TINJAUAN PUSTAKA Remaja Putri Menurut Mar’at (2009) istilah remaja (adolescence) menunjukkan suatu tahap perkembangan antara masa anak-anak dan masa dewasa, yang ditandai oleh perubahan-perubahan fisik umum serta perkembangan kognitif dan sosial. Batasan usia remaja yang umum digunakan oleh para ahli adalah antara 12 hingga 21 tahun. Rentang waktu usia remaja ini biasanya dibedakan atas tiga, yaitu usia 12-15 tahun masa remaja awal, 15-18 tahun masa remaja pertengahan, dan usia 18-21 tahun merupakan masa remaja akhir. Tetapi, Monks, Knoers dan Haditono (2001) dalam Mar’at (2009) membedakan masa remaja atas empat bagian yaitu : (1). Masa pra-remaja atau pra-pubertas (usia 10-12 tahun) (2). Masa remaja awal atau pubertas (usia 12-15 tahun) (3). Masa remaja pertengahan (usia 15-18 tahun), dan (4). Masa remaja akhir (usia 18-21 tahun). Masa remaja adalah masa pertumbuhan. Pertumbuhan terjadi baik secara fisik, yang ditandai dengan berkembangnya jaringan-jaringan dan organ tubuh yang membuatnya lebih berisi maupun secara kejiwaan, yaitu kelabilan emosi karena merupakan masa transisi dari jiwa kanak-kanak menuju dewasa (Garwati dan Wijayati 2010). Arisman (2004) mengatakan bahwa masa remaja merupakan jalan panjang yang menjembatani periode kehidupan anak dan dewasa, yang berawal pada usia 9-10 tahun dan berakhir di usia 18 tahun. Masa ini merupakan sebuah dunia yang lengang dan rentan dalam artian fisik, psikis, sosial, dan gizi. Pertumbuhan
yang
disertai
dengan
perubahan
fisik,
memicu
berbagai
kebingungan. Golongan remaja rentan akan adanya berbagai pengaruh dari luar yang dapat dengan mudah langsung diikuti, determinan utama bagi remaja adalah berasal dari teman sebaya. Terdapat tiga kekuatan dalam masyarakat yang dapat mempengaruhi remaja, yaitu salah satunya adalah keluarga, sekolah dan lingkungan sosial. Melalui berbagai macam media massa, remaja berkenalan dengan berbagai macam peristiwa yang terjadi dalam masyarakat sehingga akan mempengaruhi perkembangan kepribadian remaja (Khumaidi 1989).
5
Berkaitan dengan perkembangan fisik, remaja adalah masa ketika seseorang mulai memperhatikan keadaan tubuhnya dan sering gelisah jika mendapati tubuh mereka ternyata tidak ideal. Banyak cara dilakukan oleh remaja untuk mendapatkan bentuk tubuh yang menurut mereka lebih bagus dan menarik. Menurut Garwati dan Wijayati (2010) berawal dari pemikiran inilah, kemudian banyak remaja akhirnya terjebak pada pola makan yang tidak sehat. Mereka mengurangi porsi makan, bahkan memangkas jadwal makan. Makan pun menjadi dua kali atau bahkan hanya satu kali sehari. WHO (2005) mengemukakan bahwa kerangka konseptual dan faktor penyebab masalah gizi pada remaja adalah kurang konsumsi pangan, faktor gaya hidup, penyakit infeksi dan masalah kesehatan lainnya. Kurang konsumsi pangan disebabkan oleh dua faktor yaitu faktor psikologi dan faktor sosial ekonomi. Faktor psikologi adalah pola makan, kebiasaan makan, gangguan makan dan faktor sosial ekonomi seperti akses terhadap pangan dan ketersediaan pangan. Kurang konsumsi pangan menyebabkan kekurangan zat gizi makro dan mikro serta berbagai penyakit kronik yang menyertainya. Karakteristik Keluarga Menciptakan suatu lingkungan yang sehat dan membentuk perilaku masyarakat yang sehat dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya adalah pekerjaan, pengetahuan dan pendidikan, besar keluarga, serta lingkungan sosial budaya. Keluarga adalah suatu kelompok yang terdiri atas dua orang atau lebih yang terikat oleh hubungan perkawinan, hubungan darah (keturunan), maupun karena adopsi (pengangkatan) dan tinggal dalam satu rumah tangga (Effendy 1995). Besar Keluarga Besar keluarga adalah banyaknya anggota keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, anak, dan anggota keluarga lain yang hidup dari pengelolaan sumberdaya yang sama. Besar keluarga akan mempengaruhi pengeluaran rumah tangga. Besar keluarga mempengaruhi jumlah pangan yang dikonsumsi dan pembagian ragam yang dikonsumsi dalam keluarga. Kualitas maupun kuantitas pangan secara langsung akan menentukan status gizi keluarga dan individu. Besar keluarga mempengaruhi pengeluaran pangan. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pendapatan perkapita dan pengeluaran pangan
6
menurun dengan peningkatan besar keluarga (Sanjur 1982 dalam Fitriadini 2010). Pendidikan Orangtua Pendidikan merupakan penuntun manusia untuk berbuat dan mengisi kehidupannya yang dapat digunakan untuk mendapatkan informasi sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup. Semakin tinggi pendidikan seseorang semakin mudah seseorang dalam menerima informasi (Hidayat 2004 dalam Fitriadini 2010). Umumnya pendidikan seseorang akan mempengaruhi sikap dan perilakunya dalam kehidupan sehari-hari. Tingkat pendidikan orang tua juga berpengaruh terhadap tingkat pemahaman terhadap perawatan kesehatan, higiene dan kesadaran terhadap kesehatan anak dan keluarga (Sukandar 2007). Pekerjaan Orangtua Jenis pekerjaan yang dimiliki seseorang merupakan faktor yang paling menentukan kuantitas dan kualitas makanan, karena jenis pekerjaan memiliki hubungan dengan pendapatan yang diterima (Suhardjo 1989). Pekerjaan sebagai ibu rumah tangga memungkinkan pengalokasian waktu yang lebih besar untuk memperhatikan konsumsi, kesehatan diri dan keluarga. Pendapatan Keluarga Pendapatan merupakan faktor yang menentukan kuantitas dan kualitas makanan yang dikonsumsi. Semakin tinggi pendapatan maka semakin besar peluang untuk memilih pangan yang baik.
Penurunan daya beli akan
menurunkan kuantitas dan kualitas konsumsi pangan serta aksesibilitas pelayanan kesehatan (Sukandar 2007). Status ekonomi dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak, hal ini dapat terlihat anak dengan sosial ekonomi tinggi tentunya pemenuhan kebutuhan gizi sangat cukup baik dibandingkan anak dengan sosial ekonominya rendah (Hidayat 2004 dalam Fitriadini 2010). Praktik Hidup Sehat Menurut Winkel (1996) dalam Emilia (2008), praktik adalah segala sesuatu yang dilakukan seseorang. Praktik kesehatan adalah segala bentuk pengalaman dan interaksi individu dengan lingkungan, khususnya yang menyangkut pengetahuan dan sikap tentang kesehatan serta tindakannya yang berhubungan dengan kesehatan. Sikap biasanya memainkan peranan utama dalam membentuk perilaku. Sikap yang positif akan menumbuhkan perilaku yang positif dan sikap yang negatif menumbuhkan perilaku yang negatif. Melalui
7
proses belajar akan diperoleh pengalaman yang nantinya dapat membentuk sikap. Kemudian sikap akan dicerminkan dalam bentuk praktik yang sesuai dengan yang diharapkan. Perilaku merupakan suatu kegiatan yang dilakukan seseorang. Perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang dapat diamati maupun tidak. Perilaku hidup sehat merupakan perilaku yang berkaitan dengan upaya seseorang untuk mempertahankan dan meningkatkan kesehatannya. Menurut Depkes RI (2005), perilaku hidup sehat akan menunjang produktivitas kerja setiap orang. Hidup yang teratur dan memperhatikan faktor kesehatan akan meningkatkan efektivitas dan efisiensi penggunaan waktu. Perilaku hidup sehat meliputi semua aktivitas yang kita lakukan mulai dari bangun tidur sampai tidur kembali. Salah satu syarat untuk menjaga kesehatan adalah menjaga kebugaran badan dengan menjaga berat badan ideal. Berat badan adalah indikator kesehatan yang penting bagi setiap orang. Oleh karena itu perlu dilakukan pemantauan berat badan secara teratur. Kebersihan Diri Menurut Sukandar (2007), hygiene adalah suatu pencegahan penyakit yang menitikberatkan pada usaha kesehatan perseorangan atau manusia beserta lingkungan tempat orang tersebut berada. Usaha higiene adalah usaha kesehatan preventif (mencegah supaya tidak sakit). Tingginya kejadian diare disebabkan perilaku hidup yang kurang sehat yang ditunjukan dengan data cakupan jamban sehat, baik yang masih rendah sehingga menurunkan sanitasi. Perilaku yang dapat menyebabkan penyebaran kuman sehingga meningkatnya resiko terjangkit diare antara lain menggunakan air minum yang tercemar, tidak mencuci tangan dengan air dan sabun sesudah buang air besar, serta tidak membuang tinja dengan benar. Pembuangan kotoran manusia harus dapat dibuat dengan baik agar tidak mencemari lingkungan sekitar. Sampah adalah segala sesuatu yang tidak terpakai lagi dan harus dibuang, jangan membiarkan sampah terlalu lama pada tempat pengumpulan sampah. Bahaya sampah yang tidak ditangani dengan baik mengakibatkan tumbuhnya kuman sebagai penyebab terjadinya diare, juga mengandung lalat yang mengakibatkan terjadinya penyakit (Sukandar 2007). Tidak Merokok Data WHO semakin mempertegas bahwa jumlah perokok yang ada di dunia sebanyak 30% adalah kaum remaja. Perilaku merokok dimulai pada saat
8
masa anak-anak dan masa remaja. Hampir sebagian remaja memahami akibatakibat yang berbahaya dari asap rokok tetapi mereka tidak mencoba untuk menghindari untuk berhenti merokok. Alasan yang melatarbelakangi perilaku merokok pada remaja selain faktor dari dalam diri, juga disebabkan faktor lingkungan. Perilaku merokok dilihat dari berbagai sudut pandang sangat merugikan, baik untuk diri sendiri maupun orang disekelilingnya (Komalasari dan Helmi 2010). Merokok dapat mengganggu kesehatan, seperti sistem pernapasan, paru-paru, jantung. Asap rokok mengandung karbonmonoksida yakni salah satu senyawa karbon yang memiliki afinitas (daya ikat) terhadap Hb 200-300 kali lebih kuat dari pada afinitas terhadap oksigen (O2). Selain itu, asap rokok termasuk radikal bebas (free radical) yang menyebabkan berbagai penyakit seperti kanker. Merokok meningkatkan kebutuhan vitamin C (sebagai zat antioksidan), merokok juga mengganggu metabolisme vitamin B1, B12, dan kalsium sehingga terjadinya osteoporosis (Irianto 2007). Olahraga Teratur Olahraga merupakan aktivitas fisik yang dilakukan secara terencana untuk berbagai tujuan, antara lain mendapatkan kesehatan, kebugaran, rekreasi, pendidikan, dan prestasi. Umumnya setiap wanita ingin memiliki tubuh yang langsing dengan bagian perut, paha, dan pinggul yang kencang. Dengan pinggul yang indah rasanya berpakain apapun menjadi lebih pas. Untuk menurunkan satu kilogram saja berat badan diperlukan banyak aktivitas dan waktu. Jika dilakukan secara rutin, impian menjadi langsing dan sehat bisa tercapai. Hal ini penting terutama bagi wanita (Sumanto 2009). Aktivitas fisik yang sesuai, aman, dan efektif dalam upaya menurunkan berat badan adalah dengan berolahraga. Karena, latihan-latihan olahraga yang teratur, rutin, dan terukur akan membantu menurunkan berat badan dan memelihara berat badan yang optimal. Keuntungan berolahraga selain dapat menurunkan berat badan juga bermanfaat untuk menguatkan otot dan tulang, melancarkan aliran darah, melancarkan kerja organ-organ tubuh seperti jantung, paru-paru, dan pembuluh darah, mengencangkan kulit, serta meningkatkan ketahanan dan kesehatan tubuh (Wirakusumah 1994). Makanan Sehat Berbagai makanan yang selama ini kita kenal ternyata mempunyai khasiat-khasiat kesehatan yang luar biasa. Jika dulu kita makan hanya untuk
9
sekedar kenyang, maka kini konsep makan sudah berkembang lebih luas. Makanan adalah upaya untuk mendapatkan kesehatan yang optimal. Kesehatan ini yang akhirnya menentukan produktivitas dan membuat harapan hidup menjadi lebih panjang (Khomsan dan Anwar 2008). Menurut Wirakusumah (1994) kebiasaan makan makanan sehat mempunyai peranan penting dalam menuju kehidupan yang berarti. Makanan yang sehat adalah makanan yang seimbang kandungan zat gizi dan memperhatikan faktor kesehatan. Sebaiknya makanan yang dikonsumsi oleh para remaja disesuaikan dengan konsep menu seimbang. Menu seimbang adalah jumlah porsi makanan yang cukup, jenis makanan bervariasi (lengkap zat gizi), dan makanan disesuaikan dengan kebutuhan gizi. Makanan yang bervariasi bermanfaat untuk menghindari rasa bosan dan ketergantungan pada satu jenis makanan saja (Sumanto 2009). Masa remaja adalah masa pertumbuhan, pada masa ini remaja ingin makan banyak takut gemuk, makan sedikit takut tidak kuat untuk beraktivitas. Sebenarnya gemuk atau langsing tidak masalah yang penting makanan yang masuk kedalam tubuh adalah makanan yang sehat. Dengan makan sehat tubuh akan menjadi kuat, berenergi, dan bergizi baik. Menurut Garwati dan Wijayati (2010) makanan sehat memiliki kandungan nutrisi seimbang yang dibutuhkan oleh tubuh selama sehari. Menu seimbang adalah menu yang disusun menggunakan semua golongan bahan makanan dan penggantinya sehingga susunan makanan tersebut lengkap dan memenuhi kebutuhan akan semua zatzat gizi untuk mencapai kesehatan optimal (Auliana 1999). Makanan yang beraneka ragam dijamin dapat memberikan manfaat yang besar terhadap kesehatan. Sebab zat gizi tertentu, yang tidak terkandung dalam satu jenis bahan makanan akan dilengkapi oleh zat gizi serupa dari bahan makanan yang lain. Masing-masing bahan makanan dalam susunan aneka ragam menu seimbang akan saling melengkapi. Makanan yang beraneka ragam dapat menjamin terpenuhinya kecukupan sumber zat tenaga, zat pembangun dan zat pengatur bagi kehidupan gizi seseorang (Departemen Kesehatan RI 2005). Pada
tahun
1995,
Direktorat
Bina
Gizi
Departemen
Kesehatan
menerbitkan 13 Pesan Dasar Gizi Seimbang (PUGS) yang berisi informasi tentang apa saja yang harus dilakukan oleh setiap orang agar tubuhnya tetap
10
sehat dan bisa beraktivitas dengan lancar. Berikut pesan-pesan yang harus dilakukan agar seseorang dapat hidup sehat (Depkes RI 2005): 1). Makanlah aneka ragam makanan Makanan beragam memberikan manfaat yang besar terhadap kesehatan, menjamin terpenuhinya kecukupan sumber zat tenaga, zat pembangun, dan zat pengatur yang mengandung unsur-unsur zat gizi yang diperlukan tubuh baik kualitas maupun kuantitasnya. 2). Makanlah makanan untuk memenuhi kecukupan energi Setiap orang dianjurkan makan makanan yang cukup hidangan mengandung sumber tenaga agar dapat melaksanakan kegiatan sehari-hari seperti bekerja, belajar, olahraga, berekreasi, kegiatan sosial. Kebutuhan energi dapat diperoleh dengan mengkonsumsi bahan makanan sumber karbohidrat, protein, dan lemak. 3). Makanlah makanan sumber karbohidrat, setengah dari kebutuhan energi Makanan sumber karbohidrat kompleks merupakan sumber energi utama seperti nasi, jagung, ubi, dan sagu. Akan tetapi makanan sumber karbohidrat kompleks ini kurang memberikan zat gizi lain yang diperlukan tubuh. Sekitar 50-60% kebutuhan energi diperoleh dari karbohidrat kompleks atau setara dengan 3-4 piring nasi. Apabila energi yang melebihi 60% berasal dari karbohidrat kompleks maka biasanya kebutuhan protein, vitamin dan mineral sulit dipenuhi. 4). Batasi konsumsi lemak dan minyak sampai seperempat dari kecukupan energi Konsumsi lemak dan minyak secara berlebihan akan mengurangi konsumsi makanan lain, karena membuat mudah merasa kenyang. Akibatnya, kebutuhan zat gizi yang lain tidak terpenuhi. Dianjurkan konsumsi lemak dan minyak dalam makanan sehari-hari tidak lebih dari 25% dari kebutuhan energi. 5). Gunakan garam beryodium Garam beryodium bermanfaat untuk mencegah timbulnya gangguan akibat kekurangan yodium (GAKY). Kelebihan konsumsi natrium dapat memacu timbulnya penyakit tekanan darah tinggi, untuk itu hindari konsumsi garam berlebihan, dianjurkan mengkonsumsi garam tidak lebih dari 6 gram atau 1 sendok teh setiap harinya. 6). Makanlah makanan sumber zat besi
11
Zat besi adalah salah satu unsur penting dalam proses pembentukan sel darah merah. Makanan yang banyak mengandung zat besi yang mudah diserap dan nilai biologinya tinggi adalah makanan hewani, khususnya hati, daging ayam dan ikan. 7). Biasakan makan pagi Makan pagi sangat bermanfaat bagi setiap orang, bagi anak sekolah dapat memudahkan kosentrasi belajar, menyerap pelajaran, sehingga prestasi belajar menjadi lebih baik. Kebiasaan makan pagi juga membantu seseorang untuk memenuhi kebutuhan gizinya sehari-hari. 8). Minumlah air bersih, aman dan cukup jumlahnya Air minum harus bersih dan bebas kuman, konsumsi air minum sekurangkurangnya 2 liter atau setara 8 gelas setiap harinya, agar proses faali dalam tubuh berlangsung lancar dan seimbang. 9). Lakukan kegiatan fisik dan olah raga secara teratur Kegiatan fisik dan olah raga secara teratur dan cukup dapat membantu mempertahankan derajat kesehatan yang optimal. Untuk mempertahankan berat badan normal, upayakan agar kegiatan fisik dan olah raga selalu seimbang dengan memasukkan energi yang diperoleh dari makanan. 10). Hindari minum-minuman beralkohol Minum-minuman beralkohol dapat menimbulkan berbagai dampak buruk, diantaranya ketagihan, mabuk, tidak mampu mengendalikan diri. Selain itu minum-minuman alkohol dapat menimbulkan penyakit hati. 11). Makanlah makanan yang aman bagi kesehatan Makanan yang aman adalah makanan yang tidak tercemar, tidak mengandung mikroorganisme atau bakteri, tidak mengandung bahan kimia berbahaya, telah diolah dengan tata cara yang benar sehingga fisik dan gizinya tidak rusak, serta tidak bertentangan dengan keyakinan masyarakat. 12). Bacalah label pada makanan yang dikemas Peraturan perundang-undangan menetapkan bahwa setiap produk makanan yang dikemas harus mencantumkan keterangan pada labelnya mengenai bahan-bahan yang digunakan, susunan (komposisi) zat gizinya, tanggal kadaluwarsa, dan keterangan penting yang lain. Suplemen Suplemen merupakan suatu produk kesehatan yang mengandung satu jenis atau lebih zat-zat yang bersifat nutrisi atau obat, tetapi suplemen bukan
12
digunakan untuk mengganti nutrisi ataupun obat. Suplemen dikonsumsi sebagai tambahan. Suplemen boleh dijual secara bebas, tetapi tidak boleh dijual dengan klaim untuk mengobatai penyakit seperti guna obat (Karyadi 1998). Suplemen memilki bentuk yang berbeda-beda, bentuknya ada yang berupa tablet, kapsul, serbuk dan cair yang sangat spesifik dan cenderung mirip bentuk obat. Menurut Karyadi (1998) dan Gunawan (1999) suplemen adalah zat tambahan, bukan pengganti zat gizi atau obat. Tidak ada satu butir suplemen pun yang dapat menggantikan khasiat dan keaslian zat-zat gizi yang berasal dari makanan alami yang belum diolah. Konsumsi suplemen dibutuhkan oleh tubuh jika sering berada pada lingkungan yang tercemar polusi, mengalami gangguan kesehatan akibat kekurangan gizi, dalam kondisi penyembuhan yang memerlukan tambahan suplemen, stres berkepanjangan, setelah menjalani operasi besar, menjalani diet keras, kecanduan rokok, minuman keras dan narkotika, wanita hamil dan menyusui, dan mengalami gangguan metabolisme (Gunawan 1999). Status Gizi Masa
remaja
merupakan
masa
dimana
pertumbuhan
dan
perkembangannya, baik secara fisik, mental, maupun aktivitas yang semakin meningkat, maka kebutuhan akan makanan yang mengandung zat gizi pun menjadi cukup besar dibandingkan dengan fase-fase lainnya (bayi, balita, anakanak,dewasa dan manula). Total kebutuhan zat gizi selama masa remaja relatif lebih besar, kecuali pada masa menyusui dan kehamilan, agar tubuh tetap sehat serta tumbuh dan berkembang dengan baik, sebaiknya remaja mengkonsumsi makanan yang sesuai dengan kecukupan gizi yang dianjurkan (Sumanto 2009). Penilaian status gizi seseorang dapat dilihat dari berbagai macam cara dan metode. Penilaian status gizi pada umumnya terdiri dari penilaian secara langsung dan tidak langsung. Penilaian secara langsung dapat dilakukan dengan metode antropometri, biokimia, klinis, dan biofisik. Penilaian secara tidak langsung dapat dilakukan dengan metode survei konsumsi, statistik vital, dan studi faktor ekologi. Metode yang digunakan dalam penilaian status gizi memiliki kelebihan dan kekurangan pada setiap metodenya. Penggunaan metode penilaian status gizi harus disesuaikan dengan tujuan, ukuran sampel, akurasi, fasilitas, tenaga, waktu dan biaya yang tersedia (Supariasa 2002). Penilaian status gizi secara antropometri memiliki beberapa keunggulan seperti prosedurnya sederhana, aman, dan dapat dilakukan dalam jumlah
13
sampel yang besar, relatif tidak membutuhkan tenaga ahli, alatnya murah, mudah
dibawa,
menggambarkan
hasilnya riwayat
akurat gizi
di
dan masa
tepat,
dapat
lampau,
dan
mendeteksi
atau
umumnya
dapat
mengidentifikasi status gizi sedang, kurang, dan gizi buruk, karena sudah ada ambang batas yang jelas (Supariasa 2002). Menurut Riyadi (2003), status gizi untuk remaja diukur dengan menggunakan metode antropometri melalui perhitungan indeks IMT/U. Menurut WHO (2007) klasifikasi status gizi dengan menggunakan IMT/U terdiri dari sangat kurus (Z<-3 SD), kurus (-3 SD≤Z<-2 SD), normal (-2 SDZ≤+1 SD), gemuk (+1SDZ+2SD), obesitas (Z>+2 SD). Selain itu dilakukan pengukuran terhadap rasio lingkar pinggang dan pinggul. Lingkar pinggang dan pinggul diukur dengan menggunakan meteran. Pengukuran harus dilakukan dengan tepat. Rasio lingkar pinggang dan pinggul untuk perempuan adalah 0,85 cm (WHO 1999). Persepsi Tubuh Persepsi individu mengenai tubuh merupakan penilaian yang bersifat subjektif. Setiap remaja memiliki gambaran ideal yang selalu diinginkannya, termasuk bentuk tubuh yang ideal seperti yang ingin dimilikinya. Para remaja selalu disibukkan dengan bentuk tubuh dan mengembangkan citra individual mengenai gambaran tubuh. Citra tubuh ini dikenal dengan body image, yaitu bagaimana remaja memandang dan menilai tubuhnya sendiri. Ketidaksesuaian antara tubuh yang dipersepsi oleh remaja dengan bentuk tubuh idealnya akan memunculkan ketidakpuasan terhadap tubuhnya. Pada masa ini muncul bahaya psikologis, yaitu munculnya konsep terhadap tubuhnya yang negatif dan tidak realistis karena bentuk tubuh yang dilihat tidak sesuai dengan bentuk tubuh yang diharapkan (Hurlock 1980). Body image tidak hanya berkaitan dengan aspek penampilan fisik, daya tarik maupun kecantikan tetapi lebih dari itu, yaitu berkaitan dengan gambaran mental, pikiran, perasaan, kesadaran remaja mengenai tubuhnya. Penelitian Kim 2001 menemukan bahwa remaja putri yang memiliki gambaran mental negatif mengenai berat badannya cenderung mengalami depresi yang lebih tinggi dibandingkan dengan remaja putri yang memiliki gambaran mental positif terhadap tubuhnya (Na’imah dan Rahardjo 2008). Menurut Insintos (1997) dalam Bani (2002), ukuran tubuh yang ideal identik dengan langsing, dan jika seseorang memiliki tubuh yang langsing berarti memiliki tubuh yang indah yang antara lain ditandai dengan perut yang rata,
14
pinggang yang tidak berlipat, paha dan betis yang kencang, dan pergelangan tangan yang berukuran sedang (untuk wanita 13.97-16.51 cm dan untuk pria 16.51-17.78 cm). Bagi sebagian besar wanita, tubuh yang indah adalah impian. Oleh karena itu, untuk bisa mewujudkan impian tersebut mereka berusaha keras untuk menjadikan ukuran tubuh mereka ideal. Tubuh Ideal Tubuh proporsional merupakan dambaan semua wanita. Semua wanita di dunia, dari golongan apapun, pasti sangat memimpikan punya berat tubuh proporsional. Wanita cantik adalah wanita bertubuh ideal. Ideal dalam artian berat dan tinggi tubuh sesuai dengan ukuran tertentu bahkan cenderung kurus. Menurut Wirakusumah (1994), ukuran tubuh yang ideal adalah ukuran tubuh yang tidak terlalu kurus dan tidak terlalu gemuk, dan terlihat serasi antara berat badan dan tinggi badan. Serasi atau tidaknya perbandingan berat badan dan tinggi badan yang dimiliki seseorang dapat dilihat dengan menggunakan Indeks Massa Tubuh (IMT). Menurut Lighstone (2002) dalam Siswanti (2007) tubuh ideal adalah persepsi, imajinasi, emosi dan sensasi fisik seseorang dari dan terhadap tubuhnya. Masing-masing orang memiliki perasaan tentang bagian-bagian yang berbeda dari tubuhnya. Setiap manusia dilahirkan unik dan berbeda dalam tampilan fisiknya yaitu ukuran tubuh, bentuk tubuh, postur wajah, postur tubuh, kulit lengan, tangan dan kaki. Persepsi setiap remaja terhadap tubuh ideal (body image) bisa positif ataupun negatif. Ada bagian-bagian yang mereka sukai dan ada bagian yang tidak mereka sukai dan ingin mereka rubah. Banyak juga remaja yang tidak terlalu peduli dengan bagian tubuhnya. Perasaan oke tentang body image merupakan langkah yang penting dalam membangun kepercayaan diri, keberhasilan diri dan kepribadain yang positif. Banyak cara menanggulangi kegemukan yang ada, cara paling aman adalah mengkombinasikan diet rendah kalori yang seimbang dan olahraga yang sesuai dengan takaran. Pendekatan diet merupakan tindakan paling penting dalam program penurunan berat badan. Selain itu, dengan melakukan olahraga secara rutin dan sesuai dengan kemampuan tubuh dapat membantu program diet, mengurangi rasa lapar, dan membentuk tubuh ideal (Sumanto 2009). Pada pelaksanaan sehari-hari, dianjurkan membatasi konsumsi makanan yang
banyak
memakai
minyak,
santan kental,
gula,
dan karbohidrat.
15
Perbanyaklah makan sayuran dan buah-buahan, hindari cemilan yang digoreng, berasa gurih, dan manis. Perhatikan juga pola makan sehari-hari, yakni biasakan memulai hari dengan minum air putih secangkir, lalu makan sayuran, dan selanjutnya makan nasi dan lauk. Usahakan paling tidak dua jam setelah makan baru berangkat tidur (Sumanto 2009). Olahraga sangat besar manfaatnya sehingga termasuk ke dalam setiap program penurunan berat badan. Olahraga merupakan salah satu upaya dalam mencapai tubuh ideal karena dapat membakar kalori dengan baik. Olahraga yang biasa dipilih adalah jogging. Jogging merupakan pilihan tepat bagi orangorang yang ingin mencapai tubuh ideal karena membuat oksigen yang terhirup lebih banyak. Olahraga lainnya adalah berenang, bersepeda, skipping dan senam aerobik (Insitos 1997 dalam Marasabessy 2006). Olahraga dianjurkan sebanyak tiga kali seminggu dengan waktu satu jam setiap kali latihan. Pengukuran Persepsi Tubuh Pengukuran
adalah
suatu
hal
yang
penting
karena
dapat
menghubungkan konsep-konsep penelitian yang abstrak dengan realitas (Arza 2007). Persepsi tubuh merupakan suatu hal yang abstrak dan tidak dapat diukur secara langsung. Oleh karena itu diperlukan suatu instrumen yang dapat mengkongretkan persepsi tubuh sehingga dapat diukur secara langsung. Alat ukur yang digunakan menilai persepsi tubuh adalah dengan menggunakan metode Figure Rating Scale (FRS). FRS merupakan metode penilaian persepsi tubuh yang dikembangkan oleh Stunkard et al. pada tahun 1983. FRS meliputi sembilan skema gambar yang memiliki interval dari sangat kurus (gambar 1) sampai sangat gemuk (gambar 9). Skala tersebut digunakan untuk mengukur persepsi tubuh. Contoh diminta untuk memilih nomor mana yang sesuai dengan persepsinya.