Vol. 15, No. 1a, Is. 5
November 2013 DAFTAR ISI
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Meiryananda Permanasari .......................................................
1
Pengaruh Manajemen Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia Olga Gazali .......................................................................
17
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen Di Perusahaan Non Keuangan Muntaha .............................................................................
29
Pengaruh Produk, Harga, Distribusi, Promosi Dan Kepuasaan Pelanggan Terhadap Loyalitas Konsumen Kelemens Wedanaji dan Muwaffick H.........................................
47
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Unqualified Opinion With Modified Paragraph Going Concern Meriska Febrianty ...............................................................
55
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Manajemen Laba Maria.............................................................................
73
Pengaruh Firm Size, Growth, Non-Debt Tax Shield, Profitability, Fixed Asset, Business Risk Dan Liquidity Terhadap Leverage Mursyidi Prihantono ..............................................................
89
Fenomena Underpricing Pada Penawaran Umum Perdana Di Bursa Efek Indonesia Novia Wijaya .......................................................................... 103 The Influence Of Average Collection Period, Average Payment Period, Inventory Turnover (In Days), Cash Conversion Cycle, Gross Working Capital Turnover, And Current Ratio Toward Roe And Roa Stella dan Satriyo Wibowo.......................................................... 119
Pengaruh Profitability, Size, Tangibility, Growth, Tax, Risk, Non-Debt Tax Shield, Intrinsic Value Of Shares Terhadap Leverage Syafril Yurisno ....................................................................... 135 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Return Saham Pada Perusahaan Non Keuangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Rudi Setiadi Tjahjono ............................................................... 155
Vol. 15, No. 1a, Is. 5
November 2013
KEBIJAKAN EDITORIAL DAN PEDOMAN PENULISAN ARTIKEL Kebijakan Editorial JURNAL BISNIS DAN AKUNTANSI, JBA diterbitkan oleh Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (P3M) Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) TRISAKTI secara berkala setiap tahun dua kali (Juni dan Desember). Tujuan penerbitan JBA adalah untuk menyebarluaskan informasi hasil karya tulis ilmiah kepada akademisi dan praktisi yang menaruh minat pada bidang bisnis dan akuntansi. JBA menerima kiriman artikel yang ditulis dalam bahasa Indonesia atau bahasa Inggris. Artikel yang dikirim ke JBA tidak dikirimkan atau telah dipublikasikan dalam jurnal lain. Penentuan artikel yang dimuat dalam JBA dilakukan melalui proses blind review oleh mitra bestari dengan mempertimbangkan aspek-aspek antara lain terpenuhinya persyaratan baku untuk publikasi jurnal ilmiah dan kontribusi artikel terhadap pengembangan profesi dan pendidikan bisnis dan akuntansi. Editor bertanggungjawab untuk memberikan telaah konstruktif terhadap artikel yang akan dimuat dan (jika dipandang perlu) menyampaikan hasil evaluasi artikel kepada penulis. Artikel yang diusulkan untuk dimuat pada JBA disarankan untuk mengikuti pedoman penulisan artikel yang dibuat oleh Editor. Artikel dapat dikirim dalam bentuk : Compact Disk (CD) dan cetakan (hardcopy) dua eksemplar ke alamat Editor JBA : Gedung Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Trisakti Jl. Kyai Tapa No. 20 Grogol, Jakarta 11440 Telp. (021)5666717 Fax : (021)5635480 E-mail :
[email protected] Pedoman Penulisan Artikel Berikut ini ketentuan-ketentuan mengenai bentuk tulisan, sistimatika penulisan, abstrak, format, tabel, gambar, kutipan dan referensi yang digunakan sebagai pedoman minimal untuk penulisan artikel yang akan dimuat pada JBA.
A. BENTUK TULISAN Semua tulisan dalam bentuk esai atau uraian disertai judul sub bab (heading) masing-masing bagian, kecuali bagian pendahuluan yang disajikan tanpa judul sub bab. Peringkat judul sub bab dicetak tebal ( bold) dan penulisan tidak disertai urutan angka. Penulisan judul sub bab sebagai berikut: PERINGKAT 1 (huruf besar semua dan rata tengah) Peringkat 2 (huruf besar-kecil dan rata tepi kiri) Peringkat 3 (huruf besar-kecil dicetak miring dan rata tepi kiri) B. SISTIMATIKA PENULISAN Sistimatika penulisan artikel yang merupakan hasil penelitian terdiri empiris dari 1) Judul, nama penulis, institusi penulis, alamat institusi dan e mail penulis, 2) Abstrak, 3) Pendahuluan yang menguraikan isu penelitian, motivasi penelitian, rumusan masalah dan tujuan, rerangka Teoritis dan pengembangan hipotesis (jika ada) yang memaparkan rerangka teoritis sebagai landasan logis untuk mengembangkan hipotesis atau model penelitian, 4) Metoda Penelitian yang memuat metoda pemilihan sampel dan pengumpulan data, definisi operasional dan pengukuran variabel, 5) Hasil penelitian yang menguraikan analisis data dan pembahasan temuan penelitian, 6) Penutup yang berisi simpulan, implikasi, keterbatasan penelitian dan saran untuk peneltian selanjutnya, serta 7) Referensi. C. ABSTRAK Setiap artikel harus menyajikan satu paragraf Abstrak pada awal tulisan yang terdiri ±200 kata (disajikan dalam bahasa Inggris dan Indonesia). Abstraksi memuat ringkasan pendahuluan (apa permasalahannya?), metoda atau bahan (bagaimana melakukannya?), hasil (apa temuannya?) dan diskusi (apa maknanya?) yang tujuannya memberi penjelasan ringkas kepada pembaca sebelum membaca materi artikel secara lengkap. Abstrak sebaiknya diikuti dengan minimal empat keywords untuk memudahkan penyusunan indeks artikel. D. FORMAT 1. Judul artikel terdiri dari ±15 kata. 2. Artikel sebaiknya diketik dengan spasi dobel pada kertas A4 (8,27” x 11,69”), kecuali untuk kutipan langsung yang panjang (lebih dari tiga setengah ketikan) diketik spasi tunggal dengan bentuk berinden (indented style). 3. Artikel sebaiknya terdiri tidak lebih dari 7.000 kata (dengan jenis huruf time new roman ukuran 12) atau maksimal 20 halaman A4 termasuk tabel dan gambar. 4. Marjin atas 4cm, bawah 3cm, kiri 4cm dan kanan 3cm dari badan teks. 5. Halaman muka (cover) setidaknya menyebutkan judul artikel dan identitas penulis. 6. Semua halaman termasuk tabel, gambar dan referensi diberikan nomor urut halaman. 7. Apabila artikel yang dikirimkan merupakan hasil penelitian dengan menggunakan data primer, harap disertakan angket atau instrumen atau kuisioner.
8. Angka, lafalkan angka dari satu sampai dengan sepuluh, kecuali jika digunakan dalam tabel dan ketika digunakan dalam unit atau kuantitas matematis, statistik, keilmuan atau teknis seperti jarak, bobot dan ukuran. Misalnya: 4 hari, 5 kilometer, 25 tahun. Semua angka lainnya disajikan secara numerik. Umumnya kalau dalam perkiraan, angka dilafalkan; misalnya: kira-kira sepuluh tahun. 9. Persentase dan pecahan desimal, untuk penggunaan yang bukan teknis gunakan kata persen dalam teks; untuk penggunaan teknis gunakan simbol %. 10. Persamaan, persamaan harus diberi nomer dalam kurung dengan penulisan rata marjin kanan. E. TABEL DAN GAMBAR 1. Tabel ditulis kembali (rewrite) bukan merupakan hasil copy paste dari hasil statistik dan diisi data yang sesuai dengan pembahasan artikel. 2. Sumber tabel dicantumkan di bagian akhir tabel dengan inden sesuai batas kiri tabel. 3. Judul tabel diletakkan di atas tabel sedangkan judul gambar diletakkan di bawah gambar. 4. Tabel dan gambar diletakkan pada halaman tersendiri umumnya diletakkan di akhir setelah referensi. Penulis cukup menyebutkan pada bagian di badan teks untuk mencantumkan tabel dan gambar. 5. Pembuatan tabel menghilangkan garis vertikal, sedangkan garis horizontal hanya pada judul kolom dan akhir tabel. 6. Setiap tabel dan gambar diberikan nomor urut, judul yang sesuai dengan isi tabel, gambar dan sumber kutipan. F. KUTIPAN DAN REFERENSI 1. Kutipan dalam teks sebaiknya ditulis di antara kurung buka dan kurung tutup yang menye-butkan nama akhir penulis, tahun tanpa koma dan nomor halaman jika dipandang perlu. Contoh: a. Satu sumber kutipan dengan satu penulis (Jones 1987), jika disertakan nomor halaman (Jones 1987: 115) b. Satu sumber kutipan dengan dua penulis (Jones dan Freeman 1973) c. Satu sumber kutipan dengan lebih dari dua penulis (Jones dkk. 1985) d. Dua sumber kutipan dengan penulis yang berbeda (Jones 1987, Freman 1986) e. Dua sumber kutipan dengan penulis yang sama (Jones 1985, 1987), jika tahun publikasi sama (Jones 1985a, 1985b) f. Sumber kutipan yang berasal dari pekerjaan suatu institusi sebaiknya menyebutkan akronim institusi yang bersangkutan (IAI 1994). 2. Setiap artikel harus memuat referensi (hanya yang menjadi sumber kutipan), dengan ketentuan penulisan sebagai berikut: a. Referensi disusun alfabetik dengan nama penulis atau nama institusi b. Susunan setiap referensi: 1) Artikel dalam jurnal: nama penulis. tahun terbit. judul artikel. nama jurnal atau penerbit, volume, nomor (bulan publikasi), halaman,
(alamat web dan tanggal diaksesnya web jika referensi dari internet). 2) Buku: nama penulis. tahun terbit. judul buku teks. tempat terbit: nama penerbit. 3) Artikel dalam prosiding: nama penulis. tahun terbit. judul artikel. nama pertemuan ilmiah, tempat pertemuan, tanggal pertemuan, halaman, (alamat web dan tanggal diaksesnya web jika referensi dari internet). 4) Skripsi, tesis dan disertasi: nama penulis, tahun terbit, judul, skripsi/tesis/disertasi, tempat institusi: nama institusi, (alamat web dan tanggal diaksesnya web jika referensi dari internet). 5) Surat kabar: nama penulis, tanggal bulan tahun terbit, judul, nama surat kabar atau penerbit, halaman (kolom), (alamat web dan tanggal diaksesnya web jika referensi dari internet). Contoh: Abdolmohammadi, M.J. dan J. Shanteau. 1992. Personal Attributes of Experts Auditors. Organizational Behavior and Human Decision Process, Vol.53 (November). Griffith, A.I. 1995. Coordinating Family and School: Mothering for Schooling. Education Policy Analysis Archives, Vol.3, No.1, (http://olam.ed.asu.edu/epaa/, 12 Februari 1997). Hadiyati, Rofiqoh. 19 Juni 2008. Membaca "Menu Kebutuhan" di antara Daftar Belanja. Detikcom, (http://suarapembaca.detik.com/index.php/detik.read/, 24 Juni 2008). Hilton, Ronald W. 1997. Managerial Accounting, 4th Edition. New York: Irwin, Mc Graw Hill Companies. Indriantoro, N. 1993. The Effect of Participative Budgeting on Job Performance and Job Satisfaction with Locus of Control and Curtural Dimensions as Moderating Variables. Ph.D. Dissertation. Lexington: University of Kentucky. Porcano, T.M. 1984a. Distrutive justice and tax policy. The Accounting Review, Vol.59 (Oktober), hlm.619-636. . 1984b. The perceived effects of tax policy on corporate investment intentions, The Journal of the American Taxation Association, vol.6 (Fall), hlm.7-19. Susanto, Y.K. 2007. Pengaruh Partisipasi Anggaran dan Ketidakpastian Tugas terhadap Hubungan antara Penggunaan Informasi Akuntansi untuk Evaluasi Kinerja dan Perilaku Managerial. Proceedings the 1st Accounting Conference, Faculty of Economics Universitas Indonesia, Depok, 7–9 November, hlm.1-17.
JURNAL BISNIS DAN AKUNTANSI Vol. 15, No. 1a, Is. 5, November 2013, Hlm. 1-16
ISSN: 1410 - 9875 http: //www.tsm.ac.id/JBA
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA MEIRYANANDA PERMANASARI STIE Trisakti
[email protected] Abstract: The purpose of this study is to obtain empirical evidence about factors that influence financial performance which is indicated with return on equity and return on assets. The indpendent variables used in this study are managerial ownership, board size, outside directors, modal structure, and firm size. Data for this study comprise of the financial ratios calculated from the financial statement and the information from the notes to financial statement of the companies. Population used in this study is manufacturing companies listed in Indonesia Stock Exchange from 2009 until 2011. The technique used to carry out sample is purposive sampling method. Sample used in this study which meet the sampling criteria is 38 manufacturing companies. Datas are analyzed by using multiple linear regression. The results of this study indicate that managerial ownership, board size, and outside directors have no influence toward return on equity while modal structure and firm size have influences toward return on equity. On the other hand board size and outside directors have no influence toward return on assets while managerial ownership, modal structure, and firm size have influences toward return on assets. Keywords:
Return on Equity, Return on Assets, Managerial Ownership, Board Size, Outside Directors, Modal Structure, Firm Size.
Abstrak: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh bukti empiris tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja keuangan yang ditunjukkan dengan return on equity dan return on asset. Variabel indpenden yang digunakan dalam penelitian ini adalah kepemilikan manajerial, ukuran dewan, direksi luar, struktur modal, dan ukuran perusahaan. Data untuk penelitian ini terdiri dari rasio keuangan dihitung dari laporan keuangan dan informasi dari catatan laporan keuangan perusahaan. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2009 sampai 2011. Teknik yang digunakan untuk men sampel adalah metode purposive sampling. Sampel yang diambil dan digunakan dalam penelitian ini yang memenuhi kriteria sampel adalah 38 perusahaan manufaktur. Data dianalisis dengan menggunakan regresi linier berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kepemilikan manajerial, ukuran dewan, dan direksi luar tidak memiliki pengaruh terhadap return on equity sementara struktur modal dan ukuran perusahaan memiliki pengaruh terhadap return on
1
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 5
November 2013
equity. Di sisi lain ukuran dewan dan direksi luar tidak memiliki pengaruh terhadap return on assets sementara kepemilikan manajerial, struktur modal, dan ukuran perusahaan memiliki pengaruh terhadap return on asset. Kata kunci:
Return on Equity, Return on Assets, Kepemilikan Manajerial, Ukuran Dewan, Direksi luar, Struktur Modal, Ukuran Perusahaan.
PENDAHULUAN Kinerja keuangan merupakan hal yang mencerminkan baik buruknya keadaan keuangan suatu perusahaan. Analisis kinerja keuangan sangat diperlukan oleh manajer, investor, dan kreditor dalam pengambilan keputusan. Perusahaan dengan kinerja keuangan yang baik akan mengarahkan pada pengambilan keputusan yang baik dan akan meningkatkan kinerja perusahaan secara keseluruhan. Kinerja keuangan juga mencerminkan integritas dari sebuah perusahaan. Salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja keuangan adalah corporate governance. Prinsip-prinsip corporate governance pada dasarnya dapat memberi peningkatan pada kinerja keuangan dan kinerja perusahaan secara keseluruhan. Prinsip-prinsip tersebut antara lain keadilan (fairness), transparansi (transparancy), dapat dipertanggungjawabkan (accountability), dan pertanggungjawaban (responsibility) (Nugrahanti dan Novia, 2012). Tujuan dari peneltian ini adalah untuk memberikan bukti empiris mengenai pengaruh kepemilikan manajerial, ukuran dewan komisaris, jumlah komisaris independen, struktur modal, dan ukuran perusahaan terhadap return on equity dan return on assets.
2
RERANGKA TEORITIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Kinerja Keuangan Menurut Kaplan dan Norton (1996) dalam Nugrahanti dan Novia (2012) kinerja perusahaan merupakan sesuatu yang dihasilkan oleh suatu perusahaan dalam periode tertentu dengan mengacu pada standar yang ditetapkan. Menurut Jones et al. (2009) dalam Fachrudin (2011) kinerja perusahaan memperlihatkan kemampuan perusahaan untuk memberikan keuntungan dari aset, ekuitas, maupun hutang. Salah satu ukuran kinerja keuangan adalah return on equity (ROE), yaitu ukuran profitabilitas perusahaan yang mengukur pengembalian untuk pemegang saham. Kinerja keuangan juga dapat diukur dengan return on assets (ROA). Menurut Aupperle (1985) dalam Nugrahanti dan Novia (2012) return on assets merupakan standar yang baik dari penilaian kinerja karena dapat lebih diterima secara universal dan lebih sedikit kemungkinan memberikan hasil yang menyesatkan dibandingkan pengukuran yang lain. Corporate Governance Siswanto dan Aldridge (2005:2) dalam Puspitasari dan Ernawati (2010) mendefinisikan corporate governance sebagai suatu
ISSN: 1410 -9875
Meiryananda Permanasari
sistem pengendalian dan pengawasan pada suatu badan usaha yang memiliki tujuan untuk mencapai kinerja badan usaha semaksimal mungkin tanpa merugikan stakeholdernya. Menurut Beiner et al. (2003) sistem corporate governance dalam perusahaan dibagi menjadi dua yaitu mekanisme internal governance, yang terdiri dari jumlah dewan direktur, proporsi dewan komisaris independen, dan debt ot equity, dan mekanisme external governance yang terdiri dari institutional ownership (Wulandari 2006). Hastuti (2005) dalam Nugrahanti dan Novia (2012) menyatakan bahwa isu corporate governance muncul karena terjadi pemisahan antara kepemilikan dengan pengendalian perusahaan, atau seringkali dikenal dengan istilah masalah keagenan. Agency theory atau teori keagenan menurut Jensen dan Meckling (1976) merupakan suatu kontrak dimana satu atau lebih principal (pemilik) menyewa orang lain (agen) untuk melakukan beberapa jasa untuk kepentingan mereka dengan mendelegasikan beberapa wewenang untuk membuat keputusan agen (Yeniatie dan Destriana, 2010).
kepemilikan manajerial dilakukan oleh Puspitasari dan Ernawati (2010) dengan menggunakan proksi return on equity dan return on assets untuk mewakili kinerja keuangan. Hasil dari penelitian tersebut menyatakan bahwa kepemilikan manajerial tidak berpengaruh terhadap return on equity dan return on assets yang berarti kepemilikan manajerial tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan.
Kepemilikan Manajerial Menurut Kay (1992) dalam Puspitasari dan Ernawati (2010) kepemilikan manajerial merupakan kepemilikan sejumlah saham badan usaha oleh pihak eksekutif sehingga membuat eksekutif yang melakukan akuisisi saham badan usaha memiliki kinerja lebih baik dibandingkan eksekutif yang tidak memiliki saham badan usaha. Penelitian tentang
Dewan Komisaris Independen Peraturan Bank Indonesia no.8/4/PBI/2006 pasal 4 mengenai komisaris independen menyatakan komisaris independen adalah anggota dewan komisaris yang tidak memiliki hubungan keuangan, kepengurusan, kepemilikan saham dan/atau hubungan keluarga dengan anggota dewan komisaris lainnya. (Puspitasari dan Ernawati, 2010).
Ukuran Dewan Komisaris Ruvisky (2005) dalam Puspitasari dan Ernawati (2010) menyatakan ukuran dewan komisaris merupakan jumlah yang tepat agar dewan komisaris dapat bekerja secara efektif dan menjalankan corporate governance dengan bertanggung jawab kepada pemegang saham. Penelitian tentang ukuran dewan komisaris dilakukan oleh Puspitasari dan Ernawati (2010) dengan menggunakan proksi return on equity dan return on assets untuk mewakili kinerja keuangan. Hasil dari penelitian tersebut menyatakan bahwa ukuran dewan komisaris tidak berpengaruh terhadap return on equity dan return on assets yang berarti ukuran dewan komisaris tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan.
3
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 5
Penelitian tentang dewan komisaris independen dilakukan oleh Puspitasari dan Ernawati (2010) dengan menggunakan proksi return on equity dan return on assets untuk mewakili kinerja keuangan. Hasil dari penelitian tersebut menyatakan bahwa dewan komisaris independen tidak berpengaruh terhadap return on equity dan return on assets yang berarti dewan komisaris independen tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan. Struktur Modal Menurut Weston & Copeland (1999:19) struktur modal atau kapitalisasi perusahaan adalah pembiayaan permanen yang terdiri dari hutang jangka panjang, saham preferen, dan modal pemegang saham. Penelitian tentang struktur modal dilakukan oleh Puspitasari dan Ernawati (2010) dengan menggunakan proksi return on equity dan return on assets untuk mewakili kinerja keuangan. Hasil dari penelitian tersebut menyatakan bahwa struktur modal tidak berpengaruh terhadap return on equity namun berpengaruh terhadap return on assets. Ukuran Perusahaan Ukuran perusahaan mencerminkan besar kecilnya perusahaan yang dapat dilihat dari total aset perusahaan pada akhir periode fiskal. Ukuran perusahaan sangat penting dalam pelaporan keuangan karena total aset yang dimiliki perusahaan mencerminkan hak dan kewajiban serta permodalan perusahaan (Bukhori, 2012). Penelitian tentang ukuran perusahaan dilakukan oleh Puspitasari dan Ernawati (2010) dengan menggunakan proksi return
4
November 2013
on equity dan return on assets untuk mewakili kinerja keuangan. Hasil dari penelitian tersebut menyatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh terhadap return on equity dan terhadap return on assets yang berarti ukuran perusahaan berpengaruh terhadap kinerja keuangan. Berdasarkan rerangka teoritis yang sudah dipaparkan, maka diajukan hipotesis sebagai berikut : Ha1 : Terdapat pengaruh kepemilikan manajerial terhadap return on equity. Ha2 : Terdapat pengaruh ukuran dewan komisaris terhadap return on equity. Ha3 : Terdapat pengaruh dewan komisaris independen terhadap return on equity. Ha4
:
Terdapat pengaruh struktur modal terhadap return on equity.
Ha5 : Terdapat pengaruh ukuran perusahaan terhadap return on equity. Ha6
:
Terdapat pengaruh kepemilikan manajerial terhadap return on assets.
Ha7 : Terdapat pengaruh ukuran dewan komisaris terhadap return on assets. Ha8 : Terdapat pengaruh dewan komisaris independen terhadap return on assets. Ha9
:
Terdapat pengaruh struktur modal terhadap return on assets.
ISSN: 1410 -9875
Ha10 : Terdapat pengaruh ukuran perusahaan terhadap return on assets. METODA PENELITIAN Pemilihan Sampel dan Pengumpulan Data Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang tercatat di Bursa Efek Indonesia. Sampel diperoleh dengan menggunakan metode purposive sampling dengan tipe judgement sampling (pemilihan sampel berdasarkan pertimbangan) yaitu tipe pemilihan sampel secara tidak acak yang informasinya diperoleh dengan menggunakan pertimbangan tertentu atau kriteria tertentu (Indriantoro dan Supomo, 1999:131). Adapun kriteria yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2009-2011. 2. Perusahaan mempunyai saldo laba bersih yang positif selama 3 tahun berturut-turut dari tahun 2009-2011. 3. Perusahaan harus mempunyai hutang jangka panjang eksternal Return on Equity =
Return on Assets Menurut Aupperle (1985) dalam Nugrahanti dan Novia (2012) return on assets merupakan standar yang baik dari penilaian kinerja karena dapat lebih diterima secara universal dan lebih sedikit
Meiryananda Permanasari
selama 3 tahun berturut-turut dari tahun 2009-2011. 4. Perusahaan harus menggunakan mata uang rupiah dalam laporan keuangannya. 5. Perusahaan harus mempunyai komisaris independen selama 3 tahun berturut-turut dari tahun 2009-2011. Sampel yang berhasil dikumpulkan dalam penelitian ini adalah 38 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang didapatkan dari Bursa Efek Indonesia yaitu berupa laporan keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia dari tahun 2009-2011 yang dilaporkan kepada publik. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Return on Equity Return on equity (ROE) adalah ukuran profitabilitas perusahaan yang mengukur pengembalian untuk pemegang saham. Skala yang digunakan untuk variabel ini adalah skala rasio dan dirumuskan sebagai berikut (Puspitasari dan Ernawati, 2010) :
Laba bersih Total ekuitas kemungkinan memberikan hasil yang menyesatkan dibandingkan pengukuran yang lain. Skala yang digunakan untuk variabel ini adalah skala rasio dan dirumuskan sebagai berikut (Puspitasari dan Ernawati, 2010) :
5
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 5
Return on Assets =
Laba bersih Total aset
Kepemilikan Manajerial Yeniatie dan Destriana (2010) menyatakan kepemilikan manajerial merupakan besarnya kepemilikan manajemen yang secara aktif ikut dalam pengambilan keputusan perusahaan (direktur dan komisaris). Dalam penelitian ini kepemilikan manajerial diukur dengan menggunakan variabel dummy yang diwakili dengan angka 0 dan 1. Angka 0 menyatakan bahwa perusahaan tidak memiliki kepemilikan manajerial sedangkan angka 1 menyatakan bahwa perusahaan memiliki kepemilikan manajerial. Skala pengukuran yang digunakan adalah skala nominal (Yeniatie dan Destriana, 2010). Ukuran Dewan Komisaris Ruvisky (2005) dalam Puspitasari dan Ernawati (2010) menyatakan ukuran dewan KI =
Dewan Komisaris Independen Dewan komisaris independen menunjukkan keberadaan wakil dari pemegang saham secara independen dan juga mewakili kepentingan investor. Skala pengukuran yang digunakan adalah skala rasio. Proporsi komisaris independen diberi simbol KI dan dirumuskan sebagai berikut :
dari hutang jangka panjang, saham preferen, dan modal pemegang saham (Kesuma, 2009). Variabel ini diukur dengan skala rasio dan dirumuskan sebagai berikut :
Jumlah hutang jangka panjang eksternal Jumlah ekuitas
Ukuran Perusahaan Ukuran perusahaan mempengaruhi kemudahan dalam mengakses pasar modal. Ukuran perusahaan dapat dilihat dari total aset perusahaan pada akhir periode
6
komisaris merupakan jumlah yang tepat agar dewan komisaris dapat bekerja secara efektif dan menjalankan corporate governance dengan bertanggung jawab kepada pemegang saham. Ukuran dewan komisaris diukur dengan melihat jumlah orang yang duduk sebagai dewan komisaris di suatu perusahaan. Skala pengukuran yang digunakan adalah skala nominal (Puspitasari dan Ernawati, 2010).
Jumlah komisaris independen Jumlah dewan komisaris
Struktur Modal Menurut Weston & Copeland (1999:19) struktur modal atau kapitalisasi perusahaan adalah pembiayaan permanen yang terdiri DER =
November 2013
fiskal dan diukur dengan menggunakan logaritma dari total aset (Puspitasari dan Ernawati, 2010). Skala pengukuran yang digunakan adalah skala nominal.
ISSN: 1410 -9875
Meiryananda Permanasari
SIZE = Log Total Aset HASIL PENELITIAN Statistik Deskriptif Variabel [Lihat Tabel 1] [Lihat Tabel 2] Uji Normalitas Residual [Lihat Tabel 3] Berdasarkan tabel 3 hasil uji normalitas residual untuk model penelitian I dan model penelitian II nilai dari nilai asymp. Sig. (2-tailed) lebih besar dari 0,05 sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa data berdistribusi normal. Uji Multikolinearitas [Lihat Tabel 4] Hasil uji multikolinearitas menunjukkan bahwa variabel kepemilikan manajerial, ukuran dewan komisaris, komisaris independen, struktur modal, dan ukuran perusahaan memiliki nilai tolerance yang lebih besar dari 0,1 dan nilai VIF yang lebih kecil dari 10. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terjadi korelasi antar variabel independen atau tidak terjadi multikolinearitas sehingga model regresi baik digunakan dalam penelitian. Uji Autokorelasi [Lihat Tabel 5] Pada model penelitian I dan model penelitian II, hasil uji autokorelasi dengan uji BrueschGodfrey menunjukkan nilai sig. dari LAG_RES1 dan LAG_RES2 lebih besar dari 0,05 yang menunjukkan bahwa tidak terdapat korelasi antara kesalahan penganggu pada periode t dan kesalahan penganggu pada periode sebelumnya (t-1) sehingga
tidak terjadi autokorelasi dan model regresi baik digunakan dalam model penelitian. Uji Heteroskedastisitas [Lihat Tabel 6] Hasil uji heteroskedastisitas untuk model penelitian I dapat dilihat dari nilai sig ARES_1. Nilai sig ARES_1 untuk variabel kepemilikan manajerial, struktur modal, dan ukuran perusahaan lebih kecil dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa terjadi heteroskedastisitas, sedangkan untuk variabel ukuran dewan komisaris dan komisaris independen nilai sig ARES_1 lebih besar dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas. Hasil uji heteroskedastisitas untuk model penelitian II dapat dilihat dari nilai sig ARES_2. Nilai sig ARES_2 untuk variabel kepemilikan manajerial dan ukuran perusahaan lebih kecil dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa terjadi heteroskedastisitas, sedangkan untuk variabel ukuran dewan komisaris, komisaris independen, dan struktur modal, nilai sig ARES_2 lebih besar dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas. Analisa Korelasi dan Koefisien Determinasi [Lihat Tabel 7] Hasil analisa korelasi untuk model penelitian I adalah sebesar 0,530 yang berarti bahwa terdapat hubungan yang kuat dan positif antara kepemilikan manajerial, ukuran dewan komisaris, komisaris independen, struktur modal, dan
7
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 5
ukuran perusahaan dengan return on equity. Hasil analisa korelasi untuk model penelitian II adalah sebesar 0,606 yang berarti bahwa terdapat hubungan yang kuat dan positif antara kepemilikan manajerial, ukuran dewan komisaris, komisaris independen, struktur modal, dan ukuran perusahaan dengan return on assets. Hasil analisa koefisien determinasi untuk model penelitian I menunjukkan nilai adjusted R square sebesar 0,248. Hal ini berarti bahwa besarnya variasi variabel return on equity yang dapat dijelaskan oleh variasi variabel kepemilikan manajerial, ukuran dewan komisaris, komisaris independen, struktur modal, dan ukuran perusahaan dalam penelitian ini adalah sebesar 24,8%, sedangkan sisanya sebesar 75,2% dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak terdapat dalam model penelitian ini. Hasil analisa koefisien determinasi untuk model penelitian II menunjukkan nilai adjusted R square sebesar 0,338. Hal ini berarti bahwa besarnya variasi variabel return on assets yang dapat dijelaskan oleh variasi variabel kepemilikan manajerial, ukuran dewan komisaris, komisaris independen, struktur modal, dan ukuran perusahaan dalam penelitian ini adalah sebesar 33,8%, sedangkan sisanya sebesar 66,2% dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak terdapat dalam model penelitian ini. Uji F [Lihat Tabel 8] Hasil uji F pada model penelitian I menunjukkan nilai
8
November 2013
signifikansi sebesar 0,000. Nilai ini lebih kecil dari 0,05 yang berarti bahwa model regresi yang digunakan dalam penelitian ini fit dan data sesuai dengan model. Hasil uji F pada model penelitian II menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,000. Nilai ini lebih kecil dari 0,05 yang berarti bahwa model regresi yang digunakan dalam penelitian ini fit dan data sesuai dengan model. Uji t [Lihat Tabel 9] Berdasarkan hasil uji t maka persamaan model regresi untuk model penelitian I yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: ROE = -0,86838 - 0,03493 KM 0,00579 DK - 0,10021 KI + 08329 DER + 0,09170 SIZE + e Hasil uji t menunjukkan bahwa nilai signifikan kepemilikan manajerial (KM) adalah sebesar 0,199 yang nilainya lebih besar dari alpha (α = 0,05) sehingga Ha1 tidak dapat diterima. Hal ini menunjukkan bahwa kepemilikan manajerial (KM) tidak berpengaruh terhadap variabel dependen return on equity (ROE). Hal ini kemungkinan disebabkan cukup banyaknya data sampel perusahaan yang tidak mempunyai kepemilikan manajerial. Hasil uji t menunjukkan bahwa nilai signifikan ukuran dewan komisaris (DK) adalah sebesar 0,445 yang nilainya lebih besar dari alpha (α = 0,05) sehingga Ha2 tidak dapat diterima. Hal ini menunjukkan bahwa ukuran dewan komisaris (DK) tidak berpengaruh terhadap variabel dependen return on equity
ISSN: 1410 -9875
(ROE). Hal ini kemungkinan disebabkan semakin besarnya ukuran dewan komisaris maka akan semakin sulit dalam hal koordinasi dan komunikasi sehingga dapat menimbulkan masalah antara manajemen dan bagian pengawasan. Hasil uji t menunjukkan bahwa nilai signifikan komisaris independen (KI) adalah sebesar 0,276 yang nilainya lebih besar dari alpha (α = 0,05) sehingga Ha3 tidak dapat diterima. Hal ini menunjukkan bahwa komisaris independen (KI) tidak berpengaruh terhadap variabel dependen return on equity (ROE). Hal ini kemungkinan disebabkan kinerja keuangan bukan didasarkan sematamata pada jumlah komisaris independen. Komisaris independen dikhawatirkan tidak begitu memahami operasional perusahaan karena terkadang jabatan tersebut didasarkan pada kepentingan politik bukan kemampuan orang yang bersangkutan. Hasil uji t menunjukkan bahwa nilai signifikan struktur modal (DER) adalah sebesar 0,018 yang nilainya lebih kecil dari alpha (α = 0,05) sehingga Ha4 dapat diterima. Hal ini menunjukkan bahwa struktur modal (DER) berpengaruh terhadap variabel dependen return on equity (ROE). Hal ini kemungkinan disebabkan penentuan struktur modal merupakan keputusan yang penting bagi perusahaan. Penentuan untuk menggunakan modal internal ataukah eksternal akan mempengaruhi biaya yang dikeluarkan dan akan mempengaruhi laba bersih dari perusahaan.
Meiryananda Permanasari
Hasil uji t menunjukkan bahwa nilai signifikan ukuran perusahaan (SIZE) adalah sebesar 0,000 yang nilainya lebih kecil dari alpha (α = 0,05) sehingga Ha5 dapat diterima. Hal ini menunjukkan bahwa ukuran perusahaan (SIZE) berpengaruh terhadap variabel dependen return on equity (ROE). Hal ini kemungkinan disebabkan perusahaan besar dapat memperoleh kemudahan dalam mengakses pasar modal, hal ini berarti bahwa perusahaan memiliki fleksibilitas dan kemampuan untuk mendapatkan dana. Dengan dana yang lebih banyak, perusahaan dapat menciptakan peluang pertumbuhan sehingga kinerja perusahaan menjadi lebih baik. [Lihat Tabel 10] Berdasarkan hasil uji t maka persamaan model regresi untuk model penelitian II yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: ROA = -0,52359 - 0,03707 KM 0,00044 DK - 0,03723 KI 0,05776 DER + 0,05482 SIZE +e Hasil uji t menunjukkan bahwa nilai signifikan kepemilikan manajerial (KM) adalah sebesar 0,006 yang nilainya lebih kecil dari alpha (α = 0,05) sehingga Ha6 dapat diterima. Hal ini menunjukkan bahwa kepemilikan manajerial (KM) berpengaruh terhadap variabel dependen return on assets (ROA). Hal ini kemungkinan disebabkan dengan adanya kepemilikan manajerial maka manajemen termasuk dalam jajaran pemilik perusahaan sehingga manajemen akan berusaha untuk lebih meningkatkan kinerja keuangan dan
9
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 5
kinerja perusahaan secara keseluruhan. Hasil uji t menunjukkan bahwa nilai signifikan ukuran dewan komisaris (DK) adalah sebesar 0,905 yang nilainya lebih besar dari alpha (α = 0,05) sehingga Ha7 tidak dapat diterima. Hal ini menunjukkan bahwa ukuran dewan komisaris (DK) tidak berpengaruh terhadap variabel dependen return on assets (ROA). Hal ini kemungkinan disebabkan semakin besarnya ukuran dewan komisaris maka akan semakin sulit dalam hal koordinasi dan komunikasi sehingga dapat menimbulkan masalah antara manajemen dan bagian pengawasan. Hasil uji t menunjukkan bahwa nilai signifikan komisaris independen (KI) adalah sebesar 0,411 yang nilainya lebih besar dari alpha (α = 0,05) sehingga Ha8 tidak dapat diterima. Hal ini menunjukkan bahwa komisaris independen (KI) tidak berpengaruh terhadap variabel dependen return on assets (ROA). Hal ini kemungkinan disebabkan kinerja keuangan bukan didasarkan sematamata pada jumlah komisaris independen. Komisaris independen dikhawatirkan tidak begitu memahami operasional perusahaan karena terkadang jabatan tersebut didasarkan pada kepentingan politik bukan kemampuan orang yang bersangkutan. Hasil uji t menunjukkan bahwa nilai signifikan struktur modal (DER) adalah sebesar 0,001 yang nilainya lebih kecil dari alpha (α = 0,05) sehingga Ha9 dapat diterima. Hal ini menunjukkan bahwa struktur modal (DER) berpengaruh terhadap variabel dependen return on assets (ROA).
10
November 2013
Hal ini kemungkinan disebabkan penentuan struktur modal merupakan keputusan yang penting bagi perusahaan. Penentuan untuk menggunakan modal internal ataukah eksternal akan mempengaruhi biaya yang dikeluarkan dan akan mempengaruhi laba bersih dari perusahaan. Hasil uji t menunjukkan bahwa nilai signifikan ukuran perusahaan (SIZE) adalah sebesar 0,000 yang nilainya lebih kecil dari alpha (α = 0,05) sehingga Ha10 dapat diterima. Hal ini menunjukkan bahwa ukuran perusahaan (SIZE) berpengaruh terhadap variabel dependen return on assets (ROA). Hal ini kemungkinan disebabkan perusahaan besar dapat memperoleh kemudahan dalam mengakses pasar modal, hal ini berarti bahwa perusahaan memiliki fleksibilitas dan kemampuan untuk mendapatkan dana. Dengan dana yang lebih banyak, perusahaan dapat menciptakan peluang pertumbuhan sehingga kinerja perusahaan menjadi lebih baik. PENUTUP Hasil dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa kepemilikan manajerial, ukuran dewan komisaris dan dewan komisaris independen tidak berpengaruh terhadap return on equity sedangkan struktur modal dan ukuran perusahaan berpengaruh terhadap return on equity. Ukuran dewan komisaris dan dewan komisaris independen tidak berpengaruh terhadap return on assets sedangkan kepemilikan manajerial, struktur modal dan
ISSN: 1410 -9875
ukuran perusahaan berpengaruh terhadap return on assets. Penelitian ini mempunyai keterbatasan antara lain : 1. Objek penelitian ini hanya menggunakan perusahaan manufaktur. 2. Variabel independen yang digunakan hanya 5 variabel yaitu kepemilikan manajerial, ukuran dewan komisaris, komisaris independen, struktur modal, dan ukuran perusahaan. 3. Peneliti hanya memakai 2 proksi untuk mewakili kinerja keuangan perusahaan yaitu return on equity dan return on assets. 4. Periode pengamatan penelitian ini hanya 3 tahun, dari tahun 2009 sampai tahun 2011. 5. Terjadi heteroskedastisitas pada variabel kepemilikan manajerial, struktur modal, dan ukuran perusahaan. Berdasarkan keterbatasanketerbatasan penelitian, maka saran
Meiryananda Permanasari
bagi penelitian selanjutnya yang ingin mengangkat masalah yang sama adalah sebagai berikut: 1. Menambah objek penelitian, tidak hanya terbatas pada perusahaan manufaktur, tetapi juga ditambah dengan perusahaan non manufaktur. 2. Menambah variabel independen lain yang diharapkan mempunyai pengaruh terhadap return on equity dan return on assets seperti kepemilikan institusional dan ekonomi makro. 3. Menambah proksi untuk mewakili kinerja keuangan perusahaan seperti Tobin’s Q dan net profit margin. 4. Menambah periode pengamatan sampai 4 atau 5 tahun periode sehingga diharapkan hasil yang didapat bisa lebih digeneralisasi. 5. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat menyelesaikan masalah heteroskedastisitas dengan cara menambah periode pengamatan.
REFERENSI Anderson, David R., Dennis, J. S., Thomas, A. W. 2011. Statistics for Business and Economics. 7th edition. South Western : Cengage Learning. Bukhori, R.I. 2012. Pengaruh Good Corporate Governance dan Ukuran Perusahaan Terhadap Kinerja Perusahaan. Diponegoro Journal of Accountin, hlm 1-12. http://ejournalsl.undip.ac.id/index.php/accounting. (accessed December 19, 2012). Djumahir. 2011. Pengaruh Good Corporate Governance dan Kepemilikan Manajemen Terhadap Kinerja Keuangan (Studi Pada Industri Automotive di BEI). Jurnal Aplikasi Manajemen, Vol. 9, No. 1, hlm 2028. Fachrudin, K.A. 2011. Analisis Pengaruh Struktur Modal, Ukuran Perusahaan, dan Agency Cost Terhadap Kinerja Perusahaan. Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 13, No. 1, hlm 37-46. Ghozali, I. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 19. Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
11
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 5
November 2013
Hapsoro, D. 2008. Pengaruh Corporate Governance Terhadap Kinerja Perusahaan: Studi Empiris di Pasar Modal Indonesia. Jurnal Akuntansi dan Manajemen, Vol. 19, No. 3, hlm 155-172. Indrawati, H. 2008. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Keuangan BMT. Jurnal Akuntansi/Tahun XII No. 2, hlm 142-154. Indriantoro, N. dan Bambang S. 1999. Metode Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta. Kesuma, A. 2009. Analisis Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal Serta Pengaruhnya Terhadap Harga Saham Perusahaan Real Estate yang Go Public di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan Vol. 11, No. 1, hlm 38-45. Leni dan R. Rasyid. 2010. Implikasi Penerapan Corporate Governance Terhadap Kinerja Perusahaan Pada Perusahaan Bank. Jurnal Akuntansi / Tahun XIV, No. 01, hlm 38-52. Murwaningsari, E. 2009. Hubungan Corporate Governance, Corporate Social Responsibility dan Corporate Financial Performance Dalam Satu Continuum. Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 11, No. 1, hlm 30-41. Nugrahanti Y.W. dan S. Novia. 2012. Pengaruh Struktur Kepemilikan Sebagai Mekanisme Corporate Governance Terhadap Kinerja Perbankan. Jurnal Manajemen, Vol. 11, No. 2, hlm 151-169. Nuswandari, C. 2009. Pengaruh Corporate Governance Perception Index Terhadap Kinerja Perusahaan Pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Bisnis dan Ekonomi, Vol. 16, No. 2, hlm 70-84. Prathepkaanth, P. 2011. Capital Structure and Financial Peformance: Evidence from Selected Business Companies in Colombo Stock Exchange Sri Lanka. International Refereed Research Journal Vol.-II, hlm 171-183. Puspitasari F. dan E. Ernawati. 2010. Pengaruh Mekanisme Corporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan Badan Usaha. Jurnal Manajemen Teori dan Terapan, Tahun 3, No. 2, hlm 189-215. Said, R.M. dan M.H. Tumin. 2011. Performance and Financial Ratios of Commercial Banks in Malaysia and China. International Review of Business Research Papers Vol. 7, No. 2, hlm 157-169. Sagitarini, L.L. 2009. Pengaruh Variabel Ekonomi Makro dan Struktur Modal Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Hotel dan Travel yang Terdapat di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Bisnis dan Kewirausahaan, Vol. 5, No. 3, hlm 153-160. Suardani, A.A.P. 2009. Pengaruh Beberapa Variabel Ekonomi Makro terhadap Kinerja Keuangan dan Return Saham Perusahaan Pada Industri Manufaaktur di Pasar Modal Indonesia. Sarathi, Vol.16, No.2, hlm 255266. Sugiarto. 2006. Good Corporate Governance, Mampukah Meningkatkan Kinerja Perusahaan?. Akuntabilitas, Vol. 6, No. 1, hlm 34-46. Wulandari, N. 2006. Pengaruh Indikator Mekanisme Corporate Governance Terhadap Kinerja Perusahaan Publik di Indonesia. Fokus Ekonomi, Vol. 1, No. 2, hlm 120-136. Yadnyana, I.K. dan N.W.A.E. Wati. 2011. Struktur Kepemilikan, Kebijakan Dividen, dan Nilai Perusahaan Manufaktur yang Go Public. Jurnal Keuangan dan Perbankan, Vol. 15, No. 1, hlm 58-65.
12
ISSN: 1410 -9875
Meiryananda Permanasari
Yeniati dan N. Destriana. 2010. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Hutang Pada Perusahaan Nonkeuangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol . 12, No. 1, hlm 1-16. Yuningsih, I. dan R. Yudaruddin. 2010. Analisis Return on Equity Perusahaan Farmasi di Bursa Efek Indonesia. Akuntabilitas, Vol. 10, No. 1, hlm 4555.
13
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 5
November 2013
Tabel 1 Hasil Uji Statistik Deskriptif ROE ROA DK KI DER 114 114 114 114 114 0,18301 0,0939 4,66 0,39119 0,22608 0,14826 0,07792 2,214 0,13745 0,36211 0,007 0,0046 2 0,2 0,0001 0,7892 0,4155 11 1 2,5033
N Mean Std.Deviation Minimum Maximum
SIZE 114 12,2093 0,74069 10,8623 14,1862
Sumber: Output data SPSS v.19
Tabel 2 Hasil Uji Statistik Deskriptif Kepemilikan Manajerial
Valid
Frequency
Valid Percent
46
40,4
68
59,6
114
100
Tidak memiliki kepemilikan manajerial Memiliki kepemilikan manajerial Total
Sumber: Output data SPSS v.19
Tabel 3 Hasil Uji Normalitas Residual Model Penelitian I Model Penelitian II : Return on Equity : Return on Assets N 114 114 Kolmogorov-Smirnov 1,350 0,821 Z Asymp. Sig. (2-tailed) 0,052 0,510 Sumber: Output data SPSS v.19
Tabel 4 Hasil Uji Multikolinearitas
Model 1
Kepemilikan Manajerial Ukuran Dewan Komisaris Komisaris Independen Struktur Modal Ukuran Perusahaan
Sumber: Output data SPSS v.19
14
Collinearity Statistics Tolerance VIF 0,825 1,211 0,523 1,910 0,925 1,081 0,936 1,069 0,498 2,008
ISSN: 1410 -9875
Meiryananda Permanasari
Tabel 5 Hasil Uji Autokorelasi Variabel Dependen Model Penelitian I : Return on Equity Model Penelitian II : Return on Assets
Sig. LAG_RES1
0,827
LAG_RES2
0,830
Sumber: Output data SPSS v.19
Tabel 6 Hasil Uji Heteroskedastisitas Sig.
Model 1
Kepemilikan Manajerial Ukuran Dewan Komisaris Komisaris Independen Struktur Modal Ukuran Perusahaan
Model Penelitian I : Return on Equity 0,028
Model Penelitian II : Return on Assets 0,049
0,065 0,061 0,002 0,027
0,179 0,096 0,558 0,006
Sumber: Output data SPSS v.19
Tabel 7 Hasil Analisa Korelasi dan Koefisien Determinasi Adjusted R Square Variabel Dependen R Model Penelitian I : Return on 0,530 0,248 Equity Model Penelitian II : Return on Assets 0,606 0,338
Sumber: Output data SPSS v.19
Tabel 8 Hasil Uji F Variabel Dependen Model Penelitian I : Return on Equity Model Penelitian II : Return on Assets
F
Sig.
8,447
0,000
12,550
0,000
Sumber: Output data SPSS v.19
15
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 5
November 2013
Tabel 9 Hasil Uji t Model Penelitian I : Return on Equity Return on Equity B Sig. Model Variabel Independen 1 (Constant) -0,86838 0,001 Kepemilikan Manajerial -0,03493 0,199 Ukuran Dewan Komisaris -0,00579 0,445 Komisaris Independen -0,10021 0,276 Struktur Modal 0,08329 0,018 Ukuran Perusahaan 0,09170 0,000 Sumber: Output data SPSS v.19
Tabel 10 Hasil Uji t Model Penelitian II : Return on Assets Return on Assets B Sig. Model Variabel Independen 1 (Constant) -0,52359 0,000 Kepemilikan Manajerial -0,03707 0,006 Ukuran Dewan Komisaris -0,00044 0,905 Komisaris Independen -0,03723 0,411 Struktur Modal -0,05776 0,001 Ukuran Perusahaan 0,05482 0,000 Sumber: Output data SPSS v.19
16
JURNAL BISNIS DAN AKUNTANSI Vol. 15, No. 1a, Is. 5, November 2013, Hlm. 17-28
ISSN: 1410 - 9875 http: //www.tsm.ac.id/JBA
PENGARUH MANAJEMEN MODAL KERJA TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA OLGA GAZALI STIE Trisakti
[email protected] Abstract: The purpose of this research is to analyze the influence of working capital management on profitability of the manufacturing companies that listed in Indonesian Stock Exchange for period 2010 until 2012. Research was carried out by test the influence of average collection period (ACP), inventory turnover in days (ITID), average payment period (APP), logarithm of sales (LOS), debt ratio (DR), financial asset to total asset (FATA), and current ratio (CR). The data are collected from 63 manufacturing companies list at Indonesian Stock Exchange (BEI) and the observation period are three years. Sampling method used is purposive sampling and data analysis with multiple linear regression. Empirical evidence shows that, partially, logarithm of sales (LOS), financial asset to total asset (FATA), and current ratio (CR) have positive significant influence profitability (NOP). Average collection period (ACP) have negative significant influence to profitability (NOP). Inventory turnover in days (ITID), average payment period (APP), and debt ratio (DR) have not significant influence to profitability (NOP). Keywords: Profitability (NOP), Working Capital, logarithm of sales (LOS), debt ratio (DR), financial asset to total asset (FATA), and current ratio (CR). Abstrak: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh manajemen modal kerja terhadap profitabilitas perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia untuk periode 2010 sampai 2012. Penelitian dilakukan dengan uji pengaruh periode penagihan rata-rata (ACP), periode perputaran persediaan (ITID), rata-rata periode pembayaran (APP), logaritma dari penjualan (LOS), rasio hutang (DR), rasio aset keuangan terhadap total aset (FATA), dan rasio lancar (CR).Data dikumpulkan dari 63 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan periode observasi adalah tiga tahun. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah metode purposive sampling dan metode analisis data dengan regresi linier berganda. Bukti empiris menunjukkan bahwa logaritma dari penjualan (LOS), rasio aset keuangan terhadap total aset (FATA), dan rasio lancar (CR) memiliki berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas (NOP). Periode penagihan rata-rata (ACP) memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap
17
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 5
November 2013
profitabilitas (NOP). Periode perputaran persediaan (ITID), rata-rata periode pembayaran (APP), dan rasio hutang (DR) memiliki pengaruh tidak signifikan terhadap profitabilitas (NOP). Kata kunci: Profitabilitas (NOP), Modal Kerja, logaritma dari penjualan (LOS), Rasio Hutang (DR), Rasio Aset Keuangan terhadap Total Aset (FATA), Rasio Lancar (CR) PENDAHULUAN Era jaman sekarang memiliki persaingan yang ketat antarperusahaan di mana setiap perusahaan dituntut untuk mengembangkan keunggulan kompetitifnya agar dapat tetap bertahan dan berkembang maju perusahaannya. Keunggulan kompetitif salah satunya adalah kinerja perusahaan. Komponen yang sangat penting bagi kinerja perusahaan yaitu salah satunya manajemen modal kerja yang akan berpengaruh pada profitabilitas dan likuiditas perusahaan. Manajemen modal kerja dinilai sangat penting pada perusahaan manufaktur, di mana aktiva lancar memiliki porsi setengah bagian atau lebih dari total aktiva yang ada di perusahaan. Hal ini memberikan arti bahwa perusahaan harus memperhatikan pada pengelolaan aktiva lancar tersebut (Lokollo 2013). Terpenuhinya modal kerja, maka perusahaan dapat memaksimalkan perolehan labanya. Perusahaan yang kekurangan modal kerja akan membahayakan kelangsungan hidup perusahaan itu sendiri yang akibatnya tidak dapat memenuhi likuiditas dan target laba yang diinginkan. Modal kerja berkaitan dengan keuntungan atau profitabilitas perusahaan. Profitabilitas merupakan tujuan akhir dari suatu perusahaan. Di mana manajemen perusahaan
18
dituntut untuk mampu memenuhi target yang telah ditetapkan. Perusahaan dapat mengukur tingkat keuntungannya dengan menggunakan rasio profitabilitas (Kasmir 2012). Tujuan penelitian untuk mendapatkan bukti empiris pengaruh periode pengumpulan piutang, tingkat perputaran persediaan perhari, periode pembayaran hutang, ukuran perusahaan, rasio hutang, rasio aset keuangan terhadap total aset, dan rasio lancar terhadap profitabilitas. RERANGKA TEORITIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Signalling Theory Godfrey et al (2010) memberikan gambaran tentang perspektif lebih lanjut tentang akuntansi mengenai kebijakan perspektif informasi. Perspektif ini didalamnya menyebutkan bahwa manajer secara sukarela memberikan informasi kepada investor untuk membantu pengambilan keputusan mereka. Manajer melakukan peran ini karena mereka memiliki keunggulan yang komparatif dalam produksi dan penyebaran informasi. Menurut Lokollo (2013) teori sinyal ini menjelaskan mengapa perusahaan mempunyai dorongan untuk memberikan informasi kepada pihak luar, hal tersebut menimbulkan asimetri informasi antara perusahaan dengan pihak luar. Cara untuk mengurangi
ISSN: 1410 -9875
asimetri ini dengan memberikan informasi yang baik untuk pihak luar seperti informasi keuangan yang dapat dipercaya dan mengurangi ketidakpastian mengenai prospek perusahaan yang akan datang. Perusahaan dapat memberikan informasi-informasi mengenai manajemen modal kerja dan rasiorasio keuangan, hal tersebut merupakan sinyal yang positif bagi pihak eksternal. Sinyal positif ini bermanfaat terutama untuk pihak eksternal yang belum terlalu paham mengenai laporan keuangan dengan menggunakan informasi manajemen modal kerja dan rasio keuangan dalam menilai kinerja perusahaan, maka pihak eksternal yakin bahwa laba tersebut merupakan murni dari hasil kinerja perusahaan. Manajemen Modal Kerja Modal kerja merupakan modal yang digunakan untuk melakukan kegiatan operasional perusahaan. Modal kerja juga diartikan sebagai investasi yang ditanamkan dalam aktiva lancar atau aktiva jangka pendek seperti kas, bank, suratsurat berharga, piutang, persediaan dan aktiva lancar lainnya (Kasmir 2012). Sumber Modal Kerja Kebutuhan akan modal kerja mutlak disediakan perusahaan dalam bentuk apa pun. Sumbersumber modal kerja yang dapat digunakan yaitu hasil operasi perusahaan, keuntungan penjualan surat-surat berharga, penjualan saham, penjualan aktiva tetap, penjualan obligasi, memperoleh pinjaman, dana hibah dan sumbersumber lainnya (Kasmir 2012).
Olga Gazali
Penggunaan Modal Kerja Menurut Kasmir (2012) setelah memperoleh modal kerja yang diinginkan, tugas manajer keuangan adalah menggunakan modal kerja tersebut. Penggunaan modal kerja biasanya dilakukan perusahaan untuk (1) pengeluaran untuk gaji, upah dan biaya operasi perusahaan lainnya, (2) pengeluaran untuk membeli bahan baku atau barang dagang, (3) menutupi kerugian akibat penjualan surat berharga, (4) pembentukan dana, (5) pembelian aktiva tetap, seperti tanah, bangunan, kendaraan, mesin, dan lain-lain, (6) pembayaran hutang jangka panjang, seperti obligasi, hipotek, hutang bank jangka panjang, (7) pembelian atau penarikan kembali saham yang beredar, dan (8) pengembalian uang atau barang untuk kepentingan pribadi. Rasio Profitabilitas Tujuan akhir yang diinginkan oleh perusahaan yang terpenting adalah memperoleh laba atau keuntungan yang maksimal. Mengukur tingkat keuntungan suatu perusahaan digunakan rasio profitabilitas atau yang dikenal juga rasio rentabilitas. Rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan (Kasmir 2012). Periode Pengumpulan Piutang dan Profitabilitas Menurut Usama (2012), Ashraf (2012), dan Lokollo (2013) dalam penelitiannya menyatakan bahwa periode pengumpulan piutang memiliki pengaruh negatif terhadap
19
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 5
profitabilitas karena perusahaan dapat memaksimalkan keuntungannya dengan cara mengelola periode pengumpulan piutang sebaik-baiknya. Periode pengumpulan piutang dengan waktu yang sedikit menunjukkan bahwa perusahaan dapat dengan cepat mengumpulkan piutang, dapat mengurangi risiko yang tak tertagih dan pada akhirnya perusahaan mendapatkan keuntungan yang besar bagi perusahaan. Namun, hal ini bertentangan dengan hasil penelitian Pribadi (2012) yang menyatakan bahwa periode pengumpulan piutang tidak berpengaruh terhadap profitabilitas. Tingkat Perputaran Persediaan Perhari dan Profitabilitas Menurut Usama (2012) dan Lokollo (2013) dalam penelitiannya menyatakan bahwa tingkat perputaran persediaan perhari memiliki pengaruh negatif dengan profitabilitas perusahaan karena perusahaan dapat memaksimalkan keuntungannya dengan cara mengelola perputaran persediaan perhari sekecil mungkin sehingga waktu yang dibutuhkan perusahaan untuk menjual persediannya lebih cepat dan pada akhirnya perusahaan dapat menghasilkan laba yang besar pula. Hal ini bertentangan dengan hasil penelitian Mathuva (2010) bahwa pengaruh tingkat perputaran persediaan perhari terhadap profitabilitas adalah positif dan hasil penelitian Afeef (2011) menunjukkan tingkat perputaran persediaan tidak berpengaruh negatif terhadap profitabilitas.
20
November 2013
Periode Pembayaran Hutang dan Profitabilitas Menurut Usama (2012) dan Lokollo (2013) dalam penelitiannya menemukan bahwa periode pembayaran piutang mempunyai pengaruh negatif terhadap profitabilitas karena perusahaan untuk memiliki laba yang besar perusahaan harus dapat mengelola periode pembayaran hutang dengan sebaik-baiknya dengan cara menurunkan jumlah waktu yang dibutuhkan perusahaan untuk membayar hutangnya. Hal ini bertentangan dengan hasil penelitian Mathuva (2010) bahwa hubungan tingkat pembayaran hutang terhadap profitabilitas adalah positif. Hasil penelitian Afeef (2011) menyatakan bahwa periode pembayaraan hutang tidak berpengaruh negatif terhadap profitabilitas. Ukuran Perusahaan dan Profitabilitas Menurut Usama (2012) dan Lokollo (2013) dalam penelitiannya menemukan bahwa ukuran perusahaan memiliki pengaruh positif dengan profitabilitas perusahaan karena perusahaan akan meningkatkan keuntungannya dengan cara tingkat ukuran perusahaan yang tinggi, dimana ukuran perusahaan itu diukur dengan tingkat penjualan karena dengan penjualan yang tinggi, maka perusahaan akan menghasilkan profitabilitas yang tinggi pula. Hasil penelitian lain oleh Bilal et al. (2013) menunjukkan ukuran perusahaan memiliki pengaruh negatif terhadap profitabilitas.
ISSN: 1410 -9875
Rasio Hutang dan Profitabilitas Menurut Ray (2012) dan Mehra (2013) hasil penelitiannya menunjukkan bahwa terdapat pengaruh negatif antara rasio hutang dengan profitabilitas perusahaan. hal ini berarti rasio hutang perusahaan menurun, maka perusahaan akan mengalami kenaikan profitabilitas perusahaan karena total aset lebih besar dari total hutang sehingga perusahaan tidak memiliki hutang banyak untuk membeli aset. Hal ini bertentangan dengan hasil penelitian Nugroho (2010) yang menyatakan bahwa rasio hutang tidak berpengaruh terhadap profitabilitas. Rasio Aset Keuangan Terhadap Total Aset dan Profitabilitas Menurut Usama (2012) dan Lokollo (2013) hasil penelitiannya menunjukkan bahwa rasio aset keuangan terhadap total aset memiliki pengaruh positif terhadap profitabilitas. Hal ini berarti ketika rasio aset keuangan terhadap total aset tinggi maka perusahaan memiliki kemampuan yang besar untuk menghasilkan uang di masa depan sehingga akan meningkatkan profitabilitas perusahaan. Hal ini bertentangan dengan hasil penelitian Raheman dan Nasr (2007) yang menyatakan bahwa rasio aset keuangan terhadap profitabilitas memiliki pengaruh yang negatif. Rasio Lancar dan Profitabilitas Menurut Ray (2012), Ashraf (2012), dan Lokollo (2013) hasil penelitiannya menunjukkan bahwa rasio lancar mempunyai pengaruh negatif dengan profitabilitas perusahaan yang berarti tingkat likuiditas yang tinggi maka perusahaan mempunyai tanggungan
Olga Gazali
hutang lancar yang tinggi pula sehingga akan mengurangi profitabilitas perusahaan. Namun, hasil penelitian tersebut bertentangan dengan hasil penelitian Raheman et al. (2010) menunjukkan bahwa rasio lancar berpengaruh positif terhadap profitabilitas. Hasil penelitian lain oleh Nugroho (2010) menyatakan bahwa rasio lancar tidak berpengaruh terhadap profitabilitas. Pengembangan Hipotesis Ha1 Terdapat pengaruh periode pengumpulan piutang terhadap profitabilitas Ha2 Terdapat pengaruh tingkat perputaran persediaan perhari terhadap profitabilitas Ha3 Terdapat pengaruh periode pembayaran hutang terhadap profitabilitas Ha4 Terdapat pengaruh ukuran perusahaan terhadap profitabilitas Ha5 Terdapat pengaruh rasio hutang terhadap profitabilitas Ha6 Terdapat pengaruh rasio aset keuangan terhadap total aset terhadap profitabilitas Ha7 Terdapat pengaruh rasio lancar terhadap profitabilitas METODA PENELITIAN Populasi dan Sampel Penelitian ini menggunakan populasi dari perusahaan manufaktur yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Kriteria dalam menentukan sampel pada penelitian ini adalah: 1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar secara berturut-turut di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2010 sampai dengan 2012.
21
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 5
2. Perusahaan manufaktur yang memiliki laporan keuangan yang telah dipublikasikan pada periode tahunan 31 Desember 2010 sampai dengan 31 Desember 2012. 3. Perusahaan manufaktur yang laporan keuangannya dalam satuan mata uang rupiah. 4. Perusahaan manufaktur yang laporan keuangannya yang Laba operasi bersih =
memiliki laba 2010 sampai turut.
November 2013
selama periode 2012 berturut-
5. Definisi Operasional Variabel dan Pengukurannya Variabel Dependen Penelitian ini menggunakan profitabilitas sebagai variabel dependen yang pengukuranya memakai laba operasi bersih. ���� ���������������� ����� ��������� ��������
Variabel Independen 1. Periode Pengumpulan Piutang Menurut Usama (2012) dalam penelitiannya rumus yang digunakan periode pengumpulan piutang sebagai berikut: ������� Periode pengumpulan piutang = × 365 hari ��������� 2. Tingkat Perputaran Persediaan perhari Menurut Usama (2012) dalam penelitiannya rumus yang digunakan tingkat perputaran persediaan perhari sebagai berikut: ���������� Tingkat perputaran persediaan perhari = ×365 hari ����� ����� ��������� 3. Periode Pembayaran Hutang Menurut Ray (2012) dalam penelitiannya rumus periode pembayaran hutangyang digunakan sebagai berikut: ������ Periode pembayaran hutang = ×365 hari ����� ����� ��������� 4. Ukuran Perusahaan Menurut Usama (2012) dalam penelitiannya rumus ukuran perusahaan yang digunakan sebagai berikut: Ukuran perusahaan = Log of sale 5. Rasio Hutang Menurut Usama (2012) dalam penelitiannya rumus rasio hutang yang digunakan sebagai berikut: ����� ���� Rasio hutang = ����� ���� 6. Rasio Aset Keuangan Terhadap Total Aset Menurut Usama (2012) dalam penelitiannya rumus rasio aset keuangan terhadap total asset yang digunakan sebagai berikut: ���� �������� Rasio aset keuangan terhadap total aset = ����� ���� 7. Rasio Lancar
22
ISSN: 1410 -9875
Olga Gazali
Menurut Ray (2012) dalam penelitiannya rumus rasio lancar yang digunakan sebagai berikut: ���� ������ Rasio lancar = ��������� ������ HASIL PENELITIAN Hasil analisis statistik deskriptif pada penelitian ini yang ditunjukkan pada nilai minimum, maksimum,
Variabel NOP ACP ITID APP LOS DR FATA CR
N 189 189 189 189 189 189 189 189
Tabel 1 Hasil Uji Statistik Deskriptif Minimum Maksimum Mean Median 0,0454 5,8977 3,9287 1,9955 10,7747 0,0943 0,0520 0,5838
1,3154 161,6193 322,0693 152,9026 14,2743 0,8121 0,9321 11,7428
Sumber: Pengelohan data SPSS versi 20
Variabel
mean, median, dan standar deviasi dari masing-masing variabel penelitian ini, dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
B -0,564 -0,001 0,000 0,000 0,055 -0,107 0,606 0,028
T -2,216 -2,683 0,554 0,759 2,849 -1,090 6,802 2,781
(Constant) ACP ITID APP LOS DR FATA CR Sumber: Pengelohan data SPSS versi 20
0,2901 57,8491 93,3910 39,6234 12,2265 0,4132 0,3380 2,4825
0,2142 51,5099 76,3713 37,6248 12,0654 0,4101 0,3071 1,7609
Std deviasi 0,2112 29,5928 59,2809 24,3511 0,7274 0,1713 0,1687 1,9470
Tabel 2 Hasil Uji Statistik t Significance Kesimpulan 0,028 0,008 Ha diterima 0,580 Ha tidak diterima 0,449 Ha tidak diterima 0,005 Ha diterima 0,277 Ha tidak diterima 0,000 Ha diterima 0,006 Ha diterima
Berdasarkan hasil uji t dapat disimpulkan bahwa variabelvariabel yang mempengaruhi profitabilitas, yaitu: (1) periode pengumpulan piutang dengan nilai signifikan 0,008, (2) ukuran perusahaan dengan nilai signifikan 0,005, (3) rasio aset keuangan terhadap total aset dengan nilai signifikan sebesar 0,000, dan (4)
rasio lancar dengan nilai signifikan 0,006. Berdasarkan hasil uji t dapat disimpulkan dari setiap variabel independen sebagai berikut. Hasil uji t untuk variabel periode pengumpulan piutang memiliki nilai signifikan sebesar 0,008 lebih kecil dari 0,05. Hasil uji t ini menerima hipotesis alternatif 1 yang berarti
23
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 5
variabel periode pengumpulan piutang berpengaruh negatif profitabilitas. Hal ini menunjukan bahwa periode pengumpulan piutang lama maka membuat profitabilitas rendah karena ketika periode pengumpulan piutang ini cepat akan meningkatkan profitabilitas perusahaan sebab dapat mengurangi risiko yang tak tertagih. Hasil uji t untuk variabel tingkat perputaran persediaan perhari memiliki nilai signifikan sebesar 0,580 lebih besar dari 0,05. Hasil uji t ini tidak menerima hipotesis alternatif 2 yang berarti variabel tingkat perputaran persediaan perhari tidak mempengaruhi profitabilitas. Hasil uji t untuk variabel periode pembayaran hutang memiliki nilai signifikan sebesar 0,449 lebih besar dari 0,05. Hasil uji t ini tidak menerima hipotesis alternatif 3 yang berarti variabel periode pembayaran hutang tidak mempengaruhi profitabilitas. Hasil uji t untuk variabel ukuran perusahaan memiliki nilai signifikan sebesar 0,005 lebih kecil dari 0,05. Hasil uji t ini menerima hipotesis alternatif 4 yang berarti variabel ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap profitabilitas. Hal ini menunjukan bahwa perusahaan dengan tingkat ukuran perusahaan tinggi yang diukur dengan tingkat penjualan dapat menghaslkan profitabilitas yang tinggi pula karena ketika penjualan yang tinggi mencerminkan bahwa perusahaan dapat menghasilkan laba yang besar karena produknya terjual dengan tinggi. Hasil uji t untuk variabel rasio hutang memiliki nilai signifikan sebesar 0,277 lebih besar dari 0,05.
24
November 2013
Hasil uji t ini tidak menerima hipotesis alternatif 5 yang berarti variabel rasio hutang tidak mempengaruhi profitabilitas. Hasil uji t untuk variabel rasio aset keuangan terhadap total aset memiliki nilai signifikan sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05. Hasil uji t ini menerima hipotesis alternatif 6 yang berarti variabel rasio aset keuangan terhadap total aset berpengaruh positif terhadap profitabilitas. Hal ini menunjukkan bahwa kenaikkan rasio aset keuangan terhadap total aset akan meningkatkan profitablitas karena perusahaan akan menerima uang di masa depan yang besar sehingga hal akan meningkatkan profitabilitas. Hasil uji t untuk variabel rasio lancar memiliki nilai signifikan sebesar 0,006 lebih kecil dari 0,05. Hasil uji t ini menerima hipotesis alternatif 7 yang berarti variabel rasio lancar berpengaruh positif terhadap profitabilitas. Hal ini menunjukkan bahwa kenaikkan rasio lancar akan meningkatkan profitabilitas karena ketika rasio lancar tinggi maka aset lancar perusahaan dapat memenuhi kewajiban lancarnya sehingga hal ini akan meningkatkan profitabilitas perusahaan. PENUTUP Hasil pengujian penelitian ini menyatakan bahwa variabel periode pengumpulan piutang, ukuran perusahaan, rasio aset keuangan terhadap total aset, dan rasio lancar memiliki pengaruh terhadap profitabilitas, sedangkan variabel tingkat perputaran persediaan perhari, periode pembayaran hutang, dan rasio hutang tidak berpengaruh terhadap
ISSN: 1410 -9875
profitabilitas. Penelitian ini tentu tidak terlepas dari keterbatasanketerbatasan diantaranya sebagai berikut: 1 Sampel yang digunakan dalam penelitian ini terbatas hanya perusahaan manufaktur. 2 Periode dalam penelitian ini hanya tiga tahun, yaitu tahun 2010 sampai dengan 2012. 3 Penelitian ini hanya menggunakan tujuh variabel independen saja, sedangkan masih ada variabel independen yang mempengaruhi profitabilitas yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini. Berdasarkan keterbatasan dalam penelitian ini, peneliti memberikan
Olga Gazali
rekomendasi untuk mengatasi keterbatasan yang ada sebagai berikut: 1 Untuk penelitian selanjutnya sebaiknya menambah sampel penelitian tidak hanya perusahaan manufaktur, namun perusahaan non keuangan. 2 Untuk penelitian selanjutnya dapat menggunakan periode penelitian lebih dari tiga tahun. 3 Untuk penelitian selanjutnya menambah variabel independen lainnya yang diperkirakan akan mempengaruhi profitabilitas seperti rasio kewajiban keuangan, rasio hutang lancar, dan rasio perputaran modal kerja kotor.
REFERENSI Afeef, Mustafa. 2011. Analyzing the Impact of Working Capital Management on the Profitability of SME’s in Pakistan. International Journal of Business and Social Science 173, no. 22 (December 2011). Anderson, David R, Dennis J. Sweeney, Thomas A. Williams, Jeffrey D. Camm, and James J. Cocharn. 2012. Statistics for business and Ekonomics (edisi ke-12). Canada South Western: Cengage Learning. Ashraf, Chisti Khalid. 2012. The Relationship between Working Capital Efficiency and Profitability. Journal of Accounting and Management, Vol. 5, No. 12. Bilal, Raza Milad, Muhammad Naveed, and Dr. Noraini Abu Taliv. 2011. Impact of Working Capital on Profitability of Cement Sector of Pakistan. Interdisciplinary Journal Of Contemporary Research in Business 661, no. 7 (November 2011), http://ijcrb.webs.com. Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19. Jakarta: Universitas Diponogoro. Godfrey, John, Allan Hodgson, Ann Tarca, Jane Hamilton, and Scott Holmes. 2010. Accounting Theory (edisi ke-7). Sydney: John Wiley & Sons. Ikatan Akuntansi Indonesia. 2012. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: International Federation of Accountants.
25
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 5
November 2013
Kasmir. 2012. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Lokollo, Antonius, dan Muchamad Syafruddin. 2013. Pengaruh Manajemen Modal Kerja dan Rasio Keuangan Terhadap Profitabilitas pada Industri Manufakturyang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2011. Diponegoro Journal of Accounting. Vol. 2, No. 2: 1-13. Mathuva, David M. 2010. The Influence of Working Capital Management Components on Corporate Profitability: A Survey on Kenyan Listed Firms. Research Journal of Business Management, Vol. 4, No. 1: 1-11. Mehra, Parul. 2013. Effect of Working Capital Management on the Profitability of the Indian Pharmaceutical Sector. International Journal of Enhanced Researchin Management and Computer Application, Vol. 2, Issue 3 (March 2013). Nugroho, Setyo Budi. 2010. Analisis Pengaruh Efisiensi Modal Kerja, Likuiditas dan Solvabilitas Terhadap Profitabilitas. Jurnal Ilmu Administrasi Bisnis. Pribadi, Yanuar. 2009. Efficiency of Working Capital on Company Profitability in Generating ROA in Surabaya: Case Studies in CV. Tools Box inSurabaya. Journal of Business and Accountancy Ventura 289, no. 2, (August 2012). Raheman, Abdul, and Mohamed Nasr. 2007. Working Capital Management and Profitability - Case of Pakistani Firms. International Review of Business Research Papers, Vol. 3, No. 1 (March 2007). Raheman, Abdul, TalatAfza, Abdul Qayyum, and Mahmood Ahmed Bodla. 2010. Working Capital Management and Corporate Performance of Manufacturing Sector in Pakistan. International Research Journal of and Economics, http://www.eurojournals.com/finance.htm. Ray, Sarbapriya. 2012.Evaluating the Impact of Working Capital Management Components on Corporate Profitability: Evidence from Indian Manufacturing Firms. International Journal of Economic Practices and Theories, Vol. 2, No. 3 (July 2012), http://www.ijept.org Santoso, Singgih. 2012. Aplikasi SPSS pada Statistik Parametrik. Jakarta: PT Elex Media Komputindo. Sekaran, Umar and Roger Bougie. 2010. Research Methods For Business (edisi ke-5). Jakarta: Media Global Edukasi. Sarjono, Haryadi and Winda Julianita. 2011. Sebuah Pengantar Aplikasi untuk Riset. Jakarta: Salemba Empat.
26
ISSN: 1410 -9875
Olga Gazali
Sjahriah, Dermawan, dan Djahotman Purba. 2011. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Mitra Wacana Media. Umar, Husein. 2011. Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Usama, Muhammad. 2012. Working Capital Management and its affect on firm’s profitability and liquidity: In Other food sector of (KSE) Karachi Stock Exchange. Arabian Journal of Business and Management Review (OMAN Chapter), Vol. 1, No.12 (July 2012).
27
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 5
Halaman ini sengaja dikosongkan
28
November 2013
JURNAL BISNIS DAN AKUNTANSI Vol. 15, No. 1a, Is. 5, November 2013, Hlm. 29-46
ISSN: 1410 - 9875 http: //www.tsm.ac.id/JBA
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN DIVIDEN DI PERUSAHAAN NON KEUANGAN
MUNTAHA STIE Trisakti
[email protected] Abstract: The purpose of this study is to obtain the emperical evidence about the factors which influence dividend policy in non financial companies. Independent variables used in this research are managerial ownership, collateral assets, firm size, leverage, earnings per share, operating cash flow, asset growth, return on equity to dividend policy. Population in this research Non Financial Companies listed in Indonesia Stock Exchange over three years period 2009-2011. Samples are taken based on purposive sampling method and analyzed using multiple regression analysis. The research find that earnings per share and operating cash flow have influence toward dividend policy. Managerial ownership, collateral assets, firm size, leverage, asset growth and return on equity have no influence toward dividend policy. Keywords: Dividend Policy, Managerial Ownership, Collateral Asset, Firm Size, Leverage, Earnings Per Share, Operating Cash Flow, Asset Growth, Return On Equity Abstrak: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh bukti empiris tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen pada perusahaan non keuangan. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kepemilikan manajerial, aset kolateraln, ukuran perusahaan, leverage, laba per lembar saham, arus kas operasi, pertumbuhan aset, return on equity terhadap kebijakan deviden. Populasi dalam penelitian ini perusahaan Non Keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tiga tahun periode 2009-2011. Sampel yang diambil berdasarkan metode purposive sampling dan dianalisis menggunakan analisis regresi berganda. Penelitian ini menemukan bahwa laba per lembar saham dan arus kas operasi berpengaruh terhadap kebijakan dividen. Kepemilikan manajerial, aset kolateraln, ukuran perusahaan, leverage, pertumbuhan aset dan return on equity tidak berpengaruh terhadap kebijakan dividen. Kata kunci: Kebijakan Dividen, Kepemilikan Manajerial, Aset Kolateral, Ukuran Perusahaan, Leverage, Laba Per Lembar Saham, Arus Kas Operasi, Pertumbuhan Aset, Return On Equity.
29
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 5
PENDAHULUAN Arilaha (2009) menyatakan bahwa tujuan para investor menginvestasikan dananya kepada suatu perusahaan adalah untuk memaksimalkan return tanpa mengabaikan risiko yang akan dihadapinya. Return tersebut dapat berupa capital gain ataupun dividen, untuk investasi pada saham, dan pendapatan bunga, untuk investasi pada surat hutang. Return tersebut yang menjadi indikator untuk meningkatkan wealth dari para investor, termasuk di dalamnya para pemegang saham. Kebijakan dividen merupakan keputusan apakah laba yang diperoleh perusahaan akan dibagikan kepada pemegang saham sebagai dividen atau akan ditahan dalam bentuk laba ditahan guna pembiayaan investasi di masa yang akan datang (Sartono 2001). Dalam penelitian Sudarsi (2002) kebijakan dividen adalah kebijakan yang berkaitan dengan pembayaran dividen oleh perusahaan, berupa penentuan besarnya pembayaran dividen dan besarnya laba yang ditahan untuk kepentingan perusahaan. Marlina dan Danica (2009) menyatakan kebijakan dividen perusahaan tergambar pada dividend payout ratio yaitu persentase laba yang dibagikan dalam bentuk dividen tunai, artinya besar kecilnya dividend payout ratio akan mempengaruhi keputusan investasi para pemegang saham dan di sisi lain berpengaruh pada kondisi keuangan perusahaan. Nuringsih (2005) mengungkapkan manajer mendapatkan kesempatan untuk terlibat dalam kepemilikan saham
30
November 2013
dengan tujuan mensetarakan dengan pemegang saham. Dengan adanya kebijakan ini manajer diharapkan dapat memberikan kinerja yang baik untuk perusahaan serta mengarahkan dividen pada tingkat yang lebih rendah. Collateral assets adalah aktiva perusahaan yang dapat digunakan sebagai jaminan peminjaman. Kreditor seringkali meminta jaminan berupa aktiva ketika memberi pinjaman kepada perusahaan yang membutuhkan pendanaan. Tingginya collateralizable assets yang dimiliki perusahaan akan mengurangi konflik kepentingan antara pemegang saham dengan kreditor sehingga dapat membayar dividen dalam jumlah besar, sebaliknya semakin rendah collateralizable assets yang dimiliki perusahaan akan meningkatkan konflik kepentingan antara pemegang saham dengan kreditor sehingga kreditor akan menghalangi perusahaan untuk membayar dividen dalam jumlah besar kepada pemegang saham karena pemegang saham takut piutang mereka tidak dibayar (Wahyudi dan Baidori, 2008). Ukuran perusahaan mencerminkan ukuran berdasarkan kapitalisasi pasar. Perusahaan besar dengan mudah dapat masuk kepasar modal sementara perusahaan kecil akan mengalami banyak kesulitan untuk masuk kepasar modal dan kemampuannya untuk meningkatkan modal akan terbatas. Perusahaan besar akan mempunyai tingkat dividen yang lebih tinggi dibanding perusahaan kecil (Sadalia dan Khalijah 2011). Perusahaan yang memiliki rasio uutang lebih besar seharusnya membagikan dividen lebih kecil
ISSN: 1410 -9875
karena laba yang diperoleh digunakan untuk melunasi kewajiban. Utang jangka panjang diikat oleh sebuah perjanjian utang untuk melindungi kepentingan kreditor. Semakin tinggi rasio utang ekuitas, maka semakin ketatnya perusahaan terhadap perjanjian utang. Kaitannya dengan pembayaran dividen, maka dapat dikatakan semakin tinggi rasio utang atau ekuitas, pembayaran dividen akan semakin kecil (Arilaha 2009). Earnings per Share (EPS) merupakan tingkat keuntungan bersih yang mampu diraih oleh perusahaan pada saat menjalankan operasinya. Dividen tunai dibagikan kepada pemegang saham adalah keuntungan setelah perusahaan memenuhi seluruh kewajiban bunga dan pajak. Dividen diambil dari keuntungan yang diperoleh perusahaan, maka keuntungan tentu saja akan mempengaruhi besarnya dividen yang dibagikan (Foenay 2010). IAI (2012) menyebutkan bahwa jumlah arus kas yang berasal dari aktivitas operasi merupakan indikator utama untuk menentukan apakah operasi entitas dapat menghasilkan arus kas yang cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara kemampuan operasi entitas, membayar dividen, dan melakukan investasi baru tanpa mengandalkan sumber pedanaan dari luar. Sudarsi (2002) semakin cepat tingkat pertumbuhan perusahaan, semakin besar kebutuhan akan dana untuk membiayai pelunasan semakin besar kebutuhan dana di masa mendatang, semakin mungkin perusahaan menahan pendapatan bukan membayarkannya sebagai dividen. Karena itu potensi
Muntaha
pertumbuhan menjadi faktor penting dalam kebijakan dividen. ROE dapat mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba berdasarkan modal saham tertentu atau ekuitas pemilik perusahaan (Suryani et al. 2012). Syamsuddin (2007) dalam penelitian Suryani et al. (2012) return on equity merupakan ukuran profitabilitas dari sudut pandang pemegang saham dan dipengaruhi oleh besar kecilnya utang perusahaan, apabila proporsi utang makin besar maka return on equity juga akan semakin besar. return on equity merupakan indikator yang tepat untuk mengukur keberhasilan bisnis dalam memperkaya pemegang sahamnya (Deitiana 2009). Peneliti ingin menganalisa faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen yaitu mengetahui pengaruh kepemilikan manajerial, collateral assets, ukuran perusahaan, leverage, profitabilitas (EPS), arus kas operasi, asset growth, return on equity yang akan diteliti secara parsial terhadap kebijakan dividen di perusahaan non keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan bukti empiris pengaruh variabel independen tersebut terhadap variable dependen yaitu kebijakan dividen. Urutan penulisan dalam penelitian ini yaitu pertama pendahuluan yang mengandung penjelasan mengenai latar belakang penelitian, masalah penelitian yang dirumuskan dalam bentuk pertanyaan, tujuan penelitian yang menjelaskan tujuan yang ingin dicapai, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. Kedua yaitu rerangka teoritis dan pengembangan
31
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 5
hipotesis yang menjabarkan tentang kerangka teoritis dengan masalahmasalah yang akan diteliti, keterkaitan dengan penelitian sebelumnya, dan pengembangan hipotesis yang menjelaskan hubungan antara variadel yang saling berhubungan. Ketiga yaitu metoda penelitian yang menjabarkan tahap–tahap yang dibutuhkan saat melakukan proses penelitian. Keempat yaitu hasil penelitian yang menjabarkan analisis dan pembahasan temuan penelitian. Kelima yaitu bagian penutup yang menguraikan mengenai simpulan, keterbatasan penelitian, dan saran bagi penelitian selanjutnya. RERANGKA TEORITIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Teori Keagenan Hubungan keagenan dalam manajemen perusahaan perusahaan dapat dipilah dalam tiga bentuk, yakni antara pemegang saham dan kreditur, antara perusahaan dan manajemen, serta antara manajer dan pemegang saham. Pemegang saham (principal) memiliki tujuan untuk meningkakan kekayaan yang dilihat dari nilai sekarang arus kas yang dihasilkan dari investasi perusahaan sedangkan pihak manajemen memiliki tujuan yang berbeda dari principal yaitu meningkatkan pertumbuhan dan ukuran perusahaan (Fadah dan Rian 2007). Signaling Hypothesis Theory Signaling hypothesis theory menjelaskan bahwa perusahaan menggunakan dividen untuk memberikan sinyal asimetris,
32
November 2013
dengan pengertian bahwa dividen tersebut dapat mengubah ekspektasi perusahaan atas keuntungan yang akan didapat di masa datang dan membuat penyesuaian serentak atas harga saham biasa. Pengumuman penjualan sekuritas baru harus sesuai dengan peningkatan pengeluaran investasi baru, pengurangan kewajiban (pelunasan utang atau membeli kembali saham), peningkatan dividen, atau pengurangan arus kas bersih yang diharapkan dari kegiatan operasi (Usman 2006). The Bird In The Hand Threory Ada alasan yang lebih kompleks mengenai hubungan antara nilai perusahaan dan kebijakan dividen adalah dalam hal dampaknya pada pola temporal dividen yang dibagikan, walaupun kebijakan dividen tidak dapat merubah NPV yang akan dibagikan kepada pesaham. Seandainya investor melihat bahwa dividen dimasa yang akan datang lebih berisiko dibandingkan dengan sekarang. Barangkali mereka akan memilih seekor burung yang sudah pasti (in the hand) dibandingkan dengan dapat dua ekor namun burung-burung tersebut masih ada dialam bebas (Copeland et al 2005). Residual Dividend Policy Menurut Tampubolon (2005) kesempatan investasi suatu korporasi yang tidak stabil, korporasi menginginkan untuk mempertimbangkan suatu kebijaksanaan yang berfluktuasi. Dengan kebijaksanaan seperti ini, jumlah penghasilan yang ditahan tergantung pada adanya kesempatan-kesempatan investasi
ISSN: 1410 -9875
dalam tahun tertentu. Dividen yang dibayarkan menunjukan jumlah residu dari pendapatan setelah kebutuhan investasi korperasi dapat dipenuhi. Teori Preferensi Pajak Suhartono (2004) menjelaskan ada tiga alasan yang berkaitan dengan pajak yang beranggapan bahwa investor mungkin lebih nenyukai menerima dividen yang rendah dibandingkan dividen yang lebih tinggi yaitu keuntungan modal dikenakan tarif pajak lebih rendah dibandingkan pendapatan dividen, investor yang memiliki jumlah saham yang besar lebih suka menanamkan kembali laba mereka kedalam perusahaan, pajak atas keuntungan tidak akan dibayarkan sampai saham terjual, sehingga ada efek nilai waktu, jika selembar pajak dimiliki seseorang sampai ia meninggal maka tidak ada pajak keuntungan modal yang terhutang. Kepemilikan Manajerial dan Kebijakan Dividen Dalam penelitian Afza dan Mirza (2010), Pujiastuti (2008), Dewi (2008), Suhartono (2004) kepemilikan manajerial menunjukan pengaruh negatif terhadap kebijakan dividen. Penelitian Nuringsih (2005), Fauz dan Rosidi (2007) yang menyebutkan bahwa kepemilikan manajerial memiliki pengaruh positif terhadap kebijakan dividen. Hasil peneitian Handayani dan Hadinugroho (2009), Fadah dan Rian (2007), Anas et al. (2010), dan Wahyudi Baidori (2008) menunjukan bahwa kepemilikan manajerial tidak memiliki perngaruh terhadap kebijakan dividen.
Muntaha
Ha1: Kepemilikan berpengaruh terhadap Dividen
Manajerial Kebijakan
Collateral Assets dan Kebijakan Dividen Dalam penelitian Pujiastuti (2008) menunjukan bahwa tidak terdapat pengaruh antara collateral assets dan kebijakan dividen. Hal ini tidak konsisten dengan penelitian Wahyudi dan Baidori (2008) dan Fauz dan Rosidi (2007) yang menunjukan bahwa terdapat hubungan positif antara collateral assets dan kebijakan dividen. Ha2: Collateral Assets berpengaruh terhadap Kebijakan Dividen Ukuran Perusahaan dan Kebijakan Dividen Dalam penelitian Afza dan Mirza (2010), Dewi (2008), Lucyanda dan Lilyana (2012), dan Thanatawee (2013) menunjukkan bahwa ada pengaruh positif antara ukuran perusahaan dan kebijakan dividen. Hal ini berlawanan dengan penelitian Salwa (2008), Nuringsih (2005), Foenay (2010), dan Adil et al. (2011) membuktikan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap kebijakan dividen. Ha3: Ukuran Perusahaan berpengaruh terhadap Kebijakan Dividen Leverage dan Kebijakan Dividen Dalam penelitian Afza dan Mirza (2010), Dewi (2008), Priyatama (2012), dan Thanatawee (2013) menunjukkan bahwa ada pengaruh negatif antara leverage dan kebijakan dividen. Hasil ini berlawanan dengan penelitian Anas et al. (2010), Arilaha (2009), dan Suharli (2006) membuktikan secara
33
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 5
empiris bahwa leverage tidak berpengaruh terhadap kebijakan dividen. Ha4: Leverage berpengaruh terhadap Kebijakan Dividen Profitabilitas (EPS) dan Kebijakan Dividen EPS memiliki pengaruh yang positif dengan kebijakan dividen (Afza dan Mirza 2010). Penelitian ini didukung oleh penelitian yang telah dilakukan oleh Salwa (2008), Foenay (2010), Adil et al. (2011), Deitiana (2009), Sadaliah dan Khalijah (2011), Priyatama (2012), Kurniawan et al. (2013) yang menunjukan hubungan yang positif antara EPS dan kebijakan dividen. Ha5: EPS berpengaruh terhadap Kebijakan Dividen Arus Kas Operasi dan Kebijakan Dividen Menurut Afza dan Mirza (2010), Suryani et al (2012), Adil et al. (2011), Ramli dan Arfan (2011), Hery (2009), dan Kurniawan et al. (2013) arus kas operasi memiliki hubungan yang positif dengan kebijakan dividen. Ha6: Arus Kas Operasi berpengaruh terhadap Kebijakan Dividen Asset Growth terhadap Kebijakan Dividen Priyatama (2012) dan Sudarsi (2002) menunjukan bahwa tidak terdapat pengaruh antara asset growth dengan kebijakan dividen. Hal ini berlawanan dengan penelitian Wahyudi dan Baidori (2008) dan Janifairus (2013) menunjukan bahwa terdapat pengaruh negatif antara asset growth dengan kebijakan dividen. Ha7: Asset Growth berpengaruh terhadap Kebijakan Dividen
34
November 2013
Return On Equity dan Kebijakan Dividen Penelitian Adil et al. dan Deitiana (2009) menunjukan bahwa tidak terdapat pengaruh antara return on equity (ROE) dan pembayaran dividen. Meskipun menurutnya return on equity (ROE) merupakan indikator yang tepat untuk mengukur keberhasilan bisnis dalam memperkaya pemegang sahamnya. Hasil ini berlawanan dengan penelitian Suharli (2006) yang menunjukan bahwa terdapat pengaruh positif antara ROE dengan kebijakan dividen. Ha8: Return On Equity berpengaruh terhadap Kebijakan Dividen METODA PENELITIAN Pemilihan Sampel dan pengumpulan Data Penelitian ini menggunakan perusahaan non keuangan yang terdaftar secara konsisten pada Bursa Efek Indonesia (BEI) dari tahun 2008 sampai dengan 2012. Penelitian ini menggunakan data pada tahun 2009 sampai dengan 2011 untuk diolah. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu laporan keuangan perusahaan non keuangan pada periode 2008 sampai dengan periode 2012. Data akan diperoleh dari Bursa Efek Indonesia, yang dapat diperoleh secara download secara online di web www.idx.co.id. Pemilihan sampel menggunakan metoda purposive. Proses pemilihan sampel pada penelitian disajikan pada tabel 1.
ISSN: 1410 -9875
Definisi Operasional Pengukurannya
Muntaha
dan
Kebijakan Dividen dapat diperoleh dengan membandingkan antara Dividend per share dan Earnings per share. Skala pengukuran yang digunakan adalah skala rasio. Dalam penelitian Afza dan Mirza (2010) pembayaran dividen dapat dihitung dengan menggunakan rumus Dividend Payout= Dividend paid per share / Earnings per share Kepemilikan Manajerial menggunakan variabel dummy untuk menunjukkan ada tidaknya kepemilikan manajerial tersebut (Dewi 2008). Mahadwartha (2002) dalam Dewi (2008) menyatakan bahwa kecenderungan data di Indonesia bersifat binomial (ada atau tidak ada), maka dari itu digunakan dummy dengan ketentuan D=1 untuk perusahaan yang memiliki kepemilikan manajerial dan D=0 untuk perusahaan yang tidak memiliki kepemilikan manajerial. Collateral Assets dapat dihitung dengan membandingkan nilai total aset tetap dengan total aset (Pujiastuti 2008). Skala yang digunakan untuk perhitungan variabel collateral assets ini adalah skala rasio. Collateral Assets= Fixed Assets / Total Assets Ukuran Perusahaan dapat diukur dengan menggunakan logaritma dari total assets. Skala pengukuran yang digunakan adalah skala rasio. Untuk menghitung ukuran perusahaan Afza dan Mirza (2010) menggunakan rumus:
Firm Size= Log. Total Assets Leverage dapat diperoleh dengan membandingkan total kewajiban dan total aktiva (Afza dan Mirza 2010). Skala pengukuran yang digunakan adalah skala rasio. Untuk menghitung leverage Afza dan Mirza (2010) menggunakan rumus: Leverage= Total Liabilities / Total Assets Profitabilitas (EPS) menunjukan kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari aktiva yang dipergunakan. Dalam penelitian Afza dan Mirza (2010) profitabilitas ini diukur berdasarkan earnings per share (EPS). EPS ini dapat diperoleh dengan membandingkan hasil dari laba bersih setelah pajak dengan ratarata saham tertimbang (Adil et al. 2011). Skala pengukuran yang digunakan adalah skala rasio. Earnings Per Share= Laba Bersih Setelah Pajak / Rata-rata Saham Tertimbang Arus Kas Operasi dapat diperoleh dengan membandingkan operating cash flow dengan total assets (Afza dan Mirza 2010). Skala pengukuran yang digunakan adalah skala rasio. Dalam penelitian Afza dan Mirza (2010) arus kas operasi dapat dihitung menggunakan rumus: Operating Cash Flow= Operating Cash Flow / Total Assets Assets Growth dapat dihitung dengan menghitung perbandingan total aktiva sekarang (t) dikurangi dengan total aktiva tahun lalu (t-1) dengan total aktiva tahun lalu (t-1). Skala yang digunakan adalah skala rasio. Dalam penelitian Priyatama (2012) asset
35
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 5
November 2013
growth dihitung dengan menggunakan rumus: Asset Growth= (Total Asset(t) – Total Asset(t-1)) / Total Asset(t-1)
ROE E
Return On Equity (ROE) merupakan tingkat pengembalian atas ekuitas pemilik perusahaan. Menurut Mohamed (2007) dalam penelitian Adil et al. (2011) ROE merupakan perbandingan antara laba bersih dengan ekuitas yang akan diinvestasikan pemegang saham pada perusahaan. Rasio ini menunjukan kemampuan perusahaan dalam modal ekuitas untuk menghasilkan laba. Skala pengukuran yang digunakan adalah skala rasio. ROE dapat dihitung dengan menggunakan rumus (Adil et al. 2011): ROE= Laba Bersih / Total Ekuitas
Hasil statistik deskriptif dari tabel 2 menunjukan gambaran dan jumlah data yang digunakan dalam penelitian. Gambaran data yang digunakan dalam penelitian terdiri atas: nilai minimum, nilai maksimum, mean dan standard deviation. Jumlah data yang digunakan sebanyak 207. Nilai minimum menunjukkan nilai terendah untuk masing-masing variabel. Nilai maksimum menunjukkan nilai tertinggi untuk masing-masing variabel. Mean menunjukkan rata-rata nilai untuk masing-masing variabel. Standar deviasi menunjukkan simpangan dari nilai rata-rata masing-masing variabel. Hasil untuk variable dummy ditabel 3 menunjukan banyaknya perusahaan yang memiliki atau tidak memiliki kepemilikan manajerial. Uji Normalitas dilakukan dengan uji Kolmogorov-Smirnov. Hasil uji Kolmogorov-Smirnov ditabel 4 ini menunjukan nilai asymp. Sig. tidak melebihi 0,05 sehingga dapat disimpulkan data digunakan dalam penelitian ini berdistribusi tidak normal. Data residual yang dihasilkan tidak berdistribusi normal, maka dilakukan outlier data dengan batas z-score sebesar 3. Setelah dilakukan outlier maka dilakukan lagi uji normalitas data. Hasil uji Kolmogorov-Smirnov ini menunjukan nilai asymp. Sig. Tidak melebihi 0,05 sehingga dapat disimpulkan data yang digunakan untuk penelitian adalah data sebelum uji outlier, karena setelah
Metoda Analisis Data Berdasarkan pada uraian di atas maka penelitian ini dapat dirumuskan dalam bentuk persamaan regresi berganda sebagai berikut: DPO=α0+1MNG+2ASCOL+3SZ+4LV RG+5PRFT+6OCF+7AG+8 ROE+e
Keterangan: DPO A 1-10 MNG Manajerial ASCOL SZ LVRG PRFT OCF AG
36
Kebijakan Dividen Konstanta Koefisien Regresi Kepemilikan Collateral Assets Ukuran Leverage Earnings Per Share Arus Kas Operasi Asset Growth
Return on Equity Error
HASIL PENELITIAN
ISSN: 1410 -9875
outlier data masih menghasilkan tidak berdistribusi normal. Hasil Uji Normalitas data setelah Outlier ditunjukan dalam tabel 5. Hasil uji multikolinearitas pada penelitian ini menunjukan bahwa semua variabel penelitian tidak terjadi multikolinearitas sebab seluruh nilai tolerance di atas 0,1 dan nilai VIF di bawah 10. Hasil uji multikolonieritas ditunjukan dalam tabel 6. Uji heteroskedastisitas dilakukan dengan menggunakan uji Glejser. Hasil uji heterokedastisitas ditunjukan dalam tabel 7. Jika nilai sig. melebihi tingkat signifikan 0,05 maka dapat disimpulkan tidak terjadi heteroskedastisitas. Dalam model ini, variabel MNG (kepemiliukan manajerial), SZ (ukuran perusahaan), LVRG (leverage), EPS (profitabilitas), OCF (arus kas operasi), AG (asset growth), ROE (return on equity) tidak mengalami heteroskedastisitas. Namun variabel ASCOL (collateral assets) mengalami heteroskedastisitas. Data yang baik adalah data yang tidak terjadi heteroskedastisitas Uji autokorelasi pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan uji Bruesch-Godfrey. Dalam tabel 8 menunjukan nilai sig. lebih kecil dibanding 0,05 maka dapat disimpulkan dalam penelitian ini terdapat masalah autokolerasi. Nilai Sig. pada penelitian ini sebesar 0,037. Hasil analisis korelasi dilihat dari nilai R pada tabel 9, nilai R menunjukan nilai 0,379 lebih kecil dari 0,5 maka kesimpulannya hubungan antar variabel independen, yaitu MNG (kepemilikan manajerial), ASCOL (collateral assets), SZ (ukuran perusahaan), LVRG (leverage), EPS
Muntaha
(profitabilitas), OCF (arus kas operasi), AG (asset growth), ROE (return on equity) terhadap variabel dependen kebijakan dividen (DPO) adalah lemah. Tabel 10 menunjukan hasil analisis koefisien determinasi. Hasil analisis koefisien determinasi dapat dilihat dari nilai Adjusted R Square yaitu sebesar 0,109. Kesimpulannya adalah besarnya variansi variable dependen yaitu kebijakan dividen (DPO) yang dapat dijelaskan oleh variansi variabel independen, yaitu MNG (kepemilikan manajerial), ASCOL (collateral assets), SZ (ukuran perusahaan), LVRG (leverage), EPS (profitabilitas), OCF (arus kas operasi), AG (asset growth), ROE (return on equity) sebesar 10,9%, sedangkan sisanya 89,1% dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak terdapat dalam model penelitian. Hasil uji F ditunjukan dalam tabel 11. Nilai signifikan sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05. Hasil ini menunjukan bahwa model fit untuk penelitian, sehingga data layak digunakan dalam penelitian. Berdasarkan uji T pada Tabel 12 kepemilikan manajerial (MNG) 0,872 lebih besar dari 0,05. Hasil penelitian ini menunjukan Ha1 tidak diterima yaitu kepemilikan manajerial (MNG) tidak berpengaruh terhadap kebijakan dividen. Ada atau tidaknya kepemilikan manajerial tidak memberikan pengaruh terhadap kebijakan dividen perusahaan. Hasil signifikansi variabel collateral assets (ASCOL) 0,198 lebih besar dari 0,05. Hasil penelitian ini menunjukan Ha2 tidak diterima yaitu collateral assets tidak berpengaruh terhadap dividen. Hal ini menunjukan tingkat
37
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 5
collateral assets tidak mempengaruhi kebijakan dividen untuk mengurangi konflik keagenan. Hasil signifikansi variabel ukuran perusahaan (SZ) 0,310 lebih besar dari 0,05. Hasil penelitian ini menunjukan Ha3 tidak diterima yaitu ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap dividen. Hal ini menunjukan besar kecilnya suatu ukuran perusahaan tidak memberikan pengaruh dalam hal pembayaran dividen. Hasil signifikansi variabel leverage (LVRG) 0,452 lebih besar dari 0,05. Hasil penelitian ini menunjukan Ha4 tidak diterima yaitu leverage tidak berpengaruh terhadap dividen. Hal ini menunjukan bahwa tinggi atau rendahnya rasio hutang suatu perusahaan tidak memiliki pengaruh terhadap kebijakan dividen. Hasil signifikansi variabel earnings per share (EPS) 0,001 lebih kecil dari 0,05. Hasil penelitian ini menunjukan Ha5 diterima yaitu earnings per share berpengaruh terhadap dividen serta arah yang diberikan positif. Hal ini menunjukan bahwa tingkat keuntungan per saham yang dihasilkan oleh perusahaan memberikan pengaruh terhadap kemampuan perusahaan dalam pembayaran dividen. Hasil signifikansi variabel arus kas operasi (OCF) 0,010 lebih kecil dari 0,05. Hasil penelitian ini menunjukan Ha6 diterima yaitu arus kas operasi berpengaruh terhadap dividen serta arah yang diberikan positif. Hal ini menunjukan bahwa arus kas operasi sangat penting untuk mengukur tingkat pembayaran dividen. Semakin tinggi arus kas operasi yang diperoleh perusahaan dalam suatu periode
38
November 2013
maka semakin tinggi jumlah dividen kas yang diperoleh pemegang saham. Hasil signifikansi variabel asset growth (AG) 0,052 lebih besar dari 0,05. Hasil penelitian ini menunjukan Ha7 tidak diterima yaitu asset growth tidak berpengaruh terhadap dividen. Hal ini menunjukan bahwa tinggi atau rendahnya tingkat pertumbuhan aktiva suatu perusahaan tidak mempengaruhi kebijakan dividen perusahaan tersebut. Hasil signifikansi variabel return on equity (ROE) 0,086 lebih besar dari 0,05. Hasil penelitian ini menunjukan Ha8 tidak diterima yaitu return on equity berpengaruh terhadap dividen. Hal ini menunjukan bahwa kemampuan perusahaan menghasilkan laba dengan menggunakan modal sendiri tidak mempengaruhi kebijakan dividen. PENUTUP Kepemilikan manajerial tidak berpengaruh terhadap kebijakan dividen. Hasil ini konsisten dengan penelitian Handayani dan Hadinugroho (2009), Fadah dan Rian (2007), Anas et al. (2010), dan Wahyudi dan Baidori (2008). Di sisi lain, hasil penelitian ini tidak konsisten dengah hasil penelitian Afza dan Mirza (2010), Fauz dan Rosidi (2007), Pujiastuti (2008), Nuringsih (2005), Suhartono (2004), dan Dewi (2008) yang menyatakan kepemilikan manajerial memiliki pengaruh terhadap kebijakan dividen. Collateral assets tidak berpengaruh terhadap kebijakan dividen. Hasil ini konsisten dengan penelitian Pujiastuti (2008). Di sisi
ISSN: 1410 -9875
lain, hasil ini tidak konsisten dengan penelitian Wahyudi dan Baidori (2008), Fauz dan Rosidi (2007) Ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap kebijakan dividen. Hasil ini konsisten dengan penelitian Salwa (2008), Nuringsih (2005), Foenay (2010), dan Adil et al. (2011). Di sisi lain, hasil penelitian ini tidak konsisten dengan hasil penelitian Afza dan Mirza (2010), Dewi (2008), Lucyanda dan Lilyana (2012) dan Thanatawee (2013) yang menyatakan ukuran perusahaan memiliki pengaruh terhadap kebijakan dividen. Leverage tidak berpengaruh terhadap kebijakan dividen. Hasil ini konsisten dengan penelitian Anas et al. (2010), Arilaha (2009), dan Suharli (2006). Di sisi lain, hasil penelitian ini bertentangan dengan penelitian Afza dan Mirza (2010), Dewi (2008), Priyatama (2012) dan Thanatawee (2013) yang menyatakan leverage memiliki pengaruh terhadap kebijakan dividen. Profitabilitas (EPS) berpengaruh terhadap kebijakan dividen. Hasil ini konsisten dengan
Muntaha
penelitian Afza dan Mirza (2010), Salwa (2008), Foenay (2010), Adil et al. (2011), Deitiana (2009), Sadaliah dan Khalijah (2011), Priyatama (2012), Kurniawan et al. (2013). Arus kas operasi berpengaruh terhadap kebijakan dividen. Hasil ini konsisten dengan penelitian Afza dan Mirza (2010), Suryani et al. (2012), Hery (2009), Ramli dan Arfan (2011), dan Kurniawan et al. (2013). Asset Growth tidak berpengaruh terhadap kebijakan dividen. Hasil ini konsisten dengan penelitian Priyatama (2012). Di sisi lain, hasi ini tidak konsisten dengan penelitian Wahyudi dan Baidori (2008) dan Janifairus (2013) yang menyatakan asset growth memiliki pengaruh terhadap kebijakan dividen. Return on equity tidak berpengaruh terhadap kebijakan dividen. Hasil ini konsisten dengan penelitian Adil et al. (2011) dan Deitiana (2009). Di sisi lain, hasil ini tidak konsisten dengan penelitian Suharli (2006) yang menyatakan return on equity memiliki pengaruh terhadap kebijakan dividen.
REFRENSI Adil, Ch. Muhammad, Nousheen Zafar dan Noman Yaseen. 2011. Empirical Analysis of Determinants of Dividend Payout: Profitability and Liquidity. Interdisciplinary Journal of Contemporary Research in Business Vol. 3 No. 1. Afza, Talat dan Hammad Hassan M. 2010 . Ownership Structure and Cash Flows As Determinants of Corporate Dividend Policy in Pakistan. International Business Research Vol. 3 No. 3. Anas, M., Y., Anni Aryani, dan Subekti Djamaludin. 2010. Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Bisnis & Manajemen Vol. 10 No.2.
39
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 5
November 2013
Arilaha, Muhammad Asril. 2009. Pengaruh Free Cash Flow, Profitabilitas, Likuiditas, dan Leverage Terhadap Kebijakan Dividen. Jurnal Keuangan dan Perbankan Vol. 13 No. 1. Ayuningtyas, Merinda N. dan Y. Anni Aryani. 2010. Pengaruh Arus Kas Operasi Terhadap Dividend Payout Dalam Kaitannya Dengan Siklus Hidup Perusahaan. Jurnal Akuntansi dan Bisnis Vol. 10 No. 1. Copeland, Thomas E., J. Fred Weston, & Kuldeep Shastri. 2005. Financial Theory and Corporate Policy Fourth Edition. Deitiana, Tita. 2009. Faktor-Faktor Yang Memepengaruhi Kebijakan Pembayaran Dividen Kas. Jurnal Bisnis Dan Akuntansi Vol. 11 No. 1. Dewi, Sisca C. 2008. Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Kebijakan Hutang, Profitabilitas dan Ukuran Perusahaan Terhadap Kebijakan Dividen. Jurnal Bisnis Dan Akuntansi Vol. 10 No. 1. Fadah, Isti dan Dodik Rian. 2007. Analisis Faktor-faktor Penentu Kebijakan Dividen. Jurnal Bisnis dan Manajemen Vol. 1 No.1. Fauz, Achmad dan Rosidi. 2007. Pengaruh Aliran Kas Bebas, Kepemilikan Manajerial,, Kepemilikan Institusional, Kebijakan Utang dan Collateral Asset terhadap Kebijakan Dividen. Jurnal Ekonomi dan Manajemen Vol. 8 No. 2. Foenay, Christien Corina. 2010. Analisa Pengaruh Faktor Internal Terhadap Dividen Tunai Pada Emiten Non Keuangan di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Bisnis dan Manajemen Vol.2 No. 1 Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19. Univesitas Diponogoro. Godfrey, J., Allan H., Ann T., Jane H., Scott H. 2010. Accounting Theory Seventh Edition. Australia. John Wiley & Sons. Gujarati, Damodar N. dan Dawn C. Porter. 2009. Basic Econometrics International Edition. McGraw Hill. Hair, Joseph F., Jr., William C. Black, Barry J. Babin, Rolph E. Anderson. 2010. Multivariate Data Analysis Seventh Edition. Pearson Handayani, Dwi R. dan Bambang Hadinugroho. 2009. Analisis Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kebijakan Hutang, ROA, Ukuiran Perusahaan Terhadap Kebijakan Dividen. Fokus Manajerial Vol 7 No. 1. Hery. 2009. Hubungan Laba Bersih dan Arus Kas Operasi dengan Dividen Kas. Akuntanbilitas Vol. 9 No.1. Ikatan Akuntan Indonesia. 2012. Standar Akuntansi Keuangan. Janifairus, Jossie Basten, Rustam Hidayat, dan Achmad Husaini. 2013. Pengaruh Return On Asset, Debt to Equity Ratio, Asset Growth, Cash Ratio Terhadap Dividend Payout Ratio. Jurnal Administrasi Bisnis Vol. 1 No. 1. Kurniawan, Juliana, Yuliawati Tan, dan Susanti Linuwih. 2013. Prediksi Laba Bersih dan Arus Kas Operasi Terhadap Dividen Badan Usaha Sektor Manufaktur di BEI Periode 2008-2011. Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vil. 2 No.1. Lucyanda, Jurica dan Lilyana. 2012. Pengaruh Free Cash Flow Dan Struktur Kepemilikan Terhadap Dividend Payout Ratio. Jurnal Dinamika Akuntansi Vol. 4 No. 2.
40
ISSN: 1410 -9875
Muntaha
Marlina, Lisa dan Clara Danica. 2009. Analisis Pengaruh Cash Position, Debt to Equity Ratio, dan Return on Assets terhadap Dividend Payout Ratio. Jurnal Manajemen Bisnis Vol. 2 No.1. Nuringsih, Kartika. 2005. Analisis Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kebijakan Hutang, ROA, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Kebijakan Dividen: Studi 1995-1996. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia Vol. 2 No.2. Priyatama, Reza Setiawan. 2012. The Influence Analyze Of Debt Ratio, Dividend Yield, Asset Growth, Earning Per Share, and Change in Earnings On Dividend Per Share. Jurnal Studi Manajemen Indonesia Vol. 1 No. 2. Pujiastuti, Triani. 2008. Agency Cost Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur dan Jasa Yang Go Public di Indonesia. Jurnak Keuangan dan Perbankan Vol. 12 No. 2. Ramli, Muhammad Ridha dan Muhammad Arfan. 2011. Pengaruh Laba, Arus Kas Operasi, Arus Kas Bebas, dan Pembayaran Dividen Kas Sebelumnya terhadap Dividen Kas yang Diterima Oleh Pemegang Saham. Jurnal Telaah & Riset Akuntansi Vol. 4 No.2. Sadalia, Isfenti dan Khalijah. 2011. Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Dividend Per Share Pada Industri Barang Konsumsi di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Ekonom Vol. 14 No. 4 Salwa. 2008. Analisis Faktor-faktor yang Berpengaruh terhadap Kebijakan Dividen Pembayaran Dividen Perusahaan di JII. Alumni Prodi Keuangan Islam, Fak. Syari’ah, UIN Sunan Kalijaga Vol. 2 No.2. Santoso, Singgih. 2010. Statistik Parametrik. Jakarta. Gramedia. Sartono, Agus. 2001. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi Edisi 4. Yogyakarta. Fakultas Ekonomi UGM. Sekaran, Uma dan Roger Bougie. 2010. Research Methods for Business Fifth Edition. Wiley Sudarsi, Sri. 2002. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio Pada Industri Perbankan Listed di Bursa Efek Jakarta (BEJ). Jurnal Bisnis Dan Ekonomi Vol. 9 No. 1. Sugiarto. 2008. Kebijakan Dividend Perusahaan-Perusahaan Terbuka Non Terbuka Keuangan yang dikontrol Keluarga. Akuntabilitas Vol. 7 No. 2. Suharli, Michell. 2006. Studi Empiris Mengenai Pengaruh Profitabilitas, Leverage, dan Harga Saham Terhadap Jumlah Dividen Tunai. Jurnal Maksi Vol. 6 No. 2. Suhartono. 2004. Pengaruh Insider Ownership, Net Organizational Capital, dan Risiko Pasar terhadap Kebijakan Dividen. Kajian Bisnis Vol. 12 No. 1. Suryani, E., Muhammad Arfan, dan Muslim A. Djalil. 2012. Pengaruh Profitabilitas, Arus Kas Operasi, dan Arus Kas Bebas terhadap Dividen Kas pada Perusahaan Manufaktur Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2005-2009. Jurnal Akuntansi Vol. 1 No.1. Tampubolon, Manahan. P. 2005. Managemen Keuangan (Finance Management). Ghalia Indonesia. Thanatawee, Yordying. 2013. Ownership Structure and Dividend Policy: Evidence from Thailand. International Journal of Economics and Finance Vol. 5 No.1.
41
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 5
November 2013
Usman, Bahtiar. 2006. Variabel Penentu Keputusan Pembagian Dividen Pada Perusahaan Yang Go Publik di Indonesia. Media Riset Bisnis & Manajemen Vol. 8 No.1. Wahyudi, Eko dan Baidori. 2008. Pengaruh Insider Ownership, Collateralizable Assets, Growth In Net Assets, dan Likuiditas terhadap Kebijakan Dividen pada Perusahaan Manufaktur yang Listing di Bursa Efek Indonesia Periode 2002-2006. Jurnal Aplikasi Manajemen Vol. 6 No.3. Weygandt, Jerry J., Kimmel, Paul D., Kieso, Donald E. 2013. Financial Accounting IFRS EDITION 2nd Edition. John Willey & Sons, Inc.
42
ISSN: 1410 -9875
Muntaha
Tabel 1 Prosedur Pemilihan Sampel
Jumlah
Kriteria Sampel
Sampel
Perusahaan non keuangan yang secara konsisten terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2012. Perusahaan non keuangan yang penyajian laporan keuangannya tidak menggunakan mata uang rupiah selama periode penelitian. Perusahaan non keuangan yang laporan keuangannya tidak berakhir per 31 Desember selama periode penelitian. Perusahaan non keuangan yang laporan keuangannnya tidak menunjukan laba selama periode penelitian. Perusahaan non keuangan yang tidak membagikan dividen selama periode penelitian. Perusahaan non keuangan yang memiliki laporan arus kas operasi negatif selama periode penelitian. Jumlah perusahaan yang dijadikan sampel per tahun Jumlah data yang diolah
296 (18) (3) (68) (101) (37) 69 207
Sumber: data yang dikumpulkan
DPO MNG ASCOL SZ LVRG EPS OCF AG ROE
N 207 207 207 207 207 207 207 207 207
Tabel 2 Hasil Statistik Deskriptif Mean Std. Deviation Minimum 0,4414 0,3140 0,0002 0,43 0,496 0 0,3186 0,2028 0,0056 12,4516 0,6522 10,8623 0,4031 0,1836 0,0594 1070,0375 3098,8374 0,74 0,1679 0,1191 0,0012 0,1514 0,2727 -0,5059 0,2389 0,2781 0,0058
Maximum 2,6652 1 0,8711 14,1862 0,9318 24074 0,5723 2,6481 3,2319
Sumber: Pengolahan data SPSS 19
Valid
Tabel 3 Variable Dummy Kepemilikan Manajerial Frequency Percent Valid Cummulative Percent Percent TIDAK 119 57,5 57,5 57,5 ADA 88 42,5 42,5 100,0 Total 207 100,0 100,0 Sumber: Pengolahan data SPSS 19
43
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 5
November 2013
Tabel 4 Hasil Uji Normalitas Sebelum Outlier Keterangan Unstandardized Residual N 207 Asymp. Sig. (2-tailed) 0,000 Data tidak berdistribusi normal Sumber: Pengolahan data SPSS 19
Tabel 5 Hasil Uji Normalitas Setelah Outlier Keterangan Unstandardized Residual N 196 Asymp. Sig. (2-tailed) 0,023 Data tidak berdistribusi normal. Sumber: Pengolahan data SPSS 19
Variabel MNG ASCOL SZ LVRG EPS OCF AG ROE
Tolerance 0,933 0,853 0,865 0,848 0,647 0,609 0,922 0,504
Tabel 6 Hasil Uji Multikolinearitas VIF Keterangan 1,071 Tidak terjadi multikolinearitas 1,173 Tidak terjadi multikolinearitas 1,156 Tidak terjadi multikolinearitas 1,179 Tidak terjadi multikolinearitas 1,545 Tidak terjadi multikolinearitas 1,642 Tidak terjadi multikolinearitas 1,085 Tidak terjadi multikolinearitas 1,986 Tidak terjadi multikolinearitas Sumber: Pengolahan data SPSS 19
Model 1
Variabel (Constant) MNG ASCOL SZ LVRG EPS OCF AG
44
Tabel 7 Hasil Uji Heteroskedastisitas Sig Keterangan 0,007 0,485 Tidak terjadi heteroskedastisitas 0,023 Terjadi heteroskedastisitas 0,070 Tidak terjadi heteroskedastisitas 0,633 Tidak terjadi heteroskedastisitas 0,902 Tidak terjadi heteroskedastisitas 0,965 Tidak terjadi heteroskedastisitas 0,155 Tidak terjadi heteroskedastisitas
ISSN: 1410 -9875
Muntaha
ROE
0,992
Tidak terjadi heteroskedastisitas
Sumber: Pengolahan data SPSS 19
Model 1
Tabel 8 Hasil Uji Autokorelasi Variabel Sig Keterangan Res_2 0,037 Terjadi autokorelasi Sumber: Pengolahan data SPSS 19
Tabel 9 Hasil Uji Koefisien Korelasi (R) Model 1
R 0,379 Sumber: Pengolahan data SPSS 19
Tabel 10 Hasil Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R-square) Model Adjusted R-square 1 0,109 Sumber: Pengolahan data SPSS 19
Tabel 11 Hasil Uji F Model
F
Sig
1
4,141
0,000
Sumber: Pengolahan data SPSS 19
Variabel (Constant) MNG ASCOL SZ LVRG EPS OCF AG ROE
B 0,029 0,007 -0,142 0,035 -0,092 2,730E-5 0,581 -0,154 -0,181
Tabel 12 Hasil Uji T T 0,071 0,161 -1,291 1,017 -0,754 3,296 2,616 -1,952 -1,725
Sig 0,944 0,872 0,198 0,310 0,452 0,001 0,010 0,052 0,086
Keterangan Tidak berpengaruh Tidak berpengaruh Tidak berpengaruh Tidak berpengaruh Berpengaruh Berpengaruh Tidak berpengaruh Tidak berpengaruh
Sumber: Pengolahan data SPSS 19
45
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 5
Halaman ini sengaja dikosongkan
46
November 2013
JURNAL BISNIS DAN AKUNTANSI Vol. 15, No. 1a, Is. 5, November 2013, Hlm. 47-54
ISSN: 1410 - 9875 http: //www.tsm.ac.id/JBA
PENGARUH PRODUK, HARGA, DISTRIBUSI, PROMOSI DAN KEPUASAAN PELANGGAN TERHADAP LOYALITAS KONSUMEN KELEMENS WEDANAJI dan MUWAFFICK H STIE TRISAKTI
[email protected] [email protected] Abstract: The purpose of this research is to examine product, price, distribution, promotion and customer satisfaction have influenced to customer loyalty. Sample used in this research were 100 respondents. Sample selected based on purposive sampling method. The statistical methods used in this research are multiple regression. Result of this research showed that product, price, distribution, promotion and customer satisfaction have influenced to customer loyalty. The research suggests that marketers should be pay attention to the factors that influence customer loyalty. Marketer are also should look at the needs of the market so that marketer can create a product that consumers need. Keywords : Product, Price, Distribution, Promotion, Customer Satisfaction, Customer Loyalty. Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh produk, harga, saluran distribusi,promosi, dan kepuasan pelanggan terhadap loyalitas pelanggan. Design penelitian menggunakan jenis penelitian deskriptif dan kausal. Sampel penelitian dilakukan dengan metode purposive sampling dengan 100 orang responden. Data penelitian dianalisis dengan menggunakan regresi Hasil penelitian menunjukan terdapat pengaruh yang signifikan dari seluruh variable independen produk, harga, saluran distribusi, promosi, dan kepuasan pelanggan terhadap variable loyalitas pelanggan. Halini menunjukkan bahwa perusahaan harus memperhatikan unsur loyalitas pelanggan dalam operasinya. Kata kunci : produk, harga, saluran distribusi, promosi, kepuasan pelanggan , loyalitas pelanggan. Malaysia yang dikembangkan pada abad ke-20. Kedai-kedai kopi di Ipoh Malaysia ingin memberikan kopi ke pelanggan agar terkesan
PENDAHULUAN Kopi putih adalah sebuah kopi yang berasal dari kota Ipoh di
47
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 5
unik, perlahan mereka juga meneliti dengan cara yang berbeda untuk menyeduh kopi jenis baru. Akhirnya mereka mengembangkan kopi putih yang mulai berada dalam permintaan di sekitar daerah Ipoh. Perlahan kopi putih telah mendapatkan popularitas di negaranegara seperti Australia, Inggris dan Amerika Serikat dan sekarang sudah masuk juga ke Indonesia. Banyak perusahaanperusahaan kopi besar di Indonesia yang mulai berlomba mengeluarkan kopi putih atau bahasa yang lebih komersial adalah white coffee. Perusahaan kopi seperti Kapal Api mengeluarkan Kapal Api White Coffee dan Wings memiliki Top White Coffee. Menurut penelitian yang diterbitkan oleh www.ekonomi.kompasian.com Kapal Api White Coffee lebih populer dan lebih laku di pasaran walaupun harga memiliki harga yang paling mahal namun Kapal Api White Coffee paling laku di pasaran dibandingkan dengan produk lain, sedangkan Top White Coffee yang memiliki harga yang paling murah malah kurang di minati oleh konsumen. Strategi Product yang ditawarkan oleh Kapal Api White Coffee tidak jauh berbeda dengan yang ditawarkan oleh Top White Coffee, dua perusahaan ini samasama menggunakan biji kopi terbaik yang digunakan dalam membuat kopi putih yang nantinya akan dinikmati oleh konsumen. Strategi Harga yang ditawarkan oleh kedua perusahaan sangat berbeda, harga yang ditawarkan oleh Kapal Api White Coffee lebih mahal dibandingkan
48
November 2013
dengan harga yang ditawarkan oleh Top White Coffe. Kapal Api White Coffee menjual kopi mereka dengan harga Rp 1500,-/sachet sedangkan Top White coffee menjual Rp 1000,-/sachet. Strategi distribusi yang digunakan oleh kedua perusahaan sama. Kedua perusahaan mendistribusikan produk mereka melalui agen, retailer atau supermarket atau bahkan warungwarung kecil di sekitar pemukiman pendudukan. Hal ini dilakukan agar konsumen dapat dengan memudah mendapatkan produk tersebut. Promosi yang digunakan oleh kedua perusahaan juga sama. Pada masa awal Kapal Api White Coffee masuk ke pasar konsumen, perusahaan gencar melakukan promosi lewat iklan dan juga memberikan promosi beli satu gratis satu. Begitu pula yang dilakukan oleh Top White Coffee. Dilihat sekilas bauran pemasaran yang digunakan oleh dua perusahaan ini cenderung tidak ada yang spesial, mereka menggunakan strategi promosi yang hampir sama. Namun, walaupun sudah menggunakan strategi yang hampir sama untuk masuk ke pasar, Top White Coffee tidak dapat mengalahkan Kapal Api White Coffee. Hal ini menarik sekali untuk diteliti apa sebenarnya yang menjadi alasan dari kegagalan Top White Coffee di pasar? Dengan menggunakan strategi bauran pemasaran yang hampir serupa kenapa Top White Coffee tidak mampu menyaingi penjualan Kapal Api White Coffee? Selain melihat dari bauran pemasaran penulis jika ingin melihat dari tingkat kepuasaan konsumen Top White Coffee apakah
ISSN: 1410 -9875
konsumen Top White Coffee yang ada sekarang tidak merasa puas akan Top White Coffee sehingga penjualan Top White Coffee tidak sebagus Kapal Api White Coffee, padahal jika diliat dari bauran pemasaran yang digunakan oleh dua perusahaan tersebut tidak jauh berbeda. Berdasarkan hal di atas, maka rumusan penelitian adalah 1) Apakah terdapat pengaruh Produk terhadap Loyalitas Konsumen Top White Coffee di Jakarta ? 2) Apakah terdapat pengaruh Harga terhadap Loyalitas Konsumen Top White Coffee di Jakarta? 3) Apakah terdapat pengaruh Distribusi terhadap Loyalitas Konsumen Top White Coffee di Jakarta? 4) Apakah terdapat pengaruh Promosi terhadap Loyalitas Konsumen Top White Coffee di Jakarta? 5) Apakah terdapat pengaruh kepuasaan pelanggan terhadap Loyalitas Konsumen Top White Coffee di Jakarta? 6) Apakah terdapat pengaruh Produk, Harga, Distribusi, Promosi dan Kepuasaan Konsumen terhadap Loyalitas Konsumen Top White Coffee di Jakarta? KERANGKA TEORITIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Produk Menurut Kurtz & Boone (2010:47) Product means more than a good, service, or idea. Product is a broad concept that also encompasses the satisfaction of all consumer needs in relation to a good, service or idea. Sedangkan menurut Hawkins & Mothersbaugh (2013:17), Product is anything a consumer acquires or might acquire to meet a perceived need
Kelemens Wedanaji Dan Muwaffick H
Harga Price is not just a number on a tag. It comes in many forms amd perfoms many functions rent, fares, fee, rates, tolls, retainers, wages amd commissions are the price you pay for some good or service (Kotler 2012:405). Kurtz & Boone (2010:47) A good pricing should create value for customers, building and strengthening their relationship with a firm and its product. Distribusi Distribution having the product available where target customers can buy it, is essential to success (Hawskins & Motherbaugh 2013:20). Menurut Kurtz & Boone (2010:46) marketers develop distribution strategies to ensure that consumers find their products in the proper quantities at the right times and right places. Promosi Menurut Kotler dan Keller (2012:498) Promotion are the means by which firms attempt to inform, persuade and remind consumer directly or indirectly about the product and brands they sell. Menurut Kurtz & Boone (2010:46) Promotion is the communications link between seller and buyers. Organization use varied ways to send messages about their goods, service, and ideas. Kepuasaan Pelanggan Hawskins & Motherbaugh (2013:621) Satification is positive post consumption evaluation that occurs when the consumption experience either meets or exceeds
49
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 5
expectations. Menurut Kotler (2012:150) Satification is a person feelings of pleasure or disappointment that result from comparing a product’s perceived performance (or outcome) to expectation.
Ho4 :
Ho5 Loyalitas Konsumen Kotler dan keller (2012:149) Loyalty as a deeply held commitment to rebuy or repatronize a preferred product or service in the future despite situational influences and marketing efforts having the potential to cause switching behavior. Menurut Griffin (2007:16) Loyalty is defined as non random purchase expressed over time by some decision making unit.
Dengan demikian, maka Pengembangan Hipotesis adalah Ho1 : Tidak terdapat pengaruh Produk terhadap Loyalitas Konsumen Top White Coffee di Jakarta. Ha1 : Terdapat pengaruh Produk terhadap loyalitas konsumen Top White Coffee di Jakarta. Ho2 : Tidak terdapat pengaruh Harga terhadap Loyalitas Konsumen Top White Coffee di Jakarta. Ha2 : Terdapat pengaruh Harga terhadap Loyalitas Konsumen Top White Coffee di Jakarta. Ho3 : Tidak terdapat pengaruh Distribusi terhadap Loyalitas Konsumen Top White Coffee di Jakarta. Ha3 : Terdapat pengaruh Distribusi terhadap Loyalitas Konsumen Top White Coffee di Jakarta.
50
November 2013
Ho6
Tidak terdapat pengaruh Promosi terhadap Loyalitas Top White Coffee di Jakarta. Ha4: Terdapat pengaruh Promosi terhadap Loyalitas Konsumen Top White Coffee di Jakarta. : Tidak terdapat pengaruh Kepuasaan Konsumen terhadap Loyalitas Konsumen Top White Coffee di Jakarta. Ha5 : Terdapat pengaruh Kepuasaan Konsumen terhadap Loyalitas Konsumen Top White Coffee di Jakarta. : Tidak terdapat pengaruh Produk, Harga, Distribusi, Promosi dan Kepuasaan Konsumen secara bersamasama terhadap Loyalitas Konsumen Top White Coffee di Jakarta. Ha6 : Terdapat pengaruh Produk, Harga, Distribusi, Promosi dan Kepuasaan Konsumen secara bersama-sama terhadap Loyalitas Konsumen Top White Coffee di Jakarta.
METODA PENELITIAN Rancangan Penelitian Penelitian dilakukan dengan penelitian kausal dan deskriptif. Penelitian kausal bersifat sebab akibat, dimana dalam penelitian ini terdapat variabel independen (variabel yang mempengaruhi) dan variabel dependen (variabel yang dipengaruhi) menurut Sekaran (2003, 126). Sedangkan penelitian deskriptif menurut Sugiyono adalah penelitian yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendekripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat
ISSN: 1410 -9875
kesimpulan
VARIABEL Produk Harga Distribusi
Promosi Kepuasaan Konsumen Loyalitas Pelanggan
Kelemens Wedanaji Dan Muwaffick H
yang
No 1 2. 3. 1. 2. 3. 1. 2. 1. 2. 1. 2. 3. 1. 2. 3. 4. 5. 6.
berlaku
umum
Tabel 1 Indikator INDIKATOR Aroma yang dihasilkan Citra rasa yang dihasilkan Warna kopi yang dihasilkan Harga yang relatif murah Perbandingan harga Perubahan harga Mudah didapatkan dan terjangkau Citra toko Iklan menarik persuasif dan komunikatif Slogan yang mudah diingat Produk yang digunakan saat ini mampu bersaing Puas dengan produk Produk memenuhi harapan Harga relati murah Penggunaan karena kebiasaan Kepuasaan terhadap produk Kesukaan terhadap produk Kebanggan terhadap produk Mempromosikan kepada orang lain
Teknik Pengumpulan Data Teknik pengambilan data adalah dengan data primer dimana penulis akan menyebarkan kuisioner, yakni metode pengumpulan data yang diperoleh dengan cara mengajukan kepada pembeli dan pengguna Top White Coffee daftar pertanyaan, penyebaran kuisioner dilakukan di Jakarta sebanyak 100 responden.
Variabel Produk
atau generalisasi (2010, 206).
LIKERT LIKERT LIKERT
LIKERT LIKERT
LIKERT
HASIL PENELITIAN Uji Hipotesis Hipotesis 1 Ho1 : Tidak terdapat pengaruh produk terhadap loyalitas konsumen Top White Coffee di Jakarta. Ha1 : Terdapat pengaruh produk terhadap loyalitas konsumen Top White Coffee di Jakarta.
Tabel 2 t hitung t Hitung 2,671
dapat di lihat dimana t hitung lebih besar dari pada t tabel 1.985 dan sig lebih kecil dari 0.05 maka dapat di simpulkan terdapat pengaruh
SKALA
Sig. 0,009
Produk terhadap loyalitas Konsumen Top White Coffee di Jakarta.
51
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 5
November 2013
Hipotesis 2 Ha2 : Terdapat pengaruh harga terhadap loyalitas konsumen Ho2 : Tidak terdapat pengaruh Top White Coffee di Jakarta. harga terhadap loyalitas konsumen Top White Coffee di Jakarta. Tabel 3 t hitung Variabel t Hitung Sig. Harga 2,525 0,001 dapat di lihat dimana t hitung lebih besar dari pada t tabel 1.985 dan sig lebih kecil dari 0.05 maka dapat di simpulkan terdapat pengaruh harga terhadap loyalitas Konsumen Top White Coffee di Jakarta.
Ho3 : Tidak terdapat pengaruh distribusi terhadap loyalitas konsumen Top White Coffee di Jakarta. Ha3 : Terdapat pengaruh distribusi terhadap loyalitas konsumen Top White Coffee di Jakarta.
Hipotesis 3 Tabel 4 t hitung Variabel t Hitung Sig. distribusi 3,950 0,000 dapat di lihat dimana t hitung lebih Ho4 : Tidak terdapat pengaruh besar dari pada t tabel 1.985 dan promosi terhadap loyalitas konsumen Top White Coffee sig lebih kecil dari 0.05 maka dapat di simpulkan terdapat pengaruh di Jakarta. harga terhadap loyalitas Konsumen Ha4 : Terdapat terdapat pengaruh Top White Coffee di Jakarta. promosi terhadap loyalitas konsumen Top White Coffee di Jakarta. Hipotesis 4 Tabel 5 t hitung Variabel t Hitung Sig. Promosi 3,784 0,000 dapat di lihat dimana t hitung lebih Ho5 : Tidak terdapat pengaruh besar dari pada t tabel 1.985 dan kepuasaan konsumen sig lebih kecil dari 0.05 maka dapat terhadap loyalitas konsumen di simpulkan terdapat pengaruh Top White Coffee di Jakarta. harga terhadap loyalitas Konsumen Ha5 : Terdapat terdapat pengaruh Top White Coffee di Jakarta. kepuasaan konsumen terhadap loyalitas konsumen Hipotesis 5 Top White Coffee di Jakarta. Tabel 6 t hitung Variabel t Hitung Sig. Kepuasaan konsumen 2,260 0,02 dapat di lihat dimana t hitung lebih harga terhadap loyalitas Konsumen besar dari pada t tabel 1.985 dan Top White Coffee di Jakarta. sig lebih kecil dari 0.05 maka dapat di simpulkan terdapat pengaruh Hipotesis 6
52
ISSN: 1410 -9875
Ho6 :
Kelemens Wedanaji Dan Muwaffick H
Tidak terdapat pengaruh Ha6 : produk, harga, distribusi, promosi dan kepuasaan pelanggan secara bersama – sama terhadap loyalitas konsumen Top White Coffee di Jakarta. Tabel 7 t hitung Variabel t Hitung Secara bersama-sama 6,370
dapat di lihat dimana F hitung lebih besar dari pada F tabel 2.31 dan sig lebih kecil dari 0.05 maka dapat di simpulkan terdapat pengaruh produk, harga, distribusi, promosi dan kepuasaan pelanggan secara bersama – sama terhadap loyalitas konsumen Top White Coffee di Jakarta. PENUTUP Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan dan dikembangkan, maka penulis dapat mengumukakan beberapa kesimpulan, adapun kesimpulan nya adalah sebagai berikut : Ha1 diterima, dimana terdapat pengaruh produk terhadap loyalitas konsumen Top White Coffee di
Terdapat pengaruh produk, harga, distribusi, promosi dan kepuasaan pelanggan secara bersama – sama terhadap loyalitas konsumen Top White Coffee di Jakarta. Sig. 0,000
Jakarta. Ha2 diterima, dimana terdapat pengaruh harga terhadap loyalitas konsumen Top White Coffee di Jakarta. Ha3 diterima, dimana terdapat pengaruh pengaruh distribusi terhadap loyalitas konsumen Top White Coffee di Jakarta. Ha4 diterima, dimana terdapat pengaruh promosi terhadap loyalitas konsumen Top White Coffee di Jakarta. Ha5 diterima, dimana terdapat pengaruh kepuasaan pelanggan terhadap loyalitas konsumen Top White Coffee di Jakarta. Ha6 diterima, dimana terdapat pengaruh produk, harga, distribusi, promosi dan kepuasaan pelanggan terhadap loyalitas konsumen Top White Coffee di Jakarta.
REFERENSI Blackwell, Roger D,. et al 2012. Consumer Behavior. Singapore : Cengage Learning Asia Pte Ltd. Griffin, Jill. 2007. Customer Loyalty. Erlangga : Jakarta. Gujarati, Damodar N. 2003. Basic Econometrics. New York : McGraw Hill, inc. Hair, Joseph F. 2006. Multivariate Analysis. New Jersey : Pearson Prentice Hall. Hawskins, Del I and David L Mothersbaugh. 2013. Consumer Behavior . New York: The McGraw Hill Companies. Ishak, Asmai. 2011. Pengaruh Kepuasaan dan Kepercayaan Konsumen Terhadap Loyalitas Studi Tentang Peran Mediasi Switching Cost. Jurnal Bisnis, 55-66.
53
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 5
November 2013
Kotler, Philip and Kevin Lane Keller. 2012. Marketing Management. Pearson Prentice Hall. Kurtz, David L and Louis E Boone. 2010. Principles of Contemporary Marketing. Cengange Learning : South Western. Sekaran, Uma. 2003. Reasearch Methods For Business. United States of America : Malloy Lithographing, Inc. Sekaran, Umar., Bougie Roger. 2010. Research Methods For Business. John Wiley an Sons Ltd. Setiadi, Nugroho J. 2008. Perilaku Konsumen. Pranada Media : Jakarta Sugiyono, M. 2010. Metode Peneliatian Bisnis, Alfabeta. Yonaldi, Sepris. 2011. Pengaruh Variabel Bauran Pemasaran Terhadap Loyalitas Konsumen Produk Minuman Teh Botol Frestea. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, 2086-5031. www.aktual.co/jalanjajan/200826intip-yuk-5-kopi-indonesia-yang-terkenal-dibelahan-dunia www.ekonomi.kompasiana.com/marketing/2012/12/14/kuatnya-iklan-topcoffee-belum-mampu-menggeser-konsumen-kopi-sejati-516143.html
54
JURNAL BISNIS DAN AKUNTANSI Vol. 15, No. 1a, Is. 5, November 2013, Hlm. 55-72
ISSN: 1410 - 9875 http: //www.tsm.ac.id/JBA
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI UNQUALIFIED OPINION WITH MODIFIED PARAGRAPH GOING CONCERN MERISKA FEBRIANTY STIE Trisakti
[email protected] Abstract: The purpose of this research is to obtain empirical evidence about the influence of return on assets, quick ratio, company’s growth, prior year audit opinion, current ratio, debt to equity, and debt to total assets of the company on acceptance of unqualified opinion with modified paragraph going concern. This research uses manufacturing and non-manufacturing companies listed in Indonesia Stock Exchange between 2008 to 2011 as the population. Research samples are companies selected by purposive sampling method. This research also uses a binary logistic regression of IBM SPSS Statistics 20 program. The result of this research is that the prior year audit opinion and debt to total assets have a positive correlation and significantly on acceptance of unqualified opinion with modified paragraph going concern while return on assets, quick ratio, company’s growth, current ratio, and debt to equity of the company don’t have an influence on acceptance of unqualified opinion with modified paragraph going concern. Keywords : Profitability, Liquidity, Company’s Growth, Solvability, Prior Year Audit Opinion, and Unqualified Opinion with Modified Paragraph Going Concern Abstrak: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan bukti empiris tentang pengaruh return on asset, rasio cepat, pertumbuhan perusahaan, opini audit tahun sebelumnya, rasio lancar, debt to equity, dan utang terhadap total aset perusahaan pada penerimaan pendapat wajar tanpa pengecualian dengan paragraf modifikasi yang terkait dengan kelangsungan usaha. Penelitian ini menggunakan perusahaan manufaktur dan non-manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia antara tahun 2008 sampai 2011 sebagai populasi. Sampel penelitian adalah perusahaan yang dipilih dengan metode purposive sampling. Penelitian ini juga menggunakan regresi binari logistik dari IBM SPSS Statistik Program 20. Hasil dari penelitian ini bahwa opini audit tahun sebelumnya dan utang terhadap total aset memiliki korelasi positif dan signifikan terhadap penerimaan opini wajar tanpa pengecualian dengan paragraf modifikasi yang terkait dengan kelangsungan usaha, sementarareturn on asset, rasio cepat, pertumbuhan perusahaan, rasio lancar, dan debt to equity perusahaan tidak memiliki pengaruh terhadap penerimaan opini wajar tanpa pengecualian dengan paragraf modifikasi yang terkait dengan kelangsungan usaha.
55
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 5
November 2013
Kata kunci: Profitabilitas, Likuiditas, Pertumbuhan Perusahaan, Solvabilitas, Opini Audit Tahun Sebelum, dan Opini Wajar Tanpa Pengecualian dengan Paragraf Modifikasi terkait dengan Kelangsungan Usaha. PENDAHULUAN Kelangsungan hidup suatu usaha selalu dihubungkan dengan kemampuan manajemen perusahaan dalam mempertahankan usahanya dalam jangka panjang. Namun, hal tersebut berpotensi besar melebar kepada auditor. Melalui opininya auditor yang terangkum dalam laporan audit mulai diminta pertanggungjawabannya untuk mengungkapkan kelangsungan atau going concern usahanya (Juandini 2011). Unqualified opinion dengan modified paragraph going concern menunjukkan adanya kondisi dan peristiwa yang menimbulkan keraguan auditor akan kelangsungan hidup perusahaan, baik yang disebabkan oleh kondisi keuangan maupun non-keuangan. Penilaian kelangsungan hidup atau going concern suatu perusahaan di dalam situasi memburuknya kondisi ekonomi, lebih didasarkan pada kemampuan perusahaan untuk melanjutkan operasinya dalam jangka waktu dua belas bulan ke depan (Praptitorini dan Januarti 2007). Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian terdahulu yang telah dilakukan oleh Juandini (2011). Penelitian ini memiliki perbedaan-perbedaan dengan penelitian sebelumnya. Pada penelitian terdahulu menggunakan variabel independen, seperti profitabilitas dengan instrumen return on assets (ROA), likuiditas dengan instrumen quick
56
ratio, pertumbuhan perusahaan dengan instrumen besarnya perubahan penjualan setiap tahun, serta opini audit tahun sebelumnya. Penelitian ini menggunakan variabelvariabel independen yang terdapat dalam penelitian sebelumnya, juga menambahkan instrumen current ratio pada variabel likuiditas. Penelitian ini menambahkan pula variabelvariabel independen, seperti solvabilitas atau leverage dengan instrumen debt to equity dan debt to total assets sebagai faktor-faktor yang mempengaruhi unqualified opinion dengan modified paragraph going concern. Penelitian ini terdiri dari lima bab dengan sistematika penulisan sebagai berikut. Pertama, pendahuluan, terdiri dari latar belakang, motivasi, masalah, manfaat, dan sistematika penulisan. Kedua, rerangka teoritis dan pengembangan hipotesis, menjelaskan mengenai going concern, opini audit, teori agensi, profitabilitas (return on assets), likuiditas (quick ratio), pertumbuhan perusahaan, opini audit tahun sebelumnya, likuiditas (current ratio), rasio leverage atau rasio solvabilitas (debt to equity dan debt to total assets). Ketiga, mengenai metoda penelitian, metode sampling yang digunakan, definisi operasional variabel dan pengukuran variabel dalam penelitian. Keempat, analisis dan pembahasan, terdiri dari gambaran umum sampel atau obyek penelitian, statistik deskriptif, hasil uji kualitas
ISSN: 1410 -9875
data serta pengujian hipotesis. Terakhir, terdiri dari kesimpulan, keterbatasan, dan rekomendasi untuk penelitian selanjutnya yang menggunakan topik yang sejenis. RERANGKA TEORITIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Going Concern Diyanti (2010) mendefinisikan going concern adalah kelangsungan hidup suatu badan usaha. Dengan adanya going concern maka suatu badan usaha dianggap akan mampu mempertahankan kegiatan usahanya dalam jangka waktu panjang, tidak akan dilikuidasi dalam jangka waktu pendek. Santosa dan Wedari (2007) menyatakan bahwa going concern sebagai asumsi bahwa perusahaan dapat mempertahankan kelangsungan hidup usahanya secara langsung akan mempengaruhi laporan keuangan. Laporan keuangan yang disiapkan menggunakan dasar going concern kemungkinan akan berbeda secara substansial dengan laporan keuangan yang disiapkan pada asumsi bahwa perusahaan tidak going concern. Laporan keuangan yang disiapkan pada dasar going concern akan mengasumsikan bahwa perusahaan akan bertahan melebihi jangka waktu pendek. Opini Audit Pendapat atau opini audit merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan audit. Opini audit diberikan oleh auditor melalui beberapa tahap audit, sehingga auditor dapat memberikan kesimpulan atas opini yang diberikan atas laporan keuangan yang diauditnya (Praptitorini dan Januarti 2006).
Meriska Febrianty
McKeown et. al. (1991) dalam Januarti (2009) berpendapat bahwa auditor mungkin saja gagal untuk memberikan pendapat tentang adanya indikasi kebangkrutan kepada suatu perusahan yang ternyata mengalami kebangkrutan dalam beberapa tahun mendatang. Hal ini disebabkan karena perusahaan tersebut sedang berada dalam posisi ambang batas antara kebangkrutan dengan kelangsungan usahanya. Teori Agensi Teori agensi menggambarkan hubungan agensi sebagai suatu kontrak di bawah satu prinsipal atau lebih yang melibatkan agen untuk melaksanakan beberapa layanan bagi mereka dengan melakukan pendelegasian wewenang serta pengambilan keputusan kepada agen (Jensen dan Meckling 1976). Auditor adalah pihak yang dianggap mampu menjembatani kepentingan pihak prinsipal (shareholders) dengan pihak agen (managers) dalam mengelola keuangan perusahaan (Praptitorini dan Januarti 2007). Unqualified Opinion dengan Modified Paragraph Going Concern Unqualified opinion dengan modified paragraph going concern merupakan pengindikasian bahwa dalam penilaian auditor terdapat risiko perusahaan tidak dapat bertahan dalam bisnis. Auditor harus mempertimbangkan hasil dari operasi, kondisi ekonomi yang mempengaruhi perusahaan, kemampuan pembayaran hutang, dan kebutuhan likuiditas di masa yang akan datang (Praptitorini dan Januarti 2007).
57
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 5
Profitabilitas (Return on Assets) Profitabilitas merupakan jumlah relatif laba yang dihasilkan dari sejumlah investasi atau modal yang ditanamkan dalam suatu usaha. Tujuan dari analisis profitabilitas adalah untuk mengukur tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai oleh perusahaan yang bersangkutan. Return on assets adalah rasio yang diperoleh dengan membagi laba atau rugi bersih dengan total aktiva. Rasio ini digunakan untuk menggambarkan kemampuan manajemen perusahaan dalam memperoleh laba, manajerial serta efisiensi secara keseluruhan (Juandini 2011). Likuiditas (Quick Ratio) Likuiditas secara umum dapat diartikan sebagai kemampuan perusahaan dalam membayar hutang-hutangnya yang telah jatuh tempo. Likuiditas sering digunakan sebagai kemampuan suatu perusahaan memenuhi kewajibankewajiban keuangan dalam jangka pendek atau yang harus dibayar. Quick ratio adalah rasio yang diperoleh dengan membagi aktiva lancar yang telah dikurangi dengan persediaan dengan kewajiban lancar. Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva yang lebih lancar (Juandini 2011). Pertumbuhan Perusahaan Pertumbuhan perusahaan dilihat dari penjualan yang lebih tinggi dibandingkan dengan kenaikan biaya akan mengakibatkan kenaikan laba perusahaan. Jumlah laba yang diperoleh secara teratur
58
November 2013
serta kecenderungan keuntungan yang meningkat merupakan suatu faktor yang sangat menentukan suatu perusahaan untuk tetap bertahan. Perusahaan dengan rasio pertumbuhan penjualan yang negatif berpotensi besar mengalami penurunan, sehingga apabila manajemen tidak segera mengambil tindakan perbaikan, maka perusahaan dimungkinkan tidak akan dapat mempertahankan kelangsungan hidup usahanya (Juandini 2011). Opini Audit Tahun Sebelumnya Perusahaan yang menerima unqualified opinion dengan modified paragraph going concern pada tahun sebelumnya akan dianggap memiliki masalah kelangsungan hidup usahanya, sehingga semakin besar kemungkinan bagi auditor untuk mengeluarkan unqualified opinion dengan modified paragraph going concern pada tahun berjalan (Januarti 2009). Opini audit tahun sebelumnya adalah opini audit yang diterima oleh perusahaan pada tahun sebelumya atau satu tahun sebelum tahun berjalan. Opini audit tahun sebelumnya ini dikelompokkan menjadi dua, yaitu perusahaan dengan unqualified opinion dengan modified paragraph going concern dan perusahaan tanpa unqualified opinion dengan modified paragraph going concern. Likuiditas (Current Ratio) Rasio likuiditas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban keuangan jangka pendek yang
ISSN: 1410 -9875
berupa hutang-hutang jangka pendeknya. Current ratio merupakan rasio yang diperoleh dengan membagi akitva lancar dengan hutang lancar. Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva lancar yang dimiliki (Januarti dan Fitrianasari 2008). Rasio Solvabilitas Rasio solvabilitas merupakan rasio untuk mengukur perbandingan dana yang disediakan oleh perusahaan dengan dana yang dipinjam dari kreditor perusahaan tersebut (Rudyawan dan Badera 2009). Debt to equity merupakan rasio yang menggambarkan perbandingan antara hutang-hutang dan ekuitas dalam pendanaan perusahaan dan menunjukkan kemampuan modal sendiri dari perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajibannya. Petronela (2004) dalam Susanto (2009) menyatakan bahwa tingginya debt to equity mencerminkan tingginya risiko keuangan perusahaan. Debt to total assets merupakan rasio yang menggambarkan perbandingan antara hutang lancar dan hutang jangka panjang dengan jumlah seluruh aktiva yang diketahui. Rasio ini menunjukkan berapa bagian dari keseluruhan aktiva yang dibelanjai oleh keseluruhan hutang (Rudyawan dan Badera 2009). Model Penelitian Model penelitian atas penelitian ini adalah sebagai berikut. Gambar 1 Model Penelitian Pengembangan Hipotesis
Meriska Febrianty
Ha1 :
Ha2 :
Ha3
:
Ha4 :
Ha5 :
Ha6
Ha7 :
Profitabilitas (return on assets) berpengaruh terhadap unqualified opinion dengan modified paragraph going concern. Likuiditas (quick ratio) berpengaruh terhadap unqualified opinion dengan modified paragraph going concern. Pertumbuhan perusahaan berpengaruh terhadap unqualified opinion dengan modified paragraph going concern. Opini audit tahun sebelumnya berpengaruh terhadap unqualified opinion dengan modified paragraph going concern. Likuiditas (current assets) berpengaruh terhadap unqualified opinion dengan modified paragraph going concern. : Debt to equity berpengaruh terhadap unqualified opinion dengan modified paragraph going concern. Debt to total assets berpengaruh terhadap unqualified opinion dengan modified paragraph going concern.
METODA PENELITIAN Obyek Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan non-keuangan yang terdapat di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama 4 tahun penelitian (2008-2011). Pengambilan sampel menggunakan purposive sampling method dengan
59
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 5
Return on assets merupakan rasio untuk mengukur kemampuan suatu aktiva perusahaan dalam menghasilkan laba (Juandini 2011). Rumus untuk menghitung besarnya return on assets adalah sebagai berikut.
prosedur pemilihan sampel adalah sebagai berikut. Tabel 1 Prosedur Pemilihan Sampel Definisi Operasional Variabel dan Pengukurannya Return on Assets
Return on Assets = Quick Ratio Quick ratio merupakan rasio untuk mengukur seberapa cepat aktiva lancar tanpa memperhitungkan persediaan untuk Quick Ratio =
Pertumbuhan perusahaan dilakukan dengan mengukur rasio pertumbuhan penjualan setiap
menutupi kewajiban lancar atau kewajiban jangka pendek suatu perusahaan (Susanto 2009). Rumus untuk menghitung besarnya quick ratio adalah sebagai berikut.
tahun (Juandini 2011). Pengukuran atas pertumbuhan penjualan perusahaan ini menggunakan skala rasio. Rumus untuk menghitung besarnya rasio pertumbuhan penjualan adalah sebagai berikut.
Penjualan Bersiht - Penjualan Bersiht-1 Penjualan Bersiht-1
Opini Audit Tahun Sebelumnya Opini audit tahun sebelumnya merupakan opini audit yang diterima perusahaan atas laporan keuangan pada tahun sebelumnya. Pengukuran atas opini audit tahun sebelumnya menggunakan variabel dummy. Perusahaan yang menerima unqualified opinion dengan modified paragraph pada tahun sebelumnya, diberi nilai “1”. Perusahaan yang menerima opini audit selain unqualified opinion dengan modified paragraph pada Current Ratio =
60
Net Income (Loss) Total Assets
Current Assets - Inventories Current Liabilities
Pertumbuhan Perusahaan
Pertumbuhan Penjualan =
November 2013
tahun sebelumnya, diberi nilai “0” (Susanto 2009). Current Ratio Current ratio merupakan rasio untuk mengukur kemampuan aktiva lancar dalam memenuhi kewajiban lancar atau jangka pendek suatu perusahaan (Susanto 2009). Pengukuran atas current ratio ini menggunakan skala rasio. Rumus untuk menghitung besarnya current ratio adalah sebagai berikut. Current Assets Current Liabilities
ISSN: 1410 -9875
Meriska Febrianty
Debt to Equity Debt to equity merupakan rasio untuk mengukur sejauh mana modal pemegang saham dapat menutupi hutang-hutang suatu perusahaan kepada pihak luar Debt to Equity =
(Susanto 2009). Pengukuran atas debt to equity ini menggunakan skala rasio. Rumus untuk menghitung besarnya debt to equity adalah sebagai berikut. Total Debt Total Equity
ditutupi oleh seluruh aktiva (Susanto 2009). Rumus untuk menghitung besarnya debt to total assets adalah sebagai berikut. Total Debt Debt to Total Assets = Total Assets
Debt to Total Assets Debt to total assets merupakan rasio untuk mengukur sejauh mana kewajiban suatu perusahaan
dalam penelitian ini adalah sebagai Metoda Analisis Data Model logistic regression yang berikut. digunakan untuk menguji hipotesis �� �� � � � �1��� � �2�� � �3�� � �4���� � �5�� � �6��� 1 � �� � �7���� � � Keterangan: �� : Unqualified Opinion dengan Modified Paragraph Going Concern �� ����
� ��� �� �� ���� �� ��� ���� �
: : : : : : : : :
Konstanta Return on Assets Quick Ratio Pertumbuhan Perusahaan Opini Audit Tahun Sebelumnya Current Ratio Debt to Equity Debt to Total Assets Kesalahan Residual
HASIL PENELITIAN Hasil pengujian statistik deskriptif, distribusi frekuensi opini audit, dan distribusi frekuensi opini audit tahun sebelumnya adalah sebagai berikut. Tabel 2 Hasil Uji Statistik Deskriptif Tabel 2.1 Distribusi Frekuensi Opini Audit Tabel 2.2 Distribusi Frekuensi Opini Audit Tahun Sebelumnya Hasil Uji Fit Model Tabel 3 Perbandingan Nilai -2LL Awal dengan -2LL Akhir
61
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 5
Nilai -2LL awal adalah sebesar 196,252. Setelah memasukkan tujuh variabel independen untuk diolah, maka nilai -2LL akhir mengalami penurunan sebesar 105,604. Adanya pengurangan nilai sebesar 90,648 ini menunjukkan bahwa model yang dihipotesiskan fit dengan data penelitian. Hasil Uji Determinasi Variasi Tabel 4 Nilai Nagelkerke R Square Nilai Nagelkerke R Square adalah sebesar 0,628 yang berarti bahwa variabilitas variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel independen secara bersama-sama adalah sebesar 62,8% dan sisanya sebesar 37,2% dijelaskan oleh variabel-variabel independen lain di luar model penelitian. Hasil Uji Kelayakan Model Regresi Logistik Tabel 5 Hasil Uji Hosmer and Lemeshow Besarnya nilai probabilitas signifikansi adalah sebesar 0,182. Nilai tersebut menunjukkan bahwa nilai signifikansi yang didapat lebih besar daripada tingkat signifikansi (α = 0,05). Hal ini berarti model regresi layak digunakan dalam analisis selanjutnya karena tidak terdapat perbedaan nyata antara klasifikasi yang diprediksi dengan klasifikasi yang diamati, dengan kata lain model regresi mampu memprediksi nilai data penelitian. Tabel 6 Hasil Uji Tingkat Ketepatan Prediksi Model Kekuatan prediksi model regresi untuk memprediksi kemungkinan perusahaan menerima unqualified opinion dengan modified paragraph going concern (1) adalah sebesar 85,2%. Hal ini
62
November 2013
menunjukkan bahwa model regresi yang digunakan terdapat 73 laporan keuangan yang tepat diberi unqualified opinion dengan modified paragraph going concern dari 82 laporan keuangan yang seharusnya diberi unqualified opinion dengan modified paragraph going concern. Kekuatan prediksi model perusahaan yang tidak menerima unqualified opinion dengan modified paragraph going concern (0) adalah sebesar 88%. Hal ini menunjukkan bahwa model regresi yang digunakan terdapat 52 laporan keuangan yang tepat untuk tidak diberikan unqualified opinion dengan modified paragraph going concern dari 62 laporan keuangan yang seharusnya tidak diberi unqualified opinion dengan modified paragraph going concern. Secara keseluruhan, ketepatan prediksi model berdasarkan model regresi yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebesar 86,8%. Hal ini menunjukkan bahwa dengan model regresi yang digunakan terdapat 125 laporan keuangan dari 144 laporan keuangan yang tepat diprediksi dengan menggunakan model regresi. Hasil Uji Estimasi Parameter dan Interpretasi Tabel 7 Return on Assets Nilai koefisien positif sebesar 0,301 dan nilai signifikansi sebesar 0,593. Hipotesis alternatif pertama ini tidak terdukung karena variabel return on assets memiliki nilai signifikansi yang lebih besar dari 0,05. Hal ini menandakan bahwa return on assets tidak memiliki pengaruh terhadap unqualified opinion dengan modified paragraph going concern.
ISSN: 1410 -9875
Meriska Febrianty
Tabel 8 Quick Ratio Nilai koefisien positif sebesar 0,548 dan nilai signifikansi sebesar 0,334. Hipotesis alternatif kedua ini tidak terdukung karena variabel quick ratio memiliki nilai signifikansi yang lebih besar dari 0,05. Hal ini menandakan bahwa quick ratio tidak memiliki pengaruh terhadap unqualified opinion dengan modified paragraph going concern.
yang telah diterima perusahaan pada tahun sebelumnya. Jika pada tahun sebelumnya auditor telah menerbitkan unqualified opinion dengan modified paragraph going concern, maka semakin besar kemungkinan auditor untuk menerbitkan kembali unqualified opinion dengan modified paragraph going concern pada tahun berikutnya.
Tabel 9 Pertumbuhan Perusahaan Nilai koefisien negatif sebesar 0,008 dan nilai signifikansi sebesar 0,817. Hipotesis alternatif ketiga ini tidak terdukung karena variabel pertumbuhan penjualan perusahaan memiliki nilai signifikansi yang lebih besar dari 0,05. Hal ini menandakan bahwa pertumbuhan penjualan perusahaan tidak memiliki pengaruh terhadap unqualified opinion dengan modified paragraph going concern. Nilai koefisien positif sebesar 3,706 dan nilai signifikansi sebesar 0,000. Hipotesis alternatif keempat ini terdukung karena variabel pertumbuhan penjualan perusahaan memiliki nilai signifikansi yang lebih kecil dari 0,05. Hal ini menandakan bahwa opini audit tahun sebelumnya memiliki pengaruh terhadap unqualified opinion dengan modified paragraph going concern. Opini audit tahun sebelumnya yang diterima perusahaan mempengaruhi keputusan auditor untuk menerbitkan kembali unqualified opinion dengan modified paragraph going concern. Dengan kata lain, auditor dalam memberikan unqualified opinion dengan modified paragraph going concern akan mempertimbangkan unqualified opinion dengan modified paragraph going concern
Tabel 11 Current Ratio Nilai koefisien negatif sebesar 0,520 dan nilai signifikansi sebesar 0,216. Hipotesis alternatif kelima ini tidak terdukung karena variabel current ratio memiliki nilai signifikansi yang lebih besar dari 0,05. Hal ini menandakan bahwa current ratio tidak memiliki pengaruh terhadap unqualified opinion dengan modified paragraph going concern. Tabel 12 Debt to Equity Nilai koefisien negatif sebesar 0,036 dan nilai signifikansi sebesar 0,177. Hipotesis alternatif keenam ini tidak terdukung karena variabel debt to equity memiliki nilai signifikansi yang lebih besar dari 0,05. Hal ini menandakan bahwa debt to equity tidak memiliki pengaruh terhadap unqualified opinion dengan modified paragraph going concern. Tabel 13 Debt to Total Assets Nilai koefisien positif sebesar 0,521 dan nilai signifikansi sebesar 0,049. Hipotesis alternatif ketujuh ini terdukung karena variabel debt to total assets memiliki nilai signifikansi yang lebih kecil dari 0,05. Hal ini menandakan bahwa debt to total assets memiliki pengaruh terhadap unqualified opinion
63
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 5
dengan modified paragraph going concern. Semakin tinggi debt to total assets, maka semakin buruk kinerja keuangan perusahaan yang dapat menimbulkan ketidakpastian mengenai going concern atau kelangsungan hidup perusahaan. Hal ini menyebabkan perusahaan lebih berpeluang mendapatkan unqualified opinion dengan modified paragraph going concern. Debt to total assets yang tinggi membuat auditor cenderung memberikan unqualified opinion dengan modified paragraph going concern. Perusahaan dengan nilai aktiva yang lebih kecil daripada hutangnya akan menghadapi bahaya kebangkrutan. PENUTUP Berdasarkan analisis maupun pembahasan yang telah dilakukan dalam penelitian ini, maka dapat diambil kesimpulan bahwa profitabilitas yang ditunjukkan dengan besarnya nilai return on assets tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap unqualified opinion dengan modified paragraph going concern. Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Indrawan dan Amilin (2008), Januarti dan Fitrianasari (2008) serta Juandini (2011), tetapi hasil penelitian ini tidak konsisten atau bertolak belakang dengan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Susanto (2009). Likuiditas yang ditunjukkan dengan besarnya nilai quick ratio tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap unqualified opinion dengan modified paragraph going concern. Hasil penelitian ini
64
November 2013
konsisten dengan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Januarti dan Fitrianasari (2008) serta Susanto (2009), tetapi hasil penelitian ini tidak konsisten atau bertolak belakang dengan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Juandini (2011) dan Warnida (2012). Pertumbuhan perusahaan yang ditunjukkan dengan besarnya nilai pertumbuhan penjualan tiap tahun tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap unqualified opinion dengan modified paragraph going concern. Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Fanny dan Saputra (2005), Januarti dan Fitrianasari (2008), Juandini (2011), Meriani dan Krisnadewi (2007), Santosa dan Wedari (2007) serta Setyarno et. al. (2006) tetapi hasil penelitian ini tidak konsisten atau bertolak belakang dengan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Juandini (2011). Opini audit tahun sebelumnya memiliki pengaruh signifikan terhadap unqualified opinion dengan modified paragraph going concern. Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Januarti (2009), Januarti dan Fitrianasari (2008), Juandini (2011), Santosa dan Wedari (2007), Setyarno et. al. (2006), dan Susanto (2009). Likuiditas yang ditunjukkan dengan besarnya nilai current ratio tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap unqualified opinion dengan modified paragraph going concern. Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Indrawan dan Amilin (2008), Januarti dan Fitrianasari (2008) serta Susanto (2009), tetapi hasil penelitian ini
ISSN: 1410 -9875
tidak konsisten atau bertolak belakang dengan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Warnida (2012). Solvabilitas yang ditunjukkan dengan besarnya nilai debt to equity tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap unqualified opinion dengan modified paragraph going concern. Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Januarti dan Fitrianasari (2008), Rudyawan dan Badera (2009) serta Susanto (2009), tetapi hasil penelitian ini tidak konsisten atau bertolak belakang dengan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Warnida (2012). Solvabilitas yang ditunjukkan dengan besarnya nilai debt to total assets memiliki pengaruh signifikan terhadap unqualified opinion dengan modified paragraph going concern. Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Januarti dan Fitrianasari (2008), Rudyawan dan Badera (2009) serta Susanto (2009), tetapi hasil penelitian ini tidak konsisten atau bertolak belakang dengan hasil penelitian
Meriska Febrianty
yang telah dilakukan oleh Warnida (2012). Keterbatasan-keterbatasan dalam penelitian ini antara lain penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 132 laporan keuangan perusahaan non-keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), hanya dilakukan selama empat tahun (2008-2011), hanya menggunakan 7 variabel independen yang terdiri dari 6 variabel keuangan (return on assets, quick ratio, pertumbuhan perusahaan, current ratio, debt to equity, dan debt to total assets) dan 1 variabel nonkeuangan (opini audit tahun sebelumnya). Berdasarkan analisis maupun keterbatasan-keterbatasan dalam penelitian ini, maka untuk penelitian selanjutnya dengan topik atau permasalahan yang sama dapat diberikan saran atau rekomendasi, seperti menambahkan jumlah sampel, memperpanjang jumlah tahun penelitian, menambahkan variabel-variabel independen lain yang memiliki pengaruh terhadap unqualified opinion dengan modified paragraph going concern.
REFERENSI Belotti, Xijuan, Jinn-Yang Uang, David B Citron, and Richard Taffler. 2010. The Predictive Ability of Audit Report Going-Concern Uncertainty Narratives. Pp : 1-27. Bruynseels, Liesbeth and Marleen Willekens. 2005. Strategic Viability and Going-Concern Audit Opinions. Katholieke Universiteit Leuven, Belgium. Diyanti, Fitri Tri. 2010. Effect of Company’s Debt Default, Auditor Turnover, and Size to Acceptance of Audit Opinion Going Concern. Undergraduate Program Faculty of Economics Gunadarma University.
65
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 5
November 2013
Fanny, Margaretta dan Sylvia Saputra. 2005. Opini Audit Going Concern: Kajian Berdasarkan Model Prediksi Kebangkrutan, Pertumbuhan Perusahaan, dan Reputasi Kantor Akuntan Publik (Studi pada Emiten Bursa Efek Jakarta). Simposium Nasional Akuntansi VIII. Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19. Semarang: Badan Penerbit - Universitas Diponegoro. Gitman, Lawrence J. 2008. Principles of Managerial Finance. 12th Edition. Addison Wesley. Hani, Cleary, dan Mukhlasin. 2003. Going Concern dan Opini Audit: Suatu Studi pada Perusahaan Perbankan di BEJ. Simposium Nasional Akuntansi VI. H : 1221-1233. Haron, Hasnah, Bambang Hartadi, Mahfooz Ansari, and Ishak Ismail. 2009. Factors Influencing Auditor’s Going Concern Opinion. Asian Academy of Management Journal, Vol. 14. No. 1. 1–19. Indrawan, Ady dan Amilin. 2008. Analisis Penilaian Going Concern Perusahaan dan Opini Audit oleh KAP Big Four dengan KAP Non Big Four (Studi pada Emiten di Bursa Efek Indonesia). Jurnal Ekonomi. Vol. XVIII. No. 2. September 2008. H : 72-83. Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo. 1999. Metodologi Penelitian untuk Akuntansi dan Manajemen. Yogyakarta : BPFE Yogyakarta.
Bisnis
Januarti, Indira. 2009. Analisis Pengaruh Faktor Perusahaan, Kualitas Auditor, Kepemilikan Perusahaan terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern (Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia). Universitas Diponegoro. Januarti, Indira dan Ella Fitrianasari. 2008. Analisis Rasio Keuangan dan Rasio Non Keuangan yang Mempengaruhi Auditor dalam Memberikan Opini Audit Going Concern pada Auditee (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta Tahun 2000-2005). Jurnal Maksi. Vol. 8. No. 1. Januari 2008. H: 43-58. Juandini, Wulandari. 2011. Factors that Influence the Acceptance of a Going Concern Audit Opinion Manufacturing Companies Listed in Indonesia Stock Exchange (BEI). Undergraduate Program Faculty of Economics Gunadarma University. Jensen, Michael C. and William H. Meckling. 1976. Theory of the Firm: Managerial Behavior, Agency Costs and Ownership Structure. Journal of Financial Economics, October, 1976. V. 3. No. 4. Pp. 305-360.
66
ISSN: 1410 -9875
Meriska Febrianty
Knechel, W. Robert and Ann Vanstraelen. 2007. The Relationship between Auditor Tenure and Audit Quality Implied by Going Concern Opinions. Auditing: A Journal of Practice & Theory. Vol. 26. No. 1. May 2007. Pp. 113–131. Masyitoh, Oni Currie dan Desi Adhariani. The Analysis of Determinants of Going Concern Audit Report. Meriani, Ni Putu dan Komang Ayu Krisnadewi. 2007. Pengaruh Kondisi Keuangan, Pertumbuhan Perusahaan, dan Reputasi Auditor pada Pengungkapan Opini Audit Going Concern. Pambudhi, Nurcahyo Agung. 2011. The Effect of Bankruptcy Prediction of Model Analysis, Financial Leverage, and Opinions in the Previous Year Audit Revenue Auditor Opinion Going Concern. Praptitorini, Mirna Dyah dan Indira Januarti. 2007. Analisis Pengaruh Kualitas Audit, Debt Default, dan Opinion Shopping terhadap Penerimaan Opini Going Concern. Simposium Nasional Akuntansi X. Rahayu, Puji. 2007. Assessing Going Concern Opinion: a Study based on Financial and Non-Financial Informations. (Empirical Evidence of Indonesian Banking Firms Listed on JSX and SSX). Simposium Nasional Akuntansi X. Rudyawan, Arry Pratama dan I Dewa Nyoman Badera. 2009. Opini Audit Going Concern: Kajian berdasarkan Model Prediksi Kebangkrutan, Pertumbuhan Perusahaan, Leverage, dan Reputasi Auditor. Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Udayana. Jurnal Akuntansi dan Bisnis. Vol. 4. No. 2. Juli 2009. H : 129-138. Santosa, Arga Fajar dan Linda Kusumaning Wedari. 2007. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kecenderungan Penerimaan Opini Audit Going Concern. JAAI. Vol. 11. No. 2. Desember 2007. H : 141-158. Sekaran, Uma. 2006. Research Methods for Business. Jakarta. Edisi 4. Wiley. Penerbit Salemba Empat. Setyarno, Eko Budi, Indira Januarti, dan Faisal. 2006. Pengaruh Kualitas Audit, Kondisi Keuangan Perusahaan, Opini Audit Tahun Sebelumnya, Pertumbuhan Perusahaan terhadap Opini Audit Going Concern. Simposium Nasional Akuntasi IX. Socol, Adela. 2010. Significant Doubt about the Going Concern Asumption in Audit. Annales Universitatis Apulensis Series Oeconomica, 12(1).
67
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 5
November 2013
Suartana, I Wayan. 2007. Upaya Meningkatkan Kualitas Pertimbangan Audit melalui Self Review: Kasus Going Concern Perusahaan. Simposium Nasional Akuntansi X. Subramanyam, K. R. And John J. Wild. 2008. Financial Statement Analysis. 10th Edition. McGraw Hill International Edition. Susanto, Yulius Kurnia. 2009. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penerimaan Opini Audit Going Concern pada Perusahaan Publik Sektor Manufaktur. Jurnal Bisnis dan Akuntansi. Vol. 11. No. 3. Desember 2009. H : 155-173. Warnida. 2012. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penerimaan Opini Audit Going Concern (Studi Empiris Pada Perusahaan Yang Listing Di BEI). Fakultas Ekonomi Universitas Andalas. LAMPIRAN Profitabilitas (Return on Assets)
Likuiditas (Quick Ratio)
Pertumbuhan Perusahaan
Opini Audit Tahun Sebelumnya
Unqualified Opinion dengan Modified Paragraph Going Concern
Likuiditas (Current Ratio)
Debt to Equity
Debt to Total Assets
68
Gambar 1 Model Penelitian
ISSN: 1410 -9875
Meriska Febrianty
Tabel 1 Prosedur Pemilihan Sampel No. Keterangan Perusahaan non-keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) 1. secara konsisten selama periode penelitian (2008-2011). Perusahaan non-keuangan yang tidak menggunakan periode laporan 2. keuangan yang berakhir pada tanggal 31 Desember secara konsisten. Perusahaan non-keuangan yang tidak menyediakan secara lengkap laporan keuangan yang telah diaudit oleh 3. auditor selama periode penelitian (2008-2011). Perusahaan non-keuangan yang tidak menggunakan mata uang rupiah (Rp) 4. dalam laporan keuangan secara konsisten. Perusahaan non-keuangan yang tidak mengalami kerugian sekurangkurangnya dua periode laporan 5. keuangan selama periode penelitian (2008-2011). Jumlah perusahaan Jumlah sampel penelitian (4 tahun) Sumber : Diolah Penulis
Perusahaan
Data
295
1.180
-
-
(57)
(228)
(20)
(80)
(182)
(728)
36 144
Tabel 2 Hasil Uji Statistik Deskriptif N
Minimum
Maximum
OA 144 0 1 RoA 144 -1,7065 3,4747 QR 144 0,0075 10,5062 PP 144 -0,9997 60,9107 OATS 144 0 1 CR 144 0,0459 13,6545 DtE 144 -51,3327 38,7864 DtTA 144 0,0038 6,6724 Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS
Mean 0,42 -0,092262 1,086602 0,901551 0,42 1,636760 1,580948 0,901162
Std. Deviation 0,496 0,4097870 1,5063410 6,8061821 0.496 2,3941304 8,1378003 0,9112447
69
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 5
November 2013
Tabel 2.1 Distribusi Frekuensi Opini Audit Valid
Frequency
Percent
83 61 144
57,6 42,4 100,0
0 1 Total
Valid Percent 57,6 42,4 100,0
Cumulative Percent 57,6 100,0
Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS Tabel 2.2 Distribusi Frekuensi Opini Audit Tahun Sebelumnya Valid
Frequency
Percent
83 61 144
57,6 42,4 100,0
0 1 Total
Valid Percent 57,6 42,4 100,0
Cumulative Percent 57,6 100,0
Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS Tabel 3 Perbandingan Nilai -2LL Awal dengan -2LL Akhir -2LL Block 0 = Beginning Block
196,252
-2LL Block 1 : Method = Enter
105,604
Pengurangan Nilai -2LL
90,648
Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS Tabel 4 Nilai Nagelkerke R Square Step 1
-2 Log likelihood 105,604
Cox & Snell R Square 0,467
Nagelkerke R Square 0,628
Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS Tabel 5 Hasil Uji Hosmer and Lemeshow Step 1
Chi-square 11,360
dF 8
Sig. 0,182
Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS Tabel 6 Hasil Uji Tingkat Ketepatan Prediksi Model Predicted Opini Audit Non-Going Going Concern Concern
Observed Step 1
Opini Audit
Percentage Correct
Non-Going Concern
73
10
88
Going Concern
9
52
85,2
Overall Percentage
86,8
Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS Hasil Uji Estimasi Parameter dan Interpretasi Tabel 7 Return on Assets Variabel Independen Return on Assets
B 0,301
Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS
70
S.E. 0,562
Wald 0,286
dF 1
Sig. 0,593
Exp(B) 1,351
ISSN: 1410 -9875
Tabel 8 Quick Ratio Variabel Independen B S.E. Wald Quick Ratio 0,548 0,567 0,934 Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS
Meriska Febrianty
dF 1
Tabel 9 Pertumbuhan Perusahaan Variabel Independen B S.E. Wald dF Pertumbuhan -0.008 0,035 0,053 1 Perusahaan Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS
Sig. 0,334
Exp(B) 1,729
Sig.
Exp(B)
0,817
0,992
Tabel 10 Opini Audit Tahun Sebelumnya Variabel Independen B S.E. Wald dF Sig. Exp(B) Opini Audit Tahun Sebelumnya 3,706 0,526 49,648 1 0,000 40,678 Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS Tabel 11 Current Ratio Variabel Independen B S.E. Wald Current Ratio -0,520 0,420 1,531 Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS
dF 1
Sig. 0,216
Exp(B) 0,595
Tabel 12 Debt to Equity Variabel Independen B S.E. Wald Debt to Equity -0,036 0,026 1,826 Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS
dF 1
Sig. 0,177
Exp(B) 0,965
Tabel 13 Debt to Total Assets Variabel Independen B S.E. Wald dF Debt to Total Assets 0,521 0,265 3,881 1 Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS
Sig. 0,049
Exp(B) 1,684
71
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 5
Halaman ini sengaja dikosongkan
72
November 2013
JURNAL BISNIS DAN AKUNTANSI Vol. 15, No. 1a, Is. 5, November 2013, Hlm. 73-88
ISSN: 1410 - 9875 http: //www.tsm.ac.id/JBA
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MANAJEMEN LABA
MARIA STIE Trisakti
[email protected] Abstract: The purposive of this study is to investigate the effect public accounting firm’s reputation, managerial ownership, institutional ownership, firm size, leverage, profitability and earnings pressure on earnings management. This study used manufacturing companies which listed in Indonesia Stock Exchange for 2010 until 2012 as population. This study also used purposive sampling and multiple regression. The reseacrh finding that leverage and profitability affects earnings management. There is no effect of public accounting firm’s reputation, managerial ownership, institutional ownership, firm size, and earnings pressure on earnings management. Keywords: Earnings Management, Public Accounting Firm’s Reputation, Institutional Ownership, Leverage, Profitability and Earnings Pressure. Abstrak: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menyelidiki pengaruh reputasi kantor akuntan publik, kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, ukuran perusahaan, leverage, profitabilitas dan tekanan laba pada manajemen laba. Penelitian ini menggunakan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia untuk tahun 2010 sampai 2012 sebagai populasi. Penelitian ini juga menggunakan purposive sampling dan regresi berganda. Penelitian ini menemukan bahwa leverage dan profitabilitas mempengaruhi manajemen laba. Tidak ada pengaruh reputasi kantor akuntan publik, kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, ukuran perusahaan, dan tekanan laba pada manajemen laba. Kata kunci: Manajemen Laba, Reputasi Kantor Akuntan Publik, Kepemilikan Institusional, Leverage, Profitabilitas dan Tekanan Laba. PENDAHULUAN
keuangan menjadi sorotan utama bagi pengguna laporan keuangan. Pandangan mereka lebih terpusat pada informasi laba tanpa memperhatikan prosedur yang digunakan untuk menghasilkan informasi laba perusahaan (Beattie et al. 1994 dalam Kusumaningtyas 2012). Kinerja manajemen yang
Kualitas laporan keuangan perlu dijaga agar berguna bagi pengguna laporan keuangan. Pengguna laporan keuangan meliputi manajemen, investor, karyawan, kreditur, pemerintah dan publik. Laba yang ada dalam laporan
73
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 5
diukur dengan informasi laba tersebutlah yang mendorong munculnya manajemen laba. Pihak manajemen dituntut untuk memperlihatkan laba yang maksimum agar perusahaan dinilai memiliki kinerja yang baik oleh pasar. RERANGKA TEORITIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Agency Theory Konsep dari agency theory sendiri adalah hubungan kontrak antara pihak prinsipal dengan agen (Anthony dan Govindarajan 1995 dalam Handayani dan Rachadi 2009). Berle dan Means (1932) berpendapat bahwa pemisahan kepemilikan dan pengelolaan yang dilakukan oleh manajemen ini mengakibatkan berkurangnya pengawasan atas perusahaan oleh pemilik perusahaan (Handayani dan Rachadi 2009). Kewenangan yang diberikan kepada manajemen membuat manajemen menjadi lebih leluasa dalam mengelola perusahaan. Namun keleluasaan yang diberikan pemilik tersebut, memugkinkan pihak manajemen tidak melaksanakan tanggung jawabnya untuk memberikan informasi yang sesungguhnya kepada pemilik dan tidak memaksimumkan keuntungan pemilik. Hal ini disebabkan karena disisi lain manajer juga ingin mensejahterakan kepentingan dirinya sendri (Santoso 2012). Manajemen Laba Manajemen laba merupakan setiap tindakan manajemen yang dapat mempengaruhi angka laba yang dilaporkan. Pandangan terkini tentang manajemen laba dikemukakan oleh Healy dan Wahlen
74
November 2013
(1998) yang menyatakan bahwa manajemen laba adalah proses dimana manajer mempunyai kemampuan untuk memberikan informasi yang bukan sebenarnya kepada stakeholder dan mempengaruhi hasil kontraktual mereka dengan owner (Handayani dan Rachadi 2009). Reputasi KAP Tujuan dari audit laporan keuangan adalah untuk memberikan suatu kepastian (Guna dan Herawaty 2010). Seorang auditor dalam melakukan audit perlu memperhatikan standar audit yang berlaku. Standar auditing berbeda dengan prosedur, standar berkaitan dengan tidak hanya kualitas profesional namun juga berkaitan dengan pertimbangan yang dilakukan dalam pelaksanaan audit (Agoes 2012), H�� : Reputasi KAP berpengaruh terhadap manajemen laba. Kepemilikan Manajerial Kepemilikan manajerial adalah persentase saham yang dimiliki oleh pihak manajemen. Pihak manajemen adalah pengelola perusahaan seperti direktur, manajer dan karyawan dalam perusahaan (Kusumawardhani 2012). Iqbal dan Fachiriyah (2007) mengungkapkan untuk mengurangi masalah keagenan adalah dengan adanya kepemilikan manajerial, manajemen akan merasakan dampak langsung dari keputusannnya sehingga mengurangi kemungkinan manajer untuk melakukan tindakan buruk yang merugikan kepentingan dirinya sendiri.
ISSN: 1410 -9875
H�� : Kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap manajemen laba. Kepemilikan Institusional Kepemilikan institusional merupakan kepemilikan saham perusahaan oleh perusahaan lain, baik yang berada di dalam maupun luar negeri serta saham pemerintah dalam maupun luar negeri (Susiana dan Herawaty 2007). Kepemilikan institusional memiliki kemampuan untuk mengendalikan pihak manajemen melalui proses monitoring yang lebih efektif sehingga mengurangi manajemen untuk melakukan manajemen laba (Boediono 2005). Hal ini dikarenakan investor institusional merupakan investor yang sophisticated (tidak mudah dibodohi) yang dapat melakukan peran pengawasan terhadap manajemen (Nuryaman dan Ginting 2010). H�� : Kepemilikan institusional berpengaruh terhadap manajemen laba. Ukuran Perusahaan Ukuran perusahaan adalah suatu skala dimana besar atau kecilnya perusahaan dapat diklasifikasikan dengan berbagai cara, antara lain seperti total aktiva, log size, nilai pasar saham, dan lain-lain (Azlina 2010). Perusahaan besar yang telah dikenal oleh masyarakat akan lebih berhati-hati dalam melaporkan keuangannya. Hal ini menyebabkan perusahaan besar cenderung melaporkan keuangan secara akurat (Effendi dan Daljono 2013). Namun, menurut Slamet dan Wijayanti (2012) perusahaan besar cenderung
Maria
menstabilkan laba yang diperolehnya. H�� : Ukuran Perusahaan berpengaruh terhadap manajemen laba. Leverage Rasio leverage ini menggambarkan besaran aktiva yang dimiliki oleh perusahaan yang dibiayai dengan utang (debt), maka dari itu semakin tinggi leverage maka semakin tinggi pula resiko yang dihadapi oleh investor. Resiko yang tinggi semakin tinggi pula tingkat keuntungan yang diharapkan investor (Guna dan Herawaty 2010). Tekanan dari investor ini membuat manajemen melakukan manajemen laba agar investor berminat untuk tetap menanamkan modalnya. H�� : Leverage berpengaruh terhadap manajemen laba. Profitabilitas Profitabilitas mempunyai arti penting bagi perusahaan yaitu menunjukan bagaimana perusahaan dapat mempertahankan hidupnya dan mempunyai prospek yang baik dimasa yang akan datang. Profitabilitas mencerminkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan yang ditunjukan oleh laba yang dihasilkan perusahaan (Sudarmadji dan Sularto 2007). H�� : Profitabilitas berpengaruh terhadap manajemen laba. Earnings Pressure Perusahaan-perusahaan yang labanya sudah mencapai target, maka penurunan laba dapat dilakukan dengan earnings pressure. Jika laba tahun berjalan telah melebihi target yang telah ditetapkan manajemen maka
75
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 5
perusahaan tertarik untuk melakukan penurunan akrual yang bersifat menurunkan laba untuk melakukan income smoothing (Wijaya dan Martani 2011). Perusahaan-perusahaan yang labanya tidak mencapai target, tidak menurunkan laba perusahaan. Perusahaan tersebut cenderung
November 2013
menaikan labanya dengan earnings pressure agar nilai perusahaan dapat meningkat (Ristiyanti dan Syafruddin 2012). H�� : Earnings Pressure berpegaruh terhadap manajemen laba. Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dibuat model penelitian:
Reputasi KAP Kepemilikan Manajerial Kepemilikan Institusional Manajemen Laba
Ukuran Perusahaan Leverage Profitabilitas Earnings Pressure
Gambar I Model Penelitian METODA PENELITIAN Objek Penelitian Obyek penelitian yang digunakan adalah perusahaanperusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan periode penelitian 2010 sampai 2012, dimana sampel yang digunakan adalah perusahaan manufaktur. Penelitian ini menggunakan metode purposive sampling, yaitu metode pengambilan sampel dengan memenuhi kriteria-kriteria tertentu (Sekaran dan Bougie 2013). Dalam penelitian ini kriteria yang digunakan dalam pengambilan sampel, yaitu: 1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
76
2. 3. 4. 5.
secara konsisten per 31 Desember tahun 2010 sampai dengan tahun 2012. Perusahaan manufaktur menerbitkan laporan keuangan dalam mata uang Rupiah. Perusahaan manufaktur yang menggunakan tahun buku yang berakhir pada 31 Desember. Perusahaan manufaktur yang memiliki laba secara konsisten dari tahun 2010 sampai 2012. Perusahaan manufaktur yang memiliki kepemilikan institusional secara konsisten dari tahun 2010 sampai 2012.
Manajemen Laba Variabel dependen dalam penelitian ini adalah manajemen
ISSN: 1410 -9875
laba, dimana manajemen laba merupakan suatu tindakan manajemen dalam proses penyusunan laporan keuangan untuk mempengaruhi tingkat laba yang disajikan (Iqbal dan Fachiriyah 2007). Penelitian ini menggunakan discretionary accruals (DA) sebagai proksi dari manajemen laba, model dari Kaznik (1999) yang mengembangkan model Jones (1991) dan Dechow et al. (1995) sesuai dengan penelitian dari Darabi et al. (2012) dan Kesatria (2013), yaitu sebagai berikut: ACCit=α0 + α1[ ΔREVit‐ ΔRECit ] + α2 PPEit + α3ΔCFOit + ε Keterangan: ACCit: total akrual (ACCit = EARN – CFO) EARN: laba bersih sebelum ada extraordinary item. CFO: arus kas bersih dari aktivitas operasi yang dilaporkan dalam laporan arus kas. ΔREVit: perubahan pendapatan dari tahun t-1 ke tahun t (REVt-REVt-1). ΔRECit: perubahan net account receivable dari tahun t-1 ke tahun t (RECt-RECt-1). PPEit : gross property, plant and equipment pada tahun t. ΔCFOit: perubahan dalam arus kas operasi dari tahun t-1 ke tahun t(CFOt-CFOt-1).
Maria
Reputasi KAP Reputasi KAP dalam penelitian ini diukur dengan proksi ukuran KAP, karena diasumsikan reputasi KAP dapat berpengaruh dari ukuran kantor auditornya. Auditor yang bekerja di KAP Big Four (PWC, Ernst&Young, Deloitte, dan KPMG) dianggap lebih berkualitas karena telah dibekali oleh serangkaian pelatihan dan prosedur serta memiliki program audit yang akurat dan efektif dibanding dengan KAP Non-Big Four (Susiana dan Herawaty 2007). Reputasi KAP diukur dengan skala nominal melalui variabel dummy. Dimana, angka 1 digunakan untuk mewakili perusahaan yang diaudit oleh KAP Big Four, dan angka 0 digunakan untuk mewakili perusahaan yang diaudit oleh KAP Non-Big Four. Kepemilikan Manajerial Kepemilikan manajerial adalah kepemilikan saham oleh pihak manajemen, yaitu pengelola perusahaan seperti direktur, manajer, dan karyawan. Kepemilikan manajerial dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan variabel dummy dimana 1 digunakan untuk mewakili perusahaan yang memiliki kepemilikan manajerial dan 0 digunakan untuk mewakili perusahaan yang tidak memiliki kepemilikan manajerial (Nuryaman dan Ginting 2010).
Kepemilikan Institusional Semua variabel dibagi dengan total Kepemilikan institusional aset tahun sebelumnya (t-1). adalah kepemilikan saham oleh Abnormal akrual sebagai indikator manajemen laba diukur dengan nilai institusi (Moh’d et al. 1998 pada absolut dari discretionary accruals. Kusumawardhani 2012). Jumlah saham yang dimiliki investor institusi INST = Jumlah saham yang beredar
77
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 5
Ukuran Perusahaan Ukuran perusahaan dalam penelitian ini diukur dengan logarithm of total asset untuk menggambarkan besar atau kecilnya perusahaan (Wijaya dan Martani 2011). UK_PRSH = logarithm of total asset. Leverage Leverage merupakan perbandingan antara utang dan aktiva yang menunjukan berapa bagian aktiva yang digunakan untuk menjamin utang (Widyaningdyah, 2001). Leverage dalam penelitian ini menggunakan rumus :
November 2013
Total Utang LEV = Total Aset Profitabilitas Profitabilitas dalam penelitian ini diukur mengunakan return on asset, seperti yang dikatakan Guna dan Herawaty (2010) menggunakan rumus : Laba Bersih setelah Pajak ROA = Total Aset Earnings Pressure Earnings pressure pada penelitian ini diukur dengan rumus yang sama dengan penelitian dari Wijaya dan Martani (2012) yaitu sebagai berikut:
(Laba Tahun Berjalan – Laba Tahun Sebelumnya) EPRESS = Total Aset pada Awal Tahun Metoda Analisis Data Metode yang digunakan dalam melakukan pengujian hipotesis adalah metode analisis regresi berganda (multiple regression analysis) (Ghozali 2013). Tingkat keyakinan yang digunakan adalah 95% atau dengan alpha 5%. Model persamaan regresi berganda yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 +b5X5 + b6X6 + b7X7 +e Keterangan: Y : Manajemen Laba a : Nilai konstanta
78
b X4, X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7
: Koefisien regresi X1, X2, X3, X5, X6, X7 : Reputasi KAP : Ukuran Perusahaan : Profitabilitas : Kepemilikan Manajerial : Kepemilikan Institusional : Leverage : Earnings Pressure
HASIL PENELITIAN Deskripsi Obyek Penelitian Dalam penelitian ini, perusahaan yang dijadikan populasi adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2010- 2012.
ISSN: 1410 -9875
Maria
Tabel 1. Prosedur Pemilihan Sampel No Kriteria Jumlah 1 Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek 128 Indonesia secara konsisten per 31 Desember 2010 sampai dengan tahun 2012. 2 Perusahaan manufaktur yang tidak menerbitkan laporan (27) keuangan dalam mata uang Rupiah. 3 Perusahaan manufaktur yang tidak menggunakan tahun (1) buku yang berakhir pada 31 Desember. 4 Perusahaan manufaktur yang tidak memiliki laba secara (29) konsisten dari tahun 2010-2012. 5 Perusahaan manufaktur yang tidak memiliki kepemilikan (0) institusional secara konsisten dari tahun 2010-2012. 6 Total Sampel Penelitian 71 7 Total data dari tahun 2010 sampai dengan 2012 (71x3) 213
Analisis Data Uji Normalitas Tabel 2. Hasil Uji Normalitas Data Sebelum Uji Outlier Kolmogorov-Smirnov Asymp. Sig. Z tailed) Unstandardized Residual 2,569 0,000 Sumber: Hasil pengelolaan SPSS Hasil uji normalitas data pada tabel 2. menunjukkan bahwa nilai Asymp-sig (2-tailed) sebesar 0,000. Nilai Asymp sig lebih kecil dari nilai sebesar 5% (0,05) dapat disimpulkan bahwa variabel-variabel tersebut tidak berdistribusi normal maka dilakukan uji outlier dengan nilai z score diatas 3 atau dibawah -3.
Uji Normalitas Sesudah Uji Outlier Berdasarkan hasil uji outlier peneliti harus mengurangi sebanyak 17 data sehingga total data yang digunakan adalah 196 data. Hasil uji normalitas data setelah dilakukan uji outlier pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
Tabel 3. Hasil Uji Normalitas Data Sesudah Uji Outlier Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. tailed) Unstandardized Residual 1,867 0,002 Sumber: Hasil pengelolaan SPSS Hasil uji normalitas data pada tabel 3. menunjukkan bahwa nilai Asymp-sig (2-tailed) sebesar 0,002.
(2-
(2-
Nilai Asymp sig lebih kecil dari nilai 5% (0,05) yang dapat disimpulkan bahwa variabel-variabel tersebut
79
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 5
November 2013
tetap tidak berdistribusi normal. oleh peneliti adalah data sebelum Sehingga, pada pengujian uji outlier yaitu 213 data. selanjutnya, data yang digunakan Statistik Deskriptif Tabel 4. Statistik Deskriptif N Minimum Maximum Mean Std. Deviation REP_KAP 213 0 1 0,40 0,491 MNJR 213 0 1 0,23 0,425 INST 213 0,2970 0,9849 0,717740 0,1738755 UK_PRSH 213 10,9409 14,2607 1,2141 0,6796571 LEV 213 0,0003 3,2100 0,460443 0,3559954 ROA 213 0,0009 0,4500 0,103669 0,0912121 EPRESS 213 -0,2111 0,2584 0,018185 0,0482697 DA 213 0,00035 0,52372 0,0588772 0,07857990 Sumber: Hasil pengelolaan SPSS Uji Asumsi Klasik Uji Multikolinearitas Tabel 7. Hasil Uji Multikolinearitas Variabel Collinearity Statistics Kesimpulan Tolerance VIF REP_KAP Tidak terjadi 0,482 2,076 multikolinearitas MNJR Tidak terjadi 0,923 1,083 multikolinearitas INST Tidak terjadi 0,795 1,257 multikolinearitas UK_PRSH Tidak terjadi 0,608 1,644 multikolinearitas LEV Tidak terjadi 0,902 1,109 multikolinearitas ROA Tidak terjadi 0,564 1,772 multikolinearitas EPRESS Tidak terjadi 0,773 1,294 multikolinearitas Sumber: Hasil pengelolaan SPSS tidak lebih dari 10. Oleh karena itu Hasil uji Multikolinearitas pada tabel 4.7 menunjukkan bahwa dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi masalah multikolinearitas nilai tolerance dari setiap variabel independen lebih dari 0,1 dan nilai antar variabel independen dalam VIF dari setiap variabel independen model regresi. Uji Autokolerasi Tabel 8. Hasil Uji Autokorelasi Model Variabel Sig Kesimpulan 1 Res_2 0,079 Tidak terjadi autokorelasi Sumber: Hasil pengelolaan SPSS
80
ISSN: 1410 -9875
Maria
Hasil uji autokorelasi pada tabel 8. menunjukkan bahwa nilai probabilitas variabel res_2 adalah 0,079 lebih besar dari alpha (α=0,05)
maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi autokorelasi sehingga data tersebut baik untuk digunakan dalam model penelitian.
Uji Heteroskedastisitas Tabel 9. Hasil Uji Heterokedastisitas Variabel Sig Kesimpulan (Constant) 0,028 REP_KAP 0,597 Tidak terjadi heteroskedastisitas MNJR 0,300 Tidak terjadi heteroskedastisitas INST 0,144 Tidak terjadi heteroskedastisitas UK_PRSH 0,037 Terjadi heteroskedastisitas LEV 0,001 Terjadi heteroskedastisitas ROA 0,000 Terjadi heteroskedastisitas EPRESS 0,981 Tidak terjadi heterokedastisitas Sumber: Hasil pengelolaan SPSS Hasil uji heterokedastisitas pada tabel 9. menunjukkan bahwa variabel ukuran perusahaan, leverage dan profitabilitas memiliki nilai signifikansi lebih kecil dari nilai alpha 0,05 yaitu sebesar 0,037, 0,001 dan 0,000 sehingga dapat disimpulkan bahwa terjadi heterokedastisitas pada variabel
tersebut. Sedangkan variabel reputasi KAP, kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional dan earnings pressure memiliki nilai signifikansi lebih besar dari nilai alpha (α=0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heterokedastisitas pada variabel-variabel tersebut.
Uji Hipotesis Analisis Koefisien Korelasi Tabel 10. Hasil Analisis Koefisien Korelasi (R) Model R 1 0,363 Sumber: Hasil pengelolaan SPSS Hasil uji R yang dapat dilihat independennya yaitu reputasi KAP, di tabel 10. sebesar 0,363. Nilai kepemilikan manajerial, kurang dari 0,5 maka hubungan kepemilikan institusional, ukuran antara variabel dependen perusahaan, leverage, profiabilitas manajemen laba dengan variabel dan earnings pressure adalah lemah. Analisis Koefisien Determinasi Tabel 11. Hasil Analisis Koefisien Determinasi Model Adjusted R Square 1 Sumber: Hasil pengelolaan SPSS
0,102
81
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 5
November 2013
kepemilikan manajerial, Hasil uji koefisien determinasi pada tabel 11. kepemilikan institusional, ukuran menunjukkan bahwa Adjusted R perusahaan, leverage, profitabilitas Square sebesar 0,102. Hal ini berarti dan earnings pressure, sedangkan bahwa 10,2% variabel manajemen sisanya 86,8% dapat dijelaskan oleh laba dapat dijelaskan oleh variabel faktor-faktor lain di luar model yang independen yaitu reputasi KAP, dianalisis. Uji F Tabel 12. Hasil Uji F Model Sum of df Mean F Sig. Square Squares Regression 0,173 7 0,025 4,448 0,000a Residual 1,136 205 0,006 Total 1,309 212 Sumber: Hasil pengelolaan SPSS Hasil uji F pada tabel 12. maka dapat disimpulkan bahwa menunjukkan bahwa nilai F sebesar model penelitian fit dan layak digunakan dalam penelitian. 4,448 dengan signifikansi 0,000 Uji t Tabel 13. Hasil Uji t B t Sig. (Constant) -0,167 -1,346 0,180 -0,006 -0,423 0,673 REP_KAP 0,015 1,235 0,218 MNJR INST 0,027 0,826 0,410 0,013 1,357 0,176 UK_PRSH 0,039 2,573 0,011 LEV ROA 0,273 3,657 0,000 -0,007 -0,057 0,955 EPRESS Sumber: Hasil pengelolaan SPSS Dari hasil uji t pada tabel 4.13 maka persamaan regresinya dapat ditulis sebagai berikut: DA = - 0,167 - 0,006 REP_KAP + 0,015 MNJR + 0,027 INST + 0,013 UK_PRSH + 0,039 LEV + 0,273 ROA - 0,007 EPRESS + e Hasil pengujian hipotesis mengenai pengaruh reputasi KAP terhadap manajemen laba menunjukkan nilai t sebesar -0,423 dengan signifikansi sebesar 0,673. Hal ini menunjukkan bahwa variabel reputasi KAP tidak berpengaruh terhadap manajemen laba. Dengan demikian H�� yang menyatakan
82
reputasi KAP berpengaruh terhadap manajemen laba tidak diterima. Hasil pengujian hipotesis mengenai pengaruh kepemilikan manajerial terhadap manajemen laba menunjukkan nilai t sebesar 1,235 dengan signifikansi sebesar 0,218. Hal ini menunjukkan bahwa variabel kepemilikan manajerial tidak berpengaruh terhadap manajemen laba. Dengan demikian H�� yang menyatakan kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap manajemen laba tidak diterima. Hasil pengujian hipotesis mengenai pengaruh kepemilikan
ISSN: 1410 -9875
institusional terhadap manajemen laba menunjukkan nilai t sebesar 0,826 dengan signifikansi sebesar 0,410. Hal ini menunjukkan bahwa variabel kepemilikan institusional tidak berpengaruh terhadap manajemen laba. Dengan demikian H�� yang menyatakan kepemilikan institusional berpengaruh terhadap manajemen laba tidak diterima. Hasil pengujian hipotesis mengenai pengaruh ukuran perusahaan terhadap manajemen laba menunjukkan nilai t sebesar 1,357 dengan signifikansi sebesar 0,176. Hal ini menunjukkan bahwa variabel ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap manajemen laba. Dengan demikian H�� yang menyatakan ukuran perusahaan berpengaruh terhadap manajemen laba tidak diterima. Hasil pengujian hipotesis mengenai pengaruh leverage terhadap manajemen laba menunjukkan nilai t sebesar 2,573 dengan signifikansi sebesar 0,011. Hal ini menunjukkan bahwa variabel leverage berpengaruh positif terhadap manajemen laba. Dengan demikian H�� yang menyatakan leverage berpengaruh terhadap manajemen laba diterima. Arah koefisien positif menunjukkan bahwa semakin besar leverage perusahaan, maka semakin besar potensi manajemen laba yang dilakukan perusahaan. Widyaningdyah (2001) yang menyatakan bahwa rasio leverage yang besar akan memberikan dampak buruk kepada perusahaan karena kesulitan untuk membayar kewajibannya dan mendapatkan pendanaan, hal ini akan memicu perusahaan untuk melakukan manajemen laba. Manajemen laba terpaksa dilakukan oleh manajemen
Maria
agar kinerja perusahaan dapat terlihat baik sehingga investor tetap ingin menanamkan modal pada perusahaannya. Selain itu, semakin tinggi leverage maka semakin tinggi pula resiko yang dihadapi oleh investor. Resiko yang tinggi semakin tinggi pula tingkat keuntungan yang diharapkan investor (Guna dan Herawaty 2010). Tekanan dari investor ini membuat manajemen melakukan manajemen laba agar investor berminat untuk tetap menanamkan modalnya. Hasil pengujian hipotesis mengenai pengaruh profitabilitas terhadap manajemen laba menunjukkan nilai t sebesar 3,657 dengan signifikansi sebesar 0,000. Hal ini menunjukkan bahwa variabel profitabilitas berpengaruh positif terhadap manajemen laba. Dengan demikian H�� yang menyatakan profitabilitas berpengaruh terhadap manajemen laba diterima. Arah koefisien positif menunjukkan bahwa semakin besar profitabilitas perusahaan, maka semakin besar potensi manajemen laba yang dilakukan perusahaan. Profitabilitas mempunyai arti penting bagi perusahaan yaitu menunjukan bagaimana perusahaan dapat mempertahankan hidupnya dan mempunyai prospek yang baik dimasa yang akan datang. Profitabilitas mencerminkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan yang ditunjukan oleh laba yang dihasilkan perusahaan (Sudarmadji dan Sularto 2007). Sebagian investor menganggap bahwa kinerja perusahaan dapat dilihat dari tingkat laba yang dihasilkan (profitabilitas), maka dari itu karena manajer ingin menarik investor untuk berinvestasi di
83
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 5
perusahaannya, manajer melakukan manajemen laba. Hasil pengujian hipotesis mengenai pengaruh earnings pressure terhadap manajemen laba menunjukkan nilai t sebesar -0,057 dengan signifikansi sebesar 0,955. Hal ini menunjukkan bahwa variabel earnings pressure tidak berpengaruh terhadap manajemen laba. Dengan demikian H�� yang menyatakan earnings pressure berpengaruh terhadap manajemen laba tidak diterima. PENUTUP Reputasi KAP tidak berpengaruh terhadap manajemen laba. Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan hasil penelitian Darabi et al. (2012), Guna dan Herawaty (2010), dan Effendi dan Daljono (2013) yang menyatakan bahwa reputasi KAP berpengaruh terhadap manajemen laba. Namun hasil penelitian ini, konsisten dengan penelitian Luhgiatno (2010) yang menyatakan bahwa reputasi KAP tidak berpengaruh terhadap manajemen laba. Kepemilikan manajerial tidak berpengaruh terhadap manajemen laba. Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian Ujiyantho dan Pramuka (2007), Iqbal dan Fachiriyah (2007), Kusumawardhani (2012), Boediono (2005), Nuryaman dan Ginting (2010), Susilowati et al. (2011), Effendi dan Daljono (2013). Namun hasil penelitian ini, konsisten dengan penelitian Guna dan Herawaty (2010), Ristiyanti dan Syafruddin (2012), dan Slamet dan Wijayanti (2012). Kepemilikan institusional tidak berpengaruh terhadap manajemen laba. Hasil penelitian
84
November 2013
ini tidak konsisten dengan penelitian Boediono (2005), Ujiyantho dan Pramuka (2007) dan Nuryaman dan Ginting (2010). Namun penelitian ini, konsisten dengan penelitian Iqbal dan Fachiriyah (2007), Kusumawardhani (2012), Kusumaningtyas (2012), Guna dan Herawaty (2010), Susilowati et al. (2011), serta Effendi dan Daljono (2013). Ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap manajemen laba. Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian Kusumawardhani (2010) dan Azlina (2010) yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh terhadap manajemen laba. Namun penelitian ini, konsisten dengan penelitian Handayani dan Rachadi (2009), Guna dan Herawaty (2010), Wijaya dan Martani (2011), Ristiyanti dan Syafruddin (2012), Effendi dan Daljono (2013), dan Slamet dan Wijayanti (2012) yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap manajemen laba. Leverage berpengaruh terhadap manajemen laba. Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian Azlina (2010), Susilowati et al. (2011), dan Jao dan Pagalung (2011). Namun hasil penelitian ini, konsisten dengan penelitian Widyaningdyah (2001) dan Guna dan Herawaty (2010) yang menyatakan bahwa leverage adalah salah satu faktor yang memicu terjadinya manajemen laba. Profitabilitas berpengaruh terhadap manajemen laba. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Guna dan Herawaty (2010), Widyastuti (2007), dan Amertha (2013) yang menyatakan profitabilitas akan mempengaruhi manajer untuk melakukan manajemen laba.
ISSN: 1410 -9875
Earnings pressure tidak berpengaruh terhadap manajemen laba. Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian Wijaya dan Martani (2011) dan Slamet dan Wijayanti (2012). Namun hasil penelitian ini, konsisten dengan penelitian Ristiyanti dan Syafruddin (2012) yang menyatakan bahwa earnings pressure tidak berpengaruh terhadap manajemen laba. Penelitian ini memiliki beberapa kekurangan dan keterbatasan penelitian, yaitu, variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini masih terbatas pada reputasi KAP, kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, ukuran perusahaan, leverage, profitabilitas, dan earnings pressure, sampel yang
Maria
digunakan dalam penelitian ini terbatas pada perusahaan manufaktur, masalah heterokedastisitas yang terjadi pada variabel kepemilikan institusional, ukuran perusahaan, leverage, dan profitabilitas. Beberapa rekomendasi untuk penelitian selanjutnya yaitu, penelitian selanjutnya diharapkan dapat menambah variabel independen lain, seperti ukuran dewan direksi atau ukuran komite audit, penelitian selanjutnya sebaiknya menambah obyek penelitian yang tidak terbatas hanya pada perusahaan manufaktur, dan menambah tahun penelitian untuk mengatasi masalah heterokedastisitas.
REFERENSI Agoes, Sukrisno. 2012. Auditing: Petunjuk Praktis Pemeriksaan Akuntan oleh Akuntan Publik (Buku 1). Jakarta: Salemba Empat. Amertha, Indra Satya Prasavita. 2013. Pengaruh Return On Asset pada Praktik Manajemen Laba dengan Moderasi Corporate Governance. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, 4.2., 2013, Hlm: 373-357. Azlina, Nur. 2010. Analisis Faktor yang mempengaruhi Manajemen Laba. Pekbis Jurnal, Vol. 2, No. 3, November 2010. Boediono, Gideon S.B. 2005. Kualitas Laba : Studi Pengaruh Mekanisme Corporate Governance dan Dampak Manajemen Laba dengan Menggunakan Analisa Jalur. SNA VIII Solo. Darabi, Roya, Rezvan Kosari Mehr, Leila Hassannejad. 2012. The Effect of Audit Quality on Management Mechanisms. International Journal of Business and Social Science, Vol.3, No.12. Effendi, Sofyan dan Daljono. 2013. Pengaruh Corporate Governance dan Kualitas Auditor terhadap Manajemen Laba. Diponegoro Journal of Accounting, Vol. 2, No. 3, 2013. Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19. Semarang: Universitas Diponegoro. Godfrey, J., A. Hodgson, A. Tarca, J. Halminton, S. Holmes. 2010. Accounting Theory . 7th Edition. Australia: John Willey & Sons Australia, Ltd. Guna, Welvin I, dan Arleen Herawaty. 2010. Pengaruh Mekanisme Good Coorporate Governance, Indepedensi Auditor, Kualitas Audit, dan Faktor
85
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 5
November 2013
Lainnya terhadap Manajemen Laba. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol.12 No.1, Hlm: 53 – 68. Handayani, RR. Sri, dan Agustono Dwi Rachadi. 2009. Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Manajemen Laba. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 11, No. 1,April 2009, Hlm: 33 -56. Iqbal, Syaiful dan Nurul Fachriyah. 2007. Corporate Governance sebagai Alat Pereda Praktik Manajemen Laba (Earnings Management). TEMA, Vol. 8, No. 1, Maret 2007, Hlm: 37-52. Jao, Robert dan Gagaring Pagalung. 2011. Corporate Governance, Ukuran Perusahaan, dan Leverage terhadap Manajemen Laba Perusahaan Manufaktur Indonesia. Jurnal Akuntansi dan Auditing, Vol. 8, No. 1, November 2011. Kesatria, Henny. 2013. Pengaruh Struktur Kepemilikan dan Good Corporate Governance terhadap Jenis Earnings Management pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2009-2011. Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya, Vol. 2 , No. 2, 2013. Kusumaningtyas, Metta. 2012. Pengaruh Independensi Komite Audit dan Kepemilikan Institusional terhadap Manajemen Laba. Prestasi, Vol. 9, No. 1, Juni 2012, Hlm 41-61. Kusumawardhani, Indra. 2012. Pengaruh Cooperate Governance, Struktur Kepemilikan, dan Ukuran Perusahaan terhadap Manajemen Laba. Jurnal Akuntansi dan Sistem Informasi Akuntansi, Vol.9 No.1, Oktober 2012, Hlm: 41-54. Luhgiatno. 2010. Analisis Pengaruh Kualitas Audit terhadap Manajemen Laba Studi pada Perusahaan yang melakukan IPO di Indonesia. Fokus Ekonomi, Vol. 5, No. 2, Desember 2010. Nini, dan Estralita Trisnawati. 2009. Pengaruh Independensi Auditor pada KAP Big Four terhadap Manajemen Laba pada Industri Bahan Dasar, Kimia, dan Industri Barang Konsumsi. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 11, No. 3, Desember 2009, Hlm: 175-188. Nuryaman, Rusmin, dan Joy Nanta Ginting. 2010. Pengaruh Struktur Kepemilikan dan Kualitas Audit terhadap Manajemen Laba. Jurnal Akuntansi Tahun XIV, No.2, Mei 2010, Hlm: 152-164. Ristiyanti, Anik Wahyu dan Muchamad Syafruddin. 2012. Manajemen Laba sebagai Respon Perubahan Tarif Pajak Penghasilan Badan pada Perusahan Manufaktur yang terdaftar di BEI. Diponegoro Journal of Accounting, Vol. 1, No. 2, Hlm:1-15. Rusli, Iskandar. 2009. Pengaruh Asset dan Manajemen Inventory terhadap Manajemen Laba. Bisnis & Birokrasi, Jurnal Ilmu Bisnis dan Organisasi, Vol. 16, No.3, September- Desember 2009, hlm:160-169. Santoso, Youngkie. 2012. Pengaruh Asimetri Informasi terhadap Praktik Manajemen Laba pada Perusahaan Manufaktur di BEI. Berkala Ilmiah Mahasiswa Akuntansi, Vol.1, No.3, Mei 2012, hlm:82-88. Sekaran, Uma dan Roger Bougie. 2013. Research Methods For Business A Skill Building Approach. 6th Edition. United Kingdom: John Wiley & Sons Ltd. Slamet, Abdul dan Provita Wijayanti. 2012. Respon Perubahan Tarif Pajak Penghasilan, Insentif dan Non-Insentif Pajak terhadap Manajemen Laba.
86
ISSN: 1410 -9875
Maria
Conference In Business, Accounting and Management (CBAM), Vol. 1, No. 1, 2012. Sudarmadji, Ardi Murdoko dan Lana Sularto. 2007. Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Leverage dan Tipe Kepemilikan Perusahaan terhadap Luas Voluntary Disclosure Laporan Keuangan Tahunan. PESAT (Psikologi, Ekonomi, Sastra, Arsitek dan Sipil) Auditorium Kampus Gunadarma, Vol. 2, Agustus 2007. Susiana, dan Arleen Herawaty. 2007. Analisis Pengaruh Independensi, Mekanisme Corporate Governance, dan Kualitas Audit terhadap Integritas Laporan Keuangan. SNA X Unhas Makassar. Susilowati, Heni, Triyono, Syamsudin. 2011. Pengaruh Mekanisme Corporate Governance dan Leverage terhadap Manajemen Laba dan Kinerja Perusahaan. DAYA SAING Jurnal Ekonomi Manajemen Sumber Daya, Vol. 12, No. 1, Juni 2011. Tjun, Tjun Lauw., Elyzabeth Indrawati Marpaung, Santy Setiawan. 2012. Jurnal Akuntansi, Vol.4 No.1, Hlm: 33-56. Ujiyantho, Muh.Arief dan Bambang Agus Pramuka. 2007. Mekanisme Corporate Governance, Manajemen Laba dan Kinerja Keuangan. SNA X Unhas Makassar. Widyastuti, Tri. 2007. Pengaruh Karakteristik Perusahaan terhadap Manajemen Laba dan Dampaknya pada Return Saham. Akuntabilitas, Vol. 7, No. 1, September 2007. Widyaningyah, Agnes U. 2001. Analisis Faktor-Faktor yang berpengaruh terhadap Earning Management pada Perusahaan Go Public Di Indonesia. Jurnal Akuntansi & Keuangan, Vol.3 No.2, Hlm: 89-101. Wijaya, Maxson dan Dwi Martani. 2011. Praktik Manajemen Laba Perusahaan dalam menanggapi Penurunan Tarif Pajak sesuai UU No.36 tahun 2008. SNA XIV Aceh. Wild, John. J., Leopold A. Bernstein, K R. Subramanyam. 2001. Financial Statement Analysis. 7th Edition. Singapore: McGraw-Hill Higher Education.
87
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 5
Halaman ini sengaja dikosongkan
88
November 2013
JURNAL BISNIS DAN AKUNTANSI Vol. 15, No. 1a, Is. 5, November 2013, Hlm. 89-102
ISSN: 1410 - 9875 http: //www.tsm.ac.id/JBA
PENGARUH FIRM SIZE, GROWTH, NON-DEBT TAX SHIELD, PROFITABILITY, FIXED ASSET, BUSINESS RISK DAN LIQUIDITY TERHADAP LEVERAGE MURSYIDI PRIHANTONO STIE TRISAKTI
[email protected] Abstract: The purpose of this research is to test and analyze the effect of firm size, growth, non-debt tax shield, profitability, fixed asset, business risk, and liquidity to leverage. This study was also to improve consistency of result from prior studies. PT Astra International and subsidiaries that has been listing on Indonesia Stock Exchange for period 2003-2011 were examined. Five companies met the criteria and were analyzed using descriptive statistics and multiple regressions with fixed effect model for panel data were performed to test the hypotheses. The empirical evidences from this study shows that firm size and liquidity are affecting leverage. Growth, non-debt tax shield, profitability, fixed asset, and business risk are not affecting leverage. Altogether, there is an effect of all independent variables simultaneously to leverage. Keywords: Leverage, Firm Size, Growth, Non-Debt Tax Shield, Profitability, Fixed Asset, Business Risk, Liquidity Abstract: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji dan menganalisis pengaruh firm size, growth, non-debt tax shield, profitability, fixed asset, business risk, dan liquidity terhadap leverage. Penelitian ini juga untuk meningkatkan konsistensi hasil dari penelitian sebelumnya. PT Astra International dan anak yang telah listing di Bursa Efek Indonesia periode 20032011 untuk diperiksa. Lima perusahaan memenuhi kriteria dan dianalisis menggunakan statistik deskriptif dan regresi dengan model yang berlaku tetap untuk data panel dilakukan untuk menguji hipotesis. Bukti-bukti empiris dari penelitian ini menunjukkan bahwa firm size dan liquidity yang mempengaruhi leverage. growth, non-debt tax shield, profitability, fixed asset dan business risk tidak mempengaruhi leverage. Secara keseluruhan, ada pengaruh semua variabel independen secara bersamaan untuk leverage. Kata kunci : Leverage, Firm Size, Growth, Non-Debt Tax Shield, Profitability, Fixed Asset, Business Risk, Liquidity
89
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 5
PENDAHULUAN Pada umumnya setiap perusahaan memiliki tujuan yang berbeda, tetapi tujuan utama yang dimiliki perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaan. Berikut pendapat Gitman dan Zutter (2012, 11) mengenai tujuan perusahaan “Therefore, we argue that the goal of the owners for whom it is being operated, or equivalently, to maximize the stock price”. Pencapaian tujuan perusahaan dapat dipengaruhi berbagai faktor. Salah satu faktor penting yang mempengaruhi pencapaian tujuan perusahaan yaitu dalam hal sumber pembiayaan. Perusahaan memiliki dua sumber pembiayaan eksternal, yaitu melalui penerbitan hutang jangka panjang dan penerbitan saham. Kombinasi penggunaan hutang jangka panjang dan ekuitas sebagai sumber pembiayaan disebut capital structure. Tujuan dari manajemen struktur modal adalah untuk menggabungkan sumber pembiayaan tetap yang digunakan perusahaan. Penggunaan kombinasi sumber pembiayaan yang tepat akan memberikan struktur modal optimal bagi perusahaan. Struktur modal optimal merupakan struktur modal dimana biaya modal perusahaan minimum dengan demikian nilai perusahaan akan maksimum (Gitman dan Zutter 2012, 535). Penggunan hutang memberikaan keuntungan bagi perusahaan, yaitu berupa penghematan pajak yang diperoleh melalui bunga yang dibayarkan perusahaan kepada kreditor. Selain memberikan manfaat berupa
90
November 2013
penghematan pembayaran pajak, penggunaan hutang sebagai sumber pembiayaan perusahaan tentunya menimbulkan biaya tetap berupa pembayaran bunga. Dalam hal ini bunga harus dibayarkan setiap periodenya tanpa memperhatikan kondisi keuangan perusahaan apakah sedang baik atau buruk (Gitman dan Zutter 2012, 524). Oleh karena itu, penggunaan hutang sebagai sumber pembiayaan tentu saja mengandung risiko. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi leverage. Faktor-faktor tersebut antara lain firm size, growth, non-debt tax shield, profitability, fixed asset, business risk, dan liquidity. Adapun perumusan masalah penelitiannya adlaah apakah terdapat pengaruh firm size, growth, non-debt tax shield, profitability, fixed asset, business risk, dan liquidity terhadap leverage pada PT Astra International dan anak perusahaannya yang go public periode tahun 2003-2011. Penelitian ini disusun dengan urutan penulisan sebagai berikut pertama, pendahuluan menjelaskan latar belakang masalah. Kedua, kerangka teoritis dan pengembangan hipotesis memuat leverage, firm size, growth, non-debt tax shield, profitability, fixed asset, business risk, dan liquidity. Ketiga, metode penelitian yang memuat metode pemilihan sampel dan pengumpulan data, definisi operasional dan pengukuran variabel. Keempat, hasil penelitian yang menguraikan analisis dan pembahasan temuan penelitian. Kelima, penutup yang berisi kesimpulan, keterbatasan dan rekomendasi untuk penelitian selanjutnya.
ISSN: 1410 -9875
RERANGKA TEORITIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Leverage Menurut Gitman dan Zutter (2012, 508) “Leverage refers to the effects that fixed costs have on the returns that shareholders earn”. Penelitian mengenai struktur modal didominasi oleh dua teori dasar yaitu trade-off theory dan pecking order theory (Ali 2011, 54). Tradeoff theory menyatakan bahwa setiap perusahaan dapat menentukan target rasio hutang (leverage) yang optimal. Rasio hutang yang optimal ditentukan berdasarkan pertimbangan antara manfaat dan biaya kebangkrutan karena perusahaan memiliki hutang (Joni dan Lina 2010, 84). Berdasarkan pecking order theory, disaat perusahaan membutuhkan pembiayaan, manajer akan memilih sumber pendanaan internal dibandingkan dengan eksternal tetapi apabila sumber pembiayaan eksternal dibutuhkan maka manajer akan memilih sumber pembiayaan yang paling aman. Sumber pembiayaan melalui hutang dianggap memiliki risiko yang lebih kecil, sehingga tentunya perusahaan akan memilih hutang dibandingkan dengan ekuitas ketika perusahaan membutuhkan sumber pembiayaan ekstenal. Hanya pada saat perusahaan telah mencapai kapasitas hutangnya maka perusahaan akan menggunakan ekuitas sebagai sumber pembiayaan (Ross et al. 2009, 476). Firm Size Berdasarkan trade-off theory, semakin besar ukuran perusahaan, maka akan semakin stabil aliran kas perusahaan
Mursyidi Prihantono
tersebut, risiko bisnis juga akan semakin kecil sehingga perusahaan akan lebih mudah untuk mengakses hutang. Namun, tidak demikian halnya menurut pecking order theory, dalam teori ini dikatakan bahwa semakin besar ukuran perusahaan, maka akan semakin kecil pula information assymetries yang akan menyebabkan penerbitan saham lebih atraktif (Ali 2011, 55). Ha1: Terdapat pengaruh firm size terhadap leverage Growth Perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang cepat akan lebih banyak menggunakan pembiayaan eksternal. Lebih lanjut, biaya penerbitan terkait dengan penjualan saham akan lebih besar dibandingkan dengan perusahaan memperoleh pendanaan melalui penjualan hutang. Terkait hal tersebut dapat disimpulkan semakin cepat pertumbuhan perusahaan maka akan semakin tinggi hutang yang digunakan perusahaan tersebut (Brigham dan Ehrhardt 2005, 573). Ha2: Terdapat pengaruh growth terhadap leverage Non-debt Tax Shield Non-debt tax shield merupakan penghematan pajak yang diperoleh perusahaan bukan berasal dari bunga hutang seperti depresiasi. Semakin besar jumlah non-debt tax shield maka akan semakin besar pula penghematan perusahaan yang diperoleh dari penghematan pengurangan pajak. Hal ini akan berdampak berkurangnya nilai interest tax shield bagi perusahaan. Akibatnya penggunaan hutang sebagai sumber
91
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 5
pembiayaan juga akan berkurang (Copeland et al. 2005, 592). Ha3: Terdapat pengaruh non-debt tax shield terhadap leverage Profitability Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dengan menggunakan asset perusahaan (Gitman dan Zutter 2012, 601). Berdasarkan pecking order theory perusahaan dengan profit tinggi akan lebih memilih untuk menggunakan sumber pembiayaan dari internal perusahaan karena dianggap lebih mudah dan lebih efektif dari segi biaya jika dibandingkan dengan hutang (Ali 2011, 55). Sementara apabila dilihat dari sisi trade off theory, Modigliani dan Miller (1963) dalam Khaled dan Nurwati (2012, 98) menyatakan bahwa hipotesis interest tax shield memprediksikan hubungan positif antara profitability dan leverage. Mengacu pada hipotesis tersebut, perusahaan dengan tingkat profitabilitas tinggi akan lebih memilih hutang untuk mendapatkan penghematan pembayaran pajak. Ha4: Terdapat pengaruh non-debt tax shield terhadap leverage Fixed Asset Fixed asset sering dijadikan sebagai jaminan perusahaan saat melakukan pinjaman. Perusahaan dengan jumlah fixed asset yang besar dapat melakukan pinjaman dengan akses kredit yang lebih mudah, melalui penggunaan fixed asset sebagai jaminan kepada kreditor. Sehingga perusahaan dengan tingkat fixed asset yang lebih besar akan menggunakan
92
November 2013
hutang sebagai sumber pembiayaan dibandingkan menerbitkan ekuitas (Brigham dan Ehrhardt 2005, 572). Ha5: Terdapat pengaruh fixed asset terhadap leverage Business Risk Business risk merupakan risiko dasar yang dimiliki perusahaan selain financial risk sebagai tambahan risiko perusahaan akibat penggunaan hutang. Semakin tinggi risiko bisnis, maka probabilitas terjadinya financial distress juga semakin tinggi. Meningkatnya kemungkinan financial distress, akan meningkatkan pula kemungkinan financial distress costs yang harus ditanggung oleh perusahaan. Hal ini akan menyebabkan tingkat penggunaan hutang yang optimum semakin rendah, sehingga perusahaan seharusnya menggunakan lebih sedikit hutang (Indrajaya et al., 2011). Ha6: Terdapat pengaruh business risk terhadap leverage Liquidity Liquidity merupakan kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Perusahaan dengan tingkat current asset yang tinggi mencerminkan bahwa perusahaan tersebut memiliki dana internal yang besar, sehingga perusahaan akan menggunakan dana internal perusahaan untuk kegiatan investasi dan kegiatan operasional perusahaan, sehingga penggunaan hutang akan berkurang (Qureshi et al. 2012, 980). Ha7: Terdapat pengaruh liquidity terhadap leverage
ISSN: 1410 -9875
Mursyidi Prihantono
Berikut kerangka pemikiran dari penelitian ini:
Firm Size
Growth
Non-debt tax shield
Profitability
Leverage
Fixed Asset
Business Risk
Liquidity
Gambar 1 Model Penelitian METODE PENELITIAN Pemilihan Sampel dan Pengumpulan Data Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah PT Astra International Tbk dan anak perusahaannya yang go public dari
No. 1. 2. 3.
tahun 2003 hingga tahun 2011. Pemilihan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling, dengan kriteria pengambilan sampel yang diterapkan dalam penelitian ini yaitu:
Tabel 1 Proses Pemilihan Sampel Keterangan Perusahaan dan anak perusahaan Astra Intenational yang terdaftar di BEI selama periode Januari 2003-Desember 2011 Perusahaan yang tidak menggunakan mata uang rupiah dalam laporan keuangan Perusahaan bank dan institusi keuangan
Jumlah 6 0 1
93
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 5
No. 4. 5.
Keterangan Total perusahaan yang dijadikan sampel Total data penelitian (5 x 9 tahun)
November 2013
Jumlah 5 45
Definisi Operasional dan Pengukura n Variabel Leverage Variabel dependen dalam penelitian ini adalah leverage. Leverage adalah rasio menunjukkan penggunaan asset atau dana tetap untuk meningkatkan kesejahteraan
pemegang saham perusahaan. Leverage dapat diukur dengan rumus book value of long-term debt dibagi dengan book value of total assets (Ali 2011, 55). Variabel leverage merupakan variabel berskala rasio.
Firm Size Ukuran perusahaan dapat dilihat melalui nilai aktiva atau penjualan perusahaan tersebut pada periode waktu tertentu.
Ukuran perusahaan dapat dihitung dengan menggunakan logaritma natural dari sales (Sabir 2012, 397). Variabel firm size merupakan variabel berskala rasio.
Growth Growth merupakan indikator pertumbuhan perusahaan dilihat dari peningkatan asset perusahaan. Growth dapat diukur melalui
perubahan total asset berturut-turut dibagi tahun sebelumnya (Ali Variabel growth variabel berskala rasio.
Non Debt Tax Shield Non debt tax shield adalah pengurangan pajak pendapatan perusahaan yang bukan berasal dari bunga hutang. Non debt tax shield
diproksikan melalui perhitungan total annual depreciation expense dibagi dengan total asset (Ali 2011, 55). Variabel non debt tax shield merupakan variabel berskala rasio.
94
dua tahun total asset 2011, 55). merupakan
ISSN: 1410 -9875
Fixed Asset Fixed Asset adalah asset berwujud yang dapat dijadikan jaminan bagi peusahaan apabila hendak mengajukan pinjaman. Penelitian ini mengukur fixed asset
Mursyidi Prihantono
melalui rasio perbandingan antara net fixed asset dengan total asset (Ali 2011, 55). Variabel fixed asset merupakan variabel berskala rasio.
Business Risk Business risk adalah risiko perusahaan tidak dapat menutupi biaya operasional perusahaan. Risiko bisnis diproksikan melalui
perhitungan log natural dari standar deviasi EBIT (Joni dan Lina 2010, 92). Variabel business risk merupakan variabel berskala rasio.
Liquidity Liquidity adalah kemampuan perusahaan mememenuhi kewajiban jangka pendeknya. Likuiditas diproksikan dengan menggunakan current ratio.
Current ratio dapat diperoleh dengan membagi current asset dengan current liabilities (Qureshi et al. 2012, 981). Variabel liquidity merupakan variabel berskala rasio.
Metode Analisa Data Berdasarkam model regresi panel data. Data akan penelitian, metode analisa data dianalisis dengan menggunakan dalam penelitian ini menggunakan program Eviews 7. Model regresi berganda dalam penelitian ini yaitu:
Keterangan: Y = Leverage βo = Konstanta β1 – β7 = Koefisien regresi variabel X1 – X7 X1 = Firm size X2 = Growth X3 = Non-debt tax shield
95
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 5
X4 X5 X6 X7 ε
= = = = =
November 2013
Profitability Fixed asset Business risk Liquidity Error
HASIL PENELITIAN Statistik Deskriptif Tabel 2 Statistik Deskriptif Variabel
N
Mean
Leverage 45 0,121480 Firm Size 45 29,67166 Growth 45 0,182159 NDTS 45 0,057789 Profitability 45 0,214943 Fixed asset 45 0,321249 Business Risk 45 26,26512 Liquidity 45 1,621171 Sumber: Hasil Pengolahan Eviews 7
Maksimum
Minimum
0,283573 32,72209 0,757163 0,119499 0,605787 0,677836 29,19932 4,756986
0,018390 26,82434 -0,189663 0,022651 0,043527 0,149995 22,25567 0,737258
Deviasi Standard 0,086186 1,609654 0,194385 0,030376 0,107413 0,140329 1,791046 0,671813
Uji Signifikansi Fixed Effect Tabel 3 Uji Signifikansi Fixed Effect Effects Test Statistic d.f. Prob Cross-section F 11,963236 (4,33) 0.0000 Cross-section Chi-square 40,325600 4 0.0000 Sumber : Hasil Pengolahan Eviews 7 Nilai signifikansi Fixed Effect adalah 11,963236 lebih besar dibandingkn nilai tabel chi-square sebesar 9,49 sebesar 4,33, dengan demikian hipotesis nol ditolak. Nilai p value dari chi-square lebih kecil
dibanding alpha 0,05 yang berarti berdasarkan p value, hipotesis nol ditolak. Hal ini berarti bahwa model penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu model Fixed Effect.
Uji Normalitas Tabel 4 Uji Normalitas Skewness -0,044523 Kurtosis 2,296750 Jarque-Bera 0,942169 Probability 0,624325 Sumber: Hasil Pengolahan Eviews 7 Nilai hitung Jarque-Bera sebesar 0,942169 lebih kecil dibandingkan dengan nilai chisquare dengan alpha sebesar 0,05
96
dan degree of freedom (df) 2 sebesar 5,99. Selain itu berdasarkan nilai p value sebesar 0,624325 lebih besar dari alpha
ISSN: 1410 -9875
Mursyidi Prihantono
0,05 maka dapat ditarik kesimpulan bahwa hipotesis nol tidak dapat
ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa data berdistribusi normal.
Uji Asumsi Klasik Uji Multikolinieritas Tabel 5 Uji Multikolinieritas F_SIZE GROWTH NDTS PROF F_SIZE 1.000000 0.435852 -0.450211 0.077752 GROWTH 0.435852 1.000000 -0.234766 0.133740 NDTS -0.450211 -0.234766 1.000000 -0.332048 PROF 0.077752 0.133740 -0.332048 1.000000 F_ASSET 0.073173 0.045110 0.122426 0.526824 B_RISK 0.876575 0.361983 -0.462511 0.366830 LIQUIDITY -0.507715 -0.328634 0.366920 -0.054974
F_ASSET 0.073173 0.045110 0.122426 0.526824 1.000000 0.243322 -0.153661
B_RISK 0.876575 0.361983 -0.462511 0.366830 0.243322 1.000000 -0.298719
LIQUIDITY -0.507715 -0.328634 0.366920 -0.054974 -0.153661 -0.298719 1.000000
Sumber: Hasil Pengolahan Eviews 7 Tabel 5 menunjukkan semua korelasi antara variabel independen dibawah 0,89. Hal ini menunjukkan
tidak terjadi multikolinieritas pada model regresi, sehingga data baik untuk digunakan.
Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas dilakukan dengan menggunakan uji Glejser. Tabel 6 Uji Glejser Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 0,689584 0,210465 3,276472 0,0025 F_SIZE -0,108759 0,068181 -1,595112 0,1378 GROWTH 0,019318 0,021440 0,901047 0,3741 NDTS -0,476761 0,446043 -1,068868 0,2929 PROF -0,065564 0,061615 -1,064084 0,2950 F_ASSET 0,117677 0,075229 1,564259 0,1273 B_RISK -0,002402 0,005910 -0,406460 0,6870 LIQUIDITY 0,007037 0,007302 0,963587 0,3423 Sumber: Hasil Pengolahan Eviews 7
Nilai probabilitas firm size, Uji Autokorelasi growth, non-debt tax shield, Uji Durbin-Watson dilakukan profitability, fixed asset, business untuk mendeteksi apakah terdapat risk, dan liquidity lebih besar dari autokorelasi dalam model apha 0,05 hal ini menunjukkan penelitian. bahwa model regresi terbebas dari heteroskedastisitas. Tabel 7 Uji Durbin Watson Durbin-Watson stat 1,807272 Sumber: Hasil Pengolahan Eviews 7
Nilai Durbin-Watson sebesar 1,807272. Dengan jumlah observasi 45 data dan 7 variabel independen dapat diperolah nilai dL 1,019
sebesar dan dU sebesar 1,704. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terjadi autokorelasi dalam model penelitian.
97
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 5
November 2013
Uji t Variable F_SIZE GROWTH NDTS PROF F_ASSET B_RISK LIQUIDITY
Tabel 8 Uji t Coefficient Std. Error -0,048869 0,015363 -0,022559 0,047264 1,869420 0,970005 -0,264882 0,136553 0,179008 0,147594 -0,015343 0,008416 0,058622 0,016210
t-Statistic -3,180988 -0,477307 1,927227 -1,939769 1,212838 -1,823179 3,616418
Prob. 0,0029 0,6358 0,0613 0,0597 0,2325 0,0759 0,0008
Sumber: Hasil Pengolahan Eviews 7
Nilai probabilitas dari firm size dan liquidity sebesar 0,0029 dan 0,0008, kurang dari nilai alpha 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh firm size dan liquidity terhadap leverage. Sementara nilai probabilitas dari growth, non-debt tax shield,
profitability, fixed asset, business risk, dan liquidity lebih dari alpha 0,05. Sehingga dapat disimpulkan variabel growth, non-debt tax shield, profitability, fixed asset, business risk, dan liquidity tidak berpengaruh terhadap leverage.
Uji F Variable C F_SIZE GROWTH NDTS PROF F_ASSET B_RISK LIQUIDITY
Tabel 9 Uji F Coefficient Std. Error 2,006090 0,414192 -0,067180 0,017044 0,080676 0,042935 0,468562 0,945414 -0,340203 0,144682 0,065946 0,178012 0,000215 0,012011 0,069855 0,014924
t-Statistic 4,843380 -3,941516 1,879038 0,495616 -2,351382 0,370458 0,017876 4,680857
Prob. 0,0000 0,0004 0,0691 0,6235 0,0248 0,7134 0,9858 0,0000
Sumber: Hasil Pengolahan Eviews 7
Berdasarkan tabel diperoleh persamaan regresi sebagai berikut: Y = a + b1x1 + b2x2 + b3x3 + b4x4 + b5x5 + b6x6 + b7x7 + e Leverage = 2,006090 – 0,067180 F_SIZE + 0,080676 GROWTH + 0,468562 NDTS – 0,340203 PROF + 0,065946 F_ASSET + 0,000215 B_RISK + 0,069855 LIQUIDITY + e Tabel 10 Nilai Statistik F F-Statistic 11,64455 Prob (F-Statistic) 0,000000 Sumber: Hasil Pengolahan Eviews 7
Diperoleh nilai statistik F sebesar 2,262304. Nilai statistik F
98
berada di daerah hipotesis nol dimana
penolakan F ≥ Fα/2
ISSN: 1410 -9875
(11,64455≥ 2,269512) sehingga dapat diputuskan bahwa H0 ditolak. Hasil ini juga didukung oleh nilai probabilitas sebesar 0,0000 yang kurang dari nilai alpha 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh firm size, growth, non-debt tax shield, profitability, fixed asset, business risk, dan liquidity terhadap leverage terhadap leverage. PENUTUP Dari hasil penelitian, terlihat bahwa hanya variabel firm size dan liquidity yang berpengaruh terhadap leverage, sementara sisanya tidak berpwngaruh terhadap leverage. Keterbatasan penelitian ini adalah sampel yang
Mursyidi Prihantono
digunakan dalam penelitian ini hanya PT. Astra Intenational dan anak perusahaannya yang go public sehingga hasilnya kurang bisa mengeneralisasikan perusahaan yang go public di Bursa Efek Indonesia. Selain itu, penelitian ini terbatas pada variabel independen yaitu firm size, growth, non-debt tax shield, profitability, fixed asset, business risk, dan liquidity. Rekomendasi yang dapat diberikan untuk peneliti berikutnya adalah menambah sampel penelitian sehingga dengan begitu jumlah data akan lebih banyak. Menambah variabel independen yang diduga memiliki pengaruh terhadap variabel dependen (leverage) seperti Research and Development dan kepemilikan manajerial.
REFERENSI: Ali, Liaqat. 2011. “The Determinants of Leverage of the Listed-Textile Companies in India”. European Journal Business and Management, Vol 3 No. 12. Amjad, Sidra et al. 2012. “What can be the Determinants of Capital Structure of Banking Sector of Pakistan?”. Proceedings of 3rd International Conference on Business Management. Anderson, David R et al. 2011. Statistics for Business and Economics, 11th edition. South Western Cengage Learnings. Bayrakdaroglu et al. 2013. “A Panel Data Analysis of Capital Structure Determinants: Emprirical Results from Turkish Capital Market”. International Journal of Economics and Finance, Vol 5, No.4. Brealey et al. 2006. Corporate finance, 8th edition. Singapore: McGraw Hill. Brigham, Eugene F. dan Michael C. Ehrhardt. 2005. Financial Management: Theory and Practice, 11th edition. United States of America: Thomson South-Western, Ohio. Brown, Keith C., dan Frank K. Reilly. 2012. Analysis of Investment and Management of Portofolio, 10th edition. Canada: South Western. Cheng F. Lee dan Alice C. Lee. 2006. Ensiclopedia of Finance, 1st edition. United States of America: Springer Science+Business Media, Inc. Copeland et al. 2005. Financial Theory and Corporate Policy, 14th edition. United States of America: Pearson Education, Inc.
99
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 5
November 2013
Correia et al. 2007. Financial Management, 14th edition. South Africa: Juta & Co. Damodaran, Aswath. 2001. Corporate finance theory and practice, 2nd edition. Wiley and Sons, Inc. Dawood, Mary Hany A.K. et al. 2011. “The Determinants of Capital Structure in Listed Egyptian Corporations“. Middle Eastern Finance and Economics, ISSN: 1450-2889 Issue 9. Emery et al. 2004. Corporate financial management, 2nd edition, Boston: Pearson Prentice Hall. Gitman, Lawrence J. dan Chad J. Zutter. 2012. Principles of managerial finance, 13th edition. United States of America: Pearson Education, Inc. Gujarati, Damodar N. 2003. Basic econometric. Singapore: McGraw-Hill Inc. Gujarati, Damodar N. dan Dawn C. Porter 2012. Dasar-dasar Ekonometrika. Terjemahan oleh Raden Carlos Mangunsong dari Basic econometric (2009). Jakarta: Salemba Empat. Hair, Joseph F., et al. 2006. Multivariate data analysis. New Jersey: Pearson Education, Inc. Indrajaya, Glenn et al. 2011. “Pengaruh Struktur Aktiva, Ukuran Perusahaan, Tingkat Pertumbuhan, Profitabilitas dan Risiko Bisnis Terhadap Struktur Modal: Studi Empiris Pada Perusahaan Sektor Pertambangan yang Listing di Bursa Efek Indonesia Periode 2004-2007”. Akurat Jurnal Ilmiah Akuntansi Nomor 06 Tahun ke-2 September-Desember 2011. Indrawati, Titik dan Suhendro. 2006. “Determinasi Capital Structure Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta Periode 2000-2004”. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia. Joni dan Lina. 2010. “Faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal”. Jurnal bisnis dan akuntansi, vol. 12, no. 2, 81-86. Keown et al.. 2005. Financial Management. 10th edition. United States of America: Pearson Education, Inc. Khaled dan Nurwati Ashikkin. 2012. “The Determinants of Capital Structure of Qatari Listed Companies”. International Journal of Academic Research in Accounting, Finance and Management Sciences, vol 2, Issue 2. Newbold, Paul., et al. 2007. Statistics for Business and Economics, 6th edition. Pearson Education, Inc. Qureshi et al. 2012. “What determines leverage in Pakistan? A panel data analysis”. African Journal of Business Management, vol 6, 978-985. Ross et al. 2008. Corporate finance fundamentals, 8th edition. Singapore: McGraw-Hill Inc. Ross et al. 2009. Modern Financial Management, 8th edition. Singapore: McGraw-Hill Inc. Sabir, Mahvish., dan Malik, Qaisar Ali. 2012. “Determinants of Capital Structure – A Study of Oil and Gas Sector of Pakistan”. Institute of Interdisciplinary Business Research, VOL 3, NO 10. Sartono, R. Agus. 2001. Manajemen Keuangan Edisi 3. Yogyakarta: Yayasan Badan Penerbit Gajah Mada.
100
ISSN: 1410 -9875
Mursyidi Prihantono
Sayeed, Mohammad Abu. 2011. “The Determinants of Capital Structure for Selected Bangladeshi Listed Companies”. International review of business research papers, vol. 7, No.2, 21-36. Seftianne dan Ratih Handayani. 2011. “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal pada Perusahaan Publik Sektor Manufaktur”. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, vol 13. No.1 Sekaran, Uma., dan Roger Bougie. 2010. Research method for business, 5th edition. John Wiley and Sons Inc. Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Thian Cheng Lim. 2012. “Determinants of Capital Structure Empirical Evidence from Financial Services Listed Firms in China”. International Journal of Economics and Finance, Vol. 4, No. 3. Weygandt, Jerry J., Paul D. Kimmel, dan Donald E. Kieso. 2011. Financial Accounting IFRS Edition. John Willey & Sons, Inc. White et al. 2003. The analysis and use of financial statement, 3rd edition. New Jersey : John Wiley & Sons Inc. Widarjono, Agus. 2009. Ekonometrika Pengantar dan Aplikasinya, Edisi 3. Yogyakarta: Ekonisia. Winarno, Wing Wahyu. 2011. Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan Eviews, Edisi 3. Yogyakarta: UPP STIM YKPN
101
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 5
Halaman ini sengaja dikosongkan
102
November 2013
JURNAL BISNIS DAN AKUNTANSI Vol. 15, No. 1a, Is. 5, November 2013, Hlm. 103-118
ISSN: 1410 - 9875 http: //www.tsm.ac.id/JBA
FENOMENA UNDERPRICING PADA PENAWARAN UMUM PERDANA DI BURSA EFEK INDONESIA NOVIA WIJAYA STIE Trisakti
[email protected] Abstract: The purpose of this study is to obtain empirical evidence and test the factors that affect underpricing level. The factors are leverage, IPO risk, company size, company age, retun on assets, and reputation of underwriter. Population in this study is non financial company which listed in Indonesia Stock Exchange during 2008 until 2012. There are 53 companies selected as final sample. Hypothesis tested by using multiple regression analysis. The result of this study indicate leverage, IPO risk, company size, company age, return on assets, and reputation of underwriter do not affect to underpricing level. Keywords: Underpricing, Leverage, IPO Risk, Company Size, Company Age, and Underwriter Reputation. Abstrak: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh bukti empiris dan menguji faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat underpricing. Faktorfaktor tersebut adalah leverage, risiko penawaran saham perdana, ukuran perusahaan, umur perusahaan, return on asset, dan reputasi underwriter. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan nonkeuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2008 hingga 2012. Ada 53 perusahaan yang dipilih sebagai sampel akhir. Hipotesis diuji dengan menggunakan analisis regresi berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan leverage, risiko penawaran saham perdana, ukuran perusahaan, umur perusahaan, return on asset, dan reputasi underwriter tidak berpengaruh terhadap tingkat underpricing. Kata Kunci: Underpricing, Leverage, Risiko Penawaran Saham Perdana, Ukuran Perusahaan, Umur Perusahaan, Return on Asset, Reputasi Underwriter caranya adalah dengan melakukan Initial Public Offering (IPO). Dengan melakukan IPO perusahaan tidak hanya mendapatkan modal dari masyarakat (publik) tetapi
PENDAHULUAN Dalam rangka pembiayaan dan pengembangan operasionalnya perusahaan membutuhkan tambahan dana, adapun salah satu
103
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 5
perusahaan juga akan semakin dikenal oleh masyarakat. Sebelum surat berharga diperdagangkan di pasar sekunder, perusahaan akan terlebih dahulu mengeluarkan surat berharga dan menjual surat berharga atau saham yang baru di pasar primer berupa penawaran perdana sahamnya atau Initial Public Offering (IPO). Pada saat perusahaan memutuskan untuk melakukan IPO tidak ada harga pasar sampai dimulainya pasar sekunder (Suyatmin dan Sujadi 2006) Penentuan harga saham di pasar perdana yang lebih rendah dibandingkan dengan harga saham yang sama setelah diperdagangkan di pasar sekunder merupakan underpricing. Fenomena ini sering terjadi pada perusahaan yang melakukan IPO, tidak hanya di Indonesia namun underpricing juga terjadi di beberapa negara lain (Rosyati dan Sabeni 2002 dalam Isfaatun dan Hatta, 2010). Tujuan utama yang diinginkan investor saat membeli saham di pasar primer adalah untuk mendapatkan initial return. Initial return (IR) adalah keuntungan yang diperoleh pemegang saham saat IPO dengan menjualnya pada hari pertama (Yasa 2008). Dari sisi emiten, underpriced yang tinggi merupakan kondisi yang merugikan. Underpriced terjadi karena perusahaan dinilai lebih rendah dari kondisi yang sesungguhnya oleh underwriter untuk mengurangi tingkat resiko yang harus ia hadapi karena fungsi penjaminannya (Putra dan Budiarti, 2012) Penelitian ini disusun dengan urutan penulisan yaitu pertama, menguraikan latar belakang penelitian, masalah penelitian,
104
November 2013
tujuan dan manfaat penelitian serta sistematika pembahasan. Kedua, menguraikan rerangka teoritis dan pengembangan hipotesis, landasan teori, dan dasar pengembangan hipotesis. Ketiga, menyajikan bentuk penelitian, obyek penelitian, definisi operasional variabel dan pengukurannya, teknik pengumpulan data, serta metoda analisis data. Keempat, menyajikan mengenai obyek penelitian, statistik deskriptif, hasil uji kualitas data dan pengujian hipotesis. Kelima, menyajikan tentang simpulan atas pembahasan, keterbatasan penelitian dan rekomendasi yang bermanfaat untuk penelitian selanjutnya. RERANGKA TEORITIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Teori Asimetri Informasi Fenomena underpricing terjadi dikarenakan adanya mispriced di pasar perdana sebagai akibat dari ketidakseimbangan informasi antara pihak underwriter dengan pihak perusahaan atau dapat disebut sebagai asymmetry informasy (Ghozali dan Al Mansur 2002). Perbedaan proporsi informasi akan membuat investor mendapatkan keuntungan yang lebih dibandingkan investor lain (Godfrey et al 2010). Informasi Asimetri pada model Rock (1986) dalam Isfaatun dan Hatta (2010) terdapat dua kelompok investor yaitu informed dan uninformed. Lalu Model Baron (1982) dalam Isfaatun dan Hatta (2010) menyatakan bahwa asimetri informasi terjadi antara pihak emiten dan underwriter.
ISSN: 1410 -9875
Teori Signalling Manajer memiliki peran untuk membantu investor dalam pengambilan keputusan dari informasi yang disediakan.karena mereka memiliki perbandingan keuntungan dalam produksi dan penyebaran informasi. Dengan sinyal akan ada harapan keuntungan di masa depan maka manajer akan mendapatkan insentif, karena investor mempercayai sinyal, dengan adanya sinyal diharapkan harga saham akan meningkat dan pemegang saham akan memperoleh keuntungan (Godfrey et al, 2010). Penawaran Umum Perdana (Initial Public Offering) Dalam pengembangan bisnis, pemenuhanan kebutuhan dana merupakan hal yang tidak dapat terpisahkan dalam operasional perusahaan. Kebutuhan akan modal tambahan ini dapat diperoleh dari cara hutang atau menambah jumlah dari kepemilikan dengan menerbitkan saham (Hartono 2000 dalam Susanto 2007). Salah satu cara untuk menjual saham baru adalah melahlui go public dengan menawarkan saham perdananya ke masyarakat luas, maka dengan melakukan IPO perusahaan akan semakin dikenal di masyarakat. Proses penawaran saham oleh emiten kepada masyarakat dimana saham-saham tersebut selanjutnya akan dicatatkan di Bursa Efek disebut juga Initial Public Offering (Ayuningtyas dan Purwantini 2012). Sebelum surat berharga diperdagangkan di pasar sekunder, perusahaan akan terlebih dahulu mengeluarkan surat berharga dan menjual surat berharga atau saham
Novia Wijaya
yang baru di pasar primer berupa penawaran perdana sahamnya atau Initial Public Offering (IPO). Pada saat perusahaan memutuskan untuk melakukan IPO tidak ada harga pasar sampai dimulainya pasar sekunder (Suyatmin dan Sujadi 2006). Underpricing Underpricing merupakan suatu keadaan, dimana harga saham pada saat penawaran perdana lebih rendah dibandingkan dengan ketika diperdagangkan di pasar sekunder (Yasa 2008). Sebaliknya overpricing merupakan suatu kondisi dimana harga pasar saham yang baru ditawarkan secara rata-rata cenderung lebih rendah bila dibandingkan harga penawarannya (Ayuningtyas dan Purwantini 2012). Harga saham pada penawaran perdana ditentukan berdasarkan kesepakatan antara perusahaan emiten dengan underwriter sebagai pihak yang membutuhkan dana, emiten pasti menginginkan harga perdana tinggi. Sebaliknya, underwriter sebagai penjamin emisi berusaha untuk meminimalkan risiko yang ditanggungnya (Sucipto 2008). Beberapa literature dalam Susanto (2007) menunjukkan bahwa underpricing terjadi akibat adanya informasi asimetri. Perusahaan yang akan go public akan menerbitkan prospektus untuk mengurangi informasi asimetri tersebut. Underpricing dapat memberikan sinyal bahwa perusahaan menjanjikan keuntungan bagi investor.
105
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 5
Leverage dan Underpricing Leverage dipertimbangkan sebagai variabel keuangan dalam penelitian ini, karena menunjukkan kemampuan perusahaan untuk membayar hutang dengan equity yang dimilikinya. Financial leverage yang tinggi menunjukkan risiko finansial atau risiko kegagalan perusahaan untuk mengembalikan pinjaman akan semakin tinggi, dan sebaliknya. Semakin tinggi financial leverage, maka initial return akan semakin besar (Suyatmin dan Sujadi 2006). Penelitian Alqahtani dan More (2012) menguji tingkat leverage terhadap underpricing memperoleh hasil bahwa leverage berpengaruh terhadap tingkat underpricing. Penelitian ini didukung dengan Isfaatun dan Hatta (2010) dan Ghozali dan Al Mansur (2002) yaitu leverage juga berpengaruh arah negatif. Dalam penelitian Suyatmin dan Sujadi (2006) menyatakan leverage tidak memiliki pengaruh terhadap tingkat underpricing. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Witjaksono (2012), Yasa (2008), Wijayanto (2010), dan Saputra dan Wardoyo (2008). Ha1 : Leverage mempunyai pengaruh terhadap underpricing. Risiko IPO terhadap Tingkat Underpricing Risiko merupakan kemungkinan perbedaan antara return yang diterima dengan return yang diharapkan. Gitman (2009) mendefinisikan risiko sebagai total keuntungan atau kerugian pada suatu investasi dalam waktu tertentu. Pada risk-return theory perusahaan dengan risiko IPO tinggi
106
November 2013
diharapkan memiliki keuntungan yang tinggi juga (Alqahtani dan More 2012) Rahim dan Yong (2010) meneliti pada Bursa Efek Malaysia dalam periode 1999 hingga 2007. Penelitian ini menghasilkan risiko IPO berpengaruh terhadap initial return. Penelitian Alqahtani dan More (2012) dan Rashid dan Rahim (2012) memperoleh hasil bahwa risiko IPO yang tinggi berpengaruh terhadap tingkat return yang akan berpengaruh juga kepada underpricing. Saat investor berinvestasi di pasar modal ia akan mengharapkan return yang tinggi maka tingkat risikoyang akan ditanggung akan menjadi pertimbangan dalam berinvestasi. Ha2 : Risiko IPO mempunyai pengaruh terhadap underpricing. Ukuran Perusahaan terhadap Tingkat Underpricing Suatu perusahaan yang memiliki skala ekonomi yang tinggi diharapkan akan mampu bertahan dalam waktu yang lama. Kebanyakan investor lebih memilih untuk menginvestasikan modalnya di perusahaan yang memiliki skala ekonomi yang lebih tinggi karena informasi mengenai perusahaan besar lebih banyak dibandingkan perusahaan yang berskala kecil. Perusahaan yang berskala besar mempunyai tingkat underprice yang lebih rendah daripada perusahaan yang berskala kecil (Suyatmin dan Sujadi 2006). Penelitian Ayuningtyas dan Purwanti (2012) menghasilkan pengaruh dengan arah negatif antara ukuran perusahaan terhadap underpricing. Total aset yang dimiliki suatu perusahaan akan memberikan sinyal bahwa
ISSN: 1410 -9875
perusahaan memiliki prospek dimasa yang akan datang. Suyatmin dan Sujadi (2006) hasil penelitiannya menyatakan bahwa tidak terdapat pengaruh antara ukuran perusahaan terhadap underpricing. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Alqahtani dan More (2012), Witjaksono (2012), Putra dan Budiarti (2011), Yasa (2008), dan Ghozali dan Al Mansur (2002). Ha3 : Ukuran perusahaan mempunyai pengaruh terhadap underpricing. Umur Perusahaan terhadap Underpricing Umur perusahaan menunjukkan kemampuan perusahaan dapat bertahan hidup dan banyaknya informasi yang bisa diserap oleh publik. Semakin panjang umur perusahaan semakin banyak informasi yang bisa diserap masyarakat (Daljono 2000 dalam Suyatmin dan Sujadi 2006). Calon investor tidak perlu mengeluarkan biaya yang lebih banyak untuk memperoleh informasi dari perusahaan yang melakukan IPO (Putra dan Budiarti 2012) Penelitian Ayuningtyas dan Purwantini (2011) dan Isfaatun dan Hatta (2010) menghasilkan tidak terdapat pengaruh antara umur perusahaan terhadap underpricing. Penelitian ini didukung oleh Ghozali dan Al Mansur (2002), Yasa (2008), Suyatmin dan Sujadi (2006), Saputra dan Wardoyo (2008) dan Putra dan Budiarti (2011). Alqahtani dan More (2012) menguji umur perusahaan terhadap underpricing memperoleh hasil bahwa umur perusahaan berpengaruh terhadap underpricing. Semakin lama umur
Novia Wijaya
perusahaan maka banyak informasi yang diketahui masyarakat sehingga akan mengurangi asimetri informasi dan ketidakpastian. Ha 4 : Umur perusahaan mempunyai pengaruh terhadap underpricing. ROA terhadap Underpricing ROA merupakan suatu rasio penting yang dapat dipergunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dengan investasi yang telah ditanamkan (asset yang dimilikinya) untuk mendapatkan laba. Profitabilitas yang tinggi dari suatu perusahaan akan mengurangi ketidakpastian sehingga akan menurunkan tingkat underpricing bagi investor (Ghozali dan Al Mansur 2002). Penelitian Putra dan Budiarti (2012) menghasilkan terdapat pengaruh ROA terhadap underpricing, hasil penelitian ini konsisten dengan Saputra dan Wardoyo (2008) dan Ghozali dan Al Mansur (2002). Penelitian Susanto (2007) menghasilkan tidak terdapat pengaruh antara ROA terhadap underpricing. Penelitian ini didukung oleh Wijayanto (2010) yang menyatakan ROA tidak berpengaruh terhadap underpricing. Ha5 : ROA mempunyai pengaruh terhadap underpricing. Reputasi Underwriter terhadap Underpricing Underwriter adalah pihak yang membuat kontrak dengan emiten untuk melakukan penawaran umum bagi kepentingan emiten, dengan atau tanpa kewajiban untuk membeli sisa efek yang terjual. Peran dari underwriter sangatlah penting dalam melakukan penawaran saham
107
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 5
perdana untuk mengurangi risiko yang akan dihadapi, maka emiten akan meminta underwriter untuk menjamin penjualan saham tersebut (Putra dan Budiarti, 2012) Dalam penelitian Suyatmin dan Sujadi (2006) menghasilkan terdapat pengaruh antara reputasi underwriter terhadap underpricing. Konsisten menurut Putra dan Budiarti (2012), Ghozali dan Al Mansur (2002), dan Rashid dan Rahim (2012) terdapat pengaruh antara reputasi underwriter terhadap underpricing. Penelitian Isfaatun dan Hatta (2010) menghasilkan tidak terdapat pengaruh antara reputasi underwriter terhadap underpricing. Hasil yang sama didapat oleh Khomsiyah (2005), Saputra dan Wardoyo (2008), dan Ayuningtyas dan Purwantini (2011). Ha6 Reputasi underwriter : mempunyai pengaruh terhadap underpricing. METODA PENELITIAN Pemilihan Sampel dan Pengumpulan Data Populasi yang digunakan sebagai obyek dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan non keuangan yang melakukan penawaran umum perdana di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2008 sampai dengan tahun 2012. Sampel penelitian dipilih berdasarkan metode purposive sampling yaitu metode pemilihan sampel yang bertujuan untuk memperoleh sampel yang representatif sesuai dengan kriteria yang ditentukan. Prosedur pemilihan sampel dapat dilihat pada tabel 1.
108
November 2013
Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Leverage menunjukkan kemampuan perusahaan dalam membayar hutang dengan ekuitas yang dimilikinya. Leverage yang tinggi akan menjadi pertimbangan bagi investor dalam memprediksi risiko perusahaan (Khomsiyah 2005). Kreditor akan lebih menyukai rasio hutang yang rendah, sedangkan pemegang saham akan lebih menyukai leverage yang tinggi karena diharapkan akan dapat meningkatkan laba (Susanto 2007). Pengukuran variabel ini mengacu pada penelitian Wijayanto (2010), skala yang digunakan adalah skala rasio. Adapun rumus dari variabel ini adalah: Leverage = Total Debt/ Total Equity Risiko IPO menunjukkan erusahaan dengan tingkat risiko IPO yang tinggi mampu memberikan kemungkinan return yang lebih besar (Alqahtani dan More 2012). Dalam Rashid dan Rahim (2012) risiko dan return diperkirakan memiliki hubungan yang positif seperti dalam risk-return trade-off theory. Skala yang digunakan adalah skala rasio. Pengukuran variabel risiko IPO mengunakan metode Bradley & Jordan (2002) dalam Alqahtani dan More (2012). Adapun rumus dari variabel ini adalah: IPO risk = 1 / IPO offer price Ukuran perusahaan merupakan suatu indikator yang menggambarkan tingkat risiko bagi investor dalam melakukan investasi pada perusahaan tersebut.
ISSN: 1410 -9875
Informasi perusahaan skala besar tentunya akan lebih banyak diketahui, sehingga tingkat ketidakpastian dapat diketahui oleh investor (Suyatmin dan Sujadi 2006). Skala yang digunakan adalah skala rasio. Pengukuran variabel ukuran perusahaan menggunakan metode dalam Witjaksono (2012): Ukuran Perusahaan = LN(Asset) Umur perusahaan menunjukkan kemampuan perusahaan dapat bertahan hidup dan banyaknya informasi yang dapat diserap oleh public (Putra dan Budiarti, 2012). Skala pengukuran untuk variabel ini adalah rasio. Variabel ini diukur dengan lamanya perusahaan beroperasi yaitu lama perusahaan didirikan hingga saat perusahaan melakukan IPO (Isfaatun dan Hatta, 2012). Return on Assets (ROA) merupakan suatu rasio penting yang dapat dipergunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dengan investasi yang telah ditanamkan (asset yang dimilikinya) untuk mendapatkan laba. ROA menjadi salah satu pertimbangan investor dalam melakukan investasi terhadap saham di bursa saham (Saputra dan Wardoyo 2008). Skala untuk variabel ini adalah rasio. Pengukuran ROA mengacu pada penelitian Susanto (2007) dinyatakan dalam bentuk presentase sebagai berikut: ROA = Net Income After Tax/ Total Asset
Reputasi Underwriter. Underwriter adalah perusahaan yang membuat kontrak dengan
Novia Wijaya
emiten untuk melakukan penawaran umum bagi kepentingan emiten, dengan atau tanpa kewajiban membeli sisa efek yang terjual (Putra dan Budiarti, 2012). Pengukuran variabel reputasi underwriter yaitu dengan menggunakan dummy variabel, dengan memberikan skala 0, untuk underwriter yang tidak termasuk peringkat reputasi 5 besar dan memberikan skala 1 untuk underwriter yang termasuk dalam 5 besar dalam rating yang diberikan oleh Majalah Investor, berarti underwriter memiliki reputasi tinggi. Penelitian ini mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Yasa (2008). Skala pengukuran adalah skala nominal. Metoda Analisis Data Penelitian ini menggunakan uji regresi berganda (multiple regression) dalam pengujian hipotesisnya. Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Model empiris dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. TU = b0 + b1LEV+ b2IPO_RISK+ b3SIZE+ b4AG+b5ROA+b6UND+ ℮ Keterangan: TU : Underpricing b0 : Konstanta b1-b6 : Koefisien regresi setiap variabel independen LEV : Leverage IPO_RISK : Risiko IPO AGE : Umur perusahaan SIZE : Ukuran perusahaan ROA : Return on Assets UND : Reputasi underwiter
109
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 5
HASIL PENELITIAN Menurut Ghozali (2011) statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varians, nilai maksimum, nilai minimum, sum, range, kurtosis (keruncingan distribusi) dan skewness (kemencengan distribusi). Hasil statistik deskriptif disajikan pada tabel 2. Hasil pengujian normalitas pada tabel 3 menunjukkan nilai asymp sig (2-tailed) sebesar 0,485 berarti nilai tersebut lebih besar dari nilai signifikansi 0,05, Dapat disimpulkan data residual berdistribusi normal sehingga model baik digunakan dalam penelitian. Tabel 4 menunjukkan bahwa keenam variabel memiliki nilai Tolerance lebih besar dari 0,1 dan VIF lebih kecil dari 10. Hasil penelitian ini berarti tidak terdapat multikolinearitas antara variabel independen sehingga data baik digunakan untuk model regresi. Hasil pengujian pada tabel 5 menunjukkan nilai signifikansi dari variabel leverage, risiko IPO, ukuran perusahaan, umur perusahaan, ROA, dan reputasi underwriter memiliki nilai signifikansi lebih besar dari 0,05. Hal ini berarti tidak terdapat heteroskedastisitas sehingga data baik digunakan dalam model regresi. Tabel 6 menunjukan bahwa nilai signiikansi lebih besar dari 0,05 yaitu 0,019. Hal ini berarti tidak terdapat masalah autokorelasi sehingga data baik untuk digunakan dalam model regresi. Tabel 7 menunjukkan nilai koefisien
110
November 2013
korelasi (R) sebesar 0.450. Nilai tersebut lebih kecil dari 0,5 maka hubungan antara tingkat underpricing dengan leverage, risiko IPO, ukuran perusahaan, umur perusahaan, ROA, dan reputasi underwriter adalah lemah positif. Hasil uji koefisien determinasi dalam tabel 8 menunjukkan nilai Adjusted R Square sebesar 0,099. Hal ini berarti secara statistik besarnya variasi tingkat underpricing yang dapat dijelaskan oleh leverage, risiko IPO, ukuran perusahaan, umur perusahaan, ROA, dan reputasi underwriter adalah sebesar 9,9% dan sisanya sebesar 90,1% dapat dijelaskan oleh faktorfaktor lain yang tidak terdapat dalam penelitian ini. Dalam tabel 9 diperoleh F hitung sebesar 1,950 dengan nilai signifikan sebesar 0,093. Nilai signifikansi tersebut lebih besar dari 0,05 sehingga regresi tidak layak digunakan untuk menguji data karena tidak menggambarkan model fit dari persamaan regresi. Hasil uji t dalam tabel 10 menunjukkan leverage memiliki nilai signifikansi sebesar 0,214. Nilai signifikansi tersebut lebih besar dari 0,05 maka hipotesis alternatif pertama (Ha1) tidak dapat diterima. Hal ini berarti leverage tidak memiliki pengaruh terhadap tingkat underpricing, Risiko IPO memiliki nilai signifikansi sebesar 0,905. Nilai signifikansi tersebut lebih besar dari 0,05 maka hipotesis alternatif kedua (Ha2) tidak dapat diterima. Hal ini berarti risiko IPO tidak memiliki pengaruh terhadap tingkat underpricing. Tabel 10 menghasilkan ukuran perusahaan memiliki nilai
ISSN: 1410 -9875
signifikansi sebesar 0,783. Nilai signifikansi tersebut lebih besar dari 0,05 maka hipotesis alternatif ketiga (Ha3) tidak dapat diterima. Hal ini berarti ukuran perusahaan tidak memiliki pengaruh terhadap tingkat underpricing. Umur perusahaan memiliki nilai signifikansi sebesar 0,729. Nilai signifikansi tersebut lebih besar dari 0,05 maka hipotesis alternatif keempat (Ha4) tidak dapat diterima. Hal ini berarti umur perusahaan tidak memiliki pengaruh terhadap tingkat underpricing. Hasil uji t pada tabel 10 menunjukan ROA memiliki nilai signifikansi sebesar 0,135. Nilai signifikansi tersebut lebih besar dari 0,05 maka hipotesis alternatif kelima (Ha5) tidak dapat diterima. Hal ini berarti ROA tidak memiliki pengaruh terhadap tingkat underpricing. Hasil uji t atas reputasi underwriter memiliki nilai signifikansi sebesar 0,063. Nilai signifikansi tersebut lebih besar dari 0,05 maka hipotesis alternatif keenam (Ha6) tidak dapat diterima. Hal ini berarti reputasi underwriter tidak memiliki pengaruh terhadap tingkat underpricing. PENUTUP Leverage tidak memiliki pengaruh terhadap tingkat underpricing. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Witjaksono (2012), Wijayanto (2010), Saputra dan Wardoyo (2008), Yasa (2008), dan Suyatmin dan Sujadi (2006). Namun penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian Alqahtani dan More (2012) dan Isfaatun dan Hatta
Novia Wijaya
(2010), dan Ghozali dan Al Mansur (2002). Risiko IPO tidak memiliki pengaruh terhadap tingkat underpricing. Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Rahim and Yong (2010), Alqahtani dan More (2012) dan Rashid dan Rahim (2012). Ukuran perusahaan tidak memiliki pengaruh terhadap tingkat underpricing. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Alqahtani dan More (2012), Witjaksono (2012), Putra dan Budiarti (2011), Suyatmin dan Sujadi (e2006), Yasa (2008) dan Ghozali dan Al Mansur (2002). Hasil ini tidak konsisten dengan penelitian yang diakukan oleh Ayuningtyas dan Purwantini (2011) Umur perusahaan tidak memiliki pengaruh terhadap tingkat underpricing. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Ayuningtyas dan Purwantini (2011), Isfaatun dan Hatta (2010), Yasa (2008), Ghozali dan Mansur (2002), Putra dan Budiarti (2011), Saputra dan Wardoyo (2008), Suyatmin dan Sujadi (2006), Namun hasil ini tidak konsisten dengan penelitian Alqahtani dan More (2012). ROA tidak memiliki pengaruh terhadap tingkat underpricing. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Susanto (2007), dan Wijayanto (2010). Hasil ini tidak konsisten dengan Putra dan Budiarti (2011), Saputra dan Wardoyo (2008), Ghozali dan Al Mansur (2002), Reputasi underwriter tidak memiliki pengaruh terhadap tingkat underpricing. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang
111
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 5
dilakukan oleh Ayuningtyas dan Purwantini (2011), Saputra dan Wardoyo (2008), Isfaatun dan Hatta (2010), dan Khomisyah (2005), namun hasil ini tidak konsiten dengan penelitian Putra dan Budiarti (2011), Rashid dan Rahim (2012), Suyatmin Sujadi (2006), dan Ghozali dan Al Mansur (2002). Adapun keterbatasan dalam penelitian ini adalah faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat underpricing cukup banyak, namun dalam penelitian ini hanya
November 2013
menggunakan 6 variabel saja. Lalu uji F yang dihasilkan oleh model regresi berganda tidak fit. Rekomendasi yang penulis berikan atas keterbatasan penelitian ini yaitu, peneliti selanjutnya dapat menambahkan variabel lain seperti reputasi auditor dan EPS (Earnings per Share). Penelitian selanjutnya dapat memperpanjang periode penelitian untuk menambah jumlah sampel, supaya distribusi data dapat lebih baik.
REFERENSI Alqahtani, Faisal, dan Vardhan More. 2012. Underpricing Phenomenon in New Zealand IPO Market. .http://ssrn.com/abstract=2215402. Ayuningtyas, A dan Sri Purwantini. 2012. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Underpriced pada Penawaran Umum Perdana di Bursa Efek Indonesia Tahun 2005-2010. SOLUSI ISSN 1412-5331. Vol.10 No.4. Darmadji, Tjipto, dan Hendy M. Fakhruddin. 2001. Pasar Modal di Indonesia, Pendekatan Tanya Jawab. Edisi 1. Salemba Empat, Jakarta. Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Edisi 5. Universitas Diponegoro, Semarang. Ghozali, Imam, dan Mudrik Al Mansur. 2002. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Underpriced di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Bisnis dan Akuntansi. Vol. 4 No.1 Gitman, L.J. 2009. Managerial Finance. 12th edition. Pearson Education. Godfrey, Jayney et al. 2010. Accounting Theory. Edisi 7. John Wiley & Sons. United States of American. Hair et al. 2010. Multivariate Data Analysis. 7th Edition. England: Pearson Education. Isfaatun, Eliya, dan Atika Jauharia Hatta (2010). Analisis Informasi Penentu Harga Saham saat Initial Public Offering. Jurnal Ekonomi Bisnis. Vol. 15 No.1. Khomsiyah. 2005. Reputasi Penjamin Emisi Saham, Reputasi Auditor, dan Tingkat Underpricing pada Penawaran Perdana di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Bisnis dan Akuntansi. Vol. 7 No.2.aktor-Faktor Putra, Nandariko S.A, dan Yuli Budiarti. 2012. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Underpricing pada Penawaran Umum Perdana di Bursa Efek Indonesia. Dinamika Manajemen. Vol.1 No.05. Rahim, Ruzita Abdul, dan Othman Yong. 2010. Initial Returns of Malaysia IPOs and Shari’a Compliant Status. Journal of Islamic Accounting and Business Research. Vol.1 No.1.
112
ISSN: 1410 -9875
Novia Wijaya
Rashid, Rasidah Mohd, dan Ruzita Abdul Rahim. 2012. Does Shareholder Retention Matter in Explaining the Underpricing Pnomenon of Malaysia IPO’s?. The Journal of America Academy of Business. Vol.18 No.1. Saputra, Roni Indra, dan Paulus Wardoyo. 2008. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Underpricing pada Perusahaan yang Melakukan IPO (Initial Public Offering) Periode 2003-2007 di Bursa Efek Indonesia. SOLUSI. Vol.7 No.3. Sjahruddin, dan Yusralaini. 2009. Underpricing dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi. Jurnal Ekonomi. Vol. 17 No. 01. Sucipto, Agus. 2008. Fenomena-Fenomena di Seputar Kebijakan Initial Public Offering (IPO) dan Pengukuran Kinerja Perusahaan di Indonesia IQTISHODUNA. Vol.4 No.3. Susanto, Liana. 2007. Analisi Pengaruh Rasio-Rasio Keuangan terhadap Underpricing Perusahaan yang Melakukan Penawaran Umum Perdana di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Akuntansi. Tahun XI No.03 Suyatmin, dan Sujadi. 2006. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Underpricing pada Penawaran Umum Perdana di Bursa Efek Jakarta. BENEFIT. Vol.10 No.1. Wijayanto, Andhi. 2010. Analisis Pengaruh ROA, EPS, Financial Leverage, Proceed terhadap Initial Return. Jurnal Dinamika Manajemen. Vol. 1 No.1. Witjaksono, Lydia Soeryadjaya. 2012. Analisis Faktor-Faktor Keuangan yang Mempengaruhi Fenomena Underpricing pada Perusahaan Sektor Keuangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2002-2010. Berkala Ilmiah Mahasiswa Akuntansi. Vol.1 No.1. Yasa, Geriata Wirawan. 2010. Penyebab Underpricing pada Penawaran Saham Perdana di Bursa Efek Jakarta.Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Bisnis. Vol.3 No.2.
113
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 5
November 2013
LAMPIRAN LEVERAGE
RISIKO IPO UKURAN PERUSAHAAN UNDERPRICING UMUR PERUSAHAAN ROA REPUTASI UNDERWRITER
Tabel 1 Prosedur Pemilihan Sampel Penelitian
Kriteria Perusahaan non keuangan yang melakukan penawaran umum perdana di Bursa Efek Indonesia tahun 2008 sampai 2012 Perusahaan non keuangan yang sahamnya tidak mengalami underpricing Perusahaan non keuangan yang menyajikan laporan keuangan dalam mata uang asing Perusahaan non keuangan yang tidak memiliki data mengenai nama underwriter Perusahaan non keuangan yang tidak menghasilkan laba setelah pajak. Jumlah perusahaan yang memenuhi kriteria menjadi sampel Sumber: Diolah Penulis
114
Jumlah Perusahaan 93 (27) (6) (1) (6) 53
ISSN: 1410 -9875
Novia Wijaya
Tabel 2 Statistik Deskriptif TU LEV IPO_RISK SIZE AGE
N 53 53 53 53 53
ROA UND
53 53
Minimum 0,0131579 0,1369959 0,0002667 24,9718344 2,0000000
Maximum Mean Std. Deviation 0,7000000 0,303047863 0,2349674198 5,0497167 0,995242396 0,9852017525 0,0666667 0,004830868 0,0090914382 31,1491173 27,843079981 1,5738364516 57,0000000 16,094339623 12,170683804 4 0,0010881 0,2631641 0,060726143 0,0555829361 0 1 0,28 0,455 Tabel 3 Hasil Uji Normalitas Residual Unstandardized Residual
N Normal Parameters (a,b) MostExtreme Differences
53 0,0000000 0,20979854
Mean Std. Deviation Absolute Positive Negative
0,115 0,113 -0,115 0,837 0,485
Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) Tabel 4 Hasil Uji Multikolinearitas Model 1
LEV
Collinearity Statistics Tolerance VIF 0,786 1,272
Kesimpulan Tidak terdapat multikolinearitas
IPO_RISK
0,865
1,156
Tidak terdapat multikolinearitas
SIZE
0,636
1,572
Tidak terdapat multikolinearitas
AGE
0,757
1,321
Tidak terdapat multikolinearitas
ROA
0,907
1,102
Tidak terdapat multikolinearitas
UND
0,620
1,614
Tidak terdapat multikolinearitas
115
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 5
November 2013
Tabel 5 Hasil Uji Heteroskedastisitas
Model 1 (Constant) LEV IPO_RISK SIZE AGE ROA UND
1
Model (Constant ) LEV IPO_RISK SIZE AGE ROA UND RES_2
Standardize d Coefficients Beta
Unstandardized Coefficients B Std. Error 0,410 0,312 -0,010 0,016 -2,304 1,696 -0,007 0,011 -0,001 0,001 0,187 0,271 -0,051 0,040
T 1,314 -0,609 -1,358 -0,587 -0,932 0,691 -1,265
Sig. 0,195 0,545 0,181 0,560 0,356 0,493 0,212
Tabel 6 Hasil Uji Autokorelasi Unstandardized Standardize Coefficients d Coefficients B Std. Beta Error 0,490 0,685
T 0,715
Sig. 0,479
0,003 -1,200 -0,016 -0,001 -0,204 0,008 0,241
0,098 -0,334 -0,659 -0,295 -0,357 0,101 1,591
0,922 0,740 0,513 0,769 0,723 0,920 0,119
-0,093 -0,197 -0,099 -0,145 0,098 -0,217
0,034 3,597 0,025 0,003 0,571 0,084 0,152
0,016 -0,053 -0,124 -0,051 -0,055 0,019 0,248
Tabel 7 Hasil Uji Koefisien Korelasi Model Summary Model 1
116
R 0,450a
ISSN: 1410 -9875
Novia Wijaya
Tabel 8 Hasil Uji Koefisien Determinasi Model Summary Model 1
R Square 0,203
Adjusted R Squar 0,099
Tabel 9 Hasil Uji F Model 1
Sum of Squares
Regressio n Residual Total
Df 0,582
Mean Square 6
2,289 2,871
F 0,097
46 52
Sig.
1,95 0
0,093 a
0,050
Tabel 10 Hasil Uji t
Model 1 (Constant ) LEV IPO_RISK SIZE AGE ROA UND
Unstandardized Coefficients Std B Error 0,657 0,673 0,045 0,438 0,007 0,001 0,889 0,164
Standardize d Coefficients Beta
T 0,975
0,035
-0,187
-1,261
3,659
-0,017
-0,120
0,025
-0,046
-0,277
0,003
-0,053
-0,348
0,584
-0,210
-1,522
0,086
-0,318
-1,902
Sig. 0,33 4 0,21 4 0,90 5 0,78 3 0,72 9 0,13 5 0,06 3
117
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 5
Halaman ini sengaja dikosongkan
118
November 2013
JURNAL BISNIS DAN AKUNTANSI Vol. 15, No. 1a, Is. 5, November 2013, Hlm. 119-134
ISSN: 1410 - 9875 http: //www.tsm.ac.id/JBA
THE INFLUENCE OF AVERAGE COLLECTION PERIOD, AVERAGE PAYMENT PERIOD, INVENTORY TURNOVER (IN DAYS), CASH CONVERSION CYCLE, GROSS WORKING CAPITAL TURNOVER, AND CURRENT RATIO TOWARD ROE AND ROA STELLA dan SATRIYO WIBOWO STIE TRISAKTI
[email protected] [email protected] Abstract: The purpose of this research is to test and analyze empirically the influence of average collection period, average payment period, inventory turover(in days), cash conversio cycle, gross working capital turnover ratio, and current ratio toward ROA and ROE. This study was also to compare result of the previous research within the research. Sample of this research is trade, service and investment companies that listed in Indonesia Stock Exchange for period 2002-2012. The purposive sampling is used as sampling technique, where 7 companies met the criteria and were analyzed using descriptive statistics and by using canonica correlation analysis for identifying the relationship to obtained the result. The result of this research shows that average collection period, average payment period, inventory turover(in days), cash conversio cycle, gross working capital turnover ratio, and current assets have significant impact on ROA and ROE. The test of model fit shows the result that only ROA is significant. The result also show average collection period influence ROA, while average payment period, inventory turnover(in days), cash conversion cycle, gross working capital turnover and current ratio do not influence ROA. Keywords: ROA, ROE, average payment period, average average payment period, inventory turover(in days), cash conversio cycle, gross working capital turnover ratio, and current ratio, acnonical correlation analysis. Abstrak: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji dan menganalisis secara empiris pengaruh average average payment period, average payment period, inventory turover(in days), cash conversio cycle, gross working capital turnover ratio dan current ratio terhadap ROA dan ROE. Penelitian ini juga membandingkan hasil dari penelitian sebelumnya dalam penelitian. Sampel penelitian ini adalah perdagangan, jasa dan investasi perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia untuk periode 2002-2012. The purposive sampling digunakan sebagai teknik sampling, di mana 7 perusahaan
119
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 5
November 2013
memenuhi kriteria dan dianalisis dengan menggunakan statistik deskriptif dan dengan menggunakan analisis korelasi canonica untuk mengidentifikasi hubungan untuk memperoleh hasilnya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa average average payment period, average payment period, inventory turover(in days), cash conversio cycle, gross working capital turnover ratio, dan current ratio memiliki dampak yang signifikan terhadap ROA dan ROE. Uji model fit menunjukkan hasil bahwa hanya ROA yang signifikan. Hasilnya juga menunjukkan rata pengaruh periode pengumpulan ROA, sedangkan average payment period, inventory turover(in days), cash conversio cycle, gross working capital turnover ratio dan current ratio tidak mempengaruhi ROA. Kata kunci ROA, ROE, average payment period, average average payment period, inventory turover(in days), cash conversio cycle, gross working capital turnover ratio, and current ratio, acnonical correlation analysis. RESEARCH BACKGROUND Financal decision determine how the firm raises fo profit by reduce financing cost or increase the funds available for expansion, hence it must be managed well in order to maximize the wealth of shareholders. One way to achieve balance between profitability and risk that contribute to the firms value, firms can concern in working capital management. Working capital management considered as the main central issues in the firms, and financial managers (companies) are trying to identify the basic drivers and level of working capital management in decision making to operate the firms. Working capital management such a very important element to analyze the organizations’ performance while conducting daily operations, by the balance of working capital management can be maintained between liquidity and profitability. Working capital management involve planning and controlling the current assets(cash, account receivable, marketable securities) and current liability(notes payable,
120
accruals, account payable) in order to eliminates the risk of inability of a firm to meet due short-term obligations and to avoid excessive investment in this asset on the other hand (Eljelly, 2004). The reason for this research is that current assets are near-term or short-lived investments that are continually being converted into other assets types, with regard to current liabilities, the company is responsible for paying these obligations on a required time basis. In that way, decisions on the level of different working capital components become frequent, repetitive and time consuming. Factors that affect specific firm performance by managing its working capital can considering financial ratio such as aerage collection period, average pament period, inventory turnover (in days), cash conversion cycle, gross working capital turnover and current ratio, while the performance of the firm can shows on ROE and ROA (Irfan, 2011). Therefore, the authors conducted advanced research in the form of journal replication is performed by
ISSN: 1410 -9875
Irfan (2011) by using 7 trade, service, and investment industy companies listed on Indonesia Stock Exchange period 2002-2012 as the sample. Reseach Problem The problems in this research are; (1) Is there any influence of Working Capital Management (Average Collection Period, Average Payment Period, Inventory Turnover (in days), Cash Conversion Cycle, Gross Working Capital Turnover Ratio, Current Ratio) on Firm Performance (ROA and ROE)?; (2) Is there any influence of Average Collection Period on ROA?; (3) Is there any influence of Average Payment Period on ROA?; (4) Is there any influence of Inventory Turnover (in Days) on ROA?; (5) Is there any influence of Cash Conversion Cycle on ROA?; (6) Is there any influence of Gross Working Capital Turnover on ROA?; (7) Is there any influence of Current Ratio on ROA?; (8) Is there any influence of Average Collection Period on ROE?; (9) Is there any influence of Average Payment Period on ROE?; (10) Is there any influence of Inventory Turnover (in Days) on ROE?; (11) Is there any influence of Cash Conversion Cycle on ROE?; (12) Is there any influence of Gross Working Capital Turnover on ROE?; (13) Is there any influence of Current Ratio on ROE? Research Objective The objectives of this research are to answer the research problems and obtain the empirical evidence about; (1)The effect of Working Capital Management (Average Collection Period, Average Payment Period,
Stella Dan Satriyo Wibowo
Inventory Turnover (in days), Cash Conversion Cycle, Gross Working Capital Turnover Ratio, Current Ratio) on Firm Performance (ROA and ROE); (2) The effect of Working Capital Management (Average Collection Period, Average Payment Period, Inventory Turnover (in days), Cash Conversion Cycle, Gross Working Capital Turnover Ratio, Current Ratio) on ROA; (3) The effect of Working Capital Management (Average Collection Period, Average Payment Period, Inventory Turnover (in days), Cash Conversion Cycle, Gross Working Capital Turnover Ratio, Current Ratio) on ROE; (4) The effect of Average Collection Period on ROA; (5) The effect of Average Payment Period on ROA; (6) The effect of Average Inventory Turnover (in days) on ROA; (7) The effect of Cash Conversion Cycle on ROA; (8)The effect Gross Working Capital Turnover on ROA; (9)The effect of Current Assets on ROA; (10) The effect of Average Collection Period on ROE; (11) The effect of Average Payment Period on ROE; (12) The effect of Average Inventory Turnover (in days) on ROE; (13) The effect of Cash Conversion Cycle on ROE; (14)The effect Gross Working Capital Turnover on ROA; (15)The effect of Current Assets on ROA. THEORETICAL FRAMEWORK AND HYPOTHESIS DEVELOPMENT In this research, the theory of Working Capital Management. According to Gitman and Zutter (2012, 600) stated that the important of efficiency working capital management is indisputable given that a firm’s viability relies on the financial manager’s ability to effectively manage. The goal of
121
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 5
working capital (or short-term financial) management is to manage each of firm’s current assets (inventory, account receivable, marketable securities and cash) and current liabilities (notes payable, accruals, and account payable) to achieve a balance between profitability and risk that contributes positively to the firm’s value. Factors that affect specific firm performance by managing its working capital can considering financial ratio such as aerage collection period, average pament period, inventory turnover (in days), cash conversion cycle, gross working capital turnover and current ratio, while the performance of the firm can shows on ROE and ROA (Irfan, 2011). Return on Assets Performance on the firm can be showed from their profitability. Return on Assets (ROA) is one of many approached to determine the performance of the firms an efficiency of operating finance, or usually called as the indicator of firms’ profitability or firms performance that managers used by conduct the amount of net income relating net income to total assets. Return on Equity Return on equity is a manner to indicate firms healthy or indicates the accounting rate of return on stakeholders investment, or how measure of how the stakeholders fared during the period, because benefiting stakeholders is a firms goal. To measures the return on equity by net income relative to common equity.
122
November 2013
Average Collection Period Average Collection Period (ACP) or average of account receivables it indicates the term of the firms collecting its credits or term of the customers to pay their bills, that’s useful in assessing credit and collection policies of firms. Its arrived by the average number of days it takes to collect its account receivables. Average Payment Period The average payment period (APP) is the amount of time needed to pay or valuable in evaluating the probability that a credit applicant will pay on time, in the time for purchase or the raw materials until the payment is meried to the suppliers. Inventory Turnover (in Days) Inventory Turnover (in days) measures the activity, relative liquidity of firm’s inventory or how quickly the term of company turnover its inventory measured by the number of days that it takes for goods to be produced and sold. First convert the cost of goods sold to a daily basis by dividing by 365. A higher number is generally indicative of greater efficiency. Cash Conversion Cycle Cash Conversion Cycle (CCC) is refers to the period of time form beginning of the production process to collection of cash from the sales of the finished product, which a company is able to convert its resources in to cash to conduct the cash conversion cycle is the sum days of sales outstanding and days of sales in inventory less days of payables outstanding.
ISSN: 1410 -9875
Stella Dan Satriyo Wibowo
Gross Working Capital Turnover gross working capital turnover ratio, or current assets, it is sometimes called comprise those assets that are relatively liquid, that are expeted to be convert to cash within one financial year, that the ratio shows the number of sales of the firms for each working capital. Current Ratio Current Ratio (CR) indicates a firm’s liquidity it showed how a
firm’s ability to cover its current liabilities with its current assets, expected to be converted into cash within one year, often referred to as short-term or near-term assets usually within the operating cycle of the company. The model of this research that can affectworking capital management on firm performance can be depicted as follows:
Average Collection Period Average Payment Period Cash Conversion Cycle
Working Capital Management
Firms’ Performance
ROA ROE
Inventory Turnover (in Days) Gross Working Capital Turnover Current Ratio
Figure 1 Research Model
RESEARCH METHOD This research examines all companies listed in Indonesia Stock Exchange in the trade, service and investment industries companies for the year 2002-2012. The data used in this research are secondary data collected from Indonesia Stock Exchange. Research period using determine by the researcher is period 2002-2012. The reason
choosing period 2002-2012 as the research period is because in this period the researcher can get more sample and maximum data from 64 companies and 11 years period. Through the data collection and the selection process, the samples used in this research are 77 observations. The following table summarizes the samples used in this research.
123
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 5
November 2013
Table 1 Research Object of Description Description Number of companies that listed as trade, service, and investment industry in IDX from 2002-2012 Number of companies that did not have completed data needed in the research throughout 2002-2012 Number of companies have not positive net income and total share holders equity for the year 2002-2012 Number of companies that are useded as sample in this research Total number of data used in this research Source: Indonesia Stock Exchange
Total 62 -52 -3 7 77
Operational Definition of Variables and Measurement Return on Assets Return on Assets cconduct the amount of net income relating net income to total assets. The scale of ROA is ratio, based on Myers (2003, 823), return on Assets can calculated as : ROA =
Return on Equity To measures the return on equity by net income relative to common equity. The scale of ROE is ratio, based on Gitman and Zutter (2012, 82). Calculate as: ROE =
Average Collection Period Its arrived by the average number of days it takes to collect its account receivables. The scale of ACP is ratio scale, based on Gitman and Zutter (2012, 74) . Average Collection Period calculated as: ACP =
Average Payment Period to conduct average payment period Its arrived by the average number of days it takes to pay its account payables. The scale of APP is ratio scale, based on Gitman and Zutter (2012, 75) .
124
ISSN: 1410 -9875
Stella Dan Satriyo Wibowo
APP =
Inventory Turnover (in days) Measured by the number of days that it takes for goods to be produced and sold. First convert the cost of goods sold to a daily basis by dividing by 365. The scale of ITD is ratio, based on (Haider 2011 , 487). Inventory Turnover Ratio calculate as : ITD =
Cash Conversion Cycle To conduct the cash conversion cycle is the sum days of sales outstanding and days of sales in inventory less days of payables outstanding. The scale of CCC is ratio, based on Ifran (2011). Cash Conversion Cycle can calculated as: CCC = ACP + ITD – APP Gross Working Capital Turnover Gross working capital turnover the ratio shows the number of sales of the firms for each working capital. The scale of CCC is ratio, based on Haider (2011, 486). Gross Working Capital Turnover Ratio Calculate as : GTA = Current Ratio Current ratio can conduct by dividing current assets with its current liabilities. The scale of current assets is ratio, based on (Gitman and Zutter 2012, 71).Current Ratio calculated as : CR = Data Analysis Method The method used by the researcher to analyze data in this research is the canonical correlation analysis. Canonical correlation analysis is multivariate statistical model that facilitates the study of linear interrelationships between two sets
variable. Oe set of varioables is referred to as independent variable and the others are considered dependent variables. The general model used to express the canonical correlation based on the figure will be the following: Y1 + Y2 = X1 + X2 + X3 + X4 + X5 + X6
125
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 5
Where: Sets of dependent Variable Sets of independent Variable
November 2013
Y1 = ROA (Return on Asset) Y2 = ROE (Return on Equity) X1 = ACP (Average Collection Period) X2 = APP (Average Payment Period) X3 = ITD (Inventory Turnover (in days)) X4 = CCC (Cash Conversion Cycle) X5 = GTA (Gross Working Capital Turnover Ratio) X6 = CR (Current Ratio)
RESULT AND ANALYSIS Descriptive Statistic Analysis Table 2 Descriptive Statistic N ACP
77
APP
77
ITD
77
CCC
77
GTA
77
CR
77
Minimum
Maximum
174,4721 39,928873 70 77 320,5962 63,463492 7,319880 90 86 269,6175 65,682003 11,381680 80 77 268,4940 42,147385 226,87133 10 32 0 35,50270 4,1605113 ,863340 0 0 1,5542816 ,144170 6,647730 9 ,001740 ,175290 ,06758779 ,004340 ,487930 ,16598130 ,628740
ROA 77 ROE 77 Valid N 77 (listwise) Source: SPSS Processed (Appendix III)
126
Mean
Std. Deviation 38,6318065 56 48,3161610 57 54,9957883 25 68,8623046 59 4,07750132 4 ,866973012 ,049100426 ,092590163
ISSN: 1410 -9875
Stella Dan Satriyo Wibowo
Canonical Correlation Assumption Linearity Test Table 3 Linearity Test ROA ANOVAa Mod el Sum of df Mean F Squares Square Regression ,057 5 ,011 6,358 1 Residual ,127 71 ,002 Total ,183 76 Source: SPSS Processed (Appendix III)
Sig.
Table 4 Linearity Test ROE ANOVAa Mod el Sum of df Mean F Squares Square Regression ,154 5 ,031 4,385 1 Residual ,498 71 ,007 Total ,652 76 Source: SPSS Processed (Appendix III)
,000b
Sig. ,002b
The table above shows that linearity test with ROA and ROE as dependent variable also depict linear correlatin between dependent and independent variable, because the significant value is also lower than 0.05, that is 0.000 and 0.002. Normality Test Table 5 Normality Test (ROA) One –Sample Kolmogorov Test Unstandardized Residual N Asymp. Sig. (2tailed) Source: SPSS Processed (Appendix III)
77 0,568
Table 6 Normality Test (ROE) One –Sample Kolmogorov Test Unstandardized Residual N Asymp. Sig. (2tailed) Source: SPSS Processed (Appendix III)
77 0,773
127
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 5
November 2013
Sig. value is 0.773 that are higher Table 6 shows that ROA have Asymp Sig. value is 0.568 and table than 0.05. In conclusion, the data 4.7 shows that ROE the second in regression model is normally dependent variable have Asymp distributed. Heteroscedasticity Test Table 7 Heteroscedastisity Test Model Sig. (ROA) Sig. (ROE) ACP 0.05 0.867 APP 0.886 0.805 ITD 0.987 0.397 GTA 0.786 0.656 CCC 0.348 0.106 CR 0.186 0.238 Source: SPSS Processed (Appendix III) Table shows that all 1.50 that means that the value independent variable both of ROA same as the criteria but the and ROE as dependent variable has researcher can conclude that the significant value above 0.05 only regression model has no ACP (Average Collection Period) heteroscedastisity. with ROA as dependent variable Table 8 Multicollinearity Test (ROA) Model Collinearity Statistics Tolerance VIF acp 0,188 app 0,507 itd 2.021 ccc 0,235 gta 0,856 cr 0,928 Source: SPSS Processed (Appendix III)
Table 9 Multicollinearity Test (ROE) Collinearity Statistics Tolerance VIF
Model
acp app itd
128
5,316 1,974 0.495 4,26 1,169 1,078
0,188 0,507 0,093
5,316 1,974 10.769
ISSN: 1410 -9875
Stella Dan Satriyo Wibowo
Model ccc gta
Collinearity Statistics Tolerance VIF 0,235 4,26 0,856 1,169
Cr 0,928 Source: SPSS Processed (Appendix III) The result shows in table 9 (ROA)and table 4.10 (ROE) depict that have same value where the tolerance value of independent variables (ACP, APP, CCC, GTA, and
1,078
CR) higher than those variables The summarize model there is problem.
0.1 and VIF value of are lower than 10. is in the regression no multicollinearity
Canonical Correlation Analysis Relation Table 10 Canonical Correlation Analysis Relation Multivariate Tests Of Significance Test Name
Value
Approx. F
Hypoth. DF
Pillais ,37491 3,27597 10,00 Hotellings ,51939 3,58382 10,00 Wilks ,64503 3,43161 10,00 Roys ,31073 Note.. F statistic for WILKS' Lambda is exact. Source: SPSS Processed (Appendix III) The tables 10 shows the result of multivariate test of significantthat all statistical test show the significant level lower than 0.05. in short, canonical correlation equation in this
Error DF 142,00 138,00 140,00
Sig. of F ,001 ,000 ,000
research is significant or this value assure that our null hypothesis is rejected showing that canonical correlation is not zero and there is a significant relationship between two specific groups.
Table 11 Overall Model Fit for Canonical Correlation Analysis Canonical Function Canonical CorrelationCanonical R² F Statistic Probability 1 .55743 .31073 3.43161 .000 2 .25334 .06418 1.21730 .311 Source: SPSS Processed (Appendix III) The table shows that only function fail to achieve significant the first canonical correlation is level with the value is 0.311. in statistically significant, because the short, the canonical correlation value in first canonical function is show that only the first function is (0.000) lower than 0.05 level, and of sufficient size to be deemend otherwise, the second canonical partically significant and summary
129
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 5
that at least there is one canonical correlation statistically significant
Variate/Variable Dependent variable ROA ROE dependent Variate
November 2013
so the research anlysis can be continue.
Table 12 Redundancy Index Result Canonic average Canonica al Loading Canonic l Loading Loading Square al R2 Square d
0,99706 0,83468
Redundan cy Index
0,99413 0,69669 1,69082
Indepedent Variables ACP -0,90607 0,82096 APP -0,65800 0,43296 ITD -0,86177 0,74265 CCC -0,73487 0,54003 GTA 0,46700 0,21809 CR -0,00027 0,00000 Independent Variate 2,75470 Source: SPSS Processed (Appendix III) In summary, from the rdundancy analysis and the statistical significant test on this
0,84541
0,31073
0,26269
0,45912
0,31073
0,14266
research, the first canonical function should be accepted.
Table 13 Interpreting Canonical Variate Result Canonical Weights, Loadings and Cross-Loadings for the Canonical Function Canonical Canonica Canonical CrossLoadings Weights Loadings Independent Variables ACP (Average Collection Period) -0,58206 -0,90607 -0,01507 APP (Average Payent Period) -0,13193 -0,65800 -0,00273 ITD (Inventory Turnover) -0,34287 -0,86177 -0,00623 CCC (Cash Conversion Cycle) 0,00000 -0,73487 0,00000 GTA (Gross Working Capital Turnover Ratio) 0,19356 0,46700 0,47470 CR (Current Ratio) 0,22026 -0,00027 0,25406 Dependent Variables
130
ISSN: 1410 -9875
Stella Dan Satriyo Wibowo
ROA (Return on Assets) ROE (Return on Equity) Source: SPSS Processed (Appendix III)
0,89836 0,12494
0,99706 0,83468
18,29633 1,34935
Hypothesis Testing From the table, only the results of berejected, the variable Average the sign of Average Collection Collection Period has significant Period that is less than α (0.05), so effect on ROA, while the other variables no effect on ROA. it can be concluded that H0 can Table 14 Coefficient Regression Anaysis Result
Covariate
B
T
Sign.
ACP
-0,000429 -0,000090 0,000146 -0,000211 0,001273 0.007327
-2.39119
0,019 0,489
APP ITD CCC GTA CR CLOSING
The main objective of this research are to analyze if the working capital management (average collection period, average payment period, inventory turnover (in days), cash conversion cycle, gross working capital turnover ratio, and current ratio) have influence to the firm performance (return on assets and retuon of equity) using caonical correlation analysis in trade, service and investment companies in Indonesia. The summarized from data analysis and the hypothesis testing are as follows : The result of Average collection Period, hypothesis 1, Ha1 is accepted. It means that working capital management have influence to the firms’ performance. This
-0.69489 -1.00887 -1.00910 0.99195 1.26366
0,316 0,321 0,325 0,210
result is consistent with the result conducted by Irfan (2011), Dong (2010), Sen M. (2009), and Matuva (2010). Therefore, the canonical correlation model can be used to predict firms’ performance. The result of Average Payment Period, hypothesis 2, Ha2 is accepted. It means that te average collection period have influence to the return on asset. And the result show average collection period has negative influence to return on assets which is consistent with the research conducted by Irfan (2011), Dong (2010), Manzoor (2013), Sen M. (2009), Matuva (2010) and Terual and Martinez– Solano (2007). Therefore, average collection period can be used as a parameter to predict return on assets.
131
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 5
The result of Average Payment Period, hypothesis 3, Ho3 is accepted. It means that the average payment period have no influence to the return on asset. And the result shows consist with research conducted by Irfan (2011), Sen. M (2009) and Ganesan (2007). Therefore, average payment period can not be used as a parameter to predict return on assets. The result of Average Payment Period, hypothesis 4, Ho4 is accepted. It means that the inventory turnover (in days) has no influence to the return on asset. This result is consistent wth the research conducted by Terual and Martinez–Solano (2007) and also Debora (2013). While this result is contradicted with research by Sen M. (2009), Ganesan (2007), they found that inventory turnover (in days) influences return on assets. The result of Average Payment Period, hypothesis 5, Ho5 is accepted. It means that the cash conversion cycle has no influence to the return on asset. This result is consistent wth the research conducted by Samiloglu and Demirgunes (2008), Terual and Martinez–Solano (2007) and Wijaya (2011). Therefore, cash conversion cycle can not be used as a parameter to predict return on assets. The result of Average Payment Period, hypothesis 6, Ho5 is accepted. It means that the gross working capital turnover ratio has no influence to the return on asset. This result is consistent wth the research conducted by Okta (2007), Falope and Ajilore (2009) and Wijaya (2011) and Debora (2013) which they also fount that there is
132
November 2013
no influences between gross working capital turnover ratio and return on assets. The result of Average Payment Period, hypothesis 7, Ho7 is accepted. It means that the current ratio has no influence to the return on asset. This result is consistent wth the research conducted by Irfan (2011), Sen M. (2009). The writer realizes that stills many lacks of this research and is not free of limitation because; (1) The data used in this research is only from trade, service and investment companies in Indonesia Stock Exchange, so this result no really sure if can applicator in other sector. (2) In this research only 6 independent variables that used such as average collection period, averagepayment period, inventory (in days), cash conversion cycle, gross working capital turnover, and current ratio. So, there are still other independent variables that might be influence to capital structure but not only in this research. Recommendations that can be used for the next research which is related with systematic risk are; (1) The research in the future should extend the research period or/and extend number of company to increase the accurancyof the research. (2)The research in the future should include more industries rather than only trade, service and investment companies, so it can more generalized the result of the research. (3) The research in the future should consider other important factors that may influence the firms’ performance.
ISSN: 1410 -9875
Stella Dan Satriyo Wibowo
REFERENCES Ahmed, Irfan. 2012. Impact Of Working Capital Management On Performance Of Listed Non Financial Companies Of Pakistan: Application Of Ols And Logit Models. Pakistan : University Of Sargodha. Appuhami, B.A.R. 2008. The impact of firms capital expenditure on working capital management: an Empiriical study across industries in Thailand. Int. Manage. Rev., 4: 8-21. Block , Stanley B., and Geoffrey A. Hirt. 2002. Foundations Of Financial Management. Tenth Edition. The United States of America: New York. Breadley, Richard, and Steward C. Myers. 2003. Principles Of Corporate Finance. New York: The Mcgraw Hill Companies. Corrado , Charles J., and Bradford D. Jordan. 2002. Fundamentas Of Investments: Valuation And Management. Second Edition. The United States of America: The Mcgraw-Hill Companies. Damodaran, Aswath. 2001. Corporate Finance Theory And Practice. The United States Of America: New York. Dong H. P. 2010. “The Relationship Between Working Capital Management And Profitability”. International Research Journal Of Finance And Economic. Issue-49. www.eurojournals.com/irjfe_49_05.pdf. (accesed April 15, 2013). Finkler, Steven A., Ph. D., Cpa. 2001. Financial Management For Public, Health, And Non-For Profit Organizations. New Jersey: Upper Saddle River. Ganesan. 2007. An Analysis Of Working Capital Management Efficiency In Telecommunication Equipment Industry. Rivier Academic Journal. Vol. 3(2), Pp. 1-10. Gitman, Lawrence J., and Chad J. Zutter. 2012. Principles Of Managerial Finance.Thirteent Edition. The United States Of America: Pretice Hall International. Gujarati, danamor N., dan Dawn C. Porter. 2009. Basic Econometrics. Fifth Edition. McGrawn Hill International Edition. Haider, Syed, Irfan. 2011. Impact Of Working Capital Management On Firms’ Performance: Evidence From Non-Financial Institutions Of Kse-30 Index. Ijcrb.Webs.Com. Interdisciplinary Journal Of Contemporary Research In Business: vol 3, No. 5.
133
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 5
November 2013
Hair, J.F. JR.,Anderson, R.E, Tatham, R.L. &Black,W.C. 2006. Multivariate DataAnalysis. Six Edition. New Jersey: Pearson Educational,Inc Hall C. 2002. “‘Total’ Working Capital Management”, Afp Exchange, Vol. 22(6), Pp. 26-32. Horne, Van, James C. 2002. Financial Management And Policy. Twelfth Edition . United Stated Of America: Pretice Hall International, Inc. Keown, Arthur J., John D. Martin, J. William Petty, and David F. Scott, Jr. 2005. Financial Management. International Edition. New Jersey: Pearson Education. Inc. Lewellen Wilbur G., John A. Halloran, and Howard P. Lanser. 2000. Financial Management :An Introduction To Principles And Practice. Ohio: South Western Collage Publishing. Mathuva D. M. 2009. “The Influence Of Working Capital Management Components On Corporate Profitability: A Survey On Kenyan Listed Firms”, Research Journal Of Business Management. www.docsdrive.com/pdfs/academicjournals/rjbm/0000/1598815988.pdf (accesed April 17, 2013) Neab, Mohammad, and Noriza Bms. 2010. “Working Capital Management: The Effect Of Market Valuation And Profitability In Malaysia”, International Journal Of Business And Management, Vol. 5, No. 11, Page 140-147. Reheman, A. and M. Nasr. 2007. Working capital managemnet and profitabilitycase of Pakistani Firm. Int. Rev. Bus. Res. Paper, 3: 279-300. Saunders, Anthony, and Marcia Million Cornett. 2008. Financial Institusions Management : A Risk Managemnet Approach, Sixth Edition. The United States of America: The Mcgraw- Hill Companies. Sekaran, Uma, and Roger Bougie. 2010. Research Method for Business : A Skill Building Approach. Fifth Edition. A. John Wiley and Sons, Ltd, Publication. Wild, John J., Leopold A. Bernstein, and K.R. Subramanyam. 2001. Financial Statement Analysis. The United States of America: The Mcgraw-Hill Companies.
134
JURNAL BISNIS DAN AKUNTANSI Vol. 15, No. 1a, Is. 5, November 2013, Hlm. 135-154
ISSN: 1410 - 9875 http: //www.tsm.ac.id/JBA
PENGARUH PROFITABILITY, SIZE, TANGIBILITY, GROWTH, TAX, RISK, NON-DEBT TAX SHIELD, INTRINSIC VALUE OF SHARES TERHADAP LEVERAGE
SYAFRIL YURISNO STIE TRISAKTI
[email protected] Abstract: The purpose of this research is to test and analyze the effect of profitability, size, tangibility, growth, tax, risk non-debt tax shield and intrinsic value of shares to leverage. The sample are Telecommunication and Transportation firms listed in Indonesia Stock Exchange over the ten years period of 2003-2012. By using purposive sampling as sampling technique, there are 4 firms met the criteria. The samples were analyzed using descriptive statistics and panel data regressions with fixed effect model to test the hypotheses. The result of this research show that profitability and non-debt tax shield influence leverage, while size, tangibility, growth, tax, risk and intrinsic value of sharesdo not influence leverage. Overall, the independent variables influence leverage simultaneously. Keywords: leverage, profitability, size, tangibility, growth, tax, risk, nondebt tax shield, intrinsicvalue of shares. Abstrak: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji dan menganalisis pengaruh profitability, size, tangibility, growth, pajak, tax, risk, non-debt tax shield,dan intrinsic value of shares untuk leverage. Sampel yang Telekomunikasi dan Transportasi perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode sepuluh tahun 2003-2012. Dengan menggunakan purposive sampling sebagai teknik pengambilan sampel, ada 4 perusahaan yang memenuhi kriteria. Sampel dianalisis menggunakan statistik deskriptif dan regresi data panel dengan model yang fixed effect untuk menguji hipotesis. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa profitability, dan non-debt tax shield leverage yang berpengaruh, sementara , size, tangibility, growth, tax, risk dan nilai intrinsic value of shares tidak mempengaruhi leverage. Secara keseluruhan, variabel independen mempengaruhi leverage yang bersamaan. Kata kunci: leverage, profitability, size, tangibility, growth, tax, risk, nondebt tax shield, intrinsic value of shares.
135
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 5
PENDAHULUAN Modal perusahaan berasal dari dua sumber yaitu modal internal dan modal eksternal. Modal internal atau equity merupakan modal yang berasal dari setoran pemilik (modal saham dan agio saham) dan hasil operasi perusahaan itu sendiri (laba dan cadangan-cadangan). Sedangkan modal eksternal adalah modal yang berasal dari pinjaman baik dari bank, lembaga keuangan, maupun dengan mengeluarkan surat hutang, dan atas penggunaannya perusahan harus memberikan kompensasi berupa bunga yang menjadi beban tetap bagi perusahaan. Keputusan pendanaan yang diambil oleh manajemen, apakah menggunakan modal sendiri atau hutang menjadi tidak relevan bila sumber dana yang digunakan tidak mempengaruhi nilai perusahaan (Modigliani dan Miller, 1958). Asumsi yang melandasi pernyataan tersebut antara lain pasar yang sempurna, tidak ada biaya transaksi dan tidak ada biaya pajak. Dalam perkembangan selanjutnya Modigliani dan Miller memasukkan unsur pajak. Dengan adanya pajak penggunaan hutang akan memberikan manfaat peningkatan nilai perusahaan atau menurunkan biaya modal. Model lain yang juga memiliki kaitan dengan leverage adalah teori pecking order. Teori yang dikembangkan oleh Myers dan Majluf pada tahun 1984 (dalam Sen dan Eda, 2008) ini menjelaskan urutan prioritas para manajer dalam menentukan sumber pendanaannya. Preferensi manajer dinyatakan dalam urutan sumber pendanaan yang dimulai dari
136
November 2013
pendanaan internal sebagai sumber utama. Pilihan prioritas berikutnya adalah hutang, dan yang terakhir berupa penerbitan saham. Salah satu faktor yang mendorong manajer untuk menerapkan teori pecking order adalah perbedaan informasi tentang nilai dan investasi perusahaan yang sebenarnya dengan investasi luar yang hanya bisa memperkirakan nilai-nilai tersebut. Bagi perusahaan, salah satu tujuan yang penting adalah meningkatkan nilai perusahaan. Pada kondisi tertentu, penambahan hutang dapat menambah nilai perusahaan. Salah satu indikator untuk mengukur nilai perusahaan adalah dengan melihat harga sahamnya. Dengan demikian, tugas manajer keuangan adalah untuk mengembangkan sumber dana yang berasal dari luar serta, modal sendiri milik perusahaan. Hal ini dilakukan dengan harapan agar penggunaan modal dapat dilakukan secara efisien. Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Ashraf dan Rasool (2013) yang meneliti mengenai “Determinants of Leverage of Automobile Sector Firms Listed in Karachi Stock Exchage by Testing Packing Order Theory” dengan periode penelitian 2005-2010, dimana dari hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa terdapat beberapa faktor yaitu Size, Tangibility, dan Growth memiliki pengaruh terhadap Leverage. Sedangkan Profitability, Tax, Risk, Non-debt Tax Shield tidak memiliki pengaruh terhadap leverage. Peneliti menambahkan variabel intrinsic value of shares
ISSN: 1410 -9875
dari penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh John dan Muthusamy (2010) yang meneliti mengenai “Determinants of Financial Leverage in Indian Pharmaceutical Industry” dengan periode penelitian 1998-2009, dimana dari hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa Sales, Interest, Interest Coverage, Cash Flow, Retained Earnings, Asset Structure, Size, Earnings Before Interest and Tax, Intrinsic Value of Shares, Return on Asset memiliki pengaruh terhadap financial leverage. Perbedaan penelitian di atas dengan penelitian yang akan dilakukan yaitu pada periode penelitian, jumlah sample penelitian serta perusahaan yang menjadi sample penelitian. Peneliti melihat bahwa belum ada kesepakatan mengenai faktorfaktor yang mempengaruhi leverage menyebabkan peneliti ingin melakukan penelitian lebih lanjut sehingga dapat ditarik suatu garis besar bahwa secara umum faktor yang mempengaruhi leverage. Obyek penelitian yang dipilih oleh peneliti adalah perusahaan telekomunikasi dan transportasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2003-2012. Alasan peneliti memilih obyek penelitian tersebut yaitu karena Perusahaan telekomunikasi dan transportasi merupakan perusahaan yang memiliki laju pertumbuhan riil PDB tertinggi menurut lapangan usaha seperti yang terdapat pada katalog BPS, Pendapatan Nasional Indonesia 2003-2012. Berdasarkan alasan di atas, maka rumusan masalahnya adalah (1) Apakah terdapat pengaruh Profitability terhadap Leverage? (2) Apakah terdapat
Syafril Yurisno
pengaruh Size terhadap Leverage? (3) Apakah terdapat pengaruh Tangibility terhadap Leverage? (4) Apakah terdapat pengaruh Growth terhadap Leverage? (5) Apakah terdapat pengaruh Tax terhadap Leverage? (5) Apakah terdapat pengaruh Risk terhadap Leverage? (6) Apakah terdapat pengaruh Non-debt Tax Shield terhadap Leverage? (7) Apakah terdapat pengaruh Intrinsic Value of Shares terhadap Leverage? (8) Apakah terdapat pengaruh Profitability, Size Tangibility, Growth, Tax, Risk, Non-debt Tax Shield, Intrinsic Value of Shares secara bersamasama terhadap Leverage? Adapun tujuan penelitiannya adalah (1) Untuk memberikan bukti empiris mengenai pengaruh Profitability terhadap Leverage. (2) Untuk memberikan bukti empiris mengenai pengaruh Size terhadap Leverage. (3) Untuk memberikan bukti empiris mengenai pengaruh Tangibility terhadap Leverage. (4) Untuk memberikan bukti empiris mengenai pengaruh Growth terhadap Leverage. (5) Untuk memberikan bukti empiris mengenai pengaruh Tax terhadap Leverage. (6) Untuk memberikan bukti empiris mengenai pengaruh Risk terhadap Leverage. (7) Untuk memberikan bukti empiris mengenai pengaruh Non-debt Tax Shield terhadap Leverage.(8) Untuk memberikan bukti empiris mengenai pengaruh Intrinsic Value of Shares terhadap Leverage. (9) Untuk memberikan bukti empiris mengenai pengaruh Profitability, Size, Tangibility, Growth, Tax, Risk, Non-debt Tax Shield, Intrinsic Value of Shares secara bersama terhadap Leverage.
137
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 5
RERANGKA TEORITIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Landasan Teori Teori Pecking Order Pada penelitian ini teori yang mendasari Leverage adalah Pecking order theory. Pecking order theory mengasumsikan bahwa pada saat perusahaan membutuhkan dana untuk membiayai investasinya, manajer perusahaan akan lebih memilih untuk menggunakan sumber pembiayaan eksternal melalui hutang dibandingkan dengan saham. Dalam Brealey et.al (2006) teori pecking order menjelaskan bahwa perusahaan menyukai pendanaan internal, karena dana ini terkumpul tanpa mengirimkan sinyal sebaliknya yang dapat menurunkan harga saham. Jika dana eksternal dibutuhkan, perusahaan menerbitkan utang lebih dahulu dan hanya menerbitkan ekuitas sebagai pilihan terakhir. Pecking order ini muncul karena penerbitan utang tidak terlalu diterjemahkan sebagai pertanda buruk oleh investor bila dibandingkan dengan penerbitan ekuitas. Pecking order theory ini dapat menjelaskan mengapa perusahaan yang mempunyai tingkat keuntungan yang tinggi justru mempunyai tingkat hutang yang kecil. Teori Modigliani dan Miller Teori ini dipelopori oleh Modigliani dan Miller pada tahun 1958 (dalam Karadeniz et al, 2009). Pada awalnya Modigliani dan miller mengemukakan bahwa nilai perusahaan yang menggunakan hutang dan yang tidak menggunakan hutang adalah sama
138
November 2013
(Theory Modigliani and Miller I). Namun kemudian dikemukakan Theory Modigliani and Miller II dimana memperbaiki teori sebelumnya. Berdasarkan pendekatan Modigliani dan Miller tersebut semakin besar penggunaan hutang dalam struktur modal perusahaan maka akan semakin besar pula nilai perusahaan, karena adanya efek corporate tax rate shield. Hal ini dikarenakan pada saat berada dalam pasar sempurna dan ada pajak, umumnya bunga yang dibayarkan akibat penggunaan hutang dapat digunakan untuk mengurangi penghasilan yang dikenakan pajak. Teori Trade Off Model Trade Off ini merupakan teori struktur modal yang menyatakan bahwa perusahaan menukar manfaat pajak dari pendanaan utang dengan masalah yang akan terjadi oleh potensi kebangkrutan (Brigham dan Houston, 2011). Esensi trade-off theory dalam struktur modal adalah menyeimbangkan manfaat dan pengorbanan yang timbul sebagai akibat penggunaan hutang. Dimana sejauh manfaat dari penggunaan hutang lebih besar, maka tambahan hutang masih diperbolehkan. Apabila pengorbanan atas penggunaan hutang sudah lebih besar, tambahan hutang tidak diperbolehkan. Trade off theory telah mempertimbangkan berbagai faktor, seperti corporate tax, biaya kebangkrutan dan personal tax dalam menjelaskan mengapa suatu perusahaan memilih struktur modal tertentu . Teori Signaling
ISSN: 1410 -9875
Isyarat atau signal menurut Brigham dan Houston (2005) adalah suatu tindakan yang diambil manajemen perusahaan yang memberi petunjuk bagi investor tentang bagaimana manajemen memandang prospek perusahaan. Perusahaan dengan prospek yang menguntungkan akan mencoba menghindari penjualan saham dan mengusahakan setiap modal baru yang diperlukan dengan cara-cara lain, termasuk penggunaan hutang yang melebihi target struktur modal yang normal. Pengumuman emisi saham oleh suatu perusahaan merupakan suatu isyarat (signal) bahwa manajemen memandang prospek perusahaan suram. Definisi Variabel Leverage Menurut Tampubolon (2005, 37), “Leverage ratio digunakan untuk menjelaskan penggunaan hutang untuk membiayai sebagian daripada aktiva korporasi”. Maka dapat disimpulkan bahwa leverage adalah rasio yang menunjukkan seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh hutang. Profitability Menurut Gitman dan Zutter (2012, 601), “Profitability is the relationship between revenues and costs generated by using the firm’s assets-both current and fixed-in productive activities”. Profitability mengacu pada laba setelah bunga dan pajak terhadap total assets yang dihitung dengan menggunakan rasio Return on Asset, dimana merupakan cara untuk mengukur profitabilitas yang dapat menunjukan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.
Syafril Yurisno
Semakin tinggi profitabilitas, maka leverage akan semakin rendah. Leverage berhubungan negatif dengan profitabilitas dan nilai perusahaan. Ha1 : Terdapat pengaruh profitability terhadap leverage. Size Riyanto (2002, 313), menyatakan bahwa ukuran perusahaan adalah ukuran untuk menggambarkan seberapa besar atau kecilnya sebuah perusahaan yang dapat dilihat dari besarnya nilai equity, nilai perusahaan atau total aktiva. Size atau ukuran perusahaan, dimana akan berpengaruh terhadap leverage karena perusahaan yang besar biasanya tidak terlalu menggunakan leverage dalam struktur modalnya. Oleh karena itu hubungan antara size dengan leverage adalah negatif. Ha2 : Terdapat pengaruh size terhadap leverage. Tangibility Menurut White et al., (2011, 249), “Fixed asset which is also called tangible assets are assets that have a long economic life or more than one year with the acquisition of a sufficiently large value such a land, warehouse, equipment, and machinery”. Tangibility mempengaruhi leverage dimana ketika perusahaan membutuhkan sejumlah dana, mereka memerlukan tangible asset (aset berwujud) untuk menawarkan jaminan kepada penyedia utang. Akan tetapi Tangibility dalam konteks ini dipandang dari sudut dimana semakin banyak suatu perusahaan memiliki tangible asset maka perusahaan tidak terlalu membutuhkan leverage. Oleh
139
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 5
karena itu hubungan antara tangibility dan leverage adalah negatif. Ha3 : Terdapat pengaruh tangibility terhadap leverage. Growth Brealey et al., (2006, 801), “Growth is the percentage of change in a company’s net value of total asset”. Kesimpulannya, growth adalah persentase perubahan pada beberapa karakteristik keuangan perusahaan pada tahun sekarang dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Growth dihitung dengan pertumbuhan aset yang menjadi indikasi bahwa perusahaan mengalami pertumbuhan dari waktu ke waktu. Semakin cepat tingkat pertumbuhan perusahaan, maka akan semakin tinggi kebutuhan dana dari pihak eksternal. Oleh karena itu hubungan antara growth dan leverage cenderung positif . Ha4 : Terdapat pengaruh growth terhadap leverage. Tax Ashraf dan Rasool (2013,76) menyatakan bahwaa “Tax is defined as current year’s tax provision to earnings before tax”. Kesimpulannya, tax merupakan tingkat pajak suatu perusahaan dibayarkan atas penghasilan yang diterima oleh perusahaan dengan membagi penghasilan kena pajaknya. Semakin tinggi tingkat hutang, maka semakin rendah pajak yang ditanggung perusahaan. Oleh karena itu untuk mengurangi beban pajak tersebut maka perusahaan dapat menggunakan strategi hutang. Dengan menggunakan hutang, maka perusahaan dapat menghemat
140
November 2013
pembayaran pajak dari pengurangan interest cost, sehingga tax rate berpengaruh positif terhadap leverage. Ha5 : Terdapat pengaruh tax terhadap leverage. Risk Menurut Tampubolon (2005, 48), “Leverage adalah suatu pengukuran risiko secara total”. Selain itu, Gitman dan Zutter (2012, 518), “The degree of financial leverage is numerical measure of the firm’s financial leverage”. Perusahaan dengan risk yang tinggi akan menghindari penggunaan hutang, tingkat financial distress akan meningkat yang pada akhirnya berpotensi mengalami kebangkrutan. Oleh sebab itu sebaiknya perusahaan meningkatkan kinerja perusahaan demi ketersediaan pendanaan internal. Hal ini menunjukkan bahwa risk memiliki pengaruh negatif terhadap leverage. Peneliti menggunakan tingkat leverage keuangan (Degree of Financial Leverage) sebagai ukuran risiko karena mengacu pada risiko keuangan yang melekat dengan pembiayaan utang jangka panjang atau leverage jangka panjang. Ha6 : Terdapat pengaruh risk terhadap leverage. Non-debt tax shield Non debt tax shield menurut DeAngelo dan Masulis (1980) dalam Ali (2011) merupakan instrument pengurang pajak atas laba perusahaan seperti depresiasi dan investment tax credits yang dipertimbangkan sebagai substitusi dari manfaat pajak yang diperoleh melalui sumber pembiayaan dari hutang. Kesimpulannya, non-debt
ISSN: 1410 -9875
Syafril Yurisno
tax shield merupakan penghematan pajak yang diperoleh perusahaan yang bukan berasal dari bunga hutang (depresiasi). Semakin besar non-debt tax shield maka akan semakin besar penghematan perusahaan yang diperoleh dari penghematan pengurangan pajak. Hal ini akan berdampak pada berkurangnya nilai interest tax shield bagi perusahaan sehingga penggunaan hutang sebagai sumber pembiayaan juga akan berkurang (Copeland et al. 2005). Jadi leverage dan non-debt tax shield berhubungan negatif. Ha7 : Terdapat pengaruh non-debt tax shield terhadap leverage. Intrinsic value of shares John dan Mutusamy (2010, 383) menyatakan bahwa intrinsic value of shares, dimana didefinisikan sebagai proporsi net
asset dengan saham ekuitas perusahaan. Nilai intrinsik yang tinggi pada saham dapat meningkatkan kredit dan nilai perusahaan di pasar dan dapat menjadi kesempatan investasi yang menguntungkan sehingga membutuhkan modal besar, yang dapat direalisasikan melalui utang. Hal ini menunjukkan bahwa intrinsic value of shares berhubungan positif dengan leverage. Ha8 : Terdapat pengaruh profitability terhadap leverage. Kemudian terdapat hipotesis yang menguji kedelapan variabel independen secara bersama terhahap variabel dependen, Ha9 : terdapat pengaruh Profitability, Size Tangibility, Growth, Tax, Risk, Non-debt Tax Shield, Intrinsic Value of Shares secara bersamasama terhadap Leverage.
Berikut ini model penelitian yang digunakan:
Gambar 1 Model Penelitian Leverage
141
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 5
METODE PENELITIAN Bentuk Penelitian Berdasarkan masalah penelitian yang akan dibahas pada penelitian ini, maka penelitian ini merupakan penelitian kausalitas. Kausal adalah hubungan yang bersifat sebab akibat, jadi ada variable independen dan variable dependen (Sugiyono 2009, 56). Objek Penelitian
November 2013
Populasi pada penelitian ini adalah perusahaan telekomunikasi dan transportasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2007-2012. Metode pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik Purposive Sampling Methode. Adapun Purposive Sampling Methode yaitu teknik penentuan sample dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono 2008, 122).
Definisi Operasional Variabel dan Pengukurannya 1. Leverage Leverage dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: dan Rasool 2013, 77)
(Ashraf
Leverage = 2. Profitability Profitability dihitung dengan menggunakan rumus: (Gitman dan Zutter 2012, 87) Return on total assets (ROA) = 3. Size Size dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: (Ashraf dan Rasool 2013, 77) Size =Log of total assets 4. Tangibility Tangibility dihitung dengan menggunakan rumus: (Higgins 2001, 178) Tangibility = 5. Growth Growth dapat dihitung dengan menggunakan rumus: (Siegel dan Shim 2000, 211) Growth = 6. Tax Tax dihitung dengan menggunakan rumus: (White et.al , 2003, 307) Tax Rate=
142
ISSN: 1410 -9875
Syafril Yurisno
7. Risk DFL dapat dihitung dengan menggunakan rumus: (Gitman and Zutter 2012, 519) Risk = 8. Non debt tax shield Non debt tax shield dihitung menggunakan rumus: (Ashraf dan Rasool 2013, 77) NDTS = 9. Intrinsic value of shares Intrinsic value of shares dapat dihitung dengan menggunakan rumus: (John dan Mutusamy 2010, 383) Intrinsic Value of Shares =
Metode Analisis Data Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode kuantitatif dengan analisis regresi data panel. Data yang dikumpulkan akan diuji dan dianalisis dengan menggunakan program e-views 7. Metode statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah analisis regresi berganda (multiple linier regression), statistik deskriptif, uji kualitas data (uji normalitas dan outlier), uji asumsi klasik (multikolinearitas, heteroskedastisitas, dan autokorelasi) dan pengujian hipotesis (koefisien korelasi, koefisien determinasi, uji t dan uji F). Teknik Analisis Data Panel Dalam penelitian ini, data yang akan diuji yaitu berbentuk panel data yang merupakan gabungan antara data time series dan cross section. Dengan
menggunakan panel data, diharapkan dapat menghasilkan data yang lebih informatif, lebih bervariasi, korelasi antar variabel berkurang dan lebih efisien (Gujarati dan Porter 2009, 237). Analisis Data Analisis data yang digunakan adalah analisa regresi berganda (Multiple Linear Regression). Dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda untuk memperoleh gambaran yang menyeluruh mengenai pengaruh antara variabel Profitability, Size Tangibility, Growth, Tax, Risk, Non-debt Tax Shield, Intrinsic Value of Shares terhadap Leverage dengan persamaan: Y = β0 + β1X1 + β 2X2 + β 3X3 + β 4X4 + β 5X5 + b β 6X6 + β 7X7 + β 8X8 + ε Keterangan: Y = Leverage β0 = Intercept (Konstanta atau nilai Y ketika x=0) β1‐ β8 = Koefisien Regresi
143
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 5
X1 X2 X3 X4 X5
= = = = =
Profitability Size Tangibility Growth Tax
November 2013
X6 = Risk X7 = Non-debt Tax Shield X8 = Intrinsic Value of Shares ε = Error term (variabel residual)
ANALISIS DAN PEMBAHASAN Berikut ini prosedur pengambilan sampel secara sederhana: Tabel 1 Prosedur Pemilihan Sampel No. Keterangan 1. Perusahaan Telekomunikasi dan Transportasi yang terdaftar di BEI selama periode Januari 2003 – Desember 2012 2. Tidak memiliki laporan keuangan yang lengkap 3. Tidak memiliki penghasilan kena pajak (EBT) positif serta tidak membayar pajak secara konsisten selama periode 2003-2012 4. Total perusahaan yang dijadikan sample 5. Total data penelitian (4 x 10 tahun)
Jumlah 12 (0) (8) 4 40
Nama Perusahaan Sampel Tabel 2 Daftar Nama Perusahaan Sampel Kode Nama Perusahaan ISAT Indosat Tbk TLKM Telekomunikasi Indonesia Tbk RIGS Rig Tenders Tbk SMDR Samudera Indonesia Tbk Analisis Statistik Deskriptif Tabel 3 Hasil Statistik Deskriptif Variabel
N
Mean
Leverage 40 0.257476 Profitability 40 0.117602 Size 40 17.15813 Tangibility 40 1.000515 Growth 40 0.083742 Tax 40 1.041667 Risk 40 2.380259 Non-debt tax shield 40 0.431168 Intrinsic value of 40 16.91598 shares Sumber: Hasil Pengolahan Eviews7
144
Maksimum
Minimum
0.451113 0.322607 18.93687 1.599311 0.468358 32.04464 20.28101 1.275591
0.004056 -0.013738 13.02933 0.000836 -0.099255 0.059134 -0.491286 -0.039488
Standar deviasi 0.131187 0.092987 1.552395 0.425045 0.117792 5.029901 3.166604 0.277279
38.83055
2.441705
12.69636
ISSN: 1410 -9875
Syafril Yurisno
Uji Signifikansi Fixed Effect Uji Signifikansi Fixed Effect dilakukan untuk memilih antara model common effect dengan model regresi fixed effect. Tabel 4 Uji Signifikansi Fixed Effect Effect Test Cross-section F Cross-section Chi-square Sumber: Hasil Pengolahan Eviews7
Statistic 7.831724 23.860080
Berdasarkan table 4 dapat diperoleh nilai signifikansi Fixed Effect adalah 7.831724 , sedangkan nilai kritis pada table chi square sebesar 7.815 dengan α 0.05 dan degree of freedom (df) sebesar 3.28 sehingga dapat disimpulkan nilai statistic F > nilai kritisnya, dengan demikian hipotesis nol Uji Normalitas Tabel 5 Tabel Skewness Kurtosis Jarque-Bera Probability
d.f. (3,28) 3
Prob 0.0007 0.0000
ditolak. Nilai p value dari chisquare lebih kecil dibanding alpha 0.05 sebesar 0.0000 yang berarti berdasarkan p value, hipotesis nol ditolak. Hal ini berarti bahwa model penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu model Fixed Effect. Normalitas 0.124025 2.018459 1.708254 0.425655
Sumber: Hasil Pengolahan Eviews7
Berdasarkan tabel 5 dapat dilihat bahwa nilai skewness adalah 0.124025 sedangkan nilai kurtosis adalah 2.018459, mendekati karakteristik distribusi normal yaitu skewness sebesar 0 dan kurtosis sebesar 3. Nilai Jarque-Berra(JB) sebesar 1.708254. Nilai chi-square sesuai dengan α sebesar 0.05 dan df 2 sebesar 5.99 sehingga nilai statistic JB < nilai kritis JB. Selain itu berdasarkan nilai p value sebesar 0.425655 lebih besar dari α 0.05, maka dapat ditarik
kesimpulan hipotesis nol tidak dapat ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa data berdistribusi normal. Uji Asumsi Klasik Uji Multikolinearitas Menurut Winarno (2011, 53) multikolinearitas dapat menjadi masalah dalam model regresi apabila nilai koefisien dalam dua variabel independen diatas 0.89 atau kurang dari -0.89. Berikut ini korelasi antar variabel independen:
Tabel 6 Hasil Uji Korelasi Variabel Independen PROFIT SIZE TANGI GROWTH TAX RISK
PROFIT SIZE TANGI 1.000000 0.281949 0.229934 0.281949 1.000000 0.476138 0.229934 0.476138 1.000000 0.110676 0.068468 -0.206212 -0.199474 -0.160527 -0.134399 -0.121859 0.159846 0.174898
GROWTH 0.110676 0.068468 -0.206212 1.000000 -0.154698 -0.225388
TAX RISK NDTS IVOS -0.199474 -0.121859 0.541856 -0.233884 -0.160527 0.159846 0.246684 -0.348709 -0.134399 0.174898 0.239352 0.061521 -0.154698 -0.225388 0.001076 0.084565 1.000000 -0.128338 -0.291013 0.158259 -0.128338 1.000000 -0.123067 -0.023948
145
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 5
November 2013
NDTS 0.541856 0.246684 0.239352 0.001076 -0.291013 -0.123067 1.000000 0.081832 IVOS -0.233884 -0.348709 0.061521 0.084565 0.158259 -0.023948 0.081832 1.000000 Sumber: Hasil Pengolahan Eviews7
Berdasarkan Tabel 6 hasil korelasi antar 8 variabel independen, dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat multikolinearitas karena hubungan antar variabel kurang dari 0,89 dan lebih dari -0.89.
Uji Heteroskedastisitas Peneliti menggunakan uji Gletjser untuk menentukan apakah di dalam penelitian ini terjadi heteroskedastisitas.
Tabel 7 Hasil Glejser Test Variable
Coefficient
C 0.196844 PROFIT 0.027076 SIZE -0.006028 TANGI 0.003974 GROWTH -0.026694 TAX -0.001814 RISK 0.000459 NDTS 0.024982 IVOS -0.002197 Sumber: Hasil Pengolahan Eviews7
Berdasarkan Tabel 7, dapat diketahui bahwa nilai probabilitas pada variabel independen memiliki nilai lebih besar dari α (0,05), hal ini menunjukkan bahwa model
Std. Error
t-Statistic
Prob.
0.152550 0.226635 0.008882 0.027216 0.071030 0.001607 0.002627 0.039466 0.001398
1.290356 0.119469 -0.678617 0.146002 -0.375816 -1.129178 0.174573 0.633003 -1.571954
0.2075 0.9058 0.5030 0.8850 0.7099 0.2684 0.8627 0.5319 0.1272
regresi terbebas heteroskedastisitas.
dari
Uji Autokorelasi Hasil uji autokorelasi dapat dilihat dari nilai uji Durbin-Watson.
Tabel 8 Nilai Durbin-Watson Durbin-Watson Stat 1.234365 Sumber: Hasil Pengolahan Eviews7
Nilai Durbin-Watson adalah 1,234365. Dengan menggunakan data observasi sebesar 40 sampel dan 8 variabel independen, maka diperoleh nilai dL= 1,064 dan dU =
F-statistic Obs*R-squared
Tabel 9 Uji Breusch-Godfrey 3.705749 Prob. F(2,29) 8.141932 Prob. Chi-Square(2)
Sumber: Hasil Pengolahan Eviews7
146
1,997, maka nilai uji Durbin-Watson berada pada daerah inconclusive, sehingga selanjutnya digunakan uji Breusch-Godfrey.
0.0369 0.0171
ISSN: 1410 -9875
Syafril Yurisno
Dari Tabel 9, dapat dilihat bahwa nilai probabilitas Chi-Square sebesar 0,0171 yang lebih kecil
daripada α (0,0171 < 0,05) yang berarti data mengandung masalah autokorelasi.
Uji t Variable PROFIT SIZE TANGI GROWTH TAX RISK NDTS IVOS
R 0.814241 0.796482 0.79 1463 0.78 5109 0.786021 0.782949 0.818524 0.77 3795
Tabel 10 Hasil Analisis Uji t Std. R2 Coefficient Error 0.280310 0.662988 -0.724270 0.634383 0.626413 0.616396 0.617829
0.027330 0.067550 0.148649 0.003751
0.041926 0.116998 0.002834
0.613009
-0.005188
0.004561
0.669981
-0.152973
0.055639
0.598758
0.000177
0.002597
0.014788
tProbability statistic 0.0141 2.583823 1.848 102 0.0731 1.611 189 0.1161 1.270 525 0.2123 1.323 449 0.1943 0.2631 1.137446 0.0094 2.749397 0.068 280 0.9460
Sumber: Hasil Pengolahan Eviews7
sedangkan variabel lainnya tidak berpengaruh terhadap leverage. Variabel profitability, risk dan nondebt tax shield yang berhubungan negatif, sedangkan variabel lainnya secara parsial berhubungan positif dengan leverage.
Dari tabel, hanya hasil probabilitas profitability dan non-debt tax shield yang kurang dari α (0,05), sehingga dapat disimpulkan bahwa H0 dapat ditolak, variabel profitability dan non-debt tax shield masing-masing berpengaruh signifikan terhadap leverage, Uji F
Tabel 11 Hasil Analisis Uji F Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C PROFIT SIZE TANGI GROWTH TAX RISK NDTS IVOS
0.033528 -0.200373 0.015897 0.059035 0.176067 0.002447 -0.006909 -0.116531 -0.002064
0.257118 0.381986 0.014971 0.045871 0.119719 0.002708 0.004429 0.066519 0.002356
0.130398 -0.524556 1.061837 1.286982 1.470661 0.903797 -1.560056 -1.751853 -0.876026
0.8972 0.6040 0.2974 0.2086 0.1525 0.3738 0.1300 0.0907 0.3885
Sumber: Hasil Pengolahan Eviews 7
147
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 5
November 2013
Dari tabel 11, didapatkan persamaan regresi sebagai berikut: Leverage = 0.033528 - 0.200373 PROFIT + 0.015897 SIZE + 0.059035 TANGI + 0.176067 GROWTH + 0.002447 TAX - 0.006909 RISK - 0.116531 NDTS - 0.002064 IVOS + e Tabel 12 Nilai Statistik F F-Statistic 8.408161 Prob (F-Statistic) 0.000003 Sumber: Hasil Pengolahan Eviews 7
Berdasarkan table 4.28 diperoleh nilai statistic F sebesar 8.408161. nilai statistic F berada di daerah penolakan hipotesis nol dimana F ≥ Fα (8.408161≥ 2.27) sehingga dapat diputuskan bahwa H0 ditolak. Hasil ini juga didukung oleh nilai probabilitas sebesar 0.000003 yang kurang dari nilai alpha 0.05 sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh Profitability, Size, Tangibility, Growth, Tax, Risk, Non-debt Tax Shield, Intrinsic Value of Shares terhadap Leverage pada perusahaan sub-sektor telekomunikasi dan transportasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2003-2012. PENUTUP Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang dilakukan pada dengan menggunakan sampel dari perusahaan telekomunikasi dan transportasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2003-2012, kesimpulan dari hasil penelitian diuraikan dibawah ini. Hasil penelitian terdapat pengaruh Profitability terhadap Leverage. H01 ditolak. Hasil ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Indrajaya et al. (2011), dimana Profitability memiliki pengaruh terhadap Leverage. Hasil ini bertentangan
148
dengan penelitian yang dilakukan oleh Ashraf dan Rasool (2013), dimana Profitability tidak memiliki pengaruh terhadap Leverage. Hasil penelitian tidak terdapat pengaruh Size terhadap Leverage. H02 tidak dapat ditolak. Hasil ini bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ashraf dan Rasool (2013), dimana Size memiliki pengaruh terhadap Leverage. Hasil penelitian tidak terdapat pengaruh Tangibility terhadap Leverage. H03 tidak dapat ditolak. Hasil ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Qureshi et al. (2011), dimana Tangibility tidak memiliki pengaruh terhadap Leverage. Hasil ini bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ashraf dan Rasool (2013), dimana Tangibility memiliki pengaruh terhadap Leverage. Hasil penelitian tidak terdapat pengaruh Growth terhadap Leverage. H04 tidak dapat ditolak. Hasil ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Indrajaya et al. (2011), dimana Growth tidak memiliki pengaruh terhadap Leverage. Hasil ini bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ashraf dan Rasool (2013), dimana Growth memiliki pengaruh terhadap Leverage.
ISSN: 1410 -9875
Hasil penelitian tidak terdapat pengaruh Tax terhadap Leverage. H05 tidak dapat ditolak. Hasil ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Ashraf dan Rasool (2013), dimana Tax tidak memiliki pengaruh terhadap Leverage. Hasil penelitian tidak terdapat pengaruh Risk terhadap Leverage. H06 tidak dapat ditolak. Hasil ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Ashraf dan Rasool (2013), dimana Risk tidak memiliki pengaruh terhadap Leverage. Hasil ini bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh Qureshi et al. (2011), dimana Risk memiliki pengaruh terhadap Leverage. Hasil penelitian terdapat pengaruh Non-debt Tax Shield terhadap Leverage. H07 ditolak. Hasil ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Ali (2011), dimana Non-debt Tax Shield memiliki pengaruh terhadap Leverage. Hasil ini bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ashraf dan Rasool (2013), dimana Non-debt Tax Shield tidak memiliki pengaruh terhadap Leverage. Hasil penelitian tidak terdapat pengaruh Intrinsic Value of Shares terhadap Leverage. H08 tidak dapat ditolak. Hasil ini bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh John dan Muthusamy (2010), dimana Intrinsic Value of Shares memiliki pengaruh terhadap Leverage. Hasil penelitian terdapat pengaruh Profitability, Size, Tangibility, Growth, Tax, Risk, Non-debt Tax Shield, Intrinsic Value of Shares secara bersama
Syafril Yurisno
terhadap Leverage. H09 ditolak. Hasil ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Ashraf dan Rasool (2013), dimana seluruh variabel secara simultan memiliki pengaruh terhadap Leverage. Penulis menyadari bahwa dalam penelitian ini masih terdapat keterbatasan keterbatasan yang antara lain disebabkan oleh beberapa hal sebagai berikut : (1) Sampel yang digunakan dalam penelitian ini terbatas pada perusahaan telekomunikasi dan transportasi yang go public sehingga hasilnya kurang bisa mengeneralisasi perusahaan yang go public di Bursa Efek Indonesia. (2) Penelitian ini hanya menggunakan delapan variable independen, yaitu Profitability, Size, Tangibility, Growth, Tax, Risk, Non-debt Tax Shield, dan Intrinsic Value of Shares. Sementara itu masih banyak variable lain yang diduga memiliki pengaruh terhadap variable dependen Leverage. (3) Periode penelitian ini cukup panjang yaitu pada periode 20032012 atau selama 10 tahun. Rekomendasi yang dapat diberikan untuk peneliti berikutnya adalah sebagai berikut: (1) Menambah sampel penelitian sehingga dengan begitu jumlah data akan lebih banyak. (2) Menambah variable independen yang diduga memiliki pengaruh terhadap variable dependen (Leverage) seperti Liquidity dan Managerial Ownership. (3) Mengganti periode penelitian pada periode yang berbeda dengan periode penelitian ini.
149
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 5
November 2013
Referensi Ali, Liaqat. 2011. “The Determinants of Leverage of the Listed-Textile Companies in India”. European Journal Business and Management, Volume 3, Number 12. Ashraf, Tanveer and Rasool,Safdar. 2013. “Determinants of Leverage of Automobile Sector Firms Listed in Karachi Stock Exchange by Testing Packing Order Theory”. Journal of Business Studies Quarterly. Volume 4, Number 3. Anderson, David R., Dennis J. Sweeney, Thomas A. Williams. 2011. Statistics for Business and Economics 11th Edition. South-Western: Cengange Learning. Brealey, Richard A, Stewart C. Myers, and Franklin Allen. 2006. Corporate Finance 8th Edition. New York: Mc. Graw Hill Irwin. Brigham, Eugene F. and Michael C. Ehrhardt. 2005. Financial Management Theory and Practice, 11th Edition. United States of America: Thomson South-Western, Ohio. Brown, Keith C. and Frank K. Reilly. 2012. Analysis of Investment and Management of Portfolio 10th edition. Canada: South Western. Cheng F. Lee and Alice C. Lee. 2006. Ensiclopedia of Finance, 1th Edition. United States of America: Springer Science+Business media, Inc. Copeland et al.2005. Financial Theory and Corporate Policy, 14th Edition. United States of America: Pearson Education, Inc. Emery et al. 2004. Corporate Financial Management, 2nd edition. Boston: Pearson Prentice Hall. Gibson, Charles H. 2009. Financial Reporting and Analysis. Eleven Edition. United States. South Western Cengange Learning. Gitman, Lawrence J. 2009. Principle of Managerial Finance 12th Edition. USA: Pearson. Gitman, Lawrence. J, and Chad J. Zutter. 2012. Principles of Managerial Finance. 13th Edition. England: Pearson Education Limited. Gujarati, Damodar N and Dawn C Porter. 2009. Basic Econometrics, 5th edition. Singapore: Mc Graw Hill Gumanti, Tatang A. 2004. “Hubungan Antara Nilai Perusahaan, Underpricing, dan Ownership Retention pada Perusahan yang Baru Go Public di Bursa
150
ISSN: 1410 -9875
Syafril Yurisno
EFEK Jakarta (1991-1996)”. Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Vol. X. No. 2, September 2004. Hal: 187-199. . 2007. Manajemen Investasi: Konsep, Teori, dan Aplikasi buku 1. Jember: Center of Society Studies. Hair et al. 2006. Multivariate Data Analysis 6th Edition. New Jersey: Pearson Education. . 2010. Multivariate Data Analysis: A Global Perspective 7th Edition. New Jersey: Pearson Education. Harahap, Sofyan Safri. 2001. Analisa Kritis atas Laporan Keuangan. PT Raja Grafindo Persada. Hartono, J. 2005. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Yogyakarta: BPFE UGM. Higgins, Robert C. 2001. Analysis for Financial Management 6thEdition. Bodton: McGraw Hill. Husnan, Suad. 2000. Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. Yogyakarta: UPP AMP YKPN. . 2001. Manajemen Yogyakarta: BPFE.
Keuangan
dan
. 2008. Dasar-Dasar Teori Portofolio dan Edisi Keempat. Yogyakarta: UPP AMP YKPN.
Teori Analisis
Penerapan. Sekuritas,
Indrajaya, et al. 2011. “Pengaruh Struktur Aktiva, Ukuran Penjualan, Tingkat Pertumbuhan, Profitabilitas dan Risiko Bisnis Terhadap Struktur Modal: Studi Empiris pada Perusahaan Sektor Pertambangan yang Listing di Bursa Efek Indonesia Periode 2004-2007”. Akurat Jurnal Ilmiah Akuntansi, No. 06. John. S Franklin and Muthusamy. K, 2010. “Determinants of Financial Leverage in Indian Pharmaceutical Industry”. Asian Journal Of Management Research. Joni dan Lina. 2010. Faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 12, No. 2, pp. 81-96. Karadeniz, et al. 2009. “Determinants of Capital Struture: Evidence from Turkish Lodging Comapanies”, International Journal of Contemporary Hospitality Management 21 (5) : 594-609. www.emeraldinsight.com/0959-6119. htm.
151
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 5
November 2013
Keown, Arthur J, John D. Martin, J. William Petty, and David F. Scott. 2005. Financial Management 10th Edition. United States of America: Pearson Prentice Hall. Palepy, Krishna G., Paul M. Healy, Erik Peek, Victor Lewis Bernard. 2007. Business Analysis and Valuation: Text and Cases. Thomson Learning: London. Penman, S.H. 2007. Financial Statement Analysis and Security Valuation 3th Edition, New York :McGraw-Hill. Priyatno, Duwi. 2010. Paham Analisa Statistik data dengan SPSS 1st Edition. MediaKomp: Yogyakarta. Qureshi et al. 2012. “What determines leverage in Pakistan? A panel data analysis”. African Journal of Business Management. Volume 6, 978-985. Riyanto, Bambang. 2002. Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan. Yogyakarta: BPFE. Sanders, Donald H., and Robert K. Smidt. 2000. Statistics: A First Course. USA: McGraw Hill. Sartono, R. Agus. 2001. Manajemen Keuangan Edisi 3. Yogyakarta: Yayasan Badan Penerbit Gajah Mada. Sekaran, Uma., dan Roger Bougie. 2010. Research method for business, 5th Edition. John Wiley and Sons Inc. Sen, Mehmet, Eda Oruc. 2008. “Testing of Pecking Order Theory in ISE : Istanbul Stock Exchange Market”. International Research Journal of Finance and Economics - Issue 21. Siegel, Joel G., and Jae K. Shim. 2000. Dictionary of Accounting Terms 3rd Edition. United Kingdom: John Wiley & Sons, Ltd. Sugiyono, 2009. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta. Supranto, J. 2009. Statistik Teori dan Aplikasi, Edisi Ketujuh. Jakarta: Erlangga. Tampubolon, Manahan P. 2005. Manajemen Keuangan. Jakarta. Ghalia Indonesia. Weygandt, Jerry J., Paul D. Kimmel, dan Donald E. Kieso. 2011. Financial Accounting IFRS Edition.John Willey & Sons, Inc.
152
ISSN: 1410 -9875
Syafril Yurisno
White et al. 2003. The analysis and use of financial statement, 3rd Edition. New Jersey: John Wiley & Sons Inc. Widarjono, Agus. 2010. Ekonometrika Pengantar dan Aplikasinya. Ekonisia. Winarno, Wing Wahyu., 2011. Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan Eviews, Edisi 3. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.
153
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 5
Halaman ini sengaja dikosongkan
154
November 2013
JURNAL BISNIS DAN AKUNTANSI Vol. 15, No. 1a, Is. 5, November 2013, Hlm. 155-170
ISSN: 1410 - 9875 http: //www.tsm.ac.id/JBA
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN NON KEUANGAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
RUDI SETIADI TJAHJONO STIE Trisakti
[email protected] Abstract: The objective of this research is to provide empirical evidence of dividend yield, price earnings ratio, market to book ratio, return on assets, debt to equity ratio, earnings per share and current ratio towards stock return. This research used data that were taken from non financial companies listed in Indonesian Stock Exchange over three years period 2010 until 2012. This research used purposive sampling method. The samples of this research consist of 90 companies that meet the criteria. This research uses multiple regression analysis. The result of the research showed that return on assets and debt to equity ratio had significant influence towards stock return while dividend yield, price earnings ratio, market to book ratio, earnings per share and current ratio had no influence. Keywords: Stock Return, Dividend Yield, Price Earnings Ratio, Market to Book Ratio, Return On Assets, Debt to Equity Ratio, Earnings Per Share and Current Ratio. Abstrak: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memberikan bukti empiris bahwa pendapatan dividen, rasio harga terhadap pendapatan, rasio nilai pasar terhadap nilai buku, pengembalian aset, rasio hutang terhadap ekuitas, laba per saham dan rasio lancar terhadap return saham. Penelitian ini menggunakan data yang diambil dari perusahaan nonkeuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode tiga tahun, yaitu 2010 sampai 2012. Penelitian ini menggunakan metode purposive sampling. Sampel penelitian ini terdiri dari 90 perusahaan yang memenuhi kriteria. Penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembalian aset dan rasio hutang terhadap ekuitas memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pengembalian saham sedangkan pendapatan dividen, rasio harga terhadap pendapatan, rasio nilai pasar terhadap nilai buku, laba per saham dan rasio lancar tidak memiliki pengaruh terhadap return saham. Kata Kunci:
Return Saham, Pendapatan Dividen, Rasio Harga terhadap Pendapatan, Rasio Nilai Pasar terhadap Nilai Buku, Pengembalian Aset, Rasio Hutang terhadap Ekuitas, Laba per Saham, Rasio Lancar
155
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 5
PENDAHULUAN Rasio keuangan digunakan untuk membandingkan risiko dan tingkat imbal hasil dari berbagai perusahaan untuk membantu investor dan kreditor dalam membuat keputusan investasi. Salah satu tujuan dan keunggulan dari rasio adalah dapat digunakan untuk membandingkan hubungan return dan risiko dari perusahaan dengan ukuran yang berbeda. Terdapat perbedaan pendapat dalam hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti-peneliti terdahulu sehingga menimbulkan hasil yang tidak konsisten. Tujuan penelitian ini adalah mendapatkan bukti empiris mengenai pengaruh DY, PER, MBR, ROA, DER, EPS, CR terhadap return saham. RERANGKA TEORITIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Signaling Theory Signaling Theory merupakan dorongan perusahaan untuk memberikan informasi kepada pihak eksternal. Dorongan ini disebabkan karena terjadi asimetri informasi antara pihak manajemen dan pihak eksternal (Fidhayatin dan Dewi 2012). Return Saham Return (kembalian) adalah tingkat keuntungan yang dinikmati oleh pemodal atas suatu investasi yang dilakukannya. Tanpa adanya tingkat keuntungan yang dinikmati dari suatu investasi, tentunya investor (pemodal) tidak akan melakukan investasi (Susilowati dan Turyanto 2011).
156
November 2013
Dividend Yield Dividend yield merupakan salah satu indikator yang sering digunakan dalam analisis sekuritas untuk mengukur kinerja perusahaan dalam membagikan hasil keuntungan atas pendapatan saham yang diperdagangkan di pasar modal. Price Earnings Ratio Price earnings ratio merupakan rasio yang menunjukkan perbandingan antara harga saham di pasar perdana yang ditawarkan dibandingkan dengan pendapatan yang diterima. Rasio ini merupakan indikator yang terbaik bagi investor untuk memperkirakan kinerja perusahaan dimasa yang akan datang. Market to Book Ratio Market to book ratio menunjukkan seberapa besar investor bersedia membayar per saham. Apabila suatu perusahaan memiliki nilai MBR yang tinggi, maka akan memberikan sinyal kepada pasar modal bahwa kinerja perusahaan tersebut baik dan mampu memberikan return kepada investor sehingga mereka bersedia membeli saham tersebut (Farkhan dan Ika 2012). Return on Asset ROA merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat aset tertentu. Rasio ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana investasi yang dilakukan investor di suatu perusahaan mampu memberikan return yang sesuai dengan tingkat yang diisyaratkan oleh investor (Zuliarni 2012).
ISSN: 1410 -9875
Syafril Yurisno
Debt to Equity Ratio Debt to Equity Ratio menunjukan dan menggambarkan komposisi atau struktur modal dari perbandingan total hutang dengan total ekuitas perusahaan yang digunakan sebagai sumber pendanaan usaha (Arista dan Astohar 2012). Earnings Per Share Earnings per share adalah salah satu rasio pasar yang merupakan hasil atau pendapatan yang akan diterima oleh para pemegang saham untuk setiap lembar saham yang dimilikinya atas keikutsertaan dalam perusahaan.
Kenaikan EPS berarti perusahaan sedang dalam tahap pertumbuhan atau kondisinya mengalami peningkatan dalam penjualan dan laba (Astohar 2010). Current Ratio Current ratio digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam mendanai operasional perusahaan dan melunasi kewajiban jangka pendeknya dengan membandingkan antara jumlah aktiva lancar dengan hutang lancar. (Widjaja 2009), dimana semakin tinggi nilai CR akan memberikan perlindungan terhadap kemungkinan kerugian drastis bila terjadi kegagalan perusahaan.
Model Penelitian DIVIDEND YIELD PRICE EARNINGS RATIO MARKET TO BOOK RATIO RETURN ON ASSET
RETURN SAHAM
DEBT TO EQUITY RATIO EARNINGS PER SHARE CURRENT RATIO
Pengembangan Hipotesis Ha1 Dividend
yield
berpengaruh
terhadap return saham. Ha2 Price earnings ratio berpengaruh terhadap return saham. Ha3 Book to market ratio berpengaruh terhadap return saham.
Ha4 Return on asset berpengaruh terhadap return saham. Ha5 Debt to equity ratio berpengaruh terhadap return saham. Ha6 Earnings per share berpengaruh terhadap return saham. Ha7 Current ratio berpengaruh terhadap return saham.
157
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 5
METODA PENELITIAN Bentuk penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kausalitas. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan non keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode pengamatan. Kriteria yang digunakan dalam pengambilan sampel adalah: 1. Perusahaan non keuangan yang konsisten terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode pengamatan, yakni dari tahun 2009 - 2012. 2. Perusahaan non keuangan yang konsisten menerbitkan laporan keuangan dengan tahun buku per 31 Desember selama periode pengamatan, yakni dari tahun 2010 - 2012. 3. Perusahaan non keuangan yang menerbitkan laporan keuangan dalam mata uang rupiah. 4. Perusahaan non keuangan yang memiliki earnings after tax
5.
November 2013
positif secara konsisten selama periode pengamatan yakni dari tahun 2010 - 2012. Perusahaan non keuangan yang secara konsisten membagikan dividen tunai selama periode pengamatan yakni dari tahun 2010 - 2012.
Definisi Operasional Variabel dan Pengukurannya Return saham Rumus yang digunakan untuk menghitung return saham adalah sebagai berikut: r=
Pt – Pt-1 Pt-1
Keterangan: r : Return saham Pt : Harga saham pada tahun t Pt-1 : Harga saham pada tahun t1 Dividend Yield (DY) Rumus untuk menghitung DY menurut Kheradyar et al. (2011) adalah:
Dividend per Share
Dividend Yield =
Market Price per Share of Common stock Price Earnings Ratio (PER) Price earnings ratio (PER) merupakan indikator untuk mengukur seberapa jauh investor bersedia membayar saham untuk Price Earnings Ratio =
setiap rupiah pendapatan yang dihasilkan perusahaan. Rumus untuk menghitung PER menurut Gitman dan Zutter (2012) adalah:
Market Price Per Share of Common Stock Earnings Per Share
Market to Book Ratio (MBR) Rumus untuk menghitung MBR menurut Gitman dan Zutter (2012) adalah: Market to Book Ratio =
Market Price per Share of Common Stock Book Value per Share of Common Stock
158
ISSN: 1410 -9875
Syafril Yurisno
Book Value per Share =
Common Stock Equity Number of Share of Common Stock Outstanding aktiva yang dipergunakan. Rumus untuk menghitung ROA menurut Susilowati dan Turyanto (2011) adalah:
Return On Asset (ROA) Return On Asset mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih dari Net Income After Tax ROA = Average Total Asset Debt Equity Ratio (DER) Debt to equity ratio digunakan untuk mengukur tingkat penggunaan hutang terhadap total
shareholder’s equity yang dimiliki perusahaan. Menurut Yunanto dan Medyawati (2009) rumus debt to equity ratio adalah:
Total Debt DER = Total Shareholder’s Equity Earnings Per Share (EPS) Earnings per share merupakan perbandingan antara laba bersih setelah pajak pada satu tahun buku
dengan jumlah saham yang diterbitkan. Rumus untuk menghitung EPS menurut Arista dan Astohar (2012) adalah:
Earnings Available for Common Stockholders EPS = Weighted
Average
Number
of Shares
of Common
Stock
Outstanding Current Ratio (CR) Current Ratio menunjukkan kemampuan perusahaan mendanai operasional perusahaan dam Current Asset CR = Current Liabilities
melunasi kewajiban jangka pendeknya. Rumus yang digunakan untuk menghitung CR menurut Nainggolan (2009) adalah:
ANALISIS DAN PEMBAHASAN Statistik Deskriptif Hasil Uji Statistik Deskriptif
SR DY
N 270 270
Minimum -0,49667 0,00050
Maximum 4,91667 4,86545
Mean 0,4811098 0,1234281
Std. Deviation 0,76164812 0,42018451
159
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 5
N PER MBR ROA DER EPS CR Valid N (listwise)
Minimum
Maximum
November 2013
Std. Deviation 11,5074574 3 4,31386598 0,08601830 1,02090517 1904,43798 2,00316383
Mean
270
0,11248
93,43724
13,32084
270 270 270 270 270
0,02013 0,00142 0,07541 3,0 0,36239
40,76137 0,50791 7,38882 13439,00 11,74282
2,7224973 0,1183017 1,0762935 735,124 2,5323062
270
Sumber: Hasil Pengolahan Data
Uji Normalitas Residual Hasil Uji Normalitas data Unstandardized Residual N Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed)
270 2,888 0,000
Sumber: Hasil Pengolahan Data
Berdasarkan hasil pengujian normalitas diketahui bahwa Asymp. sig senilai 0,000 < 0,05, hal ini menunjukkan data tidak terdistribusi normal. Uji Asumsi Klasik Uji Multikolinieritas Model 1
Collinearity Statistics Tolerance VIF DY PER MBR ROA DER EPS CR
0,880 0,728 0,446 0,357 0,636 0,688 0,715
1,137 1,373 2,245 2,799 1,572 1,453 1,399
a Dependent Variable: RETURN
Hasil uji multikolinieritas menunjukkan bahwa variabel dividend yield, price earnings ratio, market to book ratio, return on asset, debt to equity ratio, earnings per share dan current
160
ratio memiliki nilai tolerance yang lebih besar dari 0,1 dan nilai VIF yang lebih kecil dari 10. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terjadi multikolinieritas.
ISSN: 1410 -9875
Syafril Yurisno
Uji Autokorelasi Unstandardized Coefficients
Model
B 1
(Constant ) DY PER
t
Sig.
Beta
0,004
0,173
0,025
0,001
0,117
0,000 0,006
7,848E-05
0,005
0,001 0,017
0,001
0,016
0,004 0,038
-0,029
0,904
-0,003
-0,002
0,056
-0,002
-2,875E-07
0,000
-0,001
0,000
0,027
0,000
0,029
0,063
0,029 0,456
MBR ROA DER EPS
Std. Error
Standardiz ed Coefficient s
CR RES_2
0,98 0 0,99 5 0,98 7 0,97 0 0,97 5 0,97 8 0,99 2 0,99 5 0,64 9
0,032 0,027 0,010 0,006
a Dependent Variable: Unstandardized Residual
Hasil uji autokorelasi dengan uji Bruesch-Godfrey menunjukkan nilai sig. dari res_2 lebih besar dari 0,05 yang menunjukkan bahwa tidak terjadi autokorelasi. Uji Heteroskedastisitas Unstandardized Coefficients
Model
B 1
(Constant ) DY PER MBR ROA DER EPS
Std. Error
Standardized Coefficients
Sig.
1,590
0,113
4,164 0,182 1,692 1,911 3,192 0,836 1,015
0,000
Beta
0,193
0,122
0,342
0,082
0,259
-0,001
0,003
-0,012
-0,019
0,011
-0,148
1,202 0,127
0,629 0,040
0,187 0,234
-1,712E-05
0,000
-0,059
0,019
0,019
0,070
CR
t
0,856 0,092 0,057 0,002 0,404 0,311
a Dependent Variable: ARES_1
161
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 5
Dari hasil pengujian heteroskedastisitas menunjukkan bahwa dividend yield dan debt to equity ratio memiliki nilai signifikansi di bawah 0,05 berarti terjadi heterokedastisitas. Sementara itu, variabel price
November 2013
earnings ratio, market to book ratio, return on asset, earnings per share dan Current Ratio memiliki nilai signifikansi di atas 0,05. Hal ini berarti tidak terjadi heterokedastisitas.
Uji Hipotesis Uji Korelasi (R)
Model 1
R 0,232(a)
Adjusted R Square 0,029
R Square 0,054
Std. Error of the Estimate 0,75069207
a Predictors: (Constant), CR, MBR, DY, PER, EPS, DER, ROA
Hasil uji korelasi menunjukkan bahwa Nilai koefisien korelasi (R) kurang dari 0,5 yaitu sebesar 0,232. Hal ini berarti hubungan antara variabel independen yang terdiri dari dividend yield, price earnings ratio, market to book ratio, return on asset, debt to equity ratio, earnings per share dan Current Ratio terhadap variabel dependen yaitu return saham adalah lemah.
Analisis Koefisien Determinasi (Adjusted R2) Nilai Adjusted R-Squared sebesar 0,029 atau 2,9%. Hal ini mengandung makna bahwa besarnya variasi variabel dependen yaitu return saham yang dapat dijelaskan oleh variabel independen, yaitu dividend yield, price earnings ratio, market to book ratio, return on asset, debt to equity ratio, earnings per share dan Current Ratio sebesar 2,9% dan sisanya sebesar 97,1% dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian ini.
Uji F Model 1
Sum of Squares Regressio n Residual Total
Mean Square
df
8,402
7
1,200
147,647 156,049
262 269
0,564
F
Sig.
2,130 0,041(a)
a Predictors: (Constant), CR, MBR, DY, PER, EPS, DER, ROA b Dependent Variable: SR
uji F menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,041. Nilai signifikansi ini lebih kecil dari alpha 0,05. Hal ini
162
berarti bahwa model regresi yang digunakan dalam penelitian ini fit dan data sesuai dengan model.
ISSN: 1410 -9875
Syafril Yurisno
Uji t Unstandardized Coefficients Std. B Error
Model
1
(Constant ) DY PER MBR ROA DER EPS CR
0,159
0,172
0,228 -0,002 -0,021 2,303 0,117 -3,39E-05 0,004
0,116 0,005 0,016 0,890 0,056 0,000 0,027
Standardiz ed Coefficient s
T
Sig.
Beta 0,126 -0,036 -0,120 0,260 0,157 -0,085 0,010
0,925
0,356
1,959 -0,507 -1,333 2,587 2,081 -1,171 0,142
0,051 0,613 0,184 0,010 0,038 0,243 0,888
a Dependent Variable: SR
Variabel dividend yield (DY) memiliki nilai signifikansi sebesar 0,051. Nilai ini lebih besar dari alpha sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel dividend yield tidak berpengaruh terhadap return saham (Ha1 tidak diterima). Hal ini disebabkan karena investor lebih suka menginvestasikan dananya dalam jangka waktu pendek untuk memperoleh capital gain dibandingkan jangka waktu panjang untuk memperoleh dividen. Variabel price earnings ratio (PER) memiliki nilai signifikansi sebesar 0,613. Nilai ini lebih besar dari alpha sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel price earnings ratio tidak berpengaruh terhadap return saham (Ha2 tidak diterima). Hal ini menunjukkan bahwa Investor hanya berpendapat bahwa PER tercipta karena faktor permintaan dan penawaran. Selain itu karena banyak praktek pemerataan laba (income smoothing) oleh pihak manajemen, yang secara langsung mempengaruhi nilai PER yang
dihasilkan perusahaan membuat PER kurang diminati sebagai bahan pertimbangan dalam membuat keputusan investasi. Variabel market to book ratio (MBR) memiliki nilai signifikansi sebesar 0,184. Nilai ini lebih besar dari alpha sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel market to book ratio tidak berpengaruh terhadap return saham (Ha3 tidak diterima). Hal ini menunjukkan bahwa investor tidak menggunakan market to book ratio sebagai acuan untuk membeli saham karena tidak ada ukuran pasti atas tingkat kewajaran harga saham jika diukur dari rasio market to book ratio. Variabel return on asset (ROA) memiliki nilai signifikansi sebesar 0,010. Nilai ini lebih kecil dari alpha sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel return on asset berpengaruh positif terhadap return saham (Ha4 diterima). Hal ini mengidentifikasikan bahwa nilai perusahaan ditentukan oleh
163
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 5
earnings power dari aset perusahaan. Semakin tinggi earnings power maka akan semakin tinggi pula tingkat efisiensi perputaran aset yang akan menyebabkan semakin tinggi profit margin yang diperoleh oleh perusahaan, dimana akan berdampak pada peningkatan nilai perusahaan dan mengakibatkan return saham meningkat. Variabel debt to equity ratio (DER) memiliki nilai signifikansi sebesar 0,038. Nilai ini lebih kecil dari alpha sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel debt to equity ratio berpengaruh positif terhadap return saham (Ha5 diterima). Hal ini dikarenakan adanya pertimbangan yang berbeda dari beberapa investor, Semakin besar nilai DER akan memperbesar tanggungan perusahaan. Tetapi beberapa investor justru memandang bahwa perusahaan yang tumbuh pasti akan memerlukan hutang sebagai dana tambahan untuk memenuhi pendanaan pada perusahaan yang tumbuh dan tidak mungkin dapat dipenuhi hanya dari modal sendiri yang dimiliki perusahaan (Susilowati dan Turyanto 2011). Variabel earnings per share (EPS) memiliki nilai signifikansi sebesar 0,243. Nilai ini lebih besar dari alpha sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel earnings per share tidak berpengaruh terhadap return saham (Ha6 tidak diterima). Hal ini disebabkan oleh banyaknya praktik pemerataan laba (income smoothing) sehingga menurunkan tingkat kepercayaan investor terhadap laba yang dilaporkan oleh perusahaan. Investor tidak
164
November 2013
menggunakan rasio EPS dalam analisis investasi. Variabel current ratio (CR) memiliki nilai signifikansi sebesar 0,888. Nilai ini lebih besar dari alpha sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel current ratio tidak berpengaruh terhadap return saham (Ha7 tidak diterima). Hal ini menyatakan bahwa rasio likuiditas kurang mempengaruhi pertimbangan investor dikarenakan adanya faktor–faktor lain berupa faktor fundamental, faktor ekonomi, faktor teknikal atau faktor lainnya yang mempengaruhi return saham. Persamaan regresi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Y = 0,159 + 0,228 DY - 0,002 PER 0,021 MBR + 2,303 ROA + 0,117 DER - 0,0000339 EPS + 0,004 CR + e PENUTUP Dividend yield (DY) tidak berpengaruh terhadap return saham. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Sasanti dan Nurfauziah (2005) dan Wagiri (2013). Namun tidak konsisten dengan penelitian Kheradyar et al. (2011), Khan (2012), Margaretha dan Damayanti (2008) dan Aras dan Yilmaz (2008). Price earnings ratio (PER) tidak berpengaruh terhadap return saham. Hasil ini konsisten dengan penelitian Wijaya (2008) dan Darusman dan Prasetiono (2012). Tetapi tidak konsisten dengan penelitian Margaretha dan Damayanti (2008), Farkhan dan Ika (2012), Aras dan Yilmaz (2008), Poernamawatie (2008), Susetyo (2013), Sasanti dan Nurfauziah (2005), Stella (2009), Abigael dan
ISSN: 1410 -9875
Ika (2008) dan Meythi dan Mathilda (2012). Market to book ratio (MBR) tidak berpengaruh terhadap return saham. Hasil ini konsisten dengan penelitian Meythi dan Mathilda (2012) dan Mulia dan Nurdhiana (2012). Hasil ini tidak konsisten dengan penelitian Margaretha dan Damayanti (2008), Fidhayatin dan Dewi (2012), Arista dan Astohar (2012) dan Abigael dan Ika (2008). Return on asset (ROA) berpengaruh terhadap return saham. Hasil ini konsisten dengan penelitian Astohar (2010), Farkhan dan Ika (2012) dan Abigael dan Ika (2008). Hasil ini tidak konsisten dengan penelitian Yunanto dan Medyawati (2009), Nainggolan (2009) dan Arista dan Astohar (2012). Debt to equity ratio (DER) berpengaruh terhadap return saham. Hasil ini konsisten dengan penelitian Susilowati dan Turyanto (2011), Arista dan Astohar (2012), Hermawan (2012) dan Astohar (2010). Hasil ini tidak konsisten dengan penelitian Nainggolan (2009), Farkhan dan Ika (2012), Martani et al. (2009) dan Suharli (2005). Earnings per share (EPS) tidak berpengaruh terhadap return saham. Hasil ini konsisten dengan penelitian Susilowati dan Turyanto (2011), Astuti (2010) dan Arista dan Astohar (2012). Namun tidak konsisten dengan penelitian Astohar (2010), Hermawan (2012), Susetyo (2013), Pasaribu (2008), Mulia dan Nurdhiana (2012) dan Priatinah dan Kusuma (2012). Current ratio (CR) tidak berpengaruh terhadap return saham. Hasil ini konsisten dengan penelitian Nainggolan (2009), tetapi
Syafril Yurisno
tidak konsisten dengan penelitian Widjaja (2009) dan Farkhan dan Ika (2012). Keterbatasan penelitian ini adalah: 1. Populasi yang digunakan dalam sampel penelitian ini terbatas pada perusahaan non keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 2. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian hanya sebanyak 7 (tujuh) variabel. Seharusnya masih banyak faktor-faktor yang dapat mempengaruhi return saham. 3. Jangka waktu yang digunakan dalam penelitian relatif pendek. 4. Terdapat variabel yang tidak memenuhi uji Normalitas data residual serta uji asumsi klasik untuk uji heteroskedastisitas Rekomendasi penelitian adalah: 1. Menambah sampel penelitian, misalnya seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), tidak hanya perusahaan non keuangan saja. 2. Menambah variabel independen di luar model penelitian ini seperti size dan manajemen laba. 3. Memperpanjang kurun waktu penelitian menjadi lima tahun atau lebih. 4. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat mengatasi masalah data tidak berdistribusi normal dan heteroskedastisitas yang terjadi dengan cara menambah jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian.
165
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 5
November 2013
REFERENSI Abigael K, Ika Veronica dan Ardiani Ika S. 2008. Pengaruh Return On Asset, Price Earning Ratio, Earning per Share, Debt to Equity Ratio, Price to Book Value terhadap Harga Saham pada Perusahaan Manufaktur di BEI. Solusi, Vol. 7, No. 4, Oktober 2008, hlm. 75-90. Algifari. 2010. Statistika Deskriptif Yogyakarta: UPP STIM YKPN.
Plus:
Untuk
Ekonomi
dan Bisnis.
Aras, Guler dan Mustafa Kemal Yilmaz. 2008. Price-Earnings Ratio, Dividend Yield and Market-to-Book Ratio to Predict Return on Stock Market: Evidence from The Emerging Markets. Journal of Global Business and Technology, Vol. 4, No. 1, Spring 2008, hlm. 18-30. Arista, Desy dan Astohar. 2012. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Return Saham. Jurnal Ilmu Manajemen dan Akuntansi Terapan, Vol. 3, No. 1, Mei 2012, hlm. 1-15. Astohar. 2010. Pengaruh Return on asset, Debt to Equity Ratio, Price Book to Value dan Earnings per Share Terhadap Return Saham pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Eksplanasi, Vol. 5, No. 2, Oktober 2010, hlm. 189-198. Astuti, Tri. 2010. Analisis Pengaruh Pengumuman Laporan Keuangan Terhadap Return Saham di Bursa Efek Jakarta (BEJ). Jurnal Akuntansi dan Manajemen, Vol. 21, No. 1, April 2010, hlm. 61-84. Beny dan Anastasia Sri Mendari. 2011. Pengaruh Value Added Statement, ROA, ROE dan Operating Cash Flow Terhadap Return Saham pada Perusahaan yang Tergabung di BEI. Widya Warta, No. 01, Januari 2011, hlm. 151-166. Darusman, Dery dan Prasetiono. 2012. Analisis Pengaruh Firm Size, Book to Market Ratio, Price Earning Ratio dan Momentum Terhadap Return Portofolio Saham. Diponegoro Journal of Management, Vol. 1, No. 1, Tahun 2012, hlm. 212-225. Farkhan dan Ika. 2012. Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Return Saham Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia. Value Added, Vol. 9, No.1, September 2012 – Pebruari 2013, hlm. 1-18. Fidhayatin, Septy Kurnia dan Nurul Hasanah Uswati Dewi. 2012. Analisis Nilai Perusahaan, Kinerja Perusahaan dan Kesempatan Bertumbuh Perusahaan Terhadap Return Saham pada Perusahaan Manufaktur yang Listing di BEI. The Indonesian Accounting Review, Vol. 2, No. 2, hlm. 203-214. Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS th
19. 5 ed. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
166
ISSN: 1410 -9875
Syafril Yurisno
Gitman, Lawrence J dan Chad J. Zutter. 2012. Principles of Managerial th
Finance, 13 ed. Boston: Pearson Education, Inc. Godfrey, Jayne, Allan Hodgson, Ann Tarca, Jane Hamilton dan Scott Holmes. th
2010. Accounting Theory. 7 ed. Australia: John Wiley and Sons, Inc. Hamzah, Muhammad Zilal dan Rachmi Astuti. 2007. Analisis Pengaruh Earnings, Cash Flow, Nilai Buku dan Nilai Pasar Terhadap Pergerakan Stock Return pada Saham LQ-45 di Bursa Efek Jakarta. The 1st PPM National Conference on Management Research “Management di Era Globalisasi”. November 2007. Hermawan, Dedi Aji. 2012. Pengaruh Debt to Equity Ratio, Earning Per Share dan Net Profit Margin Terhadap Return Saham. Management Analysis Journal, Vol. 1, No. 5, Agustus 2012, hlm. 1-6. Ismanto, Hadi. 2011. Analisis Pengaruh Ukuran Perusahan, Book-to-Market Value dan Beta Terhadap Return Saham di BEI. Jurnal Ekonomi & Pendidikan, Vol. 8, No. 2, November 2011, hlm. 186-205. Khan, Muhammad Bilal et al.. 2012. Financial Ratios and Stock Return Predictability (Evidence from Pakistan). Research Journal of Finance and Accounting, Vol. 3, No. 10, Tahun 2012, hlm. 1-6. Kheradyar, S., I. Ibrahim dan F. Mat Nor. 2011. Stock Return Predictability with Financial Ratios. International Journal of Trade, Economics and Finance, Vol. 2, No. 5, Oktober 2011, hlm. 391-396. Margaretha, Farah dan Irma Damayanti. 2008. Pengaruh Price Earnings Ratio, Dividend Yield dan Market to Book Ratio terhadap Stock Return di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 10, No. 3, Desember 2008, hlm. 149-160. Martani, Dwi, Mulyono dan Rahfiani Khairurizka. 2009. The Effect of Financial Ratios, Firm Size, and Cash Flow from Operating Activities in The Interim Report to The Stock Return. Chinese Business Review, Vol. 8, No. 6, Juni 2009, hlm. 44-55. Meythi dan Mariana Mathilda. 2012. Pengaruh Price Earnings Ratio dan Price To Book Value terhadap Return Saham Indeks LQ 45 (Perioda 2007-2009). Jurnal Akuntansi, Vol. 4, No. 1, Mei 2012, hlm. 1-21. Mulia, Fredy Hermawan dan Nurdhiana. 2012. Pengaruh Book Value (BV), Price to Book Value (PBV), Earning per Share (EPS) dan Price Earning Ratio (PER) Terhadap Harga Saham Perusahaan Food and Beverage yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2007-2010. Jurnal Kajian Akuntansi dan Bisnis, Vol. 1, No. 1, hlm. 1-19.
167
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 5
November 2013
Murhadi, Werner R. 2008. Studi Kebijakan Deviden: Anteseden dan Dampaknya Terhadap Harga Saham. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Vol. 10, No. 1, Maret 2008, hlm. 1-17. Nainggolan, Piter. 2009. Pengaruh Current Ratio, Debt to Equity Ratio dan Return on Asset Terhadap Return Saham pada Perusahaan yang Tergabung dalam Indeks Bisnis 27. Jurnal Akuntansi Bisnis, Vol. 2, No. 2, hlm. 72-87. Pasaribu, Rowland Bismark Fernando. 2008. Pengaruh Variabel Fundamental Terhadap Harga Saham Perusahaan Go Public di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2003-2006. Jurnal Ekonomi dan Bisnis. Vol. 2, No. 2, Juli 2008, hlm. 101-113. Perdana, Halim Dedy. 2006. Analisis Pengaruh Price Earnings Ratio (P/E) dan Market to Book Ratio (P/B) Terhadap Pertumbuhan Earnings (Growth) Perusahaan Manufaktur di Indonesia (studi pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEJ tahun 1999-2003). Jurnal Akuntansi dan Sistem Teknologi Informasi. Vol. 5, No. 1, April 2006, hlm. 1-23. Priatinah, Denies dan Prabandaru Adhe Kusuma. 2012. Pengaruh Return On Investment (ROI), Earning Per Share (EPS) dan Dividen Per Share (DPS) Terhadap Harga Saham Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar di BEI Periode 2008-2010. Jurnal Nominal, Vol. 1, No. 1, 2012, hlm. 50-64. Poernamawatie, Fahmi. 2008. Pengaruh Price Book Value (PBV) dan Price Earnings Ratio (PER) Terhadap Return Saham pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Manajemen Gajayana, Vol. 5, No. 2, hlm. 105-118. Sasanti, Retno Widya dan Nurfauziah. 2005. Analisis Faktor-faktor yang Berimplikasi Terhadap Fluktuasi Harga Saham di Bursa Efek Jakarta. Sinergi Kajian Bisnis dan Manajemen, Edisi Khusus on Finance, Tahun 2005, hlm. 53-66. Sekaran, Uma dan Roger Bougie. 2010. Research Methods for Business: A Skill th
Building Approach. 5 ed. West Sussex: John Wiley & Sons Ltd. Stella. 2009. Pengaruh Price to Earnings Ratio, Debt to Equity Ratio, Return On Asset, dan Price to Book Value Terhadap Harga Pasar Saham. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 11, No. 2, Agustus 2009, hlm. 97-106. Subramanyam, K.R dan John J. Wild 2009. Financial Statement Analysis, edisi X. Mc Graw Hill: International Edition.
168
ISSN: 1410 -9875
Syafril Yurisno
Suharli, Michell. 2005. Studi Empiris Terhadap Dua Faktor yang Mempengaruhi Return Saham pada Industri Food & Beverage di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 7, No. 2, hlm. 99-116. Susanti, Merry. 2010. Evaluasi Pengaruh Earnings Measures dan Value Measures Terhadap Return Saham di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Akuntansi, No. 2, hlm. 182-191. Susetyo, Ananta Tri. 2013. Pengaruh Nilai Tambah Ekonomisi, Earnings per Share dan Price Earnings Ratio Terhadap Pengembalian Saham. Jurnal Ilmu Manajemen. Vol. 1, No. 1, Januari 2013, hlm. 353-363. Susilowati, Yeye dan Tri Turyanto. 2011. Reaksi Rasio Profitabilitas dan Rasio Solvabilitas Terhadap Return Saham Perusahaan. Dinamika Keuangan dan Perbankan, Vol. 3, No. 1, hlm. 17-37. Wagiri, William Agung. 2013. Pengaruh Dividend Yield, B/M (Book to Market) dan Earning Yield Terhadap Harga Saham Perusahaan pada Sektor Aneka Industri Periode 2007-2011. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya. Vol. 2, No. 1, Tahun 2013, hlm. 1-27. Weygandt, Jerry J., Paul D. Kimmel dan Donald E. Kieso. 2013. Financial Accounting, IFRS Edition. America: John Wiley and Sons, Inc. Widjaja, Indra. 2009. Pengaruh Current Ratio dan Ukuran Perusahaan Terhadap Return Saham Perusahaan Sektor Industri Dasar dan Kimia. Jurnal Organisasi dan Manajemen, No.4, hlm. 27-37. Wijaya, David. 2008. Pengaruh Rasio Modal Saham Terhadap Return Saham Perusahaan-Perusahaan Telekomunikasi Go Public di Indonesia Periode 2007. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Vol. 10, No. 2, hlm. 136152. Yunanto, Muhammad dan Henny Medyawati. 2009. Studi Empiris Terhadap Faktor Fundamental dan Teknikal yang Mempengaruhi Return Saham Pada Bursa Efek Jakarta. Jurnal Ekonomi Bisnis, Vol. 14, No. 1, April 2009, hlm. 28-38. Zuliarni, Sri. 2012. Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Mining and Mining Service di Bursa Efek Indonesia (BEI). Jurnal Aplikasi Bisnis, Vol. 3, No. 1, Oktober 2012, hlm. 36-48.
169
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 5
Halaman ini sengaja dikosongkan
170
November 2013