UPAYA INVESTOR RELATIONS DALAM MENGELOLA REPUTASI PT ENERGI MEGA PERSADA Tbk PASCA DEKONSOLIDASI LAPINDO BRANTAS Inc. JAKARTA (PERIODE JULI 2007-APRIL 2008)
Disusun untuk memenuhi persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Strata (S1) Ilmu Komunikasi
Disusun Oleh :
Nama : Wahyu Lestari Nim : 44206110040 Fakultas : Ilmu Komunikasi Jurusan : Hubungan Masyarakat
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2009
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSTAS MERCU BUANA Nama : Wahyu Lestari NIM : 44206110040 Judul : Upaya Investor Relations Dalam Mengelola Reputasi PT Energi Mega Persada Tbk Pasca Dekonsolidasi Lapindo Brantas Inc. Jakarta (Juli 2007-April 2008) ABSTRAKSI Latar belakang masalah pemilihan judul dalam skripsi ini, bahwa terdapat fungsi PR yang lain dalam perusahaan, khususnya perusahaan terbuka ‘tbk’. Fungsi yang dijalankan PR akan berbeda apabila di dalam perusahaan Tbk, fungsi ini dijalankan oleh Investor Relations (IR). Dalam perusahaan Tbk, IR merupakan bagian dari kegiatan corporate communications yang khusus menangani kebutuhan informasi untuk publik dan kepentingan perusahaan dalam mengkomunikasikan sektor investasi dalam jumlah besar. Tujuan dari penelitian ini adalah peneliti ingin mengetahui bagaimana upaya yang dilakukan IR dalam mengelola reputasi pasca adanya krisis melalui aktivitas yang dijalankan IR. Tinjauan pustaka menurut Agus Kertarto mengenai aktivitas IR dan Ronald D. Smith Strategic Planning For PR yaitu: Formative Research, Strategi dan Taktik Penelitian skripsi ini bersifat deskriptif dengan pendekatan kualitatif karena penulis ingin mengetahui aktivitas IR. Hal tersebut tidak dapat dilakukan dengan instrumen angka pada penelitian kuantitatif. Oleh sebab itu, penulis menggunakan teknik wawancara atau in depth interview sebagai teknik pengumpulan data. Objek penelitian dilakukan pada PT Energi Mega Persada Tbk sebagai perusahaan terbesar di Asia Tenggara yang bergerak dalam bidang eksplorasi dan produksi minyak dan gas. Hasil penelitian menunjukan bahwa aktivitas yang dijalankan IR berhasil dilakukan untuk pengelolaan reputasi perusahaan pasca krisis. Keputusan dekonsolidasi yang diambil EMP sangat membuahkan hasil dalam segi finansial perusahaan, ini juga membuktikan bahwa IR EMP berhasil memanfaatkan peluang yang ada. Kesimpulan dari penelitian ini bahwa, keberhasilan dari aktivitas yang dijalankan IR dapat dilihat dari hasil evaluasi yaitu (1)Jumlah publik yang hadir pada RUPS sebanyak 81,09%. (2)Jumlah pesan yang sampai kepada publik; sebanyak 10 newsrelease dimuat sejumlah 7 media yang mengangkat berita positif terhadap EMP (3)Jumlah analis yang memberi pandangan terhadap EMP; 80% analis memberikan pandangan positif terhadap EMP sehingga hasil ini dapat digunakan untuk mempersuasi publik agar membeli saham EMP.
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa, yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul (Upaya Investor Relations Dalam Mengelola Reputasi PT. Energi Mega Persada,Tbk Pasca Dekonsolidasi Lapindo Brantas.Inc). Skripsi ini disusun untuk memberikan gambaran bagaimana aktivitas IR yang dijalankan pasca krisis yang terjadi di PT Energi Mega Persada, Tbk Jakarta. Aktivitas yang dijalankan Investor Relations berkaitan dengan pengelolaan reputasi merupakan hal yang menarik diteliti, karena reputasi dalam suatu perusahaan sering menjadi cerminan baik atau tidaknya perusahaan tersebut. Berhasilnya aktivitas yang di jalankan Investor Relations pada suatu perusahaan tentu sangat membantu perusahaan dalam mencapai target yang telah ditentukan. Artinya aktivitas tersebut sesuai misi perusahan sehingga sejalan dengan target. Mulai dari proses awal pembuatan sampai pada tahap penyelesaian skripsi ini, penulis telah banyak dibantu oleh berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak – pihak sebagai berikut : 1. Ibu Siti Dewi Sri Ratna SS, M.Si. selaku dosen pembimbing yang dengan penuh kesabaran memberikan bimbingan dan dukungan kepada penulis 2. Seluruh dosen pengajar FIKOM-PR PKSM Universitas Mercu Buana, Khususnya angkatan IX yang telah memberikan ilmunya. 3. Seluruh Staf Tata Usaha Fikom UMB, petugas perpustakaan, yang telah bersedia untuk memberikan pelayanan terbaik. Terima kasih atas bantuan pelayanan yang diberikan. 4. Bapak Herwin W. Hidayat dan Seluruh staff IR yang telah membantu memberikan data-data yang berkaitan dengan penulisan skripsi ini. 5. Seluruh narasumber , Bapak Hari, IbuSofia, Ibu Christina dan Bapak Yogi
6. Bapak dan Mamah tercinta, serta Mas Agus, Mb Ari, Chaunk dan semua keponakan tercinta telah memberikan motivasi dalam bentuk materi dan doa. 7. Raditia Marendra dan keluarga terimakasih untuk semua dukungan, kasih sayang, kesabaran, pengertian dan semua waktu yang diberikan dalam membantu penulisan skripsi ini. 8. Seluruh teman–teman angkatan IX di kelas PKSM PR Meruya, teman-teman EMP dan teman-teman ex. Tarakanita angkatan 2002 terima kasih atas buku pinjaman, dukungan dan semangat yang diberikan.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan didalam penyusunan skripsi ini, karena ketidak sempurnaan dan keterbatasan kemampuan. Namun demikian penulis sangat berharap skripsi ini dapat menjadi sumbagsih yang berguna
Jakarta, April 2009
Wahyu Lestari
DAFTAR ISI Lembar persetujuan Skripsi.............................................................................
i
Lembar Tanda Lulus Sidang .........................................................................
ii
Lembar Pengesahan Skripsi .............................................................................
iii
Abstraksi ..........................................................................................................
iv
Kata Pengantar..................................................................................................
v
DAFTAR ISI..................................................................................................
vii
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah .............................................................................
1
1.2. Rumusan Masalah ....................................................................................
6
1.3. Tujuan Penelitian .......................................................................................... 6 1.4. Kegunaan Penelitian ..................................................................................... 7 1.4.1 Kegunaan Akademis......................................................................... 7 1.4.2 Kegunaan Praktis ............................................................................ 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Komunikasi ..............................................................................................
8
2.2 Komunikasi Organisasi ............................................................................
9
2.3. Public Relations ........................................................................................
9
2.3.1 Khalayak Public Relations ....................................................
10
2.3.2 Fungsi Public Relations............................................................
10
2.3.3 Media Public Relations............................................................
11
2.3.4 Aktivitas Public Relations.......................................................
12
2.3.5 Strategi Public Relations..........................................................
13
2.4 Perusahaan Go-Pulic ....................................................................................
21
2.5 Investor Relations .......................................................................................
22
2.5.1 Tugas Investor Relations ............................................................
23
2.5.2 Ruang Lingkup Investor Relations .............................................
24
2.6 Pengelolaan Reputasi Dalam Perusahaan ……………………………….
24
2.7 Dekonsolidasi Lapindo .............................................................................
25
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian..........................................................................................
26
3.2 Metode Penelitian....................................................................................
26
3.3 Teknik Pengumpulan Data .....................................................................
27
3.3.1 Data Primer .........................................................................................
27
3.3.2 Data Sekunder ....................................................................................
27
3.4 Nara Sumber ...........................................................................................
28
3.5 Definisi Konsep ....................................................................................
28
3.6 Fokus Penelitian .....................................................................................
29
3.7 Teknik Analisis Data .............................................................................
30
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum PT Energi Mega Persada Tbk.....................................
32
4.2 Visi Dan Misi...........................................................................................
33
4.3 Investor Relations dalam ENRG .............................................................
33
4.4 Hasil Penelitian .......................................................................................
34
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan ..............................................................................................
104
5.2 Saran ........................................................................................................
109
DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR PUSTAKA
1
BAB I PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Komunikasi merupakan suatu tindakan yang memungkinkan kita untuk
mampu menerima dan memberikan informasi atau pesan sesuai dengan kebutuhan. Komunikasi menjembatani aspek–aspek informasi dan keterlibatan mereka dalam pola aliran komunikasi membawa dampak yang berarti lagi masing–masing pihak. Salah satu definisi menyebutkan bahwa organisasi merupakan suatu kumpulan atau sistem individual yang melalui satu hirarki jenjang dan pembagian kerja serta berupaya mencapai tujuan yang ditetapkan.26 Corporate Communication is the activities undertaken by an organization to communicate both internally with employees and externally with existing and prospective customers and the wider public. Corporate communication is sometimes used to refer principally to external communication and sometimes to internal communication, but strictly speaking covers both. The term implies an emphasis on promoting a sense of corporate identity and presenting a consistent and coherent corporate image. 27 Public Relations (”PR”) adalah unsur yang berkaitan dengan komunikasi melalui keseksamaan dalam mendengarkan opini publiknya dan kepekaan dalam menginterpretasikan setiap kecenderungan kegagalan dalam komunikasi dan mengevaluasi
serta
mempertimbangkan
kemungkinan-kemungkinan
untuk
mengubah sifat, pendekatan atau penekanan setiap fase kebijaksanaannya. Sejalan dengan perkembangan dunia usaha, fungsi PR menjadi begitu luas dan terkadang fungsi nyatanya hanya sebagai media relations, hal ini dapat terjadi akibat ketidaktahuan pihak manajemen tentang fungsi PR secara keseluruhan ataupun bisa dikarenakan oleh ketidakmampuan PR dalam menunjukkan apa-apa 26 27
Sendjaja, S Djuarsa,. Teori Komunikasi. (Jakarta,Universitas Terbuka: 1998), hal 132 http://dictionary.bnet.com/definition/Corporate+Communication.html
1
2
yang sesungguhnya bisa dilakukan baik untuk kemajuan perusahaan maupun untuk menangani adanya krisis. Dalam menjalankan perannya, PR membagi aktivitasnya ke dalam dua bagian yaitu: aktivitas internal dan aktivitas eksternal. Aktivitas internal seperti : hubungan dengan manajemen, hubungan dengan karyawan sedangkan aktivitas eksternal seperti : hubungan dengan media (Media Relations), hubungan dengan investor (Investor Relations) dan hubungan dengan pemerintah (Goverment Relations).Public Relations eksternal ini mengacu segenap bentuk kegiatan komunikasi korporat yang diarahkan pada khalayak diluar perusahaan.28 Investor Relations (IR) adalah bagian dari PR dalam perusahaan korporat yang membangun dan menjaga hubungan yang bermanfaat dan saling menguntungkan dengan shareholder dan pihak lain di dalam komunitas keuangan dalam rangka memaksimalkan nilai pasar.29 Dalam penelitian ini, penulis menjadikan PT Energi Mega Persada Tbk (”EMP”) sebagai objek penelitian. EMP merupakan perusahaan eksplorasi dan produksi minyak dan gas yang terbesar dengan tingkat pertumbuhan tercepat di Indonesia yang sahamnya terdaftar sejak 2004 dalam bursa saham dan diperdagangkan secara umum (publicity-listed), memiliki 5 anak perusahaan seperti Kondur Petroleum SA, PT Sembrani Persada Oil (Semco), Kalila (Bentu) limited, Kalila (Korinci Baru) dan Insani Mitrasani Gelam. Visi EMP adalah ingin menjadi suatu perusahaan public terkemuka, handal dan aktif dalam seluruh jajaran industri minyak dan gas bumi yang memberikan manfaat maksimal bagi semua pihak yang berkepentingan (stakeholders) dan mempunyai misi untuk menjadi perusahaan eksplorasi & produksi terdepan di Asia Tenggara di tahun 2016 dengan menghasilkan nilai balik modal yang layak bagi investor, disegani dalam industri terkait, pertumbuhan cadangan dan produksi secara material dan menjadi perusahaan idaman bagi para pencari kerja.30 Sebagai perusahaan yang telah go public, EMP merupakan perusahaan yang mempunyai reputasi yang baik. Ini dilihat dari harga saham yang terus
28
Anggoro, 2000, p.130 Cutlip, Center & Broom. Effective Public Relations, USA, Prentice Hall, 2000. hal.25 30 Laporan Tahunan 2005 PT EMP Tbk, hal 04
29
3
meningkat dari pembukaan pada IPO tahun 200431. Harga saham dapat mencerminkan baik dan buruknya reputasi suatu perusahaan public. Reputasi adalah opini umum tentang sesuatu. Reputasi terdiri dari persepsi, bagaimana pihak lain melihat kita. Apabila perusahaan mengalami suatu krisis, PR diperhitungkan sebagai langkah terbaik perusahaan dalam menjaga dan memelihara reputasi. Pengelolaan reputasi dalam EMP dilakukan oleh unit IR yang memiliki tugas nyata menambah nilai saham perusahaan. IR harus memberikan kontribusi langsung terhadap suksesnya suatu bisnis. Jika tugas yang harus dilakukan adalah untuk menjaga serta mengelola reputasi & hubungan relasi, maka efek yg ditimbulkan harus dapat dirasakan secara nyata, dan bukan hanya menimbulkan ‘rasa nyaman’ yang semu, artinya adalah seorang IR bertugas untuk membangun reputasi positif organisasi/perusahaannya, tetapi juga harus bertanggung jawab atas fakta-fakta sehingga citra yang terbangun tidak berdasarkan atas pondasi khayal belaka. IR harus dapat menciptakan suatu dialog dengan publik utama & untuk membangun reputasi untuk menghasilkan manfaat yang nyata bagi perusahaan sehingga publik dapat dipengaruhi untuk mendukung perusahaan. Reputasi yang ada adalah suatu hasil yang diperoleh dari kerja keras IR dalam menjaga kepercayaan pemegang saham agar tetap merasa bagian dari EMP dan tetap mempercayakan sahamnya di EMP. Lain halnya apabila suatu perusahaan mengalami krisis. Krisis yang terjadi di EMP adalah sangat berpengaruh terhadap reputasi perusahaan. Lapindo Brantas Inc. (LBI) adalah salah satu bisnis unit EMP sebelum dekonsolidasi, telah mengalami musibah pada bulan Mei 2006. Salah satu target 31
EMP shareprice (terlampir)
4
usaha yang terletak di Sidoarjo, Jawa Timur yaitu sumur Banjapanji mengalami kehilangan kontrol atas pemboran. Beberapa jam setelah terjadinya gempa bumi berkekuatan 6,2 skala richter, uap, air dan gas terlihat keluar ke permukaan tanah. Lubang yang menyembur itu berada sekitar 200 meter dan 500 meter dari sumur eksplorasi Banjarpanji-1. Beberapa ahli ilmu bumi menyebutkan bahwa di kawasan Sidoarjo itu memang terdapat gunung lumpur dan lumpur meluap ke permukaan bumi setelah terjadinya gempa dua hari sebelumnya yang disinyalir gempa tersebut membuat retakan dari dalam tanah ke permukaan. Jadi melalui retakan itulah lumpur muncul. Seorang Jaksa bernama Ritonga di Jatim menunjukkan sebuah foto satelit yang menunjukkan bahwa semburan lumpur terjadi bukan dari lubang yang di bor yang dibuat LBI. Semburan ini berjarak 150 meter dari semburan lumpur.32 Dalam hampir 1,5 tahun ini LBI yang merupakan salah satu bisnis unit EMP menjadi sorotan publik dan media massa baik cetak maupun elektronik. Bukan hanya LBI saja yang mendapat citra buruk dalam publik, tapi EMP sebagai holding juga mendapat imbas dari krisis ini. Kepercayaan dari pemegang saham sangat menentukan harga saham EMP sebagai perusahaan publik. Dalam rangka penanggulangan pergerakan saham EMP sendiri pasca meluapnya Lumpur Sidoarjo juga boleh dibilang kurang memuaskan. Tercatat ada penurunan pergerakan harga saham dari sekitar Rp900-an (sebelum Lumpur Sidoarjo meluap) menjadi Rp600-an (setelah Lumpur Sidoarjo meluap). Hal ini disebabkan sentimen publik yang menganggap bahwa LBI harus membayar ganti rugi, sehingga beberapa kalangan memprediksi bahwa LBI akan mengalami kesulitan keuangan yang nantinya berpengaruh terhadap keuangan EMP sebagai induk perusahaan. 32
www.kompas.com, 30 Mei 2008
5
Kejadian ini juga telah ditangani pemerintah dan pemerintah juga mempunyai andil dalam relokasi Sidoarjo karena luapan lumpur ini telah merugikan masyarakat dan usaha masyarakat serta banyak fasilitas umum yang rusak, oleh sebab itu pemerintah mengeluarkan Keppres No.13/2006 dan Perpres No.14/2007 yang menuntut adanya tindakan penanggulangan krisis lumpur Sidoarjo. Tersebut juga dalam kompas.com, Selasa, 19 Februari 2008 Dua angggota Tim Pengawas Penanggulangan Lumpur Sidoarjo (P2LS) mengatakan bahwa status apapun yang diberikan terhadap luapan lumpur di Sidoarjo tidak akan menggugurkan kewajiban Lapindo Brantas Inc. 33 Menindak lanjuti hal tersebut, pihak LBI. membutuhkan pendanaan yang besar untuk memenuhi tanggung jawabnya. Dalam hal ini, Manajemen memutuskan PT Minarak Labuan sebagai perusahaan terafiliasi telah memberikan pinjaman untuk pendanaan LBI dalam bertanggung jawab dan mengambil alih setiap tuntutan, gugatan dan atau ganti rugi dari pihak ketiga dan PT Minarak Labuan juga bertanggung jawab atas biaya dan pendanaan yang diperlukan dalam melaksanakan kegiatan operasional blok Brantas. Oleh sebab itu pada tanggal 12 September 2007, Investor Relations EMP telah mengeluarkan Press Release yang menyatakan bahwa LBI sudah tidak dikonsolidasikan ke dalam pembukuan EMP per tanggal 1 Juli 2007. Adanya perbedaan waktu antara pelaksanaan dekonsolidasi dan pengumuman kepada publik dikarenakan IR membutuhkan waktu untuk menyiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan untuk dekonsolidasi. Dekonsolidasi adalah pelepasan (dilepasnya) suatu perusahan anak dari perusahaan induk. Dalam hal ini, LBI sebagai anak perusahaan sedangkan EMP sebagai induk perusahaan. Penulis memilih berkonsentrasi pada topik upaya IR dalam megelola reputasi perusahaan pasca dekonsolidasi LBI pada Juli 2007-April 2008. Dengan adanya penulisan ini diharapkan dapat membuka wacana baru bagi pihak–pihak yang membutuhkan. Selain hal tersebut, penulis tertarik kepada Investor Relations 33
www.kompas.com 19 Februari 2008
6
PT Energi Mega Persada Tbk karena hasil kerja keras unit ini patut dibanggakan. Berikut adalah kutipan dari berita mengenai kenaikan saham EMP. Kenaikan indeks dipimpin oleh saham unggulan, seperti Aneka Tambang yang menanjak Rp350 menjadi Rp3.600, Energi Mega Persada naik Rp70 ke posisi Rp1.410, Tambang Timah melambung Rp1.100 ke level Rp28.400, Innternasional Nickel menambah Rp250 menjadi Rp8.150 dan Bakrie Plantations naik Rp25 ke harga Rp2.625. 34 Adapun variabel utama yang diangkat dari penelitian ini berkaitan dengan aktivitas unit Investor Relations, dalam hal ini EMP sebagai objek penelitian karena EMP merupakan perusahaan eksplorasi dan produksi minyak dan gas terbesar di Indonesia yang telah go public dan belum pernah menjadi objek penelitian di MercuBuana serta EMP pernah menjadi sorotan publik maupun pemerintah karena adanya suatu krisis yang menimpa salah satu bisnis unitnya yaitu Lapindo Brantas Inc. pada tahun 2006 dan masih berlangsung sampai tahun 2008. 1.2
Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis merumuskan masalah
penelitian sebagai berikut: ’Bagaimana upaya yang dilakukan Investor Relations dalam mengelola reputasi PT Energi Mega Persada Tbk pasca dekonsolidasi Lapindo Brantas Inc. pada Juli 2007- April 2008 ?’ 1.3
Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah mengetahui upaya yang dilakukan
Investor Relations dalam mengelola reputasi PT Energi Mega Persada Tbk pasca dekonsolidasi Lapindo Brantas Inc melaui aktivitas yang dijalankan pada Juli 2007-April 2008, di mana upaya yang dicapai dapat berpengaruh terhadap kemajuan perusahaan dalam bidang penanaman modal. 34
www.beritasore.com/2008
7
1.4
Kegunaan Penelitian
1.4.1
Kegunaan Akademis Penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi bagi Fakultas Ilmu
Komunikasi, khususnya jurusan Public Relations dalam memahami langkah– langkah yang dilakukan unit Investor Relations dalam aktivitas perusahaan pasca krisis. 1.4.2
Kegunaan Praktis Memberikan masukan baik langsung maupun tidak langsung bagi unit
Investor Relations PT Energi Mega Persada Tbk mengenai aktivitas perusahaan pasca dekonsolidasi Lapindo Brantas Inc.
8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1
Komunikasi Komunikasi merupakan kebutuhan yang layak untuk diperhatikan dalam
suatu organisasi maupun bermasyarakat dan merupakan suatu kegiatan rutin yang tidak disadari kepentingannya, bahwa kepentingan komunikasi adalah hal yang biasa yang sudah selayaknya ada. Setiap hari dan setiap saat manusia melakukan aktifitas komunikasi antar pribadi. Memahami komunikasi berarti memahami apa yang terjadi selama komunikasi komunikasi berlangsung, Komunikasi merupakan suatu tindakan yang memungkinkan kita untuk mampu menerima dan memberikan informasi
atau pesan sesuai dengan kebutuhan. Komunikasi
menjembatani aspek-aspek informasi dan keterlibatan mereka dalam pola aliran komunikasi membawa dampak yang berarti bagi masing-masing pihak. Menurut William Albig dalam bukunya Public Opinion, komunikasi adalah bentuk seni untuk membangun bahasa menjadi suau kesatuan dalam bentuk suara, warna dan gerakan yang dapat berevolusi untuk mewujudkan jiwa manusia yang tumbuh dan berkembang35. Selanjutnya, dalam buku The Process and Effects of Mass Communications, Wilbur Scram mengemukakan bahwa bila kita mengadakan komunikasi berarti kita berusaha untuk mengadakan commons (persamaan) dengan orang lain Dan Bernard Berelson mengemukakan pendapat Carl I. Hovland di dalam Reader in Public Opinion and Communication (1953) mendefinisikan komunikasi adalah proses dimana individu mengoperkan perangsang (biasanya lambang-lambang bahasa) untuk merubah tingkah laku individu – individu yang lain.36 Dari definisi yang dikemukakan oleh pakar diatas, bahwa komunikasi adalah proses penyampaian pesan dengan atau tanpa sebuah media dalam bentuk simbol, warna dan diharapkan adanya respons dari si penerima. Dalam
35 36
William Albig. Public Opinion. (New York, McGraw Hill: 1939), hal 26 Abdurrachman Oemi, Dasar-Dasar Public Relations. (Bandung, Citra Aditya Bhakti: 2001), hal
8
9
penyampaian pesan diharapkan komunikator mempunyai keahlian agar apa yang disampaikan dapat sesuai dengan apa yang diharapkan. 2.2
Komunikasi Organisasi
Komunikasi organisasi dapat didefinisikan sebagai pertunjukan dan penafsiran pesan diantara unit-unit komunikasi yang merupakan bagian dari suatu organisasi tertentu. Komunikasi organisasi terjadi kapanpun setidak-tidaknya satu orang menduduki jabatan dalam suatu organisasi menafsirkan suatu pertunjukan37. Di dalam organisasi dikenal dengan dua bentuk komunikasi yaitu; komunikasi internal dan komunikasi eksternal. Komunikasi internal adalah komunikasi yang dilakukan baik dengan karyawan maupun manajemen. Salah satu fungsi komunikasi eksternal yang dilakukan oleh PR adalah menjaga hubungan dengan Investor, dalam hal ini dilakukan oleh unit Investor Relations. Komunikasi eksternal bertujuan untuk menciptakan komunikasi dua arah yang sifatnya informatif dan persuasif kepada pihak yang terkait, seperti Bapepam, Bursa Efek, Manajer Investasi, Analis pasar modal, publik maupun pemerintah. IR harus memberikan informasi yang jujur, berdasarkan fakta dan harus diteliti, karena publik mempunyai hak untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya tentang suatu yang menyangkut kepentingannya. 2.3
Public Relations
Public Relations (hubungan masyarakat) merupakan bidang atau fungsi tertentu yang diperlukan oleh setiap organisasi, kehadirannya menjadi elemen pendukung dalam menentukan pencitraan organisasi yang positif sesuai harapan. Terjemahan dari istilah Public Relations terdiri dari semua bentuk komunikasi yang terselenggara antara organisasi yang bersangkutan dengan siapa aja yang berkepentingan didalamnya.38 Menurut definisi terbitan Institute of Public Relations (IPR), yakni Humas adalah
keseluruhan
upaya
yang
dilangsungkan
secara
terencana
dan
berkesinambungan dalam rangka menciptakan dan memelihara niat baik dan 37 38
Deddy Mulyana, Komunikasi Organisasi. (Bandung, Remaja RosdaKarya: 2006), hal 32 Frank Jefkins. Effective Public Relations, Edisi kelima .(Jakarta, Erlangga: 2003), hal 9
10
saling pengertian antara suatu organisasi dengan segenap khalayaknya. Berarti PR adalah keseluruhan rangkaian kegiatan yang diorganisasikan sebagai suatu rangkaian kampanye atau program yang terpadu. Frank Jefkins sendiri mendefinisikan PR adalah semua bentuk komunikasi yang terencana, baik itu ke dalam maupun keluar, antara suatu organisasi dengan semua khalayaknya dalam rangka mencapai tujuan-tujuan spesifik yang berlandaskan pada saling pengertian. 2.3.1
Khalayak Public Relations Khalayak adalah kelompok atau orang-orang yang berkomunikasi dengan
suatu organisasi baik secara internal maupun eksternal. Khalayak/publik perlu ditetapkan dalam megelola reputasi agar seluruh program yg dikerjakan praktisi PR menjadi lebih terarah, terutama pesan-pesan yg akan disampaikannya agar menjadi lebih efektif. Dari pengertian PR menurut Frank Jefkins diatas, publik PR dibagi menjadi : a. Publik
internal:
publik
yang
berada
di
dalam
lingkup
organisasi/perusahaan. Seperti : Manajemen, Investor, Dewan Direksi, Karyawan dan Keluarga karyawan b. Publik eksternal: publik yang mempunyai kepentingan terhadap organisasi yang berada diluar organisasi. Seperti : konsumen, media massa, distributor, pemerintah, masyarakat sekitar, LSM 2.3.2
Fungsi Public Relations
Pada awalnya peran PR dalam perusahaan adalah sebagai pembuat berita mingguan, mempublikasikan newsletter untuk karyawan dan membuat acaraacara kegiatan untuk karyawan agar tercipta hubungan harmonis antara perusahaan dan karyawan. Setelah peran in di jalankan dengan baik, PR kembali
11
diberikan tugas untuk menangani publisitas karyawan yang berprestasi sampai menangani publisitas kesuksesan perusahaan.39 Seiring pertumbuhan perusahaan yang pesat sampai dikenal dengan perusahaan go public, PR mengemban tanggung jawab menjaga hubungan dengan investor dan analisis keuangan (finance analyst), agen pemerintah disemua level mulai pemerintah daerah hingga pemerintah pusat, serta kelompok masyarakat sampai kelompok yang mempunyai kepentingan lainnya (LSM). Untuk menjalankan fungsi PR kepada publik eksternal ini, perusahaan memberikannya kepada IR. IR adalah bagian dari PR dalam perusahaan yang bertugas menambah nilai saham perusahaan. Dengan adanya komunikasi yang baik dari organisasi ke publik internal akan menghasilkan hubungan yang harmonis di dalam perusahaan sedangkan hubungan yang baik kepada pihak eksternal akan menghasilkan reputasi yang baik bagi perusahaan tersebut. 2.3.3
Media Public Relations
Media komunikasi adalah penyampaian informasi yang ditujukan ke khalayak agar pesan menjadi efektif. Media perusahaan yang biasa dipergunakan sebagai saluran atau sarana komunikasi yang sering digunakan oleh PR untuk menyampaikan pesan kepada publiknya dan sekaligus mampu menyampaikan informasi yang dapat mencerminkan reputasi suatu perusahaan. Media PR tersebut antara lain40 : 1. House Journal House Journal berisi perkembangan dan kemajuan perusahaan dan dipergunakan PR untuk keperluan publikasi. Biasanya berbentuk Brochure, Bulletin, Company Profile, Annual Report dan Prospektus 2. Media Pertemuan Semakin tingginya tingkat persaingan dunia usaha untuk mendapatkan peliputan media, semakin kreatif pula praktisi PR menyelenggarakan acara untuk mendapatkan peliputan dari media. Acara-acara yang
39
Cutlip,Center & Broom. Effective Public Relations. (USA,Prentice Hall: 2000), hal 25 Rosady Ruslan. Manajemen Humas dan Komunikasi, (Jakarta, Raja Grafindo Perkasa:2002) hal 25
40
12
dapat diadakan adalah: konfrensi pers, presentasi, seminar dan public expose 2.3.4
Aktivitas Public Relations
Dalam setiap aktivitasnya, PR selalu melakukan hal yang dapat mencerminkan sisi positif dari perusahaan. Aktivitas di bagi dua yaitu:41 1. Membina hubungan ke dalam PR dapat menerapkan komunikasi internal yang terarah. Dapat membuat kegiatan-kegiatan yang dapat mempererat hubungan antara manajemen, karyawan dan pemegang saham. Contoh menjaga hubungan baik dengan pemegang saham antara lain: Mengadakan laporan rutin tahunan, Mengadakan RUPS Luar Biasa yang bertujuan menginformasikan berita-berita terbaru perusahaan. 2. Membina hubungan ke luar Selain membina hubungan dengan publik internal, PR juga harus mempunyai hubungan baik dengan pihak eksternal. Membina hubungan baik dengan publik eksternal, yang antara lain: a. Menjalin hubungan yang baik bagi media Hubungan media adalah usaha untuk mencari publikasi/penyiaran yang maksimum atas suatu pesan/informasi PR dalam rangka mencipakan pengetahuan dan pemahaman bagi khalayak dari organisasi yang bersangkutan. Tujuan dari hubungan media tidak sekedar memberikan informasi semata, tetapi menciptakan citra yang baik bagi perusahaan. “Controlled media allow the organization to determine various attributes of the message, most importantly its content, but also its timing, presentation, packaging, tone and distribution. Examples of controlled media are newsletters, brochure and corporate videos”.42 Seperti yang dikutip dalam buku Strategic Planning For Public Relations, contoh dari hubungan dengan media seperti; melayani kebutuhan informasi para pencari berita melalui pertemuan rutin, press conference dan kunjungan media. b. Menjalin hubungan yang baik konsumen Konsumen/pelanggan merupakan publik yang sangat penting bagi sebuah perusahaan. Yang disebut dengan konsumen disini bukan hanya mereka yang menggunakan jasa/membeli produk perusahaansaja namun juga perusahaan pembeli dalam partai besar yang disebut sebagai pemasok sekunder “Customers are those publics that receive the products or services of an organizations, such as current or potential consumers, 41 42
Rhenald, Khasali Manajemen Public Relations.(Jakarta, Grafitti Press: 2003), hal 13 Ronald D. Smith, Strategic Planning For Public Relations. (New Jersey, Lawrence Erlbaum Associates Publisher: 1992),hal 153
13
purchasers, clients, students, patients, fans, shoppers and so on. This category also includes secondary customers, who are the customers of your customers”.43 c. Membina hubungan baik dengan pemerintah Dalam kegiatan PR, pemerintah dianggap sebagai publik yang penting bukan saja karena pemerintah adalah pengatur negara dan pembuat keputusan penting yang menyangkut hajat hidup orang banyak, tetapi pemerintah terdiri atas orang–orang yang mempunyai pengaruh yang sangat besar bagi masyarakat dan kegiatan bisnis. Kepentingan pemerintah yang besar pada dunia usaha sering dimanfaatkan oleh dunia usaha ketika menghadapi krisis. Contoh: Lobi kebijakan pemerintah agar sesuai tujuan perusahaan, Mempercepat proses ijin usaha 2.3.5
Strategic Planning For Public Relations Apa itu strategi? Strategi adalah rencana perusahaan secara keselurahan Ini
merupakan bagaimana perusahaan memutuskan apa dan bagaimana untuk mewujudkan yang ingin dicapai. Pengelolaan reputasi dapat dilakukan dengan mengimplementasikan sembilan strategi PR sebagai berikut : 44 A. Fase Formative Research adalah riset formatif yang dilakukan sebelum memulai sebuah program. Riset program dilakukan untuk mendapatkan informasi tambahan yang diperlukan untuk mengarahkan pengambilan keputusan dalam perencanaan. Dalam fase ini diperlukan tiga langkah yaitu: Step 1: Analyzing the Situation Menganalisa situasi adalah langkah pertama yang dilakukan dalam mengelola reputasi. Mengenal dengan baik situasi yang terjadi di dalam dan luar perusahaan. Situasi dapat bersifat positif atau negatif. Ini dapat diidentifikasi sebagai peluang atau hambatan. Jika PR melihat situasi dari sisi positif ini dapat memberi peluang/keuntungan yang potensial kepada perusahaan dan publik. Walaupun perusahaan dalam posisi krisis, suatu halangan dapat menjadi peluang jika masalah tersebut bukan datang dari pihak kita sendiri. Analisa ini melibatkan perencana, klien, supervisor, key person, 43 44
Ibid, Ibid, 19
14
dan para pengambil keputusan dalam menggambarkan seluk beluk peluang dan kemungkinan rintangan program yang akan dikembangkan. Dalam menganalisa situasi, alangkah baiknya kita mengenal ’issues management’. Issues management is the process by which an organization tries to anticipate emerging issues and respond to them before they get out of hand. Ini adalah proses proses dimana organisasi berusaha mengantisipasi dan merespon isu yang penting . Apabila isu dibiarkan maka akan menjadi ‘Crisis Management’. Bagian yang lain dari menganalisa situasi harus mempengaruhi aspek etika. Step 2: Analyzing the Organization Langkah kedua dalam strategi perencanaan adalah proses mempengaruhi audit public relations, yang artinya menganalisa kekuatan dan kelemahan yang dimiliki perusahaan yang biasa di sebut analisa SWOT. Dalam menganalisa ini dipengaruhi oleh tiga aspek yaitu: 1. Internal Environmental; terdiri dari misi, sumber daya dan performance. Dalam aspek ini menganalisa apakah aktivitas sesuai dengan misi perusahaan, bagaimana sumberdaya yang dimiliki dan bagaimana kinerja karyawan dalam menjalankan aktivitasnya.
2. Public Perception; this perception is based on both visibility and reputation Visibility refers to the extent to which an organization is known atau Keadaan dimana perusahaan dapat diketahui oleh khalayak yang luas. Reputation is based on visibility, but it deals with how people evaluate the information they have. 3. External Environment; an important aspect of the external analisis is to consider the nature of any rivalry thet may exist.
15
Hal yang terpenting dalam menganalisa lingkungan eksternal adalah mengetahui pesaing yang mungkin ada disekitar perusahaan seperti; kompetitor/pesaing, opponents/ pihak yang tidak setuju dan pihak pendukung. Step 3: Analyzing the Public Dalam langkah ini, dapat dilakukan dengan mengenal publik. Baik publik internal (karyawan, keluarga karyawan, manajemen, dan investor) maupun publik eksternal (media, pemerintah, konsumen, masyarakat dan LSM). Penting bagi suatu perusahaan mengenali&membatasi khalayak. Four categories of Publics: Customers are those publics that receive the products or services of an organization, such as current or potential consumers, purchaser and client. Atau publik yang memakai produk/jasa yang dihasilkan suatu perusahaan Producers are those publics that provide input to the organization. Enablers are those publics that serve as regulators by setting the norms or standards for organization. Limiters are those publics that in some way reduce or undermine the success of an organization (competitors, opponents and hostile forces). Selain publik-publik yang tersebut diatas, terdapat istilah key public. Key Public adalah khalayak yang akan terlibat pada proses komunikasi dengan organisasi. Mengetahui key public sebuah organisasi dapat membuat organisasi tersebut lebih mudah memusatkan proses komunikasi. Key Public dapat dibedakan menjadi: a) Non Public is a group that does not share any issues with the organization, and no real consequences exist to or from the organization. b) Latent Public is a publics that share an issues with organization but does not yet recognize this situation or its potential. c) Apathetic Public; an aware public that faces an issue and perceives the consequences as being relevant, but it is not organized to discuss and act on the issue.
16
d) Aware Public recognizes that its shares an issues and perceives the consequences as being relevant, but it is not organized to discuss and act on the issues e) Active Public has reachedbthe fullness of what we identity as a public B. Fase Strategi: adalah perencanaan keseluruhan organisasi. Meliputi bagaimana organisasi menentukan apa yang ingin dicapai oleh organisasi dan bagaimana keinginan tersebut akan dicapai.
Step 4: Establishing Goals&Objectives Fokus pada posisi puncak yang akan dicapai oleh organisasi untuk produk atau layanannya. Langkah ini membantu kita membangun tujuan yang jelas, spesifik dan terukur dalam menentukan apa yang ingin dicapai oleh organisasi misalnya awareness, penerimaan atau aksi dari publik. Goals is a statement rooted in the organization mission and vision. In general, communication goals can be categorized as relating to three different types of management situation; reputation management goals, which deal with the identity and perception of the organization; relationship management goals, which focus on how the organization connects with its publics; and task management goals, which are concerned with getting certain things done. Positioning is the process of managing how an organization distinguishes it self with a unique meaning in the mind of its public Objectives is a statement emerging from the organization goals. Awareness Objectives; focus on information, providing the cognitive, or thinking, component of the message, Acceptance Objectives; deal with the effective or feeling, part of message; Action Objectives; take aim at expression and conduct, providing the conative, or behavioral, element of the message Dengan menentukan sasaran&tujuan perusahaan dapat membantu, memudahkan pengelolaan reputasi perusahaan.
Step 5: Formulating Action and Response Strategies Dalam langkah ini sangat baik mempertimbangkan langkah yang akan diambil di dalam situasi tertentu. Menentukan apa yang mungkin akan
17
dilakukan dalam berbagai situasi. Perencana komunikasi memiliki berbagai opsi mengenai apa yang dapat dikatakan oleh organisasi dan akan dikatakan oleh organisasi kepada publiknya. Aksi komunikasi di sini dapat bersifat proaktif atau reaktif tergantung situasi yang diperlukan. a. Proaktive Proactive strategies can be most effective strategies because they are implemented according to planning of the organization, rather than because of need to respond to outside pressure and expectation from publics Action strategies a) Organizational Performance; the performance of the organization is the first and most important area to consider when weighing various strategies communication b) Audience Perticipation; another important strategy initiative for the public relation planner is audience participation. c) Special Event; it’s another useful way to generate audience participation d) Alliance and Coailitions; when two organization join together in a comon purpose, the combined energy offers a real oppurtunity for strategic communication initiatives. e) Sponsorship; its offer anothe proactive step that organization can take to gain visibility and respect among their key public. 45 b. Reaktive Ketika sudah terjadinya akuisisi, organisasi sudah harus bersiapsiap dalam posisi yang aktive kembali untuk menjalankan tujuan organisasi. Dalam merespon tanggapan dari luar organisasi, organisasi seharusnya membangun sasaran. Membangun sasaran dapat dimulai dengan memenangkan pengertian dan perhatian publik, membangun reputasi, yang didalamnya juga membangun kepercayaan.
Ronald
D.
Smith
mengemukakan
beberapa
pendekatan yang bisa dilakukan organisasi dalam memenangkan 45
Ibid, 87
18
hati publik untuk membangun kembali dari suatu krisis. Pendekatan tersebut adalah : 1. Pre-emptive Action Strategy: Prebuttal; its taken before the opposition launches its first charge against the organization Salah satu tipe strategi yang berpengaruh adalah pre-emptive action, ini dapat diambil sebelum pihak oposisi mengumumkan perlawanan kepada organisasi kita.
2. Offensive Response Strategies; PR biasanya merencanakan reaksi offensive response strategies seperti menyerang atau merespon dengan kritikan. Perlawanan ini dilakukan apabila perusahaan itu sangat mengerti bahwa dalam posisi yang kuat. (a)Attack; an attack is an offensive response strategy of claiming that an accusationof wrongdoing is an attemp to impugn the organization reputation. (b) Embarrassment; which organization tries to lessen an opponent influence by using shame or humilitation. (c) Threat; involving that harm will come to the accuser or the purveyor of bad news46 3. Defensive Response; Cara lain strategi komunikasi dalam menanggapi penolakan, pengecualian dan persaingan yang melibatkan reaksi perusahaan terhadap kritik. (a) Denial; is defensive strategy in which the organization refuses to accept blame, claiming that reputed problem doesnt exist. (b) Excuse; in which an organization tries to minimize responbility for the harm or wrongdoing. (c)Justification; which admits the organization did thethe deed but so for good reason 4. Diversionary Response; several diversionary response (a)Concession; is diversioary strategy by which the organization tries to rebuild its relationship with its publics by giving the public something it wants. (b) Ingratiation; tries to solve the problem (3) Dissassociation47 46 47
Ibid, 100 Ibid, 103
19
5. Vocal Commiseration Strategies; Strategi lainnya adalah vocal commiseration strategies organisasi menunjukkan empati dan kepedulian atas krisis yang terjadi kepada publiknya. Ini meliputi (a) concern (b) condolence (c) regret dan (d) apology 6. Rectifying Behavior Strategies Respon yang positif dan kritikan untuk menghadapi pihak oposisi termasuk rectifying behavior strategies. Dimana organisasi dapat melakukan perbaikan dari kerusakan. Seperti: (1)Investigation; is rectifying behavior in which of the organization promises to examine the situation and then to act as the facts warrant.. (2)Corrective Action; involve taking steps to contain a problem, repair damage and/or prevent its recurrence. (3)Restitution; serves the mutual interests of the organization and its publics. (4)Repetance; involves both a change of heart and a change in action. 48 Step 6: Using Effective Communications Sebelum
menggunakan
komunikasi
yang
efektif,
PR
harus
mengidentifikasi publiknya. Dalam tahap ini, mulailah memperlakukan publik sebagai audience, PR mengetahui siapa yang menjadi publiknya dan mempertimbangkan beberapa elemen komunikasi yang efektif untuk berbicara dengan publiknya. Untuk berkomunikasi dengan khalayak perlu ditentukan siapa yang akan menyampaikan pesan, tampilan pesan seperti apa yang ingin disampaikan, bagaimana struktur pesan yang akan disampaikan, kalimat yang akan digunakan dengan simbol–simbol yang seperti apa. Prosess komunikasi terdiri : Informasi Persuasi Dialog
C. Fase Taktik : this integrated approach will become most visible, as you consider the various communication tactics that can be used to achieve your objectives Step 7: Choosing Communications Tactics Ada tiga kategori dalam pemilihan pendekatan berkomunikasi antara lain; 48
Ibid, 107-108
20
1.
Interpersonal Communications; offers face to face opportunities for personal involvement and interaction. (Information Exchange, Special Event) Organizational media; are published or produced by the organization, which controls the message content as well its timing, packaging and distribution. (General Publications; newsletter, bulletins, annual reports. Direct mail; letter) News media; provide oppurtunites for credible presentation of organizational message to large audiences (Newspaper and Computer Based Media). Advertising and Promotional media; are controlled media, generally external to the organization, that also offer access to large audiences. (Print advertising media: magazine, newspaper, directory advertising, house ad & program advertising. Electronic Advertising Media; Television, Radio, Cable vision & computer media. Out of Home Advertising: Outdoor poster, arena poster, signage, out of home, clothing (costume,office accesory, home accesory)
2.
3.
4.
Step 8: Implementing the Strategic Plan Langkah ke delapan ini adalah menetapkan budget dan jadwal untuk mengimlementasikan program apa yang akan dijalankan. Penetapan anggaran dapat
dilakukan
pada
saat
awal
proses
perencanaan.
PR
dapat
mengkatagorikan anggaran seperti: a.
b. c. d.
e.
49
Ibid, 217-218
Personnel; personnel items in a budget include the number of people and the amount of time needed to achieve the result expected of the tactics.( such as for planning, design photography) Material; material items in a budget include a ’things’ associated with the tactics Media Cost; particuralarly the purchase of time and space associated wih advertising tactics. Equipment & fasilities; this categories includes the capital cost of equipment that must be purchased to implement a tactics (such as computer, scanner printer and desktop) Administrative items; a budget also include telephone claim49
21
Step 9: Evaluating the Strategic Plan Metoda
yang
tepat
untuk
mengukur
efektifitas
tools
yang
direkomendasikan untuk dapat mencapai tujuan yang telah ditentukan. Evaluasi dapat dientukan dengan beberapa kategori, yaitu: a.
b. c. d.
2.4
Evaluation output: message production, message dissemination, message cost analyst,advertising equivalency Evaluation of Awareness Objectives: Message exposure, content analysis Evaluation of acceptance objectives: audience feedback and benchmark studies Evaluation of action Objectives: Audience participation and Direct observation50
Perusahaan Go-Public Perusahaan yang telah go public atau Penawaran Umum Efek adalah
perusahaan yang sebagian sahamnya telah dimiliki publik. Rencana go public lazimnya merupakan satu bagian dari corporate planning yang sangat strategis bagi setiap perusahaan dalam rangka mencapai tujuan jangka panjang. Go Public merupakan salah satu alternatif yang cocok untuk memenuhi kebutuhan modal bagi perusahaan – perusahaan yang memiliki prospek masa depan yang baik. Beberapa maanfaat go public bagi perusahaan adalah :51 1. Menghimpun dana besar dan relatif murah 2. Memperkaya pendiri perusahaan 3. Meningkatkan citra dan daya saing perusahaan 4. Meningkatkan loyalitas dan motivasi karyawan 5. Memungkinkan peningkatan modal yang lebih besar 6. Memungkinkan perusahaan memperoleh capital gain Untuk
melakukan
aktivitas
eksternalnya,
perusahaan
go
memberikan wewenang kepada unit IR.
50
Ibid, 229 Agus, Kretarto. Investor Relations ”Pemasaran dan Komunikasi Keuangan Perusahaan Berbasis Kepatuhan”. (Jakarta, Grafiti Pers : 2001), hal 75-76 51
public
22
2.5
Investor Relations
Investor Relations masih relatif baru di Indonesia. Sesuai dengan peraturan Bapepam Nomor: IX.1.4 tentang pembentukan Sekretaris Perusahaan dalam rangka meningkatkan pelayanan emiten atau perusahaan publik kepada masyarakat. Jabatan Sekeretaris Perusahaan (Corporate Secretary) dapat dirangkap oleh direktur emiten. Adapun tugas-tugas sekretaris perusahaan menurut peraturan Bapepam, yaitu52 1. 2. 3.
4.
Penghubung atau contact person antara Emiten atau perusahaan publik dengan Bapepam dan masyarakat Mengikuti perkembangan Pasar Modal, khususnya peraturanperaturan yang berlaku di Pasar Modal Memberikan pelayanan kepada masyarakat atau setiap informasi yang dibutuhkan pemodal yang berkaitan dengan kondisi Emiten atau perusahaan publik Memberikan masukan kepada Direktur Emiten atau perusahaan publik untuk memenuhi ketentuan Undang-Undang nomor 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal dan Peraturan pelaksanaannya.
Seiring perkembangan waktu dan dibeberapa perusahaan tugas-tugas Sekretaris Perusahaan atau Corporate Secretary digantikan oleh unit Investor Relations. Berdasarkan NIRI, Investor Relations didefinisikan sebagai ”Kegiatan pemasaran korporat yang menggabungkan disiplin komunikasi dan pemasaran untuk memberikan gambaran yang tepat mengenai kinerja dan prospek perusahaan kepada para investor atau calon investor.53 Investor Relations adalah bagian dari kegiatan corporate communications yang khusus menangani kebutuhan informasi untuk publik dan kepentingan perusahaan dalam mengkomunikasikan sektor investasi dalam jumlah besar. Secara sepintas kegiatannya merupakan pemasaran korporat maka pejabat atau praktisi yang menjalankan fungsi tersebut bisa disebut dengan Corporate Promotions Officer (CPO) dan Corporate Communication Officer (CCO) karena menggunakan disiplin komunikasi. IR adalah perpaduan fungsi yang terdiri dari keuangan, hukum, marketing dan komunikasi. Di dalam suatu perusahaan, IR di gambarkan sebagai department/divisi yang menangani permintaan baik informsi harga saham maupun kemajuan 52 53
Ibid, hal 1 Ibid hal 11
23
perusahaan dari pemegang saham yang tertarik pada perusahaan tersebut. Kegiatan IR yang sangat strategis berada dibawah tanggung jawab direksi yaitu kepada Chief Operating Officer dan jika diperlukan akan berhubungan langsung dengan Financial Director. IR dapat dikatakan sebagai penyedia informasi perusahaan bagi penanam saham (stakeholder). Sekarang ini, perusahaan mendedikasikan IR Officer untuk menangani pertemuan-pertemuan dengan pemegang saham, press conference, membuat laporan tahunan dan website perusahaan. IR juga mempunyai fungsi mengawasi isu-isu terbaru baik yang terjadi dalam perusahaan dan luar perusahaan. Koran adalah salah satu alat yang dapat membantu IR mengawasi isu-isu yang beredar di publik. Dari pengertian diatas, pekerjaan IRO sangat dekat hubungannya dengan Corporate Secretary. Kebanyakan IRO mempunyai akses bekerjasama dengan Chief Executive Officer berkaitan dengan kemampuan mengatasi tuntutan yang berhubungan dengan hukum dan harga saham perusahaan, IR juga berfungsi sebagai manajemen krisis seperti dalam masalah pergantian struktur perusahaan (direksi dan komisaris) sampai bencana yang berasal dari industri perusahaan. 2.5.1 Tugas Investor Relations Tanggung jawab utama fungsi IR adalah membantu proses pembentukan pasar modal yang efisien degnan menyediakan informasi perusahaan yang relevan dan akurat. Selain itu adapun tugas Investor Relations Officer adalah 54 1. Membantu pucuk pimpinan perusahaan dalam menyusun strategi bisnis, terutama yang berhubungan dengan permodalan 2. Menyusun program dan anggaran investor relations 3. Memberikan layanan informasi dan mengembangkan hubungan yang baik dengan para pihak yang berkepentingan dengan investor saham, broker institusi maupun ritel, pejabat-pejabat Bursa Efek dan Bapepam, para wartawan pasar modal, serta m asyarakat yang tertarik pada kinerja dan prospek perusahaan 54
Ibid, 14
24
4. 5.
Bertindak sebagai juru bicara perusahaan dihadapkan masyarakat pasar modal Mengevaluasi hasil-hasil yang dicapai, menyesuaikan program untuk mencapai maksud dan tujuan yang telah ditetapkan.
2.5.2 Ruang Lingkup Investor Relations Pada dasarnya, target Investor Relations adalah para pihak yang berkepentingan dengan perusahaan (stakeholder). Stakeholder dalam Investor Relations dibagi dalam dua kelompok yaitu55; 1. Stakeholder internal, yaitu pemegang saham, komisaris, direksi, manager, karyawan dan anggota keluarga karyawan. Namun investor dapat dikatakan sebagai stakeholder internal apabila ia merupakan pemegang saham yang memang menanamkan investasi dalam kurun waktu yang cukup lam dan terikat oleh perusahaan serta memiliki hak dalam RUPS 2. Stakeholder eksternal yaitu pemerintah melalui Bapepam, Bursa Efek, Perusahaan Efek yang terdiri dari penjamin emisi, broker, manager, investasi, custodian, penasehat, pemasok, penyalur, konsumen, kreditur hingga masyarakat calon publik 2.6 Pengelolaan Reputasi Dalam Perusahaan Reputasi adalah opini umum tentang seseorang/sesuatu berdasarkan apa yang terlihat, opini ini tercipta dari bagaimana publik mengevaluasi berdasarkan informasi yang mereka punya. Reputasi merupakan apa yang mereka ucapkan dan apa yang mereka perbuat secara verbal, pesan yang disampaikan, secara terencana atau tidak terencana yang datangnya dari perusahaan. Mengukur reputasi perusahaan belakangan ini makin banyak dilakukan perusahaan di Indonesia dalam mengelola reputasinya. Tidak bisa dipungkiri apa yang terjadi dengan Breadtalk, McDonald, Newmont56 dan salah satunya Lapindo Brantas Inc. menjadi pemicu yang mendatangkan hikmah akan pentingnya mengelola reputasi perusahaan.
Pengelolaan reputasi secara baik diperlukan pengukuran reputasi. Proses ini jika dilakukan secara baik akan dapat menunjukkan bagaimana reputasi perusahaan jika dibandingkan dengan reputasi pesaing. Selain itu pengukuran reputasi perusahaan juga dapat menunjukkan sektor dan stakeholder mana saja yang perlu diprioritaskan untuk dibenahi. Secara umum hasil pengukuran ini juga 55 56
Ibid, 19 Silih. A. Wasesa. Strategi Public Relations. ( Jakarta, Gramedia:2006), hal 27
25
berfungsi sebagai road map bagi proses pengelolaan reputasi itu sendiri. Reputasi tidak hanya mengandalkan pengalaman dari sebuah perusahaan. Reputasi didasari oleh profesionalisme dan integritas yang tinggi. Dalam hal ini, semakin baik penjamin emisi efek dala perusahaan Tbk, semakin tinggi keyakinan para calon investor untuk membeli saham perusahaan.57 Reputasi merupakan sebuah jembatan antara suatu organisasi dengan para stakeholder nya, reputasi menterjemahkan tindakan di masa lalu, saat ini serta masa depan ke dalam suatu sinyal informasi yang dimengerti oleh setiap stakeholder.58 Reputasi suatu perusahaan go public dapat dilihat dalam pergerakan harga saham selama perusahaan tersebut berkembang. Dalam mengelola reputasi, haruslah dilandasi dengan kemampuan yang handal dalam berkomunikasi. 2.7 Dekonsolidasi Lapindo Dekonsolidasi adalah pelepasan suatu anak perusahaan kepada pihak lain karena adanya suatu alasan tertentu. Dekonsolidasi dilakukan untuk membantu agar perusahaan induk tetap dapat berkembang dan mengembangkan usahanya. Konsolidasi dilakukan sebagai tanggung jawab perusahaan kepada pihak tertentu. Berdasarkan Perjanjian Pengelolaan Perusahaan tanggal 1 Juli 2007 yang ditandatangani oleh Perusahaan dan Minarak Labuan Co. Ltd (MLC) dan sesuai keputusan pemegang saham yang diambil dalam RUPS biasa tanggal 14 Maret 2007, Perusahaan tidak lagi menanggung kerugian yang dibukukan oleh LBI, Kalila Energy Ltd. (KEL) dan Pan Asia Enterprise Ltd. (PAN). 59
57
Agus Kretarto, loc.it hal 81 A.B. Susanto, Strategic Management Approach, Corporate Social Resposibility,TJCG. Jakarta, 2007 59 Laporan tahunan PT Energi Mega Persada Tbk. 2007, hal 29 58
26
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1
Tipe Penelitian Dalam penelitian ini, tipe yang digunakan adalah tipe penelitian yang
bersifat deskriptif, yaitu memberikan gambaran dari suatu gejala sosial tertentu secara sistematis fakta atau karakteristik populasi tertentu atau bidang tertentu secara faktual dan cermat. Penelitian deskriptif ini tanpa pengujian terhadap suatu hipotesa, pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah kualitatif. Data–data yang dikumpulkan adalah berupa kata-kata, gambar dan bukan angka-angka60. Pada hakekatnya ada dua macam analisa data yaitu analisis kualitatif dan analisis kuantitatif. Menurut Vredenbergt, kualitatif lebih menekankan pada pencarian struktur hubungan yang ada pengujian hubungan-hubungan tersebut. Pendekatan kualitatif dalam penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh data dan analisis yang sifatnya mendalam.61 Kirk dan Miller yang dikutip oleh Lexy J. Moleong mendefinisikan bahwa penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam Ilmu Pengetahuan Sosial yang secara fundamental tergantung kepada pengamatan manusia dalam kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orang–orang tersebut dalam bahasanya dan dalam peristilahannya.62 Di dalam penelitian kualitatif, ada beberapa unsur–unsur pokok yang digunakan sebagai acuan yaitu :63 1. Tempat (lokasi); 2. Pelaku (Subjek); pelaku atau subjek yang bertindak. 3. Suatu kegiatan tertentu; merupakan kegiatan atau wadah aktivitas orang dalam wadah tertentu 3.2
Metode Penelitian
Meode penelitian yang dipakai oleh penulis adalah metode penelitian yang bersifat studi kasus yaitu salah satu metode penelitian ilmu-ilmu sosial yang digunakan dengan mempelajari catatan-catatan dari kasus-kasus tertentu, seperti jurnal, majalah yang dapat dijadikan sumber informasi data dan bahan-bahan materi untuk melakukan penelitian.64 60
Kirk dan Miller dalam Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif.(Bandung, Remaja Rosdakarya: 1990), hal. 11 61 Vredenbergt, Metode dan Teknik Penelitian Masyarakat. (Jakarta, Gramedia: 1978), Hal 9 62 Kirk dan Miller dalam Lexy J. Moleong,op.cit , hal. 4 63 Rosady Ruslan, Metode Penelitian PR dan Komunikasi (Jakarta, Rajawali Pers: 2006),hal 221 64 Ibid,11-12
26
27
Dalam penelitiaan studi kasus, yang mana suatu lembaga atau sejumlah lembaga menjadi subjek penelitian untuk dianalisis secara mendalam, dengan melakukan studi pengamatan, dimana setiap kelompok diteliti dan dilaporkan. Secara umum
studi kasus
merupakan
strategi
yang pertanyaan
penelitiannya berkenaan dengan ’how’ dan ’why’, bila peneliti hanya mempunyai sedikit peluang untuk mengontrol peristiwa-peristiwa yang akan diselidiki dan bilamana fokus penelitiannya terletak pada fenomena kontemporer (masa kini) di dalam konteks kehidupan nyata. 3.3
Teknik Pengumpulan Data
3.3.1
Data Primer;
Data primer dapat dilakukan dengan wawancara mendalam (in depth interview) dengan key informan. In Depth Interview adalah suatu teknik dalam penelitian kualitatif, dimana seorang responden mengkomunikasikan bahan-bahan dan mendorong untuk didiskusikan secara bebas. Wawancara mendalam dapat dilakukan dengan menggunakan telepon.65 Seringkali pewawancara atau interviwer dilatih secara psikologis agar dapat menggali perasaan dan sikap yang tersembunyi dari responden. 3.3.2
Data Sekunder Data sekunder dapat dilakukan dengan cara studi kepustakaan serta
data/dokumentasi dari kegiatan Investor Relations yang bersifat internal maupun eksternal, data penelitian yang diperoleh secara tidak langsung melalui media perantara (dihasilkan pihak lain). Data sekunder pada umumnya berbentuk catatan atau laporan data dokumentasi oleh lembaga tertentu yang dipublikasikan. Seperti: data harga saham yang berasal dari BEI, laporan perusahaan sekuritas, dan clipping koran.
65
Irmulan Sati dkk, Perhumas Dalam Warna ‘Menyusun Strategi, Membangun korporasi dan Menjaga Reputasi’ hal 131
28
3.4
Nara Sumber Key Informan a. Bapak Herwin W. Hidayat, selaku Vice President Capital Market PT Energi Mega Persada Tbk. Beliau adalah orang yang paling berkompeten dalam menangani isu–isu perusahaan dan bertanggung jawab atas aktivitas yang dijalankan divisi IR. b. Bapak Alliandy, selaku Analyst Investor Relations PT Energi Mega Persada Tbk. Beliau yang menangani pergerakan harga saham EMP. Informan a. Bapak Hendry S, selaku staf Investor Relations yang menghimpun informasi dari luar perusahaan dan yang menangani segala aktivitas IR. b. Ibu Sofia Siregar, selaku wartawan harian Media Indonesia c. Ibu Christina RY Astuti, selaku salah satu pemegang saham EMP d. Bapak Hari, selaku analis perusahaan sekuritas (Danatama) e. Bapak Yogi, selaku staff Legal councels PT Energi Mega Persada Tbk
3.5 Definisi Konsep a. Upaya adalah usaha yang dilakukan untuk mencapai suatu maksud tertentu. Dalam hal ini IR mengupayakan pencapaian reputasi yang baik bagi PT EMP Tbk. IR merupakan suatu unit kerja yang mengkomunikasikan setiap informasi yang berkaitan dengan pihak internal dan pihak eksternal di dalam perusahaan publik. Penyampaian informasi kepada publik dilakukan melalui serangkaian aktivitas yang dijalankan IR.
29
b. Pengelolaan Reputasi, reputasi adalah suatu persepsi yang didapat dari publik. Publik melihat baik buruknya reputasi EMP dari harga saham yang dimiliki EMP. c. Dekonsolidasi dilakukan untuk membantu EMP menata kembali perekonomiannya karena adanya krisis yang menimpa LBI. 3.6
Fokus Penelitian Setelah dilanda musibah yang akan menyebabkan kerugian besar, IR
bertanggung jawab atas reputasi EMP sebagai induk perusahaan yang semakin menurun. Pengelolaan reputasi ini dapat dinilai melalui aktivitas yang dilakukan selama pasca dekonsolidasi yaitu Juli 2007-April 2008. Penelitian ini difokuskan pada aktivitas yang dilakukan IR dengan menggunakan teori Ronald D. Smith yang berisi sebagai berikut: 1. Analyzing the Situation; meliputi analisa yang melibatkan perencana, klien, supervisor, key person, dan para pengambil keputusan dalam menggambarkan seluk beluk peluang dan kemungkinan rintangan program yang akan dikembangkan. 2. Analyzing lingkungan
the
Organization;
internal,
persepsi
melibatkan publik
pengamatan
terhadap
terhadap
oganisasi,
dan
lingkungan eksternal 3. Analyzing the Public; langkah mengidentifikasi publik dan berbagai kelompok yang memiliki interaksi dengan organisasi. 4. Establishing Goals & Objectives; fokus pada posisi puncak yang akan dicapai oleh organisasi untuk produk atau layanannya. 5. Formulating Action and Response Strategies; menentukan apa yang mungkin akan dilakukan dalam berbagai situasi.
30
6. Using Effective Communications; penentuan pesan komunikasi yang akan digunakan. Untuk berkomunikasi dengan khalayak perlu ditentukan komunikatornya, pesan yang akan disampaikan, dan komunikan 7. Choosing Communication Tactics; Perencanaan program dapat menentukan kategori tools yaitu Interpersonal Communications, organizational media dan news media. 8. Implementing the Strategic Plan; jadwal yang diperlukan untuk implementasi program. 9. Evaluating the Strategic Plan; menentukan metoda yang tepat untuk mengukur efektifitas tools yang direkomendasikan untuk dapat mencapai tujuan yang telah ditentukan. 3.7
Teknik Analisis Data
Dalam teknik analisa data ini penulis akan menyederhanakan data ke dalam bentuk yang lebih mudah untuk dibaca dan diinterpretasikan. Analisa data merupakan bagian yang amat penting dalam penelitian ilmiah, karena dengan analisalah, data tersebut dapat diberi arti dan makna yang berguna dalam memecahkan masalah penelitian.66 Pada penelitian deskriptif kualitatif, analisa kualitatif digunakan untuk mengolah data yang sifatnya dapat diukur yang berwujud kasus-kasus atau pendapat sehingga melalui uraian–uraian panjang hal-hal tersebut akan dijabarkan sesuai dengan tujuan penelitiannya.67 Untuk mendukung penelitian ini, ditambahkan dengan teknik Triangulasi, menurut Moleong (2004:330) Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan pengecekan sumber lain untuk pembanding.68
66
Mohammad Nasir, Metode Penelitian. (Jakarta, Ghalia Indonesia: 1999),hal 66 Burhan Bungin, Analisa Data Penelitian Kualitatif. (Jakarta, PT Raja Grafindo Persada: 2003) hal.37 68 Ibid, 217 67
31
Teknik triangulasi yang digunakan adalah teknik triangulasi dengan ’sumber’ yang berarti membandingkan dan pengecekan balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda seperti ; a. Perbandingan data hasil pengamatan dengan hasil wawancara b. Perbandingan apa yang dikatakan seseorang di depan umum dengan apa yang diucapkan secara pribadi c. Perbandingan apa yang dikatakan tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakan sepanjang waktu d. Perbandingan keadaan dan perspektif seseorang berpendapat sebagai rakyat biasa dengan yang berpendidikan dan pejabat pemerintah
32
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum PT Energi Mega Persada Tbk PT Energi Mega Persada Tbk adalah salah satu perusahaan yang mengeksplorasi dan memproduksi minyak dan gas yang terbesar di Indonesia. EMP beserta anak-anak perusahaannya mengendalikan kontrak pertambangan dengan kepemilikan portofolio minyak dan gas berskala besar. EMP telah mempunyai 5 bisnis unit, PT Energi Mega Persada, Tbk telah berhasil melakukan akuisisi dengan 5 asset baru dengan PT Tunas Harapan Perkasa (THP). Pada 22 Desember 2005, EMP mendapat ijin dan persetujuan dari Pemegang Saham untuk menjalankan akuisisi dengan PT Tunas Harapan Perkasa (”THP”) dan untuk menaikkan permintaan dana. Secara langsung THP tertarik pada 5 blok minyak dan gas di Sumatra dan 1 blok di Kalimantan. Asset yang diakuisisi telah memberikan EMP sebuah peluang untuk menerapkan keahliannya dalam pengelolaan cadangan secara ekstensif, komersialisasi gas serta optimalisasi produksi.69 Terbentuknya EMP pada Oktober 2001 sebagai produsen penghasil, pengembang dan penjelajah di bidang minyak dan gas bumi. Diikuti terbentuknya bisnis-bisnis unit seperti Kondur (2003), Imbang Tata Alam (2004), Lapindo Brantas Inc (2004). Pada tahun 2004 EMP telah tercatat di BEI sebagai perusahaan yang go public dan dilanjutkan dengan penambahan blok di Kangean.70
Pada saat ini EMP mempunyai 4 komisaris yaitu : Komisaris Independent President Komisaris Komisaris Komisaris
: A. Qoyum Tjandranegara, : Ari S. Hudaya. : Zuhdi Pane : Nalinkant Rathod
Adapun Direktur yang menjabat saat ini adalah : Direktur Utama Direktur Operasional Direktur Keuangan
69
70
: Chris V. Ponto : Imam P. Agustino : Yuli Soedargo
Laporan tahunan 2005 PT Energi Mega Persada Tbk.hal 01 www.energi-mp.com, hal Brief history
32
33
Komposisi dewan komisaris pada saaat ini didasarkan atas keputusan RUPSLB pada tanggal 14 Maret 2008, sebagaimana tertuang dalam Akta Berita Acara RUPSLB No. 44 tanggal 14 Maret 2008 yang dibuat oleh Robert Purba, SH Notaris, di Jakarta. Komposisi direktur pada saat ini atas di dasarkan kepada keputusan RUPS LB pada tanggal 19 April 2007, sebagaimana tertuang dalam Akta Pernyataan Keputusan Rapat No. 48 tanggal 20 April 2007 yang dibuat Humberg Lie, SH Notaris, di Tangerang. 4.2 Visi, Misi dan Tujuan Visi EMP adalah ingin menjadi suatu perusahaan public terkemuka, handal dan aktif dalam seluruh jajaran industri minyak dan gas bumi yang memberikan manfaat maksimal bagi semua pihak yang berkepentingan (stakeholders). Misi EMP adalah untuk menjadi perusahaan Eksplorasi & Produksi terdepan di Asia Tenggara di tahun 2016 dengan menghasilkan nilai balik modal yang layak bagi investor. 1. Menjadi produser minyak dan gas dengan harga yang rendah 2. Memprioritaskan kesehatan dan keselamatan kerja karyawan 3. Memperhatikan dan menjamin setiap pembangunan, kemajuan di lingkungan sekitar 4. Memaksimalkan staf lokal dalam unit operasi EMP adalah sebuah perusahaan yang dikelola untuk menciptakan nilai jangka panjang dengan mengarah kepada pemenuhan kebutuhan energi yang mendukung ekonomi Indonesia yang terus berkembang dan memainkan peran penting dalam pengembangan berkelanjutan di sektor hulu minyak dan gas.71 4.3 Investor Relations dalam EMP Untuk menangani berbagai tugas-tugas yang berkaitan dengan status sebagai sebuah perusahaan publik dan menangani berbagai kepentingan serta kebutuhan investor maka EMP membentuk unit IR. Dalam menjalankan tugasnya, IR mempunyai kegiatan atau program–program untuk mencapai tujuannya.
71
Laporan Tahunan 2006 PT Energi Mega Persada Tbk, hal 1
34
Kedudukan unit IR dalam struktur organisasi terletak di bawah direktur keuangan sejajar dengan CorSec dan Accounting. Sebagai suatu unit kerja IR mempunyai tugas pokok mengelola komunikasi, administrasi, marketing, korespondensi dengan investor dan komunitas dengan pasar modal dan stakeholder. Dalam pengelolaan komunikasi diperlukan suatu sistem yang dapat berfungsi sebagai database untuk mendukung kecepatan penyajian, akses, keakuratan data serta untuk mempercepat proses pencarian informasi yang dimaksud yang setiap dibutuhkan sebagai bahan untuk marketing, penjelasan atas pertanyaan para analis, investor serta bahan pelaporan baik kepada Bapepam dan BEI. Unit IR dipimpin oleh Bapak Herwin W. Hidayat sebagai Vice President Capital Market dibantu oleh 1 orang staf analis yang bertugas untuk menyeleksi dan menganalisis informasi yang berkaitan dengan perkembangan saham setiap harinya, sehingga nantinya investor dapat mengikuti perkembangan saham secara cermat, 1 orang staf yang bertugas membantu penyebaran informasi melalui media dan 1 sekretaris yang bertugas mengurus korespondensi dan administrasi. 4.4
Hasil Penelitian Hasil penelitian merupakan gambaran umum sekaligus diharapkan dapat
menjawab pertanyaan penelitian ini. Dari hasil penelitian ini dapat terlihat upaya yang dilakukan IR EMP dalam mengelola reputasi pasca dekonsolidasi Lapindo Brantas Inc. Penulis melakukan in depth interview untuk mengumpulkan data yang representative terhadap pihak IR EMP khususnya kepada Bapak Herwin W. Hidayat (Vice President Capital Market EMP) dan Bapak Alliandy selaku staf analis. Wawancara difokuskan pada aktivitas dan strategi komunikasi yang dilakukan IR sebagai upaya dalam mengelola reputasi EMP pasca dekonsolidasi LBI. Untuk kemudian hasil wawancara tersebut dikroscek kepada Bapak Hendry
35
S. selaku staf IR, Ibu Sofia Siregar selaku wartawan harian Media Indonesia, Ibu Christina R.Y. Astuti selaku salah satu pemegang saham EMP, Bapak Hari sebagai salah satu analis Danatama dan Bapak Yogi selaku councel CorSec. Berikut adalah uraian tentang apa saja yang telah didapat penulis berkaitan dengan tujuan penelitian ini. 4.5
Aktivitas Investor Relations Untuk memudahkan peneliti dalam mendeskripsikan hasil penelitian yang
menyangkut langkah-langkah aktivitas IR maka peneliti mengklasifikasikan ke dalam tahapan berikut: A. Formative Research Riset formative adalah riset yang dilakukan sebelum memulai sebuah program untuk mengarahkan pengambilan keputusan dalam perencanaan. Untuk aktivitas IR pasca dekonsolidasi ini, Bapak Herwin W. Hidayat menyatakan ”Kalau untuk aktivitas pasca dekonsolidasi ini berarti kita tetapkan 1 Juli 2007-30 April 2008, kita berusaha mengelola reputasi EMP agar mendapatkan feedback yang positif dari investor. Mengapa ditetapkan 1 Juli 2007-30 April 2008? Karena keputusan dekonsolidasi sudah dilakukan pada 1 Juli 2007 pada laporan keuangan dan setiap kita melakukan aktivitas, kita tidak akan terlalu jauh mengukur keberhasilan dari aktivitas terebut. Pada bulan May 08 kita sudah mulai meng-update laporan kegiatan dan pencapaian hasil di awal 2008. Kita mengidentifikasi tempat-tempat yang akan kami datangi sehubungan dengan aktivitas yang akan kita jalankan. Dari hasil identifikasi tempattempat itulah kita dapat memprediksikan siapa-siapa saja yang akan hadir dalam acara ini. Kali ini aktivitas yang dilakukan sedikit berbeda karena ada hal khusus yang harus disampaikan kepada publik mengenai dekonsolidasi. Beberapa aktivitas diselenggarakan IR sendiri. Yang kedua, kita melakukan riset tentang sejauh apakah para investor mengerti adanya dekonsolidasi EMP terhadap LBI. Riset ini dapat dilakukan melalui pertemuan-pertemuan formal dengan investor. Setelah melakukan riset, didapat bahwa masih banyak investor yang belum
36
mengetahui lebih dalam tentang perkembangan EMP pasca krisis”.72
masalah
dekonsolidasi
dan
Bapak Herwin menjelaskan bahwa aktivitas IR kali ini agak berbeda kali, karena ada hal khusus yang terjadi yaitu dekonsolidasi EMP terhadap LBI. Aktivitas pasca dekonsolidasi ini dapat dievaluasi per 1 Juli 2007 sampai 30 April 2008. Para analis mengundang EMP untuk hadir dalam acara–acara yang diadakan di beberapa tempat dan ini adalah kesempatan bagi IR untuk memperkenalkan EMP kepada calon Investor. Hal yang pertama dilakukan adalah mengidentifikasi tempat-tempat yang akan dilaksanakannya kegiatan tersebut. Selanjutnya melakukan riset melalui pertemuan dengan investor mengenai pengetahuan investor tentang dekonsolidasi yang dilakukan EMP terhadap LBI. Hasilnya adalah belum cukup banyak publik yang belum mengetahui perkembangan EMP pasca krisis. Publik ini khususnya investor. Melalui aktivitas yang dijalankan IR yang melibatkan perusahaan sekuritas dan media akan sangat membantu penyebaran informasi yang disampaikan IR. Bapak Herwin akan menjelaskan yang melatar belakangi aktivitas ini sebagai berikut: ”Latar belakang aktivitas ini adalah agar para perusahaan yang sudah go-public seperti EMP dapat memperkenalkan perusahaannya kepada calon investor dan untuk aktivitas kali ini adalah mengenai dekonsolidasi EMP terhadap LBI. Aktivitas ini biasa diadakan di Jakarta, Hongkong dan Singapore. Disinilah kesempatan IR untuk mempresentasikan yang berkaitan dengan perkembangan hasil produksi dan eksplorasi perusahaan kepada perusahaan sekuritas, investor dan calon investor”.73 Pada tanggal 12 September 2007, IR EMP telah membuat press release mengenai berita dekonsolidasi EMP terhadap LBI dan dapat dikatakan bahwa 72 73
Hasil wawancara dengan Bapak Herwin Hasil wawancara dengan Bapak Herwin
37
aktivitas pasca dekonsolidasi lebih ke arah sosialiasi EMP tanpa adanya LBI. Jadi yang melatar belakangi kegiatan ini adalah untuk memberikan informasi kepada calon investor dan dengan membawa isu mengenai dekonsolidasi EMP terhadap LBI. Dalam aktivitas ini IR mempresentasikan mengenai perkembangan dan hasil yang telah dicapai perusahaan. Aktivitas ini di adakan di berbagai tempat seperti Jakarta, Hongkong dan Singapore. Pernyataan yang sama juga di ajukan oleh Bapak Hari : ”Kegiatan ini kami lakukan untuk mempertemukan para representative perusahaan terbuka kepada perusahaan sekuritas, investor dan calon investor untuk mempresentasikan kemajuan perusahaannya. Tetapi ada yang berbeda kali ini, EMP membawa isu baru mengenai dekonsolidasi EMP terhadap LBI”. 74 Latar belakang dari aktivitas yang dijalankan IR setiap tahunnya untuk memperkenalkan dan mempertemukan dan memberikan keterbukaan informasi kepada analis, investor dan calon investor. Menjaga hubungan baik dengan perusahaan sekuritas dan media merupakan hal yang sangat penting, karena investor dan calon investor akan mendapatkan informasi melalui perusahaan sekuritas dan media. Ibu Christina yang mewakili investor mengemukakan hal yang senada ”...dengan adanya pertemuan dan presentasi dari Bapak Herwin, kami jadi mengenal EMP lebih baik, dan kami mengetahui update kemajuan eksplorasi EMP dan kali ini EMP mengumumkan dekonsolidasi EMP terhadap LBI. Saya mengetahui dari press release dan RUPS 14 Maret 2008”.75 Dapat di tarik kesimpulan bahwa analis, investor telah mengetahui latar belakang diadakannya aktivitas ini. Selain ini adalah aktivitas rutin, aktivitas ini mempresentasikan kemajuan perusahaan dan menyampaikan informasi mengenai dekonsolidasi EMP terhadap LBI. 74 75
Hasil wawancara dengan Bapak Hari Hasil wawancara dengan Ibu Christina
38
Bapak Herwin W. Hidayat
juga menegaskan mengapa kegiatan ini
direncanakan setiap tahunnya , berikut ini alasannya : ”Aktivitas pasca dekonsolidasi ini harus ada evaluasi setiap tahunnya dan perbaikan di tahun mendatang, perhitungannya ada pada kemampuan yang kita miliki. Informasi terbaru juga harus disampaikan kepada para perusahaan sekuritas, investor, media dan calon investor. Aktivitas ini dijalankan oleh IR dan BOD. Akan tetapi..jika kamu ingin mengetahui pasca dekonsolidasi, kamu dapat melihat aktivitas kami per Juli 2007 – April 2008”. 76
Aktivitas IR akan terus berjalan sesuai dengan jadwal dan IR sendiri harus memperbaharui dan menyampaikan perkembangan perusahaan kepada perusahan sekuritas, investor, media dan calon investor. Dan pada September 2007, IR secara khusus mengumumkan adanya dekonsolidasi EMP terhadap LBI yang diharapkan dapat menarik minat calon investor untuk menanamkam saham di EMP. Step 1 : Analyzing The Situation Menganalisa situasi meliputi analisa yang melibatkan perencana, klien, supervisor, key person dan para pengambil keputusan dalam menggambarkan seluk beluk peluang dan kemungkinan rintangan program yang akan dikembangkan. Dalam merancang sebuah program, perlu dilakukan sebuah analisa tentang situasi dan kondisi perusahaan. Sebelum menjalankan program selanjutnya pasca dekonsolidasi LBI., Bapak Herwin mengakui kalau mengadakan analisa situasi, berikut penjelasannya. Berikut petikan wawancara mengenai situasi sebelum dekonsolidasi dan apa yang melatar belakangi dekonsolidasi ”Pada tanggal 12 Sept 2007 kami telah merelease berita mengenai dekonsolidasi. Kami membutuhkan waktu antara keputusan dan merelease 76
Hasil wawancara dengan Bapak Herwin
39
berita dekonsolidasi dengan alasan untuk menyiapkan segala keperluan yang berhubungan dengan administrasi. Situasi pada saat itu adalah bahwa EMP harus membuat suatu langkah baru agar tetap dapat melanjutkan eksplorasi minyak dan gas. Menganalisa situasi dapat dilakukan dengan membuat pertemuan dengan pihak manajemen dan dengan manajemen pula keputusan dapat diambil bersama. EMP tidak bertahan lama berkonsolidasi dengan dengan KEL, PAN (sebagai pemegang langsung saham Lapindo Brantas Inc.) Semenjak 1 July 2007 keputusan dekonsolidasi diambil oleh manajemen untuk kebaikan seluruh pemegang saham EMP. Dekonsolidasi diumumkan pada 12 September 2007 dan berdampak baik bagi harga saham. Disamping itu, diharapkan dapat menghasilkan sisi positive bagi hasil produksi dan aset yang telah ada. Harga saham meningkat dari level Rp.800 pada september 2007 menjadi Rp.1.400 pada Oktober 2007 dan kita akan terus pantau sampai 6 bulan kedepan atau 1Q 2008”.77
Bapak Herwin juga menjelaskan latar belakang adanya dekonsolidasi. Ada beberapa faktor yang melatar belakangi dekonsolidasi seperti: 1. Dengan adanya dekonsolidasi ini di harapkan EMP dapat memfokuskan kembali dalam eksplorasi minyak dan gas 2. Dengan adanya dekonsolidasi , EMP dapat kembali memfokuskan kegiatannya dalam segi financial 3. EMP mematuhi keputusan yang di keluarkan pemerintah sebagai regulator.78 EMP melakukan dekonsolidasi pada 1 Juli 2007 dan baru diumukan pada 12 September 2007. Adanya jeda waktu antara keputusan dan pengumuman dekonsolidasi dikarenakan untuk menyiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan persiapan dokumen LBI. Dekonsolidasi ini dilakukan agar EMP dapat berkonsentrasi pada eksplorasi minyak dan gas, dengan adanya dekonsolidasi ini juga EMP dapat membenahi dalam segi finansial dan mematuhi keputusan yang dikeluarkan pemerintah. Dijelaskan pula dengan adanya dekonsolidasi per tanggal 1 Juli 2007 maka telah terbukti pada bulan berikutnya adanya kenaikan harga saham sebesar Rp 600,- pada bulan berikutnya. Ini adalah kenaikan yang luar biasa bagi EMP dan dapat dikatakan bahwa setiap kejadian yang terjadi 77 78
Hasil wawancara dengan Bapak Herwin Hasil wawancara dengan Bapak Herwin
40
khususnya krisis harus dilihat sisi baiknya agar mendapatkan hasil yang baik pula. Kenaikan harga saham pada bulan September 2007 juga adalah salah satu hasil kegiatan Non Deal Road Show yang diadakan di Singapore. Latar belakang yang sama
juga disampaikan oleh Wartawan Media
Indonesia yang bernama Ibu Sofia Siregar berikut ini : ”Setahu saya, EMP melakukan dekonsolidasi karena adanya desakan dari pemerintah yang mengeluarkan Keppres dan untuk memfokuskan kembali kegiatan eksplorasi”.79 Latar belakang dari dekonsolidasi ini adalah untuk memisahkan LBI dari tanggung
jawab
EMP.
Setelah
dekonsolidasi,
tugas
IR
EMP
adalah
mengembalikan reputasi EMP sehingga pasca dekonsolidasi ini IR telah merencanakan berbagai aktivitasnya. Pasca dekonsolidasi ini IR menjalankan aktivitas yang sangat padat untuk mengelola reputasi yang baik. Karena dekonsolidasi ini adalah hal yang khusus, maka aktivitas pasca dekonsolidasi menjadi sangat penting dan dapat menjadi peluang bagi IR. Sebagian aktivitas IR diikuti juga oleh BOD. Dalam menetapkan keyperson, Bapak Herwin mengatakan ”Dekonsolidasi ini di putuskan oleh manajemen EMP yaitu, BOD dan BOC melalui pertemuan yang intens. Begitupula dengan aktivitas yang dilakukan IR, aktivitas pasca dekonsolidasi sangat padat terlebih aktivitas briefing dengan analis dari perusahaan sekuritas. IR bekerjasama dengan BOD yaitu Bapak Chris V. Ponto selaku Direktur Utama”.80 Dari jawaban Bapak Herwin diatas, dapat disimpulkan bahwa yang menjadi Key Person adalah manajemen dan IR sendiri. Manajemen disini adalah BOD yaitu Bapak Chris V.Ponto. Dijelaskan pula bahwa aktivitas IR pasca dekonsolidasi sangat padat terutama briefing dengan para analis dari perusahaan sekuritas. 79 80
Hasil wawancara dengan Ibu Sofia S Hasil wawancara dengan Bapak Herwin
41
Rintangan yang kemungkinan terjadi harus dapat diprediksi oleh para perencana program. Bapak Herwin menjelaskan bahwa rintangan yang dihadapi dalam program ini yaitu : ”Rintangannya adalah masalah waktu. Waktu yang diberikan oleh perusahaan sekuritas pada kami sangatlah kurang sekitar 2-3 hari. Apalagi ini adalah issue khusus, Saya rasa perlu penambahan hari agar calon investor juga dapat mengerti dengan baik dengan adanya dekonsolidasi. Tetapi saya juga harus dapat membagi waktu karena saya juga mempunyai jadwal lain selain roadshow”.81 Hal yang sama juga disampaikan Bapak Hari sebagai berikut : ”Memang kami hanya menyediakan waktu sekitar 2-3 hari dikarenakan kegiatan ini tidak diadakan dalam satu kota atau negara saja, melainkan banyak kota atau negara, jadi para representative dapat mengikuti di berbagai negara sehingga dapat memperluas jangkauan/sasaran publik”.82 Rintangan yang di hadapi IR adalah masalah waktu, keterbatasan waktu dalam menjalankan aktivitas menjadi penghambat. Dalam waktu yang sangat singkat 2-3 hari, IR harus mempresentasikan kemajuan yang terjadi dalam perusahaan. Pada pasca dekonsolidasi ini IR sangat memerlukan waktu lebih banyak agar lebih dekat dengan publiknya dan pesan yang ingin disampaikan dapat diterima baik. Sedangkan dalam setiap kesempatan pelaksanaan aktivitas IR, IR sendiri mempunyai peluang yang harus dimanfaatkan sebaik mungkin. Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Herwin W. Hidayat, peluang yang dapat ditarik dari aktivitas IR adalah : ”Saya kira peluang yang kita dapat adalah menyampaikan pesan bahwa ”LBI sudah tidak menjadi tanggungan EMP”. Sekarang ini bagaimana cara kita untuk mengembalikan kepercayaan publik. Yang kedua adalah dengan adanya aktivitas ini, maka terbuka kesempatan EMP untuk memperkenalkan EMP yang baru kepada publik. Kalau EMP yang baru adalah tanpa adanya LBI maka kesempatan EMP dalam melakukan 81 82
Hasil wawancara dengan Bapak Herwin Hasil wawancara dengan Bapak Hari
42
eksplorasi akan semakin besar karena didukung oleh faktor financial yang lebih baik”.83 Jadi peluang yang mungkin terjadi dalam aktivitas IR EMP ini adalah adanya peningkatan dari segi eksplorasi dan produksi yang berdampak kepada finansial perusahaan tanpa harus memikirkan pembayaran ganti rugi untuk korban lumpur Sidoarjo. Apabila para investor dan calon investor telah mengerti peluang yang akan terjadi maka diharapkan investor dapat menanamkan modal di EMP. Step 2: Analyzing the Organization Analisa ini melibatkan pengamatan terhadap lingkungan internal, persepsi publik dan lingkungan eksternal serta kinerja. Misi EMP adalah untuk menjadi perusahaan eksplorasi & produksi terdepan di Asia Tenggara di tahun 2016 dengan menghasilkan nilai balik modal yang layak bagi investor.84 Setelah diketahui misi dari EMP di atas, maka Bapak Herwin menegaskan bahwa setiap aktivitas yang dijalankan IR EMP mengarah kepada misi perusahaan seperti berikut ini : ” Kami akan berusaha semampu kami untuk bersama sama mewujudkan visi dan misi yang telah kita sepakati bersama. Dekonsolidasi bukan termasuk atau bukan tujuan mewujudkan visi dan misi, tetapi melalui aktivitas yang kami jalankan ini sangat adalah salah satu cara untuk mewujudkan misi dari EMP yaitu menghasilkan nilai balik modal yang layak bagi investor. Nilai balik modal dapat diperoleh dari eksplorasi dan produksi yang kita hasilkan dan untuk hubungan investor, IR lah yang bertanggung jawab..”.85 Kegigihan EMP untuk menjadi perusahaan eksplorasi&produksi terdepan di Asia Tenggara pada
tahun
2016
menjadi
tugas
semua pihak
untuk
mewujudkannya, khususnya IR yang menjadi bagian penting dalam misi perusahaan dan investor.
83
Hasil wawancara dengan Bapak Herwin Website : www.energi-mp.com 85 Hasil wawancara dengan Bapak Herwin 84
43
Selain aktivitas yang dijalankan sesuai dengan misi, IR harus jeli dalam menganalisa pendapat dari internal (investor) terhadap adanya dekonsolidasi dan aktivitas ini. Selain itu akan ada persepsi publik yang dapat menggangu jalannya aktivitas yang akan dilakukan tetapi tidak untuk keputusan dan dekonsolidasi IR. Bapak. Herwin mengatakan: “Pemegang saham dan Manajemen EMP terlihat tidak banyak terpengaruh terhadap dampak adanya dekonsolidasi. Seperti yang sudah saya katakan sebelumnya bahwa sesudah dekonsolidasi, EMP dapat kembali focus untuk mengeksplorasi minyak dan gas. Pasca dekonsolidasi ini kami berusaha semampu kami untuk hadir dalam setiap undangan yang diadakan para organizer, karena disinilah peluang kami untuk membangun kembali reputasi EMP ”.86 Pada prinsipnya, manajemen dan publik sama sekali tidak keberatan dengan adanya dekonsolidasi karena dekonsolidasi diputuskan dengan matang. Situasi sebelum dekonsolidasi juga masih sama yaitu berfokus kepada eksplorasi minyak dan gas. Setelah dilakukannya dekonsolidasi ini, diharapkan EMP dapat kembali memfokuskan kepada aktivitas pengelolaan minyak dan gas pada bisnis unit lainnya. Dalam hal kinerja, Bapak Herwin W.Hidayat mengatakan : ”...selama bulan Des 07 saham EMP naik 10% dan menjadi yang pertama di Indonesia dalam hal Market Capitalization pada 2007. Market Cap adalah perhitungan dari jumlah saham dikalikan dengan harga saham per lembarnya di bursa”.87 Sudah tidak diragukan lagi, bahwa EMP pernah menjadi perusahaan yang nomor satu dalam hal Market Cap. Ini adalah pembuktian bahwa kinerja IR tidak main-main dalam membentuk reputasi dihadapan publik dan selalu ada peluang dibalik krisis.
86 87
Hasil wawancara dengan Bapak Herwin Hasil wawancara dengan Bapak Herwin
44
Sedangkan Wartawan dari Media Indonesia, Ibu Sofia berbicara bahwa kinerja IR EMP baik walaupun sebagai perusahaan terbuka EMP sering kali didera issue-issue yang kurang baik. Berikut petikannya : ”Kinerjanya baik dan sangat kooperatif kepada wartawan. Walaupun sebagai perusahaan terbuka sering didera issue- issue yang berkaitan dengan Lapindo Brantas Inc akan tetapi EMP tetap bertahan sampai saat ini”. 88
Ibu Christina menyatakan bahwa EMP harus dapat menyesuaikan diri dengan keadaan-keadaan pasca dekonsolidasi yang ada sekarang, berikut ungkapannya : ”EMP merupakan perusahaan yang sedang maju dan berkembang, tetapi karena ada bencana yang menimpa EMP ini dapat membuat EMP lebih baik lagi. Dan memang usaha EMP dalam memperbaiki reputasi sangat terlihat dari berita-berita yang selalu update”.89 Sumber daya manusia yang baik juga menjadi syarat dalam menciptakan program yang baik. Seperti yang dijelaskan oleh Bapak Herwin berikut : ”Untuk melakukan aktivitas ini, tentulah diperlukan sumberdaya manusia yang kompeten dan professional. Kita bekerjasama dengan para organizer yang handal seperti Merril Lynch Macquiries dan lain-lain. Dan untuk pengaturan jadwal saya serahkan kepada sekretaris saya dan sekretaris BOD”. 90 Bapak Hari dari salah satu analis melihat bahwa SDM EMP sudah cukup professional. Berikut petikannya : ”SDM nya secara keseluruhan saya lihat sudah professional. Ini dilihat dari ketepatan waktu tamu-tamu dari EMP untuk mengikuti kegiatan roadshow”.91 Kinerja karyawan EMP patut diacungi jempol khususnya divisi IR yang sangat concern dengan aktivitas yang dijalankan pasca dekonsolidasi, harga
88
Hail wawancara dengan Ibu Sofia Hasil wawancara dengan Ibu Christina 90 Hasil wawancara dengan Bapak Herwin 91 Hasil wawancara dengan Ibu Irma 89
45
saham yang meningkat per September 2007 dan kepuasan pihak media dalam mendapatkan informasi dari para staf IR menjadi nilai plus divisi ini. Lingkungan eksternal juga perlu diamati, lingkungan eksternal di sini adalah kompetitor, musuh dan pendukung. Pertama-tama adalah menentukan siapa pesaing kita dan seberapa besar pengaruh mereka dengan kita. Bapak Herwin W. Hidayat menjelaskan dengan baik siapa pesaing utama EMP seperti berikut ini : ”Mungkin tidak etis ya untuk mengibaratkan mereka pesaing atau dapat kita andaikan sebagai motivator. Walaupun kita tidak menutup mata bahwa banyak sekali kompetitor EMP, diantaranya MEDC adalah perusahaan lokal yang sama-sama bergerak dibidang yang sama di Indonesia”.92 MEDC adalah perusahaan lokal yang bergerak dibidang yang sama dengan EMP di Indonesia. Bapak Herwin W. Hidayat menjelaskan bahwa MEDC adalah salah satu pesaing EMP. Dan pesaing disini tidak dianggap sebagai musuh tetapi dianggap sebagai motivator agar EMP lebih maju di masa yang akan datang. Kompetitor adalah sebuah cerminan, dimana setiap perusahaan pasti ingin menjadi yang lebih baik daripada kompetitor, hal ini ditegaskan oleh Bapak Herwin berikut ini : ” Kompetitor untuk kita adalah sebuah cerminan, dimana kita pasti akan selalu ingin lebih baik dari mereka. Tapi hubungan kita dengan mereka sangat baik karena kita adalah perusahaan yang bergerak dibidang yang sama dan perusahaan lokal. Jadi bersaing boleh asalkan sehat”. 93 Hubungan baik harus selalu dibina, baik itu dengan kompetitor sekalipun. Bersaing secara sehat adalah kunci untuk membina hubungan baik dengan kompetitor. Hubungan yang baik itu ditegaskan Bapak Herwin berikut ini:
92 93
Hasil wawancara dengan Bapak Herwin Hasil wawancara dengan Bapak Herwin
46
”Memang sebuah perusahaan pastilah ada kekurangan dan kelebihan. Dan pasti juga ada persaingan, tapi hubungan kita baik dengan kompetitor. Kita juga saling mendukung”.94
Step 3: Analyzing The Public Analisa ini mengidentifikasi publik dan berbagai kelompok yang memiliki interaksi dengan organisasi. Menurut Bapak Herwin, publik EMP dapat diidentifikasi sebagai berikut : ”Kami mengidentifikasi publik EMP sebagai berikut : 1. Konsumen : PGN, PetrokimiaGresik, Pertamina, Mitsubishi, Itochu dan Energas 2. Produsen : a. Material Producer : Kondur PSA, Kalila Bentu, Kalila Korinci Baru, Sembrani Persada Oil, Costa, Kangean dan Gelam b. Services Producer: Trans Ocean, Santa fe, Vessel dan Mitsubishi 3. Enablers: a. Media Cetak : Kompas, Media Indonesia, Koran Sindo, Bisnis Indonesia, Investor Daily dan Jakarta Post b. Media Elektronik:Petromindo, Bloomberg dan RTI c. Capital Market Regulators : BEI, Bapepam d. Equity Analysts : Securities Companies (Danatama, GP morgan, Deutch Bank, Merril Lynch, Samuel Sekuritas ) e. Investors : Fund Manager (Orang yang ber-invest), Hedge Funds, Pension Funds, Mutual Funds 4. Limiters a. Kompetitor : MEDC (Medco Energy Indonesia) Masyarakat yang bagaimana yang ingin dituju untuk dekonsolidasi ini Bapak Herwin menjelaskan seperti berikut ini: ”Khalayak sasaran ada 3 seperti yang telah saya sebutkan sebelumnya yaitu Regulator, Equity Analyst dan Investor”.95 Dari identifikasi khalayak EMP diatas, maka ditetapkan bahwa khalayak sasaran dalam program ini adalah Regulator yang terdiri dari BEI dan Bapepam, Equity Analyst yang terdiri perusahaan sekuritas dan Investor. Publik ini termasuk 94 95
Hasil wawancara dengan Bapak Hewin Hasil wawancara dengan Bapak Herwin
47
active public. Bagi para investor, diharapkan kesetiaannya dalam menanamkan saham di EMP dan untuk calon investor diharapkan mendapatkan keterbukaan informasi dari EMP bahwa EMP telah melakukan dekonsolidasi untuk kembali memfokuskan eksplorasi minyak dan gas. 2.
Strategi
Step 4: Establishing Goals&Objectives Dalam langkah ini berfokus pada posisi puncak yang akan dicapai oleh organisasi untuk produk atau jasa. Sasaran yang akan dituju dari aktivitas ini akan diungkapkan oleh Bapak Herwin sebagai berikut: ”...Ketika EMP menjamin pasar bahwa grup kami masih memperlihatkan good corporate governance dengan mengambil tindakan yang dapat berdampak pada situasi (meskipun faktanya bahwa kejadian ini adalah fenomena alam) IR akan berusaha untuk menyampaikan informasi mengenai hasil–hasil produksi dan keuangan guna meraih pertumbuhan organik dan melangkah ke arah pertumbuhan perusahaan yang lebih baik. Sasaran EMP adalah mendapatkan reputasi yang baik dari kerjasama semua pihak. Penilaian dapat diambil dari pandangan dari media,investor dan analis”.96 Aktifitas yang dijalankan IR EMP semata-mata untuk mengelola reputasi yang dimiliki EMP sebelum adanya krisis lumpur Sidoarjo. Sangatlah penting bagi sebuah perusahaan yang telah go-public menomer satukan reputasi positif yang ada di hadapan publik. Sedangkan sasaran dari EMP adalah tetap meyakinkan pasar bahwa mereka akan tetap memperlihatkan dan manjalankan good corporate governance dalam menghadapi situasi ini (walaupun fakta mengatakan bahwa situasi ini telah dianggap sebagai fenomena alam), Good Corporate Governance merupakan upaya memotivasi manajemen untuk meningkatkan keberhasilan (effectiveness) dan sekaligus juga mengendalikan 96
Hasil Wawancara dengan Bapak Herwin
48
perilaku manajemen agar tetap mengindahkan kepentingan stakeholders, dalam kerangka yang sudah disepakati bersama. Tentu saja kepentingan konsumen termasuk diantaranya. Investor Relation juga akan terus menyampaikan informasi kepada publik terutama pasar bahwa EMP tetap memberikan dan menghasilkan produksi yang positif yang akan berdampak kepada hasil finansial perusahaan yang bagus untuk mencapai tujuan pengembangan organik dan pertumbuhan yang berkelanjutan. Seluruh sasaran ini diharapkan dapat berdampak kepada harga saham EMP sehingga dapat memberi keuntungan bagi investor. Bapak Alliandy menambahkan sasaran EMP sebagai berikut: ”Sasaran dari aktivitas IR adalah untuk mengelola reputasi positif di hadapan publik EMP”.97 Sasaran yang ingin dicapai oleh IR EMP adalah memberikan reputasi positif di hadapan publik melalui aktivitas yang dijalankan sehingga dengan reputasi yang positif di hadapan publik dapat memberikan energi baru agar publik menanamkan saham di EMP. Selain sasaran yang ingin dicapai, juga diperlukan suatu tujuan yang jelas dalam melakukan aktivitas berikut ini petikan wawancara dengan Bapak Herwin : “Tujuan EMP adalah menjadi perusahaan eksplorasi dan produksi terbesar di Asia Tenggara, sedangkan tujuan aktivitas ini adalah memperkenalkan perusahaan kita memberikan informasi mengenai perkembangan apa saja yang sudah dan akan dicapai oleh perusahaan. Dan mempersuasi atau meyakinkan investor agar berminat untuk membeli saham EMP” .98 Hal ini di perkuat oleh salah satu investor EMP yaitu ibu Christina, berikut hasil wawancaranya: “Pada tanggal 20 Februari 2008 saya bergabung kembali di EMP sebagai investor, saya melihat bahwa EMP adalah ’a growing company’. EMP dapat pulih kembali setelah adanya krisis yang menimpa salah satu bisnis 97 98
Hasil wawancara dengan Bapak Alliandy Hasil wawancara dengan Bapak Herwin
49
unit nya yaitu Lapindo Brantas, disini harga saham EMP terus meningkat pasca dekonsolidasi sehingga saya percayakan kembali untuk menanamkan modal di EMP”.99 Ibu Christina mengungkapkan bahwa kepercayaannya pulih setelah adanya dekonsolidasi dan melihat adanya kemajuan yang pesat dari segi harga saham dan produksi. Ini juga menunjukkan keberhasilan IR EMP dalam menjalankan aktivitas
pasca
dekonsolidasi.
Publik
menjadi
percaya
kembali
untuk
menanamkan sahamnya pada EMP. Selain aktivitas rutin yang dijalankan IR EMP, ada beberapa strategi-strategi untuk mendukung aktivitas agar lebih maksimal yang antara lain akan di jelaskan oleh Bapak Herwin sebagai berikut: ” Kita sebagai IR mengajukan strategi-strategi seperti : 1. Pencapaian pertumbuhan organik : program investasi yang luas untuk membangun cadangan baru tetap berlangsung . 2. Berfokus kepada komersialisasi gas; perkembangan lebih lanjut telah terealisasi dari nilai cadangan lapangan gas, yaitu harga kontrak baru dan membuka nilai aset melalui rencana kemitraan strategis baru di Kangean 3. Berkomitmen terhadap keunggulan operasional; teknik inovatif telah digunakan untuk mengidentifikasi potensi produksi dan cadangan baru. 4. Akuisisi dan kesempatan baru diraih; transaksi Tunas Harapan Perkasa (THP) yang diselesaikan pada awal tahun mendongkrak cadangan sebesar 30% dan rencana kemitraan strategis akan memperkuat neraca, serta di lain pihak menambah keahlian baru dan mempercapat terealisasinya produksi.100 Jadi strategi yang dibuat oleh IR adalah pencapaian pertumbuhan organik, berfokus kepada komersialisasi gas, komitmen pada keunggulan operasional dan akuisisi dan kesempatan baru diraih. Strategi ini dapat membantu IR dalam menjalankan rencana jangka panjang. Strategi ini di informasikan juga dalam setiap pertemuan–pertemuan dengan investor. Seperti yang dikatakan Ibu Christina: 99
Hasil wawancara dengan Ibu Chistina Hasil wawancara dengan Bapak Herwin
100
50
“Saya mengetahui tentang adanya akuisisi dan fokus komersialisasi gas di blok Kangean, jika ada lain halnya mungkin saya yang missed”.101 Bapak Hendry menegaskan bahwa: “Strategi-strategi tersebut sudah dapat dilihat dalam website dan sudah dicantumkan dalam laporan tahunan 2007”.102 Ibu Sofia menjelaskan: “Strategi–strategi pasca krisis lumpur Sidoarjo adalah: pencapaian pertumbuhan organik, berfokus kepada komersialisasi gas, komitmen terhadap keunggulan operasionalisasi dan adanya akuisisi. Saya membaca di Laporan tahunan 2007” .103 Strategi ini sebagai langkah-langkah yang akan dilakukan IR dalam mendukung aktivitasnya. Fokus pada komersialisasi gas diharapkan dapat menambah dari segi financial, oleh sebab itu harus didukung pula dengan operasionalisasi yang inovatif dengan menggunakan underbalanced drilling untuk meningkatkan tingkat pengembalian sumur dan membuka potensi proyek-proyek baru serta adanya akuisisi
yang akan menambah sumur-sumur baru.
Underbalanced drilling adalah pengeboran dengan tekanan(hidrostatik +Pompa) dalam lubang pemboran yang lebih kecil dari tekanan formasi yang akan atau tengah di bor.104 Step 5: Formulating Action and Response Strategies Perencanaan komunikasi berbicara mengenai apa yang akan dikatakan oleh organisasi kepada publiknya dalam berbagai situasi. Aksi komunikasi dapat bersifat proaktif dan reaktif tergantung situasi.
101
Hasil wawancara dengan Ibu Christina Hasil wawancara dengan Bapak Hendry 103 Hasil wawancara dengan Ibu Sofie 104 Hasil wawancara dengan sraff ahli Drilling EMP 102
51
Dalam langkah ini, yang pertama dilakukan adalah mengatakan apa yang ingin dikatakan oleh perusahaan kepada publik. Pesan apa yang yang ingin disampaikan dalam program ini. Bapak Herwin merincinya sebagai berikut :
”Pasca dekonsolidasi ini, EMP sudah tidak bertanggung jawab lagi kepada segala hal mengenai LBI, karena setelah dekonsolidasi ini LBI adalah tanggung jawab PT Minarak Labuan. Dan EMP dapat kembali fokus kepada eksplorasi dan produksi. Dan investor adalah salah satu publik utama kami dan menjadi target utama kami agar menanamkan sahamnya di EMP”.105 Pesan yang ingin disampaikan oleh IR adalah ”EMP sudah tidak bertanggung jawab terhadap LBI”. Hal ini disampaikan IR melalui aktivitasaktivitas yang dijalankan, ini sebagai bentuk persuasi kepada publiknya. Dan apabila LBI masih menjadi tanggungan EMP dalam penyelesaian masalah atas terjadinya krisis, adanya kemungkinan EMP tidak dapat melanjutkan eksplorasi sampai saat ini. Strategi proaktif adalah strategi yang paling efektif. Karena dibutuhkan respon dari publik, partisipasi publik dalam setiap aktivitas IR . Kunci dari strategi ini adalah kejelasan komunikasi. Menurut Bapak Herwin W. Hidayat, strategi beliau termasuk strategi proaktif karena pada aktivitas di pasca dekonsolidasi ini mereka melibatkan lebih intens dalam pertemuan dengan publiknya. Komunikasi yang jelas juga sudah tergambar dengan adanya pesan yang jelas yang disampaikan melalui media dalam setiap wawancara dengan wartawan atau dalam setiap aktivitas seperti road show maupun one on one meeting. Pesan tersebut adalah ”EMP sudah tidak bertanggung jawab terhadap LBI ”. Berikut salah satu petikannya :
105
Hasil wawancara dengan Bapak Herwin
52
”Publik sudah cukup banyak mengetahui bahwa EMP telah melakukan dekonsolidasi terhadap LBI, oleh karena itu saya sangat optimis EMP akan lebih fokus terhadap kegiatan eksplorasi baik di sumur lama maupun sumur baru sehingga dapat mengembalikan dalam segi financial”.106 Hal ini diperkuat oleh hasil wawancara dengan Ibu Christina selaku salah satu investor ”Seperti yang saya katakan sebelumnya bahwa saya kembali bergabung di EMP karena percaya kepada kinerja para Investor Relations dan saya mengetahui bahwa EMP telah melakukan dekonsolidasi terhadap LBI sehingga sudah tidak menanggung baiya atas krisis lumpur Sidoarjo”.107 Strategi reaktif dibutuhkan jika suatu program mendapat krisis komunikasi dan mendapatkan respon negatif yang diterima. Bapak Herwin W. Hidayat menjelaskan bahwa ketika keputusan dekonsolidasi dilakukan tidak ada respon yang negatif. Jawaban ini di dapatkan setelah melihat respon publik. Berikut penjelasannya ”Kami belum mendapatkan komplain dari hasil dekonsolidasi maupun dari aktivitas kami, karena keputusan dekonsolidasi sudah di buat dengan matang berikut langkah-langka yang akan diambil pasca dekonsolidasi. Seperti yang saya katakan sebelumnya bahwa publik menerima dengan baik keputusan dekonsolidasi”.108
Step 6: Using Effective Communications Langkah ke enam ini adalah penentuan pesan komunikasi yang akan digunakan. Untuk berkomunikasi dengan khalayak perlu ditentukan siapa yang menyampaikan pesan, tampilannya seperti apa, bagaimana struktur pesannya, dan menggunakan simbol seperti apa Dalam langkah ini, yang pertama dilakukan adalah mengatakan apa yang ingin dikatakan oleh perusahaan kepada publik. Pesan apa yang yang ingin
106
Hasil wawancara dengan Bapak Herwin Hasil wawancara dengan Ibu Christina 108 Hasil wawancara dengan Bapak Herwin 107
53
disampaikan dengan adanya keputusan dekonsolidasi, Bapak Herwin W. Hidayat mengatakan sebagai berikut: “Dengan adanya dekonsolidasi yang dilakukan EMP terhadap LBI, maka EMP tidak lagi bertanggung jawab terhadap LBI dan EMP dapat kembali melakukan eksplorasi minyak dan gas. Dalam hal penyampaian informasi, khususnya financial. Kami memberikan informasi yang transparan dan dapat dipercaya”.109 Jadi, yang ingin disampaikan IR EMP bahwa keputusan dekonsolidasi adalah cara terbaik agar EMP dapat memfokuskan kembali eksplorasi minyak dan gas atau pesan singkatnya adalah ”LBI sudah tidak menjadi tanggungan EMP”. IR EMP menggunakan strategi proaktif dalam menyampaikan pesannya. Dalam setiap informasi dan data–data financial, IR EMP memberikan data dan informasi yang dapat dipercaya dan transparant. Menurut Ibu Sofia sebagai wartawan : ”Secara tidak langsung, tanggung jawab LBI bukan ada pada EMP lagi melainkan sudah menjadi tanggungan Minarak Labuan Jaya, yang masih grup Bakrie juga”.110 Hal ini juga disampaikan oleh Ibu Christina sebagai salah satu investor bahwa pesan yang disampaikan EMP diterima baik oleh investornya. Berikut cuplikan wawancaranya. “Saya mengerti bahwa biaya penangangan Lumpur di Sidoarjo cukup besar sehingga dibutuhkan pihak lain yang dapat membantu yaitu Minarak Labuan. Perusahaan ini memiliki dana yang bersedia membantu dengan kompensasi kepemilikan sehigga EMP dapat berkonsentrasi kembali kepada kegiatan eksplorasinya”.111 Pesan yang disampaikan oleh IR EMP dapat diterima baik oleh publiknya. Hal ini dapat dikatakan bahwa komunikasi yang di jalankan sangat efektif. Bapak Herwin W.Hidayat mengatakan bahwa komunikasi yang efektif adalah melalui
109
Hasil wawancara dengan Bapak Herwin Hasil wawancara dengan Bapak Ibu Sofie 111 Wawancara dengan Ibu Christina 110
54
media dan penyelenggaraan RUPS. Pengumuman yang berkaitan dengan masyarakat dan pengumuman yang sifatnya penting akan di sampaikan melalui sejumlah media cetak dan elektronik. Media cetak dan elektronik akan mempublikasikan untuk menjadi konsumsi publik.
Step 7: Choosing Communication Tactics Langkah ke tujuh ini mengenai aktivitas komunikasi yang dilakukan IR untuk mempubllikasikan programnya melalui berita, email, surat kabar. Pemilihan taktik komunikasi ini di bagi dalam 4(empat) kategori, yaitu: 1. Taktik Interpersonal Communication adalah melibatkan kesempatan tatap muka, memiliki potensi untuk mempengaruhi untuk tujuan informasi, edukasi, persuasi atau dialog. Hal ini disampaikan Bapak Herwin W. Hidayat sebagai berikut: ”IR menggunakan one-on-one discussion dengan para investor, diskusi grup dengan para investor, pertemuan dengan analis secara rutin contohnya;analyst briefing quarterly, diskusi melalui telephone dan pendistribusian press release melalui email atau alat elektronik lainnya untuk memperbaharui hasil dan kemajuan perusahaan”. 112 Bapak Herwin lebih banyak menggunakan tatap muka dengan para keypublic untuk menyampaikan informasi mengenai perkembangan perusahaan. Oleh karena itu banyaknya aktivitas yang dijalankan IR semata mata hanya untuk mendekatkan diri dengan publiknya. Melalui tatap muka ini dapat terjadi interaksi langsung kepada publiknya dan komunikasi ini sangat efektif karena mengurangi terjadinya kesimpangsiuran pemberian informasi dari perusahaan kepada publik. Hal yang sama juga disampaikan Bapak Hendry tentang pemilihan taktik komunikasi. Wawancaranya adalah sebagai berikut: 112
Wawancara dengan Bapak Herwin
55
”Untuk menyampaikan informasi kepada publik kami, kami menggunakan bantuan media dan menyelenggarakan RUPS, pengumuman yang berkaitan dengan masyarakat akan kami release dalam sejumlah media cetak seperti : Media Indonesia, Kompas dan Investor Daily. Akan tetapi kami juga sering mengadakan one on one meeting atau diskusi-diskusi dengan publik kami”.113 Dalam kegiatan ini taktik interpersonal communication nya dijelaskan lebih rinci oleh Bapak Hendry adalah : A. Personal Involvement - Organization Site involvement; plant tours, open house, test drive, trial membership dan free class Menurut Bapak Herwin, IR tidak mengadakan acara yang melibatkan antar organisasi seperti; open house, plant tours, trial membership dan free class. Aktivitas ini tidak dilakukan karena sama sekali tidak ada hubungannya dan kurang efektif dalam menjangkau perhatian investor. ”Kami tidak melakukan aktivitas seperti yang disebutkan diatas, selain aktivitas tersebut tidak efektif dan juga tidak sesuai dengan sasaran perusahaan”.114 Hal tersebut juga disampaikan Bapak Hendry sebagai berikut: “Kami tidak mengadakan open house bagi investor, media dan analis karena kegiatan tersebut kurang efektif sehubungan dengan dengan perusahaan kami”.115 Ibu Sofia selaku perwakilan dari media mengatakan : “Untuk aktivitas seperti plant tours, test drive dll seperti yang disebutkan itu sama sekali tidak ada hubungan dengan EMP. Kami belum pernah mendapat undangan untuk aktivitas tersebut”116 - Audience Site-Involvement; Door to door canvassing, in home demonstration dan petition drive
113
Hasil wawancara dengan Bapak Hendry Hasil wawancara dengan Bapak Herwin 115 Hasil wawancara dengan Bapak Hendry 116 Hasil wawancara dengan Ibu Sofia 114
56
Bapak Herwin menegaskan dalam wawancara sebagai berikut “kami juga tidak melakukan aktivitas seperti yang disebutkan” 117 Organization site involvement dan audience site involvement tidak dilakukan IR karena tidak sesuai dengan kebutuhan antara IR dan publiknya. B. Information Exchange - Educational Exchange: Council (rapat pimpinan), convocation (pertemuan, rapat), conference, seminar, symposium, colloquium (pertemuan para ahli), workshop dan training season. Bapak Herwin menjelaskan “ya, kami mengadakan pertemuan baik dengan Board of Director, khususnya dengan Bapak Chris V. Ponto satu bulan sekali. Dalam pertemuan tersebut kami melaporkan, berdiskusi dan evaluasi hasil harga saham. Pertemuan dengan para ahli yaitu dengan para analis dilakukan 1 bulan sekali dan dari hasil pertemuan dengan para analis tersebut kami laporkan kepada BOD “.118
- Product Exhibition: Trade show ”Kami tidak mengadakan trade show” - Meeting: Annual Stockholder meeting, Lobbying exchange, Public Affairs meeting ”Annual stockholder meeting dilakukan satu tahun sekali yang biasa kita sebut Rapat Umum Pemegang Saham tahunan. Apabila ada issue yang harus diberitakan kepada pemegang saham maka kami juga melakukan RUPS LB, seperti pada tanggal 14 Maret 2008 mengenai perubahan komisaris”.119 Annual stockholder meeting ini diadakan IR dengan bantuan Sekretaris IR yaitu Ibu Ade, hasil wawancaranya adalah sebagai berikut:
117
Hasil wawancara dengan Bapak Herwin Hasil wawancara dengan Bapak Herwin 119 Hasil wawancara dengan Bapak Herwin 118
57
”RUPS dilakukan di Hotel Dharmawangsa pada jam 9.30 am. Issue yang disampaikan mengenai konversi tagihan PT Minarak dan perubahan susunan komisaris. “.120 Bapak Hari menambahkan sebagai berikut: ”ya, pada waktu itu saya hadir dalam briefing, karena ini adalah keputusan yang sangat penting maka penyampaian kepada investor pun harus sangat hati-hati. Dan saya lihat ada perkembangan yang baik pasca dekonsolidasi, jadi saya optimis akan harga saham EMP”.121 -
Speech
(Question-answer
session,
talk,
oration,
panel,
debate,forum,presentation) “Dalam pertemuan dengan analis di acara roadshow saya sendiri yang langsung mempresentasikan laporan-laporan mengenai produksi dan hasil laporan keuangan. Road show sendiri diadakan untuk mempresentasikan laporan per quarterly atau 3 bulan sekali. Apabila ada analis yang ingin bertanya dapat dilakukan dengan saat itu disaat waktu tanya –jawab”.122 Bapak Herwin selaku keyperson dalam aktivitasnya menjadi pembicara untuk mempresentasikan mengenai hasil produksi dan laporan keuangan. Dalam aktivitasnya, Bapak Herwin juga menyediakan waktu untuk membuka forum tanya-jawab dengan analis dan investor. Sesi tanya jawab dapat dilakukan pada saat acara berlangsung atau melalui email kepada Bapak Herwin. - Special event; Civic event (Carnival dan Parade), Sporting event, Contest, Holiday event (Hari buruh, Tahun baru), Progress Oriented event, Historic event (hari ulang tahun perusahaan), Social Event (lunch/Dinner) dan Artistic Event (film, festival, pameran lukisan, pameran foto) Berikut wawancara dengan Bapak Herwin : “Untuk aktivitas yang khusus seperti yang disebutkan, kita tidak melakukannya. Ulang tahun perusahaan di buat oleh PR kondur pada 16 Oktober 2007, hanya mengundang karyawan dan Manajemen”.123
120
Hasil Wawancara dengan Ade F Hasil wawancara dengan Bapak Hari 122 Hasil wawancara dengan Bapak Herwin 123 Hasil wawancara dengan Bapak Herwin 121
58
Ditambahkan oleh Ibu Ade sebagai berikut: ”Bapak Herwin tidak melakukan special event seperti yang disebutkan. Untuk perayaan ulang tahun perusahaan diadakan oleh PR Kondur di lantai 52 Gedung Wisma Mulia”.124
Di dalam kategori information exchange, pertemuan yang dilakukan IR EMP bersama analis dan investor dilakukan pada RUPS tanggal 14 Maret 2008 di Hotel Dharmawangsa-Jakarta pada jam 9.30 pagi dan mengemukakan isu mengenai persetujuan konversi PT Minarak dan perubahan susunan komisaris. Dalam komentar salah satu analis menyatakan bahwa mereka optimis akan kerja IR karena adanya kemajuan yang baik dalam konversi tagihan PT Minarak, sehingga dapat berfokus kepada produksi EMP.
IR EMP tidak melakukan
seminar dan training dan tidak mengadakan acara khusus seperti ulang tahun perusahaan. Ulang tahun perusahaan diadakan di Gedung Wisma Mulia lantai 52 oleh PR Kondur dan hanya dihadiri oleh Manajemen dan karyawan EMP. 2. Taktik Organizational Media adalah media yang diproduksi atau diterbitkan oleh perusahaan. A. Publikasi Umum - Publikasi: newsletter, house organ dan bulletin ”Tidak, kami tidak membuat newsletter, house organ dan bulletin”.125 Pernyataan dari Bapak Herwin juga diperkuat oleh Ibu Sofia, pernyataannya sebagai berikut: ”EMP tidak membuat newsletter, house organ dan bulletin”. 126 - Stand Alone Publications; brochure, leaflet, folder, pamphlet, booklet, tract (risalah), fact sheet, dan circular
124
Hasil wawancara dengan Ibu Ade Hasil wawancara dengan Bapak Herwin 126 Hasil wawancara dengan Ibu Sofia 125
59
“Kami tidak membuat publikasi seperti yang tersebut. Untuk risalah kami menggunakan media massa cetak (Investor Daily dan The Jakarta Post) untuk mengumumkan mengenai pemberitahuan hasil RUPS pada 14 Maret 2008”.127 Berikut wawancara dengan Bapak Hendry sebagai pembanding ; ”Untuk risalah hasil RUPS tanggal 14 Maret 2008 kami publikasikan di Koran Investor Daily dan The Jakarta Post. Koran ini kami pilih karena memang sebagian besar berisi mengenai informasi perusahaan perseroan yang dapat mencakup para investor”.128
Hal ini juga diketahui oleh Ibu Christina selaku investor ”saya sering melihat update berita-berita di koran Investor Daily mengenai risalah RUPS. Saya juga membuat clipping dan summary nya yang dapat berguna untuk melihat kemajuan EMP dan berguna bagi invetor lain yang tidak datang pada waktu RUPS. Risalah RUPS dapat dilihat pada koran tanggal 18 Maret 2008”.129 Publikasi yang digunakan IR adalah media massa cetak yaitu Koran Investor Daily dan The Jakarta Post karena koran ini memuat informasi mengenai perusahaan perseroan. Risalah dalam publikasi ini memuat mengenai informasi hasil RUPS tanggal 14 Desember 2007 yang dapat berguna bagi para investor yang tidak dapat menghadiri RUPS. Risalah hasil RUPS dipublikasikan 4 hari setelah RUPS dilaksanakan. - Reprints, Internal News Release Bapak Herwin menyampaikan sebagai berikut ”kami tidak membuat Internal News Release seperti di publikasikan di koran dan majalah”.130 Bapak Hendry mengungkapkan sebagai berikut: ”Memang benar kami tidak membuat news release yang didistribusikan kepada karyawan berupa hardcopy, tetapi kami membuat clipping dari
127
Hasil wawancara dengan Bapak Herwin Hasil wawancara dengan Bapak Hendry 129 Hasil wawancara dengan Ibu Christina 130 Hasil wawancara dengan Bapak Herwin 128
60
media yang mempublikasikan beritra EMP kami yaitu www.energimp.com”.131
EMP tidak membuat news release dalam bentuk hardcopy untuk dibagikan kepada karyawan atau investor.Staff IR yang menangani media hanya membuat clipping untuk memenuhi kebutuhan informasi karyawan dan clipping tersebut diambil dari koran yang mempublikasikan berita-berita EMP. Clipping tersebut dikirim dengan email dan di simpan di website EMP. - Progress Report a. Annual Report : ”ya, setahun sekali kita buat yang bertujuan untuk mengetahui bagaimana perkembangan perusahaan dari tahun ke tahun. Di dalamnya berisi antara lain ikhtisar keuangan, sambutan dari komisaris yang sedang menjabat, laporan direktur utama, tinjauan operational, pembahasan dan analisis manajemen, K3L dan lain sebagainya. Annual Report ini di berikan kepada para investor, calon investor , para analis dan media. Biasanya kami memberikan ini saat RUPS berlangsung. Di dalam RUPS tahunan kita membagikan goodie bag yang salah satu isinya adalah annual report. Annual report terakhir adalah tahun 2007, untuk annual report 2008 masih dalam proses persiapan percetakan”.132 Ibu Sofia menambahkan bahwa annual report di dapatkan pada saat RUPS “Annual report 2007 saya dapatkan pada RUPS LB tanggal 14 Maret 2008 dan sebagai tambahan informasi saat ini annual report juga ada soft copy nya dan dapat di download di website”.133 Annual report terakhir ini adalah annual report tahun 2007, saat ini IR sedang mempersiapkan laporan tahunan 2008. Untuk para media atau investor ataupun calon investor yang membutuhkan annual report EMP dapat didownload di website EMP selain itu annual report dibagikan pada saat public expose dan RUPS. 131
Hasil wawancara dengan Bapak Hendry Hasil wawancara dengan Bapak Hendry 133 Hasil wawancara dengan Ibu Sofia 132
61
b. Quarterly report Berikut adalah wawancara dengan Bapak Herwin mengenai aktivitas ’quarterly report’ yang telah dilakukannya “Quarterly report saya presentasikan dalam road show maupun pertemuan dengan analis. Quarterly report yang telah kami buat adalah 1Q2008 Prod & Full Year 2007 Financial updates di presentasikan dalam Non deal roadshow dengan Merril Lynch dan Deutsche Securities. Tidak hanya itu saja tetapi kami juga mengupload di dalam website kami agar investor yang memerlukan dapat men-download”.134 Hal yang serupa di sampaikan oleh Bapak Hari selaku analis: “Untuk quarterly report saya dapatkan dari website yang telah di upload pada 16 April 2008”.135 Salah satu Quarterly report yang di buat oleh IR EMP 1Q 2008 Production & Full Year 2007 Financial updates, di publikasikan di website dan di presentasikan pada roadshow bersama Merril Lynch dan Deutsche Securities. Untuk memudahkan penyebaran informasi, quarterly report juga di lihat di website EMP. - Users Kit; Hand out : “Handout kami berikan kepada para investor dan wartawan yang hadir dalam acara RUPS. Handout ini berisi materi yang kami agendakan untuk acara paa RUPS hari tsb”.136 Ibu Christina membenarkan hal ini sesuai pengalamannya “Menurut pengalaman saya, pada RUPS saya mendapat goodie bag yang berisi Handout mengenai materi RUPS dan Annual report“.137
134
Hasil wawancara dengan Bapak Herwin Hasil wawancara dengan Bapak Hari 136 Hasil wawancara dengan Bapak Hendry 137 Hasil wawancara dengan Ibu Christina 135
62
Handout disediakan pada RUPS. Dalam penyelenggaraan RUPS, IR membentuk panitia yang bertugas membantu pendaftaran dan pemberian goodie bag para tamu seperti; investor dan media serta perwakilan dari perusahaan Bakrie lainnya. Goodie bag tersebut berisi; annual report dan materi RUPS. Sebagai informasi, dalam RUPS tahunan disediakan souvenir seperti; thumbler atau senter kecil dan pulpen - Research Reports a. Laporan : ”Laporan kami buat setelah mengadakan kegiatan atau yang sifatnya insidentil atau laporan yang sifatnya rutin”.138 Ditambahkan oleh Bapak Hendry : “Untuk laporan yang bersifat rutin dilaporkan seminggu sekali mengenai update berita-berita yang menyangkut perkembangan perusahaan. Biasanya saya melaporkan ke Bapak Herwin mengenai update berita di media cetak maupun elektronik dengan bantuan jaringan internet. Sedangkan Andy, selaku analis juga melaporkan perkembangan harga saham melalui media Bloomberg yang secara langsung terhubung degan BEI ”.139 Laporan yang dilakukan IR selain dari IR ke BOD (Bapak Chris), dilakukan staf IR (Bapak Hendry dan Bapak Andy) ke Bapak Herwin selaku atasan langsung mengenai perkembangan yang berhubungan dengan media dan harga saham yang dilaporkan seminggu sekali atau disebut weekly report. B .Direct Mail a. Surat ”untuk surat menyurat kami biasanya mengirimkan ke Bapepam & BEI seperti surat pemberitahuan rencana public expose pada 14 Des 2007, saya di bantu sekretaris saya untuk mengirimkan tersebut”.140 138
Hasil wawancara dengan Bapak Herwin Hasil wawancara dengan Bapak Hendry 140 Hasil wawancara dengan Bapak Herwin 139
63
Hal ini juga di sampaikan oleh Ibu Ade, berikut wawancaranya ”ya, saya membantu bapak Herwin untuk mengirimkan surat pemberitahuan penyelenggaraan RUPS dan BEI pada tanggal 27 November 2007”.141
b.Undangan ”Undangan RUPS dan public expose dapat berupa surat yang di publikasikan di koran Investor Daily, The Jakarta Post dan Bisnis Indonesia ditujukan untuk investor. Untuk undangan kepada BEI dan Bapepam berupa surat undangan public expose 14 Des 2007”.142 Surat lebih efektif digunakan untuk membantu proses kelancaran berkomunikasi atau melakukan pengiriman pesan. Contoh surat yang biasa di buat IR kepada BEI adalah pemberitahuan rencana public expose Surat yang tertulis hitam diatas putih sangat penting di lakukan dalam suatu perusahaan sebagai bukti tertulis dan autentik. Surat ini dapat bersifat formal maupun non formal dapat berupa undangan meeting/briefing ataupun pemberitahuan. C. Miscellaneous Print Media; poster, bulletin board, business card, certificate, Door Hanger, Banner & Bckdrop “Untuk media print yang lain adalah kartu nama, banner dan backdrop. Kartu nama sudah disediakan oleh departemen lain dan untuk acara RUPS dan Public Expose kami gunakan banner dan Backdrop. Banner kami pasang di pintu masuk dan backdrop di pasang di belakang meja sidang para BOD dan BOC”.143 Bapak Hendry mengungkapkan ”ya.. kami menyiapkan banner dan backdrop untuk acara RUPS dan public expose. Untuk banner kami letakkan di depan pintu masuk dan untuk backdrop kami letakkan di belakang BOD dan BOC”.144 Berikut hasil wawancara dengan Ibu Christina
141
Hasil wawancara dengan Ibu Ade Hasil wawancara dengan Bapak Hendry 143 Hasil wawancara dengan Bapak Herwin 144 Hasil wawancara dengan Bapak Hendry 142
64
”Untuk backdrop saya melihat berhadapan langsung dengan saya atau dapat dikatakan menghadap ke audience dan untuk banner saya melihat dipintu masuk ruang Hotel”.145
Business card atau kartu nama sudah disediakan oleh department lain, Banner dan backdrop yang digunakan EMP adalah sebagai bahan visual yang digunakan dalam aktivitas IR RUPS dan Public Expose. Banner diletakkan di depan pintu masuk ruang acara dilaksanakan dan Backdrop diletakkan pada acara RUPS di belakang meja sidang BOD dan BOC yang menghadap ke audience. Untuk media lain seperti door handle, poster dan bulletin tidak digunakan IR. D. Audiovisual Media -Audio Media; Telephone, dial a message, recorded, demo CD, demo tape “Untuk audio media melalui telephone biasanya saya melakukan conference call dengan analis beberapa hari sebelum diadakannya RUPS. Salah satunya adalah dengan analis Danatama”. 146 Hal ini ditambahkan Ibu Ade “Jika diperlukan, saya akan membantu mempersiapkan conference call dengan analis atau dengan salah satu BOD yang sedang berada di luar negeri”.147 Berikut adalah wawancara dengan Bapak Hari: ”Conference call kami lakukan beberapa hari sebelum RUPS 14 Maret 08 untuk menanyakan kesiapan materi yang akan di agendakan oleh EMP”.148 -Computer-Based Media; email, list serv, website, news group, homepage, webTV, web radio, touch sensitive computer
145
Hasil wawancara dengan Ibu Christina Hasil wawnacara dengan Bapak Herwin 147 Hasil wawancara dengan Ibu Ade 148 Hasil wawancara dengan Bapak hari 146
65
”Ya, untuk pastinya kita menggunakan komputer sebagai alat penunjang pekerjaan dan aktivitas kami, komputer yang kami gunakan juga terhubung dengan internet serta email dan sebagai perusahaan yang sudah besar kami mempunyai website sendiri yaitu www.energi-mp.com. Untuk presentasi dengan analis atau dalam acara RUPS dan Public Expose. kami menggunakan laptop yang terhubung dengan infocus dengan menggunakan program powerpoint”.149 Di lain hal, beberapa teknologi audio dan visual dapat menjadi penunjang komunikasi. Teknologi yang digunakan IR adalah telephone dan komputer yang terhubung dengan internet. Conference call diadakan hanya sesekali sebelum diadakan RUPS untuk menanyakan kesiapan materi yang akan agendakan dalam RUPS. Media telephone merupakan kesempatan baru untuk memenuhi permintaan informasi. Untuk komputer di gunakan untuk membantu membuat presentasi yang akan digunakan dalam penyampaian materi di RUPS dan Public Expose. 3. News Media Tactics, membuka kesempatan bagi organisasi untuk menjangkau audience-nya lebih luas. Yang termasuk dalam News Media Tactics adalah koran, majalah, radio dan televisi. Berikut adalah wawancara dengan Bapak Herwin mengenai news media tactict yang digunakan IR : ”Kita tidak membuat koran internal akan tetapi, dalam hal penyampaian informasi kami mempublikasikan melalui beberapa koran berikut ini : Investor daily, The Jakarta Post dan Bisnis Indonesia. Apa-apa saja yang di publikasikan dapat ditanyakan kepada Sdr. Hendry”.150
IR tidak menerbitkan koran internal tetapi mereka mempublikasikan beberapa hal yang telah disebutkan oleh Bapak Hendry. Adapun koran yang menjadi target EMP Media Indonesia, Investor Daily, Bisnis Indonesia dan The 149 150
Hasil wawancara dengan Bapak Herwin Hasil wawancara dengan Bapak Herwin
66
Jakarta Post karena koran ini dapat menjangkau publik lokal dan asing. IR tidak menggunakan majalah, radio dan televisi sebegai media publikasi. - Direct News Material; News Fact sheet, Event Listening, Community Calender, Interview Notes, news release, feature release, actuality, video B roll, Video news Release, Photo and caption dan media kit Ada beberapa hal yang dilakukan IR dalam Direct News Material, berikut wawancara dengan Bapak Herwin mengenai hal tersebut: “Untuk hal-hal yang disebutkan diatas kami menggunakan sebagai berikut: News release, dan photo caption. News release dipublikasikan melalui media cetak dan website kami, sedangkan photo caption hanya kami publikasikan melalui website kami”.151 Hal ini juga di benarkan oleh Ibu Christina “Saya mengetahui foto-foto mengenai kilang-kilang dan daerah kerja EMP dari website, saya pikir cukup baik dan berguna”.152 - Indirect News Material; media advisory, story idea memo, query “kami mengundang photographers (image8) untuk meliput acara RUPS dan PE”.153 - Interactive News opportunity; interview, news conference, studio interview, satellite media tours dan editorial conference Untuk keterangan diatas akan dijelaskan langsung oleh Bapak Herwin sebagai berikut: ”News Conference saya lakukan sehabis RUPS atau Public Expose berarti 2 kali selama July 07- April 08, saya lakukan untuk menyampaikan berita mengenai apa yang bersangkutan dengan isi RUPS dan Public Expose. Conference tersebut akan kami publikasikan juga ke koran Bisnis Indonesia, Investor Daily dan The Jakarta Post. Untuk interview saya pernah dengan radio Elshinta dan Media Indonesia mengenai LBI sebelum dekonsolidasi”.154
151
Hasil wawancara dengan Bapak Herwin Hasil wawancara dengan Ibu Christina 153 Hasil wawancara dengan Bapak Herwin W. Hidayat 154 Hasil wawancara dengan Bapak Herwin W. Hidayat 152
67
Hal ini dibenarkan oleh Ibu Sofia ”Jika dari kami ada yang kurang jelas, kami akan menanyakan langsung kepada Sdr. Hendry atau kami dapat mengirimkan Interview letter kepada Bapak Herwin melalui email, dan jawabannya akan di jawab melalui email juga. Biasanya kami menanyakan mengenai perkembangan operasioanal EMP”.155 Ditambahkan oleh Ibu Ade: ”Saya yang membantu Bapak Herwin untuk penjadwalan wawancara dengan wartawan yang melakukan klarifikasi. Jika bapak Herwin dapat menemui saya akan membantu mempersiapkan materi-materi wawancara. Apabila ada tanggapan bapak herwin melalui surat saya akan membantu pengirimannya. Klarifikasi juga dapat dilakukan Bapak Herwin dengan tertulis seperti membuat press release”.156 Di dalam kesempatan tatap muka ini IR EMP membuka forum tanya jawab, tanya jawab dilakukan pada saat berlangsungnya acara dan yang berkaitan dengan acara dan langsung di jawab oleh para direksi atau komisaris dengan bantuan Bapak Herwin. Dalam press conference hanya menyampaikan atau membacakan press release kepada publik, IR juga mengundang fotografer untuk meliput acara tersebut. Untuk wawancara dengan Bapak Herwin dapat menghubungi dan membuat janji dengan sekretaris atau berhubungan langsung dengan bagian staff Media. Jika ada klarifikasi berita, Bapak Herwin akan segera membuat press release dan sekretaris atau Media staff akan membantu pendistribusian kepada media. 4. Taktik Advertising dan Promosi Media, Cara ini dapat digunakan dalam tujuan PR di dalam menciptakan reputsi yang positif bagi organisasi, tetapi kebanyakan cara-cara ini digunakan untuk tujuan marketing. A. Print Media Advertising; magazine, advertising dan advertorial, newspaper advertising, directory advertising, House ads, Program advertising 155 156
Hasil wawancara dengan Ibu Sofia Hasil wawancara dengan Ibu Ade
68
“Kami menggunakan koran untuk mengiklankan beberapa pemberitahuan mengenai hal yang berhubungan dengan aktivitas kita seperti RUPS. Untuk keterangan lebih lengkap dapat menghubungi Sdr. Hendry”.157 Hal ini ditambahkan Bapak Hendry: “Adapun beberapa hal yang kita iklankan adalah seperti yang ada di tabel dibawah ini”.158 B. Electronic advertising media; television, radio, cable tv C. Out of home advertising; outdoor poster, arena poster, clothing, kostum “Untuk beberapa media diatas tidak kami lakukan”.159 Dalam
menjalankan
aktivitasnya
IR
menggunakan
koran
untuk
mengiklankan pemberitahuan. Pemberitahuan tersebut dapat dilihat dalam tabel I dibawah ini. Untuk Electronic Advertising Media dan Out Of home Advertising tidak digunakan IR dalam mencapai publiknya. Pemberitahuan yang diiklankan IR dibantu oleh Divisi CorSec. Berikut penjelasaannya. “ya, saya membantu IR dalam pemberitaan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan RUPS karena ada beberapa ketentuan yang harus dipatuhi perusahaan terbuka dalam mengiklankan mengenai pemberitahuan laporan keuangan, pelaksanaan RUPS dan hasil RUPS. Hal ini diatur dalam Anggaran Dasar dan ketentuan Bapepam”.160 TABEL I NEWS ADVERTISING PT EMP Tbk
157
Tanggal 11 Feb 2008
Nama koran Investor Daily
11 Feb 2008
Bisnis Indonesia
26 Feb 2008
Bisnis indonesia
26 Feb 2008
Investor Daily
Hasil wawancara dengan Bapak Herwin W. Hidayat Hasil wawancara dengan Bapak Hendry 159 Hasil wawancara dengan Bapak Herwin W. Hidayat 160 Hasil wawancara dengan Bapak Yogi 158
Keterangan Pemberitahuan rencana RUPS LB Pemberitahuan rencana RUPS LB Panggilan RUPS LB EMP Tbk Panggilan RUPS LB EMP Tbk
69
26 Feb 2008
The Jakarta Post
12 Mar 2008
Investor Daily
18 Mar 2008
Bisnis Indonesia
18 Mar 2008
Investor Daily
18 Mar 2008
The Jakarta Post
28 Mar 2008
Investor Daily
28 Mar 2008
The Jakarta Post
28 Mar 2008
Bisnis Indonesia
Panggilan RUPS LB EMP Tbk Tambahan or Perubahan info kepada PS Pemberitahuan Hasil RUPS LB PT EMP Tbk Pemberitahuan Hasil RUPS LB EMP Tbk Pemberitahuan hasil RUPS LB PT EMP Tbk Laporan Keuangan PT EMP Tbk Laporan keuangan PT EMP Tbk Laporan Keuangan PT EMP Tbk
Untuk media promosi tidak dilakukan IR EMP, menurut Bapak Herwin taktik-taktik ini lebih ke arah promosi dan marketing suatu perusahaan yang bergerak di bidang kebutuhan sehari-hari. Untuk taktik periklanan, ada beberapa hal yang diiklankan seperti pada tabel diatas. Hal–hal diatas perlu diiklankan untuk memenuhi informasi bagi pemegang saham dan harus berdasarkan ketentuan anggaran dasar dan Bapepam. Step 8: Implementing the Strategic Plan; menjadwalkan hal-hal yang diperlukan untuk mengimplementasi apa yang ingin atau telah dilakukan. Bapak Herwin W. Hidayat mengatakan : “Dekonsolidasi dilakukan agar EMP tidak lagi menanggung biaya, dan untuk memulihkan kembali image EMP, kita tetap menjalankan rencana awal mengadakan roadshow di berbagai tempat seperti Bali, Singapore dan London. Berikut adalah jadwal kegiatan tersebut roadshow, public Expose dan RUPS”.161
161
Hasil wawancara dengan Bapak Herwin W. hidayat
70
TABEL II AKTIVITAS IR EMP
Date
Events
2-Aug07 6-Aug07 7-Aug07 9-Aug07 10-Aug07 27-Agt07 5-6 Sept 07 29-30 Sept 07 01-Okt07
Analyst Briefing Non Deal Road Show Non Deal Road Show Non Deal Road Show Non Deal Road Show
Arranger / Broker Merril Lynch
Disclosure 1H 2007 Results)
Location Jakarta
Merril Lynch
Singapore
Merril Lynch
Hong Kong
Merril Lynch
London
Merril Lynch
New York
Report to BOD Non Deal RoadShow Indonesian Corporate Day
IR Deutsche Securities
Monthly report
Jakarta
Report to BOD
EMP
1-2 Nov 07
Equity Investor Day
Credit Suisse
HK,Sin
14 Des 07
Public Expose
EMP
Jakarta
8-Jan-08
Report to BOD
EMP
18-Jan08
Analyst Briefing
EMP
24-Jan08
Equity Forum
Samuel Sekuritas
25-Jan08
Equity Forum (Infrastructure & Resource Conference)
Macquarie Securities
Monthly report Full Year 2007 Prod & 9 Months Financial Updates Full Year 2007 Prod & 9 Months Financial Updates Full Year 2007 Prod & 9 Months Financial Updates
Feb-08
Meeting with BOD
EMP
Prepare for RUPS
Singapore Bali
CIMB Securities Monthly report
Jakarta
Jakarta
Jakarta
Jakarta
Jakarta Jakarta
71
Feb-08
Analyst briefing
EMP
3-4 Mar-08
Equity Forum (UBS Indonesia Conference)
UBS Securities
14 Mar 08
RUPS LB
EMP
04-Apr08
Analyst Briefing
EMP
14 - 16 Apr-08
Non Deal Roadshow
Merrill Lynch Securities
21 - 22 Apr-08
Non Deal Roadshow
Deutsche Securities
Preparing for RUPS Full Year 2007 Prod & 9 Months Financial Updates Perubahan Susunan Komisaris 1Q 2008 Prod & Full Year 2007 Financial Updates 1Q 2008 Prod & Full Year 2007 Financial Updates 1Q 2008 Prod & Full Year 2007 Financial Updates
Jakarta
Jakarta
Jakarta
Jakarta Hong Kong, London, New York
Singapore
Berikut penjelasan dari Bapak Herwin mengenai aktivitas yang dilakukan IR: Roadshow : Road Show merupakan kegiatan manajemen perseroan dalam upaya mendekatkan diri dengan investor serta analis untuk memberikan pelayanan dan keterbukaan informasi yang akurat dan terkini mengenai perkembangan dan pertumbuhan bisnis Perseroan, di negara dimana investor atau analis berada dengan mengadakan kerjasama menggunakan Investment Bank sebagai event organizer. a. Non Deal Road show: untuk memberikan penjelasan berkenaan dengan perkembangan bisnis perseroan baik kepada investor yang telah menginvestasikan dananya untuk saham perseroan maupun investor yang belum menginvestasikan dananya untuk saham perseroan. b. Deal Road Show: Untuk menyepakati transaksi tertentu yang berkaitan dengan usaha RUPSLB dan sesuai kebutuhan transaksi yang diperlukan.162 Step 9: Evaluating the Strategic Plan Evaluasi merupakan tahapan akhir yaitu melihat apakah aktivitas yang dijalankan berjalan sesuai dengan rencana atau tidak. Ukuran 162
Hasil wawancara dengan Bapak Herwin
72
keberhasilan program adalah apabila hasil yang dicapai memenuhi tujuan yang telah direncanakan. A.Evaluation Of Communication Outputs - Message Production Message Production adalah pesan yang dihasilkan oleh EMP yang diinformasikan kepada publiknya melalui media massa. Berikut ini adalah tabel yang memuat mengenai pesan yang di hasilkan dan didistribusikan oleh EMP. TABEL III MESSAGE PRODUCTION & DISTRIBUTION FROM EMP Date
17 Juli 2007 12 Sept 2007 10 Oktober 2007
Press Release
Media
EMP reports THP assets start Bisnis Indonesia delivering positif result Lapindo no longer consolidated Investor Daily in EMP Kompas EMP brings Kangean supplies from Sepanjang Field back on Jakarta Post stream Bloomberg
30 Oktober 2007
Increased gas sales
10 Des 2007
Seputar Production increase from EMP Indonesia Subsidairies
17 Januari 2008
News from Kangean & Malacca
Petromindo
28 Januari 2008 20 Februari 2008
2 April 2008 9 April 2008
Detik EMP Increases Oil Production from Semberah TAC Media Indonesia Reports increased gas Production from Korinci Baru Mergermarket Asset New Asset Acquisition by EMP Sinar Harapan Oil Discovery from Kangean's Indonesia bisnis Sepanjang Field today Koran Jakarta Jakarta Globe
73
Tabel diatas adalah news release yang dibuat dan di distribusikan kepada media. Dalam kurun waktu 9 bulan, EMP telah mengeluarkan 10 press release mengenai update EMP. Ada 14 media yang menerima press release dari EMP dan semuanya dikirim melalui fax dan email. - Message Cost Berikut penjelasan Bapak Herwin ”Kami tidak menghitung biaya yang kami keluarkan untuk iklan pemberitahuan dengan hasil yang kami dapat. Pemberitahuan yang kami iklankan di media massa semata-mata kami lakukan karena kewajiban kami untuk memenuhi informasi publik kami”163 IR EMP tidak membuat evaluasi melaui biaya yang dikeluarkan tenaga hasil yang didapat dari pemberitaan. Hal ini semata-mata dilakukan untuk memenuhi kebutuhan informasi kepada publik. B. Evaluation of Awareness Objectives - Message Exposure TABEL IV MESSAGE EXPOSURE Date
News
12 Sept 2007
Bisnis Indonesia
assets start delivering 18 Juli 2007
The Jakarta Post
positif result
Bisnis Indonesia
reports
18 Juli 2007
Lapindo no longer 13 September Bisnis Indonesia consolidated in EMP
10 Okt 2007
2007
EMP brings Kangean 11 supplies
163
Media
THP 17 Juli 2007
EMP 17 Juli 2007
Date
Bapak Herwin W. Hidayat
from 2007
Oktober The Jakarta Post Bisnis Indonesia
74
Sepanjang Field back on stream 30 Okt 2007
Increased gas sales 30 price
from
Oktober Bloomberg
EMP’s 2007
Major Assets
10 Des 2007
Production
increase 11 Desember Investor Daily
from
EMP 2007
Subsidairies 17 Jan 2008
News from Kangean 18 Jan 2008
Bloomberg
& Malacca
Investor Daily The Jakarta Post
28 Jan 2008
EMP Increases Oil Production
from
Semberah TAC 20 Feb 2008
Reports increased gas Production
from
Korinci Baru Asset 2 April 2008
EMP New
announces
a 3 April 2008
Asset
Acquisition by EMP
Petromindo Bloomberg Kompas Bisnis Indonesia Investor Daily Koran Tempo
9 April 2008
Oil Discovery from 10 April 2008
Bloomberg
Kangean's Sepanjang
Investor Daily
Field
Dari hasil table diatas, dapat dilihat bahwa IR EMP mengeluarkan 10 newsrelease berkaitan dengan hasil positif dari operasionalisasi organisasi. Didapatkan bahwa 8 newsrelease tersebut berhasil diterima media dengan baik.
75
Dan apakah newsrealease tersebut di publikasikan media untuk para pembacanya?Berikut tanggapan dari Bapak Herwin: “Dalam kurun waktu Juli 2007- April 2008, sebanyak 10 newsrelease disampaikan kepada publik melalui media, dan sebanyak 7 media cetak memuat berita dari newsrelease yang kita sampaikan”.164
-
Message Content Evaluasi ini mengenai informasi yang akan disampaikan dari perusahaan
kepada publik. Apakah ke arah yang positif? Atau Apakah mengandung data yang keliru? Atau tidak menjamin keabsahannya? Hal ini akan disampaikan oleh Bapak Herwin sebagai berikut: “Informasi yang saya sampaikan kepada publik adalah berupa klarifikasi dan kemajuan perusahaan. Dalam kurun waktu 9 bulan pasca dekonsolidasi, banyak kemajuan yang kami alami dan peningkatan produksi dari blok Kangean, Semberah, Malacca dan Korinci Baru. Semua press release ditandatangani oleh CEO dan CFO bahwa pemberitaan itu sah dikeluarkan EMP”.165 Hal ini di benarkan oleh Ibu Sofia “Ya, kami menerima press release dari EMP. Pasca dekonsolidasi ini, EMP mendapatkan banyak hasil produksi dari anak perusahaannya seperti Kangean, Semberah, Korinci Baru dan Malacca”.166 Bapak Yogi menambahkan: “Saya selaku dalam divisi Corporate Secretary membantu IR seperti evaluasi keabsahan berita dan mengevaluasi data yang akan dipublikasikan”.167 Benar adanya bahwa 10 pesan yang disampaikan kepada publik EMP seperti yang terdapat di tabel diatas adalah berita positif. Pesan ini dibuat dan ditandatangani oleh Bapak Herwin dan Bapak Chris selaku Direktur memuat
164
Hasil wawancara dengan Bapak Herwin W. Hidayat Hasil wawancara dengan Bapak Herwin W. Hidayat 166 Hasil wawancara dengan Ibu Sofia 167 Hasil wawancara dengan Bapak Yogi 165
76
berita positif seperti hasil produksi dari beberapa anak perusahaan yaitu Kangean, Semberah, Korinci Baru dan Mallaca dan akuisisi baru. C. Evaluation of Acceptance Objectives - Audience Feedback “Jumlah analis yang memberikan pandangan terhadap evaluasi EMP; Dalam setiap bulannya analis memberikan pandangannya terhadap EMP, ini kita namakan analyst report. Analis report sangat membantu investor dalam memetuskan pembelian saham atau tidak. Pandangan analis juga dapat membuat reputasi positif bagi EMP. Dalam analyst report yang di kelola Andy, pada jangka waktu July 207-April 2008 terdapat 5 analis yang memberikan pandangan kepada EMP. Dengan keterangan sebagai berikut: Buy : 2 Analis (CIMB dan Merril Lynch) Neutral : 1 Analis ( Credit Suisse) Hold : 1 Analis (Samuel) Sell : 1 Analis (JP Morgan)”.168 “Jumlah analis yang memberikan pandangan sangat berpengaruh kepada calon investor yang ingin menanamkan saham di EMP. Investor yang menanamkan sahamnya di EMP membawa dampak perubahan kepada harga saham EMP”.169 Dari hasil penjabaran diatas, dalam kurun waktu 9 bulan, Juli 2007 sampai April 2008 dapat disimpulkan bahwa 4 dari 5 analis atau 80% analis memberikan pandangan yang positif terhadap EMP. Ini dapat dijadikan suatu ukuran bahwa analis menilai EMP telah berhasil dalam aktivitasnya pasca dekonsolidasi. Analis yang memberi pandangan adalah analis yang telah perusahaannya telah mengundang IR untuk presentasi dalam aktivitas roadshow. D.Evaluation of Action Objectives - Audiences Participation “Dapat dilihat dalam akta notaries Bp. Robert Purba tanggal 14 Maret 2008 bahwa sebesar 81,09% saham yang merupakan saham yang telah 168 169
Hasil wawancara dengan Bapak herwin W. Hidayat Hasil wawancara dengan Bapak Alliandy
77
dikeluarkan oleh perseroan secara keseluruhan atau 59,82% saham independent”170. Pernyataan ini ditambahkan oleh Bapak Yogi sebagai berikut: ”Dalam perhitungan partisipasi dalam aktivitas RUPS, yang dihitung adalah saham yang ada yang mewakili dari pemiliknya, bukan dihitung dari perorangan. Acara akan dimulai apabila jumlah presentase saham yang ada sudah mencukupi yaitu 50%+1 saham”171. Perhitungan audiences participation yang datang dalam RUPS 14 Maret 2008 adalah yang mewakili saham. Acara tersebut akan dimulai apabila jumlah suara telah hadir sebesar 50%+1 saham. Menurut Bapak Herwin yang berdasar kepada akta notaris bahwa rapat tersebut telah dihadiri sebanyak 59,82% pemegang saham independen. - Direct Observation “Apa yang selama ini kami jalankan dan dibandingkan dengan hasil yang kita peroleh adalah lebih dari yang kita bayangkan. Mulai dari penghargaan sebagai perusahaan nomer satu dalam Market Cap pada bulan Des 2007 yang melebihi ‘sang kompetitor’ dan harga saham yang terus meningkat mulai dari Juli 2007 – April 2008 membawa EMP kearah lebih baik. Berikut adalah harga saham pasca dekonsolidasi Juli 07 – April 08, harga saham EMP mengalami kenaikan yang cukup baik terutama di bulan Desember 07”.172 Month July -07 Aug - 07 Sept- 07 Okt-07 Nov-07 Dec-07 Jan-08 Feb-08 Mar-08 Apr-08
170
Hasil wawnacara dengan Bapak Herwin Hasil wawancara dengan Bapak Yogi 172 Hasil wawancara dengan Bapak Herwin 171
Average Rp. 876 Rp. 810 Rp. 826 Rp. 1.126 Rp. 1.371 Rp. 1.442 Rp 1.370 Rp 1.317 Rp 1.238 Rp 1.019
78
ENRG SHARE PRICE
Price (Rp.) 1.500
Rp1.442 Rp1.371 Rp1.370 Rp1.317 Rp1.238 Rp1.126 Rp1.019
1.250 1.000 750
Series1
Rp876
Rp810 Rp826
500 250 Jul-07 Agt07
Sep- Okt-07 Nov- Dec- Jan-08 Feb07 07 07 08 Month
Mar08
Apr08
(2) Produksi/operasional perusahaan
Pada bulan Oktober 2007, Korinci baru KKKS dan Gebang JOB KKKS mencatatkan kenaikan harga gas yang luar biasa yang digunakan pada kontrak kerjasama yang baru, sedangkan Kangean KKKS melakukan penyesuaian harga pada kontrak kerjasama yang ada
Pada bulan Desember 2007 Korinci Baru KKKS pertama kali memproduksi gas secara komersial untuk pengiriman ke PT Riau Andalan Pulp & Paper (RAPP) sebanyak 4,2 mmcfd.
(3) Laporan keuangan (laba/rugi); kenaikan pada harga jual dan volume produksi yang juga ditambah dengan kesuksesan perusahaan dalam menerapkan strategi efisiensi biaya telah berhasil meningkatkan Earning Before Interest Tax and Depreciation (EBITDA) sebesar 79 % adalah kenaikan yang luar biasa pasca dekonsolidasi LBI. Ditambahkan oleh Bapak Andy dari hasil analisis nya di dapat: ”Berikut adalah penjelasan mengenai produksi EMP :
1 Q 2007
1 Q 2008
CHANGE
Net Sales
265
414
56 %
Gross Profit
33
177
Deffered Tax
39
(3)
79
EBITDA
87
156
79 %
Net Profit
18
27
50 %
Sumber: presentasi financial result (P/L), 1 Q 2008
Oil production turun 18 %
Gas Production naik 22 %
Harga minyak naik 62 %
Harga gas naik 4 %
Dapat ditarik kesimpulan bahwa pendapatan naik sekitar 56 % dan EBITDA naik 79 %173 EMP mengalami peningkatan dalam segi harga saham, rata-rata harga saham dalam 9 bulan adalah Rp. 1.140. peningkatan juga dapat dilihat dari produksi dan EBITDA. EBITDA adalah hasil penjualan bersih minyak dan gas sebelum dikurangi pajak dan kewajiban. Kenaikan EBITDA didapat dari peningkatan volume produksi. Ini adalah keberhasilan perusahaan yang patut dibanggakan kepada publik dalam 9 bulan pertama 2008 pasca krisis. Partisipasi investor dalam setiap aktivitas yang dijalankan IR dapat menjadi dukungan IR dapat bekerja lebih baik dari waktu ke waktu.
173
Hasil perhitungan dari Bapak Alliandy
80
Tabel IV Upaya Investor Relations Dalam Mengelola Reputasi PT Energi Mega Persada Tbk Pasca Dekonsolidasi Lapindo Brantas Inc. (July 2007-April 2008) berdasarkan Teori Ronald D. Smith Tahapan Strategi PR
Ronald
Penjelasan Tahapan
Realisasi program
D.
Smith 1 Formative Research
Melakukan
.
sebelum program mengambil dalam program
Riset Identifikasi memulai EMP
melakukan
untuk identifikasi keputusan tempat
tempat– yang
merencanakan diadakannya Investor
akan kegiatan.
Relations.
Identifikasi bertujuan
tempat untuk
mengetahui
dapat
siapa-siapa
saja peserta yang hadir dalam pertemuan.
Dari hasil identifikasi, IR menyiapkan
informasi-
informasi yang akan di sampaikan
kepada
peserta forum. Riset EMP tentang
melakukan
riset
sejauh
mana
publik mengetahui EMP serta kemajuannya. EMP melakukan riset dengan wawancara pada publik.
81
Hasil Riset Hasil
riset
kurangnya yang
adalah informasi
didapat
bahwa
kebanyakan
calon
investor
kurang
mengetahui
kemajuan
EMP.
A. Analisa Situasi
Analisa yang melibatkan Key person perencana, untuk
key person Key
person
menggambarkan aktivitas
dalam
ini
adalah
seluk beluk peluang dan Bapak
Herwin
peluang dan rintangan Hidayat
(VP
program dikembangkan.
W. Capital
yang Market), Bapak Chris V. Ponto (CEO) dan Bapak Yuli Soedargo (CFO).
Peluang a.
EMP
dapat
kembali eksplorasi
fokus untuk dan
produksi minyak dan gas. b. Terbuka
informasi
mengenai dekonsolidasi LBI dari EMP.
Rintangan Rintangan yang dihadapi EMP adalah keterbatasan waktu
dalam
82
menjalankan aktivitas.
B.Analisa
Pengamatan
Organisasi
lingkungan (misi,
terhadap Lingkungan Internal internal a. Aktivitas IR 2008
kinerja,
dan
sumber daya manusia).
telah
sesuai
dengan
misi
EMP
yaitu
menghasilkan
nilai
balik
yang
modal
layak bagi investor b. Sumber daya manusia yang
dipilih
untuk
merealisasikan aktivitas
ini
adalah
dari internal EMP. c.
Dengan
adanya
perubahan cara kerja karyawan
dapat
mengubah pandangan publik terhadap EMP menjadi positif.
C. Analisa Publik
Lingkungan (kompetitor,
eksternal Lingkungan
eksternal
musuh, Kompetitor EMP adalah
pendukung).
MEDC
sedangkan
pendukung EMP adalah BEI dan Bappepam
Mengidentifikasi publik Identifikasi publik dan berbagai kelompok a. Konsumen : yang memiliki interaksi PGN, PetrokimiaGresik, dengan organisasi dan Pertamina, keterlibatan
Mitsubishi,
mereka Itochu dan Energas
dalam komunikasi.
b. Produsen :
83
-
Material
Producer:
Kondur PSA,
Kalila
Bentu,
Kalila Korinci Baru, Sembrani Persada Oil, Costa, Kangean dan Gelam
-
Services
Producer:
Trans Ocean, Santa fe, Vessel dan Mitsubishi
c. Enablers: - Media Cetak: Kompas, Media
Indonesia,
Koran Sindo,
Bisnis
Indonesia, Investor
Daily
dan
Jakarta Post - Media Elektronik : Petromindo, Bloomberg dan RTI -
Capital
Regulators:
Market Pemerintah
BEI, Bapepam -
Equity
Securities
Analysts: Companies
(Danatama, GP morgan, Deutch
Bank,
Lynch, Sekuritas)
Merril Samuel
84
-
Investors:
Manager
Fund
(Orang
ber-invest),
yang Hedge
Funds, Pension Funds, Mutual Funds
d. Limiters Kompetitor:
MEDC
(Medco
Energy
Indonesia)
2 Strategi A.
Menetapkan Membangun tujuan yang Tujuan dari aktivitas ini
Sasaran dan Tujuan.
jelas, spesifik dan terukur adalah
EMP
dalam menentukan apa memberikan yang ingin dicapai.
ingin informasi
mengenai
atas
dekonsolidasi
LBI dan
perkembangan EMP dam mempersuasi publik agar membeli saham EMP.
Sasaran: .a. Sasaran EMP dalam menjalankan aktivitasnya
adalah
pengelolaan
reputasi
yang positif yang dapat membuat
ketertarikan
publik terhadap EMP b.
EMP
berusaha
meningkatkan
hasil
produksi
akan
yang
85
berdampak finansial dan
terhadap perusahaan
dapat
menjadi
keuntungan
bagi
investor.
B. Formula Aksi dan Adanya aksi komunikasi Formula Aksi Respon Strategi
yang
bersifat
proaktif Aksi yang dilakukan IR
atau reaktif
EMP cenderung kepada
sifat
proaktif
yaitu pendekatan kepada publik
dengan
mengadakan dan
pertemuan
menginformasikan
kemajuan harga saham dan kemajuan eksplorasi & produksi EMP pasca dekonsolidasi. EMP tidak melakukan strataegi reaktif dengan alasan karena tidak ada respon yang negatif dari publik
atas
keputusan
dekonsolidasi.
pesan Pesan
C.Memilih
Penentuan
Komunikasi Efektif
komunikasi yang akan Pesan
yang
ingin
digunakan. Siapa yang disampaikan EMP adalah menyampaikan
pesan, ”EMP tidak bertanggung
struktur pesannya seperti jawab lagi terhadap LBI” apa, kalimatnya dengan simbol atau tidak. Yang
menyampaikan
86
pesan tersebut adalah IR , BOD dan BOC.
3 Taktik
Melibatkan pilihan tools EMP melakukan taktik atau
yang akan digunakan
cara-cara
untuk
mengimplementasikan strategi.
A. Memilih Taktik Menentukan Komunikasi
kategori
tools yang digunakan : 1 Taktik Interpersonal Communication. a. Personal Involvement -
Organization
IR EMP tidak melakukan
Site aktivitas
Personal
involvement (plant tour, Involvement
dan
open house, test drive, Audience
Site
trial membership, free Involvement karena tidak berhubungan dengan misi
class)
- Audience Site Involvement
(Door
to
door canvassing, in home demonstration & petition drive)
b. Information Exchange -Educational
IR
mengadakan
Gathering pertemuan dengan BOD
87
council, dalam periode satu bulan
(Convention,
convocation, conference, sekali.
Pertemuan
seminar,symposium,work
diadakan
shop,training session)
membahas
ini
untuk mengenai
update kemajuan EMP seperti harga saham dan peningkatan produksi gas dan minyak.
-Product
Exhibition IR
tidak
melakukan
product exhibition
(Trade show)
-Meeting
(Annual Annual
stockholder
meeting, meeting atau yang biasa
lobbying
stockholder
exchange, di sebut RUPS dilakukan
public affairs meeting)
EMP
pada
14
Maret
2008. - Demonstrations (Rally, Cara ini tidak dilakukan March,Picket
dan IR.
Boycot)
-Speech(Question-answer Aktivitas yang berkaitan session, oration, talk, dengan debate,panel,forum )
pidato
adalah
presentasi. IR melakukan presentasi pada Annual analyst briefing pada 3 bulan
sekali
dalam
rangka roadshow.
c. Special Events
Special
- Civic event
dilakukan IR
- Sporty Events
event
tidak
88
- Contest - Holiday Events -Progress Orinted Events -Historic event - Commemorations - Artistic Events
2. Organizational Media tactics yaitu publikasi yang diterbitkan oleh organisasi itu sendiri
a. General Publications -
Serial
Publications IR
(Newsletter,
tidak
melakukan
house pembuatan
serial
organ & bulletin)
publication.
- Stand alone publication IR
membuat
risalah,
(brochure,
leaflet, risalah ini kemudian di
pamphlet,
booklet, publikasikan pada media
tract & Circular)
massa Investor Daily dan The
Jakarta
Post.
Pemberitaan mengenai
ini
hasil
RUPS
tanggal 14 Maret 2008.
-Reprint (internal news IR tidak membuat news release)
release
untuk
dipublikasikan
kepada
karyawan EMP.
- Progress report (annual Annual report diproduksi report, quarterly report)
1
tahun
sekali
dan
89
dibagikan pada investor, analis dan media melalui pengiriman atau soft copy yang di publikasikan di website.
Quarterly report dibuat IR
untuk
bahan
presentasi pada aktivitas roadshow. Ini merupakan update
perkembangan
EMP dalam kurun waktu setiap 3 bulan.
- Research report
IR
tidak
membuat
research report.
b. Direct Mail (Memo, Surat yang dikirimkan postcard,
dari EMP kepada BEI
invitation&catalog)
pada
tanggal
November
27 2007
mengenai pemberitahuan public
expose
14
Desember 2007.
Undangan
mengenai
public expose pada 14 Des
2007
yang
di
publikasikan EMP dapat dilihat di media cetak Investor
Daily,
The
Jakarta Post dan Bisnis Indonesia
Undangan
90
untuk BEI dan bapepam dikirim
dengan
formal
surat
mengenai
undangan Public Expose.
c. Miscellaneous Print IR membuat banner & Media
(Poster, backdrop
untuk
Window
display, keperluan
RUPS
dan
bulletin board, door Public Expose. Backdrop hanger, business card, diletakkan di belakang banner &backdrop)
meja sidang para BODBOC, sedangkan banner diletakkan di depan pintu ruang
tempat
dilaksanakannya
acara
tersebut. Kartu
nama
disediakan
telah
oleh
divisi
Admin.
d. Audiovisual Media
Conference
call
- Audio (Telephone, dial dilakukan pada saat akan a message, demo tape, dilaksanakannya demo CD)
dan
Public
RUPS Expose
dengan analis. -Video(Video conference, IR slide show)
tidak
menyediakan
dan membuat video
-Computer-based media IR menyediakan email (email,
untuk sarana tanya-jawab
newsgroup,website,home
bagi investor, media dan
page,webTV)
analis. adalah
Website
EMP
www.energi-
91
mp.com 3 News Media Tactics. Lebih kesempatan organisasi
membuka bagi untuk
menjangkau khalayak secara luas
a. Direct News Material Press
release
kami
(news fact sheet, event publikasikan
melalui
listening, community, website
dikirim
calendar,
atau
interview kebeberapa surat kabar
notes, news release, dan hasilnya dapat dilihat feature release, photo di surat kabar seperti; caption dan media kit)
Investor
Daily,
The
Jakarta Post dan bisnis Indonesia.
Sedangkan
photo
caption
dilihat
dalam
dapat website
EMP.
Media kit yang disiapkan IR berupa materi RUPS dibagikan
kepada
media,analis dan investor pada saat RUPS 14 Maret 2008
b. Indirect News Material Dalam
indirect
news
(Media advisory, story material, IR mengundang idea memo dan query fotografer utnuk meliput letter)
acara pada RUPS dan PE.
92
c.
Material IR
Opinion
tidak
membuat
(Position
statement, opinion material
standby
statement,
letter
to
editorial,
guest editorial)
d.
News IR
Interactive
mengadakan
news
Opportunity(Interview, conference 2 kali selama conference, pasca dekonsolidasi pada
news
interview, RUPS 14 Maret 2008 dan
studio
satellite media tour, Public editorial conference)
Expose
14
Desember 2007.
4. Taktik Advertising and promotional
Media.
Lebih cenderung untuk iklan
tetapi
dapat
digunakan
untuk
mendukung
tujuan
Public relations a.
Print
Advertising IR membuat sekitar 12 iklan
Media (Magazine,Newspaper
mengenai
pemberitahuan
RUPS
advertising, Directory 2008. Pemberitahuan ini advertising, House ads dimuat antara tanggal 12 & advertising)
Program Februari 2008 - 28 Maret 2008 dalam koran The Jakarta Daily Indonesia
Post,
Investor
dan
Bisnis
93
b. Electronic Advertising IR tidak menggunakan Media(TV,
Electronic
Radio,CableTV
Media.
Advertising
&Computer Media)
IR tidak menggunakan
c.Outdoor-of-Home
outdoor-of-home
Advertising - Outdoor poster
advertising
dalam
- Arena poster
melakukan
promosi
-Video,video wall
perusahaan
kepada
- Transit advertising
publiknya.
- Aerial advertising -Clothing,costume
Implementasi
Merupakan
Jadwal yang digunakan
Perencanaan
pengembangan
untuk
Strategis
perencanaan sumber
daya
keuangan, aktivitas
merealisasikan sudah
manusia sedemikian
diatur
rupa
agar
dan hal lain-lainnya yang tidak mengalami bentrok diperlukan
untuk satu dan lainnya dan
implementasi program
diharapkan VP IR dapat menghadiri
undangan-
undangan yang diberikan analis
guna
melaksanakan 4 Evaluasi
Meliputi
evaluasi
penilaian menentukan
aktivitas
dan rutin dan tetap menjaga untuk hubungan baik dengan
derajat analis,
keberhasilan program.
media.
investor
dan
94
A.Evaluasi
a. Evaluation of output
IR membuat 10 press
Perencanaan
release yang mengangkat
Strategis
berita
positif
dalam
kurun waktu 9 bulan untuk di kirimkan kepada 14 media
b. Evaluation of Awareness Objectives
7
Media
cetak
elektronik
dan telah
mempublikasikan 8 press release yang diterbitkan EMP.
c. Evaluation of Acceptance Objectives
Hasil dari evaluasi ini adalah
sebanyak
analis
80%
memberikan
pandangan
positif
terhadap EMP.
d. Evaluation of Action Objectives
RUPS dihadiri sebesar 81,09%
saham
yang
dikeluarkan perseroan,
4.3
Pembahasan Proses menganalisa hasil penelitian yang dilakukan adalah untuk mencari
hubungan antara teori atau konsep yang ada dengan hasil penelitian yang diperoleh. Dari hasil penelitian yang telah dijabarkan diatas, kemudian peneliti melakukan analisa untuk mengetahui upaya IR dalam mengelola reputasi PT Energi Mega Persada Tbk pasca dekonsolidasi Lapindo Brantas (Juli 07-April 08). Analisa penelitian ini sampai pada tahap wawancara dengan metode
95
triangulasi, yaitu wawancara pada narasumber utama yaitu Bapak Herwin W. Hidayat selaku Vice President Capital Market EMP dan Bapak Alliandy dari analis EMP dengan para narasumber pembanding yaitu Ibu Sofie sebagai wartawan media cetak Media Indonesia, Ibu Christina sebagai Investor, Bapak Hari perwakilan dari analis, Bapak Hendry sebagai staf yang menangani media dan Bapak Yogi perwakilan dari councel CorSec. Berdasarkan hasil penelitian, dapat diketahui bahwa EMP dalam menjalankan tugasnya untuk menyukseskan aktivitas pasca dekonsolidasi berperan sebagai saluran komunikasi atau jembatan bagi perusahaan kepada publik dan bekerja sama dengan para analis dan manajemen dalam usaha menyukseskan aktivitas tersebut. Menurut Agus Kertarto dalam bukunya Investor Relations, telah dilakukan IR EMP dengan baik.tugas IR adalah membantu pucuk pimpinan (manajemen) dalam menyusun strategi bisnis terutama dalam bidang permodalan, menyusun program anggaran IR dan memberikan layanan informasi dan mengembangkan hubungan yang baik dengan para pihak yang berkepentingan dengan investor saham, broker institusi maupun ritel, pejabat-pejabat Bursa Efek dan Bapepam, para wartawan pasar modal, serta masyarakat yang tertarik pada kinerja dan prospek perusahaan serta memonitor pendapat umum tentang kebijakan pemerintah, selanjutnya menyampaikan tanggapan publik dalam bentuk feedback kepada pemimpin instansi-instansi pemerintah yang bersangkutan sebagai input. Menurut teori yang di kemukakan Cutlip, bahwa fungsi PR adalah menjaga keharmonisan antara karyawan dan membuat publisitas bagi perusahaan. Untuk menyukseskan aktivitas-aktivitas tersebut diperlukan suatu strategi yang
96
akan membuat aktivitas berjalan efektif. Fungsi PR dalam perusahaan terbuka dijalankan oleh IR. Sama seperti PR, IR memerlukan langkah-langkah dalam menjalankan aktivitasnya. Ronald D. Smith dalam bukunya Strategic Planning For Public Relations dapat digunakan untuk mengetahui pengelolaan reputasi. Teori yang disusun melalui 4 (empat) fase yang masing-masing di dalamnya terdapat 9 (sembilan) langkah bertujuan untuk membantu tugas IR untuk menyukseskan aktivitasnya. Fase pertama
adalah
Riset formatif
yang dilakukan
sebelum
merencanakan suatu program. IR telah melakukan identifikasi tempat pelaksanaan aktivitas dimana IR dapat mempersiapkan presentasi kepada publiknya di masingmasing tempat dan selanjutnya membuat riset sejauh mana informasi diterima oleh para investor, analis, calon investor dan masyarakat mengenai dekonsolidasi yang dilakukan IR pada 1 Juli 2007 dan diumukan pada 12 September 2007. IR melakukan riset dengan wawancara kepada investor dan calon investor yang hadir pada acara tersebut. Dan setelah diriset jawabannya adalah masih banyak publik IR yang belum mengetahui dekonsolidasi EMP terhadap LBI. Hal ini yang melatar belakangi diadakannya aktivitas IR yaitu memberikan kemajuan mengenai dekonsolidasi EMP terhadap salah satu anak perusahaannya yaitu Lapindo Brantas Inc dan mempresentasikan kemajuan operasional perusahaan. Dari hasil pembanding yang penulis lakukan didapat pernyataan dari analis, investor, councel dan media yang mengetahui latar belakang tersebut. Di dalam fase pertama ini, terdapat tiga step. Yang pertama adalah Analisa Situasi. Di mana analisa ini melibatkan para perencana, key person dan para pengambil keputusan dalam menggambarkan kemungkinaan rintangan dan peluang dari program yang akan dikembangkan. IR EMP telah melakukan analisa
97
situasi dengan mengamati situasi yang terjadi sebelum aktivitas pasca dekonsolidasi berjalan. Sebelum melakukan pemberitaan terhadap dekonsolidasi, EMP sebagai perusahaan lokal yang bergerak di bidang eksplorasi dan produksi minyak dan gas sedang bergerak naik dan berusaha meningkatkan sumber daya alam, sumber daya manusia, juga meningkatkan profit perusahaan. Setelah mengetahui kondisi EMP yang seperti itu, maka ditetapkan siapa yang akan menjadi Key Person. Menurut hasil penelitian yang ada, yang menjadi Key Person adalah Bapak Herwin W. Hidayat selaku VP Capital Market EMP. Setelah menetapkan Key Person, maka perlu memikirkan kemungkinan rintangan dan peluang yang akan muncul dalam aktivitas pasca dekonsolidasi ini. Setelah dianalisa, rintangan yang muncul adalah karena keterbatasan waktu dalam mempresentasikan update perusahaan dan hal khusus dekonsolidasi ini. Sedangkan peluang yang dapat muncul adalah terbuka informasi bagi publik EMP bahwa EMP dapat kembali fokus melakukan eksplorasi dan produksi yang dapat meningkatkan hasil yang dapat berdampak kepada finansial perusahaan sehingga diharapkan banyaknya yang berminat kepada saham EMP. Step yang kedua adalah Analisa Organisasi, dimana analisa ini mengamati tentang lingkungan internal seperti misi, sumber daya, dan kinerja. Kemudian melihat persepsi publik terhadap organisasi dan melihat lingkungan eksernal yaitu kompetitor, maupun pendukung organisasi. Menurut Deddy Mulyana dalam bukunya Komunikasi Organisasi disebutkan bahwa komunikasi terjadi kapanpun setidak tidaknya satu orang menduduki jabatan dalam suatu organisasi. Setelah melihat hasil penelitian, aktivitas IR EMP ini sudah sesuai dengan misi EMP. Sumber daya manusia yang dimiliki EMP khususnya IR sudah mulai semakin aktif dalam menjalankan tugas dengan adanya pencapaian harga saham yang
98
paling tinggi diantara kompetitor pada bulan Desember 2007, ini adalah hasil kerja keras bersama antara staff dan atasan. Step ketiga adalah Analisa Publik, dimana IR mengidentfikasi publik dan berbagai kelompok yang memiliki interaksi dengan EMP. Hubungan mereka dan keterlibatan mereka. Agus Kertarto mengungkapkan dalam bukunya stake holder perusahaan dibagi 2 yaitu: (1)stakeholder internal terdiri dari: pemegang saham, komisaris,direksi, manajer,karyawan dan anggota keluarga. (2)Stakeholder eksternal terdiri dari: Bursa Efek,perusahaan efek, bapepam, pemerintah dan BEI, pemasok,
penyalur.
IR
melakukan
identifikasi
Konsumen:
PGN,
PetrokimiaGresik, Pertamina, Mitsubishi, Itochu dan Energas. Produsen :Material Producer: Kondur PSA, Kalila Bentu, Kalila Korinci Baru, Sembrani Persada Oil, Costa, Kangean dan Gelam, Services Producer: Trans Ocean, Santa fe, Vessel dan Mitsubishi. Enablers: Media Cetak: Kompas, Media Indonesia, Koran Sindo, Bisnis Indonesia, Investor Daily dan Jakarta Post. Media Elektronik: Petromindo, Bloomberg dan RTI. Capital Market Regulators: Pemerintah BEI, Bapepam. Equity Analysts: Securities Companies (Danatama, GP Morgan, Deutch Bank, Merril Lynch, Samuel Sekuritas). Investors: Fund Manager (Orang yang ber-invest), Hedge Funds, Pension Funds, Mutual Funds. Limiters: MEDC Setelah dilakukan pembandingan dengan investor, analis dan media semua menjawab bahwa hubungan EMP dengan mereka baik. Untuk keterlibatan mereka melalui aktivitas pasca dekonsolidasi, hanya melibatkan manajemen dan Department IR sendiri. Fase kedua adalah Fase Strategi. Di mana fase ini mengupas tentang perencanaan keseluruhan organisasi menentukan apa yang ingin dicapai dalam aktivitas IR pasca dekonsolidasi dan menentukan bagaimana keinginan tersebut
99
akan dicapai. Dalam fase strategi terdapat 3 step. Yang pertama adalah Step 4 yaitu menentukan sasaran dan tujuan. Langkah ini membantu untuk membangun tujuan yang jelas dalam menentukan apa yang ingin dicapai oleh organisasi yang dalam hal ini adalah EMP. EMP telah menetapkan tujuan dan sasaran yang dinilai masyarakat sudah efektif. Sasaran IR dalam menjalankan aktivitasnya adalah pengelolaan reputasi yang positif yang dapat membuat ketertarikan investor kepada EMP Sedangkan
tujuannya
adalah
memperkenalkan
perusahaan
kita
memberikan informasi mengenai perkembangan apa saja yang sudah dan akan dicapai oleh perusahaan. Dan mempersuasi atau meyakinkan investor agar berminat untuk membeli saham EMP. EMP
mempunyai
strategi-strategi
diantaranya
adalah
pencapaian
pertumbuhan organik, berfokus kepada komersialisasi gas, berkomitmen terhadap keunggulan operasional, akuisisi dan kesempatan baru diraih. Strategi ini sendiri diketahui oleh Media, analis dan investor yang dipublikasikan melalui annual report 2007 dan website EMP. Step
selanjutnya
adalah
Formula
aksi
dan
respon
strategi.
Menggunakan aksi komunikasi yang bersifat proaktif dan reaktif. Strategi proaktif dilakukan dengan melakukan one on one meeting. EMP lebih banyak melibatkan analis dan sebagai jembatan untuk dapat mengkomunikasikan dengan baik kepada calon investor. Strategi reaktif digunakan jika terdapat krisis atau respon yang tidak baik akan program ini. Dan setelah dilakukan penelitian, EMP belum pernah melakukan strategi reaktif karena respon calon investor, analis dan media sangat baik.
100
Selanjutnya adalah menggunakan komunikasi efektif. Yaitu menentukan pesan komunikasi yang akan digunakan. Menentukan siapa yang menyampaikan pesan, Yang menyampaikan pesan ini adalah Bapak Herwin W. Hidayat. Pesan yang ingin disampaikan adalah “LBI sudah tidak menjadi tanggungan EMP”. Dalam hal ini Investor, analis dan Media, mengetahui tentang pesan tersebut. Fase ketiga adalah fase taktik. Di mana di dalam fase ini melibatkan pilihan tools yang digunakan. Dan IR sudah melakukan taktik atau cara-cara untuk mengimplementasikan strategi. Di dalam fase ini terdapat 2 step yaitu pemilihan taktik komunikasi dan implementasi rencana strategis. Menurut Rosady Ruslan dalam buku Manajemen Humas dan Komunikasi, bahwa media PR dibagi dalam 2 bagian yaitu (1)House Journal teridiri dari publikasi dalam bentuk company profile, Annual Reports, Brochure, Bulettin. (2)Media pertemuan terdiri dari konfrensi pers, presentasi, seminar dan public expose Dalam pemilihan taktik komunikasi terdapat macam-macam tools yaitu taktik interpersonal communications seperti melibatkan kesempatan tatap muka meeting/presentasi dengan BOD-BOC, dengan analis yang biasa disebut Analyst Briefing, mengadakan Rapat Umum Pemegang Saham pada tanggal 14 maret 2008 bertempat di Jakarta, Hotel Dharmawangsa. Taktik selanjutnya adalah taktik media organisasi, di mana tools ini diterbitkan atau diproduksi oleh organisasi. IR EMP sudah melakukan tools ini dengan membuat press conference, membagikan press release yang disebarkan 7 Media cetak diantaranya Bisnis Indonesia, The Jakarta Post, Media Indonesia, Investor Daily, Seputar Indonesia, Kompas dan Sinar Harapan. Sedangkan untuk media elektronik seperti; petromindo, detik com, bloomberg. Setelah diteliti dengan narasumber pembanding terutama media, mereka mengakui kalau menerima Newsrelease. Taktik selanjutnya adalah taktik
101
news media. Taktik ini membuka kesempatan bagi organisasi secara lebih luas. IR merealisasikan dengan media elektronik Serta mempublikasikan lewat website EMP. Dan taktik yang terakhir yaitu taktik advertising and promotional media. Dalam taktik ini, IR membuat 12 iklan untuk dipublikasikan dalam media cetak seperti; The Jakarta Post, Investor Daily dan Bisnis Indonesia perihal pemberitahuan RUPS dan PE . Step selanjutnya yang ada di dalam fase ketiga ini adalah implementasi rencana
strategis.
Yaitu
dengan
merencanakan
jadwal
untuk
mengimplementasikan taktik. EMP memantapkan jadwal yang direncanakan baik itu sebulan sekali, setahun sekali, setahun dua kali dan setahun 4 kali. Juga menetapkan bahwa event yang ada di IR EMP dilakukan oleh internal EMP sendiri yaitu manajemen dan staf IR . Fase yang terakhir adalah riset evaluasi. Di mana evaluasi ini untuk mengukur keberhasilan dan penilaian terhadap keberhasilan program. Setelah dilakukan evaluasi meliputi evaluasi media, evaluasi komplain, dan evaluasi event-event, dapat dianalisa bahwa selama aktivitas berjalan media tidak pernah mengangkat berita negatif. Komplain dari investor juga tidak pernah dijumpai. Evaluasi akhir didapat bahwa : (1)
IR telah berhasil mempublikasikan 10 press release yang memuat berita yang positif ke 14 media
(2)
Berita yang di publikasikan IR telah di muat oleh 7 media cetak dan elektronik, lokal dan internasional
102
(3)
Sebesar 80% analis memberikan pandangan yang positif terhadap EMP. Dengan pandangan dari analis ini calon investor bertambah kepercayaannya kepada EMP
(4)
Jumlah publik yang datang dalam acara RUPS sebesar 80,09% saham yang hadir mewakili publiknya dapat mencerminkan bahwa IR berhasil dalam menjalankan aktivitasnya.
103
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1
Kesimpulan Setelah penulis melakukan penelitian di PT Energi Mega Persada Tbk
mengenai upaya Investor Relations dalam mengelola reputasi PT Energi Mega Persada Tbk pasca dekonsolidasi Lapindo Brantas Inc dapat ditarik kesimpulan : IR EMP telah melaksanakan aktivitas PR dengan 9 langkah untuk mengelola reputasi EMP pasca dekonsolidasi yaitu : 1. Riset Formatif
:
Di dalam fase ini, IR EMP mengadakan riset mengenai tempat yang akan digunakan dalam menjalankan aktivitasnya. Dengan mengenal baik tempat yang akan dikunjungi berarti IR mengetahui dengan baik para investor dan analis. a. Analisa Situasi Analisa situasi melibatkan key person untuk menggambarkan peluang dan rintangan yang mungkin ada ketika program dikembangkan. Key Person untuk program ini adalah Bapak Herwin W. Hidayat selaku Vice President Capital Market. menggambarkan rintangan yang mungkin terjadi adalah karena faktor waktu yaitu, kurangnya waktu yang diperlukan dalam menjalankan aktivitas. Peluang yang timbul adalah melalui aktivitas yang dijalankan, diharapkan adanya keterbukaan informasi kepada publik agar publik, mengenal EMP lebih baik.
103
104
b. Analisa organisasi Analisa tentang lingkungan internal yaitu misi, kinerja, dan sumber daya manusia. Adanya persepsi publik, juga melihat lingkungan eksternal EMP seperti kompetitor dan pendukung keputusan diadakannya dekonsolidasi telah sesuai dengan misi yaitu agar EMP dapat kembali dalam kegiatan eksplorasi dan produksi. Sesudah dekonsolidasi kinerja IR juga semakin meningkat dan baik dengan bukti bahwa EMP ada di posisi pertama dalam hal market capitalization di Indonesia. Sumber daya EMP juga semakin aktif dan dalam merealisasikan misi EMP, EMP melibatkan manajemen, karyawan dan investor. Persepsi publik yang dahulu negatif sekarang positif karena EMP tidak menanggung beban LBI secara financial. Lingkungan ekternal seperti pemerintah, Bapepam dan BEI
sangat mendukung dekonsolidasi dan
hubungan EMP dengan kompetitor juga sangat baik c. Analisa Publik Melakukan identifikasi publik dan berbagai kelompok yang memiliki interaksi dengan organisasi dan keterlibatan mereka dalam komunikasi. EMP melakukan idektifikasi publik. Sesudah itu menetapkan siapa yang menjadi khalayak sasaran. Khalayak sasaran dalam Analyst dan Investor.
ini adalah Regulator, Equity
105
2. Strategi d. Menentukan Sasaran dan Tujuan Sasaran dari aktivitas ini adalah mengelola reputasi posotif di hadapan publik setelah dilakukannya dekonsolidasi Sedangkan tujuan dari setiap aktivitas ini adalah memperkenalkan perusahaan kepada publik dan mempersuasi publik agar berminat membeli saham EMP. Dari tujuan dan sasaran tersebut, IR menerapkan strategi yaitu 1) Pencapaian pertumbuhan organik 2) Berfokus kepada komersialisasi gas 3) Berkomitmen terhadap keunggulan operacional 4) Akuisisi dan kesempatan baru diraih e. Formula Aksi dan Respon Strategis Perencana komunikasi berbicara mengenai apa yang akan dikatakan oleh organisasi kepada publiknya dalam berbagai situasi. Aksi komunikasi dapat bersifat proaktif dan reaktif tergantung situasi. Yang ingin dikatakan oleh IR EMP melalui aktivitasnya adalah ” LBI sudah tidak menjadi tanggung jawab EMP” Anggapan ini perlu ditekankan kepada publik, agar publik mengetahui dan mempercayai kembali untuk menanamkan sahamnya. Pasca dekonsolidasi ini EMP dapat kembali berfokus kepada eksplorasi dan produksinya. Strategi yang digunakan lebih ke arah strategi proaktif dengan adanya pesan yang jelas dan keterbukaan informasi dari EMP kepada publik.
106
f. Menggunakan komunikasi efektif Penentuan pesan komunikasi yang akan digunakan. Untuk berkomunikasi dengan khalayak perlu ditentukan siapa yang menyampaikan pesan, tampilannya seperti apa, bagaimana struktur pesannya, dan menggunakan simbol seperti apa. IR EMP ingin menyampaikan pesan yaitu ”EMP sudah tidak menanggung beban LBI”. Yang menyampaikan adalah manajemen EMP melalui diskusi dan meeting serta dengan menggunakan bantuan media cetak maupun elektronik. 3. Taktik Melibatkan pilihan communications tools yang akan digunakan g. Pemilihan Taktik Komunikasi Pada taktik interpersonal communication, IR EMP mengadakan one on one discussion, presentasi, public expose dan meeting RUPS pada tanggal 14 Maret 2008. (2) Organizational Media Tactics: IR membuat risalah, annual report, surat menyurat (3) News Media Tactics: IR membuat press release dan photo caption, wawancara (4)Advertising and Promotional Media Tactics yang dibuat oleh IR EMP adalah mengiklankan 12 pemberitahuan hasil RUPS 14 Maret 2008. h. Implementasi Rencana Strategis Merupakan pengembangan perencanaan keuangan, sumber daya manusia dan hal lain-lainnya yang diperlukan untuk implementasi program. Sumber keuangan yang di keluarkan untuk program ini adalah dari keuangan EMP
107
sendiri, sumber daya manusianya juga dari internal EMP. Sedangkan jadwal untuk mengimplementasikan event atau taktik ada yang setahun sekali, sebulan sekali, sebulan dua kali, bahkan ada yang dilakukan secara rutin. 4. Riset Evaluasi Meliputi evaluasi dan penilaian untuk menentukan derajat keberhasilan program. Ukuran keberhasilan program adalah apabila hasil yang dicapai memenuhi tujuan yang telah direncanakan. IR melakukan evaluasi media atau media monitoring, dalam hal ini IR melihat bagaimana cara media menyampaikan program-program kita, positif atau negative. Lalu evaluasi respon khalayak atau komplain lewat email atau website dan surat Program ini selama beberapa tahun berjalan dapat dikatakan 80 % berhasil. Hal ini dilihat dari reputasi EMP yang semakin baik dan harga ssaham yang terus meningkat i. Evaluasi Perencanaan Strategis Sejauh ini metode yang digunakan adalah pendekatan persuasif kepada publik sehingga melihat seberapa banyak partisipasi khalayak dan hasil dari pengamatan di lapangan. Juga melihat pandangan analis terhadap EMP yang positif dan jumlah media yang sangat koperatif dalam mempublikasikan segala kemajuan EMP. Pasca dekonsolidasi ini harga saham EMP sangat memuaskan karena keberhasilan kinerja IR didukung sumber daya di lapangan yang dapat menghasilkan peningkatan produksi perusahaan.
108
Evaluasi akhir didapat bahwa : (1)
IR telah berhasil mempublikasikan 10 newsrelease yang memuat berita yang positif ke 14 media
(2)
Newsrelease yang di publikasikan IR telah di muat oleh 7 media cetak lokal dan internasional.
(3)
Sebesar 80% analis memberikan pandangan yang positif terhadap EMP. Dengan pandangan dari analis ini calon investor bertambah kepercayaannya kepada EMP
(4)
Jumlah publik yang datang dalam acara RUPS sebesar 80,09% saham yang hadir mewakili publiknya dapat mencerminkan bahwa IR berhasil dalam menjalankan aktivitasnya.
5.2
Saran Setelah penulis melakukan penelitian dan melihat aktivitas IR EMP.
Penulis memberikan saran, sebagai berikut : 5.2.1
Saran Akademis Penulis mengharapkan untuk penelitian lanjutan, peneliti lainnya dapat
menggunakan pendekatan penelitian yang berbeda untuk melihat perbandingan pembuatan dan pelaksanaan aktivitas dibidang IR, sehingga hasilnya dapat saling melengkapi dan diharapkan adanya temuan baru.
109
5.2.2
Saran Praktis 1. Disarankan untuk membuat publikasi umum (Newsletter, bulletin, internal news release) untuk kebutuhan informasi publik internal. 2. Disarankan untuk mengadakan special event yang bertujuan membina hubungan baik dengan publik eksernal seperti; sporty event 3. Disarankan untuk mengadakan publikasi melalui electronic media advertising seperti menjadi pembicara dalam talkshow di televisi 4. Disarankan untuk membuat Opinion Material.Opinion material dapat digunakan utnuk mempresentasikan opini perusahaan mengenai informasi faktual.