Theophil Eicher und Hermann J. Roth, Synthese, Gewinnung und Charakterisierung von Arzneistoffen
prof. aza
3/8. Acetanilid
Alat : • labu leher satu ukuran 250 ml • Pendingin tegak prof. aza
• 20,5 g (0,22 mol ~ 20,0 ml) Anilin (catatan 1) dengan pengadukan ditambahkan dengan 21,0 g (0,35 mol ~ 20,0 ml) asam asetat. Kemudian dengan pengadukan, ditambahkan tetes demi tetes 21,5 g (0,21 mol ~ 20,0 ml ) anhidrida asam asetat (catatan 2), dan lebih kurang 0,3 g serbuk seng. • Dipasang pendingin tegak, kemudian dididihkan selama 30 menit. prof. aza
• Campuran larutan reaksi yang masih panas, degan hati2, sambil diaduk dituangkan ke dalam aires (labu dibilas dengan 10 ml asam asetat, sisa serbuk seng tinggal dalam labu). • Akan terlihat produk reaksi terpisah dalam bentuk keping2 kecil tidak bewarna, kemudian dipisahkan dengan penyaringan vakum, dicuci dengan 200 ml air es. • Dikeringkan diudara sampai berat tetap. prof. aza
• Akan diperoleh 25,5 g (86%) Acetanilid dengan titik didih 113-114 0C, kristalisasi dalam etanol/air (1:4) akan meningkatkan titik didih menjadi 114-1150C, KLT: fasa diam Silika gel, fasa gerak etil asetat : hRf ~ 65.
prof. aza
Catatan 1) Anilin dan anhidrida asam asetat yang digunakan yang baru didestilasi. Anilin titik didih (15) 77-780C, anhidrida asam asetat: titik didih (760) 139-1400C 2) Hati-hati ! Pada penambahan asam asetat, apalagi pada penambahan anhidrida asam asetat, akan menimbulkan panas yang tinggi. prof. aza
Data Spektrum IR dan 1H-NMR • IR (KBr) : 3290 (NH), 1660 cm-1 (C=O) • 1H-NMR (CDCl3) : δ = 8,45 (s, lebar, 1H, NH); 7,6 – 7,05 (m, 5H, phenyl-H); 2,10 (s, 3H, CH3)
prof. aza
3/9. 4-Acetylaminophenol (Paracetamol)
Alat: • Labu Erlenmeyer 2 L • Pengaduk magnetik prof. aza
• 109 g (1,00 mol) p-aminofenol disuspensikan dalam 300 ml air. Dengan pengadukan yang intensif ke dalamnya dimasukkan sdikit demi sedikit 130 g (1,27 mol ~ 120 ml Anhidrida asam asetat (catatan 1), dengan sendirinya campuran reaksi akan menjadi panas dan paminofenol akan cepat menjadi larut. • Kemudian campuran dipanaskan pada temperatur 80-900C selama 10 menit. prof. aza
• Campuran reaksi didinginkan dengan panci es, produk reaksi akan mengkristal dan terpisah, kemudian disaring vakum, dicuci dengan 100 ml air es dan dari 750 ml larutan air di rekristalisasi. • Akan diperoleh 136 g (90%) parasetamol , berupa kristal jarum tidak bewarna, dengan TL 167-1680C (setelah divakum dalam eksikator); KLT (SiO2/Etl asetat: hRf ~50 prof. aza
Catatan • Anhidrida asam asetat yang digunakan yang baru didestilasi. Anhidrida asam asetat: titik didih (760) 139-1400C
prof. aza
Penjelasan • Prinsip reaksi : Asetilasi suatu amin aromatis primer dengan anhidrida asam asetat, dengan berbagai variasi, dengan pelarut air, dimungkinkan untuk secara selektif meng asetilasi gugus fungsi-NH2.
prof. aza
Data Spektrum IR dan 1H-NMR • IR (KBr) : 3320, 3160 (NH, OH), 1660 cm-1 (C=O) • 1H-NMR (CDCl3) + DMSO-d6: δ = 9,01; 8,68 (S, 1H, OH/NH); 7,33 dan 6,73 (d, 9 HZ; 2H; H-aromat; 2,09 (s; 3H, COCH3)
prof. aza
Fig.5.10.Infrared spectrum of parasetamol as KBr disc (Watson)
prof. aza
prof. aza
Fig. 8.11. 270 mHz 1H-NMR spectrum of paracetamol (CD3OD)
prof. aza
3/10. Asetilsalisilat
• Labu reaksi leher satu 100 ml • Pengaduk magnetik dengan pemanas • Pendingin tegak dengan tabung pengering prof. aza
• 13,8 g (0,10 mol) asam salisilat dalam labu reaksi ditambahkan dengan 12,3 g (0,12 mmol ) anhidrida asam asetat. Setelah penambahan 1-2 tetes H2SO4 pekat, pendingin tegak dipasang untuk antisipasi reaksi eksoterm yang terjadi. • Reaksi disempurnakan dengan menaikkan temperatur sampai 95-1000C dan dipanaskan selama 2 jam. prof. aza
• Setelah didinginkan, campuran reaksi dituang kedalam 30 ml air es, akan terbentuk endapan produk reaksi, disaring vakum. • Dilakukan pemurnian dengan rekristalisasi dengan campuran air: dioksan (1 : 1), akan diperoleh asetosal murni berupa jarum halus tidak bewarna sebanyak 14,0 – 14,9 g (7883%), TL 137-1380C; KLT (SiO2/etil asetat: hRf ~ 60 prof. aza
Data Spektrum IR dan 1H-NMR • IR (KBr): 3200-2400 (lebar, OH), 1750 (CH3-C=O), 1680 (Ar-C=O), 1605, 1305, 1190, 915, 705 cm-1. • 1H-NMR (CDCl3): δ = 10,5 (s, lebar); 8,05 – 6,95 (m, 4 H. Aromat-H); H=3 dapat teridentifikssi pada δ = 7,96 ppm sebagai dd ( J=8HZ dan J=2HZ); 2,28 ppm (s, 3H, CH3) prof. aza
Fig. 5.11. The Infrared spectrumof aspirin as a Kbr disc (Watson)
prof. aza
prof. aza
prof. aza
prof. aza
prof. aza
Fig. 8.12. 270 mHz spectrumof aspirin
prof. aza
prof. aza
Note • Alkyl protons such as those in CH3 and CH, groups not attached to adjacent Electronega tive groups resonate between δ 0.2-2 ppm. • Protons on CH3, CH2 and CH groups attached to electronegative atoms or groups such as 0, N, F, Cl, CN, C=C and C=0 resonate between δ 2-5. prof. aza
• Protons attached directly to C=C resonate between δ 4-7. • Protons attached to aromatic rings resonate between δ 6-9. Tables 8.1 and 8.2 show a values in ppm for protons attached to some common organic groups. prof. aza
prof. aza
Fig. 8.4. The 270 mHz 1H-NMR spectrum of methyl acetate
prof. aza
prof. aza
prof. aza
prof. aza
prof. aza
prof. aza
prof. aza
prof. aza
prof. aza
prof. aza
prof. aza
prof. aza
prof. aza
prof. aza
prof. aza
prof. aza
prof. aza
prof. aza
prof. aza
prof. aza
prof. aza
prof. aza
prof. aza
prof. aza