UNAIR Gandeng Citilink Wujudkan Visi University Holding UNAIR NEWS – Beragam kerja sama telah dilakukan UNAIR dengan berbagai pihak. Mulai dunia industri kesehatan, institusi pendidikan, pelaku ekonomi, dan kini UNAIR menggandeng PT. Citilink Indonesia. Melalui Airlangga Travel, UNAIR menggelar penjajakan kerja sama di ruang Wakil Rektor IV, Rabu (27/4). Penjajakan kerja sama ini menjadi langkah bahwa visi university holding yang diusung oleh UNAIR terus dijalankan. Wakil Rektor IV, Junaidi Khotib, S.Si., M.Kes., Ph.D., selaku warek yang mengurusi bidang university holding, menyambut baik kedatangan pihak PT. Citilink Indonesia. Bagi Junaidi, status UNAIR sebagai Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTN-BH) merupakan kesempatan untuk mengembangkan langkah institusi ke arah yang lebih luas lagi “Status PTN-BH ini merupakan kesempatan bagi UNAIR untuk mengatur kampus secara mandiri, saya berharap dengan adanya kerja sama dengan maskapai ini, kita bisa saling memberikan manfaat,” jelasnya. Non Government Account PT. Citilink Indonesia, Karina Desiria Dewi menyampaikan bahwa kerja sama dengan UNAIR sebenarnya sudah diajukan sejak tahun lalu. Karina menganggap bahwa dunia pendidikan memiliki peran strategis dalam urusan transportasi udara. “Kami melihat dunia pendidikan merupakan mitra yang strategis, selain perjalanan dinas, kegiatan yang melibatkan mahasiswa dalam menggunakan armada udara ini juga sangat tinggi,” jelasnya. Nantinya, kunjungan ini akan berlanjut pada penandatanganan
kerja sama antara pihak UNAIR dan Citilink. Selain itu, kerja sama kedua belah pihak dapat memberikan kemudahan pada pegawai di lingkungan kantor manajemen UNAIR, dosen, karyawan di lingkungan fakultas dan bahkan mahasiswa nantinya akan diberikan kemudahan dalam menggunakan maskapai Citilink. (*) Penulis : Nuri Hermawan Editor : Defrina Sukma S.
[Podcast] UKM Pramuka Cetak Pembina dan Kader Lewat Kursus Mahir Tingkat Dasar RADIO UNAIR – Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Pramuka UNAIR telah membawa anggotanya menggapai sukses dengan bekal moral Pramuka. Lulusan dari pramuka UNAIR dituntut untuk memiliki kompetensi di bidang leadership dengan berbagai peran, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, serta mengabdi kepada negara dan pancasila. Untuk meningkatkan kompetensi diri, pramuka UNAIR menyelenggarakan kegiatan Kursus Mahir tingkat Dasar (KMD) yang baru pertama kali dilaksanakan oleh Pramuka UNAIR. Pada dasarnya kegiatan KMD ini bertujuan untuk mencetak pembina atau kader pramuka yang berkualitas. Di dalam kurikulum KMD sendiri sudah terdapat penjelasan mengenai tata cara melatih peserta didik pada kategori siaga hingga pandega. “KMD yang akan kami selenggarakan adalah salah satu syarat yang harus dipenuhi untuk dapat mencetak pandega di tingkat racana di universitas.” papar Anggi, selaku ketua panitia KMD 2016.
KMD merupakan kegiatan wajib untuk perguruan tinggi yang terkonsentrasi di ranah pendidikan dan keguruan. Merupakan suatu prestasi tersendiri bagi UNAIR karena dapat mengadakan KMD ini. Pasalnya, UNAIR bukan termasuk perguruan tinggi yang terkonsentrasi di bidang pendidikan dan keguruan. KMD kali ini bekerjasama dengan Pusat Pendidikan dan Latihan (Pusdiklat) cabang Surabaya yang menghadirkan para pelatih yang sudah memiliki kualifikasi Kursus Mahir tingkat Lanjut (KML). Tujuan utama dari pelaksanaan KMD ini yaitu untuk membekali anggota UKM Pramuka UNAIR program kerja tahun 2016-2019 dengan berbagai pelatihan yang telah disiapkan. Kegiatan KMD ini akan diselenggarakan pada tanggal 4-8 Mei 2016, dan terdiri dari beberapa program pelatihan mulai dari pendidikan dasar, Anggaran Dasar/ Anggaran Rumah Tangga (AD/ART), pelatihan leadership,dan pelatihan ahli manajemen. Kemudian peserta KMD yang dinyatakan lulus akan mendapatkan ijazah dan sertifikat. Anggi berharap, event KMD ini bisa menjadi gebrakan baru dan dapat dijadikan sebagai langkah awal bagi UKM Pramuka UNAIR untuk melaksanakan acara di tingkat nasional. (*) Penulis : Afifah Nurrosyidah Editor : Dilan Salsabila
Fakultas Farmasi Siap Jadikan SDA Indonesia sebagai Ikon
Level Dunia UNAIR NEWS – Kekayaan Sumber Daya Alam (SDA) Indonesia tidak terbantahkan. Ada begitu banyak hasil bumi, pertanian, tanaman, hewan, dan lain sebagainya, yang memiliki keunikan. Kekhasan yang dimaksud, dapat menjadi nilai tawar dalam beragam bidang di level dunia. Kondisi ini dipahami oleh Fakultas Farmasi (FF). Maka itu, fakultas yang berlokasi di kampus B UNAIR ini berkomitmen untuk mengedepankan khazanah kearifan lokal untuk bersumbangsih di ranah farmasi. Baik di tingkat nasional, maupun internasional. Sebab, bahan tradisional diyakini tidak kalah berkualitas dibandingkan bahan baku dari negara lain. “Kami ingin menjadikan sumber daya alam sebagai ikon. Eksplorasi bahan baku khas Indonesia untuk memenuhi kebutuhan obat-obatan akan terus dijalankan,” kata Dekan FF Dr. Umi Athiyah, Dra., MS., Apt. saat ditemui UNAIR News di ruang kerjanya. Dia mencontohkan, tim dari FF selalu ikut sdalam penelitian obat malaria, kanker, TBC dan lain sebagainya, yang semuanya berbahan dasar asli Indonesia. Tak hanya itu, penelitian untuk memproduksi obat-obatan atau suplemen berbasis herbal juga terus digiatkan. Para pakar dari FF, kata Ummi, juga ditunjuk oleh pemerintah pusat untuk urun gagasan dan pemikiran dalam mengembangkan program Badan Pengawas Obat dan Makanan. Pada bagian lain, FF siap menyongsong mimpi UNAIR menjadi World Class University. Bertransformasi menjadi “500 kampus terbaik dunia” memang bukan hal mudah. Namun, tidak mustahil untuk dicapai. Guna meraih predikat tersebut, FF sudah menyiapkan sejumlah strategi. Di antaranya, menguatkan kultur pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat yang baik. “Kami berprinsip untuk fokus pada proses. Kalau prosesnya bagus,
hasilnya pasti memuaskan,” kata Ummi. Dia menjelaskan, selama ini FF sudah berupaya membentuk kultur atau spirit pelayanan prima. Semua elemen di fakultas bersinergi. Sebagai misal, di aspek penelitian. Dosen melakukan komunikasi aktif dengan mahasiswa. Tujuannya, mengarahkan mahasiswa untuk melakukan penelitian yang bermanfaat kongkret di masyarakat. Nantinya, penelitian tersebut bisa dikembangkan lagi oleh dosen yang bersangkutan. Atau, diteruskan oleh mahasiswa itu sendiri bila studi lanjut. Dari proses ini, bakal dilahirkan akademisi yang mahir membuat penelitian aplikatif dan menjawab tantangan zaman. Kemampuan menelaah materi penelitian yang baik, baru akan dicapai melalui sistem pendidikan yang baik. Dan dengan penelitian yang baik, ditambah pengamatan lapangan yang cermat, pengabdian masyarakat yang tepat sasaran pasti bisa dilaksanakan. “Kami terus membenahi proses dan membangun sistem yang baik. Kalau proses sudah baik, mutu tiga aspek tri dharma perguruan tinggi (pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat) yang dijalankan pasti ikut terangkat menjadi kelas dunia,” urainya. (*) Penulis: Rio F. Rachman
UNAIR Percepat Sertifikasi Dosen
Proses
UNAIR NEWS – Sebanyak 89 pengajar di lingkungan Universitas Airlangga mendapatkan sertifikasi dosen dari Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi. Penyerahan sertifikat
dosen dihadiri oleh Wakil Rektor IV Junaidi Khotib, S.Si., M.Kes., Ph.D, Ketua Sertifikasi Dosen UNAIR Prof. Dr. Widji Soeratri, DEA., Apt, perwakilan sertifikasi dosen nasional Prof. Zainuddin, Direktur Sumber Daya Manusia UNAIR Dr. Purnawan Basundoro, S.S., M.Hum, dan para dekan fakultas. Acara penyerahan sertifikat dosen dilangsungkan di Aula Garuda Mukti, Kantor Manajemen UNAIR, pada hari Selasa (26/4). Sertifikat dosen itu masing-masing diberikan kepada 24 dosen Fakultas Kedokteran (FK), 6 dosen Fakultas Kedokteran Gigi (FKG), 8 dosen Fakultas Hukum (FH), 9 dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB), 4 dosen Fakultas Farmasi (FF), 4 dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), 11 dosen Fakultas Sains dan Teknologi (FST), 6 dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM), 3 dosen Fakultas Psikologi (FPsi), 7 dosen Fakultas Ilmu Budaya (FIB), 4 dosen Fakultas Keperawatan (FKP), dan 3 dosen RS UNAIR. Dalam sambutannya, Wakil Rektor IV UNAIR berharap bahwa dosen yang telah diberi sertifikat pendidik bisa menjadi suri teladan bagi mahasiswa dan masyarakat. Junaidi juga menginginkan agar para dosen senantiasa mengimplementasikan nilai-nilai Tri Dharma Perguruan Tinggi, yaitu pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat. Senada
dengan
Wakil
Rektor
IV
UNAIR,
Prof.
Zainuddin
mengatakan bahwa para dosen adalah penggerak kampus UNAIR dalam meraih predikat perguruan tinggi kelas dunia. “Sertifikat ini adalah wujud negara mengakui profesi Anda sebagai dosen. Dengan adanya sertifikasi ini, kami berharap profesionalisme bisa dibangun secara berkesinambungan,” tutur Prof. Zainuddin. Ia pun memberikan motivasi kepada para dosen agar meningkatkan kinerja melalui penelitian dan publikasi, serta pembentukan karakter yang jujur, inovatif, tangguh, dan kerja keras. Percepatan
Berdasarkan catatan pada tahun 2015, UNAIR masih memiliki 158 dosen yang belum disertifikasi. Meski demikian, Prof. Widji mengatakan akan melakukan upaya percepatan sertifikasi bagi dosen. Menurut Prof. Widji, para dosen yang belum memenuhi syarat untuk mendapatkan sertifikat karena sedang dalam proses melanjutkan studi, dan waktu mengajar belum sampai satu tahun. “Mereka memang belum mendapatkan status jabatan fungsional atau jabatan akademik seperti asisten ahli. Kami akan mendorong mereka untuk mengurus status asisten ahli. Kami akan bantu seratus persen proses sertifikasinya,” tutur Prof. Widji. Meski demikian, menurut Prof. Zainuddin, UNAIR menjadi contoh dalam pelaksanaan proses sertifikasi dosen nasional. Menanggapi hal tersebut, Prof. Widji mengatakan bahwa panitia sertifikasi dosen UNAIR bekerja dengan prinsip zero defects. “Tugas dosen adalah membantu mahasiswa dalam kegiatan pembelajaran. Sedangkan, kami selaku tim panitia sertifikasi dosen bertugas untuk membantu dosen dalam mencapai karir tertinggi,” imbuh Guru Besar pada Fakultas Farmasi UNAIR. (*) Penulis : Defrina Sukma S Editor : Nuri Hermawan
Pascasarjana Pacu Semangat Kebersamaan Semua Prodi UNAIR NEWS – Sekolah Pascasarjana adalah salah satu kekuatan di kampus UNAIR. Di sana terdapat dua belas program studi (Prodi) multi disiplin. Setidaknya, terdapat kombinasi dari sepuluh fakultas yang tersinergi menjadi sentra kajian unik.
Misalnya, Prodi S2 Ilmu Forensik. Dalam perkuliahan, tidak melulu membahas tentang seluk beluk kecelakaan atau kriminalitas. Lebih luas dari itu, Ilmu Forensik UNAIR juga menelaah ranah sosial dan antropologi sejarah leluhur di suatu kawasan. Bahkan, tentang finance yang rumit dan melibatkan banyak pihak. “Prodi di Pascasarjana ini menarik. Banyak asesor bilang, perkuliahan yang kami siapkan lain dari yang lain,” kata Direktur Pascasarjana Prof. Dr. Hj. Sri Iswati, SE., M.Si., Ak. Tak hanya Ilmu Forensik, sebelas Prodi lain juga memiliki potensi unik dan aplikatif di masyarakat. Yakni, (di level magister) Sains Ekonomi Islam, Kajian Ilmu Kepolisian, Bioteknologi Perikanan & Kelautan, Kajian Hak Atas Kekayaan Intelektual, Teknobiomedik, Pengembangan Sumber Daya Manusia, Sains Hukum & Pembangunan, Imunologi, dan Manajemen Bencana. Juga, (di level doktor) Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Ilmu Ekonomi Islam. Manajemen Pascasarjana terus melakukan sosialisasi dan promosi ke masyarakat. Harapannya, khalayak paham pentingnya ilmu yang sudah disiapkan di sekolah tersebut. Berbagai strategi sosialisasi kebersamaan.
bakal
dipakai.
Semua
mengacu
pada
semangat
“Ada pola pikir baru yang kami pakai. Khususnya, dalam usaha promosi. Bila dulu, tiap Prodi hanya menyosialisasikan dirinya sendiri, mulai sekarang, Prodi yang turun ke lapangan, akan menyosialisasikan Pascasarjana secara keseluruhan,” ungkap perempuan yang akrab disapa Is tersebu. Pihak manajemen sudah melakukan rapat internal untuk merapatkan barisan. Semua Prodi sudah sepakat dengan cara tersebut. Pascasarjana harus tersinergi. Dengan demikian, kemajuan yang didapat akan merata dan lebih membahagiakan semua elemen.
Hal-hal teknis untuk merealisasikan rencana itu telah dipersiapkan. Misalnya, materi presentasi yang sudah dibuat menyeluruh dan seragam. Prodi tertentu yang melakukan sosialisasi di sebuah daerah, bakal ikut mempromosikan Prodi lain yang saat itu kebetulan tidak hadir. Program tersebut dikoordinasikan secara rapi. Sehingga, semua merasa diuntungkan. “Kami juga sudah menyiapkan liflet khusus. Modelnya seperti buku keterangan ringkas dan padat terkait informasi Pascasarjana. Sarana promosi kami bukan lagi brosurbrosur per-Prodi. Kami yakin, ini akan memudahkan calon mahasiswa,” urai Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis tersebut. Selama ini, promosi dan sosialisasi dilakukan di banyak tempat. Tak terkecuali, di institusi plat merah yang selalu butuh pengembangan dan penguatan SDM. Misalnya, kepolisian dan Pemerintah Daerah. (*) Penulis: Rio F. Rachman
Semarak Kartinian di Fakultas Vokasi, Berani Bercita-Cita Lewat Pohon Harapan UNAIR NEWS – Ada banyak kegiatan civitas akademika UNAIR dalam menyemarakkan Hari Kartini yang jatuh pada 21 April lalu. Salah satunya, terlihat di Fakultas Vokasi (FV). Para mahasiswa begitu antusias dan kompak untuk memeriahkan rangkaian acara bertajuk Kartini Cahaya Terkini yang ada di sana. “Motto kami: Sederhana tapi Ngena. Yang penting kebersamaan.
Dari kebersamaan itu, kami ingin meneladani semangat RA Kartini yang menginspirasi perjuangan bangsa,” ungkap Ali Mustofa, ketua BEM FV saat diwawancarai UNAIR News. Dia menjelaskan, ada sejumlah aktifitas yang dilakukan pada 21 April lalu. Di antaranya, pembuatan Pohon Harapan yang dihias dengan pernak-pernik cantik. Yang menarik, pada pohon yang diletakkan di lantai 1, 2, dan 3 gedung FV tersebut, mahasiswa menyisipkan selembar kertas berisi cita-cita yang ingin diraih. Para mahasiswa dibebaskan menulis apapun yang dimimpikan. Baik di bidang akademik, prestasi, pengembangan diri, bahkan soal jodoh. Sesuai tema acara Adakah yang Lebih Hina, Daripada Bergantung Pada Orang lain?, kegiatan ini bertujuan untuk memotivasi para mahasiswa agara berani bermimpi. Untuk kemudian, hidup mandiri dan tidak menjadi benalu bagi siapapun. Mahasiswa D3 Radiologi itu menerangkan, para mahasiswa FV sudah dibekali dengan keterampilan yang unik di bidang masingmasing. Maka itu, sudah sepantasnya kalau langsung terserap di masyarakat. Artinya, mereka dapat memberi sumbangsih dan manfaat bagi sekitar. Selain warna-warni Pohon Harapan, FV juga mengadakan aktifitas lain. Yakni, lomba foto berhadiah. “Mudah-mudahan melalui momentum Hari Kartini ini, para civitas bisa semakin menjadi lebih baik dan berkualitas dari hari ke hari,” ungkap dia. (*) Penulis: Rio F. Rachman
PPJPI UNAIR Kenalkan Lembaga Pengindeks Internasional DOAJ dan Scopus UNAIR NEWS – Langkah UNAIR untuk menuju ranking 500 dunia tidak bisa dilepaskan dari dukungan publikasi internasional. Hal tersebut dinyatakan oleh Dr. Prihartini Widiyanti, drg., M.Kes., pada acara loka karya yang bertajuk “Internasionalisasi Jurnal Melalui Indexing ke Lembaga Pengindex DOAJ Dan Scopus”. Dihadapan seluruh pengelola jurnal dari tiap fakultas di lingkungan UNAIR, Yanti selaku ketua Pusat Pengembangan Jurnal dan Publikasi Ilmiah (PPJPI) UNAIR, menjelaskan bahwa dengan mengenalkan Lembaga Pengindeks berbasis internasional seperti DOAJ ( Directory of Open Access Journals) dan Scopus kepada para pengelola jurnal, maka publikasi internasional dari sivitas akademika UNAIR akan semakin cepat. “Selama ini kita memang mencari jurnal-jurnal yang masuk kepada pengelola jurnal UNAIR, karena kita tahu bahwa publikasi jurnal di kancah internasional itu adalah performa universitas untuk menggenjot peringkat 500 dunia, maka tidak bisa terlepas dari dukungan publikasi internasional,” jelasnya. Dalam acara yang berlangsung di ruang Kahuripan 301 pada Selasa (26/4), Prof. Dr. Ir. Koeswanto, MS sebagai pembicara utama, menuturkan bahwa saat ini lembaga pengindex yang paling cocok di Indonesia adalah Scopus. “Scopus memang paling cocok di Indonesia, karena data jurnalnya bagus. Bukan sembarangan user bisa memasukkan jurnal ke Scopus,” ujar pria yang juga sebagai guru besar di bidang budidaya pertanian tersebut.
Koeswanto menyayangkan banyaknya pengelola jurnal yang belum mengetahui eksistensi lembaga pengindex Scopus, hal tersebut terbukti dari jumlah publikasi jurnal Indonesia yang masih lebih rendah dibanding negara lainnya. Padahal, dengan mempublikasikan jurnal penelitian ke Scopus akan menguntungkan bagi pengelola jurnal, selain gratis tanpa dipungut biaya, jurnal yang memang memiliki kualitas akan diberi dana untuk terus menulis artikel penelitian di masa selanjutnya. “Jumlah publikasi jurnal Indonesia yang terindeks Scopus masih lebih rendah dibanding Singapura, Malaysia, dan Thailand,” Ungkapnya. “Ayo bapak ibu hadirin, kerjakan jurnal kita lalu dimasukkan ke DOAJ dan Scopus. Kalo memang rezeki pasti akan mengalir deras,” imbuhnya sembari mengajak para peserta loka karya. (*) Penulis : Dilan Salsabila Editor : Nuri Hermawan
Kenali Risiko Kekerasan Seksual Terhadap Anak Sejak Dini UNAIR NEWS – Berdasarkan data dari Komisi Perindugan Anak Indonesia (KPAI), sebanyak 60-80 persen kekerasan seksual yang terjadi pada anak dilakukan oleh orang terdekat. Alasan ini didasarkan pada sikap anak-anak yang dianggap lebih mudah diperdaya dan dimanipulasi. Biasanya, kekerasan tersebut dilakukan dengan memberikan hadiah atau sesuatu yang disukai oleh anak. “Dari data tersebut dimaksudkan bahwa orang-orang terdekat
yang harusnya memberikan rasa aman pada anak kenyataannya tidak demikian. Ada pola relasi yang aneh,” kata Margaretha Rehulina, S.Psi., P.G, Dip.Psych., M.Sc, selaku pembicara pada seminar “Cegah Kekerasan pada Anak”, Sabtu (24/4). Pemahaman akan pentingnya mengenali risiko kekerasan pada anak perlu diberikan sejak dini, baik kepada anak maupun kepada orang tua. Hal ini perlu dilakukan agar orang tua, khususnya, agar lebih peka dan waspada terhadap relasi-relasi yang memungkinkan terjadinya kekerasan seksual pada anak. Apa saja yang peru kita kenali kekerasan seksual ada anak?
untuk
mengidentifikasi
Menurut Margaretha, biasanya, beberapa tanda akan muncul jika anak mengalami kekerasan seksual. Pertama, sikap anak akan berubah, mulanya anak mulai menutup diri atau lebih sering berbicara tentang joke-joke seksual. Kedua, anak juga terlalu memperhatikan diri secara seksual yang tidak lumrah seperti anak seusianya, hal lain yang merupakan tanda-tanda yang mesti dicurigai adalah saat anak mengeluh sakit pada bagian genetalia (bagian-bagian tubuh seksual eksternal, –red). Terakhir, anak yang mengalami kekerasan seksual cenderung menarik diri dari lingkungan atau menjadi pemurung. Hal-hal tersebut perlu dikritisi sebagai tanda-tanda adanya kekerasan seksual pada anak. Apa yang harus dilakukan sebagai upaya intervensi supaya kekerasan seksual itu tidak terjadi pada anak? Mengenai intervensi ini, Retha mengatakan bahwa orang tua harus mengawasi siapa teman dan pihak-pihak yang dekat dengan anak. Orang tua juga harus mengajarkan pada anak bagaimana mempertahankan diri dari cobaan perlakuan kekerasan seksual. “Kita ajarkan bahwa orang lain tidak boleh menyentuh anak dengan sembarangan. Anak harus diberi pengetahuan mengenai sentuhan yang baik, sentuhan membingungkan, dan sentuhan buruk. Sentuhan baik bertujuan menunjukkan kasih sayang.
Misalnya sentuhan ayng dilakukan di pundak atau kepala. Sentuhan membingungkan kalau sudah menyentuh bagian tubuh atau lutut, dan niatnya bukan hanya menunjukkan kasih sayang saja,” imbuhnya. Sentuhan buruk, maksud Retha, ialah bagian-bagian yang biasa ditutup ketika menggunakan pakaian renang. Jika orang lain bermaksud menyentuh, maka orang tua harus menegaskan pada anak untuk melakukan penolakan. “Karena kita tidak mungkin bilang ke anak “Jangan berteman dengan siapapun!”. Tapi ketika ia mengalami suatu risiko kekerasan, dia harus memilah mana yang harus dikritisi mana yang harus ia tolak dan segera minta bantuan orang tua atau orang dewasa terdekat yang bisa dipercaya,” tambah dosen ahli psikologi forensik pada Fakultas Psikologi UNAIR ini. Jika sudah terjadi kekerasan, maka dampak yang terjadi akan sangat buruk terhadap tumbuh kembang anak. Yakni bukan hanya menyangkut kesehatan fisik, namun kondisi psikis dan sosial anak akan sangat buruk. Menurut Retha, pada anak yang telah mengalami persoalan seksual akan timbul perasaan rendah harga diri, merasa bersalah, dan memiliki persoalan derpresif lainnya. Anak juga akan memiliki persoalan dengan relasi intimnya kelak ketika ia dewasa. “Artinya, lebih penting tindakan preventif, yakni melakukan pencegahan sebelum kekerasan tersebut benar-benar terjadi,” kata lulusan Master Riset (Perkembangan Psikopatologi) Universiteit Utrect, Belanda ini. Sebaliknya, apa yang harus dilakukan jika kekerasan seksual terlanjur dialami oleh anak? Jika kekerasan seksual telah terjadi pada anak, maka orang tua harus mengajarkan pada anak tentang cara melaporkan tindakan yang telah/akan dialaminya. Yakni dengan pergi ke kepolisian, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) khusus penanganan anak, atau lembaga yang berada di bawah Kementerian Pemberdayaan
Perempuan dan Perlindungan Anak. “Dan yang harus dicari adalah advokasi hukum, advokasi psikologis, dan medis ketika dibutuhkan. Terutama jika terdapat luka fisik,” pungkas Retha. (*) Penulis : Binti Q. Masruroh Editor : Nuri Hermawan
[Podcast] Kabinet SUPER BEM Dukung UNAIR Jadi Perguruan Tinggi Kelas Dunia RADIO UNAIR – Mewadahi aspirasi mahasiswa dan mendukung pergerakan Universitas Airlangga menuju perguruan tinggi kelas dunia merupakan visi sekaligus misi Kabinet SUPER Ketua dan Wakil Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa UNAIR periode 2016 – 2017. Sejak dilantik pada tanggal 16 Maret 2016 lalu, Ketua dan Wakil Ketua BEM UNAIR sudah menyiapkan berbagai program dan struktur organisasi terbaru. Muhammad Rizky Fadhillah (FIB/2012) dan Ikhwanun Mudhofir Hariri (FH/2013), masing-masing adalah Ketua dan Wakil Ketua BEM UNAIR. Keduanya dilantik oleh Rektor UNAIR Prof. Dr. M. Nasih, S.E., M.T., Ak, bersamaan dengan pelantikan pengurus organisasi mahasiswa di tingkat universitas maupun fakultas. Ketika diwawancarai oleh kru Radio UNAIR, Rizky menuturkan bahwa dirinya ingin mengajak mahasiswa UNAIR berpikir lebih kritis dan lebih aktif untuk mengikuti beragam kegiatan di UNAIR. Senada dengan Rizky, Hariri sang Wakil Ketua BEM UNAIR juga menginginkan sivitas akademika UNAIR berkontribusi lebih
banyak kepada masyarakat. Untuk menjalankan program yang sesuai dengan visi dan misi, Rizky dan Hariri menamakan kepengurusannya dengan Kabinet SUPER. “Huruf S berarti Satukan cita, cinta, dan rasa untuk keluarga mahasiswa UNAIR. Huruf U berarti Unggulkan sumber daya mahasiswa agar lebih progresif di tengah masyarakat. Huruf P berarti Prakarsa atas terwujudnya aspirasi keluarga mahasiswa UNAIR. Huruf E berarti Eratkan gerakan mahasiswa yang kreatif dan inovatif. Terakhir, huruf R berarti Revitalisasi penerapan Tri Dharma Perguruan Tinggi,” tutur Rizky. Kabinet SUPER terdiri dari empat kementerian koordinator, yaitu Kementerian Keilmuan, Kementerian Harmonisasi, Kementerian Pergerakan Progresif, dan Kementerian Inovasi Pembaruan. Setiap kementerian memiliki tugas dan program kerja yang sesuai dengan visi dan misi pimpinan BEM UNAIR. Ketua
dan
Wakil
Ketua
BEM
UNAIR
berharap
dalam
masa
kepengurusannya setahun ke depan dapat memperbanyak kajian dan aksi positif terhadap isu-isu yang terjadi di kampus dan masyarakat. Selain itu, keduanya ingin mensinergikan semua elemen sivitas akademika untuk mendukung UNAIR menjadi perguruan tinggi kelas dunia. Simak wawancara selengkapnya Ketua dan Wakil Ketua BEM UNAIR dengan kru Radio UNAIR! (*) Penulis: Faridah Hari Editor: Defrina Sukma S
Tiga Cita dan Asa Menuju Satu Tujuan, Airlangga UNAIR NEWS – Universitas Airlangga melalui Pusat Informasi dan Humas (PIH) kembali menyambut rombongan kunjungan siswa SMA. Senin (25/4), sebanyak 3 SMA dari berbagai daerah dan provinsi yang berbeda diterima di Aula Garuda Mukti Kampus C UNAIR. Dari Provinsi Jawa Timur ada SMAN 8 Kediri, lalu SMAN 2 Wonogiri dari Provinsi Jawa Tengah, dan SMAN 1 Cibinong dari Jawa Barat. Pada kunjungan serempak tersebut sontak membuat aula yang terletak di lantai 5 Gedung Rektorat UNAIR penuh dengan ratusan siswa SMA yang memiliki asa untuk bisa menikmati suasana belajar menjadi mahasiswa tahun depan. Sambutan pertama disampaikan oleh Darimin, S.Pd., M.Pd. Mewakili SMAN 2 Wonogiri, ia menyampaikan bahwa dengan kunjungan ini harapannya agar anak didik yang melanjutkan ke UNAIR jumlahnya meningkat dari tahun ke tahun. Bersama 18 siswa didiknya dari kelas akselerasi, Darimin ingin memberikan bekal kepada peserta didiknya yang berada dalam kelas unggulan tersebut untuk mengenal kampus yang unggulan pula. “Kunjungan ini ibarat membuka pintu untuk anak didik kami, anak-anak akselerasi ini sengaja saya ajak berkunjung dan mengenali kampus yang pas, salah satunya ya UNAIR ini,” terangnya. Sambutan selanjutnya disampaikan oleh Miran, S.Pd. Perwakilan dari SMAN 8 Kediri tersebut menuturkan bahwa program tahunan (kunjungan,-red) yang digelar oleh sekolahnya tersebut diharapkan bisa menjadi pemacu bagi anak didiknya untuk mau melanjutkan ke Perguran Tinggi Negeri yang berkualitas, salah satunya adalah UNAIR. “Kami sengaja mengajak 146 siswa kelas XI ini ke UNAIR, semoga dengan agenda tahunan ini ke depan anak-anak lebih berani
untuk melanjutkan ke UNAIR,” jelasnya. Sedangkan sambutan dari SMAN 1 Cibinong yang terdiri dari 323 siswa dan 25 guru diwakili oleh Agustiawan, S.Pd., M.Pd. Ia mengungkapkan bahwa kunjungannya ke UNAIR dan berbagai kampus lainnya merupakan salah satu bentuk pembelajaran di luar kelas. Selain mengenali kampus lebih dekat, ketua rombongan tersebut juga menuturkan bahwa kegiatan ini diharapkan bisa menjadi bagian dari pengenalan tentang seni, ekonomi, dan beragam budaya pada sebuah daerah yang di kunjungi kepada seluruh peserta didiknya. “UNAIR ini adalah tujuan pertama kami sebelum melanjutkan perjalanan ke berbagai daerah. Saya berharap dengan kunjungan sekolah kami ke UNAIR ini bisa menjadi salah satu langkah awal menerima segala informasi yang berguna bagi anak didik kami,” pungkasnya. (*) Penulis: Nuri Hermawan Editor: Dilan Salsabila