e-Journal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 2 No: 1 Tahun: 2014
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT) TERHADAP HASIL BELAJAR IPA PADA SISWA KELAS V GUGUS XV KECAMATAN BULELENG TAHUN AJARAN 2013/2014 Putu Citra Arni Kusumaningrum1, Desak Putu Parmiti2, Made Citra Wibawa3 1,3
Jurusan Pendidikan Sekolah Dasar, 2Jurusan TP, FIP Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja,Indonesia
e-mail:
[email protected],
[email protected],
[email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan yang signifikan terhadap hasil belajar IPA antara kelompok siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe team games tournament dan siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran konvensional.Penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu (quasi eksperiment) dengan rancangan penelitian post-test only control group desain. Populasi penelitian ini adalah kelas V semester ganjil di Gugus XV Kecamatan Buleleng. Sebanyak 49 orang siswa dipilih sebagai sampel yang ditentukan dengan teknik random sampling. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode tes dengan menggunakan tes pilihan ganda dan data yang dikumpulkan adalah data hasil belajar IPA. Data analisis dengan menggunakan statistik deskriptif dan statistik inferensial yaitu uji-t.Hal ini dapat dilihat dari hasil rerata kelompok eksperimen lebih tinggi dibanding rerata kelompok kontrol (eksperimen=22,96 > kontrol=18,21) dan hasil uji hipotesis dengan menggunakan uji-t dengan lebih besar dari pada yaitu 3,65 > 2,0665. Dengan demikaian, kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe team games tournament menunjukkan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran konvensional, dengan kata lain terdapat pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe team games tournament terhadap hasil belajar IPA siswa kelas V semester ganjil di Gugus XV Kecamatan Buleleng. Kata-kata kunci: Model Kooperatif Tipe Team Games Tournament, hasil belajar Abstract This study aims to determine the significant difference of the science learning outcomes between students who learned by using cooperative learning model team games tournament and students who learned with conventional learning models. This study was a quasi-experimental study (quasi-experimental) which design with a posttest only control group design. The population of this was V grade students first semester in XV Clustert of Buleleng Discrict. A total of 49 students were selected as the sample was determined by random sampling technique. The data collection method used is the method using a test with multiple-choice tests and the data that was collected is the outcomes of science learning data. The analysis data using descriptive statistics and inferential statistics that test-t. It can be seen from the results of the experimental group mean is higher than the mean of the control group (experimental = 22.96> control = 18.21) and the results of the hypothesis by using the test-t with greater than ie 3.65> 2.0665. Therefore, the group of students who take learning with cooperative learning model team tournament games showed
e-Journal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 2 No: 1 Tahun: 2014 better results than the students who take learning with conventional learning models, in other words there is the influence of application of cooperative learning model team tournament games toward science learning outcomes of V grade students in XV Cluster of Buleleng District.
Keywords: Cooperative Learning Model Type Team Games Tournament, learning outcomes
PENDAHULUAN Mata pelajaran IPA dewasa ini sudah cukup baik dengan penggunaan metode yang cukup menarik dalam pembelajaranya yang didukung dengan media yang cukup kreatif. Akan tetapi dalam kenyataannya di lapangan ada sebagian peserta didik atau siswa kurang senang akan metode yang digunakan oleh gurunya dalam proses pembelajaran. Hal ini disebabkan karena metode yang digunakan dalam setiap proses pembelajaran IPA semuanya hampir sama yaitu metode ceramah dan metode tanya jawab. Penggunaan metode tersebut tidak dipayungi dengan model pembelajaran yang kooperatif. Hal ini merupakan sebuah masalah yang harus dipecahkan oleh guru mata pelajaran karena kurangnya motivasi belajar siswa dalam proses pembelajaran akan dapat mempengaruhi tingkat hasil belajar siswa. Situasi demikian tergambar dalam proses pembelajaran IPA kelas V di Sekolah Dasar Triamerta. Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan dengan guru mata pelajaran IPA kelas V SD di beberapa SD di Gugus XV pada tanggal 19 Juli 2013, diperoleh keterangan bahwa dalam proses pembelajaran mata pelajaran IPA sebagian siswa kurang aktif dan kurang bersemangat dalam mengikuti pembelajaran. Selain itu cara mengajar guru masih cenderung menggunakan metode ceramah sehingga siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran. Dari dokumen nilai siswa salah satu siswa mencapai nilai 45 paling rendah dan lebih dari 10 siswa memperoleh nilai yang tidak sesuai dengan KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang ditentukan oleh sekolah yaitu 65. Berdasarkan permasalahan di atas tampaknya perlu adanya inovasi pembelajaran untuk meningkatkan hasil
belajar IPA siswa. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa, menjadi tugas dan tanggung jawab semua praktisi pendidikan. Salah satunya guru dituntut dapat berperan aktif sebagai fasilitator atau mediator dalam menuntut siswa belajar. Hal ini juga dapat ditingkatkan dengan pembentukan kelompok-kelompok belajar. Apalagi dalam kelompokkelompok belajar siswa bisa bermain sambil belajar dengan teman-temannya karena anak dalam tataran sekolah dasar selalu mempunyai keinginan untuk bermain. Oleh karena itu, diperlukan suatu model pembelajaran yang inovatif. Salah satu model pembelajaran yang bersifat permainan adalah model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT). Model pembelajaran kooperatif Teams Games Tournament (TGT), akan mengubah proses pembelajaran yang tadinya berpusat pada guru menjadi pembelajaran yang berpusat pada siswa. Proses pembelajaran yang berpusat pada siswa memberikan kesempatan dan fasilitas untuk membangun sendiri pengetahuannya, sehingga siswa akan memperoleh pemahaman yang mendalam. Dalam pembelajaran dengan menggunakan kooperatif tipe TGT siswa dihadapkan pada permasalahan yang harus dipecahkan oleh kelompok dan turnamen yang diikuti tiap anggota kelompok sehingga model pembelajaran ini mampu mengarahkan siswa untuk bekerja sama dengan anggota kelompoknya dan termotivasi untuk saling meningkatkan hasil perolehan poin kelompoknya. Berdasarkan uraian di atas, maka perlu untuk diadakan penelitian yang berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) Terhadap Hasil Belajar
e-Journal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 2 No: 1 Tahun: 2014 IPA Siswa Kelas V Gugus XV Kecamatan Buleleng Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2013/2014”. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan hasil belajar IPA antara siswa yang belajar dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) dengan kelompok siswa yang belajar dengan menggunakan model pembelajaran konvensional pada siswa kelas V Gugus XV Kecamatan Buleleng Tahun Pelajaran 2013/2014. METODE Penelitian ini dilakukan di Gugus XV Kecamatan Buleleng. Dalam rencana penelitian ini, waktu pelaksanaannya dirancang pada semester ganjil tahun pelajaran 2013/2014. Populasi dalam penelitian ini dibatasi pada siswa kelas V di Gugus XV Kecamatan Buleleng, Kabupaten Buleleng Tahun Pelajaran 2013/2014, yang nantinya akan diambil dua kelas eksperimen dan kelas kontrol. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Post-test only control group desain yaitu hanya menggunakan skor post-test saja yang dilakukan pada akhir penelitian atau dengan kata lain tanpa memperhitungkan skor pre-test. Hal ini menunjukkan bahwa perlakuan diberikan
melalui dua buah model pembelajaran yaitu pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournament (TGT) terhadap kelompok eksperimen dan model pembelajaran konvensional terhadap kelompok kontrol. Metode yang digunakan adalah metode tes. Metode tes dilakukaan dengan cara membagikan sejumlah tes untuk mengukur pemahaman siswa mengenai mater IPA. . Dalam penelitian ini pemahaman konsep diukur hanya terbatas pada kemampuan siswa menyelesaikan tes. Data yang dikumpulkan diambil dari post-test siswa kelompok eksperimen dan kontrol. Instrumen penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah tes hasil belajar IPA kelas V. tes hasil belajar ini dibuat dalam bentuk tes pilihan ganda. Setelah dilakukan Post-tes terhadap kedua kelompok siswa, data hasil belajar IPA siswa dianalisis dengan teknik data sebagai berikut. 1)Deskripsi Data, Koyan, (2007:16) menyatakan bahwa “analisis deskriptif dilakukan untuk mengetahui tinggi rendahnya kualitas dari hasil belajar siswa”. Untuk menentukan tinggi atau rendahnya hasil belajar digunakan kriteria rata-rata ideal dan standar deviasi ideal dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Kriteria Rata-rata Ideal dan Standar Deviasi Ideal
+ 1,5 + 0,5 - 0,5 - 1,5 – 3,0
Rentang skor → + 3,0 → + 1,5 → + 0,5 → - 0,5 → - 1,5
Menghitung Mean Untuk menghitung mean digunakan rumus sebagai berikut. M= (1) Keterangan: M = Mean (rata-rata) = jumlah skor = jumlah sampel
Klasifikasi/predikat Sangat baik Baik Cukup Tidak baik Sangat tidak baik (Koyan, 2011:116) Menghitung Median Untuk menghitung median digunakan rumus sebagai berikut. Md = b + p
(2)
e-Journal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 2 No: 1 Tahun: 2014 Keterangan: Md = Median b = batas bawah p = panjang kelas n = banyak data/jumlah sampel f = frekuensi kelas/daerah median F = f kumulatif sebelum kelas median (jumlah semua frekuensi) Menghitung Modus Untuk menghitung modus menggunakan rumus sebagai berikut. Mo = b + p
(3)
Keterangan: Mo = Modus b = batas kelas interval p = panjang kelas = frekuensi yang terbanyak – frekuensi terdekat sebelumnya = frekuensi kelas modus – frekuensi kelas berikutnya Uji Prasyarat, Uji prasyarat memaparkan tentang: (a) Uji Normalitas Sebaran Data. Uji normalitas sebaran data untuk skor hasil IPA siswa digunakan Chi-Kuadrat dengan rumus sebagai berikut. =
dan jika
<
maka sampel
homogeny. Pengujian dilakukan pada taraf signifikan 5% dengan derajat kebebasan untuk pembilang - 1 dan derajat kebebasan untuk - 1. Uji Hipotesis ,Sesuai dengan hipotesis penelitian atau hipotesis alternatif (H1) yang telah diajukan pada kajian teori, maka dapat dirumuskan hipotesis nol ( sebagai berikut. :
=
:
≠ Kriterian pengujian ditolak jika ≥ dengan taraf signifikan 5%.
Uji hipotesis yang dilakukan dalam penilaian ini menggunakan Uji-t separated varians sebagai berikut. Uji hipotesis yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan Uji-t separated varians sebagai berikut. t=
(6)
(4)
Keterangan: = Chi-kuadrat = frekuensi yang diperoleh hasil penelitian = frekuensi yang diharapkan Kriteria pengujian data berdistribusi normal jika < , dengan taraf signifikan 5% dan derajat kebebasan dk = (k-1). (b) Uji Homoginitas Varians untuk menguji tingkat kehomogenan dapat menggunakan rumus sebagai berikut. =
Kriteria pengujian, jika ≥ maka sampel tidak homogen
(5)
Keterangan = rata-rata nilai post-test siswa kelompok eksperimen = rata-rata nilai post-test siswa kelompok kontrol = varians kelompok eksperimen = varians kelompok kontrol = jumlah kelompok eksperimen = jumlah kelompok control Pedoman penggunaan rumus separated varians yaitu sebagai berikut. 1. Jika = dan varians homogeny, maka dapat digunakan rumus t-test, baik untuk separated maupun polled varians, dengan db = + –2
e-Journal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 2 No: 1 Tahun: 2014 2.
3.
4.
Jika ≠ dan varians homogen, digunakan rumus polled varians, dengan db = + –2 Jika = dan tidak homogen, dapat digunakan salah satu rumus di atas, dengan db = - 1 atau -1 (bukan + – 2) Jika ≠ dan tidak homogen, digunakan rumus separated varians, harga t pengganti t tabel dihitung selisih dari harga t tabel, dengan db = ( – 1) dan db = ( – 1), dibagi dua kemudian ditambah dengan harga t yang terkecil.
PEMBAHASAN Deskripsi Data Hasil Belajar Kelompok Siswa yang Belajar dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT). Penelitian terhadap 25 siswa kelas V di SD Triamerta dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) menunjukkan bahwa skor tertinggi adalah 30 dan skor terendah adalah 15. Gambar 1. Histogram frekuensi Hasil Belajar Siswa yang Belajar dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT)
Dari Histogram Frekuensi pada Gambar 1, dapat dilihat bahwa ada banyak 3 orang reponden memiliki skor 15-17, sebanyak 5 orang reponden memiliki skor 18-20, sebanyak 4 orang responden memiliki nilai skor 21-23,
sebanyak 7 orang responden memiliki skor 24-26, sebanyak 4 orang responden memiliki skor 27-29, dan sebanyak 2 orang responden memiliki skor 30-32. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) adalah 22,96 oleh karena itu hasil belajar IPA siswa yang belajar dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) di kelas V di SD Triamerta Singaraja berada pada katagori sangat tinggi. Deskripsi Data Hasil Belajar Kelompok Siswa yang Belajar dengan Model Pembelajaran Konvensional Dari hasil penelitian terhadap 24 siswa yang belajar dengan model pembelajara konvensional menunjukkan bahwa skor tertinggi adalah 26 dan skor terendah adalah 10. Analisis mean, median, modus, dan standar deviasi (S) skor hasil belajar IPA siswa yang belajar dengan model pembelajaran konvensional bertujuan untuk menafsirkan sebaran data hasil belajar IPA siswa pada kelompok yang belajar dengan menggunakan model konvensional. Data disajikan ke dalam Histogram frekuensi pada Gambar 2. Gambar 2 Histogram Frekuensi Hasil Belajar IPA Siswa yang belajar dengan Model Pembelajaran Konvensional.
Dari histogram frekuensi pada gambar 3 , dapat dilihat bahwa sebanyak 2 orang responnden memiliki skor 10-12, sebanyak 6 orang responden memiliki skor 13-15, sebanyak 5 orang responden memiliki skor 19-21, sebanyak 4 orang responden memiliki skor 22-24, dan sebanyak 2 orang memiliki skor 25-27.
e-Journal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 2 No: 1 Tahun: 2014 Model pembelajaran konvensional adalah 20,39, oleh karena itu hasil belajar IPA siswa yang belajar dengan model pembelajaran konvensional kelas V SD No 3 Kalibukbuk berada pada katagori tinggi.
Rerata dan Standar Deviasi Data Hasil Belajar Kelompok Siswa yang Belajar dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) dan Pembelajaran Konvensional disajikan pada Tabel 2.
Tabel 2 Rerata dan Standar Deviasi Data Hasil Belajar Kelompok Siswa yang Belajar dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT dan Pembelajaran Konvensional Variabel Post test
Kelompok Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT Rerata (mean) Standar Deviasi 22,96
4,61
Berdasarkan Tabel 2. dapat digambarkan hasil belajar IPA siswa setelah dilakukan perlakuan. Adapun perbedaan hasil IPA siswa masing-masing kelas dapat disajikan pada Gambar 3.
Gambar 3 Perbedaan Hasil Belajar IPA Siswa pada Masingmasing Kelas
Dari gambar di atas, tampak bahwa rata-rata untuk hasil belajar IPA siswa, kelas yang belajar dengan menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) dengan model pembelajaran konvensional memiliki rata-rata skor hasil belajar lebih tinggi dari pada rata-rata skor hasil belajar IPA pada siswa yang belajar dengan model pembelajaran konvensional. Hasil Uji Normalitas Distribusi Data Hasil Belajar IPA Siswa yang Belajar dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT)
Kelompok Pembelajaran Konvensional Rerata Standar Deviasi (mean) 18,21 4,52
bahwa dengan dk = 6-2-1 = 3 pada tabel untuk taraf signifikan 5% = 7,815. Dengan demikian, harga = 2,231 < harga = 7,815 sehingga diterima. Jadi diterima berarti data hasil belajar IPA siswa yang dibelajarkan dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) berdistribusi normal. Hasil Uji Normalitas Distribusi Data Hasil Belajar IPA Siswa yang Belajar dengan Model Pembelajaran Konvensional bahwa dengan dk = 6-2-1 = 3 pada tabel untuk taraf signifikan 5% = 7,815. Dengan demikian harga = 1,501 < harga = 7,815 sehingga diterima. Jadi, diterima berarti data hasil belajar IPA siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran konvensional berdistribusi normal. Hasil uji homogenitas varians untuk kelas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) dan model pembelajaran konvensional diketahui = 2,00 pada taraf signifikan 5%, dan harga = 1,02 Sehingga harga
>
(2,00
> 1,02). Dengan demikian ditolak dan diterima oleh karena itu varians homogen. Jadi post-test hasil belajar siswa adalah homogen. Berdasarkan hal tersebut, maka akan dilanjutkan pada pengujian hipotesis
e-Journal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 2 No: 1 Tahun: 2014 penelitian atau hipotesis alternatif ( ) yang telah disebutkan pada BAB II. Namun sebelum dilakukan uji hipotesis, maka hipotesis yang terdapat pada BAB II perlu diubah terlebih dahulu menjadi hipotesis nol ( ), sehingga hasil analisisnya akan membuktikan apakah data yang diperoleh dari hasil penelitian akan mendukung atau tidak terhadap hipotesis yang telah diajukan. Adapun hipotesis nol ( ) yang akan diuji menyatakan bahwa “tidak terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar IPA antara kelompok siswa yang belajar menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) dengan kelompok siswa yang belajar menggunakan model pembelajaran konvensional pada kelas V semester ganjil Gugus XV kecamatan Buleleng”. Pengujian hipotesis tersebut dilakukan melalui uji-t dengan ketentuan hipotesis, ditolak jika > dan diterima
<
uji-t didapatkan bahwa
. hasil analisis lebih besar
dari pada yaitu 3,65 > 2,0665 pada derajat kebebasan 47. Sehingga dengan hasil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa yang berbunyi “tidak terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar IPA siswa antara siswa yang memperoleh pembelajaran dengan menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) dengan menggunakan pembelajaran konvensional pada kelas V sekolah dasar di Gugus XV Kecamatan Buleleng”, ditolak dan yang menyatakan “ terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar IPA siswa antara siswa yang memperoleh pembelajaran dengan menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) dengan menggunakan pembelajaran konvensional pada kelas V sekolah dasar di Gugus XV Kecamatan Buleleng” diterima. Dari hasil analisis tersebut, tentu saja terdapat berbagai hal yang menyebabkan terjadinya perbedaan hasil belajar IPA secara signifikan antara siswa yang belajar dengan menggunakan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) dengan hasil belajar siswa yang memperoleh pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran konvensional. Hal tersebut terjadi karena Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) dalam penerapannya di dalam kelas mengajak siswa untuk memahami konsep-konsep yang ditemukan dalam pembelajaran. Pada pembelajaran konvensional apa yang dipelajari terpisah dengan dunia nyata sehingga apa yang dipelajari siswa menjadi tidak bermakna. Oleh sebab itu model konvensional ini kurang efektif, dan siswa cenderung bosan dalam proses pembelajaran di kelas, sehingga hasil pembelajaran yang dicapai menjadi kurang maksimal. Berdasarkan uraian komparasi teoritik terlihat bahwa pembelajaran Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) lebih unggul dibandingkan model pembelajaran konvensional. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) dapat meningkatkan interaksi dan kerjasama siswa dalam kelompok. Interaksi dan kerjasama terlihat saat bmengerjakan dan membahas tugas yang diberikan oleh guru. Siswa saling membantu dalam menyelesaikan permasalahan. Adanya interaksi ini akan membentuk suatu kekompakan dalam kelompok dan memunculkan rasa percaya diri. Siswa dapat menikmati proses pembelajaran dengan situasi yang menyenangkan. Hal ini terlihat saat mengadakan games tournament. Games dapat menghidupkan situasi pembelajaran. Siswa sangat antusias dalam mengikuti permainan sekaligus berkompetisi dalam permainan tersebut. Kompetisi dan persaingan dapat meningkatkan motivasi siswa untuk berusaha menjawab pertanyaan dalam permainan yang diberikan. Secara tidak langsung siswa berkonsentrasi untuk mengingat materi yang dipelajari. Pada akhirnya akan memepengaruhi konsentrasi, kecepatan menyerap materi pelajaran, dan kematangan pemahaman sehingga hasil belajar akan optimal.
e-Journal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 2 No: 1 Tahun: 2014 Walaupun demikian, pada hakikatnya semua model pembelajaran sangat bagus diterapkan, oleh karena itu guru dalam hal ini harus pintar-pintar memilih model pembelajaran sehingga pembelajaran menjadi menyenangkan. PENUTUP Adapun simpulan dari penelitian ini adalah berdasarkan hasil uji hipotesis membuktikan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar IPA antara kelompok siswa yang belajar menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) dengan kelompok siswa yang belajar menggunakan model pembelajaran konvensional pada kelas V semester ganjil tahun ajaran 2014/2015 di Gugus XV Kecamatan Buleleng. Hal ini terlihat dari hasil analisi uji-t dengan lebih besar dari yaitu, 3,65 > 2,0665dengan derajat kebebasan 49 dan rata-rata skor hasil belajar IPA kelompok siswa yang dibelajarkan dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) adalah 23,26 (katagori sangat tinggi) dan 18,24 (katagori tinggi). Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar IPA siswa yang dicapai oleh kelas yang mengikuti pembelajaran dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) lebih baik dibandingkan dengan kelas yang mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran konvensional. Berdasarkan hasil penelitian, dapat diajukan kepada beberapa pihak sebagai berikut. (1) Kepada kepala sekolah disarankan dapat menjadikan hasil penelitian ini sebagai salah satu strategi untuk meningkatkan hasil belajar siswa. (2) Kepada guru diharapkan mencoba menerapkan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT). Hal ini perlu dilakukan karena penerapan model pembelajaran ini dapat meningkatkan hasil belajar mata pelajaran IPA. (3) Bagi siswa di SD No. 3 Kalibukbuk dan SD Triamerta Singaraja diharapkan agar rajin belajar, mampu mengembangkan
motivasi, aktif dan kreatif dalam mengikuti pembelajaran melalui penggunaan model pembelajaran Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) yang lebih signifikan dari pada model konvensional dalam meningkatkan hasil belajar. (4) Bagi peneliti lain, disarankan agar melakukan penelitian dengan model pembelajaran yang sama tetapi diterapkan pada mata pelajaran yang berbeda. UCAPAN TERIMAKASIH Pada kesempatan ini, peneliti ingin mengucapkan terimakasih kepada: (1) Ibu Dra.Desak Putu Parmiti, M.S selaku pembimbing I yang telah memberikan bimbingan yang sangat berharga. (2) Bapak Made Citra Wibawa, S.Pd., M.Pd selaku pembimbing II yang telah member petunjuk-petunjuk dan sumbangan fikiran yang sangat berharga dalam penyempurnaan skripsi ini. (3) Ibu Luh Mudrasih, SE selaku Kepala Sekolah Dasar Triamerta, atas ijin yang diberikan untuk mengadakan penelitian. (4) Ibu Ida Ayu Ketut Wiramika, S.Pd SD selaku Kepala Sekolah Dasar No 3 Kalibukbuk, atas ijin yang diberikan untuk mengadakan penelitian. (5) Semua pihak yang telah membantu yang tidak dapat disebutkan satu persatu. DAFTAR PUSTAKA Agung, A.A. G. 2012. Metodologi Penelitian Pendidikan. Singaraja: Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja.. Ani
Lie. 2009. Manfaat Pembelajaran kooperatif.
Model
http://dasarteori.blogspot.com/2011/10/manf aat-dan-tujuan-modelpembelajaran.html Diakses 2014
tanggal
15
Oktober
Depdiknas. 2006. Implementasi Kurikulum 2004 Panduan Pembelajaran
e-Journal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 2 No: 1 Tahun: 2014 KBK. Bandung: Rosdakarya
Remaja
Dimyati dan Mudjiono. 1994. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: DEPDIKNAS Dimyati dan Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Ibrahim, M, dkk. 2000. Manfaat Model Pembelajaran Kooperatif. http://www.scribd.com/doc/566175 65/12/Manfaat-PembelajaranKooperatif
Setianingsih, Ni Made. 2012. Menerapkan Model pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament Untuk meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar IPA Siswa kelas V Semester II SD Triamerta tahun Pelajaran 2011/2012. Skripsi ( tidak diterbitkan). Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Undiksha Singaraja. Slavin,
Robert E. 2005. Cooperative Learning (Teori, Riset dan Praktek). Bandung: Nusa Media
Slavin,
Robert E. 2008. Cooperative Learning (Teori, Riset dan Praktek). Bandung: Nusa Media
Diakses tanggal 1 Maret 2012 Istiqomah. 2006. Kelebihan dan Kelemahan Teams Games Tournament. http://ekocin.wordpress.com/2011/ 06/17/model-pembelajaran-teamsgames-tournaments-tgt-2/
Slavin, Robert E. 2009. Cooperative Learning (Teori, Riset dan Praktek). Bandung: Nusa Media Slavin,
Robert E. 2010. Cooperative Learning (Teori, Riset dan Praktek). Bandung: Nusa Media
Diakses tanggal 15 April 2012 Koyan, I Wayan. 2011. Asesmen Dalam Pendidikan. Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha. Koyan, I Wayan. 2012. Statistik Pendidikan. Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha. Kunandar. 2007. Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan pendidikan (KTSP) dan Persiapan Menghadapi Sertifikasi Guru. Jakarta: PT Raja Grafindo Prsada. Nur, M. 2005. Pembelajaran Kooperatif. Jawa Timur: Depdiknas. Rusya, T. 1993. Pendidikan dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Bina Budaya. Sanjaya, W. 2008. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: KENCANA.
Suadi, I Ketut. 2011. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournaments (TGT) Untuk Meningkatkan Minat dan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Pada SiswaKelas IV Semester II Sekolah Dasar No. 3 Tukad Mungga Tahun Pelajaran 2010/2011. Skripsi (tidak diterbitkan). Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Undiksha Singaraja. Suarni
dan Gading. 2007. Modul Perkembangan Peserta Didik. Singaraja: UNDIKSHA
Suryanti, Ni Nengah Tunjung. 2009. Penerapan Pembelajaran Kooperatif dengan Model Teams Games Tournamen (TGT) untuk Meningkatkan Motivasi dan Prestasi Belajar IPA pada Siswa Kelas V SD Negeri 1 Kubu Tahun Ajaran 2009/2010. Skripsi (tidak
e-Journal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Vol: 2 No: 1 Tahun: 2014 diterbitkan). Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Undiksha Singaraja. Sudana, dkk. 2010. Buku Bahan Ajar Pendidikan IPA SD. Singaraja: Undiksha Suwatra, dkk. 2007. Modul Belajar dan Pembelajaran. Singaraja: UNDIKSHA Undiksha. 2011. Buku Pedoman Studi Undiksha Tahun 2011. Singaraja:Undiksha. Widyantini. 2006. Tujuan Pembelajaran Kooperatif.
Model
http://elnicovengeance.wordpress.com/20 12/09/09/model-pembelajarankooperatif Diakses tanggal 15 Oktober 2004