e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Volume: 3 No: 1 Tahun 2015
PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK DENGAN PENILAIAN PROYEK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENGETAHUAN IPS TEMA CITA-CITAKU DAN SIKAP SPIRITUAL SISWA KELAS IVB SD NEGERI 2 PADANGSAMBIAN 1
Ni Ktt. Sri Mariati, 2I Md. Suara, 3I Km. Ngurah Wiyasa 1,2,3
Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, FIP Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia
e-mail:
[email protected],
[email protected],
[email protected] ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) peningkatan hasil belajar pengetahuan IPS tema Cita-Citaku dan (2) peningkatan sikap spiritual pada siswa kelas IV SD Negeri 2 Padangsambian setelah penerapan pendekatan saintifik dengan penilaian proyek. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam dua siklus. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV B semester II SD Negei 2 Padangsambian sebanyak 38 orang. Pengumpulan data dalam penelitan ini dilakukan dengan metode tes untuk data hasil belajar pengetahuan IPS dan kuesioner untuk data sikap spiritual siswa. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan metode analisis statistik deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) terjadi peningkatan hasil belajar pengetahuan IPS yang dilihat dari persentase rata-rata dan ketuntasan klasikal dengan perolehan persentase rata-rata hasil belajar pengetahuan IPS pada prasiklus sebesar 61,92% dengan kriteria rendah kemudian pada siklus I sebesar 68,02% dengan kriteria sedang meningkat menjadi 82,10% pada siklus II dengan kriteria tinggi, sementara ketuntasan klasikal yang diperoleh pada prasiklus sebanyak 47,37% kemudian pada siklus I sebanyak 65,79%, pada siklus II menunjukkan peningkatan menjadi 86,84% dan (2) terjadi peningakatan sikap spiritual siswa dari rata-rata sikap spiritual siswa pada siklus I mencapai 2,84 dengan predikat baik (B) kemudian meningkat menjadi 3,35 dengan predikat sangat baik (A-) pada siklus II. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa penerapan pendekatan saintifik dengan penilaian proyek dapat meningkatkan hasil belajar pengetahuan IPS tema CitaCitaku dan sikap spiritual siswa kelas IV SD Negeri 2 Padangsambian. Kata kunci: pendekatan saintifik, penilaian proyek, hasil belajar, sikap spiritual Abstract This study aimed to determine (1) the improved of learning outcomes of social knowledge on Cita-Citaku theme and (2) the improved of spiritual attitude to the fourth grade student in SD Negeri 2 Padangsambian after the implemetation of scientific approach with project assessment. This study was designed as a classroom action research in two different cycles. The subject of this study was the second semester of the fourth grade B student in SD Negeri 2 Padangsambian as many as 38 students. This research was conducted by using the test method for learning outcomes of social knowledge and questionnaire method for spiritual attitude. Data were analyzed by quantitative descriptive statistical analysis method. The results of this study showed (1) an increase in learning outcomes of social knowledge based on average percentage
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Volume: 3 No: 1 Tahun 2015 and classical completeness with the average percentage of learning outcomes of social knowledge in the pre-cycle is 61,92% with low criteria then in the first cycle is 68,02% with enough criteria, and it is increase become 82,10% in the second cycle with high criteria, while the classical completeness in the pre-cycle is 47,37% then in the first cycle is 65,79%, in the second cycle it is increase become 86,84% and (2) an increase in students’s spiritual attitude by the average value in the first cycle is 2,84 with good predicate (B), then it is increase become 3,35 with very good predicate (A-) in the second cycle. Based on these results, it can be concluded that the implemetation of scientific approach with project assessment can improve learning outcomes of social knowledge on Cita-Citaku theme and spiritual attitude of the fourth grade student in SD Negeri 2 Padangsambian. Keywords : scientific approach, project assessment, learning outcomes, spiritual attitude
PENDAHULUAN Sebagaimana disebutkan dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 bahwa tujuan pendidikan nasional adalah untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mencapai tujan pendidikan tersebut, sesungguhnya telah banyak usaha yang dilakukan pemerintah dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan. Salah satu upaya yang telah dilakukan adalah dengan melakukan perubahan kurikulum yang berlaku di Indonesia. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar. Kurikulum yang sudah ada perlu dikembangkan sesuai dengan perkembangan yang terjadi di masyarakat agar menjadi lebih baik lagi. Pengembangan ini diharapkan akan dapat memberikan dampak positif bagi siswa, masyarakat, maupun bangsa dan negara (Fadlillah, 2014: 15). Kurikulum 2013 merupakan kurikulum baru yang mulai diterapkan pada tahun pelajaran 2013/2014. Kurikulum ini merupakan pengembangan dari kurikulum yang telah ada sebelumnya, yaitu KBK dan KTSP. Tujuan pengembangan Kurikulum 2013 meningkatkan dan menyeimbangkan
kemampuan soft skills dan hard skills yang berupa sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Dengan adanya Kurikulum 2013, harapannya siswa akan memiliki kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang meningkat dan berkembang sesuai dengan jenjang pendidikan yang telah ditempuhnya sehingga akan dapat berpengaruh dan menentukan kesuksesan dalam kehidupan selanjutnya. Pendidikan IPS merupakan mata pelajaran yang dapat memberikan wawasan pengetahuan yang luas mengenai masyarakat lokal maupun global sehingga mampu hidup bersamasama dengan masyarakat lainnya. Untuk mencapai tujuan tersebut, sekolah dasar sebagai lembaga formal dapat mengembangkan dan melatih potensi diri siswa yang mampu melahirkan manusia yang handal, baik dalam bidang akademik maupun aspek moralnya. Tujuan pembelajaran IPS adalah agar siswa mampu mengembangkan pengetahuan dan keterampilan dasar yang berguna bagi dirinya dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini berarti, tujuan pendidikan IPS bukan hanya sekadar membekali siswa dengan berbagai informasi yang bersifat hafalan (kognitif) saja, akan tetapi pendidikan IPS harus mampu mengembangkan keterampilan berpikir, agar siswa mampu mengkaji berbagai kenyataan sosial beserta permasalahannya. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka siswa dituntut untuk aktif dalam proses pembelajaran, sehingga dapat
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Volume: 3 No: 1 Tahun 2015
menciptakan pembelajaran bermakna bagi siswa. Pembelajaran aktif adalah proses belajar yang menumbuhkan dinamika belajar bagi siswa. Ketika siswa belajar dengan aktif, berarti mereka yang mendominasi aktivitas pembelajaran. Dengan belajar aktif, siswa diajak untuk turut serta dalam semua proses pembelajaran, tidak hanya mental tetapi juga melibatkan fisik. Dengan cara ini biasanya siswa akan merasakan suasana yang lebih menyenangkan sehingga hasil belajar dapat dimaksimalkan. Namun pada kenyataannya proses pembelajaran di sekolah kurang mengaktifkan siswa. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan di Kelas IV SD Negeri 2 Padangsambian pada tanggal 12 Desember 2014, masih terdapat kelemahan dan kendala dalam proses pembelajaran yang mempengaruhi hasil belajar siswa. Guru dalam melaksanakan proses pembelajaran yang dikemas secara tematik cenderung menggunakan metode ceramah. Kondisi pembelajaran seperti ini menyebabkan siswa cenderung malas untuk memikirkan sendiri mengenai suatu ide atau gagasan yang berhubungan dengan konsep atau masalah yang diberikan. Hal ini berdampak pada hasil belajar siswa yang belum memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Berdasarkan observasi dan wawancara yang dilakukan, diperoleh informasi bahwa jumlah siswa yang mampu mencapai dan melampaui KKM pada aspek pengetahuan IPS kurang dari 70%. Hal ini menyebabkan guru harus memberikan pembelajaran remedial secara klasikal. Selain itu, berdasarkan hasil wawancara dengan wali kelas IV diketahui bahwa perilaku siswa dalam proses pembelajaran sehari-hari kurang menunjukkan sikap yang sesuai dengan aspek-aspek sikap spiritual yang menjadi salah satu komponen dalam implementasi Kurikulum 2013. Sesuai dengan karakteristik perkembangan siswa sekolah dasar yang berada pada tahap operasional konkret, maka pelaksanaan pembelajaran di kelas perlu didesain agar memungkinkan siswa
untuk melihat, berbuat sesuatu, melibatkan diri dalam pembelajaran, serta mengalami secara langsung proses pemerolehan suatu pengetahuan atau informasi, sehingga diharapkan akan berdampak pada peningkatan hasil belajar siswa. Menyikapi hal tersebut, maka perlu dilakukan inovasi dalam proses pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa, sehingga akan berdampak pada peningkatan hasil belajar dan sikap siswa setelah proses pembelajaran berlangsung. Dari berbagai solusi yang ditawarkan, salah satu inovasi yang dapat dilakukan dalam proses pembelajaran adalah dengan menerapkan pendekatan pembelajaran saintifik. Daryanto (2014: 51) menyebutkan bahwa pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar siswa secara aktif mengkonstruksi konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati, merumuskan masalah hingga mengomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang ditemukan. Pendekatan saintifik dimaksudkan untuk memberikan pemahaman kepada siswa dalam mengenal, memahami berbagai materi menggunakan pendekatan ilmiah, bahwa informasi bisa berasal dari mana saja, kapan saja, dan tidak tergantung pada informasi searah dari guru. Selain dengan menggunakan pendekatan saintifik, pemberian penilaian proyek berupa tugas-tugas akademik kepada siswa akan meningkatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Siswa memperoleh kesempatan untuk mengaplikasikan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang diperolehnya. Pembelajaran dengan menggunakan penilaian proyek dalam pendekatan saintifik, selain dapat meningkatkan hasil belajar siswa, khususnya hasil belajar pengetahuan IPS, diyakini juga dapat membentuk sikap siswa yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang maha Esa. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar pengetahuan IPS tema Cita-Citaku dan sikap spiritual siswa kelas IV SD
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Volume: 3 No: 1 Tahun 2015
Negeri 2 Padangsambian tahun pelajaran 2014/2015 setelah penerapan pendekatan saintifik dengan penilaian proyek. Berdasarkan latar belakang tersebut, diidentifikasi beberapa masalah seperti, (1) masih ada hasil belajar siswa yang berada di bawah KKM, (2) keaktifan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran sangat rendah, (3) sikap spiritual yang ditunjukkan oleh siswa selama proses pembelajaran masih rendah, (4) guru masih menerapkan pembelajaran yang konvensional dan belum pernah mencoba menerapkan berbagai inovasi dalam pembelajaran, dan (5) proses penilaian yang dilakukan selama ini semata-mata hanya menekankan pada ranah pengetahuan. Mengacu pada latar belakang dan identifikasi masalah tersebut, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah (1) apakah melalui penerapan pendekatan saintifik dengan penilaian proyek dapat meningkatkan hasil belajar pengetahuan IPS tema Cita-Citaku siswa kelas IV SD Negeri 2 Padangsambian, Denpasar Barat tahun pelajaran 2014/2015 dan (2) apakah melalui penerapan pendekatan saintifik dengan penilaian proyek dapat meningkatkan sikap spiritual siswa kelas IV SD Negeri 2 Padangsambian, Denpasar Barat tahun pelajaran 2014/2015? Tujuan penelitian ini adalah (1) untuk meningkatkan hasil belajar pengetahuan IPS tema Cita-Citaku melalui penerapan pendekatan saintifik dengan penilaian proyek siswa kelas IV SD Negeri 2 Padangsambian, Denpasar Barat tahun pelajaran 2014/2015 dan (2) untuk meningkatkan sikap spiritual melalui penerapan pendekatan saintifik dengan penilaian proyek siswa kelas IV SD Negeri 2 Padangsambian, Denpasar Barat tahun pelajaran 2014/2015. Manfaat penelitian ini dapat diklasifikasikan menjadi (1) manfaat teoretis, yakni bermanfaat bagi pengembangan ilmu pendidikan, khususnya dalam pengembangan penerapan pendekatan saintifik di Sekolah Dasar dan (2) manfaat praktis, yakni (a) bagi siswa, memberikan pengalaman
belajar yang bermakna bagi siswa yang diperoleh melalui kegiatan belajar pokok dalam pendekatan saintifik kemudian mengaplikasikan pengetahuan yang diperolehnya ke dalam sebuah karya melalui penilaian proyek, (b) bagi guru, meningkatkan wawasan dan pengetahuan guru di sekolah dasar mengenai pendekatan-pendekatan dan penilaian otentik dalam pembelajaran, (c) bagi sekolah, dapat digunakan sebagai acuan untuk meningkatkan prestasi sekolah yang ditunjukkan dari meningkatnya hasil belajar sekolah secara keseluruhan dan meningkatnya kualitas pendidikan khususnya di sekolah dasar, dan (d) bagi peneliti lain, dapat memberikan wawasan yang lebih mengenai penerapan penilaian proyek dalam pendekatan saintifik serta dapat dijadikan acuan ataupun referensi demi ketuntasan penelitian selanjutnya yang relevan. Dalam pelaksanaan penelitian ini tentu disadari adanya keterbatasan kemampuan dan waktu. Keterbatasan penelitian yang ditemui adalah (1) terbatas pada siswa kelas IV B SD Negeri 2 Padangsambian, Denpasar Barat yang dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran 2014/2015, (2) yang diteliti hanya peningkatan hasil belajar pengetahuan IPS dan sikap spiritual siswa melalui penerapan pendekatan saintifik dengan penilaian proyek, dan (3) Materi pelajaran yang dilibatkan adalah materi pelajaran yang termuat dalam tema CitaCitaku. METODE Penelitan ini merupakan jenis penelitian tindakan kelas. PTK merupakan suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakantindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan/atau meningkatkan praktik-praktik pembelajaran di kelas secara lebih profesional (Agung, 2010: 2). Komaidi dan Wijayati (2011: 2) menyatakan bahwa PTK didefinisikan sebagai suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan. Tindakan tersebut dilakukan untuk meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan-tindakan mereka dalam
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Volume: 3 No: 1 Tahun 2015
melaksanakan tugas sehari-hari, memperdalam pemahaman terhadap tindakan-tindakan yang dilakukan, serta memperbaiki kondisi di mana praktikpraktik pembelajaran tersebut dilakukan. Untuk mewujudkan tujuan-tujuan tersebut, PTK dilaksanakan dalam proses berdaur (cyclical) yang terdiri dari empat tahapan, planing, action, observation/evaluation, dan reflection. Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa PTK merupakan bentuk penelitian yang sistematis yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi sendiri dengan tujuan untuk memperbaiki kinerja guru dan memperbaiki kondisi pembelajaran sehingga dapat meningkatkan kualitas hasil belajar siswa. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus. Masing-masing siklus dilakukan dengan menyusun perencanaan berdasarkan masalah yang ditemukan, melaksanakan tindakan, melakukan observasi, dan mengadakan refleksi sesuai dengan hasil observasi yang telah dilakukan. Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 2 Padangsambian, kecamatan Denpasar Barat, Denpasar. Proses pembelajaran dilaksanakan di ruang kelas IV B dan lingkungan sekolah yang dapat menunjang kegiatan dan kebutuhan siswa. Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran 2014/2015. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV B SD Negeri 2 Padangsambian, kecamatan Denpasar Barat pada tahun pelajaran 2014/2015 berjumlah 38 orang siswa yang terdiri atas 23 orang laki-laki dan 15 orang perempuan. Karakteristik siswa satu dengan yang lain sangat berbeda, baik dari segi keaktifan, sikap, dan perhatiannya selama proses pembelajaran, serta hasil belajar siswa tersebut. Sebelum diadakannya siklus pada penelitian ini, terlebih dahulu diadakan refleksi awal untuk mendapatkan gambaran mengenai hasil belajar pengetahuan IPS dan sikap spiritual siswa sebelum pemberian tindakan (pra siklus). Kemudian pada tahap perencanaan,
dilakukan perencanaan dan persiapan seluruh perangkat pembelajaran yang diperlukan sesuai dengan pendekatan saintifik dan penilaian proyek, menyiapkan prosedur pembelajaran, merencanakan pengelolaan kelas, dan menyiapkan instrumen penelitian. Dalam kegiatan pelaksanaan tindakan, guru melaksanakan pembelajaran di kelas menggunakan pendekatan saintifik yang disertai dengan pemberian penilaian proyek yang sesuai dengan tema CitaCitaku. Dalam kegiatan observasi, dilakukan pengamatan terhadap pelaksanaan tindakan guru dan kegiatan siswa dalam proses pembelajaran. Datadata yang diperlukan dalam penelitian dikumpulkan melalui pemberian tes hasil belajar dan kuesioner sikap spiritual yang dijawab oleh masing-masing siswa. Hasil yang diperoleh kemudian dievaluasi, yaitu membandingkan hasil dengan kriteria keberhasilan yang diharapkan untuk kemudian diambil keputusan. Bersamaan dengan itu kegiatan refleksi dilakukan untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan yang terjadi selama pemberian tindakan untuk kemudian dijadikan dasar pertimbangan dalam melakukan perbaikan atau penyempurnaan proses pembelajaran serta hasil belajar siswa tersebut. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode tes untuk hasil belajar pengetahuan IPS dan metode angket/kuesioner untuk sikap spiritual siswa. Sudijono (2011: 67) menyebutkan bahwa tes adalah suatu tugas atau serangkaian tugas yang diberikan kepada individu atau sekelompok individu, dengan maksud untuk membandingkan kecakapan mereka, satu dengan yang lain. Menurut Agung (2010: 59), metode tes dalam kaitannya dengan penelitian ialah cara memperoleh data yang berbentuk suatu tugas yang dilakukan atau dikerjakan oleh seseorang atau sekelompok orang yang dites (testee), dan dari tes tesebut dapat menghasilkan suatu data berupa skor. Jenis tes yang digunakan adalah tes objektif pilihan ganda biasa berjumlah 20 butir soal.
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Volume: 3 No: 1 Tahun 2015
Sementara itu, kuesioner menurut Arikunto (2013: 42) adalah sebuah daftar pertanyaan yang harus diisi oleh orang yang akan diukur (responden). Menurut Sugiyono (2014: 199) kuesioner merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Sikap spiritual siswa yang dimunculkan selama proses pembelajaran diukur dengan menggunakan lembar kuesioner yang diisi oleh masing-masing siswa dengan indikator sikap spiritual. Item pernyataan yang digunakan adalah item pernyataan positif dan negatif dengan jumlah 15 buah pernyataan. Pemberian skor tiap pernyataan menggunakan skala Likert. Skala Likert merupakan salah satu jenis skala yang paling sering digunakan. Menurut Widoyoko (2014: 151) prinsip pokok skala Likert adalah menentukan lokasi kedudukan seseorang dalam suatu kontinum sikap terhadap objek sikap, mulai dari sangat negatif sampai dengan sangat positif. Pemberian skor pada tiap jawaban pernyataan positif adalah (1) skor 4 untuk jawaban Selalu, (2) skor 3 untuk jawaban Sering, (3) skor 2 untuk jawaban Kadang-Kadang, dan (4) skor 1 untuk jawaban Tidak Pernah. Sedangkan skor yang diberikan kepada tiap jawaban pernyataan negatif adalah (1) skor 1 untuk jawaban Selalu, (2) skor 2 untuk jawaban Sering, (3) skor 3 untuk jawaban KadangKadang, dan (4) skor 4 untuk jawaban Tidak Pernah. Data yang telah dikumpulkan, baik data hasil belajar pengetahuan IPS maupun data sikap spiritual siswa, dianalisis dengan menggunakan metode analisis statistik deskriptif kuantitatif. Agung (2010: 9) menyatakan bahwa metode analisis deskriptif kuantitatif ialah suatu cara pengolahan data yang dilakukan dengan jalan menyusun secara sistematis dalam bentuk angka-angka dan atau persentase mengenai suatu objek yang diteliti, sehingga diperoleh kesimpulan umum. Data hasil belajar pengetahuan IPS siswa dianalisis dengan langkah sebagai berikut.
a) Menentukan rata-rata (mean) dengan rumus:
Keterangan: M = mean (rata-rata hitung) ∑Xi-n = jumlah nilai X ke i sampai ke n n = jumlah individu b) Menentukan persentase rata-rata (M%) dengan rumus: M% = Keterangan: M = mean (rata-rata) SMI = Skor Maksimal Ideal Persentase rata-rata kemudian dikonversikan ke dalam pedoman PAP skala 5. c) Menentukan ketuntasan klasikal dengan rumus: KK = Sementara itu, data sikap spiritual siswa dianalisis dengan menghitung nilai rata-rata sikap spiritual siswa menggunakan rumus rata-rata hitung:
Nilai rata-rata sikap spiritual siswa kemudian dikonversikan ke dalam pedoman PAP skala 4. Indikator kinerja yang ditetapkan sebagai kriteria keberhasilan dalam penelitian ini adalah (1) persentase ratarata hasil belajar pengetahuan IPS siswa 80%-89% dengan kriteria tinggi, (2) ketuntasan klasikal yang diharapkan yakni lebih dari 80% nilai siswa mencapai KKM, dan (3) nilai rata-rata sikap spiritual 3,333,66 dengan predikat sangat baik (A-). HASIL DAN PEMBAHASAN Sebelum dilaksanakannya pembelajaran pada siklus I, terlebih dahulu dicatat hasil refleksi awal untuk mengetahui data hasil belajar pengetahuan IPS siswa sebelum penerapan pendekatan saintifik dengan penilaian proyek pada siklus I. Data yang dikumpulkan pada refleksi awal adalah data hasil belajar pengetahuan IPS pra siklus siswa kelas IV B pada tema sebelumnya yaitu Indahnya Negeriku. Adapun data refleksi awal terhadap hasil
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Volume: 3 No: 1 Tahun 2015
belajar pengetahuan IPS siswa yang dilaksanakan oleh guru kelas IV B
sebelum penelitian adalah sebagai berikut.
Tabel 1. Tabel Refleksi Awal Hasil Belajar Pengetahuan IPS Kriteria Hasil
Persentase Rata-Rata 61,92%
Pencapaian hasil belajar pengetahuan IPS sebelum penelitian diperoleh persentase rata-rata hasil belajar sebesar 61,92% dengan ketuntasan klasikal hanya 47,37% tercapai ketuntasan belajar pada kelas ini, karena hanya 18 orang dari 38 siswa yang mendapatkan nilai diatas atau sama dengan KKM yaitu 66,00. Sementara sisa 20 orang siswa memperoleh nilai yang masih berada di bawah KKM. Data tersebut selanjutnya menjadi refleksi awal untuk memperbaiki proses pembelajaran melalui PTK pada siklus I yang terdiri atas perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Berdasarkan hasil observasi dan evaluasi pada siklus I terhadap hasil belajar pengetahuan IPS dan sikap spiritual siswa kelas IV B semester genap pada tema Cita-Citaku subtema Hebatnya Cita-Citaku setelah diterapkannya pendekatan saintifik dengan penilaian proyek menunjukkan bahwa terjadi
Ketuntasan Klasikal 47,37%
peningkatan hasil belajar pengetahuan IPS dan sikap spiritual yang diperoleh siswa jika dibandingkan dengan hasil refleksi awal. Analisis data mengenai hasil belajar pengetahuan IPS siswa pada siklus I, diperoleh persentase rata-rata (M%) yaitu 68,02% yang dikonversikan ke dalam tabel kriteria hasil belajar berada pada interval 65%-79% dengan kriteria sedang. Ketuntasan klasikal pada siklus I diperoleh sebesar 65,79% di mana baru 25 orang siswa yang tuntas dari jumlah siswa sebanyak 38 orang. Hasil analisis nilai rata-rata sikap spiritual siswa pada siklus I diperoleh sebesar 2,84 yang dikonversikan ke dalam tabel kriteria kompetensi sikap berada pada rentang 2,66-3,00 dengan predikat baik (B). Secara keseluruhan hasil analisis data yang dilakukan mengenai perolehan nilai hasil belajar pengetahuan IPS dan sikap spiritual siswa ada siklus I dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 2. Tabel Rekap Hasil Analisis Data Hasil Belajar Pengetahuan IPS dan Sikap Spiritual Siswa pada siklus I Kriteria Hasil
Persentase Rata-Rata Hasil Belajar Pengetahuan IPS 68,02%
Berdasarkan tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa hasil analisis data mengenai hasil belajar pengetahuan IPS dan sikap spiritual siswa belum mencapai indikator keberhasilan yang ditetapkan, sehingga perlu dilanjutkan ke siklus II. Secara umum proses pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus I sudah sesuai dengan apa yang direncanakan. Walaupun demikian, masih tampak kekurangan-kekurangan yang perlu untuk
Ketuntasan Klasikal 65,79%
Nilai Rata-Rata Sikap Spiritual 2,84
diperbaiki antara lain (1) kurangnya antusiasme siswa dalam mengikuti proses pembelajaran, (2) terdapat beberapa siswa yang enggan untuk berdiskusi dengan kelompoknya, (3) Siswa masih malu untuk bertanya ketika belum memahami suatu materi atau tugas, dan (4) siswa seringkali lupa untuk salam baik di awal maupun di akhir penyampaian laporan proyek.
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Volume: 3 No: 1 Tahun 2015
Adapun perbaikan-perbaikan yang dilakukan adalah (1) mengemas materi pembelajaran menjadi lebih menarik dengan mengaitkannya dengan kehidupan siswa sehari-hari dan memperbanyak penggunaan media gambar, (2) memberikan bimbingan yang lebih intensif dan memberikan motivasi siswa agar mau berdiskusi dengan teman, (3) memberikan motivasi kepada siswa agar tidak malu untuk menanyakan hal yang belum dimengerti, dan (4) membiasakan siswa untuk mengucapkan salam pembuka dan penutup saat menyampaikan sesuatu di depan kelas. Setelah dilakukan penyempurnaan tindakan pada siklus II, ditunjukkan bahwa kekurangan-kekurangan yang terlihat dalam pelaksanaan pembelajaran siklus I sedikit demi sedikit dapat diatasi sesuai dengan yang diharapkan. Hal ini berdampak pula pada peningkatan hasil belajar pengetahuan IPS dan sikap spiritual yang diperoleh siswa jika
dibandingkan dengan hasil yang diperoleh pada siklus I. Analisis data mengenai hasil belajar pengetahuan IPS siswa pada siklus II, diperoleh persentase rata-rata (M%) yaitu 82,10% yang dikonversikan ke dalam tabel kriteria hasil belajar berada pada interval 80%-89% dengan kriteria tinggi. Ketuntasan klasikal pada siklus I diperoleh sebesar 86,84% dengan jumlah siswa yang tuntas sebanyak 33 orang dari 38 siswa. Hasil analisis nilai rata-rata sikap spiritual siswa pada siklus II diperoleh sebesar 3,35 yang dikonversikan ke dalam tabel kriteria kompetensi sikap berada pada rentang 3,33-3,66 dengan predikat sangat baik (A-). Secara keseluruhan hasil analisis data yang dilakukan mengenai perolehan nilai hasil belajar pengetahuan IPS dan sikap spiritual siswa ada siklus II dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3. Tabel Rekap Hasil Analisis Data Hasil Belajar Pengetahuan IPS dan Sikap Spiritual Siswa pada siklus II Kriteria Hasil
Persentase Rata-Rata Hasil Belajar Pengetahuan IPS 82,10%
Jadi berdasarkan hasil yang diperoleh pada siklus II menunjukkan bahwa pelaksanaan tindakan pada siklus II telah mencapai indikator keberhasilan yang telah ditetapkan sebelumnya. Oleh karena itu penelitian sudah dapat dihentikan. Secara umum pelaksanaan pembelajaran pada siklus II sudah mulai sesuai dengan yang diharapkan. Suasana pembelajaran sudah terlihat kondusif walaupun masih terdapat beberapa orang siswa yang terlihat kurang fokus selama proses pembelajaran berlangsung. Antusiasme siswa dalam mengikuti proses pembelajaran semakin meningkat dilihat dari semakin banyaknya siswa yang berkeinginan maju ke depan kelas untuk menulis jawaban. Siswa semakin aktif dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diberikan oleh guru. Siswa yang
Ketuntasan Klasikal 86,84%
Nilai Rata-Rata Sikap Spiritual 3,35
belum memahami suatu tugas atau materi sudah mulai terlihat berani mengajukan pertanyaan. Kerja sama siswa dalam kegiatan diskusi kelompok juga semakin terlihat. Setiap anggota kelompok telah mampu memposisikan dirinya, bukan hanya sebagai pelengkap di dalam kelompoknya. Dalam penyampaian tugas atau hasil diskusi di depan kelas, siswa sudah mulai terbiasa untuk mengucapkan salam, baik sebelum maupun sesudah menyampaikan tugasnya tanpa harus diingatkan kembali oleh guru. Secara umum dapat dikatakan bahwa proses pembelajaran telah dapat berjalan sesuai dengan kegiatan pembelajaran yang direncanakan sehingga berdampak pada meningkatnya hasil belajar pengetahuan IPS dan sikap spiritual siswa serta dapat mencapai hasil yang optimal serta sesuai
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Volume: 3 No: 1 Tahun 2015
dengan kriteria keberhasilan yang telah ditetapkan sebelumnya. Peningkatan hasil belajar pengetahuan IPS dan sikap spiritual siswa pada siklus I dan siklus II dapat dilihat dari
persentase rata-rata hasil belajar dan ketuntasan klasikal serta nilai rata-rata sikap yang diperoleh. Peningkatan tersebut dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4. Tabel Data Hasil Belajar Pengetahuan IPS dan Sikap Spiritual Siswa pada siklus I dan Siklus II Kriteria Siklus I Siklus II Peningkatan
Hasil Belajar Pengetahuan IPS 68,02% 82,10% 14,08%
Secara umum penelitian yang dilakukan sudah dikatakan berhasil karena sudah memenuhi kriteria keberhasilan yang diharapkan. Berdasarkan hasil yang diperoleh pada siklus I, persentase ratarata hasil belajar pengetahuan IPS siswa mencapai 68,02% yang berada pada predikat cukup kemudian pada siklus II menjadi 82,10% dengan kriteria tinggi. Ketuntasan klasikal yang diperoleh pada siklus I masih belum memenuhi kriteria keberhasilan yang diharapkan yakni lebih dari 80% siswa yang memperoleh nilai sama atau lebih dari KKM yaitu 66,00. Data ketuntasan klasikal pada siklus I menunjukkan bahwa dari 38 siswa hanya 25 orang yang memperoleh nilai tuntas dengan persentase ketuntasan sebesar 65,79%, sementara pada siklus II menunjukkan peningkatan menjadi 86,84% di mana 33 orang siswa sudah tuntas dan mampu memenuhi nilai sesuai dengan KKM. Demikian pula sikap spiritual siswa mengalami peningkatan jika dibandingkan hasil analisis siklus I dengan siklus II. Pada siklus I, nilai rata-rata sikap spiriual siswa mencapai 2,84 dengan predikat baik (B) kemudian meningkat menjadi 3,35 dengan predikat sangat baik (A-) pada siklus II. Hasil belajar pengetahuan IPS dan sikap spiritual siswa kelas IV B SD Negeri 2 Padangsambian secara umum mengalami peningkatan setelah diterapkannya pendekatan saintifik dengan pemberian penilaian proyek dalam proses pembelajaran. Pendekatan saintifik
Ketuntasan Klasikal 65,79% 86,84% 21,05%
Sikap Spiritual 2,84 3,35 0,51
menekankan pada partisipasi aktif siswa dalam proses pembelajaran, di mana siswa memperoleh suatu informasi atau ilmu pengetahuan melalui berbagai pengalaman belajar pokok seperti mengamati, menanya, mengumulkan informasi, menalar, dan mengomunikasikan. Dengan menerapkan penilaian proyek sebagai strategi dalam proses pembelajaran, siswa memperoleh kesempatan untuk mengaplikasikan pengetahuan yang dimilikinya ke dalam bentuk tugas proyek. Dengan demikian, pemahaman siswa terhadap suatu informasi atau ilmu pengetahuan menjadi lebih mendalam. Hal ini berdampak pula pada peningkatan aspek sikap spiritual dan hasil belajar pengetahuan siswa. Mencermati peningkatan yang terjadi baik ditinjau dari hasil belajar pengetahuan IPS maupun sikap spiritual dengan menerapkan pendekatan saintifik disertai pemberian penilaian proyek dapat memberikan kontribusi positif untuk peningkatan kualitas pendidikan. Penerapan pendekatan saintifik dengan penilaian proyek dapat meningkatkan hasil belajar pengetahuan IPS dan sikap spiritual siswa karena dalam kegiatan pembelajaran siswa mengalami secara langsung proses pemerolehan ilmu pengetahuan kemudian pengetahuan yang diperolehnya diaplikasikan ke dalam bentuk proyek yang relevan sehingga tujuan yang diharapkan dari kegiatan pembelajaran tersebut menjadi lebih optimal.
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Volume: 3 No: 1 Tahun 2015
Hasil belajar pengetahuan merupakan salah satu tujuan yang hendak dicapai dalam kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh pendidik. Melalui penelitian dengan menerapkan pendekatan saintifik dengan penilaian proyek dapat meningkatkan hasil belajar pengetahuan IPS dan sikap spiritual siswa dari siklus I ke siklus II. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa penerapan pendekatan saintifik dengan penilaian proyek dalam pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum 2013 dapat meningkatkan hasil belajar pengetahuan IPS dan sikap spiritual siswa kelas IV B SD Negeri 2 Padangsambian tahun pelajaran 2014/2015. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan di atas, maka simpulan yang diperoleh dari penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut. Pertama, terjadi peningkatan hasil belajar pengetahuan IPS siswa kelas IV SD Negeri 2 Padangsambian tahun pelajaran 2014-2015 melalui penerapan pendekatan saintifik dengan penilaian proyek. Hal ini terbukti dari peningkatan rata-rata hasil belajar, persentase ratarata, dan peningkatan ketuntasan belajar secara klasikal. Pada siklus I persentase rata-rata hasil belajar pengetahuan IPS siswa sebesar 68,02% dengan kriteria sedang dan persentase ketuntasan belajar siswa secara klasikal 65,79%. Sedangkan pada siklus II terjadi peningkatan persentase rata-rata hasil belajar menjadi 82,10% dan persentase ketuntasan belajar siswa secara klasikal mencapai 86,84%. Penelitian mengenai hasil belajar pengetahuan IPS ini telah mencapai kriteria keberhasilan yang ditetapkan pada akhir penelitian yaitu persentase rata-rata dengan predikat baik dan lebih dari 80% siswa tuntas mencapai KKM yang telah ditetapkan. Kedua, terjadi peningkatan sikap spiritual siswa kelas IV SD Negeri 2 Padangsambian melalui penerapan pendekatan saintifik dengan penilaian proyek. Berdasarkan analisis data yang dilakukan menunjukkan bahwa pada siklus
I nilai rata-rata sikap spiritual siswa mencapai 2,84 dengan predikat baik (B) dan pada siklus II nilai rata-rata sikap spiritual siswa sudah mencapai 3,35 dengan predikat sangat baik (A-). Hal ini menunjukkan bahwa pendekatan saintifik dengan penilaian proyek dalam proses pembelajaran baik digunakan untuk meningkatkan rasa iman dan takwa siswa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Penelitian mengenai sikap spiritual ini telah mencapai kriteria keberhasilan yang ditetapkan pada akhir penelitian yaitu nilai rata-rata sikap siswa dengan predikat sangat baik. Adapun saran yang dapat disampaikan berdasarkan hasil penelitian tindakan ini adalah (1) kepada guru diharapkan untuk lebih sering menerapkan penilaian proyek dalam pembelajaran dengan pendekatan saintifik sebagai salah satu jenis penilaian yang diharapkan dalam Kurikulum 2013, (2) kepada siswa diharapkan agar tetap mempertahankan cara belajarnya dengan mencari tahu sendiri suatu informasi ataupun ilmu pengetahuan dari berbagai sumber kemudian siswa dapat mengaplikasikan ilmu yang diperolehnya ke dalam sebuah karya, serta selalu mengingat kebesaran Tuhan Yang Maha Esa, dan (3) Kepada peneliti lain yang berminat untuk mengadakan penelitian lebih lanjut mengenai penerapan pendekatan saintifik dengan penilaian proyek dalam pembelajaran IPS maupun bidang ilmu lainnya yang sesuai, agar penelitian ini dapat dijadikan acuan ataupun referensi dengan memperhatikan kendala-kendala yang peneliti alami sebagai bahan pertimbangan untuk perbaikan dan penyempurnaan pelaksanaan penelitian.
DAFTAR PUSTAKA Agung, Gede. 2010. “Penelitian Tindakan Kelas (Teori dan Analisis Data dalam PTK)”. Makalah disajikan pada Seminar dan Lokakarya tentang Penelitian dan Pola Bimbingan Skripsi di Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Fakultas Ilmu Pendidikan,
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Volume: 3 No: 1 Tahun 2015
Universitas Pendidikan Ganesha 27 September 2010. Arikunto, Suharsimi. 2013. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Daryanto. 2014. Pendekatan Pembelajaran Saintifik. Yogyakarta: Penerbit Gava Media. Fadlillah. 2014. Implementasi Kurikulum 2013 dalam Pembelajaran SD/MI. SMP/MTS, dan SMA/MA. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. Gunawan, Muhammad Ali. 2013. Statistik untuk Penelitian Pendidikan. Yogyakarta: Parama Publishing. Komaidi, Didik dan Wahyu Wijayati. 2011. Panduan Lengkap PTK Penelitian Tindakan Kelas: Teori, Praktek, dan Contoh PTK. Yogyakarta: Sabda Media. Sudijono, Anas. 2011. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatis, dan R&D). Bandung: Alfabeta. Widoyoko, Eko Putro. 2014. Penilaian Hasil Pembelajaran di Sekolah. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.