Vol. 15, No. 1a, Is. 6
November 2013 DAFTAR ISI
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen Santoso Chandra ...................................................................
1
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Regi Muzio Ponziani ............................................................
13
The Influence Of Current Ratio, Working Capital To Total Asset, Asset Structure, Return On Investment, Net Profit Margin, And Debt Ratio To Affect Financial Distress Maris Agung T ......................................................................
27
The Effects Of Customer Satisfaction, Trust, Dan Complaint Handling On Loyalty Muwaffick ...........................................................................
39
Pengaruh Shopping Convenience, Site Design, Informativeness, Security Dan Communication Terhadap Customer Satisfaction Online Retailing Novrita Adriani F ................................................................
49
Pengaruh Promosi, Kepemimpinan, Dan Kondisi Kerja Terhadap Kepuasan Kerja Nugrahani Tunggadewi........................................................
63
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Profitabilitas Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia Rutji Satwiko .......................................................................
93
Pengaruh Tata Kelola Perusahaan, Keputusan Pendanaan Perusahaan Dan Struktur Kepemilikan Pada Kinerja Perusahaan Ricardo S. Wirjawan ..............................................................
107
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Auditor Rudi Riady...........................................................................
121
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Ricky A. Mulyana ..................................................................
135
Vol. 15, No. 1a, Is. 6
November 2013
KEBIJAKAN EDITORIAL DAN PEDOMAN PENULISAN ARTIKEL Kebijakan Editorial JURNAL BISNIS DAN AKUNTANSI, JBA diterbitkan oleh Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (P3M) Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) TRISAKTI secara berkala setiap tahun dua kali (Juni dan Desember). Tujuan penerbitan JBA adalah untuk menyebarluaskan informasi hasil karya tulis ilmiah kepada akademisi dan praktisi yang menaruh minat pada bidang bisnis dan akuntansi. JBA menerima kiriman artikel yang ditulis dalam bahasa Indonesia atau bahasa Inggris. Artikel yang dikirim ke JBA tidak dikirimkan atau telah dipublikasikan dalam jurnal lain. Penentuan artikel yang dimuat dalam JBA dilakukan melalui proses blind review oleh mitra bestari dengan mempertimbangkan aspek-aspek antara lain terpenuhinya persyaratan baku untuk publikasi jurnal ilmiah dan kontribusi artikel terhadap pengembangan profesi dan pendidikan bisnis dan akuntansi. Editor bertanggungjawab untuk memberikan telaah konstruktif terhadap artikel yang akan dimuat dan (jika dipandang perlu) menyampaikan hasil evaluasi artikel kepada penulis. Artikel yang diusulkan untuk dimuat pada JBA disarankan untuk mengikuti pedoman penulisan artikel yang dibuat oleh Editor. Artikel dapat dikirim dalam bentuk : Compact Disk (CD) dan cetakan (hardcopy) dua eksemplar ke alamat Editor JBA : Gedung Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Trisakti Jl. Kyai Tapa No. 20 Grogol, Jakarta 11440 Telp. (021)5666717 Fax : (021)5635480 E-mail :
[email protected] Pedoman Penulisan Artikel Berikut ini ketentuan-ketentuan mengenai bentuk tulisan, sistimatika penulisan, abstrak, format, tabel, gambar, kutipan dan referensi yang digunakan sebagai pedoman minimal untuk penulisan artikel yang akan dimuat pada JBA.
A. BENTUK TULISAN Semua tulisan dalam bentuk esai atau uraian disertai judul sub bab (heading) masing-masing bagian, kecuali bagian pendahuluan yang disajikan tanpa judul sub bab. Peringkat judul sub bab dicetak tebal (bold) dan penulisan tidak disertai urutan angka. Penulisan judul sub bab sebagai berikut: PERINGKAT 1 (huruf besar semua dan rata tengah) Peringkat 2 (huruf besar-kecil dan rata tepi kiri) Peringkat 3 (huruf besar-kecil dicetak miring dan rata tepi kiri) B. SISTIMATIKA PENULISAN Sistimatika penulisan artikel yang merupakan hasil penelitian terdiri empiris dari 1) Judul, nama penulis, institusi penulis, alamat institusi dan email penulis, 2) Abstrak, 3) Pendahuluan yang menguraikan isu penelitian, motivasi penelitian, rumusan masalah dan tujuan, rerangka Teoritis dan pengembangan hipotesis (jika ada) yang memaparkan rerangka teoritis sebagai landasan logis untuk mengembangkan hipotesis atau model penelitian, 4) Metoda Penelitian yang memuat metoda pemilihan sampel dan pengumpulan data, definisi operasional dan pengukuran variabel, 5) Hasil penelitian yang menguraikan analisis data dan pembahasan temuan penelitian, 6) Penutup yang berisi simpulan, implikasi, keterbatasan penelitian dan saran untuk peneltian selanjutnya, serta 7) Referensi. C. ABSTRAK Setiap artikel harus menyajikan satu paragraf Abstrak pada awal tulisan yang terdiri ±200 kata (disajikan dalam bahasa Inggris dan Indonesia). Abstraksi memuat ringkasan pendahuluan (apa permasalahannya?), metoda atau bahan (bagaimana melakukannya?), hasil (apa temuannya?) dan diskusi (apa maknanya?) yang tujuannya memberi penjelasan ringkas kepada pembaca sebelum membaca materi artikel secara lengkap. Abstrak sebaiknya diikuti dengan minimal empat keywords untuk memudahkan penyusunan indeks artikel. D. FORMAT 1. Judul artikel terdiri dari ±15 kata. 2. Artikel sebaiknya diketik dengan spasi dobel pada kertas A4 (8,27” x 11,69”), kecuali untuk kutipan langsung yang panjang (lebih dari tiga setengah ketikan) diketik spasi tunggal dengan bentuk berinden (indented style). 3. Artikel sebaiknya terdiri tidak lebih dari 7.000 kata (dengan jenis huruf time new roman ukuran 12) atau maksimal 20 halaman A4 termasuk tabel dan gambar. 4. Marjin atas 4cm, bawah 3cm, kiri 4cm dan kanan 3cm dari badan teks. 5. Halaman muka (cover) setidaknya menyebutkan judul artikel dan identitas penulis. 6. Semua halaman termasuk tabel, gambar dan referensi diberikan nomor urut halaman. 7. Apabila artikel yang dikirimkan merupakan hasil penelitian dengan menggunakan data primer, harap disertakan angket atau instrumen atau kuisioner.
8. Angka, lafalkan angka dari satu sampai dengan sepuluh, kecuali jika digunakan dalam tabel dan ketika digunakan dalam unit atau kuantitas matematis, statistik, keilmuan atau teknis seperti jarak, bobot dan ukuran. Misalnya: 4 hari, 5 kilometer, 25 tahun. Semua angka lainnya disajikan secara numerik. Umumnya kalau dalam perkiraan, angka dilafalkan; misalnya: kira-kira sepuluh tahun. 9. Persentase dan pecahan desimal, untuk penggunaan yang bukan teknis gunakan kata persen dalam teks; untuk penggunaan teknis gunakan simbol %. 10. Persamaan, persamaan harus diberi nomer dalam kurung dengan penulisan rata marjin kanan. E. TABEL DAN GAMBAR 1. Tabel ditulis kembali (rewrite) bukan merupakan hasil copy paste dari hasil statistik dan diisi data yang sesuai dengan pembahasan artikel. 2. Sumber tabel dicantumkan di bagian akhir tabel dengan inden sesuai batas kiri tabel. 3. Judul tabel diletakkan di atas tabel sedangkan judul gambar diletakkan di bawah gambar. 4. Tabel dan gambar diletakkan pada halaman tersendiri umumnya diletakkan di akhir setelah referensi. Penulis cukup menyebutkan pada bagian di badan teks untuk mencantumkan tabel dan gambar. 5. Pembuatan tabel menghilangkan garis vertikal, sedangkan garis horizontal hanya pada judul kolom dan akhir tabel. 6. Setiap tabel dan gambar diberikan nomor urut, judul yang sesuai dengan isi tabel, gambar dan sumber kutipan. F. KUTIPAN DAN REFERENSI 1. Kutipan dalam teks sebaiknya ditulis di antara kurung buka dan kurung tutup yang menye-butkan nama akhir penulis, tahun tanpa koma dan nomor halaman jika dipandang perlu. Contoh: a. Satu sumber kutipan dengan satu penulis (Jones 1987), jika disertakan nomor halaman (Jones 1987: 115) b. Satu sumber kutipan dengan dua penulis (Jones dan Freeman 1973) c. Satu sumber kutipan dengan lebih dari dua penulis (Jones dkk. 1985) d. Dua sumber kutipan dengan penulis yang berbeda (Jones 1987, Freman 1986) e. Dua sumber kutipan dengan penulis yang sama (Jones 1985, 1987), jika tahun publikasi sama (Jones 1985a, 1985b) f. Sumber kutipan yang berasal dari pekerjaan suatu institusi sebaiknya menyebutkan akronim institusi yang bersangkutan (IAI 1994). 2. Setiap artikel harus memuat referensi (hanya yang menjadi sumber kutipan), dengan ketentuan penulisan sebagai berikut: a. Referensi disusun alfabetik dengan nama penulis atau nama institusi b. Susunan setiap referensi: 1) Artikel dalam jurnal: nama penulis. tahun terbit. judul artikel. nama jurnal atau penerbit, volume, nomor (bulan publikasi), halaman,
(alamat web dan tanggal diaksesnya web jika referensi dari internet). 2) Buku: nama penulis. tahun terbit. judul buku teks. tempat terbit: nama penerbit. 3) Artikel dalam prosiding: nama penulis. tahun terbit. judul artikel. nama pertemuan ilmiah, tempat pertemuan, tanggal pertemuan, halaman, (alamat web dan tanggal diaksesnya web jika referensi dari internet). 4) Skripsi, tesis dan disertasi: nama penulis, tahun terbit, judul, skripsi/tesis/disertasi, tempat institusi: nama institusi, (alamat web dan tanggal diaksesnya web jika referensi dari internet). 5) Surat kabar: nama penulis, tanggal bulan tahun terbit, judul, nama surat kabar atau penerbit, halaman (kolom), (alamat web dan tanggal diaksesnya web jika referensi dari internet). Contoh: Abdolmohammadi, M.J. dan J. Shanteau. 1992. Personal Attributes of Experts Auditors. Organizational Behavior and Human Decision Process, Vol.53 (November). Griffith, A.I. 1995. Coordinating Family and School: Mothering for Schooling. Education Policy Analysis Archives, Vol.3, No.1, (http://olam.ed.asu.edu/epaa/, 12 Februari 1997). Hadiyati, Rofiqoh. 19 Juni 2008. Membaca "Menu Kebutuhan" di antara Daftar Belanja. Detikcom, (http://suarapembaca.detik.com/index.php/detik.read/, 24 Juni 2008). Hilton, Ronald W. 1997. Managerial Accounting, 4th Edition. New York: Irwin, Mc Graw Hill Companies. Indriantoro, N. 1993. The Effect of Participative Budgeting on Job Performance and Job Satisfaction with Locus of Control and Curtural Dimensions as Moderating Variables. Ph.D. Dissertation. Lexington: University of Kentucky. Porcano, T.M. 1984a. Distrutive justice and tax policy. The Accounting Review, Vol.59 (Oktober), hlm.619-636. . 1984b. The perceived effects of tax policy on corporate investment intentions, The Journal of the American Taxation Association, vol.6 (Fall), hlm.7-19. Susanto, Y.K. 2007. Pengaruh Partisipasi Anggaran dan Ketidakpastian Tugas terhadap Hubungan antara Penggunaan Informasi Akuntansi untuk Evaluasi Kinerja dan Perilaku Managerial. Proceedings the 1st Accounting Conference, Faculty of Economics Universitas Indonesia, Depok, 7–9 November, hlm.1-17.
JURNAL BISNIS DAN AKUNTANSI Vol. 15, No. 1a, Is. 6, November 2013, Hlm. 1-12
ISSN: 1410 - 9875 http: //www.tsm.ac.id/JBA
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN DIVIDEN
SANTOSO CHANDRA STIE Trisakti
[email protected] Abstract: The objective of this research is to show empirical test the influence of seven independent variables to dividend policy. They are managerial ownership, institutional ownership, profitability, debt ratio, firm size, earnings per share, and risk. The research populations are 136 manufacture companies listed at Indonesia Stock Exchange (IDX) in period 2007-2010. Purposive sampling is the technique of sample collection and obtained 33 companies. Analysis method used to test the hypothesis is multiple regression. The result show that variable institutional ownership (INST) and earnings per share (EPS) have positive influence to dividend policy. The other variables are managerial ownership (MJR), profitability (PRFT), debt ratio (HTG), firm size (UKP), and risk (RSK) haven’t partially influence to dividend policy. Keywords: Dividend policy, managerial ownership, institutional ownership, profitability, debt ratio, firm size, earnings per share, and risk. Abstrak: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menunjukkan uji empiris pengaruh tujuh variabel independen terhadap kebijakan deviden. Mereka adalah kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, profitabilitas, rasio utang, ukuran perusahaan, laba bersih per lembar saham, dan risiko. Populasi penelitian adalah 136 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode 2007-2010. Purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel dan diperoleh 33 perusahaan. Metode analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah regresi berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel kepemilikan institusional (INST) dan laba per lembar saham (EPS) berpengaruh positif terhadap kebijakan dividen. Variabel lain yaitu kepemilikan manajerial (MJR), profitabilitas (PRFT), rasio utang (HTG), ukuran perusahaan (UKP), dan risiko (RSK) belum secara parsial berpengaruh terhadap kebijakan dividen. Kata kunci:
Kebijakan dividen, kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, profitabilitas, rasio utang, ukuran perusahaan, laba bersih per lembar saham, dan risiko.
1
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 6
PENDAHULUAN Pada zaman sekarang ini, masyarakat cenderung lebih menyukai melakukan suatu investasi saham dibandingkan dengan melakukan investasi dengan menabung. Apabila investasi dengan menabung maka tingkat pengembalian (bunga) yang didapat, yaitu tetap, walaupun banyak menabung tetap saja tingkat pengembalian yang didapat hanya sedikit. Apabila investasi dengan melakukan penanaman saham atas perusahaan maka tingkat pengembalian yang didapat (dividen) tergantung dari laba yang dimiliki oleh perusahaan dan besarnya investasi yang ditanam karena prinsipnya adalah high risk and high return. Orang yang akan melakukan investasi, cenderung untuk menanamkan sahamnya di perusahaan yang memiliki citra yang baik. Perusahaan yang memiliki citra yang semakin baik (net income tinggi) maka dividen yang dibagikan kepada para pemegang saham juga besar. Begitupun sebaliknya, apabila perusahaan memiliki citra yang buruk (net income kecil) maka dividen yang dibagikan kepada para pemegang saham juga rendah. Menurut Deitiana (2009), kebijakan dividen merupakan keputusan apakah laba yang diperoleh perusahaan akan dibagikan kepada para pemegang saham dalam bentuk dividen atau akan ditahan dalam bentuk laba yang ditahan guna pembiayaan investasi di masa yang akan datang. Penetapan kebijakan dividen sangat penting karena berkaitan erat dengan kesejahteraan para
2
November 2013
pemegang saham, yang nantinya dapat mempengaruhi kinerja perusahaan, nilai perusahaan, dan harga saham perusahaan (Dewi, 2008). Suwaldiman dan Aziz (2006) menyatakan bahwa agency conflict adalah konflik yang terjadi karena adanya perbedaan kepentingan antara pemegang saham dan manajer. Misalnya saja, manajer menginginkan pembagian dividen yang kecil karena perusahaan membutuhkan dana yang besar untuk mendanai investasinya, sedangkan pemegang saham menghendaki pembagian dividen yang besar. Konflik keagenan ini akan menimbulkan biaya keagenan. Salah satu cara untuk mengurangi biaya keagenan adalah dengan pembagian dividen kepada para pemegang saham. Motivasi dari penelitian ini adalah peneliti ingin mengetahui apakah terdapat pengaruh variabel independen (kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, profitabilitas, rasio hutang, ukuran perusahaan, earnings per share, dan risiko) terhadap variabel dependen (kebijakan dividen) pada perusahaan manufaktur yang tercatat di Bursa Efek Indonesia selama periode 2007-2010. Berdasarkan latar belakang tersebut, keputusan penetapan dividen merupakan keputusan yang sangat penting dalam menentukan going concern perusahaan. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen”.
ISSN: 1410 -9875
RERANGKA TEORITIS PENGEMBANGAN HIPOTESIS
Santoso Chandra
DAN
Teori keagenan menurut Jensen dan Meckling (1976) dalam Fauz (2007), perusahaan yang memisahkan fungsi pengelolaan dengan fungsi kepemilikan akan rentan terhadap konflik keagenan. Penyebab konflik antara manajer dan pemegang saham yaitu menyangkut pembuatan keputusan yang terkait dengan bagaimana aktivitas pencairan dana dan pembuatan keputusan terkait dengan bagaimana yang diperoleh tersebut diinvestasikan. Konflik ini biasa disebut agency problem. Menurut Jensen dan Meckling (1976) dalam Fauz (2007), agency problem seringkali terjadi apabila proporsi kepemilikan manajer kurang dari 100% sehingga cenderung bertindak untuk mengejar kepentingan dirinya, dan tidak berdasarkan pada usaha memaksimalkan nilai dalam pengambilan keputusan pendanaan. Kondisi ini terjadi sebagai konsekuensi pemisahan fungsi pengelolaan dan fungsi kepemilikan. Pemegang saham hanya peduli pada risiko sistematis dari saham perusahaan, karena melakukan investasi pada portfolio yang terdiversifikasi dengan baik. Namun, manajer lebih peduli pada resiko perusahaan secara keseluruhan, dimana ini dikarenakan bagian substantif dari kekayaan mereka di dalam aspek human capital perusahaan, disamping juga karena reputasi manajer akan terancam apabila perusahaan mengalami kebangkrutan (Jensen dan Meckling, 1976 dalam Fauz, 2007).
Masalah keagenan mengakibatkan adanya agency cost, yaitu mencakup semua biaya yang dikeluarkan dalam mendesain, mengimplementasikan, dan mengembangkan sistem kontrol yang memadai dalam organisasi, untuk mengontrol kerugian residual yang dihasilkan oleh kerumitan dalam pemecahan masalah kontrol secara lengkap. Agency cost dapat dikurangi melalui beberapa alternatif, salah satunya adalah meningkatkan kepemilikan saham oleh manajemen, sehingga dapat merasakan secara langsung manfaat dari setiap keputusan yang diambil, serta apabila ada kerugian yang timbul sebagai konsekuensi dari pengambilan keputusan yang salah. Kepemilikan ini akan menyejajarkan kepentingan manajemen dengan pemegang saham (Jensen dan Meckling, 1976 dalam Fauz, 2007). Terdapat tiga teori dividen, yaitu yang pertama teori dividen meningkatkan kesejahteraan stockholders. Teori ini mengatakan bahwa semakin tinggi dividend payout ratio, maka semakin tinggi pula nilai dari perusahaan. Investor menilai dividend payout lebih besar daripada pertumbuhan, karena investor yakin jika menerima dividen dibandingkan jika menerima capital gain dari laba yang dihasilkan perusahaan (Gordon, 1959 dan Lintner, 1956 dalam Hatta, 2002). Kedua, teori dividen tidak relevan. Teori ini mengatakan bahwa kebijakan dividen tidak relevan terhadap tingkat kesejahteraan pemegang saham. nilai perusahaan lebih ditentukan oleh keputusan investasi, bukan pembayaran dividen (Martin, Petty, Keown, dan
3
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 6
Scott, 1991, Miller, 1986, Miller dan Modigliani, 1961 dalam Hatta, 2002). Ketiga, teori dividen menurunkan kesejahteraan stockholders. Teori ini mengatakan bahwa semakin tinggi dividend payout ratio, maka nilai perusahaan akan semakin rendah. Hal ini didasarkan pada pemikiran jika capital gain dikenakan pajak dengan tarif yang lebih rendah daripada pajak atas dividen, maka saham yang memiliki pertumbuhan yang tinggi akan menjadi lebih menarik dan lebih banyak diminati (Litzenberger dan Ramaswamy, 1979 dalam Hatta, 2002). Kebijakan dividen menurut Weston dan Coopeland (1996) dalam Sanjaya (2009) adalah keputusan untuk menentukan besarnya bagian pendapatan (earnings), yang akan dibagikan kepada para pemegang saham dan bagian yang akan ditahan oleh perusahaan. Memaksimalkan kesejahteraan shareholders dapat dilakukan melalui keputusan dan kebijakan investasi, keputusan pendanaan, dan keputusan dividen yang tercermin dalam harga saham di pasar modal. Ini berkaitan dengan memaksimumkan nilai perusahaan. Ross (1977) dalam Suharli (2007) menyatakan bahwa dividen sebagai pembayaran kepada pemilik perusahaan yang diambil dari keuntungan perusahaan. Artinya, hanya perusahaan yang membukukan keuntungan dapat membagikan dividen, karena dividen diambil dari keuntungan perusahaan. Menurut Suharli (2007), terdapat 3 tanggal penting terkait dengan dividen, yaitu pengumuman, pencatatan, dan
4
November 2013
pembayaran/pembagian. Dividen dapat berupa cash dividen, stock dividen, script dividen, liquidating dividen, dan property dividen. Dividen tunai (cash dividend) lebih menarik bagi pemegang saham dibandingkan dengan jenis dividen lainnya. Sanjaya (2009) menyatakan bahwa pembagian dividen sebagian besar dipengaruhi oleh perilaku investor yang lebih memilih dividen tinggi yang mengakibatkan laba ditahan (retained earning) menjadi rendah. Investor beranggapan bahwa dividen yang diterima saat ini lebih berharga dibandingkan capital gain yang diperoleh di kemudian hari. Besarnya bagian laba yang akan dibayarkan sebagai dividen, terkait dengan besarnya dana yang dibutuhkan perusahaan dan kebijakan manajer perusahaan mengenai sumber dana yang akan digunakan (sumber dana internal atau eksternal). Salah satu alternatif pemenuhan kebutuhan dana adalah dari internal, yaitu menahan laba yang diperoleh (tidak dibagikan sebagai dividen). Arilaha (2009) menyatakan bahwa besarnya dividen yang dibagikan kepada para pemegang saham tergantung dari kebijakan dividen pada setiap perusahaan. Menurut Naveli (1989) dalam Suharli (2007), secara umum kebijakan dividen yang diterapkan perusahaan adalah salah satu dari tiga kebijakan dibawah ini, yaitu constant dividend payout ratio, stable per share dividend, dan regular dividend plus extra. Variabel independen yang pertama adalah kepemilikan manajerial. Nuringsih (2005) dalam Dewi (2008) mengemukakan bahwa manajer mendapat kesempatan
ISSN: 1410 -9875
untuk terlibat dalam kepemilikan saham dengan tujuan mensetarakan dengan pemegang saham. Melalui kebijakan ini, manajer diharapkan menghasilkan kinerja yang baik, serta mengarahkan dividen pada tingkat yang rendah. Dengan penetapan dividen rendah, perusahaan memiliki laba ditahan yang tinggi, sehingga memiliki sumber dana internal relatif tinggi untuk membiayai investasi di masa yang akan datang. Variabel independen yang kedua adalah kepemilikan institusional. Menurut Sanjaya (2009), variabel kepemilikan institusional merupakan persentase saham yang dimiliki oleh pihak luar atau disebut institutional ownership. Secara logika, para pemegang saham terutama dari pihak institusi, yang menanamkan dananya pada perusahaan, tentunya akan mengharapkan return yang tinggi berupa dividen. Pada suatu institusi biasanya memiliki saham yang cukup besar yang mencerminkan kekuasaan, mempunyai kemampuan untuk melakukan intervensi terhadap jalannya perusahaan terutama pada pihak manajemen jika menyangkut return yang akan dibagikan kepada pemegang saham (Sanjaya, 2009). Variabel independen yang ketiga adalah profitabilitas. Wirjolukito et al. (2003) dalam Suharli (2007) mengemukakan bahwa pihak manajemen akan membayarkan dividen untuk memberi sinyal mengenai keberhasilan perusahaan membukukan profit. Sinyal tersebut menyimpulkan bahwa kemampuan perusahaan untuk membayar dividen merupakan fungsi dari keuntungan.
Santoso Chandra
Variabel independen yang keempat adalah rasio hutang. Menurut Jensen (1986) dalam Pujiastuti (2008), mengemukakan bahwa dengan hutang, perusahaan mempunyai kewajiban melakukan pembayaran periodik atas bunga dan prinsipal. Hal ini bisa mengurangi keinginan manajer menggunakan cash flow untuk kegiatan-kegiatan yang kurang optimal. Dengan kata lain, eksistensi hutang memaksa manajer untuk menikmati keuntungan yang lebih sedikit dan menjadikan manajer bekerja lebih efisien, serta pembayaran dividen yang rendah. Variabel independen yang kelima adalah ukuran perusahaan. Menurut Chen dan Steiner (1999) dalam Sanjaya (2009), perusahaan yang baru dan masih kecil akan mengalami banyak kesulitan untuk memasuki akses ke pasar modal. Kemudahan akses ke pasar modal cukup berarti untuk fleksibilitas dan kemampuannya untuk memperoleh dana yang besar, sehingga perusahaan mampu memiliki rasio pembayaran dividen yang lebih tinggi daripada perusahaan kecil. Variabel independen yang keenam adalah earnings per share. Menurut Binastuti dan Wibowo (2012), perusahaan selalu berusaha meningkatkan citranya dengan cara setiap peningkatan laba akan diikuti dengan peningkatan porsi laba yang akan dibagi sebagai dividen dan juga dapat mendorong peningkatan nilai saham perusahaan. Dengan menggunakan earnings per share, dapat memberikan suatu indikasi kepada manajemen mengenai apa yang dipikirkan oleh para investor mengenai kinerja masa lalu
5
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 6
perusahaan, serta prospek di masa yang akan datang. Variabel independen yang ketujuh adalah risiko. Bukhori (2008) menyatakan bahwa risiko dapat meningkatkan financial distress. Dengan adanya peningkatan financial distress, hal tersebut dapat mengakibatkan peningkatan risiko kebangkrutan yang tidak lain merupakan biaya keagenan. Risiko tinggi mengakibatkan kreditor meningkatkan tingkat suku bunga dan persyaratan hutang, sehingga perusahaan akan menghindari biaya utang (cost of debt), yaitu dengan menurunkan hutang dan mengandalkan pendanaan internal. Hal tersebut akan berpengaruh terhadap besarnya laba perusahaan yang akan dibagikan dalam bentuk dividen. Penelitian pengaruh kepemilikan manajerial terhadap kebijakan dividen dilakukan Wahyudi dan Baidori (2008), Putri dan Nasir (2006), Dewi (2008), dan Pujiastuti (2008). Hasil penelitian ini menyatakan bahwa variabel kepemilikan manajerial mempunyai pengaruh terhadap kebijakan dividen. Namun, bertentangan dengan penelitian Fadah dan Rian (2007), Suwaldiman dan Aziz (2006), Darman (2008), Nuringsih (2005), Fauz (2007), dan Sanjaya (2009), menyatakan bahwa variabel kepemilikan manajerial tidak mempunyai pengaruh terhadap kebijakan dividen. Penelitian pengaruh kepemilikan institusional terhadap kebijakan dividen dilakukan Sanjaya (2009), Putri dan Nasir (2006), Dewi (2008), serta Bukhori (2008). Hasil penelitian ini menyatakan bahwa kepemilikan
6
November 2013
institusional memiliki pengaruh terhadap kebijakan dividen. Namun, bertentangan dengan penelitian Fadah dan Rian (2007), Darman (2008), Wiagustini (2009), dan Fauz (2007), menyatakan bahwa variabel kepemilikan institusional tidak memiliki pengaruh terhadap kebijakan dividen. Penelitian pengaruh profitabilitas terhadap kebijakan dividen dilakukan Fadah dan Rian (2007), Dewi (2008), Denis dan Osobov (2007), Arilaha (2009), Nuringsih (2005), Suharli (2007), serta Al-Yahyaee, Pham, dan Walter (2006). Hasil penelitian ini menyatakan bahwa variabel profitabilitas mempunyai pengaruh terhadap kebijakan dividen. Namun, bertentangan dengan penelitian Suwaldiman dan Aziz (2006) menyatakan bahwa variabel profitabilitas tidak mempunyai pengaruh terhadap kebijakan dividen. Penelitian pengaruh rasio hutang terhadap kebijakan dividen dilakukan Fadah dan Rian (2007), Kania dan Bacon (2005), Dewi (2008), Al-Yahyaee, Pham, dan Walter (2006), Pujiastuti (2008), Prihantoro (2003), dan Nuringsih (2005), menyatakan bahwa variabel rasio hutang memiliki pengaruh terhadap kebijakan dividen. Namun, bertentangan dengan penelitian Sanjaya (2009), Putri dan Nasir (2006), Bukhori (2008), dan Deitiana (2009), yang menyatakan bahwa rasio hutang tidak mempunyai pengaruh terhadap kebijakan dividen. Penelitian pengaruh ukuran perusahaan terhadap kebijakan dividen dilakukan Dewi (2008), Utami dan Inanga (2011), Nuringsih
ISSN: 1410 -9875
(2005), Arilaha (2009), Al-Yahyaee, Pham, dan Walter (2006), Gugler dan Yurtoglu (2007), Renneboog dan Szilagyi (2007), Kowalewski et al. (2007), serta Denis dan Osobov (2007), menyatakan bahwa variabel ukuran perusahaan memiliki pengaruh terhadap kebijakan dividen. Namun, bertentangan dengan penelitian Suwaldiman dan Aziz (2006) dan Sanjaya (2009), yang menyatakan bahwa variabel ukuran perusahaan tidak mempunyai pengaruh terhadap kebijakan dividen. Penelitian pengaruh earnings per share terhadap kebijakan dividen dilakukan Deitiana (2009), Binastuti dan Wibowo (2012), serta Kania dan Bacon (2005) mendukung penelitian Deitiana (2010), yang menyatakan bahwa variabel earnings per share memiliki pengaruh terhadap kebijakan dividen. Penelitian pengaruh risiko terhadap kebijakan dividen dilakukan Putri dan Nasir (2006), serta Chen dan Steiner (1999) dalam Bukhori (2008), yang menyatakan variabel risiko memiliki pengaruh terhadap kebijakan dividen. Namun, bertentangan dengan penelitian Bukhori (2008), yang menyatakan bahwa variabel risiko tidak memiliki pengaruh terhadap kebijakan dividen. Hipotesis alternatif yang akan diuji dalam penelitian ini berdasarkan pengaruh variabel independen terhadap kebijakan dividen, yaitu sebagai berikut: pengaruh Ha1: Terdapat kepemilikan manajerial terhadap kebijakan dividen
Santoso Chandra
Ha2:
Terdapat pengaruh kepemilikan institusional terhadap kebijakan dividen pengaruh Ha3: Terdapat profitabilitas terhadap kebijakan dividen Ha4: Terdapat pengaruh rasio hutang terhadap kebijakan dividen Ha5: Terdapat pengaruh ukuran perusahaan terhadap kebijakan dividen Ha6: Terdapat pengaruh earnings per share terhadap kebijakan dividen Ha7: Terdapat pengaruh risiko terhadap kebijakan dividen
METODA PENELITIAN Bentuk penelitian ini adalah penelitian kausalitas. Menurut Sugiyono (2012), penelitian kausalitas adalah suatu bentuk penelitian yang bersifat sebab akibat. Obyek dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2007-2010. Dengan menggunakan purposive sampling method maka jumlah sampel yang terpilih sebanyak 33 perusahaan. Kriteria perusahaan yang dijadikan sampel dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Perusahaan manufaktur yang tercatat di Bursa Efek Indonesia selama periode 2007 sampai dengan 2010. 2. Perusahaan yang membagikan dividen kas secara berturutberturut selama periode 2008 sampai dengan 2010. 3. Perusahaan yang memiliki laba bersih positif selama periode 2008 sampai dengan 2010.
7
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 6
4. Laporan keuangan yang disajikan dalam satuan Rupiah. 5. Laporan keuangan yang disajikan berakhir 31 Desember. 6. Perusahaan yang tidak memiliki harga penutupan saham yang sama secara berturut-turut selama satu tahun. Berikut ini adalah definisi operasional variabel dependen dan independen: a. Dividend Payout Ratio = Dividen per lembar/ Laba per lembar b. Kepemilikan Manajerial menggunakan dummy. D = 1 untuk perusahaan yang memiliki kepemilikan manajerial D = 0 untuk perusahaan yang tidak memiliki kepemilikan manajerial c. Kepemilikan Institusional = Jumlah saham yang dimiliki institusi/ Total saham perusahaan
November 2013
d. Profitabilitas = Laba setelah pajak/ Total aset e. Rasio Hutang = Total Hutang/ Total aset f. Ukuran Perusahaan = Log total aktiva g. Earnings per share = Net income/ Weighted Average of Ordinary Share Outstanding h. Risiko Returni,t = (Pt - Pt-1)/ Pt-1 Risiko = Standar deviasi returni,t Keterangan: : tingkat Returni,t pengembalian investasi pada tingkat bunga i dan waktu t Pt : harga penutupan saham pada bulan yang bersangkutan harga penutupan Pt-1 : saham bulan sebelumnya
HASIL PENELITIAN Tabel 1 Hasil Uji Hipotesis Coefficients(a) Standardiz ed Unstandardized Coefficient Model Coefficients s Std. Error Beta B 1 (Constant) -,465 ,456 Kpm. Mnjr. ,031 ,054 ,056 Kpm. ,395 ,152 ,255 Institusi Profitabilitas ,556 ,351 ,170 Rasio Hutang -,046 ,139 -,032 Ukuran Pers. ,047 ,037 ,123 EPS 5,278E-05 ,000 ,321 Resiko -,540 ,376 -,128 a Dependent Variable: DPR
8
t
Sig.
-1,018 ,583
,312 ,561
2,604
,011
1,581 -,330 1,289 3,249 -1,439
,118 ,742 ,201 ,002 ,154
ISSN: 1410 -9875
Variabel kepemilikan manajerial memiliki nilai signifikansi (0,561) lebih besar dari alpha (0,05) sehingga HA1 tidak dapat diterima. Hal ini menunjukkan variabel kepemilikan manajerial tidak memiliki pengaruh secara individual terhadap kebijakan dividen. Hal ini terjadi karena manajemen memiliki prosentase jumlah saham yang kecil, sehingga mereka tidak mempunyai hak suara dalam penetapan pembagian dividen. Variabel kepemilikan institusional memiliki nilai signifikansi (0,011) lebih kecil dari alpha (0,05) sehingga HA2 dapat diterima. Hal ini menunjukkan variabel kepemilikan institusional memiliki pengaruh positif secara individual terhadap kebijakan dividen. Apabila kepemilikan institusional meningkat maka penetapan pembagian dividen kepada para pemegang saham juga meningkat. Hal ini terjadi karena tingginya kepemilikan institusional maka pihak institusional akan melakukan upaya pengawasan yang besar pula dan akibatnya akan mengurangi biaya keagenan. Dengan demikian, pembagian dividen kepada para pemegang saham juga besar. Variabel profitabilitas memiliki nilai signifikansi (0,118) lebih besar dari alpha (0,05) sehingga HA3 tidak dapat diterima. Hal ini menunjukkan variabel profitabilitas tidak memiliki pengaruh secara individual terhadap kebijakan dividen. Di Indonesia diterapkan pajak berganda terhadap besarnya dividen yang bagikan, yaitu dikenakan pajak pendapatan atas
Santoso Chandra
laba yang dihasilkan perusahaan dan kemudian dikenakan kembali pajak penghasilan perorangan atas dividen tersebut yang dibagikan. Jadi, dengan adanya pembagian dividen yang besar maka tidak akan menggiurkan para pemegang saham karena mereka tidak dapat keuntungan pajak atas besarnya dividen yang diterima. Variabel rasio hutang memiliki nilai signifikansi (0,742) lebih besar dari alpha (0,05) sehingga HA4 tidak dapat diterima. Hal ini menunjukkan variabel rasio hutang tidak memiliki pengaruh secara individual terhadap kebijakan dividen. Hal ini terjadi karena perusahaan menetapkan pembagian dividen kepada para pemegang saham terlebih dahulu, kemudian baru melakukan pelunasan hutang, yaitu dengan menerbitkan saham atau obligasi baru. Dampaknya, besarnya hutang yang dilunasi tersebut tidak berpengaruh terhadap penetapan dividen. Variabel ukuran perusahaan memiliki nilai signifikansi (0,201) lebih besar dari alpha (0,05) sehingga HA5 tidak dapat diterima. Hal ini menunjukkan variabel ukuran perusahaan tidak memiliki pengaruh secara individual terhadap kebijakan dividen. Hal ini terjadi karena perusahaan yang berukuran besar yang mampu masuk ke pasar modal, belum tentu mendapatkan dana dan rasio pembagian dividen kepada para pemegang saham lebih besar, melainkan tujuan lain perusahaan mendapatkan dana yaitu untuk melunasi hutang dan investasi.
9
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 6
Variabel earnings per share memiliki nilai signifikansi (0,002) lebih kecil dari alpha (0,05) sehingga HA6 dapat diterima. Hal ini menunjukkan variabel earnings per share memiliki pengaruh positif secara individual terhadap kebijakan dividen. Earnings per share merupakan cerminan dari baiknya kinerja suatu perusahaan. Dengan adanya nilai earnings per share yang tinggi maka akan menarik minat para investor untuk menanamkan sahamnya di suatu perusahaan dan diharapkan pembagian dividen tentunya juga akan tinggi. Variabel risiko memiliki nilai signifikansi (0,154) lebih besar dari alpha (0,05) sehingga HA7 tidak dapat diterima. Hal ini menunjukkan variabel risiko tidak memiliki pengaruh secara individual terhadap kebijakan dividen. Risiko merupakan ketidakpastian atas pendapatan suatu perusahaan di masa yang akan datang. Besar kecilnya pembagian dividen kepada para pemegang saham merupakan discretionary policy. Jadi, faktor risiko bukan merupakan faktor penentu dalam pembayaran dividen.
PENUTUP Berdasarkan penelitian yang dilakukan, hasil uji F (uji model fit) menunjukkan bahwa data penelitian ini baik digunakan. Hasil uji t (uji pengaruh individual) menunjukkan bahwa variabel
November 2013
kepemilikan manajerial, profitabilitas, rasio hutang, ukuran perusahaan, dan risiko tidak memiliki pengaruh terhadap kebijakan dividen. Variabel kepemilikan institusional dan earnings per share memiliki pengaruh terhadap kebijakan dividen. Berikut ini keterbatasan dalam penelitian: 1. Obyek penelitian yang digunakan hanya mencakup perusahaan manufaktur sehingga total sampel yang didapat sedikit. 2. Periode penelitian yang digunakan hanya tiga tahun, yaitu dari tahun 2008 sampai dengan 2010. 3. Variabel independen dalam penelitian ini hanya terdapat tujuh variabel. Berdasarkan keterbatasan penelitian diatas, saran yang dapat disampaikan untuk penelitian selanjutnya sebagai berikut: 1. Obyek penelitian diperluas, yaitu dengan menambah perusahaan non keuangan agar mendapat jumlah sampel yang lebih banyak. 2. Jumlah periode penelitian diperluas, yaitu menjadi lima tahun agar mendapat hasil yang lebih akurat. 3. Menambah variabel independen yang dapat mempengaruhi kebijakan dividen, seperti corporate governance, kesempatan investasi, dan free cash flow.
REFERENSI Al-Yahyaee, K., T. Pham, dan T. Walter. 2006. Dividend Policy in The Absence of Taxes. Wales: University of New South Wales. http://www.centerforpbbefr.rutgers.edu/2007/Papers/025-
10
ISSN: 1410 -9875
Santoso Chandra
Dividend%20 Policy%20in%20the%20Absence.pdf (accessed March 10, 2012). Arilaha, M.A. 2009. Pengaruh Free Cash Flow, Profitabilitas, Likuiditas, dan Leverage Terhadap Kebijakan Dividen. Jurnal Keuangan dan Perbankan, Januari 2009, Vol. 13, No. 1. Arilaha, M.A. 2009. Corporate Governance dan Karakteristik Perusahaan Terhadap Kebijakan Dividen. Jurnal Keuangan dan Perbankan, September 2009, Vol. 13, No. 3. Binastuti, S. Dan T.E. Wibowo. 2012. Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Tercatat di Bursa Efek Indonesia). Universitas Gunadarma. http://taqdire.files.wordpress.com/2012/04/jurnal.pdf (accessed April 19, 2013). Bukhori, I. 2008. Pengaruh Kepemilikan Saham Institusional, Kesempatan Bertumbuh, Kebijakan Hutang, Profit dan Tingkat Resiko Terhadap Kebijakan Dividen. Jurnal Manajemen dan Bisnis, Juli 2008, Vol. 16, No. 2. Deitiana, T. 2009. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Pembayaran Dividen Kas. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, April 2009, Vol. 11, No. 1. Jakarta Barat: Trisakti School of Management. http://www.stietrisakti.ac.id/jba/JBA11.1April2009/4_artikel_jba11. 1April2009.pdf (accessed March 10, 2012). Dewi, S.C. 2008. Pengaruh Kepemilikan Managerial, Kepemilikan Institusional, Kebijakan Hutang, Profitabilitas dan Ukuran Perusahaan Terhadap Kebijakan Dividen. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, April 2008, Vol. 10, No. 1. Jakarta Barat: Trisakti School of Management. http://www.stietrisakti.ac.id/jba/JBA10.1April2008/5_Artikel_JBA10 .1April2008.pdf (accessed March 10, 2012). Fadah, I. dan D. Rian. 2007. Analisis Faktor-Faktor Penentu Kebijakan Dividen. Jurnal Bisnis dan Manajemen, April 2007, Vol. 1, No. 1. Fauz, A. 2007. Pengaruh Aliran Kas Bebas, Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Kebijakan Utang dan Collateral Asset Terhadap Kebijakan Dividen. Jurnal Ekonomi dan Manajemen, Juni 2007, Vol. 8, No. 2. Ghozali, I. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS 19. Edisi Kelima. Badan Penelitian Universitas Diponegoro. Gitman, L.J. 2008. Principles of Managerial Finance. Twelfth Edition. Boston: Pearson Education. Hair, J.F., W.C. Black, B.J. Babin, dan R.E. Anderson. 2010. Multivariate Data Analysis. Seventh Edition. New Jersey: Pearson Education. Hatta, A.J. 2002. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen: Investigasi Pengaruh Teori Stakeholder. Jurnal Akuntansi dan Auditing Indonesia, Desember 2002, Vol. 6, No. 2. Yogyakarta: Universitas Proklamasi Yogyakarta. http://journal.uii.ac.id/index.php/JAAI/article/viewFile/853/781%25 20rel%3D'nofollow' (accessed March 10, 2012). Kieso, D.E., J.J. Weygandt, dan T.D. Warfield. 2011. Intermediate Accounting. Volume 2.
11
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 6
November 2013
Nuringsih, K. 2005. Analisis Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kebijakan Utang, ROA dan Ukuran Perusahaan Terhadap Kebijakan Dividen (Studi 1995-1996). Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, JuliDesember 2005, Vol. 2, No. 2. Pujiastuti, T. 2008. Agency Cost Terhadap Kebijakan Dividen pada Perusahaan Manufaktur dan Jasa yang Go Public di Indonesia. Jurnal Keuangan dan Perbankan, Mei 2008, Vol. 12, No. 2. Reilly, F.K. dan K. Brown. 2009. Analysis of Investments and Management of Portfolios. Ninth Edition. South Wetern. Sanjaya, I.P.B. 2009. Analisis Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen pada Perusahaan Publik di Indonesia. Jurnal Kajian Akuntansi, Juni 2009, Vol. 4, No. 1. Santosa, P.B. dan M. Hamdani. 2009. Statistika Deskriptif dalam Bidang Ekonomi dan Niaga. Jakarta: Erlangga. Sugiyono, 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D. Bandung: Alfabeta. Suharli, M. 2007. Pengaruh Profitability dan Investment Opportunity Set Terhadap Kebijakan Dividen Tunai dengan Likuiditas sebagai Variabel Penguat (Studi pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta Periode 2002-2003). Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Mei 2007, Vol. 9, No. 1. Jakarta: Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya. http://cpanel.petra.ac.id/ejournal/index.php/aku/article/viewFile/ 16811/16794 (accessed March 10, 2012). Suwaldiman dan A. Aziz. 2006. Pengaruh Insider Ownership dan Risiko Pasar Terhadap Kebijakan Dividen. Jurnal Kajian Bisnis dan Manajemen, Januari 2006, Vol. 8, No. 1.
12
JURNAL BISNIS DAN AKUNTANSI Vol. 15, No. 1a, Is. 6, November 2013, Hlm. 13-26
ISSN: 1410 - 9875 http: //www.tsm.ac.id/JBA
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA REGI MUZIO PONZIANI STIE Trisakti
[email protected] Abstract: The purpose of this research is to analyze the influence of free cash flow, profitability, liquidity, leverage, growth, and firm size toward dividend policy. The population in this research is all manufacturing companies listed in Indonesia Stock Exchange from 2008 until 2010. Data was selected by purposive sampling method and criteria used are 30 manufacturing companies. This research using multiple linear regression as the analysis method. The result of this research shows that profitability has significant influence toward dividend policy. While free cash flow, liquidity, leverage, growth, and firm size had no influence toward dividend policy. Keywords: Dividend Policy, Free Cash Flow, Profitability, Liquidity, Leverage, Growth, Firm Size Abstrak: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh arus kas bebas, profitabilitas, likuiditas, leverage, pertumbuhan, dan ukuran perusahaan terhadap kebijakan dividen. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2008 hingga 2010. Data yang dipilih dengan metode purposive sampling dan kriteria yang digunakan, adalah 30 perusahaan manufaktur. Penelitian ini menggunakan regresi linier berganda sebagai metode analisis. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen. Sementara arus kas bebas, likuiditas, leverage, pertumbuhan, dan ukuran perusahaan tidak memiliki pengaruh terhadap kebijakan dividen. Kata kunci: Kebijakan Dividen, Arus Kas Bebas, Profitabilitas, Likuiditas, Leverage, Pertumbuhan, Ukuran Perusahaan
PENDAHULUAN
perusahaan membutuhkan pendanaan yang cukup banyak. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mendapatkan sumber pendanaan lain adalah
Memasuki era globalisasi, persaingan di dunia usaha semakin ketat. Dalam pengembangan usaha,
13
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 6
bekerja sama dengan investor dengan menerbitkan saham. Para investor memiliki tujuan menanamkan modalnya pada suatu perusahaan untuk mendapatkan return berupa dividen. Kebijakan dividen menentukan penempatan laba yang dihasilkan perusahaan, yaitu antara menempatkan laba kepada para pemegang saham dalam bentuk dividen atau laba tersebut ditahan untuk membiayai investasi perusahaan. Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian Arilaha (2009). Penelitian sebelumnya menggunakan empat variabel independen yaitu free cash flow, profitabilitas, likuiditas, dan leverage. Pengembangan penelitian ini menggunakan dua variabel tambahan yaitu growth dan ukuran perusahaan. Periode penelitian sebelumnya adalah 2004-2007. Periode penelitian ini dari tahun 2008-2010. Penelitian ini disusun dengan urutan penulisan sebagai berikut. Pertama pendahuluan menjelaskan latar belakang penelitian dan sistematika penulisan. Kedua terdiri dari rerangka teoritis sebagai landasan teori, penelitian terdahulu yang relevan dengan masalah penelitian, model penelitian yang mengungkapkan hubungan antar variabel, dan pengembangan hipotesis terhadap permasalahan yang diteliti. Ketiga, metoda pemilihan sampel dan definisi operasional variabel dalam penelitian. Keempat, menguraikan tentang analisis dan pembahasan serta hasil pengujian hipotesis. Kelima, berisikan tentang simpulan, keterbatasan, dan rekomendasi.
14
November 2013
RERANGKA TEORITIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Agency Theory Teori ini dikemukakan oleh Jensen dan Meckling (1976, 5) yang berpendapat bahwa agency relationship merupakan sebuah ikatan kerja dimana satu orang atau lebih sebagai pemilik dari suatu entitas (principal) menunjuk pihak lain (agent) untuk bertindak atas nama pemilik. Ketika kedua belah pihak antara principal dan agent hanya mementingkan kepentingannya sendiri, maka ada alasan kuat bahwa agent tidak akan selalu bertindak sesuai dengan kepentingan principal. Menurut Tarjo dan Hartono (2003) dalam Dewi (2008), Agency theory menjelaskan bahwa kepentingan manajemen dan kepentingan pemilik modal sering kali bertentangan sehingga dapat terjadi konflik diantaranya. Bird in the Hand Theory Menurut Gordon (1962) dalam Suharli (2007, 11), bird in the hand theory menyebutkan bahwa memperoleh dividen (a bird in the hand) lebih baik daripada saldo laba (a bird in the bush) karena pada akhirnya saldo laba tersebut mungkin tidak akan pernah berubah menjadi dividen di masa depan (it can fly away). Hal ini mengakibatkan para pemilik modal lebih memilih untuk mendapatkan dividen dari pada memperoleh capital gain. Signaling Theory Menurut Wirjolukito et al. (2003) dalam Suharli (2006, 246), pihak manajemen akan membayarkan dividen untuk
ISSN: 1410 -9875
memberikan sinyal mengenai keberhasilan perusahaan dalam menghasilkan laba. Menurut Wahyudi dan Baidori (2008, 474), pembagian dividen yang relatif besar oleh perusahaan akan dianggap investor sebagai sinyal positif terhadap perkembangan perusahaan di masa yang akan datang. Penghentian atau pengurangan dividen akan dianggap sinyal negatif oleh investor terhadap perkembangan perusahaan di masa yang akan datang. Kebijakan Dividen Menurut Ramadhan (2011, 83), kebijakan dividen adalah kebijakan yang berkaitan dengan pembayaran dividen oleh pihak perusahaan. Kebijakan dividen menentukan besarnya dividen yang akan dibayarkan kepada pemilik modal dan besarnya saldo laba ditahan untuk kepentingan perusahaan. Dengan demikian, kebijakan dividen merupakan penggunaan laba perusahaan yang disisihkan untuk dijadikan dividen dan dibagikan kepada pemilik modal dan laba ditahan untuk membiayai kepentingan perusahaan. Free Cash Flow dan Kebijakan Dividen Ross et al. (2000) dalam Rosdini (2009, 2) mendefinisikan free cash flow sebagai kas perusahaan yang dapat didistribusi kepada kreditur atau pemilik modal yang tidak digunakan untuk modal kerja atau investasi pada aset tetap. Menurut Arilaha (2009, 79), pembayaran dividen merupakan arus kas keluar. Semakin kuat posisi kas perusahaan maka semakin besar
Regi Muzio Ponziani
kemampuan perusahaan untuk melakukan pembayaran dividen kepada pemilik modal. Rosdini (2009) menyimpulkan bahwa pengaruh free cash flow terhadap kebijakan dividen adalah signifikan positif. Utami dan Inanga (2011) berpendapat bahwa pengaruh free cash flow terhadap kebijakan dividen adalah signifikan negatif. Berbeda dengan Arilaha (2009), menyimpulkan bahwa free cash flow tidak berpengaruh terhadap kebijakan dividen. Hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut: Ha1: Free cash flow mempunyai pengaruh terhadap kebijakan dividen. Profitabilitas dan Kebijakan Dividen Menurut Darminto (2008, 91), profitabilitas mempengaruhi kebijakan dividen dikarenakan profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dan dividen akan dibagi apabila perusahaan tersebut memperoleh laba. Darminto (2008) menyimpulkan bahwa profitabilitas perusahaan berpengaruh signifikan positif terhadap kebijakan dividen. Dewi (2008) menyimpulkan bahwa profitabilitas bernilai signifikan negatif. Selain itu Ramadhan (2011) menyatakan profitabilitas tidak berpengaruh terhadap kebijakan dividen. Hipotesis yang diajukan adalah: Ha2: Profitabilitas mempunyai pengaruh terhadap kebijakan dividen. Likuiditas dan Kebijakan Dividen Menurut Arilaha (2009, 80), likuiditas menunjukan kemampuan perusahaan mendanai operasional dalam melunasi kewajiban jangka
15
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 6
pendeknya. Likuiditas akan sangat berpengaruh terhadap besar kecilnya dividen yang akan dibayarkan kepada pemilik modal, sehingga semakin kuat posisi likuiditas perusahaan terhadap kebutuhan dana di masa yang akan mendatang, semakin tinggi pula dividen tunai yang akan dibayarkan. Menurut Wahyudi dan Baidori (2008), likuiditas berpengaruh signifikan positif terhadap kebijakan dividen. Bertolak belakang dengan penelitian Arilaha (2009) yang menyimpulkan bahwa likuiditas tidak berpengaruh terhadap kebijakan dividen. Hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut: mempunyai Ha3: Likuiditas pengaruh terhadap kebijakan dividen. Leverage dan Kebijakan Dividen Menurut Rozeff (1982) dalam Suharli (2006, 247) menyatakan bahwa perusahaan yang memiliki leverage operasi yang tinggi maka akan memberikan dividen yang rendah dengan maksud untuk mengurangi ketergantungan akan pendanaan secara eksternal. Permodalan yang lebih tinggi dimiliki oleh hutang, menyebabkan manajemen perusahaan akan melakukan pelunasan kewajiban terlebih dahulu sebelum membagikan dividen kepada pemilik modal. Utami dan Inanga (2011) menyimpulkan bahwa leverage berpengaruh signifikan positif terhadap kebijakan dividen. Hasil penelitian Dewi (2008) menyimpulkan bahwa leverage berpengaruh negatif terhadap kebijakan dividen. Berbeda dengan Sulistiyowati et al. (2010) yang menyimpulkan bahwa leverage
16
November 2013
tidak berpengaruh terhadap kebijakan dividen. Hipotesis yang diajukan adalah: Ha4: Leverage mempunyai pengaruh terhadap kebijakan dividen. Growth dan Kebijakan Dividen Tampubolon (2005) dalam Sulistiyowati et al. (2010, 6) menyatakan bahwa tingkat pertumbuhan perusahaan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen. Semakin cepatnya pertumbuhan suatu perusahaan, maka akan semakin besar kebutuhan dana untuk perluasan perusahaan. Semakin besar biaya yang digunakan untuk pertumbuhan perusahaan, perusahaan akan menahan labanya sebagai laba ditahan daripada membagikan labanya sebagai dividen kepada pemilik modal. Menurut Rahman (2010), growth berpengaruh signifikan negatif terhadap kebijakan dividen. Berbeda dengan Sulistiyowati et al. (2010), yang menyimpulkan bahwa growth tidak berpengaruh terhadap kebijakan dividen. Hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut: Ha5: Growth mempunyai pengaruh terhadap kebijakan dividen. Ukuran Perusahaan dan Kebijakan Dividen Menurut Vogt (1994) dalam Hatta (2002, 8), besarnya perusahaan memainkan peranan dalam menjelaskan rasio pembayaran dividen dalam perusahaan. Perusahaan yang besar memiliki akses yang lebih mudah ke pasar modal untuk mendapatkan modal yang lebih besar. Hal
ISSN: 1410 -9875
Regi Muzio Ponziani
tersebut akan mengurangi ketergantungan mereka pada pendanaan internal, sehingga perusahaan akan memberikan rasio pembayaran dividen yang tinggi. Dewi (2008) menyimpulkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh signifikan positif terhadap kebijakan dividen. Berbeda dengan
hasil penelitian Ramadhan (2011) yang menyimpulkan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap kebijakan dividen. Hipotesis yang diajukan adalah: Ha6: Ukuran perusahaan mempunyai pengaruh terhadap kebijakan dividen.
Model Penelitian Free Cash Flow Profitabilitas Likuiditas Kebijakan Dividen Leverage Growth Ukuran Perusahaan Gambar 1 Model Penelitian METODA PENELITIAN Pemilihan Sampel dan Pengumpulan Data Obyek penelitian dalam penelitian ini adalah semua perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2008-2010. Data dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari media perantara. Pemilihan sampel dilakukan dengan purposive sampling method. Kriteria pemilihan sampel yaitu seluruh perusahaan manufaktur yang secara konsisten terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2008-2010, menerbitkan laporan keuangan yang berakhir pada 31 Desember,
memiliki laba, menggunakan mata uang rupiah, memiliki aliran kas positif, dan membagikan dividen secara berturut-turut. Berdasarkan kriteria pemilihan sampel, data yang diteliti adalah sebanyak 90 observasi. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Variabel Dependen Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen. Pengukuran yang dipakai dalam penelitian ini adalah menggunakan pengukuran skala rasio dirumuskan dengan dividend payout ratio, yang merupakan perbandingan antara
17
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 6
dividend per share dengan earnings per share (Arilaha 2009).
Dividend Payout Ratio
=
Dividend Per Share Earnings Per Share
Variabel Independen Free cash flow merupakan kelebihan kas yang diperlukan untuk mendanai semua proyek yang memiliki net present value positif. Free cash flow dihitung dengan mengurangi aliran kas operasi perusahaan dengan pengeluaran modal dan modal kerja bersih (Arilaha 2009, 82). Free cash flow dihitung dengan rumus sebagai berikut: FCFit = AKOit – PMit – NWCit Keterangan: FCFit : Free cash flow perusahaan i pada tahun t AKOit : Aliran kas operasi perusahaan i pada tahun t : Pengeluaran modal PMit perusahaan i pada tahun t NWCit : Modal kerja bersih perusahaan i pada tahun t Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan memperoleh keuntungan yang dihasilkan dari total penjualan perusahaan aktiva maupun modal. Skala pengukuran yang digunakan untuk menghitung profitabilitas adalah skala rasio. Dihitung dengan menggunakan return on assets yaitu hasil perbandingan earnings after tax dengan total assets (Ramadhan 2011).
Return on Assets
18
=
Earnings After Tax Total Assets
November 2013
Likuiditas perusahaan menunjukkan kemampuan perusahaan mendanai operasional perusahaan dan melunasi kewajiban jangka pendeknya. Dihitung dengan menggunakan current ratio (Arilaha 2009, 82).
Current Ratio
=
Current Assets Current Liabilities
Leverage merupakan rasio yang menghitung seberapa besar dana yang disediakan oleh kreditur, dan juga sebagai rasio yang membandingkan total hutang terhadap keseluruhan aktiva suatu perusahaan. Dihitung dengan menggunakan debt to equity ratio (Sulistiyowati et al. 2010).
Debt to Equity Ratio
=
Longterm Debt Total Equity
Growth (tingkat pertumbuhan) perusahaan merupakan peningkatan pertumbuhan perusahaan yang dalam perkembangannya mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Tingkat pertumbuhan perusahaan dapat dihitung dengan menggunakan total asset growth (Sulistiyowati et al. 2010). Asset t - Asset t-1 Total Asset Growth = Asset t-1 Keterangan: Asset t : Aset pada tahun sekarang Asset t-1 : Aset pada tahun sebelumnya Ukuran perusahaan yaitu jumlah keseluruhan kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan yang mempunyai nilai dan dapat diukur. Variabel ini diberi simbol SIZE dan
ISSN: 1410 -9875
Regi Muzio Ponziani
diukur dari natural logaritma total assets (Ramadhan 2011). SIZE
=
Ln Total Assets
HASIL PENELITIAN Statistik Deskriptif Statistik deskriptif bertujuan untuk memberikan gambaran atau deskriptif suatu variabel yang akan diuji. Uji satistik deskriptif untuk mengetahui karakteristik suatu data yang dilihat dari mean, standar deviasi, maksimum, dan minimum. Hasil uji statistik deskriptif dapat dilihat pada Tabel 1. Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan dengan One-Sample KolmogorovSmirnov Test. Hasil uji normalitas pada Tabel 2 menunjukkan bahwa nilai signifikansi sebesar 0,323. Hasil signifikansi tersebut lebih besar dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa residual data terdistribusi secara normal. Uji Multikolinearitas Hasil uji multikolinearitas pada Tabel 3 menunjukkan bahwa semua variabel independen yang diujikan memiliki nilai Tolerance lebih besar dari 0,1 dan mempunyai nilai VIF lebih kecil dari 10. Hasil pengujian tersebut dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak terjadi masalah multikolinearitas. Uji Heteroskedastisitas Pengujian heteroskedastisitas dilakukan dengan meregresi nilai absolute residual terhadap variabel independennya. Hasil uji
heteroskedastisitas pada Tabel 4 menunjukan bahwa variabel profitabilitas memiliki nilai signifikansi sebesar 0,027 lebih kecil dari 0,05 yang berarti variabel profitabilitas terjadi masalah heteroskedastisitas. Hal tersebut juga terjadi pada variabel ukuran perusahaan yang memiliki nilai signifikansi sebesar 0,009 lebih kecil dari 0,05 yang berarti variabel ukuran perusahaan terjadi masalah heteroskedastisitas. Uji Autokorelasi Pengujian autokorelasi dilakukan dengan menggunakan uji Breusch-Godfrey yaitu dengan melakukan perbandingan nilai res_2 terhadap nilai res_1. Hasil uji autokorelasi pada Tabel 5 menunjukkan bahwa nilai sig. res_2 memiliki nilai 0,036 lebih kecil dari nilai signifikansi 0,05. Hal ini menyimpulkan bahwa model regresi terdapat masalah autokorelasi. Analisa Koefisien Korelasi (R) Hasil analisa koefisien korelasi pada Tabel 6 menunjukkan nilai R pada model regresi sebesar 0,501. Nilai koefisien korelasi berada pada 0,5-0,7. Hal ini menunjukkan bahwa variabel free cash flow, profitabilitas, likuiditas, leverage, growth, dan ukuran perusahaan terhadap variabel kebijakan dividen mempunyai hubungan yang kuat. Analisa Koefisien Determinasi (Adjusted R Square) Hasil analisa koefisien determinasi pada Tabel 7 yang ditunjukkan oleh angka Adjusted RSquare adalah 0,196. Hal tersebut menyimpulkan bahwa 19,6% variasi variabel kebijakan dividen dapat
19
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 6
dijelaskan oleh variasi variabel free cash flow, profitabilitas, likuiditas, leverage, growth, dan ukuran perusahaan, sedangkan sisanya sebesar 80,4% dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak dimasukkan ke dalam penelitian.
Hasil uji F pada Tabel 8 menunjukkan bahwa nilai signifikansi sebesar 0,000. Nilai signifikansi sebesar 0,000 lebih kecil dari signifikansi 0,05. Hal ini menyimpulkan bahwa model regresi fit dan data yang digunakan sesuai dengan model penelitian.
memiliki pengaruh terhadap kebijakan dividen. Variabel growth (GROW) memiliki nilai signifikansi 0,592 lebih besar dari 0,05 yang berarti Ha5 tidak dapat diterima. Hal ini menunjukkan bahwa growth tidak memiliki pengaruh terhadap kebijakan dividen. Variabel ukuran perusahaan (SIZE) memiliki nilai signifikansi 0,730 lebih besar dari 0,05 yang berarti Ha6 tidak dapat diterima. Hal ini menunjukkan bahwa ukuran perusahaan tidak memiliki pengaruh terhadap kebijakan dividen.
Uji t
PENUTUP
Uji F
Hasil uji t pada Tabel 9 menunjukkan nilai signifikansi variabel free cash flow (FCF) sebesar 0,397 lebih besar dari 0,05 yang berarti Ha1 tidak dapat diterima. Hal ini menunjukkan bahwa free cash flow tidak memiliki pengaruh terhadap kebijakan dividen. Variabel profitabilitas (PROF) memiliki nilai signifikansi sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05 dan memiliki koefisien positif yang berarti Ha2 dapat diterima. Hal ini menunjukkan bahwa profitabilitas memiliki pengaruh signifikan positif terhadap kebijakan dividen. Variabel likuiditas (LIQ) memiliki nilai signifikansi 0,651 lebih besar dari 0,05 yang berarti Ha3 tidak dapat diterima. Hal ini menunjukkan bahwa likuiditas tidak memiliki pengaruh terhadap kebijakan dividen. Variabel leverage (LEV) memiliki nilai signifikansi 0,757 lebih besar dari 0,05 yang berarti Ha4 tidak dapat diterima. Hal ini menunjukkan bahwa leverage tidak
20
November 2013
Simpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah diuraikan, dapat disimpulkan bahwa free cash flow, likuditas, leverage, growth, dan ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap kebijakan dividen. Sedangkan, profitabilitas berpengaruh signifikan positif terhadap kebijakan dividen. Keterbatasan Penelitian ini hanya menggunakan periode penelitian yang relatif pendek yaitu 3 tahun. Objek penelitian hanya terbatas pada perusahaan manufaktur saja sehingga sulit untuk digeneralisasi. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini terbatas hanya 6 variabel saja. Penelitian ini terdapat masalah asumsi klasik yaitu masalah autokorelasi yang biasa terjadi pada data time series. Penelitian ini juga terjadi masalah
ISSN: 1410 -9875
heteroskedastisitas yang biasanya terjadi pada data cross sectional. Rekomendasi Menambah objek penelitian sehingga tidak terbatas pada perusahaan manufaktur saja. Menambahkan variabel lain yang bisa menjelaskan lebih banyak lagi kebijakan dividen seperti
Regi Muzio Ponziani
Kepemilikan Manajerial, Cash Position, Good Corporate Governance. Memperpanjang periode penelitian lebih lama seperti 5 tahun periode penelitian dan menambahkan jumlah variabel lebih banyak lagi sehingga penelitian selanjutnya terhindar dari masalah autokorelasi dan heteroskedastisitas.
DAFTAR REFERENSI Arilaha, Muhammad Asril. 2009. Pengaruh Free Cash Flow, Profitabilitans, Likuiditas, dan Leverage terhadap Kebijakan Dividen. Jurnal Keuangan dan Perbankan, Vol.13, No.1. hal: 78-87. Arilaha, Muhammad Asril. 2009. Corporate Governance dan Karakteristik Perusahaan terhadap Kebijakan Dividen. Jurnal Keuangan dan Perbankan Vol.13, No.3. hal: 386-394. Budiyanti, Maria Susilowati. 2010. Pengaruh Investasi, Kepemilikan Manajerial, dan Leverage Operasi terhadap Hubungan Interdependensi antara Kebijakan Dividen dengan Kebijakan Leverage Keuangan. JAM, Vol.21, No.1. hal: 17-29. Darminto. 2008. Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, Struktur Modal dan Struktur Kepemilikan Saham terhadap Kebijakan Dividen. Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial, Vol.20, No.2. hal: 87-97. Dewi, Sisca Christianty. 2008. Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Kebijakan Hutang, Profitabilitas dan Ukuran Perusahaan terhadap Kebijakan Dividen. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol.10, No.1. hal: 47-58. Fauz, Achmad dan Rosidi. 2007. Pengaruh Aliran Kas Bebas, Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Kebijakan Utang dan Collateral Asset terhadap Kebijakan Dividen. Jurnal Ekonomi dan Manajemen, Vol.8, No.2. hal: 259-267. Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS Edisi Lima. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Hadianto, Bram dan Herlina. 2010. Prediksi Arus Kas Bebas, Kebijakan Hutang, dan Profitabilitas terhadap Kemungkinan Dibayarkannya Dividen. Jurnal Manajemen Bisnis, Vol.3, No.1. hal: 53-74.
21
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 6
November 2013
Hair, Joseph F., William C. Black, Barry J. Babin dan Rolph E. Anderson. 2010. Multivariate Data Analysis: A Global Perspective. Seventh Edition. New Jersey: Pearson Education. Handayani, Dwi R. dan Bambang Hadinugroho. 2009. Analisis Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kebijakan Hutang, ROA, Ukuran Perusahaan terhadap Kebijakan Dividen. Fokus Manajerial, Vol.7, No.1. hal: 64-71. Hatta, Atika Jauhari. 2002. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen: Investigasi Pengaruh Teori Stakeholder. JAAI, Vol.6, No.2. hal: 1-22. Jensen, Michael C. dan W.H. Meckling. (1976). Theory of the firm: Managerial Behavior, Agency Cost and Ownership Structure. Journal of Financial Economics, Vol.3, No.4. pp: 306-360. Jensen, Michael C. 1986. Agency Cost of Free Cash Flow, Corporate Finance, and Takeovers. American Economic Review, Vol.76, No.2. pp: 323-329. Keown, Arthur J., John D. Martin, J. William Petty dan David F. Scott, Jr. 2002. Financial Management: Principles and Applications. Tenth Edition. New Jersey: Pearson Education. Marpaung, Elyzabet Indrawati dan Bram Hadianto. 2009. Pengaruh Profitabilitas dan Kesempatan Investasi terhadap Kebijakan Dividen: Studi Empirik pada Emiten Pembentuk Indeks LQ45 di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Akuntansi, Vol.1, No.1. hal: 70-84. Nuringsih, Kartika. 2005. Analisis Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kebijakan Hutang, ROA, dan Ukuran Perusahaan terhadap Kebijakan Dividen Studi: 1995-1996. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Vol.2, No.2. hal: 103-123. Rahman, Sulaeman. 2010. Pengaruh Struktur Kepemilikan, Pertumbuhan Perusahaan, Volatilitas Pendapatan, dan Ukuran Perusahaan terhadap Kebijakan Dividen, Struktur Modal, dan Kinerja Emiten Terbaik. Jurnal Manajemen, No.1. hal: 1-15. Ramadhan, Syahril. 2011. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Aktiva, Vol.4, No.6. hal: 80-100. Rosdini, Dini. 2009. Pengaruh Free Cash Flow terhadap Dividend Payout Ratio. Research Days Faculty of Economics Padjajaran University. Bandung. hal: 1-9. Santoso, Singgih. 2012. Aplikasi SPSS pada Statistik Parametrik. Edisi 1. Jakarta: PT Elex Media Komputindo Kompas Gramedia. Sartono, R. Agus. 2000. Manajemen Keuangan. Edisi 3. Yogyakarta: BPFE.
22
ISSN: 1410 -9875
Regi Muzio Ponziani
Sekaran, Uma dan Roger Bougie. 2010. Research Methods for Business: A Skill Building Approach. Fifth Edition. Haddington: Scotprint. Suharli, Michell. 2006. Studi Empiris Mengenai Profitabilitas, Leverage, dan Harga Saham terhadap Jumlah Dividen Tunai. Jurnal MAKSI, Vol.6, No.2. hal: 243-256. Suharli, Michell. 2007. Pengaruh Profitability dan Investment Opportunity Set terhadap Kebijakan Dividen Tunai dengan Likuiditas sebagai Variabel Penguat. Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol.9, No.1. hal: 9-17. Sulistiyowati, Indah, Ratna Anggraini, dan Tri Hesti Utaminingtyas. 2010. Pengaruh Profitabilitas, Leverage, dan Growth terhadap Kebijakan Dividen dengan Good Corporate Governance sebagai Variabel Intervening. Simposium Nasional Akuntansi XIII. Purwokerto. hal: 1-23. Utami, Siti Rahmi dan Eno. L. Inanga. 2011. Agency Cost of Free Cash Flow, Dividend Policy, and Leverage of Firms in Indonesia. European Journal of Economics, Finance and Administrative Science. pp: 7-24. Uyara, Ali Sani dan Askam Tuasikal. 2003. Moderasi Aliran Kas Bebas terhadap Hubungan Rasio Pembayaran Dividen dan Pengeluaran Modal dengan Earning Response Coefficients. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol.6, No.2. hal: 186-198. Wahyudi, Eko dan Baidori. 2008. Pengaruh Insider Ownership, Collaterazible Assets, Growth In Net Assets, dan Likuiditas terhadap Kebijakan Dividen pada Perusahaan Manufaktur yang Listing di Bursa Efek Indonesia Periode 2002-2006. Jurnal Aplikasi Manajemen, Vol.6. No.3. hal: 474-482. Wijaya, Lihan Rini Puspo, Bandi, Anas Wibawa. 2010. Pengaruh Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan, dan Kebijakan Dividen terhadap Nilai Perusahaan. Simposium Nasional Akuntansi XIII. Purwokerto. hal: 1-21. www.idx.co.id Daftar Tabel:
Variabel DPR FCF PROF LIQ LEV GROW SIZE Valid N
N 90 90 90 90 90 90 90 90
Tabel 1 Statistik Deskriptif Maximum Minimum 0,0624 -1,6883E13 0,0089 0,6589 0,0197 -0,1932 24,8502
1,4217 3,0213E12 0,4116 10,6845 7,6641 0,5440 32,3571
Mean
0,498637 -1,136306E12 0,150702 3,151767 0,329150 0,122178 28,302652
Std. Deviation 0,3101978 2,847175E12 0,0968157 2,2353329 0,8790971 0,1128876 1,6625166
23
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 6
November 2013
Tabel 2 Hasil Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test res_1 N Asymp. Sig. (2-tailed)
90 0,323
Tabel 3 Hasil Uji Multikolinearitas Collinearity Statistic Variabel Tolerance VIF Free Cash Flow 0,593 1,686 Profitabilitas 0,834 1,199 Likuiditas 0,740 1,352 Leverage 0,813 1,230 Growth 0,888 1,127 Ukuran Perusahaan 0,490 2,040 Dependent Variable: DPR
Tabel 4 Hasil Uji Heteroskedastisitas Sig. Keterangan 0,853 Tidak terjadi heteroskedastisitas 0,027 Terjadi heteroskedastisitas 0,530 Tidak terjadi heteroskedastisitas 0,538 Tidak terjadi heteroskedastisitas 0,452 Tidak terjadi heteroskedastisitas 0,009 Terjadi heteroskedastisitas
Variabel Free Cash Flow Profitabilitas Likuiditas Leverage Growth Ukuran Perusahaan Dependent Variable: ares_1
Tabel 5 Hasil Uji Autokorelasi Model 1
Sig. 0,036
Dependent Variable: res_1
Tabel 6 Hasil Analisa Koefisien Korelasi Model 1
24
R 0,501
ISSN: 1410 -9875
Regi Muzio Ponziani
Tabel 7 Hasil Analisa Koefisien Determinasi Adjusted R Square Model 1 0,196 Tabel 8 Hasil Uji F Model 1
Sig. 0,000 Tabel 9 Hasil Uji t
Variabel Konstanta FCF PROF LIQ LEV GROW SIZE
B 0,80 1,144E-14 1,505 -0,007 -0,012 -0,149 0,009
Sig. 0,911 0,397 0,000 0,651 0,757 0,592 0,730
Keterangan Tidak Signifikan Signifikan Tidak Signifikan Tidak Signifikan Tidak Signifikan Tidak Signifikan
Dependent Variable: DPR
25
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 6
Halaman ini sengaja dikosongkan
26
November 2013
JURNAL BISNIS DAN AKUNTANSI Vol. 15, No. 1a, Is. 6, November 2013, Hlm. 27-38
ISSN: 1410 - 9875 http: //www.tsm.ac.id/JBA
THE INFLUENCE OF CURRENT RATIO, WORKING CAPITAL TO TOTAL ASSET, ASSET STRUCTURE, RETURN ON INVESTMENT, NET PROFIT MARGIN, AND DEBT RATIO TO AFFECT FINANCIAL DISTRESS MARIS AGUNG T STIE TRISAKTI
[email protected] ABSTRACT This research analyzes the influence of financial ratios to affect financial distress condition of a company. Independent variables used in this study are current ratio, working capital to total asset, asset structure, return on investment, net profit margin, and debt ratio. The population in this research are real estate and properties company in Indonesia Stock Exchange with research period 2006 – 2011. The sampling technique used in this research is purposive sampling. Method of data analysis used in this study is binary logistic regression method. The results of this study shows that return on investment has a relationship to affect financial distress condition of a company. On the other hand, current ratio, working capital to total asset, asset structure, net profit margin and debt ratio have no affect to the financial distress condition of a company.
Keywords: Current Ratio, Working Capital to Total Asset, Asset Structure, Return on Investment, Net Profit Margin, Debt Ratio, Financial Distress Abstrak: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji dan menganalisis pengaruh Current Ratio, Working Capital to Total Asset, Asset Structure, Return on Investment, Net Profit Margin, Debt Ratio, Financial Distress Penelitian ini juga bermaksud untuk membandingkan hasil penelitian yang didapatkan dengan penelitian sebelumnya. Sampel penelitian ini adalah perusahaan properti yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2006-2011. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling, dianalisis dengan binary logistic regression untuk menguji hipotesis. Hasil penelitian menunjukan bahwa variabel return on investment berpengaruh terhadap financial distress.Secara simultan, seluruh variabel independen memiliki pengaruh terhadap dividend payout ratio.
27
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 6
November 2013
Kata kunci : Harta Lancar, Working Capital to Total Asset, Struktur Asset, Return on Investment, Net Profit Margin, Debt Ratio, Financial Distress
PENDAHULUAN Dalam perkembangan ekonomi suatu Negara dapat diukur dengan menggunakan berbagai cara, salah satunya dengan mengetahui perkembangan kondisi investasi di negara tersebut terkait erat dengan pasar modal. Ekonomi Indonesia rentan terhadap berbagai gejolak seperti: gejolak sosial, politik dan kebijakan ekonomi yang diambil pemerintah. Fenomena kesulitan keuangan yang juga terjadi pada perusahaan publik di Indonesia yaitu ketika muncul guncangan pada harga minyak di tahun 2005 dan subprime mortgage pada tahun 2008. Pada tahun 2005, ketika pemerintah mulai mengurangi subsidi harga minyak lokal, hal tersebut mengakibatkan timbulnya kenaikan biaya produksi dan membuat keuntungan yang diperoleh menjadi kecil, hal tersebut tentu membuat rugi perusahaan. Akibatnya, banyak perusahaan yang telah terdaftar di BEI (Bursa Efek Indonesia) mengalami delisting sebagai efek dari adanya kerugian yang besar dan kekurangan uang tunai. Situasi seperti di atas banyak di alami oleh perusahaanperusahaan di Indonesia tidak terkecuali pada sektor real estate dan property pada saat terjadinya krisis ekonomi. Pada saat krisis sebagian perusahaan real estate dan property meminta di adakan peninjauan ulang atas proyek yang sedang berjalan baik proyek pemerintah maupun swasta.
28
Kebangkrutan suatu perusahaan dapat dilihat dan diukur melalui laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan sarana pengkomunikasian informasi keuangan kepada pihak – pihak yang berkepentingan dalam perusahaan. Laporan keuangan meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan, catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian dari laporan keuangan. Untuk mengetahui manfaat dari laporan keuangan, maka dibuatlah suatu penelitian mengenai manfaat laporan keuangan yaitu dengan menggunakan rasio keuangan, yang digunakan untuk memprediksi adanya suatu kemungkinan terjadinya kondisi financial distress pada suatu perusahaan. Alasan menggunakan rasio keuangan sebagai variabel bebas yang mempengaruhi financial distress adalah bahwa variabel rasio keuangan merupakan salah satu indikator atau sumber informasi yang paling dominan untuk memprediksi kemungkinan terjadinya financial distress di dalam suatu perusahaan. Pada penelitian kali ini penulis memilih objek menggunakan sektor real estate and property dikarenakan laba dan penjualan perusahaan property di Indonesia sekarang ini meningkat secara signifikan. Harga saham property telah dicatat mengalami kenaikan 40%-150%, data tersebut didapat dari SWA 2012. Meskipun telah tercatat di Bursa Efek
ISSN: 1410 -9875
Maris Agung T
Indonesia bahwa harga saham property melambung tinggi, tetapi apakah potensi kenaikan itu akan terus berlanjut sehingga
menghilangkan kemungkinan adanya kondisi financial distress pada sektor real estate and property.
RERANGKA TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS
b.
Selama lebih dari satu tahun tidak melakukan pembayaran dividen (sesuai dengan penelitian Lau 1987 dalam Almilia dan Kristijadi 2003).
Financial distress adalah kondisi dimana perusahaan mengalami kesulitan keuangan dan terancam bangkrut. Jika perusahaan mengalami kebangkrutan, maka akan timbul biaya kebangkrutan (bankcrupcty costs) yang disebabkan dari keterpaksaan menjual aktiva dibawah harga pasar, biaya likuidasi perusahaan, rusaknya aktiva tetap dimakan waktu sebelum terjual, dan sebagainya. Bankcrupcty costs ini termasuk “Direct cost offinancial distress” (Sjahrial 2008, 202). Kondisi perusahaan dikatakan mengalami financial distress apabila : a. Beberapa tahun mengalami laba bersih (net income) negatif (dalam penelitian Hofer 1980 dan Whitaker 1999, menggunakan laba bersih operasi atau net operating income dalam Almilia dan Kristijadi 2003).
Analisis Rasio Keuangan Menurut Munawir (2004, 37) Analisis rasio adalah suatu metode analisa untuk mengetahui hubungan pos-pos tertentu dalam neraca atau laporan laba rugi secara individu atau kombinasi dari kedua laporan tersebut. Analisis rasio pada dasarnya tidak hanya berguna bagi kepentingan internal perusahaan saja melainkan juga pihak luar dan ini berbeda menurut kepentingan khusus dari analisis atau pihak yang berkepentingan.Dengan menggunakan alat analisa berupa rasio akan dapat menjelaskan atau memberi gambaran tentang baik atau buruknya keadaan atau posisi keuangan suatu perusahaan terutama apabila angka rasio tersebut dibandingkan dengan angka rasio pembanding yang digunakan sebagai standar.
1. Rasio Likuiditas Menurut Tampubolon (2005, 35) Rasio likuiditas menunjukan tingkat kemudahan relatif suatu aktiva untuk segera dikonversikan ke dalam kas dengan sedikit atau tanpa penurunan nilai serta tingkat kepastian tentang jumlah kas yang dapat diperoleh. Rasio likuiditas merupakan rasio yang menyediakan informasi tentang kemampuan
perusahaan dalam memenuhi kewajiban keuangan jangka pendeknya.Semakin tinggi rasio likuiditas, semakin besar pula kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Tingkat likuiditas perusahaan menjadi sangat penting dalam analisis aktivitas bisnis, yang termasuk dalam rasio ini adalah:
29
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 6
Current Ratio Menurut Gitman (2009, 58) “Current ratio is a measure of liquidity calculated by dividing the firm’s current assets by its current liabilities, generally the higher the current ratio, the more liquid the firm is considered to be”. Current ratio adalah rasio likuiditas yang membandingkan antara current asset perusahaan dengan current liabilities, Semakin besar current ratio, semakin besar pula tingkat jaminan atas terbayarnya kewajiban lancar perusahaan. Working capital to total asset (WCTA) Menurut Gitman (2012,601) working capital yaitu “Current assets, which represent the portion of investment that circulates from one form to another in the ordinary conduct of business”.Sedangkan net working capital yaitu “The difference between the firm’s current assets and its current liabilities”. Variabel ini mempunyai hubungan negatif terhadap kemungkinan perusahaan akan mengalami financial distress. Berarti semakin besar modal kerja terhadap jumlah aktiva, maka semakin kecil kemungkinan perusahaan mengalami financial distress(Trisnaningsih dan Saputri 2009). Struktur Aktiva Aktiva tetap (fixed asset) adalah aktiva berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai dan digunakan dalam operasi perusahaan, tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan dan mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun (Sundjaja dan Barlian 2003, 325).
30
November 2013
Struktur aktiva merupakan sisi sebelah kiri neraca (aktiva perusahaan yang harus dibelanjai). Variabel ini mengukur total aktiva yang berasal dari aktiva lancar. Variabel ini mempunyai hubungan negatif tehadap kemungkinan suatu perusahaan akan mengalami financial distress. Perbandingan atau perimbangan antara aktiva lancar dan aktiva tetap akan menentukan struktur kekayaan (struktur aktiva)(Trisnaningsih dan Saputri 2009). 2. Rasio Profitabilitas Menurut Gitman (2009,639) profitability adalah “The relationship between revenues and cost generated by using the firm’s assets both current and fixed in productive activities”. Profitabilitas merupakan hasil akhir bersih dari berbagai kebijakan dan keputusan. Rasio profitability dimaksudkan untuk mengukur efesiensi perusahaan dalam menggunakan aset dan mengelola kegiatan operasional. Analisis ini digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba, dalam hubungannya dengan penjualan dan investasi. Dalam jangka panjang, perusahaan harus mampu menghasilkan keuntungan yang cukup agar dapat membayar kewajibannya. Return on Investment(ROI) Menurut Sudjaja dan Barlian (2003, 145), Return on investment atau return on assets adalah ukuran keseluruhan keefektifan manajemen dalam menghasilkan laba dengan aktiva yang tersedia. Return on investment melaporkan tingkat pengembalian total yang dihasilkan dari semua
ISSN: 1410 -9875
sumber pendanaan yaitu utang dan ekuitas. Semakin tinggi return on investment, maka semakin efesien manajemen asetnya. Atau dengan kata lain, semakin kecil kemungkinan perusahaan mengalami financial distress. Net Profit Margin (NPM) Menurut Gitman (2012, 60), Net profit margin measures the percentage of each sales dollar remaining after all costs and expenses, including interest, taxes, and preferred stock dividend, have been deducted. The higher firm’s net profit margin, the better. Variabel ini menghitung bagaimana kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih pada tingkat penjualan tertentu.Variabel ini berpengaruh negatif terhadap laba perusahaan dimasa datang. Nilai koefisien yang negatif menunjukkan bahwa semakin tinggi profit margin suatu perusahaan maka peluang perusahaan dikategorikan sebagai perusahaan yang profitable lebih besar. Berarti semakin besar variabel ini, maka semakin kecil perusahaan mengalami financial distress. 3. Rasio Financial Leverage Penelitian Terdahulu Current Ratio dan Financial distress Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Almilia dan Kristijadi (2003), variabel (CA/CL) menghasilkan tanda negatif, yang menunjukan bahwa variabel current ratio (CA/CL) berpengaruh negatif terhadap financial distress suatu perusahaan. Ini berarti bahwa semakin besar rasio ini, maka semakin kecil kemungkinan
Maris Agung T
Menurut Gitman (2009, 516), Financial leverage yaitu “The use of fixed financial costs to magnify the effects of changes in earnings before interest and taxes on the firm’s earnings per share”. Rasio ini mengukur sejauh mana perusahaan dibelanjai dengan hutang atau dengan kata lainfinancial leverage menunjukkan proporsi atas penggunanan hutang untuk membiayai investasi perusahaan. Rasio keuangan yang termasuk dalam kelompok ini adalah: Debt Ratio (DR) Menurut Gitman (2012, 77), “Debt ratiomeasures the proportion of total assets financed by the firm’s creditors. The higher this ratio, the greater the amount of other people’s money being used to generate profits”. Variabel ini mengukur jumlah aktiva perusahaan yang dibiayai oleh hutang atau modal yang berasal dari kreditur.Semakin besar debt ratio, maka semakin besar risiko yang dihadapi. Variabel ini mempunyai hubungan positif terhadap kemungkinan perusahaan akan mengalami financial distresss (Trisnaningsih dan Saputri 2009). perusahaan mengalami financial distress. Working Capital to Total Asset danFinancial Distress Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Almilia dan Kristijadi (2003), variabel (WC/TA) memberikan tanda negatif, yang menunjukan bahwa variabel (WC/TA) berpengaruh negatif terhadap financial distress suatu perusahaan. Hal itu berarti semakin besar nilai (WC/TA) maka akan semakin kecil kemungkinan
31
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 6
perusahaan mengalami financial distress.
kondisi
Struktur Aktiva dan Financial Distress Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Almilia dan Kristijadi (2003), variabel struktur aktiva (CA/TA) memiliki tanda negatif, yang menunjukan bahwa variabel (CA/TA) berpengaruh negatif terhadap financial distress suatu perusahaan. Dan hasil penelitian ini juga didukung oleh Trisnaningsih dan Saputri (2009).Hal tersebut berarti bahwa semakin besar variabel struktur aktiva maka semakin kecil kemungkinan perusahaan mengalami kondisi financial distress. Return On Investment dan Financial Distress Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Trisnaningsih dan Yudiyani (2009), variabel ROI bernilai negatif dan menunjukan bahwa pengaruh variabel ROI terhadap probabilitas munculnya kondisi financial distress pada Model Penelitian Berdasarkan penjelasan penelitian-penelitian terdahulu, maka yang menjadi variabelvariabel dalam penelitian ini adalah current ratio, working capital to total asset (WCTA), struktur aktiva (SA), return on investment (ROI), net profit margin (NPM) dan debt ratio (DR) yang masing-masing sebagai variabel independen. Sedangkan variabel dependen dalam penelitian ini adalah tingkat signifikan model kondisi financial distress.
perusahaan adalah negatif dan signifikan. Dengan kata lain, jika ROI tinggi maka probabilitas perusahaan mengalami financial distress akan rendah. Net Profit Margin dan Financial distress Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Almilia dan Kristijadi (2003), variabel net profit margin (NI/S) memberikan hasil yang signifikan dan bertanda negatif. Hal itu berarti semakin tinggi nilai (NI/S) maka akan semakin kecil kemungkinan perusahaan mengalami kondisi financial distress. Debt Ratio dan Financial Distress Financial leverage yang diukur dengan variabel total liabilities to total asset dalam penelitian Almilia dan Kristijadi (2003) terbukti memiliki pengaruh positif terhadap financial distress suatu perusahaan. Jadi jika nilai debt ratio tinggi, maka kemungkinan perusahaan mengalami kondisi financial distress juga tinggi. Dari semua variabel-variabel tersebut, maka kerangka pemikiran dapat digambarkan sebagai berikut : CR
WCTA SA
Kondisi financial distress
ROI NPM DR
32
November 2013
Gambar 1 Model Penelitian
ISSN: 1410 -9875
METODA PENELITIAN Berdasarkan karakteristik penelitian, maka jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kausalitas karena bertujuan untuk menguji pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan real estate and property yang go public dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) serta mempunyai laporan keuangan yang dipublikasikan sampai dengan akhir Desember tahun 2011 dan hanya pada perusahaan dalam kategori perusahaan real estate and property. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling, yaitu Definisi Operasional 1) Current ratio ������� ����� ������� �����������
2) Working Capital to Total Asset (WCTA) ������� ����� � ������� ����������� ����� �����
3) Struktur Aktiva (SA) ������� ����� ����� �����
4) Return on Investment (ROI) ������� ����� ��� ROI � ����� �����
5) Net Profit Margin (NPM) ������� ����� ��� NPM � ����� 6) Debt Ratio (DR) ����� ����������� ����� ����� Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan
Maris Agung T
suatu metode pengambilan sampel dengan maksud dan tujuan tertentu. Kriteria yang ditetapkan untuk memperoleh sampel adalah: 1. Perusahaan real estate and property yang konsisten terdaftar (listed) di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode penelitian. 2. Menerbitkan laporan keuangan yang telah diaudit pada periode pengamatan yaitu pada tahun 2006-2011. 3. Perusahaan menerbitkan laporan keuangan dengan satuan mata uang rupiah. 4. Selama dua tahun berturutturut mengalami laba bersih negatif. 5. Selama lebih dari satu tahun tidak melakukan pembayaran dividen. data sekunder yang berupa annual report laporan keuangan perusahaan sampel dengan melihat dan menganalisa laporan keuangan perusahaan real estate and property selama periode tahun 2006 sampai tahun 2011 yang terdapat di Bursa Efek Indonesia (BEI), jurnal ekonomi dan bisnis, serta informasi yang didapat melalui situs website internet. Metoda Analisis Data Dalam penelitian ini, variabel dependen merupakan variabel dummy. Oleh karena itu metoda analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metoda binary logistic regression. Statistik Deskriptif Untuk memberikan gambaran secara umum, data penelitian akan diadakan analisis statistik deskriptif
33
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 6
mengenai variabel-variabel penelitian, yaitu rasio keuangan yang meliputi current ratio, working capital to total asset, struktur aktiva, return on investment, net profit margin, dan debt ratio. Pengujian Hipotesis Pengujian hipotesis mengenai pengaruh rasio keuangan terhadap kemungkinan terjadinya financial distress (H1, H2, H3, H4, H5, H6) digunakan alat analisis binary logistic regression dengan -2Log Likelihood. Model persamaan dalam penelitian tersebut dirumuskan sebagai berikut: ��
� � �0 � �1�� � �2���� � �3�� � �4��� 1�� � �5��� � �6�� � �
Keterangan : Ln (P/1-P) = Logaritma probabilitas perusahaan mengalami financial distress = Konstanta β0 β1 ‐ β6 = Koefisien Regresi CR = Current ratio WCTA = Working capital to total asset SA = Struktur aktiva ROI = Return on investment NPM = Net profit margin DR = Debt ratio ε = Error term Nagelkerke R Square Nilai nagelkerke r square merupakan uji kelayakan model yang mirip dengan adjusted r square. Menurut Nawawi (2010, 196) nagelkerke r square menunjukan variansi variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel independen yang ada didalam model regresi, dan sisanya dapat dijelaskan oleh variabel lain yang tidak terdapat dalam model regresi logit.
34
November 2013
Hosmer dan Lemeshow’s Goodness of Fit Test Hidayat dan Istiadah (2011, 175) menyatakan bahwa hosmer and lemeshow’s goodness of fit test untuk menguji kelayakan model regresi dalam melakukan prediksi. Hosmer and lemeshow test dipergunakan untuk melihat apakah data empiris cocok atau tidak dengan model atau dengan kata lain diharapkan tidak ada perbedaan antara data empiris dengan model. Uji Tingkat Ketepatan Prediksi Jika kita menolak suatu hipotesis ketika hipotesis tersebut benar, kita mengatakan bahwa telah terjadi error Tipe I. Sementara di lain pihak, jika kita menerima suatu hipotesis yang seharusnya ditolak, kita mengatakan bahwa telah terjadi error Tipe II. Keduanya mengindikasikan bahwa telah diambil keputusan yang salah atau terjadi error dalam penilaian (Spiegel et al. 2004, 182). Uji Signifikansi Koefisien Regresi Untuk mengetahui seberapa besar variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen dapat dilakukan pengujian koefisien regresi yang bertujuan untuk menguji seberapa besar semua untuk masing-masing variabel independen (variabel bebas) di dalam suatu penelitian yang dimasukkan kedalam model memiliki pengaruh terhadap variabel dependen (variabel terikat) (Supranto 2009, 181). Kriteria penerimaan dan penolakan hipotesis dengan binary adalah jika nilai sig >0.05 maka Ha
ISSN: 1410 -9875
ditolak, sebaliknya jika nilai sig <0.05 maka Ha diterima.
PENUTUP Penelitian ini bertujuan untuk menguji kemampuan rasio keuangan dan menunjukan bahwa rasio keuangan dapat digunakan untuk memprediksi kondisi financial distress pada perusahaanperusahaan real estate and property yang konsisten terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2006-2011. Keterbatasan pada pengujian prediksi kondisi financial distress dalam penelitian ini adalah: Penelitian ini terbatas hanya pada kelompok perusahaan real estate and property, penelitian dilakukan saat ini tidak dapat membedakan perusahaan mana yang mengalami kondisi financial distress pada masa normal dengan masa krisis,
Maris Agung T
penelitian ini terbatas karena hanya menggunakan rasio keuangan sebagai variabel bebasnya, dan jumlah data perusahaan hanya menggunakan enam periode yaitu selama tahun 2006-2011. Berdasarkan keterbatasanketerbatasan tersebut, beberapa hal yang dapat direkomendasikan untuk penelitian selanjutnya adalah: penelitian selanjutnya disarankan menggunakan sampel bukan hanya pada perusahaan real estate and property, yang kedua disarankan untuk mengelompokan penelitian pada dua kondisi yang berbeda, yaitu pada masa normal dan masa krisis, ketiga disarankan untuk menambah variabel bebas lainnya dan tidak hanya menggunakan rasio keuangan, dan keempat disarankan untuk bisa menambah jumlah periode penelitian agar data yang didapatkan mendapatkan hasil yang lebih valid.
Referensi Almilia, Luciana Spica., dan Kristijadi. 2003. Analisis Rasio Keuangan untuk Memprediksi Kondisi Financial Distress Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Analisa Akuntansi Indonesia, Vol. 7, No. 2, hal. 183-196. Almilia, Luciana Spica. 2004. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kondisi Financial Distress suatu Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol. 7, No. 1, hal 1-22. Almilia, Luciana Spica. 2006. Prediksi Kondisi Financial Distress Perusahaan Go Public dengan Menggunakan Analisis Multinomial Logit. Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Vol. XII, No. 1. Anderson, David R., Dennis J. Sweeney, and Thomas A. Williams. 2011. Statistics for Business and Economics 11th Edition. South – Western: CENGANGE Learning.
35
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 6
November 2013
Anggraini, Tifani Vota. 2010. Pengaruh Karakteristik Komite Audit Terhadap Financial Distress (Studi Empiris pada Perusahaan yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia). Semarang: Universitas Dipenogoro. Candrawati, Anna. 2008. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Turnaround Pada Perusahaan yang Mengalami Financial Distress (Studi Pada Perusahaan Non Keuangan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta Tahun 2000-2005). Fachrudin, Khaira Amalia. 2008. Kesulitan Keuangan Perusahaan dan Personal. Medan: USU Press. Gitman, Lawrence. J. 2009. Principles of Managerial Finance. 12th Edition. New York: Pierson Prentice Hall. Gitman, Lawrence. J., and Chad J. zutter. 2012. Principles of Managerial Financial. 13th Edition. Prentice Hall. Keown, Arthur. J., John D. martin, dan Sheridan Titman. 2010. Manajemen Keuangan: Prinsip dan Penerapan. Jakarta: Indeks. Munawir, S. 2004. Analisa Laporan Keuangan. Yogyakarta: Liberty. Newbold, Paul, William L. Carlson and Betty Thorne. 2010. Statistics for business and Economics 7th Edition. New Jersey: Pearson Education. Nur, Emrinaldi. 2007. Analisis Pengaruh Praktek Tata Kelola Perusahaan (Corporate Governance) terhadap Kesulitan Keuangan Perusahaan (Financial Distress): Suatu Kajian Empiris. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 9,No. 1, hal. 88-108. Platt, H., and M. B. platt, 2002. Predicting Corporate Financial Distress: Reflections and Choices Based Simple Bias, Journal of Economic and Finance, Vol. 26, No.2. Riyanto, Bambang. Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan. 2001. Yogyakarta: BPEE Yogyakarta. Sjahrial, Dermawan. 2008. Manajemen Keuangan. Jakarta: Mitra Wacana Media. Subagyo, Rr. Iramani. 2007. Model Prediksi Financial Distress di Indonesia Era Globalisasi. The 1st PPM National Conference on Management Research. Supeno, Bambang. 2009. Analisis Fakto - Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal Perusahaan Sektor Makanan dan Minuman Pada Bursa Efek Jakarta (BEJ). Jurnal Tepak Manajemen Bisnis Volume 1 No. 1: 92-110.
36
ISSN: 1410 -9875
Maris Agung T
Sutresno. 2009. Manajemen Keuangan Teori, Konsep dan Aplikasi. Yogyakarta: Ekonisisa Kampus Fakultas Ekonomi UII. Syafri Harahap, Sofyan. 2008. Analisa Kritis Atas Laporan Keuangan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Trisnaningsih, Sri., dan Yudiyani Saputri. 2009. Analisis Rasio Keuangan untuk Memprediksi Kondisi Financial Distress Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Strategi Akuntansi, Vol. 1, No. 2, hal 89105.
37
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 6
Halaman ini sengaja dikosongkan
38
November 2013
JURNAL BISNIS DAN AKUNTANSI Vol. 15, No. 1a, Is. 6, November 2013, Hlm. 39-48
ISSN: 1410 - 9875 http: //www.tsm.ac.id/JBA
THE EFFECTS OF CUSTOMER SATISFACTION, TRUST, DAN COMPLAINT HANDLING ON LOYALTY MUWAFFICK STIE TRISAKTI
[email protected] Abstract: The purpose of this study was to examine the factors that influence
Loyalty. Those factors are Customer Satisfaction, Trust, and Complaint Handling. The research sample was 150 of users Lion Air in Jakarta Timur selected by purposive sampling method. Data analysis method used is a simple regression analysis and multiple regression analysis with SPSS 21 program. The result on this research is Customer Satisfaction, Trust, and Complaint Handling have positive influence to Loyalty individually. And simultaneously, all the independent variables are have influence to dependent variables. Keyword: Customer Satisfaction, Trust, Complaint Handling, Loyalty. Abstract: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji faktor-faktor yang
mempengaruhi Loyalty. Faktor-faktor tersebut adalah Customer Satisfaction, Trust, dan Complaint Handling. Sampel penelitian adalah 150 pengguna Lion Air di Jakarta Timur yang dipilih dengan metode purposive sampling. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis regresi sederhana dan analisis regresi berganda dengan program SPSS 21. Hasil dari penelitian ini adalah Customer Satisfaction, Trust, dan Complaint Handling memiliki pengaruh positif terhadap Loyalty secara individual. Dan secara bersamaan, semua variabel independen yang memiliki pengaruh terhadap variabel dependen. Kata kunci: Kepuasan Konsumen, Kepercayaan, Manajemen Keluhan, Loyalitas. PENDAHULUAN
pariwisata, serta pengiriman barang. Transportasi tersebut meliputi transportasi dalam negeri dan transportasi luar negeri. Transportasi dalam negeri dapat ditempuh melalui jalur darat, laut, dan udara. Perusahaan layanan transportasi udara dari waktu ke waktu terus melakukan pengembangan untuk memuaskan
Transportasi merupakan sarana yang penting dalam mendukung dan membantu kegiatan yang berhubungan dengan kehidupan, dari periode waktu sekarang hingga periode masa depan. Masyarakat menggunakan transportasi untuk menjalankan kegiatan yang berkaitan dengan pekerjaan,
39
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 6
kebutuhan konsumen, seperti peningkatan teknologi di pesawat, harga yang relatif murah dan pelayanan yang memuaskan. Pengembangan yang dilakukan maskapai penerbangan didasari oleh persaingan yang ketat antara sesama maskapai untuk mendapatkan konsumen sebanyakbanyaknya. Persaingan tersebut menggambarkan bahwa dunia penerbangan itu sangatlah penting. Untuk memenangkan persaingan, perusahaan penerbangan menggunakan bermacam-macam strategi, misalnya dengan mengembangkan pelayanan serta memberikan promosi penjualan. Salah satu perusahaan maskapai penerbangan terbaik ialah Lion Air, yang mulai mengangkasa dari Indonesia pada tahun 2000 dengan satu buah pesawat dalam armadanya. Selama delapan tahun beroperasi, Lion Air kini terbang ke lebih dari 36 kota di Indonesia. Sebagai perusahaan transportasi swasta yang terbesar di Indonesia, Lion Air bukan hanya menawarkan harga yang terjangkau kepada penumpangnya, namun juga perjalanan udara yang aman, menyenangkan, dapat diandalkan dan nyaman. Lion Air meraih indeks sebesar 33.6% dalam kemampuan atau potensial dari sebuah produk untuk menambah jumlah penumpang di masa depan. Lion Air menghubungkan anda ke lebih dari 36 tujuan penerbangan dan mengoperasikan hingga 226 penerbangan tiap harinya. Setiap perusahaan mempunyai strategi masing-masing dalam memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen, dengan terpuaskannya konsumen tersebut akan menghasilkan loyalitas
40
November 2013
penggunaan produk. Menurut Kotler dan Keller (2012:150), satisfaction adalah perasaan individu senang atau kecewayang dihasilkan dari kinerja perusahaan suatu produkatau hasil yang dirasakan dengan harapan. Pelanggan yang sangat puas umumnya akan loyal lebih lama kepada perusahaan. Loyalitas pelanggan menghasilkan pembelian rutin dimasa mendatang, dan secara tidak langsung pelanggan menjadi alat promosi bagi perusahaan. Loyalitas pelanggan yang tinggi juga mempengaruhi cara berpikir pelanggan tersebut dalam menganalisa pasar, mereka tidak lagi memperhatikan pesaing dan tingkat sensivitas terhadap harga juga menurun. Semakin hari teknologi semakin berkembang, pembelian menggunakan media internet merupakan gaya baru yang diterapkan perusahaan, khususnya Lion Air yang memberikan kemudahan pembelian tiket secara online. Menurut Kotler dan Keller (2012:225), trust adalah kesediaan perusahaan mengandalkan mitra bisnis, itu tergantung pada sejumlah faktor interpersonal dan antarorganisasi, seperti kompetensi perusahaan dirasakan, integritas, jujur,dan kebajikan. Tentunya membangun trust dalam online bisa sangat rumit, pembeli khawatir bahwa perusahaan tidak memberikan produk sesuai dengan kualitas dan waktu yang tepat. Perusahaan dapat membangun kepercayaan pelanggan dalam melakukan pembelian ketika informasi yang diberikan jujur, mampu melayani pelanggan secara baik, membantu pelanggan mengetahui dan mempelajari
ISSN: 1410 -9875
produk, serta menawarkan perbandingan produk yang berlaku dengan produk yang kompetitif. Seiring dengan berjalannya waktu, akan muncul kepercayaan yang tertanam dibenak pelanggan yang menciptakan loyalitas yang tinggi, pelanggan akan merasakan kenyamanan dalam memakai produk yang dipromosikan oleh perusahaan. Setelah konsumen terpuaskan dan menaruh kepercayaan terhadap suatu perusahaan, faktor lain yang harus diperhatikan adalah bagaimana mengatasi keluhan pelanggan atau complaint handling. Manusia tidak luput dari kesalahan, oleh karena itu perusahaan tentunya harus dapat menampung masukan dan keluhan dari pelanggan serta mengatasi masalahnya. Menurut Lovelock (2011:115), complaint handling merupakan aktivitas yang memerlukan prosedur yang tertata dengan baik, harus mudah bagi pelanggan untuk mengekspresikan ketidakpuasan, menawarkan saran untuk perbaikan, atau menyampaikan pujian, dan penyedia layanan harus mampu memberikan respon cepat. Agar loyalitas tidak hilang, perusahaan harus mampu bertanggung jawab atas masalah yang terjadi serta melakukan pemulihan yang nyaman dan responsif. Selain itu, perusahaan yang baik mampu memberikan penjelasan terhadap kegagalan dan berusaha untuk menyelesaikannya sehingga loyalitas pelanggan tidak hilang serta tingkat kepuasan dan kepercayaan pelanggan terus bertahan sampai ke masa depan.
Muwaffick
KERANGKA TEORITIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Customer Satisfaction Kotler dan Keller (2012:150) berpendapat bahwa “satisfaction is persons feeling of pleasure or disappointment that result from company a product’s perceived performance or outcome to expectations.” Lovelock (2011:76) mendefinisikan yaitu, “a shortterm emotional reaction to a specific service performance.” Menurut Hansemark and Albinson (2004) yaitu, “Satisfaction is an overall customer attitude towards a service provider or an emotional reaction to the difference between what customer's anticipate and what they receive, regarding the fulfillment of some need, goal or desire.” H1 : Terdapat pengaruh Customer Satisfaction terhadap Loyalty. Trust Menurut Kotler dan Keller (2012:225) “Trust is the willingness of a firm to rely on a business partner, it depends on a number of interpersonal and interorganizational factors, such as the firm’s perceived competence, integrity, honestly, and benevolence.” Lovelock (2011:244) menjelaskan bahwa “trust is customer's willingness to accept change may be closely related to the degree of goodwill they bear toward the organization.” Clow and Baack berpendapat bahwa, “trust is the degree of confidence or level of acceptance
41
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 6
consumer place in the spokesperson message.” H2 : Terdapat pengaruh terhadap Loyalty.
Trust
Complaint Handling Menurut Lovelock (2011:115) “complaint handling is activity requires well-defined procedures. It should be easy for customers to express dissatisfaction, offer suggestions for improvement, or pas on compliment, and service providers should be able to make an appropriate response quickly.” Hansemark dan Albinson (2004) menjelaskan bahwa, “complaint handling is encouraging consumers to complaint increased their satisfaction, and this was especially the case for the most dissatisfied customers.” Diperjelas oleh pendapat Johnston (2001) “complaint handling not only result in customer satisfaction but also leads to operational improvement and improved financial performance.”
November 2013
H3 : Terdapat Complaint Handling Loyalty
pengaruh terhadap
Loyalty Menurut Kotler dan Keller (2012:149) “Loyalty is a deeply held commitment to rebuy or repeat a preffered product or service consistently in the future, there by causing repetitive some brand or dome brand set purchasing, despite situational influences and marketing efforts having the potential to case switching behaciour.” Lovelock (2011:265) menjelaskan bahwa, “loyalty is a customer’s commitment to continue patronizing a specific firm over an extended period of time.” Menurut Lamb and Burton (2006) “Loyal customers are more likely to participate in repeat purchases from a supplier or increase their ‘share’ of purchases from a particular supplier.
Berikut ini adalah kerangka penelitian dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:
CUSTOMER SATISFACTION (X1) TRUST
LOYALTY
(X2)
(Y)
COMPLAINT HANDLING (X3)
Gambar 1 Model Penelitian
42
ISSN: 1410 -9875
METODE PENELITIAN Bentuk Penelitian Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif dan kausal. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang menggambarkan setiap variabel sesuai dengan karakteristiknya. Menurut Sekaran dan Bougie (2013, 97), “descriptive studies are often designed to collect data that describe the characteristics of persons, events, or situations.” Definisi penelitian kausalitas menurut Sekaran dan Bougie (2013,98) menyatakan bahwa “In a causal study, the researcher is interested in delineating one or more factors that are causing the problem.” Objek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah orang yang mengkonsumsi jasa transportasi udara Lion Air. Kriteria responden didalam penelitian ini adalah: 1. Usia responden berumur 30-55 tahun. 2. Status bekerja. 3. Responden yang sudah pernah mengkonsumsi jasa transportasi Lion Air, minimal 3 kali dalam 1 tahun. 4. Responden yang langsung membeli dan menggunakannya sendiri. Metode Pengambilan Sampel Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini
Muwaffick
adalah metode non probability sampling, yang dimana tidak memberi peluang/kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Menurut Sekaran dan Bougie (2013, 252) ” non probability samplingare the elements in the population do not have any probabilities attached to their being chosen as sample subjects.” Peneliti menggunakan teknik purposive sampling agar sasaran dapat memberikan informasi yang sesuai dengan kriteria yang ditentukan oleh peneliti. Menurut Sekaran dan Bougie (2013, 252) “purposive sampling is confined to specific types of people who can provide the desired information, either because they are the only ones who have it, or they conform to some criteria set by the researcher.” Penentuan jumlah sampel dalam penelitian ini dengan menggunakan asumsi Hair (2010, 102), “Regarding the sample size question, the researcher generally would not factor analyze a sample of fewer than 50 observation, and preferably the sample size should be 100 or larger.” Berdasarkan teori Hair tersebut, penelitimengambil sampel sebanyak 150 responden. Jumlah sampel sebanyak 100-200 sudah dapat mewakili populasi yang jumlah populasinya tidak diketahui.
43
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 6
November 2013
Definisi Operasional Variabel dan Pengukurannya
44
No. 1
Variabel Customer Satisfaction (X1)
2
Trust (X2)
3
Complaint Handling (X3)
4
Loyalty
Tabel I Tabel Variabel dan Pengukurannya Skala Indikator Pertanyaan 1. Secara keseluruhan, saya Semantic puas dengan maskapai Differential tersebut 2. Jasa dan layanan maskapai memenuhi harapan saya 3. Kualitas keseluruhan layanan yang disediakan oleh maskapai ini adalah sangat baik 1. Saya merasa bahwa saya dapat mempercayai maskapai ini untuk dapat memberikan pelayanan yang baik 2. Maskapai selalu menyampaikan informasi dengan jujur kepada pelanggan 3. Saya percaya bahwa maskapai ini tidak akan mencoba untuk menipu saya 4. Maskapai ini dapat diandalkan karena mengutamakan kepentingan pelanggan 1. Seberapa baik keluhan terbaru anda ditangani maskapai tersebut? 2. Jika anda membayangkan diri anda mengajukan complain terhadap kualitas layanan maskapai tersebut, menurut anda seberapa baikkah maskapai tersebut akan menanganinya ? 3. Kualitas maskapai dalam menangani keluhan pelanggan 1. Saya memilih maskapai ini dibanding maskapai penerbangan lain
Semantic Differential
Semantic Differential
Semantic Differential
ISSN: 1410 -9875
Muwaffick
2. Saya berniat untuk terus menggunakan maskapai ini 3. Saya akan merekomendasikan maskapai ini kepada orang lain 4. Saya adalah pelanggan setia kepada maskapai saya 5. Saya berpikir untuk tidak menggunakan maskapai ini
HASIL PENELITIAN Tabel 2 Statistik Deskriptif N
Persentase
78 72
52% 48%
Usia 30-35 thn 35-40 thn 40-45 thn 45-50 thn 50-55 thn
40 40 22 25 23
26.7% 26.7% 14.7% 16.7% 15.3%
Status Pernikahan Lajang Menikah
15 135
10% 90%
Pekerjaan Wirausaha PNS Swasta Lainnya
33 4 109 4
22% 2.7% 72.7% 2.7%
Penghasilan Rp 3.000.000 – Rp 8.000.000 Rp 8.000.000 – Rp 13.000.000 > Rp 13.000.000
59 69 22
39.3% 46% 14.7%
Karakteristik Responden Jenis Kelamin Pria Wanita
45
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 6
November 2013
Frekuensi Penerbangan 3-5 kali/thn 5-8 kali/thn >8 kali/thn
62 55 33
41.3% 36.7% 22%
Tujuan Penerbangan Pariwisata Pekerjaan
48 102
32% 68%
Tabel 3 Hasil Uji Hipotesis 1 Model
R
R2
B
T
Sig
(Constant) TTL_CS
0.482
0.232
13.416 0.742
7.837 6.695
0.000 0.000
Berdasarkan tabel III hubungan variabel Customer Satisfaction terhadap Loyalty memiliki hubungan yang sedang yaitu 0.482, dengan variabel Loyalty yang dapat dijelaskan oleh variabel Customer Satisfaction sebesar
23.2%. Berdasarkan tabel tersebut nilai sig < 0.05 yang berarti terdapat pengaruh Customer Satisfaction terhadap Loyalty. Model regresi dari variabel Customer Satisfaction adalah Y = 13.416 + 0.742x1 + ϵ.
Tabel 4 Hasil Uji Hipotesis 2 Model
R
R2
B
T
Sig
(Constant) TTL_T
0.762
0.581
3.876 1.040
2.638 14.311
0.009 0.000
Berdasarkan tabel IV hubungan variabel Trust terhadap Loyalty memiliki hubungan yang kuat yaitu 0.762, dengan variabel Loyalty yang dapat dijelaskan oleh variabel Trust sebesar 58.1%. Berdasarkan
tabel tersebut nilai sig < 0.05 yang berarti terdapat pengaruh Trust terhadap Loyalty. Model regresi dari variabel Trust adalah Y = 3.876 + 1.040x2 + ϵ.
Tabel 5 Hasil Uji Hipotesis 3
46
Model
R
R2
B
T
Sig
(Constant) TTL_CH
0.564
0.318
10.712 0.925
6.276 8.304
0.000 0.000
ISSN: 1410 -9875
Muwaffick
Berdasarkan tabel V hubungan variabel Complaint Handling terhadap Loyalty memiliki hubungan yang sedang yaitu 0.564, dengan variabel Loyalty yang dapat dijelaskan oleh variabel Complaint Handling sebesar 31.8%.
Berdasarkan tabel tersebut nilai sig < 0.05 yang berarti terdapat pengaruh Complaint Handling terhadap Loyalty. Model regresi dari variabel Trust adalah Y = 10.712 + 0.925x3 + ϵ.
Tabel 6 Hasil Uji Hipotesis 4 Model
R
Adjusted R2
B
F
Sig
(Constant) TTL_CS TTL_T TTL_CH
0.840
0.705
3.908 -1.016 1.924 -0.145
116.493
0.000
Berdasarkan tabel VI hubungan variabel Customer Satisfaction, Trust dan Complaint Handling terhadap Loyalty memiliki hubungan yang sangat kuat 0.840, dengan variabel Loyalty yang dapat dijelaskan oleh variabel Customer Satisfaction, Trust, dan Complaint Handling sebesar 69.9%. Berdasarkan tabel tersebut nilai sig < 0.05 yang berarti terdapat pengaruh Customer Satisfaction, Trust, dan Complaint Handling terhadap Loyalty. Model regresi dari variabel Loyalty adalah Y = 3.908 - 1.016x1 + 1.924x2 - 0.145x3 + ϵ
PENUTUP Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan pada bab sebelumnya mengenai hubungan Customer Satisfaction, Trust, dan Complaint Handling terhadap Loyalty Adapun juga dalam penelitian ini terdapat beberapa
keterbatasan, adalah sebagai berikut, Keterbatasan waktu, tenaga, dan biaya sehingga penelitian ini menggunakan 150 responden, dimana 150 responden tersebut dianggap telah mewakili suatu populasi, responden mengisi kuesioner berdasarkan tingkat yang telah ditetapkan dan tidak diberikan kesempatan untuk mengutarakan pendapat pribadi, responden yang diambil hanya responden yang menggunakan layanan maskapai penerbangan Lion Air minimal 3 kali per tahun. Adapun masukan yang dapat diberikan penulis untuk dapat digunakan pada penelitian berikutnya, sebaiknya jumlah sampel yang digunakan melebihi dari 150 responden. untuk penelitian selanjutnya, disarankan memilih objek penelitian yang berbeda yakni maskapai penerbangan lain. Untuk penelitian selanjutnya, disarankan untuk merubah atau menambah variabel independen.
47
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 6
November 2013
REFERENSI Anderson, David R., Dennis J. Sweeney, and Thomas A. Williams. 2011. Statistics for Business and Economics 11th Edition. South – Western: CENGANGE Learning. Badan Pusat Statistik. BPS Provinsi DKI Jakarta – Kota Kota Jakarta Timur per Kecamatan Tahun 2010 http://jakarta.bps.go.id/index.php?bWVudT0xNSZwYWdlPWRhdGEmc3ViPSZp ZD0xMSZpZHdpbD0zMTcy Clow, Kenneth E., and Donald Baack 2012. Integrated Advertising, Promotion, and Markerting Communications 5th Edition. England: Pearson Education. Hair, Joseph F., William C. Black, Barry J. Babin, and Rolph E. Anderson. 2010. Multivariate Data Analysis: Seventh Edition. Pearson Global Edition. Kotler, Philip, and Kevin Lane Keller. 2012. Marketing Management: 14th Edition. USA: Pearson Educational International. Lovelock, Christopher, and Jochen Wirtz. 2011. Service Marketing. 7th Edition. By: Pearson. Sekaran, Uma, and Roger Bougie. 2013. Research Methods for Business. 5th Edition. United Kingdom: John Wiley & Sons, Ltd. Sekretariat Direktorat Jendral Perhubungan Udara. Statistik Angkutan Udara tahun 2013. Mei 2013. Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta. Wah Yap, Bee, T. Ramayah, and Wan Nushazelin Wan Shahidan. 2012. Satisfaction and Trust on Customer Loyalty: a PLS approach. Emerald Group Publishing Limited, Vol 13 NO. 4 2012, pp 154-167.
48
JURNAL BISNIS DAN AKUNTANSI Vol. 15, No. 1a, Is. 6, November 2013, Hlm. 49-62
ISSN: 1410 - 9875 http: //www.tsm.ac.id/JBA
PENGARUH SHOPPING CONVENIENCE, SITE DESIGN, INFORMATIVENESS, SECURITY DAN COMMUNICATION TERHADAP CUSTOMER SATISFACTION ONLINE RETAILING NOVRITA ADRIANI F STIE TRISAKTI
[email protected]
Abstract: The purpose of this research is to know how the influence of shopping convenience, site design, informativeness, security, and communication of customer satisfaction online retailing Zalora. The research design used in this research is descriptive and causality research. The sampling in the research was convenience sampling and uses 100 respondents. Data is used the primary data, and the methods for the analysis is regression and multiple regression. The result of this research is shopping convenience, site design, informativeness, security, and communication have a positives influence to customer satisfaction individually. And simultaneously, all the independents variables are have influence to the dependent variable customer satisfaction. Keywords:
Shopping Convenience, Site Design, Informativeness, Security, Communication, and Customer Satisfaction.
Abstract : Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengaruh Shopping Convenience, Site Design, Informativeness, Security, dan communication of customer satisfaction ritel online Zalora. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif dan kausalitas. Pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah convenience sampling dan menggunakan 100 responden. Data yang digunakan data primer, dan metode untuk analisis regresi dan regresi berganda. Hasil penelitian ini adalah kenyamanan belanja, desain situs, keinformatifan, keamanan, dan komunikasi memiliki pengaruh positif terhadap kepuasan pelanggan secara individual. Dan secara bersamaan, semua variabel independen yang memiliki pengaruh terhadap kepuasan pelanggan variabel dependen. Kata kunci: Shopping Convenience, Site Design, Informativeness, Security, Communication, and Customer Satisfaction.
49
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 6
PENDAHULUAN Dunia informasi dan teknologi saat ini berkembang sangat cepat. Komputer dan telepon genggam yang disediakan oleh produsen didesain sedemikian rupa untuk memenuhi kebutuhan konsumen dan memanjakan konsumen, salah satunya adalah dengan dilengkapinya akses untuk internet. Hal ini merupakan salah satu pemicu meningkatnya pengguna internet. Berdasarkan hasil riset yang dilakukan oleh Asosisasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia, jumlah pengguna internet di Indonesia per akhir tahun 2012 mencapai 63 juta orang, sebuah angka yang menunjukan perkembangan hingga 8 juta orang dari pengguna internet tahun 2011 yang berjumlah 55 juta orang. Pengguna internet di Indonesia terus meningkat, hal ini dikarenakan melalui internet kita bisa mendapatkan banyak informasi terbaru tentang berbagai hal tanpa batas ruang dan waktu. Terlebih dengan perkembangan yang terjadi, internet tak hanya digunakan untuk berkomunikasi dengan teman lama maupun baru di dunia maya melainkan penelusuran informasi, transaksi perbankan, hingga berbelanja online adalah manfaat yang bisa didapat. Perkembangan e-commerce terlihat dari nilai transaksi yang terus bertambah, di Indonesia sepanjang 2012 mencapai Rp126 triliun atau meningkat dua kali lipat dari nilai transaksi pada 2011 sebesar Rp63 triliun. Pertumbuhan e-commerce yang begitu pesat di Indonesia dipicu oleh beberapa hal, diantaranya adalah penetrasi
50
November 2013
pengguna internet Indonesia, yang berdasarkan data Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) pertumbuhan berbelanja online di Indonesia mengalami kenaikan sebesar 15%, yaitu meningkat menjadi 57%, dari 42% pada tahun sebelumnya dan dari hasil survei yang ada, sebanyak 22,8% dari 63 juta pengguna internet di Indonesia mengaku pernah berbelanja online, sementara sisanya sebanyak 77,2% pengguna internet yang tidak melakukan belanja online, 34,6% diantaranya beralasaan takut ditipu. Peningkatan pertumbuhan belanja online di Indonesia didasarkan pada kebutuhan konsumen, dimana konsumen yang memiliki aktivitas padat setiap harinya dan tidak memiliki waktu untuk berbelanja ke toko fisik dapat dengan mudah mendapatkan kebutuhan produk yang ingin dibelinya melalui media online salah satunya adalah melalui website penjual. Banyaknya website penjualan yang ada, berdasarkan MasterCard Worldwide Online Shopping Survey 2012 dijelaskan bahwa situs berbelanja paling popular terbanyak adalah pakaian/asesoris sebesar 36%, diikuti oleh situs berbelanja kupon, buku dan DVD sebesar 33%, dan juga sebesar 31% untuk situs pembelian tiket nonton. Dilihat dari data persentase jumlah website yang ada, maka dapat dinyatakan bahwa banyaknya penjual yang memasarkan produknya secara online dan juga banyaknya konsumen yang membeli secara online. Salah satu aplikasinya dibidang usaha di Indonesia adalah aplikasi
ISSN: 1410 -9875
pemesanan kebutuhan fesyen secara online langsung kepada konsumen. Zalora merupakan satu perusahaan yang menjual berbagai jenis barang kebutuhan fesyen kepada konsumen secara langsung melalui website Zalora. Zalora adalah pusat belanja online terlengkap untuk fesyen dan gaya hidup di Indonesia, yang memberikan pengalaman belanja mudah dengan harga terjangkau, ditambah dengan pelayanan yang terbaik di kelasnya bagi para pelanggan. Zalora Indonesia adalah bagian dari grup Zalora (http://www.zalora.com), yang beroperasi di 8 negara (Indonesia, Singapura, Malaysia, Thailand, Filipina, Vietnam, Taiwan, dan Hong Kong). Zalora merupakan salah satu bagian dari investasi Rocket Internet, yang telah membantu mengembangkan beberapa perusahaan e-commerce terbesar di dunia, seperti Zalanndo (Eropa), Dafiti (Amerika Selatan), Jabong (India) dan The Iconic (Australia). Tanggal 24 Februari 2012 merupakan hari yang sangat penting untuk Zalora Indonesia, di tanggal tersebutlah website (www.zalora.co.id) LIVE di dunia online Indonesia. Zalora sebagai perusahaan yang bergerak di dalam dunia e-commerce, dilihat sudah sangat baik dalam memanfaatkan berbagai media online yang ada untuk memasarkan produknya, seperti media sosial twitter dan facebook, dan juga memanfaatkan blog serta website untuk lebih mendekatkan diri dengan konsumen. Tampilan website Zalora dikemas dengan sedemikian rupa sehingga memberikan kemudahan bagi konsumen dalam berbelanja produk fesyen dengan penyampaian
Novrita Adriani F
informasi cara membeli dan informasi yang transparan akan suatu produk yang ditawarkan. Kenyamanan saat berbelanja merupakan hal yang sangat penting bagi konsumen dalam mencari produk. Kenyamanan yang dirasakan konsumen berhubungan dengan kecepatan dan kemudahan. Kecepatan yang dimaksud adalah kecepatan mengakses situs dan kemudahan yang dimaksud adalah kemudahan dalam mendapatkan suatu produk dengan diberikannya panduan yang jelas untuk berbelanja. Tampilan situs Zalora didesain dengan sederhana dan memberikan warna yang cerah kepada setiap pegunjung website. Situs dipandang sebagai cerminan jati diri dari penjual/perusahaan, karena situs didesain sesuai dengan kehendak pemilik situs. Di dalam suatu situs penjualan, dibutuhkan berbagai informasi yang jelas tentang berbagai hal yang berkaitan dengan produk yang ada pada situs tersebut. Informasi sangat dibutuhkan bagi pengunjung situs untuk memudahkan dalam menjelajahi isi dari situs tersebut. Selain informasi tentang produk, informasi akan keamanan juga diperlukan agar konsumen yakin bila melakukan pendaftaran akun dan bertransaksi, data konsumen akan aman. Dalam suatu situs, komunikasi merupakan hal yang penting, apabila informasi yang terdapat pada situs kurang menjelaskan dan ada pengunjung yang kurang mengerti dalam mengakses situs, maka hal ini dapat diatasi dengan melihat system FAQ yang ada pada situs atau dnegan meminta bantuan ke salah seorang yang melayani konsumen dalam ruang chat yang disediakan.
51
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 6
Kepuasan konsumen akan penggunaan suatu website terjadi bila kenyamanan, tampilan situs, pemberian informasi tentang produk, keamanan situs dan komunikasi memberikan hasil yang memuaskan kepada pengunjung/konsumen karena melebihi apa yang diharapkannya. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah pengaruh shopping convenience, site design, informativeness, security dan communication terhadap customer satisfaction online retailing. Penelitian ini disusun dengan urutan penulisan sebagai berikut: pertama, pendahuluan menjelaskan latar belakang masalah. Kedua, kerangka teoritis dan pengembangan hipotesis memuat shopping convenience, site design, informativeness, security, communication dan customer satisfaction. Ketiga, metode penelitian yang memuat metode pemilihan sampel dan pengumpulan data, definisi operasional, dan pengukuran variabel. Keempat, hasil penelitian yang menguraikan analisis dan pembahasan temuan penelitian. Kelima, penutup yang berisi kesimpulan, keterbatasan, dan saran untuk penelitian selanjutnya. KERANGKA TEORITIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Shopping Convenience Shopping convenience adalah rasa nyaman bagi pelanggan saat melakukan aktivitas perbelanjaan karena kemudahan yang diberikan perusahaan untuk mengakses produk yang dijualnya. Menurut pendapat Seiders, Berry, and Gresham (2000, 79) di
52
November 2013
dalam jurnal Michelle Bednarz Beauchamp (2007, 2) dijelaskan bahwa “Shopping convenience is defined as the speed and ease associated with shopping”. Rohm and Swaminathan (2004, 752) “Shopping convenience is time and effort savings in shopping”. Wen-Jang (Kenny) Jih (2007, 36) “shopping convenience is something (as an appliance, device, or service) conducive to comfort or ease; fitness or suitability for performing an action or fulfilling a requirement”. Dimensi–dimensi shopping convenience secara umum menurut Brown (1989) yang dikutip dari jurnal Wen-Jang (Kenny) Jih (2007, 27) antara lain time, place, acquisition, use, dan execution. Terdapat pengaruh shopping H1: convenience terhadap customer satisfaction online retailing. Site Design Web design adalah rancangan tampilan desain sebuah web, dimana terdapat beberapa elemen desain yang ada pada sebuah situs. Elemen tersebut antara lain, text, graphics, audio, dan video. Menurut pendapat Deborah and Charles (2011, 371) “web site design refers to the process of planning what your web site will look like and how it will work/function”. Eccher, Hunley dan Simmons (2005, 2) menjelaskan, “web design meant creating static html (hyper text markup language) pages with linked text and graphics”. Shelly, Cashman, dan Vermeat (2002, 2.26) menjelaskan
ISSN: 1410 -9875
bahwa “web site design means to include all the elements of the design into the web site. Design the layout of elements of the web page such as text, graphics, audio, video, & virtual reality”. Menurut Jeffrey F. Rayport dan Bernard J. Jaworski yang dikutip dari Kotler dan Keller (2012, 564) mengemukakan bahwa situs yang efektif memiliki tujuh elemen desain yang disebut 7Cs, yaitu context, content, community, customization, communication, connection, dan commerce. Terdapat pengaruh site H2: design terhadap customer satisfaction online retailing. Informativeness Informativeness adalah menerangkan atau menjelaskan kepada konsumen mengenai suatu produk, bersifat persuasif yang dapat membangun permintaan akan suatu merek dengan cara meyakinkan konsumen dan mengingatkan konsumen pada suatu produk atau merek. Menurut pendapat Belch and Belch (2001, 502) yang menyatakan “more buyers expect that a company will have a site providing then with detailed information about its offerings”. Clow and Baack (2012, 212) menjelaskan bahwa “informative is present information to the audience in a straightforward manner”. David L. Kurtz and Boone Brand (2008, 532) “informative is the promotion that seeks to develop initial demand for a good, service, organization, person, place, idea or cause”. Terdapat pengaruh H3: informativeness terhadap
Novrita Adriani F
customer satisfaction online retailing. Security Security adalah bentuk perlindungan berupa kebijakan, prosedural dan sistem yang dibuat untuk melindungi informasi tentang data–data perusahaan maupun pelanggan, dari unsur kesengajaan maupun tidak sengaja yang diakukan oleh pihak yang tidak dikenal.Menurut pendapat Capron (2004, 10-295) “security is a system of safeguards designed to protect a computer system and data from deliberate or accidental damage or access by unauthorized person’s”. Kenneth C. Laudon dan Jane P. Laudon (2012, 321) “security is policies, procedurs, and technical measures use to prevent unauthorized acces, alteration, theft, or physical damage to information systems”. Firewall, Intrusion Detection Systems (IDS), Antivirus and Antispyware Software, Unified Threat Management Systems (UTM), Virtual Private Network (VPN), dan encryption telah menjadi alat bisnis yang penting menurut Kenneth C. Laudon Dan Jane P. Laudon (2012, 342). S. M. Furnell, et.al (2002, 352) menjelaskan bahwa “security is a multi-faceted problem, the comprehensive solution to which will normally encompass physical, procedural and logical forms of protection”. Terdapat pengaruh security H4: terhadap customer satisfaction online retailing.
53
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 6
Communication Communication adalah proses penyampaian informasi (pesan, ide, sikap, gagasan) dari komunikator atau pengirim pesan untuk merubah serta membentuk perilaku komunikan atau penerima pesan (pola, sikap, pandangan, dan pemahamannya) ke pola dan pemahaman yang dikehendaki komunikator. Menurut pendapat Clow dan Baack (2012, 32) menjelaskan komunikasi sebagai berikut “communication can be defined as transmitting, receiving and processing information”. Schiffman dan Kanuk (2010, 280) menyatakan bahwa “Communication is transmission of a message from a sender to a receiver via a medium (or channel) of transmission”. Perreault, Cannon dan Carthy (2010, 376) menyatakan “Communication is the process which means a source (the sender of a message) trying to reach a receiver (a potential customer) with message”. Menurut Kotler dan Amstrong (2012, 438) terdapat sembilan elemen dalam sebuah komunikasi yaitu pengirim dan penerima, pesan dan media, penyampaian, penerimaan, respon, dan umpan balik. Terdapat pengaruh H5: communication terhadap customer satisfaction online retailing.
54
November 2013
Customer Satisfaction Customer satisfaction adalah perasaaan senang yang dirasakan konsumen setelah mengkonsumsi suatu produk, dimana apa yang dirasakan konsumen melebihi dari apa yang diharapkan konsumen. Kotler dan Keller (2012, 150) memberikan pengertian mengenai customer satisfaction sebagai berikut “customer satisfaction is a person’s feeling of pleasure or disappointment resulting from comparing a products perceived performance (or outcome) to expectation”. Lovelock and Writs (2011, 619) mendefinisikan customer satisfaction yaitu “customer satisfaction is a short-term emotional reaction to a specific service performance”. Schiffman dan Kanuk (2010, 29) dijelaskan bahwa “customer satisfaction is the individual perception of the performance of product or service in the relation to this or her expectation”. Cara pengukuran kepuasan pelanggan menurut Kotler dan Keller (2012, 150) terbagi menjadi 3 teknik, yaitu periodic survey, customer loss rate, dan mystery shoppers. Terdapat pengaruh shopping H6: convenience, site design, informativeness, security dan communication terhadap customer satisfaction online retailing. Dari pemaparan telaah pustaka di atas, maka dapat dikembangkan suatu kerangka pemikiran teoritis yang tersaji di bawah ini:
ISSN: 1410 -9875
Novrita Adriani F
Shopping Convenience (X1) Site Design (X2) Informativeness
Customer Satisfaction
(X3)
(Y)
Security (X4) Communication (X5)
Gambar 1 Model Penelitian METODE PENELITIAN Metode Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menjawab masalah penelitian mengenai pengaruh shopping convenience, site design, informativeness, security dan communication terhadap customer satisfaction online retailing, untuk itu digunakan penelitian kausalitas. Dan untuk penggambaran karakteristik responden digunakan penelitian deskriptif. Penelitiaan ini menggunakan regresi sebagai alat uji pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.
Pemilihan Sampel dan Pengumpulan Data Metode pengambilan sampel yang digunakna dalam penelitian adalah non probability sampling dengan teknik convenience sampling. Obyek dalam penelitian ini adalah Zalora yaitu pusat belanja fashion online retailing terbesar di Indonesia yang menyediakan kebutuhan fashion pria, fashion wanita, dan fashion anak dengan menawarkan brandbrand terkemuka, baik lokal maupun internasional. Kriteria yang digunakan untuk pengambilan responden adalah masyarakat yang pernah membeli produk di website Zalora.
55
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 6
November 2013
Tabel 1. Total Penyebaran Kuesioner Keterangan Data Jumlah kuesioner yang disebar 130 Jumlah kuesioner yang tidak memenuhi kriteria 18 Total sampel yang dapat digunakan 112 Total data yang dijadikan sampel 100 Ukuran sampel yang digunakan adalah sejumlah 100 responden dengan mengacu pada apa yang dikatakan oleh Hair et.al (2010, 102) “the researcher generally
would not factor analyze a sample of fewer than 50 obeservations, and preferably the sample size should be 100 or larger.
Variabel dan Pengukurannya Tabel 2. Variabel dan Pengukuran Variabel Indikator Independen 1. Kenyamanan penggunaan website 1. Shopping 2. Waktu Convenience 3. Prosedur 4. Kemudahan 1. Tampilan Visual 2. Pilihan yang baik dalam website 2. Site Design 3. Penampilan profesional 4. Kecepatan dan kemudahan transaksi 1. Kaya informasi 2. Informasi yang akurat 3. Informativeness 3. Informasi peripheral 4. Informasi produk 4. Security
5. Communication
Variabel Dependen 6. Customer Satisfaction
56
1. 2. 3. 4. 1.
Keamanan Terlindungi Penyalahgunaan Kerahasiaan Kebebasan saran dan kritik 2. FAQ sistem 3. Keaktifan konsumen 4. Pertukaran pendapat Indikator 1. Penawaran 2. Pembelian 3. Produk
Skala Pengukuran
Skala Likert
Skala Likert
Skala Likert
Skala Likert
Skala Likert
Skala Pengukuran Skala Likert
ISSN: 1410 -9875
Novrita Adriani F
HASIL PENELITIAN Tabel 3. Statistik Deskriptif Karakteristik Responden N Jenis Kelamin Pria 28 Wanita 72 Usia 17 – 20 tahun 25 21 – 30 tahun 68 31 – 40 tahun 7 Pendidikan SMU 19 D1/D3 26 S1 53 S2/S3 2 Pekerjaan Pelajar/Mahasiswa 43 Karyawan 47 Ibu Rumah Tangga 8 Lainnya 2 Frekuensi melakukan pembelian di website Zalora selama 1 tahun 1x 38 2x 25 3x 11 4x 10 5x 16
Metode Pembayaran Kartu Kredit Transfer ATM Pembayaran di Tempat/COD
7 40 53
Persentase 28% 72% 25% 68% 7% 19% 26% 53% 2% 43% 47% 8% 2%
38% 25% 11% 10% 16%
7% 40% 53%
Tabel 4. Hasil Hipotesis 1 Model (Constant ) TTL_SC
R R Square .23 .054 2
B 7.090
t 5.701
Sig. .000
.213
2.364
.020
Tabel 5. Hasil Hipotesis 2 Model R R Square (Constant .532 .283 ) TTL_SD
B 3.284
t 3.018
Sig. .003
.492
6.222
.000
57
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 6
November 2013
Tabel 6. Hasil Hipotesis 3 Model R R Square (Constant .47 .226 ) 5 TTL_IN
B 4.753
t 4.791
Sig. .000
.395
5.345
.000
Tabel 7. Hasil Hipotesis 4 Model R R Square (Constant .57 .325 ) 0 TTL_SEC
B 3.178
t 3.170
Sig. .002
.509
6.865
.000
Tabel 8. Hasil Hipotesis 5 Model
R R Square .54 .297 (Constant) 5 TTL_COM
B 4.462
t 5.118
Sig. .000
.448
6.427
.000
Tabel 9. Hasil Hipotesis 6 Model (Constant)
R
Adjusted R Square .67 .430 8
TTL_SC TTL_SD TTL_IN TTL_SEC TTL_COM Berdasarkan tabel 4 nilai R (coefficient correlation) sebesar 0,232 yang artinya secara statistik hubungan variabel shopping convenience (X1) dengan variabel customer satisfaction (Y) adalah sangat lemah dan variasi variabel customer satisfaction (Y) dapat dijelaskan oleh variabel shopping convenience (X1) adalah sebesar 5,4%. Berdasarkan tabel tersebut nilai sig < 0.05 yang berarti
58
B
F
.562 15.953
Sig. .000
-.043 .285 -.009 .296 .185 terdapat pengaruh shopping terhadap convenience (X1) customer satisfaction (Y) online retailing. Model regresi dari variabel shopping convenience (X1) di atas adalah: Y = 7,090 + 0,213X1 + e Berdasarkan tabel 5 nilai R (coefficient correlation) sebesar 0,532 yang artinya secara statistik hubungan variabel site design (X2) dengan variabel customer
ISSN: 1410 -9875
satisfaction (Y) adalah kuat dan variasi variabel customer satisfaction (Y) dapat dijelaskan oleh variabel site design (X2) adalah sebesar 28,3%. Berdasarkan tabel tersebut nilai sig < 0.05 yang berarti terdapat pengaruh site design (X2) terhadap customer satisfaction (Y) online retailing. Model regresi dari variabel site design (X2) di atas adalah: Y = 3,284 + 0,492X2 + e Berdasarkan tabel 6 nilai R (coefficient correlation) sebesar 0,475 yang artinya secara statistik hubungan variabel informativeness (X3) dengan variabel customer satisfaction (Y) adalah cukup dan variasi variabel customer satisfaction (Y) dapat dijelaskan oleh variabel informativeness (X3) adalah sebesar 22,6%. Berdasarkan tabel tersebut nilai sig < 0.05 yang berarti terdapat pengaruh terhadap informativeness (X3) customer satisfaction (Y) online retailing. Model regresi dari variabel informativeness (X3) di atas adalah: Y = 4,753 + 0,395X3 + e Berdasarkan tabel 7 nilai R (coefficient correlation) sebesar 0,570 yang artinya secara statistik hubungan variabel security (X4) dengan variabel customer satisfaction (Y) adalah kuat dan variasi variabel customer satisfaction (Y) dapat dijelaskan oleh variabel security (X4) adalah sebesar 32,5%. Berdasarkan tabel tersebut nilai sig < 0.05 yang berarti terdapat pengaruh security (X4) terhadap customer satisfaction (Y) online retailing. Model regresi dari variabel security (X4) di atas adalah: Y = 3,178 + 0,509X4 + e
Novrita Adriani F
Berdasarkan tabel 8 nilai R (coefficient correlation) sebesar 0,545 yang artinya secara statistik hubungan variabel communication (X5) dengan variabel customer satisfaction (Y) adalah kuat dan variasi variabel customer satisfaction (Y) dapat dijelaskan oleh variabel communication (X5) adalah sebesar 29,7%. Berdasarkan tabel tersebut nilai sig < 0.05 yang berarti terdapat pengaruh terhadap communication (X5) customer satisfaction (Y) online retailing. Model regresi dari variabel communication (X5) di atas adalah: Y = 4,462 + 0,448X5 + e Berdasarkan tabel 9 nilai R (coefficient correlation) sebesar 0,678 yang artinya secara statistik hubungan variabel shopping convenience (X1), site design (X2), informativeness (X3), security (X4) dan communication (X5) dengan variabel customer satisfaction (Y) adalah kuat dan variasi variabel customer satisfaction (Y) dapat dijelaskan oleh variabel shopping convenience (X1), site design (X2), informativeness (X3), security (X4) dan communication (X5) adalah sebesar 43%. Berdasarkan tabel tersebut nilai sig < 0.05 yang berarti terdapat pengaruh shopping convenience (X1), site design (X2), informativeness (X3), security (X4) dan communication (X5) secara individu terhadap customer satisfaction (Y) online retailing. Model regresi dari variabel shopping convenience (X1), site design (X2), informativeness (X3), security (X4) dan communication (X5) di atas adalah: Y = 0,562 - 0.043X1 + 0.285X2 0.009X3 + 0.296X4 + 0.185X5 + e
59
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 6
PENUTUP Berdasarkan hasil penelitian di atas menunjukan terdapat pengaruh shopping convenience site design (X2), (X1), informativeness (X3), security (X4) dan communication (X5) secara individu terhadap customer satisfaction (Y) online retailing. Hasil penelitian di atas juga menunjukan terdapat pengaruh shopping convenience (X1), site design (X2), informativeness (X3), security (X4) dan communication (X5) secara bersama-sama terhadap customer satisfaction (Y) online retailing. Keterbatasan yang dihadapi dalam penelitian ini antara lain adalah sampel yang digunakan dalam penelitian ini hanya berjumlah 100 orang, penelitian ini hanya dilakukan pada responden yang pernah membeli suatu produk di website/situs Zalora, dalam penelitian ini hanya menggunakan 5 variabel independen yaitu shopping convenience, site design,
November 2013
informativeness, security dan communication, sehingga masih ada variabel independen lain yang dimungkinkan berpengaruh terhadap customer satisfaction namun tidak diteliti dalam penelitian ini, dan responden hanya mengisi berdasarkan tingkat kesetujuan atau ketidaksetujuan dan tidak diberikan kesempatan untuk mengutarakan pendapat pribadinya. Adapun beberapa saran yang dapat peneliti berikan berkaitan dengan penelitian yang telah dilakukan, sehingga dapat berguna bagi penelitian selanjutnya yaitu penelitian selanjutnya diharapkan dapat menambah jumlah sampel, disarankan pada penelitian selanjutnya agar tidak hanya meneliti Zalora tetapi juga online shop lainnya, bagi penelitian selanjutnya yang memilih topik yang sama sebaiknya menambah variabel-variabel lain karena masih banyak faktor-faktor lain yang mempengaruhi customer satisfaction.
REFERENSI Anderson, David R., Dennis J. Sweeney, and Thomas A. Williams. 2011. Statistic for Business and Economics 11th Edition. South Western: Cengage Learning. Belch, George E. and Michael A. Belch. 2001. Advertising and Promotion 5th Edition. New York: Mc Graw Hill. Beauchamp, Michelle Bednarz. 2007. The Need for Retail Shopping Convenience. Missisipi: Proquest. Capron, H L., and Johnson, J. A. 2004. Computers: Tools an Information Age Complete 8th Edition. New Jersey: Pearson Education Int, Prentice Hall. Clin, Eccher., Erick Hunley, and Erik Simmons. 2005. Professional Web Design: Techniques and Templates 2nd Edition. Charles River Media Internet Series.
60
ISSN: 1410 -9875
Novrita Adriani F
Clow, Kenneth E. and Baack. 2012. Integrated Advertising, Promotion & Marketing Communication 5th Edition. New Jersey: Upper Saddle River, Pearson Prentice Hall. Furnell, S. M., M. Gennatou, dan P. S. Dowland. A Prototype Tool for Security Awareness and Training Vol. 15 pp. 352-357.UK: Emerald. Gujarati, Damodar. N., dan Dawn C. Porter. 2009. Basic Econometrics 5th Edition. New York: McGraw Hill Companies. Hair, Joseph F., William C. Black, Barry J. Babin, dan Rolph E. Anderson. 2010. Multivariate Data Analysis: A Global Perspective 7th Edition. New Jersey: Pearson Education. Jih, Wen Jang (Kenny). 2007. Effects of Consumer Perceived Convenience on Shopping Intention in Mobile Commerce Vol 3 iss 4. USA: IGI Publishing. Chung, Ki-Han dan Jae-Ik Shin. 2010. The antecedents and consequents of relationship quality in internet shopping. Korea: Asia Pacific Journal of Marketing and Logistic, Vol. 22 Iss: 4 pp. 273-491 Emerald. Kotler, Philp and Kevin Lane Keller. 2012. Marketing Management Global Edition. New Jersey: Pearson Prentice Hall. Kotler, Philp and Gary Armstrong. 2012. Marketing Management Global Edition. New Jersey: Pearson Prentice Hall. Kurtz, David L. 2008. Principles of Contemporary Marketing 14th Edition. New York: Cengage Learning. Laudon, Kenneth C., and Laudon Jane P. 2012. Management Information System 9th Edition. Singapore: Pearson Prentice Hall. Lovelock, Chrisptopher and Jochen Wirtz. 2011. Service Marketing: People, Technology, and Strategy. New Jersey: Pearson Prentice Hall. Morley, Deborah and Charles S. Parker. 2011. Understanding Computers: Today and Tomorrow Comprehensive 13th Edition. USA: Cengage Learning. Perreault, William D. dan E. Jerome McCarthy. 2010. Basic Marketing Global Edition. New Jersey: Pearson Prentice Hall. Rohm, Andrew J., dan Vanitha Swaminathan. 2004. A Typology of Online Shoppers based on Shopping Motivation pp 748-757. New York: Elsevier. Sarwono, Jonathan. 2011. IBM SPSS 19. Jakarta: Elex Media Komputindo. Schiffman, Leon G., and Leslie Lazar Kanuk. 2010. Consumer Behavior Global Edition. New Jersey: Pearson Prentice Hall. Sekaran, Uma, and Roger Bougie. 2010. Research Methods for Business 5th Edition. United Kingdom: John Wiley& Sons, Ltd. Shelly, Gary B., Thomas J. Cashman, dan E. Misty Vermeat. 2002. Discovering Computers, Concept for a Digital World. New Jersey: Pearson Education Int, Prentice Hall.
61
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 6
Halaman ini sengaja dikosongkan
62
November 2013
JURNAL BISNIS DAN AKUNTANSI Vol. 15, No. 1a, Is. 6, November 2013, Hlm. 63-76
ISSN: 1410 - 9875 http: //www.tsm.ac.id/JBA
PEN GARU H PR OMOSI, KEPE MIM PIN AN, DA N KONDISI KERJA TERHADAP KEPUASAN KERJA NUGRAHANI TUNGGADEWI STIE TRISAKTI
[email protected] Abstract: The purpose of this study is to know much the influence of promotion, leadership and working condition with job satisfaction of the SMA and SMK Yadika School Teacher’s in West Jakarta.Data for study were obtained from questionnaire. The respondents population of this research consist SMA and SMK Yadika School Teacher’s in West Jakarta. This research uses descriptivestatistics method and casuality analisys, which has as many as 42 teacher’s as sample. Nonprobability sampling with “Jenuh” sampling technique are the sampling method which are used. This study uses statistical analysis to examine the problem and to test the hypothesis in the study, including correlation analysis, regression, F test and t test. Data was analyzed with IBM SPSS Statistic 19.The results show significant between promotion, leadership and working condition wirh work statisfaction of the SMA and SMK Yadika School Teacher’s in West Jakarta. The hypothesis was tested by F test and t test to show that promotion, leadership and working condition a significant positive effect on work statisfaction either partially or simultaneously. Keyword: Promotion, Leadership, Working Condition, Job Satisfaction Abstrak: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui banyak pengaruh Promotion, Leadership dan Working Condition dengan Job Satisfaction dari SMA dan SMK Yadika Sekolah Guru di Jakarta Barat. Data untuk penelitian diperoleh dari kuesioner. Responden Populasi penelitian ini terdiri SMA dan SMK Yadika Sekolah Guru di Jakarta Barat. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif-statistik dan analisis casuality, yang memiliki sebagai sampel sebanyak 42 guru. Nonprobability sampling dengan "Jenuh" Teknik pengambilan sampel adalah metode sampling yang digunakan. Penelitian ini menggunakan analisis statistik untuk menguji masalah dan untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini, termasuk analisis korelasi, regresi, uji F dan uji t. Data dianalisis dengan IBM SPSS Statistik 19. Hasil penelitian menunjukkan signifikan antara promosi, kepemimpinan dan kondisi kerja wirh statisfaction kerja SMA dan SMK Yadika Sekolah Guru di Jakarta Barat.
63
Hipotesis diuji dengan uji F dan uji t menunjukkan Promotion, Leadership dan Working Condition berpengaruh positif signifikan terhadap Job Satisfaction baik secara parsial maupun secara simultan.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui banyak pengaruh Promotion, Leadership dan Working Condition dengan Job Satisfaction dari SMA dan SMK Yadika Sekolah Guru di Jakarta Barat. Data untuk penelitian diperoleh dari kuesioner. Responden Populasi penelitian ini terdiri SMA dan SMK Yadika Sekolah Guru di Jakarta Barat. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif-statistik dan analisis casuality, yang memiliki sebagai sampel sebanyak 42 guru. Nonprobability sampling dengan "Jenuh" Teknik pengambilan sampel adalah metode sampling yang digunakan. Penelitian ini menggunakan analisis statistik untuk menguji masalah dan untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini, termasuk analisis korelasi, regresi, uji F dan uji t. Data dianalisis dengan IBM SPSS Statistik 19. Hasil penelitian menunjukkan signifikan antara promosi, kepemimpinan dan kondisi kerja wirh statisfaction kerja SMA dan SMK Yadika Sekolah Guru di Jakarta Barat. Hipotesis diuji dengan uji F dan uji t menunjukkan bahwa Promotion, Leadership dan Working Condition berpengaruh positif signifikan terhadap Job Satisfaction baik secara parsial maupun secara simultan. Kata kunci Satisfaction
:
Promotion,
Leadership,
PENDAHULUAN Pendidikan merupakan hak asasi manusia dan hak setiap warga negara untuk dapat mengembangkan potensi dirinya melalui proses pembelajaran minimal pada tingkat pendidikan dasar. Setiap warga negara Indonesia berhak memperoleh pendidikan yang bermutu sesuai dengan minat dan bakat yang dimilikinya tanpa memandang status sosial, ekonomi, suku, etnis, agama dan gender. Sumber daya manusia yang berkualitas seperti tenaga pengajar (guru) adalah salah satu aset paling penting yang dimiliki bangsa Indonesia yang akan menjadi penunjang di dalam dunia pendidikan. Era globalisasi yang semakin berkembang dan semakin maju menjadi tantangan bagi bangsa Indonesia untuk memajukan
Working
Condition,
Job
kualitas pendidikan terutama tenaga pengajar (guru). Pendidikan yang berkualitas pada setiap jenjang akan berdampak pada generasi penerus bangsa menuju masa depan yang lebih baik, tetapi kualitas sumber daya manusia yang semakin rendah membuat mutu pendidikan pada setiap lembaga pendidikan menjadi rendah, rendahnya kualitas pendidikan bersumber dari persaingan karena setiap sekolah dituntut untuk dapat meningkatkan mutu dan kualitas sumber daya manusia terutama tenaga pengajar (guru). Kepuasan kerja menjadi salah satu variabel penting dalam peranan sumber daya manusia. Karyawan yang merasa tidak puas akan mengurangi usahanya dalam melakukan pekerjaan yang telah diberikan oleh perusahaan.
Kepuasan kerja adalah atribut yang sangat penting yang sering diukur oleh organisasi, cara pengukuran dengan penggunaan skala penilaian karyawan melaporkan reaksi mereka terhadap pekerjaan mereka seperti kesempatan promosi, promosi dapat menyediakan peluang untuk mendapatkan kepuasan atas pekerjaan yang dilakukan oleh karyawan. Kepuasan kerja tidak hanya dipengaruhi oleh promosi tetapi dapat juga dipengaruhi oleh kepemimpinan, kepemimpinan otoriter akan mengakibatkan kepuasan kerja karyawan rendah. Kepuasan kerja juga dapat dipahami dalam hal hubungan dengan faktor kunci lainnya, salah satunya adalah kondisi kerja, tempat kerja yang kotor akan membuat pekerja menjadi sakit, suara bising di tempat kerja juga dapat menciptakan kerusakan pada pendengaran serta penerangan yang redup dapat mengakibatkan kerusakan mata, keadaan seperti ini dapat menciptakan pekerja merasa tidak puas di dalam bekerja. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah promosi, kepemimpinan dan kondisi kerja berpengaruh terhadap kepuasan kerja guru SMA dan SMK Yadika di Jakarta Barat. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menguji kembali pengaruh promosi, kepemimpinan dan kondisi kerja terhadap kepuasan kerja. Penulisan penelitian ini disusun dengan urutan bagian pertama menjelaskan mengenai latar belakang penelitian, masalah dan tujuan penelitian serta
sistematika penulisan. Kedua kerangka hipotesis dan rumusan teori yang meliputi promosi, kepemimpinan, kondisi kerja dan kepuasan kerja. Ketiga metoda penelitian yang meliputi metoda pemilihan sample dan pengumpulan data, definisi operasional, variable dan pengukuran. Keempat analisa dan pembahasan yang meliputi hasil penelitian yang telah dilakukan. Dan kelima penutup yang berisi kesimpulan, keterbatasan dan rekomendasi. RERANGKA TEORITIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Kepuasan Kerja Menurut Robbins (2013, 108) “Job satisfaction is describes a positive feeling about a job, resulting from an evaluation of its characteristics.” Menurut Hasibuan (2001, 202) “Kepuasan kerja adalah sikap emosional yang menyenangkan dan mencintai pekerjannya.” Menurut Siagian (2002, 295)“Kepuasan kerja merupakan suatu cara pandang seseorang baik yang bersifat positif maupun bersifat negatif tentang pekerjaannya.” Teori-teori kepuasan yaitu the hierarchy of needs dari Abraham Maslow, ERG Theory dari Clayton Alderfer, two factor dari Frederick Hezberg, dan acquired needs dari McClelland (Daft 2012, 468-472): 1. The Hierarchy of Needs dari Abraham Maslow, (Abraham Maslow) a) Physiological needs merupakan kebutuhan akan makan, minum, air, oksigen,udara, gaji.
b) Safety needs merupakan kebutuhan rasa aman secara fisik dan lingkungan emosi dan bebas dari ancaman, bebas dari ganguan, rasa aman saat bekerja, mendapat tunjangan. c) Belongingness needs, yaitu kebutuhan akan teman, diterima dalam kelompok dan dicintai, berpartisipasi dalam kelompok kerja dan hubungan yang positif dengan pengawas. d) Esteem needs, yaitu kebutuhan akan penghargaan diri, perhatian, pengakuan dan apresiasi dari orang lain, kenaikan tanggung jawab, status yang tinggi. e) Self-actualization needs, yaitu kebutuhan untuk memenuhi diri sendiri dengan penggunaan bakat dan menilai menjadi orang yang lebih baik, menjadi mempunyai peluang untuk lebih kreatif, bertumbuh. 2. ERG Theory dari Clayton Alderfer 1) Existence needs merupakan kebutuhan fisik. 2) Relatednees needs merupakan kebutuhan berhubungan baik dengan orang lain. 3) Growth needs merupakan fokus untuk mengembangkan potensi manusia, bertumbuh dan meningkatnya kompetensi. 3. Two factor dari Frederick Hezberg Penelitian Herzberg melahirkan dua kesimpulan mengenai teori tersebut:
a. Serangkaian kondisi ekstrinsik, dimana keadaan pekerjaan dan hygienic yang menyebabkan rasa tidak puas diantara para karyawan, meliputi kondisi kerja, gaji dan keamanan, kebijakan perusahaan, pengawasan, dan hubungan dengan orang lain. b. Serangkaian kondisi intrinsik, tingkat motivasi yang kuat yang dinamakan pemuas atau motivator yang menyebabkan seseorang menjadi puas, seperti prestasi, pengakuan, tanggung jawab, peluang untuk bertumbuh. 4. Acquired needs dari McClelland a. Need for Achievement merupakan keinginan untuk mencapai segala sesuatu meskipun sulit, menetapkan standar yang tinggi untuk sukses. for Affiliation b. Need merupakan keinginan untuk bisa berhubungan baik dengan orang lain, tidak menyukai konflik. c. Need for Power merupakan keinginan untuk mempengaruhi atau mengontrol orang lain, bertanggung jawab untuk organg lain, dan mempunyai tanggung jawab. Promosi Menurut Dessler (2011, 385) “Promotion is advancements to positions of increased responsibility.” Menurut Mondy (2008, 401) “Promotion is the movement of a
person to a higher level position in the organization.” Menurut Hasibuan (2001, 108) “Promosi adalah perpindahan yang memperbesar authority dan responsibility karyawan ke jabatan yang lebih tinggi didalam satu organisasi sehingga kewajiban, hak, status dan penghasilannya semakin besar.” Menurut Hasibuan (2001, 113-4) ada empat jenis promosi, yaitu: 1. Promosi sementara (Temporary Promotion) Seorang karyawan dinaikan jabatannya untuk sementara karena adanya jabatan yang lowong yang harus diisi. 2. Promosi Tetap (Permanent Promotion) Seorang karyawan dipromosikan dari suatu jabatan ke jabatan yang lebih tinggi karena karyawan tersebut telah memenuhi syarat untuk dipromosikan. 3. Promosi Kecil (Small Scale Promotion) Menaikkan jabatan seseorang karyawan dari jabatan yang tidak sulit dipindahkan ke jabatan yang sulit yang meminta keterampilan tertentu, tetapi tidak disertai dengan peningkatan wewenang, tanggung jawab, dan gaji. 4. Promosi Kering (Dry Promotion) Seorang karyawan dinaikan jabatannya ke jabatan yang lebih tinggi disertai dengan peningkatan pangkat, wewenang dan tanggung jawab tetapi tidak disertai dengan kenaikan gaji atau upah.
: Promosi berpengaruh Ha1 terhadap kepuasan kerja. Kepemimpinan Menurut Daft (2008, 5) “Leadership is an influence relationship among leaders and followers who intend real changes and outcomes that reflect their shared purposes.” Menurut Pride et al (2008, 245) “Leadership is different from management in that a leader strives for voluntary coorperation, whereas a manager may have to depend on coercion to change employee behavior.” Menurut Wirawan (2009, 59) “Kepemimpinan yaitu kemampuan untuk memberikan dorongan untuk mencapai suatu tujuan kemampuan untuk memberikan semangat kerja, membina atau mendidik bawahan dan wibawa.” Menurut Daft (2008, 320 - 7), ada tiga jenis tipe dari kepemimpinan yaitu: 1) Transformasional Leadership: Karakteristik kepemimpinan yang mampu untuk membawa perubahan yang signifikan di dalam organisasi dan pengikutnya serta mampu untuk memimpin suatu perubahan dalam visi organisasi, strategi, budaya, promosi, inovasi didalam suatu produk dan teknologi. Transactional Leadership: Sebuah transaksi atau proses pertukaran yang dilakukan antara seorang pemimpin dan pengikutnya, dapat digunakan oleh seorang pemimpin dalam menggerakan anggotanya menawarkan imbalan atau akibat terhadap setiap
kontribusi yang diberikan oleh anggota kepada organisasi. 2) Charismatic Leadership: Seorang pemimpin yang mempunyai kemampuan untuk menginspirasi dan memotivasi orang untuk melakukan hal yang lebih dibandingkan dengan mereka yang seharusnya mereka lakukan, meskipun kendalanya pribadi yang berkorban. 3) Coalitional Leadership: Membangun koalisi yang terdiri atas orang-orang yang mendukung tujuan pemimpin dan dapat membantu mempengaruhi orang lain untuk mengimplementasikan keputusan pemimpin dan pencapaian tujuan. Ha2 : Kepemimpinan berpengaruh terhadap kepuasan kerja. Kondisi Kerja Menurut Mangkunegara (2005, 105) “Kondisi kerja adalah semua aspek fisik kerja, psikologis kerja dan peraturan kerja yang dapat mempengaruhi kepuasan kerja dan pencapaian produktivitas kerja.”
Menurut Darma (2000, 105) “Kondisi kerja adalah semua faktor lingkungan dimana pekerjaan berlangsung.” Menurut Sedarmayanti (2000, 21) “Kondisi kerja adalah semua keadaan yang terdapat di sekitar tempat kerja yang akan mempengaruhi pegawai baik secara langsung dan tidak langsung terhadap pekerjaannya.” Faktor yang dapat mempengaruhi terbentuknya kondisi kerja dikaitkan dengan kemampuan manusia atau pegawai, diantaranya menurut Mangkunegara (2005, 105): 1. Kondisi fisik kerja, yang mencakup penerangan, suhu udara, suara kebisingan, penggunaan warna, musik, kelembaban dan ruang gerak yang diperlukan. 2. Kondisi psikologis kerja, misalnya stres kerja, bosan kerja dan letih kerja. 3. Kondisi temporer kerja, yang dimaksud adalah peraturan lama kerja, waktu istirahat kerja dan shif kerja. Ha3 : Kondisi Kerja berpengaruh terhadap kepuasan kerja.
Kerangka model penelitian adalah sebagai berikut:
Promosi Kepuasan Kerja
(X1) Kepemimpinan
(Y)
(X2)Kerja Kondisi (X3) Gambar 1 Kerangka Model Penelitian
METODA PENELITIAN Penelitian ini menggunakan data primer dengan teknik kuesioner, kuesioner ini sebarkan kepada guru SMA dan SMK Yadika. Pemilihan sampel pada penelitian ini menggunakan metode sampling jenuh. Jumlah sampel responden dalam penelitian ini adalah 42 responden. Definisi Operasional Variabel dan Pengukuran Kepuasan Kerja Kepuasan kerja adalah sikap yang diterima oleh seseorang ketika dia berhasil mencapai rasa puas, tertarik terhadap pekerjannya serta mempunyai tanggung jawab di dalam pekerjannya dan tidak sulit ketika melakukan pekerjannya. Kepuasan kerja diukur dengan 17 indikator pernyataan kuesioner. Variabel kepuasan kerja diukur menggunakan Likert scale 4 points. Promosi
Promosi adalah suatu aktifitas perpindahan seseorang ke tingkatan yang lebih tinggi dengan tanggung jawab yang lebih tinggi dari pekerjaan sebelumnya. Promosi diukur dengan 3 indikator pernyataan kuesioner. Variabel promosi diukur menggunakan Likert scale 4 points. Kepemimpinan Kepemimpinan adalah sikap dari atasan yang dapat mempengaruhi bawahan atau orang lain untuk mencapai suatu tujuan. Kpemimpinan diukur dengan 4 indikator pernyataan kuesioner. Variabel kepemimpinan diukur menggunakan Likert scale 4 points. Kondisi Kerja Kondisi kerja adalah serangkaian lingkungan kerja yang akan mempengaruhi pekerjaan dari masing-masing karyawan. Kondisi kerja diukur dengan 3 indikator pernyataan kuesioner. Variabel promosi diukur menggunakan Likert scale 4 points.
Tabel 1 Variabel Indikator dan Skala Pengukuran VARIABEL
INDIKATOR
SKALA PENGUKURAN
PROMOSI (X1)
1. Kesempatan yang sama untuk dipromosikan 2. Adil dan jujur
LIKERT
KEPEMIMPINAN (X2)
1.Mendukung jika ada masalah 2. Meyakinkan dan mengajak
LIKERT
KONDISI KERJA (X3)
1. Tidak bekerja berlebihan 2. Jam kerja yang masuk akal
LIKERT
KEPUASAN KERJA (Y)
1. Pekerjaan yang menarik 2.Otoritas di dalam pekerjaan
LIKERT
Sumber : Work Satisfaction and Motivation Questionnaire
HASIL PENELITIAN Tabel 2 Statistik Deskriptif Jenis Kelamin (N Valid = 42)
Laki-laki = 10 Perempuan = 32
Usia (N Valid = 42)
25-29 tahun = 30-34 tahun = 40-44 tahun = 45-50 tahun =
Pendidikan Terakhir (N Valid = 42)
S1 = 35 S2 = 7
Lama Bekerja (N Valid = 42)
6-10 = 18 11-15 = 12 16-20 = 6 >20 = 6
12 9 14 7
Hasil Uji Normalitas Data Penelitian ini memiliki data sebanyak 42 kuesioner data. Pengujian normalitas dilakukan dengan 2 metode yaitu: 1. Pengujian normalitas dengan metode grafik Normal Probability Plot. Gambar 2
Hasil Uji Normalitas 2. Pengujian normalitas dengan metode non grafik Kolmogorov – Smirnov. Tabel 3 Metode Kolmogorov-Smirnov Z Kolmogorov-Smirnov Z .551 Asymp. Sig. (2-tailed)
.922
Berdasarkan hasil pengujian normalitas data dengan metode grafik dan non grafik di atas, dapat disimpulkan data terdistribusi secara normal. Hasil Uji Asumsi Klasik Uji Multikolinearitas Tabel 4 Hasil Uji Multikolinearitas Variabel Tolerance VIF Promosi .899 1.112 Kepemimpinan
.826
1.211
KondisiKerja
.759
1.318
Seluruh variabel memiliki nilai tolerance lebih besar dari 0.1 dan VIF lebih kecil dari 10 maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas. Uji Heteroskedastisitas Uji heterosedastisitas dilakukan dengan dua metode analisis. 1. Metode analisis grafik scatterplot
Gambar 3 Hasil Uji Heteroskedastisitas
2. Metode analisis non grafik uji glejser, nilai signifikansi masing-masing variabel independen di atas tingkat
kepercayaan 5%, disimpulkan tidak heteroskedastisitas penelitian ini.
dapat terjadi dalam
Tabel 5 Hasil Pengujian Glejser Variabel
Signifikan
Promosi Kepemimpinan Kondisi Kerja
.342 .140 .165
Uji Autokorelasi Uji autokorelasi menggunakan uji Bruesch-Godfrey, absolute residual lag 3 (res_3) memberikan signifikan 0.79 hal ini
menunjukan bahwa 0.79 > 0.05 sehingga tidak terjadi korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya).
Tabel 6 Hasil Uji Autokorelasi ares_3
.079
Pengujian Hipotesis dan y = 4.523 + 1.454x1 + Pembahasan 1.731x2 + 1.492x3 + e Model persamaan regresi linier berganda penelitian ini adalah sebagai berikut: Tabel 7 Hasil Uji Regresi Berganda Unstandardized Coefficients B Std. Error 4.523 4.304 1.454 .400 1.731 .212
Model 1 (Constant) Promosi Kepemimpina n KondisiKerja 1.492 P romosi berpengaruh (0.001 < 0.005) dan memiliki korelasi positif berarti promosi berpengaruh terhadap kepuasan kerja.
t 1.051 3.639 8.163
Sig. .300 .001 .000
.429 3.477 .001 K epemimpinan berpengaruh (0.000 < 0.005) dan memiliki korelasi positif berarti kepemimpinan berpengaruh terhadap kepuasan kerja.
Kondisi kerja berpengaruh (0.001 < 0.005) dan memiliki korelasi positif berarti kondisi kerja
berpengaruh kerja.
terhadap
kepuasan
Tabel 8 Nilai Koefisien Determinasi dan Analisis F Statistik F R 0.899 53.662 Adjusted R 0.794 Sig. 0.000 Square Coefficient Correlation (R) sebesar 0.899 yang artinya promosi (x1), kepemimpinan (x2) dan kondisi kerja (x3) secara bersama-sama memiliki hubungan yang sangat kuat terhadap kepuasan kerja (y), sedangkan adjusted R square sebesar 0.794 yang artinya besarnya variasi variabel kondisi kerja (y) dapat dijelaskan oleh variabel promosi (x1), kepemimpinan (x2) dan kondisi kerja (x3) sebesar 79.4% sedangkan sisanya 20.6% dijelaskan oleh faktor lain yang tidak terdapat dalam penelitian ini. Artinya promosi (x1), kepemimpinan (x2) dan kondisi kerja (x3) memiliki pengaruh terhadap kepuasan kerja. PENUTUP Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa promosi, kepemmimpinan dan kondisi kerja memiliki pengaruh terhadap kepuasan kerja.
Keterbatasan yang terjadi pada penelitian ini adalah (1) peneliti hanya dilakukan di SMA dan SMK Yadika dan hanya di Jakarta Barat, (2) jumlah responden yang terbatas hanya 42 responden dikarenakan waktu yang terbatas, maka tidak dapat meneliti lebih banyak responden, (3) variabel yang diteliti hanya mencakup promosi, kepemimpinan dan kondisi kerja. Rekomendasi untuk penelitian selanjutnya adalah (1) menambah jumlah responden yang ada, (2) penelitian selanjutnya disarankan memperluas ruang lingkup penelitian agar tidak hanya di Jakarta Barat, (3) memperbanyak variabel penelitian yang dapat berpengaruh pada kepuasan kerja guru dan dimasukkan dalam penelitian selanjutnya.
REFERENSI Anderson, David R, Denis J. Sweeney, and Thomas A. Williams. 2011. Statistics for Business and Economics. United States: South Western. Daft, Richard L. 2011. Leadership. United States: South Western. Dessler, Garry. 2011. Human Resource Management. United States: Pearson Education.
______________.2012. New Era of Management. United States: South Western. Dharma, Agus. 2000. Manajemen Supervisi (Petunjuk Praktis Bagi Para Supervisi). Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 19. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponogero. Gujarati, Damodar N. 2007. Dasar-dasar Ekonometrika. Jakarta: Salemba Empat. ______, Damodar N. 2010. Basic Econometrics. United States: Mc Graw-Hill. Hair, Joseph F, William C. Black, Barry J. Babin, Rolph E. Anderson, and Ronald L. Tatham. 2010. Multivariate Data Analysis: A Global Perspective. United State: Pearson. Hasibuan, Malayu. 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara. Jackson, Susan E , Randall S. Schuler, and Steve Werner. 2009. Managing Human Resource. United States: South Western. Jogiyanto. 2011. Pedoman Survei Kuesioner: Mengembangkan Kuesioner, Mengatasi Bias dan Meningkatkan Respon. Yogyakarta: BPFE. Mangkunegara, Anwar Prabu. 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Mondy, R. Wayne. 2008. Human Resource Management. United States: Pearson Internation Edition. Pride, William M, Robert J. Hughes, and Jack R. Kapoor. 2008. Introduction to Business. United State: South Western. Robbins, Stephen P, and Timothy A. Judge. 2013 Organizational Behavior. United States: Pearson Education Sedarmayanti. 2000. Tata Kerja dan Produktivitas Kerja (Suatu Tinjauan dari Aspek Ergonomo atau Kaitan Antara Manusia dengan Lingkungan Kerja). Bandung : CV Mandar Maju. Sekaran, Uma and Roger Bougie. 2003. Research Methods for Business: A skill Building Approach. United States: Wiley. _____________________________. 2009. Research Methods for Business: A skill Building Approach. United States: Wiley. _____________________________. 2010. Research Methods for Business: A skill Building Approach. United States: Wiley. Shiraz, Nadeem, Majed Rashid, and Adnan Riaz. 2011. “The Impact of Reward and Recognition Programs on Employee’s Motivation and Satisfaction”. Interdisciplinary Journal of Contemporary Research in Business, no 3 (July, 2011), http;??search.proquest.com/docview/887726475/fulltextPDF/13F9E6D7 5BC3D40AD71/1?accountid=31731 (accessed April 15, 2013). Siagian, Sondang. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara.
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta. _______. 2010. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta. Supranto. 2000. Statistik: Teori dan Aplikasi. Jakarta: Erlangga. _______. 2001. Statistik: Teori dan Aplikasi. Jakarta: Erlangga. Tampubolon, Manahan. 2008. Perilaku Keorganisasian (Organization Behavior). Jakarta: Ghalia Indonesia. Wirawan. 2009. Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara.
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 6
76
November 2013
JURNAL BISNIS DAN AKUNTANSI Vol. 15, No. 1a, Is. 6, November 2013, Hlm. 77-92
ISSN: 1410 - 9875 http: //www.tsm.ac.id/JBA
VARIABEL YANG MEMPENGARUHI ARUS KAS OPERASI MASA DEPAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA RUSDY WAHID STIE Trisakti
[email protected] Abstract: The objective of this research is to examine whether current earning, current earning plus depreciation, operating working capital, operating cash flows, changes of account receivable, and changes of account payable have influenced to future operating cash flows.Data is collected from manufacturing companies in Indonesia Stock Exchange for three years (2010-2012). Sample selected by using purposive sampling method. Only 69 companies meet the criteria and taken as sample. The statistical method used in this research is multiple regression.Result of this research showed that current earning, current earning plus depreciation, operating working capital, operating cash flows, and changes of account payable have influence to future operating cash flows but changes of account receivable have no influence future operating cash flows. Keywords:
Future operating cash flows, earnings, earnings plus depreciation, operating working capital.
Abstrak: Tujuan dari penelitian untuk menguji pengaruh laba bersih, laba bersih ditambah beban penyusutan, modal kerja operasi, arus kas operasi, perubahan piutang, dan perubahan hutang terhadap arus kas operasi masa depan. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari periode 20102012. Prosedur pemilihan sampel menggunakan metode purposive sampling sehingga diperoleh 69 perusahaan yang akan digunakan sebagai sampel penelitian. Data ini dianalisa menggunakan multiple regression analysis. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa laba bersih, laba bersih ditambah beban penyusutan, modal kerja operasi, arus kas operasi, dan perubahan hutang pengaruh terhadap arus kas operasi masa depan sedangkan perubahan piutang tidak pengaruh terhadap arus kas operasi masa depan. Kata Kunci:
Arus kas operasi masa depan, Laba bersih, laba bersih ditambah beban penyusutan, dan modal kerja operasi.
77
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 6
PENDAHULUAN Saat ini banyak laporan keuangan yang dimiliki perusahaan menunjukan bahwa perusahaan dapat menghasilkan laba dan memiliki total asset yang tinggi. Tetapi mereka mengalami masalah kesulitan untuk membayarkan kewajiban jangka pendek dan memerlukan kas untuk mendanai dan memperluas kegiatan usaha. Sehingga peramalan arus kas operasi sangat dibutuhkan oleh pemakai laporan keuangan dalam pengambilan keputusan ekonomi (Subramanyam danWild 2010, 108). Manajemen perusahaan, investor, kreditur dan pengguna laporan keuangan lainnya tertarik untuk memprediksi dan menilai kondisi perusahaan di masa depan dalam menghasilkan arus kas positif dari aktivitas operasional perusahaan. Sehingga perusahaan memiliki dana cukup untuk melunasi kewajiban jangka pendek, membayar dividen, membeli bahan baku, membayar gaji karyawan dan memenuhi kebutuhan operasional lainnya yang dapat dilihat dari kemampuannya menciptakan arus kas operasi masa depan (Takhtaei dan Hassan 2013). Investor dan calon investor dapat mengetahui kemampuan perusahaan dalam menghasilkan arus kas di masa yang akan datang . Dengan melihat kemampuan perusahaan menghasilkan pendapatan yang nantinya akan dibagikan dalam bentuk pembayaran deviden. Selain itu investor dan calon investor juga dapat memperkirakan keuntungan yang akan diperoleh dari penanaman modal sebelum mereka melakukan investasi, seperti yang
78
November 2013
dikemukakan oleh Effendi (1993) dalam Sumiyati dan Ardiani (2011). Prediksi arus kas aktivitas operasi juga mempengaruhi keputusan kreditur dalam memberikan pinjaman kepada perusahaan. Dengan melihat kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas dari aktivitas operasional di masa depan, kreditur dapat mengetahui kemampuan perusahaan dalam melunasi kewajibannya serta para kreditur juga dapat meminimalkan resiko ketidakmampuan perusahaan dalam melunasi kewajiban sebelum mereka memberikan pinjaman dana kepada perusahaan tersebut (Takhtaei dan Hassan 2013). Dari sisi manajemen perusahaan, prediksi arus kas operasi digunakan untuk menyediakan kas atau setara kas yang cukup untuk membayar keperluan atau kebutuhan operasional perusahaan seperti membeli bahan baku, membayar gaji karyawan, membayar hutang dagang, membayar deviden dan kebutuhan operasional lainnya tanpa mengandalkan sumber pendanaan dari luar. Serta untuk menilai dan mengevaluasi kemampuan perusahaan dalam mengelola kas (Weygandt et al. 2013) . Motivasi dilakukan penelitian karena memprediksi arus kas aktivitas operasi sangat bermanfaat dalam memberikan informasi keuangan perusahaan yang akan digunakan dalam pengambilan keputusan bagi para pengguna laporan keuangan. Sehingga dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi investor, kreditur, manajemen dan pengguna laporan keuangan lainnya dalam
ISSN: 1410 -9875
mengambil keputusan ekonomi dan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas tanpa mengandalkan sumber pendanaan dari luar. Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian yang dilakukan oleh Takhtaei dan Hassan (2013). Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah penambahan variabel independen yang sudah diteliti sebelumnya oleh Sumiyati dan Ardiani (2011) berupa variabel perubahan piutang dagang dan perubahan hutang dagang, dengan alasan apabila perusahaan memiliki perubahan piutang dagang yang besar maka akan meningkatkan arus kas operasi di masa yang akan datang dan sebaliknya apabila perusahaan memiliki perubahan hutang dagang yang besar maka akan menurunkan arus kas operasi perusahaan (Sumiyati dan Ardiani 2011). Serta perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelum adalah pengambilan sampel dan tahun penelitian. Peneliti mengambil sampel perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2010 sampai tahun 2012 sedangkan penelitian sebelumnya mengambil sampel perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Iran dari tahun 2005 sampai tahun 2009. Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi perusahaan untuk menilai kemampuan dalam menghasilkan kas, mengukur kinerja dari aktivitas operasional perusahaan. Bagi investor hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan investasi dan mengukur
Rusdy Wahid
kemampuan perusahaan dalam melakukan pembayaran deviden. Bagi kreditur hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan informasi dalam mempertimbangkan pemberikan kredit dengan melihat kemampuan perusahaan dalam menghasikan kas yang positif dan mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya. Organisasi penulisan dalam penelitian ini adalah pertama, pendahuluan yang berisikan latar belakang penelitian, masalah penelitian, tujuan penelitian, dan sistematika penulisan. Kedua, kerangka teoritis dan pengembangan hipotesis yang menguraikan landasan teori, hasil penelitian sebelumnya sebagai dasar pengembangan hipotesis. Ketiga, metode penelitian terdiri atas objek penelitian dan cara pemilihan sampel, definisi operasional, dan pengukuran variabel. Keempat, hasil penelitian yang berisi hasil pengujian hipotesis dan intrepretasi pengujian hipotesis.Terakhir, penutup yang berisi kesimpulan, keterbatasan penelitian, dan saran untuk peneliti selanjutnya. KERANGKA TEORITIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Signaling Theory Teori signaling merupakan teori yang menggambarkan bagaimana suatu laporan keuangan perusahaan dapat memberikan sinyal kepada para pengguna laporan keuangan. Sinyal tersebut dapat berisikan informasi yang positif mengenai kinerja dan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan pendapatan di masa depan. Selain itu laporan keuangan juga dapat memberikan sinyal yang
79
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 6
negatif mengenai kondisi dan ketidakmampuan perusahaan dalam mengelola sumber daya yang dimilikinya, sehingga perusahaan mengharapkan kinerja yang tinggi dari manajer untuk meningkatkan pertumbuhan di masa depan. Konsep mengenai teori signaling menjelaskan dorongan manajer untuk memberikan sinyal bahwa mereka dapat memberikan harapan mengenai kemampuan dalam menghasilkan keuntungan di masa depan dari pertumbuhan kinerja suatu perusahaan. Apabila investor percaya akan sinyal tersebut maka akan meningkatkan harga saham sehingga para investor mendapatkan keuntungan dari penanaman modal yang di perusahaan. Suatu laporan dapat memberikan sinyal yang dipercaya oleh pengguna laporan keuangan jika laporan keuangan tersebut menghasilkan informasi sesuai dengan kinerja perusahaan yang sebenarnya (Godfrey 2010, 375). Arus Kas Operasi Masa Depan Merupakan perkiraan arus kas operasi yang akan diterima dan dikeluarkan perusahaan di masa depan. Prediksi arus kas operasi di masa akan datang merupakan informasi yang penting yang dapat membantu pengambilan keputusan bagi para pemakainya. Bagi investor informasi arus kas operasi masa depan dapat digunakan dalam melakukan analisis investasi karena deviden dibagikan dengan kas bukan laba, serta para investor, kreditur dan manajemen lebih tertarik untuk melihat laporan arus kas dibandingkan laporan laba rugi dimana mereka dapat melihat kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas yang benar-benar
80
November 2013
akan diterima. Prediksi arus kas operasi di masa yang akan datang juga dapat memberikan sinyal kepada perusahaan mengenai kelebihan atau kekurangan kas di masa yang akan datang yang dapat menimbulkan masalah dalam perusahaan, memberikan penilaian kinerja perusahaan dan memberikan informasi yang berhubungan dengan kelangsungan hidup suatu perusahaan. Laba Bersih dan Arus Kas Operasi Masa Depan Laba adalah ringkasan hasil bersih dari kegiatan operasi perusahaan dan non operasi perusahaan dalam suatu periode. Laba dapat digunakan untuk mengetahui sejauh mana perusahaan dapat menutupi biaya dari kegiatan operasional maupun non operasional dan menghasilkan pengembalian kepada pemegang sahamnya serta untuk mengestimasi potensi laba dan arus kas di masa depan (Subramanyam dan Wild 2010, 109). Menurut penelitianJoni (2011), Moeinaddin et al. (2012), dan Shubita (2013), Takhtaei dan Hassan (2013) yang menyatakan bahwa laba bersih berpengaruh positif terhadap arus kas operasi masa depan. Sedangkan menurut Arifah (2010), Dahler dan Rahmat (2006) yang menyatakan bahwa laba tidak berpengaruh terhadap arus kas operasi masa depan. Hipotesis yang dapat digunakan: Ha1: Laba bersih berpengaruh terhadap arus kas operasi masa depan.
ISSN: 1410 -9875
Laba Bersih ditambah Beban Penyusutan dan Arus Kas Operasi Masa Depan Laba bersih ditambah beban penyusutan merupakan ukuran kas dalam menghitung arus kas bersih. Hampir seluruh perusahaan memiliki beban penyusutan dan beban penyusutan merupakan komponen beban terbesar dari beban accrual dalam suatu perusahaan sehingga jumlah beban tersebut dapat mempengaruhi arus kas di masa depan. Apabila terjadi peningkatan beban penyusutan maka dapat diartikan bahwa terjadi penambahan aset tetap untuk mendukung produksi perusahaan. Peningkatan produksi berhubungan dengan pendapatan yang akhirnya akan meningkatkan arus kas operasi di masa akan datang ( Prasetio dan Aris 2004 dalam Sumiyati dan Ardiani 2011). Menurut Shubita (2013), Takhtaei dan Hassan (2013), dan Moeinaddin et al. (2012) menyatakan bahwa laba bersih ditambah beban penyusutan mempunyai pengaruh terhadap arus kas operasi masa depan. Hipotesis yang dapat digunakan : Ha2: Laba bersih ditambah beban penyusutan berpengaruh terhadap arus kas operasi masa depan. Modal Kerja Operasi dan Arus Kas Operasi Masa Depan Modal kerja operasi merupakan ukuran likuiditas suatu perusahaan dan digunakan untuk mengukur apakah perusahaan dapat memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan aktiva yang dimilikinya apabila modal kerja operasi yang bernilai positif mencerminkan bahwa perusahaan mampuuntuk
Rusdy Wahid
melunasi hutang jangka pendeknya. Sedangkan modal kerja operasi yang bernilai negatif mencerminkan bahwa perusahaan tidak mampu untuk membayar hutang jangka pendeknya dengan aset lancarnya yang dimiliki perusahaan (Gitman 2012, 600). Menurut penelitian yang dilakukan Shubita (2013), Moeinaddin et al. (2011) menyatakan bahwa modal kerja operasi tidak memiliki pengaruh terhadap arus kas operasi masa depan. Sedangkan hasil penelitian Takhtaei dan Hassan (2013) Quirin et al. (2010) menyatakan bahwa modal kerja operasi berpengaruh terhadap arus kas operasi masa depan. Hipotesis yang dapat digunakan: Modal kerja operasi Ha3 : berpengaruh terhadap arus kas operasi masa depan. Arus Kas Operasi Dan Arus Kas Operasi Masa Depan Agar suatu perusahaan dapat terus bertahan dan melanjutkan kelangsungan hidup maka harus memiliki arus kas positif dari aktivitas operasi, tetapi apabila perusahaan memiliki arus kas negatif dari aktivitas operasinya, maka perusahaan tidak dapat meningkatkan kas dari sumber pendanaan luar. Karena investor maupun kreditur dalam memberikan sumber pendanaan tidak hanya melihat laporan laba rugi yang menunjukan kinerja perusahaan tetapi mereka juga akan memperhatikan bagaimana suatu perusahaan dapat menghasilkan kas dari aktivitas operasi perusahaan dalam laporan arus kas. Menurut penelitian Joni (2011), Kusuma (2006), Surya
81
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 6
(2011), Takhtaei dan Hassan (2013), Shubita (2013), arus kas operasi mempunyai pengaruh terhadap arus kas operasi masa depan. Sedangkan hasil penelitian yang dilakukan Nany (2013) dan Moeinaddin et al. (2012) yang menyatakan bahwa arus kas operasi tidak memiliki pengaruh terhadap arus kas operasi masa depan. Hipotesis yang dapat digunakan: Ha4 : Arus kas operasi berpengaruh terhadap arus kas operasi masa depan. Perubahan Piutang Dagang dan Arus Kas Operasi Masa Depan Menurut Weygandt et al. (2013, 368) piutang dagang merupakan jumlah yang terutang oleh pelanggan atas pembelian barang dan jasa secara kredit kepada perusahaan sebagai bagian dari aktivitas bisnis. Semakin tinggi kenaikan piutang dagang pada periode ini maka semakin tinggi juga arus kas operasi yang akan diterima perusahaan di masa depan. Peningkatan piutang dagang juga dapat mengidentifikasikan bahwa penjualan kredit yang dilakukan perusahan meningkat sehingga akan meningkatkan resiko ketidakmampuan untuk menagih piutang (Elingga dan Supatmi 2008). Penelitian yang dilakukan Ebaid (2011), Kusuma (2006) menunjukan bahwa perubahan piutang dagang memiliki pengaruh terhadap arus kas operasi masa depan. Sedangkan penelitian Sumiyati dan Ardiani (2011), Elingga dan Supatmi (2008) menyatakan bahwa perubahan piutang dagang tidak berpengaruh terhadap arus kas operasi masa depan. Hipotesis yang dapat digunakan:
82
November 2013
Ha5 : Perubahan piutang dagang berpengaruh terhadap arus kas operasi masa depan. Perubahan Hiutang Dagang dan Arus Kas Operasi Masa Depan Pembelian bahan baku secara kredit menimbulkan kewajiban yang biasa disebut sebagai hutang dagang. Peningkatan hutang dagang dapat menandakan pembelian kredit yang dilakukan perusahaan meningkat sehingga di masa depan dapat diperkirakan pengeluaran kas perusahaan akan meningkat atas transaksi pembayaran hutang tersebut (Sumiyati dan Ardiani 2011). Penelitian yang dilakukan oleh Kusuma (2006) menyatakan bahwa perubahan hutang dagang memiliki pengaruh negatif terhadap arus kas operasi masa depan. Sedangkan menurut penelitian yang dilakukan Ebaid (2011), Sumiyati dan Ardiani (2011) menyatakan perubahan hutang dagang berpengaruh positif terhadap arus kas operasi masa depan. Hipotesis yang dapat digunakan : Ha6 : Perubahan hutang dagang berpengaruh terhadap arus kas operasi masa depan
METODE PENELITIAN Objek Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2010 sampai dengan tahun 2012.
ISSN: 1410 -9875
Pengambilan sampel dengan menggunakan metode purposive sampling. Adapun kriteria yang digunakan dalam pengambilan sampel adalah sebagai berikut:Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode pengamatan, yakni dari tahun 2010 sampai tahun 2012, perusahaan manufaktur yang menerbitkan laporan keuangan dengan tahun buku per 31 Desember, perusahaan manufaktur yang menerbitkan laporan keuangan dalam mata uang rupiah selama periode pengamatan dan perusahaan manufaktur yang membukukan laba bersih setelah pajak secara berturut-turut selama periode 2010- 2012.
Rusdy Wahid
Definisi Operasional Pengukuran Variabel
dan
Arus kas operasi masa depan (CFOit) : adalah arus kas yang berasal dari kegiatan utama perusahaan pada periode yang akan datang dan dapat digunakan untuk menggambarkan apakah perusahaan dapat menghasilkan kas yang cukup di masa depan dari kegiatan utama yang dilakukan perusahaan.
Variabel ini menggunakan skala rasio dan cara menghitung arus kas operasi masa depan adalah :
CFOit= Future Cash Flow from Operations as reported in the Cash flow Statement Laba bersih (EARNS) : digunakan untuk mengetahui sejauh mana perusahaan dapat menutupi biaya dari kegiatan operasi dan menghasilkan pengembalian kepada pemegang sahamnya serta untuk
mengestimasi potensi laba dan arus kas di masa depan (Subramanyam dan Wild2010). Variabel ini menggunakan skala rasio dan diukur dengan rumus sebagai berikut (Takhtaei dan Hassan 2013) :
EARNS = Net Earning after Tax as reported in the Income Statement Laba bersih ditambah beban penyusutan (EDPR) : merupakan ukuran tradisional dalam menghitung arus kas operasi dengan cara menambahkan beban penyusutan pada laba setelah pajak
pada tahun pengamatan. Variabel ini menggunakan skala rasio dan diukur dengan rumus sebagai berikut (Takhtaei dan Hassan 2013) :
EDPR = Net Earning After Tax + Depreciation Expenseas reportedin the Income Statement
Modal kerja operasi (WCFO) : menjadi ukuran keamanan dari kepentingan kreditur jangka
pendek dalam menilai sebuah perusahaan (Harahap 2001, 288). Variabel ini menggunakan skala
83
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 6
rasio dan diukur dengan rumus sebagai berikut (Takhtaei dan
November 2013
Hassan 2013) :
WCFO = ∆Current Asset with the exception of cash ∆Current Liabilities
Arus kas operasi (CFO) : merupakan arus kas yang berasal dari aktivitas utama yang dilakukan perusahaan dalam memperoleh pendapatan. Variabel ini
menggunakan skala rasio. Menurut Takhtaei dan Hassan (2013) rumus yang digunakan untuk menghitung arus kas operasi sebagai berikut :
CFO = Cash flow from Operating activities as reported in the Cash flow Statement Perubahan piutang (∆AR) : merupakan selisih antara piutang pada tahun berjalan dengan tahun sebelumnya. Variabel yang digunakan merupakan skala
rasio dan rumus yang digunakan untuk menghitung perubahan piutang sebagai berikut (Elingga dan Supatmi 2008) :
∆ Account Receivable = Account Receivablet - Account Receivablet-1 Perubahan hutang (∆AP) : merupakan selisih antara hutang pada tahun berjalan dengan tahun sebelumnya. Variabel yang digunakan merupakan skala rasio ∆ Account Payable =
dan rumus yang digunakan untuk menghitung perubahan piutang sebagai berikut (Elingga dan Supatmi 2008):
Account Payablet - Account Payablet-1
HASIL PENELITIAN Gambaran Umum Sampel (Obyek
Penelitian) Prosedur pemilihan sampel dapat dilihat pada tabel 1 berikut ini:
Tabel 1 Prosedur Pemilihan Sampel Jumlah Sampel Kriteria Sampel per tahun Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI sejak tanggal 1 Januari 2010 sampai dengan 31 Desember 2012
84
137
Total Sampel
411
ISSN: 1410 -9875
Rusdy Wahid
Perusahaan manufaktur yang sahamnya tidak aktif diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia dari 2010 hingga 2012
-21
-63
Perusahaan yang tidak menerbitkan laporan keuangan dengan tahun buku per 31 Desember
-4
-12
Perusahaan yang tidak menggunakan mata uang Rupiah dalam laporan keuangannya.
-20
-60
Perusahaan manufaktur yang tidak memperoleh laba berturut-turut selama periode penelitian.
-23
-69
Jumlah perusahaan dan data yang digunakan
69
207
Tabel 1 menunjukkan jumlah perusahaan manufaktur yang konsisten terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2010 sampai 2012 adalah sebanyak 116 perusahaan dan yang tidak menerbitkan laporan keuangan dengan tahun buku per 31 Desember berjumlah 4 perusahaan. Perusahaan manufaktur yang tidak menggunakan mata uang Rupiah dalam laporan keuangan berjumlah 20 perusahaan dan terdapat 23 perusahaan manufaktur yang tidak
memperoleh laba positif berturutturut selama 2010-2012. Dengan demikian, perusahaan manufaktur yang digunakan berjumlah 69 perusahaan dengan 207 data. Hasil Uji Statistik Deskriptif Statistik deskriptif untuk mengetahui gambaran data yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 2 berikut ini :
Tabel 2 Hasil Pengolahan Statistik Deskriptif
N
Minimum
Maximum
Mean
Std Deviation
CFOit
207
EARNS
207
EDPR
207
WCFO
207
7137494462 81
21250000000 000
851991356632, 2388537912671 63 ,26
306286065
22742000000 000
904318203823, 2785023423518 28 ,64
1295521068 -
29455000000 1099736687793 3442627070999 000 ,4 ,37 60700000000
113821642179,
720653621553,
85
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 6
CFO
∆AR
∆AP
November 2013
2633875000 000
00 11088270000 000
705233200586, 1767018038288 005 ,84
207
6079395459 37
51350000000 00
114486817315, 498
416976704542, 653
207
1909890801 90
62670000000 00
77595107063,6 039
529915877069, 011
207
2857000000 000
Dari table 2 dapat dilihat bahwa jumlah sampel dalam penelitian ini dalah 69 perusahaan dengan 207 data . Nilai mean menunjukan nilai rata-rata dari seluruh sampel penelitian. Nilai standar deviasi menunjukan besarnya nilai penyimpangan yang terjadi. Nilai minimum menunjukan nilai terendah dari seluruh sampel penelitian. Nilai maksimum menunjukan nilai tertinggi dari seluruh sampel penelitian.
039
761
Uji Normalitas Data Residual Hasil Uji Normalitas Sebelum dan Sesudah Uji Outlier Uji normalitas ini bertujuan untuk mengetahui apakah distribusi data mendekati distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi normal. Uji normalitas data pada penelitian ini mengunakan metode statistik uji One-Sample Kolmogrov-Smirnov test. Hasil uji normalitas sebelum dan sesudah uji outlier dapat dilihat pada tabel 3 berikut ini:
Tabel 3 Hasil Uji Normalitas Sebelum dan Sesudah Uji Outlier Asymp. Sig. (2tailed)
Sebelum
Sesudah
0,000
0,000
Tabel 3 menunjukan nilai Asymp. Sig. (2-tailed) sebelum dan sesudah uji outlier bernilai 0,000. Hal ini menunjukan bahwa berdasarkan data tidak berdistribusi normal, karena memiliki tingkat signifikan yang lebih kecil dari alpha 0,05. Oleh
86
karena itu, peneliti menggunakan data penelitian awal sebelum outlier berjumlah 207 perusahaan. Uji Asumsi Klasik Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi terdapat
ISSN: 1410 -9875
Rusdy Wahid
korelasi antara variabel independen. Multikolinearitas dapat dinilai dari nilai Variance Inflation Factor (VIF) dan nilai tolerance. Uji heteroskedastisitas digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance antara pengamatan yang satu dengan yang lainnya. Uji heteroskedastisitas dalam penelitian ini mengunakan
mengunakan metode uji glejser. Uji autokorelasi digunakan untuk menguji apakah di dalam model regresi terdapat korelasi antara penggangu pada periode sekarang (t) dengan kesalahan penggangu pada periode sebelumnya (t-1). Uji autokorelasi dalam penelitian ini mengunakan uji Bruesch-Godfrey. Hasil uji asumsi klasik dapat dilihat pada tabel 4 berikut ini:
Tabel 4 Hasil Uji Asumsi Klasik Variabel EARNS EDPRS WCFO CFO ∆AR ∆AP Res_2
Multikolinearitas Heteroskedastisitas Autokorelasi Tolerance VIF Sig Sig 0,002 436,759 0,247 0,002 444,164 0,481 0,497 2,011 0,242 0,243 4,117 0,000 0,113 8,842 0,000 0,309 3,232 0,003 0,027
Hasil uji multikolinearitas menunjukan variabel independen laba bersih dan laba bersih ditambah beban penyusutan memiliki nilai tolerance kurang dari 0,1 dan nilai Variance Inflation Factor (VIF) lebih dari 10 yang artinya terdapat multikolinearitas Sedangkan variabel independen modal kerja operasi, arus kas operasi, perubahan piutang, dan perubahan hutang memiliki nilai tolerance lebih dari 0,1 dan nilai Variance Inflation Factor (VIF) kurang dari 10. Maka dapat dikatakan tidak terdapat multikolinearitas. Hasil uji heteroskedastisitas menunjukan variabel independen laba bersih, laba ditambah beban penyusutan, dan modal kerja operasi tidak terjadi masalah heteroskedastisitas dengan nilai Sig
lebih dari 0,05. Sedangkan variabel independen arus kas operasi, perubahan piutang dagang dan perubahan hutang dagang terjadi masalah heteroskedasitas dengan nilai Sig kurang dari 0,05. Hasil uji autokorelasi menunjukan Residual lag 2 atau res_2 memiliki nilai signifikan sebesar 0,027 dimana nilai ini lebih kecil dari nilai Sig 0.05 sehingga dapat disimpulkan bahwa terjadi autokorelasi dalam model regresi. Hasil Pengujian Hipotesis Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda (multiple regression). Pengujian hipotesis ini berisi uji analisis koefisien korelasi, analisis koefisien determinasi, uji model fit, dan uji koefisien. Hasil
87
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 6
uji asumsi klasik dapat dilihat pada tabel 5 berikut ini: Tabel 5 Hasil Pengujian Hipotesis R 0,953
Adjusted R Square 0,905 Uji t
Variabel (Constant) EARNS EDPR WCFO CFO ∆AR ∆AP
Sig Uji F 0,000 Sig 0,174 0,000 0,009 0,000 0,000 0,348 0,000
Analisa Koefisien Korelasi (R) Analisis korelasi digunakan untuk mengetahui kuat tidaknya hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen. Pada tabel 5 dapat dilihat nilai dari koefisien korelasi (R) sebesar 0,953 hal ini menunjukan bahwa hubungan kuat antara variabel independen yaitu laba bersih, laba bersih ditambah beban penyusutan, modal kerja operasi, arus kas operasi, perubahan piutang, dan perubahan hutang dengan variabel dependen yaitu arus kas operasi masa depan. Hasil Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R-Square) Analisis adjusted R-Square atau koefisien determinasi digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variasi variabel independen dan berapa besar yang dapat
88
November 2013
dijelaskan oleh faktor-faktor di luar model penelitian ini. Hasil pengujian koefisien determinasi (Adjusted R-square) dapat dilihat pada tabel 5 menunjukan nilai Adjusted R-Square bernilai 0,905. Dari hasil tersebut peneliti mengambil kesimpulan bahwa besarnya variasi variabel dependen yaitu arus kas operasi masa depanyang dapat dijelaskan oleh variabel independen berupa laba bersih, Laba bersih ditambah penyusutan, modal kerja operasi, arus kas operasi, perubahan piutang, dan perubahan hutang sebesar 90,5% sedangkan sisanya 9,5 % dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak dimasukan kedalam model penelitian ini. Hasil Uji F Uji F berfungsi untuk menguji apakah model regresi yang digunakan dalam observasi layak atau tidak digunakan dalam penelitian. Hasil uji F dapat dilihat pada tabel 5 yang menunjukan nilai signifikansi sebesar 0,000. Nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 berarti model fit, hal ini menunjukkan bahwa model regresi layak dipakai untuk memprediksi arus kas operasi masa depan. Hasil Uji t Uji t digunakan untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen. Hasil uji t dapat dilihat pada tabel 5 yang menunjukan nilai signifikansi laba bersih adalah sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05 yang berarti bahwa Ha1 dapat diterima. Hal ini menunjukan terdapat pengaruh laba bersih
ISSN: 1410 -9875
terhadap arus kas operasi masa depan. Karena laba merupakan ukuran kinerja yang digunakan untuk menilai kemampuan manajer dalam mengelola perusahaan sehingga laba menjadi bahan pertimbangan investor dan calon investor untuk melakukan keputusan investasi. Nilai signifikansi laba bersih ditambah beban penyusutan adalah sebesar 0,009 lebih kecil dari 0,05 yang berarti bahwa Ha2 dapat diterima. Hal ini menunjukan terdapat pengaruh laba bersih ditambah penyusutan terhadap arus kas operasi masa depan. Karena penyusutan merupakan biaya terbesar dari komponen biaya yang bukan termasuk pengeluaran kas dan beban penyusutan dapat menurunkan penghasilan kena pajak yang harus dibayarkan perusahaan sehingga akan menaikan arus kas (Sumiyati dan Ardiani 2011). Nilai signifikansi modal kerja operasi adalah sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05 yang berarti bahwa Ha3 dapat diterima. Hal ini menunjukan terdapat pengaruh modal kerja operasi terhadap arus kas operasi masa depan. Karena modal kerja menjadi ukuran keamanan bagi kreditur dalam memberikan pinjaman sehingga dengan modal kerja perusahaan memiliki kemampuan untuk memperoleh sumber pendanaan dari luar sehingga akan mempengaruhi arus kas operasi di masa depan (Munawir 1992,115). Nilai signifikansi arus kas operasi adalah sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05 yang berarti bahwa Hal ini Ha4 dapat diterima. menunjukan terdapat pengaruh arus kas operasi terhadap arus kas
Rusdy Wahid
operasi masa depan . Karena arus kas dari aktivitas operasional dapat mencerminkan hasil dari kegiatan operasional perusahaan sehingga membantu investor dalam melakukan keputusan investasi dan membantu kreditur dalam menentukan jumlah pinjaman yang akan diberikan. Nilai signifikansi perubahan piutang adalah sebesar 0,348 lebih besar dari 0,05 yang berarti bahwa Ha5 tidak dapat diterima. Hal ini menunjukan tidak terdapat pengaruh perubahan piutang terhadap arus kas operasi masa depan . Nilai signifikansi perubahan hutang adalah sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05 yang berarti bahwa diterima. Hal ini Ha6 dapat menunjukan terdapat pengaruh perubahan hutang terhadap arus kas operasi masa depan. Semakin besar perubahan hutang dagang maka arus kas operasi menurun dan sebaliknya semakin kecil perubahan hutang dagang maka arus kas operasi akan meningkat (Sumiyati dan Ardiani 2011).
PENUTUP Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa laba bersih, laba bersih ditambah beban penyusutan, modal kerja operasi, arus kas operasi, dan perubahan hutang pengaruh terhadap arus kas operasi masa depan sedangkan perubahan piutang tidak pengaruh terhadap arus kas operasi masa depan. Keterbatasan dalam penelitian ini adalah penelitian ini hanya menggunakan periode pengamatan selama 3 tahun yaitu
89
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 6
dari tahun 2010 sampai 2012, peneliti hanya menggunakan enam variabel independen, masih terdapat variabel independen lainnya yang diduga dapat mempengaruhi variabel dependen, penelitian ini hanya menggunakan perusahaan manufaktur sebagai obyek sehingga obyek penelitian belum mencakup keseluruhan jenis perusahaan yang ada, dan data yang dihasilkan dari pengujian tidak normal dan terjadi masalah multikolinearitas, heteroskedastisitas, dan autokolerasi dalam penelitian ini. Rekomendasi yang diberikan penulis untuk penelitian selanjutnya adalah Sebaiknya memperpanjang periode penelitian sehingga lebih mencerminkan
November 2013
kondisi jangka panjang, penelitian selanjutnya dapat menambahkan variabel-variabel lain yang belum dimasukkan dalam penelitian ini seperti variabel perubahan persediaan, variabel beban penyusutan dan variabel Accrual, penelitian selanjutnya dapat memperluas obyek penelitian menjadi perusahaan non keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, dan penelitian selanjutnya dapat memperbanyak data yang digunakan dalam model penelitian, sehingga diharapkan data dapat terdistribusi normal dan tidak terjadi masalah multikolinearitas, heteroskedastisitas, dan autokolerasi dalam penelitian ini.
DAFTAR REFERENSI Arifah, Siti. 2010. Arus Kas dan Laba Variabel untuk Memprediksi Arus Kas Masa Depan. Open Journal System, Vol. 33, No.1: 89-98. Dahler, Yolanda dan Rahmat Febrianto. 2006. Kemampuan Prediktif Earning dan Arus Kas dalam Memprediksi Arus Kas Masa Depan. Simposium Nasional Akuntansi 9, 1-16. Ebaid, Syaed. 2011. Accrual and The Prediction of Future Cash Flows. Management Research Review, Vol. 34, No.7. Elingga, Supatmi. 2008. Pengaruh Komponen Akuntansi Akrual Sebagai Prediktor Arus Kas Operasi Pada Saat Krisis dan Setelah Krisis. Jurnal Akuntansi, No.02: 132-141. Gitman, Lawrence J., and Chad J. Zutter. 2012. Principles of Manajerial Finance. Thirteenth Edition. Pearson. Godfrey, Jayne, Allan Hodgson, Ann Tarca, Jane Hamilton, and Scott Holmes. 2010. Accounting Theory (7thed.). Australia: John Wiley & Sons, Inc. Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 21 Update PLS Regresi: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Harahap, Sofyan Syafri. 2001. Analisa Kritis Atas Laporan Keuangan : Analisa Arus Kas dan Modal Kerja. Jakarta: Penerbit Raja Grafindo Persada. Joni. 2011. Daya Prediksi Laba dan Aliran Kas (Studi empiris pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia periode 2005-2009). Jurnal Reviu Akuntansi dan Keuangan, Vol.1, No.1: 39-48.
90
ISSN: 1410 -9875
Rusdy Wahid
Kusuma, Hadri. 2006. Kemampuan Prediksi Aliran Kas Utama dan Bukan Utama ( Studi empiris pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia). Jurnal Kajian Bisnis dan Manajemen, Vol.8, No.2: 65-77. Moeinaddin, Mahmood., Saeid S Ardakani dan Fatemeh Akhoondzadeh. 2012. Examination The Ability Of Earning and Cah Flow in Predicting Future Cash Flows. Interdiciplinary Jurnal of Contemporary Research in Business, Vol.4, No.6. Manuwir. 1992. Analisa Laporan Keuangan : Analisa Sumber dan Penggunaan Modal Kerja. Yogyakarta: Penerbit Liberty. Nany, M. 2013. Analisis Kemampuan Prediksi Arus Kas Operasi (Studi pada Bursa Efek Indonesia). Jurnal Dinamika Akuntansi, Vol. 5, No.1: 3546. Quirin, Jeffrey J., David O’Bryan, William E Wilcox, and Kevin T. Berry. 1999. Forecasting Cash Flow Operation. Atlantic Jurnal of Business, Vol. 35, No.2&3: 135-142. Sjahrial, Dermawan. 2012. Manajemen Keuangan. Laporan Keuangan. Jakarta: Penerbit Mitra Wacana Media. Sekaran, Uma dan Bougie Roger. 2013. Research Methods for Business. Sixth Edition. West Sussex: John Willey and Sons Ltd. Shubita, Mohammad Fawzi. 2013. The Forescasting Ability of Earning and Operating Cash Flow. Interdisciplinary Journal Of Contemporary Research In Business, Vol. 5, No. 3. Subramanyam dan Wild. 2010. Financial Statement Analysis diterjemahkan oleh Dewi Yanti. Edisi 10, Jakarta : Salemba Empat Sumiyati dan Ardiarni Ika S. 2011. Komponen Akuntansi Akrual Sebagai Prediktor Arus Kas Operasi. Jurnal Solusi, Vol. 10, No. 2: 48-58. Surya, Jen. 2011. Kemampuan Laba dan Arus Kas Operasi Dalam Memprediksikan Arus Kas Masa Depan. Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol 1, No. 2: 129-137. Takhaei, Nasrollah and Hassan Karimi. 2013. Relative Ability Of Earning Data and Cash Flow in Predicting Future Cash Flows. Journal of accunting and Financial Reporting, Vol. 3, No. 1. Weygandt, Jerry J., Paul D. Kimmel and Donald E.Kieso 2013. Financial Accounting. John Wiley and Sons, Inc. IFRS Edition.
91
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 6
Halaman ini sengaja dikosongkan
92
November 2013
JURNAL BISNIS DAN AKUNTANSI Vol. 15, No. 1a, Is. 6, November 2013, Hlm. 93-106
ISSN: 1410 - 9875 http: //www.tsm.ac.id/JBA
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PROFITABILITAS PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA RUTJI SATWIKO STIE Trisakti
[email protected] Abstract: The purpose of this study is to investigate the effect of working capital management, firm size, sales growth, debt ratio, tax, and tangibility to profitability of manufacturing companies. Population in this study is manufacturing companies which listed in Indonesia Stock Exchange (BEI) from 2009 to 2012. Sample was taken using purposive sampling method and 73 companies was selected as the sample for this research. The data used in this study is obtained from financial statements of the listed manufacturing companies in Indonesia over the four years. Multiple regression analysis is used in this study. The result finding that there are five variables which have effect on return on assets and only one variable, sales growth which have no effect on return on assets. These result shows that cash conversion cycle, firm size, and tax ratio have a positive significant effect, and debt ratio and tangibility have a negative significant effect on return on assets. Keywords:
Profitability, Financial Ratios, Firm Size, Cash Conversion Cycle
Abstrak: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh manajemen modal kerja, ukuran perusahaan, pertumbuhan penjualan, rasio hutang, pajak, dan keberwujudan terhadap profitabilitas perusahaan manufaktur. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari tahun 2009 sampai 2012. Sampel diambil dengan menggunakan metode purposive sampling dan 73 perusahaan terpilih sebagai sampel untuk penelitian ini. Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari laporan keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Indonesia selama empat tahun. Analisis regresi berganda digunakan dalam penelitian ini. Hasilnya adalah ada lima variabel yang berpengaruh pada pengembalian atas aset dan hanya satu variabel, pertumbuhan penjualan yang tidak berpengaruh pada pengembalian atas aset. Hasil ini menunjukkan bahwa siklus konversi kas, ukuran perusahaan, dan rasio pajak memiliki pengaruh yang signifikan positif, dan rasio hutang dan keberwujudan memiliki efek negatif yang signifikan terhadap pengembalian atas aset. Kata kunci: Profitabilitas, Konversi Kas
Rasio
Keuangan,
93
Ukuran
Perusahaan,
Siklus
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 6
PENDAHULUAN Perusahaan membutuhkan dana dalam menjalankan kegiatan usahanya untuk dapat bertahan dan menjaga performa keuangannya agar tetap baik. Performa keuangan penting terutama dalam pengaturan modal kerja. Perusahaan yang mengalami kesulitan keuangan karena ketidakmampuannya dalam mengelola dananya adalah PT Bumi Resources yang diproyeksikan bangkrut karena mengalami kerugian dan tidak mampu melunasi hutangnya. Penjualan PT Bumi Resources mengalami peningkatan, namun peningkatan tersebut tidak setara dengan beban yang harus dikeluarkan sehingga hal ini menyebabkan menurunnya laba perusahaan. Penggunaan modal kerja yang tepat dan efisien dapat mempengaruhi kinerja perusahaan yang menunjukkan keberhasilan suatu perusahaan. Kinerja perusahaan dapat dilihat salah satunya melalui profitabilitas yang merupakan alat ukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba melalui kegiatan operasional dan pendanaan perusahaan untuk menjamin kelangsungan hidup perusahaan. Profitabilitas penting bagi setiap perusahaan karena sebagai tolak ukur kinerja perusahaan di mata investor apakah perusahaan memiliki prospek ke depan yang baik atau tidak. Perusahaan dengan profitabilitas yang tinggi dapat menarik perhatian investor untuk melakukan investasi. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi profitabilitas, salah satunya adalah manajemen modal
94
November 2013
kerja yang terdiri dari tiga komponen yaitu persediaan, piutang, dan hutang dagang. Tujuan utama dari manajemen modal kerja untuk memastikan bahwa perusahaan memiliki arus kas yang cukup untuk operasi perusahaan dan meminimalkan resiko likuiditas. Faktor lain yang mempengaruhi profitabilitas adalah ukuran perusahaan, biaya, leverage, dan penjualan. Motivasi peneliti melakukan penelitian ini karena berdasarkan beberapa penelitian sebelumnya, para peneliti menguji pengaruh modal kerja, ukuran perusahaan, dan hutang terhadap profitabilitas. Sedangkan masih banyak faktor lain yang dapat mempengaruhi profitabilitas. Rumusan masalah penelitian ini adalah apakah manajemen modal kerja, ukuran perusahaan, debt ratio, pertumbuhan penjualan, pajak, dan tangibility berpengaruh terhadap profitabilitas perusahaan. Sehingga tujuan dilakukannya penelitian ini untuk menganalisis pengaruh dari keenam variabel tersebut terhadap profitabilitas perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia. RERANGKA TEORITIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Rerangka Hipotesis DuPont System of Analysis Gitman (2006) menjelaskan DuPont System of Analysis adalah sistem yang digunakan untuk membedah laporan keuangan dan menilai kondisi keuangan perusahaan yang menggambarkan hubungan penjualan, biaya, dan aset perusahaan. Sistem DuPont menggabungkan laporan laba rugi dan neraca menjadi dua ringkasan
ISSN: 1410 -9875
profitabilitas yaitu Return on Assets (ROA) dan Return on Equity (ROE). Sistem DuPont terbagi menjadi dua bagian, yang pertama menggabungkan Net Profit Margin dengan Total Asset Turnover. Bagian kedua adalah Modified DuPont Formula yang menghubungkan ROA dan ROE. Agency Theory Teori keagenan menggambarkan hubungan antara agen dan prinsipal dimana agen bertanggung jawab kepada prinsipal untuk meningkatkan nilai perusahaan yang dapat menguntungkan perusahaan dan pemegang saham. Namun baik agen maupun prinsipal memiliki perbedaan kepentingan sehingga timbul agency conflict yang menyebabkan munculnya agency cost yang terdiri dari monitoring cost, bonding cost, dan residual loss. Signalling Theory Signalling theory menjelaskan bagaimana perusahaan memberikan sinyal kepada pihak berkepentingan seperti investor dan kreditor. Sinyal yang diberikan berupa informasi yang dapat dipublikasikan atau tidak untuk membantu investor dalam pengambilan keputusan. Jika sinyal direspon positif, maka investor akan melakukan investasi, jika direspon negatif, maka investor tidak tertarik melakukan investasi. Profitabilitas Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba melalui kegiatan operasional dan pendanaan perusahaan untuk menjamin
Rutji Satwiko
kelangsungan hidup perusahaan dalam kaitannya dengan pendapatan dan biaya yang dihasilkan dengan menggunakan aset. Semakin tinggi profit maka investor akan semakin tertarik untuk berinvestasi karena menunjukkan perusahaan memiliki prospek yang baik di masa yang akan datang. Jika laba perusahaan tinggi, maka return yang akan didapatkan oleh investor juga tinggi. Manajemen Modal Kerja Modal kerja merupakan modal yang digunakan untuk membiayai kegiatan operasional perusahaan yang terkait dengan aset lancar dan kewajiban lancar. Gitman (2006) menjelaskan bahwa modal kerja adalah aset lancar yang bersikulasi dari satu bentuk ke bentuk lain dan bertujuan untuk mengatur setiap aset lancar dan liabilitas lancar untuk mencapai keseimbangan antara profitabilitas dan resiko. Mansoori dan Muhammad (2012) menjelaskan bahwa standar untuk mengevaluasi bagaimana perusahaan mengatur modal kerja adalah cash conversion cycle (CCC) yang terdiri dari komponen persediaan, piutang usaha, dan hutang dagang. Untuk menghitung CCC dibutuhkan dua komponen, yaitu Operating cycle dan average payment period. Operating cycle didapat dengan menjumlahkan average age of inventory dan average collection period. Ukuran Perusahaan Ukuran perusahaan merupakan salah satu faktor yang dapat menentukan besar laba yang diperoleh perusahaan. Semakin
95
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 6
besar skala perusahaan, maka kemampuan perusahaan menghasilkan laba semakin besar karena perusahaan memiliki tingkat daya saing yang tinggi dibandingkan perusahaan kecil. Menurut Putri (2012), ukuran perusahaan menunjukkan total aset yang dimiliki perusahaan. Pertumbuhan Penjualan Pertumbuhan penjualan merupakan perubahan tingkat penjualan dimana penjualan mengalami peningkatan atau penurunan dari periode sebelumnya. Penjualan dilakukan untuk mencapai tingkat profit yang diharapkan. Semakin tinggi penjualan, maka semakin besar profit yang diperoleh. Namun jika perusahaan tidak melakukan efisiensi biaya, maka peningkatan dari penjualan tidak akan berdampak bagi laba perusahaan. Debt Ratio Debt ratio adalah rasio leverage yang digunakan untuk mengukur seberapa besar aset perusahaan yang didanai oleh hutang seperti yang dijelaskan oleh Syamsuddin (2009) pada Herdiani et al. (2013). Penggunaan hutang untuk mendanai aset diharapkan dapat menghasilkan keuntungan bagi perusahaan. Pinjaman merupakan sumber pendanaan yang menghasilkan beban tetap. Pinjaman dapat memberikan efek
96
November 2013
negatif jika perusahaan tidak efisien dalam penggunaan hutang sehingga menambah beban perusahaan dan menurunkan profit. Pajak Menurut Rochmat Soemitro dalam Mardiasmo (2011), pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan Undang-Undang dengan tidak mendapat jasa timbal yang langsung dan untuk membayar pengeluaran umum. Pajak badan dikenakan atas penghasilan kena pajak perusahaan. Semakin besar laba, maka semakin besar beban pajak. Jika laba kecil, maka pajak yang dibebankan juga rendah. Tangibility Supriyanto dan Falikhatun (2008) menjelaskan Tangibility sebagai rasio aktiva tetap terhadap total aktiva. Joni dan Lisa (2010) menjelaskan bahwa struktur aktiva adalah rasio yang menggambarkan proporsi total aktiva tetap yang dimiliki perusahaan dengan total aktiva. Sehingga dapat didefinisikan bahwa tangibility menggunakan aset tetap dalam perhitungannya. Semakin banyak aset tetap perusahaan akan membutuhkan keahlian manajemenyang lebih tinggi untuk mengelolanya, karena jika perusahaan tidak mengelolanya dengan efisien maka kemampuan perusahaan menghasilkan laba akan menurun.
ISSN: 1410 -9875
Rutji Satwiko
Model Penelitian
Manajemen Modal Kerja (X1) Ukuran Perusahaan (X2) Pertumbuhan Penjualan (X3) Profitabilitas (Y) Debt Ratio (X4) Pajak (X5) Tangibility (X6) Gambar 2.1 Model Penelitian Pengembangan Hipotesis Pengembangan hipotesis yang dilakukan dalam penelitian ini adalah: Ha1: Manajemen modal kerja berpengaruh terhadap profitabilitas perusahaan Ha2: Ukuran perusahaan berpengaruh terhadap profitabilitas perusahaan Ha3: Pertumbuhan penjualan berpengaruh terhadap profitabilitas perusahaan Ha4: Debt ratio berpengaruh terhadap profitabilitas perusahaan Ha5: Pajak berpengaruh terhadap profitabilitas perusahaan Ha6: Tangibility berpengaruh terhadap profitabilitas perusahaan METODA PENELITIAN Jenis penelitian ini dikategorikan sebagai penelitian kausalitas untuk menguji hubungan sebab akibat dari variabel independen terhadap variabel
dependen. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2012. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling method dengan kriteria: 1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2009-2012. 2. Perusahaan manufaktur yang menyajikan laporan keuangan per 31 Desember selama periode pengamatan. 3. Perusahaan manufaktur yang mengalami laba positif selama periode pengamatan. 4. Perusahaan manufaktur yang menggunakan satuan mata uang rupiah pada laporan keuangannya. Data penelitian yang digunakan adalah data sekunder berupa laporan keuangan yang diperoleh dari Indonesian Capital
97
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 6
Market Directory dan situs Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id). Definisi Operasional Variabel dan Pengukuran Manajemen Modal Kerja Manajemen modal kerja diukur dengan cash conversion cycle yang menggambarkan siklus yang dibutuhkan perusahaan untuk membeli persediaan dan menerima kas dari piutang. CCC = AAI + ACP - APP Rumus ini sesuai penelitian Mansoori dan Muhammad (2012).
Pertumbuhan Penjualan =
Ukuran Perusahaan Ukuran perusahaan diukur dengan logaritma natural dari total aset perusahaan. Pengukuran ini sesuai dengan pengukuran dalam penelitian Kamaliah et al. (2009). Ukuran Perusahaan = Ln (Total Aset) Pertumbuhan Penjualan Pertumbuhan penjualan menggambarkan peningkatan atau penurunan penjualan perusahaan yang diukur dengan mengurangi penjualan tahun sekarang dan penjualan tahun lalu, dibagi dengan penjualan tahun lalu sesuai dengan penelitian Malik dan Iqbal (2012).
Penjualan tahun ini – Penjualan tahun sebelumnya Penjualan tahun sebelumnya
Debt Ratio Debt ratio merupakan perbandingan antara total hutang dengan total aset seperti pengukuran dalam penelitian Kebewar (2013). Debt Ratio =
Pajak Pajak diukur dengan rasio pajak dengan membagi total pajak dengan laba sebelum bunga dan pajak seperti dalam penelitian Zeitun dan Tian (2007).
Total Hutang Total Aset
Tax Ratio =
Total Pajak Laba Sebelum Bunga dan Pajak
Tangibility Tangibility untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam mengelola aset tetapnya yang
diukur dengan membagi total aset tetap dengan total aset sesuai penelitian Zeitun dan Tian (2007).
Tangibility Ratio =
ANALISIS DAN PEMBAHASAN Populasi menggunakan
98
November 2013
penelitian ini perusahaan
Aset Tetap Total Aset
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 20092012. Berdasarkan data yang diperoleh, didapatkan sebanyak 124
ISSN: 1410 -9875
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode pengamatan. Setelah melalui proses sampling berdasarkan kriteria-kriteria yang telah ditentukan, diperoleh sebanyak 73 perusahaan manufaktur yang menjadi sampel penelitian dan dengan periode pengamatan selama empat tahun maka didapatkan sebanyak 292 data perusahaan yang akan diteliti. Statistik Deskriptif Statistik deskriptif menunjukkan nilai maksimum, minimum, rata-rata, dan deviasi standar dari masing-masing variabel yang dapat dilihat pada Tabel 4.1.
Rutji Satwiko
tangibility tidak berdistribusi normal. Sehingga data yang digunakan untuk dilakukan uji statistik selanjutnya menggunakan data sebelum outlier. Uji Asumsi Klasik Uji Multikolinearitas Tabel 4.4 menunjukkan bahwa variabel cash conversion cycle, firm size, sales growth, debt ratio, tax ratio, dan tangibility memiliki nilai Tolerance diatas 0,1 dan VIF dibawah 10. Hal ini menunjukkan bahwa semua variabel independen tidak terjadi multikolinearitas.
Uji Normalitas Berdasarkan hasil uji normalitas yang menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov pada Tabel 4.2, menunjukkan bahwa nilai Asymp Sig. sebelum outlier sebesar 0,000 lebih kecil dari alpha 0,05. Hal ini berarti bahwa semua variabel tidak berdistribusi normal.
Uji Heteroskedastisitas Berdasarkan Tabel 4.5, variabel cash conversion cycle dan tangibility terjadi masalah heteroskedastisitas karena memiliki nilai signifikansi dibawah nilai alpha 0,05. Sedangkan variabel firm size, sales growth, debt ratio, dan tax ratio tidak terjadi heteroskedastisitas karena memiliki nilai signifikansi diatas 0,05.
Uji Outlier Dalam uji outlier digunakan z-score dengan ketentuan di atas 3 dan di bawah -3 untuk mendapatkan distribusi normal dari data. Berdasarkan kriteria z-score tersebut, terdapat 23 data yang dikeluarkan dari penelitian.
Uji Autokorelasi Hasil pengujian autokorelasi pada Tabel 4.6 menggunakan uji Bruesch-Godfrey dan diperoleh nilai res_2 sebesar 0,240 lebih besar dari nilai alpha 0,05. Hal ini berarti bahwa tidak terdapat masalah autokorelasi dalam model regresi.
Uji Normalitas Setelah Outlier Setelah dilakukan uji outlier, maka data tersisa hanya 269 data. Berdasarkan Tabel 4.3 menunjukkan nilai Asymp Sig. sebesar 0,017 lebih kecil dari nilai alpha 0,05, sehingga variabel cash conversion cycle, firm size, sales growth, debt ratio, tax ratio, dan
Pengujian Hipotesis Uji Koefisien Korelasi (R) Tabel 4.7 menunjukkan nilai dari koefisien korelasi (R) sebesar 0,470. Hal ini menunjukkan bahwa secara statistik hubungan variabel independen yaitu cash conversion cycle, firm size, sales growth, debt ratio, tax ratio, dan tangibility
99
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 6
dengan variabel dependen return on assets adalah lemah. Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R Square) Tabel 4.7 menunjukkan nilai dari Adjusted R Square sebesar 0,204 yang berarti besar variasi variabel dependen (return on assets) yang dapat dijelaskan oleh variabel independen (cash conversion cycle, firm size, sales growth, debt ratio, tax ratio, dan tangibility) adalah sebesar 20,4%.
November 2013
Sedangkan sisanya 79,6% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak terdapat dalam model penelitian.
Uji F Berdasarkan hasil uji F pada Tabel 4.8, nilai signifikansi sebesar 0,000 lebih kecil dari nilai alpha 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi yang digunakan dalam penelitian ini fit untuk digunakan.
Uji t Berdasarkan hasil pada Tabel 4.9, model regresi penelitian ini adalah: Y = -0,214 + 0,000CCC + 0,012SIZE + 0,007SG – 0,055DR + 0,225TAX – 0,096TANG + e Keterangan: Y = Profitabilitas CCC = Cash Conversion Cycle SIZE = Ukuran Perusahaan SG = Pertumbuhan Penjualan DR = Debt Ratio TAX = Pajak TANG = Tangibility e = Error
Hasil uji t pada Tabel 4.9 menunjukkan variabel cash conversion cycle memiliki nilai signifikansi sebesar 0,010 lebih kecil dari nilai alpha 0,05 maka Ha1 dapat diterima, artinya variabel cash conversion cycle (CCC) berpengaruh terhadap variabel return on assets (ROA). Variabel CCC memiliki koefisien positif sebesar 0,000 artinya variabel ini memiliki pengaruh positif terhadap ROA, karena CCC yang lama dapat meningkatkan profit perusahaan melalui penjualan yang tinggi. Semakin besar piutang dagang menunjukkan penjualan yang
100
terjadi semakin tinggi sehingga dapat menambah sedikit keuntungan bagi perusahaan. Tabel 4.9 menunjukkan variabel firm size memiliki nilai signifikansi sebesar 0,000 lebih kecil dari nilai alpha 0,05, maka Ha2 dapat diterima artinya firm size berpengaruh terhadap return on assets. Variabel firm size memiliki koefisien positif sebesar 0,012 yang menunjukkan bahwa firm size berpengaruh positif terhadap return on assets, karena semakin besar skala perusahaan maka semakin besar laba yang dihasilkan karena perusahaan
ISSN: 1410 -9875
memiliki tingkat daya saing yang tinggi. Hasil uji t pada Tabel 4.9 menunjukkan nilai signifikansi sales growth sebesar 0,756 lebih besar dari nilai alpha 0,05 yang berarti Ha3 tidak dapat diterima. Hal ini berarti sales growth tidak memiliki pengaruh terhadap return on assets karena perusahaan tidak melakukan efisiensi biaya pokok penjualan dan biaya operasional sehingga peningkatan dari penjualan tidak berpengaruh terhadap profit perusahaan. Pada Tabel 4.9, debt ratio menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,000 lebih kecil dari nilai alpha sebesar 0,05 maka Ha4 dapat diterima, artinya debt ratio berpengaruh terhadap profitabilitas. Variabel debt ratio memiliki nilai koefisien negatif sebesar -0,055. Artinya debt ratio berpengaruh negatif terhadap return on assets karena perusahaan tidak menggunakan pinjamannya dengan efisien sehingga menambah beban perusahaan dan menurunkan laba perusahaan. Hasil uji t pada Tabel 4.9 menunjukkan tax ratio memiliki nilai signifikansi sebesar 0,000 lebih kecil dari nilai alpha 0,05, maka Ha5 dapat diterima artinya pajak berpengaruh terhadap profitabilitas. Variabel tax ratio memiliki nilai koefisien positif sebesar 0,225 artinya tax ratio berpengaruh positif terhadap return on assets karena semakin besar tagihan pajak perusahaan, menunjukkan laba yang dihasilkan perusahaan tinggi karena pajak penghasilan dibebankan atas laba. Hasil uji t pada Tabel 4.9 menunjukkan tangibility memiliki nilai signifikansi sebesar 0,000 lebih
Rutji Satwiko
kecil dari nilai alpha 0,05 maka Ha6 dapat diterima, artinya tangibility berpengaruh terhadap profitabilitas. Variabel tangibility memiliki nilai koefisien negatif sebesar -0,096 yang berarti terdapat pengaruh negatif dan signifikan dari variabel tangibility terhadap return on assets, karena perusahaan tidak mengelola aset tetapnya dengan baik dan efisien sehingga memberikan hasil yang kurang menguntungkan dan menurunkan profit perusahaan. PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan bahwa manajemen modal kerja, ukuran perusahaan, dan pajak memiliki pengaruh positif terhadap profitabilitas. Pertumbuhan penjualan tidak memiliki pengaruh terhadap profitabilitas. Sedangkan debt ratio dan tangibility berpengaruh negatif terhadap profitabilitas. Keterbatasan Dalam melakukan penelitian ini terdapat beberapa keterbatasan yang dialami oleh peneliti diantaranya adalah: 1. Periode penelitian yang realtif singkat yaitu selama empat tahun dari tahun 2009 sampai 2012. 2. Penelitian ini hanya menggunakan 6 variabel independen yaitu cash conversion cycle, firm size, sales growth, debt ratio, tax ratio, dan tangibility yang dianggap dapat mempengaruhi profitabilitas perusahaan. Sementara masih banyak faktor
101
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 6
lain yang dapat mempengaruhi profitabilitas. 3. Hasil uji normalitas menunjukkan distribusi data yang tidak normal. 4. Terdapat variabel yang terjadi masalah heteroskedastisitas dalam model regresi. Rekomendasi Adapun beberapa saran atau rekomendasi untuk penelitian selanjutnya terkait dengan pembahasan mengenai pengaruh terhadap profitabilitas: 1. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menggunakan periode pengamatan yang lebih panjang agar hasil penelitian bisa lebih akurat dan maksimal.
November 2013
2. Untuk penelitian selanjutnya dapat mengunakan variabel lain yang dianggap memiliki pengaruh terhadap profitabilitas agar korelasi antar variabel menjadi kuat. Diharapkan juga menggunakan pengukuran yang berbeda untuk profitabilitas dan variabel bebas lainnya. 3. Menggunakan data yang memiliki karakteristik yang sesuai dengan sampel dan menghindari kesalahan dalam input data agar data dapat berdistribusi normal. 4. Menambah jumlah data observasi agar tidak terjadi masalah heteroskedastisitas.
REFERENSI Azlina, N. 2009. Pengaruh Tingkat Perputaran Modal Kerja, Struktur Modal dan Skala Perusahaan Terhadap Profitabilitas. Jurnal Pendidikan Ekonomi dan Bisnis, 1 (2): 107-114 Bhayani, Sanjay J. 2010. Determinant of Profitability in Indian Cement Industry: An Economic Analysis. South Asian Journal of Management, 17 (4): 6-20 Bisnis Indonesia. 2012. BUMI Diproyeksi Bangkrut: Manajemen Masih Optimis. http://archive.bisnis.com/articles/bumi-diproyeksi-bangkrutmanajemen-masih-optimistis, 29 Agustus Erasmus, P.D. 2010. Working Capital Management and Profitability: The Realtionship Between The Net Trade Cycle and Return on Assets. Management Dynamics, 19 (1): 2-10 Falope, Olufemi I., and Olubanjo T. Ajilore. 2009. Working Capital Management and Corporate Profitability: Evidence from Panel Data Analysis of Selected Quoted Companies in Nigeria. Research Journal of Business Management, 3 (3): 73-84 Gitman, L J. 2006. Principles of Managerial Finance. 11th Edition, San Diego State University Godfrey, J., Allan Hodgson, Scoot Holmes, Ann Tarca. 2006. Accounting Theory. 6th Edition. John Wiley & Sons Australia, Ltd Ghozali, H. I. 2007. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Cetakan IV. Universitas Diponegoro
102
ISSN: 1410 -9875
Rutji Satwiko
Gill, Armajit., Nahum Biger, dan Neil Mathur. 2010. The Relationship Between Working Capital Management and Profitability: Evidence From the United States. Business and Economics Journal, BEJ-10: 1-9 ______________________________________. 2011. The Effect of Capital Structure on Profitability: Evidence From United States. International Journal of Management, 28 (4): 3-15 Herdiani, Tiara., Darminto, dan MG. Wi. Endang NP. 2013. Pengaruh Financial Leverage Terhadap Profitabilitas: Studi Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2011. http://administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jab/artic le/view/221/238 Joni., dan Lina. 2010. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal. Jurnal Bisnis dan Akuntansi 12 (2): 81-96 Kamaliah, Nasrizal Akbar., dan Lesinta Kinanti. 2009. Analisis Pengaruh Rasio Aktivitas, Leverage Keuangan, Ukuran, dan Umur Perusahaan Terhadap Profitabilitas Perusahaan Wholesale and Retail Trade yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Ekonomi, 17 (3): 10-23 Kebewar, M. 2013. Does Debt Affect Profitability? An Empirical Study of French Trade Sector. Munich Personal RePEc Archive No.43968 Kristantri, Rr. T M., dan Ni Ketut Rasmini. 2012. Analisa Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Profitabilitas Dengan Pertumbuhan Laba Sebagai Variabel Moderasi. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, 1 (2), http://ojs.unud.ac.id/index.php/Akuntansi/article/view/2111/3251 Malik, U Z., Athar Iqbal. 2012. Affect of Working Capital Management on Firms Profitability in Sugar Industry of Pakistan. Munich Personal RePEc Archive No.41436 Mansoori, E., and Datin Dr. Joriah Muhammad. 2012. The Effect of Working Capital Management on Firm’s Profitability: Evidence From Singapore. Interdisciplinary Journal of Contemporary Research in Business, 4 (5): 472-486 Mardiasmo. 2011. Perpajakan Edisi Revisi 2011. Yogyakarta Mareta, Asty Dela., Topowijono, Zahroh. 2013. Pengaruh Financial Leverage Terhadap Profitabilitas (Studi Pada Perusahaan Sektor Makananan dan Minuman Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2011). http://administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jab/artic le/view/49/52 Nurhasanah. 2012. Pengaruh Struktur Modal Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Ilmiah, 4 (3): 31-39 Putri, Yesa. 2012. Pengaruh Tingkat Perputaran Modal Kerja, Struktur Modal, Umur Perusahaan, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Manufaktur yang Listing di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008-2010. http://repository.unri.ac.id/bitstream/123456789/1990/1/NewJurnal. pdf
103
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 6
November 2013
Raheman, A., M Nasr. 2007. Working Capital Management and Profitability – Case of Pakistani Firms. International Review of Business Research Papers, 3 (1): 279-300 Riadi, M. 2012. Rasio Profitabilitas. Kajian Pustaka. www.kajianpustaka.com/2012/12/rasio-profitabilitas.html Rosyadah, Faizatur., Suhadak, dan Darminto. 2013. Pengaruh Struktur Modal Terhadap Profitabilitas (Studi Perusahaan Real Estate and Property Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2011). http://administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jab/artic le/download/136/191 Samiloglu, F., K Demirgunes. 2008. The Effect of Working Capital Management on Firm Profitability: Evidence from Turkey. The International Journal of Applied Economics and Finance, 2 (1): 44-50 Santoso, Singgih. 2012. Aplikasi SPSS pada Statistik Parametrik. Jakarta: PT Elex Media Komputindo Supriyanto, Eko., dan Falikhatun. 2008. Pengaruh Tangibility, Pertumbuhan Penjualan Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Struktur Keuangan. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, 10 (1): 13-22 Usama, Muhammad. 2012. Working Capital Management and its affect on firm’s profitability and liquidity: In Other food sector of (KSE) Karachi Stock Exchange. Arabian Journal of Business and Management Review (OMAN Chapter), 1 (12): 62-73 Weston, J. Fred dan Eugene F. Brigham. 1993. Essentials of Managerial Finance. 10th Edition. University of California , Los Angeles and Florida. Weygandt, J J., Paul D.Kimmel, Donald E. Kieso. 2011. Financial Accounting. IFRS Edition. University of Wiconsin. Northern Illinas University Zeitun, R., G G Tian. 2007. Capital Structure and Corporate Performance: Evidence from Jordan. The Australasian Accounting Business and Finance Journal, 1 (4): 40-61
104
ISSN: 1410 -9875
Rutji Satwiko
LAMPIRAN Tabel 4.1 Statistik Deskriptif N Minimum Maksimum Rata-rata 292 0,0004 0,4173 0,098973 292 -25,7520 349,1493 107,553955 292 24,9687 32,8365 27,853029 292 -0,5866 1,4855 0,121762 292 0,0739 3,2100 0,453138 292 -0,4893 0,5895 0,197519 292 0,0052 0,7880 0,350884
ROA CCC SIZE SG DR TAX TANG Valid N 292 (listwise) Sumber: Output Data SPSS 19
Deviasi Standar 0,0881810 72,6762188 1,5534228 0,2199395 0,3544780 0,1000229 0,1841838
Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas sebelum Outlier N Asymp Sig. Sebelum Uji Outlier 292 0,000 Sumber: Output Data SPSS 19 Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas setelah Outlier N Asymp Sig. Setelah Uji Outlier 269 0,017 Sumber: Output Data SPSS 19 Tabel 4.4 Hasil Uji Multikolinearitas Variabel Tolerance VIF CCC 0,846 1,182 SIZE 0,899 1,112 SG 0,977 1,024 DR 0,926 1,079 TAX 0,959 1,043 TANG 0,932 1,073 Sumber: Output Data SPSS 19 Tabel 4.5 Hasil Uji Heteroskedastisitas Variabel Sig. CCC 0,000 SIZE 0,103 SG 0,594 DR 0,607 TAX 0,097 TANG 0,001 Sumber: Output Data SPSS 19 Tabel 4.6 Hasil Uji Autokorelasi Sig.
105
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 6
November 2013
Res_2 0,240 Sumber: Output Data SPSS 19 Tabel 4.7 Hasil Uji Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi Model R Adjusted R Square 1 0,470 0,204 Sumber: Output Data SPSS 19 Tabel 4.8 Hasil Uji F F Sig. 13,460 0,000 Sumber: Output Data SPSS 19 Tabel 4.9 Hasil Uji t Variabel B t Konstanta -0,214 -2,355 CCC 0,000 -2,588 SIZE 0,012 3,967 SG 0,007 0,312 DR -0,055 -4,070 TAX 0,225 4,776 TANG -0,096 -3,706 Sumber: Output Data SPSS 19
106
Sig. 0,019 0,010 0,000 0,756 0,000 0,000 0,000
JURNAL BISNIS DAN AKUNTANSI Vol. 15, No. 1a, Is. 6, November 2013, Hlm. 107-120
ISSN: 1410 - 9875 http: //www.tsm.ac.id/JBA
PENGARUH TATA KELOLA PERUSAHAAN, KEPUTUSAN PENDANAAN PERUSAHAAN DAN STRUKTUR KEPEMILIKAN PADA KINERJA PERUSAHAAN
RICARDO S. WIRJAWAN STIE Trisakti
[email protected]
Abstract: The study examines the influence of board size, proportion of female director, board meeting, audit commitee, independent commissioner, capital structure, dividend payment, dan ownership structure toward firm performance. Data for this study is taken from public manufacturing companies listed on Indonesia Stock Exchange during 2009-2012. The sample method uses purposive sampling method. There are 38 public manufacturing companies that fulfill the selection of criteria sample. This study uses multiple regression method to see the contribution of each variable influence to firm performance. The results shows that dividend policy affects firm performance. While board size, proportion of female director, board meeting, audit committee, independent commissioner, capital structure, and ownership structure do not affect firm performance. Keywords: Corporate Governance, Corporate Financing Decision, Firm Performance, Return on Asset, Board Size, Board Meeting, Proportion of Female Director, Audit Commitee, Independent Commissioner, Capital Structure, Dividend Policy, and Ownership Structure. Abstrak: Studi ini meneliti pengaruh ukuran dewan, proporsi direktur wanita, pertemuan dewan, komite audit, komisaris independen, struktur modal, pembayaran dividen, dan struktur kepemilikan terhadap kinerja perusahaan. Data untuk penelitian ini diambil dari perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2009-2012. Metode sampel menggunakan metode purposive sampling. Ada 38 perusahaan manufaktur sektor publik yang memenuhi kriteria pemilihan sampel. Penelitian ini menggunakan metode regresi berganda untuk melihat kontribusi setiap pengaruh variabel terhadap kinerja perusahaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebijakan dividen mempengaruhi kinerja perusahaan. Sementara ukuran dewan, proporsi direktur wanita, pertemuan dewan, komite audit, komisaris independen, struktur modal, dan struktur kepemilikan tidak mempengaruhi kinerja perusahaan.
107
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 6
November 2013
Kata kunci: Tata Kelola Perusahaan, Keputusan Pembiayaan Perusahaan, Kinerja Perusahaan, Return on Asset, Ukuran Dewan, Rapat Dewan, Proporsi Direktur Perempuan, Komite Audit, Komisaris Independen, Struktur Modal, Kebijakan Dividen, dan Struktur Kepemilikan.
PENDAHULUAN Pasar modal merupakan komponen yang sangat penting dalam dunia ekonomi di suatu negara karena diawali dari dana investasi berbagai pihak dan juga dianggap sebagai indikator pertumbuhan untuk ekonomi negara. Dari hasil investasi berbagai pihak tersebut, tentu mereka mengharapkan tingkat pengembalian investasi untuk modal yang telah ditanamkan. Hal ini memperjelas bahwa maksimalisasi keuntungan merupakan tujuan utama dari manajer yang mengelola investasi tersebut dan sudah ditetapkan dari semula (Moradi et al. 2012). Isu corporate governance mulai menjadi pembicaraan yang sangat penting sejak berbagai skandal perusahaan yang mengindikasikan lemahnya corporate governance. Skandal Enron dan WorldCom di Amerika, Marconi di Inggris dan Royal Ahold di Belanda membuktikan bahwa corporate governance mendapat perhatian khusus dan bukan sesuatu yang bisa dianggap ringan (Nuswandari 2009). Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah penelitian sebelumnya menggunakan perusahaan yang tergabung dalam Tehran Stock Exchange sedangkan penelitian sekarang menggunakan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek
108
Indonesia. Adanya penambahan variabel independen yaitu board size, proportion of female director, audit committee, board meeting, dan independent commissioner. Pada penulisan ini, peneliti tertarik untuk membahas dengan topik: “Pengaruh Tata Kelola Perusahaan, Keputusan Pendanaan Perusahaan, dan Struktur Kepemilikan pada Kinerja Perusahaan”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan bukti empiris mengenai pengaruh board size, proportion of female director, board meeting, audit commitee, independent commissioner, capital structure, dividend policy, dan ownership structure terhadap kinerja perusahaan. Sistematika penulisan terdiri atas lima bagian. Pertama, pendahuluan menjelaskan tentan latar belakang penelitian, tujuan penelitian, dan sistematika penulisan. Kedua, menjelaskan mengenai rerangka teoritis dari penelitian, penelitian terdahulu, dan hipotesis. Ketiga, menjelaskan bentuk penelitian, objek penelitian, definisi operasional variabel dan pengukuran, metode pengumpulan data, metode analisis dan hipotesis penelitian. Keempat, menjelaskan mengenai hasul dari penelitian yang dilakukan. Terakhir, ditutup dengan temuan hasil penelitian, keterbatasan penelitian, dan rekomendasi untuk penelitian selanjutnya dengan tujuan yang sama.
ISSN: 1410 -9875
RERANGKA TEORITIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Agency Theory Teori keagenan mengasumsikan bahwa semua individu berhak atas kepentingan mereka sendiri. Pemegang saham sebagai prinsipal diasumsikan hanya tertarik kepada hasil keuangan yang bertambah atau investasi mereka dalam perusahaan. Para agen diasumsikan menerima manfaat berupa kompensasi keuangan dan syarat-syarat yang menyertai dalam hubungan tersebut. Karena perbedaan kepentingan ini, masingmasing pihak saling mengejar keuntungan untuk pihak masingmasing (Wahyudiharto 2009 dalam Susanto 2011). Pecking Order Theory Pecking Order Theory secara garis besar menyatakan bahwa keputusan pendanaan perusahaan memiliki suatu hierarki. Perusahaan akan lebih cenderung untuk menggunakan sumber pendanaan internal daripada eksternal dalam aktivitas pendanaan. Jika perusahaan tidak memiliki dana internal yang cukup memadai, maka dana eksternal akan dipilih sebagai alternatif pendanaan tersebut. Jika dana eksternal dibutuhkan maka perusahaan akan cenderung untuk menggunakan hutang daripada ekuitas (Siregar 2005 dalam Joni dan Lina 2010). Teori Miller Modigliani Teori ini menjelaskan bahwa tidak ada rasio hutang yang optimal dan rasio hutang tidak menjelaskan nilai perusahaan. Asumsi yang digunakan dalam teori ini adalah tidak ada pajak, tidak ada asimetri informasi, dan tidak ada biaya
Ricardo S. Wirjawan
transaksi (Frensidy 2008 dalam Joni dan Lina 2010). Kinerja Perusahaan Kinerja adalah suatu tampilan keadaan secara utuh atas perusahaan selama periode waktu tertentu yang merupakan hasil atau prestasi yang dipengaruhi oleh kegiatan operasional perusahaan dalam memanfaatkan sumbersumber daya yang dimiliki (Helfert 1996 dalam Nuswandari 2009). Kinerja perusahaan dapat ditinjau dari perspektif keuangan yang memiliki hubungan yang erat dengan profitabilitas. Perusahaan cenderung bergantung pada modal dari pihak eksternal untuk membiayai kegiatan operasionalnya. Return On Asset Banyak cara untuk mengidentifikasikan kinerja perusahaan. Kita dapat menganalisa dengan menggunakan banyak metode pengukuran, salah satunya adalah Return on Asset (ROA). Return on Asset merupakan cara pengukuran yang paling luas cakupannya dalam mengukur performa perusahaan, khususnya untuk perusahaan yang mengandalkan investasi dalam bentuk aset yang terlihat maupun yang tidak terlihat, dan kita juga dapat membandingkan tingkat pengembalian modal yang diinvestasikan dari investasi alternatif. Dalam menganalisa tingkat pengembalian atas modal, kita akan membandingkan pendapatan sebuah perusahaan atau pengukuran kinerja lainnya, pada level perusahaan dan sumber pendanaan perusahaan tersebut (Subramanyam dan Wild 2009).
109
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 6
Board Size Beiner et al. (2003) menegaskan bahwa dewan direktur merupakan institusi ekonomi yang membantu memecahkan permasalahan agensi, yang melekat dalam perusahaan publik. Dewan direktur bertanggung jawab pada komisaris perusahaan mereka. Komposisi dewan direksi sering digunakan untuk mengidentifikasi keberadaan kolusi dan dominasi direksi. Jumlah dewan direksi yang besar kurang efektif dalam memonitor manajemen. Direksi sangat berpengaruh di perusahaan karena dewan direksi adalah eksekutor dalam perusahaan. Direksi diukur dengan jumlah anggota dewan direksi (Jati 2008). Board size berpengaruh Ha1: terhadap kinerja perusahaan. Proportion of Female Director Masih sedikitnya wanita yang ditempatkan di posisi direktur mungkin disebabkan oleh adanya persepsi yang berbeda mengenai kesuksesan yang diraih pria dan wanita. Kesuksesan pria dianggap karena adanya kemampuan yang tinggi dalam hal talenta atau kecerdasan, sedangkan kesuksesan wanita dianggap lebih disebabkan oleh faktor keberuntungan (Crawford 2006 dalam Kusumastuti et al. 2007). Gneezy (2004) dalam Kusumastuti et al. (2007) menjelaskan penelitian yang mengambil sampel mahasiswa yang mengambil kelas decision making menemukan bahwa dalam investasi keuangan, wanita melakukan investasi yang lebih kecil daripada yang dilakukan pria. Mereka berpendapat bahwa wanita kurang menyukai risiko daripada pria, sehingga wanita memiliki
110
November 2013
persentase yang rendah dalam beberapa jabatan daripada pria. Ha2: Proportion of Female Director berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. Board Meeting Dalam sebuah perusahaan biasanya terdapat sebuah pertemuan yang diadakan baik oleh dewan komisaris maupun dewan direksi. Mereka biasanya mengadakan pertemuan untuk membahas hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan operasional perusahaan. Selain itu, dengan adanya board meeting akan lebih memudahkan melihat sisi tata kelola perusahaan (corporate governance) yang sudah dilaksanakan oleh perusahaan tersebut (Makki et al. 2009). Ha3: Board meeting berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. Audit Committee Kep. 29/PM/2004 menyebutkan bahwa komite audit adalah komite yang dibentuk oleh dewan komisaris untuk melakukan tugas pengawasan pengelolaan pelaporan keuangan perusahaan. Komite audit sebaiknya memiliki latar belakang pengetahuan di bidang keuangan khususnya di bidang akuntansi. Dengan adanya pengetahuan di bidang akuntansi, diharapakan komite audit akan semakin efektif dalam melakukan pengawasan terhadap pelaporan keuangan dan tata kelola perusahaan (Nurhidayati et al. 2013). Ha4: Audit Committee berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. Capital Structure Komisaris independen terdiri dari anggota dewan komisaris yang tidak
ISSN: 1410 -9875
terafiliasi dengan manajemen perusahan (yang tidak memiliki hubungan istimewa dengan perusahaan), atau anggota dewan komisaris lainnya, investor mayoritas. Komisaris independen juga dapat dikatakan tidak memiliki hubungan bisnis atau pun bentuk hubungan lain yang mempengaruhi dirinya untuk bisa bekerja dan bertindak secara independen (Machmud dan Djakman 2008 dalam Manik 2011). Ha5: Independent Commissioner berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. Capital Structure Menurut Kartadinata (1999) dalam Kesuma (2009), struktur keuangan suatu perusahaan akan menggambarkan secara keseluruhan bagian kredit hutang jangka pendek maupun jangka panjang dalam neraca. Sedangkan struktur modal merupakan susunan atau perbandingan antara hutang jangka panjang dengan modal sendiri, atau dengan kata lain struktur modal merupakan bagian dalam struktur keuangan sebuah perusahaan. Ha6: Capital structure berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. Dividend Policy Kebijakan dividen adalah keputusan di mana perusahaan menentukan seberapa besar porsi bagian keuntungan yang menjadi hak bagi pemegang saham atau investor. Bagi para investor atau pemegang saham, dividen merupakan salah satu keuntungan yang akan didapatkan selain keuntungan lain berupa capital gain. Secara umum, dividen dapat didefinisikan sebagai bagian yang dibagi oleh perusahaan kepada masing-masing pemegang saham
Ricardo S. Wirjawan
(Brigham dan Houston 2006 dalam Sukendro dan Pujiharjanto 2012). Ha7: Dividend policy berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. Ownership Structure Institusi merupakan sebuah lembaga yang memiliki kepentingan besar terhadap investasi yang dilakukan, termasuk investasi saham. Sehingga biasanya institusi menyerahkan tanggung jawab pada divisi tertentu untuk mengelola investasi perusahaan tersebut (Murwaningsari 2009). Menurut Pozen (1994) dalam Murwaningsari (2009), investor institusi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu investor pasif dan investor aktif. Keberadaan institusi inilah yang mampu menjadi alat pengawasan yang efektif bagi perusahaan. Ownership structure Ha8: berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. METODA PENELITIAN Bentuk penelitian yang digunakan peneliti dalam model penelitian ini adalah penelitian kausalitas. Populasi yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode tahun 2009-2012. Teknik pengambilan dan pengumpulan sampel ini menggunakan metode purposive sampling. . Adapun kriteria pengambilan sampel yaitu: (1) Perusahaan manufaktur yang memiliki laporan keuangan periode tutup buku 31 Desember; (2) Perusahaan manufaktur yang memiliki direksi wanita selama periode penelitian tahun 2009-2012; (3) Perusahaan yang memiliki komite audit dengan latar belakang
111
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 6
keuangan selama periode penelitian tahun 2009-2012; (4) Perusahaan yang memiliki komisaris independen selama periode penelitian tahun 2009-2012; (5) Perusahaan yang memiliki kepemilikan institusional selama periode penelitian tahun 2009-2012. Definisi Operasional Variabel Dependen Dalam penelitian ini, Return on Asset akan diproksikan dengan membandingkan laba bersih dengan total aset perusahaan. Dengan membandingkan kedua komponen ini diharapkan dapat menunjukkan kinerja perusahaan dalam menghasilkan tingkat pengembalian akan aset (Moradi et al. 2012). Variabel ini menggunakan skala rasio. Net income ROA = Total Asset Board Size
Komposisi dewan direksi sering digunakan untuk melakukan identifikasi keberadaan kolusi dan dominasi direksi. Jumlah dewan direksi yang kurang efektif dalam memonitor perusahaan sangat berpengaruh bagi perusahaan. Maka, susunan dewan direksi diukur dengan jumlah anggota dewan direksi yang terdapat dalam suatu perusahaan tersebut (Jati 2008). Variabel ini menggunakan skala rasio. Board Size = ∑ Anggota Dewan Direksi Proportion of Female Director Menurut Bonn (2004) Pengukuran variabel dari proporsi direksi wanita (FEM_DIR), diukur dengan menggunakan female ratio yaitu dengan membagi antara jumlah direksi wanita dalam sebuah perusahaan dengan keseluruhan total direksi dalam sebuah perusahaan. Variabel ini menggunakan skala rasio.
Proportion of Female Director � Board Meeting Board meeting dalam konteks penelitian dapat diukur dengan berapa kali rapat anggota dewan direksi dilakukan dalam kurun waktu 1 tahun periode perusahaan (Suhardjanto 2010). Variabel ini menggunakan skala rasio. Board Meeting = ∑ Rapat dewan direksi dalam kurun waktu 1 tahun
Audit Committee =
112
November 2013
Jumlah direksi wanita Total jumlah direksi
Audit Committee Menurut Nurhidayati (2013) komite audit yang dihitung adalah berdasarkan jumlah proporsi komite audit yang memiliki pengetahuan atau pun latar belakang pendidikan di bidang keuangan terhadap jumlah keseluruhan anggota komite audit yang terdapat dalam perusahaan. Variabel ini menggunakan skala rasio.
Komite audit yang memiliki latar belakang keuangan Jumlah komite audit
ISSN: 1410 -9875
Ricardo S. Wirjawan
Independent Commissioner Komisaris independen diukur dengan menggunakan indikator proporsi jumlah dewan komisaris rasio.
independen terhadap total dewan komisaris yang ada di dalam sebuah perusahaan (Manik 2011). Variabel ini menggunakan skala
Jumlah komisaris independen Total anggota komisaris perusahaan Capital Structure menghasilkan keuntungan bagi Rasio ini digunakan untuk perusahaan (Syamsudin, 2007:54 mengukur kemampuan perusahaan dalam Natalia et al. 2013). Struktur dalam menjamin hutang-hutangnya modal dalam model penelitian ini dengan sejumlah aktiva yang dihitung dengan membagi total dimilikinya. Semakin tinggi total hutang terhadap total aktiva. debt semakin besar jumlah modal Variabel ini menggunakan skala pinjaman yang digunakan dalam rasio. Total Debts Capital Structure � Total Assets Independent Commissioner =
Dividend Policy Menurut Sukendro dan Pujiharjanto (2012), kebijakan dividen dapat diukur dengan variabel dummy, yaitu dengan nilai 1 dan 0. Variabel ini bertujuan untuk melihat apakah perusahaan yang membagi dividen maupun yang tidak membagikan dividen menghasilkan perbedaan dalam kinerja perusahaan. Variabel ini menggunakan skala nominal, di mana: Dummy 1 = membagikan dividen Dummy 0 = tidak membagikan dividen Institutional Ownership = HASIL PENELITIAN Sampel yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 38 perusahaan. Ada pun prosedur pemilihan sampel dapat dilihat pada tabel 1. Hasil dari statistik deskriptif dapat dilihat pada tabel 2, sedangkan hasil frekuensi dividend policy dapat dilihat pada
Ownership Structure Kepemilikan institusional merupakan kepemilikan saham oleh pemerintah, institusi keuangan, institusi berbadan hukum, institusi luar negeri, dana perwalian serta institusi lainnya pada akhir tahun (Shien et al. 2006 dalam Nurhidayati 2013). Variabel ini dapat diukur dari penjumlahan atas persentase saham institusional (perusahaan lain baik yang berada di dalam maupun di luar negeri, serta saham pemerintah baik di dalam maupun di luar negeri). Variabel ini menggunakan skala rasio. Jumlah saham institusional Total saham beredar tabel 3. Uji normalitas residual dapat dilihat pada tabel 4 dan 5 yang menunjukkan nilai asymp.sig <0,05, hal itu menunjukkan bahwa data tidak terdistribusi secara normal. Uji outlier dilakukan dan hasilnya menunjukkan bahwa nilai asymp.sig <0,05 dimana nilai residual tersebut juga tidak terdistribusi secara normal. Maka
113
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 6
data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data awal sebelum uji outlier. Hasil uji multikolinearitas berdasarkan tabel 6 menunjukkan bahwa semua variabel independen memiliki nilai tolerance yang lebih besar dari 0,1 dan nilai VIF (Variance Inflation Factor) yang lebih kecil dari 10, maka bahwa model regresi tersebut tidak mengalami multikolinearitas. Hasil uji heteroskedastisitas yang menggunakan metode uji glejser dapat dilihat pada tabel 7 dimana menunjukkan beberapa variabel terdapat heteroskedastisitas yaitu: dividend policy (DP), dan independent commisioner (INDP_COM). Hasil uji autokorelasi yang menggunakan pengujian Bruesch-Godfrey dapat dilihat pada tabel 8 Uji autokorelasi pada penelitian ini menunjukkan nilai signifikan lebih besar dari 0,05, maka dalam model regresi ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi autokorelasi. Hasil dari analisis koefisien korelasi (R) dan hasil analisis koefisien determinasi (Adj. R2) yang telah dilakukan dapat dilihat pada tabel 9 dan tabel 10. Hasil dari analisis koefisien korelasi menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang lemah antara variabel independen terhadap variabel dependen. Nilai dari analisis koefisien korelasi adalah sebesar 0,107 atau sebesar 10,7% yang berarti bahwa besarnya variasi variabel dependen (Return on Asset) dapat dijelaskan oleh variabel independen. Sedangkan sisanya sebesar 89,3% dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak terdapat dalam model regresi ini. Hasil dari uji statistik F ditunjukkan pada tabel 11 atas menunjukkan bahwa nilai sig. pengujian tersebut
114
November 2013
adalah sebesar 0,002 atau lebih kecil dari 0,05, hal ini menunjukkan bahwa model regresi fit dan layak digunakan dalam penelitian. Hasil dari uji t ditunjukkan pada tabel 12 yang menunjukkan bahwa variabel dividend policy memiliki pengaruh yang positif terhadap kinerja perusahaan (Return on Asset). PENUTUP Kesimpulan dari hipotesis adalah: (1) Dividend Policy mempunyai pengaruh terhadap kinerja perusahaan (2) Board size, Proportion of female director, Board meeting, Audit commitee, Independent commissioner, Capital Structure, dan Ownership structure tidak mempunyai pengaruh terhadap kinerja perusahaan. Keterbatasan dalam penelitian ini antara lain: (1) Analisis koefisien determinasi menunjukkan bahwa variabel independen yakni sebesar 10,7%. Sedangkan sisanya yaitu sebesar 89,3% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak disertakan dalam penelitian ini; (2) Penelitian ini hanya menggunakan perusahaan manufaktur yang tercatat di Bursa Efek Indonesia sehingga jumlah populasi penelitian terbatas dan jumlah obyek penelitian hanya berjumlah 38 perusahaan dari keseluruhan populasi; (3) Data penelitian terdapat masalah asumsi klasik, yaitu heteroskedastisitas. Dengan terdapatnya keterbatasan penelitian, maka rekomendasi yang dapat diberikan penulis bagi penelitian berikutnya adalah: (1) Menambahkan beberapa variabel independen yang dapat mempengaruhi variabel dependen, seperti variabel yang berhubungan corporate governance karena masih
ISSN: 1410 -9875
banyak yang bisa digali dari perspektif variabel tersebut, dan penambahan variabel yang berhubungan dengan corporate financing decision, seperti debt to equity ratio; (2) Obyek penelitian yang digunakan sebaiknya diperluas
Ricardo S. Wirjawan
untuk memperoleh jumlah sampel yang lebih besar seperti menggunakan perusahaan non keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) sebagai populasi penelitian.
REFERENSI Amidu, Mohammed. 2007. How Does Dividend Policy Affect Performance of The Firm on Ghana Stock Exchange. Investment and Financial Innovations,Vol.4, Issue 2, 2007. Antari, Dewa Ayu Prati P., I Made Dana. 2011. Pengaruh Struktur Modal, Kepemilikan Manajerial, dan Kinerja Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan. E-Journal Universitas Udayana. Beiner, S., W. Drobetz, F. Schmid dan H. Zimmermann. 2003. “Is Board Size An Independent Corporate Governance Mechanism? National Centre of Competence in Research Financial Valuation and Risk Management Working Paper no.89. Bonn, Ingrid. 2004. Board Structure and Firm Performance: Evidence From Australia. Journal of the Australian and New Zealand Academy of Management 10. 1 (2004): 14-24. Eisenberg, Theodore, Stefan Sundgren, dan Martin T. Wells. 1998. Larger Board Size and Decresing Firm Value in Small Firms. Journal of Financial Economics 48, 35-54. Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Indrawatie, Ratna. 2012. Pengaruh Keahlian Auditor Intern dan Tingkat Kepatuhan Terhadap Kinerja Perusahaan (Survey pada Perusahaan skala Mengengah dan Besar di Tasikmalaya). Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi. Jati, Framudyo. 2009. Pengaruh Struktur Corporate Governance Terhadap Kinerja Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Akuntansi, fakultas Ekonomi-Universitas Gunadarma, 2009. Joni dan Lina. 2010. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal Pada. Jurnal Bisnis Dan Akuntansi, Vol, No.2. Agustus, Hal 81-96. Kajananthan, Rajendran.2012. Effect of Corporate Governance on Capital Structure: Case of The Srinlankan Listed Manufacturing Companies. Researchers World 3. 4 (Oct 2012): 63-71. Kesuma, Ali. 2009. Analisis Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal Serta Pengaruhnya Terhada Harga Saham Perusahaan Real Estate yang Go Public di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Vol. 11, Maret, Hal 38-45. Kusumastuti Sari, Supatmi, dan Perdana Sastra. 2007. Pengaruh Board Diversity Terhadap Nilai Perusahaan dalam Perspektif Corporate Governance.
115
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 6
November 2013
Jurnal Ekonomi Akuntansi dan Keuangan, Vol.9 No.2 November 2007: 8898. Kyereboah-Coleman, Anthony. 2007. Relationship Between Corporate Governance and Firm Performance: an African Perspective. Faculty of Economic and Management Sciences. Dept. of Business Management. Stellenbosch University. Murwaningsari, Etty. 2009. Hubungan Corporate Governance, Corporate Social Responsibilities dan Corporate Financial Performance Dalam Satu Continuum. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Vol 11, No.1 ,Mei 2009:30-41. Manik, Tumpal. 2011. Analisis Pengaruh Kepemilikan Manajemen, Komisaris Independen, Komite Audit, Umur Perusahaan Terhadap Kinerja Keuangan (Studi Empiris Perusahaan Property & Real Estate di BEI). JEMI, Vol.2, No.2, Desember 2011:25-36. Moradi, Nassim Shah; Aldin, Mahmood Moein; Heyrani, Forough; Iranmahd, Mohsen. 2012. The Effect of Corporate Governance, Corporate Financing Decision and Ownership Structure on Firm Performance: A Panel Data Approach from Tehran Stock Exchange. International Journal of Economics and Finance 4. 6 (Jun 2012): 86-93. Natalia, Desy; Rande Samben; Musviyanti. Analisis Rasio Likuiditas, Rasio Solvabilitas Dan Rasio Profitabilitas Untuk Mengukur Kinerja Keuangan Pada PT. KUD Kopta Unit Tambang Di Samarinda. Nurhidayati, Winda; Andreas; Julita Saidi. 2013. Pengaruh Mekanisme Corporate Governance Terhadap Kinerja Perusahaan LQ 45. Nuswandari, Cahyani. 2009. Pengaruh Corporate Governance Perception Index Terhadap Kinerja Perusahaan pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Bisnis dan Ekonomi (JBE), September 2009, Hal 7084. Subramanyam,K.R, John J.Wild. 2009. Financial Statement Analysis, Tenth Edition. McGraw.Hill. International Edition. Suhardjanto, Djoko, Novita Dian Permata Sari. 2010. Pengaruh Corporate Governance, Etnis, dan Pendidikan Terhadap Environmental Disclosure: Studi Empiris pada Perusahaan Listing di Bursa Efek Indonesia. KINERJA, Volume 14, No.2, Th. 2010: Hal. 151-164. Sukendro, Djoko, C.Ambar Pujiharjanto. 2012. Pengaruh Kebijakan Dividen Terhadap Kinerja Perusahaan di Indonesia. Proceedings of Conference in Business, Accounting and Management (CBAM) 2012, hal 475-484. Susanto, Yulius Kurnia. 2011. Kepemilikan Saham, Kebijakan Dividen, Karakteristik Perusahaan, Risiko Sistimatik, Set Peluang, Investasi, dan Kebijakan Hutang. Jurnal Bisnis dan Akuntansi Vol.13, No.3 Desember 2011, Hlm 195-210. Wicaksana, Ketut Arya Bayu. 2011. Pengaruh Umur Anggota Dewan pada Kinerja Pasar. Jurnal Bisnis dan Kewirausahaan Vol.3 November 2011. Hal 177187. Wulandari, Ndaruningpuri. 2006. Pengaruh Indikator Mekasnime Corporate Governance Terhadap Kinerja Perusahaan Publik di Indonesia. Fokus Ekonomi Vol 1 No.2 Desember 2006 :120-136
116
ISSN: 1410 -9875
No. 1
2
3
Ricardo S. Wirjawan
Tabel 1 Hasil Pemilihan Sampel Deskripsi Kriteria Semua perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 1 Januari 2009 sampai 31 Desember 2012. Perusahaan manufaktur yang tidak memiliki laporan keuangan periode tutup buku 31 Desember. Perusahaan manufaktur yang memiliki direksi wanita selama periode penelitian tahun 20092012.
4.
Jumlah Jumlah Perusahaan Data 126 504
(4)
(16)
(83)
(332)
(1)
(4)
(0)
(0)
(0)
(0)
Perusahaan yang memiliki komite audit dengan latar belakang keuangan selama periode penelitian tahun 2009-2012. 5.
6.
Perusahaan yang memiliki komisaris independen selama periode penelitian tahun 2009-2012
Perusahaan yang memiliki kepemilikan institusional selama periode penelitian tahun 2009-2012 38 Total perusahaan dan data penelitian Sumber: Data yang dikumpulkan Tabel 2 Hasil Statistik Deskriptif Std. Deviation Minimum Variable N Mean ROA 152 ,09156966 ,115281338 -,179000 B_SIZE 152 5,44 2,380 2 FEM_DIR 152 ,28565021 ,130224640 ,090909 B_MEET 152 16,11 13,081 1 AUD_COM 152 ,80000000 ,205677330 ,333333 INDP_COM 152 ,41977339 ,129536959 ,111111 CS 152 ,58875451 ,528524854 ,052400 OS 152 ,218323504 ,066700 ,70559924 Sumber: Output Data SPSS 19
152
Maximum ,570000 12 ,750000 52 1,000000 ,800000 3,209999 ,981800
117
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 6
November 2013
Tabel 3 Hasil Frekuensi Dividend Policy Frequenc Valid Cumulative y Percent Percent Percent Valid Otherwise 75 49.3 49.3 49.3 Pay 77 50.7 50.7 100.0 dividend Total 152 100.0 100.0 Sumber: Output Data SPSS 19 Tabel 4 Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov DA N Normal Parameters(a,b) Mean Std. Deviation Most Extreme Absolute Differences Positive Negative Kolmogrov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) Sumber: Output Data SPSS 19
152 0,0000000 ,10601819 0,172 0,172 -0,085 2,119 0,000
Tabel 4.5 Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov Setelah Outlier DA N 146 Normal Parameters(a,b) Mean 0,0000000 Std. Deviation ,09721004 Most Extreme Absolute 0,141 Differences Positive 0,141 Negative -0,062 Kolmogrov-Smirnov Z 1,698 Asymp. Sig. (2-tailed) 0,006 Sumber: Output Data SPSS 19
118
ISSN: 1410 -9875
Ricardo S. Wirjawan
Tabel 6 Hasil Uji Multikolinearitas Variabel Tolerance VIF B_SIZE 0,747 1,339 FEM_DIR 0,829 1,206 B_MEET 0,926 1,080 AUD_COM 0,865 1,156 INDP_COM 0,827 1,210 CS 0,870 1,150 DP 0,764 1,309 OS 0,854 1,171 Dependent Variable: return on asset Sumber: Output Data SPSS 19
Tabel 7 Hasil Uji Heteroskedastisitas Sig. Variabel B_SIZE ,908 FEM_DIR ,177 B_MEET ,164 AUD_COM ,297 IND_COM ,038 CS ,415 DP ,038 OS ,986 Dependent Variabel: ARES_1 Sumber: Output Data SPSS 19 Tabel 8 Hasil Uji Autokorelasi Model Sig res_2 0,563 Dependent variable: res_1 Sumber: Output Data SPSS 19
Tabel 9 Hasil Analisis Koefisien Korelasi R Model 1 0,393 Sumber: Output Data SPSS 19
119
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 6
November 2013
Tabel 10 Hasil Analisis Koefisien Determinasi Model Adj. R square 1 0,107 Sumber: Output Data SPSS 19 Tabel 11 Hasil Uji F Model
Sum of Squares 1 Regression 0,310 Residual 1,697 Total 2,007 Sumber: Output Data SPSS 19
Variabel Constant
B ,102
B_SIZE
,002
FEM_DIR
-,025
B_MEET
-,001
AUD_COM
-,032
IND_COM
,063
CS
-,022
DP
,064
OS
-,020
Sumber: Output Data SPSS 19
120
df 8 143 151
Mean Square 0,039 0,012
Tabel 12 Hasil Uji t Sig Keputusan ,12 2 ,62 Ha1 gagal 6 diterima ,74 Ha2 gagal 2 diterima ,05 Ha3 gagal 9 diterima ,49 Ha4 gagal 4 diterima ,40 Ha5 gagal 3 diterima ,21 Ha6 gagal 8 diterima ,00 Ha7 diterima 2 ,64 Ha8 gagal 4 diterima
F
Sig.
3,260
,002
Kesimpulan
Tidak berpengaruh Tidak berpengaruh Tidak berpengaruh Tidak berpengaruh Tidak berpengaruh Tidak berpengaruh Berpengaruh Tidak berpengaruh
JURNAL BISNIS DAN AKUNTANSI Vol. 15, No. 1a, Is. 6, November 2013, Hlm. 121-134
ISSN: 1410 - 9875 http: //www.tsm.ac.id/JBA
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA AUDITOR RUDI RIADY STIE Trisakti
[email protected] Abstract: The purpose of this research is to analyze whether audit structure, role conflict, role ambiguity, good governance, organizational culture and leadership style have an effect to auditor performance. Subject of this research is auditors whom worked at registered public accountant firm in Jakarta. The sample is selected using purposive sampling method. Data were collected using survei method. Number of questionnaires distributed was 200 coppies, but only 168 questionnaires returned. However, only 107 of returned questionnaires were valid for analyses. The conclusion of this research shows that role conflict, role ambiguity, good governance, and organizational culture have influence to auditor performance. However, audit structure and leadership style do not have influence to auditor performance. Keywords:
Auditor Performance, Audit Structure, Role Conflict, Role Ambiguity, Good Governance, Organizational Culture, and Leadership Style.
Abstrak: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis apakah struktur audit, konflik peran, ketidakjelasan peran, tata kelola yang baik, budaya organisasi dan gaya kepemimpinan berpengaruh terhadap kinerja auditor. Subjek penelitian ini adalah auditor yang bekerja di kantor akuntan publik yang terdaftar di Jakarta. Sampel dipilih dengan menggunakan metode purposive sampling. Data dikumpulkan dengan menggunakan metode survei. Jumlah kuesioner yang disebarkan adalah 200 rangkap, tetapi hanya 168 kuesioner yang dikembalikan. Namun, hanya 107 kuesioner kembali yang valid/sah untuk analisis. Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan bahwa konflik peran, ambiguitas peran, tata kelola yang baik, dan budaya organisasi memiliki pengaruh terhadap kinerja auditor. Namun, struktur audit dan gaya kepemimpinan tidak berpengaruh terhadap kinerja auditor. Kata Kunci: Kinerja auditor, struktur audit, konflik peran, ambiguitas peran, tata kelola yang baik, struktur organisasi dan gaya kepimpinan. PENDAHULUAN
dalam rangka mencapai hasil kerja yang lebih baik atau menonjol ke arah tercapainya tujuan organisasi (Fanani et al. 2008). Kinerja
Kinerja auditor merupakan perwujudan kerja yang dilakukan
121
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 6
auditor menjadi salah satu tolak ukur yang digunakan untuk menilai apakah suatu pekerjaan yang dilakukan akan baik atau sebaliknya. Kinerja auditor menjadi perhatian utama, baik bagi klien ataupun publik, dalam menilai hasil audit yang dilakukan. Maraknya skandal akuntansi perusahaan-perusahaan besar (seperti Enron, Global Crossing, Worldcom, Adelphia, PNC Financial Services, Bank Lippo, dan lain-lain) hampir seluruhnya melibatkan KAP besar seperti The Big Five. Auditor seolah menjadi pihak yang harus turut bertanggung jawab terhadap merebaknya kasus-kasus manipulasi akuntansi seperti ini (Fanani et al. 2008). Posisi akuntan publik sebagai pihak independen yang memberikan opini kewajaran terhadap laporan keuangan serta profesi auditor yang merupakan profesi kepercayaan masyarakat juga mulai banyak dipertanyakan apalagi setelah didukung oleh bukti semakin meningkatnya tuntutan hukum terhadap kantor akuntan. Padahal profesi akuntan mempunyai peranan penting dalam penyediaan informasi keuangan yang handal bagi pihak yang berkepentingan (Susiana dan Herawaty 2007). Auditor menghadapi begitu banyak tekanan dan tantangan dalam memperbaiki kinerjanya, sehingga menjadi hal yang cukup penting bagi peneliti untuk melihat dan mengetahui faktor-faktor yang dapat mempengaruhi dan meningkatkan kinerja auditor. Agar untuk kedepannya auditor dapat menjadi pihak independen yang dapat dipercaya oleh masyarakat dan berguna bagi para pemakai laporan keuangan.
122
November 2013
Penelitian ini dilakukan untuk mengembangkan penelitian sebelumnya, mengingat pentingnya penilaian kinerja auditor dan peranan penting profesi akuntan dalam penyediaan informasi keuangan yang handal. Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian Fanani et al. (2008). Adapun pengembangan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Penelitian sebelumnya dilakukan di Jawa Timur pada auditor yang bekerja pada Kantor Akuntan Publik yang dikeluarkan oleh IAI pada tahun 2003, sedangkan penelitian penulis kali ini dilakukan pada auditor yang bekerja di Kantor Akuntan Publik yang berada di Jakarta menurut daftar Direktori Kantor Akuntan Publik yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Publik Indonesia (IAPI) pada tahun 2012. 2. Penelitian sebelumnya menggunakan 3 variabel independen yaitu: struktur audit, konflik peran, dan ketidakjelasan peran (Fanani et al. 2008). Sedangkan dalam penelitian ini, penulis akan menambahkan tiga variabel yang berbeda dari peneliti sebelumnya yaitu pemahaman good governance, budaya organisasi, dan gaya kepemimpinan. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mendapatkan bukti empiris mengenai pengaruh dari struktur audit, konflik peran, ketidakjelasan peran, pemahaman good governance, budaya organisasi, gaya kepemimpinan terhadap kinerja auditor.
ISSN: 1410 -9875
RERANGKA TEORITIS Kinerja Auditor Kinerja auditor merupakan hasil kerja yang dicapai oleh auditor dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya, dan menjadi salah satu tolak ukur yang digunakan untuk menentukan apakah suatu pekerjaan yang dilakukan akan baik atau sebaliknya (Fanani et al. 2008). Menurut Mulyadi (1998) dalam Trisnaningsih (2007), kinerja auditor adalah akuntan publik yang melaksanakan penugasan pemeriksaan secara obyektif atas laporan keuangan suatu perusahaan atau organisasi lain dengan tujuan untuk menentukan apakah laporan keuangan tersebut menyajikan secara wajar sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum, dalam semua hal yang material, posisi keuangan dan hasil usaha perusahaan. Struktur Audit Menurut Bowrin (1998) dalam Fanani et al. (2008), struktur audit didefinisikan sebagai sebuah pendekatan sistematis terhadap auditing yang dikarakteristikkan oleh langkah-langkah penentuan audit, prosedur rangkaian logis, keputusan, dokumentasi, dan menggunakan sekumpulan alat-alat dan kebijakan audit yang komprehensif dan terintergrasi untuk membantu auditor melakukan audit. Penggunaan struktur audit dapat membantu auditor dalam melaksanakan tugasnya menjadi lebih baik, sehingga dapat meningkatkan kinerja auditor.
Rudi Riady
Konflik Peran Konflik peran adalah konflik yang timbul karena mekanisme pengendalian birokrasi organisasi tidak sesuai dengan norma, aturan, etika dan kemandirian profesional. Kondisi ini biasanya terjadi karena adanya dua perintah yang berbeda yang diterima secara bersamaan, dan pelaksanaan salah satu perintah saja akan mengakibatkan terabaikannya perintah yang lain (Fanani et al. 2008). Ketidakjelasan Peran Ketidakjelasan peran muncul karena tidak cukup atau tidak adanya informasi yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas-tugas atau pekerjaan yang diberikan dengan cara yang memuaskan dalam menjalankan tugasnya (Peterson dan Smith 1995 dalam Fanani et al. 2008). Individu yang mengalami ketidakjelasan peran akan menjadi cemas, lebih tidak puas, dan melakukan perkerjaan dengan kurang efektif dibanding individu lain sehingga menurunkan kinerja mereka (Fanani et al. 2008). Hal ini didukung oleh penelitian Fried (1998) dalam Fanani et al. (2008) yang menunjukkan bahwa ketidakjelasan peran berpengaruh negatif terhadap kinerja auditor. Pemahaman Good Governance Menurut Trisnaningsih (2007), Good governance merupakan tata kelola yang baik pada suatu usaha yang dilandasi oleh etika profesional dalam berusaha atau berkarya. Pemahaman good governance merupakan wujud penerimaan akan pentingnya suatu tata kelola yang baik untuk mengatur hubungan,
123
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 6
fungsi, dan kepentingan berbagai pihak dalam urusan bisnis maupun pelayanan publik. Pemahaman atas good governance adalah untuk menciptakan keunggulan manajemen dan kinerja baik pada perusahaan bisnis manufaktur (good corporate governance) ataupun perusahaan jasa, serta lembaga pelayanan publik atau pemerintahan (good government governance). Seorang akuntan yang memahami good governance secara benar maka akan mempengaruhi perilaku profesional akuntan dalam berkarya dengan orientasi pada kinerja yang tinggi untuk mencapai tujuan akhir sebagaimana diharapkan oleh berbagai pihak (Trisnaningsih 2007). Berdasarkan uraian di atas dan penelitian sebelumnya, diindikasikan bahwa seorang auditor yang memahami good governance maka kinerjanya akan menjadi lebih baik. Budaya Organisasi Budaya telah didefinisikan dengan berbagai cara, namun belum dapat ditentukan definisinya secara pasti (Ouchi dan Wilkins 1985 dalam Cahyono dan Ghozali 2002). Menurut Murtanto dan Djasmin (2005) budaya organisasi merupakan persepsi umum yang dimiliki oleh seluruh anggota organisasi, sehingga setiap karyawan yang menjadi anggota organisasi akan mempunyai nilai, keyakinan, dan perilaku yang sesuai dengan organisasi. Lindawati (2001) menyatakan bahwa budaya organisasi dibangun dari kepercayaan yang dipegang teguh secara mendalam tentang bagaimana organisasi seharusnya
124
November 2013
dijalankan. Budaya merupakan sistem nilai organisasi dan akan mempengaruhi cara pekerjaan dilakukan dan cara pegawai berprilaku. Individu dapat mampu dan efisien tanpa tergantung pada orang lain, tetapi perilakunya tidak sesuai dengan budaya organisasi, maka orang tersebut tidak akan berhasil didalam organisasi. Gaya Kepemimpinan Gaya kepemimpinan adalah cara pimpinan untuk mempengaruhi orang lain maupun bawahannya sedemikian rupa sehingga orang tersebut mau melakukan kehendak pemimpin untuk mencapai tujuan organisasi meskipun secara pribadi hal tersebut mungkin tidak disenangi (Luthans 2002 dalam Trisnaningsih 2007). Hubungan antara pemimpin dengan yang dipimpin sangat erat, oleh karena itu keberhasilan seorang pemimpin dalam mengelola organisasi tidak akan terlepas dari peran bawahannya. Pemimpin harus memiliki jiwa kepemimpinan yang kuat agar apa yang diharapkan dapat diwujudkan bersama dengan stafnya (Koesmono 2006). Penelitian Terdahulu Struktur Audit terhadap Kinerja Auditor Asih (2006) menyatakan bahwa struktur audit memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja auditor. Demikian juga dengan penelitian Fanani et al. (2008) yang menyatakan bahwa struktur audit berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja auditor. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan struktur audit dapat membantu auditor dalam melaksanakan tugasnya menjadi
ISSN: 1410 -9875
lebih baik, sehingga dapat meningkatkan kinerja auditor. Konflik Peran terhadap Kinerja Auditor Agustina (2009) menyatakan bahwa konflik peran memiliki pengaruh negatif yang signifikan terhadap kinerja auditor. Penelitan yang dilakukan oleh Fanani et al. (2008) juga menyatakan bahwa konflik peran berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kinerja auditor. Konflik peran secara potensial dapat menurunkan motivasi kerja, sehingga dapat menurunkan kinerja secara keseluruhan. Ketidakjelasan Peran terhadap Kinerja Auditor Menurut Agustina (2009), ketidakjelasan peran memiliki pengaruh negatif terhadap kinerja auditor. Namun berbeda dengan penelitian tersebut di atas, Fanani et al. (2008) dalam penelitiannya menyatakan bahwa ketidakjelasan peran tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja auditor. Hal ini terjadi karena kebanyakan responden dari penelitiannya adalah auditor pemula yang memiliki pengalaman kerja yang relatif singkat (0-2 tahun) dan usia yang relatif muda, sehingga belum merasakan ketidakjelasan peran. Pemahaman Good Governance terhadap Kinerja Auditor Trisnaningsih (2007) menyatakan bahwa pemahaman good governance tidak berpengaruh langsung terhadap kinerja auditor. Temuan ini mengindikasikan bahwa auditor yang hanya memahami good governance tetapi dalam pelaksanaan pemeriksaan tidak
Rudi Riady
menegakkan independensinya maka tidak akan berpengaruh terhadap kinerjanya. Hal ni terbukti bahwa independensi auditor berfungsi sebagai variabel intervening dalam hubungan antara pemahaman good governance terhadap kinerja auditor. Budaya Organisasi terhadap Kinerja Auditor Marganingsih dan Martani (2009) membuktikan dalam penelitiannya bahwa budaya organisasi memiliki pengaruh yang negatif terhadap kinerja auditor. Menurutnya lingkungan birokrasi seringkali mengakibatkan penurunan kinerja pegawai. Berbeda dengan Koesmono (2006) menyatakan bahwa budaya organisasi berpengaruh terhadap kinerja secara positif. Suharto dan Cahyono (2005) juga menyatakan bahwa ada pengaruh yang positif antara budaya organisasi dengan kinerja karyawan. Namun, Trisnaningsih (2007) menyatakan bahwa budaya organisasi tidak berpengaruh langsung terhadap kinerja auditor. Temuan ini mengindikasikan bahwa budaya organisasi dapat mempengaruhi kinerja auditor jika auditor tersebut mempunyai komitmen terhadap organisasinya. Dengan demikian dapat diindikasikan bahwa komitmen organisasi berfungsi sebagai variabel intervening dalam hubungan antara budaya organisasi terhadap kinerja auditor. Gaya Kepemimpinan terhadap Kinerja Auditor Marganingsih dan Martani (2009) menyatakan bahwa gaya kepemimpinan tidak terbukti
125
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 6
signifikan terhadap kinerja auditor. Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Suharto dan Cahyono (2005) yang menyatakan bahwa ada pengaruh yang positif antara kepemimpinan dengan kinerja karyawan. Menurut Trisnaningsih (2007), gaya
November 2013
kepemimpinan berpengaruh langsung terhadap kinerja auditor. Hasil penelitian ini mengindikasi bahwa gaya kepemimpinan dalam KAP sebagai faktor yang dominan dalam menentukan dan pembentukan karakter perusahaan.
Model Penelitian Struktur Audit Konflik Peran Ketidakjelasan Kinerja Auditor Good Governance Budaya Organisasi Gaya Kepemimpinan
Gambar 1 Model Penelitian Perumusan Hipotesis Hipotesis yang diuji dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: Ha1: Struktur audit berpengaruh terhadap kinerja auditor. Ha2: Konflik peran berpengaruh terhadap kinerja auditor. peran Ha3: Ketidakjelasan berpengaruh terhadap kinerja auditor. Ha4: Pemahaman Good Governance berpengaruh terhadap kinerja auditor. Ha5: Budaya organisasi berpengaruh terhadap kinerja auditor. kepemimpinan Ha6: Gaya berpengaruh terhadap kinerja auditor.
126
METODA PENELITIAN Obyek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kantor Akuntan Publik yang berada di provinsi DKI Jakarta menurut daftar Direktori Kantor Akuntan Publik yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Publik Indonesia (IAPI) pada tahun 2012. Para auditor yang bekerja di Kantor Akuntan Publik tersebut menjadi unit analisis dalam penelitian ini. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode purposive sampling, dengan kriteria yang digunakan dalam pengambilan sampel adalah: 1. Auditor yang memiliki latar belakang pendidikan minimal S1 jurusan akuntansi.
ISSN: 1410 -9875
2. Auditor yang sudah mempunyai pengalaman kerja sebagai auditor minimal dua tahun. Dipilih mempunyai pengalaman kerja minimal dua tahun karena auditor telah memiliki waktu dan pengalaman untuk beradaptasi serta menilai kondisi lingkungan kerjanya (Trisnaningsih 2007). Jenis data yang dipakai dalam penelitian ini adalah data primer. Data primer diperoleh secara langsung dari responden. Pengumpulan data dilakukan dengan metode survey yaitu dengan mengunakan kuisioner. Penyebaran kuisioner dilakukan dengan berbagai cara, seperti datang langsung ke Kantor Akuntan Publik wilayah DKI Jakarta, melalui perantara, ataupun menggunakan surat elektronik. Definisi Operasional Variabel dan Pengukurannya Kinerja auditor dapat didefinisikan sebagai hasil kerja yang dicapai oleh seseorang dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan padanya, dan menjadi salah satu tolak ukur yang digunakan untuk menentukan apakah suatu pekerjaan yang dilakukan akan baik atau sebaliknya (Kalbers dan Fogarty 1995 dalam Fanani et al. 2008). Struktur audit merupakan suatu pendekatan sistematis terhadap auditing yang dikarakteristikan oleh langkahlangkah penentuan audit, prosedur rangkaian logis, keputusan, dokumentasi, dan menggunakan sekumpulan alat-alat dan kebijakan audit yang komprehensif dan terintegrasi untuk membantu
Rudi Riady
auditor melakukan audit (Bowrin 1998 dalam Fanani et al. 2008). Konflik peran merupakan kondisi yang muncul karena adanya dua perintah yang berbeda yang diterima secara bersamaan dan pelaksanaan salah satu perintah saja akan mengakibatkan terabaikannya perintah yang lain (Wolfe dan Snoke 1962 dalam Cahyono dan Ghozali 2002). Konflik peran juga diartikan sebagai suatu gejala psikologis yang dirasakan oleh anggota organisasi yang dapat menimbulkan rasa tidak nyaman dalam bekerja (Rizzo et al. 1970 Fanani et al. 2008). Ketidakjelasan peran muncul karena tidak cukupnya informasi yang dimiliki seseorang serta tidak adanya arah dan kebijakan yang jelas, ketidakpastian tentang otoritas, kewajiban dan hubungan lainnya, dan ketidakpastian timbal balik dan ganjaran terhadap perilaku yang dilakukan (Rizzo et al. 1970 Fanani et al. 2008). Ketidakjelasan peran membentuk suatu kondisi dimana tidak adanya kejelasan mengenai pekerjaan struktur tugas, deskripsi kerja, peran sesungguhnya. Pemahaman good governance dapat didefinisikan dengan seberapa jauh pemahaman atas konsep tata kelola perusahaan atau organisasi yang baik oleh para auditor (Trisnaningsih 2007). Prinsip yang ada di dalam good governance seperti keadilan, transparansi, akuntabilitas,dan pertanggung jawaban diharapkan dapat menjadi arahan yang jelas dalam menghasilkan kinerja auditor yang efektif. Budaya organisasi dapat diartikan sebagai nilai-nilai dominan yang digunakan dalam
127
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 6
perusahaan atau organisasi dan digunakan sebagai acuan filosofi kinerja karyawan (Trisnaningsih 2007). Budaya dapat menyatukan semua anggota yang berada dalam komunitas organisasi dan menjadi identitas yang membedakan suatu organisasi satu dengan organisasi lainnya. Gaya kepemimpinan adalah suatu cara yang digunakan oleh seorang pemimpin untuk mempengaruhi di dalam mengatur dan mengkoordinasikan bawahan dalam rangka pencapaian tujuan perusahaan yang efektif (Trisnaningsih 2007). HASIL PENELITIAN Obyek penelitian ini adalah Kantor Akuntan Publik yang berada di provinsi DKI Jakarta menurut daftar Direktori Kantor Akuntan Publik yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Publik Indonesia (IAPI)
November 2013
pada tahun 2012. Data penelitian dikumpulkan dengan menyebar 200 kuisioner kepada beberapa Kantor Akuntan Publik. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan selama 4 minggu. Data kuisioner yang dikembali sebanyak 168 kuisioner dari 200 kuisioner yang disebarkan. Kuisioner yang tidak memenuhi kriteria karena pengalaman kerja kurang dari 2 tahun ataupun memiliki latar belakang minimal bukan S1 jurusan akuntansi sebanyak 52 kuisioner dan kuisioner yang tidak lengkap pengisiannya berjumlah 9 kuisioner, sehingga kuisioner yang memenuhi kriteria untuk diolah berjumlah 107 kuisioner. Jadi tingkat pengembalian kuisioner untuk diolah dalam penelitian ini sebanyak 53,5%. Berikut tabel mengenai rincian pengiriman dan pengembalian kuisioner dalam penelitian ini:
Tabel 1 Rincian jumlah sampel dan rincian pengembalian kuisioner Jumla Persentas Keterangan h e Total kuisioner yang dibagikan 200 100% Total kuisioner yang tidak kembali 32 16% Total kuisioner yang kembali 168 84% Total kuisioner yang tidak lengkap 9 4.5% Total kuisioner yang tidak memenuhi kriteria 52 26% penelitian Total kuisioner yang dapat digunakan 107 53,5% Sumber : Data primer diolah tahun 2012
Profil dari 107 responden yang berpartisipasi pada penelitian ini, berdasarkan jenis kelamin dapat diketahui lebih banyak responden yang berjenis kelamin wanita, yaitu sebesar 59,8%, sisanya sebesar 40,2% berjenis
128
kelamin pria. Dan kebanyakan dari responden yaitu sebesar 66,4% memiliki umur 20-25 tahun, dan sisanya 28,0% berumur 26-30 tahun, sebesar 3,7% berumur 31-35 tahun, dan sebesar 1,9% berumur 36-40 tahun. Kemudian responden yang
ISSN: 1410 -9875
Rudi Riady
berpendidikan S1 sebesar 97,2% dan pendidikan S2 sebesar 2,8%. Selanjutnya untuk responden berdasarkan lama bekerja, responden yang memiliki masa bekerja 2-5 tahun berjumlah sebesar 90,7%, masa bekerja 5-10 tahun sebesar 5,6%, dan sisanya sebesar 3,7% memiliki masa bekerja >10 tahun. Responden yang
memiliki jabatan sebagai junior auditor sebesar 35,5%, sebagai senior auditor sebesar 62,6%, dan sebagai manager/partner sebersar 1,9%. Untuk memperoleh gambaran secara umum mengenai data penelitian, berikut disajikan statistik deskriptif data sampel keseluruhan sebagai berikut:
Tabel 2 Statistik Deskriptif Minimum Maximum N struktur_audit konflik_peran ketidakjelasan_peran good_governance budaya_organisasi gaya_kepemimpinan kinerja_auditor
107 107 107 107 107 107 107
13,00 7,00 6,00 20,00 17,00 17,00 14,00
20,00 24,00 18,00 32,00 31,00 36,00 26,00
Mean 16,5701 15,5327 10,8224 26,2523 22,4393 27,7290 20,6636
Std. Deviation 1,67170 3,10908 2,61640 2,81201 2,35195 2,97654 2,65623
Sumber: Hasil pengolahan data SPSS
Tabel 2 diatas menunjukkan statistik deskriptif untuk variabel dependen dan independen. Dimana tabel tersebut menunjukkan Struktur Audit memiliki nilai terendah sebesar 13, nilai tertinggi sebesar 20, nilai rata-rata sebesar 16,5701, dan memiliki standar deviasi sebesar 1,67170. Konflik Peran memiliki nilai terendah sebesar 7, nilai tertinggi sebesar 24, nilai rata-rata sebesar 15,5327, dan memiliki standar deviasi sebesar 3,10908. Ketidakjelasan Peran memiliki nilai terendah sebesar 6, nilai tertinggi sebesar 18, nilai rata-rata sebesar 10,8224, dan memiliki standar deviasi sebesar 2,61640. Pemahaman Good Governance memiliki nilai terendah sebesar 20, nilai tertinggi sebesar 32, nilai rata-rata sebesar 26,2523, dan memiliki standar deviasi
sebesar 2,81201. Budaya Organisasi memiliki nilai terendah sebesar 17, nilai tertinggi sebesar 31, nilai ratarata sebesar 22,4393, dan memiliki standar deviasi sebesar 2,35195. Gaya Kepemimpinan memiliki nilai terendah sebesar 17, nilai tertinggi sebesar 36, nilai rata-rata sebesar 27,7290, dan memiliki standar deviasi sebesar 2,97654. Kinerja Auditor memiliki nilai terendah sebesar 14, nilai tertinggi sebesar 26, nilai rata-rata sebesar 20,6636, dan memiliki standar deviasi sebesar 2,65623. Hasil uji validitas terhadap seluruh butir-butir pertanyaan dari variabel struktur audit, konflik peran, ketidakjelasan peran, good governance, budaya organisasi, gaya kepemimpinan, dan kinerja auditor dinyatakan valid. Setiap butir pertanyaan menghasilkan nilai
129
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 6
r masing-masing yang mempunyai korelasi secara signifikan, yaitu < 0,05. Hasil uji reliabilitas secara
Variabel Struktur Audit Konflik Peran Ketidakjelasan Peran Good Governance Budaya Organisasi Gaya Kepemimpinan Kinerja Auditor
November 2013
rinci ditampilkan berikut ini:
Tabel 3 Hasil Uji Reliabilitas Cronbach’s Jumlah Alpha Pertanyaan 0,6321 5 0,7671 7 0,9004 6 0,8009 8 0,6257 8 0,8082 9 0,8241 7
dalam
tabel
Keterangan Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel
Sumber : Data primer yang diolah 2012
Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa nilai Alpha pada setiap variabel bernilai >0,60. Pada struktur audit menghasilkan Cronbanch’s Alpha sebesar 0,6321, variabel konflik peran menghasilkan Cronbanch’s Alpha sebesar 0,7671, variabel ketidakjelasan peran sebesar 0,9004, variabel pemahaman good governance sebesar 0,8009, variabel budaya organisasi sebesar 0,6257, variabel
gaya kepemimpinan sebesar 0,8082, dan variabel kinerja auditor sebesar 0,8241. Berdasarkan hal tersebut maka dapat disimpulkan bahwa setiap butir pertanyaan variabel independen dan variabel dependen adalah adalah reliabel dan dapat digunakan untuk mengukur variabel yang bersangkutan. Hasil uji t dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Tabel 4 Hasil Uji t Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients Model t Sig B Std. Beta Error (Constant) 1,599 0,113 8,062 5,042 struktur_audit -0,063 0,152 -0,040 - 0,679 konflik_peran 0,175 0,075 0,205 0,416 0,022 ketidakjelasan_peran -0,330 0,103 -0,325 2,326 0,002 good_governance 0,210 0,095 0,223 - 0,029 budaya_organisasi 0,322 0,094 0,285 3,194 0,001 gaya_kepemimpinan 0,063 0,082 0,071 2,209 0,440 3,412 0,775 Sumber: Hasil pengolahan data SPSS
130
ISSN: 1410 -9875
Variabel struktur audit memiliki nilai signifikansi sebesar 0,679 yang berarti lebih besar dari 0,05. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa Ha1 tidak terdukung. Hal ini menunjukkan bahwa struktur audit tidak memiliki pengaruh terhadap kinerja auditor. Hasil ini menunjukkan bahwa penggunaan struktur audit yang rinci dalam suatu KAP tidak dapat membantu auditor dalam meningkatkan kinerjanya secara keseluruhan. Hal ini dapat terjadi karena struktur audit bukanlah pertimbangan utama yang dapat mempengaruhi kinerja auditor. Apabila di dalam suatu Kantor Akuntan Publik (KAP), terdapat struktur audit yang jelas, namun kemampuan dari auditor tersebut tidak cukup memadai, maka akan menimbulkan kinerja auditor yang kurang maksimal. Variabel konflik peran memiliki nilai signifikansi sebesar 0,022 yang berarti lebih kecil dari 0,05. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa Ha2 terdukung. Ini berarti bahwa konflik peran memiliki pengaruh terhadap kinerja auditor. Hal ini terjadi karena sebagian besar responden dalam penelitian ini adalah auditor yang bekerja pada Kantor Akuntan Publik (KAP) non big four. Sehingga konflik peran yang terjadi merupakan hal yang biasa dialami oleh auditor yang bekerja pada KAP non big four. Dan juga konflik peran yang dihadapi oleh auditor tidak membuat kinerja mereka menurun, namun sebaliknya, meningkatkan kinerja mereka. Hal ini dikarenakan auditor lebih memprioritaskan kinerja mereka sehingga konflik peran yang mereka alami dan rasakan tidak menghambat mereka
Rudi Riady
untuk bekerja lebih baik sehingga kinerja mereka tetap meningkat. Variabel ketidakjelasan peran memiliki nilai signifikansi sebesar 0,002 yang berarti lebih kecil dari 0,05. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa Ha3 terdukung. Ini berarti bahwa ketidakjelasan peran memiliki pengaruh terhadap kinerja auditor. Hal ini terjadi karena ketidakjelasan peran menimbulkan rasa tidak nyaman dalam bekerja, sehingga auditor yang mengalami ketidakjelasan peran, kinerjanya cenderung menjadi menurun. Variabel pemahaman good governance memiliki nilai signifikansi sebesar 0,029 yang berarti lebih kecil dari 0,05. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa Ha4 terdukung. Ini berarti bahwa pemahaman good governance memiliki pengaruh terhadap kinerja auditor. Hal ini dikarenakan karena seorang auditor yang memahami good governance secara benar maka akan mempengaruhi perilakunya dalam melaksanakan pekerjaannya dengan orientasi memperoleh hasil yang baik sehingga kinerjanya akan meningkat. Variabel budaya organisasi memiliki nilai signifikansi sebesar 0,001 yang berarti lebih kecil dari 0,05. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa Ha5 terdukung. Ini berarti bahwa budaya organisasi memiliki pengaruh terhadap kinerja auditor. Hal ini sesuai dengan penjelasan bahwa budaya organisasi memberikan sugesti kepada semua perilaku yang diusulkan oleh organisasi agar dapat dikerjakan, penyelesaian yang sukses dan akibatnya akan memberikan keuntungan pada
131
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 6
karyawan itu sendiri. Karyawan akan memiliki kepercayaan diri yang tinggi, kemandirian, dan mengagumi dirinya sendiri. Sifatsifat seperti ini akan dapat meningkatkan harapan karyawan agar kinerjanya semakin meningkat. Variabel gaya kepemimpinan memiliki nilai signifikansi sebesar 0,440 yang berarti lebih besar dari 0,05. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa Ha6 tidak terdukung. Ini berarti bahwa gaya kepemimpinan tidak memiliki pengaruh terhadap kinerja auditor. Hal ini disebabkan karena tidak semua gaya kepemimpinan yang diterapkan oleh atasan dalam menjalankan aktifitasnya mempunyai pengaruh yang sama terhadap pencapaian tujuan perusahaan dan kinerja bawahannya.
3.
4.
5.
PENUTUP Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan bukti empiris apakah struktur audit, konflik peran, ketidakjelasan peran, pemahaman good governance, budaya organisasi, dan gaya kepemimpinan mempunyai pengaruh terhadap kinerja auditor. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Struktur audit tidak mempunyai pengaruh terhadap kinerja auditor. Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian Asih (2006) dan Fanani et al. (2008). 2. Konflik peran mempunyai pengaruh terhadap kinerja auditor. Hasil penelitian ini
132
6.
November 2013
konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Agustina (2009) dan Fanani et al. (2008). Ketidakjelasan peran mempunyai pengaruh terhadap kinerja auditor. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Agustina (2009), namun tidak konsisten dengan penelitian Fanani et al. (2008) yang menyatakan bahwa ketidakjelasan peran tidak mempunyi pengaruh terhadap kinerja auditor. Pemahaman good governance mempunyai pengaruh terhadap kinerja auditor. Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian Trisnaningsih (2007). Budaya organisasi mempunyai pengaruh terhadap kinerja auditor. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Koesmono (2006), Suharto dan Cahyono (2005), serta Marganingsih dan Martani (2009). Namun tidak konsisten dengan penelitian Trisnaningsih (2007). Gaya kepemimpinan tidak mempunyai pengaruh terhadap kinerja auditor. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Marganingsih dan Martani (2009). Namun tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Suharto dan Cahyono (2005) dan penelitian Trisnaningsih (2007).
Beberapa hal yang menjadi keterbatasan dalam penelitian ini adalah: 1. Periode penyebaran kuisioner dilakukan pada periode peak season. Karena itu, kuisioner hanya dapat disebarkan kepada beberapa Kantor Akuntan
ISSN: 1410 -9875
2.
3.
4.
5.
Publik (KAP) yang berada di DKI Jakarta dan membutuhkan waktu yang cukup lama untuk mengumpulkan kembali kuisioner yang telah disebar. Responden dalam penelitian ini ditujukan hanya untuk responden yang bekerja pada Kantor Akuntan Publik yang berada di wilayah DKI Jakarta saja, dan belum mencangkup responden di wilayah lain. Jumlah responden dalam penelitian ini hanya sebanyak 107 responden, sehingga belum mampu menggambarkan jumlah auditor yang bekerja di seluruh Kantor Akuntan Publik yang berada di wilayah DKI Jakarta. Penelitian ini hanya meneliti 6 variabel independen, sementara masih banyak variabel independen lain yang dapat mempengaruhi variabel dependen (kinerja auditor). Model regresi dalam penelitian ini mengandung heteroskedastisitas.
Beberapa rekomendasi peneliti bagi penelitian selanjutnya:
Rudi Riady
1. Penelitian selanjutnya sebaiknya saat membagikan kuisioner tidak berada pada periode peak season, sehingga dapat menghasilkan data yang lebih banyak. 2. Wilayah untuk penyebaran kuisioner diperluas, tidak hanya di daerah DKI Jakarta, sehingga mendapatkan hasil yang lebih maksimal. 3. Jumlah responden yang memenuhi kriteria sebaiknya diperbanyak agar hasil penelitian selanjutnya dapat menghasilkan output yang lebih maksimal. 4. Penelitian selanjutnya dapat menambahkan variabel-variabel lain yang ikut mempengaruhi variabel kinerja auditor namun belum dimasukkan dalam penelitian ini, seperti independensi auditor, motivasi, pengalaman, dan sebagainya. 5. Penelitian selanjutnya dapat memperbanyak sampel dan melakukan transformasi variabel atau dengan melakukan transformasi logaritma.
REFERENSI Abdulkadir. 2006. Konstruk dan Beberapa Hasil Penelitian tentang Budaya Organisasi, Komitmen Organisasi dan Kinerja. Teknologi & Manajemen Informasi Vol. 4: 248-262. Agustina, Lidya. 2009. Pengaruh Konflik Peran, Ketidakjelasan Peran, dan Kelebihan Peran terhadap Kepuasan Kerja dan Kinerja Auditor. Jurnal Akuntansi Vol. 1: 40-69. Armia, Chairuman. 2002. Peranan Budaya dalam Implementasi Good Corporate Governance. Jurnal Bisnis dan Akuntansi Vol. 4: 89-102. Asih, Rike Dewi. 2006. Pengaruh Interaksi Locus of Control Auditor dan Struktur Audit terhadap Kinerja Auditor: Studi pada KAP di Kota Surabaya dan Malang. Jurnal Ilmiah Bidang Manajemen & Akuntansi Vol. 3: 121-145.
133
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 6
November 2013
Cahyono, Dwi, dan Imam Ghozali. 2002. Pengaruh Jabatan, Budaya Organisasi dan Konflik Peran terhadap Hubungan Kepuasan Kerja dengan Komitmen Organisasi: Studi Empiris di Kantor Akuntan Publik. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia Vol. 5: 341-364. Fanani, Zaenal., Rheny Afriana Hanif, dan Bambang Subroto. 2008. Pengaruh Struktur Audit, Konflik Peran, dan Ketidakjelasan Peran terhadap Kinerja Auditor. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia Vol.5: 139155. Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit Universitas Dipenogoro Koesmono, Teman. 2006. Pengaruh Budaya Organisasi terhadap Motivasi, Kepuasan Kerja dan Kinerja Karyawan. Ekuitas Vol. 10: 84-104. Koesmono, Teman. 2006. Pengaruh Kepemimpinan dan Budaya Organisasi terhadap Perilaku Karyawan. Ekuitas Vol. 10: 335-348. Lindawati, Tuty. 2001. Budaya Organisasi dalam Meningkatkan Kinerja. Jurnal Widya Manajemen & Akuntansi Vol. 1: 179-192. Marganingsih, Arywarti, dan Dwi Martani. 2009. Analisis Variabel Anteseden Perilaku Auditor Internal dan Konsekuensinya terhadap Kinerja: Studi Empiris pada Auditor di Lingkungan Aparat Pengawasan Intern Pemerintah – Lembaga Pemerintah Non Departemen. Murtanto, dan Melva Djasmin. 2005. Analisa Hubungan Tindakan Supervisi dan Budaya Organisasi terhadap Kinerja Individual Akuntan Yunior di Kantor Akuntan Publik dengan Kepuasan Kerja sebagai Variabel Intervening. Jurnal Bisnis dan Akuntansi Vol. 7: 84-109. Santoso, Singgih. 2001. Buku Latihan SPSS Statistik Non Parametrik. Jakarta: Penerbit PT Elex Media Komputerindo Sugiarto. 2006. Good Corporate Governance, Mampukah Meningkatkan Kinerja Perusahaan?. Akuntabilitas Vol. 6, No. 1. Suharto, dan Budhi Cahyono. 2005. Pengaruh Budaya Organisasi, Kepemimpinan dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja Sumber Daya Manusia di Sekretariat DPRD Provinsi Jawa Tengah. JRBI Vol. 1: 13-30. Supranto, J., 2008. Statistik Teori dan Aplikasi. Susiana, dan Arleen Herawaty dan. 2007. Analisis Pengaruh Independensi, Mekanisme Corporate Governance, dan Kualitas Audit terhadap Integritas Laporan Keuangan. Simposium Nasional Akuntansi X Unhas Makassar, 26-28 Juli. Suwandi, dan Nur Indriantoro. 1999. Pengujian Model Turnover Pasewark dan Stawser: Studi Empiris pada Lingkungan Akuntansi Publik. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia Vol. 2: 173-195. Trisnaningsih. Sri. 2007. Independensi Auditor dan Komitmen Organisasi sebagai Mediasi Pengaruh Pemahaman Good Governanace, Gaya Kepemimpinan dan Budaya Organisasi terhadap Knerja Auditor. Simposium Nasional Akuntansi X Unhas Makassar.
134
JURNAL BISNIS DAN AKUNTANSI Vol. 15, No. 1a, Is. 6, November 2013, Hlm. 135-150
ISSN: 1410 - 9875 http: //www.tsm.ac.id/JBA
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA RICKY A. MULYANA STIE Trisakti
[email protected] Abstract: The research examines the influence of institutional ownership, managerial ownership, private ownership, foreign ownership, firm size, debt policy, free cash flow, and growth to dividend policy. The research model uses dividend policy to reflect the agency issues and conflict of interest between agent (manager) and principal (insider and outsider shareholders). The object of this research are non financing companies listed in Indonesia Stock Exchange from period 2009 until 2011. There are seventy eight companies meet the criteria and were used as samples. The samples of this research collected using purposive sampling. The resource data are taken from Indonesia Stock Exchange website. Data were analyzed using multiple regression analysis. The results of the analysis indicated that institutional ownership, managerial ownership, private ownership, foreign ownership, debt policy, free cash flow, and growth have no influence to dividend policy. However, firm size has positive influence to dividend policy. Keywords: institutional ownership, managerial ownership, private ownership, foreign ownership, firm size, debt policy, free cash flow, growth and dividend policy. Abstrak: Penelitian ini meneliti pengaruh kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, kepemilikan pribadi, kepemilikan asing, ukuran perusahaan, kebijakan hutang, arus kas bebas, dan pertumbuhan terhadap kebijakan dividen. Model penelitian menggunakan kebijakan dividen untuk mencerminkan isu-isu agensi dan konflik kepentingan antara agen (manajer) dan prinsipal (insider dan pemegang saham luar). Objek penelitian ini adalah perusahaan nonkeuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari periode 2009 sampai 2011. Ada tujuh puluh delapan perusahaan memenuhi kriteria dan digunakan sebagai sampel. Sampel penelitian ini dikumpulkan dengan menggunakan purposive sampling. Sumber data diambil dari situs Bursa Efek Indonesia. Data dianalisis dengan menggunakan analisis regresi berganda. Hasil analisis menunjukkan bahwa kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, kepemilikan pribadi, kepemilikan asing, kebijakan hutang, arus kas bebas, dan pertumbuhan tidak memiliki pengaruh terhadap kebijakan deviden. Namun, ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap kebijakan dividen.
135
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 6
November 2013
Kata kunci: kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, kepemilikan pribadi, kepemilikan asing, ukuran perusahaan, kebijakan hutang, arus kas bebas, pertumbuhan, kebijakan dividen PENDAHULUAN Tujuan utama investor dalam menanamkan modalnya dalam suatu perusahaan adalah untuk mendapatkan tingkat pengembalian investasi (return) yang diharapkan. Return yang akan diperoleh dapat berupa dividen maupun pendapatan dari selisih harga jual saham terhadap harga beli (capital gain). Setiap perubahan dalam kebijakan pembayaran dividen akan mempunyai dua dampak berlawanan. Dampak tersebut adalah apabila manajemen membagikan semua laba dalam bentuk dividen kepada investor maka kebutuhan dana internal akan terganggu dalam melakukan investasi untuk mencukupi modalnya. Dampak sebaliknya akan terjadi apabila manajemen menahan seluruh laba untuk investasi, kewajiban perusahaan dalam membayar dividen juga terganggu. Dengan adanya fenomena tersebut penting untuk mengetahui faktorfaktor apa saja yang mempengaruhi kebijakan dividen sehingga informasi yang melandasi pembagian dividen akan diketahui. Hal ini mungkin dapat dijadikan dasar oleh para investor dalam membuat keputusan investasi atau membantu manajer dalam memutuskan kebijakan pembayaran dividen. Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian Warrad et al. (2012). Perbedaan antara penelitian ini dengan
136
penelitian sebelumnya yaitu, penelitian sebelumnya menggunakan semua perusahaan industri yang terdaftar di Bursa Efek Amman (ASE) untuk periode 2005 sampai 2007 dengan menggunakan enam variabel independen yaitu kepemilikan pribadi, kepemilikan keluarga, kepemilikan asing, kepemilikan negara dengan ukuran perusahaan, dan kebijakan hutang sebagai variabel kontrol. Sedangkan penelitian ini menggunakan semua perusahaan non keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode 2009 sampai 2011. Penelitian ini hanya menggunakan empat variabel independen yang telah ada sebelumnya dan menghilangkan variabel kepemilikan keluarga dan kepemilikan Negara karena datanya lebih banyak di Indonesia. Penelitian ini menambahkan variabel independen dari penelitian sebelumnya yaitu free cash flow dan tingkat pertumbuhan . Selain itu, penelitian ini menggunakan indikator kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, kepemilikan pribadi dan kepemilikan asing untuk mengukur pengaruh struktur kepemilikan terhadap kebijakan dividen karena penerapannya lebih banyak pada perusahaan di Indonesia. RERANGKA TEORITIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Teori Keagenan (Agency Theory) Teori keagenan menjelaskan bahwa kepentingan manajemen dan
ISSN: 1410 -9875
kepentingan pemegang saham sering kali bertentangan sehingga dapat terjadi konflik (Tarjo dan Hartono 2003 dalam Dewi 2008). Menurut Godfrey et al. (2010, 362) konflik antara manajemen dan pemegang saham mengakibatkan adanya biaya keagenan. Ada beberapa pendekatan yang dapat dilakukan untuk mengurangi agency cost antara lain meningkatkan kepemilikan manajerial, dengan menggunakan kebijakan hutang dan mengaktifkan pengawasan melalui investor-investor institusional. Signalling Theory Teori ini menyatakan bahwa investor akan memandang perubahan dividen sebagai suatu sinyal peramalan laba dari manajemen. Menurut Suharli (2007) pihak manajemen akan membayarkan dividen untuk memberikan sinyal mengenai
Ricky A. Mulyana
keberhasilan perusahaan dalam membukukan laba. Adanya peningkatan dividen sering kali disertai dengan peningkatan harga saham, sedangkan pengurangan dividen biasanya mengacu pada penurunan harga saham. Bird In The Hand Theory Bird In The Hand Theory merupakan teori yang menjelaskan bahwa dividen memiliki tingkat kepastian yang lebih tinggi daripada capital gain. Investor akan memilih dividen yang sudah pasti jumlahnya daripada capital gain yang belum pasti di masa yang akan datang karena dividen merupakan faktor yang dapat dikendalikan perusahaan sedangkan capital gain merupakan faktor yang dikendalikan oleh pasar melalui mekanisme penentuan harga saham (Gordon dan Lintner 1963).
Model Penelitian
Kepemilikan Institusional Kepemilikan Manajerial Kepemilikan Pribadi Kepemilikan Asing Kebijakan Dividen Ukuran Perusahaan Kebijakan Hutang Free Cash Flow Pengembangan Hipotesis Tingkat Pertumbuhan
137
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 6
Berdasarkan uraian di atas, hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah: Kepemilikan institusional Ha1 berpengaruh terhadap kebijakan dividen. Kepemilikan manajerial Ha2 berpengaruh terhadap kebijakan dividen. Kepemilikan pribadi Ha3 berpengaruh terhadap kebijakan dividen. Kepemilikan asing Ha4 berpengaruh terhadap kebijakan dividen. Ukuran perusahaan Ha5 berpengaruh terhadap kebijakan dividen. Kebijakan hutang Ha6 berpengaruh terhadap kebijakan dividen. Free cash flow Ha7 berpengaruh terhadap kebijakan dividen. Tingkat pertumbuhan Ha8 berpengaruh terhadap kebijakan dividen. METODA PENELITIAN Pemilihan sampel dalam penelitian ini dilakukan secara purposive sampling. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah data dari perusahaan nonkeuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari periode tahun 2009 sampai dengan tahun 2011. Beberapa kriteria purposive sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Perusahaan non keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama 2009-2011. 2. Perusahaan non keuangan yang menerbitkan laporan keuangan dengan mata uang rupiah
138
3.
4.
5.
6.
7.
8.
November 2013
selama periode penelitian 20092011. Perusahaan non keuangan yang memiliki laporan keuangan yang berakhir 31 Desember. Perusahaan non keuangan yang memiliki earnings after tax positif secara konsisten selama periode penelitian tahun 20092011. Perusahaan non keuangan yang membagikan dividen kas secara konsisten selama periode penelitian 2009-2011. Perusahaan non keuangan yang memiliki arus kas positif secara konsisten selama periode penelitian 2009-2011. Perusahaan yang memiliki kepemilikan institusional secara konsisten selama periode penelitian 2009-2011. Perusahaan yang memiliki kepemilikan pribadi secara konsisten selama periode penelitian 2009-2011.
Definisi Operasional Variabel dan Pengukurannya Kebijakan Dividen Kebijakan dividen adalah keputusan manajemen tentang besar kecilnya jumlah dividen yang akan dibayarkan kepada pemegang saham setiap tahunnya. Variabel ini diukur dengan Dividend Payout Ratio (DPR). Variabel DPR merupakan data berskala rasio. Dividend Per Share Dividend Payout Ratio= Earnings Per Share
Sumber: Afza dan Mirza (2010) Kepemilikan Institusional Kepemilikan Institusional merupakan rasio jumlah saham yang dimiliki oleh lembaga atau
ISSN: 1410 -9875
institusi. Kepemilikan meliputi kepemilikan perusahaan oleh
Ricky A. Mulyana
institusi saham institusi
pemerintah, swasta maupun asing (Dewi 2008). Variabel ini diukur dengan menggunakan skala rasio.
Saham Institusi + Saham Blockholder Kepemilikan Institusional = Jumlah saham yang beredar
Kepemilikan Manajerial Kepemilikan manajerial adalah suatu keadaan dimana pemegang saham dalam suatu perusahaan secara aktif ikut dalam pengambilan keputusan yang dilakukan oleh perusahaan (Hatta 2002). Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa seorang manajer yang juga merangkap sebagai pemegang saham di dalam suatu perusahaan. Variabel kepemilikan manajerial menggunakan variabel dummy untuk menunjukkan ada
tidaknya kepemilikan tersebut.
manajerial
Kepemilikan Pribadi Kepemilikan pribadi dapat juga disebut kepemilikan individu, dianggap sebagai proporsi saham yang dimiliki oleh investor individu . Kepemilikan pribadi diukur dengan jumlah saham yang dimiliki oleh pemegang saham pribadi dibandingkan dengan jumlah saham yang beredar (Thanatawee 2013). Variabel ini diukur dengan menggunakan skala rasio.
Saham yang dimiliki pribadi Kepemilikan Pribadi = Jumlah saham yang beredar Kepemilikan Asing Warrad et al. (2012) menyatakan bahwa kepemilikan asing diukur dengan menggunakan variabel dummy dengan ketentuan D=1 untuk perusahaan yang memiliki kepemilikan asing dan D=0 untuk perusahaan yang tidak memiliki kepemilikan asing. Variabel ini diukur dengan menggunakan skala nominal. Ukuran Perusahaan Perusahaan yang memiliki ukuran besar akan lebih mudah memasuki pasar modal sehingga dengan kesempatan ini
perusahaan membayar dividen besar kepada pemegang saham (Dewi 2008). Menurut Warrad et al. (2012), ukuran perusahaan diukur dengan natural logaritma dari total asset suatu perusahaan pada akhir tahun. Size = LN (Total Assets) Kebijakan Hutang Variabel Kebijakan Hutang merupakan data berskala rasio. Peningkatan hutang akan mempengaruhi tingkat pendapatan bersih yang tersedia bagi pemegang saham, artinya semakin tinggi kewajiban
139
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 6
perusahaan, menurunkan
akan
semakin kemampuan
perusahaan dividen.
November 2013
dalam
membayar
Total Debt Debt to total assets = Total Assets Sumber: Warrad et al. (2012)
Free Cash Flow Free cash flow merupakan jumlah arus kas yang tersisa dari aktivitas operasi perusahaan yang dapat digunakan untuk tambahan investasi pada aset tetap (Kieso 2010, 616). Pengukurannya dengan cara
aliran kas operasi dikurangi besarnya pengeluaran modal dan modal kerja bersih perusahaan pada suatu periode dibagi dengan total aset (Rosdini 2009). Variabel ini diukur dengan menggunakan skala rasio.
Free Cash Flow Free Cash Flow = Total Aset rasio yaitu dengan perubahan total assets, dilambangkan dengan GROWTH yaitu perbandingan perubahan total assets setiap periode (Masdupi 2012).
Tingkat Pertumbuhan Pertumbuhan perusahaan merupakan kemampuan perusahaan untuk meningkatkan size. Variabel pertumbuhan perusahaan diukur dengan skala Total asset
(t )
- Total assets
GROWTH =
(t-1)
x 100% Total assets
Metoda Analisis Data Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji regresi berganda. Pengujian ini bertujuan untuk menguji apakah
(t-1)
variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen. Persamaan regresi yang digunakan adalah:
DPR= B0 + B1INST + B2MANJ+ B3PRIV+ B4FORE+ B5SIZE+ B6DTA+ B7FCF+ B8GROWTH+ e Dalam hal ini DPR Kebijakan kepemilikan Dividen, INST institusional, MANJ kepemilikan manajerial, PRIV kepemilikan pribadi, FORE kepemilikan asing,
140
SIZE ukuran perusahaan, DTA kebijakan hutang, FCF free cash flow, dan GROWTH tingkat pertumbuhan.
ISSN: 1410 -9875
Ricky A. Mulyana
ANALISIS DAN PEMBAHASAN Statistik Deskriptif Variabel N Mean DPR 234 0,4394577 INST 234 0,6986858 MANJ 234 0,44 PRIV 234 0,2713641 FORE 234 0,13 SIZE 234 28,701320 DTA 234 0,4150308 FCF 234 0,154229 GROWTH 234 0,1607728
Minimum Maximum Std.Deviation 0,3416217 0,0151695 3,306721 0,1818234
0,0159146
0,981786
0,497 0,1622097
0 0,0182139
1 0,769980
0,340 1,4256132 0,1820912
0 25,011400 0,0307980
1 32,66486 0,893964
0,6666207
-9,471908
0,805262
0,2579762
-0,505852
2,648067
Sumber: Pengolahan data SPSS 19
Uji Normalitas Data Residual Unstandardized Residual N 234 Asymp. Sig. (20,000 tailed)
Keterangan
Data tidak berdistribusi normal
Sumber: Pengolahan data SPSS 19
Hasil pengujian normalitas data residual yang dilakukan dengan menggunakan uji Kolmogorov Smirnov menunjukkan bahwa
nilai asymp. Sig 2-tailed) sebesar 0,000, nilai signifikansi ini lebih kecil dari 0,05 yang artinya data tidak berdistribusi normal.
Uji Asumsi Klasik Uji Multikolinieritas Variabel Tolerance INST 0,280
VIF 3,565
MANJ
0,855
1,169
PRIV
0,291
3,437
FORE
0,961
1,041
SIZE
0,907
1,103
Keterangan Tidak terjadi multikolinearitas Tidak terjadi multikolinearitas Tidak terjadi multikolinearitas Tidak terjadi multikolinearitas Tidak terjadi multikolinearitas
141
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 6
DTA
0,903
1,108
FCF
0,831
1,204
GROWTH
0,836
1,196
November 2013
Tidak terjadi multikolinearitas Tidak terjadi multikolinearitas Tidak terjadi multikolinearitas
Sumber: Pengolahan data SPSS 19
Hasil pengujian multikolinieritas menunjukkan bahwa semua variabel independen memiliki nilai VIF dibawah 10 dan nilai tolerance Uji Heteroskedastisitas Model Variabel 1 (Constant)
yang diatas 0,1. Hasil di atas menunjukkan bahwa tidak terjadi multikolinieritas antar variabel independen dalam model regresi.
Sig 0,095
INST
0,691
MANJ PRIV
0,002 0,251
FORE
0,381
SIZE
0,475
DTA
0,736
FCF
0,820
GROWTH
0,207
Keterangan Tidak terjadi heteroskedastisitas Tidak terjadi heteroskedastisitas Terjadi heteroskedastisitas Tidak terjadi heteroskedastisitas Tidak terjadi heteroskedastisitas Tidak terjadi heteroskedastisitas Tidak terjadi heteroskedastisitas Tidak terjadi heteroskedastisitas Tidak terjadi heteroskedastisitas
Sumber: Pengolahan data SPSS 19
Hasil uji heteroskedastisitas di atas menunjukkan bahwa variabel kepemilikan manajerial (MANJ)
terjadi heteroskedastisitas karena nilai signifikansinya kurang dari 0,05.
Uji Autokorelasi Model 1
Variabel
Sig.
Lag_res
0,170 Sumber: Pengolahan data SPSS 19
Hasil uji Autokorelasi menunjukkan nilai dari lag residual sebesar 0,170. Nilai signifikansi diatas lebih besar
142
atau sama dengan 0,05 sehingga di dalam model tersebut tidak terjadi autokorelasi.
ISSN: 1410 -9875
Ricky A. Mulyana
Uji Hipotesis Analisis Korelasi (R) Model 1
R 0,265 Sumber: Pengolahan data SPSS 19
Hasil analisis korelasi sebesar 0.265 lebih kecil dari 0,5 dan menjauhi angka 1 yang berarti hubungan antara variabel kepemilikan institusional (INST), kepemilikan manajerial (MANJ), kepemilikan pribadi (PRIV),
kepemilikan asing (FORE), kebijakan hutang (DTA), ukuran perusahaan (SIZE), free cash flow (FCF) ,dan tingkat pertumbuhan (GROWTH) dengan kebijakan dividen (DPR) adalah lemah.
Analisis Koefisien Determinasi (Adjusted R2) Model Adjusted R-square 1 0,037
Sumber:
Pengolahan data SPSS 19
Tabel di atas menunjukkan nilai Adjusted R Square sebesar 0,037. Hal ini berarti bahwa variasi dari variabel kebijakan dividen (DPR) dapat dijelaskan oleh
variabel independen 3,7%, sedangkan sisanya sebesar 96,3% dijelaskan oleh variasi variabel lain yang tidak termasuk dalam model regresi.
Uji F Model 1
F 2,124
Sig 0,035
Sumber: Pengolahan data SPSS 19
Tabel di atas menunjukkan bahwa nilai F sebesar 2,124 dengan signifikansi sebesar 0,035. Nilai ini
lebih kecil atau sama dengan 0,05. Hasil ini menunjukkan bahwa model fit untuk dilakukan penelitian.
Uji t Variab el (Constant)
T B -0,545
-1,129
INST
0,256
1,123
MANJ
-0,053
-1,119
PRIV
-0,090
-0,357
FORE
-0,064
-0,964
SIZE
0.032
1,996
Sig 0,26 0 0,26 3 0,26 5 0,72 1 0,33 6 0,04
Keterangan
Ha tidak diterima Ha tidak diterima Ha tidak diterima Ha tidak diterima Ha diterima
143
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 6
DTA
-0,109
-0,859
FCF
0,022
0,620
-0.107
- 1,151
GROWTH
November 2013
7 0,39 1 0,53 6 0,251
Ha tidak diterima Ha tidak diterima Ha tidak diterima
Sumber: Pengolahan data SPSS 19
Berdasarkan uji T pada Tabel di atas dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Hasil signifikansi dari kepemilikan institusional (INST) sebesar 0,263, nilai signifikansi tersebut lebih besar atau sama dengan 0,05 maka dapat disimpulkan Ha1 tidak diterima yang berarti bahwa tidak terdapat pengaruh variabel kepemilikan institusional terhadap kebijakan dividen. Hal ini disebabkan terjadinya persebaran saham institusional. Kekuatan dan keefektifan kepemilikan saham institusional dalam memonitor manajemen terletak pada kekuatan kolektif mereka. Tingkat persebaran kepemilikan institusional akan menurunkan kekuatan kolektif mereka dalam mempengaruhi kebijakan perusahaan, dalam hal ini kebijakan dividen. 2. Hasil signifikansi dari kepemilikan manajerial (MANJ) sebesar 0,265, nilai signifikansi tersebut lebih besar atau sama dengan 0,05 maka dapat disimpulkan Ha2 tidak diterima yang berarti bahwa tidak terdapat pengaruh variabel kepemilikan manajerial terhadap kebijakan dividen. Hal ini disebabkan kepemilikan saham manajerial tidak signifikan sehingga manajer lebih mengutamakan
144
mengalokasikan laba ditahan daripada membayar dividen karena sumber dana internal lebih efisien untuk diinvestasikan kembali. 3. Hasil signifikansi dari kepemilikan pribadi (PRIV) sebesar 0,721, nilai signifikansi tersebut lebih besar atau sama dengan 0,05 maka dapat disimpulkan Ha3 tidak diterima yang berarti bahwa tidak terdapat pengaruh variabel kepemilikan pribadi terhadap kebijakan dividen. Hal ini dapat terjadi karena kepemilikan pribadi merupakan kepemilikan publik di bawah 5% sehingga tidak signifikan. Selain itu kepemilikan pribadi juga tidak disajikan secara rinci dalam laporan keuangan perusahaan yang terdaftar di BEI. 4. Hasil signifikansi dari kepemilikan asing (FORE) sebesar 0,336, nilai signifikansi tersebut lebih besar atau sama dengan 0,05 maka dapat disimpulkan Ha4 tidak diterima yang artinya bahwa tidak terdapat pengaruh variabel kepemilikan asing terhadap kebijakan dividen. Hal ini disebabkan kepemilikan asing diukur dengan menggunakan variabel dummy, selain itu kepemilikan asing di perusahaan Indonesia masih sedikit sehingga modal yang diterima dari
ISSN: 1410 -9875
investor asing tidak dapat meningkatkan kinerja dan mempengaruhi kebijakan dividen perusahaan. 5. Hasil nilai signifikansi dari ukuran perusahaan (SIZE) sebesar 0,047, nilai signifikansi tersebut lebih besar atau sama dengan 0,05 maka dapat disimpulkan Ha5 diterima yang berarti bahwa variabel ukuran perusahaan berpengaruh terhadap kebijakan dividen, serta arah yang diberikan positif. Hal ini menunjukkan semakin besar ukuran perusahaan maka semakin tinggi kebijakan dividennya. Perusahaan yang besar akan cenderung membagikan dividen yang tinggi untuk menjaga reputasi di kalangan investor. 6. Signifikansi dari kebijakan hutang (DTA) sebesar 0,391, nilai signifikansi tersebut lebih besar atau sama dengan 0,05 maka dapat disimpulkan Ha6 tidak diterima yang berarti bahwa tidak terdapat pengaruh variabel kebijakan hutang terhadap kebijakan dividen. Hal ini disebabkan perusahaan lebih baik menggunakan hutang untuk kegiatan operasional perusahaan dan peningkatan modal daripada membayar dividen. 7. Hasil signifikansi dari free cash flow (FCF) sebesar 0,536, nilai signifikansi tersebut lebih besar atau sama dengan 0,05 maka dapat disimpulkan Ha7 tidak diterima yang artinya bahwa tidak terdapat pengaruh variabel free cash flow terhadap kebijakan dividen. Hal ini disebabkan perusahaan lebih memilih sisa dana untuk
Ricky A. Mulyana
investasi yang lebih menguntungkan. 8. Hasil signifikansi dari tingkat pertumbuhan (GROWTH) sebesar 0,251, nilai signifikansi tersebut lebih besar atau sama dengan 0,05 maka dapat disimpulkan Ha8 tidak diterima yang berarti bahwa tidak terdapat pengaruh variabel tingkat pertumbuhan terhadap kebijakan dividen. Hal ini disebabkan perusahaan biasanya lebih menggunakan dana yang tersedia untuk menambah aset dibandingkan membayar dividen. SIMPULAN Berdasarkan pengujian hipotesis yang telah dilakukan, penulis dapat mengambil simpulan sebagai berikut: 1. Kepemilikan institusional tidak berpengaruh terhadap kebijakan dividen. Penelitian ini konsisten dengan penelitian Fadah dan Rian (2007) dan Wiagustini (2009) dan tidak konsisten dengan penelitian Dewi (2008), Lucyanda dan Lilyana (2012), Putri dan Nasir (2006), Bukhori (2008) dan Embara et al. (2012). 2. Kepemilikan manajerial tidak berpengaruh terhadap kebijakan dividen. Penelitian ini konsisten dengan penelitian Fadah dan Rian (2007) serta Suwaldiman dan Aziz (2006) dan tidak konsisten dengan penelitian Dewi (2008) dan Nuringsih (2005). 3. Kepemilikan pribadi tidak berpengaruh terhadap kebijakan dividen. Penelitian ini konsisten dengan penelitian Warrad et.al (2012) dan Lucyanda dan Lilyana (2012)
145
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 6
4.
5.
6.
7.
146
dan tidak konsisten dengan penelitian Thanatawee (2013). Kepemilikan asing tidak berpengaruh terhadap kebijakan dividen. Penelitian ini konsisten dengan penelitian Lucyanda dan Lilyana (2012) dan tidak konsisten dengan penelitian Warrad et al. (2012), Bokpin (2011), dan Hasnain et al. (2012). Ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap kebijakan dividen. Penelitian ini konsisten dengan penelitian Warrad et al. (2012) , Lucyanda dan Lilyana (2012), Mehta (2012), Hasnain et al. (2010 ), Dewi (2008) dan Nuringsih (2005) dan tidak konsisten dengan penelitian Suwaldiman dan Aziz (2006) dan Afza dan Mirza (2010). Kebijakan hutang tidak berpengaruh terhadap kebijakan dividen. Penelitian ini konsisten dengan penelitian Bukhori (2008) dan Lucyanda dan Lilyana (2012) dan tidak konsisten dengan penelitian Warrad et al. (2012), Fadah dan Rian (2007), Nuringsih (2005), serta Dewi (2008). Free cash flow tidak berpengaruh terhadap kebijakan dividen. Penelitian ini konsisten dengan penelitian Thanatawee (2013) dan Wiagustini (2009) dan tidak konsisten dengan penelitian Lucyanda dan Lilyana (2012), Rosdini (2009), Kouki dan Guizani ( 2012) dan Embara et al. (2012). 8. Tingkat pertumbuhan tidak berpengaruh terhadap kebijakan dividen. Penelitian
November 2013
ini konsisten dengan penelitian Suwaldiman dan Aziz (2006) dan tidak konsisten dengan penelitian Masdupi (2012) dan Rahmawati (2011). Keterbatasan Dalam penelitian ini tentu tidak terlepas dari segala keterbatasan-keterbatasan, diantaranya adalah sebagai berikut: 1. Perioda penelitian yang digunakan cukup singkat yaitu dalam periode selama 3 tahun. 2. Dalam penelitian ini hanya meneliti 8 variabel independen saja, sedangkan masih banyak terdapat variabel lain yang mungkin mempengaruhi kebijakan dividen. 3. Di dalam penelitian ini terjadi heteroskedastisitas pada variabel kepemilikan manajerial dan data tidak berdistribusi normal. Rekomendasi Setelah mempertimbangkan keterbatasan-keterbatasan di atas, maka rekomendasi dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Menambah sampel penelitian perusahaan dalam penelitian. 2. Memperpanjang jangka waktu penelitian misalnya 4 atau 5 tahun. 3. Menambah variabel-variabel independen lain yang belum dimasukkan dalam penelitian ini seperti cash position, leverage keuangan, penjualan, risiko pasar, dan lain-lain. 4. Mengatasi heteroskedastisitas yang terjadi pada variabel kepemilikan manajerial dengan cara menambah jumlah pengamatan.
ISSN: 1410 -9875
Ricky A. Mulyana
REFERENSI Afza, Talat dan Hammad Hassan Mirza. 2010. Ownership Structure and Cash Flows as Determinants of Corporate Dividend Policy in Pakistan. International Business Research, July ,Vol. 3, No. 3, hlm. 210-218. Anderson, David R., Dennis J. Sweeney, Thomas A. Wiliams, Jeffrey D. Camm, James J. Cochran.. 2012. Statistics for Business and Economics. South Western: Cengage Learning. Bokpin, Godfred A. 2011. Ownership Structure, Corporate Governance and Dividend Performance on the Ghana Stock Exchange. Journal of Applied Accounting Research, Vol. 12, No. 1, Pp. 61-73. Bukhori, Iskandar. 2008. Pengaruh Kepemilikan Saham Institusional, Kesempatan Bertumbuh, Kebijakan Hutang, Profit, dan Tingkat Resiko Terhadap Kebijakan Dividen. Jurnal Manajemen dan Bisnis, Juli, Vol. XVI, No. 2, hlm. 135-143 Christiawan, Yulius Jogi dan Josua Tarigan. 2007. Kepemilikan Manajerial: Kebijakan Hutang, Kinerja dan Nilai Perusahaan, Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Mei, Vol 9, No.1, hlm. 1-8. Dewi, Sisca Christianty. 2008. Pengaruh Kepemilikan Managerial, Kepemilikan Institusional, Kebijakan Hutang, Profitabilitas dan Ukuran Perusahaan terhadap Kebijakan Dividen. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, April, Vol. 10, No. 1, hlm. 47-58. Efni, Yulia dan Sri Restuti. 2009. Pengaruh Current Ratio, Debt To Equity Ratio, Rentabilitas Ekonomi, dan Return On Equity Terhadap Dividend Per Share pada Perusahaan Manufaktur yang Terdapat di BEI. Jurnal Ekonomi, Vol. 17, No. 2. Embara, Cecilia Triana Dewi Lestari., Ni Luh Putu Wiagustini, dan Ida Bagus Badjra. 2012. Variabel-variabel yang berpengaruh terhadap Kebijakan Dividen serta Harga Saham pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek. Jurnal Manajemen, Strategi Bisnis, dan Kewirausahaa,. Agustus, Vol. 6, No. 2. Fadah, Isti dan Dodik Rian. 2007. Analisis Faktor-Faktor Penentu Kebijakan Dividen (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Listed di BEJ). Jurnal Bisnis dan Manajemen, April, Vol.1, No.1, hlm. 14-29. Godfrey, Jayne, Allan Hodgson, Ann Tarca, Jane Hamilton dan Scott Holmes. 2010. Accounting Theory, 7th Edition. United States: John Wiley & Sons, Inc. Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Hasnain, Baqir, Syed Zulfiqar Ali Shah and Wasim Ullah. 2010. Impact of Ownership Structure on Dividend Policy of Firm Evidence from Pakistan. International Conference on E-business, Management and Economics, Vol. 3. Pp. 22-26. Hatta, Atika Jauhari. 2002. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen: Investigasi Pengaruh Teori Stakeholder. Jaai, Desember, Vol. 6, No. 2, hlm. 1-21.
147
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 6
November 2013
Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo. 1999. Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi & Manajemen Edisi Pertama. Yogyakarta : Bhakti Profesindo. Kieso, Donald E., Jerry J. Weygandt,dan Paul D. Kimmel. 2010. Financial Accounting: IFRS Edition, 1st Edition. United States: John Wiley & Sons Inc. Kieso, Donald E., Jerry J. Weygandt, dan Terry D. Warfield. 2011. Intermediate Accounting IFRS Edition, Vol. 2. United States: John Wiley & Sons Inc. Kouki, M., dan Guizani, M. 2012. Ownership Control Discrepancy and Dividend Policy Evidence from Tunisian. International Business Research. January, Vol. 5, No.1, Pp. 127-139. Lucyanda, Jurica dan Lilyana. 2012. Pengaruh Free Cash Flow dan Struktur Kepemilikan terhadap Dividend Payout Ratio. Jurnal Dinamika Akuntansi, September, Vol. 4, No. 2, Pp. 129-138. Masdupi, Erni. 2012. Pengaruh Insider Ownership, Struktur Modal, dan Pertumbuhan Perusahaan terhadap Kebijakan Dividen Perusahaan Syariah yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 2 Economac, April, Vol. 12, No. 1, hlm. 9-14. Mehta, Anupam. 2012. An Empirical Analysis of Determinants of Dividend Policy Evidence from the UAE Companies. Global Review of Accounting and Finance, March,Vol. 3, No. 1, Pp 18-31. Nuringsih, Kartika. 2005. Analisis Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kebijakan Utang, ROA dan Ukuran Perusahaan terhadap Kebijakan Dividen: Studi 1995-1996. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Juli-Desember, Vol. 2, No. 2, hlm. 103-123. Putri, Imanda F. dan Mohammad Nasir. 2006. Analisis Persamaan Simultan Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Risiko, Kebijakan Hutang dan Kebijakan Dividen dalam Perspektif Teori Keagenan. Prosiding Simposium Nasional Akuntansi IX, Padang, 23-26 Agustus, Hlm.1-25. Rahmawati, Christina Heti Tri. 2011. Pengaruh Insider Ownership, Institusional Ownership, Dispersion of Ownership, Tingkat Pertumbuhan Perusahaan dan Risiko Perusahaan terhadap Kebijakan Dividen pada Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2003-2006. Widya Warta, Januari, No. 01, hlm. 1-18. Rosdini, Dini. 2009. Pengaruh Free Cash Flow terhadap Dividend Payout Ratio. Research Days, Faculty of Economics – Padjadjaran University, Bandung, Oktober, hlm. 1-8. Santoso, Singgih. 2002. Buku Latihan SPSS Statistik Multivariat. Jakarta: Gramedia. Sekaran U dan R Bougie. 2010. Research Methods For Business A Skill Building Approach Fifth Edition. United Kingdom: John Wiley & Sons Inc. Subramanyam, K.R. dan John J. Wild. 2009. Financial Statement Analysis Tenth Edition. United States: The McGraw-Hill. Suharli, Michell. 2007. Pengaruh Profitability dan Investment Opportunity Set Terhadap Kebijakan Dividen Tunai dengan Likuiditas sebagai Variabel Penguat. Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Mei, Vol. 9, No. 1, hlm. 9-17.
148
ISSN: 1410 -9875
Ricky A. Mulyana
Suwaldiman dan Ahmad Aziz. 2006. Pengaruh Insider Ownership dan Risiko Pasar terhadap Kebijakan Dividen. Sinergi Kajian Bisnis dan Manajemen, Januari, Vol. 8, No. 1, hlm. 53-64. Thanatawee, Yordying. 2012. Ownership Structure and Dividend Policy Evidence from Thailand. International Journal of Economics and Finance, Vol. 5, No. 1, Pp. 121-132. Warrad, L.,Suzan , A., Ola, K., dan Imad,A. 2012. The Effect of Ownership on Dividend Payout Policy: Evidence from Jordanian Context. International Journal of Economics and Finance, February, Vol. 4, No. 2, Pp. 187-195. Wiagustini, Nih Luh Putu. 2009. Investment Opportunity, Institutional Ownership, Cash Flow, Company Life Cycle Terhadap Kebijakan Dividen dan Return Saham. Jurnal Keuangan dan Perbankan, September, Vol. 13, No. 3, hlm. 373-385.
149
Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 15, No. 1a, Is. 6
Halaman ini sengaja dikosongkan
150
November 2013