Ratusan Mahasiswa Mancanegara Ikuti Seminar dan Kompetisi Internasional UNAIR UNAIR NEWS – Direktorat Pendidikan UNAIR bekerja sama dengan Direktorat (Airlangga
Pendidikan Tinggi (DIKTI) mengadakan AISC International Student Competition) dan ISS
(International Student Summit) 2016. Acara yang dihelat selama 4 hari tersebut dimulai dengan opening ceremony yang dilangsungkan di Aula Garuda Mukti, Manajemen Kampus C, Senin, (7/11). Acara tersebut dihadiri oleh ratusan mahasiswa Indonesia dari 30 Perguruan Tinggi se-Indonesia dan mahasiswa mancanegara dari 40 negara. Hadir memberi sambutan Wakil Rektor III Prof. Mochammad Amin Alamsjah, Ir., M.Si., Ph.D, dan Purwanto Subroto, Ph.D selaku perwakilan dari Kemenristekdikti. Dalam sambutannya, Prof. Amin mengungkapkan bahwa kegiatan bertaraf internasional layaknya AISC dan ISS dapat menjadi alternatif bagi mahasiswa untuk meningkatkan pengalaman akademik dan non-akademik. Melalui acara tersebut, Prof. Amin berharap, mahasiswa Indonesia semakin menyadari bahwa mereka adalah bagian dari komunitas global. Selain itu, mereka juga dituntut untuk mampu mengatasi tantangan global , guna meningkatkan kapasitas dalam kehidupan profesional. “The challenges of globalization should be answered by improving and maximizing their competence and capacity so they can stand up in professional life. (Tantangan globalisasi harus dijawab dengan meningkatkan dan memaksimalkan kompetensi dan kapasitas mereka sehingga bisa berdiri dalam kehidupan profesional,” ujar Prof. Amin. Dalam kesempatan tersebut, Purwanto menambahkan, tujuan dari kegiatan AISC dan ISS 2016 bukanlah sekedar berkumpul, namun
juga saling berbagi ilmu pengetahuan dan pengalaman. Purwanto berharap mahasiswa yang datang dari luar negeri bisa berbagi kebaikan yang didapat selama mengikuti AISC dan ISS. “The aims is not just gathering, but we can share to our colleagues about how good story in Indonesia. ( Tujuannya bukan hanya untuk berkumpul, namun kita juga bisa saling berbagi kepada kolega kita terkait pengalaman dan cerita baik di Indonesia)” harap Purwanto. Mengusung tema “The Role of Youth to be Agents of Change for Community Empowerment”, opening ceremony disambung dengan seminar internasional. Para narasumber di seminar tersebut yaitu Director of Retail and Network PT. Pos Indonesia Ira Puspadewi, Senior Social Development Socialist of World Bank (Jakarta Office) Christopher Finch, World Bank (Jakarta Office) Alexander B. Setiaji dan Dian Ekowati, SE., M.Si., M.AppCom(OrgCh)., Ph.D selaku moderator. (*) Penulis : Dilan Salsabila Editor : Rio F. Rachman
Sekolah Staf dan Komando TNI Jalin Kerjasama dengan UNAIR UNAIR NEWS – Universitas Airlangga menjadi salah satu perguruan tinggi di Indonesia yang diajak menjalin kerja sama dengan Sekolah Staf dan Komando Tentara Nasional Indonesia (Sesko TNI). Alasannya, UNAIR memiliki reputasi yang cukup baik dan memiliki akreditasi A. Pernyataan tersebut disampaikan oleh Komandan Sesko TNI Letnan Jenderal TNI Agus Sutomo dalam pertemuannya dengan Rektor
UNAIR beserta jajaran. Dalam pertemuan itu juga dilangsungkan penandatanganan nota kesepahaman antara kedua pihak pada Senin (7/11), di Ruang Rektor, Kantor Manajemen UNAIR. Agus mengatakan, kolaborasi dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia antara UNAIR dan Sesko TNI. Karena bergerak di bidang pendidikan, kedua institusi ini memiliki tanggung jawab untuk sama-sama mengelola dan menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas. Sehingga, perlu adanya sinergi antara TNI dan masyarakat sipil (UNAIR) yang berkaitan dengan pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat. “Nanti bisa ambil S-2 dan S-3 terserah di mana karena kita udah punya payung hukumnya,” tutur Agus. Menanggapi kerja sama tersebut, Rektor UNAIR Prof. Dr. M. Nasih, S.E., M.T., Ak., mengatakan ajakan kolaborasi tersebut diterima dengan alasan bagian dari Tri Dharma Perguruan Tinggi. Menurut Rektor, kolaborasi tersebut dimaksudkan sebagau upaya untuk mencerdaskan kehidupan melindungi segenap tumpah darah rakyat.
bangsa
dan
“Perguruan tinggi adalah gudangnya para akademisi, sehingga kita bisa dilibatkan dalam rangka pengembangan karakter generasi muda terutama mahasiswa. Kami percaya, di negara Indonesia ini, perkembangan terakhir menunjukkan bahwa pengawal yang kita andalkan dalam pengembangam karakter keindonesiaan adalah TNI,” tutur Prof. Nasih. (*) Penulis: Defrina Sukma S Editor: Nuri Hermawan
FK UNAIR Gelar Khitanan Massal untuk Ratusan Anak Banyuwangi UNAIR
NEWS
–
Menjelang
puncak
perayaan
dies
natalis
Universitas Airlangga ke-62, Fakultas Kedokteran UNAIR turut memeriahkan rangkaian acara dengan menggelar kegiatan bakti sosial. Tak tanggung-tanggung, acara tersebut digelar dengan melibatkan ratusan masyarakat Kota Banyuwangi. Bekerjasama dengan Dinas Kesehatan Kota Banyuwangi, Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Banyuwangi, dan Baznas Banyuwangi, kegiatan baksos dikemas dengan menggelar acara sunatan gratis untuk 101 anak sekolah dasar dari kalangan keluarga kurang mampu. Selain acara tersebut, berlangsung pula workshop dan simposium tentang penanganan pertama terhadap luka bakar yang diikuti puluhan dokter puskesmas dan dilanjutkan dengan kuliah tamu oleh Dr. Bambang Purwanto, dr., M.Kes seputar tata laksana olahraga. Acara ini diikuti oleh lebih dari setengah juta orang peserta dari kalangan perawat, bidan, fisioterapis, dan radiologi. Ketiga kegiatan berlangsung sehari di gedung PDD Universitas Airlangga Banyuwangi yang berlokasi di Jalan Wijaya Kusuma 113 Kecamatan Giri Banyuwangi, (29/10). Ketua bakti sosial FK UNAIR Dr. Bambang Purwanto, dr., M.Kes mengungkapkan konsep keseluruhan acara yang diselenggarakan, bahwa baksos ini sifatnya aplikatif dan dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat awam hingga kalangan sejawat dokter yang bertugas di luar Surabaya. “Hal itu yang kemudian membuat masyarakat di sana begitu antusias dengan kegiatan baksos yang kami selenggarakan.
Karena sejauh ini belum pernah ada acara sunatan gratis sampai diikuti ratusan anak maupun acara kuliah tamu dan workshop di kampus UNAIR PDD Banyuwangi yang diikuti sampai lebih dari 500 peserta,” ungkapnya. Pelaksanaan acara baksos di Banyuwangi kali ini melibatkan banyak tenaga medis. Beberapa diantaranya menerjunkan sebanyak 12 mahasiswa Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Urologi, 8 orang dokter muda, 1 orang dokter spesialis Dr Spesialis Urologi , dan 8 orang dokter dari Departemen Bedah Plastik FK UNAIR. Uniknya, peserta sunatan massal yang merupakan anak-anak sekolah dasar ini tidak langsung mengantre untuk disunat. Ratusan bocah lebih dulu diarak menggunakan kendaraan odongodong keliling desa. Acara arak-arakan ini rupanya telah menjadi tradisi sejak lama di sana. Suasana pun tampak begitu semarak dan masyarakat khitanan masal.
ikut
merasakan
kemeriahan
acara
“Tradisinya memang anak-anak dibuat senang dulu dengan naik odong-odong. Kebanyakan mereka tidak menyadari pada akhirnya mereka mau dikemanakan. Ada yang tidak sadar kalau mau disunat kemudian nangis menolak minta pulang. Ada yang memang sudah siap disunat. Ada yang bolak-balik sampai tiga kali. Macammacam reaksinya, lucu pokoknya,” ungkap ketua Departemen Ilmu Faal FK UNAIR itu. Sebagai ketua acara, Dr Bambang cukup berlega hati karena kegiatan baksos yang begitu padat berlangsung dengan baik. Tentu ini menjadi prestasi dan harapan tersendiri, bahwa kemeriahan peringatan ulang tahun UNAIR ke-62 gaungnya terasa sampai ke Banyuwangi. Expo Tidak Kalah Seru Usai menggelar acara baksos di Banyuwangi, berikutnya FK UNAIR tengah mempersiapkan diri untuk tampil dalam gelaran expo yang akan diselenggarakan pada tanggal 10-12 November 2016 di
gedung Airlangga Convention Center. Di acara tersebut, FK UNAIR akan menampilkan banyak karya riset unggulan. Dr Bambang pun membocorkan beberapa karya yang akan ditampilkan beberapa departemen di FK UNAIR. Seperti, dari Departemen Bedah plastik nantinya akan mempertontonkan kemampuan membuat cetakan wajah dalam rangka face off secara live menggunakan cetakan 3D. Para pengunjung pun berkesempatan me-request cetakan wajahnya, gratis dan bisa membawa pulang topeng wajah 3D sebagai souvenir. “Pengunjung nanti bisa datang di booth kami. Kalau minat bisa pesan cetakan wajah, nanti dibuatkan. Yang kepingin hidungnya dibuat mancung bisa dibuatkan tergantung pesanan,” ungkapnya. Tak hanya itu, dari Departemen Obstetri dan Ginekologi juga akan membuka layanan konsultasi kehamilan dan pemeriksaan USG 4D gratis. Begitu pula dari Sport Klinik. FK UNAIR juga akan menampilkan teknologi penanganan cedera olahraga. Disusul Kedokteran Tropik infeksi yang juga berencana menampilkan hasil penelitian terbaru penanganan infeksi melalui media TV Plasma. “Dari FK UNAIR akan menggelar banyak acara untuk memeriahkan acara dies natalis UNAIR kali ini. Yang paling dekat tanggal 5 November 2016, di RS UNAIR. Dari Departemen Ilmu Kesehatan Anak menggelar pelatihan cara memijat bayi, dibuka untuk umum dan bersertifikat,” ungkapnya. Kegiatan lainnya pada Sabtu 5 November di RS UNAIR Departemen Anak ada pelatihan pijat bayi. Pelatihan ini dibuka untuk umum dan nanti ada sertifikat. UNAIR menjadi institusi pendidikan yang dikenal masyarakt luas. Kiprahnya sudah menasional. Maka berbagi kebahagiaan di hari ulang tahun bisa dibagikan hingga ke masyarakat luas awam, terlatih, dan calon teraltih. FK UNAIR mendarmabaktikan diri dalam bentuk baksos, pelatihan, dan expo. (*)
Penulis : Sefya Hayu Editor
: Binti Q. Masruroh
Membenahi Laboratorium Farmasi sebagai Pendukung Industri Obat dan Jamu UNAIR NEWS – Persyaratan mutu obat dan jamu saat ini semakin ketat. Sementara pemalsuan obat-obatan dan jamu palsu belum sepenuhnya bisa diberantas. Terbukti, selalu ada saja pelaku pemalsuan obat dan jamu ditemukan oleh Badan POM dan yang ditangkap pihak kepolisian. Salah satu cara penjaminan mutu dan meredam peredaran obat palsu adalah dengan memperkuat fasilitas laboratorium layanan pengujian. Hal tersebut diutarakan oleh Guru Besar Fakultas Farmasi Universitas Airlangga Prof. Dr.rer.nat. Mochammad Yuwono, M.S., Apt. Pemalsuan obat dan jamu akhir-akhir ini semakin canggih, karena menggunakan cara-cara dan bahan kimia yang termutakhir. Prof. Yuwono mencontohkan kasus jamu yang dicampur dengan obat kuat. “Pemalsuan obat tradisional sudah mengarah ke penggunaan bahan kimia dan cara-cara yang modern. Kalau tidak dengan alat yang canggih, tidak mungkin bisa ditemukan. Saya beri contoh, obat kuat yang dimasukkan dalam jamu, jika diperiksa unsur obat kuatnya tidak akan ditemukan dalam jamu tersebut. Hasilnya negatif. Karena yang ada adalah turunannya atau senyawa analog. Kalau diperiksa dengan alat dan metode biasa, jelas tidak terdeteksi. Kalau dengan LC-MS/MS (Liquid Chromatography tandem Mass Spectrometry) atau GCMS (Gas chromatography Mass
Spectrometry), baru bisa. Itu pun masih harus dengan metode khusus,” tutur Guru Besar Ilmu Kimia Farmasi itu. Untuk melakukan pemeriksaan keaslian obat dan jamu palsu diperlukan serangkaian penelitian pengembangan metode dan uji laboratorium. Namun, uji produk obat-obatan palsu di Indonesia menghadapi tantangan. Prof. Yuwono menyayangkan, keberadaan alat canggih tersebut tak didukung dengan baku pembanding. Bahan itu digunakan sebagai pembanding dalam proses uji produk. Selama ini, bahan pembanding ini sangat sulit didapat dan harus diimpor dari luar negeri. Kita pun masih harus menunggu lama untuk memesannya. Terkait dengan jamu palsu, penulis chapter “Gas Chromatography” di buku terbitan AS itu mengungkapkan, jamujamu yang dicampur obat modern tak hanya ditemui di pedagang kaki lima, tetapi juga beredar di media sosial. Oleh karena itu, ia menyarankan keterlibatan yang aktif dari pihak pengawas dan analis laboratorium. “Jamu yang dicampur obat modern terjadi bukan hanya pada jamujamu pinggir jalan tetapi juga jamu yang diedarkan on-line (di media sosial). Itu yang perlu pemeriksaan dan pengawasan. Lha karena ini begitu banyak, maka pengawasan harus intensif maka keterlibatan laboratorium amat diperlukan,” imbuhnya. “Selain itu, penyuluhan kepada masyarat tentang jamu masih sangat diperlukan. Masyarakat perlu berhati-hati dalam mengonsumsi produk obat dan jamu”. Ke depan, Direktur Unit Layanan Pengujian FF UNAIR itu berharap bisa memiliki laboratorium uji produk yang lebih lengkap, canggih dan bisa dimanfaatkan untuk penunjang registrasi dan pengawasan serta pengembangan riset. “Riset pengembangan metode uji produk sangat berguna dalam penjaminan mutu dan keamanan sediaan farmasi, karena sampel obat, jamu, pangan dan kosmetik semakin kompleks. Itu yang masih harus dikembangkan,” tuturnya. (*)
Penulis : Defrina Sukma S Editor : Binti Q. Masruroh
Puncak Dies Natalis, UNAIR Adakan Orasi Ilmiah dan Pameran Riset UNAIR NEWS – Pada Kamis tanggal 10 November 2016 nanti, sivitas akademika akan merayakan puncak acara Dies Natalis Universitas Airlangga ke-62. Acara yang menjadi puncak perayaan Dies Natalis UNAIR ke-62 adalah Orasi Ilmiah dan Indonesia Research and Innovation Expo (IRIEx). Orasi ilmiah akan digelar pada Kamis (10/11), pada pukul 09.00 di Aula Garuda Mukti dan Hall Lantai 1 Kantor Manajemen UNAIR. Acara orasi ilmiah itu rencananya akan dihadiri pimpinan universitas, senat akademik, dekan dan guru besar, TNI/Polri, serta mahasiswa. Nantinya, komisioner sekaligus Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) RI Laode Muhammad Syarief, S.H., LL.M., Ph.D., akan memberikan orasi ilmiah bertajuk “Antikorupsi Berbasis Akademisi dan Kampus Menuju Indonesia Adil dan Beradab”. Usai orasi ilmiah yang dipimpin oleh Rektor UNAIR Prof. Dr. M. Nasih, S.E., M.T., Ak., peserta akan diajak ke Airlangga Convention Center (ACC) untuk mengikuti pembukaan pameran riset acara IRIEx. Acara pameran riset diikuti oleh sekitar 70 stan dari berbagai lembaga, yakni sejumlah perguruan tinggi negeri dan swasta
terkemuka, industri, dinas, serta usaha kecil mikro dan menengah. Selain indoor, pameran juga akan dilangsungkan di area outdoor. Nantinya, di area outdoor akan dipamerkan produk unggulan seperti hewan ternak dan tumbuhan herbal yang dibiakkan oleh sejumlah fakultas di UNAIR. Selain pameran, ada pula pelaksanaan seminar yang dihadiri oleh akademisi UNAIR dan pemangku kepentingan, misalnya seminar dan talkshow yang akan dihadiri oleh mantan pejabat pemerintahan, organisasi masyarakat, dan akademisi. Ada pula lokakarya penulisan karya tulis ilmiah yang akan diikuti siswa SMA/K se-Surabaya. Pelatihan ini bertujuan meningkatkan kepekaan dan pemahaman siswa tentang pentingnya menulis karya ilmiah. Pada tahun 2016 ini, tema yang diangkat dalam perayaan Hari Jadi UNAIR adalah “62 Tahun Universitas Airlangga untuk Indonesia Adil dan Beradab”. Rektor UNAIR mengatakan, tema tersebut dipilih untuk menunjukkan kepada masyarakat bahwa UNAIR siap dan telah memberikan upaya dalam menjawab kondisi Indonesia terkini. “Tema tersebut dipilih untuk menjawab kondisi terkini Indonesia yakni ketidakadilan, maka UNAIR bertekad mendorong dan segera mengupayakan keadilan beradab,” tutur Rektor UNAIR. (*)
dengan
cara-cara
yang
Penulis: Defrina Sukma S Editor: Nuri Hermawan
Mahasiswa
Farmasi
Temukan
Metode Deteksi Psikotropika Jenis Baru UNAIR NEWS – Di daerah Kalimantan hingga perbatasan Malaysia, tanaman kratom (Mytragina speciosa) tumbuh subur. Kratom biasa digunakan oleh warga setempat untuk sekadar menjadi teman minum teh, dan obat-obatan tradisional. Namun, siapa sangka, tanaman itu justru berpotensi untuk disalahgunakan.
Livia Elsa mahasiswa program studi S-2 Ilmu Forensik, Sekolah Pascasarjana, Universitas Airlangga (Foto: Istimewa) Adalah Livia Elsa, mahasiswa program studi S-2 Ilmu Forensik, Sekolah Pascasarjana, Universitas Airlangga yang melakukan uji terhadap bahan yang dimiliki tanaman khas Borneo itu. Hasil uji bahan itu ia tuangkan dalam karya tesisnya yang berjudul “Pengembangan Metode Isolasi dan Identifikasi Mitragynine dari Daun Kratom”. Salah satu yang melatarbelakangi penelitiannya adalah masih jarangnya peneliti di Indonesia yang tertarik untuk meneliti
kandungan senyawa dari daun ini, karena daun kratom masih dianggap sebagai tanaman yang tumbuh liar. “Sudah banyak penelitian sebelumnya di Malaysia dan Thailand. Dalam penelitian itu sudah banyak disebutkan bahwa itu adalah salah satu jenis psikotropika. Saya merasa tertarik karena di Indonesia masih belum banyak meneliti soal itu,” tutur Livia. “Orang-orang sudah banyak menggunakan namun tidak ada semacam perhatian khusus karena dianggap belum ada undang-undang yang melarang. Orang-orang dengan mudah saja menggunakan tanaman itu, yang ternyata efeknya bisa lebih besar daripada narkotika yang sudah dilarang,” imbuhnya. Untuk mendapatkan bahan berupa daun kratom, ia mendapatkan daun dari salah satu penjual di media sosial. Setelah ada wacana peringatan dari pihak yang berwenang, ia mengaku harus membeli dengan harga yang relatif mahal. Daun tersebut diperoleh dari wilayah Kalimantan Barat. Dari daun dan serbuk yang ia peroleh, ia membandingkan kandungan antara bubuk dan daun kratom. Kandungan kratom sudah berbentuk serbuk atau bubuk akan susah dikenali. Ia akhirnya mencari suatu metode untuk menguji kandungan kratom itu. “BNN pun memerlukan metode untuk bisa mendeteksi barang yang ditemukan atau barang bukti. Dapat dipastikan dengan metode yang saya dapatkan ini ada dari daun kratom bukan daun lainnya misalnya daun ganja,” ungkap Livia. Dalam melakukan pengujian, gadis kelahiran Bandung itu menggunakan alat bernama GCMS (Gaschromatography Mass Spectrometry) yang terdapat di Unit Layanan Pengujian, Fakultas Farmasi, UNAIR. Hal itu ia lakukan untuk mengidentifikasi senyawa mitragynine dalam kratom. “Secara singkatnya, saya mencari suatu metode yang bisa menentukan senyawa mitragynine dalam kratom dengan menggunakan GCMS dengan alat yang paling canggih,” tutur Livia.
Guru Besar FF UNAIR sekaligus Direktur ULP Prof. Dr.rer.nat. Mochammad Yuwono, MS., Apt, mengatakan penelitian yang dilakukan oleh Livia tergolong menarik. Sebab, ia telah membuktikan bahwa tanaman kratom itu memang mengandung senyawa mitragynine itu. Prof. Yuwono menambahkan, kandungan senyawa itu memang perlu dibuktikan melalui uji lab. “(Identifikasi) tidak bisa dilakukan oleh orang awam. Secara mikroskopik juga nggak mampu. Nah kelihatannya hasil penelitian itu, menerapkan metode atau caranya untuk mengetahui itu,” terang Prof. Yuwono yang juga menjadi pembimbing tesis Livia. Penulis : Defrina Sukma S. Editor : Nuri Hermawan