PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA INTENSIF MELALUI STRATEGI PQ4R PADA SISWA KELAS VI TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SDN 1 KAUMAN KECAMATAN KAUMAN KABUPATEN PONOROGO Sutrisno Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia
Abastrak: Berdasarkan hasil observasi minat belajar siswa terhadap pelajaran bahasa Indonesia khususnya membaca intensif masih rendah, dan atas dasar data dokumen yang berupa data kelas maupun rapor, ternyata kemampuan membaca intensif di SDN 1 Kauman Kecamatan Kauman Kabupaten Ponorogo masih dalam kategori rendah, dan kecenderungan ketuntasan belajar bahasa Indonesiapun juga rendah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi PQ4R mampu meningkatkan kemampuan siswa dalam membaca intensif . Hal ini dibuktikan adanya peningkatan kemampuan membaca intensif, pemahaman teks, dan pemerolehan nilai tes yang baik. Pada siklus I siswa yang mencapai ketuntasan belajar 12 siswa atau 60% , pada siklus II siswa yang mencapai ketuntasan belajar meningkat menjadi 19 siswa atau 95%. Kata Kunci: kemampuan, membaca intensif, strategi PQ4R Media baca yang berupa hasil percetakan sudah berkembang begitu pesat, mulai dari buku, majalah, surat kabar, tabloid, dan bahkan bahan bacaan dari media elektronik yaitu di media internet tersedia komplit. Untuk itu kemampuan membaca menjadi skala prioritas yang harus dikuasai oleh siswa. Melalui membaca siswa akan memperoleh berbagai informasi yang sebelumnya belum pernah didapatkan. Membaca merupakan kemampuan yang kompleks. Membaca bukanlah sekedar kegiatan memandangi lambang-lambang yang tertulis semata. Berbagai kemampuan dikerahkan supaya bisa memahami materi yang dibacanya.
Pembaca berupaya agar lambanglambang yang dilihatnya itu menjadi lambang-lambang yang bermakna baginya. Membaca bahasa Indonesia adalah proses membentuk makna suatu tulisan dalam bahasa Indonesia dengan cara mengkombinasikan antara apa yang dilihat dan apa yang sudah diketahui (Arief, 2006 : 1617). Pemahaman dari proses membaca bukan hanya dari deretan kata yang tersurat saja (reading the lines), melainkan juga makna yang terdapat di antara baris (reading between the lines), bahkan juga makna yang terdapat di balik deretan baris tersebut (reading beyond the lines). Dikemukakan selanjutnya
NOSI Volume 1, Nomor 7, Agustus 2013 ___________________________Halaman | 779
lima kompetensi dasar membaca bahasa Indonesia, meliputi (1) tujuan memahami ide pokok, menemukan unsur-unsur penunjang bacaan, menentukan organisasi bacaan, menemukan urutan ide/gagasan bacaan, menilai bacaan, dan menikmati bacaan, (2) kecakapan berfikir dan bernalar: sebab-akibat, sebagian-keseluruhan, generalisasispesifikasi, latar-tujuan, latarsimpulan, umum-khusus, (3) kemampuan bahasa fonologi, morfologi, sintaksis, wacana, semantik, (4) intelegensi, emosi, sosial, agama, membentuk hakekat dan sudut pandang pembacaan, (5) latar belakang pengalaman kuantitas dan kualitas leksikon, mental dalam ensiklopedia. Membaca merupakan aktivitas berbahasa yang bersifat aktif reseptif. Dikatakan aktif karena di dalam kegiatan membaca sesungguhnya terjadi interaksi antara pembaca dan penulisnya, dan dikatakan reseptif karena si pembaca bertindak selaku penerima pesan dalam suatu korelasi komunikasi antara penulis dan pembaca yang bersifat langsung. Membaca merupakan satu dari empat kemampuan bahasa pokok dan me-rupakan satu bagian dari komunikasi tulisan. Adapun keterampilan berbahasa (atau langueage arts, langueage skills) dalam kurikulum di sekolah mencakup empat segi, yaitu: (a) keterampilan menyimak/mendengarkan (listening skills), (b) keterampilan berbicara (speaking skills), (c) keterampilan membaca (reading skills), (d) keterampilan menulis (writing skills) (Tarigan, 2008:1). Dari keempat keterampilan berbahasa tersebut memiliki
keterkaitan yang sangat erat dan saling berkorelasi. Keterampilan berbahasa yang pertama dapat dilakukan yaitu keterampilan mendengarkan atau menyimak. Bayi lahir belum bisa berbicara, yang dapat dilakukan oleh seorang bayi pada tahap awal mendengarkan dan menyimak apa yang dikatakan orang di sekitarnya. Selanjutnya karena seringnya mendengar dan menyimak secara berangsur ia akan menirukan suara atau kata-kata yang didengarnya dengan belajar berbicara. Setelah memasuki usia sekolah ia akan belajar membaca mulai dari mengenal huruf sampai merangkai huruf-huruf tersebut menjadi sebuah kata dan seterusnya menjadi sebuah kalimat seiring dengan perkembangan intelektualnya. Keterampilan berbahasa berkorelasi dengan proses berpikir yang mendasari bahasa. Ada sebuah ungkapan, “Bahasa seseorang mencerminkan pikirannya”. Semakin terampil seseorang berbahasa, semakin cerah dan jelas jalan pikirannya. Bahasa yang keluar dari mulut seseorang merupakan isi dari apa yang ada dalam pikiran seseorang tersebut. Kegiatan membaca perlu dibiasakan sejak dini, yakni sejak anak mengenal huruf. Kegiatan membaca sebagai suatu kebutuhan dan menjadi hal yang menyenangkan bagi siswa. Membaca dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja asalkan ada kemauan, semangat, dan motivasi. Tugas seorang guru untuk mewu-judkan hal ini. Jika guru berhasil dalam mewujudkan kebiasaan membaca bagi para siswa maka membaca itu akan menjadi suatu kebutuhan yang
NOSI Volume 1, Nomor 7, Agustus 2013 ___________________________Halaman | 780
tidak bisa lepas dari kehidupan siswa. Ternyata ini memerlukan ketekunan dan latihan yang berkesinambungan untuk melatih kebiasaan membaca agar kemampuan membaca khususnya membaca intensif dapat dicapai. Keluhan tentang rendahnya kebiasaan membaca dan kemampuan membaca di tingkat Sekolah Dasar tidak bisa dikatakan sebagai kelalaian guru pada sekolah tersebut, namun demikian hal ini harus dikembalikan lagi pada pembiasaan membaca ketika siswa masih kecil. Peranan orang tualah yang lebih dominan dalam membentuk kebiasaan membaca anak. Bagaimana mungkin seorang anak memiliki kebiasaan membaca yang tinggi kalau orang tuanya tidak pernah memberikan contoh dan mengarahkan anaknya agar terbiasa membaca. Ketika anak memasuki usia sekolah, guru mempunyai peran yang besar dalam mengembangkan minat baca yang kemudian orang tua dan guru sama-sama mempunyai peran yang sangat penting dalam membentuk dan meningkatkan kebiasaan membaca anak. Membaca merupakan salah satu upaya untuk meningkat-kan prestasi anak. Pengetahuan apapun ada pada buku. Oleh karena itu membaca adalah kunci untuk bisa menguasai ilmu pengetahuan. Untuk itu diperlukan strategi yang baik dan cocok untuk bisa mendapatkan informasi secara cepat dan tepat dari teks bacaan yang dibacanya. Strategi PQ4R terbukti memiliki kehebatan dan keunggulan untuk diguna-kan oleh pembaca agar dapat menyerap informasi secara cepat dan
tepat dan sangat membantu siswa memahami dan mengingat materi yang mereka baca. Kehebatan dan keunggulan strategi PQ4R dapat kita buktikan melalui pendapat dari Thomas dan Robinson (1972) dalam Arends (1997:257) salah satu strategi yang paling banyak dikenal untuk membantu siswa memahami dan mengingatkan materi yang mereka baca adalah strategi PQ4R. Ketika peneliti melakukan tes formatif mata pelajaran bahasa Indonesia pada pertengahan semester gasal tahun pelajaran 2012/2013 di kelas VI Sekolah Dasar Negeri 1 Kauman Kecamatan Kauman Kabupaten Ponorogo, pada tes kemampuan membaca intensif dengan pendekatan formal yang biasa dilakukan guru, kurang berhasil. Terbukti hanya 6 dari 20 siswa kelas VI yang memperoleh nilai 70 ke atas, yang artinya nilai siswa kelas VI Sekolah Dasar Negeri 1 Kauman yang memperoleh nilai di atas KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) masih di bawah 50%. Hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti penyebab utama karena (1) pembelajaran membaca masih menggunakan model yang kurang inovatif, (2) kekuranginovatifan tersebut menjadikan kegiatan membaca siswa hanya terbatas pada tugas yang dibebankan, (3) kurangnya membaca siswa menjadikan rendahnya tingkat pemahaman siswa terhadap isi bacaan yang dibaca, (4) rendahnya tingkat pemahaman siswa menjadikan mereka kurang mampu mengungkapkan kembali isi cerita baik secara lisan maupun secara tulisan. Mereka dapat menjawab pertanyaan isi bacaan hanya apabila
NOSI Volume 1, Nomor 7, Agustus 2013 ___________________________Halaman | 781
siswa diberi kesempatan untuk membuka-buka kembali bacaan. Pendekatan yang biasa dilakukan oleh guru dalam pembelajaran membaca intensif yaitu pendekatan formal. Artinya bahwa pembelajaran bahasa Indonesia sebagai suatu kegiatan rutin dengan mengikuti cara-cara yang telah dilakukan berdasarkan pengalaman. Membaca sebagai bagian dari komponen keterampilan ber-bahasa mempunyai beberapa aspek yaitu (1) membaca nyaring, (2) membaca bahasa, (3) membaca teknik, (4) membaca cepat, (5) membaca dalam hati, dan (6) membaca bebas. Dalam praktiknya pembelajaran dengan pendekatan formal pada kemam-puan membaca intensif dilakukan dengan cara menyampaikan informasi tentang suatu teks bacaan menggunakan bahasa tulis sebagai sarana belajar bahasa yang pada akhirnya mengurangi motivasi peserta didik, yang berakibat menurunnya prestasi belajar siswa. Masalah tersebut diatas mendorong penulis untuk melakukan perbaikan pembelajaran melalui Penelitian Tindakan Kelas dengan menerapkan strategi PQ4R pada peningkatan kemampuan membaca intensif. Strategi PQ4R merupakan salah satu bagian dari strategi elaborasi. Strategi ini digunakan untuk membantu siswa mengingat apa yang mereka baca, dan dapat membantu proses \belajar mengajar di kelas. Kegiatan membaca buku bertujuan untuk mempelajari sampai tuntas bab demi bab suatu buku pelajaran. Oleh karena itu keterampilan pokok pertama yang harus dikembangkan dan dikuasai oleh para siswa adalah membaca buku pelajaran dan bacaan
tambahan lainnya. Aktivitas membaca yang terampil akan membukakan pengetahuan yang luas, gerbang kearifan yang dalam, serta keahlian dimasa yang akan datang. Membaca dapat dipandang sebagai sebuah proses interaktif antara bahasa dan pikiran. Sebagai proses interaktif , maka keberhasilan membaca akan dipengaruhi oleh faktor pengetahuan yang melatarbela-kangi dan strategi membaca (Gie, 1998 : 12). Karena konsep ekosistem peran dan interaksinya dapat dilatihkan dengan cara membaca buku teks maka peneliti mencoba menerapkan strategi PQ4R untuk memudahkan siswa memahami konsep tersebut. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan merupakan kajian yang bersifat reflektif yang dilakukan oleh peneliti untuk meningkatkan dan memperbaiki kelemahan-kelemahan yang terjadi di kelas. Dengan demikian penelitian ini dilaksanakan dalam pembelajaran yang berkonteks kelas, bertujuan memecahkan masalah-masalah pembelajaran yang dihadapi oleh guru dan siswa, memperbaiki proses dan hasil pembelajaran, serta mencoba hal-hal baru dibidang pembelajaran agar proses dan hasil pembelajaran sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Ciri-ciri penelitian tindakan kelas tentang peningkatan kemampuan membaca intensif siswa kelas VI SDN 1 Kauman Kecamatan Kauman Kabupaten Ponorogo melalui strategi PQ4R ini sebagai berikut. (1) Bersifat siklis, artinya penelitian ini menggunakan siklus-siklus
NOSI Volume 1, Nomor 7, Agustus 2013 ___________________________Halaman | 782
pada tiap pembelajaran membaca intensif. Masing-masing siklus penelitian terdiri dari tahapan perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. (2) Bersifat longitudinal, artinya penelitian tindakan kelas berlangsung dalam jangka waktu tertentu secara berkesinambungan. Penelitian ini dilaksanakan pada semester 2 tahun pelajaran 2012-2013. Pelaksanaan penelitian memanfaatkan alokasi waktu pembelajaran reguler sehingga tidak diperlukan jam pelajaran khusus. (3) Bersifat particular-spesifik, artinya hasil penelitian tindakan kelas tentang peningkatan kemampuan membaca intensif siswa kelas VI SDN 1 Kauman Kecamatan Kauman Kabupaten Ponorogo melalui strategi PQ4R ini tidak dapat digeneralisasikan. Hasil penelitian ini bersifat lokalspesifik bagi pembelajaran membaca intensif. Namun demikian tetap dapat dimanfaatkan di subjek dan latar lain yang memiliki kemiripan situasi dan kondisi. (4) Bersifat kolaboratif dan kooperatif, yaitu selain penelitian tindakan berlangsung peneliti melibatkan guru sebagai mitra kerja. Hal ini dimaksudkan agar perencanaan, pelaksanaan, dan pengevaluasian dapat dilakukan dengan mudah dan sesuai dengan situasi sehari-hari (apa adanya). (5) Bersifat kasuistik, yaitu penelitian tindakan kelas peningkatan kemampuan membaca intensif siswa kelas VI SDN 1 Kauman Kecamatan Kauman Kabupaten Ponorogo
melalui strategi PQ4R bermula dari permasalahan proses dan hasil belajar siswa yang belum maksimal. Fokus tindakan yang dilakukan didasarkan pada tahapan-tahapan dalam strategi PQ4R. Subjek pada penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas VI semester II tahun ajaran 2012/2013 SDN 1 Kauman Kecamatan Kauman Kabupaten Ponorogo sejumlah 20 siswa yang terdiri atas siswa laki-laki 8 orang dan siswa perempuan 12 orang. Penelitian ini menggunakan dua instrumen penelitian sebagai berikut. (1) instrument utama yaitu diri peneliti. Dalam hal ini peneliti merencanakan, menga-mati, dan menganalisis seluruh kegiatan dan hasil penelitian tindakan kelas peningkatan kemampuan membaca intensif siswa kelas VI SDN 1 Kauman, (2) instrument penunjang yaitu instrument yang mendukung kegiatan penelitian. Instrumen ini meliputi lembar pengamatan awal, lembar observasi, lembar tes. Tahap persiapan penelitian diawali peneliti dengan kegiatan administrasi berupa perijinan dan pendekatan berupa diskusi persetujuan penelitian kepada guru kelas VI SDN 1 Kauman. Selanjutnya peneliti merencanakan periode waktu penelitian, yakni antara bulan Mei sampai dengan Juli 2013. Peneliti melakukan studi pendahuluan untuk mengetahui segala permasalahan yang ada. Langkah berikutnya peneliti melakukan hal-hal berikut. (1) Menyusun rencana umum jadwal pelaksanaan penelitian tindakan kelas tentang peningkatan kemampuan
NOSI Volume 1, Nomor 7, Agustus 2013 ___________________________Halaman | 783
membaca intensif siswa kelas VI SDN 1 Kauman Kecamatan Kauman Kabupaten Ponorogo. Tahap persiapan antara tanggal 20 April sampai dengan 11 Mei 2013. Tahap pelaksanaan penelitian siklus I tanggal 13 sampai dengan 24 Mei 2013. Tahap pelaksanaan penelitian siklus II tanggal 3 sampai 15 Juni 2013. Tahap penyusunan laporan penelitian diselesaikan sampai dengan 27 Juli 2013. (2) Pengamatan awal yaitu melihat dan mencatat secara riil situasi serta kondisi pembelajaran membaca intensif siswa kelas VI SDN 1 Kauman. Hasilnya dimanfaatkan sebagai bahan pertimbangan dalam menyusun perencanaan tindakan pada tahap pelaksanaan penelitian. (3) Diskusi dengan guru kelas VI SDN 1 Kauman tentang hasil pengamatan awal. Pada saat itu pula dibahas tentang alternatif penerapan strategi PQ4R dalam pembelajaran membaca intensif. (4) Penyusunan dan penyiapan instrument pengumpul data berupa, lembar pengamatan awal, lembar observasi, lembar refleksi, lembar evaluasi, dan kamera foto dokumentasi. Tahappelaksanaan tindakan meliputiempat langkah yaitu (1) perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi tindakan, dan (4) refleksi tindakan. Tahap tindakan merupakan realisasi dari tahap perencanaan tindakan. Pada tahap ini guru melaksanakan pembelajaran membaca intensif melalui strategi PQ4R di dalam kelas. Kegiatan pembelajaran didasarkan pada perencanaan tindakan pem-belajaran
yang telah disusun sebelumnya. Setiap tindakan memerlukan waktu 3 jam pelajaran atau105 menit (3x35 menit) yang dilaksanakan dalam satu kali pertemuan. Pada pertemuan ini membelajarakan tahapan-tahapan strategi belajar PQ4R yang meliputi preview, question, read, reflect, recite, review. Pada kegiatan pendahuluan guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, mengaitkan pelajaran yang akan dipelajari dengan pengetahuan awal siswa, serta memotivasi siswa dengan gambar-gambar pahlawan dan menanyakan hal-hal yang berkaitan dengan pahlawan tersebut Pada kegiatan inti guru mempresentasikan sedikit gambaran umum dari materi yang akan dipelajari dengan strategi belajar PQ4R, memberikan latihan terbimbing tentang strategi belajar PQ4R dengan mengerjakan kertas kerja siswa. Pada bagian penutup guru bersama dengan siswa merangkum materi pela-jaran dengan cara membaca kesimpulan yang telah dibuat secara klasikal. Selama kegiatan pembelajaran guru jangan membuat kesan yang monoton. Guru menen-tukan waktu untuk pelaksanaan tiap-tiap tahap. Tahap observasi atau pengamatan dilakukan peneliti untuk mengetahui situasi dan kondisi selama pembelajaran membaca intensif melalui strategi PQ4R berlangsung di kelas VI SDN 1 Kauman Kecamatan Kauman Kabupaten Ponorogo. Pengamatan yang dilakukan oleh peneliti dengan tujuan (1) mengetahui kesesuaian pelaksanaan tindakan dengan rencana tindakan yang telah
NOSI Volume 1, Nomor 7, Agustus 2013 ___________________________Halaman | 784
ditetapkan sebelumnya, (2) mengetahui seberapa besar pelaksanaan tindakan berpengaruh pada aktivitas guru dan siswa dalam belajar dan mengajar membaca intensif melalui strategi PQ4R, dan (3) memperoleh refleksi guru terhadap pembelajaran membaca intensif yang telah dilakukan. Data non verbal yakni data yang berwujud tindakan atau perilaku guru dan siswa dalam pelaksanaan pembelajaran membaca intensif melalui strategi PQ4R. Tindakan atau perilaku tersebut misalnya pembangkitan minat belajar, pengarahan skhemata siswa, keaktifan siswa dalam berdiskusi, dan kecepatan siswa memindai kosakata penting dalam teks bacaan. Selain dicatat data ini didokumentasikan pe-neliti dengan menggunakan kamera digital. Refleksi dilakukan peneliti dan guru setiap akhir siklus penelitian. Pada dasarnya refleksi ini adalah refleksi proses pembelajaran dan hasil pembelajaran. Dalam tahap ini diadakan (1) pembahasan tindakan pembelajaran membaca intensif melalui strategi PQ4R yang telah dilakukan, (2) pembahasan kesesuaian antara pelaksanaan dan rencana tindakan pembelajaran membaca intensif melalui strategi PQ4R di kelas, (3) pencatatan kebaikan-kebaikan yang telah ditemukan selama tindakan dilaksanakan, (4) pencatatan kelemahan-kelemahan yang muncul selama tindakan dilaksanakan, dan (5) pemecahan masalah yang telah diidentifikasi dari berbagai instrument pendamping peneliti. HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada kondisi awal kegiatan yang dilakukan adalah deskripsi situasi dan materi dari catatan tentang hasil belajar siswa di kelas. Dari deskripsi ini dapat ter-lihat berbagai permasalahan yang muncul, terutama minat dan hasil belajar bahasa Indonesia khususnya menemukan makna tersirat suatu teks melalui membaca intensif ternyata masih tergolong rendah. Hal ini dapat diketahui dari hasil belajar membaca intensif untuk menemukan makna tersirat suatu teks siswa kelas VI SDN 1 Kauman yang berjumlah 20 anak, memiliki nilai rata-rata 58, dengan nilai tertinggi 80 dan nilai terendah 40. Sedangkan kriteria ketuntasan minimal (KKM) ditetapkan 75. Dari hasil evaluasi diperoleh data jumlah siswa yang mencapai ketuntasan belajar pada kompetensi dasar ini adalah 6 anak atau 30%. Siswa yang dinyatakan tidak tuntas dalam belajar kompetensi dasar ini sebanyak 14 anak atau 70%. Permasalahan ini muncul karena kurangnya motivasi, dan dalam pembelajaran tidak melibatkan keaktifan siswa. Disamping itu strategi belajar yang digunakan guru kurang bisa membuat siswa aktif. Siklus I Perencanaan tindakan peningkatan kemampuan membaca intensif siswa kelas VI SDN 1 Kauman melalui strategi PQ4R pada siklus I disusun dalam satu rencana pembelajaran yang disajikan dalam waktu 3x35 menit, satu kali pertemuan, selama tiga jam pelajaran. Tema pembelajaran yang dipilih adalah kepahlawanan dengan teks wacana yang berjudul Satria Kecil. Keseluruhan perencanaan
NOSI Volume 1, Nomor 7, Agustus 2013 ___________________________Halaman | 785
tindakan berbentuk rencana pembelajaran dikemukakan sebagai berikut. Rencana pembelajaran membaca intensif siklus I dengan menggunakan strategi PQ4R, sesuai dengan masalah penelitian, data, dan temuan penelitian, di-sajikan secara berturut-turut yakni: pelaksanaan pembelajaran, dan peningkatan hasil pembelajaran. Selain itu, pada bagian ini juga dipaparkan refleksi terhadap hasil dan temuan penelitian, yang menjadi dasar untuk tindakan pada siklus berikutnya ataupun dasar untuk mengakhiri tindakan. Penelitian ini dimaksudkan untuk meningkatkan pemahaman siswa tentang materi membaca intensif dengan strategi PQ4R. Pada tahap ini peneliti menyiapkan perangkat penelitian yang diperlukan, agar proses pelaksanaan tindakan dapat diamati dengan cermat dan berjalan lancar. Adapun kegiatan yang dilakukan peneliti pada tahap ini sebagai berikut. (1) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang sesuai dengan strategi belajar PQ4R (2) Menyiapkan lembar observasi aktivitas siswa, lembar observasi pengelolaan pembelajaran guru, lembar observasi pelaksanaan pembelajaran, dan catatan lapangan. (3) Menyiapkan soal tes akhir siklus I dan pedoman penilaian tes akhir siklus I. Adapun soal dan pedoman penilaian tes akhir siklus terlampir. Pelaksanaan pembelajaran pada siklus 1, dilaksanakan pada tanggal, 14 Mei 2013 yang terdiri atas 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) untuk satu kali pertemuan (3 x 35 menit) sedangkan alokasi waktu 15 menit untuk tahapan apersepsi, 50 menit untuk tahapan inti pembelajaran, 15 menit untuk tahapan pengambilan kesimpulan, dan 25 menit untuk tes akhir. Rancangan kegiatan pembelajaran pada siklus 1 meliputi tiga kegiatan, yakni: kegiatan pendahuluan yaitu preview, question, kegiatan inti yaitu read, reflect, dan kegiatan akhir yaitu recite, review. (1) Pada kegiatan pendahuluan, pembelajaran meliputi: (1) mengawali dengan mengucapkan salam dan selamat memperingati hari Kartini yang telah dilaksanakan pada tanggal 21 April kemarin lusa, serta tanya jawab seputar pahla-wan wanita Raden Ajeng Kartini, hal tersebut untuk membangkitkan suasana senang pada anak-anak. (2) memotivasi siswa dengan menunjukkan gambar pahlawan R.A. Kartini, dan gambar pahlawan kecil untuk mengarahkan se-suai dengan tema bacaan. (3) memberitahukan tujuan pembelajaran yang akan dicapai dalam pembelajaran ini, (4) menjelaskan langkah-langkah membaca dengan strategi PQ4R. Langkah pertama preview, ini dilaksanakan agar siswa membaca selintas dengan cepat sebelum memulai membaca teks bacaan secara keseluruhan. Dapat memulai membaca topik-topik, sub topik uta-ma, judul, sub judul, kalimat-kalimat permulaan atau akhir suatu paragraf, atau membaca kalimat disana sini sehingga diperoleh sedikit gambaran me-ngenai apa yang akan dipelajari. Langkah kedua question, adalah mengajukan
NOSI Volume 1, Nomor 7, Agustus 2013 ___________________________Halaman | 786
pertanyaan kepada diri sendiri untuk setiap pasal yang ada pada bahan bacaan siswa. Dengan menggunakan judul, sub judul atau topik dan sub topik utama. Awali pertanyaan dengan menggunakan kata apa, siapa, mengapa, dan bagaimana. (5) Selanjutnya siswa diberi bahan bacaan yang berupa teks yang ber-judul Satria Kecil untuk dibaca selintas secara cepat. (2) Pada kegiatan inti, menuju ke langkah read dan reflect, siswa membaca teks secara aktif, yakni dengan cara pikiran siswa harus memberikan reaksi terha-dap apa yang dibacanya. Janganlah membuat catatan-catatan panjang. Coba-lah mencari jawaban terhadap semua pertanyaanpertanyaan yang diajukan sebelumnya. Trianto (2007:148). Pembelajaran meliputi siswa membaca teks secara cermat untuk menemukan ide pokok tiap paragraf , dan menuliskan ide pokok itu pada buku kerjanya. Guru berkeliling memperhatikan siswa dalam membaca teks sambil memberikan penjelasan tentang membaca intensif dengan strategi PQ4R. Selanjutnya siswa diperintahkan untuk membuat pertanyaan yang ada kaitannya dengan ide pokok yang telah ditemukan tadi. Guru menuntun siswa dalam membuat pertanyaan, diarahkan untuk mengguna-kan kata tanya apa, siapa, mengapa, dan bagaimana. Media yang digunakan dalam pembelajaran berupa media gambar. Pada pembelajaran media yang digunakan berupa gambar-gambar pahlawan. Materi pembelajaran diambilkan dari sumber belajar
berupa buku teks dan buku penunjang. Buku teks yang dipakai adalah buku Terampil Berbahasa Indonesia untuk sekolah dasar kelas 6, penerbit PT Bengawan Ilmu. Karangan Subagyo, Asul Wiyanto, Istinah, dan Imro’ah, halaman 97-98. (3) Pada pembelajaran dengan topik Satria Kecil guru mengadakan tanya jawab tentang gambargambar pahlawan, perbedaan pahlawan kemerdekaan dan pahlawan jaman modern sekarang ini. Pada saat guru menjelaskan tentang gambar pahlawan kemerdekaan dan pahlawan jaman modern sekarang ini sebagian besar anak-anak tampak antusias. Setelah mengadakan motivasi dan tanya jawab yang mengarah pada topik kemudian menjelaskan tentang tujuan pembelajaran membaca intensif yang akan dilaksanakan. Berikutnya menjelaskan petunjuk tentang cara menemukan kata-kata penting, menemukan kalimat utama, memahami isi teks sesuai dengan langkah-langkah strategi PQ4R. Langkah berikutnya guru memberitahu tugas yang akan dilakukan siswa, yakni membaca teks yang berjudul Satria Kecil. Selama kegiatan tampak siswa masih belum terbiasa melakukan hal tersebut. Tetapi sebagian anak sudah melakukannya. Ada beberapa pertanyaan yang sudah bisa dibuat oleh siswa terkait dengan materi pembelajaran. (4) Kegiatan akhir pembelajaran atau penutup, menuju langkah recite, review berturutturut,mensimulasikan atau menginformasikan materi yang ada pada bahan bacaan. Siswa
NOSI Volume 1, Nomor 7, Agustus 2013 ___________________________Halaman | 787
membuat rangkuman dari hasil pembelajaran yang telah dilaksanakan. Siswa bukan hanya sekedar menghafal dan mengingat materi pelajaran tetapi mencoba memecahkan masalah dari informasi yang diberikan oleh guru dengan pengetahuan yang telah diketahui melalui bahan bacaan. Kegiatan evaluasi meliputi evaluasi proses dan evaluasi hasil. Evaluasi proses meliputi kegiatan mengamati proses pembelajaran untuk mengetahui akti-vitas siswa pada pembelajaran dengan strategi PQ4R. Proses pembelajaran berlangsung sesuai rencana yaitu dilaksanakan selama satu kali pertemuan selama 3 jam pelajaran. Pada kegiatan pendahuluan guru memberikan motivasi kepada sis-wa dengan menunjuk-kan gambargambar pahlawan tampak siswa lebih tertarik dan bersemangat. Guru sambil mengadakan tanya jawab sekitar pahlawan nasional untuk membangkitkan semangat siswa. Pada kegiatan inti siswa aktif dalam proses pembelajaran karena strategi PQ4R menuntut siswa untuk melakukan sendiri kegiatan belajar tersebut. Guru juga lebih mudah dalam penyampaian materi pelajaran karena dukungan keaktifan siswa dalam belajar. Disamping itu waktu yang dibutuhkan untuk proses pembe-lajaran lebih singkat. Evaluasi Pembelajaran Evaluasi hasil pembelajaran merupakan evaluasi yang dirancang secara tertulis berupa soal-soal tes yang harus dikerjakan siswa setelah pembelajaran. Evaluasi ini dimaksudkan untuk mengukur hasil
membaca intensif siswa dengan strategi belajar PQ4R. Hasil evaluasi berupa skor hasil dari mengerjakan soal-soal tes. Dari hasil penilaian ter-lihat adanya peningkatan dibandingkan dengan kondisi awal. Setelah dilaksanakan tindakan siklus1, dari 20 siswa kelas VI SDN 1 Kauman yang mencapai ketuntasan belajar 12 anak atau 60%, dan yang dinyatakan belum tuntas 8 anak atau 40%. Pada tahap ini juga bisa dilihat bahwa masih adanya kekurangan dari pihak guru, yaitu guru memilih bahan bacaan atau teks masih terlalu sulit dan kurang menarik perhatian siswa.Guru kurang maksimal dalam penggunaan alat peraga. Gambar terlalu kecil sehingga anak yang duduk di bangku belakang tidak begitu jelas melihat gambar tersebut. Anak yang tidak memperhatikan dan tidak aktif mengikuti pembelajaran tidak segera mendapat tegoran dari guru, sehingga ber-dampak kepada ketenangan kelas, kelas menjadi agak gaduh. Berdasarkan data yang diperoleh pada saat pelaksanaan tindakan I, dapat diketahui bahwa penggunaan strategi PQ4R sangat berpengaruh terhadap semangat dan keseriusan siswa dalam upaya memahami materi yang dijelaskan guru, mulai dari tahap motivasi awal sampai tes membaca intensif berakhir. Hanya pelaksanaan tindakan siklus I ini, masih terdapat kekurangan sebagai berikut: (1) kemampuan siswa dalam menemukan kata/kalimat penting untuk diberi tanda sebagian masih mengalami kesulitan, hal ini karena siswa masih belum terbiasa diberi petunjuk untuk membaca selintas secara cepat untuk menemukan ide pokok dan membuatkan pertanyaan
NOSI Volume 1, Nomor 7, Agustus 2013 ___________________________Halaman | 788
tentang bacaan yang dianggap penting; (2) diskusi/ kerja sama antar siswa dalam memahami teks masih sangat kurang, terlihat hanya beberapa siswa saja yang aktif berdiskusi, sedangkan siswa yang lainnya hanya diam berpikir sendiri tanpa berusaha untuk bekerja sama, mereka hanya tengak-tengok ke kanan ke kiri; (3) guru belum maksimal dalam memberikan penjelasan tentang penggunaan kata tanya apa, siapa, mengapa, bagaimana, kapan, terlihat masih banyak siswa yang salah dalam penggunaan kata-kata tersebut; (4) sebagian siswa mengeluh kesulitan dalam mengerjakan soal tes, hal ini bukan dikarenakan soalnya yang terlalu sulit, tetapi memahami maksud soalnya saja mereka masih kesulitan sehingga mereka akan kesulitan pula untuk mengerjakan soal. Dari hasil refleksi pada siklus I ini, dapat diketahui bahwa masih ada keku-rangan-kekurangan pada pelaksanaan siklus I, hal ini menunjukkan bahwa hasil pelaksanaan siklus I masih belum sesuai dengan yang diharapkan. Harapannya bahwa semua anak dapat mencapai ketuntasan belajar atau ketuntasan belajar mencapai 100%. Untuk itu, kekurangankekurangan tersebut perlu diperbaiki pada siklus II. Siklus II Pada kegiatan siklus II dilakukan penyempurnaan kekurangan yang terjadi pada siklus I. Berdasarkan hasil refleksi pada suklus I, maka pada siklus II diada-kan penyempurnaan pada bagian-bagian yang kurang. Dengan melaksanakan pe-nyempurnaan ini diharapkan
ketuntasan belajar dapat tercapai 100%. Pada bagian ini akan dipaparkan tentang peningkatan kemampuan membaca intensif dengan penerapan strategi PQ4R seperti yang dilaksanakan pada siklus I dengan penyem-purnaanpenyempurnaan sebagai berikut. Hasil evaluasi, dari 20 siswa hanya 12 siswa atau 60% yang memperoleh nilai di atas KKM, sedangkan yang 8 siswa atau 40% belum mencapai ketuntasan secara maksimal. Hasil refleksi yang dilakukan oleh peneliti pada siklus I terdapat kekurangan-kekurangan yaitu (1) alat peraga atau media pembelajaran yang digunakan guru masih kurang memadai, terlalu kecil sehingga anak yang duduk di belakang tidak bisa melihat dengan jelas; (2) kurang inovatif dalam penyampaian materi pembelajaran sehingga siswa tampak jenuh; (3) kurangnya membaca siswa menjadikan rendahnya tingkat pemahaman siswa terhadap isi bacaan yang dibaca; (4) rendahnya tingkat pemahaman siswa menjadikan mereka kurang mampu mengungkapkan kembali isi teks baik secara lisan maupun secara tulisan dengan menggunakan bahasa siswa sendiri. Mereka dapat menjawab pertanyaan isi bacaan hanya apabila siswa diberi kesempatan untuk membuka-buka kembali teks bacaan. Rencana pembelajaran membaca intensif siklus II dengan menggunakan strategi PQ4R, sesuai dengan masalah penelitian, data, dan temuan penelitian, di-sajikan secara berturut-turut yakni: pelaksanaan pembelajaran, dan peningkatan hasil pembelajaran. Selain itu, pada bagian ini juga dipaparkan refleksi terhadap hasil dan temuan penelitian, yang
NOSI Volume 1, Nomor 7, Agustus 2013 ___________________________Halaman | 789
menjadi dasar untuk mengakhiri tindakan. Pada tahap ini peneliti menyiapkan perangkat penelitian yang diperlukan, agar proses pelaksanaan tindakan dapat diamati dengan cermat dan berjalan lancar. Adapun kegiatan yang dilakukan peneliti pada tahap perencanaan pembelajaran pada siklus II ini yaitu. (1) Menyempurnakan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang sesuai dengan hasil refleksi pada siklus I (2) Menyiapkan lembar observasi aktivitas siswa, lembar observasi pengelolaan pembelajaran guru, lembar observasi pelaksanaan pembelajaran, dan catatan lapangan. (3) Menyiapkan soal tes akhir siklus II dan pedoman penilaian tes akhir siklus II. (4) Adapun soal dan pedoman penilaian tes akhir siklus II terlampir. Pembelajaran pada siklus II, dilaksanakan pada tanggal 3 Juni 2013 yang terdiri atas 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk satu kali pertemuan (3x35 menit) sedangkan alokasi waktu 15 menit untuk tahapan apersepsi, 45 menit untuk tahapan inti pembelajaran, 15 menit untuk tahapan pengambilan kesimpulan, dan 30 menit untuk tes akhir. Rancangan kegiatan pembelajaran pada siklus II meliputi tiga kegiatan, yakni: kegiatan pendahuluan yaitu preview, question, kegiatan inti yaitu read, reflect, dan kegiatan akhir yaitu recite, review. (1) Pada kegiatan pendahuluan, pembelajaran meliputi: (1) mengawali dengan mengucapkan salam dan tanya jawab seputar
buah-buahan. Hal tersebut untuk membangkitkan suasana segar pada anak-anak. (2) memotivasi siswa dengan menayangkan lewat LCD gambar buah-buahan, dan gambar ini untuk mengarahkan sesuai dengan tema bacaan. (3) memberitahukan tujuan pembelajaran yang akan dicapai dalam pembelajaran ini, (4) menjelaskan langkah-langkah membaca dengan strategi PQ4R. Langkah pertama preview, ini dilaksanakan agar siswa membaca selintas dengan cepat sebelum memulai membaca teks bacaan secara keseluruhan. Siswa dapat memulai membaca topik-topik, sub topik utama, judul, sub judul, kalimat-kalimat permulaan atau akhir suatu paragraf, atau membaca kalimat disana sini sehingga diperoleh sedikit gambaran mengenai apa yang akan dipelajari. Langkah kedua question, adalah mengajukan pertanyaan kepada diri sendiri untuk setiap pasal yang ada pada bahan bacaan siswa. Dengan menggunakan judul, sub judul atau topik dan sub topik utama. Awali pertanyaan dengan menggunakan kata apa, siapa, mengapa, dan bagai-mana. (5) Selanjutnya siswa diberi bahan bacaan yang berupa teks yang berjudul Tanaman Stroberi untuk dibaca selintas secara cepat, dan berusaha untuk menemukan ide pokok tiap-tiap paragrafnya. (2) Pada kegiatan inti, menuju ke langkah read dan reflect, siswa membaca teks secara aktif, yakni dengan cara pikiran siswa harus memberikan reaksi terhadap apa yang dibacanya. Janganlah membuat catatan-catatan panjang.
NOSI Volume 1, Nomor 7, Agustus 2013 ___________________________Halaman | 790
Coba-lah mencari jawaban terhadap semua pertanyaanpertanyaan yang diajukan sebelum-nya. Trianto (2007:148). Pembelajaran meliputi, siswa membaca teks secara cermat untuk menemukan ide pokok tiap paragraf , dan menuliskan ide pokok itu pada buku kerjanya. Guru berkeliling memperhatikan siswa dalam membaca teks sambil memberikan penjelasan tentang membaca intensif dengan strategi PQ4R. Selanjutnya siswa diperintahkan untuk membuat pertanyaan yang ada kaitannya dengan ide pokok yang telah ditemukan tadi. Guru menuntun siswa dalam membuat pertanyaan, diarahkan untuk menggunakan kata tanya apa, siapa, mengapa, dan bagaimana. Media yang digunakan dalam pembelajaran berupa media gambar. Pada pembelajaran ini media yang digunakan berupa gambar buahbuahan. Gambar-gambar ini diharapkan dapat membangkitkan kesenangan dan semangat belajar pada anak-anak. Materi pembelajaran diambilkan dari sumber belajar berupa buku teks dan buku pe-nunjang. Buku teks yang dipakai adalah buku Terampil Berbahasa Indone-sia untuk sekolah dasar kelas 6, penerbit PT Bengawan Ilmu. Karangan Subagyo, Asul Wiyanto, Istinah, dan Imro’ah, halaman 103-104. Guru mengadakan tanya jawab dengan menunjukkan gambar buahbuahan yang berkaitan dengan topik. Pada pembelajaran dengan topik Tanaman Stroberi guru mengadakan tanya jawab tentang gambar buah-buahan, perbedaan
buah stroberi dan buah apel. Pada saat guru menjelaskan tentang gambar buah mengkudu sebagian besar anak-anak tampak antusias. Berikutnya menjelaskan petunjuk tentang cara menemukan katakata penting, menemukan kalimat utama, memahami isi teks sesuai dengan langkah-langkah strategi PQ4R. Langkah berikutnya guru memberitahu tugas yang akan dilakukan siswa, yakni membaca teks yang berjudul Tanaman Stroberi . Selama kegiatan tampak siswa mulai terbiasa melakukan hal tersebut. Hampir seluruh siswa sudah melakukan kegiatan membaca yang dianjurkan oleh guru yaitu yang sesuai dengan strategi PQ4R. Ada beberapa pertanyaan yang sudah bisa dibuat oleh siswa terkait dengan materi pembelajaran. (3) c.Kegiatan akhir pembelajaran atau penutup, menuju langkah recite, review berturutturut,mensimulasikan atau menginformasikan materi yang ada pada bahan bacaan. Siswa membuat rangkuman dari hasil pembelajaran yang telah dilaksanakan. Siswa bukan hanya sekedar menghafal dan mengingat materi pelajaran tetapi mencoba memecahkan masalah dari informasi yang diberikan oleh guru dengan pengetahuan yang telah diketahui melalui bahan bacaan. Selanjutnya siswa membuat intisari dari seluruh pembahasan pelajaran yang dipelajari. Siswa menanyakan dan menjawab pertanyaan-pertanyaan, melihat catatan-catatan /intisari yang telah dibuat sebelumnya. Dari pembelajaran yang telah dilaksanakan dapat diketahui
NOSI Volume 1, Nomor 7, Agustus 2013 ___________________________Halaman | 791
bahwa sebagian besar siswa menunjukkan adanya sikap serius dalam mengikuti proses pembelajaran. Sebagai tindaklanjut dari kegiatan akhir pembelajaran siklus II ini siswa diberi tugas rumah atau PR. Dalam proses pembelajaran, evaluasi dimaksudkan untuk melihat prilaku siswa dalam proses membaca intensif, yang meliputi keaktifan mengajukan perta-nyaan tentang bacaan, menjawab pertanyaan guru, menanggapi bacaan, dan ber-diskusi dengan teman tentang bacaan. Evaluasi proses dilakukan dengan mengamati prilaku siswa dalam proses belajar. Pada kegiatan diskusi tentang ide pokok teks Tanaman Stroberi keadaan kelas atau siswa telah menunjukkan antusiasnya dalam melakukan diskusi kelompok dan telah dapat menemukan ide pokok tiap-tiap paragraf, yang dibuktikan dengan penyebutan ide pokok paragraf kedua yaitu tanaman strobery Evaluasi proses pembelajaran dapat juga diketahui dari hasil pengamatan aktivitas siswa pada saat mengikuti pembelajaran. Aktivitas siswa digunakan untuk melihat dan mengamati aktivitas seluruh siswa secara langsung selama mengikuti proses pembelajaran. Bedarasarkan hasil pengamatan, aktivitas siswa pada pelaksanaan tindakan siklus II rata-rata sudah baik. Hal ini dikarenakan siswa senang dengan penerapan pembelajaran membaca intensif dengan strategi PQ4R yang baru mereka dapat selama ini. Evaluasi hasil pengamatan pengelolaan pembelajaran guru dapat juga di-ketahui dari hasil pengamatan pengelolaan
pembelajaran guru selama mengajar dengan strategi PQ4R. Dari hasil pengamatan pengelolaan pembelajaran guru pada pelaksanaan tindakan sudah baik. Persiapan guru sudah maksimal dan waktu pembelajaran sudah digunakan sesuai dengan kegiatan pelaksanaan strategi PQ4R dengan didukung oleh kecepatan anak dalam memahami apa yang dimaksud guru. Sehingga waktu pembelajaran berakhir, semua kegiatan sudah dilakukan oleh guru. Siklus II yang direncanakan dalam RPP membutuhkan waktu 3x35 menit, sudah dapat dilaksanakan dengan tepat. Hasil lembar pengamatan kegiatan pelaksanaan strategi PQ4R digunakan untuk mengamati kegiatan siswa selama pembelajaran berlangsung. Berdasarkan hasil tes yang telah dilaksanakan, dapat diketahui bahwa siswa pada tahap akhir pembelajaran siklus II, yang memperoleh ketuntasan belajar adalah 19 anak atau 95% sedangkan pada tahap siklus I siswa yang memperoleh ketuntasan belajar hanya 12 anak atau 60%. Data tersebut menunjukkan bahwa dengan penerapan strategi PQ4R pembelajaran membaca intensif sudah ada peningkatan secara maksimal dan sesuai dengan harapan yaitu siswa mencapai ketuntasan belajar secara klasikal ≥ 75% . Kriteria ketuntasan belajar siswa berpedoman pada KKM (Kriteria Ketun-tasan Minimal) kelas yang digunakan oleh guru kelas 6 SDN 1 Kauman Kecamatan Kauman Kabupaten Ponorogo yaitu 75% siswa mencapai skor tes ≥71 ( skala 1-100) dan rata-rata mencapai skor
NOSI Volume 1, Nomor 7, Agustus 2013 ___________________________Halaman | 792
≥71 (skala 1-100). Persentase ketuntasan belajar siswa diperoleh dari jumlah siswa yang tuntas belajar dibagi dengan jumlah seluruh siswa
kemudian dikalikan dengan 100%. Adapun hasil analisis tes siklus II, dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 1 Hasil Tes Siklus I NO HASIL TES SIKLUS II 1 Rata-rata 2 Nilai Tertinggi 3 Nilai Terendah 4 Jumlah siswa yang tuntas 5 Jumlah siswa yang tidak tuntas 6 Persentase ketuntasan
Berdasarkan tabel 1 di atas diketahui bahwa jumlah siswa yang mempe-roleh ketuntasan dalam belajar adalah 19 siswa dari 20 siswa, dan persentase ke-tuntasan belajar siswa mencapai 95%. Hal ini menunjukkan bahwa persentase ketuntasan belajar sudah mencapai KKM yang ditetapkan. Dari hasil catatan lapangan pada siklus II, diketahui bahwa situasi kelas sudah tenang dan tertib menunjukkan kesiapan siswa dalam belajar. Walaupun ada sedikit kegaduhan pada saat tes berlangsung, karena siswa meminta lembar soal saling berebut. Namun guru mampu mengendalikan situasi kelas yang tiba-tiba menjadi ramai, sehingga proses pembelajaran tetap berjalan walaupun kurang sesuai dengan apa yang diharapkan. Adapun hasil pengumpulan data selengkap-nya dapat dilihat pada lampiran. Berdasarkan hasil analisis data pada siklus II, dapat diketahui bahwa ada 95% siswa mencapai skor tes ≥ 71 (skala 1-100) dan rata-rata kelas mencapai 90 (skala 1-100). Dari hasil lembar pengamatan pengelolaan pembelajaran guru mencapai 81%, dan lembar pengamatan siswa mencapai 86%. Begitu juga hasil dari rata-rata
JUMLAH 90,00 95 60 19 1 95%
lembar pengamatan kegiatan pembelajaran dengan strategi PQ4R pada pertemuan siklus II 89%. Hal ini berarti hasil pelaksanaan tindakan pada siklus II ini sudah sesuai dengan KKM dan kriteria keberhasilan yang ditetapkan peneliti. Pelaksanaan tindakan siklus II ini merupakan perbaikan kekurangankekurangan pada pelaksanaan tindakan pada siklus I. Berdasarkan data yang diperoleh pada pelaksanaan tindakan siklus II dan hasil observasi, peneliti tidak menemukan hambatan yang berarti, pembagian waktu ada perubahan sedikit karena pada siklus I waktu siswa mengerjakan tes akhir waktunya kurang. Pada pelaksanaan tindakan siklus II ini, siswa sudah dapat melakukan aktivitas secara aktif dengan strategi PQ4R sesuai dengan petunjuk. Siswa juga sudah terlihat dapat memahami maksud soal, dapat menuliskan apa yang diketahui dan apa yang akan dicari atau ditanyakan. Hal ini pemahaman siswa terhadap materi, pemahaman kalimat dan paragraf dalam suatu teks wacana pada siklus II sudah sangat baik dibandingkan dengan pamahaman siswa pada siklus I.
NOSI Volume 1, Nomor 7, Agustus 2013 ___________________________Halaman | 793
Setelah pelaksanaan membaca intensif dengan strategi PQ4R berakhir, pe-neliti meminta seluruh siswa duduk di tempat masingmasing untuk melaksanakan tahapan berikutnya yaitu tes. Selanjutnya peneliti dibantu teman sejawat memba-gikan soal tes tertulis. Selama pelaksanaan tes, siswa tampak serius dalam me-ngerjakan soal yang diberikan, siswa terlihat sangat tenang dan lancar dalam mengerjakan soal tes, bahkan sebelum waktu pelaksanaan tes berakhir sebagian sis-wa ada yang sudah selesai mengerjakan soal-soal tes tersebut. Pada siklus II data yang diperoleh berupa data kuantitatif . Data kuantitatif diperoleh dari hasil tes siklus II yang dianalisis menggunakan pedoman penilaian akhir siklus. Adapun hasil tes pra tindakan, tes siklus I, dan hasil tes siklus II yang digunakan untuk poin peningkatan individu dapat dilihat pada lampiran. Perencanaan pembelajaran membaca intensif melalui strategi PQ4R Hasil penelitian yang diperoleh peneliti terhadap pelaksanaan pembelajaran guru kelas 6 yang juga mengajar bahasa Indonesia di SDN 1 Kauman kecamatan Kauman Kabupaten Ponorogo, menunjukkan bahwa pembelajaran membaca intensif melalui strategi PQ4R terdiri dari komponen-komponen, identifikasi rencana pembelajaran, meliputi (1) kompetensi dasar, (2) indikator, (3) rencana pembelajaran (a) kegiatan pendahuluan, (b) kegiatan inti, dan (c) kegiatan penutup (4) alat/media pembelajaran, (5) evaluasi meliputi (a) evaluasi proses dan (b) evaluasi hasil. Keseluruhan komponen tersebut
dirancang secara spesifik sehingga dapat dilaksana-kan guru dan siswa di dalam kelas. Masing-masing rencana pembelajaran disajikan dalam satu kali pertemuan dengan satu tema. Dalam siklus I digunakan tema kepahlawanan. Pilihan tema didasarkan pada pengetahuan umum siswa tentang pahlawan. Tujuannya agar semua proses belajar bisa berjalan lancar, siswa terlibat secara aktif dengan cara mencurah-kan semua pengetahuan dan pengalaman tentang pahlawan yang telah diketahui sebelumnya. Kegiatan pembelajaran dirumuskan dengan memperhatikan kesesuaian an-tara tujuan, bahan/materi, alokasi waktu, dan media/sarana belajar. Hal yang sangat penting untuk diperhatikan adalah penerapan tahapan strategi PQ4R dalam masing-masing kegiatan tersebut. Dalam penelitian ini dapat ditemukan penerapannya, yakni (1) pada kegiatan pendahuluan strategi PQ4R yang diterapkan adalah perumusan masalah, (2) pada kegiatan inti strategi PQ4R yang diterapkan ada-lah penemuan jawaban dan pencarian data, dan (3) pada kegiatan penutup strategi PQ4R yang diterapkan adalah pengkajian jawaban dan penarikan kesimpulan. Selama kegiatan pembelajaran berlangsung interaksi belajar mengajar dilakukan dengan memanfaat-kan metode ceramah, tanya jawab, diskusi, dan penugasan. Kegiatan pendahuluan berisi apersepsi tentang materi yang sedang dipelajari dan penyiapan teks kepahlawanan sesuai dengan tema pembelajaran. Kegiatan inti pembelajaran berisi aktivitas utama siswa dalam memahami teks kepahlawanan sesuai dengan
NOSI Volume 1, Nomor 7, Agustus 2013 ___________________________Halaman | 794
kompetensi dasar dan indikator pembelajaran mem-baca intensif yang diinginkan. Kegiatan penutup pembelajaran berisi aktivitas penguatan pengetahuan dan pengalaman baru siswa tentang proses dan tahapan membaca intensif. Temuan tentang media pembelajaran menunjukkan bahwa penggunaan teks kepahlawanan yang dipilih sangat menunjang proses pembelajaran. Hal ini disebabkan motivasi dan minat siswa terhadap teks lebih besar, dan pengetahuan dasar siswa sudah ada sebelumnya. Materi pembelajaran disesuaikan dengan tingkat usia dan kemampuan siswa. Dalam penelitian ini ditemukan bahwa siswa dapat mempelajari dengan baik apabila berkaitan dengan pengetahuan siswa yang dimiliki sebelumnya. Pemanfaatan pengetahuan tersebut sangat membantu siswa dalam menggambarkan detail informasi yang ada pada teks. Evaluasi pembelajaran yang direncanakan meliputi evaluasi proses dan hasil. Evaluasi proses mengacu pada langkah-langkah setiap kegiatan pembelajar-an. Evaluasi hasil mengacu pada masing-masing indikator pembelajaran dan masing-masing tahapan membaca. Tujuan evaluasi proses adalah memperoleh ba-likan tentang aktivitas membaca siswa, sedangkan evaluasi hasil bertujuan untuk memperoleh informasi tentang hasil pemahaman siswa terhadap teks kepahlawan-an. Berdasarkan uraian di atas, disimpulkan bahwa rencana pembelajaran membaca intensif melalui strategi PQ4R dalam penelitian ini telah disusun secara spesifik. Hal ini berdampak pada
kemudahan guru dan siswa dalam melaksanakan proses belajar mengajar di dalam kelas. Pelaksanaan Pembelajaran Membaca Intensif Melalui Strategi PQ4R Penerapan metode pembelajaran dengan strategi PQ4R materi membaca intensif kalimat dan paragraf dalam teks wacana untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap teks dan sebagai bekal siswa untuk selanjutnya. Pelaksanaan tin-dakan dalam penelitian ini terdiri dari dua siklus, yaitu siklus I dan siklus II. Pada pelaksanaan tindakan siklus I, guru (peneliti) memberikan pembela-jaran materi membaca intensif dengan strategi PQ4R. Dari hasil observasi dan re-fleksi pada siklus I, diperoleh informasi bahwa aktivitas siswa masih belum maksimal. Sebagian siswa masih kesulitan dalam menemukan kata/kalimat penting yang harus dibuatkan pertanyaannya. Jika menemui kata/kalimat yang sulit dipa-hami sebagian siswa takut untuk menanyakan kepada guru, dan siswa kurang be-rani berdiskusi dengan teman dekat. Selain itu siswa ketika diberi pertanyaan se-cara lisan untuk menjawab masih didominasi oleh anak-anak yang tergolong pandai. Dengan kata lain, penerapan strategi PQ4R pada pelaksanaan tindakan siklus I ini masih belum maksimal dan terdapat kekurangankekurangan, maka guru/ peneliti akan memperbaikinya pada tahap pelaksanaan tindakan siklus II. Pada pelaksanaan tindakan siklus II, guru meneruskan dengan materi yang sama tetapi lain temanya dan strategi yang berbeda. Pada tindakan siklus II siswa sudah dapat
NOSI Volume 1, Nomor 7, Agustus 2013 ___________________________Halaman | 795
beradaptasi dengan penerapan strategi PQ4R. kemampuan menemukan ide pokok sudah tampak, sebagian besar siswa sudah berani menjawab pertanyaan lisan dengan cara mengacungkan tangan terlebih dahulu. Siswa sudah terlihat aktif melakukan diskusi dengan teman dekat, ada yang berdiskusi dengan teman yang duduk dibelakangnya, ada pula yang berpindah teman ke bangku te-mannya yang dianggapnya cocok. Kondisi ini menunjukkan bahwa siswa sudah mulai memahami makna belajar dengan mengaktifkan indera yang mereka miliki. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Harnowo (2003: 155). Belajar berdasar akti-vitas (BBA), berarti bergerak aktif secara fisik ketika belajar dengan memanfaat-kan indera sebanyak mungkin, dan membuat seluruh tubuh/pikiran terlibat dalam proses belajar. Pada siklus II ini, penerapan dengan strategi PQ4R sudah berjalan maksi-mal dan sudah sesuai dengan yang diharapkan. Guru dapat mengkondisikan kelas dengan baik dan dapat memperkirakan waktu, selain itu siswa sudah dapat bekerja sesuai dengan harapan guru (peneliti). Jika dilihat dari hasil observasi, refleksi maupun analisis data, dapat diketahui bahwa penerapan strategi PQ4R pada siklus I mengalami peningkatan pada siklus ke II. Peningkatan tersebut dapat dilihat baik pada aktivitas siswa maupun pada aktivitas guru. Aktivitas siswa yang mengalami peningkatan salah satunya adalah dalam memahami teks dengan cara membaca sekilas secara cepat bagian penting paragraf , dan mau berdiskusi dengan teman dekatnya.
Pengevaluasian Pembelajaran Membaca Intensif Melalui Strategi PQ4R Hasil penilaian menunjukkan bahwa evaluasi pembelajaran membaca in-tensif melalui Strategi PQ4R yang digunakan guru, yakni evaluasi proses dan eva-luasi hasil. Evaluasi proses mencakup minat, antusias, respon, aktivitas, kerja sama dalam kelompok, interaksi guru/siswa, keberanian unjuk kerja, dan toleransi. Sebagaimana diuraikan dalam hasil pengamatan menunjukkan bahwa kegiatan inti pembelajaran membaca intensif siswa kelas VI SDN 1 Kauman berjalan baik. Evaluasi hasil mengacu pada hasil jawaban siswa setelah pembelajaran membaca intensif dengan menggunakan strategi PQ4R. Enam aspek yang secara detail dinilai meliputi: (1) menemukan ide pokok paragraf, (2) menentukan kali-mat utama, (3) membuat pertanyaan tentang ide pokok paragraf, (4) menemukan kata-kata penting dalam bacaan, (5) pemahaman teks, (6) ketepatan mengutarakan kembali informasi yang terdapat dalam teks. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa penerapan strategi belajar PQ4R untuk meningkatkan kemampu-an membaca intensif dilakukan dengan baik. Kegiatan pokok adalah kegiatan proses pembelajaran dan hasil pembelajaran, sebagai berikut. Pada kegiatan proses pembelajaran, guru menjelaskan materi membaca intensif dengan menekankan pada langkah-langkah
NOSI Volume 1, Nomor 7, Agustus 2013 ___________________________Halaman | 796
strategi belajar PQ4R. Dengan penekanan ini siswa akan benarbenar memberi perhatian penuh selama kegiatan pembelajaran. Siswa juga mempunyai tanggungjawab terhadap materi yang dipelajarai, karena pembelajaran mulai tahap awal sudah memperhatikan keterlibatan siswa secara langsung. Hasil pembelajaran diketahui dari hasil tes. Tes dilaksanakan setelah selesai proses pembelajaran atau pada setiap akhir siklus. Tes digunakan untuk mengetahui penguasaan siswa secara individual terhadap materi yang telah dipelajari. Hasil tes akan menjadi poin peningkatan individu masing-masing siswa. Berdasarkan data diperoleh hasil analisis data dalam penelitian ini sebagaimana yang telah dipaparkan pada bab IV, diketahui bahwa nilai tes pratindakan rata-rata kelas 30%, sesudah diadakan pembelajaran dengan menerapkan strategi belajar PQ4R terjadi peningkatan. Pada tes siklus I mencapai 60%, sedangkan pa-da siklus II mencapai 95 %. Persentase ketuntasan belajar siswa pada kondisi awal 30%, siklus I mencapai 60%, sedangkan pada tes siklus II mencapai 95%. Untuk lembar observasi aktivitas siswa pada siklus I mencapai 58%, sedangkan pada si-klus II mencapai 86%. Lembar observasi pelaksanaan strategi PQ4R pada siklus I mencapai 65%, sedangkan pada siklus II mencapai 89%. Dari hasil observasi me-nunjukkan bahwa 75% dari kriteria ketuntasan sudah dapat dicapai. Hal ini me-nunjukkan bahwa pemahaman siswa terhadap materi membaca intensif sudah me-ngalami peningkatan. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa penerapan
strategi PQ4R dapat meningkatkan kemampuan membaca intensif siswa kelas VI SDN 1 Kauman Kecamatan Kauman Kabupaten Ponorogo tahun pelajaran 2012/2013. Saran Hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan dalam membuat kebijakan tentang peningkatan kualitas sekolah. Disarankan agar guru untuk melaksanakan pembelajaran dengan strategi PQ4R sebagai suatu alternatif pembelajaran yang dapat dilaksanakan dalam upaya mem-bantu siswa memahami materi pelajaran, dengan langkahlangkah: 1) menyiapkan alat (pensil, stabillo, bolpoint), 2) membaca sekilas secara cepat teks untuk menemukan ide pokok, 3) membaca teks secara intensif, 4) mem-buat pertanyaan, 5) melakukan diskusi dengan teman dekat, 6) memikirkan/ menelaah/merenungkan/menyimpulk an. Pelajar atau guru yang akan menerapkan pembelajaran dengan strategi PQ4R perlu mengalokasikan dan memantau waktu sebaik mungkin, sehingga proses pembelajaran akan berlangsung secara efektif dan efisien. Pada awal pembelajaran dengan strategi PQ4R, guru hendaknya mengingat-kan pentingnya tanggungjawab individual terhadap peserta didik, mengi-ngatkan bahwa peserta didik memiliki kesempatan yang sama untuk meraih sukses, lebih-lebih dalam menghadapi ulangan harian, ulangan kenaikan kelas, bahkan ujian sekolah/ujian nasional. Selanjutnya, bagi peneliti selanjutnya, disarankan untuk melakukan penelitian penerapan pembel;ajaran dengan menggunakan strategi PQ4R pada materi lain yang mungkin dirasakan sulit bagi siswa, serta pada kelas-
NOSI Volume 1, Nomor 7, Agustus 2013 ___________________________Halaman | 797
kelas yang lain yang mengalami masalah da-lam hal peserta didiknya kurang memiliki motivasi belajar. DAFTAR RUJUKAN Ali, Lukman dkk.1996. KBBI. Balai Pustaka. Jakarta Ghazali, Syukur. 2010. Pembelajaran Keterampilan Berbahasa dengan Pendekatan Komunikatif-Interaktif. Refika Aditama.Universitas Negeri Malang. Keraf, Gorys. 1989.Argumentasi dan Narasi. Gramedia. Jakarta Martutik dkk. 2009. Membaca Intensif. Universitas Negeri Malang. Malang Muchlisoh, dkk. 1993. Materi Pokok Pendidikan Bahasa Indonesia 3. Modul 1 – 9. Depdikbud. Jakarta Nurgiyantoro, Burhan. 1988. Penilaian Dalam Pengajaran Bahasa. BBFE. Yogyakarta. Nuraeni, Euis. 1992-1993.Buku Modul Penataran Tertulis Tipe A Untuk Guru SD Kelas VI Bahasa Indonesia. Buku 1, 2, 3. Pusat Pengembangan Guru tertulis. Bandung. Nasucha, Yakub dkk. 2012. Bahasa Indonesia Untuk Penulisan Karya Tulis Ilmiah. Media Perkasa. Yogyakarta. Parera, J.D. 1984. Menulis Tertib dan Sistematis.:Erlangga.Jakarta Poepoprojo & Gilarso,T. 1989. Logika Ilmu Menalar.:Remaja Karya.Bandung Purwanto, M. Ngalim. 1990. Psikologi Pendidikan.:Rosdakarya.Bandun g Sugono, Dendy. 1999. Lancar Berbahasa Indonesia 3. Depdikbud. Jakarta
Sardiman, A.M. 1994. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar.: Raja Grafindo Persada.Jakarta Semi, M.Atar. 1990. Menulis Efektif.:Angkasa Raya.Padang. Suyatmi. 1999. Sumbangan Kemampuan Membaca Intensif dan Motivasi Berprestasi Terhadap Indek Prestasi Mahasiswa Penyetaraan D III Bahasa Indonesia FKIP UNS.:FKIP UNS.Surakarta Trianto, 2007. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Prestasi Pustaka. Jakarta. Tarigan, H. G. 1986. Menulis sebagai keterampilan berbahasa.:Angkasa.Bandung Tanpa Nama. 1997. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan ~ EYD~. Apollo. Surabaya. Widyamartaya. 1993. Seni Menciptakan Makna:Bagaimana Mengapresiasi Daya Pikir Secara Kreatif.: Kanisius.Yogyakarta Wahyuni, Sri. 2012. Asesmen Pembelajaran Bahasa Indonesia. Unisma. Malang Wilis, Ratna Dahar. 2002. Teori-Teori Belajar dan Pembelajaran. Erlangga. Jakarta.
NOSI Volume 1, Nomor 7, Agustus 2013 ___________________________Halaman | 798