e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Volume: 3 No: 1 Tahun 2015
PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK DENGAN PENILAIAN PROYEK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENGETAHUAN IPS DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH TEMA CITA-CITAKU SISWA KELAS IV SD NEGERI 14 DAUH PURI Ketut Suci Antari1, I Md. Suara2, I Km. Ngurah Wiyasa3 1,2,3
Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, FIP Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia
e-mail :
[email protected],
[email protected] ,
[email protected]
Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui peningkatan hasil belajar pengetahuan IPS melalui pendekatan saintifik dengan penilaian proyek, (2) mengetahui peningkatan kemampuan pemecahan masalah melalui pendekatan saintifik dengan penilaian proyek. Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan subjek terteliti siswa kelas IV SD Negeri 14 Dauh Puri, tahun pelajaran 2014/2015 berjumlah 32 orang. Tindakan dilakukan dalam 2 siklus. Siklus I terdiri atas 3 pertemuan dan siklus II terdiri atas 3 pertemuan. Setiap pertemuannya secara berdaur mulai perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Data hasil belajar pengetahuan IPS siswa dikumpulkan dengan menggunakan tes objektif, sedangkan data kemampuan pemecahan masalah dikumpulkan dengan tes essay. Data yang telah terkumpul dianalisis dengan statistik deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan penerapan pendekatan saintifik dengan penilaian proyek dapat meningkatkan hasil belajar pengetahuan IPS dan kemampuan pemecahan masalah siswa pada kelas IV di SD Negeri 14 Dauh Puri tahun pelajaran 2014/2015. Pada siklus I diketahui pencapaian hasil belajar pengetahuan IPS sebesar 65,00% dengan kategori cukup dan kemampuan pemecahan masalah sebesar 74,21 % belum sesuai dengan indikator keberhasilan yang ditetapkan . Sedangkan pada siklus II pencapaian hasil belajar pengetahuan IPS sebesar 82,18% dengan kategori tinggi dan kemampuan pemecahan masalah sebesar 82,40 % sudah sesuai indikator keberhasilan yang ditetapkan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa melalui penerapan pendekatan saintifik dengan penilaian proyek dapat meningkatkan hasil belajar pengetahuan IPS dan kemampuan pemecahan masalah tema cita-citaku siswa kelas IV SD Negeri 14 Dauh Puri.
Kata Kunci : Pendekatan Saintifik dengan Penilaian Proyek, Hasil Belajar Pengetahuan IPS dan Kemampuan Pemecahan Masalah. Abstract This study aims to (1) determine the increase learning outcomes IPS through scientific approach with project assessment, (2) to increase the ability of solving problems through scientific approach with project assessment. This study is a Class Action Research (CAR) th with the 4 grade in elementary school students as the subject. (SD N 14 Dauh Puri). The subject are 32 students. This class action research is performed in 2 cycles. The first cycle consists of 3 meetings and the second cycle consists of 3 meetings. Each meeting has four
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Volume: 3 No: 1 Tahun 2015
phase that are planning, action, observation, and reflection.Student learning outcomes data collected using objective tests, while the problem-solving ability is collected by essay test. The data were analyzed by quantitative descriptive statistics. The results showed the application of a scientific approach with the project assessment can improve learning outcomes problem solving skills of students in the fourth grade in elementary school (SD N 14 Dauh Puri). In the first cycle shows, achievement of learning outcomes is 65.00% (fair) and problem-solving abilities is 74.21% but it is not suitable with indicators. While in the second cycle shows achievement of learning outcomes is 82.18% (high) and problem solving skills is 82.40% and it is appropriate with indicators. It can be concluded that through the application of scientific approach with theproject assessment can improve learning outcomes of Social Science and problem solving skills in fourth grade students of SD N 14 Dauh Puri. Key words: Scientific Approach of Project Assessment, Learning Outcome of Social Science, problem Solving Skill.
PENDAHULUAN Pendidikan Nasional merupakan pendidikan yang berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia dan berdasarkan pada pencapaian tujuan pembangunan nasional. Menurut Trianto (2010:1) “pendidikan bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”. Hal ini artinya, proses pendidikan di sekolah bukanlah proses yang dilaksanakan secara asal-asalan, akan tetapi proses yang bertujuan untuk membentuk manusia cerdas yang memiliki kemampuan memecahkan masalah, serta membentuk manusia yang kreatif, cerdas, dan memiliki kemampuan dalam berkomunikasi serta mampu mengembangkan ide-idenya melalui proses pembelajaran. Tenaga pendidik yang berperan membelajarkan siswa baik pada pendidikan formal maupun pendidikan non formal adalah guru. Sanjaya (2011:2) menyatakan “guru merupakan komponen yang sangat penting, sebab keberhasilan pelaksanaan proses pendidikan sangat tergantung pada guru sebagai ujung tombak”. Di dalam pembelajaran, guru harus mampu menciptakan suasana belajar yang aktif dan efektif, belajar seperti para ilmuan yang aktif mencari, menemukan hal-hal baru, disertai dengan guru memfasilitasi siswa ketika pembelajaran berlangsung. Dengan pembelajaran yang demikian guru dapat
melakukan peranannya sebagai fasilitator dan motivator sehingga siswa dapat membangun pemahamannnya sendiri. Oleh sebab itu, sangatlah dibutuhkan peran guru dalam menciptakan kondisi belajar yang aktif, kreatif, aktif mencari, dan menyenangkan sehingga memungkinkan siswa berprestasi secara optimal. Guru harus berusaha semaksimal mungkin kreatif dalam menciptakan suasana belajar yang baik dengan berbagai cara, baik dalam menggunakan strategi-strategi pembelajaran yang disesuaikan dengan karakteristik siswa maupun dalam hal penyediaan alat belajar ataupun pendekatan lainnya yang diperlukan. Dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran, guru hendaknya memilih dan menggunakan strategi yang melibatkan siswa aktif dalam belajar, baik dari segi pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Namun dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas ternyata masih banyak guru dalam menerapkan pembelajaran pendekatan saintifik belum terlaksana secara efektif. Hal ini dapat dilihat dari cara guru membelajarkan siswa. Selama ini, kebanyakan guru di dalam pembelajarannya masih menerapkan pembelajaran yang bersifat konvensional yaitu pembelajaran yang berpusat pada guru (teacher centered) sehingga cara membelajarkan siswa masih bersifat monoton dan membuat siswa menjadi pasif. Guru dalam membelajarkan siswa selalu dengan menggunakan metode ceramah, menugaskan siswa mengerjakan LKS, dan melakukan tanya jawab sehingga peran
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Volume: 3 No: 1 Tahun 2015
siswa di dalam pembelajaran sangat kurang, apalagi saat ini kurikulum 2013 menuntut siswa lebih berperan aktif. Dalam kegiatan menanya, guru kurang memancing atau mendorong siswa untuk mengemukakan suatu pertanyaan atau permasalahan yang ditemukan. Siswa kurang dilatih dalam berkomunikasi menyampaikan ide-ide dan pendapatnya dalam memecahkan permasalahan. Dalam pembelajaran, guru mengajar dan siswa belajar sehingga para siswa cenderung bosan, diam dan hanya sekedar mendengarkan materi yang diberikan oleh guru tanpa memberikan respon. Pembelajaran yang seperti ini biasanya menekankan pada tingkat menghafal yang tinggi, hal ini menyebabkan kurangnya tingkat pemahaman siswa terhadap pembelajaran yang diberikan . Demikian halnya dengan pembelajaran IPS di SD, IPS yang pengembangan kemampuan mengenal konsep sulit dipahami karena guru belum mampu menanamkan konsep IPS tersebut dengan baik. Hal tersebut dikarenakan belum diterapkannya pendekatan pembelajaran yang mengarah kepada terciptanya suasana belajar yang menarik dan menyenangkan. Pengetahuan IPS selain sebagai salah satu bidang studi dalam pendidikan juga merupakan salah satu ilmu yang sangat penting karena keterkaitannya dengan kehidupan seharihari. Pengetahuan IPS merupakan kegiatan dasar manusia secara sosial yang disajikan secara ilmiah yang tumbuh sesuai dengan perkembangan siswa di lingkungannya yang berwawasan global tentang kesadaran diri, kecakapan berfikir, kecakapan akademik, dan mengembangkan social skills. Pengetahuan IPS tidak cukup mempelajarinya dengan cara menghafalkan saja melainkan memerlukan suatu proses pemahaman dan cara berpikir serta bernalar. Menurut Gunawan (2011: 39) “Pengetahuan IPS merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan di SD yang mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, generalisasi”. Ini berarti, mata pelajaran pengetahuan IPS perlu diberikan kepada
siswa untuk membekali anak didik dengan pengetahuan sosial yang berguna dalam kehidupan kelak di masyarakat, membekali anak didik dengan kemampuan mengidentifikasi, menganalisis dan menyusun alternatif pemecahan masalah sosial yang terjadi dalam kehidupan di masyarakat serta membekali anak didik dengan kemampuan berkomunikasi dengan sesama warga masyarakat dan keterampilan terhadap pemanfaatan lingkungan hidup yang mampu bekerja sama di dalam pembelajaran. Guru dalam membelajarkan mata pelajaran pengetahuan IPS tidak hanya sekadar membuat siswa paham dengan konsepnya saja, tetapi mampu memberikan dasar bagi siswa disaat memerlukan konsep-konsep tersebut untuk menyelesaikan permasalahan yang ditemuinya dalam kehidupan sehari-hari. Pengetahuan IPS seringkali dianggap pembelajaran yang membosankan. Selain itu, cara guru dalam membelajarkan pengetahuan IPS di kelas dengan menuntut siswa menghafalkan, mengerjakan tugas kemudian mengumpulkan tugas yang diberikan oleh guru. Sehingga siswa tidak memperoleh kesempatan untuk membangun pengetahuannya sendiri. Hal ini pun akan berpengaruh kepada kurang optimalnya hasil belajar pengetahuan IPS dan Kemampuan Pemecahan Masalah siswa. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan pada tanggal 13 Desember 2014 dengan Ni Made Sintawati, S.Pd.SD guru kelas IV di SD Negeri 14 Dauh Puri, perolehan hasil belajar pengetahuan IPS dan kemampuan pemecahan masalah siswa kurang optimal, ini dapat dibuktikan dengan hasil belajar pengetahuan IPS dan kemampuan pemecahan masalah siswa sebelumnya secara klasikal sekitar 53, 12% siswa masih berada di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Hasil belajar siswa dikatakan tuntas bila memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 66,00. Penyebab permasalahan dalam kegiatan pembelajaran yang mempengaruhi hasil belajar pengetahuan IPS dan kemampuan pemecahan masalah siswa, yaitu pertama adalah rendahnya minat siswa terhadap pembelajaran pengetahuan IPS karena pengetahuan IPS selalu
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Volume: 3 No: 1 Tahun 2015
dianggap sulit untuk berfikir logis, kritis, mencari informasi, memecahkan masalah. Kedua, guru di dalam pembelajaran belum melakukan inovasi (pembaharuan) sehingga penguasaan siswa terhadap hasil belajar pengetahuan IPS dan kemampuan pemecahan masalah masih kurang. Tidak hanya dari cara guru dalam membelajarkan siswanya saja. Tetapi terdapat faktor-faktor lain yang mempengaruhi hasil belajar pengetahuan IPS dan kemampuan pemecahan masalah siswa, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Dari kedua faktor tersebut, faktor internal yang lebih berpengaruh terhadap hasil belajar pengetahuan IPS dan kemampuan pemecahan masalah. Dengan memperbaiki proses pembelajaran di kelas yang disesuaikan dengan situasi kondisi di masing-masing sekolah. Salah satu upaya nyata yang dilaksanakan pemerintah yaitu menyempurnakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menjadi Kurikulum 2013. Mencermati berbagai permasalahan dan realitas belajar sebagaimana yang telah diuraikan sebelumnya, diterapkannya pendekatan saintifik dengan penilaian proyek. Pendekatan saintifik dengan penilaian proyek Pendekatan saintifik memberikan pemahaman kepada peserta didik dalam mengenal , memahami berbagai materi menggunakan pendekatan ilmiah, bahwa informasi bisa berasal dari mana saja, kapan saja, tidak tergantung pada informasi searah dari guru. Pengalaman belajar yang mereka peroleh tidak bersifat hafalan. Pengalaman belajar, baik itu yang berupa pengetahuan, keterampilan, dan sikap siswa peroleh berdasarkan kesadaran dan kepentingan siswa sendiri Menurut Daryanto, (2014: 51) pendekatan saintifik dengan penilaian proyek merupakan pembelajaran yang di rancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengkonstruksi konsep, hukum, atau prinsip melalui tahapantahapan mengamati (untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah), merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengkomunikasikan
konsep, hukum atau prinsip yang “ditemukan”. Keunggulan dari pendekatan saintifik dengan penilaian proyek adalah untuk meningkatkan kemampuan intelek, khususnya kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa serta membentuk kemampuan siswa dalam menyelesaikan suatu masalah secara sistematik. Melalui pendekatan saintifik dengan penilaian proyek, guru membelajarkan siswa lebih aktif mencari informasi dan memiliki pengalaman belajar yang memperkuat retensi ingatannya, selain itu memperoleh informasi bisa berasal dari mana saja, kapan saja, tidak bergantung pada informasi searah dari guru. Pendekatan saintifik dengan penilaian proyek mencangkup tiga ranah yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Sikap diperoleh melalui aktivitas “menerima, menjalankan, menghargai, menghayati, dan mengamalkan”. Pengetahuan diperoleh melalui aktivitas “mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, mencipta. Keterampilan diperoleh melalui aktivitas “mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyaji, dan mencipta”. Dengan pendekatan ini, siswa diharapkan mampu berpikir kritis dan dapat membangun pengetahuannya sendiri sehingga mampu mengaplikasikan pengetahuan tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, harapan dari pendekatan saintifik dengan penilaian proyek yaitu, pembelajaran mnenjadi tidak monotone, pembelajaran menjadi menyenangkan melalui peran dan partisipasi siswa serta terjadinya interaksi antara siswa dengan guru, siswa dengan siswa lain, dan siswa dengan lingkungannya. Berdasarkan uraian latar belakang masalah tersebut, dilakukan penelitian yang berjudul ”Penerapan Pendekatan Saintifik dengan Penilaian Proyek Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Pengetahuan IPS dan Kemampuan Pemecahan Masalah Tema Cita-citaku Siswa Kelas IV SD Negeri 14 Dauh Puri Tahun Pelajaran 2014/2015”.
METODE Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Volume: 3 No: 1 Tahun 2015
tindakan kelas adalah suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki atau meningkatkan praktikpraktik pembelajaran di kelas secara profesional (Agung, 2010: 3). Penelitian ini dilaksanakan di kelas IV SD Negeri 14 Dauh Puri. Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas IV yang berjumlah 32 orang siswa, yang terdiri dari 16 siswa perempuan dan 16 siswa laki-laki. Sedangkan objek penelitian adalah hal yang menjadi pokok pembicaraan dalam penelitian tindakan kelas ini yaitu hasil belajar pengetahuan IPS dan kemampuan pemecahan masalah tema cita-citaku. Adapun variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1).Variabel bebas adalah pendekatan saintifik dengan penilaian proyek, 2). Variabel terikat adalah hasil belajar pengetahuan IPS dan kemampuan pemecahan masalah. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan masing-masing siklus terdiri dari dua kali pertemuan. Rancangan penelitian tindakan kelas ini terdiri dari empat tahapan, yaitu: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) pengamatan, dan (4) refleksi. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes. Tes adalah cara memperoleh data yang berbentuk suatu tugas yang harus dikerjakan oleh seseorang atau kelompok orang yang dites. Dari tes dapat menghasilkan skor yang selanjutnya dibandingkan dengan kriteria tertentu (Agung, 2012: 66). Menurut Sudjana (2013: 35) Tes biasanya digunakan untuk mengukur hasil belajar kognitif yang berkenaan dengan penguasaan bahan pembelajaran sesuai dengan tujuan pendidikan dan pembelajaran. Tes hasil belajar yang dikembangkan disesuaikan dengan jenjang kemampuan kognitif. Untuk penskoran hasil tes, menggunakan panduan evaluasi yang memuat kunci dan pedoman penskoran setiap butir soal (Trianto, 2007:76). Dalam penelitian ini tes yang digunakan yakni tes objektif dan tes uraian. Tes Objektif dalam penelitian ini digunakan untuk mengukur hasil belajar IPS siswa kelas IV. Trianto, (2007:76) tes hasil belajar yang
dikemabangkan disesuaikan dengan jenjang kemampuan kognitif. Agar butirbutir tes dapat mengukur tujuan pembelajaran yang diharapkan maka perlu dibuatkan kisi-kisi tes hasil belajar. Tes objektif bentuk pilihan ganda biasa yang meliputi 4 pilihan ini pada umumnya terdiri atas : kalimat pokok (item) yang berupa pertanyaan , diikuti oleh empat kemungkinan jawaban (alternatif A, B, C dan D) dan memilih satu option dari empat alternatif pilihan jawaban yang ada (Sudijono, 2012:120). Untuk penskoran yaitu skor 0 untuk siswa yang menjawab salah dan skor 1 untuk siswa yang menjawab benar pada setiap butir soal. Skor setiap jawaban dijumlahkan dan jumlah tersebut menjadi skor variabel hasil belajar IPS yang bergerak dari kisaran 0 – 100. 0 merupakan skor minimal dan 100 merupakan skor maksimal tes hasil belajar pengetahuan IPS. Tes uraian dalam penelitiant ini digunakan untuk mengukur kemampuan pemecahan masalah. Bentuk soal pada kisi-kisi tes adalah tes uraian yang berfungsi untuk mengetahui kemampuan pemecahan masalah. Sumber yang dibuat dijadikan acuan dalam penimbangan instrumen adalah ruang lingkup materi yang dituangkan dalam bentuk kisi-kisi tes. Pada tes uraian, pemberian skor pada umumnya mendasarkan diri kepada bobot (= weight) yang diberikan untuk setiap butir soal, atas dasar tingkat kesukarannya, atau atas dasar banyak sedikitnya unsur yang harus terdapat dalam jawaban yang dianggap paling baik (Sudijono, 2011:301). Dalam menganalisis data ini digunakan metode analisis deskriptif kuantitatif. Analiss deskriptif kuantitatif adalah suatu cara pengolahan data yang dilakukan dengan jalan menyusun secara sistematis dalam bentuk angka-angka dan atau persentase mengenai keadaan suatu objek yang diteliti sehingga diperoleh kesimpulan umum (Agung, 2012: 67). Analisis deskriptif kuantitatif ini digunakan untuk menentukan tingkatan tinggi rendahnya hasil belajar pengetahuan IPS dan kemampuan pemecahan masalah siswa yang dikonversikan ke dalam Penilaian Acuan Patokan (PAP) skala lima.
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Volume: 3 No: 1 Tahun 2015
a.
Langkah-langkah yang harus dilakukan b. Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam dalam menganalisis hasil belajar menganalisis kemampuan pemecahan pengetahuan IPS adalah sebagai berikut. 1). Mencari nilai individu siswa Nilai =
masalah adalah sebagai berikut.
x 100
1). Mencari nilai individu siswa
(Sudijono, 2012: 318) Nilai =
2). Mencari rata-rata hasil belajar pengetahuan IPS dengan cara mencari mean, yaitu:
x 100%
(Sudijono, 2012: 318)
Me = (Sudijono, 2012: 327)
2). Mencari rata-rata kemampuan pemecahan masalah dengan cara mencari mean, yaitu:
Keterangan: Me = Mean (rata-rata)
Me =
X = jumlah seluruh nilai N
= jumlah siswa
(Sudijono, 2012: 327) Keterangan:
3). Data yang diperoleh kemudian dianalisis dengan mencari presentase rata-rata (M%) dengan menggunakan rumus sebagai berikut.
Me = Mean (rata-rata) X = jumlah seluruh nilai N
M M (%) = 100 % SMI (Agung, 2012: 67)
3).
Keterangan: M (%)
= Rata-rata persen
M
=Rata-rata skor
SMI
= Skor Maksimal Ideal
= jumlah siswa
Data yang diperoleh kemudian dianalisis dengan mencari presentase rata-rata (M%) dengan menggunakan rumus sebagai berikut.
M 100 % SMI
M (%) =
(Agung, 2012:
67) Keterangan:
4). Tingkatan hasil belajar pengetahuan IPS siswa dapat ditentukan dengan membandingkan M (%) atau rata-rata persentase maka hasilnya dokonversikan ke dalam tabel PAP skala lima .
M (%) = Rata-rata persen M
=Rata-rata skor
SMI
= Skor Maksimal Ideal
5). Kemudian Mencari persentase ketuntasan klasikal dengan rumus: 4).
Ketuntasan klasikal = x 100%
Tingkatan hasil belajar kemampuan pemecahan masalah siswa dapat ditentukan dengan membandingkan M (%)
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Volume: 3 No: 1 Tahun 2015
atau rata-rata persentase maka hasilnya dokonversikan ke dalam tabel PAP skala
lima.
Tabel 3.5 Tabel PAP dengan Skala 5 (Lima) Tingkatan Hasil Belajar Pengetahuan IPS dan Kemampuan Pemecahan Masalah Persentase (%)
Kriteria
90 – 100
Sangat Tinggi
80 – 89
Tinggi
65 – 79
Sedang
55 – 64
Rendah
0 – 54
Sangat Rendah
Sumber: Agung (2013:107)
Kriteria keberhasilan yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah (1) persentase rata-rata hasil belajar pengetahuan IPS siswa minimal 80%, berada pada kriteria tinggi, (2) persentase rata-rata kemampuan pemecahan masalah siswa minimal 80% berada pada kriteria tinggi, (3) ketuntasan klasikal yang ditetapkan yaitu 80% siswa mencapai standar kelulusan.
HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil analisis data yang dilakukan mengenai hasil belajar pengetahuan IPS dan kemampuan pemecahan masalah siswa pada siklus I sebagai berikut.
Tabel 4.1 Tabel Rekap Hasil Analisis Siklus I Variabel
Hasil
Keterangan
Hasil Belajar Presentase rata-rata Secara umum hasil belajar Pengetahuan IPS hasil belajar pengetahuan IPS siswa pengetahuan IPS siswa berada pada kriteria rendah mencapai 65% Ketuntasan Klasikal Hasil Ketuntasan klasikal Belum mencapai Belajar Pengetahuan IPS mencapai 62, 50 % ketuntasan klasikal yang diharapkan yaitu 80% Kemampuan Pemecahan Masalah
Presentase rata-rata kemampuan pemecahan masalah siswa mencapai 74, 21%
Secara umum kemampuan pemecahan masalah siswa masih berada pada kriteria rendah
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Volume: 3 No: 1 Tahun 2015
Pada pengetahuan
siklus II hasil belajar IPS dan kemampuan
pemecahan masalah siswa sebagai berikut.
Tabel 4.2 Tabel Rekap Hasil Analisis Siklus II Hasil
Variabel
Keterangan
Hasil Belajar Pengetahuan IPS
Presentase rata-rata hasil belajar pengetahuan IPS siswa mencapai 82,18 %
Secara umum hasil belajar pengetahuan IPS siswa berada pada kriteria tinggi dan mencapai indikator keberhasilan yang ditetapkan yaitu 80%
Ketuntasan Klasikal Hasil Belajar Pengetahuan IPS
Ketuntasan klasikal mencapai 84, 37 %
Sudah mencapai ketuntasan klasikal yang diharapkan yaitu 80%
Kemampuan Pemecahan Masalah
Presentase rata-rata kemampuan pemecahan masalah siswa mencapai 82, 40%
Secara umum kemampuan pemecahan masalah siswa sudah berada pada kriteria tinggi dan mencapai indikator keberhasilan yang ditetapkan yaitu 80%
Tabel 4.3 Tabel Data Peningkatan Hasil Belajar Pengetahuan IPS dan Kemampuan Pemecahan Masalah dari Siklus I dan Siklus II Variabel
Siklus I
Siklus II
Peningkatan
Hasil Belajar Pengetahuan IPS
65 %
82,18 %
17,18%
Ketuntasan klasikal hasil belajar Pengetahuan IPS
62,50%
84,37%
21,87%
Kemampuan Pemecahan Masalah
74,21%
82,40%
8,19%
Pada siklus II menunjukkan bahwa pelaksanaan tindakan telah mencapai indikator keberhasilan yang telah di tetapkan. Oleh karena itu penelitian ini sudah dapat
dihentikan. Peningkatan hasil belajar pengetahuan IPS dan kemampuan pemecahan masalah pada siklus I dan siklus II dapat dilihat dari persentase ratarata dan ketuntasan klasikal yang diperoleh sebagai berikut
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Volume: 3 No: 1 Tahun 2015
Tabel 4.3 Tabel Data Peningkatan Hasil Belajar Pengetahuan IPS dan Kemampuan Pemecahan Masalah dari Siklus I dan Siklus II Variabel
Siklus I
Siklus II
Peningkatan
Hasil Belajar Pengetahuan IPS
65 %
82,18 %
17,18%
Ketuntasan klasikal hasil belajar Pengetahuan IPS
62,50%
84,37%
21,87%
Kemampuan Pemecahan Masalah
74,21%
82,40%
8,19%
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dengan menerapkan pendekatan saintifik dengan penilaian proyek menunjukkan bahwa terjadinya peningkatan pada hasil belajar pengetahuan IPS dan kemampuan pemecahan masalah siswa kelas IV SD Negeri 14 Dauh Puri. Hal tersebut dibuktikan dari hasil ratarata siswa, presentase rata-rata, ketuntasan klasikal, diperoleh bahwa hasil rata-rata siklus I dan siklus II mengalami peningkatan. Ini berarti pembelajaran yang menerapkan pendekatan saintifik dengan penilaian proyek memperoleh hasil belajar dan kemampuan pemecahan masalah siswa menjadi lebih baik. Hal tersebut dapat dilihat dari siklus I, presentase rata-rata hasil belajar pengetahuan IPS yaitu 65,00% jika dikonverensikan berada pada kategori rendah dan kemampuan pemecahan masalah yaitu 74,21% dengan kategori rendah. Pada siklus II terjadi peningkatan hasil belajar pengetahuan IPS yaitu 82,18% tergolong kategori tinggi dan kemampuan pemecahan masalah 82,41% dengan kategori tinggi, secara klasikal hasil belajar pengetahuan IPS pada siklus I yaitu 62,50% dengan kategori rendah menjadi 84,37% dengan kategori tinggi pada siklus II. Adanya peningkatan hasil belajar pengetahuan IPS dan kemampuan pemecahan masalah dari siklus I dan siklus II melalui pendekatan saintifik dengan penilaian proyek disebabkan adanya perlakuan atau tindakan dalam proses pembelajaran. Pelaksanaan tindakan tersebut terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan,
pengamatan/observasi, dan refleksi. Dalam penerapan pendekatan saintifik dengan penilaian proyek guru lebih berperan sebagai motivator yang selalu memberikan dukungan dan semangat pada siswa serta sebagai pembimbing yang mengarahkan siswa pada saat pembelajaran berlangsung. Sehingga akan tercipta pembelajaran yang kreatif, efektif dan menyenangkan di dalam kelas yang dapat mengoptimalkan hasil belajar pengetahuan IPS dan kemampuan pemecahan masalah siswa. Pendekatan saintifik dengan penilaian proyek lebih unggul dibandingkan dengan pendekatan atau model pembelajaran lainnya karena pendekatan sintifik dengan penilaian proyek ini memberikan kontribusi positif pada siswa dalam hal memperoleh pemahaman, melibatkan keterampilan proses yang mampu meningkatkan interaksi, partisipasi serta mengembangkan hubungan baru antara siswa dengan tingkat kemampuan yang berbeda. Pendekatan saintifik merupakan suatu pendekatan yang melibatkan keterampilan proses seperti mengamati, mengklarifikasi, mengukur, meramalkan, menjelaskan, dan menyimpulkan (Kurniasih, 2014: 30). Dalam penerapan pendekatan ini siswa belajar aktif dan mandiri, siswa juga mampu berpikir lebih kritis dan kreatif melalui pengajuan-pengajuan pertanyaan dan mengemukakan ide-idenya dalam kemampuan pemecahan masalah. Selain itu pendekatan saintifik dengan penilaian proyek juga memiliki beberapa keungulan yang mendukung berhasilnya penelitian seperti peserta didik lebih bebas mengeluarkan ide, serta meningkatkan kreativitas peserta didik.
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Volume: 3 No: 1 Tahun 2015
Hal tersebut yang membuat siswa dalam pembelajaran menjadi lebih kreatif mengemukakan ide-idenya, berfikir krtis dan mampu menyelesaikan permasalahan yang diberikan dengan penuh rasa tanggung jawab sehingga membuat hasil belajar pengetahuan IPS dan kemampuan pemecahan masalah siswa menjadi lebih optimal. Selain itu membantu siswa untuk melihat makna dari suatu teori atau bahan pelajaran dengana cara mengaitkan materi pelajaran yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa, mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimiliki dan menerapkannya dalam kehidupan mereka sehari-hari, pembentukkan kelompok secara heterogen, dengan pemberian tugas proyek memungkinkan siswa saling bertukar pikiran dan ide-ide, menumbuhkan rasa saling membantu dan bekerja sama, sehinggga siswa yang mampu dapat membantu siswa yang kurang mampu. Berdasarkan hal tersebut telah mampu menjawab rumusan masalah yang diajukan. Hasil penelitian melalui penerapan pendekatan saintifik dengan penilaian proyek pada pembelajaran IPS tema cita-citaku siswa kelas IV SD Negeri 14 Dauh Puri telah berhasil dan penelitian ini dapat dihentikan karena kriteria dan tujuan yang diperoleh sudah tercapai yakni hasil belajar pengetahuan IPS dan kemampuan pemecahan masalah siswa pada tahun pelajaran 2014/2015 telah meningkat. Hasil penelitian dan pembahasan yang sudah dilakukan, maka simpulan yang diperoleh dari penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut. 1) Terjadi peningkatan hasil belajar pengetahuan IPS sisawa kelas IV SD Negeri 14 Dauh Puri tahun pelajaran 2014/2015 melalui penerapan pendekatan saintifik dengan penilaian proyek. Hal ini terbukti dari peningkatan rata-rata hasil belajar, presentase rata-rata, dan peningkatan ketuntasan hasil belajar secara klasikal. Pada siklus I rata-rata hasil belajar pengetahuan IPS 65,00, presentase ratarata 65,00%, dan presentase ketuntasan hasil belajar siswa secara klasikal 62, 50%.
Sedangkan pada siklus II terjadi peningkatan rata-rata hasil belajar menjadi 82,18, presentase rata-rata 82, 18%, dan presentase ketuntasan hasil belajar siswa secara klasikal 84, 37%. Penelitian mengenai hasil belajar pengetahuan IPS ini telah mencapai kriteria keberhasilan yang ditetapkan pada akhir penelitian yaitu presentase rata-rata dengan kategori tinggi, dan telah mencapai ketuntasan yang ditetapkan. 2) Terjadi peningkatan kemampuan pemecahan masalah siswa kelas IV SD Negeri 14 Dauh Puri melalui penerapan pendekatan saintifik dengan penilaian proyek. Berdasarkan analisis data yang dilakukan menunjukkan bahwa siklus I nilai rata-rata kemampuan pemecahan masalah siswa mencapai 74,21, presentase rata-rata 74, 21% belum mencapai indikator keberhasilan dan pada siklus II nilai rata-rata kemampuan pemecahan masalah 82,40 presentase rata-rata 82,40% dengan kategori tinggi dan sudah mencapai indikator keberhasilan. Hal ini menunjukkan bahwa pendekatan saintifik dengan penilaian proyek dalam proses pembelajaran baik digunakan untuk meningkatan kemampuan pemecahan masalah siswa setelah mencapai kriteria keberhasilan yang ditetapkan pada akhir penelitian yaitu nilai rata-rata kemampuan pemecahan sudah lebih dari 80% maka sudah mencapai nilai ketuntasan yang telah ditetapkan.
SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan simpulan dalam penelitian ini, dapat dikemukakan beberapa saran sebagai berikut. 1) Kepada siswa disarankan dalam melakukan kegiatan pembelajaran untuk lebih memperhatikan dan lebih fokus terhadap pembelajaran yang sedang berlangsung sehingga pembelajaran yang diperoleh benar-benar sesuai dengan materi pembelajaran. 2) Kepada guru, disarankan lebih kreatif, inovatif dan aktif dalam menyiapkan pembelajaran dan memilih pendekatan yang disesuaikan dengan tema pembelajaran, sehingga dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran suasana pembelajaran akan
e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD Volume: 3 No: 1 Tahun 2015
menyenangkan. 3) Kepada peneliti lain hendaknya dapat melaksanakan PTK dengan berbagai pendekatan atau model pembelajaran lain yang belum sepenuhnya dapat terjangkau dalam penelitian ini, dengan adanya penelitian ini dapat dijadikan sebagai pembanding dalam melakukan suatu penelitian berikutnya. DAFTAR PUSTAKA Agung,
A.A Gede. 2012. Metodologi Penelitian Pendidikan. Singaraja: Jurusan Teknologi Pendidikan FIP Undiksha
-------.
2013. Evaluasi Pendidikan. Singaraja: Jurusan Teknologi Pendidikan FIP Undiksha
Daryanto, 2014. Pendekatan Pembelajaran Saintifik. Yogyakarta: Gava Media Depdiknas. 2013. Modul Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta: Kementrian Pendidikan Nasional Gunawan, Rudy. 2011. Pendidikan IPS Filosofi, Konsep, dan Aplikasi. Bandung: Alfabeta. Kosasih, E. 2014. Strategi Belajar Dan Pembelajarn. Bandung: Yrama Widya. Kunandar. 2014. Penilaian Jakarta: Rajawali
Autentik.
Kurniasih, Imas dan Berlin Sani. 2014. Sukses Mengimplementasi Kurikulum 2013.Yogyakarta: Kata Pena. Sanjaya,
Wina. 2011. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana.
Sudjana,
Nana. 2013. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar.Bandung: Remaja Rosdakarya.
Sudijono, Anas. 2011. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.