PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI MENGGUNAKAN TEKNIK EPIGONAL DENGAN MEDIA ANTOLOGI PUISI SISWA KELAS VII SMP MA’ARIF KOTA BATU TAHUN PELAJARAN 2012/2013 Erli Yuliastutik Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia
ABSTRAK : Untuk menumbuhkan dan meningkatkan sikap apresiasi terhadap sastra sejak dini peserta ditempuh suatu cara atau metode yang merangsang anak untuk gemar menulis puisi dengan demikian siswa diharapkan dapat meningkatkan daya apresiasi terhadap sastra, yaitu penghayatan terhadap nilai seni yang terkandung dalam puisi tersebut. Nilai-nilai inilah yang nantinya dapat membentuk kehalusan budi seorang siswa. Akhirnya anak yang belajar menulis puisi akan memiliki rasa estetika yang memadai.Dari kegiatan tindakan awal diperoleh data bahwa prosentase siswa yang menyukai menulis puisi hanya 30% dan yang tidak suka menulis puisi 70%. Sedangkan prosentase siswa yang membuat puisi sendiri hanya 15%, yang meniru 25% dan yang belum bisa membuat puisi 60%.Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa kemampuan awal menulis puisi siswa masih rendah dan diperlukan upaya-upaya untuk meningkatkan kemampuan siswa serta perlunya motivasi dari guru dalam pembelajaran menulis puisi. Berdasarkan hasil observasi aktivitas guru dan aktivitas siswa dalam belajar pada siklus II sudah dapat diklasifikasikan baik. Kata-kata kunci : peningkatan, kemampuan menulis puisi, teknik epigonal Pembelajaran bahasa Indonesia selama ini kurang melatih anak dalam keterampilan menggunakan bahasa untuk berkomunikasi. Siswa lebih banyak diberi pengetahuan dan aturan-aturan tata bahasa tanpa pernah tahu bagaimana mengkaitkannya dalam latihanlatihan menulis dan berbicara. Siswa lebih banyak diberi bekal pengetahuan bahasa daripada dilatih menggunakan bahasa. Akibatnya Setelah mereka lulus, mereka tetap tidak mampu menggunakan bahasa Indonesia untuk ber-
komuikasi, baik untuk komunikasi tulis maupun lisan. Akhadiah (dalam Sukino, 2010:4). Lebih spesifik menjelaskan bahwa masalah yang sering dilontarkan dalam pelajaran tulis-menulis siswa kurang untuk menggunakan baha-sa Indonesia dengan baik dan benar. Hal tersebut dapat dilihat dari pilihan kata yang kurang tepat, kaliamat yang kurang efektif, sukar mengungkapkan gagasan karena kesulitan memilih kata atau membuat kalimat, bahkan kurang mampu mengembangkan ide
NOSI Volume 1, Nomor 5, Agustus 2013 ___________________________Halaman | 536
secara teratur dan sistematis, di samping kesalahan masa-lah ejaan. Kemampuan menulis sangat fungsional bagi pembangunan diri siswa dalam bermasyarakat dan bernegara, terutama untuk keperluan melanjutkan studi, maupun peningkatan ilmu yang dimiliki. Dikatakan demikian, karena kemampuan menulis dapat mendo-rong siswa untuk menemukan suatu topik dan mengembangkan gagasan menjadi suatu karangan yag diperlukan dalam kehidupan mereka. Lebih jauh diterangkan olehnya bahwa melalui kegiatan menulis terbentuk suatu proses berpikir dan berkreasi yang berperan dalam mengolah gagasan serta menjadi alat utuk menyampaikan gagasan. Namun kenyataan dilapangan kompetensi yang diharapkan dari pembelajaran bahasa Indonesia belum semua dicapai oleh siswa.Khususnya tingkat apresiasi terhadap sastra,yang termasuk didalamnya adalah menulis puisi pada siswa. Banyak sisiwa yang kurang berminat dalam menulis puisi bahkan guru banyak yang menganggap sulit dalam melaksanakan pembelajaran menulis puisi. Hal ini dialami siswa kelas VII SMP Ma’arif Kota Batu. Kemampuan siswa dalam menulis puisi masih rendah. Rendahnya kemampuan menulis puisi tersebut megakibatkan rendahnya hasil belajar siswa.Hasil belajar siswa yang mencapai Kriteria Ketuntasa Minimal (KKM) sebanyak 10 siswa di kelas tersebut, berarti mencapai 22%, faktor dari guru juga sangat mempengaruhi. Guru lebih sering menggunakan metode ceramah, pemilihan materi yang kurang tepat,
dan guru kurang memotivai siswa untuk memehami sastra. Satu di antara teknik yang tepat untuk menulis puisi adalah teknik epigonal yaitu teknik pengekoran puisi yang telah ada. Teknik epigonal memberkan kebebasan pada siswa untuk menuangkan idenya. Kebebasan siswa dalam menuangkan ide-idenya tersebut berpengaruh dalam kemampuan siswa dalam belajar, sehingga proses belajar berlangsung efektif dan komunikatif, tidak menegangkan, menarik, dan menyenangkan. Teknik epigonal membantu siswa mengembangkan kreativitas dalam belajar. Siswa diberi kesempatan merencanakan dan mengembangkan ide-ide kreatifnya sendiri. Dari uraian di atas penulis tertarik melakukan penelitian tentang peningkatan kemampuan menulis puisi siswa Kelas VIISMPMa’arif Kota Batudengan menggunakan teknik epigonal dengan media antologi puisi Tahun Pelajaran 20122013. METODE PENELITIAN Penelitian menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas (PTK). Rancangan PTK dipilih karena beberapa alasan sebagai berikut. Pertama, penelitian pembelajaran yang berkonteks kelas ini dilaksanakan oleh guru untuk memecahkan masalah-masalah yang terdapat dalam proses pembelajaran termasuk pembelajaran menulis pisi. Kedua, penelitian ini dilaksanakan untuk memperbaiki pembelajaran menulis pisi dan meningkatkan keterampilan dan hasil belajar dengan alternatif pengelolaan kelas yang lebih konduktif dalam pembelajaran menulispuisi. Ketiga, bentuk kajian yang dilakukan di kelas bersifat refleksif oleh guru
NOSI Volume 1, Nomor 5, Agustus 2013 ___________________________Halaman | 537
untuk meningkatkan kemampuan rasional dalam melaksanakan tugas memperbaiki praktik pembelajara dilakukan dalam konteks alamiah yaitu untuk mengkaji permasalahan faktual dalam pembelajaran keterampilan menulis pisi. Keempat, penelitian ini dilaksanakan secara kolaborasi dengan guru bahasa Indonesia dalam menyusun perencanaan, pelaksanaan, dan pengambilan kesimpulan terhadap proses pembelajaran menulis puisi menggunakan teknik epigonal dengan media atologi puisi yang dilaksanakan secara berkelanjutan. Penelitian ini bersifat partikular atau spesifi, peneltan ini dilakukan untuk meningkatkan keterampilan menulis puisi siswa kelas VII SMP Ma’arif Kota Batu. Tidak dimaksudkan untuk melakukan generalisasi dan untuk memperoleh dalil-dalil. Penelitian dilaksanakan oleh peneliti sekaligus sebagai pelaku pengajar bahasa Indonesia di kelas VII SMP Ma’arif Kota Batu dengan pelaksanaan dersama dengan kegiatan pembelajaran yang berlangsung seperti biasa tanpa mengubah jadwal. Penelitian Tindakan Kelas ini direncanakan melalui beberapa tahap yang berlangsung dalam bentuk sius sesuai dengan model yang dikembangkan berdasarkan desain Kemmis dan Taggart (dalam Wiriatmaja, 2005:66-67) yang menjelaskan tahap Penelitian Tindakan Kelas dimulai dari perencanaan (planning), pelaksanaan tindakan (actuating), pengamatan (observating), dan refleksi (reflection). Model ini pada hakkatnya berupa untaian-untaian dengan satu perangkat terdiri dari empat komponen, yaitu perencanaan tindakan, pelaksanaan pengamatan
dan refleksi. Empat kegiatan tersebut merupakan kegiatan yang dilaksanakan dalam satu siklus. Apabila siklus pertama sudah dilanjutkan pada siklus berikutnya namun apabia pada siklus pertama belum menujukkan penigkatan yag sigifikan akan dilajutkan pada siklus kedua dan seterusnya. Empat kegiatan tersebut merupakan kegiatan yang dilaksanaka dalam satu siklus, dengan alur penelitian tindakan pembelajaran menulis puisi menggunakan teknik epigonal dengan media antologi puisi. Subjek penelitian iniadalah siswa kelas VII C SMP M a’arif Kota Batu tahun Pelajaran 2012/2013 berjumlah 45 siswa, 18 perempuan dan 26 laki-laki. Pertimbangan pemilihan kelas ini karena peneliti mengajar di kelas ini. Berdasarkan survey, pembelajaran menulis puisi di kelas VII C kurang mendapat perhatian karena memeningkan pelajaran yang inti dan kemampuan siswa dalam menulis puisi masih rendah. Pelaksanaan penelitian ini menjelaskan tentang jumlah putaran (cycle) yang dilaksanakan dalam rangka memecahkan masalah yang telah ditetapkan dengan masingmasing putaran terdiri dari tahap perencanaan (planning), pelaksanaan (implementasi), evaluasi (evaluation), dan refleksi (reflection). Perencanaan. Berdasarkan temuan permasalahan pada identifikasi awal, disusunlah rencana tindakan perbaikan dari masalahmasalah yang ditemui dalam proses pembelajaran menulis puisi. Penyusunan rencana tindakan ini berlandaskan pada prinsip kolaborasi antara peneliti dan teman sejawat pada materi menulis puisi. Adapun
NOSI Volume 1, Nomor 5, Agustus 2013 ___________________________Halaman | 538
langkah yang dilakukan sebagai berikut. Pertama,peneliti dan guru bahasa Indonesia menyusun rencana dengan media model meliputi: (1) penetapan standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator dan tujuan pembelajaran, (2) Menentukan materi atau bahan ajar, (3) menetapkan metode dan teknik pembeljaran, (4) menetukan media pembelajaran dan alat pearaga, (5) melakukan kegiatan pembelajaran yang yang berupa kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan penutup, dan (6) evaluasi pembelajaran. Kedua, menyusun indikator dan kriteria pencapaian siswa dalam pembelajaran. Ketiga, menyusun pedoman pengamatan dan format pengamatan. Pelaksanaan.Pelaksanaan tindakan pada prinsipnya mengacu pada rencana yang telah ditetapkan. Pada kegiatan ini, mula-mula peneliti memberi penjelasan tentang menulis puisi. Satu pertemuan menggunakan waktu dua jam pelajaran. Fokus tindakan setiap siklus berupa implementasi teknik epigonal dengan media antologi puisi dalam pembelajaran menulis puisi. Observasi. Observasi dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan pembelajaran dengan tujuan untuk mendapatkan berbagai data yang diperlukan serta mengetahui kendala yang dihadapi guru dan siswa berkaitan dengan pembelajaran. Dengan kata lain, kegiatan pengamatan ini dimaksudkan mengetahui penerapan dan peningkatan pembelajaran menulis dengan menggunakan instrumen berupa lembar pengamatan. Pada pelaksanaan tindakan, peneliti berkedudukan sebagai pengamat untuk memantau secara
kritis dan objektif pelaksanaan pembelajaran serta untuk mengetahui kesesuaian antara perencanaan dengan pelaksanaan yang dilakukan oleh guru. Untuk mendapatkan hasil pengamatan yang komprehensif, peneliti menggunakan instrumen pengumpul data yang telah dibuat sebelumnya. Pengamatan dilakukan mulai dari siklus pertama sampai tercapai tujuan pembelajaran. Hasil pengamatan ini didiskusikan oleh peneliti dan praktisi secara kritis dan seksama, kemudian hasilnya diperlukan untuk kepentingan refleksi. Pengamatan yang dilakukan dalam satu silus akan memberikan masukan dan dijadikan dasar bagi penyusunan rencana tindakan perbaikan pada siklus berikutnya. Berhasil tidaknya tindakan yang diberikan dapat dilihat dari hasil pengamatan setiap siklus. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan media anologi puisi dengan tahapan melakukan observasi, tes, dan angket. HASIL DAN BAHASAN Sebagaimana rancangan penelitian tindakan kelas, sebelum melakukan penelitian diawali dengan melakukan studi pendahuluan sebagai refleksi awal. Berdasarkan hasil refleksi awal diketahui bahwa prestasi belajar menulis puisi siswa kelas VII C SMP Ma’arif rendah. Rendahnya minat belajar dan hasil belajar menulis teks berita tersebut juga dipengaruhi oleh pelaksanaan pembelajaran di kelas oleh guru. Pada refleksi awal pelaksanaan pembelajaran menulis puisi yang dilakukan oleh guru masih bersifat konvensional, tanpa menggunakakan media pembelajaran yang dapat membantu
NOSI Volume 1, Nomor 5, Agustus 2013 ___________________________Halaman | 539
apersepsi siswa. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru pada kegiatan pendahuluan adalah mengarahkan dan memberikan apersepsi pada siswa tentang tujuan dan materi pembelajaran yang akan diikuti oleh siswa. Perencanaan tindakan disusun dalam rencana pelaksanaan pembelajaran menulis teks berita dengan media gambar sesuai kurikulum satuan pendidkan (KTSP) meliputi: mata pelajaran, kelas, semester, standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, alokasi waktu, tujuan pembelajaran, materi pokok, metode, langkahlangkah pembelajaran, sumber belajar, dan penilaian. Perencanaan pembelajaran ini terbagi dalam dua kali pertemuan tatap muka dengan alokasi waktu setiap pertemuan 2 X 40 menit. Untuk mencapai tujuan penelitian, peneliti bersama kolaborator mempersiapkan media pembelajaran untuk menulis puisi. Media yang pilih dan ditampilkan pada kegiatan pembelajaran ini adalah contoh-contoh puisi. Kegiatan inti pembelajaran berikutnya adalah membagikan LKS yang berisi panduan yang akan dilakukan siswa dalam pembelajaran menulis puisi. Guru selanjutnya juga membagikan contoh-contoh puisi pada setiap kelompok. Setiap kelompok mendapatkan 5 contoh puisi. Kemudian siswa menelaah contoh-contoh puisi. Selanjutnya masing-masing kelompok menentukan salah satu judul puisi yang disukai dan dijadikan epigonal dalam pembuatan puisinya. Dengan berkelompok siswa mengidentifikasi kemenarikan puisi, mengategorikan kemenarikan puisi, menentukan pola (frame) dari puisi yang dipilihnya.
Siswa berdiskusi untuk menentukan pola dari puisi tersebut. Siswa berdiskusi untuk membangkitkan inspirasi puisi itu. Siswa mencari pilihan kata atau diksi yang sesuai. Siswa menyusun diksi sesuai pola atau style dari puisi kelompoknya untuk dijadikan puisi epigonal. Siswa membandingkan isi, susunan, dan bacaan puisi yang dicontoh. Setelah selesai tiap-tiap kelompok mengumpulkan hasil menulis puisi yang ditulis rapi kepada guru. Pada lembar laporan ditulis nama-nama kelompok dengan lengkap. Hasil dari masing-masing kelompok yang telah dikumpulkan akan dibahas pada pertemuan yang akan datang pada pelajaran Bahasa Indonesia. Kegiatan pembelajaran berakhir kemudian guru mengarahkan siswa untuk lebih giat belajar. Berdasarkan refleksi dan diskusi peneliti dalam kolaborator disimpulkan bahwa secara umum pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan media antologi puisi pada kegiatan ini telah berjalan cukup baik , walaupun belum memenuhi harapan yang seperti diinginkan. Menulis merupakan salah satu dari empat keterampilan berbahasa. Keempat keterampilan berbahas itu adalah mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Kemampuan menulis dititikberatkan pada keterampilan mengungkapkan perasaan secara tertulis, menuliskan informasi sesuai dengan konteks dan situasi, serta meningkatkan ilmu pengetahuan sehingga bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu kemampuan menulis yang harus dikuasai siswa dalam pembelajaran adalah kemampuan menulis puisi dan untuk membantu tercapainya kemampuan menulis puisi ini dalam
NOSI Volume 1, Nomor 5, Agustus 2013 ___________________________Halaman | 540
proses pembelajaran digunakan media antologi puisi. Proses pembelajaran menulis puisi dengan media antologi didahului dengan perencanaan kegiatan sebagai berikut: (1) kemampuan guru menyusun dan mengembangkan silabus sesuai dengan tingkat satuan pendidikan (KTSP), (2) kemampuan guru merencanakan dan menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), dan (3) kemampuan guru menyiapkan media pembelajatan yaitu contoh puisi. Tahap perencanaan ini merupakan tahap awal yang harus disiapkan guru sebelum dimulai pembelajaran menulis puisi dengan media antologi puisi dan merupakan tahap penting sebelum pelaksanaan pembelajaran menulis puisi dengan media antologi puisi ini dimulai. Temuan hasil penelitian yang pertama pada tahap perencanaan yaitu pada penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang dibuat oleh guru sebelumnya tidak menggunakan media pembelajaran yang berupa media antologi puisi.Hal ini dikarenakan dalam menyusun atau mengembangkan rencana pelaksanaan pembelajaran dilakukan guru itu sendiri tanpa melibatkan guru lain, seharusnya guru bekerja sama dengan guru yang lain missalnya melalui Kelompok Kerja Guru Bidang Studi di sekolah. Temuan hasil penelitian yang kedua adalah media yang disiapkan oleh guru tidak variatif, lebih cenderung cenderung tidak menggunakan media. Padahal menurut Yudhi (2008:37) media pembelajaran berfungsi sebagai sumber belajar. Media pembelajaran adalah “bahasanya guru”, maka,
untuk beberapa hal media pembelajaran dapat menggantikan fungsi guru terutama sebagai sumber belajar. Penggunaan media ini juga sebagai sarana bagi guru untuk memotivasi siswa agar lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran dan lebih mengefektifkan waktu pembelajaran. Untuk mencapai rumusan indikator yang telah ditentukan tersebut pembelajaran dilaksanakan dalam tiga tahap.Tahapan-tahapan tersebut adalah tahap pramenulis, tahap menulis, dan tahap pascamenulis. Untuk ketercapaian rumusan indikator tersebut dalam pelaksanaannya dijabarkan dalam tujuan-tujuan khusus pada setiap tahap pembelajaran. Tahap pramenulis, tujuan khusus yang ingin dicapai adalah (1) siswa dapat berdiskusi untuk membentuk kelompok dengan baik, (2) siswa dapat mengatur tempat duduk sesuai dengan kelompok masing-masing dengan baik, dan (3) siswa dapat mendengarkan materi pembelajaran yang disampaikan guru secara lisan dengan baik. Untuk mencapai tujuan khusus tersebut langkah-langkah pembelajaran yang dilaksanakan adalah siswa memilih anggota, kelompoknya setelah anggota kelompok terbentuk siswa menempati tempat duduk sesuai dengan kelopok masing-masing, dan selanjutnya guru mempersiapkan dan menyampaikan materi yang diajarkan dan siswa secara bekelompok mendengarkan dan materi penjelasan dari guru. Pada siklus I tahap ini siswa masih banyak mengalami kendala terutama dalam hal langkah-langkah menulis puisi dengan teknik epigoal, karena tiaptiap kelompok masih belum konsentrasi dalam menerima
NOSI Volume 1, Nomor 5, Agustus 2013 ___________________________Halaman | 541
penjelasan guru. Tetapi pada siklus II hasil yang dicapai sudah baik. Tahap menulis, tujuan khusus yang ingin dicapai adalah (1) siswa dapat menempatkan anggota kelompoknya dengan baik, (2) siswa dapat menerima materi simakan dari guru dengan baik, dan (3) siswa dapat menulis puisi dengan baik. Untuk ketercapaian tujuan khusus tersebut langkah-langkah pembelajaran yang dilaksanakan adalah siswa menempatkan anggota kelompoknya sesuai dengan kelompoknya masing-masing dengan benar. Setelah siswa dapat menempatkan anggota kelompok dengan baik, guru menyampaikan materi yang diajarkan dan siswa secara berkelompok mendengarkan apa yang disampaikan guru. Siswa secara berkelompok mengerjakan tugas dari guru. Tahap pascamenulis, tujuan khusus yang ingin dicapai adalah siswa dapat mengevaluasi kegiatan menulis puisi dengan menggunakan teknik epigonal. Untuk ketercapaian tujuan khusus tersebut langkahlangkah pembelajaran yang ditempuh adalah siswa mengadakan evaluasi terhadap pelaksanaan menulis puisi dengan menggnakan teknik epigonal. Langkah berikutnya adalah menyimpulkan kelebihan dan kekurangan dari kegiatan yang telah dilakukan. Pada siklus I masih kurang sempurna, namun pada siklus II kesalahan sudah dapat diminimalisir sehingga dapat dikatakan bahwa pembelajaran menulis puisi berhasil. Hasil belajar siswa diukur dalam bentuk produk menulis puisi. Penilain terhadap hasil menulis puisi didasarkan pada rubrik-rubrik penilaian yang terdiri atas lima
bagian pokok, yaitu: tipografi, diksi, rima, majas, pilihan bahasa. Hasil penelitian tindakan tentang peningkatan kemampuan menulisi puisi menggunakan teknik epigonal dengan median antologi puisi telah dilaksanakan selama dua siklus dan diperoleh data nilai rata-rata sebagaimana tabel berikut ini. Tabel 1. Rekapitulasi analisis hasil belajar siswa ditampilkan dalam tabel hasil belajar siklus I dan II Keterangan
Kondisi awal Siklus I Siklus II
Nilai
>60 >70 >75
∑Anak yang mencapai KKM 6 15 28
Hasil penelitian kemampuan menyusun pokok-pokok berita menjadi berita dengan media gambar diketahui 43 siswa sebelum penerapan siklus I atau kondisi awal, peserta didik yang mencapal KKM atau memperoleh nilai > 70 sebanyak 6anak, dan pada siklus I meningkat menjadi 15 anak dan meningkat menjadi 28 anak pada siklus II. Hasil penelitian kemampuan menulis puisi menggunakan teknik epigonal dengan bahwa dari 43 peserta didik, sebelum pelaksanaan siklus I atau kondisi awal peserta didik yang belum mencapai KKM atau mendapat nilai di bawah 71 sebanyak 27 anak dan telah mencapai KKM sebanyak 11 anak. Setelah dilakukan tindakan pada siklus I yang mencapai KKM 18 anak, yang belum tuntas 25 anak dan pada siklus II yang telah mencapai KKM 28 anak dan belum tuntas 15 anak. Rata-rata secara klasikal mengalami kenaikan dari 68 menjadi 72 pada siklus I dan meningkat
NOSI Volume 1, Nomor 5, Agustus 2013 ___________________________Halaman | 542
menjadi 85 pada siklus II. Untuk mengetahui peningkatan kemampuan menulis puisi menggunakan teknik
epigonal dengan media antologi puisi sebagai berikut:
Tabel 2.Prosentase Ketuntasan Menulis Berita No
Penilaian
1.
Kondisi Awal
2.
Siklus I
3.
Siklus II
Ratarata
Prosentase Ketuntasan
60
22,8%
70
51,4%
Meningkat
75
71,4%
Berhasil
Peningkatan kemampuan menulis berita dapat dilihat dari rata-rata dan prosentase ketuntasan. Pada siklus I diperoleh nilai rata-rata 60, siklus II meningkat menjadi 75. Berdasarkan prosentase ketuntasan pada siklus I ketuntasan mencapai 51.4% dan siklus II terjadi peningkatan 71,4%. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa media antologi puisi dapat meningkatkan kemampuan menulis berita pada siswa kelas VII C SMP Ma'arif Kota Batu. Secara praktis, hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan kemampuan menulis puisi dengan media antologi puisi. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Teknik epigonal adalah teknik menulis puisi dengan cara pengekoran terhadap puisi-puisi yang telah ada untuk memancing daya imajinasi dalam pembua puisi baru dan dibutuhkan kemampuan membaca puisi intensif sehingga memanggil inspirasi atas kemenarikan puisi tertentu. Berdasarkanhasilpenelitiandanpe mbahasandapat disimpulkan terjadi peningkatan kemampuan menulis puisi siswa kelas VIISMP Ma’arif Kota Batu dengan menggunakn
Keterangan
teknik epigonal. Berikut uraian kesimpulan berdasarkan pelaksanaan pembelajaran pada masing-masing tahap menulis puisi. Terjadi peningkatan kemampuan menulis puisi pada tahap menulis puisi dengan menggnakan teknik epigonal pada siswa kelas VII SMP Ma’arif Kota Batu. Tahap ini merupakan fase persiaapan menulis. Namun kadang keberadaan faseini tidaklah terasa. Untuk menulis yang sederhana sepertisurat, bukuharian, atau memo, fase. Tetapiketikamenulissesuatu yang relatifkomplek dan seriu. Pada tahap persiapan, guru menjelaskan tujuan pembelajaran yakni menulispuisi. Guru juga memberikan penjelasan tentang unsur-unsur puisi dan kemenarikannya. Guru memberi motivas agar siswa senang menulis puisi. Guru memperkenalkan teknik baru dalam menulis puisi kepada siswa, dan respon siswa terlihat antusias untuk mengikuti. Guru kemudian menjelaskan langkahlangkah pembelajaran yang harus dilakukan siswa. Terjadi peningkatan kemampuan menulis puisi tahap menulis dengan menggunakan teknik epigonal pada siswakelas VII SMP Ma’arif KotaBatu pada saat menulis puisi.
NOSI Volume 1, Nomor 5, Agustus 2013 ___________________________Halaman | 543
Selanjutnya guru menjelaskanunsurunsurpembentukpuisi agar siswa mengetahuipuisi yang baik. Guru mengarahkan kepada siswa untuk membentuk kelompok dan membagikan contoh-contoh puisi untuk pembelajaranmenulispuisi. Siswamengerjakantugassecarakelom pok. Kerja kelompok diawali dengan menelaah contoh-contoh puisi paling sedikit 4 contoh. Kemudian masingmasing kelompok menentukan salah satu judul yang disukai dan dijadikan epigonal dalam pembuatan puisinya. Terjadipeningkatan kemampuan menulis puisi tahap pasaca menulis dengan menggunakan teknik epigonal pada siswa kelas VII SMP Ma’arif KotaBatu. Pada akhir tahap ini dilakukan penilaian terhadap hasil prestasi siswa dengan aspek penilaia yaitu (1) Tipografi, (2) Diksi, (3) Rima, (4) Majas, (5) Pilihan Bahasa. Penelitian dalam upaya perbaikan pembelajaran dilakukan dengan 2 siklus. Berdasar hasil uji kompetensi pada akhir diperoleh nilai rata kemampuan 74 dan prosentase 75% dari seluruh siswa kelas VII, menunjukkan menunjukkan bahwa pelaksanaan ini membuktikan bahwa pembelajaran menulis puisi dengan teknik epigonal pada siswa kelas VII SMP Ma’arif Kota Batu tahun pelajaran 2012/2013 dapat dilaksanakan oleh guru dan dapat meningkatkan kemampuan menulis puisi serta hasil penelitian ini memungkinkan untuk dikembangkan dalam pembelajaran menulis puisi pada tingkat pemula. Saran Berdasarkan hasil temuan dan kesimpulan dari penelitian tentang menulis puisi dengan teknik epigonal ini maka dapat disampaikan saransaran sebagai berikut.
Bahwa guru sebagai ujungt ombak peningkatan mutu pendidikan agar selalu ditingkatkan profesionalnya melalui berbagai kegiatan yang relevan, workshop, pelatihan. Dengan hasil penelitian ini, guru bahasa Indonesia di SMP Ma’arif Kota Batu hendaknya:(a) merencanakan rencanapembelajaran dengan menempatkan siswa sebagai pusat aktivitas pembelajaran, (b) memadukan menulispuisi dengan menggunakan teknk epigonal, (c) menggunakan media pembelajaran yang merangsang anak untuk menyukai menulis puisi, (d) memberikan saran dan masukan kepada siswa, (d) memberikan kebebasan pada siswa untuk menyampaikan ide selama pembelajaran menulis puisi berlangsung, (e) memberi arahan dan motivasi selama siswa melakukan pembelajaran menulis puisi.Pembelajaran aktif dengan menggunakan teknik epigonal sebagai paradigma baru dalam pelaksanaan KTSP belum diketahui dan dilaksanakan secara luas oleh guru, maka perlu disosialisasikan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa teknik epigonal dapatmeningkatkan menulis siswa kelas VII maka hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan yang bisa dikembangkan Pada materi pembelajaran lain untuk meningkatkan kemampuan siswa asalkan model disesuaikan dengan materi pembelajaran, karakteristik siswa. Penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar untuk menentukan teknik pembelajaran dalam meningkatkan kemampuan menulis. Penelitian ini masih dapat dikembangkan pada materi lain atau materi yang sama dengan teknik yang teknikberbeda.
NOSI Volume 1, Nomor 5, Agustus 2013 ___________________________Halaman | 544
DAFTAR PUSTAKA Akbar, Reni. & Hawadi. 2001. Psikologi Perkembangan Anak. Jakarta:Grasindo. Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Bahari, Abdulah dkk. 2000. Metode Belajar Anak Kreatif. Bandung: Dwi Pasha Press. Burhan, J.1991. Problema Bahasa dan Pengajaran Bahasa Indonesia. Bandung:Ganaco NV. Caraka, C.L.1991. Teknik Mengarang. Jakarta: Yayasan Kanisius, Crijns dan Reksosisjiwo. 1999. Pengantar di Dalam paktek Pengajaran dan Pendidikan, Jakarta, Prandya Paramita. Depdikbud. 1989. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jendral Pendidikan Dasar. 1998. Metodik Pengajaran Bahasa Indonesia. Jakarta: PN BAlai Pustaka. Deperteman Pendidikan dan Kebudayaan. 1972. Dedaktik Pengajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar.Jakarta: Gunung Mas CV. Djiwandono, S. 2008. Tes Bahasa. Jakarta: PT Indeks. Dimyati, M. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Ghazali, S. 2010. Pembelajaran Keterampilan Berbahasa dengan Pendekatan Komunikatif-Interaktif. Bandung: Refika Aditama.
Iskandarwassid dan Sunendar.D. 2008. Strategi Pembelajaran Bahasa. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Mulyati, Yati, dkk. 1998.Pendidikan Bahasa dan Sastra di Kelas Tinggi. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Pradopo, R. D. 2010. Pengkajian Puisi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. PutraW. 2007. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Universitas Terbuka. Ratna, N. K. 2008. PenelitianSastra. Yogyakarta: PustakaPelajar. Redaksi Shira Media. 2010. Buku Pintar Pantun, Puisi & Majas. Yogyakarta: Shira Media. Santoso, P. 2008. Materi dan Pembelajran Bahasa Indonesia SD. Jakarta: Universitas Terbuka. Sujanto. 1988. Keterampilan Berbahasa Membaca–Menulis– Berbicara untuk Mata Kuliah Dasar Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan. Suparno & Yunus, M. 2007. Ketrampilan Dasar Menulis. Jakarta: Universitas Terbuka. Sutrisno, H. 1974. Metodologi Research. Yogyakarta: Yayasan Fakultas Psikologi UGM. Tarigan, H. G.2003. Prinsip–Prinsip Dasar Sastra. Bandung:Angkasa Wiriaatmadja.S. 2006. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Remaja Rosdakarya.
NOSI Volume 1, Nomor 5, Agustus 2013 ___________________________Halaman | 545