VI. KINERJA PEMBANGUNAN PERDESAAN KABUPATEN BOGOR TAHUN 2011
Hasil pengolahan Podes 2003, 2005, 2008 dan 2011 ditampilkan secara rinci dalam peta tematik klasifikasi, tipologi dan kategori desa pada Lampiran 11. Berdasarkan peta tematik klasifikasi desa Kabupaten Bogor tahun 2011 terlihat bahwa perdesaan Swadaya terkonsentrasi di Kabupaten Bogor Kawasan Barat dan Timur. Kabupaten Bogor Kawasan Tengah yang dekat dengan wilayah administratif Kota Bogor
memiliki kemajuan pembangunan yang pesat
dibandingkan kedua kawasan lainnya.
Hal ini mengindikasikan bahwa Kota
Bogor sebagai core dan Kabupaten Bogor sebagai hinterland memberikan pengaruh yang besar dengan tumbuh pesatnya sektor perindustrian dan jasa di Kawasan Tengah, dengan dominasi sektor perindustrian/jasa Kabupaten Bogor Kawasan Tengah mampu meningkatkan klasifikasi perdesaannya dari desa Swadaya ke desa Swakarya.
Sumber: Hasil Pengolahan Podes 2011
Gambar 32 Peta Tematik Klasifikasi Desa Kabupaten Bogor Tahun 2011.
106
Kabupaten Bogor Kawasan Barat dan Timur desa Swadayanya cukup tinggi sehingga perlu mendapat perhatian pemerintah daerah Kabupaten Bogor dengan memperhatikan tipologi desa dimana tipologi desa adalah kondisi spesifik keunggulan potensi sumber daya alam, sumber daya manusia dan potensi kelembagaan serta potensi prasarana dan sarana dalam menentukan arah pengembangan dan pembinaan masyarakat berdasarkan karakteristik keunggulan komparatif dan kompetitif dari setiap desa dan karakter berbagai permasalahan yang khas yang dihadapi perdesaan. Jika data Kabupaten Bogor kita rinci lagi menjadi data sebaran klasifikasi desa per kecamatan dan per kawasan maka dihasilkan Gambar 33.
Sumber: Hasil Pengolahan Podes 2011
Gambar 33 Sebaran Klasifikasi Desa per Kecamatan di Kabupaten Bogor Kawasan Barat Tahun 2011.
Pada gambar diatas menunjukkan komposisi klasifikasi desa di Kabupaten Bogor Kawasan Barat tahun 2011 yaitu terdapat 41 desa Swadaya (27,15%) dan 110 desa Swakarya (72,85%),
tentu saja
yang harus menjadi titik sasaran
pembangunan perdesaan adalah 41 desa Swadaya agar meningkat menjadi desa Swakarya dan 110 desa Swakarya agar meningkat menjadi desa Swasembada.
107
Adapun 41 desa Swadaya yang harus dijadikan fokus dan sasaran pembangunan perdesaan tersebar di kecamatan-kecamatan seperti pada Tabel 32. Tabel 32 Sebaran Desa Swadaya per Kecamatan di Kabupaten Bogor Kawasan Barat Tahun 2011 Kawasan Kecamatan Desa Barat Cigudeg Sukaraksa Barat Cigudeg Sukamaju Barat Cigudeg Banyu Res mi Barat Cigudeg Warga Jaya Barat Cigudeg Cinta Manik Barat Cigudeg Banyu Wangi Barat Cigudeg Banyu Asih Barat Cigudeg Tegalega Barat Cigudeg Batu Jajar Barat Cigudeg Bangun Jaya Barat Cigudeg Arga Pura Barat Sukajaya Cisarua Barat Sukajaya Kiara Sari Barat Sukajaya Sipayung Barat Sukajaya Sukamulih Barat Sukajaya Pasir Madang Barat Sukajaya Cileu ksa Barat Jasinga Pangradin Barat Jasinga Jugala Jaya Barat Jasinga Neglasari Barat Jasinga Barengko k Barat Jasinga Wirajaya Barat Nanggung Pangkal Jaya Barat Nanggung Cibitung Kulon Barat Nanggung Malasari Barat Nanggung Bantar Karet Barat Pamijahan Cibitung Kulon Barat Pamijahan Gunung Picung Barat Pamijahan Purwa Bakti Barat Pamijahan Cibunian Barat Leuwisadeng Kalong 1 Barat Leuwisadeng Kalong 2 Barat Leuwisadeng Wangun Jaya Barat Tenjo Tapos Barat Tenjo Singabangsa Barat Ru mpin Cipinang Barat Ru mpin Kertajaya Barat Leuwiliang Karehkel Barat Leuwiliang Pabangbon Barat ParungPanjang Go rowong Barat Cibungbulang Ciju jung Sumber: Hasil Pengolahan Podes 2011.
Klasifikasi Swadaya Swadaya Swadaya Swadaya Swadaya Swadaya Swadaya Swadaya Swadaya Swadaya Swadaya Swadaya Swadaya Swadaya Swadaya Swadaya Swadaya Swadaya Swadaya Swadaya Swadaya Swadaya Swadaya Swadaya Swadaya Swadaya Swadaya Swadaya Swadaya Swadaya Swadaya Swadaya Swadaya Swadaya Swadaya Swadaya Swadaya Swadaya Swadaya Swadaya Swadaya
Tipologi Persawahan Persawahan Persawahan Persawahan Persawahan Persawahan Persawahan Persawahan Persawahan Persawahan Persawahan Persawahan Persawahan Persawahan Persawahan Persawahan Persawahan Persawahan Persawahan Persawahan Persawahan Persawahan Persawahan Persawahan Persawahan Persawahan Persawahan Persawahan Persawahan Persawahan Persawahan Perindustrian/jasa Persawahan Persawahan Persawahan Persawahan Persawahan Perladangan Persawahan Perindustrian/jasa Perladangan
Kategori Mula Mula Mula Mula Mula Mula Mula Madya Mula Mula Mula Mula Mula Madya Mula Mula Mula Mula Mula Mula Mula Mula Mula Madya Mula Mula Madya Mula Mula Mula Madya Mula Mula Mula Mula Mula Mula Mula Mula Mula Mula
Berdasarkan data sebaran klasifikasi desa per kecamatan di Kabupaten Bogor Kawasan Tengah tahun 2011 maka dihasilkan Gambar 34.
108 Sumber: Hasil Pengolahan Podes 2011
Gambar 34 Sebaran Klasifikasi Desa per Kecamatan di Kabupaten Bogor Kawasan Tengah Tahun 2011.
Pada gambar diatas, kemajuan pembangunan perdesaan yang dicapai Kabupaten Bogor Kawasan Tengah tahun 2011 cukup berhasil jika dilihat dari komposisi desa yang terdiri 12 desa Swadaya (5,94%) dan 187 desa Swakarya (92,57%) dan 3 desa Swasembada (1,49%). Sebaran desa Swadaya secara rinci terdapat dalam Tabel 33. Tabel 33 Sebaran Desa Swadaya per Kecamatan di Kabupaten Bogor Kawasan Tengah Tahun 2011 Kawasan Kecamatan Desa Klasifikasi Tengah Taman Sari Sukaluyu Swadaya Tengah Taman Sari Sukares mi Swadaya Tengah Sukaraja Gunung Geulis Swadaya Tengah Sukaraja Sukatani Swadaya Tengah Citeureup Tangkil Swadaya Tengah Citeureup Hambalang Swadaya Tengah Rancabungur Candali Swadaya Tengah Megamendung Sukakarya Swadaya Tengah Ciseeng Kuripan Swadaya Tengah Cijeruk Tajur Halang Swadaya Tengah Caringin Pasir Buncir Swadaya Tengah BabakanMadang BojongKoneng Swadaya Sumber: Hasil Pengolahan Podes 2011.
Tipologi Perindustrian/jasa Persawahan Perladangan Perladangan Perladangan Persawahan Persawahan Perladangan Perladangan Perladangan Persawahan Perladangan
Kategori Mula Mula Mula Mula Mula Mula Mula Mula Mula Mula Mula Mula
109
Sumber: Hasil Pengolahan Podes 2011
Gambar 35 Sebaran Klasifikasi Desa per Kecamatan di Kabupaten Bogor Kawasan Timur Tahun 2011. Berdasarkan data sebaran klasifikasi desa per kecamatan di Kabupaten Bogor Kawasan Timur tahun 2011 maka dihasilkan Gambar 35. Pada gambar tersebut kemajuan pembangunan perdesaan yang dicapai Kabupaten Bogor Kawasan Timur cukup berhasil jika dilihat dari komposisi desa yang terdiri dari 8 desa Swadaya (10,67%), 65 desa Swakarya (86,67%) dan 2 desa Swasembada (2,67%). Sebaran desa Swadaya secara rinci terdapat dalam Tabel 34.
Tabel 34 Sebaran Desa Swadaya per Kecamatan di Kabupaten Bogor Kawasan Timur Tahun 2011 Kawasan
Kecamatan
Desa
Klasifikasi
Tipologi
Kategori
Timur
Sukamakmur
Sukaharja
Swadaya
Perladangan
Mula
Timur
Sukamakmur
Wargajaya
Swadaya
Persawahan
Mula
Timur
Sukamakmur
Sirnajaya
Swadaya
Persawahan
Mula
Timur
Sukamakmur
Cibadak
Swadaya
Persawahan
Mula
Timur
Sukamakmur
Sukares mi
Swadaya
Persawahan
Mula
Timur
Jonggol
Cibodas
Swadaya
Persawahan
Mula
Timur
Jonggol
Balekambang
Swadaya
Persawahan
Mula
Swadaya
Persawahan
Mula
Timur Jonggol Weninggalih Sumber: Hasil Pengolahan Podes 2011
110
Su mber: Hasil Pengolahan Podes 2011
Gambar 36 Peta Tematik Tipologi Desa Kabupaten Bogor Tahun 2011. Berdasarkan pengolahan Podes 2011 diperoleh Gambar 36 peta tematik
tipologi desa Kabupaten Bogor tahun 2011. Dari peta tersebut dapat dirinci dalam Tabel 35. Tabel 35 Karakteristik Perdesaan Kabupate n Bogor Tahun 2011 Kawasan Barat Tengah Timur Barat Tengah Timur Barat Barat Tengah Tengah Timur Timur
Tipologi
Swadaya Swakarya
Perindustrian/Jasa Perindustrian/Jasa Perindustrian/Jasa Jumlah Persawahan Persawahan Persawahan Jumlah Perkebunan Perladangan Perladangan Peternakan Perkebunan Perladangan Jumlah Jumlah Total
2 2 4 37 3 7 47 2 7 1 10 61
39 102 21 162 54 31 42 127 1 16 53 1 1 1 73 362
Swa- sembada 3 2 5
5
Jumlah Desa
Luas Desa (Ha)
41 19.230,40 107 32.698,10 23 22.048,40 171 73.976,90 91 159.448,80 34 14.335,90 49 49.686,90 174 223.471,60 1 650,20 18 10.409,60 60 30.520,60 1 295,30 1 1.616,60 2 5.492,00 83 48.984,30 428 346.432,80
Jumlah Penduduk (jiwa) 408.734 1.540.812 555.903 2.505.449 758.721 287.266 341.983 1.387.970 10.732 151.986 543.249 6.702 5.149 15.700 733.518 4.626.937
Sumber: Hasil Pengolahan Podes 2011
Kabupaten Bogor Kawasan Barat di dominasi oleh tipologi persawahan yang berjumlah 91 desa (60,26%), terdapat 1 desa tipologi perkebunan (0,66%), 18 desa tipologi perladangan (11,92%). Ketiga tipologi ini sebagian besar berada
111
pada tingkat klasifikasi desa Swadaya dan desa bertipologi perindustrian/jasa berjumlah 41 desa (27,15%) yang sebagian besar berada pada tingkat klasifikasi desa Swakarya seperti pada Gambar 37. Sumber: Hasil Pengolahan Podes 2011
Gambar 37 Sebaran Klasifikasi Desa per Tipologi di Kabupaten Bogor Kawasan Barat Tahun 2011. Kabupaten Bogor Kawasan Tengah seperti pada Gambar 38 di dominasi oleh tipologi perindustrian/jasa yang berjumlah 107 desa (52,97%) dimana 102 desa (95,32%) berada pada tingkat klasifikasi desa Swakarya dan desa bertipologi persawahan 34 desa (16,83%), tipologi perladangan 60 desa (29,70%), tipologi peternakan 1 desa (0,49%).
Desa Swadaya tahun 2011 berjumlah 12 desa
(5,94%) dengan komposisi desa Swadaya bertipologi sawah 3 desa (25%), 7 desa Swadaya bertipologi perladangan (58,33%) dan 2 desa Swadaya bertipologi perindustrian/jasa (16,67%). Sumber: Hasil Pengolahan Podes 2011
Gambar 38 Sebaran Klasifikasi Desa per Tipologi di Kabupaten Bogor Kawasan Tengah Tahun 2011.
112
Kabupaten Bogor Kawasan Tengah didominasi tipologi perindustrian/jasa, tipologi persawahan sedikit sekali hanya di Kecamatan Cijeruk, Cigombong, Caringin dan sebagian kecil di Kecamatan Kemang dan Cieteureup. Kabupaten Bogor Kawasan Tengah ini mengalami laju konversi lahan sangat tinggi yaitu dari lahan pertanian terutama persawahan ke perladangan yang nantinya akan menjadi lahan pemukiman dan lahan perindustrian/jasa. Lahan perladangan tersebut sebenarnya bukan milik petani ladang/peladang tetapi telah dimiliki secara pribadi, dimiliki pemerintah daerah maupun perusahaan swasta atau propert i, yang nantinya akan dibangun pemukiman atau untuk kepentingan sektor perindustrian/jasa. Selama belum terpakai biasanya peladang diizinkan untuk menanami lahan dengan palawija yaitu singkong, ubi jalar, jagung dan lain- lain dengan kesepakatan tertentu antara peladang dan pemilik lahan. Manfaat bagi pemilik lahan adalah lahan tersebut terjaga dari penyerobotan pihak lain dan sebagai tanda ketika ditanami palawija tanah tersebut tidak terlantar sehingga pemilik lahan terhindar dari sangsi-sangsi sosial ketika membiarkan tanah kosong dan terlantar.
Sumber: Hasil Pengolahan Podes 2011
Gambar 39 Sebaran Klasifikasi Desa per Tipologi di Kabupaten Bogor Kawasan Timur Tahun 2011.
Kabupaten Bogor Kawasan Timur dalam Gambar 39, didominasi oleh tipologi persawahan 49 desa (65,33%), tipologi perkebunan 1 desa (1,33%), tipologi perladangan 2 desa (2,67%). Ketiga tipologi ini sebagian besar mampu mencapai tingkat klasifikasi desa Swakarya artinya pembangunan sektor pertanian perdesaan cukup berhasil untuk Kabupaten Bogor Kawasan Timur. Tipologi
113
perindustrian/jasa berjumlah 23 desa (30,67%), mulai tumbuh pesat di Kabupaten Bogor Kawasan Timur dan mampu mencapai tingkat klasifikasi desa S wakarya dan Swasembada. Adapun permasalahan khas yang dihadapi perdesaan di Kabupaten Bogor berdasarkan analisis kategori berbasis data Podes dapat dilihat pada Gambar 40 dan secara rinci dapat dilihat juga pada Tabel 36.
Sumber: Hasil Pengolahan Podes 2011
Gambar 40 Peta Tematik Kategori Desa Kabupaten Bogor Tahun 2011
Berdasarkan Tabel 36, desa Swadaya di Kabupaten Bogor Kawasan Barat sebagian besar memiliki kategori mula yaitu kelompok permasalahan kebutuhan dasar yang terdiri atas variabel : ekonomi masyarakat, pendidikan masyarakat, kesehatan masyarakat, infrastruktur dan sumberdaya alam dan lingkungan. Determinan dari kategori mula adalah variabel ekonomi masyarakat memiliki indeks terendah sebesar 0,28 dan variabel pendidikan masyarakat me miliki indeks 0,37, sedangkan untuk infrastruktur, sumberdaya alam dan lingkungan dan kesehatan masyarakat cenderung memiliki nilai indeks yang lebih tinggi dimana indeks infrastruktur 0,57, indeks sumberdaya alam dan lingkungan sebesar 0,65 dan indeks kesehatan masyarakat memiliki indeks yang paling tinggi yaitu 0,84. Nilai indeks tersebut memberikan tanda, variabel apa saja yang harus menjadi perhatian pemerintah daerah Kabupaten Bogor dalam merancang program
114
pembangunan perdesaan. Variabel tersebut adalah variabel ekonomi masyarakat yang berindeks sangat rendah yaitu 0,28 yang disebabkan indikator kompositnya rendah yaitu rendahnya industri kecil dan mikro, akses ke fasilitas ekonomi seperti warung kelontong dan
pertokoan, jumlah dan jenis lembaga simpan
pinjam, fasilitas kredit dan fasilitas pasar desa.
0,28
0,84
0,37
0,57
0,65 0,28
0,49
0,92
0,29
0,37
0,91
0,47
0,62
0,70 0,29
Minimum
0,35
SDA-LH
0,92
Swakarya Mula 0,63 0,93 0,42 0,30 0,88 0,48 0,57 0,70 0,30
Swakarya Lanjut 0,50 1,00 0,63 0,61 0,93 0,61 0,73 0,74 0,50
Swadaya Mula 0,53 0,91 0,38 0,27 0,84 0,33 0,63 0,69 0,27
Swakarya Mula 0,59 0,95 0,52 0,28 0,88 0,41 0,64 0,65 0,28
Swakarya Madya 0,60 0,91 0,51 0,49 0,91 0,61 0,75 0,76 0,49
Swakarya Lanjut 0,62 0,96 0,72 0,52 0,93 0,65 0,76 0,75 0,52
Swasembada Madya 0,78 0,87 0,72 0,63 0,96 1,00 0,85 0,67 0,63
Swasembada Lanjut 0,64 0,92 0,78 0,63 0,93 0,80 0,85 0,92 0,63
Swadaya Mula 0,57 0,86 0,43 0,21 0,84 0,47 0,52 0,70 0,21
Swakarya Mula 0,59 0,87 0,50 0,28 0,88 0,53 0,66 0,60 0,28
Timur
0,51
Swakarya Madya 0,56 0,95 0,44 0,45 0,92 0,63 0,68 0,76 0,44
Tengah
Madya
Infrastruktur
Swadaya
Barat
Mula
Pendidikan
Swadaya
Kesehatan
Kategori
Ekonomi
Klasifikasi
SosialBudaya
Kawasan
ModalSosial
PemerintahanDesa
Tabel 36 Rekapitulasi Rata-Rata Indeks Variabel Kategori Desa Kabupaten Bogor Tahun 2011
Swakarya Madya 0,57 0,93 0,48 0,47 0,91 0,58 0,68 0,75 0,47 Swakarya
Lanjut
Swasembada Lanjut
0,64
0,96
0,71
0,55
0,94
0,70
0,76
0,75 0,55
0,69
1,00
0,64
0,76
0,98
0,82
0,76
0,78 0,64
Sumber: Hasil Pengolahan Podes 2011.
Variabel pendidikan masyarakat memiliki indeks yang rendah yaitu 0,37 juga harus menjadi perhatian pemerintah daerah Kabupaten Bogor. Indeks pendidikan masyarakat rendah dikarenakan indikator kompositnya rendah yaitu
115
rendahnya fasilitas SLTP, SLTA, jumlah/jenis pendidikan ketrampilan dan taman bacaan masyarakat/perpustakaan. Kabupaten Bogor Kawasan Barat memiliki 37 desa Swadaya dengan kategori mula tahun 2011 yang tersebar di wilayah Kecamatan Sukajaya, Nanggung, Leuwiliang, Leuwisadeng, Cigudeg, Tenjo, Pamijahan, Rumpin, Gunung Sindur, Cibungbulan dan kecamatan lainnya dalam skala yang lebih kecil.
Perdesaan kategori mula cenderung memiliki klasifikasi Swadaya
walaupun ada juga sebagian kecil yang berklasifikasi Swakarya. Sebaliknya desa yang berklasifikasi Swakarya cenderung memiliki kategori madya yaitu kelompok permasalahan kelembagaan masyarakat yang terdiri dari variabel modal sosial dan sosial budaya, tetapi ada juga sebagian kecil yang memiliki kategori mula dan lanjut yaitu kelompok permasalahan tata kelola/pemerintahan desa yang terdiri dari variabel pemerintahan desa. Sumber: Hasil Pengolahan Podes 2011
Gambar 41 Sebaran Kategori Desa per Kecamatan di Kabupaten Bogor Kawasan Barat Tahun 2011. Pada Gambar 41, Kecamatan Cigudeg adalah kecamatan yang memiliki desa kategori mula terbanyak yaitu 11 desa, Kecamatan Sukajaya dan Jasinga adalah urutan kedua yang memiliki desa kategori mula. Hal ini diperkuat juga
116
dengan data Kecamatan Sukajaya yang memiliki 6 desa Swadaya dan Kecamatan Jasinga yang memiliki 5 desa Swadaya dengan kategori mula. Jika kita membandingan grafik sebaran klasifikasi desa per kecamatan dan grafik sebaran kategori desa per kecamatan di Kabupaten Bogor Kawasan Barat tahun 2011 terlihat adanya korelasi yang sangat erat antara klasifikasi desa Swadaya dengan kategori mula artinya permasalahan utama pembangunan perdesaan adalah permasalahan kebutuhan dasar yang terdiri atas variabel : ekonomi masyarakat, pendidikan masyarakat, kesehatan masyarakat, infrastruktur dan sumberdaya alam lingkungan. Kabupaten Bogor Kawasan Barat tahun 2011 mempunyai empat desa Swadaya dengan kategori madya yaitu Desa Karehkel Kecamatan Leuwiliang, Desa Sipayung Kecamatan Sukajaya, Desa Tegalega Kecamatan Cigudeg dan Desa Cibitung Kulon Kecamatan Pamijahan. Desa Swadaya dengan kategori madya tersebut memiliki masalah kelembagaan dimana determinannya adalah indeks sosial budaya yang rendah yaitu 0,29 sedangkan indeks modal sosialnya sangat tinggi yaitu 0,92. Indeks ekonomi masyarakat juga rendah yaitu 0,37 dan indeks pendidikan masyarakat rendah yaitu 0,47, indeks pemerintahan desa rendah yaitu 0,49, sedangkan untuk indeks kesehatan masyarakat, infrastruktur dan sumberdaya alam dan lingkungan memiliki nilai indeks yang lebih tinggi dibanding desa Swadaya kategori mula.
Desa tersebut dimasukkan dalam
kategori madya dikarenakan nilai indeks sosial budaya yang sangat rendah yaitu 0,29 yang terdiri dari indikator komposit rendahya jumlah dan jenis lembaga non profit yang aktif, jenis kelompok olah raga, tempat ibadah dan akses ke tempat hiburan seperti bioskop dan lainnya. Kabupaten Bogor Kawasan Barat mempunyai 17 desa Swakarya dengan kategori mula tahun 2011. Determinan dari desa Swakarya kategori mula adalah variabel ekonomi masyarakat memiliki indeks terendah sebesar 0,30 dan variabel pendidikan masyarakat memiliki indeks 0,48, sedangkan untuk infrastruktur, sumberdaya alam dan lingkungan dan kesehatan masyarakat cenderung memiliki nilai indeks yang lebih tinggi dimana indeks kesehatan masyarakat 0,88, indeks infrastruktur 0,57, indeks sumberdaya alam dan lingkungan sebesar 0,70.
117 Nilai indeks tersebut memberikan tanda, variabel apa saja yang harus
menjadi perhatian pemerintah daerah Kabupaten Bogor dalam merancang program pembangunan perdesaan untuk desa Swakarya dengan kategori mula di Kabupaten Bogor Kawasan Barat adalah variabel ekonomi masyarakat yang berindeks sangat rendah yaitu 0,30 yang disebabkan indikator kompositnya rendah yaitu rendahnya industri kecil dan mikro, akses ke fasilitas ekonomi seperti warung kelontong dan pertokoan, jumlah/jenis lembaga simpan pinjam, fasilitas kredit dan fasilitas pasar desa. Variabel pendidikan masyarakat pada desa Swakarya dengan kategori mula memiliki indeks yang rendah juga yaitu 0,48 juga harus menjadi perhatian pemerintah daerah Kabupaten Bogor. Indeks pendidikan masyarakat rendah dikarenakan indikator kompositnya rendah yaitu rendahnya fasilitas SLTP, SLTA, jumlah/jenis pendidikan ketrampilan dan taman bacaan masyarakat/perpustakaan. Tahun 2011 Kabupaten Bogor Kawasan Barat mempunyai 89 desa Swakarya dengan kategori madya.
Determinan dari desa Swakarya kategori
madya adalah indeks sosial budaya yang rendah yaitu 0,44 sedangkan indeks modal sosialnya sangat tinggi yaitu 0,95. Indeks ekonomi masyarakat juga rendah yaitu 0,45. Nilai indeks sosial budaya yang rendah yaitu 0,44 yang terdiri dari indikator komposit rendahya jumlah dan jenis lembaga non profit yang aktif, kelompok olah raga, jenis tempat ibadah dan akses ke tempat hiburan seperti bioskop dan lainnya. Variabel ekonomi masyarakat memiliki indeks rendah sebesar 0,45 tetapi desa ini dikelompokkan dalam desa Swakarya dengan kategori madya bukan mula dikarenakan variabel pendidikan masyarakat memiliki indeks yang cukup tinggi 0,63, indeks kesehatan masyarakat 0,92, indeks infrastruktur 0,68, indeks sumberdaya alam dan lingkungan sebesar 0,76. Terdapat 4 desa Swakarya dengan kategori lanjut di Kabupaten Bogor Kawasan Barat tahun 2011 yaitu Desa Sipak Kecamatan Jasinga, Desa Ciampea Kecamatan Ciampea, Desa Parung Panjang Kecamatan Parung Panjang dan Desa Situ Udik Kecamatan Cibungbulang. Determinan dari Desa Swakarya kategori lanjut adalah indeks pemerintahan desa yang rendah yaitu 0,50 yang disebabkan indeks indikator kompositnya yang rendah yaitu rendahnya status pemerintahan desa, proporsi PAD dalam sumber penerimaan APB Desa, pendidikan kepala
118
desa/lurah dan pendidikan sekretaris desa/kelurahan. Indeks lainnya cukup tinggi dimana indeks modal sosialnya sangat tinggi yaitu 1,00, indeks sosial budaya 0,63, Indeks ekonomi masyarakat 0,61, indeks kesehatan masyarakat 0,93, indeks pendidikan masyarakat 0,61, indeks infrastruktur 0,73 dan indeks sumberdaya alam dan lingkungan 0,74. Kabupaten Bogor Kawasan Tengah tahun 2011 terdapat 12 desa Swadaya dengan kategori mula seperti tertera dalam Tabel 33 dan Gambar 42. Sebagian kecil yang memiliki kategori mula yaitu di sebagian Kecamatan Gunung Sindur, Parung, Ranca Bungur, Kemang, Ciomas, Cijeruk, Caringin, Ciawi, Citeureup dan Sukaraja. Su mber: Hasil Pengolahan Podes 2011
Gambar 42 Sebaran Kategori Desa per Kecamatan di Kabupaten Bogor Kawasan Tengah Tahun 2011.
Determinan dari desa Swadaya dengan kategori mula di Kabupaten Bogor Kawasan Tengah tahun 2011 berdasarkan Tabel 36 adalah variabel ekonomi masyarakat memiliki indeks terendah sebesar 0,27 dan variabel pendidikan masyarakat memiliki indeks 0,33, sedangkan untuk infrastruktur, sumberdaya alam dan lingkungan dan kesehatan masyarakat cenderung memiliki nilai indeks
119
yang lebih tinggi dimana indeks infrastruktur 0,63, indeks sumberdaya alam dan lingkungan sebesar 0,69 dan indeks kesehatan masyarakat 0,84.
Nilai indeks
tersebut memberikan tanda, variabel apa saja yang harus menjadi perhatian pemerintah daerah Kabupaten Bogor dalam merancang program pembangunan perdesaan. Variabel tersebut adalah variabel ekonomi masyarakat yang berindeks sangat rendah yaitu 0,27 yang disebabkan indikator kompositnya rendah yaitu rendahnya industri kecil dan mikro, akses ke fasilitas ekonomi seperti warung kelontong dan pertokoan, jumlah/jenis lembaga simpan pinjam, fasilitas kredit dan fasilitas pasar desa. Variabel pendidikan masyarakat memiliki indeks yang rendah yaitu 0,33 juga harus menjadi perhatian pemerintah daerah Kabupaten Bogor. Indeks pendidikan masyarakat rendah dikarenakan indikator kompositnya rendah yaitu rendahnya fasilitas SLTP, SLTA, jumlah/jenispendidikan ketrampilan dan taman bacaan masyarakat/perpustakaan. Tahun 2011 Kabupaten Bogor Kawasan Tengah terdapat 9 desa Swakarya kategori mula dimana sebagian besar bertipologi perladangan dengan mata pencaharian utama pertanian berdasarkan Tabel 36. Determinan permasalahan yang dihadapi adalah variabel ekonomi masyarakat memiliki indeks terendah sebesar 0,28 dan variabel pendidikan masyarakat memiliki indeks 0,41, sedangkan untuk infrastruktur, sumberdaya alam dan lingkungan dan kesehatan masyarakat cenderung memiliki nilai indeks yang lebih tinggi dimana indeks infrastruktur 0,64, indeks sumberdaya alam dan lingkungan sebesar 0,65 dan indeks kesehatan masyarakat 0,88. Variabel ekonomi masyarakat yang berindeks sangat rendah yaitu 0,28 yang disebabkan indikator kompositnya rendah yaitu rendahnya industri kecil dan mikro, akses ke fasilitas ekonomi seperti warung kelontong dan pertokoan, jumlah/jenis lembaga simpan pinjam, fasilitas kredit dan fasilitas pasar desa. Variabel pendidikan masyarakat memiliki indeks yang rendah yaitu 0,41 dikarenakan indikator kompositnya rendah yaitu rendahnya fasilitas SLTP, SLTA, jumlah/jenis pendidikan ketrampilan dan taman bacaan masyarakat/perpustakaan. Determinan permasalahan yang dihadapi oleh 149 desa Swakarya kategori madya di Kabupaten Bogor Kawasan Tengah tahun 2011 yang sebagian besar
120
bertipologi perindustrian/jasa berdasarkan Tabel 36 adalah memiliki masalah kelembagaan dimana indeks sosial budaya yang rendah yaitu 0,51 sedangkan indeks modal sosialnya sangat tinggi yaitu 0,91. Nilai indeks sosial budaya yang rendah yaitu 0,51 disebabkan indikator kompositnya rendah yaitu rendahya jumlah dan jenis lembaga non profit yang aktif, kelompok olah raga, jenis tempat ibadah dan akses ke tempat hiburan seperti bioskop dan lainnya. Determinan permasalahan yang dihadapi oleh 29 desa Swakarya kategori lanjut di Kabupaten Bogor Kawasan Tengah tahun 2011 yang sebagian besar bertipologi perindustrian/jasa berdasarkan Tabel 36 adalah memiliki masalah tata kelola/pemerintahan desa dimana indeks pemerintahan desa yang rendah yaitu 0,62 yang disebabkan indeks indikator kompositnya yang rendah yaitu rendahnya status pemerintahan desa, proporsi PAD dalam sumber penerimaan APB Desa, pendidikan kepala desa/lurah dan pendidikan sekretaris desa/kelurahan. Determinan permasalahan yang dihadapi oleh desa Swasembada kategori madya di Kabupaten Bogor Kawasan Tengah tahun 2011 yaitu Desa Pabuaran Kecamatan Cibinong yang bertipologi perindustrian/jasa, berdasarkan Tabel 36 adalah masalah kelembagaan dimana indeks sosial budaya 0,72. Indeks sosial budaya terdiri dari indikator rendahya jumlah dan jenis lembaga non profit yang aktif, kelompok olah raga, tempat ibadah dan rendahnya akses ke tempat hiburan seperti bioskop dan lainnya. Determinan permasalahan yang dihadapi oleh desa Swasembada kategori lanjut di Kabupaten Bogor Kawasan Tengah tahun 2011 yaitu Desa Cibeureum Kecamatan Cisarua dan Desa Tonjong Kecamatan Tajur Halang yang bertipologi perindustrian/jasa berdasarkan Tabel 36 adalah masalah tata kelola/pemerintahan desa dimana indeks pemerintahan desa yang rendah yaitu 0,64.
Hal ini
disebabkan indeks indikator kompositnya yang rendah yaitu rendahnya status pemerintahan desa, proporsi PAD dalam sumber penerimaan APB Desa, pendidikan kepala desa/lurah dan pendidikan sekretaris desa/kelurahan. Kabupaten Bogor Kawasan Tengah yang merupakan kawasan termaju dibanding Barat dan Timur dengan dominasi tipologi perindustrian/jasa. Hal yang menarik dan harus menjadi perhatian pemerintah yaitu di semua tingkatan klasifikasi dan kategori desa variabel ekonomi masyarakat memiliki indeks
121
terendah dibandingkan indeks variabel yang masuk dalam kelompok kategori mula (kebutuhan dasar) misalnya indeks kesehatan, pendidikan, infrastruktur, sumberdaya alam dan lingkungan maupun dibandingkan dengan kelompok kategori madya (kelembagaan) misalnya indeks sosial budaya dan modal sosial dan lebih rendah juga jika dibandingkan dengan kelompok kategori lanjut (tata kelola) yaitu indeks pemerintahan desa. Indeks variabel ekonomi yang rendah disebabkan indikator kompositnya rendah yaitu rendahnya industri kecil dan mikro, akses ke fasilitas ekonomi seperti warung kelontong dan
pertokoan, jumlah dan jenis lembaga simpan
pinjam, fasilitas kredit dan fasilitas pasar desa. Variabel kesehatan secara umum di tiga kawasan Kabupaten Bogor sangat tinggi, variabel pendidikan rendah pada klasifikasi desa Swadaya dan cukup tinggi pada desa Swakarya dan Swasembada, variabel infrastruktur rendah pada klasifikasi desa Swadaya dan cukup tinggi pada desa Swakarya dan Swasembada, variabel sumberdaya alam dan lingkungan cukup tinggi pada semua tingkatan klasifikasi. Determinan dari 8 desa Swadaya kategori mula di Kabupaten Bogor Kawasan Timur tahun 2011 yang sebagian besar bertipologi persawahan dengan cakupan wilayah di Kecamatan Suka Makmur, Jonggol, Kelapa Nunggal dan Cileungsi seperti yang tertera pada Tabel 36 dan digambarkan pada Gambar 43. Delapan desa Swadaya kategori mula tersebut memiliki masalah pada variabel ekonomi masyarakat yang memiliki indeks terendah sebesar 0,21 dan variabel pendidikan masyarakat memiliki indeks 0,47, sedangkan untuk infrastruktur, sumberdaya alam dan lingkungan dan kesehatan masyarakat cenderung memiliki nilai indeks yang lebih tinggi dimana indeks infrastruktur 0,52, indeks sumberdaya alam dan lingkungan 0,70 dan indeks kesehatan masyarakat 0,84. Variabel ekonomi masyarakat yang berindeks sangat rendah yaitu 0,21 yang disebabkan indikator kompositnya rendah yaitu rendahnya industri kecil dan mikro, akses ke fasilitas ekonomi seperti warung kelontong dan pertokoan, jumlah dan jenis lembaga simpan pinjam, fasilitas kredit dan fasilitas pasar desa. Variabel pendidikan masyarakat memiliki indeks yang rendah yaitu 0,47 juga harus menjadi perhatian pemerintah daerah Kabupaten Bogor. Indeks pendidikan masyarakat rendah dikarenakan indikator kompositnya rendah yaitu rendahnya
122
fasilitas SLTP, SLTA, jumlah/jenis pendidikan ketrampilan dan taman bacaan masyarakat/perpustakaan.
Sumber: Hasil Pengolahan Podes 2011
Gambar 43 Sebaran Kategori Desa per Kecamatan di Kabupaten Bogor Kawasan Timur Tahun 2011. Determinan permasalahan yang dihadapi oleh 3 desa Swakarya kategori mula di Kabupaten Bogor Kawasan Timur tahun 2011 yaitu Desa Lulut Kecamatan Kelapa
Nungga bertipologi perindustrian/jasa,
Desa Jatisari
Kecamatan Cileungsi dan Desa Sukagalih Kecamatan Jonggol yang bertipologi persawahan adalah memiliki indeks variabel ekonomi masyarakat sebesar 0,28 dan variabel pendidikan masyarakat memiliki indeks 0,53, sedangkan untuk infrastruktur, sumberdaya alam dan lingkungan dan kesehatan masyarakat cenderung memiliki nilai indeks yang lebih tinggi dimana indeks infrastruktur 0,66, indeks sumberdaya alam dan lingkungan sebesar 0,60 dan indeks kesehatan masyarakat 0,88. Variabel ekonomi masyarakat yang berindeks sangat rendah yaitu 0,28 yang disebabkan indikator kompositnya rendah yaitu rendahnya industri kecil dan mikro, akses ke fasilitas ekonomi seperti warung kelontong dan pertokoan, jumlah dan jenis lembaga simpan pinjam, fasilitas kredit dan fasilitas pasar desa. Variabel pendidikan masyarakat memiliki indeks yang rendah yaitu 0,53 dikarenakan indikator kompositnya rendah yaitu rendahnya fasilitas SLTP, SLTA, taman bacaan masyarakat/perpustakaan dan jumlah/jenis pendidikan ketrampilan.
123 Determinan permasalahan yang dihadapi oleh 51 desa Swakarya kategori
madya di Kabupaten Bogor Kawasan Timur tahun 2011 dimana 36 desa diantaranya bertipologi persawahan, 13 desa bertipologi perindustrian/jasa, sisanya bertipologi perladangan dan perkebunan berdasarkan Tabel 36 adalah memiliki masalah kelembagaan dimana indeks sosial budaya yang rendah yaitu 0,48 sedangkan indeks modal sosialnya sangat tinggi yaitu 0,93. Nilai indeks sosial budaya yang rendah yaitu 0,48 disebabkan indikator kompositnya rendah yaitu rendahnya jumlah dan jenis lembaga non profit yang aktif, kelompok olah raga, tempat ibadah dan akses ke tempat hiburan seperti bioskop dan lainnya. Determinan permasalahan yang dihadapi oleh 11 desa Swakarya kategori lanjut di Kabupaten Bogor Kawasan Timur tahun 2011 dengan komposisi 7 desa bertipologi perindustrian/jasa dan 4 desa bertipologi persawahan. Ke-11 desa Swakarya kategori lanjut tersebut memiliki masalah tata kelola/pemerintahan desa dimana indeks pemerintahan desa yang rendah yaitu 0,64 yang disebabkan indeks indikator kompositnya yang rendah yaitu rendahnya status pemerintahan desa, proporsi PAD dalam sumber penerimaan APB Desa, pendidikan kepala desa/lurah dan pendidikan sekretaris desa/kelurahan. Determinan permasalahan yang dihadapi oleh 2 desa Swasembada kategori lanjut di Kabupaten Bogor Kawasan Timur tahun 2011 yaitu Desa Wanaherang Kecamatan Gunung Putri dan Desa Cariu Kecamatan Cariu yang bertipologi perindustrian/jasa adalah memiliki masalah pada tata kelola/pemerintahan desa dimana indeks pemerintahan desa yang rendah yaitu 0,69 yang disebabkan indeks indikator kompositnya yang rendah yaitu rendahnya status pemerintahan desa, proporsi PAD dalam sumber penerimaan APB Desa, pendidikan kepala desa/lurah dan pendidikan sekretaris desa/kelurahan.
6.1. Perbedaan Metode Klasifikasi Desa. Perbedaan cara mengklasifikasikan desa antara BPMPD Kabupaten Bogor dengan kajian tesis ini menghasilkan output yang berbeda. Metode yang digunakan BPMPD tidak mengacu kepada Permendagri No 12/2007 tentang Pedoman Penyusunan dan Pendayagunaan Data Profil Desa dan Kelurahan, Kementerian Dalam Negeri yang menggunakan banyak indikator untuk menghitung indeks klasifikasi desa dan kategori desa serta diperkaya dengan
124
analisis tipologi desa, melainkan hanya membobot desa dengan menggunakan indikator jumlah keluarga miskin, jumlah penduduk usia SD (6-12 tahun), jumlah penduduk usia SMP (12-15 tahun), jumlah balita, keterjangkauan (jarak dari pusat kabupaten ke desa), jumlah penduduk dan luas wilayah dimana data ini tidak diambil dari data Podes BPS kemudian indikator tersebut dibobot, nilai bobot desa tersebut dianalogikan kedalam klasifikasi desa Swadaya, Swakarya dan Swasembada. Banyaknya desa menurut klasifikasi desa di Kabupaten Bogor seperti yang di publikasikan BPMPD pada Kabupaten Bogor dalam Angka tahun 2011, komposisinya adalah desa Swadaya tidak ada, 351 desa Swakarya dan 77 desa Swasembada. Data ini sangat berbeda sekali dengan hasil olahan Podes 2011 dalam penelitian ini dimana komposisi yang dihasilkan adalah 61 desa Swadaya, 362 desa Swakarya dan lima desa swasembada. Pengolahan data dalam penelitian ini diuji validitas dan reliabilitasnya sehingga data hasil penelitian ini dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.