Vol. 16, No. 1a, Is. 9
November 2014 DAFTAR ISI
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Return Saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Yusuf Wijaya .......................................................................
1
Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Kamaruddin ........................................................................
19
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Audit Report Lag Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Ian Nugraha ........................................................................
31
Pengaruh Faktor-Faktor Dalam Diri Auditor Terhadap Kualitas Hasil Audit R. Purwoko .........................................................................
47
Analisis Pengaruh Pengumuman Laba Terhadap Abnormal Return Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Sigit Susilo Broto ..................................................................
63
Pengaruh Loan To Deposit Ratio, Return On Asset, Cost Of Loanable Fund, Capital Adequacy Ratio, Dan Interest Rate Terhadap Price Earnings Ratio Syahrian ............................................................................
71
Pengaruh Shopping Convenience, Site Design, Informativeness, Security Dan Communication Terhadap Customer Satisfaction Online Retailing Vita Briliana ........................................................................
83
Analysis Influence Of Consumer Behavior To Purchase Intention In Mitsubishi Mirage At Jakarta Wibisono Soediono ................................................................
97
Faktor–Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Kinerja Auditor Williem Chahya Wijaya ..........................................................
105
Faktor - Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Jangka Waktu Pelaporan Audit (Audit Report Lag) Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Yoes Sumbaji ......................................................................
115
Analisis Pengaruh Growth, Tangibility, Size, Debt To Equity Ratio, Dan Asset Turnover Terhadap Profitabilitas Yupiter Gullo ......................................................................
133
Vol. 16, No. 1a, Is. 9
November 2014
KEBIJAKAN EDITORIAL DAN PEDOMAN PENULISAN ARTIKELS Kebijakan Editorial JURNAL BISNIS DAN AKUNTANSI, JBA diterbitkan oleh Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (P3M) Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) TRISAKTI secara berkala setiap tahun dua kali (Juni dan Desember). Tujuan penerbitan JBA adalah untuk menyebarluaskan informasi hasil karya tulis ilmiah kepada akademisi dan praktisi yang menaruh minat pada bidang bisnis dan akuntansi. JBA menerima kiriman artikel yang ditulis dalam bahasa Indonesia atau bahasa Inggris. Artikel yang dikirim ke JBA tidak dikirimkan atau telah dipublikasikan dalam jurnal lain. Penentuan artikel yang dimuat dalam JBA dilakukan melalui proses blind review oleh mitra bestari dengan mempertimbangkan aspek-aspek antara lain terpenuhinya persyaratan baku untuk publikasi jurnal ilmiah dan kontribusi artikel terhadap pengembangan profesi dan pendidikan bisnis dan akuntansi. Editor bertanggungjawab untuk memberikan telaah konstruktif terhadap artikel yang akan dimuat dan (jika dipandang perlu) menyampaikan hasil evaluasi artikel kepada penulis. Artikel yang diusulkan untuk dimuat pada JBA disarankan untuk mengikuti pedoman penulisan artikel yang dibuat oleh Editor. Artikel dapat dikirim dalam bentuk : Compact Disk (CD) dan cetakan (hardcopy) dua eksemplar ke alamat Editor JBA : Gedung Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Trisakti Jl. Kyai Tapa No. 20 Grogol, Jakarta 11440 Telp. (021)5666717 Fax : (021)5635480 E-mail :
[email protected] Pedoman Penulisan Artikel Berikut ini ketentuan-ketentuan mengenai bentuk tulisan, sistimatika penulisan, abstrak, format, tabel, gambar, kutipan dan referensi yang digunakan sebagai pedoman minimal untuk penulisan artikel yang akan dimuat pada JBA.
A. BENTUK TULISAN Semua tulisan dalam bentuk esai atau uraian disertai judul sub bab (heading) masing-masing bagian, kecuali bagian pendahuluan yang disajikan tanpa judul sub bab. Peringkat judul sub bab dicetak tebal (bold) dan penulisan tidak disertai urutan angka. Penulisan judul sub bab sebagai berikut: PERINGKAT 1 (huruf besar semua dan rata tengah) Peringkat 2 (huruf besar-kecil dan rata tepi kiri) Peringkat 3 (huruf besar-kecil dicetak miring dan rata tepi kiri) B. SISTIMATIKA PENULISAN Sistimatika penulisan artikel yang merupakan hasil penelitian terdiri empiris dari 1) Judul, nama penulis, institusi penulis, alamat institusi dan email penulis, 2) Abstrak, 3) Pendahuluan yang menguraikan isu penelitian, motivasi penelitian, rumusan masalah dan tujuan, rerangka Teoritis dan pengembangan hipotesis (jika ada) yang memaparkan rerangka teoritis sebagai landasan logis untuk mengembangkan hipotesis atau model penelitian, 4) Metoda Penelitian yang memuat metoda pemilihan sampel dan pengumpulan data, definisi operasional dan pengukuran variabel, 5) Hasil penelitian yang menguraikan analisis data dan pembahasan temuan penelitian, 6) Penutup yang berisi simpulan, implikasi, keterbatasan penelitian dan saran untuk peneltian selanjutnya, serta 7) Referensi. C. ABSTRAK Setiap artikel harus menyajikan satu paragraf Abstrak pada awal tulisan yang terdiri ±200 kata (disajikan dalam bahasa Inggris dan Indonesia). Abstraksi memuat ringkasan pendahuluan (apa permasalahannya?), metoda atau bahan (bagaimana melakukannya?), hasil (apa temuannya?) dan diskusi (apa maknanya?) yang tujuannya memberi penjelasan ringkas kepada pembaca sebelum membaca materi artikel secara lengkap. Abstrak sebaiknya diikuti dengan minimal empat keywords untuk memudahkan penyusunan indeks artikel. D. FORMAT 1. Judul artikel terdiri dari ±15 kata. 2. Artikel sebaiknya diketik dengan spasi dobel pada kertas A4 (8,27” x 11,69”), kecuali untuk kutipan langsung yang panjang (lebih dari tiga setengah ketikan) diketik spasi tunggal dengan bentuk berinden (indented style). 3. Artikel sebaiknya terdiri tidak lebih dari 7.000 kata (dengan jenis huruf time new roman ukuran 12) atau maksimal 20 halaman A4 termasuk tabel dan gambar. 4. Marjin atas 4cm, bawah 3cm, kiri 4cm dan kanan 3cm dari badan teks. 5. Halaman muka (cover) setidaknya menyebutkan judul artikel dan identitas penulis. 6. Semua halaman termasuk tabel, gambar dan referensi diberikan nomor urut halaman. 7. Apabila artikel yang dikirimkan merupakan hasil penelitian dengan menggunakan data primer, harap disertakan angket atau instrumen atau kuisioner.
8. Angka, lafalkan angka dari satu sampai dengan sepuluh, kecuali jika digunakan dalam tabel dan ketika digunakan dalam unit atau kuantitas matematis, statistik, keilmuan atau teknis seperti jarak, bobot dan ukuran. Misalnya: 4 hari, 5 kilometer, 25 tahun. Semua angka lainnya disajikan secara numerik. Umumnya kalau dalam perkiraan, angka dilafalkan; misalnya: kira-kira sepuluh tahun. 9. Persentase dan pecahan desimal, untuk penggunaan yang bukan teknis gunakan kata persen dalam teks; untuk penggunaan teknis gunakan simbol %. 10. Persamaan, persamaan harus diberi nomer dalam kurung dengan penulisan rata marjin kanan. E. TABEL DAN GAMBAR 1. Tabel ditulis kembali (rewrite) bukan merupakan hasil copy paste dari hasil statistik dan diisi data yang sesuai dengan pembahasan artikel. 2. Sumber tabel dicantumkan di bagian akhir tabel dengan inden sesuai batas kiri tabel. 3. Judul tabel diletakkan di atas tabel sedangkan judul gambar diletakkan di bawah gambar. 4. Tabel dan gambar diletakkan pada halaman tersendiri umumnya diletakkan di akhir setelah referensi. Penulis cukup menyebutkan pada bagian di badan teks untuk mencantumkan tabel dan gambar. 5. Pembuatan tabel menghilangkan garis vertikal, sedangkan garis horizontal hanya pada judul kolom dan akhir tabel. 6. Setiap tabel dan gambar diberikan nomor urut, judul yang sesuai dengan isi tabel, gambar dan sumber kutipan. F. KUTIPAN DAN REFERENSI 1. Kutipan dalam teks sebaiknya ditulis di antara kurung buka dan kurung tutup yang menye-butkan nama akhir penulis, tahun tanpa koma dan nomor halaman jika dipandang perlu. Contoh: a. Satu sumber kutipan dengan satu penulis (Jones 1987), jika disertakan nomor halaman (Jones 1987: 115) b. Satu sumber kutipan dengan dua penulis (Jones dan Freeman 1973) c. Satu sumber kutipan dengan lebih dari dua penulis (Jones dkk. 1985) d. Dua sumber kutipan dengan penulis yang berbeda (Jones 1987, Freman 1986) e. Dua sumber kutipan dengan penulis yang sama (Jones 1985, 1987), jika tahun publikasi sama (Jones 1985a, 1985b) f. Sumber kutipan yang berasal dari pekerjaan suatu institusi sebaiknya menyebutkan akronim institusi yang bersangkutan (IAI 1994). 2. Setiap artikel harus memuat referensi (hanya yang menjadi sumber kutipan), dengan ketentuan penulisan sebagai berikut: a. Referensi disusun alfabetik dengan nama penulis atau nama institusi b. Susunan setiap referensi: 1) Artikel dalam jurnal: nama penulis. tahun terbit. judul artikel. nama jurnal atau penerbit, volume, nomor (bulan publikasi), halaman,
(alamat web dan tanggal diaksesnya web jika referensi dari internet). 2) Buku: nama penulis. tahun terbit. judul buku teks. tempat terbit: nama penerbit. 3) Artikel dalam prosiding: nama penulis. tahun terbit. judul artikel. nama pertemuan ilmiah, tempat pertemuan, tanggal pertemuan, halaman, (alamat web dan tanggal diaksesnya web jika referensi dari internet). 4) Skripsi, tesis dan disertasi: nama penulis, tahun terbit, judul, skripsi/tesis/disertasi, tempat institusi: nama institusi, (alamat web dan tanggal diaksesnya web jika referensi dari internet). 5) Surat kabar: nama penulis, tanggal bulan tahun terbit, judul, nama surat kabar atau penerbit, halaman (kolom), (alamat web dan tanggal diaksesnya web jika referensi dari internet). Contoh: Abdolmohammadi, M.J. dan J. Shanteau. 1992. Personal Attributes of Experts Auditors. Organizational Behavior and Human Decision Process, Vol.53 (November). Griffith, A.I. 1995. Coordinating Family and School: Mothering for Schooling. Education Policy Analysis Archives, Vol.3, No.1, (http://olam.ed.asu.edu/epaa/, 12 Februari 1997). Hadiyati, Rofiqoh. 19 Juni 2008. Membaca "Menu Kebutuhan" di antara Daftar Belanja. Detikcom, (http://suarapembaca.detik.com/index.php/detik.read/, 24 Juni 2008). Hilton, Ronald W. 1997. Managerial Accounting, 4th Edition. New York: Irwin, Mc Graw Hill Companies. Indriantoro, N. 1993. The Effect of Participative Budgeting on Job Performance and Job Satisfaction with Locus of Control and Curtural Dimensions as Moderating Variables. Ph.D. Dissertation. Lexington: University of Kentucky. Porcano, T.M. 1984a. Distrutive justice and tax policy. The Accounting Review, Vol.59 (Oktober), hlm.619-636. . 1984b. The perceived effects of tax policy on corporate investment intentions, The Journal of the American Taxation Association, vol.6 (Fall), hlm.7-19. Susanto, Y.K. 2007. Pengaruh Partisipasi Anggaran dan Ketidakpastian Tugas terhadap Hubungan antara Penggunaan Informasi Akuntansi untuk Evaluasi Kinerja dan Perilaku Managerial. Proceedings the 1st Accounting Conference, Faculty of Economics Universitas Indonesia, Depok, 7–9 November, hlm.1-17.
JURNAL BISNIS DAN AKUNTANSI Vol. 16, No. 1a, Is. 9, November 2014, Hlm. 1-18
ISSN: 1410 - 9875 http: //www.tsm.ac.id/JBA
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA YUSUF WIJAYA STIE Trisakti
[email protected] Abstract: The objectives of this study were to obtain empirical evidence and test the factors that affect stock return. The factors were book to market ratio, price to earning ratio, return on asset, economic value added, market value added, debt to equity ratio, earning per share ratio, and cash flow from operation. Population in this study was manufacturing firm which listing in Indonesia Stock Exchange during year 2008 until 2012. There were 58 per year companies selected as final sample. Hypothesis tested by using multiple regression analysis. The result from this research show that return on asset have an influence to stock return. While, book to market ratio, price to earning ratio, economic value added, market value added, debt to equity ratio, earning per share ratio, and cash flow from operation did not affect stock return of listed manufacturing companies in Indonesia Stock Exchange. Keywords: Stock Return, Book to Market Ratio, Price to Earning Ratio, Return on Asset, Economic Value Added, and Market Value Added. Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan bukti empiris mengenai faktor-faktor yang berpengaruh terhadap return saham. Faktor yang dikaji adalah rasio book to market, rasio price to earnings, return on asset, economic value added, market value added, rasio debt to equity, rasio earnings per share, dan arus kas operasi. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2008 hingga tahun 2012. Terdapat 58 perusahaan yang terpilih dengan menggunakan metode sampling purposive. Hipotesis diuji dengan menggunakan analisa regresi berganda. Hasil penelitian menunjukan bahwa rasio return on asset berpengaruh terhadap return saham. Hal lainnya, rasio book to market, rasio price to earnings, economi value added, market value added, rasio debt to equity, rasio earnings per share, dan arus kas operasi tidak berpengaruh terhadap return saham perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Keywords: Return Saham, Rasio Book To Market, Rasio Price To Earnings, Stock Return, Economic Value Added, dan Market Value Added..
1
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 16, No. 1a, Is. 9
PENDAHULUAN Pasar modal di Indonesia saat ini sudah berkembang pesat, terlihat dari semakin banyaknya perusahaan yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia (Kristiana dan Sriwidodo 2012). Keberadaan pasar modal telah memperluas sarana bagi investor untuk melakukan investasi dananya karena pasar modal merupakan sarana antara pemilik dana dengan pihak lain yang membutuhkan dana. Salah satu instrumen yang paling populer diperdagangkan melalui pasar modal adalah saham (Kristiana dan Sriwidodo 2012). Perusahaan yang melakukan penerbitan saham melalui pasar modal akan memperoleh dana dari hasil penjualan sahamnya tersebut dimana saham tersebut akan dibeli oleh investor yang memiliki kelebihan dana. Motif utama bagi para investor yang menginvestasikan dana yang dimiliki ke dalam saham satu atau beberapa perusahaan, pada umumnya adalah harapan untuk memperoleh imbalan hasil keuntungan (return) antara lain berupa kepemilikan, capital gain, dan dividen (Suarjaya dan Rahyuda 2013). Mengidentifikasi nilai dan hasil investasi pemegang saham perusahaan penting bagi investor dan organisasi bisnis. Investor telah menempatkan dan menggunakan banyak model dan teknik untuk membantu mereka mendapatkan hasil yang terbaik atas investasi mereka (Tarazi dan Gallato 2012). Pada saat melakukan investasi di pasar modal, para analis dan investor dapat melakukan pendekatan investasi yang
2
November 2014
dibedakan menjadi dua pendekatan, yaitu analisis fundamental dan analisis teknikal. Analisis fundamental merupakan teknik analisis saham yang mempelajari tentang keuangan mendasar dan fakta ekonomi dari perusahaan sebagai langkah penilaian harga saham perusahaan (Fabozzi et al. 2009). Analisis teknikal merupakan upaya untuk memperkirakan harga saham dengan mengamati perubahan harga saham tersebut di waktu lampau yang secara umum memfokuskan perhatian pada perubahan volume dan harga pasar sekuritas (Pasaribu 2008). Faktor fundamental yang sering digunakan untuk memprediksi harga saham atau return saham adalah rasio keuangan dan rasio pasar. Sedangkan faktor teknikal diukur dengan beberapa indikator antara lain inflasi, nilai tukar mata uang, dan risiko pasar. Investor yang melakukan investasi melalui pembelian saham di pasar modal akan menganalisis kondisi dari perusahaan terlebih dahulu agar investasi yang dilakukannya dapat memberikan return. Investasi dalam bursa efek yang jenis investasinya memiliki resiko yang relatif tinggi akan menjanjikan keuntungan yang relatif besar. Untuk menilai kondisi keuangan dan prestasi perusahaan, analisis keuangan memerlukan beberapa tolak ukur, yaitu rasio atau indeks (Kristiana dan Sriwidodo 2012). Analisis dan interpretasi dari macam-macam rasio dapat memberikan informasi yang lebih baik tentang kondisi keuangan dan prestasi keuangan perusahaan.
ISSN: 1410 -9875
Penelitian ini merupakan replikasi penelitian yang dilakukan oleh Tarazi dan Gallato (2012) yang menyatakan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi return saham. Batasan masalah pada penelitian sebelumnya, yaitu perusahaanperusahaan yang hanya tergabung dalam Malaysia Stock Exchange dan Thailand Stock Exchange dengan periode dari Januari 2000 sampai dengan Desember 2011 (12 tahun). Penelitian tersebut menguji pengaruh book to market ratio, price to earning ratio (PER), return on asset (ROA), change in inflation, change in interest rate, dan change in exchange rate terhadap return saham baik secara parsial maupun simultan. Objek penelitian sebelumnya adalah perusahaan – perusahaan yang terdapat di Malaysia Stock Exchange dan Thailand Stock Exchange, sedangkan objek yang digunakan pada penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Peneliti menambahkan 5 variabel independen yang dapat mempengaruhi return saham, yaitu economic value added, market value added, debt to equity ratio, earning per share, dan cash flow from operation. Alasan peneliti menambahkan variabel-variabel tersebut karena terdapat beberapa penelitian sebelumnya yang menyatakan bahwa variabel-varibel tersebut memiliki pengaruh terhadap return saham. Economic value added (EVA) merupakan alat analisa keuangan dalam mengukur laba atau keberhasilan ekonomi suatu perusahaan akan kemakmuran pemegang saham (Trisnawati 2009). Market value
Yusuf Wijaya
added (MVA) merupakan pedoman yang terbaik dalam menilai baik atau tidaknya manajemen perusahaan publik, persoalan penting yang dibutuhkan investor, atau kemampuan manajemen perusahaan publik untuk menambah kekayaan mereka (Kristiana dan Sriwidodo 2012). Debt to equity ratio (DER) dapat menandakan struktur permodalan usaha lebih banyak memanfaatkan utang-utang relatif lebih dibandingkan dengan modalnya sendiri dan mencerminkan risiko perusahaan yang relatif tinggi, akibatnya para investor cenderung menghindari saham-saham yang memiliki DER yang mencerminkan bahwa perusahaan sulit untuk membagikan return kepada setiap investor karena ada kewajiban membayar utang-utangnya (Suarjaya dan Rahyuda 2013). Earning per share (EPS), pada umumnya digunakan oleh para investor saham untuk menganalisis kemampuan perusahaan mencetak laba berdasarkan saham yang dimiliki yang mencerminkan return yang akan diperoleh investor (Kristiana dan Sriwidodo 2012). Cash flow from operation merupakan jumlah arus kas yang berasal dari aktivitas operasi merupakan indikator yang menentukan apakah dari operasi perusahaan dapat menghasilkan arus kas yang cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara kemampuan operasi perusahaan, dan membayar dividen (PSAK No. 2/2009). Tujuan dalam penelitian ini dimaksudkan untuk menganalisa pengaruh book to market ratio, price to earning ratio, return on asset, economic value added,
3
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 16, No. 1a, Is. 9
market value added, debt to equity ratio, earning per share ratio, dan cash flow from operation terhadap return saham. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi-informasi yang berguna bagi perusahaan sebagai bahan pertimbangan nantinya dalam mengambil kebijakan khususnya yang berkaitan dengan kinerja keuangan perusahaan, investor dapat menggunakan hasil penelitian ini sebagai bahan informasi dan pertimbangan yang bermanfaat untuk pengambilan keputusan investasi di pasar modal dalam menentukan alternatif investasi yang terbaik sesuai dengan return yang diharapkan. Sistematika penulisan penelitian ini dapat dijelaskan sebagai berikut, bagian pertama adalah pendahuluan yang menguraikan mengenai latar belakang penelitian, masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. Bagian kedua membahas rerangka teoritis dan pengembangan hipotesis, bagian ketiga membahas metoda penelitian yang menguraikan mengenai bentuk penelitian, obyek penelitian, definisi operasional variabel dan pengukurannya, teknik pengumpulan data, dan metoda analisis data. Bagian keempat membahas analisis dan pembahasan yang menguraikan mengenai gambaran umum sampel (obyek penelitian) yang digunakan dalam penelitian ini, melakukan analisis, dan pengujian hipotesis, dan bagian terakhir membahas penutup yang berisi kesimpulan dari hasil penelitian yang dilakukan, keterbatasan dari penelitian, dan saran yang diberikan penulis untuk
4
November 2014
memecahkan keterbatasan penelitian maupun untuk penelitian selanjutnya. RERANGKA TEORITIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Arbitrage Pricing Theory (APT) APT merupakan salah satu pengembangan model investasi yang ditemukan oleh Stephen Ross (1976). Ross (1976) dalam Saerang dan Pontoh (2011) mengungkapkan bahwa APT didasarkan pada pemikiran yang menyatakan bahwa dua kesempatan investasi yang mempunyai karakteristik yang sama tidaklah bisa dijual dengan harga yang berbeda, tingkat keuntungan tersebut dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor dalam perekonomian. APT mendorong adanya pengembangan penelitian berdasarkan variabel atau faktor-faktor yang diduga mempengaruhi perubahan sebuah sekuritas. Faktor-faktor tersebut terlihat dari kinerja fundamental perusahaan, kinerja saham di pasar, ataupun keadaan pasar dan perekonomian (Saerang dan Pontoh 2011). Asumsi utama APT adalah setiap investor yang memiliki peluang untuk meningkatkan return portofolionya tanpa meningkatkan risikonya. Capital Asset Pricing Model (CAPM) CAPM dikembangkan oleh Sharpe (1964) dan Linter (1965) adalah model teoritis pertama yang menjelaskan efek risiko pasar pada return. Model CAPM dapat digunakan untuk mengukur risiko sistematis teoritis dan untuk memungkinkan investor dalam meningkatkan portofolio dan
ISSN: 1410 -9875
manajer mereka untuk menemukan tingkat pengembalian yang diperlukan, yang disebut dengan expected return (Tarazi dan Gallato 2012, 2). CAPM adalah suatu model yang menghubungkan tingkat pendapatan yang diharapkan dari suatu aset yang berisiko dan bebas risiko pada kondisi pasar yang seimbang (Premananto dan Muhammad 2004). CAPM mengasumsikan bahwa return saham dipengaruhi oleh satu faktor saja, yaitu risiko dari saham tersebut. Signaling Theory Signaling theory menyatakan bahwa perusahaan yang berkualitas baik dengan sengaja akan memberikan sinyal pada pasar berupa informasi, dengan demikian pasar diharapkan dapat membedakan perusahaan yang berkualitas baik dan buruk. Agar sinyal tersebut efektif, maka harus dapat ditangkap pasar dan dipersepsikan dengan baik, serta tidak mudah ditiru oleh perusahaan yang berkualitas buruk (Ansor 2009 dalam Arista dan Astohar 2012). Menurut Martono (2009) dalam Arista dan Astohar (2012) informasi yang dipublikasikan sebagai suatu pengumuman akan memberikan sinyal bagi investor dalam mengambil keputusan investasi. Jika pengumuman tersebut mengandung nilai yang belum diketahui oleh investor maka informasi tersebut akan dianalisis sehingga dapat disimpulkan informasi tersebut sebagai sinyal baik atau buruk. Jika informasi tersebut memberikan sinyal baik maka diharapkan pasar akan bereaksi pada waktu pengumuman
Yusuf Wijaya
tersebut diterima oleh pasar yang reaksinya akan terlihat dari adanya perubahan tingkat penjualan saham. Return Saham Return (pengembalian) adalah tingkat keuntungan yang dinikmati oleh pemodal atas suatu investasi yang dilakukan (Ang 1997 dalam Arista dan Astohar 2012). Menurut Husnan (1994) dalam Arista dan Astohar (2012) juga menyatakan bahwa return saham merupakan hasil yang diperoleh dari suatu investasi. Investor harus benar-benar menyadari bahwa di samping akan memperoleh keuntungan tidak menutup kemungkinan mereka akan mengalami kerugian. Martono (2009) dalam Arista dan Astohar (2012) mengungkapkan teori keuangan yang membahas tentang analisis investasi yang memiliki risiko tinggi, para investor mensyaratkan tingkat return yang semakin tinggi pula. Sebagai individu yang rasional, investor akan mempertimbangkan return yang diharapkan akan diterima (expected return) dan besaran risiko yang harus ditanggung sebagai konsekuensi logis dari keputusan yang telah diambil (Arista dan Astohar 2012). Book to Market Ratio Book to Market Ratio (B/M) adalah sebuah rasio digunakan untuk mencari nilai perusahaan dengan membandingkan nilai buku perusahaan terhadap nilai pasarnya. Nilai buku dihitung dengan melihat biaya historis perusahaan, atau nilai akuntansi. Rasio ini merupakan faktor risiko yang harus diperhatikan oleh para
5
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 16, No. 1a, Is. 9
investor karena jika nilai rasio ini tinggi dapat dijadikan indikator bahwa perusahaan tersebut masih undervalue (Tarazi dan Gallato 2012). Penggunaan book to market ratio dimotivasi oleh temuan Fama dan French (1992) dalam Tarazi dan Gallato (2012), yang menunjukkan bahwa book to market ratio dari saham individu memiliki kemampuan untuk menjelaskan variasi cross sectional dalam tingkat pengembalian saham. Price to Earning Ratio (PER) Untuk menilai kewajaran harga saham di bursa efek, menurut Guler dan Yilmaz (2008) investor dapat menggunakan pendekatan PER. Rasio ini menggambarkan apresiasi pasar dan investor sebagai ukuran kemampuan menghasilkan laba di masa depan (future earnings) dari suatu perusahaan (Margaretha dan Damayanti 2008). Investor dapat mempertimbangkan rasio tersebut guna memilah-milah saham mana yang nantinya dapat memberikan keuntungan yang besar di masa yang akan datang. Penggunaan PER dalam perusahaan memberikan peranan yang sangat penting sebagai alat ukur pertumbuhan dividen di masa yang akan datang dan memiliki kemampuan untuk menentukan return saham secara cross sectional (Ang dan Bekaert 2004 dalam Margaretha dan Damayanti 2008). Return on Asset (ROA) Profitabilitas yang tinggi merupakan suatu keberhasilan perusahaan dalam memperoleh laba berdasarkan aktivanya maupun berdasarkan modal sendiri. Menjaga tingkat profitabilitas merupakan hal
6
November 2014
yang penting bagi perusahaan karena profitabilitas yang tinggi merupakan tujuan dari perusahaan. ROA adalah salah satu rasio profitabilitas yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan di dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya (Ang 1997 dalam Arista dan Astohar 2012). Peningkatan ROA akan menambah daya tarik investor untuk menanamkan dananya dalam perusahaan (Arista dan Astohar 2012). Economic Value Added Economic Value Added (EVA) merupakan ukuran keberhasilan manajemen perusahaan dalam meningkatkan nilai tambah bagi perusahaan. EVA dipopulerkan dan dipatenkan oleh Stewart, sebuah konsultan manajemen terkemuka. EVA menghitung economic profit dan bukan accounting profit. Pada dasarnya, EVA mengukur nilai tambah dalam suatu periode tertentu. Nilai tambah ini tercipta apabila perusahaan memperoleh keuntungan (profit) di atas cost of capital perusahaan (Pradhono dan Christiawan 2004). Menurut Pradhono dan Christiawan (2004), apabila perusahaan mempunyai tujuan untuk melipatgandakan kekayaan pemegang saham, maka ukuran yang digunakan untuk menilai kinerja perusahaan, seharusnya mempunyai hubungan langsung dengan return yang diterima oleh pemegang saham. Sebagai tolak ukur kinerja yang baik, EVA seharusnya mempunyai dampak terhadap kekayaan pemegang saham suatu perusahaan.
ISSN: 1410 -9875
Market Value Added Nilai sekarang dari EVA yang diharapkan adalah market value added (MVA) yang merupakan nilai pasar utang dan modal perusahaan dari total modal yang digunakan untuk mendukung nilai tambah. MVA juga merupakan indikator yang dapat mengukur seberapa besar kekayaan perusahaan yang telah diciptakan untuk investornya (Husniawati 2006 dalam Kristiana dan Sriwidodo 2012). Nilai pasar mencerminkan keputusan minimalis bagaimana manajer yang sukses telah menginvestasikan modal yang sudah dipercayakan kepadanya dalam mengubahnya menjadi lebih besar (Kristiana dan Sriwidodo 2012). Tujuan utama dari perusahaan adalah memaksimumkan kemakmuran pemegang saham. Tujuan ini dapat diwujudkan dengan cara memaksimumkan nilai perusahaan (market value of firm). Memaksimumkan nilai perusahaan sama dengan memaksimumkan harga dan return saham. Debt to Equity Ratio Debt to equity ratio (DER) adalah rasio utang yang diukur dari perbandingan utang dengan ekuitas (modal sendiri). Semakin kecil DER semakin baik bagi perusahaan atau semakin aman utang yang harus diantisipasi dengan modal sendiri (Fakhruddin dan Hardianto 2001 dalam Arista dan Astohar 2012). Semakin besar DER menandakan struktur permodalan lebih banyak memanfaatkan utang-utang dibandingkan ekuitas sehingga mencerminkan risiko perusahaan yang relatif tinggi (Natarsyah 2000 dalam Arista dan Astohar 2012).
Yusuf Wijaya
Demikian juga menurut Ang (1997) dalam Arista dan Astohar (2012) bahwa semakin tinggi nilai DER menunjukkan semakin tinggi risiko yang harus ditanggung perusahaan dengan menggunakan modal sendiri apabila perusahaan mengalami kerugian. Dari kondisi ini, apabila perusahaan memperoleh laba, perusahaan menjadi lebih fokus untuk membayarkan utang-utang beserta bunganya dibandingkan membagikan dividen pada investornya. Earning Per Share Earning per share (EPS) merupakan rasio keuangan lain yang sering digunakan oleh investor saham untuk menganalisis kemampuan perusahaan mencetak laba berdasarkan saham yang dimiliki. Kenaikan EPS berarti perusahaan sedang dalam tahap pertumbuhan atau kondisi keuangannya sedang mengalami peningkatan dalam penjualan dan laba (Arista dan Astohar 2012). EPS termasuk salah satu rasio pasar (Ang 1997 dalam Arista dan Astohar 2012) rasio pasar pada dasarnya mengukur kemampuan manajemen dalam menciptakan nilai pasar yang melampaui pengeluaran investasi. Rasio ini merupakan pengukuran yang paling lengkap mengenai prestasi perusahaan dan berkaitan langsung dengan tujuan memaksimalkan nilai perusahaan dan kekayaan para pemegang saham (Ang 1997 dalam Arista 2012). Cash Flow from Operation Cash flow from operation (CFO) adalah jumlah kas yang diterima dari aktivitas operasi
7
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 16, No. 1a, Is. 9
normal perusahaan dimana meliputi efek kas dari transaksi yang masuk ke dalam penentuan laba bersih (Kieso et al 2011, 1243). Menurut PSAK 2 Tahun 2009, jumlah arus kas yang berasal dari aktivitas operasi merupakan indikator utama untuk menentukan apakah operasi entitas dapat menghasilkan arus kas yang cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara kemampuan operasi entitas, membayar dividen, dan melakukan investasi baru tanpa mengandalkan sumber pendanaan dari luar. Para investor menggunakan informasi arus kas sebagai pengukuran kinerja yang mampu menggambarkan kondisi ekonomis serta mampu menyediakan dasar proyeksi arus kas di masa yang akan datang yang cenderung diukur melalui harga atau return saham. Return atas saham menyebabkan para investor mampu membandingkan tingkat pengembalian yang sebenarnya atau yang diharapkan dari berbagai investasi (Linda 2005 dalam Trisnawati 2009). Book to Market Ratio dan Return Saham Penelitian mengenai pengaruh book to market ratio terhadap return saham yang dilakukan oleh Tarazi dan Gallato (2012) menyatakan bahwa book to market ratio tidak mempunyai pengaruh terhadap return saham. Berbanding terbalik dengan hasil penelitian yang dikemukakan oleh Wagiri (2013), Foroghi dan Khorsandifar (2011), serta Yuningsih dan Yudaruddin (2007) yang menyatakan bahwa book to market ratio mempunyai pengaruh yang positif terhadap return saham.
8
November 2014
Ha1: Terdapat pengaruh book to market ratio terhadap return saham. Price to Earning Ratio (PER) dan Return Saham Penelitian mengenai pengaruh PER terhadap return saham yang dilakukan oleh Tarazi dan Gallato (2012) menyatakan bahwa PER yang merupakan salah satu variabel fundamental dalam penelitian yang tidak mempunyai pengaruh terhadap return saham. Hasil yang berbeda dari penelitian Aras dan Yilmaz (2008), Firmansyah et al. (2009), serta Margaretha dan Damayanti (2008) yang menunjukkan bahwa PER berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap return saham. Ha2: Terdapat pengaruh price to earning ratio terhadap return saham. Return on Asset (ROA) dan Return Saham Penelitian mengenai pengaruh ROA terhadap return saham yang dilakukan oleh Tarazi dan Gallato (2012) serta Arista dan Astohar (2012) menyatakan bahwa ROA tidak mempunyai pengaruh terhadap return saham. Berbanding terbalik dalam penelitian yang dilakukan oleh Anik dan Indriana (2010) yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan ROA terhadap return saham. Ha3: Terdapat pengaruh return on asset terhadap return saham. Economic Value Added (EVA) dan Return Saham Penelitian mengenai pengaruh EVA terhadap return saham telah dilakukan oleh berbagai peneliti, seperti yang
ISSN: 1410 -9875
dilakukan oleh Kristiana dan Sriwidodo (2012) yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara EVA dengan return saham. Hasil yang tidak sejalan terdapat pada penelitian yang dilakukan oleh Trisnawati (2009) serta Pradhono dan Christiawan (2004) yang menyatakan tidak terdapat pengaruh antara EVA dengan return saham. Ha4: Terdapat pengaruh economic value added terhadap return saham. Market Value Added (MVA) dan Return Saham Hasil penelitian yang dilakukan oleh Kristiana dan Sriwidodo (2012) menyatakan bahwa MVA tidak berpengaruh terhadap return saham karena variabel ini ternyata terkena uji heteroskedastisitas sehingga harus dikeluarkan. Hasil yang sama juga diperoleh dari penelitian yang dilakukan Trisnawati (2009) dan Hidayat (2012). Penelitian dari Rahmadi (2013) menunjukkan hasil yang berbeda, bahwa terdapat pengaruh antara MVA terhadap return saham. Ha5: Terdapat pengaruh market value added terhadap return saham. Debt to Equity Ratio (DER) dan Return Saham Arista dan Astohar (2012) melalui hasil penelitiannya menyatakan bahwa DER terbukti mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap return saham. Hasil tersebut tidak didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh
Yusuf Wijaya
Hidayat (2012) serta Suarjaya dan Rahyuda (2013) yang menyatakan bahwa tidak terdapat pengaruh signifikan DER terhadap return saham. Ha6: Terdapat pengaruh debt to equity ratio terhadap return saham. Earning Per Share Ratio (EPS) dan Return Saham Penelitian mengenai EPS dilakukan Kristiana dan Sriwidodo (2012) serta Arista dan Astohar (2012) menyatakan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara EPS dengan return saham. Hasil tersebut juga didukung oleh penelitian dari Rahmadi (2013), Suarjaya dan Rahyuda (2013). Hasil tersebut tidak sejalan dengan hasil yang didapat oleh Anik dan Indriana (2010) yang mendapatkan hasil bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara EPS dengan return saham. Ha7: Terdapat pengaruh earning per share terhadap return saham. Cash Flow from Operation (CFO) dan Return Saham Penelitian yang dilakukan oleh Setiyorini (2011), Rahmadi (2013), serta Pradhono dan Christiawan (2004) menyatakan bahwa CFO memiliki pengaruh yang positif terhadap return saham. Berbanding terbalik dengan penelitian yang dilakukan oleh Trisnawati (2009) yang menyatakan bahwa CFO tidak memiliki pengaruh terhadap return saham. Ha8: Terdapat pengaruh cash flow from operation terhadap return saham.
9
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 16, No. 1a, Is. 9
November 2014
Model Penelitian
Book to Market Ratio Price to Earning Ratio Return on Asset Economic Value Added Return Saham Market Value Added Debt to Equity Ratio Earning Per Share Cash Flow from Operation
Gambar 1 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Return Saham METODA PENELITIAN Populasi yang dijadikan obyek dari penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia, kecuali bank dan lembaga keuangan. Sampel yang digunakan
adalah perusahaan-perusahaan manufaktur yang tercatat di Bursa Efek Indonesia. Pemilihan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode purposive sampling dengan tipe judgement sampling. Prosedur pemilihan sampel dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 1 Pemilihan Sampel Penelitian No.
Kriteria
1
Perusahaan manufaktur yang tercatat di BEI tahun 2008 Perusahaan manufaktur yang tidak tercatat konsisten di BEI dari tahun 2008-2012 Perusahaan yang tidak mempublikasikan laporan keuangan dengan mata uang Rupiah selama tahun 2008-2012 Perusahaan yang tidak mempublikasikan laporan keuangan tahunan yang berakhir pada 31 Desember selama tahun 2008-2012 Perusahaan yang tidak menghasilkan laba setelah pajak berturut-turut selama tahun
2 3
4
5
10
Jumlah Jumlah Perusahaan Data 139
695
(19)
(95)
(13)
(65)
(3)
(15)
(42)
(210)
ISSN: 1410 -9875
Yusuf Wijaya
2008-2012 6 Perusahaan yang tidak melaporkan beban bunga dalam laporan keuangan berturutturut selama tahun 2008-2012 (4) (20) (63) 7 Efek dari uji outlier Jumlah sampel perusahaan 58 227 : Harga saham pada akhir Pt-1 Variabel dependen dalam periode t-1 penelitian ini adalah return saham. Return saham yaitu selisih laba Ang (1997) dalam Dita (2013) (rugi) yang dialami oleh pemegang menyatakan bahwa rasio book to saham karena harga saham market merupakan rasio yang dapat sekarang relatif lebih tinggi digunakan sebagai indikator untuk (rendah) dibandingkan harga saham mengukur kinerja perusahaan sebelumnya (Sunardi 2010). Secara melalui harga pasarnya, semakin umum untuk menghitung return rendah rasio ini menandakan saham investasi dalam sekuritas di semakin tinggi perusahaan dinilai pasar modal dapat dituliskan dalam oleh para investor. Book to market persamaan matematis sebagai ratio merupakan faktor risiko yang berikut: harus diperhatikan oleh para Pt – Pt-1 investor karena book to market Return Saham (Rt) = ratio yang tinggi dapat dijadikan Pt-1 indikator bahwa perusahaan Dimana: tersebut masih undervalue (Dita Pt : Harga saham pada akhir 2013). Pada penelitian ini variabel periode t book to market ratio diukur dengan rumus berikut: Book Value per Share of Common Stock Book to Market Ratio (B/M) = Market Price per Share of Common Stock Rasio ini merupakan salah merupakan hubungan antara harga satu indikator bagi investor sebagai pasar saham dengan earning per analisis sekuritas untuk menilai share yang secara luas dapat harga suatu saham yang akan digunakan oleh investor sebagai diperdagangkan di pasar modal panduan umum untuk mengukur (Margaretha dan Damayanti, 2008). nilai saham (Garrison 1998, 788 Price to earning ratio (PER) dalam Dita 2013). Market Price Per Share of Common Stock PER = Earning Per Share Return on asset (ROA) adalah perusahaan akan diukur dengan analisis rentabilitas untuk menggunakan: mengukur efisiensi dan Laba Setelah Pajak profitabilitas dari perusahaan yang ROA = bersangkutan (Fakhrudin dan Total Aktiva Hardianto 2001 dalam Arista dan Astohar 2012). Return on asset
11
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 16, No. 1a, Is. 9
Economic Value Added (EVA) merupakan keberhasilan manajemen perusahaan dalam meningkatkan niilai tambah bagi perusahaan yang didapat dengan cara menghitung selisih laba operasi setelah pajak dengan biaya modal setelah pajak dikalikan dengan modal operasi (Kristiana dan Sriwidodo 2012). EVA mengukur nilai tambah (value creation) yang dihasilkan suatu perusahaan dengan cara mengurangi beban biaya modal (cost of capital) yang timbul sebagai akibat investasi yang dilakukan (Kristiana dan Sriwidodo 2012). Perhitungan EVA menggunakan rumus: EVA = NOPAT – Capital Charges EVA = NOPAT – (WACC x Invested Capital) Dimana: NOPAT: Net Operating Profit After Taxes WACC: Weighted Average Cost of Capital Nilai pasar mencerminkan keputusan minimalis bagaimana manajer yang sukses telah menginvestasikan modal yang sudah dipercayakan kepadanya, dalam mengubahnya menjadi besar (Kristiana dan Sriwidodo, 2012). Market value added (MVA) merupakan hasil akumulasi kinerja
November 2014
perusahaan dari berbagai investasi yang telah atau yang akan dilakukan perusahaan. Oleh karena itu, MVA dapat dikatakan sukses dalam memaksimalkan kemakmuran pemegang saham melalui alokasi sumber daya yang tepat (Trisnawati 2009). Menurut Nasser (2003) dalam Trisnawati (2009), pengukuran MVA dapat dihitung dengan: MVA = (Market Value – Book Value) x Outstanding Share Debt to equity ratio (DER) adalah rasio yang digunakan untuk mengukur total utang yang dihitung dari perbandingan total utang dengan ekuitas pemegang saham (Martono 2009 dalam Arista 2012). Debt to equity ratio diperoleh dengan rumus: Total Liabilities DER = Total Equity Rasio keuangan yang sering digunakan oleh investor saham (calon investor saham) untuk menganalisis kemampuan perusahaan mencetak laba berdasarkan saham yang dipunyai adalah earning per share (EPS) atau laba per lembar saham (Hanafi dan Halim 2007 dalam Kristiana dan Sriwidodo 2012). EPS dapat dihitung dengan rumus:
Laba Bersih – Dividen Saham Preferen EPS = Rata-Rata Tertimbang Jumlah Saham Biasa yang Beredar
Arus kas operasi (cash flow from operation) merupakan arus kas masuk atau arus kas keluar dalam periode tertentu dari kegiatan operasi yang dihitung menggunakan metode langsung. Skala pengukuran yang digunakan adalah skala rasio
12
yang dihitung berdasarkan Rupiah per saham (Trisnawati 2009)
ISSN: 1410 -9875
Yusuf Wijaya
HASIL PENELITIAN Hasil pengujian statistik deskriptif untuk variabel yang digunakan dalam penelitian ini baik variabel dependen dan variabel
independen (frekuensi, nilai minimal, maksimal, rerata, median, dan deviasi standar) dapat dilihat pada tabel 2 (untuk data yang telah dilakukan uji outlier).
Tabel 2 Statistik Deskriptif Variabel
N
Minimum
Maximum
Mean
Median
Std. Deviation 0,6089 1,7569 19,2539 0,0584 2,178E11 1,168E13 0,6638 318,8698 7,857E11
Rt 227 -0,8029 2,5556 0,2740 0,2186 B/M 227 0,1527 17,8031 1,5076 1,1843 PER 227 0,4956 121,0174 15,9864 10,8381 ROA 227 0,0009 0,2873 0,0767 0,0653 EVA 227 -4,E10 2,E12 9,58E10 3,02E10 MVA 227 -5,E13 8,E13 2,80E12 1,46E11 DER 227 0,1447 2,9030 0,9502 0,7313 EPS 227 0,6859 2.154,9337 183,8788 50,2483 CFO 227 -3,E12 4,E12 2,88E11 4,62E10 Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS Hasil uji t dalam penelitian ini menunjukkan hasil sebagai berikut: Tabel 3 Hasil Uji t Variabel B t Sig. (Constant) -0,012 -0,087 0,930 B/M -0,031 -1,378 0,170 PER 0,002 1,074 0,284 ROA 4,486 4,412 0,000 EVA -2,589E- -1,028 0,305 13 MVA 1,557E-16 0,029 0,977 DER -0,007 -0,105 0,917 EPS 7,661E-6 0,051 0,960 CFO -6,943E- -0,848 0,397 14 Variabel Dependen: Return Saham Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS Berdasarkan hasil uji t pada signifikan secara individual tabel 3 dapat disimpulkan bahwa terhadap return saham. variabel book to market ratio Variabel price to earning memiliki nilai signifikansi sebesar ratio memiliki nilai signifikansi 0,170 dimana lebih besar dari nilai sebesar 0,284 dimana lebih besar alpha sebesar 0,05 yang berarti Ha1 dari nilai alpha sebesar 0,05 yang tidak terdukung. Hal ini berarti Ha2 tidak terdukung. Hal ini menunjukkan bahwa book to menunjukkan bahwa price to market ratio tidak berpengaruh earning ratio tidak berpengaruh
13
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 16, No. 1a, Is. 9
signifikan secara individual terhadap return saham. Variabel return on asset memiliki nilai signifikansi sebesar 0,00001 dimana lebih kecil dari nilai alpha sebesar 0,05 yang terdukung. Hal ini berarti Ha3 menunjukkan bahwa return on asset berpengaruh signifikan secara individual terhadap return saham. Semakin tinggi ROA suatu perusahaan maka perusahaan tersebut semakin dipercaya akan kinerjanya dalam menghasilkan laba dengan memanfaatkan aktivanya sehingga investor akan semakin tertarik untuk menginvestasikan dananya. Variabel economic value added memiliki nilai signifikansi sebesar 0,305 dimana lebih besar dari nilai alpha sebesar 0,05 yang berarti Ha4 tidak terdukung. Hal ini menunjukkan bahwa economic value added (EVA) tidak berpengaruh signifikan secara individual terhadap return saham. Variabel market value added memiliki nilai signifikansi sebesar 0,977 dimana lebih besar dari nilai alpha sebesar 0,05 yang berarti Ha5 tidak terdukung. Hal ini menunjukkan bahwa market value added tidak berpengaruh signifikan secara individual terhadap return saham. Variabel debt to equity ratio memiliki nilai signifikansi sebesar 0,917 dimana lebih besar dari nilai alpha sebesar 0,05 yang berarti Ha6 tidak terdukung. Hal ini menunjukkan bahwa debt to equity ratio tidak berpengaruh signifikan secara individual terhadap return saham. Variabel earning per share ratio memiliki nilai signifikansi sebesar 0,960 dimana lebih besar
14
November 2014
dari nilai alpha sebesar 0,05 yang berarti Ha7 tidak terdukung. Hal ini menunjukkan bahwa earning per share ratio tidak berpengaruh signifikan secara individual terhadap return saham. Variabel cash flow from operation memiliki nilai signifikansi sebesar 0,397 dimana lebih besar dari nilai alpha sebesar 0,05 yang berarti Ha8 tidak terdukung. Hal ini menunjukkan bahwa cash flow from operation tidak berpengaruh signifikan secara individual terhadap return saham. PENUTUP Berdasarkan hasil pengujian hipotesis, dapat ditarik kesimpulan bahwa return on asset memiliki pengaruh signifikan secara individual terhadap return saham, sedangkan book to market ratio, price to earning ratio, economic value added, market value added, debt to equity ratio, earning per share ratio, dan cash flow from operation tidak memiliki pengaruh signifikan secara individual terhadap return saham. Dalam melakukan penelitian ini, penulis menyadari adanya keterbatasan yang mengkin berpengaruh terhadap hasil penelitian, diantaranya adalah: 1. Tahun penelitian yang dilakukan terlalu singkat yaitu selama lima tahun dari tahun 2008 sampai dengan 2012. 2. Penelitian ini hanya menggunakan delapan variabel independen, sedangkan masih ada variabel independen lainnya yang dapat mempengaruhi variabel dependen yang tidak
ISSN: 1410 -9875
digunakan dalam penelitian ini. 3. Data yang digunakan sebagai sampel memiliki beberapa keterbatasan seperti data terjadi heteroskedastisitas dan autokorelasi pada beberapa variabel penelitian. Berdasarkan keterbatasan di atas yang mungkin memberikan pengaruh terhadap hasil penelitian ini maka penulis memberikan beberapa rekomendasi untuk penelitian selanjutnya, antara lain adalah sebagai berikut:
Yusuf Wijaya
1.
2.
3.
Penelitian selanjutnya diharapkan dapat memperpanjang tahun penelitian. Peneliti selanjutnya dapat menambahkan variabel lain yang mempengaruhi return saham sehingga hasil penelitian diharapkan bisa menjadi lebih baik. Peneliti selanjutnya dapat menambah jumlah data sampel untuk menghindari data yang terjadi heteroskedastisitas dan autokorelasi
REFERENSI Anderson. David R., Dennis J.S., Thomas A. W. 2011. Statistics for Business and Economics. 7th Edition. South Western: Cengage Learning. Anik, Widyani dan Dian Indriana, T. L. 2010. Pengaruh ROA, EPS, Current Ratio, DER, dan Inflasi terhadap Return Saham. Majalah Solusi, Vol. 9, No. 1, hlm. 13-28. Arista, Desy dan Astohar. 2012. Analisis Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Return Saham. Jurnal Ilmu Manajemen dan Akuntansi Terapan, Vol. 3, No. 1, hlm. 1-15. Campbell, J. Y. and Robert J. Shiller. 1988. The Dividend-Price Ratio and Expectations of Future Dividends and Discount Factors. The Review of Financial Studies, Vol. 1, No. 3, hlm. 195-228. Dewan Standar Akuntansi Keuangan. 2009. Exposure Draft Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Laporan Arus Kas. Ikatan Akuntan Indonesia, PSAK No. 02 (Revisi 2009). Dita, Kharisma. 2013. Faktor-Faktor Penentu Kinerja Saham Perusahaan Setelah Penawaran Umum Perdana. Jurnal Ilmu Manajemen, Vol. 1, No. 1, hlm. 40-52. Fabozzi, Frank J. and Pamela P. D. 2009. Finance: Capital Markets, Financial Management, and Investment Management. USA: Wiley. Fama, Eugene F. and Kenneth R. French. 1992. The Cross-Section of Expected Stock Returns. The Journal of Finance, Vol. 47, No. 2, hlm. 427-466. Firmansyah, E. A., Ikaputera Waspada, dan Mayasari. 2009. Analisis Return on Equity (ROE) dan Price Earning Ratio (PER) terhadap Return Saham Sektor Pertambangan di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Kajian Filosofi, Teori, Kualitas, dan Manajemen Pendidikan, Tahun 9, No. 9. Foroghi, Dariush and Bahare Khorsandifar. 2011. The Effect of Size, Book to Market Value Ratio and Momentum on Stock Return of listed Companies in Tehran Stock Exchange. Interdisciplinary Journal of Contemporary Research in Business, Vol. 3, No. 6, hlm. 148-156.
15
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 16, No. 1a, Is. 9
November 2014
Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19. Semarang: Universitas Diponegoro. Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 21 Update PLS Regresi. Semarang: Universitas Diponegoro. Gitman, L. J. 2012. Principle of Managerial Finance, 13th edition. Pearson: Prentice Hall. Guler, Aras and Mustafa Kemal Yilmaz. 2008. Price-Earnings Ratio, Dividend Yield, and Market-to-Book Ratio to Predict Return on Stock Market: Evidence from the Emerging Markets. Journal of Global Bussines and Technology, Vol. 4, No. 1, hlm. 18-30. Investopedia. Book-To-Market Ratio http://www.investopedia.com/terms/b/ booktomarketratio.asp Investopedia Financial Dictionary. Investopedia Financial Dictionary: Book-ToMarket Ratio. Answers. http://www.answers.com/topic/book-to-marketratio Ismanto, Hadi. 2011. Analisis Pengaruh Ukuran Perusahan, Book-To-Market Value, dan Beta terhadap Return Saham di BEI. Jurnal Ekonomi dan Pendidikan, Vol. 8, No. 2, hlm. 186-205. Kieso, Donald E., Jerry J. Weygandt, and Terry D. Warfield. 2011. Intermediate Accounting: IFRS Edition, Volume 2. USA: Wiley. Kristiana, V. A. dan Untung Sriwidodo. 2012. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Return Saham Investor pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Ekonomi dan Kewirausahaan, Vol. 12, No. 1, hlm. 1-11. Lestari, Sri dan Imam Subekti. 2002. Asosiasi antara Pengumuman Kabinet Baru Tanggal 23 Agustus 2000 dengan Stock Price dan Trading Volume Activity di PT Bursa Efek Jakarta. TEMA, Vol. 3, No. 1, hlm. 59-81. Liestiyowati. 2011. Indahnya Belajar Akuntansi, Cara 1: Menghitung EVA (Economic Value Added). Blogspot. http://akuntansi.blogspot.com/2011/10/menghitung-eva-economic-value-added.html Madura, Jeff, 2000, Manajemen Keuangan Internasional, Jilid 1 Edisi Keempat, Penerbit Erlangga, Jakarta. Margaretha, Farah dan Irma Damayanti. 2008. Pengaruh Price Earnings Ratio, Dividend Yield dan Market to Book Ratio terhadap Stock Return di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 10, No. 3, hlm. 149-160. Nugraha, Muhammad Fahmi. 2012. Analisis Economic Value Added (EVA) untuk Mengukur Kinerja Keuangan pada PT. Astra Agro Lestari Tbk. Indonesia: Universitas Gunadarma, http://repository.gunadarma.ac.id/ bitstream/123456789/5555/1/PRESENTASI%20EVA.pdf Pasaribu, R. B. F. 2008. Pengaruh Variabel Fundamental terhadap Harga Saham Perusahaan Go Public di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 20032006. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, Vol. 2, No. 2, hlm. 101-113. Pontiff, Jeffrey and Lawrence D. Schall. 1998. Book-to-Market Ratios as Predictors of Market Returns. Journal of Financial Economics 49, hlm. 141-160. Pradhono dan Yulius J. C. 2004. Pengaruh Economic Value Added, Residual Income, Earnings dan Arus Kas Operasi terhadap Return yang Diterima
16
ISSN: 1410 -9875
Yusuf Wijaya
oleh Pemegang Saham. Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 6, No. 2, hlm. 140-166. Premananto G. C. dan Muhammad M. 2004. Perbandingan Keakuratan Capital Asset Pricing Model dan Arbitrage Pricing Theory dalam Memprediksi Tingkat Pendapatan Saham Industri Manufaktur Sebelum dan Semasa Krisis Ekonomi. Jurnal Penelitian Dinamika Sosial, Vol. 5, No. 2, hlm. 125-139. Rahayu, Ury Tri dan Siti Aisjah. 2013. Pengaruh Economic Value Added dan Market Value Added terhadap Return Saham. Indonesia: Universitas Brawijaya, http://jimfeb.ub.ac.id/index.php/jimfeb/article/viewFile/765/702 Rahmadi, Yuda Ditio. 2013. Pengaruh Earning Per Share, Arus Kas Operasi, Economic Value Added, dan Market Value Added Terhadap Return Saham. Indonesia: Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Padang, http://ejournal.unp.ac.id/students/index.php/akt/article/download/697 /454 Ramdhani A. A. dan Rahardjo T. H. 2012. Pengujian Validitas CAPM Berorientasi Konsumsi (CCAPM) di Bursa Efek Indonesia (BEI). Journal of Capital Market and Banking, Vol. 1, No. 2, hlm. 53-79. Ross, Stephen A. 1976. The Arbitrage Theory of Capital Asset Pricing. Journal of Economic Theory, United States: Academic Press Inc. Burlington. Rudiyanto. Pendapat Tentang Makro Ekonomi, 2012: Fiscal Cliff dan Efeknya Terhadap Pasar Modal Indonesia. Kontan. http://rudiyanto.blog.kontan.co.id/ 2012/11/01/fiscal-cliff-dan-efeknyaterhadap-pasar-modal-indonesia/ Saerang, D. dan Pontoh, W. 2011. Analisis Pengaruh Tingkat Pengembalian Aktiva terhadap Harga Saham Perusahaan di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Riset Akuntansi dan Auditing, Vol. 2, No. 2, hlm. 3-17. Setiabudi, W. 2006. Modul 2: Statistik Deskriptif. Wordpress. http://wsetiabudi.files.wordpress.com/2010/08/modul2.doc Setiyorini, P. I. 2011. Pengaruh Perbandingan Economic Value Added dan Rasio Profitabilitas terhadap Return Saham. Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Vol. 5, No. 3, hlm. 191-208. Suarjaya, I. W. A. dan Henny Rahyuda. 2013. Pengaruh Faktor Fundamental terhadap Return Saham pada Perusahaan Makanan dan Minuman di BEI. EJurnal Manajemen Universitas Udayana, Vol. 2, No.3. Sunardi, Harjono. 2010. Pengaruh Penilaian Kinerja dengan ROI dan EVA terhadap Return Saham pada Perusahaan yang Tergabung dalam Indeks LQ 45 di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Akuntansi, No. 1, hlm. 70-92. Tarazi, R. E. N. and Cristina Gallato. 2012. Determinants of Expected Stock Returns: Evidence Malaysian and Thai Markets. Palestina dan Malaysia: University of Palestine dan Universiti Utara Malaysia, http://papers.ssrn.com/sol3/papers.cfm?abstract_id=2167679 Trisnawati, Ita. 2009. Pengaruh Economic Value Added, Arus Kas Operasi, Residual Income, Earnings, Operating Leverage dan Market Value Added terhadap Return Saham. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 11, No. 1, hlm. 65-78. Wagiri, William Agung. 2013. Pengaruh Dividend Yield, B/M (Book to Market) dan Earning Yield terhadap Harga Saham Perusahaan pada Sektor Aneka
17
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 16, No. 1a, Is. 9
November 2014
Industri Periode 2007-2011. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya, Vol. 2, No. 1, hlm. 1-27. Yuningsih, Isna dan Rizky Yudaruddin. 2007. Pengaruh Model Tiga Faktor terhadap Return Saham. Akuntabilitas, Vol. 7, No. 1, hlm. 79-84.
18
JURNAL BISNIS DAN AKUNTANSI Vol. 16, No. 1a, Is. 9, November 2014, Hlm. 19-30
ISSN: 1410 - 9875 http: //www.tsm.ac.id/JBA
FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA KAMARUDDIN STIE Trisakti
[email protected] Abstrack: The purpose of this research is to identify factors which influence dividend policy in manufacturing companies which listed at the Indonesian Stock Exchange. This research uses the purposive sampling method. Thirty manufacturing companies listed at Indonesian Stock Exchange were used as sample, with period 2007 until 2011. The multiple regression is used to analyze the hypotheses. The result of this research showed that institutional ownership and profitability have influence to dividend policy but managerial ownership, leverage, firm size, investment opportunity, and liquidity have no influence to dividend policy. Keywords: Dividend payout, Managerial ownership, Institutional ownership, Leverage, Profitability, Firm size, Investment opportunity, and Liquidity. Abstrak: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi faktorfaktor yang mempengaruhi kebijakan dividen pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode purposive sampling. Tiga puluh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang digunakan sebagai sampel, dengan periode tahun 2007 sampai 2011. Analisi regresi digunakan untuk menganalisis hipotesis. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kepemilikan institusional dan profitabilitas memiliki pengaruh terhadap kebijakan dividen tetapi kepemilikan managerial, leverage, ukuran perusahaan, peluang investasi, dan likuiditas tidak memiliki pengaruh terhadap kebijakan deviden. Kata
kunci:
Kebijakan dividen, kepemilikan managerial, kepemilikan institusional, leverage, profitabilitas, ukuran perusahaan, peluang investasi, dan likuiditas.
PENDAHULUAN
masyarakat, dimana pihak investor berupa orang pribadi maupun institusi melakukan investasi asset finansial berupa saham. Investor akan melakukan investasi pada
Pasar modal merupakan sarana yang digunakan perusahaan untuk menghimpun dana dari
19
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 16, No. 1a, Is. 9
perusahaan yang kinerja keuangannya baik dan dalam melakukan investasi, investor tentunya sangat mengharapkan adanya pengembalian atas investasi yang dilakukan berupa dividen dan capital gain (keuntungan modal). Terdapat beberapa jenis dividen, yaitu dividen kas, dividen saham, dividen aktiva selain kas dan dividen likuidasi. Dividen kas akan dibayarkan jika perusahaan mendapatkan keuntungan dari aktivitas operasionalnya. Dividen dibayarkan atau tidak, bagaimana sifat dan jumlah dividen kas yang dibayarkan tergantung pada kebijakan dividen perusahaan. Kebijakan dividen yang diterapkan merupakan wewenang dari manajemen perusahaan. Terdapat dua alternatif dalam mengalokasikan keuntungan bersih, yaitu membagikan dividen kas dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan pemegang saham atau mengalokasikan menjadi laba ditahan yang dapat digunakan untuk membiayai operasional, membayar hutang dan melakukan investasi. Dalam keputusan pembagian dividen perlu dipertimbangkan kelangsungan hidup dan pertumbuhan perusahaan, sehingga pihak manajemen perlu mempertimbangkan faktor-faktor apa saja yang akan mempengaruhi penetapan kebijakan dividen perusahaan. Motivasi penelitian ini adalah melakukan pengembangan terhadap penelitian sebelumnya. Permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, kebijakan hutang, profitabilitas, ukuran perusahaan,
20
November 2014
kesempatan investasi, dan likuiditas mempunyai pengaruh terhadap kebijakan dividen. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan bukti empiris mengenai pengaruh kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, kebijakan hutang, profitabilitas, ukuran perusahaan, kesempatan investasi, dan likuiditas terhadap kebijakan dividen.
RERANGKA TEORITIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Agency Theory Berdasarkan agency theory, pihak manajemen adalah agen (agents), sedangkan pemegang saham merupakan pemilik (principal). Manajer yang diangkat oleh pemegang saham diharapkan bertindak atas kepentingan pemegang saham. Namun, pada kenyataannya sering terjadi konflik yang disebabkan karena adanya perbedaan kepentingan antara pihak manajemen perusahaan dengan pemegang saham yang disebut conflict agency. Menurut Jensen dan Meckling (1976) dalam Fauz dan Rosidi (2007) conflict agency seringkali terjadi bila proporsi kepemilikan manajer kurang dari 100% sehingga cenderung bertindak untuk mengejar kepentingan dirinya dan tidak berdasar pada usaha memaksimalkan nilai dalam pengambilan keputusan pendanaan. Tax Preference Theory Menurut Suhartono (2004) terdapat tiga alasan yang berkaitan dengan pajak untuk beranggapan bahwa investor mungkin lebih menyukai pembagian dividen yang
ISSN: 1410 -9875
rendah daripada keuntungan modal yang tinggi, yaitu: (1) keuntungan modal dikenakan tarif pajak yang lebih rendah daripada pendapatan dividen, (2) pajak atas keuntungan modal tidak dibayarkan sampai saham terjual, dan (3) tidak ada keuntungan modal terutang jika saham dimiliki seseorang sampai meninggal. Signalling Theory Menurut Wirjolukito et al. (2003) hipotesis persinyalan menjelaskan bahwa pihak manajemen akan membayarkan dividen untuk memberi sinyal mengenai keberhasilan perusahaan membukukan laba. Kenaikan dividen yang di atas biasanya merupakan sinyal kepada para pemegang saham bahwa manajemen perusahaan meramalkan penghasilan dividen yang baik di masa akan mendatang. Bird In The Hand Theory Pemegang saham memandang dividen per tahun lebih pasti daripada capital gain per tahun. Gordon (1962) dalam Suharli (2006) mengemukakan bahwa dengan mendapatkan dividen (a bird in the hand) adalah lebih baik dari saldo laba (a bird in the bush) karena pada akhirnya saldo laba tersebut mungkin tidak akan pernah terwujud sebagai dividen di masa depan. Kebijakan Dividen Menurut Fahrurrozi (2007) kebijakan dividen merupakan keputusan yang diambil perusahaan terhadap keuntungan yang diperoleh, seberapa besar laba bersih yang diperoleh untuk dibagikan sebagai dividen atau
Kamaruddin
sebagai laba ditahan. Bila perusahaan memilih untuk membagikan dividen maka dapat mengurangi alokasi laba ditahan dan selanjutnya dapat mengurangi jumlah sumber dana intern perusahaan. Menurut Brigham dan Houston (2001) dalam Handayani dan Hadinugroho (2009) terdapat faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan perusahaan dalam membagikan laba kepada pemegang saham, yaitu: (1) kebutuhan dana perusahaan dalam suatu perioda, (2) kemampuan perusahaan dalam melunasi hutang jangka pendeknya, (3) kemampuan meminjam dana, (4) keadaan pemegang saham, dan (5) stabilitas dividen. Kepemilikan Manajerial Manajer mendapatkan kesempatan terlibat dalam kepemilikan saham dengan tujuan untuk menyetarakan kepentingan dengan pemegang saham. Melalui kebijakan tersebut, manajer diharapkan menghasilkan kinerja yang baik serta mengarahkan dividen pada tingkat yang rendah. : Terdapat pengaruh Ha1 kepemilikan manajerial terhadap kebijakan dividen. Kepemilikan Institusional Jika proporsi saham yang dimiliki institusi semakin tinggi, maka akan memunculkan upayaupaya pengawasan yang lebih intensif untuk dapat membatasi sikap oportunis manajer yang mengutamakan kepentingan pribadinya. Perusahaan yang memiliki tingkat kepemilikan institusi tinggi cenderung akan lebih meningkatkan pengawasan terhadap manajer keuangan dan akan berdampak pada peningkatan
21
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 16, No. 1a, Is. 9
nilai perusahaan selaku badan usaha. : Terdapat pengaruh Ha2 kepemilikan institusional terhadap kebijakan dividen. Kebijakan Hutang Jensen et al. (1992) dalam Nuringsih (2005) menemukan mekanisme substitusi antara hutang dengan dividen. Penggunaan hutang yang tinggi akan menyebabkan penurunan dividen karena sebagian besar keuntungan dialokasikan sebagai cadangan pelunasan hutang. Struktur modal yang sebagian besar berasal dari penggunaan hutang dapat menyebabkan pihak manajemen akan lebih mendahulukan pelunasan kewajiban sebelum membagikan dividen. Ha3 : Terdapat pengaruh kebijakan hutang terhadap kebijakan dividen. Profitabilitas Menurut Miller dan Rock (1985) dalam Bukhori (2008) profit perusahaan juga berpengaruh pada kemampuan perusahaan dalam membayar dividen. Perusahaan yang memiliki profit tinggi mempunyai kemampuan pembayaran dividen yang lebih baik dari sebaliknya. Pembayaran dividen yang tinggi juga akan memberi sinyal ke pasar terhadap kemampuan perusahaan dalam menghasilkan profit dimasa mendatang. : Terdapat pengaruh Ha4 profitabilitas terhadap kebijakan dividen. Ukuran Perusahaan Ukuran perusahaan mempunyai hubungan dengan peluang dan kemampuan
22
November 2014
perusahaan masuk ke dalam pasar modal dan jenis pembiayaan eksternal lainnya. Menunjukkan kemampuan meminjam dana, karena perusahaan besar cenderung lebih matang dan mempunyai akses untuk lebih mudah masuk dalam pasar modal yang dapat mengurangi ketergantungan pada pendanaan eksternal. Chang dan Ree (1990) dalam Nuringsih (2005) menyatakan bahwa perusahaan yang besar akan lebih mudah memasuki pasar modal sehingga dengan kesempatan ini perusahaan akan membayarkan dividen yang besar kepada pemegang saham. Ha5 : Terdapat pengaruh ukuran perusahaan terhadap kebijakan dividen. Kesempatan Investasi Menurut Suharli (2007) apabila kondisi perusahaan sangat baik, maka pihak manajemen akan cenderung lebih memilih untuk melakukan investasi baru daripada membayarkan dividen yang tinggi. Dana yang seharusnya dapat dibayarkan sebagai dividen tunai kepada pemegang saham akan digunakan untuk melakukan investasi yang menguntungkan, bahkan untuk mengatasi masalah underinvestment. : Terdapat pengaruh Ha6 kesempatan investasi terhadap kebijakan dividen. Likuiditas Suharli (2007) menyatakan bahwa perusahaan yang memiliki likuiditas baik yang akan membagikan labanya kepada pemegang saham dalam bentuk tunai. Sebaliknya, pihak manajemen akan menggunakan potensi likuiditas yang ada untuk
ISSN: 1410 -9875
Kamaruddin
melunasi kewajiban jangka pendek perusahaan atau untuk mendanai kegiatan operasional, membayar kewajiban pada saat ini dapat membuat alokasi membayar dividen dimasa mendatang menjadi lebih besar. Ha7 : Terdapat pengaruh likuiditas terhadap kebijakan dividen.
METODA PENELITIAN Penelitian ini menggunakan seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2007-2011. Pemilihan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling. Adapun proses pemilihan sampel sebagai berikut:
Tabel 1 Prosedur Pemilihan Sampel No.
Jumlah Perusahaan
Keterangan
1.
Perusahaan manufaktur yang konsisten terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2007-2011 2. Perusahaan manufaktur yang tidak menerbitkan laporan keuangan pada perioda yang berakhir 31 Desember 3. Perusahaan manufaktur yang tidak menerbitkan laporan keuangan dalam mata uang rupiah 4. Perusahaan manufaktur yang tidak memperoleh earnings after tax positif selama perioda penelitian 5. Perusahaan manufaktur yang tidak membagikan dividen berturut-turut dalam perioda 2007-2010 6. Perusahaan manufaktur yang tidak memiliki kepemilkan institusional secara konsisten selama perioda 2007-2010 Jumlah sampel perusahaan manufaktur Jumlah data penelitian Data yang dihapus berdasarkan uji outlier Jumlah data perusahaan manufaktur yang digunakan dalam penelitian
Berdasarkan tabel diatas, jumlah perusahaan yang memenuhi kriteria sebagai sampel adalah sebanyak 30 perusahaan. Jumlah data yang digunakan dalam penelitian ini adalah 120 buah dan setelah uji outlier diperoleh sampel sebanyak 118 data. Sampel yang berhasil dikumpulkan adalah 30 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Data dapat
119 (3) (9) (40) (36) (1) 30 120 (2) 118
diperoleh dari Indonesia Capital Market Directory dan Indonesia Stock Exchange selama tahun 20072011. Menurut Fahrurrozi (2007) kebijakan dividen merupakan keputusan yang diambil perusahaan untuk menentukan seberapa besar bagian dari keuntungan bersih yang diperoleh untuk dibagikan sebagai dividen atau laba ditahan. Dividend Payout = Dividend per
23
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 16, No. 1a, Is. 9
Ratio
share Earnings per share
dimana D=1 untuk perusahaan yang memiliki kepemilikan manajerial dan D=0 untuk perusahaan yang tidak memiliki kepemilikan manajerial. Kepemilikan institusional merupakan persentase kepemilikan saham yang dimiliki oleh pihak institusi dibandingkan dengan jumlah saham yang beredar milik perusahaan tersebut.
Kepemilikan manajerial merupakan para pemegang saham dimana mereka mempunyai kedudukan dalam manajemen perusahaan, baik sebagai dewan komisaris maupun sebagai direktur. Variabel kepemilikan manajerial menggunakan variabel dummy, Kepemilikan Institusional
November 2014
=
Kebijakan hutang merupakan kemampuan perusahaan untuk melunasi kewajiban jangka Debt to Asset Ratio
Saham yang dimiliki institusi Total saham perusahaan panjangnya yang dapat ditutupi oleh asset yang dimiliki perusahaan. =
Total debt Total Assets
Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan memperoleh laba bersih dari kegiatan operasionalnya.
Profitabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan memperoleh keuntungan dari aktiva yang digunakan. Earning after tax Return On Assets = Total assets
Ukuran perusahaan adalah ukuran atau besarnya perusahaan dalam memainkan peran dalam menjelaskan rasio pembayaran
dividen. Ukuran perusahaan dalam penelitian ini menggunakan natural logaritma total aset.
Ukuran Perusahaan = Ln total asset Kesempatan investasi merupakan peluang yang dimiliki perusahaan untuk melakukan investasi. Kesempatan investasi dapat diukur berdasarkan kenaikan
nilai bersih aktiva tetap yang sesuai dengan format laporan arus kas yang mengukur investasi dari aktiva tetap berwujud.
Kesempatan Investasi = Menurut Arilaha (2009) likuiditas perusahaan menunjukkan kemampuan perusahaan mendanai
24
Fixed assets Total assets
kegiatan operasional dan melunasi kewajiban jangka pendeknya yang
ISSN: 1410 -9875
Kamaruddin
dapat diukur menggunakan current
ratio. Current assets Current Ratio = Current liabilities
HASIL PENELITIAN Hasil statistik deskriptif menunjukkan jumlah sampel perusahaan yang digunakan dalam
penelitian, nilai minimum, nilai maksimum, nilai mean, dan standar deviasi dari masing-masing variabel.
Tabel 2 Statistik Deskriptif Variabel
N
Minimum
Maksimum
Mean
DPR KEP_MAN
118 118
0,0624 0
1,4217 1
0,497703 0,45
KEP_INST
118
0,3222
0,9818
0,705237
KEB_HUT
118
0,0943
0,9482
0,377213
PROFIT
118
0,0077
0,4116
UK_PERS
118
24,8502
32,3571
0,137822 28,12350 9
KES_INV
118
0,0004
0,7565
0,306232
LIKUI
118
0,5912
10,6845
3,105957
Variabel (constant) KEP_MAN KEP_INST KEB_HUT PROFIT UK_PERS KES_INV LIKUI
Tabel 3 Hasil Uji T Unstandardized Coefficients B Std. Error t -.133 .539 -.247 .019 .055 .343 .343 .148 2.311 .172 .218 .787 1.309 .288 4.538 .001 .017 .043 .322 .178 1.812 .005 .021 .261
Std. Deviation 0,302967 5 0,500 0,184810 2 0,194671 7 0,098117 4 1,651331 2 0,154789 6 2,185456 1
Sig. .805 .732 .023 .433 .000 .966 .073 .795
25
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 16, No. 1a, Is. 9
Kepemilikan managerial memiliki nilai signifikansi sebesar 0,732. Nilai ini lebih besar sama dengan alpha (0,05) sehingga dapat tidak dapat disimpulkan Ha1 diterima, yaitu kepemilikan managerial tidak mempunyai pengaruh terhadap kebijakan dividen. Kepemilikan institusional memiliki nilai signifikansi sebesar 0,023. Nilai ini lebih kecil dari alpha (0,05) sehingga dapat disimpulkan Ha2 diterima, yaitu kepemilikan institusional mempunyai pengaruh positif (nilai Beta positif) terhadap kebijakan dividen. Kebijakan hutang memiliki nilai signifikansi sebesar 0,433. Nilai ini lebih besar sama dengan alpha (0,05) sehingga dapat tidak dapat disimpulkan Ha3 diterima, yaitu kebijakan hutang tidak mempunyai pengaruh terhadap kebijakan dividen. Profitabilitas memiliki nilai signifikansi sebesar 0,000. Nilai ini lebih kecil dengan alpha (0,05) sehingga dapat disimpulkan Ha4 diterima, yaitu profitabilitas mempunyai pengaruh positif (nilai Beta positif) terhadap kebijakan hutang. Ukuran perusahaan memiliki nilai signifikansi sebesar 0,966. Nilai ini lebih besar sama dengan alpha (0,05) sehingga dapat tidak dapat disimpulkan Ha5 diterima, yaitu ukuran perusahaan tidak mempunyai pengaruh terhadap kebijakan dividen. Kesempatan investasi memiliki nilai signifikansi 0,073. Nilai ini lebih besar dari alpha (0,05) sehingga
26
November 2014
dapat disimpulkan Ha6 tidak dapat diterima, yaitu kesempatan investasi tidak mempunyai pengaruh terhadap kebijakan dividen. Likuiditas memiliki nilai signifikansi 0,795. Nilai ini lebih besar dari alpha (0,05) sehingga dapat disimpulkan Ha7 tidak dapat diterima, yaitu likuiditas tidak mempunyai pengaruh terhadap kebijakan dividen. PENUTUP Penelitian ini mendapatkan bukti empiris bahwa kepemilikan manajerial, kebijakan hutang, ukuran perusahaan, kesempatan investasi dan likuiditas tidak mempunyai pengaruh terhadap kebijakan dividen sedangkan kepemilikan institusional dan profitabilitas mempunyai pengaruh terhadap kebijakan dividen. Keterbatasan penelitian ini adalah: (1) perusahaan yang digunakan sebagai sampel dalam penelitian ini hanya perusahaan manufaktur yaitu sebanyak 30 perusahaan selama tahun 2007 sampai tahun 2011, (2) penelitian yang dilakukan terbatas hanya pada tujuh variabel independen, dan (3) ada data variabel mengalami heteroskedastisitas. Berdasarkan dari keterbatasan di atas, maka penulis menyarankan beberapa hal untuk penelitian selanjutnya yang diharapkan dapat memperbanyak jumlah sampel dengan tidak hanya terbatas pada perusahaan manufaktur, menambah variabel independen lain seperti posisi kas perusahaan.
ISSN: 1410 -9875
Kamaruddin
REFERENSI Arilaha, Muhammad A. 2009. Pengaruh Free Cash Flow, Profitabilitas, Likuiditas, dan Leverage terhadap Kebijakan Dividen. Jurnal Keuangan dan Perbankan, Vol. 13, No. 1, Januari, Hlm. 78-87. Bukhori, Iskandar. 2008. Pengaruh Kepemilikan Saham Institusional, Kesempatan Bertumbuh, Kebijakan Hutang, Profit dan Tingkat Resiko Terhadap Kebijakan Dividen. Utilitas Jurnal Manajemen dan Bisnis, Vol. 16, No. 2, Juli, Hlm. 135-143. Darmadji, Tjiptono dan Hendy M. Fakhruddin. 2001. Pasar Modal di Indonesia : Pendekatan Tanya Jawab. Salemba Empat. Jakarta. Deitiana, Tita. 2009. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Pembayaran Dividen Kas. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 11, No. 1, Hlm. 57-64. Dewi, Sisca Christianty. 2008. Pengaruh Kepemilikan Managerial, Kepemilikan Institusional, Kebijakan Hutang, Profitabilitas, dan Ukuran Perusahaan terhadap Kebijakan Dividen. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 10, No. 1, Hlm. 47-58. Fadah, Isti dan Dodik Rian. 2007. Analisis Faktor-Faktor Penentu Kebijakan Dividen. Jurnal Bisnis dan Manajemen, Vol. 1, No. 1, April, Hlm. 14-29. Fahrurrozi. 2007. Analysis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penentuan Kebijakan Pembagian Dividen pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Tepak Manajerial Magister Manajemen UNRI, Vol. 7, No. 7, Maret, Hlm. 29-42. Fama, E.F, and French, K.R. 2001. Disappearing Dividend: Changing Firm Characteristics or Lower Propensity to Pay? Journal of Financial Economics, Vol. 60, pp. 3-43. Fauz, Achmad dan Rosidi. 2007 Pengaruh Aliran Kas Bebas Kepemilikan Managerial, Kepemilikan Institusional, Kebijakan Utang, dan Collateral Assets terhadap Kebijakan Dividen. Jurnal Ekonomi dan Manajemen, Vol. 8, No. 2, Juni, Hlm. 259-267. Foenay, Christien Corina. 2010. Analisa Pengaruh Faktor Internal terhadap Dividen Tunai pada Emiten Non-Keuangan di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Bisnis dan Manajemen, Vol. 2, No. 1, Hlm. 403-414. Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Mutrivariate dengan Program SPSS 19. Edisi Kelima. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang. Gitman, Lawrence J. dan Chad J. Zutter. 2012. Principles of Managerial Finance Thirteen Edition. Pearson Education. Handayani, Dwi R. dan Bambang Hadinugroho. 2009. Analisis Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kebijakan Hutang, ROA, Ukuran Perusahaan Terhadap Kebijakan Dividen. Fokus Manajemen, Vol. 7, No. 1, Hlm. 6471. Handoko, Jesica. Pengaruh Agency Costs Terhadap Kebijakan Dividen Perusahaan-Perusahaan Go Public di Bursa Efek Jakarta. 2002. Jurnal Widya Manajemen dan Akuntansi, Vol. 2, No. 3, Desember, Hlm. 180190.
27
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 16, No. 1a, Is. 9
November 2014
Hatta, Atika Jauhari. 2002. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen: Investigasi Pengaruh Teori Stakeholder. JAAI, Vol. 6, No. 2, Desember, Hlm. 1-22. Ho, S.S.M., Lam, K.C.K., and Sami, H. 2004. The Investment Opportunity Set, Director Ownership, and Corporate Policy: Evidence from Emerging Market. Journal of Corporate Finance, Vol.10, pp. 383-408. Inneke, Theoral M. dan Supatmi. 2008. Analisis Investment Opportunity Set (IOS) dan Profitabilitas dalam Memoderasi Pengaruh Kebijakan Dividen terhadap tingkat Leverage Perusahaan. Jurnal Akuntansi Tahun XII, No. 3, September, Hlm. 277-288. Marpaung, Elyzabet I. dan Bram Hadianto. 2009. Pengaruh Profitabilitas dan Kesempatan Investasi terhadap Kebijakan Dividen: Studi Empirik pada Emiten Pembentuk Indeks LQ45 di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Akuntansi, Vol. 1, No. 1, Hlm 70-84. Marlina, Lisa dan Clara Danica. 2009. Analisis Pengaruh Cash Position, Debt to Equity Ratio, dan Return on Assets terhadap Dividend Payout Ratio. Jurnal Manajemen Bisnis, Vol. 2, No. 1, Hlm. 1-6. Nuringsih, Kartika. 2005. Analisis Pengaruh Kepemilikan Managerial, Kebijakan Hutang, ROA dan Ukuran Perusahaan terhadap Kebijakan Dividen: Studi 1995-1996. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Vol. 2, No. 2, JuliDesember, Hlm. 103-123. Pujiastuti, Triani. 2008. Agency Cost Terhadap Kebijakan Dividen pada Perusahaan Manufaktur dan Jasa yang Go Public di Indonesia. Jurnal Keuangan dan Perbankan, Vol. 12, No. 2, Mei, Hlm. 183-197. Putri, Imanda F. dan M. Nasir. 2006. Analisis Persamaan Simultan Kepemilikan Managerial, Kepemilikan Institusional, Risiko, Kebijakan Hutang dan Kebijakan Dividen Dalam Perspektif Teori Keagenan. Simposium Nasional Akuntansi IX, Padang, 23-26 Agustus, Hlm. 1-25. Rahman, Sulaeman. 2010. Pengaruh Struktur Kepemilikan, Pertumbuhan Perusahaan, Volatilitas Pendapatan, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Kebijakan Dividen, Struktur Modal, dan Kinerja Emiten Terbaik. Jurnal Manajemen/ Tahun XIV, No. 1, Februari, Hlm. 1-15. Salwa. 2008. Analisis Faktor-Faktor yang Berpengaruh terhadap Kebijakan Pembayaran Dividen Perusahaan di Jakarta Islamic Index (JII). Jurnal Akuntansi Universitas Negeri Sunan Kalijaga, Vol. 2, No. 2, Juni, Hlm. 23-47. Santoso, Singgih. 2002. Buku Latihan SPSS Statistik Multivariat. Elex Media Komputindo. Jakarta. Subramanyam, K.R, Wild, J.J. 2009. Financial Statement Analysis 10th edition. McGraw-Hill International Edition. Sudarsi, Sri. 2002. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio pada Industri Perbankan yang Listed di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Bisnis dan Ekonomi, Vol. 9, No. 1, Hlm 76-88. Suharli, Michell. 2006. Studi Empiris Mengenai Pengaruh Profitabilitas Leverage dan Harga Saham terhadap Jumlah Dividen Tunai. Jurnal Manajemen Akuntansi dan Sistem Informasi, Vol. 6, No. 2, Hlm. 243-256.
28
ISSN: 1410 -9875
Kamaruddin
Suharli, Michell. 2007. Pengaruh Profitability dan Investment Opportunity Set Terhadap Kebijakan Dividen Tunai Dengan Likuiditas Sebagai Variabel Penguat. Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 9, No. 1, Mei, Hlm. 9-17. Suhartono. 2004. Pengaruh Insider Ownership, Net Organizational Capital dan Risiko Pasar Terhadap Kebijakan Dividen. Kajian Bisnis STIE Widya Wiwaha Yogyakarta, Vol. 12, No. 1, Januari, Hlm. 41-56 Suwaldiman dan Ahmad Aziz. 2006. Pengaruh Insider Ownership dan Risiko Pasar Terhadap Kebijakan Dividen. SINERGI Kajian Bisnis dan Manajemen, Vol. 8, No. 1, Januari, Hlm. 53-64. Tarjo dan Jogiyanto Hartono. 2003. Analisa Free Cash Flow dan Kepemilikan Manajerial Terhadap Kebijakan Utang Pada Perusahaan Publik di Indonesia. Prosiding Simposium Nasional Akuntansi VI, Surabaya, 16-17 Oktober, Hlm. 278-295. Wahyudi, Eko dan Baidori. 2008. Pengaruh Insider Ownership, Collateralizable Assets dan Likuiditas Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur yang listing di Bursa Efek Indonesia Periode 2002-2006. Jurnal Aplikasi Manajemen, Vol. 6, No. 3, Desember, Hlm. 474-482. Wiagustini, Ni Luh Putu. 2009. Investment Opportunity, Institutional Ownership, Cash Flow, Company Life Cycle Terhadap Kebijakan Dividen dan Return Saham. Jurnal Keuangan dan Perbankan, Vol. 13, No. 3, September, Hlm. 373-385. Wirjolukito, A. Yanto, H. Dan Sandy. 2003. Faktor-Faktor yang Merupakan Pertimbangan Dalam Keputusan Pembagian Dividen: Tinjauan Terhadap Teori Persinyalan Dividen pada Perusahaan Go Public di Indonesia. Jurnal Ekonomi dan Bisnis. Universitas Katolik Atma Jaya, Jakarta, Agustus, Hlm. 160-172.
29
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 16, No. 1a, Is. 9
Halaman ini sengaja dikosongkan
30
November 2014
JURNAL BISNIS DAN AKUNTANSI Vol. 16, No. 1a, Is. 9, November 2014, Hlm. 31-46
ISSN: 1410 - 9875 http: //www.tsm.ac.id/JBA
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AUDIT REPORT LAG PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA IAN NUGRAHA STIE Trisakti
[email protected] Abstract: The purpose of this research is to examine the influence of profitability, solvability, firm size, firm age, auditor size, and auditor opinion to audit report lag. Audit report lag is therefore defined as the number of days from the accounting year end of a company and the audit report date. The population on this research use manufacturing listed Indonesia Stock Exchange, with period from 2010 to 2012. Number of company that used as sample are 65 companies. The selection of the samples used purposive sampling method. The audit report lag was measured by days from audit report date minus 31 December. The result of this research shows that profitability, firm age and auditor size, have influence to the audit report lag. But, solvability, firm size and auditor opinion have no influence to audit report lag. Keywords:
Profitability, Solvability, Firm Size, Firm Age, Auditor Size, Auditor Opinion and Audit Report Lag
Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan bukti empiris mengenai pengaruh profitabilitas, solvabilitas, ukuran perusahaan, umur perusahaan, ukuran auditor, dan opini auditor terhadap senjang pelaporan audit (audit report lag). Audit report lag didefinisikan sebagai jumlah hari dari akhir tahun pelaporan akuntansi perusahaan dengan tanggal pelaporan laporan audit. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan periode waktu dari tahun 2010 hingga tahun 2012. Jumlah perusahaan yang dijadikan sampel adalah 65 perusahaan. Sampel diperoleh menggunakan metode sampling purposive. Audit report lag diukur dengan selisih jumlah hari pelaporan laporan audit dengan 31 Desember. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa profitabilitas, ukuran perusahaan, dan ukuran auditor mempengaruhi audit report lag. Sebaliknya, solvabilitas, ukuran perusahaan dan opini audit tidak mempengaruhi audit report lag. Kata kunci: Profitabilitas, Solvabilitas, Ukuran Perusahaan, Ukuran Auditor, Opini Audit, dan Audit Report Lag
31
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 16, No. 1a, Is. 9
PENDAHULUAN Perkembangan perusahaanperusahaan go public di Indonesia mengalami kemajuan yang pesat. Perkembangan ini mengakibatkan permintaan akan audit laporan keuangan yang semakin meningkat. Setiap perusahaan yang go public diwajibkan untuk menyampaikan laporan keuangan yang disesuaikan dengan standar akuntansi keuangan dan telah diaudit oleh akuntan publik yang terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dahulu dikenal sebagai Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM). Laporan keuangan adalah salah satu media komunikasi antara manajemen (internal perusahaan) dengan pihak luar perusahaan (Utami 2006). Laporan keuangan mempunyai peran yang penting dalam proses pengukuran dan penilaian kinerja perusahaan serta bermanfaat untuk pengambilan keputusan. Informasi yang diperlukan oleh pihak-pihak yang berkepentingan dapat bermanfaat bilamana disajikan secara akurat dan tepat pada saat dibutuhkan oleh pemakai laporan keuangan, namun informasi tidak lagi bermanfaat bila tidak disajikan secara akurat dan tepat waktu. Salah satu kriteria profesionalitas seorang auditor adalah ketepatan waktu dalam penyampaian laporan audit (Kartika 2009). Hasil audit atas laporan keuangan perusahaan publik memiliki konsekuensi serta tanggung jawab yang besar. Dalam hal ini para auditor dituntut bekerja secara professional, salah satunya adalah dalam
32
November 2014
menyelesaikan laporan audit tepat pada waktunya. Menurut Prabandari (2007), informasi akuntansi yang tercantum dalam laporan keuangan harus realibel, relevan, dan tepat waktu. Ketepatan waktu ini terkait dengan manfaat dari laporan keuangan itu sendiri. Penundaan waktu ini dapat menyebabkan informasi menjadi kurang relevan bagi pengguna informasi keuangan terutama investor dalam membuat keputusan investasi. Dalam menyelesaikan pekerjaannya, para auditor membutuhkan waktu dalam melakukan perencanaan aktifitas yang akan dilakukan, pemahaman tentang struktur-struktur pengendalian intern, serta pengumpulan bukti-bukti yang kompeten yang didapat melalui pengamatan, pengajuan pertanyaan, inspeksi, serta konfirmasi yang dijadikan sebagai landasan untuk menyampaikan pendapat dalam laporan keuangan (Kartika 2009). Audit report lag adalah lamanya waktu penyelesaian audit yang diukur dari tanggal penutupan tahun buku hingga tanggal diselesaikan laporan auditor independen (Ashton et al. 1997, Halim: 2000). Audit report lag yang terlalu lama akan berdampak buruk terhadap kualitas laporan keuangan dengan tidak memberikan informasi yang tepat pada waktunya (Mohammad-Nor et al. 2010). Disini para auditor dihadapkan dalam suatu permasalahan, yaitu antara menyelesaikan laporan auditnya dengan tepat waktu, dan melaksanakan audit sesuai dengan standar yang berlaku demi kualitas laporan audit tersebut (Halim
ISSN: 1410 -9875
2000). Menurut Generally Accepted Auditing Standards (GAAS), pada standar umum ketiga menjelaskan bahwa proses audit harus dilakukan dengan penuh kecermatan dan ketelitian dan standar pekerjaan lapangan menyatakan bahwa audit harus dilakukan dengan perencanaan yang matang dan pengumpulan alat-alat pembuktian yang cukup memadai (Halim 2000). Lamanya waktu pelaporan audit akan berdampak pada ketepatan waktu informasi yang akan disampaikan. Salah satu syarat catatan keuangan yang baik adalah berdasarkan waktu penyampaian laporan tersebut. Keterlambatan laporan audit akan berdampak pada pengumuman laba yang tertunda. Berdasarkan literatur Boynton dan Kell (1996), audit report lag akan semakin lama apabila ukuan perusahaan yang akan diaudit semakin besar. Hal ini berkaitan dengan semakin banyaknya jumlah sampel yang harus diambil dan semakin luasnya prosedur audit yang harus ditempuh. Ketepatan waktu penyajian laporan keuangan ke publik adalah sebagai signal dari perusahaan yang menunjukan adanya informasi yang bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan investor dalam membuat keputusan bisnis. Hal ini ditegaskan oleh Wirakusuma (2004) yang menyatakan bahwa semakin panjang periode antara akhir periode akuntansi dengan waktu publikasi laporan keuangan, semakin tinggi kemungkinan informasi dibocorkan pada pihak yang berkepentingan bahkan dapat minimbulkan terjadinya insider trading dan rumor-rumor lain di bursa saham.
Ian Nugraha
Penelitian ini termotivasi untuk menguji faktor-faktor yang mempengaruhi audit report lag pada perusahaan manufaktur. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan bukti empiris mengenai mengaruh profitabilitas, solvabilitas, ukuran perusahaan, umur perusahaan, ukuran Kantor Akuntan Publik (KAP), dan opini audit terhadap audit report lag. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah : 1. Penambahan variabel independen baru, yaitu opini audit dari penelitian Kartika (2009) dan ukuran KAP dari Rachmawati (2008). Penelitian ini menambahkan variabel tersebut dengan alasan jika perusahaan tidak menerima opini audit standar unqualified opinion akan mengalami audit report lag yang panjang (Kartika 2009). 2. Melakukan perubahan obyek penelitian dimana penelitian sebelumnya menggunakan obyek perusahan consumer goods industry dan perusahaan multifinance, sedangkan penelitian ini menggunakan obyek perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). 3. Melakukan perubahan periode penelitian dimana penelitian sebelumnya dari tahun 2004 sampai 2008, sedangkan penelitian ini menggunakan periode dari tahun 2010 sampai 2012. Berdasarkan penjelasan diatas, yang membuat penulis tertarik untuk melanjutkan penelitian terdahulu maka dirumuskan penelitian ini dengan
33
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 16, No. 1a, Is. 9
judul “Faktor-faktor yang mempengaruhi Audit report lag pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)”. Tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan bukti empiris mengenai pengaruh profitabilitas, solvatabilitas, ukuran perusahaan, umur perusahaan, ukuran Kantor Akuntan Publik dan opini audit terhadap audit report lag. RERANGKA TEORITIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Teori Keagenan Jensen dan Meckling (1976) dalam Wulandari dan Widaryanti (2008) mendefinisikan suatu hubungan keagenan sebagai suatu kontrak antara satu orang atau lebih (prinsipal) untuk meminta orang lain (agen) melakukan pekerjaan sesuai dengan kepentingan prinsipal. Dalam hal ini, prinsipal mendelegasikan beberapa kewenangan kepada agen untuk mengambil keputusan. Jika kedua pihak berhubungan untuk memaksimalkan utilitas, maka ada kemungkinan agen tidak selalu bertindak kepentingan utama prinsipal, untuk itu prinsipal dapat membatasi agen dengan cara penetapan insentif. Berle dan Means (1932) serta Pratt dan Zeckhauser (1985) dalam Wulandari dan Widaryanti (2008) berpendapat bahwa dalam teori agensi, pemilik (pemegang saham) memiliki seluruh saham dan fungsi manajer adalah memaksimalkan tingkat pengembalian saham yang dimiliki oleh pemegang saham. Baik prinsipal maupun agen adalah orang ekonomi yang semata-mata termotivasi oleh kepentingan pribadi. Prinsipal mendelegasikan
34
November 2014
pengambilan keputusan kepada manajer atau agen, dan agen dapat menggunakan dan mengawasi sumber-sumber ekonomi perusahaan dalam menjalankan tugasnya. Menurut Setyapurnama dan Norpratiwi (2004) permasalahan muncul ketika pihak-pihak yang bersangkutan memiliki tujuan yang berbeda. Disatu sisi pemilik modal menginginkan menambah kekayaan dan kemakmuran bagi para pemegang modal, disatu sisi lagi manajer ingin menambah kesejahteraan bagi para manajer. Pemilik ingin memaksimalkan return dan harga sekuritas dari investasinya, sedangkan manajer ingin memaksimalkan kompensasinya. Teori keagenan dilandasi oleh beberapa asumsi Eisenhardt (1989) dalam Setyapurnama dan Nortpratiwi (2004), Asumsi-asumsi tersebut dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu: 1. Asumsi tentang sifat manusia yang menekankan bahwa manusia memiliki sifat yang mementingkan diri sendiri (selfinterest), memiliki keterbatasan rasionalisasi, dan tidak menyukai risiko. 2. Asumsi keorganisasian adalah konflik antara anggota organisasi, efisiensi sebagai kriteria efektivitas, dan adanya asimetri informasi antara prinsipal dan agen. 3. Asumsi informasi adalah informasi sebagai barang komoditi yang dapat diperjual belikan. Oleh karena itu, audit report lag sangat dibutuhkan dalam pengambilan keputusan oleh investor.
ISSN: 1410 -9875
Teori Kepatuhan Tuntutan akan kepatuhan terhadap ketepatan waktu dalam penyampaian laporan keuangan tahunan bagi perusahaan publik di Indonesia telah diatur dalam Peraturan Bapepam No. X. K.2 tentang Penyampaian Laporan Keuangan Berkala Emiten atau Perusahaan Publik dan peraturan Bursa Efek Indonesia I-E Kep-306/BEJ/07-2004 tentang Kewajiban Penyampaian Informasi. Peraturan-peraturan tersebut secara hukum mengisyaratkan adanya kepatuhan setiap perilaku individu maupun organisasi (perusahaan publik) yang terlibat di pasar modal Indonesia untuk menyampaikan laporan keuangan tahunan perusahaan secara tepat waktu kepada Otoritas Jasa Keuangan dan Bursa Efek Indonesia. Adapun hal ini sesuai dengan teori kepatuhan (compliance theory). Dalam Peraturan Bapepam tersebut ditegaskan bahwa laporan keuangan tahunan wajib disajikan secara perbandingan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, laporan keuangan tahunan wajib disertai dengan laporan Akuntan dalam rangka audit atas laporan keuangan, laporan keuangan tahunan wajib disampaikan kepada Bapepam dan LK dan diumumkan kepada masyarakat paling lambat pada akhir bulan ketiga setelah tanggal laporan keuangan tahunan, dan dalam hal Emiten atau Perusahaan Publik telah menyampaikan laporan tahunan sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Bapepam Nomor X.K.6 sebelum batas waktu penyampaian laporan keuangan tahunan, maka Emiten atau Perusahaan Publik tersebut tidak
Ian Nugraha
diwajibkan menyampaikan laporan keuangan tahunan secara tersendiri. Terkait peraturan Bursa Efek Indonesia tersebut ditegaskan pula bahwa Laporan Keuangan Tahunan harus disampaikan dalam bentuk Laporan Keuangan Auditan, selambat-lambatnya pada akhir bulan ketiga setelah tanggal Laporan Keuangan Tahunan. Secara garis besar, teori kepatuhan telah diteliti pada ilmuilmu sosial khususnya dibidang psikologis dan sosiologi yang lebih menekankan pada pentingnya proses sosialisasi dalam mempengaruhi perilaku kepatuhan seorang individu. Lebih lanjut Tyler (Saleh, 2004) menyebutkan terdapat 2 perspektif dalam literatur sosiologi mengenai kepatuhan kepada hukum, yaitu: instrumental dan normatif, dimana perspektif instrumental mengasumsikan individu secara utuh didorong oleh kepentingan pribadi dan tanggapan terhadap perubahan-perubahan yang berhubungan dengan perilaku. Sedangkan perspektif normatif berhubungan dengan apa yang orang anggap sebagai moral dan berlawanan dengan kepentingan pribadi. Audit Report Lag Audit report lag adalah selisih rentang waktu antara tanggal tahun buku perusahaan berakhir sampai dengan tanggal laporan audit diterbitkan (Lianto dan Kusuma 2010, 4). Audit report lag inilah yang dapat mempengaruhi ketepatan informasi yang dipublikasikan, sehingga akan berpengaruh terhadap tingkat informasi yang dipublikasikan.
35
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 16, No. 1a, Is. 9
Ketepatan penerbitan laporan keuangan audit merupakan hal yang cukup penting, terutama bagi perusahaan-perusahaan yang menggunakan pasar modal sebagai salah satu sumber pendanaan. Menurut Kartika (2009, 3) apabila waktu yang dibutuhkan dalam menerbitkan laporan keuangan tahunan semakin panjang dari tanggal akhir tahun penutupan buku, maka semakin besar kemungkinan informasi yang terdapat dalam laporan keuangan tersebut tersebar luas kepada para investor tertentu yang bisa menyebabkan insider trading dan rumor-rumor lain di bursa saham. Hal yang dihindari perusahaan besar adalah dengan menyusun laporan keuangan tepat pada waktunya agar informasi yang terdapat dalam laporan keuangan mereka mempunyai nilai dan manfaat yang dibutuhkan oleh pelaku di pasar modal. Informasi laba yang disajikan perusahaan dalam laporan keuangan merupakan dasar pengambilan keputusan para investor untuk menjual atau membeli kepemilikannya pada perusahaan tersebut. Dari informasi laba yang disajikan oleh perusahaan, investor dapat melihat kenaikan atas penurunan harga saham yang terjadi pada perusahaan tersebut (Kartika 2009, 3). Profitabilitas dan Audit Report Lag Perusahaan yang memperoleh laba cenderung akan mengumumkan laporan keuangannya lebih cepat. Hal ini dikarenakan laba perusahaan merupakan sebuah gambaran
36
November 2014
keberhasilan suatu perusahaan, jadi manajemen tidak akan menunda hal baik seperti ini (Utami 2006). Hasil penelitian Lianto dan Kusuma (2010), menunjukan profitabilitas mempengaruhi audit report lag. Semakin tinggi tingkat profitabilitas perusahaan maka akan menyebabkan semakin rendah audit report lag. Perusahaan dengan profitabilitas tinggi cenderung membutuhkan waktu pengauditan laporan keuangan yang lebih cepat karena adanya tuntutan untuk menyampaikan kabar baik tersebut secepatnya ke publik. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Iskandar dan Trisnawati (2010) dan sejalan dengan penelitian Petronila (2007). Hasil penelitian Lianto dan Kusuma (2010), menunjukan profitabilitas tidak memberikan pengaruh terhadap audit report lag. Hal ini dapat dikarenakan proses audit perusahaan yang memiliki profitabilitas kecil tidak berbeda dibandingkan proses audit perusahaan dengan tingkat profitabilitas yang tinggi. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Rachmawati (2008) yang menyatakan bahwa tingkat profitabilitas tidak berpengaruh terhadap audit report lag. Solvabilitas dan Audit Report Lag Penelitian Lianto dan Kusuma (2010) menunjukan tingkat solvabilitas mempunyai pengaruh terhadap audit report lag. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa tingkat solvabilitas mempunyai pengaruh terhadap audit report lag. Hal ini dipertegas dengan pernyataan Hassanuddin (2002) dalam Utami (2006) yang menyatakan suatu perusahaan yang
ISSN: 1410 -9875
memiliki tingkat hutang modal yang tinggi cenderung akan terlambat dalam penyampaian laporan keuangan. Tingginya jumlah hutang yang dimiliki suatu perusahaan akan memerlukan proses audit yang semakin panjang. Solvabilitas akan menggambarkan tingkat risiko yang didapat suatu perusahaan. Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Rachmawati (2008) dan Shulthoni (2012) yang menunjukan tidak adanya pengaruh yang signifikan antara solvabilitas terhadap audit report lag. Ukuran Perusahaan dan Audit Report Lag Hasil penelitian Kartika (2009), menunjukan ukuran perusahaan tidak mempunyai pengaruh terhadap audit report lag. Hal ini didukung oleh hasil penelitian Na’im (1999) dalam Halim (2000), yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap audit report lag. Hasil penelitian Kartika (2009) menunjukan bahwa ukuran perusahaan mempunyai pengaruh terhadap audit report lag. Hal ini dikarenakan total aset mempunyai pengaruh negatif, sehingga semakin besar suatu perusahaan maka semakin cepat pula audit report lag suatu perusahaan. Penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Rachmawati (2008), dan dengan penelitian Aryanti dan Theresia (2005) dan penelitian Petronila (2007) yang menunjukan adanya pengaruh ukuran perusahaan terhadap audit repot lag. Hasil penelitian Lianto dan Kusuma (2010) menyatakan bahwa ukuran perusahaan tidak memberikan pengaruh terhadap
Ian Nugraha
audit report lag. Hal ini terjadi karena semua perusahaan selalu mendapatkan pengawasan dari para investor, regulator, dan berbagai pihak lain sehingga pelaporan keuangan yang diaudit dapat selesai pada waktunya. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Shulthoni (2012). Umur Perusahaan dan Audit Report Lag Hasil penelitian Lianto dan Kusuma (2010) menunjukan bahwa umur perusahaan berpengaruh terhadap audit report lag. Dengan lamanya umur perusahaan, umumnya telah mendirikan cabang– cabang atau usaha di daerah, bahkan di luar negeri. Dengan besarnya skala operasi ini menunjukan bahwa banyak pemeriksaan yang perlu dilakukan auditor. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Petronila (2007). Ukuran Kantor Akuntan Publik dan Audit Report Lag Hasil penelitian Hossain dan Taylor (1998) menyatakan bahwa kantor akuntan publik yang besar (KAP internasional) mempunyai intensif yang lebih tinggi untuk menyelesaikan pekerjaan auditnya lebih cepat dari kantor akuntan publik lainnya. Adapun dengan waktu penyelesaian audit yang lebih cepat maka kantor akuntan publik yang lebih besar dapat mempertahankan reputasi mereka, hal ini juga didukung oleh sumber daya manusia yang lebih banyak dibandingkan kantor akuntan publik yang lebih kecil. Lebih lanjut penelitian Prabandari (2007) menemukan bahwa tidak ada pengaruh dari
37
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 16, No. 1a, Is. 9
ukuran Kantor Akuntan Publik terhadap audit report lag, namun hal ini bertentangan dengan hasil penelitian Shulthoni (2012) serta Rachmawati (2008) dan Iskandar dan Trisnawati (2010) yang membuktikan bahwa ukuran KAP mempengaruhi audit report lag, yaitu KAP yang tergolong big four akan lebih cepat menyelesaikan pekerjaan auditnya, sehingga audit report lag akan lebih singkat. Opini Auditor dan Audit Report Lag Hasil penelitian Petronila (2007) menyatakan bahwa opini auditor berpengaruh terhadap audit report lag. Hasil ini didukung oleh penelitian Kartika (2009) yang menunjukan bahwa opini auditor berpengaruh terhadap audit report lag. Jika suatu perusahaan mendapat opini unqualifield, maka audit report lag akan semakin pendek dibandingkan dengan perusahaan yang mendapat opini audit selain opini unqualifield. Hasil penelitian Kartika (2009) sependapat dengan hasil penelitian Petronila (2007) yang menyatakan bahwa adanya pengaruh opini auditor terhadap audit report lag. Sedangkan hasil penelitian Shulthoni (2012) serta penelitian Prabandari (2007) tidak sependapat, yaitu menunjukan bahwa tidak adanya pengaruh opini auditor terhadap audit report lag. Hipotesis Penelitian Berdasarkan uraian teoritis diatas dapat dirumuskan beberapa
38
November 2014
hipotesis alternatif, sebagai berikut: Ha1 Terdapat pengaruh antara tingkat profitabilitas terhadap audit report lag Ha2 Terdapat pengaruh antara solvabilitas terhadap audit report lag Ha3 Terdapat pengaruh antara ukuran perusahaan terhadap audit report lag Ha4 Terdapat pengaruh antara umur perusahaan terhadap audit report lag Ha5 Terdapat pengaruh antara ukuran Kantor Akuntan Publik terhadap audit report lag Ha6 Terdapat pengaruh antara opini auditor terhadap audit report lag METODA PENELITIAN Obyek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2012. Pemilihan sampel dipenelitian ini menggunakan purposive sampling dimana sampel diseleksi berdasarkan kriteria-kriteria tertentu. Berdasarkan data yang dikumpulkan, perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama tahun 2010-2012 dan memenuhi kriteria sebagai sampel adalah sebagai berikut:
ISSN: 1410 -9875
Ian Nugraha
Tabel 1 Hasil Pemilihan Sampel Deskripsi Kriteria
Jumlah Perusahaan 101
Jumlah Data 303
Perusahaan manufaktur yang secara konsisten terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2010-2012 Perusahaan yang tidak mempublikasikan (7) (21) laporan keuangan per 31 Desember selama periode 2010-2012 Perusahaan yang dalam laporan keuangannya (10) (30) tidak menggunakan satuan mata uang rupiah selama periode 2010-2012 Perusahaan yang tidak menerbitkan laporan (19) (57) audit selama periode penelitian Total data sebelum dilakukan uji outlier 65 195 (15) Data yang dihapus untuk uji outlier Data penelitian 180 Sumber: Data yang dikumpulkan Tabel 1 menunjukan proses perbedaan waktu penyelesaian audit pemilihan sampel perusahaan yang terjadi antara tanggal manufaktur yang terdaftar di Bursa penutupan buku hingga tanggal Efek Indonesia (BEI) periode 2010diterbitkannya laporan audit. Hal ini 2012. Terdapat 65 perusahaan yang merupakan hal yang terpenting secara konsisten terdaftar di BEI karena dengan ketepatan waktu selama periode penelitian. Setelah penyelesaian laporan keuangan, diseleksi berdasarkan kriteriamaka informasi serta kriteria maka perusahaan yang kerahasiaannya dapat terjaga digunakan sebagai sampel sehingga tidak bocor kepada pihak penelitian sebanyak 65 perusahaan lain yang dapat merugikan dengan 195 data. perusahaan (Kartika 2009). Audit Penelitian ini menggunakan report lag diukur dari tanggal data sekunder, yaitu data yang penutupan tahun buku sampai didapat dari sumber lain yang terbitnya laporan audit (Utami sudah dipublikasikan berupa 2006, 9). laporan tahunan (Kartika 2009, 8). Audit report lag ini diukur Data yang digunakan berasal dari berdasarkan lamanya hari yang perusahaan-perusahaan manufaktur dibutuhkan untuk memperoleh yang terdaftar dalam Bursa Efek laporan auditor independen atas Indonesia (BEI) dalam periode 2010 audit laporan keuangan tahunan – 2012. Data yang diperoleh di perusahaan, sejak tanggal tutup dapat dari akses langsung ke buku perusahaan yaitu 31 Desember www.idx.co.id. sampai tanggal yang tertera pada Variabel dependen yang laporan auditor independen. Skala digunakan dalam penelitian ini pengukuran dalam variabel ini adalah audit report lag, yaitu diukur secara kuantitatif dalam
39
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 16, No. 1a, Is. 9
jumlah hari. Berikut adalah rumus
November 2014
dari pengukuran audit report lag:
Audit report lag = tanggal laporan audit – tanggal 31 Desember Tingkat profitabilitas menyelesaikan laporan audit merupakan suatu indikator yang (Kartika 2009). Skala pengukuran menggambarkan kinerja yang dalam variabel profitabilitas adalah dilakukan manajemen dalam dengan menggunakan skala mengelola kekayaan perusahaan pengukuran rasio. Tingkat yang ditunjukkan oleh laba yang profitabilitas diukur berdasarkan dihasilkan perusahaan dalam nilai Return on Asset (ROA), yang periode tertentu. Perusahaan yang diukur dari laba bersih setelah tingkat profitabilitasnya tinggi pajak dibagi dengan total aktiva. diperkirakan mempunyai waktu Dirumuskan sebagai berikut: yang lebih cepat dalam Return on Asset (ROA) = Net Profit x 100 % Total Asset Solvabilitas merupakan kemampuan suatu perusahaan untuk dapat memenuhi semua kewajibankewajiban, baik jangka panjang maupun jangka pendek (Lianto dan Kusuma 2010, 12). Solvabilitas menggunakan skala pengukuran
rasio yang diukur dengan menggunakan debt to equity ratio. Debt to equity rasio diukur dari total kewajiban dibagi dengan total aktiva. Dengan perumusan sebagai berikut:
Debt to Equity Ratio (DER) =
Total Debt______ x 100% Total Sharedholders’ equity Ukuran perusahaan berdasarkan total aset atau total merupakan suatu skala perusahaan aktiva yang dimiliki setiap sampel sehingga dapat diklasifikasikan pada tahun pelaporan (Utami, antara perusahaan besar dan 2006). Variabel ini diproksi dengan perusahaan kecil. Dalam penelitian logaritma dalam perhitungannya ini ukuran perusahaan diukur (Kartika 2009, 9). Ukuran Perusahaan = log (total aktiva) Perusahaan yang telah lama berdiri umumnya telah melakukan ekspansi dengan membuka cabangcabang atau usaha di beberapa daerah, bahkan di luar negeri. Besarnya skala operasi ini menunjukan bahwa banyak pemeriksaan yang perlu dilakukan auditor, ditambah lagi tingkat
40
kerumitan transaksi. Hal ini tentu akan memperpanjang proses audit (Lianto dan Kusuma 2009, 8). Umur perusahaan dihitung dari pertama kali perusahaan listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) sampai dengan tahun penelitian.
ISSN: 1410 -9875
Ian Nugraha
Umur Perusahaan = Tahun Penelitian – Pertama kali Perusahaan Listing di BEI Laporan keuangan tahunan yang disampaikan kepada BAPEPAM merupakan laporan keuangan tahunan yang telah diaudit oleh pihak akuntan publik yang terdaftar di BAPEPAM dan telah memenuhi Pedoman Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang berlaku di Indonesia. Adapun ukuran KAP yang berlaku secara internasional dan nasional saat ini yang dikategorikan ke dalam big 4 yaitu PwC, Deloitte Touche, Ernst & Young dan KPMG. Bilamana emiten perusahaan publik menggunakan jasa akuntan publik diluar big 4 tersebut maka dalam penelitian ini diberi kode dummy 0. Kode dummy 1 = Kantor Akuntan Publik (KAP) Big Four Kode dummy 0 = Kantor Akuntan Publik (KAP) Non Big Four Opini auditor adalah pendapat yang diberikan auditor independen atas laporan keuangan yang disajikan oleh perusahaan. Opini auditor dalam penelitian ini diukur berdasarkan jenis opini yang diberikan auditor kepada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2010 sampai 2012. Dalam penelitian ini opini audit yang digunakan dibagi dua jenis, yaitu opini audit wajar tanpa pengecualian (unqualifield opinion), dan opini wajar dengan pengecualian (qualifield opinion). Opini audit diukur dengan menggunakan skala pengukuran dummy (Kartika 2009, 9), sebagai berikut: Kode dummy 1 = opini wajar tanpa pengecualian (unqualifield opinion)
Kode dummy 0 = selain opini wajar tanpa pengecualian (unqualifield opinion) Pengujian hipotesis dilakukan untuk menguji hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen, apakah berpengaruh atau tidak. Model analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Model regresi berganda (Multiple regression analysis). Analisis regresi berganda merupakan eksistensi dari metode regresi dalam analisis bivariate yang umumnya digunakan untuk menguji pengaruh dua atau lebih variabel independen terhadap variabel dependen dengan skala pengukuran interval atau rasio dalam suatu persamaan linear. Persamaan regresi berganda dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut (Kartika 2009, 10): Y = b0 + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + b6X6 + e Keterangan: Y Audit Report Lag b1X1 Profitabilitas b2X2 Solvabilitas b3X3 Ukuran Perusahaan b4X4 Umur Perusahaan b5X5 Ukuran KAP b6X6 Opini Audit e Gangguan (error term) HASIL PENELITIAN Hasil pengolahan statistik deskriptif dapat dilihat pada tabel 2 berikut:
41
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 16, No. 1a, Is. 9
November 2014
Tabel 2 Hasil Pengolahan Statistik Deskriptif Variabel
N
Minimum
Maksimum
Mean
Standar Deviasi 21.6754 14.2813 4.4121 0.6810 5.7672 0.500 0.498
ARL 195 37.0 243.0 78.779 ROA 195 -54.9 56.3 11.455 DER 195 -30.6 28.0 1.502 SIZE 195 4.0 8.3 6.161 AGE 195 0.5 31.5 18.816 KAP 195 0.0 1.0 0.46 OPN 195 0.0 1.0 0.44 Sumber : Pengolahan Data SPSS versi 16.0 Berdasarkan hasil pengujian sebesar 8,3 dengan nilai ratadari 195 sampel data yang diuji rata sebesar 6,1 dan nilai maka dapat dijelaskan: standar deviasi sebesar 0,7. 1. Variabel audit report lag (ARL) 5. Variabel umur perusahaan (AGE) memiliki nilai minimum sebesar memiliki nilai minimum sebesar 37,0, nilai maksimum sebesar 0,5, nilai maksimum sebesar 243,0 dengan nilai rata-rata 31,5 dengan nilai rata-rata sebesar 78,8 dan nilai standar sebesar 18,8 dan nilai standar deviasi sebesar 21,7. deviasi sebesar 5,8. 2. Variabel profitabilitas (ROA) 6. Variabel ukuran KAP (KAP) memiliki nilai minimum sebesar memiliki nilai minimum sebesar -54,9, nilai maksimum sebesar 0,0, nilai maksimum sebesar 1,0 56,3 dengan nilai rata-rata dengan nilai rata-rata sebesar sebesar 11,5 dan nilai standar 0,5 dan nilai standar deviasi deviasi sebesar 14,3. sebesar 0,5. 3. Variabel solfabilitas (DER) 7. Variabel opini auditor (OPN) memiliki nilai minimum sebesar memiliki nilai minimum sebesar -30,6, nilai maksimum sebesar 0,0, nilai maksimum sebesar 1,0 28,0 dengan nilai rata-rata dengan nilai rata-rata sebesar sebesar 1,5 dan nilai standar 0,4 dan nilai standar deviasi deviasi sebesar 4,4. sebesar 0,5. 4. Variabel ukuran perusahaan Hasil uji t dalam penelitian (SIZE) memiliki nilai minimum ini dapat dilihat dari tabel berikut: sebesar 4,0, nilai maksimum Tabel 3 Hasil Uji t Variabel
(Constant) ROA
42
Unstandardized Coefficient B Std. Error 65.148 11.287 -0.276 0.107
t
5.772 -2.592
Sig.
0.000 0.010
ISSN: 1410 -9875
Ian Nugraha
DER 0.521 0.632 0.824 0.411 SIZE 0.800 1.790 0.447 0.655 AGE 0.663 0.202 3.282 0.001 KAP -5.722 2.601 -2.200 0.029 OPN -0.273 2.084 -0.131 0.896 Sumber: Pengolahan Data SPSS versi 16.0 Variabel profitabilitas (ROA) berpengaruh terhadap variabel memiliki nilai t hitung sebesar dependen yaitu audit report lag. 2,592 dan nilai signifikansi sebesar Hal ini disebabkan karena semua 0,010. Karena nilai signifikansi perusahaan selalu mendapatkan sebesar 0,010 < α = 0,05 maka Ha1 pengawasan dari para investor, diterima dan disimpulkan bahwa regulator, dan berbagai pihak lain variabel independen yaitu return sehingga pelaporan keuangan yang on asset (ROA) berpengaruh diaudit dapat selesai pada terhadap variabel dependen yaitu waktunya. audit report lag. Variabel umur perusahaan Hal ini disebabkan karena laba (AGE) memiliki nilai t hitung perusahaan merupakan sebuah sebesar 3,282 dan nilai signifikansi gambaran keberhasilan suatu sebesar 0,001. Karena nilai perusahaan, jadi manajemen tidak signifikansi sebesar 0,001 < α = 0,05 akan menunda penyusunan laporan maka Ha4 diterima dan disimpulkan bahwa variabel independen yaitu keuangan dalam hal baik seperti umur perusahaan (AGE) ini. berpengaruh terhadap variabel Variabel solvabilitas (DER) dependen yaitu audit report lag. memiliki nilai t hitung sebesar Hal ini disebabkan karena dengan 0,824 dan nilai signifikansi sebesar lamanya umur perusahaan, 0,411. Karena nilai signifikansi umumnya telah mendirikan cabang– sebesar 0,411 > α = 0,05 maka Ha2 gagal diterima dan disimpulkan cabang atau usaha di daerah, bahwa variabel independen yaitu bahkan di luar negeri. Dengan debt to equity (DER) tidak besarnya skala operasi ini berpengaruh terhadap variabel menunjukan bahwa banyak dependen yaitu audit report lag. pemeriksaan yang perlu dilakukan Hal ini disebabkan karena auditor sehingga audit report lag kemampuan dan pengalaman yang akan semakin panjang. banyak dari pihak auditor dalam Variabel ukuran KAP (KAP) proses audit hutang perusahaan memiliki nilai t hitung sebesar tidak akan mempengaruhi audit 2,200 dan nilai signifikansi sebesar report lag. 0,029. Karena nilai signifikansi Variabel ukuran perusahaan sebesar 0,029 < α = 0,05 maka Ha5 diterima dan disimpulkan bahwa (SIZE) memiliki nilai t hitung variabel independen yaitu ukuran sebesar 0,447 dan nilai signifikansi KAP (KAP) berpengaruh terhadap sebesar 0,655. Karena nilai variabel dependen yaitu audit signifikansi sebesar 0,655 > α = 0,05 report lag. Hal ini disebabkan maka Ha3 gagal diterima dan disimpulkan bahwa variabel karena kantor akuntan publik yang independen yaitu ukuran besar (KAP internasional) perusahaan (SIZE) tidak mempunyai insentif yang lebih
43
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 16, No. 1a, Is. 9
tinggi untuk menyelesaikan pekerjaan auditnya lebih cepat dari kantor akuntan publik lainnya. Variabel opini auditor (OPN) memiliki nilai t hitung sebesar 0,131 dan nilai signifikansi sebesar 0,896. Karena nilai signifikansi sebesar 0,896 > α = 0,05 maka Ha6 gagal diterima dan disimpulkan bahwa variabel independen yaitu opini auditor (OPN) tidak berpengaruh terhadap variabel dependen yaitu audit report lag. Hal ini disebabkan karena jika suatu perusahaan mendapat opini unqualifield, maka audit report lag belum tentu akan semakin pendek dibandingkan dengan perusahaan yang mendapat opini audit selain opini unqualified.
3.
4.
PENUTUP Tujuan dari penelitian ini adalah mendapatkan bukti empiris mengenai pengaruh variabel profitabilitas, solvabilitas, ukuran perusahaan, umur perusahaan, ukuran KAP, dan opini auditor terhadap audit report lag. Berdasarkan hasil uji statistik t, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Profitabilitas berpengaruh terhadap audit report lag. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Lianto dan Kusuma (2010), Iskandar dan Trisnawati (2010), dan Petronila (2007). Namun tidak konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Kartika (2009) dan Rachmawati (2008). 2. Solvabilitas tidak berpengaruh terhadap audit report lag. Hasil penelitian ini konsisten dengan
44
5.
6.
November 2014
penelitian yang dilakukan oleh Rachmawati (2008) dan Shultoni (2012). Namun tidak konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Lianto dan Kusuma (2010). Ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap audit report lag. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Shulthoni (2012) dan Lianto dan Kusuma (2010). Namun tidak konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Kartika (2009), Petronila (2007), Rachmawati (2008) dan Aryanti dan Theresia (2005). Umur perusahaan berpengaruh terhadap audit report lag. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Lianto dan Kusuma (2010) dan Petronila (2007). Ukuran KAP berpengaruh terhadap audit report lag. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Shultoni (2012), Iskandar dan Trisnawati (2010), dan Rachmawati (2008). Namun tidak konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Petronila (2007), Prabandari (2007), Aryanti dan Theresia (2005). Opini auditor tidak berpengaruh terhadap audit report lag. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Shulthoni (2012), Iskandar dan Trisnawati (2010), dan Prabandari (2007). Namun tidak konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Petronila (2007) dan Kartika (2009).
ISSN: 1410 -9875
Penelitian ini memiliki keterbatasan yang dapat mempengaruhi hasil penelitian, antara lain: 1. Periode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini hanya 3 tahun. Hal ini menandakan rentang waktu yang cukup pendek untuk suatu penelitian. 2. Hanya menggunakan 6 variabel independen, yaitu Profitabilitas, Solvabilitas, Ukuran perusahaan, Umur perusahaan, Ukuran KAP, dan Opini Auditor. 3. Hanya menggunakan sampel dari perusahaan manufaktur saja. Terdapat beberapa rekomendasi yang dapat
Ian Nugraha
dipertimbangkan untuk penelitian selanjutnya, yaitu: 1. Menambah periode penelitian menjadi 4 atau 5 tahun agar dapat memperoleh sampel perusahaan yang lebih akurat. 2. Menambah variabel independen lain yang mempunyai indikasi berpengaruh terhadap audit report lag seperti; - Susunan Dewan Komisaris dan Dewan Direksi, - Komite Audit, - Reputasi Auditor, - Total Asset, dll. 3. Menambah sampel penelitian selain hanya untuk perusahaan manufaktur, misal perusahaan dagang, jasa dan keuangan.
REFERENSI Agoes, Sukrisno. 2004. Auditing (Pemeriksaan Akuntan) oleh Kantor Akuntan Publik. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Ahmad, Hamzah et.al. 2005. Pengujian Empiris Audit Report Lag Menggunakan Client Cycle Time dan Firm Cycle Time. SNA VII Solo, 15-16 September 2005. Arens, Alvin A, Randal J. Elder, and Mark S. Beasley. 2012. Auditing and Assurance Services, An Integrated approach. Publisher Pearsonperentice hall. Aryanti, Titik dan Maria Theresia. 2005. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Audit Delay dan Timeliness. Media Riset Akuntansi, Auditing dan Informasi, Vol. 5, No.3, Desember 2005: 271-287. Danibrata et al. 2010. Pedoman Proposal dan Skripsi. Jakarta Barat. STIE Trisakti. Dewan Standard Akuntansi Keuangan, Ikatan Akuntansi Indonesia, 2013. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan. Ghozali, Imam, 2011, Aplikasi Analisis Multivariance dengan Program SPSS. Cetakan IV. Badan Penerbit Universitas Dipenogoro. Halim, Variananda. 2000. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Audit Delay: studi Empiris pada perusahaan-perusahaan di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Bisnis dan Akuntansi Vol. 2, No. 1, April, hlm. 47-65. Iskandar, Meylisa Januar dan Estralia Trisnawati. 2010. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Audit Report Lag Pada Perusahaan Yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Bisnis dan Akuntasi, Vol. 12, No. 3, Desember 2010: 175-186.
45
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 16, No. 1a, Is. 9
November 2014
Kartika, Andi. 2009. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Audit Delay di Indonesia (studi empiris perusahaan LQ 45 yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta). Jurnal Bisnis dan ekonomi Vol. 16, no. 1, hlm. 1-17. Lianto, Novrice., Budi Hartono Kusuma. 2010. Faktor-faktor yang Berpengaruh Terhadap Audit Report Lag. Jurnal Bisnis Dan Akuntansi, Vol 12, No.2, Agustus, hlm. 97-106 Meythi. 2007. Rasio Keuangan yang Paling Buruk Untuk Memprediksi Return Saham: suatu studi empiris pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEJ. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 9, No. 1, hlm. 47-65. Mohammad-Nor, Mohammad Naimi., Rohami Safie., and Wan Nordin Wanhussin. 2010. Corporate Govermance and Audit Report Lag in Malaysia. Asian Academy of Management Journal of Accounting and Finance, Vol. 6, No. 2, hlm. 57-84. Petronila, Thio Anastasia. 2007. Analisis Skala Perusahaan, Opini Audit, dan Umur Perusahaan atas Audit Delay. Akuntanbilisa, Maret 2007, hlm. 129-141. Prabandari, Jeane Deart Meity., Rustiana. 2007. Beberapa Faktor yang Berdampak pada Perbedaan Audit Delay (studi empiris pada perusahaan-perusahaan keuangan yang terdaftar di BEJ) Kinerja Vol. 11, No. 1, hlm-27-39 Rachmawati, Sistya. 2008. Pengaruh Faktor Internal dan Eksternal Perusahaan Trehadap Audit Delay dan Timeliness. Jurnal Akuntasi dan Keuangan. Vol. 10, No. 1, Mei, hlm. 1-10. Setiawan, Santy. 2006. Opini going Concern dan Prediksi Kebangkrutan Perusahaan. Jurnal Ilmiah Ankuntansi, Vol. V, No. 1, Mei, hlm. 59-67. Shulthoni, Moch. 2012. Determinan Audit Delay dan Pengaruhnya terhadap Reaksi Investor. Jurnal Akuntansi dan Ekonomi Bisnis, Vol. 1, No. 1. Stella. 2009. Pengaruh Price to Earning Rasio, Return on Assets dan Price to Book Value Terhadap Harga Pasar Saham. Jurnal Bisnis dan Akuntasi. Vol. 11, No. 2, hlm. 97-106. Utami, Wiwik. 2006. Analisis Determinan Audit Delay Kajian Empiris di Bursa Efek Jakarta. Kinerja. No. 09. William F. Messier, Steven M. Glover, Douglas F. Prawitt. 2005. Audit and Assurance. Fourth edition. Yushita, Amanita Novi. 2010. Earning management dalam hubungan keagenan. Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia. Vol. 8, No. 1, hlm. 53-63.
46
JURNAL BISNIS DAN AKUNTANSI Vol. 16, No. 1a, Is. 9, November 2014, Hlm. 47-62
ISSN: 1410 - 9875 http: //www.tsm.ac.id/JBA
PENGARUH FAKTOR-FAKTOR DALAM DIRI AUDITOR TERHADAP KUALITAS HASIL AUDIT
R. PURWOKO STIE Trisakti
[email protected] Abstract: The objectives of this research are to determine and analyze the factors of experience, independency, objectivity, competency, integrity and due professional care to audit quality of Registered Public Accountant in Jakarta area. The type of this research is causality. This study used primary data which collected through auditor’s perceptions using convenience sampling method and measured from questionnaires answered using ordinal number measurement with the likert scale. Data analysis conducted with multiple regression method. The result based on hypothesis testing and it indicated that the auditor’s experience, independency, objectivity, competency have no significant effect to the audit quality. Furthermore, integrity and due professional care have significant effect to the audit quality. Keywords: Experience, independency, objectivity, competency, integrity, due professional care and audit quality Abstrak: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis faktor-faktor: pengalaman, independensi, objektivitas, kompetensi, integritas dan due professional care terhadap kualitas audit Kantor Akuntan Publik di wilayah Jakarta. Jenis penelitian ini adalah kausalitas. Penelitian ini menggunakan data primer yang mengkaji persepsi auditor dengan menggunakan metode convenience sampling dan diukur melalui jawaban kuesioner yang mengunakan pengukuran data ordinal dengan skala likert. Analisis data dilakukan dengan metode regresi berganda. Hasil penelitian berdasarkan pengujian hipotesis menunjukkan bahwa pengalaman auditor, independensi, objektivitas, kompetensi tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit. Sedangkan, integritas dan due professional care memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kualitas audit. Kata kunci: Pengalaman, independensi, objektivitas, kompetensi, integritas, due professional care dan kualitas audit.
47
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 16, No. 1a, Is. 9
PENDAHULUAN Perekonomian suatu negara sangat mempengaruhi kegiatan investasi dari para investor, baik investor dari dalam negeri maupun dari luar negeri. Investasi yang dilakukan turut mempengaruhi aktivitas keuangan dari suatu perusahaan, terutama perusahaan yang sedang berkembang. Perusahaan yang sedang berkembang membutuhkan investor agar perusahaan dapat memenuhi aktivitasnya, terutama aktivitas berhubungan dengan modal usaha dan penghasilan perusahaan. Hal ini dapat dikaitkan dengan baik atau tidaknya laporan keuangan perusahaan tersebut. Sejalan dengan ini, laporan keuangan yang memuat segala aktivitas perusahaan harus diuji atau diperiksa kebenarannya. Laporan keuangan perusahaan tanpa proses pemeriksaan atau pengauditan akan menyebabkan sulitnya perusahaan meyakinkan pihak ketiga atas kebenaran aktivitas keuangan perusahaan. Untuk melakukan pengujian ini, perusahaan membutuhkan jasa dari auditor, baik auditor internal maupun auditor independen yang bekerja di Kantor Akuntan Publik (KAP). Auditor menerapkan proses audit dengan metode langsung dimana auditor sendiri yang datang ke perusahaan untuk ikut serta dalam proses lapangan perusahaan seperti penghitungan persediaan, pengambilan data dan lain sebagainya. Hal ini bertujuan agar tercapainya proses audit tanpa rekayasa. Untuk mendapatkan hasil audit yang dapat dipercaya oleh pihak perusahaan dan pihak ketiga,
48
November 2014
auditor perlu memiliki sikap-sikap tertentu antara lain pengalaman kerja yang memadai, independensi yang tinggi, harus obyektif dan berkompeten di bidangnya serta memiliki integritas (Sukriah et al, 2009). Auditor yang memiliki banyak pengalaman kerja diharapkan akan membantu dalam meningkatkan kualitas hasil audit. Jam terbang kerja yang tinggi menentukan sikap auditor dalam mengawasi dan melakukan proses audit. Standar umum yang digunakan auditor dalam membuat hasil pemeriksaan audit mengharuskan auditor untuk selalu independen. Auditor dituntut untuk mempunyai obyektivitas yang tinggi serta berkompeten di bidangnya sehingga mereka tidak mudah terbawa arus dan tidak memihak pada siapapun. Selain itu, integritas atau sikap bertanggung jawab yang tinggi juga harus dimiliki auditor agar dapat mendukung pekerjaan yang dilakukan. Seiring dengan lamanya waktu yang dibutuhkan untuk mengerjakan pemeriksaan maka dibutuhkan juga sikap due professional care (kemahiran profesional) dalam diri auditor. Penelitian yang dilakukan ini didasari pada motivasi bahwa penulis merasa topik ini masih menarik untuk diteliti. Selain itu, karena adanya hasil dari penelitian yang tidak terkait dari penelitianpenelitian sebelumnya antara penelitian satu dengan penelitian yang lainnya, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian ulang. Adapun masalah dari penelitian ini adalah untuk melihat apakah terdapat pengaruh antara pengalaman kerja, independensi,
ISSN: 1410 -9875
obyektivitas, kompetensi, integritas dan due professional care terhadap kualitas audit. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan bukti empiris bahwa pengalaman kerja, independensi, obyektivitas, kompetensi, integritas dan due professional care mempunyai pengaruh terhadap kualitas audit. RERANGKA TEORITIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Teori Keperilakuan (Behavioral Theory) Teori keperilakuan adalah suatu teori yang menjelaskan kecenderungan penerimaan orientasi komunikasi dan pengambilan keputusan. Titik pokok dari teori ini terletak pada relevansi informasi yang dikomunikasikan kepada para pengambil keputusan serta perilaku berbagai individu atau kelompok sebagai akibat dari penyajian informasi-informasi akuntansi. Teori keperilakuan mempertimbangkan pengaruh laporan yang diumumkan terhadap keputusan yang diambil oleh manajemen maupun pengaruh dari umpan-balik terhadap tindakan para akuntan atau auditor. Teori keperilakuan juga mengukur dan menilai pengaruh-pengaruh ekonomik, psikologis dan sosiologis dari prosedur akuntansi alternatif dan media pelaporannya (Hendriksen dan Brenda, 2001, 7). Pengambilan keputusan didalam akuntansi oleh para akuntan semakin dikaitkan dengan hubungan perilaku yang dituntut lebih relevan agar kualitas penyampaian informasi dapat ditingkatkan. Teori keperilakuan ini berkaitan dengan akuntan terutama
R. Purwoko
auditor karena dalam pekerjaannya, auditor akan mencari informasi sesuai tugasnya dan akan memberikan informasi kembali dalam bentuk opini sebagai umpan-balik atas informasi yang diterimanya diawal (Hendriksen dan Brenda, 2001, 9). Perilaku auditor yang berubah-ubah bisa dikarenakan oleh banyak faktor, misalnya faktor gender, faktor jabatan, ruang lingkup pekerjaan dan lain sebagainya sehingga tentu saja dapat mempengaruhi kualitas dari hasil pemeriksaan (opini) yang dilakukan. Kualitas Audit Pemeriksaan merupakan suatu cara atau proses dimana seorang auditor menjadi media (sarana) dalam menginformasikan dan mengungkapkan segala kecukupan dan kekurangan dalam diri manajemen. Informasi yang disajikan oleh auditor ini berupa opini atau pendapat yang pasti sangat membantu pihak ketiga dalam membuat keputusan terhadap manajemen yang bersangkutan. Auditor tentunya harus memberikan informasi yang aktual dan terpercaya sehingga opini tersebut mempunyai kualitas yang tinggi yang dapat dipertanggungjawabkan (Supardi dan Mutakin, 2007). Pengalaman Kerja Pengalaman kerja adalah lamanya waktu bekerja seseorang sehingga seseorang tersebut telah matang dalam profesinya. Pengalaman kerja sering kali digunakan sebagai alternatif tolak ukur bagi peneliti untuk mengukur keahlian seseorang (Sukriah et al., 2009). Semakin lama seorang
49
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 16, No. 1a, Is. 9
auditor menekuni pekerjaannya maka akan semakin hafal dan ingat pula auditor atas perkerjaannya. Banyaknya pengalaman kerja auditor itulah, maka hasil kerja auditor tersebut akan menjadi semakin baik. Menurut Primahadi (2009), pengalaman kerja adalah pengalaman pribadi secara menyeluruh yang mempengaruhi cara pandang seseorang dalam melakukan pekerjaan. Penelitian mengenai pengaruh pengalaman kerja terhadap kualitas audit pernah dilakukan oleh Sukriah et al. (2009), Mabruri dan Winarna (2010) dan Alim et al. (2007) dan hasilnya menunjukkan bukti secara empiris bahwa pengalaman kerja mempunyai pengaruh positif terhadap kualitas audit. Namun, hasil penelitian berbeda dan tidak sejalan didapat dari penelitian Bawono dan Singgih (2010). Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis yang dibangun adalah: kerja Ha1: Pengalaman berpengaruh terhadap kualitas audit. Independensi Opini auditor yang independen tentu saja akan meningkatkan kualitas audit. Menurut Mautz dan Sharaf dalam Alim et al. (2007), auditor yang tidak independen dalam beropini tidak akan memberikan pengaruh apapun terhadap laporan keuangan atas opini yang dibuatnya. Kualitas hasil audit bisa saja tidak murni seperti yang diinginkan akibat berkurangnya independensi auditor. Opini yang dikeluarkan oleh auditor turut dipengaruhi oleh keadaan lingkungan auditor, sehingga faktor independensi sangat berpengaruh
50
November 2014
dalam opini seorang auditor (Yusnita, 2010). Penelitian Alim et al. (2007), Castellani (2008) dan Bawono dan Singgih (2010) mendapatkan bukti empiris bahwa independensi berpengaruh secara positif terhadap kualitas audit. Hasil penelitian berbeda didapat dari penelitian Yusnita (2010), Mabruri dan Winarya (2010), Sukriah et al. (2009) yang menyatakan bahwa independensi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas audit. Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis yang dibangun adalah: berpengaruh Ha2: Independensi terhadap kualitas audit. Obyektivitas Setiap auditor ataupun tim audit harus menjaga dirinya agar tetap obyektif dalam memberi penilaian kepada pihak klien. Hal ini sesuai dengan standar auditor agar tidak terjadi penurunan kualitas hasil audit. Auditor harus menghindari benturan yang terjadi nantinya dengan pihak klien dan kalaupun terjadi benturan, maka auditor harus tetap menjaga obyektivitasnya agar dapat menyelesaikan pekerjaannya secara profesional (Mulyadi, 2008, 57). Hasil penelitian Sukriah et al. (2009) dan Mabruri dan Winarna (2010) secara empiris membuktikan bahwa obyektivitas berpengaruh secara positif terhadap kualitas hasil pemeriksaan. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat obyektivitas auditor maka semakin baik pula kualitas hasil pemeriksaannya. Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis yang dibangun adalah:
ISSN: 1410 -9875
Ha3: Obyektivitas berpengaruh terhadap kualitas audit. Kompetensi Kompetensi auditor dapat dilihat dari pengetahuan, keterampilan dan kemampuan auditor dalam melakukan pekerjaaannya. Kompetensi auditor dalam bekerja sering diukur dengan pengalaman kerja menurut Mayangsari (2003) pada Alim et al. (2007). Pengetahuan yang tinggi akan mendukung kompetensi auditor dalam kerjanya. Kompetensi auditor akan tercapai bila auditor memiliki keahlian, menerapkan kecermatan dan profesional saat mengaudit. Penelitian yang dilakukan oleh Alim et al. (2007), Castellani (2008), Yusnita (2009), dan Sukriah et al. (2009) membuktikan secara empiris bahwa terdapat pengaruh positif dari kompetensi terhadap kualitas hasil pemeriksaan. Penelitian ini membuktikan bahwa kualitas audit dapat dicapai bila auditor memiliki kompetensi yang baik dan kompetensi itu akan didukung oleh pengalaman dan pengetahuan yang baik pula. Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis yang dibangun adalah: berpengaruh Ha4: Kompetensi terhadap kualitas audit. Integritas Masyarakat maupun investor mengharuskan auditor memiliki integritas yang tinggi. Auditor harus transparan, berani, jujur dan bertanggung jawab dalam melaksanakan tugasnya. Auditor yang melanggar sikap integritas akan merugikan dirinya sendiri karena pembaca laporan keuangan hasil audit tidak akan mempercayai
R. Purwoko
opini auditor jika auditor terbukti tidak memiliki integritas terhadap profesinya (Alim et al., 2007). Penelitian yang dilakukan oleh Mabruri dan Winarna (2010) menemukan bukti secara empiris bahwa integritas berpengaruh positif terhadap kualitas hasil pemeriksaan. Namun, hal berbeda didapat dari penelitian Sukriah et al. (2009) yang secara empiris menemukan bahwa integritas tidak mempunyai pengaruh positif terhadap kualitas hasil pemeriksaan. Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis yang dibangun adalah: berpengaruh Ha5: Integritas terhadap kualitas audit. Due Professional Care Due professional care dapat diartikan sebagai kemahiran auditor yang cermat dan seksama dalam bekerja. Due professional care meliputi 2 hal dasar, yaitu keyakinan yang memadai dan skeptisme profesional. Keyakinan yang memadai berarti semua kecurigaan yang diyakini oleh auditor harus mempunyai dasar yang jelas dan mempunyai bukti yang cukup. Auditor dengan perilaku kecurigaan tanpa alasan akan menjatuhkan dirinya dan tim, selain itu kualitas audit juga akan dipertanyakan nantinya (Bawono dan Singgih, 2010). Penelitian dari Bawono dan Singgih (2010) mendapatkan bukti empiris bahwa secara parsial due professional care mempunyai pengaruh positif terhadap kualitas audit. Hal ini sejalan dengan penelitian dari Rahman (2009) dalam Badjuri (2011) dan Hardiningsih dan Oktaviani (2012). Namun, penelitian yang dilakukan
51
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 16, No. 1a, Is. 9
oleh Badjuri (2011) dan Rahayu (2012) mendapatkan hasil yang berbeda. Secara empiris, Badjuri (2011) dan Rahayu (2012) mendapatkan bukti bahwa due professional care tidak berpengaruh terhadap kualitas hasil pemeriksaan. Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis yang dibangun adalah:
November 2014
Ha6: Due professional care berpengaruh terhadap kualitas audit. Model Penelitian Berdasarkan rerangka teoritis yang telah diuraikan, maka penelitian ini dapat dideskripsikan melalui model penelitian sebagai berikut:
Pengalaman Kerja Independensi Obyektivitas Kualitas Kompetensi Integritas Due Professional Care Gambar 1 Model Penelitian METODA PENELITIAN Obyek penelitian ini adalah Kantor Akuntan Publik di DKI Jakarta. Populasi penelitian adalah semua auditor termasuk partner, manajer, senior dan junior. Metoda pengambilan sampel yang digunakan adalah metoda pengambilan sampel yang didasarkan pada kriteria tertentu atau purposive sampling. Kriteriakriteria yang digunakan untuk pengambilan sampel adalah auditor yang telah lulus S1 Akuntansi dan aiuditor yang telah berpengalaman minimal 1 tahun sebagai auditor di Kantor Akuntan Pubik. Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data primer yaitu penyebaran kuesioner.
52
Kuesioner ini terdiri dari sejumlah pernyataan dan pilihan jawaban yang dinyatakan dalam skala likert. Kuesioner disebarkan kepada KAP yang dikhususkan di daerah Jakarta. Metode penyebaran kuesioner yang diterapkan dalam penelitian ini adalah metode confinience yaitu penyebaran kuesioner yang didasarkan pada kemudahan, misalnya memiliki relasi dengan auditor di suatu KAP ataupun KAP yang dituju letaknya tidak jauh dari tempat tinggal peneliti. Variabel dependen adalah suatu variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain yang masih terkait satu sama lain. Variabel dependen dapat dipengaruhi oleh lebih dari satu variabel (Sekaran,
ISSN: 1410 -9875
2006, 70). Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kualitas audit. Skala yang digunakan untuk mengukur variabel dependen ini adalah skala likert yang dinyatakan dalam range nilai antara 1 sampai 5. Adapun keterangan dari nilai tersebut adalah 1 untuk pendapat sangat tidak setuju, 2 untuk pendapat tidak setuju, 3 untuk netral, 4 untuk pendapat setuju dan 5 untuk pendapat sangat setuju (Ghozali, 2011, 4). Untuk mengukur kualitas audit, telah disediakan pertanyaan sebanyak 10 buah pernyataan. Variabel independen adalah suatu variabel yang mempengaruhi variabel dependen (Sekaran, 2006, 72). Variabel independen dalam penelitian ini adalah pengalaman kerja, independensi, obyektivitas, kompetensi, integritas dan due profesional care. Skala yang digunakan untuk mengukur variabel dependen ini adalah skala likert yang dinyatakan dalam range nilai antara 1 sampai 5. Adapun keterangan dari nilai tersebut adalah 1 untuk pendapat sangat tidak setuju, 2 untuk pendapat tidak setuju, 3 untuk netral, 4 untuk pendapat setuju dan 5 untuk pendapat sangat setuju (Ghozali, 2011, 4). Untuk mengukur pengalaman kerja, telah disediakan pernyataan sebanyak 8 buah. Untuk mengukur independensi, telah disediakan pernyataan sebanyak 9 buah. Untuk mengukur obyektivitas, telah disediakan pernyataan sebanyak 8 buah. Untuk mengukur kompetensi, telah disediakan pernyataan sebanyak 10 buah. Untuk mengukur integritas, telah disediakan pernyataan sebanyak 14 buah dan untuk mengukur due professional
R. Purwoko
care, telah disiapkan pernyataan sebanyak 7 buah yang diambil dari kuesioner penelitian sebelumnya. Tahap-tahap pengujian dalam penelitian ini diawali dengan melakukan perhitungan profil responden, uji statistik deskriptif yaitu uji statistik deskriptif responden dan uji statistik deskriptif variabel. Dilanjutkan dengan uji kualitas data yaitu uji validitas, uji reliabilitas dan uji normalitas. Kemudian dilanjutkan dengan melakukan uji asumsi klasik yaitu uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas dan uji autokorelasi. Setelah itu, dilanjutkan dengam melakukan uji hipotesis yaitu uji R, Adj. R2, uji F dan uji t. Untuk melakukan uji hipotesis dalam penelitian ini maka digunakan metode statistik regresi berganda dengan persamaa sebagai berikut: Y = a + b 1 X1 + b2 X2 + b3 X3 + b4 X4 + b5 X5 + b6 X6 + e Dimana: Y = kualitas audit a = nilai konstanta = koefisien b1 b2 b3 b 4 b5 b6 regresi X1 = variabel pengalaman kerja = variabel independensi X2 X3 = variabel obyektivitas X4 = variabel kompetensi X5 = ariabel integritas X6 = variabel due professional care HASIL PENELITIAN Penelitian ini menggunakan data primer dengan cara menyebarkan kuesioner kepada responden yaitu auditor. Kuesioner yang disebarkan sebanyak 160
53
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 16, No. 1a, Is. 9
kuesioner tetapi 37 kuesioner tidak kembali. Kuesioner yang kembali sebanyak 123 kuesioner tetapi 34 kuesioner tidak dapat dijadikan sampel. Hal ini disebabkan karena lamanya bekerja responden yang mengisi kuesioner kurang dari 1 tahun sehingga tidak memenuhi kriteria penelitian. Kuesioner tidak dapat dijadikan sebagai sampel juga dikarenakan oleh tidak selesainya responden dalam mengisi kuesioner. Maka dapat disimpulkan bahwa kuesioner yang dapat digunakan sebagai data penelitian adalah sebanyak 89 kuesioner (lihat tabel 1). Statistik deskriptif responden menjelaskan gambaran data responden berdasarkan karakteristiknya. Responden dari penelitian ini terdiri dari kategori berdasarkan jenis kelamin, auditor yang menjadi responden dalam penelitian ini terdiri atas 48 responden laki-laki dan 41 responden perempuan. Kategori berdasarkan strata pendidikan, auditor yang menjadi responden dalam penelitian ini terdiri atas 83 responden dengan pendidikan terakhir S1 dan 6 responden dengan pendidikan terakhir S2 dan tidak terdapat auditor dengan pendidikan terakhir S3. Kategori berdasarkan lamanya bekerja, auditor yang menjadi responden dalam penelitian ini terdiri atas 30 responden dengan lama bekerja dibawah 2 tahun, 53 responden dengan lama bekerja antara 2 sampai 5 tahun dan 6 responden dengan lama bekerja lebih dari 5 tahun (lihat tabel 2). Statistik deskriptif variabel memuat gambaran data secara statistik yang digunakan dalam penelitian. Pengalaman kerja
54
November 2014
mempunyai nilai minimum sebesar 18, nilai maximum sebesar 39, nilai mean sebesar 32.40 dan tingkat penyimpangan sebesar 3.848. Independensi mempunyai nilai minimum sebesar 21, nilai maximum sebesar 39, nilai mean sebesar 32.21 dan tingkat penyimpangan sebesar 3.906. Obyektivitas mempunyai nilai minimum sebesar 20, nilai maximum sebesar 40, nilai mean sebesar 33.21 dan tingkat penyimpangan sebesar 3.691. Kompetensi mempunyai nilai minimum sebesar 28, nilai maximum sebesar 50, nilai mean sebesar 41.49 dan tingkat penyimpangan sebesar 3.787. Integritas mempunyai nilai minimum sebesar 38, nilai maximum sebesar 67, nilai mean sebesar 55.97 dan tingkat penyimpangan sebesar 4.721. Due professional care mempunyai nilai minimum sebesar 22, nilai maximum sebesar 35, nilai mean sebesar 29.37 dan tingkat penyimpangan sebesar 2.797 (lihat tabel 3). Uji validitas bertujuan untuk memastikan bahwa setiap pernyataan yang ada dalam kuesioner sudah terklarifikasi dengan baik (valid) dan jelas serta tidak bias terhadap variabel yang dikaitkan. Hasil uji validitas variabel pengalaman kerja menunjukkan bahwa 8 butir pernyataan yang terdapat pada kuesioner dinyatakan valid. Hasil uji validitas variabel independensi menunjukkan bahwa 8 dari 9 butir pernyataan yang terdapat pada kuesioner dinyatakan valid. Namun 1 dari 9 butir pernyataan yang terdapat pada kuesioner dinyatakan tidak valid dikarenakan nilai
ISSN: 1410 -9875
Pearson Corellation yang bernilai negatif yaitu -0.288 sehingga 1 butir pernyataan tersebut harus dihapus. Hasil uji validitas variabel obyektivitas menunjukkan bahwa 8 butir pernyataan yang terdapat pada kuesioner dinyatakan valid. Hasil uji validitas variabel kompetensi menunjukkan bahwa 10 butir pernyataan yang terdapat pada kuesioner dinyatakan valid. Hasil uji validitas variabel integritas menunjukkan bahwa 14 butir pernyataan yang terdapat pada kuesioner dinyatakan valid. Hasil uji validitas variabel due professional care menunjukkan bahwa 7 butir pernyataan yang terdapat pada kuesioner dinyatakan valid (lihat tabel 4). Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui sejauh mana pengukuran yang dilaksanakan dalam penelitian ini dapat diandalkan dan dipercaya. Hasil uji reliabilitas menunjukkan bahwa nilai cronbach alpha variabel pengalaman kerja, independensi, obyektivitas, kompetensi, integritas, due professional care dan kualitas audit berada diatas 0.70 yang artinya pernyataan didalam kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini sudah reliabel (lihat tabel 5). Uji t menunjukkan seberapa besar pengaruh variabel independen secara individual yang akan menjelaskan variasi variabel dependen. Variabel pengalaman kerja tidak berpengaruh terhadap kualitas audit karena nilai signifikan berada diatas 0.05 yaitu 0.395. Penelitian ini sejalan dengan penelitian dari Bawono dan Singgih (2010). Variabel independensi memiliki nilai signifikan diatas 0.05
R. Purwoko
yaitu 0.772 sehingga dapat disimpulkan bahwa independensi tidak berpengaruh terhadap kualitas audit. Penelitian ini sejalan dengan penelitian dari Mabruri dan Winarya (2010), Yusnita (2008) dan Sukriah et al. (2009). Variabel obyektivitas memiliki nilai signifikan diatas 0.05 yaitu 0.621 sehingga dapat disimpulkan bahwa obyektivitas tidak berpengaruh terhadap kualitas audit. Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian dari Mabruri dan Winarya (2010) dan Sukriah et al. (2009). Variabel kompetensi memiliki nilai signifikan diatas 0.05 yaitu 0.132 sehingga dapat disimpulkan bahwa kompetensi tidak berpengaruh terhadap kualitas audit. Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian dari Castellani (2008), Yusnita (2009), Alim et al. (2007) dan Suriah et al. (2009). Variabel integritas memiliki nilai signifikan dibawah 0.05 yaitu 0.022 sehingga dapat disimpulkan bahwa integritas berpengaruh terhadap kualitas audit. Penelitian ini sejalan dengan penelitian dari Mabruri dan Winarna (2010). Variabel due professional care memiliki nilai signifikan dibawah 0.05 yaitu 0.010 sehingga dapat disimpulkan bahwa due professional care berpengaruh terhadap kualitas audit. Penelitian ini sejalan dengan penelitian dari Hardiningsih dan Oktaviani (2012) dan Bawono dan Singgih (2010) (lihat tabel 12).
55
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 16, No. 1a, Is. 9
PENUTUP Berdasarkan pada hasil pengujian hipotesis dan hasil analisis, maka penulis menarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Pengalaman kerja tidak berpengaruh secara positif terhadap kualitas audit 2. Independensi tidak berpengaruh secara positif terhadap kualitas audit 3. Obyektivitas tidak berpengaruh secara positif terhadap kualitas audit. 4. Kompetensi tidak berpengaruh secara positif terhadap kualitas audit. 5. Integritas berpengaruh secara positif terhadap kualitas audit. 6. Due professional care berpengaruh secara positif terhadap kualitas audit. Keterbatasan penelitian 1. Obyek penelitian hanya 20 Kantor Akuntan Publik dan hanya berada di wilayah DKI Jakarta. 2. Ada 1 butir pernyataan yang tidak valid yaitu variabel independensi (pernyataan nomor 5). 3. Terjadi heteroskedastisitas pada variabel independen yaitu due professional care.
November 2014
4. Variabel independen dalam penelitian ini terbatas pada 6 variabel saja yaitu pengalaman kerja, independensi, obyektivitas, kompetensi, integritas dan due professional care. Rekomendasi penelitian 1. Menambahkan jumlah obyek penelitian (KAP), misalnya 2530 KAP dan memperluas daerah obyek penelitian, misalnya Jabotabek atau Jabodetabek. 2. Lebih memperhatikan pengambilan data melalui kuesioner dengan cara memberikan penjelasan tambahan mengenai pernyataan-pernyataan yang ada di dalam kuesioner sehingga mengurangi jawaban bias dan kebingungan dari responden dalam mengisi kuesioner. 3. Memperbanyak jumlah sampel, misalnya 100-150 sampel sehingga mengurangi kemungkinan terjadinya masalah heteroskedastisitas. 4. Menambahkan variabel independen lain yang dapat mempengaruhi kualitas audit sehingga penelitian menjadi lebih unik, misalnya peer review dan audit tenure.
REFERENSI Agustina, Lidya. (2009). Pengaruh Konflik Peran, Ketidakjelasan Peran, dan Kelebihan Peran Terhadap Kepuasan Kerja dan Kinerja Auditor (Penelitian pada Kantor Akuntan Publik Big Four di Wilayah DKI Jakarta). Jurnal Akuntansi Vol. 1 Mei, 40-69. Alim, M. N., Hapsari, T., & Purwanti, L. (2007). Pengaruh Kompetensi dan Independensi Terhadap Kualitas Audit dengan Etika Auditor Sebagai Variabel Pemoderasi. Simposium Nasional Akuntansi X (Unhas Makassar).
56
ISSN: 1410 -9875
R. Purwoko
Arens, A. A., Beasley, M. S., & Elder, R. J. (2012). Auditing and Assurance Services, An Integrated Approach. 14th Edition. New Jersey: Prentice Hall. Badjuri, Ahmad. (2011). Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Kualitas Audit Auditor Independen pada Kantor Akuntan Publik (KAP) di jawa Tengah. Dinamika Keuangan dan Perbankan , Vol. 3, No. 2. Bawono, I. R., & Singgih, E. M. (2010). Faktor-Faktor Dalam Diri Auditor dan Kualitas Audit : Studi pada KAP 'Big Four' di Indonesia. SNA XII Purwokerto. Castellani, Justinia. (2008). Pengaruh Kompetensi dan Independensi Auditor pada Kualitas Audit. Trikonomika , Vol.7, No. 2. Daft, R. L. (2010). New Era of Management. Australia: SOUTH-WESTERN Cengane Learning. Ghozali, Imam. (2011). Aplikasi Analisis Multilaverate dengan Program IBM SPSS 19. Edisi 5. Semarang: Universitas Diponegoro. Hardiningsih, P., & Oktaviani, R. M. (2012). Pengaruh Due Professional Care, Etika, dan Audit Tenur terhadap Kualitas Audit. Jurnal Akuntansi. Hendriksen, E. S., & Brenda, M. F. v. (2001). Accounting Theory. 5th Edition. Boston: McGraw-Hill. Institut Akuntan Publik Indonesia. (2011). Standar Profesional Akuntan Publik. Jakarta: Salemba Empat. Iskandar, T. M., Rahmat, M. M., & Ismail, H. (2010). The Relations Between Audit Client Satisfaction and Audit Quality Attibutes : Case of Malaysian Listed Companies. Int. Journal of Economics and Management , 155-180. Januarti, I., & Faisal. (2010). Pengaruh Moral Reasoning dan Skeptisme Profesional Auditor Pemerintah terhadap Kualitas Audit Laporan Keuangan Pemerintah Daerah. SNA XIII Purwokerto . Mabruri, H., & Winarna, J. (2010). Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Audit di Lingkungan Pemerintah Daerah. SNA XIII Purwokerto. Mardisar, D., & Sari, R. N. (2007). Pengaruh Akuntabilitas dan Pengetahuan Terhadap Kualitas Hasil Kerja Auditor. Simposium Nasional Akuntansi X. Mulyadi. (2008). Auditing Buku 2 Edisi 6. Jakarta: Salemba Empat. Primahadi, Hari. (2009). Pengaruh Komitmen Profesional Orientasi etika, dan Pengalaman Audit terhadap Kualitas Audit dengan Moderasi Pemahaman Keputusan Etis Internal Auditor. Jurnal Auditor , Vol 2, No. 4. Rahayu, Saripudin, & Herawaty, N. (2012). Pengaruh Independensi, Pengalaman, Due Profesional Care dan Akuntabilitas Terhadap Kualitas Audit (Survey terhadap Auditor KAP di Jambi dan Palembang). e-Jurnal BINAR AKUNTANSI , Vol. 1, No. 1. Sekaran, Uma. (2006). Research Methods for Business. Buku 2. Edisi 4. Jakarta: Salemba Empat. Sukriah, I., Akram, & Inapthy, B. A. (2009). Pengaruh Pengalaman Kerja, Independensi, Obyektifitas, Integritas dan Kompetensi Terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan. Simposium Nasional Akuntansi XII. Supardi, D., & Mutakin, Z. (2009). Pengaruh Akuntabilitas Terhadap Kualitas Hasil Kerja Auditor pada Kantor Akuntan Publik (Studi Kasus pada Beberapa Kantor Akuntan Publik di Kota Bandung). Simposium Nasional Akuntansi X.
57
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 16, No. 1a, Is. 9
November 2014
Susiana, & Herawati, A. (2007). Analisis Pengaruh Independensi, Corporate Governance, dan Kualitas Audit Terhadap integritas Laporan Keuangan. SNA X Unhas Makassar . Yusnita, R. T. (2010). Pengaruh Kompetensi dan Independensi Auditor Intern Terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaannya (Survey pada BPR yang Ada di Kota Tasikmalaya). Jurnal Akuntansi Vol. 5, Nomor 2.
58
ISSN: 1410 -9875
R. Purwoko
Tabel 1 Distribusi Sampel Penelitian Keterangan Kuesioner yang disebar Kuesioner yang tidak kembali Kuesioner yang kembali Kuesioner yang tidak dapat digunakan Kuesioner yang dapat digunakan Sumber: Hasil Pengumpulan Data
Jumlah 160 (37) 123
Persentase 100% (23.12%) 76.88%
(34) 89
(27.64%) 72.36%
Tabel 2 Hasil Uji Statistik Deskriptif Responden Keterangan Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Total
Jumlah
Persentase
48 41 89
53.93% 46.07% 100%
83 6 0 89
93.26% 6.74% 0% 100%
Strata Pendidikan S1 S2 S3 Total
Pengalaman Kerja < 2 tahun 30 2-5 tahun 53 > 5 tahun 6 Total 89 Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS 20
33.71% 59.55% 6.74% 100%
Tabel 3 Hasil Uji Statistik Deskriptif Variabel Variabel
N
Pengalaman kerja Independensi Obyektivitas Kompetensi Integritas Due professional care
89 89 89 89 89 89
Minimum Maximum 18 21 20 28 38 22
39 39 40 50 67 35
Mean 32.40 32.21 33.21 41.49 55.97 29.37
Std. Deviation 3.848 3.906 3.691 3.787 4.721 2.797
59
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 16, No. 1a, Is. 9
November 2014
Kualitas Audit 89 33 49 42.74 Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS 20 Tabel 4 Hasil Uji Validitas Pengalaman Kerja Variabel P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 Sumber:
Pearson Corellation 0.466 0.610 0.783 0.792 0.701 0.639 0.612 0.705 Hasil Pengolahan Data SPSS 20
Sig. (2tailed) 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000
3.277
Keterangan Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Hasil Uji Validitas Independensi Sig. (2Pearson tailed) Corellation ID1 0.658 0.000 ID2 0.648 0.000 ID3 0.719 0.000 ID4 0.571 0.000 ID5 -0.288 0.006 ID6 0.635 0.000 ID7 0.778 0.000 ID8 0.699 0.000 ID9 0.641 0.000 Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS 20 Hasil Uji Validitas Obyektivitas Variabel
Variabel
Pearson Corellation OB1 0.490 OB2 0.550 OB3 0.722 OB4 0.662 OB5 0.594 OB6 0.752 OB7 0.741 OB8 0.567 Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS 20
Sig. (2tailed) 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000
Hasil Uji Validitas Kompetensi
60
Keterangan Valid Valid Valid Valid Tidak Valid Valid Valid Valid Valid
Keterangan Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
ISSN: 1410 -9875
R. Purwoko
Variabel
Pearson Sig. (2Corellation tailed) KP1 0.538 0.000 KP2 0.372 0.000 KP3 0.409 0.000 KP4 0.486 0.000 KP5 0.624 0.000 KP6 0.640 0.000 KP7 0.699 0.000 KP8 0.734 0.000 KP9 0.661 0.000 KP10 0.555 0.000 Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS 20 Hasil Uji Validitas Integritas Variabel
Pearson Corellation IN1 0.411 IN2 0.363 IN3 0.446 IN4 0.512 IN5 0.604 IN6 0.564 IN7 0.621 IN8 0.552 IN9 0.698 IN10 0.532 IN11 0.497 IN12 0.296 IN13 0.354 IN14 0.371 Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS 20
Sig. (2tailed) 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.005 0.001 0.000
Keterangan Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Keterangan Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Hasil Uji Validitas Due Professional Care Variabel D1 D2 D3 D4 D5 D6
Pearson Corellation 0.659 0.613 0.749 0.710 0.595 0.608
Sig. (2-tailed)
Keterangan
0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000
Valid Valid Valid Valid Valid Valid
61
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 16, No. 1a, Is. 9
D7 0.501 Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS 20
0.000
November 2014
Valid
Tabel 5 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Cronbach Alpha Pengalaman kerja 0.819 Independensi 0.824 Obyektivitas 0.793 Kompetensi 0.778 Integritas 0.759 Due professional care 0.750 Kualitas audit 0.714 Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS 20 Tabel 6 Hasil Uji t Variabel Pengalaman kerja
B 0.092
Sig. 0.395
Independensi
0.030
0.772
Obyektivitas
0.057
0.621
Kompetensi
0.143
0.132
Integritas 0.176 Due Professional Care 0.292 Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS 20
62
0.022 0.010
Keterangan Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel
Keterangan Tidak berpengaruh Tidak berpengaruh Tidak berpengaruh Tidak berpengaruh Berpengaruh Berpengaruh
JURNAL BISNIS DAN AKUNTANSI Vol. 16, No. 1a, Is. 9, November 2014, Hlm. 63-70
ISSN: 1410 - 9875 http: //www.tsm.ac.id/JBA
ANALISIS PENGARUH PENGUMUMAN LABA TERHADAP ABNORMAL RETURN PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA SIGIT SUSILO BROTO STIE Trisakti
[email protected] Abstract: The objective of this research is to obtain empirical evidence about the difference of abnormal return before and after announcement. Variable which give an effect is earnings announcement, and variable which be affected is abnormal return. Population in this research are all manufacturing companies listed in Indonesia Stock Exchange during 20102012. Samples are obtained through purposive sampling method, in which only 66 of the manufacturing companies listed in Indonesia Stock Exchange meet the sampling criteria and are taken as the samples. This research tested by using the data of abnormal return by event study. Data are analyzed using different test that is Wilcoxon Signed-Rank Test. The results shows that there were difference in abnormal return before and after earnings announcement. This means that earnings announcement has influence toward abnormal return and investor react to information published in market. Keywords: Earnings Announcement, Abnormal Return, Different Test, Wilcoxon Signed Rank Test
Event
Study,
Abstrak: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan bukti empiris mengenai perbedaan abnormal return sebelum dan sesudah pengumuman. Variabel independen adalah pengumuman laba, dan variabel dependen adalah abnormal return. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2010-2012. Sampel diperoleh melalui metode purposive sampling, hanya 66 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang memenuhi kriteria sampling dan diambil sebagai sampel. Penelitian ini diuji dengan menggunakan data abnormal return dengan event study. Data dianalisis menggunakan uji beda Wilcoxon Signed-Rank Test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan abnormal return sebelum dan sesudah pengumuman laba. Hal Ini berarti bahwa pengumuman laba berpengaruh terhadap abnormal return dan investor bereaksi terhadap informasi yang diterbitkan di pasar.
63
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 16, No. 1a, Is. 9
November 2014
Kata kunci: Pengumuman Laba, Abnormal Return, Event Study, Uji Beda, Wilcoxon Signed Rank Test.
PENDAHULUAN Pihak-pihak yang melakukan transaksi di pasar modal merupakan masyarakat maupun institusiinstitusi terkait. Tujuan dari para investor melakukan investasi di pasar modal kebanyakan karena mereka mengharapkan adanya keuntungan yang dapat diperoleh dari investasi yang dilakukan. Untuk dapat menentukan investasi yang akan dilakukan, para investor seringkali mengumpulkan informasi mengenai kinerja dan perkembangan perusahaan. Perusahaan yang memiliki kinerja dan perkembangan yang baik akan dianggap memiliki prospek yang baik di masa depan dan memiliki nilai yang tinggi. Pentingnya hal tersebut bagi investor membuat perusahaan perlu untuk mempublikasikan informasi perusahaan, terutama informasi pengumuman earnings. Pengumuman earnings dianggap memiliki kandungan informasi ketika investor bereaksi terhadap pengumuman earnings yang terdapat di pasar. Investor menggunakan informasi laba yang terdapat di pasar untuk melakukan keputusan investasi dan mendapatkan keuntungan (return) yang maksimal. Study peristiwa (event study) digunakan untuk menguji kandungan informasi dari pengumuman earnings. Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian yang dilakukan oleh Kumar et al. (2012) yang menguji perbedaan abnormal return sebelum dan sesudah
64
pengumuman earnings. Penelitian ini menggunakan data harga saham perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan menggunakan periode pengamatan mulai dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2012. RERANGKA TEORITIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Efisiensi Pasar Modal Pasar efisien merupakan pasar yang bisa menyesuaikan diri dengan cepat terhadap informasi baru. Penyesuaian pasar tehadap informasi baru direfleksikan dalam bentuk harga saham. Pasar dapat dikatakan efisien ketika harga saham menyesuaikan diri dengan cepat terhadap informasi baru, dan harga kini (current price) dari sekuritas merefleksikan semua informasi mengenai sekuritas. Menurut Fama (1970) dalam Jogiyanto (2008), terdapat beberapa bentuk utama efisiensi pasar, yaitu efisiensi pasar bentuk lemah (weak form), efisiensi pasar bentuk setengah kuat (semi-strong form), dan efisiensi pasar bentuk kuat (strong form). Pengumuman Earnings Pengumuman earnings merupakan laporan yang memuat profitabilitas perusahaan yang dipublikasikan dalam periode waktu tertentu, yang dibuat secara kuartal atau tahunan pada satu tanggal tertentu selama suatu periode. Investor dan pelaku pasar lainnya menggunakan informasi mengenai pengumuman earnings untuk melakukan evaluasi terhadap
ISSN: 1410 -9875
kinerja perusahaan, baik di masa lalu maupun di masa yang akan datang (Virginia, et al, 2012). Return Saham Return saham merupakan salah satu hal yang berkaitan erat dengan keputusan investasi, karena return sering menjadi alasan bagi investor dalam mengambil keputusan investasi. Return saham merupakan hasil atau keuntungan yang diperoleh dari investasi yang dilakukan oleh investor. Return saham merupakan hasil atau keuntungan yang diperoleh dari investasi (Jogiyanto, 2008: 195). Return dapat dibedakan menjadi dua bentuk, yaitu return realisasi (realized return) dan return ekspektasi (expected return). Return realisasi (realized return) merupakan return yang sudah terjadi, sedangkan return ekspektasi (expected return) merupakan return yang belum terjadi, tetapi diharapkan oleh investor untuk diperoleh di masa yang akan datang. Abnormal Return Abnormal return merupakan kelebihan dari return yang sesungguhnya terjadi terhadap return normal (Jogiyanto, 2008). Abnormal return juga merupakan selisih antara return sesungguhnya yang terjadi dengan return ekspektasi. Abnormal return digunakan untuk mengukur reaksi pasar terhadap harga saham yang diukur dengan menggunakan return saham, di mana reaksi pasar ditunjukkan melalui informasi yang terdapat di dalam pengumuman earnings.
Sigit Susilo Broto
Pengumuman earnings dan abnormal return Hasil penelitian Qureshi, et al. (2012) menunjukkan bahwa abnormal return berbeda di sekitar tanggal pengumuman earnings. Penelitian Virginia, et al. (2012) menyatakan tidak terdapat perbedaan yang signifikan abnormal return sebelum dan sesudah pengumuman earnings. Hasil Penelitian Kumar et al. (2011) menunjukkan bahwa terdapat perbedaan abnormal return sebelum dan sesudah pengumuman earnings. Menurut penelitian Lindrawati, et al. (2009), tidak terdapat perbedaan abnormal return sebelum dan sesudah pengumuman earnings untuk perusahaan yang termasuk sepuluh besar maupun non sepuluh besar peserta CGPI. Penelitian Telaumbanua dan Sumiyana (2008) menyatakan abnormal return secara statistik tidak berbeda di sekitar tanggal pengumuman laba. Hasil penelitian Kurniawati (2006) menunjukkan bahwa terdapat perbedaan abnormal return yang signifikan sebelum dan sesudah pengumuman earnings. Penelitian Susilo et al. (2004) menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan abnormal return sebelum dan sesudah pengumuman earnings. Ha Terdapat perbedaan abnormal return sebelum dan sesudah pengumuman earnings. METODA PENELITIAN Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
65
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 16, No. 1a, Is. 9
Metode yang digunakan dalam pemilihan sampel adalah teknik purposive sampling. Adapun kriteria- kriteria yang digunakan adalah perusahaan manufaktur yang secara konsisten terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2010 sampai dengan 2012, perusahaan manufaktur yang menerbitkan laporan keuangan yang berakhir pada 31 Desember, perusahaan manufaktur yang sahamnya aktif diperdagangkan, dan perusahaan manufaktur yang mengumumkan earnings selama tahun 2010-2012. Dari proses pengumpulan data dengan teknik purposive sampling, maka sampel yang layak digunakan dalam penelitian ini sebanyak 66 perusahaan dari 129 perusahaan. Tabel 1 Prosedur Pemilihan Sampel Abnormal return merupakan selisih antara return yang sesungguhnya (actual return) dengan return yang diharapkan (expected return) yang dihitung secara harian. Rumus perhitungan abnormal return adalah sebagai berikut: 1. Menghitung return saham harian individual 5 hari sebelum dan sesudah pengumuman earnings. ��������� Rit = ����� Di mana : Rit = Return sesungguhnya untuk saham ke-i pada periode ke-t Pit = Harga saham sekarang ke-i pada periode ke-t = Harga saham hari Pit-1 sebelumnya ke-i pada periode ke-t-1 2. Menghitung expected return. ������������� Rm,t = ������� Di mana :
66
November 2014
= Return indeks pasar Rm,t pada periode ke-t IHSGt = IHSG harian pada hari ke-t IHSGt-1 = IHSG harian pada hari ke t-1 3. Menghitung abnormal return. ARit = Rit – E[Rit] Di mana : ARit = Abnormal return saham ke-i pada periode ke-t = Return sesungguhnya Rit saham ke-i pada periode ke-t Return yang E[Rit] = diharapkan saham ke-i pada periode ke-t 4. Menghitung rata-rata abnormal return per perusahaan � ���� � ∑ ���� � Di mana: ���� = Rata-rata abnormal return per perusahaan ∑ ���� = Jumlah abnormal return per perusahaan n = Jumlah hari Untuk menganalisis pengaruh pengumuman earnings terhadap abnormal return, maka data diolah menggunakan metode uji beda. Selain itu, metode analisis data yang juga dilakukan dalam penelitian ini adalah pengujian statistik deskriptif yang meliputi nilai minimum, nilai maksimum, nilai rata-rata (mean) dan nilai deviasi standar dan uji normalitas data yang dilakukan sebelum melakukan penelitian uji beda. HASIL PENELITIAN Statistik deskriptif dilakukan terhadap abnormal return sebelum dan sesudah pengumuman earnings untuk memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai minimum, nilai
ISSN: 1410 -9875
maksimum, nilai rata-rata (mean) dan nilai deviasi standar. Tabel 2 Hasil Analisis Statistik Deskriptif Tabel 3 Hasil Uji Normalitas Data Hasil pengujian normalitas residual menggunakan One Sample Kolmogorov-Smirnov menunjukkan nilai Asymp. Sig. (2-tailed) sama dengan 0,006 sebelum pengumuman dan 0,000 sesudah pengumuman. Nilai Asymp. Sig. (2tailed) abnormal return sebelum dan sesudah pengumuman lebih kecil dari nilai sig. 0,05, sehingga data tidak berdistribusi normal. Tabel 4 Hasil Uji Beda Abnormal return sebelum dan sesudah pengumuman memiliki nilai Asymp Sig. (2-tailed) sebesar 0,003. Nilai Asymp Sig. (2-tailed) lebih kecil dari 0,05 sehingga Ha diterima. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan abnormal return sebelum dan sesudah pengumuman earnings. Karena terdapat perbedaan, maka hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat pengaruh pengumuman earnings terhadap abnormal return.
Sigit Susilo Broto
PENUTUP Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan terhadap 66 perusahaan, maka dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat perbedaan abnormal return sebelum dan sesudah pengumuman earnings. Hal ini menunjukkan terdapat pengaruh pengumuman earnings terhadap abnormal return. Keterbatasan dalam penelitian ini adalah penelitian ini menggunakan metode marketadjusted model dalam menghitung expected return, dan populasi yang digunakan dalam penelitian ini hanya sebatas pada perusahaan manufaktur. Berdasarkan keterbatasan penelitian, maka saran bagi penelitian selanjutnya adalah menggunakan metode lain dalam menghitung expected return seperti market model dan meanadjusted model sehingga diharapkan dapat mendapatkan hasil statistik yang berbeda dan dapat diperbandingkan, dan menambah populasi sehingga dapat memberikan sampel yang lebih dapat mewakili data penelitian.
REFERENSI Anderson, David R., Dennis J. Sweeney dan Thomas A. Williams. 2011. Statistics for Business and Economics. Eleventh Edition. United States: South-Western Cengage Learning. Agustina, Lidya dan Ferlysia Kianto. 2012. Pengaruh Informasi Laba Akuntansi Terhadap Abnormal Return pada Perusahaan yang Tergabung Dalam Indeks LQ45. Jurnal Akuntansi, Vol. 4, No. 2, November 2012, hal: 135152. Bandung: Universitas Kristen Maranatha. Astuti, Tri. 2010. Analisis Pengaruh Pengumuman Laporan Keuangan Terhadap Return Saham di Bursa Efek Jakarta (BEJ). Jurnal Akuntansi dan Manajemen,. Vol. 21, No. 1, April 2010, hal: 61-84. Yogyakarta. Campbell, John Y., Tarun Ramadorai, and Allie Schwartz. 2009. Caught on Tape: Institutional Trading, Stock Returns, and Earnings Announcements. Journal of Financial Economics, Vol. 92, Januari 2009, hal: 66-91.
67
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 16, No. 1a, Is. 9
November 2014
Citra, Gantika Dwi. 2013. Pengaruh Pengumuman Laba Terhadap Reaksi Pasar; Studi Empiris pada Perusahaan BUMN yang Tercatat di Bursa Efek Indonesia Periode 2011, e-journal Accounting, Vol. 2, No. 2. Tasikmalaya: Universitas Siliwangi Godfrey, Jayne, Allan Hodgson, Ann Tarca, Jane Hamilton, dan Scott Holmes. 2010. Accounting Theory. Seventh Edition. Australia: John Willey & Sons Australia. Gunawan, Muhammad Ali. 2013. Statistik untuk Penelitian Pendidikan. Yogyakarta: Parama Publishing. Harjito, Agus D. 2012. Dasar-Dasar Teori Keuangan. Yogyakarta: Ekonisia. Jogiyanto, Hartono. 2008. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi Kelima. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta. Kaniel, Ron, Shuming Liu, Gideon Saar, and Sheridan Titman. 2012. Individual Investor Trading and Return Patterns around Earnings Announcements. The Journal of Finance, Vol. LXVII, No. 2, April 2012, hal: 639-680. Kumar, Santosh, Tavishi, and Raju. G. 2011. Earnings Announcement: Do They Lead to Efficiency?. International Journal of Research in Commerce, Economics & Management, Vol. 1, No. 5, September 2011, pp. 74-77. Kurniawati, Indah. 2006. Analisis Pengaruh Pengumuman Earning Terhadap Abnormal Return dan Tingkat Likuiditas Saham: Analisis Empiris pada Nonsynchronous Trading. Jurnal Akuntansi dan Auditing Indonesia, Vol. 10, No. 2, Desember 2006, hal: 173-183. Yogyakarta: Universitas Ahmad Dahlan Lacina, Michael J., Barry R. Marks, and Haeyoung Shin. 2009. The Information Content of Quarterly Foreign Earnings of U.S. Multinational Companies Under SFAS No. 131. Journal of International Accounting Research, Vol. 8, No. 2, pp. 23-44. Lindrawati, Dwi Novita, dan J. Th Budianto T. 2009. Analisis Abnormal Return Sebelum dan Sesudah Pengumuman Laba pada Perusahaan yang Masuk Corporate Governance Perception Index. Jurnal Akuntansi, Manajemen Bisnis dan Sektor Publik, Vol. 5, No. 2, Februari 2009, hal: 134-151. Surabaya: Universitas Widya Mandala. Qureshi, Muhammad Azeem, Ali Abdullah, and Muhammad Imdadullah. 2012. Stock Prices’ Variability around Earnings Announcement Dates at Karachi Stock Exchange. Economics Research International, Volume 2012, hal: 16. Rahman, Hervi Andita. 2008. Reaksi Pasar Sebelum dan Sesudah Publikasi Laporan Keuangan pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar Di BEI Periode 2004-2006, Skripsi, S1, Semarang: Universitas Diponegoro. Rahmawati. 2012. Teori Akuntansi Keuangan. Yogyakarta: Graha Ilmu. Reilly, Frank K. dan Keith C. Brown. 2012. Analysis of Investments & Management of Portfolios. Tenth Edition. South-Western: Cengage Learning. Sakti, Paramita Oktaviana dan Irene Rini DP. 2013. Analisis Pengaruh Stock Split Terhadap Abnormal Return dan Volume Perdagangan Saham pada Perusahaan Bertumbuh dan Tidak Bertumbuh (Studi Kasus pada Bursa Efek Indonesia 2008-2012). Diponegoro Journal of Management, Vol. 2, No. 3, hal: 1-13. Semarang: Universitas Diponegoro.
68
ISSN: 1410 -9875
Sigit Susilo Broto
Sekaran, Uma. 2006. Research Methods for Business Buku 1. Edisi 4. Jakarta: Salemba Empat. Statement of Financial Accounting Concepts No. 1 (1978), Objective of Financial Reporting by Business Enterprise. Financial Accounting Standard Board. Sulistiawan, Dedhy. 2009. Reaksi Pasar disekitar Tanggal Pengumuman Laba: Pengujian Analisis Teknikal Modern. Jurnal Keuangan dan Perbankan, Vol. 13, No. 2, Mei 2009, hal: 185-197. Surabaya: Universitas Surabaya. Susilo, Dwi, Teguh Djiwanto, Jaryono. 2004. Dampak Publikasi Laporan Keuangan Terhadap Perilaku Return Saham di Bursa Efek Jakarta. SMART, Vol. 2, No. 2, Mei 2004, hal: 97-110. Telaumbauna, Binsar I. K. dan Sumiyana. 2008. Event Study: Pengumuman Laba Terhadap Reaksi Pasar Modal (Studi Empiris, Bursa Efek Indonesia 2004-2006). Jurnal Manajemen Teori dan Terapan, Tahun 1, No. 3, Desember 2008, hal: 106-127. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1995. Pasar Modal. 10 November 1995. Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 64. Jakarta. Virginia, Sheila, Elizabeth Tiur Manurung, dan Muliawati. 2012. Pengaruh Pengumuman Earnings Terhadap Abnormal Return Saham. Jurnal Administrasi Bisnis, Vol. 8, No. 1, hal: 1-20. Bandung: Universitas Katolik Parahyangan. Yusuf, Muhammad dan Soraya. 2004. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Praktik Perataan Laba pada Perusahaan Asing dan Non Asing di Indonesia. JAAI, Vol. 8, No. 1, hal: 99-125. Jakarta: Universitas Trisakti. Zaluki, Nurwati Ashikkin Ahmad, Ridhuwan Abdullah, Salwani Abdullah, and Zarina Alassan. 2012. Do Investors React Differently on Friday’s Earnings Announcements? International Journal of Economics and Management, Vol. 6, No. 1, hal: 75-97.
69
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 16, No. 1a, Is. 9
November 2014
Tabel 1 Prosedur Pemilihan Sampel Kriteria Sampel
Jumlah
Perusahaan manufaktur yang secara konsisten terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2010-2012 Perusahaan manufaktur yang tidak menerbitkan laporan keuangan per 31 Desember selama tahun 2010-2012 Perusahaan manufaktur yang sahamnya tidak aktif diperdagangkan selama tahun 2010-2012 Perusahaan manufaktur yang tidak mengumumkan earnings berturut-turut selama tahun 2010-2012 Total perusahaan yang dijadikan sampel Data penelitian (2010-2012) Sumber: Hasil pengumpulan data melalui statistik IDX
Variabel
N
129 (2) (27) (34) 66 198
Tabel 2 Hasil Analisis Statistik Deskriptif Mean Minimum Maximum
AR_SB
198
-0,03275
0,04460
AR_SD
198
-0,02864
0,08454
0,000082208195 0,0038976
Std. deviation 0,0098295 8 0,0160794 1
Sumber: Hasil pengolahan data SPSS Tabel 3 Hasil Uji Normalitas Data Variabel N Asymp. Sig. (2Keterangan tailed) AR 198 0,006 Data tidak berdistribusi sebelum normal AR sesudah 198 0,000 Data tidak berdistribusi normal Sumber: Hasil pengolahan data SPSS Tabel 4 Hasil Uji Beda Asymp Sig. (2Keterangan tailed) AR_SB & AR_SD 0,003 Terdapat perbedaan Sumber: Hasil pengolahan data SPSS Variabel
70
JURNAL BISNIS DAN AKUNTANSI Vol. 16, No. 1a, Is. 9, November 2014, Hlm. 71-82
ISSN: 1410 - 9875 http: //www.tsm.ac.id/JBA
PENGARUH LOAN TO DEPOSIT RATIO, RETURN ON ASSET, COST OF LOANABLE FUND, CAPITAL ADEQUACY RATIO, DAN INTEREST RATE TERHADAP PRICE EARNINGS RATIO SYAHRIAN STIE TRISAKTI
[email protected] Abstract: The purpose of this study was to examine and analyze the influence of the loan to deposit ratio, return on asset, cost of loanable fund, capital adequacy ratio, and interest rate to price earnings ratio.Sample used in this research were 12 go-public bank companies in Indonesia over the 9 years period 2003-2011. The sample in this study used purposive sampling method and the sample was selected on the basis of conformity with the criteria specified characteristics. The statistical methods used in this study is multiple regressions.Based on the results of the analysis, it could be concluded that loan to deposit ratio and interest rate influence the price earning ratio, while return on asset, cost of loanable fund, and capital adequacy ratio do not influence the price earnings ratio. Meanwhile in simultaneous test, loan to deposit ratio, return on asset, cost of loanable fund, capital adequacy ratio, and interest rate have significant influence to price earning ratio. Key words: loan to deposit ratio, return on asset, cost of loanable fund capital adequacy ratio, interest rate, price earnings ratio
PENDAHULUAN
untuk kebutuhan penyediaan fasilitas kredit. Salah satu upaya yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan dana tersebut adalah melalui penjualan saham perusahaan di pasar modal. Pasar modal merupakan salah satu instrumen ekonomi yang memiliki peranan yang penting dalam pertimbangan berinvestasi. Dari aktivitas penjualan dan pembelian saham di pasar modal, menimbulkan masalah tersendiri baik dari sisi perbankan maupun
Menurut UU No.10 tahun 1998 tentang perbankan, bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Bank membutuhkan dana untuk dapat menjalankan kegiatannya terutama
71
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 16, No. 1a, Is. 9
dari sisi investor dan para analisis saham. Masalah yang sering dihadapi oleh setiap bank adalah bagaimana cara untuk meningkatkan harga saham di pasar modal agar dapat menarik para investor. Sedangkan masalah yang sering dihadapi oleh para investor dan analisis saham, yaitu bagaimana cara memilih saham di sektor perbankan yang tepat agar investasi yang dilakukan dapat memaksimalkan return dan meminimalisir risiko. Dalam penilaian harga saham, ada dua analisis yang dapat digunakan oleh para analis dan investor dalam mengambil kebijakan untuk melakukan investasinya. Analisis dalam penilaian harga saham meliputi analisis teknikal dan analisis fundamental. Analisis teknikal lebih bersifat teknis dan cenderung digunakan oleh para trader atau spekulator yang melakukan jual beli saham dalam jangka pendek sehingga kurang cocok apabila digunakan bagi para investor yang akan berinvestasi jangka panjang (Simatupang 2010, 62). Sehingga alat analisis mengenai penilaian harga saham yang akan dibahas dalam penelitian ini lebih mengarah kepada analisis fundamental. Salah satu alat analisis fundamental yang dapat dipergunakan untuk melakukan penilaian saham adalah pendekatan price earnings ratio (PER). Berdasarkan informasi yang didapat dari IDX STATISTICS 20082012, sektor keuangan memiliki jumlah kapitalisasi pasar tertinggi selama tahun 2008 sampai dengan 2012 jika dibandingkan dengan sektor industri lainnya. Sementara sektor perbankan adalah salah satu
72
November 2014
sektor keuangan yang paling besar menyumbangkan kapitalisasi pasar dari total kapitalisasi pasar di sektor keuangan. Dengan tingkat kapitalisasi pasar yang tinggi menandakan bahwa tingkat ketertarikan investor terhadap saham di sektor perbankan sangat diminati. Periode pada penelitian ini adalah 2003-2011, yang dipertimbangkan pada kriteria pemilihan sampel. Adapun perumusan masalah penelitiannya adalah apakah terdapat pengaruh loan to deposit ratio, return on asset, cost of loanable fund, capital adequacy ratio, dan interest rate terhadap price earnings ratio pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2003-2011. Penelitian ini disusun dengan urutan penulisan sebagai berikut pertama, pendahuluan menjelaskan latar belakang masalah. Kedua, kerangka teoritis dan pengembangan hipotesis memuat price earnings ratio, loan to deposit ratio, return on asset, cost of loanable fund, capital adequacy ratio, dan interest rate. Ketiga, metode penelitian yang memuat metode pemilihan sampel dan pengumpulan data, definisi operasional dan pengukuran variabel. Keempat, hasil penelitian yang menguraikan analisis dan pembahasan temuan penelitian. Kelima, penutup yang berisi kesimpulan, keterbatasan dan rekomendasi untuk penelitian selanjutnya.
ISSN: 1410 -9875
KERANGKA TEORITIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Efficient Market Theory Efficient market atau pasar yang efisien merupakan suatu pasar bursa dimana harga-harga sekuritas mencerminkan secara penuh informasi yang tersedia dengan cepat dan akurat (Hartono 2008, 517). Menurut Sartono (2000, 22) terdapat tiga macam bentuk utama dari efisiensi pasar, yaitu: 1. Efisiensi pasar bentuk lemah (weak-form efficiency) Pasar efisien dalam bentuk lemah mendasarkan pada asumsi bahwa harga saham saat ini mencerminkan perubahan harga saham pada waktu yang lalu atau past price movement. 2. Efisiensi pasar bentuk setengah kuat (semistrong form efficiency) Pasar efisien bentuk setengah kuat merupakan bentuk efisiensi pasar yang lebih komprehensif karena dalam bentuk ini harga saham disamping dipengaruhi oleh data pasar (harga saham dan volume perdagangan masa lalu), juga dipengaruhi oleh semua informasi yang dipublikasikan (seperti pengumuman laba bersih, dividen, stock split, penerbitan saham baru, dan kesulitan keuangan yang dialami perusahaan). 3. Pasar efisien bantuk kuat (strong form efficiency) Pasar dikatakan efisien dalam bentuk kuat, jika hargaharga sekuritas secara penuh mencerminkan semua informasi baik yang terpublikasi atau tidak dipublikasikan.
Syahrian
Signalling Theory Signal adalah suatu tindakan yang diambil oleh manajemen yang memberikan petunjuk kepada investor tentang bagaimana manajemen melihat prospek dari perusahaan (Brigham dan Houston 2010, 493). Teori sinyal (signalling theory) menjelaskan mengapa perusahaan mempunyai dorongan untuk memberikan informasi laporan keuangan pada pihak eksternal. Dorongan perusahaan untuk memberikan informasi karena terdapat asymmetric information. Teori sinyal juga mengemukakan tentang bagaimana seharusnya sebuah perusahaan memberikan sinyal kepada pengguna laporan keuangan. Sinyal ini berupa informasi mengenai kondisi perusahaan kepada pemilik atau pun pihak yang berkepentingan lainnya (contoh: investor). Sinyal yang diberikan dapat dilakukan melalui pengungkapan informasi akuntansi seperti laporan keuangan, laporan kegiatan yang telah dilakukan oleh manajemen untuk merealisasikan keinginan pemilik, atau bahkan dapat berupa promosi serta informasi lain yang menyatakan bahwa perusahaan tersebut lebih baik dari pada perusahaan lain. Dengan adanya informasi tersebut diharapkan akan mempengaruhi keputusan investor untuk berinvestasi sehingga nantinya akan berdampak pada harga saham dan akhirnya akan mempengaruhi nilai price earnings ratio. Loan to Deposit Ratio Loan to deposit ratio adalah rasio yang menunjukkan seberapa besar pinjaman yang diberikan didanai oleh dana pihak ketiga
73
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 16, No. 1a, Is. 9
(Harahap 2011, 321). Semakin tinggi tingkat loan to deposit ratio berarti bahwa bank telah meningkatkan jumlah kredit yang diberikan kepada masyarakat, sehingga pendapatan bunga kredit akan meningkat. Peningkatan pendapatan bunga ini akan meningkatkan laba yang diperoleh dan akhirnya akan mendorong peningkatan nilai price earnings ratio. Ha1: Terdapat pengaruh loan to deposit ratio terhadap price earnings ratio. Return on Asset The return on total assets (ROA), often called the return on investment (ROI), measures the overall effectiveness of management in generating profits with its available assets (Gitman dan Zutter 2012, 81). Semakin besar tingkat return on asset, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dapat dicapai dan semakin baik pula posisi bank itu dari segi penggunaan aset dan akhirnya mendorong peningkatan nilai price earnings ratio. Ha2: Terdapat pengaruh return on asset terhadap price earnings ratio. Cost of Loanable Fund Cost of loanable fund adalah biaya yang dikeluarkan oleh bank dalam rangka menghimpun dana pihak ketiga (Ismail 2010, 136). Peningkatan rasio cost of loanable fund menunjukkan peningkatan biaya rata-rata dan dana yang diterima, sehingga pendapatan bunga dari kredit yang diberikan akan mengalami penurunan. Penurunan pendapatan dari kredit yang diberikan tersebut secara langsung akan mengurangi
74
November 2014
perolehan laba bank, yang pada akhirnya mendorong harga saham perusahaan sehingga price earnings ratio mengalami penurunan. Ha3: Terdapat pengaruh cost of loanable fund terhadap price earnings ratio. Capital Adequacy Ratio Capital Adequacy Ratio (CAR), mengukur seberapa jauh aktiva bank yang mengandung risiko ikut dibiayai dari modal sendiri disamping memperoleh dana-dana dari sumber di luar bank (Irmayanto dkk. 2007, 90). Bank Indonesia menentukan sebuah bank harus memiliki nilai capital adequacy ratio paling sedikit 8% untuk dinyatakan sebagai bank yang sehat. Pemenuhan rasio capital adequacy ratio akan meningkatkan penilaian harga saham sehingga akan meningkatkan nilai price earnings ratio. Ha4: Terdapat pengaruh capital adequacy ratio terhadap price earnings ratio. Interest Rate Tingkat bunga bank dapat diartikan sebagai balas jasa yang diberikan oleh bank yang berdasarkan prinsip konvensional kepada nasabah yang membeli atau menjual produknya (Kasmir 2009, 131). Tingkat bunga yang tinggi akan mempengaruhi para investor untuk lebih memilih menabungkan uangnya di bank. Sedangkan pada saat tingkat bunga rendah akan mempengaruhi investor untuk lebih menginvestasikan uangnya seperti membeli saham. Jika investor memilih untuk berinvestasi pada saham akan mengakibatkan harga saham meningkat yang nantinya
ISSN: 1410 -9875
Syahrian
akan mempengaruhi price earnings ratio yang diterima perusahaan.
Ha5: Terdapat pengaruh interest rate terhadap price earnings ratio.
Berikut kerangka pemikiran dari penelitian ini:
Loan to Deposit Ratio
Return On Asset
Price Earnings Ratio
Cost of Loanable Fund
Capital Adequacy Ratio Interest Rate
Gambar 1 Model Penelitian
METODE PENELITIAN Obyek Penelitian Populasi dari penelitian ini adalah perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
No. 1. 2.
3.
(BEI) dari tahun 2003 sampai dengan tahun 2011. Teknik pemilihan sampel yang digunakan adalah metode purposive sampling dengan kriteria sebagai berikut:
Tabel 1 Prosedur Pemilihan Sampel Keterangan Perusahaan dalam kelompok industri perbankan yang terdaftar di BEI tahun 2003 sampai dengan 2011. Perusahaan dalam kelompok industri perbankan yang tidak menghasilkan laba terus menerus selama penelitian dari tahun 2003 sampai dengan 2011. Perusahaan yang tidak menerbitkan laporan keuangan tahunan secara lengkap dari tahun 2003
Perusahaan 19 4
0
75
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 16, No. 1a, Is. 9
sampai dengan 2011. Perusahaan yang tidak memiliki data keuangan yang berkaitan dengan variabel penelitian secara lengkap dari tahun 2003 sampai dengan 2011. Total perusahaan perbankan Tbk yang memenuhi kriteria Periode penelitian 2003 - 2011
November 2014
4.
Definisi Operasional Variabel dan Pengukurannya Price Earnings Ratio Variabel dependen dalam penelitian ini adalah price earnings ratio. Price earnings ratio adalah rasio yang menunjukkan tingkat keyakinan investor terhadap Price Earnings Ratio =
3
12 9 tahun
kemampuan perusahaan dalam mengembalikan dana investor yang diukur melalui harga pasar per lembar saham biasa dibagi pendapatan per lembar saham. Variabel ini berskala rasio. Rumus price earnings ratio menurut Gitman dan Zutter (2012, 82) :
Market price per share of common stock Earnings per share
Variabel independen dalam penelitian ini adalah loan to deposit ratio, return on asset, cost of loanable fund, capital adequacy ratio, dan interest rate. Loan to Deposit Ratio (LDR) Loan to deposit ratio adalah rasio yang menunjukkan
Return On Asset (ROA) Return on asset adalah rasio yang menggambarkan hubungan antara aset yang dimiliki perusahaan untuk dapat
perbandingan antara jumlah kredit yang disalurkan kepada nasabah dibandingkan dengan dana yang diterima oleh bank. Variabel ini berskala rasio. Rumus loan to deposit ratio menurut Irmayanto dkk. (2007, 90):
menghasilkan laba secara efektif. Variabel ini berskala rasio. Rumus return on asset menurut Gitman dan Zutter (2012, 81) :
Return On Asset =Earnings available for common stockholders Total asset Cost of Loanable Cost of adalah biaya expense) yang
76
Fund loanable fund dana (interest dioperasionalkan
(ditempatkan) untuk memperoleh pendapatan. Dana operasional adalah total dana yang dihimpun dikurangi dengan unloanable funds.
ISSN: 1410 -9875
Syahrian
Variabel ini berskala rasio. Rumus cost of loanable fund menurut
Kasmir (2012, 244):
Capital Adequacy Ratio Capital adequacy ratio (CAR) merupakan rasio kecukupan modal bank. Nilai capital adequacy
ratio diperoleh dari laporan keuangan tahunan. Rumus capital adequacy ratio menurut Riyadi (2006, 161):
Interest Rate Tingkat suku bunga ini diperoleh dari rata-rata tertimbang keseluruhan dana pihak ketiga yang
terdiri dari giro, tabungan dan deposito. Rumus dari tingkat bunga menurut Syanas dan Harmadi (2008, 60) adalah sebagai berikut :
Metode Analisa Data Metode analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi sederhana dan berganda data panel dengan menggunakan software statistik SPSS 17 sebagai alat pengolahan data. Model regresi sederhana: Y = a + bx +e Model regresi berganda: Y = a + b1x1 + b2x2 + b3x3 + b4x4 + b5x5 + e
Dimana : Y = Price Earnings Ratio = Konstanta a x1 = Loan to Deposit Ratio x2 = Return On Asset x3 = Cost Of Loanable Fund x4 = Capital Adequacy Ratio x5 = Interest Rate b 1.2.3.4.5.6 = Koefisien Regresi e = Error
HASIL PENELITIAN Statistik Deskriptif Tabel 2 Statistik Deskriptif n
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
PER
87
3,6596
60,7211
15,764915
9,6056802
LDR
87
,3644
,8603
,627957
,1331623
ROA
87
,0047
,0321
,014997
,0069461
COLF
87
,0284
,1364
,074362
,0243044
CAR
87
,0980
,2947
,172236
,0439014
IR
87
,0263
,1154
,066903
,0195923
Valid n (listwise)
87
Sumber: Output SPSS versi 17
77
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 16, No. 1a, Is. 9
November 2014
Uji Kualitas Data Uji Normalitas Residual Tabel 3 Hasil Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual n 87 Asymp. Sig. (2-tailed) 0.478 Sumber: Output SPSS versi 17 Berdasarkan hasil pengujian tailed) bernilai sebesar 0,478 lebih dengan menggunakan One Sample besar dari 0,05 yang artinya adalah Kolmogorov-Smirnov Test dapat data berdistribusi normal sehingga dilihat bahwa nilai Asymp sig (2layak untuk digunakan. Uji Asumsi Klasik Uji Multikolinieritas Tabel 4 Hasil Uji Multikolinieritas Collinearity Statistics Toleranc Model e VIF 1
LDR .858 1.165 ROA .663 1.509 COLF .386 2.594 CAR .800 1.250 IR .319 3.138 Sumber: Output SPSS versi 17 Dari hasil tersebut dapat karena semua variabel independen dikatakan bahwa antara variabel memiliki nilai tolerance diatas 0,1 independen dalam model regresi ini dan VIF dibawah 10. tidak terjadi multikolinieritas Uji Heterokedastisitas Uji Grafik Scatterplot Tabel 5 Hasil Uji Heteroskedastisitas (Uji Glejser) Model Sig. Kesimpulan LDR ROA
0,915 0,145
Tidak terjadi Heteroskedastisitas Tidak terjadi Heteroskedastisitas
COLF
0,671
Tidak terjadi Heteroskedastisitas
CAR
0,828
Tidak terjadi Heteroskedastisitas
IR
0,626
Tidak terjadi Heteroskedastisitas
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa variabel loan to deposit ratio, return on asset, cost
78
of loanable fund, capital adequacy ratio dan interest rate tidak terjadi
ISSN: 1410 -9875
Syahrian
masalah heterokedastisitas karena lebih besar dari (0,05). Uji Autokorelasi Tabel 6 Hasil Uji Durbin-Watson Model 1
Durbin-Watson 1.780a
Sumber: Output SPSS versi 17 Dari hasil pengujian diatas 2,2255, maka koefisien autokorelasi menunjukkan bahwa nilai Durbinsama dengan nol yang berarti Watson sebesar 1,780 terletak bahwa tidak terdapat masalah antar batas atau upperbound (du) autokorelasi dalam penelitian ini. sebesar 1,7745 dan (4-du) sebesar Uji t Tabel 7 Uji t t Sig. Variabel B LDR 13.308 3.082 0.003 ROA -40.223 -0.417 0.677 COLF -29.702 -1.022 0.310 CAR 21.957 1.299 0.198 IR -79.267 -2.247 0.027 Sumber: Output SPSS versi 17 Nilai signifikan t dari loan to return on asset, cost of loanable deposit ratio dan interest rate fund dan capital adequacy ratio masing-masing adalah sebesar lebih dari α 0,05. Sehingga dapat 0.003 dan 0.027, kurang dari nilai α disimpulkan variabel return on 0.05 sehingga dapat disimpulkan asset, cost of loanable fund dan bahwa terdapat pengaruh loan to capital adequacy ratio tidak deposit ratio dan interest rate berpengaruh terhadap price terhadap price earnings ratio. earnings ratio.. Sementara nilai probabilitas dari Uji F Tabel 8 Uji F t Sig. Variabel B (Constant) 7.784 1.335 0.185 LDR 12.760 2.875 0.005 ROA -218.110 -2.038 0.045 COLF 12.362 0.290 0.772 CAR 42.987 2.493 0.015 IR -115.947 -1.995 0.049 Sumber: Output SPSS versi 17 Berdasarkan tabel diperoleh persamaan regresi berganda sebagai berikut: Y = a + b 1 x 1 + b2 x 2 + b3 x 3 + b4 x 4 + b 5 x 5 + e PER = 7,784 + 12,760 LDR – 218,110 ROA + 12,362 COLF + 42,987 CAR – 115,947 IR + e
79
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 16, No. 1a, Is. 9
November 2014
Tabel 9 Nilai Statistik F F-Statistic 4.636 Sig (F-Statistic) 0.001 Sumber: Output SPSS versi 17 Dari tabel 9 diatas, diperoleh nilai statistik F-hitung sebesar 4,636, karena nilai F-hitung lebih besar dari F-tabel sebesar 2,33 dan titik jatuh ada pada daerah penolakan Ho, sehingga dapat diputuskan bahwa H0 ditolak. Hasil ini juga didukung oleh nilai signifikan F sebesar 0,001 dimana nilai signifikan ini lebih kecil dari alpha (α=0,05) yang berarti menyatakan terdapat pengaruh loan to deposit ratio, return on asset, cost of loanable fund, capital adequacy ratio, dan interest rate secara bersama-sama terhadap price earnings ratio pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2003 – 2011. PENUTUP Dari hasil penelitian, terlihat bahwa hanya variabel loan to deposit ratio dan interest rate yang berpengaruh terhadap price earnings ratio, sementara sisanya
return on asset, cost of loanable fund, capital adequacy ratio tidak berpengaruh terhadap price earnings ratio. Keterbatasan penelitian ini adalah sampel yang digunakan dalam penelitian ini hanya sejumlah perusahaan perbankan yang terdapat di Indonesia. Periode penelitian hanya berlangsung selama 9 tahun yaitu dari tahun 2003 sampai dengan 2011 yang mungkin kurang mencerminkan kondisi perusahaan untuk jangka panjang. Selain itu, penelitian ini hanya menggunakan 5 variabel bebas yaitu loan to deposit ratio, return on asset, cost of loanable fund, capital adequacy ratio, dan interest rate Rekomendasi yang dapat diberikan untuk peneliti berikutnya adalah menggunakan obyek penelitian lain yang lebih luas sehingga jumlah sampel penelitian menjadi lebih besar dan memasukkan variabel-variabel lain yang mungkin berpengaruh terhadap price earnings ratio.
REFERENSI Anderson, David R., Denis J. Sweeney, and Thomas A. Williams. 2011. Statistics for Business and Economics, eleventh edition. USA: South Western. Budisantoso Totok, Triandaru Sigit. 2006. Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Jakarta : Salemba Empat. Brigham, Eugene F., dan Joel F. Houston. 2010. Essentials of Financial Management. Jakarta: Salemba Empat. Dendawijaya, Lukman. 2005. Manajemen Perbankan. Edisi kedua. Jakarta :Galia Indonesia. Gitman, Lawrence J and Zutter, Chad j. 2012. Principles of Managerial Finance. Thirteenth Edition. Boston: Pearson Education, Inc.
80
ISSN: 1410 -9875
Syahrian
Gujarati, Damodar N. dan Dawn C. Porter. 2009. Basic Econometrics, 5th edition. Singapore: Mc Graw Hill. Hair, Joseph F. Wilian C. Black, Barry J. Babin, Rolph E. Anderson and Ronald L. Tatham. 2010. Multivariate Data Analysis. Pearson International edition. USA. Harahap, Sofyan Syafri. 2011. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. Jakarta: Rajawali Pers. Hartono, Jogiyanto. 2008. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Yogyakarta: BPFE Husnan, Suad. 2005. Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. Yogyakarta: Unit Penerbit dan Percetakan AMP YKPN. Irmayanto, Juli, al A Indradewa, Tjipto Roso, Tonny Hasibuan, dan Desmizar. 2007. Bank & Lembaga Keuangan. Jakarta: Penerbit Universitas Trisakti. Ismail. 2010. Manajemen Perbankan, edisi pertama. Jakarta: Prenada Media Group. Kasmir. 2009. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta: Rajawali Pers. Kasmir. 2012. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Rajawali Pers. Keown, Arthur J., John D. Martin, J. William Petty, dan David F. Scott. 2005. Financial Management, 10th edition. International Edition. Kurniawan, Andy. 2002. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Price Earning Ratio Saham-saham Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta, Jurnal Manajemen Keuangan UNS, Surakarta Nurlela. 2011. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Price Earning Ratio Sahamsaham Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia, Jurnal Manajemen Keuangan USU Riyadi, Selamet. 2006. Banking Assets and Liability Management, edisi ketiga. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Sanders, Donald H., dan Robert K. Smidt. 2000. Statistic First Course. Boston: McGraw Hill. Sartono, Agus. 2000. Manajemen Keuangan, edisi ketiga . Yogyakarta: BPFE. Sarwono, Jonathan. 2011. Buku Pintar IBM SPSS Statistics 19. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo Sekaran, Uma and Roger Bougie. 2010. Research Methods for Business 5th edition. United Kingdom: John Wiley & Sons, Ltd. Siamat, Dahlan. 2005. Manajemen Lembaga Keuangan, edisi kelima. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Simatupang, Mangasa. 2010. Pengetahuan Praktis Investasi Saham dan Reksa Dana, edisi pertama. Jakarta: Mitra Wacana Media Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta. Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta. Sunariyah. 2004. Pengantar Pengetahuan Pasar Modal, edisi keempat. Yogyakarta: Akademi Manajemen Perusahaan YKPN. Sundjaja, Ridwan S., dan Barlian, Inge. 2003. Manajemen Keuangan I, edisi kelima. Literata Lintas Media.
81
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 16, No. 1a, Is. 9
November 2014
Syanas, Khusnul Lisa Nursyam, dan Harmadi. 2008. Analisis Determinan Price Earning Ratio pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Bisnis dan Manajemen, Vol.(8), No.2. Hal 57-64. Tandelilin, Eduardus. 2010. Portofolio dan Investasi Teori dan Aplikasi, edisi pertama. KanisiusYogyakarta: Kanisius. Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 Tentang Perubahan Undang-Undang No. 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan. Weygandt, Jerry J., Paul D. Kimmel, dan Donald E. Kieso. 2009. Accounting Principles, 9th edition. New Jersey: John Wiley & Sons,Inc. Wibowo, Zaenuar Arif. 2012. Faktor-faktor yang Mempengaruhi price earning ratio Studi pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2011, Vol.2 No.6 , 01-16 www.bi.go.id www.idx.co.id
82
JURNAL BISNIS DAN AKUNTANSI Vol. 16, No. 1a, Is. 9, November 2014, Hlm. 83-96
ISSN: 1410 - 9875 http: //www.tsm.ac.id/JBA
PENGARUH SHOPPING CONVENIENCE, SITE DESIGN, INFORMATIVENESS, SECURITY DAN COMMUNICATION TERHADAP CUSTOMER SATISFACTION ONLINE RETAILING VITA BRILIANA STIE TRISAKTI
[email protected] Abstract : The purpose of this research is to know how the influence of shopping convenience, site design, informativeness, security, and communication of customer satisfaction online retailing Zalora. The research design used in this research is descriptive and causality research. The sampling in the research was convenience sampling and uses 100 respondents. Data is used the primary data, and the methods for the analysis is regression and multiple regression. The result of this research is shopping convenience, site design, informativeness, security, and communication have a positives influence to customer satisfaction individually. And simultaneously, all the independents variables are have influence to the dependent variable customer satisfaction. Keywords: Shopping Convenience, Site Design, Informativeness, Security, Communication, and Customer Satisfaction.
PENDAHULUAN
pengguna internet di Indonesia per akhir tahun 2012 mencapai 63 juta orang, sebuah angka yang menunjukan perkembangan hingga 8 juta orang dari pengguna internet tahun 2011 yang berjumlah 55 juta orang. Pengguna internet di Indonesia terus meningkat, hal ini dikarenakan melalui internet kita bisa mendapatkan banyak informasi terbaru tentang berbagai hal tanpa batas ruang dan waktu. Terlebih dengan perkembangan yang terjadi, internet tak hanya digunakan untuk berkomunikasi dengan teman lama maupun baru di dunia maya
Dunia informasi dan teknologi saat ini berkembang sangat cepat. Komputer dan telepon genggam yang disediakan oleh produsen didesain sedemikian rupa untuk memenuhi kebutuhan konsumen dan memanjakan konsumen, salah satunya adalah dengan dilengkapinya akses untuk internet. Hal ini merupakan salah satu pemicu meningkatnya pengguna internet. Berdasarkan hasil riset yang dilakukan oleh Asosisasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia, jumlah
83
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 16, No. 1a, Is. 9
melainkan penelusuran informasi, transaksi perbankan, hingga berbelanja online adalah manfaat yang bisa didapat. Perkembangan e-commerce terlihat dari nilai transaksi yang terus bertambah, di Indonesia sepanjang 2012 mencapai Rp126 triliun atau meningkat dua kali lipat dari nilai transaksi pada 2011 sebesar Rp63 triliun. Pertumbuhan e-commerce yang begitu pesat di Indonesia dipicu oleh beberapa hal, diantaranya adalah penetrasi pengguna internet Indonesia, yang berdasarkan data Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) pertumbuhan berbelanja online di Indonesia mengalami kenaikan sebesar 15%, yaitu meningkat menjadi 57%, dari 42% pada tahun sebelumnya dan dari hasil survei yang ada, sebanyak 22,8% dari 63 juta pengguna internet di Indonesia mengaku pernah berbelanja online, sementara sisanya sebanyak 77,2% pengguna internet yang tidak melakukan belanja online, 34,6% diantaranya beralasaan takut ditipu. Peningkatan pertumbuhan belanja online di Indonesia didasarkan pada kebutuhan konsumen, dimana konsumen yang memiliki aktivitas padat setiap harinya dan tidak memiliki waktu untuk berbelanja ke toko fisik dapat dengan mudah mendapatkan kebutuhan produk yang ingin dibelinya melalui media online salah satunya adalah melalui website penjual. Banyaknya website penjualan yang ada, berdasarkan MasterCard Worldwide Online Shopping Survey 2012 dijelaskan bahwa situs berbelanja paling popular terbanyak adalah
84
November 2014
pakaian/asesoris sebesar 36%, diikuti oleh situs berbelanja kupon, buku dan DVD sebesar 33%, dan juga sebesar 31% untuk situs pembelian tiket nonton. Dilihat dari data persentase jumlah website yang ada, maka dapat dinyatakan bahwa banyaknya penjual yang memasarkan produknya secara online dan juga banyaknya konsumen yang membeli secara online. Salah satu aplikasinya dibidang usaha di Indonesia adalah aplikasi pemesanan kebutuhan fesyen secara online langsung kepada konsumen. Zalora merupakan satu perusahaan yang menjual berbagai jenis barang kebutuhan fesyen kepada konsumen secara langsung melalui website Zalora. Zalora adalah pusat belanja online terlengkap untuk fesyen dan gaya hidup di Indonesia, yang memberikan pengalaman belanja mudah dengan harga terjangkau, ditambah dengan pelayanan yang terbaik di kelasnya bagi para pelanggan. Zalora Indonesia adalah bagian dari grup Zalora (http://www.zalora.com), yang beroperasi di 8 negara (Indonesia, Singapura, Malaysia, Thailand, Filipina, Vietnam, Taiwan, dan Hong Kong). Zalora merupakan salah satu bagian dari investasi Rocket Internet, yang telah membantu mengembangkan beberapa perusahaan e-commerce terbesar di dunia, seperti Zalanndo (Eropa), Dafiti (Amerika Selatan), Jabong (India) dan The Iconic (Australia). Tanggal 24 Februari 2012 merupakan hari yang sangat penting untuk Zalora Indonesia, di tanggal tersebutlah website (www.zalora.co.id) LIVE di dunia online Indonesia. Zalora sebagai
ISSN: 1410 -9875
perusahaan yang bergerak di dalam dunia e-commerce, dilihat sudah sangat baik dalam memanfaatkan berbagai media online yang ada untuk memasarkan produknya, seperti media sosial twitter dan facebook, dan juga memanfaatkan blog serta website untuk lebih mendekatkan diri dengan konsumen. Tampilan website Zalora dikemas dengan sedemikian rupa sehingga memberikan kemudahan bagi konsumen dalam berbelanja produk fesyen dengan penyampaian informasi cara membeli dan informasi yang transparan akan suatu produk yang ditawarkan. Kenyamanan saat berbelanja merupakan hal yang sangat penting bagi konsumen dalam mencari produk. Kenyamanan yang dirasakan konsumen berhubungan dengan kecepatan dan kemudahan. Kecepatan yang dimaksud adalah kecepatan mengakses situs dan kemudahan yang dimaksud adalah kemudahan dalam mendapatkan suatu produk dengan diberikannya panduan yang jelas untuk berbelanja. Tampilan situs Zalora didesain dengan sederhana dan memberikan warna yang cerah kepada setiap pegunjung website. Situs dipandang sebagai cerminan jati diri dari penjual/perusahaan, karena situs didesain sesuai dengan kehendak pemilik situs. Di dalam suatu situs penjualan, dibutuhkan berbagai informasi yang jelas tentang berbagai hal yang berkaitan dengan produk yang ada pada situs tersebut. Informasi sangat dibutuhkan bagi pengunjung situs untuk memudahkan dalam menjelajahi isi dari situs tersebut. Selain informasi tentang produk, informasi akan keamanan juga diperlukan agar konsumen
Vita Briliana
yakin bila melakukan pendaftaran akun dan bertransaksi, data konsumen akan aman. Dalam suatu situs, komunikasi merupakan hal yang penting, apabila informasi yang terdapat pada situs kurang menjelaskan dan ada pengunjung yang kurang mengerti dalam mengakses situs, maka hal ini dapat diatasi dengan melihat system FAQ yang ada pada situs atau dnegan meminta bantuan ke salah seorang yang melayani konsumen dalam ruang chat yang disediakan. Kepuasan konsumen akan penggunaan suatu website terjadi bila kenyamanan, tampilan situs, pemberian informasi tentang produk, keamanan situs dan komunikasi memberikan hasil yang memuaskan kepada pengunjung/konsumen karena melebihi apa yang diharapkannya. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah pengaruh shopping convenience, site design, informativeness, security dan communication terhadap customer satisfaction online retailing. Penelitian ini disusun dengan urutan penulisan sebagai berikut: pertama, pendahuluan menjelaskan latar belakang masalah. Kedua, kerangka teoritis dan pengembangan hipotesis memuat shopping convenience, site design, informativeness, security, communication dan customer satisfaction. Ketiga, metode penelitian yang memuat metode pemilihan sampel dan pengumpulan data, definisi operasional, dan pengukuran variabel. Keempat, hasil penelitian yang menguraikan analisis dan pembahasan temuan penelitian. Kelima, penutup yang berisi kesimpulan, keterbatasan,
85
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 16, No. 1a, Is. 9
dan saran selanjutnya.
untuk
penelitian
KERANGKA TEORITIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Shopping Convenience Shopping convenience adalah rasa nyaman bagi pelanggan saat melakukan aktivitas perbelanjaan karena kemudahan yang diberikan perusahaan untuk mengakses produk yang dijualnya. Menurut pendapat Seiders, Berry, and Gresham (2000, 79) di dalam jurnal Michelle Bednarz Beauchamp (2007, 2) dijelaskan bahwa “Shopping convenience is defined as the speed and ease associated with shopping”. Rohm and Swaminathan (2004, 752) “Shopping convenience is time and effort savings in shopping”. Wen-Jang (Kenny) Jih (2007, 36) “shopping convenience is something (as an appliance, device, or service) conducive to comfort or ease; fitness or suitability for performing an action or fulfilling a requirement”. Dimensi–dimensi shopping convenience secara umum menurut Brown (1989) yang dikutip dari jurnal Wen-Jang (Kenny) Jih (2007, 27) antara lain time, place, acquisition, use, dan execution. Terdapat pengaruh shopping H1: convenience terhadap customer satisfaction online retailing. Site Design Web design adalah rancangan tampilan desain sebuah web, dimana terdapat beberapa elemen desain yang ada pada sebuah situs. Elemen tersebut
86
November 2014
antara lain, text, graphics, audio, dan video. Menurut pendapat Deborah and Charles (2011, 371) “web site design refers to the process of planning what your web site will look like and how it will work/function”. Eccher, Hunley dan Simmons (2005, 2) menjelaskan, “web design meant creating static html (hyper text markup language) pages with linked text and graphics”. Shelly, Cashman, dan Vermeat (2002, 2.26) menjelaskan bahwa “web site design means to include all the elements of the design into the web site. Design the layout of elements of the web page such as text, graphics, audio, video, & virtual reality”. Menurut Jeffrey F. Rayport dan Bernard J. Jaworski yang dikutip dari Kotler dan Keller (2012, 564) mengemukakan bahwa situs yang efektif memiliki tujuh elemen desain yang disebut 7Cs, yaitu context, content, community, customization, communication, connection, dan commerce. Terdapat pengaruh site H2: design terhadap customer satisfaction online retailing. Informativeness Informativeness adalah menerangkan atau menjelaskan kepada konsumen mengenai suatu produk, bersifat persuasif yang dapat membangun permintaan akan suatu merek dengan cara meyakinkan konsumen dan mengingatkan konsumen pada suatu produk atau merek. Menurut pendapat Belch and Belch (2001, 502) yang menyatakan “more buyers expect that a company will have a site providing
ISSN: 1410 -9875
then with detailed information about its offerings”. Clow and Baack (2012, 212) menjelaskan bahwa “informative is present information to the audience in a straightforward manner”. David L. Kurtz and Boone Brand (2008, 532) “informative is the promotion that seeks to develop initial demand for a good, service, organization, person, place, idea or cause”. Terdapat pengaruh H3: informativeness terhadap customer satisfaction online retailing. Security Security adalah bentuk perlindungan berupa kebijakan, prosedural dan sistem yang dibuat untuk melindungi informasi tentang data–data perusahaan maupun pelanggan, dari unsur kesengajaan maupun tidak sengaja yang diakukan oleh pihak yang tidak dikenal.Menurut pendapat Capron (2004, 10-295) “security is a system of safeguards designed to protect a computer system and data from deliberate or accidental damage or access by unauthorized person’s”. Kenneth C. Laudon dan Jane P. Laudon (2012, 321) “security is policies, procedurs, and technical measures use to prevent unauthorized acces, alteration, theft, or physical damage to information systems”. Firewall, Intrusion Detection Systems (IDS), Antivirus and Antispyware Software, Unified Threat Management Systems (UTM), Virtual Private Network (VPN), dan encryption telah menjadi alat bisnis yang penting
Vita Briliana
menurut Kenneth C. Laudon Dan Jane P. Laudon (2012, 342). S. M. Furnell, et.al (2002, 352) menjelaskan bahwa “security is a multi-faceted problem, the comprehensive solution to which will normally encompass physical, procedural and logical forms of protection”. Terdapat pengaruh security H4: terhadap customer satisfaction online retailing. Communication Communication adalah proses penyampaian informasi (pesan, ide, sikap, gagasan) dari komunikator atau pengirim pesan untuk merubah serta membentuk perilaku komunikan atau penerima pesan (pola, sikap, pandangan, dan pemahamannya) ke pola dan pemahaman yang dikehendaki komunikator. Menurut pendapat Clow dan Baack (2012, 32) menjelaskan komunikasi sebagai berikut “communication can be defined as transmitting, receiving and processing information”. Schiffman dan Kanuk (2010, 280) menyatakan bahwa “Communication is transmission of a message from a sender to a receiver via a medium (or channel) of transmission”. Perreault, Cannon dan Carthy (2010, 376) menyatakan “Communication is the process which means a source (the sender of a message) trying to reach a receiver (a potential customer) with message”. Menurut Kotler dan Amstrong (2012, 438) terdapat sembilan elemen dalam sebuah komunikasi yaitu pengirim dan penerima, pesan dan media, penyampaian,
87
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 16, No. 1a, Is. 9
penerimaan, respon, dan umpan balik. Terdapat pengaruh H5: communication terhadap customer satisfaction online retailing. Customer Satisfaction Customer satisfaction adalah perasaaan senang yang dirasakan konsumen setelah mengkonsumsi suatu produk, dimana apa yang dirasakan konsumen melebihi dari apa yang diharapkan konsumen. Kotler dan Keller (2012, 150) memberikan pengertian mengenai customer satisfaction sebagai berikut “customer satisfaction is a person’s feeling of pleasure or disappointment resulting from comparing a products perceived performance (or outcome) to expectation”. Lovelock and Writs (2011, 619) mendefinisikan customer satisfaction yaitu “customer
November 2014
satisfaction is a short-term emotional reaction to a specific service performance”. Schiffman dan Kanuk (2010, 29) dijelaskan bahwa “customer satisfaction is the individual perception of the performance of product or service in the relation to this or her expectation”. Cara pengukuran kepuasan pelanggan menurut Kotler dan Keller (2012, 150) terbagi menjadi 3 teknik, yaitu periodic survey, customer loss rate, dan mystery shoppers. Terdapat pengaruh shopping H6: convenience, site design, informativeness, security dan communication terhadap customer satisfaction online retailing. Dari pemaparan telaah pustaka di atas, maka dapat dikembangkan suatu kerangka pemikiran teoritis yang tersaji di bawah ini:
Shopping Convenience (X1) Site Design (X2) Informativeness (X3)
Customer Satisfaction
Security (X4)
(Y)
Communication (X5)
Gambar 1 Model Penelitian
88
ISSN: 1410 -9875
METODE PENELITIAN Metode Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menjawab masalah penelitian mengenai pengaruh shopping convenience, site design, informativeness, security dan communication terhadap customer satisfaction online retailing, untuk itu digunakan penelitian kausalitas. Dan untuk penggambaran karakteristik responden digunakan penelitian deskriptif. Penelitiaan ini menggunakan regresi sebagai alat uji pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.
Vita Briliana
Pemilihan Sampel dan Pengumpulan Data Metode pengambilan sampel yang digunakna dalam penelitian adalah non probability sampling dengan teknik convenience sampling. Obyek dalam penelitian ini adalah Zalora yaitu pusat belanja fashion online retailing terbesar di Indonesia yang menyediakan kebutuhan fashion pria, fashion wanita, dan fashion anak dengan menawarkan brandbrand terkemuka, baik lokal maupun internasional. Kriteria yang digunakan untuk pengambilan responden adalah masyarakat yang pernah membeli produk di website Zalora.
Tabel 1. Total Penyebaran Kuesioner Data Keterangan Jumlah kuesioner yang disebar 130 Jumlah kuesioner yang tidak memenuhi kriteria 18 112 Total sampel yang dapat digunakan Total data yang dijadikan sampel 100 Ukuran sampel yang digunakan adalah sejumlah 100 responden dengan mengacu pada apa yang dikatakan oleh Hair et.al (2010, 102) “the researcher generally
would not factor analyze a sample of fewer than 50 obeservations, and preferably the sample size should be 100 or larger.
Variabel dan Pengukurannya Tabel 2. Variabel dan Pengukuran Variabel Indikator Independen 1. Kenyamanan penggunaan website 1. Shopping 2. Waktu Convenience 3. Prosedur 4. Kemudahan 1. Tampilan Visual 2. Pilihan yang baik dalam 2. Site Design website 3. Penampilan profesional
Skala Pengukuran
Skala Likert
Skala Likert
89
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 16, No. 1a, Is. 9
3. Informativeness
4. Security
5. Communication
Variabel Dependen 6. Customer Satisfaction
4. Kecepatan dan kemudahan transaksi 1. Kaya informasi 2. Informasi yang akurat 3. Informasi peripheral 4. Informasi produk 1. 2. 3. 4. 1.
Keamanan Terlindungi Penyalahgunaan Kerahasiaan Kebebasan saran dan kritik 2. FAQ sistem 3. Keaktifan konsumen 4. Pertukaran pendapat Indikator 1. Penawaran 2. Pembelian 3. Produk
November 2014
Skala Likert
Skala Likert
Skala Likert
Skala Pengukuran Skala Likert
HASIL PENELITIAN Tabel 3. Statistik Deskriptif N Karakteristik Responden Jenis Kelamin Pria 28 Wanita 72 Usia 17 – 20 tahun 25 21 – 30 tahun 68 31 – 40 tahun 7 Pendidikan SMU 19 D1/D3 26 S1 53 S2/S3 2 Pekerjaan Pelajar/Mahasiswa 43 Karyawan 47 Ibu Rumah Tangga 8 Lainnya 2 Frekuensi melakukan pembelian di website Zalora selama 1 tahun 1x 38 2x 25 3x 11
90
Persentase 28% 72% 25% 68% 7% 19% 26% 53% 2% 43% 47% 8% 2%
38% 25% 11%
ISSN: 1410 -9875
Vita Briliana
4x 5x
10 16
10% 16%
Metode Pembayaran Kartu Kredit Transfer ATM Pembayaran di Tempat/COD
7 40 53
7% 40% 53%
Tabel 4. Hasil Hipotesis 1 Model (Constant ) TTL_SC
R R Square .23 .054 2
B 7.090
t 5.701
Sig. .000
.213
2.364
.020
Tabel 5. Hasil Hipotesis 2 Model R R Square (Constant .532 .283 ) TTL_SD
B 3.284
t 3.018
Sig. .003
.492
6.222
.000
Tabel 6. Hasil Hipotesis 3 Model R R Square (Constant .47 .226 ) 5 TTL_IN
B 4.753
t 4.791
Sig. .000
.395
5.345
.000
Tabel 7. Hasil Hipotesis 4 Model R R Square (Constant .57 .325 ) 0 TTL_SEC
B 3.178
t 3.170
Sig. .002
.509
6.865
.000
Tabel 8. Hasil Hipotesis 5 Model
R R Square .54 .297 (Constant) 5 TTL_COM
B 4.462
t 5.118
Sig. .000
.448
6.427
.000
91
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 16, No. 1a, Is. 9
November 2014
Tabel 9. Hasil Hipotesis 6 Model (Constant)
R
Adjusted R Square .67 .430 8
TTL_SC TTL_SD TTL_IN TTL_SEC TTL_COM Berdasarkan tabel 4 nilai R (coefficient correlation) sebesar 0,232 yang artinya secara statistik hubungan variabel shopping convenience (X1) dengan variabel customer satisfaction (Y) adalah sangat lemah dan variasi variabel customer satisfaction (Y) dapat dijelaskan oleh variabel shopping convenience (X1) adalah sebesar 5,4%. Berdasarkan tabel tersebut nilai sig < 0.05 yang berarti terdapat pengaruh shopping terhadap convenience (X1) customer satisfaction (Y) online retailing. Model regresi dari variabel shopping convenience (X1) di atas adalah: Y = 7,090 + 0,213X1 + e Berdasarkan tabel 5 nilai R (coefficient correlation) sebesar 0,532 yang artinya secara statistik hubungan variabel site design (X2) dengan variabel customer satisfaction (Y) adalah kuat dan variasi variabel customer satisfaction (Y) dapat dijelaskan oleh variabel site design (X2) adalah sebesar 28,3%. Berdasarkan tabel tersebut nilai sig < 0.05 yang berarti terdapat pengaruh site design (X2) terhadap customer satisfaction (Y) online retailing. Model regresi dari variabel site design (X2) di atas adalah: Y = 3,284 + 0,492X2 + e
92
B
F
.562 15.953
Sig. .000
-.043 .285 -.009 .296 .185 Berdasarkan tabel 6 nilai R (coefficient correlation) sebesar 0,475 yang artinya secara statistik hubungan variabel informativeness (X3) dengan variabel customer satisfaction (Y) adalah cukup dan variasi variabel customer satisfaction (Y) dapat dijelaskan oleh variabel informativeness (X3) adalah sebesar 22,6%. Berdasarkan tabel tersebut nilai sig < 0.05 yang berarti terdapat pengaruh terhadap informativeness (X3) customer satisfaction (Y) online retailing. Model regresi dari variabel informativeness (X3) di atas adalah: Y = 4,753 + 0,395X3 + e Berdasarkan tabel 7 nilai R (coefficient correlation) sebesar 0,570 yang artinya secara statistik hubungan variabel security (X4) dengan variabel customer satisfaction (Y) adalah kuat dan variasi variabel customer satisfaction (Y) dapat dijelaskan oleh variabel security (X4) adalah sebesar 32,5%. Berdasarkan tabel tersebut nilai sig < 0.05 yang berarti terdapat pengaruh security (X4) terhadap customer satisfaction (Y) online retailing. Model regresi dari variabel security (X4) di atas adalah: Y = 3,178 + 0,509X4 + e
ISSN: 1410 -9875
Berdasarkan tabel 8 nilai R (coefficient correlation) sebesar 0,545 yang artinya secara statistik hubungan variabel communication (X5) dengan variabel customer satisfaction (Y) adalah kuat dan variasi variabel customer satisfaction (Y) dapat dijelaskan oleh variabel communication (X5) adalah sebesar 29,7%. Berdasarkan tabel tersebut nilai sig < 0.05 yang berarti terdapat pengaruh terhadap communication (X5) customer satisfaction (Y) online retailing. Model regresi dari variabel communication (X5) di atas adalah: Y = 4,462 + 0,448X5 + e Berdasarkan tabel 9 nilai R (coefficient correlation) sebesar 0,678 yang artinya secara statistik hubungan variabel shopping convenience (X1), site design (X2), informativeness (X3), security (X4) dan communication (X5) dengan variabel customer satisfaction (Y) adalah kuat dan variasi variabel customer satisfaction (Y) dapat dijelaskan oleh variabel shopping convenience (X1), site design (X2), informativeness (X3), security (X4) dan communication (X5) adalah sebesar 43%. Berdasarkan tabel tersebut nilai sig < 0.05 yang berarti terdapat pengaruh shopping convenience (X1), site design (X2), informativeness (X3), security (X4) dan communication (X5) secara individu terhadap customer satisfaction (Y) online retailing. Model regresi dari variabel shopping convenience (X1), site design (X2), informativeness (X3), security (X4) dan communication (X5) di atas adalah: Y = 0,562 - 0.043X1 + 0.285X2 0.009X3 + 0.296X4 + 0.185X5 + e
Vita Briliana
PENUTUP Berdasarkan hasil penelitian di atas menunjukan terdapat pengaruh shopping convenience site design (X2), (X1), informativeness (X3), security (X4) dan communication (X5) secara individu terhadap customer satisfaction (Y) online retailing. Hasil penelitian di atas juga menunjukan terdapat pengaruh shopping convenience (X1), site design (X2), informativeness (X3), security (X4) dan communication (X5) secara bersama-sama terhadap customer satisfaction (Y) online retailing. Keterbatasan yang dihadapi dalam penelitian ini antara lain adalah sampel yang digunakan dalam penelitian ini hanya berjumlah 100 orang, penelitian ini hanya dilakukan pada responden yang pernah membeli suatu produk di website/situs Zalora, dalam penelitian ini hanya menggunakan 5 variabel independen yaitu shopping convenience, site design, informativeness, security dan communication, sehingga masih ada variabel independen lain yang dimungkinkan berpengaruh terhadap customer satisfaction namun tidak diteliti dalam penelitian ini, dan responden hanya mengisi berdasarkan tingkat kesetujuan atau ketidaksetujuan dan tidak diberikan kesempatan untuk mengutarakan pendapat pribadinya. Adapun beberapa saran yang dapat peneliti berikan berkaitan dengan penelitian yang telah dilakukan, sehingga dapat berguna bagi penelitian selanjutnya yaitu penelitian selanjutnya
93
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 16, No. 1a, Is. 9
diharapkan dapat menambah jumlah sampel, disarankan pada penelitian selanjutnya agar tidak hanya meneliti Zalora tetapi juga online shop lainnya, bagi penelitian selanjutnya yang memilih topik
November 2014
yang sama sebaiknya menambah variabel-variabel lain karena masih banyak faktor-faktor lain yang mempengaruhi customer satisfaction.
REFERENSI Anderson, David R., Dennis J. Sweeney, and Thomas A. Williams. 2011. Statistic for Business and Economics 11th Edition. South Western: Cengage Learning. Belch, George E. and Michael A. Belch. 2001. Advertising and Promotion 5th Edition. New York: Mc Graw Hill. Beauchamp, Michelle Bednarz. 2007. The Need for Retail Shopping Convenience. Missisipi: Proquest. Capron, H L., and Johnson, J. A. 2004. Computers: Tools an Information Age Complete 8th Edition. New Jersey: Pearson Education Int, Prentice Hall. Clin, Eccher., Erick Hunley, and Erik Simmons. 2005. Professional Web Design: Techniques and Templates 2nd Edition. Charles River Media Internet Series. Clow, Kenneth E. and Baack. 2012. Integrated Advertising, Promotion & Marketing Communication 5th Edition. New Jersey: Upper Saddle River, Pearson Prentice Hall. Furnell, S. M., M. Gennatou, dan P. S. Dowland. A Prototype Tool for Security Awareness and Training Vol. 15 pp. 352-357.UK: Emerald. Gujarati, Damodar. N., dan Dawn C. Porter. 2009. Basic Econometrics 5th Edition. New York: McGraw Hill Companies. Hair, Joseph F., William C. Black, Barry J. Babin, dan Rolph E. Anderson. 2010. Multivariate Data Analysis: A Global Perspective 7th Edition. New Jersey: Pearson Education. Jih, Wen Jang (Kenny). 2007. Effects of Consumer Perceived Convenience on Shopping Intention in Mobile Commerce Vol 3 iss 4. USA: IGI Publishing. Chung, Ki-Han dan Jae-Ik Shin. 2010. The antecedents and consequents of relationship quality in internet shopping. Korea: Asia Pacific Journal of Marketing and Logistic, Vol. 22 Iss: 4 pp. 273-491 Emerald. Kotler, Philp and Kevin Lane Keller. 2012. Marketing Management Global Edition. New Jersey: Pearson Prentice Hall. Kotler, Philp and Gary Armstrong. 2012. Marketing Management Global Edition. New Jersey: Pearson Prentice Hall. Kurtz, David L. 2008. Principles of Contemporary Marketing 14th Edition. New York: Cengage Learning. Laudon, Kenneth C., and Laudon Jane P. 2012. Management Information System 9th Edition. Singapore: Pearson Prentice Hall. Lovelock, Chrisptopher and Jochen Wirtz. 2011. Service Marketing: People, Technology, and Strategy. New Jersey: Pearson Prentice Hall.
94
ISSN: 1410 -9875
Vita Briliana
Morley, Deborah and Charles S. Parker. 2011. Understanding Computers: Today and Tomorrow Comprehensive 13th Edition. USA: Cengage Learning. Perreault, William D. dan E. Jerome McCarthy. 2010. Basic Marketing Global Edition. New Jersey: Pearson Prentice Hall. Rohm, Andrew J., dan Vanitha Swaminathan. 2004. A Typology of Online Shoppers based on Shopping Motivation pp 748-757. New York: Elsevier. Sarwono, Jonathan. 2011. IBM SPSS 19. Jakarta: Elex Media Komputindo. Schiffman, Leon G., and Leslie Lazar Kanuk. 2010. Consumer Behavior Global Edition. New Jersey: Pearson Prentice Hall. Sekaran, Uma, and Roger Bougie. 2010. Research Methods for Business 5th Edition. United Kingdom: John Wiley& Sons, Ltd. Shelly, Gary B., Thomas J. Cashman, dan E. Misty Vermeat. 2002. Discovering Computers, Concept for a Digital World. New Jersey: Pearson Education Int, Prentice Hall.
95
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 16, No. 1a, Is. 9
Halaman ini sengaja dikosongkan
96
November 2014
JURNAL BISNIS DAN AKUNTANSI Vol. 16, No. 1a, Is. 9, November 2014, Hlm. 97-104
ISSN: 1410 - 9875 http: //www.tsm.ac.id/JBA
ANALYSIS INFLUENCE OF CONSUMER BEHAVIOR TO PURCHASE INTENTION IN MITSUBISHI MIRAGE AT JAKARTA WIBISONO SOEDIONO STIE TRISAKTI
[email protected] Abstract The purpose of this study is to know how the influence of consumer uncertainty, preoduct image, and consumer aspiration of purchase intention to Mitsubishi Mirage buyer at Jakarta. The research desain used in descriptive research and causality research. The sampling in the study was purposive sampling and uses 100 respondent. Data is used the primary data, and the methods for the analysis is regression Y = a + bX + e and multiple regression Y = a + b1X1 + b2X2+ b3X3 + ... + bnXn + e, analysis with SPSS 21 programs. The result this research is shows that consumer uncertainty have negative influence to purchase intention individually but as simultaneous have positive influence and the other variable product image and consumer aspiration have positive influence to online repurchase intention individually and simultaneously. Hasil penelitian ini adalah ketidakpastian konsumen berpengaruh negative terhadap niat pembelian secara individu, akan tetapi secara keseluruhan berpengaruh positif terhadap niat pembelian Mitsubishi Mirage di Jakarta. Keywords: Consumer Uncertainty, Product Image, Consumer Aspiration, and Purchase Intention PENDAHULUAN
meningkatkan perekonomian di Indonesia. Menurut data yang di peroleh dari badan pusat statistik pertumbuhan pada sektor perdagangan juga mengalami peningkatan yang baik dibandingkan tahun lalu ini terlihat dari data PDB total ketiga Triwulan tahunan yaitui 8,02 persen dibanding tahun 2011 (Sumber : BPS). Pertumbuhan ini dapat merangsang pembelian oleh masyarakat yang dengan pertumbuhan ekonomi ini juga bisa di kaitkan dengan kenaikan
Perkembangan ekonomi di Indonesia sekarang ini mengalami pertumbuhan yang cukup baik. Menurut surat kabar Kompas dijelaskan bahwa badan pusat statistik menghitung pertumbuhan ekonomi tahun 2012 adalah sebesar 6,23 persen walaupun tidak sebaik tahun 2011 sebesar 6,5 persen (Sumber : kompas epaper). Pertumbuhan ini di dapatkan dari pertumbuhan di berbagai sektor yang dapat
97
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 16, No. 1a, Is. 9
pendapatan masyarakat itu sendiri. Faktor seperti ketidakpastian konsumen atau lebih diartikan sebagai kebimbangan dalam memilih produk juga menjadi salah satu aspek yang penting untuk diperhatikan. Menurut Mitchell dan Papavassiliou (1999) dalam penelitian mereka, beberapa pilihan bahwa konsumen dapat terjadi ketika mereka mengalami ketidakpastian (kebingungan) mencapai tingkat tinggi pilihannya adalah untuk menunda pembelian produk atau meninggalkannya, dan mencari informasi tambahan, konsumen harus mengalami proses panjang adaptasi sebelum membeli. Proses ini dapat menghasilkan keterlambatan dalam adopsi dan memperlambat kinerja perusahaan. Jadi, untuk produk yang kompleks, niat beli konsumen merupakan proses kognitif yang panjang. Dari hal tersebut dapat diartikan niat pembelian yang positif dapat dipengaruhi oleh nilai ketidakpastian konsumen yang positif pula. Dan yang terakhir faktor gambaran produk pun seringkali di amati para konsumen sebelum membeli. Gambaran seperti asal negara produsen mobil pun menjadi salah satu pertimbangan lain konsumen. Nizar Souden (2011) menjelaskan dalam penelitiannya product image memiliki keterkaitan dengan Country of origin dimana asal negara menjadi salah satu faktor yang cukup penting untuk para konsumen melihat seperti apa produk yang akan mereka beli atau gambaran apa yang mereka
98
November 2014
dapat saat mengetahui saat memperoleh informasi asal negara dari sebuah produk. Jadi gambaran produk yang positif dapat mempengaruhi niat pembelian yang positif pula. Lalu faktor aspirasi atau keinginan konsumen juga di perhatikan pada saat ini. Beberapa penelitian menunjukan seberapa pentingnya aspirasi konsumen yang didengar mempengaruhi pilihan konsumen untuk membeli. Para pembeli merasa senang jika mereka di ajak terlibat dalam pembentukan produk yang sesuai dengan apa yang mereka inginkan. Menurut Miller (1976;67), tingkat aspirasi konsumen didefinisikan sebagai "suatu sistem harapan yang terdiri dari apa yang bisa, apa yang seharusnya, dan apa yang mungkin akan ada". Jadi aspirasi konsumen pun menjadi hal yang dapat mempengaruhi niat pembelian secara positif. Adanya perbedaan perilaku konsumen yang sebelumnya hanya memperhatikan aspek dasar dalam membeli sebuah mobil menjadi daya tarik pemasar dalam melakukan penelitian. Munculnya produk baru yang didasarkan oleh keinginan atau harapan konsumen membuat hal ini menjadi menarik untuk di teliti. Kemauan dari konsumen untuk melakukan pembelian didasari oleh beberapa faktor, seperti Consumer Uncertainty, Product Image, dan Consumer Aspiration. Faktorfaktor ini dianggap mempunyai pengaruh dalam niat pembelian oleh konsumen.
ISSN: 1410 -9875
KERANGKA TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Consumer Uncertainty Mohr. J (2000) menjelasan bahwa “Consumer Uncertainty it’s effect on adoption and diffusion of innovation: crossing the chasm.” Menurut Danny Weathers (2007) menjelaskan “Uncertainty is a conceptual dimension of consumer risk, or feelings that result because the actual outcome of a purchase decision can only be known in the future.” Menurut Mitchell and Papavassiliou (1999) “Consumer Uncertainty is becoming more of a problem as consumers are provided with ever increasing amounts of decision-relevant information in their purchasing environments. Moreover, consumer organisations frequently advise consumers to "shop around", "search for the best deal" and "be informed"; turning information search into more of an obligation than an option.” Jadi penulis menyimpulkan bahwa Consumer Uncertainty adalah ketidak pastian seorang konsumen saat ingin melakukan pembelian yang dikarenakan dari banyaknya pilihan, dan inovasi dari suatu produk yang menyebar dipasar, sehingga konsumen ingin mencari informasi lebih lanjut akan produk yang ingin di beli. Hal ini penting untuk diperhatikan oleh para perusahaan agar konsumen dapat mengurangi tingkat ketidak pastiian yang dimiliki. Product Image Kotler dan Bowen (2003 : 323) menjelaskan “Product Image is a way that consumer picture an actual or potential product.”
Wibisono Soediono
Dalam buku Clow and Baack (2006 : 52) Product Image didefinisikan sebagai “overall consumer perception or end user feeling toward a company along with its products and services.” Product Image menurut Kotler dan Amstrong (2001 : 553) “Is a Particular Subjective Picture consumer actually acquire of the product.” Hal ini erat kaitan dengn Brand Image. Kotler dan Keller sendiri menjelaskan product image adalah salah satu komponen dari Brand Image. Komponen lainnya adalah Corporate Image dan User Image. Martineau dalam Engel, et al(2006 : 256) berbicara mengenai Product image yaitu cara di mana sebuah produk didefinisikan di dalam benak pembelanja, sebagian oleh kualitas fungsionalnya dan sebagian lagi oleh atribut psikologisnya. Hal ini terkait dengan oleh product Image sendiri merupakan kriteria yang digunakan oleh kosnumen untuk menentukan pilihannya. Dalam buku Engel juga dijelaskan dalam melakukan pemilihan terhadap produk terdapat evaluasi terhadap alternatif-alternatif pilihan yang digunakan oleh konsumen untuk memilih, keputusan tersebut terdiri dari faktor dibawah ini : 1. Pengaruh situasi 2. Kesamaan alternatif-alternatif pilihan 3. Motivasi 4. Keterlibatan 5. Pengetahuan Dari definisi di atas penulis menyimpulkan bahwa Product Image adalah persepsi atau gambaran yang di terima oleh konsumen dalam pikiran konsumen tentang sebuah produk yang
99
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 16, No. 1a, Is. 9
meliputi atribut, kualitas, manfaat dan kegunaannya. Consumer Aspiration Miller (1976) dalam Nizar (2011) menjelaskan “Consumer aspiration is system of expectancies that consists of what can be, what ought to be, and what probably will be.” Olshavsky and Miller (1972) dalam Nizar (2011) berpendapat “Consumers aspiration is reflects a situation where several factors (such as, demographic variables, brand knowledge, attitudes towards a product, etc.) contribute to affecting their purchase behaviors.” Kwon (1997) menjelaskan “Consumer aspiration is Early Adopters of new ideas and products; would rathers fight than compromise on things; matrealistic; like to reciev attention highly pro-family and observe traditions.” Dalam jurnal Patricia (1998) dijelaskan dalam consumer aspiration sendiri terdapat Aspiration Level yang dapat memberikan pengaruh terhadap consumer aspiration, berikut ini adalah yang dapat mempengaruhi tingkatan dari Aspirasi itu sendiri 1. Ekspektasi konsumen terhadapat kualitas produk pada kategori yang diberikan 2. Harga dari produk alternatif 3. Tingkat resiko sosial yang terkait Dari penjelasan tersebut bisa disimpulkan bahwa Consumer aspiration adalah sistem pengharapan yang ada pada konsumen yang terdiri dari apa saja yang mungkin ada, yang masih bisa ada atau yang seharusnya ada
100
November 2014
dalam sebuah produk yang bisa mempengaruhi prilaku seorang pembeli. Purchase Intention Menurut Paul dan Jerry dalam bukunya (2005 ;553) “Purchase intention is A decision plan or intention to buy particular product or brand.” Dalam bukunya juga Paul mengkaitkan Purchase intention dengan Behavior Intention. Menurut Blackwell, Minnard, dan Engel (2006) “Purchase Intention is what consumer think they will buy.” Sedangkan Keller (2013:344) menjelaskan dalam bukunya tentang “Purchase Intention is another set of possible measure closely related to brand attitudes and consideration.” Kesimpulan mengenai purchase intention dari beberapa pengertian yang didapat oleh sumber-sumber, maka peneliti mengungkapkan bahwa purchase intention adalah rencana atau niat yang ada di dalam pikiran seorang konsumen untuk membeli barang atau saat ingin membeli merek tertentu. METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian deskriptif dan kausalitas. Karena penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh antara Consumer Uncertainty, Product Image, Consume Aspiration terhadap Purchase Intention pada Mitsubishi Mirage di Jakarta Pengukurannya Skala yang digunakan dalam penelitian adalah skala likert, Skala
ISSN: 1410 -9875
likert membangi ketentuan skala menjadi 5 point yang terdiri dari : 1. Sangat tidak setuju 5. Sangat setuju
Wibisono Soediono
2. Tidak setuju 3. Cukup setuju 4. Setuju
Tabel 1 Variabel dan Pengukurannya Variabel Indikator Pernyataan No. 1. Consumer 1. Need to collect further Uncertainty information (X1) 2. Want to try (test) before purchasing 2. Product Image 1. Known for its high quality (X2) 2. Reliabel product 3. Very usefull 4. Has good features 3. Consumer 1. Will be very proud to own Aspiration (X3) 2. Like the idea of having the product 3. Purchasing the product is sign of success 4. Have positive image among friends 5. Love buying imported product 6. May convey a positive image of my belonging to an affluent social class 4. Purchase 1. Highly considering the Intention (Y) purchase 2. Very impress by the product 3. Recommend 4. Keen 5. Surrounding with people that love the product 6. Will be satisfied to own Teknik Pengumpulan Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari sumber data yang mempunyai hubungan langsung dengan masalah penelitian, dan data sekunder adalah data yang umumnya berupa bukti, catatan atau laporan historis yang tersusun
Skala Likert
Likert
Likert
Likert
dalam arsip yang dipublikasikan. Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini adalah jurnal dan buku-buku referensi. Teknik Pengambilan Sampel Teknik pengambilan sampel digunakan dalam penelitian ini adalah non-probability sampling yaitu metode purposive sampling, Obyek dalam penelitian ini adalah
101
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 16, No. 1a, Is. 9
mobil dari merek Mitshubishi, yaitu Mitsubishi Mirage Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan kuisioner sebagai alat pengumpulan data primer. Responden dalam penelitian adalah orang yang ingin membeli mobil Mitsubishi Mirage dengan kriteria sebagai berikut : 1. Responden yang termasuk dalam penelitian ini berjenis kelamin laki-laki dan perempuan. 2. Responden yang berumur minimal 25 tahun. 3. Responden yang telah memiliki informasi atau yang telah melakukan test drive mobil Mitsibishi Mirage. 4. Responden yang mempunyai niat membeli mobil Mitsubishi Mirage. 5. Responden yang berada di Daerah Jakarta. Jumlah sampel yang diambil oleh peneliti adalah sebanyak 100 responden. Metode Analisis Data Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode regresi, dan regresi yang digunakan adalah regresi linear sederhana dan regresi linear berganda. Seluruh data yang telah dikumpulkan dari responden akan diolah dengan menggunakan software SPSS (Statistical Package for Social Science). HASIL PEMBAHASAN Stastistik yang digunakan adalah statistk deskriptif dan menggunakan instrumen penelitian Validitas, reliabilitas dan normalitas, dimana ketiga instrumen itu memenuhi syarat
102
November 2014
statitik yaitu valid reliabel dan terdistribusi normal. Lalu dalam penelitian ini juga di lakukan uji asumsi kasik yaitu autokorelasi, multikolinearitas, heteroskedastisitas, dimana juga dalam penelitian ini tidak terdapat masalah tersebut. Analisis data Dalam analsis data ini dapat terlihat hubungan antara 3 variabel independen dengan 1 variabel dependennya dilihat dari R dan R2 ,analisis regresi linear ,dan juga uji t dan F. Uji R dan R2 1. Consumer uncertainty dan purchase intention memiliki hubungan yang lemah dan dapat menjelaskan variasi variabel dependennya sebesar 3%. 2. Product image dan purchase intention memiliki hubungan yang cukup dan dapat menjelaskan variasi variabel dependennya sebesar 8,7%. 3. Consumer aspiration dan purchase intention memiliki hubungan cukup dan dapat menjelaskan variasi variabel dependennya sebesar 22%. 4. Consumer uncertainty, Product image, Consumer aspiration dengan purchase intention memiliki hubungan yang kuat dan dapat menjelaskan variasi variabel independennya sebesar 22,8%.
ISSN: 1410 -9875
Uji t dan F 1. Consumer uncertainty dengaan purchase intention tidak memiliki pengaruh. 2. Product image dengan purhase intention memiliki pengaruh. 3. Consumer aspiration dengan purchase intention memiliki pengaruh. 4. Consumer uncertainty, Product image, Consumer aspiration dengan purchase intention memiliki pengaruh secara bersama-sama.
PENUTUP Berdasarkan pembahasan dan analisis pada bab sebelumnya mengenai hubungan Consumer Unceratainty, Product Image, dan Consumer Aspiration terhadap Purchase Intention pada penjualan Mitsubishi Mirage di Jakarta, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1).Ho1 diterima dan Ha1 ditolak, sehingga tidak terdapat pengaruh Consumer Unceratainty terhadap Purchase Intention pada penjualan Mitsubishi Mirage di Jakarta. 2).Ho2 ditolak dan Ha2 diterima, sehingga terdapat pengaruh Product Image, terhadap Purchase Intention pada penjualan Mitsubishi Mirage di Jakarta. 3). Ho3 ditolak dan Ha3
Wibisono Soediono
diterima, sehingga terdapat pengaruh Consumer Aspiration terhadap Purchase Intention pada penjualan Mitsubishi Mirage di Jakarta. 4).Ho4 ditolak dan Ha4 diterima, sehingga terdapat pengaruh Consumer Unceratainty, Product Image, dan Consumer Aspiration terhadap Purchase Intention pada penjualan Mitsubishi Mirage di Jakarta. Beberapa keterbatasan yang penulis peroleh selama proses penyusunan skripsi adalah: 1). Menyebarkan sampel kuisioner 100-200 (buah) kepada Konsumen yang berminat membeli Mitsubishi Mirage di Jakarta. 2). Responden hanya mengisi berdasarkan tingkat kesetujuan atau ketidaksetujuannya dan tidak diberikan kesempatan untuk mengutarakan pendapat pribadinya. Adapun masukan yang dapat diberikan oleh penulis untuk dapat digunakan pada penelitian berikutnya : 1). Untuk penelitian selanjutnya, sebaiknya menambah jumlah sampel dan dan daerah penyebaran kuisioner. 2). Sebaiknya melakukan penambahan jumlah indikator yang berkaitan dengan variabel independen consumer uncertainty.
REFERENSI Badan Pusat Statistik (BPS) Bagozzi, R.P., and P.R. Warshaw, “Trying to Consume”, Journal of Consumer Research, 1990, 15-22. Blackwell, Roger D, Paul W. Miniard, James F. Engel. 2006. Consumer Behavior. 10th Edition. International Student Edition. Thomson SouthWestern.
103
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 16, No. 1a, Is. 9
November 2014
Clow, E. Kenneth, and Donald Baack. 2012. “Integrated Advertising, Promotion, and Marketing Comunication.” 4th Edition. Pearson International Edition. Danny. W, Subhash. S, amd Stacy. L. W, “Effects of online communication practices on consumer perceptions of performance uncertainty for search and experience goods,” Journal of Retaling 83, 2007, 393-401. Gujarati, Damodar N. 2009. Basic Econometric. 5th Edition. International Edition. Mc Graw-Hill International Edition. Hair, Joseph F. Wiliam C. Black., Barry J. Babin, Rolph E. Anderson., and L. Tatham. 2010. “Multivariate Data Analysis.” 7th Editional Pearson Prentice. Keller, K.L. 2013. Strategic Brand Management: Building, Measuring, and Managing Brand Equity. 4th Edition. Prentice Hall. Kompas e-paper, .kompas.com/ read/ 2013/ 02/ 05/ 12192140/ Pertumbuhan.Ekonomi.2012. Hanya.6.23.Persen Kompas Otomotif e-paper, otomotif.kompas.com/ read/ 2012/ 10/ 18/ 4844/ 2012 .Penjualan.Mobil.di.Indonesia.Sudah.Mencapai.816.322.unit Kotler, Phillip, and Kevin Lane Keller. 2012. “Marketing Management”. 14th Edition. Pearson International Edition. Kotler, Phillip. Bowen, John. Makens, James. MARKETING for HOSPITALITY and TOURISM. 3rd Edition. Perentice Hall. Kwon. J., Wirtz. J., Tan, Soo. J., Ah. K. K., “The seven faces of singaporeans: A typology of Singapore consumers and their aspirations and life satisfaction.” Asia Pacific Journal of management, 1999. Mitchell, Papavassiliou, Vassilios, Vincent. W, “Marketing causes and implications of consumer confusion.” The Journal of Product and Brand Management, 1999, 319-339. Mohr, Jakki, “The Marketing of High-Technology Products and Services: Implications for Cirricumulum Content and Design,” Journal of Marketing Education, 2000, 246. Nizar. S, Frank. P, Maro-Eve. M. “Marketing high-tech products in emerging markets: the diffrential impacts of country image and country-oforigin’s image.” Journal of Product & Brand Management. 2011,. 356367. Patricia. M. W., Broniarcxky, Susan. M., Integrating Multiple Opinions: The Role of spiration Level on Consumer Response to Critic Consensus.” 1998. 38 Research 17: 127-133. Paul Peter, J., Olson Jerry, C., 2005. “Consumer Behavior and Marketing Strategy,” 7th Edition. McGraw-Hill Irwin Sarwono, Jonathan. 2011. Buku Pintar IBM SPSS Statistics 19. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo. Sekaran, Uma, and Bougie. 2013. “Research Methods for Business: A SkillBuilding Approach.” 6th Edition. Jhon Wiley & Sons, Inc. Shang, R.A., Chen, Y.C. and Shen, L., “Extrinsic versus intrinsic motivation for consumers to shop on-line,” Information and Management (42), 2005, 401-413. Sugiyono. 2009. “Metode Penelitian Bisnis.” Alfabeta. Bandung
104
JURNAL BISNIS DAN AKUNTANSI Vol. 16, No. 1a, Is. 9, November 2014, Hlm. 105-114
ISSN: 1410 - 9875 http: //www.tsm.ac.id/JBA
FAKTOR–FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP KINERJA AUDITOR WILLIEM CHAHYA WIJAYA STIE TRISAKTI
[email protected] Abstract: The purpose of this study was to analyze the factors that affect the performance of the auditor at a Public Accounting Firm in Jakarta. The result is expected to contribute to the development of theory in the field of behavioral accounting auditing. The study population was auditor who worked at a public accounting firm in Jakarta. Samples of this study are contained in the 195 auditor 29 public accounting firm. Sampling was purposive sampling method, and analysis, research using multiple analysis. From the results of this study indicate that the variable structure of the audit, conflict roles, organizational culture, and leadership style directly affects the performance of auditors, while the role and advantages the unclear role has no direct effect on the performance of auditors. Keyword: Audit Structure, Role Conlict, Role Ambiquity, Role Overload, Organizational Culture, Leadership Style An Auditor Performace. Abstrak: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja auditor pada Kantor Akuntan Publik di Jakarta. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi pengembangan teori dalam bidang perilaku audit akuntansi. Populasi penelitian adalah auditor yang bekerja di kantor akuntan publik di Jakarta. Sampel dari penelitian ini terdiri dari 195 auditor pada 29 kantor akuntan publik. Metode pemilihan sampel adalah metode purposive sampling, dan analisis penelitian menggunakan analisis regresi berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa struktur audit, konflik peran, budaya organisasi, dan gaya kepemimpinan secara langsung berpengaruh terhadap kinerja auditor, sedangkan peran dan keuntungan peran yang ambigu tidak berpengaruh terhadap kinerja auditor. Kata Kunci: Struktur Audit, Konflik Peran, Peran yang Ambigu, Role Overload, Budaya Organisasi, Gaya Kepemimpinan, Kinerja Auditor. PENDAHULUAN Seorang menjalankan
auditor fungsi
independen di suatu perusahaan sangat dibutuhkan perannya guna menunjang pencapaian kinerja perusahaan yang terbaik. Auditing
yang penilai
105
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 16, No. 1a, Is. 9
adalah sebuah fungsi penilaian independen yang dijalankan dalam perusahaan yang digunakan untuk menguji dan mengevaluasi sistem pengendalian perusahaan. Kualitas audit yang dijalankan akan berhubungan dengan kompetensi dan obyektifitas staf auditor perusahaan tersebut (Goldwasser, 1993 dalam Fanani et al. 2008). Auditing yang berkualitas akan meningkatkan kualitas hasil kerja auditor yang merupakan salah satu faktor kunci dalam pencapaian kinerja perusahaan. Dalam menjalankan tugasnya, seorang auditor harus mengacu kepada standar audit yang terdiri dari standar umum, standar pekerjaan lapangan dan standar pelaporan serta kode etik akuntan. Seorang auditor yang mempunyai kemampuan dalam hal auditing maka akan mampu dalam menyelesaikan pekerjaannya. Auditor yang berkomitmen terhadap profesinya maka akan loyal terhadap profesinya seperti yang dipersiapkan oleh auditor tersebut. Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Fanani et al. (2008) mengenai kinerja auditor. Perbedaan penelitian ini dengan Fanani et al. (2008), adalah penambahan variabel kelebihan peran (Agustina, 2009), penambahan variabel ini dilakukan karena tekanan peran yang terjadi pada lingkungan akuntan publik menurut penelitian Forgaty et al. (2000) dalam Agustina (2009). Tidak adanya perencanaan akan kebutuhan tenaga kerja dapat membuat auditor mengalami kelebihan peran, terutama pada masa peak
106
November 2014
season dimana Kantor Akuntan Publik (KAP) akan kebanjiran pekerjaan dan staf auditor yang tersedia harus mengerjakan semua pekerjaan pada periode waktu yang bersamaan. Penambahan variabel gaya kepemimpinan dan budaya organisasi (Trisnaningsih, 2007). Penambahan variabel gaya kepemimpinan ini dilakukan agar adanya hubungan antara atasan dan bawahan yang menunjukkan bahwa pemimpin mengorganisasikan hubungan dalam kelompok, cenderung membangun pola dan menjelaskan cara mengerjakan tugas yang benar. Budaya organisasi, penambahan variabel ini dilakukan agar auditor memiliki peranan yang sangat penting dalam berorganisasi, hal tersebut dikarenakan budaya organisasi dapat mempengaruhi suatu organisasi atau perusahaan untuk meraih keuntungan (profit). Budaya organisasi dalam suatu kehidupan harus dapat dipertahankan, agar dapat membantu keefektifan proses suatu pekerjaan dalam suatu organisasi suatu perusahaan. Populasi penelitian yang dilakukan oleh Fanani et al. (2008) adalah seluruh auditor pada Kantor Akuntan Publik (KAP) yang ada di Jawa Timur, sedangkan pada penelitian ini pengambilan sampel menggunakan data primer yaitu auditor yang bekerja pada Kantor Akuntan Publik (KAP) di wilayah DKI Jakarta. Penelitian ini disusun dengan urutan penulisan sebagai berikut, pertama pendahuluan menjelaskan mengenai latar belakang dan sistematika penulisan. Kedua, menjelaskan
ISSN: 1410 -9875
mengenai teori dan hasil penelitian sebelumnya sebagai dasar dalam pengambilan hipotesis penelitian. Ketiga, metoda pemilihan sampel dan definisi operasional variabel dalam penelitian. Keempat, hasil pengujian hipotesis dan kelima mengenai kesimpulan, keterbatasan dan rekomendasi untuk penelitian selanjutnya. RERANGKA TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS Teori Peran Peran menjelaskan posisi seseorang dalam sistem, sosial akan hak dan kewajiban, kekuasaan, dantanggung jawab yangmenyertainya. Untuk dapat berinteraksi satu dengan yang lainnya, seseorang memerlukan cara tertentu guna mengantisipasi perilaku orang lain. Disinilah peran melakukan fungsi tersebut dalam sistem sosial (Agustina, 2009). Kinerja Auditor Secara etimologi kinerja merupakan kesediaan seseorang atau kelompok orang untuk melakukan sesuatu kegiatan dan menyempurnakannya sesuai dengan tanggung jawabnya dengan hasil seperti yang diharapkan. Secara umum kinerja digambarkan sebagai catatan hasil pekerjaan yang diperoleh atas aktivitas ataufungsi pekerjaan yang telah ditetapkan selama periode tertentu. Menurut Mangkunegara (2005) dalam Trisnaningsih (2007) bahwa kinerja berasal dari kata job performance atau actual performance (prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai oleh seseorang) yaitu hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai
Williem Chahya Wijaya
dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Struktur Audit dan Kinerja Auditor Struktur audit adalah sebuah pendekatan sistematis terhadap auditing yang dikarakteristikkan oleh langkah-langkah penentuan audit, prosedur rangkaian logis, keputusan, dokumentasi, dan menggunakan sekumpulan alat-alat dan kebijakan audit yang komprehensif dan terintegrasi untuk membantu audit dalam melakukan audit (Bowrin, 1998 dalam Fanani etal. 2008). Ha1 : Struktur audit berpengaruh terhadap kinerja auditor. Konflik Peran dan Kinerja Auditor Konflik peran (role conflict) timbul karena mekanisme pengendalian birokrasi organisasi tidak sesuai dengan norma, aturan, etika dan kemandirian profesional. Kondisi ini umumnya terjadi karena adanya beberapa perintah yang berbeda yang diterima secara bersamaan, dan pelaksanaan atas salah satu perintah saja akan mengakibatkan terabaikannya perintah yang lain (Wolfe et al. 1962 dalam Agustina, 2009). Hal ini menunjukkan konflik peran berhubungan dengan hasil pekerjaan. Efek potensial dari konflik peran dan ketidakjelasan peran sangatlah rawan, tidak hanya bagi individu dalam pengertian konsekuensi emosional seperti tekanan tinggi yang berhubungan dengan pekerjaan, kepuasan kerja, dan menurunnya kinerja, tetapi juga bagi organisasi dalam pengertian kualitas kinerja yang
107
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 16, No. 1a, Is. 9
rendah. Fisher (2001) dalam Fanani et al. (2008) melakukan penelitian tentang pengaruh antara konflik peran dan ketidakjelasan peran terhadap kinerja auditor. Ha2 : Konflik peran berpengaruh terhadap kinerja auditor. Ketidakjelasan Peran dan Kinerja Auditor Ketidakjelasan peran muncul karena tidak cukupnya informasi yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas-tugas atau pekerjaan yang diberikan dengan cara yang memuaskan (Petterson dan Smith 1995, dalam Fanani et al. 2008). Kondisi ini terjadi karena kadangkala klien meminta layanan lain yang bertujuan untuk meningkatkan kinerja keuangan perusahaan. Hal ini menunjukkan ketidakjelasan peran berpengaruh negatif terhadap kinerja dan penurunan motivasi kerja sehingga dapat menurunkan kinerja auditor. Ketidakjelasan peran Ha3 : berpengaruh terhadap kinerja auditor. Kelebihan peran dan Kinerja Auditor Kelebihan peran (role overload) adalah konflik dariprioritas–prioritas yang muncul dari harapan bahwa seseorang dapat melaksanakan suatu tugas yang luas yang mustahil untuk dikerjakan dalam waktu yang terbatas (Abraham, 1997 dalam Agustina, 2009). Seorang auditor yang mengalami kelebihan peran dapat menyebabkan hasil kerja yang buruk dengan kewajiban yang harus dipenuhi dalam melaksanakan tugasnya. Tidak adanya perencanaan akan kebutuhan tenaga kerja dapat
108
November 2014
membuat auditor mengalami kelebihan peran, terutama pada masa peak season dimana Kantor Akuntan Publik akan mendapatkan banyak sekali pekerjaan dan pekerjaan tersebut harus diselesaikan secara tepat waktu. Oleh karena itu, setiap Kantor Akuntan Publik (KAP) harus selalu membuat perencanaan yang baik tentang kebutuhan tenaga kerjanya agar kelebihan peran terhadap auditor tidak terjadi (Agustina, 2009). Kelebihan peran Ha4 : berpengaruh terhadap kinerja auditor. Budaya Organisasi dan Kinerja Auditor Kreitner dan Kinicki (2000) dalam Trisnaningsih (2007) menyatakan definisi budaya organisasi sebagai perekat perusahaan melalui nilai-nilai yang ditaati, peralatan simbolok dan cita-cita sosial yang ingin dicapai. Setiap perusahaan pasti memiliki makna sendiri terhadap kata budaya itu sendiri yang meliputi identitas, ideologi etos, budaya, pola perilaku, eksistensi, aturan, filosofi, tujuan, spirit, sumber informasi, gaya dan visi perusahaan. Jadi dapat disimpulkan bahwa budaya organisasi (corporate culture) adalah sebagai aturan yang ada dalam perusahaan dalam menjalankan kewajiban dan nilainilai untuk berperilaku dalam perusahaan. Budaya organisasi merupakan komponen yang sangat penting dalam meningkatkan kinerja karyawan, namun demikian agar kinerja karyawan meningkat maka harus ditingkatkan pula motivasi kerjanya. Budaya
ISSN: 1410 -9875
organisasi pada sisi internal karyawan akan memberikan sugesti kepada semua perilaku yang diusulkan oleh organisasi agar dapat dikerjakan, penyelesaian yang sukses, dan akibatnya akan memberikan keuntungan pada karyawan itu sendiri. Akibatnya karyawan akan memiliki kepercayaan pada diri sendiri, kemandirian dan mengagumi dirinya sendiri. Sifat-sifat ini akan dapat meningkatkan harapan karyawan agar kinerjanya semakin meningkat (Trisnaningsih, 2007). Budaya organisasi merupakan salah satu variabel penting yang mencerminkan nilai-nilai dan menjadi pedoman bagi anggota organisasi. Budaya organisasi Ha5 : berpengaruh terhadap kinerja auditor. Gaya Kepemimpinan dan Kinerja Auditor Gaya kepemimpinan (leadership styles) merupakan cara pimpinan untuk mempengaruhi orang lain atau bawahannya sedemikian rupa sehingga orang tersebut mau melakukan kehendak pemimpin untuk mencapai tujuan organisasi meskipun secara pribadi hal tersebut mungkin tidak disenangi (Luthans, 2002 dalam Trisnaningsih, 2007). Fleishman dan Peters (1962), menjelaskan bahwa gaya kepemimpinan merupakan pola perilaku yang ditunjukkan pemimpin pada saat mempengaruhi orang lain. Hal ini menunjukkan gaya kepemimpinan mempengaruhi kreatifitas kinerja dan mempengaruhi produktivitas karyawan dalam melaksanakan tugasnya.
Williem Chahya Wijaya
Ha6 : berpengaruh auditor.
Gaya kepemimpinan terhadap kinerja
METODA PENELITIAN Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah auditor yang bekerja pada Kantor Akuntan Publik (KAP) yang berada di wilayah DKI Jakarta. Dan sampel yang digunakan adalah auditor yang bekerja di Kantor Akuntan Publik di wilayah Jakarta Barat, Jakarta Pusat, Jakarta Utara, Jakarta Timur dan Jakarta Selatan. Unit analisis yang digunakan adalah unit analisis pada tingkat individual atau seseorang, yaitu auditor yang bekerja pada Kantor Akuntan Publik tersebut. Metode pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan metodepurposive sampling, yaitu teknik penentuan sampel secara tidak acak dengan menggunakan proses pertimbangan yang bertujuan untuk penelitian atau masalah penelitian yang tidak melakukan generalisasi (Sugiyono,2012:85). Metode purposive sampling memilih sampel berdasarkan kesesuaian karakteristik sampel dengan kriteria sampel. Kriteria sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Responden yang diambil sebagai sampel adalah auditor yang bekerja padaKantor Akuntan Publik (KAP) yang berada di daerah DKI Jakarta. 2. Responden yang diambil sebagai sampel adalah auditor yang berpendidikan minimal S1 Accounting. 3. Responden yang diambil sebagai sampel adalah auditor
109
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 16, No. 1a, Is. 9
yang mempunyai pengalaman kerja minimal 1 tahun. Kinerja auditor adalah hasil kerja yang dicapai oleh seseorang dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan padanya, dan menjadi salah satu tolak ukur yang digunakan untuk menentukan apakah suatu pekerjaan yang dilakukan akan baik atau sebaliknya (Kalbers dan Forgarty, 1995 dalam Fanani et al. 2008). Variabel kinerja auditor dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan instrumen yang dikembangkan oleh Kalbers dan Forgaty (1995) dalam Fanani et al. (2008) yang terdiri dari 7 pertanyaan dengan menggunakan teknik pengukuran skala likert 5 point. Adapun ukuran untuk menilai jawaban responden, dimana angka 1 menunjukkan sangat tidak setuju dan angka 5 menunjukkan sangat setuju. Struktur Audit Menurut Bowrin (1998) dalam Fanani et al. (2008). Struktur audit adalah sebuah pendekatan sistematis terhadap auditing yang dikarakteristikan oleh langkahlangkah penentuan audit, prosedur rangkaian logis, keputusan, dokumentasi dan menggunakan sekumpulan alat-alat dan kebijakan audit yang komprehensif dan terintegrasi untuk membantu auditor melakukan audit. Variabel struktur audit dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan instrumenyang dikembangkan oleh Yunilma (2000) dalam Fanani et al. (2008) yang terdiri dari 5 pertanyaan. Skala pengukuran data interval dengan teknik pengukuran skala likert 5 point. Dimana angka 1 menunjukkan sangat tidak rinci dan tidak pernah dan angka5
110
November 2014
menunjukkan sangat rinci dan sangat sering. Konflik peran adalah suatu gejala psikologis yang dialami oleh anggota organisasi yang bisa menimbulkan rasa tidak nyaman dalam bekerja (Rizzo et al. 1970 dalam Fanani et al. 2008). Konflik peran merupakan hasil tidak kesesuaian tuntutan peran dengan kebutuhan sehingga seseorang harus memilih salah satu peran untuk dilaksanakan. Variabel konflik peran dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan instrumen yang dikembangkan oleh Rizzo et al. (1970) dalam Fanani et al. (2008) yang terdiri dari 7 pertanyaan dengan teknik pengukuran skala likert 5 point. Dimana angka 1 menunjukkan sangat tidak setuju dan angka 5 menunjukkan sangat setuju. Ketidakjelasan peran adalah tidak cukupnya informasi yang dimiliki serta tidak adanya arah dan kebijakan yang jelas, ketidakpastian tentang otoritas, kewajiban dan hubungan dengan yang lainnya, ketidakpastian sanksi dan ganjaran terhadap perilaku yang dilakukan (Rizzo et al. 1970 dalam Fanani et al. 2008). Variabel ketidakjelasan peran dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan instrumen yang dikembangkan oleh Rizzo et al. (1970) dalam Fanani et al. (2008) yang terdiri dari 6 pertanyaan dengan menggunakan teknik pengukuran skala likert 5 poin. Dimana angka 1 menunjukkan sangat tidak setuju dan angka 5 menunjukkan sangat setuju. Kelebihan Peran adalah konflik dari prioritas-prioritas yang muncul dari harapan bahwa seseorang dapat melaksanakan
ISSN: 1410 -9875
suatu tugas yang luas yang mustahil untuk dikerjakan dalam waktu yangterbatas(Abraham, 1997 dalam Agustina, 2009). Kuesioner ini diadopsi dalam Agustina (2009), instrumen ini terdiri dari 3 pertanyaan. Masing-masing pertanyaan diukur dengan menggunakan skala likert 5 point. Dimana angka 1 menunjukkan tidak pernah dan angka 5 menunjukkan selalu. Budaya Organisasi merupakan nilai-nilai yang dominan yang disebarkan dalam perusahaan dan diacu sebagai filosofi kinerja karyawan (Trisnaningsih, 2007). Variabel budaya organisasi dalam penelitian ini diukur dengan menggunaan instrumen yang dikembangkan oleh Hofstede (1990) dalam Trianingsih (2007).Instrumen ini terdiri dari 8 pertanyaan. Masing-masing pertanyan diukur dengan menggunakan skala likert 5 point. Dimana angka1 menunjukkan sangat tidak setuju dan angka 5 menunjukkan sangat setuju. Gaya kepemimpinan yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada satu cara yang digunakan oleh seorang pemimpin untuk mempengaruhi didalam mengatur dan mengkoordinasikan bawahannya dalam rangka pencapaian tujuan organisasi yang efektif. Variabel gaya kepemimpinan dalam penelitian ini di ukur dengan menggunakan instrumen yang dikembangkan oleh Gibson (1996) dalam Trisnaningsih (2007) yang terdiri dari 9 pertanyaan dengan menggunakan teknik pengukuran skala likert 5 point. Dimana angka 1 menunjukkan sangat tidak setuju dan angka 5 menunjukkan sangat setuju.
Williem Chahya Wijaya
Pengujian hipotesis ini menggunakan multiple regression anlysis. Model persamaan linier berganda yang digunakan: KA : β0 + β1 SA1 + β2KP2 + β3KTP3 + β4 KLP4 + β5 GK5 + β6BO6 + ε Dengan keterangan: KA = Kinerja Auditor, β0 = Nilai Intercept, β1 SA1 = Struktur Audit, β2KP2 = Konflik Peran, β3KTP3 = Ketidakjelasan Peran, β4 KLP4 = Kelebihan Peran, β5 GK5 = Gaya Kepemimpinan, β6BO6 = Budaya Organisasi, ε = Error (Variabel lain yang tidak dijelaskan dalam model) HASIL PENELITIAN Pengujian instrumen penelitian baik segi validitas dan reliabilitasnya terhadap 195 responden menunjukkan bahwa hasil instrumen penelitian yang digunakan adalah valid. Dimana, tingkat signifikan yang dimiliki setiap masing-masing pertanyaan dibawah 0,05 menunjukkan bahwa masing-masing indicator pertanyaan valid dan koefisien keandalannya (cronbach alpha) lebih besar dari 0,70 (Ghozali, 2011:47). Struktur audit dalam penelitian ini mempunyai nilai sig sebesar 0,004. Nilai tersebut lebih kecil 0,05 maka Ha1 diterima. Jadi dapat disimpulkan bahwa struktur audit mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja auditor. Struktur audit berpengaruh terhadap kinerja auditor, karena dengan menggunakan struktur audit yang sistematis, terinci dan komprehensif. Apabila terdapat struktur audit yang jelas dalam suatu Kantor Akuntan Publik (KAP)
111
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 16, No. 1a, Is. 9
maka akanmeningkatkan kinerja auditor secara keseluruhan. Konfik peran dalam penelitian ini mempunyai nilai sig sebesar 0,049. Nilai tersebut lebih kecil dari 0,05 maka Ha2diterima. Jadi dapat disimpulkan bahwa konflik peran mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja auditor. Apabila terdapat konflik peran didalam suatu Kantor Akuntan Publik (KAP) namun kondisi lingkungan bekerja yang kurang kondusif, maka akan menyebabkan turunnya kinerja auditor. Ketidakjelasan peran dalam penelitian ini mempunyai nilai signifikan sebesar 0,586. Nilai tersebut lebih besar dari 0,05 maka Ha3tidak diterima. Jadi dapat disimpulkan bahwa ketidakjelasan peran tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja auditor. Kelebihan peran dalam penelitian ini mempunyai nilai signifikan sebesar 0,820. Nilai tersebut lebih besar dari 0,05 maka Ha4tidak diterima. Jadi dapat disimpulkan bahwa kelebihan peran tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja auditor. Budaya organisasi dalam penelitian ini mempunyai nilai sig sebesar 0,000 Nilai tersebut lebih kecil 0,05 maka Ha5 diterima. Jadi dapat disimpulkan bahwa budaya organisasi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja auditor. Budaya organisasi merupakan salah satu komponen yang terdapat dalam kinerja auditor, jika auditor tersebut mempunyai komitmen terhadap organisasinya. Gaya kepemimpinan dalam penelitian ini mempunyai nilai sig sebesar 0,039 Nilai tersebut lebih
112
November 2014
kecil 0,05 maka Ha6 diterima. Jadi dapat disimpulkan bahwa gaya kepemimpinan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja auditor. Gaya kepemimpinan dalam KAP merupakan faktor yang paling dominan dalam menentukan dan pembentukan karakter perusahaan. PENUTUP Penelitian ini bertujuan untuk memberikan bukti empiris mengenai pengaruh dari variabel independen yang terdiri dari sruktur audit, konflik peran, ketidakjelasan peran, kelebihan peran, budaya organisasi dan gaya kepemimpinanterhadap variabel dependennya yaitu kinerja auditor. Sesuai dengan pembahasan bab 4 yang telah diuraikan, maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Struktur audit mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja auditor. Hasil penelitian ini mengenai struktur audit dinyatakan konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Bamber et al. (1989) dalam Fanani et al. (2008), Ramadhan (2011) dan Fanani et al. (2008). 2. Konfik peran mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja auditor.Hasil penelitian konflik peran dinyatakan konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Fisher (2001) dalam Fanani et al. (2008), Fried (1998) dalam Fanani et al. (2008), Agustina (2009) dan Fanani et al. (2008). Tetapi tidak konsisten dengan penelitian Forgaty etal. (2000) dalam Fanani et al. (2008) dan Ramadhan (2011).
ISSN: 1410 -9875
3. Ketidakjelasan peran tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja auditor. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Fanani et al. (2008), Forgaty et al. (2000), Fisher (2001) dan Viator (2001) dalam Fanani et al. (2008).Tetapi tidak konsisten terhadap penelitian Ramadhan (2011), Agustina (2009) dan Fried (1998) dalam Fanani et al. (2008). 4. Kelebihan peran tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja auditor. Hasil penelitin ini tidak konsisten terhadap penelitian yang dilakukan oleh Agustina (2009) dan Fogarty (2000) dalam Agustina (2000). 5. Budaya organisasi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja auditor. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Yuskar dan Deviasi (2011). Tetapi tidak konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Trisnaningsih (2007).
Williem Chahya Wijaya
6. Gaya kepemimpinan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja auditor. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian oleh Trisnaningsih (2007), Wati et al. (2010), Edward et al. (2003) dan Alberto et al. (2005) dalam Wati et al. (2010). Adapun rekomendasi yang peneliti ajukan untuk penelitian selanjutnya, yaitu: 1. Wilayah dari penyebaran kuesioner lebih diperluas, tidak hanya di wilayah DKI Jakarta saja, agar hasilnya lebih maksimal. 2. Penyebaran kuesioner diharapkan dilakukan di atas bulan Maret, agar para auditor mau memberikan jawaban yang akurat dan tidak merasa terbebani dalam mengisi kuesioner yang diberikan. 3. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat mengatasi masalah heteroskedastisitas dan autokorelasi data yang terjadi dengan cara menambah jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian.
REFERENSI Agustina, Lidya. 2009. Pengaruh Konflik Peran, Ketidakjelasan Peran, dan Kelebihan Peran Terhadap Kepuasan Kerja dan Kinerja Auditor. Jurnal Akuntansi. Vol. 1(1). Hal. 40-69. Cahyono, D., dan Ghozali. 2002. Pengaruh Jabatan, Budaya Organisasi, dan Konflik Peran Terhadap Kepuasan Kerja dengan Komitmen Organisasi : Studi Empiris di Kantor Akuntan Publik. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia. Vol.5(3). Hal. 341-361. Directory Ikatan Akuntan Indonesia. 2012. Ikatan Akuntan Indonesia, Kompartemen Akuntan Pendidik. www.iapi.or.id/iapi/directory.php. Fanani, Z, R. A. Hanif, dan B. Subroto. 2008. Pengaruh Struktur Audit, Konflik Peran dan Ketidakjelasan Peran Terhadap Kinerja Auditor. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia Vol. 5(2), Desember.
113
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 16, No. 1a, Is. 9
November 2014
Fisher, T., Richard. 2001. Role Stress, The Type A Behavior Pattern, And External Auditor Job Satisfaction and Performance. Behavioral Research in Accounting. Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate dengan program SPSS. Cetakan V. Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Lawalata, J., S, Darwis, danMediaty. 2008. Pengaruh Independensi Auditor, Komitmen Organisasi, Gaya Kepemimpinan dan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Auditor. Jurnal Sumber Daya Manusia : Graha Ilmu. Putra, I Gede B. W. dan D. Ariyanto. 2012. Pengaruh Independensi, Profesionalisme, Struktur Audit, Dan Role Stres Terhadap Kinerja Auditor BPK RI Perwakilan Provinsi Bali. Jurnal Akuntansi. Vol.1 No.1, November. Ramadhan, S., 2011. Analisa Pengaruh Struktur Audit, Konflik Peran, Ketidakjelasan Peran, dan Pemahaman Good Govermance Terhadap Kinerja Auditor. Aktiva.Vol.4(7), Oktober. Hal 1-26. Rustam, H., 2010. “The Influence of Spriritual Intelligence to Auditor’s Performance With Emotional Intelligence As The Mediator Variabel”. Jurnal Akuntansi dan Auditing Indonesia.Vol.14(1), Juni. Hal 27-38. Sugiyono,. 2012. “Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D”. ALFABETA, Bandung. Trisnaningsih, S,. 2003. Pengaruh Komitmen Terhadap Kepuasaan Kerja Auditor: Motivasi sebagai Variabel Intervening (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Jawa Timur). Jurnal Riset Akuntansi Indonesia. Vol.6(2), Mei. Hal 199-216. Trisnaningsih, S., 2004. Perbedaan Kinerja Dilihat dari Segi Gender. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia.Vol 7(1), Januari. Hal 108-123. Trisnaningsih, S., 2007. Independensi Auditor dan Komitmen Organisasi Sebagai Mediasi Pengaruh Pemahaman Good Govermance, Gaya Kepemimpinan dan Budaya Organisai Terhadap Kinerja Auditor., Simposium Nasional Akuntansi X, Makassar, Juli, Hal. 1-56. Wati, E., Lismawati. dan Aprilida N. 2010. Pengaruh Independensi, Gaya Kepemimpinan, Komitmen Organisasi, dan Pemahaman Good Govermance Terhadap Kinerja Auditor Pemerintah. Simposium Nasional Akuntansi XIII, Purwokerto.
114
JURNAL BISNIS DAN AKUNTANSI Vol. 16, No. 1a, Is. 9, November 2014, Hlm. 115-132
ISSN: 1410 - 9875 http: //www.tsm.ac.id/JBA
FAKTOR - FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP JANGKA WAKTU PELAPORAN AUDIT (AUDIT REPORT LAG) PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
YOES SUMBAJI STIE Trisakti
[email protected] Abstract: The purpose of this study is to examine the influence of factors such as total asset, industry classification, current year gains or loses, audit opinion, size of the public accountant firm, solvability, composition of the audit committee and composition of the board of directors to the relationship of audit report lag. Audit report lag is measured by the number of days elapsing between the end of the fiscal year of the company to the the audit report date. Objects of this study are 428 listed companies in Indonesia Stock Exchange during four years period from 2008 to 2011. There are 166 firms selected as samples by purposive sampling method. The analyzing proccess of hypotheses using multiple linear regression models. The result of this study shows that audit report lag for these listed companies in Indonesia ranges from 12 days to 309 days for the four years period. The other result of this study shows that industry classification,current year gains or losses, audit opinion and the composition of the boards of directors affect the length of the finalization of audit report, while total asset, size of the public accountant firm, solvability and the composition of the audit committee not affect the length of the finalization of audit report lag. This finding is recommended for the investors to be more aware of the financial statement publication. Keywords: Audit Report Lag, Total Asset, Industry Classification, Current Year Gains or Loses, Audit Opinion, Size of the Public Accountant Firm, Solvability, Composition of The Audit Committee and Composition of the Boards of Directors. Abstrak: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh faktorfaktor seperti total aset, klasifikasi industri, keuntungan atau kerugian tahun berjalan, opini audit, ukuran KAP, solvabilitas, komposisi komite audit dan komposisi dewan direksi dalam hubungannya dengan audit report lag. Audit report lag diukur dengan jumlah hari antara akhir tahun fiskal perusahaan dengan tanggal laporan audit. Objek penelitian ini adalah 428 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode empat tahun dari tahun 2008 sampai 2011. Terdapat 166 perusahaan yang dipilih sebagai
115
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 16, No. 1a, Is. 9
November 2014
sampel dengan metode purposive sampling. Metode analisis hipotesis menggunakan model regresi linier berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa audit report lag untuk perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Indonesia berkisar antara 12 hari sampai 309 hari untuk periode empat tahun. Hasil lain dari penelitian ini menunjukkan bahwa klasifikasi industri, keuntungan atau kerugian tahun berjalan, opini audit dan komposisi dewan direksi mempengaruhi lamanya finalisasi laporan audit, sementara total aset, ukuran kantor akuntan publik, solvabilitas dan komposisi komite audit tidak mempengaruhi lamanya finalisasi audit report lag. Temuan ini mengharapkan investor menjadi lebih hati-hati terhadap publikasi laporan keuangan. Kata kunci:
Audit report lag, Total Asset, Klasifikasi Industri, Keuntungan atau Kerugian Tahun Berjalan, Opini Audit, Ukuran Kantor Akuntan Publik, Solvabilitas, Susunan Komite Audit dan Komposisi Dewan Direksi.
PENDAHULUAN Perkembangan pada pasar modal terlihat pada semakin banyaknya perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). BEI sebagai sebuah lembaga investasi memiliki peran sebagai penyedia sarana perdagangan efek, oleh karena itu untuk memenuhi kewajiban sebagai perusahaan terbuka, perusahaan-perusahaan tersebut diharuskan untuk mempublikasikan laporan keuangan yang telah diaudit kepada publik sesuai dengan ketentuan yang telah dibuat. Terkait dengan ketentuan penyampaian pengumuman laporan keuangan tahunan auditan, berdasarkan Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor Kep-36/PM/2003, emiten wajib mengumumkan laporan keuangan tahunan kepada publik selambat-lambatnya pada akhir bulan ketiga setelah tanggal laporan keuangan tahunan atau paling lambat tanggal 31 Maret dan wajib memuat opini dari akuntan publik.
116
Tuntutan untuk mengumumkan laporan keuangan auditan tepat waktu menghadapi masalah keterlambatan. Keterlambatan tersebut dapat diakibatkan oleh lamanya waktu yang dibutuhkan akuntan publik untuk melakukan proses pemeriksaan (audit) terhadap laporan keuangan. Lamanya jangka waktu yang diperlukan akuntan publik untuk melakukan audit dipengaruhi oleh berbagai faktor. Penelitian tentang faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi lamanya jangka waktu penyelesaian laporan audit telah banyak dilakukan oleh peneliti. Faktor-faktor tersebut yang juga merupakan variabel independen di dalam penelitian ini diantaranya seperti total asset, jenis industri, laba atau rugi tahun berjalan, opini audit, ukuran Kantor Akuntan Publik (KAP), solvabilitas, komposisi dewan direksi dan komposisi komite audit dinilai memberikan pengaruh terhadap panjang-pendeknya
ISSN: 1410 -9875
jangka waktu penyelesaian laporan audit. Penelitian mengenai ketepatan waktu penyajian laporan keuangan auditan atau audit report lag telah banyak dilakukan oleh peneliti-peneliti terdahulu. Namun, hasil penelitian yang dilakukan oleh para peneliti terdahulu tidak saling mendukung. Hasil penelitian terdahulu yang tidak saling mendukung inilah yang kemudian membuat peneliti berkeinginan untuk melakukan penelitian kembali atas faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi audit report lag. Rumusan masalah penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh antara total asset, jenis industri, laba atau rugi tahun berjalan, opini audit, ukuran Kantor Akuntan Publik (KAP), solvabilitas, komposisi dewan direksi dan komposisi komite audit terhadap panjang-pendeknya jangka waktu penyelesaian laporan audit. Adapun manfaat yang ingin dicapai melalui hasil penelitian ini bagi auditor adalah diharapkan dapat menjadi solusi dan pembelajaran dalam memecahkan masalah audit report lag. Sedangkan bagi emiten, hasil penelitian diharapkan dapat melakukan tindakan preventif dan pengendalian guna mencegah terjadinya audit report lag. Bagi penelitian selanjutnya, diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi sarana referensi yang mendukung proses pembelajaran dalam melakukan penelitian selanjutnya.
Yoes Sumbaji
RERANGKA TEORITIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Signaling Theory Teori sinyal mengungkapkan bahwa manajer secara sukarela menyediakan informasi kepada investor untuk membantu mereka dalam pengambilan keputusan. Manajer melakukan hal tersebut karena mereka mempunyai keuntungan sebagai pihak yang melakukan proses produksi dan kegiatan perusahaan, serta mengetahui kondisi terperinci internal perusahaan yang tidak diketahui oleh pihak eksternal lain. Informasi akan kondisi dan kinerja perusahaan tersebut diperlukan oleh investor untuk kegiatan pendanaan atau investasi. Tindakan yang diambil oleh pihak manajemen terkait dengan penyampaian informasi kepada pihak eksternal ini disebut dengan signal atau sinyal (Godfrey et al. 2010, 375). Audit Report Lag Petronila (2007) menuliskan bahwa audit report lag adalah jangka waktu antara tanggal tahun buku perusahaan berakhir sampai dengan tanggal laporan audit, sedangkan menurut Lee dan Jahng (2008), audit report lag adalah periode waktu antara akhir tahun fiskal perusahaan dengan tanggal laporan audit. Dyer dan McHugh (1975) di dalam Parwati dan Suhardjo (2009) mengungkapkan bahwa keterlambatan dapat dibagi menjadi tiga, yaitu: a. Preliminary Lag adalah interval jumlah hari antara tanggal laporan keuangan sampai penerimaan
117
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 16, No. 1a, Is. 9
laporan akhir preliminary oleh bursa. b. Auditor’s Report Lag adalah interval jumlah hari antara tanggal laporan keuangan sampai tanggal laporan audit ditandatangani. c. Total Lag adalah interval jumlah hari antara tanggal laporan keuangan sampai tanggal penerimaan laporan dipublikasikan oleh bursa. Jenis Industri Perbedaan jangka waktu pelaporan audit dalam jenis industri dikarenakan oleh adanya perbedaan antara ketersediaan inventory perusahaan. Perusahaan keuangan dianggap memiliki inventory yang lebih sedikit dibandingkan dengan inventory yang dimiliki oleh perusahaanperusahaan sektor non-keuangan. Jumlah inventory masing-masing perusahaan sangat mempengaruhi proses pemeriksaan yang dilakukan akuntan publik (Iskandar dan Trisnawati, 2010). Proses pemeriksaan yang dilakukan oleh para akuntan publik seringkali mengalami material errors sehingga menghambat dan memperlambat proses pemeriksaan itu sendiri. Berbeda halnya dengan perusahaan keuangan yang memiliki inventory dalam bentuk kekayaan moneter, sehingga memudahkan auditor untuk memeriksa, sehingga proses pemeriksaan pada perusahaan sektor keuangan lebih singkat dan memperpendek jangka waktu pelaporan audit (Iskandar dan Trisnawati, 2010). H1 : Jenis industri memiliki pengaruh terhadap audit report lag.
118
November 2014
Komposisi Dewan Direksi Undang Undang Perseroan Terbatas (UUPT) 2007 menyatakan bahwa berkaitan dengan komposisi dewan direksi di dalam Perusahaan Terbuka, disyaratkan minimal terdapat 2 (dua) orang anggota direksi di dalam suatu perusahaan dan tidak menentukan jumlah maksimal, tetapi disesuaikan dengan kebutuhan dari masingmasing perusahaan (Kurniawan, 2012, 33). Direksi di dalam suatu perusahaan memiliki beberapa kedudukan sekaligus, yaitu sebagai organ dalam corporate governance dan sebagai pengurus. Kedudukan direksi sebagai organ merujuk pada kedudukan direksi sebagai pengelola dan objek yang diawasi oleh dewan komisaris, dimana direksi melakukan tugas kepengurusan dan pengelolaan perusahaan (Kurniawan, 2012, 31). Kedudukan direksi sebagai pengurus ditegaskan di dalam UUPT Pasal 92 ayat (1), dimana ditetapkan bahwa direksi menjalankan pengurusan perseroan untuk kepentingan Perseroan dan sesuai dengan maksud dan tujuan perseroan. Menurut Rogers C.J. di dalam Kurniawan (2012, 31), ada empat fungsi dewan direksi, yaitu adalah sebagai berikut: 1. menentukan target perusahaan; 2. menunjuk chief executive perusahaan; 3. meninjau rencana manajer untuk melakukan akuisisi dan sumber daya perusahaan serta sumber daya manusia terhadap hubungannya dengan target dan tujuan perusahaan ; dan 4. melakukan review secara berkala atas perkembangan
ISSN: 1410 -9875
kemajuan perusahaan terhadap pencapaian target dan tujuan perusahaan. Besarnya ukuran dewan direksi diperkirakan mampu memberikan kontrol dan pengawasan yang baik untuk menghasilkan laporan audit yang tepat waktu. Semakin besar ukuran dewan direksi, semakin pendek audit report lag (Naimi et al., 2010). H2 : Komposisi dewan direksi tahun berjalan memiliki pengaruh terhadap audit report lag. Komposisi Komite Audit Bapepam mensyaratkan setiap perusahaan go public di Indonesia wajib membentuk komite audit dengan anggota minimal 3 orang yang diketuai oleh satu orang komisaris independen perusahaan dan dua orang dari luar perusahaan yang independen terhadap perusahaan. Bapepam juga mensyaratkan bahwa anggota komite audit harus menguasai dan memiliki latar belakang akuntansi dan keuangan. H3 : Komposisi komite audit memiliki pengaruh terhadap audit report lag. Ukuran Kantor Akuntan Publik Hubungan antara ukuran KAP dengan jangka waktu pelaporan audit atau audit report lag diuraikan oleh beberapa peneliti terdahulu. Petronila (2007) mengungkapkan bahwa KAP berukuran besar biasanya memiliki sumber daya yang lebih baik. Hal ini dapat memperpendek audit report lag. Menurut Subekti et al.(2005), KAP big four
Yoes Sumbaji
membutuhkan waktu yang lebih pendek dibandingkan KAP non-big four, karena KAP big four memiliki sumber daya yang lebih banyak, sehingga proses pemeriksaan lebih efektif, efisien dan memiliki fleksibilitas waktu yang lebih tinggi dalam penjadwalan audit. Adapun kategori ukuran Kantor Akuntan Publik big four di Indonesia yaitu (Parwati dan Suhardjo, 2009): 1. KAP Osman Bing Satrio, berafiliasi dengan KAP Deloitte Touche Tohmatsu. 2. KAP Purwantono, Suherman dan Surja, berafiliasi dengan KAP Ernst & Young. 3. KAP Tanudiredja, Wibisana dan Rekan, berafiliasi dengan KAP Price Waterhouse Coopers. 4. KAP Sidharta dan Widjaja, berafiliasi dengan KAP KPMG (Klynveld Peat Marwick Goerdeler). : Ukuran KAP memiliki H4 pengaruh terhadap audit report lag. Opini Audit Menurut Standar Profesional Akuntan Publik per 31 Maret 2011 di dalam Agoes (2012, 75), terdapat lima jenis pendapat akuntan, yaitu: 1. Pendapat wajar tanpa pengecualian (Unqualified opinion). Pendapat ini diberikan apabila auditor telah mendapatkan cukup bukti yang mendukung opininya, serta tidak menemukan adanya kesalahan material atas penyimpangan dari SAK. 2. Pendapat wajar tanpa pengecualian dengan bahasa penjelasan yang ditambahkan dalam laporan audit bentuk
119
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 16, No. 1a, Is. 9
baku (Unqualified opinion with explanatory language). Pendapat ini diberikan apabila terdapat keadaan tertentu yang mengharuskan auditor menambahkan paragraf penjelas. Keadaan tersebut diantaranya adalah kesangsian mengenai kelangsungan hidup perusahaan, adanya perubahan material dalam penggunaan standar akuntansi, dan lain sebagainya. 3. Pendapat wajar dengan pengecualian (Qualified opinion). Pendapat ini diberikan apabila ketiadaan bukti kompeten yang cukup atau adanya pembatasan terhadap ruang lingkup dan adanya penyimpangan di dalam laporan keuangan dari SAK yang berdampak material. 4. Pendapat tidak wajar (Adverse opinion). Perndapat ini diberikan apabila penyajian laporan keuangan tidak disajikan sesuai dengan SAK. 5. Pernyataan tidak memberikan pendapat (Disclaimer opinion). Pernyataan ini diberikan apabila terjadi pembatasan ruang lingkup yang sangat material dalam proses pemeriksaan dan penyajian laporan keuangan yang tidak disajikan menurut SAK, Informasi yang terdapat di dalam laporan keuangan dapat mempengaruhi audit report lag. Apabila informasi yang terdapat di dalam laporan keuangan belum disajikan secara wajar, maka auditor membutuhkan lebih banyak waktu untuk menyelesaikan proses audit, sehingga menyebabkan penyajian laporan keuangan
120
November 2014
auditan menjadi terlambat. Hal ini diuraikan di dalam penelitian yang dilakukan oleh Petronila (2007). Opini audit memiliki H5 : pengaruh terhadap audit report lag. Laba atau Rugi Tahun Berjalan Indriyani dan Supriyati (2012) berpendapat bahwa laba menunjukkan keberhasilan perusahaan dalam melakukan kegiatan usahanya untuk mencari keuntungan. Oleh karena itu, para investor akan lebih menyukai perusahaan yang mengumumkan laba daripada perusahaan yang mengumumkan rugi. Menurut Prabandari dan Rustiana (2007), perusahaan yang mengalami rugi cenderung akan menunda untuk mengumumkan bad news atau kerugian yang dialaminya kepada publik, dan kebalikannya, apabila perusahaan yang mengalami laba cenderung tidak ada alasan untuk menunda untuk melakukan publikasi laporan keuangannya kepada publik. H6 : Laba atau rugi tahun berjalan memiliki pengaruh terhadap audit report lag. Total Asset Menurut Iskandar dan Trisnawati (2010), total asset merupakan ukuran untuk mengetahui besar kecilnya ukuran suatu perusahaan. Perusahaan yang besar biasanya juga memiliki total aset yang besar, tidak hanya itu, perusahaan besar juga memiliki kontrol yang lebih baik atas penyajian laporan keuangan, serta memiliki kemampuan untuk membayar audit fee yang lebih tinggi untuk auditor. Hal ini dapat membantu auditor untuk
ISSN: 1410 -9875
melakukan proses pemeriksaan secara cepat dan tepat, sehingga mengurangi resiko keterlambatan penyajian laporan keuangan auditan. Keterkaitan antara ukuran perusahaan terhadap audit report lag juga disampaikan oleh Petronila (2007). Ia menyatakan bahwa perusahaan besar mempunyai dua keunggulan. Keunggulan tersebut yaitu memiliki sumber daya yang besar, tenaga kerja yang kompeten dan peralatan teknologi yang canggih sehingga dapat menghasilkan data yang akurat dan lebih cepat. Keunggulan lain adalah perusahaan tersebut memiliki pengendalian internal yang baik sehingga auditor tidak membutuhkan waktu lama dalam proses pemeriksaannya. memiliki H7 : Total asset pengaruh terhadap audit report lag. Solvabilitas Debt proportion atau solvabilitas yang tinggi menggambarkan kegagalan perusahaan dan meningkatkan fokus auditor bahwa laporan keuangan kurang reliabel. Tingginya solvabilitas secara normal berhubungan dengan tingginya resiko dan merupakan hasil dari gambaran kesehatan finansial yang buruk dimana terjadi karena adanya kemungkinan akan buruknya manajemen dan adanya fraud. Solvabilitas yang tinggi juga terkait dengan masalah likuiditas dan kelangsungan hidup perusahaan dimana membutuhkan proses audit yang lebih panjang (Iskandar dan Trisnawati, 2010) Prabandari dan Rustiana (2007) menuliskan bahwa
Yoes Sumbaji
solvabilitas yang tinggi memberikan sinyal bahwa perusahaan sedang dalam kesulitan, sehingga perusahaan akan mengurangi resiko dengan cara memundurkan publikasi laporan keuangan dan mengulur waktu dalam pelaksanaan audit, hal ini merupakan sinyal bahwa perusahaan sedang dalam tingkat resiko yang tinggi. Solvabilitas memiliki H8 : pengaruh terhadap audit report lag. METODA PENELITIAN Adapun populasi penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Obyek penelitian tentang audit report lag ini adalah perusahaanperusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2008-2011. Metoda sampling yang digunakan adalah purposive sampling, yaitu cara pengambilan sampel dengan didasarkan pada kriteria-kriteria atau ketentuan tertentu. Adapun kriteria pengambilan sampel didalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Perusahaan yang terdaftar di BEI pada tahun 2008-2011. 2. Perusahaan yang penyajian laporan keuangannya memiliki tahun fiskal yang berakhir pada 31 Desember. 3. Perusahaan yang menyajikan laporan keuangan dalam mata uang Rupiah. 4. Perusahaan menerbitkan laporan tahunan dan atau menyediakan informasi atas komposisi komite audit dan dewan direksi secara lengkap pada periode penelitian. Sampel penelitian ini adalah sebanyak 166 perusahan perttahun.
121
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 16, No. 1a, Is. 9
Adapun prosedur pemilihan sampel
November 2014
penelitian adalah sebagai berikut:
Tabel 1 Proses Pemilihan Sampel Keterangan Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode tahun 2008 hingga 2011. Perusahaan yang tidak menyajikan laporan tahunan dan informasi mengenai komite audit serta dewan direksi perusahaan secara lengkap selama periode penelitian. Perusahaan yang tidak menyajikan laporan keuangan dalam satuan mata uang Rupiah. Perusahaan yang tidak menyajikan laporan auditor independen atas laporan keuangannya selama periode penelitian. Perusahaan yang memenuhi kriteria sampel Variabel dependen dalam penelitian ini adalah audit report lag. Pengukuran audit report lag (jangka waktu pelaporan audit) adalah dengan perhitungan antara tanggal laporan keuangan hingga tanggal laporan audit. Variabel audit report lag diukur melalui skala rasio secara kuantitatif dalam jumlah satuan hari dengan perumusan sebagai berikut (Iskandar dan Trisnawati, 2010): Audit Report Lag = Tanggal Laporan Audit – Tanggal Laporan Keuangan Iskandar dan Trisnawati (2010) mengungkapkan bahwa jenis industri dilihat dari jenis kegiatan perusahaan, dimana jenis industri diklasifikasikan menjadi perusahaan finansial dan perusahaan non finansial. Jenis industri diukur dengan skala dummy. Perusahaan finansial diberi kode ‘1’ dan perusahaan non-finansial diberi kode ‘0’. Dewan direksi merupakan orang-orang yang dipilih oleh stockholder perusahaan untuk memantau kegiatan manajemen perusahaan (Messier et al., 2008,
122
Data 428 (225)
(21) (16) 166
59), sedangkan menurut Naimi et al. (2010), komposisi dewan direksi adalah jumlah anggota dewan direksi. Komposisi dewan direksi diukur dengan skala rasio secara kuantitatif dalam jumlah satuan individu. Komite audit adalah sebuah komite yang dibentuk di dalam sebuah perusahaan yang bertugas untuk membantu komisaris/dewan pengawas dalam memastikan efektivitas sistem pengendalian intern dan efektivitas pelaksanaan tugas auditor eksternal dan auditor internal (Messier et al., 2008, 59). Komposisi komite audit didefinisikan sebagai jumlah anggota yang terdapat di dalam sebuah komite audit, seperti yang diungkapkan oleh Naimi et al.(2010). Komposisi komite audit diukur dengan skala rasio secara kuantitatif dalam jumlah satuan individu. Ukuran KAP adalah jenis KAP yang mengaudit laporan keuangan suatu perusahaan (Iskandar dan Trisnawati, 2010). KAP big four diantaranya:
ISSN: 1410 -9875
1. KAP Osman Bing Satrio, berafiliasi dengan KAP Deloitte Touche Tohmatsu. 2. KAP Purwantono, Suherman dan Surja, berafiliasi dengan KAP Ernst & Young. 3. KAP Tanudiredja, Wibisana dan Rekan, berafiliasi dengan KAP Price Waterhouse Coopers. 4. KAP Sidharta dan Widjaja, berafiliasi dengan KAP KPMG (Klynveld Peat Marwick Goerdeler). Ukuran KAP diukur dengan skala dummy dan dibedakan menjadi dua, yaitu KAP non-big four diberi kode ‘0’ dan KAP big four diberi kode ‘1’. Opini audit merupakan pendapat yang dikeluarkan oleh akuntan publik atas laporan keuangan emiten (Utami, 2006). Opini audit diukur dengan skala dummy dan dibedakan menjadi perusahaan yang mendapat opini selain unqualified diberi kode ‘0’ dan perusahaan yang mendapat opini unqualified diberi kode ‘1’. Laba atau rugi tahun berjalan didefinisikan sebagai tingkat pendapatan atau penerimaan yang diperoleh suatu perusahaan dan diukur dengan skala dummy dan dibedakan menjadi dua, yaitu perusahaan yang mengalami laba diberi kode ‘1’ dan perusahaan yang mengalami rugi diberi kode ‘0’ (Petronila, 2007). Total asset dapat digunakan untuk melakukan pengukuran atas besar kecilnya sebuah perusahaan dan dapat dikatakan sebagai keseluruhan sumber pendapatan suatu usaha. Karakter umum total aset adalah segala sesuatu yang dimiliki untuk menyediakan layanan dan manfaat untuk masa depan
Yoes Sumbaji
perusahaan (Weygandt et al., 2008, 12). Total aset merupakan jumlah keseluruhan aset yang dimiliki oleh suatu perusahaan dan diukur dengan indikator total liabilitas dan total ekuitas. Total aset diukur melalui skala rasio dengan rumus (Iskandar dan Trisnawati, 2010): Total Asset = Ln Total Asset Menurut Prabandari dan Rustiana (2007) dan Iskandar dan Trisnawati (2010), pengertian dari solvabilitas adalah hasil pembagian antara total hutang dengan total aset suatu perusahaan. Solvabilitas diukur dengan skala rasio dan dibedakan menjadi dua, yaitu total debt dan total asset. Solvabilitas dapat dirumuskan sebagai berikut: Solvabilitas = total kewajiban total aset HASIL PENELITIAN Hasil statistik deskriptif menujukkan bahwa: 1. Rata-rata waktu yang diperlukan oleh suatu KAP untuk menyelesaikan laporan audit adalah 78 hari, dimana artinya rata-rata perusahaan telah menyampaikan laporan keuangan secara tepat . 2. Pada Bursa Efek Indonesia terdapat lebih banyak perusahaan non keuangan, 146 perusahaan merupakan perusahaan keuangan, sedangkan sebanyak 518 perusahaan yang merupakan perusahaan non keuangan. 3. Komposisi minimum dewan direksi pada perusahaan yang terdaftar di BEI adalah sedikitnya 2 orang, sedangkan komposisi maksimum dewan direksi yang dimiliki perusahaan
123
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 16, No. 1a, Is. 9
4.
5.
6.
7.
8.
124
adalah sebanyak 12 orang dan rata-rata perusahaan di BEI memiliki dewan direksi beranggotakan 5 orang. Komposisi minimum komite audit pada perusahaan yang terdaftar di BEI adalah sedikitnya 2 orang, sedangkan komposisi maksimum komite audit yang dibentuk perusahaan adalah sebanyak 8 orang dan rata-rata perusahaan di BEI memiliki komite audit beranggotakan 3 orang, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Ketua Bapepam LK. Pada Bursa Efek Indonesia terdapat lebih banyak perusahaan yang menggunakan jasa KAP non big four, 259 perusahaan yang menggunakan jasa KAP big four, sedangkan sebanyak 405 perusahaan menggunakan jasa KAP non big four. Pada Bursa Efek Indonesia terdapat lebih banyak perusahaan yang mendapat opini selain unqualified, 272 perusahaan mendapat opini unqualified, sedangkan sebanyak 392 perusahaan mendapat opini selain unqualified. Pada Bursa Efek Indonesia terdapat lebih banyak perusahaan yang mendapat laba, 558 perusahaan mendapat laba, sedangkan sebanyak 106 perusahaan yang mendapat rugi pada tahun berjalan. Total aset minimum yang dimiliki perusahaan yang terdaftar di BEI adalah sedikitnya 21.8424 atau sebelum dilog adalah Rp 3.062.204.781, yaitu Myoh Technology Tbk.
November 2014
Total maksimum aset yang dimiliki oleh perusahaan adalah sebanyak 33.7835 atau sebelum dilog adalah Rp 469.899.284.000.000, yaitu Bank Rakyat Indonesia. 9. Proporsi hutang terhadap asset terendah yang dimiliki perusahaan yang terdaftar di BEI adalah sedikitnya 0.0005 atau Rp 1.953.307.317 terhadap Rp 4.232.841.288.000, yaitu Plaza Indonesia Realty Tbk., sedangkan proporsi hutang terhadap asset tertinggi yang dimiliki oleh perusahaan adalah sebanyak 2.5197 atau Rp 682.764.427.612 terhadap Rp 2709.966.547.227, yaitu Jakarta Kyoei Steel Works Tbk. Kesimpulan yang dapat diperoleh melalui hasil uji signifikansi parameter individual pada tabel 4.10 adalah variabelvariabel yang memiliki nilai signifikansi < 0.05. atau memiliki pengaruh terhadap audit report lag diantaranya adalah jenis industri, komposisi dewan direksi, opini audit dan laba atau rugi tahun berjalan. Jenis industri memiliki nilai signifikansi 0.005 atau < 0.05, hal ini berarti bahwa terdapat pengaruh secara individual antara variabel independen terhadap variabel dependen, sehingga variabel jenis industri berpengaruh terhadap variabel dependen audit report lag. Hal ini didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh Iskandar dan Trisnawati (2010) dan Parwati dan Suhardjo (2009) yang mengungkapkan bahwa perusahaan finansial biasanya mengumumkan laporan keuangannya lebih cepat
ISSN: 1410 -9875
karena hanya memiliki sedikit inventory dan aset yang dimiliki oleh perusahaan financial adalah aset berbentuk moneter sehingga lebih mudah diukur bila dibandingkan dengan aset berbentuk fisik. Komposisi dewan direksi memiliki nilai signifikansi 0.021 atau < 0.05, hal ini berarti bahwa terdapat pengaruh secara individual antara variabel independen terhadap variabel dependen, sehingga variabel komposisi dewan direksi berpengaruh terhadap variabel dependen audit report lag. Semakin besar komposisi dewan direksi di dalam suatu perusahaan, maka fungsi mengurus perusahaan akan menjadi lebih efektif dan terlaksana dengan baik. Hal ini berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Naimi et al. (2010) yang menyatakan bahwa variabel ukuran dewan direksi memiliki pengaruh terhadap audit report lag, direksi memiliki peran yang tidak terlalu besar atas jangka waktu pelaporan audit (audit report lag) terkait dengan independensi dewan direksi itu sendiri. Naimi et al. (2010) menyatakan bahwa dewan direksi yang tidak memiliki ikatan keluarga atau ikatan finansial terhadap pihak manajemen dapat menunjukkan tugas monitoring mereka lebih efektif. Komposisi komite audit memiliki nilai signifikansi 0.253 atau > 0.05, hal ini berarti bahwa H0 tidak dapat ditolak, yaitu tidak terdapat pengaruh secara individual antara variabel independen terhadap variabel dependen, sehingga variabel komposisi komite audit tidak berpengaruh terhadap
Yoes Sumbaji
variabel dependen audit report lag. Komposisi komite audit yang semakin besar tidak dapat menjamin singkatnya waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan proses audit. Hal ini bertentangan dengan hasil penelitian Naimi et al. (2010) yang mengungkapkan bahwa perusahaan yang memiliki komposisi komite audit semakin besar cenderung dapat menghasilkan laporan keuangan auditan secara tepat waktu. Ukuran KAP memiliki nilai signifikansi 0.981 atau > 0.05, hal ini berarti bahwa tidak terdapat pengaruh secara individual antara variabel independen terhadap variabel dependen, sehingga variabel ukuran KAP tidak berpengaruh terhadap variabel dependen audit report lag. Hasil penelitian diatas tidak jauh berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Petronila (2007), Aryati dan Theresia (2005) dan Prabandari dan Rustiana (2007) yang mengungkapkan bahwa baik KAP non big four berusaha untuk memberikan jasa audit yang berkualitas sama baiknya terhadap KAP big four. Berbeda lagi dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Santoso (2012) dan Iskandar dan Trisnawati (2010), dimana perusahaan yang menggunakan jasa KAP big four akan mempersingkat audit report lag dibandingkan dengan perusahaan yang menggunakan jasa KAP non big four karena reputasi besar dan sumber daya lebih besar yang dimiliki oleh KAP big four. Opini audit memiliki nilai signifikansi 0.001 atau < 0.05, hal
125
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 16, No. 1a, Is. 9
ini berarti bahwa terdapat pengaruh secara individual antara variabel independen terhadap variabel dependen, sehingga variabel opini audit berpengaruh terhadap variabel dependen audit report lag. Hasil penelitian ini didukung dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Petronila (2007) dan Utami (2006) yang mengungkapkan bahwa semakin auditor kurang yakin dalam memberikan pendapat terhadap kewajaran laporan keuangan, maka semakin lama waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proses audit. Hal yang berbeda disampaikan dalam penelitian yang dilakukan oleh Iskandar dan Trisnawati (2010), dimana proses pemberian pendapat terhadap kewajaran suatu laporan keuangan merupakan tahap akhir dalam proses audit, sehingga jenis opini apapun yang diberikan tidak akan mempengaruhi audit report lag yang terjadi. Laba atau rugi tahun berjalan memiliki nilai signifikansi 0.002 atau < 0.05, hal ini berarti bahwa variabel laba atau rugi tahun berjalan berpengaruh terhadap variabel dependen audit report lag. Hasil tersebut serupa dengan hasil yang diungkapkan oleh Utami (2006) dan Iskandar dan Trisnawati (2010). Hasil mereka menyatakan bahwa perusahaan yang melaporkan rugi membutuhkan waktu yang lama dibandingkan dengan perusahaan yang melaporkan laba. Hal tersebut terjadi karena adanya waktu yang dibutuhkan perusahaan dan auditor untuk mendiskusikan masalah pelaporan rugi perusahaan, sehingga jangka
126
November 2014
waktu pelaporan audit juga menjadi lebih panjang. Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Indriyani dan Supriyati (2012) dimana berkaitan dengan kestabilan ekonomi saat ini, perusahaan yang mengalami kerugian diabaikan dalam pelaporan keuangannya karena kerugian dianggap sebagai hal yang biasa. Total aset memiliki nilai signifikansi 0.415 atau > 0.05, hal ini berarti bahwa tidak terdapat pengaruh secara individual antara variabel independen terhadap variabel dependen, sehingga variabel total asset tidak berpengaruh terhadap variabel dependen audit report lag. Hal ini konsisten dengan hasil yang dikemukakan oleh Iskandar dan Trisnawati (2010) dan Lianto dan Kusuma (2010), dimana dikatakan bahwa perusahaan memiliki kemampuan untuk menekan auditornya agar dapat menyelesaikan pekerjaan audit secara tepat waktu, sehingga total asset yang dimiliki oleh perusahaan tidak berpengaruh terhadap jangka waktu pelaporan audit. Solvabilitas memiliki nilai signifikansi 0.362 atau > 0.05, hal ini berarti bahwa tidak terdapat pengaruh secara individual antara variabel independen terhadap variabel dependen, sehingga variabel solvabilitas tidak berpengaruh terhadap variabel dependen audit report lag. Hal yang sama juga diungkapkan di dalam penelitian yang dilakukan oleh Prabandari dan Rustiana (2007) dan Iskandar dan Trisnawati (2010). Dijelaskan bahwa proporsi hutang terhadap asset yang tinggi merupakan hal
ISSN: 1410 -9875
yang wajar pada kondisi ekonomi seperti saat ini, yang terpenting adalah perusahaan atau pihak manajemen memberikan pengungkapan laporan yang memadai, sehingga tidak akan menghambat auditor dalam melakukan pekerjaan auditnya. Hal ini berbeda dengan hasil yang diungkapkan oleh Kartika (2011) dan Lianto dan Kusuma (2010), dimana tingginya proporsi hutang terhadap aset yang tinggi mengakibatkan panjangnya waktu yang dibutuhkan dalam penyelesaian audit. Kemungkinan lain yaitu kurang ketatnya aturanaturan dalam perjanjian utang di Indonesia untuk mengharuskan penyajian laporan keuangan auditan perusahaan secara tepat waktu, sehingga variabel solvabilitas berpengaruh terhadap variabel audit report lag. Berdasarkan hasil uji t yang telah dijabarkan diatas, maka model penelitian dapat dirumuskan ke dalam persamaan model regresi seperti di bawah ini: Y = 86.207 – 6.506X1 – 1.415X2 – 1.838X3 – 0.052X4 – 6.460X5 – 7.935X6 + 0.496X7 + 2.519X8 + e Jika variabel jenis industri, komposisi dewan direksi, komposisi komite audit, ukuran KAP, opini audit, laba atau rugi tahun berjalan, total asset dan solvabilitas sama dengan nol atau konstan, maka audit report lag adalah 86.207 hari. PENUTUP Kesimpulan yang dapat dibentuk adalah sebagai berikut: 1. Variabel jenis industri berpengaruh terhadap audit report lag. Hasil ini konsisten
Yoes Sumbaji
dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Iskandar dan Trisnawati (2010) yang menyatakan bahwa aset yang dimiliki oleh perusahaan keuangan berupa asset berbentuk moneter sehingga lebih mudah diukur bila dibandingkan dengan asset berbentuk fisik yang dimiliki oleh perusahaan non keuangan. 2. Variabel komposisi dewan direksi berpengaruh terhadap audit report lag. Semakin banyak dewan direksi di dalam suatu perusahaan akan membantu pelaksanaan fungsi kontrol secara lebih baik. Hasil ini berlawanan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Naimi et al. (2010), dewan direksi diharapkan tidak memiliki ikatan keluarga maupun ikatan secara finansial agar dapat melakukan tugas secara independen, sehingga banyaknya dewan direksi tidak berpengaruh terhadap jangka waktu pelaporan audit. 3. Variabel komposisi komite audit tidak berpengaruh terhadap audit report lag, karena banyaknya komposisi komite audit tidak dapat menjamin singkatnya jangka waktu pelaporan audit. Hasil ini berlawanan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Naimi et al. (2010), dimana dikatakan bahwa semakin banyak komposisi komite audit, maka dapat mempersingkat audit report lag. 4. Variabel ukuran KAP tidak berpengaruh terhadap audit report lag. Hal ini konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Prabandari dan
127
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 16, No. 1a, Is. 9
Rustiana (2007), Aryati dan Theresia (2005) dan Petronila (2007) , dimana dikatakan bahwa baik KAP big four, maupun KAP non big four samasama berusaha memberikan kualitas audit yang baik. 5. Variabel opini audit berpengaruh terhadap audit report lag. Hal ini konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Petronila (2007), Utami (2006) dan Lee dan Jahng (2008) yang mengungkapkan bahwa perusahaan yang mendapat opini audit selain wajar tanpa pengecualian cenderung membutuhkan waktu yang lebih lama untuk menyelesaikan proses audit. 6. Variabel laba atau rugi tahun berjalan berpengaruh terhadap audit report lag. Hal ini konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Utami (2006) dan Iskandar dan Trisnawati (2010) yang menyatakan bahwa perusahaan yang melaporkan rugi membutuhkan waktu yang lama dibandingkan dengan perusahaan yang melaporkan laba. 7. Variabel total asset tidak berpengaruh terhadap audit report lag. Hal ini konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Iskandar dan Trisnawati (2010), dimana dikatakan bahwa setiap perusahaan memiliki kemampuan menekan auditor untuk menyelesaikan laporan audit, sehingga besar kecilnya total asset yang dimiliki perusahaan tidak mempengaruhi audit report lag.
128
November 2014
8. Variabel solvabilitas tidak berpengaruh terhadap audit report lag. Hal ini konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Prabandari dan Rustiana (2007) dan Iskandar dan Trisnawati (2010), dimana proporsi hutang terhadap aset yang tinggi merupakan hal yang wajar pada kondisi ekonomi seperti saat ini, sehingga tidak akan menghambat auditor dalam melakukan pekerjaan auditnya. Adapun beberapa kelemahan dari penelitian ini adalah: 1. Penelitian ini hanya menggunakan 8 variabel independen, namun hasil uji koefisien determinasi yang telah dilakukan menunjukkan bahwa secara statistik, variabel independen hanya dapat menjelaskan variabel dependen sebesar 5.9% , sedangkan sisanya 94.1% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak terdapat di dalam model regresi. 2. Periode yang dilakukan di dalam penelitian ini hanya empat tahun. 3. Terdapat masalah dalam pendistribusian data yang tidak normal, serta terjadinya masalah heterokedastisitas pada variabel jenis industri, komposisi dewan direksi, dan ukuran KAP. Berdasarkan penjabaran keterbatasan yang terdapat di dalam penelitian ini, rekomendasi yang ditujukan bagi peneliti selanjutnya adalah sebagai berikut: 1. Menambahkan variabel-variabel independen lain yang berpengaruh terhadap audit
ISSN: 1410 -9875
report lag, terutama yang berkaitan dengan pengungkapan good corporate governance. 2. Memperpanjang periode pengamatan penelitian guna meningkatkan akurasi penelitian.
Yoes Sumbaji
3. Memperbanyak sampel perusahaan untuk menghindari masalah distribusi data dan menghindari masalah heterokedastisitas.
REFERENSI Agoes, Sukrisno. 2012. Auditing Petunjuk Praktis Pemeriksaan Akuntan oleh Akuntan Publik Edisi 4 Buku 1. Jakarta: Penerbit Salemba Empat. Almilia, L. S. dan Setiady, L. 2006. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penyelesaian Penyajian Laporan Keuangan pada Perusahaan yang Terdaftar di BEJ. Seminar Nasional Good Corporate Governance 24-25 November 2006. Arens A. A., Beasley M. S., and Elder R. J. 2010. Auditing and Assurance Services 13th Edition. Australia: Pearson. BAPEPAM LK. 2003. Kewajiban Penyampaian Laporan Keuangan Berkala. Keputusan Ketua BAPEPAM LK Nomor : KEP-36/PM/2003. BAPEPAM LK. 2004. Keanggotaan Komite Audit. Keputusan Ketua BAPEPAM Nomor Kep-29/PM/2004. Effendi, Arief. 2009. The Power of Good Corporate Governance Teori dan Implementasi. Jakarta: Penerbit Salemba Empat. Ghozali, I. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program 5th Edition. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Godfrey, J., Hodgson, A., Tarca, A., Hamilton, J., & Holmes, S. 2010. Accounting Theory 7th Edition. Australia: John Wiley & Sons. Ikatan Akuntan Indonesia. Pernyataan Standar Akuntansi dan Keuangan. 2011. No.1:150.1-150.2. Iskandar, M. J., & Trisnawati, E. Desember 2010. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Audit Report Lag Pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Bisnis dan Akuntansi Vol.12 No.3 , 175-186. Kurniawan W. 2012. Corporate Governance Dalam Aspek Hukum Perusahaan. Jakarta: Pustaka Utama Grafiti. Lee, H. Y., & Jahng, G. J. 2008. Determinants of Audit Report Lag:Evidence From Korea - An Examination of Auditor-Related Factors. The Journal of Applied Business Research Vol.24, No.2 . Lianto, N., & Kusuma, B. H. 2010. Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Audit Report Lag. Jurnal Bisnis dan Akuntansi Vol.12, No.2 , 97-106. Messier, Glover, & Prawitt. 2008. Auditing & Assurance Services A Systematic Approach 6th Edition. McGraw Hill. Naimi, M., Shafie, R., dan Hussin W. N. 2010. Corpotrate Governance and Audit Report Lag in Malaysia. Asian Academy of Management Journal of Accounting and Finance Vol.6, No. 2, 57-84.
129
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 16, No. 1a, Is. 9
November 2014
Parwati, L. A., dan Suhardjo, Yohanes. 2009. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Audit Report Lag (ARL). SOLUSI, Vol.8 No.3, Juli 2009 : 29-42. Petronila, T. A. 2007. Analisis Skala Perusahaan, Opini Audit, dan Umur Perusahaan atas Audit Delay. Akuntabilitas , 129-141. Prabandari, J. D., & Rustiana. 2007. Beberapa Faktor yang Berdampak Pada Perbedaan Audit Delay (Studi Empiris Pada Perusahaan-Perusahaan Keuangan Yang Terdaftar di BEJ. KINERJA Vol.11, No.1 , 27-39. Rachmawati, S. 2008. Pengaruh Faktor Internal dan Eksternal Perusahaan Terhadap Audit Delay dan Timeliness. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Vol.10, No.1 , 1-10. Subekti, I., Alim, M. N., & Ahmad, H. 2005. Pengujian Empiris Audit Report Lag Menggunakan Client Cycle Time dan Firm Cycle Time. SNA VIII Solo Subramanyam, K. R., & Wild, J. J. 2008. Financial Statement Anaysis 9th Edition. Singapore: McGraw Hill. Utami, W. 2006. Analisis Determinan Audit Delay Kajian Empiris Di Bursa Efek Jakarta. BULLETIN No.9 . Weygandt J. J., Kimmel P. D. & Kieso D. E. 2008. Accounting Principles 9th Edition. Australia: John Wiley & Sons.
130
ISSN: 1410 -9875
Yoes Sumbaji
Tabel 1 Statistik Deskriptif Variabel
N 664 664
12 0
309 1
78.28 .22
Std. Deviation 23.732 .412
664
2
12
4.72
2.012
664
2
8
3.18
.614
664 664 664
0 0 0
1 1 1
.489 .491 .371
Log N T Asset
664
21.8424
Solvabilitas
664
.0005
.39 .41 .84 28.051 33.7835 356 .54150 2.5197 3
Valid N (listwise)
664
ARL (hari) Jenis Industri Komposisi Dewan Direksi Komposisi Komite Audit Ukuran KAP Opini Audit L/R
Minimum Maximum
Mean
2.0366540 .3379782
Tabel 2 Hasil Uji Signifikansi Parameter Individual (t) Model
Jenis Industri Komposisi Dewan Direksi Komposisi Komite Audit Ukuran KAP Opini Audit L/R Log N T Asset Solvabilitas
Unstandardized Standardized t Coefficients Coefficients Beta B Std. Error 86.207 15.599 5.527 -6.506 2.285 -.113 -2.848
Sig.
.000 .005
-1.415
.611
-.120 -2.316
.021
-1.838
1.608
-.048 -1.143
.253
-.052 -6.460 -7.935 .496 2.519
2.179 1.865 2.535 .608 2.761
-.001 -.024 -.134 -3.464 -.124 -3.130 .043 .816 .036 .912
.981 .001 .002 .415 .362
131
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 16, No. 1a, Is. 9
Halaman ini sengaja dikosongkan
132
November 2014
JURNAL BISNIS DAN AKUNTANSI Vol. 16, No. 1a, Is. 9, November 2014, Hlm. 133-142
ISSN: 1410 - 9875 http: //www.tsm.ac.id/JBA
ANALISIS PENGARUH GROWTH, TANGIBILITY, SIZE, DEBT TO EQUITY RATIO, DAN ASSET TURNOVER TERHADAP PROFITABILITAS
YUPITER GULLO STIE Trisakti
[email protected] Abstract : The purpose of this research is to test and analyze empirically the influence of growth, tangibility, firm size, debt to equity ratio and asset turnover toward profitability. The sample in this study is a wholesale company listed in Indonesia Stock Exchange in 2002 until 2013, using purposive sampling method. This study also compared result of the previous research with this research. Data for this study comes from secondary data. The data was then analyzed with eviews 7 Panel Data Regression Analysis. The result of this research shows that tangibility, firm size, debt to equity ratio and asset turnover has no effect to profitability, while growth has an effect on profitability. Overall, the independent variables influence profitability simultaneously. Keywords : Firm Size, Growth, Tangibility, Profitability, Asset Turnover. PENDAHULUAN
Debt
to
Equity
Ratio,
seorang manajer perusahaan. Menurut Gitman dan Zutter (2012, 10-13), tujuan perusahaan didefinisikan menjadi 3 yaitu, memaksimalkan kesejahteraan pemegang saham perusahaan, memaksimalkan profit perusahaan, dan yang terakhir mengurangi konflik atau menjaga hubungan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan perusahaan. Adapun tujuan perusahaan menempatkan manajer untuk mampu memberikan kinerja terbaiknya untuk memaksimalkan profit perusahaan. Kenaikan profit perusahaan merupakan salah satu
Dewasa ini persaingan di dunia usaha semakin ketat. Strategi-strategi keuangan untuk mendapatkan keuntungan dikerahkan semaksimal mungkin. Tujuan manajemen bersaing untuk mendapatkan keuntungan dengan strategi-strategi keuangan tidak luput dari tujuan perusahaan itu sendiri. Tujuan utama sebuah perusahaan yaitu memperkaya pemilik perusahaan atau dalam hal ini pemegang saham perusahaan. Dimana kesejahteraan pemilik saham harus diperhatikan dalam setiap pengambilan keputusan
133
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 16, No. 1a, Is. 9
faktor yang perlu diperhatikan untuk dapat memaksimalkan kesejahteraan atau nilai saham pemegang saham. Salah satu faktor yang penting dalam penilaian peningkatan profit perusahaan yaitu profitabilitas perusahaan. Profitabilitas memainkan peran penting dalam struktur dan pengembangan perusahaan karena digunakan untuk mengukur kinerja dan keberhasilan suatu perusahaan. Hal ini juga meningkatkan reputation dari suatu perusahaan. Memaksimalkan keuntungan perusahaan adalah salah satu tujuan utama dari manajer. Profitabilitas suatu perusahaan dengan demikian menjadi perhatian utama, seperti kemampuan untuk lebih baik dalam bertahan mengahadapi dampak negatif dan memberikan kontribusi pada stabilitas sistem. Profitabilitas juga memaksimalkan nilai pemegang kepentingan perusahaan dan nilai investor. Profitabilitas sangat penting untuk kinerja perusahaan, terutama dalam lingkungan persaingan (Bhutta dan Hasan 2013). Dengan alasan ini, menganalisis faktor penentu profitabilitas perusahaan atau, jika disimpulkan ke dalam cara lain, identifikasi sumber-sumber variasi dalam tingkat profitabilitas perusahaan telah dianggap sebagai tema penelitian yang penting. Obyek penelitian ini adalah industri Wholesale (Durable & NonDurable Goods) yang go public di BEI. Industri Wholesale adalah industri yang bergerak dibidang distribusi dengan skala besar sebelum peritel dan retailer. Bentuk usaha yang dilakukan perusahaan industri wholesale yaitu
134
November 2014
Agen barang import dan eksport, perusahaan yang bergerak sebagai produsen sekaligus merangkap agen saluran wholesale. Penelitian ini merupakan replikasi penelitian sebelumnya yang dilakukan Nousheen Tariq Bhutta, Arshad Hasan tahun 2013 dalam jurnalnya yang berjudul “Impact Of Firm Spesific Factors On Profitability Of Firms In Food Sector”, dimana variabel independen yang digunakan terdiri dari growth, tangibility, size, dan debt to equity ratio. Alasan peneliti melakukan penelitian ini karena peneliti ingin memperkuat hasil penelitian sebelumnya. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi untuk menguji apakah faktor-faktor tersebut dapat mempengaruhi tingkat profitabilitas perusahaan wholesale yang listed di Bursa Efek Indonesia. KERANGKA TEORITIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Pecking Order Theory Menurut Myres (1984) dalam Copeland et al. (2005, 602) perusahaan lebih menyukai penggunaan pendanaan dari modal internal, yakni dana yang berasal dari aliran kas (liquid assets), laba ditahan (retained earning), dan depresiasi dari pada penggunaan dana eksternal. Urutan pengunaan sumber pendanaan dengan mengacu pada pecking order theory adalah: internal fund (dana internal), debt (hutang), dan equity (modal sendiri). Profitability Menurut Gitman dan Zutter (2009, 639) profitabilty adalah
ISSN: 1410 -9875
Yupiter Gullo
‘The relationship between revenues and cost generated by using the firm’s asset both current and fixed in produtive activities”. Profitabilitas merupakan hasil akhir bersih dari berbagai kebijakan dan keputusan Growth Menurut Siegel dan Shim (2000, 211), growth is percentage change in earnings per share, dividends per share, revenue, market price of stock, or total assets compared to a base year amount. Tangibility Menurut Syamsudin (2007, 9), tangibility adalah “penentuan seberapa besar alokasi dana untuk masing-masing komponen aktiva, baik dalam aktiva lancar ataupun dalam aktiva tetap”. Firm Size Menurut Riyanto (2002:313) yang dimaksud dengan ukuran
perusahaan adalah besar kecilnya perusahaan dilihat dari besarnya nilai equity, nilai penjualan, atau nilai total aktiva.. Debt to Equity Ratio Menurut Wira (2011, 70), debt to equity ratio merupakan rasio yang menunjukan perbandingan antara utang dengan modal sendiri. Digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menutupi seluruh atau sebagian utangnya, diamana modal berasal dari diri sendiri. Asset Turnover Menurut Harahap (2011, 309), total assets turnover adalah rasio yang menunjukan perputaran total aktiva yang diukur dari penjualan atau seberapa besar kemampuan semua aset perusahaan menciptakan penjualan. Semakin tinggi rasio semakin baik kinerja perusahaan.
Model Penelitian
Growth Tangibility Firm Size
Profitability
Debt to Equity Ratio Asset Turnover
Gambar 1 Model Penelitian
135
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 16, No. 1a, Is. 9
Berdasarkan latar belakang penelitian, maka hipotesis yang diajukan adalah hipotesis alternatif yang terdiri dari: Ho1 : Tidak terdapat pengaruh Growth terhadap Profitabilitas. pengaruh Ha1 : Terdapat Growth terhadap Profitabilitas. Ho2 : Tidak terdapat pengaruh Tangibility terhadap Profitabilitas. Terdapat pengaruh Ha2 : Tangibility terhadap Profitabilitas. Ho3 : Tidak terdapat pengaruh Size terhadap Profitabilitas. Ha3 : Terdapat pengaruh Size terhadap Profitabilitas. Ho4 : Tidak terdapat pengaruh Debt to equity ratio terhadap Profitabilitas. Ha4 : Terdapat pengaruh Debt to equity ratio terhadap Profitabilitas. Ho5 : Tidak terdapat pengaruh Total Asset Turnover terhadap Profitabilitas. Ha5 : Terdapat pengaruh Total Asset Turnover terhadap Profitabilitas. Ho6 : Tidak terdapat pengaruh Growth, Tangibility, Debt to equity ratio, dan Total Asset Turnover, secara simultan terhadap Profitabilitas. pengaruh Ha5 : Terdapat Growth, Tangibility, Debt to equity ratio, dan Total Asset Turnover, secara simultan terhadap Profitabilitas.
136
November 2014
METODE PENELITIAN Bentuk Penelitian Metode penelitian ini menggunakan bentuk penelitian asosiatif kausal, hubungan kausal adalah hubungan yang bersifat sebab akibat (sugiyono. 2010,56), yaitu hubungan variabel independen terhadap dependen. Objek Penelitian Penelitian ini mengambil perusahaan wholesale dan retail trade yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 20022013 sebagai objek penelitian. Sampel penelitian diambil dengan metode purposive sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono 2010, 392). Definisi Operasional ��� ������ ����� ��� PF =
����� ����� ����� ������ � ����� ����� ���
Growth =
����� ����� ��� ��� ����� �����
Tangibility = ����� ����� Ukuran perusahaan = Ln (Total Penjualan) ����� ����������� DTER = ����� ������ ������
Total Asset Turnover =
����� ����� �����
Uji Kualitas Data Uji kualitas data dimaksudkan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh merupakan data yang bisa mewakili seluruh populasi yang ada. 1. Uji Normalitas Bertujuan untuk mengetahui apakah data yang di uji berdistribusi normal atau tidak. Dalam penelitian ini uji normalitas dapat dilihat dengan
ISSN: 1410 -9875
Yupiter Gullo
metode histogram dan metode Jarque-Bera (JB) Analisis Regresi Berganda Menurut Widarjono (2013, 59), analisis regresi berganda adalah analisis model regresi yang terdiri dari lebih dari satu variabel independen. Persamaan Regresi berganda yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Y = �� � �� �� + �� �� + �� �� + �� �� + �� �� + e Y �� � �� �� �� �� �� e
= Profitabilitas = Konstanta = Koefisien perubahan nilai = Growth = Tangibility = Firm Size = Debt to Equity Ratio = Total Asset Turnover = Kesalahan error
HASIL PENELITIAN Tabel 1 Hasil Statistik Deskriptif Variabel
N
Mean
Profitability 42 0.031902 Growth 42 0.260554 Tangibility 42 0.162527 Firm Size 42 1.081604 DTER 42 0.482735 TATO 42 0.458027 Sumber : Hasil pengolahan eviews
Maksimum
Minimum
Deviasi Standar
0.182022 8.434488 0.484975 1.138575 1.187045 0.815277 7
0.000650 -0.719734 0.000153 1.012294 0.008539 0.001416
0.031919 0.201089 0.132044 0.027271 0.196485 0.153034
Uji Chow Uji Hausman dilakukan untuk memilih antara model common effect dengan fixed effect. Tabel 2. Chi Square Test Summary Chi-Sq. Statistic Cross-section F 8.987973 Cross-section Chi-square 54.162165 Sumber : Hasil Pengolahan Eviews 7 Dari table 4. dapat dijelaskan bahwa nilai Crosssection Chi-square statistiknya bernilai 54.162165 yang lebih besar daripada nilai tabel chi-square dengan α sebesar 0.05 dan degree of freedom (d.f.) = 7 (54.162165 > 14.06714). Nilai p-value dari chi-
Chi-Sq. d.f. (7,83) 7
Prob. 0.0000 0.0000
square 0.0000 lebih kecil dari a 0.05 (0.0000 < 0.05) sehingga dapat disimpulkan Ho dapat ditolak. Hal ini berarti model penelitian ini lebih baik menggunakan model fixed effect.
137
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 16, No. 1a, Is. 9
November 2014
Uji Hausman Uji Hausman dilakukan untuk memilih antara model random effect dengan fixed effect. Tabel 3. Hausman Test Chi-Sq. d.f. Prob. Test Summary Chi-Sq. Statistic Cross-section random 24.951450 5 0.0001 Sumber : Hasil Pengolahan Eviews 7 Dari table 4.5 dapat dijelaskan bahwa nilai Crosssection random statistiknya bernilai 24.951450 yang lebih besar daripada nilai tabel chi-square dengan α sebesar 0.05 dan degree of freedom (d.f.) = 5 (24.951450 > 11.070). Nilai p-value dari chi-
square 0.0001 lebih kecil dari a 0.05 (0.0001 < 0.05) sehingga dapat disimpulkan Ho dapat ditolak. Hal ini berarti model penelitian ini lebih baik menggunakan model fixed effect.
Uji Normalitas Tabel 4 Uji Normalitas Skewness Kurtosis Jarque-Bera Probability Sumber : Hasil Pengolahan Eviews 7 Berdasarkan Tabel 4.6, terdapat nilai Jarque-Bera (0.534514) < X2 tabel dengan a = 0.05 dan d.f. = 2 (0.534514 < 5.991), yang berarti Ho tidak dapat ditolak. Selain Jarque-Bera, Skewness dan Kurtosis dari
0.018908 2.636409 0.534514 0.765476
perhitungan juga dapat mendekati karakteristik distribusi normal yaitu skewness sebesar 0 dan kurtosis 3 dimana nilai skewness sebesar 0.018908 dan kurtosis sebesar 2.636409.
Uji Asumsi Klasik Uji Multikolinearitas Tabel 5 Uji Multikolinieritas FIRM_SIZE GROWTH TANG Growth 1.000000 0.109308 Tangibility 0.109308 1.000000 Firm Size 0.132845 0.582966 DTER 0.184467 -0.342579 TATO -0.177617 -0.301402 Sumber : Hasil Pengolahan Eviews 7
138
0.132845 0.582966 1.000000 -0.023600 -0.418581
DTER
TATO
0.184467 -0.342579 -0.023600 1.000000 -0.366269
-0.177617 -0.301402 -0.418581 -0.366269 1.000000
ISSN: 1410 -9875
Yupiter Gullo
Hasil Uji Durbin-Watson Tabel 6 Durbin Watson Durbin-Watson stat
1.998003
Sumber : Hasil Pengolahan Eviews 7 Positive
No evidence of Inconclusiv
Negative Inconclusiv
Autocorrelatio
Autocorrelatio
Autocorrelatio e
e
n 0
n
n dL
dU
2
4-dU
4-dL
4 1.5600
1.7785
2.2215
2.4400
1.998003 Dalam penelitian ini tidak terdapat multikolinearitas apabila korelasi antar variabel independen yang dimasukkan dalam penelitian kurang dari 0.85 (Widarjono, 2013:104).
sebesar 0.4476, nilai probabilitas pada variabel total asset turnover sebesar 0.6751. Pada peneitian ini semua variabel bebas dari heteroskedastisitas karena memiliki nilai probabilitas diatas 0.05.
bahwa nilai probabilitas pada variabel growth sebesar 0.3679, nilai probabilitas pada variabel tangibility sebesar 0.9977, nilai probabilitas pada variabel size sebesar 0.4936, nilai probabilitas pada variabel debt to equity ratio
Dari hasil uji Durbin-Watson dapat dilihat bahwa nilai hitung uji Durbin-Watson terletak di wilayah No Evidence of Autocorrelation sehingga dapat disimpulkan bahwa data tidak mengandung autokorelasi.
Tabel 7 t statistic Variabel Growth C Variabel Tangibility C
Coefficient -0.005408 0.033311 Coefficient 0.039406 0.025497
Std.Error 0.002064 0.001835 Std.Error 0.028178 0.004921
t-Statistic -2.620711 18.15566 t-Statistic 1.398463 5.180888
Prob. 0.0104 0.0000 Prob. 0.1655 0.0000
139
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 16, No. 1a, Is. 9
Variabel Firm Size C
Coefficient 0.353405 -0.350342
Variabel DTER C Variabel TATO C
Std.Error 0.195828 0.211816 Coefficient -0.011928 0.037660
Coefficient -0.003221 0.033377
November 2014
t-Statistic 1.804666 -1.653990
Std.Error 0.010810 0.005523
Std.Error 0.020994 0.009787
t-Statistic -1.103416 6.818344 t-Statistic -0.153419 3.410465
Prob. 0.0746 0.1017 Prob. 0.2729 0.0000 Prob. 0.8784 0.0010
Sumber : Hasil Pengolahan Eviews 7 Nilai t-statistic Growth sebesar -2.620711 yang mana lebih kecil dari nilai t-tabel -1.98552 dan berada di daerah penolakan hipotesis nol, artinya Ho dapat ditolak, Hasil ini dukung oleh nilai probabilitas sebesar 0.0104, dimana lebih kecil dari a 0.05 sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh antara growth terhadap profitability. Nilai t-statistic Tangibility sebesar 1.398463 yang mana lebih kecil dari nilai t-tabel 1.98552 dan berada di daerah penerimaan hipotesis nol, artinya Ho dapat ditolak, Hasil ini dukung oleh nilai probabilitas sebesar 0.1655, dimana lebih besar dari a 0.05 sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh antara tangibility terhadap profitability. nilai t-statistic Size sebesar 1.804666 yang mana lebih kecil dari nilai t-tabel 1.98552 dan berada di daerah penolakan hipotesis nol, artinya Ho dapat ditolak, Hasil ini dukung oleh nilai probabilitas sebesar 0.0746, dimana lebih besar
140
dari a 0.05 sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh antara size terhadap Profitability. nilai t-statistic Debt to Equity Ratio sebesar -1.103416 yang mana lebih besar dari nilai ttabel -1.98552 dan berada di daerah penerimaan hipotesis nol, artinya Ho tidak dapat ditolak, Hasil ini dukung oleh nilai probabilitas sebesar 0.2729, dimana lebih besar dari a 0.05 sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh antara Debt to Equity Ratio terhadap Profitability. nilai t-statistic total asset turnovers sebesar -0.153419 yang mana lebih besar dari nilai t-tabel 1.98552 dan berada di daerah penerimaan hipotesis nol, artinya Ho tidak dapat ditolak, Hasil ini dukung oleh nilai probabilitas sebesar 0.8784, dimana lebih besar dari a 0.05 sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh antara total asset turnovers terhadap Profitability.
ISSN: 1410 -9875
Yupiter Gullo
Tabel 8 F Statistic F-statistic Prob(F-statistic) Sumber : Hasil Pengolahan Eviews 7 nilai F-statistic sebesar 21.14285 yang mana lebih besar dari nilai F-tabel 2.32 dan berada di daerah penolakan hipotesis nol, artinya Ho dapat ditolak. Hasil ini didukung oleh nilai probabilitas 0.000000, dimana lebih kecil dari α 0.05 sehingga didapatkan kesimpuan bahwa terdapat pengaruh growth, tangibility, size, Debt to Equity Ratio, dan total asset turnovers terhadap Profitability. PENUTUP Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa tangibility, firm size, dan debt to equity ratio, dan total asset turnover tidak berpengaruh terhadap profitability serta growth berpengaruh terhadap profitability. Dalam pengujian secara bersama-sama menyatakan bahwa growth, tangibility, size, debt to equity ratio, dan asset
21.14285 0.000000
turnover berpengaruh secara bersama-sama terhadap Profitability. Keterbasan pada penelitian ini adalah penelitian ini hanya menggunakan lima variabel independen, masih terdapat variabel independen lainnya yang dapat diduga dapat mempengaruhi variabel dependen dan juga penelitian ini hanya menggunakan perusahaan wholesale sebagai objek penelitian. Untuk mengatasi keterbatasan dalam penelitian ini, peneliti memberikan rekomendasi untuk penelitian selanjutnya sebaiknya menambahkan variabelvariabel independen lain yang mungkin berpengaruh terhadap Profitability dan penelitian selanjutnya diharapkan memperluas populasi dan sampel yang digunakan di berbagai sektor, sehingga dapat menambah jumlah sampel yang dapat diteliti.
REFERENSI Anderson, David R., Dennis J. Sweeney., William Thomas A. 2008, 2014. Statistics for Business and Economics. 12thEdition. South Western: Cengage Learnings. Bhutta, Nousheen Tariq and Arshad Hasan. 2013. Impact of Firm Specific Factors on Profitability of Firms in Food Sector. Open Journal of Accounting, No. 2: 19-25. Boadi, Eric Kofi, Samuel Antwi, Victor Curtis Lartey. 2013. Determinants of Profitability of Insurance Firms in Ghana. International Journal of Business and Social Research, Vol. 3, No. 3: 43-50
141
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 16, No. 1a, Is. 9
November 2014
Brigham, Eugene F and Ehrhardt, Michael C. 2005. Financial Management. America: South-Western. Brigham, E. F. & Weston J. F. 2005. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Edisi Kesembilan. Jilid 2. Jakarta: Erlangga Dendawijaya, Lukman. 2005. Manajemen Perbankan. Bogor : Ghalia Indonesia Emery r. Douglas, John D. Finnery, and John D. Stowe. 2004. Corporate Financial Management. 2nd edition. Boston : Pearson Prentice Hall. Gibson. Charles H. 2009. Financial Reporting & Analysis.11th Edition. United States America: South-Western Cengage Learning. Gitman, Lawrence J., and Chad J. Zutter. 2012. Principles of Managerial Finance, Thirteenth Edition. United States : Pearson Education. Hair, Joseph F., William C. Black., Barry J. Babin, and Rolph E. Anderson, and Ronald L. Tatham 2006. Multivariate Data Analysis.6th Edition. Boston : McGraw Hill. Higgins, Robert. 2011. Analysis For Financial Management. NewYork : McGrawhill. Hin, L. Thian. 2008. Panduan Berinvestasi Saham. Edisi terkini. Jakarta : PT. Elex Media Komputindo. Keown, Arthur J., John D. Martin., J. William Petty., and David F. Scott JR. 2005. Financial Management.10th Edition. New Jersey: Pearson Prentice Hall. Malik, Hifza. 2011. Determinants of Insurance Companies Profitability: an Analysis of Insurance Sector of Pakistan. Academic Research International, Vol 1, No. 3: 315-321. Meja, Pervan, and Monika Mlikota. 2013. WHAT DETERMINES THE PROFITABILITY OF COMPANIES: CASE OF CROATIAN FOOD AND BEVERAGE INDUSTRY. Ekonomska Istrazivanja economic research, Vol 26, No. 1: 277-286. Okwo, Ifeoma Mary Ph.D, Chinedu Innocent Enekwe, and Ugwunta David Okelue. 2012. Financial Management as a Determinant of Profitability: a Study of Selected Pharmaceutical Firms in Nigeria. European Journal of Business and Management, Vol 4, No. 20: 28-37. Putri, Ajeng Permata, dan Henny Setyo Lestari. 2014. Faktor Spesifik Yang Menentukan Kinerja Perusahaan Asuransi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. e-Journal Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Trisakti, Vol 1, No. 2: 1-20. Siegel, Joel G. and Jae K. Shim. 2000. Dictionary of Accounting Terms. 3th. Sugiyono. 2008, 2010. Metode Penelitian Bisnis: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, R&D. Bandung: Alfabeta. Syamsudin, Lukman. 2007. Manajemen Keuangan Perusahaan (Konsep Aplikasi Dalam Perencanaan Pengawasan dan Pengambilan Keputusan). Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada Umar, Husein. 2011. Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Edisi Kedua. Widarjono, Agus, 2013. Ekonometrika Pengantar dan Aplikasinya; Disertai Panduan Eviews. Yogyakarta: UPP STIM YKPN. Wira, Desmond. 2011. Analisis Fundamental Saham. Jakarta: Exceed.
142