e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Volume: 3 No: 1 Tahun 2015
PENGARUH PENDEKATAN SAINTIFIK TERHADAP HASILBELAJAR PENGETAHUAN PKN DITINJAU DARI KARAKTERISTIK PERTANYAAN GURU PADA SISWA KELAS IVSD GUGUS PANGERAN DIPONOGORO KECAMATAN DENPASAR BARAT I Kadek Septyadhi1, Made Putra2, I Nengah Suadnyana3 1,2,3
Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia
e-mail:
[email protected],
[email protected],
[email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan hasil belajar pengetahuan PKn melalui pendekatan saintifik menggunakan pertanyaan konkret dan pertanyaan abstrak serta mengetahui perbedaan yang signifikan hasil belajar pengetahuan PKn tema tempat tingalku antara siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik menggunakan pertanyaan konkret dan siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik menggunakan pertanyaan abstrak pada siswa kelas IV SD. Penelitian ini termasuk penelitian pra-eksperimen dengan menggunakan desain prates-pascates kelompok statis (the static group pretest-postest design). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV SD Gugus Pangeran Diponogoro kecamatan Denpasar Barat tahun ajaran 2014/2015 yang berjumlah 430 orang. Sampel diambil menggunakan teknik random sampling. Data yang dikumpulkan adalah hasil belajar pengetahuan PKn menggunakan tes pilihan ganda biasa, kemudian dianalisis dengan uji t. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, hasil belajar pengetahuan PKn kelompok siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik menggunakan pertanyaan konkret dengan kategori baik sebesar 3% dan kategori sangat baik sebesar 97%, sedangkan kelompok siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik menggunakan pertanyaan abstrak termasuk kategori baik sebesar 13% dan kategori sangat baik sebesar 87%. Melalui uji t yang dilakukan diperoleh thitung = 2,26. Dengan taraf signifikan 5% dan dk = 76 diperoleh t tabel = 1,66.Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran melalui pendekatan saintifik ditinjau dari pertanyaan guru berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar pengetahuan PKn pada siswa kelas kelas IV SD Gugus Pangeran Diponogoro Kecamatan Denpasar Barat. Kata kunci : Pendekatan saintifik, karakteristik pertanyaan guru, hasil belajar. Abstract This research has a purpose to describing the result of Civic Education Knowledge (PKn) learning through scientific approach which is using concrete questions and abstract questions. And also to know the significant differences of Civic Education Knowledge learning result in Tempat Tinggalku theme between the students that learning through scientific approach which is using concrete questions and the students that learning through scientific approach which is using abstract questions for students of Elementary School in class IV. This research included in pre-experiment research that using the static group pretest-posttest design. The population of this research is all students in class IV of Gugus Pangeran Diponogoro Elementary School, Denpasar Barat sub-district, in academic year 2014-2015. The sample is token using random sampling technique. The data that collected is the learning result of Civic Education Knowledge (PKn) which is
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Volume: 3 No: 1 Tahun 2015
using result learning test as fold options test, and then analyzing with t-Test. The result of this research showed the significant differences founded in the learning result of Civic Education Knowledge (Pkn) of students group that learning through scientific approach which is using concrete questions in a good category is 3% and in a very good category is 97%. While the students group that learning through scientific approach which is using abstract questions got 13% in a good category and 87% in a very good category. Based on t-test, there is t-count = 2,26. With the significant level 5% and dk = 76 there got ttable = 1,66. So, we can concluded that learning through scientific approach based on teachers’ questions have a significant effect to Civic Education Knowledge learning outcome for the students of class IV, Gusgus Pangeran Diponogoro Elementary School, Denpasar Barat sub-district, in academic year 2014-2015. Keyword: Scientific approach, teachers’ question characteristic, learning outcome.
PENDAHULUAN Pendidikan merupakan sarana penting untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia dalam menjamin keberlangsungan pembangunan suatu bangsa. Oleh karena itu, peningkatan kualitas sumber daya manusia sejak dini merupakan hal penting yang harus dipikirkan secara sungguh-sungguh. Pendidikan memberikan kemungkinan pada siswa untuk memperoleh kesempatan, harapan, dan pengetahuan. Besarnya kesempatan dan harapan sangat bergantung pada kualitas pendidikannya. Pendidikan yang berkualitas tentunya melibatkan siswa untuk aktif belajar dalam membentuk pengetahuannya sendiri. Kurikulum merupakan salah satu unsur yang memberikan kontribusi untuk mewujudkan proses berkembangnya kualitas potensi siswa. Oleh karena itu, maka perlu adanya perubahan atau perbaikan kurikulum yang sesuai dengan tuntutan zaman. Di Indonesi, kurikulum telah mengalami beberapa perubahan, di samping kurikulum sebelumnya harus disempurnakan tetapi juga suatu kurikulum yang akan diterapkan mampu menjawab tantangan zaman yang terus berubah tanpa dapat dicegah, dan untuk mempersiapkan siswa yang mampu bersaing di masa depan dengan segala kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Kurikulum 2013 merupakan serentetan rangkaian penyempurnaan terhadap Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) dan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Pada umumnya kurikulum 2013 menerapkan pembelajaran tematik-integratif. Dalam pendidikan di Sekolah Dasar, pembelajaran tematik
biasanya di terapkan pada kelas reandah, yaitu kelas I, II, dan III. Tapi dengan diterapkannya kurikulum 2013 pembelajaran tematik diterapkan mulai dari kelas I hingga kelas VI. Kurikulum 2013 menekankan pada keseimbangan aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik siswa. Kurikulum 2013 dikembangkan berbasis pada kompetensi sangat diperlukan sebagai instrumen untuk mengarahkan peserta didik menjadi: (1) manusia berkualitas yang mampu dan produktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah; (2) manusia terdidik yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreati, mandiri; dan (3) warga negara yang demokratis, bertanggung jawab (Kemendikbud, 2014: 2). Dalam kurikulum 2013 setiap pembelajaran berbasis pada tematik integratif, dimana pembelajaran menggunakan tema sebagai patokan. Dalam tema tersebut berisikan empat subtema, dan kemudian dalam subtema terdapat enam pembelajaran yang berisikan beberapa muatan materi diantaranya muatan materi tersebut adalahBahasa indonesia, Matematika, IPA, IPS, PKn, PJOK, dan SBDP Pada intinya, pengembangan kurikulum 2013 adalah terciptanya kompetensi yang berimbang antara sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Pengembangan kurikulum 2013 yang berakar pada budaya lokal, sosial, pengetahuan, ketrampilan dan karakteristik bangsa.Kurikulum 2013 menekankan pada dimensi pedagogik modern dalam pembelajaran, yaitu menggunakan pendekatan ilmiah atau yang dikenal
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Volume: 3 No: 1 Tahun 2015
dengan pendekatan saintifik (scientific approach). Menurut Daryanto (2014: 51)Pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengkonstruksi konsep, hukum atau prinsip melalui tahapantahapan mengamati, merumuskan masalah, mangajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan bebagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang ditemukan. Pendekatan saintifik dimaksudkan untuk memberikan pemahan kepada peserta didik dalam mengenal, memahami, berbagai materi menggunakan pendekatan ilmiah, bahwa informasi bisa berasal dari mana saja, kapan saja, tidak bergantung pada informasi searah dari guru. Dari banyaknya muatan materi yang terdapat dalam suatu tema, dalam penelitian ini hanya mengambil atau mengangkat muatan materi PKn (Pendidikan Kewarganegaraan). Pendidikan Kewarganegaraan adalah mata pelajaran yang digunakan sebagai wahana untuk mengembangkan dan melestarikan nilai luhur dan moral yang berakar pada budaya bangsa Indonesia. Perlunya pendidikan kewarganegaraan diajarka di sekolah dasar ialah agar siswa sejak dini dapat memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibanya untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil dan berkarakteryang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945, dan memahami nilai kedisiplinan, kejujuran, serta sikap yang baik terhadap sesamanya, lawan jenisnya, maupun terhadap orang yang lebih tua. Lebih luas tujuan pembelajaran PKn ini adalah agar siswa dapat memahami dan melaksanakan hak dan kewajiban secara santun, jujur, dan demokratis serta ikhlas sebagai warga negara terdidik dan bertanggung jawab. Menurut Ubaedillah dan Rozak (2008:18), Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan untuk membangun karakter (character building) bangsa Indonesia yang antara lain: (a) membentuk kecakapan partisipatif warga negara yang bermutu dan
bertanggung jawab dalam kehidupan berbangsa dan bernegara; (b) menjadikan warga negara Indonesia yang cerdas, aktif, kritis, dan demokratis, namun tetap memiliki komitmen menjaga kesatuan dan integritas bangsa; dan (c) mengembangkan kultur demokrasi yang berkeadaban, yaitu kebebasan, persamaan, toleransi, dan tanggung jawab. Pendidikan di sekolah dasar merupakan jenjang pendidikan dasar yang berfungsi sebagai dasar-dasar peletakan keilmuan dan membantu mengoptimalkan anak melalui pembelajaran yang dibimbing oleh guru. Anak yang mengenyam pendidikan sekolah dasar merupakan anak usia antara 6 tahun sampai 12 tahun. Sesuai dengan karakteristik anak usia sekolah dasar yang suka bermain, memiliki rasa ingin tahu yang besar, mudah terpengaruh oleh lingkungan, dan gemar membentuk kelompok sebaya. Oleh karena itu, pembelajaran di sekolah dasar di upayakan untuk terciptanya suasana yang kondusif dan menyenangkan. Namun, berdasarkan pengamatan di lapangan, masih banyak ditemuai pelaksanaan pembelajaran masih kurang variatif, proses pembelajaran memiliki kecenderung pada metode tertentu, dan tidak memperhatikan tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang dibelajarkan. Siswa juga kurang aktif dalam proses pembelajaran, siswa lebih banyak mendengar dan mencatat isi materi pelajaran. Padahal pembelajaran dalam kurikulum 2013 menekankan pembelajaran berpusat pada siswa (student center). Sehingga siswa mampu mengembangkan kemampuannya secara optimal. Guru sebagai ujung tombak dalam pelaksanaan pendidikan merupakan pihak yang sangat berpengaruh dalam proses pembelajaran. Guru harus pandai dan mampu menyampaikan materi yang dibelajarkan kepada peserta didiknya agar tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan optimal. Tujuan pembelajaran dapat tercapai sesuai dengan yang diharapkan apabila guru mampu melakukan inovasi dalam pembelajaran serta mampu menguasai keterampilan dasar mengajar guru dan menerapkannya kedalam proses pembelajaran sesuai dengan materi yang
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Volume: 3 No: 1 Tahun 2015
akan disampaikan oleh guru. Seorang guru yang profesional harus menguasai delapan keterampilan dasar mengajar tersebut. Dari delapan keterampilan dasar mengajar guru, dalam hal ini di angkat salah satunya, yaitu keterampilan bertanya. Dalam proses pembelajaran, bertanya memiliki peran penting. Menurut Tim FKIP (2007: 1.18), keterampilan bertanya adalah cara-cara yang dapat digunakan oleh guru untuk mengajukan pertanyaan kepada siswa. Pemberian pertanyaan kepada peserta didik dapat merangngsang peserta didik dalam mengembangkan pola pikirnya dan keaktifan dalam pembelajaran. Pertanyaan yang dimaksud dalam hal ini adalah pemberian suatu permasalahna yang nantinya akan dipecahkan oleh peserta didik. Selnjutnya Slameto (2013: 94) berpendapat, pada penyajian bahan pelajaran pada siswa, guru perlu meberikan masalah-masalah yang merangsang untuk berpikir. Rangsangan yang mengena sasaran akan menyebabkan siswa dapat bereaksi dengan tepat terhadap persoalan yang dihadapinya. Siswa akan hidup kemampuan berpikirnya, pantang menyerah bila persoalannya belum memperoleh penyelesaian. Pada saat guru bertanya, pada saat itu pula seorang guru membimbing atau memandu peserta didiknya belajar dengan baik. Menurut Majid (2014: 219) pertanyaan guru yang baik membuka peluang peseta didik untuk mengembangkan kemampuan berpikir yang makin meningkat, sesuai degan tuntunan tingkat kognitifnya. Pertanyaan guru memiliki beberapa karakteristik, dua diantaranya yaitu karakteristik pertanyaan guru berupa pertanyaan konkret atau bisa didebut juga pertanyaan faktual dan pertanyaan abstrak atau bisa disebut juga pertanyaan imaninatif. Dalam bertanya guru bisa mengajukan pertanyaan tentang objek yang konkrit atau faktual sampai kepada yang abstrak atau imajinatif berkenaan dengan fakta, konsep, prosedur, ataupun hal lain yang lebih abstrak. Pertanyaan konkret atau faktual merupakan pertanyaan yang jawabanya dapat dilihat pada benda/ kejadian yang diamati, sedangkan pertanyaan abstrak atau imajinatif adalah pertanyaan yang jawabannya di luar benda/
gambar/ kejadian yang diamati. Pemberian pertanyaan seperti ini diharapkan agar siswa lebih peka terhadap permasalahan yang ada dan dapat menyelesaikan masalah tersebut berdasarkan fakta yang ada dan cara berpikir yang logis. Pertanyaan guru yang baik dan benar menginspirasi siswa untuk memberikan jawaban yang baik dan benar pula. Dengan bertanya guru dapat membangkitkan rasa ingin tahu, minat, dan perhatian peserta didik tentang suatu tema atau topik pembelajaran yang nantinya akan berpengaruh terhadap hasil belajar siswa yang lebih baik khususnya pada mata pelajaran PKn. Berdasarkan kajian di atas, dilakukan sebuah penelitian dengan judul “Pengaruh Pendekatan Saintifik Terhadap Hasil Belajar Pengetahuan PKn Ditinjau dari Karakteristik Pertanyaan Guru Siswa Kelas IV SD Gugus Pangeran Diponogoro kecamatan Denpasar Barat”. Sesuai dengan rumusan masalah yang ada, maka tujuan penelitian ini yaitu: (1) Untuk mengetahui hasil belajar pengetahuan PKn melalui pendekatan saintifik menggunakan pertanyaan konkret pada siswa kelas IV SD Gugus Pangeran Diponogoro kecamatan Denpasar Barat. (2) Untuk mengetahui hasil belajar pengetahuan PKn melalui pendekatan saintifik menggunakan pertanyaan abstrak pada siswa kelas IV SD Gugus Pangeran Diponogoro kecamatan Denpasar Barat. (3) Untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan yang signifikan hasil belajar pengetahuan PKn antara kelompok siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik menggunakan pertanyaan konkret dengan kelompok siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik menggunakan pertanyaan abstrak siswa kelas IV SD Gugus Pangeran Diponogoro kecamatan Denpasar Barat. Pada dasarnya penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan pendekatan saintifik ditinjau dari karakteristik pertanyaan guru yakni pertanyaan konkrit (faktual) dan pertanyaan abstrak (imajinatif) terhadap hasil belajar pengetahuan PKn siswa, dengan memanipulasi variabel bebas dalam strategi pembelajaran yang digunakan, namun
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Volume: 3 No: 1 Tahun 2015
belum menggunakan kontrol untuk variabel lain sehingga desain penelitian yang digunakan adalah desain pra eksperimen. Desain pra eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah disain prates-pascates kelompok statis (the static group pretest-postest design) (Sukmadinata, 2012 :209). Dalam model ini ada dua kelompok yang diberi perlakuan yang berbeda dalam rumpun yang sejenis. Rancangan penelitian ini hanya memperhitungkan skor pascates(post test) saja yang dilakukan pada akhir penelitian atau dengan kata lain tanpa memperhitungkan skor prates(pretest).Dalam penelitian ini skor prates digunakan dalam menguji keseteraan sampel yakni antara siswa Kelompok A dengan siswa Kelompok B. Hal tersebut didukung oleh pendapat Dantes (2012: 97) yang menyatakan bahwa pemberian pretest biasanya untuk mengukur ekuivalensi atau penyetaraan kelompok. Adapun langkah-langkah yang ditempuh dalam penelitian ini terdiri dari tiga tahapan. Tahapan yang pertama yaitu persiapan eksperimen adapun langkahlangkahnya Pada tahap persiapan eksperimen langkah-langkah yang dilakukan yaitu, (1) menyusun Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), (2) menyusun media dan sumber belajar pembelajaran (alat peraga, LKS) yang digunakan selama pembelajaran pada kelompok A dan kelompok B, (3) menyusun instrumen penelitian berupa tes hasil belajar pada ranah kognitif untuk mengukur hasil belajar pengetahuan PKn siswa (4) mengadakan validasi instrumen penelitian yakni tes hasil belajar PKn. Pada tahapkedua yaitu, pelaksanaan eksperimen adapunlangkah-langkahnya antara lain (1) menentukan sampel penelitian dari populasi yang tersedia, (2) dari sampel yang telah diambil kemudian diundi untuk menentukan kelompok A dan kelompok B, (3) melaksanakan pratest (pre- test) untuk uji kesetaraan sampel, (4) melaksanakan penelitian yaitu memberikan perlakuan kepada kelompok A berupa pendekatan saintifik menggunakan karakteristik pertanyaan konkrit (faktual) dan kelompok B yang diberi perlakuan berupa pendekatan saintifik menggunakan karakteristik abstrak
(imajinatif). Dan tahap ketiga yaitu akhir penelitian langkah-langkah yang akan dilakukan adalah memberikan pascates (post-test) pada akhir penelitian, baik untuk kelompok A dan kelompok B. Sugiyono (2012: 117) menyatakan populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan peneliti untuk dipelajari sehingga dapat ditarik kesimpulannya. Selanjutnya Agung (2012: 47) populasi adalah keseluruhan objek dalam suatu penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa Kelas IV SD Gugus Pangeran Diponogoro Kecamatan Denpasar Barat. Yang meliputi SDN 1 Pemecutan, SDN 3 Pemecutan, SDN 7 Pemecutan, SDN 10 Pemecutan, SDN 11 Pemecutan, SDN 16 Pemecutan, dan SDN 17 Pemecutan. Sugiyono (2012: 118) menyatakan bahwa sampel adalah bagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah random sampling yaitu dengan mengacak kelas yang sudah ada pada populasi untuk dijadikan sebagai sampel penelitian (Notoatmojo, 2002). Pemilihan sampel penelitian ini tidak dilakukannya pengacakan individu, karena tidak bisa mengubah kelas yang telah terbentuk sebelumnya. Kelas yang dipilih telah terbentuk tanpa campur tangan peneliti dan tidak dilakukannya pengacakan individu, kemungkinan pengaruh-pengaruh dari keadaan subjek mengetahui dirinya dilibatkan dalam eksperimen dapat dikurangi sehingga penelitian ini benarbenar menggambarkan pengaruh perlakuan yang diberikan. Penentuan sampel dilakukan dengan mengadakan pengundian terhadap seluruh kelas di SD Gugus Pangeran Diponogoro, yang meliputi SDN 1 Pemecutan, SDN 3 Pemecutan, SDN 7 Pemecutan, SDN 10 Pemecutan, SDN 11 Pemecutan, dan SDN 16 Pemecutan SDN 17 Pemecutan. Setelah dilakukan random, didapatkan dua kelas yaitu kelas IVA SDN 1 Pemecutan sebagai Kelompok A yang mendapatkan perlakuan menggunakan pertanyaan konkret dan kelas IVA SDN 11 Pemecutan sebagai kelompok B yang mendapatkan perakuan
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Volume: 3 No: 1 Tahun 2015
pertanyaan abstrak. Setelah itu, dilakukan uji kesetaraan terhadap dua kelas tersebut menggunakan uji-t. Data yang dipakai untuk menguji kesetaraan kedua kelas adalah skor pra-tes (pre-test). Skor pre-test diperoleh melalui hasil nilai ulangan umum siswa semester satu. Variabel adalah suatu konsep yang mempunyai variasi atau keragaman(Winarsunu. 2012: 3). Menurut Suryabrata (dalam Agung, 2012: 41) variabel adalah segala sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan penelitian. Menyambung pendapat di atas, Sugiyono (2013: 60) mengungkapan bahwa variabel adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut kemudian ditarik kesimpulannya. Pada penelitian ini terdapat dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat.Variabelbebas merupakan variabelyangmempengaruhi.Menurut Winarsunu (2012 : 4).Variabel bebas adalah suatu variabel yang apabila dalam suatu waktu berada bersamaan dengan variabel lain maka variabel itu (diduga) akan dapat berubah keragamannya dan biasanya diberi lambang.Sejalandenganpendapattersebut Sugiyono (2012:61) menyatakan “variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhiatauyang menjadisebab perubahannyaatautimbulnyavariabel terikat”. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pendekatan saintifik ditinjau dari karakteristik pertanyaan konkret (faktual) diterapkan pada kelompok A dan pendekatan saintifik ditinjau dari karakteristik pertanyaan abstrak (imajinatif) diterapkan pada kelompok B. Sedangkan Variabel terikat merupakanvariabelyangberkaitaneratdenga nvariabel bebas. Terkait dengan hal tersebut Sugiyono (2012:61) menyatakan bahwa variabel terikat adalah “variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanyavariabelbebas”. Sedangkan Winarsunu (2012 : 4) variabel terikat adalah variabel tergantung, variabel tak bebas, variabel terpengaruh biasanya diberi lambang Y. Jadi, variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh beberapa variabel dan faktor lainnya.
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar pengetahuan PKn siswa kelas IV. Definisi operasional variabel yang dimaksud dalam penelitian ini mencakup (1) pendekatan saintifik ditinjau dari karakteristik pertanyaan guru menggunakan pertanyaan konkret (faktual), pendekatan saintifik ditinjau dari karakteristik pertanyaan guru menggunakan pertanyaan abstrak (imajinatif) dan hasil belajar pengetahuan PKn. Pendekatan Saintifik ditinjau dari karakteristik pertanyaan guru menggunakan pertanyaan konkret (faktual) merupakan pendekatan pembelajaran dalam implementasinya memberikan siswa permasalahan berupa pertanyaan untuk menunjukkan suatu sifat objek atau atribut objek, segala sesuatu yang nyata sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat siswa. Pertanyaan faktual merupakan pertanyaan yang membutuhkan jawaban berdasarkan benda/ gambar/ kejadian yang diamati. Pertanyaan faktual mampu memberikan permasalahan yang nyata dan langsung dapat diamati oleh siswa melalui kegiatan-kegiatan mengamati, menanya, mencoba, menalar dan mengkomunikasi. Pendekatan Saintifik ditinjau dari karakteristik pertanyaan guru menggunakan pertanyaan abstrak merupakan pembelajaran yang ilmiah yang lebih menekankan pada nilai-nilai moral, estetika dan tidak berwujud benda yang tampak sehingga diperlukan ilustrasi yang mewakili. Pertanyaan imajinatif adalah pertanyaan yang jwabanya bukan berupa benda/gambar/ kejadian yang dimati melainkan membutuhkan imajinasi dalm menjawabnya. Pertanyaan imajinatif mampu memberikan permasalahan yang menumbuh kembangkan pola pikir siswa dalam berimajinasi atau menggambarkan berbagai keadaan atau kejadian yang dialaminya. Hasil belajar merupakan suatu hasil yang diperoleh siswa setelah mengikuti proses pembelajaran. Namun dalam penelitian hasil belajar yang diteliti adalah pengetahuan PKn yang mencangkup ranah kognitif siswa. Penilaian dalam penelitian ini adalah nilai yang diperoleh siswa setelah
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Volume: 3 No: 1 Tahun 2015
mengerjakan post-test menggunakan tes objektif dalam bentuk pilihan ganda biasa pada materi tema 8 yaitu tempat tinggalku. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode tes. Tes yang digunakan untuk mengukur hasil belajar pengetahuan PKn dalam penelitian ini adalah tes verbal atau tes tertulis, karena cocok digunakan untuk mengukur ranah kognitif siswa. Dalam penelitian ini, tes hasil belajar Pkn yang digunakan yaitu tes objektif berupa tes pilihan ganda biasa. Menurut Sudjana (1995: 35) Tes sebagai alat penilaian adalah pernyataan-pernyataan yang diberikan kepada siswa untuk mendapat jawaban dari siswa dalam bentuk lisan (tes tulis), dalam bentuk tulisan (tes tertulis) dan dalam bentuk perbuatan (tes tindakan) untuk menilai dan mengukur hasil belajar siswa, terutama hasil belajar kognitif yang berkenan dengan penguasaan bahan pengajaran sesuai dengan tujuan pendidikan dan pangajaran. Untuk penskoran yaitu skor nol untuk siswa yang menjawab satu butir soal yang salah dan skor 1 untuk siswa yang menjawab satu butir soal dengan benar pada setiap item butir soal. Jadi skor setiap jawaban dijumlahkan dan jumlah tersebut menjadi skor variabel hasil belajar pengetahun PKn yang bergerak dari kisaran 0 – 100. 0 merupakan skor minimal ideal dan 100 merupakan skor maksimal tes hasil belajar pengetahuan PKn. Soalsoal tes hasil belajar akan diberikan pada kedua kelompok yaitu kelompok A dan Kelompok B setelah mendapatkan perlakuan. Sebelum tes digunakan atau diberikan kepada kelompok A maupun kelompok B terlebih dahulu dilakukan pengujian instrumen yang meliputi uji validitas isi dan validitas butir tes, uji reliabelitas, uji daya beda, dan indeks kesukaran butir tes, maka diperoleh 33 butir tes yang dinyatakan layak untuk digunakan dalam penelitian dari 50 butir tes yang diujikan denagan responden sebanyak 44 orang. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teknik analisis data deskriptif kuantitatif digunakan Untuk menjawab rumusan masalaah 1 dan 2.
meliputi ranah kognitif yang dicapai oleh siswa dalam jangka waktu tertentu. Metode analisis diskriptif ialah suatu cara pengolahan data yang dilakukan dengan jalan menyusun secara sistematis dalam bentuk angka-angka dan atau presentase, mengenai suatu objek yang diteliti, sehingga diperoleh kesimpulan umum (Agung, 2010: 9). Metode analisis data ini digunakan untuk menganalisis data tentang hasil belajar dan kepuasan belajar dengan cara mengkonversikan presentase rata-rata (M%) kedalam PAP sekala lima. Sedangkan Untuk menjawa rumusan masalah ke 3 dilakukan uji hipotesis menggunakan uji t. Sebelum dilakukan uji hipotesis menggunakan uji t terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat analisis, yaitu uji normalitas dan uji homogenitas. Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui sebaran data skor hasil belajar Pengetahuan PKn siswa masing-masing kelompok berdistribusi normal atau tidak, digunakan analisis Chi-Square. Kriteria pengujian dengan taraf signifikasi adalah 5% dan derajat kebebasannya (dk) = (k - 1) 2 2 adalah jika X X (1 ) ( k 3) , maka H0 diterima (gagal ditolak) yang berarti data berdistribusi normal. Jika data sudah berdistribusi normal maka dilakukan uji homogenitas. Uji homogenitas dilakukan untuk menunjukkan bahwa perbedaan yang terjadi pada uji hipotesis benar-benar terjadi akibat adanya perbedaan antar kelompok, bukan sebagai akibat perbedaan dalam kelompok. Uji homogenitas data dilakukan dengan dua cara, yaitu uji F dari Havley dan Uji Bartlett. Uji F dari Havley biasanya digunakan untuk menguji homogenitas dua kelompok data, sedangkan uji Bartlett biasanya digunkan untuk menguji homogenitas lebih dari dua kelompok data. Dalam penelitian kali ini, uji homogenitas varians yang digunakan adalah uji F dari Havley, karena menguji dua kelompok data. Kriteria pengujian untuk mengetahui data yang mempunyai varians yang homogeny yaitu, jika Fhit F ( n1 1, n2 1) maka sampel tidak homogen maka
dan
sampel
Fhit F ( n1 1, n2 1) homogen. Pengujian
jika
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Volume: 3 No: 1 Tahun 2015
dilakukan pada taraf signifikansi 5% dengan derajat kebebasan untuk pembilang 𝑛1 – 1 dan derajat kebebasan untuk penyebut𝑛2 – 1. Data yang telah diuji normalitas dan homogenitasnya selanjutnya dilakukan uji hipotesisnya. Uji statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji beda mean HASIL DAN PEMBAHASAN Dari hasil penghitungan diperoleh hasil belajar Pengetahuan PKn siswa. Ratarata hasil belajar kelompok siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik menggunakan pertanyaan konkretpada siswa kelas IVA SDN 1 Pemecutan yang sebagai kelompok A yaitu sebesar 84.07, dengan nilai maksimum yang diperoleh siswa adalah 100 dan nilai minimum yang diperoleh adalah 73. Persentase di sekitar rata-rata sebesar 20.510%, di bawah ratarata sebesar 30.77%, dan di atas rata-rata sebesar 48,73 %. Hasil belajar pengetahuan PKn siswa kelas IVA SDN 1 Pemecutan berada pada kategori sangat baik sebanyak 38 siswa atau sebesar 97% dan dengan kategori baik sebanyak 1 siswa atau sebesar 3%.Rata-rata hasil belajar pengetahuan PKn yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik menggunakan pertanyaan abstrak pada siswa kelas IVA SDN 11 Pemecutan sebagai kelompok B sebesar 79,69, dengan nilai maksimum yang diperoleh siswa adalah 97 dan nilai minimum yang diperoleh adalah 64.Persentase di sekitar rata-rata sebesar 29,73, di bawah rata-rata sebesar 43.25%, dan di atas rata-rata sebanyak 27.03%. Hasil belajar pengetahuan PKn siswa kelas IVA SDN 11 Pemecutan dengan menggunakan pembelajaran melalui pendekatan saintifik menggunakan pertanyaan abstrak kategori sangat baik sebanyak 34 siswa atau sebesar 87% dan kategori baik sebanyak 5 siswa atau sebesar 13%. Sebelum dilakukan uji hipotesis menggunakan uji t terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat yang meliputi ujio normalitas dan uji homogenitas.
(uji – t). Dengan kriteria pengujian adalah H0 ditolak jika thit t(1 ) , dimana t (1 ) didapat dari tabel distribusi t pada taraf signifikansi ( ) 5% atau taraf kepercayaan 95% dengan derajat kebebasan dk = (𝑛1 +𝑛2 – 2). Berdasarkan nilai 2tabel pada taraf signifikansi 5% (α=0,95) dan derajat kebebasan (dk = 6-1=5) adalah 11.07 dan hasil analisis 2 hitung = 2.10, sehingga 2 hitung ˂ 2 tabel maka data berdistribusi normal. Ini berarti sebaran data hasil belajar pengetahuan kelompok A melalui pendekatan saintiik menggunakan pertanyaan konkret atau faktual berdistribusi normal. Berdasarkan nilai 2tabel pada taraf signifikansi 5% (α=0,95) dan derajat kebebasan (dk = 6-1=5) adalah 11.07 dan hasil analisis 2 hitung = 4,99, sehingga 2 hitung ˂ 2 tabel maka data berdistribusi normal. Ini berarti sebaran data hasil belajar pengetahuan kelompok B melalui pendekatan saintiik menggunakan pertanyaan abstrak atau imajinatif berdistribusi normal. Ftabel pada taraf signifikan 5% dengan derajat kebebasan (dk pembilang = 39 - 1 dan dk penyebut = 39 - 1) adalah 1,75 dan hasil analisis Fhitung = 1,16. Karena Fhitung ˂ Ftabel maka data homogen (penghitungan dapat dilihat pada lampiran) Data yang telah diuji normalitas dan homogenitasnya dan diperoleh data yang berdistribusi normal dan memilikivarians yang homogen, selanjutnya maka dilakukan uji hipotesis. Adapun hipotesis penelitian yang diuji yaituHo yang bunyinya tidak terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar pengetahuan PKn antara kelompok siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik menggunakan pertanyaan guru berupa pertanyaan konkret dengan kelompok yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik menggunakan pertanyaan guru berupa pertanyaan abstrak kelas IV SD Gugus pangeran Diponogoro kecamatan Denpasar Barat. Uji statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji beda mean (uji – t).
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Volume: 3 No: 1 Tahun 2015
Tabel 1. Tabel Uji Hipotesis Penelitian antara Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Kelas Varians Kelompok A 44,81 Kel0mpok B 52,02 Berdasarkan perhitungan diperoleh thitung lebih besar dari pada ttabel yaitu 2,26 > 1,66 pada derajat kebebasan 76. Dengan hasil tersebut maka dapat dapat disimpulkan bahwa H0 yang berbunyi “tidak terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar pengetahuan PKn antara kelompok siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik menggunakan pertanyaan guru berupa pertanyaan konkret dengan kelompok yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik menggunakan pertanyaan guru berupa pertanyaan abstrak kelas IV SD Gugus pangeran Diponogoro kecamatan Denpasar Barat ”, ditolak. Dilihat dari nilai rata-rata Pembelajaran melalui pendekatan saintifik dengan menggunakan pertanyaan konkret atau faktual dan pembelajaran melalui pendekatan saintifik dengan menggunakan pertanyaan abstrak atau imajinatif yang diterapkan dalam penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh terhadap hasil belajar pengetahuan PKn pada tema tempat tinggalku. Adanya pengaruh hasil belajar pengetahuan PKn siswa tidak terlepas dari berlangsungnya pembelajaran di kelas secara optimal. Dengan penerapan pembelajaran melalui pendekatan saintifik ditinjau dari karakteristik pertanyaan guru siswa lebih aktif dan gampang dalam menerima dan menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru. Sehingga dalam pembelajaran mampu menghasilkan interakasi dari berbagai arah baik itu antara guru dengan siswa ataupun sebaliknya maupun antara siswa dengan siswa. Diterapkannya pendekatan saintifik menggunakan pertanyaan konkret maupun pendekatan saintifik menggunakan pertanyaan abstrak sama-sama berpengaruh positif terhadap hasil belajar siswa. Namu demikian, pengaruh hasil belajar siswa antara pendekatan saintifik menggunakan pertanyaan konkret dengan pendekatan saintifik menggunakan pertanyaan abstrak tidaklah sama ada perbedaan hasil yang didapat. Dimana Rata-rata hasil belajar pengetahuan PKn
N Db ttabel thitung Kesimpulan 39 76 1,66 2,62 Ho=Ditolak 39 kelompok siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik menggunakan pertanyaan konkretpada siswa kelas IVA SDN 1 Pemecutan yang sebagai kelompok A yaitu sebesar 84.07, dengan persentase di sekitar rata-rata sebesar 20.510%, di bawah rata-rata sebesar 30.77%, dan di atas rata-rata sebesar 48,73 %. Hasil belajar pengetahuan PKn siswa kelas IVA SDN 1 Pemecutan berada pada kategori sangat baik sebanyak 38 siswa dengan presentase 97% dan dengan kategori baik sebanyak 1 siswa dengan persentase 3%. Berbeda dengan hasil belajar pengetahuan PKn kelompok siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik menggunakan pertanyaan abstrakpada siswa kelas IVA SDN 11 Pemecutan yang sebagai kelompok B yaitu sebesar 79,69, dengan persentase di sekitar rata-rata sebesar 29,73, di bawah rata-rata sebesar 43.25%, dan di atas rata-rata sebanyak 27.03%. Hasil belajar pengetahuan PKn siswa kelas IVA SDN 11 Pemecutan dengan menggunakan pembelajaran melalui pendekatan saintifik menggunakan pertanyaan abstrak kategori sangat baik sebanyak 34 siswa dengan persentase 87% dan kategori baik sebanyak 5 siswa dengan persentase 13%. Jika dibandingkan dengan siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan saintiik menggunakan pertanyaan konkret jumlah siswa ataupun persentase kategori nilai sangat baik lebih besar dibandingkan dengan siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan saintiik menggunakan pertanyaan abstrak. Diperoleh dari tabel distribusi t pada taraf signifikansi ( ) 5% dengan derajat kebebasan dk = 76 diperoleh ttabel = 1,66 dan dengan melakukan uji-t diperoleh thitung = 2,62 dan sehingga jika dibandingkan diperoleh thitung> ttabel (2,26 > 1.66) berarti Ho yang menyebutkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar pengetahuan PKn tema tempat tinggalku antara kelompok siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik menggunakan
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Volume: 3 No: 1 Tahun 2015
pertanyaan guru berupa pertanyaan konkret dengan kelompok yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik menggunakan pertanyaan guru berupa pertanyaan abstrak pada siswa SD gugus Pangeran Diponogoroditolak. Ini berarti terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar pengetahuan PKn tema tempat tinggalku antara kelompok siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik menggunakan pertanyaan konkret dengan kelompok siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik menggunakan pertanyaan abstrak siswa kelas IV SD Gugus Pangeran Diponogoro Kecamatan Denpasar Barat. Perbedaan hasil belajar pengetahuan PKn tersebut dikarenakan pembelajaran melalui pendekatan saintifik menggunakan pertanyaan konkret merupakan pembelajaran yang memberikan siswa contoh nyata yang ada di sekitar siwa maupun yang pernah dialaminya. Siswa juga dilibatkan dengan pertanyaan yang berkaitan dengan benda-benda ataupun kejadian-kejadian yang pernah dialami langsung oleh siswa, sehingga siswa lebih gampang dan cepat dalam menangkap materi yang dibahas oleh guru apalagi siswa yang masih diduk di kelas IV SD pola berpokirnya masih berpatokan dengan apa yang mereka lihat dan alami atau berdasarkan contoh yang diberikan. Hal ini sesuai dengan pendapat Ahmadi (2009: 59) yang mengemukakan tingkat berpikir konkret pada umunya dimiliki oleh anakanak kecil. Peaget (dalam Santrock, 2009: 84) mengemukakan anak usia 7-11 tahun merupakan anak yang masuk pada tahap operasional konkret. Pada tahap ini seorang anak bisa mengooerdinasikan beberapa karakteristik melalui objek konkret, selain itu anak telah memiliki kecakapan berpikir logis, akan tetapi hanya dengan benda-benda yang bersifat konkret. Lain halnya pada pertanyaan guru menggunakan pertanyaan abstrak ini lebih cocok diterapkan pada siswa yang suda menginjak SMP. Menurut Piaget (dalam Budiningsih, 2004: 39) tahap operasional formal adalah tahap dimana anak sudah mampu berpikir abstrak dan logis dengan menggunakan pola berpikir "kemungkinan". Model berpikir ilmiah dengan tipe hipothetico-dedutive dan
inductive sudah mulai dimiliki anak, dengan kemampuan menarik kesimpulan, menafsirkan dan mengembangkan hipotesa. Pada tahap ini kondisi berpikir anak sudah dapat efektif dan sistematis. Anak yang termasuk pada ytahap operasional forma di antara umur 11/12 tahun keatas. Jadi dalam menerima sesuatu yang bersifat abstrak apalagi itu berupa pertanyaan tidak terlalu tepat untuk diberikan kepada anak usia sekolah dasar. Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan dapat ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran melalui pendekatan saintifik menggunakan pertanyaan konkret lebih tepat diterapkan dalam pembelajaran, karena materi yang diberikan dengan mengaitkan langsung dengan apa yang pernah dialami atau dilihat oleh siswa lebih mudah dimengerti atau diterima dalam proses pembelajaran dibandingkan dengan pembelajaran melalui pendekatan saintifik menggunakan pertanyaan abstrak yang cenderung memerlukan pola pikir tingkat tinggi dalam menjawabnya. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Agustina, Lasmawan, Dantes (2015) yang menyatakan bahwa prestasi belajar PKn siswa yang mengikuti pelajaran dengan pendekatan saintifik lebih baik daripada prestasi belajar PKn siswa yang mengikuti pelajaran dengan pembelajaran konvensional. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan analisis yang dilkakukan pada pembahasan dapat disimpulkan bahwa rata-rata hasil belajar kelompok siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik menggunakan pertanyaan konkretpada siswa kelas IVA SDN 1 Pemecutan yang sebagai kelompok A yaitu 84.07 lebih baik dibandingkan dengan rata-rata hasil belajar pengetahuan PKn yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik menggunakan pertanyaan abstrak pada siswa kelas IVA SDN 11 Pemecutan yang sebagai kelompok B yaitu 79,69. Diperoleh dari ttabel distribusi t pada taraf signifikansi ( ) 5% dengan derajat kebebasan dk = 76 diperoleh ttabel = 1,66 dan dengan melakukan uji-t diperoleh thitung = 2,62 dan berdasarkan uji-t diperoleh thitung
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Volume: 3 No: 1 Tahun 2015
= 2,62 dan ttabel = 1,66 sehingga jika dibandingkan diperoleh thitung> ttabel (2,26 > 1.66). berarti Ho yang menyebutkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar pengetahuan PKn tema tempat tinggalku antara kelompok siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik menggunakan pertanyaan guru berupa pertanyaan konkret dengan kelompok yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik menggunakan pertanyaan guru berupa pertanyaan abstrak pada siswa SD gugus Pangeran Diponogorokecamatan Denpasar Barat ditolak. Ini berarti terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar pengetahuan PKn tema tempat tinggalku antara kelompok siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik menggunakan pertanyaan konkret dengan kelompok siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan saintifik menggunakan pertanyaan abstrak siswa kelas IV SD Gugus Pangeran Diponogoro Kecamatan Denpasar Barat. Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan kesimpulan, maka saran yang dapat diajukan, Bagi guru penelitian ini dapat dijadikan acuan dalam meningkatkan kinerja dalam merancang pembelajaran dengan tujuan memperoleh hasil belajar yang optimal pada kurikulum 2013. Kepada guru yang mengajar siswa di sekolah dasar khususnya kelas IV pada disarankan untuk mampu mengembangkan inovasi pembelajaran dengan menerapkan strategi, pendekatan, model, dan metode serta menguasai keterampilan dasar mengajar yang nantinya mampu memberikan kontribusi yang baik terhadap hasil belajar siswa. Dengan penerapan pendekatan saintifik ditinjau dari karakteristik pertanyaan guru dapat diterapkan guru dalam proses pembelajaran dikelas dalam kurikulum 2013. Guru yang inovatif adalah guru yang mampu mengembangkan diri untuk merubah paradigma pembelajaran yang pasif menjadi aktif. Bagi siswa disarankan dengan penerapan pendekatan saintifik ditinjau dari karakteristik pertanyaan guru dalam pembelajaran khususnya pada muatan materi PKn, diharapkan siswa untuk aktif, dapat berpikir secara faktual maupun imajinatif dan juga logis dalam mengikuti
pembelajaran serta mampu membangun pengetahuannya sendiri untuk meningkatkan hasil belajar dalam pengembangan kognitif yang dimiliki. Bagi peneliti lain, bahwa penelitian ini hanya terbatas pada tema 8 yaitu tempat tinggalku pada muatan materi PKn siswa kelas IV SD. untuk mengetahui pengaruh pendekatan saintifik ditinjau dari pertanyaan guru khususnya pada pertanyaan konkret dan pertanyaan abstrak terhadap hail belajar siswa, disarankan kepada peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian yang sejenis pada muatan materi yang lain atau berbeda dan pada instansi yang berbeda.. DAFTAR PUSTAKA Abu Ahmadi, Haji. 2009. Psikologi Umum. Jakarta. Rineka Cipta. Agung,A.A. Gede.2012.Metode Penelitian Pendidikan. Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha. Badan PSDMPK-PMP. 2014. Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta: Kementrian Pendidikan Dan Kebudayaan. Daryanto. 2014. Pendekatan pembelajaran Saintifik Kurikulum 2013.Yogyakarta: Gava Media. Majid, Abdul. 2014. Pembelajaran Tematik Terpadu. Bandung: Remaja Rosdakarya. Santrock, John W. 2007. Psikologi Pendidikan. Jakarta : Kencana. Slameto. 2013. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta. Sukmadinata, Nana Syaodih.2012.MetodePenelitianPendidi kan.Bandung:RemajaRosdakarya. Sugiyono. PenelitianPendidikan. Bandung:Alfabeta.
2013.Metode
Sudjana.2005. Metode Statistika. Bandung: TARSITO.
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Volume: 3 No: 1 Tahun 2015
Tim FKIP. 2007. Pemantapan Kemampuan Mengajar (PKM)-PGSD. Jakarta: Universitas Terbuka. Winarsunu.2009.Statistikadalam Penelitian PsikologidanPendidikan. Malang: Universitas NegeriMalang.