UNAIR dan Curtin University Diskusikan Kerjasama Internasional UNAIR NEWS – Rombongan dari Universitas Curtin yang dipimpin Deputy Vice Chancellor International Seth Kunin, berkunjung ke Universitas Airlangga (UNAIR), Senin (23/5). Kedatangan perwakilan universitas multikultural terbesar se-Australia Barat itu untuk membahas mengenai kerjasama internasional dengan UNAIR. Tim Universitas Curtin diterima oleh Wakil Rektor III UNAIR Prof. Amin Alamsjah, didampingi Wakil Dekan III dari beberapa fakultas di UNAIR yang terkaitan dengan bidang pembahasan diskusi. Sedangkan dari Universitas Curtin selain Seth Kunin juga terdapat Celia Cornwal, Dean International Faculty of Health Sciences, serta Grant O’neill sebagai Dean International from Curtin Business Sciences. Dalam diskusi yang diadakan di Gedung Manajemen UNAIR ini juga dihadiri perwakilan dari Australian Technology Network (ATN) Indonesia, Josephine Ratna. Diskusinya dibagi dalam dua pokok bidang, yaitu bidang kesehatan serta bidang bisnis dan ekonomi. “Semuanya terkait dengan kegiatan universitas untuk menjadi world class university (WCU), sehingga yang bisa kita genjot adalah melalui kerjasama internasional,” ujar Dian Ekowati, Ph.D., Kepala International Office and Partnership (IOP) UNAIR. Dalam pembahasannya, diskusi kerjasama tersebut memiliki tiga fokus sebagai topik utama, yaitu; Joint Research, Academic Collaboration, dan Exchange. “Kerjasama untuk hari ini fokusnya ada tiga, jadi kita ngomongin joint collaboration terkait dengan riset, lalu juga ada academik collaboration
terutama dalam konteks pengembangan dual program, lalu yang ketiga kita berbicara mengenai exchange, baik exchange profesor maupun student, baik short course maupun jangka panjang. Tapi intinya adalah untuk publikasi internasional,” tambah Dian. Atas terlaksananya diskusi UNAIR dengan Universitas Curtin, Prof. Amin berharap agar kedua universitas dapat melanjutkan beberapa program yang tercakup dalam empat pilar UNAIR, yaitu; Academic Excellence, Research Excellence, Community Excellence dan University Holding. Hal ini guna mendukung untuk menaikkan peringkat UNAIR masuk kedalam 500 besar dunia. “Saya berharap kedepan kita bisa terus mengembangkan dan melanjutkan beberapa program kita seperti double degree, joint research, dan beberapa seminar internasional,” pungkas Wakil Rektor III UNAIR. (*) Penulis : Dilan Salsabila Editor : Bambang BES
MSHP UNAIR Diskusikan Perspektif Hak Asasi Manusia Bersama Profesor Asal Jepang UNAIR NEWS – Program Magister Sains Hukum dan Pembangunan (MSHP) Universitas Airlangga kembali menggelar diskusi publik bertajuk “Law and International Development: A Human Right Perspective”. Diskusi kali ini dihadiri langsung oleh Prof. Yuzuru Shimada, LLM., dari Graduate School of International Development (GSID), Nagoya University, Jepang. Dr. Herlambang P. Wiratraman, Phd., dari Pusat Studi Hak Asasi Manusia,
Fakultas Hukum Unair juga turut hadir untuk menjadi pembicara dalam diskusi public tersebut. Pada diskusi yang diadakan Kamis, (19/5) tersebut, Prof Shimada yang berasal dari Jepang memaparkan materinya menggunakan Bahasa Indonesia. Bahkan tidak jarang ia melontarkan candaan dan gurauan untuk mencairkan suasana diskusi. Dalam diskusi tersebut, Prof.Shimada menjelaskan materi seputar permasalahan HAM yang disebutnya sebagai dualisme HAM. Ia menyebut berbagai macam permasalahan HAM, diantaranya adalah hak sipil dan politik dan juga hak ekonomi, sosial, dan budaya. Hak yang dimaksud justru menjadi permasalahan kompleks mengenai HAM yang justru dalam prakteknya merugikan masyarakat sipil. Bagi masyarakat miskin khususnya, mereka hanya membutuhkan hak untuk bertahan hidup seperti halnya hak makan. Akan tetapi regulasi membuat hak tersebut tidak terpenuhi. Menyinggung persoalan good governance, Prof.Shimada merespon mengenai bahasa yang ditawarkan seperti pembangunan, pengurangan kemiskinan dianggap tidak dapat menjamin untuk memenuhi semua hak hidup. “Isu-isu seperti development, poverty reduction selalu menjadi isu utama yang dibawa dalam good governance,” ujar Prof.Shimada di awal diskusi. Selain Prof.Shimada, Dr. Herlambang juga menyinggung mengenai good governance yang menurutnya menjadi jawaban atas ketidakberdayaan pemerintah dalam mengelola, merencanakan dan melaksanakan kebijakan. Berbicara mengenai HAM yang telah menjamur di masyarakat, menurutnya itu bukan pelanggaran HAM, melainkan selected human right. Hal tersebut dilihat dari penemuan-penemuan mengenai penerapan HAM yang justru melibatkan kepentingan tertentu dianggap selektif, lalu kemudian dijadikan oleh paradigma HAM sebagai strategi dalam pasar. “Pentingnya HAM saat ini telah bergeser dan bahkan berhenti
oleh good governance (GG). Dalam hal ini disebut bad governance / poor governance, yang dianggap sangat sinis terhadap HAM,” pungkas Dr. Herlambang. Penulis: AhallaTsauro Editor : Dilan Salsabila
Komunitas Saman FKp Gigih Berlatih, Bermimpi Go Internasional UNAIR NEWS – Bung Karno pernah berkata, “Kemerdekaan barulah kemerdekaan sejati, jikalau dengan kemerdekaan itu kita menemukan kepribadian kita sendiri”. Kutipan tersebut secara tidak langsung menjadi pengingat bagi para pemuda agar selalu menjaga dan melestarikan kebudayaan pertiwi. Keinginan untuk terus “merawat” warisan budaya itu mengilhami UKF (Unit Kegiatan Fakultas) Seni Fakultas Keperawatan (FKp) Universitas Airlangga (UNAIR) mendirikan Santana (Sanggar Tari Ners Airlangga). Sanggar ini ini menjadi wadah bagi mahasiswa FKp untuk mengembangkan minat dan bakat di bidang seni tradisional. Sejak awal didirikan sekitar 2015 lalu, sudah terdapat dua peminatan di Santana. Yakni, tari Saman dan tari Jejer Jaran Dawuk. Meskipun tergolong sebagai cabang UKF yang masih muda, Santana sudah mampu menunjukkan eksistensinya. Terbukti, sudah 6 kali Santana menampilkan tari Saman dalam sejumlah event. Tiap minggu, di hari Senin, anggota Santana, peminatan tari Saman berlatih selama 3 jam. Mulai pukul 16.00 WIB hingga
19.00 WIB. Tiap pertemuan terdiri dari dua sesi. Pertama, mengulangi hafalan gerakan yang sudah dikuasai di pertemuan sebelumnya. Kedua, menghafal gerakan baru dari pelatih. Seperti yang terlihat Senin lalu (16/5) di RK SC Roy Gd. Timur Lt. 3 FKp UNAIR. Sejumlah 26 orang penari tampak gigih berlatih menghafalkan dan mempraktikkan langsung gerakan yang diajarkan pelatih. Tak hanya tepukan dan gerakan badan, mereka juga berlatih vokal nada tinggi untuk menyanyikan beberapa bait lagu. Semua elemen bergerak secara dinamis dan beriringan. “Seorang penari Saman dituntut untuk bergerak dan menghafal dengan cepat,. Tak hanya itu, mereka juga harus disiplin, kompak, memperkuat memori dan memiliki stamina yang baik. Semua faktor tadi merupakan satu kesatuan untuk memberikan penampilan yang mengagumkan” kata Savira Octaviana, pelatih Saman FKp UNAIR. Berlatih tari Saman, imbuh dia, ibarat mengilhami ilmu keperawatan. Kekompakan dengan tenaga medis lain (misalnya, dokter), kecepatan menangani masalah, mengingat, dan kedisiplinan waktu adalah kunci utama. Bila diperhatikan, anggota Saman dilatih mulai ketahanan fisik hingga attitude. Ada pula sejumlah tips khusus. Misalnya, untuk menghindari cidera pada kaki, mereka harus memakai kaos kaki berlapis pada tungkai. Tak hanya itu, beberapa anggota diajarkan untuk menggigit daun sambil tersenyum. Tujuannya, agar memiliki kebiasan tersenyum saat menari. Beberapa pekan belakangan, anggota Saman semakin giat berlatih. Terkadang, waktu latihan diperpanjang. Rencananya, bulan depan Santana mendapatkan tawaran “manggung”. Otomatis, tari Saman akan dihadirkan. Salah seorang penari Saman bernama Ika lusdiana mengatakan, meskipun latihan ini melelahkan, para anggota tetap bahagia. “Harapannya, dengan dikembangkannya Santana, khususnya,
peminatan Saman, masyarakat umum dan civitas UNAIR bisa lebih dekat dengan budaya asli Indonesia,” kata dia. “Jangan sampai, di era modern ini, para pemuda justru lupa dengan identitas bangsa. Itulah yang menjadi PR kita sebagai seorang mahasiswa” tambah Ika Anggreita, Penanggung Jawab UKF Seni BEM FKp Unair. Santana, kata Ika, ingin ikut mewarnai prestasi di kampus UNAIR. Bahkan, hingga level internasional. (*) Penulis: Sucowati Dwi Jatis, Mahasiswa FKp UNAIR Editor: Rio F. Rachman
Rayakan Waisak, Anggota UKM Buddha Ajak Masyarakat Donor Darah UNAIR NEWS – Hari Raya Tri Suci Waisak ke-2560 yang jatuh pada tanggal 22 Mei 2016 turut dirayakan oleh para anggota Unit Kegiatan Kerohanian Buddha (UKKB) Universitas Airlangga. Anggota UKKB UNAIR mengadakan aksi sosial dan menarik perhatian pengunjung di Tunjungan Plaza 3, Surabaya. Bekerjasama dengan Young Buddhist Association (YBA), ‘Selfless’ dipilih sebagai tema perayaan Vesak Festival tahun 2016. ‘Selfless’ dimaknai sebagai bentuk menghargai orang lain, menyayangi makhluk hidup, tidak egois dengan sesama dan menjadi pesan damai bagi umat manusia. Dalam agama Buddha, ada ajaran bernama Amisa Dana yang berarti pemberian dalam bentuk materi. Dalam perayaan kali ini, para anggota UKKB UNAIR mengajak masyarakat termasuk anggotanya sendiri, untuk memberikan sebagian rambutnya untuk disumbangkan dan dijadikan wig.
Selain itu, ada pula donor darah bersama Palang Merah Indonesia untuk meramaikan acara tersebut. “Ada dua orang dari UKKB yang memberikan sebagian rambutnya untuk dipotong kemudian disumbangkan dan dijadikan wig. Mereka adalah mahasiswa Fakultas Farmasi angkatan 2014 Jolinda Cahyani, dan mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis 2012 angkatan Liza Augustina,” jelas Natasya Andrina Maharani dari Ketua Divisi Media dan Keterampilan UKKB. Selain aksi sosial, pengunjung juga diajak menikmati Teropong Kardus Digital. Untuk bisa menonton video, pengunjung harus mengintip melalui teropong yang disediakan. Video itu bercerita tentang kesabaran dan cinta kasih sayang. Pada perayaan itu, ada pula patung Buddha tidur bernama Buddha Parinbbana berukuran 6 meter, dan patung Buddha setinggi 8 meter yang dibuat dari 1500 kardus dipajang di pelataran atrium TP 3. Uniknya, semua benda yang dipamerkan dibuat dari kardus bekas, sebagai salah satu karya seni kreatif sekaligus sebagai wujud aksi peduli lingkungan yang sesuai dengan tema festival. (*) Penulis: Disih Sugianti Editor: Defrina Sukma S.
UNAIR Mantapkan Pembangunan Kampus E di Gresik Utara UNAIR NEWS – Guna menindaklanjuti kerjasama pengembangan kawasan pendidikan di Gresik utara, Wakil Rektor IV Universitas Airlangga Junaidi Khotib, S.Si., M.Kes., Ph.D, bersama tim kembali meninjau lahan bakal kampus E di Kecamatan
Panceng, Gresik, Senin (23/4). Dalam kunjungan lanjutan ini, rombongan UNAIR diterima oleh chairman PT. Polowijo Gosari Group, A. Djauhar Arifin. Dalam sambutannya, Arifin mengatakan, pendirian perguruan tinggi di kawasan Gresik utara nantinya dapat mendorong dan meningkatkan ekonomi masyarakat sekitar. “Daerah ini adalah daerah terbuang, kondisi masyarakat yang miskin, sulit air. Dengan adanya universitas yang berdiri di sini, nanti bisa mewujudkan mimpi kita bersama, yakni terciptanya masyarakat yang semakin sejahtera,” jelasnya. Arifin juga menambahkan, lahan seluas 420 hektar itu akan dikembangkan dalam tiga tahapan. Pertama, lahan seluas 5 hektar sudah disiapkan untuk pembangunan. Kedua, lahan seluas 45 hektar untuk perluasan. Ketiga, lahan seluas 370 hektar untuk pengembangan kaswasan pendidikan.
Chairman PT. Polowijo Gosari Group, A Djauhar Arifin (Dua Dari Kanan), Wakil Rektor IV UNAIR, Junaidi Khotib, S.Si., M.Kes.,
Ph.D. (Tiga Dari Kanan), Bersama Tim Saat Di Lokasi Lahan Bakal Kampus (Foto: Nuri Hermawan) “Lahan 5 hektar yang sudah siap ini, silahkan diatur oleh tim UNAIR sebagai langkah awal program besar ini,” imbuh Arifin. Menanggapi pernyataan Arifin, Warek IV UNAIR mengatakan, sudah ada pembahasan mengenai rancangan pengembangan kawasan. Pada kunjungan kali ini, Junaidi menggandeng tim dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember untuk meninjau tata ruang serta kondisi lingkungan lahan bakal calon kampus E UNAIR. “Kami sekarang melakukan pemetaan lokasi. Selanjutnya, akan ada tim dari kami yang akan melakukan pengujian lahan dan sebagainya,” jelas Junaidi. Selain pengkajian mengenai rencanangan pengembangan fisik, doktor lulusan Universitas Hoshi juga menjelaskan, UNAIR telah mengkaji pengembangan nonfisik. Rencananya, ada sejumlah fakultas dan prodi yang akan dikembangkan di kampus E UNAIR. “Kami sudah mengkaji pembangunan selama 25 tahun ke depan. Setidaknya, ada 5 fakultas dan 12 prodi, dengan sekian jumlah mahasiswa yang akan diterima,” tegas Junaidi. (*)
Design Pengembangan Kawasan Pendidikan Di Gresik Utara (Foto: Nuri Hermawan) Penulis : Nuri Hermawan Editor : Defrina Sukma S.
HI UNAIR Adakan Diskusi Musikal Balada Kota UNAIR NEWS – Surabaya bertumbuh dengan pesat. Namun, di balik kemegahan pembangunan di Surabaya, ada elemen masyarakat yang terkena dampak negatif pembangunan. Ada banyak cara yang digunakan masyarakat untuk menyampaikan keluh kesahnya terhadap pelaku pembangunan, salah satunya adalah melalui
medium seni. Himpunan Mahasiswa Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Airlangga (HIMAHI UNAIR) akan menggelar diskusi menarik pada tanggal 28 Mei 2016 di Aula Soetandyo, Gedung C, FISIP UNAIR. Forum bertema “Diskusi Musikal ‘Balada Kota’: Dampak Pembangunan Pesat terhadap Masyarakat Marjinal Surabaya” juga dihadiri oleh musisi Indie bernama Silampukau. “Kami memilih Silampukau karena Silampukau adalah band Indie asal Surabaya, dan lirik-lirik yang ada dalam lagu Silampukau menunjukan keadaan kota Surabaya,” ujar Tedi Bagus Prasetyo, Ketua Panitia Diskusi Musikal. Sebagai sivitas kampus, pihaknya juga ingin mengajak anak-anak muda bersikap lebih kritis terhadap isu-isu perkotaan kebijakan terhadap pemerintah.
dan
memberi
masukan
Selain Silampukau, rencananya diskusi ini juga dihadiri Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota Surabaya Agus Imam Sonhaji, dan dan perwakilan Hubungan Masyarakat Yayasan Kota Kita Paulista Bunga Surjadi. Tiket dijual seharga Rp35 ribu, dan bisa didapatkan di Garlick Store, Aiola Eatery, Cempaka Music Store, dan Galeri HI FISIP UNAIR. Informasi lebih lanjut, silakan hubungi panitia via Facebook Diskusi Musikal HI UNAIR, dan Instagram (at)diskusimusikal. (*) Penulis: Faridah Hari Editor: Defrina Sukma S.
Manajemen Pemasaran UNAIR Gandeng Tiga Pebisnis Sukses UNAIR NEWS – Dewasa ini, tingkat persaingan bisnis tingkat nasional maupun pasar global semakin sengit. Demi membuka wawasan dan menumbuhkan rasa percaya diri untuk menghadapi persaingan, Himpunan Mahasiswa D-3 Manajemen Pemasaran, Fakultas Vokasi, Universitas Airlangga mengadakan seminar nasional bertajuk “Global Market: Indonesia Won’t Lose”. Seminar itu dihadiri oleh tiga pengusaha sukses Mufid Wahyudi selaku Presiden Direktur Black Canyon Coffee Indonesia (BCC Indonesia), Ayu Brenda Fitriani selaku CEO Golden Surabaya, dan Niko Wiradinata Sutjiono yang juga CEO Dunplex Group. Acara dilangsungkan di Aula Kahuripan, Kampus C UNAIR, pada Minggu (22/5). Di hadapan peserta seminar, Mufid memaparkan tentang strategi pengembangan bisnis, berbagai kendala yang dihadapi, dan keunikan BCC Indonesia sehingga dapat bersaing di pasar global. Salah satu keunikannya, BCC Indonesia merupakan kedai kopi terkemuka yang menyediakan biji kopi terbaik dan latte art di setiap cangkir kopi. Latte art ialah bentuk inovasi seni lukis di atas kopi yang siap diseduh. Selain penyampaian materi oleh Mufid, kedua pebisnis muda lainnya juga memberikan motivasi dan edukasi bagi peserta. Ayu dan Niko berhasil membuktikan kepada peserta seminar, bisnis yang dimulai sejak dini dan serius ditekuni akan membawa kesuksesan di masa depan. Menurut Resta, selaku ketua panitia, seminar nasional merupakan agenda tahunan Hima D-3 Manajemen Pemasaran. Dengan adanya pelaksanaan seminar, peserta khususnya mahasiswa bisa menembus persaingan pasar global. Resta yang juga mahasiswa Vokasi itu berharap agar generasi muda percaya terhadap kiprah
putra-putri Indonesia di kancah bisnis global. “Semoga ini bisa menjadi bekal juga pembelajaran untuk ke depannya. Tiga pemateri yang kami pilih juga telah kompeten di bidangnya dan telah berhasil membawa bisnisnya ke pasar global. Jadi besar harapan kami sebagai panitia, semoga lewat acara ini dapat menginspirasi peserta,” ujar Resta. Penulis: Okky Putri Rahayu Editor: Defrina Sukma S.
Ju Jitsu UNAIR Sabet Medali di Dua Event Berturut-Turut UNAIR NEWS – Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Ju Jitsu tak hentihentinya menelurkan prestasi gemilang. Kali ini, prestasi tersebut diperoleh kontingen UKM Ju Jitsu pada event “Yogyakarta Super Grappler Submission Challenge 2016” yang diselenggarakan oleh Federasi Grappling Indonesia pada Sabtu, (21/5). Sehari kemudian, kontingen UKM Ju Jitsu memperoleh prestasi lagi pada pertandingan “Han Fighting Champion” yang diselenggarakan oleh Han Academy yakni pada Minggu, (22/5), bertempat di Malioboro Mall, Yogyakarta. Yogyakarta Super Grappler atau YSG diikuti oleh kurang lebih 100 peserta dari seluruh Indonesia. Empat orang peserta diantaranya adalah peserta dari UKM Ju Jitsu UNAIR. Dari ajang ini, kontingen UKM Ju Jitsu berhasil meraih 3 rd Place Woman Division dan 3rd Place Man <55 Kg. Selain itu, prestasi lain datang dari Vincentius Kevin, mahasiswa Ilmu Komunikasi UNAIR angkatan 2015, yang memperoleh
juara 1 pada kelas Absolut, dan Juara 1 kelas Putra 66-67 Kg. Namun, Vincentius Kevin ini tidak tergabung dalam UKM Ju Jitsu. Selain YGS, dengan atlet yang sama, 1st place <81 Kg berhasil diraih oleh Santoso mahasiswa Fakultas Vokasi, 1 s t Place Women’s division oleh Yulia Rahmawati mahasiswa Fakultas Sains dan Teknologi (FST), dan 3rd Place Women’s division oleh Galuh Ajeng Dhiastriani mahasiswa Fakultas Vokasi. “Melihat prestasi dari UKM Ju Jitsu sendiri saya berharap supaya pengalaman di Jogjakarta ini dijadikan motivasi besar. Terutama untuk adik-adik di UKM Ju Jitsu agar bisa meregenerasi kualitas dari pada atlet hari ini,” kata Ibnu Sina selaku Ketua UKM Ju Jitsu 2016. (*) Penulis : Disih Sugianti Editor : Binti Q. Masruroh
Eksistensi dan Pesona Kesenian Tradisional Kentrung di Blitar Berada di bawah kaki Gunung Kelud, Desa Dayu Kabupaten Blitar menyimpan pesona kesenian tradisional kentrung yang masih eksis hingga saat ini. Kelompok kesenian tersebut yaitu Tri Santoso Budoyo, dengan dalangnya yang bernama Adam Sumeh. Kesenian tradisional kentrung ini tepatnya terdapat di dusun Dayu Dukuh Sanan, Nglegok, Blitar. Kelompok kesenian kentrung ini masih tetap eksis, dan sering memenuhi undangan untuk tampil di berbagai pertunjukan dan hajatan, terhitung sejak
berdirinya sekitar tahun 1990 silam. Menonton kentrung sama halnya dengan menonton ketoprak dan juga merupakan hiburan tersendiri. Selain itu, kita dapat mengambil pesan dari lakon atau cerita yang dibawakan sang dalang. Lakon yang dibawakan merupakan tokoh-tokoh heroik yang berasal dari Jawa, yang tentunya memiliki pesan moral yang dapat diambil. Kentrung merupakan kesenian tradisional yang mencoba melestarikan cerita rakyat yang bernafas Islam asli dari Jawa Timur. Komposisi dari pertunjukan kentrung ini yaitu dalang sebagai pencerita utama lakon yang sekaligus memaninkan alat musik kendhang, dibantu oleh dua orang panjak yang memainkan alat musik berupa rebana dan templing, seorang penabuh saron, serta seorang sinden. Beberapa lakon yang sering dibawakan yaitu kisah-kisah Wali Sanga, Jaka Tinggir, Aryo Blitar, dan berbagai cerita khas Jawa lainnya. Cerita-cerita tersebut ia bumbui dengan lawakan dan guyonan. Sehingga para penonton selain mendapat unsur edukasi melalui cerita yang dibawakan, juga terhibur karena lawakan-lawakannya. Hal yang membuat kelompok kesenian ini tetap eksis hingga saat ini yaitu kegigihan sang dalang Adam Sumeh, dalam usaha melestarikan kesenian kentrung. Sang dalang pandai menginovasi pertunjukannya, hingga tetap dapat dinikmati meskipun zaman sudah semakin modern. Berbagai inovasi tersebut ia lakukan agar pertunjukan tidak monoton sehingga gampang menyebabkan penonton bosan. Selain itu, visi sang dalang dalam berkesian juga sangat berpengaruh. Sang dalang berkesian bukan sematamata untuk mencari uang atau untuk menopang penghidupannya. Namun untuk nguri-nguri budoyo, ngibadah, dan sekaligus bekerja. Menurut salah satu penanggap yang pernah penulis temui, kesenian ini juga dapat menjadi daya tarik untuk menarik dan menghimpun masa. Hal ini yang kemudian menyebabkan berbagai permintaan tanggapan sering datang dari berbagai daerah di
Blitar. Hajat tanggapannya pun bermacam-macam. Ada yang dalam rangka syukuran, khitanan, tahun baruan, bahkan untuk menarik masa dalam rangka kampanye politik. Yang membedakan antara keseniannya dengan kesenian kentrung yang lain selain jumlah personil yang lebih banyak, pada kesenian ini juga disisipkan campursari, sebagai salah satu hiburan yang juga khas Jawa, yang menambah kesan ramai pada pertunjukan. Dulunya, kesenian ini pernah dilombakan di Gedung Budaya Cak Durasim Surabaya, dan mendapatkan juara satu se-Jawa Timur. Di tempat yang sama, sang dalang juga pernah mengajar berkesian Kentrung mahasiswa-mahasiswa penggiat seni pada tahun 2011. Untuk para penggiat dan pemerhati kesian saat ini, seyogianya bukan hanya mempelajari iilmu dan teorinya saja, namun juga ikut memikirkan kelangsungan eksistensi berbagai kesenian tersebut di masa mendatang. Hal tersebut agar kekayaan budaya bangsa tidak semakin punah seiring dengan perkembangan zaman. (*)
Menyaksikan Semangat Kartini di FKG UNAIR NEWS – FKG UNAIR terkenal sebagai salah satu fakultas yang populasi perempuannya lebih besar dari kaum Adam. Tak Heran , peringatan Hari Kartini di sini selalu berlangsung meriah. Darma wanita FKG menggelar acara tersebut pada 20 Mei 2016 dengan mengusung tema Peran Perempuan Dalam Melestarikan Budaya Bangsa. Dalam sambutannya, Ketua Darma Wanita FKG Dr. Nyoman Anita Damayanti, drg., MS., mengajak seluruh civitas akademika untuk memperkuat kekompakan di lingkup keluarga besar fakultas.
Karena, hanya dengan sinergitas, kesuksesan akan semakin mudah diraih. Muaranya, kemajuan suatu bangsa dapat dicapai dengan optimal. Sejalan dengan tema acara, diadakan pula berbagai macam lomba dan bazar. Lomba yang diadakan antara lain, memakai kain tradisional (jarid), melipat kain batik (mewiru) dan fashion show. “Peran Kartini zaman sekarang mesti lebih maju dan moderat. Dan memang, kenyataannya, para Kartini modern di bidang akademik semakin banyak dan berkembang,” ujar Prof. Dr. Diah Savitri Ernawati, drg., Msi., Sp.PM., yang keluar sebagai salah satu pemenang lomba fashion show. Savitri
menambahkan,
kegiatan
ini
bagus
dan
positif.
Harapannya, dengan merayakan hari kartini, kaum perempuan menjadi lebih menghargai dan lebih menghormati betapa luhurnya cita-cita Ibu Kartini. (*) Penulis: Humas FKG Editor: Rio F. Rachman