hal-hal apa saja yang menyebabkan perusahaan melakukan pergantian
32
November 2012
KAP Susan dan Trisnawati (2011). Dan yang menarik dalam penelitian ini adalah penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Susan dan Trisnawati dengan judul “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perusahaan Melakukan Pergantian KAP”. Daya tarik dalam penelitian ini adalah penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Susan dan Trisnawati dengan judul “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perusahaan Melakukan Pergantian KAP”. Penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya, dan yang membedakan adalah adanya penambahan variabel, jika dalam penelitian sebelumnya hanya ada variabel pergantian manajemen, opini akuntan, kesulitan keuangan, dan ukuran KAP, dan profitabilitas, maka dalam penelitian yang sekarang ada penambahan variabel baru yaitu kepemilikan institusional, share growth, dan reputasi auditor. Oleh sebab itu penelitian ini berjudul “FaktorFaktor Yang Mempengaruhi Perusahaan Melakukan Pergantian Kantor Akuntan Publik”. RERANGKA TEORITIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Audit Tenure Theory Audit tenure adalah masa sebuah KAP mengaudit kliennya, atau masa perikatan antara KAP dengan kliennya. Peraturan mengenai audit tenure telah diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia No.17/PMK.01/2008 pasal 3 yaitu pemberian jasa audit umum atas suatu laporan keuangan dari suatu
ISSN: 1410 -9875
entitas dilakukan oleh KAP paling lama untuk 6 (enam) tahun buku berturut-turut dan oleh seorang Akuntan Publik paling lama untuk 3 (tiga) tahun buku berturut-turut. Agency Theory Teori keagenan yang dikembangkan oleh Jensen dan Meckling (1976) dalam Sinarwati (2010) menjelaskan adanya konflik kepentingan antara manajemen (agent) dengan shareholder (principle) dan konflik tersebut menjadi pemicu pergantian manajemen. Manajemen pengganti umumnya menerapkan metode akuntansi yang baru sehingga manajemen baru berharap lebih bisa bekerjasama dengan KAP pengganti dan berharap nantinya mendapatkan opini sesuai dengan keinginan manajemen yang kemudian mendorong manajemen menyarankan dalam RUPS untuk mengganti KAP. Expextancy Theory Teori ini dicetuskan oleh Victor Vroom (1967) dalam Sinarwati (2010) yang menggambarkan bahwa kuatnya kecenderungan seseorang untuk melakukan suatu tindakan tertentu bergantung pada kekuatan yang berupa harapan, bahwa hasil tindakannya tersebut akan diikuti oleh suatu output tertentu dan daya tarik output tersebut. Suatu pertanyaan mendasar yang ingin dijawab oleh teori ini adalah: apa yang menentukan kemauan seseorang untuk mencurahkan tenaga dan pikiran dalam menjalankan aktivitas di organisasi. Peraturan Pemerintah Mengenai Akuntan Publik
Handy Noeryanto
Pemerintah Indonesia memberlakukan kewajiban pergantian KAP. Peraturan tersebut berada dalam Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 359/KMK.06/2003 tentang “Jasa Akuntan Publik” (pasal 2) sebagai perubahan atas Keputusan Menteri Keuangan Nomor 423/KMK.06/2002. Pemberian jasa audit umum atas laporan keuangan dari suatu entitas dapat dilakukan oleh KAP paling lama untuk 5 (lima) tahun buku berturut-turut dan oleh seorang Akuntan Publik paling lama 3 (tiga) tahun buku berturut-turut. Kemudian disempurnakan dengan dikeluarkannya Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 17/PMK.01/2008 tentang “Jasa Akuntan Publik”, dimana dituliskan bahwa pemberian jasa audit umum atas suatu laporan keuangan dari suatu entitas dilakukan oleh KAP paling lama untuk 6 (enam) tahun buku berturut-turut dan oleh seorang Akuntan Publik paling lama untuk 3 (tiga) tahun buku berturut-turut. Pergantian KAP Terdapat dua faktor yang dapat mempengaruhi perusahaan melakukan pergantian KAP. Faktorfaktor tersebut adalah faktor klien (Client-related factors) dan faktor auditor (Auditor-related factors). Faktor klien berupa kesulitan keuangan, manajemen yang gagal, perubahan ownership, dan Initial Public Offering (IPO). Sedangkan faktor auditor berupa fee audit dan kualitas audit (Mardiyah, 2002). Menurut Wirjolukito (2006) dalam Susan dan Trisnawati (2011) mengemukakan dua konsep yang memicu terjadinya pergantian KAP, yaitu perubahan dalam lingkungan
33
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 3
klien dan adanya kecenderungan manajer mencari auditor baru yang lunak apabila yakin bahwa reputasi mereka tercemar atau apabila terjadi keterpurukan finansial. Perusahaan cenderung untuk mengganti auditor jika mereka tidak puas dengan pelayanan yang diberikan oleh auditor atau memiliki perselisihan dengan auditor (Martini, 2007 dalam Susan dan Trisnawati, 2011). Terdapat dua bentuk pergantian KAP, yaitu pergantian yang secara nyata dan secara semu. Pergantian KAP yang nyata berarti perusahaan mengganti suatu KAP dengan KAP lain yang berbeda afiliasi sebaliknya. Pada pergantian secara semu perusahaan dianggap melakukan pergantian KAP, tetapi masih merupakan KAP yang berafiliasi sama namun memenuhi syarat yang diatur dalam Keputusan menteri Keuangan No.17/KMK.01./2008, yaitu suatu KAP dianggap sebgai KAP yang berbeda jika komposisi partner berjumlah di bawah 50% dibandingkan dengan komposisi partner awal. Opini Audit Menurut Tandinerung (2006) dalam Damayanti dan Sudarma (2007), jika auditor tidak dapat memberikan opini wajar tanpa pengecualian atau tidak sesuai dengan harapan perusahaan, maka perusahaan akan berpindah KAP yang mungkin dapat memberikan opini yang sesuai dengan harapannya. Manajemen akan memberhentikan auditornya atas opini yang tidak diharapkan perusahaan atas laporan keuangannya dan berharap untuk mendapatkan auditor yang lebih
34
November 2012
lunak (Carcello dan Neal dalam Damayanti dan Sudarma, 2007). Lennox et al. (2000) berpendapat bahwa perusahaan yang mengganti KAP menurunkan kemungkinan mendapatkan opini audit yang tidak diinginkan dibandingkan dengan perusahaan yang tidak melakukan pergantian KAP. Hudaib dan Cooke et al. (2005) melakukan penelitian di Inggris dan menemukan bahwa klien memiliki keenderungan untuk mengganti KAP-nya setelah menerima opini qualified. Temuan ini konsisten dengan temuan Chow dan Rice et al. (1982). Management Changes Menurut Wijayani dan Januarti (2011), management changes disebabkan karena keputusan rapat umum pemegang saham atau pihak manajemen berhenti karena kemauan sendiri sehingga pemegang saham harus mengganti manajemen yang baru yaitu direktur utama atau CEO (Chief Executive Officer). Adanya CEO yang baru mungkin akan adanya perubahan kebijakan dalam bidang akuntansi, keuangan, dan pemilihan KAP (Damayani dan Sudarma, 2010). Sehingga dapat disimpulkan bahwa dengan adanya management changes memungkinkan klien untuk memilih auditor baru yang lebih berkualitas dan sepakat dengan kebijakan akuntansi perusahaan. Menurut Nagy (2005) dalam Sinarwati (2010), management changes dalam perusahaan seringkali diikuti oleh perubahan kebijakan dalam perusahaan. Begitu pula dalam hal pemilihan KAP. Jika manajemen yang baru berharap bahwa KAP yang baru
ISSN: 1410 -9875
lebih bisa diajak bekerjasama dan lebih bisa memberikan opini seperti yang diharapkan oleh manajemen, disertai dengan adanya preferensi tersendiri tentang auditor yang akan digunakannya, pergantian KAP dapat terjadi dalam perusahaan. Perusahaan akan mencari KAP yang selaras dengan kebijakan dan pelaporan akuntansinya. Kepemilikan Institusional Wahidahwati (2002) menyatakan bahwa kepemilikan institusional merupakan persentase saham yang dimiliki oleh pihak institusi perusahaan pada akhir tahun. Fruest dan Kang (2000) kepemilikan institusional dapat diartikan semakin tinggi kepemilikan institusi akan meningkatkan nilai perusahaan. Tingginya kepemilikan oleh institusi akan meningkatkan pengawasan terhadap perusahaan. Suparlan dan Andayani (2010), menyatakan tingginya kepemilikan oleh investor institusional mendorong aktivitas monitoring karena besarnya kekuatan voting mereka yang akan mempengaruhi kebijakan manajemen. Kepemilikan institusional memiliki arti penting dalam memonitor manajemen karena dengan adanya kepemilikan oleh institusional akan mendorong peningkatan pengawasan yang lebih optimal. Share Growth Salah satu sumber pendanaan perusahaan adalah melalui penjualan saham, biasanya perusahaan yang menjual saham kepada publik memiliki tujuan untuk memperluas usahanya dengan menggunakan dana tambahan dari penjualan saham
Handy Noeryanto
tersebut. Hal ini mengindikasikan bahwa perusahaan yang menjual sahamnya kepada publik akan memperluas usahanya atau sedang mengalami kemajuan. Oleh sebab itu jika penjualan saham dalam suatu perusahaan naik maka perusahaan memiliki tanggung jawab lebih kepada pihak investor yang membeli sahamnya. Maka ada kecenderungan perusahaan yang mengalami peningkatan saham atau share growth akan mengganti KAP nya menjadi KAP yang reputasinya lebih baik. Loughram et al. (1997) dalam Suparlan (2010) menyebutkan bahwa perusahaan yang menerbitkan saham biasanya memperlihatkan perbaikan kinerja dan mengindikasikan peluang pertumbuhan dimasa depan. Knechel et al. (2008) dalam Suparlan (2010) menyatakan perusahaan memutuskan untuk menggunakan KAP besar terkait dengan kebutuhan dana, ekuitas atau hutang. Dengan penggunaan dana tambahan maka membutuhkan pengawasan yang tinggi sehingga investor lebih percaya kepada perusahaan. Reputasi Auditor Berdasarkan teori agensi yang mengasumsikan bahwa manusia itu selalu self-interest, maka kehadiran pihak ketiga yang independen sebagai mediator pada hubungan antara principle dengan agent sangat diperlukan. Dalam hal ini adalah auditor independen. Investor akan lebih cenderung pada data akuntansi yang dihasilkan dari auditor yang bereputasi (Praptitorini dan Januarti 2007). Perusahaan tidak akan mengganti KAP jika KAP nya sudah bereputasi.
35
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 3
Perusahaan akan mencari KAP yang kredibilitasnya tinggi untuk meningkatkan kredibilitas laporan keuangan di mata pemakai laporan keuangannya (Damayanti dan Sudarma, 2007). Menurut Mardiyah (2002) expertise KAP merupakan salah satu servis KAP besar. Faktor expertise itu akan menentukan perubahan auditor oleh perusahaan sehingga perusahaan lebih memilih KAP besar. Investor akan lebih cenderung pada data akuntansi yang dihasilkan dari auditor yang bereputasi (Prapitorini dan Januarti dalam Sinarwati, 2010). Eichenseher dan Shields dalam Damayanti dan Sudarma mengemukakan fenomena bahwa persepsi expensive/mahalnya kantor akuntan akan menentukan kesuksesan klien. Profitabilitas Salah satu tolok ukur kinerja keuangan suatu perusahaan yang dapat menggambarkan reputasi klien secara menyeluruh adalah profitabilitas (Sartono et al. 2004). Profitabilitas dapat diwakili oleh return on asset (ROA) perusahaan. ROA menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari aktiva yang telah digunakan. Persentase perubahan ROA merupakan salah satu proksi atas reputasi klien/client reputation (Mardiyah, 2002). Selain itu perubahan ROA juga dapat digunakan sebagai indikator kondisi keuangan perusahaan. Semakin tinggi nilai ROA berarti semakin efektif pengelolaan aktiva yang dimiliki perusahaan dan semakin baik pula prospek bisnisnya
36
November 2012
(Damayanti dan Sudarma, 2008). Perusahaan yang memiliki nilai ROA rendah cenderung mengganti auditornya karena mengalami penurunan kinerja sehingga prospek bisnisnya menurun dan ketika kondisi keuangan perusahaan menurun, manajemen cenderung mencari auditor baru yang bisa menyembunyikan keadaan perusahaan (Wijayani dan Januarti, 2011). Kesulitan Keuangan Schwartz dan Soo (1995) menyatakan bahwa perusahaan yang bangkrut lebih sering berpindah KAP dari pada perusahaan yang tidak bangkrut. Ketidakpastian dalam bisnis pada perusahaan-perusahaan yang terancam bangkrut menimbulkan kondisi yang mendorong perusahaan berpindah KAP. Kesulitan keuangan signifikan mempengaruhi perusahaan teranca bangkrut untuk berpindah KAP (Schwartz dan Menon dalam Sinarwati 2010). Kesulitan keuangan perusahaan ditunjukkan oleh Zmijewski (1984) dalam Kadir (1994) salah satunya adalah dengan menggunakan solvabilitas. Solvabilitas ditunjukkan dengan membandingkan total kewajiban dengan total aktiva. Perusahaan yang terancam bangkrut lebih sering berpindah KAP dari pada perusahaan yang tidak terancam bangkrut. Ketidakpastian bisnis pada perusahaan-perusahaan yang mengalami kesulitan keuangan menimbulkan kondisi yang mendorong perusahaan berpindah KAP (Schwartz dan Soo, 1995).
ISSN: 1410 -9875
Handy Noeryanto
Model Penelitian
Opini Audit Management Changes Kepemilikan Institusional Pergantian Kantor Akuntan Publik (KAP)
Share Growth
Reputasi Auditor
Profitabilitas Kesulitan Keuangan
Gambar 1 Model Penelitian
METODA PENELITIAN Obyek Penelitian Obyek penelitian dalam penelitian ini adalah perusahaan non keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan periode sampling dari tahun 2007 sampai dengan 2010. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode purposive sampling. Pergantian Kantor Akuntan Publik Pergantian KAP merupakan variabel dependen dalam penelitian ini, cara mengukur variabel ini adalah dengan melihat data perusahaan apakah perusahaan melakukan pergantian KAP sebelum masa kewajiban rotasi auditor, variabel ini diukur dengan
menggunakan variabel dummy dimana 1 = jika perusahaan melakukan pergantian KAP, sedangkan 0 = jika perusahaan tidak melakukan pergantian KAP (Susan dan Trisnawati, 2011). Pengukuran variabel ini menggunakan skala nominal. Opini Audit Variabel opini audit merupakan opini atau pendapat yang dikeluarkan oleh auditor kepada laporan keuangan perusahaan, variabel ini diukur dengan menggunakan variabel dummy dimana 1 = unqualified opinion, sedangkan 0 = opini selain unqualified (Sumadi, 2011). Pengukuran variabel ini menggunakan skala nominal.
37
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 3
Management Changes Management changes dalam penelitian ini adalah jika perusahaan melakukan pergantian direktur utama, dewan direksi atau dewan komisaris, jika salah satu saja mengalami pergantian maka dapat dikatakan terjadi pergantian manajemen, variabel ini diukur dengan menggunakan variabel dummy, dimana 1 = terjadi management changes dan 0 = tidak terjadi management changes (Susan dan Trisnawati, 2011). Pengukuran variabel ini menggunakan skala nominal. Kepemilikan Institusional Variabel kepemilikan institusional merupakan, jumlah saham perusahaan yang dimiliki oleh institusi atau lembaga. Pengukuran variabel ini dengan melihat kepemilikan saham oleh investor institusional. Variabel ini menggunakan skala rasio (Suparlan dan Andayani, 2010). Share Growth Variabel share growth menunjukan terjadinya perubahan jumlah saham perusahaan, atau dengan melihat perbedaan jumlah saham setiap tahunnya. Variabel ini juga menggunakan metode pengukuran dengan variabel dummy dimana 1 = terjadi peningkatan jumlah saham dan 0 = tidak ada peningkatan jumlah saham. Pengukuran variabel ini menggunakan skala nominal (Suparlan dan Andayani, 2010).
38
November 2012
Reputasi Auditor Variabel reputasi auditor ini menggunakan metode pengukuran variabel dummy dimana 1 = merupakan KAP big four dan 0 = bukan KAP big four (Sinarwati, 2010). Variabel ini menggunakan skala nominal. KAP yang berafiliasi dengan big four adalah: 1. Ernst & Young (EY) yang berafiliasi dengan Purwantoro, Suherman dan Surja (PSS). 2. PricewaterhouseCoopers (PwC) yang berafiliasi dengan Tanudiredja, Wibisana dan Rekan. 3. Deloitte Touche Tohmatsu (Deloitte) yang berafiliasi dengan Osman Bing Satrio dan Rekan. 4. Klynveld Peat Marwick Goerdeler (KPMG) yang berafiliasi dengan Siddharta Siddharta dan Widjaja. Profitabilitas Profitabilitas adalah jumlah keuntungan yang didapat perusahaan pada akhir tahun, variabel ini menggunakan perhitungan ROA dengan formula atau rumus Net income/Total aktiva (Sumadi, 2011). Variabel ini menggunakan skala rasio. Kesulitan Keuangan Variabel kesulitan keuangan bertujuan untuk mengetahui kondisi keuangan perusahaan, dimana cara pengukuran variabel ini menggunakan perhitungan debt to equity ratio dengan formula Total liabilities/total equity (Sumadi, 2011). Pengukuran variabel ini menggunakan skala rasio.
ISSN: 1410 -9875
Handy Noeryanto
HASIL PENELITIAN Hasil Uji Statistik Deskriptif Tabel 1 Statistik Deskriptif Variabel Valid Minimum Auditor Switch 240 0 Opini Audit 240 0 Management Changes 240 0 Kepemilikan Institusional 240 0.11 Share Growth 240 0 Reputasi Auditor 240 0 Profitabilitas 240 -1.6849 Kesulitan Keuangan 240 -51.3327 Sumber: Hasil pengolahan data SPSS 11.5
Maximum 1 1 1
Mean 0.4583 0.4458 0.4875
Standar Deviasi 0.4993 0.4981 0.50089
0.9864 1 1 0.3632 8.6937
0.674828 0.1875 0.1 -0.00115 0.91267
0.2118838 0.39113 0.30063 0.2035654 4.6289483
Hasil Uji Overall Model Fit Tabel 2 Hasil Uji Overall Model Fit -2 log likelihood
Iteration Step 0
1 2
331.042 331.042
Step 1
1 319.370 2 319.182 3 319.180 4 319.180 Sumber: Hasil pengolahan data SPSS 11.5
Berdasarkan Tabel 4.3 di atas kita bisa melihat bahwa nilai -2 Log Likelihood awal sebesar 331.042 dengan nilai -2 Log Likelihood akhir sebesar 319.180 terjadi penurunan nilai sebesar 11.862. Maka dapat disimpulkan bahwa model yang dihipotesiskan dalam penelitian ini fit dengan data.
39
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 3
November 2012
Hasil Uji Koefisien Determinasi (Nagelkerke R²) Tabel 3 Hasil Uji Nagelkerke R² Step
Nagelkerke R Square 1 0.064 Sumber: Hasil pengolahan data SPSS 11.5
Nilai Nagelkerke R Square adalah sebesar 0.064 yang berarti bahwa hanya 6.4% variasi dari variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel independen dalam model ini yang dimana dalam penelitian ini adalah opini auditor, management changes, kepemilikan institusional, share growth, reputasi auditor, profitabilitas, dan kesulitan keuangan. Sedangkan sisanya sebesar 93.6% dijelaskan oleh variasi variabel independen lain yang tidak terdapat dalam penelitian ini. Hasil Uji Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test Tabel 4 Hasil Uji Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test Step
Sig
1
0.651
Sumber: Hasil pengolahan data SPSS 11.5
Nilai signifikansi sebesar 0.651 dimana 0.651 > 0.05, karena nilai tersebut maka bisa disimpulkan bahwa model fit dengan data observasi penelitian. Hasil Uji Ketepatan Prediksi Model Tabel 5 Hasil Uji Ketepatan Prediksi Model
Step 1
tidak terjadi as terjadi as
Overall percentage Sumber: Hasil pengolahan data SPSS 11.5
40
tidak terjadi as
terjadi as
94 60
36 50
percentage correct 72.30% 45.50%
60%
ISSN: 1410 -9875
Handy Noeryanto
Berdasarkan data yang diperoleh terdapat 110 data perusahaan yang melakukan pergantian KAP akan tetapi yang tepat diprediksi berdasarkan model sebesar 50 perusahaan (45.5%%, 50/110) dan sisanya 60 perusahaan (25%, 60/240) tidak tepat diprediksi yang merupakan kesalahan tipe I. Untuk perusahaan yang tidak melakukan pergantian KAP
sebanyak 130 data perusahaan akan tetapi yang tepat diprediksi berdasarkan model sebesar 94 perusahaan (72.3%, 94/130) dan sisanya 36 perusahaan (15%, 36/240) tidak tepat diprediksi yang merupakan kesalahan tipe II. Secara keseluruhan ketepatan prediksi berdasarkan model sebesar 144 data perusahaan (60%, 144/240).
Hasil Uji Estimasi Parameter dan Interpretasi Tabel 6 Hasil Pengujian Estimasi Parameter Model
B
Constant Opini Audit Management Changes Kepemilikan Institusional Share Growth Reputasi Auditor Profitabilitas Kesulitan Keuangan Sumber: Hasil pengolahan data SPSS 11.5
-1.079 0.137 -0.285
0.037 0.616 0.296
1.331 0.524 -0.42 -2.009 0.012
0.046 0.129 0.371 0.035 0.69
Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa hanya variabel kepemilikan institusional dan proftabilitas saja yang berpengaruh terhadap pergantian Kantor Akuntan Publik yang dilakukan oleh perusahaan. Sedangkan variabel lainnya dapat dinyatakan tidak berpengaruh terhadap pergantian Kantor Akuntan Publik.
Sig
PENUTUP Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dapat ditarik kesimpulan bahwa hanya variabel kepemilikan institusional dan profitabilitas saja yang berpengaruh terhadap pergantian Kantor Akuntan Publik yang dilakukan oleh perusahaan, sedangkan variabel lainnya yaitu opini audit, management changes, share growth, reputasi auditor dan kesulitan keuangan tidak
41
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 3
berpengaruh terhadap Kantor Akuntan Publik.
November 2012
pergantian
reputasi auditor, profitabilitas, dan kesulitan keuangan.
Dalam penelitian ini peneliti menyadari adanya keterbatasanketerbatasan diantaranya adalah: 1). Objek penelitian dalam penelitian ini hanya perusahaan non keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 20072010. 2). Hanya menguji tujuh variabel yaitu opini audit, management changes, kepemilikan institusional, share growth,
Sehubungan dengan adanya keterbatasan dalam penelitian ini, maka peneliti memiliki beberapa rekomendasi bagi peneliti selanjutnya dengan topik sejenis, diantaranya adalah: 1). Memperluas objek penelitian dan periode penelitian. 2). Menambah variabelvariabel independen lain yang tidak dapat didalam penelitian ini.
DAFTAR REFERENSI Akuntan Publik dan Jasa Akuntan Publik – Undang-Undang RI Nomor 5 Tahun 2011 tentang Akuntan Publik dan Permenkeu RI Nomor 17/PMK.01/2008 tentang Jasa Akuntan Publik, Bandung: Fokusmedia. Andayani, Wuryan dan Suparlan. 2010. Analisis Empiris Pergantian Kantor Akuntan Publik Setelah Ada Kewajiban Rotasi Audit, SNA XIII, Purwokerto. Atmini, Sari dan Wuryan A. 2005. Manfaat Laba dan Arus Kas Untuk Memprediksi Kondisi Financial Distress Pada Perusahaan Textile Mill Products Dan Apparel And Other Textile Products Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta. SNA VIII Solo. Burton and Roberts. 1967. Reasons Stated or Apparent for Changes of Auditors Among The Largest U.S. Corporations. Journal of Accountancy. Chow and Rice. 1982. Qualified Audit Opinions and Auditor Switching. America. The Accounting Review. Vol. 57, No. 2, pp. 326-335. Damayanti, Shulamite dan Made Sudarma. 2007. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perusahaan Berpindah Kantor Akuntan Publik. Seminar Nasional Akuntansi XI, Pontianak. Davis, L. R., Soo, B., and Trompeter, . 2007. Auditor Tenure and Ability to meet or Beat Earning Forecast. Febrianto, rahmat. 2009. Pergantian Auditor dan Kantor Akuntan Publik. http://rfebrianto.blogspot.com/2009/05/pergantian-auditor-dan- kantorakuntan.html. Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan program SPSS 19. Semarang. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19. Edisi V. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
42
ISSN: 1410 -9875
Handy Noeryanto
Hudaib and Cooke. 2005. Qualified Audit Opinions and Auditor Switching. Depertment of Accounting and Finance School of Business and Economics. University of Exeter. Ismail. 2008. Why Malaysian Second Board Companies Switch Auditors: Evidence of Bursa Malaysia. International Research Journal of Finance and Economics. Jensen, Michael C. Dan William H. Meckling. 1976. Theory the firm: Managerial Behaviour, Agency Costs and Ownership Structure. Journal of Finance Economics, Vol. 3 No. 4, 305-360. Joher, Ali. 2000. Auditor Switch Decision Of Malaysian Listed Firms: Tests of Determinants and Wealth Effect. Pertanika J. Soc. & Hum. 8(2): 77-90. Kawijaya, Nelly dan Juniarti. 2002. Faktor-Faktor Yang Mendorong Perpindahan Auditor (Auditor Switch) Pada Perusahaan-Perusahaan Di Surabaya Dan Sidoarjo. Jurnal Akuntansi & Keuangan Vol. 4, No. 2. Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 359/KMK.06/2003 pasal 2 tentang Jasa Akuntan Publik, Jakarta. Lubis, Fahruddin. 2000. Hubungan Dua Arah (Simultaneous) Antara Pergantian Akuntan dan Pendapat Audit Studi Empiris Pada Perusahaan Go Publik di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Bisnis dan Akuntansi. Vol. 2. Mardiyah, Aida Ainul. 2002. Pengaruh Perubahan Kontrak, Keefektifan Auditor, Reputasi Klien, Biaya Audit, Faktor Klien, dan Faktor Auditor Terhadap Auditor Changes: Sebuah Pendekatan Dengan Model Kontijensi RPA (Recursive Model Alogarithme). Simposium Nasional Akuntansi 5. Semarang. Murni, Yetti. 2009. Pengaruh Faktor Klien Terhadap Auditor Changes: Studi Empiris Pada Perusahaan Yang Go Public Di Indonesia. Jurnal Akuntansi XIII, No. 02, Mei 2009. Nasser, Abu Thahir Abdul and Emelin Abdul Wahid and Sharifah Nazatul Faiza Syed Mustapha Nazri and Mohammad Hudaib. 2006. Auditor-Client Relationship: The Case Of Audit Tenure And Auditor Switching In Malaysia. Managerial Auditing Journal, Vol. 21, No. 7. Prapitorini, Mirna Dyah dan Indira Januarti. 2007. Analisis Pengaruh Kualitas Audit, Debt Default dan Opinion Shopping Terhadap Penerimaan Opini Going Concern. Naskah Lengkap Simposium Nasional Akuntansi ke-X. Makassar. Prastiwi, Andri dan Frenawidayuarti Wilsya. 2009. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pergantian Auditor: Studi Empiris Perusahaan Publik Di Indonesia. Jurnal Dinamika Akuntansi. Vol. 1, No. 1. Schwarts, and Soo. 1995. An Analysis of Firm 8-K Disclosure of Auditor Changes by Firms Approaching Bankruptcy. Auditing: A ournal of Practice Theory. Vol. 14. No. 1. Spring. 125-135.
43
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 3
November 2012
Sinarwati, Ni Kadek. 2010. Mengapa Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI Melakukan Pergantian Kantor Akuntan Publik. Simposium Nasional Akuntansi XIII, Purwokerto. Sumadi, Kadek. 2011. Mengapa Perusahaan Melakukan Auditor Switch?, Jurnal Akuntansi dan Bisnis. Volume 1. Suparlan dan Wuryan Andayani. 2010. Analisis Empiris Pergantian Kantor Akuntan Publik Setelah Ada Kewajiban Rotasi Auditor. Simposium Nasional Akuntansi XIII, Purwokerto. Susan, dan Estralita Trisnawati. 2011. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perusahaan Melakukan Auditor Switch, Jurnal Bisnis dan Akuntansi. Vol. 13, No. 2, Hlm. 131-144. Tandinerung. 2006. Kajian tentang Independensi Auditor dari Aspek Sistem Penunjukan KAP dan Pembayaran Fee Audit Secara Langsung oleh Klien. Tesis Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya: Malang. Wibowo, dan Rossieta. 2009. Faktor-Faktor Determinasi Kualitas Audit-Suatu Studi dengan Pendekatan Earning Surprise Benchmark. Pascasarjana Ilmu Akuntansi FEUI. Wijayani, Evi Dwi dan Indira Januarti. 2011. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perusahaan Di Indonesia Melakukan Auditor Switching. Simposium Nasional Akuntansi XIV Aceh. Wirjolukito. 2006. Fenomena Pemilihan Auditor Pada Proses Penawaran Umum Perdana Dengan Faktor Fundamental Sebagai Elemen Pengendali. Jurnal Ekonomi dan Bisnis.
44
JURNAL BISNIS DAN AKUNTANSI Vol. 14, No. 2a, Is. 3, November 2012, Hlm. 45-58
ISSN: 1410 - 9875 http: //www.tsm.ac.id/JBA
VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI PENERIMAAN OPINI AUDIT UNQUALIFIED WITH EXPLANATORY PARAGRAPH HARRIE SUPRIATNA STIE Trisakti
[email protected] Abstract: The main purpose of this research is to analyze the effect of audit quality, company’s growth, firm size, audit opinion prior year, financial condition and opinion shopping would receive an unqualified opinion with explanatory paragraph. The samples of this research consist of 92 manufacturing companies listed on Indonesia Stock Exchange that has been selected by purposive sampling method. Data were analyzed using binary logistic regression method to the variables that are predicted to affect the probability of acceptance unqualified with explanatory paragraph. The result of this research shows that only audit opinion prior year and opinion shopping have influence to unqualified opinion with explanatory paragraph. While audit quality, company’s growth, firm size and financial condition have not influence with unqualified opinion with explanatory paragraph. Keywords: Unqualified Opinion With Explanatory Paragraph, Audit Quality, Company’s Growth, Firm Size, Audit Opinion Prior Year, Financial Condition. untuk memastikan apakah perusahaan dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya (SPAP, 2001). Dalam hal ini auditor mempunyai peran penting sebagai perantara antara kepentingan investor dengan kepentingan perusahaan sebagai penyedia laporan keuangan. Auditor berperan dalam mencegah diterbitkannya laporan keuangan yang menyesatkan, sehingga dengan menggunakan laporan keuangan yang telah diaudit diharapkan pengguna
PENDAHULUAN Tujuan dari keberadaan suatu entitas bisnis ketika didirikan adalah untuk mendapatkan laba atau keuntungan serta menjaga kelangsungan hidup. Dalam rangka menjaga kelangsungan hidupnya, sebuah entitas sangat tergantung pada opini unqualified with explanatory paragraph yang dikeluarkan oleh seorang auditor. Opini audit unqualified with explanatory paragraph merupakan opini yang dikeluarkan auditor
45
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 3
laporan keuangan dapat mengambil keputusan dengan tepat, terutama dalam membuat keputusan dalam berinvestasi berdasarkan opini audit yang dihasilkan. Hal ini berkaitan dengan kebutuhan seorang investor untuk mengetahui kondisi keuangan perusahaan, terutama yang berkaitan dengan kelangsungan hidup perusahaan. Kondisi keuangan perusahaan merupakan tingkat kesehatan perusahaan sesungguhnya. Pada perusahaan yang tidak sehat banyak ditemukan permasalahan berkaitan dengan kelangsungan hidupnya. Santosa dan Wedari (2007) menyatakan bahwa semakin kondisi perusahaan terganggu atau memburuk maka akan semakin besar kemungkinan perusahaan menerima opini audit unqualified with explanatory paragraph. Sebaliknya pada perusahaan yang tidak pernah mengalami kesulitan keuangan auditor tidak pernah mengeluarkan opini audit unqualified with explanatory paragraph. Selain kondisi keuangan perusahaan, pertumbuhan perusahaan juga dinilai sangat penting. Untuk melihat pertumbuhan perusahaan setiap tahunnya. Pertumbuhan perusahaan dapat dilihat dari seberapa baik perusahaan mempertahankan posisi ekonominya dalam industri mapun kegiatan ekonomi secara keseluruhan (Setyarno et al. 2006). Santosa dan Wedari (2007) menyatakan perusahaan yang mempunyai pertumbuhan laba yang tinggi cenderung memiliki laporan sewajarnya, sehingga potensi untuk mendapatkan opini yang baik akan lebih besar.
46
November 2012
Kualitas dari sebuah kantor akuntan publik dipertaruhkan ketika opini yang diberikan ternyata tidak sesuai dengan kondisi perusahaan yang sesungguhnya. Meskipun auditor tidak bertanggungjawab terhadap kelangsungan hidup sebuah perusahaan tetapi dalam melakukan audit kelangsungan hidup perlu menjadi pertimbangan auditor dalam memberikan opini. Dengan adanya keraguan perusahaan untuk dapat melakukan kelangsungan usahanya, maka auditor dapat memberikan opini unqualified with explanatory paragraph (opini modifikasi). Independensi auditor dalam memberikan opini atas laporan keuangan yang diauditnya harus mempertimbangkan going concern (kelangsungan usaha) auditee (Setyarno et al. 2006). Going concern merupakan asumsi dasar dalam penyusunan laporan keuangan. Suatu perusahaan diasumsikan tidak bermaksud atau berkeinginan melikuidasi atau mengurangi secara material skala usahanya (SAK, 2002). Pemberian opini unqualified with explanatory paragraph oleh auditor juga tidak terlepas dari opini audit yang diberikan tahun sebelumnya, karena kegiatan usaha pada suatu perusahaan untuk tahun tertentu tidak terlepas dari keadaan yang terjadi pada tahun sebelumnya. Setyarno et al. (2006) menyatakan bahwa ada hubungan signifikan dan positif antara opini audit unqualified with explanatory paragraph tahun sebelumnya dengan opini tahun berjalan. Apabila pada tahun sebelumnya auditor memberikan opini audit unqualified with explanatory
ISSN: 1410 -9875
paragraph, maka pada tahun berjalan semakin besar kemungkinan auditor untuk memberikan kembali opini audit yang sama. Juniarti (2009) menyatakan bahwa perusahaan yang kecil akan lebih beresiko menerima opini audit unqualified with explanatory paragraph dibanding dengan perusahaan yang lebih besar. Hal ini dimungkinkan karena auditor mempercayai bahwa perusahaan yang lebih besar mampu menyelesaikan kesulitan keuangan yang dihadapi dibandingkan perusahaan yang lebih kecil. Maka semakin besar perusahaan akan semakin kecil kemungkinan perusahaan menerima opini unqualified with explanatory paragraph. Preferensi perusahaan terhadap kualitas audit bisa tergantung pada apa yang ingin disampaikan manajemen kepada publik berkaitan dengan karakteristik perusahaan. Manajemen menginginkan audit berkualitas tinggi agar investor dan pengguna laporan keuangan mempunyai keyakinan lebih terhadap reliabilitas angka-angka dalam laporan keuangan. Pemilihan auditor dengan kualitas tinggi dapat meningkatkan kredibilitas laporan keuangan. Opini yang diberikan oleh auditor mempunyai kandungan informasi, oleh sebab itu informasi yang ada harus mencerminkan keadaan yang sesungguhnya. Informasi yang berkualitas hanya dapat diberikan oleh auditor yang berkualitas juga. Januarti (2009) menyatakan bahwa auditor berskala besar memiliki insentif yang lebih untuk menghindari
Harrie Supriatna
kritikan kerusakan reputasi dibandingkan auditor skala kecil. Hal ini bertentangan dengan Sidhu dan Sharma (2001) yang menyatakan bahwa besar kecilnya kantor akuntan tidak mempengaruhi dalam pemberian opini audit. Januarti (2009) menemukan bukti banyaknya perusahaan yang melakukan penggantian auditor ketika auditor mengeluarkan opini unqualified with explanatory paragraph. Schwartz dan Menon (1985) menyatakan bahwa auditor switching lebih banyak dilakukan pada perusahaan yang bermasalah dibandingkan pada perusahaan yang sehat. Pergantian auditor bisa disebabkan karena ketidakpuasan manajemen terhadap opini yang diterima atau karena adanya peraturan. Berdasarkan penjelasan diatas, maka peneliti termotivasi untuk menganalisis pengaruh kualitas audit, pertumbuhan perusahaan, ukuran perusahaan, opini audit tahun sebelumnya, kondisi keuangan perusahaan dan opinion shopping terhadap pemberian opini oleh auditor. Peneliti tertarik untuk melihat konsistensi pengaruh variablevariabel independen tersebut terhadap penerimaan opini unqualified with explanatory paragraph. Penelitian ini mengacu pada penelitian sebelumnya oleh Santosa dan Wedari, 2007. Di dalam penelitian ini penulis memiliki beberapa perbedaan dengan penelitian terdahulu, variabel independen yang awalnya terdiri dari kualitas audit, pertumbuhan perusahaan, ukuran perusahaan, opini audit tahun sebelumnya, dan
47
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 3
kondisi keuangan perusahaan menjadi kualitas audit, pertumbuhan perusahaan, ukuran perusahaan, opini audit tahun sebelumnya, kondisi keuangan perusahaan dan opinion shopping. Perbedaan lainnya terletak pada periode pengambilan sampel yang awalnya tahun 2001 sampai 2005 menjadi 2007 sampai 2010. RERANGKA TEORITIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Opini Audit Dalam melakukan penugasan umum, auditor diharuskan memberikan opini atas laporan keuangan perusahaan. Opini yang diberikan merupakan pernyataan kewajaran, dalam semua hal yang material, posisi keuangan dan hasil usaha dan arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum (SPAP, 2001). Dalam melaksanakan proses audit, auditor dituntut tidak hanya melihat sebatas pada hal-hal yang ditampakkan dalam laporan keuangan saja tetapi juga harus lebih mewaspadai hal-hal potensial yang dapat mengganggu kelangsungan hidup (going concern) suatu perusahaan. Inilah yang menjadi alasan kenapa auditor diminta untuk mengevaluasi atas kelangsungan hidup perusahaan dalam batas waktu tertentu (SPAP SA 341). Opini Audit dengan paragraf Going Concern Opini audit going concern merupakan opini yang dikeluarkan auditor untuk memastikan apakah perusahaan dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya (SPAP, 2001). Dengan adanya going
48
November 2012
concern maka suatu badan usaha dianggap mampu mempertahankan kegiatan usahanya dalam jangka waktu panjang dan tidak akan dilikuidasi dalam jangka waktu pendek. PSA 29 paragraf 11 huruf d menyatakan bahwa keragu-raguan yang besar tentang kemampuan suatu entitas untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya (going concern) merupakan keadaan yang mengharuskan auditor menambahkan paragraf penjelasan dalam laporan audit, meskipun tidak mempengaruhi pendapat wajar tanpa pengecualian (Unqualified Opinion) yang dinyatakan oleh auditor. Kualitas Audit Auditor bertanggung jawab untuk menyediakan informasi yang mempunyai kualitas tinggi yang berguna untuk pengambilan keputusan para pengguna laporan keuangan. Auditor yang memiliki kualitas audit yang baik lebih cenderung akan mengeluarkan opini unqualified with explanatory paragraph apabila klien terdapat masalah mengenai kemampuan untuk mempertahankan usahanya (Santosa dan Wedari, 2007). Auditor yang memiliki banyak klien dalam industri yang sama akan memiliki pemahaman yang lebih dalam tentang risiko audit khusus yang mewakili industri tersebut, tetapi akan membutuhkan pengembangan keahlian lebih dari pada auditor pada umumnya (Praptitorini dan Januarti, 2007). Ha1 Kualitas Audit berpengaruh pada Unqualified with explanatory paragraph
ISSN: 1410 -9875
Pertumbuhan Perusahaan Pertumbuhan dari nilai asset yang dimiliki perusahaan dapat menunjukan seberapa besar kekuatan perusahaan dalam industri dan dapat mengindifikasikan kemampua perusahaan dalam mempertahankan kelangsungan usahanya (Fanny dan Saputra, 2005). Perusahaan dengan negative growth mengindikasikan kecenderungan yang lebih besar kearah kebangkrutan (Altman, 1968). Pertumbuhan perusahaan dapat dilihat dari seberapa baik perusahaan mempertahankan posisi ekonominya dalam industri maupun kegiatan ekonomi secara keseluruhan (Setyarno et al. 2007). Pendapat lain diungkapkan Weston dan Bringham (1993), laba yang tinggi pada umumnya menandakan arus kas yang tinggi. Perusahaan yang mempunyai pertumbuhan laba yang tinggi cenderung memiliki laporan sewajarnya, sehingga potensi untuk mendapatkan opini audit dengan paragraf going concern akan lebih kecil. Ha2 Pertumbuhan perusahaan berpengaruh pada Unqualified with explanatory paragraph Ukuran Perusahaan Mutchler (1985) menyatakan bahwa auditor lebih sering mengeluarkan modifikasi opini audit dengan paragraf going concern pada perusahaan yang lebih kecil, hal ini dimungkinkan karena auditor meyakini bahwa perusahaan yang lebih besar mampu mengatasi masalah keuangan yang dihadapinya daripada perusahaan yang lebih
Harrie Supriatna
kecil. Mc. Keown et al. (1991) menyatakan bahwa perusahaan yang besar lebih perusahaan yang besar lebih menawarkan fee audit tinggi daripada yang ditawarkan oleh perusahaan kecil. Hal ini membuat auditor ragu untuk mengeluarkan opini audit dengan paragraf going concern pada perusahaan yang besar dikarenakan adanya kaitan dalam hal kehilangan fee audit yang signifikan tersebut. Namun pada perusahaan yang relatif lebih kecil, auditor cenderung ragu terhadap kemampuan perusahaan untuk mengatasi masalah keuangannya. Hal ini dapat mempengaruhi auditor dalam memberikan opini auditnya. Mutcher et al. (1997) yang meneliti faktor-faktor yang berpengaruh terhadap laporan audit pada perusahaan yang gulung tikar, memberikan bukti empiris bahwa ada hubungan yang negatif antara ukuran perusahaan dengan penerimaan opini audit dengan paragraf going concern. Ha3 Ukuran Perusahaan berpengaruh pada Unqualified with explanatory paragraph Opini Audit Tahun Sebelumnya Setyono et al. (2006) mendefinisikan bahwa opini audit tahun sebelumnya sebagai opini audit yang diterima oleh auditee pada tahun sebelumnya. Ramadhany (2004) dalam penelitian analisis faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan opini audit going concern pada perusahaan manufaktur yang mengalami financial distress di BEJ. Penelitian ini menunjukan hasil bahwa variabel opini audit
49
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 3
tahun sebelumnya berpengaruh positif terhadap penerimaan opini audit going concern. Opini audit unqualified with explanatory paragraph tahun sebelumnya akan menjadi faktor pertimbangan penting bagi auditor untuk mengeluarkan kembali opini audit unqualified with explanatory paragraph pada tahun berikutnya. Apabila auditor menerbitkan opini going concern tahun sebelumnya maka akan semakin besar kemungkinan perusahaan akan menerima kembali opini audit unqualified with explanatory paragraph pada tahun berjalan (Santosa dan Wedari, 2007). Opini audit tahun sebelumnya menjadi faktor utama yang dipertimbangkan seorang auditor dalam mengeluarkan opini audit ditahun berjalan. Apabila di tahun sebelumnya perusahaan menerima opini audit unqualified with explanatory paragraph maka auditor memiliki kecenderungan untuk memberikan opini audit yang sama di tahun berjalan, dan begitu juga sebaliknya (Santoso, 2009). Ha4 Opini Audit Tahun Sebelumnya berpengaruh pada Unqualified with explanatory paragraph Kondisi Keuangan Perusahaan Kondisi keuangan perusahaan menggambarkan tingkat kesehatan perusahaan yang sebenarnya. Pada perusahaan yang dalam kondisi tidak baik banyak ditemukan indikasi masalah going concern. Dengan demikian, pada perusahaan yang mempunyai kondis keuangan yang baik auditor tidak akan mengeluarkan opini audit dengan paragraf going concern (Ramadhany, 2004). Profitabilitas
50
November 2012
perusahaan yang tinggi dapat membuat perusahaan dalam keadaan yang baik, sehingga perusahaan tersebut memiliki laporan keuangan sewajarnya. Potensi perusahaan untuk mendapatkan opini audit dengan paragraf going concern dari auditor semakin kecil. Carcello dan Neall (2000) mengatakan dalam penelitiannya mengenai komposisi komite audit dan laporan auditor menyatakan bahwa semakin kondisi keuangan perusahaan menerima opini audit dengan paragraf going concern dari auditor. Ha5 Kondisi keuangan perusahaan berpengaruh pada Unqualified with explanatory paragraph Opinion Shopping Perusahaan biasanya menghindari penerimaan opini going concern dengan melakukan pergantian auditor (auditor switching) dalam dua cara (Teoh, 1992). Pertama, jika auditor bekerja pada perusahaan tertentu (internal auditor), perusahaan dapat mengancam melakukan pergantian auditor. Kedua, bahkan ketika auditor tersebut independen, perusahaan akan memberhentikan akuntan publik (auditor) yang cenderung memberikan opini unqualified with explanatory paragraph, atau sebaliknya akan menunjuk auditor yang cenderung memberikan opini unqualified with explanatory paragraph. Argumen ini disebut opinion shopping. Klien yang diaudit oleh KAP baru mungkin akan merasa lebih puas bila dibandingkan KAP yang lama. Terdapat banyak alasan
ISSN: 1410 -9875
Harrie Supriatna
mengenai hal tersebut. Pertama, adanya kecenderungan perusahaan melakukan pergantian auditor karena merasa kurang pas dengan pelayanan yang diberikan oleh KAP sebelumnya, atau karena mereka menghadapi berbagai kendala dengan KAP sebelumnya. Craswell (1995) menyatakan bahwa ada ketidakpastian pada sebagaian manajemen klien tentang kualitas pelayanan yang diberikan oleh KAP. Dalam penelitian ini pergantian auditor mempunyai berpengaruh terhadap penerimaan going concern. Karena perusahaanperusahaan di Indonesia cenderung mempertahankan auditor lamanya,
sehingga menyebabkan kurangnya independensi KAP tersebut (Diyanti, 2010). Tujuan pelaporan dalam opinion shopping dimaksudkan untuk meningkatkan (memanipulasi) hasil operasi atau kondisi keuangan perusahaan. Opinion shopping menyebabkan dampak negatif, karena untuk menghindari pemberian opini going concern pada perusahaan. (Praptitorini dan Januarti, 2007). Ha6 Opinion Shopping berpengaruh pada Unqualified opinion with explanatory paragraph
Model yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Kualitas Audit
Opinion Shopping
Pertumbuhan Perusahaan
Unqualified with explanatory paragraph
Ukuran Perusahaan
Opini Audit Tahun Sebelumnya Kondisi Keuangan Perusahaan
Gambar 1 Model Penelitian
51
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 3
METODA PENELITIAN Obyek Penelitian Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
(BEI) periode 2007 sampai dengan 2010. Teknik pemilihan sampel yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode purposive sampling dengan prosedur pemilihan sampel sebagai berikut:
Tabel 1 Proses Pemilihan Sampel Keterangan
Jumlah Perusahaan
Jumlah Data
Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2007 hingga tahun 2010 Perusahaan manufaktur yang tidak mengalami laba bersih setelah pajak yang negatif sekurangkurangnya dua periode laporan keuangan selama tahun pengamatan
121
484
93
372
Perusahaan manufaktur yang tidak menggunakan periode laporan keuangan 1 Januari sampai 31 Desember Perusahaan manufaktur yang tidak menggunakan mata uang rupiah dalam laporan keuangan Perusahaan manufaktur yang memenuhi kriteria
0
0
5
20
23
92
Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Opini Audit Going Concern Opini audit going concern merupakan opini audit modifikasi yang dalam pertimbangan auditor terdapat ketidakmampuan atau ketidakpastian signifikan atas kelangsungan hidup perusahaan dalam menjalankan operasinya (SPAP, 2001). Opini audit going concern diberi kode 1, sedangkan opini audit non going concern diberi kode 0. Kualitas Audit Kualitas audit dapat dilihat dari kompetensi dan tingkat independensi auditor. Menurut
52
November 2012
Ramadhany (2004), variabel ini diukur dengan skala nominal, dengan menggunakan variabel dummy, yaitu perusahaaan yang diaudit oleh auditor yang bekerja di KAP yang berafiliasi dengan KAP Big Four diberi nilai 1. Perusahaan yang diaudit oleh auditor yang bukan bekerja di KAP yang berafiliasi dengan KAP Big Four diberi nilai 0. Pertumbuhan Perusahaan Pertumbuhan perusahaan adalah tingkat perubahan total aset dari tahun ke tahun (Destriana dan Yeniatie, 2010). Variabel ini bersifat rasio sehingga diukur dengan rumus :
ISSN: 1410 -9875
������
����� ������ ����� ����� ����� ������ ���� �����
Ukuran Perusahaan Ukuran perusahaan adalah variabel untuk mengukur seberapa besar atau kecilnya perusahaan sampel. Pengukuran variabel dihitung dengan menggunakan natural logaritma dari total aktiva. Dalam penelitian ini rasio ukuran perusahaan mengacu pada penelitian Ramadhany (2004) dan Santosa Wedari (2007) yang dirumuskan sebagai berikut : Ukuran perusahaan = Log n (total aktiva) Opini Audit Tahun Sebelumnya Opini audit tahun sebelumnya didefinisikan sebagai opini audit yang diterima oleh perusahaan pada tahun sebelumnya (Santoso, 2009). Apabila tahun sebelumnya perusahaan mendapat opini audit going concern diberi nilai 1 sedangkan apabila pada tahun sebelumnya perusahaan tidak mendapat opini audit non-going concern maka diberi nilai 0. Kondisi Keuangan Kondisi keuangan diukur dengan menggunakan model prediksi kebangkrutan Revised Altman Model (1993), penggunaan Revised Altman Model dikarenakan model yang dikembangkan mengalami revisi, dengan tujuan agar model prediksi dapat digunakan untuk perusahaan selain manufaktur. Revised Altman memiliki model sebagai berikut: Z = 0,717Z1 + 0,847Z2 + 3,107Z3 + 0,420Z4 + 0,998Z5
Harrie Supriatna
Z2 = retained earnings/ total assets Z3 = earnings before interest and taxes/ total assets Z4 = book value of equity/ book value of debt Z5 = sales/ total assets Opinion Shopping Opinion shopping didefinisikan oleh SEC, sebagai aktivitas mencari auditor yang mau mendukung perlakuan akuntansi yang diajukan oleh manajemen untuk mencapai tujuan pelaporan perusahaan. Opinion shopping diukur menggunakan skala nominal. Dalam penelitian ini, pengukuran opinion shopping menggunakan variabel dummy, 1 jika melakukan pergantian auditor ketika mendapat opini going concern, 0 jika tidak melakukan pergantian auditor ketika mend apat opini going concern. Penelitian ini menggunakan binary logistic regression untuk menguji hipotesis yang diilustrasikan sebagai berikut : GC = a + b1KA + b2PP + b3UP + b4OA + b5KK + b6OS + e Keterangan : GC = Going Concern a = konstanta KA = Kualitas Audit PP = Pertumbuhan Perusahaan UP = Ukuran Perusahaan OP = Opini Audit Tahun Sebelumnya KK = Kondisi keuangan perusahaan OS = Opinion Shopping e
=
eror
Z1 = working capital/ total assets
53
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 3
November 2012
HASIL PENELITIAN Hasil dari statistic deskriptif untuk menjelaskan mengenai gambaran data penelitian dapat dijelaskan sebagai berikut: Tabel 2 Statistik Deskriptif Variabel
N
OPINI KA PP UP OA KK OS Valid N (listwise)
92 92 92 92 92 92 92 92
Minimum 0 0 ,1789 23,3015 0 -10,5401 0
Maximum
Mean
1 ,49 1 ,17 1,5519 ,946979 30,5672 27,030024 1 ,49 10,4549 ,151961 1 ,21
Std. Deviation ,503 ,381 ,1809095 1,4882710 ,503 2,9366744 ,407
Hasil uji hipotesis untuk melihat pengaruh dari masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen dapat dilihat dari tabel berikut ini: Tabel 3 Hasil Pengujian Hipotesis Variables in the Equation B S.E Wald df Sig. Exp(B) Step 1a KA -,517 ,846 ,373 1 ,541 ,596 PP 1,179 1,982 ,354 1 ,552 3,250 UP -,029 ,171 ,029 1 ,864 ,971 OA 2,826 ,599 22,272 1 ,000 16,884 KK -,027 ,115 ,054 1 ,816 ,975 OS 2,606 1,148 5,156 1 ,023 13,547 Constant -2,023 4,798 ,178 1 ,673 ,132 a. Variable(s) entered on step 1: KK, PP, UP, OA, KK, OS Dari Tabel diatas, dapat dilihat bahwa kualitas Audit (KA) memiliki nilai signifikansi 0,541, dimana nilai tersebut lebih besar dari tingkat α (0,05), sehingga Ha1 tidak dapat diterima yang artinya, kualitas audit tidak berpengaruh terhadap penerimaan unqualified opinion with explanatory paragraph. Hasil ini menunjukan
54
bahwa Kantor Akuntan Publik baik yang berskala besar (big 4) ataupun berskala kecil (non-big 4) akan selalu bersifat obyektif didalam menyatakan pendapat. Hal ini dikarenakan semakin banyaknya Kantor Akuntan Publik yang bermunculan, sehingga mereka akan selalu berkompetisi untuk mendapatkan kepercayaan dari
ISSN: 1410 -9875
klien dengan cara menjaga independensi dan obyektifitas Kantor Akuntan Publiknya. Pertumbuhan perusahaan (PP) memiliki nilai signifikansi 0,552, dimana nilai tersebut lebih besar dari tingkat α (0,05) sehingga Ha2 tidak dapat diterima yang artinya pertumbuhan perusahaan tidak berpengaruh terhadap penerimaan unqualified opinion with explanatory paragraph. Hal ini terjadi karena pertumbuhan aset perusahaan tidak diikuti dengan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba serta meningkatkan saldonya, sehingga walaupun perusahaan memiliki nilai total aset yang meningkat tiap tahunnya namun tetap saja mengalami rugi, sehingga nilai pertumbuhan perusahaan tidak berpengaruh terhadap penerimaan opini audit unqualified opinion with explanatory paragraph. Ukuran Perusahaan (UP) memiliki nilai signifikansi 0,864, dimana nilai tersebut lebih besar dari tingkat α (0,05) sehingga Ha3 tidak dapat diterima yang artinya pertumbuhan perusahaan tidak berpengaruh terhadap penerimaan unqualified opinion with explanatory paragraph. Hal ini menunjukan besar atau kecilnya suatu perusahaan tidak mempengaruhi auditor dalam memberikan opini audit unqualified opinion with explanatory paragraph. Opini Audit Tahun Sebelumnya (OA) memiliki nilai signifikansi 0,000, dimana nilai tersebut lebih kecil dari tingkat α (0,05), sehingga Ha4 diterima yang artinya, opini audit tahun sebelumnya berpengaruh terhadap penerimaan unqualified opinion
Harrie Supriatna
with explanatory paragraph. Hasil ini menunjukan bahwa auditor akan menggunakan opini audit tahun sebelumnya sebagai dasar dalam pertimbangan untuk memberikan pendapat di tahun berikutnya, dimana opini tersebut dinilai dapat menggambarkan kondisi keuangan perusahaan dimasa lalu. Hal ini dapat dikaitkan pada perusahaan yang menerima unqualified opinion with explanatory paragraph di tahun sebelumnya akan cenderung mendapat opini yang sama di tahun berikutnya, karena auditor menilai bahwa masalah atas kelangsungan hidup biasanya akan memakan waktu beberapa tahun untuk diatasi sebuah perusahaan. Tetapi apabila di tahun berjalan perusahaan dinilai mampu untuk mengatasi masalah tersebut maka auditor akan mengubah pendapatnya pada tahun berikut. Kondisi keuangan (KK) memiliki nilai signifikansi 0,816, dimana nilai tersebut lebih besar dari tingkat α (0,05) sehingga Ha5 tidak dapat diterima yang artinya kondisi keuangan tidak berpengaruh terhadap penerimaan unqualified opinion with explanatory paragraph. Hasil ini menunjukan bahwa auditor tidak semata melihat pada baik atau buruknya kondisi keuangan dalam memberikan unqualified opinion with explanatory paragraph. Apabila auditor berkesimpulan bahwa rencana managemen efektif dalam menangani masalah keuangan yang sedang dialami perusahaan, dan selalu mengungkapkan keadaan yang sebenarnya dalam laporan keuangan, maka auditor cenderung akan memberikan pendapat wajar tanpa pengecualian.
55
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 3
Opinion Shopping (OS) memiliki nilai signifikansi 0,023, dimana nilai tersebut lebih kecil dari tingkat α (0,05), sehingga Ha6 dapat diterima yang artinya, opinion shopping berpengaruh terhadap penerimaan unqualified opinion with explanatory paragraph. Hasil ini menunjukan bahwa perusahaan cenderung akan mengganti auditornya jika mendapat opini going concern. Pergantian auditor dilakukan oleh perusahaan dengan harapan bahwa pada opini audit tahun selanjutnya bukan opini going concern. Hasil uji Hosmer dan Lemeshow’s Goodness of Fit Test adalah sebagai berikut : Tabel 4 Hasil uji Hosmer dan Lemeshow Hosmer and Lemeshow Test Step Chi-square 1 11,588
Df Sig. 8 0,171
November 2012
Dimana hasil uji ini berarti bahwa model yang digunakan dalam penelitian ini adalah fit dan sesuai. Hasil uji Nagelkerke’s R Square adalah sebagai berikut: Tabel 5 Hasil uji Nagelkerke’s R Square Step
1
Model Summary -2 Log Cox & likelihood Snell R Square 75,926
0,429
Nagelker ke R Square 0,572
Nilai Nagelkerke R Square adalah sebesar 0,572 yang berarti variasi dari variabel unqualified opinion with explanatory paragraph (variabel dependen) yang dapat dijelaskan oleh variasi dari variabel kondisi keuangan, pertumbuhan perusahaan, ukuran perusahaan, opini audit tahun sebelumnya, kondisi keuangan dan opinion shopping (variabel independen) yaitu sebesar 57,2%, dan sisanya 42,8% dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak terdapat dalam model.
Hasil uji Tingkat Ketepatan Prediksi Model adalah sebagai berikut: Tabel 6 Hasil uji Tingkat Ketepatan Prediksi Model Classification Tablea Predited OPINI Observed Non Going Going Concern Concern OPINI
Non Going 39 Concern Going 6 Concern Overall Precentage a. The cut value is .500
56
8
Percentage Correct 83,0
39
86,7 84,8
ISSN: 1410 -9875
Pada Tabel terdapat 45 perusahaan yang menerima unqualified opinion with explanatory paragraph akan tetapi yang tepat diprediksi berdasarkan model sebesar 39 perusahaan (86,7%, 39/45) dan sisanya 6 perusahaan (13%, 6/45) tidak tepat diprediksi yang merupakan kesalahan tipe 1. Sedangkan perusahaan yang tidak menerima unqualified opinion with explanatory paragraph sebanyak 47 perusahaan akan tetapi yang tepat diprediksi berdasarkan model sebesar 39 perusahaan (82,9%, 39/47) dan sisanya 8 perusahaan (17%, 8/47) tidak tepat diprediksikan yang merupakan kesalahan tipe 2. Secara keseluruhan ketepatan prediksi berdasarkan model sebesar 78 perusahaan (84,7%, 78/92). PENUTUP Dari penelitian diatas variabel yang memiliki pengaruhi terhadap penerimaan unqualified with explanatory paragraph hanya opini audit tahun sebelumnya dan
Harrie Supriatna
opini audit. Variabel sisanya seperti kualitas audit, pertumbuhan perusahaan, opinion shopping, dan ukuran perusahaan tidak memiliki pengaruh Dari penelitian yang telah dilakukan, masih terdapat beberapa keterbatasam yaitu penelitian yang dilakukan hanya menggunakan periode pengamatan 4 tahun, yaitu 2007-2010 sehingga tidak mencerminkan keadaan perusahaan dalam jangka panjang, obyek penelitian hanya menggunakan perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI, sehingga belum tercakup seluruh jenis perusahaan. Selain itu peneliti juga mengajukan rekomendasi untuk menambah periode pengamatan sehingga dapat mencerminkan keadaan perusahaan dalam jangka panjang, memperluas obyek penelitian tidak hanya terpaut manufaktur saja, selain itu menambahkan variabel independen lainnya seperti rasio aktivitas, audit client tenure, audit report lag serta debt default.
REFERENSI Amilin dan Ady Indrawan. 2008. Analisis Penilaian Going Concern Perusahaan dan Opini Audit oleh KAP BIG FOUR dengan KAP NON BIG FOUR. Jurnal ekonomi Vol XVIII No.2. Fanny, Margaretta dan Sylvia Saputra.2005. Opini Audit Going Concern: Kajian Berdasarkan Model Prediksi Kebangkrutan, Pertumbuhan Perusahaan, dan Reputasi Kantor Akuntan Publik (studi Pada Emiten Bursa Efek Jakarta). Simposium Nasional Akuntansi VIII Solo, 15-16 September. Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19. Semarang: Badan Penerbit Universitas Dipenogoro. Godfrey,J., Hodgson, A., and Holmes, S. 2010. Accounting Theory. 7th edition.
57
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 3
November 2012
Hani, Cleary, dan Mukhlasin. 2003. Going Concern dan Opini Audit: Suatu Studi Pada Perusahaan Perbankan di BEJ. Simposium Nasonal Akuntansi VI Surabaya, 16-17 Oktober. Ikatan Akuntan Indonesia, 2001. Standar Profesional Akuntan Publik. Jakarta: Salemba Empat. Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo. 1999. Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi & Manajemen. Januarti, Indira. 2009. Analisis Pengaruh Faktor Perusahaan, Kualitas Auditor, Kepemilikan Perusahaan Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern (Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia). Januarti, Indira dan Ella Fitrianasari. 2008. Analisis Rasio Keuangan dan Rasio Non Keuangan yang Mempengaruhi Auditor dalam Memberikan Opini Audit Going Concern pada Auditee (Studi empiris pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEJ tahun 2000-2005). Jurnal Maksi Vol 8 No. 1, Januari 2008: 43-55. Mulyadi. 2002. Auditing, edisi 6, buku 1. Jakarta: Salemba Empat. Petronela, T.A. 2004. Pertimbangan Going Concern Perusahaan dalam Pemberian Opini Audit. Jurnal Balance, 1 (Maret), 46-55. Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya. Praptitorini, M.D. dan Indira Januarti. 2007. Analisis Pengaruh Kualitas Audit, Debt Default, dan Opinion Shopping Terhadap Penerimaan Opini Going Concern. Simposium Nasional Akuntansi X Unhas Makassar, 26-28 Juli. Ramadhany, Alexander 2004. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penerimaan Opini Going Concern pada Perusahaan Manufaktur yang mengalami Financial Distress di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Maksi Vol. 4, Agustus 2004. Program Master Sains Akuntansi Universitas Dipenogoro. Rudyawan, A.P. dan I.D.N. Badera. 2009. Opini Audit Going Concern: Kajian Berdasarkan Model Prediksi Kebangkrutan, Pertumbuhan Perusahaan, Leverage, dan Reputasi Auditor. Santosa, A.F. dan Linda K. Wedari. 2007. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kecenderungan Penerimaan Opini Audit Going Concern. JAAI vol 11 No. 2. Setyarno, E.B., Indria Januarti, dan Faisal. 2007. Pengaruh Kualitas Audit, Kondisi Keuangan Perusahaan, Opini Audit Tahun Sebelumnya dan Pertumbuhan Perusahaan terhadap Opini Audit Going Concern. Jurnal Akuntansi & Bisnis Vol 7, No. 2, Agustus 2007: 129-140. Susanto, Yulius K. 2009. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penerimaan Opini Audit Going Concern Pada Perusahaan Publik Sektor Manufaktur. Jurnal Akuntansi & Bisnis Vol 11, No. 3, Desember 2009: 155-173. Yeniatie dan Nicken Destriana. 2010. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Hutang Pada Perusahaan Non Keuangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Akuntansi & Bisnis Vol 12, No. 1, April 2010: 1-16. Tamba, Revol U.B. dan Siregar, Hasan S. 2008. Pengaruh Debt Default, Kualitas Audit, Dan Opini Audit Terhadap Penerimaan Opini Going Concern Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.
58
JURNAL BISNIS DAN AKUNTANSI Vol. 14, No. 2a, Is. 3, November 2012, Hlm. 59-68
ISSN: 1410 - 9875 http: //www.tsm.ac.id/JBA
EFFECT OF CUSTOMER SERVICE, STORE DESIGN AND DISPLAY, COMMUNICATION MIX, LOCATION, MERCHANDISE ASSORTMENT AND PRICING ON PURCHASE DECISION
HENDRA KURNIAWAN STIE TRISAKTI
[email protected] Abstract : The purpose of this study is to know how the influence of customer service, store design and display, communication mix, location, merchandise assortment and pricing on purchase decision in 7-Eleven at Jakarta. The research design used in descriptive research and causality research. The sampling in the study was purposive sampling and uses 100 respondents. Data is used the primary data, and the methods for the analysis is regression Y= a + bX + e and multiple regression Y= a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + ... + bnXn + e, analysis with SPSS 21 programs. The result this research is of customer service, store design and display, communication mix, location, merchandise assortment and pricing have positive influence to purchase decision individually. Customer service, store design and display, communication mix, location, merchandise assortment and pricing have positive influence to purchase decision simultaneously. Keywords: Customer Service, Store Design and Display, Communication Mix, Location, Merchandise Assortment, Pricing, and Purchase Decision
PENDAHULUAN Mengikuti perkembangan di era globalisasi saat ini, masyarakat semakin membutuhkan kepraktisan dan kenyamanan. Berbagai perusahaan berlomba dalam meningkatkan pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan dan harapan dari konsumen. Tidak hanya pemain lokal namun pemain asing juga terus bermunculan untuk berkompetisi dalam merebut pasar. Pola hidup masyarakat Indonesia khususnya di Jakarta
59
sebagai Ibukota mulai mengalami perubahan dari tradisional ke modern. Hal ini dijadikan peluang bagi perusahaan untuk dapat memenuhi kebutuhan tersebut, salah satunya yang terjadi pada dunia usaha retail dimana keberadaan pasar tradisional mulai tersaingi oleh adanya bisnis eceran modern. Minimarket dan convenience store merupakan retail modern yang sedang berkembang pesat di Indonesia. Convenience store perlu menerapkan retailing mix untuk dapat unggul dalam berkompetisi.
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 3
Beberapa strategi yang dapat dilakukan diantaranya bagaimana menghantarkan pelayanan yang baik kepada konsumen, menciptakan suasana dan atmosfer yang baik, menentukan harga yang sesuai dengan kualitas produk, serta lokasi toko yang strategis. Semua hal tersebut dapat mempengaruhi konsumen dalam mendorong keputusan pembelian. Faktor yang membuat bisnis convenience store semakin diminati adalah penduduk Indonesia yang sangat banyak. Berdasarkan dari Data Statistik Indonesia, proyeksi penduduk Indonesia pada tahun 2010 adalah 237.641.326 jiwa, dan akan terus meningkat pada tahun 2015 yaitu menjadi sebanyak 255.461.700 jiwa. Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) memperkirakan nilai penjualan ritel tahun 2012 mencapai Rp 138 triliun, tumbuh sebesar 15% dari penjualan tahun 2011 yang sebesar Rp 120 triliun. Perkembangan industri ritel di Indonesia luar biasa pesat, terutama di format kecil, yaitu minimarket dan convenience store. ACNielsen melaporkan bahwa gerai convenience store menjamur di kota-kota besar. Pertumbuhan gerai convenience store selama periode 2004-2010 mencapai 19,6%, bahkan diperkirakan berpotensi tumbuh 30% setiap tahunnya. Pertumbuhan masyarakat kelas menengah dan perubahan gaya hidup ikut memicu pertumbuhan bisnis convenience store di tanah air, dimana segmen masyarakat ini cenderung mengutamakan
60
November 2012
kepraktisan untuk memenuhi konsumsi mereka. Jaringan toko kelontong (convenience store) 24 jam asal Amerika Serikat adalah 7-Eleven yang sejak tahun 2005 kepemilikannya dipegang Seven & I Holdings Co., sebuah perusahaan Jepang. Pada tahun 2004, lebih dari 26.000 gerai 7Eleven tersebar di 18 negara, pasar terbesarnya adalah Amerika Serikat dan Jepang. Perusahaan ini didirikan di Dallas, Texas, USA, pada tahun 1927 dengan nama “Southland Corporation”. Baru pada 1946, saat perusahaan berjuang untuk kembali pulih dari bencana setelah perang, mereka mengganti namanya menjadi 7Eleven untuk mengkomunikasikan durasi jam operasional mereka, yaitu dari 7 am hingga 11 pm. Di tahun 1962, 7-Eleven pertama kali mencoba untuk membuka operasional tokonya 24 jam di Austin, Texas (Majalah Marketing 06/XIII/June 2013). Ditahun 1980-an, Convenience store 7-Eleven sudah hadir di Indonesia akan tetapi saat itu konsep convenience store belum dirasakan sebagai kebutuhan oleh konsumen di Indonesia. Akhirnya merek ini pun memilih mundur dari Indonesia. Padahal ketika itu merek 7-Eleven sudah mulai berjaya di berbagai negara Asia seperti Jepang dan Singapura. Dewasa ini Convenience store 7-Eleven termasuk dalam jaringan waralaba terbesar di dunia dengan memiliki 40.000 gerai di
ISSN: 1410 -9875
19 negara (Warta ekonomi XXV Mei 2013). Adalah Henri Honoris, salah satu penerus keluarga Honoris, yang mendatangi kantor pusat 7-Eleven di Jepang untuk meminta menjadi master franchisee. Tentu saja permohonannya tidak direspon dengan cepat, mengingat pengalaman meraka yang pernah gagal di Indonesia dan kekuatan dua raksasa ritel yaitu Alfamart dan Indomaret yang tidak bisa dianggap remeh (Majalah Marketing 06/XIII/June 2013). Pada tahun 2006, Henri Honoris mengajukan permohonan lisensi dari kantor pusat 7-Eleven di Tokyo, Jepang. Setelah dua tahun menunggu Henri pun dipanggil untuk interview oleh 7Eleven pusat. Ternyata konsep entrepreneurship yang dijabarkan Henri saat interview berhasil memikat 7-Eleven Jepang. Akhirnya setelah enam bulan, permohonan Henri dikabulkan. Ia pun resmi sebagai master franchisee ke-18 sekaligus pemegang lisensi resmi 7-Eleven di Indoneisa pada November 2009. Bulungan, Jakarta Selatan menjadi area pertama dibangunnya gerai 7Eleven di Indonesia. Langkah-langkah 7-Eleven ini akhirnya menarik perhatian dua raksasa ritel yakni Alfamart dan Indomaret. Tidak hanya Alfamart yang memiliki Lawson dan Indomaret yang memiliki Indomaret Point, Grup Wings pun ikut-ikutan dengan mengambil waralaba dari Jepang, Family Mart untuk bertarung di kategori ini.
Hendra Kurniawan
Selanjutnya penelitian ini bertujuan (1) Untuk mengetahui pengaruh Customer Service terhadap Purchase Decision pada 7-Eleven di Jakarta. (2) Untuk mengetahui pengaruh Store Design and Display terhadap Purchase Decision pada 7-Eleven di Jakarta. (3) Untuk mengetahui pengaruh Communication Mix terhadap Purchase Decision pada 7-Eleven di Jakarta. (4) Untuk mengetahui pengaruh Location terhadap Purchase Decision pada 7-Eleven di Jakarta. (5) Untuk mengetahui pengaruh Merchandise Assortment terhadap Purchase Decision pada 7-Eleven di Jakarta. (6) Untuk mengetahui pengaruh Pricing terhadap Purchase Decision pada 7-Eleven di Jakarta. (7) Untuk mengetahui pengaruh Customer Service, Store Design and Display, Communication Mix, Location, Merchandise Assortment, dan Pricing secara bersama-sama terhadap Purchase Decision pada 7-Eleven di Jakarta. RERANGKA TEORITIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Retailing Mix Menurut Berman dan Evans (2004, 105) mengenai retailing mix adalah “a retailer may be categorized by its strategy mix, the firm’s particular combination of store location, operating procedures, goods/service offered, pricing tactics, store atmosphere and customer service, and promotional methods”. Levy dan Weitz (2012, 24) menyatakan bahwa retail mix is
61
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 3
“a set of decision retailers make to satisfy customer needs and influence their purchase decision.” Ma’ruf (2005, 133) menyatakan bahwa retailing marketing mix terdiri dari lokasi, merchandise, pricing, periklanan dan promosi, atmosfer dalam gerai dan retail service. Customer Service Levy dan Weitz (2012, 516) mendefinisikan customer service is “the set of activities and programs undertaken by retailers to make the shopping experience more rewarding”. Menurut Ma’ruf (2005, 219) customer service adalah pramuniaga dan staf lain seperti kasir dan Sales Promotion Girl yang terampil dengan cara pelayanan dan kesigapan membantu. Menurut Berman dan Evans (2004, 14) mengenai customer service adalah “customer service refers to the identifiable, but sometimes intangible, activities undertaken by a retailer in conjunction with the basic goods and service it sells”. Ha1 : Customer service berpengaruh terhadap purchase decision Store Design and Display Pendapat Levy dan Weitz (2012, 483) mengenai store design and display adalah “the design of store or website attracts customer to visit the location, increases the time they spend in the store or on the site, and increase the amount of merchandise they purchase”.
62
November 2012
Ma’ruf (2005, 204) menyatakan store design and display adalah strategi penting untuk menciptakan suasana yang akan membuat pelanggan merasa betah berada dalam suatu toko atau gerai. Kotler (2012, 354) berpendapat bahwa store design and display “is the totality of features that affect how a product looks, feels, and function to consumer. Ha2 : Store design and display berpengaruh terhadap purchase decision Communication Mix Definisi communication mix menurut Kotler (2012, 500) the marketing communication mix consists of eight major models of communication: advertising, sales promotion, event and experiences, public relations and publicity, direct marketing, interactive marketing, word of mouth marketing, personal selling. Pendapat Lovelock (2011, 202) mengenai communication mix: Beragam elemen komunikasi memiliki kapabilitas tertentu relatif terhadap jenis pesan yang dapat mereka sampaikan dan segmen pasar yang ingin dituju. Definisi communication mix menurut Ma’ruf (2005, 183) “communication mix merupakan kombinasi dari beberapa unsur promosi, yang lazimnya adalah iklan, sales promotion, personal selling, publisitas, dan atmosfer dalam gerai”. Ha3 : Communication mix berpengaruh terhadap purchase decision
ISSN: 1410 -9875
Location Kotler (2012, 480) menyatakan pendapatnya mengenai location sebagai berikut “the three keys to retail success are often said to be location, location, and location.” Pendapat Lovelock (2011, 134) mengenai location adalah “dalam memutuskan lokasi fasilitas layanan pelanggan, kenyamanan dan preferensi pelanggan menjadi kuncinya”. Berman dan Evans (2004, 215) menyatakan bahwa location adalah “a good location may let a retailer succeed even if its strategy mix is mediocre.” Ha4 : Location berpengaruh terhadap purchase decision Merchandise Assortment Bermand dan Evans (2004, 346) menyatakan pendapatnya mengenai merchandise assortment adalah “Assortment Merchandise consist of apparel, funiture, autos, and other products for which the retailer must carry a variety of products in order to give customers a proper selection”. Menurut Levy dan Weitz (2012, 331) mengenai merchandise assortment adalah “is the number of different items in a merchandise subcategories offered”
Hendra Kurniawan
Pendapat Kotler (2012, 476) mengenai merchandise assortment adalah “the retailer’s product assortment must match the target market’s shopping expectations in breadth and depth. A restaurant can offer a narrow and shallow assortment, or a board and deep assortment.” Ha5: Merchandise assortment berpengaruh terhadap purchase decision Pricing Kotler (2012, 478) menyatakan pricing adalah “prices are a key positioning factor and must be set in relationship to the target market, product and service assortment mix, and competition”. Berman dan Evans (2004, 415) meyatakan pendapatnya mengenai pricing adalah “good and services must be priced in a way that both achieves profitability for the retailer and satisfies customers”. Levy (2012, 390) ada 4 faktor yang memperngaruhi retailer dalam pembentukan harga, yaitu : customer price sensitivity and cost, the cost of the merchandise, competition, legal constraints Ha6 : Pricing berpengaruh terhadap purchase decision
63
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 3
November 2012
Berikut model yang digunakan :
Customer Service (X1) Store Design and Display (X2) Communication Mix (X3) Purchase Decision (Y)
Location (X4) Merchandise Assortment (X5) Pricing (X6)
Gambar 1 Model Penelitian
METODA PENELITIAN Rancangan Penelitian Hair et al (2010, 630) “dependence relationship of two or more variables in which the researcher clearly specifies that one or more variables causes or brings about an outcome represented by at least one other variable”. Jadi, dalam penelitian ini terdapat variabel yang mempengaruhi (X) dan variabel yang dipengaruhi (Y). Objek penelitian Objek dalam penelitian ini adalah 7-Eleven yang merupakan salah satu convenience store dengan outlet cukup banyak di Indonesia. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data primer. Definisi Operasional Purchase Decision adalah keputusan yang diambil oleh
64
seseorang untuk memilih produk yang sesuai dengan kebutuhan maupun keinginannya setelah mempertimbangkan berbagai alternatif termasuk harga yang ditawarkan dan manfaat yang diperoleh. Customer Service adalah berbagai fasilitas dan layanan yang disediakan oleh perusahaan, untuk menciptakan pengalaman yang baik bagi konsumen dalam mengkonsumsi suatu produk barang maupun jasa Store Design and Display adalah tata letak dan atmosfir di dalam sebuah toko yang dapat menarik minat konsumen, serta membuat konsumen merasa nyaman saat berbelanja. Communication Mix adalah berbagai aktifitas yang digunakan untuk dapat berkomunikasi dengan prospek dan konsumen, baik secara langsung maupun dengan menggunakan media komunikasi pemasaran.
ISSN: 1410 -9875
Hendra Kurniawan
Location adalah suatu tempat strategis yang dipilih oleh perusahaan agar konsumen bisa dengan mudah mendapatkan barang atau jasa yang ditawarkan. Merchandise Assortment adalah berbagai pilihan dan kelengkapan produk yang disediakan sebuah toko untuk membantu konsumen dalam memilih produk yang sesuai kebutuhan atau keinginannya. Pricing adalah strategi yang dilakukan perusahaan ketika memperkenalkan dan mendistribusikan suatu produk yaitu dengan menentukan harga yang dapat mencerminkan nilai produk tersebut dengan memperhatikan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pembentukan harga. Teknik Pengumpulan Data Data primer menurut Sekaran dan Bougie (2013, 36)
adalah “information that the researcher gathers first hand through instruments such as surveys, interviews, focus groups, or observation”. Metode untuk mendapatkan data primer dalam penelitian ini dilakukan dengan cara menyebarkan kuesioner. Statistik Deskriptif Dalam penelitian ini metode analisis data yang digunakan adalah statistik deskriptif. “descriptive statistics for a single variable are provided by frequencies, measures of central tendency, and dispersion”. Regresi Linear Berganda Regresi linear berganda menurut Hair et al (2010, 162) adalah “When the problem involves two or more independent variable”. Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + b6X6 +e
HASIL PENELITIAN Hasil Uji Regresi Sederhana dan Hasil Uji Hipotesis I Tabel 1 Uji Hipotesis 1 Unstandardized Coefficients
Model
B 1
(Constant) cs_sum
1.469 .383
Std. Error .699 .028
Standardized Coefficients
t
Sig.
Beta .808
2.101 13.581
.038 .000
65
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 3
November 2012
Hasil Uji Regresi Sederhana dan Hasil Uji Hipotesis II Tabel 2 Uji Regresi 2 Unstandardized Coefficients
Model
B 1
(Constant) sd_sum
3.827 .410
Std. Error .999 .058
Standardized Coefficients
t
Sig.
Beta .584
3.832 7.122
.000 .000
Hasil Uji Regresi Sederhana dan Hasil Uji Hipotesis III Tabel 3 Uji Hipotesis 3 Unstandardized Coefficients
Model
B 1
(Constant) cm_sum
4.078 .691
Std. Error .669 .067
Standardized Coefficients
t
Sig.
Beta .721
6.096 10.306
.000 .000
Hasil Uji Regresi Sederhana dan Hasil Uji Hipotesis IV Tabel 4 Uji Hipotesis 4 Unstandardized Coefficients
Model
B 1
(Constant) l_sum
3.911 .543
Std. Error .796 .061
Standardized Coefficients
t
Sig.
Beta .666
4.911 8.849
.000 .000
Hasil Uji Regresi Sederhana dan Hasil Uji Hipotesis V Tabel 5 Uji Hipotesis 5 Unstandardized Coefficients
Model
B 1
66
(Constant) ma_sum
6.086 .488
Std. Error .764 .077
Standardized Coefficients
t
Sig.
Beta .541
7.969 6.375
.000 .000
ISSN: 1410 -9875
Hendra Kurniawan
Hasil Uji Regresi Sederhana dan Hasil Uji Hipotesis VI Tabel 6 Uji Hipotesis 6
Unstandardized Coefficients
Model
B 1
(Constant) p_sum
4.542 .636
Std. Error .659 .065
Standardized Coefficients
t
Sig.
Beta .702
6.895 9.764
.000 .000
Uji Regresi Berganda Tabel 7 Uji Hipotesis Berganda Unstandardized Coefficients
Model
-1.835
Std. Error .568
.149 .084 .302 .101 .197 .140
.029 .034 .047 .042 .038 .049
B (Constant) cs_sum sd_sum 1 cm_sum l_sum ma_sum p_sum
PENUTUP Penelitian dilakukan dengan mengembangkan sebuah model untuk menganalisa pengaruh customer service, store design and display, communication mix, location, merchandise assortment, dan pricing memiliki pengaruh signifikan terhadap purchase decision pada konsumen 7-Eleven di Jakarta. Setelah pengumpulan data dilakukan dan dari hasil data
Standardized Coefficients
t
Sig.
Beta
.315 .120 .316 .124 .219 .155
-3.234
.002
5.080 2.502 6.474 2.408 5.147 2.886
.000 .014 .000 .018 .000 .005
tersebut dilakukan pengolahan data dan penganalisaan data, sehingga dapat diperoleh kesimpulan yaitu sebagai berikut: 1). Terdapat pengaruh customer service terhadap purchase decision pada konsumen 7-Eleven di Jakarta. 2). Terdapat pengaruh store desain and display terhadap purchase decision pada konsumen 7-Eleven di Jakarta. 3). Terdapat pengaruh communication mix terhadap purchase decision pada
67
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 3
konsumen 7-Eleven di Jakarta. 4). Terdapat pengaruh location terhadap purchase decision pada konsumen 7-Eleven di Jakarta. 5). Terdapat pengaruh merchandise assortment terhadap purchase decision pada konsumen 7-Eleven di Jakarta. 6). Terdapat pengaruh pricing terhadap
November 2012
purchase decision pada konsumen 7-Eleven di Jakarta. 7). Terdapat pengaruh customer service, store design & display, communication mix, location, merchandise assortment dan pricing secara bersama-sama terhadap purchase decision pada konsumen 7-Eleven di Jakarta.
REFERENSI Berman, Barry, and Joel R.Evans. 2004. Retail Management. New Jersey : Pearson. Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Multivariate Dengan Program IBM SPSS 19. Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro Gujarati, Damodar N., and Dawn C. Porter. 2009. Basic Econometrics. New York : McGraw-Hill. Hair, Joseph F., William C. Black, Barry J. Babin, and Rolph E. Anderson. 2010. Multivariate Data Analysis. New Jersey : Pearson. Kotler, Philip, and Kevin L.Keller. 2012. Marketing Management. USA : Pearson. Levy, Michael, and Barton A. Weitz. 2012. Retailing Management. New York : McGraw-Hill. Lovelock, Christopher, Jochen Wirtz , and Jacky Mussry. 2011. Pemasaran Jasa. Jakarta : Erlangga. Malhotra, Naresh K. 2010. Marketing Research. New Jersey : Prentice Hall. Majalah Marketing. 2013. Akan Sukseskah 7-Eleven ?. 06/XIII/JUNI/2013. Ma’ruf, Hendri. 2005. Pemasaran Ritel. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama. Sekaran, Uma, and Roger Bougie. 2010. Research Method for Business. Chichester : John Wiley & Sons Ltd. Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta. Warta Ekonomi. 2013. Target 1.000 Gerai 7-Eleven. 06/XXV/MEI/2013. http://www.bps.go.id/tab_sub/view.php?kat=1&tabel=1&daftar=1&id_s ubyek=12¬ab=12. 11 Maret 2014. http://corp.7-eleven.com/corp/international-licensing. 18 April 2014. http://www.7elevenid.com/store-location/all?k=&per_page=. 19 Agustus 2014. http://studentjournal.petra.ac.id/index.php/manajemenpemasaran/article/view/480 8 Januari 2014.
68
JURNAL BISNIS DAN AKUNTANSI Vol. 14, No. 2a, Is. 3, November 2012, Hlm. 69-76
ISSN: 1410 - 9875 http: //www.tsm.ac.id/JBA
PENGARUH KEPEMIMPINAN, KOMUNIKASI, MOTIVASI, PENGEMBANGAN KARIR, DAN PROMOSI JABATAN TERHADAP KINERJA GURU IAN NURPATRIA S STIE TRISAKTI
[email protected] Abstract : Human Resources and reliable quality are needed to achieve the goals of the organization in order to be able to compete optimally. In this case, the world of education has a big responsibility, especially in preparing the resilient human resources so as to live in harmony within the change itself. Education is a long-term investment results can not be seen and felt instantly, so the school as the cutting edge of the field must have a longterm direction of development achievements with clear stages and still accommodate the demands of the present factual issues that exist in society. The purpose of this research is to know how the influence leadership, communication, motivation, career development, and job promotion on performance teachers in Canaan Christian School Jakarta (CNN School). The methods which is used in the research is descriptive and causality. Respondents involved in this study as many 51 people. The data collection is done by spreading questionnaire and the method for the data analysis in this research is regression which are simple regression. The result on this research is leadership, communication, motivation, career development, and job promotion have positive influence to performance teachers individually and simultaneously, all the independent variable are have influence to dependent variable performance teachers. Keywords : Leadership, Communication, Motivation, Career Development, Job Promotion, and Performance Teachers. merumuskan tujuan jangka pendek dan jangka panjang, rencana dan kebijakan umum sekolah untuk memberikan arah dan pedoman bagi jalannya pendidikan di sekolah. Dengan adanya komunikasi, mereka dapat menjalin hubungan baik dengan sesama rekan kerja atau dapat saling
PENDAHULUAN Sumber Daya Manusia yang andal dan berkualitas sangat dibutuhkan untuk mencapai tujuan organisasi agar dapat mampu bersaing secara optimal. Kepemimpinan di Sekolah Kristen Kanaan Jakarta melalui tugas yang dikerjakan, yaitu:
69
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 3
bergaul dengan baik, serta koordinasi kerja yang efektif. Sekolah Kristen Kanaan Jakarta telah meluluskan 100 % siswanya dalam Ujian Nasional 2014. Prestasi tersebut diperoleh melalui motivasi yang dilakukan oleh sekolah berupa Soft Skill and Hard Skill. Upaya agar kemampuan yang dimiliki guru tidak statis akan tetapi berkembang secara dinamis yaitu salah satunya dengan adanya pelatihan dan pengembangan karir guru untuk meningkatkan kinerja guru. Pelatihan dan pengembangan karir yang dilakukan oleh guru berguna untuk mengembangkan teknik guru dalam mengajar dan mengetahui potensi yang mereka miliki ketika bekerja yaitu berupa pelatihan Soft Skill and Hard Skill. Melalui pelatihan dan pengembangan karir yang berguna untuk mengembangkan teknik guru dalam mengajar, guru yang berprestasi dapat dipromosikan jabatannya menjadi Wali Kelas, Kepala Sekolah dan Wakil Kepala Sekolah. Sekolah melakukan penilaian kinerja guru seperti Penilaian Guru Berprestasi dengan tujuan untuk pemetaan kompetensi guru (kelemahan dan kekuatan) dengan penilaian yang dilakukan kepada: (1). Guru, Kepala Sekolah; (2). Siswa ke guru; (3) Rekan sesama kerja. Hasil dari Penilaian Guru Berprestasi di sekolah ini yaitu: (1) kemampuan menjabarkan topiktopik bahasan pada mata pelajaran menjadi informasi yang menarik dan mudah dipahami oleh siswasiswi, (2) kemampuan untuk mengidentifikasi tingkat dan area kesulitan siswa-siswi dan kemampuan untuk membantunya keluar dari kesulitan tersebut, dan
70
November 2012
(3) kemampuan melakukan evaluasi kemajuan belajar siswa-siswi. KERANGKA TEORITIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Kepemimpinan. Menurut Daft (2011, 5), “Leadership is an influence relationship among leaders and followers who intend real changes and outcomes that reflect their shared purposes.” Menurut Robbins dan Judge dalam Ria (2008, 49-50), Teori sifat kepemimpinan yaitu: Ekstraversi, Konsisten, dan Terbuka. Menurut Luthans dalam Yuwono (2005, 557), Teori Path – goal yaitu: Kepemimpinan Direktif, Kepemimpinan Suportif, dan Kepemimpinan Partisipatif. Ha1 : Terdapat pengaruh kepemimpinan terhadap kinerja guru Sekolah Kristen Kanaan Jakarta. Komunikasi. Menurut Daft (2011, 232), “Communication is a process by which information and understanding are transferred between a sender and a receiver.” Menurut Robbins dan Judge dalam Ria (2008, 5-6), ada tiga fungsi utama : Fungsi Kontrol, Fungsi Ekspresi Emosional, dan Fungsi Sumber Informasi. Ha2 : Terdapat pengaruh komunikasi terhadap kinerja guru Sekolah Kristen Kanaan Jakarta. Motivasi. Menurut Daft (2011, 200), “Motivation is the forces either internal or external to a person that arouse enthusiasm and persistence to pursue a certain
ISSN: 1410 -9875
course of action.” Menurut Daft (2011, 203), “Maslow’s hierarchy of needs theory proposes that humans are motivated by multiple need and those needs exist in a hierarchical order, where in the higher needs cannot be satisfied until the lower needs are met. Maslow identified five general levels of motivating needs, such as: Physiological Needs, Security and Safety Needs, Social Needs, Esteem Needs, and Self-Actualization Needs. Ha3 : Terdapat pengaruh motivasi terhadap kinerja guru Sekolah Kristen Kanaan Jakarta. Pengembangan Karir. Menurut Mathis dalam Diana (2006, 342), Pengembangan Karir adalah suatu proses peningkatan kemampuan seseorang untuk mencapai sasaran atau tujuan dan menggunakan dengan efektif. Menurut Gomes dalam Tanya (2003, 215), proses pengembangan karir adalah bagaimana masing-masing individu merencanakan dan menerapkan tujuan-tujuan karirnya, dan bagaimana organisasi dapat merancang dan menerapkan program pengembangan karir. Proses Pengembangan Karir sebagai berikut: Perencanaan Karir dan Manajemen Karir. Ha4 : Terdapat pengaruh pengembangan karir terhadap kinerja guru Sekolah Kristen Kanaan Jakarta. Promosi Jabatan. Menurut Mangkuprawira (2003, 168), Promosi Jabatan adalah kenaikan jabatan ke jenjang yang lebih tinggi. Menurut Hasibuan
Ian Nurpatria S
(2006, 108), kebijaksanaan pemberian kesempatan promosi jabatan harus mempunyai asas promosi itu sendiri, sehingga karyawan mempunyai pegangan untuk mempromosikan diri. Asas – asas Promosi Jabatan meliputi : Kepercayaan, Keadilan, dan Formasi Jabatan. Menurut Hasibuan (2006, 109) menyatakan beberapa hal yang dapat dijadikan pertimbangan atau dasar–dasar promosi jabatan adalah : Pengalaman, Kecakapan / Keahlian, dan Kombinasi Pengalaman dan Kecakapan. Ha5 : Terdapat pengaruh promosi jabatan terhadap kinerja guru Sekolah Kristen Kanaan Jakarta. Kinerja. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 (Pasal 1 ayat 1) tentang guru dan dosen, mengatakan bahwa guru adalah pendidik profesional adalah kemampuan guru untuk melaksanakan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikkan anak usia dini jalur pendidikkan formal, pendidikkan dasar, dan pendidikkan menengah. Menurut Gomes dalam Tanya (2003, 142), Kriteria Kinerja yang memiliki indikator-indikator sebagai berikut: Kualitas Kerja (Quality of work), Kuantitas Kerja (Quantity of work), Pengetahuan akan pekerjaan (Job knowledge), Kreativitas (Creativeness), Kerjasama (Cooperation), Kesadaran (Dependability), Inisiatif (Initiative), Kualitas Diri (Personal qualities).
71
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 3
Ha6
: Terdapat pengaruh kepemimpinan komunikasi, motivasi, pengembangan karir, dan promosi jabatan terhadap kinerja guru Sekolah Kristen Kanaan Jakarta.
METODE PENELITIAN Berdasarkan dari karakteristik masalah penelitian, penelitian ini menggunakan bentuk penelitian yang bersifat deskriptif dan asosiatif kausal. Penelitian asosiatif kausal merupakan rumusan masalah yang bersifat menanyakan hubungan antara dua variabel atau lebih, mengenai hubungan sebab akibat (Sugiyono 2009, 55). Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh antara Kepemimpinan, Komunikasi, Motivasi, Pengembangan Karir, dan Promosi Jabatan terhadap Kinerja Guru Sekolah Kristen Kanaan Jakarta. Obyek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Sekolah Kristen Kanaan Jakarta yang beralamat di Jl. Kran Raya No 7, Jakarta Pusat 10610. Menurut Sugiyono (2009, 115) “populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/ subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Populasi penelitian ini adalah Semua Guru Tetap Sekolah Kristen Kanaan Jakarta dari jenjang TK sampai dengan SMK yang terdiri dari 51 Guru.
72
November 2012
Definisi Operasional Variabel dan Pengukurannya. Kepemimpinan (X1) Tingkat kemampuan seorang pemimpin guna mencapai visi dan misi yang ditetapkan menurut teori path – goal yaitu kepemimpinan direktif, kepemimpinan suportif, dan kepemimpinan partisipatif. Komunikasi (X2) Bagaimana fungsi-fungsi komunikasi dapat dijalankan dalam organisasi yang memiliki tiga fungsi utama, yaitu kontrol, ekspresi emosional, dan informasi komunikasi. Motivasi (X3) Tingkat kebutuhan dalam diri seseorang melalui teori hierarki kebutuhan Abraham Maslow yaitu physiological needs, security and safety needs, social needs, esteem needs, and self – actualization needs. Pengembangan Karir (X4) Proses pengembangan karir dalam organisasi melalui perencanaan karir dan manajemen karir. Promosi Jabatan (X5) Tingkat promosi jabatan seorang karyawan ke tingkat yang lebih tinggi melalui asas – asas promosi jabatan yaitu kepercayaan, keadilan, dan formasi, juga melalui dasar – dasar promosi jabatan yaitu pengalaman, kecakapan / keahlian, dan kombinasi pengalaman dan kecakapan. Kinerja (Y) Tingkat kemampuan guru untuk melaksanakan tugas utama
ISSN: 1410 -9875
Ian Nurpatria S
dalam mengajar anak didik melalui kriteria kinerja yaitu kualitas kerja (quality of work), kuantitas kerja (quantity of work), pengetahuan akan pekerjaan (job knowledge), kreativitas (creativeness), kerjasama (cooperation), kesadaran (dependability), inisiatif (initiative), dan kualitas diri (personal qualities). Teknik Pengumpulan Data Data yang digunakan dalam membantu penelitian ini adalah data primer dan sekunder. Sekaran ( 2003, 270 ) menyatakan bahwa “ Data can be obtained from primary or secondary sources.”: Sekaran ( 2003, 220 ) menyatakan “Primary source of data is apart from the individuals who provide information when interviewed, administered questionnaires or observed.” Sekaran ( 2003, 222 ) menyatakan “Secondary data are dispensable for most organizational research. Secondary data refer to information gathered by someone other than the researcher conducting the currently study. Such data can be internal or external to the organization. There are several sources of secondary data, including books and periodicals, government publications of economic indicators, census data, statistical abstracts and databases.” Data sekunder adalah berupa data-data pendukung yang diperoleh dari : sekolah dan literature. HASIL PENELITIAN Analisis deskriptif penelitian ini ditujukan menggambarkan
mendeskripsikan karakteristik responden, meliputi: jenis kelamin, usia, pendidikkan, masa kerja, serta jenjang dan jabatan berdasarkan jawaban responden atas kuesioner penelitian, sesuai dengan jumlah responden yang diambil dalam penelitian ini adalah berjumlah 51 orang responden. Pengujian Hipotesis Pengujian Hipotesis 1 Adapun persamaan regresi pada tabel di atas adalah sebagai berikut : Y = 43.634 + 0.291 X1 + e Analisis : Jika kepemimpinan ( X1 ) sama dengan nol ( 0 ) maka kinerja guru ( Y ) sebesar 43.634 dan setiap kenaikan satu satuan kepemimpinan ( X1 ) akan meningkatkan kinerja guru ( Y ) sebesar 0.291 yang berarti variabel kepemimpinan memiliki pengaruh yang positif terhadap kinerja guru Sekolah Kristen Kanaan Jakarta. Pengujian Hipotesis 2 Adapun persamaan regresi pada tabel di atas adalah sebagai berikut : Y = 31.102 + 0.517 X2 + e Analisis : Jika komunikasi ( X2 ) sama dengan nol ( 0 ) maka kinerja guru ( Y ) sebesar 31.102 dan setiap kenaikan satu satuan komunikasi ( X2 ) akan meningkatkan kinerja guru ( Y ) sebesar 0.517 yang berarti variabel komunikasi memiliki pengaruh yang positif terhadap kinerja guru Sekolah Kristen Kanaan Jakarta.
dalam untuk atau
73
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 3
Pengujian Hipotesis 3 Adapun persamaan regresi pada tabel di atas adalah sebagai berikut : Y = 36.803 + 0.441 X3 + e Analisis : Jika motivasi ( X3 ) sama dengan nol ( 0 ) maka kinerja guru ( Y ) sebesar 36.803 dan setiap kenaikan satu satuan motivasi ( X3 ) akan meningkatkan kinerja guru ( Y ) sebesar 0.441 yang berarti variabel motivasi memiliki pengaruh yang positif terhadap kinerja guru Sekolah Kristen Kanaan Jakarta. Pengujian Hipotesis 4 Adapun persamaan regresi pada tabel di atas adalah sebagai berikut : Y = 26.792 + 0.579 X4 + e Analisis : Jika pengembangan karir ( X4 ) sama dengan nol ( 0 ) maka kinerja guru ( Y ) sebesar 26.792 dan setiap kenaikan satu satuan pengembangan karir ( X4 ) akan meningkatkan kinerja guru ( Y ) sebesar 0.579 yang berarti variabel pengembangan karir memiliki pengaruh yang positif terhadap kinerja guru Sekolah Kristen Kanaan Jakarta. Pengujian Hipotesis 5 Adapun persamaan regresi pada tabel di atas adalah sebagai berikut: Y = 35.365 + 0.444 X5 + e Analisis : Jika promosi jabatan ( X5 ) sama dengan nol ( 0 ) maka kinerja guru ( Y ) sebesar 35.365 dan setiap kenaikan satu satuan promosi jabatan ( X5 ) akan meningkatkan kinerja guru ( Y ) sebesar 0.444 yang berarti variabel promosi
74
November 2012
jabatan memiliki pengaruh yang positif terhadap kinerja guru Sekolah Kristen Kanaan Jakarta. Pengujian Hipotesis 6 Adapun persamaan regresi pada tabel di atas adalah sebagai berikut1: Y = 21.807 – 0.165 X1 + 0.237 X2 – 0.048 X3 + 0.403 X4 + 0.246 X5 + e Analisis : 1. Nilai konstanta sebesar 21.807 menunjukkan jika kepemimpinan ( X1 ), komunikasi ( X2 ), motivasi ( X3 ), pengembangan karir ( X4 ), dan promosi jabatan ( X5 ) sama dengan nol ( 0 ) maka kinerja guru ( Y ) sebesar 21.807. 2. Setiap kenaikan satu satuan nilai kepemimpinan ( X1 ) akan menurunkan kinerja guru sebesar (-0.165) satuan jika variabel komunikasi ( X2 ), motivasi ( X3 ), pengembangan karir ( X4 ) dan promosi jabatan ( X5 ) dianggap konstan. 3. Setiap kenaikan satu satuan nilai komunikasi ( X2 ) akan meningkatkan kinerja guru ( Y ) sebesar 0.237 satuan jika variabel kepemimpinan ( X1 ), motivasi ( X3 ), pengembangan karir ( X4 ) dan promosi jabatan ( X5 ) dianggap konstan. 4. Setiap kenaikkan satu satuan nilai motivasi ( X3 ) akan menurunkan kinerja guru ( Y ) sebesar (-0.048) satuan jika variabel kepemimpinan (X1), komunikasi ( X2 ), pengembangan karir ( X4 ) dan promosi jabatan (X5) dianggap konstan. 5. Setiap kenaikkan satu satuan nilai pengembangan karir ( X4 ) akan meningkatkan kinerja karyawan ( Y ) sebesar 0.403
ISSN: 1410 -9875
satuan jika variabel kepemimpinan ( X1 ), komunikasi ( X2 ), motivasi ( X3 ), dan promosi jabatan ( X5 ) dianggap konstan. 6. Setiap kenaikkan satu satuan nilai promosi jabatan ( X5 ) akan meningkatkan kinerja karyawan ( Y ) sebesar 0.246 variabel satuan jika kepemimpinan ( X1 ), komunikasi ( X2 ), motivasi ( X3 ), dan pengembangan karir ( X4 ) dianggap konstan. Berdasarkan F hitung terletak pada daerah penolakan H0 karena F hitung ( 20.340 ) > F table ( 2.34 ) maka dapat dikatakan H0 ditolak artinya terdapat pengaruh kepemimpinan, komunikasi, motivasi, pengembangan karir, dan promosi jabatan secara bersama-sama terhadap kinerja guru Sekolah Kristen Kanaan Jakarta. PENUTUP Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan yang telah dikemukakan, hasilnya yaitu Kepemimpinan, Komunikasi, Motivasi, Pengembangan Karir, dan Promosi Jabatan berpengaruh positif terhadap Kinerja Guru Sekolah Kristen Kanaan Jakarta. Penelitian ini mempunyai keterbatasan yang disebabkan oleh berbagai hal diantaranya : 1).Peneliti hanya meneliti guru tetap saja dan tidak memasukkan guru kontrak. Guru Tetap dalam pengembangan karir dan promosi
Ian Nurpatria S
jabatan dapat di promosikan menjadi wali kelas yang memimpin setiap kelas, kepala sekolah, dan wakil kepala sekolah. Karir mereka dapat berkembang berdasarkan dari kinerja dan masa kerjanya. Guru Kontrak tidak memiliki pengembangan karir dan promosi jabatan karena mereka hanya bekerja sementara atau masa kerja yang hanya beberapa bulan saja. 2). Variabel-variabel yang diteliti hanya terbatas pada kepemimpinan, komunikasi, motivasi, pengembangan karir, dan promosi jabatan terhadap kinerja guru Sekolah Kristen Kanaan Jakarta. Saran yang dapat diberikan berkaitan dengan penelitian yang telah dilakukan sehingga dapat berguna bagi penelitian selanjutnya, yaitu menambah variabel penelitian yang dapat mempengaruhi kinerja guru seperti budaya organisasi, perilaku organisasi, kompensasi, kompetensi, dan lain-lain. Saran bagi Sekolah Kristen Kanaan Jakarta sebagai objek penelitian adalah koordinator sekolah lebih meningkatkan koordinasi kerja yang efektif dan membangun tim kerja yang baik bersama dengan guru-guru di sekolah agar mereka semakin termotivasi saat mengajar dan mendidik siswa – siswi. Bagi kinerja guru, lebih meningkatkan pengontrolan terhadap siswa – siswi yaitu perilaku mereka, sehingga mereka dapat menjadi teladan dan dapat membanggakan sekolah juga keluarga mereka dengan prestasi yang gemilang.
75
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 3
November 2012
REFERENSI Andrew J. Dubrin. 2010. Leadership 6th Edition. Australia : John Wiley&Sons B. Siswanto Sastrohadiwiryo. 2002. Manajemen Tenaga Kerja Indonesia Pendekatan Administrasi dan Operasional. Jakarta : Bumi Aksara Daft, Richard L. 2011. Leadership 5th Edition, International Edition. SouthWestern : Cengage Learning. Dessler, Gary. 2005. Human resource management, international edition. New jersey : pearson prentice hall. George, J.M., and G.R. Jones. 2005. Understanding and Managing Organizational behaviour 4th edition. Pearson : Prentice Hall. Ghozali, Imam. 2007. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Cetakan Keempat. Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Gomes, Faustino Cardoso. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta : Andi Yogyakarta. Gujarati, Damodar N., Dawn C. Porter. 2009. Basic Econometrics. New York : McGraw-Hill. Hair, J.F. J.R.Anderson., R. E. Tathan., Black WC. 2006. Multivariate Data Analysis New Jersey : Pearson. Handoko, Hani dkk. 2005. Strategi Organisasi, Yogyakarta : Amara Books. Hasibuan, Malayu. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bumi Aksara. Henry Simamora. 2004. Manajemen sumber daya manusia edisi III, Yogyakarta : STIE YKPN. Kreitner dan Kinicki. 2005. Perilaku Organisasi. Jakarta : Salemba Empat. Kuncoro, Mudrajad. 2001. Metode Kuantitaif, Teori dan Aplikasi untuk Bisnis dan Ekonom ( Cetakan I ). Yogyakarta : AMP YKPN. Luthans, Fred. 2005. Perilaku Organisasi (Edisi 1). Yogyakarta: Andi. Mathis, Robert L. John H. Jackson. 2006. Human Resource Management, Penterjemah Diana Angelica. Jakarta : Salemba Empat. Robbins, Stephen P., & Judge, Timothy A. 2008. Perilaku Organisasi : Organizational Behavior, Edisi 12. Jakarta : Salemba Empat. Rudman, R. S. (Richard Stanley). 2003. Performance Planning and Review. Australia : Business & Professional Publishing pty limited. Sanders, Donald H, and Robert K. Smith. 2000. Statistic : A First Choice. New York: McGraw – Hill. Sekaran, Uma. 2003. Research Methods For Bussiness : A Skill Building Approach. United States Of America : John Wiley and Sons. Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Bisnis. Bandung : Alfabeta Tb. Syafri Mangkuprawira, 2003, Manajemen Sumber Daya Manusia Strategik. Ghalia Indonesia, Jakarta. Umar, Husein. 2013. Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.
76
JURNAL BISNIS DAN AKUNTANSI Vol. 14, No. 2a, Is. 3, November 2012, Hlm. 77-94
ISSN: 1410 - 9875 http: //www.tsm.ac.id/JBA
PERHITUNGAN, PEMOTONGAN, PENYETORAN DAN PELAPORAN PPH FINAL PASAL 4 AYAT (2)
IDA BAGUS NYOMAN SUKADANA STIE TRISAKTI
[email protected] Abstact: The objective of this study is to analyze the process of calculating, withholding, paying and reporting of final income tax article 4 paragraph (2) on construction and rental activities. PT XYZ is used as the study object to see whether or not its taxation obligation complies with the taxation rules and regulations. The method used is descriptive analysis. The data collected from the study object is evaluated and analyzed in order to discover the facts which can answer the study objective. The results show that PT XYZ has conducted a sound and good taxation practices and procedures, because the documents presented are complete and are in conformity with the principle of taxation regulations and accounting. Keywords: Final income tax article 4 paragraph (2), taxation form, tax accounting, principle of taxation, and law taxation Dana yang dihasilkan dari pemungutan pajak akan dikelola sebagaimana fungsi pajak budgeter yakni fungsi pajak untuk memasukkan uang sebanyakbanyaknya ke dalam kas Negara, dengan maksud untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran Negara dan fungsi pajak regurelend untuk mengatur suatu keadaan dalam masyarakat di bidang sosial, ekonomi, maupun politik sesuai dengan kebijaksanaan pemerintah. Sehingga perolehan dana tersebut dapat teralokasi dengan baik serta diperuntukan sebagaimana mestinya untuk kepentingan umum.
PENDAHULUAN Sebagian besar masyarakat Indonesia mungkin tidak asing lagi mendengar kata tentang pajak, baik pajak tersebut berupa pajak atas penghasilan (PPh), pajak pertambahan nilai (PPN), pajak bumi dan bangunan (PBB) dan sebagainya. Dari setiap jenis pajak tersebut terdapat dasar pengenaan dengan tarif yang bervariatif sesuai dalam undang-undang serta peraturan pemerintah tentang pajak itu sendiri. Proses penyetoran maupun pelaporan pajak ditetapkan sesuai dengan periode atau masa pajak.
77
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 3
Perlu diketahui bahwa pembangunan berupa gedung, fasilitas, jalan dan sebagainya, terkait dengan konstruksi yang dijalankan. Konstruksi ini biasanya dilakukan oleh para pengusaha baik dalam bentuk perorangan maupun badan usaha yang bergerak di bidang jasa konstruksi untuk membantu pemerintah maupun non pemerintah. Pihak penyedia jasa konstruksi ini akan dikenakan pajak atas penghasilan dari setiap proyek yang berhubungan dengan perencanaan, pengawasan dan pelaksanaan, kegiatan konstruksi tersebut merupakan salah satu jenis penghasilan yang dikenakan pajak bersifat final yang terdapat dalam PPh pasal 4 ayat (2), sebenarnya masih banyak lagi jenisjenis penghasilan yang bersifat final yakni pajak yang dikenakan atas sewa tanah dan bangunan, hadiah undian, penjualan saham, penjualan obligasi, dsb. Jadi dapat dikatakan bahwa informasi yang terkandung dalam pajak final sangat luas sehingga perlunya setiap warga Negara mengerti serta memahami aturan-aturan yang berlaku dalam setiap komponen perpajakan. Pemahaman atas pengetahuan tentang pajak sangat dibutuhkan, karena jika setiap warga Negara mengetahui aturan-aturan tersebut maka akan tercipta suatu ketertiban dan kesadaran pajak dalam rangka melaksanakan kewajiban pajak dengan baik. Untuk itu penulis melakukan penelitian dalam rangka memberikan pemahaman mengenai pengenaan pajak dan prosedur yang terjadi secara nyata atas kegiatan perpajakan yang dilakukan oleh perusahaan. Berdasarkan persoalan
78
November 2012
di atas, maka tujuan yang hendak dicapai melalui penelitian ini, yaitu: 1 Untuk mengetahui bagaimana perhitungan, pemotongan, penyetoran, dan pelaporan PPh final pasal 4 ayat (2) 2 Untuk mengetahui apakah penerapan pajak yang dilakukan oleh perusahaan telah sesuai dengan UndangUndang serta Peraturan Pemerintah yang mengatur tentang PPh final pasal 4 ayat (2) KERANGKA TEORITIS Pajak penghasilan Pasal 4 ayat (2) adalah pajak atas penghasilan dengan perlakuan tersendiri yang diatur melalui Peraturan Pemerintah. Tansuria (2010, 262) Beberapa jenis penghasilan yang dikenakan Pajak Penghasilan sesuai Pasal 4 ayat (2) UU PPh antara lain: 1. Penghasilan berupa bunga deposito, tabungan/jasa giro, dan diskonto SBI. 2. Penghasilan berupa obligasi. 3. Penghasilan berupa bunga simpanan yang dibayarkan koperasi kepada anggota koperasi orang pribadi. 4. Penghasilan berupa hadiah undian. 5. Penghasilan dari transaksi penjualan saham bursa efek. 6. Penghasilan dari transaksi derivative berupa kontrak berjangka yang diperdagangkan di bursa. 7. Penghasilan perusahaan modal ventura dari transaksi penjualan saham atau pengalihan penyertaan modal
ISSN: 1410 -9875
pada perusahaan pasangan usahanya 8. Penghasilan dari transaksi pengalihan hak atas tanah dan bangunan. 9. Penghasilan dari persewaan tanah dan bangunan. 10. Penghasilan dari usaha jasa konstruksi. 11. Penghasilan berupa diskonto surat perbendaharaan negara. 12. Penghasilan berupa dividen yang diterima Wajib Pajak orang pribadi dalam negeri. Jasa Konstruksi adalah layanan jasa konsultansi perencanaan pekerjaan konstruksi, layanan jasa pelaksanaan pekerjaan konstruksi, dan layanan jasa konsultansi, pengawasan dan pekerjaan konstruksi. Jenis usaha jasa di bidang konstruksi terdiri atas: 1. Perencanaan konstruksi 2. Pelaksanaan konstruksi 3. Pengawasan konstruksi Muljono (2009, 40-41) untuk mengetahui besarnya tarif yang dikenakan atas Pajak Penghasilan jasa Konstruksi bagi wajib pajak dibedakan menjadi seperti berikut ini: 1. Mempunyai sertifikasi jasa konstruksi Besarnya PPh atas jasa konstruksi bagi wajib pajak yang mempunyai sertifikasi jasa konstruksi adalah : 1. Kegiatan perencanaan/pengawasan dengan sertifikasi konstruksi tarif 4% untuk Perencanaan Konsruksi atau Pengawasan Konstruksi yang dilakukan oleh Penyedia jasa yang memiliki kualifikasi usaha.
Ida Bagus Nyoman Sukadana
2. Pelaksana konstruksi dengan sertifikasi kecil tarif 2% 3. Pelaksana kosntruksi dengan sertifikasi menengah dan besar tarif 3% 2. Tidak mempunyai sertifikasi jasa konstruksi Besarnya PPh atas jasa konstruksi bagi wajib pajak yang tidak mempunyai sertifikasi jasa konstruksi adalah 1. Kegiatan perencanaan/pengawasan tanpa sertifikasi konstruksi tarif 6% 2. Pelaksanaan konstruksi dengan tanpa sertifikat konstruksi tarif 4%. 3. Jasa Konstruksi dilakukan oleh Bentuk Usaha Tetap Objek pengenaan PPh atas persewaan tanah dan Bangunan dikenakan atas penghasilan yang diterima atau diperoleh orang pribadi atau badan dari persewaan tanah dan bangunan berupa tanah, rumah, rumah susun, apartemen, kondominium, gedung perkantoran, rumah kantor, toko, rumah toko, gudang dan industri. Tarif yang digunakan untuk melakukan perhitungan pajak atas Persewaan tanah dan bangunan bersifat final. Besarnya Pajak Penghasilan adalah 10% dari Jumlah Bruto Nilai Persewaan Tanah dan Bangunan yang bersifat final, jika penyewa atau yang menyewakan adalah Wajib Pajak badan dalam negeri, bentuk usaha tetap maupun Wajib Pajak orang pribadi dalam Negeri.
79
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 3
HASIL PENELITIAN Tata Cara Perhitungan, Pemotongan, Penyetoran dan Pelaporan PPh Final pasal 4 ayat (2) atas Jasa Konstruksi dan Persewaan Tanah dan Bangunan Tata Cara Perhitungan PPh Final pasal 4 ayat (2) atas Jasa Konstruksi dan Persewaan Tanah dan Bangunan Perhitungan PPh final yang dilakukan perusahaan pada saat transaksi penagihan sesuai dengan termin pembayaran yang telah disepakati antara lain: 1. Uang muka 10 %, dibayar 14 hari setelah menerima faktur. 2. Termin 1 30% apabila pekerjaan sudah selesai 50% (Pondasi selesai), dibayar 14 hari setelah menerima faktur. 3. Termin 2 55%, apabila sudah ATP Operator, Giro Mundur 2 Bulan. 4. Termin 3 5% retensi 2 Bulan, sesudah BAPS (Berita Acara Pekerjaan Selesai), pembayaran 14 hari setelah faktur diterima. Berikut merupakan contoh perthitungan PPh final pasal 4 ayat 2 atas jasa konstruksi yang terjadi di PT. XYZ di mana tarif yang digunakan disesuaikan dengan kualifikasi usaha yang terdapat pada SBUJK vendor: Contoh 1: Pada Bulan Juni 2012 PT. XYZ menerima tagihan pembayaran dari pelanggan (kualifikasi usaha kecil) untuk termin I- 30% dengan nilai kontrak konstruksi sebesar Rp. 245.063.000 sesuai Nomor PO NMM/PO/0412/00191 atas Pekerjaan CME Tower 52 Site: Sipak AIXS yang telah selesai dikerjakan
80
November 2012
50% (pondasi selesai) maka PPh final yang dipotong atas transaksi ini adalah: DPP: Rp. 245.063.000 x 30% (termin pembayaran) = Rp. 73.518.900 PPh Final pasal 4 ayat (2) yang dipotong (2% x Rp. 73.518.900) Tata Cara Pemotongan PPh Final pasal 4 ayat (2) atas Jasa Konstruksi dan Persewaan Tanah dan Bangunan Pemotongan PPh final pasal 4 ayat (2) yang telah dilakukan PT. XYZ akan mengurangi nominal/jumlah pembayaran yang diterima oleh vendor atau pemilik lahan. Bukti potong yang terdiri dari 3 rangkap akan diberikan kepada pihak-pihak terkait seperti: 1. Lembar ke-1 : Wajib Pajak/ Penerima Penghasilan 2. Lembar ke-2 : Untuk Kantor Pelayanan Pajak melalui pemotong atau Pemungut pajak, dilampirkan pada saat SPT PPh Pasal 4 ayat (2) 3. Lembar ke-3 : Untuk Pemotong/pemungut pajak Tata Cara Penyetoran PPh Final pasal 4 ayat (2) atas Jasa Konstruksi dan Persewaan Tanah dan Bangunan PT. XYZ melakukan penyetoran pajaknya di Bank BCA KCU Suryopranoto sebelum/paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya menggunakan formulir Surat Setoran Pajak (SSP). Dengan mengisi kode akun pajak 411128 serta kode jenis setoran 409 untuk jasa konstruksi dan kode jenis setoran 403 untuk persewaan tanah dan bangunan.
ISSN: 1410 -9875
Ida Bagus Nyoman Sukadana
Tabel 1 Penyetoran Pajak Final Pasal 4 Ayat (2) Periode 2010-2011 Tanggal Jumlah Tanggal Jumlah Penyetoran Penyetoran Penyetoran Penyetoran Tahun 2010 Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2011
Masa Pajak Januari
08 Februari 2010
10.502.129
05 Februari 2011
47.271.238
Februari
07 Maret 2010
13.559.003
06 Maret 2011
14.459.817
Maret
04 April 2010
11.376.611
03 April 2011
28.569.427
April
05 Mei 2010
14.733.918
07 Mei 2011
31.042.848
Mei
06 Juni 2010
-
05 Juni 2011
28.967.699
Juni
07 Juli 2010
43.188.591
04 Juli 2011
12.098.892
Juli
08 Agustus 2010
20.171.521
02 Agustus 2011
6.742.231
Agustus
05 September 2010
September Oktober November
04 Oktober 2010
11.451.837
08 November 200
15.277.158
05 Desember 2010
Desember
17.764.127
09 Januari 2011
12.060.965 45.153.636
05 September 2011 09 Oktober 2011 08 November 2011 06 Desember 2011 17 Januari 2012
6.879.093 45.606.606 37.702.849
6.224.607 5.454.545
Sumber : Diolah dari Surat Setoran Pajak Tata Cara Pelaporan PPh Final pasal 4 ayat (2) atas Jasa Konstruksi dan Persewaan Tanah dan Bangunan PT. XYZ melakukan pelaporan pajak di Kantor Pelayanan Pajak Gambir Tiga sebelum/paling lambat tanggal 20 bulan berikutnya dengan
Masa Pajak
menggunakan formulir Surat Pemberitahuan Terutang (SPT) Masa sebagai alat yang syah dan valid untuk melaporkan kewajiban atas pemenuhan pembayaran pajak yang telah dilakukan sesuai dengan periode atau masa pajak.
Tabel 2 Pelaporan Pajak Final Pasal 4 Ayat (2) Periode 2010-2011 Tanggal Jumlah Tanggal Jumlah Pelaporan Pelaporan Pelaporan Pelaporan Tahun 2010 Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2011
Januari Februari Maret
13 Februari 2010 13 Maret 2010 10 April 2010
10.502.129 13.559.003 11.376.611
13 Februari 2011 18 Maret 2011 15 April 2011
47.271.238 14.459.817 28.569.427
81
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 3
Masa Pajak April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November
November 2012
Tanggal Pelaporan Tahun 2010
Jumlah Pelaporan Tahun 2010
Tanggal Pelaporan Tahun 2011
Jumlah Pelaporan Tahun 2011
15 Mei 2010 15 Juni 2010 13 Juli 2010 10 Agustus 2010 12 September 2010 11 Oktober 2010 13 November 2010 13 Desember 2010 16 Januari 2011
14.733.918 43.188.591 20.171.521
14 Mei 2011 13 Juni 2011 15 Juli 2011 16 Agustus 2011 16 September 2011 17 Oktober 2011 15 November 2011 12 Desember 2011 20 Januari 2012
31.042.848 28.967.699 12.098.892 6.742.231
17.764.127 11.451.837 15.277.158 12.060.965
6.879.093 45.606.606 37.702.849 6.224.607
45.153.636 Desember Sumber : Diolah dari Surat Pemberitahuan Terutang
Analisis Perhitungan, Pemotongan, Penyetoran dan Pelaporan PPh Final pasal 4 ayat (2) atas Jasa Konstruksi dan Persewaan Tanah dan Bangunan Purchase Order
5.454.545
Purchase order merupakan dokumen yang digunakan oleh perusahaan untuk melakukan pemesanaan maupun permintaan untuk menjalankan proyek konstruksi. Berikut merupakan tabel dari beberapa atribut yang terdapat dalam Purchase Order :
Tabel 3 Kelengkapan Atribut Purchase Order Tahun 2010 Nomor Purchase Order
Tanggal
A
B
C
D
E
V
V
V
V
V
NMM/PO/0412/00191
26 April 2010
Rp. 245.063.000
NMM/PO/0412/00190
26 April 2010
Rp. 263.597.000
V
V
V
V
V
NMM/PO/0512/00231
21 Mei 2010
Rp. 235.868.000
V
V
V
V
V
NMM/PO/0612/00329
26 Juni 2010
Rp. 250.505.000
V
V
V
V
V
NMM/PO/1112/00537
26 Nopember 2010
Rp. 90.829.900
V
V
V
V
V
NMM/PO/1212/00556
13 Desember 2010
Rp. 280.979.000
V
V
V
V
V
Sumber: Diolah dari Purchase Order
82
Total DPP Exclude PPN
ISSN: 1410 -9875
Ida Bagus Nyoman Sukadana
Tabel 4 Kelengkapan Atribut Purchase Order Tahun 2011 Nomor Purchase Order
Tanggal
NMM/PO/0133/00015
15 Januari 2011
NMM/PO/0313/00088
20 Maret 2011
NMM/PO/0313/00089
20 Maret 2011
NMM/PO/0713/00176
15 Juli 2011
NMM/PO/0713/00187
25 Juli 2011 02 September 2011
NMM/PO/0913/00209
Total DPP Exclude PPN Rp. 266.380.000 Rp. 226.851.016 Rp. 242.759.590 Rp. 7.500.000 Rp. 7.500.000 Rp. 85.000.000
A
B
C
D
E
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
Sumber: Diolah dari Purchase Order Keterangan A = Nama Vendor, Alamat Vendor B = Deskripsi Pekerjaan C = Kuantitas D = Rincian Termin Pembayaran E = Tanda Tangan Para Pihak V = Ada X = Tidak Ada Tabel di atas menunjukan bahwa atribut yang terdapat dalam purchase order sudah lengkap.
Analisis Faktur Faktur merupakan dokumen yang digunakan oleh vendor untuk melakukan penagihan berdasarkan pekerjaan yang telah dilakukan dan termin yang telah ditentukan. Adapun atribut yang terdapat dalam faktur antara lain :
Tabel 5 Kelengkapan Atribut Faktur Tahun 2010 Nomor Faktur
Tanggal
A
B
C
D
E
F
271/NV/LGS/NMM/VI/12
13 Juni 2010
V
V
V
V
V
V
281/NV/LGS/NMM/VI/12
27 Juni 2010
V
V
V
V
V
V
328/NV/LGS/NMM/VII/12
20 Juli 2010
V
V
V
V
V
V
337/NV/LGS/NMM/VII/12
31 Juli 2010
V
V
V
V
V
V
395/NV/LGGS/NMM/X/12
11 Oktober 2010
V
V
V
V
V
V
Sumber: Diolah dari Faktur Keterangan
83
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 3
A B C D E F V X
= Nomor PO, Tanggal PO = Alamat yang dituju = Deskripsi Pekerjaan, Kuantitas, Harga = Keterangan Termin Pembayaran = Rincian untuk melakukan pembayaran (Bank, Nama, No Rek) = Tanda Tangan Vendor = Ada = Tidak Ada
November 2012
yang bergerak di bidang jasa konstruksi meliputi kegiatan perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan. Analisis Akta Perjanjian Sewa Menyewa Akta perjanjian sewa menyewa merupakan akta yang dikeluarkan oleh Penjabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) yang berguna sebagai otorisasi antara kedua belah pihak dalam membuat kesepakatan atas kegiatan sewa menyewa sehingga masing-masing pihak mengetahui lingkup perjanjian, jangka waktu sewa, harga sewa dan pembayaran, jenis pajak-pajak yang dikenakan berkaitan dengan sewa menyewa, hak, kewajiban para pihak dan sebagainya.
Berdasarkan data yang diperoleh pengisian dari setiap atribut yang ada dapat dinyatakan lengkap. Analisis SBUJK Sertifikat Badan Usaha Jasa Pelaksana Konstruksi (SBUJK) merupakan sertifikat yang dikeluarkan oleh Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK) yang berdasarkan ketentuan Pasal 8 huruf b dan bedasarkan pasal 17 ayat (4) dan (5) UndangUndang No. 18 Tahun 1999 tentang jasa konstruksi sertifikat tersebut digunakan sebagai otorisasi bagi setiap perusahaan yang menjalankan usaha atau kegiatan
Analisis Bukti Potong Bukti potong merupakan dokumen yang dijadikan bukti otentik dari PT. XYZ kepada vendor yang telah dipotong pajaknya berkaitan dengan PPh Final pasal 4 ayat (2). Berikut merupakan atribut yang terdapat dalam bukti potong PPh Final pasal 4 ayat (2):
Tabel 6 Kelengkapan Atribut Bukti Potong Tahun 2010
84
Periode Bukti Potong
Jumlah Bukti Potong
A
B
C
D
E
F
Kesesuaian Besarnya tarif dengan PP No. 40 Tahun 2009 dan PP No. 5 Tahun 2002
Januari
4
V
V
V
V
V
V
Sesuai
Februari
10
V
V
V
V
V
V
Sesuai
Maret
11
V
V
V
V
V
V
Sesuai
April
10
V
V
V
V
V
V
Sesuai
ISSN: 1410 -9875
Ida Bagus Nyoman Sukadana
Periode Bukti Potong
Jumlah Bukti Potong
A
B
C
D
E
F
Kesesuaian Besarnya tarif dengan PP No. 40 Tahun 2009 dan PP No. 5 Tahun 2002
Mei
-
-
-
-
-
-
-
Tidak tepat*
Juni
9
V
V
V
V
V
V
Sesuai
Juli
9
V
V
V
V
V
V
Sesuai
Agustus
6
V
V
V
V
V
V
Kurang tepat*
September
6
V
V
V
V
V
V
Kurang tepat*
Oktober
11
V
V
V
V
V
V
Kurang tepat*
November
6
V
V
V
V
V
V
Kurang tepat*
Desember
20
V
V
V
V
V
V
Sesuai
Sumber: Diolah dari Bukti Potong Tabel di atas menunjukan beberapa atribut yang terdapat dalam bukti potong yang harus diisi dengan lengkap oleh pihak pemotong agar bukti potong tersebut dapat di anggap sah. Berdasarkan data yang diperoleh di Tahun 2013 adapun informasi yang ditemukan dalam data tersebut, antara lain: 1. Pada Bulan Mei 2012 ditemukan bahwa terjadinya kesalahan internal dari pihak PT. XYZ dalam melakukan Filling/Pengarsipan sehingga lampiran yang seharusnya merupakan bukti potong dan SPT Masa PPh final pasal 4 ayat (2) akan tetapi justru yang dilampirkan adalah bukti potong SPT PPh 23. 2. Pada bulan Agustus terdapat satu bukti potong atas persewaan tanah dan bangunan yang memperlihatkan bahwa jumlah nilai bruto sewa yang tertulis sebesar Rp. 6.000.000
3.
seharusnya jika dikalikan tarif pajak 10% maka PPh yang dipotong adalah sebesar Rp. 600.000 akan tetapi jumlah yang tertulis dibukti potong tersebut sebesar Rp. 666.666. sehingga terjadinya ketidak cococokan antara nominal PPh yang dipotong dengan jumlah nilai bruto yang dijadikan sebagai dasar pemotongan. Pada bulan September terdapat satu bukti potong atas persewaan tanah dan bangunan yang memperlihatkan bahwa jumlah nilai bruto sewa yang tertulis sebesar Rp. 3.000.000 seharusnya jika dikalikan tarif pajak 10% maka PPh yang dipotong adalah sebesar Rp. 300.000 akan tetapi jumlah yang tertulis dibukti potong tersebut sebesar Rp. 333.333 sehingga terjadinya ketidak cococokan antara nominal PPh yang dipotong dengan jumlah
85
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 3
4.
5.
nilai bruto yang dijadikan sebagai dasar pemotongan. Pada bulan Oktober terdapat satu bukti potong atas persewaan tanah dan bangunan yang memperlihatkan bahwa jumlah nilai bruto sewa yang tertulis sebesar Rp. 6.000.000 seharusnya jika dikalikan tarif pajak 10% maka PPh yang dipotong adalah sebesar Rp. 600.000 akan tetapi jumlah yang tertulis dibukti potong tersebut sebesar Rp. 666.666 sehingga terjadinya ketidak cococokan antara nominal PPh yang dipotong dengan jumlah nilai bruto yang dijadikan sebagai dasar pemotongan.
November 2012
Pada bulan November terdapat satu bukti potong atas persewaan tanah dan bangunan yang memperlihatkan bahwa jumlah nilai bruto sewa yang tertulis sebesar Rp. 3.000.000 seharusnya jika dikalikan tarif pajak 10% maka PPh yang dipotong adalah sebesar Rp. 300.000 akan tetapi jumlah yang tertulis dibukti potong tersebut sebesar Rp. 333.335 sehingga terjadinya ketidak cococokan antara nominal PPh yang dipotong dengan jumlah nilai bruto yang dijadikan sebagai dasar pemotongan.
Tabel 7 Kelengkapan Atribut Bukti Potong Tahun 2011 Periode Bukti Potong
Jumlah Bukti Potong
A
B
C
D
E
F
Kesesuaian Besarnya tarif dengan PP No. 40 Tahun 2009 dan PP No. 5 Tahun 2002
Januari
13
V
V
V
V
V
V
Sesuai
Februari
13
V
V
V
V
V
V
Sesuai
Maret
5
V
V
V
V
V
V
Sesuai
April
10
V
V
V
V
V
V
Sesuai
Mei
15
-
-
-
-
-
-
Sesuai
Juni
3
V
V
V
V
V
V
Sesuai
Juli
4
V
V
V
V
V
V
Sesuai
Agustus
4
V
V
V
V
V
V
Sesuai
September
10
V
V
V
V
V
V
Kurang tepat*
Oktober
6
V
V
V
V
V
V
Kurang tepat*
November
4
V
V
V
V
V
V
Sesuai
Desember
1
V
V
V
V
V
V
Kurang tepat*
Sumber: Diolah dari Bukti Potong
86
ISSN: 1410 -9875
Keterangan: A = Jenis PPh pasal 4 ayat (2) yang dipotong B = Nomor Bukti Potong C = NPWP, Nama, Alamat Vendor D = Uraian, Jumlah Nilai Bruto, Tarif, PPh yang Dipotong/ Dipungut E = Tanggal, NPWP, Nama Perusahaan Pihak Pemotong F = Tanda Tangan V = Ada X = Tidak Ada Berdasarkan data yang diperoleh pada Tahun 2013 adapun informasi yang ditemukan dalam data tersebut, antara lain : 1. Pada bulan September terdapat dua bukti potong atas persewaan tanah dan bangunan yang memperlihatkan bahwa jumlah nilai bruto sewa yang tertulis sebesar Rp. 9.000.000 seharusnya jika dikalikan tarif pajak 10% maka PPh yang dipotong adalah sebesar Rp. 900.000 akan tetapi jumlah yang tertulis dibukti potong tersebut sebesar Rp. 999.999 sehingga terjadinya ketidak cococokan antara nominal PPh yang dipotong dengan jumlah nilai bruto yang dijadikan sebagai dasar pemotongan. 2. Pada bulan Oktober terdapat satu bukti potong atas persewaan tanah dan bangunan yang memperlihatkan bahwa jumlah nilai bruto sewa yang tertulis sebesar Rp.
Ida Bagus Nyoman Sukadana
3.
210.000.000 seharusnya jika dikalikan tarif pajak 10% maka PPh yang dipotong adalah sebesar Rp. 21.000.000 akan tetapi jumlah yang tertulis dibukti potong tersebut sebesar Rp. 19.090.909 sehingga terjadinya ketidak cococokan antara nominal PPh yang dipotong dengan jumlah nilai bruto yang dijadikan sebagai dasar pemotongan. Pada bulan Desember terdapat satu bukti potong atas persewaan tanah dan bangunan yang memperlihatkan bahwa jumlah nilai bruto sewa yang tertulis sebesar Rp. 60.000.000 seharusnya jika dikalikan tarif pajak 10% maka PPh yang dipotong adalah sebesar Rp. 6.000.000 akan tetapi jumlah yang tertulis dibukti potong tersebut sebesar Rp. 5.454.545 sehingga terjadinya ketidak cococokan antara nominal PPh yang dipotong dengan jumlah nilai bruto yang dijadikan sebagai dasar pemotongan.
Analisis Rekapitulasi Bukti Potong Analisis Rekapitulasi ini dilakukan untuk mengetahui kesesuaian antara jumlah bukti potong yang dikeluarkan/dilampirkan pada setiap periode dengan jumlah bukti potong yang tercatat dalam daftar rekapitulasi bukti potong. berikut merupakan atribut yang terdapat dalam rekapitulasi bukti potong:
87
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 3
November 2012
Tabel 8 Perbandingan Rekapitulasi Jumlah Bukti Potong Dengan Lampiran Bukti Potong Tahun 2010
Periode atau Bulan
Jumlah Bukti Potong yang tercatat
Jumlah bukti potong yang ada/dikeluarkan
sesuai atau tidak
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober Nopember Desember
4 10 11 10 9 9 6 6 11 6 20
4 10 11 10 9 9 6 6 11 6 20
Sesuai Sesuai Sesuai Sesuai Sesuai Sesuai Sesuai Sesuai Sesuai Sesuai Sesuai
Jumlah PPh pasal 4 ayat (2) yang dipotong Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
47.271.238 13.559.003 11.376.611 14.733.918 43.188.591 20.171.521 17.764.127 11.451.837 15.277.158 12.060.965 45.153.636
Sumber: Diolah dari Rekapitulasi Bukti Potong Berdasarkan data yang diperoleh di Tahun 2012 ditemukan infomasi sebagai berikut : 1. Pada Bulan Mei terjadi kesalahan internal yakni kesalahan dalam melakukan pengarsipan dokumen yang mengakibatkan tidak
diperolehnya informasi mengenai rekapitulasi bukti potong dikarenakan lampiranlampiran bukti potong yang seharusnya terkait dengan PPh final pasal 4 ayat (2) akan tetapi yang terlampir adalah bukti potong PPh 23.
Tabel 9 Perbandingan Rekaptulasi Jumlah Bukti Potong Dengan Lampiran Bukti Potong Tahun 2011
88
Periode atau Bulan
Jumlah Bukti Potong yang
Jumlah bukti potong yang
sesuai atau tidak
Jumlah PPh pasal 4 ayat (2) yang di
Januari
13
13
Sesuai
Rp
47.271.238
Februari
13
13
Sesuai
Rp
14.459.817
Maret
5
5
Sesuai
Rp
28.569.427
April
10
10
Sesuai
Rp
31.042.848
Mei
15
15
Sesuai
Rp
28.967.699
Juni
3
3
Sesuai
Rp
12.098.892
ISSN: 1410 -9875
Ida Bagus Nyoman Sukadana
Periode atau Bulan
Jumlah Bukti Potong yang
Jumlah bukti potong yang
sesuai atau tidak
Juli
4
4
Sesuai
Rp
6.742.231
Agustus
4
4
Sesuai
Rp
6.879.093
September
10
10
Sesuai
Rp
45.606.606
Oktober
6
6
Sesuai
Rp
37.702.849
Nopember
4
4
Sesuai
Rp
6.224.607
Sesuai
Rp
5.454.545
Desember 1 1 Sumber: Diolah dari Rekapitulasi Bukti Potong Analisis Surat Setoran Pajak Surat Setoran Pajak (SSP) merupakan surat atau formulir yang diisi oleh pihak Wajib Pajak sebagai surat pengantar untuk melakukan penyetoran atas pajak yang
Jumlah PPh pasal 4 ayat (2) yang di
terutang ke kantor tempat dilakukanya penyetoran seperti Bank Presepsi atau Kantor Pos terdekat. Adapun atribut-atribut yang harus disisi dengan lengkap dan benar antara lain:
Tabel 10 Kesesuaian Penyetoran Pajak Final Pasal 4 Ayat (2) Tahun 2010 Kesesuaian tanggal penyetoran dengan PMK 184/PMK.03/2007 jo. PMK 80/PMK.03/2010 Setiap tanggal 10 bulan berikutnya
jumlah pajak yang disetor sama dengan jumlah pajak yang terutang
Periode SSP
A
B
C
D
kesesuaian kode akun pajak dan kode jenis setoran dengan PER-38 jo. PER.23/PJ/2010 Tahun 2009
Januari
V
V
V
V
Kurang tepat*
08 Februari 2010
Sesuai
Februari
V
V
V
V
Sesuai
07 Maret 2010
Sesuai
Maret
V
V
V
V
Sesuai
04 April 2010
Sesuai
April
V
V
V
V
Sesuai
05 Mei 2010
Sesuai
Mei
V
V
V
V
Kurang tepat*
06 Juni 2010
Kurang tepat*
Juni
V
V
V
V
Sesuai
07 Juli 2010
Sesuai
Juli
V
V
V
V
Sesuai
08 Agustus 2010
Sesuai
Agustus
V
V
V
V
Sesuai
05 September 2010
Sesuai
September
V
V
V
V
Sesuai
04 Oktober 2010
Sesuai
89
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 3
November 2012
Kesesuaian tanggal penyetoran dengan PMK 184/PMK.03/2007 jo. PMK 80/PMK.03/2010 Setiap tanggal 10 bulan berikutnya
jumlah pajak yang disetor sama dengan jumlah pajak yang terutang
Periode SSP
A
B
C
D
kesesuaian kode akun pajak dan kode jenis setoran dengan PER-38 jo. PER.23/PJ/2010 Tahun 2009
Oktober
V
V
V
V
Sesuai
08 November 2010
Sesuai
November
V
V
V
V
Sesuai
05 Desember 2010
Sesuai
Desember
V
V
V
V
Sesuai
09 Januari 2011
Sesuai
Sumber: Diolah dari Surat Setoran Pajak Berdasarkan data yang diperoleh di Tahun 2010 ditemukan infomasi sebagai berikut: 1. Pada Bulan Januari terjadinya ketidaksesuaian penulisan kode jenis setoran karena seharusnya untuk menyetor pajak jasa konstruksi kode yang dicantumkan adalah 409 akan
2.
tetapi kode yang tertulis 403 sehingga timbul coretan. Pada Bulan Mei memang terdapat SSP PPh final pasal 4 ayat (2) akan tetapi karena kesalahan dalam pengarsipan jadi tidak ditemukanya lampiran-lampiran lain.
Tabel 11 Kesesuaian Penyetoran Pajak Final Pasal 4 Ayat (2) Tahun 2011
90
Kesesuaian tanggal penyetoran dengan PMK 184/PMK.03/2007 jo. PMK 80/PMK.03/2010 Setiap tanggal 10 bulan berikutnya
pajak yang disetor sama dengan jumlah pajak yang terutang
Periode SSP
A
B
C
D
kesesuaian kode akun pajak dan kode jenis setoran dengan PER-38 jo. PER.23/PJ/2010 Tahun 2009
Januari
V
V
V
V
Sesuai
05 Februari 2011
Sesuai
Februari
V
V
V
V
Kurang tepat*
06 Maret 2011
Sesuai
Maret
V
V
V
V
Sesuai
03 April 2011
Sesuai
April
V
V
V
V
Sesuai
07 Mei 2011
Sesuai
Mei
V
V
V
V
Sesuai
05 Juni 2011
Sesuai
Juni
V
V
V
V
Sesuai
04 Juli 2011
Sesuai
Juli
V
V
V
V
Sesuai
02 Agustus 2011
Sesuai
ISSN: 1410 -9875
Ida Bagus Nyoman Sukadana
Agustus
V
V
V
V
Sesuai
05 September 2011
Kurang tepat*
September
V
V
V
V
Sesuai
09 Oktober 2011
Sesuai
Oktober
V
V
V
V
Sesuai
08 November 2011
Sesuai
November
V
V
V
V
Sesuai
06 Desember 2011
Sesuai
Desember
V
V
V
V
Sesuai
17 Januari 2012
Sesuai
Sumber: Diolah dari Surat Setoran Pajak Keterangan A = NPWP, Nama WP, Alamat WP B = Uraian Pembayaran, Masa Pajak, Tahun Pajak C = Cap Dan Tanda Tangan Oleh Kantor Penerima Pembayaran D = Cap Dan Tanda Tangan WP/ Penyetor V = Ada X = Tidak Ada Berdasarkan data yang diperoleh di Tahun 2011 ditemukan infomasi sebagai berikut : 1. Pada Bulan Februari terjadinya ketidaksesuaian penulisan kode jenis setoran karena seharusnya untuk menyetor pajak jasa konstruksi kode yang dicantumkan adalah 409 akan tetapi kode yang tertulis 403 sehingga timbul coretan. 2. Pada Bulan Agustus terjadi ketidaksesuaian antara pajak yang terutang dengan jumlah pajak yang disetor karena total yang harusnya dibayar pada masa itu adalah sebesar Rp. 3.924.547 untuk jasa konstruksi dan Rp. 2.954.545 untuk persewaan tanah dan bangunan pada SSP jasa konstruksi PT. XYZ telah melakukan penyetoran sebesar Rp. 3.924.547 berarti PT. XYZ seharusnya tinggal menyetor sisanya yakni Rp 2.954.545 untuk persewaan tanah dan bangunan malah melakukan
3.
penyetoran lebih sebesar Rp. 6.879.093 sehingga PT. XYZ mengajukan permohonan pemindahbukuan agar kelebihan tersebut dapat dipindahbukukan ke masa pajak berikutnya. Pada Bulan Desember terjadi keterlambatan dalam melakukan penyetoran karena seharusnya penyetoran paling lambat dilakukan setiap tanggal 10 bulan berikutnya akan tetapi penyetoran tersebut dilakukan pada tanggal 17 sehingga tidak sesuai dengan ketentuan atau batas penyetoran.
Analisis Surat Pemberitahuan Terutang Surat Pemberitahuan Terutang (SPT) merupakan surat atau formulir yang diisi oleh pihak Wajib Pajak sebagai surat yang digunakan untuk melakukan pelaporan atas pajak . Adapun atribut-atribut yang harus disisi benar antara lain:
91
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 3
November 2012
Tabel 12 Kesesuaian Pelaporan Pajak Final Pasal 4 Ayat (2) Pajak Tahun 2010 Dalam Rupiah (Rp)
Periode SPT
A
B
C
D
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober Nopember Desember
V V V V V V V V V V V V
V V V V V V V V V V V V
V V V V V V V V V V V V
V V V V V V V V V V V V
Kesesuaian tanggal pelaporan dengan 184/PMK.03/2007 jo. PMK 80/PMK.03/2010 Setiap tanggal 20 bulan berikutnya 13 Februari 2010 13 Maret 2010 10 April 2010 15 Mei 2010 15 Juni 2010 13 Juli 2010 10 Agustus 2010 12 September 2010 11 Oktober 2010 13 November 2010 13 Desember 2010 16 Januari 2011
Jumlah Pajak yang disetorkan
Jumlah Pajak yang dilaporkan
10.502.129 13.559.003 11.376.611 14.733.918 43.188.591 20.171.521 17.764.127 11.451.837 15.277.158 12.060.965 45.153.636
10.502.129 13.559.003 11.376.611 14.733.918 43.188.591 20.171.521 17.764.127 11.451.837 15.277.158 12.060.965 45.153.636
Sumber: Diolah dari SPT Masa Berdasarkan data yang diperoleh di Tahun 2010, ditemukan informasiinformasi sebagai berikut: 1. Pada Bulan Mei tidak ditemukanya lampiran berupa
SPT masa PPh final pasal 4 ayat (2) karena kesalahan dalam pengarsipan sehingga informasi yang didapatkan tidak mencukupi pernyataan.
Tabel 13 Kesesuaian Pelaporan Pajak Final Pasal 4 Ayat (2) Tahun 2011 Dalam Rupiah (Rp)
92
Periode SPT
A
B
C
D
Kesesuaian tanggal pelaporan dengan 184/PMK.03/2007 jo. PMK 80/PMK.03/2010 Setiap tanggal 20 bulan berikutnya
Januari Februari Maret April
V V V V
v v v v
V V V V
V V V V
13 Februari 2011 18 Maret 2011 15 April 2011 14 Mei 2011
Jumlah Pajak yang disetorkan
Jumlah Pajak yang dilaporkan
47.271.238 14.459.817 28.569.427 31.042.848
47.271.238 14.459.817 28.569.427 31.042.848
ISSN: 1410 -9875
Mei Juni Juli Agustus Septembe r Oktober Nopember Desember
Ida Bagus Nyoman Sukadana
V V V V
v v v v
V V V V
V V V V
13 Juni 2011 15 Juli 2011 16 Agustus 2011 16 September 2011
28.967.699 12.098.892 6.742.231 6.879.093
28.967.699 12.098.892 6.742.231 6.879.093
V
v
V
V
17 Oktober 2011
45.606.606
45.606.606
V V V
v v v
V V V
V V V
15 November 2011 12 Desember 2011 20 Januari 2012
37.702.849 6.224.607 5.454.545
37.702.849 6.224.607 5.454.545
Sumber: Diolah dari SPT Masa Keterangan A = NPWP, Nama WP, Alamat WP B = Uraian Pembayaran, Masa Pajak ,Tahun Pajak C = Cap Dan Tanda Tangan Oleh Kantor Penerima Pembayaran D = Cap Dan Tanda Tangan WP/Penyetor V = Ada X = Tidak Ada Berdasarkan tabel menunjukan bahwa pengisisian atribut yang dalam SPT sudah lengkap.
tersebut setiap terdapat
PENUTUP Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan mengenai perhitungan, pemotongan, penyetoran dan pelaporan di PT. XYZ berikut merupakan kesimpulan yang diperoleh: 1. Prosedur perhitungan dan pemotongan secara keseluruhan sudah sesuai dengan ketentuan
tarif yang terdapat dalam PP No. 40 Tahun 2009 dan PP No. 5 Tahun 2002 akan tetapi masih ada perbedaan nominal nilai bruto yang digunakan sebagai dasar perhitungan dengan besarnya nominal PPh yang dipotong sehingga terjadi ketidaksesuaian/ketidakcocokan 2. Berdasarkan dari análisis yang dilakukan dapat dikatakan bahwa penerapan PPh final pasal 4 ayat (2) yang dilakukan oleh PT. XYZ telah sesuai dengan Undang-undang serta aturan perpajakan.
REFERENSI Algifari. 2010. Perpajakan Statistika Deskriptif Plus. UPP STIM YKPN Keputusan Direktur Jenderal Pajak KEP-50/PJ./1996 Tentang Penunjukan Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Negeri Tertentu Sebagai Pemotong Pajak Penghasilan Atas Penghasilan Dari Persewaan Tanah Dan Bangunan
93
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 3
November 2012
Keputusan Menteri Keuangan KMK-120/KMK.03/2002 atas perubahan PMK394/KMK.04/1996 Tentang Pelaksanaan Pembayaran dan Pemotongan Pajak Atas Penghasilan Dari Persewaan Tanah Dan Bangunan Mardiasmo. 2011. Perpajakan Edisi Revisi. Yogyakarta: C.V Andi Offset Muljono, Djoko. 2009. PPh dan PPN untuk berbagai Kegiatan Usaha.Yogyakarta: C.V Andi Offset Peraturan Pemerintah Nomor PP 51 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan Dari Usaha Jasa Konstruksi Priantara, Diaz. 2012. Perpajakan Indonesia. Jakarta: Mitra Wacana Media Purwono, Joseph. 2012. Perpajakan Jasa Konstruksi dan Implementasinya. Yogyakarta: Gava Media Tansuria, Billy Ivan. 2010. Pajak Penghasilan Pemotongan dan Pemungutan. Yogyakarta: Graha Ilmu Tansuria, Billy Ivan. 2011. Pajak Penghasilan Final. Yogyakarta: Graha Ilmu Undang-Undang Republik Indonesia Nomor No. 36 Tahun 2008 Pasal 4 Ayat (2) Tentang Pajak Penghasilan
94
JURNAL BISNIS DAN AKUNTANSI Vol. 14, No. 2a, Is. 3, November 2012, Hlm. 95-104
ISSN: 1410 – 9875 http: //www.tsm.ac.id/JBA
PENGARUH MOTIVASI, DISIPLIN KERJA DAN KOMUNIKASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN
IRMA SATYA INDRIYANTI STIE TRISAKTI
[email protected] Abstract: The important resource for a bussiness is human resources. The success of an organization comes from the ability of employees to meet performance standards that have been made by the management of operational activities to be running well. Employee performance can be impacted by many factors, such as motivation, work discipline, and communication (Prabasari and Netra 2013, 475-476). This research is to determine the effect of motivation, work discipline, and communication to employee performance in Duta Indah Group. The samples of this research are 35 observations from employee of Duta Indah Group. The sampling technique used was census sampling method, and data testing techniques used in this research include test validity, reliability testing with cronbach alpha, classic assumption test, and hypotesis test. The result showed that motivation are partially influenced employee performance, work discipline are partially influenced employee performance, communication are partially influenced employee performance, along with motivation, work discipline, communication are simultaneously influenced employee performance. Keywords: motivation, performance
work
discipline,
PENDAHULUAN
communication,
employee
tahunnya (bps.go.id, 2012), serta banyaknya usaha-usaha baru, baik dalam bidang produk maupun jasa, hal tersebut menyebabkan menjamurnya bangunan-bangunan baru bagi yang membutuhkan lokasi untuk tempat tinggal maupun menjalankan bisnis. Industri properti tidak terlepas dari perusahaan konstruksi, karena perusahaan konstruksi sangat dibutuhkan untuk
Manusia memiliki tiga kebutuhan primer, yaitu kebutuhan pangan, sandang, dan papan. Industri properti merupakan salah satu bidang yang keberadaannya dibutuhkan oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhan primer manusia, yakni kebutuhan papan. Seiring dengan pertumbuhan penduduk sebesar 1,49% per
95
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 3 melaksanakan suatu proyek perumahan dan bangunan lainnya (Hasibuan et al, 2011). Banyaknya jumlah perusahaan konstruksi, baik yang baru didirikan maupun yang sudah ada, menyebabkan persaingan antar perusaaan semakin tinggi. Data menunjukkan bahwa pada tahun 2012 jumlah perusahaan konstruksi yang ada di Indonesia sebanyak 129.862 sedangkan pada tahun 2013 meningkat menjadi 131.080 perusahaan konstruksi (bps.go.id, 2012). Kondisi persaingan yang ketat ini mengharuskan pelaku bisnis jasa konstruksi berupaya untuk menjaga kelangsungan hidup perusahaannya. Kelangsungan hidup perusahaan suatu perusahaan bukan hanya ditentukan dari keberhasilan dalam mengelola keuangan, tetapi juga ditentukan dari keberhasilannya mengelola sumber daya manusia (Sehfudin 2011, 1). . Hariandja (2002, 2) menjelaskan bahwa sumber daya manusia merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam suatu perusahaan disamping faktor yang lain seperti modal. Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan kualitas sumber daya manusia menjadi perhatian penting bagi setiap perusahaan. Masalah yang patut menjadi perhatian bagi perusahaan dalam manajemen sumber daya manusia adalah masalah kinerja karyawan, karena keberhasilan suatu organisasi ditentukan oleh kinerja karyawan organisasi tersebut (Sehfudin 2011, 2). Nawawi (2006, 63) menjelaskan bahwa “kinerja dikatakan tinggi apabila suatu target kerja dapat diselesaikan pada waktu yang tepat atau tidak melampaui batas waktu yang 96
November 2012
ditetapkan.” Setiap perusahaan harus berusaha meningkatkan kinerja karyawannya agar tujuan perusahaan dapat tercapai, dengan memperhatikan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kinerja karyawan. Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Prabasari dan Netra (2013, 478) menunjukkan bahwa kinerja dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu motivasi, disiplin kerja, dan komunikasi. Menurut Handoko (2003, 252), “motivasi adalah keadaan pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan tertentu guna mencapai tujuan”. Persoalan dalam memotivasi karyawan tidaklah mudah karena dalam diri karyawan terdapat keinginan, kebutuhan, dan harapan yang berbeda dengan karyawan lainnya. Jadi, apabila perusahaan dapat memahami dan mengatasi persoalan motivasi maka perusahaan akan menghasilkan kinerja karyawan yang optimal sesuai dengan standar yang ditentukan (Asriyanto, 2013). Setiap organisasi juga perlu memiliki berbagai ketentuan yang harus ditaati oleh para anggotanya, standar yang harus dipenuhi, karena tidak ada manusia yang luput dari kesalahan. Setiyawan et al (2006, 187) menyatakan bahwa disiplin adalah suatu ketaatan terhadap aturan, baik tertulis maupun tidak tertulis yang telah ditetapkan. Disiplin kerja sangat penting bagi perusahaan. Tidak dapat dipungkiri bahwa disiplin kerja merupakan faktor penentu keberhasilan suatu perusahaan, apabila disiplin diabaikan akan menghambat dan merugikan perusahaan, karena tanpa disiplin kerja maka akan menurunkan
ISSN: 1410 -9875 kinerja karyawan sehingga target perusahaan tidak akan tercapai (Widayati 2001, 1). Jadi, apabila karyawan memiliki disiplin kerja yang tinggi, maka kinerja karyawan juga akan tinggi sehingga perusahaan dapat mencapai tujuannya. Pemeliharaan hubungan dengan para karyawan memerlukan komunikasi yang efektif, karena melalui komunikasi berbagai hal yang menyangkut kehidupan organisasi disampaikan oleh satu pihak ke pihak lain (Siagian 2002, 307). Menurut Mulyana (2005, 4), komunikasi akan menimbulkan rasa pengertian dan kenyamanan dalam bekerja. Komunikasi yang baik akan meminimalisir konflik antar karyawan sehingga kinerja karyawan akan lebih baik (Diana dan Subudi 2013, 1221). Sebaliknya, apabila komunikasi di dalam perusahaan tidak baik maka akan menghasilkan kinerja karyawan yang kurang baik. Duta Indah Group adalah suatu perusahaan yang dimulai dari usaha trading, terus berkembang dan memasuki kontraktor, distributor, properti dan real estate. Adapun proyek yang telah dan sedang dikerjakan seperti Duta Indah Square, Grand Duta Tangerang, Pergudangan Duta Indah Karya di Daan Mogot, Duta Indah Iconic dan masih banyak lagi. Visi dan misi Duta Indah Group adalah menjadi perusahaan terkemuka di Indonesia dalam bidang properti dan real estate; mengembangkan dan mengelola portofolio investasi yang bermutu, didukung oleh tim yang berfokus pada kinerja dan bertumpu pada kekuatan sumber daya manusia, teknologi informasi canggih, serta jaringan usaha yang
Irma Satya Indriyanti kuat, guna meningkatkan nilai bagi seluruh stakeholders. Berkembangnya bisnis sejenis, membuat persaingan semakin ketat, sehingga sangat penting bagi Duta Indah Group untuk memahami faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja para karyawannya agar dapat mencapai apa yang menjadi tujuan perusahaan. Berdasarkan uraian diatas, maka masalah dapat dirumuskan sebagai berikut: 1).Apakah terdapat pengaruh motivasi terhadap kinerja karyawan Duta Indah Group? 2). Apakah terdapat pengaruh disiplin kerja terhadap kinerja karyawan Duta Indah Group? 3). Apakah terdapat pengaruh komunikasi terhadap kinerja karyawan Duta Indah Group? 4). Apakah terdapat pengaruh motivasi, disiplin kerja dan komunikasi secara bersamasama terhadap kinerja karyawan Duta Indah Group? KERANGKA TEORITIS PENGEMBANGAN HIPOTESIS
DAN
Kinerja karyawan merupakan hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya (Mangkunegara 2005, 67) dan motivasi dapat diartikan sebagai kondisi atau energi yang menggerakan diri karyawan yang terarah atau tertuju untuk mencapai tujuan organisasi perusahaan (Mangkunegara 2005, 61). Disiplin kerja adalah suatu sikap menghormati, menghargai, patuh dan taat terhadap 97
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 3 peraturan-peraturan yang berlaku, baik yang tertulis maupun tidak tertulis serta sanggup menjalankannya dan tidak mengelak untuk menerima sanksisanksinya apabila ia melanggar tugas dan wewenang yang diberikan kepadanya (Sastrohadiwiryo 2005, 291).
November 2012
Komunikasi adalah “suatu proses pertukaran informasi antarindividu melalui sistem yang biasa (lazim) baik dengan simbolsimbol, sinyal-sinyal, maupun perilaku atau tindakan” (Purwanto 2003, 3).
Adapun model penelitian adalah sebagai beikut
Motivasi Disiplin Kerja
Kinerja Karyawan
Komunikasi
Gambar 1 Model Penelitian Hipotesis dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: Ha1 : Terdapat pengaruh motivasi terhadap kinerja karyawan Duta Indah Group. Ha2 : Terdapat pengaruh disiplin kerja terhadap kinerja karyawan Duta Indah Group. Ha3 : Terdapat pengaruh komunikasi terhadap kinerja karyawan Duta Indah Group. Ha4 : Terdapat pengaruh motivasi, disiplin kerja dan budaya organisasi secara bersama-sama terhadap
98
kinerja karyawan Indah Group.
Duta
METODA PENELITIAN Bentuk Penelitian Metode penelitian yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah dengan metode deskriptif dan desain kausal. Morissan (2012, 37) menjelaskan bahwa penelitian dekriptif bertujuan untuk menjelaskan suatu kondisi social tertentu. Penelitian deskriptif merupakan pengamatan yang bersifat ilmiah yang dilakukan dengan hati-hati dan cermat dan karenanya lebih akurat dan tepat.
ISSN: 1410 -9875 Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain kausal, dimana Sekaran dan Bougie (2010, 110) menyatakan bahwa desain kausal adalah “a study in which the researcher wants to delineate the cause of one or more problems.” Jadi, desain kausal mempunyai tujuan untuk mendapatkan bukti hubungan sebab akibat, sehingga diketahui mana yang menjadi variable yang mempengaruhi, mana variabel yang dipengaruhi. Populasi dan Sample “The population refers to the entire group of people, events, or things of interest that the researcher whises to investigate” (Sekaran dan Bougie, 2010, 262). Dalam penelitian ini, populasi yang akan dijadikan objek penelitian adalah karyawan tetap Duta Indah Group bagian keuangan, penjualan, teknik dan legal sebanyak 35 orang. Teknik pengambilan sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah teknik sampling jenuh, karena jumlah populasi yang kecil. Sampling jenuh atau sensus menurut Riduwan (2008, 64) ialah teknik pengambilan sampel apabila semua populasi digunakan sebagai sampel dan dikenal juga dengan
Irma Satya Indriyanti istilah sensus. Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah karyawan Duta Indah Group yang merupakan karyawan yang bekerja di kantor pusat Duta Indah Group. Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Data Primer Menurut Sekaran dan Bougie (2010, 180), definisi data primer ialah “refer to information obtained first-hand by the researcher on the variables of the interest for the specific purpose of the study.” Data ini harus dicari melalui narasumber atau dalam istilah teknisnya responden, yaitu orang yang kita jadikan objek penelitian atau orang yang kita jadikan sebagai sarana mendapatkan informasi atau data. Pengumpulan data primer dalam penelitian ini melalui cara menyebarkan kuesioner kepada karyawan tetap Duta Indah Group. 2. Data Sekunder Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari berbagai media (seperti buku) yang telah dipublikasikan kepada masyarakat, dan website resmi Duta Indah Group.
HASIL PENELITIAN Pengujian Hipotesis Secara Parsial (Uji t) Hipotesis I Tabel 1 Variabel Motivasi (x1) terhadap Kinerja (y) Model Summary Adjusted R Std. Error of Model R R Square Square the Estimate 1 .803a .645 .634 1.50159 99
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 3
November 2012
Tabel 1 Variabel Motivasi (x1) terhadap Kinerja (y) Model Summary Adjusted R Std. Error of Model R R Square Square the Estimate 1 .803a .645 .634 1.50159 a. Predictors: (Constant), Motivasi
Sumber: Data diolah dengan program IBM SPSS Statistic 19
Berdasarkan tabel di atas maka diperoleh angka Coefficient Correlation (R) sebesar 0.803 yang artinya motivasi (x1) memiliki hubungan yang kuat terhadap kinerja (y). Nilai R square sebesar 0.645 yang artinya
besarnya variansi variabel kinerja (y) dapat dijelaskan oleh variabel motivasi (x1) sebesar 64.5%, sedangkan sisanya 35.5% dijelaskan oleh faktor lain yang tidak terdapat dalam penelitian ini.
Tabel 2 Variabel Motivasi (x1) terhadap Kinerja (y) Coefficientsa Standardize Unstandardized d Coefficients Coefficients Model B Std. Error Beta t Sig. (Constant 3.990 3.152 1.266 .214 ) Motivasi 1.351 .175 .803 7.742 .000 a. Dependent Variable: Kinerja Sumber: Data diolah dengan program IBM SPSS Statistic 19 Hasil uji menunjukkan nilai thitung (7.742) lebih besar dari ttabel (2.024) maka dapat disimpulkan bahwa H01 ditolak dan Ha1 diterima, artinya terdapat pengaruh motivasi terhadap kinerja karyawan Duta Indah Group. a. Hipotesis II Tabel 3 Variabel Disiplin Kerja (x2) terhadap Kinerja (y) Model Summary Adjusted R Std. Error of the Model R R Square Square Estimate 1 .813a .661 .651 1.46736 a. Predictors: (Constant), Disiplin Kerja Sumber: Data diolah dengan program IBM SPSS Statistic 19
Berdasarkan tabel di atas maka diperoleh angka Coefficient Correlation (R) sebesar 0.813 yang artinya 100
disiplin kerja (x2) memiliki hubungan yang kuat terhadap kinerja karyawan (y).
ISSN: 1410 -9875 Nilai R square sebesar 0.661 yang artinya besarnya variansi variabel kinerja karyawan (y) dapat dijelaskan oleh variabel
Irma Satya Indriyanti disiplin kerja (x2) sebesar 66.1%, sedangkan sisanya 33.9% dijelaskan oleh faktor lain yang tidak terdapat dalam penelitian ini.
Tabel 4 Variabel Disiplin Kerja (x2) terhadap Kinerja (y) Coefficientsa Standardize Unstandardized d Coefficients Coefficients Model B Std. Error Beta t (Constant) 7.008 2.668 2.627 Disiplin Kerja 1.195 .149 .813 8.020 a. Dependent Variable: Kinerja
Sig. .013 .000
Sumber: Data diolah dengan program IBM SPSS Statistic 19
Hasil uji menunjukkan nilai thitung (8.020) lebih besar dari ttabel (2.024) maka dapat disimpulkan bahwa H02 ditolak dan Ha2 diterima, artinya terdapat pengaruh disiplin kerja terhadap kinerja karyawan Duta Indah Group. b. Hipotesis III Tabel 5 Variabel Komunikasi (x3) terhadap Kinerja (y) Model Summary Adjusted R Std. Error of the Model R R Square Square Estimate a 1 .893 .797 .791 1.13610 a. Predictors: (Constant), Komunikasi Sumber: Data diolah dengan program IBM SPSS Statistic 19
Berdasarkan tabel di atas maka diperoleh angka Coefficient Correlation (R) sebesar 0.893 yang artinya komunikasi (x3) memiliki hubungan kuat terhadap kinerja karyawan (y). Nilai R square sebesar 0.797 yang artinya
besarnya variansi variabel kinerja (y) dapat dijelaskan oleh variabel komunikasi (x3) sebesar 79.7%, sedangkan sisanya 20.3% dijelaskan oleh faktor lain yang tidak terdapat dalam penelitian ini.
Tabel 6 Variabel Komunikasi (x3) terhadap Kinerja (y) Coefficientsa Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients Model B Std. Error Beta t Sig. 1 (Constant) 6.450 1.932 3.338 .001 Komunikasi 1.273 .112 .893 11.373 .000 101
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 3
November 2012
Coefficientsa Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients Model B Std. Error Beta t Sig. 1 (Constant) 6.450 1.932 3.338 .001 Komunikasi 1.273 .112 .893 11.373 .000 a. Dependent Variable: Kinerja Sumber: Data diolah dengan program IBM SPSS Statistic 19
Hasil uji menunjukkan nilai thitung (11.373) lebih besar dari ttabel (2.024) maka dapat disimpulkan bahwa H03 ditolak dan
Ha3 diterima, artinya terdapat pengaruh komunikasi terhadap kinerja karyawan Duta Indah Group.
Pengujian Hiptesis Secara Simultan (Uji F) Tabel 7 Variabel Motivasi (x1), Disiplin Kerja (x2) dan Komunikasi (x3) terhadapKinerja (y) Model Summary Adjusted R Std. Error of the Model R R Square Square Estimate 1 .921a .847 .833 1.01540 a. Predictors: (Constant), Motivasi, Disiplin Kerja, Komunikasi Sumber: Data diolah dengan program IBM SPSS Statistic 19
Berdasarkan tabel di atas maka diperoleh angka Coefficient Correlation (R) sebesar 0.921 yang artinya motivasi (x1), disiplin kerja (x2) dan komunikasi (x3) secara bersama-sama memiliki hubungan yang sangat kuat terhadap kinerja (y). Berdasarkan tabel, nilai adjusted R square digunakan untuk menganalisis uji koefisien determinasi secara bersama-sama
kemudian diperoleh angka adjusted R square sebesar 0.833 yang artinya besarnya variasi variabel kinerja (y) dapat dijelaskan oleh variabel motivasi (x1), disiplin kerja (x2) dan komunikasi (x3) sebesar 83.3% sedangkan sisanya 16.7% dijelaskan oleh faktor lain yang tidak terdapat dalam penelitian ini.
Tabel 8 Hasil Uji ANOVA ANOVAb Sum of Mean Model df F Sig. Squares Square Regression 177.581 3 59.194 57.412 .000a Residual 31.962 31 1.031 Total 209.543 34 a. Predictors: (Constant), Motivasi, Disiplin Kerja, Komunikasi b. Dependent Variable: Kinerja Sumber: Data diolah dengan program IBM SPSS Statistic 19
102
ISSN: 1410 -9875 Hasil uji menunjukkan nilai Fthitung (57.412) lebih besar dari Ftabel (2.92) maka dapat disimpulkan bahwa H04 ditolak dan Ha4 diterima yang berarti terdapat pengaruh motivasi, disiplin kerja dan komunikasi secara bersamasama terhadap kinerja karyawan Duta Indah Group. PENUTUP Berdasarkan hasil pengolahan data dari pengumpulan data yang telah dilakukan dapat diperoleh kesimpulan penelitian sebagai berikut: 1). H01 ditolak, Ha1 diterima, artinya terdapat pengaruh motivasi (x1) terhadap kinerja karyawan (y) Duta Indah Group. 2). H02 ditolak, Ha2 diterima, artinya terdapat pengaruh disiplin kerja (x2) terhadap terhadap kinerja karyawan (y) Duta Indah Group. 3). H03 ditolak, Ha3 diterima, artinya terdapat pengaruh komunikasi (x3) terhadap terhadap kinerja karyawan (y) Duta Indah Group. 4). H04 ditolak, Ha4 diterima yang berarti terdapat
Irma Satya Indriyanti pengaruh motivasi (x1), disiplin kerja (x2), dan komunikasi (x3) secara bersama-sama terhadap terhadap kinerja karyawan (y) Duta Indah Group. Peneliti di dalam melakukan penelitian ini menemukan banyak keterbatasan. Keterbatasan tersebut adalah sebagai berikut: 1).Penelitian hanya dilakukan di kantor pusat Duta Indah Group. 2). Jumlah responden yang terbatas hanya 35 responden dikarenakan waktu yang terbatas, maka tidak dapat meneliti lebih banyak responden. 3). Variabel yang diteliti hanya mencakup motivasi, disiplin kerja, dan komunikasi. Rekomendasi yang dapat peneliti berikan berkaitan dengan penelitian yang telah dilakukan sehingga dapat berguna bagi penelitian selanjutnya antara lain: 1).Menambah jumlah responden yang ada. 2). Penelitian selanjutnya disarankan memperluas ruang lingkup penelitian. 3). Memperbanyak variabel penelitian yang dapat berpengaruh pada kinerja karyawan dan dimasukkan dalam penelitian selanjutnya.
REFERENSI Asriyanto, Nur Abib. 2013. Pengaruh Motivasi Kerja dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan CV. Kalika Intergraha di Semarang. Skripsi. Universitas Negeri Semarang. Diana, Putu Gidion Alfa dan Made Subudi. 2013. Jurnal “Pengaruh Komunikasi dan Kompensasi Terhadap Kinerja Karyawan yang Dimediasi oleh Semangat Kerja Karyawan.” E-Jurnal Manajemen Universitas Udayana Vol. 2 No. 10 (Hal 1219-1228). Handoko, T. Hani. 2003. Manajemen Edisi 2. Yogyakarta: BPFE. Hariandja, Marihot Tua E. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia: Pengadaan, Pengembangan, Pengkompensasian, dan Peningkatan Produktifitas, Pegawai. Jakarta: Grasindo. 103
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 3
November 2012
Hasibuan, David H.M, Annaria Magdalena, dan Yosep Gunawan. 2011. Jurnal “Evaluasi Atas Pengakuan Pendapatan Pada Perusahaan Jasa Konstruksi Kaitannya Terhadap Laporan Laba Rugi Perusahaan (Studi Kasus Pada PT Nusa Sukses Jaya). Jurnal Ilmiah Ranggagading Vol. 11 No. 2 Hal. 142149. Mangkunegara, Anwar Prabu. 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Mulyana, Deddy. 2005. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: Remaja Rosdakarya. Morissan. 2012. Metode Penelitian Survei. Jakarta: Kencana. Nawawi, Hadari. 2006. Perencanaan Sumber Daya Manusia Untuk Organisasi Profit yang Komperatif. Yogyakarta: Gajah Mada University. Prabasari, I Gusti Agung, I Gusti Salit Ketut Netra. 2013. Jurnal “Pengaruh Motivasi, Disiplin Kerja, dan Komunikasi Terhadap Kinerja Karyawan PT. PLN (Persero) Distribusi Bali.” E-Jurnal Manajemen Universitas Udayana Vol. 2 No. 4. Purwanto, Djoko. 2003. Komunikasi Bisnis. Jakarta: Erlangga. Riduwan. 2008. Metode dan Teknik Menyusun Thesis. Bandung: Alfabeta. Sastrohadiwiryo, Siswanto. 2005. Manajemen Tenaga Kerja Indonesia. Jakarta: PT Bumi Aksara. Sehfudin, Arif. 2011. Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Komunikasi Organisasi, dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Karyawan (Studi pada PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Cabang Semarang). Skripsi. Diponegoro University Institutional Repository. Sekaran, Uma, and Roger Bougie. 2010. Research Methods for Business: a Skill Building Approach. United Kingdom: John Wiley & Son Ltd. Setiyawan, Budi, dan Waridin. 2006. Pengaruh Disiplin Kerja Karyawan dan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja di Divisi Radiologi RSUP Dokter Kariadi. JRBI Vol 2 No. 2 Hal: 181-198. Siagian, Sondang P. 2002. Kiat Meningkatkan Produktivitas Kerja. Jakarta: PT Rineka Cipta. Widayati, Nuning. 2001. Pelaksanaan Disiplin Kerja Dalam Upaya Meningkatkan Prestasi Kerja Karyawan Ditinjau dari Aspek Waktu. Malang: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya.
104
JURNAL BISNIS DAN AKUNTANSI Vol. 14, No. 2a, Is. 3, November 2012, Hlm. 105-112
ISSN: 1410 – 9875 http: //www.tsm.ac.id/JBA
PENGARUH KEPEMIMPINAN, LINGKUNGAN KERJA DAN KOMUNIKASI TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN KAREL TJAHJADI STIE TRISAKTI
[email protected] Abstract: To develop a human resources, company must manage their human resources effectively. The role of human resources is one very important factor in an organization to improve job satisfaction and help the organization to achieve its goal. This study aims to understand the significant effect of leadership, working environment, and communication in the job satisfaction of employee in the PT. Mustika Caraka Laksana. The method used in this research is descriptive and causal. Respondents involved in this study ware 60 employees. This study used jenuh sampling. And method for data analysis in this study is that a simple regression and multiple regression. The result on the research Leadership (x1), work environment (x2), and communication (x3) have a positive influence on job satisfaction. And simultaneously, all the independent variables are have influence to dependent variable job satisfaction (y). Keywords : Leadership, Work Environment, Communication, Job Satisfaction. PENDAHULUAN
strategi-strategi untuk dapat bertahan dan bersaing dalam industri kimia. Pesaingan dalam industri kimia semakin meningkat. Hal ini dapat terlihat dari data tahun 2010 terdapat 858 perusahaan yang bergerak dalam industri bahan kimia, pada tahun 2011 meningkat menjadi 885 perusahaan, tahun 2012 meningkat menjadi 911 perusahaan, dan 2013 meningkat menjadi 923 perusahaan (bps.go.id,2012). Demi mempertahankan kelangsungan
Saat ini dunia industri berkembang begitu pesat dan terjadi diberbagai sektor industri, seperti industri perumahan dan bangunan yang berdampak berkembangnya industri kimia salah satunya mendorong perusahaan cat dan thinner. Dampak dari perkembangan tersebut menimbulkan berbagai bentuk persaingan antar sesama pelaku industri. Perusahaan diharapkan menciptakan inovasi-inovasi dan
105
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 3
hidup perusahaan ditengah persaingan yang semakin ketat perusahaan harus dapat mengelolah sumber daya perusahaan dengan sebaik-baiknya. Sumber daya perusahaan yang paling penting adalah sumber daya manusia. Pengelolaan dan pemeliharaan sumber daya manusia dengan menciptakan kepuasan kerja dalam perusahaan akan sangat bermanfaat demi meningkatkan efektifitas dan efisiensi organisasi dalam berkerja. Kepuasan kerja sangat penting bagi karyawan dalam sebuah perusahaan karena sumber daya manusia adalah aset yang paling berharga dalam perusahaan. Robbins (Sutrisno 2009, 75) menyatakan bahwa terdapat tiga alasan mengapa kepuasan kerja itu penting yaitu: (1)Ada bukti yang jelas bahwa karyawan yang tidak puas lebih sering melewatkan kerja dan lebih besar kemungkinan mengundurkan diri. (2)Karyawan yang puas berkerja dengan baik dan usia kerja lebih panjang. (3)Kepuasan pada pekerjaan dibawa ke kehidupan karyawan diluar pekerjaan. Salah satu usaha mengembangkan dan mendayagunakan sumber daya manusia maka perlu dikaji faktorfaktor yang memiliki pengaruh terhadap kepuasan kerja. Kepemimpinan, Lingkungan kerja, dan Komunikasi merupakan sebagian dari begitu banyak nya faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kepuasan kerja. Kepemimpinan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja karyawan. Seorang pemimpin yang baik harus mampu memberi
106
November 2012
semangat dan wawasan yang luas serta memiliki kemampuan untuk mempengaruhi karyawan nya agar dapat berjalan dan berpatokan pada tujuan perusahaan. Menurut Daft (2011, 5), “Leadership is an influence relationship among leaders and followers who intend real changes and outcomes that reflect their shared purposed.” Hal tersebut diperkuat oleh penelitian yang dilakukan Suryadhana (2011, 2-6) menjelaskan bahwa kepemimpinan adalah kemampuan atasan untuk menggerakan dan mengarahkan bawahannya dalam mencapai tujuan yang diharapkan. Pemimpin harus dapat mengarahkan dan membimbing karyawan nya dengan baik dan tepat agar karyawan merasa terarahkan dalam berkerja, serta memotivasi karyawan agar tercapai kepuasan kerja. Lingkungan kerja juga sangat berpengaruh pada kepuasan kerja. Lingkungan kerja ini menyangkut hubungan kerja antar sesama rekan dan lingkungan fisik. Lingkungan yang nyaman seperti contoh nya penerangan yang cukup, ruangan yang luar dan bersih, serta sirkulasi udara yang baik, akan mendukung efektifitas kerja karyawan sehingga timbul perasaan yang rilex dan nyaman saat berkerja. Perasaan yang nyaman dan lingkungan yang baik akan menumbuhkan rasa puas pada karyawan saat berkerja. Selain kepemimpinan dan lingkungan kerja faktor yang juga sangat mempengaruhi kepuasan kerja karyawan adalah komunikasi. Komunikasi menjadi suatu bagian yang sangat penting. Hal tersebut diperkuat oleh penelitian yang dilakukan oleh Endang (2009, 20) yang menjelaskan bahwa
ISSN: 1410 -9875
komunikasi merupakan bagian yang penting dalam kehidupan organisasi karena komunikasi yang tidak baik mempunyai dampak negatif terhadap organisasi seperti munculnya konflik antara karyawan, sebaliknya jika komunikasi yang efektif dapat meningkatkan kinerja dan mengurangi kesalahpahaman atau kesalahan dalam penyampaian informasi. Berdasarkan teori –teori tersebut maka hipotesis penelitian ini adalah : Ha1: Terdapat pengaruh Kepemimpinan terhadap kepuasan kerja karyawan Ha2: Terdapat pengaruh Lingkungan Kerja terhadap kepuasan kerja karyawan Ha3: Terdapat pengaruh Komunikasi terhadap kepuasan kerja karyawan Ha4: Terdapat pengaruh Kepemimpinan, lingkungan kerja, dan komunikasi secara simultan terhadap kepuasan kerja karyawan
Karel Tjahjadi
study in which the researcher wants to delineate the couse of one or more problem is called a causal study.” Menurut Sugiyono (2007, 30) Penelitian kausal bertujuan untuk melihat hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya, dan bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lainnya. Responden dalam penelitian ini seluruh jumlah karyawan tetap PT. Mustika Caraka Laksana yang berjumlah 60 orang. Menurut Arikunto (2002, 112) apabila populasi yang diambil kecil (kurang dari 100) maka semua dapat dijadikan sampel, Jumlah responden yang diambil sama dengan jumlah populasi tersebut sehingga metode penentuan sampel yang di gunakan yaitu dengan menggunakan sampel jenuh. HASIL PENELITIAN Pengujian hipotesis 1. Hipotesis 1 Tabel 1 Model Summary
METODA PENELITAN Metode penelitian yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah dengan metode deskriptif dan desain kausalitas. Sakaran dan Baugie (2010, 105) menyatakan bahwa deskriptif adalah “Descriptive study is undertaken in order to ascertain and be able to describe in the characteristics of the variables of interestin in a situasional.” Tujuan penelitian deskriptif adalah untuk menjelaskan aspek yang relevan dari fenomena yang menjadi perhatian dari individu, organisasi, orientasi industri serta perspektif lain. Penelitian kausalitas menurut Sekaran and Bougie (2010, 101) “A
Model 1
R R Square ,913a ,834
Adjusted R Square ,831
Std. Error of the Estimate 1,41926
Berdasarkan tabel di atas maka diperoleh angka Coefficient Correlation (R) sebesar 0.913 yang artinya kepemimpinan (x1) memiliki hubungan yang kuat terhadap kepuasan kerja (y). Nilai R square sebesar 0.834 yang artinya besarnya variansi variabel kepuasan kerja (y) dapat dijelaskan oleh variabel kepemimpinan (x1) sebesar 83.4%, sedangkan sisanya 16.6% dijelaskan oleh faktor lain yang tidak terdapat dalam penelitian ini.
107
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 3
November 2012
Tabel 2 Coefficientsa
Model 1
(Constant)
Unstandardized Coefficients B Std. Error 9,239 1,422
kepemimpinan 1,453 a. Dependent Variable: kepuasan_kerja
Standardized Coefficients Beta
,085
,913
t 6,497
Sig. ,000
17,040
,000
Sumber: Data diolah dengan program IBM SPSS Statistic 19
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa kepemimpinan (x1) memiliki tingkat signifikan sebesar 0.000 di bawah 0.05 maka
kepemimpinan memiliki pengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja.
2. Hipotesis 2 Tabel 3 Model Summary Adjusted R Square Model R R Square 1 ,892a ,796 ,792 a. Predictors: (Constant), lingkungan_kerja
Std. Error of the Estimate 1,57180
Sumber: Data diolah dengan program IBM SPSS Statistic 19
Berdasarkan tabel di atas maka diperoleh angka Coefficient Correlation (R) sebesar 0.892 yang artinya lingkungan kerja (x2) memiliki hubungan yang kuat terhadap kepuasan kerja (y). Nilai R square sebesar 0.796 yang artinya besarnya variansi
variabel kepuasan kerja (y) dapat dijelaskan oleh variabel lingkungan kerja(x2) sebesar 79.6%, sedangkan sisanya 21.4% dijelaskan oleh faktor lain yang tidak terdapat dalam penelitian ini.
Tabel 4 Coefficientsa
Model 1
(Constant)
Unstandardized Coefficients B Std. Error 3,329 2,002
lingkungan_kerja 1,186 a. Dependent Variable: kepuasan_kerja
Standardized Coefficients Beta
,079
,892
T 1,663
Sig. ,102
15,035
,000
Sumber: Data diolah dengan program IBM SPSS Statistic 19
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa lingkungan kerja (x2) memiliki tingkat signifikan sebesar 0.000 di bawah
1.5 maka lingkungan kerja memiliki pengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja.
3. Hipotesis 3 Tabel 5 Model Summary Adjusted R Model R R Square Square 1 ,925a ,856 ,854 a. Predictors: (Constant), komunikasi
Std. Error of the Estimate 1,31866
Sumber: Data diolah dengan program IBM SPSS Statistic 19
108
ISSN: 1410 -9875
Karel Tjahjadi
Berdasarkan tabel di atas maka diperoleh angka Coefficient Correlation (R) sebesar 0.925 yang artinya komunikasi (x3) memiliki hubungan yang kuat terhadap kepuasan kerja (y). Nilai R square sebesar 0.856 yang artinya besarnya variansi
Model 1
(Constant)
variabel kepuasan kerja (y) dapat dijelaskan oleh variabel komunikasi (x3) sebesar 85.6%, sedangkan sisanya 14.4% dijelaskan oleh faktor lain yang tidak terdapat dalam penelitian ini.
Tabel 6 Coefficients Standardized Unstandardized Coefficients Coefficients B Std. Error Beta 7.260 1.409
Komunikasi 1.553 a. Dependent Variable:Kepuasan Kerja
,084
,925
t 5.151
Sig. ,000
18.589
,000
Sumber: Data diolah dengan program IBM SPSS Statistic 19
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa komunikasi (x3)memiliki tingkat signifikan 0.000 dibawah 0.05 maka memiliki pengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja.
4. Hipotesis 4 Tabel 7 Model Summary Adjusted R Std. Error of Model R R Square Square the Estimate 1 ,967a ,936 ,933 ,89537 a. Predictors: (Constant), komunikasi, lingkungan_kerja, kepemimpinan
Berdasarkan tabel di atas maka diperoleh angka Coefficient Correlation (R) sebesar 0.967 yang artinya kepemimpinan (x1), lingkungan kerja(x2) dan komunikasi (x3) secara bersama-sama memiliki hubungan yang sangat kuat terhadap kepuasan kerja (y). Berdasarkan tabel nilai adjusted R square digunakan untuk menganalisis uji koefisien
determinasi secara bersama-sama kemudian diperoleh angka adjusted R square sebesar 0.936 yang artinya besarnya variasi variabel kepuasan kerja (y) dapat dijelaskan oleh variabel kepemimpinan (x1), lingkungan kerja (x2) dan komunikasi (x3) sebesar 93.6% sedangkan sisanya 6.4% dijelaskan oleh faktor lain yang tidak terdapat dalam penelitian ini.
109
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 3
November 2012
Tabel 8 Hasil Uji ANOVA Mode l 1
Regression Residual Total
Sum of Squares 656,839 44,895
ANOVAb df 3 56
701,733
59
Mean Square 218,946 ,802
F 273,106
Sig. ,000a
a. Predictors: (Constant), komunikasi, lingkungan_kerja, kepemimpinan b. Dependent Variable: kepuasan_kerja
Sumber: Data diolah dengan program IBM SPSS Statistic 19
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa kepemimpinan (x1), lingkungan kerja (x2) dan komunikasi (x3) memiliki tingkat signifikan sebesar 0.000 dibawah 0.05 maka kepemimpinan (x1), lingkungan kerja (x2) dan komunikasi (x3) memiliki pengaruh secara bersama-sama terhadap kepuasan kerja karyawan PT. Mustika Caraka Laksana. PENUTUP Berdasarkan hasil pengolahan data dari pengumpulan data yang telah dilakukan dapat diperoleh kesimpulan penelitian sebagai berikut: 1).H01 ditolak, Ha1 diterima, artinya terdapat pengaruh kepemimpinan (x1) terhadap kepuasan kerja karyawan (y) PT. Mustika Caraka Laksana. 2). H02 ditolak, Ha2 diterima, artinya terdapat pengaruh lingkungan kerja (x2) terhadap terhadap kepuasan kerja karyawan PT. Mustika Caraka Laksana.. 3). H03 ditolak, Ha3
diterima, artinya terdapat pengaruh komunikasi (x3) terhadap terhadap kepuasan kerja karyawan (y) PT. Mustika Caraka Laksana. 4). H04 ditolak, Ha4 diterima yang berarti terdapat pengaruh kepemimpinan (x1), lingkungan kerja (x2), dan komunikasi (x3) secara bersama-sama terhadap terhadap kepuasan kerja karyawan (y) PT. Mustika Caraka Laksana. Rekomendasi yang dapat peneliti berikan berkaitan dengan penelitian yang telah dilakukan sehingga dapat berguna bagi penelitian selanjutnya antara lain: 1).Menambah jumlah responden yang ada. 2).Penelitian selanjutnya disarankan memperluas ruang lingkup penelitian. 3). Memperbanyak variabel penelitian yang dapat berpengaruh pada kepuasan kerja dan dimasukkan dalam penelitian selanjutnya.
REFERENSI Ali Kesuma. 2007. Lingkungan Kerja, Motivasi, dan Budaya Organisasi Terhadap Kepuasan serta dampaknya Terhadap Kinerja Pegawai. Jurnal Bisnis dan Manajemen, 1(4): h:310-322. Endang Dwiningsih. 2010. Pengaruh Komunikasi, Motivasi Kerja, Lingkungan Kerja, Kemampuan Kerja, Manajemen Konflik, Dan Tingkat Kesejahteraan Terhadap Kinerja Karyawan pada Akademi Perawatan
110
ISSN: 1410 -9875
Karel Tjahjadi
Panti Kosala Surakarta. Jurnal Manajemen Sumberdaya Manusia, 5(1): h:20 – 25. Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Cetakan Keempat. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro Hasibuan, Melayu SP. 2009. Manajemen Sumber daya manusia, Edisi Revisi. Jakarta: Bumi Aksara. Manullang, Mariot. 2004. Manajemen Personalia.Yogyakarta: Gajah Mada University Press Mulyanto, Susilowati. 2009. Pengaruuh Kepemimpinan, Lingkungan Kerja, Pengembangan Karir, Komunikasi Dan Insentif Terhadap Kepuasan Kerja Guru SMA Negeri 1 Cawas Kabupaten Klaten. Excellent, 1(1). Nitisemito, Alex. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia. Cetakan Kesembilan. Edisi ke Empat. Jakarta: Ghalia Indonesia Ramlan, Ruvendi, 2005. Imbalan Dan Gaya Kepemimpinan Pengaruhnya Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Di Balai Besar Industri Hasil Pertanian Bogor.Jurnal Ilmiah Binaniaga, 1(1): h:19-20. Rise, Herdiyanti, Margono Setiawan, Umar Nimran . 2010. Pengaruh Gaya Kepemimpinan terhadap Kinerja dan Kepuasan Kerja Karyawan PT. Semen Gresik (Persero) Tbk. Wacana, 13(4).ISSN. 1411-0199. Robbins, Stephe. P. 2007.Perilaku Organisasi. Edisi Kesepuluh. Jakarta: PT. Indeks. Simamora, Henry. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi 1 Yogyakarta. Siregar, Dina Arfianti. 2010. Pengaruh Kepemimpinan Transformasional Dan Kebijakan Kompensasi Terhadap Kepuasan Kerja dan Hubungannya Dengan Organizational Citizenship Behavior (Studi Kasus SMP Swasta AL Ulum terpadu Medan).Jurnal Ilmiah Abdi Ilmu, 5(1).ISSN : 1979 – 5408. Haryani . 2010. Analisis Pengaruh Komunikasi, Motivasi, Dan Kepemimpinan Terhadap Kepuasan Kerja Dalam Meningkatkan Kinerja Karyawan PT. Arisamandiri Pratama. Jurnal Manajemen Dan Kewirausahaan, 13(1): h:40-45. Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta. Suryadhana, N.A 2011.Analisis Pengaruh Kepemimpinan, Komunikasi, dan Motivasi Terhadap Kepuasan Kerja Dan Implikasinya Terhadap Disiplin Kerja Pegawai Pada PT. TASPEN (PERSERO) Kantor Cabang Utama Semarang. Jurnal Manajemen Sumberdaya Manusia. Vol. 2 No. 1.Hal. 2 – 6. Sutrisno, Edy. 2010. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : Kencana Arijunti. 2002. Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktek, Edisi Revisi V Cetakan Keduabelas, Bandung Rineka Cipta. Dalf. Richard L. 2006, Manajemen. Jakarta, Salemba Empat. Gujarati, Damodan N. 2003. Basic Econometries. Forth Edition. New York : Mc Graw Hill. Hair, et al. 2006. Multivariate data analysis, sicth edition. United states of American : pearson international edition.
111
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 3
November 2012
Mangkunegara, Anwar Prabu, AA. 2000. Evaluasi Kinerja Sumber daya manusia, PT. Refika Aditama, Bandung. Robbins, Stephen. 2006. Organizatio Behavior, Practice Hall Inc., tenth edition, Ssandiego Univercity. Robbins, Stephen. P. And Thimoty A, Judge. 2008. Organizational Behavior edisi 12. Salemba empa. Jakarta Sugiono. 2009. Metode Penelitian Bisnis. Bandung : Cetakan ketigabelas, Alfabeta. Sakaran, Uma. 2006. Reasearch Methods for Business buku 2. Edisi 4. Salemba empat. Jakarta.
112
JURNAL BISNIS DAN AKUNTANSI Vol. 14, No. 2a, Is. 3, November 2012, Hlm. 113-124
ISSN: 1410 – 9875 http: //www.tsm.ac.id/JBA
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERINGKAT OBLIGASI PADA PERUSAHAAN NON KEUANGAN
FRISKA FIRNANTI STIE Trisakti
[email protected] Abstract: The purpose of this study is to analyze factors that influence bonds rate such as leverage, liquidity, solvability, profitability, productivity, firm size, secure, and maturity of bonds. This study also explain how these variable can help investor and the companies in order to predict bond rate for investment.The sample of this research are listed company that rating bonds in PT. Pefindo during period 2006-2010. There were 19 companies that rate 144 bonds selected as final sample by the criteria. This study also used a logistic regression to analyze the influence of leverage, liquidity, solvability, profitability, productivity, firm size, secure, and maturity of bonds with a 5 % level of significance.The result of this study that Productivity have an influence to bond rate but leverage, liquidity, solvability, profitability, firm size, secure, and maturity of bonds do not have an effect to bond rate. Keywords: Leverage, Liquidity, Solvability, Profitability, Productivity, Firm Size, Secure, Maturity obligasi merupakan skala risiko dari semua obligasi yang diperdagangkan. Peringkat obligasi penting untuk diketahui oleh investor, karena peringkat obligasi dapat menunjukkan skala tingkat keamanan suatu obligasi bagi investor. Keamanan tersebut ditunjukkan oleh kemampuan suatu perusahaan dalam membayar bunga dan melunasi pokok pinjaman. Penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi peringkat obligasi telah banyak dilakukan namun terdapat ketidakkonsistenan atas hasil penelitian. Untuk itu penulis tertarik untuk meneliti
PENDAHULUAN Obligasi merupakan salah satu bentuk pendanaan yang digunakan untuk membiayai investasi suatu perusahaan. Obligasi selain dapat digunakan sebagai sarana melakukan ekspansi dan memperkuat permodalan untuk perusahaan. Obligasi juga merupakan media investasi alternatif diluar deposito bank bagi investor. Sebagai seorang investor, sudah seharusnya memperhatikan beberapa hal yang menjadi salah satu hal terpenting dalam obligasi yaitu, peringkat obligasi. Peringkat
113
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 3
lebih lanjut mengenai faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi peringkat obligasi. Peingkat obligasi ini sendiri diambil berdasarkan data dari PT. Pefindo. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah financial leverage, likuiditas, solvabilitas, profitabilitas, Produktivitas, ukuran perusahaan, jaminan, dan umur obligasi memiliki pengaruh terhadap pringkat obligasi?. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan bukti empiris mengenai pengaruh financial leverage, likuiditas, solvabilitas, profitabilitas, produktivitas, ukuran perusahaan, jaminan, dan umur obligasi terhadap peringkat obligasi di PT. Pefindo. RERANGKA TEORITIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Financial leverage Rasio leverage adalah rasio keuangan yang digunakan oleh perusahaan untuk mengetahui penggunaan hutang yang digunakan untuk membiayai investasinya. Semakin besar rasio leverage suatu perusahaan, maka semakin besar risiko kegagalan perusahaan. Akan tetapi apabila rasio leverage suatu perusahaan rendah, maka semakin rendah risiko kegagalan perusahaan, dan akan memberikan peringkat yang semakin baik terhadap perusahaan (Magreta dan Poppy, 2009). Untuk itu diajukan hipotesis sebagai berikut: Ha1 Financial leverage memiliki pengaruh terhadap peringkat obligasi.
114
November 2012
Rasio Likuiditas Likuiditas ditunjukkan oleh besar kecilnya aktiva lancar (Hadianto dan Wijaya, 2010). Peningkatan aktiva lancar menyebabkan peningkatan dalam modal kerja bersih sehingga mengurangi tingkat risiko kesulitan keuangan secara teknis. Makin tinggi tingkat risiko likuiditas tersebut, maka semakin tinggi posisi likuiditas perusahaan, dan hal tersebut mempengaruhi penentuan peringkat obligasi. Untuk itu diajukan hipotesis sebagai berikut: Ha2 Rasio likuiditas memiliki pengaruh terhadap peringkat obligasi. Rasio Solvabilitas Rasio solvabilitas berkaitan dengan kebijakan hutang suatu perusahaan yang digunakan untuk kegiatan pendanaan perusahaan (Purwaningsih, 2008 dalam Hadianto dan Wijaya, 2010). Di sisi lain, penggunaan hutang dapat menyebabkan risiko gagal bayar dimana risiko gagal bayar ini menjadikan perusahaan memiliki peringkat obligasi yang rendah. Untuk itu diajukan hipotesis sebagai berikut: Ha3 Rasio solvabilitas memiliki pengaruh terhadap peringkat obligasi. Rasio Profitabilitas Rasio profitabilitas yang diukur dengan Return on Asset (ROA) mempunyai pengaruh yang positif terhadap pertumbuhan laba karena rasio ini mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat aset tertentu. Ketika laba perusahaan tinggi maka akan memberikan peringkat obligasi yang
ISSN: 1410 -9875
tinggi pula (Sejati, 2010). Untuk itu diajukan hipotesis sebagai berikut: Ha4 Rasio profitabilitas memiliki pengaruh terhadap peringkat obligasi. Rasio Produktivitas Rasio produktivitas secara siginifikan berpengaruh positif terhadap peringkat obligasi (Magreta dan Poppy, 2009). Karena rasio ini digunakan perusahaan untuk mengukur seberapa efektif perusahaan menggunakan sumber dana yang dimiliki perusahaan (Sari, 2007). Semakin tinggi rasio produktivitas maka semakin baik peringkat perusahaan tersebut. Untuk itu diajukan hipotesis sebagai berikut: Ha5 Rasio produktivitas memiliki pengaruh terhadap peringkat obligasi. Ukuran Perusahaan Ukuran perusahaan dapat diukur dengan menggunakan total aset, penjualan atau ekuitas. Perusahaan-perusahaan besar kurang berisiko dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan kecil karena perusahaan kecil memiliki risiko yang lebih besar. Hal ini berarti, semakin besar dianggap mempunyai risiko yang lebih kecil daripada perusahaan kecil, sehingga perusahaan besar pada umumnya diberikan penilaian peringkat obligasi dalam kategori investasi (Almilia dan Devi, 2007). Untuk itu diajukan hipotesis sebagai berikut: Ha6 Ukuran perusahaan memiliki pengaruh terhadap peringkat obligasi.
Friska Firnanti
Jaminan Obligasi Biasanya investor akan menyukai obligasi yang dijamin dibanding dengan obligasi yang tidak dijamin. Karena aset yang dijaminkan untuk obligasi akan membuat peringkat obligasi akan membaik sehingga obligasi dengan jaminan aman untuk diinvestasikan (Magreta dan Poppy, 2009). Untuk itu diajukan hipotesis sebagai berikut: Ha7 Jaminan obligasi memiliki pengaruh terhadap peringkat obligasi. Umur obligasi Investor umumnya lebih cenderung tidak menyukai obligasi dengan umur yang lebih panjang karena risiko yang akan didapat juga akan semakin besar. Dan umur obligasi yang pendek ternyata menunjukkan peringkat obligasi yang investment grade (Lucky dan Sumarto, 2010). Untuk itu diajukan hipotesis sebagai berikut: Ha8 Umur obligasi memiliki pengaruh terhadap peringkat obligasi. METODA PENELITIAN Metoda Pemilihan Sampel Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan manufaktur dan non manufaktur (kecuali perbankan, institusi keuangan, dan asuransi) yang menerbitkan obligasi dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) serta diperingkat oleh lembaga pemeringkat obligasi yaitu PT. Pefindo. Pemilihan sampel dilakukan dengan metoda
115
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 3
penyampelan bersasaran (purposive sampling), yang artinya teknik sampling yang dapat digunakan oleh peneliti apabila peneliti mempunyai pertimbangan tertentu didalam pengambilan sampelnya atau pengambilan sampel dengan kriteria tertentu. Adapun kriteria dalam pengambilan sampel adalah sebagai berikut: a. Perusahaan manufaktur dan non manufaktur (kecuali perbankan, institusi keuangan, dan asuransi) yang terdaftar di PT. Pefindo periode 2006-2010. b. Memiliki periode laporan keuangan per 31 Desember dan selama periode penelitian. c. Menggunakan mata uang rupiah dalam penyajian laporan keuangan perusahaan. Teknik Pengumpulan Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari Bursa Efek Indonesia dan PT. Pefindo dimana sumber data yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: 1. Nama, tanggal dan tahun laporan keuangan, dan datadata yang diperlukan dalam menghitung rasio leverage, likuiditas, solvabilitas, profitabilitas, produktivitas, dan ukuran perusahaan. (Bursa Efek Indonesia dari www.idx.co.id) 2. Nama, Tahun laporan, dan variable-variabel yang diperlukan yaitu Jaminan dan umur obligasi. (PT. Pefindo dari www.pefindo.co.id) Definisi Operasional Variabel dan Pengukurannya Financial Leverage Financial leverage adalah rasio keuangan yang digunakan oleh
116
November 2012
perusahaan untuk mengetahui proporsi penggunaan utang yang digunakan untuk membiayai investasi terhadap modal yang dimiliki. Financial Leverage dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan rumus Debt to Equity Ratio yang dirumuskan sebagai berikut (Maylia,2007): Debt to Equity Ratio = Total Hutang (Liabilities) Total Ekuitas (Equity)
Rasio Likuiditas Rasio Likuiditas adalah rasio keuangan yang digunakan perusahaan untuk menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban hutang jangka pendeknya. Rasio Likuiditas dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan rumus Current Ratio yang dirumuskan sebagai berikut (Maylia, 2007): Current Ratio
Aset lancar (Current Assets) Hutang Lancar (Current Liabilities)
Rasio Solvabilitas Rasio Solvabilitas adalah rasio keuangan yang digunakan perusahaan untuk menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban hutangnya baik yang jangka panjang maupun jangka pendeknya yang jatuh tempo. Rasio Solvabilitas dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan rumus (Maylia, 2007): Rasio Solvabilitas =
Total Hutang (Liabilities) Total Aset (Assets)
Rasio Profitabilitas Rasio Profitabilitas adalah rasio keuangan yang digunakan perusahaan untuk menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memanfaatkan
ISSN: 1410 -9875
aktivanya untuk memperoleh laba. Rasio Profitabilitas dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan rumus Return on Assets (ROA) yang dirumuskan sebagai berikut (Maylia, 2007): Laba Bersih (Net Income) Return on Assets (ROA) = Total Aset (Fixed Assets)
Rasio Produktivitas Horrigan (1966) dalam Maylia (2007) berpendapat bahwa rasio produktivitas adalah rasio keuangan yang digunakan perusahaan untuk mengukur seberapa efektif perusahaan menggunakan sumber-sumber dana yang dimiliki oleh perusahaan. Rasio Produktivitas dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan rumus (Maylia, 2007): Laba Bersih (Earning After Tax) Rasio Produktivitas = total aset (Assets)
Ukuran Perusahaan Variabel Ukuran perusahaan ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Hadianto dan Wijaya (2010) yang menggunakan total aset pada saat mengemisi obligasi, karena biasanya dalam mengukur peringkat obligasi dapat dilihat dari segi kemampuan perusahaan dalam melunasi kewajiban atau hutang perusahaan. Skala pengukuran dari variabel ukuran perusahaan adalah skala rasio. Jaminan Obligasi dapat dibagi menjadi 2 yaitu, obligasi yang dijamin dan tidak dijamin. Variabel jaminan ini merupakan variabel dummy dan menggunakan skala nominal sebagai skala
Friska Firnanti
pengukurannya. Dan variabel akan diberi nilai 1 apabila obligasi dijamin dengan aset khusus dan 0 apabila obligasi hanya merupakan surat hutang saja yang tidak dijamin dengan aset khusus. Umur obligasi umur obligasi yang pendek ternyata menunjukkan peringkat obligasi investment grade. Skala pengukurannya menggunakan skala nominal karena variabel maturity ini merupakan variabel dummy. Dan pengukuran akan dilakukan dengan memberikan nilai 1 apabila obligasi mempunyai umur antara satu sampai dengan lima tahun dan 0 apabila obligasi mempunyai umur lebih dari lima tahun. HASIL PENELITIAN Statistik Deskriptif Nilai minimum variabel financial leverage adalah -3,4277 yaitu pada Arpeni Pratama Ocean Line tahun 2010 dan nilai maksimumnya adalah 6,5046 yaitu Indofood Sukses Makmur tahun 2009. Rata-rata variabel Financial Leverage adalah 0,921326 dengan standar deviasi 1,1623957. Nilai minimum variabel likuiditas adalah 0,1997 yaitu pada Arpeni Pratama Ocean Line tahun 2010 dan nilai maksimumnya adalah 4,2748 yaitu Mobile-8 Telecom Tbk tahun 2007. Rata-rata variabel likuiditas adalah 1,380656 dengan standar deviasi 0,8950074. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya adalah sebesar 1,380656, artinya setiap Rp. 1
117
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 3
kewajiban dijamin oleh Rp. 1,380656 aset lancar. Nilai minimum variabel solvabilitas adalah 0,0287 yaitu pada Matahari Putra Prima Tbk tahun 2010 dan nilai maksimumnya adalah 1,0190 yaitu pada Indofood Sukses Makmur tahun 2009. Ratarata variabel solvabilitas adalah 0,309227 dengan standar deviasi 0,1783532. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka panjang dan pendeknya pada saat jatuh tempo adalah sebesar 0,309227. Nilai minimum variabel profitabilitas adalah -0,6247 yaitu pada Arpeni Pratama Ocean Line tahun 2010 dan nilai maksimumnya adalah 6,6982 yaitu pada Duta Pertiwi Tbk tahun 2010. Rata-rata variabel profitabilitas adalah 0,358703 dengan standar deviasi 0,8641971 . Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih adalah sebesar 35,8703 persen. Nilai minimum variabel produktivitas adalah -0,4843 yaitu pada Arpeni Pratama Ocean Line tahun 2010 dan nilai maksimumnya adalah 0,5095 yaitu pada Matahari Putra Prima Tbk tahun 2010. Ratarata variabel profitabilitas adalah 0,042495 dengan standar deviasi 0,1116670 . Nilai minimum variabel ukuran adalah 27,6960 yaitu pada Selamat Sempurna tahun 2010 dan nilai maksimumnya adalah 32,2666 yaitu pada Telekomunikasi Indonesia tahun 2010. Hal ini menunjukkan logaritma natural (Ln) diantara 27,6960 sampai dengan 32,2666. Rata-rata variabel
118
November 2012
ukuran adalah 30,017118 dengan standar deviasi 1,3587811. Uji 2 Log Likelihood Nilai -2 Log Likelihood menurun nilainya bila dibandingkan antara iterasi pada block 0 (yang hanya konstanta saja) dengan iterasi pada block 1 (iterasi yang mengikutkan semua variabel independen), hal ini menunjukkan indikasi adanya model yang baik. Walaupun untuk kepastiannya diperlukan pengujian statistik dengan menggunakan nilai x2 (Chi Square). Penurunan nilai -2 Log Likelihood dari block 0 ke block 1 sebesar 58,524 (yang didapat dari pengurangan antara angka dari Iteration History (a.b.c) sebesar 72,633 dengan angka dari Iteration History (a,b,c,d) sebesar 14,109 (step 2)). Nagelkerke R2 Nilai Nagelkerke R2 adalah sebesar0, 843, yang berarti bahwa hanya 84,3 persen variasi dari variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variasi variabel independen dalam model ini, dan sisanya dijelaskan oleh variasi variabel independen yang tidak terdapat dalam model. Hosmer dan Lemeshow Test Nilai Hosmer dan Lemeshow Test menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,971 > 0,05, karena nilainya yang tidak signifikan maka ini menunjukkan bahwa model fit dengan data observasi penelitian. Tingkat Ketepatan Prediksi Model Berdasarkan data yang diperoleh ada 134 obligasi yang dikatakan masuk kategori investment (rate AAA, AA, dan BBB) akan tetapi yang tepat diprediksi
ISSN: 1410 -9875
berdasarkan model sebesar 133 obligasi (99,25%, 133/134) dan sisanya 1 obligasi (0,694%, 1/144) tidak tepat diprediksi yang merupakan kesalahan tipe I. Untuk obligasi yang masuk kategori non investment sebanyak 10 perusahaan akan tetapi yang tepat diprediksi berdasarkan model sebesar 8 obligasi (80%, 8/10) dan sisanya 2 obligasi (1,39%, 2/144) tidak tepat diprediksi yang merupakan kesalahan tipe II. Secara keseluruhan ketepatan prediksi berdasarkan model sebesar 141 obligasi (97,92%, 141/144). Estimasi Parameter dan Interprestasinya (Efek pengaruh variable independen terhadap variabel dependen) Hanya variabel PROD (Produktivitas) saja yang berpengaruh terhadap probabilitas peringkat obligasi karena nilai signifikansinya yang bernilai di bawah 0,05 (yaitu 0,002 < 0,05) sedangkan variabel independen yang lainnya yaitu LEVERAGE (Financial Leverage), LIQUID (Likuiditas), SOLVA (Solvabilitas), PROFIT (Profitabilitas), PROD (Produktivitas), SIZE (Ukuran Perusahaan), SECURE (Jaminan) dan UMUR (Umur Obligasi), termasuk konstanta tidak berpengaruh secara signifikan terhadap peringkat obligasi. Dari pengujian persamaan regresi logistik tersebut maka diperoleh model regresi sebagai berikut: RATING (TL/1-TL) = 0,408 + 60,476 PROD + 3,240 SECURE+e Ha1: Leverage berpengaruh terhadap peringkat obligasi. Variabel financial leverage tidak berpengaruh secara signifikan
Friska Firnanti
terhadap peringkat obligasi. Hal ini dapat dilihat bahwa financial leverage memiliki signifikansi diatas 0,05. Hal ini berarti Ha1 gagal atau ditolak, dengan demikian tidak terbukti bahwa financial leverage berpengaruh terhadap peringkat obligasi. Ha2: Likuiditas berpengaruh terhadap peringkat obligasi. Variabel likuiditas tidak berpengaruh secara signifikan terhadap peringkat obligasi. Hal ini dapat dilihat likuiditas memiliki signifikansi diatas 0,05. Hal ini berarti Ha2 gagal atau ditolak, dengan demikian tidak terbukti bahwa likuiditas berpengaruh terhadap peringkat obligasi. Ha3: Solvabilitas berpengaruh terhadap peringkat obligasi. Variabel solvabilitas tidak berpengaruh secara signifikan terhadap peringkat obligasi. Hal ini dapat dilihat solvabilitas memiliki signifikansi diatas 0,05. Hal ini berarti Ha3 gagal atau ditolak, dengan demikian tidak terbukti bahwa solvabilitas berpengaruh terhadap peringkat obligasi. Ha4: Profitabilitas berpengaruh terhadap peringkat obligasi. Variabel profitabilitas tidak berpengaruh secara signifikan terhadap peringkat obligasi. Hal ini dapat dilihat profitabilitas memiliki signifikansi diatas 0,05. Hal ini berarti Ha4 gagal atau ditolak, dengan demikian tidak terbukti bahwa profitabilitas berpengaruh terhadap peringkat obligasi. Ha5: Produktivitas berpengaruh terhadap peringkat obligasi. Variabel produktivitas berpengaruh secara signifikan terhadap peringkat obligasi. Hal ini dapat dilihat produktivitas memiliki signifikansi dibawah 0,05 yaitu
119
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 3
sebesar 0,02. Hal ini berarti Ha5 tidak dapat ditolak, dengan demikian terbukti bahwa produktivitas berpengaruh terhadap peringkat obligasi. Semakin besar nilai produktivitas maka semakin baik peringkat obligasi suatu perusahaan. Ha6: Ukuran perusahaan berpengaruh terhadap peringkat obligasi. Variabel ukuran perusahaan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap peringkat obligasi. Hal ini dapat dilihat ukuran perusahaan memiliki signifikansi diatas 0,05. Hal ini berarti Ha6 gagal atau ditolak, dengan demikian tidak terbukti bahwa ukuran perusahaan berpengaruh terhadap peringkat obligasi. Ha7: Jaminan obligasi berpengaruh terhadap peringkat obligasi. Variabel Jaminan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap peringkat obligasi. Hal ini dapat dilihat ukuran perusahaan memiliki signifikansi diatas 0,05. Hal ini berarti Ha7 gagal atau ditolak, dengan demikian tidak terbukti bahwa jaminan berpengaruh terhadap peringkat obligasi. Ha8: Umur obligasi berpengaruh terhadap peringkat obligasi. Variabel umur tidak berpengaruh secara signifikan terhadap peringkat obligasi. Hal ini dapat dilihat umur memiliki signifikansi diatas 0,05. Hal ini berarti Ha8 gagal atau ditolak, dengan demikian tidak terbukti bahwa umur berpengaruh terhadap peringkat obligasi.
120
November 2012
PENUTUP Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah dilakukan diperoleh kesimpulan sebagai berikut: financial leverage, likuiditas, solvablitas, profitabilitas, ukuran perusahaan, jaminan, dan umur obligasi tidak memiliki pengaruh terhadap peringkat obligasi, sedangkan produktivitas memiliki pengaruh terhadap peringkat obligasi. Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan yakni: 1. Mengingat sebagian besar variabel independen pada penelitian ini tidak memiliki pengaruh, hal tersebut menunjukkan bahwa masih banyak variabel-variabel lain yang berpengaruh terhadap prediksi peringkat obligasi yang tidak dimasukkan oleh peneliti dalam penelitian ini. 2. Sampel yang digunakan terbatas karena untuk perbankan, intitusi keuangan, dan asuransi tidak digunakan dalam penelitian ini. Untuk mengatasi keterbatasan dalam penelitian ini, peneliti memberikan rekomendasi penelitian sebagai berikut: 1. Penelitian selanjutnya sebaiknya menambah variabelvariabel independen lainnya yang diperkirakan dapat berpengaruh terhadap prediksi peringkat obligasi. 2. Penelitian selanjutnya dapat menambah jumlah sampel yang akan digunakan dan untuk perbankan, institusi keuangan, dan asuransi diikutsertakan dalam penelitian ini.
ISSN: 1410 -9875
Friska Firnanti
REFERENSI Almilia, Luciana Spica., Vieka Devi. 2007. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prediksi Peringkat Obligasi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdapat di Bursa Efek Jakarta. Bandung: Universitas Kristen Maranatha. Elton, Edwin., Martin J.Gruber., Deepak Agrawai., Christopher Mann. 2002. Factors Affecting The Valuation of Corporate Bonds. New York. New York University. Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariat Dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Hadianto, Bram., M. Sienly Veronica Wijaya. 2010. Prediksi Kebijakan Utang, Profitabilitas, Likuiditas, Ukuran, dan Status Perusahaan Terhadap Kemungkinan Penentuan Peringkat Obligasi: Studi Empirik Pada Perusahaan Yang Menerbitkan Obligasi di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Manajemen Teori dan Terapan, No. 3. Ikhsan, Adhisyafitri Evalina., M Nur Yahya., Saidaturrahmi. 2012. Peringkat Obligasi dan Faktor yang Mempengaruhinya. Pekbis Jurnal, Vol. 4, hal. 115-123. Kilapong, Greacee Janly Victoria., Lulu Setiawati. 2011. The Effect of Accounting and Non-Accounting Information to The Rating of Company Bond. Surabaya. Universitas Pelita Harapan. Magreta., Poppy Nurmayanti. 2009. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prediksi Peringkat Obligasi Ditinjau Dari Faktor Akuntansi dan Non Akuntansi. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 11, No. 3, hal. 143-154. Manurung, Prof. Dr. Adler Haymans., Wison Ruben Lbn. Tobing, Ph.d. 2010. Obligasi (Harga Portofolio dan Perdagangannya). Jakarta: PT. Adler Manurung Press. Musa, Daulat. 2008. Dampak Perubahan Tingkat Suku Bunga Terhadap Harga Obligasi Perusahaan dan Obligasi Pemerintah Periode Penerbitan Tahun 2002-2006. Jurnal Telaah Manajemen, Vol. 3, No. 1, hal. 24-57. Nugroho, Ugie. 2012. Ancaman Obligasi Korporasi. http://www.seputarindonesia.com/edisicetak/opini/ancaman-obligasikorporasi Rahardjo, Sapto. 2004. Panduan Investasi Obligasi. Jakarta: Badan Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama. Restuti, Maria Immaulatta Mitha Dwi. 2007. Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Peringkat dan Yield Obligasi. Jurnal Akuntansi dan Keuangan. Vol. 1, No. 3, hal. 235-248. Sari, Maylia Pramono. 2007. Kemampuan Rasio Keuangan Sebagai Alat Untuk Memprediksi Peringkat Obligasi (PT. Pefindo). Jurnal Bisnis dan Ekonomi, Vol. 14, No. 2, hal. 172-182. Sari, Maylia Pramono., Raharja. 2008. Kemampuan Rasio Keuangan dalam Memprediksi Peringkat Obligasi (PT. Kasnic Credit Rating). Jurnal Maksi Vol. 8, hal. 212-232. Sari, Maylia Pramono., Raharja. 2008. Perbandingan Alat Analisis (Diskriminan & Regresi Logistik) terhadap Peringkat Obligasi (PT. Pefindo). Jurnal Maksi Vol. 8, hal. 87-104. Sejati, Grace Putri. 2010. Analisis Faktor Akuntansi dan Non Akuntansi Dalam Memprediksi Peringkat Obligasi Perusahaan Manufaktur. Jurnal Ilmu Administrasi dan Organisasi, Vol. 17, No. 1, hal. 70-78.
121
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 3
November 2012
Setiawan, Budiono Edi., Shanti. 2009. Reaksi Pasar Saham Terhadap Pengumuman Perubahan Peringkat Obligasi Perusahaan yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta.ISSN 0852-1875, Modus Vol. 21, hal. 73-86. Suharli, Michell. 2008. Pengaruh Rasio Keuangan dan Konservatifme Akuntansi Terhadap Pemeringkatan Obligasi. Jakarta: Universitas Katholik Indonesia Atmajaya. Supranto, J. 2009. Statistik: Teori dan Aplikasi Edisi Ketujuh. Jakarta: Erlangga. Susilowati, Luky., Sumarto. 2010. Memprediksi Tingkat Obligasi Perusahaan Manufaktur Yang Listing di BEI. Jurnal Mitra Ekonomi dan Manajemen Bisnis, Vol. 1, No. 2, hal. 163-175. Viriany. 2008. Waralaba sebagai Salah Satu Alternatif untuk Mengembangkan Bisnis. Jurnal Manajemen, No. 3, hal. 255-268. Wijayanto, Setyo. 2012. Peluang Menggiurkan Investasi Obligasi Pemerintah dan Korporasi. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.
122
ISSN: 1410 -9875
Friska Firnanti
Table 1 Descriptive Statistics LEVERAGE LIKUIDITAS SOLVABILITAS PROFITABILITAS PRODUKTIVITAS UKURAN
N
Minimum
Maximum
Mean
144 144 144 144 144 144
-3,4277 ,1997 ,0287 -,6247 -,4843 27,6960
6,5046 4,2748 1,0190 6,6982 ,5095 32,2666
,921326 1,380656 ,309227 ,358703 ,042495 30,017118
Std. Deviation 1,1623957 ,8950074 ,1783532 ,8641971 ,1116670 1,3587811
Sumber : Hasil Uji Statistik Tabel 2 Iteration History(a,b,c) Itera tion -2 Log Likelihood Step 0 1 81,787 2 73,180 3 72,638 4 72,633 5 72,633 Sumber: Hasil Uji Statistik Iteration History(a,b,c,d) Iteration -2 log likelihood Step 1 1 60,809 2 34,938 3 24,322 4 19,225 5 17,642 6 17,447 7 17,442 8 17,442 9 17,442 Step 2 1 60,195 2 33,788 3 22,339 4 16,459 5 14,445 6 14,123 7 14,109 8 14,109 9 14,109 Sumber: Hasil Uji Statistik Tabel 3 Model Summary Step Nagelkerke R Square 1 ,804 2 ,843 Sumber: Hasil Uji Statistik
123
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 3
November 2012
Tabel 4 Hosmer and Lemeshow Test Step 1 2
Sig. ,794 ,971
Sumber: Hasil Uji Statistik Tabel 5 Classification Table(a) Observed
Step 1
Step 2
Predicted PERINGKAT
PERINGKAT
NON INVESTMENT INVESTMENT Overall Percentage PERINGKAT NON INVESTMENT INVESTMENT Overall Percentage
Percentage Correct
NON INVESTMENT 8
INVESTMENT 2
80,0
1
133
8
2
99,3 97,9 80,0
1
133
99,3 97,9
Sumber: Hasil Uji Statistik Tabel 6 Variables in the Equation Step 1 (a) Step 2 (b)
PROD Constant PROD SECURE Constant
B 53,924 2,922 60,476 3,240 0,408
Sig. ,002 ,000 ,002 ,056 ,740
Sumber: Hasil Uji Statistik Tabel 7 Variables not in the Equation Step 1
Step 2
Variables
LEVERAGE LIQUID SOLVA PROFIT SIZE SECURE UMUR Overall Statistics Variables LEVERAGE LIQUID SOLVA PROFIT SIZE UMUR Overall Statistics
Sumber: Hasil Uji Statistik
124
Sig. ,046 ,397 ,745 ,682 ,175 ,008 ,378 ,054 ,113 ,479 ,530 ,620 ,139 ,402 ,518
JURNAL BISNIS DAN AKUNTANSI Vol. 14, No. 2a, Is. 3, November 2012, Hlm. 125-136
ISSN: 1410 – 9875 http: //www.tsm.ac.id/JBA
FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP NILAI PERUSAHAAN
GLENN MARTINUS MARJONO STIE Trisakti
[email protected] Abstract: The objective of this research is to examine the influence of investment decisions, financing decision, dividend policy, managerial ownership, institutional ownership and profitability toward the firm value. Population of this research is listed public company in Indonesia Stock Exchange with manufacturing company as sample. The research sample was taken from 30 listed companies in Indonesia Stock Exchange for 4 years from 2007-2010. These samples were selected by using (purposive) judgment sampling method. This research used multiple regression to test the hypothesis. The result of research shows that investment decision, financing decision and profitability has influence on firm value. Dividend policy, managerial ownership and institutional ownership has no influence on firm value. Keywords:
Investment Decision, Financing Decision, Dividend Policy, Managerial ownership, Institutional Ownership, Profitability
PENDAHULUAN
dijadikan sebagai proksi nilai perusahaan (Hasnawati, 2005). Harga saham dapat dijadikan sebagai indikator keberhasilan manajemen dalam mengelola aset perusahaan, sedangkan nilai perusahaan ditentukan oleh pasar saham (Walsh, 2003 dalam Darminto, 2010). Semakin tinggi harga saham suatu perusahaan berarti semakin tinggi nilai perusahaan tersebut (Sintaasih dan Maryatini, 2007). Tujuan perusahaan dapat dicapai melalui pelaksanaan fungsi manajemen keuangan dengan hatihati dan tepat, mengingat setiap
Tujuan utama manajemen keuangan adalah memaksimalkan kemakmuran pemegang saham (maximization wealth of stockholders) melalui maksimisasi nilai perusahaan (Sartono, 2000). Nilai perusahaan dapat diukur melalui beberapa aspek, salah satunya melalui harga pasar saham (Pujiati dan Widanar, 2009). Harga saham di pasar modal terbentuk berdasarkan kesepakatan antara permintaan dan penawaran investor, sehingga harga saham merupakan fair price yang dapat
125
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 3
November 2012
keputusan keuangan yang diambil akan mempengaruhi keputusan keuangan lainnya yang berdampak terhadap nilai perusahaan (Fama dan French, 1998 dalam Hardiningsih, 2009). Menurut Hasnawati (2005), manajemen keuangan menyangkut penyelesaian atas keputusan penting yang diambil perusahaan, antara lain keputusan investasi, keputusan pendanaan dan kebijakan dividen. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan bukti empiris mengenai pengaruh keputusan investasi, keputusan pendanaan, kebijakan dividen, kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional dan profitabilitas terhadap nilai perusahaan.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Nilai Perusahaan Keputusan Investasi Keputusan investasi merupakan suatu keputusan yang diambil perusahaan untuk melepaskan dana saat sekarang dengan harapan untuk menghasilkan arus dana masa depan dengan jumlah yang lebih besar dari dana yang dilepaskan pada saat investasi awal (Mulyati, 2006 dalam Pujiati dan Widanar, 2009). Keputusan investasi menyangkut dana yang digunakan untuk investasi, jenis investasi yang akan dilakukan, pengembalian investasi dan resiko investasi yang mungkin timbul (Martono, 2003 dalam Darminto, 2010).
KERANGKA TEORITIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS
Keputusan Pendanaan Menurut Murtini (2008), kebijakan pendanaan merupakan kebijakan mengenai pembelanjaan dan pembiayaan investasi. Kebijakan ini mencakup cara perusahaan mendanai kegiatan perusahaan secara optimal, cara perusahaan memperoleh dana untuk investasi yang efisien dan cara memkomposisikan sumber dana optimal yang harus dipertahankan. Dalam keputusan pendanaan, Myers (1984) dalam Murtini (2008) menyatakan bahwa dalam usaha memenuhi kebutuhan dana perusahaan cenderung berusaha untuk mempergunakan internal financing terlebih dahulu dan apabila memerlukan external financing, maka perusahaan akan mengeluarkan hutang sebelum mempergunakan external financing. Istilah ini sering dikenal sebagai Pecking Order Theory. Pecking order theory adalah salah
Kerangka Teoritis Nilai Perusahaan Tujuan perusahaan dalam jangka panjang adalah mengoptimalkan nilai perusahaan (Wahyudi dan Pawestri, 2006). Nilai perusahaan dapat diukur melalui beberapa aspek, salah satunya melalui harga pasar saham (Pujiati dan Widanar, 2009). Harga saham di pasar modal dapat dijadikan sebagai proksi nilai perusahaan karena merupakan fair price yang terbentuk berdasarkan kesepakatan antara permintaan dan penawaran investor (Hasnawati, 2005). Semakin tinggi harga saham suatu perusahaan berarti semakin tinggi nilai perusahaan tersebut (Sintaasih dan Maryatini, 2007).
126
ISSN: 1410 -9875
satu teori yang mendasari keputusan pendanaan perusahaan (Sofyaningsih dan Hardiningsih, 2011). Kebijakan Dividen Menurut Sartono (2000), kebijakan dividen adalah keputusan apakah laba yang diperoleh perusahaan akan dibagikan kepada pemegang saham sebagai dividen atau laba akan ditahan untuk membiayai investasi di masa yang akan datang. Menurut Sjahrial (2008) ada beberapa faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen suatu perusahaan yaitu posisi likuiditas perusahaan, kebutuhan dana untuk membayar utang, rencana perluasan usaha dan pengawasan terhadap perusahaan. Kepemilikan Manajerial Menurut Pujiati dan Widanar (2009), kepemilikan manajerial adalah proporsi pemegang saham dari pihak manajemen yang secara aktif ikut dalam pengambilan keputusan perusahaan (direktur dan komisaris). Adanya kepemilkan manajemen dalam sebuah perusahaan akan menimbulkan dugaan menarik bahwa nilai perusahaan meningkat sebagai akibat kepemilikan manajemen yang meningkat (Sofyaningsih dan Hardiningsih, 2011). Kepemilikan Institusional Kepemilikan institusional adalah proporsi pemegang saham yang dimiliki oleh pemilik institusional seperti perusahaan asuransi, bank, perusahaan investasi, dan kepemilikan lain kecuali anak perusahaan dan institusi lain yang memiliki hubungan istimewa (perusahaan
Glenn Martinus Marjono
afiliasi dan perusahaan asosiasi) atas laporan yang dibuat menurut data di Jakarta Stock Exchange serta kepemilikan saham oleh pihak blockholders yaitu saham yang dimiliki perseorangan diatas lima persen selama tiga tahun berturutturut tetapi tidak termasuk dalam golongan kepemilikan insider (Pujiati dan Widanar, 2009). Kepemilikan institusional mempunyai arti penting untuk memonitor manajemen dalam mendisiplinkan penggunaan hutang dalam struktur modal sehingga mencegah pemborosan oleh manajemen (Sofyaningsih dan Hardiningsih, 2011). Profitabilitas Menurut Ikbal, Sutrisno dan Djamhuri (2011) profitabilitas adalah tingkat keuntungan bersih yang mampu diraih oleh perusahaan dalam menjalankan operasional perusahaan. Profitabilitas yang tinggi menunjukan prospek perusahaan yang baik sehingga investor akan merespon positif sinyal tersebut dan nilai perusahaan akan meningkat (Soejoko dan Soebiantoro, 2007). Penelitian Terdahulu Keputusan Investasi dan Nilai Perusahaan Penelitian Murtini (2008) mengenai pengaruh kebijakan manajemen keuangan terhadap nilai peusahaan menemukan bahwa keputusan investasi berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan yang berarti bahwa apabila kegiatan investasi bertambah atau meningkat maka nilai perusahaan akan meningkat. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian Hardiningsih (2009) dan Pujiati dan
127
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 3
Widanar (2009) yang menemukan bahwa keputusan investasi berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Namun penelitianpenelitian tersebut tidak mendukung penelitian Wahyudi dan Pawestri (2006) yang menemukan bahwa keputusan investasi tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitian ini tidak mendukung teori sinyal (signaling theory) yang menyatakan bahwa kegiatan investasi akan memberikan sinyal tentang pertumbuhan pendapatan perusahaan yang diharapkan di masa mendatang dan mampu meningkatkan nilai perusahaan (Fama dan French, 1998 dalam Wahyudi dan Pawestri, 2006). Keputusan Pendanaan dan Nilai Perusahaan Penelitian Murtini (2008) mengenai pengaruh kebijakan manajemen keuangan terhadap nilai perusahaan menemukan bahwa keputusan pendanaan mempengaruhi nilai perusahaan yang menunjukkan bahwa peningkatan hutang akan meningkatkan nilai perusahaan. Peningkatan hutang tersebut akan digunakan untuk biaya operasional perusahaan yang akhirnya akan meningkatkan laba dan nilai perusahaan. Penelitian ini mendukung penelitian Wahyudi dan Pawestri (2006) serta Pujiati dan Widanar (2009) yang juga menemukan bahwa keputusan pendanaan berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Penelitian Wijaya dan Wibawa (2010) mengenai pengaruh keputusan investasi, keputusan pendanaan dan kebijakan dividen terhadap nilai perusahaan dengan
128
November 2012
menggunakan analisis regresi berganda menemukan bahwa keputusan pendanaan berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Keputusan pendanaan tersebut menggunakan pendanaan melalui ekuitas yang lebih banyak daripada melalui hutang. Namun hasil penelitian tersebut tidak konsisten dengan penelitian Sofyaningsih dan Hardiningsih (2011) yang menyatakan bahwa kebijakan hutang tidak terbukti berpengaruh terhadap nilai perusahaan yang berarti tinggi rendahnya keputusan pendanaan tidak berdampak pada tinggi rendahnya nilai perusahaan. Kebijakan Dividen dan Nilai Perusahaan Penelitian Sofyaningsih dan Hardiningsih (2011) mengenai struktur kepemilikan, kebijakan dividen, kebijakan hutang dan nilai perusahaaan menemukan bahwa variabel kebijakan dividen tidak terbukti mempengaruhi nilai perusahaan, yang menunjukkan tinggi rendahnya dividen yang dibayarkan kepada pemegang saham tidak berkaitan dengan tinggi rendahnya nilai perusahaan. Penelitian Hardiningsih (2009) dan Murtini (2008) juga membuktikan bahwa kebijakan dividen tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Namun penelitian tersebut tidak konsisten dengan penelitian Pujiati dan Widanar (2009) serta Wijaya dan Wibawa (2010) yang membuktikan bahwa kebijakan dividen berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Kebijakan dividen tersebut adalah membagikan laba yang diperoleh perusahaan kepada pemegang
ISSN: 1410 -9875
saham dalam bentuk dividen. Kepemilikan Manajerial dan Nilai Perusahaan Penelitian Sujoko dan Soebiantoro (2007) menemukan bahwa variabel kepemilikan manajerial tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap nilai perusahaan. Manajemen perusahaan tidak mempunyai kendali terhadap perusahaan. Manajemen lebih banyak dikendalikan pemilik mayoritas sehinnga manajemen hanya sebagai kepanjangan tangan pemilik mayoritas. Hasil penelitian tersebut mendukung penelitian Pujiati dan Widanar (2009) dan Hardiningsih (2009) yang juga menemukan bahwa variabel kepemilikan manajerial tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitian tersebut tidak sesuai dengan penelitian Sofyaningsih dan Hardiningsih (2011) yang menemukan bahwa kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitian ini mendukung teori agency cost yang menyatakan bahwa kepemilikan manajerial merupakan mekanisme yang efektif untuk mengatasi konflik keagenan yang terjadi akibat kepentingan antara manajer dan pemilik. Kepemilikan Institusional dan Nilai Perusahaan Penelitian Sujoko dan Soebiantoro (2007) mengenai pengaruh struktur kepemilikan saham, leverage, faktor intern dan faktor ekstern terhadap nilai perusahaan menemukan bahwa variabel kepemilikan institusional
Glenn Martinus Marjono
mempunyai pengaruh negatif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Penelitian tersebut mendukung penelitian Hardiningsih (2009) yang juga menemukan bahwa variabel kepemilikan institusional berpengaruh signifikan negatif terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitian tersebut tidak sesuai dengan penelitian Sofyaningsih dan Hardiningsih (2011) serta Pujiati dan Widanar (2009) yang menemukan bahwa kepemilikan institusional tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Menurut Sofyaningsih dan Hardiningsih (2011), hasil kepemilikan institusional yang tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan tidak sesuai dengan dugaan bahwa kepemilikan institusional yang tinggi dapat bertindak sebagai pihak yang memonitor perusahaan, sehingga manajer akan efisien dalam memanfaatkan aset perusahaan. Profitabilitas dan Nilai Perusahaan Penelitian Ikbal, Sutrisno dan Djamhuri (2011) membuktikan bahwa profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Profitabilitas disini adalah tingkat keuntungan bersih yang mampu diraih oleh perusahaan pada saat menjalankan operasinya. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Utama dan Santosa (1998) dalam Sutrisno dan Djamhuri (2011) yang menemukan bahwa dari empat fundamental yang dianalisis hanya profitabilitas (ROE) yang mempunyai hubungan signifikan positif dengan rasio PBV.
129
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 3
Model Penelitian Model penelitian ini menggambarkan hubungan antara variabel independen terhadap
November 2012
variabel dependen. Adapun faktorfaktor yang mempengaruhi nilai perusahaan adalah sebagai berikut:
Keputusan Investasi Keputusan Pendanaan Kebijakan Dividen
Nilai Perusahaan
Kepemilikan Manajerial Kepemilikan Institusional Profitabilitas Gambar 1 Model Penelitian Pengembangan Hipotesis HA1 : Keputusan investasi berpengaruh terhadap nilai perusahaan. HA2 : Keputusan pendanaan berpengaruh terhadap nilai perusahaan. HA3 : Kebijakan dividen berpengaruh terhadap nilai perusahaan. HA4 : Kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap nilai perusahaan. HA5 : Kepemilikan institusional berpengaruh terhadap nilai perusahaan. HA6 : Profitabilitas berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
METODA PENELITIAN Obyek Penelitian Populasi yang menjadi obyek penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2007 sampai dengan tahun 2010. Kriteria sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Perusahaan yang tercatat di BEI dari tahun 2007-2010 dan menyediakan data laporan keuangan secara berturutturut.
130
2. Perusahaan yang menerbitkan laporan keuangan per 31 Desember. 3. Perusahaan yang membagikan dividen kas secara konsisten untuk tahun 2007-2010. 4. Perusahaan yang memiliki kepemilikan institusional secara konsisten untuk tahun 20072010. Definisi Operasional Variabel dan Pengukurannya Variabel ini dinyatakan dengan Price Book Value (PBV). Rumus yang digunakan adalah:
ISSN: 1410 -9875
Glenn Martinus Marjono
Keputusan Investasi Variabel keputusan investasi dalam penelitian ini menggunakan rasio yang diukur dengan market to book assets ratio (MBAR) yang didasarkan bahwa prospek pertumbuhan perusahaan tercermin dalam harga saham (Kallapur dan Trombley, 1999 dalam Murtini, 2008). Rumus yang digunakan adalah:
saham yang dimiliki oleh pemilik institusional. Rumus yang digunakan adalah:
Keputusan Pendanaan Keputusan pendanaan dalam penelitian diukur dengan Debt to Equity Ratio (DER). Rumus yang digunakan adalah:
Teknik Pengumpulan Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berbentuk annual report mencakup total aset, laba bersih perusahaan setelah pajak, total hutang, total ekuitas. Sumber data tersebut diperoleh dari website BEI.
Kebijakan Dividen Kebijakan dividen dikonfirmasikan melalui dividend payout ratio yang mengukur persentase laba yang dibayarkan kepada pemegang saham dalam bentuk kas (Collins et al. 2009 dalam Ikbal, Sutrisno dan Djamhuri, 2011). Rumus yang digunakan adalah:
Profitabilitas Dalam penelitian ini profitabilitas diukur dengan return on equity. Rumus yang digunakan adalah:
Kepemilikan Manajerial Kepemilikan manajerial menggunakan variabel dummy. Nilai 1 menunjukkan perusahaan dengan kepemilikan manajerial sedangkan nilai 0 menunjukkan perusahaan tanpa kepemilikan manajerial.
Metoda Analisis Data Pengujian hipotesis menggunakan analisis regresi linear berganda (Multiple Regression) untuk meneliti apakah variabel independen (keputusan investasi, keputusan pendanaan, kebijakan dividen, kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional dan profitabilitas) memiliki pengaruh terhadap variabel dependen (nilai perusahaan) dengan tingkat signifikansi α 5%. Bentuk persamaan regresi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: PBV = β0 + β1 (MBAR) + β2 (DER) + β3 (DPR) + β4 (MNJR) + β5 (INST) + β6 (ROE)+ ε
Kepemilikan Institusional Kepemilikan institusional merupakan proporsi pemegang
Keterangan: PBV = nilai perusahaan ( price book value)
131
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 3
β0 = konstanta β1(MBAR) = keputusan investasi (market to book asset ratio) β2(DER) = keputusan pendanaan (debt to equity ratio) β3(DPR) = kebijakan dividen (dividend payout ratio) β4(MNJR) = kepemilikan manajerial β5(INST) = kepemilikan institusional β6(ROE) = profitabilitas (return on equity)
ε
November 2012
= kesalahan pengganggu
HASIL PENELITIAN Obyek Penelitian Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2007 sampai dengan tahun 2010. Sampel diseleksi berdasarkan kriteria pemilihan sampel yang telah ditentukan sebagai berikut:
Tabel 1 Proses Seleksi Sampel No Keterangan Perusahaaan 1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI dan menyediakan data laporan 141 keuangan berturut-turut untuk tahun 2007-2010 2. Perusahaan yang delisting selama (7) periode penelitian (2007-2010) 3. Perusahaan yang tidak menerbitkan (2) laporan keuangan per 31 Desember 4. Perusahaan yang tidak membagikan (96) dividen kas 5. Perusahaan yang tidak memiliki (6) kepemilikan institusional Data yang dikeluarkan setelah uji outlier Total data yang digunakan dalam penelitian
Data 564 (28) (8) (368) (24) (13) 107
Statistik Deskriptif Setelah melakukan uji outlier, hasil pengolahan statistik deskriptif dapat dilihat pada tabel berikut ini:
PBV MBAR DER
132
Tabel 2 Hasil Uji Statistik Deskriptif Std. N Mean Minimum Deviation 107 1.6312 1.18493 .22 107 1.3370 .63932 .33 107 .8763 .68073 .08
Maximum 5.86 3.32 3.11
ISSN: 1410 -9875
DPR INST (%) ROE
Glenn Martinus Marjono
107 107 107
.4067 57.4928 .1766
.28602 25.43717 .12162
.03 6.64 .00
1,42 98.18 .70
Sumber: Pengolahan data SPSS versi 11.5
Valid 0 1 Total
Tabel 3 Frekuensi MNJR Frequency Percent Valid Percent 54 50,5 50,5 53 49,5 49,5 107 100,0 100,0
Cumulative Percent 50,5 100,0
Sumber: Pengolahan data SPSS versi 11.5
Hasil uji t dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Tabel 3 Hasil Uji t Std. Vaariabel B Error T (Constant) -,992 ,131 -7,603 MBAR 1,649 ,065 25,228 DER ,268 ,055 4,827 DPR ,000 ,139 ,001 MNJR ,084 ,075 1,109 INST -,001 ,002 -,773 ROE 1,214 ,346 3,509
PENUTUP Berdasarkan hasil pengujian hipotesis yang telah dilakukan dalam penelitian ini, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut: Keputusan investasi (MBAR) berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan sebelumnya oleh Murtini (2008), Pujiati dan Widanar (2009) serta Hardiningsih (2009). Akan tetapi hasil penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian Wahyudi dan Pawestri (2006). Keputusan pendanaan (DER) berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian
Sig. ,000 ,000 ,000 ,999 ,270 ,441 ,001
penelitian Murtini (2008), Wahyudi dan Pawestri (2006), Pujiati dan Widanar (2009) serta Wijaya dan Wibawa (2010). Akan tetapi hasil ini tidak konsisten dengan Sofyaningsih dan Hardiningsih (2011). Kebijakan dividen (DPR) tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan sebelumnya oleh Sofyaningsih dan Hardiningsih (2011), Hardiningsih (2009) dan Murtini (2008). Akan tetapi hasil ini tidak konsisten dengan penelitian Pujiati dan Widanar (2010) serta Wijaya dan Wibawa (2010). Kepemilikan manajerial (MNJR) tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitian
133
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 3
ini konsisten dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Sujoko dan Soebiantoro (2007), Pujiati dan Widanar (2009) serta Hardiningsih (2009). Akan tetapi hasil ini tidak sesuai dengan hasil penelitian Sofyaningsih dan Hardiningsih (2011). Kepemilikan institusional (INST) tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Sofyaningsih dan Hardiningsih (2011) serta Pujiti dan Widanar (2009). Akan tetapi hasil penelitian ini tidak konsisten dengan hasil penelitian Sujoko dan Soebiantoro (2007) dan Hardiningsih (2009). Profitabilitas (ROE) berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Ikbal, Sutrisno dan Djamhuri (2011).
November 2012
Keterbatasan dalam penelitian ini adalah: 1. Populasi penelitian terbatas hanya pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI dikarenakan keterbatasan waktu. 2. Data variabel MBAR, DER dan INST masih terjadi heteroskedastisitas. Rekomendasi untuk penelitian selanjutnya: 1. Penelitian selanjutnya dapat memperluas populasi dengan tidak terbatas pada perusahaan manufaktur saja, misalnya perusahaan transportasi, telekomunikasi, dan perdagangan. 2. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat mengatasi masalah heterokedasrisitas yang terjadi dalam penelitian ini dengan menambah sampel penelitian.
REFERENSI Darminto. 2010. Pengaruh Faktor Eksternal dan Berbagai Keputusan Keuangan terhadap Nilai Perusahaan. Jurnal Aplikasi Manajemen. Vol.8, No.1, Februari 2010, hal.138-150 Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19. Edisi 5. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro Gitman, Lawrence J. dan Zutter, Chad J. 2012. Principles of Managerial Finance. Thirteenth Edition: Pearson Hardiningsih, Pancawati. 2009. Determinan Nilai Perusahaan. JAI. Vol.5, No.2, Juli 2009, hal. 231-250 Hasnawati, Sri. 2005. Dampak Set Peluang Investasi Terhadap Nilai Perusahaan Publik di Bursa Efek Jakarta. JAAI. Vol.9, No.2, Desember 2005, hal.117-126 Ikbal, M., Sutrisno, dan Ali Djamhuri. 2011. Pengaruh Profitabilitas dan Kepemilikan Insider terhadap Nilai Perusahaan dengan Kebijakan Utang dan Kebijakan Dividen sebagai Variabel Intervening. Simposium Nasional Akuntansi XIV Aceh. hal.1-36 Keown, J. Arthur, Scott, F. David., Martin D. John dan Petty J. William. 2000. Dasar-dasar Manajemen Keuangan. Buku 2. Jakarta: Salemba Empat.
134
ISSN: 1410 -9875
Glenn Martinus Marjono
Murtini, Umi. 2008. Pengaruh Kebijakan Manajemen Keuangan terhadap Nilai Perusahaan. Jurnal Riset Akuntansi dan Keuangan. Vol.4, No.1, Februari 2008, hal.32-47 Nur, Andi Nirwana. 2010. Pengaruh Struktur Kepemilikan dan Keputusan Keuangan terhadap Nilai Perusahaan. Jurnal Aplikasi Manajemen. Vol.8, No.1, Februari 2010, hal.296-305 Pujiati, Diyah dan Erman Widanar. 2009. Pengaruh Struktur Kepemilikan terhadap Nilai Perusahaan: Keputusan Keuangan sebagai Variabel Intervening. Jurnal Bisnis & Akuntansi Ventura. Vol.12, No.1, April 2009, hal.71-86 Santoso, S. 2012. Aplikasi SPSS pada Statistik Multivariat. Jakarta: PT Elex Media Komputindo. Sartono, R. Agus. 2000. Manajemen Keuangan. Edisi 3. Yogyakarta: BPFE UGM Sekaran, Uma dan Roger Bougie. 2010. Research Methods for Business: A Skill Building Approach. Fifth Edition. Singapore: John Wiley and Sons. Sintaasih, Desak Ketut dan Ni Wayan Maryatini. 2007. Pengaruh Struktur Modal dan Capital Expenditure terhadap Nilai Perusahaan. Sarathi. Vol.14, No.3, Oktober 2007, hal.269-283 Sjahrial, Dermawan. 2008. Manajemen Keuangan. Edisi 2. Jakarta: Mitra Wacana Media Sofyaningsih, Sri dan Pancawati Hardiningsih. 2011. Struktur Kepemilikan, Kebijakan Utang dan Nilai Perusahaan. Dinamika Keuangan dan Perbankan. Vol.3, No.1, Mei 2011, hal 68-87 Sujoko dan Ugy Soebiantoro. 2007. Pengaruh Struktur Kepemilikan Saham, Leverage, Faktor Intern dan Faktor Ekstern terhadap Nilai Perusahaan (Studi Empirik pada Perusahaan Manufaktur dan Non Manufaktur di Bursa Efek Jakarta). Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan. Vol.9, No.1, Maret 2007, hal.41-48 Wahyudi, Untung dan Hartini Prasetyaning Pawestri. 2006. Implikasi Struktur Kepemilikan terhadap Nilai Perusahaan: dengan Keputusan Keuangan sebagai Variabel Intervening. Simposium Nasional Akuntansi 9 Padang. hal.1-25 Wijaya, Lihan Rini Puspo dan Bandi Anas Wibawa. 2010. Pengaruh Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan dan Kebijakan Dividen terhadap Nilai Perusahaan. Simposium Nasional Akuntasi XIII Purwokerto. hal.1-21
135
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 14, No. 2a, Is. 3
136
November 2012