e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Volume: 3 No: 1 Tahun 2015
PENGARUH PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAP HASIL BELAJAR PENGETAHUAN PKn DITINJAU DARI JENIS PERTANYAAN GURU PADA SISWA KELAS IV DI SD GUGUS RADEN AJENG KARTINI DENPASAR BARAT I Dw Ayu Putri Nopiyanti1, Md Putra2, I Ngh Suadnyana3 1,2,3
Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, FIP Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia
e-mail:
[email protected],
[email protected],
[email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan yang signifikan hasil belajar pengetahuan PKn antara kelompok siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik menggunakan pertanyaan terbuka dan pertanyaan tertutup pada siswa kelas IV di SD Gugus R.A. Kartini Denpasar Barat. Penelitian ini adalah penelitian pra eksperimen dengan The Static Group Pretest-Postest Design. Populasi yaitu seluruh siswa kelas IV SD Gugus R.A. Kartini Denpasar Barat sebanyak 805 siswa. Sampel diambil menggunakan teknik random sampling dengan jumlah 64 siswa dari siswa kelas IVB SD Negeri 19 Pemecutan sebagai kelompok A dan siswa kelas IVA SD Negeri 15 Pemecutan sebagai kelompok B. Data hasil belajar pengetahuan PKn kelompok A dan kelompok B dikumpulkan dengan tes hasil belajar pengetahuan PKn untuk selanjutnya dianalisis menggunakan statistik uji-t. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar pengetahuan PKn antara kelompok siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik menggunakan pertanyaan terbuka dan pertanyaan tertutup. Berdasarkan hasil uji-t, diperoleh thitung = 0.71 dan pada taraf signifikansi 5% diperoleh ttabel = 1.99. Berdasarkan kriteria pengujian thitung < ttabel (0.71<1.99) maka H0 diterima. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pendekatan saintifik ditinjau dari jenis pertanyaan guru tidak berpengaruh terhadap hasil belajar pengetahuan PKn siswa kelas IV di SD Gugus R.A. Kartini Denpasar Barat.
Kata-kata kunci: pendekatan saintifik, pertanyaan terbuka, pertanyaan tertutup, hasil belajar pengetahuan PKn
Abstract The purpose of this research was to know significant differences the result of civic education knowledge between student group who were learned by scientific approach using open question and ended question for students in the fourth grade SD Gugus R.A. Kartini West of Denpasar. This research was pre experiment with The Static Group Pretest- Postest Design. The population were all students in the fourth grade SD Gugus R.A. Kartini West of Denpasar as many as 805 students. Sample was taken to use random sampling technique with total students were 64 from grade IVB student of SD Negeri 19 Pemecutan as group A and grade IVA student of SD Negeri 15 Pemecutan as group B. The result of civic education knowledge data group A and group B were collected by the result of civic education knowledge test next to be analized by t-test. This research shows that not found significant differences the result of civic education knowledge between student group who were learned by scientific approach using open question and
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Volume: 3 No: 1 Tahun 2015 ended question. Based on t-test result is gotten thitung = 0.71 and while significant level 5% is gotten ttabel = 1.99. Based on trial criteria thitung < ttabel (0.71<1.99) so H0 is accepted. Then, it can be concluded that scientific approach is consderated by kind of teacher question do not have effect to the result of civic education knowledge in the fourth grade SD Gugus R.A. Kartini West of Denpasar.
Keywords: scientific approach, open question, ended question, the result of civic education knowledge
PENDAHULUAN Kurikulum merupakan suatu komponen pokok dalam proses pendidikan. Kurikulum adalah syarat mutlak dan bagian yang tidak terpisahkan dari pendidikan itu sendiri. Apabila dirinci secara lebih mendetail peranan kurikulum sangat penting dalam mencapai tujuan pendidikan. Pandangan atau anggapan yang sampai saat ini masih lazim digunakan dalam dunia pendidikan atau persekolahan di negara Indonesia, yaitu kurikulum sebagai suatu rencana tertulis yang disusun guna memperlancar proses belajar mengajar. Hal ini sesuai dengan rumusan pengertian kurikulum yang tertera dalam UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang menyatakan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Di Indonesia telah mengalami beberapa kali perubahan kurikulum. Ini membuktikan bahwa sampai saat ini Indonesia belum mampu mencapai tujuan pendidikan nasional secara optimal melalui penerapan kurikulum-kurikulum tersebut. Perkembangan masyarakat yang dipengaruhi oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi juga menuntut kurikulum menjawab tantangan dan tuntutan masyarakat, tentunya bukan hanya dari segi isi programnya tetapi juga dari segi pendekatan dan strategi pelaksanaannya. Ketercapaian kurikulum yang selama ini hanya menitikberatkan pada aspek kognitif saja membuat siswa melakukan berbagai perilaku yang tidak berkarakter
untuk mendapatkan nilai bagus misalnya saja dengan menyontek. Tentu saja hal ini bukanlah perilaku yang diharapkan dimiliki oleh siswa. Perilaku yang tidak berkarakter tersebut bertentangan pula dengan tujuan muatan materi PKn. Dalam kurikulum 2013, PKn merupakan salah satu muatan materi yang dibelajarkan kepada siswa sekolah dasar dan terangkum dengan muatan materi yang lain dalam satu tema pembelajaran. Depdiknas (2006:49) memberikan penjelasan bahwa pendidikan kewarganegaraan adalah mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil, berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945. Pembelajaran PKn di sekolah dasar dimaksudkan untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik dan membentuk manusia Indonesia seutuhnya dalam pembentukan karakter bangsa yang diharapkan mengarah pada penciptaan suatu masyarakat yang menempatkan demokrasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara yang berlandaskan pada Pancasila, UUD, dan norma-norma yang berlaku di masyarakat (Susanto,2013:227). Dalam kenyataannya saat ini materi PKn kurang diminati oleh siswa. Dari beberapa penelitian diketahui bahwa daya tarik tersebut semakin lemah karena membosankan serta materi dan metodenya tidak menantang siswa secara intelektual (Wahab dalam Susanto,2013:231). Kurangnya daya tarik siswa terhadap materi PKn yang berlarutlarut tentu saja akan menyebabkan siswa
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Volume: 3 No: 1 Tahun 2015 malas belajar PKn dan pada akhirnya bermuara pada hasil belajar yang dicapainya. Hal ini menunjukkan proses pembelajaran yang dilaksanakan guru saat ini belum mampu menarik perhatian dan minat siswa dalam belajar PKn sehingga hasil belajar yang dicapai siswa pun menjadi tidak optimal. Hasil belajar adalah tingkat penguasaan yang dicapai siswa dalam mengikuti program belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan yang ditetapkan yang meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotor Bundu (2006: 17). Hasil belajar yang dicapai oleh siswa merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor internal maupun eksternal (Susanto,2013:12). Faktor internal merupakan faktor yang bersumber dari dalam diri siswa, yang memengaruhi kemampuan belajarnya. Faktor internal ini meliputi: kecerdasan, minat dan perhatian, motivasi belajar, ketekunan, sikap, kebiasaan belajar, serta kondisi fisik dan kesehatan. Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar diri siswa yang memengaruhi hasil belajar siswa. Menurut Slameto (2010:54) terdapat tiga faktor yang mempengaruhi, tiga faktor tersebut adalah: (1) faktor keluarga yang meliputi cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, dan keadaan ekonomi keluarga; (2) faktor sekolah yang meliputi metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, keadaan gedung, metode belajar, dan tugas rumah; (3) faktor masyarakat yang meliputi kesiapan siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul dan bentuk kehidupan masyarakat. Guru adalah salah satu faktor eksternal yang mempengaruhi hasil belajar siswa karena guru yang akan mengaplikasikan strategi atau metode pembelajaran sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah dirancang. Guru harus mampu menarik perhatian dan minat siswa untuk belajar khususnya dalam belajar PKn. Salah satu upaya yang dapat dilakukan guru untuk mengoptimalkan proses pembelajaran adalah dengan menerapkan pendekatan
saintifik atau pendekatan ilmiah dalam pembelajaran saat ini. Pendekatan saintifik sering disebut-sebut sebagai ciri khas dan menjadi kekuatan tersendiri dari keberadaan kurikulum 2013. Pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran aktif mencari merupakan ciri khas pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik. Sebelumnya guru cenderung lebih banyak menggunakan pendekatan deduktif. Siswa langsung diceramahi dengan sejumlah teori, baik dari guru itu sendiri ataupun dari bukubuku pelajaran. Teori-teori itu diterima siswa begitu adanya, tanpa disertai sikap kritis, lebih-lebih berupa dorongan untuk munculnya pemikiran-pemikiran baru. Pendekatan deduktif dipandang tidak memunculkan kreativitas siswa. Mereka cenderung dijadikan sebagai objek pembelajaran. Berbeda halnya pembelajaran dengan pendekatan ilmiah (saintifik) yang memadukan kedua pendekatan induktif dan deduktif. Dalam pembelajarannya, siswa memanfaatkan sejumlah teori yang telah didapatkan sebelumnya untuk dikorelasikan dengan pengamatan yang dilakukannya sendiri di lapangan. Antara teori dengan fakta-fakta lapangan itu diharapkan menjadi pengetahuan baru bagi siswa. Dengan demikian siswa tidak terjebak pada sikap verbalisme; tidak selalu menerima terhadap suatu pendapat dan teori. Akan tetapi, mereka pun berusaha untuk membuktikan pendapat ataupun teori tersebut (Kosasih,2014:70-71). Daryanto (2014:1) menyatakan bahwa pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengonstruksi konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi atau menentukan masalah), merumuskan masalah, mengajukan dan merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang ditemukan. Pendekatan saintifik berkaitan erat dengan metode saintifik (Sani,2014:50). Metode saintifik (ilmiah) pada umumnya melibatkan kegiatan
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Volume: 3 No: 1 Tahun 2015 pengamatan atau observasi yang dibutuhkan untuk perumusan hipotesis atau mengumpulkan data. Metode ilmiah pada umumnya dilandasi dengan pemaparan data yang diperoleh melalui pengamatan atau percobaan. Oleh sebab itu, kegiatan percobaan dapat diganti dengan kegiatan memperoleh informasi dari berbagai sumber. Pada intinya, pendekatan saintifik merupakan pendekatan di dalam kegiatan pembelajaran yang mengutamakan kreativitas dan temuan-temuan siswa. Pengalaman belajar yang mereka peroleh tidak bersifat indoktrinasi, hafalan, dan sejenisnya. Materi siswa pelajari berbasis fakta atau fenomena tertentu, sesuai dengan KD yang sedang dikembangkan guru. Fakta atau fenomena itu siswa amati, pertanyakan, cari jawabannya sendiri dari berbagai sumber yang relevan, dan bermuara pada sebuah jawaban yang dapat dipertanggungjawabkan secara keilmuan. Kurniasih dan Sani (2014:33) menyebutkan beberapa karakteristik pembelajaran dengan pendekatan saintifik, yaitu: (1) berpusat pada siswa; (2) melibatkan keterampilan proses sains dalam mengonstruksi konsep, hukum, atau prinsip; (3) melibatkan prosesproses kognitif yang potensial dalam merangsang perkembangan intelek, khususnya keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa; (4) dapat mengembangkan karakter siswa. Menurut Permendikbud No. 81A tahun 2013 lampiran IV proses pembelajaran saintifik terdiri atas lima pengalaman belajar pokok yaitu: mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi, dan mengomunikasikan. Kelima tahapan tersebut merupakan proses yang berkesinambungan yang diharapkan pula selalu bersinggungan dengan ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Selama proses pembelajaran berlangsung, ketiga ranah itu dapat berkembang pula dengan baik. Siswa tidak sekadar tahu (apa), tetapi juga bisa (bagaimana), dan memperoleh perubahan sikap (mengapa) atas proses pembelajaran yang dilakoninya. Dalam ranah pengetahuan, siswa memperoleh
kompetensi tentang “apa” dari materi pembelajarannya. Ranah tersebut terkait dengan aspek pengetahuan yang ada di dalam kurikulum dinyatakan dengan KI-3. Dalam ranah keterampilan, siswa memperoleh kompetensi tentang “bagaimana” dari materi pembelajarannya. Ranah tersebut di dalam kurikulum dinyatakan dengan KI-4. Dalam ranah sikap, siswa memperoleh kompetensi berupa efek penyerta dari pengetahuan dan keterampilan yang dilakoninya, baik berupa sikap jujur, tanggung jawab, disiplin, percaya diri, dan sikap-sikap lainnya. Dalam kurikulum 2013, ranah tersebut dinyatakan dengan KI-1 dan KI-2. Untuk mengoptimalkan pembelajaran, pendekatan saintifik tersebut harus didukung pula dengan kemampuan atau keterampilan guru. Salah satu kemampuan penting tersebut adalah kemampuan guru dalam bertanya. Bertanya dalam pembelajaran dipandang sebagai kegiatan guru untuk mendorong, membimbing, dan menilai kemampuan berpikir siswa. Bagi siswa, kegiatan bertanya merupakan bagian penting dalam pelaksanaan pembelajaran. Terlebih lagi, dalam lima langkah pembelajaran pokok dengan pendekatan saintifik yang mana salah satu langkahnya yaitu menanya mengharapkan keaktifan siswa dalam bertanya. Dalam hal ini guru harus mampu membangkitkan rasa ingin tahu dan minat siswa bertanya serta mampu merespon setiap pertanyaan siswa dengan baik. Sebelum guru melontarkan pertanyaan kepada siswa, hendaknya guru memahami jenis-jenis pertanyaan dan mampu merumuskannya, sehingga guru mampu mengembangkan pembelajaran sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai. Pertanyaan adalah stimulus yang mendorong anak untuk berpikir dan belajar (Nasution,2010:161). Menurut Majid (2014: 216-217) ada beberapa fungsi pertanyaan, yaitu: (1) membangkitkan rasa ingin tahu, minat, dan perhatian peserta didik tentang suatu tema atau topik pembelajaran; (2) mendorong dan menginspirasi peserta didik untuk aktif belajar, serta
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Volume: 3 No: 1 Tahun 2015 mengembangkan pertanyaan dari dan untuk dirinya sendiri; (3) mendiagnosis kesulitan belajar peserta didik sekaligus menyampaikan rancangan untuk mencari solusinya; (4) menstrukturkan tugastugas dan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menunjukkan sikap, keterampilan, dan pemahamannya atas substansi pembelajaran yang diberikan; (5) mengembangkan keterampilan peserta didik dalam berbicara, mengajukan pertanyaan, dan memberi jawaban secara logis, sistematis, dan menggunakan bahasa yang baik dan benar; (6) mendorong partisipasi peserta didik dalam berdiskusi, berargumen, mengembangkan kemampuan berpikir, dan menarik kesimpulan; (7) membangun sikap keterbukaan untuk saling memberi dan menerima pendapat atau gagasan, memperkaya kosakata, serta mengembangkan toleransi sosial dalam hidup berkelompok; (8) membiasakan peserta didik berpikir spontan dan cepat, serta sigap dalam merespon persoalan yang tiba-tiba muncul; (9) melatih kesantunan dalam berbicara dan membangkitkan kemampuan berempati satu sama lain. Jenis pertanyaan guru yang dimaksud dalam penelitian ini adalah jenis pertanyaan terbuka dan pertanyaan tertutup. Kosasih (2014:77) menyatakan bahwa pertanyaan terbuka adalah pertanyaan yang memiliki lebih dari satu jawaban yang benar. Pendapat senada juga dikemukakan oleh Sujarweni (2014:92) yang menyatakan bahwa pertanyaan terbuka adalah suatu pertanyaan yang dapat dijawab responden dengan cara yang hampir tidak terbatas. Siswa diberikan kesempatan untuk mencari alternatif jawaban dari pertanyaan menurut cara dan gaya siswa masing-masing. Rentangan kemungkinan jawaban yang diberikan oleh siswa lebih luas sehingga jika jenis pertanyaan ini digunakan dalam pembelajaran dengan pendekatan saintifik maka sangat membantu siswa dalam mengembangkan dan mendalami suatu konsep materi pembelajaran. Pertanyaan terbuka menuntut siswa berpikir lebih kritis dan kreatif dan hal ini
sejalan dengan harapan dari penerapan kurikulum 2013. Berbeda dengan jenis pertanyaan terbuka, pertanyaan tertutup adalah pertanyaan dengan dua kemungkinan jawaban yaitu: Ya atau Tidak (Sujarweni,2014:91). Kosasih (2014:77) juga menegaskan bahwa pertanyaan tertutup adalah pertanyaan yang memiliki hanya satu jawaban benar. Secara singkat dapat disimpulkan penggunaan pertanyaan tertutup dalam pendekatan saintifik bertujuan untuk memperoleh informasi dari siswa dan hanya menghendaki jawaban yang terbatas dan biasanya langsung menuju satu kesimpulan. Dengan didukung penerapan jenis pertanyaan terbuka dan tertutup maka pembelajaran menjadi lebih aktif dan dinamis. Semakin baik proses pembelajaran dan keaktifan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran, maka seharusnya hasil belajar yang diperoleh siswa akan semakin tinggi sesuai dengan tujuan yang dirumuskan sebelumnya (Jihad dan Haris,2012:20). Sehingga, penerapan jenis pertanyaan terbuka dan tertutup dalam pembelajaran saintifik mampu memberikan kontribusi positif terhadap hasil belajar pengetahuan PKn siswa. Berdasarkan teori dan kenyataan yang telah dipaparkan tersebut, maka diujicobakan penerapan jenis pertanyaan terbuka dan tertutup dalam pendekatan saintifik. Melalui penerapan kedua jenis pertanyaan tersebut, pembelajaran dengan pendekatan saintifik diharapkan menjadi lebih optimal sehingga berdampak positif terhadap ketercapaian hasil belajar pengetahuan PKn siswa. Berdasarkan realita belajar dan uji coba tersebut, maka diteliti mengenai pengaruh pendekatan saintifik terhadap hasil belajar pengetahuan PKn ditinjau dari jenis pertanyaan guru pada siswa kelas IV di SD Gugus R.A. Kartini Denpasar Barat. METODE Penelitian ini dilaksanakan di SD Gugus R.A. Kartini Kecamatan Denpasar Barat pada siswa kelas IV semester genap tahun ajaran 2014/2015. Adapun tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui perbedaan yang signifikan
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Volume: 3 No: 1 Tahun 2015 hasil belajar pengetahuan PKn antara kelompok siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik menggunakan pertanyaan terbuka dan kelompok siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik menggunakan pertanyaan tertutup pada siswa kelas IV di SD Gugus R.A. Kartini Denpasar Barat. Adapun rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan pra eksperimen. Rancangan ini banyak digunakan dalam penelitian pendidikan karena sulit untuk menciptakan variabel termanipulasi (Anggoro,2009:3.28). Menurut Setyosari (2012:173) rancangan penelitian pra eksperimen tidak memerlukan persyaratan-persyaratan tertentu yang harus diikuti peneliti. Persyaratan tertentu yang dimaksud misalnya adalah prosedur penentuan subjek atau partisipan penelitian, penetapan homogenitas varian, dan persyaratan-persyaratan lainnya. Rancangan ini tidak memerlukan rancangan yang cermat. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah The Static Group Pretest-Postest Design. Dalam desain penelitian ini, ada dua kelompok yang diberikan perlakuan yang berbeda dalam rumpun yang sejenis (Sukmadinata,2012:208). Dalam penelitian ini, nilai tes awal (pretest) berguna untuk menyetarakan kedua kelompok sampel yang telah diperoleh melalui teknik random sampling. Populasi adalah keseluruhan objek penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV yang ada di seluruh sekolah dasar Gugus R.A. Kartini Denpasar Barat, yang terdiri dari 8 SD dengan banyak kelas yaitu 21 dan siswa sebanyak 805 orang. Setelah ditentukan populasi dalam penelitian ini, selanjutnya adalah menentukan sampel penelitian. Sampel penelitian mencerminkan dan menentukan seberapa jauh sampel tersebut bermanfaat dalam membuat kesimpulan penelitian. Pengambilan kedua sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik random sampling dengan mengundi kelas IV yang ada di SD Gugus R.A. Kartini Denpasar
Barat, sehingga diperoleh dua kelompok sampel yaitu kelas IVA SD Negeri 15 Pemecutan dan kelas IVB SD Negeri 19 Pemecutan. Peneliti tidak melakukan pengacakan individu. Kelas dipilih sebagaimana telah terbentuk tanpa campur tangan peneliti sehingga kemungkinan pengaruh-pengaruh dari keadaan subjek mengetahui dirinya dilibatkan dalam eksperimen dapat dikurangi. Hal tersebut bertujuan agar penelitian ini benar-benar menunjukkan pengaruh perlakuan yang diberikan. Pemetaan nilai pretest siswa pada kedua kelompok dilakukan untuk menyetarakan kedua kelompok. Pemetaan dilakukan dengan memasangkan nilai pretest yang sama antara siswa yang ada pada kelompok A dengan siswa kelompok B. Teknik memasangkan nilai pretest kelompok A dan kelompok B ini disebut teknik matching. Menurut Darmadi (2011:173) teknik matching digunakan apabila peneliti telah mengidentifikasi suatu variabel yang dipercaya ada hubungannya dengan penampilan pada variabel tidak bebas. Dengan menggunakan teknik matching, nilai masing-masing siswa pada kelompok A dipasangkan dengan nilai yang sama yang diperoleh siswa pada kelompok B. Jika terdapat siswa dalam kelompok tidak mendapat skor pasangan maka siswa tersebut tidak diikutkan dalam penelitian. Hasil dari pemetaan (matching) nilai masing-masing siswa pada kelompok A dan kelompok B menunjukkan bahwa kedua kelompok tersebut setara. Berdasarkan hasil matching tersebut diperoleh 32 pasang siswa yang memperoleh nilai sama. Setelah kedua kelompok setara, maka dilanjutkan dengan merandom kedua kelompok tersebut. Berdasarkan hasil random, diperoleh kelas IVB SD Negeri 19 Pemecutan sebagai kelompok A dan kelas IVA SD Negeri 15 Pemecutan sebagai kelompok B. Dalam persiapan metodologis untuk menguji hipotesis penelitian, harus dipastikan variabel-variabel yang akan dilibatkan dalam penelitian. Terdapat dua variabel yang dilibatkan dalam penelitian ini, yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Volume: 3 No: 1 Tahun 2015 ini adalah pendekatan saintifik ditinjau dari jenis pertanyaan guru. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar pengetahuan PKn siswa kelas IV, sehingga data yang dikumpulkan adalah data tentang hasil belajar pengetahuan PKn. Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data hasil belajar pengetahuan PKn adalah metode tes. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data tentang hasil belajar pengetahuan PKn adalah tes hasil belajar bentuk objektif dengan tipe pilihan ganda biasa. Tes ini menunjukkan penguasaan siswa terhadap muatan materi PKn yang ada dalam tema tempat tinggalku dan siswa peroleh di kelas IV. Sebelum digunakan untuk mengumpulkan data penelitian, instrumen yang telah disusun terlebih dahulu divalidasi baik secara teoretis maupun secara empirik. Secara teoretis yaitu dengan menyusun kisi-kisi soal kemudian dikonsultasikan dengan ahli (expert) yaitu dosen yang memiliki keahlian dalam pembelajaran PKn dan guru di sekolah dasar. Secara empirik yaitu dengan mengujicobakan instrumen tersebut pada responden sebanyak 44 siswa. Dalam penelitian ini, butir soal yang diujicobakan sebanyak 50 soal. Setelah dilakukan uji instrumen yang meliputi uji validitas, indeks daya beda, taraf kesukaran tes, dan reliabilitas tes diperoleh 33 butir soal yang layak digunakan dalam penelitian. Setelah data hasil belajar pengetahuan PKn terkumpul, maka selanjutnya dilakukan analisis data. Analisis yang digunakan adalah analisis statistik Uji-t. Namun, sebelum dilakukan uji hipotesis dengan menggunakan analisis Uji-t, terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat analisis, yang meliputi uji normalitas dan uji homogenitas. HASIL DAN PEMBAHASAN Hipotesis yang diuji dalam penelitian ini adalah H0 yang berbunyi tidak terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar pengetahuan PKn antara kelompok siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik menggunakan pertanyaan terbuka dan kelompok siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik menggunakan pertanyaan tertutup pada
siswa kelas IV di SD Gugus R.A. Kartini Denpasar Barat. Hasil penghitungan menunjukkan nilai rata-rata hasil belajar pengetahuan PKn siswa kelompok A yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik menggunakan pertanyaan terbuka adalah 82.53 dengan varian 142.58 dan standar deviasi 11.94. Sedangkan, nilai rata-rata yang diperoleh kelompok B yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik menggunakan pertanyaan tertutup adalah 80.47 dengan varian 130.58 dan standar deviasi 11.43. Sebelum dilakukan analisis data menggunakan statistik uji-t terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat yang meliputi normalitas sebaran data kelompok A dan kelompok B. Berdasarkan atas kurva normal, kelas interval, frekuensi observasi (fo) dan frekuensi empirik (fe) dari data hasil belajar pengetahuan PKn siswa kelompok A diperoleh χ2hitung = 5.91, pada taraf signifikansi 5% dan derajat kebebasan (dk)=5 diperoleh χ2tabel = 11.07 sehingga χ2hitung < χ2tabel maka H0 diterima. Hal ini berarti sebaran data hasil belajar pengetahuan PKn siswa kelompok A berdistribusi normal. Hasil belajar pengetahuan PKn kelompok B yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik menggunakan pertanyaan tertutup diperoleh diperoleh χ2hitung = 5.91, pada taraf signifikansi 5% dan derajat kebebasan (dk)=5 diperoleh χ2tabel = 11.07 sehingga χ2hitung < χ2tabel maka H0 diterima. Hal ini berarti sebaran data hasil belajar pengetahuan PKn siswa kelompok B berdistribusi normal. Uji prasyarat selanjutnya adalah uji homogenitas varians. Berdasarkan penghitungan menggunakan uji F diperoleh Fhitung = 1.09 dan pada taraf signifikansi 5% dengan db pembilang = 31 dan db penyebut = 31 diperoleh Ftabel = 1.84 sehingga Fhitung < Ftabel. Ini berarti bahwa varians antara kelompok A dan kelompok B homogen. Berdasarkan hasil uji normalitas dan uji homogenitas varians diperoleh data kedua kelompok yaitu kelompok A dan kelompok B berdistribusi normal dan varians kedua kelompok homogen. Sehingga, uji hipotesis dengan menggunakan uji-t dapat dilakukan. Rekapitulasi hasil
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Volume: 3 No: 1 Tahun 2015 analisis data dengan menggunakan uji-t disajikan pada tabel sebagai berikut. Tabel 1. Rekapitulasi Analisis Uji-t Sampel Mean Varians n thitung ttabel Kesimpulan Kelompok 82.53 142.58 32 A 0.71 1.99 H0 diterima Kelompok 80.47 130.58 32 B dalam pendekatan saintifik sama-sama Berdasarkan hasil post-test dari membuat siswa aktif dan memperoleh kelompok A dan kelompok B, diperoleh hasil belajar pengetahuan PKn yang baik. nilai rata-rata kelompok A adalah 82.53, Namun, kelebihan dari pertanyaan sedangkan nilai rata-rata kelompok B terbuka adalah siswa lebih memiliki adalah 80.47. Dengan demikian, nilai banyak kesempatan untuk mengetahui rata-rata post-test hasil belajar atau mendalami suatu materi. Berbeda pengetahuan PKn siswa kelompok A halnya dengan pertanyaan tertutup yang lebih dari nilai rata-rata siswa kelompok B hanya memiliki jawaban terbatas. Hal ini yaitu 82.53 > 80.47. Setelah didukung oleh pendapat Kosasih dikategorikan dengan PAP skala lima, (2014:77) yang menyatakan bahwa nilai rata-rata hasil belajar pengetahuan “pertanyaan tertutup adalah pertanyaan PKn kelompok A dan kelompok B yang memiliki hanya satu jawaban termasuk dalam kategori baik. Hasil benar”. Tidak mungkin guru dalam analisis menunjukkan thitung = 0.71, untuk pembelajaran hanya menggunakan jenis dk = 62 dengan taraf signifikansi 5% pertanyaan terbuka saja. Guru juga harus diperoleh ttabel = 1.99. Berdasarkan memahami sampai sejauh mana siswa di kriteria pengujian, thitung < ttabel (0.71 < sekolah dasar mengetahui dan 1.99) maka H0 diterima. Hasil analisis mendalami suatu materi atau informasi. tersebut menunjukkan bahwa tidak Guru juga tidak mungkin hanya terdapat perbedaan yang signifikan hasil menggunakan jenis pertanyaan tertutup belajar pengetahuan PKn antara kepada siswa dalam pembelajaran kelompok siswa yang dibelajarkan karena pada dasarnya pembelajaran melalui pendekatan saintifik merupakan proses penambahan menggunakan pertanyaan terbuka dan informasi dan kemampuan baru kelompok siswa yang dibelajarkan (Sanjaya,2006:129). Terlebih lagi dalam melalui pendekatan saintifik pembelajaran menggunakan pendekatan menggunakan pertanyaan tertutup pada saintifik yang menghendaki siswa siswa kelas IV di SD Gugus R.A. Kartini mengonstruksi sendiri pengetahuan baru Denpasar Barat. tersebut sehingga guru harus mampu Perbedaan yang tidak signifikan membimbing siswa melalui pertanyaantersebut terjadi karena kedua jenis pertanyaan yang sifatnya lebih pertanyaan baik pertanyaan terbuka mendalam. maupun pertanyaan tertutup tidak bisa Hal ini mendukung hipotesis yang diterapkan secara sendiri-sendiri dalam menyatakan bahwa tidak terdapat pembelajaran. Kedua jenis pertanyaan perbedaan yang signifikan hasil belajar tersebut sama-sama diperlukan dan pengetahuan PKn antara kelompok siswa digunakan oleh guru dalam setiap yang dibelajarkan melalui pendekatan pembelajaran dalam arti kedua jenis saintifik menggunakan pertanyaan pertanyaan tersebut tidak dapat terbuka dan kelompok siswa yang diterapkan secara terpisah. Baik dibelajarkan melalui pendekatan saintifik pertanyaan terbuka maupun pertanyaan menggunakan pertanyaan tertutup pada tertutup memiliki kelebihan dan siswa kelas IV di SD Gugus R.A. Kartini kekurangan sehingga dalam Denpasar Barat. Dengan demikian, dapat penerapannya pun simultan. Penerapan disimpulkan bahwa pendekatan saintifik pertanyaan terbuka maupun tertutup ditinjau dari jenis pertanyaan guru tidak
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Volume: 3 No: 1 Tahun 2015 berpengaruh terhadap hasil belajar pengetahuan PKn siswa kelas IV di SD Gugus R.A. Kartini Denpasar Barat. PENUTUP Berdasarkan penelitian dan pembahasan yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya, maka diperoleh simpulan sebagai berikut. Rerata hasil belajar pengetahuan PKn kelompok siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik menggunakan pertanyaan terbuka pada siswa kelas IVB SD Negeri 19 Pemecutan sebagai kelompok A adalah 82.53 dengan persentase di sekitar rata-rata 31.25%, di bawah rata-rata 25%, dan di atas ratarata 43,76%. Berdasarkan kategori hasil belajar yang mengacu pada PAP skala lima, maka nilai rata-rata hasil belajar pengetahuan PKn siswa kelompok A yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik menggunakan pertanyaan terbuka termasuk dalam kategori baik. Rerata hasil belajar pengetahuan PKn kelompok siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik menggunakan pertanyaan tertutup pada siswa kelas IVA SD Negeri 15 Pemecutan sebagai kelompok B adalah 80.47 dengan persentase di sekitar ratarata 31.25%, di bawah rata-rata 28.12%, dan di atas rata-rata 40.63%. Berdasarkan kategori hasil belajar yang mengacu pada PAP skala lima, maka nilai rata-rata hasil belajar pengetahuan PKn siswa kelompok B yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik menggunakan pertanyaan tertutup termasuk dalam kategori baik. Berdasarkan perhitungan uji-t pada bab sebelumnya, diperoleh thitung = 0,71 dan ttabel = 1.99. Kedua nilai tersebut dibandingkan sehingga diperoleh thitung < ttabel (0,71 < 1.99), maka H0 diterima, yang artinya tidak terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar pengetahuan PKn antara kelompok siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik menggunakan pertanyaan terbuka dan kelompok siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik menggunakan pertanyaan tertutup pada siswa kelas IV di SD Gugus R.A. Kartini Denpasar Barat. Dengan demikian, dapat
disimpulkan bahwa pendekatan saintifik ditinjau dari jenis pertanyaan guru tidak berpengaruh terhadap hasil belajar pengetahuan PKn siswa kelas IV di SD Gugus R.A. Kartini Denpasar Barat. Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan simpulan yang telah dipaparkan, maka dapat diajukan beberapa saran kepada pihak-pihak sebagai berikut. Dengan diadakannya penelitian ini, disarankan kepada sekolah agar menerapkan kedua jenis pertanyaan, baik pertanyaan terbuka maupun pertanyaan tertutup secara bersamaan dalam kegiatan pembelajaran karena kedua jenis pertanyaan tersebut sama-sama memiliki kekurangan dan kelebihan, sehingga akan lebih efektif jika diterapkan secara bersamaan atau simultan dalam pembelajaran. Kepada guru disarankan agar lebih memahami tentang jenis-jenis pertanyaan sehingga dalam pembelajaran guru mampu menerapkannya secara optimal mengingat dari kelebihan dan kelemahan yang dimiliki oleh masing-masing jenis pertanyaan. Sehingga, baik pertanyaan terbuka maupun tertutup tidak bisa dipisahkan dalam penerapannya. Siswa disarankan agar memberikan respon yang sesuai dengan jenis pertanyaan yang disampaikan oleh guru agar apa yang menjadi tujuan disampaikannya suatu pertanyaan bisa tercapai. Hal ini tentu saja demi optimalnya interaksi dalam pembelajaran sehingga berdampak positif pula terhadap hasil belajar siswa. Peneliti lain diharapkan agar lebih mengembangkan kreativitas serta inovasi-inovasi baru dalam pembelajaran agar siswa merasa senang belajar dan tidak menjadikan belajar itu sebagai beban. Jika siswa sudah merasa senang belajar, maka tidak akan sulit membelajarkan siswa untuk mencapai kompetensi-kompetensi sesuai harapan kurikulum. DAFTAR PUSTAKA Anggoro,Toha, dkk.2009.Metode Penelitian.Jakarta: Universitas Terbuka. Bundu,Patta.2006.Penilaian Keterampilan Proses dan Sikap Ilmiah dalam
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Volume: 3 No: 1 Tahun 2015 Pembelajaran Sains Sekolah Dasar.Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Proses Kencana.
Pendidikan.Jakarta:
Darmadi, Hamid.2011.Metode Penelitian Pendidikan.Bandung: Alfabeta.
Setyosari, Punaji.2010.Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan.Jakarta: Kencana.
Daryanto.2014.PendekatanPembelajaran Saintifik Kurikulum 2013.Yogyakarta: Gava Media.
Slameto.2010.Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.
Jihad, Asep dan Haris.2012.Evaluasi Pembelajaran.Yogyakarta: Pressindo.
Sujarweni, Wiratna.2014.Metodologi Penelitian.Yogyakarta: Pustaka Baru Press.
Abdul Multi
Kosasih, E.2014.Strategi Belajar dan Pembelajaran Implementasi Kurikulum 2013.Bandung: Yrama Widya. Kurniasih, Imas dan Berlin Sani.2014.Sukses Mengimplementasikan Kurikulum 2013 Memahami Berbagai Aspek dalam Kurikulum 2013.Jakarta: Kata Pena. Majid, Abdul.2014.Pembelajaran Tematik Terpadu.Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Nasution,S.2010.Didaktik Asas-Asas Mengajar.Jakarta:Bumi Aksara. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 81A Tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum.2013.Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi.2006.Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Sani,RidwanAbdullah.2014.Pembelajaran Saintifik untuk Implementasi Kurikulum 2013.Jakarta: PT Bumi Aksara. Sanjaya, Wina.2006.Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar
Sukmadinata, Nana Syaodih.2012.Metodologi Penelitian Pendidikan.Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Susanto, Ahmad.2013.Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar.Jakarta: Kencana. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.2003.Jakarta:Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.